pengaruh gaya hidup, promosi dan orientasi belanja...
TRANSCRIPT
PENGARUH GAYA HIDUP, PROMOSI DAN ORIENTASI
BELANJA TERHADAP PERILAKU KONSUMTIF MELALUI
MEDIA INSTAGRAM
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
NARISA NUR ISTIKHAROTULLAILA
NIM: 1113015000018
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2020
i
ABSTRAK
Narisa Nur Istikharotullaila (NIM. 1113015000018). Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi
“Pengaruh Gaya Hidup, Promosi Dan Orientasi Belanja Terhadap Perilaku
Konsumtif Melalui Media Instagram (Studi Kasus Pada Mahasiswa
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya hidup, promosi
dan orientasi belanja terhadap perilaku konsumtif melalui media instagram pada
mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini
dilakukan kepada 80 mahasiswa pendidikan IPS di setiap jenjang semester dengan
metode regresi linier berganda. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini
adalah teknik purposive sampling. Hasil penelitian berdasarkan analisis data
statistik, indikator- indikator dari ketiga variabel pada penelitian ini bersifat valid
dan reliabel. Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Variabel gaya
hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumtif dengan nilai
signifikansi < 0,05 (0,001 < 0,05) dan nilai thitung > ttabel (3,341 > 1,992). Variabel
promosi berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku konsumtif dengan
nilai signifikansi < 0,05 (0,028 < 0,05) dan untuk nilai thitung > ttabel (2,236 >
1,992). Sedangkan variabel orientasi belanja berpengaruh negatif terhadap
perilaku konsumtif dengan nilai signifikansi < 0,05 (0,048 < 0,05) sedangkan
untuk nilai t hitung < t tabel ( - 2,012 < 1,992). Secara simultan variabel gaya
hidup, promosi dan orientasi belanja secara bersama- sama mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap perilaku konsumtif dengan nilai fhitung > ftabel
(4,601 > 2,72) dengan signifikasi sebesar 0,005 < 0.05. Koefisien determinasi
sebesar 0,120 yang berarti 12% perubahan variabel perilaku konsumtif dijelaskan
oleh ketiga variabel independen (gaya hidup, promosi dan orientasi belanja)
tersebut, sedangkan sisanya sebesar 88% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
termasuk dalam penelitian.
Kata Kunci: Gaya Hidup, Promosi, Orientasi Belanja, Perilaku Konsumtif
ii
ABSTRACT
Narisa Nur Istikharotullaila (NIM. 1113015000018). Social Sciences
Education. Faculty of Tarbiyah and Teacher Training. Syarif Hidayatullah
State Islamic University Jakarta. The Thesis Title " The Effect of Lifestyle,
Promotion, and Shopping Orientation toward The Consumer Behavior by
Instagram (Case Study On Social Sciences Education Faculty of Tarbiyah
and Teacher Trainig Syarif Hidayatullah Islamic University Jakarta
Students)".
The aim of the research is to knowing the effect of lifestyle, promotion, and
shopping orientation toward the consumer behavior by Instagram to the Social
Sciences Education Faculty of Tarbiyah and Teacher Trainig Syarif Hidayatullah
Islamic University Jakarta students. This research was conducted to 80 students
of Social Sciences education in every semester level, with multiple linear
regression method. Sampling technique in this research based on statistical data
analysis, the indicators of three variables in this study are valid and reliable. This
research is using a a Quantitative Research. The lifestyle variable had a positive
and significant effect to consumer behavior with significance value < 0,05 (0,001
< 0,05) and tcount > ttable (3,341 > 1,992). Promotions variable has positive and
significant effect to consumer behavior with significance < 0,05 (0,028 < 0,05)
and tcount > tttable (2,236 > 1,992). While the variable shopping orientation
negatively affect to the consumer behavior with significance value > 0,05 (0,048 <
0,05) and tcount < ttable ( - 2,012 < 1,992). Simultaneously variable of lifestyle,
promotion and shopping orientation together have positive and significant
influence to consumer behavior fcount > ftable (4,601 > 2,72) and significance < 0,05
(0,005 < 0.05). Coefficient of determination equal to 0,120 which mean 12%
change of variable of consumer behavior explained by three independent variable
(lifestyle, promotion and shopping orientation), while the rest equal to 88%
explained by other variable not included in research.
Key words: Lifestyle, Promotion, Shopping orientation, Consumer behavior
iii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah Swt yang telah
memberikan nikmat kesehatan dan kesempatan, serta memberikan taufik,
hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Baginda
Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi suri teladan bagi umatnya terutama
dalam hal mendidik. Pendidikan sangat diutamakan dalam Islam, seperti yang
diajarkan oleh Rasulullah SAW.
Skripsi ini penulis ajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata satu Sarjana
Pendidikan (S.Pd).
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian skripsi ini banyak mendapat
dukungan, bantuan, dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga penyusunan
skripsi ini berjalan lancar. Oleh karena itu, dengan terselesaikanya skripsi ini,
penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada:
1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc. MA., selaku Rektor
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat
kepada Peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Andri Noor Ardiansyah, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang juga senantisa memberikan motivasi kepada
Peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., dan Annisa Windarti, M.Sc., selaku Dosen
Pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu untuk
iv
membimbing Peneliti serta selalu memberikan arahan, nasehat, dan motivasi
kepada Peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Dr. Ulfah Fajarini, M.Si., selaku Pembimbing Akademik yang telah
memberikan arahan dalam hal akademik agar selalu mendapatkan hasil
akademik yang memuaskan dan selalu memotivasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
7. Seluruh Dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang tidak bisa saya
sebutkan namanya satu persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat saya,
yang telah mendidik dan memberikan banyak ilmunya kepada Peneliti
dengan penuh kesabaran.
8. Teristimewa Kedua orang tua ku yang tercinta, Ayahanda Drs. H. Nurhalim,
M.Pd., dan Ibunda Yusmalasari yang telah memberikan kasih sayang yang
begitu tulus dan ikhlas, selalu mendoakan disetiap langkahku, memberikan
semangat, nasihat, motivasi, dan dukungan baik berupa moril maupun
materil yang luar biasa, dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Ridho
Allah selalu menyertai kalian. Amin.
9. Kepada Adikku tersayang, Muhammad Rafly Nurrizki yang selalu
memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
10. Bapak/ ibu guru SMAN 1 Tajurhalang yang senantiasa selalu mendoakan,
memberikan semangat, motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan skripsi
ini.
11. The Beaters (Miftah Ismie Syifah, Hanifa Nur Aulia, Fina Nurmaulia,
Paramita Cyntia Dewi dan Yuni Rahmanya) yang selalu meramaikan hari-
hariku dalam aktivitas kampus, yang senantiasa selalu membantu,
memberikan semangat, dukungan, serta motivasi kepada Peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
12. Kepada teman seperjuangan angkatan 2013, khususnya Konsentrasi
Ekonomi, terimakasih banyak atas pengalaman selama masa kuliah yang
pernah kita jalani dan lewati bersama.
13. Kepada keluarga besar HMJ Pendidikan IPS yang senantiasa mewarnai hari-
hari Peneliti dalam aktivitas organisasi di kampus.
v
14. Kepada keluarga HMI cabang Ciputat komisariat Tarbiyah, khususnya
Pakarya yang mewarnai hari-hari Peneliti dalam aktivitas organisasi di
kampus.
15. Kepada Miftahu Fajar Khoiri, sebagai teman dikala suka dan duka, yang
selalu menemani dan memberikan motivasi serta semangat setiap hari
kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Dan untuk semua yang secara langsung ataupun tidak langsung membantu
peneliti dalam menyusun skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu
persatu.
Penulis berharap semoga segala kebaikan yang diberikan mendapatkan
pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT dan senantiasa selalu dilindungi oleh
Allah SWT. Akhirnya, semua peneliti kembalikan kepada Allah atas semua doa
dan kerja peneliti. Ya Allah semoga kerja ini dapat bernilai karya kebaikan dan
bermanfaat bagi orang lain serta berbuah ketakwaan kepada-Mu. Amin
Jakarta, 20 Desember 2019
Narisa Nur Istikharotullaila
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ........................................................................................... 13
C. Pembatasan Masalah .......................................................................................... 13
D. Perumusan Masalah ........................................................................................... 14
E. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 14
F. Kegunaan Penelitian........................................................................................... 14
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ................................... 16
A. Deskripsi Teoritik............................................................................................... 16
1. Gaya Hidup .................................................................................................. 16
2. Pemasaran .................................................................................................... 33
3. Orientasi Belanja .......................................................................................... 41
4. Perilaku Konsumen ...................................................................................... 43
5. Media Online ................................................................................................ 50
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................................................... 56
C. Kerangka Berfikir............................................................................................... 60
D. Hipotesis Penelitian ............................................................................................ 61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................................. 63
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................. 63
vii
B. Metode dan Desain Penelitian ............................................................................ 64
C. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................................................... 65
D. Variabel Penelitian ............................................................................................. 66
E. Teknik Pengumpulan Data ................................................................................. 68
F. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................................ 70
G. Metode Analisis Data danUji Coba Instrumen .................................................. 75
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................ 83
A. Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian .......................................................... 83
B. Data Penelitian ................................................................................................... 86
C. Analisis Data ...................................................................................................... 95
1. Uji Instrumen ............................................................................................... 94
a. Uji Validitas ........................................................................................... 96
b. Uji Reliabilitas ....................................................................................... 98
2. Uji Asumsi Klasik ........................................................................................ 102
a. Uji Normalitas ........................................................................................ 102
b. Uji Linearitas .......................................................................................... 104
c. Uji Multikolinearitas .............................................................................. 105
3. Hasil Analisis Regresi .................................................................................. 106
4. Uji Hipotesis ................................................................................................ 107
a. Uji T Parsial ........................................................................................... 107
b. Uji F Simultasn ...................................................................................... 109
c. Koefisien Determinasi ............................................................................ 110
D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................. 114
E. Keterbatasan Penelitian ...................................................................................... 123
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 125
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 125
B. Saran ................................................................................................................... 127
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 129
LAMPIRAN ................................................................................................................... 133
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Dimensi Pengukuran Gaya Hidup (AIO)
Tabel 2.2 Penelitian yang Relevan
Tabel 3.1 Waktu Penelitian
Tabel 3.2 Skala Likert
Tabel 3.3 Kisi- kisi Angket
Tabel 3.4 Pedoman Wawancara
Tabel 3.5 Kategori Reliabilitas
Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Semester
Tabel 4.3 Hasil Analisis Statistik Deskriptif
Tabel 4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
Tabel 4.5 Kategori Reliabilitas
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Gaya Hidup (X1)
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Promosi (X2)
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Orientasi Belanja (X3)
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Konsumtif (Y)
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Data Penelitian
Tabel 4.12 Uji Linieritas
Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas
ix
Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Berganda
Tabel 4.15 Hasil Uji T
Tabel 4.16 Hasil Uji F
Tabel 4.17 Hasil Uji Koefisien Determinasi (X1)
Tabel 4.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi (X2)
Tabel 4.19 Hasil Uji Koefisien Determinasi (X3)
Tabel 4.20 Hasil Uji Koefisien Determinasi X1 dan X2
Tabel 4.21 Hasil Uji Koefisien Determinasi X1 dan X3
Tabel 4.22 Hasil Uji Koefisien Determinasi X2 dan X3
Tabel 4.23 Hasil Uji Koefisien Determinasi X1, X2 dan X3
x
DAFTAR GAMBAR
2.1 Logo Instagram
2.2 Produk yang djual pada instagram
3.1 Design Penelitian Analisis Regresi
4.1 Data Responden
4.2 Histogram Perilaku Konsumtif
4.3 Histogram Gaya Hidup
4.4 Histogram Promosi
4.5 Histogram Orientasi Belanja
4.6 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-Plot
4.7 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket Penelitian
Lampiran 2 Instrumen Penelitian
Lampiran 3 Pedoman wawancara
Lampiran 4 Transkip Wawancara
Lampiran 5 Data Uji Coba Validitas
Lampiran 6 Hasil Reliabilitas
Lampiran 7 Hasil Analisis Data Menggunakan SPSS Statistics 22
Lampiran 8 Surat Izin Permohonan Penelitian
Lampiran 9 Uji Referensi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perkembangannya di era globalisasi saat ini, teknologi yang
berkembang sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya
teknologi informasi, seperti telepon genggam. Saat ini masyarakat dapat
dengan mudah menikmati dan mengoperasikan telepon genggam dengan
spesifikasi yang jauh lebih bagus dan canggih dibandingkan dengan
spesifikasi pada masa awal munculnya telepon genggam sebagai alat
komunikasi. Perkembangan tekhnologi internet pada jejaring sosial tidak
hanya berfungsi sebagai media informasi dan media komunikasi saja
namun juga sebagai sarana melakukan transaksi jual beli.
Media Online saat ini menjadi salah satu media yang memiliki
peranan penting sebagai media promosi dan pemasaran yang sangat
efektif. Internet sudah dijadikan sebagai tempat beraktivitas oleh miliaran
orang, bahkan internet lebih menarik dibandingkan hiburan lain seperti
televisi, radio dan majalah. Di Indonesia sendiri berjuta- juta masyarakat
Indonesia telah menjadi pengguna aktif internet, dalam jumlah yang begitu
besar tentu itu bukanlah angka yang main- main dan perlu kita manfaatkan
sebaik mungkin. Potensi yang mengagumkan ini dilirik oleh perusahaan
besar pebisnis Online kelas dunia yang berupaya mendominasi pemasaran
melalui internet di Indonesia. Dengan menggunakan pemasaran secara
Online ini melibatkan banyak orang dengan berbagai strategi dalam
menentukan target yang akan dicapai agar kelak mampu mendominasi
pesaing. Dengan munculnya berbagai bisnis Online seperti Lazada,
Zalora, Shopee dan lainnya menunjukan bahwa pemasaran melalui media
Online sangat menjanjikan bagi investor dan mampu menjangkau pasar
yang lebih luas dengan mendatangkan pengunjung Web. Pemasaran secara
Online ini tidak hanya untuk perusahaan besar saja, namun bagi para
2
pemula yang ingin berbisnis saat yang tepat sekarang ini ialah dengan
melakukan strategi pemasaran Online.
Untuk memulai bisnis Online langkah pertama yang harus
dilakukan oleh pebisnis ialah membuat wadah atau ruang yang dapat
dijadikan sebagai tempat menjual produk yang dijual seperti misalnya
membuat website dan blog dimana website dan blog ini akan
mendeskripsikan secara detail mengenai produk yang akan dijual, selain
itu penggunaan bahasa juga perlu diperhatikan yakni bahasa Indonesia
atau bahasa Inggris agar dapat menarik lebih banyak pengunjung web,
karena penjualan ini dilakukan melalui media Online tidak dapat
dipungkiri maka akan tersebar diseluruh dunia. Tidak hanya melalui
website dan blog, kini media sosial juga bisa dijadikan sebagai wadah
melakukan transaksi Online, pebisnis juga bisa mempromosikan
produknya melalui facebook, twitter dan Instagram. Dari ketiga media
sosial ini salah satunya ialah Instagram yang mana pada saat ini media
sosial tersebut sangat erat hubungannya dengan pemasaran secara Online.
Maka dapat disimpulkan, bahwasanya tidak hanya melalui media Online
pebisnis dapat mempromosikan produknya tetapi media sosial juga
memiliki peranan penting dalam strategi pemasaran suatu produk.
Perkembangan E-commerce ini tidak semata- mata dilakukan
dengan sembarang, namun ada peraturan yang dijadikan sebagai acuan
dasar yang mengatur segala sesuatunya yang dituangkan dalam UU RI
N0. 7 Tahun 2014 Pasal 65 yang berisi aturan mengenai Perdagangan
Melalui Sistem Elektronik. Adapun aturan yang diatur dalam UU tersebut
ialah membahas mengenai:
(1) Setiap Pelaku Usaha yang memperdagangkan Barang dan/atau Jasa
dengan menggunakan sistem elektronik wajib menyediakan data
dan/atau informasi secara lengkap dan benar.
(2) Setiap Pelaku Usaha dilarang memperdagangkan Barang dan/atau Jasa
dengan menggunakan sistem elektronik yang tidak sesuai dengan data
dan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
3
(3) Penggunaan sistem elektronik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
wajib memenuhi ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang
Informasi dan Transaksi Elektronik.
(4) Data dan/atau informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
sedikit memuat:
a. Identitas dan legalitas Pelaku Usaha sebagai produsen atau
Pelaku Usaha Distribusi;
b. Persyaratan teknis Barang yang ditawarkan;
c. Persyaratan teknis atau kualifikasi Jasa yang ditawarkan;
d. Harga dan cara pembayaran Barang dan/atau Jasa; dan
e. Cara penyerahan Barang.
(5) Dalam hal terjadi sengketa terkait dengan transaksi dagang melalui
sistem elektronik, orang atau badan usaha yang mengalami sengketa
dapat menyelesaikan sengketa tersebut melalui pengadilan atau melalui
mekanisme penyelesaian sengketa lainnya.
(6) Setiap Pelaku Usaha yang memperdagangkan Barang dan/atau Jasa
dengan menggunakan sistem elektronik yang tidak menyediakan data
dan/atau informasi secara lengkap dan benar sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dikenai sanksi administratif berupa pencabutan izin.1
Perlindungan konsumen pada saat ini saling berkaitan bahkan tidak
dapat dipisahkan dari kegiatan perdagangan. Dalam kegiatan perdagangan
ini diharapkan adanya keseimbangan hak dan kewajiban antara pelaku
usaha dan konsumen. Di Indonesia saat ini perlindungan konsumen
mendapat perhatian yang cukup baik karena ini menyangkut aturan untuk
menciptakan kesejahteraan rakyat. Dengan adanya keseimbangan hak dan
kewajiban antara perilaku usaha dan konsumen diharapkan dapat
menciptakan rakyat yang sejahtera dan makmur.
Dalam penjelasan Pasal 2 Undang- Undang Nomor 8 tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen, “Perlindungan konsumen
diselenggarakan sebagai usaha bersama berdasarkan 5 asas yang relevan
1 https://www.ojk.go.id. Diakses: Senin, 12 Februari 2018. Pukul 07.15 WIB
4
dalam pembangunan nasional yaitu: asas manfaat, asas keadilan, asas
keseimbangan, asas keamanan dan keselamatan konsumen serta asas
kepastian hukum”2. Kelima asas itu mengacu pada filosofi pembangunan
nasional yaitu pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang
berlandaskan pada falsafah Negara Republik Indonesia. Kelima asas
tersebut melandasi tujuan dari perlindungan konsumen sebagaimana
dijelaskan dalam ketentuan pasal 3 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999.
Perlindungan konsumen sesungguhnya identik dengan perlindungan yang
diberikan hukum tentang hak-hak konsumen. Mengenai hak-hak
konsumen di Indonesia diatur dalam l pasal 4 UU No. 8 Tahun 1999
tentang Perlindungan Konsumen. Pasal 1 angka 1 UU No. 8 Tahun 1999
memberi pengertian perlindungan konsumen sebagai segala upaya yang
menjamin adanya kepastian hukum untuk memberikan perlindungan
kepada konsumen. Kepastian hukum untuk memberikan perlindungan
kepada konsumen tersebut antara lain adalah dengan meningkatkan harkat
dan martabat konsumen serta membuka akses informasi tentang barang
dan/atau jasa baginya, dan menumbuhkembangkan sikap pelaku usaha
yang jujur.
Lingkungan budaya dan sosial juga mempengaruhi bagaimana dan
mengapa masyarakat hidup dan berperilaku seperti saat ini, yang akan
mempengaruhi perilaku pembelian. Beberapa variabel mempengaruhi
lingkungan budaya dan sosial dalam menentukan proses keputusan
pembelian konsumen. Beberapa contohnya adalah bahasa yang digunakan,
jenis pendidikan yang mereka miliki, keyakinan agama, jenis makanan,
gaya berpakaian, dan tempat tinggal. Lingkungan sosial dan budaya
mempunyai dampak yang sangat luas, namun kebanyakan perusahaan
tidak memikirkannya. Perusahaan juga tidak memikirkan bagaimana
lingkungan budaya tersebut dapat berubah, atau bagaimana lingkungan
tersebut bisa jadi berbeda untuk orang lain. Seorang manajer pemasaran
2Anak Agung Ayu Diah Indrawati, “Perlindungan Hukum Konsumen Dalam
Pelabelan Produk Pangan”, Tesis pada Universitas Udayana, Denpasar, 2011, h. 11-12.
5
tidak dapat mengabaikan begitu saja lingkungan sosial dan budaya.
Meskipun perubahan cenderung datang perlahan, lingkungan ini dapat
memberikan dampak yang merambah jauh. Seorang manajer perusahaan
yang melihat perubahan lebih awal dapat mengidentifikasi peluang-
peluang besar. Lebih jauh, dalam masyarakat luas manapun, sub kelompok
masyarakat yang berbeda-beda dapat dipengaruhi oleh lingkungan budaya
dan sosial melalui berbagai cara.
Dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat dan perkembangan
zaman di era globalisasi saat ini mempengaruhi banyak hal, salah satunya
gaya hidup (life style) dan kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.
Pada masa sekarang masyarakat Indonesia merupakan konsumen yang
berpikiran relatif maju. Mereka dihadapkan dengan berbagai macam
tawaran barang maupun jasa sehingga mereka akan memilih barang dan
jasa yang terbaik sesuai dengan kebutuhan dan tingkat pendapatan mereka.
Perkembangan zaman juga membuat bergesernya nilai-nilai dalam bisnis.
Pada masa sekarang konsumen lebih memiliki kekuasan yang menentukan
di dalam bisnis, sehingga konsumen lebih bebas memilih produk maupun
jasa yang akan dikonsumsinya dan pada siapa mereka membeli produk
tersebut. 3 Menurut Nugroho, gaya hidup secara luas sebagai cara hidup
yang diidentifikasi oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka
(aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya
(ketertarikan) apa dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka.4
Gaya hidup menampilkan pola perilaku seseorang dan interaksinya didunia
sendiri dan dunia sekitarnya. Gaya hidup terkait dengan bagaimana
seseorang hidup, bagaimana menggunakan uangnya dan bagaimana
mengalokasikan waktu mereka. Gaya hidup yang diinginkan oleh
seseorang mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, dan
3 I Made Dangsina Wibawa, “Analisis Pengaruh Promosi, Kelengkapan Produk,
Kualitas Pelayanan, Kenyamanan Berbelanja Terhadap Keputusan Pembelian Pada
Waserba Tenera Asahan”, Skripsi pada Universitas Diponegoro, Semarang, 2014, h. 17. 4 J. Setiadi, Nugroho, Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi Untuk Strategi
dan Penelitian Pemasaran, (Jakarta: PT. Kencana Prenanda Media, 2008), h.148.
6
selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup
individu tersebut.
Gaya hidup masyarakat semakin hari semakin berkembang
mengikuti perubahan zaman yang mengacu dan bergerak kepada
modernitas. Di kota besar dan metropolitan seperti Jakarta yang memiliki
jumlah mal paling banyak di Indonesia contohnya, gaya hidup bisa
dikatakan menjadi sebuah tren dan kebutuhan bagi setiap masyarakatnya.
Modernitas dapat dijadikan sebuah acuan untuk mengarah pada kemajuan
di setiap sektor yang ada, seperti teknologi, perindustrian, infrastruktur,
gaya hidup sehari-hari, sampai pola pikir dan tingkah laku manusia. Gaya
hidup yang modern cenderung menyajikan dan menyediakan hal-hal yang
praktis, ringkas, dan aktual. Namun, gaya hidup modern seringkali
diidentikkan dengan masyarakat golongan atas atau kaum elite.
Konsep gaya hidup konsumen sedikit berbeda dari kepribadian.
Gaya hidup terkait dengan bagaimana seseorang hidup, bagaimana
menggunakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktu mereka.
Kepribadian menggambarkan konsumen lebih kepada perspektif interal,
yang memperlihatkan karakteristik pola berfikir, perasaan dan persepsi
mereka terhadap sesuatu. Gaya hidup yang diinginkan oleh seseorang
mempengaruhi perilaku pembelian yang ada dalam dirinya, dan
selanjutnya akan mempengaruhi atau bahkan mengubah gaya hidup
individu tersebut. Gaya hidup seseorang mempengaruhi perilaku
pembelian, yang bisa menentukan keputusan banyak/ sedikitnya konsumsi
perorangan, jadi gaya hidup bisa berubah karena pengaruh lingkungan.
Perkembangan teknologi dan internet juga diikuti oleh
perkembangan bisnis jaringan atau yang sering disebut dengan E-
Commerce atau Online shop. Layanan tersebut dapat memudahkan
konsumen dalam berbelanja. Konsumen tidak harus mengunjungi toko
atau tempat yang menjual produk atau barang yang dibutuhkan. Cukup
dengan bermodalkan gadget seperti handphone dan laptop seseorang bisa
melakukan transaksi jual beli. Dengan melihat gambar atau foto yang
7
ditampilkan dan adanya informasi seputar barang yang dijual tersebut,
maka seorang konsumen akan membayarnya dalam bentuk transfer kepada
penjual barang yang dituju (produsen), setelah konsumen memberikan
bukti berupa foto bahwa uang telah di transfer maka barang yang dibeli
akan dikirim oleh produsen melalui pelayanan jasa antar barang.
Promosi merupakan salah satu komponen yang sangat penting dari
kegiatan pemasaran. Dengan adanya promosi konsumen akan mengetahui
produk/ jasa apa yang ditawarkan oleh perubahan atau konsumen menjadi
tahu produk terbaru apa yang akan diluncurkan dalam perusahaan tersebut
agar para konsumen tergoda untuk melakukan kegiatan pembelian.
Kegiatan promosi sangat erat kaitannya dengan penyebaran informasi
untuk disampaikan ke konsumen. Jika pada jaman dahulu kegiatan
promosi hanya bisa dilakukan melalui saat bertatap muka saja, berbeda
pada era globalisasi saat ini. Dalam era yang serba canggih sekarang ini
produsen cukup menggunakan gadget seperti laptop dan handphone dalam
melakukan kegiatan promosi dimanapun dia berada. Cukup memberikan
informasi secara jelas mengenai produk yang dijual yang dimuat pada
halaman web, blog atau media sosial lainnya, dan jangan lupa untuk
mengambil gambar produk yang dijual dari berbagai sudut, misalnya yang
dijual adalah produk pakaian, maka ambil gambar dari tampak depan,
belakang dan detail yang ada pada pakaian tersebut lalu sertakan ukuran
apa saja yang tersedia dan warna apa saja yang bisa dibeli oleh konsumen.
Maka konsumen akan mendapatkan informasi yang jelas atas produk
tersebut.
Gaya hidup individu yang berkaitan dengan kegiatan berbelanja
sering dikenal dengan istilah orientasi belanja. Orientasi belanja setiap
individu akan ditunjukkan melalui aktivitas, opini dan minat individu
ketika melakukan kegiatan berbelanja Pemahaman terhadap orientasi
berbelanja yang dimiliki oleh individu, dapat membantu produsen untuk
menangkap apa yang diinginkan, dibutuhkan ataupun tujuan yang
diinginkan oleh individu ketika melakukan kegiatan berbelanja.
8
Lalu apakah dampak yang akan dirasakan masyarakat dengan
adanya berbagai perubahan yang semakin modern saat ini? Sebenarnya
banyak manfaat yang dapat kita rasakan dan gunakan dalam era globalisasi
ini, dimana segala sesuatu sudah canggih dan modern, segala apapun
menjadi lebih mudah untuk diakses. Namun kita harus ingat, dimana ada
keuntungan maka akan ada dampak juga yang secara tidak langsung akan
mempengaruhi seseorang. Tidak dapat dipungkiri gaya hidup seseorang
akan mengalami perubahan, dimana seseorang akan melihat orang lain
dengan berbagai kelas bahkan dengan adanya berbagai kemudahan dalam
cara melakukan transaksi jual beli secara tidak langsung orang akan lebih
tertarik untuk menggunakan media Online ini, apalagi jika produk yang
dibeli selalu sesuai dengan gambar yang ditampilkan dan cocok untuk kita
gunakan, maka dia akan lebih tertarik untuk melakukan kegiatan transaksi
melalui media Online. Selanjutnya ialah perubahan pola perilaku, gaya
hidup yang berubah maka akan mempengaruhi pola perilaku seseorang.
Pola perilaku tersebut dapat dikenal dengan sebutan perilaku konsumtif.
Perilaku konsumtif adalah dimana orang lebih banyak
menggunakan uangnya untuk berbelanja dan menjadi konsumen,
ketimbang menjadi orang yang menghasilkan suatu barang (produsen).
Seseorang akan menghabiskan waktu serta uangnya untuk membeli apa
yang diinginkan ketimbang apa yang dibutuhkan. Adapun indikator yang
menyebabkan seseorang atau kelompok berperilaku konsumtif yaitu:
membeli produk atas iming- iming hadiah, membeli produk karena
kemasannya yang menarik, membeli produk demi gengsi dan menjaga
penampilan diri, membeli produk atas dasar pertimbangan harga (bukan
atas kegunaan dan manfaatnya) ini seringkali terjadi jika ada discount atau
potongan harga maka seseorang atau kelompok akan membeli barang
tersebut lalu yang terakhir ialah membeli produk hanya sekedar menjaga
simbol status, hal ini biasanya terjadi pada orang yang berasal dari
9
kelompok kelas atas yang senang membeli barang- barang mahal agar
menjaga atau meningkatkan status sosialnya. 5
Dengan kemajuan teknologi saat ini belanja Online adalah salah
satu cara berbelanja yang sedang marak digunakan dalam transaksi jual
beli. Toko Online juga merupakan bentuk jual beli melalui jejaring sosial
atau alat komunikasi elektronik di mana pembeli tidak perlu susah payah
datang ke toko untuk melihat dan membeli apa yang mereka cari, mereka
hanya tinggal melihat produk/ barang yang diinginkan lalu memilih
produk/ barang sesuai pilihan atau sesuai selera melalui komunikasi
elektronik lalu mentransfer uangnya kemudian produk tersebut akan
dikirim oleh toko Online dan akan sampai ke rumah melalui jasa
pengiriman barang.
Toko Online merupakan sebuah bentuk inovasi atau perubahan
yang di sajikan oleh internet dalam berbelanja. Toko Online memberikan
berbagai kemudahan dalam proses transaksinya. Perkembangan teknologi
dapat dirasakan didalam berbagai bidang mulai dari transportasi,
komunikasi elektronik bahkan di Dunia. Gaya hidup masyarakat saat ini
ikut berubah karena pengaruh dari perkembangan teknologi tersebut, salah
satu yang paling mencolok dari perkembangan teknologi tersebut adalah
gadget dan kecenderungan beraktivitas di dunia maya seperti berbelanja
secara Online atau lebih sering disebut dengan belanja Online. Saat ini
perkembangan Penggunaan media internet berkembang dengan cepat dan
menjadi bagian terpenting dalam bidang ekonomi dan dalam memenuhi
kebutuhan manusia. Penggunanya juga semakin meningkat tidak hanya
dari kalangan remaja yaitu pelajar sekolah dan mahasiswa, bahkan anak-
anak, orang dewasa sampai kaum lanjut usia pun mulai menjadi pengguna
aktif internet. Akibatnya, segala informasi yang bersifat positif maupun
5 Irasmi, “Perilaku Mahasiswa Dalam Memilih Jenis Makanan Dan Minuman
Di Makasar Town Square”, Skripsi pada Universitas Hasanuddin, Makassar, 2012, h. 8-
9.
