pengaruh jam kerja, bonus insentif, dan area · pengaruh jam kerja, bonus insentif, dan area...

129
PENGARUH JAM KERJA, BONUS INSENTIF, DAN AREA HOTSPOTS TERHADAP PENDAPATAN MITRA PENGEMUDI GRABBIKE DI KOTA JAKARTA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat- syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E) Disusun Oleh: Muhammad Rizki NIM: 11150840000046 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H/2019 M

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENGARUH JAM KERJA, BONUS INSENTIF, DAN AREA

    HOTSPOTS TERHADAP PENDAPATAN MITRA PENGEMUDI

    GRABBIKE DI KOTA JAKARTA

    SKRIPSI

    Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat-

    syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Disusun Oleh:

    Muhammad Rizki

    NIM: 11150840000046

    JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

    1440 H/2019 M

  • 1

  • ii

  • iii

  • iv

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Muhammad Rizki

    NIM : 11150840000046

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

    Jurusan : Ekonomi Pembangunan

    Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

    1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

    dan mempertanggungjawabkan.

    2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.

    3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

    atau tanpa izin pemilik karya.

    4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.

    5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

    karya ini.

    Jika di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan

    melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan ternyata memang

    ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya

    siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas

    Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta,31 Oktober 2019

    Muhammad Rizki

    11150840000046

  • v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    I. IDENTITAS PRIBADI

    1. Nama Lengkap : Muhammad Rizki

    2. Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 22 November 1997

    3. Alamat : Jalan Lagga Raya RT 009/02 No. 18

    A Lenteng Agung Jagakarsa Jakarta Selatan

    4. Telepon : 087777983690

    5. Email :

    [email protected]

    II. PENDIDIKAN FORMAL

    1. SDN Lenteng Agung 03 Pagi Tahun 2003-2009

    2. SMPN 98 Jakarta Tahun 2009-2012

    3. SMKN 62 Jakarta Tahun 2012-2015

    4. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2015-2019

    III. PENDIDIKAN NON FORMAL

    1. Sekolah Pasar Modal 1

    2. Sekolah Pasar Modal 2

    3. WPPE TICMI BEI

    4. Internship UBS securities

    5. PMMB Batch 1 PT. TASPEN (Persero)

    6. KSE Entrepreneur Academy Camp 1 Batch 3

    IV. PENGALAMAN ORGANISASI

    1. Ketua Divisi Aksi dan Advokasi PMII KOMFEIS

    2. Wakil Ketua Divisi PSDM Paguyuban KSE UIN Jakarta

    3. Ketua Pelaksana Molekul Himpunan Mahasiswa Jurusan

    Ekonomi Pembangunan

    4. Wakil Ketua Pelaksana OPAK Himpunan Mahasiswa Jurusan

    Ekonomi Pembangunan

    5. Ketua Pelaksana Camperience 1.0 KSE UIN Jakarta

    6. Ketua Pelaksana Go-Pay 2.0 (Gathering On Paguyuban) KSE

    UIN Jakarta

    mailto:[email protected]

  • vi

    7. Anggota Divisi Pengabdian Masyarakat Paguyuban KSE UIN

    Jakarta

    8. Anggota Divisi Aksi dan Advokasi PMII KOMFEIS

    9. Anggota Kemahasiswaan Himpunan Mahasiswa Jurusan

    Ekonomi Pembangunan

    V. PRESTASI

    1. Penerima Beasiswa Yayasan Karya Salemba Empat

    2. Penerima Beasiswa Blue Bird Group

  • vii

    ABSTRAK

    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah

    jam kerja, bonus insentif, dan area hotspots terhadap pendapatan pendapatan

    mitra pengemudi Grabbike di kota Jakarta. Dalam penelitian ini penulis

    menggunakan teknik observasi, kuesioner dan wawancara dalam

    mengumpulkan data dari 60 responden melalui metode cluster random

    sampling. Data yang terkumpul kemudian dianalisa menggunakan aplikasi

    SPSS dengan metode analisa deskriptif statistik. Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa jam kerja, bonus insentif, dan area hotspots

    berpengaruh secara positif terhadap pendapatan mitra pengemudi Grabbike.

    Kata kunci: Jam Kerja, Bonus Insentif, Area Hotspots, dan Pendapatan

    Mitra Pengemudi Grabbike

  • viii

    ABSTRACT

    The purpose of this study is to find out how working hours, incentive

    bonuses, and hotspot areas affect the income of Grabbike's driver partner

    income in the city of Jakarta. In this, study the authors used observation

    techniques, questionnaires and interviews to collect data from 60

    respondents through the cluster random sampling method. The data

    collected was then analyzed using the SPSS application with descriptive

    statistical analysis methods. The results showed that working hours,

    incentive bonuses, and hotspot areas had a positive effect on the income of

    Grabbike's driver partners.

    Keywords : Work Hours, Incentive Bonuses, Hotspot Areas and Grabbike

    Driver Partner Income

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

    Segala puji dan syukur bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala yang telah

    senantiasa memberikan segala rahmat, dan hidayah-Nya kepada penulis,

    sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Jam Kerja,

    Bonus Insentif, dan Area Hotspots Terhadap Pendapatan Mitra Pengemudi

    Grabbike Di Kota Jakarta”. Shalawat serta salam semoga senantiasa

    tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya,

    sahabatnya, para tabi’in, tabiut, kepada kita semua, serta kepada seluruh

    umatnya hingga akhir zaman.

    Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi persyaratan untuk

    memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Islam

    Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam kesempatan ini, dengan

    kerendahan hati penulis sampaikan terimakasih atas bimbingan, dukungan,

    semangat, serta doa, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

    penyelesaian skripsi ini, kepada :

    1. Allah Subhanahu wa Ta’ala, atas rahmat, hidayah, serta

    keberkahan-Nya penulis dapat melakukan penelitian dengan

    lancar.

    2. Kedua Orang Tua penulis, Bapak Hamdani yang luar biasa

    dalam membesarkan anak-anaknya, Mamah Santi yang Sabar

    dan selalu memberikan dukungan tak henti-henti kepada penulis,

    abang penulis Shandy Putra Pratama, adik penulis Muhammad

    Dzaki Zaidan.

    3. Keluarga besar Alm. bapak Abdul Muthalib.

    4. Keluarga besar Alm. bapak Namat.

    5. Keluarga besar Alm. bapak Basoeki, Ibu Lasminingsih, Mas Ogi

    yang telah mendidik penulis dari kecil hingga saat ini.

  • x

    6. Bapak M. Hartana I. Putra, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ekonomi

    Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    7. Bapak Pheni Chalid, SF., MA., Ph.D selaku Dosen Pembimbing

    yang telah bersedia dalam meluangkan waktu untuk berdiskusi

    serta memberikan arahan dan bimbingan, terimakasih atas

    pencerahan yang bapak berikan selama proses dalam penyusunan

    skripsi ini hingga terlaksananya sidang skripsi.

    8. Bapak Drs. Rusdianto, M.Sc. Selaku Dosen Pembimbing

    akademik.

    9. Seluruh Dosen Ekonomi Pembangunan yang telah memberikan

    ilmu selama penulis melaksanakan perkuliahan di UIN Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    10. Seluruh Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis.

    11. Ayahanda/Ibunda Donatur Yayasan Karya Salemba Empat.

    12. Paguyuban KSE UIN Jakarta.

    13. Rekan-rekan driver yang telah bersedia dalam meluangkan

    waktunya, semoga makin gacor, salam satu aspal.

    14. Rekan-rekan KKN Incredible Bee 20, khususnya Syarifah Aulia,

    Syifa Amelia, Zulfa Mudrikah

    15. Teman-teman seangkatan Ekonomi Pembangunan 2015.

    Semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan

    skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari

    sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan segala bentuk saran serta

    masukan yang membangun dari berbagai pihak.

    Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

    Jakarta, 31 Oktober 2019

    Muhammad Rizki

  • xi

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING .......................................... i

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................ ii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ........................................ iii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ................ iv

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................ v

    ABSTRAK .............................................................................................. vii

    ABSTRACT .............................................................................................. viii

    KATA PENGANTAR ........................................................................... ix

    DAFTAR ISI ........................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xv

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

    B. Batasan Masalah ...................................................................... 10

    C. Rumusan Masalah.................................................................... 10

    D. Pertanyaan Penelitian .............................................................. 12

    E. Tujuan Penelitian ..................................................................... 12

    F. Manfaat Penelitian ................................................................... 13

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 14

    A. Landasan Teori ........................................................................ 14

    1. Definisi Ojek Sepeda Motor .............................................. 14

    2. Definisi Grab(bike) ............................................................ 15

    3. Teori Pendapatan ............................................................... 15

    4. Teori Lokasi ....................................................................... 23

    5. Teori Produktivitas Kerja .................................................. 24

    6. Teori Transportasi .............................................................. 25

    7. Teori Mengenai Penawaran Kerja ..................................... 29

    8. Hubungan Jam Kerja Dengan Pendapatan ........................ 32

    B. Penelitian Terdahulu ................................................................ 35

    C. Kerangka Pemikiran ................................................................ 39

  • xii

    D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 40

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................ 41

    A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................... 41

    B. Metode Penentuan Sampel ...................................................... 41

    C. Metode Pengumpulan Data ..................................................... 42

    D. Metode Analisis Data .............................................................. 44

    E. Operasional Variabel Penelitian .............................................. 45

    BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN .......................................... 46

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 46

    B. Deskripsi Responden ............................................................... 53

    1. Jam Kerja Terhadap Pendapatan ....................................... 59

    2. Bonus Insentif Terhadap Pendapatan ................................ 67

    3. Lokasi Area Hotspot Terhadap Pendapatan ...................... 73

    4. Pengeluaran Rata-Rata Mitra Pengemudi Grabbike .......... 77

    5. Hambatan&Penunjang Selama Menjadi Mitra Grabbike .. 81

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 88

    A. Kesimpulan .............................................................................. 88

    B. Saran ........................................................................................ 89

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................. 91

    LAMPIRAN ............................................................................................ 94

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 ................................................................................................. 3

    Tabel 1.2 ................................................................................................. 7

    Tabel 1.3 ................................................................................................. 8

    Tabel 1.4 ................................................................................................. 9

    Tabel 2.1 ................................................................................................. 35

    Tabel 2.2 ................................................................................................. 39

    Tabel 4.1 ................................................................................................. 47

    Tabel 4.2 ................................................................................................. 49

    Tabel 4.3 ................................................................................................. 53

    Tabel 4.4 ................................................................................................. 54

    Tabel 4.5 ................................................................................................. 55

    Tabel 4.6 ................................................................................................. 56

    Tabel 4.7 ................................................................................................. 59

    Tabel 4.8 ................................................................................................. 60

    Tabel 4.9 ................................................................................................. 62

    Tabel 4.10 ............................................................................................... 64

    Tabel 4.11 ............................................................................................... 65

