pengaruh holding time dan quenching terhadap …digilib.unila.ac.id/61351/14/skripsi tanpa bab...

57
PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP ANGKA KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4140 (Skripsi) Oleh THESSA ADHITYA THOMAS FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2020

Upload: others

Post on 19-Oct-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP

ANGKA KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI

4140

(Skripsi)

Oleh

THESSA ADHITYA THOMAS

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 2: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

ABSTRAK

PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP ANGKAKEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4140

OLEH

THESSA ADHITYA THOMAS

Baja AISI 4140 merupakan golongan baja karbon sedang dapat dilihat dalamkandungan unsur karbon nya sebesar 0,4% Penelitian pengaruh holding time padaheat treatment dengan proses quenching bertemperatur rendah menggunakan bajaAISI 4140 bertujuan untuk mengetahui angka kekerasan dan struktur mikro. Bajadipanaskan pada temperatur 850oC menggunakan tiga variasi holding time yaituselama 30 menit, 60 menit dan 90 menit lalu diquenching dengan menggunakan air esdengan temperatur 8oC.

Proses pemanasan dilakukan pada temperatur 850oC dengan perbedaan variasiholding time lalu diquenching dengan temperatur renda yaitu 8oC, pengujiankekerasan dilakukan dengan melakukan indentasi sebanyak 5 titik pada permukaanbaja dengan indentor bola baja berdiameter 1/16 in menggunakan beban sebesar100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujiandilakukan pada setiap perbandingan holding time.

Pada raw material mendapatkan angka kekerasan sebesar 83,7 HRB. Untuk holdingtime 30 menit mendapatkan nilai 91,1 HRB. Selanjutnya pada holding time 60 menitmenghasilkan angka kekerasan 92,1 HRB, sedangkan holding time 90 menitmenghasilkan nilai kekerasan 93,4 HRB. Pada perbandingan holding timemenunjukan semakin lama holding time pada proses heat treatment makameningkatkan angka kekerasan baja dan menghasilkan struktur martensit dan bainitpada pengamatan struktur mikro.

Kata kunci : Baja AISI 4140, Holding time, Kekerasan, Struktur mikro.

Page 3: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP

KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4140

Oleh

THESSA ADHITYA THOMAS

Skripsi

Sebagai satu syarat untuk mencapai gelar

SARJANA TEKNIK

Pada

Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Lampung

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG

2020

Page 4: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian
Page 5: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian
Page 6: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian
Page 7: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 10 oktober 1996,

sebagai anak pertama dari pasangan Bapak Thomas Alva

Munzir dan Ibu Sarah. Penulis menyelesaikan pendidikan

Sekolah Dasar di SD Negeri 1 Pagaralam Kota Pagaralam

Provinsi Sumatera Selatan tahun 2008, pendidikan Sekolah

Menengah Pertama di SMP 1 Pajar Bulan Kecamatan Pajar Bulan Kabuten Lahat

pada tahun 2011, pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 4

Pagaralam pada Tahun 2014, dan pada tahun 2014 penulis terdaftar sebagai

Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Lampung.

Selama menjadi mahasiswa teknik mesin, penulis aktif dalam keorganisasian

kampus, yaitu sebagai anggota bidang pendidikan dan latihan di organisasi

himpunan jurusan teknik mesin (HIMATEM) dan menjadi kepala divisi

kreativitas. Penulis melaksanakan kerja praktek di BPPT-PTM serpong pada

tahun 2017. Kemudian pada tahun 2018 penulis melakukan penelitian tugas akhir

yang dilakukan pada bidang material teknik dengan judul “PENGARUH

HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP

KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4140”

dibawah bimbingan langsung dari Bapak Dr.Sugiyanto,M.T. dan

Zulhanif,S.T.,M.T.

Page 8: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

vii

MOTTO

“Jangan galak ngeghoh ulu ayek mandian”

“Berusaha sekuat tenaga sampai apa yang diinginkan terlaksana dan diiringidengan do’a”

“Kalau terlalu sibuk bekerja, Jangan terlalu. Ingat orang tua”

Page 9: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

viii

Bismillahirrohmanirrohim

Kuniatkan karyaku ini karena :

Allah SWT

Aku persembahkan karyaku ini untuk :

Bapak Thomas Alva Munzir, Mama Sarah, Wak Mariani S.pd, Adikku Muhamad

Hasan Thomas.

Nur Indah Safitri dan keluarga yang telah mendoakanku serta menyemangatiku

sepanjang waktu.

Dosenku Dr. Sugiyanto, M.T. , Zulhanif, S.T., M.T , Nafrizal, S.T., M.T , yang

telah membimbingku untuk menyelesaikan karya ini.

Sahabat dan teman-teman seperjuanganku.

Almamater tercinta :

Universitas Lampung

Page 10: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

x

x

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat dan hidayah, serta inayah-Nya kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan laporan Tugas Akhir dengan mempersembahkan

judul “PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP

KEKERASAN DAN STRUKTUR MIKRO BAJA AISI 4140” dengan sebaik-

baiknya.

Shalawat beriring salam selalu tercurah kepada junjungan seluruh alam Nabi

Muhammad SAW, sahabatnya, serta para pengikutnya yang selalu istiqomah

diatas jalan agama islam hingga hari ajal menjemput.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis banyak mendapat bimbingan, motivasi

dan bantuan baik moral maupun materi oleh banyak pihak. Untuk itu dengan

sepenuh ketulusan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibuku tercinta Sarah dan Bapakku Thomas Alva Thomas yang tak pernah

henti-hentinya memberikan dukungan moril dan materilnya serta doa dan

kasih sayangnya.

Page 11: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

xi

xi

2. Bapak Dr. Amrul, S.T.,M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Universitas

Lampung.

3. Bapak Dr. Jamaitul Akmal, S.T.,M.T selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin

Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. Sugiyanto, M.T selaku dosen pembimbing utama tugas akhir ini,

yang banyak memberikan waktu, ide pemikiran dan semangat serta motivasi

bagi penulis.

5. Bapak Zulhanif, S.T.,M.T selaku pembimbing kedua tugas akhir ini, yang

telah banyak memberikan waktu dan pemikiran bagi penulis.

6. Bapak Nafrizal, S.T.,M.T. selaku dosen pembahas yang telah banyak

memberikan kritik yang membangun dan saran yang bermanfaat bagi penulis.

7. Seluruh dosen Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung berkat ilmu yang

telah diajarkan kepada penulis selama penulis menjalani masa studi di

perkuliahan.

8. Staf Akademik serta Asisten Laboratorium yang telah banyak membantu

kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

9. Nur Indah Safitri yang telah membantu memberi semnagat dan doa kepada

penulis.

10. Rekan-rekan Sahabat: Cristian, Riyan, Bani, Ahong, Ojil, Frengki, Aga, Ocir,

Rio, Bilco, Bayu, Diki, Ricky, Defri, Ucok, Andri, Danar, Carlos, Haw,

yandi, Arisandi, Akbar, Algho, Mul, Sigiet, Eko, Dwi, dll.

