pengaruh free cash flow, kepemilikan manajerial …digilib.unila.ac.id/26180/3/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DANCOLLATERALIZABLE ASSETS TERHADAP NILAI PERUSAHAANPADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI
YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2015
SKRIPSI
Oleh
ATIKA WAHYUNI ZULKARNAIN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
ABSTRAK
PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DANCOLLATERALIZABLE ASSETS TERHADAP NILAI PERUSAHAANPADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI
YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2015
Oleh
Atika Wahyuni Zulkarnain
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh free cash flow, kepemilikanmanajerial, dan collateralizable assets terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q).Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan sektor industri barang konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2015 yang terdiri dari 37perusahaan. Sampel dalam penelitian ini diperoleh sebanyak 12 perusahaandengan metode purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan regresirandom effect model, uji hipotesis t dan uji F. Tingkat kesalahan atau signifikanyang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 5%. Model penelitian yangdigunakan telah memenuhi syarat uji asumsi klasik. Hasil uji t menunjukan bahwavariabel free cash flow dan collateralizable asset berpengaruh positif signifikanterhadap nilai perusahaan sedangkan variabel kepemilikan manajerial berpengaruhsignifikan negatif terhadap nilai perusahaan. Hasil uji F menunjukan bahwavariabel free cash flow, kepemilikan manajerial, dan collateralizable assetberpengaruh secara positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Nilaiadjusted R-square sebesar 0,439 menunjukan bahwa sebesar 43,9% dari variabelfree cash flow, kepemilikan manajerial, dan collateralizable asset mempengaruhinilai perusahaan. Investor hendaknya lebih memperhatikan nilai free cash flow,kepemilikan manajerial, dan collateralizable asset sebagai alat pertimbangandalam memilih perusahaan untuk berinvestasi karena terbukti berpengaruhterhadap nilai perusahaan.
Kata Kunci : Free cash flow, kepemilikan manajerial, collateralizable asset, nilaiperusahaan (Tobin’s Q), struktur kepemilikan.
PENGARUH FREE CASH FLOW, KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN
COLLATERALIZABLE ASSETS TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
PADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI
YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2011-2015
Oleh
ATIKA WAHYUNI ZULKARNAIN
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai GelarSARJANA EKONOMI
Pada
Jurusan ManajemenFakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 29 Oktober 1995, sebagai
anak pertama dari tiga bersaudara, dari Bapak Iskandar Zulkarnain dan Ibu Tri
Wagianti.
Penulis mengawali jenjang Pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) Aziziyah
Bandar Lampung, Penulis mengawali jenjang Sekolah Dasar (SD) diselesaikan di
SDN 4 Sawah Brebes, Bandar Lampung pada Tahun 2007, Sekolah Menengah
Pertama (SMP) di SMPN 5 Bandar Lampung pada Tahun 2010, dan Sekolah
Menengah Atas (SMA) di SMAN 10 Bandar Lampung pada Tahun 2013.
Tahun 2013, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Jurusan Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN Undangan.
Selama menjadi mahasiswi penulis pernah menjadi Kepala Biro Kesekretariatan
di Organisasi Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Manajemen. Penulis juga
telah mengikuti Kuliah Kerja Nyata (KKN) pada tahun 2016 selama 60 hari di
Desa Gunung Tapa, Kecamatan Gedung Meneng, Kabupaten Tulang Bawang.
MOTO
“Barang siapa menginginkan kebahagiaan didunia dan diakhirat
maka haruslah memiliki banyak ilmu”
(HR. Ibnu Asakir)
“Perjalanan sejauh seribu mil dimulai dengan satu langkah”
(Pribahasa China)
“Telling the truth is a simple way to have a peaceful of life”
“Kekuatan tidak datang dari kemenangan tetapi
seberapa besar usaha kita untuk melewati kesulitan dan
memutuskan untuk tidak menyerah, itulah
kekuatan yang sebenarnya”
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahirabbil’alamin Puji syukur kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan karunianya. Kupersembahkan dengan
segala kerendahan hati karya kecilku ini
Kepada
AYAH DAN IBU TERCINTA
yang telah membiayaiku dengan ikhlas, berkorban segalanya untukku,
senantiasa memberikan dukungan, usaha dan segala kasih sayang
terutama do’a yang tiada henti untuk keberhasilan ini
Adik-adikku yang telah banyak memberikan semangat dan dukungan do’a
yang tiada hentinya kepada penulis dikala suka maupun duka serta seluruh
sahabat-sahabatku dan teman-temanku yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan selama menyelesaikan
pendidikan ini
“Almamaterku Tercinta Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Lampung”
SANWACANA
Bismillahirrohmaanirrohim,
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“Pengaruh Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial dan Collateralizable Assets
terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi
yang Terdaftar di BEI Tahun 2011-2015”. Skripsi ini disusun berguna melengkapi
syarat dalam menyelesaikan kelulusan studi pada Program Sarjana (S1) Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Lampung.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan bimbingan dari
semua pihak. Maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Satria Bangsawan, S.E., M.Si. selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
2. Ibu Dr. R.R. Erlina, S.E., M.Si. selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
3. Ibu Yuningsih, S.E., M.M. selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung.
ix
4. Ibu Dr. Sri Hasnawati, S.E., M.E. selaku Pembimbing Utama atas
kesediannya memberikan waktu, motivasi, pengetahuan, bimbingan, saran,
dan kritik yang telah diberikan, serta pembelajaran selama dalam proses
penulisan dan penyelesaian skripsi.
5. Ibu R.A. Fiska Huzaimah, S.E., M.Si. selaku Pembimbing Pendamping
atas kesabaran, waktu, pengetahuan, bimbingan, saran, kritik, motivasi
yang diberikan selama proses penulisan dan penyelesaian skripsi.
6. Bapak Dr. Irham Lihan, S.E., M.Si. selaku Penguji Utama pada ujian
skripsi, atas kesediaan waktunya dan memberikan pengarahan serta
pengetahuan dalam proses penyelesaian skripsi ini.
7. Bapak Prof. Dr. Mahatma, Kupefaksi S.E., M.S.B.A. selaku Pembimbing
Akademik, atas perhatian dan bimbingannya, motivasi, serta kesabaran
selama penulis menjalani masa kuliah.
8. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan ilmunya serta bimbingan penulis selama masa kuliah dan
membantu penulis dalam segala proses administrasi.
9. Kepada orang tuaku tercinta, Ayahanda Iskandar Zulkarnain dan Ibunda
Tri Wagianti atas dukungan, kasih sayang, cinta, dan doa yang selalu
terpanjatkan untuk kesuksesan penulis kepada Allah SWT demi
keberhasilan dan kesuksesan penulis untuk sesuatu yang tak mungkin
dapat penulis balas, semoga kelak di kemudian hari dapat membahagiakan
dan menjadi kebanggaan kalian.
10. Adik-adikku tersayang Tanti Novia Putri dan Zafira Azahra terima kasih
atas dukungannya kasih sayang, motivasi, serta do’a yang telah diberikan
x
semoga kita menjadi orang yang sukses dan berhasil dalam hidup serta
dapat membahagiakan ayah dan ibu selamanya.
11. Untuk sahabat seperjuangan sedari awal kuliah yang telah memberikan
motivasi, semangat, dan membuat hari-hariku dikampus menjadi lebih
indah dan menyenangkan, Armania, Merry Yana, Fitracia Indah, dan
Annisa Nurawalia meskipun nanti kita akan jauh, semoga kita selalu
terikat dalam doa. Semoga pertemanan ini terjalin hingga kita tua nanti.
12. Teman-teman seperjuangan, Eka, Galih, Revita, Kamel, Neneng, Fidoh,
Dyah, Jestina, Mona, Phooja, Anisa, Dimas, Sarah, Rafiqa, Putri, Ayu,
Dayat, Ririn, Ghanes, Dolla, Ega, Fahrul, Elan, Yusi, Niken, Eksa, Billy,
Desvita, Rifki, RC, Andreas, mba Dian, mba Putri, dan teman-teman
lainnya, terima kasih atas kebersamaannya selama ini.
13. Teman-teman SMP sekaligus teman SMA-ku, Malla, Ica, Fitri, Yosela dan
Puspita terima kasih telah menemani hari-hari yang dahulu. Semoga
pertemanan kita sampai akhir hayat nanti.
14. Sahabatku dari SMP, M Riski Hardiansyah, terima kasih atas doa,
dukungan dan telah menjadi penyemangat selama ini.
15. Teman-teman seperjuangan KKN 60 hari desa Gunung Tapa, Mba Rani,
Kartika, Yaya, Atul, Adit dan Aas. Terima kasih telah menjadi
penyemangat ketika dahulu dan sekarang.
16. Seluruh keluarga besar HMJ Manajemen terima kasih atas kebersamaan
dan sebagai motivasi selama ini.
17. Seluruh keluarga besar Manajemen angkatan 2013, Manajemen Keuangan
dan Manajemen Ganjil terima kasih atas kebersamaan dan kekeluargaan.
xi
18. Almamaterku Tercinta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung
dan semua pihak yang telah membantu, memberikan motivasi serta doa
kepada penulis yang tidak dapat disampaikan satu persatu saya ucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan tetapi
sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat memberikan manfaat dan
berguna bagi kita semua.
