pengaruh good governance terhadap kinerja ......halaman persembahan karya ilmiah ini saya...

106
i PENGARUH GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI PENELITIAN PADA BADAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (BKAD) PROVINSI SULAWESI SELATAN) SKRIPSI Oleh RUSLAN EFENDI 105731124516 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2021

Upload: others

Post on 16-Feb-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENGARUH GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA

    KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI PENELITIAN

    PADA BADAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (BKAD)

    PROVINSI SULAWESI SELATAN)

    SKRIPSI

    Oleh

    RUSLAN EFENDI

    105731124516

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    MAKASSAR

    2021

  • ii

    HALAMAN JUDUL

    PENGARUH GOOD GOVERNANCE TERHADAP KINERJA

    KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH (STUDI PENELITIAN

    PADA BADAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH (BKAD)

    PROVINSI SULAWESI SELATAN)

    SKRIPSI

    Oleh

    RUSLAN EFENDI

    105731124516

    Untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar

    Sarjana Akuntansi pada

    Universitas Muhammadiyah Makassar

    PROGRAM STUDI AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    MAKASSAR

    2021

  • iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN

    Karya Ilmiah ini Saya Persembahkan Kepada:

    1. Kedua orang tua saya, H. Rewa dan Hj. Niati yang telah memberikan

    semangat, dukungan dan doa sehingga saya bisa menyelesaikan skripsi ini.

    2. Nenek dan Saudara saya, Hj. Mantang, Rustam, Risna, Rina. yang telah

    memberikan dukungan untuk proses penyelesaian karya ilmiah ini.

    3. Bapak dan Ibu Dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini tulus

    dan ikhlas dalam meluangkan waktunya menuntun dan memberi arahan

    dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.

    4. Para sahabat sahabat yang selalu memberikan bantuan dan memberi

    semangat dalam penyelesaian karya ilmiah ini.

    “MOTTO HIDUP

    “jadilah sebaik-baik manusia yang bermanfaat untuk orang lain.”

    (HR ath-tabari)

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala

    rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat

    beserta salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW

    beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang

    tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Good

    Governance terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah (Studi

    Penelitian pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BKAD) Provinsi

    Sulawesi Selatan)”

    Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam

    menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada

    kedua orang tua yaitu bapak H. Rewa dan ibu Hj. Niati yang senantiasa memberi

    harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus tampa pamrih. Dan

    saudara saudaraku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan

    semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala

    pengorbanan, dukungan dan doa restu yang telah mereka berikan kepada

    penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada

    penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.

    Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

    tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula

  • viii

    penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan

    dengan hormat kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Ambo Asse, M.Ag., Selaku Rektor Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    2. Bapak Ismail Rasulong, SE. MM, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Muhammadiyah Makassar.

    3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., Ak., CA. CSP, selaku Ketua Program

    Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.

    4. Bapak Samsul Rizal S.E, MM selaku penasehat akademik yang senantiasa

    memberikan bimbingan kepada peneliti.

    5. Bapak Jamaluddin M, SE, M.SI selaku pembimbing I yang senantiasa

    mengarahkan penulis sehingga Skripsi dapat selesai dengan baik.

    6. Bapak Syamsuddin, S.Pd, M.Ak, selaku pembimbing II yang senantiasa

    memberikan saran, arahan dan perbaikan sehingga proses penelitian dan

    penyusunan skripsi dapat selesai dengan baik.

    7. Bapak/Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

    Muhammadiyah Makassar yang telah meluangkan waktu dalam memberikan

    ilmu kepada penulis.

    8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    9. Orang Tua penulis yang tidak pernah lelah dalam memberikan dukungan,

    semangat dan doa kepada penulis.

    10. Terima kasih kepada saudara, sepupu dan kerabat yang tidak dapat saya

    sebutkan namanya satu persatu yang telah memberikan semangat dan

    dukungan

  • ix

    11. Terima kasih kepada keluarga Baso Lantara’ yang selalu memberikan

    motivasi dan semangat kepada penulis

    12. Terima kasih kepada ketua tingkat Ak.G.16 dan rekan saya Andi Ahmad

    Yani, Nuralamsyah, Mustari, Dedi Mulya, Muammar, Basri, yang telah

    memberikan banyak kontribusi dan sumbangsi pemikiran kepada penulis

    13. Terima kasih kepada Rekan-Rekan Akuntansi 2016. G. Khususnya Keluarga

    Besar Sobat Ambyar dan Markas yang telah membantu peneliti dalam

    proses berada di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah

    Makassar.

    14. Terima kasih untuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu

    yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya

    sehingga penulis dapat merampungkan skripsi ini.

    Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih

    sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya

    para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan

    kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.

    Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi

    semua pihak utamanya kepada almamater kampus biru Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul khairat, wassalamu’alaikum Wr. Wb

    Makassar, 16 Januari 2021

    RUSLAN EFENDI

  • x

    ABSTRAK

    Ruslan Efendi, 2021. “Pengaruh Penerapan Good Governance terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BKAD) Provinsi Sulawesi Selatan”. Skripsi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Dibimbing oleh Jamaluddin dan Syamsuddin.

    Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Pengaruh Penerapan Good

    Governance terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah pada Badan Pengelola Keuangan Daerah (BKAD) Provinsi Sulawesi Selatan. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner. Skala pengukuran data dengan skala Likert. Data dianalisis dengan menggunakan analisis regresi sederhana dengan bantuan program SPSS versi 22.0.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa Penerapan Good Governance

    berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah. Berdasarkan hasil penelitian diharapkan BKAD dapat memaksimalkan penerapan Good Governance agar sumber daya yang di kelola dapat di

    manfaatkan sebaik-baiknya sebagai bentuk pertanggungjawaban pengelolaan aset milik daerah,

    Kata Kunci: Penerapan Good Governance, Kinerja Keuangan Pemerintah

    Daerah

  • xi

    ABSTRACT

    Ruslan Efendi, 2021. "The Effect of Good Governance Implementation on Regional Government Financial Performance in the Regional Financial Management Agency (BKAD) South Sulawesi Province". Thesis Accounting Study Program, Faculty of Economics and Business. Supervised by Jamaluddin and Syamsuddin. The purpose of this study was to see the effect of Good Governance Implementation on Regional Government Financial Performance in the Regional Financial Management Agency (BKAD) of South Sulawesi Province. In this study using a quantitative approach with data techniques using a questionnaire. Data measurement scale with Likert scale. Data were analyzed using multiple regression analysis with the help of the SPSS version 22.0 program. The results showed that the implementation of good governance has a positive and significant effect on the financial performance of local governments. Based on the research results, it is hoped that BKAD can implement good governance so that managed resources can be utilized as well as possible as a form of accountability for the management of regional assets. Keywords: Good Governance Implementation, Local Government Financial

    Performance

  • xii

    DAFTAR ISI

    SAMPUL .............................................................................................................. i

    HALAMAN JUDUL ............................................................................................... ii

    HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iii

    LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... iv

    LEMBAR PEGESAHAN ....................................................................................... v

    SURAT PERNYATAAN ........................................................................................ vi

    KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii

    ABSTRAK ............................................................................................................. x

    ABSTRAK BAHASA INGGRIS ............................................................................ xi

    DAFTAR ISI .......................................................................................................... xii

    DAFTAR TABEL .................................................................................................. xv

    DAFTAR GAMBAR . ............................................................................................xvi

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xvii

    BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

    A. Latar Belakang...................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah ................................................................................ 7

    C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 7

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 9

    A. Teori atribusi (Atribution Theory) .......................................................... 9

    B. Good Governance ............................................................................... 10

    C. Kinerja ................................................................................................... 17

    D. Penelitian Terdahulu............................................................................. 21

    E. Kerangka Konsep ................................................................................. 24

  • xiii

    F. Hipotesis ............................................................................................... 25

    BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 27

    A. Rancangan Penelitian ........................................................................ 27

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 27

    C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional .................................... 27

    D. Populasi dan Sampel ......................................................................... 35

    E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................. 35

    F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 36

    G. Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 38

    H. Uji Hipotesis ....................................................................................... 39

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 40

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................... 40

    1. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 40

    2. Kedudukan dan Wewenang Badan Keuangan dan Aset Daerah

    (BKAD) ........................................................................................... 40

    3. Kinerja Badan Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi-

    Selatan berdasarkan Laporan Akuntabilitas kinerja Instansi

    Pemerintahan 2014-2019 (LAKIP)................................................43

    B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ..................................................... 46

    1. Deskripsi Data ............................................................................... 46

    2. Hasil Uji Statistik Diskriptif ............................................................. 59

    3. Uji Instrumen Penelitian ................................................................ 51

    4. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 53

    5. Hasil Uji Hipotesis .......................................................................... 55

    6. Pembahasan.................................................................................. 59

  • xiv

    BAB V PENUTUP ................................................................................................ 65

    A. Kesimpulan Penelitian ........................................................................ 65

    B. Saran Penelitian ................................................................................. 65

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 67

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1. Capaian Kinerja Kondisi Keuangan BKAD 2015-2019 Provinsi

    Sul-Sel ................................................................................................ 3

    Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu ............................................................................ 21

    Tabel 3.1. Indikator Pengukuran........................................................................... 32

    Tabel 3.2 Skala Penilain Untuk Pernyataan Positif .............................................. 36

    Tabel 4.1 Indikator Kinerja SKPD berdasarkan tujuan dan sasaran RPJMD

    Badan Keuangan dan Aset daerah Provinsi Sulawesi Selatan. .......... 43

    Tabel 4.2 Data Penyebaran Kueisioner................................................................ 46

    Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ......................... 46

    Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ........................................ 47

    Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja. ............................ 47

    Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ............................. 48

    Tabel 4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Jabatan ................................... 49

    Tabel 4.8 Descriptive Statistics Variabel Penelitian ............................................. 50

    Tabel 4.9 Hasil Uji Validitas .................................................................................. 51

    Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................................ 52

    Tabel 4.11 Uji Normalitas Data ............................................................................. 53

    Tabel 4.12 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana ................................................... 56

    Tabel 4.13 Uji Koefisien Korelasi Determinasi ..................................................... 57