    Tabel 4.12 ............................................................................................... 66

    Tabel 4.13 ............................................................................................... 67

    Tabel 4.14 ............................................................................................... 67

    Tabel 4.15 ............................................................................................... 68

    Tabel 4.16 ............................................................................................... 69

    Tabel 4.17 ............................................................................................... 70

    Tabel 4.18 ............................................................................................... 71

    Tabel 4.19 ............................................................................................... 73

    Tabel 4.20 ............................................................................................... 74

    Tabel 4.21 ............................................................................................... 75

    Tabel 4.22 ............................................................................................... 76

    Tabel 4.23 ............................................................................................... 77

    Tabel 4.24 ............................................................................................... 79

    Tabel 4.25 ............................................................................................... 80

  • xiv

    Tabel 4.26 ............................................................................................... 81

    Tabel 4.27 ............................................................................................... 81

    Tabel 4.28 ............................................................................................... 82

    Tabel 4.29 ............................................................................................... 82

    Tabel 4.30 ............................................................................................... 83

    Tabel 4.31 ............................................................................................... 84

    Tabel 4.32 ............................................................................................... 84

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 ............................................................................................ 4

    Gambar 1.2 ............................................................................................ 5

    Gambar 2.1 ............................................................................................ 31

    Gambar 2.2 ............................................................................................ 33

    Gambar 4.1 ............................................................................................ 46

    Gambar 4.2 ............................................................................................ 51

    Gambar 4.3 ............................................................................................ 51

    Gambar 4.4 ............................................................................................ 52

    Gambar 4.5 ............................................................................................ 53

    Gambar 4.6 ............................................................................................ 56

    Gambar 4.7 ............................................................................................ 57

    Gambar 4.8 ............................................................................................ 58

    Gambar 4.9 ............................................................................................ 61

    Gambar 4.10 .......................................................................................... 72

    Gambar 4.11 .......................................................................................... 73

    Gambar 4.12 .......................................................................................... 76

    Gambar 4.13 .......................................................................................... 78

    Gambar 4.14 .......................................................................................... 85

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Kuesioner Penelitian ............................................................................. 94

    Gambar dan Tabel ................................................................................ 104

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang

    Kebutuhan akan transportasi merupakan kebutuhan yang terjadi

    disebabkan oleh aktivitas perekonomian, transportasi dibutuhkan di

    segala aktivitas masyarakat, mulai dari kegiatan penyokong bisnis

    maupun aktivitas lainnya baik di kawasan perdesaan maupun di

    perkotaan. Transportasi sendiri menurut Tamin (1997:5), merupakan

    salah satu sistem yang komponennya terdiri dari sarana atau prasarana

    dan sistem pelayanan yang mendorong adanya pergerakan ke setiap

    seluruh wilayah untuk mengakomodir mobilitas penduduk serta

    kemungkinan adanya pergerakan barang dan akses ke semua wilayah.

    Permintaan akan jasa transportasi merupakan permintaan turunan

    derived demand) yang disebabkan oleh permintaan akan komoditi

    maupun jasa yang dibutuhkan, maka dari itu transportasi manusia

    maupun barang bukanlah tujuan akhir, akan tetapi hal yang dilakukan

    untuk mencapai tujuan lain. Dengan demikian permintaan akan

    transportasi baru akan ada apabila terdapat faktor-faktor pendorongnya.

    Permintaan akan jasa transportasi tidak hadir berdiri sendiri, melainkan

    hadir dikarenakan ada kepentingan yang lain.

    Pada hakekatnya permintaan atas jasa transportasi diturunkan dari

    (Morlok, 2000 : 452) :

    Kebutuhan individu akan jasa transportasi yang bertujuan

    untuk berpergian dari suatu lokasi menuju lokasi lainnya

    untuk melakukan suatu aktivitas.

    Permintaan akan jasa angkutan barang tertentu yang

    bertujuan untuk dapat tersedia pada tempat yang diinginkan.

    Kegunaan transportasi digunakan yang bertujuan untuk

    memudahkan segala aktivitas manusia dalam menjalani kegiatan sehari-

    hari dan juga merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam

  • 2

    menuntaskan kegiatan maupun perputaran roda pembangunan nasional

    dalam hal ini khususnya kegiatan bidang perekonomian yang dapat

    berupa kegiatan perdagangan, pembangunan, mobilitas manusia, hingga

    barang dan jasa, serta turut mendukung pengembangan suatu wilayah

    dalam rangka perwujudan wawasan nusantara dan juga peningkatan

    hubungan internasional. Suwardjoko (2017 :121).

    Di dalam bidang penyediaan jasa transportasi saat ini telah menjadi

    salah satu kebutuhan dasar bagi masyarakat umum, guna menunjang

    aktivitas perekonomian mulai dari produksi, konsumsi, hingga distribusi,

    sehingga ketersediaan pelayanan jasa transportasi sangat dibutuhkan.

    Hubungan antara transportasi dengan kemacetan menjadi bagian

    yang hampir tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lainnya,

    apabila tidak hadirnya inovasi dari pihak penyelenggara transportasi

    publik (dalam hal ini pemerintah) untuk dapat mengakomodir bagi

    masyarakat yang membutuhkan jasa transportasi.

    Dalam penelitian ITS (Intelligent Transport System) memprediksi

    pada tahun 2022 kota Jakarta akan berpotensi mengalami macet total

    (grid lock). Hal ini ditunjukkan dengan data ITS yang menunjukkan

    bahwasannya pada daerah Jabodetabek memiliki populasi 31 juta jiwa.

    Tercatat pada tahun 2015 sejumlah 47,5 juta perjalanan yang melintas

    hilir mudik di kawasan kota Jakarta setiap harinya.

    Angka tersebut meliputi 18,5 juta sepeda motor, 5,9 juta mobil

    pribadi serta 512 ribu bis. Dampak dari kemacetan yang ditimbulkan

    dapat secara langsung dirasakan oleh siapapun yang setiap hari melintas

    di jalanan Ibukota Jakarta. Hingga saat ini kecepatan rata-rata kendaraan

    di waktu sibuk adalah 10km/jam dan terus mengalami perlambatan setiap

    tahun (jpnn.com,2017).

    Menurut data Badan Pusat Statistik Jakarta, setiap hari setidaknya

    terdapat 16,8 juta mobil dan motor yang memadati Jakarta. Bahkan,

    hanya dalam kurun waktu dua tahun (Desember 2014 hingga Desember

    2016), jumlah mobil pribadi dan sepeda motor di jalanan Jakarta

  • 3

    bertambah sebanyak hampir 500.000 unit. Banyaknya kendaraan ternyata

    tidak berbanding lurus dengan banyaknya penumpang yang diangkut.

    Tabel 1.1 Jumlah kendaraan bermotor di DKI Jakarta

    (sumber: BPS DKI Jakarta 2015)

    Dari tabel di atas terlihat bahwasannya jumlah unit kendaraan

    bermotor roda dua maupun roda empat mengalami kenaikan dari tahun

    ke tahun, sehingga berpotensi menyebabkan kemacetan di Ibukota

    Jakarta, belum lagi jumlah kendaraan bermotor yang hilir mudik tiap

    harinya dari kota-kota penyangga seperti Bekasi, Depok, Tangerang,

    maupun kota Bogor.

    Selain itu, tingkat pertumbuhan kendaraan bermotor cenderung

    mengalami peningkatan tiap tahunnya, sehingga membuat jalan semakin

    padat, namun ditengah padatnya jumlah kendaraan bermotor, hal ini

    dapat dimanfaatkan pebisnis di bidang jasa transportasi khususnya

    dengan potensi armada yang dapat menunjang akan kebutuhan

    transportasi.

    Berbagai pemenuhan akan kebutuhan transportasi publik sudah

    menjadi perhatian bagi pemerintah saat ini untuk memenuhi infrastruktur

    transportasi publik yang dibutuhkan dalam menanggulangi kemacetan

    seperti menghadirkan transportasi massal yakni Transjakarta maupun

    Tahun Motor Mobil

    Jumlah

    (unit)

    Perubahan Persentase Jumlah

    (unit)

    Perubahan Persentase

    2012 10.825.973 964.522 9,78% 2.742.414 201.063 7,59%

    2013 11.949.280 1.123.307 10,38% 3.010.403 267.989 9,77%

    2014 13.084.372 1.135.092 9,50% 3.266.009 255.606 8,49%

    2015 13.989.590 905.218 6,92% 3.469.168 203.159 6,22%

  • 4

    MRT (Mass Rapid Transit), LRT (Light Rapid Transpit) yang mulai

    beroperasi pada tahun 2019 ini. Akan tetapi, permasalahan ini tidak

    hanya menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah dalam memenuhi

    kebutuhan transportasi warganya, maka dari itu layanan ridesharing

    hadir seperti Grab dan Gojek dengan berlandaskan prinsip (ridesharing)

    yang menurut pendiri Gojek yaitu Nadiem Makarim mendirikan Gojek

    dilatar belakangi karena kesulitan dalam mengakses transportasi untuk

    menunjang kebutuhan akan transportasi yang ada di kota Jakarta maupun

    di kota kota lain di Indonesia. (Liputan6.com, 2018).

    Sedangkan perusahaan transportasi online (Transportation network

    companies) lainnya yaitu Grab, hadir di Indonesia setelah penetrasi

    mereka pada negara-negara yang ada di negara Asia tenggara, hingga

    masuk pada pangsa pasar Indonesia tidak hanya sekadar meramaikan,

    namun tetap bertahan meskipun perusahaan-perusahaan sejenis yang

    hadir tidak dapat bertahan di tengah kompetisi pasar.

    Gambar 1.1 Tingkat Pertumbuhan Kendaraan bermotor DKI Jakarta

    (Sumber:BPS DKI Jakarta, 2015)

  • 5

    Gambar 1.2 Total Kendaraan bermotor DKI Jakarta

    (Sumber: BPS DKI Jakarta, 2015)

    Dari data di atas terlihat kenaikan total kenaikan kendaraan bermotor

    di DKI Jakarta dari tahun 2011 hingga 2015. Kendaraan bermotor

    khususnya roda dua di DKI Jakarta mengalami peningkatan dari tahun ke

    tahun, dalam hal ini kecenderungan masyarakat lebih memilih

    menggunakan moda transportasi kendaraan bermotor roda dua dalam

    aktivitas sehari-hari, dan dapat dimanfaatkan dalam mencari pendapatan

    dalam hal ini bidang jasa transportasi.

    Saat ini perkembangan teknologi hadir dalam bidang transportasi

    untuk memudahkan para pengguna transportasi dan juga para pengemudi

    jasa transportasi, kini dengan hanya menggunakan smartphone para

    pengguna jasa transportasi sudah dimudahkan sehingga tidak mengalami

    kesulitan dalam mengakses jasa transportasi tersebut.

