pengaruh jenis sekolah mahasiswa dan ...pengaruh jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan...
TRANSCRIPT
-
i
PENGARUH JENIS SEKOLAH MAHASISWA DAN TINGKAT
PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR
MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN SEJARAH ANGKATAN 2012-2014
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Sejarah
Oleh:
METINA GULO
NIM: 121314019
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
iv
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan karya tulis ini kepada:
1. Ayah dan ibu yang selalu mendoakan saya setiap hari.
2. Pemerintah Kabupaten Nias Barat yang telah menyelenggarakan beasiswa
sehingga saya bisa kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Abang, kakak, dan adik-adik yang menjadi motivasi saya dalam mengerjakan
skripsi ini.
4. Teman, sahabat, yang selalu mendukung dan memberi semangat untuk
menyelesaikan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
v
MOTTO
Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian.
Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
Pengaruh Jenis Sekolah Mahasiswa dan Tingkat Pendidikan
Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Angkatan 2012-2014
Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
Metina Gulo
NIM: 121314019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh: (1) jenis
sekolah mahasiswa terhadap prestasi belajar, (2) tingkat pendidikan orang tua
terhadap prestasi belajar, (3) interaksi antara jenis sekolah mahasiswa dan tingkat
pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar mahasiswa angkatan 2012-2014
Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Metode penelitian yang digunakan adalah ex post facto. Sampel yang
digunakan berjumlah 120 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara
purposive sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi.
Kuesioner digunakan untuk memperoleh data jenis sekolah mahasiswa dan tingkat
pendidikan orang tua sedangkan dokumen digunakan untuk mengetahui prestasi
belajar mahasiswa. Analisis data menggunakan analisis varian dua jalan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh jenis sekolah
mahasiswa terhadap prestasi belajar dengan Fhitung< Ftabel (0.004 < 3.93). (2) Ada
pengaruh antara tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar mahasiswa
dengan Fhitung>Ftabel (3.41>3.08). (3) Tidak ada interaksi antara jenis sekolah
mahasiswa dan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar mahasiswa
dengan Fhitung
-
ix
ABSTRACT
The Influences of the Type of School Students and
Education Level of Parents Against the Students Learning
Achievement Batch 2012-2014,History Education Study
program, Sanata Dharma University,Yogyakarta.
Metina Gulo
NIM: 121314019
This study aims to determine whether there is an influence of (1) the type
of school on student achievement, (2) the education level of parents on student
achievement, (3) interaction between the type of school and the education level of
parents on student achievement 2012-2014 History Education Study Program,
Sanata Dharma University, Yogyakarta.
The method used is ex post facto. The sample used 120 students. The
sampling technique is purposive sampling, while the data were collected using
questionnaires and documentation. A questionnaire was used to obtain data on the
type of school and parents' education level, while the data of student achievement
retrieved from the archive or data GPA of students of 2010-2015. The analysis of
the data was two-way anava.
The results of this study indicate that there (1) is no influence between the
type of school students on student achievement with the results of Farithmetic 3:08), (3) is no interaction
between the type of school students and the education level of parents on student
achievement with the results Farithmetic
-
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Jenis
Sekolah Mahasiswa dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar
Mahasiswa Angkatan 2010-2015 Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta”.
Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan
dalam rangka memperoleh gelar sarjana (S1) di Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian di
Program Studi Pendidikan Sejarah.
3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang dengan
penuh kesabaran telah memberikan dorongan, bimbingan dan petunjuk-
petunjuk yang sangat berharga bagi penulis.
4. Bapak Drs. A. K. Wiharyanto, M.M. selaku pembimbing II yang telah
membimbing dan mengoreksi skripsi ini hingga selesai.
5. Pemerintah Kabupaten Nias Barat yang telah menyelenggarakan beasiswa
sehingga penulis bisa menyelesaikan kuliah di Prodi Pendidikan Sejarah
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
6. Bapak dan Ibu dosen serta Sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
7. Mahasiswa/I angkatan 2012-2014 Prodi Pendidikan Sejarah yang telah
bersedia menjadi responden pada penelitian ini.
8. Teman dan sahabat mahasiswa/I angkatan 2012 Program Studi Pendidikan
Sejarah Universitas Sanata Dharma yang selalu mendukung dan memberi
semangat untuk mengerjakan skripsi ini.
9. Teman dan sahabat seperjuangan mahasiswa/I beasiswa angkatan 2012 dari
Nias Barat, dan
10. Seluruh pihak yang telah berperan penting dalam mengerjakan skripsi ini
yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis.
Segala hal yang berhubungan dengan skripsi ini menjadi tanggung jawab
penulis. Akhir kata dengan menyadari segala kelemahan dan kekurangan, penulis
meminta segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi
ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang
membutuhkan.
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
PERSEMBAHAN ......................................................................................... iv
MOTTO ........................................................................................................ v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ vii
ABSTRAK .................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................. x
DAFTAR ISI ................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii
BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8
BAB II: KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 10
A. Kajian Teori .................................................................................. 10
B. Kerangka Berpikir ........................................................................ 30
C. Hipotesis ....................................................................................... 32
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 33
B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 33
C. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 35
D. Metode Penelitian ......................................................................... 36
E. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 36
F. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 38
G. Desain Penelitian .......................................................................... 39
H. Analisis Data ................................................................................ 40
I. Variabel Penelitian ....................................................................... 45
J. Hipotesis Statistik ......................................................................... 46
K. Jadwal Kegiatan ............................................................................ 47
BAB IV: HASIL PENELITIAN ................................................................ 48
A. Deskripsi Data Penelitian ............................................................. 48
B. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 58
C. Pembahasan .................................................................................. 62
BAB V: PENUTUP ..................................................................................... 70
A. Kesimpulan ................................................................................... 70
B. Saran-saran .................................................................................... 71
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 73
LAMPIRAN ................................................................................................. 75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
DAFTAR TABEL
No Nama Tabel Halaman
1 Distribusi populasi 33
2 Distribusi sampel 35
3 Persiapan uji homogenitas 41
4 Persiapan uji analisis varian dua jalan 42
5 Jadwal Kegiatan 47
6 Data prestasi mahasiswa berdasarkan jenis sekolah 49
7 Prestasi belajar dengan jenis sekolah SMA
berdasarkan jurusan
50
8 Prestasi belajar dengan jenis sekolah SMK
berdasarkan jurusan
51
9 Data prestasi belajar mahasiswa berdasarkan tingkat
pendidikan orang tua
52
10 Frekuensi prestasi belajar mahasiswa dengan tingkat
pendidikan orang tua tinggi
54
11 Frekuensi prestasi belajar mahasisiwa dengan tingkat
pendidikan orang tua sedang
55
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
12 Frekuensi prestasi belajar mahasiswa dengan tingkat
pendidikan orang tua rendah
57
13 Hasil uji normalitas sampel 59
14 Hasil uji homogenitas sampel 60
15 Hasil uji analisis varian dua jalan 61
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
DAFTAR GAMBAR
No Nama Gambar Halaman
I
II
Kerangka Berpikir
Desain Dua Faktor
30
40
III Histogram Prestasi Belajar Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Orang Tua Tinggi
55
IV Histogram Prestasi Belajar Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Orang Tua Sedang
56
V Histogram Prestasi Belajar Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Orang Tua Rendah
57
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
No Nama Lampiran Halaman
1 Kisis-kisi kuesioner 76
2 Data prestasi belajar mahasiswa 83
3 Prestasi belajar mahasiswa berdasarkan jenis sekolah 86
4 Prestasi belajar mahasiswa berdasarkan tingkat
pendidikan orang tua
91
5 Menentukan Distribusi Frekuensi dan mean, median,
modus, standar deviasi
96
6 Uji normalitas 102
7 Uji homogenitas 108
8 Perhitungan uji homogenitas varian 111
9 Pengelompokkan data analisis varian dua jalan 113
10
11
Perhitungan analisis varian dua jalan
Struktur kurikulum SMA
114
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa,
terutama bangsa yang sedang membangun. Setiap orang juga memerlukan yang
namanya pendidikan. Pendidikan penting untuk memberi perubahan dalam
kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat diketahui dari pentingnya arti pendidikan.
Arti pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses
perubahan sikap tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengujian dan pelatihan. Pengujian dan
pelatihan dapat diperoleh dari lembaga pendidikan yang disebut sekolah. Dari
sekolah, anak diuji sejauh mana pengetahuan yang telah diperolehnya. Hasil
dari pengujian ini ialah sebuah prestasi yang dapat diwujudkan dengan nilai
(angka) ataupun sikap kepribadian anak terhadap lingkungan sosialnya.
Pelatihan diberikan supaya anak memperoleh keahlian dalam melakukan
sesuatu seperti public speaking (berbicara di depan umum). Anak dilatih cara
berbicara di depan umum supaya kelak dapat menjadi seorang pemimpin yang
memiliki kemapuan dalam bidangnya.
Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses dengan metode-metode
tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, dan tingkah laku yang
sesuai dengan kebutuhan.1 Proses yang harus dilakukan telah dimulai sejak dini
dengan mengikuti pendidikan formal yakni dari tingkat kanak-kanak, sekolah
dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan
1 Anton Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonsia, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Balai Pustaka 1990, hlm. 232.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
tinggi. Paling tidak dari empat tingkat pendidikan tersebut, anak banyak
memperoleh pengetahuan sehingga mampu membuat permohonan dan
bertingkah laku sesuai dengan kebutuhannya. Pada proses memperoleh
pengetahuan, pendidik membina siswa agar menjadi anak yang manusiawai
dan berakhlak mulia.