    Tabel 4.14 Hasil Uji T parsial ................................................................................ 58

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR / BAGAN

    Gambar 2.1. Kerangka Konsep ............................................................................ 25

    Gambar 4.1 Struktur Organisasi BKAD tahun 2020 ............................................. 45

    Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Menggunakan Normal P-P Plot Regresi ......... 54

    Gambar 4.3 Hasil Uji Heterokoditas ..................................................................... 55

  • xvii

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Kueisioner .......................................................................................... 71

    Lampiran 2 Data Responden ................................................................................ 77

    Lampiran 3 Hasil Ouput Spss ............................................................................... 82

    Lampiran 4 Surat Izin Penelitian ........................................................................... 87

    Biografi Penulis ..................................................................................................... 89

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Lahirnya Undang-Undang (UU) No.32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

    Daerah (Pemda) dan Undang-Undang No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

    Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah merupakan awal

    mulanya otonomi daerah. Otonomi daerah adalah pemberian kewenangan

    dalam pembuatan keputusan daerah secara lebih leluasa untuk mengelola

    sumber daya sesuai dengan potensi daerah yang dimiliki. Untuk mendukung

    penyelenggaraan ini otonomi daerah tersebut memerlukan kewenangan yang

    luas, nyata serta bertanggung jawab secara berimbang antara keuangan

    pemerintah pusat dengan pemerintah daerah. Undang-Undang tersebut

    merupakan wujud pemberian kewenangan yang lebih luas dari pemerintah pusat

    ke pemerintah kabupaten/kota untuk menyelenggarakan semua urusan

    pemerintah daerah mulai dari perencanaan potensi sumber daya yang dimiliki

    dalam rangka membangun, mengelola, mengendalikan dan mengevaluasi

    segala sumber daya dalam rangka mendorong pemerintah daerah untuk lebih

    memberdayakan semua daerahnya.

    Sejalan dengan undang-undang yang berlaku diatas, kunci utama

    keberhasilan penyelenggaraan pelayanan publik adalah good governance

    (kepemerintahan yang baik). (Wasistiono, 2003) mengemukakan bahwa tuntutan

    adanya good governance ini timbul karena adanya penyimpangan dalam

    penyelenggaraan demokratisasi sehingga mendorong kesadaran warga negara

    untuk menciptakan sistem atau paradigma baru untuk mengontrol roda

  • 2

    pemerintahan agar tidak salah dari tujuan jalannya pemerintahan agar tidak

    melenceng dari tujuan semula. Selanjutnya, (Purnomowati & Ismini, 2014) juga

    menambahkan bahwa upaya mengikutsertakan masyarakat (stakeholders)

    dalam pelaksanaan pembangunan hanya dapat terwujud bila kehidupan

    demokrasi berjalan dengan baik.

    Good Governance, diungkapkan sebagai praktek penyelenggaraan

    pemerintahan yang demokratis dengan kemampuan mengelola berbagai sumber

    daya sosial dan ekonomi dengan baik untuk kepentingan rakyat Indonesia

    berdasarkan asas musyawarah dan mufakat. Di dalam rumusan Pasal 3 UU.

    Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan

    Bebas Korupsi Kolusi dan Nepotisme, telah secara tegas dan limitatif diatur

    prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik atau lebih dikenal dengan istilah good

    governance. Prinsip-prinsip good governance dalam praktek penyelenggaraan

    negara dituangkan dalam 9 (sembilan) asas-asas umum penyelenggaraan

    negara sebagaimana dimaksud dalam UU No.28 Tahun 1999 tentang

    Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas Korupsi Kolusi dan

    Nepotisme.

    Badan Keuangan Dan Aset Daerah (BKAD) Provinsi Sulawesi selatan,

    memiliki peran dalam mengatur kebijakan teknis fungsi penunjang bidang

    keuangan, pelaksanaan tugas pemantauan evaluasi dan pelaporan fungsi

    keuangan. Berdasarkan peraturan gubernur provinsi Sulawesi selatan no.98

    tahun 2016, BKAD terdiri dari 12 kepala sub bidang salah satunya, bidang

    anggaran yang berfungsi untuk memantau dan mengawasi serta mengevaluasi

    pelaksanaan tugas pengelolaan anggaran maka dari itu good governance

    sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan dari organisasi. Bandan Keuangan

  • 3

    Dan Aset Daerah (BKAD) diharapkan dapat berjalan sesuai dengan tujuan dan

    cita-cita pemerintahan yang bersih dan bebas dari kasus korupsi, selain itu

    Pemprov dalam hal ini BKAD dalam mengelola setiap program yang

    menggunakan keuangan daerah juga dimandatkan untuk memperhatikan nilai

    particiption, rule of law, transparancy, responsiveness, consensus orientation,

    equity, efficiency and effectiveness, accountability, dan strategic vision. Dari

    setiap anggaran atau aset daerah yang digunakan di mana hal tersebut biasa

    disebut dengan pengukuran kinerja berdasarkan prinsip good governance. Hal

    ini menjadi bagian dalam perwujudan tata kelola pemerintahan (good

    governance) yang baik.

    Tabel 1.1 Capaian Kinerja Kondisi Keuangan BKAD 2015-2019 Provinsi Sul-

    Sel

    Indikator Kondisi Awal

    Target capaian kinerja setiap tahun Kondisi Akhir

    2015 2016 2017 2018 2019

    Opini

    terhadap

    Laporan

    Keuangan

    Provinsi

    Sulawesi

    Selatan

    dari BPK

    RI

    WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP

    Sumber : Laporan Akuntabilitas Standar Akuntansi Pemerintah (LAKIP)

    Berdasarkan Tabel diatas dapat dilihat bahwa Badan Keuangan dan Aset

    daerah Provinsi Sulawesi-Selatan memaksimalkan kinerja keuangan yang

    dibuktikan dengan Opini WTP 5 tahun terakhir yang diraih BKAD dimana BKAD

    terus meningkatkan kinerjanya dalam mencapai visi dan misi BKAD dan

    Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan pada umumnya. Badan Keuangan dan

  • 4

    Aset daerah BKAD Provinsi Sulawesi Selatan merupakan instansi yang memiliki

    tugas strategis yaitu mengelola keuangan dan aset daerah yang dimiliki

    Pemerintah Provinsi, sehingga BKAD dituntut agar menjujung tinggi prinsip

    Akuntabilitas atau pertanggungjawaban baik kepada pimpinan ataupun

    masyarakat. BKAD memiliki visi yaitu menjadi pengelola keuangan daerah yang

    terpercaya dan membanggakan masyarakat sulawesi selatan, serta menjadi

    instrumen simpul jejaring akselerasi kesejahteraan. Peningkatkan kualitas

    pelaporan dan Pertanggungjawaban pengelolaan Keuangan daerah

    berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan serta Kualitas Penganggaran

    Keuangan daerah yang Transparan dan Akuntabel sesuai dengan Aturan

    Perundang-Undangan yang berlaku menjadi hal yang perlu dicapai oleh BKAD,

    sehingga dalam penelitian ini di harapkan faktor-faktor yang dapat

    mempengaruhi kinerja keuangan daerah dapat miliki pengaruh dan

    meningkatkan kualitas kinerja keuangan yang dimiliki dalam pengelolaan

    keuangan dan aset milik daerah.

    Hambatan yang sering muncul menyangkut kinerja pengelolaan

    keuangan adalah kurangnya pemahaman terkait tata cara penyusunan

    anggaran yang baik dan benar. Penyusunan anggaran yang baik adalah yang

    sesuai dengan peraturan dan standar akuntansi yang berlaku. Fungsi dari

    adanya penyusunan anggaran yang menjaga tingkat pemakaian dana sehingga

    dapat meminimalisir pemborosan dana yang tidak diperlukan dalam pemerintah

    daerah. Hasil dari adanya penyusanan anggaran ini adalah laporan keuangan

    yang diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dimana akan

    memberikan opini yang memiliki pengaruh dalam berbagai entitas. Kelalaian

    dalam penyusunan anggaran dapat menyebabkan daerah justru memiliki opini

  • 5

    yang kurang baik. Jadi sudah sewajarnya jika pemerintah daerah harus

    mengetahui cara pengelolaan keuangan yang baik dan benar lewat penyusunan

    anggaran.

    Pengukuran kinerja keuangan penting dilakukan untuk dapat menilai

    akuntabilitas pemerintah daerah dalam pengelolaan keuangan daerah dan

    dituangkan kedalam bentuk laporan keuangan yang bertujuan untuk menyajikan

    informasi mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, serta kinerja keuangan

    pemerintah daerah yang berguna dalam pengambilan keputusan dan untuk

    menunjukkan akuntabilitas pelaporan atas sumber daya yang dikelola

    pemerintah. Salah satu bentuk dari penilaian kinerja tersebut berupa analisis

    rasio keuangan yang berasal dari unsur laporan pertanggung jawaban kepala

    daerah berupa perhitungan APBD (Puspitasari, 2013).

    Keberhasilan suatu daerah dapat dilihat dari pencapaian hasil kerja atau

    pengelolaan dibidang keuangan meliputi anggaran dan realisasi anggaran

    dengan menggunakan indikator keuangan yang telah ditetapkan oleh kebijakan

    atau perundang-undangan yang diukur selama periode anggaran. Kinerja

    keuangan pemerintah daerah merupakan hasil ouput pencapaian kinerja dalam

    mengelola sumber daya yang dimiliki dan digunakan untuk pembangunan

    daerah yang dicantumkan dalam laporan anggaran dan realisasi dalam bentuk

    nominal maupun realisasi pembangunan. Pengukuran kinerja sektor publik atau

    pemerintah daerah bertujuan untuk menemukan pelayanan yang baik kepada

    publik. (Mardiasmo, 2009).

