pengaruh faktor internal perusahaan terhadap...
TRANSCRIPT
i
PENGARUH FAKTOR INTERNAL PERUSAHAAN TERHADAP AUDIT
REPORT LAG (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN REAL ESTATE
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2014-2016)
SAMPUL
Oleh:
Dharmana Dhini Cipta Telaga
NIM. 1113082000022
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 MDalam
ii
Pengaruh Faktor Internal Perusahaan terhadap Audit Report Lag
(Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016)
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Dharmana Dhini Cipta Telaga
NIM : 1113082000022
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing
Fitri Yani Jalil, SE. M.Sc.
NIDN. 2004068701
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438H/2017M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari Rabu, 12 April 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. Nama : Dharmana Dhini Cipta Telaga
2. NIM : 1113082000022
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Faktor Internal Perusahaan terhadap Audit Report
Lag (Studi Empiris Pada Perusahaan Real Estate yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016)
Setelah mencermati dan mengamati penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk
melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 12 April 2017
1. Yulianti, S.E., M.Si. ( )
NIDN : 0318038205 Penguji I
2. Fitri Damayanti, S.E., M.Si. ( )
NIDN : 2031078101 Penguji II
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari Jumat, 27 Oktober 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Dharmana Dhini Cipta Telaga
2. NIM : 1113082000022
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Pengaruh Faktor Internal Perusahaan terhadap Audit
Report Lag (Studi Empiris pada perusahaan Real Estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses Ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa/i
tersebut di atas dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 27 Oktober 2017
1. Yessi Fitri, S.E., M.Si., Ak., CA.
NIP.19760924 200604 2 002
( )
Ketua
2. Fitri Damayanti, S.E., M.Si.
NIDN.2031078101
( )
Penguji Ahli
3. Fitri Yani Jalil, S.E., M.Sc.
NIDN.2004068701
( )
Pembimbing
v
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama : Dharmana Dhini Cipta Telaga
NIM : 1113082000022
Jurusan : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli tanpa
izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini.
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa
saya melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenakai sanksi berdasarkan aturan yang
berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, Oktober 2017
(Dharmana Dhini Cipta Telaga)
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Dharmana Dhini Cipta Telaga
2. Tempat, tanggal lahir : Kupang, 13 September 1995
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Anak ke- dari : 1 dari 2 bersaudara
6. Alamat : Komp. DDN I, Jalan Swadaya No.A17
RT 02 RW 04, Pondok Labu, Cilandak,
Jakarta Selatan 12450
7. Telepon : 0821 2491 3959
8. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. TK Nurusa’adah Tahun 2000 – 2001
2. SDS Kemala Bhayangkari 03 Tahun 2001 – 2007
3. SMPN 107 Jakarta Tahun 2007 – 2010
4. SMAN 97 Jakarta Tahun 2010 – 2013
5. S1 Ekonomi UIN Jakarta Tahun 2013 – 2017
III. LATAR BELAKANG ORANG TUA
1. Nama Ayah : Surya Dharma
2. Nama Ibu : Rosetiati
9. Alamat : Komp. DDN I, Jalan Swadaya No.A17
RT 02 RW 04, Pondok Labu, Cilandak,
Jakarta Selatan 12450
10. Telepon : 0821 2216 8369
vii
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Anggota SEISDance (Saman Fakultas Ekonomi dan Bisnis) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014-2015
2. Anggota Divisi Syi’ar LDK Komda FEB Tahun 2014-2015
3. Anggota Divisi Data & Informasi HMJ Akuntansi Tahun 2014-2015
4. Kepala Bidang III (Olah Raga dan Kesenian) HMJ Akuntansi Tahun
2015-2016
5. Bendahara Kuliah Kerja Nyata (KKN) ALHENA 149 Tahun 2016
viii
ABSTRACT
The purpose of this research is to analyze the factors that affect audit report
lag of financial reports to the real estate companies listed on the Indonesia Stock
Exchange. The examined factors of this research are profitability, solvability,
ownership concentration, board independence and audit committee as the
independent variable, while the audit report lag as the dependent variable.
The sample consists of 98 companies listed in the Indonesia Stock Exchange
(IDX) and submitted financial reports to OJK in the period 2014-2016. The data
that was used in this research was secondary data and selected by using purposive
sampling method. Model analysis using multiple linear regression analysis. Using
the F-test to determine the effect of simultaneous between company characteristics
and capital structure. Using t-test to examine the partial correlation of each
independent variable on capital sctructure.
Based on analytical results shows that only variable profitability and audit
committee have significant influence toward audit report lag, while variable
solvabilility, ownership concentration, board independence doesn’t have
significant influence toward audit report lag.
Keywords: audit report lag, profitability, solvability, ownership concentration,
board independence, audit committee
ix
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor internal yang
berpengaruh terhadap audit report lag pada perusahaan real estate yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia. Faktor-faktor yang diuji dalam penelitian ini adalah
profitabilitas, solvabilitas, konsentrasi kepemilikan, anggota dewan komisaris
independen, dan komite audit sebagai variabel independen, sedangkan audit report
lag sebagai variabel dependen.
