pengaruh investasi, kepemilikan manajerial, kebijakan utang dan leverage operasi terhadapkebijakan...

Upload: hendi

Post on 22-Feb-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN LEVERAGE OPERASI TERHADAPKEBIJAKAN

    1/17

    3rd February 2012

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatkan

    kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Brigham, 1996). Akan tetapi, di dalam perusahaan

    terdapat beberapa pihak yang memiliki kepentingan yang berbeda atas nilai perusahaan. Pihak

    pihak tersebut yaitu pemegang saham, pemberi utang, dan manajer. Penyatuan kepentingan semua

    pihak tersebut seringkali menimbulkan masalah-masalah yang dalam bidang keuangan dibahas

    melalui agency theory. Pemegang saham ingin imbal hasil yang sesuai dengan risiko yangditanggungnya sesuai dengan biaya yang dikeluarkannya. Imbal hasil atas dana yang dipinjamkan

    yang sesuai kesepakatan dan risiko serta pengembalian yang tepat waktu juga diinginkan oleh

    kreditor. Untuk itu, manajemen diharapkan dapat membuat kebijakan keuangan yang menguntungkan

    kedua belah pihak. Bila keputusan manajemen merugikan bagi pemegang saham dan kreditor maka

    akan terjadi masalah keagenan (Ismiyanti dan Hanafi, 2003).

    Menurut teori keagenan Jensen dan Meekling (1976) menyatakan bahwa konflik keagenan

    disebabkan antara lain oleh pembuatan keputusan aktivitas pencarian dana (financing decision) dan

    pembuatan keputusan bagaimana dana tersebut diinvestasikan. Selain itu dari perspektif teori agensi

    laba sangat rentan terhadap adanya manipulasi oleh manajemen (Sanjaya 2004 Sulistyanto, 2004).

    Penyebab konflik antara pemegang saham dengan pihak manajemen diantaranya adalah pembuatan

    keputusan yang berkaitan dengan aktivitas pencarian dana dan keputusan investasi yang dipilih untuk

    dana yang telah diperoleh tersebut.

    Konflik antara manajemen dan pemegang saham mengenai kebijakan dividen telah diteliti oleh

    beberapa peneliti. Dewenter dan Warter (1998) meneliti tentang konflik antara manajemen dan

    pemegang saham mengenai kebijakan dividen untuk perusahaan di Amerika Serikat dan Jepang.

    Aivazian, et al. (2000) menyatakan bahwa kerangka keagenan menunjukan adanya konflik antara

    manajemen dan pemegang saham atas pembagian dividen. Pembagian dividen yang tinggi disamping

    mengurangi dampak dari sikap oportunistik manajemen, juga memungkinkan masuknya utang yangkurang disukai oleh manajemen. Sponholtz (2005) menyatakan bahwa dividen dapat dijadikan alat

    untuk meminimalkan jumlah aliran kas bebas (free cash flow) untuk manajemen. Deloof, et al. (2006)

    menyatakan bahwa dividen memainkan peranan sentral dalam konflik keagenan antara manajemen

    dan pemegang saham karena dividen dapat mengurangi jumlah kas yang ada di perusahaan dan

    memberikan garansi terhadap pembayaran kas kepada semua pemegang saham. Porta, et al. (1999)

    menyatakan bahwa dividen memegang peranan menyangkut masalah keagenan antara manajemen

    dan pemegang saham. Dengan membayar dividen berarti terdapat perpindahan dana dari perusahaan

    ke pemegang saham dan karenanya dana tersebut sudah tidak dapat dimanfaatkan lagi bagi

    pengembangan perusahaan.

    Kebijakan dividen suatu perusahaan akan mengakibatkan pihak pihak yang berkepentingan

    saling bertentangan (agency problem), yaitu kepentingan pemegang saham dengan dividennya,

    kepentingan perusahaan dengan retained earnings, disamping itu juga kepentingan bondholder yang

    dapat mempengaruhi besarnya dividen kas yang dibayarkan. Dividen yang dibayarkan kepada

    PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKANMANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN

    LEVERAGE OPERASI TERHADAPKEBIJAKANDIVIDEN

    http://mylifekefinandri.blogspot.com/2012/02/pengaruh-investasi-kepemilikan.htmlhttp://mylifekefinandri.blogspot.com/2012/02/pengaruh-investasi-kepemilikan.htmlhttp://mylifekefinandri.blogspot.com/2012/02/pengaruh-investasi-kepemilikan.htmlhttp://mylifekefinandri.blogspot.com/2012/02/pengaruh-investasi-kepemilikan.htmlhttp://mylifekefinandri.blogspot.com/2012/02/pengaruh-investasi-kepemilikan.htmlhttp://mylifekefinandri.blogspot.com/2012/02/pengaruh-investasi-kepemilikan.htmlhttp://mylifekefinandri.blogspot.com/2012/02/pengaruh-investasi-kepemilikan.htmlhttp://mylifekefinandri.blogspot.com/2012/02/pengaruh-investasi-kepemilikan.htmlhttp://mylifekefinandri.blogspot.com/2012/02/pengaruh-investasi-kepemilikan.html
  • 7/24/2019 PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN LEVERAGE OPERASI TERHADAPKEBIJAKAN

    2/17

    pemegang saham tergantung pada kebijakan masing masing perusahaan, sehingga memerlukan

    pertimbangan yang lebih serius oleh manajemen perusahaan.

    Pihak pemilik dapat membatasi divergensi kepentingannya dengan memberikan tingkat insentif

    yang layak kepada manajer dan harus bersedia mengeluarkan biaya pengawasan. Akibat dari

    munculnya mekanisme pengawasan tersebut menyebabkan timbulnya suatu kos yang disebut agency

    cost. Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost tersebut yaitu: pertama meningkatkan

    kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen (Jensen dan Meckling, 1976). Penelitian mereka

    menyatakan bahwa proporsi kepemilikan saham yang dikontrol oleh manajer dapat mempengaruhikebijakan kebijakan perusahaan. Selain itu, kepemilikan manajerial akan menyejajarkan kepentingan

    manajemen dan pemegang saham, sehingga manajer akan merasakan langsung manfaat dari

    keputusan yang diambil dengan benar dan akan merasakan kerugian sebagai konsekuensi dari

    pengambilan keputusan yang salah. Kedua, meningkatkan dividend payout ratio (Easterbrook, 1989

    Cruthley dan Hansen, 1989 dalam Wahidahwati, 2002). Penelitian mereka menyatakan bahwa

    pembayaran dividen akan mempengaruhi kebijakan pendanaan karena dengan pembayaran dividen

    akan mengurangi cash flow perusahaan. Hal tersebut mengakibatkan perusahaan akan mencari

    alternatif sumber pendanaan yang relevan untuk memenuhi kebutuhan operasinya. Ketiga,

    meningkatkan pendanaan dengan utang. Penurunan utang akan menurunkan besarnya konflik antara

    pemegang saham dengan manajemen. Disamping itu, utang akan menurunkan excess cash flow yangada dalam perusahaan, sehingga akan menurunkan kemungkinan pemborosan yang dilakukan oleh

    manajemen. Keempat, Investor institusionalsebagai pihak yang memonitor agen. Hal ini disebabkan

    karena kepemilikan mewakili sumber kekuasaan yang dapat digunakan untuk mendukung atau

    sebaliknya terhadap keberadaan manajemen. Jadi dengan adanya investor institusional seperti

    perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan oleh institusi lain akan mendorong

    peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja manajemen.