    Dari contoh kasus yang telah ada maka diperlukan adanya pengadaan

    anggaran terhadap setiap instansi. Oleh karenanya, salah satu bentuk

    akuntabilitas pemerintah daerah kepada masyarakat adalah Laporan keuangan

  • 6

    pemerintah daerah merupakan komponen penting dalam upaya menciptakan

    good governance. Besarnya tuntutan masyarakat terhadap akuntabilitas

    pemerintah daerah mengeluarkan implikasi bagi pemerintah daerah untuk

    memberikan informasi kepada masyarakat, dan salah satu informasi akuntansi

    tersebut tidak lain berupa laporan keuangan pemerintah daerah. Informasi

    keuangan bukanlah merupakan tujuan akhir akuntansi pemerintah daerah,

    melainkan informasi tersebut memiliki fungsi yang penting untuk pengguna

    laporan dalam rangka pengambilan keputusan.

    Terdapat beberapa penelitian mengenai Pengaruh Good Governance

    Terhadap Kinerja Keuangan pemerintah daerah. Sebelumnya diantaranya

    penelitian yang dilakukan oleh. Nasrun (2019) hasil penelitian ini, kinerja

    keuangan pemerintah daerah kabupaten pangkep sangat berpengaruh dilihat

    dari tingkat kinerja keuangan pemerintah daerah kabupaten pangkep. Dian

    prasinta (2012) hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa implementasi good

    corporate governance berpengaruh terhadap kinerja operasional, namun

    pencapaian laba perusahaan dan respon pasar atas implementasi good

    corporate governance masih kurang. Arif Cahyadi (2016) hasil penelitian ini, 1.

    Kecamatan sukolilo merupakan salah satu dari 31 kecamatan di kota surabaya,

    kecamatan sukolilo masuk dalam wilayah surabaya timur dengan jumlah

    penduduk 82.648 jiwa. Sarana dan prasarana yang dimiliki di wilayah kecamatan

    sukolilo yaitu agama, pendidikan, kesehatan, perdagangan, dan keuangan 2.

    Penilaian masyarakat dikecamatan di sukolilo surabaya yang mengurus E-KTP

    terhadap tingkat penerapan prinsip good governance dalam pelayanan E-KTP di

    kecamatan sukolilo surabaya dikategorikan cukup baik 3. Penilaian masyarakat

    dikecamatan sukolilo surabaya yang mengurus E-KTP terhadap tinggkat kualitas

  • 7

    pelayanan E-KTP dikecamatan sukolilo surabaya dikategorikan cukup baik.

    Trisusanti Lamangida (2018) Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

    pelaksanaan prinsip Good Goveranance pada Pemerintahan Daerah Kabupaten

    Bone Bolango sudah berjalan dengan baik tetapi belum maksimal. Masih

    terdapat kelemahan dalam implementasi good governance yakni prinsip

    transparansi kelemahan informasi manajemen transparansi pemerintahan belum

    berkembang dengan baik. Andhika T, Marlien L, Sofia P (2017) penelitian

    disimpulkan secara umum pelayanan publik yang mengedepankan prinsip-

    prinsip Good Governance yang ada di Kecamatan Wanea Kota Manado telah

    dilaksanakan dengan baik, walaupun belum sepenuhnya maksimal.

    Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik melakukan penelitian

    dengan judul: “Pengaruh Good Governance Terhadap Kinerja Keuangan

    Pemerintah Daerah Pada Badan Keuangan Dan Aset Daerah (BKAD) Provinsi

    Sulawesi Selatan”. Dalam rangka menguji efektifitas penerapan praktik good

    governance terhadap badan pengelolaan keuangan daerah untuk mewujudkan

    pemerintahan yang bersih, bebas korupsi, kolusi dan nepotisme.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas maka

    rumusan masalah dari penelitian ini adalah Apakah Penerapan Good

    Governance Berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah pada

    Badan Keuangan Dan Aset Daerah Provinsi Sulawesi-Selatan?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah tersebut, adapun tujuan penelitian ini

    yaitu, untuk menguji dan menganalisis pengaruh penerapan Good Governance

    Terhadap Kinerja Keuangan Pemerintah Daerah.

  • 8

    D. Manfaat Penelitian

    Hasil dari penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat, baik itu dari aspek

    teori maupun aspek praktis, serta bagi pihak-pihak yang membutuhkan. Adapun

    manfaat penelitian yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

    1. Manfaat teoritis dalam penelitian ini yaitu, memberikan manfaat akademis

    dalam bentuk sumban saran dalam perkembangan ilmu pemerintahan pada

    umumnya. Dan penelitian ini dapat dijadikan sebagai literatur dalam

    penelitian selanjutnya.

    2. Manfaat praktis dalam penelitian ini yaitu, diharapkan dapat menjadi bahan

    masukan kepada BKAD (Badan Keuangan Dan Aset Daerah) dan

    memberikan landasan untuk peningkatan kinerja Keuangan dimasa yang

    akan datang.

  • 9

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Teori atribusi (Atribution Theory)

    Teori atribusi akan memberikan penjelasan mengenai bagaimana cara

    menentukan penyebab atau motif perilaku seseorang. Robbins (2006)

    mengemukakan teori atribusi adalah perilaku seseorang yang disebabkan oleh

    faktor internal atau faktor eksternal. Faktor internal adalah pemicu yang berada

    di bawah kendali pribadi individu itu, sementara faktor eksternal dilihat sebagai

    hasil dari sebab-sebab luar, yaitu individu dipandang terpaksa berperilaku

    demikian karena situasi. Ikhsan dan Ishak (2008) menjelaskan bahwa teori

    atribusi mempelajari tentang bagaimana seseorang menginterpretasikan suatu

    peristiwa, alasan, atau sebab perilakunya. Apakah perilaku itu disebabkan oleh

    faktor disposisional (faktor dalam/internal), ataukah disebabkan oleh keadaan

    ekternal (Luthans, 2005).

    Teori atribusi membahas mengenai faktor-faktor yang mengakibatkan

    suatu hal terjadi, apakah hal tersebut terjadi karena faktor internal atau

    eksternal. Pada penelitian ini teori atribusi digunakan untuk menjelaskan

    bagaimana pengaruh good governance sebagai faktor eksternal yaitu

    accountability, transparency, participation, rule of law, effectiveness and

    efficiency, responsiveness, equity, consencus orientation, dan strategic vision

    dapat mempengaruhi kinerja pegawai khususnya dalam pengelolaan keuangan

    di pemerintahan daerah.

    Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa teori atribusi dapat

    digunakan sebagai dasar untuk mengetahui faktor–faktor apa saja yang

  • 10

    mempengaruhi kinerja pengelolaan keuangan di pemerintahan daerah

    khususnya dilihat pada indikator good governance.

    B. Good Governance

    Istilah good governance berasal dari induk bahasa Eropa, Latin, yaitu

    gubernare yang diserap oleh bahasa inggris menjadi governn yang berarti steer

    (menyetir, mengendalikan), direct (menggerakkan), atau rule (memerintah),

    sering kali sebutan ini dalam bahasa inggris disebut to rule with autbority,

    dengan kata lain memerintah menggunakan kewenangan.

    Pengertian good governance diatas merupakan suatu pemahaman atau

    pijakan dari akuntabilitas kinerja intansi pemerintah good governance

    sebenarnya mempunyai makna sebagai kepengelolaannya atau

    kepengarahannya yang baik bukan kepemerintahan yang baik. Memang

    pemahaman ini mempunyai perbedaan dengan pemahaman dasar di lingkungan

    kita selama ini, antara lain yang diperkenalkan oleh lembaga administrasi negara

    dan badan pengawasan keuangan dan pembangunan.

    World Bank dalam Mardiasmo (2009) memberikan definisi governance

    sebagai “the way state power is used in managing economic and social

    resources for development of society”. Sedangkan United Nation Development

    Programme (UNDP) mendefinisikan governance sebagai “the exercise of

    political, economic, and administrative authority to manage a nation’s affair at all

    levels”. Dalam hal ini, World Bank lebih menekankan pada cara pemerintah

    mengelola sumber daya sosial dan ekonomi untuk kepentingan pembangunan

    masyarakat, sedangkan UNDP lebih menekankan pada aspek politik, ekonomi,

    dan administratif dalam pengelolaan negara. Political governance mengacu pada

    proses pembuatan keputusan di bidang ekonomi yang berimplikasi pada

  • 11

    masalah pemerataan, penurunan kemiskinan, dan peningkatan kualitas hidup.

    Administrative governance mengacu pada sistem implementasi kebijakan.

    Seiring dengan perjalanan waktu, konsep good governance diarahkan

    pada proses multiarah yang sebelumnya setelah tahun 1990-an pun masih pada

    konsep yang lama hanya terpaku pada pemerintah, namun saat ini konsep

    tersebut bersifat multiarah artinya tidak sebatas pada pemerintah namun juga

    diluar dari pemerintah itu sendiri (masyarakat dan swasta).

    Pengertian good governance menurut (Mardiasmo, 1998) adalah suatu

    konsep pendekatan yang berorientasi kepada pembangunan sektor publik oleh

    pemerintah yang baik. Lebih lanjut menurut Bank Dunia yang dikutip (Wahab,

    2002) menyebut good governance adalah suatu konsep dalam penyelenggaraan

    manejemen pembangunan yang solid dan bertanggung jawab sejalan dengan

    demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dan investasi

    yang langka dan pencegahan yang korupsi baik secara politik maupun

    administrative, menjalangkan disiplin anggaran serta penciptaan legal end

    political framework bagi tumbuhnya aktivitas kewiraswastaan. Selain itu Bank

    Dunia juga mensinonimkan good governance sebagai hubungan sinergis dan

    konstruksif diantara Negara, sektor dan masyarakat (effendi, 1996)

    Berkaitan dengan good governance, Mardiasmo (Tangkilisan, 2005)

    mengemukakan bahwa orientasi pembangunan sektor publik adalah untuk

    menciptakan good governance, dimana pengertian dasarnya adalah

    pemerintahan yang baik. Kondisi ini berupaya untuk menciptakan suatu

    penyelenggaraan pembangunan yang solid dan bertanggung jawab sejalan

    dengan prinsip demokrasi, efesiensi, pencegahan korupsi

  • 12

    Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu

    kepada proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat

    dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu konsensus yang

    dicapai oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi

    penyelenggaraan pemerintahaan dalam suatu negara.