11. Seluruh rekan-rekan teknik mesin khususnya rekan seperjuangan angkatan

2014 yang tidak dapat saya sebutkan semua, terimakasih untuk kebersamaan

yang telah dijalani. Tiada kata yang dapat penulis utarakan untuk

Page 12: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

xii

xii

mengungkapkan perasaan senang dan bangga menjadi bagian dari angkatan

2014.“Salam Solidarity Forever”.

12. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas akhir ini

yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan,

akan tetapi sedikit harapan semoga yang sederhana ini dapat berguna dan

bermanfaat bagi kita semua.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Bandar Lampung,

Penulis,

Thessa Adhitya ThomasNPM. 1415021085

Page 13: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

xiii

xiii

DAFTAR ISI

ABSTRAK……………………………………………………………………i

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………ii

HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………iii

HALAMAN PENGESHAN…………………………………………………iv

PERNYATAAN PENULIS…………………………………………………..v

RIWAYAT HIDUP ………………………………………………………….vi

MOTO………………………………………………………………...............vii

PERSEMBAHAN………………………………………………………........viii

KATA PENGANTAR…………………………………………………….….ix

SANWACANA ……………………………………………………………….x

DAFTAR ISI .....................................................................................................xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................xiv

DAFTAR TABEL ............................................................................................xvii

DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………xviii

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1 Latar Belakang ....................................................................................1

1.2 Tujuan .................................................................................................3

1.3 Batasan Masalah .................................................................................3

1.4 Sistematika Penulisan .........................................................................4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .....................................................................6

2.1 Perlakuan panas ..................................................................................6

2.2 Waktu penahanan ...............................................................................11

2.3 Baja .....................................................................................................12

2.4 Jenis-Jenis baja ...................................................................................13

2.5 Diagram Fasa (Fe3C) ..........................................................................15

2.6 Diagram TTT (Time Temperature Transformation) ..........................16

Page 14: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

xiv

xiv

2.7 Fasa Dalam Baja .................................................................................18

2.8 Baja AISI 4140……………………………………………………...20

2.9 Uji kekerasan………………………………………………………..21

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .....................................................27

3.1 Tempat ...............................................................................................27

3.2 Alat Dan Bahan ..................................................................................27

3.3 Prosedur Penelitian .............................................................................30

3.4 Variabel Penelitian .............................................................................34

3.5 Diagram Alir .......................................................................................35

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................36

4.1 Hasil ....................................................................................................36

4.2 Pembahasan ........................................................................................39

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................48

5.1 Kesimpulan ........................................................................................48

5.2 Saran ..................................................................................................49

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 15: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

xv

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme Pendinginan Quenching ............................................... 10

Gambar 2.2 Diagram Fasa (Fe-Fe3C) ................................................................. 16

Gambar 2.3 Diagram TTT pada baja .................................................................. 17

Gambar 2.4 Ferit dan Pearlit................................................................................ 18

Gambar 2.5 Sementit ........................................................................................... 19

Gambar 2.6 Bainit ............................................................................................... 19

Gambar 2.7 Kekerasan brinnel ............................................................................ 22

Gambar 2.8 Kekerasan vickers ............................................................................ 23

Gambar 2.9 Kekerasan rockwell .......................................................................... 25

Gambar 3.1 Baja AISI 4140 ................................................................................ 27

Gambar 3.2 Rockewll hardness tester ................................................................. 28

Gambar 3.4 Termokopel ...................................................................................... 28

Gambar 3.5 furnace ............................................................................................. 29

Gambar 3.6 Mikroskop optik .............................................................................. 29

Gambar 3.7 Gerinda ........................................................................................... 30

Gambar 3.8 Media quenching air es .................................................................... 31

Gambar 3.9 Diagram alir ..................................................................................... 35

Gambar 4.1 Grafik pengaruh holding time .......................................................... 38

Gambar 4.2 Pengamatan struktur mikro raw material ......................................... 42

Page 16: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

xvi

xvi

Gambar 4.3 Pengamatan struktur mikro holding time 30 menit ......................... 43

Gambar 4.4 Pengamatan struktur mikro holding time 60 menit ......................... 44

Gambar 4.5 Pengamatan struktur mikro holding time 90 menit ......................... 45

Gambar 4.6 Pengamatan struktur mikro dengan pembesaran paling tinggi

pada setiap holding time yaitu 500x perbeasaran .......................... 46

Page 17: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

xvii

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1Komposisi Kimia AISI 4140 ...............................................................21

Tabel 2.2 Skala kekerasan ..................................................................................25

Tabel 3.1 Hasil raw material ..............................................................................34

Tabel 4.1 Hasil data nilai kekerasan ...................................................................34

Tabel 4.2 Hasil uji komposisi kimia……………………………………….........36

Tabel 4.3 Hasil uji kekerasan……………………………………………………37

Page 18: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

xviii

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran:

1. Gambar Struktur Mikro

2. Hasil Uji Komposisi Kimia

3. Hasil Uji Kekerasan

Page 19: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu dampak dari perkembangan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari

yang serba modern ini dan meningkatnya perkembangan teknologi yang

meningkat sangat pesat seperti berkembangnya teknologi di bidang industri pada

pembuatan elemen-elemen mesin banyak sekali seperti poros dan gear pada

kendaraan. Banyak material yang bisa digunakan salah satunya adalah baja, baja

yang mempunyai kelebihan pada kekuatanya yang tinggi dan keuletan yang

tinggi, baja yang sesuai dengan definisi ini sendiri terdapat pada baja AISI 4140.

Baja AISI 4140 termasuk pada golongan baja karbon sedang (0.38 – 0.43 C),

pengaplikasianya sendiri biasa digunakan pada pembuatan shaft, gear dan

banyak lainnya. Komposisi kimia yang terdapat pada baja ini menurut yang

dikemukakan oleh AISI (American iron and steel institute) 0.80% - 1.1% Cr,

0.75% - 1.0% Mn, < 0.040% S, 0.15% - 0.3% Si, < 0,035% P dan 0.15% -

0.25% Mo. Karena penggunaanya pada pembuatan shaft san gear

memungkinkan baja AISI 4140 untuk diberi perlakuan panas dengan metode

quenching kondisi ini ialah salah satu cara yang dilakukan untuk meningkatkan

sifat mekanik pada baja AISI 4140.

Page 20: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

2

Quenching merupakan proses perlakuan panas (heat treatment) dengan cara

memanaskan suatu material diatas suhu austenit kemudian mendinginkan

material tersebut secara paksa dengan media pendingin berupa air, air garam, air

es, oli, dan sebagainya. Tujuan dari proses quenching yaitu untuk meningkatkan

kekerasan dan kemampu kerasan pada suatu material. Menurut penelitian yang

dilakukan Risno, dkk (2018) pengujian pada baja AISI 4140 dengan spesimen

tanpa perlakuan (spesimen kontrol) maka didapat nilai kekerasan pada ketiga

spesimen sebesar 30,0 HRC. Spesimen yang diberikan perlakuan panas

hardening dan diquenching dengan menggunakan media pendingin air didapat

nilai rata-rata kekerasan pada tiga spesimen diperoleh sebesar 48,7 HRC.