Pendidikan Sejarah adalah salah satu Program Studi di Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang berusaha mencetak guru-guru sejarah di
Indonesia. Para mahasiswa yang kuliah di Prodi Pendidikan Sejarah berasal
dari berbagai latar belakang sosial-ekonomi, pendidikan, budaya, dan letak
geografis yang berbeda-beda. Terdapat mahasiswa yang berasal dari berbagai
daerah di Indonesia, antara lain NTT, NTB, Nias, Kalimantan, Jakarta, Papua,
Tangerang, Lampung, dan Yogyakarta. Terdapat juga mahasiswa yang berasal
dari keluarga dengan orang tua yang berpendidikan, pegawai swasta, PNS, dan
petani. Dilihat dari jenis sekolah mahasiswa ada yang berasal dari SMA dan
SMK. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi mahasiswa kuliah di
Pendidikan Sejarah diantaranya masalah ekonomi dan motivasi. Mahasiswa
Prodi Pendidikan Sejarah kebanyakan berlatar belakang ekonomi rendah
sampai menengah ke bawah. Demikian juga dengan motivasi yang dimiliki
oleh mahasiswa tergolong tinggi sampai rendah. Mahasiswa yang kuliah di
Pendidikan Sejarah karena memiliki motivasi mampu memperoleh IPK tinggi.
Akan tetapi, dari berbagai perbedaan latar belakang mahasiswa, pada
kenyataanya hampir semua mahasiswa Pendidikan Sejarah memperoleh IPK
yang baik dan termasuk dalam kategori tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
Perolehan IPK dengan kategori tinggi tidak mudah karena harus
memiliki komitmen belajar yang sungguh-sungguh. Melalui perubahan pola
pikir dan tindakan seseorang mampu menentukan prestasi yang dimilikinya.
Meskipun manusia pada umumnya hanya mengerti cara berpikir namun kurang
dalam tindakan (aksi nyata) sehingga terkadang memperoleh hasil yang kurang
memuaskan. Pada kenyataanya mahasiswa Pendidikan Sejarah memiliki
kemampuan untuk menentukan aksi nyata dalam hal belajar dengan sungguh-
sungguh.
Pendidikan penting juga bagi orang tua. Dimana, orang tua adalah
bagian dari sebuah proses yang ditempuh oleh anak dalam meraih prestasi.
Wens Tanslain mengatakan bahwa anak-anak pertama kali mengalami proses
belajar di dalam keluarga.2 Dalam keluarga anak pertama kali mengalami
proses belajar berjalan, berbicara, dan mengurusi dirinya sendiri, serta
mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, disiplin, kerja sama, dan
bertingkah laku yang baik. Dapat dikatakan bahwa lingkungan keluarga
merupakan lembaga sosial resmi yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.
Orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, mendidik anak agar
tumbuh dan berkembang dengan baik.3
Orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu
keluarga atau rumah tangga, yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut
ayah, ibu.4 Mereka inilah yang memegang peranan dalam kelangsungan hidup
2 Wens Tanslain, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta, Gramedia, 1992, hlm. 45.
3 Ibid, hlm 41. 4 Tamrin Nasution dan Nurhazilah Nasution, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi belajar
Anak. Yogyakarta, Kanisius, 1985, hlm. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
4
suatu rumah tangga atau keluarga. Sedangkan semua anak atau semua yang
berada dalam pengawasan atau asuhan disebut anggota keluarga. Pengertian
orang tua erat kaitannya dengan keluarga. Dryarkara mendefinisikan keluarga
adalah ayah, ibu, dan anak. Ketiga unsur ini merupakan tritunggal.5
Tingkat pendidikan orang tua dapat terdiri dari Sekolah Dasar, Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, dan Perguruan
Tinggi. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi memberikan
pengaruh besar bagi anak dalam hal prestasi belajar.
Setiap orang yang ingin melanjutkan pendidikan diperguruan tinggi tentu
harus lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Sekolah Lanjutan Tingkat
Atas adalah tingkat pendidikan yang mengarahkan pada suatu jurusan terentu.
Jurusan yang diambil ketika di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas akan
mempengaruhi kelanjutan dalam memilih pendidikannya.
Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dapat terdiri dari SMA/MA dan
SMK/MAK. Di SMA ada dua-tiga jenis jurusan yang biasanya ditawarkan oleh
sekolah. Diantaranya jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan
Sosial, dan Bahasa. Ilmu Pengetahuan Alam mempelajari mata pelajaran
Biologi, Kimia, dan Fisika. Ilmu Pengetahun Sosial mempelajari Sosiologi,
Sejarah, dan Geografi, serta mata pelajaran umum lainnya. Jurusan Bahasa
dibekali dengan ilmu spesifik tentang Bahasa terutama Bahasa Indonesia,
jumlah mata pelajaran umum lainnya. Sedangkan Sekolah Menengah
5 Dryarkara, Dryarkara Tentang Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius, 1980, hlm. 127.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
Kejuruan, ini lebih spesifik. Jurusan yang ditawarkan pun menyesuaikan dari
kemampuan guru dan sekolah, dan mata pelajaran umum lainnya.
Untuk melajutkan ke Perguruan Tinggi, seseorang biasanya mencari
jurusan yang relevan dengan jurusannya ketika masih di Sekolah Menengah
Atas. Karena hal ini akan memberi pengaruh pada prestasi yang akan diraih.
Akan tetapi, pada kenyataannya kebanyakan mahasiswa Prodi Pendidikan
Sejarah berasal dari berbagai jenis jurusan pada saat sekolah tingkat atas.
Bukan semata-mata bahwa mahasiswa yang kuliah di Prodi Pendidikan sejarah
berasal dari jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Akan tetapi, dari semua jurusan
tersebut ada di Prodi Pendidikan Sejarah. Baik Jurusan IPA, IPS, Bahasa
maupun Sekolah Menengah Kejuruan.
Jurusan IPA, IPS maupun SMK, masing-masing memiliki tujuan tertentu.
Jurusan IPA bertujuan untuk mempelajari ilmu alam (biologi, fisika, dan
kimia) dengan baik. Ketiga mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran
pokok bagi peserta didik yang mengambil jurusan IPA. Pada jurusan IPA, mata
pelajaran sejarah bukan mata pelajaran pokok sehingga jam pertemuan 2x45
menit. Sedangkan jurusan IPS bertujuan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial
diantaranya sosiologi, geografi, dan sejarah. jumlah jam pertemuan untuk mata
pelajaran tersebut masing-masing 3x45 menit. Semakin banyak jumlah jam
pertemuan setiap mata pelajaran maka semakin luas juga pemahaman serta
pengetahuan tentang materi yang disampaikan oleh guru. Pemahaman dan
pengetahuan diperoleh dari kegiatan yang dilakukan melalui proses belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
mengajar sehingga menghasilkan perubahan-perubahan positif pada anak didik
menuju kedewasaan dan kesuksesan pada bidang ilmu yang dimilikinya.6
Pada dasarnya ada dua faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi
belajar anak, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi taraf
intelegensi kemampuan belajar, motivasi belajar, perasaan sikap minat,
keadaan fisik-keadaan psikologis. Sedangkan faktor ekstern meliputi keadaaan
ekonomi, tingkat pendidikan orang tua, jenis sekolah mahasiswa dan keadaan
waktu mencakup jumlah jam setiap hari yang tersedia untuk belajar.
Berdasarkan latar belakang latar belakang di atas, peneliti ingin
mengetahui sejauh mana jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan
orang tua mempengaruhi prestasi belajar. Jenis sekolah mahasiswa dapat terdiri
dari sekolah negeri/swasta, sekolah di kota/bukan di kota, sekolah terakreditasi,
dan SMA/SMK. Dari berbagai macam asal sekolah tersebut peneliti lebih
memilih jenis sekolah SMA/SMK. Sebab, SMA/SMK adalah tingkat
pendidikan yang paling dekat dengan perguruan tinggi. Sehingga peneliti
tertarik untuk menemukan sejauh mana pengaruh dari jenis sekolah mahasiswa
dan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar. Karena keterbatasan
waktu, tenaga, dan biaya maka penelitian ini hanya difokuskan pada faktor
ekstern yaitu jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan orang tua.
Pemilihan topik pengaruh jenis sekolah dan tingkat pendidikan orang tua
terhadap prestasi belajar mahasiswa prodi pendidikan sejarah dilihat dan
didasarkan pada pengalaman selama menjadi mahasiswa di prodi pendidikan
6 W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta, Gramedia, 1984, hal. 17.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
sejarah, dimana prestasi mahasiswa sangat bervariasi hal ini ditunjukkan
melalui Indeks Prestasi Komulatif (IPK) setiap semester dapat menurun
ataupun meningkat. Kelihatannya para mahasiswa yang berasal dari jenis
Sekolah Menengah Kejuruan pun hampir tidak mengalami kesulitan dalam
belajar sejarah karena nilai setiap semesternya baik. Selain itu, tempat dari
penelitian ini sangat efektif dan efisien karena dilaksanakan di Program Studi
Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma. Sehingga peneliti merasa
bahwa data, waktu, dan tempat pelaksanaan sangat mudah dicapai serta
pengerjaan laporan sangat mendukung.