Bandar Lampung, 16 Februari 2017
Penulis
Atika Wahyuni Zulkarnain
i
DAFTAR ISI
Halaman
COVER.....................................................................................................................DAFTAR ISI ...........................................................................................................iDAFTAR GAMBAR.............................................................................................ivDAFTAR TABEL..................................................................................................vDAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
I. PENDAHULUAN ...............................................................................................1
A. Latar Belakang Penelitian. ...........................................................................1B. Perumusan Masalah......................................................................................7C. Tujuan Penelitian..........................................................................................8D. Manfaat Penelitian. ......................................................................................8
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS.....10
A. Agency Theory............................................................................................10B. Nilai Perusahaan.........................................................................................12C. Laporan Arus Kas ......................................................................................14D. Free Cash Flow..........................................................................................16E. Strukutur Kepemilikan ..............................................................................17F. Kepemilikan Manajerial ............................................................................19G. Collateralizable Assets ..............................................................................20H. Penelitian Terdahulu .................................................................................22I. Pengembangan Hipotesis ............................................................................25
1. Free Cash Flow Terhadap Nilai Perusahaan ......................................262. Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan .........................283. Collateralizable Assets Terhadap Nilai Perusahaan ...........................30
III. METODE PENELITIAN .............................................................................32
A. Jenis Penelitian.......................................................................................... 32B. Definisi dan Operasional Variabel .............................................................32
1. Variabel Dependen...............................................................................321.1 Nilai Perusahaan ...........................................................................32
2. Varaiabel Dependen.............................................................................332.1 Free Cash Flow ............................................................................33
ii
2.2 Kepemilikan Manajerial ...............................................................342.3 Collateralizable Assets .................................................................34
C. Pengukuran Variabel .................................................................................35D. Populasi dan Sampel ..................................................................................35
1. Populasi................................................................................................352. Sampel..................................................................................................36
E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................................371. Studi Dokumentasi...............................................................................372. Studi Pustaka........................................................................................37
F. Metode Analisis Data .................................................................................381. Analisis Statistik Deskriptif .................................................................392. Uji Asumsi Klasik................................................................................39
2.1 Uji Normalitas ..........................................................................392.2 Uji Multikolonieritas ................................................................402.3 Uji Heteroskedasitisitas ............................................................402.4 Uji Autokorelasi .......................................................................41
G. Uji Hipotesis ..............................................................................................421. Uji Parsial (Uji Nilai t) ........................................................................422. Uji Simultan (Uji Nilai F) ...................................................................43
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................44
A. Analisis Data ..............................................................................................44B. Hasil Analisis .............................................................................................44
1. Analisis Deskriptif ...............................................................................441.1 Analisis Nilai Perusahaan.........................................................441.2 Analisis Free Cash Flow ..........................................................461.3 Analisis Kepemilikan Manjerial...............................................471.4 Analisis Collateralizable Assets ...............................................49
2. Statistik Deskriptif ...............................................................................503. Pemilihan Model Estimasi Regresi Data Panel ..................................53
3.1 Hasil Uji Chow.........................................................................533.2 Hasil Uji Hausman ..................................................................54
4. Hasil Uji Asumsi Klasik .....................................................................554.1 Hasil Uji Normalitas ................................................................554.2 Hasil Uji Multikoleniaritas .......................................................574.3 Hasil Uji Heterokedastisitas ....................................................574.4 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................59
C. Pengujian Hipotesis ...................................................................................601. Hasil Uji Hipotesis ..............................................................................602. Hasil Uji Parsial (Uji t) .......................................................................613. Hasil Uji Simultan (Uji F) ...................................................................624. Hasil Uji Koefisien Determinasi (Uji-R2) ...........................................63
D. Pembahasan................................................................................................631. Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Nilai Perusahaan .......................642. Pengaruh Kepemilikan Manajerial Terhadap Nilai Perusahaan ..........653. Pengaruh Collateralizable Assets Terhadap Nilai Perusahaan .......... 66
iii
V. SIMPULAN DAN SARAN .............................................................................68
A. Simpulan ....................................................................................................68B. Saran...........................................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Kerangka Pemikiran............................................................................................ 31
2. Durbin Watson .................................................................................................... 56
v
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Ringkasan Penelitian Terdahulu........................................................................ 23
2. Pengukuran Variabel ........................................................................................ 35
3.. Kriteria Pemilihan Sampel Penelitian .............................................................. 36
4. Sampel Penelitian .............................................................................................. 37
5. Tabel Uji Durbin Watson ................................................................................. 42
6. Perhitungan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi
Tahun 2011-2015 ............................................................................................. 45
7. Perhitungan Free Cash Flow pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi
Tahun 2011-2015 ............................................................................................. 46
8. Perhitungan Kepemilikan Manajerial pada Perusahaan Sektor Industri Barang
Konsumsi Tahun 2011-2015 ............................................................................ 48
9. Perhitungan Collateralizable Assets pada Perusahaan Sektor Industri Barang
Konsumsi Tahun 2011-2015 ............................................................................ 49
10. Hasil Statistik Deskriptif ................................................................................. 50
11. Hasil Uji Normalitas Free Cash Flow, Kepemilikan Manajerial,Collateralizable
Assets dan Tobin’s Q ...................................................................................... 53
12. Hasil Uji Multikolonieritas Correlation .......................................................... 54
13. Hasil Uji Heteroskedasitas White Test ............................................................ 55
14. Durbin Wason Test .......................................................................................... 56
15. Hasil Regresi Menggunakan Pendekatan Common Effect dan Fix Effect ...... 57
19. Hasil Uji Chow ............................................................................................... 58
17. Hasil Regresi Menggunakan Pendekatan Fix Effect dan Random Effect ........59
18. Hasil Uji Hausman ......................................................................................... 59
19. Hasil Model Regresi ....................................................................................... 60
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Hasil Perhiungan Variabel Dependen dan Variabel Independen.................... L-1
2. Hasil Perhitungan Kepemilikan Manajerial.................................................... L-2
3. Hasil Perhitungan Collateralizable Assets...................................................... L-3
4. Perhitungan Tobin’s Q 2011............................................................................ L-4
5. Perhitungan Tobin’s Q 2012 ........................................................................... L-5
6. Perhitungan Tobin’s Q 2013 ........................................................................... L-6
7. Perhitungan Tobin’s Q 2014 ........................................................................... L-7
8. Perhitungan Tobin’s Q 2015 ........................................................................... L-8
9. Perhitungan Free Cash Flow 2011 ................................................................. L-9
10. Perhitungan Free Cash Flow 2012 ............................................................. L-10
11. Perhitungan Free Cash Flow 2013 ............................................................. L-11
12. Perhitungan Free Cash Flow 2014 ............................................................. L-12
13. Perhitungan Free Cash Flow 2015 ............................................................. L-13
14. Hasil Analisis Deskriptif .............................................................................L-14
15. Hasil Uji Asumsi Klasik ..............................................................................L-15
16. Hasil Uji Common Sample ..........................................................................L-16
17. Hasil Uji Fixed Effect Model .......................................................................L-17
18. Hasil Uji Random Effect Model ..................................................................L-18
19. Hasil Uji Chow ............................................................................................L-19
20. Hasil Uji Hausman ......................................................................................L-20
21. Hasil Estimasi Regresi (Random Effect Model) ..........................................L-21
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Di Indonesia yang telah memasuki era globalisasi, dunia usaha dituntut untuk
terus dapat kompetentif dalam persaingan khususnya pada industri barang
konsumsi yang memproses bahan baku menjadi barang jadi, agar terus dapat
berproduksi yang akan menghasilkan laba dan terhindar kebangkrutan. Persaingan
tersebut harus dapat diantisipasi dengan mempertahankan dan meningkatkan
kinerja sebagai upaya menjaga kelangsungan usahanya. Upaya yang dapat
dilakukan antara lain menerapkan kebijakan strategis yang menghasilkan efisiensi
dan efektifitas bagi perusahaan. Usaha tersebut memerlukan modal yang banyak,
meliputi usaha memperoleh dan mengalokasikan modal tersebut secara optimal.
Salah satu tempat untuk memperoleh modal tersebut adalah melalui pasar modal.
Pasar modal merupakan pasar yang memperdagangkan instrumen keuangan
(sekuritas) dalam jangka panjang yang bisa diperjualbelikan dalam bentuk hutang
maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities,
maupun swasta. Tempat penawaran atau penjualan dana ini dilaksanakan dalam
satu lembaga resmi yang disebut “Bursa Efek Indonesia”. Kemudian perusahaan
yang bisa membeli dan menjual efeknya adalah perusahaan yang sudah terbuka
umum (go public) atau perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2
Pasar modal Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat dari
periode ke periode, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham yang
ditransaksikan dalam perdagangan saham serta jumlah investor yang meningkat
seperti tercatat di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) pada per 18
Desember 2014 yang tercatat sebanyak 363.746 investor atau mengalami kenaikan
13,5 persen dari posisi akhir 2013 lalu sebanyak 320.506 investor. Peningkatan
juga terjadi pada tahun 2015 sebesar 19 persen dari tahun sebelumnya yaitu
363.746 investor menjadi 433.607 investor per 28 Desember 2015
(www.ksei.co.id).
Peningkatan investor ini diikuti semakin bertambahya dana di pasar modal,
terlihat dari sisi data operasional perusahaan, total aset yang tercatat di C-BEST
mengalami peningkatan 21,5 persen dari tahun sebelumnya, dari Rp 2.588,23
triliun di akhir 2013 menjadi Rp 3.144,83 triliun menjelang akhir 2014, tetapi
terjadi penurunan di tahun 2015 menjadi Rp2.984,76 triliun dikarenakan sejalan
dengan penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Walaupun demikian,
namun terjadi peningkatan frekuensi penyelesaian transaksi Efek dan instruksi
harian, sampai dengan akhir tahun 2015. KSEI mencatat peningkatan frekuensi
penyelesaian transaksi Efek sebesar 14 persen dari 3.100.600 pada Januari-
Desember 2014, dibandingkan dengan periode yang sama yang mencapai
3.533.898 pada Januari-28 Desember 2015 (www.ksei.co.id).
Pada saham industri barang konsumsi juga mempunyai prospek pertumbuhan
perusahaan yang cukup baik disebabkan jumlah penduduk Indonesia yang
diperkirakan mencapai 240 juta lebih sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi
para pengusaha lokal maupun asing untuk masuk dan berinvestasi di sektor industri
3
barang konsumsi. Industri barang konsumsi ini terdiri dari lima sub sektor, yaitu
makanan dan minuman, farmasi, rokok, kosmetik dan barang keperluan rumah
tangga serta peralatan rumah tangga.
Industri makanan dan minuman nasional memberikan kontribusi besar
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pada triwulan I tahun 2015,
pertumbuhan industri makanan dan minuman nasional mencapai 8,16 persen atau
lebih tinggi dari pertumbuhan industri non migas sebesar 5,21 persen, sedangkan
pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 4,71 persen (www.kemenperin.go.id).
Kontribusi yang besar diberikan oleh industri makanan dan minuman nasional
ini ditopang dari tingginya tingkat konsumsi masyarakat dan meningkatnya
pendapatan kelas menengah serta perubahan gaya hidup. Penulis tertarik untuk
menggunakan sektor industri barang konsumsi dikarenakan sifatnya yang menjadi
kebutuhan dasar yang diperlukan masyarakat sehingga pertumbuhan sektor ini
dapat dikatakan terus meningkat terutama pada industri makanan dan minuman
yang dapat bertahan dari perlambatan ekonomi. Sektor barang konsumsi di
Indonesia masih tetap kuat pada tingkat pertumbuhan konsumsi publik walaupun
terjadi perlambatan ekonomi, yakni sebesar 5,6 persen YoY pada kuartal I/2014
menurut Badan Pusat Statistik (BPS).
Tujuan utama perusahaan pada dasarnya adalah mengoptimalkan nilai
perusahaan (Wahyudi dan Pawestri, 2006). Nilai perusahaan yang semakin tinggi,
maka semakin sejahtera para pemegang saham. Nilai perusahaan ini sendiri dapat
tercermin dari harga sahamnya (Fama, 1978). Jadi, semakin tinggi nilai perusahaan
maka semakin besar kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan.
4
Pada perusahaan yang go public, nilai perusahaan dapat direfleksikan melalui
harga pasar saham. Harga pasar saham adalah harga yang bersedia dibayarkan oleh
calon investor apabila ia ingin memiliki saham suatu perusahaan sehingga harga
saham merupakan harga yang dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan
(Hasnawati, 2005).
Manajer dalam memaksimalkan nilai perusahaan bertanggung jawab dalam
mencari sumber dana, membuat keputusan investasi (artinya akan digunakan untuk
apa dana yang telah dimiliki), serta kebijakan dividen (yakni seberapa besar
pembagian laba yang diperoleh yang dapat memaksimumkan keuntungan para
pemegang saham).
Penentuan keputusan investasi didasarkan pula kepada bagaimana dana
tersebut digunakan untuk menjalankan proyek yang menghasilkan net present
value positif agar memberi keuntungan terhadap perusahaaan sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan.
Akan tetapi, kenyataan tersebut tidak selalu terpenuhi, Jensen (1986)
berargumen bahwa manajer pada perusahaan publik memiliki insentif untuk
melakukan ekspansi perusahaan melebihi ukuran optimal, meskipun ekspansi
tersebut dilakukan pada proyek yang memiliki net present value –selanjutnya
disebut NPV- negatif. Kondisi overinvestment ini dilakukan dengan menggunakan
dana internal yang dihasilkan oleh perusahaan dalam bentuk free cash flow atau
aliran kas bebas (Murhadi, 2008).
Jensen (1986) menyatakan bahwa kecenderungan tindakan manajer untuk
menggunakan aliran kas bebas dalam aktivitas overinvestment didasarkan pada
5
pemikiran sebagai berikut Kallapur (1993) : 1) cash retention memberikan manajer
suatu kewenangan bahwa manajer akan rugi bila perusahaan sering kali melakukan
penerbitan saham kepada pasar dalam rangka membiayai investasinya; 2)
meningkatnya ukuran perusahaan akan mendorong prestige dan gaji bagi manajer;
dan 3) kecenderungan perusahaan untuk memberikan reward kepada manajer level
menengah dalam bentuk promosi jabatan daripada bonus uang, sehingga akan
terjadi bias pada pertumbuhan perusahaan. Masalah aliran kas bebas didorong oleh
semakin banyak aliran kas bebas yang dimiliki dan sementara itu kesempatan
bertumbuhnya relatif kecil (Michaely dan Robert, 2006).