Holding time atau waktu penahanan pada proses perlakuan panas merupakan

salah satu proses yang dilakukan untuk bertujuan mendapatkan nilai kekerasan

yang tinggi dari suatu bahan atau material yang dilakukan dengan cara menahan

temperatur pemanasan atau temperatur austenit dengan waktu tertentu, Salah satu

penelitian yang dilakukan Yusuf (2018) menyatakan bahwa nilai

kemampukerasan (hardenability) material ST 42 tertinggi didapatkan pada

spesimen ke 3 dengan perlakuan heat treatment pada temperatur 870 oC dengan

holding time 90 menit yaitu sebesar 47 HRB.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan Widodo (2016) menjelaskan bahwa nilai

kekerasan terendah dihasilkan pada holding time 10 menit kemudian holding

time 20 menit dan nilai kekerasan tertinggi yang dihasilkan oleh holding time 30

menit dengan temperatur 850oC, dan waktu yang pendek mempengaruhi

Page 21: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

3

pembentukan martensit terjadi belum sempurna, pada holding time 30 menit

memberikan waktu yang cukup dalam pembentukan struktur kristal yang

seragam dan lebih teratur.

Dari beberapa refrensi dan literatur yang telah ditelusuri, pengaruh dari waktu

penahanan terhadap sifat mekanik dari baja AISI 4140 menjadi perhatian penulis

untuk melakukan penelitian. Oleh karena itu, penulis tertarik dengan penelitian

tentang “Pengaruh Holding Time Dan Quenching Terhadap Nilai

Kekerasan Dan Struktur Mikro Baja AISI 4140 ”.

1.2 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui pengaruh waktu penahanan pada proses perlakuan panas terhadap

nilai kekerasan baja AISI 4140.

2. Mengetahui perubahan struktur mikro baja AISI 4140 setelah dilakukan

perlakuan panas quenching.

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini agar pembahasan lebih fokus dan

terarah adalah sebagai berikut :

1. Tempratur yaitu 850 0C

2. Waktu penahanan yang bervariasi pada 30 menit, 60 menit dan 90 menit.

Page 22: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

4

3. Media quenching yang digunakan adalah air es.

4. Proses pengujian kekerasan menggunakan metode Rockwell tipe B.

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bab I. Pendahuluan

Bab ini berisikan tentang latar belakang yang menjelaskan tentang baja AISI

4140, komposisi kimia baja AISI 4140, referensi hasil penelitian baja AISI

4140. Bab ini juga menjelaskan tentang tujuan, batasan masalah, dan

sistematika penulisan.

2. Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab ini berisikan teori yang berkaitan dengan penelitian ini seperti

pengertian dan penjelasan, heat treatment, baja, karakterisktik baja AISI

4140, holding time, diagram Fe3C, dan pengujian-pengujian untuk

mengetahui nilai kekerasan dan struktur mikro dari hasil proses pemesinan.

3. Bab III. Metodologi Penelitian

Bab ini membahas hal-hal yang berhubungan dengan pelaksanaan penelitian

yaitu waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan yang digunakan, dan

prosedur pengujian beserta parameter yang digunakan.

4. Bab IV Data dan Pembahasan

Pada bab ini membahas hasil pengujian komposisi, hasil nilai kekerasan dan

strukur mikro baja AISI 4140 yang diperoleh dari pengujian yang dilakukan.

Page 23: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

5

5. Simpulan dan saran

Kesimpulan dari hasil uji kekerasan dan perubahan struktur mikro pada baja.

Selain itu, saran diberikan dalam bab ini, untuk penenlitian selanjutnya.

6. Daftar pustaka

Memuat daftar referensi-referensi yang digunakan penulis dalam penulisan

laporan penelitian.

Page 24: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perlakuan Panas (Heat Treatment)

Proses perlakuan panas (Heat Treatment) adalah suatu proses pengubahan sifat

logam dengan cara mengubah struktur mikro melalui proses pemanasan dan

pengaturan kecepatan pendinginan dengan atau tanpa merubah komposisi kimia

logam yang bersangkutan. Tujuannya itu sendiri untuk menghasilkan sifat logam

yang diinginkan. Perubahan sifat logam akibat proses perlakuan panas dapat

mencakup keseluruhan bagian dari logam atau sebagian dari logam. Adanya sifat

alotropik dari besi menyebabkan timbulnya variasi struktur mikro dari berbagai

jenis logam.

Alotropik itu sendiri adalah merupakan transformasi dari satu bentuk susunan

atom (sel satuan) ke bentuk susunan atom yang lain. Ada beberapa faktor yang

bisa mempengaruhi perlakuan panas yaitu, suhu pemanasan, waktu yang

diperlukan untuk perlakuan panas, laju pendinginan dan lingkung atmosfir di

tempat saat melakukan perlakuan panas. Perlakuan panas itu sendiri adalah

kombinasi dari proses pemanasan atau pendinginan dari suatu logam ataupun

paduanya dalam keadaan yang padat guna mendapatkan sifat-sifat tertentu

(Indra, 2013).

Page 25: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

7

Berikut ini adalah macam-macam dari proses perlakuan panas yang biasanya

dilakukan :

2.1.1 Hardening

Hardening adalah perlakuan panas terhadap logam dengan sasaran

meningkatkan kekerasan alami logam. Hardening dilakukan dengan

memanaskan baja hingga mencapai temperatur austenit, dipertahankan

beberapa saat pada temperatur tersebut, lalu didinginkan dengan cepat,

sehingga akan diperoleh martensit yang keras. Perlakuan panas menuntut

pemanasan benda kerja menuju suhu pengerasan, jangka waktu

penghentian yang memadai pada suhu pengerasan dan pendinginan

(pengejutan) berikutnya secara cepat dengan kecepatan pendinginan

kritis.

2.1.2 Tempering

Perlakuan untuk menghilangkan tegangan dalam dan menguatkan baja

dari kerapuhan disebut dengan memudakan (tempering). Tempering

didefinisikan sebagai proses pemanasan logam setelah dikeraskan pada

temperatur tempering (di bawah suhu kritis), yang dilanjutkan dengan

proses pendinginan. Tempering dilakukan dengan memanaskan kembali

baja yang telah dikeraskan tadi pada temperatur dibawah temperatur kritis

bawah, membiarkan beberapa saat pada termperatur tersebut, lalu

didinginkan kembali.

Page 26: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

8

Baja yang telah dikeraskan bersifat rapuh dan tidak cocok untuk

digunakan, melalui proses tempering kekerasan dan kerapuhan dapat

diturunkan sampai memenuhi persyaratan penggunaan. Kekerasan turun,

kekuatan tarik akan turun pula sedang keuletan dan ketangguhan baja

akan meningkat. Meskipun proses ini menghasilkan baja yang lebih

lunak, proses ini berbeda dengan proses anil (annealing) karena sifat-sifat

fisis dapat dikendalikan dengan cermat.

