pengaruh independensi, keahlian audit, · pdf filekata pengantar puji syukur penulis ......
TRANSCRIPT
i
PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN AUDIT, PENGALAMANDAN BESARAN FEE AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI
PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI)
Oleh :LUH GEDE AYU NIDYA WULANDARI
NIM : 1115351141
PROGRAM EKSTENSIFAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANADENPASAR
2017
i
PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN AUDIT, PENGALAMANDAN BESARAN FEE AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI
PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI)
Oleh :LUH GEDE AYU NIDYA WULANDARI
NIM : 1115351141
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratanmemperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Program Reguler Fakultas Ekonomi dan BisnisUniversitas Udayana
Denpasar2017
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh
Pembimbing, serta diuji pada tanggal :
Tim Penguji Tanda Tangan
1. Ketua : Dr. Made Gede Wirakusuma, SE, M.Si, Ak .………………
2. Sekretaris : Dr. Ni Ketut Rasmini, SE, M.Si, Ak. .………………
3. Anggota : Dr. Ida Bgs. Putra Astika, SE, M.Si,Ak .………………
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi
Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE, M.Si, Ak.NIP. 19641225 199303 1 003
Pembimbing
Dr. Made Gede Wirakusuma, SE, M.Si, Ak.NIP. 19651122 199203 1 004
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya,
di dalam Naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh
orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain,
kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar
pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat
unsur-unsur plagiasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Denpasar, Desember 2017
Mahasiswi,
Luh Gede Ayu Nidya WulandariNIM : 1115351141
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Independensi, Keahlian Audit, Pengalaman, dan Besaran Fee
audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di
Bali)”.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini berhasil dengan adanya bimbingan
dan pengarahan dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktunya dalam
penyusunan skripsi ini. Dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan terima
kasih kepada.
1. Bapak Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa. S.E., M.Si selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
2. Ibu Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, S.E., M.S selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, S.E., M.Si., Ak dan Bapak Dr. I Gusti
Ngr. Agung Suaryana, S.E., M.Si., Ak masing-masing selaku Ketua dan
Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana.
4. Ni Luh Sari Widhiyani, SE., M.Si Pembimbing Akademis.
5. Dr Made Gede Wirakusuma, Se. M.Si., Ak Dosen pembimbing yang
memberikan bimbingan, masukan serta motivasi sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
6. Dr Ni Ketut Rasmini, Se. M.Si., Ak Dosen pembahas yang memberikan
bimbingan, masukan serta motivasi sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini.
v
7. Seluruh staf dan pegawai Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis,
Universitas Udayana.
8. Seluruh Pimpinan dan Auditor Kantor Akuntan Publik di Provinsi Bali atas
kesempatan dan memberikan izin untuk melakukan penelitian.
9. Untuk Mama yang selalu memberikan doa dan motivasi yang tulus selama
proses penyusunan skripsi ini.
10. Teman-teman angkatan 2011 atas semangat dan bantuannya selama penulis
kuliah di Program Ekstensi Universitas Udayana.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan semangat dan dorongan selama penyusunan skipsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini,
masih terdapat kekurangan yang disebabkan keterbatasan kemampuan serta
pengalaman penulis. Namun demikian skripsi ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi yang berkepentingan.
Denpasar, Desember 2017
Penulis
vi
Judul : Pengaruh Independensi, Keahlian Audit, Pengalaman, dan BesaranFee audit Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Kantor AkuntanPublik di Bali)
Nama : Luh Gede Ayu Nidya WulandariNIM : 1115351141
Abstrak
Profesi auditor dalam melaksanakan audit merupakan suatu prosesevaluasi yang dilakukan oleh auditor terhadap laporan audit atas penggunaan danaatau anggaran yang telah ditetapkan oleh perusahaan sehingga menghasilkanlaporan yang berkualitas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisispengaruh independensi, keahlian audit, pengalaman dan besaran fee auditterhadap kualitas proses audit pada Kantor Akuntan Publik di Bali.
Penelitian ini dilakukan pada kantor Akuntan Publik Provinsi Balidengan tujuh kantor pada tahun 2016 dengan jumlah auditor sebanyak 73 orangsebagai sampel melalui metode sample jenuh. Pengumpulan data dilakukandengan menyebarkan kuesioner dengan 66 responden yang kembali dan 7 tidakdipergunakan karena tidak kembali dan memenuhi kriteria melalui teknik analisisregresi linear berganda.
Berdasarkan hasil analisis, independensi, keahlian audit, pengalaman danbesaran fee audit memiliki pengaruh positif pada kualitas audit kantor AkuntanPublik di Bali. Melalui analisis uji t diketahui bahwa independensi, keahlian audit,pengalaman dan besaran fee audit berpengaruh positif pada kualitas audit kantorAkuntan Publik di Bali.
Saran yang dapat direkomendasikan bagi auditor perlu meningkatkanprinsip kehati-hatian dalam melakukan audit sehingga auditor mampumenemukan kesalahan yang dilakukan oleh klien dimana hal ini akan berdampakpada kualitas audit. Bagi auditor lebih mempertahankan sikap independensinya,Keahlian yang dibutuhkan dalam melaksanakan audit, pengalaman auditor melaluiseminar terhadap auditor junior agar kualitas audit yang akan dihasilkan menjadibaik. Fee yang diterima yang sesuai dengan kompleksitas jasa yang diberikansehingga mampu menghasilkan kualitas audit yang lebih baik
Kata kunci: independensi, keahlian audit, pengalaman, fee audit, kualitas audit
vii
DAFTAR ISI
HalamanHALAMAN JUDUL…………………… .…………………………………iHALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iiPERNYATAAN ORISINALITAS .......................................................... iiiKATA PENGANTAR.............................................................................. ivABSTRAK................................................................................................ viDAFTAR ISI ........................................................................................... viiDAFTAR TABEL .................................................................................... ixDAFTAR GAMBAR................................................................................. xDAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang Masalah ........................................................... 11.2 Pokok Permasalahan.................................................................. 71.3 Tujuan Penelitian ...................................................................... 81.4 Kegunaan Penelitian .................................................................. 81.5 Sistematika Penulisan ................................................................ 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS2.1 Landasan Teori........................................................................ 11
2.1.1 Teori Keagenan............................................................. 112.1.2 Kualitas audit................................................................ 122.1.3 Independensi................................................................. 152.1.4 Keahlian Audit.............................................................. 162.1.5 Pengalaman Auditor...................................................... 182.1.6 Fee audit....................................................................... 192.1.7 Profesi Auditor ............................................................. 21
2.2 Rumusan Hipotesis.................................................................. 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN3.1 Desain Penelitian..................................................................... 263.2 Lokasi Penelitian ..................................................................... 263.3 Objek Penelitian ...................................................................... 273.4 Identifikasi Variabel ................................................................ 273.5 Definisi Operasional Variabel.................................................. 283.6 Jenis dan Sumber Data............................................................. 32
3.6.1 Jenis Data ...................................................................... 323.6.2 Sumber Data .................................................................. 33
3.7 Responden Penelitian .............................................................. 333.8 Metode Penentuan Sampel....................................................... 34
3.8.1 Populasi ......................................................................... 343.8.2 Sampel........................................................................... 34
viii
3.9 Metode Pengumpulan Data...................................................... 353.10 Pengujian Instrumen Penelitian................................................ 363.11 Uji Asumsi Klasik ................................................................... 37
3.11.1 Uji Normalitas .............................................................. 373.11.2 Uji Heteroskedastisitas.................................................. 383.11.3 Uji Multikolinearitas ..................................................... 38
3.12 Teknik Analisis Data ............................................................... 383.12.1 Analisis Regresi Linear Berganda ................................. 38
BAB IV DATA DA N PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN4.1 Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik ............................... 42
4.1.1 Sejarah Singkat Kantor Akuntan Publik .......................... 424.1.2 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik .................... 45
4.2 Data Penelitian ........................................................................ 504.2.1 Responden Penelitian...................................................... 504.2.2 Karakteristik Responden Penelitian................................. 50
4.3 Hasil Penelitian ....................................................................... 524.3.1 Uji Instrumen Penelitian ................................................. 524.3.2 Hasil Statistik Deskriptif ................................................. 544.3.3 Uji Asumsi Klasik........................................................... 564.3.4 Analisis Regresi Linear Berganda ................................... 584.3.5 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2) ...................... 604.3.6 Hasil Analisis Kelayakan Model (Uji F)......................... 604.3.7 Hasil Uji Hipotesis (Uji t) .............................................. 61
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ................................................... 624.5 Keterbatasan Penelitian ........................................................... 65
BAB V SIMPULAN DAN SARAN5.1 Simpulan ................................................................................. 655.2 Saran ....................................................................................... 65
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
3.1 Daftar Kantor Akuntan Publik di Bali............................................ 27
3.2 Jumlah Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Bali ..................... 34
4.1 Rincian Pengiriman dan Pengembalian Kuesioner ......................... 50
4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................... 51
4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir........... 51
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja..................... 52
4.5 Hasil Uji Validitas......................................................................... 53
4.6 Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................... 54
4.7 Hasil Statistik Deskriptif ............................................................... 55
4.8 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ..................................................... 56
4.9 Hasil Uji Multikolinearitas ............................................................ 57
4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 58
4.11 Rangkuman Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ..................... 58
x
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
3.1 Model Kerangka Berfikir............................................................... 26
4.1 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik................................... 46
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Hal
1 Kuisioner ...................................................................................... 72
2 Tabulasi Data Penelitian................................................................ 77
3 Validitas........................................................................................ 78
4 Reliabilitas .................................................................................... 81
5 Frekuensi ...................................................................................... 86
6 Regression..................................................................................... 95
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat, dari
profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak
memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam
laporan keuangan dimana profesi akuntan publik sebagai agen yang diharapkan
mampu mengemukakan kecurangan yang mungkin dilakukan oleh pihak
manajemen dan menghindarkan principal dari kerugiaan sebagai pihak pemilik
dana dalam entitas, serta bertanggung jawab untuk menaikkan tingkat keandalan
laporan keuangan perusahaan, sehingga masyarakat memperoleh informasi
keuangan yang handal sebagai dasar pengambilan keputusan (Mulyadi, 2002:2).
Elisha dan Icuk (2010) menyatakan masalah keagenan auditor bersumber
dari adanya mekanisme kelembagaan antara auditor dan manajemen. Satu sisi
auditor ditunjuk manajemen untuk melakukan audit, namun disisi lain, jasa audit
dibayar dan ditanggung manajemen. Mekanisme kelembagaan inilah yang
mengakibatkan munculnya keterikatan auditor pada klien baik emosional terkait
independensinya maupun financial terkait besaran fee audit, sehingga berimbas
terhadap kualitas audit (Amanita dan Rahmawati, 2013). Teori keagenan terkait
permasalahan audit memperlihatkan bahwa, permintaan jasa audit muncul karena
adanya konflik kepentingan antara manajemen sebagai agen dan pemegang saham
sebagai principal, dan pihak-pihak lain yang mengadakan kontrak dengan klien
(Kenneth and Jeffrey, 2007). Auditor dalam hal ini merupakan pihak yang
2
dianggap mampu menjembatani kepetingan principal dan agen dalam mengelola
keuangan perusahaan (Listya dan Sukrisno, 2014).
Lebih lanjut pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan No.
17/PMK.01/2008 tentang Jasa Akuntan Publik yang merupakan penyempurnaan
atas Keputusan Menteri Keuangan No. 423/KMK.06/2002 dan No. 359/KMK.06
/2003 dengan alasan demi menjaga kualitas auditor dengan cara melakukan
pembatasan masa pemberian jasa akuntan publik, diharapkan akan mendapatkan
reaksi positif dari investor karena dampak positif dari meningkatnya kualitas
auditor (Elya dan Nila, 2010). Perusahaan harus semakin kritis dalam memilih
Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan.
Audit merupakan suatu proses evaluasi yang dilakukan oleh auditor
terhadap laporan audit atas penggunaan dana atau anggaran yang telah ditetapkan
sebelumnya (Carl, 2013). Elisha dan Icuk (2010) menyatakan bahwa audit adalah
pengumpulan dan evaluasi mengenai informasi untuk menentukan dan
melaporkan derajat kesesuaian antara informasi tersebut dengan kriteria yang
telah ditetapkan. Audit harus dilakukan oleh orang yang berkompeten dan
independen guna menghasilkan laporan hasil audit yang berkualitas dan sesuai
dengan informasi yang tersedia pada laporan keuangan yang di audit (Amanita
dan Rahmawati, 2013).
Seorang akuntan harus memperhatikan kualitas auditnya, karena dengan
kualitas audit yang tinggi diharapkan dapat menghasilkan laporan keuangan yang
dapat dipercaya oleh pengguna informasi keuangan. Berdasarkan Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP) audit yang dilaksanakan auditor tersebut
3
dapat berkualitas jika memenuhi ketentuan atau standar auditing. De Angelo
(1981) dalam Badjuri (2011: 123) menyatakan kualitas audit dikatakan sebagai
keadaan dimana seorang auditor akan menemukan dan melaporkan
ketidaksesuaian terhadap prinsip yang terjadi pada laporan akuntansi kliennya.
Salah satu pendekatan yang digunakan adalah pendekatan yang berorientasi hasil
(outcome oriented) dan pendekatan yang berorientasi proses (pocess oriented)
(Greg and Graham, 2013). Sebagai penunjang keberhasilan dalam menjalankan
tugas dan fungsinya dengan baik, sangatlah diperlukan sikap independensi dan
keahlian audit dalam melaksanakan kewajibannya (Badjuri, 2011).
Independensi merupakan salah satu faktor terpenting yang harus dimiliki
oleh seorang Akuntan Publik dalam melaksanakan pemeriksaan laporan
keuangan. Standar Auditing Seksi 200.18 (SA:2013) menyebutkan bahwa
independensi bagi seorang akuntan publik artinya kemampuan auditor untuk
merumuskan suatu opini audit tanpa dapat dipengaruhi. Oleh karena itu ia tidak
dibenarkan memihak kepada siapapun, sebab bagaimanapun sempurnanya
keahlian teknis yang dimilikinya, ia akan kehilangan sikap tidak memihak yang
justru sangat diperlukan untuk mempertahankan kebebasan pendapatnya. Dalam
menjalankan tugasnya sebagai seorang Akuntan Publik tidak dibenarkan untuk
terpengaruh oleh kepentingan siapapun dalam melaksanakan tugasnya, baik itu
manajemen ataupun pemilik perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh
Wiratama (2015) menyatakan bahwa independensi auditor berpengaruh positif
terhadap kualitas audit, akan tetapi hasil penelitian Marietta et al. (2013)
4
menyatakan bahwa independensi auditor tidak berpengaruh terhadap kualitas
audit.
Faktor lain yang dapat memberikan pengaruh pada kualitas audit adalah
keahlian. Keahlian auditor dapat dilihat dari pengalaman yang cukup dalam
melakukan audit secara objektif, cermat dan seksama. Keahlian seorang auditor
didalam menjalankan tugas secara profesional akan mempengaruhi tingkat
kualitas audit yang baik, begitu juga sebaliknya bila keahlian rendah atau buruk
maka kualitas audit yang dihasilkan rendah. Semiu and Temitope (2010)
mendifinisikan keahlian sebagai keberadaan dari pengetahuan tentang suatu
lingkungan tertentu, pemahaman terhadap masalah yang timbul dalam lingkungan
tersebut, dan keterampilan untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam SPAP
(2011) auditor dapat mencapai keahlian melalui pendidikan formal dan praktik
audit, selain itu auditor harus menjalani pelatihan teknis maupun pendidikan
umum. Penelitian mengenai pengaruh keahlian terhadap kualitas audit telah
dilakukan oleh Hasbullah et al. (2014), dimana dalam penelitiannya membuktikan
bahwa keahlian berpengaruh signifikan terhadap kualitas auditor.
Pengalaman seorang auditor mamberikan pengaruh besar terhadap kualitas
audit (Mulyadi, 2002: 56). Seseorang yang berpengalaman diartikan sebagai
seseorang yang mempunyai pengalaman dalam melakukan audit atas laporan
keuangan yang dilihat dari lama waktu ia bekerja, banyaknya penugasan yang
dilakukan auditor atau jenis-jenis perusahaan yang pernah ditangani. Agus (2014)
menyatakan dalam penelitiannya seorang auditor harus mempunyai pengalaman
dalam kegiatan auditnya, pendidikan formal dan pengalaman kerja dalam profesi
5
akuntan merupakan dua hal penting dan saling melengkapi agar menghasilkan
kualitas audit yang baik. Hal yang sama dinyatakan oleh Fransiska dan Betri
(2015) pengalaman sangat mempengaruhi seorang auditor dalam menghasilkan
kualitas audit yang baik. Pemerintah mensyaratkan pengalaman kerja sekurang-
kurangnya tiga tahun sebagai akuntan dengan reputasi baik di bidang audit bagi
akuntan yang ingin memperoleh izin praktik dalam profesi akuntan publik (Agus,
2014).
Kualitas audit yang baik tentunya tidak terbentuk begitu saja, namun
ditentukan oleh banyak faktor. Menurut Bambang (2009) fee audit merupakan
salah satu faktor seorang auditor untuk melaksanakan pekerjaannya. Dwiyani dan
Sari (2014), besarnya fee audit memediasi hubungan positif antara kinerja dengan
kualitas audit, besaran fee audit dapat bervariasi tergantung antara lain risiko
penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan
untuk melakukan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang bersangkutan dan
pertimbangan professional yang lainnya. Ahmad dan Syaiful (2010) menyatakan
besarnya fee audit memediasi pengaruh positif kinerja dengan kualitas audit.
Dalam kode etik akuntan Indonesia (SPAP, 2011), diatur bahwa imbalan
jasa professional tidak boleh bergantung pada hasil atau temuan atas pelaksanaan
jasa tersebut namun beberapa hasil penelitian menemukan adanya hubungan
antara kualitas audit dan fee audit. Kompleksitas jasa yang dimaksud adalah
kompleksitas perusahaan menyangkut banyaknya anak perusahaan dan jumlah
karyawan. Semakin kompleks klien, semakin sulit untuk mengaudit dan
6
membutuhkan waktu yang lebih lama pula sehingga fee audit pun semakin tinggi
(Bambang, 2009).
