pengaruh jumlah penduduk, produk domestik regional …repository.utu.ac.id/968/1/i-v.pdf · program...

72
PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), DAN PENGANGGURAN TERHADAP TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN ACEH BARAT SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan Memenuhi syarat-syarat guna memperoleh Gelar sarjana Ekonomi OLEH: CUT LAILA NIM : 12601092 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS TEUKU UMAR MEULABOH-ACEH BARAT 2016

Upload: others

Post on 30-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), DAN PENGANGGURAN TERHADAP

TINGKAT KEMISKINAN DI KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan

Memenuhi syarat-syarat guna memperoleh

Gelar sarjana Ekonomi

OLEH:

CUT LAILA

NIM : 12601092

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH-ACEH BARAT

2016

Page 2: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

ii

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLIGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVESITAS TEUKU UMAR FAKULTAS EKONOMI MEULABOH-ACEH BARAT

Telp. (0655) 7018513

Website: www.utu.ac.id Email: fekon [email protected] Pos 23615

Meulaboh, September 2016

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Jenjang : S1

LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI

Dengan ini kami menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi Saudari:

Nama : CUT LAILA

Nim : 12601092

Dengan judul: “Pengaruh Jumlah Penduduk, Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), dan Pengangguran Terhadap Tingkat

Kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat.

Yang diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat untuk memperoleh

gelar sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Teuku Umar

Meulaboh.

Mengesahkan:

Pembimbing Utama Pembimbing Kedua

Dr. Ishak Hasan, M.Si Yasrizal, M.Si

NIP. 196412311986 0910001 NIDN. 0005028802

Mengetahui:

Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi

Ekonomi Pembangunan

Dr. Ishak Hasan, M.Si Yasrizal, M.Si

NIP. 196412311986 0910001 NIDN. 0005028802

Page 3: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

iii

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLIGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVESITAS TEUKU UMAR FAKULTAS EKONOMI MEULABOH-ACEH BARAT

Telp. (0655) 7018513

Website: www.utu.ac.id Email: [email protected] Pos 23615

Meulaboh, September 2016

Program Studi : Ekonomi Pembangunan

Jenjang : S1

LEMBARAN PERSETUJUAN KOMISI UJIAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa kami telah mengesahkan skripsi Saudari:

Nama : CUT LAILA

Nim : 12601092

Dengan judul: “Pengaruh Jumlah Penduduk, Produk Domestik

Reginal Bruto (PDRB), dan Pengangguran Terhadap Tingkat

Kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat”.

Yang telah dipertahankan didepan Komisi Ujian pada Tanggal 28 September 2016

Menyetujui

Komisi Ujian

Tanda Tangan

1. Ketua : Dr. Ishak Hasan, M.Si ....................

2. Sekretaris : Yasrizal, M.Si ....................

3. Anggota : Yayuk Eko Wahyuningsih, SE., M.Si ....................

4. Anggota : Leli Putri Ansari, SE., M.Si ....................

Mengetahui:

Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan

Yasrizal, M.Si

NIDN. 0005028802

Page 4: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

iv

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : CUT LAILA

NIM : 12601092

Dengan ini menyatakan sesungguhnya bahwa di dalam skripsi adalah hasil karya

saya sendiri dan tidak terdapat bagian atau satu kesatuan yang utuh dari skripsi,

tesis, disertai, buku atau bentuk lain yang saya kutip dari orang lain tanpa saya

sebutkan sumbernya yang dapat dipandang sebagai tindakan penjiplakan.

Sepanjang pengetahuan sayajuga tidak terdapat reproduksi karya atau

pendapatyang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain yang dijadikan

seolah-olah karya asli saya sendiri. Apabila ternyata dalam skripsi saya terdapat

bagian-bagian yang memenuhi unsur penjiplakan, maka saya menyatakan

kesediaan untuk dibatalkan sebahagian atau seluruh hak gelar kesarjanaan saya.

Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk dapat

dipergunakan seperlunya.

Meulaboh, September 2016

Saya yang membuat pernyataan,

Materai 6000

CUT LAILA

12601092

Page 5: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

v

MOTTO PERSEMBAHAN

“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta),

ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan

habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi

Maha Bijaksana “. (Q.S. Luqman: 27)

Ya Allah... Jadikanlah kami kaya akan ilmu, muliakanlah kami dengan ketekunan dan hiasilah diri kami dengan kesabaran, Sesungguhnya Allah tidak akan menguji seorang hamba

di luar batas kemampuannya dan mintalah pertolongan-Nya dengan Shalat dan sabar Alhamdulillah...

Dengan ridha-Mu ya Allah

Amanah ini telah selesai, sebuah langkah usai sudah, Namun itu bukan akhir dari perjalananku,

Melainkan awal dari sebuah perjalanan

Ayahanda T. Salami dan Ibunda Suriyani... Do’a dan air mata di tiap sujudmu yang slalu iringi langkahku serta ketulusanmu Yang kuatkan hatiku tuk terus berusaha menggapai asa. Setiap butir keringatmu

menyemangatkanku untuk mewujudkan harapanmu. Kasih sayangmu sejukkan relung hatiku. Kini harapanmu telah kugapai.

Tumbuhkan tekad yang suci untuk slalu membahagiakanmu terima kasih Bapak Mamak atas segala kesabaranmu, kebaikanmu dan segala hal

terbaik yang telah diberikan kepada putrimu. Ya Allah, jadikanlah aku anak yang saleh, berbakti kepada orang tua, membanggakan

orang tua, dan menjadi amal yang tak terputuskan bagi keduannya. yang telah diberikan kepada putrimu.

Buat adik-adikku tersayang “ Cut Siti Rahmah, Cut Rina, Cut Safna dan T. Suriyadi”.

Dan buat kawan-kawan tercinta Eka Desi Yanti, SE, Meiya Sari, SE, Nuripa, SE,

Feri Erlandi, SE, Ari Zuliyadi, SE, Sapriadi, SE, dan Joni Iskandar, SE.

Dengan ridha Allah kupersembahkan karya yang sederhana ini kepada keluargaku tercinta. Simpah sujudku dan terimakasihku kepada yang tercinta Bapak dan Mamak

yang telah mendidikku dengan penuh keikhlasan atas segala perhatian, pengertian, dan dukungannya.

By CUT LAILA, SE

Page 6: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas kuaa-Nya

yang telah memberikan nikmat sehat dan lapang kepada penulis sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat beriring salam penulis

sanjungsajikan kepada baginda Rasulullah SAW yang telah membawa umat

manusia ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Jumlah Penduduk, Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB), dan Pengangguran Terhadap Tingkat

Kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat”. Ini dimaksudkan untuk memenuhi salah

satu syarat agar dapat menyelesaikan studi dan meraih gelar Sarjana Ekonomi

(S1) pada Fakultas Ekonomi di Universitas Teuku Umar.

Dalam kesempatan ini pula, penulis dengan kerendahan hati yang amat

dalam dan ketulusan hati ingin menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan

penulisan Skripsi ini. Ucapan Terima Kasih terutama kepada:

1. Kedua orang tua yang sangatpenulis sayangi dengan penuh cinta penulis

persembahkan untuk Ayahanda T. Salami dan Ibunda tercinta Suriyani, serta

Cut Siti Rahmah, Cut Rina, Cut Safna, dan T. Suriyadi selaku adik penulis

yang telah memberikan segala bentuk pengorbanan, nasihat, kasih sayang

tiada batas dan do’a tulusnya demi keberhasilan penulis.

2. Kepada Bapak Dr. Ishak Hasan, M.Si selaku dosen pembimbing utama dan

Kepada Bapak Yasrizal, M.Si selaku dosen pembimbing kedua yang begitu

penulis sanjung dan benggakan yang telah menjadi orang tua kedua yang

membimbing, memberi arahan, memotivasi, dan bersedia meluangkan

waktunya untuk penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Dr. Ishak Hasan, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Teuku Umar di Meulaboh.

4. Bapak Yasrizal, M.Si dan Bapak Fajri Hadi, SE, M.Si selaku ketua dan

sekretaris program studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Universitas Teuku Umar.

5. Kepada Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu selaku dosen yang telah memberikan ilmu

pengetahuan selama penulis berada di Fakultas Ekonomi Universitas Teuku

Umar.

6. Kepada seluruh teman-teman seperjuangan angkatan 2012 khususnya local C

yang selama ini telah bersama-sama menempuh pendidikan di Fakultas

Ekonomi Studi Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan semangat dan

dukungan serta memotivasi kepada penulis.

Page 7: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

vii

Dan akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis baik

langsung maupun tidak langsung yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-

persatu. Semoga amal kebaikan dan keikhlasan ini mendapat balasan dari Allah

SWT. Dengan kebaikan yang berlipat ganda dan mudah-mudah skripsi ada

manfaatnya. Amin Ya Rabbal Alamin.

Meulaboh, September 2016

Penulis,

CUT LAILA

Page 8: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

viii

ABSTRACT

Poverty is one of the fundamental issues of critical concern to the

government. The poverty level of West Aceh is still relatively high compared to

the provincial poverty rate, it is necessary to be considered seriously from policy

makers or the government for the poverty of West Aceh can be reduced and must

be dealt with thoroughly and continuously. Therefore the need for an active role

of the government so that poverty can be reduced West Aceh District. This study

aimed to examine the effect of population, the GDP, and unemployment on the

level of poverty in West Aceh district. Collecting the necessary data in this

research is quantitative data using secondary data comparison for 12 years starting

from the year 2003 to 2014. Analysis of data using multiple linear regression

analysis.

Based on the research results, obtained by the end of the equation

Yi = 57096.675 - 0,147X1i + 000X2i + 1,630X3i + ui and adjusted coefficient of

determination (R2) that is equal to 0.922. This indicates that the independent

variable (the number of inhabitants, the GDP, and unemployment) gave a

contribution of 92.2 percent of the dependent variable (poverty), while the

remaining 7.8 percent is influenced by variables that are outside the regression

model of this study. The results showed that the partial amount of the population

and the GDP does not significantly affect the level of poverty, while

unemployment significantly affect the level of poverty. Testing together (F test)

showed that the variables of population, the GDP, and unemployment

significantly affect the level of poverty in West Aceh district.

Keywords: Population, the GDP, Unemployment and Poverty Level.

Page 9: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

ix

ABSTRAK

Kemiskinan merupakan salah satu persoalan yang mendasar yang menjadi

perhatian serius dari pemerintah. Tingkat kemiskinan Kabupaten Aceh Barat

masih tergolong tinggi dibandingkan dengan tingkat kemiskinan Provinsi, untuk

itu perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh dari pembuat kebijakan atau

pemerintah agar kemiskinan Kabupaten Aceh Barat dapat berkurang dan harus

ditangani secara menyeluruh dan berkesinambungan. Karena itu perlunya peran

aktif dari pemerintah agar kemiskinan Kabupaten Aceh Barat dapat berkurang.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh jumlah penduduk, PDRB, dan

pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat.

Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini merupakan data

kuantitatif menggunakan data sekunder dengan perbandingan selama 12 tahun

terhitung dari tahun 2003-2014. Analisis data menggunakan analisis regresi linier

berganda.

Berdasarkan hasil penelitian, persamaan akhir yang diperoleh yaitu

Yi = 57096,675 – 0,147X1i+ 000X2i + 1,630X3i + ui dan Nilai koefisien

determinasi adjusted (R2)yaitu sebesar 0,922. Hal ini menunjukkan bahwa

variabel bebas (jumlah penduduk, PDRB, dan penganguran) memberi sumbangan

sebesar 92,2 persen terhadap variabel terikat (tingkat kemiskinan), sedangkan

sisanya sebesar 7,8 persen ini dipengaruhi oleh variabel yang terdapat diluar

model regresi penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial

jumlah penduduk dan PDRB tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat

kemiskinan, sedangkan pengangguran berpengaruh secara nyata terhadap tingkat

kemiskinan. Pengujian secara bersama-sama (Uji F) menunjukkan bahwa variabel

jumlah penduduk, PDRB, dan pengangguran berpengaruh secara nyata terhadap

tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat.

Kata kunci: Jumlah Penduduk, PDRB, Pengangguran,dan Tingkat Kemiskinan.