Free cash flow tersebut apabila digunakan untuk melakukan aktivitas
overinvestment atau melakukan proyek pada NPV negatif tentunya akan merugikan
pihak pemegang saham. Oleh karena itu, untuk mengurangi masalah tersebut dapat
melakukan pembatasan free cash flow agar mencegah manajer melakukan proyek
pada NPV yang negatif dan mencegah manajer bertindak atas kepentingan pribadi
yang sebagian besar bertentangan kepada kepentingan pemilik perusahaan atau
shareholders. Pembatasan tersebut biasanya dilakukan dengan memperkecil
jumlah free cash flow. Jika free cash flow dibatasi maka manajer cenderung akan
melakukan proyek pada NPV yang positif dan mengurangi tindakan yang dapat
merugikan pemilik perusahaan yang akan berdampak pada peningkatan nilai
perusahaan.
Pernyataan tersebut didukung oleh penelitian yang dilakukan Lang, Stulz dan
Walkling (1991) hasil penelitiannya menunjukkan dukungan terhadap teori aliran
kas bebas yang dikemukakan Jensen (1986) pada perusahaan dengan aliran kas
bebas yang banyak akan cenderung untuk memperbesar perusahaan dengan
6
mengambil proyek dengan NPV negatif sehingga hal ini akan mengurangi
kekayaan bagi pemegang saham.
Selain membatasi free cash flow, menyejajarkan kepentingan manajemen
dengan pemegang saham dengan mengikutsertakan manajer untuk memiliki saham
perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Dengan kata lain, peningkatan
kepemilikan saham oleh manajer akan memberikan manfaat dan konsekuensi
langsung kepada manajer yang sekaligus menjadi pemilik perusahaan atas
keputusan yang diambil. Dengan demikian, kepemilikan saham oleh manajemen
merupakan insentif bagi para manajer untuk meningkatkan kinerja perusahaan.
Teori struktur kepemilikan Jensen dan Meckling (1976) mengisyaratkan
bahwa ada hubungan positif antara kepemilikan manajer dengan nilai perusahaan.
Penelitian oleh Wahyudi dan Pawestri (2006) juga menemukan bahwa kepemilikan
manajerial memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan dan penelitian
Villalonga (2005) menyatakan kepemilikan manajerial memiliki pengaruh terhadap
nilai perusahaan. Akan tetapi, penelitian Haryanti (2010) menyatakan kepemilikan
manajer berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
Peningkatan nilai perusahaan tidak hanya melihat dari manajer dan pemegang
saham saja, tetapi juga harus memperhatikan kreditor atau pemberi pinjaman. Fauz
dan Rosidi (2007) mengungkapkan collateral assets adalah asset perusahaan yang
dapat digunakan sebagai jaminan peminjaman. Kreditor seringkali meminta
jaminan berupa aktiva ketika memberi pinjaman kepada perusahaan yang
membutuhkan pendanaan. Tingginya collateralizable assets yang dimiliki
perusahaan akan mengurangi konflik kepentingan antara pemegang saham dan
7
kreditor sehingga memberi sinyal positif terhadap investor lain untuk menanamkan
modalnya pada perusahaan tersebut sehingga nilai perusahaan tersebut ikut
meningkat.
Penelitian Biggs (2006) menjelaskan perusahaan yang memiliki
collateralizable assets dan akses ke pembiayaan formal tumbuh lebih cepat dari
perusahaan lain. Collateralizable assets menunjukkan mempunyai pengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh free cash flow, kepemilikan manajerial dan
collateralizable assets terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor
industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan sebelumnya, perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah free cash flow mempunyai pengaruh siginifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
BEI tahun 2011-2015
2. Apakah kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh siginifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
BEI tahun 2011-2015
8
3. Apakah collateralizable assets mempunyai pengaruh siginifikan terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
BEI tahun 2011-2015
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apakah free cash flow mempunyai pengaruh terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di
BEI tahun 2011-2015
2. Untuk mengetahui apakah kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi
yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015
3. Untuk mengetahui apakah collateralizable assets mempunyai pengaruh
terhadap nilai perusahaan pada perusahaan sektor industri barang konsumsi
yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015
D. Manfaat Penelitian
Peneliti ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, terutama pihak
yang berkepentingan dengan penulisan ini :
9
1. Bagi Investor
Manfaat bagi investor yaitu sebagai sumber informasi tentang free cash flow,
kepemilikan manajerial dan collateralizable assets sebagai pertimbangan dalam
pengambilan keputusan investasi di perusahaan.
2. Bagi Perusahaan
Manfaat bagi perusahaan adalah dapat memberikan pengetahuan kepada
perusahaan tentang free cash flow, kepemilikan manajerial dan collateralizable
assets dapat meminimumkan biaya dan meningkatkan laba di masa mendatang
serta meningkatkan nilai perusahaan.
3. Bagi Peneliti
Manfaat bagi peneliti yaitu dapat mendukung penelitian selanjutnya dalam
melakukan penelitian yang berkaitan dengan free cash flow, kepemilikan
manajerial dan collateralizable assets serta pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.
II. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
A. Agency Theory
Teori keuangan sebelum tahun 1976 pada umumnya, memakai model
ekonomi standar untuk menggambarkan perilaku perusahaan. Perusahaan
dianggap sebagai seperti kotak hitam yang memproses input menjadi output.
Teori keuangan seolah mengabaikan bahwa di perusahaan ada manajer. Jensen
dan Meckling (1976) adalah orang pertama yang memasukkan unsur manusia
dalam model terpadu tentang perilaku perusahaan. Pada model tersebut
perusahaan digambarkan sebagai kumpulan kontrak antar pihak yang berinteraksi
di dalam perusahaan (stakeholders). Setiap pihak akan bertindak sesuai dengan
kepentingannya sendiri sehingga akan muncul kepentingan yang berlawanan.
Oleh sebab itu, munculah kontrak antara manajer dan pemilik perusahaan yang
dapat disebut hubungan agensi.
Hubungan agensi merupakan kontrak, baik bersifat eksplisit maupun implisit,
dimana satu atau lebih orang (shareholder maupun stakeholder) meminta orang
lain (agen atau pihak manajemen) untuk mengambil tindakan atas nama
shareholder maupun stakeholder. Tim manajemen diberi wewenang untuk
mengambil keputusan yang terkait dengan operasi dan strategi perusahaan dengan
harapan keputusan-keputusan yang diambil akan memaksimumkan nilai
11
perusahaaan. Kenyataannya, penyatuan kepentingan kedua pihak tersebut sering
kali menimbulkan masalah. Adanya masalah diantara manajer dan pemegang
saham disebut masalah agensi (agency problem).
Masalah agensi di perusahaan dapat muncul dalam berbagai bentuk, selain
hubungan pemegang saham dan tim manajemen. Konflik agensi dapat terjadi
antara pemegang saham mayoritas dan minoritas. Pemegang saham mayoritas
yang biasanya juga menjadi manajer di perusahaan paling tidak menunjuk
manajer pilihannya untuk dapat mengambil keputusan yang hanya
menguntungkan pemegang saham mayoritas. Hubungan agen yang utama dalam
konteks manajemen keuangan adalah (1) antara pemegang saham dan manajer
serta (2) antara manajer sekaligus pemegang saham dan kreditur (Jensen and
Meckling, 1976).
Konflik agensi terjadi manakala manajer cenderung membuat keputusan yang
menguntungkan dirinya daripada kepentingan pemegang saham (Jensen and
Meckling, 1976). Adapun konflik lain terjadi antara manajer yang sekaligus
pemegang saham dengan kreditor. Kreditor memiliki hak atas sebagian laba yang
diperoleh perusahaan dan sebagian asset perusahaan terutama dalam kasus
kebangkrutan. Sementara itu, pemegang saham memegang pengendalian
perusahaan yang mungkin akan sangat menentukan profitabilitas dan risiko
perusahaan. Jika perusahaan melakukan investasi dan investasi tersebut berhasil,
sebagian besar keuntungan akan menjadi hak pemegang saham, karena bunga atas
utang bersifat tetap – ditentukan atas dasar risiko asset lama. Sebaliknya, jika
ekspansi tersebut gagal, kreditor harus turut menanggung kerugian tersebut.
12
Konflik agensi dapat menimbulkan agency cost (biaya agensi), yaitu berupa
pemberian insentif yang layak kepada manajer serta biaya pengawasan untuk
mencegah hazard. Menurut Jensen dan Meckling (1976), biaya agensi yang terdiri
dari:
a. The monitoring expenditure by the principle, yaitu biaya pengawasan yang
dikeluarkan oleh prinsipal untuk mengawasi perilaku agen dalam mengelola
perusahaan.
b. The bounding expenditure by the agent (bounding cost), yaitu biaya yang
dikeluarkan oleh agen untuk menjamin bahwa agen tidak bertindak yang
merugikan prinsipal.
c. The Residual Loss, yaitu penurunan tingkat utilitas prinsipal maupun agen
karena adanya hubungan agensi.
B. Nilai Perusahaan (Firm Value)
Teori keuangan perusahaan memiliki satu fokus yaitu bagaimana
memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau pemilik perusahaan (wealth
of the shareholders). Tujuan normatif ini dapat diwujudkan dengan
memaksimumkan nilai sekarang atau present value dari semua keuntungan
pemegang saham yang diharapkan di masa mendatang (Sartono, 2008).
Kemakmuran pemegang saham akan meningkat apabila harga saham yang
dimilikinya meningkat. Harga saham tersebut mencerminkan nilai yang diperoleh
perusahaan tersebut. Jika harga pelembar saham naik, pemegang saham akan
senang karena bertambah makmur. Pernyataan tersebut mudah dipahami karena
selama setiap individu mempunyai kecendrungan untuk menjadi lebih kaya,
13
dengan menjadi lebih kaya berati individu tersebut dapat memenuhi kebutuhan
lebih banyak lagi yang berarti menjadi lebih makmur.
Barros dan Silveira (2007) mendefinisikan nilai perusahaan sebagai apresiasi
atau penghargaan investor terhadap sebuah perusahaan. Investor yang menilai
perusahaan memiliki prospek yang baik di masa depan akan cenderung membeli
saham perusahaan tersebut.
Peningkatan minat investor untuk membeli saham perusahaan dilihat juga
melalui bagaimana perusahaan tersebut dapat mengelola perusahaan untuk dapat
meningkatkan laba serta menurunkan biaya yang dikeluarkan sehingga efisiensi
dapat tercapai. Akibatnya, investor tertarik menanamkan modalnya sehingga
harga saham ikut meningkat yang diikuti dengan peningkatan nilai perusahaan.
Menurut Sari dan Riduwan (2013) nilai perusahaan didefinisikan sebagai nilai
pasar atau nilai seandainya perusahaan tersebut dijual. Ada beberapa model untuk
mengukur nilai pasar perusahaan, salah satunya Tobin’s Q. Model pengukur
tersebut antara lain dengan menggunakan rasio Tobin’s Q (White, 2003 dalam
Susan, Irwansyah dan Oktavianti, 2015). Semakin besar nilai Tobin’s Q
menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik.
Rasio Tobin’s Q dinilai bisa memberikan informasi paling baik dalam
mengetahui nilai perusahaan, karena dalam Tobin’s Q memasukkan semua unsur
hutang dan modal saham perusahaan, tidak hanya saham biasa saja dan tidak
hanya ekuitas perusahaan yang dimasukkan namun seluruh asset perusahaan.
Dengan memasukkan seluruh aset perusahaan berarti perusahaan tidak hanya
terfokus pada satu tipe investor saja yaitu investor dalam bentuk saham namun
14
juga untuk kreditur karena sumber pembiayaan operasional perusahaan bukan
hanya dari ekuitasnya saja tetapi juga dari pinjaman yang diberikan oleh kreditur
(Thohiri, 2011).
Penetapan Tobin’s Q sebagai ukuran nilai perusahaan mengikuti penelitian
yang pernah digunakan oleh Hasnawati dan Samir (2015), Dewi dan Nugrahanti
(2014) dan berbagai penelitian terdahulu.
C. Laporan Arus Kas
Arus kas adalah pertambahan, atau peningkatan jumlah kas yang dihasilkan
melalui kegiatan operasi selama waktu tertentu (Kambuan, 2014). Arus kas bersih
adalah kas aktual yang dihasilkan oleh perusahaan dalam satu tahun tertentu.