10
negatif dapat dengan mudah diakses seluruh masyarakat. Dan diakui atau
tidak, perlahan-lahan mulai mengubah pola gaya hidup dan pola pemikiran
masyarakat. Online shop atau belanja Online lewat internet merupakan
suatu proses pembelian barang atau jasa dari mereka yang menjual melalui
internet. Hanya perlu terhubung dengan internet untuk melakukan
transaksi jual beli secara Online. Apalagi dengan adanya kemajuan
teknologi seperti sekarang ini gadget atau smartphone pun sudah bisa
digunakan untuk mengakses internet dimana saja dan kapan saja.
Instagram telah menjadi salah satu aplikasi paling diminati oleh
para pengguna smartphone berbasis iOS dan Android. Instagram adalah
aplikasi gratis untuk berbagi foto yang memungkinkan penggunanya untuk
mengambil foto dan selanjutnya berbagi pada layanan jejaring sosial.
Instagram banyak diminati semua kalangan tanpa terkecuali artis dari
mancanegara, selebgram yang merupakan sebuah sebutan artis khusus di
media sosial Instagram dan bahkan para pemilik Online shop. Online shop
ini telah menjamur adanya di Instagram searah dengan semakin
berkembangnya bisnis dan semakin meningkatnya kebutuhan di
masyarakat. Saat ini Online shop tengah digandrungi masyarakat. Online
shop atau belanja Online lewat internet merupakan suatu proses pembelian
barang atau jasa dari mereka yang menjual melalui internet. Hanya perlu
terhubung dengan internet untuk melakukan transaksi jual beli secara
Online. Apalagi dengan adanya kemajuan teknologi seperti sekarang ini
gadget atau smartphone pun sudah bisa digunakan untuk mengakses
internet dimana saja dan kapan saja.
Online shop di media sosial Instagram adalah toko belanja Online
yang terdapat di jejaring internet yaitu media sosial Instagram, dan
kemudian terjadilah kegiatan jual-beli secara Online. Dulu Instagram
hanya digunakan sebagai media eksis/ media narsis. Saat ini semakin
maraknya bisnis Online, sehingga Instagram penuh dengan berbagai
macam Online shop. Instagram saat ini tidak hanya digunakan untuk yang
menyukai fotografi atau foto semata. Tetapi Instagram menjadi tools yang
11
bermanfaat untuk memasarkan sebuah produk agar dikenal lebih luas.
Melakukan bisnis Online shop di Instagram dapat dilakukan oleh siapa
dan dimana saja karena hanya bermodalkan gadget dan smartphone
berbasis android, iOs, hingga windows phone bisa menggunakannya.
Pelaku bisnis Online mengaku lebih mudah memasarkan
produknya melalui Instagram karena sasaran pertama adalah orang yang
paling dekat dengannya, bisa juga melalui teman yang awalnya dari mulut
ke mulut sambil menunjukan akun Instagram, komunikasi tersebut sangat
efektif bagi para penjual, dengan adanya media Instagram semakin
mudahnya penjual menunjukkan foto atau katalaog barang jualannya.
Dalam hal ini secara tidak langsung proses tersebut membentuk suatu
rangkaian komunikasi pemasaran. Kelebihan spesifik Online shop
menggunakan media Instagram adalah pasar yang melek teknologi. Salah
satu kelebihan berjualan lewat Instagram adalah pengguna Instagram
sudah terjamin ‟melek teknologi”. Artinya, mereka yang aktif di
Instagram pastilah aktif pula di Twitter dan mungkin juga Facebook.
Karena itu, sangat tepat bila mempromosikan produk melalui Instagram
dan dibantu jejaring sosial lainnya, pengguna Instagram pastilah memiliki
gadget dan smartphone mahal yang mendukung aplikasi tersebut seperti
iPhone, ini berarti Instagram memiliki pengguna yang rata-rata kelas
menengah ke atas. Hal ini menguntungkan bagi penjual, karena calon
konsumen/pembeli kemungkinan besar mempunyai “kantong‟ yang cukup
dalam. Instagram memang digunakan sebagai aplikasi berbagi foto, fitur-
fitur yang tersedia di Instagram akan mendukung gambar produk yang di
upload didalamnya terlihat menarik dan sederhana, dan di Instagram
kebanyakan fotonya menggunakan hashtags (#). Oleh karena itu, sangat
disarankan untuk menggunakan hashtags (#) agar memudahkan calon
konsumen/pembeli menemukan produk yang diinginkannya dalam sebuah
akun Instagram Online shop.
Instagram pada perkembangannya menjadi sahabat terbaik bagi
para pemilik Online shop untuk pemasaran produk yang mereka miliki.
12
Efektivitas bisnis Online shop di media sosial Instagram pun lebih terasa
karena adanya berbagai strategi pemasaran yang sangat menarik bagi para
Online shop untuk mempromosikan produknya. Seperti kegiatan Endorse,
Paid Promote (Promo Berbayar), dan SFS (Shoutout For Shoutout).
Endorse dalam dunia bisnis Online diartikan sebagai cara promosi di akun
media sosial artis dengan cara pemilik/penjual Online shop memberikan
produk/barang secara gratis kepada artis tersebut, kemudian artis tersebut
mengupload foto dirinya bersama barang tersebut di media sosial
Instagram. Paid Promote atau promo berbayar adalah kegiatan promosi
yang dilakukan oleh Online shop dengan membayar jasa promo tersebut
kepada akun Instagram yang membuka paid promote, biasanya akun yang
membuka paid promote ini adalah akun yang sudah terkenal dan memiliki
followers puluh ribuan hingga ratus ribuan. SFS (Shoutout For Shoutout)
adalah kegiatan saling bertukar iklan barang berupa foto dengan sesama
penjual/pemilik Online shop di Instagram, sehingga foto iklan tersebut
akan muncul di timeline followers mereka. Banyak para Online shop di
Instagram yang mengambil strategi dengan meng-endorse para artis yang
sudah pasti memiliki followers banyak, fashion blogger, beauty blogger,
selebgram atau orang-orang yang sudah memiliki followers banyak di
Instagram. Ini menjadi strategi agar barang jualan lebih tersebar dan
terpromosikan. Hal inilah yang membedakan media sosial Instagram dari
media sosial lainnya, sehingga kegiatan Online shop di Instagram saat ini
lebih diminati.
Berdasarkan penjabaran di atas maka peneliti berkeinginan untuk
mengadakan suatu penelitian dengan judul, “Pengaruh Gaya Hidup,
Promosi dan Orientasi Belanja terhadap Perilaku Konsumtif melalui
Media Instagram”
13
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, dapat yang
diidentifikasi masalah yang terjadi adalah sebagai berikut:
1. Tingginya perilaku konsumtif dalam berbelanja Online
2. Perilaku gaya hidup yang tinggi (hedonisme) dikalangan
Mahasiswa
3. Gaya hidup mahasiswi yang mengikuti trend atau mode masa
kini
4. Gaya hidup mewah dan mahal dikalangan mahasiswi
5. Berkembang pesatnya teknologi komunikasi dan internet pada
bidang bisnis memunculkan budaya konsumtif dikalangan
masyarakat pada umumnya dan dikalangan mahasiswi pada
khususnya
6. Menginginkan sesuatu dengan cara yang praktis dan mudah
tanpa mengimbangi mana yang menjadi kebutuhan dan mana
yang hanya menjadi keinginan semata
7. Adanya dampak negatif kemajuan teknologi pada era
modernisasi, seperti seringnya mahasiswa yang mendiamkan
temannya yang sedang mengajak ngobrol, terlebih mereka lebih
aktif melakukan komunikasi via media Online dibandingkan
berkomunikasi secara tatap muka.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah diperlukan agar penelitian ini lebih efektif,
efisien, dan terarah. Adapun pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Gaya hidup yang terjadi dikalangan Mahasiswa
2. Peran jejaring sosial dalam pemasaran produk
3. Perkembangan bisnis jaringan ( E-Commerce atau Online shop)
4. Keputusan membeli produk/ barang melalui Online
14
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka
peneliti menemukan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh gaya hidup terhadap perilaku
konsumtif melalui media Instagram?
2. Apakah terdapat pengaruh promosi terhadap perilaku konsumtif
melalui media Instagram?
3. Apakah terdapat pengaruh orientasi belanja terhadap perilaku
konsumtif melalui media Instagram?
4. Apakah terdapat pengaruh gaya hidup, promosi dan orientasi
belanja terhadap perilaku konsumtif media Instagram?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh gaya hidup terhadap perilaku konsumtif
melalui media Instagram
2. Menganalisis pengaruh promosi terhadap perilaku konsumtif
melalui media Instagram
3. Menganalisis pengaruh orientasi belanja terhadap perilaku
konsumtif melalui media Instagram
4. Menganalisis pengaruh gaya hidup, promosi dan orientasi
belanja terhadap perilaku konsumtif media Instagram
F. Kegunaan Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini yaitu:
1. Manfaat teoritis:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu
rujukan atau panduan dalam penelitian selanjutnya khususnya terkait
15
dengan gaya hidup, promosi dan orientasi belanja terhadap perilaku
konsumtif dalam media Instagram.
2. Manfaat praktis:
a. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
wawasan mengenai pengaruh gaya hidup, promosi dan orientasi
Belanja terhadap perilaku konsumtif melalui media Instagram.
b. Bagi pembaca
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi secara tertulis,
maupun dijadikan sebagai referensi pengaruh gaya hidup, promosi dan
orientasi Belanja terhadap perilaku konsumtif melalui media
c. Bagi pihak toko Online
Agar pemilik toko Online mengetahui seberapa besar pengaruh
gaya hidup, promosi dan orientasi belanja terhadap perilaku
konsumtif melalui media instagram dan untuk membantu
memutuskan strategi yang akan diambil untuk meningkatkan
pembelian konsumen
d. Bagi pihak konsumen
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada
masyarakat mengenai transaksi jual beli di dunia maya (Online) dan
juga untuk menginformasikan bahwa faktor gaya hidup, promosi dan
orientasi belanja terhadap produk Online melalui media Instagram
untuk dipertimbangkan dalam menimbulkan perilaku konsumtif.
e. Bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap pengembangan Program Studi Ilmu Pengetahuan Sosial di
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
16
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik
1. Gaya Hidup
a. Definisi Gaya Hidup
Menurut Solomon, “lifestyle can be describe in terms of shared
values or taste, especially as these are reflected in consumption
patterns.”6 Solomon menjelaskan bahwa gaya hidup merupakan suatu
nilai atau selera seseorang, khususnya yang terlihat pada pola
konsumsi seseorang. Ia berpendapat dari segi sisi ekonomi dimana
gaya hidup seseorang itu merupakan dasar bagaimana seseorang itu
suka dalam melakukan sesuatu, bagaimana seseorang itu
menghabiskan waktu luang mereka dan bagaimana seseorang itu
memilih untuk menghabiskan pendapatannya.
Menurut Nugroho dalam buku Perilaku Konsumen gaya hidup
secara luas sebagai cara hidup yang diidentifikasi oleh bagaimana
orang menghabiskan waktu mereka (aktivitas) apa yang mereka
anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan/ minat) dan apa
yang mereka perkirakan tentang diri mereka sendiri dan dunia
sekitarnya (pendapat/ opini). Gaya hidup suatu masyarakat akan
berbeda dengan masyarakat lainnya. Bahkan dari masa ke masa gaya
hidup baik individu maupun kelompok masyarakat tertentu akan
bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat berubah
sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen 7
Jadi, gaya hidup menggambarkan sifat seseorang yang memiliki
karakter egois karena biasanya mereka hanya peduli terhadap dirinya
6 Michael R. Solomon, Consumer Behaviour: buying, having, and being edisi kedua, (
United State: Paramount publishing) hal 438 7 Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran, (Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group, 2008), h.148.
17
sendiri. Gaya hidup merupakan tingkah atau perilaku seseorang dalam
kegiatan konsumsi yang biasanya dilakukan secara berlebihan, tidak
mengkhawatirkan waktu dan uangnya, namun bagaimana seseorang
tersebut bahagia dengan cara menghambur- hampurkan uangnya,
biasanya membeli bukan karena kebutuhan namun karena adanya
keinginan untuk membeli.
Menurut Hawkins, Best, Coney gaya hidup adalah “lifesytyle is
defined simply as how one lives. one's lifestyle is a function of inherent
individual characteristic that have been shaped and formed trough
social interaction as one moves through the life cycle.8 Menurutnya
gaya hidup didefinisikan sebagaimana seseorang hidup. Gaya hidup
seseorang merupakan fungsi karakteristik individu yang telah melekat
dan terbentuk melalui interaksi sosial saat seseorang menjalani suatu
siklus kehidupannya. Hawkins, Best, Coney juga menambahkan
bahwa gaya hidup juga sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah budaya, nilai, demografi, subkultur, kelas sosial,
kelompok referensi, keluarga, karakteristik individu seperti motivasi,
emosi, kepribadian, individu, dan keluarga/rumah tangga semuanya
memiliki gaya hidup.
Chaney berasumsi bahwa gaya hidup merupakan ciri sebuah
dunia modern, dimana menurutnya siapapun yang hidup dalam
masyarakat modern akan menggunakan gagasan tentang gaya hidup
untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain. Yang
artinya bahwa era modern saat ini sangat mempengaruhi manusia
dalam hal berperilaku dan bertindak yang pada akhirnya menciptakan
gaya hidup seseorang, maka dari itu gaya hidup adalah pola-pola
tindakan yang membedakan antara satu orang dengan orang lain
sehingga setiap orang memiliki karakteristik pola perilaku yang khas.9
8 Hawkins, Roger J. Best, Kenneth A. Coney, Consumer Behaviour Implication for
Marketing Strategy edisi keenam, ( United States: Case Studies ) hal 327 9 Bagong Suyanto, Sosiologi Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat
Post- Modernisme, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 139
18
Gaya hidup juga berlaku untuk individu atau perorangan,
sekelompok kecil orang yang berinteraksi dan kelompok yang lebih
besar, seperti segmen pasar. Konsep gaya hidup konsumen berbeda
dengan kepribadian. Gaya hidup menggambarkan perilaku seseorang,
yaitu bagaimana ia hidup, menggunakan uangnya dan memanfaatkan
waktu yang dimilikinya. mereka mengalokasikan waktu mereka. Di
masyarakat, gaya hidup biasanya tumbuh bersamaan dengan
globalisasi, perkembangan pasar bebas, dan transformasi kapitalisme
konsumsi. Melalui dukungan iklan, budaya popular, media massa, dan
transformasi nilai modern yang dilakukan, kapitalisme konsumsi akan
memoles gaya hidup dan membentuk masyarakat konsumen.
Gaya hidup adalah adaptasi aktif individu terhadap kondisi
sosial dalam rangka memenuhi kebutuhan untuk menyatu serta
bersosialisasi dengan orang lain. Gaya hidup mencakup sekumpulan
kebiasaan, pandangan dan pola- pola respons terhadap hidup, serta
terutama perlengkapan untuk hidup. Cara berpakaian, cara kerja, pola
konsumsi dan bagaimana individu mengisi kesehariannyamerupakan
unsur- unsur yang membentuk gaya hidup. Gaya hidup dipengaruhi
oleh keterlibatan seseorang dalam kelompok sosial, dari seringnya
berinteraksi dan menanggapi berbagai stimulus didalamnya 10
Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa gaya hidup merupakan hasil dari proses sosial atau interaksi
manusia dengan manusia lainnya. Dimana gaya hidup juga berbicara
tentang bagaimana seseorang menjalani pola hidupnya. Lingkungan
sekitar bisa jadi salah satu faktor yang mempengaruhi gaya hidup
seseorang sehingga dapat terciptanya suatu identitas individu yang
tidak sama dengan individu lainnya. Gaya hidup berkaitan erat
dengan bagaimana seseorang menjalani pola kehidupannya (aktivitas)
juga bagaimana ketertarikan seseorang terhadap sesuatu (minat), dan
10
Ibid., h. 138
19
persepsi seseorang pada suatu hal atau fenomena (opini). Maka dari
itulah gaya hidup dapat menciptakan keunikan karakteristik seseorang
dalam menjalani kehidupannya.
Menurut Mowen dan Minor Konsep gaya hidup dan kepribadian
sering kali disamakan, padahal sebenarnya keduanya berbeda. Gaya
hidup lebih menunjukan pada bagaimana individu menjalankan
kehidupan, bagaimana membelanjakan uang dan bagaimana
memanfaatkan waktunya.11
Kepribadian seorang individu dijelaskan
dengan menggunakan ciri- ciri seperti kepercayaan diri, dominasi,
otonomi, ketaatan, kemampuan bersosialisasi, daya tahan dan
kemampuan beradaptasi. 12
Jadi kepribadian lebih merujuk pada
karakteristik internal. Meskipun keduanya merupakan konsep yang
berbeda, namun sebagai karakteristik psikologi yang melekat pada
individu, keduanya terkait erat.
Dari perspektif ekonomi, gaya hidup menunjukan pada
bagaimana seseorang mengalokasikan pendapatannya, dan memilih
produk maupun jasa dan berbagai pilihan lainnya ketika memilih
alternatif dalam satu kategori jenis produk yang ada. Dalam perspektif
pemasaran, tampak jelas bahwa konsumen yang memiliki gaya hidup
yang sama akan mengelompok dengan sendirinya ke dalam satu
kelompok berdasarkan apa yang mereka minati untuk menghabiskan
waktu senggang, dan bagaimana mereka membelanjakan uangnya.
Munculnya café- café di kota besar di Indonesia, seperti Starbucks,
Excelso dan café- café lainnya yang semakin meluas tidak terlepas
dari munculnya gaya hidup yang berbeda dari generasi sebelumnya.
Adanya perubahan gaya hidup dari generasi ke generasi karena adanya
perubahan sosial di masyarakat dan lingkungan ekonomi yang
berubah, merupakan peluang bagi pemasar untuk menciptakan
11
Tatik Suryani, Perilaku Konsumen, (Jakarta: Graha Ilmu, 2008), h. 73 12
J. Setiadi, op. cit., h. 131.
20
produk- produk dan menyesuaikan produknya sesuai dengan gaya
hidup pasar yang dituju.13
Dibandingkan dengan saat ini, orang zaman dulu hidup dalam
penjara gaya. Sedangkan pada masyarakat modern saat ini, walaupun
gaya berkembang pesat, ia juga mencirikan suatu ketiadaan acuan
akan nilai tertinggi dan melahirkan sekularisasi atau perkembangan ke
arah keduniawian. Adanya penilaian terhadap suatu produk ditentukan
oleh pola pikir dan nilai- nilai yang berkembang dan berlaku dalam
masyarakat, di mana hal ini dapat menular dari satu masyarakat ke
masyarakat lainnya melalui media komunikasi. Gaya hidup selalu
berkaitan dengan upaya untuk membuat diri eksis dalam cara tertentu
dan berbeda dari kelompok lain.
Konsep yang terkait dengan gaya hidup adalah psikografik.
Psikografik adalah suatu instrument untuk mengukur gaya hidup yang
mana memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk
menganalisis data yang sangat besar. Psikografik adalah pengukuran
kuantitatif gaya hidup, kepribadian dan demografik konsumen.
Psikografik sering diartikan sebagai pengukuran AIO (Activity,
Interest, Opinion), yaitu pengukuran kegiatan, minat dan pendapat
konsumen.
Tabel 2.1
Dimensi Pengukuran Gaya Hidup (AIO)
Aktivitas Minat Opini
Pekerjaan Keluarga Diri Sendiri
Hobi Rumah Isu sosial/ Masalah
sosial
Kegiatan sosial Pekerjaan Politik
Liburan Masyarakat/
Komunitas
Bisnis
13
Suryani, op. cit, h. 73
21
Hiburan Rekreasi Ekonomi
Anggota klub Fashion Pendidikan
Masyarakat/
Komunitas
Makanan Produk
Belanja Media Masa depan
Olahraga Keberhasilan/ Prestasi Budaya
Sumber: William D. Wells dan Douglas. Tigert, (1971). “Activities, Interest,
Opinions”, Journal of Advertising Research 11, pp. 27-3514
Berdasarkan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan
bahwa gaya hidup merupakan kegiatan sehari- hari seseorang yang
membentuk suatu pola tertentu baik itu melalui perilaku dan interaksi
dengan lingkungan sekitarnya, gaya hidup berdasarkan pengertiannya
dilihat dari 3 komponen utama yaitu Aktivitas, Minat dan Opini
a. Activities (Aktivitas)
Aktivitas dalam penelitian ini menjelaskan kegiatan
dilakukan ketika mengisi waktu luang mereka. Misalnya
aktivitas di media sosial terutama dalam hal berbelanja melalui
media sosial. Dimensi aktivitas disini dapat menjadi mendukung
dan tidak mendukung tingkat perilaku konsumtif belanja online
di Instagram. Beberapa indikator dari dimensi ini yaitu bekerja,
hobi, kegiatan sosial, liburan, hiburan, anggota club,
masyarakat, belanja dan olahraga. Pada dasarnya manusia
adalah mahluk hidup yang melakukan mobilitas sosial.
Mobilitas sosial semata-mata untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Aktivitas sehari-hari sering kali berpindah dari satu
tempat ke tempat lainnya. Tidak hanya soal kebutuhan pekerjaan
semata, aktivitas yang dilakukan sering kali didasarkan pada
perilaku gaya hidup seseorang. Aktivitas yang dilakukan sangat
berkaitan erat dengan pola hidup seseorang yang dapat
membentuk gaya hidup seseorang. Karena aktivitas mencakup
14
Ibid., h. 75
22
segala aspek tidak hanya soal pekerjaan tetapi dalam hal
rekreasi, hobi dan kegiatan sosial merupakan hal yang berkaitan
dengan aktivitas. Hal ini sesuai seperti apa yang dikatakan oleh
Schiffman dan Wisenblit bahwa “Time and Activity are being
active and busy in one’s job and life and expanding one’s
horizons.15
Kehidupan kaum muda merupakan hal yang sangat menarik
untuk dibahas, walaupun mereka memiliki segudang aktivitas
sehari-harinya. Entah itu yang berkaitan dengan pekerjaan atau
sekolahnya, tetapi mereka selalu punya waktu luang untuk
sekedar bersantai, bahkan mereka dengan senang hati
meluangkan waktunya untuk menyalurkan hobi mereka atau
bahkan mereka rela mengorbankan waktu luangnya untuk
menikmati sebuah hiburan dan betemu dengan teman yang
berada dalam satu komunitas yang diikutinya.
Berikut indikator-indikator dari dimensi aktivitas yang terdiri
dari: hobi, hiburan dan belanja.
1. Hobi
Hobi merupakan suatu aktivitas yang didasarkan atas
kesenangan dan kegemaran seseorang. Dimana dalam hal ini
seseorang dengan senang hati meluangkan waktunya untuk
memenuhi hobinya. Bahkan tidak jarang sebagian orang
justru rela mengeluarkan tenaga dan uang yang banyak agar
dapat memenuhi hobi tersebut. Hobi tidak sekedar aktivitas
semata tetapi seseorang merasa bahwa hobi itu dapat
mengurangi rasa penat dan stress akibat padatnya aktivitas
yang dijalani sehari-hari.
15
Leon G. Shiffman and Joseph L.Wisenblit, Consumer Behaviour Eleventh Edition,
(England : Person Education Limited )hal 313
23
2. Hiburan
Hiburan merupakan aktivitas yang semua orang sukai
tetapi tak jarang banyak orang yang tidak bisa dengan bebas
menikmati hiburan yang ada. Sama halnya seperti hobi,
hiburan salah satu alternatif aktivitas yang sangat
menyenangkan dan dapat mengurangi kepenatan dan
lelahnya aktivitas sehari-hari. Hiburan dapat berupa seperti
melihat benda atau pernak- pernik yang dijual pada media
online, melihat video atau gambar lucu di media Instagram.
3. Belanja
Setiap orang pasti pernah melakukan aktivitas belanja ini,
tidak hanya kaum muda bahkan aktivitas belanja dilakukan
oleh seluruh manusia dari semua umur. Belanja sangat
berkaitan bagaimana seseorang mengatur waktu dan
keuangannya. Dalam konteks aktivitas belanja kaum muda
seringkali melakukan belanja yang diluar budget dan belanja
bukan kebutuhan primer si pelaku tetapi sudah belanja di luar
kebutuhannya. Ini menjadikan kaum muda memiliki gaya
hidup hedonis.
b. Interest (Minat)
Dimensi minat meliputi bagaimana seseorang memilih
sesuatu yang dianggapnya lebih penting (preferensi dan
prioritas) baginya dalam hal ini yaitu berkaitan dengan motivasi.
Menurut Setiadi, minat adalah sesuatu hal yang menjadi minat
atau apa saja yang ada di sekeliling seseorang yang dianggap
penting dalam kehidupan dan berinteraksi sosial. Adapun
indikator yang ada pada dimensi minat ialah keluarga, rumah,
pekerjaan, masyarakat, rekreasi, fashion, makanan, media dan
keberhasilan.
Sebagai mahluk hidup tentunya sudah hal yang lumrah jika
manusia memiliki ketertarikan terhadap sesuatu. Dimana banyak
24
manusia menaruh minat atau ketertarikan dalam bidang tertentu.
Tidak hanya soal pekerjaan, dalam hal gaya hidup pun minat
sangat mempengaruhi pola hidup seseorang. Seperti yang
dikatakan oleh Engel, Blacwell, dan Miniard dalam Della Aresa
menjelaskan bahwa minat mengacu pada tingkat kegairahan
yang disertai perhatian khusus maupun terus menerus terhadap
suatu objek, peristiwa, ataupun topik tertentu.16
Dalam
pengukuran gaya hidup dimensi minat mempunyai beberapa
indikator seperti keluarga, fashion, makanan, media, komunitas
dan lainnya seperti yang sudah di jelaskan pada tabel 2.1
Dimensi Gaya Hidup.
Kehidupan kaum muda tidak lepas dari perilaku ingin
menunjukan identitas diri mereka, hal ini sangat berkaitan
dengan indikator minat. Biasanya kaum muda atau remaja
mempunyai ketertarikan dalam hal fashion yang sedang trend
saat ini terutama perempuan. Tidak hanya soal fashion, kaum
muda juga sangat menggemari suasana makan yang dilengkap
dengan live music.
Berikut ini penjelasan mengenai indikator-indikator dari
dimensi minat yang terdiri dari Fashion, Makanan dan Media :
1. Fashion
Seorang filsuf Yunani pernah berkata “know, first who
you are and then adorn your self accordingly. what is
concidered fashionable, tasteful or elegant varies across
social strata”. Artinya kita harus tahu terlebih dahulu siapa
itu kita sehingga kita dapat memantaskan diri kita dengan hal
seperti fashion, rasa atau kelas sosial kita.17
Dari pemahaman
16
Della Aresa, “Pengaruh Gaya Hidup Terhadap Repurchase Intention” (Studi Pada
Pengunjung 7 Eleven Tebet Saharjo),” Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, 2012, h. 30,
dipublikasikan 17
Leon G. Shiffman and Joseph L.Wisenblit, Consumer Behaviour Eleventh Edition,
(England : Person Education Limited ), hal 286
25
di atas kaum muda harus lebih mengkaji mengenai siapa
dirinya terlebih dahulu sebelum terjerumus oleh gaya hidup
hedonis. Sehingga kaum muda tidak menghabiskan uang dan
waktunya untuk sesuatu yang kurang pantas untuk dirinya.
2. Masyarakat
Masyarakat adalah sasaran utama para pebisnis.
Masyarakat memegang peranan yang sangat penting dalam
sepak terjang suatu produk yang dijual. Seiring dengan
berkembangnya jaman, masyakarakat di era globalisasi saat
ini sudah seharusnya menjadi masyarakat yang melek atau
sadar terhadap kemajuan yang semakin berkembang. Arus
globalisasi begitu cepat merasuk ke dalam masyarakat
terutama di kalangan remaja. Arus globalisasi berdampak
pada gaya hidup masyarakat contohnya dimana gaya hidup
seseorang cenderung meniru budaya barat yang lambat laun
akan menjadi gaya masyarakat sehari- hari yang cenderung
bergaya hidup mewah. Sebagian masyarakat memilih untuk
tetap menjadi konsumen, namun sebagian lainnya dengan
memanfaatkan teknologi yang ada untuk mencoba suatu
peruntungan dengan membuka bidang usahanya melalui
media online hingga akhirnya mendapatkan keuntungan
sehingga lambat laun menjual barang dagangan melalui
media online menjadi gaya hidup yang mana beberapa orang
lebih tertarik melakukan jual- beli melalui media online
khususnya Instagram. Dengan kemajuan teknologi yang
semakin canggih dan sikap terbuka dari masyarakat, maka
kondisi ini memudahkan masyarakat untuk mendapatkan
informasi dengan lebih mudah dimanapun dan kapanpun,
begitupun dengan aktivitas belanja, msyarakat dapat dengan
mudah melakukan jual beli produk atau jasa hanya dengan
penggunaan internet.
26
3. Media
Pada zaman modern saat ini, kehidupan kaum muda tidak
lepas dari pengaruh media. Perkembangan media elektronik
khususnya sudah mengalami perkembangan yang sangat
cepat, kaum muda seolah tidak bisa dipisahkan dari media
elektronik dimana peran media elektronik yaitu sebagai alat
seseorang dalam menerima dan memberikan informasi serta
menunjang gaya hidup yang mereka jalani. Jika dilihat dari
segi positif, banyak manfaat yang bisa kita ambil dari
pesatnya perkembangan media ini seperti media sosial
Instagram yang berfungsi sebagai alat promosi dalam dunia
fashion atau makanan yang disebut dengan online shop untuk
memperkenalkan produk yang mereka jual kepada
masyarakat. Sehingga melalui media ini masyarakat dapat
mengetahui gambar barang yang dijual dan tertarik untuk
membelinya. Selain alat promosi media sosial bisa jadi ajang
aktualisasi diri kaum muda, kaum muda biasanya sangat
gemar untuk memposting atau memberikan informasi
segudang aktivitas yang mereka jalani. Maka dari itu media
sangat mempengaruhi gaya hidup seseorang. Ketertarikan
seseorang terhadap sesuatu tidak lepas dari bantuan media
sebagai alat bantu mengenai informasi yang dibutuhkan
seseorang. Media sosial juga memudahkan komunikasi para
pengguna dengan pengguna lain yang jaraknya jauh.
c. Opinion (Opini)
Dimensi opini dalam penelitian ini dapat dilihat dari sejauh
mana pandangan mahasiswa terhadap aktivitas berbelanja online
di Instagram. Opini dapat bersifat mendukung, bisa juga
sebaliknya. Opini yang mendukung dimana mahasiswa yang
mendukung aktivitas berbelanja online di Instagram, terutama
ketika terbentuknya perilaku konsumtif saat berbelanja.