    Seperti menjawab akan salah satu persoalan dalam jasa transportasi,

    dalam hal ini hadir transportasi online yang merupakan salah satu moda

    transportasi dengan menggunakan platform aplikasi yang dapat dipesan

  • 6

    hanya menggunakan ponsel dan internet sebagai sarana pemesanan dan

    bertujuan untuk memudahkan konsumen dalam memenuhi kebutuhan

    akan jasa transportasi (Giri dan Dewi, 2017).

    Dengan hadirnya sarana transportasi online yang sangat mudah

    dalam digunakan, dalam situasi tertentu dapat menggunakan fitur aplikasi

    secara real time sehingga merupakan bisnis potensial yang dapat

    menguasai pasar khususnya di bidang on demand services. Transportasi

    online dalam hal ini sepeda motor roda dua, diminati karena kemudahan

    dalam memesan, tarif yang jelas, aman hingga standar prosedur

    pelayanan yang telah diterapkan oleh institusi, sehingga masyarakat

    cenderung untuk menggunakan jasa transportasi online khususnya ojek

    online.

    Saat ini layanan on demand sudah mulai dikuasai oleh dua

    perusahaan multinasional yaitu Gojek dan Grab, meskipun tidak sedikit

    beberapa kompetitor yang mencoba bersaing dengan ke duanya, yakni

    mulai dari LadyJek, BlueJek, hingga perusahaan transportasi

    multinasional Uber, akan tetapi hanya Gojek dan Grab yang tetap

    bertahan hingga saat ini (Idntimes.com,2018).

    Meskipun di awal keberadaan perusahaan transportasi online Gojek

    dan Grab pada awalnya menimbulkan berbagai polemik dan pertentangan

    dari transportasi konvensional, mulai dari belum adanya regulasi hukum

    dan kepastian hukum hingga tarif yang berada di bawah standar yang

    ditetapkan oleh pemerintah untuk menjaga kestabilan harga, namun kini

    dengan hadirnya regulasi yang ditetapkan pemerintah yaitu Peraturan

    Menteri Nomor 12 Tahun 2019 tentang keselamatan pengguna sepeda

    motor yang digunakan untuk kepentingan masyarakat, hingga pengaturan

    batas bawah tarif hingga tata tertib dalam transportasi online khususnya

    sepeda motor beroda dua yang tertuang pada beleid Keputusan Menteri

    Nomor 348 Tahun 2019 berisi tentang pedoman perhitungan biaya jasa

    penggunaan transportasi sepeda motor yang digunakan untuk keperluan

  • 7

    masyarakat melalui pemanfaatan aplikasi, dan ditunjukkan pada tabel

    berikut ini :

    Tabel 1.2 Tarif Ojek Online (Rp/Km)

    NO Biaya Jasa Zonasi I Zonasi II Zonasi III

    1 Biaya Jasa Batas

    Bawah

    1.850 2.000 2.100

    2 Biaya Jasa Batas Atas 2.300 2.500 2.600

    3 Biaya Jasa Minimal 7.000 –

    10.000

    8.000-10.000 7.000-10.000

    Sumber : Tabloid Kontan 1 April – 7 April 2019

    Penetapan biaya jasa batas bawah, atas dan minimal merupakan biaya

    jasa yang sudah mendapat potongan biaya tidak langsung berupa biaya

    sewa pengguna aplikasi, biaya jasa minimal merupakan biaya jasa yang

    dibayarkan oleh penumpang untuk jarak tempuh paling jauh empat

    kilometer, Zonasi I meliputi pulau Jawa, Sumatera, dan Bali kecuali

    Jabodetabek, untuk Zonasi II yaitu Jabodetabek, dan Zonasi III meliputi

    kawasan Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua.

    Salah satu transportasi online roda dua yakni Grab. Grab telah hadir

    beroperasi di Indonesia dari tahun 2014, dengan memiliki fasilitas

    layanan yakni Grab bike, Grab food, dan Grab express. Masing-masing

    terdapat fungsi yang berbeda yaitu Grabbike yakni pengantaran

    penumpang, Grabfood layanan jasa pesan antar makanan dengan

    merchant yang sudah bekerja sama dengan pihak Grab, serta

    Grabexpress layanan kurir antar barang untuk menunjang pendapatan

    mitra pengemudi. Skema pendapatan dari perusahaan transportasi online

    roda dua ini 80% untuk mitra pengemudi dan 20% untuk perusahaan

    yang bersumber dari dompet aplikasi mitra pengemudi. Selain itu Grab

    memberikan bonus atau insentif dengan ketentuan yang berbeda sesuai

    jumlah berlian (point) yang dicapai oleh para mitra pengemudi.

  • 8

    Tabel 1.3 Perhitungan Point dan Bonus Mitra Grab di Kota Jakarta

    (dalam rupiah)

    Berlian Bonus

    100 12.000

    150 35.000

    190 70.000

    260 120.000

    310 185.000

    Sumber : Aplikasi Mitra Pengemudi

    Dari perusahaan Grab, memberikan bonus insentif apabila mitra

    pengemudi berhasil meraih berlian (point) yang telah ditetapkan, dalam

    hal ini untuk setiap 310 berlian maka mendapatkan Rp. 185.000, untuk

    setiap 260 berlian mendapatkan Rp. 120.000, setiap 190 berlian

    mendapatkan Rp. 70.000, setiap 150 berlian mendapatkan Rp 35.000,

    setiap 100 berlian mendapatkan Rp. 12.000. Sedangkan untuk

    Grabexpress instant mempunyai jaminan argo Rp 20.000/ trip, dan semua

    bonus akan dapat dicairkan dengan ketentuan nilai penyelesaian

    gabungan minimal 65% dan nilai rating gabungan minimal 4.7 untuk

    mendapatkan insentif.

    Selain insentif berdasarkan jumlah penyelesaian yang telah

    diselesaikan oleh mitra pengemudi, untuk mencapai bonus insentif yang

    telah disediakan, pihak perusahaan telah mengakomodir dengan

    penambahan point point atau berlian berdasarkan daerah dan jam

    tertentu.

  • 9

    Tabel 1.4 Area Hotspot Grabbike, Grabfood, dan Grab Express

    Sumber : https://www.grab.com/id/blog/driver/grabbike-jabodetabek-area-hotspots-grabbike-grabexpress/

    Dari tabel 1.4 menunjukkan area hotspot untuk mendapatkan point

    berlian tambahan di jam-jam tertentu, mulai dari area hotspot pagi hingga

    area hotspot malam sehingga memudahkan para mitra pengemudi untuk

    mempermudah dalam mendapatkan bonus insentif yang telah disediakan

    oleh perusahaan. Dengan ini para mitra pengemudi dapat menyesuaikan

    jam kerja yang akan ditempuh. Pekerjaan mitra pengemudi transportasi

    ojek online ini tidak memiliki keterikatan waktu, para mitra pengemudi

    dapat menentukan sendiri kapan mereka akan bekerja, dalam hal ini

    disebut dengan survival time.

    https://www.grab.com/id/blog/driver/grabbike-jabodetabek-area-hotspots-grabbike-grabexpress/

  • 10

    Dalam hal ini survival time dapat diartikan sebagai model yang

    mendeskripsikan dalam hal ini pekerja bebas berhenti maupun bekerja

    setiap saat ketika merasa sudah cukup dari perolehan pendapatan yang

    telah mereka terima, sehingga perbedaan waktu yang terjadi untuk setiap

    hari kerja tersebut akan menggambarkan perbedaan pada tingkat upah

    yang didapatkan. (Sholeh, 2007).

    Berdasarkan uraian di atas, maka dalam hal ini penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian dengan berjudul “Pengaruh jam kerja, bonus

    insentif, dan area hotspots terhadap pendapatan mitra pengemudi

    grabbike di kota Jakarta.”

    1.2. Batasan Masalah

    Dalam penelitian ini penulis dalam penelitian akan membatasi

    permasalahan yakni mengenai:

    1. Variabel jam kerja, bonus insentif, dan area hotspots adalah sebagai

    variabel bebas (X). Variabel pendapatan mitra pengemudi grabbike

    sebagai variable terikat (Y).

    2. Penelitian ini hanya dibatasi pada mitra pengemudi Grabbike yang

    beroperasi di DKI Jakarta.

    1.3. Rumusan Masalah

    Dengan fleksibelnya waktu jam kerja bagi mitra pengendara

    transportasi online membuat mereka dapat menyesuaikan mobilitas

    dalam mendapatkan penghasilan, semakin para mitra pengemudi

    mengetahui jam-jam operasional yang berpotensi untuk mendapatkan

    penumpang di kota Jakarta maka akan cenderung meningkatkan

    pendapatan apabila peluang ini dapat dimanfaatkan dan menjadi strategi

    dengan baik.

    Jam kerja mitra pengemudi ojek online melihat dengan intensitas dan

    mobilitas penduduk ibukota membuat para mitra transportasi ojek online

  • 11

    untuk dapat menyesuaikan jam kerja, termasuk di rush hour baik pagi

    hari maupun sore hari, akan tetapi tidak menutup kemungkinan

    mendapatkan pendapatan di jam-jam tertentu, ditambah dengan bonus

    insentif yang disediakan oleh pihak perusahaan berdasarkan jenis

    pelayanan baik dari Grabbike, Grabfood, maupun Grabexpress, pihak

    perusahaan memberikan bonus insentif berdasarkan wilayah-wilayah

    tertentu yang menurut perusahaan merupakan kawasan-kawasan yang

    terdapat orderan ramai pada waktu-waktu tertentu yang dapat membantu

    para mitra pengemudi untuk mendapatkan orderan dan berpotensi untuk

    meningkatkan pendapatan mereka.

    Di tengah bonus insentif yang telah disediakan oleh pihak

    perusahaan, area hotspots juga berpotensi dalam meningkatkan

    pendapatan para mitra pengemudi transportasi ojek online, area hotspots

    ini sudah tercover oleh bonus insentif yang tersedia, seperti kawasan

    perumahan dan permukiman di pagi hari, apakah terdapat ramai orderan

    yang dikarenakan masyarakat cenderung untuk berangkat dalam

    melaksanakan aktivitas sehari-hari, siang hari dalam orderan khususnya

    jam istirahat apakah kecendrungan masyarakat untuk memilih

    kepraktisan karena keterbatasan waktu dalam hal memesan makanan

    maupun minuman dalam mempengaruhi pendapatan mitra pengemudi

    transportasi ojek online sebagai suatu solusi, di sore hingga malam hari

    apakah terdapat ramai orderan yang dapat mempengaruhi pendapatan

    mitra pengemudi pada kawasan-kawasan perkantoran yang ada di

    Ibukota Jakarta, karena kecendrungan untuk jam-jam menuju kembali ke

    hunian masing-masing, sehingga jam kerja,bonus insentif, dan area

    hotspots ini sudah menjadi faktor yang mempengaruhi pendapatan

    mereka, dan pemerintah dalam memberikan payung hukum telah

    mengeluarkan beleid berupa uu nomor 22 tahun 2009, dan yang terbaru

    adalah PM nomor 12 tahun 2019 serta KP nomor 348 tahun 2019, untuk

    dapat melindungi para mitra pengemudi driver transportasi online.