Sampel penelitian ini terdiri dari 98 perusahaan yang terdaftar dalam Bursa
Efek Indonesia (BEI) dan menyampaikan laporan keuangan ke OJK dalam periode
tahun 2014-2016. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder
dan pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling. Model analisis
menggunakan analisis regresi linier berganda. Menggunakan F-test untuk
mengetahui pengaruh simultan antara faktor internal perusahaan dan audit report
lag. Penelitian ini juga menggunakan t-test untuk menguji korelasi parsial dari
masing-masing variabel independen terhadap audit report lag.
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa hanya variabel profitabilitas
dan jumlah komite audit yang mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit
report lag, sedangkan variabel solvabilitas, konsentrasi kepemilikan, dan anggota
dewan komisaris independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap audit
report lag.
Kata Kunci: audit report lag, profitabilitas, solvabilitas, konsentrasi kepemilikan,
anggota dewan komisaris independen, jumlah komite audit
x
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillaahirabbil’aalamiin. Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada
Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga Penulis
dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Faktor Internal
Perusahaan terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris pada Perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016)” dengan lancar. Shalawat
serta salam tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW. teladan bagi insan
di muka bumi.
Skripsi ini merupakan tugas yang diselesaikan sebagai syarat guna meraih
gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dalam kesempatan ini, Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu
tersusunnya skripsi ini, terutama kepada:
1. Keluarga tercinta, Ibu, Babe, dan Adik Wina. Terima kasih atas kasih
sayang, perhatian, kesabaran, dukungan finansial, serta doa yang tiada
hentinya diberikan kepada Penulis. Semoga Allah SWT memberikan jutaan
kebaikan dunia dan akhirat kepada Ibu, Babe, dan Adik.
2. Seluruh keluarga besar Penulis yang senantiasa mendoakan dan
memberikan dukungan kepada Penulis.
3. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. selaku Ketua Jurusan Akuntansi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Fitri Yani Jalil, SE. M.Sc. selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Terima
kasih atas segala arahan dan bimbingannya selama ini dan selalu
meluangkan waktu di tengah-tengah kesibukan untuk membimbing penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
xi
6. Seluruh dosen dan staf karyawan FEB UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
yang telah memberikan pengetahuannya kepada penulis serta bantuan
dalam pemenuhan kebutuhan akademis.
7. Sahabat terbaik, Nia, Ema, Vivi, Iffah, Nisfie, Dianita, dan Resti yang telah
membuat hari-hari penulis menjadi lebih berwarna dan bermakna. Semoga
silaturahmi dengan Penulis tetap terjaga sampai akhir hayat nanti. Merdeka!
8. Seluruh teman Akuntansi angkatan 2013 yang telah memberikan kenangan,
pengalaman, dan motivasi kepada Penulis.
9. Terima kasih kepada Dimas, atas segala doa, bantuan, dukungan, perhatian,
dan dengan ketulusannya meluangkan waktu untuk mendengarkan keluh-
kesah Penulis serta memberi saran dan masukan selama penyusunan skripsi
ini.
10. Terima kasih untuk teman-teman seorganisasi, Kiki, Yuni, Annisa, Erna,
Dewi, Fatimah, Anis, Al, Badrus, Kak Dina, Kak Andien, telah memberikan
Penulis pengalaman dan ilmu yang berharga.
11. Semua pihak yang telah mendukung serta membantu dalam proses
penyusunan skripsi ini yang tidak dapat Penulis sebutkan satu-persatu.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan mereka serta ilmu, amal,
dan iman yang kita miliki dapat diterima di sisi-Nya. Akhirnya, dengan segala
kerendahan hati, Penulis mempersembahkan skripsi ini kelak dapat bermanfaat
kepada semua pihak yang berkepentingan. Semoga Allah SWT senantiasa
mengiringi setiap langkah kita. Aamiin ya rabbal ‘aalamiin.