27
Sedangkan opini yang tidak mendukung mencerminkan
pandangan mahasiswa yang tidak mendukung aktivitas
berbelanja online di Instagram. Adapun indikator pada dimensi
opini ialah diri sendiri, isu sosial, politik, bisnis, ekonomi,
pendidikan, produk, masa depan dan budaya.
1. Opini Sendiri
Opini diri sendiri merupakan pandangan seseorang
terhadap suatu hal tertentu. Opini seseorang berbeda-beda
tergantung dari sudut pandang yang dilihat. Suatu opini dapat
terbentuk melalui gaya hidup seseorang dalam menjalani
hidupnya.
2. Produk
Menurut Kotler, “a product is anything that be offered to a
market for attention acquisition, use or comsumption that
might satisfy a wabt or need).18
Produk adalah sesuatu yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk di perhatikan, dimiliki,
dipakai atau dikonsumsikan sehingga dapat memuaskan
keinginan atau kebutuhan. Produk juga merupakan suatu
yang nyata berupa produk atau jasa yang ditawarkan kepada
konsumen untu memenuhi kebutuhan serta keinginan yang
berbentuk fisik, jasa, tempat maupun ide- ide. Dengan
perkembangan jaman yang semakin maju para pebisnis
dituntut untuk menjadi pribadi yang lebih kreatif, agar produk
yang dihasilkan memiliki kualitas yang lebih bagus dan
selalu membuat inovasi terbaru yang mana dapat menarik
masyarakat untuk membeli produk tersebut.
3. Bisnis
Media sosial tengah menjadi trend masyarakat di abad ke-
21 ini. Media sosial yang pada awalnya berfungsi sebagai
18
Danang Sunyoto, Dasar- dasar Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: CAPS)
28
penghubung masyarakat, kini berevolusi menjadi sarana
berbisnis bagi para pebisnis. Dengan menggunakan media
sosial dalam menjalankan bisnisnya, pebisnis tidak
memerlukan modal yang besar, namun harus memanfaatkan
media sosial dengan bijak. Saat ini, media sosial merupakan
cara paling efektif untuk meningkatkan customer terhadap
produk atau jasa pebisnis. Peran media sosial seperti
Instagram, Facebook, twitter dan berbagai media sosial
lainnya berguna membangun hubungan dengan pelanggan
secara online. Bisnis online adalah bisnis yang dijalankan
secara online dengan menggunakan jaringan internet,
sedangkan informasi yang akan disampaikan atau dijual
biasanya menggunakan media website, media sosial atau
aplikasi, kerena kini hampir setiap orang menginginkan
kepraktisan dan kemudahan dalam hal memenuhi kebutuhan
sehari- hari. Jadi, melalui media sosial khususnya Instagram
menjadikan peluang bagi masyarakat untuk membuka bisnis
atau usaha baru guna memenuhi kebutuhan masyarakat saat
ini.
Jadi, dalam mengkaji mengenai gaya hidup, kita telah
mengetahui bahwa gaya hidup mempunyai tiga dimensi, yaitu
aktivitas, minat dan opini. Namun dalam hal penelitian tidak semua
indikator yang terdapat dalam dimensi tersebut dijadikan untuk
indikator pernyataan penelitian. Hal tersebut dikarenakan peneliti
menyesuaikan dengan objek penelitian. Maka dari itu dimensi yang
digunakan untuk meneliti gaya hidup kaum muda adalah sebagai
berikut:
1. Activity (Aktivitas) menggunakan pengukuran gaya hidup
melalui indikator hobi, hiburan, dan belanja.
29
2. Interest (Minat) menggunakan pengukuran gaya hidup
melalui indikator fashion, masyarakat, dan media.
3. Opinion (Opini) menggunakan pengukuran gaya hidup
melalui indikator opini diri sendiri, produk, dan bisnis.
b. Faktor- faktor yang mempengaruhi Gaya Hidup
Menurut Amstrong dalam gaya hidup yang mempengaruhi
gaya hidup seseorang ada dua faktor, yaitu:
1. Faktor Internal
Faktor internal yaitu yang berhubungan dengan sikap,
pengalaman dan pengamatan, kepribadian, konsep diri, motif
dan persepsi dengan berikut:
a. Sikap
Sikap berarti suatu keadaan jiwa dan keadaan pikiran
yang dipersiapkan untuk memberikan tanggapan terhadap
suatu objek yang diorganisasi melalui pengalaman dan
secara langsung mempengaruhi perilaku. Keadaan jiwa
tersebut dipengaruhi oleh tradisi, kebiasaan, kebudayaan
dan lingkungan sosialnya.
b. Pengalaman dan pengamatan
Pengalaman bisa mempengaruhi sebuah pengamatan
sosial dalam tingkah laku, pengalaman dapat diperoleh
dari semua tindakannya di masa lalu dan dapat dipelajari,
sebuah pengalaman dapat diperoleh melalui pembelajaran,
dimana hasil dari pengalaman sosial tersebut akan dapat
membentuk pandangan terhadap suatu objek.
c. Kepribadian
Kepribadian adalah konfigurasi karakteristik individu
dan cara berperilaku yang menentukan perbedaan perilaku
dari setiap individu.
30
d. Motif
Motif adalah dorongan yang timbul dari dalam diri
manusia dikarenakan adanya kebutuhan- kebutuhan yang
ingin dipenuhi oleh manusia. Jika motif seseorang
terhadap kebutuhan akan prestise itu besar maka akan
membentuk gaya hidup yang cenderung mengarah kepada
gaya hidup hedonis.
e. Konsep diri
Konsep diri sebagai inti kepribadian akan menentukan
perilaku individu dalam menghadapi permasalahan
hidupnya, karena konsep diri merupakan frame of
reference yang menjadi awal perilaku.
f. Persepsi
Persepsi adalah proses dimana seseorang mengatur,
memilih dan menginterpretasikan informasi untuk
membentuk suatu gambar yang berarti mengenal dunia.
Maka dari itu jelas adanya bahwasanya faktor internal
seseorang akan berpengaruh kuat terhadap gaya hidup yang
dijalaninya saat ini maupun kedepannya.
2. Faktor Eksternal
Adapun faktor internal yang mempengaruhi gaya hidup
ialah:
a. Kelompok Referensi
Kelompok referensi adalah kelompok yang
memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung
terhadap sikap dan perilaku seseorang. Pengaruh-
pengaruh tersebut akan menghadapkan individu pada
perilaku dan gaya hidup tertentu.
b. Keluarga
Keluarga memegang peranan yang sangat besar dalam
pembentukan sikap dan perilaku seseorang. Karena seperti
31
yang diketahui keluarga menjadi tempat pertama untuk
individu tersebut berinteraksi.
c. Kelas Sosial
Kelas sosial ialah kelas yang bersifat homogen dan
bertahan lama dalam sebuah masyarakat, yang tersusun
berdasarkan urutan jenjang dan para anggota dalam setiap
jenjang tersebut memiliki nilai, minat dan tingkah laku
yang sama. Ada dua unsur pokok dalam sistem sosial
pembagian kelas didalam masyarakat, yang pertama
kedudukan (status) dan yang kedua ialah peranan.
d. Kebudayaan
Kebudayaan disini meliputi pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, adat istiadat, hukum dan kebiasaan yang
dihasilkan individu sebagai anggota masyarakat. 19
Dengan itu, maka seseorang memiliki masing- masing
gaya hidup yang menjadi kebiasaan dalam kehidupannya.
Pendapatan yang dihasilkan seseorang juga akan
mempengaruhi bagaimana gaya hidup yang dijalaninya.
c. Gaya Hidup Konsumtif
Konsumtif merupakan (sebuah kata sifat; dilihat dari akhiran
– i f ) sering diartikan sama dengan kata “konsumerisme”. Padahal
kata yang terakhir ini mengacu pada segala sesuatu yang berhubungan
dengan konsumen. Sedangkan konsumtif lebih dalam menjelaskan
keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya
kurang diperlukan serta kurang dibutuhkan secara berlebihan untuk
mencapai kepuasan yang maksimal. Gaya hidup dan perilaku
konsumtif ibaratnya adalah dua sisi mata uang yang menjadi habitat
subur bagi perkembangan kapitalisme. Di masyarakat post- modern
tidak ada orang yang bergaya tanpa modal atau hanya mengandalkan
19
Meriena Putri, Edwar, “Pengaruh Faktor Internal Dan Eksternal Gaya Hidup Terhadap
Keputusan Pembelian (Studi Pada Konsumen D’goda Coffee Pazkul Sidoarjo)”, Jurnal, 2015, h. 3.
32
simbol- simbol budaya. Seseorang dikatakan memiliki gaya hidup
modern, ketika ia mengonsumsi dan memamerkan simbol- simbol
ekonomi yang berkelas, dan melakukan berbagai aktivitas yang
membutuhkan dana tidak sedikit.20
Gaya hidup konsumtif adalah sebuah perilaku boros, dimana
perilaku tersebut mengkonsumsi barang atau jasa secra berlebihan,
yang mendahulukan keinginan semata daripada kebutuhan dengan
tidak menggunakan skala prioritas. Perilaku konsumtif ini juga bisa
disebut dengan kehidupan bermewah- mewahan yang kemudian akan
berimbas kepada pembentukan sikap atau perilaku individu
dikarenakan sifat manusia yang cenderung materialistik serta tidak
memiliki rasa puas dalam setiap kebutuhan dan keinginannya. Gaya
hidup konsumtif adalah gaya hidup dimana individu tersebut hanya
menjadi konsumen dengan membelanjakan uangnya daripada
menghasilkan sebuah produk sendiri. Hal ini dapat diperkuat oleh
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia, bahwa perilaku konsumtif
merupakan kecenderungan manusia untuk melalukan konsumsi tanpa
batas yang mementingkan keinginan dibandingkan kebutuhan.
Perilaku konsumtif sebagian besar dilakukan oleh kaum wanita.
Hal ini sisebabkan konsumen wanita lebih menggunakan emosional,
sedangkan konsumen pria menggunakan nalar. Kecenderungan
perilaku konsumsi pria yaitu tidak sabaran dalam memilih barang,
memiliki perasaan kurang enak jika tidak membeli barang jika sudah
memasuki toko, kurang menikmati kegiatan berbelanja sehingga
terburu-buru untuk melakukan traksaksi pembelian. Sebaliknya,
perilaku konsumsi wanita lebih tertarik jika melihat warna dan bentuk
yang menarik perhatiannya, mudah terhasut oleh bujukan penjual, dan
senang melakukan kegiatan berbelanja walau hanya windows
shopping (melihat- lihat tapi tidak membeli)
20
Bagong Suyanto, Sosiologi Ekonomi Kapitalisme dan Konsumsi di Era Masyarakat
Post- Modernisme, (Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2013), h. 144-145
33
2. Pemasaran
Pemasaran adalah kegiatan meneliti kebutuhan dan keinginan
konsumen (probe), menghasilkan barang dan jasa sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan konsumen (product), menentukan tingkat harga
(price), mendistribusikan produk ketempat konsumen (place).
Mempromosikannya produk dikelas konsumen (promotion), Pemasaran
adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan
kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai
dengan pihak lain. 21
Komunikasi pemasaran merupakan salah satu faktor
penentu kesuksesan strategi dan program pemasaran. Betapapun
berkualitasnya sebuah produk, bila konsumen belum pernah
mendengarnya atau tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi
mereka, maka mereka tidak akan tertarik untuk membelinya. Komunikasi
pemasaran merupakan usaha untuk menyampaikan pesan kepada publik
terutama konsumen sasaran mengenai keberadaan produk di pasar. Konsep
yang secara umum sering digunakan untuk menyampaikan pesan adalah
apa yang disebut dengan bauran promosi. Disebut bauran promosi karena
biasanya pemasar sering menggunakan berbagai jenis promosi secara
simultan dan terintegrasi dalam suatu rencana promosi produk. Terdapat 5
jenis promosi yang biasa disebut sebagai bauran promosi yaitu iklan,
penjualan tatap muka, promosi penjualan, hubungan masyarakat dan
publisitas, serta pemasaran langsung.22
Promosi penjualan (sales promotion) menggunakan sejumlah alat
(seperti diskon, kontes undian, kupon, premium, produk sampel dan lain-
lain) untuk menawarkan tiga manfaat pokok: (1) komunikasi, yaitu
memberikan informasi yang dapat menarik perhatian konsumen agar
tertarik untuk membeli produk; (2) insentif, berupa kontribusi, konsensi
atau dorongan yang bisa bernilai tambah bagi pelanggan; dan (3) invitasi,
21
Nurochim dan Iwan Purwanto, “Manajemen Bisnis”, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 155 22
J. Setiadi, op. cit., h.250- 251.
34
yang mengharapkan agar konsumen segera melakukan transaksi
pembelian. Berdasarkan targetnya, promosi penjualan dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam, yakni promosi konsumen (meliputi
kupon, produk sampel gratis, premium, hadiah, undian), promosi dagang
(seperti diskon, barang dagangan serta insentif lain bagi pengecer atau
pedagang grosir) dan promosi wiraniaga (seperti kontes penjualan).
Pemasaran dimulai dengan pemenuhan kebutuhan manusia yang
kemudian tumbuh menjadi sebuah keinginan yang diinginkan oleh
manusia. Sebagai contoh, saat seseorang menginginkan air untuk
memenuhi kebutuhan dahaganya, jika ada segelas air maka kebutuhan
dahaganya akan terpenuhi. Namun manusia tidak hanya ingin memenuhi
kebutuhannya, tetapi juga ingin memenuhi keinginannya, misalnya segelas
air merk Aqua yang bersih dan mudah untuk dibawa kemana saja karena
kemasannya yang praktis. Maka manusia akan memilih Aqua botol untuk
memenuhi kebutuhan dahaganya dan sesuai dengan keinginannya karena
kemasannya yang praktis dan mudah dibawa. Keinginan manusia akan
produk atas barang dan jasa menarik perhatian para pemasar, sehingga
mereka menggunakan strategi mengingatkan, menginformasikan dan yang
paling penting ialah membujuk konsumen untuk melakukan pembelian.
Strategi pemasaran dengan basis bauran pemasaran digunakan untuk
mencapai hal tersebut dengan langkah- langkah segmentasi dan penetapan
target yang dijadikan sebagai dasar perencanaan pemasaran.
Proses dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan manusia adalah
yang menjadi konsep pemasaran. Mulai dari pemenuhan produk (product),
penetapan harga (price), penempatan (place) dan mempromosikan produk
(promotion). Kinerja pemasaran dilihat dari berbagai hal, mulai dari merk
yang kuat, pangsa pasar yang besar, penjualan yang tinggi, pelayanan yang
loyalitas, profit dan lain-lain. Karena pemasaran bukanlah ilmu pasti
seperti keuangan, teori bauran pemasaran juga terus berkembang. Dalam
35
perkembangannya, dikenal juga istilah 7P di mana 3P yang selanjutnya
adalah people (orang), physical evidence (bukti fisik), process (proses). 23
Menurut Kotler dalam buku Teori, Kuesioner dan Analisis data,
pemasaran adalah sebagai Proses sosial dan manajerial yang mana
seseorang atau kelompok memperoleh apa yang nereka butuhkan dan
inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai dengan pihak
lain. 24
Menurut Basu Swasta dalam Sunyoto, Pemasaran adalah sistem
keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang, jasa,
ide kepada pasar sasaran agar dapat mencapai tujuan organisasi, sedangkan
menjual adalah ilmu dan seni memengaruhi pribadi yang dilakukan oleh
penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli produk atau jasa
yang ditawarkan. Pemasaran menurut Kotler adalah proses sosial dan
menejerial dengan mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang
mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran produk
dan nilai. Pemasaran menurut William J. Stanton, pemasaran adalah suatu
sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan,
menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang- barang yang
dapat memuaskan keinginan konsumen dan mencapai pasar sasaran serta
tujuan perusahaan.25
Jadi, pemasaran ialah sebuah proses ataupun kegiatan yang memiliki
hubungan erat dengan keberlangsungan sebuah usaha yang dijalaninya
serta merupakan elemen utama dalam kegiatan mengembangkan sebuah
usaha. Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dipaparkan, pemasaran
ialah kegiatan dalam menjalankan sebuah usaha, dimana pemasaran sangat
berperan penting dalam kemajuan sebuah usaha. Kemajuan sebuah usaha
akan bergantung pada kegiatan pemasaran yang dilakukan.
23
Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, (Universitas Negeri Malang: Penerbit
Erlangga. 2012), h.33 24
Danang Sunyoto, Teori, Kuesioner dan Analisis data, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013),
h. 1
25 Danang Sunyoto, Dasar- dasar Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: CAPS, 2012)
36
Pemasaran merupakan salah satu dari kegiatan utama yang dilakukan
oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya serta
untuk terus berkembang dan mendapatkan keuntungan sebagai ukuran
keberhasilan perusahaannya baik berupa laba maupun berupa kepuasan.
Perencanaan pemasaran penting bagi perusahaan dalam menentukan
strategi perusahaan dalam menjalankan bisnis. Pada era globalisasi saat
ini, pemasaran dapat dilakukan secara langsung dan online. Pemasaran
langsung didefinisikan sebagai komunikasi langsung dengan konsumen
perorangan yang menjadi sasaran dengan tujuan untuk memperoleh
tanggapan yang segera. Sedangkan pemasaran online dilakukan melalui
sistem komputer online yang menghubungkan pelanggan dengan penjual
secara elektronik atau yang dikenal saat ini dengan sebutan e-commerce.
Internet telah menciptakan cara baru dalam merancang strategi
perusahaan. Teknologi tersebut juga membantu perusahaan dalam
mendistribusikan produk secara lebih efektif dan efisien, serta membantu
perusahaan dalam berkomunikasi dengan pelanggan. Tidak hanya bagi
perusahaan, internet juga memudahkan konsumen dalam mencari
informasi mengenai produk yang diinginkan tanpa terbatas ruang dan
waktu. Istilah umum untuk proses pembelian dan penjualan yang didukung
oleh cara-cara yang elektronik disebut dengan perdagangan elektronik atau
e-commerce.
Dalam dunia pemasaran, baik orang maupun perusahaan harus
memiliki strategi pemasaran demi mengembangkan secara lebih
produk/jasa yang ditawarkannya, dimana strategi pemasaran merupakan
suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Strategi pemasaran
tidak hanya diperuntukkan kepada usaha yang berskala besar saja, namun
usaha berskala kecil dan menengah juga perlu untuk memiliki strategi.
Hubungan strategi dan pemasaran adalah hal yang saling berhubungan satu
sama lain dan sangat penting dalam dunia bisnis, karena hubungan ini
langkah- langkah yang saling berkesinambungan yang diupayakan sebuah
perusahaan guna mencapai target perusahaan. Dalam rangka mewujudkan
37
kepuasan konsumen secara maksimal. Strategi merupakan daya cipta
(inovasi) serta daya kreativitas dalam mengembangkan usaha yang telah
dibangun.
Desain strategi diperlukan demi tercapainya tujuan pemasaran dengan
menggunakan kiat- kiat memaksimalkan desain website, periklanan,
hubungan masyarakat, promosi lokasi, social networking, penetapan harga,
membuat acara/ tayangan langsung, pengemasan sebagai upaya penciptaan
kreativitas dan inivasi pada bidang- bidang yang memang merupakan
fokus utama strategi pemasaran.26
Untuk menarik perhatian masyarakat
dalam pemasaran maka seorang wirausaha harus memiliki kiat- kiat
ataupun strategi yang menarik dalam semua bidang baik dalam desain
websitenya untuk pemasaran yang dilakukan melalui media online ataupun
hubungan dengan masyarakat dan hal yang sering kali dilupakan ialah
bagian pengemasan, padahal pada bagian ini akan memberikan efek yang
sangat baik pada konsumen, karena jika pengemasan yang menarik akan
menjadi nilai tambah yang diberikan oleh konsumen. Pada penelitian ini,
peneliti berfokus kepada variabel promosi yang mana kegiatan ini meliputi
semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan
dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran.
a. Definisi Promosi
Kegiatan promosi merupakan salah satu komponen yang sangat
penting dari kegiatan pemasaran. Dengan adanya promosi konsumen
akan mengetahui produk/ jasa apa yang ditawarkan oleh perubahan
atau konsumen menjadi tahu produk terbaru apa yang akan
diluncurkan dalam perusahaan tersebut agar para konsumen tergoda
untuk melakukan kegiatan pembelian. Kegiatan promosi sangat erat
kaitannya dengan penyebaran informasi untuk disampaikan ke
konsumen.
26
Agus Hermawan, Komunikasi Pemasaran, (Universitas Negeri Malang: Penerbit
Erlangga. 2012), h.34
38
Promosi penjualan merupakan aktivitas pemasaran yang
mengusulkan nilai tambah dari suatu produk dalam jangka waktu
tertentu dalam rangka mendorong pembelian konsumen, efektivitas
penjualan atau mendorong upaya yang dilakukan oleh tenaga
penjualan. Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui
penggunaan berbagai insentif yang dapat diatur untuk merangsang
pembelian produk dengan segera atau meningkatkan jumlah barang
yang dibeli pelanggan. Melalui promosi, perusahaan dapat menarik
pelanggan baru, memengaruhi pelanggannya untuk mencoba produk
baru, mendorong pelanggan untuk membeli lebih banyak produk yang
dijual serta mengupayakan kerja sama yang lebih erat dengan
pengecer.
Pada hakikatnya promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran. Yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran adalah
aktivitas pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi,
mempengaruhi/membujuk, dan/atau mengingatkan pasar sasaran atas
perusahaan dan produknya agar bersedia menerima, membeli, dan
loyal pada produk yang ditawarkan perusahaan yang bersangkutan.
Promosi merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan suatu
program pemasaran. Betapapun berkualitasnya suatu produk, bila
konsumen belum pernah mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk
itu akan berguna bagi mereka, maka mereka tidak akan pernah
membelinya. Promosi adalah kegiatan dimana produsen
menyampaikan pesan mengenai produk- produknya, sehingga
konsumen mengenal produk dan meyakini bahwa produk tersebut
dibutuhkan oleh konsumen serta dapat memberikan manfaat untuk
memecahkan masalah yang dihadapi konsumen.27
Menurut American Marketing Association (AMA), promosi
penjualan merupakan upaya pemasaran yang bersifat media dan non
media untuk merangsang coba- coba dari konsumen, meningkatkan
27
Sunyoto, op. cit
39
permintaan dari konsumen atau untuk memperbaiki kualitas produk.28
Menurut William J. Stanton, menyatakan bahwa promosi adalah salah
satu unsur dalam bauran pemasaran, promosi dilakukan untuk
menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen secara
langsung maupun tidak langsung tentang suatu produk atau brand
yang dijual.29
Menurut Tjiptono promosi adalah menginformasikan,
mempengaruhi dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran
tentang perusahaan dan bauran pemasarannya. Menginformasikan
yaitu berupa memberikan informasi pasar mengenai keberadaan suatu
produk baru, memperkenalkan cara pemakaiannya dan menyampaikan
perubahan harga kepada pasar. Membujuk ialah berupa membentuk
pilihan merek, mengalihkan pilihan ke merek tertentu dan mengubah
persepsi pelanggan terhadap atribut produk. Mengingatkan berupa
mengingatkan pembeli bahwa produk yang bersangkutan dibutuhkan
dalam waktu dekat, mengingatkan pembeli akan tempat- tempat yang
menjual produk perusahaan dan membuat pembeli tetap ingat
walaupun tidak ada iklan.30
Salah satu konsep penting dari strategi pemasaran yaitu konsep
Marketing mix adalah sejumlah alat pemasaran yang digunakan
perusahaan untuk mencapai tujuan- tujuan pemasarannya. Alat
pemasaran yang sangat popular dikenal dengan 4P. Marketing mix
merupakan kumpulan variabel- variabel yang digunakan perusahaan
untuk memenuhi tanggapan konsumen. Komponen penting yang dapat
mempengaruhi pembeli adalah yang berhubungan denga product,
price, place, dan promotion (4P). keempat unsur bauran pemasaran
tersebut harus dirumuskan dan dirancang berdasarkan kebutuhan dan
28
J. Setiadi, op. cit., h. 256 29
Sunyoto, op. cit 30
Nurmadina, “Analisis Faktor- faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian Secara
Online” (Studi Kasus Pada konsumen fashion online di Kota Makasar)”, Skripsi pada UIN
Alauddin Makassar, Makassar, 2016, h. 31-32
40
kepentingan konsumen, karena konsumen adalah sasaran dari semua
kegiatan pokok pemasaran. Pemasaran yang berhasil adalah ketika
konsumen melakukan transaksi untuk mendapatkan produk yang
dijual produsen dan konsumen membayarkan sejumlah imbalan untuk
mendapatkan produk tersebut.31
Namun, pada penelitian ini, peneliti hanya menggunakan dimensi
promosi atau bentuk pemasaran seperti apa yang disenangi konsumen
sehingga dapat menarik konsumen untuk berbelanja secara online di
Instagram. Ketiga dimensi lainnya yaitu product, place dan price
tidak dimasukkan karena dimensi product dan price akan menjadi
tumpang tindih dengan indikator dalam dimensi daya beli produk
dalam variabel dependen tingkat perilaku konsumtif mahasiswi dan
price dalam variabel independen orientasi belanja. Sedangkan dimensi
place dianggap kurang relevan karena peneliti terfokus kepada toko
online yang hadir melalui media sosial Instagram, bukan toko yang
biasa dikunjungi di tempat tertentu secara fisik.
Pada penelitian ini dimensi promosi adalah bentuk pemasaran yang
disenangi konsumen ketika berbelanja online di Instagram. Promosi
dapat menjadi mendukung dan tidak mendukung tingkat perilaku
konsumtif mahasiswa dalam belanja online di Instagram. Bentuk
promosi yang mendukung mencerminkan adanya pengaruh promosi
terhadap tingkat perilaku konsumtif belanja online di Instagram.
Berdasarkan hal tersebut, adapun beberapa indikator yang digunakan
untuk mengukur dimensi ini, yaitu:
1. Memberikan kegiatan periklanan untuk memberikan informasi
(mass selling)
2. Adanya pemberian diskon atau potongan harga ketika
berbelanja online
31
Ujang Suwarman, “Perilaku Konsumen Teori dan Penerapannya dalam Pemasaran”,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), h. 19
41
3. Memberikan hadiah promo yang menarik bagi pelanggan
(sales promotion) atau give away
3. Orientasi Belanja
a. Definisi Orientasi Belanja
Menurut Visser dan Preez dalam Ginting, orientasi belanja dapat
didefinisikan sebagai gaya pembelanja yang memberikan penekanan
khusus pada gaya hidup belanja yang mencakup kegiatan belanja,
kepentingan dan pendapat dan mencerminkan pandangan dari belanja
sebagai sebuah fenomena sosial, rekreasi dan ekonomi yang
kompleks.32
Dalam Munculnya kegiatan belanja online, memberikan
dampak terhadap perilaku belanja online itu sendiri, konsumen
mungkin berbeda dalam hal orientasi belanja mereka. Stone dalam
Kusuma dan Septarini, menggambarkan konsep orientasi belanja
sebagai gaya hidup berbelanja atau gaya berbelanja yang
menempatkan penekanan pada aktivitas berbelanjanya. 33
Membuat
konsep orientasi belanja sebagai bagian tertentu dari gaya hidup
pembelanja yang mencakup aktivitas berbelanja, pendapat, dan minat.
Orientasi belanja sebagai sesuatu yang kompleks dan mempunyai
fenomena multidimensional (motif, kebutuhan, ketertarikan, kondisi
ekonomi, dan kelas sosial) dan dimensi perilaku pasar (pilihan sumber
informasi, perilaku panutan, dan atribut toko). Berdasarkan hal
tersebut dapat dikatakan bahwa orientasi belanja merupakan bagian
dari gaya hidup individu dengan menekankan pada kegiatan
berbelanja individu dan dapat menggambarkan keinginan dan
kebutuhan individu ketika melakukan kegiatan berbelanja. Pada
32
Sri Ratu Natalina Ginting, “Pengaruh Orientasi Belanja (Shopping Orientation) dan
Kepercayaan Online (Online Trust) Terhadap Niat Pembelian Online (Online Purchase Intention
(Studi Kasus pada Online Shop Zone.id),” Skripsi pada Universitas Sumatera Utara, Medan, 2018,
h. 15 33
Destiani Fitria Kusuma dan Berlian Gressy Septarini, “Pengaruh Orientasi Belanja
Terhadap Intensi Pembelian Produk Pakaian Secara Online Pada Pengguna Online Shop”, Jurnal
Psikologi dan Organisasi, Vol 02, 2013, h. 2
42
dasarnya orientasi berbelanja yang dimiliki individu berkaitan dengan
gaya hidup yang dimiliki oleh individu secara umum. Orientasi
berbelanja dapat menunjukkan kebutuhan individu ketika berbelanja.
Individu yang memiliki orientasi berbeda akan menunjukkan
karakteristik dan perilaku yang berbeda.
b. Dimensi Orientasi Belanja
Seock dalam Kusuma dan Septarini (2013) menyatakan bahwa
orientasi belanja memiliki tujuh dimensi, yaitu:
1. Shopping enjoyment yang merupakan kenyamanan dan
kesenangan individu ketika melakukan belanja.
2. Brand/fashion consciousness yang merupakan kesadaran
individu terhadap harga merek atau mode busana.
3. Price consciousness yang merupakan kesadaran individu
terhadap harga produk.
4. Shopping confidence yang merupakan kepercayaan individu
terhadap kemampuan berbelanjanya.
5. Convinience/time consciuosness yang merupakan kesadaran
individu terhadap waktu dan kenyamanan ketika berbelanja.
6. In-home shopping tendency yang merupakan kecenderungan
individu untuk melakukan pembelian dengan tidak keluar
rumah.
7. Brand/store loyalty yang merupakan kesetiaan individu
terhadap merek dan toko ketika melakukan kegiatan
berbelanja.34
Dalam mengkaji mengenai orientasi belanja, kita telah mengetahui
bahwa orientasi belanja mempunyai tujuh dimensi. Namun dalam hal
penelitian tidak semua indikator yang terdapat dalam dimensi tersebut
dijadikan untuk indikator pernyataan penelitian. Hal tersebut
dikarenakan peneliti menyesuaikan dengan objek penelitian. Maka
34
Ibid., h. 3
43
dari itu dimensi yang digunakan untuk meneliti gaya hidup kaum
muda adalah sebagai berikut:
1. Shopping Enjoyment yang merupakan kenyamanan dan
kesenangan individu ketika melakukan belanja.