  • 12

    Oleh sebab itu, berdasarkan dengan latar belakang diatas, penulis

    memiliki keinginan untuk meneliti mengenai jam kerja, bonus insentif,

    dan area hotspots dapat memberikan pengaruh tergadap para mitra

    pengemudi transportasi online ojek sepeda motor Grab yang beroperasi

    di wilayah DKI Jakarta.

    1.4. Pertanyaan Penelitian

    Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan, dan dengan

    asumsi ceteris paribus maka rumusan penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    1. Bagaimanakah pengaruh jam kerja terhadap pendapatan mitra

    pengemudi ojek online Grab ?

    2. Bagaimanakah pengaruh bonus insentif terhadap pendapatan mitra

    pengemudi ojek online Grab ?

    3. Bagaimanakah pengaruh area hotspots terhadap pendapatan mitra

    pengemudi ojek online Grab ?

    1.5. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah dan dengan asumsi ceteris paribus,

    maka tujuan dari penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui pengaruh jam kerja terhadap pendapatan mitra

    pengemudi transportasi online grabbike.

    2. Untuk mengetahui pengaruh bonus insentif terhadap pendapatan

    mitra pengemudi transportasi online grabbike.

    3. Untuk mengetahui pengaruh area hotspot terhadap pendapatan mitra

    pengemudi transportasi online grabbike.

  • 13

    1.6. Manfaat Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian tersebut, maka

    manfaat yang diharapkan setelah dilaksanakannya penelitian ini adalah:

    Dalam kegunaan praktis bagi mitra pengemudi maupun hal-hal yang

    berkaitan dengan penelitian ini :

    1. Manfaat bagi pemerintah selaku regulator dapat menjembatani

    antara perusahaan aplikator ojek online dalam hal ini Grab dengan

    mitra pengemudi dalam hal regulasi untuk dapat menguntungkan

    semua pihak.

    2. Manfaat bagi perusahaan aplikator dalam hal ini Grab, untuk dapat

    lebih mengetahui kondisi mitra pengemudi di lapangan terkait

    operasional dan memberikan masukan agar terciptanya mitra yang

    lebih sejahtera.

    3. Manfaat bagi mitra pengemudi Grabbike agar dapat mengetahui

    tempat dan waktu yang tepat dalam bekerja untuk mendapatkan

    pendapatan.

    Dalam manfaat kegunaan ilmiah diharapkan mampu dapat

    menambah literatur serta kegunaan sumber informasi sebagai berikut :

    1. Sebagai tambahan referensi dan informasi bagi penelitian sejenis

    dengan penelitian ini.

    2. Sebagai tambahan informasi dan pengetahuan bagi mahasiswa serta

    referensi bahan studi di perpustakaan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

  • 14

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Definisi Ojek Sepeda Motor

    Ojek sepeda motor roda dua berdasarkan pada pasal 1 angka

    20 UULLAJ, mendefisinikan sebagai berikut “sepeda motor adalah

    kendaraan bermotor beroda dua dengan atau tanpa rumah-rumah”.

    Ojek merupakan sarana transporasi darat yang menggunakan

    kendaraan roda dua (sepeda motor) untuk mengangkut penumpang

    yang berasal dari suatu tempat menuju ke tempat tujuan lainnya

    dan mendapatkan bayaran.

    Definisi ojek Menurut Annor (2016:1), dalam Kamus Besar

    Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sepeda motor ditambangkan

    dengan cara memboncengkan penumpang yang menyewa. Ojek

    merupakan sarana transportasi darat yang menggunakan kendaraan

    roda dua dengan berpelat hitam, untuk mengangkut penumpang

    dari satu tujuan ke tujuan lainnya kemudian menarik bayaran.

    Ojek sepeda motor merupakan salah satu sarana transportasi

    alternatif di tengah moda transportasi massal yang telah tersedia

    oleh pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

    Ojek mempunyai keunggulan karena fleksibel dan bisa menjangkau

    ke berbagai sudut kota yang tidak terakomodir oleh transportasi

    umum, ojek dalam praktiknya memudahkan dan membantu

    masyarakat dalam mengakomodir akan kebutuhan transportasi,

    namun pada awalnya keberadaan ojek sepeda motor dianggap

    bersebrangan dengan hal legalitas dalam payung hukum, namun

    kini pemerintah telah menyediakan beleid-beleid untuk

    mengakomodir baik dari regulasi keamanan dan kenyamanan bagi

    pihak pengemudi, perusahaan, maupun bagi penumpang.

    Keberadaan ojek sepeda motor belakangan ini menjadi

    primadona karena kehadiran ojek sepeda motor dalam bentuk

  • 15

    inovasi yang mengikuti perkembangan zaman, yakni ojek sepeda

    motor berbasis layanan on access demand, dengan kepraktisan

    untuk para pengguna layanannya, hanya dengan ponsel dan koneksi

    internet sudah dapat mengakses layanan tersebut.

    2. Definisi Grab (Bike)

    Grab merupakan salah satu perusahaan yang bergerak dalam

    bidang transportasi atau Tranportation Network Companies yang

    memberikan pelayanan transportasi online yang bermula dari Grab

    Taxi, Grab Car hingga Grabbike yang fokus berpada transportasi

    ojek online sepeda motor, dengan menggunakan platform aplikasi

    online dan dapat melayani penggunanya dengan berbagai macam

    fitur dalam hal ini Grab sepeda motor roda dua seperti Grabbike

    yaitu layanan antar penumpang, GrabFood yang berfokus pada jasa

    pesan antar pada bidang foods and Beverages pada partners yang

    telah terdaftar bekerjasama dengan pihak grab, serta jasa layanan

    antar barang yang terdapat dalam pelayanan Grab Express.

    3. Teori Pendapatan

    Pendapatan menurut Sukirno (2006:47) merupakan sejumlah

    penghasilan yang diraih dan diperoleh masyarakat karena prestasi

    kerja mereka dalam suatu periode tertentu, mulai dari harian,

    mingguan, bulanan hingga tahunan. Pendapatan ataupun upah

    dapat terdefinisikan sebagai pembayaran atas jasa yang telah

    dilakukan oleh pekerja atau buruh berdasarkan harian dan jam

    kerjanya, dalam hal ini upah merupakan imbalan atas hasil kerja

    mereka kepada para pekerja yang menggunakan kekuatan fisik dan

    kecendrungan ditetapkan berdasarkan upah harian (Arida dkk,

    2015)

    Reksoprayitno (2004:79) mendefinisikan pendapatan

    (revenue) dapat diartikan sebagai total penerimaan yang telah

    diperoleh dalam periode tertentu, dengan demikian dapat

    disimpulkan bahwasannya pendapatan merupakan sebagai jumlah

    penghasilan yang diterima oleh individu dalam jangka waktu

  • 16

    tertentu sebagai hasil balas jasa maupun faktor-faktor produksi

    yang telah didedikasikan.

    Sadono Sukirno (2009:85) mendefinisikan pendapatan

    bahwasannya merupakan perolehan yang bersumber dari biaya-

    biaya faktor produksi ataupun jasa-jasa produktif. Dalam

    pengertian tersebut menunjukkan bahwa pendapatan merupakan

    keseluruhan perolehan baik yang berasal dari biaya faktor profuksi

    maupun total output yang dihasilkan untuk seluruh produksi dalam

    suatu perokonomian dalam periode tertentu.

    Menurut Aulani (2014:17) mendefinisikan pendapatan secara

    lebih spesifik yaitu selisih antara penerimaan total perusahaan

    dengan pengeluaran. Penerimaan tersebut bersumber dari hasil

    usaha, sedangkan pengeluaran merupakan total biaya yang

    digunakan selama proses produksi. Formulasi pendapatan dapat

    terperinci dilihat sebagai berikut :

    = TR – TC

    Keterangan :

    : Tingkat pendapatan

    TR : Total penerimaan

    TC : Total pengeluaran

    Lebih lanjut menurut Aulani (2014: 18), dalam jangka

    pendek, biaya produksi dikelompokkan menjadi biaya tetap dan

    biaya variabel. Biaya tetap merupakan semua jenis biaya yang

    nilainya tidak tergantung pada besar kecilnya biaya produksi,

    sehingga jumlah biaya tetap adalah konstan. Sedangkan pada biaya

    variabel adalah semua jenis biaya yang nilainya tergantung pada

    besar kecilnya biaya produksi.

  • 17

    Menurut Mankiw (2000: 29) dalam penelitian Hamidah

    (2017) pendapatan individu adalah jumlah pendapatan yang

    diterima rumah tangga maupun bisnis non korporat. Sedangkan

    menurut Sukirno (2006: 47) lebih lanjut, pendapatan pribadi dapat

    diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pendapatan

    yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apapun, yang

    diterima oleh penduduk suatu negara.

    Pendapatan dalam pandangan John J. Wild dapat ditelaah

    lebih lanjut, yaitu sebagai berikut :

    a) Pendapatan Menurut Ilmu Ekonomi

    Menurut ilmu ekonomi, pendapatan merupakan nilai

    maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu

    periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir

    periode seperti keadaan semula. Definisi pendapatan menurut ilmu

    ekonomi menutup kemungkinan perubahan lebih dari total harta

    kekayaan badan usaha pada awal periode dan menekankan pada

    jumlah nilai statis pada akhir periode. Dengan kata lain, pendapatan

    adalah jumlah kenaikan harta kekayaan karena perubahan penilaian

    yang bukan diakibatkan perubahan modal dan hutang.

    Harga ini ditentukan oleh kekuatan penawaran dan

    permintaan pasar produksi. Konsep penghasilan antara jumlah

    output yang dijual. Dengan tingkat harga tertentu secara sistematis

    dapat dirumuskan sebagai berikut (Rosyidi, 1998:237) :

    TR = P x Q

    Keterangan :

    TR = total pendapatan dari hasil pendapatan pada tingkat harga

    tertentu (total revenue)

    P = harga barang yang dihasilkan

    Q = jumlah barang yang mampu dihasilkan

  • 18

    a. Pendapatan Menurut Ilmu Akuntansi

    Dalam Standar Akuntansi Keuangan yang telah ditetapkan

    oleh Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23), dengan ini memberikan

    ketentuan yang berkaitan dengan pengukuran pendapatan yaitu

    sebagai berikut :

    “Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang

    dapat diterima, jumlah pendapatan yang timbul dari suatu transaksi

    biasanya ditentukan oleh persetujuan antara perusahaan pembeli

    atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, dapat diukur

    dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima

    perusahaan dikurangi jumlah diskon dagang dan rabat volume yang

    diperbolehkan perusahaan”.