    Penelitian mengenai faktor faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen telah banyak dilakukan

    baik di luar negeri maupun di dalam negeri, terutama dikaitkan dengan masalah keagenan. Chen dan

    Steiner (1999) melakukan pengujian secara simultan nonlinear antara kepemilikan manajerial,

    kebijakan utang, kebijakan dividen dan risk taking dengan menggunakan metode analisis two stageleast square (2SLS) pada perusahaan yang tercatat di New York Stock Exchange dari berbagai sektor.

    Kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap risiko secara nonliniear,

    peningkatan risiko menyebabkan manajer meningkatkan kepemilikan sahamnya, tetapi saat risiko

    berada pada tingkat tertentu maka manajer yang mempunyai sifat risk averse cenderung akan

    menurunkan tingkat kepemilikan sahamnya. Pengambilan risiko (risk taking) berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap kepemilikan manajerial. Hal ini mengidentifikasikan bahwa kepemilikan manajerial

    dapat mengurangi konflik antara manajemen dan pemegang saham luar, tetapi memperburuk

    hubungan dengan debtholder dan shareholder. Kepemilikan manajerial mempunyai hubungan negatife

    dan multikolinieritas terhadap utang dan dividen. Hasil ini mengidentifikasi bahwa utang dan dividen

    sebagai monitoring agent yang dapat mengurangi agency cost. Pola hubungan antara managerial

    ownership dengan dividen membentuk pola non linier dan bukannya linear seperti yang dilakukan

    Chen dan Steiner (1999), sebelumnya telah dikembangkan juga oleh Mohd et al. (1995).

    Mohd et al. (1998) menyatakan bahwa kepemilikan institusional dapat mengurangi biaya

    keagenan. Kepemilikan institusional yaitu kepemilikan saham oleh perusahaan asuransi, bank,

    perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lain yang mewakili suatu sumber kekuasaan yang

    dapat digunakan untuk mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal terhadap kinerja

    manajemen. Mahadwarta (2002) menyatakan bahwa dividen mempengaruhi leverage secara positif

    dan signifikan. Baskin (1989), Allen (1993) dan Tong dan Green (2004) dalam Siregar (2005)

    menemukan bahwa dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap leverage keuangan. Pengaruh

    positif ini terjadi karena pembayaran dividen menyebabkan dana internal berkurang sehingga

    perusahaan memutuskan untuk mendapatkan dana tambahan untuk investasi yang berasal dari utang.

    Baksin (1989) dan Allen (1993) juga menemukan bahwa investasi berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap leverage keuangan. Pengaruh positif dan signifikan ini terjadi karena keputusan melakukan

  • 7/24/2019 PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN LEVERAGE OPERASI TERHADAPKEBIJAKAN

    3/17

    investasi menyebabkan perusahaan dituntut memperoleh dana eksternal apabila dana internal tidak

    mencukupi.

    Penelitian mengenai pengaruh struktur kepemilikan saham dengan struktur modal perusahaan

    telah dilakukan oleh banyak penelitian, misalnya, Kim dan Sorensan (1986), Agrawal dan Mendelker

    (1987) dan Mehran (1992) dalam Wahidahwati (2002) menemukan pengaruh positif dan signifikan

    kepemilikan manajer terhadap debt ratio perusahaan, sedangkan Freed dan Hasbrouk dalam

    Mahadwarta (2002) menemukan pengaruh negatif dan signifikan persentase saham yang dipegang

    oleh manajer terhadap debt ratio perusahaan. Mahadwartha (2002) menemukan pengaruh negatif dansignifikan kebijakan leverage terhadap kepemilikan saham oleh manajer. Jansen, Solberg, dan Zorn

    (1992) menemukan bahwa kebijakan dividen dan kebijakan leverage berpengaruh negatif dan

    signifikan terhadap struktur kepemilikan perusahaan, sedangkan menurut Mahadwartha (2002)

    kebijakan dividen dan kebijakan leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepemilikan

    manajerial. Kumar (2003) menjelaskan keterkaitan antara struktur kepemilikan dan dividend payout di

    India. Dalam penelitiannya, dijelaskan bahwa struktur kepemilikan manjerial berpengaruh positif dan

    signifikan terhadap kebijakan dividend payout. Corporate ownership dan directors ownership

    berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividend payout secara simultan. Namun secara terpisah,

    directors ownership memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap dividend payout. Kebijakan

    utang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen, sedangkan peluang investasi dimasa lalu berpengaruh positif dan signifikan terhadap dividen.

    Di Indonesia, kepemilikan manajerial, kebijakan dividen dan kebijakan utang telah memperoleh

    perhatian para peneliti, sehingga terdapat beberapa peneliti yang melakukan kajian mengenai

    pengaruh satu sama lain, terutama yang menggunakan kebijakan dividen sebagai variabel terikat.

    Fauzan (2002) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Biaya Keagenan, Risiko Pasar dan

    Kesempatan Investasi, hanya menemukan satu variabel yang berpengaruh positif dan signifikan

    terhadap kebijakan dividen. Variabel tersebut adalah risiko pasar yang diproksikan dengan beta. Biaya

    keagenan yang diproksikan dengan kepemilikan institusional dan kesempatan investasi yang

    diproksikan dengan Market to Book Value of Equity berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

    kebijakan dividen yang dibuat perusahaan. Hal ini menunjukkan perusahaan publik pada tahun 1996tepatnya sebelum krisis moneter di mana penelitian ini dilakukan, belum mempertimbangkan

    kesempatan investasi dan biaya keagenan dalam pembuatan kebijakan. Penelitian Fauzan (2002)

    yang menyimpulkan bahwa dividend payout berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kesempatan

    investasi.