2. Brand/ fashion Consciousness yang merupakan kesadaran
individu terhadap harga merek atau mode busana.
3. Brand/ store loyalty yang merupakan kesetiaan individu
terhadap merek dan toko ketika melakukan kegiatan
berbelanja.
4. Perilaku Konsumen
Strategi pemasaran bergantung kepada sejauh mana perusahaan
memahami perilaku konsumen. Strategi tersebutlah yang kemudian akan
membawa perusahaan menuju kesuksesan. Karena syarat yang harus
dipenuhi oleh suatu perusahaan agar sukses dalam persaingan adalah
berusaha mencapai tujuan dengan mempertahankan dan meningkatkan
pelanggan. Dalam mempertahankan pelanggan perusahaan harus mampu
memuaskan dan memenuhi keinginan dan harapan konsumen. Oleh karena
itu, penting untuk perusahaan memahami perilaku konsumen demi
menyusun strategi pemasaran yang hendak diterapkan.
Menurut Hawkins dan Mothersbaugh yang dikutip didalam buku
Suryani, perilaku konsumen merupakan studi tentang bagaimana individu,
kelompok dan organisasi serta proses yang dilakukan untuk memilih,
mengamankan, menggunakan dan menghentikan produk, jasa,
pengalaman, atau ide untuk memuaskan kebutuhannya dan dampaknya
terhadap konsumen dan masyarakat. 35
Perilaku konsumen merupakan
proses yang dinamis mencakup perilaku konsumen individual, kelompok
dan anggota masyarakat yang secara terus menerus mengalami perubahan.
Definisi perilaku konsumen yaitu semua kegiatan, tindakan, serta proses
35
Suryani, op. cit., h. 6
44
psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli,
ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah
melakukan kegiatan evaluasi. 36
Konsumen melakukan serangkaian
aktivitas dalam membuat keputusan pembelian. Perspektif ini
mengasumsikan bahwa konsumen memiliki masalah dan melakukan
proses pengambilan keputusan rasional untuk memecahkan masalah.
Perilaku konsumen merupakan studi yang mengkaji bagaimana individu
membuat keputusan membelanjakan sumber daya yang tersedia dan
dimiliki (waktu, uang dan usaha) untuk mendapatkan barang atau jasa
yang nantinya akan dikonsumsi. Jadi bisa diambil kesimpulan bahwasanya
perilaku konsumen memiliki serangkaian kegiatan yang berkelanjutan
hingga berakhir pada tingkat kepuasan konsumen.
Sumarwan berpendapat bahwa perilaku konsumen adalah semua
kegiatan, tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan
tersebut pada saat sebelum membeli, ketika membeli, menggunakan,
menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-hal diatas atau
kegiatan mengevaluasi. Secara umum, konsumen dikelompokkan menjadi
dua, yaitu konsumen individu yang berarti membeli barang dan jasa untuk
digunakan sendiri, digunakan anggota keluarga dan seluruh anggota
keluarga lain dan atau mungkin digunakan untuk hadiah. Konsumen
organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor
pemerintahan, dan lembaga lainnya seperti sekolah, perguruan tinggi, dan
rumah sakit, dimana mereka harus membeli produk peralatan dan jasa-jasa
lainnya dalam menjalankan seluruh kegiatan organisasinya.37
Dapat
disimpulkan, ada dua macam konsumen yang berbeda sudut pandangnya,
konsumen individu hanya berkaitan dengan diri sendiri saja, namun
berbeda dengan konsumen organisasi dimana ruang lingkupnya jauh lebih
36
Ujang Suwarman, Perilaku Konsumen, Teori dan Aplikasinya Dalam Pemasaran,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2003), h. 26 37
Ibid. h. 25
45
luas karena berkaitan dengan organisasi bisnis serta lembaga sosial dll dan
produk yang dibeli juga untuk kegiatan didalam organisasinya.
Setelah pembahasan dari beberapa tokoh mengenai perilaku
konsumen, peneliti menyimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah
tindakan seseorang dalam mendapatkan atau mengkonsumsi barang dan
jasa yang bertujuan untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan
mereka.
Perkembangan teknologi termasuk internet telah mengubah berbagai
aspek kehidupan tidak terkecuali perilaku konsumen. Perubahan dalam
cara memperoleh informasi, kebutuhan mengambil keputusan dengan cara
yang cepat tanpa terikat ruang dan waktu, serta kebutuhan untuk
mengaktualisasikan diri di dunia maya berdampak terhadap perilaku
konsumen dalam membeli dan mengonsumsi produk. Adapun hal- hal
yang dapat menarik perhatian konsumen dalam melakukan pembelian
secara online yaitu dengan memperhatikan:
1. Desain website
Kualitas website merupakan faktor penting bagi toko online.
Sebuah desain website, sebagai salah satu cara mewujudkan daya
tarik iklan. Dikatakan menarik apabila isi dan tampilannya mampu
menarik pasar sasaran serta mampu menarik minat para konsumen.
2. Reputasi
Reputasi adalah citra yang melekat pada nama dari produk atau
perusahaan yang memberi kesan kuat terhadap produk tersebut.
Reputasi merupakan suatu identitas yang merupakan penilaian dari
kelompok masyarakat ataupun konsumen. Dalam konteks transaksi
online, reputasi yang baik dapat dilakukan dengan memberi
respons atau tanggapan secara cepat, jelas dan ramah kepada
konsumen, pengiriman barang tepat waktu, pengiriman barang
sesuai order serta kemudahan dalam mengakses pembelian. Selain
itu terjalinnya interaksi komunikasi dengan konsumen juga perlu
diperhatikan, contohnya dengan adanya pemberian ucapan
46
terimakasih kepada konsumen dan ketersedian ruang yang
memungkinkan konsumen untuk memberikan komentar dan
umpan balik kepada toko online.
3. Persepsi Kemudahan Transaksi
Persepsi kemudahan merupakan persepsi seseorang yang tidak
direpotkan dengan berbagai kegiatan lain dalam melakukan
transaksi. Persepsi kemudahan transaksi online mengacu pada
persepsi konsumen akan mudahnya transaksi belanja online yang
dilakukan. Dalam melakukan transaksi online konsumen hanya
melakukan sedikit usaha, tidak terlalu ribet sehingga memudahkan
calon konsumen tersebut untuk melakukan pembelian produk
melalui internet. Persepsi kemudahan transaksi tersebut dapat
berupa pemesanan yang sederhana, pembayaran yang variatif dan
mudah dilakukan, proses pembelian yang informatif serta proses
pengiriman produk yang cepat dan tepat.38
a. Definisi Perilaku Konsumtif
Dalam kamus sosiologi, perilaku (behavior) dapat diartikan sebagai
cara bertingkah laku- laku tertentu dalam suatu situasi tertentu.39
Sedangkan konsumsi (consumption) adalah penggunaan terakhir dari
benda- benda atau jasa- jasa sebagai pemuasan keinginan manusia.
40Konsumtif pada dasarnya merupakan tindakan konsumsi yang
dilakukan secara berulang-ulang, atau dapat disebut juga dengan
konsumerisme.
Sedangkan menurut Mangkunegara, perilaku konsumtif
didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara
langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan barang-
barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang
38
Ibnu Widiyanto dan Sri Lestari Prasilowati, “Perilaku Pembelian Melalui Internet”,
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 17 No. 2, 2015, h. 112- 113 39
Soerjono Soekanto, Kamus Sosiolgi edisi baru, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985), h.51 40
Ibid., h. 105
47
mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut 41
Berdasarkan definisi diatas, indikator pada perilaku konsumen
menurut Sumartono dalam Endang Dwi Aastuti (2013) ialah:
Ada beberapa indikator yang menyebabkan seseorang atau
kelompok berperilaku konsumtif yaitu:
a. Membeli produk karena iming-iming hadiah. Seseorang
memilih berperilaku konsumtif karena adanya tawaran hadiah
apabila mereka membeli suatu produk tertentu.
b. Membeli produk karena kemasannya menarik. Seseorang
membeli suatu produk karena adanya rasa ketertarikan pada
kemasannya yang unik, rapi, dan dihiasi oleh berbagai
aksesoris sehingga menarik perhatian konsumen.
c. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.
Seseorang berperilaku konsumtif disebabkan karena adanya
sikap gengsi, yaitu dimana seseorang yang ingin terlihat harga
diri atau prestisenya tinggi di lingkungan masyarakat sekitar.
Hal ini disebabkan oleh individu yang sering melakukan
interaksi sosial terhadap kelompok kelas atas sehingga
individu harus menyesuaikan dengan kelompok kelas atas
tersebut.
d. Membeli produk atas dasar pertimbangan harga (bukan atas
kegunaan dan manfaatnya). Biasanya ketika adanya adanya
potongan harga atau diskon yang ditawarkan dalam suatu
produk, seseorang langsung tertarik untuk membelinya tanpa
memikirkan apakah produk itu bermanfaat atau tidak.
e. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.
Seseorang yang berperilaku konsumtif atas dasar untuk
menjaga atau meningkatkan status sosialnya. Hal ini dilakukan
41
Mangkunegara, Perilaku Konsumen, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2003), hal 3
48
oleh kelompok kelas atas yang mempunyai kemampuan untuk
membeli barang-barang mahal, bersosialisasi dengan
kelompok elit lainnya dan ditempat-tempat yang dianggapnya
eksklusif.42
Dari berbagai kajian yang telah dipaparkan, maka peneliti melihat
adanya beberapa dimensi dari perilaku konsumtif yaitu:
a. Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.
b. Membeli produk atas dasar pertimbangan harga (bukan atas
kegunaan dan manfaatnya).
c. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.
b. Faktor- faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumtif
Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif sebenarnya dapat
ditinjau melalui pemahaman mengenai faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumtif, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Pada faktor
eksternal yaitu dipengaruhi oleh lingkungan dimana individu itu
dilahirkan dan dibesarkan. Yang termasuk faktor eksternal yaitu faktor
kebudayaan dan faktor kelas sosial. Pada faktor internal terdiri
menjadi dua aspek yaitu faktor pribadi dan faktor psikologis.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kecenderungan perilaku
konsumtif, sebagai berikut:
1. Faktor- faktor kebudayaan
Faktor ini terdiri dari sub budaya dan kelas sosial, dimana
kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku
seseorang yang paling mendasar. Budaya dapat di definisikan
sebagai hasik kreativitas manusia dari satu generasi ke generasi
berikutnya yang sangat menentukan bentuk perilaku dalam
42
Irasmi, “Perilaku Mahasiswa Dalam Memilih Jenis Makanan Dan Minuman Di
Makasar Town Square”, Skripsi pada Universitas Hasanuddin, Makassar, 2012, h. 9
49
kehidupannya sebagai anggota masyarakat. Manusia dengan
kemampuan akal budaya telah mengembangkan berbagai macam
sistem perilaku demi keperluan hidupnya. Perubahan kebudayaan
juga berhubungan dengan peningkatan peradaban, yaitu mengarah
pada modernisasi.
2. Faktor- faktor sosial, yang meliputi kelompok referensi,
keluarga serta peranan dan status sosialnya:
a. Kelompok referensi yaitu kelompok yang memberikan
pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap
dan perilaku seseorang. Kelompok referensi juga bisa
mempengaruhi sikap dan gambaran diri seseorang, karena
secara normal individu ingin menyesuaikan diri dengan
orang yang berada disekitarnya atau dekat dengannya.
b. Keluarga. Anggota keluarga dapat memberikan pengaruh
yang sangat kuat terhadap perilaku pembeli.
c. Peranan dan status, kedudukan seseorang dalam setiap
kelompok dapat dijelaskan dalam pengertian peranan dan
status. Sebuah peranan terdiri dari aktivitas yang
diperkirakan dilakukan oleh seseorang sesuai dengan orang
lain disekelilingnya dan setiap peranan akan mempengaruhi
perilaku pembelinya.
3. Faktor Pribadi
a. Usia dan tahap daur hidup, orang yang membeli suatu
barang dan jasa akan berubah- ubah selama hidupnya, selera
orangpun pasti akan berubah berhubungan dengan usianya.
b. Pekerjaan dan kondisi ekonomi, pekerjaan akan
mempengaruhi pola konsumsi seseorang, begitu pula
keadaan ekonomi seseorang yang terdiri dari pendapatan
yang didapatkan untuk dibelanjakan serta tabungan dan
kekayaan yang dimilikinya.
50
c. Jenis kelamin. Jenis kelamin mempengaruhi kebutuhan
membeli, karena remaja putri cenderung lebih konsumtif
dibandingkan dengan pria.
4. Faktor Psikologis
a. Motivasi, yaitu sebagai suatu dorongan yang mana individu
didorong untuk melakukan suatu tindakan. Dapat dikatakan
bahwa motivasi berperan sebagai pendorong jiwa individu
untuk bertindak sesuai dengan apa yang dipikirkan oleh
mereka.43
5. Media Online
Pada era globalisasi saat ini, pembelian antara produsen dan
konsumen baik itu barang atau jasa tidak hanya dilakukan hanya dengan
melalui tatap muka saja, namun dapat juga dilakukan melalui via online
atau secara tidak langsung. Transaksi tersebut bisa disebut dengan
Electronic commerce atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan
perdagangan elektronik dan lebih dikenal dengan sebutan E-commerce.
E-commerce (EC) membantu melakukan perdagangan tradisional melalui
cara-cara baru mentransfer dan memproses informasi, karena informasi
merupakan inti dari semua kegiatan komersial. E-commerce mengacu pada
pertukaran informasi bisnis menggunakan pertukaran data elektronik, surat
elektronik, electronic bulletin board, transfer dana elektronik dan
teknologi berbasis jaringan lainnya. Informasi secara elektronik ditransfer
dari komputer ke komputer dengan cara otomatis. Internet merupakan
suatu hal yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat modern di
Indonesia. Pada awalnya keberadaan teknologi internet hanya digunakan
untuk berkirim pesan elektronik melalui email dan chatting, untuk mencari
43 Sri Hanuning, “Faktor- faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif Mahasiswa
(Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Faktor- faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif
Mahasiswa Jurusan Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta di Tempat Kost Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Solo),” Skripsi pada
Universitas Sebelas Maret, Surakarta, 2011, h. 16- 20
51
informasi melalui googling dan browsing. Namun saat ini, seiring dengan
perkembangannya internet mampu melahirkan suatu jaringan baru yang
biasa dikenal dengan sebutan media sosial. Media sosial merupakan salah
satu media online, dimana para penggunanya dapat mencari informasi,
menjalin pertemanan serta berkomunikasi dengan segala fasilitas dan
aplikasi yang ditawarkan. Kehadiran media sosial membawa pengaruh
tersendiri terhadap kegiatan yang dilakukan bagi manusia saat ini salah
satunya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Adapun beberapa media
sosial yang saat ini sedang beredar pada masyarakat modern ialah
Instagram, Facebook, twitter dan media sosial lainnya.
E-commerce adalah bagian dari e-lifestyle yang memungkinkan
transaksi jual-beli dilakukan secara online dari sudut tempat dimanapun.
E-commerce memiliki beberapa komponen standar yang dimiliki dan tidak
dilakukan secara offline, yaitu :
1. Tempat menjual (a place to sell): tempat menjual, memperkenalkan
serta mengiklankan sebuah produk atau jasa kepada konsumen
yaitu dengan memanfaatkan teknologi informasi, yaitu dengan
menggunakan internet bisa melalui jaringan computer, website,
aplikasi perdagangan elektronik, media online, media sosial dan
lain-lain.
2. Cara menerima pemesanan: e-mail, telepon, sms, dan lain-lain.
3. Cara pembayaran: cash on delivery, kertu kredit, internet payment,
pembayaran melalui minimarket dan lain-lain.
4. Metode pengiriman: pengiriman bisa dilakukan melalui jasa
pengiriman paket, download jika produk yang dijual
memungkinkan untuk itu (software, e-book).
5. Customer service: e-mail, chatting, telepon, dan lain-lain. Praktik
e-commerce nyatanya mempunyai banyak keuntungan bagi
perusahaan dan kemudahan bagi konsumen yang selanjutnya
memicu timbulnya belanja online.
52
Kegiatan online shopping merupakan bentuk komunikasi baru yang
tidak memerlukan komunikasi tatap muka secara langsung, melainkan
dapat dilakukan secara terpisah dari dan keseluruh dunia melalui media
komputer, notebook, atau handphone yang tersambung dengan layanan
akses internet.
a. Definisi Media Sosial Instagram
Instagram telah menjadi salah satu aplikasi paling diminati oleh
para pengguna smartphone berbasis iOS dan Android. Instagram
adalah aplikasi gratis untuk berbagi foto yang memungkinkan
penggunanya untuk mengambil foto dan selanjutnya berbagi pada
layanan jejaring sosial. Instagram banyak diminati semua kalangan
tanpa terkecuali artis dari mancanegara, selebgram yang merupakan
sebuah sebutan artis khusus di media sosial Instagram dan bahkan
para pemilik online shop. Online shop ini telah menjamur adanya di
Instagram searah dengan semakin berkembangnya bisnis dan semakin
meningkatnya kebutuhan di masyarakat.
Gambar 2.1
Logo aplikasi Instagram
Online shop di media sosial Instagram adalah toko belanja online
yang terdapat di jejaring internet yaitu media sosial Instagram, dan
kemudian terjadilah kegiatan jual-beli secara online. Dulu Instagram
hanya digunakan sebagai media eksis / media narsis. Saat ini semakin
53
maraknya bisnis online, sehingga Instagram penuh dengan berbagai
macam online shop. Instagram saat ini tidak hanya digunakan untuk
yang menyukai fotografi atau foto semata. Tetapi Instagram menjadi
tools yang bermanfaat untuk memasarkan sebuah produk agar dikenal
lebih luas. Melakukan bisnis online shop di Instagram dapat
dilakukan oleh siapa dan dimana saja karena hanya bermodalkan
gadget dan smartphone berbasis android, iOs, hingga windows phone
bisa menggunakannya.
Pelaku bisnis online mengaku lebih mudah memasarkan produknya
melalui Instagram karena sasaran pertama adalah orang yang paling
dekat dengannya, bisa juga melalui teman yang awalnya dari mulut ke
mulut sambil menunjukan akun Instagram, komunikasi tersebut
sangat efektif bagi para penjual, dengan adanya media Instagram
semakin mudahnya penjual menunjukkan foto atau katalaog barang
jualannya. Dalam hal ini secara tidak langsung proses tersebut
membentuk suatu rangkaian komunikasi pemasaran. Kelebihan
spesifik online shop menggunakan media Instagram adalah pasar
yang melek teknologi. 44
Salah satu kelebihan berjualan lewat
Instagram adalah pengguna Instagram sudah “terjamin‟ melek
teknologi. Artinya, mereka yang aktif di Instagram pastilah aktif pula
di Twitter dan mungkin juga Facebook. Karena itu, sangat tepat bila
mempromosikan produk melalui Instagram dan dibantu jejaring sosial
lainnya, pengguna Instagram pasti memiliki gadget dan smartphone
mahal yang mendukung aplikasi tersebut seperti iPhone, ini berarti
Instagram memiliki pengguna yang rata-rata kelas menengah ke atas.
Hal ini menguntungkan bagi penjual, karena calon konsumen/pembeli
kemungkinan besar mempunyai “kantong” yang cukup dalam.
Instagram memang digunakan sebagai aplikasi berbagi foto, fitur-
44 Eva Melita Fitria, “Dampak Online Shop Di Instagram Dalam Perubahan Gaya Hidup
Konsumtif Perempuan Shopaholic Di Samarinda”, eJournal Ilmu Komunikasi, Vol. 3, No. 1, 2015,
h. 117-128
54
fitur yang tersedia di Instagram akan mendukung gambar produk
yang di upload didalamnya terlihat menarik dan sederhana, dan di
Instagram kebanyakan fotonya menggunakan hashtags (#). Oleh
karena itu, sangat disarankan untuk menggunakan hashtags (#) agar
memudahkan calon konsumen/pembeli menemukan produk yang
diinginkannya dalam sebuah akun Instagram online shop. Beberapa
produk yang dijual pada instagram ialah produk fashion (jilbab, baju,
sepatu, dll).
Gambar 2.2
Produk yang dijual pada akun Instagram
55
Instagram pada perkembangannya menjadi sahabat terbaik bagi
para pemilik online shop untuk pemasaran produk yang mereka
miliki. Istilah sista- sista Instagram (sebagian besar penjual adalah
wanita dan produk yg dijual adalah produk untuk wanita) menjadi
istilah sehari-hari yang tidak lagi asing bagi kita. Efektivitas bisnis
online shop di media sosial Instagram pun lebih terasa karena adanya
berbagai strategi pemasaran yang sangat menarik bagi para online
shop untuk mempromosikan produknya. Seperti kegiatan Endorse,
Paid Promote (Promo Berbayar), dan SFS (Shoutout For Shoutout).
Endorse dalam dunia bisnis online diartikan sebagai cara promosi di
akun media sosial artis dengan cara pemilik/penjual online shop
memberikan produk/barang secara gratis kepada artis tersebut,
kemudian artis tersebut mengupload foto dirinya bersama barang
tersebut di media sosial Instagram. Paid Promote atau promo
berbayar adalah kegiatan promosi yang dilakukan oleh online shop
dengan membayar jasa promo tersebut kepada akun Instagram yang
membuka paid promote, biasanya akun yang membuka paid promote
ini adalah akun yang sudah terkenal dan memiliki followers puluh
ribuan hingga ratus ribuan. SFS (Shoutout For Shoutout) adalah
kegiatan saling bertukar iklan barang berupa foto dengan sesama
penjual/pemilik online shop di Instagram, sehingga foto iklan tersebut
akan muncul di timeline followers mereka. Banyak para online shop
di Instagram yang mengambil strategi dengan mengendorse para artis
yang sudah pasti memiliki followers banyak, fashion blogger, beauty
blogger, selebgram atau orang-orang yang sudah lebih tersebar dan
terpromosikan. Hal inilah yang membedakan media sosial Instagram
dari media sosial lainnya, sehingga kegiatan online shop di Instagram
saat ini lebih diminati.
56
4. Penelitian Yang Relevan
Tabel 2.2
No Peneliti/
Tahun
Judul Hasil Penelitian
1 Ahsan
Lodeng/
2018
Pengaruh Gaya
Hidup Konsumtif
menurut Ekonomi
Islam (Studi kasus
Mahasiswa Santi
Ma’had Al Jami’ah
UIN Raden Intan
Lampung)
Berdasarkan hasil
penelitian menunjukan
bahwa variabel independen
gaya hidup hedonis (X)
berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel
dependen perilaku
konsumtif (Y). hal ini
dibuktikan berdasarkan
pengujian dua sisi tersebut
hasil yang diperoleh untuk
ttabel sebesar 2,018,
sedangkan untuk thitung pada
variabel hedonic motives
sebesar 2,473. Berdasarkan
hasil tersebut makan t
tabel >
thitung yaitu 2,473 > 2,01845
2 Gita
Chairunnisa/
2013
Pengaruh Orientasi
Belanja Dan Gender
Differences Terhadap
Pencarian Informasi
Online Dan Belanja
Online (Studi Kasus
Berdasarkan hasil analisis
koefisien determinasi,
pengaruh shopping
enjoyment, brand/fashion
conscious,
convenience/time
45
Ahsan Lodeng, “Pengaruh Gaya Hidup Konsumtif menurut Ekonomi Islam (Studi kasus
Mahasiswa Santi Ma’had Al Jami’ah UIN Raden Intan Lampung)”, Skripsi pada UIN Raden Intan
Lampung, Lampung, 2018.
57
pada Mahasiswa/i
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)
conscious, price
conscious, shopping
confidence, brand/store
loyalty dan gender
differences terhadap
pencarian informasi online
dan belanja online
menunjukkan angka
persentase sebesar 55,5%
dan 1,2%. Hal ini
menunjukkan masih
terdapat beberapa variabel
yang mempengaruhi
pencarian informasi online
dan belanja online yang
tidak digunakan oleh
peneliti.Pada variabel
shopping enjoyment,
brand/ fashion conscious,
shopping confidence, brand
fashion pada uji parsial
tidak terdapat pengaruh
terhadap pencarian
informasi online, namun
pada variabel convenience/
time conscious dan price
conscious terdapat
58
pengaruh signifikan
terhadap pencarian online46
3 Irna Fitri/
2016
Analisis Promosi
Penjualan Online,
Harga, Kepercayaan,
dan Kemudahan
Terhadap Keputusan
Pembelian Online
Ceker Brontak (Studi
Pada Ceker Brontak
Kota Bandar
Lampung)
Pada variabel promosi
penjualan online terdapat
pengaruh yang signifikan
terhadap keputusan
pembelian online Ceker
Brontak. Promosi
penjualan online secara
langsung mempengaruhi
keputusan pembelian
online ceker brontak
sebesar 46,5%. Secara
simultan diketahui bahwa
variabel promosi penjualan
online, harga, kepercayaan
dan kemudahan
berpengaruh terhadap
keputusan pembelian
online ceker brontak
sebesar 52,6% .47
4 Anggit
Yoebrilianti/
2018
Pengaruh Promosi
Penjualan Terhadap
Minat Beli Produk
Fashion dengan Gaya
Hidup Sebagai
Promosi penjualan terhadap
minat beli produk fashion
yang dijual melalui jejaring
sosial mempunyai
pengaruh 50,3%, karena
46
Gita Chairunnisa, ”Pengaruh Orientasi Belanja Dan Gender Differences Terhadap
Pencarian Informasi Online Dan Belanja Online (Studi Kasus pada Mahasiswa/i UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013
47 Irna Fitri, ”Analisis Promosi Penjualan Online, Harga, Kepercayaan, dan Kemudahan
Terhadap Keputusan Pembelian Online Ceker Brontak (Studi Pada Ceker Brontak Kota Bandar
Lampung), Skripsi pada Universitas Lampung, Lampung, 2016
59
Variabel Moderator
(Survei Konsumen
Pada Jejaring Sosial)
bentuk promosi yang
ditawarkan sangat
beragam. Adapun pada
gaya hidup konsumen
sebagai variabel moderator
dapat meningkatkan
promosi penjualan tang
beragam serta
meningkatkan minat beli
sebesar 66,6%.48
5 Distiani
Fitria
Kusuma dan
Berlian
Gressy
Septarini/
Pengaruh Orientasi
Belanja Terhadap
Intensi Pembelian
Produk Pakaian
Secara Online Pada
Pengguna Online
Shop
Pada penelitian ini
menyimpulkan bahwa
orientasi belanja yang
terdapat pada individu
dapat memprediksi
kecenderungannya untuk
intensi pembelian secara
online. Dalam penelitian
ditemukan bahwa shopping
enjoyment, convenience/
time consciousness, in-
home shopping tendency
memberikan pengaruh yang
signifikan, sedangkan
brand/ fashion
consciousness, price
consciousness shopping
confidence, dan brand/
48
Anggit Yoebrilianti, ”Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Minat Beli Produk
Fashion Dengan Gaya Hidup Sebagai Variabel Moderator (Survei Konsumen Pada Jejaring
Sosial)”, Jurnal Manajemen, Vol. 8, No. 1, 2018, h. 40
60
store loyalty tidak
memberikan pengaruh
signifikan. Secara simultan
hasil signifikansi sebsar
0,000, maka model
orientasi belanja (shopping
enjoyment, brand/ fashion
consciousness, price
consciousness, shopping
confidence, convenience/
time consciousness, in
home shopping tendency,
dan brand/ store loyalty)
dapat berpengaruh kepada
intensi pembelian secara
online. 49
5. Kerangka Berfikir
Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variabel
independen yaitu gaya hidup, promosi dan orientasi belanja terhadap
variabel dependen yakni perilaku konsumtif melalui media online di
Instagram.
Pada perkembangannya semakin banyak para produsen yang
menjual barang dagangannya melalui media online, maka semakin
besar juga persaingan dalam penjualan sistem online yang terjadi
pada era globalisasi ini. Media sosial yang digunakan dalam strategi
pemasarannya juga tidak hanya satu media yang digunakan, tak
jarang seorang produsen menjual dagangannya melalu facebook,
Ttwitter dan yang terbaru sekarang ini ialah media online di
Instagram. Pengguna media sosial saat ini juga mulai digunakan
49
Destiani Fitria Kusuma dan Berlian Gressy Septarini, op.cit., h. 6-8
61
oleh berbagai kalangan umur. Persaingan tajam tentu tidak dapat
dihindari antar para produsen online. Pemenang dari persaingan ini
adalah produsen suatu produk yang mampu memberikan produk
yang menarik, memenuhi keinginan serta kebutuhan konsumen dan
kepercayaan dari para konsumen. Karena proses jual beli ini melalui
online, maka seorang konsumen juga memiliki rasa khawatir jika
barang yang dibelinya tidak sesuai dengan apa yang ditampilkan
pada gambar, maka hal yang penting diperhatikan oleh para pebisnis
online ialah bagaimana mereka dapat menarik rasa percaya para
konsumen agar memiliki rasa ingin membeli di toko mereka. Setiap
pemilik bisnis online harus mampu menarik konsumen baru setiap
saat dan harus mampu mempertahankan pelanggan yang sudah ada.
Karena mempertahankan pelanggan jauh lebih sulit dari pada
menarik pelanggan baru, apalagi dengan banyaknya kemunculan
bisnis online yang semakin banyak. Setelah barang sampai pada
konsumen, maka seorang konsumen dapat dipastikan akan
melakukan evaluasi dan penilaian terhadap produk yang sudah
mereka beli.
6. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, sesuai dengan rumusan masalah, hipotesis dalam
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “Adakah pengaruh gaya
hidup, promosi dan orientasi belanja terhadap perilaku konsumtif
melalui media Instagram.”
H1 : Gaya hidup berpengaruh terhadap perilaku konsumtif melalui
media Instagram
H2 : Promosi berpengaruh terhadap perilaku konsumtif melalui
media Instagram
62
H3 : Orientasi belanja berpengaruh terhadap perilaku konsumtif
melalui media Instagram
H4 : Gaya hidup, promosi dan orientasi belanja berpengaruh
terhadap perilaku konsumtif melalui media Instagram
63
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah merupakan salah satu
Universitas Islam negeri yang beralamat di Jl. Ir. H. Djuanda No. 95,
Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan 15412, Banten,
Indonesia. UIN Syarif Hidayatullah memiliki visi menjadi universitas
kelas dunia dengan keunggulan integrasi keilmuan, keislaman, dan
keindonesiaan.
