pengaruh jus jambu biji (psidium guajava) terhadap …

12
Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 13, No. 2 Agustus 2018 PENGARUH JUS JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DERAJAT 1 DI RW 08 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CITEUREUP CIMAHI Dedi Supriadi¹, Evangeline Hutabarat², Mochamad Zenal Abidin³ ¹²³ Stikes Jenderal A. Yani Cimahi Abstrak Prevalensi Hipertensi pada usia lanjut di Indonesia adalah 30-65%. Jambu biji merupakan tanaman herbal alami mengandung kalium yang dapat menurunkan tekanan darah. 8 dari 10 orang lansia tidak mengetahui Jus Jambu Biji dapat menurunkan tekanan darah. Tujuan Penelitian untuk mengetahui Pengaruh Jambu Biji (Psidium Guajava) terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi derajat 1. Metode Penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen dengan desain Time Series Design Pre-test Post-test. Sampel Penelitian ini adalah Lansia Hipertensi derajat 1.Penelitian ini menggunakan Consecutive Sampling dengan teknik Non-Random, dimana n = 16 sampel. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah mengkonsumsi Jus Jambu biji (133 gram). Pengolahan data dilakukan dengan cara Repeated Measuare anova dengan analisa Univariat dan Bivariat. Hasil uji statistik, Rata-rata tekanan darah sistole pada hari ke 3 150,38 mmHg, hari ke 5 148,06 mmHg, dan pada hari ke 7 145,38 mmHg dengan p-value = 0,000 dan rata-rata tekanan darah diastole pada hari ke 3 94,94 mmHg, hari ke 5 93,19 mmHg, dan pada hari ke 7 91,75 mmHg dengan p-value 0,0001. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari terapi Jus Jambu Biji Terhadap Tekanan Darah Hipertensi Derajat 1 pada Lansia dan intervensi paling efektif selama 7 hari. Dari hasil penelitan yang diperoleh, peneliti menyarankan kepada petugas Kesehatan Puskesmas Citeureup untuk mengaplikasikan pada saat Posbindu dengan diberikannya Jus Jambu Biji untuk menurunkan Tekanan darah. Kata Kunci : Hipertensi, Jus Jambu biji, Lansia, Tekanan darah

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH JUS JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP …

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 13, No. 2 Agustus 2018

PENGARUH JUS JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP

TEKANAN DARAH PADA LANSIA DENGAN HIPERTENSI DERAJAT 1

DI RW 08 DI WILAYAH KERJA

PUSKESMAS CITEUREUP CIMAHI

Dedi Supriadi¹, Evangeline Hutabarat², Mochamad Zenal Abidin³

¹²³ Stikes Jenderal A. Yani Cimahi

Abstrak

Prevalensi Hipertensi pada usia lanjut di Indonesia adalah 30-65%. Jambu biji merupakan tanaman

herbal alami mengandung kalium yang dapat menurunkan tekanan darah. 8 dari 10 orang lansia tidak

mengetahui Jus Jambu Biji dapat menurunkan tekanan darah. Tujuan Penelitian untuk mengetahui

Pengaruh Jambu Biji (Psidium Guajava) terhadap tekanan darah pada lansia dengan hipertensi derajat

1. Metode Penelitian yang digunakan adalah Quasi Eksperimen dengan desain Time Series Design

Pre-test Post-test. Sampel Penelitian ini adalah Lansia Hipertensi derajat 1.Penelitian ini

menggunakan Consecutive Sampling dengan teknik Non-Random, dimana n = 16 sampel.

Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah

mengkonsumsi Jus Jambu biji (133 gram). Pengolahan data dilakukan dengan cara Repeated

Measuare anova dengan analisa Univariat dan Bivariat. Hasil uji statistik, Rata-rata tekanan darah

sistole pada hari ke 3 150,38 mmHg, hari ke 5 148,06 mmHg, dan pada hari ke 7 145,38 mmHg

dengan p-value = 0,000 dan rata-rata tekanan darah diastole pada hari ke 3 94,94 mmHg, hari ke 5

93,19 mmHg, dan pada hari ke 7 91,75 mmHg dengan p-value 0,0001. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dari terapi Jus Jambu Biji Terhadap Tekanan

Darah Hipertensi Derajat 1 pada Lansia dan intervensi paling efektif selama 7 hari. Dari hasil

penelitan yang diperoleh, peneliti menyarankan kepada petugas Kesehatan Puskesmas Citeureup

untuk mengaplikasikan pada saat Posbindu dengan diberikannya Jus Jambu Biji untuk menurunkan

Tekanan darah.

Kata Kunci : Hipertensi, Jus Jambu biji, Lansia, Tekanan darah

Page 2: PENGARUH JUS JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP …

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 13, No. 2 Agustus 2018

Abstract

The prevalence of hypertension in elderly in Indonesia reaches 30-65%. Guava contains pottasium

which has an effect on lowering blood pressure. Eight from ten elderly who has been inteviewed did

not apprehead that consuming guava juice lower their blood pressure. The purpose of this study was

to find out the effectiveness of guava (Guava Guajava) on blood pressure in elderly with 1st degree

hypertension. This research adapted a Quasy Experiment method with one group times series design.