    Nuringsih (2005) menganalisis pengaruh kepemilikan manajerial, kebijakan utang, ROA, dan

    ukuran perusahaan terhadap kebijakan dividen pada perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam

    Indonesian Capital Market Directory tahun 1995 1996. Berdasarkan pengujian hasil regresi diketahui

    bahwa terjadi pengaruh positifdan signifikanmanagerial ownership terhadap kebijakan dividen. Hasil

    ini menunjukkan bahwa semakin besar keterlibatan manajer dalam managerial ownership

    menyebabkan aset tidak terdiversifikasi secara optimal sehingga menginginkan dividen yang semakin

    besar. Pengaruh positif dan signifikan juga ditunjukkan pada ukuran perusahaan terhadap kebijakan

    dividen, sedangkan untuk ROA dan utang berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kebijakan

    dividen.

    Beberapa penelitian terdahulu yang telah diuraikan di atas menunjukkan hasil yang tidak

    konsisten. Penelitian ini ingin mengkaji lebih lanjut mengenai pengaruh investasi, kepemilikan

    manajerial, kebijakan utang dan leverage operasi terhadap kebijakan dividen. Dalam penelitian ini akan

    dikaji ulang sehingga apa yang menjadi hasil penelitian nantinya akan mempertegas dan memperkuat

    teori yang ada.

    Berdasarkan uraian di atas maka penulis ingin melakukan penelitian mengenai: PENGARUH

    INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN LEVERAGE OPERASI

    TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN.

    B. Identifikasi Masalah

  • 7/24/2019 PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN LEVERAGE OPERASI TERHADAPKEBIJAKAN

    4/17

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam

    penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut:

    1. Keputusan strategi manajemen keuangan yang tak dapat diabaikan yaitu masalah bagaimana

    pihak manajemen mengambil kebijakan dividen terhadap keputusan untuk investasi,

    kepemilikan manajemen, kebijakan utang dan leverage operasi.

    2. Adanya kesulitan investor dalam mendapatkan informasi yang tepat mengenai kebijakan

    dividen untuk memilih investasi.3. Adanya kesulitan perusahaan dalam menentukan kebijakan dividen yang akan mengakibatkan

    pihak pihak yang berkepentingan saling bertentangan (Agency Problem).

    4. Terjadinya konflik antara pihak manajemen dan investor yang timbul ketika pihak pihak

    tersebut saling berusaha untuk mempertahankan tingkat kesejahteraan dan kemakmuran yang

    diinginkan.

    5. Agency problem yang terjadi pada manajemen dengan pemegang saham mengalami

    penambahan biaya pengawasan agency costyang mengurangi dana internal perusahaan.

    6. Masih ada hasil penelitian penelitian terdahulu yang hasilnya tidak konsisten tentang faktor

    yang mempengaruhi kebijakan dividen dalam perusahaan.

    C. Pembatasan Masalah

    Permasalahan pada identifikasi masalah tersebut tidak akan dibahas secara keseluruhan karena

    berbagai keterbatasan dan menghindari meluasnya permasalahan dalam penelitian ini, maka

    masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pengaruh investasi, kepemilikan manajerial,

    kebijakan utang dan leverage operasi terhadap kebijakan dividen.

    D. Perumusan Masalah

    Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan di atas, pokok permasalahannya dapat

    dirumuskan sebagai berikut :

    1. Bagaimana pengaruh investasi terhadap kebijakan dividen?

    2. Bagaimana pengaruh kepemilikan manajerial terhadap kebijakan dividen?

    3. Bagaimana pengaruh kebijakan utang terhadap kebijakan dividen?

    4. Bagaimana pengaruh leverage operasi terhadap kebijakan dividen?

    5. Bagaimana pengaruh investasi, kepemilikan manajerial, kebijakan utang dan leverage operasi

    secara simultan terhadap kebijakan dividen?

    E. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh investasi, kepemilikan manajerial,

    kebijakan utang dan leverage operasi secara parsial maupun simultan terhadap kebijakan dividen.

    F. Manfaat Penelitian

    Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

    1. Investor

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran kepada para praktisi,

    seperti investor atau calon investor. Khususnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna

    sebagai bahan pertimbangan untuk membuat keputusan investasi dan juga sebagai bahan

    pertimbangan apakah kehadiran para investor selama ini cukup efektif dalam melakukan

    monitoring terhadap pihak manajemen. Hasil penelitian ini mampu memberikan kepada

  • 7/24/2019 PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN LEVERAGE OPERASI TERHADAPKEBIJAKAN

    5/17

    investor terkait dengan faktor faktor yang dipertimbangkan oleh perusahaan dalam

    menentukan kebijakan dividen yang akan mempengaruhi kemakmuran para pemegang saham.

    2. Perusahaan

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada manajer mengenai

    pengaruh investasi, kepemilikan manajerial, kebijakan utang dan leverage operasi terhadap

    kebijakan dividen.

    3. Akademisi Penelitian ini dapat menambah literatur mengenai faktor yang mempengaruhi sebuah

    perusahaan melakukan praktik kebijakan dividen. Diharapkan juga dapat mendorong munculnya

    penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang untuk dapat mengetahui lebih mendalam

    tentang adanya praktik kebijakan dividen pada perusahaan.

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A.

    Landasan Teoria. Kebijakan Dividen

    a) Teori Kebijakan Dividen

    b) Isu Lain Dalam Kebijakan Dividen

    c) Bentuk Kebijakan Dividen

    d) Model Dividen Residu (Residual Dividend Modal)

    b. Teori Keagenan ( Agency theory )

    c. Investasi

    a) Tipe Tipe Investasi Keuanganb) Motode Penilaian Investasi

    d. Kepemilikan Manajerial

    e. Kebijakan Utang

    f. Leverage Operasi

    B. Penelitian yang Relevan

    1. Pengaruh Investasi TerhadapDividend Payout

    Berdasarka struktur kepemilikan, beberapa investor memiliki hak atau wewenang untuk

    memantau dan megawasi manajer perusahaan. Kondisi ini membuat masalah keagenan menjadi

    lebih penting. Biaya keagenan berasumsi bahwa pembayaran dividen muncul sebagai

    penyelesaian masalah keagenan yang timbul ketika terjadi pemisahan kepemilikan dan

    pengawasan perusahaan. Kebijakan dividen sebagai mekanisme bonding, akan menurunkan

  • 7/24/2019 PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN LEVERAGE OPERASI TERHADAPKEBIJAKAN

    6/17

    biaya keagenan modal karena hal ini akan mengurangi kesempatan manajer untuk

    menggunakan cash flow perusahaan untuk aktivitas yang menguntungkan dari manajer

    (Megginson, 1997 : 377 dalam Mahadwartha, 2002)

    Mahadwartha (2002) menemukan hubungan negatif dan signifikan antara kebijakan dividen

    terhadap kempemilikan manajerial. Perusahaan dengan kepemilikan manajerial cenderung

    memberikan dividen yang lebih rendah karena tujuan kepemilikan manajerial sama dengan

    kebijakan dividen yaitu mengurangi biaya keagenan ekuitas.Salah satu persamaan antara kebijakan dividen dan keputusan investasi adalah keduanya

    sama sama bersumber dari laba perusahaan. Laba perusahaan akan dipergunakan untuk

    membayar dividen kepada para pemegang saham dan sisanya akan ditahan sebagai laba ditahan

    (retained earnings) yang akan digunakan untuk investasi perusahaan guna pertumbuhan di

    masa yang akan dating, sehingga semakin tinggi dana perusahaan dipakai untuk investasi, maka

    akan semakin kecil pendapatan yang akan diterima para pemegang saham, begitupun

    sebaliknya.

