pengaruh jenis sekolah mahasiswa dan ...pengaruh jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan...

154
i PENGARUH JENIS SEKOLAH MAHASISWA DAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN SEJARAH ANGKATAN 2012-2014 UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh: METINA GULO NIM: 121314019 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Upload: others

Post on 20-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENGARUH JENIS SEKOLAH MAHASISWA DAN TINGKAT

    PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

    MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN SEJARAH ANGKATAN 2012-2014

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Sejarah

    Oleh:

    METINA GULO

    NIM: 121314019

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH

    JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2016

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan karya tulis ini kepada:

    1. Ayah dan ibu yang selalu mendoakan saya setiap hari.

    2. Pemerintah Kabupaten Nias Barat yang telah menyelenggarakan beasiswa

    sehingga saya bisa kuliah di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    3. Abang, kakak, dan adik-adik yang menjadi motivasi saya dalam mengerjakan

    skripsi ini.

    4. Teman, sahabat, yang selalu mendukung dan memberi semangat untuk

    menyelesaikan skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTTO

    Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ke tepian.

    Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    ABSTRAK

    Pengaruh Jenis Sekolah Mahasiswa dan Tingkat Pendidikan

    Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Angkatan 2012-2014

    Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta

    Metina Gulo

    NIM: 121314019

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh: (1) jenis

    sekolah mahasiswa terhadap prestasi belajar, (2) tingkat pendidikan orang tua

    terhadap prestasi belajar, (3) interaksi antara jenis sekolah mahasiswa dan tingkat

    pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar mahasiswa angkatan 2012-2014

    Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Metode penelitian yang digunakan adalah ex post facto. Sampel yang

    digunakan berjumlah 120 orang. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara

    purposive sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner dan dokumentasi.

    Kuesioner digunakan untuk memperoleh data jenis sekolah mahasiswa dan tingkat

    pendidikan orang tua sedangkan dokumen digunakan untuk mengetahui prestasi

    belajar mahasiswa. Analisis data menggunakan analisis varian dua jalan.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tidak ada pengaruh jenis sekolah

    mahasiswa terhadap prestasi belajar dengan Fhitung< Ftabel (0.004 < 3.93). (2) Ada

    pengaruh antara tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar mahasiswa

    dengan Fhitung>Ftabel (3.41>3.08). (3) Tidak ada interaksi antara jenis sekolah

    mahasiswa dan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar mahasiswa

    dengan Fhitung

  • ix

    ABSTRACT

    The Influences of the Type of School Students and

    Education Level of Parents Against the Students Learning

    Achievement Batch 2012-2014,History Education Study

    program, Sanata Dharma University,Yogyakarta.

    Metina Gulo

    NIM: 121314019

    This study aims to determine whether there is an influence of (1) the type

    of school on student achievement, (2) the education level of parents on student

    achievement, (3) interaction between the type of school and the education level of

    parents on student achievement 2012-2014 History Education Study Program,

    Sanata Dharma University, Yogyakarta.

    The method used is ex post facto. The sample used 120 students. The

    sampling technique is purposive sampling, while the data were collected using

    questionnaires and documentation. A questionnaire was used to obtain data on the

    type of school and parents' education level, while the data of student achievement

    retrieved from the archive or data GPA of students of 2010-2015. The analysis of

    the data was two-way anava.

    The results of this study indicate that there (1) is no influence between the

    type of school students on student achievement with the results of Farithmetic 3:08), (3) is no interaction

    between the type of school students and the education level of parents on student

    achievement with the results Farithmetic

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan karunia-

    Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Jenis

    Sekolah Mahasiswa dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar

    Mahasiswa Angkatan 2010-2015 Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas

    Sanata Dharma Yogyakarta”.

    Penyusunan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan

    dalam rangka memperoleh gelar sarjana (S1) di Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

    1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta.

    2. Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta yang telah mengizinkan penulis melaksanakan penelitian di

    Program Studi Pendidikan Sejarah.

    3. Ibu Dra. Theresia Sumini, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang dengan

    penuh kesabaran telah memberikan dorongan, bimbingan dan petunjuk-

    petunjuk yang sangat berharga bagi penulis.

    4. Bapak Drs. A. K. Wiharyanto, M.M. selaku pembimbing II yang telah

    membimbing dan mengoreksi skripsi ini hingga selesai.

    5. Pemerintah Kabupaten Nias Barat yang telah menyelenggarakan beasiswa

    sehingga penulis bisa menyelesaikan kuliah di Prodi Pendidikan Sejarah

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    6. Bapak dan Ibu dosen serta Sekretariat Program Studi Pendidikan Sejarah

    Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

    7. Mahasiswa/I angkatan 2012-2014 Prodi Pendidikan Sejarah yang telah

    bersedia menjadi responden pada penelitian ini.

    8. Teman dan sahabat mahasiswa/I angkatan 2012 Program Studi Pendidikan

    Sejarah Universitas Sanata Dharma yang selalu mendukung dan memberi

    semangat untuk mengerjakan skripsi ini.

    9. Teman dan sahabat seperjuangan mahasiswa/I beasiswa angkatan 2012 dari

    Nias Barat, dan

    10. Seluruh pihak yang telah berperan penting dalam mengerjakan skripsi ini

    yang tidak bisa disebutkan satu persatu oleh penulis.

    Segala hal yang berhubungan dengan skripsi ini menjadi tanggung jawab

    penulis. Akhir kata dengan menyadari segala kelemahan dan kekurangan, penulis

    meminta segala kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan skripsi

    ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang

    membutuhkan.

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    PERSEMBAHAN ......................................................................................... iv

    MOTTO ........................................................................................................ v

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... vi

    LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ vii

    ABSTRAK .................................................................................................... viii

    ABSTRACT ..................................................................................................... ix

    KATA PENGANTAR .................................................................................. x

    DAFTAR ISI ................................................................................................. xii

    DAFTAR TABEL ......................................................................................... xiv

    DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvi

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii

    BAB I: PENDAHULUAN ........................................................................... 1

    A. Latar Belakang .............................................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7

    C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 7

    D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 8

    BAB II: KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 10

    A. Kajian Teori .................................................................................. 10

    B. Kerangka Berpikir ........................................................................ 30

    C. Hipotesis ....................................................................................... 32

    BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ................................................ 33

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 33

    B. Populasi dan Sampel ..................................................................... 33

    C. Definisi Operasional Variabel ...................................................... 35

    D. Metode Penelitian ......................................................................... 36

    E. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 36

    F. Instrumen Pengumpulan Data ...................................................... 38

    G. Desain Penelitian .......................................................................... 39

    H. Analisis Data ................................................................................ 40

    I. Variabel Penelitian ....................................................................... 45

    J. Hipotesis Statistik ......................................................................... 46

    K. Jadwal Kegiatan ............................................................................ 47

    BAB IV: HASIL PENELITIAN ................................................................ 48

    A. Deskripsi Data Penelitian ............................................................. 48

    B. Pengujian Hipotesis ...................................................................... 58

    C. Pembahasan .................................................................................. 62

    BAB V: PENUTUP ..................................................................................... 70

    A. Kesimpulan ................................................................................... 70

    B. Saran-saran .................................................................................... 71

    DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 73

    LAMPIRAN ................................................................................................. 75

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    DAFTAR TABEL

    No Nama Tabel Halaman

    1 Distribusi populasi 33

    2 Distribusi sampel 35

    3 Persiapan uji homogenitas 41

    4 Persiapan uji analisis varian dua jalan 42

    5 Jadwal Kegiatan 47

    6 Data prestasi mahasiswa berdasarkan jenis sekolah 49

    7 Prestasi belajar dengan jenis sekolah SMA

    berdasarkan jurusan

    50

    8 Prestasi belajar dengan jenis sekolah SMK

    berdasarkan jurusan

    51

    9 Data prestasi belajar mahasiswa berdasarkan tingkat

    pendidikan orang tua

    52

    10 Frekuensi prestasi belajar mahasiswa dengan tingkat

    pendidikan orang tua tinggi

    54

    11 Frekuensi prestasi belajar mahasisiwa dengan tingkat

    pendidikan orang tua sedang

    55

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    12 Frekuensi prestasi belajar mahasiswa dengan tingkat

    pendidikan orang tua rendah

    57

    13 Hasil uji normalitas sampel 59

    14 Hasil uji homogenitas sampel 60

    15 Hasil uji analisis varian dua jalan 61

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    No Nama Gambar Halaman

    I

    II

    Kerangka Berpikir

    Desain Dua Faktor

    30

    40

    III Histogram Prestasi Belajar Berdasarkan Tingkat Pendidikan

    Orang Tua Tinggi

    55

    IV Histogram Prestasi Belajar Berdasarkan Tingkat Pendidikan

    Orang Tua Sedang

    56

    V Histogram Prestasi Belajar Berdasarkan Tingkat Pendidikan

    Orang Tua Rendah

    57

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    No Nama Lampiran Halaman

    1 Kisis-kisi kuesioner 76

    2 Data prestasi belajar mahasiswa 83

    3 Prestasi belajar mahasiswa berdasarkan jenis sekolah 86

    4 Prestasi belajar mahasiswa berdasarkan tingkat

    pendidikan orang tua

    91

    5 Menentukan Distribusi Frekuensi dan mean, median,

    modus, standar deviasi

    96

    6 Uji normalitas 102

    7 Uji homogenitas 108

    8 Perhitungan uji homogenitas varian 111

    9 Pengelompokkan data analisis varian dua jalan 113

    10

    11

    Perhitungan analisis varian dua jalan

    Struktur kurikulum SMA

    114

    118

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pendidikan merupakan masalah yang penting bagi setiap bangsa,

    terutama bangsa yang sedang membangun. Setiap orang juga memerlukan yang

    namanya pendidikan. Pendidikan penting untuk memberi perubahan dalam

    kehidupan sehari-hari. Hal ini dapat diketahui dari pentingnya arti pendidikan.

    Arti pendidikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah proses

    perubahan sikap tingkah laku seseorang atau kelompok dalam usaha

    mendewasakan manusia melalui upaya pengujian dan pelatihan. Pengujian dan

    pelatihan dapat diperoleh dari lembaga pendidikan yang disebut sekolah. Dari

    sekolah, anak diuji sejauh mana pengetahuan yang telah diperolehnya. Hasil

    dari pengujian ini ialah sebuah prestasi yang dapat diwujudkan dengan nilai

    (angka) ataupun sikap kepribadian anak terhadap lingkungan sosialnya.