2.1.3 Annealing

Anealing adalah perlakuan panas logam dengan pendinginan yang lambat

berfungsi untuk memindahkan tekanan internal atau untuk mengurangi

dan menyuling struktur kristal (melibatkan pemanasan di atas temperatur

kritis bagian atas). Logam dipanaskan sekitar 25º C di atas temperatur

kritis bagian atas, ditahan dalam beberapa waktu, kemudian didinginkan

pelan-pelan di tungku perapian.

2.1.4 Normalizing

Normalizing sering dilakukan terhadap benda hasil tuangan atau hasil

tempa, untuk menghilangkan tegangan dalam dan menghaluskan butiran

kristalnya, sehingga diperoleh sifat yang lebih baik. Hasil yang diperoleh

akan lebih halus dibandingkan proses annealing. Pada normalizing dan

annealing seharusnya tidak dilakukan proses pemanasan yang

menggunakan tempratur terlalu tinggi karena ini mengakibatkan butir

Kristal austenit yang terjadi akan terlalu besar, sehingga yang terjadi

Page 27: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

9

pendinganya akan lambat yang diperoleh dari butir ferrit dan pearlit yang

juga kasar. Normalizing merupakan perlakuan panas logam di sekitar

40ºC di atas batas kritis logam, kemudian ditahan pada temperatur

tersebut untuk masa waktu yang cukup dan dilanjutkan dengan

pendinginnan pada udara terbuka. Struktur yang diperoleh dalam proses

ini diantaranya perlit (eutectoid), perlit brown ferrite (hypoeutectoid) atau

perlit brown cementite (hypereutectoid). Normalizing digunakan untuk

menyuling struktur butir dan menciptakan suatu austenit yang lebih

homogen ketika baja dipanaskan kembali.

2.1.5 Quenching

Proses quenching melibatkan beberapa faktor yang saling berhubungan.

Pertama yaitu jenis media pendingin dan kondisi proses yang digunakan,

yang kedua adalah komposisi kimia dan kemampukerasan (hardenability)

dari logam tersebut. Hardenbility merupakan fungsi dari komposisi kimia

dan ukuran butir pada temperatur tertentu (Budianto, Arief. 2012).

Proses quenching itu sendiri merupakan suatu proses pemanasan logam

senhingga mencapai batas austenit, untuk mendapatkan ini maka harus

dilakukan pemanasan yang cukup. Selanjutnya material yang digunakan

dicelupkan secara cepat ke dalam media yang ditentukan, dengan

pemakain waktu yang diinginkan untuk mencapai kekerasan yang

material tersebut. Quenching merupakan salah satu proses perlakuan

Page 28: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

10

panas yang cukup penting dan banyak dilakukan dalam proses

manufakturing di industri logam. Meskipun quenching dapat

memperbaiki sifat mekanik baja, tetapi di sisi lain akan menimbulkan

tegangan dalam yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk

dan ukuran sehingga bisa mengakibatkan adanya retakan (Totten, 1997).

Gambar 2.1 Mekanisme Pendinginan Quenching

(Totten, 1997)

Untuk mendapatkan kehomogenan ini maka austenit perlu waktu

pemanasan yang cukup. Selanjutnya secara cepat baja tersebut dicelupkan

ke dalam media pendingin, tergantung pada kecepatan pendingin yang

kita inginkan untuk mencapai kekerasan baja. Untuk menghindari

terjadinya presipitasi yang cukup besar selama proses pendinginan maka

perlu dipenuhi persyaratan seabagai berikut :

a) Waktu yang diperlukan untuk memindahkan komponen dari tungku

(furnace) ke media pendingin harus cukup singkat.

Page 29: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

11

b) Volume, kapasitas penyerapan panas dan laju aliran media pendingin

dipilih sedemikian hingga tidak terjadi presipitasi selama

pendinginan.

2.2 Waktu Penahanan (Holding Time)

Holding time atau waktu penahanan merupakan salah satu variabel yang

berpengaruh saat melakukan proses perlakuan panas. Holding time atau waktu

penahanan pada proses perlakuan panas merupakan salah satu proses yang

dilakukan untuk bertujuan mendapatkan nilai kekerasan yang tinggi dari suatu

bahan atau material yang dilakukan dengan cara menahan temperatur pemanasan

atau temperatur austenit dengan waktu tertentu. Tujuan utama dari proses holding

time atau waktu penahanan pada proses perlakuan panas adalah untuk

memperoleh pemanasan yang sama atau homogen sehingga bentuk dari fasa

austenit yang didapat pada bahan mempunyai bentuk yang sama atau homogen.

Holding time atau waktu penahanan sangat berpengaruh pada saat proses

transformasi atau perubahan karena jika waktu penahanan atau holding time yang

dilakukan tidak tepat maka proses perubahan fasa tidak berjalan dengan

sempurna.

Jika waktu penahanan atau holding time yang diberikan terlalu cepat akan

membuat kekerasan bahan yang dihasilkan akan rendah dikarenakan tidak

cukupnya jumlah karbida yang larut, sedangkan jika waktu penahanan atau

Page 30: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

12

holding time yang diberikan terlalu lama akan membuat bentuk butiran dari

bahan yang diberikan perlakuan menjadi lebih besar dab akan menyebabkan

penurunan nilai kekerasan dari bahan atau material tersebut. Proses penahanan

waktu pada proses perlakuan panas ini dilakukan setelah bahan atau material

Ketebalan benda uji sangat mempengaruhi pemberian waktu penahanan pada saat

proses austenisasi. Secara matematis pemberian waktu penahanan terhadap

ketebalan benda uji dapat ditulis pada persamaan 1 berikut (Krauss, 1986).

T = 1,4 × H……………………………..……………………………………...(1)

Keterangan:

T = waktu penahanan (menit)

H =tinggi benda kerja (mm)

telah masuk kedalam proses pemanasan dengan menggunakan temperatur

austenit yang telah ditentukan. Setelah proses holding time telah selesai

dilakukan bahan akan dilanjutkan ke proses pendinginan yang merupakan akhir

dari proses perlakuan panas tersebut.

2.3 Baja

Baja merupakan logam paduan besi (Fe) sebagai unsur dasar dan karbon (C)

sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan karbon pada baja berkisar antara 0.2

hingga 2.1 (wt.%). Fungsi utama karbon dalam baja sebagai unsur pengeras.

Page 31: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

13

Unsur paduan lain selain karbon adalah mangan (manganese), krom (chromium),

vanadium, dan nikel. Baja karbon bukan hanya terdiri dari unsur selain besi (Fe)

dan karbon (C). Baja karbon tetap mengandung sejumlah unsur lain tetapi masih

dalam batas-batas tertentu yang tidak mempengaruhi sifatnya seperti Si, Mn, Cr,

Mo, Ni, Cu dan Al. Pengaruh utama dari kandungan karbon pada baja berfungsi

untuk meningkatkan kekuatan, dan tingkat kekerasannya. Kandungan karbon

yang cukup tinggi pada baja dapat meningkatkan kekerasannya akan tetapi baja

akan menjadi getas dan tidak mudah untuk dibentuk (Davis, 1998).