    Hal ini sesuai dengan penelitian Smith dan Watts (1992) yang menyatakan hubungan

    kebijakan investasi dan kebijakan dividen dapat diidentifikasikan melalui arus kas perusahaan.

    Semakin besar jumlah investasi dalam suatu periode tertentu, semakin kecil dividen yang

    diberikan, karena perusahaan yang tumbuh diidentifikasi sebagai perusahaan yang free cash

    flow-nya rendah. Jensen (1986) berpendapat bahwa perusahaan yang memiliki peluang investasi

    akan lebih memilih pendanaan internal daripada ekstenal, karena pendanaan internal lebih

    murah. Akibatnya, kebijakan dividen lebih menekankan pada pembayaran dividen yang kecil.

    Berbeda dengan teori di atas, dalam signalling theory dinyatakan bahwa peningkatan

    dividen merupakan sebuah sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan

    datang, karena meningkatnya dividen diartikan sebagai adanya keuntungan yang akan diperolehsebagai hasil yang diperoleh dari keputusan investasi yang diambil dari NPV positif (Haruman,

    2008). Oleh sebab itu, adanya kesempatan investasi yang memberikan keuntungan tinggi bagi

    perusahaan tidak selalu diartikan dividen yang dibayarkan akan kecil atau tidak dibayarkan,

    tetapi dapat diartikan adanya prospek yang menjanjikan di masa yang akan datang untuk dapat

    membayar dividen yang lebih tinggi.

    Investasi di masa depan mempengaruhi besarnya nilai perusahaan. Menurut Myers (1977)

    dalam Ismiyanti dan Hanafi (2003) nilai perusahaan merupakan gabungan dari aktiva dengan

    investasi di masa depan. Kesempatan investasi yang tinggi di masa depan, bisa dihubungkan

    dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi. Jika tingkat pertumbuhan perusahaan tinggi maka

    perusahaan akan membagikan dividen yang kecil. Hal ini dikarenakan laba yang didapatkan

    perusahaan akan digunakan sebagai dana internal untuk keperluan investasi. Pengaruh yang

    diharapkan kesempatan investasi atau Investment Opportunity Set (IOS) terhadap kebijakan

    dividen adalah negatif.

    2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Dividen

    Kepemilikan manajerial yang tinggi menyebabkan dividen yang dibayarkan pada pemegang

    saham rendah. Penetapan dividen rendah disebabkan manajer memiliki harapan investasi di

    masa mendatang yang dibiayai dari sumber internal. Dengan cara ini, pendanaan dengansumber dana internal dapat menunda penggunaan utang. Bila perusahaan menggunakan utang

    yang tinggi, maka akan berakibat pada peningkatan financial distress dan kebangkrutan

    sehingga bila kondisi tersebut terjadi manajer terancam dikeluarkan dari perusahaan. Pengaruh

  • 7/24/2019 PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN LEVERAGE OPERASI TERHADAPKEBIJAKAN

    7/17

    negatif dan signifikan ini dibuktikan oleh Rozeff (1982) dan Haruman (2008).

    Rozeff (1982) menyatakan bahwa pembayaran dividen adalah bagian dari monitoring.

    Perusahaan cenderung untuk membayar dividen yang tinggi jika manajer memiliki proporsi

    saham yang lebih rendah. Rozeff (1982) dan Easterbrook (1984) menyatakan bahwa

    pembayaran dividen pada pemegang saham akan mengurangi sumber-sumber dana yang

    dikendalikan oleh manajer, sehingga mengurangi kekuasaan manajer dan membuat pembayaran

    dividen mirip dengan monitoring capital market yang terjadi jika perusahaan memperolehmodal baru.

    Nuringsih (2005) menganalisis lebih lanjut ternyata pengaruh managerial ownership

    terhadap dividen membentuk non-monotonic atau membentuk hubungan parabolik. Pada

    tingkat awal, peningkatan managerial ownershipberpengaruh pada penurunan dividen. Namun

    pola ini hanya pada tingkatan tertentu. Setelah itu, bila dilakukan peningkatan managerial

    ownership justru diikuti dengan peningkatan dividen. Hal ini dikarenakan semakin terlibat

    dalam kepemilikan manajerial, aset yang dimiliki manajer menjadi tidak terdiversifikasi secara

    optimal sehingga preferensi berubah dari tax preference theory ke the bird in the hand theory.

    Pola hubungan antara managerial ownership dengan dividen ini membentuk pola non-linier.

    Penelitian yang dilakukan Nuringsih (2005) menggunakan pola linier pengaruh managerial

    ownership terhadap dividen dalam hipotesisnya. Hasil penelitiannya menunjukkan terjadi

    pengaruh positif antara managerial ownership dengan kebijakan dividen. Hal ini menunjukkan

    bahwa semakin besar keterlibatan manajer dalam managerial ownership menyebabkan aset

    yang dimiliki tidak terdiversifikasi secara optimal sehingga menginginkan dividen semakin

    besar. Selain itu, struktur kepemilikan saham di Indonesia relatif terkonsentrasi atau dikuasai

    oleh keluarga sehingga cenderung membagi dividen besar.

    3. Pengaruh Kebijakan Utang Terhadap Kebijakan DividenBerdasarkan penjelasan Balancing model of agency cost dalam Mahadwarta (2002)

    dijelaskan bahwa kebijakan utang mempengaruhi kebijakan dividen dengan hubungan yang

    negatif. Perusahaan dengan tingkat utang yang tinggi akan berusaha untuk mengurangi agency

    cost of debt-nya dengan mengurangi utang, sehingga untuk membiayai investasinya digunakan

    pendanaan dari aliran kas internal. Aliran kas internal yang sebelumnya dapat digunakan untuk

    pembayaran dividen, akan direlakan pemegang saham untuk membiayai investasi.

    Jensen, Solberg dan Zorn (1992) dalam Nuringsih (2005) menemukan mekanisme substitusi

    antara utang dengan dividen. Penggunaan utang yang tinggi akan menyebabkan penurunan

    dividen karena sebagian besar keuntungan dialokasikan sebagai cadangan pelunasan utang.

    Sebaliknya pada tingkat penggunaan utang yang rendah, perusahaan mengalokasikan dividen

    tinggi sehingga sebagian besar keuntungan digunakan untuk kesejahteraan pemegang saham.

