skripsi akuntasi

93
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Berusaha untuk mendapatkan dan senantiasa meningkatkan keuntungan atau laba merupakan tujuan utama setiap perusahaan. Hal ini pasti terjadi di setiap perusahaan yang pada awal didirikannya merupakan lembaga yang bertujuan untuk mencari laba (bukan lembaga nirlaba) baik perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan maupun perusahaan jasa. Dalam era kompetisi yang semakin tajam, perusahaan-perusahaan berlomba untuk menghasilkan produk atau jasa yang bermutu dengan harga yang rendah dengan berpedoman bahwa konsumen hanya dibebani dengan biaya-biaya untuk aktivitas penambah nilai (Value-added activities). Hal ini terjadi karena persaingan di dunia usaha semakin ketat sehingga untuk memenangkan persaingan tersebut perusahaan 1

Upload: abdinahyan

Post on 30-Nov-2015

85 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

konsep biaya dan harga pokok

TRANSCRIPT

Page 1: skripsi akuntasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Berusaha untuk mendapatkan dan senantiasa meningkatkan

keuntungan atau laba merupakan tujuan utama setiap perusahaan. Hal ini pasti

terjadi di setiap perusahaan yang pada awal didirikannya merupakan lembaga

yang bertujuan untuk mencari laba (bukan lembaga nirlaba) baik perusahaan

yang bergerak di bidang perdagangan maupun perusahaan jasa. Dalam era

kompetisi yang semakin tajam, perusahaan-perusahaan berlomba untuk

menghasilkan produk atau jasa yang bermutu dengan harga yang rendah

dengan berpedoman bahwa konsumen hanya dibebani dengan biaya-biaya

untuk aktivitas penambah nilai (Value-added activities). Hal ini terjadi karena

persaingan di dunia usaha semakin ketat sehingga untuk memenangkan

persaingan tersebut perusahaan dituntut untuk menghasilkan produk yang

berkualitas dengan harga yang kompetitif. Sehingga setiap perusahaan harus

berhati-hati dalam menentukan harga pokok produksi atau jasanya.

Menurut Stanton, et.al (2006:240) “Price is value in terms of dollars

and cents, or any other monetary medium of exchanged”. Untuk menentukan

harga jual yang kompetitif tidaklah mudah. “Umumnya harga jual produk atau

jasa ditentukan oleh perimbangan penawaran dan permintaan di pasar,

sehingga biaya bukan merupakan penentu harga jual”, Mulyadi (2007:347).

Permintaan konsumen atas suatu produk tidaklah mudah ditentukan oleh

1

Page 2: skripsi akuntasi

2

manajer. Karena itu, manajer menghadapi banyak ketidakpastian dalam

menentukan harga jual produk. Selera konsumen, jumlah pesaing yang

memasuki pasar, harga jual yang ditetapkan pesaingnya semuanya merupakan

faktor yang mempengaruhi terbentuknya harga jual yang sangat sulit untuk

diramalkan.

Berikut adalah berbagai faktor yang mempengaruhi harga jual yang

menurut Ronal W. Hilton (2007:430) terdiri dari : Customers Demand, Action

of Competitors, Costs, and Political, Legal and Image Related Issues Satu-

satunya faktor yang memiliki kepastian relatif tinggi yang dapat digunakan

oleh manajemen sebagai dasar untuk menentukan harga jual adalah biaya yang

merupakan satu-satunya faktor yang dapat dikendalikan manajemen dalam hal

menentukan harga jual. Menurut Buchari Alma (2003:125) Biaya ialah setiap

pengorbanan untuk membuat suatu barang atau memperoleh suatu barang,

yang bersifat ekonomis rasional. Jadi dalam pengorbanan ini tidak boleh

mengandung unsur pemborosan, sebab segala pemborosan termasuk unsur

kerugian tidak dibebankan ke harga pokok, berikut merupakan kriteria biaya :

1. Dapat dihitung

2. Dapat diduga sebelumnya

3. Inheren (melekat) pada produksi

4. Tidak dapat dihindarkan.

Biaya memberikan informasi batas bawah (Nilai bersih yang dapat

direalisasikan margin laba normal) suatu harga jual dapat ditentukan. Biaya

tidak sepenuhnya menentukan harga jual, dan bukan satu-satunya faktor yang

Page 3: skripsi akuntasi

3

mempengaruhi penentuan harga jual, apalagi pada saat ini harga jual tidak

jarang terbentuk karena hal-hal selain biaya seperti trend, gaya hidup, jangka

waktu pembelian, pesaing, dan sebagainya. Banyak produk yang dihasilkan

dengan biaya yang sangat rendah, tetapi karena produk tersebut digemari dan

menjadi trend di masyarakat, sehingga harga produk tersebut menjadi mahal,

atau terjadi keadaan sebaliknya. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa

manajemen perusahaan menggunakan informasi biaya sebagai dasar yang

lebih pasti bagi mereka untuk membuat kebijakan mengenai harga jual dengan

tetap memperhitungkan laba yang diharapkan perusahaan serta faktor-faktor

lainnya yang tidak bisa diramalkan dan dikendalikan sepenuhnya oleh

perusahaan.

Penetapan harga pokok produk pada perusahaan manufaktur sangat

ditentukan oleh proses produksi yang dilakukan oleh perusahaan. Berdasarkan

proses produksi yang dilaksanakan oleh perusahaan, akuntansi biaya mengenai

dua macam proses produksi yang dapat dilakukan oleh perusahaan, yaitu

metode harga pokok pesanan dan metode harga pokok proses. Pengertian

metode harga pokok pesanan menurut Carter dan Usry (2006:128) yang dialih

bahasakan oleh Krista adalah sebagai berikut : “Sistem perhitungan biaya

berdasarkan pesanan (job order costing) merupakan biaya produksi

diakumulasikan untuk setiap pesanan terpisah, agar rincian dari perhitungan

biaya berdasarkan pesanan sesuai dengan usaha yang diperlukan”. Sedangkan

metode harga pokok proses adalah: “dimana sejumlah besar unit produk

diolah secara berkesinambungan, dari satu periode ke periode berikutnya.

Page 4: skripsi akuntasi

4

Dalam mengolah jenis produk ini, semua produk melalui serangkai tahap atau

proses pabrikasi yang seragam”.

Dalam akuntansi biaya, perhitungan harga pokok dilakukan dengan

menjumlahkan seluruh unsur biaya produksi, sedangkan harga pokok produksi

per unit ditentukan dengan membagi seluruh total biaya produksi dengan

volume produksi yang dihasilkan atau yang diharapkan akan dihasilkan. Bagi

manajemen, punya kebebasan untuk tidak mengikuti prinsip akuntansi dalam

hal tertentu, cara yang disebut Full Costing tersebut seringkali tidak banyak

membantu. Oleh karena itu untuk perencanaan dan pengambilan keputusan

yang berhubungan dengan biaya produksi dikenal dengan pendekatan

Variable costing.

Variable costing adalah suatu metode penentuan harga pokok dimana

hanya biaya produksi variabel saja dibebankan sebagai bagian dari harga

pokok produksi. Metode ini disebut Variable costing dengan alasan bahwa

biaya yang dibebankan kepada produk hanya biaya yang berhubungan

langsung dengan produk saja. Dengan pengertian tersebut, maka yang disebut

harga pokok produksi adalah penjumlahan dari biaya bahan variabel, biaya

upah variabel dan biaya overhead variabel tampak sebagai berikut:

Biaya bahan variabel Rp xxx

Biaya upah variabel Rp. xxx

Biaya overhead variabel Rp. xxx

---------- (+)Harga pokok produksi Rp xxx

Page 5: skripsi akuntasi

5

Dengan cara seperti tersebut, maka dalam metode Variable costing

biaya overhead tetap bukan merupakan bagian dari produksi dan hal ini akan

berpengaruh pada penyajian laporan rugi laba.

Perencanaan Laba atau perencanaan operasi adalah rencana dari

manajemen yang meliputi seluruh tahap dari operasi dimasa yang akan datang

untuk mencapai tujuan perusahaan yang dibagi dalam dua jenis rencana, yaitu

rencana jangka pendek dan jangka panjang. Variable costing bermanfaat

dalam pembuatan rencana jangka pendek dengan memisahkan biaya variabel

dan tetap dalam laporan rugi laba, sehingga akan diketahui Contribution

Margin. Dengan kedua hal itu maka manajemen bisa merencanakan berapa

laba yang akan diperoleh.

Informasi Contribution Margin dari Variable costing sangat membantu

dalam menentukan harga jual yang kompetitif, karena Contribution Margin

menunjukkan berapa kelebihan hasil penjualan dari biaya variabel, bisa

diperhitungkan dengan mengalikan contribution margin/unit dengan jumlah

penjualan, sedangkan biaya tetap akan tetap jumlahnya, oleh karena itu

tertutup atau tidaknya tergantung jumlah CM yang didapat. Selisih antara

Contribution Margin dengan biaya tetap merupakan laba.

Manajemen sering dihadapkan pada masalah pemilihan alternatif

dimana alternatif-alternatif tersebut mempunyai pengaruh terhadap besar

kecilnya laba perusahaan. seperti masalah memasuki pasar-pasar baru,

perluasan usaha, memenuhi atau tidak pesanan khusus, membuat sendiri atau

memesan bahan pembantu atau suku cadang tertentu.