Margi dan Abdul (2014) menemukan bukti bahwa fee memang secara
signifikan mempengaruhi hubungan positif dengan kualitas audit. Hal yang sama
dipertegas oleh Ahmad (2010) bahwa fee audit secara signifikan mempengaruhi
terhadap kualitas audit (independensi auditor). Bambang (2009) menemukan
bukti bahwa pada saat auditor bernegosiasi dengan manajemen mengenai besaran
tarif fee yang harus dibayarkan oleh pihak manajemen terhadap hasil kerja laporan
audit, maka kemungkinan besar akan terjadi konsesi resiprokal yang jelas akan
mereduksi kualitas laporan audit. Tindakan ini jelas menjurus kepada tindakan
yang mengesampingkan profesionalisme, dimana konsesi resiprokal tersebut akan
mereduksi kepentingan penjagaan atas kualitas audit.
Listya dan Sukrisno (2014) menyatakan besarnya fee audit yang ditetapkan
oleh KAP merupakan salah satu objek yang menarik untuk diteliti. Institusi
Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menerbitkan Surat Keputusan
No.KEP.024/IAPI/VII/2008 pada tanggal 2 Juli 2008 tentang Kebijakan
Penentuan Fee Audit. Dalam bagian lampiran 1 dijelaskan bahwa panduan ini
dikeluarkan sebagai panduan bagi seluruh Anggota Institusi Akuntan Publik
Indonesia yang menjalankan praktik sebagai akuntan publik dalam menetapkan
besaran imbalan yang wajar atas jasa professional yang diberikannya.
Tantangan profesi akuntansi semakin kompetitif dengan diberlakukannya
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada tahun 2015. Akuntan Indonesia harus
menghadapi persaingan dengan akuntan asing untuk menawarkan jasa profesinya.
7
Pemerintah Indonesia bersama dengan seluruh anggota Negara-negara Asia
Tenggara yang tergabung dalam ASEAN sudah menyepakati pemberlakukan
MEA pada tahun 2015. Secara sederhana MEA dapat diartikan pasar bebas untuk
wilayah ASEAN. Salah satu bidang jasa yang diberlakukan secara bebas adalah
jasa profesi akuntansi, untuk itu pemerintah telah menyiapkan berbagai perangkat
peraturan untuk menjamin adanya persiangan yang sehat dalam penyediaan jasa
profesi akuntansi.Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) juga
memberikan konsekuensi positif maupun negatif bagi profesi akuntan di
Indonesia (Adnyani et al., 2014).
Pada penelitian ini akan lebih berfokus pada pengaruh independensi,
keahlian audit, pengalaman dan besaran fee audit terhadap kualitas auditor.
Penelitian ini melibatkan responden auditor yang bekerja di Provinsi Bali.
Alasannya karena Bali termasuk salah satu Provinsi yang besar dengan
wilayahnya yang banyak terdapat KAP besar maupun kecil, yang menuntut
eksistensi auditor independen dalam melakukan pemeriksaan terhadap laporan
keuangan dalam memberikan pendapat atas dasar pemeriksaan, sehingga
keterlibatannya dalam penentuan kualitas audit dan cukup representatif untuk
dilakukannya penelitian ini (Semiu and Temitope (2010).
1.3 Pokok Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Apakah independensi berpengaruh pada kualitas audit?
2) Apakah keahlian auditor berpengaruh pada kualitas audit?
8
3) Apakah pengalaman auditor berpengaruh pada kualitas audit?
4) Apakah fee audit berpengaruh pada kualitas audit?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka yang menjadi tujuan dari
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Untuk mengetahui pengaruh independensi berpengaruh terhadap kualitas
audit.
2) Untuk mengetahui pengaruh keahlian auditor berpengaruh terhadap kualitas
audit.
3) Untuk mengetahui pengaruh pengalaman auditor berpengaruh terhadap
kualitas audit.
4) Untuk mengetahui pengaruh fee audit berpengaruh terhadap kualitas audit.
1.5 Kegunaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian maka kegunaan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Manfaat teoretis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi tambahan
ilmu pengetahuan bagi pihak yang melakukan kajian lebih luas mengenai
teori keagenan.
9
2) Manfaat praktis
(1) Bagi auditor publik
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi suatu masukan atau
pertimbangan bagi pihak auditor dalam meningkatkan kinerja serta
kualitas audit dalam menjalankan tugasnya.
(2) Bagi mahasiswa
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan
tentang independensi, keahlian audit, pengalaman, dan besaran fee
audit dalam meningkatkan kualitas audit.
1.5 Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab dimana kelima bab tersebut saling
berkaitan. Gambaran umum mengenai isi dari masing-masing bab antara lain
sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan dan kegunaan penelitian serta sistematika
penulisan.
Bab II Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian
Bab ini menguraikan tentang kajian pustaka dan teori-teori yang
relevan dengan penelitian ini yang meliputi teori keagenan,
independensi, keahlian auditor, pengalaman, fee audit, kualitas
audit dan hipotesis penelitian.
10
Bab III Metode Penelitian
Bab ini menguraikan tentang desain penelitian, lokasi penelitian,
objek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel,
jenis data, sumber data, populasi, sampel, metode penentuan
sampel, metode pengumpulan data, pengujian instrument
penelitian, uji asumsi klasik dan teknik analisis data.
Bab IV Pembahasan Hasil Penelitian
Bab ini menguraikan mengenai gambaran umum perusahaan,
karakteristik responden, deskripsi dari masing-masing variabel
yang diteliti, hasil dari pengolahan data penelitian, serta
menguraikan mengenai pembahasan hasil penelitian.
Bab V Simpulan dan Saran
Bab ini menguraikan tentang simpulan yang dibuat berdasarkan
uraian pada bab sebelumnya serta saran-saran yang nantinya
diharapkan dapat berguna bagi penelitian berikutnya.
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori keagenan
Teori keagenan menjelaskan hubungan antara agent (pihak manajemen
suatu perusahaan) dengan principal (pemilik). Hubungan agensi ada ketika salah
salah satu pihak (principal) menyewa pihak lain (agent) untuk melaksanakan
suatu jasa, dan dalam hal itu, mendelegasikan wewenang untuk membuat
keputusan kepada agen tersebut (Anthony dan Govindarajan, 2005:269). Principal
merupakan pihak yang memberikan amanat kepada agent untuk melakukan suatu
jasa atas nama principal, sementara agent adalah pihak yang menerima mandat,
dengan demikian dapat disimpulkan agent bertindak sebagai pihak yang
mengevaluasi informasi (Putri dan Nur, 2013).
Belkoui (2007:186) menyatakan bahwa teori agensi berawal dengan adanya
penekanan pada kontrak sukarela yang timbul diantara berbagai pihak organisasi
sebagai suatu solusi yang efisien terhadap konflik kepentingan tersebut. Teori ini
berubah menjadi suatu pandangan atas perusahaan sebagai suatu penghubung
(nexus) kontrak. Hubungan agensi dikatakan telah terjadi ketika suatu kontrak
antara seseorang (atau lebih), seorang principal dan seorang agent untuk
memberikan jasa demi kepentingan principal termasuk melibatkan adanya
pemberian delegasi kekuasaan pengambilan keputusan kepada agent. Baik
principal maupun agen diasumsikan untuk termotivasi hanya oleh kepentingannya
12
sendiri, yaitu untuk memaksimalkan kegunaan subjektif mereka dan juga untuk
menyadari kepentingan mereka bersama. Hubungan keagenan ini memberi ruang
bagi terjadinya konflik kepentingan potensial antara pemilik dan agen. Selain itu,
tidak mungkin bagi pemilik atau agen berada pada biaya nol untuk meyakinkan
bahwa agen akan membuat keputusan optimal dari pandangan pemilik, sehingga
memunculkan biaya keagenan (Bastian, 2001). Untuk mengetahui konflik
kepentingan antara principal dan agent, maka principal menggunakan pihak
independen untuk mengawasi (monitoring) terhadap perusahaannya. Pihak
independen tersebut adalah auditor yang menyediakan jasa-jasa yang mencakup
pemeriksaan dan penilaian atas kontrol, kinerja, risiko, dan tata kelola
(governance) perusahaan publik maupun privat. Aspek keuangan hanyalah salah
satu aspek saja dalam lingkup pekerjaan audit. Dulunya auditor pernah dianggap
sebagai “lawan” pihak manajemen, sekarang auditor mencoba menjalin kerja
sama yang produktif dengan perusahaan melalui aktivitas-aktivitas yang
memberikan nilai tambah bagi perusahaan.
2.1.2 Kualitas Audit
Kualitas audit merupakan kemampuan dari seorang auditor dalam
melaksanakan tugasnya, dimana dalam melakukan audit seorang auditor dapat
menemukan kesalahan klien dan melaporkannya. De Angelo (1981) dalam
Badjuri (2011: 123) kualitas audit adalah probabilitas dimana auditor akan
menemukan dan melaporkan tentang adanya suatu pelanggaran dalam sistem
akuntansi kliennya. Seorang akuntan publik dalam menjalankan tugas auditnya
harus berpegang pada Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) yang berlaku,
13
harapannya audit dapat mengurangi ketidakselarasan kepentingan antara
manajemen dan para pemegang saham. Dengan dipatuhinya standar dan prinsip
yang berlaku, sehingga tujuan yang inginkan akan tercapai yaitu audit yang
berkualitas.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mu’azu and Siti (2013), ada lima
hal yang diperkirakan mempunyai hubungan dengan kualitas audit yaitu (1)
pemahaman terhadap sistem informasi akuntansi klien, (2) tingkat ketepatan
waktu penyelesaian audit, (3) tingkat kepatuhan terhadap SPAP, (4) tingkat
kepercayaan terhadap pernyataan klien, dan (5) tingkat kehati-hatian pengambilan
keputusan. Laporan audit yang baik dan menghasilkan kualitas audit yang
memuaskan apabila seorang akuntan publik atau auditor independen dalam
menjalankan tugasnya dengan memegang prinsip-prinsip profesi. Menurut
Simamora (2002:47) ada 8 prinsip yang harus dipatuhi oleh auditor yaitu :
1) Tanggungjawab Profesi
Setiap anggota harus menggunakan pertimbangan moral dan professional
dalam semua kegiatan yang dilakukan.
2) Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan kepada publik, menghormati kepercayaan publik dan
menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
3) Integritas
Setiap anggota harus memenuhi tanggungjawab profesionalnya dengan
integritas setinggi mungkin.
14
4) Objektivitas
Setiap anggita harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan
kepentingan dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya.
5) Kompetensi dan kehati-hatian professional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan kehati-
hatian, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan professional pada tingkat
yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh menfaat dari jasa professional yang kompeten berdasarkan
perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.
6) Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh
selama melakukan jasa profesionalnya dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali bila tidak
ada hak atau kewajiban professional atau hukum untuk
mengungkapkannya.
7) Perilaku Profesional
Srtiap anggota harus berprilaku yang konsisten dengan reputasi profesi
yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.
8) Standar teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan
standar teknis dan profesionalnya yang relevan. Sesuai dengan
keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk
15
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut
sejalan dengan prinsip integritas dan objektivitas.
2.1.3 Independensi
Independen berarti akuntan publik tidak mudah dipengaruhi. Akuntan
publik tidak dibenarkan memihak kepentingan siapapun. Akuntan publik
berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen dan pemilik perusahaan,
namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang meletakkan kepercayaan atas
pekerjaan akuntan publik (Fransiska dan Betri, 2015). Sementara itu, (Agus,
2014) menyatakan Auditor berkewajiban untuk tidak hanya kepada manajemen
dan pemilik perusahaan, namun juga kepada kreditur dan pihak lain yang
meletakan kepercayaan atas pekerjaan auditor. Hussey dan Lan (2001) dalam
Fransiska dan Betri (2015) mengungkapkan bahwa audit akan efektif jika auditor
diberikan kepercayaan untuk bersikap independen dalam mengungkapkan
kecurangan pada laporan keuangan yang disajikan manajemen.
Menurut E.B. Wilcox dalam Agus (2014), independensi merupakan suatu
standar auditing yang penting karena opini akuntan independen bertujuan untuk
menambah kredibilitas laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen.
Ohiokha et al (2013) mengatakan seorang auditor yang memiliki independensi
tinggi maka kinerjanya akan menjadi lebih baik.
Carey dalam Fransiska dan Betri (2015) mendefinisikan independensi
auditor dari segi integritas dan hubungannya dengan pendapat akuntan atas
laporan keuangan.
16
Independensi meliputi :
1) Kepercayaan terhadap diri sendiri yang terdapat pada beberapa orang
professional.
2) Independensi berarti adanya kejujuran dalam diri auditor dalam
mempertimbangkan fakta dan adanya pertimbangan yang objektif tidak
memihak dalam diri auditor dalam merumuskan dan menyatakan
pendapatnya.
Terdapat dua aspek independensi menurut Taylor dalam Agus (2014),
yaitu :
1) Independensi sikap mental (independence of mental attitude)
Independensi sikap mental ditentukan oleh pikiran auditor untuk bertindak
dan bersikap independen.
2) Independensi penampilan (appearance of independence)
Independensi penampilan ditentukan oleh kesan masyarakat terhadap
independensi auditor. Berdasarkan pengertian tersebut disimpulkan bahwa
independensi merupakan sikap seseorang untuk bertindak jujur, tidak
memihak, dan melaporkan temuan - temuan hanya berdasarkan bukti yang
ada.
2.1.4 Keahlian Audit
Keahlian merupakan salah satu faktor utama yang harus dimiliki seorang
auditor, karena dengan keahlian yang dimiliki memungkinkan tugas-tugas yang
dijalankan dapat diselesaikan dengan baik dan maksimal. Keahlian merupakan
komponen penting yang harus dimiliki seorang auditor dalam melaksanakan audit.
17
Dalam hal ini keahlian audit akan mempengaruhi tingkat kemampuan auditor
dalam mendeteksi kecurangan yang terjadi. Keahlian merupakan salah satu faktor
utama yang harus dimiliki seorang auditor dengan keahlian yang dimiliki
memungkinkan tugas-tugas yang dijalankan dapat diselesaikan dengan baik dan
maksimal. Hasbullah et al. (2014) mendefinisikan keahlian audit merupakan
keahlian yang berhubungan dalam tugas pemeriksaan serta penguasaan masalah
yang dapat diperiksanya ataupun pengetahuan yang dimiliki sebagai dasar untuk
menunjang tugas audit.
Keahlian mengharuskan seorang auditor mempunyai pengetahuan,
keterampilan dan kompetensi lainnya yang digunakan untuk menyelesaikan
tanggung jawabnya dengan kriteria seorang auditor harus mempunyai tingkat
pendidikan formal minimal strata satu atau yang setara; kompeten di bidang
auditing, akuntansi, administrasi pemerintah dan komunikasi. Hal ini memang
sangat diperlukan oleh seorang auditor, auditor yang mempunyai keahlian tinggi
akan memperlihatkan hasil kerjanya dengan kualitas baik dan akan berprilaku
pantas sesuai dengan persepsi serta ekpektasi orang lain dan lingkungan tempat
bekerja (Agus, 2014).
Semakin kompeten seorang auditor dan memiliki keahlian audit akan
membuat lebih peka dalam menganalisis laporan keuangan yang diauditnya
sehingga auditor mengetahui apakah di dalam laporan tersebut terdapat tindakan
kecurangan atau tidak serta mampu mendeteksi trik-trik rekayasa yang dilakukan
dalam melakukan kecurangan (Temitope et al., 2013)
18
2.1.5 Pengalaman Auditor
Audit menuntut keahlian dan pengalaman yang tinggi (Sunarto, 2003).
Pengalaman Kerja menurut SPAP (2001), dalam standar umum pertama PSA no
4, yaitu dalam melaksanakan audit untuk sampai pada suatu pernyataan pendapat,
auditor harus senantiasa bertindak sebagai seorang ahli dalam bidang akuntansi
dan bidang auditing. Pencapaian keahlian tersebut dimulai dengan pendidikan
formalnya, yang diperluas melalui pengalaman-pengalaman selanjutnya dalam
praktik audit.
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan
perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non
formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang
kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Dalam menjalankan tugasnya,
auditor harus memenuhi kualifikasi dan pengalaman dalam berbagai industri
tempat klien audit berkecimpung. Pengalaman kerja secara langsung maupun
tidak langsung akan menambah keahlian auditor dalam menjalankan tugasnya.
Keahlian membuat auditor mampu mengindikasi risiko-risiko dalam suatu
entitas/perusahaan. Keahlian yang memadai bahkan menjadi kualifikasi auditor
dalam menerima perikatan audit (Mulyadi, 2010:76).
Pengalaman Kerja auditor adalah pengalaman yang dimiliki auditor dalam
melakukan audit yang dilihat dari segi lamanya bekerja sebagai auditor dan
banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan. Dalam kenyataannya,
pengalaman kerja yang melekat pada diri auditor bukan jaminan bahwa auditor
19
dapat meningkatkan kualitas auditnya karena tidak mudah seorang auditor untuk
menjaga independensinya (Agus, 2014).
Berdasarkan uraian di atas dapat diartikan bahwa Auditor yang
berpengalaman adalah orang yang mempunyai keahlian di bidang audit yang
senantiasa melakukan pembelajaran dari kejadian-kejadian di masa yang lalu.
Maka, audit yang dilaksanakan dengan pengalaman yang akan menghasilkan
kualitas audit yang lebih baik.
2.1.6 Fee audit
Sukrisno Agoes (2012:56) fee audit adalah “Fee audit adalah imbalan
dalam bentuk uang atau barang atau bentuk lainnya yang diberikan kepada atau
diterima dari klien atau pihak lain untuk memperoleh perikatan dari klien atau
pihak lain”. Fee audit adalah biaya audit atau besaran jasa audit yang dikeluarkan
oleh pihak penerima jasa (klien) kepada pihak pemberi jasa (auditor), sebagai
tanggung jawab penerima jasa atas hasil kerja pemberi jasa (auditor). Menurut
Sukrisno Agoes (2012:18) dalam mendefinisikan Fee Audit sebagai berikut:
“Besarnya biaya tergantung antara lain resiko penugasan, kompleksitas jasa yang
diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tesebut,
struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan professional lainya.”
Di Indonesia besarnya fee audit masih menjadi perbincangan yang cukup
penjang, mengingat banyak faktor yang mempengaruhinya seperti yang
disebutkan diatas. Selain faktor tersebut, dalam menetapkan imbalan jasa atau fee
audit, Akuntan Publik harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1) Kebutuhan klien
20
2) Tugas dan tanggungjawab menurut hukum (statutory duties)
3) Independensi
4) Tingkat keahlian (levels of expertise)
5) Tanggung jawab
6) Banyaknya waktu yang diperlukan dan secara efektif digunakan Akuntan
Publik.