    Pandangan akuntansi memiliki keanekaragaman dalam

    memberikan pengertian pendapatan. Pada disipilin ilmu akuntansi

    memberikan pandangan dengan mendefisinikan pendapatan

    sebagai sesuatu yang lebih spesifik dalam artian yang lebih

    mendalam serta lebih terarah. Pada dasarnya konsep pendapatan

    menurut ilmu akuntansi dapat ditelusuri dari dua sudut pandang,

    yaitu :

    1. Pandangan yang menekankan pada pertumbuhan atau

    peningkatan jumlah aktiva yang timbul sebagai hasil dari kegiatan

    operasional perusahaan pendekatan yang memusatkan perhatian

    kepada arus masuk atau inflow. Menurut SFAC (Statement of

    Financial Accounting Concepts) No.6, menekankan pengertian

    pendapatan pada arus masuk atau peningkatanpeningkatan lainnya

    atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajiban-kewajibannya

    atau kombinasi keduanya yang berasal dari pengiriman atau

    produksi barang, penyelenggara jasa, pelaksanaan aktivitas-

    aktivitas lainnya yang merupakan kegiatan operasi utama entitas

    tersebut yang berlangsung terus-menerus.

  • 19

    2. Pandangan yang menekankan kepada penciptaan barang

    dan jasa oleh perusahaan serta penyerahan barang dan jasa atau

    outflow.

    Dalam jenis-jenis Pendapatan dapat terbagi menjadi beberapa

    bagian yang sesuai dengan bentuk dan cara perolehannya masing-

    masing yakni sebagai berikut :

    Rahardja dan Manurung (2001) mendiversifikasikan

    pendapatan menjadi tiga bentuk, yakni sebagai berikut :

    1. Pendapatan ekonomi

    Pendapatan ekonomi adalah pendapatan yang diperoleh

    seseorang atau keluarga yang digunakan untuk memenuhi

    kebutuhan tanpa mengurangi atau menambah asset bersih.

    Pendapatan ekonomi meliputi gaji, upah, pendapatan bunga

    deposit, pendapatan transfer dan lain-lain.

    2. Pendapatan uang

    Pendapatan uang adalah sejumlah uang yang diperoleh

    seseorang atau keluarga pada suatu periode sebagai balas jasa

    terhadap faktor produksi yang diberikan. Sebagai contoh yaitu

    sewa property, tanah, dan lain sebagainya.

    3. Pendapatan personal

    Pendapatan personal adalah bagian dari pendapatan nasional

    sebagai hak individu-individu dalam perekonomian, yang

    merupakan balas jasa terhadap keikutsertaan individu dalam suatu

    proses produksi.

    Berdasarkan menurut cara perolehannya, pendapatan dapat

    dibedakan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu sebagai berikut

    (Tohar,2003) :

    1. Pendapatan kotor

    Disebut sebagai pendapatan kotor adalah pendapatan yang

    diperoleh sebelum dikurangi dengan pengeluaran biaya-biaya

    operasional.

  • 20

    2. Pendapatan bersih

    Pendapatan bersih adalah pendapatan yang diperoleh setelah

    dikurangi dengan pengeluaran biaya-biaya operasional.

    Menurut Suparmoko (2000:179), secara garis besar

    pendapatan digolongkan menjadi 3 (tiga) golongan

    (Boediono,2002) yaitu:

    1. Gaji dan Upah.

    Imbalan yang diperoleh setelah orang tersebut melakukan

    pekerjaan untuk orang lain yang diberikan dalam waktu satu hari,

    satu minggu maupun satu bulan.

    2. Pendapatan dari usaha sendiri.

    Merupakan nilai total dari hasil produksi yang dikurangi

    dengan biaya – biaya yang dibayar dan usaha ini merupakan usaha

    milik sendiri atau keluarga dan tenaga kerja berasal dari anggota

    keluarga sendiri, nilai sewa kapital milik sendiri dan semua biaya

    ini biasanya tidak diperhitungkan.

    3. Pendapatan dari usaha lain.

    Pendapatan dari usaha lain dapat terdefinisikan sebagai

    pendapatan yang diraih dengan tanpa mencurahkan hasil dari

    tenaga kerja dan ini didapat dari pendapatan sampingan yang dapat

    berupa pendapatan dari hasil penyewaan asset baik properti, hasil

    ternak dan barang lain, hasil dari investasi, sumbangan dari pihak

    lain, hingga pendapatan dari pensiun.

    3.1. Sumber-sumber Pendapatan

    Dalam pendapatan diketahui bahwa sumber pendapatan itu

    dapat melalui beberapa aspek dimana dapat dijabarkan menjadi tiga

    sumber pendapatan yaitu :

    1) Pendapatan operasional, merupakan pendapatan yang

    bersumber dari aktivitas operasional utama suatu perusahaan.

  • 21

    2) Pendapatan non operasional, sedangkan pendapatan non

    operasional adalah pendapatan yang tidak bersumber dari aktivitas

    perusahaan, melainkan didapat dari faktor eksternal.

    3) Pendapatan luar biasa (extra ordinary), yaitu pendapatan

    yang tak terduga dimana pendapatan ini tidak sering terjadi dan

    biasanya diharapkan tidak terulang lagi dimasa yang akan datang.

    (Baridwan, 2011:28-35)

    Berdasarkan penggolongan pendapatan BPS (Badan Pusat

    Statistik) dalam hal ini membedakan pendapatan penduduk menjadi

    4 golongan yaitu :

    1) Golongan pendapatan yang termasuk dalam kategori

    sangat tinggi adalah jika pendapatan yang didapat rata-rata

    lebih dari Rp. 3.500.000 per bulan.

    2) Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan rata-

    rata antara Rp 2.500.000 s/d Rp. 3.500.000 per bulan.

    3) Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan rata-

    rata di bawah antara Rp. 1.500.000 s/d 2.500.000 per

    bulan.

    4) Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan rata-

    rata Rp1.500.000 per bulan.

    Pendapatan adalah seluruh hasil yang diterima dari

    pembayaran atas pengunaan faktor-faktor produksi yang dimiliki,

    baik berupa uang maupun barang yang berasal dari pihak lain

    maupun dari hasil industri yang dinilai atas dasar sejumlah uang

    dari harta yang berlaku saat itu (Sukirno 2000:43).

    Dyckman (2002 : 234) bahwa pendapatan adalah “arus

    masuk atau peningkatan lainnya atas aktiva sebuah entitas atau

    penyelesaian kewajiban (atau kombinasi dari keduanya) selama

    satu periode dari pengiriman atau produksi barang, penyediaan

    jasa, atau aktivitas lain yang merupakan operasi utama atau sentral

    entitas yang sedang berlangsung”.

  • 22

    Niswonger (1999 : 45), memberikan penekanan pada konsep

    pengaruh terhadap ekuitas pemilik, yaitu “pendapatan (revenue)

    adalah peningkatan ekuitas pemilik yang diakibatkan oleh proses

    penjualan barang dan jasa kepada pembeli.

    Menurut Sukirno (2008: 364-366) faktor-faktor yang

    menimbulkan perbedaan upah antara lain:

    1) Permintaan dan Penawaran Tenaga Kerja

    Permintaan dan penawaran tenaga kerja dalam sesuatu jenis

    pekerjaan sangat besar peranannya dalam menentukan upah di

    sesuatu jenis pekerjaan. Di dalam sesuatu pekerjaan di mana

    terdapat penawaran tenaga kerja yang cukup besar tetapi tidak

    banyak permintaannya, upah cenderung rendah. Sebaliknya di

    dalam sesuatu pekerjaan di mana terdapat penawaran tenaga kerja

    yang terbatas tetapi permintaannya sangat besar, upah cenderung

    tinggi.

    2) Perbedaan corak pekerjaan

    Kegiatan ekonomi meliputi berbagai jenis pekerjaan. Ada

    diantara pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan ringan dan sangat

    mudah dikerjakan. Tetapi ada pula pekerjaan yang harus dikerjakan

    dengan mengeluarkan tenaga fisik yang besar, dan ada pula

    pekerjaan yang harus dilakukan dalam lingkungan yang kurang

    menyenangkan.

    3) Perbedaan kemampuan, keahlian, dan pendidikan

    Kemampuan, keahlian, ketrampilan para pekerja di dalam

    sesuatu jenis pekerjaan adalah berbeda. Jika hal tersebut lebih

    tinggi maka produktivitas akan lebih tinggi upah yang didapat pun

    akan lebih tinggi. Tenaga kerja yang lebih berpendidikan

    memperoleh pendapatan yang lebih tinggi karena pendidikan

    mempertinggi kemampuan kerja dan kemampuan pekerja menaikan

    produktivitas.

  • 23

    4) Pertimbangan Bukan Uang

    Daya tarik sesuatu pekerjaan bukan saja tergantung kepada

    besarnya upah yang ditawarkan. Ada tidaknya perumahan yang

    tersedia, jauh dekatnya rumah pekerja, apakah berada di kota besar

    atau di tempat yang terpencil, dan pertimbangan lainnya. Faktor-

    faktor bukan keuangan seperti ini mempunyai peranan yang cukup

    penting pada waktu seseorang memilih pekerjaan. Seseorang sering

    kali menerima upah yang rendah apabila pertimbangan bukan

    keuangan sesuai dengan keinginannya.

    5) Mobilitas Pekerja

    Upah dari sesuatu pekerjaan di berbagai wilayah dan bahkan

    di dalam sesuatu wilayah tidak selalu sama. Faktor yang

    menyebabkan timbulnya hal tersebut adalah ketidaksempurnaan

    dalam mobilitas tenaga kerja. Ketidaksempurnaan mobilitas

    pekerja disebabkan olah faktor geografis dan institusional.

    4. Teori Lokasi

    Dalam Pengertian lokasi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa

    Indonesia) ialah letak atau tempat, sedangkan merujuk pengertian

    lokasi menurut beberapa para ahli adalah :

    1. Menurut Swastha (2002:24) “Lokasi adalah tempat di

    mana suatu usaha atau aktivitas usaha dilakukan.” Faktor

    penting dalam pengembangan suatu usaha adalah letak

    lokasi terhadap daerah perkotaan, cara pencapaian dan

    waktu tempuh lokasi ke tujuan. Faktor lokasi yang baik

    adalah relatif untuk setiap jenis usaha yang berbeda

    2. Menurut Kotler (2008:51) “salah satu kunci menuju

    sukses adalah lokasi, lokasi dimulai dengan memilih

    komunitas”.

    3. Sedangkan lokasi menurut pengertian dari Sumaatmadja

    (1988:118) memberikan definisi lokasi suatu benda dalam

    ruang dapat menjelaskan dan dapat memberikan kejalasan

  • 24

    pada benda tertentu atau gejala geografi yang berkaitan

    secara mendalam lebih jauh lagi.