    Kesimpulan dari governance tidak sekedar pemerintah atau

    pemerintahan yang mempunyai kekuasaan dan kewenangan namun lebih dari

    itu bagaimana kekuasaan dan kewenangan ini harus bersinergi dan berinteraksi

    dengan aktor diluar dari pemerintahan. Artinya bagaimana pemerintah mampu

    menjadi fasilitator demi kepentingan aktor-aktor tersebut dengan membuat

    kebijakan dan lain sebagainya.

    1. Pengertian good governance

    Jika mengacu pada program World Bank dan UNDP, orientasi

    pembangunan sektor publik adalah untuk menciptakan good governance. Good

    governance dapat diartikan sebagai tata kelola pemerintahan yang baik. Lebih

    dalam, World Bank mendefinisikan good governance sebagai suatu bentuk

    penyelenggaraan pembangunan yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan

    dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi

    dana investasi, dan pencegahan korupsi baik secara politik maupun

    administratif, menjalankan disiplin anggaran serta penciptaan legal and political

    framework bagi tumbuhnya aktifitas usaha (Mardiasmo, 2009).

    Disisi lain, menurut Batubara (2006) good governance dalam konteks

    ekonomi daerah merupakan bahasa strategi. Hal dikarenakan adanya relevansi

    dengan berkembangnya operasionalisasi manajemen dan administrasi publik,

    selaras dengan berbagai perubahan kemasyarakatan, baik pada skala domestik

  • 13

    maupun skala internasional. Dalam good governance peran serta aktif

    masyarakat sangat mendominasi pembangunan.

    Disisi lain, Lembaga Administrasi Negara (2000) mendefinisikan good

    governance sebagai penyelenggaraan pemerintahan negara yang solid dan

    bertanggung jawab, efisien dan efektif dengan menjaga kesinergisan interaksi

    yang konstruktif antara negara, sektor swasta dan masyarakat. Mills dan

    Seregeldin dalam Santosa (2008) mendefinisikan good governance sebagai

    penggunaan otoritas politik dan kekuasaan untuk mengelola sumber daya demi

    pembangunan sosial ekonomi. Sedangkan Mas’oed dalam Santosa (2008)

    menegaskan bahwa good governance adalah cita-cita yang menjadi visi setiap

    penyelenggara negara, yang secara sederhana dapat diartikan sebagai prinsip

    dalam mengatur pemerintahan dengan sistem administrasi yang bertanggung

    jawab kepada publik. Rochman dalam Widodo (2001) menegaskan bahwa

    dalam konsep good governance tidak sekedar melibatkan pemerintah tetapi juga

    berbagai aktor di luar pemerintah.

    Jelas bahwa good governance adalah masalah perimbangan antara

    negara, pasar dan masyarakat. Memang sampai saat ini, sejumlah karakteristik

    kebaikan dari suatu governance lebih banyak berkaitan dengan kinerja

    pemerintah. Pemerintah berkewajiban melakukan investasi untuk

    mempromosikan tujuan ekonomi jangka panjang seperti pendidikan kesehatan

    dan infrastuktur. Tetapi untuk mengimbangi negara, suatu masyarakat warga

    yang kompeten dibutuhkan melalui diterapkannya sistem demokrasi, rule of law,

    hak asasi manusia, dan dihargainya pluralisme. Good governance sangat terkait

    dengan dua hal yaitu (1) good governance tidak dapat dibatasi hanya pada

  • 14

    tujuan ekonomi dan (2) tujuan ekonomi pun tidak dapat dicapai tanpa prasyarat

    politik tertentu.

    2. Prinsip-prinsip good governance

    UNDP dalam Supriadi (2012) sebagaimana Asian Development Bank

    (1999) merekomendasikan beberapa karakteristik governance, yaitu legitimasi

    politik, kerjasama dengan institusi masyarakat sipil, kebebasan berasosiasi dan

    berpartisipasi, akuntabilitas birokratis dan keuangan (financial), manajemen

    sektor publik yang efisien, kebebasan informasi dan ekspresi, sistem yudisial

    yang adil dan dapat dipercaya. Sedangkan World Bank mengungkapkan

    sejumlah karakteristik good governance adalah masyarakat sipil yang kuat dan

    partisipatoris, terbuka, pembuatan kebijakan yang dapat diprediksi, eksekutif

    yang bertanggung jawab, birokrasi yang profesional dan aturan hukum.

    Adapun prinsip-prinsip good governance menurut United Nation

    Development Programme (UNDP) dalam Mardiasmo (2009) adalah sebagai

    berikut:

    a. Partisipasi (Participation)

    Keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan baik secara langsung

    maupun tidak langsung melalui lembaga perwakilan yang dapat

    menyalurkan aspirasinya. Partisipasi tersebut dibangun atas dasar

    kebebasan memperoleh informasi. Partisipasi tersebut dibangun atas dasar

    kebebasan berasosiasi dan berbicara serta berpartisipasi secara konstruktif.

    b. Kepastian Hukum (Rules of law)

    Kerangka hukum harus adil dan dilaksanakan tanpa pandang bulu.

  • 15

    c. Transparansi (Transparency)

    Transparansi dibangun atas dasar kebebasan arus informasi. Informasi

    berkaitan dengan kepentingan publik secara langsung dapat diperoleh oleh

    mereka yang membutuhkan.

    d. Cepat dan Tanggap (Responsivenes)

    Lembaga-lembaga dan proses harus ditujukan untuk melayani stakeholders.

    e. Berorientasi pada Kepentingan (Consensus orientation)

    Berorientasi pada kepentingan masyarakat yang lebih luas.

    f. Keadilan (Equity)

    Setiap masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh

    kesejahteraan dan keadilan.

    g. Efektifitas dan Efisiensi (Efficiency and Effectiveness)

    Pengelolaan sumber daya publik dilakukan secara berdaya guna (efisien)

    dan berhasil guna (efektif).

    h. Akuntabilitas (Accountability)

    Pertanggungjawaban kepada publik atas setiap aktivitas yang dilakukan.

    i. Visi Kedepan (Strategic vision)

    Penyelenggaraan pemerintah dan masyarakat harus memiliki visi kedepan.

    Jumlah komponen ataupun prinsip yang melandasi tata pemerintahan

    yang baik sangat bervariasi dari satu institusi ke institusi lain, dari satu pakar ke

    pakar lainnya. Namun paling tidak, ada sejumlah prinsip yang dianggap sebagai

    prinsip-prinsip utama yang melandasi good governance, yaitu transparansi,

    partisipasi, dan akuntabilitas (sedarmayanti, 2009).

  • 16

    a. Transparansi

    Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BPPN) dan Departemen

    Dalam Negeri (2002), menyebutkan transparansi adalah prinsip yang

    menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh

    informasi tentang penyelenggaraan pemerintah, yakni informasi tentang

    kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang

    dicapai. Menurut Transparancy International, undang-undang Fredom of

    Information (FOI) bukan hanya mengatur tentang hak publik untuk

    mengakses informasi tetapi juga menekankan pada obligasi pemerintah

    untuk memfasilitasi akses tersebut. Krina (2003).

    b. Partisipasi

    Partisipasi (melibatkan masyarakat terutama aspirasinya) dalam

    pengambilan kebijakan atau formulasi rencana yang dibuat pemerintah, juga

    dilihat pada keterlibatan masyarakat dalam implementasi berbagai kebijakan

    dan rencana pemerintah, termasuk pengawasan dan evaluasi. Keterlibatan

    dimaksud bukan dalam prinsip terwakilnya aspirasi masyarakat melalui wakil

    di DPR, melainkan keterlibatan secara langsung. Partisipasi dalam arti

    mendorong semua warga negara menggunakan haknya menyampaikan

    secara langsung atau tidak, usulan dan pendapat dalam proses

    pengambilan keputusan. Terutama member kebebasankepada rakyat untuk

    berkumpul, berorganisasi dan berpartisipasi aktif dalam menentukan masa

    depan (Sedarmayanti, 2009).

    c. Akuntabilitas

    Akuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban

    atau menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang, badan

  • 17

    hukum dan pimpinan organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau

    berkewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban

    (Adisasmita, 2011). Selanjutnya, dalam Sedarmayanti (2009), akuntabilitas

    yakni adanya pembatasan dan pertanggungjawaban tugas yang jelas.

    C. Kinerja

    1. Pengertian kinerja

    Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan

    suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi

    dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan skema strategis (strategic

    planning) suatu organisasi (Bastian, 2006). Lebih lanjut, didalam Permendagri

    No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dijelaskan

    bahwa kinerja adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program yang akan atau telah

    dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan

    kualitas yang terukur. Dapat disimpulkan bahwa kinerja merupakan suatu

    pencapain hasil atas kegiatan yang telah dianggarkan dan dilaksanakan.

    2. Pengertian kinerja keuangan

    Kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang menunjukkan

    efektifitas dan efisiensi suatu organisasi dalam rangka mencapai tujuannya.

    Efektifitas terjadi apabila manajemen memiliki kemampuan untuk memilih tujuan

    yang tepat atau suatu alat yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah

    ditetapkan. Sedangkan efisiensi diartikan sebagai rasio (perbandingan) antara

    masukan dan keluaran yaitu dengan masukan tertentu memperoleh keluaran

    yang optimal.

  • 18

    3. Pengertian Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah

    Ditinjau dari aspek administrasi atau manajemen yang dimaksud dengan

    pengelolaan keuangan adalah proses pengurusan, penyelenggaraan,

    penyediaan dan penggunaan uang dalam setiap usaha kerjasama sekelompok

    orang untuk tercapainya suatu tujuan. Proses ini tersusun dari pelaksanaan

    fungsi-fungsi penganggaran pembukuan dan pemeriksaan atau secara

    operasional apabila dirangkaikan dengan daerah maka pengelolaan keuangan

    daerah adalah yang pelaksanaannya meliputi penyusunan, penetapan,

    pelaksanaan pengawasan dan perhitungan anggaran pendapatan dan belanja

    daerah (Domai, 2002).