Penetapan jasa audit yang dilakukan oleh KAP biasanya didasari
perhitungan dari biaya pokok pemeriksaan yang terdiri dari biaya langsung dan
biaya tidak langsung. Biaya langsung terdiri biaya tenaga, yaitu : Manager,
Supervisor, Auditor Senior dan Auditor Junior. Sedangkan, biaya tidak langsung
seperti : percetakan, biaya penyusutan komputer, gedung dan asuransi. Selain itu,
dalam menetapkan imbalan jasa atau fee audit, Akuntan Publik juga harus
memperhatikan tahapan - tahapan pekerjaan audit dan tahap pelaporan.
Menurut Mulyadi (2002) audit fee merupakan fee yang diterima oleh
akuntan publik setelah melaksanakan jasa auditnya, besarnya tergantung dari
resiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut, struktur biaya KAP yang
bersangkutan. Fee audit juga bisa diartikan sebagai fungsi dari jumlah kerja yang
dilakukan oleh auditor dan harga per jam ( Al-Shammari et al., 2008). Menurut
Wanous., dkk (1983) fee audit merupakan salah satu faktor seorang auditor untuk
melaksanakan pekerjaannya. Menurut Haryono Jusup (2001: 104), besarnya fee
audit dapat bervariasi tergantung antara lain risiko penugasan, kompleksitas jasa
yang diberikan, tingkat keahlian yang diperlukan untuk melakukan jasa tersebut,
21
struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan professional yang
lainnya. Semakin kompleks klien, semakin sulit untuk mengaudit dan
membutuhkan waktu yang lebih lama pula sehingga fee audit pun semakin tinggi
(Hay et al., 2006).Hoitash et al. (2007) dengan menggunakan sampel terdiri atas
21.522 sampel pengamatan untuk perusahaan yang melaporkan data biaya audit
dan non-audit untuk tahun fiskal 2000-2003. Data ini diperoleh dari Standard dan
Poor’s Data-base. Dalam penelitiannya Hoitash et al. (2007) menemukan bukti
bahwa pada saat bernegosiasi dengan manajemen mengenai besaran tarif fee yang
harus dibayarkan pihak manajemen terhadap hasil kerja laporan auditan, maka
kemungkinan besar akan terjadi konsesi resiprokal yang akan mereduksi kualitas
laporan auditan. Tindakan ini menjurus kepada tindakan yang mengesampingkan
profesionalisme, yang mana konsesi resiprokal tersebut akan mereduksi
kepentingan penjagaan atas kualitas audit. Indikator Fee Audit Menurut Sukrisno
Agoes (2012:54) Indikator dari fee audit dapat di ukur dari :
1) Risiko penugasan
2) Kompleksitas jasa yang diberikan
3) Struktur biaya kantor akuntan publik yang bersangkutan dan pertimbangan
profesi lainnya
4) Struktur biaya akuntan publik
2.1.7 Profesi Auditor
Auditor adalah seorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam
melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau
organisasi. Mulyadi (2002) auditor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu :
22
1) Auditor pemerintah adalah auditor yang bertugas melakukan audit atas
keuangan Negara pada instansi-instansi pemerintah. Di Indonesia audit ini
dilakukan oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).
2) Eksternal auditor atau akuntan publik adalah seorang praktisi dan gelar
professional yang diberikan kepada akuntan di Indonesia yang telah
mendapat izin untuk memberikan jasa audit umum dan review atas laporan
keuangan, audit kinerja, dan audit khusus serta jasa nonassurancce seperti
jasa konsultasi, jasa kompilasi, jasa perpajakan. Jasa-jasa yang ditawarkan
oleh akuntan publik ini dilakukan pada perusahaan terbuka, yaitu
perusahaan yang go public, perusahaan-perusahaan besar dan juga
perusahaan kecil serta organisasi yang tidak bertujuan mencari laba.
Praktik akuntan publik harus dilakukan melalui suatu Kantor Akuntan
Publik (KAP).
3) Auditor merupakan auditor yang bekerja suatu perusahaan dan oleh
karenanya berstatus sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas
utamanya ditujukan untuk membantu manajemen perusahaan tempat
dimana ia bekerja.
2.2 Rumusan Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari pokok permasalahan
penelitian yang akan di uji kebenarannya. Berdasarkan pada rumusan
permasalahan, tujuan penelitian, kajian-kajian teori relevan dan hasil-hasil
penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan untuk penelitian ini adalah :
23
2.2.1 Pengaruh independensi terhadap kualitas audit
Greg and Graham (2013) menyatakan dalam perusahaan harus mampu
meningkatkan iklim keterbukaan, integritas, dan akuntabilitas sesuai dengan
prinsip-prinsip dalam meningkatkan kualitas audit. Dwiyani dan Sari (2014)
membuktikan hal yang sama independensi memiliki pengaruh positif pada
kualitas audit. Pernyataan ini dipertegas oleh Elya dan Nila (2010) membuktikan
dalam penelitiannya independensi memberikan dampak positif terhadap kualitas
auditor dalam melaksanakan pemeriksanaan audit. Dipertegas oleh Elisha dan
Icuk (2010) terdapat pengaruh independensi secara positif terhadap kualitas audit.
Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan hasil penelitian
sebagai berikut :
H1 : independensi berpengaruh positif pada kualitas audit.
2.2.2 Pengaruh keahlian auditor terhadap kualitas auditor
Salah satu faktor yang mendukung untuk meningkatkan kualitas audit
adalah keahlian audit yang dimiliki seorang auditor (Temitope et al., 2013).
Keahlian audit memang sangat diperlukan untuk menunjang segala aktifitas yang
dilakukan, karena dengan keahlian yang dimiliki akan terlihat sejauh mana
kemampuan yang dimiliki oleh seorang auditor (Hasbullah et al., 2014).
Penelitian mengenai pengaruh keahlian audit terhadap kualitas audit telah
dilakukan oleh Elisha dan Icuk (2010), dimana dalam penelitiannya menyatakan
bahwa keahlian audit berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Berdasarkan
uraian diatas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan hasil penelitian sebagai
berikut :
24
H2 : keahlian audit pengaruh positif pada kualitas audit.
2.2.3 Pengaruh Pengalaman terhadap kualitas audit
Pengalaman Kerja auditor adalah pengalaman yang dimiliki auditor dalam
melakukan audit yang dilihat dari segi lamanya bekerja sebagai auditor dan
banyaknya tugas pemeriksaan yang telah dilakukan. Dalam kenyataannya,
pengalaman kerja yang melekat pada diri auditor bukan jaminan bahwa auditor
dapat meningkatkan kualitas auditnya karena tidak mudah seorang auditor untuk
menjaga independensinya (International Auditing and Assurance Standards
Board, 2009).
Agus (2014) pengalaman auditor memberikan dampak positf terhadap
kualitas auditor. Fransiska dan Betri (2015) menemukan bukti bahwa pengalaman
auditor akan memberikan pengaruh positif terhadap kualitas audit. Kualitas audit
dapat dipengaruhi oleh pengalaman auditor seorang auditor (Basit, 2014). Atas
dasar argumentasi ilmiah tersebut di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan
hasil penelitian sebagai berikut :
H3 : pengalaman berpengaruh positif pada kualitas audit.
2.2.4 Pengaruh fee audit terhadap kualitas audit
Kualitas merupakan komponen profesionalisme yang benar-benar harus
dipertahankan oleh akuntan publik. Kualitas audit disini berarti akuntan publik
lebih mengutamakan kepentingan publik di atas kepentingan manajemen atau
kepentingan auditor itu sendiri dalam membuat laporan audit. Oleh sebab itu,
keberpihakan auditor dalam hal ini seharusnya lebih diutamakan pada kepentingan
publik (International Auditing and Assurance Standards Board, 2009).
25
Bambang (2009) fee audit memberikan dampak positf terhadap kualitas
auditor. Ahmad (2010) menemukan bukti bahwa pada saat auditor bernegosiasi
dengan manajemen mengenai besaran tarif fee yang harus dibayarkan oleh pihak
manajemen terhadap hasil kerja laporan audit, akan memberikan pengaruh positif
terhadap kualitas audit. Kualitas audit dapat dipengaruhi oleh penentuan besaran
fee audit yang ditetapkan (Dwiyani dan Sari, 2014). Atas dasar argumentasi
ilmiah tersebut di atas, maka hipotesis yang dapat dirumuskan hasil penelitian
sebagai berikut :
H4 : fee audit berpengaruh positif pada kualitas audit.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diteliti, penelitian ini digolongkan pada
penelitian asosiatif (hubungan), yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan dari dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2008 :5) penelitian asosiatif ini
juga digunakan oleh (Wiliam dan Budiartha, 2015) dalam penelitiannya. Dalam
penelitian ini jenis hubungannya adalah hubungan linier karena bertujuan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y).
Gambar 3.1 Model Kerangka Berfikir
H1
H2
H3
H4
Sumber : Konsep yang dikembangkan dalam penelitian ini, 2016
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Kantor Akuntan Publik yang terdapat di Bali
dan terdaftar pada Institut Akuntan Publik Indonesia. Jumlah Kantor Akuntan
Independensi(X1)
Keahlian Audit(X2)
Pengalaman(X3)
Kualitas Audit(Y)
Fee Audit(X4)
27
Publik yang terdaftar pada Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun 2016
disajikan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Daftar Kantor Akuntan Publik di BaliNo. Nama Kantor Akuntan Publik Alamat Kantor Akuntan Publik1. KAP I Wayan Ramantha Jl. Rampai No. IA Lt. 3 Denpasar,
Bali. Telp: (0361) 2636432. KAP Johan Malonda Mustika &
Rekan (Cab)Jl. Muding Indah 1/5, Kerobokan,Kuta Utara, Badung, Bali. Telp:(0361) 434884
3. KAP K. Gunarsa Jl. Tukad Banyusari Gg. II No 5.Telp: (0361) 225580
4. KAP Drs. Ketut Budiartha, M.Si Perum Padang Pesona GrahaAdhi,Blok A6, Jl. Gunung AgungDenpasar, Bali. Telp: (0361)8849168
5. KAP Drs. Sri Marmo Djogosarkoro& Rekan
Jl. Gunug Muria Blok VE No.4,Monang Maning, Denpasar, Bali.Telp: (0361) 480033, 480032,482422
6. KAP Drs. Wayan Sunasdyana Jl. Pura Demak I Gang Buntu No.89, Denpasar, Bali. Telp: (0361)7223329, 8518989
7. KAP Drs. Ketut Muliartha R.M &Rekan
Jl. Drupadi No. 25 Denpasar, Bali
Sumber : Directory IAPI, 2016
3.3 Objek Penelitian
Objek penelitian dalam penelitian ini adalah pengaruh independensi,
keahlian audit, pengalaman dan besaran fee audit terhadap kualitas proses audit
pada Kantor Akuntan Publik di Bali.
3.4 Identifikasi Variabel
Variabel merupakan suatu sifat yang dapat memiliki berbagai macam
nilai. Berdasarkan hipotesis yang telah dikemukakan, maka variabel yang akan
dianalisis dikelompokkan sebagai berikut :
28
1) Variabel Bebas /Independent variable (X), yaitu variabel yang
mempengaruhi atau menjadi timbulnya variabel terikat (Sugiyono,
2012: 31). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
X1: independensi
X2: keahlian auditor
X3: pengalaman auditor
X4: fee audit
2) Variabel Terikat /dependent variable (Y), yaitu variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel bebas (Sugiyono,
2012: 33). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kualitas audit.
3.5 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel merupakan definisi yang dinyatakan dalam
bentuk istilah yang diuji secara spesifik atau dengan pengukuran Kriteria (Ikhsan,
2008 : 62). Terminology definisi operational harus mempunyai acuan impiris
untuk mengukur variabel dengan cara mendapatkan informasi yang dapat
dimengerti. Dalam penelitian ini, definisi operasional variabel yang digunakan
adalah sebagai berikut :
1) Independensi (X1)
Independensi berarti sikap mental yang bebas dari pengaruh, tidak
dikendalikan oleh orang lain, tidak tergantung pada orang lain.
Independensi juga diartikan adanya kejujuran diri auditor dalam
mempertimbangkan fakta dan menyatakan pendapatnya.
29
Indikator-indikator dari independensi (Marietta et al., 2013) antara lain :
(1) Lama hubungan dengan klien
(2) Tekanan dari klien
(3) Telaah dari rekan auditor
(4) Peningkatan prosedur audit.
Dengan skala likert pemberian skor 1 untuk pilihan Sangat Tidak
Setuju (STS), skor 2 untuk pilihan Tidak Setuju (TS), skor 3 untuk pilihan
Cukup Setuju (CS), skor 4 untuk pilihan Setuju (S) dan skor 5 untuk
pilihan Sangat Setuju (SS).
2) Keahlian Auditor (X2)
Keahlian diartikan seorang auditor harus mempunyai pengetahuan,
keterampilan dan kompetensi lainnya yang diperlukan untuk
melaksanakan tanggung jawabnya (Hasbullah et al., 2014). Indikator yang
digunakan untuk mengukur keahlian audit dalam penelitian ini adalah :
(1) Auditor harus mempunyai tingkat pendidikan formal minimal Stara
satu (S.1) atau yang setara.
(2) Memiliki kompetensi di bidang auditing, akuntansi, administrasi dan
komunikasi.
(3) Mengikuti pendidikan dan pelatihan professional berkelanjutan
(continuing professional education).
(4) Mempunyai sertifikat jabatan fungsional auditor (JFA).
Dengan skala likert pemberian skor 1 untuk pilihan Sangat Tidak
Setuju (STS), skor 2 untuk pilihan Tidak Setuju (TS), skor 3 untuk pilihan
30
Netral (N), skor 4 untuk pilihan Setuju (S) dan skor 5 untuk pilihan Sangat
Setuju (SS).
3) Pengalaman audit (X3)
Pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran dan penambahan
perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal
maupun non formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang
membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi.
Dalam menjalankan tugasnya, auditor harus memenuhi kualifikasi dan
pengalaman dalam berbagai industri tempat klien audit berkecimpung
(Mulyadi, 2010:76). Variabel pengalaman audit dalam penelitian ini
diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan oleh Agus
(2014). Indikator yang digunakan untuk mengukur pengalaman audit
dalam penelitian ini adalah :
(1) Lama bekerja
(2) Banyaknya tugas
(3) Adanya masalah audit
(4) Adanya tekanan pekerjaan.
Dengan skala likert pemberian skor 1 untuk pilihan Sangat Tidak
Setuju (STS), skor 2 untuk pilihan Tidak Setuju (TS), skor 3 untuk pilihan
Netral (N), skor 4 untuk pilihan Setuju (S) dan skor 5 untuk pilihan Sangat
Setuju (SS).
31
4) Fee audit (X4)
Mulyadi (2002) audit fee merupakan fee yang diterima oleh akuntan
publik setelah melaksanakan jasa auditnya, besarnya tergantung dari resiko
penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat keahlian yang
diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut. Fee Audit juga bisa
diartikan sebagai fungsi dari jumlah kerja yang dilakukan oleh auditor dan
harga per jam (Dwiyani dan Sari, 2014). Variabel fee audit dalam
penelitian ini diukur dengan menggunakan instrument yang dikembangkan
oleh Agoes (2012:54). Indikator yang digunakan untuk mengukur fee
audit dalam penelitian ini adalah :
(1) Resiko penugasan
(2) Kompleksitas jasa yang diberikan
(3) Struktur biaya kantor akuntan publik yang bersangkutan dan
pertimbangan profesi lainnya
(4) Struktur biaya akuntan publik.
Dengan skala likert pemberian skor 1 untuk pilihan Sangat Tidak
Setuju (STS), skor 2 untuk pilihan Tidak Setuju (TS), skor 3 untuk pilihan
Netral (N), skor 4 untuk pilihan Setuju (S) dan skor 5 untuk pilihan Sangat
Setuju (SS).
5) Kualitas Audit (Y)
Kualitas audit merupakan hal yang penting dalam pengauditan. Dengan
penerapan standar akuntansi dan standar audit yang benar, auditor akan
mampu menggungkapkan dan melaporkan kesalahan atau pelanggaran
32
yang dilakukan oleh klien (Basit, 2014). Indikator yang digunakan untuk
mengukur kualitas audit dalam penelitian ini adalah :
(1) Melaporkan semua kesalahan klien.
(2) Pemahaman sistem akuntansi klien.
(3) Komitmen menyelesaikan audit.
(4) Berpedoman pada prinsip auditing dan prinsip akuntansi dalam
melakukan pekerjaan lapangan.
(5) Kepercayaan pada klien.
(6) Sikap hati-hati dalam pengambilan keputusan.
Dengan skala likert pemberian skor 1 untuk pilihan Sangat Tidak
Setuju (STS), skor 2 untuk pilihan Tidak Setuju (TS), skor 3 untuk pilihan
Netral (N), skor 4 untuk pilihan Setuju (S) dan skor 5 untuk pilihan Sangat
Setuju (SS).
3.6 Jenis dan Sumber Data
3.6.1 Jenis Data
Berdasarkan jenisnya (Sugiyono, 2008: 13), data dapat dibagi menjadi dua,
yaitu :
1) Data Kuantitatif, yaitu data dalam bentuk angka yang dapat
dinyatakan dan diukur dengan satuan hitung atau data kualitatif yang
diangkakan. Data kuantitatif dalam penelitian ini berupa jumlah
auditor yang bekerja pada masing-masing kantor akuntan publik dan
hasil kuesioner yang merupakan jawaban responden yang diukur
dengan skala Likert.
33
2) Data Kualitatif yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk kata, kalimat,
dan skema. Data kualitatif dalam penelitian ini adalah nama kantor
akuntan publik yang terdaftar pada directory kantor Akuntan Publik
wilayah Bali, gambaran umum kantor akuntan publik, dan struktur
organisasi kantor akuntan publik.
3.6.2 Sumber Data
Berdasarkan sumbernya (Wirawan, 2002: 6), data dibagi menjadi dua,
yaitu :
1) Data Primer, yaitu data yang di kumpulkan dan diolah sendiri oleh
suatu badan atau individu secara langsung dari objeknya. Data primer
dalam penelitian ini yaitu jawaban-jawaban yang diberikan oleh
responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam kuesioner yang
berhubungan dengan penelitian (kuesioner terlampir).