2.4 Jenis-jenis Baja

Baja merupakan paduan antara besi dengan karbon dan beberapa elemen elemen

lainnya seperti Cr, Mn, S, Cu, dan Si dalam jumlah tertentu. Baja dapat

dibedakan berdasarkan komposisi kimia kadungan karbon dan elemen paduan

lainnya. Berdasarkan komposisi kimia kandungan karbon, baja dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

1.4.1 Baja karbon

Baja karbon dengan paduan antara besi dan karbon yang mengandung

sedikit unsur tambahan Si, Mn, P, S, dan Cu. Sifat baja karbon tergantung

pada kadar karbonnya. Kadar karbon semakin tinggi maka kekuatan dan

kekerasan juga akan bertambah tinggi. Dengan demikian baja karbon

Page 32: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

14

dapat dikelompokkan berdasarkan tingakat kadar karbonnya adalah,

sebagai berikut:

a. Baja Karbon Rendah

Baja karbon rendah adalah baja yang memiliki kandungan karbon

kurang dari 0.3 wt.%. Baja karbon rendah biasanya disebut dengan

baja ringan (mild steel) atau baja perkakas. Baja tersebut memiliki

sifat dapat dimesin yang sangat baik, sehingga mudah dibentuk

sesuai dengan kebutuhan. Sifat ini merupakan kelebihan baja karbon

rendah dibandingkan baja karbon jenis lainnya. Kelebihan lainnya

baja ini mudah didapat dipasar material logam dan harganya cukup

murah.

b. Baja Karbon Sedang

Baja karbon sedang merupakan baja yang memiliki kandungan

karbon 0.30-0.60 (wt.%). Baja ini banyak digunakan untuk

pemnuatan poros, pengerjaan rel kereta api, roda gigi, pembuatan

pegas, serta baut, dan komponen mesin yang membutuhkan kekuatan

yang tinggi. Baja karbon sedang ini memiliki kekuatan lebih tinggi

daripada dengan baja karbon rendah dan mempunyai kualitas

perlakuan panas tinggi, akan tetapi tidak mudah dibentuk oleh mesin,

dan lebih sulit digunakan untuk pengelasan, dan dapat (quenching)

dengan baik.

Page 33: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

15

c. Baja Karbon Tinggi

Baja ini memiliki unsur karbon paling tinggi dibandingkan dengan

baja karbon yang lain yaitu 0.60-1.7 (wt.%) dan memiliki ketahanan

panas yang lebih tinggi, kekerasan yang tinggi, akan tetapi tingkat

keuletannya lebih rendah dibandingkan baja yang lainnya. Baja

karbon tinggi ini memiliki nilai kekuatan tarik paling tinggi dari baja

yang lain. Biasanya baja karbon ini digunakan untuk pembuatan alat-

alat kontruksi yang berhubungan dengan panas tinggi, pembuatan

mata gergaji, pembuatan mata bor, mata pahat,dan salah satu

pengaplikasian baja ini adalah untuk pembuatan kawat baja, kabel.

2.5 Diagram Fasa (Fe-Fe3C)

Diagram Fasa (Fe-Fe3C) memperlihatkan perubahan fasa pada laju pemanasan

dan laju pendinginan yang cukup lambat. Dari diagram fasa ini dapat diamati

pengaruh temperatur terhadap perubahan struktur. Struktur baja dapat ditentukan

oleh kandungan unsur didalam baja dan kadar unsur karbonnya. Pada Gambar

dibawah menunjukkan jika kadar karbon baja yang melebihi 0.20 wt.% dimana

pada temperatur 760 °C ferrite mulai terbentuk dan mengendap dari austenit

turun. Baja dengan kadar karbon 0.80 wt.% biasanya disebut baja eutectoid dan

struktur baja eutectoid ini terdiri dari ferit (α) dan pearlite (α+Fe3C), seperti

ditunjukkan pada gambar 2.2.

Page 34: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

16

Gambar 2.2 Diagram Fasa (Fe-Fe3C)(Van Vlack, 2000)

Baja yang memiliki kadar karbon kurang dari komposisi eutectoid (~0.76 wt.%)

di sebut dengan baja hipoeutectoid, dan baja yang berkadar karbon lebih dari

komposisi eutectoid disebut baja hypereutectoid. Pada temperatur antara 723-

1130 (°C) terdapat satu fasa yang terbentuk yaitu fasa austenit dan sementit. Pada

temperatur 723 °C butiran fasa tunggal bertransformasi dibawah keseimbangan

bentuk α dan Fe3C dalam satu butiran yang besatu dengan baik, dan lapisan serat-

serat bajanya yang terbentuk disebut pearlit (Van Vlack, 2000).

2.6 Diagram TTT (Time Temperature Transformation)

Diagram TTT adalah suatu diagram yang menghubungkan transformasi austenit

terhadap waktu dan temperatur. Jika dilihat dari bentuk grafiknya diagram ini

Page 35: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

17

mempunyai nama lain yaitu diagram S atau diagram C. Proses perlakuan panas

bertujuan untuk memperoleh struktur baja yang diinginkan agar cocok dengan

penggunaan yang direncanakan. Struktur yang diperoleh merupakan hasil dari

proses transformasi dari kondisi awal. Diagram ini menunjukan dekomposisi

austenit dan berlaku untuk macam baja tertentu. Baja yang mempunyai

komposisi berlainan akan mempunyai diagram yang berlainan, selain itu besar

butir austenit, adanya inclusi atau elemen lain yang terkandung juga mempunyai

pengaruh yang sama. Dari diagram ini jelas dari komposisi austenit dapat

diperoleh berbagai variasi struktur pada baja, struktur mungkin terdiri 100 %

perlit kasarr, bersifat lunak dan ulet, ataupun martensit penuh, ketika baja bersifat

keras dan getas. Karena transformasi baja dapat menghasillkan berbagaii sifat

maka baja tetap merupakan material konstruksi utama untuk keperluan rekayasa

(Davis, 1998).

Gambar 2.3. Diagram TTT pada baja(Pollack, 1977).

Page 36: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

18

2.7 Fasa Dalam Baja

Struktur mikro adalah gambaran dari kumpulan fasa-fasa yang dapat diamati

melalui teknik metalografi. Struktur mikro suatu logam dapat dilihat dengan

menggunakan mikroskrop. Jenis struktur mikro baja adalah sebagai berikut:

2.7.1 Ferit dan Pearlit

Ferrit adalah larutan paduan karbon dan unsur paduan. Ferit terbentuk akibat

proses pendinginan yang lambat, bentuknya dapat dilihat pada gambar 2.4

berwarna terang. Sedangkan pearlit adalah campuran sementit dan ferit yang

memiliki kekerasan 10-30 HRC, bentuknya dapat dilihat pada gambar 2.4

berwarna gelap.