Perusahaan yang menghasilkan arus kas yang tinggi kenyataannya tidak berarti
jumlah kas yang dilaporkan di neraca juga tinggi. Arus kas dapat dipergunakan
dalam berbagai cara misalnya, perusahaan dapat menggunakan arus kas untuk
membayar dividen, meningkatkan persediaan, membiayai piutang,
menginvestasikan dalam aktiva tetap, mengurangi utang, atau membeli saham
biasa. Sesungguhnya, posisi kas perusahaan seperti yang dilaporkan pada neraca
dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk berikut ini (Brigham dan Houston,
2001) :
a. Arus kas
Arus kas bersih yang positif akan menyebabkan saldo kas yang lebih tinggi di
bank, sementara hal-hal lainnya dianggap konstan.
15
b. Perubahan modal kerja
Modal kerja bersih didefinisikan sebagai aktiva lancar dikurangi kewajiban
lancar. Kenaikan aktiva lancar selain kas, seperti persediaan dan piutang akan
menurunkan kas sedangkan penurunan akun-akun ini akan meningkatkan kas. Di
sisi lain, kenaikan kewajiban lancar seperti utang usaha akan meningkatkan kas,
sedangkan penurunan kewajiban lancar akan menurunkan kas.
c. Aktiva Tetap
Jika perusahaan menginvestasikan dalam aktiva tetap, hal ini akan
mengurangi posisi kas. Di sisi lain, penjualan aktiva tetap akan meningkatkan kas.
d. Transaksi sekuritas
Jika perusahaan menerbitkan saham atau obligasi selama tahun berjalan, dana
yang dikumpulkan akan meningkatkan posisi kas. Di sisi lain, jika perusahaan
menggunakan kas untuk membeli kembali utang atau ekuitas yang beredar, atau
membayar dividen kepada pemegang saham, maka hal ini akan mengurangi kas.
Setiap faktor-faktor di atas tercermin dalam laporan arus kas, yang
mengikhtisarkan perubahan posisi kas perusahaan. Laporan ini memisahkan
aktivitas menjadi tiga kategori :
a. Arus kas dari aktivitas operasi
Arus kas yang berhubungan langsung dengan produksi dan penjualan dari
produk maupun jasa perusahaan. Aktivitas operasi ini mencangkup laba bersih,
penyusutan, dan perubahan aktiva lancar selain kas dan utang jangka pendek.
16
b. Arus kas dari aktivitas investasi
Arus kas yang berhubungan dengan pembelian dan penjualan aktiva tetap
maupun investasi pada bisnis lain, di mana pembelian mengakibatkan kas keluar
dan transaksi penjualan menghasilkan arus kas masuk.
c. Arus kas dari aktivitas pendanaan
Arus kas yang mencangkup kas yang diperoleh selama tahun berjalan dengan
menerbitkan utang jangka pendek, utang jangka panjang atau saham.
D. Free Cash Flow
Free cash flow atau aliran kas bebas merupakan aliran kas yang benar-benar
tersedia untuk didistribusikan kepada seluruh investor (pemegang saham dan
pemilik hutang) setelah perusahaan menempatkan seluruh investasinya pada
aktiva tetap, produk-produk baru, dan modal kerja yang dibutuhkan untuk
mempertahankan operasi yang sedang berjalan (Brigham dan Houston, 2006).
Nilai dari operasi sebuah perusahaan akan bergantung pada seluruh aliran kas
bebas yang diharapkan di masa mendatang, yang didefinisikan sebagai laba
operasi, setelah pajak minus jumlah investasi pada modal kerja dan aktiva tetap
yang dibutuhkan untuk dapat mempertahankan bisnis. Jadi, free cash flow akan
mencerminkan kas yang benar-benar tersedia untuk didistribusikan kepada para
investor. Free cash flow merupakan keluaran dari kebijakan yang dilakukan oleh
perusahaan baik melalui kebijakan investasi, pendanaan dan operasionalnya.
Tampubulon (2013) menjelaskan tentang teori free cash flow, dimana teori ini
berdasarkan konflik yang sering terjadi antara manajerial dengan pemilik
17
(stockholder’s). Disatu sisi, pemilik mempunyai persepsi bahwa manajer akan
memanfaatkan free cash flow untuk membangun kekuasaan dan menentukan
sendiri kompensasi bagi karyawan. Oleh karena itu, pemilik khawatir tidak dapat
memaksimalkan earning korporasi maupun earning per-share.
Pernyataan tersebut sesuai dengan teori agensi apabila perusahaan memiliki
free cash flow yang memadai, manajer akan mendapat tekanan dari pemilik
perusahaan untuk memabagikan dalam bentuk dividen. Pembagian dividen
dilakukan untuk menghalangi free cash flow digunakan untuk sesuatu yang tidak
sesuai dengan tujuan perusahaan dan dapat merugikan pemilik perusahaan
(Giriati, 2016).
E. Struktur Kepemilikan
Potter (1990) dalam Dewi (2011) berargumen bahwa struktur kepemilikan
merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada kinerja perusahaan dalam
mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Struktur
kepemilikan tersebut menjelaskan komitmen dari pemiliknya untuk
menyelamatkan perusahaan.
Struktur kepemilikan di Indonesia memiliki karakteristik yang berbeda dari
perusahaan-perusahaan di Negara lain. Sebagian besar perusahaan di Indonesia
memiliki kecenderungan terkonsentrasi sehingga pendiri juga dapat duduk sebagai
dewan direksi atau komisaris, selain itu konflik keagenan dapat terjadi antara
manajer dan pemilik dan juga antara manajer sebagai pemilik dan kreditor.
Berkaitan hal itu, Jensen & Meckling (1976) mengungkapkan bahwa agency
18
conflict muncul akibat adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian
perusahaan. Konflik keagenan menyebabkan penurunan nilai perusahaan.
Penurunan nilai perusahaan akan mempengaruhi kekayaan dari pemegang
saham sehingga pemegang saham akan melakukan tindakan pengawasan terhadap
perilaku manajemen (Sujoko dan Subiantoro, 2007). Mekanisme pengawasan
terhadap manajemen tersebut menimbulkan suatu biaya yaitu biaya keagenan,
oleh karena itu salah satu cara untuk mengurangi agency cost adalah dengan
adanya kepemilikan saham oleh pihak manajemen dan kepemilikan saham
institusional.
Kepemilikan saham dapat berupa kepemilikan saham internal dan
kepemilikan saham eksternal (Jensen dan Meckling, 1976). Pemegang saham
internal adalah orang yang memiliki saham dan termasuk di dalam struktur
organisasi perusahaan, yang artinya orang tersebut juga melaksanakan fungsinya
sebagai pelaksana operasi (manajer atau direksi) atau sebagai pengawas kegiatan
operasi perusahaan (dewan komisaris) sedangkan pemegang saham eksternal
merupakan pemilik saham dari pihak luar perusahaan yang tidak termasuk di
dalam struktur organisasi perusahaan atau hanya berfungsi sebagai pemilik
perusahaan (Wongso, 2012). Akan tetapi, pada penelitian ini hanya menggunakan
kepemilikan manajerial, hal ini dikarenakan manajer memegang peranan penting
untuk melaksanakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengawasan
serta pengambil keputusan.
19
F. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial adalah pemilik sekaligus pengelola perusahaan atau
semua pihak yang mempunyai kesempatan untuk terlibat dalam pengambilan
kebijaksanaan dan mempunyai akses langsung terhadap informasi dalam
perusahaannya. Berdasarkan penjelasan Undang-Undang Republik Indonesia No.
8 Tahun 1995 Pasal 95, tentang pasar modal mendefinisikan manajer sebagai
berikut: (a) Seorang Komisaris, Direktur, Pegawai perusahaan atau Perusahaan
afiliasinya, (b) Pemegang saham utama di dalam perusahaan atau perusahaan
afiliasi, dan (c) Orang perorangan yang oleh kedudukannya atau hubungan pada
perusahaan atau perusahaan afiliasinya mengetahui informasi orang dalam.
Laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan, menampilkan
laporan kepemilikan saham dalam bentuk persentase. Persentase kepemilikan
saham manajemen adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh para
manajemen (Suranta dan Midiastuty, 2004). Adanya, kepemilikan manajerial
maka manajer yang sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai
perusahaan karena dengan meningkatkan nilai perusahaan, maka nilai
kekayaannya sebagai pemegang saham akan meningkat juga.
Kepemilikan saham perusahaan oleh manajer berkaitan erat dengan kontrol
dan monitoring atas perilaku manajemen, sebagai konsekuensi dari adanya konflik
agensi. Jika tingkat kepemilikan manajemen rendah, berarti manajemen
mempunyai pengaruh dan voting terbatas. Menurut Jensen dan Meckling (1976),
dengan adanya kepemilikan manajemen terhadap saham perusahaan maka
dipandang dapat menyelaraskan potensi perbedaan kepentingan antara manajemen
20
dan pemegang saham lainnya sehingga permasalahan antara agen dan prinsipal
diasumsikan akan hilang. Peningkatan proporsi saham yang dimiliki manajer akan
menurunkan kecenderungan manajer untuk melakukan tindakan yang berlebihan.
Dengan demikian, maka mempersatukan kepentingan manajer dengan pemegang
saham akan berdampak positif meningkatkan nilai perusahaan (Dewi dan
Nugrahanti, 2014).
Shliefer dan Vishny (dalam Permanasari, 2010) menyatakan bahwa
kepemilikan saham yang besar dari segi nilai ekonomisnya memiliki insentif
untuk memonitor aktivitas perusahaan. Pada peneltiannya juga menemukan bahwa
pada level 0-5% terdapat hubungan non linier antara kepemilikan manajerial
dengan nilai perusahaan. Kepemilikan manajerial berhubungan negatif pada level
5-25% dengan nilai perusahaan, dan berhubungan positif dengan nilai perusahaan
pada level 25-50% serta berhubungan negatif dengan nilai perusahaan pada level
> 50%.
G. Collateralizable Assets
Collateral assets adalah asset perusahaan yang dapat digunakan sebagai
jaminan peminjam. Kreditor seringkali meminta jaminan berupa aktiva ketika
memberi pinjaman kepada perusahaan yang membutuhkan pendanaan. Salah satu
faktor yang mempengaruhi keputusan keuangan jangka panjang adalah
tersedianya agunan atau aktiva yang dapat dijaminkan. Weston dan Brigam (2001)
menyatakan bahwa pada umumnya utang jangka panjang yang berjaminan akan
lebih murah daripada utang tanpa jaminan. Teori ini juga konsisten dengan Lukas
(dalam Mandalika, 2016) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki
21
aktiva yang dapat digunakan sebagi agunan hutang cenderung menggunakan
hutang yang relatif besar.
Titman & Wassels (1988) mengemukakan bahwa perusahaan yang memiliki
lebih banyak asset yang bersifat collateral (collateralizable assets) memiliki
agency problem yang lebih kecil antara kreditor dengan pemegang sahamnya
karena asset demikian bisa berfungsi sebagai jaminan atas utang. Oleh karena
collateralizable assets berfungsi memperkecil agency problem maka diharapkan
besarnya collateralizable assets yang dimiliki perusahaan akan berhubungan
positif dengan nilai perusahaan.
Selain itu, keputusan pembiayaan setiap tahun akan dipengaruhi oleh jumlah
aktiva yang baru diperoleh yang tersedia untuk jadi jaminan (Arfan dan
Maywindlan, 2013). Dengan demikian, perusahaan lebih mudah mencari sumber
dana sehingga akan meningkatan nilai perusahaan. Collateralizable assets dapat
diukur dengan membagi antara aktiva tetap terhadap total aktiva. Menurut
Riyanto, 2001 (dalam Puspitawati, 2015) di samping jaminan kredit berupa
aktiva, kreditor dapat menempatkan syarat-syarat tambahan untuk pengamanan
kreditnya, yaitu antara lain berupa:
a. Asuransi dari milik-milik perusahaan / proyek.
b. Pernyataan bahwa si peminjam tidak akan menjaminkan barang-barang lainnya
untuk mendapatkan pinjaman lagi dari sumber lain.
c. Pembatasan jumlah pinjaman dari sumber lain.
d. Penetapan agar perusahaan senantiasa memelihara “net working capital” yang
cukup.