    Pelatihan diberikan supaya anak memperoleh keahlian dalam melakukan

    sesuatu seperti public speaking (berbicara di depan umum). Anak dilatih cara

    berbicara di depan umum supaya kelak dapat menjadi seorang pemimpin yang

    memiliki kemapuan dalam bidangnya.

    Pendidikan juga dapat diartikan sebagai proses dengan metode-metode

    tertentu sehingga orang memperoleh pengetahuan, dan tingkah laku yang

    sesuai dengan kebutuhan.1 Proses yang harus dilakukan telah dimulai sejak dini

    dengan mengikuti pendidikan formal yakni dari tingkat kanak-kanak, sekolah

    dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan

    1 Anton Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonsia, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

    Balai Pustaka 1990, hlm. 232.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    tinggi. Paling tidak dari empat tingkat pendidikan tersebut, anak banyak

    memperoleh pengetahuan sehingga mampu membuat permohonan dan

    bertingkah laku sesuai dengan kebutuhannya. Pada proses memperoleh

    pengetahuan, pendidik membina siswa agar menjadi anak yang manusiawai

    dan berakhlak mulia.

    Pendidikan Sejarah adalah salah satu Program Studi di Universitas

    Sanata Dharma Yogyakarta yang berusaha mencetak guru-guru sejarah di

    Indonesia. Para mahasiswa yang kuliah di Prodi Pendidikan Sejarah berasal

    dari berbagai latar belakang sosial-ekonomi, pendidikan, budaya, dan letak

    geografis yang berbeda-beda. Terdapat mahasiswa yang berasal dari berbagai

    daerah di Indonesia, antara lain NTT, NTB, Nias, Kalimantan, Jakarta, Papua,

    Tangerang, Lampung, dan Yogyakarta. Terdapat juga mahasiswa yang berasal

    dari keluarga dengan orang tua yang berpendidikan, pegawai swasta, PNS, dan

    petani. Dilihat dari jenis sekolah mahasiswa ada yang berasal dari SMA dan

    SMK. Ada berbagai faktor yang mempengaruhi mahasiswa kuliah di

    Pendidikan Sejarah diantaranya masalah ekonomi dan motivasi. Mahasiswa

    Prodi Pendidikan Sejarah kebanyakan berlatar belakang ekonomi rendah

    sampai menengah ke bawah. Demikian juga dengan motivasi yang dimiliki

    oleh mahasiswa tergolong tinggi sampai rendah. Mahasiswa yang kuliah di

    Pendidikan Sejarah karena memiliki motivasi mampu memperoleh IPK tinggi.

    Akan tetapi, dari berbagai perbedaan latar belakang mahasiswa, pada

    kenyataanya hampir semua mahasiswa Pendidikan Sejarah memperoleh IPK

    yang baik dan termasuk dalam kategori tinggi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    Perolehan IPK dengan kategori tinggi tidak mudah karena harus

    memiliki komitmen belajar yang sungguh-sungguh. Melalui perubahan pola

    pikir dan tindakan seseorang mampu menentukan prestasi yang dimilikinya.

    Meskipun manusia pada umumnya hanya mengerti cara berpikir namun kurang

    dalam tindakan (aksi nyata) sehingga terkadang memperoleh hasil yang kurang

    memuaskan. Pada kenyataanya mahasiswa Pendidikan Sejarah memiliki

    kemampuan untuk menentukan aksi nyata dalam hal belajar dengan sungguh-

    sungguh.

    Pendidikan penting juga bagi orang tua. Dimana, orang tua adalah

    bagian dari sebuah proses yang ditempuh oleh anak dalam meraih prestasi.

    Wens Tanslain mengatakan bahwa anak-anak pertama kali mengalami proses

    belajar di dalam keluarga.2 Dalam keluarga anak pertama kali mengalami

    proses belajar berjalan, berbicara, dan mengurusi dirinya sendiri, serta

    mengembangkan sifat persahabatan, cinta kasih, disiplin, kerja sama, dan

    bertingkah laku yang baik. Dapat dikatakan bahwa lingkungan keluarga

    merupakan lembaga sosial resmi yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak.

    Orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, mendidik anak agar

    tumbuh dan berkembang dengan baik.3

    Orang tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu

    keluarga atau rumah tangga, yang dalam kehidupan sehari-hari lazim disebut

    ayah, ibu.4 Mereka inilah yang memegang peranan dalam kelangsungan hidup

    2 Wens Tanslain, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta, Gramedia, 1992, hlm. 45.

    3 Ibid, hlm 41. 4 Tamrin Nasution dan Nurhazilah Nasution, Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi belajar

    Anak. Yogyakarta, Kanisius, 1985, hlm. 1.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    suatu rumah tangga atau keluarga. Sedangkan semua anak atau semua yang

    berada dalam pengawasan atau asuhan disebut anggota keluarga. Pengertian

    orang tua erat kaitannya dengan keluarga. Dryarkara mendefinisikan keluarga

    adalah ayah, ibu, dan anak. Ketiga unsur ini merupakan tritunggal.5

    Tingkat pendidikan orang tua dapat terdiri dari Sekolah Dasar, Sekolah

    Lanjutan Tingkat Pertama dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas, dan Perguruan

    Tinggi. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan tinggi memberikan

    pengaruh besar bagi anak dalam hal prestasi belajar.

    Setiap orang yang ingin melanjutkan pendidikan diperguruan tinggi tentu

    harus lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA). Sekolah Lanjutan Tingkat

    Atas adalah tingkat pendidikan yang mengarahkan pada suatu jurusan terentu.

    Jurusan yang diambil ketika di Sekolah Lanjutan Tingkat Atas akan

    mempengaruhi kelanjutan dalam memilih pendidikannya.

    Sekolah Lanjutan Tingkat Atas dapat terdiri dari SMA/MA dan

    SMK/MAK. Di SMA ada dua-tiga jenis jurusan yang biasanya ditawarkan oleh

    sekolah. Diantaranya jurusan Ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu Pengetahuan

    Sosial, dan Bahasa. Ilmu Pengetahuan Alam mempelajari mata pelajaran

    Biologi, Kimia, dan Fisika. Ilmu Pengetahun Sosial mempelajari Sosiologi,

    Sejarah, dan Geografi, serta mata pelajaran umum lainnya. Jurusan Bahasa

    dibekali dengan ilmu spesifik tentang Bahasa terutama Bahasa Indonesia,

    jumlah mata pelajaran umum lainnya. Sedangkan Sekolah Menengah

    5 Dryarkara, Dryarkara Tentang Pendidikan, Yogyakarta, Kanisius, 1980, hlm. 127.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    Kejuruan, ini lebih spesifik. Jurusan yang ditawarkan pun menyesuaikan dari

    kemampuan guru dan sekolah, dan mata pelajaran umum lainnya.

    Untuk melajutkan ke Perguruan Tinggi, seseorang biasanya mencari

    jurusan yang relevan dengan jurusannya ketika masih di Sekolah Menengah

    Atas. Karena hal ini akan memberi pengaruh pada prestasi yang akan diraih.

    Akan tetapi, pada kenyataannya kebanyakan mahasiswa Prodi Pendidikan

    Sejarah berasal dari berbagai jenis jurusan pada saat sekolah tingkat atas.

    Bukan semata-mata bahwa mahasiswa yang kuliah di Prodi Pendidikan sejarah

    berasal dari jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Akan tetapi, dari semua jurusan

    tersebut ada di Prodi Pendidikan Sejarah. Baik Jurusan IPA, IPS, Bahasa

    maupun Sekolah Menengah Kejuruan.

    Jurusan IPA, IPS maupun SMK, masing-masing memiliki tujuan tertentu.

    Jurusan IPA bertujuan untuk mempelajari ilmu alam (biologi, fisika, dan

    kimia) dengan baik. Ketiga mata pelajaran tersebut merupakan mata pelajaran

    pokok bagi peserta didik yang mengambil jurusan IPA. Pada jurusan IPA, mata

    pelajaran sejarah bukan mata pelajaran pokok sehingga jam pertemuan 2x45

    menit. Sedangkan jurusan IPS bertujuan untuk mempelajari ilmu-ilmu sosial

    diantaranya sosiologi, geografi, dan sejarah. jumlah jam pertemuan untuk mata

    pelajaran tersebut masing-masing 3x45 menit. Semakin banyak jumlah jam

    pertemuan setiap mata pelajaran maka semakin luas juga pemahaman serta

    pengetahuan tentang materi yang disampaikan oleh guru. Pemahaman dan

    pengetahuan diperoleh dari kegiatan yang dilakukan melalui proses belajar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    mengajar sehingga menghasilkan perubahan-perubahan positif pada anak didik

    menuju kedewasaan dan kesuksesan pada bidang ilmu yang dimilikinya.6

    Pada dasarnya ada dua faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi

    belajar anak, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern meliputi taraf

    intelegensi kemampuan belajar, motivasi belajar, perasaan sikap minat,

    keadaan fisik-keadaan psikologis. Sedangkan faktor ekstern meliputi keadaaan

    ekonomi, tingkat pendidikan orang tua, jenis sekolah mahasiswa dan keadaan

    waktu mencakup jumlah jam setiap hari yang tersedia untuk belajar.

    Berdasarkan latar belakang latar belakang di atas, peneliti ingin

    mengetahui sejauh mana jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan

    orang tua mempengaruhi prestasi belajar. Jenis sekolah mahasiswa dapat terdiri

    dari sekolah negeri/swasta, sekolah di kota/bukan di kota, sekolah terakreditasi,

    dan SMA/SMK. Dari berbagai macam asal sekolah tersebut peneliti lebih

    memilih jenis sekolah SMA/SMK. Sebab, SMA/SMK adalah tingkat

    pendidikan yang paling dekat dengan perguruan tinggi. Sehingga peneliti

    tertarik untuk menemukan sejauh mana pengaruh dari jenis sekolah mahasiswa

    dan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar. Karena keterbatasan

    waktu, tenaga, dan biaya maka penelitian ini hanya difokuskan pada faktor

    ekstern yaitu jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan orang tua.

