pengaruh iklim sekolah terhadap motivasi belajar...
TRANSCRIPT
PENGARUH IKLIM SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
SISWA DI SMAN 1 TIRTAYASA
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Sarjana Pendidikan
(S.Pd)
Oleh:
Hamidah
NIM. 11150182000013
JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ABSTRAK
Hamidah (NIM 11150182000013), Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap
Motivasi Belajar Siswa di SMAN 1 Tirtayasa. Skripsi Program Strata Satu
(S-1), Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh iklim sekolah
terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 1 Tirtayasa. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitaif dengan pendekatan
analisis regresi linear sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas XI di SMAN 1 Tirtayasa yang berjumlah 234 siswa dan sampel yang
digunakan yaitu berjumlah 70 siswa. Teknik pengumpulan data yaitu
menggunakan angket, sedangkan dokumentasi hanya sebagai pelengkap dalam
mencari data.
Hasil penelitian menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
dari iklim sekolah terhadap motivasi belajar siswa SMAN 1 Tirtayasa. Hal ini
dapat terlihat dari hasil pengujian statistik (uji T) hasil nilai sebesar 7,112
dan sebesar 1,995 dengan signifikansi 0,000. Kriteria pengujian dalam
penelitian ini yaitu jika > dan jika signifikansi < 0,05 maka
ditolak. Kemudian pada pengujian statistik melalui uji regresi linear sederhana
menunjukan bahwa nilai konstanta (a) sebesar 23,978 dan nilai koefisien regresi
variabel harga (b) sebesar 0,768. Angka ini mengandung arti bahwa setiap
penambahan 1% iklim sekolah (X) maka motivasi belajar siswa meningkat
sebesar 0,768. Serta nilai R Square sebesar 0,427 yang artinya sebesar 42,7%
motivasi belajar siswa dipengauhi oleh iklim sekolah dan 57,3% dipengaruhi oleh
faktor lain diluar penelitian.
Dengan demikian terdapat pengaruh yang positif antara iklim sekolah
terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 1 Tirtayasa dan iklim sekolah
memberikan kontribusi yang signifikan dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa di SMAN 1 Tirtayasa.
Kata kunci: Iklim Sekolah, Motivasi Belajar Siswa
ii
ABSTRACK
Hamidah (NIM 11150182000013), The Effect of School Climate on Student
Learning Motivation at SMAN 1 Tirtayasa. Undergraduate Program Thesis
(S-1), Tarbiyah and Teaching Faculty, Syarif Hidayatullah State Islamic
University Jakarta, 2020.
This study aims to determine the effect of the school climate on student
motivation in SMAN 1 Tirtayasa. The research method used in this study is a
quantitative method with a simple linear regression analysis approach. The
population in this study were all students of class XI at SMAN 1 Tirtayasa
totaling 234 students and the sample used was 70 students. Data collection
techniques are using a questionnaire, while the documentation is only as a
complement in finding data.
The results of the study stated that there is a significant influence of the
school climate on students' motivation to study at SMirt 1 Tirtayasa. This can be
seen from the results of statistical tests (T tests) the results of the calculated T_
value of 7.112 and T_table of 1.995 with a significance of 0,000. The testing
criteria in this study are if T_count > T_table and if significance <0.05 then H_0 is
rejected. Then in statistical testing through a simple linear regression test shows
that the constant value (a) of 23.978 and the value of the variable price regression
coefficient (b) of 0.768. This figure implies that for every 1% increase in school
climate (X), students' learning motivation increases by 0.768. And R Square value
of 0.427, which means 42.7% of students' learning motivation is influenced by the
school climate and 57.3% is influenced by other factors outside the study.
Thus there is a positive influence between the school climate on student
motivation in SMAN 1 Tirtayasa and the school climate making a significant
contribution in increasing student motivation in SMAN 1 Tirtayasa.
Keywords: School Climate, Student Learning Motivation.
iii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin, Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat dan rahmat-Nya sehingga penulis
mendapatkan kemudahan dan kekuatan dalam menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul “Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa di
SMAN 1 Tirtayasa”. Shalawat dan salam senantiasa selalu tercurahkan kepada
baginda Nabi Muhammad SAW, serta keluarga, sahabat dan pengikutnya, mudah-
mudahan mendapatkan syafa’at di yaumil kiamat kelak Amin.
Banyak rintangan dan hambatan yang penulis hadapi dalam
merampungkan skripsi ini. Akan tetapi, semua rintangan itu dapat dihadapi
dengan kerja keras, bantuan dan partisipasi dari berbagai pihak penulisan skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Amany Lubis, MA, selaku Rektor Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M. Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Muarif SAM, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
sekaligus sebagai Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu,
tenaga, dan pikirannya dalam membantu dan mengarahkan penulis
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
4. Dr. Hasyim Asy’ari, M. Pd, selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi selama penulis menjalani
perkuliahan di Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iv
5. Dra. Nurdelima Waruwu, M. Pd, selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan motivasi, arahan, bimbingan dan bantunnya dengan penuh
kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
6. Seluruh dosen dan staf Program Studi Manajemen Pendidikan yang telah
mendidik, membimbing dan memotivasi serta memberikan pelayanan
yang baik kepada penulis selama penulis selama menjalani perkuliahan.
7. Ade Nurul Huda, S,Pd selaku kepala sekolah SMAN 1 Tirtayasa, Anang
Syukron, S.Pd selaku wakil kepala sekolah bidang kurikulum, Iin Sakinah,
S. Psi., M. Pd selaku wakil kepala sekolah bidang kesiswaan, Sulistyo
Hatmoko M.Pd selaku wakil kepala sekolah bidang sarana dan prasarana
SMAN 1 Tirtayasa, Lina Rahmi Mauludi, para guru, staf, dan karyawan
lainnya serta siswa-siswi SMAN 1 Tirtayasa khususnya kelas XI yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan baik.
8. Untuk kedua orang tuaku tersayang, Abah H. Khudari dan Ibunda Hj.
Sunariyah dengan penuh ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih
atas do’a, cinta, kasih sayang, dan segala dukungan baik moril maupun
materil yang kalian berikan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan
baik semoga kelak anakmu dapat membalas semua pengorbanan Abah dan
Ibu.
9. Kakak dan adikku tercinta, Syukron Maulana, Halipah, Sukhaemi,
Khadiroh, Khafidoh, Sodikin, Khotimah, dan Sukhaebi terima kasih telah
memberikan banyak dukungan moril maupun materi sehingga penulis
dapat menyelesaikan perkuliahan ini dengan baik.
10. Tetehku Teti Tresnawati yang telah membantu, memotivasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi, dan sudah menjadi teteh dan sahabat yang selalu
siap berbagi kesenangan dan kesedihan dengan penulis selama di Ciputat.
11. Sahabatku GHG Crew, Taty Sumiyati, Lilis Anggraeni, Malisa, Fatimatul
Hasanah, Siti Neng Wahda, dan Rifa Atul Mahmudah. Terima kasih sudah
menjadi teman, sahabat dan keluarga yang tulus dalam menampung segala
kesedihan dan kesenangan selama di Ciputat.
v
12. Teteh dan kakak HMB Jakarta, Wilu Analia, Siti Syifa Fauziyah,
Awaduduin Angkrih, M. Adhiya Mudzakki, Robi Ahdiyat, Bintang Tri
Fajar, Dede Imron Rosyadi, Siti Mahfudzoh tidak satu. Terima kasih telah
membantu memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
13. Keluarga Besar Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta, terima
kasih telah menjadi keluarga yang memberikan begitu banyak pelajaran
hidup kepada penulis sehingga penulis bisa mencapai ke titik ini.
14. Teman-teman Asrama Himpunan Mahasiswa Banten (HMB) Jakarta.
Terima kasih telah menjadi rumah ternyaman yang menampung
kesenangan dan kesedihan yang tidak bisa penulis lupakan.
15. UKM HIQMA UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya Divisi
Sholawat. Terima kasih sudah menjadi bagian dari keluarga penulis yang
memberikan begitu banyak ilmu dan pengalaman yang luar biasa dan
mungkin tidak bisa didapatkan dimana pun.
16. Keluarga Irmas Nurul Hilal khsusunya Siti Nafisah Ahmad, Atika Fitri
Ana, Siti Mudrikah, Nurul Mahmudah, Adji Vikiantoro, Fawaz, Ahmad
Badruzzaman, Jefri Maulana, Awal, Mierza, dan teman-teman Irmas yang
lain. Terima kasih telah menjadi keluarga baru penulis selama perkuliahan
ini semoga silaturahmi kita akan tetap terjaga.
17. Teman seperjuangan Manajemen Pendidikan 2015 terima kasih telah
membuat hari-hari perkuliahan menjadi hidup dan membuat begitu banyak
kenangan indah. Namun, penulis harus merasa terima kasih kepada Niken
Latiefa Maharani, Fitra Oktafia, Lola Amelia Ainun, Lulu Fatihatul Uyun,
Anisha Fitriani, Atika Fitri Ana, Siti Nurhalimah, Siti Chairuwidha, yang
telah banyak membantu dan memotivasi penulis saat merasa sulit dalam
mengerjakan skripsi.
18. Teman-teman KKN Merpati khususnya Austina Luthfiyanti, Desi Novita
Sari terima kasih telah menjadi keluarga baru yang selalu mendukung dan
memotivasi penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini.
vi
19. Semua pihak yang telah membantu proses penyelesaian skripsi yang tidak
bisa disebutkan satu persatu semoga Allah SWT memberikan balasan yang
berlipat ganda kepada semuanya.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan penulis terima dengan
senang hati. Akhirnya dengan kerendahan hati penulis sangat berharap agar
skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi
kita semua.
Jakarta, 22 November 2019
Hamidah
vii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
ABSTRACK .......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii
DAFTAR TABEL ................................................................................................. x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah .................................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ........................................................................................ 7
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ................................................................... 7
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............................ 8
A. KAJIAN TEORI .......................................................................................... 8
1. Iklim Sekolah ........................................................................................... 8
2. Motivasi Belajar ..................................................................................... 13
B. PENELITIAN YANG RELEVAN ............................................................ 21
C. KERANGKA PIKIR .................................................................................. 22
D. HIPOTESIS ................................................................................................ 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 24
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 24
B. Metode Penelitian....................................................................................... 25
viii
C. Populasi dan Sampel .................................................................................. 25
1. Populasi .................................................................................................. 25
2. Sampel .................................................................................................... 26
D. Variabel Penelitian ..................................................................................... 26
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 27
F. Instrumen Penelitian ...................................................................................... 28
F. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 30
G. Uji Instrumen Penelitian ............................................................................ 30
H. Uji Prasyarat Analisis Data ........................................................................ 35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 40
A. Gambaran Umum SMAN 1 Tirtayasa........................................................ 40
1. Sejarah Singkat SMAN 1 Tirtayasa ....................................................... 40
2. Profil SMAN 1 Tirtayasa ....................................................................... 41
3. Visi dan Misi SMAN 1 Tirtayasa ........................................................... 42
4. Data Guru SMAN 1 Tirtayasa ................................................................ 43
5. Data Siswa SMAN 1 Tirtyasa .................................................................... 44
B. Deskripsi Data ............................................................................................ 45
1. Deskripsi Data Variabel X dan Hasil Analisisnya ................................. 46
2. Deskripsi Data Variabel Y dan Hasil Analisisnya ................................. 50
C. Uji Persyaratan Analisis ............................................................................. 54
1. Uji Normalitas ........................................................................................ 54
2. Uji Lineritas ............................................................................................ 56
3. Uji Homogenitas ..................................................................................... 57
D. Hasil Pengujian Statistik ............................................................................ 58
1. Uji Regresi Linear .................................................................................. 58
ix
2. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................. 60
3. Koefisien Determinasi ............................................................................ 61
E. Interpretasi Data ......................................................................................... 62
F. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 67
A. Kesimpulan ................................................................................................ 67
B. Implikasi ..................................................................................................... 67
C. Saran ........................................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 70
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................. 73
BIODATA PENULIS .......................................................................................... 99
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 24
Tabel 3. 2 Jumlah Populasi Kelas XI SMAN 1 Tirtayasa..................................... 25
Tabel 3. 3 Proporsi Sampel Untuk Masing-Masing Kelas .................................... 26
Tabel 3. 4 Bobot Nilai Pada Skala Likert ............................................................. 27
Tabel 3. 5 Kriteria Penilaian Hasil Angket ........................................................... 28
Tabel 3. 6 Kisi-kisi Instrumen Angket Penelitian Variabel X (Iklim Sekolah) .... 29
Tabel 3. 7 Kisi-kisi Instrumen Angket Penelitian Variabel Y (Motivasi Belajar
Siswa) .................................................................................................................... 30
Tabel 3. 8 Uji Validitas Instrumen ........................................................................ 31
Tabel 3. 9 Hasil Uji Validitas Variabel X (Iklim Sekolah) ................................... 33
Tabel 3. 10 Hasil Uji Validitas Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) .................. 34
Tabel 3. 11 Hasil Uji Reabilitas Variabel X (Iklim Sekolah) ............................... 35
Tabel 3. 12 Hasil Uji Reabilitas Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) ................ 35
Tabel 4. 1 Data Guru SMAN 1 Tirtayasa ............................................................. 43
Tabel 4. 2 Data Siswa SMAN 1 Tirtayasa ............................................................ 44
Tabel 4. 3 Data Variabel X (Iklim Sekolah) ......................................................... 46
Tabel 4. 4 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Iklim Sekolah) ...................... 50
Tabel 4. 5 Data Variabel Y (Motivasi Belajar siswa) ........................................... 51
Tabel 4. 6 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Motivasi Belajar) .................. 54
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas ............................................................................ 55
Tabel 4. 8 Hasil Uji Linearitas .............................................................................. 56
Tabel 4. 9 Hasil Uji Homogenitas ......................................................................... 57
Tabel 4. 10 Metode Uji Regresi Linear Sederhana ............................................... 58
Tabel 4. 11 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana ..................................... 59
Tabel 4. 12 Hasil R square .................................................................................... 61
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas Variabel X (Iklim Sekolah) ............................ 56
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-kisi Uji Instrumen Variabel Iklim Sekolah ................................ 74
Lampiran 2 Kisi-kisi Uji Instrumen Variabel Motivasi Belajar Siswa ................. 75
Lampiran 3 Angket Uji Coba Variabel Iklim Sekolah dan Variabel Motivasi
Belajar Siswa ......................................................................................................... 76
Lampiran 4 Rekapitulasi Hasil Angket Uji Coba Variabel Iklim Sekolah ........... 80
Lampiran 5 Rekapitulasi Hasil Angket Uji Coba Variabel Motivasi Belajar Siswa
............................................................................................................................... 81
Lampiran 6 Instrumen Penelitian .......................................................................... 82
Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Angket Variabel Iklim Sekolah ........................... 86
Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Angket Variabel Motivasi Belajar Siswa ............ 87
Lampiran 9 Statistik Deskriptif ............................................................................. 88
Lampiran 10 Tabel Distribusi F ............................................................................ 89
Lampiran 11 Tabel Distribusi T ............................................................................ 90
Lampiran 12 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi ............................................ 91
Lampiran 13 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................... 92
Lampiran 14 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................... 93
Lampiran 15 Tabel Uji Referensi .......................................................................... 94
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan unsur pokok yang dibutuhkan oleh setiap manusia.
Pendidikan dilakukan bertujuan untuk mendapatkan pemahaman dan informasi
baru, mampu meningkatkan produktivitas, dan dapat membentuk seseorang
menjadi lebih mandiri. Selain itu, dengan adanya pendidikan seseorang dapat
meningkatkan kecerdasan, keterampilan, dan memperbaiki kepribadiannya.
Pendidikan dibutuhkan sebagai sarana keberhasilan manusia agar mampu bersaing
dengan orang lain baik nasional maupun internasional. Dengan demikian
dibutuhkan perhatian khusus untuk meningkatkan kualitas pendidikan di
Indonesia agar Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki potensi yang berkualitas
sehingga dapat bersaing dengan yang lainnya.
Menurut UU No. 20 Tahun 2013 tentang Sisdiknas dijelaskan bahwa
pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Berdasarkan pengertian di atas dapat
dipahami bahwa pendidikan dilakukan secara sengaja dan secara sadar agar anak
didik memiliki sikap dan kepribadian yang baik sesuai dengan yang diatur oleh
pemerintah tentang Sistem Pendidikan Nasional. Pendidikan dilakukan dengan
proses pembelajaran atau transfer ilmu antara guru dengan siswa. Pendidikan
menjadi wadah untuk mencetak generasi yang berpengetahuan dengan
memfasilitasi proses belajar yang aktif melalui instansi pendidikan. Hal ini
mengandung arti bahwa setiap pendidikan harus dilaksanakan melalui proses
belajar.