The population of this research was elderly with 1st degree hypertension. Sampling technique

employed the consecutive sampling with 16 respondents recruited as samples. Data gathered by

measuring blood pressure before and after consuming guava Juice on the first, third, fifth and seventh

day and then analyzed statistically using a Repeated Measure Anova test. The results stated that

difference of systolic blood pressure mean on third day was 150,38 mmHg, on the fifth day was

148,06 mmHg , on the seventh day was 145,38 mmHg with p-value 0.000. The difference mean of

systolic blood pressure on third day was 94,94 mmHg, on the fifth day was 93,19 mmHg, on the

seventh day 91,75 mmHg with p-value 0,000. It is concluded there was a significance impact of Guava

juice on blood pressure and the most effective intervention was on the seventh day. It is suggested

that Health Care Center Citeureup Cimahi workers share the information to the community regarding

the effectiveness of guava juice on blood pressure in elderly with 1st degree hypertension.

Key words: Guava Juice, Blood Pressure, Elderly, Hypertension

Page 3: PENGARUH JUS JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP …

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 13, No. 2 Agustus 2018

LATAR BELAKANG

Lansia merupakan suatu proses alami yang

ditentukan oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Menjadi tua adalah proses yang alami di mana

masa hidup manusia yang terakhir adalah

masa usia senja atau masa tua. Masa tua

adalah keadaan di mana individu mengalami

bermacam kemunduran seperti fisik, mental

dan sosial (Azizah, 2011).

Secara fisiologis pada lansia akan mengalami

kemunduran fungsi-fungsi dalam tubuh yang

menyebabkan lansia rentan terkena gangguan

kesehatan. Salah satu perubahan yang dialami

oleh lansia adalah perubahan pada sistem

kardiovaskuler di mana daya pompa jantung

menurun karena elastisitas pembuluh arteri

melemah. Semua ini akibat kolagen dan

elastin dalam dinding arteri yang berkurang.

Tekanan darah pada orang dewasa akan

meningkat sesuai usia. Tekanan darah optimal

untuk dewasa usia paruh baya adalah di bawah

120/80 mmHg pada lansia biasanya

mengalami peningkatan tekanan darah sistolik

yang berhubungan dengan elastisitas

pembuluh darah yang menurun, tetapi tekanan

darah lebih dari 140/90 mmHg didefinisikan

sebagai hipertensi (Perry & Potter, 2009).

Data World Health Organization (WHO)

(2012) dan The International Society of

Hypertension (ISH) sebagaimana dikutip

Depkes (2012) saat ini terdapat 600 juta

penderita hipertensi di seluruh dunia, dan 3

juta di antaranya meninggal setiap tahunnya.

Tujuh dari setiap 10 penderita tidak

mendapatkan pengobatan secara adekuat.

Hipertensi juga sering disebut dengan

pembunuh diam-diam (Silent Killer) dan

kondisi yang sering ditemukan pada

pelayanan kesehatan primer.

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) tahun 2013, prevalensi hipertensi

yang terjadi pada usia lebih dari 18 tahun

adalah 25,8%. Untuk provinsi dengan

prevalensi paling tinggi adalah Bangka

Belitung dengan 30,9% dan Provinsi dengan

prevalensi paling rendah adalah Provinsi

Papua dengan 16,8%. Untuk Provinsi Jawa

Barat, prevalensinya adalah 29,4% dan

menempati urutan ke empat provinsi dengan

kasus hipertensi terbanyak (Badan Litbangkes

Kemenkes RI, 2014).

Laporan dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

tahun 2016, menunjukan bahwa terdapat

530.387 kasus hipertensi, 140.227 kasus

terjadi pada laki-laki dan 225.042 kasus

terjadi pada perempuan. Di kota Cimahi, dari

hasil pengukuran tekanan darah yang

dilakukan pada 8.937 orang penduduk dengan

usia lebih dari 18 tahun, didapatkan 8.937

orang tersebut menderita hipertensi (Dinas

Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2016)

Laporan Bulan 1 (LB1) Kabupaten/ Kota

Cimahi pada tahun 2015, di Puskesmas

Citeureup Cimahi terdapat 973 kasus

hipertensi. 392 atau 40% kasus terjadi pada

lansia dengan usia lebih dari 60 tahun (Dinas

Kesehatan Kota Cimahi, 2016)

Kartin (2014) menyatakan peningkatan

presentase populasi lansia diberbagai provinsi

merupakan salah satu indikator keberhasilan

pembangunan kesehatan Indonesia. Seiring

dengan peningkatan tersebut resiko penyakit

degeneratif pun meningkat, hasil Riset

Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan

bahwa pola penyakit pada lansia yang

terbanyak adalah hipertensi 57,6% dan stroke

46,1% diikuti masalah pada gigi dan mulut

dengan presentase sebesar 19,2%.