    Kebijakan utang memiliki hubungan negatif dan signifikan terhadap kebijakan dividen

    dikonfirmasi oleh Ismiyanti dan Hanafi (2003). Kebijakan utang mensubtitusi kebijakan

    dividen dalam agency cost. Peningkatan penggunaan utang menurunkan tingkat konflik antara

    manajer dengan pemilik sehingga pemilik tidak terlalu menuntut pembayaran dividen yang

    tinggi. Penggunaan utang dalam menurunkan konflik antar manajer dengan pemilik akan

    menggeser konflik antara pemilik dan kreditor.4. PengaruhLeverage Operasi Terhadap Dividen

    Megginson (1997) dalam Mahadwartha (2002) menyatakan bahwafree cash flow hypothesis

    dapat digunakan untuk memprediksi hubungan interdependensi antara kebijakan utang dan

  • 7/24/2019 PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN LEVERAGE OPERASI TERHADAPKEBIJAKAN

    8/17

    kebijakan dividen perusahaan. Dividen mempengaruhi utang dengan hubungan negatif dan

    signifikan. Perusahaan yang membagikan dividen dalam jumlah besar memerlukan tambahan

    dana melalui utang untuk membayar dividen dan membiayai investasinya.

    C. Kerangka Pikir

    1. Pengaruh Investasi TerhadapDividend Payout

    Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya

    berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa-masa yang akan

    dating. Tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham, demikian

    pula tujuan yang dicapai dalam investasi sehingga perusahaan melakukan investasi yang

    memberikan nilai sekarag yang lebih besar dari investasi, maka nilai perusahaan akan

    meningkat.

    Kebijakan dividen ini sangat penting untuk mengingkatkan nilai perusahaan, karena

    pembayaran dividen mempengaruhi nilai perusahaan dan laba ditahan yang biasanya

    merupakan sumber dana internal yang terbesar dan terpenting bagi pertumbuhan perusahaan.Apabila perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen kepada investor, maka

    akan mengurangi laba yang akan ditahan dan selanjutnya mengurangi sumber dana internal.

    Sebaliknya jika perusahaan memilih untuk menahan laba yang diperoleh, maka kemampuan

    pembentukan dana internal akan semakin besar.

    Salah satu persamaan antara kebijakan dividen dan keputusan investasi adalah keduanya

    sama sama bersumber dari laba perusahaan. Laba perusahaan akan dipergunakan untuk

    membayar dividen kepada para pemegang saham dan sisanya akan ditahan sebagai laba ditahan

    yang akan digunakan untuk investasi perusahaan guna pertumbuhan di masa yang akan datang,

    sehingga semakin tinggi dana perusahaan dipakai untuk investasi, maka akan semakin kecil

    pendapatan yang akan diterima para pemegang saham, apabila semakin rendah dana perusahaan

    dipakai untuk investasi, maka akan semakin tingga pendapatan yang akan diterima para

    pemegang saham. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diprediksikan investasi berpengaruh

    negatif terhadap kebijakan dividen.

    2. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Kebijakan Dividen

    Pembayaran dividen adalah bagian dari monitoringuntuk megendalikan kebijakan keuangan

    perusahaan agar sesuai dengan keinginan pemegang saham. Kepemilikan manajerialmenginginkan dividen yang besar maka manajemen akan berusaha lebih giat untuk kepentingan

    pemegang saham, sehingga pembayaran deviden menunjukkan prorate payout yaitu adanya

    keadilan antara pemegang saham besar dan kecil. Pembayaran deviden merupakan alat yang

    ideal bagi pemegang saham untuk mensinyalkan bahwa mereka tidak bermaksud

    mengeksploitasi pemegang saham. Peningkatan managerial ownership justru diikuti dengan

    peningkatan dividen. Hal ini dikarenakan semakin terlibat dalam kepemilikan manajerial, aset

    yang dimiliki manajer menjadi tidak terdiversifikasi secara optimal, maka akan berakibat pada

    peningkatanfinancial distress dan kebangkrutan, sehingga bila kondisi tersebut terjadi manajer

    terancam dikeluarkan dari perusahaan. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diprediksikan

    kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

    3. Pengaruh Kebijakan Utang Terhadap Kebijakan Dividen

  • 7/24/2019 PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN LEVERAGE OPERASI TERHADAPKEBIJAKAN

    9/17

    Kebijakan utang adalah kebijakan yang diambil perusahaan untuk melakukan pembiayaan

    melalui utang. Pembayaran dividen dilakukan dengan menggunakan sumber dana internal

    perusahaan untuk membiayai investasi. Perusahaan yang membagikan dividen dalam jumlah

    besar memerlukan tambahan dana melalui utang untuk membayar dividen dan membiayai

    investasinya.

    Kebijakan utang lebih efektif dalam mengurangi agency cost of equity karena adanya legal

    liability dari maajemen untuk memenuhi kewajibannya kepada kreditor yang harus dibayar.Dividen di satu sisi tidak mempunyai legal liability kepada pemegang saham kalau perusahaan

    tidak mampu membayarkan dividen. Berdasarkan penjelasan di atas dapat diprediksikan

    kebijakan utang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

    4. PengaruhLeverage Operasi Terhadap Dividen

    Leverage operasi digunakan untuk mempengaruhi valume penjualan terhadap laba, sehingga

    laba yang dihasilkan oleh perusahaan akan digunakan untuk investasi atau pembayaran dividen.

    Jika perusahaan memilih untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba

    yang diperoleh untuk pembiayaan pemegang saham, selanjutanya mengurangi sumber dana

    internal. Dengan penggunaan operatin leverage perusahaan mengharapkan bahwa perubahaan

    penjualan akan meningkatkan EBIT yang lebih besar. Berdasarkan penjelasan di atas dapat

    diprediksikan leverage operasi berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

    Paradigma Penelitian

    Gambar Paradigma Penelitian

    Keterangan :

    X1 : Variabel independen investasi

    X2 : Variabel independen kebijakan manajerial

    X3 : Variabel independen kebijakan utang

    X4 : Variabel independen leverage operasi

    Y : Variabel dependen Dividen

    F : Uji F hitung (pengujian simultan)

    t1, t2, t3 , t4 : Uji t hitung (pengujian parsial)

  • 7/24/2019 PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN LEVERAGE OPERASI TERHADAPKEBIJAKAN

    10/17

    Hipotesis Penelitian

    Dari landasan konseptual dan tinjauan pustaka yang telah diuraikan, dapat disusun beberapa

    hipotesis penelitian sebagai berikut:

    Ha1 : Investasi memiliki pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

    Ha2 : Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap kebijakan

    dividen.Ha3 : Kebijakan utang berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

    Ha4

    Ha5

    :

    :

    Leverage operasi berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.