    Dalam hal ini teori lokasi berhubungan dengan kegiatan

    ekonomi. Yaitu, suatu dispilin ilmu yang mempelajari, juga

    membahas mengenai dampak bagi usaha maupun kegiatan lainnya

    bagi perekonomian dan sosial yang berasal dari penyelidikan

    berdasarkan alokasi geografis beserta sumber-sumbernya yang

    langka.

    Dalam hal ini menurut Tarigan (2005:122) Lokasi yang

    memiliki berbagai kegiatan, seperti rumah tangga, pertokoan,

    pabrik, rumah ibadah, rumah sakit, sekolah, tentunya tidak

    dilakukan secara acak atau asal di lokasi tersebut. Namun, sudah

    direncanakan sehingga dapat menunjukkan pola dan susunan

    maupun (mekanisme) yang dapat dimengerti.

    Menurut Kotler, lokasi memiliki pengertian sebagai kegiatan

    suatu perusahaan terkait yang membuat produk untuk mencapai

    target sasaran. Adanya tempat yang tersedia, merupakan saluran

    distribusi. Dalam hal ini, adanya serangkaian kegiatan operasi yang

    saling bergantung dan terlihat dalam proses dalam menjadikan

    produk dalam bentuk barang maupun jasa yang siap untuk

    digunakan atau di konsumsi. Lokasi dalam hal ini juga dapat

    diartikan sebagai tempat dimana perusahaan harus bertempat dan

    melakukan kegiatan operasinya (Kotler & Armstrong, 2001: 148)

    5. Teori Produktivitas Kerja

    Menurut Simanjuntak (2001:38) Produktivitas mengandung

    pengertian filosofis-kualitatif dan kuantitatif-teknis operasional.

    Secara filosofis-kualitatif, produktivitas memiliki pandangan hidup

    dan sikap mental yang akan selalu berusaha untuk meningkatkan

    tingkatan mutu kehidupan. Bahwasannya keadaan pada hari ini

    harus lebih baik dari hari kemarin, dan juga mutu kehidupan besok

    harus lebih baik dari hari ini. Pandangan hidup dan sikap mental

    yang seperti ini akan menstimulus dan mendorong manusia untuk

  • 25

    tidak serta merta menjadi cepat puas, akan tetapi tetap harus

    mengembangkan diri dan juga meningkatkan kemampuan akan

    kualitas kerja.

    6. Teori Transportasi

    Dalam teori transportasi Tamin (1997:5) mendefinisikan

    bahwasannya, prasarana transportasi mempunyai dua peran utama,

    yakni: sebagai alat bantu untuk dapat mengarahkan pembangunan

    di wilayah perkotaan; selain itu, prasarana sendiri perannya bagi

    aktivitas pergerakan manusia maupun barang yang muncul yang

    disebabkan oleh adanya aktivitas kegiatan pada daerah

    perkotaan/wilayah tersebut.

    Dengan mendefinisikan peranan yang telah tersampaikan di

    atas, peranan yang pertama dijadikan sebagai acuan oleh perencana

    pengembang wilayah terkait dengan tujuan untuk dapat

    mengembangkan wilayah yang telah dirancang sesuai dengan

    rencana.

    Dalam hal ini sebagai contohnya akan dikembangkan suatu

    wilayah baru di mana pada wilayah tersebut belum disediakan

    sistem prasarana transportasi. Pada kondisi yang terjadi di atas, pra

    sarana transportasi akan menjadi menjadi kebutuhan yang penting

    untuk menunjang akan aksesibilitas menuju wilayah tersebut dan

    bertujuan untuk meningkatkan minat masyarakat dalam

    menjalankan kegiatan ekonomi. Hal ini merupakan penjelasan dari

    peran prasarana transportasi yang kedua, yaitu bertujuan agar

    mendukung pergerakan manusia maupun barang-barang.

    Dalam hal ini hubungan anatara kegiatan ekonomi dengan

    transportasi memiliki keterkaitan yang sangat erat satu sama lain,

    dimana keduanya dapat serta merta saling mempengaruhi. Hal ini

    seperti yang diungkapkan oleh Tamin (1997:4) yaitu bahwasannya

    pertumbuhan ekonomi memiliki keterkaitan dengan transportasi,

  • 26

    dikarenakan oleh akibat pertumbuhan ekonomi maka akan

    menyebabkan mobilitas seseorang akan meningkat dan kebutuhan

    pergerakan pun akan menjadi meningkat melebih kapasitas

    prasarana transportasi yang tersedia.

    Dengan ini dapat disimpulkan bahwasannya terdapat

    keterkaitan yang erat antara transportasi dengan perekonomian.

    Dikarenakan di satu sisi transportasi dapat mendorong dan

    menstimulus peningkatan kegiatan ekonomi dalam suatu daerah,

    karena dengan adanya infrastruktur transportasi yang telah tersedia

    maka suatu daerah dapat meningkat kegiatan ekonominya. Akan

    tetapi, di sisi lain, akibat tingginya kegiatan ekonomi dimana

    pertumbuhan ekonomi meningkat maka akan berpotensi timbulnya

    masalah transportasi, karena berpotensi terjadinya kemacetan lalu

    lintas, sehingga perlunya penambahan jalur transportasi untuk

    mengimbangi tingginya kegiatan perekonomian tersebut.

    Pentingnya peran sektor transportasi bagi kegiatan ekonomi

    mengharuskan adanya sebuah sistem transportasi yang handal,

    efisien, dan efektif untuk mengatasi hal tersebut. Transportasi yang

    efektif memiliki arti bahwasannya sistem transportasi yang

    memenuhi kapasitas angkut, terpadu maupun terintegrasi dengan

    antar moda transportasi lainnya, tertib, teratur, lancar, cepat dan

    tepat, selamat, aman, nyaman dan biaya terjangkau secara ekonomi.

    Sedangkan pengertian akan efisien yakni memiliki arti beban

    publik sebagai pengguna jasa transportasi menjadi rendah dan

    memiliki utilitas yang tinggi.

    6.1. Masalah Transportasi

    Selain pemenuhan akan kebutuhan transportasi yang tinggi,

    akan berpotensi memiliki permasalahan, dalam hal ini

    permasalahan transportasi menurut Tamin (1997:5) tidak hanya

    terbatas pada terbatasnya prasarana transportasi yang ada, akan

  • 27

    tetapi telah menjalar pada aspek-aspek lainnya, seperti halnya

    pendapatan yang rendah, urbanisasi yang begitu cepat, terbatasnya

    pada ketersediaan sumber daya, dalam hal ini dana, kualitas dan

    kuantitas data yang berkaitan dengan transportasi, kualitas sumber

    daya manusia, disiplin yang rendah, hingga lemahnya perencanaan

    dan pengendalian, sehingga aspek-aspek yang terkait tersebut dapat

    memperparah masalah transportasi.

    Disimpulkan, menurut Tamin (1997:11) dalam kajian

    mengenai transportasi akan melibatkan berbagai kajian yaitu multi

    moda, multi disiplin, multi sektoral, dan multi masalah.

    6.2. Peran dan Manfaat Transportasi

    Prasarana transportasi akan memiliki peranan penting untuk

    menunjang aksesibilitas menuju wilayah dalam mobilitas

    perekonomian dan akan berdampak pada tingginya minat

    masyarakat untuk menjalankan kegiatan ekonomi. Selain

    memahami peran dari transportasi tersebut, aspek yang menjadi

    penting dari sektor transportasi adalah aksesibilitas, karena

    perlunya transportasi guna mendukung kedua peran yang

    disampaikan di atas sehingga akan memudahkan aksesibilitas orang

    dan barang.

    Tamin (1997:52) mengungkapkan bahwasannya aksesibilitas

    dapat pula dinyatakan dengan jarak. Apabila suatu tempat

    berdekatan dengan tempat lain, maka dapat dikatakan memiliki

    aksesibilitas yang tinggi, pun sebaliknya. Jadi suatu wilayah yang

    berbeda pasti memiliki aksesibilitas yang berbeda juga, hal ini

    dikarenakan aktivitas wilayah tersebut telah tersebar dalam sebuah

    ruang yang tidak merata. Namun demikian, sebagai contoh sebuah

    lahan yang diperuntukan untuk bandar udara memiliki lokasi yang

    tidak sembarangan, sehingga lokasinya pun sangat jauh dari kota

  • 28

    karena harus memperhatikan segi keamanan, pengembangan

    wilayah, dan lainnya.

    Aksesibilitas menuju bandara menjadi rendah karena

    lokasinya yang sangat jauh dari pusat kota, namun dapat diatasi

    dengan menyediakan sistem jaringan transportasi yang dapat dilalui

    dengan kecepatan tinggi. Artinya, saat ini ukuran aksesibilitas yang

    diukur berdasarkan jarak sudah tidak lagi digunakan, namun dapat

    diukur berdasarkan waktu tempuh.

    Menurut Soesilo (1999:14) dalam hal ini transportasi

    memiliki manfaat yang begitu besar dalam mengatasi permasalahan

    suatu kota maupun daerah. Berikut beberapa manfaat yang dapat

    dimanfaatkan adalah:

    1. Penghematan biaya operasi

    Penghematan terjadi karena bertambah baiknya

    keadaan sarana angkutan dan besarnya berbeda-beda sesuai

    dengan jenis kendaraan dan juga kondisi sarana yang

    digunakan. Dalam hal angkutan jalan raya, penghematan

    tersebut dapat dihitung untuk tiap jenis kendaraan per km,

    maupun untuk jenis jalan tertentu serta dengan tingkat

    kecepatan tertentu.

    2. Penghematan Waktu

    Dalam hal ini bagi penumpang, penghematan waktu

    dapat terkait dengan banyaknya pekerjaan lain yang dapat

    dilaksanakan oleh penumpang tersebut.

    3. Pengurangan kecelakaan

    Dalam proyek-proyek tertentu, suatu manfaat yang

    secara nyata dari keberadaan transportasi adalah penggurangan

    kecelakaan. Seperti perbaikan-perbaikan sarana transportasi

  • 29

    baik darat, laut, maupun udara guna mengantisipasi

    mengurangi potensi kecelakaan.

    4. Manfaat akibat perkembangan ekonomi

    Pada hakekatnya kegiatan transportasi akan

    memberikan dampak terhadap kegiatan ekonomi suatu daerah.

    Besarnya manfaat ini sangat bergantung pada elastisitas

    produksi terhadap biaya angkutan. Tambahan output dari

    kegiatan produksi tersebut dengan adanya jalan dikurangi

    dengan nilai sarana produksi merupakan benefit dari proyek

    tersebut.

    5. Manfaat tidak langsung

    Merupakan manfaat yang didapat karena terhubungnya

    antara suatu daerah dengan daerah lain melalui jalur

    transportasi. Selain manfaat karena terintegrasinya dua daerah

    tersebut, maka akan berdampak pada pemerataan pendapatan,

    sehingga manfaat yang satu ini menjadi sangat sulit untuk

    diperhitungkan secara kuantitatif.