Penelitian ini dilakukan di Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Waktu Penelitian
Proses penelitian dilakukan ketika proposal skripsi yang diajukan telah
disahkan, kemudian melaksanakan bimbingan skripsi dengan dosen
pembimbing, studi pendahuluan sampai dengan pengumpulan data di
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tabel 3.1
Rencana Kegiatan Penelitian
No. Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agust Sept Okt Nov Des
1. Revisi
Proposal
2. Penyusunan
Instrumen
Penelitian
3. Pengujian
Instrumen
Penelitian
4. Pengolahan
data
penelitian
64
5. Penyusunan
bab IV dan
bab V
6. Persiapan
siding
8. Sidang
munqasah
9. Revisi skripsi
10. Wisuda
B. Metode dan Desain Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian kuantitatif yaitu hasil
penelitian berupa angka-angka dari perhitungan statistik. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Metode kuantitatif menuntut variabel
yang diteliti data diukur, pada umumnya riset ini menampilkan angka untuk
menyampaikan suatu jumlah atau data. ”Penelitian kuantitatif merupakan
metode untuk menguji teori- teori tertentu dengan cara meneliti hubungan
antar variabel. Variabel- variabel ini diukur (biasanya dengan instrumen
penelitian) sehingga data yang terdiri dari angka- angka dapat dianalisis
berdasarkan prosedur statistik”.50
Metode kuantitatif yaitu sebuah metode penelitian yang bertujuan
menggambarkan fenomena atau gejala sosial yang terjadi di masyarakat yang
mana saling berhubungan satu sama lain. Metode kuantitatif yang biasanya
menggunakan logika deduktif berupaya mencari keteraturan dalam kehidupan
manusia, dengan memisahkan dunia sosial menjadi komponen- komponen
empiris yang disebut variabel. Variabel tersebut dapat direpresentasikan secara
numerik sebagai frekuensi atau tingkat. Metode ini mendasarkan penelitian
pada penyelidikan jumlah atau frekuensi suatu kejadian atau fenomena dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. 51
Metode kuantitatif memiliki beberapa keuntungan yaitu, penggunaan
angka memungkinkan ketepatan atau presisi yang lebih baik dalam
50
Juliansyah Noor, “Metodologi Penelitian: Skripsi Tesis, Desertasi dan Karya Ilmiah”,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013) , h. 38
51 Sudaryono, Metodelogi Penelitian, (Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2018), Cet. 2,
h. 92- 94
65
melaporkan suatu hasil. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode survei yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi
dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
Metode ini dipilih karena sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui pengaruh gaya hidup, promosi dan orientasi belanja sebagai
variabel bebas (mempengaruhi) dengan perilaku konsumtif di media online
Instagram sebagai variabel terikat (dipengaruhi). Untuk mengetahui hasil
penelitian regresi maka dilakukan penyebaran angket yang diberikan pada
anak remaja rentang usia 18-25 tahun.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Secara umum, pengertian populasi merupakan kumpulan dari keseluruhan
pengukuran, objek, atau individu yang sedang dikaji. Menurut Kurniawan
dalam Sudaryono, ”populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari
objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.52
Jadi, populasi adalah keseluruhan objek atau subjek yang
akan diteliti. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta umur
18-25 tahun yang pernah melakukan pembelian suatu barang melalui media
online di Instagram.
Sampel penelitian merupakan suatu faktor penting yang perlu di
perhatikan dalam penelitian yang dilakukan. Sampel penelitian mencerminkan
dan menentukan seberapa jauh sampel tersebut bermanfaat dalam membuat
kesimpulan penelitian. Sampel merupakan suatu bagian dari populasi.hal ini
mencakup sejumlah anggota yang dipilih dari populasi. 53
Berdasarkan hal
tersebut, maka penulis akan menggunakan sebagian populasi yang disebut
sampel. Guna menentukan siapa saja yang akan dijadikan sampel, penulis
akan menggunakan metode pengambilan data berupa Purposive Sampling
52
Ibid., h. 166 53
Ibid., h. 167
66
N
1 + N.e2
yang merupakan bagian dari Nonprobability Sampling. Purposive sampling ini
adalah teknik sampling yang digunakan oleh peneliti jika peneliti mempunyai
pertimbangan-pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya.54
.
Dalam penelitian ini, sampel yang diambil hanya mahasiswi yang aktif kuliah
di Jurusan Pendidikan IPS yang pernah melakukan pembelian suatu barang
melalui media online di Instagram. Sampel adalah sebagian dari populasi
yang karakteristiknya hendak diselidiki dan dianggap bisa mewakili
keseluruhan populasi (jumlahnya lebih sedikit daripada jumlah populasinya)55
.
Salah satu metode untuk menghitung jumlah sampel yang akan digunakan
adalah dengan menggunakan rumus slovin sebagai berikut:
n =
keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah Populasi
e : Batas toleransi kesalahan (10%)56
n = 410
410 (0,1)2
+ 1
n = 410
5,1
n = 80,392 dibulatkan menjadi 80 responden.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Variabel dalam penelitian dapat
dibedakan menjadi dua yaitu, variabel independen dan variabel dependen.
Variabel independen dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel bebas
54
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, (Jakarta: Rineka Cipta, 2013), h. 97 55
Danang Sunyoto, Teori, Kuesioner dan Analisis data untuk Pemasaran dan Perilaku
Konsumen, (Yogtakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 130 56
Noor, op.cit., h. 158
67
yaitu merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel dependen
dalam bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat yaitu variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. 57
Pada
penelitian ini melibatkan dua variabel yaitu Gaya Hidup, Promosi dan
Orientasi Belanja disimbolkan dengan huruf X. Variabel ini diposisikan
sebagai variabel bebas (independen variable) yakni masukan yang akan
memberi pengaruh pada perilaku konsumtif melalui media online di
Instagram. Sedangkan variabel terikatnya (dependen variabel) adalah
Perilaku Konsumtif Melalui Media Online Instagram disimbolkan dengan
huruf Y. Variabel ini merupakan hasil dari pengaruh variabel independen.
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian. Dalam penelitian ini melibatkan 2 variabel sebagai berikut:
1. Variabel bebas (X) atau variabel independen sebagai faktor yang
mempengaruhi variabel terikat yaitu gaya hidup, promosi dan orientasi
belanja.
2. Variabel terikat (Y) atau variabel dependen sebagai faktor yang
dipengaruhi variabel bebas yaitu perilaku konsumtif.
Adapun desain penelitiannya dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3. 1
Design penelitian analisis regresi
57
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,
2014) , h. 38-39
Y
X1
X2
X3
68
Keterangan :
X1 = Gaya Hidup (variabel bebas)
X2 = Promosi
X3 = Orientasi Belanja
Y = Perilaku Konsumtif (variabel terikat)
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian lapangan, peneliti berusaha menganalisis data yang ada
di lapangan, sehingga antara teori yang ada dapat dibuktikan relevansinya.
Untuk memperoleh data- data lapangan, penulis menggunakan dua teknik
pengumpulkan data, yaitu:
1. Kuesioner (Angket)
Angket/ Kuesioner merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan
data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya- jawab dengan
responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket
berisi sejumlah pertanyaan yang harus dijawab atau direspons oleh
responden. 58
Dalam pengertian lainnya, angket atau kuesioner merupakan
cara pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada
responden untuk diisi. 59
Dengan kata lain, angket atau kuesioner adalah
daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia
memberikan respons sesuai dengan permintaan peneliti untuk
mendapatkan jawaban atas pertanyaan penelitian. Selain itu, kuesioner
juga cocok digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar
diwilayah yang luas.
Kuesioner dapat berupa pertanyaan dan pernyataan tertutup dan
terbuka, dapat diberikan kepada responden secara langsung.60
Adapun tipe
58
Sudaryono, Metodelogi Penelitian, (Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2018), Cet. 2,
h. 207 59
Sunyoto, op.cit., h. 132 60
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2011), cet. 14 Hal: 142
69
pertanyaan yang akan diberikan adalah tertutup, yang artinya pertanyaan
atau pernyataan yang sudah disusun secara terstruktur. Dalam angket
tertutup pertanyaan atau pernyataan telah memiliki alternative jawaban
yang tinggal dipilih oleh responden. Responden tidak bisa memberikan
jawaban atau respons lain kecuali yang telah tersedia sebagai alternatif
jawaban. 61
Dalam penelitian ini menggunakan skala likert. Skala likert adalah
skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi
seseorang tentang kajadian atau gejala. Angket dalam penelitian ini
menggunakan skala Likert, yang memberikan alternatif jawaban
pertanyaan pada masing-masing item pernyataan. Skala ini digunakan
untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
tentang kejadian atau gejala sosial. 62
Adapun mekanisme penyebarannya
dengan memberikan angket kepada konsumen dalam bentuk print out dan
dalam bentuk online.
Tabel 3.2
Skala Likert
NO PILIHAN JAWABAN SKOR
POSITIF
SKOR
NEGATIF
1 SS = Sangat Setuju A D
2 S = Setuju B C
3 TS = Tidak Setuju C B
4 STS = Sangat Tidak Setuju D A
2. Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan
untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini
digunakan bila ingin mengetahui hal- hal dari responden secara lebih
61
Sudaryono, op.cit., h. 208 62
Ibid., h. 190
70
mendalam serta jumlah responden sedikit. 63
Pengumpulan data melalui
wawancara dilakukan untuk menguatkan data dari hasil dokumentasi dan
atau observasi serta kuesioner sehingga data yang dikumpulkan lengkap
dan sesuai dengan kebutuhan penelitian. Wawancara adalah suatu proses
tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih saling bertanya jawab
secara fisik maupun nonfisik.64
Adapun responden yang akan
diwawancarai adalah konsumen yang pernah/ sering melakukan belanja
online di media Instagram. Dalam kegiatan ini peneliti melakukan
wawancara yang dilakukan kepada 5 orang responden dengan tujuan untuk
menunjang data yang diperoleh dari kuesioner/angket yang ada.
F. Instrumen Pengumpulan data
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan dipermudah olehnya. Instrumen yang diartikan sebagai
alat bantu merupakan saran yang diwujudkan dalam bentuk benda berupa
angket, skala, pedoman wawancara, lembar pengamatan, soal ujian dan
sebagainya. Data yang dikumpulkan dalam penelitian digunakan untuk
menguji hipotesis atau jawaban dari pertanyaan yang telah dirumuskan.
Karena data yang diperoleh akan dijadikan sebagai landasan dalam mengambil
kesimpulan, maka data yang dikumpulkan haruslah data yang benar. Terdapat
beberapa instrumen pengumpulan data contohnya seperti angket, daftar cek
(checklist), wawancara, pengamatan, test dan dokumentasi.65
Instrumen
penelitian ini dibuat untuk mengungkap data mengenai gaya hidup, promosi
dan orientasi belanja terhadap perilaku konsumtif melalui media online di
Instagram. Skala Likert, menggunakan jawaban alternatif yang telah
disediakan oleh peneliti, sehingga responden hanya menjawab dengan cara
meng- click pada jawaban yang telah disediakan.
63
Ibid., h. 212 64
Husaini Usman, dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009), Cet.2, h.53. 65
Sudaryono, Metodelogi Penelitian, (Depok: PT. Raja Grafindo Persada, 2018), Cet. 2,
h. 206- 207
71
Adapun instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data dari gaya
hidup, promosi dan orientasi belanja terhadap perilaku konsumtif di media
online di Instagram adalah sebagai berikut:
1. Kisi- kisi Angket Penelitian
Dalam penyusunan angket penelitian seorang penelitian harus
berpedoman kepada kisi- kisi yang ada. Adapun kisi- kisi dari angket
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kisi- kisi Angket
NO VARIABEL ATRIBUT INDIKATOR NO ITEM
1 Gaya Hidup
(X1)
1. Dimensi Aktivitas
- Hobi
- Hiburan
- Belanja
2. Dimensi Minat
- Fashion
- Masyarakat
- Media
3. Dimensi Opini
- Opini sendiri
- Produk
- Budaya
1,2
3,4
5,6
7,8
9,10
11,12
13,14
15,16
17,18
2 Promosi (X2) 4. Memberikan kegiatan
periklanan untuk
memberikan informasi
(mass selling)
5. Adanya pemberian
19,20
72
diskon atau potongan
harga ketika berbelanja
online
6. Memberikan hadiah
promo yang menarik
bagi pelanggan (sales
promotion) atau give
away
21,22
23,24
3 Orientasi
Belanja (X3)
1. shopping enjoyement
2. brand consciousness
3. brand/ store loyalty
25,26
27,28
29,30
4 Perilaku
Konsumtif (Y)
1. Membeli produk demi
menjaga penampilan diri
dan gengsi.
2. Membeli produk atas
dasar pertimbangan
harga (bukan atas
kegunaan dan
manfaatnya).
3. Membeli produk hanya
sekedar menjaga simbol
status.
31,32
33,34
35,36
2. Pedoman Wawancara
Untuk mengetahui sejauh mana perilaku konsumtif melalui media
online di Instagram berdasarkan gaya hidup, promosi dan orientasi belanja
73
dilakukan wawancara kepada responden, adapun pedoman wawancara
konsumen sebagai berikut:
Tabel 3.4
Pedoman Wawancara
No Variabel Atribut Indikator Pertanyaan
1 Gaya Hidup
(X1)
1. Dimensi Aktivitas
2. Dimensi Minat
3. Dimensi Opini
1. Sejak kapan ada mulai
berbelanja online di
Instagram?
2. Apa yang membuat anda
tertarik untuk melakukan
belanja online melalui
Instagram?
3. Bagaimana pendapat anda
mengenai produk yang
ditawarkan di Instagram?
2 Promosi (X2) 1. Memberikan
kegiatan
periklanan untuk
memberikan
informasi (mass
selling)
2. Adanya pemberian
diskon atau
potongan harga
ketika berbelanja
online
3. Memberikan
hadiah promo yang
menarik bagi
pelanggan (sales
1. Bagaimana pendapat anda
mengenai bentuk promosi pada
toko- toko online di Instagram
2. Bentuk promosi seperti apa
yang menurut anda paling
menarik dan membuat orang
ingin berbelanja di Instagram?
3. Apakah hadiah promo yang
ditawarkan pada media
Instagram menjadi
ketertarikan bagi anda untuk
membeli produk tersebut?
74
promotion) atau
give away
3 Orientasi
Belanja (X3)
1. shopping
enjoyement
2. brand
consciousness
3. brand/ store
loyalty
1. Apakah anda menikmati dalam
menghabiskan waktu untuk
mencari produk melalui
instagram ?
2. Saat ingin melakukan
pembelian, apakah sasaran
utama produk yang anda beli
harus merek terkenal terutama
dalam bidang fashion?
3. Apakah ada toko online
tertentu yang harus anda
kunjungi sehingga anda selalu
melakukan pembelian ulang
pada toko online tersebut?
4 Perilaku
Konsumtif
(Y)
1. Membeli produk
demi menjaga
penampilan diri
dan gengsi.
2. Membeli produk
atas dasar
pertimbangan
harga (bukan atas
kegunaan dan
manfaatnya).
3. Membeli produk
hanya sekedar
menjaga simbol
status.
1. Seberapa sering anda melihat
produk- produk dan berbelanja
di Instagram?
2. Biasanya apa yang mendorong
anda untuk melakukan
berbelanja online di
Intagram? Apa karena
kebutuhan atau ada hal lain?
75
G. Metode Analisis Data dan Uji Coba Instrumen
1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif merupakan statistik yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan
data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.66
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang
dilihat dari nilai rata- rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,
minimum, sum, range, kurtosis dan swekness (kemencengan distribusi).
67
2. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrumen dapat
dikatakaan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan, dan
dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara cepat.68
Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukan sejauh mana data
yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas
yang dimaksud. Perhitungan validitas dilakukan dengan
menggunakan rumus product moment yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
rxy : Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment
n : Number of Cases (Jumlah individu dalam sample
66
Sudaryono, op.cit., h. 348 67
Imam Ghozali, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS21 Update
PLS Regresi”, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), h. 19 68
Danang Suntoyo, “Metodologi Penelitian Ekonomi” (Yogyakarta: CAPS, 2011) h.69
76
: Skor butir soal dikali skot total
: Jumlah skor dari butir instrument y
: Jumlah skor dari butir instrument y
2 : Jumlah kuadrat dari setiap skor butir instrument
2
: Jumlah kuadrat dari setiap skor butir instrument y
Proses validasi dilakukan dengan menganalisis data hasil uji coba
instrumen yaitu validitas butir dengan menggunakan koefisisen
korelasi antar skor butir dengan skol total instrumen. Kriteria batas
minimum pertanyaan yang diterima jika Jika rhitung > rtabel, apabila
rhitung < rtabel maka status kuesioner adalah gugur. Untuk melihat nilai
rtabel dilihat dengan alpha = 0,05 r product moment.69
b. Uji Reliabilitas
Menurut Arikunto dalam Sunyoto reliabilitas menunjukan suatu
pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpulan data karena instrumen tersebut sudah baik.
70Reliabilitas yang berasal dari kata reliability berarti sejauh mana
hasil suatu pengukuran dapat dipercaya.71
Berikut Rumus uji
reliabilitas yaitu :
r11=
t
j
k
k2
2
11
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal/ pernyataan
j2 = jumlah varians butir soal
69
Ibid., h.69 70
Danang Sunyoto, Teori, Kuesioner dan Analisis data untuk Pemasaran dan Perilaku
Konsumen, (Yogtakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 133 71
Sudaryono, op.cit., h. 322
77
t2 = varians total
Menurut J.P Guilford klasifikasi untuk derajat reabilitas dan
korelasi sebagai berikut: 72
Tabel 3.5
Kategori Reliabilitas
NILAI
RELIABILITAS ARTI
< 0,20 Derajat reliabilitas hampir ada, hubungan lemah sekali
0,21 – 0,40 Derajat reliabilitas rendah, hubungan cukup berarti
0,41 – 0,70 Derajat reliabilitas sedang, hubungan cukup berarti
0,71 – 0,90 Derajat reliabilitas tinggi, hubungan tinggi
0,91 – 1,00 Derajat reliabilitas tinggi sekali, hubungan tinggi sekali
1,00 Derajat reliabilitas dan hubungan sempurna
(Sumber:gulford yang diolah kembali oleh peneliti)
Adapun kategori bahwa sebuah instrumen berdasarkan nilai Alfa
Cronbach berkisar antara 0-1, semakin mendekati 1 maka semakin
menunjukan tingkat konsisten skor.73
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel residual memiliki distribusi normal.74 Uji normalitas
dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diambil berasal dari
populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Ada beberapa teknik
yang digunakan untuk menguji normalitas data, antara lain: dengan
72
Ghanis Agnasyah, ”Meningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Matematis Siswa
SMP Menggunakan Model Brain Based Learning”, Skripsi pada Universitas Pendidikan
Indonesia, 2016, Bandung, h. 46- 47 73
Suryani dan Hendrayani, Metode Riset Kuantitatif: Teori Aplikasi Pada Penelitian
Bidang Manajemen dan Ekonomi Islam, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), Ed. 1, h. 141 74
Ghozali, op.cit., h.160
78
kertas peluang normal, uji chi-kuadrat, uji liliefors, dan teknik
Kolmogorof- Smirnov dan SPSS.75
b. Uji Linieritas
Cara yang dapat digunakan untuk uji linearitas ini antara lain
menggunakan persamaan garis regresi atau regresi berganda. Apabila
nilai F yang dapat diamati lebih besar dari nilai F tabel pada taraf
siginifikasi (α)=0,05, maka dapat dikatakan linear.76
Setelah
melakukan serangkaian uji tersebut maka data tersebut kemudian
dianalisis dengan menggunakan beberapa teknis analisis data lainnya.
Adapun ukuran atau kriteria yang digunakan untuk menyatakan
apakah hubungan tersebut berbentuk garis lurus (linier) atau tidak
dinyatakan sebagai berikut:
1) Apabila harga koefisien F hitung pada baris Linearity ini signifikan
atau lebih besar dari harga koefisien F tabel (F hitung > F tabel);
maka dapat dinyatakan bahwa kecenderungan (trend) antara
variabel independen dan variabel dependen berbentuk garis lurus
(linier). Oleh karena itu model garis lurus antara variabel- variabel
tersebut dapat memberikan penjelasan yang baik mengenai
hubungan variabel- variabel (variabel independen dan variabel
dependen) sehingga dapat dikatakan fit.
Sebaliknya apabila harga koefisien F hitung pada baris Linearity
ini tidak signifikan atau lebih kecil dari harga koefisien F tabel (F
hitung < F tabel); maka dapat dinyatakan bahwa kecenderungan
(trend) antara variabel independen dan variabel dependen tidak
berbentuk garis lurus (tidak linear). Oleh Karena itu, model yang
tidak linear (tidak garis lurus) antara variabel- variabel tersebut
tidak dapat memberikan penjelasan yang baik mengenai hubungan
variabel- variabel (variabel independen dan variabel dependen)
sehingga dapat dikatakan tidak fit.
2) Menggunakan harga koefisien signifikansi. Apabila koefisien Sig.
hitung pada baris Linearity lebih kecil dari tingkat kesalahan atau
alpha yang ditetapkan (misalnya 5%) (Sig. < Alpha) maka dapat
dinyatakan bahwa hubungan antara variabel independen dan
75
Juliansyah Noor, “Metodologi Penelitian: Skripsi Tesis, Desertasi dan Karya Ilmiah”,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013) , h. 174 76
A. Muri Yusuf, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian Gabungan”,
(Padang, 2013), h. 289
79
dependen cenderung berbentuk garis lurus (linear). Sebaliknya,
apabila koefisien Sig. hitung pada baris Linearity lebih besar dari
tingkat kesalahan atau alpha yang ditetapkan (misalnya 5%) (Sig. >
Alpha) maka dapat dinyatakan bahwa hubungan antara variabel
independen dan dependen cenderung tidak berbentuk garis lurus
(tidak linear).77
c. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinieritas digunakan sebagai upaya untuk menentukan
ada dan tidaknya korelasi yang sempurna atau mendekati hubungan
yang sempurna.78
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas dapat dilihat
dari nilai tolerance dan variance inflation factor (VIF). Nilai tolerance
yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi. Nilai yang umum dipakai
untuk menunjukan adanya multikolinearitas adalah
nilai tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10. 79
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Teknik analisis yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan model regresi berganda dengan program SPSS.
Regresi linear berganda dipakai untuk mengetahui besarnya pengaruh
variabel bebas (gaya hidup, promosi dan orientasi belanja) terhadap
variabel terikat (perilaku konsumtif). Rumus regresi linear berganda dapat
dinyatakan sebagai berikut:
Y = bo + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3
Keterangan:
Y = loyalitas/ variabel terikat (Perilaku Konsumtif)
77
R. Gunawan Sudarmanto, “Statistik Terapan Berbasis Komputer Dengan Program
IBM SPSS Statistics 19”, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media, 2013), h. 205- 206 78
Danang Sunyoto, Teori, Kuesioner dan Analisis data untuk Pemasaran dan Perilaku
Konsumen, (Yogtakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 134 79
Ghazali, op.cit., h. 105- 106
80
bo = intercept atau konstanta
b1, b2, b3 = koefisien regresi
X1 = Gaya Hidup
X2 = Promosi
X3 = Orientasi Belanja80
5. Uji Hopitesis
a. Uji T (Parsial)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen.81
Uji t digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan atau pengaruh yang berarti
(signifikan) antara variabel independen secara parsial terhadap
variabel dependen.82
Pengujian signifikan dengan uji t digunakan
untuk melihat variabel bebas secara parsial mempengaruhi variabel
terikat. Jika nilai probabilitas signifikan α = 5% (0,05) dari t-rasio
dari regresi lebih kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan Gaya hidup,
Promosi dan Orientai belanja secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap perilaku konsumtif melalui media instagram.
Uji ini dapat dilakukan dengan membandingkan thitung dengan ttabel
atau dengan melihat kolom signifikasi pada masing-masing thitung.
Untuk menentukan nilai df (degree of freedom) maka digunakan
rumus :
df = n-k
df = 80-2
= 78
Keterangan:
n = jumlah sampel
80
Ibid., h. 135 81
Ibid., h. 98 82
Danang Sunyoto, “Teori, Kuesioner, dan Analisis Data untuk Pemasaran dan Perilaku
Konsumen”, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), h. 135
81
k = jumlah variabel ( X dan Y)
Untuk mendapatkan ttabel yaitu menggunakan rumus:
Ttabel = (α /2 ; n-k-1)
= (0,05 /2 ;80-2-1)
= (0,025 : 77)
= 1,99125
Jika thitung > 1,99125 maka H0 ditolak dan Ha diterima yang artinya:
1. Ada pengaruh antara Gaya Hidup terhadap perilaku konsumtif
melalui media instagram
2. Ada pengaruh antara Promosi terhadap perilaku konsumtif
melalui media instagram
3. Ada pengaruh antara Orientasi belanja terhadap perilaku
konsumtif melalui media instagram
4. Ada pengaruh antara Gaya Hidup, Promosi dan Orientasi
belanja terhadap perilaku konsumtif melalui media instagram
b. Uji F (Simultan)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua variabel
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai
pengaruh secara bersama- sama terhadap variabel dependen/ terikat. 83
Uji F adalah uji untuk menguji apakah variabel bebas yaitu Gaya
Hidup (X1), Promosi (X2), Orientasi Belanja (X3) mempunyai
pengaruh secara bersama- sama dengan variabel terikat yaitu Perilaku
Konsumtif melalui media instagram (Y). Kriteria yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1. Taraf Signifikansi (α = 0,05)
83
Ghazali, op.cit., h. 98
82
2. Distribusi t dengan derajat kebebasan df 1 (jumlah variabel -1)
dan df (n-k-1) k adalah jumlah variabel independen
3. Apabila F hitung > F tabel. Maka Ho ditolak dan Ha diterima
4. Apabila F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak84
c. Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2
yang
kecil berarti kemampuan variabel- variabel independen dalam
menjelaskan variasi- variasi dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel independen memberikan hampir
semua informasi yang dbutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi
adalah terhadap jumlah variabel independen yang dimaksukkan ke
dalam model, setiap tambahan satu variabel independen, maka R2
pasti meningkat tanpa peduli apakah variabel tersebut berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak
peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai Adjusted R2
pada
saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti R2, nilai
Adjusted R2
dapat naik atau turun apaila satu variabel independen
ditambahkan kedalam model.85
84
Sunyoto, op.cit,. h. 138 85
Ghazali, op.cit., h. 97
83
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Analisis Deskriptif Data Hasil Penelitian
1. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2019 sampai
dengan 11 Maret 2019. Peneliti melakukan pengambilan data secara online
melalui penyebaran Google Form yang hanya disebarkan kepada
mahasiswa dan mahasiswi Jurusan Pendidikan IPS. Selama proses
penyebaran data, peneliti mendapatkan 80 responden pada Kampus 5 UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta (Gedung PPG) yang berlokasi di Jl. Raya
Parung Ciputat KM 22-23, Bojongsari Baru, Sawangan, 16517, Jawa
Barat.
2. Profil Singkat Universitas
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta saat ini
telah berusia 62 tahun terhitung sejak berdirinya ADIA (Akademi Dinas
Ilmu Agama) pada tanggal 1 Juni 1957. Selama itu pula, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, telah melewati beberapa periode sejarah, sehingga
kini telah menjadi salah satu ikon universitas Islam di Indonesia. Secara
singkat, di awal berdirinya bernama ADIA (1957-1960) IAIN Al-Jami’ah
(1960-1963), IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta (1963-2002) dan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta (2002-Sekarang).
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki visi yaitu sebagai Perguruan
Tinggi yang mandiri dan unggul dalam riset integrasi keilmuan dan
keislaman di Asia Tenggara. Dengan misi yaitu (1) menyediakan akses
pendidikan tinggi yang berkualitas bagi masyarakat luas secara
berkeadilan, (2) menyelenggarakan pendidikan tinggi berbasis riset yang
bermutu dan unggul untuk pengembangan keilmuan, transformasi sosial,
dan peningkatan daya saing bangsa, (3) menyelenggarakan pendidikan
84
tinggi dalam kerangka struktur dan kultur organisasi yang otonom,
religious, berintegritas, dan akuntabel.
Program akademik pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarata terdiri dari
12 Fakultas, diantaranya: Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Adab dan
Humaniora, Ushuluddin, Syariah dan Hukum, Dakwah dan Komunikasi,
Dirasat Islamiyah, Psikologi, Ekonomi dan Bisnis, Sains dan Teknologi,
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, dan
Sekolah Pascasarjana.
3. Profil Singkat Jurusan Pendidikan IPS
Salah satu jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang secara Historis didirikan pada tahun 1980. Pada
saat itu, jurusan pendidikan IPS masuk dalam kelompok Jurusan Tadris,
yang secara keseluruhan terdiri dari bidang Ilmu Pengetahuan Sosial, Ilmu
Pengetahuan Alam, Matematika, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
Jurusan Tadris Ilmu Pengetahuan Sosial pernah mengalami stagnasi
penerimaan penerimaan mahasiswa, sampai kemudian aktif kembali pada
tahun 2001 berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan
Kelembagaan Agama Islam, Departemen Agama RI Nomor E/47A/2001
tentang Penyelenggaraan Program Studi pada Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan nama Program Studi Tadris
Ilmu Pengetahuan Sosial.
Untuk mengatasi dan memenuhi kekurangan guru Pendidikan
Kewarganegaraan, Pendidikan Sejarah, Pendidikan Geografi, Pendidikan
Ekonomi, dan Pendidikan Sosiologi/Antropologi pada MTs dan MA, maka
Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menerima mahasiswa kembali
berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam, Departemen Agama RI Nomor E/47A/2001 tentang
85
Penyelenggaraan Program Studi pada Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada tanggal 19 Juli 2014 sesuai dengan surat keputusan Badan
Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi Nomor: 211/SK/BAN PT
/AKRED/S/VII/2014 Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memperoleh hasil nilai 367
(Peringkat A).
Berikut nama-nama dosen yang mengajar di PIPS FITK UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta: Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, Andri Noor Andriansyah,
M.Si, Drs. Nurochim, M.M, Syaripuloh, M.Si, Dr. Sodikin M.Si, Anissa
Windarti, M.Sc, Dr. Jakiatin Nisa, M.Pd, Tri Harjawati, M.Si, Neng Sri
Nuraeni, M.Pd, Cut Dhien Nourwahida, M.A, Dr. Muhammad Arif, M.Pd,
Zaharah, M.Ed, Dr. Maila Dinia Husni Rahiem, M.A, PH.D, Drs. Rusli
Ishaq, M.Pd, Masruroh, M.Pd 86
4. Visi dan Misi, dan Tujuan
a. Visi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
adalah: “Menjadi Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang unggul, kompetitif, profesional, serta berwawasan
keIslaman, kemanusiaan, dan keIndonesiaan”.
b. Misi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
adalah sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan pendidikan jenjang S1 dalam kerangka
mewujudkan guru IPS yang memiliki kompetensi pedagogik,
profesional, kepribadian, dan sosial, serta berwawasan
keIslaman, kemanusiaan, dan keIndonesiaan.