B. Perumusan Masalah
1. Sejauh mana pengaruh jenis sekolah mahasiswa terhadap prestasi belajar
mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Angkatan 2012-2014?
2. Sejauh mana pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi
belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Angkatan 2012-2014?
3. Adakah interaksi antara jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan
orang tua terhadap prestasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah
Angkatan 2012-2014?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui sejauh mana pengaruh jenis sekolah mahasiswa terhadap
prestasi belajar mahasiswa Prodi pendidikan Sejarah Angkatan 2012-2014.
2. Mengetahui sejauh mana pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap
prestasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Angkatan 2012-2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
3. Mengetahui sejauh mana interaksi antara jenis sekolah mahasiswa dan
tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar mahasiswa Prodi
Pendidikan Sejarah Angkatan 2012-2014?
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Bagi Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Angkatan
2012-2014 dapat mengetahui faktor pendukung dalam meraih prestasi
belajar sejarah, Sehingga mampu merefleksikan diri menjadi lebih
berprestasi lagi ke masa yang akan datang.
2. Bagi Orang Tua
Orang tua mengetahui hal-hal yang dikehendaki anak, sehinga orang tua
berusaha sedapat mungkin memberi dukungan intelektual dalam proses
belajar anak. Sehingga anak termotivasi untuk belajar secara tekun agar
memperoleh prestasi yang membanggakan orang tua.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma, Khususnya Prodi Pendidikan Sejarah.
- Memperkaya khazanah dunia pustaka terutama karya ilmiah Pendidikan
Sejarah.
- Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
kebijaksanaan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar dosen-
dosen Pendidikan sejarah.
- Digunakan sebagai titik tolak dalam penelitian sejenis dengan fokus yang
berbeda, sehingga aspek lain yang mempengaruhi prestasi belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma dapat
dipublikasikan.
4. Bagi Peneliti
- Peneliti dapat berlatih menulis karya ilmiah yang baik.
- Peneliti dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang pengaruh jenis
sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi
Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma
Angkatan 2012-2014.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Pengertian Sekolah
Kebanyakan orang berpikir bahwa sekolah tidak penting. Ada yang
mengatakan bahwa untuk apa sekolah, sekolah hanya menyita waktu anak,
sekolah hanya menghabiskan uang orang tua, dan lain sebagainya. Namun, di
balik semua prasangka negatif itu ada nilai yang tidak bisa dibeli oleh siapapun
yaitu ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sangat besar nilai dan harganya.
Untuk memperoleh ilmu pengetahuan, seseorang harus melalui berbagai proses
yakni sekolah. Di sekolah, seseorang akan diajarkan tentang pendidikan oleh
pendidik yang ahli di bidangnya. Karena pendidikan sangat bermanfaat bagi
kemajuan diri sendiri, lingkungan, dan bahkan negara. Oleh sebab itu,
pemerintah merumuskan undang-undang tentang pendidikan.
Meskipun pemerintah telah menerbitkan sebuah Undang-Undang
tentang pendidikan nasional, tetapi tanpa sekolah tujuan itu tidak mungkin
dapat diwujudkan. Menurut Kompri, sekolah adalah suatu lembaga dimana
seorang peserta didik menuntut ilmu secara formal dan merupakan wadah bagi
para peserta didik dalam menentukan arah atau langkah yang akan ditempuh
serta untuk menentukan cita-cita yang ingin mereka capai untuk masa
depannya.7 Di sekolah, peserta didik akan dibantu oleh para pendidik untuk
mengembangkan kepribadian yang berguna bagi masa depan. Sehingga
Kompri menjelaskan lagi bahwa sekolah adalah suatu wadah untuk
7 Kompri, Manajemen Sekolah Teori dan Praktek, Bandung, Alfabeta, 2014, hlm. 4-5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
menciptakan sosok manusia yang berpendidikan tanpa melihat latar
belakang siswa yang terlibat di dalamnya, baik dari segi budaya, sosial,
maupun ekonomi. Sekolah diciptakan untuk memberikan konstribusi dalam
peninggkatan kualitas masyarakat. Melalui sekolah, peserta didik dapat
menemukan jadi diri dan menjadi manusia yang dapat memberi manfaat bagi
diri sendiri, orang tua, dan lingkungan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sekolah adalah bangunan atau
lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi
pelajaran. Sekolah juga diartikan sebagai waktu atau pertemuan ketika murid
diberi pelajaran, usaha menuntut kepandaian (ilmu pengetahuan) tentang
pelajaran, dan pengajaran.8 Sekolah yang dimaksud disini ialah tempat dimana
guru dan siswa melakukan interaksi tentang penyampaian ilmu pengetahuan.
Dalam sekolah terdapat yang dinamakan warga sekolah. Yakni guru, siswa,
orang tua, staf pegawai tata usaha dan perpustakaan, serta pegawai kebersihan
dan keamanan.
Sekolah juga dapat diartikan sebagai tempat anak memperoleh dan
mengembangkan pendidikan formal. Pendidikan formal tersebut dimulai sejak
anak berumur 7 tahun. Ketika anak berumur tujuh tahun sampai dengan tiga
belas tahun, dia dinyatakan peserta didik sekolah dasar. Mulai umur tiga belas
tahun sampai dengan 15 tahun, dia dinyatakan peserta didik sekolah menengah
pertama. Dari umur 15 tahun sampai dengan 18 tahun, dia dinyatakan sebagai
peserta didik sekolah lanjutan tingkat atas. Setelah si anak dinyatakan lulus dari
8 Wahmuji, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm. 230.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
sekolah lanjutan tingkat atas, maka diperbolehkan untuk menempuh
pendidikan di perguruan tinggi. Oleh karena itu, pendidikan formal yang sangat
dekat dengan perguruan tinggi adalah sekolah lanjutan tingkat atas, maka
peneliti hanya membuat starting poinnya mulai anak menempuh sekolah
lanjutan tingkat atas.
Sekolah lanjutan tingkat atas dapat terdiri dari Sekolah Menengah Atas
(SMA/MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK/MAK). Kedua jenis
sekolah ini memiliki persamaan dan perbedaan yang signifikan. Keduanya
merupakan lembaga pendidikan formal yang dapat tempuh oleh peserta didik
untuk mengembangkan pengetahuannya. Selain itu, kedua jenis sekolah ini
juga terdapat perbedaan dari segi kurikulum dan jurusan.
a. Tujuan Sekolah
Pada umumnya, sekolah memiliki tujuan ialah memberi tempat bagi
anak-anak bangsa mengikuti proses belajar mengajar supaya tujuan
pendidikan nasional terlaksana dengan baik. Selain itu, sekolah diciptakan
untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.
Sekolah menjadi lembaga pendidikan formal. Dimana, setiap peserta didik
memperoleh kesempatan yang sama dengan yang lainnya untuk mengejar
mimpinya. Melalui sekolah, peserta didik dapat mengetahui cara bersaing
sehat terhadap orang lain, mengembangkan kemampuan diberbagai aspek
kehidupan, dan menjalin relasi yang baik dengan orang lain.9
9 Kompri, op.cit., hlm. 6-7.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
b. Jenis Sekolah Mahasiswa
Jenis sekolah yang dimaksudkan dalam penelitian ini ada dua, yaitu
sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK).
1) Sekolah Menengah Atas (SMA)
Sekolah menengah atas merupakan tempat peserta didik yang telah
dinyatakan tamat dari sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP). Sekolah
Menengah Atas salah satu jenis sekolah yang membuka ruang bagi
peserta didik untuk belajar ilmu pengetahu, baik ilmu pengetahuan alam,
sosial, bahasa, dan lain-lain. Mata pelajaran yang ditawarkan di Sekolah
Menengah Atas hampir sama dengan mata pelajaran yang ditawarkan
pada Sekolah Menengah Kejuruan. Dimana, keduanya mempelajari ilmu
pengetahun. Hal yang membedakan ialah jurusan yang ditawarkan oleh
sekolah. Biasanya setiap jurusan memiliki jam pertemuan mata pelajaran
tertentu yang cukup lama (misalnya 4 jam pertemuan). Di Sekolah
Menengah Atas, ada dua juran yang sudah umum harus ditawarkan yakni
IPA dan IPS. Peserta didik yang mengambil jurusan IPA mempelajari
mata pelajaran tentang ilmu pengetahuan alam. Mata pelajaran ilmu
pengetahuan alam terdiri dari tiga yaitu fisika, kimia dan biologi yang
masing-masing jam pertemuannya adalah 2x45 menit. Di jurusan IPA,
peserta didik juga belajar tentang mata pelajaran sejarah. Jam pertemuan
untuk mata pelajaran sejarahpun tidak sebanyak dengan jurusan IPS.
Karena, pada jurusan IPA mata pelajaran sejarah hanyalah sebagai mata
pelajaran umum saja. Pembahasan materinya pun tidak sedetail di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
jurusan IPS. Buku pelajaran sejarah yang digunakan jurusan IPA berbeda
dengan buku yang digunakan jurusan IPS. Hal ini dapat kita ketahui
berdasarkan kurikulumm bahwa mata pelajaran sejarah di jurusan IPS
berjumlah 3x45 menit setiap pertemuan.