Page 6: skripsi akuntasi

6

Berdasarkan uraian permasalahan tersebut diatas maka diperlukan

solusi untuk mendapatkan penyelesaian dimana sebuah masalah dapat teratasi

ketika ada penelitian dan pengkajian yang lebih mendalam terhadap persoalan-

persoalan yang timbul. Oleh karena pada penelitian penulis tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Harga Pokok Produksi

Penjualan Terhadap Laba PT Condang Putra Utama di Gowa”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan masalah

penelitian adalah:

Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

a. Bagaimana pengaruh harga pokok produksi terhadap laba di PT Condang

Putra Utama ?.

b. Seberapa besar pengaruh penentuan harga pokok produski terhadap laba

di PT Condang Putra Utama

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh harga pokok produski terhadap laba di PT

Condang Putra Utama Gowa

2. Untuk mengetahui besarnya pengaruh penentuan harga pokok produksi

terhadap laba di PT Condang Putra Utama

Page 7: skripsi akuntasi

7

D. Manfaat penelitian

1. Bagi institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi institusi

pendidikan untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh penentuan

harga pokok produksi terhadap laba bagi suatu perusahaan.

2. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan memberi masukan kepada perusahaan

dalam penentuan harga pokok produksi untuk mendapatkan laba yang

sebesar-besarnya.

3. Bagi peneliti

Bagi peneliti merupakan pengalaman berharga yang merupakan pemula

dalam melakukan penelitian, terutama mengenai penentuan harga pokok

produksi untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya.

Page 8: skripsi akuntasi

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Harga

Menurut Sastradipoera (2003:141) bahwa harga adalah hasil

pertemuan dari transaksi barang atau jasa yang dilakukan oleh permintaan

dan penawaran di pasar. Agar mempunyai makna yang lebih umum, harga

pun didefinisikan sebagai jumlah sesuatu yang dipertukarkan dalam barter

atau penjualan, untuk memperoleh sesuatu yang lainnya.

Harga dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran barang dipasar,

dalam hal ini situasi pasar sangat berperan penting dalam penetapan harga.

Menurut Samuelson (2010:81), harga faktor ditentukan oleh interaksi

antara permintaan dan penawaran faktor produksi. Dari pernyataan

tersebut dapat diartikan bahwa harga merupakan suatu nilai yang dicapai

oleh penjual dan pembeli mengenai suatu barang. Ada 2 hal penting yang

menyebabkan sebuah barang memiliki harga yaitu barang yang diperlukan

karena memiliki kegunaan dengan jumlah barang terbatas, sedangkan

kebutuhan tidak terbatas jumlahnya.

Harga merupakan suatu diantara banyak faktor penting dalam

mikro ekonomi untuk mengetahui bagaimana harga menjadi faktor

bersama antara permintaan dan penawaran dan untuk mengetahui harga

memainkan peranan yang sangat penting. Teori penetapan harga,

Page 9: skripsi akuntasi

9

sebagaimana yang dikemukakan oleh Alfred Marshall dalam bukunya

Principle of Economic tahun 2002, menyatakan bahwa "Harga ditentukan

oleh kedua-duanya bersama-sama yaitu dalam interaksi antara produsen

dan konsumen atau dengan istilah teknis oleh permintaan (demand) dan

penawaran (supply) bersama-sama atau dapat dikatakan pula bahwa

keseimbangan output dari suatu komoditi adalah pada keseimbangan

antara harga permintaan dan harga penawaran".

"Harga suatu barang yang diperjualbelikan adalah ditentukan dengan melihat keadaan keseimbangan dalam suatu pasar. Keseimbangan pasar tersebut terjadi bila jumlah barang yang ditawarkan sama dengan jumlah barang yang diminta".

Untuk menjelaskan bagaimana harga dan jumlah barang yang

diperjualbelikan ditentukan di pasar yaitu dengan grafik, seperti yang

ditunjukkan dalam gambar berikut ini:

Gambar 2.1 Keseimbangan Permintaan dan Penawaran

(Sadono Sukirno, 2002: 94)

Pada gambar diatas, terlihat adanya perpotongan antara kurva

permintaan (D) dan kurva penawaran (S) yang ditandai dengan adanya

titik E. Keseimbangan terjadi, jika jumlah barang yang ditawarkan sama

dengan jumlah barang yang diminta dan tidak ada kekuatan internal yang

menyebabkan perubahan. Sekali dicapai keseimbangan ini cenderung

untuk tidak berubah. Secara geometris keseimbangan terjadi pada saat

P S

D

Eq

Qe

Page 10: skripsi akuntasi

10

penawaran berpotongan dengan kurva permintaan pasarnya.

Hukum harga menyatakan, bahwa perubahan penawaran akan

menyebabkan berubahnya harga dalam arah yang berlawanan dengan

asumsi permintaan tetap. Apabila permintaan tetap kenaikan penawaran

akan menyebabkan penurunan harga dan sebaliknya penurunan penawaran

akan menyebabkan naiknya harga.

Menurut Adam Smith (Sigit Purnomo:42), harga suatu jenis barang

dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. Harga asli (natural price), yaitu harga yang terdiri atas biaya-biaya

seperti upah buruh, bunga modal, upah pengusaha, sewa gedung atau

tanah. Karena itu harga asli biasa disebut dengan nama harga produksi.

Harga produksi ini merupakan dasar pokok bagi harga pasar.

b. Harga pasar (market price), yaitu harga sesuatu barang yang berlaku di

pasar, naik turunnya harga pasar sangat dipengaruhi oleh hukum

permintaan dan penawaran.

2. Pengertian Harga Pokok Produksi

Harga pokok produksi atau disebut harga pokok adalah

pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam satuan uang yang telah

terjadi atau kemungkinan terjadi untuk memperoleh penghasilan.

(Mulyadi, 2007 : 10). Ada lima tujuan utama dari penentuan harga pokok

produksi, yaitu:

a. Mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya.

Dengan menetapkan harga yang kompetitif maka perusahaan akan

Page 11: skripsi akuntasi

11

mendulang untung yang optimal.

b. Mempertahankan perusahaan

Dari marjin keuntungan yang didapat perusahaan akan digunakan untuk

biaya operasional perusahaan. Contoh: untuk gaji/upah karyawan, untuk

bayar tagihan listrik, tagihan air bawah tanah, pembelian bahan baku,

biaya transportasi, dan lain sebagainya.

c. Capaian ROI (Return on Investment)

Perusahaan pasti menginginkan balik modal dari investasi yang ditanam

pada perusahaan sehingga penetapan harga yang tepat akan

mempercepat tercapainya modal kembali / roi.

d. Menguasai Pangsa Pasar

Dengan menetapkan harga rendah dibandingkan produk pesaing, dapat

mengalihkan perhatian konsumen dari produk kompetitor yang ada di

pasaran.

e. Mempertahankan status quo.

Ketika perusahaan memiliki pasar tersendiri, maka perlu adanya

pengaturan harga yang tepat agar dapat tetap mempertahankan pangsa

pasar yang ada.

3. Metode Penentuan Harga Pokok

Harga pokok dikenal dengan nama singkatnya “HPP” adalah salah

satu komponen dari laporan laba rugi,  yang menjadi perhatian manajemen

perusahaan dalam mengendalikan operasional perusahaan. Bila berbicara

mengenai HPP, kita temukan 3 macam harga pokok yaitu harga pokok

Page 12: skripsi akuntasi

12

persediaan, harga pokok produksi dan harga pokok penjualan. Ketiganya

adalah komponen yang yang saling terkait dan apabila kita pernytaan

tentang yang dibicarakan adalah HPP, maka kita harus konsen mana yang

dimaksudkan. Permasalahan itu timbul karena perbedaan kebutuhan

masing-masing tingkat manajemen. Manajer bagian pembelian (Purchase

Manager) lebih fokus pada harga pokok persediaan, manajer produksi

(production manager) atau manajer operasional (Operation Manager) lebih

focus  pada harga pokok produksi. Manajemen tingkat puncak tentunya

akan lebih cenderung focus pada harga pokok penjualan.

Komponen yang paling besar dalam operasional perusahaan pada

perusahaan dagang maupun perusahaan industri adalah persediaan. Karena

harga pokok persediaan adalah bagian dari persediaan yang telah

digunakan, Jadi perhatian lebih besar ditujukan pada harga pokok

persediaan cukup beralasan. Namun hal itu tidak  cukup bagi manajer

operasional karena komponen biaya produksi baik biaya tenaga kerja

langsung maupun biaya overhead pabrik juga merupakan komponen

penting yang berada dalam ruang lingkup tugasnya. Karena itu manajer

produksi atau manajer operasional pada perusahaan industri akan focus

pada harga pokok produksi yaitu Harga pokok persediaan ditambah biaya

produksi. Perusahaan Jasa tidak memiliki kedua komponen tersebut

sehingga pada perusahaan jasa jelas hanya harga pokok yang terdiri dari

biaya biaya operasional.

Page 13: skripsi akuntasi

13

Harga pokok adalah bagian dari laporan laba rugi namun laporan

harga pokok juga dilaporkan secara terpisah. Bentuk laporan harga pokok

disesuaikan dengan kebutuhan manajemen dan metode akuntansi yang

dipilih. Metode pepertual inventory adalah metode yang banyak digunakan

pada system akuntansi computer namun masih banyak akuntan yang

sangat familiar dengan metode Phisikal Inventori.  Metode phisikal

inventori semakin ditinggalkan karena system akuntansi computer dengan

metode perpetual dapat memberikan informasi setiap saat tanpa harus

menunggu perhitungan fisik persediaan bahkan dapat menampilkan hasil

perhitungan harga pokok untuk suatu product yang akan diproduksi.