1 Jejen Musfah, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Prenamedia Group, 2015), h. 9
2
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.2 Secara
psikologi belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil
dan interaksi dengan lingkungannya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Belajar adalah cara untuk memperoleh pengetahuan atau menguasai suatu
pengetahuan melalui pengalaman, mengingat, mendapat pengalaman, dan
mendapatkan informasi-informasi baru.3 Belajar dapat dikatakan sebagai salah
satu proses penting bagi kehidupan manusia sehingga, pemahaman terhadap
konsep belajar yang baik harus dipahami oleh setiap kalangan khsusunya tenaga
pendidik yang terlibat langsung dengan proses pembelajaran di sekolah. Dengan
demikian belajar merupakan cara seseorang untuk mendapatkan pengetahuan baru
melalui pengalaman dan interaksi yang didapatkan di lingkungan sekitar.
Pada hakikatnya belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara
sadar oleh seseorang yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada dirinya
sendiri, baik dalam bentuk pengetahuan dan keterampilan baru maupun dalam
bentuk sikap dan nilai-nilai yang positif.4 Dalam kegiatan belajar terjadi interaksi
antara individu dengan individu lain seperti siswa dengan guru, guru dengan guru,
siswa dengan staf administrasi dan siswa dengan siswa, karenanya aktivitas ini
menjadi bahan untuk merubah mental, tingkah laku, dan kepribadian dari
seseorang. Dengan demikian belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan
tingkah laku seseorang yang dilakukan melalui interaksi antara guru dengan siswa
dengan tujuan untuk merubah tingkah laku dan kepribadian seorang siswa agar
menjadi lebih baik dan terarah.
Motivasi merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi proses
belajar siswa. Motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang
melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan, kekuatan ini
2 Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2010), h. 2 3 Baharuddin, Teori Belajar dan Pembelajaran (Jogjakarta: Arruz Media, 2010), h. 13
4 Rohmalina Wahab, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grofindo, 2016), h. 18
3
dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan seperti keinginan, tingkah
laku, tujuan, dan umpan balik.5 Dengan demikian motivasi merupakan aspek
penting yang mempunyai pengaruh besar terhadap proses pembelajaran.
Seseorang akan melaksanakan proses belajar dengan baik dan tekun apabila
mempunyai keinginan atau motivasi belajar yang tinggi. Tanpa adanya motivasi
belajar yang tinggi seorang siswa tidak akan mengikuti proses belajar dengan baik
sehingga akan berdampak kepada hasil belajar siswa tersebut. Motivasi adalah
sebuah konsep yang digunakan untuk menjelaskan inisiasi, arah dan intensitas
perilaku individu. Dengan demikian motivasi belajar menjadi satu hal terpenting
dalam proses belajar karena motivasi merupakan salah satu aspek yang
mendorong seseorang untuk belajar, oleh karena itu dengan motivasi yang tinggi
tersebut akan memperlancar proses belajar sehingga akan menambah hasil belajar
pula.
Siswa yang mempunyai motivasi belajar yang tinggi dalam belajar akan
mendapatkan hasil yang tinggi pula. Dengan demikian, hasil belajar siswa dapat
di pengaruhi oleh motivasi karena dengan motivasi yang tinggi maka usaha-usaha
yang dilakukan siswa dalam belajar akan semakin tinggi pula sehingga dapat
mencapai keberhasilan yang di harapkan. Motivasi siswa akan terbangun apabila
di dukung oleh semua pihak seperti orang tua, guru, teman sebaya, atau
lingkungan sekitar karena siswa akan merasa semangat apabila mendapatkan
dukungan baik moril maupun moral dari lingkungan sekitarnya. Siswa yang
mempunyai motivasi yang tinggi terlihat dari minat untuk belajar tinggi seperti
rajin masuk kelas, memperhatikan saat guru menerangkan dikelas, mengerjakan
tugas tepat waktu, tidak terlambat, dan selalu berpakaian rapih. Sebaliknya,
apabila siswa terlihat jarang masuk kelas, sering terlambat, tidak memperhatikan
guru saat menerangkan, berpakaian tidak rapih, dan tidak mengerjakan tugas
maka siswa tersebut memiliki motivasi yang rendah.
Besarnya motivasi belajar siswa juga dapat diperoleh dari berbagai aspek
salah satunya adalah iklim. Iklim sekolah atau yang biasa disebut dengan
5 Nyanyu Khodijah, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grofindo, 2014), h. 47
4
lingkungan sekolah akan mempengaruhi tinggi rendah nya motivasi pada siswa.
Iklim sekolah adalah keadaan yang diamati dan diinterprestasikan oleh siswa yang
meliputi kondisi sekolah,dan fisik sekolah dengan mencakup tempat (lingkungan
fisik), kebudayaan (lingkungan budaya), dan kelompok hidup bersama
(lingkungan sosial atau masyarakat). Iklim sekolah merupakan lingkungan belajar
untuk mendorong siswa seseorang agar berprilaku positif yang bertujuan untuk
menciptakan proses belajar mengajar dengan optimal. Iklim sekolah terdapat
norma, harapan, dan kepercayaan dari warga sekolah yang dapat memberikan
dorongan atau motivasi-motivasi belajar yang tinggi kepada siswa untuk bersikap
atau bertindak baik.
Iklim sekolah menggambarkan lingkungan yang bersih, nyaman, dan
tenang sehingga membuat semua elemen di sekolah seperti guru menjalankan
tugas dan fungsinya dengan baik dan optimal. Dengan demikian aktivitas di
sekolah menjadi lebih produktif dan kondusif untuk kegiatan belajar siswa
sehingga membuat motivasi belajar siswa tinggi dengan dukungan guru dan warga
sekolah lainnya. Dengan demikian, sekolah mempunyai peran penting dalam
keberlangsungan pendidikan bagi anak didik yang didukung dengan iklim atau
lingkungan sekolah yang baik, karena mutu sekolah tidak hanya dilihat dari
outputnya saja tetapi juga lingkungannya, seperti pengelolaan sekolah, fasilitas
sekolah, dan metode belajar yang diterapkan oleh tenaga pendidik di sekolah
tersebut. Oleh karena itu, iklim sekolah harus dirancang semaksimal mungkin
agar memberikan kenyamanan bagi anak didik dalam melaksanakan proses
pembelajaran di sekolah yang nantinya akan memotivasi siswa dalam
melaksanakan proses belajar.
Adanya iklim sekolah yang kondusif dapat memberikan dampak baik bagi
warga sekolah terutama bagi siswa. Peran guru sebagai pendidik sangat penting
bagi perkembangan siswa terutama dalam hal memotivasi. Siswa akan rajin dan
tekun dalam belajar apabila seorang guru selalu memotivasi siswa setiap waktu
dan mengajar dengan metode-metode yang bervariasi sehingga siswa tidak merasa
bosan dan mengantuk ketika pembelajaran sedang berlangsung. Selain itu, kondisi
5
sarana dan prasarana sekolah juga berpengaruh kepada motivasi belajar siswa
karena jika sarana prasarana seperti alat olahraga, alat laboraturium, alat seni,
komputer, dan alat lainnya dalam keadaan baik dan modern maka minat belajar
siswa akan berkembang sehingga menambah motivasi belajar siswa, skill atau
kemampuan siswa juga dapat di asah dengan didukungnya sarana dan prasarana
yang memadai tersebut.
Umumnya motivasi belajar siswa rendah. Hal ini terlihat dari banyak
dijumpainya beberapa siswa yang keluar pada saat jam pelajaran berlangsung
seperti ke kantin, mushola, dan sebagainya. Masih banyak juga siswa yang datang
terlambat, bahkan pada saat proses pembelajaran berlangsung para siswa asyik
mengobrol bersama temannya, dan ketika guru tidak ada dikelas para siswa ribut
bahkan bolos sekolah. Sikap siswa diatas menyebabkan proses transformasi
pendidikan tidak maksimal sehingga menyebabkan ketidakpahaman siswa
terhadap materi yang sudah diberikan oleh guru dan akhirnya berdampak pada
hasil belajar siswa yang rendah. Selain itu sarana dan prasarana sekolah yang
menjadi media pembelajaran juga masih terbatas seperti referensi buku yang
tersedia di perpustakaan, laboraturium, alat-alat olahraga, seni, dan alat-alat
pendukung belajar lainnya. Dengan beberapa fakta tersebut menyebabkan
motivasi belajar siswa rendah karena aspek internal dan eksternal siswa tidak
mendukung dalam proses belajar disekolah.
Tinggi atau rendahnya motivasi seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak
faktor baik faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor
yang berhubungan dengan pribadi siswa yakni keinginan atau cita-cita siswa
tinggi sehingga semangat dalam mengikuti pelajaran sangat tinggi karena adanya
tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk menguasai mata pelajaran dan mendapatkan
nilai yang tinggi agar cita-cita mereka dapat terwujud. Faktor internal juga
meliputi keadaan fisik dan psikologis siswa seperti kecerdasan intelektual siswa
dan kondisi fisik siswa seperti cacat, atau kelainan fisik lainnya yang berpengaruh
kepada motivasi belajar siswa. Sedangkan faktor eksternal yaitu berhubungan
dengan keadaan atau situasi lingkungan sekitar atau terjadi karena adanya
6
rangsangan dari luar. Faktor ini meliputi situasi belajar, metode belajar, media
pembelajaran, teman, guru, staff administrasi, masyarakat sekitar, dan iklim
sekolah.
Nampaknya rendahnya motivasi belajar siswa terjadi dibanyak sekolah
salah satunya di SMAN 1 Tirtayasa sering terlihat siswa-siswa yang keluar masuk
kelas pada saat jam pelajaran, main-main saat kegiatan belajar berlangsung, izin
tidak masuk kelas, terlambat mengikuti upacara bendera, keluar lingkungan
sekolah pada saat istirahat, bolos sekolah dan tidak mengerjakan tugas yang
diberikan oleh guru. Hal ini juga terlihat dari iklim sekolah yang masih kurang
kondusif terlihat dari sarana dan prasarana yang kurang memadai diantara nya
yaitu ruang laboraturium yang tidak terawat, pengelolaan perpustakaan yang tidak
baik, fasilitas meja dan kursi yang rusak, dan proses belajar mengajar yang tidak
menarik sehingga dapat mempengaruhi minat peserta didik dalam belajar di
sekolah dan berdampak pada motivasi belajar yang rendah. Hubungan antara guru
dengan siswa tidak terjalin dengan baik sehingga banyak siswa yang tidak tertib
dalam mengikuti pembelajaran. Setiap kegiatan pembelajaran tidak sedikit guru
yang menggunakan metode ceramah yang monoton dan tidak diselingi oleh
motivasi-motivasi yang membangun pada minat belajar siswa sehingga membuat
siswa bosan dan berakibat pada prestasi siswa rendah karena rendah pula motivasi
belajarnya.
Fenomena ini menarik untuk dikaji lebih jauh melalui suatu penelitian
dengan judul “Pengaruh Iklim Sekolah Terhadap Motivasi Belajar Siswa di
SMAN 1 Tirtayasa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan paparan sebelumnya diketahui banyak masalah yang
berkontribusi terhadap rendahnya motivasi belajar siswa yaitu:
a. Kurangnya penyediaan fasilitas belajar seperti ruang laboraturium bagi peserta
didik untuk belajar
b. Kurangnya tenaga pendidik (guru) yang profesional
7
c. Metode pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik
d. Kurangnya komunikasi internal siswa dengan lingkungan sekolah
e. Kurangnya motivasi belajar pada siswa
C. Pembatasan Masalah
Melihat banyaknya masalah yang ada diatas, maka peneliti membatasi
faktor yang akan menjadi fokus kajian mengenai penelitian motivasi belajar
dibatasi dengan iklim sekolah.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah diatas, maka
peneliti merumuskan masalah yaitu: “Bagaimana pengaruh iklim sekolah
terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 1 Tirtayasa?”
E. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi dan pengaruh iklim
sekolah terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 1 Tirtayasa.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi banyak pihak
terutama:
1. Bagi Penulis
Sebagai tambahan pengetahuan dan kajian keilmuan tentang iklim sekolah dan
motivasi belajar.
2. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam
membuat kebijakan terkait dengan iklim dan motivasi belajar.
3. Bagi Peneliti lain
Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi pendukung untuk meneliti lebih
lanjut terkait iklim dan motivasi belajar.
8
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. KAJIAN TEORI
1. Iklim Sekolah
a. Pengertian Iklim Sekolah
Iklim sekolah merupakan suasana yang terdapat didalam suatu sekolah.
Iklim sekolah menggambarkan keadaan warga sekolah tersebut dalam keadaan
riang dan mesra ataupun kepedulian antara satu sama lainnya.6 Menurut
Sergiovanni dan Startt (1993) dalam buku Hadiyanto menyatakan bahwa iklim
sekolah merupakan karakteristik yang ada, yang menggambarkan ciri-ciri
psikologis dari suatu sekolah tertentu, yang membedakan suatu sekolah dari
sekolah yang lain, mempengaruhi tingkah laku guru dan peserta didik dan
merupakan perasaan psikologis yang dimiliki guru dan peserta didik di
sekolah tertentu.7
Iklim sekolah merupakan efek subjektif yang dirasakan (percieved
subjective effects) dari sistem formal, gaya informal dari manajer, dan faktor
penting yang lain dari lingkungan sikap (attitude), kepercayaan (beliefs), nilai
(values), dan motivasi (motivation) orang-orang yang bekerja pada suatu
lembaga tertentu (sekolah). Iklim sekolah adalah situasi atau suasana yang
muncul karena adanya hubungan antara kepala sekolah dengan guru, guru
dengan guru, guru dengan peserta didik atau hubungan antarpeserta didik yang
menjadi ciri khas sekolah yang ikut memengaruhi proses belajar mengajar di
sekolah.8 Pengertian lain menjelaskan bahwa iklim sekolah merupakan
kualitas dan frekuensi interaksi diantara guru, siswa, pendidik, antara kepala
sekolah dengan pembelajar, staf sekolah, orang tua, dan komunitas pendidikan
lainnya yang lebih luas.9
6Supardi, Sekolah Efektif Konsep Dasar & Praktiknya, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2013),
h. 207 7Hadiyanto, Teori dan Pengembangan Iklim Kelas dan Iklim Sekolah, h. 89
8Hadiyanto, Teori dan Pengembangan Iklim Kelas dan Iklim Sekolah, (Jakarta: Kencana,
2016), h. 89-90 9Sukron Fujiaturrahman, “Iklim Sekolah dan Efikasi Diri dengan Motivasi Kerja Guru”,
Jurnal Pendidikan Dasar, Vol.7, Edisi 1 (Mei 2016): h.160
9
Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa iklim
sekolah merupakan karakteristik yang melekat pada suatu sekolah, yang
merupakan pembeda dari sekolah-sekolah lainnya dan dapat mempengaruhi
tingkah laku seluruh warga sekolah.
b. Manfaat Iklim Sekolah
Merujuk kepada berbagai hasil penelitian, memberikan beberapa
kesimpulan mengenai pentingnya iklim sekolah bagi berbagai pihak, yaitu
sebagai berikut:10
1) Iklim sekolah dapat memengaruhi banyaknya orang di sekolah.
2) Iklim sekolah di perkotaan beresiko tinggi menunjukan bahwa lingkungan
yang positif, mendukung, dan budaya sadar iklim sekolah yang signifikan
dapat membentuk kesukesan siswa perkotaan dalam memperoleh prestasi
akademik.
3) Hubungan interpersonal yang positif dan kesempatan belajar yang optimal
bagi siswa di semua lingkungan demografis dapat meningkatkan prestasi
4) Iklim sekolah yang positif berkaitan dengan peningkatan kepuasan kerja
bagi personil sekolah.
5) Iklim sekolah dapat memainkan peran penting dalam menyediakan
suasana sekolah yang sehat dan positif.
6) Interaksi dari berbagai sekolah dan faktor iklim kelas dapat memberikan
dukungan yang memungkinkan semua anggota komunitas sekolah untuk
mengajar dan belajar dengan optimal
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa iklim sekolah
mempunyai manfaat dan dapat memengaruhi semua pihak yang ada di sekolah
yang bertujuan untuk pertumbuhan pribadi dan dapat meningkatkan prestasi
akademis.
c. Iklim Sekolah yang Kondusif
Iklim sekolah merupakan bagian dari lingkungan belajar yang dapat
mempengaruhi kepribadian dan tingkah laku seseorang, karena dalam
10
Supardi, Sekolah Efektif Konsep Dasar & Praktiknya, h. 230
10
melaksanakan tugas sekolahnya seorang siswa akan selalu berinteraksi dengan
lingkungan belajarnya.
Iklim sekolah yang kondusif baik secara fisik maupun nonfisik
merupakan landasan bagi penyelenggaraan pembelajaran yang efektif dan
produktif. Oleh karenanya sekolah perlu menciptakan iklim sekolah yang
kondusif untuk menumbuhkan semangat belajar siswa di sekolah. Iklim
sekolah yang kondusif mencakup lingkungan yang aman, nyaman, tertib serta
menumbuhkan harapan yang baik bagi warga sekolah.11
Adapun cara yang
bisa dilakukan untuk menciptakan hubungan yang serasi antara guru dan siswa
antara lain:12
1) Tegur Sapa dan Salam
Hal ini dilakukan beberapa menit sebelum. Para bapak dan ibu guru datang
lebih awal dari jam semestinya bertugas. Adapun tujuannya untuk
menyambut siswa merasa diperhatikan, pihak sekolah dapat sekaligus
melakukan ceking, dengan adanya hubungan tersebut guru dengan siswa
akan lebih dekat.