22
e. Persyaratan - persyaratan dalam penunjukkan pimpinan perusahaan,
penambahan barang modal, dan pembagian keuntungaan.
Persyaratan pengamanan kredit tersebut harus merupakan persetujuan
bersama antara kreditur dan manajemen. Di samping itu, persyaratan pengamanan
kredit secara flexibel harus dapat ditinjau kembali apabila keadaan berubah
(Puspitawati, 2015).
H. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu berfungsi sebagai salah satu bahan acuan dan pendukung
untuk melakukan penelitian. Pada penelitian ini, peneliti mencoba untuk menguji
pengaruh free cash flow, kepemilikan manajerial dan collateralizable asset
terhadap nilai perusahaan. Sebagai acuannya, digunakan beberapa penelitian
sebelumnya yaitu sebagai berikut:
Penelitian terdahulu yang mendukung hipotesis pada penelitian ini, yaitu
terdapat pada penelitian Haryadi (2014), Kambuan (2014) dan Murhadi (2008)
yang menemukan bahwa free cash flow berpengaruh secara negatif terhadap nilai
perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Sofyaningsih dan Hardiningsih (2011)
menemukan bahwa kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh positif
signifikan terhadap nilai perusahaan, serta penelitian Febrianti (2012) menemukan
bahwa struktur aktiva yang diukur dengan membagi aktiva tetap dengan total
aktiva berpengaruh positif tidak signifikan pada nilai perusahaan.
23
Penelitian terdahulu yang tidak mendukung hipotesis pada penelitian ini,
yaitu terdapat pada penelitian Haryanti (2010) dan Tommy (2010) yang
menemukan bahwa free cash flow berpengaruh secara positif terhadap nilai
perusahaan. Penelitian yang dilakukan Haryanti (2010) juga menemukan bahwa
kepemilikan manajerial dan collateralizable assets mempunyai pengaruh negatif
tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini didukung oleh penelitian
Sukirni (2012) yang menemukan bahwa kepemilikan manajerial mempunyai
pengaruh negatif signifikan terhadap nilai perusahaan.
Penelitian terdahulu yang menyatakan tidak terdapat hubungan terhadap
variabel pada penelitian ini, yaitu pada penelitian Rosalina (2014) dan Naini
(2014) yang menemukan bahwa free cash flow tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Penelitian Dewi dan Nugrahanti (2014) menemukan bahwa
kepemilikan manajerial tidak mempunyai pengaruh terhadap nilai perusahaan,
serta penelitian Mandalika (2016) yang menemukan bahwa struktur aktiva yang
diukur dengan membagi aktiva tetap dengan total aktiva tidak berpengaruh pada
nilai perusahaan.
Berikut ringkasan dari penelitian terdahulu dapat dilihat pada Tabel 2.1. :
TABEL 2.1. RINGKASAN PENELITIAN TERDAHULU
Penulis Variabel Sampel HasilDependen Independen
1 Kambuan (2014)
KinerjaHargaSaham
Free CashFlow
Pertumbu-han Laba
Sampel yangdigunakan sebanyak47 sampelperusahaanmanufak-tur yang terdaftar diBursa EfekIndonesia periode2008-2010
Variabel free cashflow memilikipengaruh yangnegatif dan tidaksignifikan terhadapkinerja harga saham
24
Sambungan Tabel 2.1.
2 Haryadi(2014)
NilaiPemegangSaham
Aliran KasBebas
KeputusanPendanaan
Perusahaanmanufak-tur yang terdaftar diBursa EfekIndonesia (BEI)untuk periode 2008-2012 dengan kriteriatertentu
Aliran kas bebasmempunyaipengaruh negatifterhadap nilaipemegang saham.
3 Febrianti(2012)
NilaiPerusahaan
Pertumbuhan
UkuranPerusahaan
Debt to EquityRatio
StrukturAktiva
Profitabilitas
15 PerusahaanPertamba-ngan yangTerdaftar di BEITahun 2007-2010
Struktur aktivaberpengaruh positiftidak signifikanpada nilaiperusahaan.
4 Sukirni(2012)
NilaiPerusahaan
KepemilikanManajerial
KepemilikanInstitusional
KebijakanDeviden
KebijakanHutang
Semua perusahaanyang terdaftar diBursa EfekIndonesia tahun2008 sampai 2010.
Variabel yangberhubungandengan kepemilikanmanajerial secarasignifikanberpengaruh negatifterhadap nilaiperusahaan
5 Sofyani-
ngsih dan
Hardini-
ngsih
(2011)
NilaiPerusahaan
KepemilikanManajerial
Kepemilik-anUtang
KebijakanDividen
PerusahaanManufakt-ur Listingdi Bursa EfekIndonesia 2007-2009
Kepemilikanmanajerialmempunyaipengaruh positifsignifikan terhadapnilai perusahaan
6 Haryanti(2010)
NilaiPerusahaan
Free CashFlow,Collatera-lizable assetdan InsiderOwnership
30 perusahaan -perusahaanindustri jasaKeuangan danPerbankan yangterdaftar di BEIperiode2005-2010
Free cash flowmempunyaipengaruh positifterhadap nilaiperusahan, insiderownershipmempunyaipengaruh negatifterhadap nilaiperusahaan, dancollateralizableasset mempunyaipengaruh negatiftidak signifikanterhadap nilaiperusahaan
25
Sambungan Tabel 2.1.
7 Tommy(2010)
NilaiPerusahaan
Kepemilik-anSaham
RisikoPerusahaan
LikuiditasSaham
Arus Kas
113 perusahaanManufaktur yanglisting di BEI tahun2001 –2007
Variabel Free CashFlow berpengaruhsignifikan positifterhadap nilaiperusahaan
Sumber : literatur dan diolah penulis
I. Pengembangan Hipotesis
Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu
perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan
setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak
perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Masyarakat menilai dengan
bersedia membeli saham perusahaan dengan harga tertentu sesuai dengan persepsi
dan keyakinannya. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi yang
sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai
perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat dan ini adalah
tugas dari manajer sebagai agen yang telah diberi kepercayaan oleh para pemilik
perusahaan untuk menjalankan perusahaannya (Bambang, 2010).
Nilai perusahaan adalah sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang
tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Brigham dan
Gapenski, 1996). Semakin tinggi harga saham maka semakin tinggi pula nilai
perusahaan. Kekayaan pemegang saham dan perusahaan dipresentasikan oleh
harga pasar dari saham yang merupakan cerminan dari keputusan investasi,
pendanaan (financing), dan manajemen aset.
26
1. Free cash flow terhadap nilai perusahaan
Free cash flow merupakan kelebihan kas yang diperlukan untuk mendanai
semua proyek yang memiliki NPV positif setelah membagi dividen (Jensen,
1986). Free cash flow yang diperoleh perusahaan tersebut dapat dimanfaatkan
untuk mendanai investasi di masa yang akan datang. Oleh karena itu, salah satu
cara bagi para manajer untuk membuat perusahaan menjadi lebih bernilai adalah
dengan meningkatkan free cash flow.
Free cash flow yang tinggi dapat digunakan untuk meningkatan kesejahteraan
pemegang saham dengan mengambil kesempatan pada proyek dengan NPV
positif. Peningkatan free cash flow yang digunakan untuk investasi pada proyek
dengan NPV positif akan meningkatkan harga saham perusahaan. Disisi lain, free
cash flow dapat juga dipergunakan oleh pihak manajemen untuk meningkatkan
ukuran perusahaan yang dapat bertentangan dengan kepentingan pemegang
saham. Penggunaan free cash flow dilakukan oleh pihak manajemen dengan
mengambil kesempatan meskipun pada proyek memberikan NPV negatif. Pihak
manajemen dapat melakukan hal ini didorong oleh kepentingan pribadi semata.
Perusahaan yang memiliki free cash flow dalam jumlah yang memadai akan
lebih baik dibagikan pada pemegang saham dalam bentuk dividen untuk
menghindari agency problem, hal ini dimaksudkan agar free cash flow yang ada
tidak digunakan untuk sesuatu atau proyek-proyek yang tidak menguntungkan
(wasted on unprofitable). Dengan demikian, ketersediaan dana dapat dipakai
untuk pemegang saham (Waruwu dan Amin, 2014).
27
Menurut Jensen (1986) menyatakan bahwa masalah keagenan akan
meningkat ketika perusahaan menghasilkan free cash flow yang tinggi. Manajer
cenderung menggunakan free cash flow untuk konsumsi pribadi atau melakukan
ekspansi melalui investasi pada proyek baru dengan tujuan agar manajer dapat
memperoleh kontrol yang lebih besar atas sumber daya perusahaan. Tindakan ini
tidak sesuai dengan kepentingan pemegang saham, sehingga menimbulkan
masalah keagenan. Jika masalah keagenan muncul sebagai pemilik perusahaan
yaitu pemegang saham akan timbul kurang ketertarikan terhadap perusahaan
tersebut sehingga investor menilai manajer tidak mementingkan kesejahteraan
pemegang saham dan nilai perusahaan tersebut akan menurun.
Penelitian yang dilakukan Lang, Stulz danWalkling (1991) selanjutnya
disebut LSW- melakukan test terhadap teori aliran kas bebas yang dikemukakan
oleh Jensen. Hasil penelitian menunjukkan dukungan terhadap teori aliran kas
bebas yang dikemukakan Jensen (1986) dimana perusahaan dengan aliran kas
bebas yang banyak akan cenderung untuk memperbesar perusahaan dengan
mengambil proyek dengan NPV negatif sehingga akan mengurangi kekayaan bagi
pemegang saham. Penelitian Murhadi (2008) mendukung teori Jensen (1986)
yang menyatakan free cash clow mempunyai pengaruh negatif terhadap harga
saham.
Berdasarkan uraian diatas tentang pengaruh free cash flow terhadap nilai
perusahaan maka hipotesisnya adalah :
H1 = Free cash flow mempunyai pengaruh negatif terhadap nilai perusahaan.
28
2. Kepemilikan manajerial terhadap nilai perusahaan
Agency teory mengemukakan adanya pemisahan antara kepemilikan dan
pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan konflik keagenan. Konflik keagenan
disebabkan prinsipal dan agen mempunyai kepentingan sendiri-sendiri yang saling
bertentangan karena agen dan prinsipal berusaha memaksimalkan utilitasnya
masing-masing (Dewi dan Nugrahanti, 2014). Oleh karena itu, diperlukan suatu
mekanisme pengendalian yang dapat mensejajarkan perbedaan kepentingan antara
manajemen dengan pemegang saham agar manajemen termotivasi untuk
meningkatkan nilai perusahaan.
Konflik keagenan dapat dikurangi dengan peningkatan kepemilikan
manajerial dengan harapan agar manajer dapat mempunyai rasa tanggung jawab
atas peningkatan nilai perusahaan dengan menahan tindakan penyimpangan untuk
mengurangi agency cost, karena para manajer umumnya mempunyai
kecenderungan untuk menggunakan kelebihan keuntungan untuk konsumsi dan
perilaku opportunistic.
Menurut Jensen dan Meckling (1976), dengan adanya kepemilikan
manajemen terhadap saham perusahaan maka dipandang dapat menyelaraskan
potensi perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham lainnya
sehingga permasalahan antara agen dan prinsipal diasumsikan akan hilang.
Adanya kepemilikan saham oleh pihak manajer maka manajer akan ikut
memperoleh manfaat langsung atas keputusan-keputusan yang diambilnya, namun
juga akan menanggung risiko secara langsung bila keputusan itu salah.
Kepemilikan oleh manajerial juga akan mengurangi alokasi sumber daya yang
29
tidak benar (misallocation). Perilaku opportunistic manajer juga akan hilang
apabila seorang manajer juga sekaligus sebagai pemegang saham sehingga
kepemilikan saham oleh manajerial merupakan insentif untuk meningkatkan nilai
perusahaan. Jika kepemilikan oleh manajerial dipandang menguntungkan
perusahaan di masa mendatang, investorpun akan menanamkan sahamnya pada
perusahaan tersebut sehingga harga saham akan naik dan nilai perusahaan juga
semakin meningkat.