Page 10: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

x

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBARANJUDUL ........................................................................................... i

LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................... ii

LEMBARAN PERSEJUTUAN KOMISI UJIAN ........................................... iii

LEMBARAN PERNYATAAN ........................................................................... iv

LEMBARAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi

ABSTRACT........................................................................................................... vii

ABSTRAK ............................................................................................................. ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii

DAFTAR GRAFIK .............................................................................................. xiv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xv

I. PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 LatarBelakangPenelitian ....................................................................... 1

1.2 RumusanMasalah .................................................................................. 5

1.3 TujuanPenelitian ................................................................................... 6

1.4 ManfaatPenelitian ................................................................................. 6

1.4.1 ManfaatTeoritis ........................................................................... 6

1.4.2 ManfaatPraktis............................................................................. 7

1.5 SistematikaPenulisan ............................................................................ 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 8

2.1 Kemiskinan ............................................................................................ 8

2.2.1 Pengertian Kemiskinan ............................................................... 8

2.1.2 Ukuran Kemiskinan .................................................................... 9

2.1.3 Indikator Kemiskinan.................................................................. 10

2.1.4 Penyebab Kemiskinan ................................................................. 10

2.1.6 Strategi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan ............................ 11

2.1.6 Ciri-Ciri Kemiskinan................................................................... 12

2.2 Penduduk ............................................................................................... 13

2.2.1 Pengertian Penduduk................................................................... 13

2.2.2 Pertumbuhan Penduduk .............................................................. 13

2.2.3 Tahap-Tahap Pertumbuhan Penduduk ....................................... 14

2.2.4 Teori Peralihan Penduduk........................................................... 15

2.3 Produk Domestik Regional Bruto ........................................................ 16

2.4 Pengangguran ........................................................................................ 21

2.4.1 Pengertian Pengangguran ........................................................... 21

2.4.2 Jenis-Jenis Pengangguran ........................................................... 22

2.4.3 Dampak Pengangguran ............................................................... 23

2.5 Hubungan Jumlah Penduduk, PDRB, dan Pengangguran

dengan Kemiskinan ............................................................................... 26

Page 11: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

xi

2.5.1 Hubungan Jumlah Penduduk dengan Kemiskinan ................. 26

2.5.2 Hubungan PDRB dengan Kemiskinan .................................... 26

2.5.3 Hubungan Pengangguran dengan Kemiskinan ....................... 27

2.6 Penelitian Terdahulu ............................................................................. 27

2.7 Kerangka Pemikiran.............................................................................. 28

2.8 Perumusan Hipotesisi ........................................................................... 29

III. METODE PENELITIAN .......................................................................... 30

3.1 Ruang Lingkup Penelitian .................................................................... 30

3.2 Data Penelitian ...................................................................................... 30

3.2.1 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 30

3.3.1 TeknikPengumpulan Data .......................................................... 30

3.3 Model Analisis Data ............................................................................. 31

3.3.1 Analisis Regresi Berganda .......................................................... 31

3.3.2 Analisis Koefisien ....................................................................... 32

3.3.3 Uji t............................................................................................... 33

3.3.4 Uji F ............................................................................................. 33

3.6 Definisi Operasional Variabel .............................................................. 33

3.5 Pengujian Hipotesis .............................................................................. 34

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................................. 36

4.1 Gambaran Umum Kabupaten Aceh Barat ........................................... 36

4.1.1 Kondisi Penduduk Kabupaten Aceh Barat ................................ 37

4.1.2 Kondisi PDRB Kabupaten Aceh Barat ...................................... 39

4.1.4 Kondisi Pengangguran Kabupaten Aceh Barat ......................... 41

4.1.4 Kondisi Kemiskinan Kabupaten Aceh Barat ............................. 42

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ............................................... 44

4.3 Hasil Pengujian Hipotesis ..................................................................... 44

4.4 Hasil Akhir ............................................................................................ 45

4.4.1 Uji Regresi Linier Berganda ....................................................... 45

4.4.2 Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi............................ 47

4.4.3 Uji t (Uji Parsial / Individual) ..................................................... 48

4.4.4 Uji F (Uji Simultan) .................................................................... 49

4.5 Pembahasan Hasil Akhir....................................................................... 50

4.5.1 Hubungan Jumlah Penduduk dan Kemiskinan .......................... 50

4.5.2 Hubungan PDRB dan Kemiskinan ............................................. 50

4.5.3 Hubungan Pengangguran dan Kemiskinan ................................ 51

V. PENUTUP .................................................................................................... 52

5.1 Simpulan ................................................................................................ 52

5.2 Saran ...................................................................................................... 53

LAMPIRAN .......................................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................ 65

Page 12: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Penduduk Miskin di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 .................. 2

2. Jumlah Penduduk Kabupeten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ...................... 3

3. Jumlah PDRB (ADHK) Kabuapten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ............ 4

4. Jumlah Pengangguran di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2009-2014 ........... 5

5. Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Barat Tahun 2003-2014 ...................... 38

6. PDRB ADHK Kabupaten Aceh Barat Tahun 2003-2014 ............................ 40

7. Jumlah Pengangguran di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2003-2014 ........... 41

8. Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Aceh Barat Tahun 2003-2014 ..... 43

9. Rata-Rata Standar Deviasi dan Observasi ..................................................... 45

10. Regresi Linier Berganda ................................................................................. 45

11. Hasil Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ................................... 47

12. Hasil Regresi Uji F.......................................................................................... 49

Page 13: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Kerangka Pemikiran Teoritis ......................................................................... 28

Page 14: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

xiv

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Luas wilayah menurut kecamatan di Kabupaten Aceh Barat ......................... 37

2. Jumlah penduduk Kabupaten Aceh Barat tahun 2003-2014 ........................... 39

3. PDRB ADHK Kabupaten Aceh Barat tahun 2003-2014 ................................ 40

4. Jumlah pengangguran Kabupaten Aceh Barat tahun 2003-2014 .................... 42

5. Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Aceh Barat tahun 2003-2014 .............. 44

Page 15: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Data Input Jumlah Penduduk, PDRB, Pengangguran, dan

Tingkat Kemiskinan tahun 2003-2014 ..................................................... 55

2. Hasil Regresi .............................................................................................. 56

3. Daftar Uji t.................................................................................................. 61

4. Daftar Uji F ................................................................................................ 62

Page 16: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di

dunia, terutama negara sedang berkembang. Kemiskinan merupakan masalah

kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, antara lain

tingkat pendapatan masyarakat, pengangguran, kesehatan, pendidikan, akses

terhadap barang dan jasa, lokasi, geografis, gender, dan lokasi lingkungan.

Kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan ekonomi, tetapi

juga kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi seseorang

atau sekelompok orang dalam menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak-hak

dasar yang diakui secara umum meliputi terpenuhinya kebutuhan pangan,

kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya

alam, lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan,

dan hak berpartisipasi dalam kehidupan sosial politik (Putra 2015, h. 2).

Provinsi Aceh merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia dan

juga menghadapi masalah kemiskinan. Terdapat masih banyak masyarakat yang

berpendapatan rendah dan berada dibawah garis kemiskinan. Padahal Provinsi

Aceh terkenal dengan banyak sumber daya alamnya yang melimpah untuk

dimanfaatkan, namun sayangnya belum bisa juga mengurangi tingkat kemiskinan

dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi.

Pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan merupakan indikator penting untuk

melihat keberhasilan pembangunan suatu negara. Setiap negara akan berusaha

Page 17: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

2

keras untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang optimal dan menurunkan angka

kemiskinan. Di banyak negara di dunia syarat utama bagi terciptanya penurunan

kemiskinan adalah pertumbuhan ekonomi. Namun, kondisi di negara-negara

berkembang termasuk Indonesia pertumbuhan ekonomi yang dicapai ternyata juga

diiringi dengan munculnya permasalahan meningkatnya jumlah penduduk yang

hidup dibawah garis kemiskinan.

Kabupaten Aceh Barat merupakan salah satu kabupaten yang ada di

Provinsi Aceh, yang terletak dipesisir barat selatan dengan jumlah penduduk

miskin sebagai berikut:

Tabel 1.1

Penduduk Miskin di Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2009-2014

No Tahun Jumlah Penduduk Miskin

(Jiwa)

1 2009 40.385

2 2010 42.358

3 2011 42.500

4 2012 41.400

5 2013 44.300

6 2014 43.900

Sumber: Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Barat(2015)

Berdasarkan data pada Tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwajumlah

penduduk miskin di Kabupaten Aceh Barat dalam kurun waktu enam tahun

terakhir dari tahun 2009-2014 terus mengalami fluktuatif dari tahun ketahun.

Tahun 2009 tingkat kemiskinan mencapai 40.385 jiwa, dan pada tahun 2010-2011

tingkat kemiskinan naik mencapai 42.358 dan 42.500 jiwa. Kemudian pada tahun

2012 tingkat kemiskinan turun lagi mencapai 41.400 jiwa. Pada tahun 2013

tingkat kemiskinan naik mencapai 44.300 jiwa, dan kembali turun pada tahun

Page 18: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

3

2014 dengan tingkat kemiskinan 43.900 jiwa. Untuk menurunkan angka

kemiskinan perlu dicari faktor-faktor yang bisa mempengaruhi tingkat

kemiskinan, sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam menurunkan tingkat

kemiskinan.

Jumlah penduduk dalam pembangunan ekonomi suatu daerah merupakan

permasalahan mendasar. Karena pertumbuhan penduduk yang tidak

terkendalidapat mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembangunan ekonomi

yaitukesejahteraan rakyat serta menekan angka kemiskinan (Saputra 2011, h. 8).

Tabel 1.2

Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2009-2014

No Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

1 2009 169.111

2 2010 173.558

3 2011 177.532

4 2012 182.364

5 2013 187.459

6 2014 190.244

Sumber: BPS Kabupaten Aceh Barat (2015)

Berdasarkan data pada Tabel 1.2 diatas menunjukkan bahwa jumlah

penduduk dari tahun ke tahun semakin meningkat. Jumlah penduduk pada tahun

2009 sebesar 169.111 jiwa, dan pada tahun 2010 yaitu sebesar 173.558 jiwa,

kemudian pada tahun 2011 sebesar 177.532 jiwa, dan pada tahun 2012 yaitu

sebesar 182.364 jiwa, dan selanjutnya pada tahun 2013-2014 jumlah penduduk

masing-masing sebesar 187.459 dan 190.244 jiwa.

PDRB merupakan salah satu indikator pertumbuhan ekonomi suatu

wilayah. PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir yang dihasilkan oleh

Page 19: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

4

berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam suatu periode. Semakin tinggi

PDRB suatu daerah, maka semakin besar pula potensi sumber penerimaan daerah

tersebut (Hadi Sasana 2006 dalam Saputra 2011).

Tabel 1.3

Jumlah PDRB (ADHK)Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2009-2014

No Tahun Jumlah PDRB (Jutaan Rupiah)

1 2009 1.197.904,53

2 2010 4.462.045,24

3 2011 4.569.067,05

4 2012 4.594.543,92

5 2013 4.773.693,84

6 2014 4.935.274,15

Sumber: BPS Kabupaten Aceh Barat (2015)

Berdasarkan data pada Tabel 1.3 diatas menunjukkan bahwa angka PDRB

ADHK Kabupaten Aceh Barat terus mengalami peningkatan tiap tahunnya.Jumlah

PDRB pada tahun 2009 sebesar 1.197.904,53 rupiah, dan naik secara dratis pada

tahun 2010 sebesar 4.462.045,24rupiah. Selanjutnya pada tahun 2011-2014

jumlah PDRB terus mengalami kenaikan masing-masing sebesar 4.569.067,05,

4.594.543,92, 4.773.693,84, dan 4.935.274,15 rupiah.

Pengangguran adalah merupakan keadaan dimana seseorang yang

tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat

memperolehnya (Sukirno 2013, h. 13).

Page 20: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

5

Tabel 1.4

Jumlah Pengangguran di Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2009-2014

No Tahun Jumlah pengangguran (Jiwa)

1 2009 7.868

2 2010 7.651

3 2011 7.568

4 2012 7.872

5 2013 8.851

6 2014 8.987 Sumber: BPS Kabupaten Aceh Barat(2015)

Berdasarkan data pada Tabel1.4 diatas menunjukkan bahwa jumlah

pengangguran di Kabupaten Aceh Barat dalam kurun waktu enam tahun terakhir

dari tahun 2009-2014 mengalami turun naik tiap tahunnya. Jumlah pengangguran

pada tahun 2009 sebesar 7.868 jiwa, dan turun pada tahun 2010-2011 sebesar

7.651 dan 7.568 jiwa. Kemudian pada tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar

7.872 jiwa, dan selanjutnya pada tahun 2013-2014 terus mengalami kenaikkan

sebesar 8.851 dan 8987 jiwa.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis tertarik

melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Jumlah Penduduk, Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB), dan Pengangguran Terhadap Tingkat

Kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka yang menjadi rumusan

masalah dari penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kondisi kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat?

2. Bagaimana pengaruh Jumlah Penduduk, PDRB, dan Pengangguran Terhadap

Tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat?

Page 21: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

6

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat?

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh jumlah penduduk, PDRB, dan

pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat?