    Sejalan dengan pengertian tersebut diatas Halim (2001) mengatakan,

    membicarakan pengelolaan keuangan daerah tidak terlepas dari pembahasan

    anggaran pendapatan dan belanja daerah. Oleh karena itu anggaran

    pendapatan dan belanja daerah adalah merupakan program kerja suatu daerah

    dalam bentuk angka-angka selama satu tahun anggaran. Tuntutan mengenai

    otonomi daerah dan kepemerintahan yang demokrasi di daerah sebagai

    konsekuensi dan implikasi globalisasi. Otonomi selalu dikaitkan atau

    disepadankan dengan pengertian kebebasan dan kemandirian. Sesuatu akan

    dianggap otonomi jika ia menentukan diri sendiri, membuat aturan (hukum)

    sendiri, mengatur diri sendiri, dan berjuang berdasarkan kewenangan kekuasaan

    dan prakasa sendiri (Suryadi, 2000) dalam (Rohman, 2009).

    Dengan diberlakukannya Undang-Undang nomor 22 tahun 1999 tentang

    pemerintahan daerah, telah terjadi berbagai perubahan yang mendasar dalam

    pengaturan pemerintahan daerah di Indonesia, sebagai konsekuensinya adalah

  • 19

    perlu dilakukan penataan terhadap berbagai aspek yang berkaitan dengan

    pemerintahan daerah sebagai manivestasi dari otonomi daerah.

    Kinerja pengelolaan keuangan pemerintahan daerah adalah kemampuan

    suatu daerah untuk menggali dan mengelola sumber-sumber keuangan asli

    daerah dalam memenuhi kebutuhannya guna mendukung berjalannya sistem

    pemerintahan, pelayanan kepada masyarakat dan pembangunan daerahnya

    dengan tidak bergantung sepenuhnya kepada pemerintah pusat dan mempunyai

    keleluasaan didalam menggunakan dana-dana untuk kepentingan masyarakat

    daerah dalam batas-batas yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan

    (Syamsi dalam Errni Tjan, 2014).

    Secara umum kinerja pengelolaan daerah adalah kemampuan suatu

    daerah untuk mengelola aset daerah dalam bentuk pencatatan transaksi yang

    telah dilakukan selama tahun berjalan dan dirumuskan dalam bentuk laporan

    keuangan setiap tahunnya. Pengelolaan keuangan yang baik adalah sesuai

    dengan aturan dan standar yang sudah ada.

    4. Pengukuran Kinerja

    Pengukuran kinerja (performance measurement) adalah suatu proses

    penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah

    ditentukan sebelumnya, termasuk informasi atas efisiensi penggunaan sumber

    daya dalam menghasilkan barang dan jasa, kualitas barang dan jasa (seberapa

    baik barang dan jasa diserahkan kepada pelanggan dan sampai seberapa jauh

    pelanggan terpuaskan), hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang

    diinginkan, dan efektivitas tindakan dalam mencapai tujuan (Robertson, 2002).

    Sementara menurut Gazperz (2002), pengukuran kinerja merupakan

    suatu cara memantau dan menelusuri kemajuan tujuan-tujuan strategis. Hasil

  • 20

    pengukuran dapat berupa indikator awal menuju akhir atau indikator hasil akhir.

    Whittaker (dalam BPKP, 2000) menjelaskan bahwa pengukuran kinerja

    merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas

    pengambilan keputusan dan akuntabilitas.

    Simons (dalam BPKP, 2000) menyebutkan bahwa pengukuran kinerja

    membantu manajer dalam memonitor implementasi strategi bisnis dengan cara

    membandingkan antara hasil aktual dengan sasaran dan tujuan strategis. Jadi

    pengukuran kinerja adalah suatu metode atau alat yang digunakan untuk

    mencatat dan menilai pencapaian pelaksanaan kegiatan berdasarkan tujuan,

    sasaran, dan strategi sehingga dapat diketahui kemajuan organisasi serta

    meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas.

    5. Sistem Pengukuran Kinerja Sektor Publik

    Pengukuran kinerja sangat dibutuhkan untuk menilai akuntabilitas

    organisasi dan manajer dalam menghasilkan pelayanan publik. Menurut

    Mardiasmo (2009) sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem

    yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu

    strategi melalui alat ukur finansial dan non finansial. Sistem pengukuran kinerja

    dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena pengukuran

    kinerja dapat diperkuat dengan menetapkan reward dan punishment system.

    Pengukuran kinerja sektor publik dilakukan untuk memenuhi tiga tujuan.

    Pertama, pengukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk memperbaiki

    kinerja pemerintah. Ukuran kinerja dimaksudkan untuk dapat membantu

    pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran program unit kerja. Hal ini pada

    akhirnya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik

    dalam pemberian pelayanan publik. Kedua, ukuran kinerja sektor publik

  • 21

    digunakan untuk pengalokasian sumber daya dan pembuatan keputusan.

    Ketiga, ukuran kinerja sektor publik dimaksudkan untuk mewujudkan

    pertanggung jawaban publik dan memperbaiki komunikasi pelanggan.

    Kinerja sektor publik bersifat multidimensional, sehingga tidak ada

    indikator tunggal yang dapat digunakan untuk menunjukkan kinerja secara

    komprehensif. Berbeda dengan sektor swasta, karena sifat output dihasilkan

    sektor publik lebih banyak bersifat intangible output, maka ukuran finansial saja

    tidak cukup untuk mengukur kinerja sektor publik. Oleh karena itu, perlu

    dikembangkan kinerja non-finansial.

    Menurut Permendagri No.13 Tahun 2006 ada 3 indikator dalam

    pengukuran kinerja yaitu masukan (input), keluaran (output), dan hasil

    (outcome). Indikator tersebut dapat dijabarkan dalam konsep pengukuran kinerja

    yang disebut value for money.

    D. Penelitian terdahulu

    Dari judul penelitian tentang Pengaruh good governance terhadap kinerja

    keuangan pemerintah daerah pada provinsi Sul-Sel, peneliti menemukan

    beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan judul tersebut yang disajikan

    dibawah ini.

    Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

    No Nama

    Peneliti/Tahun Judul penelitian

    Variable

    penelitian Hasil

    1 Juliana

    (2013)

    pengaruh pelaksana

    good governance

    terhadap kinerja

    organisasi pada

    Dinas Pendidikan

    Provinsi Sumatera

    Utara,

    Good

    governance

    (X),

    Kinerja

    organisasi(Y)

    Hasil yang

    didapatkan adalah

    terdapat pengaruh

    yang signifikan

    antara pelaksanaan

    good governance

    dengan kinerja

    organisasi pada

    Dinas Pendidikan

  • 22

    Provinsi Sumatera

    Utara

    2 Apriani

    (2015)

    pengaruh good

    governance dan

    pengendalian

    internal terhadap

    kinerja organisasi

    dilihat dari persepsi

    pegawai ( studi

    kasus pada Dinas

    Perindustrian,

    Perdagangan, dan

    Koperasi Kabupaten

    Sleman)

    Good

    governance

    (X1),

    pengendalian

    internal (X2),

    Kinerja

    organisasi (Y)

    Hasil penelitian ini

    adalah good

    governance dan

    pengendalian internal

    mempengaruhi

    kinerja di Dinas

    Perindustrian,

    Perdagangan, dan

    Koperasi Kabupaten

    Sleman

    3 Muhammad

    nasrun (2019)

    Pengaruh good

    governance terhadap

    kinerja keuangan

    pemerintah daerah

    kabupaten

    pangkajene dan

    kepulauan

    Good

    governance

    (X), kinerja

    keuangan (Y),

    Hasil teknik analisis

    data dengan rumus

    yang digunakan

    menghasilkan

    kesimpulan bahwa

    kinerja keuangan

    pemerintah daerah

    kabupaten pangkep

    sangat berpengaruh

    dilihat dari tingkat

    kinerja keuangan

    pemerintah daerah

    kabupaten pangkep.

    4 Indriana (2019) Pengaruh good

    governance terhadap

    kinerja keuangan

    pemerintah daerah

    kabupaten

    pangkajene dan

    kepulauan

    Good

    governance

    (X), kinerja

    keuangan (Y)

    Good governance ini

    merupakan tata

    kelola pemerintahan

    yang baik

    didalamnya

    mencakup item-item

    diantaranya

    akuntabilitas,

    transparansi,

    keadilan, partisipasi

    5 Hasanah,

    Anisya (2016)

    Pengaruh penerapan

    good goverment

    governance terhadap

    kinerja keuangan

    instansi pemerintah

    (studi kasus pada

    dinas pemerintah

    kota bandung)

    Good

    governance

    (X), Kinerja

    keuangan

    instansi

    pemerintah (Y)

    Hasil pengujian

    hipotesis

    menunjukkan bahwa

    penerapan good

    goverment

    governance

    berpengaruh

    terhadap kinerja

    keuangan Instansi

    Pemerintah. Besar

    pengaruh good

  • 23

    goverment

    governance dalam

    memberikan

    kontribusi pengaruh

    terhadap kinerja

    keuangan Instansi

    Pemerintah sebesar

    70,8%.

    6 Nasrun (2019) Pengaruh Good

    Governance

    Terhadap Kinerja

    Keuangan

    Pemerintah Daerah

    Kabupaten

    Pangkajene Dan

    Kepulauan

    Good

    Governance

    (X)

    Kinerja

    Keuangan

    Pemerintah

    Daerah (Y)

    kinerja keuangan

    pemerintah daerah

    kabupaten pangkep

    sangat berpengaruh

    dilihat dari tingkat

    kinerja keuangan

    pemerintah daerah

    kabupaten pangkep.