Jakarta, Oktober 2017
Penulis
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ............................................ v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP........................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................................... viii
ABSTRAK ......................................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xvi
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Penelitian ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................................. 10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................... 12
A. Teori yang berkenaan dengan variabel yang diambil ........................................... 12
1. Teori Agensi ...................................................................................................... 12
2. Teori Sinyal ....................................................................................................... 14
3. Laporan Keuangan ............................................................................................ 15
4. Standar Audit .................................................................................................... 20
5. Audit Report Lag ............................................................................................... 22
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit report lag ........................................ 23
B. Penelitian Sebelumnya .......................................................................................... 30
D. Hipotesis ............................................................................................................... 38
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit report lag ............................................ 38
2. Pengaruh Solvabilitas terhadap Audit report lag .............................................. 39
3. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap Audit report lag ........................ 40
4. Pengaruh Anggota Dewan Komisaris Independen terhadap Audit report lag .. 40
xiii
5. Pengaruh Jumlah Komite Audit terhadap Audit report lag .............................. 42
BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................................... 44
A. Ruang Lingkup Penelitian ..................................................................................... 44
B. Metode Penentuan Sampel .................................................................................... 44
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 45
D. Metode Analisis Data ............................................................................................ 45
1. Uji Asumsi Klasik ............................................................................................. 46
2. Statistik Deskriptif ............................................................................................ 49
3. Uji Hipotesis ..................................................................................................... 50
E. Operasional Variabel Penelitian ............................................................................ 52
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 57
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian .......................................................... 57
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian .............................................................................. 60
1. Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................................... 60
2. Hasil Uji Statistik Deskriptif ............................................................................. 67
3. Hasil Pengujian Hipotesis ................................................................................. 70
BAB V PENUTUP ........................................................................................................... 81
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 81
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 83
LAMPIRAN .................................................................................................................... 82
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................... 31 Tabel 3. 1 Operasional Variabel............................................................................ 55 Tabel 4. 1 Hasil Seleksi Sampel Kriteria…………..………………………………………………57 Tabel 4. 2 Daftar Nama Perusahaan ...................................................................... 59 Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorof Smirnov dengan 111 sampel ........ 62 Tabel 4. 4 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorof Smirnov ...................... 63 Tabel 4. 5 Hasil Uji Multikoloniaritas dengan Uji VIF ........................................ 64 Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White .................................. 64 Tabel 4. 7 Hasil Uji Autokorelasi: Durbin Watson ............................................... 66 Tabel 4. 8 Statistik Deskriptif ............................................................................... 67 Tabel 4. 9 Hasil Uji Koefisien Determinasi .......................................................... 71 Tabel 4. 10 Hasil Uji F .......................................................................................... 72 Tabel 4. 11 Hasil Uji t ........................................................................................... 73
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran ..................................................................................... 37
Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram ........................................... 60 Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot ............................................................. 61
Gambar 4. 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot ............................. 65
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perusahaan Real Estate Sampel ................................................................ 87
Lampiran 2 Perhitungan Durasi Audit Report Lag Perusahaan Sampel ................... 88
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Profitabilitas ................................................................ 90
Lampiran 4 Hasil Perhitungan Solvabilitas .................................................................. 96
Lampiran 5 Hasil Perhitungan Konsentrasi Kepemilikan ........................................ 102
Lampiran 6 Hasil Perhitungan Anggota Dewan Komisaris Independen ................ 104
Lampiran 7 Hasil Perhitungan Jumlah Komite Audit ............................................... 106
Lampiran 8 Hasil Output SPSS .................................................................................... 108
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pelaporan keuangan merupakan cara untuk menyampaikan informasi
dan pengukuran secara ekonomi dalam suatu kegiatan usaha yang dimiliki
kepada berbagai pihak yang mempunyai kepentingan atas informasi tersebut.
Hal ini berdasarkan Ikatan Akuntansi Indonesia (2009) yang mengatakan
bahwa, tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna.
Afina (2015) menyatakan bahwa, informasi yang terdapat dalam
laporan keuangan perusahaan dapat bermanfaat, apabila disajikan secara akurat
dan tepat waktu pada saat yang dibutuhkan oleh para pengguna laporan
keuangan, seperti kreditor, investor, pemerintah, masyarakat dan pihak-pihak
lain sebagai dasar pengambilan suatu keputusan. Perusahaan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) wajib melaporkan laporan keuangan beserta
laporan auditornya ke BEI secara tepat waktu agar informasi yang diperoleh
oleh pihak yang membutuhkan semakin relevan. Namun pada faktanya, OJK
masih menunjukkan untuk periode pelaporan 2 Januari - 9 Agustus 2012
terdapat 375 pihak yang terlambat melaporkan laporan keuangannya. Total
denda dari keterlambatan 375 pihak tersebut sebesar tiga belas miliar delapan
puluh juta rupiah. Tidak hanya denda saja, untuk periode ini OJK telah
memberikan 54 peringatan tertulis, 4 pembekuan kegiatan usaha, dan 4
2
pencabutan. Pada 2 Januari 2013 sampai 13 Agustus 2013, OJK telah
menangani 30 kasus yang melibatkan perusahaan publik atau emiten di pasar
saham. PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengganjar denda dan menghentikan
sementara (suspensi) perdagangan saham 18 perusahaan tercatat (emiten)
karena belum menyampaikan laporan keuangan (lapkeu) audit periode 31
Desember 2015. Per 30 September 2016, Perdagangan saham sembilan emiten
Bursa Efek Indonesia (BEI) diberhentikan sementara (suspensi) dikarenakan
belum menyampaikan laporan keuangan interim dan belum melakukan
pembayaran denda atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan
tersebut.
Menurut Kieso (2008) salah satu karakteristik kualitatif laporan
keuangan adalah relevan. Salah satu cara untuk mengukur relevansi dan
kualitas pelaporan keuangan adalah ketepatan waktu pelaporan keuangan itu
sendiri. Menurut PSAK No.1 Paragraf 43 tentang Penyajian Laporan
Keuangan, jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan,
maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya.