    Investasi, kebijakan manajerial, kebijakan utang dan leverage

    operasi secara simultan berpengaruh terhadap kebijakan dividen.

    BAB IIIMETODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    Desain penelitian ini termasuk penelitian asosiatif (hubungan), yaitu penelitian yang bertujuan

    untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Dalam penelitian ini jenis hubungannya

    adalah hubungan sebab akibat (kausal) karena bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas

    terhadap variabel terikat (Gujarati, 2003). Dalam penelitian ini, variabel dependen adalah kebijakan

    dividen, sedangkan variabel independennya adalah investasi, kepemilikan manajerial, kebijakan

    utang dan leverage operasi. Menurut Suad Husnan dan Suarsono Mohammad (2005:55) bahwa:

    metode regresi mendasarkan diri pada hubungan sebab akibat atas terjadinya variasi dari suatu

    variabel, dan hubungan sebab akibat tersebut nampak dalam fungsi persamaan regresi.

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di perusahaan yang termasuk dalam perusahaan manufaktur yang

    terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data diambil dari Indonesia Capital Market Directory

    (ICMD) yang dipublikasikan pada www.idx.ac.id [http://www.idx.ac.id/] . Penelitian ini dilaksanakan

    pada bulan Desember 2011 sampai dengan selesai.

    C. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

    1. Variabel Dependen

    Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel variable

    independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Dividend Payout Ratio digunakan

    sebagai proksi dari kebijakan dividen yang dinotasikan dengan Yi(Suharli dan Oktorina, 2005

    Putri dan Nasir, 2006). Kebijakan dividen dapat dihitung menggunakan rumus Dividend Payout

    Ratio (DPR), yang membandingkan antara dividen perlembar saham yang dibagikan dengan

    laba per lembar saham perusahaan. Rasio ini dapat diukur melaui rumus:

    2. Variabel Independen

    a. Investasi

    http://www.idx.ac.id/
  • 7/24/2019 PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN LEVERAGE OPERASI TERHADAPKEBIJAKAN

    11/17

    Variabel independen dalam penelitian ini adalah investasi yang akan diproksikan

    denganMarket to Book Value of Asset. Dengan menggunakan proksi tersebut maka peluang

    investasi dirumuskan dengan membandingkan antara nilai pasar perusahaan dengan nilai

    buku (Brigham dan Daves, 2002). Oleh karena itu, semakin besar nilai pasar suatu

    perusahaan terhadap nilai bukunya, maka semakin besar pula peluang investasinya. Nilai

    pasar adalah kapitalisasi pasar (harga saham penutupan dikalikan jumlah saham yang

    beredar) ditambah total kewajiban. Sedangkan nilai buku perusahaan adalah total aset.

    b. Kepemilikan manajerial

    Variabel independen dalam penelitian ini adalah kepemilikan manjerial. Kepemilikan

    manajerial adalah pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam

    pengambilan keputusan di dalam perusahaan, misalnya direktur dan komisaris (Wahidahwati,

    2002). Variabel ini diukur dari jumlah persentase saham yang dimiliki manajemen pada akhir

    tahun. Pengukuran kepemilikan manajerial ini sesuai dengan yang digunakan dalam

    penelitian Wahidahwati (2002) dan Haruman (2008).

    c. Kebijakan Utang

    Variabel independen dalam penelitian ini yaitu kebijakan utang. Kebijakan utang

    diproksikan denganDebt to Asset Ratio (Nuringsih, 2005 Almilia dan Silvi, 2006).

    d. Leverage Operasi

    Variabel independen dalam penelitian ini adalah leverage operasi dapat didefinisikan

    sebagai timbulnya biaya tetap dalam operasi perusahaan yang berkaitan dengan penggunaan

    aktiva tetap. Leverage operasi terjadi pada saat perusahaan menggunakan aktiva tetap dalam

    operasinya (Weston dan Brigham, 1991). Untuk mengukur kepekaan leverage operasi

    digunakan degree of operating leverage (DOL). DOL adalah fungsi struktur biaya perusahaan

    dan biasanya didefinisikan dalam istilah hubungan antara biaya tetap dengan total biaya

    (Damodaran, 2001). Melalui DOL, manajemen dapat mengetahui berapa besar perubahaan

    EBIT yang disebabkan oleh perubahaan penjualan.

    D. Populasi dan Sampel

    1. Populasi

    Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai

    kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian

    ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006). Syaodih (2008) menyebutkan bahwa orang orang,

    lembaga, organisasi, benda-benda yang menjadi sasaran penelitian merupakan anggota

    populasi. Menurut Santoso dan Tjiptono (2002) Populasi merupakan sekumpulan orang atau

  • 7/24/2019 PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN LEVERAGE OPERASI TERHADAPKEBIJAKAN

    12/17

    objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah

    pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah hanya

    memilih perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama 5 tahun berturut turut yakni

    tahun 2006 2010, yang diperoleh dariIndonesia Capital Market Directory.

    2. Sampel

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik, misalnya karena keterbatasan dana,

    tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.

    Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi.

    Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

    (Sugiyono, 2009). Cara penarikan sampel dilakukan melalui purposive sampling dengan tipe

    judgement sampling yaitu pemilihan sampel dengan mendasarkan pada kriteria tertentu. Kriteria

    sampel perusahaan dalam penelitian ini adalah:

    a. Perusahaan yang termasuk ke dalam industri manufaktur yang terdaftar di BEI selama

    periode penelitian yaitu dari tahun 2006 2010.

    b. Perusahaan tersebut selalu terdaftar dalam Indonesia Capital Market Directory selama

    periode penelitian.

    c. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember dari tahun

    2006 sampai dengan tahun 2010.

    d. Dalam penelitian ini diambil data selama periode 2006-2010 menurut kelengkapan dari

    data variabel yang dibutuhkan.

    e. Perusahaan yang termasuk dalam kategori di atas dalam keadaan tidak rugi berturut-turut

    selama tahun pengamatan atau dalam perhitungan dengan indeksEckelyang menunjukkan

    hasil negatif, agar lebih memudahkan penggolongan perusahaan ke kelompok perata laba

    dan bukan perata laba.

    E. Jenis Data dan Teknik Pengumpulan Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif. Data kuantitatif adalah data

    yang diukur dalam suatu skala numerik (angka). (Mudrajad Kuncoro, 2003). Data ini diambil dari

    perusahaan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Teknik pengumpulan

    data dilakukan dengan metode dokumentasi dimana data dikumpulkan dari ICMD (Indonesia

    Capital Market Directory), yang diakses melalui www.idx.co.id.