    Pemilihan topik pengaruh jenis sekolah dan tingkat pendidikan orang tua

    terhadap prestasi belajar mahasiswa prodi pendidikan sejarah dilihat dan

    didasarkan pada pengalaman selama menjadi mahasiswa di prodi pendidikan

    6 W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Jakarta, Gramedia, 1984, hal. 17.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    sejarah, dimana prestasi mahasiswa sangat bervariasi hal ini ditunjukkan

    melalui Indeks Prestasi Komulatif (IPK) setiap semester dapat menurun

    ataupun meningkat. Kelihatannya para mahasiswa yang berasal dari jenis

    Sekolah Menengah Kejuruan pun hampir tidak mengalami kesulitan dalam

    belajar sejarah karena nilai setiap semesternya baik. Selain itu, tempat dari

    penelitian ini sangat efektif dan efisien karena dilaksanakan di Program Studi

    Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma. Sehingga peneliti merasa

    bahwa data, waktu, dan tempat pelaksanaan sangat mudah dicapai serta

    pengerjaan laporan sangat mendukung.

    B. Perumusan Masalah

    1. Sejauh mana pengaruh jenis sekolah mahasiswa terhadap prestasi belajar

    mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Angkatan 2012-2014?

    2. Sejauh mana pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi

    belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Angkatan 2012-2014?

    3. Adakah interaksi antara jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan

    orang tua terhadap prestasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah

    Angkatan 2012-2014?

    C. Tujuan Penelitian

    1. Mengetahui sejauh mana pengaruh jenis sekolah mahasiswa terhadap

    prestasi belajar mahasiswa Prodi pendidikan Sejarah Angkatan 2012-2014.

    2. Mengetahui sejauh mana pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap

    prestasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Angkatan 2012-2014.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    3. Mengetahui sejauh mana interaksi antara jenis sekolah mahasiswa dan

    tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar mahasiswa Prodi

    Pendidikan Sejarah Angkatan 2012-2014?

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Mahasiswa

    Bagi Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Angkatan

    2012-2014 dapat mengetahui faktor pendukung dalam meraih prestasi

    belajar sejarah, Sehingga mampu merefleksikan diri menjadi lebih

    berprestasi lagi ke masa yang akan datang.

    2. Bagi Orang Tua

    Orang tua mengetahui hal-hal yang dikehendaki anak, sehinga orang tua

    berusaha sedapat mungkin memberi dukungan intelektual dalam proses

    belajar anak. Sehingga anak termotivasi untuk belajar secara tekun agar

    memperoleh prestasi yang membanggakan orang tua.

    3. Bagi Universitas Sanata Dharma, Khususnya Prodi Pendidikan Sejarah.

    - Memperkaya khazanah dunia pustaka terutama karya ilmiah Pendidikan

    Sejarah.

    - Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan

    kebijaksanaan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar dosen-

    dosen Pendidikan sejarah.

    - Digunakan sebagai titik tolak dalam penelitian sejenis dengan fokus yang

    berbeda, sehingga aspek lain yang mempengaruhi prestasi belajar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma dapat

    dipublikasikan.

    4. Bagi Peneliti

    - Peneliti dapat berlatih menulis karya ilmiah yang baik.

    - Peneliti dapat mengetahui secara lebih mendalam tentang pengaruh jenis

    sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi

    Belajar Mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma

    Angkatan 2012-2014.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kajian Teori

    1. Pengertian Sekolah

    Kebanyakan orang berpikir bahwa sekolah tidak penting. Ada yang

    mengatakan bahwa untuk apa sekolah, sekolah hanya menyita waktu anak,

    sekolah hanya menghabiskan uang orang tua, dan lain sebagainya. Namun, di

    balik semua prasangka negatif itu ada nilai yang tidak bisa dibeli oleh siapapun

    yaitu ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan sangat besar nilai dan harganya.

    Untuk memperoleh ilmu pengetahuan, seseorang harus melalui berbagai proses

    yakni sekolah. Di sekolah, seseorang akan diajarkan tentang pendidikan oleh

    pendidik yang ahli di bidangnya. Karena pendidikan sangat bermanfaat bagi

    kemajuan diri sendiri, lingkungan, dan bahkan negara. Oleh sebab itu,

    pemerintah merumuskan undang-undang tentang pendidikan.

    Meskipun pemerintah telah menerbitkan sebuah Undang-Undang

    tentang pendidikan nasional, tetapi tanpa sekolah tujuan itu tidak mungkin

    dapat diwujudkan. Menurut Kompri, sekolah adalah suatu lembaga dimana

    seorang peserta didik menuntut ilmu secara formal dan merupakan wadah bagi

    para peserta didik dalam menentukan arah atau langkah yang akan ditempuh

    serta untuk menentukan cita-cita yang ingin mereka capai untuk masa

    depannya.7 Di sekolah, peserta didik akan dibantu oleh para pendidik untuk

    mengembangkan kepribadian yang berguna bagi masa depan. Sehingga

    Kompri menjelaskan lagi bahwa sekolah adalah suatu wadah untuk

    7 Kompri, Manajemen Sekolah Teori dan Praktek, Bandung, Alfabeta, 2014, hlm. 4-5.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    menciptakan sosok manusia yang berpendidikan tanpa melihat latar

    belakang siswa yang terlibat di dalamnya, baik dari segi budaya, sosial,

    maupun ekonomi. Sekolah diciptakan untuk memberikan konstribusi dalam

    peninggkatan kualitas masyarakat. Melalui sekolah, peserta didik dapat

    menemukan jadi diri dan menjadi manusia yang dapat memberi manfaat bagi

    diri sendiri, orang tua, dan lingkungan.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sekolah adalah bangunan atau

    lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi

    pelajaran. Sekolah juga diartikan sebagai waktu atau pertemuan ketika murid

    diberi pelajaran, usaha menuntut kepandaian (ilmu pengetahuan) tentang

    pelajaran, dan pengajaran.8 Sekolah yang dimaksud disini ialah tempat dimana

    guru dan siswa melakukan interaksi tentang penyampaian ilmu pengetahuan.

    Dalam sekolah terdapat yang dinamakan warga sekolah. Yakni guru, siswa,

    orang tua, staf pegawai tata usaha dan perpustakaan, serta pegawai kebersihan

    dan keamanan.

    Sekolah juga dapat diartikan sebagai tempat anak memperoleh dan

    mengembangkan pendidikan formal. Pendidikan formal tersebut dimulai sejak

    anak berumur 7 tahun. Ketika anak berumur tujuh tahun sampai dengan tiga

    belas tahun, dia dinyatakan peserta didik sekolah dasar. Mulai umur tiga belas

    tahun sampai dengan 15 tahun, dia dinyatakan peserta didik sekolah menengah

    pertama. Dari umur 15 tahun sampai dengan 18 tahun, dia dinyatakan sebagai

    peserta didik sekolah lanjutan tingkat atas. Setelah si anak dinyatakan lulus dari

    8 Wahmuji, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2008, hlm. 230.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    sekolah lanjutan tingkat atas, maka diperbolehkan untuk menempuh

    pendidikan di perguruan tinggi. Oleh karena itu, pendidikan formal yang sangat

    dekat dengan perguruan tinggi adalah sekolah lanjutan tingkat atas, maka

    peneliti hanya membuat starting poinnya mulai anak menempuh sekolah

    lanjutan tingkat atas.

    Sekolah lanjutan tingkat atas dapat terdiri dari Sekolah Menengah Atas

    (SMA/MA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK/MAK). Kedua jenis

    sekolah ini memiliki persamaan dan perbedaan yang signifikan. Keduanya

    merupakan lembaga pendidikan formal yang dapat tempuh oleh peserta didik

    untuk mengembangkan pengetahuannya. Selain itu, kedua jenis sekolah ini

    juga terdapat perbedaan dari segi kurikulum dan jurusan.

    a. Tujuan Sekolah

    Pada umumnya, sekolah memiliki tujuan ialah memberi tempat bagi

    anak-anak bangsa mengikuti proses belajar mengajar supaya tujuan

    pendidikan nasional terlaksana dengan baik. Selain itu, sekolah diciptakan

    untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas.

    Sekolah menjadi lembaga pendidikan formal. Dimana, setiap peserta didik

    memperoleh kesempatan yang sama dengan yang lainnya untuk mengejar

    mimpinya. Melalui sekolah, peserta didik dapat mengetahui cara bersaing

    sehat terhadap orang lain, mengembangkan kemampuan diberbagai aspek

    kehidupan, dan menjalin relasi yang baik dengan orang lain.9

    9 Kompri, op.cit., hlm. 6-7.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    b. Jenis Sekolah Mahasiswa

    Jenis sekolah yang dimaksudkan dalam penelitian ini ada dua, yaitu

    sekolah menengah atas (SMA) dan sekolah menengah kejuruan (SMK).

    1) Sekolah Menengah Atas (SMA)

    Sekolah menengah atas merupakan tempat peserta didik yang telah

    dinyatakan tamat dari sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP). Sekolah

    Menengah Atas salah satu jenis sekolah yang membuka ruang bagi

    peserta didik untuk belajar ilmu pengetahu, baik ilmu pengetahuan alam,

    sosial, bahasa, dan lain-lain. Mata pelajaran yang ditawarkan di Sekolah

    Menengah Atas hampir sama dengan mata pelajaran yang ditawarkan

    pada Sekolah Menengah Kejuruan. Dimana, keduanya mempelajari ilmu

    pengetahun. Hal yang membedakan ialah jurusan yang ditawarkan oleh

    sekolah. Biasanya setiap jurusan memiliki jam pertemuan mata pelajaran

    tertentu yang cukup lama (misalnya 4 jam pertemuan). Di Sekolah

    Menengah Atas, ada dua juran yang sudah umum harus ditawarkan yakni

    IPA dan IPS. Peserta didik yang mengambil jurusan IPA mempelajari

    mata pelajaran tentang ilmu pengetahuan alam. Mata pelajaran ilmu

    pengetahuan alam terdiri dari tiga yaitu fisika, kimia dan biologi yang

    masing-masing jam pertemuannya adalah 2x45 menit. Di jurusan IPA,

    peserta didik juga belajar tentang mata pelajaran sejarah. Jam pertemuan

    untuk mata pelajaran sejarahpun tidak sebanyak dengan jurusan IPS.

    Karena, pada jurusan IPA mata pelajaran sejarah hanyalah sebagai mata

    pelajaran umum saja. Pembahasan materinya pun tidak sedetail di

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    jurusan IPS. Buku pelajaran sejarah yang digunakan jurusan IPA berbeda

    dengan buku yang digunakan jurusan IPS. Hal ini dapat kita ketahui

    berdasarkan kurikulumm bahwa mata pelajaran sejarah di jurusan IPS

    berjumlah 3x45 menit setiap pertemuan.