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian Analisis pengaruh jumlah penduduk, PDRB, dan

pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat ini

mencakup manfaat teoritis dan praktis yang diharapkan dapat berguna bagi semua

pihak, yaitu:

1.4.1 Manfaat Teoritis

a. Bagi penulis

Manfaat bagi penulis adalah untuk menambah wawasan dan tambahan

pengalaman tentang cara penulisan karya ilmiah yang baik dan sebagai bahan

perbandingan antara teori yang telah dipelajari di kampus dengan praktek yang

diterapkan.

b. Bagi lingkungan akademik

Manfaat bagi lingkungan akademik adalah diharapkan dapat berguna

dalam menambah bahan bacaan bagi mahasiswa-mahasiswi Universitas Teuku

Umar pada umumnya dan Fakultas Ekonomi pada khususnya.

Page 22: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

7

1.4.2 Manfaat Praktis

Menjadi bahan kajian dan evaluasi bagi instansi-instansi terkait yaitu

pemerintah maupun pihak lain untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Jumlah

Penduduk, PDRB, dan Pengangguran terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten

Aceh Barat.

1.5 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Bagian pertama Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penelitian,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sisitematika

penulisan.

Bagian kedua Tinjauan Pustaka yang berisi tentang Pengertian

Kemiskinan, Pengertian Penduduk, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),

Pengertian Pengangguran, Hubungan antara jumlah penduduk, Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB), dan pengangguran terhadap kemiskinan, Penelitian

Terdahulu, Kerangka Pemikiran, dan Perumusan Hipotesis.

Bagian ketiga Metode Penelitian yang berisi tentang ruang lingkup

penelitian, data penelitian, model analisis data, definisi operasional variabel, dan

pengujian hipotesis.

Bagiaan keempat Hasil dan Pembahasan yang berisikan tentang gambaran

umum Kabupaten Aceh Barat, statistik deskriptif variabel penelitian, hasil

pengujian hipotesis, hasil akhir, dan pembahasan hasil akhir.

Bagian kelima Kesimpulan dan Saran yang berisikan tentang kesimpulan

dan saran-saran dari hasil pembahasan.

Page 23: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kemiskinan

2.1.1 Pengertian kemiskinan

Menurut Silalahi (2014, h. 208) yang dimaksud dengan kemiskinan adalah

dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti

makanan, pakaian, tempat berlindung/tinggal, pendidikan dan kesehatan,

kemudian kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan

dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Selanjutnya

Nurkse dalam Sukirno (2006, h. 113) berpendapat bahwa kemiskinan bukan saja

disebabkan oleh ketiadaan pembangunan pada masa lalu tetapi juga menghadirkan

hambatan kepada pembanguan di masa yang akan datang. Nurkse juga

mengatakan bahwa lingkaran perangkap kemiskinan yang terpenting adalah

keadaaan-keadaan yang menyebabkan timbulnya hambatan terhadap terciptanya

tingkat pembentukan modal yang tinggi.

Berikutnya Siahaan (2004, h. 81) mengemukakan bahwa kemiskinan

berarti sebuah kondisi sosial yang kebutuhan dasarnya pun tidak mencukupi dari

hari kehari, pangan yang sulit dicapai, gizi yang tidak memadai, air yang tidak

sesuai dengan syarat kualitas kesehatan, sulitnya perumahan, rendahnya tingkat

pendidikan, pengangguran, pelayanan-pelayanan sosial yang jauh tidak memadai,

transportasi yang tidak lancer dan lain-lainnya.

Berdasarkan definisi diatas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa

kemiskinan merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang mempunyai

Page 24: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

9

pendapatan yang rendah sehingga mereka tidak dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya sehari-hari baik untuk dirinya sendiri maupun untuk keluarganya.

2.1.2 Ukuran Kemiskinan

Kemiskinan mempunyai pengertian yang luas dan terdapat beberapa cara

untuk mengukurnya, ada dua yang umum digunakan untuk ukuran kemiskinan

yaitu (Adisasmita 2005, h. 192):

1. Kemiskinan absolut, selalu dikaitkan dengan pemikiran tingkat pendapatan

dan kebutuhan. Perkiraan kebutuhan hanya dibatasi pada kebutuhan pokok

atau kebutuhan dasar minimum yang memungkinkan seseorang untuk dapat

hidup secara layak. Bila pendapatan tidak dapat mencapai kebutuahan

minimum, maka orang atau keluarga tersebut dapat dikatakan miskin. Tingkat

pendapatan minimum merupakan pembatas antara keadaan miskin dengan

tidak miskin atau sering disebut sebagi garis kemiskinan. Konsep ini

dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan fisik (konsumen) terhadap

makanan, pakaian, dan perumahan untuk menjamin kelangsungan hidup.

2. Kemiskinan relatif, orang yang sudah mempunyai tingkat pendapatan yang

dapat memenuhi kebutuhan dasar minimum namun tidak selalu berarti

miskin. Walaupun pendapatan seseorang sudah mencapai tingkat kebutuhan

dasar minimum, tetapi jika masih jauh lebih rendah dari pemenuhan

kebutuhan hidup sederhana, maka orang atau keluarga tersebut masih berada

dalam keadaan miskin. Ini terjaddi karena kemiskinan lebih banyak

ditentukan oleh lingkungan.

Page 25: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

10

2.1.3 Indikator Kemiskinan

Indikator-indikator kemiskinan yang digunakan secara umum adalah

tingkat upah, pendapatan, konsumsi, mortalitas anak usia balita, imunisasi,

kekurangan gizi anak, tingkat fertilitas, tingkat kematian ibu, harapan hidup rata-

rata, tingkat penyerapan anak usia sekolah dasar, proporsi pengeluaran pemerintah

untuk pelayanan kebutuhan dasar masyarakat, pemenuhan bahan pangan, air

bersih, perkmbangan penduduk, melek huruf, urbanisasi, pendapatan perkapita

dan distribusi pendapatan. Agar seseorang dapat hidup dengan layak , perlu

adanya pemenuhan kebutuhan tersebut (Adisasmita 2005, h. 193).

2.1.4 Penyebab Kemiskinan

Menurut Sharp et al. dalam Kuncoro (2004, h. 157) terdapat tiga penyebab

kemiskinan jika dipandang dari sisi ekonomi. Pertama, secara mikro kemiskinan

muncul karena adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang

menimbulkan distribusi pendapatan yang timpang. Penduduk miskin hanya

memiliki sumber daya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah. Kedua,

kemiskinan muncul akibat perbedaan dalam kualitas sumber daya manusia.

Kualitas sumber daya manusia yang rendah berarti produktivitasnya rendah, yang

pada gilirannya upahnya rendah. Rendahnya kualitas sumber daya manusia ini

karena rendahnya pendidikan, nasib yang kurang beruntung, adanya diskriminasi,

atau karena keterunan. Ketiga, kemiskinan muncul akibat perbedaan akses dalam

modal.

Page 26: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

11

2.1.5 Strategi Kebijakan Pengentasan Kemiskinan

Untuk mengatasi kemiskinan yang bersifat kronis, strategi kebijakan yang

dapat ditempuh adalah sebagai berikut (Adisasmita 2005, h195):

a. Strategi kebijakan untuk mengentaskan kemiskinan adalah menciptakan

ketentraman dan pemantapan kestabilan ekonomi, social dan politik untuk

menjamin kelangsungan pelaksanaan upaya pengentasan kemiskinan.

b. Strategi kebijakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dilakukan

mayoritas penduduk miskin (pro-poor growth) terutama melalui kegiatan

yang dapat membuka kesempatan kerja dan keselamatan usaha bagi

kelompok masyarakat miskin. Pertumbuhan ekonomi harus dilaksanakan

tanpa menimbulkan degradasi sumber daya alam dan lingkungan karena

beban terbesar dari kerusakan sumber daya alam dan lingkungan hidup baik

di perkotaan maupun di perdesaan akan dirasakan dan menjadi beban

penduduk miskin.

c. Strategi kebijakan keluarga berencana atau berkualitas (KB) diarahkan secara

efektif kepada penduduk yang berpenghasilan rendah atau keluarga miskin.

d. Strategi kebijakan pengentasan kemiskinan dilaksanakan secara bertahap,

terus menerus dan terpadu yang didasarkan pada kemandirian, yaitu

kemampuan penduduk miskin untuk menolong diri mereka sendiri melalui

perbaikan akses penduduk miskin kepada pelayanan kesehatan, pendidikan

dan pelatihan dasar.

e. Strategi kebijakan peningkatan kemampuan ekonomi penduduk miskin

diarahkan pada perbaikan akses kepada sumberdaya, pembiayaan, teknologi,

Page 27: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

12

pasar dan pelayanan dasar, serta pengembangan kelembangan social ekonomi

masyarakat sesuai dengan aspirasi dan budaya masyarakat local.

Bank Dunia menggunakan tiga strategi dalam pengentasan kemiskinan,

yaitu:

1. Menciptakan pertumbuhan ekonomi dengan mengintroduksikan insentif yang

dapat mendorong penggunaan sumberdaya yang ada, termasuk tenaga kerja

dari penduduk miskin.

2. Upaya yang lebih intensif untuk menyediakan pelayanan sosial, seperti

pendidikan, kesehatan, nutrisi keluarga berencana.

3. Bantuan khusus bagi mereka yang tidak dapat meningkatkan dirinya sendiri

seperti penyandang cacat miskin, golongan lansia atau lanjut usia

(kemiskinan struktual).

2.1.3 Ciri-Ciri Kemiskinan

Untuk memperjelas gambaran dan ciri-ciri kemiskinan, berikut ini ciri-ciri

kemiskinan sebagai berikut (Siahaan 2004, h. 81):

1. Sebagian besar masyarakatnya hidup di perdesaan, terdiri dari buruh tani

(petani penyewa tanah).

2. Sebagai penganggur atau setengah penganggur, meskipun bekerja tetapi

sifatnya tidak teratur dan tidak mencukupi bagi kebutuhan hidup yang wajar.

Ini terdapat di perdesaan atau di perkotaan.

3. Berusaha sendiri dan dengan menyewa peralatan orang lain dengan modal

yang kecil dan serba terbatas, banyak didapati di kota dan ada juga di

perdesaan.

Page 28: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

13

2.2 Penduduk

2.2.1 Pengertian Penduduk

Penduduk merupakan faktor yang sangat penting untuk diperhatikan dalam

perencanaan wilayah. Jumlah penduduk adalah faktor utama untuk menentukan

banyaknya permintaan bahan konsumsi yang perlu disediakan, begitu juga

banyaknya fasilitas umum yang perlu dibangun di suatu wilayah ( Tarigan 2005, h

185).

Menurut Badan Pusat Stastistik (2014) Penduduk adalah mereka yang

berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama enam bulan atau

lebih dan atau mereka yang berdomilisi kurang dari enam bulan tetapi bertujuan

untuk menetap.

Berdasarkan definisi-definisi diatas maka penulis dapat menyimpulkan

bahwa penduduk adalah semua orang yang bertempat tinggal di daerah tersebut

dan memiliki kartu tanda penduduk (KTP) dan terdaftar dalam data penduduk di

daerah tersebut.

2.2.2 Pertumbuhan penduduk

Pertumbuhan penduduk adalah keseimbangan antara kekuatan-kekuatan

yang menambah dan kekuatan-kekuatan yang mengurangi jumlah penduduk. Ada

beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, yaitu Fertilitas

(kelahiran), Mortalitas (kematian), dan Migrasi (perpindahan penduduk) (Ajie

2008, h. 41).

a. Fertilitas (Kelahiran)

Fertilitas merupakan performa seseorang wanita melahirkan jumlah bayi

hidup. Dalam penafsirannya orang cenderung menyamakan antara konsep

Page 29: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

14

fertilitas dengan fekunditas, padahal fekunditas merupakan kemampuan biologis

seorang wanita melahirkan bayi hidup. Fekunditas adalah lawan dari steril atau

mandul. Persamaan fertilitas dengan fekunditas adalah selalu dikaitkan dengan

masa reproduksi wanita. Masa reproduksi wanita dimulai sejak datangnya

menstruasi pertama sampai pada menopause.

b. Mortalitas (Kematian)

Mortalitas atau kematian merupakan aspek kajian kependudukan yang

sangat penting dalam menyusun suatu program kesehatan. Mati adalah keadaan

menghilangnya semua tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap

saat satelah kelahiran hidup. Data mengenai kematian sangat diperlukan antara

lain untuk proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan, misalnya

perencanaan pemberdayaan ekonomi, fasilitas perumahan, dan lainnya. Data

kematian juga diperlukan untuk menilai keberhasilan program-program

kebijaksanaan penduduk.

c. Migrasi

Migrasi merupakan perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah

yang lain atau dari suatu Negara ke Negara yang lain. Penduduk yang datang ke

daerah baru disebut Imigran, sedangkan penduduk yang pindah ke daerah baru

atau yang keluar dari suatu daerah disebut Emigran.