    F. Teknik Analisis Data

    Penelitian ini menggunakan lebih dari dua variabel independen, untuk itu digunakan model

    regresi linier berganda (multiple regression) sebagai teknik analisis datanya karena model regresi

    berganda digunakan untuk melihat pengaruh dari dua atau lebih variabel bebas. Hasil yang

    terpenuhi dikatakan valid dan tidak bias jika asumsi klasik terpenuhi. Pengujian dilakukan dengan

    menggunakan bantuansoftware SPSS 17. SPSS (Statistical Package for the Social Sciences)adalah

    sebuah program komputer yang digunakan untuk membuat analisis statistika. Berikut ini akan

    dijelaskan mengenai tahapan tahapan pengujian dalam penelitian ini.

    1. Uji Asumsi Klasik

    Sebelum dilakukan analisis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis agar kesimpulan

    tidak menyimpang. Untuk memenuhi prasyarat tersebut maka diperlukan uji normalitas data, uji

  • 7/24/2019 PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN LEVERAGE OPERASI TERHADAPKEBIJAKAN

    13/17

    multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisitas.

    a. Uji Normalitas

    Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

    variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi

    normal atau tidak (Ghozali, 2001). Uji normalitas data dalam penelitian ini

    menggunakan Kolmogorov-Simrnov Testuntuk masing masing variabel. Statistik

    uji Kolmogorov-Smirnov mengkuanlifikasi jarak antara fungsi distribusi empiris dari

    sampel dan fungsi distribusi kumulatif dari distribusi referensi, atau antara fungsi

    fungsi distribusi empiris dari dua sampel. Distribusi nol statistik ini dihitung

    berdasarkan hipotesis nol bahwa sampel diambil dari distribusi yang sama (dalam

    kasus dua sampel) atau sampel diambil dari distribusi referensi (dalam kasus satu

    sampel). Dalam setiap kasus, distribusi dianggap berada di bawah hipotesis nol

    adalah distribusi kontinu tetapi sebaliknya dibatasi.Uji K S dilakukan dengan

    menggunakan hipotesis: Uji normalitas diuji dengan menggunakan uji Kolmogorov

    Smirnovdengan membuat hipotesis. Hipotesis yang digunakan adalah :

    H : Data residual berdistribusi normal

    H : Data residual tidak berdistribusi normal

    Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai 2-tailed significant. Jika data

    memiliki tingkat signifikansi lebih besar dari 0,05 atau 5% maka dapat disimpulkan bahwa

    H diterima, sehingga dikatakan data berdistribusi normal(Ghozali, 2009).

    Untuk menormalkan distribusi variabel, maka dilakukan transformasi data ke dalam

    bentuk logaritma natural (LN) (Andhi Wijayanto, 2009).

    b. Uji Heteroskedastisitas

    Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak memiliki varian yang

    sama.Uji heteroskedastisitas menunjukkan bahwa varian dari setiap error bersifat heterogen

    yang berarti melanggar asumsi klasik yang mensyaratkan bahwa variandari error harus

    bersifat homogen. Pengujian dilakukan dengan uji Glejser yaitu meregresi masing masing

    variabel independen dengan absolute residual sebagai variabel dependen, sebagai

    pengertian dasar, residual adalah selisih antara nilai observasi dengan nilai prediksi

    sedangkan absolute adalah nilai mutlaknya. Hipotesis yang digunakandalam pengujian

    heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

    Ho : Tidak ada heteroskedastisitas.

    Ha : Ada heteroskedastisitas.Dasar pengambilan keputusan: Jika signifikansi < 0,05,maka Ho ditolak (ada heteroskedastisitas). Jika signifikansi > 0,05, maka Ho

    diterima (tidak ada Heteroskedastisitas). (Usman, 2000)

    Jika terjad kesalahaan dalam uji heteroskedastisitas maka dilakukan pengobatan

    terhadap masalah heteroskedastisitas.

    Ada dua pendekatan yaitu ketika error variance 2i diketahui (known) dan ketika 2i tidak

    diketahui (unknown)

    a) Jika 2i diketahui, maka gunakan metode estimasi Weighted Least Squares (WLS)

    Jika nilai 2i diketahui dengan pasti, maka metode estimasi yang dapat mengkoreksi

    heteroskedastisitas adalah menggunakan metode estimasi weighted least squaresuntuk memperoleh nilai estimator BLUE (Best Linear Unbiased Estimator)

    b) Jika 2i tidak diketahui

    Jika nilai 2i tidak diketahui dengan pasti, maka menggunakan Whites

    o

    a

    o

  • 7/24/2019 PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN LEVERAGE OPERASI TERHADAPKEBIJAKAN

    14/17

    Heteroscedasticity Consistent Variance dan Standard Error. Menurut metode white

    robust standard error dapat dilakukan sehingga diperoleh valid asymptotically (sample

    besar) dan inferensi statistik dapat dilakukan untuk melihat true parameter value.

    c. Uji Multikolinieritas

    Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan

    adanya korelasi antara variabel independen (Ghozali 2005). Jika ada korelasi yang tinggi

    antara variabel independen tersebut, maka hubungan antara variabel independen dan

    variabel dependen menjadi terganggu. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

    multikolinieritas. Multikolinearitas dapat dideteksi dengan:

    a) Nilai diskriminasi yang sangat tinggi dan diakui dengan nilai F tes yang sangat tinggi,

    serta tidak atau hanya sedikit nilai t tes yang signifikan.

    b) Meregresikan model analisis dan melakukan uji korelasi antar variabel dependen

    dengan menggunakan Variance Inflating Factor (VIF) dan Tolerance Value. Batas VIF

    adalah 10 dan Tolerance Value adalah 0,1. Jika nilai VIF lebih besar dari 10 maka

    menunjukkan adanya gejala multikolonieritas, sedangkan apabila nilai VIF kurang dari

    10 maka gejala multikolonieritas tidak ada. Gejala multikolonieritas dapat juga dilihat

    dari table Correlation Matrix, apabila nilai korelasi lebih besar dari 0,8 makamenunjukkan bahwa terjadi gejala multikolonieritas. (Santoso dan Ashari, 2005: 240).

    Jika terjad kesalahaan dalam uji multikolinieritas maka dilakukan pengobatan terhadap

    masalah multikolinieritas. Terdapat beberapa cara untuk mengatasi multikolinieritas

    (Pradipta, 2009), antara lain:

    1. Dengan memperbesar ukuran sampel sehingga kovarian diantara parameter-

    parameternya dapat dikurangi. Hal ini disebabkan karena kovarians berpengaruh

    terbalik dengan ukuran sampel, tetapi harus diingat bahwa hal ini akan benar jika

    interkorelasi yang terjadi hanya dalam sampel dan bukan di dalam populasi dari

    variabel variabel. Jika variabel variabel ini berkolinier dalam populasi makaprosedur memperbesar ukuran sampel tidak akan mengurangi multikolinieritas.