Perubahan sistem kardiovaskuler pada lansia

meliputi masa jantung bertambah, ventrikel

kiri mengalami hipertrofi, dan kemampuan

peregangan jantung berkurang karena

perubahan pada jaringan ikat. Konsumsi

oksigen pada tingkat maksimal berkurang

sehingga kapasitas paru menurun dan

elastisitas dinding aorta menurun, katup

jantung menebal dan menjadi kaku,

kemampuan jantung memompakan darah

menurun 1% setiap tahun setelah berumur 20

Page 4: PENGARUH JUS JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP …

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 13, No. 2 Agustus 2018

tahun, hal ini menyebabkan menurunnya

kontraksi dan volumenya, kehilangan

elastisitas pembuluh darah kurangnya

efektifitas pembuluh darah perifer untuk

oksigenasi. Mengakibatkan tekanan darah

meningkat. Tekanan darah tinggi apabila tidak

dikendalikan dengan baik akan menimbulkan

kerusakan pada target organ khususnya pada

otak, jantung, ginjal, mata dan pembuluh

darah perifer. Komplikasi pada target organ

ini dapat menimbulkan kerusakan dan

kecacatan permanen sehingga menggangu

kesehatan dan menurunkan produktifitas kerja

penderitanya (JNC VII, 2003)

Hipertensi menjadi penyebab utama dari

stroke, serangan jantung, gagal ginjal

kongestif, apneu pada saat tidur dan kerusakan

pada mata. Faktor pemicu terjadinya

hipertensi meliputi faktor yang tidak dapat

dikontrol seperti keturunan, jenis kelamin dan

usia, serta faktor yang dapat dikontrol seperti

obesitas, stress dan gaya hidup (kurang olah

raga, merokok, serta konsusmsi alkohol dan

garam). Stress menyebabkan peningkatan

aktivitas saraf simpatis yang dapat

menimbulkan peningkatan tekanan darah

secara tidak menentu (Kholis, 2011).

Penanganan hipertensi sangat penting untuk

dilakukan mengingat komplikasi yang

ditimbulkannya dapat menjadi komplikasi

yang sangat fatal seperti serangan jantung,

stroke, dan gagal ginjal. Hipertensi juga dapat

menyebabkan kebutaan, irama jantung yang

tidak beraturan dan gagal jantung.

Peningkatan prevalensi hipertensi, menjadi

ancaman serius bagi pembangunan kesehatan

Indonesia, karena di samping mengakibatkan

mortalitas dan morbiditas yang tinggi juga

mahalnya biaya pengobatan yang harus

diberikan sepanjang hidup (Kemenkes RI,

2012).

Pada penyakit hipertensi, penatalaksanaan

hipertensi dibagi menjadi dua yaitu,

penatalaksanaan farmakologis dan non-

farmakologis. Pengobatan Farmakologis

adalah pengobatan dengan obat-obatan

kimiawi, seperti jenis obat anti hipertensi,

diantaranya yaitu : diuretik, alpha-beta,

vasodilator, penghambatan enzim konversi

angiotensin, dan antagonis kalium. Sedangkan

Non-farmakologis seperti mengontrol pola

makan, olahraga teratur, merokok, terapi

relaksasi progresif, terapi musik, yoga, dan

berbagai terapi komplementer seperti

mengkonsumsi jus jambu biji. Terapi Herbal

merupakan salah satu terapi komplementer

alamiah yang banyak digunakan oleh

masyarakat, karena mempunyai efek samping

yang sangat sedikit (Sustrani, 2007).

Sebagai tumbuhan herbal jambu biji (psidium

guajava) mengandung tanin rasa sepat pada

buah yang bermanfaat memperlancar sistem

pencernaan dan sirkulasi darah serta

meningkatkan daya tahan tubuh terhadap

invasi virus. Jambu biji juga mengandung

kalium yang berfungsi meningkatkan

keteraturan denyut jantung, mengaktifkan

kontraksi otot, mengatur pengiriman zat-zat

gizi ke sel tubuh, serta menurunkan tekanan

darah tinggi (hipertensi) (Parimin,2007).

Hal ini didukung oleh penelitian dari Sagiman

(2015) dengan judul “Pengaruh Jus Jambu

Biji terhadap lansia pada pasien Hipertensi di

Pundung Nogotirto Gamping Sleman

Yogyakarta” penelitian ini menggunakan

metode Quasi Exsperiment Design dengan

rancangan one group Pretestt and Posttest.

Teknik pengambilan sampel menggunakan

teknik Quota Sampling (Judgement

Sampling) sebanyak 10 orang lansia umur >

60 tahun yang memiliki tekanan darah

≥140/90 mmHg di Pundung Sleman

Yogyakarta yang mengalami hipertensi.