Sedangkan jurusan IPS, mata pelajaran yang harus didalami ialah
sejarah, sosiologi dan geografi. Ketiga mata pelajaran tersebut menjadi
spesial bagi peserta didik dan modal untuk mengambil jurusan yang
sesuai ketika melanjukan studi ke perguruan tinggi dengan jumlah jam
pelajaran yang memadai yaitu 3x45 menit setiap pertemuan.
2) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Menurut Undang-Undang, sekolah kejuruan merupakan usaha
untuk mempersiapkan peserta belajar terutama untuk bekerja dalam
bidang tertentu.10
Harapannya ialah setelah dinyatakan lulus akan segera
memperoleh pekerjaan. Prioritas memproleh pekerjaan dapat dipengaruhi
oleh keterbatas biaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi. Sehingga mata pelajaran yang ditawarkan juga harus lbih
spesifik dan dapat diterapkan langsung oleh peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari.
Pada sekolah menengah kejuruan, jurusan yang ditawarkan lebih
pada jurusan ketrampilan misalnya pertanian, perkantoran, dan teknik
mesin. Jurusan pertanian tidak menuntut ijazah dari perguruan tinggi
tetapi ketrampilan untuk membuka lahan dengan kemampuan tertentu.
10
Wowo S. K., Dasar-Dasar Pendidikan Vokasi dan Kejuruan, Bandung, Alfabeta, 2013, hlm. 3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
Demikan pula dengan jurusan perkantoran dan teknik mesin, keduanya
dapat memperoleh pekerjaan tanpa ijazah dari perguruan tinggi.
Selain jurusan tersebut di atas, sekolah menengah kejuruan juga
memberikan mata pelajaran umum seperti agama, sejarah, Pkn, Bahasa
Inggris, Bahasa Indonesia, dan sebagainya. Mata pelajaran sejarah yang
diajarkan di sekolah menengah kejuruan memperoh jumlah jam yang
terbatas yakni 2x45 menit setiap pertemuan. Pembatasan jumlah jam
tersebut dapat disebabkan oleh pembagian jumlah jam untuk mata
pelajaran keahlian. Sehingga mata pelajaran sejarah bagi peserta didik di
sekolah menengah kejuruan sangat terbatas.
c. Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengetian tersebut, setiap sekolah
harus melaksanakan kurikulum dengan sebaik-baiknya. Di dalam kurikulum
telah memuat semua bentuk tindakan dan tujuan pendidikan. Mata pelajaran
yang ditawarkan pun harus berpedoman pada kurikulum yang berlaku
supaya ada kesinambungan untuk memenuhi suatu tujuan pendidikan.
Dalam menjalankan kurikulum, setiap sekolah membuat struktur kurikulum
yang memuat jumlah komponen mata pelajaran serta alokasi waktu yang
dibutuhkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten
kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran
kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran dalam satu semester atau tahun,
beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk
setiap siswa. Struktur kurikulum juga merupakan aplikasi konsep
pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem
belajar yang digunakan adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian
beban belajar dalam sisstem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per
semester.
Struktur kurikulum juga adalah gambaran mengenai penerapan prinsip
kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan
pembelajaran disuatu satuan atau jenjang pendidikan. Struktur pendidikan
menengah terdiri atas sejumlah mata pelajaran dan alokasi waktu.
Kurikulum yang digunakan pada penelitian ini adalah Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada kurikulum KTSP, di SMA dan
SMK jumlah jam pertemuan untuk mata pelajaran sejarah memiliki
perbedaan. Di SMA, mata pelajaran sejarah di kelas X berjumlah dua jam
pertemuan setiap minggu. Di kelas XI-XII program IPS berjumlah tiga jam
pertemuan setiap minggu dan di kelas XI-XII IPA berjumlah dua jam
pertemuan setiap minggu. Secara keseluruhan, jumlah jam mata pelajaran
sejarah di SMA adalah tujuh jam setiap minggu. Sedangkan di SMK mata
pelajaran sejarah berjumlah dua jam pertemuan setiap minggu untuk kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
X, XI, dan XII. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa
yang berasal dari jenis sekolah SMA mampu memperoleh prestasi belajar
yang tinggi tentang sejarah. Hal ini dapat disebabkan oleh materi-materi
sejarah yang telah dipelajari dan diketahui ketika belajar di Sekolah
Lanjutan Tingkat Atas.
2. Tingkat Pendidikan Orang Tua
a. Pengertian Pendidikan
Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor
20 Tahun 2003 Pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa
yang bermartabat dalam rangka mencerdasarkan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta belajar agar menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab.11
Melalui pendidikan manusia mampu mengatahui
dan mengikuti perkembangan dunia. Pendidikan memberi pengaruh besar
untuk membuka pola pikir dan cara pandang manusia agar mampu
berekambang dengan menggunakan akal sehat.
Oleh sebab itu, Indonesia mengedepankan pendidikan bagi masyarakat,
supaya menjadi manusia yang dapat memiliki kemampuan berakhlak mulia
yang tinggi. Di Indonesia terdapat beberapa jenjang pendidikan yang bisa
ditempuh. Jenis pendidikan tersebut diuraikan secara lengkap dalam UUSPN
11
Ibid, hlm. 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
No 20 Tahun 2003 pasal 15, diantaranya, (1) pendidikan umum merupakan
pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan
yang diperlukan oleh peserta belajar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi. (2) pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah
yang mempersiapkan peserta belajar terutama untuk bekerja dalam bidang
tertentu. (3) pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program
sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin
ilmu pengetahuan tertentu. (4) pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi
setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta belajar untuk memilih
pekerjaan dengan syarat keahlian khusus.12
Dari uraian pengertian pendidikan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa Pendidikan adalah upaya yang terorganisisr, berencana dan berlangsung
secara terus menerus sepanjang hayat untuk membina anak didik menjadi
manusia paripurna, dewasa, dan berbudaya13
.
b. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan yang dimaksudkan dalam penelitian ini terbagi
menjadi tiga yaitu tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP), tingkat pendidikan
menengah (SMA), dan tingkat pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi).
Tingkat pendidikan tersebut dapat diketahui berdasarkan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2008 yang menentapkan
12 Ibid, hlm. 2-3. 13 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Edisi Pertama, Jakarta,
Penadamedia Group, 2013, hlm. 85.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
perarturan tentang wajib belajar. Dimana, pendidikan formal memiliki
tingkatan yang wajib diikuti, diantaranya:
1) Sekolah Dasar
Sekolah Dasar adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar.
2) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama adalah salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan umum pada
jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar atau sejenis.
3) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas
Sekolah Lanjutan Tingat Atas merupakan salah satu bentuk satuan
pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang
pendidikan menengah sebagai lanjutan dari sekolah menengah pertama atau
sejenis.
4) Perguruan Tinggi
Perguruan tinggi adalah bentuk satuan pendidikan formal yang
menyelenggarakan pendidikan umum setelah jenjang pendidikan sekolah
lanjutan tingkat atas. Diperguruan tingga peserta didik disebut mahasiswa.
Mahasiswa diperbolehkan memilih jenis jurusan yng sesuai dengan
kemampuanya. Diperguruan tinggi, mahasiswa dapat menyelesaikan
studinya kurang lebih empat tahun (delapan semester) bagi yang mengambil
strata satu (S1). Bagi yang mengambil Diploma (D3) dapat menyelesaikan
studi selama tiga tahun (enam Semester).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
Tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat akhir yang ditempuh oleh
orang tua siswa. Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan
formal (sekolah) yang pernah diikuti oleh orang tua siswa. Yang dimaksud
pendidikan formal adalah pendidikan yang berlangsung dalam jangka waktu
tertentu dan mengikuti pola berjenjang sesuai dengan perkembangan usia
atau kemampuan dan menggunakan sistem yang teratur dalam bentuk
birorkrasi, materi pendidikan yang terencana dalam kurikulum, pengakuan
resmi setelah evaluasi dengan ijazah.14
Sesuai dengan tingkatan dan bentuk yang ada pada pendidikan formal
(sekolah), maka kepribadian yang terbentuk juga akan berbeda atau
wawasan pendidikan yang dimiliki akan berbeda. Tingkat pendidikan
formal yang lebih tinggi akan lebih menguntungkan bagi kehidupan
seseorang, karena tingkat pendidikan seseorang yang lebih tinggi akan
memungkinkan orang tersebut untuk dapat mengembangkan dirinya secara
luas.
Perlu dipahami bahwa setiap orang tua mempunyai cara yang
berbeda-beda dalam memberikan dorongan kepada anak-anaknya. Orang tua
yang memiliki tingkat pendidikan tinggi (tamat Perguruan tinggi) memiliki
ketrampilan, pemahaman, pengetahuan yang lebih baik jika dibandingkan
dengan orang tua yang tingkat pendidiknnya rendah (tamat SD, SMP, dan
SMA/SMK), atau tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali.
14 Sudiarjo, Profesi Kependidikan II, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, 1997, hlm. 14-15.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
Orang tua yang berpendidikan lebih tinggi akan aktif dalam
mendorong perkembangan anak. Pengalaman mengenyam pendidikan lebih
tinggi memudahkan orang tua membantu kesulitan belajar anak, karena
orang tua memiliki pengalaman dan cara untuk mengatasinya. Pengetahuan
yang lebih luas memungkinkan orang tua untuk membantu mengatasi
kesulitan belajar anak sehingga prestasi belajarnya dapat ditingkatkan.