    2. Mengeluarkan suatu variabel yang diketahui menyebabkan terjadinya multikolinieritas,

    tetapi dalam mengeluarkan suatu variabel dari model, mungkin akan dilakukan bias

    spesifikasi. Bias spesifikasi timbul dari spesifikasi yang tidak benar dari model yang

    digunakan dalam penelitian.

    d. Uji Autokorelasi

    Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ada korelasi

    antara kesalahan penggunaan pada peroide t dengan kesalahan penggunaan pada periode

    t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Alatukur yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi dalam penelitian ini

    menggunakan Tes Durbin Watson (D-W). Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini

    adalah :

    H : Tidak ada auto korelasi (r = 0)

    H : Ada autokorelasi (r 0)

    Berdasarkan tes Durbin Watson, pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi

    berdasarkan pada ketentuan :

    Tabel 2.Pengambilan keputusan ada dan tidaknya autokorelasi :

    Ho (hipotesis nol) Keputusan Jika

    Tidak ada autokorelasi positif

    Tidak ada autokorelasi positif

    Tidak ada autokorelasi negatif

    Tolak

    No decision

    Tolak

    0 < d < dl

    dl d du

    4 dl < d < 4

    o

    a

  • 7/24/2019 PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN LEVERAGE OPERASI TERHADAPKEBIJAKAN

    15/17

    Tidak ada autokorelasi negatif

    Tidak ada autokorelasi positif atau negatif

    No decision

    Terima

    4 - du d 4dl

    du < d < 4 - du

    Sumber: Ghozali (2009)

    2. Pengujian Hipotesis

    a. Uji Regresi Linier Berganda

    Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, akan digunakan persamaan regresi,

    (Ghozali, 2009) yang dinyatakan sebagai berikut:Yi= 0 + (b1X1) + (b2X2) + (b3X3) + (b4X4) + i

    Yi = Variabel Kebijakan Dividen

    0 = Konstanta

    X1 = Investasi

    X2 = Kepemilikan manajerial

    X3 = Kebijakan Utang

    X4 = Leverage Operasi

    = error termb1-b6 = Koefisien Regresi

    Mencari koefisien regresi antara kriterium Y dengan X1, X2, X3dan X4.

    b. Uji Parsial (Uji Statistik t)

    Uji Statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secaraindividual dalam menerangkan variasi variabel dependen. Koefisien regresi digunakan

    untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Adapun

    hipotesisnya dirumuskan sebagai berikut:

    a) Ho : b1 0Artinya, tidak ada pengaruh negatif dari investasi terhadap kebijakan

    dividen.

    H : b1 < 0 Artinya, terdapat pengaruh negatif dari investasi terhadap kebijakan

    dividen.

    b) Ho: b2 0 Artinya, tidak ada pengaruh negatif dari kepemilikan manajerial terhadap

    kebijakan dividen.

    H : b2 < 0 Artinya, terdapat pengaruh negatif dari kepemilikan manajerial terhadap

    kebijakan dividen.

    c) Ho : b3 0Artinya, tidak ada pengaruh negatif dari kebijakan utang terhadap

    kebijakan dividen.

    H : b3 < 0 Artinya, terdapat pengaruh negatif dari kebijakan utang terhadap

    kebijakan dividen.

    d) Ho : b4 0Artinya, tidak ada pengaruh negatif dari leverage operasi terhadap

    kebijakan dividen.

    H : b4 < 0 Artinya, terdapat pengaruh negatif dari leverage operasi terhadap

    kebijakan dividen.

    Uji parsial digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap kebijakan

  • 7/24/2019 PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN LEVERAGE OPERASI TERHADAPKEBIJAKAN

    16/17

    dividen dengan ketentuan berikut :

    a) Jika tingkat signifikansi lebih besar dari 5% maka dapat disimpulkan bahwa Ho

    diterima, sebaliknya Ha ditolak.

    b) Jika tingkat signifikansi lebih kecil dari 5% maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak,

    sebaliknya Ha diterima. (Santoso dan Ashari, 2005)

    c. Uji Signifikasi Simultan (Uji Statistik F)

    Uji F hitung dimaksudkan untuk menguji model regresi atas pengaruh seluruh variabel

    independen yaitu X1 , X2 , X3, X4 secara simultan terhadap variabel dependen (Y).

    Prosedur Uji F hitung ini adalah sebagai berikut :

    1. Menentukan formulasi hipotesis

    Ho : b1 = b2 = b3 = b4 = 0

    Artinya, tidak ada pengaruh investasi, kepemilikan manajerial, kebijakan utang dan

    leverage operasi secara simultan terhadap kebijakan dividen.

    Ha : b1 b2 b3 b4 0

    Artinya, ada pengaruh investasi, kepemilikan manajerial, kebijakan utang dan

    leverage operasi secara simultan terhadap kebijakan dividen.

    2. Membuat keputusan uji F hitunga) Jika keputusan signifikansi lebih besar dari 5% maka dapat disimpulkan bahwa Ho

    diterima, sebaliknya Ha ditolak.

    b) Jika keputusan signifikansi lebih kecil dari 5% maka dapat disimpulkan bahwa Ho

    ditolak, sebaliknya Ha diterima (Santoso dan Ashari, 2005).

    d. Koefisien Determinasi (R2)

    Nilai R2 mengukur kebaikan (Goodness of fit) pada seberapa jauh kemampuan model

    dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai R2 merupakan suatu ukuran ikhtisar

    yang menunjukkan seberapa baik garis regresi sampel cocok dengan data populasinya. Nilai

    koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

    variabel variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas

    (Ghozali 2005). Kecocokan model dikatakan lebih baik kalau nilai R2 semakin dekat

    dengan 1. Persentase pengaruh semua variabel investasi, kepemilikan manajerial, kebijakan

    utang dan leverage operasi terhadap kebijakan dividen diketahui dari besarnya koefisien

    determinasi (Adjusted R square) persamaan regresi.

    Menghitung koefisien determinasi :

    Keterangan:

    = koefisien determinasi,

    JK (Re g ) = jumlah kuadrat regresi,

    Y2 [] = Jumlah kuadrat total dikoreksi

    Diposkan 3rd February 2012 oleh Kefin_16

    http://www.blogger.com/profile/17099828979302282585http://mylifekefinandri.blogspot.co.id/2012/02/pengaruh-investasi-kepemilikan.html
  • 7/24/2019 PENGARUH INVESTASI, KEPEMILIKAN MANAJERIAL, KEBIJAKAN UTANG DAN LEVERAGE OPERASI TERHADAPKEBIJAKAN

    17/17

    Beri tahu saya

    Keluar

    Masukkan komentar Anda...

    Beri komentar sebagai: Hendi Purnom

    Publikasikan

    Pratinjau

    0 Tambahkan komentar

    http://mylifekefinandri.blogspot.com/logout?d=https://www.blogger.com/logout-redirect.g?blogID%3D7895917470816919580%26postID%3D7801323895290469454