2) Data Skunder, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi,
sudah dikumpulkan oleh pihak lain. Data sekunder dalam penelitian
ini adalah data yang dikumpulkan dari sumber lain yaitu daftar Kantor
Akuntan Publik (KAP) yang terdapat di Bali.
3.7 Responden Penelitian
Responden dalam penelitian ini adalah seluruh auditor Kantor Akuntan
Publik di Bali yang terdaftar dalam Institut Akuntan Publik Indonesia.
34
Tabel 3.2 Jumlah Auditor Pada Kantor Akuntan Publik di Bali
No. Nama Kantor Akuntan Publik Jumlah Auditor(orang)
1. KAP I Wayan Ramantha 72. KAP Johan Malonda Mustika & Rekan (Cab) 103. KAP K. Gunarsa 94. KAP Drs. Ketut Budiartha, M.Si 125. KAP Drs. Sri Marmo Djogosarkoro & Rekan 156. KAP Drs. Wayan Sunasdyana 137. KAP Drs. Ketut Muliartha R.M & Rekan 7
Total 73Sumber : Data Primer Diolah, 2016
3.8 Metode Penentuan Sampel
3.8.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008: 115). Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan
Publik di Bali yang berjumlah sebanyak 73 orang.
3.8.2 Sampel
Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel (Sugiyono, 2008: 68). Pemilihan sampel ini
telah mewakili populasi, dengan batas minimum sampel suatu penelitian adalah
sebanyak 30 sampel. Jumlah responden yang akan dilibatkan sebagai sampel
dalam penelitian ini adalah sebanyak 73 responden dengan menggunakan metode
sensus (Sugiyono, 2013:17).
35
3.9 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut :
1) Wawancara
Wawancara adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan
bertanya langsung dengan auditor-auditor yang bekerja pada Kantor
Akuntan Publik di Bali.
2) Teknik Kuesioner
Adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008: 135). Kuesioner tersebut
akan disampaikan kepada responden dengan diantar langsung oleh
peneliti. Untuk masing-masing pernyataan dalam kuesioner,
diberikan skor 1-5 berdasarkan skala likert. Skala Likert merupakan
skala untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau
kelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2008:132).
Setiap jawaban kuesioner mempunyai bobot atau skor nilai dengan
skala Likert sebagai berikut :
1) Untuk jawaban sangat setuju (SS), mendapat skor 5
2) Untuk jawaban setuju (S), mendapat skor 4
3) Untuk jawaban netral (N), mendapat skor 3
4) Untuk jawaban tidak setuju (TS), mendapat skor 2
5) Untuk jawaban sangat tidak setuju (STS), mendapat skor 1
Interval kelas / panjang kelas, dapat dihitung dengan rumus :
36
C (Interval Kelas) =sJumlahKela
dahNilaiTerennggiNilaiTerti
C (Interval Kelas) =5
15 = 0,80
Untuk mengetahui kondisi variabel-variabel yang berhubungan
dengan kinerja pegawai secara menyeluruh akan dilihat dari rata-rata
skor dengan kriteria sebagai berikut :
4,21 – 5,00 = sangat baik
3,41 – 4,20 = baik
2,61 – 3,40 = cukup baik
1,81 – 2,60 = kurang baik
1,00 – 1,80 = sangat kurang baik
3) Studi Pustaka (Library research)
Peneliti memperoleh data yang berkaitan dengan masalah yang
sedang diteliti melalui buku, jurnal, skripsi, tesis, internet, dan
perangkat lain yang berkaitan dengan judul penelitian.
3.10 Pengujian Instrumen Penelitian
1) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner (Ghozali, 2009:112). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Jadi, validitas adalah mengukur apakah pertanyaan dalam
kuesioner yang sudah dibuat betul-betul dapat mengukur apa yang hendak diukur
(Ghozali, 2009:117). Uji validitas ini membandingkan nilai masing-masing item
37
pertanyaan dengan nilai total. Apabila besarnya nilai total koefisien item
pertanyaan masing-masing variabel melebihi nilai signifikansi maka pertanyaan
tersebut tidak valid. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan
digunakan, dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi
0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor
total.
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel (Ghozali, 2009:121). Suatu kuesioner dikatakan
reliabel jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil
dari waktu ke waktu. Jawaban responden dari pertanyaan ini dikatakan reliabel
jika masing-masing pertanyaan dijawab secara konsisten atau jawaban tidak boleh
diacak karena masing-masing pertanyaan akan mengukur hal yang sama. Jika
jawaban terhadap indikator ini acak, maka dapat dikatakan bahwa tidak reliabel
(Ghozali, 2009:125). Uji reliabilitas dapat dilakukan bersama-sama di seluruh
butir pertanyaan. Uji reliabilitas dilakukan dengan uji Alpha Cronbach, jika nilai
alpha > 0,60 maka suatu variabel dapat dikatakan reliabel (Nunnally dalam
Ghozali, 2009).
3.11 Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk memperoleh model analisis yang tepat,
dimana model regresi yang tepat harus menghindari kemungkinan terjadinya
penyimpangan asumsi klasik. Uji asumsi klasik yang harus dilakukan terhadap
data pada penelitian ini adalah sebagai berikut.
38
1) Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah nilai residual yang telah
distandarisasi pada model regresi berdistribusi secara normal atau tidak.
Dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual mendekati nilai rata-ratannya
(Ghozali, 2009:141).
2) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah model regresi
yang berbentuk sudah bersifat homoskedastisitas, dimana semua varian dari
residual satu pengamatan kepengamatan lain harus mempunyai nilai yang sama.
Bila ditemukan ketidaksesamaan atau heteroskedastisitas maka dapat
menyebabkan uji signifikansi statistik tidak valid (Ghozali, 2009:139).
3) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk melihat pembentukan korelasi yang
tinggi atau sempurna diantara variabel bebas atau tidak. Jika terjadi korelasi yang
tinggi dapat dikatakan terjadi murtikolinearritas. Pada model regresi yang tepat
tidak boleh terjadi multikolinearitas. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
tolerance atau variance inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance lebih besar dari
10 persen atau VIF kurang dari 10, maka dapat dikatakan model telah bebas dari
masalah multikolinearitas (Ghozali, 2009:105).
3.12 Teknik Analisis Data
3.12.1 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menganalisis suatu
variabel terikat yang dipengaruhi lebih dari satu variabel bebas (Utama, 2012:77).
39
Analisis regresi linear berganda ini digunakan untuk tujuan penelitian yaitu
menganalisis pengaruh independensi, keahlian audit, dan besaran fee audit
terhadap kualitas proses audit pada Kantor Akuntan Publik di Bali. digunakan
program SPSS dalam menganalisis data. Model regresi linear berganda
ditunjukkan oleh persamaan sebagai berikut :
Y= α + β1X1+ β2X2 + β3X3 + β4X4 + ε…………………………………….(1)
Keterangan:Y = Kualitas AuditX1 = IndependensiX2 = Keahlian AuditX3 = Pengalaman AuditX4 = Fee Auditα = Konstantaβ1 β2 β3 = Koefisien regresiε = Komponen residual atau eror
1) Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi adalah satu alat utama untuk mengukur
ketepatan/kesesuaian garis regresi terhadap sebaran datanya. Koefisien
determinasi pada regresi linear sering diartikan sebagai seberapa besar
kemampuan semua variabel bebas dalam menjelaskan variasi dari variabel
terikatnya. Nilai R2 besarnya antara 0 dan 1. Jika R2 =1, berarti 100 persen
total variasi variabel terikat dapat dijelaskan oleh variabel terikat yang dapat
dijelaskan oleh variabel bebasnya. Namun jika R2 = 0, berarti tidak ada total
variasi variabel terikat yang dapat dijelaskan oleh variasi variabel bebanya
(Wirawan, 2002:282).
40
2) Uji Kelayakan Model (Uji F)
Uji statistik F bertujuan untuk mengetahui kelayakan model regresi
linear berganda sebagai alat analisis yang menguji pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen. Uji F dilakukan dengan melihat nilai
signifikan pada tabel Annova dengan bantuan program SPSS. Bila nilai
signifikan annova<a = 0,05 maka model ini dikatakan layak atau variabel
independen mampu menjelaskan variabel dependen (Ghozali, 2006:83).
3) Uji Hipotesis (Uji t)
Uji t digunakan untuk menguji apakah masing-masing variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
Langkah-langkah dalam uji t adalah sebagai berikut :
(1) Merumuskan hipotesis
H0:β1=0, artinya tidak ada pengaruh variabel independen secara signifikan
terhadap variabel dependen.
H1:β1≥0, artinya ada pengaruh variabel independen secara signifikan
terhadap variabel dependen.
(2) Menentukan taraf nyata sebesar 5%
(3) Menentukan besarnya P-value yang diperoleh dari hasil pengujian dengan
program SPSS.
(4) Kriteria Pengujian
a) Bila nilai P-Value dari t ≥ α, maka H0 diterima dan H1 ditolak, artinya
variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel
dependen.
41
b) Bila nilai P-Value dari t < α, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya
secara individual variabel independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen.
42
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Gambaran Umum Kantor Akuntan Publik
4.1.1 Sejarah Singkat Kantor Akuntan Publik
Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) atau Indonesian Institute of
Certified Public Accountants (IICPA), mempunyai latar belakang sejarah yang
cukup panjang, dimulai dari didirikannya Ikatan Akuntan Indonesia di tahun 1957
yang merupakan perkumpulan akuntan Indonesia yang pertama. Perkembangan
profesi dan organisasi Akuntan Publik di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari
perkembangan perekonomian, dunia usaha dan investasi baik asing maupun
domestik, pasar modal serta pengaruh global. Secara garis besar tonggak sejarah
perkembangan profesi dan organisasi akuntan publik di Indonesia memang sangat
dipengaruhi oleh perubahan perekonomian negara pada khususnya dan
perekonomian dunia pada umumnya.
Di awal masa kemerdekaan Indonesia, warisan dari penjajah Belanda
masih dirasakan dengan tidak adanya satupun akuntan yang dimiliki atau
dipimpin oleh bangsa Indonesia. Pada masa ini masih mengikuti pola Belanda
masih diikuti, dimana akuntan didaftarkan dalam suatu register negara. Di negeri
Belanda sendiri ada dua organisasi profesi yaitu Vereniging van Academisch
Gevormde Accountans (VAGA) yaitu ikatan akuntan lulusan perguruan tinggi dan
Nederlands Instituut van Accountants (NIVA) yang anggotanya terdiri dari
lulusan berbagai program sertifikasi akuntan dan memiliki pengalaman kerja.
43
Akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan periode sesudah kemerdekaan tidak
dapat menjadi anggota VAGA atau NIvA. Situasi ini mendorong Prof. R.
Soemardjo Tjitrosidojo dan empat lulusan pertama FEUI yaitu Drs. Basuki
T.Siddharta, Drs. Hendra Darmawan, Drs. Tan Tong Joe dan Drs. Go Tie Siem
memprakarsai berdirinya perkumpulan akuntan Indonesia yang dinamakan Ikatan
Akuntan Indonesia (IAI) pada tanggal 23 Desember 1957 di Aula Universitas
Indonesia.
Di masa pemerintahan orde baru, terjadi banyak perubahan signifikan
dalam perekonomian Indonesia, antara lain seperti terbitnya Undang-Undang
Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam negeri (PMDN)
serta berdirinya pasar modal. Perubahan perekonomian ini membawa dampak
terhadap kebutuhan akan profesi akuntan publik, dimana pada masa itu telah
berdiri banyak kantor akuntan Indonesia dan masuknya kantor akuntan asing yang
bekerja sama dengan kantor akuntan Indonesia. 30 tahun setelah berdirinya IAI,
atas gagasan Drs. Theodorus M. Tuanakotta , pada tanggal 7 April 1977 IAI
membentuk Seksi Akuntan Publik sebagai wadah para akuntan publik di
Indonesia untuk melaksanakan program-program pengembangan akuntan publik.
Dalam kurun waktu 17 tahun sejak dibentuknya Seksi Akuntan Publik,
profesi akuntan publik berkembang dengan pesat. Seiring dengan perkembangan
pasar modal dan perbankan di Indonesia, diperlukan perubahan standar akuntansi
keuangan dan standar profesional akuntan publik yang setara dengan standar
internasional. Dalam Kongres IAI ke VII tahun 1994, anggota IAI sepakat untuk
44
memberikan hak otonomi kepada akuntan publik dengan merubah Seksi Akuntan
Publik menjadi Kompartemen Akuntan Publik.
Setelah hampir 50 tahun sejak berdirinya perkumpulan akuntan Indonesia,
tepatnya pada tanggal 24 Mei 2007 berdirilah Institut Akuntan Publik Indonesia
(IAPI) sebagai organisasi akuntan publik yang independen dan mandiri dengan
berbadan hukum yang diputuskan melalui Rapat Umum Anggota Luar Biasa IAI
Kompartemen Akuntan Publik. Berdirinya Institut Akuntan Publik Indonesia
adalah respons terhadap dampak globalisasi, dimana Drs. Ahmadi Hadibroto
sebagai Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI mengusulkan perluasan
keanggotaan IAI selain individu. Hal ini telah diputuskan dalam Kongres IAI X
pada tanggal 23 Nopember 2006. Keputusan inilah yang menjadi dasar untuk
merubah IAI – Kompartemen Akuntan Publik menjadi asosiasi yang independen
yang mampu secara mandiri mengembangkan profesi akuntan publik. IAPI
diharapkan dapat memenuhi seluruh persyaratan International Federation of
Accountans (IFAC) yang berhubungan dengan profesi dan etika akuntan publik,
sekaligus untuk memenuhi persyaratan yang diminta oleh IFAC sebagaimana
tercantum dalam Statement of Member Obligation (SMO).
Pada tanggal 4 Juni 2007, secara resmi IAPI diterima sebagai anggota
asosiasi yang pertama oleh IAI. Pada tanggal 5 Pebruari 2008, Pemerintah
Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor
17/PMK.01/2008 mengakui IAPI sebagai organisasi profesi akuntan publik yang
berwenang melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik, penyusunan dan
45
penerbitan standar profesional dan etika akuntan publik, serta menyelenggarakan
program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik di Indonesia.
Menurut Surat Keputusan Menteri Keuangan Nomor : 43/KMK.017/1997
tertanggal 27 Januari 1997 sebagaimana diubah dengan Surat Keputusan Menteri
Keuangan Nomor: 474/KMK.017/1999 tertanggal 14 Oktober 1999, Kantor
Akuntan Publik adalah lembaga yang memiliki izin dari Menteri Keuangan
sebagai wadah bagi akuntan publik dalam menjalankan pekerjaannya. Bentuk
usaha kantor akuntan publik yang dikenal menurut hukum di Indonesia ada 2
macam, yaitu :
1) Kantor akuntan publik dalam betuk usaha sendiri, bentuk ini menggunakan
akuntan publik yang bersangkutan.
2) Kantor akuntan publik dalam bentuk usaha kerjasama, bentuk ini
menggunakan nama sebanyak-banyaknya tiga nama akuntan publik yang
menjadi rekan atau partner dalam kantor akuntan publik yang bersangkutan.
Penanggung jawab kantor akuntan publik usaha sendiri adalah akuntan
yang bersangkutan, sedangkan penanggung jawab kantor akuntan publik usaha
kerjasama adalah dua orang atau lebih akuntan yang masing-masing merupakan
rekan atau partner dan salah seorang bertindak sebagai rekan pimpinan.
4.1.2 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik
Kantor akuntan publik terdiri atas beberapa fungsi dan bagian untuk
memudahkan koordinasi dan pertanggungjawaban masing-masing bagian, maka
diperlukan adanya suatu struktur organisasi. Struktur organisasi kantor akuntan
publik ditunjukkan dalam Gambar 4.1 berikut:
46
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Kantor Akuntan Publik
Sumber : Ikatan Akuntan Indonesia, 2016
Gambar 4.1 menunjukkan struktur organisasi kantor akuntan publik dalam
bentuk usaha kerja sama, dimana dalam struktur organisasi tersebut pimpinan
rekan atau pimpinan kantor akuntan publik dibantu satu atau lebih rekan atau
partner. Dalam kantor akuntan publik bentuk usaha sendiri, pimpinan kantor
akuntan publik tidak dibantu rekan atau partner. Pimpinan kantor akuntan publik
usaha sendiri langsung membawahi auditor senior dan staf audit atau auditor
junior.
Pimpinan KAP/PimpinanRekan
Rekan
Sekretaris
Jasa Manajemen
Dagang
Staf
Staf Administrasi Divisi Audit
IndustriJasa
Perpajakan danAkuntansi
Pengelolaan Data Sistem Akuntansi
Staf Staf Staf Staf Staf
47
Fungsi dan tugas masing-masing bagian dalam organisasi kantor akuntan
publik dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Pimpinan rekan atau Pimpinan kantor akuntan publik
(1) Memimpin dan menetukan arah kebijaksanaan kegiatan operasional pada
kantor akuntan publik.
(2) Menerima atau menolak klien berdasarkan survey pendahuluan pada
setiap penugasan audit.
(3) Memberikan saran penyesuaian dan persetuhjuan dalam perencanaan
pendahuluan pada setiap penugasan audit.
(4) Mendiskusikan konsep pemikiran dengan staf serta pihak klien.
(5) Menyetujui dan menandatangani laporan hasil pemriksaan.
2) Rekan
(1) Merekomendasikan penerimaan atau penolakan klien berdasarkan survey
pendahuluan.
(2) Berperan serta dalam memberikan penyesuaian dan persetujuan pada
perencanaan pendahuluan pada setiap penugasan audit.
(3) Me-review atau meneliti ulang terutama mengenai kepatuhan terhadap
standar akuntansi yang berlaku atas konsep laporan auditor independen
yang diserahkan oleh ketua tim pemeriksa.
(4) Menyetujui konsep-konsep dari laporan auditor independen yang
sebelumnya telah di-review secukupnya diserahkan pimpinan.
3) Sekretaris
(1) Mengatur pertemuan dengan klien.
48
(2) Membuat surat-surat (surat perjanjian kerja, tugas dan lain-lain)
(3) Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pimpinan.
4) Bagian Administrasi
(1) Mengatur dan menyimpan segala arsip penting kantor dan kegiatan
administrasi lainnya.
(2) Melaksanakan kegiatan keuangan dan administrasi kantor lainnya.
(3) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pimpinan.