2) Ucapan Selamat bagi Siswa yang Sukses
Ucapan ini merupakan upaya menjalin keakraban hubungan guru dengan
siswa. Memberi penghargaan atau penghormatan bagi siswa yang
berprestasi. Dengan arti prestasi yang sangat luas meliputi olahraga,
kesenian, keterampilan dan apapun yang bernilai plus.
Kontak perseorangan selalu terjadi dalam kegiatan belajar. Kalau guru
mempunyai hubungan yang dekat (penuh kasih sayang) dengan siswanya,
maka siswa akan lebih giat dalam belajar dan kegiatan lainnya. Agar lebih
akrab hubungan guru dengan siswa, guru harus mengenal siswa-siswanya
secara individu sehingga dapat membimbing siswa dengan sebaik-baiknya.
11
E. Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2007), h. 23 12
Nursisto, Peningakatan Prestasi Sekolah Menengah, (Jakarta: Insan Cendikia, 2002), h.
22
11
Adapun peran seorang guru dalam mengembangkan iklim sekolah yang
kondusif sebagai berikut:13
1) Kreatifitas yang mendorong siswa untuk lebih berminat terhadap
pelajaran, memikirkan kebenaran tentang sesuatu dan mendapatkan waktu
yang cukup
2) Kebebasan mengajar yang mereka temukan kepada siswa serta sabar
dalam melayani siswa
3) Mempunyai kemampuan memanfaatkan sumber yang tersedia
4) Antusias, bergairah dan mempunyai kemauan yang kuat untuk
melaksanakan tugasnya dalam kondisi apapun
5) Empati yaitu kesediaan untuk selalu memperhatikan dan merasakan apa
yang dirasakan siswa.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa iklim
sekolah yang kondusif mempunyai peran penting dalam kegiatan belajar
mengajar.Iklim sekolah yang kondusif dapat memberikan kenyamanan bagi
warga sekolah. Namun sebaliknya jika iklim sekolah negatif maka akan
menimbulkan perasaan tidak nyaman bagi warga sekolah.
d. Faktor-Faktor Pembentuk Iklim Sekolah
Dimensi iklim sekolah dikembangkan atas dasar dimensi umum, yaitu
dimensi hubungan, dimensi pertumbuhan, atau perkembangan pribadi,
dimensi perubahan dan perbaikan sistem, dan dimensi lingkungan fisik.
1) Dimensi Hubungan
Dimensi hubungan mengukur sejauh mana keterlibatan personalia yang
ada di sekolah seperti kepala sekolah, guru dan peserta didik, saling
mendukung dan membantu, dan sejauh mana mereka dapat
mengekspresikan kemampuan mereka secara bebas dan terbuka.Moos
mengatakan bahwa dimensi ini mencakup aspek afektif dari interaksi
antara guru dengan guru, dan antara guru dengan personalia sekolah
lainnya dengan kepala sekolah.Skala yang termasuk dalam dimensi ini
13
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h. 9
12
diantaranya adalah dukungan peserta didik, afiliasi, keretakan, keintiman,
kedekatan dan keterlibatan.
2) Dimensi Pertumbuhan dan Perkembangan Pribadi
Dimenasi pertumbuhan pribadi yang disebut juga dimensi yang
berorientasi pada tujuan membicarakan tujuan utama sekolah dalam
mendukung pertumbuhan atau perkembangan pribadi dan motivasi diri
guru untuk tumbuh dan berkembang skala-skala iklim sekolah yang
dikelompokkan kedalam dimensi ini diantaranya adalah minat professional
(professional interest), halangan (hindrance), kepercayaan (thrust), standar
prestasi (achievement standard) dan orientasi pada tugas (task orientation).
3) Dimensi Perubahan dan Perbaikan sistem
Dimensi ini membicarakan sejauh mana iklim skeolah mendukung
harapan, memperbaiki kontrol dan merespon perubahan. Skala-skala iklim
sekolah yang termasuk dalam dimensi ini anatar lain adalah kebebasan staf
(staff freedom), partisipasi dalam pembuatan keputusan (participatory
decision), inovasi (innovation), tekanan kerja (work pressure),
kejelasan(clarity) dan pengawasan (control).
4) Dimensi Lingkungan Fisik
Dimensi ini membicarakan sejauh mana lingkungan fisik seperti fasilitas
sekolah dapat mendukung harapan pelaksanaan tugas, skala-skala yang
termasuk dalam dimensi ini diantaranya adalah kelengkapan sumber
(resource adequacy) dan kenyamanan lingkungan (physical comfort).14
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa faktor yang
dapat mempengaruhi iklim sekolah adalah (a) dimensi hubungan, (b) dimensi
pertumbuhan dan perkembangan pribadi, (c) dimensi perubahan dan perbaikan
sistem, (d) dimensi lingkungan fisik.
Faktor pendukung dan faktor penghambat iklim sekolah yaitu:
14
Hadiyanto, Teori dan Pengembangan Iklim Kelas dan Iklim Sekolah, h. 90-91
13
1) Faktor pendukung adalah suatu hal yang dapat menunjang atau
memperlancar terjaminnya keamanan, pembelajaran, hubungan
interpersonal, dan hubungan institusional sehingga tujuan sekolah tercapai
dengan baik.
2) Faktor penghambat adalah sesuatu yang mengganggu rasa keamanan,
proses pembelajaran, hubungan interpersonal, hubungan institusional
sehingga pencapaian tujuan tidak tercapai.15
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Belajar adalah suatu usaha mengubah tingkah laku. Adanya kegiatan
belajar ini akan membawa perubahan-perubahan pada diri seseorang tidak hanya
dalam segi ilmu pengetahuan melainkan berbentuk kecakapan, keterampilan,
watak, minat, dan harga diri.16
Pengertian lain menjelaskan bahwa belajar adalah
kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini menandakan bahwa
keberhasilan atau kegagalan dalam pencapaian pendidikan tergantung pada proses
belajar yang dialami siswa selama berada dilingkungan sekolah maupun
keluarganya sendiri.17
Pencapaian keberhasilan siswa tersebut dapat diperoleh dari
ketekunan, keaktifan, dan keterampilan siswa selama mengikuti proses belajar di
sekolah, karena belajar merupakan proses membangun gagasan atau pemahaman
sendiri pada siswa.
Senada dengan Slameto dalam jurnal Vina Rahmayanti menyatakan bahwa
belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh perubahan
tingkah laku yang baru sebagai hasil dari pengalaman sendiri berinteraksi dengan
lingkungan.18
Sedangkan pengertian belajar menurut Purwanto terbagi dalam
beberapa elemen penting yaitu:
15Irwan, “Iklim Sekolah di SMKN 1 Papalang Kabupaten Mamuju”, Jurnal Elektika,
Vol.4, No.1, (April 2016): h. 58 16
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar,(Jakarta: Rajawali Pers, 2003), h.21 17
Muhibbin Syah, “Psikologi Belajar”, (Jakarta:PT Grafindo, 2003), h. 63 18
Vina Rahmayanti, “Pengaruh Minat Belajar Siswa dan Persepsi Atas Upaya Guru
dalam Memotivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Bahasa Indonesia Siswa SMP di
Depok”, Jurnal SAP, Vol. 1, No.2 (Desember 2016): h. 212
14
1) Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku. Perubahan ini dapat
mengarah kepada tingkah laku yang baik atau kemungkinan mengarah kepada
tingkah laku yang buruk.
2) Belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman.
3) Belajar membutuhkan waktu yang relatif panjang. Perubahan itu dapat
berlangsung selama berhari-hari, berbulan-bulan, ataupun bertahun-tahun.
4) Tingkah laku yang dapat berubah melalui proses belajar menyangkut aspek
kepribadian baik fisik maupun psikis seperti pemecahan masalah,
keterampilan, kecakapan, kebiasaan, maupun sikap.19
Dari beberapa pengertian mengenai belajar di atas dapat disimpulkan
bahwa belajar merupakan suatu kegiatan yang sangat fundamental dan dapat
membawa perubahan-perubahan yang baik pada siswa baik itu dalam segi ilmu
pengetahuan maupun ilmu-ilmu lainnya sehingga membentuk kepribadian yang
baik sesuai dengan norma yang berlaku dilingkungnnya. Perubahan itu
membutuhkan waktu yang cukup panjang, bisa terjadi selama berhari-hari,
berbulan-bulan, ataupun bertahun-tahun. Dengan demikian, perlu adanya
perangsang atau motivasi yang dapat menambah semangat dalam melakukan
proses belajar tersebut. Dalam belajar, siswa membutuhkan motivasi-motivasi
yang positif agar menambah semangat dan kegigihan pada siwa dalam
menjalankan proses belajar. Selain itu, pemberian motivasi kepada siswa
sangatlah penting untuk menentukan arah dan tujuan yang ingin dicapai, karena
motivasi dan belajar merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi satu
sama lain.
Motivasi berasal dari kata “motiv” yang berarti rangsangan, dorongan,
pembangkit tenaga bagi terjadinya suatu tingkah laku.20
Kata motif dapat
diartikan sebagai daya upaya dalam mendorong seseorang untuk melakukan
aktivitas-aktivitas tertentu. Maka kata motif diartikan sebagai daya penggerak
seseorang dalam melakukan suatu aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai
tujuan yang diinginkan. Winkel yang dikutip oleh Nyayu Khodijah menyatakan
19
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Rosdakarya, 2013), h. 85 20
Sarwono, WS, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), h. 57
15
bahwa motivasi merupakan motif yang sudah menjadi aktif pada saaat tertentu,
sedangkan motif adalah daya penggerak dalam diri seseorang untuk melakukan
kegiatan tertentu.21
Dengan demikian motivasi dapat dikatakan sebagai daya
pendorong seseorang dalam melakukan suatu tindakan atau aktivitas-aktivitas
yang diinginkan. Motivasi digunakan sebagai suatu usaha untuk memperbesar
atau mengadakan gerakan untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh
seseorang.
Menurut Mc. Donald dalam Syaiful Bahri, motivasi adalah suatu perubahan
energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif
(perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.22
Menurut Rahmalia Wahab,
Motivasi merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Dalam kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin
kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan
tujuannya dapat tercapai.23
Hal ini menunjukan bahwa motivasi sangat penting
diberikan kepada siswa karena tanpa adanya motivasi dalam diri siswa maka
aktivitas belajar tidak akan berjalan karena bakat dan kemampuan berfikir tidak
akan berpengaruh tanpa pemberian motivasi dan dukungan kepada siswa agar
meningkatkan prestasinya.
Abraham Maslow sebagaimana dikutip Prawira mendefinisikan motivasi
sebagai sesuatu yang bersifat konstan (tetap), tidak pernah berakhir, berfluktuasi
dan bersifat kompleks, dan hal itu merupakan karakteristik universal pada setiap
kegiatan organisme.24
Motivasi merupakan usaha untuk meningkatkan kegiatan
dalam mencapai suatu tujuan tertentu, termasuk kegiatan belajar. Motivasi belajar
dimaksudkan untuk mendorong seseorang dalam melakukan suatu kegiatan atau
21
Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan, Ed.1 Cet2, (Jakarta: PT Raja Grofindo, 2014),
h. 157 22
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Cet.3 (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), h.
148 23
Rohmalina Wahab, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grofindo, 2016), h. 128 24
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, (Yogjakarta: Ar-
Aruzz Media, 2016), h. 320
16
aktivitas belajar agar menjadi lebih giat untuk memperoleh prestasi yang lebih
baik.
M. Ngalim Purwanto mengemukakan definisi motivasi adalah sebagai
pendorong suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang
agar tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil
atau tujuan tertentu.25
Dengan demikian motivasi dikatakan sebagai pembeda
seseorang yang akan melaksanakan sesuatu dengan yang mau melaksanakan.
Maka pernyataan berikut menyimpulkan bahwa motivasi mengarahkan pada yang
mau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Uno menjelaskan lebih jauh bahwa motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.
Indikator motivasi belajar tersebut diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya
hasrat dan keinginan untuk berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam
belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan
dalam belajar; (5) adanya kegiatan menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan
belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan siswa menjalankan proses belajar
dengan baik.26
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi
belajar adalah kondisi psikologis siswa yang muncul akibat adanya dorongan
untuk melakukan suatu tindakan demi mencapai tujuan yang diinginkan. Adanya
motivasi belajar yaitu untuk memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar
agar tujuan dari belajar tersebut tercapai dengan baik dan mendapatkan hasil yang
memuaskan.
b. Fungsi dan Bentuk-Bentuk Motivasi Belajar
Dalam belajar motivasi sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan gairah
belajar pada siswa. Tanpa adanya motivasi belajar pada diri siswa maka siswa
tidak akan mengikuti proses belajar mengajar dengan baik sehingga akan
mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh oleh siswa tersebut. Motivasi
25
M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, h.71 26
Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis dibidang Pendidikan,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2017), h. 23
17
mempunyai peranan yang strategis dalam aktivitas belajar seseorang siswa. Siswa
yang memiliki motivasi yang kuat dalam belajar akan mendapatkan hasil yang
memuaskan, karena semakin kuat motivasi yang diberikan kepada siswa maka
tingkat pencapaian keberhasilan belajar atau prestasi belajar akan mudah di dapat
siswa.
Menurut Syaiful Bahri, ada tiga fungsi motivasi yaitu sebagai “Pendorong
Perbuatan, Penggerak Perbuatan, dan Mengarahkan Perbuatan”:
1) Motivasi sebagai pendorong perbuatan
Anak didik pada mulanya tidak ada hasrat untuk belajar, tetapi karena ada
sesuatu yang ingin dicari dan rasa ingin tahu anak yang tinggi maka muncul
minat belajar pada anak. Sesuatu yang belum diketahui pada anak akhirnya
mendorong anak didik untuk belajar dalam rangka mencari tahu terhadap
suatu objek yang diminati. Disini anak didik mempunyai keyakinan dan tekad
atas tentang apa yang harus dilakukan dalam mencari tahu tentang sesuatu
yang diminati tersebut. Dengan demikian, motivasi berfungsi sebagai
pendorong dan mempengaruhi sikap atau tindakan apa yang seharusnya
seorang ambil oleh seorang anak.
2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan
Dorongan psikologis yang melahirkan sikap terhadap anak didik itu
merupakan suatu kekuatan yang tak terbendung, yang kemudian terjelma
dalam bentuk gerakan psikofisik. Disini anak didik mulai melakukan
aktivitas-aktivitas yang diminati dan mulai belajar dengan segenap jiwa dan
raga. Akal pikiran anak berproses dengan sikap yang cenderung tunduk
kepada kehendak yang ada. Karenanya sikap seorang anak berada dalam
kepastian perbuatan dan akal pikirannya mencoba untuk membedah nilai-
nilai, prinsip, dan hukum yang sudah tertanam dalam suatu .
3) Motivasi sebagai pengarahan perbuatan
Seorang anak akan mampu menyeleksi perbuatan mana yang seharusnya
dilakukan dan mana yang harus diabaikan apabila sudah mempunyai motivasi
belajar yang tinggi. Seorang anak akan memilih mata pelajaran yang diminati
dan tidak bisa dipaksakan untuk mempelajari mata pelajaran lainnya. Sesuatu
18
yang akan dicari oleh anak merupakan tujuan belajar yang akan ia capai.
Dengan penuh ketekunan dan konsentrasi anak didik belajar agar tujuannya
dalam mencari pengetahuan baru dapat tercapai. Hal inilah peran motivasi
belajar yang dapat mengarahkan perbuatan dan minat seorang anak dalam
melakukan aktivitas belajar.27
RBS. Fudyartanto yang dikutip oleh Purwa Atmaja Prawira dalam buku
Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru mengemukakan bahwa fungsi-fungsi
motivasi yaitu sebagai berikut:
1) Motivasi bersifat mengarahkan dan mengatur tingkah laku
Motivasi sering digambarkan sebagai pembimbing, pengarah, dan
pengorientasi suatu tujuan tertentu dari individu. Dengan demikian, motivasi
dipastikan memiliki tujuan, ketekunan, dan kegigihan dalam bertindak.
2) Motivasi sebagai penyeleksi tingkah laku individu
Motivasi membuat individu bertindak secara terarah kepada suatu tujuan
tertentu.