    Sedangkan jurusan IPS, mata pelajaran yang harus didalami ialah

    sejarah, sosiologi dan geografi. Ketiga mata pelajaran tersebut menjadi

    spesial bagi peserta didik dan modal untuk mengambil jurusan yang

    sesuai ketika melanjukan studi ke perguruan tinggi dengan jumlah jam

    pelajaran yang memadai yaitu 3x45 menit setiap pertemuan.

    2) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

    Menurut Undang-Undang, sekolah kejuruan merupakan usaha

    untuk mempersiapkan peserta belajar terutama untuk bekerja dalam

    bidang tertentu.10

    Harapannya ialah setelah dinyatakan lulus akan segera

    memperoleh pekerjaan. Prioritas memproleh pekerjaan dapat dipengaruhi

    oleh keterbatas biaya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang

    lebih tinggi. Sehingga mata pelajaran yang ditawarkan juga harus lbih

    spesifik dan dapat diterapkan langsung oleh peserta didik dalam

    kehidupan sehari-hari.

    Pada sekolah menengah kejuruan, jurusan yang ditawarkan lebih

    pada jurusan ketrampilan misalnya pertanian, perkantoran, dan teknik

    mesin. Jurusan pertanian tidak menuntut ijazah dari perguruan tinggi

    tetapi ketrampilan untuk membuka lahan dengan kemampuan tertentu.

    10

    Wowo S. K., Dasar-Dasar Pendidikan Vokasi dan Kejuruan, Bandung, Alfabeta, 2013, hlm. 3.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    Demikan pula dengan jurusan perkantoran dan teknik mesin, keduanya

    dapat memperoleh pekerjaan tanpa ijazah dari perguruan tinggi.

    Selain jurusan tersebut di atas, sekolah menengah kejuruan juga

    memberikan mata pelajaran umum seperti agama, sejarah, Pkn, Bahasa

    Inggris, Bahasa Indonesia, dan sebagainya. Mata pelajaran sejarah yang

    diajarkan di sekolah menengah kejuruan memperoh jumlah jam yang

    terbatas yakni 2x45 menit setiap pertemuan. Pembatasan jumlah jam

    tersebut dapat disebabkan oleh pembagian jumlah jam untuk mata

    pelajaran keahlian. Sehingga mata pelajaran sejarah bagi peserta didik di

    sekolah menengah kejuruan sangat terbatas.

    c. Kurikulum Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

    Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

    Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan

    pengaturan tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan

    sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai

    tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan pengetian tersebut, setiap sekolah

    harus melaksanakan kurikulum dengan sebaik-baiknya. Di dalam kurikulum

    telah memuat semua bentuk tindakan dan tujuan pendidikan. Mata pelajaran

    yang ditawarkan pun harus berpedoman pada kurikulum yang berlaku

    supaya ada kesinambungan untuk memenuhi suatu tujuan pendidikan.

    Dalam menjalankan kurikulum, setiap sekolah membuat struktur kurikulum

    yang memuat jumlah komponen mata pelajaran serta alokasi waktu yang

    dibutuhkan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten

    kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran

    kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran dalam satu semester atau tahun,

    beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk

    setiap siswa. Struktur kurikulum juga merupakan aplikasi konsep

    pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban

    belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem

    belajar yang digunakan adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian

    beban belajar dalam sisstem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per

    semester.

    Struktur kurikulum juga adalah gambaran mengenai penerapan prinsip

    kurikulum mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan

    pembelajaran disuatu satuan atau jenjang pendidikan. Struktur pendidikan

    menengah terdiri atas sejumlah mata pelajaran dan alokasi waktu.

    Kurikulum yang digunakan pada penelitian ini adalah Kurikulum

    Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Pada kurikulum KTSP, di SMA dan

    SMK jumlah jam pertemuan untuk mata pelajaran sejarah memiliki

    perbedaan. Di SMA, mata pelajaran sejarah di kelas X berjumlah dua jam

    pertemuan setiap minggu. Di kelas XI-XII program IPS berjumlah tiga jam

    pertemuan setiap minggu dan di kelas XI-XII IPA berjumlah dua jam

    pertemuan setiap minggu. Secara keseluruhan, jumlah jam mata pelajaran

    sejarah di SMA adalah tujuh jam setiap minggu. Sedangkan di SMK mata

    pelajaran sejarah berjumlah dua jam pertemuan setiap minggu untuk kelas

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    X, XI, dan XII. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa mahasiswa

    yang berasal dari jenis sekolah SMA mampu memperoleh prestasi belajar

    yang tinggi tentang sejarah. Hal ini dapat disebabkan oleh materi-materi

    sejarah yang telah dipelajari dan diketahui ketika belajar di Sekolah

    Lanjutan Tingkat Atas.

    2. Tingkat Pendidikan Orang Tua

    a. Pengertian Pendidikan

    Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) Nomor

    20 Tahun 2003 Pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi

    mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa

    yang bermartabat dalam rangka mencerdasarkan kehidupan bangsa, bertujuan

    untuk berkembangnya potensi peserta belajar agar menjadi manusia yang

    beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

    berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

    serta bertanggung jawab.11

    Melalui pendidikan manusia mampu mengatahui

    dan mengikuti perkembangan dunia. Pendidikan memberi pengaruh besar

    untuk membuka pola pikir dan cara pandang manusia agar mampu

    berekambang dengan menggunakan akal sehat.

    Oleh sebab itu, Indonesia mengedepankan pendidikan bagi masyarakat,

    supaya menjadi manusia yang dapat memiliki kemampuan berakhlak mulia

    yang tinggi. Di Indonesia terdapat beberapa jenjang pendidikan yang bisa

    ditempuh. Jenis pendidikan tersebut diuraikan secara lengkap dalam UUSPN

    11

    Ibid, hlm. 1.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    No 20 Tahun 2003 pasal 15, diantaranya, (1) pendidikan umum merupakan

    pendidikan dasar dan menengah yang mengutamakan perluasan pengetahuan

    yang diperlukan oleh peserta belajar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang

    yang lebih tinggi. (2) pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah

    yang mempersiapkan peserta belajar terutama untuk bekerja dalam bidang

    tertentu. (3) pendidikan akademik merupakan pendidikan tinggi program

    sarjana dan pascasarjana yang diarahkan terutama pada penguasaan disiplin

    ilmu pengetahuan tertentu. (4) pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi

    setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta belajar untuk memilih

    pekerjaan dengan syarat keahlian khusus.12

    Dari uraian pengertian pendidikan di atas, maka dapat disimpulkan

    bahwa Pendidikan adalah upaya yang terorganisisr, berencana dan berlangsung

    secara terus menerus sepanjang hayat untuk membina anak didik menjadi

    manusia paripurna, dewasa, dan berbudaya13

    .

    b. Tingkat Pendidikan Orang Tua

    Tingkat pendidikan yang dimaksudkan dalam penelitian ini terbagi

    menjadi tiga yaitu tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP), tingkat pendidikan

    menengah (SMA), dan tingkat pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi).

    Tingkat pendidikan tersebut dapat diketahui berdasarkan Peraturan

    Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2008 yang menentapkan

    12 Ibid, hlm. 2-3. 13 Ahmad Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Edisi Pertama, Jakarta,

    Penadamedia Group, 2013, hlm. 85.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    perarturan tentang wajib belajar. Dimana, pendidikan formal memiliki

    tingkatan yang wajib diikuti, diantaranya:

    1) Sekolah Dasar

    Sekolah Dasar adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang

    menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar.

    2) Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama

    Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama adalah salah satu bentuk satuan

    pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan umum pada

    jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari Sekolah Dasar atau sejenis.

    3) Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

    Sekolah Lanjutan Tingat Atas merupakan salah satu bentuk satuan

    pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang

    pendidikan menengah sebagai lanjutan dari sekolah menengah pertama atau

    sejenis.

    4) Perguruan Tinggi

    Perguruan tinggi adalah bentuk satuan pendidikan formal yang

    menyelenggarakan pendidikan umum setelah jenjang pendidikan sekolah

    lanjutan tingkat atas. Diperguruan tingga peserta didik disebut mahasiswa.

    Mahasiswa diperbolehkan memilih jenis jurusan yng sesuai dengan

    kemampuanya. Diperguruan tinggi, mahasiswa dapat menyelesaikan

    studinya kurang lebih empat tahun (delapan semester) bagi yang mengambil

    strata satu (S1). Bagi yang mengambil Diploma (D3) dapat menyelesaikan

    studi selama tiga tahun (enam Semester).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    Tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat akhir yang ditempuh oleh

    orang tua siswa. Tingkat pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan

    formal (sekolah) yang pernah diikuti oleh orang tua siswa. Yang dimaksud

    pendidikan formal adalah pendidikan yang berlangsung dalam jangka waktu

    tertentu dan mengikuti pola berjenjang sesuai dengan perkembangan usia

    atau kemampuan dan menggunakan sistem yang teratur dalam bentuk

    birorkrasi, materi pendidikan yang terencana dalam kurikulum, pengakuan

    resmi setelah evaluasi dengan ijazah.14

    Sesuai dengan tingkatan dan bentuk yang ada pada pendidikan formal

    (sekolah), maka kepribadian yang terbentuk juga akan berbeda atau

    wawasan pendidikan yang dimiliki akan berbeda. Tingkat pendidikan

    formal yang lebih tinggi akan lebih menguntungkan bagi kehidupan

    seseorang, karena tingkat pendidikan seseorang yang lebih tinggi akan

    memungkinkan orang tersebut untuk dapat mengembangkan dirinya secara

    luas.

    Perlu dipahami bahwa setiap orang tua mempunyai cara yang

    berbeda-beda dalam memberikan dorongan kepada anak-anaknya. Orang tua

    yang memiliki tingkat pendidikan tinggi (tamat Perguruan tinggi) memiliki

    ketrampilan, pemahaman, pengetahuan yang lebih baik jika dibandingkan

    dengan orang tua yang tingkat pendidiknnya rendah (tamat SD, SMP, dan

    SMA/SMK), atau tidak pernah mengenyam pendidikan sama sekali.