Analisis data menggunakan uji perbedaan

Wilcoxon. Hasil uji Wilcoxon diperoleh nilai

Z sistolik pretest-posttest sebesar -2,831,

dengan p-value 0,005 (p<0,05) dan nilai Z

diastolik pretest-posttest sebesar -2,889

dengan p-value 0,004 (p<0,05). Sehingga

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh

pemberian jus jambu biji terhadap tekanan

Page 5: PENGARUH JUS JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP …

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 13, No. 2 Agustus 2018

darah pada lansia penderita hipertensi di

Pundung Nogotirto Gamping Sleman

Yogyakarta 2015.

Buah jambu biji mengandung zat gizi yang

sangat kompleks diantaranya adalah Kalium,

Vitamin C, Kalsium dan Magnesium, serta

natrium yang rendah. Kandungan gizi inilah

yang menyebabkan tekanan darah dapat

diturunkan. Zat gizi paling pada buah jambu

biji adalah kalium sebesar 284 mg dalam 100

gram, sedangkan kebutuhan kalium dalam

tubuh per hari adalah 4.700 mg. Hal ini

menunjukkan bahwa kalium dalam buah

jambu biji bisa mencukupi kebutuhan sehari-

hari. Mengkonsumsi kalium dalam jumlah

yang cukup akan menjaga tekanan osmotik

dan menjaga keseimbangan asam-basa dalam

cairan intraseluler, sebagian terikat dengan

protein dan adanya penurunan resistensi

vaskular akibat dilatasi pembuluh darah serta

adanya peningkatan kehilangan air dan

natrium dari tubuh hasil aktivitas pompa

natrium dan kalium.sehingga cenderung

menarik cairan dari bagian ekstraseluler dan

menurunkan tekanan darah.

Peneliti telah melakukan studi pendahuluan di

Puskesmas Citeureup didapatkan bahwa

untuk penatalaksanaan non farmakologis 7

dari 10 orang lansia rutin melakukan olahraga

satu minggu sekali dan 3 lainnya jarang

berolah raga, untuk penatalaksanaan herbal 2

orang lansia mengaku mengkonsumsi jus

daun seledri dan 1 orang lansia

mengkonsumsi air rebusan daun jambu biji.

Sedangkan untuk terapi jus jambu biji 8 dari

10 orang lansia mengatakan bahwa tidak

mengetahui jus jambu biji dapat menurunkan

tekanan darah sebagai terapi herbal, sehingga

pasien hanya bergantung pada pengobatan

farmakologi yang diberikan dari puskesmas

seperti obat amplodipine. Ketidaktahuan dan

kurangnya informasi pengobatan

komplementer untuk hipertensi merupakan

alasan utama masyarakat tidak mengkonsumsi

terapi herbal. Hal ini bisa diatasi apabila kader

dan perawat komunitas dapat berperan aktif

untuk memberikan informasi pada masyarakat

mengenai pendidikan kesehatan dan

penatalaksanaan hipertensi sehingga

masyarakat tidak hanya mengendalikan

dengan pengobatan farmakologi saja namun

dikombinasikan dengan terapi herbal.

Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti

ingin mengetahui pengaruh Jus Jambu Biji

terhadap penurunan tekanan darah pada lansia

dengan hipertensi derajat 1.

METODE PENELITIAN

Desain Penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Quasi Eksperiment

dengan desain one group time series design,

penelitian ini dilakukan dengan cara

memberikan pre-test (pengamatan awal)

terlebih dahulu sebelum diberikan intervensi,

setelah itu diberikan intervensi, kemudian

dilakukan post-test yang berulang - ulang.

Pengambilan sampel dengan menggunakan

teknik Consecutive Sampling yaitu semua

subyek yang datang secara berurutan dan

memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan

dalam penelitian sampling jumlah subyek

yang diperlukan terpenuhi. Adapun jumlah

sampel yang digunakan adalah 16 responden.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Sphygmomanometer

digital dan timbangan berat badan digital,

timbangan makanan digital, blender dan gelas

ukur.

Analisa data dalam penelitian menggunakan

analisa univariat dan bivariat. Untuk analisa

univariat mengunakan nilai mean (rata-rata),

standar deviasi, nilai minimum dan

maksimum dari nilai tekanan darah sebelum

dan sesudah dilakukan intervensi. Sedangkan

untuk analisa bivariat menggunakan uji

repeated measure anova. Uji ini digunakan

untuk mengetahui perbandingan antara pre

dan post testyang dilakukan lebih dari dua kali

pengukuran. Syarat uji repeated measure

Page 6: PENGARUH JUS JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP …

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 13, No. 2 Agustus 2018

anova adalah data harus berdistribusi normal

dan variabel berskala ratio dan interval. Jika

data tidak berdistribusi normal, maka

dilakukan transformasi data. Jika transformasi

data menghasilkan distribusi data yang

normal, maka dipilih uji repeated anova, jika

tidak maka dilakukan uji friedman sebagai

alternatif uji repeated anova. Uji normalitas

data yang digunakan adalah uji Shapiro-wilk.