    7. Teori mengenai penawaran tenaga kerja

    Menurut penelitian (Nicholson dalam Wicaksono, 2011)

    Analisis jam kerja merupakan suatu bagian dari teori ekonomi

    mikro, khususnya dalam hal ini pada teori penawaran tenaga kerja

    yaitu berhubungan mengenai kesediaan individu untuk bekerja

    dengan harapan memperoleh penghasilan atau tidak bekerja dengan

    konsekuensi mengorbankan penghasilan yang seharusnya ia

    dapatkan. Kesediaan tenaga kerja untuk bekerja dengan jam kerja

    panjang ataupun pendek adalah merupakan keputusan individu.

    Penawaran tenaga kerja dengan ini dapat didefinisikan

    sebagai jumlah tenaga kerja yang dapat disediakan oleh pemilik

    tenaga kerja dalam setiap kemungkinan upah pada jangka waktu

  • 30

    tertentu. Dalam teori klasik sumber daya manusia (pekerja)

    merupakan individu yang bebas mengarnbil keputusan untuk mau

    bekerja atau tidak. Bahkan pekerja juga bebas untuk menetapkan

    jumlah jam kerja yang diinginkannya. Teori ini berlandaskan pada

    teori tentang konsumen, di mana setiap individu memiliki tujuan

    untuk dapat memaksimumkan kepuasan setiap kendala yang

    dihadapinya.

    Menurut G.S Becker (1976), Kepuasan individu dapat

    diperoleh melalui konsumsi atau menikmati waktu luang (leissure).

    Sedangkan kendala yang dihadapi individu adalah tingkat

    pendapatan dan waktu. Bekerja merupakan konfrontasi dari leisure

    menimbulkan penderitaan, sehingga individu hanya mau bekerja

    apabila memperoleh kompensasi yang berbentuk dalam

    pendapatan, sehingga solusi dari permasalahan individu ini adalah

    jumlah jam kerja yang ini ditawarkan pada tingkat upah dan juga

    harga tertentu.

    Fungsi dari upah adalah penawaran tenaga kerja, sehingga

    jumlah tenaga kerja yang ditawarkan akan dipengaruhi oleh tingkat

    upah tertentu. Penawaran tenaga kerja dapat dipengaruhi oleh

    keputusan seseorang apakah dia mau bekerja atau tidak. Dalam

    keputusan ini tergantung pula pada tingkah laku seseorang untuk

    menggunakan waktunya, akankah digunakan untuk bekerja, atau

    digunakan untuk kegiatan lain yang sifatnya santai (tidak produktif

    tetapi konsumtif), atau bahkan merupakan kombinasi keduanya.

    Apabila dikaitkan dengan tingkat upah, maka keputusan untuk

    bekerja seseorang akan dipengaruhi pula dengan tinggi rendahnya

    penghasilan seseorang. Maksudnya, apabila penghasilan tenaga

    kerja relatif sudah cukup tinggi, maka tenaga kerja tersebut

    cenderung untuk mengurangi waktu yang dialokasikan untuk

    bekerja. (Sonny Sumarsono, 2003:107).

  • 31

    Gambar 2.1 Kurva Penawaran Tenaga Kerja

    Sumber : (Bosworth, 1996)

    Berdasarkan hubungan antara tingkat upah dengan jam kerja,

    dapat diturunkan kurva penawaran tenaga kerja individual SL yang

    menggambarkan kombinasi tingkat upah dengan jam kerja

    ditawarkan. Dalam suatu perusahaan terdapat lebih dari seorang

    tenaga kerja, sehingga sumbu mendatar yang sebelumnya

    menunjukkan jumlah waktu kerja digantikan oleh jumlah tenaga

    kerja.

    Kurva penawaran tenaga kerja dengan demikian

    mendekripsikan kombinasi antara tingkat upah dengan jumlah

    tenaga kerja yang bersedia untuk bekerja (Bosworth et al., 1996:

    13) Kurva penawaran upah berlereng positif menunjukkan bahwa

    semakin tinggi upah nominal, semakin banyak tenaga kerja yang

    bersedia bekerja. Sebagaimana terlihat pada Gambar, maka pada

    upah nominal setinggi OWA, terdapat sejumlah OLA tenaga kerja

    yang bersedia bekerja. Kenaikan upah nominal menjadi OWB

    mengakibatkan jumlah tenaga kerja yang bersedia bekerja naik

    menjadi OLB.

    Dalam hal penawaran tenaga kerja merupakan jumlah tenaga

    kerja yang ditawarkan pada suatu perusahaan dengan tingkat upah

    tertentu (Arida, 2015). Dalam model antar waktu penawaran tenaga

  • 32

    kerja diprediksi bahwa seiringan dengan adanya peningkatan upah

    yang sementara, maka akan menyebabkan terjadinya penambahan

    jam kerja. Demikian hal ini disebabkan oleh efek subtitusi tersebut

    mendominasi efek pendapatan yang sangat kecil (Chou Y.K, 2000).

    Penawaran tenaga kerja dipengaruhi oleh upah, yang dalam

    kondisi ini upah akan mendorong pekerja untuk masuk ke dalam

    dunia kerja, sebab upah merupakan sebuah imbalan dari pekerja

    untuk mengurangi waktu santainya agar dapat meningkatkan

    pendapatan mereka (Noveda dkk, 2015). Semakin tinggi tingkat

    upah maka semakin tinggi juga jumlah penawaran tenaga kerjanya.

    Dikaitkan dengan Grab Sepeda Motor di Jakarta, perusahaan

    Grab akan memberikan bonus kepada para driver apabila para

    driver dapat mengumpulkan poin yang telah ditentukan. Dengan

    adanya bonus yang diberikan, maka para driver akan bekerja

    semaksimal mungkin untuk mengumpulkan poin yang telah

    ditentukan oleh perusahaan Grab tesebut. Para driver akan

    memaksimalkan waktunya dalam bekerja untuk memperoleh

    penghasilan yang banyak dan mengurangi waktunya untuk menjadi

    lebih produktif.

    8. Hubungan jam kerja dengan pendapatan

    Kenaikan upah berarti pertambahan pendapatan. Dengan ini

    menjadikan seseorang apabila dalam keberadaan status ekonomi

    yang lebih tinggi maka individu tersebut akan cenderung untuk

    meningkatkan konsumsi dan menikmati waktu luang yang tersedia

    lebih banyak, serta berarti juga mengurangi jam kerja (income

    effect). Di sisi lain kenaikan tingkat upah juga berarti harga waktu

    menjadi lebih mahal. Nilai waktu yang lebih tinggi mendorong

    keluarga mensubstitusikan waktu senggangnya untuk lebih banyak

    bekerja menambah konsumsi barang. Penambahan waktu tersebut

    dinamakan substitution effect dari kenaikan tingkat upah

    (Payaman,1985 : 54)

  • 33

    Setiap individu membutuhkan waktu biologis yang tetap

    untuk tidur, makan dan lain sebagainya. Menurut Mc Connell dan

    Brue (1995) dalam Sukartini (2014), mengatakan bahwa setiap

    individu memutuskan bagaimana mengalokasikan waktu yang

    dimilikinya di antara pilihan untuk bekerja (work) atau santai

    (leisure). Bekerja dalam hal ini adalah melakukan kegiatan yang

    akan memperoleh penghasilan, sedangkan leisure adalah kegiatan

    lain yang merupakan kegiatan non pasar yang tidak memperoleh

    bayaran, misalnya istirahat, dan sebagainya (Damayanti A, 2011).

    Terdapat hubungan antara jam kerja dengan upah atau pendapatan

    yang dapat dilihat dalam kurva penawaran tenaga kerja. Pada kurva

    penawaran tenaga kerja menunjukan bahwa apabila seseorang telah

    mendapatkan upah yang tinggi maka mereka akan mengurangi jam

    kerjanya, hal ini akan mengakibatkan kurva penawaran tenaga

    kerja menjadi negatif melengkung ke belakang (backward bending

    labor supply curve).

    Gambar 2.2. Backward bending labor supply curve

    Sumber : Simanjuntak 2001

    Pada Kurva 2.1 diatas menunjukan bahwa, pada saat tingkat

    upah meningkat dari W1 ke W2 maka akan menambah jumlah

    waktu yang dialokasikan untuk bekerja menjadi L3, hal ini

  • 34

    dikarenakan biaya kesempatan dari tidak bekerja (leisure time)

    semakin mahal yang berakibat meningkatkannya penawaran tenaga

    kerja. Dengan semakin tingginya tingkat upah, maka akan

    memotivsi para pekerja untuk bekerja dan mengurangi waktunya

    untuk bersantai (Chung-Cheng Lin, 2003). Namun, pada saat

    mencapai tingkat upah tertentu yaitu W3, maka pekerja akan

    merasa seluruh waktunya telah digunakan untuk bekerja dan

    memutuskan mengurangi jam kerjanya dari L2 menuju L3. Hal

    tersebut terjadi, karena pekerja menganggap leisure adalah

    kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kaitannya dengan tingkat

    pendapatan.

    Dalam penelitian yang telah dilakukan oleh Jamal (2014)

    Curahan jam kerja berpengaruh positif terhadap pendapatan

    pekerja, dengan semakin lama mereka meluangkan waktunya untuk

    bekerja maka semakin banyak mereka dapat berproduksi, dengan

    semakin banyaknya mereka memiliki waktu untuk berproduksi

    maka pendapatan merekapun akan bertambah.

    Hubungan antara jam kerja dengan pendapatan, menurut

    Mubyarto (1990:36) curahan jam kerja merupakan salah satu

    penentu dari aktivitas dari produktivitas kerja. Tingkatan dalam

    pencurahan jam kerja merupakan presentase banyaknya jam

    bekerja yang dicurahkan terhadap jumlah kerja yang tersedia.

    Antara jam kerja dengan pendapatan merupakan variabel yang

    tidak dapat dipisahkan satu sama lain, baik pendapatan ataupun

    diperoleh dari seseorang dari suatu pekarjaan dengan melalui

    pencurahan jam kerja untuk bekerja yang menghasilkan barang dan

    jasa.

  • 35

    B. Penelitian terdahulu

    Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

    No

    .

    Penulis

    dan Tahun

    Judul

    Penelitian

    Variabel Hasil Penelitian

    1. Aan cahya

    kurnia

    (2018)

    Analisis

    faktor-faktor

    yang

    memengaruhi

    pendapatan

    driver go-jek

    di kota

    yogyakarta

    Jam kerja,

    tingkat

    pendidikan,

    pengalaman

    kerja, jarak

    pick up,

    smartphone

    kerja perbulan,

    dan

    pendapatan

    driver GO-

    JEK

    Jam kerja, pengalaman kerja,

    smartphone, dan kerja perbulan

    berpengaruh positif dan

    signifikan terdahap pendapatan

    driver GO-JEK di Kota

    Yogyakarta. Jarak pick up

    berpengaruh negatif dan

    signifikan terhadap pendapatan

    driver GO-JEK di Kota

    Yogyakarta. Tingkat pendidikan

    berpengaruh positif dan tidak

    signifikan terhadap pendapatan

    driver GO-JEK di Kota

    Yogyakarta.