    14 Sudiarjo, Profesi Kependidikan II, Yogyakarta, Universitas Sanata Dharma, 1997, hlm. 14-15.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    Orang tua yang berpendidikan lebih tinggi akan aktif dalam

    mendorong perkembangan anak. Pengalaman mengenyam pendidikan lebih

    tinggi memudahkan orang tua membantu kesulitan belajar anak, karena

    orang tua memiliki pengalaman dan cara untuk mengatasinya. Pengetahuan

    yang lebih luas memungkinkan orang tua untuk membantu mengatasi

    kesulitan belajar anak sehingga prestasi belajarnya dapat ditingkatkan.

    Orang tua yang tingkat pendidikannya rendah dapat dikatakan

    kurang atau mempunyai kemungkinan kecil untuk memberi pengaruh

    terhadap anak-anaknya. Sebab, pengetahuan, kemampuan dan keterampilan

    akademisnyapun terbatas sehingga pengaruh yang diberikan kepada anak

    juga terbatas.

    Tingkat pendidikan orang tua juga berkaitan dengan pekerjaan dan

    penghasilannya. Jenjang pendidikan yang lebih tinggi memungkinkan orang

    tua menduduki jenjang pekerjaan formal yang lebih tinggi. Dan tidak dapat

    dipungkiri juga bahwa jenjang pekerjaan yang lebih tinggi anakn

    mempengaruhi penghasilan dan tingkat sosial ekonomi. Semakin tinggi

    jenjang pekerjaan formal yang dimiliki akan semakin tinggi pula

    penghasilannya.

    Tingkat pendidikan orang tua juga mewarnai tingkat perhatian orang

    tua terhadap anaknya. Biasanya orang yang berpendidikan rendah akan

    mempunyai cakrawala yang sempit tentang pendidikan, sehingga hal ini

    akan berpengaruh terhadap pengertian orang tua tentang pendidikan. Jika

    orang tua kurang memahami pendidikan, maka hal ini akan berpengaruh

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    terhadap pola asuh orang tua dan kadang-kadang cita-cita pun harus

    menuruti kehendak orang tua. Dalam hal ini berbeda dengan orang tua yang

    mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi dan mengerti psikologi

    anak. Orang tua yang seperti ini akan mempunyai pola asuh yang lebih

    demokratis.

    3. Prestasi Belajar

    a. Belajar

    Belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan, dan bukan merupakan suatu

    hasil atau tujuan.15

    Dengan demikian belajar itu bukan sekedar mengingat atau

    menghafal, tetapi mengalami. Hamlik juga menegaskan bahwa belajar adalah

    suatu proses perubhan tingkah laku individu atau seseorang melalui interaksi

    dengan lingkungannya. Perubahan tingkah laku ini mencakup perubahan dalam

    kebiasaan (habit), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik). Perubahan

    tingkah laku dalam belajar dipengaruhi oleh pengalaman atau latihan.

    Sementara itu, menurut Thorndike mendefinisikan belajar sebagai suatu

    bentuk hubungan atau koneksi antara stimulus dan respons dan penyelesaian

    masalah (problem Solving) yang dapat dilakukan dengan cara Trial and Error

    (coba-coba).16

    Pengertian belajar yang dikemukakan oleh Thorndike berasal

    dari sebuah uji coba yang dilakukan pada seekor kucing. Dimana, kucing tidak

    bergerak apabila tidak ada stimulus. Stimulus yang dimaksud disini ialah

    dorongan dari luar. Stimulus yang didapatkan oleh kucing ialah tali. Ketika

    15 Ibid, hlm. 4-6. 16 Sri Esti W. D., Psikologi Pendidikan, Jakarta, PT. Grasindo, 2002, hlm. 126.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    kucing melihat tali, maka segera menariknya. Sehingga terjadi proses Tarik

    menarik.

    Dari teori yang diungkapkan oleh Thorndike bahwa belajar itu diperoleh

    dari kegiatan yang dilakukan setiap hari. Tidak tertutup kemungkinan bahwa

    melakukan berbagai kegiatan akan memberi keuntungan tersendiri bagi

    pelakunya. Jadi belajar seharusnya memiliki stimulus yang sesuai dengan apa

    yang akan dilakukannya17

    .

    1. Ciri-Ciri Belajar18

    Menurut Hartini, belajar memiliki beberapa ciri-ciri yakni sebagai berikut:

    a) Adanya kemampuan baru atau perubahan. Perubahan tingkah laku maupun nilai dan sikap (afktif).

    b) Perubahan itu tidak berlangsung sesaat, melainkan menetap atau dapat disimpan.

    c) Perubahan itu tidak terjadi begitu saja, melainkan harus dengan usaha. Perubahan terjadi akibat interaksi dengan lingkungan.

    d) Perubahan tidak semata-mata disebabkan oleh pertumbuhan fisik atau kedewasaan, tidak karena kelelahan, penyakit atau pengaruh obat-obatan.

    2. Pembelajaran Sejarah

    Pembelajaran diartikan sebagai sebuah usaha mengubah emosi,

    intelektual, dan spiritual seseorang agar belajar dengan kehendaknya sendiri.

    Melalui proses pembelajaran akan membentuk pengalaman belajar yang

    dapat meningkatkan moral dan keaktifan peserta didik. Pembelajaran juga

    diartikan sebagai suatu proses atau kegiatan sistematis bersifat interaktif dan

    komunikatif yang terjadi antara pendidik dan siswa dalam kelas maupun di

    luar kelas.

    17 Ibid, hlm. 127. 18 Hartini Nara dan Eveline Siregar, Teori Belajar dan Pembelajaran, Bogor, Ghalia Indonesia, 2010,

    hlm. 5-6.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    Sejarah adalah gambaran masa lalu tentang manusia dan sekitarnya

    sebagai makhluk sosial yang disusun secara ilmiah meliputi urutan fakta,

    tafsiran serta penjelasannya. Tafsiran maupun penjelasan yang diungkapkan

    bertujuan untuk menyampaikan pemahaman tentang peristiwa yang telah

    terjadi dimasa lalu. Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Taufik

    bahwa sejarah adalah hasil dari sebuah usaha merekam, melukiskan dan

    menerangkan peristiwa di masa lalu. Dengan demikian, pembelajaran

    sejarah lebih menekankan pada peristiwa yang terjadi di masa lampau.19

    Pembelajaran sejarah di sekolah bertujuan agar siswa memperoleh

    kemampuan berpikir historis dan pemahaman tentang masa lampu. Melalui

    pembelajaran sejarah siswa mampu mengembangkan kompetensi untuk

    berpikir secara kronologis dan memiliki pengetahuan tentang masa lampau

    yang dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses

    perkembangan, perubahan masyarakat serta keragaman sosial budaya dalam

    rangka menemukan dan menumbuhkan jari diri bangsa di tengah-tengah

    masyarakat dunia. Pembelajaran sejarah juga mempunyai tujuan untuk

    menanamkan semangat cinta tanah air, mengetahui proses terbentuknya

    negara Indonesia, meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan bagi peserta

    didik,dan mengetahui proses peradaban manusia di dunia pada masa

    lampau.

    19 Donisetyawan, http://www.donisetyawan.com/pengertian-pembelajaran-sejarah-indonesia/, 2015,

    diunduh pada tanggal 15 April 2016 pukul 6:08 wib.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

    http://www.donisetyawan.com/pengertian-pembelajaran-sejarah-indonesia/

  • 25

    b. Pengertian Prestasi

    Prestasi belajar merupakan suatu transformasi terhadap suatu masukan

    yang berupa materi pelajaran. Prestasi belajar menurut Muhibbin Syah meliputi

    segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses

    belajar siswa, tetapi sulit diungkapkan sebab perubahan hasil belajar ada yang

    bersifat intangible (tidak dapat diraba). Sehingga guru hanya dapat melihat

    perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat

    mencerminkan peruabahan sebagai akibat dari belajar siswa, baik yang

    berdimensi cipta maupun rasa. Sementara itu pengertian prestasi belajar oleh

    Poerwadarminto diartikan sebagai suatu hasil yang telah dicapai anak didik

    setelah mengikuti proses belajar mengajar.

    Prestasi belajar juga dapat diartikan sebagai hasil pengolahan output dari

    suatu proses transformasi terhadap masukan atau input yang berupa materi

    pelajaran. Menurut Ngalim Purwanto belajar dapat digambarkan sebagai

    berikut:

    Masukan Proses Hasil

    Materi pelajaran Transformasi Prestasi Belajar

    Gambar diatas menunjukkan bahwa masukan merupakan bahan baku

    yang diolah, dalam hal ini diberi pengalaman belajar tertentu dalam proses

    belajar mengajar. Materi pelajaran tersebut akan ditransformasikan kepada

    siswa melalui suatu proses yang disebut dengan proses belajar mengajar. Hasil

    dari proses pengolahan materi pelajaran adalah prestasi belajar.

    1) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    Prestasi belajar yang dicapai oleh anak didik merupakan hasil dari

    interaksi antara berbagai macam faktor yang mempengaruhinya. Faktor yang

    mempengaru belajar itu ada dua yaitu faktor intern dan ekstern. Faktor intern

    terdiri dari intelegensi, minat/bakat, dan motivasi. Sedangkan faktor ekstern

    terdiri dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

    masyarakat.

    a) Faktor intern

    - Intelegensi

    Yang dimaksud dengan Intelegensi adalah kemampuan untuk

    memecahkan segala jenis masalah. Intelegensi juga diartikan kecakapan untuk

    menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan

    efektif, mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif,

    mengetahui relasi dan mempelajarinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa

    intelegensi menjadi salah satu faktor untuk menentukan tingkat prestasi belajar.

    - Minat

    Yang dimaksud dengan minat adalah kecenderungan yang besar terhadap

    sesuatu tanpa adanya paksaan dari orang lain atau kecenderungan jiwa

    seseorang kepada sesuatu yang biasanya disertai dengan perasaan senang.

    Sedangkan bakat diartikan sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang

    sejak lahir diperoleh melalui proses genetik yang akan terealisasi menjadi

    kecakapan sesudah belajar. Minat belajar tinggi dapat menghasilkan prestasi

    belajar yang baik.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    - Motivasi

    Yang dimaksud dengan motivasi adalah suatu tenaga yang terdapat pada

    diri seseorang untuk menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan

    tingkah lakunya. Seseorang belajar dengan motivasi yang kuat akan

    melaksanakan kegiatan dengan sungguh-sungguh dan penuh semangat.

    b) Faktor Ekstern

    - Lingkungan keluarga

    Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama.