3) Motivasi memberi energi dan menahan tingkah laku individu
Motivasi diketahui sebagai pendorong dan peningkatan tenaga sehingga
terjadi perbuatan yang tampak pada individu tersebut. Motivasi juga
mempunyai fungsi untuk mempertahankan agar minat dapat berlangsung
secara terus-menerus dalam jangka waktu yang lama.28
Sardiman mengemukakan bahwa motivasi berfungsi sebagai pendorong
usaha pencapaian prestasi. Karena dengan adanya motivasi yang baik dalam
melaksanakan kegiatan belajar akan menunjukan hasil yang baik pula. Oleh
karenanya usaha yang tekun akan melahirkan prestasi yang baik dan intensitas
motivasi seseorang sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajar.29
Dalam hal ini menunjukan bahwa dengan adanya usaha yang tekun dan
27
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, h. 157 28
Purwa Atmaja Prawira, Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru, h. 320 29
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, h. 85-86
19
pemberian motivasi yang positif maka siswa akan belajar dengan baik sehingga
prestasi belajar akan tercapai dengan optimal.
Proses belajar mengajar sangat diperlukan untuk memberikan motivasi-
motivasi yang positif kepada siswa baik intrinsik maupun ekstrinsik. Pemberian
motivasi ini bertujuan agar siswa tekun dan rajin dalam belajar. Ada beberapa
bentuk motivasi yang dapat dimanfaatkan untuk mengarahkan siswa dalam belajar
di dalam kelas yaitu sebagai berikut:
1) Memberi angka
2) Hadiah
3) Kompetisi
4) Ego-involment
5) Memberi ulangan
6) Mengetahui Hasil
7) Pujian
8) Hukuman
9) Hasrat untuk belajar
10) Minat
11) Tujuan yang diakui30
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi tingkatan motivasi belajar siswa. Menurut Dimyati dan Mudjiono,
ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa diantaranya:
1) Cita-cita dan aspirasi siswa
Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar peserta didik. Misalnya
seorang siswa mempunyai cita-cita menjadi pemain bulutangkis maka ia akan
memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar, ia akan rajin
berolah raga dan tekun belajar bulutangkis.
2) Kemampuan siswa
30
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, h. 159-168
20
Keinginan seorang anak perlu diikuti dengan kemampuan atau
kecakapan mencapainya. Sebagai contoh seorang anak yang tidak bisa
mengucapkan huruf “r” di beri latihan berulang kali sehingga ia mampu
mengucapkan huruf “r”. Keberhasilan ini pastinya akan menyenangkan
hatinya maka secara perlahan-lahan terjadi kegemaran membaca pada anak
ini. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan seseorang akan
memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas dengan baik.
3) Kondisi siswa
Kondisi siswa meliputi kondisi jasmani dan rohani ini akan
mempengaruhi motivasi belajar siswa. Sebagai contoh, siswa yang sakit akan
mempengaruhi pada motivasi belajarnya, sedangkan siswa yang sehat akan
lebih memusatkan perhatiannya dalam belajar. Dengan demikian, kondisi
jasmani dan rohani akan mempengaruhi kondisi belajar siswa.
4) Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, tempat tingal,
pergaulan, dan kehidupan bermasyarakat. Lingkungan masyarakat sekitar
akan mempengaruhi sikap peserta didik peserta didik dalam belajar siswa.
Tempat tinggal yang kumuh dan pergaulan yang salah juga akan berpengaruh
kepada kesungguhan peserta didik dalam belajar.
5) Upaya dalam membelajarkan siswa
Guru sebagai pendidik akan bergaul dengan mudah dengan siswa disekolah.
Interaksi yang efektif antara guru dengan siswa akan mempengaruhi pada
pertumbuhan dan perkembangan jiwa siswa.31
Selain itu, pendapat lain menjelaskan bahwa ada empat faktor yang
mempengaruhi motivasi belajar diantaranya yaitu:
1) Sikap (attitude). Kecenderungan dalam merespon kebutuhan belajar
berdasarkan pemahaman tentang untung-rugi dalam melakukan perbuatan
yang sedang dilakukan.
31
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 2006), h. 97
21
2) Kebutuhan (need). Kekuatan dari dalam mendorong untuk berbuat menuju ke
arah yang ditetapkan.
3) Rangsangan (stimulation). Perasaan yang timbul bahwa kemampuan yang
diperoleh dari belajar dapat meningkatkan kemampuan untuk menguasai
lingkungannya.
4) Emosi (affect). Perasaan yang timbul saat menjalankan kegiatan belajar.32
B. PENELITIAN YANG RELEVAN
Iklim mempunyai pengaruh yang besar terhadap manusia.Oleh karena itu
iklim sekolah dijadikan tolak ukur keberhasilan sesuatu seperti minat, motivasi
belajar, dan lain sebagainya. Dengan demikian terdapat beberapa penelitian yang
membahas tentang iklim sekolah, penelitian yang relevan tersebut antara lain:
1. Adi Sunardi, “Pengaruh Iklim Sekolah Dan Motivasi Berprestasi Siswa
Terhadap Prestasi Belajar Praktik Siswa Di SMK Negeri 2 Wonosobo”.
(Skripsi). Mahasiswa Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas
Negeri Yogyakarta 2012. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat
pengaruh iklim sekolah di SMKN 2 Wonosobo terhadap prestasi belajar
sedangkan penelitian penulis menunjukan adanya pengaruh motivasi belajar
terhadap motivasi belajar siswa. Perbedaan penelitian ini yaitu pada variabel
Y yaitu prestasi belajar sedangkan penulis motivasi belajar dan terdapat
perbedaan dalam pengambilan sampel.
2. Desy Noor Indah Fitriana, “Pengaruh Iklim Sekolah Dan Kepuasan Kerja
Terhadap Kinerja Guru SD Di Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang”.
(Skripsi). Mahasiswa program studi Manajemen Pendidikan Universitas
Negeri Yogyakarta 2013. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat
pengaruh antara iklim sekolah terhadap kinerja guru. Perbedaan penelitian ini
yaitu pada variabel Y yaitu kinerja guru sedangkan penulis yaitu motivasi
belajar dan pengambilan sampel.
3. Tommy Ardoninata, “Pengaruh Iklim Sekolah terhadap Motivasi Belajar
Siswa di SMAN 5 Solok Selatan”. (Skripsi). Mahasiswa Program Studi
32
Ahmad Badaruddin, “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui Konseling
Klasikal”, (Jakarta: Abe Kreatindo, 2011), h. 28-29
22
Pendidikan Geografi Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
PGRI Sumatera Barat 2016. Hasil penelitian ini menunjukan motivasi belajar
siswa di SMAN 5 Solok Selatan sedangkan penulis di SMAN 1 Tirtayasa dan
sampel yang digunakan penulis yaitu siswa kelas XI. Perbedaan penelitian ini
yaitu pada tempat, tahun, dan target yang akan diteliti sehingga
memungkinkan terdapat perbedaan hasil.
4. Azwar Antoni, “Pengaruh Iklim Sekolah dan Kinerja Guru Terhadap Motivasi
Belajar Siswa SMKN 1 Bukitkemuning Kecamatan Bukitkemuning
Kabupaten Lampung Utara”. (Skripsi). Mahasiswa Megister Program Studi
Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Intan Lampung
2015. Hasil penelitian ini menunjukan pengaruh iklim sekolah dan kinerja
guru terhadap motivasi siswa sedangkan penulis hanya menunjukan pengaruh
iklim sekolah terhadap motivasi belajar siswa. Perbedaan penelitian ini yaitu
menggunakan tiga variabel yaitu Iklim Sekolah, Kinerja Guru, dan Motivasi
siwa sedangkan penulis hanya menggunakan dua variabel yaitu X Iklim
Sekolah dan variabel Y Motivasi Belajar Siswa. Selain itu perbedaan
penelitian ini yaitu tempat, tahun, dan target penelitian.
C. KERANGKA PIKIR
Motivasi menjadi salah satu bagian terpenting dalam belajar. Motivasi
tidak muncul dengan sendirinya, akan tetapi motivasi perlu dikondisikan dan
perlu dirancang dengan baik salah satunya dengan menghadirkan iklim. Iklim
sekolah merupakan sarana yang digunakan untuk melaksanakan pendidikan
formal. Iklim sekolah menjadi faktor yang menentukan baik atau buruknya suatu
sekolah yang didukung oleh interaksi yang baik antara guru, siswa, kepala
sekolah, staf kependidikan, dan organisasi sekolah di lingkungan sekitar.
Sekolah menjadi tempat terjadinya interaksi yang saling mempengaruhi
antar individu dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial
sehingga menimbulkan kesan dan perasaan tertentu. Hal ini tentunya menjadi
tugas kepala sekolah untuk menciptakan suasana sekolah yang kondusif dan
menyenangkan bagi seluruh warga sekolah.
23
Iklim sekolah yang kondusif dapat menumbuhkan dan mengembangkan
motivasi belajar pada siswa dan mampu meningkatkan produktivitas kerja yang
baik bagi guru dan staf. Dengan demikian, ciptakan lingkungan fisik sebaik
mungkin seperti kebersihan, kerapihan, dan sebagainya. Selain itu, dikembangkan
juga lingkungan sosial-psikologis seperti hubungan antar pribadi, kelompok,
pengawasan,kepemimpinan, masyarakat, dan sebagainya.
Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa iklim sekolah sangat penting
dalam menumbuhkan motivasi belajar siswa. Dengan demikian, diduga kuat
terdapat pengaruh yang signifikan antara iklim sekolah dengan motivasi belajar.
Semakin kondusif iklim maka semakin tinggi motivasi belajar siswa, sebaliknya
semakin tidak kondusif iklim sekolah maka motivasi belajar siswa akan semakin
rendah.
D. HIPOTESIS
Secara umum, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah
yang akan diuji dan dibuktikan kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian
merupakan jawaban yang paling mungkin diberikan dan memiliki tingkat
kebenaran lebih tinggi dari opini (yang tidak mungkin dilakukan dalam
penelitian).33
Hipotesis merupakan hasil dari refleksi peneliti berdasarkan kajian
pustaka dan landasan teori yang digunakan sebagai dasar argumentasi.
Untuk mengetahui pengaruh antara variabel X dan Variabel Y maka
hipotesis yang dilakukan yaitu:
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara iklim sekolah dengan
motivasi belajar
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara iklim sekolah dengan motivasi
belajar.
33
Punaji Setyosari, Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan, (Jakarta : PT
Kharisma Putra Utama, 2015), h.146
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat atau lokasi penelitian dilaksanakan di SMAN 1 Tirtayasa yang
beralamat di Jl. Sultan Agung Tirtayasa Kec. Tirtayasa Kabupaten Serang
Provinsi Banten. Alasan memilih tempat tersebut karena berada dalam jangkauan
penulis sehingga diharapkan penelitian akan berjalan efektif dan efisien. Adapun
waktu penelitian direncanakan selama 9 bulan dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 3. 1
Waktu Pelaksanaan Penelitian
No Kegiatan Jan Feb Jul Agst Sep Okt Nov Des Jan
1. Revisi Proposal
Skripsi
2.
Menyerahkan
Surat izin
penelitian
3.
Penyusunan
instrumen
penelitian
4. Pengambilan
data populasi
5.
Penyusunan
BAB IV dan
BAB V
6. Sidang
Munaqosah
7. Revisi Skripsi
25
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif
digunakan untuk mengukur apakah ada pengaruh iklim sekolah terhadap motivasi
belajar di SMAN 1 Tirtayasa. Penggunaan metode kuantitatif juga bertujuan
untuk memudahkan peneliti dalam menarik kesimpulan dan memudahkan penulis
dalam menggambarkan peristiwa dan fakta yang ada yang diperoleh dari hasil
analisis data yang penulis lakukan mengenai pengaruh iklim sekolah dengan
motivasi belajar.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu
wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah
penelitian.34
Populasi target dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI SMAN 1
Tirtayasa yang berjumlah 234 siswa. Untuk lebih jelasnya populasi penelitian ini
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3. 2
Jumlah Populasi Kelas XI SMAN 1 Tirtayasa
No. Kelas Populasi
1. XI IPA 1 33 Siswa
2. XI IPA 2 34 Siswa
3. XI IPA 3 34 Siswa
4. XI IPA 4 33 Siswa
5. XI IPS 1 34 Siswa
6. XI IPS 2 34 Siswa
7. XI IPS 3 32 Siswa
Jumlah 234 Siswa
34
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, Ed. Revisi 2, (Jakarta: PT Raja Grofindo Persada, 2016), h. 76
26
2. Sampel
Sampel merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada
suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah
penelitian.35
Karena jumlah populasi cukup banyak, dan keterbatasan tenaga,
waktu, dan waktu maka sampel yang akan digunakan peneliti sebesar 30% dari
jumlah populasi yaitu 234 x 30% = 70,20 siswa dibulatkan menjadi 70 siswa.
Teknik pengambilan sampel menggunakan simple random sampling (sampel acak
sederhana), yaitu teknik pengambilan sampel yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi tersebut.36
Teknik ini digunakan
karena setiap anggota populasi mempunyai hak yang sama untuk dipilih menjadi
anggota sampel.
Tabel 3. 3
Proporsi Sampel Untuk Masing-Masing Kelas
No. Kelas Populasi Sampel
1. XI IPA 1 33 Siswa 10 Siswa
2. XI IPA 2 34 Siswa 10 Siswa
3. XI IPA 3 34 Siswa 10 Siswa
4. XI IPA 4 33 Siswa 10 Siswa
5. XI IPS 1 34 Siswa 10 Siswa
6. XI IPS 2 34 Siswa 10 Siswa
7. XI IPS 3 32 Siswa 10 Siswa
Jumlah 234 Siswa 70 Siswa
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini memiliki dua variabel, yaitu variabel X adalah iklim
sekolah sebagai variabel bebas (independent variabel) dan variabel Y adalah
motivasi belajar sebagai variabel terikat (dependent variabel).
35
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, h. 76 36
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, h. 78
27
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode yang akan diambil dalam penelitian ini adalah angket. Angket
atau kuesioner adalah suatu teknik pengumpulan data secara tidak langsung.
Instrumen atau alat pengumpulan datanya disebut dengan angket yang berisi
sejumlah pertanyaan-pertanyaan yang nantinya akan dijawab oleh responden.37
Metode ini dilakukan untuk menggali data guna mengukur motivasi belajar
siswa.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan skala likert sebagai skala
pengukurannya. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan skala
likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-
item instrument yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.38
Dalam skala likert, bobot nilai ada yang memiliki gradasi yang sangat
positif sampai sangat negatif yang dapat berupa kata-kata antara lain:
Tabel 3. 4
Bobot Nilai Pada Skala Likert
Positif Bobot Nilai (+) Bobot Nilai (-)
Selalu/yang setara 4 1
Sering/yang setara 3 2
Kadang-kadang/yang setara 2 3
Tidak pernah/yang setara 1 4
Data yang didapat kemudian dihitung dan diberikan skor. Kemudian
langkah selanjutnya adalah menghitung presentase skor jawaban dari setiap item
atau butir soal dengan rumus sebagai berikut.
Jawaban =
x 100%
37
Nana Saodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya,2012), h. 219
38
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2016), h.93
28
Sesuai dengan jumlah butir soal yang valid, maka skor ideal untuk
variabel X dalam presentase diberi bobot 120, dan untuk variabel Y diberi bobot
100. Untuk mengetahui iklim sekolah dan motivasi belajar yang diukur, maka
penilaian hasil angket dikelompokkan seperti tabel dibawah ini.
Tabel 3. 5
Kriteria Penilaian Hasil Angket
F. Instrumen Penelitian
Alat ukur penelitian dinamakan dengan instrumen penelitian. Instrumen
penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati. Fenomena ini disebut dengan variabel penelitian.39
Dalam hal
ini peneliti menggunakan angket untuk mendukung penelitian ini.
1. Iklim Sekolah
a. Definisi Konseptual
Iklim sekolah adalah suasana yang ada dalam lingkungan sekolah yang
menggambarkan keadaan sekolah dan merupakan karakteristik yang
membedakan sekolah satu dengan sekolah lainnya.
b. Definisi Operasional
Iklim sekolah dalam penelitian ini adalah suasana sekolah SMAN 1 Tirtayasa
yang diciptakan oleh hubungan antar warga sekolah yakni hubungan antara
guru dengan siswa, guru dengan guru, siswa dengan siswa, dan guru dengan
pimpinan sekolah.