Dengan demikian diperoleh laporan harga pokok dalam bentuk rencana

dan laporan harga pokok realisasi.

Penentuan harga pokok produksi dapat dilakukan dengan beberapa

pendekatan yaitu:

a. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (supply demand approach)

Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga

keseimbangan {equilibrium price) dengan cara mencari harga yang

mampu dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga

terbentuk jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.

b. Pendekatan Biaya (cost oriented approach)

Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan

produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan

markup pricing dan break even analysis.

Page 14: skripsi akuntasi

14

c. Pendekatan Pasar {market approach)

Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara

menghitung variabel-variabel yang mempengaruhi pasar dan harga

seperti situasi dan kondisi politik, persaingan, sosial budaya, dan Iain-

lain. (organisasi.org)

Dalam menetapkan harga jual suatu produk ada berbagai metode

yang dapat dipakai oleh manajemen dalam suatu perusahaan. Dalam hal

ini Cecep Hidayat mengemukakan bahwa: ada 3 (tiga) Metode dalam

penetapan harga jual yang dilaksanakan oleh suatu perusahaan, yaitu:

a) Cost Oriented Pricing, b) Demon Oriented Pricing c) Competition

Oriented Pricing

4. Metode Penetapan Harga Biaya-Plus {Cost Plus Pricing method)

Hubungan biaya dengan harga tidak selalu sama. Pengukuran biaya

sangat penting apabila pembeli telah setuju untuk membayar harga

berdasarkan biaya. Biaya produk sering dijadikan patokan terendah untuk

harga jual, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Sudah

barang tentu tanpa memperhatikan konsep biaya yang digunakan,

perusahaan harus selalu menekan biaya sekecil mungkin dengan

menerapkan metode produksi dan pemasaran yang paling efisien. Berikut

adalah beberapa metode penetapan harga berdasarkan biaya-plus yang

dikemukakan oleh Gayle Rayburn dalam bukunya yang berjudul

“Akuntansi Biaya” yaitu:

Page 15: skripsi akuntasi

15

Penetapan Harga berdasarkan biaya variable (variable cost

pricing), menekankan margin kontribusi dengan membedakan perilaku

biaya variable dan tetap. Salah satu bentuk dari penetapan harga

berdasarkan biaya variable adalah dengan menambahkan markup terhadap

biaya variable hingga mencapai biaya penuh. Para pendukung penetapan

harga berdasarkan biaya variable berpendapat bahwa metode ini

memungkinkan manager untuk menentukan harga baik dalam jangka

pendek maupun jangka panjang karena hal itu terkait dengan pengaruh

perbedaan harga terhadap total biaya tetap. Akan tetapi ada bahayanya bila

terlalu memusatkan perhatian kepada biaya variable dan marjin kontribusi.

Penetapan Harga berdasarkan biaya diferensial (differential

cost pricing), juga disebut penetapan harga berdasarkan biaya marjinal

(marginal Cost Pricing) memusatkan perhatian pada biaya tetap dan laba

yang diperoleh dari pesanan tambahan. Metode ini menambahkan MarkUp

kepada biaya diferensial. Disamping itu biaya diferensial dari suatu

pesanan sama dengan kenaikan total biaya yang disebabkan oleh produksi

unit-unit tambahan. Penetapan harga ini memperhitungkan baik biaya

tetap maupun variabel sebagai biaya diferensial sebelum ditambahkan

dengan markup dan cara ini cocok untuk situasi tertentu, khususnya yang

bersifat jangka pendek. Untuk mengilustrasikan penetapan harga

berdasarkan biaya diferensial

Page 16: skripsi akuntasi

16

a. Metode Full Coasting

Full costing atau sering pula disebut absorption atau

conventional costing adalah metode penentuan harga pokok produksi,

yang membebankan seluruh biaya produksi, baik yang berperilaku

tetap maupun variabel kepada produk.

Dalam metode full costing, biaya overhead pabrik, baik yang

berperilaku tetap maupun variabel, dibebankan kepada produk yang

diproduksi atas dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas

normal atau atas dasar biaya overhead pabrik sesungguhnya. Oleh

karena itu, biaya overhead pabrik tetap akan melekat pada harga pokok

persediaan produk dalam proses dan persediaan produk jadi yang

belum laku dijual, dan baru dianggap sebagai biaya (unsur harga

pokok penjualan) apabila produk jadi tersebut telah terjual.

Karena biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas

dasar tarif yang ditentukan di muka pada kapasitas normal, maka jika

dalam suatu periode biaya overhead pabrik sesungguhnya berbeda

dengan yang dibebankan tersebut, akan terjadi pembebanan overhead

lebih atau pembebanan overhead kurang. Jika semua produk yang

diolah dalam periode tersebut belum laku dijual maka pembebanan

biaya overhead pabrik lebih atau kurang tersebut digunakan untuk

mengurangi atau menambah harga pokok produk yang masih dalam

persediaan tersebut (baik yang berupa persediaan produk dalam proses

maupun produk jadi). Namun jika dalam suatu periode akuntansi tidak

Page 17: skripsi akuntasi

17

terjadi pembebanan overhead lebih atau kurang, maka biaya overhead

tetap tidak mempunyai pengaruh terhadap perhitungan laba/rugi

sebelum produknya laku dijual.

Full costing hanya secara sederhana mengelompokkan biaya

menurut fungsi pokok organisasi perusahaan manufaktur, sehingga

biaya dikelompokkan menjadi biaya produksi (yang terjadi di fungsi

produksi) dan biaya nonproduksi (biaya yang terjadi di fungsi selain

fungsi produksi seperti pemasaran dan fungsi administrasi dan umum).

Biaya produksi merupakan komponen biaya penuh produk, sedangkan

biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum diperlakukan

sebagai biaya periode dalam full costing

b. Metode Variabel Coasting

Variable costing adalah metode penentuan harga pokok

produksi yang hanya membebankan biaya-biaya produksi variabel saja

ke dalam harga pokok produk. Dalam metode Variable costing, biaya

overhead pabrik tetap diperlakukan sebagai period costs dan bukan

sebagai unsur harga pokok produk, sehingga biaya overhead pabrik

tetap dibebankan sebagai biaya dalam periode terjadinya. Dengan

demikian biaya overhead pabrik tetap di dalam metode Variable

costing tidak melekat pada persediaan produk yang belum laku dijual,

tetapi langsung dianggap sebagai biaya dalam periode terjadinya.

Page 18: skripsi akuntasi

18

Metode full costing menunda pembebanan biaya overhead

pabrik tetap sebagai biaya sampai saat produk yang bersangkutan

dijual.

Jadi biaya overhead pabrik yang terjadi, baik yang berperilaku

tetap maupun variabel, masih dianggap sebagai aktiva (karena melekat

pada persediaan) sebelum persediaan tersebut terjual. Sebaliknya

metode Variable costing tidak menyetujui penundaan pembebanan

biaya overhead pabrik tetap tersebut (atau dengan kata lain tidak

menyetujui pembebanan biaya overhead tetap kepada produk).

Menurut metode Variable costing, penundaan pembebanan suatu biaya

hanya bermanfaat jika dengan penundaan tersebut diharapkan dapat

dihindari terjadinya biaya yang sama dalam periode yang akan datang.

Variable costing memperbaiki informasi biaya penuh produk

dengan mengelompokkan biaya menurut perilaku biaya dalam

hubungannya dengan perubahan volume kegiatan. Namun, karena

Variable costing memiliki tujuan yang sama dengan full costing yaitu

ditujukan terutama untuk keperluan penilaian persediaan (inventory

evaluation) yang dicantumkan dalam neraca dan dalam perhitungan

laporan rugi laba bagi pihak luar perusahaan, maka perbaikan yang

dilakukan oleh Variable costing hanya terbatas pada biaya fase

produksi saja. Variable costing-nya memperhitungkan biaya penuh

produk terbatas pada biaya produksi variabel saja.

Page 19: skripsi akuntasi

19

Biaya produksi tetap diperlakukan sebagai biaya periode.

Selain itu, variabilitas biaya menurut Variable costing hanya

dihubungkan dengan aktivitas yang bersangkutan dengan jumlah

produk yang diproduksi. Oleh karena itu, jika biaya penuh produk

tidak hanya bervariasi dalam hubungannya dengan jumlah produk

yang dihasilkan namun sebagian besar yang lain bervariasi dengan

aktivitas yang bersangkutan dengan batch produksi dan aktivitas yang

bersangkutan dengan produk, maka biaya penuh produk menurut

Variable costing tidak menggambarkan secara cermat sumber daya

yang dikorbankan untuk produk.

5. Konsep Laba

a. Pengertian Laba

Laba didefinisikan dengan pandangan yang berbeda-beda.

Pengertian laba secara operasional merupakan perbedaan antara

pendapatan yang direalisasi yang timbul dari transaksi selama satu

periode dengan biaya yang berkaitan dengan pendapatan tersebut.