    Keluarga adalah faktor pertama dan utama dalam pertumbuhan dan

    perkembangan seseorang. Hal ini disebabkan karena keluarga merupakan

    orang-orang terdekat bagi seorang anak. Siswa yang belajar akan menerima

    pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, susunan rumah tangga,

    dan keadaan ekonomi keluarga. Keluarga yang sehat besar artinya untuk

    pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat menentukan untuk pendidikan

    dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia.20

    Dari

    pernyataan tersebut, dapat dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di

    dalam pendidikan anaknya. Cara orang tua mendidik anak-anaknya akan

    berpengaruh terhadap prestasi belajarnya.

    - Lingkungan Sekolah

    Sekolah adalah lingkungan kedua yang berperan besar memberi

    pengaruh pada prestasi belajar siswa. Faktor sekolah yang mempengaruhi

    belajar ini mencakup guru, alat/media, kondisi gedung dan kurikulum.

    20 Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2003,

    hlm. 65

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    Guru adalah tenaga pendidik yang memberi sejumlah ilmu pengetahuan

    kepada anak didik. Dengan ilmu yang dimiliknya, seorang guru dapat

    menjadikan anak didik menjadi orang yang pintar. Di dalam mengajar, seorang

    guru memiliki cara yang berbeda-beda, hal ini sesuai dengan kepribadian

    masing-masing dan latar belakang kehidupan mereka. Kepribadian guru sangat

    berpengaruh terhadap keberhasilan belajar mengajar di kelas, karena hal ini

    mempengaruhi pola kepemimpinan guru ketika mengajar di kelas.

    Alat pelajaran erat kaitannya dengan cara belajar siswa, karena alat

    pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa

    untuk menerima bahan yang diajarkan oleh guru. Media pelajaran yang

    lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang

    diberikan kepada siswa. Jika siswa mudah menerima pelajaran dan

    menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih giat dan lebih maju.

    Kondisi gedung adalah keseluruhan ruang yang ada di sekolah dan

    dapat menunjang ataupun menghambat belajar anak di sekolah. Kondisi

    gedung yang kokok, kuat dan memenuhi syarat kesehatan yang baik akan

    memberi pengaruh yang baik pula terhadap proses belajar dan prestasi belajar

    siswa.

    Kurikulum diartikan “sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada

    siswa”. Kegiatan itu sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar

    siswa menerima, menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    - Lingkungan Masyarakat

    Yang termasuk pada faktor lingkungan masyarakat ialah media massa

    dan teman bergaul. Media massa seperti radio, televisi, surat kabar, majalah,

    dan sebagainya akan memberi pengaruh pada cara belajar dan prestasi belajar

    anak. Teman bergaul yang baik akan memberi pengaruh yang baik, sebaliknya

    teman bergaul yang tidak baik akan memberi pengaruh yang tidak baik.

    Memperoleh prestasi belajar yang baik harus bergaul pada teman yang baik .

    Berdasarkan uaraian pengertian dan faktor prestasi belajar diatas, dapat

    disimpulkan bahwa hakikat prestasi belajar adalah hasil belajar yang dapat

    dicapai oleh setiap siswa dengan melakukan evaluasi. Hasil evaluasi ini

    menentukan baik tidaknya siswa atau lulus tidaknya siswa dalam studi tertentu.

    Maka, pada penelitian ini prestasi belajar ditunjukkan dengan hasil indeks

    prestasi komulatif (IPK).

    c. Pengaruh Asal Sekolah dan Tingkat Pendidikan Orang Tua Terhadap

    Prestasi Belajar

    Pengaruh dapat dimengerti sebagai daya atau yang ditimbulkan dari

    sesuatu (orang, benda) yang berkuasa atau berkekuatan. Kata pengaruh

    menunjukkan adanya kemampuan untuk memberi perubahan pada suatu

    barang, benda, atau suatu keadaan tertentu. Perubahan yang terjadi bisa positif

    atau negative tergantung pada akibat yang ditimbulkan.

    Pengaruh jenis sekolah terhadap prstasi belajar dimaksudkan adalah

    SMA dan SMK. Jenis asal sekolah tersebut yang paling berpengaruh pada

    prestasi belajar mahasiswa adalah SMA. Di SMA, mahasiswa mempunyai

    jumlah jam mata pelajaran sejarah lebih banyak dibandingkan di SMK.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    Semakin banyak jumlah jam mata pelajaran sejarah maka semakin besar

    peluang bahwa peserta didik memiliki kemampuan, pengetahuan yang luas

    tentang sejarah.

    Pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar

    dimaksudkan adalah orang tua yang telah menempuh pendidikan sampai pada

    perguruan tinggi. Sehingga dapat memberi pengaruh besar pada prestasi belajar

    anak. Semakin tinggi tingkat pendidikan orang tua maka semakin besar

    peluang untuk memperoleh pekerjaan formal dan mendorong anak-anaknya

    untuk berprestasi.

    B. Kerangka Berpikir

    Gambar 1. Kerangka Berpikir

    Gambar di atas menguraikan bahwa keberhasilan mahasiswa dalam

    belajar dapat dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu faktor ekstern. Faktor

    ekstern terdiri dari jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan orang tua.

    Jenis sekolah yang ditempuh oleh mahasiswa dapat terdiri dari dua yaitu SMA

    Jenis Sekolah

    Mahasiswa

    Tingkat Pend. Ortu

    Prestasi Belajar

    Pendidikan

    PSEJ

    Latar

    belakang

    mahasiswa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    dan SMK. Mahasiswa yang berasal dari jenis sekolah SMA memiliki

    pemahaman yang lebih mendalam tentang sejarah, hal ini disebakan oleh

    jumlah jam mata pelajaran sejarah. Sedangkan mahasiswa yang berasal dari

    jenis sekolah SMK memiliki pemahaman yang terbatas tentang mata pelajaran

    sejarah, hal ini disebabkan oleh keterbatasan jumlah jam mata pelajaran

    sejarah. Semakin mendalam pemahaman mahasiswa tentang sejarah maka

    semakin besar ketertarikan untuk belajar sejarah dan memiliki prestasi belajar

    yang sangat tinggi.

    Tingkat pendidikan orang tua menjadi salah satu faktor yang

    mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa. Semakin tinggi pendidikan orang

    tua maka semakin besar pengaruhnya bagi proses belajar mahasiswa dalam

    meraih prestasi. Faktor intern dapat berupa komitmen yang ditimbulkan dari

    dalam diri mahasiswa. Berupa rasa rajin membaca buku, mengerjakan tugas

    dan sebagainya. Orang tua yang berpendidikan rendah, biasanya akan

    mempunyai pandangan yang sempit tentang pendidikan. Sehingga orang tua

    yang tergolong berpendidikan rendah kurang untuk memberi pemahaman

    tentang pendidikan bagi anak-anaknya. Dan hal ini berbeda dengan orang tua

    yang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Mereka memiliki pola pikir atau

    pandangan yang luas terhadap pendidikan. Mereka sangat memberi pengaruh

    bagi anak-anaknya. Sehingga dengan mudah anak-anaknya memperoleh

    dukungan yang banyak untuk meraih prestasinya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    C. Hipotesis

    1. Ada pengaruh jenis sekolah mahasiswa terhadap prestasi belajar

    2. Ada pengaruh tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi mahasiswa

    3. Ada interaksi antara jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan orang

    tua terhadap prestasi belajar mahasiswa.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan di Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas

    Sanata Dharma. Jln. Affandi Mrican, Tromol Pos 29, Yogyakarta 55002.

    2. Waktu Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian ini telah dilaksanakan pada Bulan April 2016.

    B. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Program Studi

    Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

    2015/2016 yang keseluruhannya terdiri dari 202 orang mahasiswa aktif.

    Angkatan 2010 berjumlah 11 orang, angkatan 2011 berjumlah 12 orang,

    angkatan 2012 berjumlah 33 orang, angkatan 2013 berjumlah 55 orang,

    angkatan 2014 berjumlah 48 orang, dan angkatan 2015 berjumlah 43 orang.

    Populasi mahasiswa secara rinci ditampilkan pada tabel 1 berikut:

    Tabel 1.

    Distribusi Populasi

    No Angkatan Jumlah

    1 2010 11

    2 2011 12

    3 2012 33

    4 2013 55

    5 2014 48

    6 2015 43

    Jumlah 202

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    2. Sampel Penelitian

    Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Suharsini

    Arikunto mengatakan bahwa apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik

    diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

    Selanjutnya jika jumlah subyeknya besar dapat diambil 10-15%, atau 20-25%,

    atau lebih. Karena keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya maka prosentase

    sampel dalam penelitian ini adalah 60% dari 202 sehingga sampel penelitian

    ini berjumlah 120 orang yang terdiri tiga angkatan. Yaitu mahasiwa angkatan

    2012, angkatan 2013, dan mahasiswa angkatan 2014. Alasannya adalah ketiga

    angkatan mahasiswa tersebut telah banyak mengambil satuan kredit semester

    (sks), sehingga mempermudah untuk mengetahui indeks prestasi komulatif

    (IPK). Selain itu, ketiga angkatan tersebut hampir memiliki kesamaan dalam

    jumlah satuan kredit semester yang telah ditempuh. Jumlah sampel

    menentukan hasil penelitian, sehingga semakin banyak sampel yang

    digunakan, maka hasilnya semakin baik karena dapat membuktikan apakah

    benar ada pengaruh jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan orang tua

    terhadap presatasi belajar.

    Sedangkan pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive

    sampling. Purposive sampling dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan

    berdasarkan atas strata, random atau daerah tetapi berdasarkan atas adanya

    tujuan tertentu.21

    Tujuannya adalah untuk memudahkan mengumpulkan data

    yang dibutuhkan.

    21 Suharsimi Arikunto,Manajemen Penelitian, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2003, hlm. 128.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Tabel 2.

    Distribusi Sampel

    No Angkatan Jumlah

    1 2012 30

    2 2013 50

    3 2014 40

    Jumlah 120

    C. Definisi Operasional Variabel

    1. Jenis Sekolah

    Yang dimaksud jenis sekolah mahasiswa dalam penelitian ini adalah

    lembaga pendidikan yang pernah ditempuh oleh mahasiswa. Dapat berupa

    Sekolah Menengah Atas (SMA)/MA, Sekolah Menengah Kejuruan

    (SMK)/MAK. Pada penelitian ini, jenis sekolah mahasiswa dibagi menjadi dua

    yaitu SMA dan SMK.