Orang tua yang tingkat pendidikannya rendah dapat dikatakan
kurang atau mempunyai kemungkinan kecil untuk memberi pengaruh
terhadap anak-anaknya. Sebab, pengetahuan, kemampuan dan keterampilan
akademisnyapun terbatas sehingga pengaruh yang diberikan kepada anak
juga terbatas.
Tingkat pendidikan orang tua juga berkaitan dengan pekerjaan dan
penghasilannya. Jenjang pendidikan yang lebih tinggi memungkinkan orang
tua menduduki jenjang pekerjaan formal yang lebih tinggi. Dan tidak dapat
dipungkiri juga bahwa jenjang pekerjaan yang lebih tinggi anakn
mempengaruhi penghasilan dan tingkat sosial ekonomi. Semakin tinggi
jenjang pekerjaan formal yang dimiliki akan semakin tinggi pula
penghasilannya.
Tingkat pendidikan orang tua juga mewarnai tingkat perhatian orang
tua terhadap anaknya. Biasanya orang yang berpendidikan rendah akan
mempunyai cakrawala yang sempit tentang pendidikan, sehingga hal ini
akan berpengaruh terhadap pengertian orang tua tentang pendidikan. Jika
orang tua kurang memahami pendidikan, maka hal ini akan berpengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
terhadap pola asuh orang tua dan kadang-kadang cita-cita pun harus
menuruti kehendak orang tua. Dalam hal ini berbeda dengan orang tua yang
mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi dan mengerti psikologi
anak. Orang tua yang seperti ini akan mempunyai pola asuh yang lebih
demokratis.
3. Prestasi Belajar
a. Belajar
Belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu
hasil atau tujuan.15
Dengan demikian belajar itu bukan sekedar mengingat atau
menghafal, tetapi mengalami. Hamlik juga menegaskan bahwa belajar adalah
suatu proses perubhan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi
dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam
kebiasaan (habit), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Perubahan
tingkah laku dalam belajar dipengaruhi oleh pengalaman atau latihan.
Sementara itu, menurut Thorndike mendefinisikan belajar sebagai suatu
bentuk hubungan atau koneksi antara stimulus dan respons dan penyelesaian
masalah (problem Solving) yang dapat dilakukan dengan cara Trial and Error
(coba-coba).16
Pengertian belajar yang dikemukakan oleh Thorndike berasal
dari sebuah uji coba yang dilakukan pada seekor kucing. Dimana, kucing tidak
bergerak apabila tidak ada stimulus. Stimulus yang dimaksud disini ialah
dorongan dari luar. Stimulus yang didapatkan oleh kucing ialah tali. Ketika
15 Ibid, hlm. 4-6. 16 Sri Esti W. D., Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT. Grasindo, 2002, hlm. 126.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
kucing melihat tali, maka segera menariknya. Sehingga terjadi proses Tarik
menarik.
Dari teori yang diungkapkan oleh Thorndike bahwa belajar itu diperoleh
dari kegiatan yang dilakukan setiap hari. Tidak tertutup kemungkinan bahwa
melakukan berbagai kegiatan akan memberi keuntungan tersendiri bagi
pelakunya. Jadi belajar seharusnya memiliki stimulus yang sesuai dengan apa
yang akan dilakukannya17
.
1. Ciri-Ciri Belajar18
Menurut Hartini, belajar memiliki beberapa ciri-ciri yakni sebagai berikut:
a) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku maupun nilai dan sikap (afktif).
b) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat, melainkan menetap atau dapat disimpan.
c) Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.
d) Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.
2. Pembelajaran Sejarah
Pembelajaran diartikan sebagai sebuah usaha mengubah emosi,
intelektual, dan spiritual seseorang agar belajar dengan kehendaknya sendiri.
Melalui proses pembelajaran akan membentuk pengalaman belajar yang
dapat meningkatkan moral dan keaktifan peserta didik. Pembelajaran juga
diartikan sebagai suatu proses atau kegiatan sistematis bersifat interaktif dan
komunikatif yang terjadi antara pendidik dan siswa dalam kelas maupun di
luar kelas.
17 Ibid, hlm. 127. 18 Hartini Nara dan Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor, Ghalia Indonesia, 2010,
hlm. 5-6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
Sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya
sebagai makhluk sosial yang disusun secara ilmiah meliputi urutan fakta,
tafsiran serta penjelasannya. Tafsiran maupun penjelasan yang diungkapkan
bertujuan untuk menyampaikan pemahaman tentang peristiwa yang telah
terjadi dimasa lalu. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Taufik
bahwa sejarah adalah hasil dari sebuah usaha merekam, melukiskan dan
menerangkan peristiwa di masa lalu. Dengan demikian, pembelajaran
sejarah lebih menekankan pada peristiwa yang terjadi di masa lampau.19
Pembelajaran sejarah di sekolah bertujuan agar siswa memperoleh
kemampuan berpikir historis dan pemahaman tentang masa lampu. Melalui
pembelajaran sejarah siswa mampu mengembangkan kompetensi untuk
berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau
yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses
perkembangan, perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya dalam
rangka menemukan dan menumbuhkan jari diri bangsa di tengah-tengah
masyarakat dunia. Pembelajaran sejarah juga mempunyai tujuan untuk
menanamkan semangat cinta tanah air, mengetahui proses terbentuknya
negara Indonesia, meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bagi peserta
didik,dan mengetahui proses peradaban manusia di dunia pada masa
lampau.
19 Donisetyawan, http://www.donisetyawan.com/pengertian-pembelajaran-sejarah-indonesia/, 2015,
diunduh pada tanggal 15 April 2016 pukul 6:08 wib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://www.donisetyawan.com/pengertian-pembelajaran-sejarah-indonesia/
-
25
b. Pengertian Prestasi
Prestasi belajar merupakan suatu transformasi terhadap suatu masukan
yang berupa materi pelajaran. Prestasi belajar menurut Muhibbin Syah meliputi
segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses
belajar siswa, tetapi sulit diungkapkan sebab perubahan hasil belajar ada yang
bersifat intangible (tidak dapat diraba). Sehingga guru hanya dapat melihat
perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat
mencerminkan peruabahan sebagai akibat dari belajar siswa, baik yang
berdimensi cipta maupun rasa. Sementara itu pengertian prestasi belajar oleh
Poerwadarminto diartikan sebagai suatu hasil yang telah dicapai anak didik
setelah mengikuti proses belajar mengajar.
Prestasi belajar juga dapat diartikan sebagai hasil pengolahan output dari
suatu proses transformasi terhadap masukan atau input yang berupa materi
pelajaran. Menurut Ngalim Purwanto belajar dapat digambarkan sebagai
berikut:
Masukan Proses Hasil
Materi pelajaran Transformasi Prestasi Belajar
Gambar diatas menunjukkan bahwa masukan merupakan bahan baku
yang diolah, dalam hal ini diberi pengalaman belajar tertentu dalam proses
belajar mengajar. Materi pelajaran tersebut akan ditransformasikan kepada
siswa melalui suatu proses yang disebut dengan proses belajar mengajar. Hasil
dari proses pengolahan materi pelajaran adalah prestasi belajar.
1) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
Prestasi belajar yang dicapai oleh anak didik merupakan hasil dari
interaksi antara berbagai macam faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang
mempengaru belajar itu ada dua yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern
terdiri dari intelegensi, minat/bakat, dan motivasi. Sedangkan faktor ekstern
terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan
masyarakat.
a) Faktor intern
- Intelegensi
Yang dimaksud dengan Intelegensi adalah kemampuan untuk
memecahkan segala jenis masalah. Intelegensi juga diartikan kecakapan untuk
menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan
efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,
mengetahui relasi dan mempelajarinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa
intelegensi menjadi salah satu faktor untuk menentukan tingkat prestasi belajar.
- Minat
Yang dimaksud dengan minat adalah kecenderungan yang besar terhadap
sesuatu tanpa adanya paksaan dari orang lain atau kecenderungan jiwa
seseorang kepada sesuatu yang biasanya disertai dengan perasaan senang.
Sedangkan bakat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
sejak lahir diperoleh melalui proses genetik yang akan terealisasi menjadi
kecakapan sesudah belajar. Minat belajar tinggi dapat menghasilkan prestasi
belajar yang baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
- Motivasi
Yang dimaksud dengan motivasi adalah suatu tenaga yang terdapat pada
diri seseorang untuk menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan
tingkah lakunya. Seseorang belajar dengan motivasi yang kuat akan
melaksanakan kegiatan dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat.
b) Faktor Ekstern
- Lingkungan keluarga
Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama.
Keluarga adalah faktor pertama dan utama dalam pertumbuhan dan
perkembangan seseorang. Hal ini disebabkan karena keluarga merupakan
orang-orang terdekat bagi seorang anak. Siswa yang belajar akan menerima
pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, susunan rumah tangga,
dan keadaan ekonomi keluarga. Keluarga yang sehat besar artinya untuk
pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan
dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.20
Dari
pernyataan tersebut, dapat dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di
dalam pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan
berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.