Menurut Harahap (2005:267) yang dimaksud dengan laba adalah

“perbedaan antara realisasi penghasilan yang berasal dari transaksi

perusahaan pada periode tertentu dikurangi dengan biaya yang

dikeluarkan untuk mendapatkan penghasilan itu”. Definisi lain atas

pengertian laba dikemukakan oleh Baridwan (2006:31) dimana laba

didefinisikan sebagai “kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal

dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan

Page 20: skripsi akuntasi

20

usaha pada suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan

(revenue) atau investasi oleh pemilik”.

b. Karakteristik Laba

Chariri dan Ghozali (2003:214) menyebutkan bahwa laba

memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:

1) Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi,

2) Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan

prestasi perusahaan pada periode tertentu,

3) Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan

pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran, dan pengakuan

pendapatan,

4) Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya

historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan

pendapatan tertentu, dan

5) Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara

pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan

pendapatan tersebut.

c. Pertumbuhan Laba

Laba merupakan salah satu indikator penting dalam mengukur

keberhasilan kinerja suatu perusahaan. Adanya pertumbuhan laba

dalam suatu perusahaan dapat menunjukkan bahwa pihak-pihak

manajemen telah berhasil dalam mengelola sumber-sumber daya yang

dimiliki perusahaan secara efektif dan efisien. Suatu perusahaan pada

Page 21: skripsi akuntasi

21

tahun tertentu bisa saja mengalami pertumbuhan laba yang cukup pesat

dibandingkan dengan rata-rata perusahaan. Akan tetapi untuk tahun

berikutnya perusahaan tersebut bisa saja mengalami penurunan laba.

Pertumbuhan laba dihitung dengan cara mengurangkan laba periode

sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan

laba pada periode sebelumnya (Warsidi dan Pramuka, 2000).

Keterangan :

Laba bersih tahunt = laba bersih tahun berjalan Laba bersih tahunt-1

= laba bersih tahun sebelumnya

d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba

Menurut Angkoso (2006) menyebutkan bahwa pertumbuhan

laba dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

1) Besarnya perusahaan

Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan

laba yang diharapkan semakin tinggi.

2) Umur perusahaan

Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam

meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah.

3) Tingkat leverage

Bila perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka

manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi

Page 22: skripsi akuntasi

22

ketepatan pertumbuhan laba.

4) Tingkat penjualan

Tingkat penjualan di masa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat

penjualan di masa yang akan datang sehingga pertumbuhan laba

semakin tinggi.

5) Perubahan laba masa lalu

Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba

yang diperoleh di masa mendatang

B. Kerangka Teori

Tujuan dari didirikannya suatu usaha, adalah untuk mendapatkan

keuntungan guna menjaga kelangsungan hidupnya. Perencanaan keuntungan

bukan hal yang mudah untuk dilakukan karena penetapannya harus didasarkan

pertimbangan baik dari internal maupun eksternal yang secara langsung

maupun tidak langsung mempengaruhi penetapan keuntungan itu sendiri.

Dalam penetapan keuntungan yang diperoleh oleh PT Contang selama jangka

waktu tertentu, maka PT perlu mengetahui berapa hasil yang diperoleh dari

penjualan hasil produksinya tersebut, dan biaya-biaya yang harus

diperhitungkan dalam rangka penjualan hasil produksi yang dimaksud. Untuk

itu PT perlu menetapkan suatu harga pokok yang tepat dalam memasarkan

produknya agar mampu bersaing di pasaran.

Persaingan yang semakin ketat dalam industri real-estate, terutama

persaingan dalam hal harga jual, membuat PT Condang Putra Utama harus jeli

dalam menetapkan harga jualnya. Penetapan suatu harga jual tidak terlepas

Persaingan Penjualan

Page 23: skripsi akuntasi

23

dari penetapan harga pokok produksi, karena dalam menentukan harga jual

perlu dipertimbangkan harga pokok produksi disamping biaya pemasaran dan

administrasi dan umum. Penggunaan metode yang sederhana dan tidak

mengikuti sistem akuntansi biaya dalam dampak yang negatif bagi

perusahaan. Untuk itu, dilakukan suatu alternatif penghitungan harga pokok

produksi dan laba/rugi dengan menggunakan metode full costing dan variable

costing . Kerangka pemikiran penelitian ini seperti yang terlihat pada gambar

di bawah ini :

Gambar 2.1. Skema Kerangka KonsepKeterangan :

Yang akan diteliti

Yang telah diteliti

Harga Pokok Penjualan

Harga Pokok Produksi

BiayaProduksi

PT. Condang Putra Utama

Laba/Rugi

Metode PT. Condang

Metode Variabel Coasting

Metode Full Coasting

Penentuan Harga Pokok Produksi yang tepat

Laba/Rugi

Perbandingan

Rekomendasi

Page 24: skripsi akuntasi

24

C. Hipotesis

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka

penulis mengambil kesimpulan sementara bahwa “Diduga pada PT Condang

Putra Utama Gowa dalam penentuan harga pokok produksi berpengaruh

secara signifikan terhadap laba yang optimal.”.

Page 25: skripsi akuntasi

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Untuk melengkapi data dalam penyusunan tugas akhir ini dilakukan

penelitian pada PT Condang Putra Utama di Jl Poros Gowa Takalar 127

Wilayah Kec Somba Opu Makassar Sulawesi Selatan, data yang diambil

mengenai data biaya produksi yang kemudian digunakan untuk menentukan

harga pokok produksi dan pengaruhnya terhadap laba.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Data Kualitatif

Data kuantitatif adalah data yang berupa huruf, gambar, diagram dan lain

sebagainya (bukan angka) yang menjabarkan sesuatu atau kata-kata.

Dalam hal ini data yang diperlukan adalah data tentang sejarah berdirinya

PT Condang Putra Utama dan perkembangan perusahaan, lokasi

perusahaan, struktur organisasi, daerah pemasaran, sistem produksi, dan

lain sebagainya.

2. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data berupa angka-angka atau data yang dapat

dihitung dengan satuan hitung. Data tersebut sebagai berikut:

a. Jumlah produksi untuk setiap jenis produk yang diproduksi tahun

2012.

Page 26: skripsi akuntasi

26

b. Jumlah biaya produksi atau Laporan Harga Pokok Produksi untuk

tahun 2012.

c. Laba yang dihasilkan dari penentuan harga pokok produksi sepanjang

tahun 2012.

C. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini penulis melakukan pengumpulan data penelitian

ini menggunakan teknik antara lain:

1. Wawancara mendalam (in-depth interview) yang dilakukan terhadap pihak

perusahaan dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang terkait dengan

tujuan penelitian. Pemilihan tersebut dilakukan secara sengaja (purposive)

dengan mempertimbangkan faktor pemahaman mengenai aktivitas

produksi dan perhitungan harga pokok produksi.

2. Pengamatan (observasi) terhadap aktivitas produksi yang dilakukan para

pekerja dalam menghasilkan produk

3. Studi literature dengan memanfaatkan berbagai laporan dan buku-buku

penunjang yang relevan

4. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui

dokumen-dokumen perusahaan mengenai data yang terkait dengan

masalah penentuan harga pokok produksi, yaitu data biaya yang

dikeluarkan perusahaan selama satu periode, data kuantitas pemicu biaya.

Page 27: skripsi akuntasi

27

D. Pengolahan dan Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kuantitatif (cost plus pricing), dimana metode ini memberikan gambaran

untuk menentukan harga pokok produk.

Analisis kuantitatif dilakukan pada perhitungan harga pokok produksi

dan laba/rugi dengan metode perhitungan harga pokok produksi dan laba/rugi

yang selama ini dilakukan oleh perusahaan dan dengan menggunakan metode

full costing, dan variable costing serta melihat perbandingan dari hasil

perhitungan harga pokok produksi dan laba/rugi dengan berdasar pada kedua

metode tersebut (Mulyadi, 2007)

1. Perhitungan Harga Pokok Produksi Metode Full Costing

Menurut Mulyadi (2007), pada metode full costing semua biaya

diperlakukan sebagai harga pokok tanpa memperhatikan apakah biaya

tersebut variabel atau tetap. Harga pokok produksi dengan metode full

costing terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, dan

biaya overhead pabrik, baik yang berperilaku tetap maupun variabel.

Laporan laba/rugi dengan metode full costing menyajikan biaya-biaya

menurut hubungan biaya dengan fungsi pokok dalam perusahaan

manufaktur, yaitu fungsi produksi, pemasaran, dan fungsi administrasi dan

umum.

2. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Variabel Costing

Menurut Mulyadi (2007), dalam metode variable costing hanya

memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam

Page 28: skripsi akuntasi

28

harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga

kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel. Dalam laporan

laba/rugi variable costing, biaya tetap disajikan dalam kelompok tersendiri

yang harus ditutup dari laba kontribusi yang diperoleh perusahaan,

sebelum timbul laba bersih.

Page 29: skripsi akuntasi

29

BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah singkat perusahaan

PT. Condang Puta Utama berkedudukan di gowa ( selanjutnya

disebut “perusahaan” ) didirkan berdasarkan akta No. 23 tanggal 25 maret

1999, oleh H.duddin, S.Sos, MM. Akta ini telah memperoleh pengesahan

dari Menteri Kehakiman dan HAM, Republik Indonesia dengan surat

keputusan No. C-240.HT.01.01.TH.2000, tanggal 06 januari 2000.

PT. Condang Puta Utama berkedudukan atau berkantor di Jalan.

Poros Gowa Takalar 127 Wilayah Kec. Somba Opu Makassar Sulawesi

selatan. Legalitas usaha yang dimiliki adalah sebagai berikut:

1. Surat izin usaha perdagangan SIUP no.

588/indagkopdal/siup/m /2005 yang dikeluarkan oleh Bupati

Gowa kepala kantor pelayanan perizinan pada tanggal 10 maret

2005

2. Tanda daftar perusahaan (TDT) Nomor 202315103332 yang

dikeluarkan oleh Bupati Gowa kepala kantor pelayanan perizinan

pada tanggal 10 maret 2005.