    2. Tingkat Pendidikan Orang Tua

    Yang dimaksud tingkat pendidikan orang tua dalam penelitian ini adalah

    pendidikan formal (sekolah) yang pernah diikuti oleh orang tua mahasiswa.

    Dalam hal ini tingkat pendidikan orang tua diklasifikasikan menjadi tiga yaitu

    tingkat pendidikan rendah (SD dan SMP), tingkat pendidikan sedang (SMA),

    dan tingkat pendidikan tinggi (Perguruan Tinggi).

    3. Prestasi Belajar

    Prestasi belajar merupakan suatu transformasi terhadap suatu masukan

    yang berupa materi pelajaran. Jadi yang dimaksud prestasi belajar adalah

    sejauh mana seseorang menguasai dan memahami materi pelajaran. Prestasi

    belajar ditunjukkan dengan nilai yang berhasil dicapai oleh mahasiswa dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    Indeks Prestasi Komulatif (IPK) yang di bagi menjadi 4 ketegori yaitu sangat

    tinggi (3.51-4.00), tinggi (2.76-3.50), sedang (2.00-2.75), dan rendah (

  • 37

    Pendidikan Sejarah mengenai jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan

    orang tua.

    2. Prosedur pengumpulan data

    a. Tahap Persiapan

    Pada tahap persiapan kegiatan yang lakukan meliputi:

    1) Meminta izin kepada Kaprodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata

    Dharma Yogyakarta untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh asal

    sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi

    belajar mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta tahun akademik 2014/2015

    2) Seleksi bahan, membangun konsep teori, dan instrument (mencari buku-

    buku sumber) yang akan digunakan untuk melakukan penelitian ini.

    3) Uji coba kuesioner

    Peneliti tidak melakukan uji coba kuesioner, Karena kuesioner tersebut

    sudah terstandar. Selain itu tes ini sudah terjamin validitas dan

    reliabilitasnya karena kuesioner yang digunakan untuk penelitian ini adalah

    kuesioner James Spillane S.J yang sudah diujicobakan kepada mahasiswa di

    berbagai universitas yang ada di Indonesia.

    b. Tahap Pelaksanaan

    1) Pengumpulan data penelitian dilaksanakan pada bulan April 2016 dengan

    cara membagi kuesioner kepada mahasiswa Prodi Pendidikan Sejarah.

    Pengisian kuesioner dilakukan di kampus Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    Dalam melaksanakan penelitian ini, kuesioner diedarkan oleh peneliti.

    Dari pengamatan peneliti selama responden mengisi kuesioner, timbul kesan

    bahwa responden tidak mengalami kesulitan dalam memahami pertanyaan.

    2) Pengecekan terhadapa kelengkapan kuesioner

    Setelah kuesioner terkumpul semua, peneliti melakukan pengecekan

    terhadap kuesioner yang telah terkumpul tersebut. Pengecekan ini dimaksud

    untuk mengetahui apakah kuesioner yang terkumpul sudah sah atau tidak.

    Kuesioner dianggap sah apabila responden menuliskan nomor mahasiswa di

    kolom yang telah disediakan oleh peneliti.

    3) Skoring

    Dalam penelitian ini, IPK mahasiswa kategorikan menjadi empat,

    yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, dan rendah. Mahasiswa yang termasuk

    kategori sangat tinggi apabila IPKnya berkisar antara 3.76-4.00, kategori

    tinggi berkisar antara 2.76-3.51, kategori sedang berkisar antara 2.00-2.75,

    serta mahasiswa yang termasuk kategori rendah adalah mahasiswa dengan

    IPKnya antara

  • 39

    Untuk mengetahui data tentang prestasi belajar mahasiswa Prodi Pendidikan

    Sejarah Universitas Sanata Dharma digunakan arsip prestasi belajar atau nilai

    yang telah berhasil dicapai mahasiswa selama mengikuti kuliah dari semester

    pertama sampai semester genap 2015/2016.

    G. Desain Penelitian

    Pada penelitian ini menggunakan desain factorial dua jalan.24

    Dalam

    penelitian ini, ada dua faktor yang mempengaruhi prestasi belajar mahasiswa

    yakni tingkat pendidikan orang tua dan jenis sekolah mahasiswa. Variabel

    bebas ada dua macam yaitu jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan

    orang tua. Variabel terikat yaitu prestasi belajar. Dengan demikian, peneliti

    menyatakan jenis sekolah dengan “A” dan tingkat pendidikan orang tua dengan

    “B”, prestasi belajar dengan C. Variabel A, B dan C dapat dijabarkan seperti

    dibawah ini:

    Variabel jenis sekolah dikategorikan menjadi dua yaitu;

    A-1 : Sekolah Menengah Atas

    A-2 : Sekolah Menengah Kejuruan

    Variabel tingkat pendidikan orang tua dikategorikan menjadi tiga yaitu;

    B-1 : Sekolah Dasar dan SMP

    B-2 : Sekolah Menengah Atas

    B-3 : Perguruan Tinggi

    Variabel Prestasi sama dengan C

    Maka desain faktorial dua jalan dapat diuraikan seperti di bawah ini:

    24

    Ibid, hlm. 518-519.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Desain Dua Faktor

    Tingkat

    Pend. Ortu

    Jenis Sekolah Mahasiswa

    A-1 A-2

    B-1 X X

    B-2 X X

    B-3 X X

    Gambar II. Desain Faktorial Dua jalan

    Gambar di atas terdiri dari enam kolom. Kolom pertama diisi dengan

    IPK mahasiswa jenis sekolah SMA dan tingkat pendidikan orang tua rendah.

    Kolom dua, diisi dengan IPK mahasiswa jenis sekolah SMK dan tingkat

    pendidikan orang tua rendah. Kolom tiga, diisi dengan IPK mahasiswa jenis

    sekolah SMA dan tingkat pendidikan orang tua menengah. Kolom empat, diisi

    dengan IPK mahasiswa jenis sekolah SMK dan tingkat pendidikan orang tua

    menengah. Kolom lima, diisi dengan IPK mahasiswa jenis sekolah SMA dan

    tingkat pendidikan orang tua tinggi. Dan kolom enam, diisi dengan IPK

    mahasiswa jenis sekolah SMK dan tingkat pendidikan orang tua tinggi.

    H. Analisis Data

    Untuk menganalisis data yang diperoleh, peneliti menggunakan analisis

    varian dua jalan untuk semua variabel yaitu jenis sekolah mahasiswa dan

    tingkat pendidikan orang tua. Analisis varian dua jalan memiliki dua syarat uji

    yaitu uji normalitas dan homogenitas. Supaya dapat dilakukan uji F, dalam

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    analisis varian dua jalan terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan yaitu uji

    normalitas dan homogenitas.

    1. Uji Normalitas

    Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini ialah Liliefors yang statis

    ujinya sebagai berikut:

    Lo = hasil statistik uji Liliefors

    Lt = tabel penguji Liliefors

    F (ZI) = frekwensi komulatif teoritik

    S (ZI) = frekwensi komulatif empirik

    ZI x x

    S = standar deviasi

    2. Uji homogenitas

    Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Bartlett adalah

    sebagai berikut:

    Tabel 3. Persiapan Uji Homogenitas

    Sampel df 1/df Si2 Log Si

    2 df.Log Si

    2

    1

    Menghitung S2, B, dan X

    2

    S2

    B = (log S2).∑(ni-1)

    χ2 = {B.∑(ni-1) log S

    2}

    Keputusan Uji : Ho diterima jika χ2

    hitung < χ2

    tabel. Atau Ho ditolak χ2

    hitungDK.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    Analisis varian Dua Jalan

    Tabel 4. Persiapan Uji Analisis Dua Jalan

    Sumber

    Variasi

    Jumlah Kuadrat (JK) db MK Fo P

    Antara A

    Antara B

    Antara AB

    (Interaksi)

    Dalam (d)

    JKA =

    JKA =

    JKA =

    JK(d) =

    A-1

    (1)

    B-1

    (2)

    dbA xdbB

    (2)

    dbT - dbA

    dbB - dbAB

    0.05

    Total (T) JKT = N – 1

    1. Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKT)

    JKT =

    Keterangan:

    JKT = Jumlah Kuadrat Total

    XT = Jumlah Total

    N = Jumlah Sampel

    2. Menghitung Jumlah Kuadrat Variabel A (JKA)

    JKA =

    Keterangan:

    JKA = Jumlah Kuadrat Variabel A

    XA = Jumlah Sel A

    XT = Jumlah Total

    NA = Jumlah Sampel Variabel A

    N = Jumlah keseluruhan sampel

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    3. Menghitung Jumlah Kuadrat Variabel B (JKB)

    JKA =

    Keterangan:

    JKB = Jumlah kuadrat variabel B

    XB = Jumlah Sel B

    XT = Jumlah Total

    NB = Jumlah Sampel Variabel B

    N = Jumlah keseluruhan sampel

    4. Menghitung Jumlah Kuadrat Interaksi antara Variabel A dengan Variabel B

    (JKAB)

    JKAB =

    Keterangan:

    JKAB = Jumlah kuadrat variabel AB

    JKA = Jumlah kuadrat variabel A

    JKB = jumlah kuadrat Variabel B

    XB = Jumlah Sel A dan B

    XT = Jumlah Total

    nB = Jumlah Sampel Variabel B

    N = Jumlah keseluruhan variabel

    5. Menghitung Jumlah Kuadrat Dalam (JKD) JKD = JKT-JKA-JKB-JKAB Keterangan:

    JKT =Jumlah kuadrat total

    JKA = Jumlah kuadrat variabel A

    JKB = Jumlah kuadrat variabel B

    JKAB = Jumlah kuadrat variabel A dan B

    6. Menghitung dbA. dbA = A-1

    Keterangan:

    dbA = derajat kebebasan variabel A

    A = Jumlah kategori variabel A

    7. Mengitung dbB. dbB = B-1

    Keterangan:

    dbB = derajat kebebasan variabel B

    B = Jumlah kategori variabel B

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    8. Menghitung dbAB. dbAB = dbA x dbB Keterangan:

    dbAB = derajat kebebasan variabel A dan B

    dbA = derajat kebebasan variabel A

    dbB = derajat kebebasan variabel B

    9. Menghitung dbT. dbT = N-1

    Keterangan:

    dbT = derajat kebebasan total

    N = Jumlah sampel

    10. Menghitung dbd. dbd = dbT-dbA-dbB-dbAB Keterangan:

    dbT = derajat kebebasan total

    dbA = derajat kebebasan variabel A

    dbB = derajat kebebasan variabel B

    dbAB = derajat kebebasan variabel AB

    11. Menghitung Mean Kuadrat Variabel A (MKA)

    MKA =

    Keterangan:

    JKA = Jumlah kuadrat variabel A

    dbA = derajat kebebasan variabel A

    12. Menghitung Mean Kuadrat Variabel B (MKB).

    MKB =

    Keterangan:

    JKB = Jumlah kuadrat variabel B

    dbB = derajat kebebasan variabel B

    13. Menghitung Mean Kuadrat Interaksi antara Variabel A dengan Variabel B (MKAB).

    MKAB =

    Keterangan:

    JKAB = Jumlah kuadrat variabel A dan B

    dbAB = derajat kebebasan variabel A dan B

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    14. Menghitung Mean Kuadrat Dalam (MKd).