Gambar 2.4. Ferit dan Pearlit(Meysami, 2012)

2.7.2 Sementit

Sementit adalah senyawa besi dengan karbon yang umum dikenal sebagai

karbida besi dengan persentase karbon 6,67%C yang bersifat keras sekitar 5-

68 HRC berbentuk memanjang dan terang, dapat dilihat pada gambar 2.5.

Page 37: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

19

Gambar 2.5. Sementit(Meysami, 2012)

2.7.3 Bainit

Bainit adalah merupakan fasa yang kurang stabil yang diperolah dari austenit

pada temperatur yang lebih rendah dari temperatur tranformasi ke pearlit dan

lebih tinggi dari transformasi ke martensit.

Gambar 2.6. Bainit(Meysami, 2012)

Page 38: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

20

2.7.4 Martensit

Martensit adalah larutan padat dari karbon yang lewat jenuh pada besi alfa

sehingga latis-latis sel satunya terdistorsi. Berbentuk jarum jarum asikular

yang tidak beraturan.

2.8 Baja AISI 4140

Menurut AISI (American Iron and Steel Institute) baja paduan rendah AISI 4140

didesain dengan menggunakan empat digit angka. Hal ini berguna untuk

menunjukkan perbedaan komposisi yang terkandung dalam baja tersebut. Angka

4 menunjukkan jenis unsur paduan, yaitu chromium-molibdenum. Angka 1

menunjukkan persentase unsur paduan ± 1%, dan angka 40 menunjukkan

persentase kandungan karbon (± 0,40%). Baja AISI 4140 termasuk pada bagian

baja paduan rendah yang di dalam nya terdapat kromium dan juga molibdenum

sebagai bahan untuk penguat. Hal ini dapat diketahui dari kandungan unsur yang

ditunjukkan dengan kode penamaanya berdasarkan standar AISI yang

merupakan salah satu standarisasi baja American Iron and Steel Institute dengan

kode 4140 dimana dua angka didepan menunjukkan paduan krom, mangan, dan

molibdenum sedangkan dua angka di belakang menunjukkan kandungan karbon

dalam persen (%). Baja AISI 4140 memiliki cakupan aplikasi yang luas

diantaranya digunakan untuk mesin kekuatan tinggi seperti: poros engkol, as

roda, batang piston, dan kunci roda. Berikut adalah tabel komposisi kimia dari

baja AISI 4140.

Page 39: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

21

Tabel 2.1 Komposisi Kimia AISI 4140 (ASM Handbook)

Unsur%. Wt

C 0,38-0,40

Mn 0,75-1,00

P 0,035

Mo 0,15-0,25

S 0,040

Si 0,20-0,35

Cr 0,80-1,10

2.9 Uji Kekerasan

Ada beberapa macam jenis-jenis pengujian material, misalnya pengujian

kekerasan. Tipe pengujian kekerasan material/logam ini adalah dengan mengukur

tahanan plastis dari permukaan suatu material konstruksi mesin dengan spesimen

standar terhadap penetrator. Adapun beberapa metode uji kekerasan adalah

sebagai berikut (Wahyuni, Ika, 2011):

Pengujian kekerasan dengan metode Brinell bertujuan untuk menentukan

kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap bola baja

(identor) yang ditekankan pada permukaan material uji tersebut (spesimen).

Page 40: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

22

2.9.1 Metode Brinel

Gambar 2.7 Uji kekerasan brinell(sumber:www.alatuji.com/article/3/what-is-hardness-test-ujikekerasan)

Pengujian Brinell diperuntukan untuk material yang memiliki kekerasan

Brinell sampai 400 HB, jika lebih dari nilai tersebut maka disarankan

menggunakan metode pengujian Rockwell ataupun Vickers.

Angka Kekerasan Brinell (HB) dideefinisikan sebagai hasil bagi

(koefisien) dari beban uji (F) dalam Newton yang dikalikan dengan angka

fakttor 0,102 dan luas permukaan bekas luka tekan (injakan) bola baja (A)

dalam milimeter persegi. Identor (Bola baja) biasanya telah dikeraskan

dan dipllating. Jika diameter Identor 10 mm maka beban yang digunakan

(pada mesin uji) adalah 3000 N sedang jika diameter Identornya 5 mm

maka beban yang digunakan (pada mesin uji) adalah 750 N.

Page 41: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

23

2.9.2 Metode Vickers

Gambar 2.8 Uji kekerasan Vickers(sumber:www.alatuji.com/article/3/what-is-hardness-test-ujikekerasan)

Pengujian kekerasan dengan metode Vickers bertujuan untuk menentukan

kekerasan suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap intan

berbentuk piramida dengan sudut puncak 136 Derajat yang ditekankan

pada permukaan material uji tersebut. Nilai kekerasan Vickers dapat

dihitung dengan menggunakan persamaan sebagai berikut;

= [ ( / )]………………………..…(2)

= [ . ]…………………………………(3)

Dimana P = beban indentasi (kg), dan d = rata-rata diameter jejak

(mm). Kekerasan Vickers dinyatakan dalam nomor Vickers dengan

symbol “HV” diikuti dengan sufiks yang menyatakan beban, Angka

kekerasan Vickers (HV) dapat didefinisikan sebagai hasil bagi (koefisien)

Page 42: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

24

dari beban uji (F) dalam Newton yang dikalikan dengan angka faktor

0,102 dan luas permukaan bekas luka tekan (injakan) bola baja (A) dalam

milimeter persegi.

Secara matematis, HV sama dengan 1,854 dikalikan beban uji (F) dibagi

dengan diagonal intan yang dikuadratkan. Beban uji (F) yang biasa

dipakai adalah 5 N per 0,102; 10 N per 0,102; 30 N per 0,102N dan 50

per 0,102 N.

2.9.3 Metode Rockwell

Skala yang umum dipakai dalam pengujian Rockwell adalah :

1) HRa (material yang sangat keras)

2) HRb (material yang lunak). Identor berupa bola baja dengan diameter

1/16 Inchi dan beban uji 100 Kg.

3) HRc (Untuk material dengan kekerasan sedang). Identor berupa

Kerucut intan dengan sudut puncak 120 derjat dan beban uji sebesar

150 kg.

Pengujian kekerasan Rockwell bertujuan untuk menentukan kekerasan

suatu material dalam bentuk daya tahan material terhadap benda uji, yang

berupa seperti bola baja ataupun kerucut intan yang ditekankan pada

permukaan material uji tersebut.

Page 43: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

25

Tabel 2.2 Skala Kekerasan:

SIMBOL INDENTOR BEBAN MAJOR (kg)

A Intan 60B Bola 1/16 inch 100C Intan 150D Intan 100E Bola 1/8 inch 100F Bola 1/16 inch 60G Bola 1/16 inch 150H Bola 1/18 inch 60K Bola 1/18 inch 150

Gambar 2.9 Uji kekerasan Rockwell(sumber: www.alatuji.com/article/3/what-is-hardness-test-uji-kekerasan)

2.9.4 Uji Kekerasan Mikro

Pada pengujian kekerasan mikro identornya menggunakan intan kasar

yang dibentuk menjadi piramida. Bentuk lekukan intan tersebut adalah

perbandingan diagonal panjang dan pendek skala 7:1. Pengujian ini

Page 44: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

26

digunakan untuk menguji suatu material adalah dengan menggunakan

beban statis. Bentuk identor yang khusus berupa knop memberikan

kemungkinan membuat kekuatan yang lebih rapat dibandingkan dengan

lekukan Vickers. Hal ini berguna khususnya untuk mengukur kekerasan

lapisan tipis atau mengukur kekerasan bahan getas dimana kecenderungan

menjadi patah sebanding dengan volume bahan yang ditegangkan.