Data dikatakan normal apabila nilai sig. >

0,05. Dari hasil uji normalitas data,

didapatkan nilai sig > 0,05, maka data dalam

penelitian ini dikatakan normal (Dahlan M. S.,

2012). Setelah itu, dilakukan uji repeated

measure anova karena data berdistribusi

normal nilai sig > 0,05 untuk semua variabel.

HASIL PENELITIAN

Analisis Univariat

Tabel l. Rerata Tekanan Darah Lansia Hari ke 1 dengan Hipertensi Derajat 1 sebelum diberikan Jus

Jambu Biji (Psidium Guajava) (n=16)

Variabel Mean SD Min-

Max

95% CI

Sistole 154,63 2,849 150-159 153,11-

156,14

Diastole 97,19 1,276 94-99 96,51-

97,87

Berdasarkan tabel 1 diatas diperoleh hasil

penelitian bahwa rerata tekanan darah sistole

sebelum diberikan Jus Jambu Biji (Psidium

Guajava) yaitu 154,63 mmHg, sedangkan

rerata tekanan darah diastole sebelum

diberikan Jus Jambu Biji (Psidium Guajava)

yaitu 97,19 mmHg

Tabel 2. Rerata Tekanan Darah Lansia Hari ke 3, 5 dan 7 dengan Hipertensi Derajat 1 sesudah

diberikan Jus Jambu Biji (Psidium Guajava) (n=16)

Variabel Mean SD Min-

Max

95% CI

Sistole

Hari Ke-3 150,38 3,500 145-156 148,51-

152,24

Hari Ke-5 148,06 3,803 142-154 146,06-

150,09

Hari Ke-7 145,38 3,862 140-151 143,32-

147.43

Diastole

Hari Ke-3 94,94 2,016 90-98 93,86-

96,01

Hari Ke-5 93,19 1,628 90-96 92,29-

94,08

Hari Ke-7 91,75 1,390 90-94 91,01-

92,49

Page 7: PENGARUH JUS JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP …

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 13, No. 2 Agustus 2018

Berdasarkan tabel 2 diatas diperoleh hasil

penelitian bahwa rerata tekanan darah hari ke-

3 sistole sesudah diberikan Jus Jambu Biji

(Psidium Guajava) yaitu 150,38 mmHg,

sedangkan rerata tekanan darah diastole

sesudah diberikan Jus Jambu Biji (Psidium

Guajava) yaitu 94,94 mmHg. Rerata tekanan

darah hari ke-5 sistole sesudah diberikan Jus

Jambu Biji (Psidium Guajava) yaitu 148,06

mmHg, sedangkan rerata tekanan darah

diastole sesudah diberikan Jus Jambu Biji

(Psidium Guajava) yaitu 93,19 mmHg. Rerata

tekanan darah hari ke-7 sistole sesudah

diberikan Jus Jambu Biji (Psidium Guajava)

yaitu 145,38 mmHg, sedangkan rerata tekanan

darah diastole sesudah diberikan Jus Jambu

Biji (Psidium Guajava) yaitu 91,75 mmHg

Analisis Bivariat

Tabel 3. Hasil Uji Repeated Anova Rerata Tekanan Darah sebelum dan sesudah diberikan Jus Jambu

Biji (Psidium Guajava) pada lansia dengan Hipertensi Derajat 1 di Rw 08 Wilayah Kerja

Puskesmas Citeureup Cimahi (n=16)

Tekanan

Darah

Penguku

ran

Mean SD PVal

ue

Sistole

Hari Ke-1 Pre Test 154,63 2,849

Hari Ke-3 Post Test 150,38 3,500 0,001

Hari Ke-5 Post Test 148,06 3,803

Hari Ke-7 Post Test 145,38 3,862

Diastole

Hari Ke-1 Pre Test 97,19 1,276

Hari Ke-3 Post Test 94,94 2,016 0,001

Hari Ke-5 Post Test 93,19 1,628

Hari Ke-7 Post Test 91,75 1,390

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa rerata

tekanan darah sistole sebelum dan sesudah

diberikan Jus Jambu Biji (Psidium Guajava)

adalah 154,63 mmHg, sedangkan rerata

tekanan darah sistole hari ke 3 setelah

diberikan Jus Jambu Biji (Psidium Guajava)