2.2.3 Tahap-Tahap Pertumbuhan Penduduk

Tahap pertama antara tahun 1900 samapai dengan tahun 1920 adalah

periode di mana tingkat perkembagan penduduk lambat. Dalam tahap ini

penduduk tidak selalu berkembang, adakalanya jumlah penduduk mengalami

Page 30: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

15

kemunduran yang timbul sebagai akibat bahaya kelaparan atau wabah penyakit.

Crri lain dan lebih penting dari tahap ini adalah terdapatnya tingkat kelahiran dan

kematian yang tinggi. Kedua factor ini menyebabkan tingkat pertambahan

penduduk rendah.

Tahap kedua yaitu akhir tahap pertama hingga tahun 1950 merupakan

periode yang ditandai dengan penurunan tingkat kematian, namun tingkat

kelahiran tidak mengalami perubahan. Faktor yang mentebabkan penurunan

tingkat kematian tersebut adalah kemajuan dalam bidang kedokteran dan

perluasan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Tahap ketiga yaitu sesudah Perang Dunia II, tingkat kematian mengalami

penurunan lebih lanjut sedangkan tingkat kelahiran tetap tidak mengalami

perubahan yang berarti. Sebagai akibatnya, pada tahun-tahun sesudah Perang

Dunia II perkembangan penduduk di negara berkembang mencapai suatu tingkat

yang jauh lebih tinggi dari masa sebelumnya ( Sukirno 2006, h. 80).

2.2.4 Teori Peralihan Penduduk

Teori peralihan kependudukan didasarkan pada kecenderungan penduduk

sebenarnya di negara maju di dunia. Menurut teori ini, setiap Negara selalu

melewati tiga tahap pertumbuhan penduduk yang berbeda. Pada tahap pertama,

angka kelahiran, begitu juga angka kematian tinggi dan laju pertumbuhan

penduduk rendah. Pada tahap kedua, angka kelahiran tetap stabil tetapi angka

kematian turun dengan cepat, akibatnya laju pertumbuhan penduduk meningkat

pesat. Pada tahap yang terakhir, angka kelahiran mulai menurun dan cenderung

sama dengan angka kematian dan akibatnya laju pertumbuhan penduduk sangat

rendah. C.P Blaker menyebutkan lima bukan tiga, yaitu 1) fase stasioner tinggi

Page 31: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

16

yang ditandai oleh angka fertilitas dan mortalitas tinggi, 2) fase pengembangan

awal yang ditandai oleh fertilitas tinggi dan mortalitas tinggi tapi menurun, 3) fase

pengembangan akhir dengan fertilitas menurun tetapi dengan mortalitas yang

menurun lebih cepat, 4) fase stasioner rendah dengan fertilitas rendah yang

berimbang dengan mortalitas yang sama-sama rendah, dan 5) fase penurunan

dengan mortalitas rendah, fertilitas lebih rendah dan lebih tinggi kematian

daripada kelahiran (Jhingan 2012, h. 410).

2.3 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

PDRB merupakan pertumbuhan ekonomi suatu negara yang diukur oleh

dua indikator utama, yaitu PDB untuk ruang lingkup nasional dan PDRB untuk

ruang lingkup regional. Kedua indikator ini merupakan kunci dari perkembangan

ekonomi suatu Negara. Produk Domestik suatu wilayah merupakan nilai seluruh

produk dan jasa yang diproduksi di wilayah tersebut tanpa memperhatikan apakah

faktor produksinya berasal dari wilayah tersebut atau tidak. Pendapat yang timbul

oleh adanya kegiatan produksi tersebut merupakan pendapatan domestik.

Sedangkan yang dimaksud dengan wilayah domestik atau region adalah meliputi

wilayah yang berada di dalam wilayah geografis tersebut.

Menurut Nanga (2005, h 13) Produk Domesti Bruto (PDB) adalah total

nilai atau harga pasar (market price) dari seluruh barang dan jasa akhir (final

goods and services) yang dihasilkan oleh suatu perekonomian selama kurun

waktu tertentu biasanya satu tahun). Produk domestik bruto merupakan salah satu

ukuran atau indicator yang secara luas di gunakan untuk mengukur kinerja

Page 32: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

17

ekonomi (economic performance) atau kegiatan makro ekonomi dari suatu

Negara.

PDB merupakan nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara

dalam suatu tahun tertentu dengan menggunakan faktor-faktor produksi milik

warga negaranya dan milik penduduk di negara-negara lain. Biasanya dinilai

menurut harga pasar dan dapat didasarkan kepada harga yang berlaku dan harga

tetap (Sukirno 2006, h 61).

Selanjutnya Silalahi, dkk (2014 h, 51) PDB merupakan jumlah produk

berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas

wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun. PDB ini juga termasuk hasil

produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh perusahaan atau orang asing yang

beroperasi diwilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan

termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannnya, karena

jumlah yang didapatkan dari PDB dianggap bersifat bruto/kotor. Berikutnya Hadi

Sasana (2006 dalam Saputra) PDRB adalah nilai bersih barang dan jasa-jasa akhir

yang dihasilkan oleh berbagai kegiatan ekonomi di suatu daerah dalam periode.

Perhitungan PDRB menggunakan dua macam harga, yaitu PDRB atas

dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar harga konstan. PDRB atas dasar harga

berlaku adalah produk domestik bruto (PDB) yang nilainya di hitung berdasarkan

indeks harga yang berlaku pada tahun berjalan. Sedangkan PDRB atas dasar harga

konstan adalah produk domestik bruto (PDB) yang nilainya dihitung berdasarkan

indeks harga yang berlaku pada tahun tertentu yang dijadikan sebagai tahun dasar.

Pendapatan Regional dapat dihitung melalui dua metode yaitu metode langsung

dan metode tidak langsung.

Page 33: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

18

Metode langsung adalah perhitungan dengan menggunakan data daerah

atau data asli yang menggambarkan kondisi daerah dan digali dari sumber data

yang ada di daerah itu sendiri. Sedangkan metode tidak langsung adalah

perhitungan dengan mengalokasikan pendapatan nasional menjadi pendapatan

regional memakai berbagai macam indicator, antara lain jumlah produksi, jumlah

penduduk, luas areal sebagai alokatornya.

Menurut Tarigan (2005, h 24) Ada tiga (3) pendekatan untuk menghitung

pendapatan regional dengan menggunakan metode langsung yaitu:

a. Pendekatan Produksi

Pendekatan produksi adalah perhitungan nilai tambah barang dan jasa yang di

produksi oleh suatu kegiatan/sektor ekonomi dengan cara mengurangkan biaya

antara dari total nilai produksi bruto sektor atau sub sektor tersebut. Pendekatan

ini banyak digunakan untuk memperkirakan nilai tambah dari sektor/kegiatan

yang produksinya berbentuk fisik/barang, seperti pertanian, pertambangan dan

industri lainnya.

Nilai tambah merupakan selisih antara nilai produksi (output) dan nilai

biaya antara (intermediate) yaitu bahan baku/penolong dari luar yang

dipakaidalam proses produksi. Sektor jassa yang menerima pembayaran atas jasa

yang diberikan (sesuai dengan harga pasar) masih bisa dihitung dengan

pendekatan produksi. Akan tetapi akan lebih mudah apabila dihitung dengan

pendekatan pendapatan. Jika perhitungan akurat maka kedua pendekatan ittu

semestinya memberikan hasil yang sama. Nilai tambah itu sama dengan balas jasa

atas ikut sertanya berbagai faktor produksi dalam proses produksi.

Page 34: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

19

b. Pendekatan pendapatan

Nilai tambah merupakan selisih antara nilai produksi (output) dan nilai biaya

antara (intermediate) yaitu bahan baku/penolong dari luar yang dipakaidalam

proses produksi. Sektor jassa yang menerima pembayaran atas jasa yang diberikan

(sesuai dengan harga pasar) masih bisa dihitung dengan pendekatan produksi.

Akan tetapi akan lebih mudah apabila dihitung dengan pendekatan pendapatan.

Jika perhitungan akurat maka kedua pendekatan ittu semestinya memberikan hasil

yang sama. Nilai tambah itu sama dengan balas jasa atas ikut sertanya berbagai

faktor produksi dalam proses produksi.

c. Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan dari segi pengeluaran adalah menjumlahkan nilai penggunaan

akhir dari barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri. Kalu dilihat dari segi

penggunaan maka total penyediaan/produksi barang dan jasa itu digunakan untuk:

1) Konsumsi rumah tangga,

2) Konsumsi lembaga swasta yang tidak mencari untung,

3) Konsumsi pemerintah,

4) Pembentukan modal tetap bruto (investasi),

5) Perubahan stok, dan

6) Ekspor neto.

Perlu untuk diketahui bahwa dalam katagori diatas tidak dimasukkan

konsumsi lembaga yang mencari untung (perusahaan) karena konsumsi mereka

tidak bersifat konsumsi akhir hasil produksinya yang akan menjadi konsumsi

akhir sehingga apabila dimasukkan terjadi perhitungan ganda. Jadi intinya yang

dihitung adalah konsumsi akhir yang akan tidak lagi di konsumsi oleh pihak lain.

Page 35: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

20

Ekspor neto adalah total ekspor dikurangi total impor.total penyediaan

(total barang dan jasa yang tersedia) di dalam negri adalah total yang di produksi

di tambah impor dikurangi ekspor. Karena yang akan dihitung nilai hanya barang

dan jasa yang berasal dari produksi dalam negri saja maka total konsumsi harus di

kurangi dengan nilai impor kemudian di tambah dengan nilai ekspor.

Metode tidak langsung adalah suatu cara mengalokasikan produk domestik

bruto dari wilayah yang lebih luas ke masing-masing bagian wilayah, misalnya

mengalokasikan PDB Indonesia ke setiap provinsi dengan menggunakan alokator

tertentu, alokator yang dapat digunakan, yaitu: (Tarigan 2005, h 25)

1. Nilai produksi bruto atau neto setiap sektor/subsektor, pada wilayah yang

dialokasikan,

2. Jumlah produksi fisik,

3. Tenaga kerja,

4. Penduduk, dan

5. Alokator tidak langsung lainnya.

Dengan menggunakan salah satu kombinasi dari beberapa alokator dapat

diperhitungkan persentase bagian masing-masing provinsi terhadap nilai tambah

setiap sektor dan subsektor. Metode ini terkadang terpaksa digunakan karena

adanya kegiatan usaha yang lokasinya ada di beberapa wilayah, sedangakan

pencatatan yang lengkap hanya dilakukan di kantor pusat. Misalanya, laba

perusahaan tidak tercatat pada masing-masing wilayah melainkan hanya tercatat

di kantor pusat. Contoh lain apabila proses produksi bersifat berantai dan masing-

masing mata rantai berada pada wilayah yang berbeda.

Page 36: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

21

2.4 Pengangguran

2.4.1 Pengertian Pengangguran

Pengangguran juga merupakan masalah ketenagakerjaan yang dialami oleh

banyak negara, sehingga dalam setiap rencana-rencana pembangunan ekonomi

masyarakat selalu dikatakan dengan tujuan untuk menurunkan angka

pengangguran (Sumarsono 2003 h, 115). Pengangguran disebut juga tuna karya

adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja,

bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang

berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya

disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding

dengan jumlah lapangan kerja yang ada serta yang mampu menyerapnya.

Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan

adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang

sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan massalah sosial lainnya

(Silalahi dkk 2014, h. 208).

Menurut Sukirno (2007, h. 472) yang dimaksud dengan pengangguran

adalah seseorang yang sudah digolongkan dalam angkatan kerja, yang secara aktif

sedang mencari pekerjaan pada suatu tingkat upah tertentu, tetapi tidak dapat

memperoleh pekerjaan yang diinginkannya. Selanjutnya Nanga (2005, h. 249)

menjelaskan bahwa pengangguran (unemployment) merupakan kenyataan yang

dihadapi tidak saja oleh negara-negara sedang berkembang (developing

countries), akan tetapi juga oleh negara-negara yang sudah maju (developed

countries).

Page 37: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

22

Secara umum pengangguran didefinisikan sebagai suatu keadaan dimana

seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja (labor force) tidak

memiliki pekerjaan dan secara aktif sedang mencari pekerjaan. Seseorang yang

tidak bekerja, tetapi secara aktif mencari pekerjaan tidak dapat digolongkan

sebagai penganggur. Sedangkan angkatan kerja itu sendiri adalah jumlah orang

yang bekerja dan tidak bekerja, yang berada dalam kelompok umur tertentu.