Rentang waktu antara tanggal tutup buku perusahaan dengan tanggal
laporan auditor dalam laporan keuangan auditan menunjukkan lamanya waktu
penyelesaian audit yang disebut audit report lag. Dalam Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan Nomor 29 /POJK.04/2016 pasal 7, Emiten atau Perusahaan
Publik wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Otoritas Jasa Keuangan
paling lambat pada akhir bulan keempat setelah tahun buku berakhir. Hal ini
3
dilakukan OJK untuk melindungi para pemegang saham karena laporan
keuangan yang disampaikan dapat dianggap sebagai good news dan bad news.
Proses dalam mencapai ketepatwaktuan terutama dalam penyajian
laporan keuangan auditor independen menjadi semakin tidak mudah,
mengingat semakin meningkatnya perkembangan perusahaan publik yang ada.
Hambatan dalam ketepatwaktuan ini juga terlihat dari standar umum ketiga
yang menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan
dan ketelitian serta pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup memadai
(Rachmawati, 2009).
Audit report lag adalah jangka waktu antara tanggal tahun buku
perusahaan berakhir sampai dengan tanggal laporan audit (Petronila, 2007).
Menurut Iskandar dan Trisnawati (2010) lamanya waktu penyelesaian audit
yang dilakukan oleh auditor dilihat dari perbedaan waktu tanggal laporan
keuangan dengan tanggal opini audit dalam laporan keuangan disebut audit
report lag. Hashim dan Rahman (2011) mendefinisikan audit report lag yang
berlebihan membahayakan kualitas pelaporan keuangan dengan tidak
memberikan informasi yang tepat waktu kepada investor serta mengurangi
tingkat kepercayaan investor terhadap pasar.
Banyak faktor yang mempengaruhi audit report lag, salah satunya
adalah profitabilitas. Profitabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan (Afina, 2015). Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa profit merupakan berita baik bagi perusahaan. Perusahaan
yang memiliki profitabilitas yang lebih tinggi membutuhkan waktu dalam
4
pengauditan laporan keuangan lebih cepat dikarenakan keharusan untuk
menyampaikan kabar baik secepatnya kepada publik (Rachmawati,2008).
Mereka juga memberikan alasan bahwa auditor yang mengalami kerugian
memiliki respon yang cenderung lebih hati-hati dalam melakukan proses
pengauditan. Jika perusahaan menghasilkan profitabilitas yang lebih tinggi
maka audit report lah akan lebih pendek dibandingkan perusahaan dengan
tingkat profitabilitas yang lebih rendah.
Selain profitabilitas, faktor lain yang dapat mempengaruhi audit report
lag adalah solvabilitas. Syafri (2008) menyatakan bahwa rasio solvabilitas
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek maupun kewajiban jangka panjang. Dengan
demikian solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan yang telah
dibiayai hutang. Perusahaan yang tidak solvable adalah perusahaan yang total
hutangnya lebih besar dibandingkan total asset (Mamduh dan Halim, 2005).
Tingginya rasio hutang mempengaruhi kondisi perusahaan di mata masyarakat.
Ukago (2005) memaparkan pihak manajemen cenderung menunda
penyampaian laporan keuangan berisi berita buruk.
Menurut Novatiani & Jeanny (2013), kinerja keuangan erat kaitannya
dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan yang merupakan
bagian dari tata kelola perusahaan yang baik atau Good Corporate Governance
(GCG). GCG yang mengatur dan mengendalikan perusahaan untuk
menciptakan nilai tambah bagi semua stakeholder dan menekan pentingnya
hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar, akurat, dan
5
tepat waktu serta kewajiban perusahaan untuk mengungkapkan (disclosure)
secara akurat, tepat waktu, dan transparan mengenai semua informasi kinerja
perusahaan, kepemilikan, dan stakeholder sehingga penerapan prinsip
corporate governance diharapkan dapat meningkatkan kualitas laporan
keuangan karena ketepatan waktu merupakan salah satu faktor penting dalam
menyajikan suatu informasi yang relevan. Karakteristik informasi yang relevan
harus mempunyai nilai prediktif dan disajikan tepat waktu (YPPMI & SC, 2002
dalam Sulistyanto, 2003).
Shkolnikov (2001) menyatakan sistem Corporate Governance
membutuhkan suatu pengawasan yang ketat dari pemegang saham dan
tanggung jawab manajemen. Konsentrasi kepemilikan, anggota Dewan
Komisaris Independen dan Jumlah komite audit menjadi faktor Corporate
Governance yang berpengaruh terhadap audit report lag.