39
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2016), h. 102
Presentase Jawaban Kriteria Hasil Penelitian
81 – 100 Sangat Tinggi
61 – 80 Tinggi
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
00 – 20 Buruk
29
c. Kisi-kisi Instrumen iklim sekolah
Tabel 3. 6
Kisi-kisi Instrumen Angket Penelitian Variabel X (Iklim Sekolah)
Variabel Indikator No Butir Soal Jumlah
Iklim
Sekolah
(X)
1. Kelengkapan fasilitas sekolah/
sarana dan prasarana
2. Kerapian dan kebersihan
3. Suasana sekolah
4. Hubungan antar civitas sekolah
5. Tata terbit sekolah
6. Kegiatan ekstrakulikuler
7. Aktivitas belajar
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11,
12
13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20,
21, 22, 23, 24, 25, 26,
27, 28, 29, 30, 31, 32
33, 34, 35,
36, 37, 38, 39, 40
12
5
3
6
6
3
5
2. Motivasi Belajar Siswa
a. Definisi Konseptual
Motivasi belajar adalah kondisi psikologis seseorang siswa yang muncul
akibat adanya dorongan baik internal maupun eksternal untuk melakukan
suatu tindakan berupa belajar.
b. Definisi Operasional
Motivasi belajar dalam penelitian ini diperoleh dari hasil angket yang
disebarkan kepada siswa kelas XI SMAN 1 Tirtayasa yang bertujuan untuk
mengetahui tinggi rendahnya motivasi belajar.
c. Kisi-Kisi Instrumen Motivasi Belajar Siswa
30
Tabel 3. 7
Kisi-kisi Instrumen Angket Penelitian Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)
Variabel Indikator No Butir Soal Jumlah
Motivasi Belajar
(Y)
1. Ketekunan
2. Keuletan
3. Minat
4. Prestasi
5. Kemandirian
1, 2,3, 4,5,
6,7,8,9,10,11,12
13,14,15,16,17,22
18,19,20,21,26
23,24,25,27,28,29,30
5
7
6
5
7
F. Teknik Analisis Data
Untuk memperoleh data penelitian ini, maka peneliti menggunakan
langkah-langkah sebagai berikut:
1. Editing yaitu meneliti semua angket mengenai kelengkapan dan kejelasan
dalam pengisiannya.
2. Skoring yaitu memberi skor pada setiap angket
3. Tabulating yaitu mentabulasi data kedalam bentuk tabel yang selanjutnya
dibuat dalam bentuk frekuensi.
G. Uji Instrumen Penelitian
a. Uji Validitas
1) Penjabaran Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji instrumen data untuk mengetahui seberapa
cermat suatu item dalam mengukur apa yang perlu diukur. Suatu item dikatakan
valid apabila adanya korelasi yang signifikan dengan skor totalnya, hal ini
menunjukan adanya dukungan item tersebut dalam mengungkap sesuatu yang ada
di kuesioner tersebut.40
Uji validitas digunakan untuk mendapatkan tingkat
kevalidan suatu instrumen agar mendapatkan ketapatan antara data yang terjadi
pada objek data yang telah dikumpulkan peneliti. Syarat yang harus dipenuhi oleh
item valid adalah jika ≥ . Peneliti menggunakan uji validitas dengan
40
Duwi Priyatno, Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS, (Yogyakarta : ANDI,
2017) h. 63
31
menggunakan analisis butir dan pengujian validitas instrumen menggunakan
teknik korelasi product moment dari Karl Pearson dengan rumus sebagai berikut:
= ∑ ∑ ∑
√ ∑ ∑ ∑ ∑
Keterangan:
= koefisien korelasi x dan y
jumlah responden
∑ Jumlah perkalian X dan Y
∑ jumlah skorX
∑ = jumlah skor Y
∑ = jumlah kuadrat skor X
∑ = jumlah kuadrat skor Y
2) Hasil Uji Validitas
Uji coba instrumen dilakukan kepada 25 orang siswa sebagai responden.
Kemudian dibandingkan dengan r tabel. Nilai r tabel diperoleh dari N=25=0,396,
tingkat signifikansi 5%, maka didapat r tabel= 0,396. Jika r hitung < r tabel, butir
soal tidak valid, dan jika r hitung > r tabel maka butir soal dikatakan valid. Hasil
uji validitas sebagai berikut:
Tabel 3. 8
Uji Validitas Instrumen
No
Soal
Nilai Validitas
Variabel X
Valid/Tidak
(Variabel X)
No
Soal
Nilai Validitas
Variabel Y
Valid/Tidak
(Variabel Y)
1 0,540 Valid 1 0,150 Tidak Valid
2 0,554 Valid 2 0,131 Tidak Valid
3 0,275 Tidak Valid 3 -0,209 Tidak Valid
4 0,261 Tidak Valid 4 0,608 Valid
5 0,426 Valid 5 0,639 Valid
6 0,387 Tidak Valid 6 0,556 Valid
7 0,344 Tidak Valid 7 0,398 Tidak Valid
32
8 0,630 Valid 8 0,663 Valid
9 0,321 Tidak Valid 9 0,351 Tidak Valid
10 0,298 Tidak Valid 10 0,497 Valid
11 0,585 Valid 11 0,344 Tidak Valid
12 0,490 Valid 12 0,487 Valid
13 0,388 Tidak Valid 13 0,499 Valid
14 0,426 Valid 14 0,120 Tidak Valid
15 0,372 Valid 15 0,303 Tidak Valid
16 0,427 Valid 16 0,520 Valid
17 0,094 Tidak Valid 17 0,475 Valid
18 0,049 Tidak Valid 18 0,866 Valid
19 0,702 Valid 19 0,638 Valid
20 0,378 Tidak Valid 20 0,127 Tidak Valid
21 0,490 Valid 21 0,686 Valid
22 0,008 Tidak Valid 22 0,560 Valid
23 0,458 Valid 23 0,319 Tidak Valid
24 0,068 Tidak Valid 24 0,257 Tidak Valid
25 0,187 Tidak Valid 25 0,404 Valid
26 0,646 Valid 26 0,542 Valid
27 0,624 Valid 27 0,578 Valid
28 0,266 Tidak Valid 28 0,595 Valid
29 0,413 Valid 29 0,415 Valid
30 0,005 Tidak Valid 30 0,354 Tidak Valid
31 0,220 Tidak Valid
32 0,412 Valid
33 0,477 Valid
34 0,457 Valid
35 0,234 Tidak Valid
36 0,291 Tidak Valid
37 0,554 Valid
33
38 0,534 Valid
39 0,639 Valid
40 -0,160 Tidak Valid
Berdasarkan hasil perhitungan validitas butir dengan menggunakan SPSS
versi 23, untuk variabel X terdapat 21 butir soal valid dan 19 butir soal tidak
valid. Sedangkan untuk variabel Y terdapat 18 butir soal valid dan 12 butir soal
tidak valid. Dengan demikian, penulis mengambil semua butir valid untuk
dijadikan bahan penelitian dalam bentuk angket yang berjumlah 39 butir soal.
Tabel 3. 9
Hasil Uji Validitas Variabel X (Iklim Sekolah)
Variabel Indikator No Butir Soal No Butir
Soal Valid Jumlah
Iklim
Sekolah
(X)
1. Kelengkapan fasilitas sekolah/
sarana dan prasarana
2. Kerapian dan kebersihan
3. Suasana sekolah
4. Hubungan antar civitas sekolah
5. Tata terbit sekolah
6. Kegiatan intrakulikuler
7. Aktivitas belajar
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12
13, 15, 16, 17,
14, 18, 19, 20,
21, 22, 23, 24, 25, 26,
27, 28, 29, 30, 31, 32
33, 34, 35,
36, 37, 38, 39, 40
1, 2, 5, 8,
11, 12
15, 16,
14, 19
21, 23, 26,
27, 29, 32,
33, 34,
37, 38, 39
6
3
2
3
3
2
3
34
Tabel 3. 10
Hasil Uji Validitas Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)
Variabel Indikator No Butir Soal
No Butir
Soal Valid Jumlah
Motivasi
Belajar (Y)
1. Ketekunan
2. Keuletan
3. Minat
4. Prestasi
5. Kemandirian
1, 2,3, 4,5,
6,7,8,9,10,11,12
13,14,15,16,17,22
18,19,20,21,26
23,24,25,27,28,29,30
4,5
6,7,10,12
13,16,17,22
18,19,21,26
25,,27,28,29
2
4
4
4
4
b. Uji Reabilitas
1) Penjabaran Uji Reabilitas
Uji reabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur yang ada
pada kuisioner, maksudnya apakah alat ukur tersebut mendapatkan pengukuran
yang tetap konsisten jika pengkuran diulang kembali. Metode yang digunakan
dalam penelitian untuk mengukur skala rentangan (seperti skala likert 1-5) adalah
Cronbach Alpha. Uji reabilitas merupakan kelanjutan dari uji validitas dimana
item yang masuk hanya yang valid saja.41
r 11=*
+ *
∑
+ dengan s
= ∑ (
∑
)
Keterangan:
r = Reliabilitas instrumen
S1 2 = Jumlah varians skor tiap-tiap butir angket
St 2
= Varians angket
K = Banyaknya butir angket yang valid
Σx = Jumlah skor seluruh siswa pada tiap butir angket
Σx2 = Jumlah kuadrat skor seluruh siswa pada tiap butir angket
N = Number of Cases.
2) Hasil Uji Reabilitas
41
Duwi Priyatno, Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS, h. 79
35
Perhitungan reabilitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS
versi 23. Berikut merupakan hasil uji reabilitas:
Tabel 3. 11
Hasil Uji Reabilitas Variabel X (Iklim Sekolah)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,858 21
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian
Untuk variabel X, dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha adalah
0,858, maka dapat disimpulkan bahwa data reliabel. Karena reabilitas kurang dari
0,6 adalah kurang baik, 0,7 dapat diterima, dan 0,8 adalah baik. Karena nilai
Cronbach Alpha 0,8 maka dapat dinyatakan bahwa instrumen reliabel.
Tabel 3. 12
Hasil Uji Reabilitas Variabel Y (Motivasi Belajar Siswa)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,885 18
Sumber : Hasil Olah Data Penelitian
Untuk variabel Y, dapat diketahui bahwa nilai Cronbach Alpha adalah
0,885, maka dapat disimpulkan bahwa data reliabel. Karena reabilitas kurang dari
0,6 kurang baik, 0, 7 dapat diterima, dan 0,8 adalah baik. Karena nilai Cronbach
Alpha 0,8 maka instrumen dapat dinyatakan bahwa instrumen reliabel.
H. Uji Prasyarat Analisis Data
Uji Prasyarat analisis data digunakan untuk menentukan jenis statistik
yang akan digunakan, apakah menggunakan statistik parametrik atau
nonparametrik. Uji prasyarat yang digunakan meliputi uji normalitas, uji
linearitas, dan uji homogenitas. Dalam penelitian ini penulis menggunakan
36
perhitungan uji prsyarat analisis data menggunakan bantuan program SPSS versi
23.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan syarat pokok yang harus dipenuhi dalam
analisis parametrik. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data yang
diambil berdistribusi normal atau tidak.42
Dalam penelitian ini, penulis
menggunakan perhitungan dengan aplikasi SPSS versi 23. Uji normalitas ini
menggunakan tabel Tests of Normality dengan uji Kolmogorov –Smirnov dan
Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual. Dengan pengujian ini
kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut:
1) Tests of Normality dengan uji Kolmogorov –Smirnov
a) Jika data lebih dari 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi normal.
b) Jika data kurang dari 0,05 maka data dinyatakan tidak berdistribusi
normal.
2) Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah
diagonal maka tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Uji ini digunakan sebagai prasyarat
dalam analisis korelasi pearson atau regresi linear.43
Uji linearitas dihitung
menggunakan SPSS versi 23 dimana dasar pengambilan keputusannya yaitu:
1) Berdasarkan nilai signifikansi
a) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka terdapat hubungan linear antara
variabel X dengan variabel Y
b) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka tidak terdapat hubungan linear antara
variabel X dengan Variabel Y.
42
Duwi Priyatno, Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS, h. 85 43
Duwi Priyatno, Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS, h. 95
37
2) Berdasarkan nilai F
a) Jika < maka terdapat hubungan linear antara variabel X
dengan variabel Y
b) Jika > maka tidak terdapat hubungan linear antara variabel X
dengan variabel Y.
c. Uji Homogenitas
Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data yang
akan diteliti memiliki varian yang sama atau berbeda.44
Kriteria pengambilan
keputusan dalam uji homogenitas yaitu jika nilai signifikan ≥ 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa varian dari dua varibel adalah sama, sebaliknya jika nilai
signifikan ≥ 0,05 maka varian dua variabel atau lebih adalah tidak sama.
d. Uji Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji T)
Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu uji t. Uji t dikenal
dengan parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara
parsial terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak.45
Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
1) Membandingkan nilai dengan
a) Apabila ≤ maka diterima
b) Apabila ≥ maka ditolak46
2) Menggunakan angka probabilitas signifikansi
a) Apabila Sig > (0,05) maka dan ditolak
b) Apabila Sig < (0,05) maka dan diterima
b. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi merupakan kuadrat dari korelasi persamaan
regresi.47
Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai yang mendekati
44
Duwi Priyatno, Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS, h. 101 45
Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS (Yogjakarta:
Gava Media, 2013), h. 50 46
Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS, h. 51
38
satu berarti variabel independen memberikan pengaruh yang cukup besar
terhadap variabel dependen. Sedangkan nilai yang mendekati 0 berarti variabel
independen tidak memberikan informasi yang pengaruh terhadap variabel
dependen.
Dalam penelitian ini, yang digunakan untuk mengukur kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel dependen yaitu nilai adjusted R
square.
e. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui pengaruh
atau hubungan secara linear antara satu variabel independen dengan satu variabel
dependen.48
Dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana
karena hanya terdapat satu variabel bebas (independent) yaitu iklim sekolah dan
satu variabel tak bebas (dependent) yaitu motivasi belajar. Analisis regresi linier
(garis lurus) sederhana pada sampel digunakan persamaan sebagai berikut:
Ŷ = a + b X
Keterangan:
Ŷ = linearitas regresi
X = nilai variabel X
a = nilai linearitas regresi apabila nilai X di manipulasi
b = nilai koefisien regresi49
f. Hipotesis Statistik
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. diterima apabila <
b. ditolak apabila >
Keterangan:
47
Bambang Suharjo, Statistik Terapan, Disertai Contoh Aplikasi dengan SPSS,
(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 93
48
Duwi Priyatno, Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS, (Yogyakarta : ANDI,
2017) h. 151
49
Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara Perhitungan
dengan SPSS dan MS Office Excel, (Bandung: PT Rafika Aditama, 2010), h. 126
39
: Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara iklim sekolah dengan
motivasi belajar
: Terdapat pengaruh yang signifikan antara iklim sekolah dengan motivasi
belajar
Dengan melihat hipotesis di atas, maka penulis menyimpulkan bahwa
dalam penelitian diharapkan pengaruh yang signifikan antara iklim sekolah
dengan motivasi belajar.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SMAN 1 Tirtayasa
1. Sejarah Singkat SMAN 1 Tirtayasa
SMAN 1 Tirtayasa merupakan salah satu Sekolah Menengah Atas Negeri
di Kecamatan Tirtayasa wilayah Serang Timur bagian pesisir pantai tepatnya di
Jalan Sultan Agung Tirtayasa Desa/Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang
Provinsi Banten.
Sebelum berdirinya SMA 1 Tirtayasa, telah berdiri sekolah SMAN 1
Pontang pada tahun 1991. Seiring berjalannya waktu proses perkembangan minat
masyarakat untuk menyekolahkan putra dan putrinya di SMA Negeri semakin
meningkat sehingga setiap tahun ajaran baru SMAN 1 Pontang tidak bisa
menampung semua animo orang tua/masyarakat. Berkaca dari permasalahan
tersebut, para Dewan Pendiri SMA 1 Tirtayasa yang terdiri dari unsur Muspika.
Tokoh masyarakat dan Tokoh Pendidikan Kecamatan Tirtayasa mulai merintis
sekitar bulan Juli 2001. Berikut ini para pembina dan pendiri SMA 1 Tirtayasa:
1) H. Munib : DPRD Kab. Serang (Penanggung Jawab)
2) Hasan Basri, BA : Camat Tirtayasa (Penanggung Jawab)
3) Drs. H. Huzaemi : Kepala KCD Kec. Tirtayasa (Ketua)
4) H. Muhidin Musa : Pejabat Depkap Serang (Anggota)
5) Drs. Asep Casripin : Kepala SMPN 1 Tirtayasa (Anggota)
6) Miftahul Choer, S. Pd : Guru SMPN 1 Tiratayasa (Anggota)
7) H. Muhidin : Kades Tirtayasa (Anggota)
8) H. Fadil AS : Kades Sujung (Anggota)
9) H. Subli : Kades Laban (Anggota)
10) H. Bahtiar : Kades Puser (Anggota)
11) Fahrijal : Kades Kemanisan (Anggota)
12) Tajudin : Kades Pontang Legon (Anggota)
13) Didik Tasdik Fatah, S. Pd : Guru SMPN 1 Tiryasa (Anggota)
41
14) H. Nasrudin NS, BA : Kepala SMP Muhamadiyah Tirtayasa
(Anggota)
Selanjutnya, pada tanggal 27 Juli 2001 SMA Tirtayasa mulai membuka
dan menerima siswa baru SMA Tirtayasa Filial (Kelas Jauh). Pada saat itu, SMA
1 Tirtayasa dipimpin oleh Drs. Satal Mawardi sebagai pelaksana haran (PLH)
dengan jumlah siswa sebanyak 58 orang atau 2 Rombel dan memiliki guru/staff
sebanyak 20 orang. Saat itu proses belajar mengajar masih menempati ruang kelas
di SMPN 1 Tirtayasa selama 3 tahun lamanya. Pada tanggal 1 Juli 2003 SMA 1
Tirtayasa berubah status menjadi Sekolah Negeri berdasarkan SK Bupati Serang
Nomor: 421/Kep.425-Urg/2003 dengan gedung milik sendiri sebagai hibah dari
SMPN 1 Tirtayasa serta tanah seluas 4000 dan 4 lokal kelas. Kemudian pada
tanggal 8 Agustus 2006 luas tanah bertambah oleh Pemerintah Daerah Kabupaten
Serang sebanyak 6000 sehingga total tanah seluas 10.000 .