Pengangguran pada prinsipnya mengandung arti hilangnya output (loss of output)

dan kesengsaraan bagi orang yang tidak bekerja (human misery), dan merupakan

suatu bentuk pemborosan sumberdaya ekonomi.

Berikutnya menurut Murni (2006 h,197) yang dimaksudkan dengan

pengangguran adalah orang-orang yang usianya berada dalam usia angkatan kerja

dan sedang mencari pekerjaan.

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengangguran

adalah suatu keadaaan dimana seseorang yang sudah tergolong dalam usia kerja

(15-64 tahun) tetapi belum bekerja atau belum mendapatkan pekerjaan yang

sesuai dengan keinginannya.

2.4.2 Jenis-Jenis Pengangguran

Menurut Murni (2006 h, 200) jenis-jenis pengangguran ditinjau dari

interprestasi ekonomi yaitu sebagai berikut:

1. Pengangguran friksional (Frictional Unemployment), yaitu pengangguran

yang disebabkan adanya keinginan pekerja untuk mencari pekerjaan yang

lebih baik atau lebih sesuai. Pengangguran ini disebut juga pengangguran

normal dan tidak dianggap sebagai masalah yang serius.

Page 38: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

23

2. Pengangguran struktural (Structural Unemployment), yaitu pengangguran

yang disebabkan adanya perubahan atau perkembangan teknologi dalam

kegiatan ekonomi. Sehingga terdapat ketidaksesuaian antara keterampilan

yang dimiliki dengan yang dibutuhkan lapangan kerja.

3. Pengangguran siklikal (Cyclical Unemployment), yaitu pengangguran yang

disebabkan adanya fluktuasi/siklus dalam perkembangan bisnis atau

dikarenakan oleh kemerosotan perekonomian suatu negara. Kemerosotan

ekonomi bisa berasal dari dalam negeri dan bisa pula dari luar negeri, seperti

konsumsi, investasi, dan ekspor. Semuanya mendorong AD lebih rendah

daripada AS dan ini menimbulkan resesi.

4. Pengangguran musiman (Seasonal Unemployment), yaitu pengangguran yang

dipengaruhi oleh perubahan musim, biasanya bersifat sementara dan terjadi

dalam jangka pendek secara berulang-ulang. Contohnya disektor pertanian, di

luar musim tanam atau musim panen akan terjadi pengangguran

(McEachern;2000).

2.4.3 Dampak Pengangguran

Pengangguran yang terjadi di dalam suatu perekonomian dapat membawa

dampak atau akibat buruk, baik terhadap perekonomian maupun individual dan

masyarakat (Nanga 2005, h 254):

A. Dampak Pengangguran Terhadap Perekonomian

Setiap negara selalu berusaha agar tingkat kemakmuran masyarakatnya

dapat dimaksimumkan dan perekonomian selalu mncapai pertumbuhan ekonomi

yang mantap dan berkelanjutan (sustained economic growth). Tingkat

Page 39: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

24

pengangguran yang relatif tinggi tidak memungkinkan masyarakat mencapai

tujuan tersebut. Hal ini dapat dilihat dengan jelas dari berbagai akibat buruk yang

bersifat ekonomi yang ditimbulkan oleh masalah pengangguran. Akibat-akibat

buruk pengangguran terhadap perekonomian, adalah:

1. Pengangguran menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimumkan

tingkat kesejahteraaan yang mungkin dicapainya. Pengangguran

menyebabkan output actual (actual output) yang dicapai lebih rendah dari

atau berada di bawah output potensial (potential output). Keberadaan ini

berarti tingkat kemakmuran masyarakat yang dicapai adalah lebih rendah dari

tingkat yang mungkin akan dicapainya.

2. Pengangguran menyebabkan pendapatan pajak (tax revenue) pemerintah

berkurang. Pengangguran yang disebabkan oleh rendahnya tingkat kegiatan

ekonomi, pada gilirannya akan menyebabkan pendapatan pajakyang mungkin

diperoleh pemerintah akan menjadi semakin sedikit. Dengan demikian,

tingkat pengangguran yang tinggi akan mengurangi kemampuan pemerintah

dalam menjalankan berbagai kegiatan pembangunan.

3. Pengangguran yang tinggi akan menghambat, dalam arti tidak akan

menggalakan pertumbuhan ekonomi. Pengangguran menimbulkan dua akibat

buruk kepada kegiatan sektor swasta. Pertama, pengangguran tenaga kerja

biasanya akan diikuti pula dengan oleh kelebihan kapasitas mesin-mesin

perusahaan. Keadaan ini jelas tidak akan mendorong perusahaan untuk

melakukan investasi di masa yang akan datang. Kedua, pengangguran yang

timbul sebagai akibat dari kelesuan kegiatan perusahaan menyebabkan

keuntungan berkurang. Keuntungan yang rendah mengurangi keinginan

Page 40: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

25

perusahaan untuk melakukan investasi. Kedua hal tersebut jelas tidak akan

menggalakkan pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.

B. Dampak Pengangguran Terhadap Individu dan Masyarakat

Selain membawa akibat buruk terhadap perekonomian secara keseluruhan,

pengangguran yang terjadi juga akan membawa beberapa akibat buruk terhadap

individu dan masyarakat, sebagai berikut:

1. Pengagguran menyebabkan kehilangan mata pencaharian dan pendapatan. Di

negara-negara maju, para penganggur memperoleh tunjungan (bantuan

keungan) dari badan asuransi pengangguran, dan oleh sebab itu mereka masih

mempunyai pendapatan untuk membiayai kehidupannya dan keluarganya.

Mereka tidak perlu bergantung kepada tabungan mereka atau bantuan orang

lain. Sebaliknya, di negara-negara berkembang tidak terdapat program

asuransi pengangguran, dan karenanya kehidupan penganggur harus dibiayai

oleh tabungan masa lalu atau pinjaman/bantuan keluarga dan teman-teman.

Keadaan ini potensial bisa mengakibatkan pertengkaran dan kehidupan

keluarga yang tidak harmonis.

2. Pengangguran dapat menyebabkan kehilangan atau berkurangnya

keterampilan. Keterampilan dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan hanya

dapat dipertahankan apabila keterampilan tersebut digunakan dalam praktek.

Pengangguran dalam kurun waktu yang lama akan menyebabkan tingkat

keterampilan (skills) pekerja menjadi semakin merosot.

3. Pengangguran dapat pula menimbulkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Kegiatan ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapat

menimbulkan rasa tidak puas masyarakat kepada pemerintah yang berkuasa.

Page 41: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

26

Golongan yang berkuasa akan semakin tidak popular di mata masyarakat,

dan berbagai tuntutan dan kritik akan dilontarkan kepada pemerintah dan

adakalanya hal itu disertai pula dengan tindakan demonstrasi dan huru hara.

Kegiatan-kegiatan kriminal seperti pencurian dan perampokan, dan lain

sebagainya akan semakin meningkat.

2.5 Hubungan jumlah penduduk, produk domestik regional bruto (PDRB),

dan pengangguran dengan kemiskinan.

2.5.1 Hubungan Jumlah Penduduk dengan Kemiskinan

Menurut Todaro 2000 dalam (Saputra 2011, h. 42) bahwa besarnya jumlah

penduduk berpengaruh positif terhadap kemiskinan. Hal itu dibuktikan dalam

perhitungan indek Foster Greer Thorbecke (FGT), yang mana apabila jumlah

penduduk bertambah maka kemiskinan juga akan semakin meningkat.

Menurut Hermanto dan Dwi (2007) dalam penelitiannya tentang pengaruh

pertumbuhan ekonomi terhadap kemiskinan dengan metode panel data

mengimplikasikan bahwa jumlah penduduk berhubungan positif dengan

kemiskinan.

2.5.2 Hubungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dengan

Kemiskinan

Menurut Sadono Sukirno, 2000 (dalam Saputra 2011, h. 42), laju

pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan PDRB tanpa memandang apakah

kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil. Selanjutnya pembangunan ekonomi tidak

semata-mata diukur berdasarkan pertumbuhan produk domestik regional bruto

(PDRB) secara keseluruhan, tetapi harus memperhatikan sejauh mana distribusi

Page 42: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

27

pendapatan telah menyebar kelapisan masyarakat serta siapa yang telah

menikmati hasil-hasilnya. Sehingga menurunnya PDRB suatu daerah berdampak

pada kualitas konsumsi rumah tangga. Dan apabila tingkat pendapatan penduduk

sangat terbatas, banyak rumah tangga miskin terpaksa merubah pola makanan

pokoknya ke barang paling murah dengan jumlah barang yang berkurang.

Menurut Siregar (2007, h. 150) menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi

merupakan syarat keharusan (necessuffary condition) bagi pengurangan

kemiskinan. Adapun syarat kecukupannya (sufficien condition) ialah bahwa

pertumbuhan tersebut efektif dalam mengurangi kemiskinan. Artinya,

pertumbuhan tersebut hendaklah menyebar di setiap golongan pendapatan,

termasuk di golongan penduduk miskin (growth with equity).

2.5.3 Hubungan Pengangguran dengan Kemiskinan

Menurut Sadono Sukirno (2004), efek buruk dari pengangguran adalah

mengurangi pendapatan masyarakat yang pada akhirnya mengurangi tingkat

kemakmuran yang telah dicapai seseorang. Semakin turunnya kesejahteraan

masyarakat karena menganggur tentunya akan meningkatkan peluang mereka

terjebak dalam kemiskinan karena tidak memiliki pendapatan. Apabila

pengangguran di suatu negara sangat buruk, kekacauan politik dan sosial selalu

berlaku dan menimbulkan efek yang buruk bagi kepada kesejahteraan masyarakat

dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang.

2.6 Penelitian Terdahulu

Saputra (2011) meneliti tentang “Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk,

PDRB, IPM, Penganguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten / Kota

Page 43: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

28

Jawa Tengah”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Jumlah Penduduk

berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Jawa

Tengah,PDRB berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat kemiskinan di

JawaTengah, Indeks Pembangunan Manusia berpengaruh negatif dan

signifikanterhadap tingkat kemiskinan di Jawa Tengah, dan Pengangguran

berpengaruhnegatif dan tidak signifikan terhadap tingkat kemiskinan di Jawa

Tengah.

Wijayanto (2010) meneliti tentang “Analisis Pengaruh PDRB, Pendidikan,

dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Kabupaten / Kota Jawa Tengah tahun

2005-2008”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel PDRB berpengaruh

negatif tetapi tidak signifikatterhadap tingkat kemiskinan, variabel pendidikan

yang diproksi dengan angka melek huruf berpengaruh negatif dan signifikat

terhadap tingkat kemiskinan, dan variabel pengangguran berpengaruh negatif serta

signifikat terhadap tingkat kemiskinan di Jawa Tengah.

2.7 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran jumlah penduduk, PDRB, dan pengangguran

terhadap tingkat kemiskinan dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Pemikiran Teoritis

PDRB

(X2)

Jumlah Penduduk

(X1)

Pengangguran

(X3)

Tingkat Kemiskinan

(Y)

Page 44: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

29

Keterangan :

X1 : Jumlah Penduduk (variabel independen atau variabel bebas)

mempunyai pengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan (variabel

dependen atau variabel terikat)

X2 : PDRB (variabel independen atau variabel bebas) mempunyai

pengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan (variabel dependen atau

variabel terikat)

X3 : Pengangguran (variabel independen atau variabel bebas)

mempunyai pengaruh terhadap Tingkat Kemiskinan (variabel

dependen atau variabel terikat)

2.8 Perumusan Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Jumlah penduduk diduga berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan di

Kabupaten Aceh Barat.

2. PDRB diduga berpengaruh negatif terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten

Aceh Barat

3. Pengangguran diduga berpengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan di

Kabupaten Aceh Barat

4. Diduga bahwa kondisi kemiskinan Kabupaten Aceh Barat mengalami

fluktuatif dari tahun ketahun?

Page 45: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Adapun ruang lingkup dalam penelitian ini meliputi jumlah penduduk,

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), pengangguran, dan tingkat kemiskinan

di Kabupaten Aceh Barat dalam kurun waktu 2003-2014.

3.2 Data Penelitian

3.2.3 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan

sumber data yang digunakan adalah data sekunder, dengan perbandingan selama

12tahun terhitung dari tahun 2003sampai dengan 2014. Sumber data dalam

penelitian ini antara lain:

a. Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Aceh Barat berbagai tahun terbitan

b. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi (DINASKERTRANS)

Kabupaten Aceh Barat

c. Literatur-literatur serta informasi-informasi tertulis baik yang berasal dari

instansi terkait maupun sumber lainnya, yang berhubungan langsung dengan

judul penelitian untuk memperoleh data sekunder.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui

studi pustaka (Library research). Studi Pustaka ini digunakan untuk

Page 46: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

31

mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan membaca buku-buku, catatan

kuliah, dan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan penulis teliti.