Pratomo (2009) menyatakan bahwa, konsentrasi kepemilikan terkait
dengan jumlah pemegang saham atau besarnya persentase kepemilikan saham
selain kepemilikan oleh publik di dalam struktur kepemilikan saham
perusahaan. Menurut Savitri (2011), kepemilikan perusahaan sangat penting
karena terkait dengan pengendalian operasional perusahaan. Hal ini dapat
dicontohkan dengan kepemilikan yang akan ikut menentukan kebijakan dan
pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan pada
perusahaan yang mereka kelola. Chtourou et al. (2001) menjelaskan bahwa
anggota dewan komisaris independen mempunyai kualitas pengawasan yang
baik terhadap manajemen, sehingga dapat mengurangi timbulnya kecurangan
6
dalam penyajian laporan keuangan. Dengan adanya anggota dewan komisaris
independen diharapkan dapat mengurangi audit report lag.
Jumlah komite audit memiliki peran dan tanggung jawab dalam
memonitor dan mengawasi audit laporan keuangan untuk memastikan agar
standar dan kebijaksanaan keuangan yang berlaku terpenuhi, memeriksa ulang
laporan keuangan apakah sudah sesuai dengan standar dan kebijaksanaan yang
berlaku dan apakah laporan keuangan sudah konsisten dengan informasi lain
yang diketahui oleh anggota komite audit, serta untuk menilai mutu pelayanan
dan kewajaran laba yang diajukan auditor eksternal (KNKCG, 2002). Menurut
Hashim dan Rahman (2011), hubungan komite audit dengan auditor eksternal
dapat mempengaruhi ketepatan waktu sehingga dapat mengurangi audit report
lag.
Pembentukan komite audit bersifat sukarela (BAPEPAM, 2000).
Komite audit diwajibkan untuk semua perusahaan yang terdaftar menurut
aturan BAPEPAM (2003 diubah pada 2004). Menurut peraturan yang berlaku
mengenai keanggotaan komite audit harus berjumlah tiga orang atau lebih,
salah satu diantaranya harus merupakan Komisaris Independen yang sekaligus
menjabat sebagai ketua komite audit. Peraturan OJK no. IX.I.5: Pembentukan
dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, Lampiran Keputusan Ketua
Bapepam No: Kep-29/PM/2004 yang diterbitkan pada 24 September 2004
menjelaskan komite audit bertugas untuk memberikan pendapat kepada dewan
komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh direksi kepada
dewan komisaris, mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian
7
komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas
Dewan Komisaris, antara lain meliputi:
1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan
perusahaan seperti laporan keuangan, proyeksi, dan informasi
keuangan lainya.
2. Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap peraturan
perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan peraturan perundang-
undangan lainya yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
3. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor
internal.
4. Melaporkan kepada Komisaris berbagai resiko yang dihadapi
perusahaan dan pelaksanaan manajemen resiko oleh direksi.
5. Melakukan penelaahan dan melaporkan kepada Komisaris atas
pengaduan yang berkaitan dengan Emiten atau perusahaan publik.
6. Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan informasi perusahaan.
Penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat banyak
faktor yang mempengaruhi audit report lag, tetapi hasilnya banyak terdapat
ketidakkonsistenan. Oleh karena itu penelitian ini dimaksudkan untuk meneliti
dan mengkonfirmasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit report lag
lebih lanjut dengan menambahkan tiga variabel dari mekanisme Corporate
Governance yaitu Konsentrasi kepemilikan, Anggota Dewan Komisaris
Independen dan Jumlah Komite Audit. Penelitian ini juga menggunakan
periode waktu yang berbeda dibanding penelitian sebelumnya. Berdasarkan
8
dari perbedaan tersebut penelitian ini akan memberikan temuan empiris yang
berbeda dengan penelitian sebelumnya. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti
melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Faktor Internal Perusahaan
terhadap Audit Report Lag (Studi Empiris pada Perusahaan Real Estate
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2016)”
B. Rumusan Masalah
Berdasarakan uraian latar belakang di atas, ketepatan waktu dalam
menyampaikan laporan keuangan dapat dijadikan ukuran kualitas laporan
keuangan karena manfaatnya sangat penting bagi para pengambil keputusan.
OJK semakin memperketat peraturan dengan dikeluarkannya. Dalam Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 29 /POJK.04/2016 pasal 7, Emiten atau
Perusahaan Publik wajib menyampaikan laporan tahunan kepada Otoritas Jasa
Keuangan paling lambat pada akhir bulan keempat setelah tahun buku berakhir.
Tetapi walaupun Bapepam telah memperketat aturan penyampaian laporan
keuangan, berdasarkan fakta dari tahun ke tahun tetap masih ada perusahaan
yang terlambat dalam menyampaikan laporan keuangan.
Audit report lag berkaitan dengan ketepatan waktu dalam penyampaian
laporan keuangan. Ketepatan waktu bergantung pada hasil kinerja perusahaan
selama satu periode. Profitabilitas dan solvabilitas menjadi salah satu ukuran
kinerja perusahaan selama satu periode, baik buruknya kinerja perusahaan
mempengaruhi audit report lag. Apabila kondisi baik perusahaan cenderung
lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan, tetapi sebaliknya
apabila kinerja perusahaan buruk perusahaan cenderung melaporkan laporan
9
keuangan lebih lama. Ketidakkonsistenan pada penelitian sebelumnya menjadi
fokus masalah pada penelitian ini. Masalah lain pada penelitian ini adalah
belum jelas pengaruh Corporate Governance seperti konsentrasi kepemilikan,
anggota dewan komisaris independen dan jumlah komite audit terhadap audit
report lag. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengkaji pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap audit report lag.
Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi audit report lag
diantaranya adalah profitabilitas, solvabilitas, konsentrasi kepemilikan,
anggota dewan komisaris independen, serta jumlah komite audit. Adapun
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah provitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag?
2. Apakah solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit report lag?
3. Apakah konsentrasi kepemilikan berpengaruh negatif terhadap audit
report lag?
4. Apakah anggota dewan komisaris independen berpengaruh negatif
terhadap audit report lag?
5. Apakah jumlah komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report
lag?
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah :
1) Menguji pengaruh profitabilitas, solvabilitas, konsentrasi kepemilikan,
anggota dewan komisaris independen, serta jumlah komite audit
terhadap audit report lag.
2) Mengetahui rata-rata lamanya audit report lag pada perusahaan yang
terdaftar di BEI pada tahun 2014, 2015, dan 2016.
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak,
diantaranya:
1) Auditor dan KAP
Membantu profesi auditor dan KAP dalam upaya meningkatkan
efisiensi dan efektivitas proses audit dengan mengendalikan faktor-
faktor dominan yang dapat mempengaruhi audit report lag. Sehingga
audit report lag dapat ditekan seminimal mungkin dalam usaha
memperbaiki ketepatan waktu atau mempercepat penerbitan laporan
keuangan kepada publik.
2) Badan Regulasi Akuntan Publik (Institut Akuntan Publik Indonesia)
Agar dapat berperan lebih aktif dalam melakukan pengawasan atas
perilaku auditor KAP dalam melaksanakan standar profesionalnya serta
11
diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka pengembangan
dan peningkatan kualitas profesi akuntan di Indonesia.
3) Perusahaan
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi
tambahan yang mungkin bermanfaat dalam proses kelangsungan usaha
klien dan memberikan kontribusi praktis untuk diharapkan klien
menyajikan laporan keuangan sesuai dengan kriteria-kriteria yang
berlaku umum.
4) Masyarakat
Memberikan kontribusi pada pengembangan teori yang telah ada dalam
rangka meningkatkan kualitas implementasi auditing.
5) Penulis
Menambah pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi
audit report lag pada perusahaan-perusahaan publik di Indonesia dan
sebagai referensi untuk penelitian di masa yang akan datang.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori yang berkenaan dengan variabel yang diambil
1. Teori Agensi
Teori keagenan (Agency theory) merupakan basis teori yang
mendasari praktik bisnis perusahaan yang dipakai selama ini. Teori tersebut
berakar dari sinergi teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori
organisasi. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja
antara pihak yang memberi wewenang (principal) yaitu investor dengan
pihak yang menerima wewenang (agency) yaitu manajer, dalam bentuk
kontrak kerja sama yang disebut ”nexus of contract”. (Elqorni, 2009 dalam
Revani, 2014)
Jensen dan Meckling (1976) menjelaskan hubungan keagenan di
dalam teori agensi (agency theory) bahwa perusahaan merupakan kumpulan
kontrak (nexus of contract) antara pemilik sumber daya ekonomis
(principal) dan manajer (agent) yang mengurus penggunaan dan
pengendalian sumber daya tersebut. Di dalam hubungan keagenan terdapat
suatu kontrak dimana satu orang atau lebih (principal) memerintah orang
lain (agent) untuk melakukan suatu jasa atas nama prinsipal dan memberi
wewenang kepada agen untuk membuat keputusan yang terbaik bagi
prinsipal.
13
Principal selalu menginginkan return tinggi atas investasi yang telah
dikeluarkan untuk perusahaan, sedangkan agen memiliki kepentingan
tersendiri yaitu untuk mendapatkan kompensasi yang lebih besar atas hasil
kinerjanya. Hal ini menunjukkan adanya benturan kepentingan antara
principal dana gen yaitu pemilik modal dan para pengelola modal atau
manajemen perusahaan. Adanya benturan kepentingan antara agen dan
principal ini sering disebut pula conflict of interest (Chyntia, 2016).
Lebih lanjut Dewayanto (2011) mengasumsikan bahwa principal dan
agen sebagai orang ekonomi rasional, memiliki kepentingan masing-
masing, dan bertindak atas kepentingan mereka sendiri. Principal
diasumsikan hanya tertarik pada hasil keuangan yang bertambah atau
investasi mereka di dalam perusahaan. Sedang para agen diasumsikan
menerima kepuasan berupa kompensasi keuangan dan syarat-syarat yang
menyertai dalam hubungan tersebut. Karena perbedaan kepentingan ini
masing-masing pihak berusaha memperbesar keuntungan bagi dirinya
sendiri. Informasi keuangan dan laporan keuangan yang disampaikan
terkadang tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Kondisi ini dikenal
sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetris informasi (information
asymmetric). Untuk meminimalisasi adanya asimetri informasi diperlukan
adanya pihak ketiga yang independen sebagai mediator hubungan antara
principal dan agen. Pihak ketiga ini berfungsi untuk memonitor perilaku
manajer (agen) apakah bertindak sesuai dengan keinginan principal.