Sebagai SMA Negeri satu-satunya di Kecamatan Tirtayasa, maka pihak
sekolah terus berjuang untuk menambah sarana dan prasarana serta meningkatkan
kualitas mutu sekolah sehingga pada tahun 2007 telah memperoleh Akreditasi B
dari Badan Akreditasi Nasional (BAN) Sekolah/Madrasah Provinsi Banten.
Kemudian pada Tahun 2011 SMAN 1 Tirtayasa kembali memperoleh Akreditasi
B dan terakhir pada Tahun 2016 mendapatkan Akreditasi A. Selama 18 Tahun
berdiri, SMAN 1 Tirtayasa telah meluluskan siswa/siswi sebanyak XVI angkatan
dan telah mengalami empat kali pergantian pimpinan Kepala Sekolah yaitu Drs.
Satal Mawardi (2001-2003), H. Kholisan Darba, M. Pd (2004-2011), Drs. Dedi
(2012-2014) dan Ade Nurulhuda S. Pd (2015 Sampai Sekarang) disamping itu,
peran komite sekolah dan masyarakat tidak kalah pentingnya dalam membangun
sekolah yang unggul dan bermutu.
2. Profil SMAN 1 Tirtayasa
Nama Sekolah : SMAN 1 Tirtayasa
Alamat : Jl. S.A Tirtayasa Kec. Tirtayasa Kab. Serang
Prov. Banten 42193
42
Telepon : 087808401237
NPWP Sekolah : 00.379.796.6-401.000
NPSN Sekolah : 20605095
Jenjang Pendidikan : SMA
Status Sekolah : Sekolah Negeri
Akreditasi : Terakreditasi A
Email : [email protected]
Website : http://www.sman1tirtayasa.sch.id/
3. Visi dan Misi SMAN 1 Tirtayasa
a. Visi
Visi SMAN 1 Tirtayasa yaitu:
Unggul dalam Prestasi berdasarkan IMTAK dan IPTEK
b. Misi SMAN 1 Tirtayasa
Adapun yang menjadi misi SMAN 1 Tirtayasa yaitu:
1) Menumbuh kembangkan semangat belajar yang tinggi pada siswa.
2) Melaksanakan pembinaan yang terarah kepada siswa di bidang intra
dan ekstra untuk mencapai prestasi yang maksimal.
3) Menjadikan lembaga pendidikan SMA Negeri Tirtayasa sebagai
tempat (wahana) untuk membina generasi penerus yang beriman dan
bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia.
4) Menjadikan generasi penerus yang mampu menguasai disiplin ilmu
sebagai background untuk melanjutkan ke berbagai perguruan tinggi
Negeri dan Swasta
5) Mengupayakan generasi penerus yang beriman dan bertaqwa menjadi
khalifah di muka bumi yang mampu menggali potensi alam untuk
kepentingan diri sendiri dan masyarakat (menjadi manusia yang sholeh
dan sholehah), hal tersebut sesuai dengan Al Qur’an surat Al Anbiya
Ayat 105.
43
4. Data Guru SMAN 1 Tirtayasa
Tabel 4. 1
Data Guru SMAN 1 Tirtayasa
No. Nama Jabatan Keterangan
1 Ade Nurul Huda, S. Pd Kepala Sekolah PNS
2 Anang Syukron, M. Pd Wakasek Kurikulum/Guru MTK PNS
3 Iin Sakinah, S. Psi., M.
Pd
Wakasek Kesiswaan/Guru
BP/BK
PNS
4 Sulistyo Hatmoko
M.Pd
Wakasek Sarana dan Prasarana PNS
5 Agung Nugraha, M.Pd Wakasek Humas/Guru Kimia PNS
6 H. Sarana, S.Pd Bendahara Sekolah PNS
7 Iroh Juharoh, M. Pd Guru Sejarah PNS
8 Ihah Solihah, M. Pd Guru Penjas PNS
9 Drs. Tunah. M. Si Guru PAI PNS
10 Juhrotunisa, SE Guru Ekonomi/Akuntansi PNS
11 Tati Rofidah, S. Pd Guru PKN PNS
12 Hawin N, S. Pd Guru BTA PNS
13 Sumyati, S. Pd Guru Biologi PNS
14 Suhriyah, M. Pd Guru B. Arab PNS
15 Taufik, M. Pd Guru PAI PNS
16 M. Efendi, S. Pd Guru Sejarah PNS
17 Yuli Ismayanti, S. Pd Guru Matematika PNS
18 Octaviai, S. Pd Guru B. Inggris PNS
19 Eka Cahyati, S. Pd Guru Fisika PNS
20 Sri Mulyanah, S. Pd Guru Bilogi PNS
21 M. Fachroni, S.Pd Guru Matematika IPS PNS
22 Suyoto, S. Sos, M.Pd Guru Geografi PNS
23 Hayati, SE Guru Sosiologi PNS
24 Subiana, S.Pd Guru B. Indonesia Non PNS
44
25 Eti Setiawati, SH Guru Sosiologi Non PNS
26 Mamay Mahayati, S.
Pd
Guru Kimia Non PNS
27 Komarudin SM Guru Prakarya Non PNS
28 Rohmatullah SS Guru BTA Non PNS
29 Muslich, S. Pd Guru Penjas Non PNS
30 Edi Mulyadi, S. Pd Guru Prakarya Non PNS
31 M. Faqih Febriana, S.
Pd
Guru Matematika Non PNS
32 Khaerul Husen, S. Pd Guru Sejarah Indonesia Non PNS
33 Ues Athoillah, S. Pd Guru Sastra Inggris Non PNS
34 M. Heru, S. Pd Guru Matematika Non PNS
35 Emah Maryamah Guru Penjas Non PNS
36 Faisal Abdau, S. Pd Guru Sejarah Non PNS
37 Nidaul Hayati, S. Pd Guru B. Inggris Non PNS
38 Ahmad Syarif, S. Pd Guru Geografi Non PNS
39 Lina Rahmi Mauludi,
S. Pd
Guru BP/BK Non PNS
Sumber: Dokumen Sekolah SMAN 1 Tirtayasa
5. Data Siswa SMAN 1 Tirtyasa
Tabel 4. 2
Data Siswa SMAN 1 Tirtayasa
No Kelas Jenis Kelamin
Jumlah Laki-laki Perempuan
1 Kelas X IPA 1 14 22 36
2 Kelas X IPA 2 14 22 36
3 Kelas X IPA 3 13 23 36
4 Kelas X IPA 4 14 22 36
5 Kelas X IPA 5 14 22 36
6 Kelas X IPS 1 16 19 35
45
7 Kelas X IPS 2 15 21 36
8 Kelas X IPS 3 15 21 36
9 Kelas X IPS 4 16 26 36
10 Kelas XI IPA 1 9 24 33
11 Kelas XI IPA 2 11 23 34
12 Kelas XI IPA 3 13 21 34
13 Kelas XI IPA 4 11 22 33
14 Kelas XI IPS 1 17 17 34
15 Kelas XI IPS 2 17 17 34
16 Kelas XI IPS 3 16 16 32
17 Kelas XII IPA 1 14 21 35
18 Kelas XII IPA 2 14 21 35
19 Kelas XII IPA 3 14 20 34
20 Kelas XII IPS 1 10 17 27
21 Kelas XII IPS 2 10 18 28
22 Kelas XII IPS 3 12 15 27
Jumlah 743
Sumber: Dokumen Data Siswa SMAN 1 Tirtayasa
B. Deskripsi Data
Penelitian yang dilakukan di SMAN 1 Tirtayasa menggunakan teknik
pengumpulan data pengolahan data iklim sekolah dan motivasi belajar siswa
yakni melalui angket. Dalam hal ini, peneliti menggunakan kuesioner yang terdiri
dari 21 butir soal untuk variabel X (iklim sekolah) dan 18 butir soal untuk varibel
Y (motivasi belajar siswa) dengan alternatif jawaban yaitu: (1) Selalu, (2) Sering,
(3) Kadang-kadang, (4) Tidak Pernah.
Berikut ini akan dideskripsikan secara rinci mengenai hasil perhitungan statistik
dengan menggunkan uji regresi linear sederhana menggunakan SPSS versi 23.
46
1. Deskripsi Data Variabel X dan Hasil Analisisnya
a. Data Variabel X (Iklim Sekolah)
Data iklim sekolah diperoleh dari hasil angket siswa. Sampel diambil
sebanyak 70 responden yang terdiri dari siswa kelas XI di SMAN 1 Tirtayasa.
Dari jumlah sampel tersebut peneliti mengumpulkan data dan melakukan
pengelompokan data tentang iklim sekolah. Hasil analisis penilaian iklim sekolah
dapat dilihat secara rinci pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 3
Data Variabel X (Iklim Sekolah)
No Responden Iklim
Sekolah No Responden
Iklim
Sekolah
1 Responden 1 79 36 Responden
36 62
2 Responden 2 75 37 Responden
37 59
3 Responden 3 70 38 Responden
38 70
4 Responden 4 74 39 Responden
39 71
5 Responden 5 72 40 Responden
40 61
6 Responden 6 63 41 Responden
41 71
7 Responden 7 62 42 Responden
42 71
8 Responden 8 60 43 Responden 74
47
43
9 Responden 9 78 44 Responden
44 72
10 Responden
10 62 45
Responden
45 74
11 Responden
11 76 46
Responden
46 76
12 Responden
12 55 47
Responden
47 75
13 Responden
13 67 48
Responden
48 74
14 Responden
14 59 49
Responden
49 74
15 Responden
15 89 50
Responden
50 73
16 Responden
16 69 51
Responden
51 73
17 Responden
17 58 52
Responden
52 71
18 Responden
18 66 53
Responden
53 72
19 Responden
19 77 54
Responden
54 68
20 Responden 68 55 Responden 77
48
20 55
21 Responden
21 72 56
Responden
56 72
22 Responden
22 63 57
Responden
57 81
23 Responden
23 76 58
Responden
58 76
24 Responden
24 73 59
Responden
59 78
25 Responden
25 65 60
Responden
60 76
26 Responden
26 64 61
Responden
61 81
27 Responden
27 70 62
Responden
62 74
28 Responden
28 59 63
Responden
63 74
29 Responden
29 71 63
Responden
64 61
30 Responden
30 61 64
Responden
65 83
31 Responden
31 71 65
Responden
66 74
32 Responden 66 67 Responden 77
49
32 67
33 Responden
33 66 68
Responden
68 76
34 Responden
34 64 69
Responden
69 71
35 Responden
35 55 70
Responden
70 74
4921
b. Hasil Analisis Variabel X (Iklim Sekolah)
1. Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 89-55
= 34
2. Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 70
= 1 + 6,09
= 7,09= 7
3. Panjang Interval (i)
i = Jumlah Rentang Nilai (r) : Jumlah Kelas (k)
= 34 : 7
= 4,86= 5
50
4. Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Iklim Sekolah)
Tabel 4. 4
Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Iklim Sekolah)
Kelas Interval Fi Xi FiXi
55-59 6 57 342
60-64 10 62 620
65-69 9 67 603
70-74 27 72 1.944
75-79 14 77 1.078
80-84 3 82 246
85-89 1 87 87
70 504 4.920
5. Mean (Rata-rata)
Mean = ∑
∑
=
=70,3
Dari hasil penelitian iklim sekolah di SMAN 1 Tirtayasa diperoleh nilai
rata-rata sebesar 70,3. Hasil nilai rata-rata iklim sekolah terhadap motivasi belajar
tersebut kemudian dikonveksi dengan skala rentang nilai 61-80. Rentang nilai ini
menunjukan bahwa iklim sekolah di SMAN 1 Tirtayasa diinterpretasikan tinggi.
2. Deskripsi Data Variabel Y dan Hasil Analisisnya
a. Data Variabel Y (Motivasi Belajar)
Data motivasi belajar siswa diperoleh dari hasil angket siswa. Sampel
diambil sebanyak 70 responden yang terdiri dari siswa kelas XI di SMAN 1
Tirtayasa. Dari jumlah sampel tersebut peneliti mengumpulkan data dan
melakukan pengelompokan data tentang motivasi belajar siswa. Hasil analisis
penilaian motivasi belajar siswa dapat dilihat secara rinci pda tabel berikut ini:
51
Tabel 4. 5
Data Variabel Y (Motivasi Belajar siswa)
No Responden Motivasi
Belajar Siswa No Responden
Motivasi
Belajar Siswa
1 Responden 1 65 36 Responden
36
51
2 Responden 2 49 37 Responden
37
46
3 Responden 3 60 38 Responden
38
52
4 Responden 4 63 39 Responden
39
42
5 Responden 5 64 40 Responden
40
54
6 Responden 6 50 41 Responden
41
59
7 Responden 7 47 42 Responden
42
65
8 Responden 8 45 43 Responden
43
60
9 Responden 9 49 44 Responden
44
59
10 Responden
10
51 45 Responden
45
60
11 Responden
11
61 46 Responden
46
68
12 Responden
12
48 47 Responden
47
60
13 Responden
13
50 48 Responden
48
53
52
14 Responden
14
46 49 Responden
49
53
15 Responden
15
66 50 Responden
50
60
16 Responden
16
59 51 Responden
51
58
17 Responden
17
48 52 Responden
52
55
18 Responden
18
49 53 Responden
53
58
19 Responden
19
69 54 Responden
54
46
20 Responden
20
51 55 Responden
55
52
21 Responden
21
55 56 Responden
56
50
22 Responden
22
45 57 Responden
57
65
23 Responden
23
47 58 Responden
58
55
24 Responden
24
57 59 Responden
59
61
25 Responden
25
54 60 Responden
60
55
26 Responden
26
24 61 Responden
61
61
27 Responden
27
67 62 Responden
62
61
28 Responden
28
44 63 Responden
63
57
53
29 Responden
29
61 64 Responden
64
43
30 Responden
30
48 65 Responden
65
63
31 Responden
31
43 66 Responden
66
60
32 Responden
32
44 67 Responden
67
61
33 Responden
33
49 68 Responden
68
62
34 Responden
34
40 69 Responden
69
49
35 Responden
35
45 70 Responden
70
58
3785
b. Hasil Analisis Y (Motivasi Belajar Siswa)
1. Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 69-24
= 35
2. Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 70
= 1 + 6,09
= 7,09 = 7
3. Panjang Interval (i)
i = Jumlah Rentang Nilai (r) : Jumlah Kelas (k)
= 35 : 7
= 5
54
4. Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Motivasi Belajar)
Tabel 4. 6
Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Motivasi Belajar)
Kelas Interval Fi Xi FiXi
24-28 1 26 26
29-33 0 31 0
34-38 0 36 0
39-43 4 41 164
44-48 13 46 598
49-53 15 51 765
54-58 11 56 616
59-63 18 61 1.098
64-68 7 66 462
69 1 69 69
70 483 3.798
5. Mean (Rata-rata)
Mean = ∑
∑
=
= 54,2
Dari hasil penelitian iklim sekolah di SMAN 1 Tirtayasa diperoleh nilai
rata-rata sebesar 54,2. Hasil nilai rata-rata iklim sekolah terhadap motivasi belajar
tersebut kemudian dikonveksi dengan skala rentang nilai 41-60. Rentang nilai ini
menunjukan bahwa motivasi belajar siswa di SMAN 1 Tirtayasa diinterpretasikan
cukup.
C. Uji Persyaratan Analisis
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas Residual digunakan untuk menguji apakah nilai residual
yang dihasilkan berdistribusi secara normal atau tidak. Metode yang digunakan
55
yaitu tabel Test of Normality dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan P-P Plot of
Regression Standardized Residual pada aplikasi SPSS versi 23. Berikut ini hasil
pengujian normalitas data yaitu:
Tabel 4. 7
Hasil Uji Normalitas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Iklim Sekolah ,140 70 ,194 ,968 70 ,070
Motivasi Belajar
Siswa ,099 70 ,087 ,956 70 ,016
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Olah Data Penelitian
Hipotesis:
: Data berasal dari distribusi yang normal
: Data berasal dari distribusi yang tidak normal
Hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa data variabel X (Iklim Sekolah) dan variabel Y
(Motivasi Belajar Siswa) memiliki nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov sebesar
0,194 dan 0,087. Karena nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih dari 0,05
maka data berdistribusi normal. Sedangkan hasil pengujian menggunakan grafik
P-P Plotof Regression Standardized Residual yaitu:
56
Gambar 4. 1
Hasil Uji Normalitas Variabel X (Iklim Sekolah)
P-P Plotof Regression StandardizeResidual
Sumber : Hasil Olah Data Penelitian
Dari hasil diagram diatas, tergambar bahwa titik-titik menyebar
mengikuti garis diagonal. Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa data
berdistribusi normal.