    7 Dian prasinta

    (2012)

    Pengaruh Good

    Corporate

    Governance

    terhadap Kinerja

    Keuangan

    Good

    Corporate

    Governance

    (X)

    Kinerja

    Keuangan (Y)

    menunjukkan bahwa

    implementasi good

    corporate

    governance

    berpengaruh

    terhadap kinerja

    operasional, namun

    pencapaian laba

    perusahaan dan

    respon pasar atas

    implementasi good

    corporate

    governance masih

    kurang

    8 Arif Cahyadi

    (2016)

    penerapan good

    governance dalam

    pelayanan publik

    (Study tentang

    kualitas pelayanan

    elektronika kartu

    tanda penduduk

    berbasis good

    governance

    dikecamatan sukolilo

    surabaya)

    good

    governance

    (X)

    pelayanan

    publik (Y)

    Penilaian

    masyarakat

    dikecamatan

    disukolilo surabaya

    yang mengurus E-

    KTP terhadap tingkat

    penerapan prinsip

    good governance

    dalam pelayanan E-

    KTP dikecamatan

    sukolilo surabaya

    dikategorikan cukup

    baik

    9 Trisusanti

    Lamangida

    (2018)

    Studi Implementasi

    Good Governance

    Pemerintahan

    Daerah Kabupaten

    Bone Bolango

    Good

    Governance

    (X)

    Pemerintahan

    Daerah (Y)

    Hasil dari penelitian

    ini menunjukkan

    bahwa pelaksanaan

    prinsip Good

    Goveranance pada

  • 24

    (Program Studi

    Administrasi Negara

    Universitas

    Muhammadiyah

    Gorontalo

    Gorontalo,Indonesia)

    Pemerintahan

    Daerah Kabupaten

    Bone Bolango sudah

    berjalan dengan baik

    tetapi belum

    maksimal. Masih

    terdapat kelemahan

    dalam implementasi

    good governance

    yakni prinsip

    transparansi

    kelemahan informasi

    manajemen

    transparansi

    pemerintahan belum

    berkembang dengan

    baik

    10 Andhika T,

    Marlien L, Sofia

    P (2017)

    Penerapan Prinsip-

    Prinsip Good

    Governance Dalam

    Pelayanan Publik Di

    Kecamatan Wanea

    Kota Manado

    Prinsip-Prinsip

    Good

    Governance

    (X) Pelayanan

    Publik (Y)

    penelitian

    disimpulkan secara

    umum pelayanan

    publik yang

    mengedepankan

    prinsip-prinsip Good

    Governance yang

    ada di Kecamatan

    Wanea Kota Manado

    telah dilaksanakan

    dengan baik,

    walaupun belum

    sepenuhnya

    maksimal.

    E. Kerangka Konsep

    Dalam menyikapi kebijakan otonomi daerah dan implementasinya, perlu

    dilakukan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan yang sesungguhnya adalah

    terselenggaranya pelayanan kepada masyarakat sebagaimana mestinya oleh

    aparatur/birokrasi dalam suatu jaringan kelembagaan yang rasional, yang akan

    dapat menjawab tantangan pelayanan masyarakat dalam penyelenggaraan

    otonomi daerah serta mewujudkan good governance. Penyelenggaraan

    pemerintahan yang bersih dan berwibawa (good governance) pada saat ini

  • 25

    merupakan prioritas utama dalam penegakan citra pemerintah yang sampai saat

    ini dianggap masih sangat rendah. Dengan tingkat penerapan prinsip-prinsip

    good governance yang dilaksanakan dengan baik, maka kinerja pemerintah

    daerah pun akan tercapai dengan baik.

    Adanya keterikatan antara good governance dengan kinerja pengelolaan

    keuangan daerah sesuai dengan teori atribusi yang dimana teori tersebut

    menyatakan bahwa suatu perilaku dapat berubaha diakibatkan oleh faktor

    internal ataupun faktor eksternal. Keterkaitan kedua variabel mengindikasikan

    terkait faktor internal atau eksternal yang mempengaruhi suatu kinerja. Hal ini

    dapat dikemukakan bahwa indikator good governance dapat mempengaruhi

    kinerja pengelolaan keuangan pemerintahan daerah provinsi sulawesi selatan

    seperti yang terlihat digambar berikut ini.

    Gambar 2.1 Kerangka Konsep

    F. Hipotesis

    Hipotesis dapat didefinisikan sebagai jawaban sementara atau teori yang

    harus dibuktikan kebenarannya. (Sugiyono 2010) menjelaskan bahwa hipotesis

    menyatakan hubungan yang diduga secara logis antara dua variabel atau lebih

    dalam rumusan proposisi yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis menjadi

    Good

    governance (X)

    Kinerja

    keuangan (Y)

  • 26

    dasar untuk membuat kesimpulan penelitian. Adapun Hipotesis dalam penelitian

    ini adalah:

    Bagaimana pengaruh penerapan good governance terhadap kinerja keuangan

    pada Badan Keuangan Dan Aset Daerah (BKAD)

    United Nation Development Programme (UNDP) telah menjelaskan

    bahwa prinsip-prinsip good governance yaitu terdiri dari participation, rules of

    law, transparency, responsiveness, consensus orientation, equity, effectiveness

    and efficiency, accountability, dan strategic vision. Untuk dapat menjadi

    pemerintahan yang memiliki tata kelola yang baik, maka indikator – indikator

    good governance harus dapat dilaksanakan dalam lingkup kinerja pemerintah

    daerah. Hal ini didukung pula oleh teori atribusi yang menyatakan bahwa

    perilaku kinerja dapat berubah karena adanya faktor internal maupun eksternal

    dan good governance adalah faktor eksternal yang dapat mempengaruhi kinerja

    pemerintahan daerah khususnya pengelolaan keuangan.

    H1: Good Governance diduga berpengaruh positif terhadap Kinerja

    Keuangan Pemerintah Daerah pada Badan Keuangan Dan Aset Daerah.

  • 27

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Rancangan Penelitian

    Penelitian dirancang sebagai penelitian kausal dengan pendekatan

    kuantitatif. Penelitian kausal berguna untuk mengukur hubungan antara variabel

    riset, atau untuk menganalisis bagiamana pengaruh suatu variabel terhadap

    variabel lainnya (Umar, 2003). Peneliti menggunakan desain penelitian untuk

    mengetahui apakah penerapan good governance sebagai variabel independen

    memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan pemerintah daerah sebagai

    variabel dependen. Penelitian ini menekankan pada pengukuran variabel dengan

    angka dan melakukan analisis data dengan prosedur statistik dengan

    menggunakan analisis jalur analisis regresi, uji reliabilitas, uji validitas, uji t.

    B. Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Badan Keuangan Daerah Pemerintah Provinsi

    Sulawesi Selatan.

    Lokasi Penelitian : Badan Keuangan Dan Aset Daerah (BKAD) Provinsi Sulawesi

    Selatan

    Alamat : Jl. Jend. Urip Sumoharjo No. 269 Makassar 90231

    Lama Penelitian : Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-Oktober 2020.

    C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    1. Variabel Penelitian

    Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi

    pada suatu nilai (Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini, digunakan dua macam

    variabel penelitian.

  • 28

    1. Variabel Terikat (Dependent Variable)

    Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang menjadi

    perhatian utama peneliti (Sekaran, 2006). Pada penelitian yang menjadi

    variabel independen adalah good governance

    2. Variabel Bebas (Independent Variable)

    Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang memengaruhi

    variabel lain baik secara positif maupun negatif (Sekaran, 2006). Adapun

    yang menjadi variabel dependen yang mempunyai hubungan dengan

    penerapan good governance yaitu kinerja keuangan pemerintah daerah

    pada Badan Keuangan dan Aset Daerah Prov Sul-Sel

    2. Devinisi Operasional

    Definisi operasional adalah definisi yang didasarkan atas variabel yang

    diamati. Secara tidak langsung, definisi operasional itu mengacu pada

    bagaimana mengukur suatu variabel. Definisi operasional pada penelitian ini

    terdiri dari sub variabel sebagai berikut:

    1. Variabel penerapan good governance menurut (Mardiasmo, 2009) adalah

    konsep tata kelola pemerintahan yang solid dan bertanggung jawab yang

    sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien. Good governance

    dalam penelitian ini menekankan pada faktor – faktor yang mempengaruhi

    kinerja organisasi pemerintah daerah dalam hal ini kinerja pengelolaan

    keuangan daerah. Good governance diukur berdasarkan indikatornya yaitu:

    a. Partisipasi (Participation)

    Partisipasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah mengikutsertakan

    masyarakat dalam membuat kebijakan dan memberikan kesempatan kepada

  • 29

    masyarakat untuk ikut serta dalam pemerintahan sehingga dalam proses

    pengelolaan keuangan daerah harus memperhatikan indikator tersebut.

    b. Kepastian Hukum (Rule of law)

    Rule of law yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah memberlakukan

    hukum yang telah dibuat kepada seluruh lapisan masyarakat dan

    menegakkan hukum dengan baik. Pengelolaan keuangan daerah yang baik

    adalah pengelolaan yang harus sesuai dengan hukum yang berlaku dan

    memiliki informasi yang dapat diikuti seluruh lapisan masyarakat.

    c. Transparansi (Transparency)

    Transparansi dalam penelitian ini adalah mengembangkan sistem akuntansi

    berdasarkan standar akuntansi dan praktek terbaik untuk memastikan

    kualitas laporan keuangan mempublikasikan informasi keuangan dan

    informasi lain yang material dan berdampak signifikan pada kinerja

    pemerintah daerah khususnya kinerja pengelolaan keuangan daerah.

    d. Cepat dan Tanggap (Responsiveness)

    Responsiveness dalam penelitian ini adalah cepat dan tanggap serta

    memberikan pelayanan yang baik kepada pihak yang berkepentingan.

    e. Berorientasi pada Kepentigan (Consensus orientation)

    Consensus orientation dalam penelitian ini adalah membuat kebijakan

    dengan memperhatikan kepentingan bagi semua pihak yang memiliki

    kepentingan. Informasi yang didapatkan dalam pengelolaan keuangan

    daerah harus memperhatikan kepentingan orang lain.

    f. Keadilan (Equity)

    Equity dalam penelitian ini adalah memberikan kesempatan kepada seluruh

    masyarakat untuk memperbaiki, dan mempertahankan kesejahteraan

  • 30

    mereka lewat informasi yang dihasilkan dari kinerja pengelolaan keuangan

    tersebut.

    g. Efektifitas dan Efisiensi (Efficiency and effectiveness)

    Efisiensi dan efektifitas dalam penelitian ini adalah mengelola sumber daya

    yang dimiliki secara efisien dan membuahkan hasil yang baik. Efektifitas

    yang dimaksud adalah pencapaian tujuan tanpa mempedulikan biaya yang

    akan dikeluarkan dan efisiensi adalah pencapaian target dengan

    menggunakan input (biaya) untuk menghasilkan output yang besar. Laporan

    keuangan yang dibuat harus memiliki prinsip efisien dan efektif sehingga

    kualitas laporan itu sesuai dengan tujuan yang akan dicapai.

    h. Akuntabilitas (Accountanbility)

    Akuntabilitas dalam penelitian ini adalah mempertanggungjawabkan semua

    pekerjaan yang telah dilaksanakan kepada masyarakat dan pihak-pihak

    yang berkepentingan termasuk dalam kinerja pengelolaan keuangan daerah.

    i. Visi Kedepan (Strategic vision)

    Strategic Vision dalam penelitian ini adalah penyelenggaraan pemerintahan

    yang memiliki visi misi jauh kedepan sehingga dalam melaksanakan kinerja

    pengelolaan keuangan harus memiliki tujuan yang telah dibuat secara

    mapan dan berguna untuk entitas terkait.