3. Surat izin tempat usaha SITU nomor 220 / indagkopdal

/igp/kpap /02/05 yang dikeluarkan oleh Bupati Gowa kepala

kantor pelayanan perizinan pada tanggal 10 maret 2005

27

Page 30: skripsi akuntasi

30

4. Bukti pendaftaran sebagai wajib pajak pada kantor pelayanan pajak

Kabupaten Gowa dengan nomor pokok wajib pajak (NPWP)

1.906.041.7-801

5. Keanggotaan real estate Indonesia (REI) No. 05.00327

Aktivitas pengembangan subsektor industri Real Estate

adalah kegiatan perolehan tanah untuk kemudian dibangun

perumahan dan atau bangunan komersial dan atau bangunan industri.

Bangunan tersebut dimaksudkan untuk dijual atau disewakan,

sebagai satu kesatuan atau secara eceran (retail). Aktivitas

pengembangan ini juga mencakup perolehan kapling tanah untuk

dijual tanpa bangunan.

Secara spesifik, aktivitas subsektor industri Real Estate lebih

mengarah pada kegiatan pengembangan perumahan konvensional

berikut sarana pendukung berupa fasilitas umum dan fasilitas sosial.

Di sisi lain, aktivitas subsektor industri properti lebih mengarah

pada kegiatan pengembangan bangunan hunian vertikal (antara

lain apartemen, kondominium, rumah susun), bangunan komersial

(antara lain perkantoran, pusat perbelanjaan) dan bangunan industri.

Dari segi pengelolaan, subsektor industri Real Estate

cenderung lebih bebas karena adanya pemindahan hak kepemilikan

dari pengembang kepada pemilik bangunan (penghuni pemukiman)

sehingga pemeliharaan dan pengelolaan bangunan diserahkan

Page 31: skripsi akuntasi

31

sepenuhnya kepada pemilik yang bersangkutan, sedangkan subsektor

industri properti lebih memiliki ketergantungan dalam hal

pemeliharaan dan pengelolaan bangunan miliknya. Dari segi

pendapatan, pendapatan subsektor industri Real Estate diperoleh

dari penjualan dan peningkatan harga tanah, sedangkan pendapatan

subsektor industri properti berasal dari penjualan, penyewaan,

pengenaan service charge, dan lain-lain.

B. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi PT. Condang Putra Utama

KEUANGAN PEMASARAN ADMINISTRASI

KOMISARIS

PRODUKSI

DIREKTUR UTAMA

Page 32: skripsi akuntasi

32

C. Tugas Tiap Divisi PT Condang Putra Utama

a) Komisaris :

- Mengontrol kegiatan operasional perusahan,

- Mengevaluasi laporan.

- Menangani semua masalah yang menyangkut segi dana,

- Merencanakan, mengatur, mengawasi penerimaan dan pengeluaran

dana.

b) Direktur Utama

- Bertanggung jawab atas kelancaran dan pelaksanaan kegiatan

perusahaan sehari – hari.

- Mempertanggung jawabkan semua kewajiban yang menyangkut

rugi laba perusahaan, produksi, keuangan dan pemasaran.

- Mengevaluasi laporan

c) Keuangan

- Bertanggung jawab atas penerimaan dan pembayaran yang

terjadi.

- Melakukan dan membuat laporan keuangan.

d) Pemasaran

- Menyusun program dan strategi pemasaran baik jangka pendek

maupun jangka panjang sesuai kebijaksanaan yang telah

ditentukan ole perusahaan,

Page 33: skripsi akuntasi

33

- Menawarkan produk perumahan melalui media cetak,

elektronik maupun presentasi keinstansi baik pemerintah

maupun swasta serta pameran.

- Membuat laporan

e) Administrasi

- Melaksanakan kegiatan surat menyurat, dokumentasi dan

pengarsipan.

f) Produksi

- Membuat perencangan design rumah maupun pengembangan

kawasan sesuai konsep direksi,

- Mencatat dan melaporkan distribusi material proyek.

- Quality control terhadap proyek,

- Membuat laporan kemajuan proyek.

Page 34: skripsi akuntasi

34

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penentuan Harga Pokok Produk

Metode penentuan harga pokok produk merupakan cara yang

memperhitungkan unsur-unsur biaya kedalam produk. Dalam menentukan

harga pokok produk tersebut, PT Condang Putra Utama Gowa menggunakan

metode Full coasting yaitu metode yang memperhitungkan seluruh biaya yang

terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja lansung, biaya non produksi

baik yang bersifat tetap maupun variable penentuan harga pokok produk

harus akurat dan tepat, karena keakuratan dan ketepatan dalam kalkulasi harga

pokok produk diharapkan membantu manajemen dalam pengambilan

keputusan. Sehingga perlu adanya pengklasifikasian biaya. Klasifikasi ini

merupakan pemisahan biaya berdasarkan hubungannya dari aktivitas yang

dilakukan perusahaan dengan tujuan untuk memudahkan manajemen dalam

mengambil keputusan.

Klasifikasi secara umum pada suatu perusahaan biasanya terdiri dari

biaya pemasaran, biaya produksi dan biaya adminitrasi. Dengan demikian

dalam penentuan harga pokok produksi secara akurat dapat terwujud,

disamping itu klasifikasi ini betujuan untuk mengendalikan biaya dan analisis

biaya. Dalam tujuan tersebut terdapat dua klasifikasi biaya yang ada pada PT

Condang Putra Utama Gowa secara lengkap dapat diuraikan sebagai berikut :

Page 35: skripsi akuntasi

35

a. Biaya produksi

Biaya produksi merupakan biaya yang terjadi untuk mengolah

bahan baku menjadi produk jadi dan siap untuk dijual yang terdiri dari

biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

1. Biaya bahan baku

Biaya bahan baku adalah biaya yang terjadi karena adanya peruses

pengolahan bahan baku menjadi barang jadi atau barang setengah jadi.

Biaya yang digunakan PT Condang Putra Utama Gowa terdiri atas

bahan baku utama dan bahan baku pembantu.

Bahan baku utama

Bahan baku utama untuk membuat perumahan meliputi semen,

pasir, batu bata, besi, bahan atap, bahan keramik, bahan platfond,

bahan kayu, bahan kaca, batu dan ciping

Bahan baku pembantu

Bahan baku pembantu meliputi bahan sanitasi, bahan pipa, bahan

listrik.

Biaya ini berubah secara proporsional seiring dengan perubahan

volume produksi produk yang dihasilkan PT Condang Putra Utama

Gowa.

2. Biaya tenaga kerja langsung

Biaya tenaga kerja langsung adalah balas jasa yang diberikan

kepada karyawan bagian lapangan yang bertugas mengawasi jalannya

Page 36: skripsi akuntasi

36

proses pembangunan. Biaya tenaga kerja yang diterapkan oleh PT.

Condang putra Utama Gowa adalah upah yang dibayarkan pada tenaga

kerja yang terlibat langsung pada mas kontruksi yang dihitung per hari

dengan jam kerja selama 8 jam hari kerja yakni 7 hari.

b. Biaya non produksi

Biaya non produksi (komersial) merupakan biaya yang dikeluarkan

oleh perusahaan untuk memperlancar aktivitas dalam mengolah

perusahaan biaya non produksi digolongkan sesuai dengan fungsi atau

kegiatan produksi. Pada PT Condang Putra Utama Gowa biaya non

produksi digolongkan ke dalam biaya pemasaran dan biaya administrasi

dan umum

Biaya pemasaran yaitu biaya-biaya yang terjadi untuk

melaksanakan kegiatan pemasaran produk. Biaya pemasaran pada PT

Condang Putra Utama Gowa meliputi :

1. Gaji karyawan dan tunjang karyawan

2. Kesejateraan karyawan

3. Perjalanan dinas

4. Telepon dan fax

5. Sumbangan

6. Representasi

7. ATK

8. Reparasi dan pemmeliharaan

9. Penghapusan piutang

Page 37: skripsi akuntasi

37

10. Pajak dan iuran

11. Biaya transportasi

12. Biaya bank

13. Asuransi

Secara rinci mengenai klasifikasi biaya, berikut daftar biaya yang

terjadi pada PT Condang Putra Utama Gowa tahun 20013

Tabel. 1

Rencana anggaran biaya rumah tinggal type 36

No Uraian pekerjaan Jumlah harga

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

13

14

15

16

17

Pekerjaan pendahuluan/persiapan

Pekerjaan tanah dan pasir

Pekerjaan pondasi

Pekerjaan beton cor

Pas. Batu batu/diding

Pekerjaan lantai/keramik

Pekerjaan plafond/langit-langit

Pekerjaan kusen pintu/jendela

Pekerjaan daun pintu/jendela

Pekerjaan kunci/rambucis & handle pintu-jendela

Pekerjaan cat laburan

Pekerjaan sanitasi

Pekerjaan lain-lain

Pekerjaan armature listrik

Pekerjaan atap

Pekerjaan instlasi listrik

Rp. 650.000,00

Rp. 557.724,00

Rp. 5.683.926,00

Rp. 9. 036.919,00

Rp. 13.476.503,70

Rp. 6.914.527,53

Rp. 6.154.791,25

Rp. 3.276.125,00

Rp. 3.652.510,00

Rp. 994.372,25

Rp. 3.446.071,94

Rp. 761.225,00

Rp. 900.000,00

Rp. 508.000,00

Rp. 13.539.882,10

Rp. 6.302.750,45

Jumlah biaya konstruksi

Pembulatan

Harga per m2

Rp. 75.875.331,67

Rp. 75.875.000,00

Rp. 1.897.500,00

Sumber: Data Perusahaan Rancangan Biaya tahun 2012

Page 38: skripsi akuntasi

38

Tabel. 2Daftar biaya bahan baku

Keterangan Biaya bahan baku

Tahun 2012 12.500.000.000

Tahun 2013 15.175.000.000

Sumber: Data Perusahaan (diolah)