Hardenability merupakan sifat yang menentukan dalamnya daerah logam

yang dapat dikeraskan. Pendinginan yang terlalu cepat dapat dihindarkan

karena dapat menyebabkan permukaan logam (baja) retak. Kekerasan

didefinisikan sebagai ketahanan sebuah benda terhadap penetrasi/daya

tembus dari bahan lain yang lebih keras (penetrator). Kekerasan

merupakan suatu sifat dari bahan yang sebagian besar dipengaruhi oleh

unsur-unsur paduannya dan kekerasan suatu bahan tersebut dapat berubah

bila dikerjakan dengan cold worked seperti pengerolan, penarikan,

penekanan dan lain-lain serta kekerasan dapat dicapai sesuai kebutuhan

dengan perlakuan panas.

Page 45: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

27

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat

Pada penelitian yang akan dilakukan ini akan bertempat di laboratorium

Material Teknik Universitas Lampung dan pengujian OM di LIPI (Lembaga

Ilmu Penelitian Indonesia).

3.2 Alat dan Bahan

Adapun alat dan bahan yang digunakan untuk penelitian adalah:

1. AISI 4140

Gambar 3.1. baja AISI 4140

AISI 4140 merupakan biasa digunakan pada pembuatan shaft, gear dan

memiliki kekuatan dan keuletan yang baik.

Page 46: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

28

2. Rockwell hardness tester

Gambar 3.2. Alat Uji Kekerasan Rockwell

Rockwell hardness tester adalah alat untuk mengetahui nilai kekerasan

suatu material yang akan digunakan untuk penelitian, Pengujian kekerasan

dengan metode rockwell bertujuan untuk menentukan kekerasan suatu

material dalam bentuk daya tahan material dengan identor bola baja.

3. Termokopel

Gambar 3.3. Termokopel

Termometer disini berfungsi untuk mengetahui temperatur atau suhu

media quenching yang akan digunakan setelah melalui proses heat

Page 47: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

29

treatment, dengan kata lain termometer adalah alat ukur yang berfungsi

untuk pengukur suhu ataupun perubahan suhu.

4. Furnace (Tungku Pembakaran)

Gambar 3.4. Furnace (Tungku Pembakaran)

Mesin furnace atau yang disebut dengan tungku pembakaran merupakan

mesin yang digunakan untuk pemanasan. Pada penelitian ini mengunakan

furnace merk Nabertherm tipe L 64/14 dengan daya 13.0 kW dan

temperatur maksimal 1400°C.

5. Mikroskop Optik

Gambar 3.5. Mikroskop Optik

Page 48: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

30

Mikroskop Optik adalah alat untuk mengetahui struktur mikro dari bahan

yang akan diteliti.

6. Gerinda

Gambar 3.6. Gerinda

Gerinda digunakan untuk memotong bahan menjadi ukuran yang akan di

uji.

3.3 Prosedur Penelitian

Prosedur pengujian pada penelitian ini memiliki beberapa tahap dari

persiapan bahan sampai dengan pengujian. Adapun prosedur penelitian

adalah:

3.3.1 Pemotongan spesimen baja AISI 4140

Memotongan spesimen atau bahan uji AISI 4140 dilakukan dengan

menggunakan alat pemotong berupa gerinda. Pemotongan dilakukan

sesuai dengan dimensi yang diperlukan. Pada pengujian kekerasan dan

struktur mikro panjang baja bervariasi sesuai dengan holding time.

Adapun variasi dimensi sebagai berikut:

Page 49: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

31

a. Raw material mengguakan ukuran spesimen dengan tinggi 30 mm

dan berdiameter 20 mm.

b. Variasi holding time 30 menit menggunakan spesimen dengan

tinggi 24 mm dan berdiameter 20 mm.

c. Variasi holding time 60 menit menggunakan spesimen dengan

tinggi 45 mm dan berdiameter 20 mm.

d. Variasi holding time 90 menit menggunakan spesimen dengan

tinggi 65 mm dan berdiameter 20 mm.

3.3.2 Proses Heat Treatment pada spesimen atau bahan uji AISI 4140

Adapun proses Heat Treatment pada spesimen atau bahan uji adalah:

1. Memanaskan 3 spesimen AISI 4140 dengan menggunakan mesin

furnace dengan temperatur 850 °C.

2. Lama waktu holding time bervariasi yaitu 30 menit, 60 menit, 90

menit.

3. Mendinginkan AISI 4140 dengan cara dicelupkan pada air es

(Metode Quenching).

Gambar 3.7 media quenching air es dengan temperatur 8°C.

Page 50: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

32

4. setelah bahan uji bertemperatur ruangan, bahan uji kemudian

dikeringkan dan diamplas untuk membersihkannya.

3.3.3 Pengujian

Adapun prosedur pengujian yang dilakukan pada baja AISI 4140 yaitu

pengujian kekerasan rockwell dan pengamatan struktur mikro.

Tahapan kedua pengujian tersebut adalah sebagai berikut :

a. Pengujian Kekerasan Rockwell.

1. Mempersiapkan spesimen baja AISI 4140 yang telah dihaluskan

terlebih dahulu.

2. Memasang indentor yang berbentuk seperti bola dengan diameter

1/16 in dengan pembacaan beban pada dial merah.

3. Meletakan spesimen atau benda uji pada meja uji.

4. Menempelkan indentor pada benda uji dengan cara memutar tuas

pada bagian bawah meja uji.

5. Setelah indentor menempel berikan beban minor dengan cara

memutar tuas hingga skala minor menunjukan angka 3.

6. Menarik tuas beban dan tahan selama 10 detik kemudian tarik

kembali tuas beban.

7. Setelah itu membaca nilai kekerasan pada dial merah pada alat uji.

8. Menurunkan meja uji agar indentor tidak menempel pada benda uji

dengan memutar tuas pada meja uji.

9. Lakukan langkah tersebut pada 5 titik yang berbeda hingga terjadi

5 titik pengujian yang mendapatkan 5 nilai kekerasan.

Page 51: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

33

3.3.4 Pengujian mikro struktur terhadap baja AISI 4140

Melakukan observesi struktur mikro dengan menggunakan Optical

Microscopy (OM) untuk mengetahui perubahan fasa-fasa.

1. Mempersiapkan spesimen dengan dimensi yang sesuai yaitu 20

mm x 10 mm.

2. Melakukan proses mounting pada benda uji dengan cara meletakan

pada cetakan lalu tuangkan resin yang telah dicampur katalis.

3. Setelah resin mengeras keluarkan dari cetakan dan melakukan

pengamplasan menggunakan polisher grinder machine dengan

menggunakan amplas ukuran 120, 240, 400, 800, 1000 dan 1500.