    2. Variabel kinerja keuangan pemerintah daerah adalah kemampuan suatu

    daerah untuk menggali dan mengelola sumber-sumber keuangan asli daerah

    dalam memenuhi kebutuhannya guna mendukung berjalannya sistem

    pemerintahan. Kinerja pengelolaan keuangan daerah dalam penelitian ini

    adalah semua aktivitas keuangan yang berhubungan dengan pencatatan

    dan pembuatan laporan keuangan yang berguna untuk pelaksanaan

  • 31

    aktivitas keuangan tahun berikutnya. Variabel ini diukur dengan indikator

    value for money terdiri dari:

    1. Ekonomi

    Ekonomi adalah hubungan antara pasar dan input dimana barang dan jasa

    dibeli pada kualitas yang diinginkan dan pada harga terbaik yang

    dimungkinkan (Bastian 2006). Pengertian Ekonomi Menurut Mardiasmo

    (2002) adalah pemerolehan input dengan kualitas dan kuantitas tertentu

    pada harga yang terendah. Ekonomi merupakan perbandingan input dengan

    input value yang dinyatakan dalam satuan moneter. Ekonomi terkait dengan

    sejauh mana organisasi sektor publik dapat meminimalkan input resources

    dengan menghindari pengeluaran yang boros dan tidak produktif. Suatu

    kegiatan operasional dikatakan ekonomis bila dapat menghilangkan atau

    mengurangi biaya yang tidak perlu.

    2. Efisiensi

    Efisiensi adalah hubungan antara input dan output dimana barang dan jasa

    yang dibeli oleh organisasi digunakan untuk mencapai output tertentu

    (Bastian 2006). Pengertian Efisiensi Menurut Mardiasmo (2002) merupakan

    pencapaian output yang maksimum dengan input tertentu atau penggunaan

    input yang terendah untuk mencapai output tertentu. Proses kegiatan

    operasional dapat dikatakan efisien apabila suatu produk atau hasil kerja

    tertentu dapat dicapai dengan penggunaan sumber daya dan dana yang

    serendah-rendahnya.

    3. Efektivitas

    Efektivitas adalah hubungan antara output dengan tujuan, di mana

    efektivitas diukur berdasarkan seberapa jauh tingkat output, kebijakan, dan

  • 32

    prosedur organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Bastian 2006).

    Dengan kata lain efektivitas adalah keberhasilan dalam mencapai tujuan

    yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengertian Efektivitas Menurut

    Mardiasmo (2002) adalah tingkat pencapaian hasil program dengan target

    yang ditetapkan. Efektivitas adalah hubungan antara keluaran dengan tujuan

    atau sasaran yang harus dicapai. Kegiatan operasional dikatakan efektif

    apabila proses kegiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir kebijakan.

    Tabel 3.1 Indikator pengukuran

    Variabel Penelitian

    Indikator

    Pengukuran

    Skala

    Good governance

    Partisipasi

    (Participation)

    1. Dalam memperoleh data dan informasi

    masyarakat dapat memberikan masukan

    dalam penyusunan rencana pengelolaan

    keuangan daerah dari pemerintah daerah

    2. Pihak SKPD berpartisipasi dalam proses

    penyusunan anggaran mulai dari

    memberikan pendapat dan kritik

    Likert

    Kepastian Hukum

    (Rule Of Law)

    1. Demi kepentingan masyarakat maka

    disusunlah Peraturan daerah dan kebijakan

    publik lainnya

    2. Pemerintah daerah menjamin adanya

    kepastian hukum dalam penyelenggaraan

    pengelolaan keuangan pemerintahan daerah

    dan telah dilaksanakan tanpa diskriminasi

    dan adanya benturan kepentingan

    Likert

    Transparansi (Transparancy)

    1. Demi kepentingan bersama data dan

    informasi yang menyangkut pengelolaan

    keuangan dapat diperoleh oleh pengguna

    laporan tersebut

    2. Demi kepentingan bersama data dan

    informasi yang menyangkut pengelolaan

    keuangan dapat diperoleh oleh pengguna

    laporan tersebut

    Likert

  • 33

    Cepat dan Tanggap

    (Responsiveness)

    1. Terdapat sistem pengaduan masyarakat

    yang telah disusun dalam rangka

    meningkatkan kualitas pelayanan publik

    khususnya dalam hal pengelolaan keuangan

    2. Cepat dan tanggap menindak lanjuti kritik

    dan saran atas pelayanan yang diberikan

    kepada masyarakat

    Likert

    Berorientasi Pada

    Kepentingan

    Masyarakat

    (Consensuss

    Orientation)

    1. Rencana kerja SKPD khusunya pengelolaan

    keuangan disusun berdasarkan program dan

    kegiatan periode sebelumnya, masalah yang

    dihadapi, dan usulan program serta kegiatan

    yang berasal dari masyarakat

    2. Memfasilitasi forum SKPD yang membahas

    prioritas program dan kegiatan sebagai

    upaya menyempurakan rancangan rencana

    kerja SKPD yang berhubungan dengan

    pengelolaan keuangan daerah

    Likert

    Keadilan (Equity)

    1. Pemerintah daerah menyusun program yang

    berorientasi pada peningkatan

    kesejahteraan masyarakat

    2. Dalam rangka meningkatkan kesejahteran

    masyarakat, dapat diperoleh Bantuan

    financial maupun non financial

    Likert

    Efektifitas dan

    Efisiensi

    1. Tingkat keberhasilan pelaksanaan program

    telah sejalan dengan penyusunan anggaran

    dan target

    2. Penggunaan anggaran pada SKPD telah

    sesuai dengan alokasinya

    Likert

    Akuntabilitas

    (Accountability)

    1. Pertanggung jawaban dalam pengelolaan

    keuangan dilaksanakan secara periodik

    melalui laporan akuntabilitas kinerja instansi

    pemerintah (LAKIP) dan disampaikan tepat

    pada waktunya

    2. Penyelenggaraan pemrintahan daerah yang

    baik harus berorientasi pada prinsip-prinsip

    akuntabilitas dengan menerapkan prosedur

    operasional standar yang berlaku

    Likert

  • 34

    Visi Kedepan

    (Strategi Vision)

    1. Pemerintah daerah menyusun visi dan misi

    yang bertujuan untuk pembangunan

    berkelanjutan (sustainable development)

    2. Anggaran yang disusun dalam pengelolan

    keuangan SKPD telah ditetapkan sesuai

    target yang telah direncanakan

    Sumber: Mardiasmo (2009)

    Likert

    Kinerja Keuangan

    Pemerintah Daerah

    1. Ekonomis

    2. Efesien

    3. Efektifitas

    1. APBD disusun di OPD harus menggunakan

    pendekatan kinerja.

    2. Pemerintah harus menyampaikan rancangan

    APBD kepada DPRD untuk mendapatkan

    persetujuan.

    3. Jika ada perubahan, APBD ditetapkan paling

    lambat 3 bulan sebelum tahun anggaran

    tertentu berakhir.

    4. Pendapatan daerah harus disetor

    sepenuhnya tepat pada waktunya ke kas

    daerah sesuai dengan ketentuan peraturan

    perundang-undangan yang berlaku.

    5. Tindakan yang mengakibatkan atas beban

    APBD tidak akan dilakukan sebelum

    ditetapkan dalam peraturan

    daerah tentang APBD.

    6. Pelaporan keuangan daerah harus dibuat

    dalam bentuk laporan keuangan.

    7. Laporan keuangan yang dibuat haruslah

    dapat dimengerti dan disajikan sesuai

    dengan Standar Akuntansi Pemerintah.

    8. Setiap pejabat pengelola keuangan

    daerah haruslah menyusun laporan

    pertanggungjawaban keuangan secara

    periodik.

    9. Financial audit terhadap laporan keuangan

    daerah.

    10. Value for money audit terhadap laporan

    keuangan daerah.

    Sumber : Sedarmayanti (2017)

    Likert

    Likert

    Likert

    Likert

    Likert

    Likert

    Likert

    Likert

    Likert

    Likert

  • 35

    D. Populasi dan Sampel

    Menurut Sugiyono (2009) Populasi adalah wilayah generalisasi yang

    terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

    tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

    kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah Pegawai dan Staf yang ada

    pada Bidang penganggaran dan Bidang akuntansi dan pelaporan di Badan

    keuangan dan aset daerah (BKAD) provinsi Sulawesi Selatan.

    Dengan menggunakan Metode purposive sampling, teknik penentuan

    sampel dengan pertimbangan atau kriteria tertentu di ambil 35 sampel dari total

    109 Populasi yang tersebar pada bagian Bidang penganggaran dan Bidang

    akuntansi dan pelaporan yang ada di BKAD Sul-Sel.

    E. Teknik pengumpulan Data

    Data yang digunakan adalah data primer, yang berupa persepsi para

    responden terhadap variabel – variabel yang digunakan. Modus komunikasi

    untuk memperoleh data dari responden dalam penelitian ini menggunakan

    kuesioner. Kueisioner yang diberikan berisi sejumlah pernyataan yang akan

    dibagikan kepada responden. Setiap kuesioner yang didistribusikan kepada para

    responden disertai surat permohonan pengisian kuesioner.