adalah 150,38 mmHg, rerata tekanan darah

sistole hari ke 5 setelah diberikan Jus Jambu

Biji (Psidium Guajava) adalah 148,06 mmHg,

dan rerata tekanan darah sistole hari ke 7

setelah diberikan Jus Jambu Biji (Psidium

Guajava) adalah 145,38 mmHg. Rerata

tekanan darah diastole sebelum diberikan Jus

Jambu Biji (Psidium Guajava) adalah 97,19

mmHg, sedangkan rerata diastole setelah hari

ke 3 diberikan Jus Jambu Biji (Psidium

Guajava) adalah 94,94 mmHg, rerata diastole

setelah hari ke 5 diberikan Jus Jambu Biji

(Psidium Guajava) adalah 93,19 mmHg, dan

rerata diastole setelah hari ke 7 diberikan Jus

Jambu Biji (Psidium Guajava) adalah 91,75

mmHg. Hasil Uji Statistik untuk tekanan

darah sistole didaptakan nilai PValue =

0,0001, artinya terdapat pengaruh Jus Jambu

Biji (Psidium Guajava) terhadap tekanan

darah sistole, sementara pada tekanan darah

diastole nilai PValue = 0,0001, artinya

terdapat pengaruh Jus Jambu Biji (Psidium

Guajava) terhadap tekanan darah diastole

Lansia dengan Hipertensi Derajat 1 di Rw 08

Wilayah Kerja Puskesmas Citeureup Cimahi.

Page 8: PENGARUH JUS JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP …

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 13, No. 2 Agustus 2018

Tabel 4. Hasil Uji Paired Wise Comparison Rerata Tekanan Darah sebelum dan sesudah diberikan

Jus Jambu Biji (Psidium Guajava) pada lansia dengan Hipertensi Derajat 1 di Rw 08

Wilayah Kerja Puskesmas Citeureup Cimahi (n=16)

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa

Perbedaan Rerata Sebelum dan Sesudah

SistolePre Test hari ke 1 dengan Post Test hari

ke 3 dengan nilai 4,250, dengan perbandingan

nilai confidence interval 3,509-4,991.

Perbedaan Rerata Sistole Pre Test hari ke 1

dengan Post Test hari ke 5 dengan nilai 6,563,

dengan perbandingan nilai confidence interval

5,610-7,515. Perbedaan Rerata Sistole Pre

Test hari ke 1 dengan Post Test hari ke 7

dengan nilai 9,250, dengan perbandingan nilai

confidence interval 8,158-10,342. Perbedaan

Rerata Sistole Post Test hari ke 3 dengan Post

Test hari ke 5 dengan nilai 2,313, dengan

perbandingan nilai confidence interval 1,772-

2,853. Perbedaan Rerata Sistole Post Test hari

ke 3 dengan Post Test hari ke 7 dengan nilai

5,000, dengan perbandingan nilai confidence

interval 4,272-5,728. Perbedaan Rerata

Sistole Post Test hari ke 5 dengan Post Test

hari ke 7 dengan nilai 2,688, dengan

perbandingan nilai confidence interval 2,367-

3,008.

Perbedaan Rerata Diastole Pre Test hari ke 1

dengan Post Test hari ke 3 dengan nilai 2,250,

dengan perbandingan nilai confidence interval

1,509-2,991. Perbedaan Rerata Diastole Pre

Test hari ke 1 dengan Post Test hari ke 5

dengan nilai 4,000, dengan perbandingan nilai

confidence interval 3,130-4,870. Perbedaan

Rerata Diastole Pre Test hari ke 1 dengan Post

Test hari ke 7 dengan nilai 5,438, dengan

perbandingan nilai confidence interval 4,526-

6,349. Perbedaan Rerata Diastole Post Test

hari 3 dengan Post Test hari ke 5 dengan nilai

1,750, dengan perbandingan nilai confidence

interval 1,062-2,438. Perbedaan Rerata

Diastole Post Test hari 3 dengan Post Test hari

ke 7 dengan nilai 3,188, dengan perbandingan

nilai confidence interval 2,250-4,125.

Perbedaan Rerata Diastole Post Test hari 5

dengan Post Test hari ke 7 dengan nilai 1,438,

dengan perbandingan nilai confidence interval

0,924-1,951.

Page 9: PENGARUH JUS JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP …

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 13, No. 2 Agustus 2018

Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat

pengaruh Jus Jambu Biji terhadap penurunan

tekanan darah Sistole maupun Diastole,

Dibuktikan dari Pre Test 1 ke Post Test 3, 5

dan 7, Post Test 3 ke Post Test 5 dan 7, Post

Test 5 ke Post Test 7 Sistole maupun Diastole

dengan nilai PValue <0,001.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan

peneliti pada tanggal 18 Mei 2017 sampai

dengan 24 Mei 2017 di Rw 08 Wilayah Kerja

Puskesmas Citeureup Cimahi, dengan

Repeated Measure Anova didapatkan Pvalue

0,0001 (<α=0,005) maka Ho ditolak dan Ha

diterima. Dilihat dari tabel 4.1 dan 4.2 untuk

perubahan tekanan darah sebelum dan

sesudah konsumsi Jus Jambu Biji (Psidium

Guajava) mengalami penurunan 154,63/97,19

mmHg, hari ke 3 menjadi 150,38/94,94

mmHg, hari ke 5 menjadi 148,06/93,19

mmHg, dan hari ke 7 menjadi 145,38/91,75

mmHg

Buah Jambu Biji mengandung kalium (284

mg) yang bermanfaat untuk mengontrol

tekanan darah dan terapi darah tinggi. Selain

itu, kalium juga bermanfaat untuk memicu

kerja otot dan membantu memelihara

keseimbangan cairan dan natrium, sehingga

membuat tubuh menjadi lebih segar.