Data tersebut diperoleh melalui data-data yang sudah ada artinya data

tersebut bisa berasal dari Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Sosial, Tenaga Kerja,

dan Transmigrasi (DINASKERTRANS) atau instansi terkait yang dapat

memberikan keterangan yang berhubungan dengan masalah yang akan dibahas

dalam penelitian ini.

3.3 Model Analisis Data

Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi berganda, analisis korelasi, koefisien determinasi, uji t, dan uji F yang

nanti datanya akan diolah dengan menggunakan program komputer aplikasi SPSS.

3.3.1 Analisis RegresiBerganda

Analisis ini digunakan sebagai alat untuk melihat bentuk dan tingkat

hubungan antara satu variabel dependen (Y) dan lebih dari satu variabel

independen (X), dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sarwoko 2005, h.

45):

Yi = β0+ β1X1i + β2X2i + β3X3i+ ui ................................................ (1)

Keterangan:

Yi : Tingkat Kemiskinan

β0 : Intersep (Konstanta)

β1,β2,β3 : Koefisien Regresi

Page 47: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

32

X1i : Jumlah Penduduk

X2i : Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

X3i : Pengangguran

ui : Standar Error

3.3.2 Analisis Koefisien

a. Koefisien Korelasi (r)

Analisa koefisien korelasi adalah tingkat hubungan antar dua variabel atau

lebih, untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel bebas (X)

terhadap variabel terikat (Y). Rumus koefisien korelasi adalah sebagai berikut

(Supangat 2007, h. 341):

r =

...................................................... (2)

b. Koefisien Determinasi (R2)

Analisa ini digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan

variabel babas (X) terhadap variabel terikat (Y), koefisien determinasi (R2)

merupakan kuadrat dari nilai koefisien korelasi. Rumus koefisien determinasi

adalah sebagai berikut (Gujarati 2006, h. 162):

r = ± ........................................................................................ (3)

Dimana:

r : Koefisien Korelasi

Page 48: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

33

3.3.3 Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)

Uji t digunakan untuk melihat signifikan dari pengaruh variabel bebas (X)

terhadap variable terikat (Y) secara individual, rumus yang digunakan untuk uji t

adalah sebagai berikut (Sarwoko 2005, h. 71):

t

........................................................................................ (4)

Dimana:

n : jumlah tahun

r : Koefisien Korelasi

3.3.4 Uji Signifikan Silmutan (Uji F)

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas

yang dimasukan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel terikat.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Tingkat Kemiskinan (Y) adalah ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi

standar minimum kebutuhan dasar yang meliputi kebutuhan makanan

maupun non makanan, dalam kurun waktu 2003-2014 di Kabupaten Aceh

Barat yang diukur dalam satuan jiwa.

Page 49: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

34

2. Jumlah penduduk (X1) adalah jumlah keseluruhan penduduk yang ada di

Kabupaten Aceh Barat yang diukur dalam satuan jiwa, dalam kurun waktu

tahun 2003-2014.

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) (X2) merupakan besaran kasar

yang menunjukkan tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah pada

suatu waktu tertentu dalam kurun waktu tahun 2003-2014 di Kabupaten Aceh

Barat yang diukur dalam Jutaan Rupiah.

4. Pengangguran (X3) adalah jumlah penduduk dalam angkatan kerja yang tidak

memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan di Kabupaten Aceh Barat

yang diukur dalam satuan jiwa dalam kurun waktu tahun 2003-2014.

3.5 Pengujian Hipotesis

Hipotesis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. H0 : β = 0 Variabel jumlah penduduk, PDRB, dan Pengangguran tidak

berpengaruh secara nyata terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh

Barat.

b. H1 : β ≠ 0 Variabel jumlah penduduk, PDRB, dan Pengangguran berpengaruh

secara nyata terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat.

Kriteria Uji t hipotesa yang diterapkan dalam penelitian ini adalah:

a. Apabila thitung ≥ ttabel atau thitung ≤ -ttabel maka H0 di tolak H1 diterima. Artinya

jumlah penduduk, PDRB, dan pengangguran yang diteliti berpengaruh secara

nyata terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat.

Page 50: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

35

b. Apabila –ttabel < thitung < ttabel maka H0 diterima H1 di tolak. Artinya jumlah

penduduk, PDRB, dan pengangguran yang diteliti tidak berpengaruh secara

nyata terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat.

Untuk melihat pengaruh variabel X1, X2, dan X3 terhadap variabel Y

secara keseluruhan digunakan uji F dengan kriteria sebagai berikut:

a. Apabila Fhitung ≥ Ftabel maka H0 di tolak H1 diterima. Artinya jumlah

penduduk, PDRB, dan pengangguran yang diteliti secara besama-sama

berpengaruh secara nyata terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh

Barat.

b. Apabila Fhitung < Ftabelmaka H0 diterima H1 di tolak. Artinya jumlah penduduk,

PDRB, dan pengangguran yang diteliti secara bersama-sama tidak

berpengaruh secara nyata terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh

Barat.

Page 51: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 GambaranUmum Kabupaten Aceh Barat

Kabupaten Aceh Barat terletak antara 04006

’-04

047

’ lintang utara dan

95052

’-96

030

’ bujur timur dengan Luas mencapai 2.927,95 Km

2 atau 292.795 Ha.

Dengan mekarnya desa keuramat pada tahun 2013, Kabupaten Aceh Barat terdiri

atas 12 kecamatan, 33 mukim dan 322 gampong. Sebanyak 192 desa diantaranya

berada di daratan dan 83 desa terletak di lembah, hanya 47 desa yang terletak di

lereng. Kabupaten Aceh Barat berbatasan dengan kabupaten pidie jaya dan aceh

jaya di sebelah utara, kemudian di sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten

nagan raya dan samudera indonesia. Sedangkan disebelah timur berbatasan

dengan kabupaten aceh tengah dan nagan raya, sebelah barat berbatasan dengan

samudera indonesia.

Kecamatan terluas adalah Sungai Mas yang mencapai 26,70% wilayah

Aceh Barat, daerah ini sebagian besar masih berupa hutan. Sedangkan kecamatan

terkecil adalah Johan Pahlawan yang merupakan ibukota Kabupaten Aceh Barat

yang luasnya mencapai 44,91 Km2 atau hanya 1,53% dari luas Kabupaten Aceh

Barat.

Page 52: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

37

Grafik 4.1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan Di

Kabuapten Aceh Barat

Sumber: BPS, Kabupaten Aceh Barat (Mei 2016)

4.1.1 Kondisi Penduduk Kabupaten Aceh Barat

Penduduk merupakan orang yang bertempat tinggal disuatu daerah

tersebut yang sangat berperan dalam proses pembangunan daerah dan sekaligus

sebagai objek yang akan menikmati hasil pembangunan daerah tersebut. Oleh

karena itu penduduk yang berkualitas merupakan yang lebih baik dalam proses

membangun suatu daerah, sedangkan penduduk yang tidak berkualitas akan

menjadi beban dalam proses pembangunan, karena penduduk yang tidak

berkualitas akan menimbulkan berbagai permasalahan sosial seperti

pengangguran, kemiskinan, dan kriminalitas.

Penduduk yang berkualitas dan produktif merupakan tujuanutama bagi

pencapaian pembangunan manusia. Oleh karenanya untuk mencapai pertumbuhan

ekonomi yang tinggi, pembangunan yang lebih merata dan taraf hidup masyarakat

yang lebih sejahtera akan terwujud apabila pembangunan terpusat pada kualitas

manusia. Karena itu potensi penduduk dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

44,91 140,69 129,58

130,06

249,04

123

132,6

510,18

112,87

490,25

83,04

781,73

johan pahlawan

samatiga

bubon

arongan lambalek

woyla

woyla barat

woyla timur

kaway XVI

meureubo

pante ceureumen

panton reu

sungai mas

Page 53: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

38

ada berkualitas dan optimal agar perannya dalam pembangunan dan sosial

masyarakat cenderung meningkat. Jika tidak akan dikawatirkan penduduk yang

ada tersebut akan menjadi hambatan untuk pembangunan dimasa yang akan

datang.

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2003 – 2014

No Tahun Jumlah penduduk (jiwa)

1 2003 176.586

2 2004 172.630

3 2005 150.450

4 2006 151.594

5 2007 153.294

6 2008 164.360

7 2009 169.111

8 2010 173.558

9 2011 177.532

10 2012 182.364

11 2013 187.459

12 2014 190.244

Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat (Mei 2016)

Berdasarkandata pada tabel 4.1 diatas penulis dapat menjelaskan bahwa

jumlah penduduk yang tertinggi di Kabupaten Aceh Barat yaitu pada tahun 2014

sebesar 190.244 jiwa, sedangkan jumlah penduduk yang terendah berada pada

tahun 2005 yaitu sebesar 150.450 jiwa. Yang mana jumlah penduduk pada tahun

2005 tersebut menjadi rendah dikarenakan adanya bencana alam gempa dan

tsunami pada akhir tahun 2004 karena banyak penduduk Kabupaten Aceh Barat

yang menjadi korban gempa dan tsunami , sehingga jumlah penduduk pada tahun

tersebut menjadi rendah. Pada tahun-tahun berikutnya jumlah penduduk semakin

Page 54: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

39

tahun semakin meningkat. Apabila peningkatan jumlah penduduk yang tidak

diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi maka akan berdampak

negatif terhadap penduduk itu sendiri, karena jika pertumbuhan ekonomi suatu

daerah tidak baik akan banyaknya pengangguran yang akhirnya akan

menyebabkan kemiskinan yang tinggi. Untuk itu pertumbuhan penduduk harus

diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi yang baik agar kemiskinan dapat

berkurang di daerah Kabupaten Aceh Barat.Untuk melihat grafik jumlah

penduduk dapat digambarkan sebagai berikut:

Grafik 4.2

Jumlah Penduduk Kabupaten Aceh Barat Tahun 2003-2014

4.1.2 Kondisi PDRB di Kabupaten Aceh Barat

PDRB merupakan salah satu bagian yang dapat mengatasi masalah

perekonomian seperti kemiskinan, akan tetapi jika PDRB dari tahun ke tahun

mengalami penurunan maka kemiskinan akan bertambah dan apabila PDRB

mengalami peningkatan maka kemiskinan dapat teratasi, dan otomatis akan

meningkatnya kesejahteraan masyarakat. Untuk melihat PDRB di Kabupaten

Aceh Barat yaitu sebagai berikut:

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

176.586

172.630

150.450

151.594

153.294 164.360

169.111

173.558

177.532

182.364

187.459

190.244

0

50000

100000

150000

200000

Tahun Jumlah penduduk (jiwa)

Page 55: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

40

Tabel 4.2

PDRB (ADHK) Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2003-2014

No Tahun PDRB (Jutaan Rupiah)

1 2003 927.463,73

2 2004 1.011.980,61

3 2005 878.891,70

4 2006 966.250,11

5 2007 1.081.722,63

6 2008 1.140.817,36

7 2009 1.197.904,53

8 2010 4.462.045,24

9 2011 4.569.067,05

10 2012 4.594.543,92

11 2013 4.773.693,84

12 2014 4.935.274,15 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat (Mei 2016)

Berdasarkan data pada tabel 4.2diatas terlihat bahwa PDRB di Kabupaten

Aceh Barat dari tahun 2003-2014 terus mengalami peningkatan tiap tahunnya.