- Lingkungan Sekolah
Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi
pengaruh pada prestasi belajar siswa. Faktor sekolah yang mempengaruhi
belajar ini mencakup guru, alat/media, kondisi gedung dan kurikulum.
20 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003,
hlm. 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
Guru adalah tenaga pendidik yang memberi sejumlah ilmu pengetahuan
kepada anak didik. Dengan ilmu yang dimiliknya, seorang guru dapat
menjadikan anak didik menjadi orang yang pintar. Di dalam mengajar, seorang
guru memiliki cara yang berbeda-beda, hal ini sesuai dengan kepribadian
masing-masing dan latar belakang kehidupan mereka. Kepribadian guru sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mengajar di kelas, karena hal ini
mempengaruhi pola kepemimpinan guru ketika mengajar di kelas.
Alat pelajaran erat kaitannya dengan cara belajar siswa, karena alat
pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa
untuk menerima bahan yang diajarkan oleh guru. Media pelajaran yang
lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang
diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan
menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.
Kondisi gedung adalah keseluruhan ruang yang ada di sekolah dan
dapat menunjang ataupun menghambat belajar anak di sekolah. Kondisi
gedung yang kokok, kuat dan memenuhi syarat kesehatan yang baik akan
memberi pengaruh yang baik pula terhadap proses belajar dan prestasi belajar
siswa.
Kurikulum diartikan “sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada
siswa”. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar
siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
- Lingkungan Masyarakat
Yang termasuk pada faktor lingkungan masyarakat ialah media massa
dan teman bergaul. Media massa seperti radio, televisi, surat kabar, majalah,
dan sebagainya akan memberi pengaruh pada cara belajar dan prestasi belajar
anak. Teman bergaul yang baik akan memberi pengaruh yang baik, sebaliknya
teman bergaul yang tidak baik akan memberi pengaruh yang tidak baik.
Memperoleh prestasi belajar yang baik harus bergaul pada teman yang baik .
Berdasarkan uaraian pengertian dan faktor prestasi belajar diatas, dapat
disimpulkan bahwa hakikat prestasi belajar adalah hasil belajar yang dapat
dicapai oleh setiap siswa dengan melakukan evaluasi. Hasil evaluasi ini
menentukan baik tidaknya siswa atau lulus tidaknya siswa dalam studi tertentu.
Maka, pada penelitian ini prestasi belajar ditunjukkan dengan hasil indeks
prestasi komulatif (IPK).
c. Pengaruh Asal Sekolah dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap
Prestasi Belajar
Pengaruh dapat dimengerti sebagai daya atau yang ditimbulkan dari
sesuatu (orang, benda) yang berkuasa atau berkekuatan. Kata pengaruh
menunjukkan adanya kemampuan untuk memberi perubahan pada suatu
barang, benda, atau suatu keadaan tertentu. Perubahan yang terjadi bisa positif
atau negative tergantung pada akibat yang ditimbulkan.
Pengaruh jenis sekolah terhadap prstasi belajar dimaksudkan adalah
SMA dan SMK. Jenis asal sekolah tersebut yang paling berpengaruh pada
prestasi belajar mahasiswa adalah SMA. Di SMA, mahasiswa mempunyai
jumlah jam mata pelajaran sejarah lebih banyak dibandingkan di SMK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
Semakin banyak jumlah jam mata pelajaran sejarah maka semakin besar
peluang bahwa peserta didik memiliki kemampuan, pengetahuan yang luas
tentang sejarah.
Pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar
dimaksudkan adalah orang tua yang telah menempuh pendidikan sampai pada
perguruan tinggi. Sehingga dapat memberi pengaruh besar pada prestasi belajar
anak. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka semakin besar
peluang untuk memperoleh pekerjaan formal dan mendorong anak-anaknya
untuk berprestasi.
B. Kerangka Berpikir
Gambar 1. Kerangka Berpikir
Gambar di atas menguraikan bahwa keberhasilan mahasiswa dalam
belajar dapat dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu faktor ekstern. Faktor
ekstern terdiri dari jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan orang tua.
Jenis sekolah yang ditempuh oleh mahasiswa dapat terdiri dari dua yaitu SMA
Jenis Sekolah
Mahasiswa
Tingkat Pend. Ortu
Prestasi Belajar
Pendidikan
PSEJ
Latar
belakang
mahasiswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
31
dan SMK. Mahasiswa yang berasal dari jenis sekolah SMA memiliki
pemahaman yang lebih mendalam tentang sejarah, hal ini disebakan oleh
jumlah jam mata pelajaran sejarah. Sedangkan mahasiswa yang berasal dari
jenis sekolah SMK memiliki pemahaman yang terbatas tentang mata pelajaran
sejarah, hal ini disebabkan oleh keterbatasan jumlah jam mata pelajaran
sejarah. Semakin mendalam pemahaman mahasiswa tentang sejarah maka
semakin besar ketertarikan untuk belajar sejarah dan memiliki prestasi belajar
yang sangat tinggi.
Tingkat pendidikan orang tua menjadi salah satu faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Semakin tinggi pendidikan orang
tua maka semakin besar pengaruhnya bagi proses belajar mahasiswa dalam
meraih prestasi. Faktor intern dapat berupa komitmen yang ditimbulkan dari
dalam diri mahasiswa. Berupa rasa rajin membaca buku, mengerjakan tugas
dan sebagainya. Orang tua yang berpendidikan rendah, biasanya akan
mempunyai pandangan yang sempit tentang pendidikan. Sehingga orang tua
yang tergolong berpendidikan rendah kurang untuk memberi pemahaman
tentang pendidikan bagi anak-anaknya. Dan hal ini berbeda dengan orang tua
yang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Mereka memiliki pola pikir atau
pandangan yang luas terhadap pendidikan. Mereka sangat memberi pengaruh
bagi anak-anaknya. Sehingga dengan mudah anak-anaknya memperoleh
dukungan yang banyak untuk meraih prestasinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
32
C. Hipotesis
1. Ada pengaruh jenis sekolah mahasiswa terhadap prestasi belajar
2. Ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi mahasiswa
3. Ada interaksi antara jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan orang
tua terhadap prestasi belajar mahasiswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas
Sanata Dharma. Jln. Affandi Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002.
2. Waktu Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan April 2016.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi
Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik
2015/2016 yang keseluruhannya terdiri dari 202 orang mahasiswa aktif.
Angkatan 2010 berjumlah 11 orang, angkatan 2011 berjumlah 12 orang,
angkatan 2012 berjumlah 33 orang, angkatan 2013 berjumlah 55 orang,
angkatan 2014 berjumlah 48 orang, dan angkatan 2015 berjumlah 43 orang.
Populasi mahasiswa secara rinci ditampilkan pada tabel 1 berikut:
Tabel 1.
Distribusi Populasi
No Angkatan Jumlah
1 2010 11
2 2011 12
3 2012 33
4 2013 55
5 2014 48
6 2015 43
Jumlah 202
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
34
2. Sampel Penelitian
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Suharsini
Arikunto mengatakan bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10-15%, atau 20-25%,
atau lebih. Karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya maka prosentase
sampel dalam penelitian ini adalah 60% dari 202 sehingga sampel penelitian
ini berjumlah 120 orang yang terdiri tiga angkatan. Yaitu mahasiwa angkatan
2012, angkatan 2013, dan mahasiswa angkatan 2014. Alasannya adalah ketiga
angkatan mahasiswa tersebut telah banyak mengambil satuan kredit semester
(sks), sehingga mempermudah untuk mengetahui indeks prestasi komulatif
(IPK). Selain itu, ketiga angkatan tersebut hampir memiliki kesamaan dalam
jumlah satuan kredit semester yang telah ditempuh. Jumlah sampel
menentukan hasil penelitian, sehingga semakin banyak sampel yang
digunakan, maka hasilnya semakin baik karena dapat membuktikan apakah
benar ada pengaruh jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan orang tua
terhadap presatasi belajar.
Sedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampling. Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan
berdasarkan atas strata, random atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya
tujuan tertentu.21
Tujuannya adalah untuk memudahkan mengumpulkan data
yang dibutuhkan.
21 Suharsimi Arikunto,Manajemen Penelitian, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2003, hlm. 128.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
35
Tabel 2.
Distribusi Sampel
No Angkatan Jumlah
1 2012 30
2 2013 50
3 2014 40
Jumlah 120
C. Definisi Operasional Variabel
1. Jenis Sekolah
Yang dimaksud jenis sekolah mahasiswa dalam penelitian ini adalah
lembaga pendidikan yang pernah ditempuh oleh mahasiswa. Dapat berupa
Sekolah Menengah Atas (SMA)/MA, Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK)/MAK. Pada penelitian ini, jenis sekolah mahasiswa dibagi menjadi dua
yaitu SMA dan SMK.
2. Tingkat Pendidikan Orang Tua
Yang dimaksud tingkat pendidikan orang tua dalam penelitian ini adalah
pendidikan formal (sekolah) yang pernah diikuti oleh orang tua mahasiswa.
Dalam hal ini tingkat pendidikan orang tua diklasifikasikan menjadi tiga yaitu
tingkat pendidikan rendah (SD dan SMP), tingkat pendidikan sedang (SMA),
dan tingkat pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi).
3. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan suatu transformasi terhadap suatu masukan
yang berupa materi pelajaran. Jadi yang dimaksud prestasi belajar adalah
sejauh mana seseorang menguasai dan memahami materi pelajaran. Prestasi
belajar ditunjukkan dengan nilai yang berhasil dicapai oleh mahasiswa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
36
Indeks Prestasi Komulatif (IPK) yang di bagi menjadi 4 ketegori yaitu sangat
tinggi (3.51-4.00), tinggi (2.76-3.50), sedang (2.00-2.75), dan rendah (
-
37
Pendidikan Sejarah mengenai jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan
orang tua.
2. Prosedur pengumpulan data
a. Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan kegiatan yang lakukan meliputi:
1) Meminta izin kepada Kaprodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh asal
sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi
belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta tahun akademik 2014/2015
2) Seleksi bahan, membangun konsep teori, dan instrument (mencari buku-
buku sumber) yang akan digunakan untuk melakukan penelitian ini.
3) Uji coba kuesioner
Peneliti tidak melakukan uji coba kuesioner, Karena kuesioner tersebut
sudah terstandar. Selain itu tes ini sudah terjamin validitas dan
reliabilitasnya karena kuesioner yang digunakan untuk penelitian ini adalah
kuesioner James Spillane S.J yang sudah diujicobakan kepada mahasiswa di
berbagai universitas yang ada di Indonesia.
b. Tahap Pelaksanaan
1) Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016 dengan
cara membagi kuesioner kepada mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah.
Pengisian kuesioner dilakukan di kampus Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
38
Dalam melaksanakan penelitian ini, kuesioner diedarkan oleh peneliti.
Dari pengamatan peneliti selama responden mengisi kuesioner, timbul kesan
bahwa responden tidak mengalami kesulitan dalam memahami pertanyaan.
2) Pengecekan terhadapa kelengkapan kuesioner
Setelah kuesioner terkumpul semua, peneliti melakukan pengecekan
terhadap kuesioner yang telah terkumpul tersebut. Pengecekan ini dimaksud
untuk mengetahui apakah kuesioner yang terkumpul sudah sah atau tidak.
Kuesioner dianggap sah apabila responden menuliskan nomor mahasiswa di
kolom yang telah disediakan oleh peneliti.
3) Skoring
Dalam penelitian ini, IPK mahasiswa kategorikan menjadi empat,
yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Mahasiswa yang termasuk
kategori sangat tinggi apabila IPKnya berkisar antara 3.76-4.00, kategori
tinggi berkisar antara 2.76-3.51, kategori sedang berkisar antara 2.00-2.75,
serta mahasiswa yang termasuk kategori rendah adalah mahasiswa dengan
IPKnya antara
-
39
Untuk mengetahui data tentang prestasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan
Sejarah Universitas Sanata Dharma digunakan arsip prestasi belajar atau nilai
yang telah berhasil dicapai mahasiswa selama mengikuti kuliah dari semester
pertama sampai semester genap 2015/2016.
G. Desain Penelitian
Pada penelitian ini menggunakan desain factorial dua jalan.24
Dalam
penelitian ini, ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa
yakni tingkat pendidikan orang tua dan jenis sekolah mahasiswa. Variabel
bebas ada dua macam yaitu jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan
orang tua. Variabel terikat yaitu prestasi belajar. Dengan demikian, peneliti
menyatakan jenis sekolah dengan “A” dan tingkat pendidikan orang tua dengan
“B”, prestasi belajar dengan C. Variabel A, B dan C dapat dijabarkan seperti
dibawah ini:
Variabel jenis sekolah dikategorikan menjadi dua yaitu;
A-1 : Sekolah Menengah Atas
A-2 : Sekolah Menengah Kejuruan
Variabel tingkat pendidikan orang tua dikategorikan menjadi tiga yaitu;
B-1 : Sekolah Dasar dan SMP
B-2 : Sekolah Menengah Atas
B-3 : Perguruan Tinggi
Variabel Prestasi sama dengan C
Maka desain faktorial dua jalan dapat diuraikan seperti di bawah ini:
24
Ibid, hlm. 518-519.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
40
Desain Dua Faktor
Tingkat
Pend. Ortu
Jenis Sekolah Mahasiswa
A-1 A-2
B-1 X X
B-2 X X
B-3 X X
Gambar II. Desain Faktorial Dua jalan
Gambar di atas terdiri dari enam kolom. Kolom pertama diisi dengan
IPK mahasiswa jenis sekolah SMA dan tingkat pendidikan orang tua rendah.
Kolom dua, diisi dengan IPK mahasiswa jenis sekolah SMK dan tingkat
pendidikan orang tua rendah. Kolom tiga, diisi dengan IPK mahasiswa jenis
sekolah SMA dan tingkat pendidikan orang tua menengah. Kolom empat, diisi
dengan IPK mahasiswa jenis sekolah SMK dan tingkat pendidikan orang tua
menengah. Kolom lima, diisi dengan IPK mahasiswa jenis sekolah SMA dan
tingkat pendidikan orang tua tinggi. Dan kolom enam, diisi dengan IPK
mahasiswa jenis sekolah SMK dan tingkat pendidikan orang tua tinggi.
H. Analisis Data
Untuk menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan analisis
varian dua jalan untuk semua variabel yaitu jenis sekolah mahasiswa dan
tingkat pendidikan orang tua. Analisis varian dua jalan memiliki dua syarat uji
yaitu uji normalitas dan homogenitas. Supaya dapat dilakukan uji F, dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
41
analisis varian dua jalan terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu uji
normalitas dan homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini ialah Liliefors yang statis
ujinya sebagai berikut:
Lo = hasil statistik uji Liliefors
Lt = tabel penguji Liliefors
F (ZI) = frekwensi komulatif teoritik
S (ZI) = frekwensi komulatif empirik
ZI x x
S = standar deviasi
2. Uji homogenitas
Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Bartlett adalah
sebagai berikut:
Tabel 3. Persiapan Uji Homogenitas
Sampel df 1/df Si2 Log Si
2 df.Log Si
2
1
∑
Menghitung S2, B, dan X
2
S2
B = (log S2).∑(ni-1)
χ2 = {B.∑(ni-1) log S
2}
Keputusan Uji : Ho diterima jika χ2
hitung < χ2
tabel. Atau Ho ditolak χ2
hitungDK.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
42
Analisis varian Dua Jalan
Tabel 4. Persiapan Uji Analisis Dua Jalan
Sumber
Variasi
Jumlah Kuadrat (JK) db MK Fo P
Antara A
Antara B
Antara AB
(Interaksi)
Dalam (d)
JKA =
JKA =
JKA =
JK(d) =
A-1
(1)
B-1
(2)
dbA xdbB
(2)
dbT - dbA
dbB - dbAB
0.05
Total (T) JKT = N – 1
1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKT)
JKT =
Keterangan:
JKT = Jumlah Kuadrat Total
XT = Jumlah Total
N = Jumlah Sampel
2. Menghitung Jumlah Kuadrat Variabel A (JKA)
JKA =
Keterangan:
JKA = Jumlah Kuadrat Variabel A
XA = Jumlah Sel A
XT = Jumlah Total
NA = Jumlah Sampel Variabel A
N = Jumlah keseluruhan sampel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
43
3. Menghitung Jumlah Kuadrat Variabel B (JKB)
JKA =
Keterangan:
JKB = Jumlah kuadrat variabel B
XB = Jumlah Sel B
XT = Jumlah Total
NB = Jumlah Sampel Variabel B
N = Jumlah keseluruhan sampel
4. Menghitung Jumlah Kuadrat Interaksi antara Variabel A dengan Variabel B
(JKAB)
JKAB =
Keterangan:
JKAB = Jumlah kuadrat variabel AB
JKA = Jumlah kuadrat variabel A
JKB = jumlah kuadrat Variabel B
XB = Jumlah Sel A dan B
XT = Jumlah Total
nB = Jumlah Sampel Variabel B
N = Jumlah keseluruhan variabel
5. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam (JKD) JKD = JKT-JKA-JKB-JKAB Keterangan:
JKT =Jumlah kuadrat total
JKA = Jumlah kuadrat variabel A
JKB = Jumlah kuadrat variabel B
JKAB = Jumlah kuadrat variabel A dan B
6. Menghitung dbA. dbA = A-1
Keterangan:
dbA = derajat kebebasan variabel A
A = Jumlah kategori variabel A
7. Mengitung dbB. dbB = B-1
Keterangan:
dbB = derajat kebebasan variabel B
B = Jumlah kategori variabel B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
44
8. Menghitung dbAB. dbAB = dbA x dbB Keterangan:
dbAB = derajat kebebasan variabel A dan B
dbA = derajat kebebasan variabel A
dbB = derajat kebebasan variabel B
9. Menghitung dbT. dbT = N-1
Keterangan:
dbT = derajat kebebasan total
N = Jumlah sampel
10. Menghitung dbd. dbd = dbT-dbA-dbB-dbAB Keterangan:
dbT = derajat kebebasan total
dbA = derajat kebebasan variabel A
dbB = derajat kebebasan variabel B
dbAB = derajat kebebasan variabel AB
11. Menghitung Mean Kuadrat Variabel A (MKA)
MKA =
Keterangan:
JKA = Jumlah kuadrat variabel A
dbA = derajat kebebasan variabel A
12. Menghitung Mean Kuadrat Variabel B (MKB).
MKB =
Keterangan:
JKB = Jumlah kuadrat variabel B
dbB = derajat kebebasan variabel B
13. Menghitung Mean Kuadrat Interaksi antara Variabel A dengan Variabel B (MKAB).
MKAB =
Keterangan:
JKAB = Jumlah kuadrat variabel A dan B
dbAB = derajat kebebasan variabel A dan B
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
45
14. Menghitung Mean Kuadrat Dalam (MKd).
MKd =
Keterangan:
JKd = Jumlah kuadrat dalam
dbd = derajat kebebasan dalam
15. Menghitung harga Fo untuk variabel A (FA)
FA =
Keterangan:
MKA = mean kuadrat variabel A
MKd = mean kuadrat dalam
16. Menghitung harga Fo untuk variabel B (FB)
FB =
Keterangan: MKB = Mean kuadrat variabel B
MKd = Mean kuadrat dalam
17. Menghitung harga F0 untuk interaksi antara variabel A dengan variabel B (menghitung F0 interaksi, atau FAB).
FAB =
Keterangan:
MKAB = mean kuadrat variabel A dan B
MKd = mean kuadrat dalam
MKB = mean kuadrat variabel B
MKd = mean kuadrat dalam
I. Variabel Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang dapat diartikan bahwa
peneliti tidak mengendalikan variabel bebas-terikat secara langsung karena
eksistensi variabel tersebut telah terjadi. Adapun yang menjadi variabelnya
adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
46
1. Variabel bebas
a. Jenis sekolah mahasiswa, yaitu meliputi:
1) Sekolah Menengah Atas (SMA)
2) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
b. Tingkat pendidikan orang tua, yaitu meliputi:
1) Tingkat Pendidikan Rendah : Tamat SMP, SD, dan tidak sekolah
2) Tingkat Pendidikan Menengah : Tamat SMU
3) Tingkat Pendidikan Tinggi : Tamat Perguruan Tinggi/Akademik
2. Variabel terikat yaitu prestasi belajar yang terbagi menjadi empat yaitu:
prestasi belajar sangat tinggi (3.51-4.00), tinggi (2.76-3.50), sedang (2.00-
2.75), dan prestasi belajar rendah (< 2.00).
J. Hipotesis Statistik
1. Ada pengaruh antara jenis sekolah mahasiswa terhadap prestasi belajar HoA = µ1 = µ2
H1A = µ1 ≠ µ2
2. Ada pengaruh antara tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar HoB = µ1 = µ2
H1B = µ1 ≠ µ2
3. Ada interaksi antara jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar
HoAB = µ1 = µ2
H1AB = µ1 ≠ µ2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
47
K. Jadwal Kegiatan Tabel 5. Jadwal Kegiatan
No
Kegiatan
Pelaksanaan/Bulan
Maret April Mei
1 Penyusunan proposal
2 Penyusunan instrumen
3 Perijinan
4 Uji coba instrumen
5 Pengumpulan data
6 Analisis data
7 Penyusunan laporan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
Setelah dilakukan penelitian terhadap mahasiswa Program Studi
Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik
2012/2013, 2013/2014, dan 2014/2015 diperoleh data tentang jenis sekolah
mahasiswa, dan tingkat pendidikan orang tua. Kuesioner yang disebarkan
sebanyak 120 semuanya terisi. Dari 120 orang sampel yang diambil, untuk jenis
sekolah mahasiswa terdapat 108 orang mahasiswa berjenis sekolah SMA dan 12
orang mahasiswa berjenis sekolah SMK. Untuk tingkat pendidikan orang tua, 48
orang berpendidikan tinggi (tamat perguruan tinggi), 48 orang berpendidikan
sedang (tamat SLTP dan SLTA), dan 24 orang berpendidikan rendah (tamat SD,
atau tidak sekolah). Adapun data selengkapanya sebagai berikut:
1. Data Prestasi Mahasiswa berdasarkan Jenis Sekolah Mahasiswa
Hasil dari pengolahan dapat menunjukkan bahwa pengaruh jenis
sekolah mahasiswa terhadap prestasi belajar adalah sebagai berikut: mahasiswa
yang berasal dari jenis sekolah SMA yang memperoleh IPK sangat tinggi
sebanyaak 4 orang (3.7%), mahasiswa yang memperoleh IPK tinggi sebanyak
55 orang (50.92%) mahasiswa yang meperoleh IPK sedang sebanyak 44 orang
(40.74%), dan mahasiswa yang memperoleh IPK rendah sebanyak 4 orang
(3,70%). Sedangkan mahasiswa yang berasal dari jenis sekolah SMK, yang
memperoleh IPK sangat tinggi sebanyak 4 orang (33.33%) mahasiswa yang
memperoleh IPK tinggi sebanyak 5 orang (41.66%), mahasiswa yang
memperoleh IPK sedang sebanyak 1 orang (8.33%), dan mahasiswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
49
memperoleh IPK rendah sebanyak 2 orang (16.67%). Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 6. Data Prestasi Belajar Berdasarkan Jenis Sekolah Mahasiswa
Jenis
Sekolah
Prestasi Belajar (IPK)
Sangat
Tinggi
Tinggi Sedang Rendah Frekuensi %
3.51-4.00 2.76-3.50 2.00-2.75 < 2.00
SMA 5 55 44 4 108 90
SMK 4 5 1 2 12 10
Jumlah 49 65 6 120 100
Apabila dilihat dari tabel di atas, tampak bahwa sebagian besar mahasiswa
berasal dari jenis sekolah SMA yang berjumlah 108 orang. Dari 108 orang, ada 5
orang yang termasuk memperoleh IPK dengan kategori sangat tinggi berkisar
antara 3.51-4.00, 55 orang yang termasuk kategori IPK tinggi (2.76-3.50), 44
orang yang tergolong kategori IPK sedang berkisar antara 2.00-2.75, dan 4 orang
mahasiswa yang tergolong kategori rendah dengan IPK kurang dari 2.00. Hal ini
menunjukkan bahwa mahasiswa yang berasal dari jenis sekolah SMA paling
banyak memperoleh IPK dengan kategori tinggi (2.76-3.50).
Sedangkan mahasiswa yang berasal dari jenis sekolah SMK berjumlah 12
orang. Dari 12 orang tersebut, ada 4 orang yang tergolong kategori sangat tinggi
(3.51-4.00), ada 5 orang yang tergolong dalam kategori IPK tinggi (2.76-3.50),
ada 1 orang dengan kategori sedang (2.00-2.75), serta 2 orang dengan kategori
rendah (
-
50
jenis sekolah SMK lebih banyak mahasiswa yang memperoleh IPK dengan
kategori tinggi (2.76-3.50).
Selain memperoleh data prestasi komulatif mahasiswa berdasarkan jenis
sekolah, berikut ditampilkan secara rinci prestasi belajar mahasiswa dengan jenis
sekolah berdasarkan jurusan, antara lain :
Tabel 7. Prestasi Belajar dengan jenis sekolah SMA Berdasarkan
Jurusan
Jurusan
IPK
Jumlah Sangat
Tinggi
Tinggi Sedang Rendah
IPA 3 18 7 1 29
IPS 4 32 34 3 73
Bahasa 1 4 1 - 6
Jumlah 8 54 42 4 108
Dari tabel di atas tampak bahwa mahasiswa pendidikan sejarah paling
banyak berasal dari jurusan IPS (Ilmu Pengetaguan Sosial) dengan jumlah 73
orang. Dari 73 mahasiswa, yang memperoleh IPK sangat tinggi sebanyak 3 orang,
mahasiswa ynag memperoleh IPK tinggi sebanyak 32 orang, mahasiswa yang
memperoleh IPK sedang 34 orang, dan mahasiswa yang memperoleh IPK rendah
3 orang. Apabila dilihat dari jumlahnya, mahasiswa dari jurusan IPS lebih banyak
memperoleh IPK dengan kategori sedang (2.00-2.75).
Selanjutnya, mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan
Alam) dengan jumlah 29 orang. Dari 29 mahasiswa, yang memperoleh IPK sangat
tinggi sebanyak 3 orang, mahasiswa yang memperoleh IPK tinggi sebanyak 18
orang, mahasiswa yang memperoleh IPK sedang 7 orang, dan mahasiswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
51
memperoleh IPK rendah sebanyak 1 orang. Apabila dilihat dari jumlah maka,
mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA paling banyak memperoleh IPK dengan
kategori tinggi (2.76-3.50).
Selain itu, mahasiswa yang berasal dari jurusan Bahasa berjumlah 6 orang
dengan IPK sangat tinggi 1 orang, tinggi 4 orang, IPK sedang 1 orang, dan yang
memperoleh IPK rendah tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
mahasiswa yang berasal dari jurusan Bahasa lebih banyak memperoleh IPK
dengan kategori tinggi (3.76-3.50). Selanjutnya diuraikan prestasi belajar
mahasiswa dengan jenis sekolah SMK berdasarkan jurusan.
Tabel 8. Prestasi Belajar dengan Jenis Sekolah SMK Berdasarkan
Jurusan
Jurusan
IPK
Jumlah Sangat
Tinggi
Tinggi Sedang Rendah
Perkantoran 1 2 - 1 4
Pertanian - - - - -
Teknik - 1 - - 1
DLL. 3 2 1 1 7
Jumlah 4 5 1 2 12
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa mahasiswa dari jenis sekolah