5) Bagian Jasa Manajemen
(1) Melakukan tugas konsultasi manajemen serta pembuatan proposal proyek
penelitian.
(2) Memimpin dan menyusun sistem studi kelayakan.
(3) Mempertanggungjawabkan hasil kerja konsultasi.
6) Divisi Audit
Fungsi dan tugas divisi ini adalah sebagai berikut :
(1) Divisi Audit dipimpin oleh seorang kepala yang bertugas untuk
memimpin dan mengawasi aplikasi atau pelaksanaan tugas pemeriksaan
yang dilaksanakan oleh staf-staf audit agar sesuai dengan audit program.
(2) Melakukan supervisi atau review atas kelengkapan bukti audit serta mutu
penyesunan kerta kerja pemeriksaan yang dilakukan oleh staf audit.
(3) Melakukan koreksi terhadap kesalahan kertas kerja yang dikerjakan oleh
staf audit.
49
Divisi Audit terdiri dari 3 bagian, yaitu :
(1) Divisi Audit Dagang adalah divisi audit yang bertugas untuk melakukan
audit di perusahaan yang bergerak di bidang usaha perdagangan.
(2) Divisi Audit Jasa adalah divisi audit yang bertugas untuk melakukan audit
di perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa.
(3) Divisi Audit Industri adalah divisi audit yang bertugas untuk melakukan
audit di perusahaan yang bergerak di bidang usaha industri.
7) Staf
(1) Membantu kepala staf untuk melaksanakan kegiatan sesuai dengan bagian
masing-masing.
(2) Bertanggung jawab kepada kepala staf yang bersangkutan
8) Bagian Pajak
(1) Melaksanakan semua tugas yang berhubungan dengan perpajakan.
(2) Mempertanggungjawabkan hasil kerja bagian perpajakan kepada
pimpinan.
9) Bagian Pengelolaan Data
(1) Melaksanakan semua tugas yang menyangkut pengolahan data.
(2) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada pimpinan.
10) Bagian Sistem Akuntansi dan Komputer
(1) Melaksanakan tugas mengenai sistem akuntansi dan komputer.
Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada pimpinan.
50
4.2 Data Penelitian
4.2.1 Responden Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh independensi,
keahlian audit, pengalaman dan besaran fee audit terhadap kualitas proses audit
pada Kantor Akuntan Publik di Bali. Data dikumpulkan dengan menyebar
kuesioner ke tujuh kantor Akuntan Publik di Bali. Ringkasan pengiriman dan
pengembalian kuesioner disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Rincian Pengiriman dan Pengembalian KuesionerKuesioner Jumlah Persentase
Kuesioner yang disebar 73 100%Kuesioner yang tidak kembali 7 9,6%Kuesioner yang kembali 66 90,4%Kuesioner yang digunakan 66 90,4%Tingkat pengembalian kuisioner 66/73 x 100% = 90,4%
Sumber: Data Primer Diolah, 2016
Tabel 4.1 menunjukan bahwa kuesioner yang disebar ke responden
sebanyak 73 kuesioner, yang kembali sebanyak 66 kuesioner, sedangkan yang
tidak dikembalikan sebanyak 7 kuesioner. Semua kuesioner yang kembali
lengkap pengisiannya dan memenuhi ketentuan, kemudian dianalisis.
4.2.2 Karakteristik Responden Penelitian
Karakteristik responden penelitian ini merupakan profil dari 66 responden
yang berpartisipasi dalam pengisian kuesioner. Karakteristik responden penelitian
meliputi jenis kelamin, jenjang pendidikan dan lama bekerja, Karakteristik
responden dapat dilihat pada Tabel 4.2, Tabel 4.3, dan Tabel 4.4.
51
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase (%)
Laki-Laki 54 81,8Perempuan 12 18,2
Total 66 100Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 2)
Tabel 4.2 menunjukan proporsi auditor laki-laki dan perempuan
berdasarkan jenis kelamin dapat diketahui jumlah auditor laki-laki sebanyak 54
orang responden 81,8 persen dan auditor perempuan sebanyak 12 orang responden
18,2 persen. Ini menandakan responden pada Kantor KAP di dominasi oleh
auditor laki-laki dikarenakan auditor laki-laki dianggap lebih teliti dan berani
mengambil resiko dalam bekerja tanpa memperdulikan tekanan dari pihak-pihak
tertentu.
Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan TerakhirPendidikan Terakhir Jumlah (Orang) Persentase (%)
Diploma 3 8 12,1
S1 41 62,1
S2 17 25,8
Total 66 100Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 2)
Tabel 4.3 berfungsi untuk mengetahui pendidikan terakhir yang dimiliki
responden. Pada Tabel 4.3 responden yang memiliki tingkat pendidikan Diploma
sebanyak 8 orang 12,1 persen, S1 sebanyak 41 orang atau 62,1 persen dan S2
sebanyak 17 orang atau sebanyak 25,8 persen. Ini menandakan rata-rata tingkat
pendidikan auditor adalah S.1, yang memiliki arti semakin baik tingkat
pendidikan seorang auditor mampu menunjukkan tingkat kinerja yang tinggi
dengan kualitas hasil audit yang lebih baik.
52
Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bergabung Sebagai Tim AuditJumlah(Orang) Persentase (%)
Kurang dari 5 tahun 27 40,9> 5 s/d 10 tahun 39 59,1
Total 66 100Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 2)
Tabel 4.4 berfungsi untuk mengetahui lama seorang auditor bergabung
dalam suatu tim audit pada Kantor KAP. Tabel 4.4 menunjukkan responden yang
tergabung dalam tim audit kurang dari lima tahun sebanyak 27 orang atau 40,9
persen. Responden yang tergabung dalam tim audit lebih dari lima tahun sebanyak
39 orang 59,1 persen. Dapat dijelaskan seluruh responden sudah pernah tergabung
dalam tim audit pada Kantor KAP sehingga responden yang digunakan dalam
penelitian ini layak digunakan dan menunjukkan data yang valid, karena dengan
bergabungnnya dalam tim audit tentunya akan menambah atau meningkatkan
standar kualitas audit yang dilakukan.
4.3 Hasil Penelitian
4.3.1 Uji Instrumen Penelitian
1) Uji Validitas
Pengujian validitas tiap butir digunakan analisis item yaitu
mengkorelasikan skor tiap item dengan skor total item. Nilai korelasi antar skor
item dengan total item kemudian dibandingkan dengan koefisien korelasi “r”. Jika
korelasi item terhadap skor total lebih besar dari koefisien korelasi “r” (0,30)
maka instrumen dikatakan valid. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan
pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang diukur oleh kuesioner
tersebut. Hasil uji validitas instrumen penelitian akan disajikan pada Tabel 4.5.
53
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas
Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 3)
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa seluruh indikator pernyataan dalam
variabel kualitas audit, independensi, keahlian, pengalaman dan fee audit,
memiliki nilai pearson correlation yang lebih besar dari 0,30. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator telah memenuhi syarat uji validitas.
Variabel KodeInstrumen
PearsonCorrelation
Keterangan
Kualitas Audit (Y)
Y1 0,803 Valid
Y2 0,691 Valid
Y3 0,807 Valid
Y4 0,673 Valid
Y5 0,704 Valid
Y6 0,855 Valid
Independensi (X1)
X1.1 0,742 Valid
X1.2 0,667 Valid
X1.3 0,821 Valid
X1.4 0,832 Valid
X1.5 0,615 Valid
Keahlian audit(X2)
X2.1 0,777 Valid
X2.2 0,711 Valid
X2.3 0,881 Valid
X2.4 0,628 Valid
X2.5 0,796 Valid
Pengalaman (X3)
X3.1 0,832 Valid
X3.2 0,836 Valid
X3.3 0,763 Valid
X3.4 0,835 Valid
Fee audit (X4)
X4.1 0,912 Valid
X4.2 0,859 Valid
X4.3 0,566 Valid
X4.4 0,820 Valid
54
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya
atau dapat diandalkan. Apabila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk
mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif
konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Pengujian reliabilitas dalam
penelitian ini menggunakan metode Cronbach’s Alpha. Instrumen dikatakan
reliabel untuk mengukur variabel bila berada di atas angka 0,60. Hasil pengujian
reliabilitas instrumen dapat dilihat pada Tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’sAlpha
Keterangan
Kualitas audit (Y) 0,847 ReliabelIndependensi (X1) 0,779 ReliabelKeahlian (X2) 0,814 ReliabelPengalaman (X3) 0,833 ReliabelFee audit (X4) 0,802 Reliabel
Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 4)
Berdasarkan Tabel 4.7 menjelaskan bahwa seluruh instrumen penelitian
yang digunakan yaitu kualitas audit, independensi, keahlian audit, pengalaman
dan besaran fee audit memiliki koefisien Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,60
sehingga instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.
4.3.2 Hasil Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif menyajikan informasi mengenai karakteristik variabel-
variabel penelitian yaitu nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean),
dan standar deviasi. Untuk mengukur nilai sentral dari distribusi data dapat
dilakukan dengan pengukuran rata-rata (mean) sedangkan standar deviasi
55
merupakan perbedaan nilai data yang diteliti dengan nilai rata-ratanya. Hasil
statistik deskriptif dapat dilihat pada Tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil Statistik Deskriptif
Variabel N Min. Max. MeanStd.
DeviasiKualitas audit 66 15 29 22,95 4,013Independensi 66 13 24 19,20 3,065Keahlian 66 11 24 19,00 3,186Pengalaman 66 10 20 15,50 3,208Fee audit 66 10 20 15,00 2,748
Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 5)
Tabel 4.7 dapat dilihat deskriptif variabel kualitas audit (Y) memiliki nilai
minimum sebesar 15, nilai maksimum sebesar 29, nilai mean sebesar 22,95, dan
standar deviasi sebesar 4,013. Hal ini berarti bahwa terjadi perbedaan nilai
kualitas audit yang diteliti terhadap nilai rata-ratanya sebesar 4,013.
Variabel independensi (X1) memiliki nilai minimum sebesar 13, nilai
maksimum sebesar 24, nilai mean sebesar 19,20, dan standar deviasi sebesar
3,065. Ini berarti bahwa terjadi perbedaan nilai independensi yang diteliti terhadap
nilai rata-ratanya sebesar 3,065.
Variabel keahlian (X2) memiliki nilai minimum sebesar 11, nilai
maksimum sebesar 24, mean sebesar 19,00, dan standar deviasi sebesar 3,186. Ini
berarti bahwa terjadi perbedaan nilai keahlian yang diteliti terhadap nilai rata-
ratanya sebesar 3,186.
Variabel pengalaman (X3) memiliki nilai minimum sebesar 10, nilai
maksimum sebesar 20, mean sebesar 15,50, dan standar deviasi sebesar 3,208. Ini
berarti bahwa terjadi perbedaan nilai pengalaman yang diteliti terhadap nilai rata-
ratanya sebesar 3,208.
56
Variabel fee audit (X4) memiliki nilai minimum sebesar 10, nilai
maksimum sebesar 20, mean sebesar 15,00, dan standar deviasi sebesar 2,748. Ini
berarti bahwa terjadi perbedaan nilai fee audit yang diteliti terhadap nilai rata-
ratanya sebesar 2,748.
4.3.3 Uji Asumsi Klasik
Sebelum dianalisis dengan teknik regresi, maka model persamaan regresi
harus melalui uji asumsi klasik. Model regresi yang baik adalah model regresi
yang di dalamnya tidak terdapat masalah data yang distribusinya normal, masalah
multikolinearitas, dan masalah heteroskedastisitas. Adapun pengujian asumsi
klasik yang dilakukan yaitu: uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji
heteroskedastisitas
1) Uji Normalitas
Uji normalitas ini dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model
regresi (variabel dependen dan variabel independen) memiliki distribusi normal
atau tidak. Pengujian normalitas nilai residual dalam penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan metode Kolmogorov-Smirnov. Nilai signifikansi yang
diperoleh apabila Asymp. Sig. (2-tailed)-nya lebih besar dari 0,05, maka data
tersebut dikatakan berdistribusi normal. (Ghozali, 2009). Hasil uji normalitas
dapat disajikan dalam Tabel 4.8 sebagai berikut.
Tabel 4.8 Hasil Uji Kolmogorov-SmirnovUnstandardize
d ResidualN 66Kolmogorov-Smirnov Z 0,421Asymp. Sig. (2-tailed) 0,994
Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 6)
57
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan dalam
penelitian ini memiliki distribusi normal, karena asymp.sig. yang dimiliki lebih
besar dari alpha 0,05.
2) Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Jika nilai toleransi lebih
dari 10% atau VIF kurang dari 10 maka dikatakan tidak ada multikolinearitas.
Hasil uji multikolinearitas disajikan pada Tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Uji MultikolinearitasVariabel Tolerance VIF
Independensi 0,413 2,423Keahlian 0,289 3,465Pengalaman 0,379 2,641Besaran fee audit 0,464 2,155
Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 6)
Tabel 4.9 dapat dilihat bahwa nilai tolerence masing-masing variabel lebih
besar dari 10 persen dan nilai VIF lebih kecil dari 10, sehingga dapat disimpulkan
bahwa dalam model regresi tidak terjadi multikolinearitas dan dapat digunakan
dalam penelitian.
3) Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual pengamatan ke pengamatan yang lain.
Jika tingkat signifikansi berada di atas 0,05 maka model regresi ini bebas dari
masalah heteroskedastisitas. Hasil uji heteroskedastisitas disajikan pada Tabel
4.10.
58
Tabel 4.10 Hasil Uji HeteroskedastisitasVariabel Sig. Keterangan
Independensi 0,395 Bebas heteroskedastisitas.
Keahlian 0,093 Bebas heteroskedastisitas.Pengalaman 0,251 Bebas heteroskedastisitas.
Besaran fee audit 0,555 Bebas heteroskedastisitas.Sumber: Data Primer Diolah, 2016 (Lampiran 6)
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai sig. masing-masing variabel
independensi, keahlian, pengalaman dan fee audit lebih besar dari 0,05 yang
berarti variabel tersebut bebas heteroskedastisitas.
4.3.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi linear berganda diolah dengan bantuan software SPSS for
Windows dengan hasil yang dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut.
Tabel 4.11 Rangkuman Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
VariabelUnstandardized
CoefficientsStandardizedCoefficients t Sig
B Std. error BetaConstant 0,406 1,575 - - -Independensi 0,262 0,117 0,200 2,242 0,029Keahlian 0,357 0,134 0,284 2,658 0,010Pengalaman 0,434 0,117 0,347 3,725 0,000Besaran fee audit 0,272 0,123 0,186 2,212 0,031Dependent Variabel : Kualitas auditAdjusted R² : 0,786F Hitung : 60,769Sig F : 0,000
Sumber : Lampiran 6, 2016
Berdasarkan Tabel 4.11 tersebut dapat dibuat persamaan sebagai
berikut.
Y = 0,406 + 0,262 X1 + 0,357 X2 + 0,434 X3 + 0,272 X4
59
Hasil koefisien regresi memperlihatkan nilai koefisien konstanta adalah sebesar
0,406 mempunyai arti bahwa jika variabel dianggap konstan, maka nilai variabel
kualitas audit akan konstan sebesar 0,406.
Nilai β1 yang merupakan koefisien regresi dari variabel X1 (independensi)
sebesar 0,262 mempunyai arti bahwa semakin tinggi independensi auditor atau
bila terjadi peningkatan pada independensi auditor sebesar 1 tingkatan, maka akan
terjadi peningkatan kualitas audit sebesar 0,262 satuan dengan asumsi variabel
lainnya tetap atatu konstan.
Nilai β2 yang merupakan koefisien regresi dari variabel X2 (keahlian)
sebesar 0,357 mempunyai arti bahwa jika terjadi peningkatan pengalaman audit
pada auditor eksternal sebesar 1 tingkatan, maka akan terjadi peningkatan kualitas
audit sebesar 0,357 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap atau konstan.
Nilai β3 yang merupakan koefisien regresi dari variabel X3 (pengalaman)
sebesar 0,434 mempunyai arti bahwa jika terjadi peningkatan etika auditor pada
auditor eksternal sebesar 1 tingkatan, maka akan terjadi peningkatan kualitas audit
sebesar 0,434 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap konstan.
Nilai β4 yang merupakan koefisien regresi dari variabel X4 (besaran fee
audit) sebesar 0,357 mempunyai arti bahwa jika terjadi peningkatan pengalaman
audit pada auditor eksternal sebesar 1 tingkatan, maka akan terjadi peningkatan
kualitas audit sebesar 0,357 satuan dengan asumsi variabel lainnya tetap atau
konstan.
60
4.3.5 Hasil Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model
dalam menerangkan variabel-variabel dependen. Pada penelitian ini, koefisien
determinasi yang digunakan adalah nilai dari adjusted R2. Peneliti menggunakan
nilai adjusted R2 pada saat mengevaluasi yang mana model regresi terbaik, karena
tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel
independen ditambahkan ke dalam model. Hasil uji memberikan hasil dimana
diperoleh besarnya adjusted R2 (koefisien determinasi yang telah disesuaikan)
pada Tabel 4.11 adalah 0,786. Ini berarti variasi kualitas audit dapat dipengaruhi
secara signifikan oleh variabel independensi, keahlian, pengalaman dan fee audit,
sebesar 78,6 persen, sedangkan sisanya sebesar 21,4 persen dijelaskan oleh faktor-
faktor lain.
4.3.6 Hasil Analisis Kelayakan Model (Uji F)
Hasil uji F (F test) menunjukkan bahwa nilai F hitung sebesar 60,769
dengan nilai signifikansi P value 0,000 yang lebih kecil dari α = 0,05, ini berarti
model yang digunakan pada penelitian ini adalah layak. Hasil ini memberikan
makna bahwa ke empat variabel independen mampu memprediksi atau
menjelaskan fenomena kualitas audit pada kantor Akuntan Publik di Bali. Hal ini
berarti model dapat digunakan untuk analisa lebih lanjut atau dengan kata lain
model dapat digunakan untuk mempresentasikan karena hasil goodness of fitnya
baik dengan nilai F hitung sebesar 60,769 dengan nilai signifikansi P value 0,000.
61
4.3.7 Hasil Uji Hipotesis (Uji t)
Hasil uji statistik t (uji hipotesis) menunjukan besar pengaruh variabel
independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel denpenden. Uji
statistik t dilakukan dengan membandingkan hasil nilai signifikansi dengan =
0,05 dan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Pengaruh independensi pada kualitas audit
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi uji t untuk
variabel independensi sebesar 0,029 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa H1 diterima, yang berarti bahwa independensi berpengaruh positif pada
kualitas audit pada kantor Akuntan Publik di Bali.