Selain mengandung kalium, jambu biji juga

mengandung vitamin C yang cukup tinggi.

Dari segi kandungan vitamin C dari buah

jambu biji sekitar 183,5 mg yang berperan

sebagai antioksidan yang berguna untuk

melawan serangan radikal bebas penyebab

penuaan dini dan berbagai jenis kanker

(Anonim, 2006). Jambu biji juga mengandung

tanin rasa sepet pada buah, tetapi bermanfaat

memperlancar sistem pencernaan dan

sirkulasi darah serta meningkatkan daya tahan

tubuh terhadap invasi virus serta mengandung

kalsium yang dapat menurunkan tekanan

darah karena ada hubungan negatif antara

asupan kalium dengan tekanan darah dengan

mengsekresi natrium yang meningkat.

Kalsium seperti obat diuretik alami,

membantu ginjal mengeluarkan natrium dan

air (Parimin, 2007).

Kandungan yang terkandung dalam 100gr

jambu biji yaitu karbohidrat 11,8gr, protein

0,82gr, serat 5,4gr, lemak total 0,6gr, kalsium

20mg, besi 0,31gr, magnesium 10mg, fosfor

25mg, natrium 3mg, folat 14mcg, vitamin C

183,5mg, vitamin A 72UI, niacin 1,2mg,

kalium 284mg, riboflavin 0,05mg, vitamin B6

0,143mg, vitamin E 1,120mg ATE, asam

pantotenat 0,150mg dan vitamin B1 0,05mg.

Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil

penelitian (Fridalni dkk, 2013) yang berjudul

“Pengaruh Pemberian Jus Semangka (Cilitrus

Vulgaris Schrad) Terhadap Tekanan Darah

Lansia Dengan Riwayat Hipertensi Di Kota

Padang” penelitian ini menggunakan

rancangan Quasi-Exsperiment menggunakan

One group pretest - posttest design terhadap

30 responden dengan pengambilan sampel

secara purposive sampling hipertensi yang

dilakukan selama seminggu dan diberikan

satu hari satu kali sebanyak 200 ml. Uji

statistik yang digunakan adalah uji T-Test

Dependen, didapatkan tekanan sistolik

31,5±11,79 mmHg dan tekanan darah

diastolik 6,63±6,619 mmHg yang

menunjukan nilai p=0,00 maka Ha diterima

Ho ditolak. Peneliti menyarankan agar jus

semangka dapat dijadikan sebagai intervensi

mandiri terutama bagi lansia hipertensi serta

menambah wawasan kesehatan untuk

memanfaatkan tanaman herbal.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil

penelitian (Ardiyanto dkk, 2014) yang

berjudul “Efektifitas Jus Belimbing Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Pada Lansia Di

Kelurahan Tawangmas Baru Kecamatan

Semarang Barat” Rancangan penelitian ini

menggunakan Quasi - Experiment

menggunakan one group pre-post test design

terhadap 21 responden.

Page 10: PENGARUH JUS JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP …

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 13, No. 2 Agustus 2018

Uji statistik yang digunakan adalah uji

Wilcoxon dan didapatakan p-value tekanan

darah sistolik = 0,000 dan p-value tekanan

darah daistolik = 0,000 maka Ha diterima.

Artinya ada pengaruh pemberian jus

belimbing terhadap penurunan darah pada

lansia, peneliti menyarankan agar jus

belimbing sebagai intervensi mandiri atau

terapi herbal bagi lansia hipertensi.

Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil

penelitian (Sagiman, 2015) yang berjudul

“Pengaruh Jus Jambu Biji Terhadap Tekanan

Darah Lansia Penderita Hipertensi Di

Pundung Nogotirto Gamping Sleman

Yogyakarta” penelitian ini menggunakan

metode Quasi Experiment Design dengan

rancangan one group pretest dan posttest,

teknik pengambilan sampel menggunakan

Quota Sampling (Judgement Sampling)

sebanyak 10 orang lansia umur > 60 tahun.

Analisa data menggunakan uji Wilcoxon, hasil

uji Wilcoxon didapatkan nilai Z sistolik

sebesar -2,831 dengan p-value0,005 (p<0,05)

dan nilai Z diastolik sebesar -2,889 dengan p-

value 0,004 (p<0,05). Peneliti menyarankan

agar jus jambu biji dapat dijadikan terapi

herbal untuk mengontrol tekanan darah bagi

lansia hipertensi.