Hubungan kepemilikan manajerial dengan nilai perusahaan didukung oleh
teori struktur kepemilikan Jensen dan Meckling (1976) yang mengisyaratkan
bahwa ada hubungan positif antara kepemilikan manajer dengan nilai perusahaan.
Teori Jensen (1976) didukung dengan penelitian Wahyudi dan Pawestri (2006)
serta Sari dan Riduwan (2013) bahwa kepemilikan manajerial mempunyai
pengaruh positif terhadap nilai perusahaaan. Artinya, kepemilikan manajerial
memberikan intensif kepada manajer yang sekaligus pemegang saham untuk
meningkatkan nilai perusahaan karena dengan meningkatkan nilai perusahaan,
maka nilai kekayaannya sebagai pemegang saham akan meningkat juga.
Berdasarkan uraian diatas tentang pengaruh kepemilikan manajerial terhadap
nilai perusahaan maka hipotesisnya adalah :
H2 : Kepemilikan manajerial mempunyai pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan
30
3. Collateralizable assets terhadap nilai perusahaan
Collateralizable assets merupakan besarnya aktiva yang dijaminankan oleh
kreditor untuk menjamin pinjamannya. Titman dan Welles (1988) mengemukakan
bahwa perusahaan yang memiliki lebih banyak aset yang bersifat collateral
memiliki agency problem yang lebih kecil antara kreditor dengan pemegang
saham karena aset demikian bisa berfungsi sebagai jaminan atas utang. Artinya,
tingginya jaminan yang dimiliki perusahaan akan mengurangi konflik kepentingan
antara pemegang saham dengan kreditor sehingga perusahaan dapat membayar
deviden dalam jumlah yang besar. Sebaliknya, collateralizable assets yang
dimiliki perusahaan semakin rendah akan meningkatkan konflik kepentingan
antara pemegang saham dan kreditor sehingga kreditor akan menghalangi
perusahaan untuk membayar deviden dalam jumlah besar kepada pemegang
saham karena takut piutang mereka tidak terbayar (Fauz dan Rosidi, 2007).
Jika konflik ini terjadi, kepercayaan antara pemegang saham dan kreditor
terhadap perusahaan menurun, hal itu akan mengakibatkan penuruanan terhadap
nilai perusahaan itu sendiri. Perusahaan yang mempunyai jenis aktiva yang sesuai
untuk jaminan kredit akan cenderung menggunakan hutang karena kemudahan
yang dimiliki. Oleh karena itu, perusahaan dapat memperoleh sumber dana lebih
mudah sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan (Febrianti, 2012).
Penelitian Biggs (2006) menjelaskan perusahaan yang memiliki
collateralizable assets dan akses ke pembiayaan formal tumbuh lebih cepat dari
perusahaan lain. Artinya, collateralizable assets menunjukkan mempunyai
pengaruh terhadap nilai perusahaan. Penelitian Biggs (2006) didukung dengan
31
penelitian yang dilakukan oleh Febrianti (2012) yang menunjukan hasil positif
tapi tidak siginifikan antara collateralizable assets terhadap nilai perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas tentang pengaruh collateralizable assets terhadap
nilai perusahaan maka hipotesisnya adalah :
H3 = Collateralizable assets mempunyai pengaruh positif terhadap nilai
perusahaan.
Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang, permasalahan, tujuan, dan
hipotesis penelitian, maka dapat digambarkan ke dalam suatu kerangka pemikiran
sebagai berikut:
GAMBAR 2.1 KERANGKA PEMIKIRAN
Free Cash Flow
CollateralizableAssets
KepemilikanManajerial
Nilai Perusahaan
(Tobin’s Q)
III. METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal yaitu metode untuk
mencari korelasi atau hubungan kausal atau hubungan bersifat sebab akibat.
Penelitian ini dilakukan untuk membuktikan pengaruh free cash flow, kepemilikan
manajerial, collateralizable assets sebagai variabel bebas (independent) terhadap
nilai perusahaan sebagai variabel terikat (dependent).
B. Definisi dan Operasionalisasi Variabel
1. Variabel dependen
1.1 Nilai perusahaan
Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai
perusahaan. Nilai perusahaan dalam penelitian ini adalah nilai pasar perusahaan
yang terdiri dari nilai hutang dan nilai saham. Nilai perusahaan yang baik
dicerminkan dengan harga saham yang naik. Rasio ini diukur dengan nilai pasar
dari ekuitas ditambah dengan total kewajiban dan kemudian dibagi dengan total
aktivanya (Chong dan López-de-Silanes, 2006).
Tobin’s Q =
33
Keterangan :
a. MVE = Harga penutupan saham diakhir tahun buku x banyaknya saham biasa
yang beredar.
b. debt = (utang lancar – aktiva lancar) + nilai buku persediaan + utang jangka
panjang
c. TA = Nilai buku total aktiva.
Jika rasio Tobin’s Q diatas satu atau selebihnya menunjukkan bahwa
perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik (Dewi dan Nugrahanti,
2014).
2. Variabel Independen
2.1 Free cash flow
Free cash flow merupakan aliran kas yang didistribusikan kepada investor
sesudah perusahaan melakukan semua investasi dan modal kerja yang diperlukan
untuk menjaga kelangsungan operasionalnya. Variabel ini dihitung dengan
menggunakan rumus Brigham dan Houston, 2010:67 (dalam Agustia 2013) dan
Sartono (2008) yaitu:
Free Cash Flow = NOPAT – Investasi bersih pada modal operasi
Keterangan:
a. NOPAT (net operating profit after tax) = EBIT (1 – tarif pajak)
b. Investasi bersih modal operasi = Total modal operasit – total modal operasit-1
c. Total modal operasi = Modal kerja operasi bersih + aset tetap bersih
34
d. Modal kerja operasi bersih = Aset lancar – kewajiban lancar tanpa bunga
Free cash flow dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala rasio, di
mana nilai free cash flow dibagi dengan total asset pada periode yang sama dengan
tujuan agar lebih comparable bagi perusahaan-perusahaan yang dijadikan sampel
(Kangarluei et al., 2011 dalam Agustia 2013). :
Free Cash Flow=2.2.2 Kepemilikan manajerial
Kepemilikan manajerial (KM) merupakan posisi dimana jumlah saham yang
dimiliki oleh pihak internal perusahaan, yaitu direktur dan komisaris yang secara
aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan. Apabila suatu perusahaan
terdapat lebih dari satu pemilikan manajemen yang memiliki saham perusahaan
sehingga kepemilikan saham diukur dengan menghitung total seluruh saham yang
dimiliki oleh seluruh pemilikan manajemen (Haryanti 2010).
KM =
2.2.3 Collateralizable Assets
Collateralizable Assets (COLLAS) merupakan besarnya persentase bersih
aktiva yang dijaminankan oleh kreditur untuk menjamin pinjamannya. Titman dan
Wassels (1988) berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan yang mempunyai
collateralizable assets lebih, menghadapi masalah (konflik) yang lebih sedikit
35
antara pemegang saham dan pemegang obligasi. Collateralizable assets diukur dari
rasio aset tetap bersih (net fixed assets) terhadap aset total (Mollah, 2000).
COLLAS =
C. Pengukuran Variabel
Penelitian ini mengunakan pengukuran rasio bagi setiap variabel dependen
maupun independennya yang dirangkum dalam Tabel 3.1 sebagai berikut :
TABEL 3.1 PENGUKURAN VARIABEL
Variabel Definisi Rumus SkalaNilaiPerusahaan
Perbandingannilai pasar ekuitasditambah dengantotal kewajibandengan totalaktivanya
′ = MVE + DEBTTARasio
Free CashFlow
PerbandinganAntara aliran kasbebas terhadap totalaktiva
FCF = NOPAT − Investasi Bersih Pada Modal OperasiTotal Aktiva Rasio
Kepemilik-anManajerial
Proporsi sahamyang dimilikioleh manajer
KM =
Rasio
CollateralizableAssets
Merupakan besarnyaaktiva yangdijaminankan untukmenjaminpinjamannya
COLLAS = Aktiva tetap bersihTotal AktivaRasio
Sumber : literatur dan data diolah penulis
D. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010-2015. Jumlah
populasi terdiri dari 37 perusahaan.
36
2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dengan
tujuan untuk mendapatkan sampel yang representatif dengan kriteria sebagai
berikut:
1. Perusahaan sampel yang menyajikan dengan lengkap laporan keuangan selama
periode tahun 2010-2015.
2. Perusahaan sampel memiliki proporsi kepemilikan manajerial selama periode
2011-2015.
Berdasarkan kriteria yang dijabarkan diatas, maka pemilihan sampel seperti
terlihat pada Tabel 3.2.
TABEL 3.2 KRITERIA PEMILIHAN SAMPEL PENELITIAN
Karakteristik Sampel JumlahEmiten
Perusahaan sektor industri barang konsumsi yangterdaftar di BEI
37
Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tidakaktif diperdagangkan di BEI selama periode 2010-2015
(7)
Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang tidakmemiliki kepemilikan manajerial
(18)
Total sampel penelitian 12
Setelah melalui kriteria, maka diperoleh total sampel penelitian sebanyak dua
belas perusahaan dengan masa pengamatan selama lima tahun, perusahaan tersebut
yaitu seperti terlihat pada Tabel 3.3.
37
TABEL 3.3 SAMPEL PENELITIAN
No Nama Perusahaan Kode Saham1 PT Indofood Sukses Makmur, Tbk INDF2 PT Sekar Laut, Tbk SKLT3 PT Ultrajaya Milk Industry and Trading
Comapny, TbkULTJ
4 PT Gudang Garam, Tbk GGRM5 PT Kimia Farma, Tbk KAEF6 PT Kalbe Farma, Tbk KLBF7 PT Pyridam Farma, Tbk PYFA8 PT Tempo Scan Pasific, Tbk TSPC9 PT Mandom Indonesia, Tbk TCID10 PT. Uniliver Indonesia, Tbk UNVR11 PT Kedaung Indah Can, Tbk KICI12 PT Langgeng Makmur Industry, Tbk LMPI
Sumber : www.idx.co.id dan diolah oleh penulis
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Studi dokumentasi
Sesuai dengan jenis data yang diperlukan yaitu data sekunder dan sampel yang
akan digunakan adalah data panel. Maka metode pengumpulan data menggunakan
studi dokumentasi, dengan melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang
dibuat sendiri oleh subjek sendiri atau oleh orang lain tentang subyek. Data yang
dikumpulkan didasarkan pada laporan keuangan dan laporan kinerja perusahaan
yang dipublikasikan pada situs Bursa Efek Indonesia atau Indonesian Stock
Exchange (IDX) periode 2010 - 2015.
2. Studi pustaka
Metode dalam pengumpulan data menggunakan studi pustaka yang merupakan
metode pengumpulan data yang diperoleh dengan cara membaca literatur-literatur
38
yang berkaitan dengan penelitian dahulu dan tinjauan pustaka serta literatur-
literatur lainnya yang dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk pengujian
hipotesis dan model analisis.
F. Metode Analisis Data
Pada penelitian ini analisis statistik dilakukan dalam pada variabel dependen
yaitu nilai perusahaan dan variabel independen yaitu free cash flow, kepemilikan
manajerial dan collateralizable assset. Penelitian ini akan menggunakan metode
Multiple Regression untuk analisis impact dari variabel independen terhadap
variabel dependen. Model ini dipilih karena penelitian ini dirancang untuk
menentukan variabel independen yang mempunyai pengaruh terhadap variabel
dependen secara bersama-sama (stimulan) atauun secara parsial. Model yang
dimaksud adalah sebagai berikut (Suliyanto, 2011) :
Y = a + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + ℮
Di mana:
Y = Nilai Perusahaan
X1 = Free Cash Flow
X2 = Kepemilikan Manajerial
X3 = Collateralizable Assets
β1, β2, β3, β4 = Koefisien Regresi
α = Konstanta
ε = Variabel pengganggu (error term)
39
1. Analisis statistik deskriptif
Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran deskripsi
suatu data. Secara numerik dua hal pokok pengukuran data, yaitu (1) pemusatan
data (central tendency) dan (2) penyimpangan data (disperse). Analisis ini
dimaksudkan untuk menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat
memperjelas keadaan dan karakteristik data tersebut. Pengukuran yang dilihat dari
statistik deskriptif meliputi nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median),
maksimum, minimum, standar deviasi, sum dan observation (Ghozali, 2011).