2) Menyelenggarakan penelitian dan pengembangan ilmu-ilmu
sosial dan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
86
www.pips-fitk.uinjkt.ac.id diakses pada 27 Juni 2019 pukul 17:14 WIB
86
3) Menyelenggarakan pengabdian masyarakat dalam rangka
penyebaran hasil kajian keilmuan dan inovasi bidang ilmu sosial
dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial melalui seminar,
workshop, dan program lainnya sebagai wujud tanggung jawab
sosial akademik kelembagaan.
c. Tujuan Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sesuai dengan
misinya dapat di uraikan sebagai berikut :
1) Menyiapkan tenaga ahli ilmu sosial dan guru ilmu pengetahuan
sosial yang memiliki kompetensi pedagogik, kepribadian,
profesional dan sosial.
2) Mengembangkan ilmu-ilmu sosial dan pendidikan ilmu
pengetahuan sosial, untuk tingkat SMP/MTs, SMA\MA, dan
SMK.
3) Menyiapkan tenaga ahli ilmu/ilmuan sosial yang islami,
nasionalis, dan berperikemanusiaan.
4) Menyiapkan tenaga ahli untuk mengadakan penelitian dalam
bidang ilmu sosial.
5) Mengabdikan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang
ilmu pengetahuan sosial dan pendidikan ilmu pengetahuan sosial.
6) Menciptakan sarjana pendidikan S1 Program Studi Pendidikan
IPS untuk guru SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK
B. Data Penelitian
1. Deskripsi Responden
Berikut ini dijelaskan gambaran umum tentang responden yang
menjadi objek dalam penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Pendidikan IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11
Februari 2019 sampai dengan 11 Maret 2019. Peneliti melakukan
87
pengambilan data secara online melalui penyebaran Google Form kepada
80 responden yang dibagi menjadi kategori sebagai berikut:
a. Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Total kuesioner berdasarkan jenis kelamin terbagi menjadi dua
yaitu, laki-laki dan perempuan. Dalam menggunakan instagram jenis
kelamin mempengaruhi tingkat gaya hidup, promosi dan orientasi
belanja terhadap perilaku konsumtif. Gambaran responden berdasarkan
jenis kelamin dapat ditabulasikan sebagai berikut:
Tabel 4.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Jumlah Presentase
Laki-Laki 18 22,5%
Perempuan 62 77,5%
Jumlah 80 100 %
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2019.
Gambar 4.1
Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
77,5%
22,5%
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-Laki
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2019.
88
Berdasarkan tabel dan gambar diatas menunjukan bahwa
responden berjenis kelamin laki-laki sebanyak 18 orang atau 22,5%,
sedangkan responden berjenis kelamin perempuan sebanyak 62 orang
atau 77,5%.
b. Responden Berdasarkan Semester
Semester merupakan tingkatan atau lamanya mahasiswa dalam
menempuh pendidikan di Universitas. Dilihat dari semester, responden
di kelompokkan dalam empat kategori yaitu:
Tabel 4.2
Responden Berdasarkan Semester
Semester Jumlah Persentase
Semester 2 17 21,25%
Semester 4 19 23,75%
Semester 6 15 18,75 %
Semester 8 29 36,25%
Jumlah 80 100 %
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2019.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa responden
berdasarkan semester yaitu, semester 2 sebanyak 17 orang atau
21,25%, semester 4 sebanyak 19 orang atau 23,75 %, semester 6
sebanyak 15 orang atau 18,75%, dan semester 8 sebanyak 29 orang
atau 36,25%.
2. Hasil wawancara
Dalam kegiatan ini peneliti melakukan wawancara yang dilakukan
kepada 5 orang responden dengan tujuan untuk menunjang data yang
diperoleh dari kuesioner/angket yang ada. Wawancara dilaksanakan di
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Narasumber yang berhasil
89
diwawancarai secara intensif dengan nama menggunakan inisial, yaitu
DM, TO, AF, AP dan DF. Adapun hasilnya sebagai berikut:
1. P: Sejak kapan anda mulai berbelanja online di instagram ?
N: 3 orang responden mengatakan mulai berbelanja secara online
melalui instagram pada tahun 2016, dan 2 responden lainnya
memulai berbelanja melalui instagram pada pertengahan tahun
2017
2. P: Apa yang membuat anda tertarik untuk melakukan belanja
online melalui instagram ?
N: 4 orang responden mengatakan tertarik berbelanja di instagram
karena produk yang ditawarkan berbeda dengan produk yang
dijual dipasaran, dan 1 orang mengatakan karena media sosial
yang digunakan dalam berbelanja hanya instagram
3. P:Bagaimana pendapat anda mengenai produk yang
ditawarkan di instagram ?
N: 3 orang responden mengatakan produk yang ditawarkan di
instagram itu berbeda dengan produk yang ditawarkan di
pasaran lebih banyak pilihannya baik dari segi warna ataupun
model produknya, 2 orang lainnya mengatakan produk yang
ditawarkan di intagram adalah produk yang memang sedang
dicari oleh masyarakat atau sedang trend
4. P: Bagaimana pendapat anda mengenai bentuk promosi pada
toko- toko online di instagram ?
N: 5 orang mengatakan bentuk promosi yang ditawarkan oleh
toko- toko online di instagram sangat beragam dan dengan
bentuk promo yang menarik
5. P: Bentuk promosi seperti apa yang menurut anda paling
menarik dan membuat orang ingin berbelanja di
instagram?
90
N: 3 orang tertarik untuk mengikuti give away yang mana dengan
memfollow akun ol shop tersebut dan memberi tanda suka di
setiap foto yang di upload pada akun tersebut, dan 2 orang
lainnya mengatakan menyukai bentuk promosi yang
memberikan komentar pada kolom komentar dan mengajak
teman- temannya untuk ikut berpartisipasi dengan menandai
atau tag akun instagram teman- temannya. Secara keseluruhan,
kelima responden sangat menyukai bentuk promosi dengan
adanya potongan harga/ discount yang diberikan oleh toko
online kepada konsumennya.
6. P: Apakah anda menikmati dalam menghabiskan waktu untuk
mencari produk melalui instagram ?
N: 5 orang responden mengatakan saat melakukan pencarian
informasi produk di instagram tidak menikmati aktivitas web
surfing, sebab mereka melakukan pencarian informasi produk
untuk menghemat waktu, dan hanya untuk iseng- iseng mengisi
waktu luang bukan untuk menghabiskan waktu
7. P: Saat ingin melakukan pembelian, apakah sasaran utama
produk yang anda beli harus merek terkenal terutama
dalam bidang fashion?
N: 5 orang responden mengatakan untuk membeli produk yang di
butuhkan atau yang diiinginkan, merek bukan menjadi hal
utama saat melakukan pembelian, sebab saat melakukan
pencarian informasi produk yang ditawarkan melalui instagram
mereka lebih memerhatikan faktor harga, selain itu juga
pembelian yang dilakukan tidak selalu berfokus pada bidang
fashion saja
8. P: Apakah ada toko online tertentu yang biasanya anda
kunjungi sehingga anda selalu melakukan pembelian ulang
pada toko online tersebut?
91
N: 5 orang mengatakan tidak ada toko online tertentu yang harus
dikunjungi, mereka menyukai membuka instagram dan
mengunjungi beberapa online shop untuk melihat produk-
produk yang ditawarkan, namun tidak mengarah atau fokus
kepada satu toko tertentu, melainkan membandingkan dengan
toko- toko online lainnya yang menjual barang serupa atau
sama sesuai dengan apa yang diinginkan atau dibutuhkan dan
juga melakukan pencarian informasi harga jual yang
ditawarkan oleh penjual online kepada konsumen
9. P: Seberapa sering anda melihat produk- produk dan
berbelanja di instagram ?
N: 5 orang mengatakan jika untuk membuka aplikasi instagram
dan melihat produk- produk yang ditawarkan hampir
dilakukan setiap hari pada waktu kosong, 2 orang mengatakan
untuk berbelanja jika menemukan produk yang bagus, unik
dan harga juga bersahabat biasanya akan menjadi
pertimbangan untuk membelinya, 3 orang lainnya mengatakan
jika untuk berbelanja di instagram disesuaikan dengan
keuangan, jika dari segi keuangan sedang tidak
memungkinkan maka responden memilih untuk tidak melihat
akun yang menjual produk- produk baik itu sepatu, fashion
atau produk lainnya agar tidak tergoda untuk melakukan
pembelian di instagram.
10. P: Biasanya apa yang mendorong anda untuk melakukan
berbelanja online di instagram ? karena kebutuhan? Atau
hal lainnya?
N: 1 orang mengatakan karena kebutuhan yang memang harus ada
dan terpenuhi, 2 orang mengatakan karena faktor lingkungan
pertemanan, dan 1 orang lainnya sering melakukan pembelian
online di instagram karena keinginan dan iseng- iseng yang
92
dipengaruhi setelah melihat promosi yang ditawarkan oleh
toko- toko online.
3. Deskripsi Data Statistik
Statistik deskriptif digunakan untuk menggambarkan suatu data secara
statistik. Statistik deskriptif dalam penelitian ini merujuk pada nilai rata-
rata (mean), median, modus dan simpanan baku (standar deviation), nilai
minimum dan maksimum dari seluruh variabel dalam penelitian ini yaitu
Gaya Hidup (X1), Promosi (X2), Orientasi Belanja (X3) dan Perilaku
Konsumtif (Y) sebagaimana ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.3
Hasil Analisis Statistik Deskripif
Statistics
Gaya Hidup Promosi
Orientasi
Belanja
Perilaku
Konsumtif
N Valid 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0
Mean 29.49 13.63 13.24 15.21
Median 30.00 14.00 13.00 15.00
Mode 30 12 15 16
Std. Deviation 3.721 2.441 2.136 2.971
Variance 13.848 5.959 4.563 8.828
Minimum 21 7 7 9
Maximum 36 18 17 24
Sum 2359 1090 1059 1217
Sumber : Pengolahan data dengan SPSS, 2019.
Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat diketahui bahwa n atau jumlah data
pada setiap variabel yang berasal dari sampel Mahasiswa Jurusan
Pendidikan IPS yaitu 80. Masing-masing variabel akan dijabarkan sebagai
berikut :
a. Perilaku Konsumtif
Pada tabel 4.3, variabel Perilaku Konsumtif memiliki nilai rata-rata
15,21, nilai median 15,00, nilai modus 16 dan nilai simpangan baku
93
2,971 hal tersebut mendefinisikan bahwa hasil sebaran data baik.
Selanjutnya memiliki nilai skor minimum 9, dan skor maksimum 24.
Berdasarkan tabel di atas dapat penulis jelaskan dalam
histogramnya sebagai berikut:
Gambar 4.2
Histogram Perilaku Konsumtif
b. Gaya Hidup
Pada tabel 4.3, variabel Gaya Hidup memiliki nilai rata- rata 24,49,
nilai median 30,00, nilai modus 30 dan nilai simpangan baku 3,721
hal tersebut mendefinisikan bahwa hasil sebaran data baik. Selanjutnya
memiliki nilai skor minimum 21, dan skor maksimum 36.
Berdasarkan tabel di atas dapat penulis jelaskan histogramnya
sebagai berikut:
94
Gambar 4.3
Histogram Gaya Hidup
c. Promosi
Pada tabel 4.3, variabel Promosi memiliki nilai rata- rata 13,63,
nilai median 14,00, nilai modus 12 dan nilai simpangan baku 2,441,
hal tersebut mendefinisikan bahwa hasil sebaran data baik. Selanjutnya
memiliki nilai skor minimum 7, dan skor maksimum 18.
Berikut tabel di atas dapat penulis jelaskan dalam histogramnya
sebagai berikut:
Gambar 4.4
Histogram Promosi
95
d. Orientasi Belanja
Pada tabel 4.3, variabel Orientasi Belanja memiliki nilai rata- rata
13,24, nilai median 13,00, nilai modus 15 dan nilai simpangan baku
2,136, hal tersebut mendefinisikan bahwa hasil sebaran data baik.
Selanjutnya memiliki nilai skor minimum 7, dan skor maksimum 17.
Berikut tabel di atas dapat penulis jelaskan dalam histogramnya
sebagai berikut:
Gambar 4.5
Histogram Orientasi Belanja
C. Analisis Data
Sebelum menguraikan tentang hasil penelitian dan analisisnya, peneliti
melakukan beberapa uji agar data yang di kumpulkan adalah data yang valid
dan reliabel, karena tidak menutup kemungkinan terjadinya kesalahan-
kesalahan dalam pengumpulan data maupun pengukuran atas variabel-variabel
yang digunakan. Oleh karena itu penulis telah berupaya mengatasi
keterbatasan tetrsebut dengan menggunakan test of validity dan test of
reliability,namun demikian kedua tes tersebut hanya merupakan tolok ukur
internal saja, sedang hal-hal yang bersifat eksternal saeperti ketidakjujuran
96
responden dalam memberikan data dan persepsi mereka yang berbeda dan
lain sebaginya berada diluar kemampuan penulis.
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan
instrument dalam mengukur variabel penelitian. Pengujian ini dilakukan
dengan mengajukan butir-butir pernyataan kuesioner yang nantinya diberikan
kepada responden. Uji ini dilakukan kepada 40 responden pertama dari 80
responden keseluruhan.
Berdasarkan tabel nilai r jika uji validitas dilakukan dengan data 40
responden dan taraf signifikanya 5% maka nilai standar validnya adalah 0,312.
1. Uji Instrumen
a. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui valid atau tidaknya
angket (kuesioner) yang digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian
ini menggunakan rumus product moment yaitu membandingkan antara
rtabel dan rhitung, jika rhitung > rtabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan
valid, namun jika rhitung < rtabel maka pertanyaan tersebut dinyatakan
tidak valid.
Tabel 4.4
Rekapitulasi hasil uji validitas
NO VARIABEL ATRIBUT
INDIKATOR NO ITEM
1 Gaya Hidup
(X1)
4. Dimensi Aktivitas
- Hobi
- Hiburan
- Belanja
5. Dimensi Minat
- Fashion
- Masyarakat
1, 2
3, 4
5, 6*
7, 8
9, 10*
97
- Media
6. Dimensi Opini
- Opini sendiri
- Produk
- Budaya
11, 12
13, 14
15*, 16
17, 18*
2 Promosi (X2)
7. Memberikan
kegiatan
periklanan untuk
memberikan
informasi (mass
selling)
8. Adanya pemberian
diskon atau
potongan harga
ketika berbelanja
online
9. Memberikan
hadiah promo
yang menarik bagi
pelanggan (sales
promotion) atau
give away
19, 20
21, 22
23, 24
3 Orientasi
Belanja (X3)
4. shopping
enjoyement
5. brand
consciousness
6. brand/ store loyalty
25, 26
27, 28
29, 30
98
4
Perilaku
Konsumtif
(Y)
4. Membeli produk
demi menjaga
penampilan diri dan
gengsi.
5. Membeli produk
atas dasar
pertimbangan harga
(bukan atas
kegunaan dan
manfaatnya).
6. Membeli produk
hanya sekedar
menjaga simbol
status.
31, 32
33, 34
35, 36
Keterangan: tanda (*) menunjukan butir soal yang tidak valid
Tabel 4.4 menunjukkan 36 butir soal angket yang telah diuji,
kemudian setelah dibandingkan dengan angka pada rtabel, di dapati
empat butir soal yang tidak valid yakni nomor 6, 10, 15 dan 18 dengan
diberikan tanda (*) sehingga soal tersebut tidak diikut sertakan lagi
pada uji selanjutnya. Tetapi berada pada indikator yang sama pada 32
butir soal yaitu soal nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 14, 16, 17,
19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35 dan 36
yang dapat dikatakan valid.
b. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari
instrumen sebagai alat ukur, sehingga hasil suatu pengukuran dapat
99
dipercaya. Menurut J.P Guilford klasifikasi untuk derajat reabilitas dan
korelasi sebagai berikut: 87
Tabel 4.5
Kategori Reliabilitas
NILAI
RELIABILITAS ARTI
< 0,20 Derajat reliabilitas hampir ada, hubungan lemah sekali
0,21 – 0,40 Derajat reliabilitas rendah, hubungan cukup berarti
0,41 – 0,70 Derajat reliabilitas sedang, hubungan cukup berarti
0,71 – 0,90 Derajat reliabilitas tinggi, hubungan tinggi
0,91 – 1,00 Derajat reliabilitas tinggi sekali, hubungan tinggi sekali
1,00 Derajat reliabilitas dan hubungan sempurna
(Sumber:gulford yang diolah kembali oleh peneliti)
a. Gaya Hidup
Berikut tabel yang dapat penulis sajikan:
Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas Gaya Hidup (X1)
Sumber : Pengolahan data dengan SPSS, 2019.
Berdasarkan tabel 4.6 besarnya nilai Cronbach’s Alpha yaitu
0,620. Berdasarkan kategori reliabilitas berdasarkan Guilford pada
tabel 4.5, 0,620 berada pada kategori 0,41 – 0,70, maka dapat
dinyatakan derajat reliabilitas sedang, dan hubungan cukup berarti.
87
Ghanis Agnasyah, ”Meningkatkan Kemampuan Penalaran Induktif Matematis Siswa
SMP Menggunakan Model Brain Based Learning”, Skripsi pada Universitas Pendidikan
Indonesia, 2016, Bandung, h. 46- 47
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.620 18
100
b. Promosi
Berikut tabel yang dapat penulis sajikan:
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Promosi (X2)
Sumber : Pengolahan data dengan SPSS, 2019.
Berdasarkan tabel 4.7 besarnya nilai Cronbach’s Alpha yaitu
0,628. Berdasarkan kategori reliabilitas berdasarkan Guilford pada
tabel 4.5 0,628 berada pada kategori 0,41 – 0,70, maka dapat
dinyatakan derajat reliabilitas sedang, dan hubungan cukup berarti.
c. Orientasi belanja
Berikut tabel yang dapat penulis sajikan:
Tabel 4.8 Hasil Uji Reliabilitas Orientasi Belanja (X3)
Sumber : Pengolahan data dengan SPSS, 2019.
Berdasarkan tabel 4.8 besarnya nilai Cronbach’s Alpha yaitu
0,661. Berdasarkan kategori reliabilitas berdasarkan Guilford pada
tabel 4.5, 0,661 berada pada kategori 0,41 – 0,70, maka dapat
dinyatakan derajat reliabilitas sedang, dan hubungan cukup berarti.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.628 6
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.661 6
101
d. Perilaku Konsumtif
Berikut tabel yang dapat penulis sajikan:
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Konsumtif
Sumber : Pengolahan data dengan SPSS, 2019.
Berdasarkan tabel 4.8 besarnya nilai Cronbach’s Alpha yaitu
0,614. Berdasarkan kategori reliabilitas berdasarkan Guilford pada
tabel 4.5 0,538 berada pada kategori 0,41 – 0,70, maka dapat
dinyatakan derajat reliabilitas sedang, dan hubungan cukup berarti.
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’s
Alpha
N of
item Keterangan
Gaya Hidup 0,620 18 Reliabel
Promosi 0,628 6 Reliabel
Orientasi
Belanja 0,661 6 Reliabel
Perilaku
Konsumtif 0,614 6 Reliabel
Sumber : Pengolahan data dengan SPSS, 2019.
Tabel 4.10 menunjukkan bahwa seluruh variabel memiliki
nilai Cronbach Alpha > 0,41. Berdasarkan kategori reliabilitas
berdasarkan Guilford pada tabel 4.5, kategori 0,41 – 0,70, dapat
dinyatakan derajat reliabilitas sedang, dan hubungan cukup berarti.
Maka sebagaimana dasar pengambilan keputusan, dapat
disimpulkan bahwa angket atau kuesioner “Pengaruh Gaya Hidup,
Promosi dan Orientasi Belanja terhadap Perilaku Konsumtif
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.614 6
102
melalui Media Instagram” dinyatakan reliabel atau terpercaya
sebagai alat pengumpulan data dalam penelitian
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Untuk mengetahui apakah teknik analisis dapat dilakukan atau
tidak, maka dilakukan pengujian normalitas distribusi populasi. Untuk
menguji normalitas data ini penulis menggunakan SPSS yaitu dengan
Uji Kolmogorov-Smirnova. Dasar pengambilan keputusan dalam uji
normalitas adalah:
Jika Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas < 0,05, maka data
berdistribusi tidak normal.
Jika Sig. (Signifikansi) atau nilai probabilitas > 0,05, maka data
berdistribusi normal.
Berikut penulis sajikan hasil uji normalitas data untuk semua
variabel penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji Normalitas Data penelitian
Sumber : Pengolahan data dengan SPSS, 2019.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 80
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 3.00984949
Most Extreme Differences Absolute .095
Positive .095
Negative -.056
Test Statistic .095
Asymp. Sig. (2-tailed) .069c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
103
Berdasarkan hasil output di atas diketahui nilai signifikasi
Unstandardized Residual untuk variabel penelitian adalah 0,069.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai Sig. (Signifikansi) atau nilai
probabilitas > 0,05 yaitu 0,069 > 0,05 maka data variabel penelitian
berasal dari data yang berdistribusi normal.
Gambar 4.6
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik P-Plot
Sumber: Pengolahan Data SPSS, 2019.
Selain itu terdapat pula grafik histogram sebagai berikut:
Gambar 4.7
Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram
104
Berdasarkan gambar 4.7 grafik histogram di atas, dapat
disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang
normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Linearitas
Untuk mengetahui apakah regresi dari Y atas X1, X2, dan X3,
berbentuk regresi yang linier maka penulis melakukan analisis uji
linieritas persamaan regresi dengan asumsi:
a. Jika nilai defiations from linearity sig.> 0,05 maka terdapat
hubungan yang linier secara signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
b. Jika nilai defiations from linearity sig.< 0,05 maka tidak
terdapat hubungan yang linier secara signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
Berikut penulis sajikan hasil analisis linieritas:
Tabel 4.12
Uji Linieritas
Sumber : Pengolahan data dengan SPSS, 2019.
Tampak bahwa pada nilai defiation from linearity nilai sig. Sebesar
0,070. Maka nilai defiations from linearity sig. > 0,05 yaitu 0,070 >
0,05, maka dapat dinyatakan terdapat hubungan yang linier secara
signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen.
ANOVA Table
Sum of
Squares Df
Mean
Square F Sig.
Perilaku
Konsumtif *
Orientasi
Belanja
Between Groups (Combine
d) 137.338 10 13.734 1.692 .100
Linearity .333 1 .333 .041 .840
Deviation
from
Linearity
137.004 9 15.223 1.875 .070
Within Groups 560.050 69 8.117
Total 697.387 79
105
c. Uji Multikolinearitas
Untuk uji Multikolinearitas penulis menguji nilai pada kolom VIF
dan Tolerance. Uji multikolinearitas dilakukan untuk mengetahui
apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi
multikolinearitas antar variabel bebas.
Pedoman keputusan berdasarkan Nilai Tolerance:
a. Jika nilai Tolerance lebih besar dari 0,10 maka artinya tidak
terjadi multikolinearitas dalam model regresi.
b. Jika nilai Tolerance lebih kecil dari 0,10 maka artinya tidak
terjadi multikolinearitas dalam model regresi .
Dan pedoman keputusan berdasarkan Nilai VIF yaitu:
a. Jika nilai VIF < 10,00, maka artinya tidak terjadi
multikolinearitas dalam model regresi.
b. Jika nilai VIF > 10,00, maka artinya terjadi multikolinearitas
dalam model regresi.
Berikut penulis sajikan hasil analisis multikolinearitas:
Tabel 4.13
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6.729 3.046 2.209 .030
Gaya
Hidup .290 .087 .363 3.341 .001 .941 1.062
Promosi .540 .242 .444 2.236 .028 .283 3.537
Orientasi
Belanja -.561 .279 -.403
-
2.012 .048 .277 3.611
a. Dependent Variable: Perilaku Konsumtif
Sumber : Pengolahan data dengan SPSS, 2019.
106
Dari hasil analisis yang disajikan pada tabel 4.14 tampak
bahwa pada kolom Tolerance masing- masing variabel > 0,10 yaitu X1=
0,941, X2= 0,283, X3= 0,277. Dan pada kolom VIF masing- masing
variabel bernilai < 10,00, yaitu X1= 1,062, X2= 3,537, X3= 3,611. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi tidak terjadi
multikolinearitas antar variabel bebas.
3. Hasil Analisis Regresi
Setelah melakukan serangkaian uji persyaratan data dengan hasil lolos
uji, maka selanjutnya dilakukan analisis regresi. Analisis linear berganda
digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat. Hasil uji analisis regresi linear berganda dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.14
Hasil Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6.729 3.046 2.209 .030
Gaya Hidup .290 .087 .363 3.341 .001 .941 1.062
Promosi .540 .242 .444 2.236 .028 .283 3.537
Orientasi
Belanja -.561 .279 -.403 -2.012 .048 .277 3.611
a. Dependent Variable: Perilaku Konsumtif
Sumber: Pengolahan Data SPSS, 2019.
Tabel 4.15 menunjukkan persamaan regresi linier berganda dengan
tiga variabel independen sebagai berikut:
Y = (6,729) + (0,290X1) + (0,540X2) + (-0,561 X3)
107
1. Nilai konstanta sebesar 6,729 menunjukan bahwa jika tidak ada
variabel independen (gaya hidup, promosi dan orientasi belanja),
maka perilaku konsumtif bernilai 6,729
2. Nilai koefesien regresi variabel gaya hidup (X1) sebesar 0,290,
menunjukan bahwa nilai gaya hidup sebesar 1, maka perilaku
konsumtif akan bertambah sejumlah 0,290
3. Nilai koefesien regresi variable promosi (X2) sebesar 0,540,
menunjukan bahwa nilai promosi sebesar 1, maka perilaku
konsumtif akan bertambah sejumlah 0,540
4. Nilai koefesien regresi variabel orientasi belanja (X3) bernilai
negatif yaitu sebesar -0,561, menunjukan bahwa nilai orientasi
belanja akan turun sebesar -0,561. Maka nilai variabel orientasi
belanja berpengaruh negatif.
4. Uji Hipotesis
a. Uji T
Uji T digunakan untuk mengetahui secara parsial (sendiri)
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam
penelitian ini menggunakan tingkat signifikasi 0,05 dan uji 2 sisi.
Dengan kriteria sebagai berikut:
1) Taraf signifikasi (α = 0,05/2 = 0,025).
2) Distribusi t dengan derajat kebebasan df (n-k-1).
3) Apabila t hitung > t tabel, maka terdapat pengaruh variabel X
dengan variabel Y.
4) Apabila t hitung < t tabel, maka tidak terdapat pengaruh
variabel X terhadap Variabel
108
Tabel 4.15
Hasil Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6.729 3.046 2.209 .030
Gaya Hidup .290 .087 .363 3.341 .001 .941 1.062
Promosi .540 .242 .444 2.236 .028 .283 3.537
Orientasi
Belanja -.561 .279 -.403 -2.012 .048 .277 3.611
a. Dependent Variable: Perilaku Konsumtif
Sumber: Pengolahan Data SPSS, 2019.
Untuk menjelaskan hasil dari uji T pada tabel diatas, terlebih
dahulu hitung t tabel. Diketahui signifikasi 0,05/2 = 0,025 dengan
distribusi t = n-k-1 atau 80-3-1 = 76, kemudian liat pada t tabel dengan
taraf signifikasi 0,025 pada jumlah sampel atau n=76, maka diperoleh
ttabel= 1,992. Ketiga variabel independen setelah diuji menghasilkan
hasil uji sebagai berikut:
1) Gaya Hidup
Hipotesis variabel Gaya Hidup
Ho : Terdapat pengaruh Gaya Hidup terhadap perilaku
konsumtif melalu media instagram
Ha : Tidak Terdapat pengaruh Gaya Hidup terhadap
perilaku konsumtif melalu media instagram
Variabel Gaya Hidup ditemukan bahwa nilai signifikasi < 0,05
(0,001 < 0,05) sedangkan untuk nilai thitung > ttabel (3,341 > 1,992)
maka dapat disimpulkan, Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti
variabel Gaya Hidup secara parsial terdapat pengaruh terhadap
Perilaku Konsumtif melalui media instagram.
109
2) Promosi
Hipotesis variabel Promosi
Ho : Terdapat pengaruh Promosi terhadap perilaku
konsumtif melalu media instagram
Ha : Tidak Terdapat pengaruh Promosi terhadap perilaku
konsumtif melalu media instagram
Variabel Promosi ditemukan bahwa nilai signifikasi < 0,05
(0,028 < 0,05) sedangkan untuk nilai thitung > ttabel (2,236 > 1,992)
maka dapat disimpulkan, Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti
variabel Promosi secara parsial terdapat pengaruh terhadap
Perilaku Konsumtif melalui media instagram
3) Orientasi Belanja
Hipotesis variabel Orientasi Belanja
Ho : Terdapat pengaruh Orientasi Belanja terhadap perilaku
konsumtif melalu media instagram
Ha : Tidak Terdapat pengaruh Orientasi Belanja terhadap
perilaku konsumtif melalu media instagram
Variabel Orientasi Belanja ditemukan bahwa nilai signifikasi
< 0,05 (0,048 < 0,05) sedangkan untuk nilai thitung < ttabel ( - 2,012 <
1,992) maka dapat disimpulkan, Ho diterima dan Ha ditolak, yang
berarti variabel Orientasi Belanja secara parsial tidak terdapat
pengaruh terhadap Perilaku Konsumtif melalui media instagram.
b. Uji F (Simultan)
Uji F digunakan untuk menguji apakah variabel bebas yaitu X1 X2
X3 mampu menjelaskan perubahan nilai variabel tergantung yaitu Y.
kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Taraf siginfikasi (α = 0,05)
2) Distribusi t dengan derajat kebebasan df 1 (jumlah variabel – 1)
dan df 2 (n-k-1) adalah jumlah variabel independen
3) Apabila F hitung > F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima
110
4) Apabila F hitung < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak
Rumusan Hipotesis:
Ho : Gaya hidup, Promosi dan Orientasi Belanja secara bersama-
sama berpengaruh terhadap Perilaku Konsumtif melalui
media instagram
Ha : Gaya hidup, Promosi dan Orientasi Belanja secara bersama-
sama tidak berpengaruh terhadap Perilaku Konsumtif
melalui media instagram
Tabel 4.16
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 107.184 3 35.728 4.601 .005b
Residual 590.204 76 7.766
Total 697.387 79
a. Dependent Variable: Perilaku Konsumtif
b. Predictors: (Constant), Orientasi Belanja, Gaya Hidup, Promosi
Sumber: Pengolahan Data SPSS, 2019.