4. Setelah permukaan yang diamplas halus dilakukan pemolesan

menggunakan kain bludru yang telah diberi metal polish.

5. Setelah permukaan yang dipoles menggunakan metal polish

mengkilap seperti kaca maka dilakukan pengetsaan dengan cara

mencelupkan permukaan yang telah mengkilap pada larutan etsa

dan digoyang-goyangkan agar larutan terkena merata dan

tersirkulasi.

6. Setelah dilakukan pengetsaan permukaan tersebut diamati

menggunakan mikroskop optik menggunakan 3x kali pembesaran

yaitu 100x pembesaran, 200x pembesaran dan 500x pembesaran.

7. Simpan gambar hasil pada pengamatan struktur mikro yang telah

dilakukan.

Page 52: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

34

3.4 Variabel penelitian

Adapun proses pengambilan data pada penelitian ini adalah:

Tabel 3.1 Hasil data raw material

Holdingtime

Kodespesimen

Rata-Rata PerSpesimen

Rata – Ratakeseluruhan

1 2 3 4 5

1A

3A

3A

Tabel 3.2 Hasil data nilai kekerasan

Holdingtime

Mediapendingin

Kodespesimen

Rata-Rata PerSpesimen

Rata – Ratakeseluruhan

1 2 3 4 5

1B

850 °C,30 Menit

2B

3B

1C

850 °C,60 Menit

2C

3C

1D

850° C,90 Menit

2D

3D

Air Es

Pengujian

Kekerasan

Rockwell

HRB.

Pengujian

Kekerasan

Rockwell

HRB.

Page 53: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

35

3.5 Diagram Alir

Gambar 3.8. Diagram Alir

Mulai

Studi

Literatur

Persiapan sempel uji kekerasan dan

struktur mikro AISI 4140

Perlakuan Panas dengen temperatur 850°C

Proses Quenching

holding time 30 menit

Proses Quenching

holding time 60 menit

Pengujian Kekerasan

Data Lengkap?Tidak

Analisis Data Penelitian

Simpulan dan Saran

selesai

Pengujian struktur mikro

Proses Quenching

holding time 90 menit

Ya

Page 54: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

48

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan pengaruh dari holding time atau penahan waktu dan

quenching temperatur (8oC) terhadap nilai kekerasan dan struktur mikro pada

baja AISI 4140 adalah sebagai berikut :

1. Holding time dengan waktu 90 menit menggunakan air es bertemperatur

8oC mengalami peningkatan kekerasan sebesar 93,4 HRB sedangkan

dengan waktu tahan selama 60 menit dengan air es tempratur 8oC

menghasilkan nilai kekerasan sebesar 92,1 HRB dan holding time selama

30 menit dengan air es bertempratur 8oC memiliki nilai kekerasan sebesar

91,1 HRB. Sedangkan untuk raw material memiliki nilai kekerasan

sebesar 83,7 HRB.

2. Semakin lama holding time maka akan semakin keras material yang

digunakan, terlihat pada pengujian struktur mikro baja AISI 4140 yang

tidak di heat treatment mengandung fasa pearlit dan ferrit dan pada baja

AISI 4140 yang telah diberi perlakuan panas dan ditahan selama 90 menit

menghasilkan fasa martensit yang sangat dominan.

Page 55: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

49

5.2 Saran

Adapun saran yang dapat penulis berikan pada penelitian Pengaruh Holding

Time Dan Quenching Terhadap Nilai Kekerasan Dan Struktur Mikro Baja

AISI 4140 adalah sebagai berikut :

1. Media yang digunakan pada penelitian dapat ditambah menjadi beberapa

variasi media dan variasi temperatur.

2. Pembesaran yang dilakukan saat pengujian struktur mikro sebaiknya

dapat untuk ditingkatkan agar lebih dapat terlihat dengan jelas fasa yang

terbentuk pada baja AISI 4140.

Page 56: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

DAFTAR PUSTAKA

Anugra Ariawan. 2019. Pengaruh Media Pendingin Quenching Tempratur RendahTerhadap Nilai Kekerasan Dan Struktur Mikro Pada Baja S45C. UversitasLampung.

ASM Metals Handbook, Vol 04 Heat Treating.

Fauzi Widyawati. 2014. Analisis Sifat Mekanik Pada Material AISI 4140 danCreusabro 8000 Untuk Aplikasi Gigi Bucket.

Budianto, Arief. 2012. Heat treatment. dapat diakses di http//arief budianto.Wordpress. Com/2012/04/08/heat treatment.com pada 12 april 2014.

Davis. H.E, Troxell. G.E, and Hauck. G.F.W, 1998, The Testing of EngineeringMaterials Ed 4, Penerbit Mc Graw Hill, New York.

Edi widodo, miftaul huda. 2016. Optimasi Holding Time Untuk MendapatkanKekerasan Baja S45C.

Indra Setiawan, Muhammad Sakti Nur. 2013. Meningkatkan Mutu Baja SUP 9 PadaPegas Daun Dengan Proses Perlakuan Panas. UniversitasMuhammadaiyah Jakarta. Jurusan Teknik Mesin.

Krauss,G. 1986. Principles Of Heat Treatment Of Steel. American Society ForMaterial.Metal Pak Ohio.

Page 57: PENGARUH HOLDING TIME DAN QUENCHING TERHADAP …digilib.unila.ac.id/61351/14/SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf · 100kg dengan penahanan waktu 10s pada setiap pengindentasian , pengujian

Meysami, A. H., Ghasemzadeh, R., S.H Seyedein, S., and Aboutalebi, H. MR., 2010.An investigation on the microstructure and mechanical properties ofdirect-quenched and tempered AISI 4140 steel, Materials & Design, Vol.31(3), pp 1570-1575.

Panggi Dwi Raharjo, Budi Istana. 2016. Pengaruh Holding Time Terhadap BajaKarbon Menengah AISI 4140 Dan 1045 Pada Pengujian Hardenabillity.Fakultas Teknik. Universitas Muhammadiyah Riau.

Sunardi, Moh Fawaid, Desga H. 2016. Pengaruh Variasi Suhu Pada Self TemperingDan Variasi Waktu Tahan Pada Proses Tempering Terhadap SifatMekanis Baja AISI 4140. Teknik Mesin Universitas Sultan AgengTirtayasa

Risno. 2018. Analisis Sifat Mekanik Dan Struktur Mikro Baja Aisi 4140 AkibatPerbedaan Temperatur Pada Perlakuan Panas Tempering. Sumatera Barat:Teknik mesin universitas negeri padang.

Totten, G.E., Howes, Maurice A.H. (1997) Steel Heat Treatment Handbook, MarcelDekker, Inc.

Van Vlack. L.H, 2000. Elemen-elemen dan Rekayasa Material. Edisi keenam.

Erlangga : Jakarta.

Wahyuni, Ika.2011. Uji Kekerasan Material dengan Metode Rockwell. JurusanFisika, Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga. Surabaya.

Yusuf, yudi Chandra. 2018. Penggaruh Variasi Holding Time TerhadapKemampukerasan Baja Menggunakan Alat Uji Jominy. Politeknik NegeriKetapang.