Namun pada tahun 2005 terjadi penurunan sebesar 878.891,70 rupiah, hal ini

disebabkan karena Kabupaten Aceh Barat terkena bencana alam berupa gempa

dan tsunami. Selanjutnya pada tahun-tahun berikutnya jumlah PDRB terus terlihat

membaik dan mengalami peningkatan tiap tahunnya.Untuk melihat grafik PDRB

dapat digambarkan sebagai berikut:

Grafik 4.3

PDRB Kabupaten Aceh Barat Tahun 2003-2014

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

927.463,73

1.011.980,61

878.891,70

966.250,11

1.081.722,63

1.140.817,36

1.197.904,53

4.462.045,24

4.569.067,05

4.594.543,92

4.773.693,84

4.935.274,15

0

1000000

2000000

3000000

4000000

5000000

6000000 Tahun PDRB (Jutaan Rupiah)

Page 56: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

41

4.1.3 Kondisi Pengangguran di Kabupaten Aceh Barat

Pengangguran adalah suatu keadaaan dimana seseorang yang sudah

tergolong dalam usia kerja (15-64 tahun) tetapi belum bekerja atau belum

mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keinginannya. Dewasa ini kondisi

pengangguran yang terjadi di Kabupaten Aceh Barat berfluktuatif ditandai dengan

berubah-ubahnya angka pengangguran. Berikut ini perkembangan jumlah

pengangguran yang terjadi di Kabupaten Aceh Barat:

Tabel 4.3

Jumlah Pengangguran di Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2003-2014

No Tahun Jumlah Pengangguran

(Jiwa)

1 2003 31.217

2 2004 13.088

3 2005 13.266

4 2006 7.818

5 2007 7.810

6 2008 8.061

7 2009 7.868

8 2010 7.651

9 2011 7.568

10 2012 7.872

11 2013 8.851

12 2014 8.987 Sumber: DINASKERTRANS Kabupaten Aceh Barat (Mei 2016)

Berdasarkan tabel 4.3di atas terlihat bahwa kondisi pengangguran dari

tahun 2003-2014 mengalami perubahan secara fluktuatif, pada tahun 2003

merupakan tahun yang memiliki jumlah pengangguran tertinggi yaitu mencapai

angka sebesar 31.217 jiwa, sedangkan jumlah pengangguran terendah terjadi pada

tahun 2011 yaitu hanya sebesar 7.568 jiwa. Pada tahun 2012-2014 jumlah

pengangguran secara terus menerus mengalami peningkatan tiap tahunnya, hal ini

Page 57: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

42

terjadi karena masih kurangnya lapangan pekerjaan yang tersedia di Kabupaten

Aceh Barat.

Lapangan pekerjaan termasuk salah satu masalah dalam pembangunan

ekonomi, selain itu permasalahan lainnya adalah kualitas tenaga kerja,

sebagaimana terlihat dari tingkat pendidikan angkatan kerja dan produktivitas

pekerja yang ada masih relatif rendah. Tingkat pengangguran akan menjadi

masalah bagi sosial ekonomi masyarakat, hal ini akan menimbulkan kecemburuan

sosial antara masyarakat yang memiliki pekerjaan dengan masyarakat yang tidak

memiliki pekerjaan.Untuk melihat grafik jumlah Pengangguran dapat

digambarkan sebagai berikut:

Grafik 4.4

Jumlah Pengangguran Kabupaten Aceh Barat Tahun 2003-2014

4.1.4 Kondisi Kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat

Kemiskinan merupakan salah satu persoalan yang mendasar yang menjadi

perhatian serius dari pemerintah. Tingkat kemiskinan Kabupaten Aceh Barat

masih tergolong tinggi dibandingkan dengan tingkat kemiskinan Provinsi, untuk

itu perlu diperhatikan dengan sungguh-sungguh dari pembuat kebijakan atau

31.217

13.088

13.266

7.818

7.810

8.061

7.868

7.651

7.568

7.872

8.851

8.987

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

35.000

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

Jumlah Pengangguran (Jiwa)

Jumlah Pengangguran (Jiwa)

Page 58: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

43

pemerintah agar kemiskinan Kabupaten Aceh Barat dapat berkurang dan harus

ditangani secara menyeluruh dan berkesinambungan. Karena itu perlunya peran

aktif dari pemerintah agar kemiskinan Kabupaten Aceh Barat dapat berkurang.

Berikut ini kondisi kemiskinan selama beberapa tahun terakhir di Kabupaten Aceh

Barat:

Tabel 4.4

Jumlah Penduduk Miskin di Kabupaten Aceh Barat

Tahun 2003-2015

No Tahun Jumlah Penduduk Miskin

(Jiwa)

1 2003 81.700

2 2004 57.000

3 2005 53.343

4 2006 52.467

5 2007 48.248

6 2008 43.691

7 2009 40.385

8 2010 42.358

9 2011 42.500

10 2012 41.400

11 2013 44.300

12 2014 43.900 Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Barat (Mei 2016).

Berdasarkan tabel 4.4 diatas kondisi kemiskinan Kabupaten Aceh Barat

dalam beberapa tahun terakhir ini bersifat fluktuatif. Pada tahun 2003 jumlah

penduduk miskin sebesar 81.700 jiwa, dan pada tahun 2004-2009 jumlah

penduduk miskin mengalami penurunan masing-masing sebesar 57.000 jiwa pada

tahun 2004, 53.343 jiwa pada tahun 2005, 52.467 jiwa pada tahun 2006, 48.248

jiwa pada tahun 2007, 43.691 jiwa pada tahun 2008, dan pada tahun 2009 sebesar

40.385 jiwa. Sedangkan pada tahun 2010-2011 jumlah penduduk miskin kembali

meningkat mencapai 42.358 dan 42.500 jiwa. Pada tahun 2012 jumlah penduduk

miskin kembali menurun sebesar 41.400 jiwa, dan pada tahun 2013 jumlah

penduduk miskin kembali meningkat jauh bila dibandingkan dengan tahun

Page 59: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

44

sebelumnya yang mencapai sebesar 44.300 jiwa. Berikutnya pada tahun 2014

jumlah penduduk miskin kembali mengalami penurunan sebesar 43.900 jiwa.

Untuk melihat grafik jumlah penduduk miskin dapat digambarkan sebagai

berikut:

Grafik 4.5

Jumlah Penduduk Miskin Kabupaten Aceh Barat Tahun 2003-2014

4.2 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian

Analisis statistik deskriptif variabel penelitian ini digunakan untuk

mengetahui Pengaruh Jumlah Penduduk, PDRB, dan Pengangguran Terhadap

Tingkat Kemiskinan, yang menjadi variabel dalam penelitian skripsi ini di

Kabupaten Aceh Barat dalam kurun waktu 12 tahun dari tahun 2003-2014.

4.3 Hasil Pengujian Hipotesis

Bagian ini penulis akan membahas tentang pengaruh yang ditimbulkan

oleh jumlah penduduk, PDRB, dan pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di

Kabupaten Aceh Barat yang dianalisis dengan menggunakan model regresi

81.700

57.000

53.343

52.467

48.248 43.691

40.385

42.358

42.500 41.400

44.300

43.900

0

10.000

20.000

30.000

40.000

50.000

60.000

70.000

80.000

90.000

2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)

Jumlah Penduduk Miskin (Jiwa)

Page 60: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

45

berganda yang akan diolah melalui program SPSS versi 20,0. Hasil akhir yang

diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5

Rata-Rata Standar Deviasi dan Observasi

No Variabel Rata-Rata Standar Deviasi Observasi

1

2

3

4

Kemiskinan

Jumlah Penduduk

PDRB

Pengangguran

49274,3333

170765,1667

2544971,2392

10838,0833

11514,67051

13527,19594

1878479,62605

6729,20725

12

12

12

12 sumber: Hasil Regresi (Data Diolah Juli 2016)

Berdasarkan tabel 4.5 diatas penulis dapat menjelaskan bahwa rata-rata

tingkat kemiskinan (Y) di Kabupaten Aceh Barat selama kurun waktu 2003-2014

adalah 49274,3333 dengan standar deviasi yaitu 11514,67051. Untuk rata-rata

jumlah penduduk (X1) yaitu sebesar 170765,1667 dengan standar deviasi

13527,19594, untuk rata-rata PDRB (X2) yaitu 2544971,2392 dengan standar

deviasi 1878479,62605 dan untuk rata-rata penganguran (X3) yaitu sebesar

10838,0833 dengan standar deviasi 6729,20725 serta jumlah observasi yang

diteliti selama 12 (dua belas) tahun.

4.4 Hasil Akhir

4.4.1 Uji Regresi Linier Berganda

Tabel 4.6

Regresi Linier Berganda

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant)

Jumlah Penduduk

PDRB

Pengangguran

57096,675

-,147

,000

1,630

20464,166

0,140

0,001

0,193

-0,172

-0,030

0,953

2,790

-1,047

-0,170

8,450

,024

,326

,869

,000 Sumber: Hasil Regresi (Data Diolah Juli 2016)

Page 61: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

46

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka diperoleh persamaan regresi

linier berganda akhir estimasi sebagai berikut:

Yi = β0 + β1X1i + β2X2i + β3X3i+ ui

Yi = 57096,675 – 0,147X1i+ 000X2i + 1,630X3i + ui

Persamaan regresi linier berganda di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Konstanta

Berdasarkan hasil regresi linier berganda di atas maka dapat diperoleh

nilai konstanta (a) yaitu sebesar 57096,675. Nilai konstanta ini menyatakan

apabila semua variabel bebas (jumlah penduduk, PDRB, dan pengangguran) sama

dengan nol, maka tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat sebesar 57096,675

persen.

b. Koefisien Regresi Variabel Jumlah Penduduk ( X1)

Berdasarkan hasil regresi linier berganda di atas diperoleh bahwa koefisien

regresi variabel jumlah penduduk (X1) adalah sebesar -0,147. Hal ini menyatakan

bahwa setiap kenaikan jumlah penduduk (X1) sebesar 1 jiwa, maka tingkat

kemiskinan (Y) akan mengalami penurunan sebesar 0,147 jiwa atau 1 jiwa.

c. Koefisien Regresi Variabel PDRB (X2)

Berdasarkan hasil regresi linier berganda di atas diperoleh bahwa koefisien

regresi variabel PDRB (X2) adalah sebesar 000. Hal ini menyatakan bahwa setiap

kenaikan PDRB (X2) sebesar 1 juta rupiah, maka tingkat kemiskinan (Y) tetap

atau 0 jiwa.

Page 62: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

47

d. Koefisien Regresi Variabel Pengangguran (X3)

Berdasarkan hasil regresi linier berganda di atas diperoleh bahwa koefisien

regresi variabel pengangguran (X3) adalah sebesar 1,630. Hal ini menyatakan

bahwa setiap kenaikan pengangguran (X3) sebesar 1 jiwa, maka tingkat

kemiskinan (Y) akan mengalami kenaikan sebesar 1,630 jiwa atau 2 jiwa.

4.4.2 Analisis Koefisien Korelasi dan Determinasi

Hasil ini dipergunakan dengan bertujuan untuk mengetahui keeratan serta

arah dan hubungan jumlah penduduk, PDRB, dan pengangguran terhadap tingkat

kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat.

Tabel 4.7

Hasil Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

No Variabel Kemiskinan Jumlah

Penduduk

PDRB Pengangguran

1 Pearson

Correlation

a. Kemiskinan

b. Jumlah

Penduduk

c. PDRB

d. pengangguran

1,000

-,126

-,512

,951

-,126

1,000

,770

,072

-,512

,770

1,000

-,367

,951

,072

-,367

1,000

2 Model

a. Koefisien

Korelasi (R)

b. Koefisien

Determinasi

Adjusted

c. Koefisien

Determinasi

(R2)

0,971

0,922

0,943

Sumber: Hasil Regresi (Data Diolah Juli 2016)

Berdasarkan tabel diatas penulis dapat menjelaskan bahwa koefisien

korelasi variabel bebas (jumlah penduduk, PDRB, dan pengangguran) diperoleh R

= 0,971 secara positif menjelaskan bahwa terdapat hubungan positif antara jumlah

Page 63: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

48

penduduk (X1), PDRB (X2), dan pengangguran (X3) terhadap tingkat kemiskinan

(Y) dengan keeratan hubungan 97,1 persen.

Pada penelitian ini terdapat lebih dari satu variabel bebas, maka penulis

menggunakan koefisien determinasi adjusted. Nilai koefisien determinasi adjusted

yaitu sebesar 0,922. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas (jumlah

penduduk, PDRB, dan penganguran) memberi sumbangan sebesar 92,2 persen

terhadap variabel terikat (tingkat kemiskinan), sedangkan sisanya sebesar 7,8

persen ini dipengaruhi oleh variabel yang terdapatdiluar model regresi penelitian

ini.

4.4.3 Uji t (Uji Parsial / Individual)

Uji t digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara

variabel bebas jumlah penduduk (X1), PDRB (X2), dan pengangguran (X3)

terhadap variabel terikat tingkat kemiskinan (Y) secara individual pada taraf nyata

(α) = 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.6 tersebut maka nilai thitung dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Jumlah Penduduk (X1)

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut telah terlihat bahwa untuk variabel jumlah

penduduk diperoleh nilai thitung sebesar -1,047 < dari ttabel sebesar 1.8596 yang

artinya bahwa secara parsial variabel jumlah penduduk tidak berpengaruh secara

nyata terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat.

Page 64: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

49

b. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB / X2)

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut telah terlihat bahwa untuk variabel PDRB

diperoleh nilai thitung sebesar -0,170 < dari ttabel sebesar 1.8596 yang artinya bahwa

secara parsial variabel PDRB tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat

kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat.

c. Pengangguran (X3)

Berdasarkan tabel 4.6 tersebut telah terlihat bahwa untuk variabel

pengangguran diperoleh nilai thitung sebesar 8,450 > dari ttabel sebesar 1.8596 yang

artinya bahwa secara parsial variabel pengangguran berpengaruh secara

nyataterhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat.