Hal ini dapat disimpulkan bahwa setelah

mengkonsumsi Jus Jambu Biji (Psidium

Guajava) responden mengalami penurunan

tekanan darah. Dari 16 responden Jus Jambu

Biji (Psidium Guajava) yang mengalami

penurunan. Dengan demikian, dapat

dinyatakan bahwa fakta adanya penurunan

nilai dengan posttest lansia penderita

hipertensi (responden) telah sesuai dengan

teori yang menyatakan bahwa Jambu Biji

dapat dimanfaatkan untuk menurunkan

tekanan darah tinggi.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh

Jus Jambu Biji (Psidium Guajava) Terhadap

Tekanan darah pada Lansia dengan Hipertensi

derajat 1, Rw 08 di Wilayah Kerja Puskesmas

Citeureup Cimahi dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Rerata tekanan darah sistole sebelum

diberikan Jus Jambu Biji (Psidium

Guajava) yaitu 154,63 mmHg,

sedangkan rerata tekanan darah diastole

sebelum diberikan Jus Jambu Biji

(Psidium Guajava) yaitu 97,19 mmHg.

2. Rerata tekanan darah sistole hari ke 3

setelah diberikan Jus Jambu Biji

(Psidium Guajava) yaitu 150,38 mmHg,

sedangkan rata-rata tekanan darah

diastole hari ke 3 setelah diberikan Jus

Jambu Biji (Psidium Guajava) yaitu

94,94 mmHg, rata-rata tekanan darah

sistole hari ke 5 setelah diberikan Jus

Jambu Biji (Psidium Guajava) yaitu

148,06 mmHg, sedangkan rata-rata

tekanan darah diastole hari ke 5 setelah

diberikan Jus Jambu Biji (Psidium

Guajava) yaitu 93,19 mmHg, dan rata-

rata tekanan darah sistole hari ke 7

setelah diberikan Jus Jambu Biji

(Psidium Guajava) yaitu 145,38 mmHg,

sedangkan rata-rata tekanan darah

diastole hari ke 7 setelah diberikan Jus

Jambu Biji (Psidium Guajava) yaitu

91,75 mmHg.

3. Terdapat Pengaruh Jus Jambu Biji

(Psidium Guajava) terhadap Tekanan

Darah pada Lansia dengan Hipertensi

derajat 1, Rw 08 di Wilayah Kerja

Puskesmas Citeureup Cimahi (PValue

0,0001)

Page 11: PENGARUH JUS JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP …

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 13, No. 2 Agustus 2018

Saran

Diharapkan lansia yang mengalami hipertensi

dapat mengaplikasikan Jus Jambu Biji

(Psidium Guajava) sebagai salah satu terapi

untuk menurunkan Tekanan Darah. Selain itu

juga bagi puskesmas diharapkan pada saat

melakukan penyuluhan yang terkait dengan

Hipertensi dapat mengaplikasikan pada saat

Posbindu dengan diberikannya Jus Jambu Biji

(Psidium Guajava) untuk menurunkan

tekanan darah. Sedangkan untuk penelitian

selanjutnya semoga penelitian ini dapat

menjadi acuan atau data dasar untuk

melakukan penelitian, intervensi dilakukan

selama 7 hari dengan kelompok kontrol, untuk

mendapatkan hasil yang maksimal dan

memberikan yang terbaik lagi di kemudian

hari pada penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Lanjut

Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Badan Litbangkes Kemenkes RI. (2014).

Prevalensi Hipertensi pada umur ≥18

tahun. Pusat Data dan Informasi

Kesehatan RI , 4.

Dinas Kesehatan Kota Cimahi. (2016).

Laporan LB1 Kabupaten/ Kota KOTA

CIMAHI. Cimahi: Dinas Kesehatan

Kota Cimahi.

Dinas Kesehatan Proinsi Jawa Barat. (2016,

11 16). profile kesehatan. Retrieved 2

28, 2017, from Dinas Kesehatan

Proinsi Jawa Barat: http://www.diskes.

Jabar

prov.go.id/index.php/arsip/categories/

MTEz/profile-kesehatan.

Kemenkes. (2012). Data dan Informasi

Penyakit Tidak Menular, semester II.

Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Parimin. (2007). Jambu Biji, Budi Daya dan

Ragam Pemanfaatannya. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Sagiman. (2015). Pengaruh Pemberian Jus

Jambu Biji Terhadap Tekanan Darah

Lansia Penderita Hipertenssi Di

Pundung Nogotirto Gamping Sleman

Yogyakarta . Pengaruh Pemberian

Jus Jambu Biji Terhadap Tekanan

Darah Lansia Penderita Hipertensi

Di Pundung Nogotirto Gamping

Sleman Yogyakarta , 21.

Iip Ardiyanto, A. N. (2014). Efektifitas Jus

Belimbing Terhadap Penurunan

Tekanan Darah Pada Lansia Di

Keseluruhan Tawangmas Baru

Kecamatan Semarang Barat.

Efektifitas Jus Belimbing Terhadap

Penurunan Tekanan Darah Pada

Lansia Di Keseluruhan Tawangmas

Baru Kecamatan Semarang Barat .

Page 12: PENGARUH JUS JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA) TERHADAP …

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 13, No. 2 Agustus 2018