2. Uji Lineritas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak.
Tabel 4. 8
Hasil Uji Linearitas
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Y
*
X
Between
Groups
(Combined) 3009,462 25 120,378 3,308 ,000
Linearity 1966,755 1 1966,755 54,046 ,000
Deviation from
Linearity 1042,707 24 43,446 1,194 ,298
Within Groups 1601,181 44 36,390
Total 4610,643 69
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian
57
Berdasarkan hasil output di atas, maka dasar pengambilan
keputusannya yaitu:
a) Berdasarkan nilai signifikansi
Nilai signifikansi yaitu 0,298. Karena nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan linear antara variabel X (Iklim
Sekolah) dan variabel Y (Motivasi Belajar).
b) Berdasarkan nilai F
Nilai = 1,194 dan nilai dicari berdasarkan hasil output diatas
yaitu:
df 1= k – 1 = 2 – 1 = 1
df 2 = n – k = 70 – 2 = 68
Maka diperoleh nilai df 1 = 1 dan df 2 = 68, kemudian pada tabel distribusi F
0,05 maka ditemukan = 3,981 yang artinya (1,194) <
(3,981) maka terdapat hubungan linear antara variabel X (Iklim Sekolah)
dengan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa).
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah objek yang diteliti
memiliki varian yang sama. Dalam uji homogenitas, pengambilan keputusan yaitu
jika nilai signifikansi > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari populasi
adalah sama, sebaliknya jika nilai signifikansi < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
varian dari populasi adalah tidak sama.
Tabel 4. 9
Hasil Uji Homogenitas
Test of Homogeneity of Variances
iklim sekolah terhadap motivasi belajar
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
1,650 1 138 ,201
Sumber : Hasil Olah Data Penelitian
58
Berdasarkan hasil output dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari
kedua variabel yaitu 0,201 > 0,05 sehingg dapat ditarik kesimpulan bahwa
populasi bervariasi homogen.
D. Hasil Pengujian Statistik
1. Uji Regresi Linear
Uji regresi linear dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS versi 23
dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4. 10
Metode Uji Regresi Linear Sederhana
Variables Entered/Removeda
Model
Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Iklim
Sekolahb
. Enter
a. Dependent Variable: Motivasi Belajar Siswa
b. All requested variables entered.
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian
Hasil output diatas menunjukan bahwa variabel independen yang
dimasukan ke dalam model adalah variabel X (Iklim Sekolah) dan variabel
dependennya yaitu variabel Y (Motivasi Belajar Siswa). Sedangkan metode
regresi menggunakan Enter. Persamaan regresi linear sederhana dirumuskan
sebagai berikut:
Ŷ = a + b X
Dimana:
Ŷ = (dibaca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan
X = variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk diprediksikan
a = Nilai konstan harga Y jka X = 0
b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (predikasi) yang menunjukan nilai
peningkatan (+) atau nilai (-) variabel Y.
59
Tabel 4. 11
Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 23,978 7,623 ,015 ,988
Iklim
Sekolah ,768 ,108 ,653 7,112 ,000
a. Dependent Variable: Motivasi Belajar Siswa
Sumber: Hasil Olah Data Penelitian
Hasil pengujian regresi linear sederhana dapat dilihat dari hasil output
Coefficients kemudian nilai-nilai dalam output dimasukkan kedalam persamaan
regresi sebagai berikut:
Ŷ = 23,978 + 0,768X
Dimana:
a) Nilai konstanta (a) adalah 23,978 ini dapat diartikan jika iklim sekolah adalah
23,978 maka motivasi belajar siswa bernilai 23,978.
b) Nilai koefisien regresi variabel berharga (b) bernilai 0,768 maka dapat
diartikan bahwa setiap peningkatan iklim sekolah sebesar 0,768 maka
motivasi belajar siswa juga meningkat sebesar 0,768.
Penjelasan kolom dari tabel diatas yaitu:
1) Understandarized Ciefficient adalah nilai koefisien yang tidak terstandarisasi.
Nilai ini menggunakan satuan yang digunakan pada data variabel dependen.
Nilai ini menggunakan satuan yang dapat digunakan pada data variabel
dependen. Koefisien B terdiri dari nilai konstan (harga Y jika X = 0) dan
koefisien regresi (nilai yang menunjukan peringkat atau penurunan variabel Y
yang didasarkan pada variabel X). Nilai-nilai tersebut yang termasuk dalam
regresi linear sederhana.
60
2) Standard Error adalah nilai maksimum kesalahan yang dapat terjadi dalam
memperkirakan rata-rata populasi berdasarkan sampel.
3) Standard Coefficient (nilai koefisien yang telah terstandarisasi), jika nilai
koefisien Beta semakin mendekati 0 maka hubungan antar variabel X dengn
variabel Y tidak kuat. Sedangkan nilai Beta yang didapatkan pada output
diatas sebesar 0,653 maka dapat diartikan bahwa terjadi hubungan yang cukup
erat karena nilai yang diperoleh mendekati 1.
4) adalah pengujian signifikansi untuk mengetahui pengaruh variabel X
terhadap variabel Y. Uji t membandingkan antara dengan .
5) Signifikansi adalah besarnya probabilitas untuk memperoleh kesalahan dalam
mengambil keputusan.
2. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji T
Uji T pada kasus ini digunakan untuk mengetahui apakah iklim sekolah
berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap mutu lulusan. Dalam
pengujian ini menggunakan tingkat signifikansi 0,05 dan 1 sisi. Hasil uji T
dapat dilihat dari output Coefficients (tabel 4. 11). Dimana langkah-
langkah pengujiannya sebagai berikut:
1. Perumusan Hipotesis
: Iklim sekolah tidak berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa
di SMAN 1 Tirtayasa.
: Iklim sekolah berpengaruh terhadap motivasi belajar siswa di
SMAN 1 Tirtayasa.
2. Penentuan
Dari hasil output didapat nilai (equal variance assumed) yang
dilihat pada kolom ke 5 (tabel 4.5) adalah 7,112 dengan signifikansi
0,000
61
3. Penentun
dapat dilihat pad tabel statistik pada signifikansi 0,05 : 2 = 0,025
(uji 2 sisi) dengan kebebasan (df) n-2 yaitu 70 – 2 = 68, hasil yang
diperoleh untuk sebesar 1,995
4. Kriteria Pengujian
a) Jika < maka diterima
b) Jika > maka ditolak
Berdasarkan signifikansi
a) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka diterima
b) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka ditolak
5. Membuat kesimpulan nilai > (7,112 > 1,995) dan nilai
signifikansi (0,000 < 0,05) maka ditolak. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh antara iklim sekolah terhadap
motivasi belajar siswa
3. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh iklim sekolah (X) terhadap motivasi
belajar siswa (Y) didalam analisis regresi linear sederhana, bisa dilihat pada nilai
R Square atau R2 yang terdapat pada output yaitu:
Tabel 4. 12
Hasil R square
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 ,653a ,427 ,418 6,235 2,166
a. Predictors: (Constant), Iklim Sekolah
b. Dependent Variable: Motivasi Belajar Siswa
Sumber : Hasil Olah Data Penelitian
Hasil tabel diatas menunjukan bahwa nilai R = 0,653 dan koefisien
determinasi (R Square) sebesar 0,427. Nilai ini menunjukn pengertian bahwa
62
Motivasi Belajar Siswa (Y) dipengaruhi sebesar 42,7% sedangkan 57,3%
dipengaruhi oleh variabel lain diluar penelitian.
E. Interpretasi Data
Berdasarkan hasil analisis statistik yang dilakukan terhadap kedua
variabel, maka variabel iklim sekolah memperoleh skor tertinggi 89, skor terendah
55 dan rata-rata 70,3. Jika dikonveksikan dengan skala penilaian rentang 61-80
maka nilai rata-rata variabel iklim sekolah berada pada kategori tinggi.
Sementara, pada hasil statistik untuk variabel motivasi belajar siswa,
diperoleh skor tertinggi 69, skor terendah 24 dan rata-rata 54,2. Skor ini jika
dikonveksikan juga dengan skala rentang 41-60 maka nilai rata-rata variabel iklim
sekolah berada pada kategori cukup.
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang dilakukan dengan melalui empat uji
yaitu untuk uji normalitas dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal
pada grafik Normal PP Plot of Regression Standardized Residual (Gambar 4.1)
dan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov (Tabel 4.7) disimpulkan bahwa data
pada variabel X (Iklim Sekolah) memiliki nilai signifikasi sebesar 0,194 dan
variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) sebesar 0,087. Karena nilai signifikansi lebih
dari 0,05 maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Hasil analisis
menunjukan pada nilai statistik untuk Kolmogorov-Smirnov variabel X (Iklim
Sekolah) sebesar 0,140 > 0,05 dan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) 0,099 >
0,05 maka data dinyatakan berdistribusi normal. Sedangkan dari hasil uji
normlitas menggunakan grafik Normal PP Plot of Regression Standardized
Residual (Gambar 4.1) dapat disimpulkan bahwa grafik menghasilkan data Y
yang menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
sehingga data tersebut berdistribusi normal.
Hasil uji linearitas juga bisa dilihat pada tabel ANOVA (Tabel 4. 8).
Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa diperoleh nilai signifikansi sebesar
= 0,298 yang artinya 0,298 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan linear antara variabel X (Iklim Sekolah) dengan variabel Y (Motivasi
Belajar Siswa). Sedangkan berdasarkan nilai F diperoleh nilai = 1,194
63
kemudian nilai dicari berdasarkan hasil output SPSS yaitu df 1.68
kemudian cari pada tabel distribusi F 0,05 maka ditemukan nilai = 3,981.
Artinya, (1,194) < (3,981) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan linear antara variabel X ( Iklim Sekolah) dengan variabel Y (Motivasi
Belajar Siswa).
Untuk hasil uji homogenitas dapat dilihat pada output diagram
Homogenity (Tabel 4. 9), dalam uji ini apabila nilai signifikansi > 0,05 maka
dapat dikatakan bahwa varian dari beberapa populasi bersifat homogen
sebaliknya, jika nilai signifikansi < 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari
beberapa populasi tidak bersifat homogen. Berdasarkan hasil output uji
homogenitas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi dari kedua variabel yaitu
0,201 > 0,05. Hal ini menunjukan bahwa populasi bervariasi homogen.
Hasil pengujian statistik melalui uji regresi linear sederhana dapat dilihat
pada (Tabel 4. 10) menunjukan bahwa nilai a = angka konstan dari
Unstandardized Coefficients sebesar 23,978 dan b = angka koefisien regresi
sebesar 0,768. Artinya, bahwa setiap penambahan 1% Iklim Sekolah (X) maka
Motivasi Belajar Siswa (Y) akan meningkat sebesar 0,768. Karena nilai koefisien
regresi bernilai positif (+), maka dapat dikatakan bahwa Iklim Sekolah (X)
berpengaruh positif terhadap Motivasi Belajar Siswa (Y) sehingga persamaan
regresinya adalah Ŷ = 23,978 + 0,768X
Berdasarkan hasil besarnya persamaan Ŷ, maka untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh atau tidak antara variabel X (Iklim Sekolah) dengan
variabel Y (Motivasi Belajar Siswa), maka perlu dilakukan uji T yaitu dengan
membandingkan antara dengan . Namun, sebelum melakukan
perbandingan maka terlebih dahulu dicari derajat kebebasan atau df (degree
offreedom) yaitu : df = n – k = 70 – 2 = 68. Nilai df adalah 68, selanjutnya dicari
pada tabel statistik nilai signifikansi 0,05 : 2 = 0,025 (uji 2 sisi), maka diperoleh
nilai sebesar 1,995 sedangkan nilai diperoleh dari hasil output yaitu
sebesar 7,112.
64
Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, maka jika <
maka diterima sebaliknya, jika > maka ditolak.
Berdasarkan hasil tersebut menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara iklim
sekolah terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 1 Tirtayasa.
Untuk melihat hasil presentase besarnya pengaruh variabel X (Iklim
Sekolah) dengan variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) yaitu menggunakan
koefisien determinasi atau R Square. Nilai koefisien determinasi adalah nol dan
satu. Nilai R Square yang mendekati nol berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Dari hasil yang didapat pada tabel 4. 12 Diperoleh nilai R Square sebesar
0,427. Apabila di persentasikan hasilnya adalah 42,7%. Hal ini menunjukan
variabel Y (Motivasi Belajar Siswa) dipengaruhi sebesar 42,7% oleh variabel X
(Iklim Sekolah) sedangkan sisanya yaitu 57,3% dipengaruhi oleh faktor lain diluar
penelitian.
F. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan
dari iklim sekolah terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 1 Tirtayasa. Hal ini
dapat dilihat pada hasil pengujian statistik (uji T), hasil nilai sebesar 7,112
dan sebesar 1,995 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 dengan kriteria
pengujian jika > dan jika nilai signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.
Sehingga hasilnya menunjukan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara
iklim sekolah terhadap motivasi belajar siswa di SMAN 1 Tirtayasa.
Kemudian pada pengujian statistik uji regresi linear sederhana yaitu Ŷ =
a + bX, a = angka konstan dari Unstandardized Coefficients nilainya sebesar
23,978 dan b = angka koefisien regresi nilainya sebesar 0,768. Angka ini
mengandung arti bahwa setiap penambahan 1% tingkat Iklim Sekolah (X), maka
Motivasi Belajar Siswa (Y) akan meningkat sebesar 0,768. Selanjutnya, nilai R
Square sebesar 0,427 yang artinya 42,7% motivasi belajar siswa SMAN 1
65
Tirtayasa dipengaruhi oleh iklim sekolah dan sebesar 57,3% dipengaruhi oleh
faktor-faktor lain diluar penelitian.
Hal ini diperkuat oleh Sergiovanni dan Startt (1993) dalam buku
Hadiyanto menyatakan bahwa iklim sekolah merupakan karakteristik yang
menggambarkan ciri-ciri psikologis dari suatu sekolah tertentu, yang
membedakan suatu sekolah dari sekolah yang lain, mempengaruhi tingkah laku
guru dan peserta didik dan merupakan perasaan psikologis yang dimiliki guru dan
peserta didik di sekolah tertentu.
Pentingnya membuat iklim sekolah yang kondusif bagi sekolah yaitu
iklim dapat mempengaruhi banyak orang, iklim sekolah menunjukan lingkungan,
hubungan interpersonal yang positif, iklim sekolah yang positif berkaitan dengan
peningkatan kepuasan kerja, iklim sekolah menjadi peran penting dalam
menyediakan suasana sekolah yang sehat dan positif, dan iklim sekolah yang
kondusif mendukung untuk meningkatan produktivitas kerja.
Merujuk kepada pendapat Uno bahwa motivasi belajar adalah dorongan
internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan
perubahan tingkah laku dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.
Indikator motivasi belajar diklasifikasikan sebaga berikut: (1) adanya hasrat dan
keinginan untuk berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3)
adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar;
(5) adanya kegiatan menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang
kondusif, sehingga memungkinkan siswa menjalankan proses belajar dengan baik.
Sedangkan adanya perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Tommy Ardodinata dengan judul “Pengaruh Iklim Sekolah
Terhadap Motivasi Belajar Siswa di SMAN 5 Solok Selatan” bahwa ia telah
berhasil melakukan penelitian yang menyatakan bahwa iklim sekolah secara
parsial berpengaruh signifikan terhadap motivasi belajar yang dibuktikan dengan
hasil perhitungan nilai variabel iklim sekolah sebesar 2,674 dengan signifikansi
0,009 sehingga dapat disimpulkan signifikansi 0,009 < 0,05 maka ditolak.
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin kondusif iklim
sekolah maka motivasi belajar siswa akan meningkat.
66
G. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian, tentunya peneliti memiliki keterbatasan-
keterbatasan antara lain:
1. Peneliti hanya menggunakan angket dalam pengambilan data atau informasi
dari sekolah, sehingga dirasa kurang mendalam.
2. Penyebaran angket membutuhkan waktu yang lama karena terhambat
kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa-siswi setiap harinya.
Kurang kondusifnya siswa yang menjadi responden dalam mengisi
instrumen sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mengisi butir
soal yang terdapat didalam angket.
67
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa dikemukakan beberapa temuan sebagai berikut:
1. Iklim sekolah di SMAN 1 Tirtayasa dari segi keamanan dan hubungan
interpersonal antara kepala sekolah, guru, siswa, staf sekolah, dan orang tua
berjalan dengan baik. Hasil penelitian juga menunjukan bahwa iklim sekolah
di SMAN 1 Tirtayasa dapat diinterpretasikan dalam kategori “tinggi” dengan
nilai rata-rata 70,3 dari 70 responden.
2. Terdapat korelasi yang positif antara iklim sekolah dengan motivasi belajar di
SMAN 1 Tirtayasa. Hal ini ditunjukan oleh hasil signifikansi sebesar 0,000 <
0,05 dan 7,112 > 1,995 dan nilai signifikansi < 0,05, maka
keputusan dalam penelitian ini diterima dan ditolak.