Tabel. 3Daftar biaya tenaga kerja langsung

Tenaga kerja Jumlah tenaga kerja Alokasi biaya

Tahun 2012

Tahun 2013

139

117

882.255.000

891.738.000

Sumber: Data Perusahaan (diolah)

Tabel. 4Rencana anggaran dan biaya tanah

No. Uraian pekerjaan Vol/satuan Harga (Rp)/Unit

1

2

3

4

5

Air bersih

Listrik

Pemasangan jaringan/BP, PLN

Pekerjaan halaman

Iziin mendirikan bangunan

Ls

900 watt

Ls

1

1.500.000

2.750.000

1.000.000

500.000

Real cost 5.750.000

Risk 10% 575.000

Total 6.325.000

Sumber: Data Perusahaan (diolah)

Page 39: skripsi akuntasi

39

Tabel. 5Rencana anggaran dan biaya prasaran

No Uraian pekerjaan Harga (Rp)/Unit

1

2

3

Pekerjaan pasang batu drainase

Pekerjaan kanstin pasangan batu

Pekerjaan jalan paving block

750.000

250.000

2.250.000

Real cost 3.250.000

Risk 10% 324.000

Total

Sumber: Data Perusahaan (diolah)

Page 40: skripsi akuntasi

40

Tabel. 6Daftar biaya non produksi

Keterangan Tahun 2012 (Rp) Tahun 2013 (Rp)

By pemasaran :

Promosi penjualan

Penelitian pasar

Iklan

Lain-lain

By admnistrasi dan umum :

Biaya gaji & tunjangan

karyawan

By kesejateraan karyawan

By perjalanan dinas

Biaya telepon & fax

By reparasi & pemeliharaan

By pajak dan iuran

By jasa profesional

By pelatihan dan pendidikan

By bank

By asuransi

By lain-lain

10.000.000

5.000.000

20.500.000

1.000.000

168.000.000

18.500.000

40.000.000

600.000

40.000.000

50.879.000

8.643.000

750.000

5.000.000

2.750.000

500.000

20.000.000

-

20.000.000

1.750.000

336.000.000

25.000.000

42.500.000

1.000.000

39.000.000

60.987.000

7.000.000

500.000

750.000

2.875.000

475.000

Sumber : Data Perusahaan (diolah)

Page 41: skripsi akuntasi

41

Tabel. 7Daftar biaya non produksi tetap

Keterangan Tahun 2012 (Rp) Tahun 2013 (Rp)

Biaya gaji & tunjangan

karyawan

By kesejateraan karyawan

By perjalanan dinas

Biaya telepon & fax

By reparasi & pemeliharaan

By pajak dan iuran

By jasa profesional

By pelatihan dan pendidikan

By bank

By asuransi

By lain-lain

168.000.000

18.500.000

40.000.000

600.000

40.000.000

50.879.000

8.643.000

750.000

5.000.000

2.750.000

500.000

336.000.000

25.000.000

42.500.000

1.000.000

39.000.000

60.987.000

7.000.000

500.000

750.000

2.875.000

475.000

Total 335.622.000 516.078.000

Sumber: Data Perusahaan (diolah)

Page 42: skripsi akuntasi

42

Tabel. 8Daftar biaya non produksi variable

Keterangan Tahun 2012 (Rp) Tahun 2013 (Rp)

By promosi penjualan

By penelitian pasar

By iklan

By lain-lain

By sumbangan

By ATK

By pengahpusan piutang

By transportasi

10.000.000

5.000.000

20.500.000

1.000.000

8.754.000

5.500.000

34.500.000

12.461.000

20.000.000

-

20.000.000

1.750.000

2.500.000

10.000.000

50.000.000

15.000.000

Total 97.715.000 119.250..000

Sumber : Data Primer 2012

Harga pokok produk dapat diketahui dengan memperhitungkan

terlebih dahulu harga pokok produksi kemudian menambahkan biaya non

produksi yang meliputi biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum

kedalam harga pokok produksi.

Pada prinsipnya harga pokok produksi harus dapat menutup biaya

penuh ditambah dengan laba yang wajar. Jika pendekatan full coasting

digunakan dalam penentuan kos produk, harga pokok harus dapat menutup

biaya penuh yang merupakan jumlah biaya produksi dan biaya non produksi

ditambah dengan laba wajar. Jika pendekatan variable coasting digunakan

dalam penentuan kos produk, harga jual harus dapat menutup taksiran biaya

Page 43: skripsi akuntasi

43

penuh yang merupakan biaya variable dan biaya tetap (biaya produksi dan

biaya non produsksi) yang dikeluarkan oleh perusahaan dengan laba wajar.

PT Condang Putra Utama Gowa dalam mentukan harga jualnya,

diawali dengan perhitungan harga pokok produknya dan menggunakan

metode full coasting. Dasar pengambilan keputusan adalah mengkalkulasikan

biaya produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung) dan biaya non

produksi ( biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum) tanpa

memisahkan antara biaya tetap dan biaya variable. Setelah diperoleh harga

pokok produk, maka ditetapkan target laba yang diinginkan perusahaan. Harga

jual rumah ditentukan berdasarkan biaya produksi yang dipergunakan. Berikut

ini penentuan harga jual yang ditetapkan PT Condang Putra Utama Gowa.

Penentuan harga jual berdasrkan biaya (cost plus princing)

Dalam menentukan harga jual dengan metode cost plus pricing terlebih dahulu

perusahaan harus mengetahui Markup yang akan digunakan untuk menghitung

harga jual. Markup dapat diketahui dengan mencari besarnya target laba yang

diharapkan perusahaan yang merupakan tingkat pengambilan investasi yang

diasumsikan dengan ROI. ROI dapat diperoleh dengan membagi antara laba

bersih dengan aktiva yang ditanamkan atau total aktiva. Adapun pendekatan

yang ditawarkan metode cost plus pricing yang dapat digunakan perusahaan

untuk menentukan harga jual yaitu pendekatan full coasting dan variable

coasting.

Page 44: skripsi akuntasi

44

B. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Full Coasting dan Variable Coasting

1. Perhitungan Harga Pokok Produksi dan Laba/Rugi dengan Metode Full Coasting

Perhitungan harga pokok produksi perumahan di PT Condang

Putra Utama diperoleh dengan membagi total biaya produksi dengan

banyaknya produksi pada periode tersebut. Pada metode full costing, total

biaya produksi diperoleh dengan menjumlahkan biaya bahan baku, biaya

tenaga kerja langsung dan biaya admnistrasi yang bersifat tetap maupun

yang bersifat variable. Setiap biaya yang dikeluarkan oleh PT Condang

Putra Utama diidentifikasi untuk penentuan harga pokok produksi. Biaya

biaya tersebut dapat dilihat pada tabel 1-8 yang menjabarkan tentang biaya

produksi maupun biaya non produksi.

Setelah komponen pembentuk biaya produksi diidentifikasi,

kemudian dijumlahkan dan didapatkan total biaya produksi. Selanjutnya,

harga pokok produksi diperoleh dengan membagi total biaya produksi

dengan jumlah produksi sebuah rumah tinggal. Ringkasan perhitungan

harga pokok produksi dengan menggunakan metode full costing dapat

dilihat pada Tabel 9.

Page 45: skripsi akuntasi

45

Table. 9Penentuan harga pokok produksi Metode full coasting

Keterangan Tahun 2012 Tahun 2013

Biaya produksi

Biaya tenaga kerja langsung

Biaya non produksi

12.500.000.000

882.255.000

433.337.000

15.175.000.000

891.738.000

635.337.000

Harga pokok produk 13.815.592.000 16.702.075.000

Jumlah produk 250 unit 200 unit

Harga pokok produk/unit 55.262.368 83.510.375

Sumber : Data Perusahaan (diolah)

Dari perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan

metode full costing pada Tabel 9, dapat dilihat bahwa nilai harga pokok

produksinya berbeda-beda setiap tahunnya. Hal ini disebabkan karena

jumlah produksi dan biaya produksi, biaya tenaga kerja langsung maupun

biaya non-produksi berbeda setiap tahunnya. Perbedaan jumlah produksi

ini juga disebabkan oleh permintaan pasar yang berbeda dan ketersediaan

bahan baku yang dipengaruhi oleh inflasi pasar. Harga pokok produksi

rumah tinggal tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar Rp 83.510.375 per

unit. Hal ini disebabkan pada tahun tersebut terdapat peningkatan biaya

baik biaya produksi maupun non produksi.