Dalam analisis varian hasil dari uji F ditemukan bahwa nilai F
tabel adalah 2,72 diperoleh dari tabel nilai kritis distribusi dengan n
(jumlah sampel) = 80, k (variabel bebas) = 3 dengan df1 yaitu jumlah
variabel – 1 dan df2 (n-k-1) atau (80 – 3 - 1) 76. Dari hasil uji F pada
tabel diperoleh bahwa nilai signifikasi < 0,05 (0,005 < 0,05) dan nilai
Fhitung > Ftabel 3,153 > 2,72), maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dapat
disimpulkan bahwa ketiga variabel independen Gaya Hidup, Promosi
dan Orientasi Belanja secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen (Perilaku Konsumtif).
c. Koefisien Determinasi
Koefisiesen determinasi digunakan untuk menjelaskan proporsi
variabel independen (Gaya Hidup, Promosi, dan Orientasi Belanja yang
mampu dijelaskan oleh variabel dependen (Perilaku Konsumtif) dalam
111
persamaan regresi. Pada pengujian koefisien determinasi dengan
melihat nilai Adjusted R Square bernilai kecil menunjukan kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen
yang amat terbatas. Dan nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel
independen memberikan informasi untuk memprediksi dependen yaitu
Perilaku Konsumtif. Hasil uji koefisien determinasi dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 4.17
Hasil Uji Koefisien Determinasi X1
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted
R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R
Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .312
a
.097 .086 2.84065 .097 8.425 1 78 .005
a. Predictors: (Constant), Gaya Hidup
Sumber: Pengolahan data, SPSS, 2019
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai R square adalah 0,086 atau
sama dengan 8,6%. Angka tersebut mengandung arti bahwa jika hanya
variabel gaya hidup (X1) berpengaruh terhadap perilaku konsumtif
sebesar 8,6%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar
model regresi ini.
Tabel 4.18
Hasil Uji Koefisien Determinasi Promosi X2
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted
R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R
Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .087
a
.008 -.005 2.97889 .008 .589 1 78 .445
a. Predictors: (Constant), Promosi
112
Sumber: Pengolahan data, SPSS, 2019
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai R square adalah -0,005 atau
sama dengan 0,5%. Angka tersebut mengandung arti bahwa jika hanya
variabel Promosi (X2) berpengaruh terhadap perilaku konsumtif sebesar
0,5%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diluar model
regresi ini.
Tabel 4.19
Hasil Uji Koefisien Determinasi X3
Sumber: Pengolahan data, SPSS, 2019
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai R square adalah -0,009 atau
sama dengan 0,9%. Angka tersebut mengandung arti bahwa jika hanya
variabel Orientasi Belanja (X3) berpengaruh terhadap perilaku
konsumtif sebesar 0,9%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh variabel
lain diluar model regresi ini.
Tabel 4.20
Hasil Uji Koefisien Determinasi X1 dan X2
Sumber: Pengolahan data, SPSS, 2019
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai R square adalah 0,077 atau
sama dengan 7,7%. Angka tersebut mengandung arti bahwa jika hanya
variabel Gaya hidup (X1) dan Promosi (X2) berpengaruh terhadap
Model Summary
Model R
R
Square
Adjusted
R
Square
Std. Error
of the
Estimate
Change Statistics
R
Square
Change
F
Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .061a .004 -.009 2.98453 .004 .293 1 78 .590
a. Predictors: (Constant), Orientasi belanja
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .317a .100 .077 2.85471
a. Predictors: (Constant), Promosi, Gaya Hidup
113
perilaku konsumtif sebesar 7,7%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain diluar model regresi ini.
Tabel 4.21
Hasil Uji Koefisien Determinasi X1 dan X3
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .312a .097 .074 2.85904
a. Predictors: (Constant), Orientasi belanja, Gaya Hidup
Sumber: Pengolahan data, SPSS, 2019
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai R square adalah 0,074 atau
sama dengan 7,4%. Angka tersebut mengandung arti bahwa jika hanya
variabel Gaya hidup (X1) dan Orientasi Belanja (X3) berpengaruh
terhadap perilaku konsumtif sebesar 7,4%. Sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh variabel lain diluar model regresi ini.
Tabel 4.22
Hasil Uji Koefisien Determinasi X2 dan X3
Sumber: Pengolahan data, SPSS, 2019
Dari tabel diatas diketahui bahwa nilai R square adalah -0,018 atau
sama dengan 1,8%. Angka tersebut mengandung arti bahwa jika hanya
variabel Promosi (X2) dan Orientasi Belanja (X3) berpengaruh terhadap
perilaku konsumtif sebesar 1,8%. Sedangkan sisanya dipengaruhi oleh
variabel lain diluar model regresi ini.
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .089a .008 -.018 2.99742
a. Predictors: (Constant), Promosi, Orientasi belanja
114
Tabel 4.23
Hasil Uji Koefisien Determinasi X1, X2 dan X3
Sumber: Pengolahan data, SPSS, 2019
Dari tabel tersebut diketahui bahwa nilai R Square adala 0,120 atau
sama dengan 12%. Angka tersebut mengandung arti bahwa jika hanya
variabel gaya hidup (X1), promosi (X2), dan orientasi belanja (X3)
berpengaruh terhadap perilaku konsumtif melalui media instagram
sebesar 12%. Sedangkan sisanya 88% dijelaskan oleh faktor lain yang
tidak di teliti
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian pada variabel-variabel independen yang
mempengaruhi variabel dependen secara parsial (individu) dijelaskan sebagai
berikut:
1. Pengaruh Gaya Hidup terhadap Perilaku Konsumtif melalui Media
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Gaya hidup berpengaruh
terhadap perilaku konsumtif. Gaya Hidup menurut Solomon menjelaskan
bahwa gaya hidup merupakan suatu nilai atau selera seseorang, khususnya
yang terlihat pada pola konsumsi seseorang. Ia berpendapat dari segi sisi
ekonomi dimana gaya hidup seseorang itu merupakan dasar bagaimana
seseorang itu suka dalam melakukan sesuatu, bagaimana seseorang itu
menghabiskan waktu luang mereka dan bagaimana seseorang itu memilih
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .392a .154 .120 2.787
a. Predictors: (Constant), Orientasi Belanja, Gaya Hidup, Promosi
b. Dependent Variable: Perilaku Konsumtif
115
untuk menghabiskan pendapatannya.88
Menurut Nugroho dalam buku
Perilaku Konsumen gaya hidup secara luas sebagai cara hidup yang
diidentifikasi oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka
(aktivitas) apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya
(ketertarikan/ minat) dan apa yang mereka perkirakan tentang diri mereka
sendiri dan dunia sekitarnya (pendapat/ opini). Gaya hidup suatu
masyarakat akan berbeda dengan masyarakat lainnya. Bahkan dari masa
ke masa gaya hidup baik individu maupun kelompok masyarakat tertentu
akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat berubah
sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen. 89
Gaya
hidup merupakan ciri sebuah dunia modern, dimana siapapun yang hidup
dalam masyarakat modern akan menggunakan gagasan mengenai gaya
hidup untuk menggambarkan tindakannya sendiri maupun orang lain.
Yang artinya bahwa era modern saat ini sangat mempengaruhi manusia
dalam hal berperilaku dan bertindak yang pada akhirnya menciptakan gaya
hidup seorang individu, maka dari itu gaya hidup akan membedakan pola-
pola tindakan antara satu individu dengan individu yang lain sehingga
setiap individu memiliki karakteristik pola perilaku yang khas.
Berdasarkan penelitian relevan dari skripsi dengan judul pengaruh
gaya hidup hedonis terhadap perilaku konsumtif menurut ekonomi islam
yang diteliti oleh Ahsan Lodeng dari Universitas Islam Negeri Raden Intan
Lampung mengatakan jika gaya hidup hedonis dalam penelitian ini
berpengaruh positif terhadap perilaku konsumtif. Gaya hidup hedonis
memiliki sifat dan karakteristik perilaku atau budaya yang menginginkan
keseluruhan kehidupan penuh dengan kesenangan yang bisa dirasakan
serta memuaskan keinginan, sehingga tujuan akhir dari kehidupan ialah
kesenangan. Mahasiswa yang memiliki gaya hidup hedonis selalu
mengutamakan keinginan dibandingkan kebutuhan, sehingga mendorong
88
Michael R. Solomon, Consumer Behaviour: buying, having, and being edisi kedua, (
United State: Paramount publishing) hal 438 89
Nugroho J. Setiadi, Perilaku Konsumen: Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan
Penelitian Pemasaran, (Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group, 2008), h.148.
116
mereka untuk berbelanja tanpa berfikir panjang.90
Gaya hidup merupakan
suatu pola hidup yang aktivitas untuk mencari kesenangan hidup seperti
pembelian dan penggunaan suatu produk yang didasarkan pada pembelian
secara subjektif. Hal ini di dorong dengan perilaku panca indra, khayalan
serta emosi yang menjadikan kesenangan dan kepuasan materi yang
menjadi tujuan utama dalam hidup. Berkembangnya produk- produk
fashion dan trend gaya hidup yang ditawarkan oleh pemasar semakin
modern. Gaya hidup cenderung mengarah kepada bergaya mewah-
mewahan dan bersifat subjektif dalam melakukan pembelian produk yang
disebabkan oleh beberapa faktor yaitu belanja merupakan kesenangan
serta ketertarikan, sarana hiburan melihat produk- produk yang
ditawarkan, mengatasi kejenuhan, mengikuti trend terbaru, adanya
kemudahan dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan, menjaga
penampilan diri selain itu dapat juga menjadi peluang dalam berbisnis dan
lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian- penelitian relevan, teori yang telah di
paparkan, serta hasil penelitian yang telah dilakukan variabel Gaya hidup
berhasil membuktikan hipotesis yang menyatakan gaya hidup berpengaruh
terhadap perilaku konsumtif melalui media instagram. Berdasarkan hasil
wawancara dan hasil kuesioner yang telah disebar, hal ini sesuai dengan
apa yang diungkapkan oleh responden. Mereka merasa tertarik melakukan
pembelian melalui media instagram karena berdasar kepada produk-
produk yang ditawarkan berbeda dibandingkan dengan produk yang
ditawarkan dipasaran, mereka juga merasakan kemudahan dalam
melakukan kegiatan jual- beli online sehingga dapat secara praktis
melakukan pembelian terhadap suatu produk.
90
Ahsan Lodeng, “Pengaruh Gaya Hidup Konsumtif menurut Ekonomi Islam (Studi kasus
Mahasiswa Santi Ma’had Al Jami’ah UIN Raden Intan Lampung)”, Skripsi pada UIN Raden Intan
Lampung, Lampung, 2018, h.54
117
2. Pengaruh Promosi terhadap Perilaku Konsumtif melalui Media
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Promosi berpengaruh
terhadap Perilaku Konsumtif. Menurut American Marketing Association
(AMA), promosi penjualan merupakan upaya pemasaran yang bersifat
media dan non media untuk merangsang coba- coba dari konsumen,
meningkatkan permintaan dari konsumen atau untuk memperbaiki kualitas
produk.91
Menurut William J. Stanton, menyatakan bahwa promosi adalah
salah satu unsur dalam bauran pemasaran, promosi dilakukan untuk
menginformasikan, membujuk dan mengingatkan konsumen secara
langsung maupun tidak langsung tentang suatu produk atau brand yang
dijual.92
Promosi adalah kegiatan dimana produsen menyampaikan pesan
mengenai produk- produknya, sehingga konsumen mengenal produk dan
meyakini bahwa produk tersebut dibutuhkan oleh konsumen serta dapat
memberikan manfaat untuk memecahkan masalah yang dihadapi
konsumen.93
Berdasarkan penelitian relevan dalam skripsi yang berjudul analisis
promosi penjualan online, harga, kepercayaan dan kemudahan terhadap
keputusan pembelian online ceker brontak yang dilakukan oleh Irna Fitri
dari Universitas Lampung mengatakan promosi penjualan online
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian online ceker
brontak. 94
Peran promosi dalam bauran pemasaran menghasilkan
pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju melalui
penyampaian informasi yang mendidik, membujuk atau mengingatkan
konsumen pada manfaat suatu perusahaan atau suatu produk. Sistem
promosi penjualan online saat ini adalah sistem yang berbasis pada
91
J. Setiadi, op. cit., h. 256 92
Danang Sunyoto, Dasar- dasar Manajemen Pemasaran, (Yogyakarta: CAPS, 2012) 93
Ibid., 94
Irna Fitri, ”Analisis Promosi Penjualan Online, Harga, Kepercayaan, dan Kemudahan
Terhadap Keputusan Pembelian Online Ceker Brontak (Studi Pada Ceker Brontak Kota Bandar
Lampung), Skripsi pada Universitas Lampung, 2016, Lampung, h. 87
118
jaringan, maksudnya adalah sistem penjualan ini bersifat online. Adapun
manfaat dari sistem ini dapat dirasakan oleh dua belah pihak, yaitu pihak
penjual dan pembeli.
Pada pihak penjual online, sistem ini dapat memangkas pengeluaran
yang biasanya dikeluarkan pada sistem offline ,misalnya harus dengan
membuka cabang baru demi melebarkan sayap bisnis , namun pada sistem
online itu tidak berlaku. Karena pada sistem online penjual dapat
memperkenalkan produk atau bisnisnya melalui web atau jejaring sosial.
Dimana setiap konsumen dapat dengan mudah mencari informasi dan
mengakses kegiatan jual beli tanpa perlu bertatap wajah secara langsung.
Bagi para konsumen, sistem ini sangat membantu dan mempermudah
konsumen dalam mengakses informasi bisnis atau produk yang sedang
dicari, konsumen tidak perlu datang ke lokasi untuk membeli barang yang
diinginkan. Promosi penjualan online memiliki fungsi mengelola bisnis di
internet yang terkai dengan pembelian, penjualan terhadap konsumen dan
kolaborasi antar rekan bisnis.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada jurnal berjudul
pengaruh promosi penjualan terhadap minat beli produk fashion dengan
gaya hidup sebagai variabel moderator yang dilakukan oleh Anggit
Yoebrilianti dari Universitas Serang Raya mengatakan promosi penjualan
berpengaruh secara signifikan terhadap minat beli produk fashion. Melalui
promosi penjualan, perusahaan atau online shop dapat menarik pelanggan
baru, mempengaruhi pelanggan untuk mencoba produk baru, serta
mendorong pelanggan membeli lebih banyak.95
Berdasarkan hasil penelitian- penelitian relevan, teori yang telah di
paparkan, serta hasil penelitian yang telah dilakukan variabel Promosi
berhasil membuktikan hipotesis yang menyatakan promosi berpengaruh
terhadap perilaku konsumtif melalui media instagram. Berdasarkan hasil
wawancara dan hasil kuesioner yang telah disebar, hal ini sesuai dengan
95
Anggit Yoebrilianti, ”Pengaruh Promosi Penjualan Terhadap Minat Beli Produk
Fashion Dengan Gaya Hidup Sebagai Variabel Moderator (Survei Konsumen Pada Jejaring
Sosial)”, Jurnal Manajemen, Vo. 8 N0. 1 pada Universitas Serang Raya, 2018, h. 40
119
apa yang diungkapkan oleh responden. Mereka merasa tertarik melakukan
pembelian melalui media instagram karena promosi yang ditawarkan pada
media instagram cukup beragam dan memberikan promosi yang dapat
menarik konsumen. Ini dapat dilihat dengan adanya potongan harga
terhadap produk yang ditawarkan, maka biasanya konsumen akan cepat
tergiur apabila melihat adanya potongan harga. Kemudian ada juga
promosi dalam bentuk give away yaitu bagi- bagi produk secara gratis atau
hadiah secara gratis kepada siapa saja, namun harus memenuhi syarat
untuk mendapatkan hadiah gratis tersebut, misalnya harus mengajak
teman- teman di instagram untuk menyukai foto produk yang di tawarkan
oleh penjual online.
3. Pengaruh Orientasi Belanja terhadap Perilaku Konsumtif melalu
Media Instagram
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Orientasi belanja tidak
berpengaruh terhadap perilaku konsumtif. Seock dalam Kusuma dan
Septarini menyatakan bahwa orientasi belanja memiliki tujuh dimensi,
yaitu shopping enjoyment yaitu kesenangan ketika melakukan belanja,
brand/ fashion consciousness yaitu kesadaran terhadap merek atau mode
busana, price consciousness yaitu kesadaran terhadap harga produk,
shopping confidence yaitu kepercayaan terhadap kemampuan belanjanya,
convenience/ time consciousness yaitu kesadaran terhadap waktu dan
kenyaman ketika berbelanja, in-home shopping tendency yaitu
kecenderungan untuk melakukan pembelian dengan tidak keluar rumah,
dan brand/ store loyalty yaitu kesetiaan terhadap merek atau toko ketika
kegiatan berbelanja.96
Berdasarkan penelitian relevan jurnal yang berjudul pengaruh
orientasi belanja terhadap intensi pembelian produk pakaian secara online
pada pengguna online shop yang ditulis oleh Destiani Fitria Kusuma dan
Berlian Gressy Septarini dari Universitas Airlangga. Pada penelitian ini
96
Ibid. h.3
120
variabel orientasi belanja menggunakan 7 dimensi yaitu shopping
enjoyment yaitu kesenangan ketika melakukan belanja, brand/ fashion
consciousness yaitu kesadaran terhadap merek atau mode busana, price
consciousness yaitu kesadaran terhadap harga produk, shopping
confidence yaitu kepercayaan terhadap kemampuan belanjanya,
convenience/ time consciousness yaitu kesadaran terhadap waktu dan
kenyaman ketika berbelanja, in-home shopping tendency yaitu
kecenderungan untuk melakukan pembelian dengan tidak keluar rumah,
dan brand/ store loyalty yaitu kesetiaan terhadap merek atau toko ketika
kegiatan berbelanja. Hasil penelitian mengatakan jika pada dimensi brand/
fashion consciousness dan brand/ store loyalty memberikan pengaruh
yang tidak signifikan dalam memprediksi intensi pembelian secara online.
Namun pada dimensi shopping enjoyment terdapat pengaruh yang
signifikan. 97
Berdasarkan penelitian relevan skripsi yang berjudul pengaruh
orientasi belanja dan gender differences terhadap pencarian informasi
online dan belanja online yang ditulis oleh Gita Chairunnisa dari UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
enam variabel bebas yang terkait dalam orientasi belanja. Keenam variabel
tersebut ialah shopping enjoyment, brand/ fashion conscious, price
conscious, shopping confidence, convenience/ time conscious dan brand/
store loyalty. Penelitian ini berjumlah 60 responden, 30 perempuan dan 30
laki- laki. Para responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa/ i yang
pernah melakukan belanja melalui internet. Berdasarkan penelitian ini,
menunjukan hasil pada variabel shopping enjoyment, brand/ fashion
conscious, shopping confidence, dan brand/ store loyalty secara parsial
tidak terdapat pengaruh terhadap pencarian informasi online, dan pada
97
Destiani Fitria Kusuma dan Berlian Gressy Septarini, “Pengaruh Orientasi Belanja
Terhadap Intensi Pembelian Produk Pakaian Secara Online Pada Pengguna Online Shop”, Jurnal
Psikologi dan Organisasi. Vol 02, 2013, h. 5-7
121
variabel convenience/ time conscious dan price conscious menunjukan
terdapat pengaruh terhadap pencarian informasi online. 98
Berdasarkan hasil penelitian- penelitian relevan, teori yang telah di
paparkan, serta hasil penelitian yang telah dilakukan variabel Orientasi
belanja berhasil membuktikan hipotesis yang menyatakan orientasi belanja
tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumtif melalui media instagram.
Menurut Raveendran dalam jurnal pengaruh orientasi belanja konsumen
terhadap minat pembelian secara online.99
Orientasi pembelanjaan
konsumen mengacu pada pendekatan konsumen untuk bertindak dalam
mekakukan pembelanjaan yang merujuk kepada gaya hidup, kepribadian
seseorang serta kondisi lingkungan dimana konsumen tumbuh dan
berkembang menjadi faktor yang membentuk perilaku atau sikap dalam
belanja. Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada 80 responden
mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah orientasi belanja tidak berpengaruh
terhadap perilaku konsumtif sebab orang yang melakukan pencarian
produk yang ditawarkan di instagram tidak menikmati aktivitas web
surfing, sebab mereka melakukan pencarian informasi untuk menghemat
waktu atau hanya iseng- iseng dalam mengisi waktu luang, selain itu
kegiatan membeli produk yang di butuhkan atau yang diiinginkan, merek
bukan menjadi hal utama saat melakukan pembelian, sebab saat
melakukan pencarian informasi produk yang ditawarkan melalui
instagram yang lebih diperhatikan adalah faktor harga, selain itu juga
pembelian yang dilakukan tidak selalu berfokus pada bidang fashion saja.
Sesuai dengan wawancara yang dilakukan kepada 5 orang responden,
mereka mengatakan tidak ada toko online tertentu yang harus dikunjungi,
mereka menyukai membuka instagram dan mengunjungi beberapa online
shop untuk melihat produk- produk yang ditawarkan, mencari informasi
98
Gita Chairunnisa, ” Pengaruh Orientasi Belanja Dan Gender Differences Terhadap
Pencarian Informasi Online Dan Belanja Online (Studi Kasus pada Mahasiswa/i UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)”, Skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, h. 108
dipublikasikan 99
Rena, Joni dan Lina, ”Pengaruh Orientasi Belanja Konsumen Terhadap Minat
Pembelian secara Online” Jurnal Administrasi dan Bisnis Vo.12, No. 2, Desember 2018 h. 165
122
mengenai produk yang sedang dicari, namun tidak mengarah atau fokus
kepada satu toko tertentu, melainkan membandingkan dengan toko- toko
online lainnya yang menjual barang serupa atau sama sesuai dengan apa
yang diinginkan dan dibutuhkan juga melakukan pencarian informasi
harga jual yang ditawarkan oleh penjual online kepada konsumen dengan
tetap memperhatikan kualitas produknya.
4. Pengaruh Gaya Hidup, Promosi dan Orientasi Belanja terhadap
Perilaku Konsumtif melalu Media Instagram
Berdasarkan hasil penelitian ini dan hasil persamaan analisis regresi
linear berganda yaitu:
Y = 6,729 + 0,290X1 + 0,540X2 + -0,561 X3
Jika Gaya Hidup, Promosi dan Orientasi Belanja nilainya 0 maka
perilaku konsumtif akan meningkat 6,729 tanpa pengaruh dari ketiga
variabel X. Dari persamaan di atas terlihat bahwa jika Gaya Hidup bersifat
positif maka Perilaku Konsumtif akan meningkat sebesar 0,290, jika
Promosi bersifat positif maka Perilaku Konsumtif akan meningkat 0,540,
dan jika Orientasi Belanja bernilai negatif sehingga Perilaku Konsumtif
akan menurun -0,561.
Dari hasil uji F diperoleh bahwa nilai Fhitung > Ftabel 4,601 > 2,72
dengan signifikasi sebesar 0,005 > 0,05, angka dapat disimpulkan bahwa
Gaya Hidup (X1), Promosi (X2) dan Orientasi Belanja (X3) secara
bersama-sama mempengaruhi Perilaku Konsumtif (Y). Dan nilai koefisien
regresi dengan Adjusted R Square sebesar 0,120 yang artinya bahwa
Convenience (X1), Performance, (X2) dan Privacy (X3) dapat
mempengaruhi Perilaku Konsumtif (Y) Sebesar 12% dan 88% dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak diteliti.
Berdasarkan hasil penelitian relevan dari skripsi berjudul pengaruh
gaya hidup hedonis terhadap perilaku konsumtif menurut ekonomi islam
yang diteliti oleh Ahsan Lodeng dari Universitas Islam Negeri Raden Intan
123
Lampung yang membahas tentang variabel gaya hidup konsumtif menurut
ekonomi Islam yang membahas mengenai variabel gaya hidup, lalu skripsi
berjudul analisis promosi penjualan online, harga, kepercayaan dan
kemudahan terhadap keputusan pembelian online ceker brontak yang
diteliti oleh Irna Fitri yang membahas mengenai variabel promosi, lalu
berdasarkan jurnal berjudul pengaruh orientasi belanja terhadap intensi
pembelian produk pakaian secara online pada pengguna online shop yang
teliti oleh Distiani Fitria Kusuma dan Berlian Gressy Septarini yang
membahas variabel orientasi belanja, lalu skripsi berjudul orientasi belanja
dan gender differences terhadap pencairan informasi online dan belanja
online yang diteliti oleh Gita Chairunnisa yang membahas mengenai
variabel orientasi belanja, lalu berdasarkan jurnal berjudul pengaruh
promosi penjualan terhadap minat beli produk fashion dengan gaya hidup
sebagai variabel moderator yang teliti oleh Anggit Yoebrilianti yang
membahas tentang variabel promosi. Hasil dari skripsi dan jurnal tersebut
mengatakan jika pada variabel gaya hidup dan promosi secara parsial
secara positif akan mempengaruhi varibel y yaitu perilaku konsumtif. Dan
pada variabel orientasi belanja secara parsial tidak berpengaruh terhadap
variabel y yaitu perilaku konsumtif. Dalam penelitian ini ketiga variabel
gaya hidup, promosi dan orientasi belanja secara simultan mempengaruhi
variabel Perilaku Konsumtif. Jadi, dapat disimpulkan jika terdapat
pengaruh positif antara Gaya hidup, Promosi dan Orientasi belanja
terhadap Perilaku Konsumtif melalui media instagram.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menyadari adanya keterbatasan-keterbatasan
yang dihadapi dan tidak sepenuhnya hasil penelitian ini mencapai tingkat
kebenaran mutlak, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan
penelitian lanjutan. Adapun keterbatasan yang di dapatkan antara lain sebagai
berikut:
124
1. Keterbatasan waktu, karena harus menyesuaikan jadwal kelas
mahasiswa Jurusan IPS, pelaksanaan wawancara berlangsung selama
beberapa hari.
2. Keterbatasan peneliti pada saat menghitung dan menganalisis data,
sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dalam pengelolaan
data.
3. Hal-hal yang bersifat eksternal seperti kurangnya ketidakjujuran
responden dalam memberikan data dan penilaian mereka yang berbeda
dan berada diluar kemampuan peneliti.
4. Keterbatasan waktu, biaya, dan tenaga dalam menyelesaikan penelitian
ini lebih mendalam.
125
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian “Pengaruh Gaya Hidup, Promosi dan
Orientasi Belanja terhadap Perilaku Konsumtif melalui Media Instagram”
(Studi Kasus Pada Mahasiswa Pendidikan IPS UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta) adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh Gaya Hidup terhadap Perilaku Konsumtif melalui Media
Berdasarkan hasil analisis bahwa Gaya Hidup berpengaruh signifikan
terhadap perilaku konsumtif melalui media instagram dari hasil uji SPSS,
diketahui bahwa nilai signifikasi 0,001 < 0,05 serta nilai koefisien regresi
0,290. Berdasarkan hasil regresi tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel
Gaya Hidup berpengaruh terhadap Perilaku Konsumtif melalui Media
Instagram. Gaya hidup merupakan suatu pola hidup yang aktivitas untuk
mencari kesenangan hidup seperti pembelian dan penggunaan suatu produk
yang didasarkan pada pembelian secara subjektif. Hal ini di dorong dengan
perilaku panca indra, khayalan serta emosi yang menjadikan kesenangan
dan kepuasan materi yang menjadi tujuan utama dalam hidup.
Berkembangnya produk- produk fashion dan trend gaya hidup yang
ditawarkan oleh pemasar semakin modern, sehingga mahasiswa merasakan
kemudahan dan praktis dalam melakukan kegiatan jual beli online.
2. Pengaruh Promosi terhadap Perilaku Konsumtif melalui Media
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda bahwa Promosi
berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumtif melalui media
instagram, dari hasil uji SPSS diketahui bahwa nilai signifikasi 0,028 <
0,05 serta nilai koefisien regresi 0,540. Berdasarkan hasil regresi tersebut
126
dapat disimpulkan bahwa variabel Promosi berpengaruh signifikan
terhadap Perilaku Konsumtif melalui Media Instagram. Karena adanya
berbagai promosi yang ditawarkan melalui media instagram membuat para
konsumen tertarik dalam melakukan pembelian secara online, misalnya
bentuk promosi yang diberikan berupa potongan harga terhadap produk
yang dijual, lalu give away yaitu bagi- bagi produk secara gratis kepada
followers, namun harus memenuhi syarat untuk mendapatkan hadiah gratis
tersebut, misalnya harus mengajak teman- teman di instagram untuk
menyukai foto produk yang di tawarkan oleh penjual online.
3. Pengaruh Orientasi belanja terhadap Perilaku Konsumtif melalui
Media Instagram
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda, bahwa Orientasi
belanja tidak berpengaruh terhadap perilaku konsumtif dari hasil uji SPSS,
diketahui bahwa nilai signifikasi 0,048 < 0,05 serta nilai koefisien regresi -
0,561. Berdasarkan hasil regresi tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak
terdapat pengaruh pada variabel orientasi belanja terhadap perilaku
konsumtif dikarenakan tidak ada indikator pasti yang dapat mengukur
tingkat kenyamanan, kesetiaan dan kesadaran terhadap merek tertentu
ketika melakukan kegiatan berbelanja, sehingga hanya dapat diketahui jika
menanyakan orang yang bersangkutkan mengenai seberapa nyaman, sadar
dan setia dalam menggunakan satu produk dengan merek yang sama atau
serupa.
4. Pengaruh Gaya Hidup, Promosi, dan Orientasi belanja terhadap
Perilaku Konsumtif melalui media Instagram
Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda bahwa variabel Gaya
Hidup, Promosi, dan Orientasi Belanja secara bersama- sama berpengaruh
positif terhadap perilaku konsumtif melalui media instagram dari hasil uji
SPSS diperoleh bahwa nilai Fhitung > Ftabel 4,601 > 2,72 dengan signifikasi
sebesar 0,005 < 0.05, sehingga dapat disimpulkan bahwa Gaya Hidup (X1),
Promosi (X2) dan Orientasi Belanja (X3) secara bersama-sama
127
mempengaruhi Perilaku Konsumtif (Y). Dan nilai koefisien regresi dengan
Adjusted R Square sebesar 0,120 yang artinya bahwa Gaya Hidup (X1),
Promosi (X2) dan Orientasi Belanja (X3) dapat mempengaruhi Perilaku
Konsumtif (Y) sebesar 12% dan 88% dipengaruhi oleh faktor lain yang
tidak diteliti.
B. Saran
Dari penelitian yang dihasilkan mengenai Pengaruh Gaya Hidup, Promosi
dan Orientasi belanja terhadap Perilaku Konsumtif melalui Media Instagram,
peneliti memberikan beberapa saran bagi pihak- pihak yang terlibat didalam
penelitian ini. Beberapa saran yang diberikan antara lain:
1. Bagi Mahasiswa Pendidikan IPS
Melihat hasil tingkat perilaku konsumtif mhasiswa yang cenderung
tinggi, maka peran dari keluarga juga dibutuhkan untuk tetap mengontrol
anak dalam mempergunakan uang saku agar tidak belanja secara
berlebihan melihat sudah semakin mudahnya akses untuk berbelanja
secara online. Hal ini mungkin tidak hanya terjadi pada kelompok
mahasiswa saja, namun kedepannya dapat juga terjadi pada anak- anak
yang masih bersekolah (generasi yang lebuh muda). Sehingga perlu
perhatian lebih mengenai hal tersebut. Salah satu cara yang dapat
dilakukan dalam mengurangi penggunaan instagram ialah dengan
mengalihkannya pada kegiatan lain, misalnya dengan mengikuti kegiatan
sosial atau kegiatan organisasi kampus, sehingga waktu penggunaan
instagram menjadi berkurang. Mahasiswa sebaiknya lebih sering
mengakses konten yang bersifat edukatif disamping konten yang menjurus
pada hal yang bersifat konsumtif (seperti konten fashion terkini).