14
Dalam prakteknya, teori agensi tidak selalu menghasilkan hasil yang
baik dimana prinsipal memiliki keyakinan bahwa agen tidak akan selalu
melakukan yang terbaik untuk kepentingan prinsipal. Masalah keagenan
yang timbul dapat di kurangi dan di atasi dengan biaya keagenan yang
ditanggung baik agen maupun prinsipal. Tingkat biaya agensi tergantung
pada peraturan perundang-undangan dalam penyusunan kontrak. Menurut
Jensen dan Meckling (1976) biaya keagenan dibagi menjadi tiga yaitu
monitoring cost, bonding cost, dan residual loss. Monitoring cost adalah
biaya yang dikeluarkan oleh principal untuk memonitor perilaku agen
seperti mengamati, dan mengontrol perilaku agent. Bonding cost adalah
biaya yang dikeluarkan agen untuk mematuhi mekanisme yang dapat
menjamin bahwa agent bertindak sesuai kepentingan yang ditetapkan oleh
principal. Terakhir residual loss yaitu pengorbanan dengan berkurangnya
kemakmuran principal sebagai akibat berbedanya keputusan yang dibuat
oleh agent dan principal.
2. Teori Sinyal
Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana sebuah perusahaan
memberikan sinyal kepada pengguna laporan keuangan. Sinyal ini merupakan
informasi mengenai apa yang sudah dilakukan oleh manajemen untuk
merealisaikan keinginan pemilik. Teori signaling menyatakan bahwa
perusahaan yang berkualitas baik dengan sengaja akan memberikan sinyal pada
pasar, dengan demikian pasar diharapkan dapat membedakan perusahaan yang
berkualitas baik dan buruk (Hartono, 2005 dalam Wijaya 2012).
15
Kualitas informasi yang baik akan mengurangi asimetri informasi yang
timbul antara manajemen yang lebih mengetahui informasi internal
dibandingkan dengan pihak eksternal perusahaan. Salah satu informasi yang
dikeluarkan oleh perusahaan adalah laporan keuangan tahunan yang memuat
semua informasi keuangan dan non keuangan sehingga dapat mencerminkan
kinerja perusahaan.
Sesuai dengan karakteristik kualitatif yang harus dimiliki laporan
keuangan, maka laporan keuangan harus disajikan secara andal, dapat
diperbandingkan, mudah dipahami, dan relevan yang memuat informasi-
informasi yang dibutuhkan oleh para pengambil keputusan.
Manfaat utama teori ini adalah akurasi dan ketepatan waktu penyajian
laporan keuangan kepada publik merupakan sinyal yang dapat bermanfaat
untuk kebutuhan para investor dalam menentukan keputusan. Semakin
panjang audit report lag menyebabkan ketidakpastian pergerakan harga
saham. Investor dapat menggartikan lamanya audit report lag dikarenakan
perusahaan memiliki bad news sehingga tidak segera mempublikasikan
laporan keuangannya, yang kemudian akan berakibat pada penurunan harga
saham perusahaan (Selvia, 2015). Semakin lama audit report lag
menyebabkan kurang bergunanya informasi dalam pengambilan keputusan
karena informasi kehilangan sifat relevannya. Lamanya audit report lag
memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki bad news sehingga tidak
dapat mempublikasikan laporan keuangannya secara tepat waktu (Givoly
dan Palmon, 1982).
3. Laporan Keuangan
16
a) Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009), laporan keuangan adalah
suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan
suatu entitas. Laporan keuangan merupakan dasar untuk mengetahui
posisi keuangan suatu perusahaan. Dengan melakukan analisis terhadap
laporan keuangan perusahaan, maka dapat membantu pihak-pihak yang
berkepentingan dalam mengambil keputusan melalui informasi yang
terkandung di dalamnya.
Laporan keuangan menurut (Kasmir, 2014) secara sederhana laporan
keuangan menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
dalam suatu periode tertentu. Sedangkan secara luas laporan keuangan
merupakan gambaran kondisi keuangan suatu perusahaan yang dapat
memudahkan manajemen dalam menilai manajemen perusahaan.
Penilaian kinerja akan menjadi patokan atau ukuran apakah manajemen
mampu atau berhasil dalam menjalankan kebijakan yang telah
digariskan.
b) Tujuan Laporan Keuangan
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2009), tujuan dari
laporan keuangan adalah:
(1) Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
keuangan, dan arus kas suatu perusahaan yang bermanfaat bagi
sejumlah besar pemakai laporan keuangan dalam pengambilan
keputusan ekonomi.