Page 46: skripsi akuntasi

46

Rincian perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan

metode full coasting secara lengkap sebagai berikut :

Biaya bahan baku

Pekerjaan pendahuluan/persiapan Rp. 650.000,00

Pekerjaan tanah dan pasir Rp. 557.724,00

Pekerjaan pondasi Rp. 5.683.926,00

Pekerjaan beton cor Rp. 9. 036.919,00

Pas. Batu batu/diding Rp. 13.476.503,70

Pekerjaan lantai/keramik Rp. 6.914.527,53

Pekerjaan plafond/langit-langit Rp. 6.154.791,25

Pekerjaan kusen pintu/jendela Rp. 3.276.125,00

Pekerjaan daun pintu/jendela Rp. 3.652.510,00

Pekerjaan kunci/rambucis & handle pintu-jendela Rp. 994.372,25

Pekerjaan cat laburan Rp. 3.446.071,94

Pekerjaan sanitasi Rp. 761.225,00

Pekerjaan instlasi listrik Rp. 900.000,00

Pekerjaan armature listrik Rp. 508.000,00

Pekerjaan atap Rp. 13.539.882,10

Pekerjaan lain-lain Rp. 6.302.750,45 +

Bahan baku Rp. 75.000.000,00

Upah buruh/T. Kerja langsung Rp. 891.738.000,00

Biaya Variabel Rp. 119.250.000,00 +

Biaya produksi Rp. 1.086.863.331,67

Page 47: skripsi akuntasi

47

Sediaan awal Rp. 1.316.688.929 +

Biaya yang digunakan Rp. 2.403.552.260,67

Sediaan akhir Rp. 4.341.793.363 +

Hpp penjualan Rp. 6.745.345.623,67

Biaya tetap Rp. 516.087.000 -

Hpp seharusnya Rp. 6.229.258.623,67

2. Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Metode Variabel Coasting

Pada metode variable costing, perhitungan harga pokok

produksi pada PT Condang Putra Utama Gowa diperoleh dengan

membagi total biaya produksi dengan banyaknya produksi pada periode

tersebut. Total biaya produksi dalam satu periode diperoleh dengan

menjumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya

produksi yang digunakan hanya yang bersifat variabel. Komponen

pembentuk biaya produksi seperti biaya bahan baku dan biaya tenaga

kerja langsung pada metode variable costing sama seperti pada metode full

costing, yang membedakan pada komponen pembentuk biaya produksinya,

metode variable costing hanya menggunakan biaya non produksi yang

bersifat variabel.

Table. 10

Page 48: skripsi akuntasi

48

Penentuan harga pokok produk Metode Variabel coasting

KeteranganTahun 2012 Tahun 2013

Biaya produksi

Biaya tenaga kerja

Biaya non produksi variable

12.500.000.000

882.255.000

97.715.000

15.175.000.000

891.738.000

119.250.000

Harga pokok produk 13.479.970.000 16.185.988.000

Jumlah produksi 250 unit 200 unit

Harga pokok produk/unit 53.919.880 80.929.940Sumber : Pengolahan data primer tahun 2013

Penentuan harga pokok produksi yang menggunakan motode

variable coasting terlebih dahulu harus memisahkan antara biaya produksi

dan non produksi yang berperilaku variable dengan biaya produski dan

non produski tetap. Berikut pentuan harga pokok produk dengan

menggunakan metode variable coasting dapat dilihat pada tabel 10.

Setelah komponen pembentuk biaya produksi diidentifikasi,

kemudian dijumlahkan dan didapatkan total biaya produksi.

Selanjutnya, harga pokok produksi diperoleh dengan membagi total

biaya produksi dengan jumlah produksi setiap tahunnnya.

Dari perhitungan harga pokok produksi dengan menggunakan

metode variable costing pada Tabel 10, dapat dilihat bahwa nilai harga

pokok produksinya berbeda-beda setiap tahunnya. Hal ini disebabkan

karena jumlah produksi dan harga bahan baku serta biaya overhead pabrik

yang berbeda. Perbedaan jumlah produksi ini juga disebabkan oleh

Page 49: skripsi akuntasi

49

permintaan pasar yang berbeda dan ketersediaan bahan baku yang

dipengaruhi oleh fluktuasi rupiah. Harga pokok produksi tertinggi terjadi

pada tahun 2013 sebesar Rp 80.929.940 per unit. Hal ini disebabkan pada

perubahan fluktuasi rupiah yang terus berkembang, sehingga secara

keseluruhan akan menaikkan harga pokok produksi rata-rata pada tahun

tersebut dan menurunkan keuntungan. Secara rinci perhitungan harga

pokok produksi dengan metode variable coasting sebagai berikut :

Pekerjaan pendahuluan/persiapan Rp. 650.000,00

Pekerjaan tanah dan pasir Rp. 557.724,00

Pekerjaan pondasi Rp. 5.683.926,00

Pekerjaan beton cor Rp. 9. 036.919,00

Pas. Batu batu/diding Rp. 13.476.503,70

Pekerjaan lantai/keramik Rp. 6.914.527,53

Pekerjaan plafond/langit-langit Rp. 6.154.791,25

Pekerjaan kusen pintu/jendela Rp. 3.276.125,00

Pekerjaan daun pintu/jendela Rp. 3.652.510,00

Pekerjaan kunci/rambucis & handle pintu-jendela Rp. 994.372,25

Pekerjaan cat laburan Rp. 3.446.071,94

Pekerjaan sanitasi Rp. 761.225,00

Pekerjaan instlasi listrik Rp. 900.000,00

Pekerjaan armature listrik Rp. 508.000,00

Pekerjaan atap Rp. 13.539.882,10

Page 50: skripsi akuntasi

50

Pekerjaan lain-lain Rp. 6.302.750,45 +

Bahan baku Rp. 75.00.000,00

Upah buruh/T. Kerja langsung Rp. 891.738.000,00

Biaya Variabel Rp. 119.250.000,00

Biaya tetap Rp. 516.087.000,00 +

Biaya produksi Rp. 1.602.950.331,67

Sediaan awal Rp. 1.316.688.929 +

Material yang digunakan Rp. 2.919.432.260,67

Sediaan akhir Rp. 4.341.793.363 +

Hpp penjualan Rp. 7.261.432.623,67

Over/Urder Rp. 641.662.000 -Hpp seharusnya Rp. 6.619.770.623,67

C. Penentuan Keputusan Perusahaan

Harga pokok produksi rata-rata yang tertinggi diperoleh dengan

menggunakan metode full costing yaitu sebesar Rp 83.510.375. Hal ini

disebabkan dalam metode full costing, penentuan harga pokok produksi

dilakukan dengan memperhitungkan semua unsur biaya produksi, yang terdiri

dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik yang

bersifat variabel maupun tetap. Hal ini mengakibatkan biaya produksi yang

diperhitungkan akan menjadi lebih besar bila dibandingkan dengan

menggunakan metode yang lain. Sedangkan harga pokok produksi dengan

menggunakan metode variable costing merupakan harga pokok produksi rata-

rata yang paling rendah dibandingkan metode full costing . Hal ini disebabkan

Page 51: skripsi akuntasi

51

dalam metode variable costing komponen pembentuk harga pokok produksi

hanya menggunakan biaya-biaya yang bersifat variabel saja, yaitu biaya

tenaga kerja langsung variabel dan biaya overhead pabrik variabel. Hal ini

mengakibatkan biaya produksi yang diperhitungkan akan menjadi lebih kecil

bila dibandingkan dengan metode yang lain.

Ditinjau dari sudut penentuan harga, perbedaan pokok antara full

costing dan variable costing adalah terletak pada konsep penutupan biaya.

Menurut metode full costing, harga jual harus dapat menutup total biaya,

termasuk biaya tetap di dalamnya.

Pengakuan pendapatan atau laba diakui berdasrakan presentase

penyelesaian pekerjaan yang dilakukan setiap akhir periode akuntasi,

demikian juga beban pokok proyek sedangkan beban usaha diakui pada saat

terjadinya. Rincian pendapatan atau laba perusahaan dari kedua metode baik

fuul coasting maupun vosting dapat digambarkan dalam laporan

pendapatan/laba sebagai berikut :

1. Kas dan setara kas Rp. 162.781.165

Jumlah tersebut adalah saldo kas dan setara kas per desember 2012

2. Piutang Rp. 676.957.000

3. Sediaan Rp. 1.757.600.000

4. Uang muka pembelian Rp. 1.039.099.500

5. Harga perolehan aktivitas tetap Rp. 4.126.980.000

Tanah Rp. 2.763.680.000

Bangunan Rp. 1.100.000.000

Page 52: skripsi akuntasi

52

Kendaraan Rp. 252.000.000

Investasi Rp. 11.300.000

Jumlah Rp. 4.126.980.000

6. Akumulasi penyusutan aktiva tetap Rp. 214.287.500

Bangunan Rp. 82.500.000

Kendaraan Rp. 126.000.000

Investasi Rp. 5.788.500

Jumlah Rp. 214.287.500

7. Hutang usaha Rp. 1.977.630.165

8. Hutang lain-lain Rp. 768.000.000

9. Modal saham Rp. 725.000.000

10. Donasi pemegang saham Rp. 1.625.000.000

11. Laba ditahan Rp. 2.453.500.000

12. Pendapatan Rp. 7.692.750.000

13. Harga pokok proyek

Bahan bangunan Rp. 15.175.000.000

Tenaga kerja langsung Rp. 891.738.000

Baiaya umum proyek Rp. 835.337.000

Rp. 16.902.075.000

14. Beban operasi Rp. 728.515.477

15. Pajak penghasilan Rp. 387.423.452

Page 53: skripsi akuntasi

53

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasrkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai masalah yang telah

dikemukaan serta untuk menjawab hipotesis dalam penelitian ini, maka

penulis menarik kesimpulan bahwa

1. Dalam penentuan harga pokok produksi PT Condang Putra Utama Gowa

menggunakan metode umum yaitu metode fuul coasting. Harga jual rumah

ditentukan dengan menghitung terlebih dahulu harga pokok produk

ditambah dengan target laba yang diharapkan. Sehingga dapat dinyatakan

bahwa penentuan harga pokok produksi pada PT Condang Putra Utama

Gowa berpengaruh terhadap laba perusahaan

2. Dalam menentukan harga jual rumah PT. Condang Putra Utama Gowa

tidak sepenuhnya menggunakan metode cost plus pricing. Sehingga terjadi

perbedaan antara harga pokok produksi yang ditetapkan perusahaan

dengan harga pokok yang ditetapkan oleh cost plus pricing. Hal ini dapat

dilihat pada tahun 2012 harga jual rumah yang ditetapkan perusahaan

sebesar 83.510.375, sedangkan harga jual yang ditetapkan motode cost

plus pricing yaitu sebesar Rp. 83.969.188,38. Dengan demikian metode ini

berpengaruh terhadap laba karena laba perusahaan sebesar 3.025.104.434.

oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa besarnya harga jual produk

Page 54: skripsi akuntasi

54

berpengaruh secara signifikan terhadap laba pada PT Condang Putra

Utama Gowa

B. Saran

Sebagai saran menulis mengemukakan beberapa masukan sehubungan dengan

hasil analisis data penentuan harga pokok produksi sebagai bahan masukan

dan pertimbangan bagi pihak manajemen perusahaan dalam upaya

menetapkan harga pokok produksi sehingga laba perusahaan lebih optimal.

1. PT Condang Putra Utama Gowa dalam menetapkan harga pokok produksi

sebaiknya menggunakan metode cost plus pricing, agar harga pokok

produksi yang ditetap oleh manajer lebih akurat dan tepat

2. Disamping harga pokok produksi ditetapkan berdasarkan metode cost plus

pricing, manajer dalam menentukan harga pokok produski harus

mepertimbangkan factor-faktor nonbiaya seperti persepsi konsumen dan

posisi pesaing serta penyesuaian kondisi pasar yang berkembang.

Page 55: skripsi akuntasi

55

PT CONDANG PUTRA UTAMA GOWA

LAPORAN LABA RUGI

UNTUK MASA YANG BERAKHIR DESEMBER 2012

NO URAIAN SUB TOTAL TOTAL

I

1

2

.

II

1

2

3

.

III

IV

1

2

V

VI

VII

VIII

PENDAPATAN

Pendapatan Kotor

Potongan PPN

Harga Pokok Produksi

Beban Material

Beban Tenaga Kerja

Beban Umum Proyek

LABA KOTOR

BEBAN USAHA

Beban Pemasaran

Beban ADM dan Umum

LABA BERSIH SEBELUM PPh

TAKSIRAN PAJAK PENGAHASILAN

LABA BERSIH SETELAH PPh

LABAH DITAHAN

Saldo Awal

Saldo Akhir

8.547.500.000

854.750.000

2.138.125.000

561.250.000

390.625.000

406.145.852

835.377.000

7.692.750.000

3.090.000.000

4.602.750.000

1.241.522.852

3.361.227.148

336.122.714

3.025.104.434

1.316.688.929

4.341.793

PT CONDANG PUTRA UTAMA GOWA

Page 56: skripsi akuntasi

56

NERACA

PER DESEMBER 2012

NO URAIAN SUB TOTAL TOTAL

I Aktiva Lancar

1. Kas dan Setara Kas

2. Piutang

3. Sediaan

4. Uang muka pembelian

Jumlah Aktiva Lancar

Aktiva Tetap

5. Harga perolehan

6. Akumulasi penyusutan

Nilai buku

TOTAL AKTIVA

162.781.165

676.957.000

1.757.600.000

1.039.099.500

4.126.980.000

212.287.500

3.636.437.665

3.912.692.500

7.549.130.165

II EKUITAS & KEWAJIBAN

Hutang Lancar

1. Hutang Usaha

2. Hutang lain-lain

Jumlah Hitung Lancar

Ekuitas

1. Modal Saham

2. Donasi Pemegang Saham

3. Laba Ditahan

Jumlah Ekuitas

1.977.630.165

768.000.000

725.000.000

1.625.000.000

2.453.500.000

2.745.630.165

4.803.500.000

7.549.130.165

Page 57: skripsi akuntasi

57

PT CONDANG PUTRA UTAMA GOWADaftar aktiva tetap bulan Desember 2012

N

O

Jenis Aktiva

Tetap

Harga

perolehan

Penyusutan Desember 2012 Nilai buku per

Desember 2012Tarif Beban akumulasi

1.

2.

3.

4.

Tanah

Bangunan

Kendaraan

Investasi

2.763.680.000

1.100.000.000

252.000.000

11.300.000

4.126.980.000

5%

20%

25%

27.500.000

25.200.000

1.414.500

54.114.500

126.000.000

5.787.500

131.787.500

2.763.680.000

1.017.500.000

126.000.000

5.512.500

9.912.692.500

Page 58: skripsi akuntasi

58

DAFTAR PUSTAKA

Alman Buchari. 2003 Analisis Biaya. Ghalia Indonesia, Jakarta

Alfred Marshall. 2002. Principle of Economic. London, Macmillan

Angkoso. 2006. Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia, Beberapa Isu Penting. Salemba Empat, Jakarta.

Carter dan Usry. 2006 Akuntasi Biaya (Cost Accounting). PT. Salemba. Jakarta

Garrison, R. H and Eric W. Noreen. 2000. Managerial Accounting. McGraw-Hill Companies Inc, USA.

Hansen, Don R., Mowen, Maryanne M. 1999. Akuntansi Manajemen (Terjemahan). Edisi 4, Jilid 1. Erlangga, Jakarta.

Harahap. 2005. Activity Based Costing Untuk Manufacturing dan Pemasaran. Harvarindo, Jakarta

Manullang, M. 2003. Pengantar Ekonomi Perusahaan. Liberty, Yogyakarta.

Mulyadi. 2007. Akuntansi Biaya. Edisi Kelima. Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi YKPN, Yogyakarta.

Partomo, T. S. dan Soejoedono. 2005. Ekonomi Skala Kecil/Menengah dan Koperasi. Ghalia Indonesia, Jakarta.

Rahany, Lanny Angginia. 2003. Penetapan Harga Pokok Produksi Kecap Dengan Metode Activity Based costing di PT Surabraja Food Industry Cirebon, Jaw a Bar at. Skripsi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ronal W. Hilton. 2006. Managerial Accounting. McBraw-Hill Compatiesln. USA

Sadono Sukino, 2000. Pengantar Teori Makro Ekonomi, Pustaka Pelajar. Yogyakarta.

Samuelson Nordhaaus. 2010. Ilmu Makro Ekonomi. PT. Media Global Edukasi, Jakarta

Sastradiapore, 2003, Pengantar Ekonomi Makro. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

Stanton et.al. 2006. Pengantar Ekonomi Biaya. Liberty Yogyakarta

Page 59: skripsi akuntasi

59

PENGARUH HARGA POKOK PRODUKSI TERHADAP LABA PADA PT. CONDANG

PUTRA UTAMA DI GOWA

RULFAN IRFANDI10573 1483 09

SKRIPSI

FAKULTAS EKONOMIUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2013

Page 60: skripsi akuntasi

60

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

Judul Penelitian : Pengaruh Harga Pokok Produksi Terhadap Laba

Pada PT. Condang Putra Utama di Gowa

Nama MAhasiswa : Rulfan Irfandi

No. Stambuk : 10573 1483 09

Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Akuntansi

Makassar, Maret 2013

Menyetujui ;

Pembimbing I

Abd. Salam HB, SE., M.Si., Ak.

Pembimbing II

H. Ansyarif Khalid, SE., M.Si., Ak.

Mengetahui ;Ketua Program Studi AkuntansiUniversitas Muhammadiyah Makassar

A. Arman, SE., M.Si., Ak.

Dekan Fakultas EkonomiUniversitas Muhammadiyah Makassar

Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A.NBM. 497 794

ii

Page 61: skripsi akuntasi

61

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... ii

DAFTAR ISI ............................................................................................. iii

I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 6

D. Manfaat penelitian ..................................................................... 6

II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori .......................................................................... 8

1. Pengertian Harga ................................................................. 8

2. Pengertian Harga Pokok Produksi ...................................... 10

3. Metode Penentuan Harga Pokok ......................................... 11

4. Metode Penetapan Harga Biaya-Plus (Cost Plus Pricing

method) ................................................................................ 12

5. Konsep Laba ....................................................................... 17

B. Kerangka Teori ......................................................................... 20

C. Hipotesis .................................................................................... 22

III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................... 22

B. Jenis dan Sumber ..................................................................... 22

C. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 24

D. Pengolahan dan Analisis Data ................................................... 24

E. Sistematika penulisan ................................................................ 26

IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah singkat perusahaan …………………………… …….. 27

B. Struktur Organisasi …………………………………………… 28

iv

Page 62: skripsi akuntasi

62

C. Tugas tiap Divisi …………………………………………….. 28

V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penentuan Harga Pokok …………………………………….. 31

B. Proses Penentuan Harga jual ………………………………… 41

C. Pengakuan Pendapatan Perusahaan …………………………. 45

VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan …………………………………………………... 48

B. Saran …………………………………………………………. 49

DAFTAR PUSTAKA