2) Pengaruh keahlian pada kualitas audit
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi uji t untuk
variabel keahlian sebesar 0,010 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa H2 diterima, yang berarti bahwa keahlian berpengaruh positif pada
kualitas audit pada kantor Akuntan Publik di Bali.
3) Pengaruh pengalaman pada kualitas audit
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi uji t untuk
variabel pengalaman sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan
bahwa H2 diterima, yang berarti bahwa pengalaman berpengaruh positif pada
kualitas audit pada kantor Akuntan Publik di Bali.
4) Pengaruh fee audit pada kualitas audit
Berdasarkan Tabel 4.11 dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi uji t untuk
variabel fee audit sebesar 0,031 lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan
62
bahwa H3 diterima, yang berarti bahwa fee audit berpengaruh positif pada
kualitas audit pada kantor Akuntan Publik di Bali.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian
4.4.1 Pengaruh independensi pada kualitas audit
Dari hasil perhitungan yang ditunjukan pada Tabel 4.11 diketahui bahwa
nilai β1 “independensi” sebesar 0,262 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,029
yang berarti dibawah nilai α = 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel
independensi berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit. Hipotesis
pertama (H1) yang menyatakan variabel independensi berpengaruh positif
terhadap kualitas audit diterima.
Di dalam perusahaan harus mampu meningkatkan iklim keterbukaan,
integritas, dan akuntabilitas sesuai dengan prinsip-prinsip dalam meningkatkan
kualitas audit yang dapat dilaksanakan dengan sikap independensi seorang
auditor. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Dwiyani dan Sari (2014)
membuktikan variabel independensi memiliki pengaruh positif pada kualitas
audit. Pernyataan ini dipertegas oleh Elya dan Nila (2010) membuktikan dalam
penelitiannya independensi memberikan dampak positif terhadap kualitas auditor
dalam melaksanakan pemeriksanaan audit. Dipertegas oleh Elisha dan Icuk (2010)
terdapat pengaruh independensi secara positif terhadap kualitas audit.
4.4.2 Pengaruh keahlian pada kualitas audit
Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa nilai β2 “keahlian” sebesar 0,357
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,010 yang berarti dibawah nilai α=0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa variabel keahlian berpengaruh positif dan signifikan pada
63
kualitas audit. Hipotesis kedua (H2) yang menyatakan variabel pengalaman
berpengaruh positif pada kualitas audit dapat diterima.
Salah satu faktor yang mendukung untuk meningkatkan kualitas audit
adalah keahlian audit yang dimiliki seorang auditor. Keahlian audit memang
sangat diperlukan untuk menunjang segala aktifitas yang dilakukan, karena
dengan keahlian yang dimiliki akan terlihat sejauh mana kemampuan yang
dimiliki oleh seorang auditor. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian
Hasbullah et al. (2014) dalam penelitiannya membuktikan bahwa keahlian audit
memiliki pengaruh positif pada kualitas audit. Elisha dan Icuk (2010) dalam
penelitiannya menyatakan bahwa keahlian audit berpengaruh signifikan terhadap
kualitas auditor. Hal yang sama dibuktikan oleh Agus (2014) keahlian seorang
auditor memiliki pengaruh positif pada kualitas audit.
4.4.3 Pengaruh pengalaman pada kualitas audit
Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa nilai β3 “pengalaman” sebesar
0,434 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang berarti dibawah nilai
α=0,05. Hal ini menunjukkan bahwa variabel pengalaman berpengaruh positif dan
signifikan pada kualitas audit. Hipotesis kedua (H3) yang menyatakan variabel
pengalaman berpengaruh positif pada kualitas audit dapat diterima.
Pengalaman kerja auditor yang melekat pada diri auditor sebagai jaminan
bahwa auditor dapat meningkatkan kualitas auditnya, dengan pengalaman seorang
auditor dapat menjaga sikap independensinya dalam meningkatkan kualitas audit.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Agus (2014) pengalaman auditor
memberikan dampak positf terhadap kualitas auditor. Fransiska dan Betri (2015)
64
menemukan bukti bahwa pengalaman auditor akan memberikan pengaruh positif
terhadap kualitas audit. Kualitas audit dapat dipengaruhi oleh pengalaman auditor
seorang auditor (Basit, 2014).
4.4.4 Pengaruh fee audit pada kualitas audit
Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa nilai β4 “fee audit” sebesar 0,272
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,031 yang berarti dibawah nilai α=0,05. Hal
ini menunjukkan bahwa variabel fee audit berpengaruh positif dan signifikan pada
kualitas audit. Hipotesis ke empat (H4) yang menyatakan variabel fee audit
berpengaruh positif pada kualitas audit dapat diterima.
Besaran fee memiliki dampak pada kualitas audit yang akan dihasilkan
seorang auditor, sehingga mengharuskan seorang auditor bersikap independen
dalam memberikan pertanggungjawaban mengenai kewajaran laporan keuangan
yang berkaitan dengan kepentingan banyak pihak. Hasil penelitian ini didukung
oleh penelitian Ahmad (2010) menemukan bukti bahwa pada saat auditor
bernegosiasi dengan manajemen mengenai besaran tarif fee yang harus
dibayarkan oleh pihak manajemen terhadap hasil kerja laporan auditan, akan
memberikan pengaruh positif terhadap kualitas audit. Kualitas audit dapat
dipengaruhi oleh penentuan besaran fee audit yang ditetapkan (Dwiyani dan Sari,
2014). Bambang (2009) fee audit memberikan dampak positf terhadap kualitas
auditor.
65
4.5 Keterbatasan Penelitian
1) Kebersediaan responden untuk mengisi data kueisoner kurang maksimal,
padahal kebutuhan sampel sangat besar pada penelitian ini.
2) Variabel-variabel yang mempengaruhi kualitas audit dalam penelitian ini
hanya terdiri dari empat variabel, yaitu independensi, keahlian,
pengalaman dan fee audit, sedangkan masih banyak faktor lain yang
mempengaruhi kualitas audit untuk dapat dipergunakan dalam penelitian.
3) Lokasi penelitian relatif tidak banyak yaitu KAP di Provinsi Bali dengan
subyek yang terbatas yaitu 66 responden, sehingga hasilnya belum dapat
digeneralisasikan pada kelompok subyek dengan jumlah besar.
66
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berlandaskan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan
sebelumnya, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
1) Independensi berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit. Hal
ini berarti sikap independensi dari seorang auditor akan meningkatkan
kualitas audit seorang auditor.
2) Keahlian berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit. Hal
berarti semakin ahli seorang auditor dalam menyelesaikan hasil temuan
audit maka semakin baik kualitas audit seorang auditor.
3) Pengalaman berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit. Hal
berarti semakin banyak pengalaman yang dimiliki seorang auditor maka
semakin baik kualitas audit seorang auditor.
4) Fee audit berpengaruh positif dan signifikan pada kualitas audit. Hal ini
berarti semakin tinggi fee audit yang diberikan pada auditor maka semakin
meningkat kualitas audit seorang auditor
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan maka saran yang dapat
disampaikan adalah sebagai berikut.
67
1) Kualitas audit, seorang auditor harus mempertahankan sikap
independensinya, sehingga semakin tinggi auditor mempertahankan sikap
independen dengan bersikap jujur untuk menghindari penilaian kurang dari
rekan seprofesi (sesama auditor) dalam tim akan memberikan kualitas
audit yang maksimal untuk dihasilkan.
2) Keahlian seorang auditor sangat dibutuhkan dalam melaksanakan audit,
sehingga perlu mempunyai sertifikat jabatan fungsional auditor (JFA) dan
meningkatkan keahlian dengan mengikuti pelatihan pelatihan dan
pembelajaran dibidang audit secara professional dan berkelanjutan melalui
seminar terhadap auditor junior agar kualitas audit yang akan dihasilkan
menjadi baik.
3) Seorang auditor harus memiliki pengalaman dibidang audit, hal yang
dimaksud adalah bertambahnya pengalaman auditor akan meningkatkan
kemampuannya, pengetahuan serta cara bagaimana auditor tersebut
mendeteksi akan terjadinya suatu kecurangan untuk menghasilkan kualitas
audit yang baik.
4) Fee yang diterima seorang auditor dalam melakukan audit hendaknya
mengikuti struktur biaya audit dan penetapan fee harus disesuaikan dengan
kompleksitas jasa yang diberikan sehingga mampu menghasilkan kualitas
audit yang lebih baik.
68
DAFTAR PUSTAKA
Abdussalam Mahmoud Abu-Tapanjeh, 2006. Good Corporate GovernanceMechanism and Firms' Operating and Financial Performance: Insightfrom the Perspective of Jordanian Industrial Companies. Journal KingSaud Univ. 19 (2): h: 101-121.
Adnyani Nyoman, Anantawikrama Tungga Atmadja dan Trisna HerawatiNyoman, 2014. Pengaruh Skeptisme professional auditor, independensi,dan pengalaman auditor terhadap tanggung jawab auditor dalammendeteksi kecurangan dan kekeliruan laporan keuangan (Studi Kasuspada Kantor Akuntan Publik (KAP) Wilayah Bali). Jurnal Akuntansi.2(1): h: 1-11
Ahmad Nugraha Syaiful Anwar, 2010. Pengaruh Fee Audit, tekanan anggaranwaktu audit terhadap kualitas audit (Penelitian Pada Kantor AkuntanPublik di Wilayah Kota Bandung yang terdaftar di IAPI). JurnalAkuntansi. 1(1): h: 1-16
Agus triyanto, 2014. Pengaruh skeptisisme professional auditor, situasi audit,independensi, etika, keahlian dan pengalaman terhadap ketepatanpemberian opini auditor di Kantor Akuntan Publik di wilayah Yogyakarta.Jurnal Akuntansi Muhamadiyah. 1(3): h: 1-17
Amanita Novi Yushita dan Rahmawati Hanung Triatmoko 2013. PengaruhMekanisme Corporate Governance, Kualitas Auditor, dan LikuiditasTerhadap Kualitas Laba. Jurnal Economia. 9(2): h: 141-155
Anthony, N. and Govindarajan, V. 2005. “Management control systems”, 9 ed.Irwin/McGraw-Hill
Andi Basru Wawo, M.S. Idrus, Mintarti Rahayu, Djumahir, 2013. The Influenceof Internal and External Monitoring Leadership Style and Good PublicGovernance Implementation on Financial Reporting Performance.Journal of Basic and Applied Scientific Research, 3 (2): h: 402-412
Badjuri, Achmat. 2011. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kualitas AuditAuditor Independen pada Kantor Akuntan Publik (KAP) di Jawa Tengah.Dinamika Keuangan dan Perbankan. 3(2) (Nov) : 183-197.
Bambang Hartadi, 2009. pengaruh fee audit, rotasi KAP, dan reputasi auditorterhadap kualitas auditor di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi danKeuangan. 16(1): h: 84-103
69
Basit Fauzi Nugraha, A. 2014, Pengaruh Pengalaman, Due Professional Care, danIndependensi Auditor terhadap Kualitas Audit (Survey pada AuditorInspektorat dan BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Barat). JurnalAcounting. 17(2): h: 1-21
Bariyima, BY., David Kiabel, 2012. Auditing and Performance of GovernmentEnterprises: A Nigerian Study. Double Blind Peer Reviewed InternationalResearch Journal, 12 (6): h: 1-17
Bastian, Indra. 2001. Audit Sektor Publik, Jakarta: Visi Global Media.
Belkaoui, ahmed Riahi. 2007. Accounting Theory. UK: Bussines Press ThomsonLearning, 4th ed.
Carl Joseph Gabrini, 2013. The Effect Of Audit On Governance: MaintainingLegitimacy Of Local Government. Jurnal The Florida State DigiNoleCommons. 7 (9): h: 1-121
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1988. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
De Angelo, L.E. 1981. Auditor Independence, “Low Balling”, and DisclosureRegulation. Journal of Accounting and Ecnomics 3. Agustus. p. 113-127.
Douglas F. Prawitt, 2013. Enhancing Auditor Professional Skepticism.International Journal of Management Invention. 36: h:1-29
Dwiyani Pratistha, K. dan Sari Widhiyani, Ni Luh., 2014. Pengaruh independensiauditor dan besaran fee audit terhadap kualitas proses audit. JurnalAkuntansi. 6(3): h: 419-428
Elisha Muliani Singgih dan Icuk Rangga Bawono, 2010. Pengaruh Independensi,Pengalaman, Due Professional Care dan Akuntabilitas terhadap kualitasaudit (Studi pada Auditor di KAP “Big Four” di Indonesia). Journal ofsymPosium nasional Akuntansi. 8(1): 1-24
Elya Wati, Lismawati dan Nila Aprilla, 2010. Pengaruh Independensi, GayaKepemimpinan, dan Pemahaman Good Governance terhadap kinerjaauditor pemerintah (Studi Pada Auditor Pemerintah di BPKP PerwakilanBengkulu). Jurnal simPosium nasional Akuntansi, 2(3): h: 132 – 147
Evi Octavia, 2013. The Effects Of Implementation on Audit and Good CorporateGovernance in Corporate Performance. Journal of Global Business andEconomics. 6 (1): h: 77-87
70
Fransiska Kovinna dan Betri, 2015. Pengaruh independensi, pengalaman kerja,kompetensi, dan etika auditor terhadap kualitas audit pada KAP di kotaPalembang. Jurnal Akuntansi. 4(1): h: 1-14
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisikc-2. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Greg Jones and Graham Bowrey, 2013. Local council governance and auditcommittees -the missing link. Journal of New Business Ideas and Trends,11 (2): h: 58-66
Handoko T. Hani. 2006. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia Edisi2, Yogyakarta : BPFE UGM
Hasbullah, Ni Luh Gede Erni Sulindawati, Nyoman Trisna Herawati, 2014.Pengaruh keahlian audit, kompleksitas tugas, dan etika profesi terhadapkualitas audit. Penelitian ini dilaksanakan di Inspektorat Pemerintah KotaDenpasar dan Inspektorat Pemerintah Kabupaten Gianyar. JurnalAkuntansi, 2(1): h: 1-14
Husam Al-Khaddash, Rana Al Nawas and Abdulhadi Ramadan, 2013. Factorsaffecting the quality of Auditing: The Case of Jordanian CommercialBanks. International Journal of Business and Social Science. 4(11): h:206-222
Ika Kurnia Aryani dan Sudarno, 2010. Pengaruh internal Audit terhadap audit feedengan Penerapan Good Corporate Governance Sebagai VariabelIntervening. Jurnal Akuntansi. 1(3): h: 1-25
Ikatan Auditor Indonesia. 2011. Standar Profesional Auditor Publik. Jakarta:Salemba Empat.
Institut Akuntan Publik Indonesia. 2011. Standar Profesional Akuntan Publik.Jakarta : Salemba Empat
International Auditing and Assurance Standards Board. 2009. InternationalStandards on Auditing
Ikhsan, Arfan. 2008. Metodologi Penelitian Auditorsi Keperilakuan. Edisi 1.Yogyakarta: Oraha Ilmu.
Kenneth D’Silva and Jeffrey Ridley, 2007. auditing’s international contributionto governance. Journal Business Governance and Ethics. 3 (2): h: 113-126
Kreitner dan Kinicki. 2005. Perilaku Organisasi. Jakarta. Salemba empat.
71
Liu Jiayi, 2010. Auditing: An Immune System to Protect Society and the Economy.Journal International Government Auditing, 37(3): h: 1-40
Listya Yuniastuti Rahmina, Sukrisno Agoes, 2014. Influence of auditorindependence, audit tenure, and audit fee on audit quality of members ofcapital market accountant forum in Indonesia. Journal Procedia - Socialand Behavioral Sciences. 16(4): h: 324-331
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi ke-10. Yogyakarta.
Luz Cabrera-Frias, 2012. The ethics of professional skepticism in publicaccounting: How the auditor-client relationship impacts objectivity. Thesissubmitted to the Faculty of The School of Continuing Studies
Marietta Sylvie Bolang, Jullie J. Sondakh, Jenny Morasa, 2013. PengaruhKompetensi, Independensi dan Pengalaman Terhadap Kualitas AuditAparat Inspektorat Kota Tomohon Dalam Pengawasan PengelolaanKeuangan Daerah. Jurnal Riset Akuntansi dan Auditing. 4(2): h: 1-15
Martini, 2013. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas audit. JurnalAcounting. pp: 1-19
Margi Kurniasih dan Abdul Rohman, 2014. Pengaruh Fee Audit, Audit Tenure,dan Rotasi Audit Terhadap Kualitas Audit. Diponegoro Journal ofAcounting. 3(3): h: 1-10
Maria Radu, 2012. Corporate Governance, Audit and Environmental Audit- ThePerformance Tool in Romanian Companies. Jurnal Accounting andManagement Information Systems, 11(1): h: 112-130
Mohd Hamran Mohamad, Zulkiflee Daud and Khulida Kirana Yahya, 2014.Impact on Employees’ Good Governance Characteristics, The Role OfTransformational Leadership as Determinant Factor. InternationalJournal of Science, Environment, 3(1): h: 320-328
Mu’azu Saidu Badara, Siti Zabedah Saidin, 2013. Impact of the Effective ControlSystem on the Audit Effectiveness at Local Government Level, Journal ofSocial and Development Sciences, 3(1): h: 16-23
Mulyadi, 2002. Auditing. Edisi ke-6. Jakarta: Salemba Empat.