2. Uji asumsi klasik
Penelitian ini menggunakan modal regresi linear berganda sebagai alat analisis,
sehingga terlebih dahulu harus lolos uji sumsi klasik agar syarat asumsi dalam
regresi terpenuhi. Uji asumsi klasik yang diperlukan ialah uji normalitas,
multikolinearitas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
2.1 Uji normalitas
Menurut Suliyanto (2011) uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah nilai
residual yang telah di standarisasi pada model berdistribusi normal atau tidak. Data
terkadang bisa terdistrubisi secara tidak normal, sehingga untuk menjadikan data
cukup dengan di diferensi, akan tetapi apabila data masih terjadi tidak normal
disarankan untuk menguji augumented dickey - fuller. Menurut Winarno (2007)
dasar pertimbangan untuk uji normalitas menggunakan Augemented dickey - fuller
adalah sebagai berikut :
40
a. Jika nilai probabilitas < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
secara normal.
b. Jika nilai probabilitas > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi
secara tidak normal.
2.2 Uji multikolonieritas
Uji multikolonieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya model
regresi yang berbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna di antara variabel
bebas atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang
tinggi atau sempurna di antara variabel bebas maka model regresi tersebut
dinyatakan mengandung gejala multikolinier. Menurut Winarno (2007) Dasar
pertimbangan uji multikonieritas adalah sebagai berikut :
a. Jika nilai tolerance r > 0,8, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolineritas
antar variabel bebas dalam model regresi.
b. Jika nilai tolerance r < 0,8, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolinaeritas antar variabel bebas dalam model regresi.
2.3 Uji heteroskedasitisitas
Uji heteroskedasitisitas berarti ada varian variabel pada model regresi tidak
sama (tidak konstan). Sebaliknya, jika varian variabel pada model regresi memiliki
nilai yang sama (konstan) maka disebut homoskedasitas. Uji heteroskedastisitas
menggunakan uji white dilakukan meregresikan semua variabel bebas, variabel
bebas dari X2 dengan df=α jumlah variabel bebas, maka dalam model terdapat
41
masalah heteroskedastisitas, nilai X2 hitung dalam metode ini diperoleh dari nilai n
x R2 , dimana nilai n = jumlah pengamatan, sedangkan R2 koefisien determinasi
regresi tahap kedua, jika model yang akan kita uji memiliki X1 dan X2, maka
persamaan yang digunakan untuk uji heteroskedastisitas menggunakan metode
white sebagai berikut (Suliyanto, 2011) :
a + ß1x1+ ß 2x2+ ß 3x3+ ß 4x4+ ß 5x5 + vi
Ui = Nilai residual
Xi = Variabel bebas
Dasar pertimbangan heteroskedastisitas (Winarno, 2007) :
a. Dengan kriteria jika nilai probabilitas > 0,05 maka dapat disimpulkan tidak
terdapat heteroskedastisitas.
b. Dengan kriteria jika nilai probabilitas < 0,05 maka dapat disimpulkan terdapat
heteroskedastisitas.
2.4 Uji autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada
korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode
t – 1 (sebelumnya) (Ghozali, 2011 : 110). Untuk menguji keberadaan autokorelasi
dalam penelitian ini digunakan metode durbin-watsontest, yaitu dengan cara
membandingkan antara nilai DW test dengan nilai pada tabel pada tingkat k (jumlah
variabel bebas), n (jumlah sampel), dan α (tingkat signifikasi) yang ada. Metode
yang digunakan adalah dengan ketentuan sebagai berikut:
Ui2 =
42
TABEL 3.4 TABEL UJI DURBIN WATSON
Hipotesis Nol Keputusan JikaTidak ada autokorelasi positifTidak ada autokorelasi positifTidak ada autokorelasi negatifTidak ada autokorelasi negatifTidak ada autokorelasi positif/negatif
TolakTidak ada kep.TolakTidak ada kep.Terima
0 < d < dLdL ≤ d ≤ dU4 – dL < d < 44 – dU ≤ d ≤ 4 –dLdU < d <4 – dU
Sumber : Gujarati, Damodaran (2003)
Nilai du dan dl dapat diperoleh dari tabel statistik Durbin Watson yang
bergantung banyaknya observasi dan banyaknya variabel yang menjelaskan.
G. Uji Hipotesis
1. Uji parsial (uji nilai t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel
penjelas atau bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel terikat
(Ghozali, 2011).
Kriteria hipotesis :
a. Ho; βi = 0, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas
secara individu terhadap variabel terikat (nilai perusahaan).
b. Ha; βi ≠ 0 berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas secara
individu terhadap variabel terikat (nilai perusahaan).
Kriteria pengujian, jika nilai t hitung > t tabel, Ho ditolak dan Ha diterima hal
ini berarti bahwa ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (nilai
perusahaan).
43
2. Uji simultan (uji nilai F)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap
variabel terikat.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengujian F hitung adalah :
1. Menyusun hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (H1)
a. H0 : ρ = 0, diduga variabel bebas secara bersama-sama tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat.
b. H1 : ρ ≠ 0, diduga variabel bebas secara bersama-sama berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat.
2. Menetapkan kriteria pengujian yaitu:
a. Tolak H0 jika angka signifikansi lebih besar dari α = 5%
b. Terima H0 jika angka signifikansi lebih kecil dari α = 5%
Dasar pertimbangan uji multikonieritas adalah sebagai berikut :
a. Jika nilai F hitung > nilai F tabel maka disimpulkan model persamaan regresi
yang terbentuk termasuk kriteria yang cocok
b. Jika nilai F hitung < nilai F tabel maka disimpulkan model persamaan regresi
yang terbentuk tidak termasuk kriteria yang cocok
V. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang sudah dilakukan pada bab
sebelumnya, maka diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel free cash flow secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap nilai perusahaan, sehingga hipotesis pertama yang menyatakan
bahwa terdapat pengaruh negatif antara free cash flow dengan nilai
perusahaan tidak terdukung. Hal ini menjelaskan bahwa jika terjadi
perubahan kenaikan pada free cash flow maka akan berpengaruh terhadap
perubahan kenaikan pada nilai perusahaan. Pertumbuhan free cash flow ini
diperlukan bagi perusahaan untuk dalam hal membayar atau melunasi
kewajibannya serta menggambarkan kemampuan penciptaan kas di masa
depan yang akibatnya akan mendapatkan respon positif dari investor di pasar
dan menaikan nilai perusahaan.
2. Variabel kepemilkan manajerial secara parsial berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini menjelaskan bahwa jika terjadi
perubahan kenaikan pada kepemilkan manajerial maka akan berpengaruh
terhadap perubahan penurunan pada nilai perusahaan yang berarti
kepemilikan manajerial diaggap belum mampu menaikan nilai perusahaan
69
karena kepemilikan manajerial yang mengetahui segala informasi perusahaan
secara lengkap dibandingkan investor luar. Oleh sebab itu masalah asymetri
informasi muncul yang menyulitkan investor dalam menilai secara obyektif
kualitas perusahaan.
Pernyataan-pernyataan yang dibuat manajer diragukan kebenarannya karena
baik perusahaan buruk maupun perusahaan bagus akan mengklaim bahwa
perusahaannya memiliki prospek yang bagus. Pembuktian benar salahnya
pernyataan tersebut membutuhkan waktu sehingga orang dalam perusahaan akan
dapat mengambil keuntungan atas pernyataan yang belum tentu benar jika klaim
tersebut dipercaya oleh investor luar. Oleh sebab itu, munculnya masalah asymetri
informasi ini membuat investor secara rata-rata memberikan penilaian yang lebih
rendah terhadap saham perusahaan yang memiliki kepemilikan manajerial
sehingga akhirnya akan menurunkan nilai perusahaan (Arifin, 2007).
3. Variabel collateralizable assets secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan pada tingkat signifikan lima persen terhadap nilai perusahaan, hasil
ini menjelaskan bahwa jika terjadi perubahan kenaikan pada collateralizable
assetsmaka akan berpengaruh terhadap perubahan kenaikan pada nilai
perusahaan. Hasil ini mengindikasikan bahwa adanya collateralizable assets
perusahaan memberi sinyal positif kepada investor ataupun kreditor karena
perusahaan memiliki akses pembiayaan yang lebih mudah sehingga dapat
meningkatkan nilai perusahaan.
4. Variabel free cash flow, kepemilikan manajerial, dan collateralizable assets
secara simultan terdapat pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
70
Berdasarkan hasil uji Adjusted R-Square diperoleh nilai sebesar 0.43 atau
43%. Angka tersebut memberikan arti bahwa perubahan-perubahan nilai
perusahaan dipengaruhi oleh free cash flow, kepemilikan manajerial, dan
collateralizable assets dan sisanya sebesar 57% merupakan faktor-faktor lain.
B. Saran
Berdasarkan dari hasil simpulan yang diperoleh, maka penulis ingin
memberikan saran bagi pihak yang berkepentingan yaitu sebagai berikut :
1. Bagi investor, yang ingin berinvestasi diperusahaan sektor industri barang
konsumsi sebaiknya memperhatikan variabel free cash flow dan
collateralizable assets, karena variabel tersebut merupakan faktor yang dapat
meningkatkan nilai perusaahaan. Semakin banyaknya free cash flow dan
collateralizable asset dalam perusahaan, maka perusahaan tersebut dapat
mengembangkan usahanya yang mengakibatkan peningkatan nilai
perusahaan.
2. Bagi perusahaan sektor industri barang konsumsi sebaiknya memperhatikan
variabel free cash flow dan collateralizable assets. Kedua variabel tersebut
mempunyai pengaruh positif terhadap nilai perusahaan sehingga sebaiknya
perusahaan dapat menghasilkan free cash flow yang memadai untuk
meningkatkan pertumbuhan perusahaan dan menghadapi kesulitan keuangan
di masa mendatang serta meningkatkan collateralizable assets yang sesuai
untuk jaminan kredit agar kebutuhan dana direspon positif oleh investor dan
kreditor untuk memberikan jumlah dana yang dibutuhkan oleh perusahaan
71
sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Variabel lain yang juga perlu
diperhatikan yaitu variabel kepemilikan manajerial, dikarenakan kepemilikan
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Oleh karenanya sebaiknya
perusahaan lebih efiesien lagi melakukan aktivitas monitoring terhadap
manajer sehingga manajer tidak melakukan tindakan opportunistic (Haryanti,
2010).
3. Bagi penelitian selanjutnya, dengan penelitian ini agar dapat menggali lagi
informasi terkait variabel-variabel yang relevan untuk di uji terkait dengan
pengaruhnya terhadap nilai perusahaan baik memperluas variabel penelitian
seperti ukuran perusahaan, petrumbuhan perusahaan, serta debt to equity ratio
yang mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan
(Febrianti, 2012).
DAFTAR PUSTAKA
Agustia. Dian. 2013. “Pengaruh Faktor Good Corporate Governance, FreeCash Flow, dan Leverage Terhadap Manajemen Laba. Jurnal Akutansidan Keuangan”. Vol 15.
Arfan, Muhammad dan Maywindlan, Trilas. 2013. Pengaruh Arus KasBebas, Collateralizable Assets, dan Kebijakan Utang TerhadapKebijakan Dividen Pada Perusahaan yang Terdaftar Di Jakarta IslamicIndex. Jurnal Telaah Dan Riset Akutansi. Vol 6, N0 13.
Arifin, Zaenal. 2007. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Yogyakarta.Ekonisia.
Bambang, Sudiyatno. 2010. Peran Kinerja Perusahaan dalam MenentukanPengaruh Faktor Fundamental Makro Ekonomi, Risiko Sistematis,danKebijakan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. Disertasi. Semarang.UNDIP.