    2. Deddy

    Cahyadi

    (2017)

    Analisis

    faktor-faktor

    yang

    mempengaruhi

    pendapatan

    driver ojek

    online (studi

    pada go- jek

    malang)

    Usia, jumlah

    penumpang,

    jam kerja dan

    tingkat

    pendidikan,

    pendapatan

    Faktor tingkat usia, jumlah

    penumpang, jam kerja, dan

    tingkat pendidikan secara

    bersama-sama mempengaruhi

    pendapatan, usia, jumlah

    penumpang, jam kerja secara

    parsial mempunyai pengaruh

    positif dan signifikan terhadap

    pendapatan, tingkat pendidikan

    mempunyai pengaruh negatif

    dan tidak signifikan.

  • 36

    3. Akbar

    Muzaqi

    (2018)

    Analisis

    faktor-faktor

    yang

    mempengaruhi

    Pendapatan

    driver go-jek

    di kota padang

    Jam kerja,

    bonus, jarak

    tempuh, umur,

    pendidikan,

    pengalaman

    kerja

    Berdasarkan hasil analisis data

    ditemukan bahwa variable jam

    kerja, bonus, jarak tempuh dan

    pengalaman kerja berpengaruh

    terhadap pendapatan driver GO-

    JEK. Namun variabel umur,

    pendidikan tidak memiliki

    pengaruh signifikan terhadap

    pendapatan driver GO-JEK.

    4 Putu

    Citrayani

    Giri

    (2017)

    Analisis

    Faktor-Faktor

    yang

    Mempengaruhi

    Pendapatan

    Driver

    GO-JEK di

    Kota

    Denpasar, Bali

    Jam kerja,

    umur, tingkat

    pendidikan,

    pengalaman

    kerja,

    pendapatan.

    Berdasarkan hasil analisis data

    ditemukan bahwa jam kerja,

    umur, tingkat pendidikan, dan

    pengalaman kerja berpengaruh

    secara simultan terhadap

    pendapatan driver GO-JEK.

    Namun secara parsial, variabel

    jam kerja dan pengalaman kerja

    memiliki pengaruh yang positif

    dan signifikan sedangkan

    variabel umur dan tingkat

    pendidikan tidak berpengaruh

    terhadap pendapatan driver GO-

    JEK.

    5 Alice

    Wang

    (2015)

    The Economic

    Impact of

    Transportation

    Network

    Companies on

    the Taxi

    Waktu tunggu,

    ketersediaan

    kendaraan,

    biaya

    penumpang

    dan juga

    kualitas

    Dalam penelitian ini memiliki

    tujuan melihat dampak dari TCN

    (Transportation Network

    Companies).Menggunakan

    metode analisis kualitatif. Hasil

    dari penelitian ini menunjukkan

    Perusahaan jaringan transportasi

  • 37

    Industry.

    layanan. umumnya memiliki waktu

    tunggu yang lebih pendek, harga

    lebih murah, dan peningkatan

    kenyamanan, aspek yang

    menarik bagi preferensi

    konsumen.

    6 Florian

    Hawlitsch

    ek, Timm

    Teubner,

    Henner

    Gimpel

    (2016)

    Understanding

    the sharing

    economy,

    Drivers and

    impediments

    for

    participation

    in peer to peer

    rental

    Gender, umur,

    kepemilikan

    kendaraan,

    pendapatan

    Berdasarkan hasil penelitian,

    sharing economy terjadi karena

    adanya motif dan perilaku antara

    konsumen dengan provider

    penyedia jasa dalam

    memanfaatkan sistem peer to

    peer untuk mendapatkan

    pendapatan

    7 Ryan

    Hughes,

    Don

    Mackenzie

    (2016)

    Transportation

    Network

    Company Wait

    Times in

    Greater

    Seattle, and

    relationship to

    socioeconomic

    indicators

    Waktu tunggu,

    lokasi,

    pendapatan

    Berdasarkan hasil penelitian,

    lokasi menentukan waktu

    tunggu, semakin lokasi tersebut

    merupakan area ramai, semakin

    cepat dalam mendapatkan

    pesanan.

    8 Hasbi

    Prima

    (2019)

    Pengaruh

    pengalaman

    kerja, lokasi

    mangkal,

    teknologi, dan

    biaya

    operasional

    terhadap

    Pengalaman

    kerja, lokasi

    mangkal,

    teknologi,

    biaya

    operasional,

    pendapatan,

    Berdasarkan hasil penelitian

    penguasaan teknologi pada usia

    di atas 35 tahun mendapatkan

    pendapatan yang lebih rendah,

    daripada yang lebih muda, biaya

    operasional mengurangi

    pendapatan, lokasi mangkal

    yang dekat dengan pusat

  • 38

    pendapatan

    pengemudi ojek

    online di kota

    malang

    ojek Online keramaian akan lebih mudah

    mendapatkan orderan,

    pengalaman kerja dalam

    penguasaan jalan mempermudah

    dalam bekerja.

    9 Ryan

    Saputra

    (2018)

    Analisis

    Pendapatan

    Driver Ojek

    Online di Kota

    Banjarmasin

    Pendapatan,

    Ojek Online.

    Berdasarkan hasil penelitian

    terhadap pendapatan driver ojek

    online di Kota Banjarmasin

    ditemukan faktor-faktor yang

    mempengaruhi pendapatan driver

    ojek online di Kota Banjarmasin

    yaitu faktor bonus harian, uang

    tips atau uang tambahan dari

    konsumen, seberapa lama seorang

    driver bekerja setiap harinya,

    ragam jasa atau layanan yang

    ditawarkan kepada konsumen,

    pemilihan lokasi yang tepat dalam

    menunggu orderan dan seberapa

    dekat jauhnya jarak tempuh yang

    menentukan besaran tarif yang

    didapat.

    10 Eva

    Marsusani,

    Susilawati,

    Rusli

    Nugraha,T

    ya

    Septiani

    Faktor – faktor

    yang

    mempengaruhi

    pendapatan

    driver Gojek

    Gojek,Pesaing

    Baru,Kenaikan

    Bbm,Sistem

    Point,Pendapat

    an Pengemudi

    Gojek

    Dalam penelitian ini ditemukan

    bahwa faktor – faktor yang

    paling mempengaruhi pada

    pendapatan driver Gojek sebesar

    75% adalah pesaing baru dan

    sistem poin, sedangkan sisanya

    25% adalah kenaikan Bahan

    Bakar Minyak (BBM).

  • 39

    C. Kerangka Pemikiran

    Kerangka penelitian dalam hal ini adalah penjelasan

    sementara atas gejala-gejala yang menjadi suatu obyek

    permasalahan. Kriteria utama untuk menjadi suatu kerangka

    pemikiran dapat meyakinkan sesama ilmuwan adalah alur-alur

    pikiran yang logis guna membangun suatu kerangka berpikir yang

    menghasilkan kesimpulan berupa hipotesis Sugiyono (2004: 47)

    Tabel 2.2. Kerangka Hubungan antar Variabel

    Pendapatan Mitra Pengemudi Grab di

    Kota Jakarta

    Jam Kerja

    Lokasi (Area

    Hotspots)

    Bonus Insentif

  • 40

    D. Hipotesis penelitian

    Hipotesis merupakan dugaan sementara ataupun jawaban

    sementara dan masih harus dibuktikan kebenarannya (Sugiyono,

    2009: 64). Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, hipotesis dalam

    penelitian ini adalah sebagai berikut :

    H1 : Diduga adanya pengaruh jam kerja terhadap pendapatan

    mitra pengemudi Grab sepeda motor.

    H0 : Tidak ada hubungan antara jam kerja dengan pendapatan

    mitra pengemudi Grab sepeda motor.

    H1 : Diduga semakin besar target bonus insentif, mempengaruhi

    mitra pengemudi Grab sepeda motor.

    H0: Tidak ada hubungan antara bonus insentif dengan pendapatan

    mitra pengemudi Grab sepeda motor.

    HI : Diduga lokasi Area Hotspots berpengaruh terhadap

    pendapatan mitra pengemudi Grab sepeda motor

    H0 : Tidak ada hubungan anrtara Lokasi Area Hotspots dengan

    pendapatan mitra pengemudi Grab sepeda motor.

  • 41

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Menurut Juanda (2009:94), metodologi penelitian merupakan

    disiplin ilmu yang berkaitan dengan tata cara dalam melaksanakan

    suatu penelitian, dengan demikian metode penelitian terdapat

    langkah serta cara untuk melakukan penelitian suatu masalah yang

    sedang diteliti, yang berisi ruang lingkup penelitian, metode

    penentuan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis data,

    hingga operasional variabel.

    A. Ruang Lingkup Penelitian

    Ruang lingkup dalam penelitian ini bertujuan untuk membatasi

    wilayah operasional yang akan diteliti, agar hasil penelitian

    menjadi lebih efektif dan efisien. Dengan adanya ruang lingkup ini

    akan membantu peneliti, karena apabila tidak menggunakan ruang

    lingkup penelitian akan menyebabkan waktu yang lebih lama,

    dikarenakan oleh penelitian ini tidak memiliki batasan-batasan

    yang akan diteliti.

    Dalam penelitian ini, akan dilaksanakan dalam cakupan

    daerah operasional mitra pengemudi Grab sepeda motor yang

    beroperasi di DKI Jakarta, baik pelayanan secara Grab bike, Grab

    food, maupun Grab express.

    Adapun yang menjadi objek penelitian dalam hal ini adalah

    jam kerja mitra pengemudi Grab sepeda motor, yang

    beroperasional di DKI Jakarta, bonus insentif yang diterima, hingga

    lokasi hotspots yang berpotensi ramai orderan di kawasan-kawasan

    tertentu.

    B. Metode Penentuan Sampel

    Dalam menentukan objek penelitian, peneliti menjumpai mitra

    pengemudi Grab sepeda motor yang beroperasi di wilayah DKI

  • 42

    Jakarta, dengan jam-jam tertentu dengan populasi mitra pengemudi

    Grab yang ada di Jakarta.

    Populasi menurut Sugiyono (2012:119) merupakan wilayah

    keseluruhan yang terdiri dari obyek maupun subyek yang di

    dalamnya mempunyai kuaitas dan karakteristik tertentu yang

    ditetapkan oleh peneliti bertujuan untuk dipelajari lalu ditarik pada

    kesimpulannya dalam hal ini mitra pengemudi Grab sepeda motor

    yang beroperasional di DKI Jakarta. Sedangkan pada sampling

    ialah teknik dalam pengambilan sampel, yaitu bagian populasi yang

    akan diteliti yang dapat menggamb