Ohiokha, Friday Izien, Akhalumeh, and Paul Benign, 2013. Auditing Standarsand Auditors Performance: The Nigerian Experience. European Journalof Accounting Auditing and Finance Research, 1(3): h: 15-23
72
Preacher, K. J. 2007. Addressing Moderated Mediation Hypotheses: Theory,Methods, and Prescriptions. Multivariate Behavioral Research
Priyanka Aggarwal, 2013. Impact of Corporate Governance on CorporateFinancial Performance. Journal of Business and Management. 13(3): h: 1-5
Putri Arsika Nirmala. Rr, Nur Cahyonowati, 2013. Pengaruh Independensi,Pengalaman, Due Professional Care, Akuntabilitas, Kompleksitas Auditdan Time Budget Pressure Terhadap Kualitas Audit (Studi Empiris padaAuditor KAP di Jawa Tengah dan DIY). Diponegoro Journal OfAcounting. 2(3): h:1-13
Ristina Sitio dan Indah Anisykurlillah, 2014. Pengaruh pemahaman goodgovernance, gaya kepemimpinan, budaya organisasi, struktur auditterhadap kinerja auditor KAP di wilayah kota Semarang. JurnalAccounting Analysis. 3(3): h: 301 – 309
Robbins, S.P., and Judge, T.A. 2008. Perilaku Organisasi, Edisi Keduabelas,Jakarta: Salemba Empat
Saripudin, Netty Herawaty, Rahayu, 2012. Pengaruh Independensi, Pengalaman,Due Professional Care, dan Akuntabilitas terhadap Kualitas Audit (surveiterhadap auditor KAP di Jambi dan Palembang. Jurnal Binar Akuntansi.1(1): h: 4-14
Satyo. 2005. Mendorong Good Governance dengan Mengembangkan Etika diKAP. Media Auditorsi. Fdisi Oktober: 39-42.
Semiu Babatunde Adeyemi and Temitope Olamide Fagbemi, 2010. Audit Quality,Corporate Governance and Firm Characteristics in Nigeria. InternationalJournal of Business and Management, 5(5): h: 1-11
Simanjuntak, Piter. 2008. “Pengaruh Time Budget Pressure Dan KesalahanTerhadap Penurunan Kualitas Audit (Reduced Audit Quality) (StudiEmpiris Pada Auditor KAP Di Jakarta)”. Tesis. Semarang : UniversitasDiponegoro
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta.
Suyana Utama, Made., 2009 “Buku ajar Aplikasi Analisis Kuantitatif. Denpasar:Fakultas Ekonomi Universitas Udayana
Temitope Olamide, Segun, Olayinka Marte and Olubukunola Ranti, 2013. AnAssessment of Audit Approach and Audit Quality in Nigeria. ResearchJournal of Finance and Accounting, 4(14): h: 10-18
73
The Institute of Auditor internals. (1995). Standars for The Professional Practiceof Auditor internaling. The IIA, Florida.
The Indonesia Institute For Corporate Governance. 2007. Good Corporategovernance dalam Perspektif Manajemen Stratejik.
William Jefferson Wiratama dan Budiartha, Ketut. 2015. Pengaruh independensi,pengalaman kerja, due professional care, dan akuntabilitas auditorterhadap kualitas audit auditor Kantor Akuntan Publik di Denpasar. JurnalAkuntansi Publikasi. 10(1): h: 91-106
Wirawan, Nata. 2002. Cara Mudah Memahami Statistik 2 (Statistik inferesia)Untitk Ekonomi dan Bisnis. Edisi ke-2. Denpasar: Keraras Emas.
Zahra Ghorbanpour, Hasan Dehghan Dehnavi and Forough Heyrani. 2014.Investigating the Effect of Organization Commitment on Performance ofAuditors in the Community of Certified Accountants. InterdisciplinaryJournal of Contemporary Research in Business. 5(10): h:199-209
74
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH INDEPENDENSI, KEAHLIAN AUDIT, PENGALAMANDAN BESARAN FEE AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT (STUDI
PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI BALI)
Dengan hormat,Sehubungan dengan penyusunan tugas akhir (skripsi) di Fakultas Ekonomi
Universitas Udayana, bersama dengan ini saya:Nama : Luh Gede Ayu Nidya WulandariNim : 1115351141Jurusan : AkuntansiMahasiswa : Fakultas Ekonomi Universitas UdayanaDalam hal ini ingin mengadakan penelitian mengenai “Pengaruh
Independensi, Keahlian Audit, Pengalaman, dan Besaran Fee audit
Terhadap Kualitas Audit (Studi Pada Kantor Akuntan Publik di Bali)”.
Untuk maksud tersebut, maka saya mohon kesediaan dan partisipasiBapak/lbu/Sandara/i untuk berkenan mengisi kuesioner ini dengan lengkap sesuaidengan ketentuan dan jujur mengenai pendapat dan penilaian anda sendiri, tanpadipenganihi oleh siapapun. Kuesioner ini dibuat semata-mata untuk keperluanilmiah.
Atas kerjasama dan partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i meluangkan waktunyamemberikan informasi yang diperlukan, saya ucapkan terima kasih.
Hormat saya,
(Luh Gede Ayu Nidya Wulandari)
75
I. IDENTITAS RESPONDEN
Nama Kantor :Nama Responden :Isilah berdasarkan diri Bapak/lbu/Saudara/i dengan memberi tanda padajawaban yang iclati disediakan.1. Jenis kelamin: Pria / Wanita *)
2. Jenjang Pendidikan : Diploma / S.1 / S.2 *)
3. Lama Bekerja sebagai Auditor
a) Kurang dari 5 tahun
b) > 5 s/d 10 tahun
II. KUESIONERPetunjuk Pengisian
Bapak/Ibu/Saudara/i dimohon untuk memberikan tanggapan yangsesuai atas pertanyaan-pertanyaan berikut dengan memberikan tanda centangpada jawaban yang dipilih jika menurut Bapak/Ibu/Saudara/i tidak adajawaban yang tepat, maka jawaban dapat diberikan pada pilihan yang palingmendekati. Alternatif jawaban adalah sebagai berikut.Keterangan Alternatif Jawaban I:1. STS : Sangat Tidak Setuju
2. TS : Tidak Setuju
3. N : Netral
4. S : Setuju
5. SS : Sangat Setuju
76
A. Independensi (X1)I Independensi Alternatif Jawaban
Pernyataan STS TS N S SS
1.Auditor sebaiknya memiliki hubungandengan klien yang sama paling lama 3tahun
2.Saya berupaya tetap bersifat independendalam melakukan audit walaupun telahlama menjalin hubungan dengan klien
3.Saya tidak memerlukan telaah dari rekanauditor untuk menilai prosedur audit sayakarena kurang dirasa manfaatnya
4.Saya bersikap jujur untuk menghindaripenilaian kurang dari rekan seprofesi(sesama auditor) dalam tim.
5.Jika audit yang saya lakukan buruk, makasaya dapat menerima sanksi dari klien.
B. Keahlian Auditor (X2)II Keahlian Auditor Alternatif Jawaban
Pernyataan STS TS N S SS
1. Memiliki tingkat pendidikan formalminimal Srata Satu (S1)
2.Mengikuti pelatihan yang memadaidibidang auditing, akuntansi sektor publik,keuangan dan lain-lain.
3. Memiliki keahlian di bidang auditing.
4.Mempunyai sertifikat jabatan fungsionalauditor (JFA) dan mengikuti pendidikandan pelatihan professional berkelanjutan.
5.Memiliki keterampilan dalam berhubungandengan orang lain dan mampuberkomunikasi secara efektif
C. Pengalaman Auditor (X3)II Pengalaman auditor Alternatif Jawaban
Pernyataan STS TS N S SS
1.
Semakin lama menjadi auditor, semakinmengerti bagaimana menghadapi entitasatau obyek pemeriksaan dalammemperoleh data dan informasi yang
77
dibutuhkan
2.
Semakin lama bekerja sebagai auditor,semakin dapat mengetahui informasi yangrelevan untukmengambil pertimbangan dalam membuatkeputusan
3.Banyaknya tugas pemeriksaanmembutuhkan ketelitian dan kecermatandalam menyelesaikannya
4.
Banyaknya tugas yang dihadapimemberikan kesempatan untuk belajar darikegagalan dankeberhasilan yang pernah dialami
D. Fee audit (X4)II Fee audit Alternatif Jawaban
Pernyataan STS TS N S SS
1. Besaran fee yang saya terima sesuaidengan resiko penugasan
2. Besaran fee yang saya terima sesuaidengan kompleksitas jasa yang diberikan
3.Besaran fee yang saya terima sesuaidengan struktur biaya kantor akuntanpublik dan pertimbangan profesi lainnya
4. Besaran fee yang saya terima sesuaidengan struktur biaya akuntan publik
E. Kualitas Audit (Y)III Kualitas Audit Alternatif Jawaban
No. Pernyataan STS TS N S SS
1.Besarnya kompensasi yang sayaterima akan mempengaruhi sayadalam melaporkan kesalahan klien.
2.
Pemahaman terhadap sisteminformasi akuntansi klien dapatmenjadikan pelaporan audit sayamenjadi lebih baik.
3.Saya mempunyai komitmen yangkuat untuk menyelesaikan auditdalam waktu yang tepat.
4.Saya menjadikan SPAP sebagaipedoman dalam melaksanakan
78
pekerjaan lapangan.
5.Saya tidak mudah percaya terhadappernyataan klien selama melakukanaudit.
6.Saya selalu berusaha berhati-hatidalam melakukan pengambilankeputusan selama melakukan audit.
-TERIMA KASIH-
79
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.61 3 4 5 3 5 20 4 5 5 4 5 23 2 4 5 4 15 5 5 3 4 17 5 4 5 5 4 5 282 5 5 4 5 3 22 5 4 3 2 3 17 5 5 4 5 19 4 4 5 5 18 3 2 3 5 4 3 203 2 5 4 3 5 19 5 4 3 4 4 20 3 5 4 4 16 4 4 4 5 17 3 4 4 5 5 4 254 3 3 3 2 4 15 3 3 2 3 3 14 2 3 3 3 11 3 3 3 4 13 2 3 3 3 4 3 185 4 4 4 4 5 21 4 5 5 5 4 23 4 4 5 5 18 5 5 4 5 19 5 5 4 4 5 4 276 3 3 3 3 4 16 3 4 3 4 3 17 3 3 4 4 14 4 4 3 4 15 3 4 3 3 4 3 207 4 4 5 4 5 22 5 5 5 5 4 24 5 5 5 5 20 5 5 4 5 19 5 5 4 4 5 4 278 3 3 4 3 4 17 3 4 3 2 3 15 4 3 4 3 14 4 4 3 4 15 4 2 3 3 4 3 199 4 5 5 4 5 23 5 5 5 4 4 23 5 5 5 4 19 5 5 4 5 19 5 4 4 5 5 4 27
10 3 4 3 3 4 17 3 3 4 3 3 16 3 3 3 3 12 3 3 3 4 13 4 3 3 3 3 3 1911 4 5 5 4 5 23 5 4 5 4 5 23 5 5 4 4 18 4 4 4 5 17 5 4 5 4 5 5 2812 3 2 4 3 4 16 3 3 4 3 4 17 4 3 3 3 13 3 3 3 2 11 4 3 4 4 3 3 2113 5 4 5 4 5 23 5 4 5 4 5 23 5 4 4 4 17 4 4 4 4 16 5 4 5 5 4 4 2714 4 3 3 3 4 17 4 3 3 2 4 16 3 3 2 2 10 3 3 3 2 11 3 2 4 3 3 4 1915 5 4 5 4 5 23 5 4 4 3 5 21 4 4 4 3 15 4 4 5 3 16 4 3 5 5 5 5 2716 4 3 2 3 3 15 3 3 3 2 4 15 3 3 3 2 11 3 3 4 2 12 3 2 4 4 3 3 1917 5 4 5 4 5 23 4 5 5 3 5 22 4 4 4 3 15 4 4 5 4 17 5 3 5 5 4 5 2718 4 3 3 3 2 15 2 4 3 2 4 15 3 2 3 2 10 3 3 4 3 13 3 2 3 3 3 3 1719 5 5 4 4 3 21 4 5 5 4 5 23 5 4 5 4 18 5 5 3 5 18 5 4 4 5 4 5 2720 2 4 3 3 2 14 3 4 3 3 4 17 3 3 4 3 13 4 4 2 4 14 3 3 3 4 3 3 1921 5 5 4 4 3 21 4 5 4 5 5 23 5 4 5 5 19 5 5 5 5 20 4 5 4 5 4 4 2622 3 4 3 3 2 15 3 4 3 4 3 17 4 3 4 4 15 4 4 3 4 15 3 4 3 4 3 3 2023 5 4 5 5 3 22 5 3 3 4 4 19 5 5 3 4 17 3 3 5 4 15 3 4 4 5 3 4 2324 3 5 4 4 3 19 3 5 3 3 5 19 3 3 5 3 14 5 5 3 5 18 3 3 5 2 5 5 2325 5 5 4 5 5 24 5 4 5 4 5 23 5 4 5 5 19 5 4 5 4 18 4 5 4 5 4 5 2726 4 3 4 4 4 19 4 3 4 3 3 17 4 3 4 4 15 4 3 4 4 15 4 4 3 4 4 4 2327 3 2 4 3 3 15 2 2 3 4 3 14 3 2 2 3 10 3 2 3 4 12 3 4 3 3 2 3 1828 5 5 5 5 4 24 5 4 5 5 5 24 5 4 5 5 19 5 4 5 5 19 5 4 5 4 5 4 2729 3 4 3 2 3 15 1 3 2 4 2 12 2 1 3 4 10 3 3 3 4 13 3 2 2 3 3 2 1530 4 4 5 3 4 20 5 3 4 4 4 20 5 5 3 4 17 3 3 4 3 13 4 4 4 5 3 4 2431 4 3 3 3 3 16 3 2 5 3 3 16 3 3 2 3 11 2 3 3 4 12 3 3 2 3 2 3 1632 4 4 5 5 4 22 4 5 5 5 4 23 4 3 4 4 15 5 4 5 5 19 3 4 4 5 5 4 2533 3 4 3 3 3 16 3 3 3 4 3 16 3 3 5 4 15 3 2 5 2 12 3 2 3 2 3 3 1634 5 4 5 5 4 23 5 4 4 5 4 22 4 4 5 4 17 4 5 4 4 17 4 5 4 5 4 5 2735 3 3 5 2 3 16 3 3 3 3 2 14 3 3 3 2 11 3 4 2 3 12 2 3 3 3 2 3 1636 5 5 4 5 4 23 5 4 5 5 5 24 5 5 5 4 19 5 4 5 4 18 5 5 5 4 4 5 2837 4 4 3 4 3 18 4 3 4 4 4 19 4 4 4 4 16 4 3 4 4 15 4 4 4 3 3 4 2238 3 3 2 3 2 13 3 2 2 2 2 11 2 3 3 2 10 3 2 3 2 10 3 4 3 3 2 2 1739 5 5 5 5 4 24 4 5 5 5 5 24 4 5 4 5 18 4 5 5 4 18 5 5 4 4 4 3 2540 4 5 4 3 4 20 3 4 3 4 3 17 3 4 3 3 13 3 4 3 2 12 2 4 5 4 4 5 2441 5 4 3 4 5 21 3 4 3 4 4 18 4 5 5 5 19 5 5 4 5 19 5 5 4 5 5 4 2842 3 4 5 3 4 19 5 4 5 5 2 21 5 4 4 5 18 4 4 3 4 15 3 5 4 4 5 4 2543 5 4 5 3 5 22 3 5 3 2 5 18 3 3 2 3 11 3 3 2 3 11 2 3 3 5 5 3 2144 3 5 4 4 3 19 5 4 5 4 3 21 4 5 5 4 18 5 4 4 5 18 4 4 5 5 4 5 2745 5 4 3 4 5 21 3 3 4 5 4 19 3 4 4 4 15 4 4 4 4 16 3 3 4 4 4 4 2246 3 4 5 3 3 18 5 3 3 3 5 19 5 5 4 5 19 5 4 4 4 17 5 5 4 5 4 4 2747 5 2 4 5 5 21 3 5 5 3 4 20 3 3 5 4 15 4 4 4 5 17 5 3 5 4 4 5 2648 3 4 4 4 3 18 3 4 5 4 3 19 5 5 4 4 18 4 4 5 2 15 4 5 4 4 5 2 2449 2 3 3 3 2 13 2 3 3 2 5 15 3 2 3 2 10 3 5 4 3 15 3 3 3 5 4 3 2150 4 5 4 5 5 23 3 4 4 3 5 19 5 5 3 5 18 3 3 4 3 13 5 5 3 5 4 4 2651 2 3 2 3 3 13 3 5 3 2 2 15 3 3 2 3 11 5 3 2 2 12 4 3 2 2 2 2 1552 4 4 5 4 5 22 4 3 5 3 3 18 3 3 4 4 14 4 4 4 4 16 4 3 4 4 4 4 2353 5 4 3 3 2 17 2 5 3 5 4 19 5 5 5 5 20 5 2 5 5 17 3 5 5 2 5 5 2554 3 5 4 4 3 19 3 5 3 3 5 19 3 3 4 3 13 4 3 3 4 14 3 3 4 3 3 4 2055 5 4 3 3 5 20 5 4 4 5 5 23 4 5 5 5 19 5 1 5 4 15 5 3 5 5 3 5 2656 4 3 5 4 5 21 3 5 4 2 3 17 2 3 3 2 10 5 5 3 4 17 4 4 3 3 4 3 2157 4 5 4 5 3 21 5 2 4 4 3 18 4 4 4 4 16 3 3 2 3 11 4 2 5 5 4 5 2558 4 5 4 3 4 20 3 4 3 5 3 18 4 5 5 5 19 4 3 4 4 15 5 4 5 2 5 5 2659 4 5 5 4 3 21 1 5 4 4 3 17 4 4 4 4 16 3 3 5 4 15 3 5 4 4 4 4 2460 4 3 3 3 5 18 5 3 4 4 4 20 5 4 5 5 19 5 5 4 5 19 5 5 4 5 5 5 2961 4 4 5 3 3 19 3 2 5 3 3 16 2 3 2 3 10 3 4 3 3 13 3 2 2 4 3 2 1662 4 5 5 3 5 22 3 4 3 4 4 18 5 5 5 4 19 5 5 5 4 19 5 4 5 4 5 5 2863 5 2 5 3 3 18 3 5 3 4 4 19 3 5 3 5 16 3 2 2 3 10 4 3 4 3 3 2 1964 4 4 3 2 5 18 5 4 3 5 4 21 5 4 5 4 18 5 5 4 5 19 4 4 5 4 5 4 2665 2 4 4 3 3 16 5 4 3 3 3 18 3 5 2 3 13 3 4 3 3 13 3 3 3 2 3 5 1966 5 4 3 5 3 20 3 3 2 5 3 16 5 2 4 5 16 5 4 5 5 19 3 5 2 4 5 4 23
(Orang)Responden
KUALITAS AUDIT (Y)Pengalaman Auditor (X3) Fee Audit (X4)Independensi (X1) Keahlian Auditor (X2)
Lampiran 2: TabulasiData
80
Lampiran 3Correlations
Correlations
1 .347 .458* .748** .192 .742**.060 .011 .000 .309 .000
30 30 30 30 30 30.347 1 .393* .564** .178 .667**.060 .032 .001 .345 .000
30 30 30 30 30 30.458* .393* 1 .581** .589** .821**.011 .032 .001 .001 .000
30 30 30 30 30 30.748** .564** .581** 1 .220 .832**.000 .001 .001 .242 .000
30 30 30 30 30 30.192 .178 .589** .220 1 .615**.309 .345 .001 .242 .000
30 30 30 30 30 30.742** .667** .821** .832** .615** 1.000 .000 .000 .000 .000
30 30 30 30 30 30
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
Independensi
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 Independensi
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlations
Correlations
1 .347 .620** .319 .567** .777**.060 .000 .086 .001 .000
30 30 30 30 30 30.347 1 .549** .331 .562** .711**.060 .002 .074 .001 .000
30 30 30 30 30 30.620** .549** 1 .487** .675** .881**.000 .002 .006 .000 .000
30 30 30 30 30 30.319 .331 .487** 1 .253 .628**.086 .074 .006 .177 .000
30 30 30 30 30 30.567** .562** .675** .253 1 .796**.001 .001 .000 .177 .000
30 30 30 30 30 30.777** .711** .881** .628** .796** 1.000 .000 .000 .000 .000
30 30 30 30 30 30
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
Keahlian
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 Keahlian
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
81
Correlations
Correlations
1 .690** .416* .571** .832**.000 .022 .001 .000
30 30 30 30 30.690** 1 .466** .536** .836**.000 .009 .002 .000
30 30 30 30 30.416* .466** 1 .657** .763**.022 .009 .000 .000