Barros, Lucas Ayres B. de C. and Silveira, Alexandre Di Miceli da. 2007.“Overconfidence, Managerial Optimisme and the Determinants ofCapital Structure”. www.ssrn.com.
Biggs, tyles. 2006. “African SMES, Networks, andManufacturingPerformance”. ScienceDirect. The World Bank, United States.
Brigham, E.F. dan Gapenski, Louis C.1996. Intermediate financemanagement. Harbor Drive. The Dryden Press.
Brigham, F. Eugene dan Houston, F. Joel. 2001. Manajemen Keuangan.Jakarta. Erlangga. Edisi 8.
Brigham, F. Eugene dan Houston F. Joel.. 2006. Dasar-Dasar ManajemenKeuangan. Jakarta. Penerbit Salemba Empat. Buku 2. Edisi 10.
Chong, Alberto, dan Florencio López-de-Silanes. 2006. “CorporateGovernance and Firm Value in Mexico”, Research DepartmentWorking Paper Series 564.
Chotimah, Chusnul. 2013. “Analisis Rasio Keuangan Terhadap ReturnSaham Dan Nilai Perusahaan”. STIESA Surabaya. Jurnal Ilmu & RisetAkuntansi Vol. 2 No. 12.
Dewi, C., Laurensia dan Nugrahanti, W., Yeterina. 2014. “Pengaruh StrukturKepemilikan dan Dewan Komisaris Independen Terhadap NilaiPerusahaan (Studi Pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi diBEITahun 2011–2013)”. KINERJA. Universias Kristen Satya Wacana.Volume 18, No.1.
Dewi P, Made. 2011. Pengaruh Struktur Modal dan Struktur KepemilikanTerhadap Free Cash Flow dan Kebijakan Dividen pada Perusahaan-Perusahaan yang Go Public di BEI. Tesis. Universitas Udayana.
Fama F. Eugene. 1978. ”The Effects of a Firm's Investment and FinancingDecisions on the Welfare of Its Security Holders”. The AmericanEconomic Review. Vol. 68, No. 3
Fauz, Ahmad dan Rosidi. 2007. ”Pengaruh Aliran Kas Bebas, KepemilikanManajerial, Kepemilikan Institusional, Kebijakan Hutang dan CollateralAsset Terhadap Kebijakan Dividen”. Jurnal Ekonomi dan Manajemen.Vol. 8. No 2. Juni 2007.
Febrianti, Meriska. 2012. “Faktor- Faktor yang Mempengaruhi NilaiPerusahaan Pada Industri Pertambangan di Bursa Efek Indonesia”.STIE Trisakti”. Jurnal Bisnis dan Akutansi. Vol 14, No 2.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBMSPSS 19-5/E. Accounting, Management, Finance.
Giriati. 2016. “Free Cash Flow, Devidend Policy, Investment OpportunitySet, Opportunistic Behavior and Firm’s Value (A study about AgencyCost)”. University of Tanjungpura,West Kalimantan.
Gujarati, Damodaran. 2003. Basic Econometrics Fourt Edition. Mc Graw HillCompanies, Inc, New York 1002 pp.
Haryadi, Rifan. 2014. Pengaruh Aliran Kas Bebas dan Keputusan PendanaanTerhadap Nilai Perusahaan (Studi kasus pada perusahaan Manufakturyang terdapat di BEI Tahun 2008-2012. Skripsi. UniversitasWidyatama.
Haryanti. 2010. Pengaruh “Agency Cost” Terhadap Nilai Perusahaan denganKebijakan Dividen dan Struktur Modal sebagai Variabel Intervening(Studi Kasus Pada Perusahaan Industri Jasa Keuangan dan Perbankanyang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2005-2010). Skripsi.STIE-AUB. Surakarta
Hasnawati, Sri. 2005.” Dampak Set Peluang Investasi Terhadap NilaiPerusahaan Publik Di Bursa Efek Jakarta”. Fakultas EkonomiUniversitas Lampung.
Hasnawati, Sri dan Samir, Agnes. 2015. “Keputusan Keuangan, UkuranPerusahaan, Struktur Kepemilikan dan Nilai Perusahaan Publik DiIndonesia”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan. Vol.17, No. 1.
Hermuningsih, Sri. 2013. “Pengaruh Profitabilitas, Growth Opportunity,Sruktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Publik diIndonesia”. Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan. Yogyakarta :University of Sarjanawiyata Taman siswa.
Jensen, C. Michael. 1986. “Agency Cost of Free Cash Flow, CorporateFinance and Takeovers”. Harvard Business School. AmericanEconomic Review. Vol 76, No 2.
Jensen, M. C. and Meckling, W.H. 1976. “Theory of The Firm: ManagerialBehavior, Agency Cost and Ownership Structure”. Journal of FinancialEconomics. 3, 305-360.
Kallapur, S. 1993. ”Dividend Payout Ratios as Determinants of EarningResponse Coefficient”. Journal of Accounting and Economics. Vol. 17:359-375
Kambuan, Putra. 2014. Perbandingan Pertumbuhan Laba dan Free Cash Flowdalam Memprediksi Kinerja Harga Saham Perusahaan Manufaktur yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Universitas Hasanudin.
Lang, L. H. P., dan R.M. Stulz, dan R.A. Walkling. 1991. “A Test of FreeCash Flow Hypothesis : The Case of Bidder Return”. Journal ofFinancial Economics. Vol. 29.
Mandalika, Andri. 2016. ”Pengaruh Struktur Aktiva, Struktur Modal, danPertumbuhan Penjualan Terhadap Nilai Perusahaan Pada PerusahaanPublik yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Studi Pada SektorOtomotif)”. Universitas Sam Ratulangi, Manado. Jurnal Berkala IlmiahEfisiensi. Volume 16 No. 01.
Michaely, R., dan M.R. Roberts. 2006. “Free Cash Flow, Signaling, andSmoothing: Lesson from Dividend Policy of Public and Private Firms”.Working Paper, Cornell University.
Mollah, A.S., Keasey, K. and Short, H. 2000. ”The Influence of AgencyCostson Dividend Policy in an Emerging Market : Evidence from theDhaka Stock Exchange”. The Financial Review.
Murhadi, R., Winner. 2008. “Studi Kebijakan Deviden: Anteseden danDampaknya Terhadap Harga Saham”. Universitas Surabaya. FakultasEkonomi, Jurusan Manajemen.
Naini, I., Dwi. 2014. “Pengaruh Free Cash Flow dan KepemilikanInstitusional Terhadap Kebijakan Hutang dan Nilai Perusahaan”.Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya. JurnalIlmu & Riset Akuntansi, Vol. 3 No. 4.
Permanasari, I Wien. 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, KepemilikanInstitusional, dan Corporate Social Responsibility Terhadap NilaiPerusahaan. Skripsi. UNDIP.
Puspitawati, A Tika. 2015. Pengaruh Return On Asset, Debt To EquityRatio,Collateral Asset, dan Pertumbuhan Aset Terhadap KebijakanDividen (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BursaEfek Indonesia Periode 2011 – 2013). Skripsi. Universitas NegriYogyakarta.
Ramadhani, S Laras dan Hadiprajitno Basuki. 2012. “Pengaruh CorporateResponsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan PresentaseKepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating PadaPerusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI”. Jurnal Akutansi danAuditing. Volume 8.
Rosalina, Reni. 2014. Pengaruh Free Cash Flow Terhadap Nilai PerusahaanMelalui Keputusan Pendanaan dan Kebijakan Dividen Pada PerusahaanManufaktur Yang Listing di BEI Tahun 2012. Universitas NegeriMalang.
Sari, Enggar F dan Riduwan, Akhmad. 2013. “Pengaruh CorporateGovernance Terhadap Nilai Perusahaan : Kualitas Laba Sebagaivariabel Intervening”. Jurnal Ilmu dan Riset Akuntansi. Vol. 1, No. 1.Surabaya.
Sartono, Agus. 2008. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta.BPFE-Yogyakarta. Edisi 4.
Sofyaningsih, Sri dan Hardiningsih, Pancawati. 2011. ”StrukturKepemilikan, Kebijakan Dividen, Kebijakan Utang dan NilaiPerusahaan”. Dinamika keuangan dan Perbankan. Vol 3, No 1.
Sujoko, U., dan Subiantoro. 2007. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap NilaiPerusahaan”. .
Sukamulja, S. 2004. ”Good Corpoerate Governance di Sektor Keuangan:Dampak terhadap Kinerja Keuangan”. Simposium Nasional AkuntansiVII.
Sukirni, Dwi. 2012. “Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional,Kebijakan Deviden dan Kebijakan Hutang Analisis Terhadap NilaiPerusahaan”. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.Accounting Analysis Journal.
Suliyanto. 2011. Ekonomika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS.Yogyakarta : C.V Andi Offset
Sundjaja, Inge dan Putra. 2013. Manajemen Keuangan I. Jakarta. LiterataLintas Media. Edisi 8.
Suranta, E.,Puspita, P., dan Midiastuty. 2004. ”Income Smoothing, Tobin’sQ, Agency Problem dan Kinerja Perusahaan”. Simposium NasionalAkuntansi VII. Denpasar Bali, 2-3 Desember.
Susan, Irwansyah dan Oktavianti. 2015. “Pengaruh Pengungkapan CorporateSocial Responsibility dan Good Corporate Governance Terhadap NilaiPerusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Moderasi”.Akuntabel. Volume 12 No 2.
Tampubulon, Manahan. 2013. Manajemen Keuangan. Jakarta. Mitra WacanaMedia.
Thohiri, Roza. 2011. Pengaruh Pengungkapan CSR Dan GCG Terhadap NilaiPerusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Moderating Variabel StudiEmpiris Pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI Periode 2007-2010. Universitas Sumatera Utara. Tesis. Sekolah Pascasarjana.
Titman, S., dan R. Wessels. 1988. ”The Determinants of Capital StructureChoice.” Journal of Finance.
Tommy, Frengkuan. 2010. “Konsentrasi Kepemilikan Saham, RisikoPerusahaan, Likuiditas Saham, Arus Kas, dan Nilai Perusahaan”. JurnalKeuangan dan Perbankan. Vol 14.
Villalonga, Bellen. 2005. “How do family ownership, control andmanagement affect firm value”. Harvard Business School, SoldiersField, Boston, MA 02163, USA. Science Direct.
Wahyudi dan Pawestri. 2006. “Implikasi Struktur Kepemilikan TerhadapNilai Perusahaan: dengan Keputusan Keuangan Sebagai VariabelIntervening”. Malang, Universitas Widyagama. Simposium NasionalAkuntansi 9 Padang.
Wardani, R. A. K. dan B. Siregar. 2009.“Pengaruh Aliran Kas BebasTerhadap Nilai Pemegang Saham dengan Set Kesempatan Investasi danDividen Sebagai Variabel Moderator”. Jurnal Akuntansi danManajemen 20.
Waruwu, M., Junius dan Amin, Nuryatno. 2014. “Pengaruh Agency Costdan Siklus Kehidupan Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen PadaPerusahaan Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011”.Volume. 1 Nomor. 1 Februari 2014.
Winarno, Wing Wahyu. 2007. Analisis Ekonometrika dan Statistik denganMenggunakan Eviews. Yogyakarta. UPP STIM YKPN.
Wongso, A. 2012. “Pengaruh Kebijakan Dividen, Struktur Kepemilikan, danKebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan dalam Perspektif TeoriAgency dan Teori Signaling”. E- Jurnal Akuntansi Universitas KatolikWidya Mandala Surabaya. No. 05.
Weston, Freed & Eugene F. Brigham. 2001. Dasar-Dasar ManajemenKeuangan. Jakarta. Erlangga.
Yunita, Norma. 2014. Edisi Terbaru dan Terlengkap UUD 1945 danAmandemen. Jakarta. Kunci Akasara.
-------.www.bps.go.id.Diakses pada September 2016
--------.www.idx.co.id. Diakses pada Agustus 2016.
--------.www.kemenperin.go.id. Diakses pada September 2016.
--------.www.ksei.co.id. Diakses pada September 2016
-------.www.sahamoke.com. Diakses pada Juli 2016.