    Adapun kueisioner dalam penelitian ini mendefinisikan operasioanal

    variabel ke dalam indikatornya, selanjutnya indikator tersebut dijabarkan ke

    dalam bentuk pernyataan, dan kemudian pemberian skor atas jawaban dari

    responden atas pernyataan-pernyataan yang ada. Untuk menentukan skor pada

    penelitian ini peneliti menggunakan skala likert.

    Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

    seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2009).

  • 36

    Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden jawaban harus

    menggambarkan, mendukung pernyataan atau tidak mendukung pernyataan.

    Pemberian skor atas pilihan jawaban untuk kueisioner yang diajukan

    adalah sebagai berikut:

    Tabel 3.2 Skala Penilain Untuk Pernyataan Positif

    No Jenis Jawaban Skor

    1 Sangat Setuju 5

    2 Setuju 4

    3 Ragu-ragu 3

    4 Tidak Setuju 2

    5 Sangat Tidak Setuju 1

    Sumber: Sugiyono (2009)

    F. Teknik Analisi Data

    Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

    analisis statistik dengan menggunakan SPSS 22.0. Metode analisis data yang

    digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi linier sederhana (simple

    linear Regression Analysis). Analisis ini dimaksudkan untuk mengungkapkan

    pengaruh antara beberapa variabel bebas dengan variabel terikat. Pengertian

    analisis regresi linier sederhana menurut Sugiyono (2010), adalah sebagai

    berikut: “Analisis yang digunakan peneliti, bila bermaksud meramalkan

    bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen (kriterium), bila dua atau

    lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik turunkan

    nilainya)”.

    Persamaan analisis regresi linier secara umum untuk menguji hipotesis-hipotesis

    dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

    Y=α+β1X+ε

    Keterangan:

    α: Konstanta

  • 37

    β1: Koefisien regresi multiple variabel bebas X terhadap variabel terikat Y,bila

    variabel bebas lainnya dianggap konstan

    Komitmen pengukuran dan pengujian suatu kueisioner atau hipotesis

    sangat bergantung pada kualitas data yang yang dipakai dalam pengujian

    tersebut. Data penelitian tidak akan berguna dengan baik jika instrumen yang

    digunakan untuk mengumpulkan data tidak memiliki tingkat keandalan

    (Reliability) dan tingkat keabsahan (Validity) yang tinggi. Oleh karena itu, terlebih

    dahulu kueisioner harus diuji keandalan dan keabsahannya.

    1. Uji Validitas

    Menurut Yusuf (2014), validitas menunjukkan tingkat sejauh mana suatu

    alat pengukur mengukur apa yang ingin diukur. Teknik yang digunakan untuk

    mengukur validitas butir item instrumen penelitian ini yaitu teknik product moment

    dari Karl Pearson (validitas isi atau content validity). Teknik product moment

    correlation yaitu setiap skor tiap item dikorelasikan dengan skor total. Skor total

    adalah penjumlahan dari keseluruhan item. Jika r hitung lebih besar dari r tabel

    maka data dapat dikatakan valid.

    2. Uji Reliabilitas

    Menurut Yusuf (2014:), reliabilitas adalah suatu ukuran konsistensi atau

    kestabilan skor suatu instrumen penelitian terhadap individu yang sama, dan

    diberikan dalam waktu yang berbeda (Ghozali, 2006). Pengujian reliabilitas

    menggunakan cronbach alpha. Suatu alat dikatakan handal jika nilai cronbach

    alpha > 0,60. Perhitungan validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ini

    menggunakan bantuan program SPSS 22.0.

  • 38

    G. Uji Asumsi Klasik

    Uji asumsi ini akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel

    terikat (Y) pada persamaan regresi yang dihasilkan, apakah berdistribusi normal

    atau berdistribusi tidak normal (Sunyoto, 2011). Uji ini bertujuan untuk menguji

    apakah ada variabel pengganggu atau variabel residual dalam model regresi. Uji

    normalitas data pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan analisis

    grafik dan uji one-sample Kolmogorov-smirnov . Pengambilan keputusan dengan

    analisis grafik yang digunakan pada penelitian ini adalah uji normal probability

    plot. Uji normal probability plot dikatakan berdistribusi normal jika garis data rill

    mengikuti garis diagonal dan cara ini dianggap lebih handal daripada grafik

    histogram karena cara ini membandingkan data rill dengan data distribusi normal

    (Sunyoto, 2011). Sementara untuk uji Kolmogorov-Smirnov dikatakan

    berdistribusi normal jika asymptotic significan data lebih besar daripada 0.05

    (p>0.05) (Sufren, 2013).

    1. Uji Normalitas Data

    Pengujian normalitas digunakan untuk menguji apakah sampel

    terdistribusi dengan normal atau tidak, juga untuk menghindari bias. Dalam

    penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji P-Plot Normality, yaitu dengan

    menetapkan derajat keyakinan (α=0,05) dengan kriteria pengujiannya jika

    sebaran data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

    diagonal, maka model regresi berdistribusi normal, sedangkan jika sebaran

    data jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka

    model regresi tidak berdistribusi normal (Ghozali, 2006).

  • 39

    2. Uji Heteroskedastisitas

    Priyatno (2010), mengemukakan bahwa uji heteroskedastisitas digunakan

    untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan varian dari residual pada

    model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah

    tidak adanya heterokedastisitas.

    Untuk menguji adanya gejala heteroskedastisitas ini dilakukan melalui metode

    scatter plot, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatter plot.

    Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titik (poin-poin) yang ada membentuk

    pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar, menyempit) maka telah

    terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik

    menyebar di atas dan di bawah angka 0 (nol) pada sumbu Y, maka tidak terjadi

    heteroskedastisitas atau apabila tingkat probabilitas lebih besar dari tingkat

    signifikansi α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak

    mengandung heteroskedastisitas.

    H. Uji Hipotesis

    1. Uji – T

    Uji statistik t disebut juga sebagai uji signifikasi individual. Uji ini

    menunjukkan seberapa besar jauh pengaruh variabel independen secara

    parsial terhadap variabel dependen. Bentuk pengujiannya adalah:

    1) Ho :b1 ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara parsial berpengaruh

    terhadap variabel dependen.

    2) Ha :b2 ≠ 0, artinya suatu variabel independen secara parsial berpengaruh

    terhadap variabel dependen.

    Kriteria pengambilan keputusan:

    Jika probabilitas < 0,05 maka Ha atau Ho ditolak,

    Jika probabilitas > 0,05 maka Ha ditolak atau Ho diterima

  • 40

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Objek Penelitian

    1. Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Badan Keuangan dan Aset daerah BKAD

    Provinsi Sulawesi-Selatan yang beralamat di Jl. Jend. Urip Sumoharjo No. 269

    Makassar, penelitian ini dilaksanakan selama 2 Bulan terhitung sejak 15 Agustus

    2020 sampai dengan 15 Oktober 2020.

    2. Kedudukan dan Wewenang Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD)

    Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Provinsi Sulawesi Selatan

    mempunyai dua kedudukan yaitu sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah

    (SKPD) dan Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah (SKPKD) yang

    melakukan fungsi sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD). Satuan Kerja

    Perangkat Daerah selaku pejabat pengguna anggaran/barang mempunyai

    wewenang:

    a. Menyusun RKA-SKPD;

    b. Menyusun DPA-SKPD;

    c. Melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran atas beban

    anggaran belanja;

    d. Melaksanakan anggaran SKPD yang dipimpinnya;

    e. Melakukan pengujian atas tagihan dan memerintahkan pembayaran;

    f. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

    g. Mengadakan ikatan/perjanjian kerjasama dengan pihak lain dalam batas

    anggaran yang telah ditetapkan;

  • 41

    h. Menandatangani SPM;

    i. Mengelola utang dan piutang yang menjadi tanggung jawab SKPD yang

    dipimpinnya;

    j. Mengelola barang milik daerah/kekayaan daerah yang menjadi tanggung

    jawab SKPD yang dipimpinnya;

    k. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan SKPD yang dipimpinnya;

    l. Mengawasi pelaksanaan anggaran SKPD yang dipimpinnya;

    m. Melaksanakan tugas-tugas pengguna anggaran/pengguna barang lainnya

    berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah;

    n. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah

    melalui sekretaris daerah. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah

    (SKPKD) yang melaksanakan fungsinya selaku Bendahara Umum Daerah

    (BUD) mempunyai wewenang:

    1. Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;

    2. Mengesahkan DPA-SKPD;

    3. Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;

    4. Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan

    pengeluaran kas daerah;

    5. Menetapkan SPD;

    6. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama

    pemerintah daerah;

    7. Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;

    8. Menyajikan informasi keuangan daerah;

    Reformasi keuangan daerah membawa angin segar terhadap

    pengelolaan keuangan daerah, sejak otonomi daerah digulirkan. Pergeseran

  • 42

    paradigma pengelolaan keuangan daerah berdampak positif Untuk mewujudkan

    good governance diperlukan reformasi kelembagaan. Reformasi kelembagaan

    menyangkut pembenahan seluruh alat-alat pemerintahan didaerah baik struktur

    maupun infrastruktur. Kunci reformasi kelembagaan tersebut ialah

    pemberdayaan masing-masing elemen di daerah, yaitu masyarakat umum

    sebagai stakeholder. Pemerintah daerah sebagai eksekutif dan dprd sebagai

    shareholder. Reformasi keuangan daerah berhubungan dengan perubahan

    sumber sumber pembiayaan pemerintah daerah yang meliputi perubahan

    sumber-sumber penerimaan keuangan daerah.

    Dimensi reformasi keuangan daerah adalah Perubahan kewenangan

    daerah dalam pemanfaatan dana perimbangan keuangan. Oleh karena

    paradigma pengelolaan keuangan daerah menuntut penataan kelembagaan

    sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penataan

    kelembagaan tidak sertamerta berubah akan tetapi membutuhkan proses yang

    diawali dengan kajian akademik untuk membuat rancangan Peraturan Daerah

    yang selanjutnya diajukan ke DPRD untuk dibahas lebih lanjut.

    Berdasarkan aman