30 30 30 30 30.571** .536** .657** 1 .835**.001 .002 .000 .000
30 30 30 30 30.832** .836** .763** .835** 1.000 .000 .000 .000
30 30 30 30 30
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
X3.1
X3.2
X3.3
X3.4
Pengalaman
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 Pengalaman
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Correlations
Correlations
1 .912** .333 .691** .912**.000 .072 .000 .000
30 30 30 30 30.912** 1 .244 .631** .859**.000 .193 .000 .000
30 30 30 30 30.333 .244 1 .262 .566**.072 .193 .162 .001
30 30 30 30 30.691** .631** .262 1 .820**.000 .000 .162 .000
30 30 30 30 30.912** .859** .566** .820** 1.000 .000 .001 .000
30 30 30 30 30
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
X4.1
X4.2
X4.3
X4.4
Fee
X4.1 X4.2 X4.3 X4.4 Fee
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
82
Correlations
Correlations
1 .485 ** .596** .472 ** .498** .580** .803 **.007 .001 .008 .005 .001 .000
30 30 30 30 30 30 30.485** 1 .318 .429 * .370* .460* .691 **.007 .086 .018 .044 .011 .000
30 30 30 30 30 30 30.596** .318 1 .425 * .545** .830** .807 **.001 .086 .019 .002 .000 .000
30 30 30 30 30 30 30.472** .429 * .425* 1 .233 .467** .673 **.008 .018 .019 .216 .009 .000
30 30 30 30 30 30 30.498** .370 * .545** .233 1 .577** .704 **.005 .044 .002 .216 .001 .000
30 30 30 30 30 30 30.580** .460 * .830** .467 ** .577** 1 .855 **.001 .011 .000 .009 .001 .000
30 30 30 30 30 30 30.803** .691 ** .807** .673 ** .704** .855** 1.000 .000 .000 .000 .000 .000
30 30 30 30 30 30 30
Pearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)NPearson CorrelationSig. (2-tailed)N
Y.1
Y.2
Y.3
Y.4
Y.5
Y.6
Kualitas Audit
Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 Kualitas Audit
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
Lampiran4Reliability
83
Case Processing Summary
30 100.00 .0
30 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.779 5
Cronbach'sAlpha N of Items
Item Statistics
3.83 .950 303.93 .907 304.00 .871 303.57 .817 303.87 1.008 30
X1.1X1.2X1.3X1.4X1.5
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
15.37 7.275 .563 .73515.27 7.857 .468 .76615.20 7.062 .700 .69015.63 7.206 .727 .68615.33 7.954 .368 .805
X1.1X1.2X1.3X1.4X1.5
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-Total
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
19.20 11.062 3.326 5Mean Variance Std. Deviation N of Items
84
Reliability
Case Processing Summary
30 100.00 .0
30 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.814 5
Cronbach'sAlpha N of Items
Item Statistics
3.83 1.117 303.90 .845 303.80 .997 303.53 .937 304.00 .871 30
X2.1X2.2X2.3X2.4X2.5
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
15.23 8.116 .598 .78415.17 9.523 .562 .79115.27 7.789 .789 .71715.53 9.775 .429 .82715.07 8.892 .677 .759
X2.1X2.2X2.3X2.4X2.5
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-Total
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
19.07 13.168 3.629 5Mean Variance Std. Deviation N of Items
85
Reliability
Case Processing Summary
30 100.00 .0
30 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.833 4
Cronbach'sAlpha N of Items
Item Statistics
3.87 1.042 303.63 1.033 303.90 .923 303.70 .915 30
X3.1X3.2X3.3X3.4
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
11.23 5.771 .674 .78311.47 5.775 .682 .77911.20 6.579 .591 .81811.40 6.179 .706 .771
X3.1X3.2X3.3X3.4
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-Total
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
15.10 10.231 3.199 4Mean Variance Std. Deviation N of Items
86
Reliability
Case Processing Summary
30 100.00 .0
30 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.802 4
Cronbach'sAlpha N of Items
Item Statistics
3.97 .809 303.83 .834 303.83 .874 304.03 .928 30
X4.1X4.2X4.3X4.4
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
11.70 4.079 .838 .64711.83 4.213 .749 .68811.83 5.454 .307 .89211.63 4.171 .644 .740
X4.1X4.2X4.3X4.4
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-Total
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
15.67 7.471 2.733 4Mean Variance Std. Deviation N of Items
87
Reliability
Case Processing Summary
30 100.00 .0
30 100.0
ValidExcludeda
Total
CasesN %
Listwise deletion based on allvariables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.847 6
Cronbach'sAlpha N of Items
Item Statistics
3.83 .913 303.50 .974 303.83 .834 304.07 .907 303.87 .860 303.80 .847 30
Y.1Y.2Y.3Y.4Y.5Y.6
Mean Std. Deviation N
Item-Total Statistics
19.07 11.099 .695 .80819.40 11.697 .528 .84319.07 11.444 .713 .80618.83 12.075 .518 .84319.03 12.033 .568 .83319.10 11.059 .779 .793
Y.1Y.2Y.3Y.4Y.5Y.6
Scale Mean ifItem Deleted
ScaleVariance if
Item Deleted
CorrectedItem-Total
Correlation
Cronbach'sAlpha if Item
Deleted
Scale Statistics
22.90 16.162 4.020 6Mean Variance Std. Deviation N of Items
Lampiran 5
88
FrequenciesIndikator Skor Jawaban Jumlah Rata-
1 2 3 4 5 Skor RataX1.1 0 5 18 23 20 256 3.88X1.2 0 4 14 29 19 261 3.95X1.3 0 3 19 21 23 262 3.97X1.4 0 4 30 20 12 238 3.61X1.5 0 6 23 16 21 250 3.79
Independensi (X1) 3.84X2.1 2 4 28 11 21 243 3.68X2.2 0 5 18 25 18 254 3.85X2.3 0 4 27 15 20 249 3.77X2.4 0 10 17 24 15 242 3.67X2.5 0 5 21 22 18 251 3.80
Keahlian Auditor (X2) 3.75X3.1 0 6 22 17 21 251 3.80X3.2 1 4 23 18 20 250 3.79X3.3 0 7 15 23 21 256 3.88X3.4 0 7 16 26 17 251 3.80
Pengalaman Auditor (X3) 3.82X4.1 0 1 22 21 22 262 3.97X4.2 1 5 19 26 15 247 3.74X4.3 0 6 20 23 17 249 3.77X4.4 0 8 11 29 18 255 3.86
Fee Audit (X4) 3.84Y.1 0 4 25 18 19 250 3.79Y.2 0 9 19 22 16 243 3.68Y.3 0 5 18 26 17 253 3.83Y.4 0 6 15 22 23 260 3.94Y.5 0 5 17 25 19 256 3.88Y.6 0 6 18 23 19 253 3.83
Kualitas Audit (Y) 3.83
Frequency Table
X1.1
5 7.6 7.6 7.618 27.3 27.3 34.823 34.8 34.8 69.720 30.3 30.3 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
89
X1.2
4 6.1 6.1 6.114 21.2 21.2 27.329 43.9 43.9 71.219 28.8 28.8 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X1.3
3 4.5 4.5 4.519 28.8 28.8 33.321 31.8 31.8 65.223 34.8 34.8 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X1.4
4 6.1 6.1 6.130 45.5 45.5 51.520 30.3 30.3 81.812 18.2 18.2 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X1.5
6 9.1 9.1 9.123 34.8 34.8 43.916 24.2 24.2 68.221 31.8 31.8 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
90
Independensi
3 4.5 4.5 4.51 1.5 1.5 6.16 9.1 9.1 15.26 9.1 9.1 24.24 6.1 6.1 30.36 9.1 9.1 39.47 10.6 10.6 50.06 9.1 9.1 59.19 13.6 13.6 72.77 10.6 10.6 83.38 12.1 12.1 95.53 4.5 4.5 100.0
66 100.0 100.0
131415161718192021222324Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X2.1
2 3.0 3.0 3.04 6.1 6.1 9.1
28 42.4 42.4 51.511 16.7 16.7 68.221 31.8 31.8 100.066 100.0 100.0
12345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X2.2
5 7.6 7.6 7.618 27.3 27.3 34.825 37.9 37.9 72.718 27.3 27.3 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X2.3
4 6.1 6.1 6.127 40.9 40.9 47.015 22.7 22.7 69.720 30.3 30.3 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
91
X2.4
10 15.2 15.2 15.217 25.8 25.8 40.924 36.4 36.4 77.315 22.7 22.7 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X2.5
5 7.6 7.6 7.621 31.8 31.8 39.422 33.3 33.3 72.718 27.3 27.3 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Keahlian
1 1.5 1.5 1.51 1.5 1.5 3.03 4.5 4.5 7.65 7.6 7.6 15.26 9.1 9.1 24.29 13.6 13.6 37.97 10.6 10.6 48.5
10 15.2 15.2 63.64 6.1 6.1 69.74 6.1 6.1 75.82 3.0 3.0 78.8
10 15.2 15.2 93.94 6.1 6.1 100.0
66 100.0 100.0
11121415161718192021222324Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X3.1
6 9.1 9.1 9.122 33.3 33.3 42.417 25.8 25.8 68.221 31.8 31.8 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
92
X3.2
1 1.5 1.5 1.54 6.1 6.1 7.6
23 34.8 34.8 42.418 27.3 27.3 69.720 30.3 30.3 100.066 100.0 100.0
12345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X3.3
7 10.6 10.6 10.615 22.7 22.7 33.323 34.8 34.8 68.221 31.8 31.8 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X3.4
7 10.6 10.6 10.616 24.2 24.2 34.826 39.4 39.4 74.217 25.8 25.8 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Pengalaman
8 12.1 12.1 12.16 9.1 9.1 21.21 1.5 1.5 22.75 7.6 7.6 30.34 6.1 6.1 36.49 13.6 13.6 50.06 9.1 9.1 59.14 6.1 6.1 65.29 13.6 13.6 78.8
12 18.2 18.2 97.02 3.0 3.0 100.0
66 100.0 100.0
1011121314151617181920Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
93
X4.1
1 1.5 1.5 1.522 33.3 33.3 34.821 31.8 31.8 66.722 33.3 33.3 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X4.2
1 1.5 1.5 1.55 7.6 7.6 9.1
19 28.8 28.8 37.926 39.4 39.4 77.315 22.7 22.7 100.066 100.0 100.0
12345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X4.3
6 9.1 9.1 9.120 30.3 30.3 39.423 34.8 34.8 74.217 25.8 25.8 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
X4.4
8 12.1 12.1 12.111 16.7 16.7 28.829 43.9 43.9 72.718 27.3 27.3 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
94
Fee
2 3.0 3.0 3.04 6.1 6.1 9.17 10.6 10.6 19.78 12.1 12.1 31.82 3.0 3.0 34.8
12 18.2 18.2 53.04 6.1 6.1 59.19 13.6 13.6 72.77 10.6 10.6 83.3
10 15.2 15.2 98.51 1.5 1.5 100.0
66 100.0 100.0
1011121314151617181920Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Y.1
4 6.1 6.1 6.125 37.9 37.9 43.918 27.3 27.3 71.219 28.8 28.8 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Y.2
9 13.6 13.6 13.619 28.8 28.8 42.422 33.3 33.3 75.816 24.2 24.2 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Y.3
5 7.6 7.6 7.618 27.3 27.3 34.826 39.4 39.4 74.217 25.8 25.8 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
95
Y.4
6 9.1 9.1 9.115 22.7 22.7 31.822 33.3 33.3 65.223 34.8 34.8 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Y.5
5 7.6 7.6 7.617 25.8 25.8 33.325 37.9 37.9 71.219 28.8 28.8 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Y.6
6 9.1 9.1 9.118 27.3 27.3 36.423 34.8 34.8 71.219 28.8 28.8 100.066 100.0 100.0
2345Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
96
Kualitas Audit
2 3.0 3.0 3.04 6.1 6.1 9.12 3.0 3.0 12.12 3.0 3.0 15.27 10.6 10.6 25.84 6.1 6.1 31.84 6.1 6.1 37.92 3.0 3.0 40.95 7.6 7.6 48.54 6.1 6.1 54.56 9.1 9.1 63.66 9.1 9.1 72.7
12 18.2 18.2 90.95 7.6 7.6 98.51 1.5 1.5 100.0
66 100.0 100.0
151617181920212223242526272829Total
ValidFrequency Percent Valid Percent
CumulativePercent
Frequencies
Statistics
66 66 66 66 660 0 0 0 0
19.20 18.77 15.27 15.35 22.95.377 .392 .395 .338 .494
19.50 19.00 15.50 15.00 24.0021 19a 19 15 27
3.065 3.186 3.208 2.748 4.0139.391 10.148 10.294 7.554 16.106
11 13 10 10 1413 11 10 10 1524 24 20 20 29
1267 1239 1008 1013 1515
ValidMissing
N
MeanStd. Error of MeanMedianModeStd. DeviationVarianceRangeMinimumMaximumSum
Independensi Keahlian Pengalaman Fee Kualitas Audit
Multiple modes exist. The smallest value is showna.
Lampiran 6Regression
97
Descriptive Statistics
22.95 4.013 6619.20 3.065 6618.77 3.186 6615.27 3.208 6615.35 2.748 66
Kualitas AuditIndependensiKeahlianPengalamanFee
Mean Std. Deviation N
Correlations
1.000 .741 .820 .812 .732.741 1.000 .758 .628 .580.820 .758 1.000 .745 .675.812 .628 .745 1.000 .687.732 .580 .675 .687 1.000
. .000 .000 .000 .000.000 . .000 .000 .000.000 .000 . .000 .000.000 .000 .000 . .000.000 .000 .000 .000 .
66 66 66 66 6666 66 66 66 6666 66 66 66 6666 66 66 66 6666 66 66 66 66
Kualitas AuditIndependensiKeahlianPengalamanFeeKualitas AuditIndependensiKeahlianPengalamanFeeKualitas AuditIndependensiKeahlianPengalamanFee
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Kualitas Audit Independensi Keahlian Pengalaman Fee
Variables Entered/Removedb
Fee,Independensi,Pengalaman,Keahlian
a
. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Kualitas Auditb.
Model Summaryb
.894a .799 .786 1.855 .799 60.769 4 61 .000 2.140Model1
R R SquareAdjustedR Square
Std. Error ofthe Estimate
R SquareChange F Change df1 df2 Sig. F Change
Change StatisticsDurbin-Watson
Predictors: (Constant), Fee, Independensi, Pengalaman, Keahliana.
Dependent Variable: Kualitas Auditb.
98
ANOVAb
836.856 4 209.214 60.769 .000a
210.008 61 3.4431046.864 65
RegressionResidualTotal
Model1
Sum ofSquares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Fee, Independensi, Pengalaman, Keahliana.
Dependent Variable: Kualitas Auditb.
Coefficientsa
.406 1.575 .258 .797
.262 .117 .200 2.242 .029 .413 2.423
.357 .134 .284 2.658 .010 .289 3.465
.434 .117 .347 3.725 .000 .379 2.641
.272 .123 .186 2.212 .031 .464 2.155
(Constant)IndependensiKeahlianPengalamanFee
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig. Tolerance VIFCollinearity Statistics
Dependent Variable: Kualitas Audita.
Collinearity Diagnosticsa
4.950 1.000 .00 .00 .00 .00 .00.022 15.010 .57 .01 .01 .25 .02.012 20.254 .06 .28 .08 .00 .61.010 22.256 .36 .13 .03 .65 .36.006 29.632 .01 .59 .89 .09 .02
Dimension12345
Model1
EigenvalueCondition
Index (Constant) Independensi Keahlian Pengalaman FeeVariance Proportions
Dependent Variable: Kualitas Audita.
Residuals Statisticsa
14.81 28.69 22.95 3.588 66-5.395 3.403 .000 1.797 66-2.270 1.599 .000 1.000 66-2.908 1.834 .000 .969 66
Predicted ValueResidualStd. Predicted ValueStd. Residual
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Dependent Variable: Kualitas Audita.
99
NPar Tests-Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
66.0000000
1.79746846.052.033
-.052.421.994
NMeanStd. Deviation
Normal Parametersa,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
Unstandardized Residual
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
Regression-Uji Heteroskedastisitas
Variables Entered/Removedb
Fee,Independensi,Pengalaman,Keahlian
a
. Enter
Model1
VariablesEntered
VariablesRemoved Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Abs. Unst. Residualb.
Coefficientsa
2.264 .926 2.445 .017.059 .069 .165 .857 .395
-.135 .079 -.394 -1.707 .093.079 .069 .233 1.159 .251
-.043 .072 -.108 -.593 .555
(Constant)IndependensiKeahlianPengalamanFee
Model1
B Std. Error
UnstandardizedCoefficients
Beta
StandardizedCoefficients
t Sig.
Dependent Variable: Abs. Unst. Residuala.