3. Tingkat motivasi belajar siswa di SMAN 1 Tirtayasa menunjukan dapat
dikategorikan “cukup” dengan nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 54,2 dari 70
responden.
Berdasarkan temuan-temuan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh positif yang signifikan antara iklim sekolah dengan motivasi belajar.
Dengan demikian, motivasi belajar dapat ditingkatkan melalui pemenuhan atau
peningkatan iklim sekolah. Semakin kondusif iklim sekolah, akan semakin tinggi
motivasi belajar siswa.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka implikasi yang
dapat diperoleh dari hasil penelitian antara lain:
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian menunjukan bahwa iklim sekolah berpengaruh secara
signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
variabel iklim sekolah memiliki pengaruh yang kuat terhadap motivasi belajar
68
siswa, apabila kepala sekolah tidak menciptakan iklim sekolah yang kondusif
maka akan berdampak pada motivasi belajar siswa.
2. Implikasi Praktis
a. Iklim Sekolah
Implikasi penelitian untuk iklim sekolah adalah jika kepala sekolah tidak
menciptakan iklim sekolah yang kondusif maka akan berpengaruh kepada
tingkat motivasi belajar siswa.
b. Motivasi Belajar Siswa
Implikasi penelitian untuk motivasi belajar siswa yaitu adanya keterkaitan
antara iklim sekolah dengan motivasi belajar siswa sehingga kepala sekolah
harus menciptakan iklim sekolah yang kondusif agar motivasi belajar siswa
meningkat.
C. Saran
Penelitian ini diharapkan mampu menyajikan hasil penelitian yang
berkualitas dengan beberapa masukan-masukan yang membangun diantaranya:
1. Saran untuk Pihak Sekolah
a. Berdasarkan hasil penelitian, iklim sekolah memiliki pengaruh positif
terhadap motivasi belajar siswa. Oleh karena itu, pihak sekolah disarankan
untuk memperbaiki hubungan seluruh civitas akademika sekolah, dan
menambah fasilitas sekolah.
b. Pihak sekolah disarankan untuk menciptakan iklim sekolah yang kondusif
agar dapat meningkatkan motivasi belajar siswa di SMAN 1 Tirtayasa.
c. Disarankan kepada guru agar memberikan materi-materi dan metode
belajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar.
2. Saran untuk peneliti lain
a. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan perlu menambahkan variabel
tambahan seperti minat belajar, prestasi belajar, produktivitas guru, dan
sebagainya. Sehingga pengukuran terhadap iklim sekolah dapat diperluas
dengan melihat faktor-faktor lain tersebut.
69
b. Peneliti harus mencari waktu dan tempat yang tepat agar tidak terhambat
dalam proses pengambilan data.
c. Peneliti harus melakukan penelitian secara teliti yang sesuai dengan teknis
dan tata cara penelitian yang benar sehingga hasil penelitian dapat diterima
kebenarannya.
70
DAFTAR PUSTAKA
Badruddin, Ahmad. 2011. “Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Melalui
Konseling Klasikal”. Jakarta: Abe Kreatindo
Baharuddin. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta: Arruz Media
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Cet.3. Jakarta: PT Rineka Cipta
Fujiaturrahman, Sukron. “Iklim Sekolah dan Efikasi Diri dengan Motivasi Kerja
Guru”, Jurnal Pendidikan Dasar. Vol.7, Edisi 1. Mei 2016
Hadiyanto. 2016. Teori dan Pengembangan Iklim Kelas dan Iklim Sekolah,.
Jakarta: Kencana
Hamalik, Oemar. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
Irwan. “Iklim Sekolah di SMKN 1 Papalang Kabupaten Mamuju”. Jurnal
Elektika, Vol.4, No.1. April 2016
Khodijah, Nyanyu. 2014. Psikologi Pendidikan. Ed.1 Cet2. Jakarta: PT Raja
Grofindo
Martono, Nanang. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis
Data Sekunder. Ed. Revisi 2. Jakarta: PT Raja Grofindo Persada
Mulyasa, E. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Musfah, Jejen. 2015. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Prenamedia Group
Nursisto. 2002. Peningakatan Prestasi Sekolah Menengah. Jakarta: Insan
Cendikia
71
Prawira, Purwa Atmaja. 2016. Psikologi Pendidikan dalam Perspektif Baru.
Yogjakarta: Ar-Aruzz Media
Priyatno, Duwi. 2013. Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS.
Yogjakarta: Gava Media
Priyatno, Duwi. 2017. Panduan Praktis Olah Data Menggunakan SPSS.
Yogyakarta : ANDI
Purwanto, M. Ngalim. 2013. Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Rosdakarya
Rahmayanti, Vina. Pengaruh Minat Belajar Siswa dan Persepsi Atas Upaya Guru
dalam Memotivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Bahasa
Indonesia Siswa SMP di Depok”, Jurnal SAP, Vol. 1, No.2. Desember
2016
Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers
Sarwono, WS. 1976. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Bulan Bintang
Setyosari, Punaji. 2015. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.
Jakarta : PT Kharisma Putra Utama
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Suharjo, Bambang. 2013. Statistik Terapan, Disertai Contoh Aplikasi dengan
SPSS. Yogyakarta: Graha Ilmu
Sukmadinata, Nana Saodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya
Supardi. 2013. Sekolah Efektif Konsep Dasar & Praktiknya. Jakarta: PT Raja
Grafindo
72
Susetyo, Budi. 2010. Statistika untuk Analisis Data Penelitian Dilengkapi Cara
Perhitungan dengan SPSS dan MS Office Excel. Bandung: PT Rafika
Aditama
Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Grafindo
Uno, B Hamzah. 2017. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis dibidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Wahab, Rohmalina. 2016. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grofindo
73
LAMPIRAN-LAMPIRAN
74
Lampiran 1
Kisi-kisi Uji Instrumen Variabel Iklim Sekolah
Variabel Indikator No Butir Soal Jumlah
Iklim
Sekolah
(X)
1. Kelengkapan fasilitas
sekolah/ sarana dan prasarana
2. Kerapian dan kebersihan
3. Suasana sekolah
4. Hubungan antar civitas
sekolah
5. Tata terbit sekolah
6. Kegiatan ekstrakulikuler
7. Aktivitas belajar
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,
10, 11, 12
13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20,
21, 22, 23, 24, 25, 26,
27, 28, 29, 30, 31, 32
33, 34, 35,
36, 37, 38, 39, 40
12
5
3
6
6
3
5
75
Lampiran 2
Kisi-kisi Uji Instrumen Variabel Motivasi Belajar Siswa
Variabel Indikator No Butir Soal Jumlah
Motivasi
Belajar (Y)
6. Ketekunan
7. Keuletan
8. Minat
9. Prestasi
10. Kemandirian
1, 2,3, 4,5,
6,7,8,9,10,11,12
13,14,15,16,17,22
18,19,20,21,26
23,24,25,27,28,29,30
5
7
6
5
7
76
Lampiran 3
Angket Uji Coba Variabel Iklim Sekolah dan Variabel Motivasi Belajar
Siswa
ANGKET PENELITIAN
PENGARUH IKLIM SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
SISWA
DI SMAN 1 TIRTAYASA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh
Saya Hamidah, mahasiswa S1 jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memohon kesediaan
para siswa untuk mengisi angket ini dengan teliti dan hati-hati. Angket ini
dimaksudkan untuk memperoleh data objektif siswa dalam rangka penyusunan
skripsi. Data yang didapatkan semata-mata hanya untu keperluan penelitian dan
tidak akan mempengaruhi nilai ulangan atau nilai Raport. Terimakasih atas
kerjasama dan kesediaan anda dalam mengisi angket ini.
1. Identitas Responden
a. Nama :
b. Jenis Kelamin :
c. Umur :
d. Kelas :
2. Petunjuk Pengisian
a. Isilah identitas anda secara benar
b. Bacalah dengan seksama butir-butir pernyataan dalam angket berikut
c. Jawablah semua pernyataan dengan memilih jawaban paling sesuai
dengan pilihan adik-adik dengan memberi tanda () pada kolom
jawaban.
3. Keterangan
a. SL : Selalu
77
b. SR : Sering
c. KD : Kadang
d. TP : Tidak Pernah
ANGKET IKLIM SEKOLAH (X)
NO PERNYATAAN NILAI
SL SR KD TP
1. Setiap kelas memiliki alat kebersihan yang memadai
2. Tersedia tempat sampah disetiap ruang kelas
3. Tersedia bangku taman untuk belajar di halaman
sekolah
4. Terjaga keindahan taman di sekolah
5. Tersedia lapangan parkir yang memadai
6. Tersedia ruang baca yang nyaman di perpustakaan
7. Sekolah menyediakan buku bacaan yang lengkap di
perpustakaan
8. Tersedia laboraturium untuk praktikum
9. Tersedia alat-alat laboraturium yang memadai
10. Tersedia alat-alat olahraga yang memadai
11. Tersedia lapangan olahraga yang memadai
12. Sekolah menyediakan sarana ibadah yang nyaman
13. Toilet di sekolah terjaga kebersihannya
14. Saya nyaman saat berada di kelas karena bersih dan
rapih
15. Ruang kelas ditata dengan baik dan rapih sehingga
terlihat indah
16. Saya membuang sampah sembarangan
78
17. Saya tidak ikut melaksanakan piket disaat teman-
teman lainnya piket
18. Tidak terdapat tanaman di lingkungan sekolah
menyebabkan udara disekolah tidak sejuk
19. Setiap warga sekolah ikut menjaga kebersihan sekolah
20. Saya senang menjaga kebersihan lingkungan sekolah
21. Kepala sekolah tidak hanya sebagai pemimpin
melainkan orang tua bagi saya
22. Guru tidak hanya sebagai pengajar melainkan orang
tua bagi saya
23. Guru tidak membeda-bedakan siswa di sekolah
24. Saya bersikap sopan saat bertemu guru
25. Saya bersikap sopan saat bertemu staf sekolah
26. Saya menyapa ketika bertemu dengan karyawan
sekolah
27. Semua kegiatan sekolah dilaksanakan dengan baik
28. Saya bolos ketika bosan dengan mengikuti
pembelajaran
29. Saya datang ke sekolah tepat waktu
30. Saya mengikuti upacara bendera setiap hari senin
31. Saya merasa bahwa tata tertib yang ada di sekolah
tidak adil
32. Saya tidak memakai seragam sesuai dengan ketentuan
sekolah
33. Saya mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sekolah
34. Kegiatan ekstrakulikuler membuat prestasi saya
bertambah
79
35. Saya mengikuti ekstrakulikuler karena kemauan
sendiri
36. Saya mengikuti setiap kegiatan pembelajaran dengan
baik
37. Saya menyelesaikan setiap tugas yang diberikan guru
38. Saya menyimak materi yang disampaikan oleh setiap
guru
39. Saya senang disiplin belajar yang diterapkan oleh
setiap guru
40. Saya mengganggu teman saat belajar
80
Lampiran 4
Rekapitulasi Hasil Angket Uji Coba Variabel Iklim Sekolah
81
Lampiran 5
Rekapitulasi Hasil Angket Uji Coba Variabel Motivasi Belajar Siswa
82
Lampiran 6
Instrumen Penelitian
ANGKET PENELITIAN
PENGARUH IKLIM SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR
SISWA
DI SMAN 1 TIRTAYASA
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokaatuh
Saya Hamidah, mahasiswa S1 jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memohon kesediaan
para siswa untuk mengisi angket ini dengan teliti dan hati-hati. Angket ini
dimaksudkan untuk memperoleh data objektif siswa dalam rangka penyusunan
skripsi. Data yang didapatkan semata-mata hanya untu keperluan penelitian dan
tidak akan mempengaruhi nilai ulangan atau nilai Raport. Terimakasih atas
kerjasama dan kesediaan anda dalam mengisi angket ini.
4. Identitas Responden
e. Nama :
f. Jenis Kelamin :
g. Umur :
h. Kelas :
5. Petunjuk Pengisian
d. Isilah identitas anda secara benar
e. Bacalah dengan seksama butir-butir pernyataan dalam angket berikut
f. Jawablah semua pernyataan dengan memilih jawaban paling sesuai
dengan pilihan adik-adik dengan memberi tanda () pada kolom
jawaban.
6. Keterangan
e. SL : Selalu
f. SR : Sering
83
g. KD : Kadang
h. TP : Tidak Pernah
ANGKET IKLIM SEKOLAH (X)
NO PERNYATAAN NILAI
SL SR KD TP
1. Setiap kelas memiliki alat kebersihan yang memadai
2. Tersedia tempat sampah disetiap ruang kelas
3. Tersedia lapangan parkir yang memadai
4. Tersedia laboraturium untuk praktikum
5. Tersedia lapangan olahraga yang memadai
6. Sekolah menyediakan sarana ibadah yang nyaman
7. Saya nyaman saat berada di kelas karena bersih dan
rapih
8. Ruang kelas ditata dengan baik dan rapih sehingga
terlihat indah
9. Saya tidak peduli saat teman membuang sampah
sembarangan
10. Setiap warga sekolah ikut menjaga kebersihan sekolah
11. Kepala sekolah tidak hanya sebagai pemimpin
melainkan orang tua bagi saya
12. Guru tidak membeda-bedakan siswa di sekolah
13. Saya menyapa ketika bertemu dengan karyawan
sekolah
14. Semua kegiatan sekolah dilaksanakan dengan baik
15. Saya datang ke sekolah tepat waktu
16. Saya tidak memakai seragam sesuai dengan ketentuan
sekolah
84
17. Saya mengikuti kegiatan ekstrakulikuler sekolah
18. Kegiatan ekstrakulikuler membuat prestasi saya
bertambah
19. Saya menyelesaikan setiap tugas yang diberikan guru
20. Saya menyimak materi yang disampaikan oleh setiap
guru
21. Saya senang disiplin belajar yang diterapkan oleh
setiap guru
ANGKET MOTIVASI BELAJAR (Y)
NO. PERNYATAAN NILAI
SL SR KD TP
1. Saya mencari buku diperpustakaan untuk referensi
belajar
2. Saya lebih senang mengulang pelajaran
dibandingkan dengan main games
3. Saya memperhatikan setiap penjelasan guru
4. Saya mengerjakan tugas sendiri
5. Saya senang setiap mendapat tugas dari guru
6. Saya bertanya kepada guru apabila ada penjelasan
yang belum paham
7. Saya malas mengulang kembali mata pelajaran
yang sudah dipelajari
8. Saya termotivasi belajar atas kemauan sendiri
9. Saya senang belajar karena metode mengajar yang
digunakan guru menarik
10. Saya berusaha meningkatkan pengetahuan dengan
banyak berlatih soal
12. Saya berlatih untuk mendapatkan nilai yang tinggi
85
12. Saya mampu mengerjakan soal ulangan harian
tanpa bantuan teman
13. Saya mampu presentasi mewakili kelompok di
depan kelas
14. Saya lebih senang belajar kelompok setiap
mengerjakan tugas
15. Saya menontek setiap mengerjakan soal ujian
16. Saya senang mempelajari hal-hal baru
17. Saya aktif berdiskusi pada saat proses pembelajaran
berlangsung
18. Saya berinisiatif mengerjakan latihan tanpa disuruh
oleh guru
86
Lampiran 7
Rekapitulasi Hasil Angket Variabel Iklim Sekolah
87
Lampiran 8
Rekapitulasi Hasil Angket Variabel Motivasi Belajar Siswa
88
Lampiran 9
Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation
Iklim Sekolah 70 34 55 89 4921 70,30 6,956
Motivasi Belajar
Siswa 70 45 24 69 3785 54,25 8,174
Valid N (listwise) 70
89
Lampiran 10
Tabel Distribusi F
90
Lampiran 11
Tabel Distribusi T
91
Lampiran 12
Surat Permohonan Bimbingan Skripsi
92
Lampiran 13
Surat Permohonan Izin Penelitian
93
Lampiran 14
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
94
Lampiran 15
Tabel Uji Referensi
95
96
97
98
99
BIODATA PENULIS
Nama saya Hamidah, saya lahir di Serang, 29 Juni 1997.
Saya adalah anak ke-6 dari pasangan Ayahanda H.
Khudari dan Ibunda Hj. Sunariyah. Saat ini saya tinggal
di Kp. Cikeli RT 016/RW 004 Ds. Cerukcuk Kec.
Tanara Kab. Serang-Banten. Saya telah menempuh
pendidikan di SDN Cerukcuk 2 Tahun 2003-2009,
SMPN 1 Tirtayasa Tahun 2009-2012, SMAN 1
Tirtayasa Tahun 2012-2015. Dan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Jurusan Manajemen Pendidikan Tahun 2015-sekarang.
Organisasi yang pernah saya ikuti selama perkuliahan adalah Futsal Putri UIN
Jakarta, HIQMA (Himpunan Qori dan Qoriah Mahasiswa) UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dan HMB (Himpunan Mahasiswa Banten) Jakarta. Alamat
email saya [email protected].