    MKd =

    Keterangan:

    JKd = Jumlah kuadrat dalam

    dbd = derajat kebebasan dalam

    15. Menghitung harga Fo untuk variabel A (FA)

    FA =

    Keterangan:

    MKA = mean kuadrat variabel A

    MKd = mean kuadrat dalam

    16. Menghitung harga Fo untuk variabel B (FB)

    FB =

    Keterangan: MKB = Mean kuadrat variabel B

    MKd = Mean kuadrat dalam

    17. Menghitung harga F0 untuk interaksi antara variabel A dengan variabel B (menghitung F0 interaksi, atau FAB).

    FAB =

    Keterangan:

    MKAB = mean kuadrat variabel A dan B

    MKd = mean kuadrat dalam

    MKB = mean kuadrat variabel B

    MKd = mean kuadrat dalam

    I. Variabel Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian ex post facto yang dapat diartikan bahwa

    peneliti tidak mengendalikan variabel bebas-terikat secara langsung karena

    eksistensi variabel tersebut telah terjadi. Adapun yang menjadi variabelnya

    adalah sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    1. Variabel bebas

    a. Jenis sekolah mahasiswa, yaitu meliputi:

    1) Sekolah Menengah Atas (SMA)

    2) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

    b. Tingkat pendidikan orang tua, yaitu meliputi:

    1) Tingkat Pendidikan Rendah : Tamat SMP, SD, dan tidak sekolah

    2) Tingkat Pendidikan Menengah : Tamat SMU

    3) Tingkat Pendidikan Tinggi : Tamat Perguruan Tinggi/Akademik

    2. Variabel terikat yaitu prestasi belajar yang terbagi menjadi empat yaitu:

    prestasi belajar sangat tinggi (3.51-4.00), tinggi (2.76-3.50), sedang (2.00-

    2.75), dan prestasi belajar rendah (< 2.00).

    J. Hipotesis Statistik

    1. Ada pengaruh antara jenis sekolah mahasiswa terhadap prestasi belajar HoA = µ1 = µ2

    H1A = µ1 ≠ µ2

    2. Ada pengaruh antara tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar HoB = µ1 = µ2

    H1B = µ1 ≠ µ2

    3. Ada interaksi antara jenis sekolah mahasiswa dan tingkat pendidikan orang tua terhadap prestasi belajar

    HoAB = µ1 = µ2

    H1AB = µ1 ≠ µ2

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    K. Jadwal Kegiatan Tabel 5. Jadwal Kegiatan

    No

    Kegiatan

    Pelaksanaan/Bulan

    Maret April Mei

    1 Penyusunan proposal

    2 Penyusunan instrumen

    3 Perijinan

    4 Uji coba instrumen

    5 Pengumpulan data

    6 Analisis data

    7 Penyusunan laporan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN

    A. Deskripsi Data

    Setelah dilakukan penelitian terhadap mahasiswa Program Studi

    Pendidikan Sejarah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta tahun akademik

    2012/2013, 2013/2014, dan 2014/2015 diperoleh data tentang jenis sekolah

    mahasiswa, dan tingkat pendidikan orang tua. Kuesioner yang disebarkan

    sebanyak 120 semuanya terisi. Dari 120 orang sampel yang diambil, untuk jenis

    sekolah mahasiswa terdapat 108 orang mahasiswa berjenis sekolah SMA dan 12

    orang mahasiswa berjenis sekolah SMK. Untuk tingkat pendidikan orang tua, 48

    orang berpendidikan tinggi (tamat perguruan tinggi), 48 orang berpendidikan

    sedang (tamat SLTP dan SLTA), dan 24 orang berpendidikan rendah (tamat SD,

    atau tidak sekolah). Adapun data selengkapanya sebagai berikut:

    1. Data Prestasi Mahasiswa berdasarkan Jenis Sekolah Mahasiswa

    Hasil dari pengolahan dapat menunjukkan bahwa pengaruh jenis

    sekolah mahasiswa terhadap prestasi belajar adalah sebagai berikut: mahasiswa

    yang berasal dari jenis sekolah SMA yang memperoleh IPK sangat tinggi

    sebanyaak 4 orang (3.7%), mahasiswa yang memperoleh IPK tinggi sebanyak

    55 orang (50.92%) mahasiswa yang meperoleh IPK sedang sebanyak 44 orang

    (40.74%), dan mahasiswa yang memperoleh IPK rendah sebanyak 4 orang

    (3,70%). Sedangkan mahasiswa yang berasal dari jenis sekolah SMK, yang

    memperoleh IPK sangat tinggi sebanyak 4 orang (33.33%) mahasiswa yang

    memperoleh IPK tinggi sebanyak 5 orang (41.66%), mahasiswa yang

    memperoleh IPK sedang sebanyak 1 orang (8.33%), dan mahasiswa yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    memperoleh IPK rendah sebanyak 2 orang (16.67%). Untuk lebih jelasnya

    dapat dilihat pada tabel berikut ini:

    Tabel 6. Data Prestasi Belajar Berdasarkan Jenis Sekolah Mahasiswa

    Jenis

    Sekolah

    Prestasi Belajar (IPK)

    Sangat

    Tinggi

    Tinggi Sedang Rendah Frekuensi %

    3.51-4.00 2.76-3.50 2.00-2.75 < 2.00

    SMA 5 55 44 4 108 90

    SMK 4 5 1 2 12 10

    Jumlah 49 65 6 120 100

    Apabila dilihat dari tabel di atas, tampak bahwa sebagian besar mahasiswa

    berasal dari jenis sekolah SMA yang berjumlah 108 orang. Dari 108 orang, ada 5

    orang yang termasuk memperoleh IPK dengan kategori sangat tinggi berkisar

    antara 3.51-4.00, 55 orang yang termasuk kategori IPK tinggi (2.76-3.50), 44

    orang yang tergolong kategori IPK sedang berkisar antara 2.00-2.75, dan 4 orang

    mahasiswa yang tergolong kategori rendah dengan IPK kurang dari 2.00. Hal ini

    menunjukkan bahwa mahasiswa yang berasal dari jenis sekolah SMA paling

    banyak memperoleh IPK dengan kategori tinggi (2.76-3.50).

    Sedangkan mahasiswa yang berasal dari jenis sekolah SMK berjumlah 12

    orang. Dari 12 orang tersebut, ada 4 orang yang tergolong kategori sangat tinggi

    (3.51-4.00), ada 5 orang yang tergolong dalam kategori IPK tinggi (2.76-3.50),

    ada 1 orang dengan kategori sedang (2.00-2.75), serta 2 orang dengan kategori

    rendah (

  • 50

    jenis sekolah SMK lebih banyak mahasiswa yang memperoleh IPK dengan

    kategori tinggi (2.76-3.50).

    Selain memperoleh data prestasi komulatif mahasiswa berdasarkan jenis

    sekolah, berikut ditampilkan secara rinci prestasi belajar mahasiswa dengan jenis

    sekolah berdasarkan jurusan, antara lain :

    Tabel 7. Prestasi Belajar dengan jenis sekolah SMA Berdasarkan

    Jurusan

    Jurusan

    IPK

    Jumlah Sangat

    Tinggi

    Tinggi Sedang Rendah

    IPA 3 18 7 1 29

    IPS 4 32 34 3 73

    Bahasa 1 4 1 - 6

    Jumlah 8 54 42 4 108

    Dari tabel di atas tampak bahwa mahasiswa pendidikan sejarah paling

    banyak berasal dari jurusan IPS (Ilmu Pengetaguan Sosial) dengan jumlah 73

    orang. Dari 73 mahasiswa, yang memperoleh IPK sangat tinggi sebanyak 3 orang,

    mahasiswa ynag memperoleh IPK tinggi sebanyak 32 orang, mahasiswa yang

    memperoleh IPK sedang 34 orang, dan mahasiswa yang memperoleh IPK rendah

    3 orang. Apabila dilihat dari jumlahnya, mahasiswa dari jurusan IPS lebih banyak

    memperoleh IPK dengan kategori sedang (2.00-2.75).

    Selanjutnya, mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan

    Alam) dengan jumlah 29 orang. Dari 29 mahasiswa, yang memperoleh IPK sangat

    tinggi sebanyak 3 orang, mahasiswa yang memperoleh IPK tinggi sebanyak 18

    orang, mahasiswa yang memperoleh IPK sedang 7 orang, dan mahasiswa yang

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 51

    memperoleh IPK rendah sebanyak 1 orang. Apabila dilihat dari jumlah maka,

    mahasiswa yang berasal dari jurusan IPA paling banyak memperoleh IPK dengan

    kategori tinggi (2.76-3.50).

    Selain itu, mahasiswa yang berasal dari jurusan Bahasa berjumlah 6 orang

    dengan IPK sangat tinggi 1 orang, tinggi 4 orang, IPK sedang 1 orang, dan yang

    memperoleh IPK rendah tidak ada. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa

    mahasiswa yang berasal dari jurusan Bahasa lebih banyak memperoleh IPK

    dengan kategori tinggi (3.76-3.50). Selanjutnya diuraikan prestasi belajar

    mahasiswa dengan jenis sekolah SMK berdasarkan jurusan.

    Tabel 8. Prestasi Belajar dengan Jenis Sekolah SMK Berdasarkan

    Jurusan

    Jurusan

    IPK

    Jumlah Sangat

    Tinggi

    Tinggi Sedang Rendah

    Perkantoran 1 2 - 1 4

    Pertanian - - - - -

    Teknik - 1 - - 1

    DLL. 3 2 1 1 7

    Jumlah 4 5 1 2 12

    Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa mahasiswa dari jenis sekolah