2. Bagi Peneliti lain
Bagi peneliti selanjutnya dapat mengembangkan penelitian ini dengan
subjek yang diteliti dapat diperluas lagi tidak hanya pada kelompok
128
mahasiswa, namun juga bisa dilakukan pada anak usia remaja atau anak-
anak yang masih duduk di bangku sekolah. Peneliti selanjutnya juga dapat
mengggunakan metode lain dalam meneliti perilaku konsumtif, misalnya
melalui wawancara secara mendalam kepada konsumen, sehingga
informasi yang diperoleh lebih bervariasi. Penelitian ini jauh dari kata
sempurna, semoga penelitian ini dapat dimanfaatkan untuk rujukan dalam
penelitian lain selanjutnya untuk disempurnakan dengan penambahan teori
dan variabel lain.
3. Bagi Pebisnis Online yang menggunakan Media Sosial
Saran untuk para pebisnis online yang menggunakan media sosial
instagram sebagai bahan promosi. Di era serba digital ini, diharapkan para
pebisnis dapat lebih bijak dalam pemilihan media sosial untuk dijadikan
media pemasaran online. Oleh karena itu, para pebisnis online harus
mengetahui bagaimana langkah pemilihan media yang tepat sebelum
menggunakan media sosial sebagai media pemasaran online. Karena
media sosial yang tepat akan mempengaruhi bagaimana sebuah produk
dikenal atau tidaknya oleh para pengguna media sosial lainnya. Para
pebisnis juga diharapkan mampu mengembangkan bentuk promosi agar
mampu menarik minat konsumen. Semakin menarik promosi yang
ditawarkan maka konsumenpun tertarik untuk melihat produk- produk
yang dijual di toko mereka di instagram.
LAMPIRAN
Lampiran 1
ANGKET PENELITIAN
SKRIPSI
Saya Narisa Nur Istikharotullaila, mahasiswi aktif di Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta Jurusan Pendidikan IPS konsentrasi Ekonomi angakatan 2013. Saat ini
saya sedang melakukan penelitian terkait dengan tugas akhir saya yang berjudul “Pengaruh
Gaya Hidup, Promosi dan Orientasi Belanja terhadap Perilaku Konsumtif melalui
Media Instagram (Studi Kasus pada Mahasiswa Pendidikan IPS UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta)”. Saya harap saudara/i berkenan untuk membantu saya dalam
melakukan penelitian dengan cara menjawab pernyataan- pernyataan yang tersedia pada
lembar angket.
Jawaban yang Anda berikan tidak dinilai benar atau salah. Oleh karena itu, jawablah
setiap pernyataan dengan jujur sesuai dengan keadaan diri Anda dan pastikan tidak ada
jawaban yang terlewati. Hasil dari kuesioner dan data pribadi Anda bersifat rahasia dan hanya
digunakan untuk kepentingan penelitian. Atas ketersediaan Anda dalam meluangkan waktu
dan kerjasama yang Anda berikan, saya ucapkan terimakasih.
A. Data Responden
Nama :
Usia :
Angkatan :
Jenis Kelamin :
Lama berbelanja online :
B. Petunjuk Pengisian
1. Isilah identitas terlebih dahulu
2. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti.
3. Saudara diminta untuk memberikan jawaban yang sesuai dengan hati nurani
Saudara sendiri dan sesuai dengan pengalaman yang Saudara alami.
4. Semua jawaban tidak ada yang benar atau salah, akan tetapi jawaban sesuai
dengan kondisi yang sebenarnya yang merupakan pendapat paling sesuai.
5. Untuk setiap pernyataan ini diisi dengan melingkari satu jawaban yang paling
sesuai dengan keadaan Saudara.
6. Hasil pengisian angket dijamin kerahasiannya.
Variabel X1
Gaya Hidup
A. Dimensi Aktivitas
1. Berbelanja adalah kegiatan yang saya sukai
A. Sangat suka C. Tidak suka
B. Suka D. Sangat Tidak suka
2. Saya senang membuka Instagram untuk melihat produk- produk yang di jual di
toko online
A. Sangat senang C. Tidak Senang
B. Senang D. Sangat Tidak Senang
3. Saya menikmati waktu senggang dengan mengunjungi toko online di Instagram
A. Sangat menikmati C. Tidak menikmati
B. Menikmati D. Sangat Tidak menikmati
4. Melihat benda/ pernak- pernik yang dijual di Instagram adalah salah satu aktivitas
yang menyenangkan yang dapat mengurangi kepenatan aktivitas sehari- hari
A. Sangat Setuju C. Tidak setuju
B. Setuju D. Sangat tidak setuju
5. Saya membuat Instagram untuk mempermudah aktivitas belanja online saya di
A. Sangat Tidak Setuju C. Setuju
B. Tidak Setuju D. Sangat setuju
6. Seringkali saya melakukan pembelian pada media online tanpa rencana
sebelumnya
A. Sangat tidak setuju C. Tidak Setuu
B. Tidak setuju D. Sangat Tidak Setuju
B. Dimensi Minat
7. Saya tertarik untuk berbelanja fashion di Instagram
A. Sangat Tertarik C. Tidak Tertarik
B. Tertarik D. Sangat Tertarik
8. Seringkali saya mengikuti perkembangan fashion agar selalu terlihat trendy
A. Sangat Setuju C. Tidak setuju
B. Setuju D. Sangat tidak setuju
9. Saya selalu mengikuti perkembangan media online
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
10. Saya memiliki beberapa media online karena tertarik mengikuti perkembangan
teknologi saat ini dan mencari berbagai informasi terbaru
A. Sangat setuju C. Tidak setuju
B. Setuju D. Sangat tidak setuju
11. Saya merasa lebih praktis berbelanja secara online lewat Instagram dibandingkan
belanja di toko offline atau situs media lain
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
12. Menurut saya, berbelanja online di instagram penting untuk saya agar tetap
update tentang style yang sedang populer
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
C. Dimensi Opini
13. Pembelian yang saya lakukan pada media online Instagram adalah berdasarkan
keinginan saat ini
A. Sangat setuju C. Tidak setuju
B. Setuju D. Sangat tidak setuju
14. Menurut saya, dengan berbelanja online di Instagram seseorang dapat menjadi
konsumtif
A. Sangat Tidak Setuju C. Setuju
B. Tidak Setuju D. Sangat Setuju
15. Produk yang dijual dalam media online Instagram selalu ter- update
A. Sangat setuju C. Tidak setuju
B. Setuju D. Sangat tidak setuju
16. Harga yang dikenakan pada suatu produk menjamin kualitas produk tersebut
A. Sangat setuju C. Tidak setuju
B. Setuju D. Sangat tidak setuju
17. Media sosial memiliki peran sebagai sarana dalam berbisnis di abad ke- 21 ini
A. Sangat setuju C. Tidak setuju
B. Setuju D. Sangat tidak setuju
18. Penggunaan media online yang bijak dapat menjadi peluang untuk membuka
bisnis pada bidang fashion dan menghasilkan keuntungan
A. Sangat setuju C. Tidak setuju
B. Setuju D. Sangat tidak setuju
Variabel X2
Promosi
19. Saya tertarik melihat produk- produk yang dijual melalui foto- foto di Instagram
A. Sangat tertarik C. Tidak tertarik
B. Tertarik D. Sangat Tidak tertarik
20. Dari caption yang dibuat oleh pebisnis media Instagram membuat saya tertarik
untuk membeli produk yang ditawarkan
A. Sangat tertarik C. Tidak tertarik
B. Tertarik D. Sangat Tidak tertarik
21. Saya tertarik berbelanja ketika adanya pemberian diskon atau potongan harga
pada media Instagram
A. Sangat tertarik C. Tidak tertarik
B. Tertarik D. Sangat Tidak tertarik
22. Saya tertarik berbelanja saat adanya promosi give away yang diadakan toko
online di Instagram
A. Sangat tertarik C. Tidak tertarik
B. Tertarik D. Sangat Tidak tertarik
23. Saya pernah mengikuti tantangan berupa me- repost foto yang dibuat oleh
pebisnis Instagram agar mendapatkan hadiah berupa produk yang dijual pada
toko online tersebut
A. Sangat setuju C. Tidak setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak setuju
24. Hadiah promo yang ditawarkan pada media Instagram menjadi ketertarikan saya
untuk membeli produk tersebut
A. Sangat setuju C. Tidak setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak setuju
Variabel X3
Orientasi Belanja
A. Shopping enjoyment
25. Saya merasa nyaman pada saat berbelanja mode busana di media online
A. Sangat nyaman C. Tidak nyaman
B. Nyaman D. Sangat Tidak nyaman
26. Saya merasa senang saat mode busana yang saya cari tersedia di media online
Instagram, karena berbelanja adalah hal yang menyenangkan
A. Setuju C. Tidak setuju
B. Sangat setuju D. Sangat tidak setuju
B. Brand consicousnee
27. Produk- produk dengan merk yang terkenal memiliki harga yang cukup tinggi,
namun memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan yang lain
A. Sangat Setuju C. Tidak setuju
B. Setuju D. Sangat tidak setuju
28. Saya selalu membeli mode busana dengan merk atau brand tertentu tanpa melihat
toko online yang menjualnya di Instagram
A. Sangat Tidak Setuju C. Setuju
B. Tidak Setuju D. Sangat Setuju
A. Brand / store loyalty
29. Saya tidak sembarang dalam memilih toko online untuk berbelanja di Instagram
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
30. Saya hanya akan berbelanja melalui media Instagram di toko online yang sudah
saya percaya
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
Variabel Y
Perilaku Konsumtif melalui Media Instagram
31. Saya berbelanja online di Instagram untuk menjaga penampilan saya
A. Sangat Tidak Setuju C. Setuju
B. Tidak Setuju D. Sangat Setuju
32. Saya berbelanja di Instagram karena mengikuti trend berbelanja melalui online
shop
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
33. Kalau saya sangat menginginkan barang tersebut saya akan tetap membelinya
meskipun keuangan saya tidak cukup baik
A. Sangat Tidak Setuju C. Setuju
B. Tidak Setuju D. Sangat Setuju
34. Saya berbelanja online di Instagram karena menyukai barang tersebut tanpa
melihat kegunaannya
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
35. Saya biasa belanja online di Instagram karena sedang populer di kalangan saya
A. Sangat Tidak Setuju C. Setuju
B. Tidak Setuju D. Sangat Setuju
36. Saya berbelanja online di Instagram karena teman- teman saya juga berbelanja
disana
A. Sangat Setuju C. Tidak Setuju
B. Setuju D. Sangat Tidak Setuju
Lampiran 2
Instrumen Penelitian
Kisi- kisi angket
NO VARIABEL ATRIBUT INDIKATOR NO ITEM
1 Gaya Hidup
(X1)
1. Dimensi Aktivitas
- Hobi
- Hiburan
- Belanja
2. Dimensi Minat
- Fashion
- Masyarakat
- Media
3. Dimensi Opini
- Opini sendiri
- Produk
- Budaya
1,2
3,4
5,6
7,8
9,10
11,12
13,14
15,16
17,18
2 Promosi (X2) 1. Memberikan kegiatan
periklanan untuk
memberikan informasi
(mass selling)
2. Adanya pemberian
diskon atau potongan
harga ketika berbelanja
online
3. Memberikan hadiah
promo yang menarik
bagi pelanggan (sales
promotion) atau give
away
19,20
21,22
23,24
3 Orientasi
Belanja (X3)
1. shopping enjoyement
2. brand consciousness
3. brand/ store loyalty
25,26
27,28
29,30
4 Perilaku
Konsumtif (Y)
1. Membeli produk demi
menjaga penampilan diri
dan gengsi.
2. Membeli produk atas
dasar pertimbangan
harga (bukan atas
kegunaan dan
manfaatnya).
3. Membeli produk hanya
sekedar menjaga simbol
status.
31,32
33,34
35,36
Lampiran 3
Pedoman Wawancara
No Variabel Atribut Indikator Pertanyaan
1 Gaya Hidup
(X1)
1. Dimensi Aktivitas
2. Dimensi Minat
3. Dimensi Opini
1. Sejak kapan ada mulai
berbelanja online di
Instagram?
2. Apa yang membuat anda
tertarik untuk melakukan
belanja online melalui
Instagram?
3. Bagaimana pendapat anda
mengenai produk yang
ditawarkan di Instagram?
2 Promosi (X2) 1. Memberikan
kegiatan
periklanan untuk
memberikan
informasi (mass
selling)
2. Adanya pemberian
diskon atau
potongan harga
ketika berbelanja
online
3. Memberikan
hadiah promo yang
menarik bagi
pelanggan (sales
promotion) atau
give away
1. Bagaimana pendapat anda
mengenai bentuk promosi pada
toko- toko online di Instagram
2. Bentuk promosi seperti apa
yang menurut anda paling
menarik dan membuat orang
ingin berbelanja di Instagram?
3. Apakah hadiah promo yang
ditawarkan pada media
Instagram menjadi
ketertarikan bagi anda untuk
membeli produk tersebut?
3 Orientasi
Belanja (X3)
1. shopping
enjoyement
2. brand
1. Apakah anda menikmati dalam
menghabiskan waktu untuk
mencari produk melalui
consciousness
3. brand/ store
loyalty
instagram ?
2. Saat ingin melakukan
pembelian, apakah sasaran
utama produk yang anda beli
harus merek terkenal terutama
dalam bidang fashion?
3. Apakah ada toko online
tertentu yang harus anda
kunjungi sehingga anda selalu
melakukan pembelian ulang
pada toko online tersebut?
4 Perilaku
Konsumtif
(Y)
1. Membeli produk
demi menjaga
penampilan diri
dan gengsi.
2. Membeli produk
atas dasar
pertimbangan
harga (bukan atas
kegunaan dan
manfaatnya).
3. Membeli produk
hanya sekedar
menjaga simbol
status.
1. Seberapa sering anda melihat
produk- produk dan berbelanja
di Instagram?
2. Biasanya apa yang mendorong
anda untuk melakukan
berbelanja online di
Intagram? Apa karena
kebutuhan atau ada hal lain?
Lampiran 4
Hasil Wawancara
1. P: Sejak kapan anda mulai berbelanja online di instagram ?
N: 3 orang responden mengatakan mulai berbelanja secara online melalui
instagram pada tahun 2016, dan 2 responden lainnya memulai berbelanja
melalui instagram pada pertengahan tahun 2017
2. P: Apa yang membuat anda tertarik untuk melakukan belanja online
melalui instagram ?
N: 4 orang responden mengatakan tertarik berbelanja di instagram karena
produk yang ditawarkan berbeda dengan produk yang dijual dipasaran, dan 1
orang mengatakan karena media sosial yang digunakan dalam berbelanja
hanya instagram
3. P: Bagaimana pendapat anda mengenai produk yang ditawarkan di
instagram ?
N: 3 orang responden mengatakan produk yang ditawarkan di instagram itu
berbeda dengan produk yang ditawarkan di pasaran lebih banyak pilihannya
baik dari segi warna ataupun model produknya, 2 orang lainnya mengatakan
produk yang ditawarkan di intagram adalah produk yang memang sedang
dicari oleh masyarakat atau sedang tren
4. P: Bagaimana pendapat anda mengenai bentuk promosi pada toko- toko
online di instagram ?
N: 5 orang mengatakan bentuk promosi yang ditawarkan oleh toko- toko online
di instagram sangat beragam dan dengan bentuk promo yang menarik
5. P: Bentuk promosi seperti apa yang menurut anda paling menarik dan
membuat orang ingin berbelanja di instagram ?
N: 3 orang tertarik untuk mengikuti give away yang mana dengan memfollow
akun ol shop tersebut dan memberi tanda suka di setiap foto yang di upload
pada akun tersebut, dan 2 orang lainnya mengatakan menyukai bentuk
promosi yang memberikan komentar pada kolom komentar dan mengajak
teman- temannya untuk ikut berpartisipasi dengan menandai atau tag akun
instagram teman- temannya. Secara keseluruhan, kelima responden sangat
menyukai bentuk promosi dengan adanya potongan harga / discount yang
diberikan oleh toko online kepada konsumennya.
6. P: Apakah anda menikmati dalam menghabiskan waktu untuk
mencari produk melalui instagram ?
N: 5 orang responden mengatakan saat melakukan pencarian informasi produk di
instagram tidak menikmati aktivitas web surfing, sebab mereka melakukan
pencarian informasi produk untuk menghemat waktu, dan hanya untuk
iseng- iseng mengisi waktu luang bukan untuk menghabiskan waktu
7. P: Saat ingin melakukan pembelian, apakah sasaran utama
produk yang anda beli harus merek terkenal terutama dalam bidang
fashion?
N: 5 orang responden mengatakan untuk membeli produk yang di butuhkan atau
yang diiinginkan, merek bukan menjadi hal utama saat melakukan
pembelian, sebab saat melakukan pencarian informasi produk yang
ditawarkan melalui instagram mereka lebih memerhatikan faktor harga,
selain itu juga pembelian yang dilakukan tidak selalu berfokus pada bidang
fashion saja
8. P: Apakah ada toko online tertentu yang biasanya anda kunjungi
sehingga anda selalu melakukan pembelian ulang pada toko online
tersebut?
N: 5 orang mengatakan tidak ada toko online tertentu yang harus dikunjungi,
mereka menyukai membuka instagram dan mengunjungi beberapa online
shop untuk melihat produk- produk yang ditawarkan, namun tidak mengarah
atau fokus kepada satu toko tertentu, melainkan membandingkan dengan
toko- toko online lainnya yang menjual barang serupa atau sama sesuai
dengan apa yang diinginkan atau dibutuhkan dan juga melakukan pencarian
informasi harga jual yang ditawarkan oleh penjual online kepada konsumen
9. P: Seberapa sering anda melihat produk- produk dan berbelanja di
instagram ?
N: 5 orang mengatakan jika untuk membuka aplikasi instagram dan melihat
produk- produk yang ditawarkan hampir dilakukan setiap hari pada waktu
kosong, 2 orang mengatakan untuk berbelanja jika menemukan produk yang
bagus, unik dan harga juga bersahabat biasanya akan menjadi pertimbangan
untuk membelinya, 3 orang lainnya mengatakan jika untuk berbelanja di
instagram disesuaikan dengan keuangan, jika dari segi keuangan sedang tidak
memungkinkan maka responden memilih untuk tidak melihat akun yang
menjual produk- produk baik itu sepatu, fashion atau produk lainnya agar
tidak tergoda untuk melakukan pembelian di instagram
10. P: Biasanya apa yang mendorong anda untuk melakukan
berbelanja online di instagram ? karena kebutuhan? Atau hal lainnya?
N: 1 orang mengatakan karena kebutuhan yang memang harus ada dan terpenuhi,
2 orang mengatakan karena faktor lingkungan pertemanan, dan 1 orang
lainnya sering melakukan pembelian online di instagram karena keinginan
dan iseng- iseng yang dipengaruhi setelah melihat promosi yang ditawarkan
oleh toko- toko online.
Lampiran 5
UJI COBA VALIDITAS
VARIABEL GAYA HIDUP
No. Resp
X1 TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 3 1 1 30
2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 40
3 2 1 2 3 4 4 3 3 2 1 2 3 3 4 1 1 1 1 41
4 1 1 2 2 3 4 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 2 2 41
5 2 2 2 2 2 2 2 3 1 1 2 2 2 4 2 3 1 1 36
6 3 1 1 2 2 3 1 1 1 1 3 3 2 3 2 2 2 2 35
7 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 4 3 3 2 1 42
8 2 3 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 1 43
9 1 2 2 2 2 4 1 1 1 1 2 2 1 3 1 1 1 2 30
10 3 1 1 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 4 2 3 2 1 41
11 3 3 2 2 3 2 2 1 2 2 3 3 2 1 2 2 1 1 37
12 2 1 2 1 3 4 2 2 3 3 3 2 3 4 1 1 1 1 39
13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 38
14 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 4 2 3 2 2 45
15 1 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 4 2 2 1 1 34
16 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 34
17 2 2 2 1 2 4 2 2 3 2 3 2 2 4 2 3 2 2 42
18 1 1 1 1 1 3 2 2 2 2 2 3 2 3 2 2 2 2 34
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 39
20 2 2 2 3 3 3 2 2 1 1 3 2 2 3 2 2 2 1 38
21 2 1 2 1 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2 2 4 2 2 39
22 2 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 1 1 1 40
23 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 2 41
24 1 1 1 1 2 4 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 29
25 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 38
26 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 1 40
27 2 2 2 1 2 1 2 3 2 2 3 3 2 3 2 1 1 1 35
28 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 35
29 2 1 1 1 3 3 2 3 2 2 3 3 2 4 2 1 1 1 37
30 2 2 2 2 3 4 2 3 2 2 3 2 2 4 1 3 1 1 41
31 2 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 1 2 43
32 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 1 1 37
33 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 1 2 2 38
34 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 34
35 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 38
36 1 1 1 1 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 2 1 1 1 38
37 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 45
38 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 3 3 2 4 2 2 2 2 41
39 2 2 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 1 42
40 2 2 2 2 1 3 2 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 38
75 68 72 74 96 109 81 92 82 78 102 105 85 123 77 83 65 61 1528
UJI COBA VALIDITAS
VARIABEL PROMOSI
Promosi (X2)
TOTAL No. Resp 19 20 21 22 23 24
1 2 2 1 2 3 2 12
2 2 2 2 2 2 2 12
3 1 2 4 2 3 2 14
4 2 2 2 2 2 2 12
5 2 2 1 1 3 2 11
6 1 2 2 2 2 2 11
7 2 2 2 3 3 3 15
8 2 2 1 1 2 2 10
9 2 2 1 2 3 2 12
10 2 3 2 3 3 3 16
11 2 2 2 4 4 3 17
12 1 2 1 3 4 3 14
13 2 3 2 3 3 2 15
14 2 3 1 3 4 2 15
15 1 2 1 1 1 1 7
16 2 2 1 3 3 2 13
17 2 2 1 1 3 2 11
18 2 2 1 3 3 2 13
19 2 2 2 2 2 2 12
20 1 2 2 2 3 2 12
21 2 3 1 4 4 2 16
22 2 2 2 3 3 3 15
23 2 2 2 2 3 2 13
24 1 1 1 2 3 1 9
25 2 2 2 2 3 2 13
26 2 2 1 2 3 3 13
27 1 1 1 1 3 2 9
28 2 2 2 2 2 2 12
29 1 2 1 2 3 1 10
30 1 2 1 2 3 2 11
31 2 2 2 2 3 2 13
32 2 2 2 3 3 3 15
33 2 2 2 2 3 2 13
Uji coba Validitas
Orientasi Belanja
X3 TOTAL
25 26 27 28 29 30
2 1 2 2 1 2 10
2 2 2 2 2 2 12
3 2 1 2 2 1 11
2 2 2 3 2 2 13
3 2 1 3 2 2 13
3 2 2 2 1 2 12
2 2 2 2 1 1 10
2 2 2 1 1 1 9
2 1 1 1 2 2 9
3 3 2 2 2 2 14
3 2 1 1 1 2 10
2 1 1 2 1 1 8
2 2 2 4 2 2 14
2 2 2 3 2 2 13
1 1 2 3 1 1 9
2 2 2 3 2 2 13
2 2 2 3 2 2 13
2 2 2 3 2 2 13
3 2 2 2 2 2 13
2 2 2 3 2 2 13
2 2 3 2 2 2 13
3 3 1 2 2 3 14
2 2 2 2 2 2 12
1 2 1 3 2 1 10
2 2 2 3 2 2 13
2 2 2 2 1 1 10
2 2 1 2 1 1 9
2 2 1 2 2 2 11
3 1 2 2 1 1 10
2 2 3 2 2 2 13
3 2 2 2 2 4 15
34 2 2 2 1 2 2 11
35 2 2 1 1 3 2 11
36 2 2 1 3 3 3 14
37 2 3 2 2 2 2 13
38 2 3 2 2 3 2 14
39 2 2 2 2 3 2 13
40 2 2 2 3 2 2 13
2 2 2 3 1 1 11
2 2 2 2 2 2 12
2 2 2 4 2 2 14
2 1 2 3 2 2 12
2 2 2 3 1 1 11
2 2 2 2 2 2 12
3 2 2 2 1 1 11
2 2 1 2 2 2 11
2 2 2 2 2 2 12
Uji Coba Validitas
Perilaku Konsumtif
Y TOTAL
31 32 33 34 35 36
3 3 2 2 3 3 16
2 3 1 2 2 3 13
1 4 2 1 1 3 12
3 2 2 2 2 3 14
2 2 2 2 2 2 12
2 3 3 2 3 2 15
2 3 1 1 1 3 11
2 2 2 2 2 1 11
3 3 2 2 3 2 15
2 4 2 2 2 3 15
2 3 1 1 2 2 11
3 3 3 1 2 1 13
3 2 2 2 3 2 14
2 2 2 3 3 2 14
1 1 3 2 2 4 13
3 2 2 2 2 2 13
3 3 2 2 2 4 16
3 2 2 2 2 2 13
2 2 2 2 3 3 14
3 2 3 3 3 3 17
3 4 2 2 2 2 15
2 3 3 2 2 3 15
3 4 1 1 1 2 12
3 2 2 2 2 2 13
2 3 2 2 3 2 14
2 3 2 2 2 4 15
2 3 1 2 2 2 12
2 2 2 2 2 3 13
3 3 1 2 2 3 14
2 3 2 2 2 3 14
2 4 3 2 3 2 16
2 3 2 2 2 3 14
3 3 2 2 3 4 17
2 2 2 2 3 2 13
2 3 3 2 3 2 15
2 3 2 3 2 2 14
2 3 2 2 2 2 13
2 3 1 2 1 2 11
2 3 2 2 2 2 13
2 3 2 2 2 2 13
Hasil Uji Validitas
Variable X1 ( Gaya Hidup )
No. Item rhitung rtabel Kesimpulan
1 0,390 0,312 Valid
2 0,338 0,312 Valid
3 0,457 0,312 Valid
4 0,419 0,312 Valid
5 0,641 0,312 Valid
6 0,065 0,312 Tidak Valid
7 0,353 0,312 Valid
8 0,523 0,312 Valid
9 0,469 0,312 Valid
10 0,215 0,312 Tidak Valid
11 0,566 0,312 Valid
12 0,438 0,312 Valid
13 0,415 0,312 Valid
14 0,448 0,312 Valid
15 0,299 0,312 Tidak Valid
16 0,319 0,312 Valid
17 0,356 0,312 Valid
18 0,077 0,312 Tidak Valid
Variable X2 (Promosi)
No. Item rhitung rtabel Kesimpulan
19 0,484 0,312 Valid
20 0,571 0,312 Valid
21 0,370 0,312 Valid
22 0,824 0,312 Valid
23 0,588 0,312 Valid
24 0,713 0,312 Valid
Variable X3 (Orientasi Belanja)
No. Item rhitung Rtabel Kesimpulan
25 0,433 0,312 Valid
26 0,627 0,312 Valid
27 0,411 0,312 Valid
28 0,848 0,312 Valid
29 0,595 0,312 Valid
30 0,718 0,312 Valid
Variable Y (Perilaku konsumtif)
No. Item rhitung Rtabel Kesimpulan
31 0,600 0,312 Valid
32 0,536 0,312 Valid
33 0,693 0,312 Valid
34 0,600 0,312 Valid
35 0,415 0,312 Valid
36 0,714 0,312 Valid
Lampiran 6
Hasil Uji Reliabilitas Gaya Hidup (X1)
Hasil Uji Reliabilitas Promosi (X2)
Hasil Uji Reliabilitas Orientasi Belanja (X3)
Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Konsumtif
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.620 18
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.628 6
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.661 6
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.614 6
Lampiran 7
Hasil Analisis Data Menggunakan SPSS Statistics 22
1. Hasil Analisis Statistik Deskripif
Statistics
Gaya Hidup Promosi
Orientasi
Belanja
Perilaku
Konsumtif
N Valid 80 80 80 80
Missing 0 0 0 0
Mean 29.49 13.63 13.24 15.21
Median 30.00 14.00 13.00 15.00
Mode 30 12 15 16
Std. Deviation 3.721 2.441 2.136 2.971
Variance 13.848 5.959 4.563 8.828
Minimum 21 7 7 9
Maximum 36 18 17 24
Sum 2359 1090 1059 1217
2. Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 80
Normal Parametersa,b
Mean .0000000
Std. Deviation 3.00984949
Most Extreme Differences Absolute .095
Positive .095
Negative -.056
Test Statistic .095
Asymp. Sig. (2-tailed) .069c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
3. Uji Linieritas
4. Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6.729 3.046 2.209 .030
Gaya
Hidup .290 .087 .363 3.341 .001 .941 1.062
Promosi .540 .242 .444 2.236 .028 .283 3.537
Orientasi
Belanja -.561 .279 -.403
-
2.012 .048 .277 3.611
a. Dependent Variable: Perilaku Konsumtif
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
Perilaku
Konsumtif *
Orientasi
Belanja
Between Groups (Combine
d) 137.338 10 13.734 1.692 .100
Linearity .333 1 .333 .041 .840
Deviation
from
Linearity
137.004 9 15.223 1.875 .070
Within Groups 560.050 69 8.117
Total 697.387 79
5. Uji Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6.729 3.046 2.209 .030
Gaya Hidup .290 .087 .363 3.341 .001 .941 1.062
Promosi .540 .242 .444 2.236 .028 .283 3.537
Orientasi
Belanja -.561 .279 -.403 -2.012 .048 .277 3.611
a. Dependent Variable: Perilaku Konsumtif
6. Uji T
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity Statistics
B
Std.
Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 6.729 3.046 2.209 .030
Gaya Hidup .290 .087 .363 3.341 .001 .941 1.062
Promosi .540 .242 .444 2.236 .028 .283 3.537
Orientasi
Belanja -.561 .279 -.403 -2.012 .048 .277 3.611
a. Dependent Variable: Perilaku Konsumtif
7. Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 107.184 3 35.728 4.601 .005b
Residual 590.204 76 7.766
Total 697.387 79
a. Dependent Variable: Perilaku Konsumtif
b. Predictors: (Constant), Orientasi Belanja, Gaya Hidup, Promosi
8. Uji Koefisien Determinasi X1, X2 dan X3
Model Summary
b
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .392a .154 .120 2.787
a. Predictors: (Constant), Orientasi Belanja, Gaya Hidup, Promosi
b. Dependent Variable: Perilaku Konsumtif