4.4.4 Uji F (Uji Simultan)

Uji F digunakan untuk menguji semua variabel bebas yaitu jumlah

penduduk (X1), PDRB (X2), dan pengangguran (X3) secara bersama-sama

terhadap variabel terikat yaitu tingkat kemiskinan (Y). Hasil perhitungan uji F

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 4.8

Hasil Regresi Uji F

Model Sum Of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression

Residual

Total

1375958728,573

82505278,094

1458464006,667

3

8

11

458652909,524

10313159,762

44,473 ,000b

Sumber: Hasil Regresi (Data Diolah Juli 2016)

Berdasarkan tabel 4.8 diatasnilai Fhitung sebesar 44,473 > dari Ftabelsebesar

4,07 pada tingkat nyata α = 0,05 (derajat signifikan), maka variabel jumlah

Page 65: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

50

penduduk, PDRB, dan pengangguran secara simultan (bersama-sama) mempunyai

pengaruh yang nyata terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat.

4.5 Pembahasan Hasil Akhir

4.5.1 Hubungan Jumlah Penduduk dan Kemiskinan

Variabel jumlah penduduk (X1) tidak berpengaruh terhadap tingkat

kemiskinan (Y), hal ini menunjukan bahwa jumlah penduduk terdapat hubungan

yang negatif dengan tingkat kemiskinan Kabupaten Aceh Barat. Artinya jika

jumlah penduduk meningkat maka tingkat kemiskinan juga akan meningkat,

dengan sebab itu untuk menurun angka kemiskinan maka jumlah penduduk harus

diimbangi dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Hal ini tidak sesuai dengan

penelitian terdahulu dari Saputra yang meneliti mengenai “Analisis Pengaruh

Jumlah Penduduk, PDRB, IPM, Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di

Kabupaten / Kota Jawa Tengah”, bahwa ada pengaruh antara jumlah penduduk

dengan tingkat kemiskinan dan sesuai dengan teori.

4.5.2 Hubungan PDRB dan Kemiskinan

Variabel PDRB (X2) tidak berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan (Y),

hal ini menunjukkan bahwa PDRB terdapat hubungan yang negatif dengan tingkat

kemiskinan Kabupaten Aceh Barat. Hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu

dari Saputra yang meneliti mengenai “Analisis Pengaruh Jumlah Penduduk,

PDRB, IPM, Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten / Kota

Jawa Tengah”, dan dari Wijayanto yang meneliti mengenai “Analisis Pengaruh

PDRB, Pendidikan, dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan di Kabupaten /

Kota Jawa Tengah Tahun 2005-2008”. Bahwa tidak ada pengaruh antara PDRB

Page 66: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

51

dengan Tingkat Kemiskinan, dan tidak sesuai dengan teori. Ketidaksignifikannya

PDRB dalam mempengaruhi Tingkat Kemiskinan juga dapat dilihat berdasarkan

data bahwa peningkatan jumlah PDRB di Kabupaten Aceh Barat dari tahun 2003-

2008 tidak selalu diiringi dengan penurunan Tingkat Kemiskinan di Kabupaten

Aceh Baarat.

4.5.3 Hubungan Pengangguran dan Kemiskinan

Variabel Pengangguran (X3) berpengaruh terhadap tingkat kemiskinan

(Y), hal ini menunjukkan bahwa Pengangguran terdapat hubungan yang positif

dengan tingkat kemiskinan Kabupaten Aceh Barat. Hal ini tidak sesuai dengan

penelitian terdahulu dari Saputra yang meneliti mengenai “Analisis Pengaruh

Jumlah Penduduk, PDRB, IPM, Pengangguran Terhadap Tingkat Kemiskinan di

Kabupaten / Kota Jawa Tengah”,dan dari Wijayanto yang meneliti mengenai

“Analisis Pengaruh PDRB, Pendidikan, dan Pengangguran Terhadap

Kemiskinan di Kabupaten / Kota Jawa Tengah Tahun 2005-2008”. Bahwa ada

pengaruh antara jumlah pengangguran dengan tingkat kemiskinan dan sesuai

dengan teori.

Page 67: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh jumlah penduduk,

PDRN, dan pengangguran terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat.

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada BAB IV maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa:

1. Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan persamaan akhir yang diperoleh

yaitu Yi = 57096,675 – 0,147X1i+ 000X2i + 1,630X3i + ui

2. Hasil yang diperoleh untuk variabel jumlah penduduk (X1) mempunyai

pengaruh yang negatif, dengan nilai thitung sebesar-1,047 < dari ttabel sebesar

1,8596 maka secara parsial variabel jumlah pnduduk tidak berpengaruh

secara nyata terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat.

3. Hasil yang dipeoleh untuk variabel PDRB (X2) mempunyai pengaruh yang

negatif, dengan nilai thitung sebesar-0,170 < dari ttabel sebesar 1,8596 maka

secara parsial variabel PDRB tidak berpengaruh secara nyata terhadap tingkat

kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat.

4. Hasil yang diperoleh untuk variabel pengangguran (X3) mempunyai pengaruh

yang positif, dengan nilai thitung sebesar 8,450 > dari ttabel 1,8596 maka secara

parsial variabel pengangguran berpengaruh secara nyata terhadap tingkat

kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat.

Page 68: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

53

5. Pada penelitian ini terdapat lebih dari satu variabel bebas, maka penulis

menggunakan koefisien determinasi adjusted (R2). Nilai koefisien

determinasi adjusted (R2) yaitu sebesar 0,922. Hai ini menunjukkan bahwa

variabel bebas (jumlah penduduk, PDRB, dan penganguran) memberi

sumbangan sebesar 92,2 persen terhadap variabel terikat (tingkat

kemiskinan), sedangkan sisanya sebesar 7,8 persen ini dipengaruhi oleh

variabel yang terdapatdiluar model regresi penelitian ini.

6. Berdasarkan uji hipotesis secara simultan (bersama-sama) menunjukkan

bahwa nilai Fhitung sebesar 44,473 > dari Ftabel sebesar 4,07 pada tingkat nyata

α = 0,05 (derajat signifikan), maka variabel jumlah penduduk, PDRB, dan

pengangguran secara simultan (bersama-sama) mempunyai pengaruh yang

nyata terhadap tingkat kemiskinan di Kabupaten Aceh Barat.

5.2 Saran

1. Variabel jumlah penduduk mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak

signifikan terhadap tingkat kemiskinan, diharapkan bahwa pemerintah

Kabupaten Aceh Barat harus mengimbangi laju pertumbuhan penduduk

dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi.

2. Variabel PDRB mempunyai pengaruh yang negatif dan tidak signifikan

terhadap tingkat kemiskinan, untuk itu pemerintah diharapkan dapat lebih

mengoptimalkan berbagai sektor yang ada di Kabupaten Aceh Barat salah

satunya pada sektor pertanian yang sangat membantu dalam memberikan

konstribusi bagi Kabupaten Aceh Barat.

Page 69: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

54

3. Variabel pengangguran mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap tingkat kemiskinan, yang mana apabila penganguran meningkat

maka kemiskinan juga ikut meningkat, untuk itu diharapkan pemerintah

Kabupaten Aceh Barat dapat mengupayakan melakukan tindakan yang lebih

baik dalam menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat Kabupaten Aceh

Barat dengan tujuan mengurangi jumlah pengangguran dan juga jumlah

kemiskinan akan semakin berkurang.

4. Bagi peneliti selanjutnya, agar dapat menambah jumlah observasi (tahun),

dan menggunakan variabel lain agar terlihat lebih besar pengaruhnya dari

hasil penelitian selanjutnya. Diharapkan agar dapat menggunakan metode lain

dalam menganalisisnya, sehingga dapat membandingkan dengan penelitian

yang telah digunakan dalam penelitian ini.

Page 70: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

64

DAFTAR PUSTAKA

Adisasmita, Rahardjo. 2005. Dasar-DasarEkonomi Wilayah. Edisipertama

Yogyakarta: GrahaIlmu

Ajie, Musliadi, Umar. 2008. PengantarStudiKependudukan. Banda Aceh: PeNA

BPS. 2015. Aceh Barat DalamAngka. Kabupaten Aceh Barat

___ . 2014. Aceh Barat DalamAngka. Kabupaten Aceh Barat

___ . 2013. Aceh Barat DalamAngka. Kabupaten Aceh Barat

___ . 2012. Aceh Barat DalamAngka. Kabupaten Aceh Barat

___ . 2011. Aceh Barat DalamAngka. Kabupaten Aceh Barat

___ . 2010. Aceh Barat DalamAngka. Kabupaten Aceh Barat

___ . 2009. Aceh Barat DalamAngka. Kabupaten Aceh Barat

___ . 2008. Aceh Barat DalamAngka. Kabupaten Aceh Barat

Gujarati, Damonar N. 2006. Dasar-DasarEkonometrika. Edisiketiga. Jilid 1.

Jakarta: Erlangga

Jhingan, M.L. 2012. Ekonomi Pembangunan danPerencanaan. Jakarta: PT. Raja

Grafindo

Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomidan Pembangunan Daerah: Reformasi,

Perencanaan, Strategi, danPeluang. Jakarta: Erlangga

Murni, Asfia. 2006. EkonomikaMakro. Bandung: PT. RefikaAditama

Nanga, Muana.2005. MakroEkonomiTeori, Masalah, danKebijakan.Edisikedua.

Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada

Putra, Toto, Cahya, Pratama. 2015. Skripsi: AnalisisPengaruhJumlahPenduduk,

Pengangguran, PDRB, danInflasiTerhadap Tingkat

KemiskinanKabupatenJember 2000-2012.Jember, UniversitasJember

Saputra, Whisnu, Adhi. 2011. Skripsi: AnalisisPengaruhJumlahPenduduk, PDRB,

IPM, PengangguranTerhadap Tingkat Kemiskinan di Kabupaten / Kota

Jawa Tengah. Semarang, UniversitasDiponegoro

Sarwoko. 2005.Dasar-DasarEkonometrika. Yogyakarta: Andi

Siahaan, N.H.T. 2004. HukumLingkungandanEkologi Pembangunan. Jakarta:

Erlangga

Silalahi, Remus, dkk. 2014.PengantarEkonomiMakro. Bandung: CitaPustaka

Page 71: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

65

Sukirno,Sadono. 2006. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah,

danDasarKebijakan.EdisiKedua. Jakarta: Kencana

____________ 2007. MakroEkonomi Modern

“PerkembanganPemikirandariKlasikHingga Keynesian Baru”.

Jakarta: PT. Raja GrafindoPersada

____________ 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta:

Rajawali Pers

____________ 2013. MakroEkonomiTeoriPengantar.EdisiKetiga. Jakarta:

RajawaliPers

Sumarsono, Sonny. 2003.

EkonomiManajemenSumberDayaManusiadanKetenagakerjaan.

Yogyakarta: GrahaIlmu

Supangat, Andi. 2007.Statistika “DalamKajianDeskriptif, Inferensi,

danNonparametrik”. Jakarta: Kencana

Tarigan, Robinson. 2005. Ekonomi Regional “TeoridanAplikasi”. EdisiRevisi.

Jakarta: PT. BumiAksara

Wijayanto, Ravi, Dwi. 2010. Skripsi: AnalisisPengaruh PDRB, Pendidikan,

danPengangguranTerhadapKemiskinan di Kabupaten / Kota Jawa

Tengah tahun 2005-2008. Semarang, UniversitasDiponegoro

Page 72: PENGARUH JUMLAH PENDUDUK, Produk Domestik Regional …repository.utu.ac.id/968/1/I-V.pdf · Program Studi : Ekonomi Pembangunan Jenjang : S1 LEMBARAN PENGESAHAN SKRIPSI Dengan ini

66

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Cut Laila

NIM : 12601092

Tempat / Tanggal Lahir : Meulaboh, 11 Juni 1993

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat tempat tinggal : Komplek Perumahan Gampong Persiapan

Peunaga Baro, Kecamatan Meureubo,

Kabupaten Aceh Barat.

Nama orang tua

Ayah : T. Salami

Ibu : Suriyani

Pekerjaan orang tua

Ayah : Wiraswasta

Ibu : Ibu Rumah Tangga (IRT)

Alamat orang tua : Komplek Perumahan, Gampong Persiapan

Peunaga Baro, Kecamatan Meureubo,

Kabupaten Aceh Barat.

Pendidikan yang telah ditempuh : 1. 2006 : SD Negeri Padang Keulele

2. 2009 : SMP Negeri 2 Meulaboh

3. 2012 : SMK Negeri 1 Meulaboh

Pengalaman kerja / organisasi : 1. Petugas Survey RPJMN BkkbN (2015)

2. Petugas Sensus Ekonomi BPS (2016)