17
(2) Laporan keuangan juga menunjukan hasil pertanggungjawaban yang
dilakukan manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
c) Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2,
karakteristik kualitatif adalah ciri-ciri informasi akuntansi yang
cenderung untuk menambah kegunaannya. Menurut Ikatan Akuntan
Indonesia (2009), terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu:
(1) Dapat dipahami
Kualitas penting informasi dalam laporan keuangan adalah
kemudahan untuk segera dipahami oleh pengguna.
(2) Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna
dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas
relevan jika dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna
dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa
kini, atau masa depan.
(3) Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan
penggunanya.
(4) Dapat diperbandingkan
18
Pengguna harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi tren posisi laporan
keuangan dan dapat memperbandingkan laporan keuangan antar
perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan.
d) Peraturan Penyampaian Laporan Keuangan di Indonesia
Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam
Nomor: Kep-346/BL/2011 tentang Penyampaian Laporan Keuangan
Berkala Emiten atau Perusahaan Publik, mempunyai ketentuan sebagai
berikut:
(1) Ketentuan Umum
a. Laporan Keuangan Berkala yang dimaksud dalam peraturan ini
adalah laporan keuangan tahunan dan laporan keuangan tengah
tahunan emiten atau perusahaan publik.
b. Emiten atau perusahaan publik yang pernyataan pendaftarannya
telah efektif wajib menyampaikan laporan keuangan berkala
kepada Bapepam dan LK paling sedikit dua eksemplar.
c. Laporan keuangan berkala yang dimaksud terdiri dari:
1) Laporan posisi keuangan (neraca).
2) Laporan laba rugi komprehensif.
3) Laporan perubahan ekuitas.
4) Laporan arus kas.
19
5) Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif,
jika emiten menerapkan kebijakan akuntansi secara
retrospektif, membuat penyajian kembali pos-pos laporan
keuangan, atau mereklasifikasi pos-pos dalam laporan
keuangannya.
6) Catatan atas laporan keuangan.
d. Bagi emiten yang efeknya terdaftar di bursa efek Indonesia dan
bursa efek negara lain, maka laporan keuangan yang
disampaikan kepada Bapepam dan LK harus memuat informasi
yang sama dengan informasi yang disampaikan pada bursa efek
negara lain tersebut, dan paling sedikit memenuhi ketentuan dari
Bapepam dan LK yang terkait dengan penyajian dan
pengungkapan laporan keuangan.
(2) Laporan Keuangan Tahunan yang terdiri dari:
a. Laporan keuangan tahunan wajib disajikan secara perbandingan
dengan periode sebelumnya.
b. Laporan keuangan tahunan wajib disertai dengan laporan
akuntan dalam rangka audit atas laporan keuangan.
c. Laporan keuangan tahunan wajib disampaikan kepada Bapepam
dan LK serta diumumkan pada masyarakat paling lambat akhir
bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan.
d. Dalam hal emiten telah menyampaikan laporan tahunan
sebagaimana dimaksud dalam aturan X.K.6 sebelum batas
20
waktu penyampaian laporan keuangan tahunan, maka emiten
tersebut tidak diwajibkan menyampaikan laporan keuangan
secara tersendiri.
e. Pengumuman laporan keuangan tahunan seperti yang dimaksud
dalam huruf c wajib dilakukan paling sedikit dalam satu surat
kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional.
4. Standar Audit
Standar audit merupakan pedoman bagi auditor dalam melaksanakan
tanggung jawab profesionalnya. Menurut Mulyadi (2009) terdapat sepuluh
standar yang terdiri dari tiga bagian besar yaitu:
a) Standar Umum
(1) Audit harus dilakukan oleh seorang atau lebih yang memiliki
keahlian dan pelatihan teknis cukup sebagai auditor.
(2) Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan,
independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor.
(3) Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib
menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan
seksama.
b) Standar Pekerjaan Lapangan
(1) Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya.
21
(2) Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh
untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup
pengujian yang akan dilakukan.
(3) Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui prosedur
audit sebagai dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas
laporan keuangan yang diaudit.
c) Standar Pelaporan
(1) Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah
disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di
Indonesia.
(2) Laporan audit harus menunjukkan atau menyatakan, jika ada
ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi dalam penyusunan
laporan keuangan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan
prinsip akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
(3) Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang
memadai, kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.
(4) Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai
laporan keuangan secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa
pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara
keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus
dinyatakan.
Dalam praktiknya, pelaksanaan audit dituntut untuk sesuai dengan
standar-standar tersebut, namun pelaksanaan audit yang makin sesuai
22
dengan standar akan membutuhkan waktu semakin lama, sehingga
menyebabkan keterlambatan dalam penyampaian laporan keuangan
tahunan.
5. Audit Report Lag
Dyer dan McHugh (1974) menyatakan bahwa ketepatan waktu
pelaporan keuangan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan
keuangan yang memadai. Ketepatan waktu mengimplikasikan bahwa
laporan keuangan seharusnya disajikan pada suatu interval waktu untuk
menjelaskan perubahan dalam perusahaan yang mungkin mempengaruhi
pemakai informasi dalam membuat prediksi dan keputusan.
Proses penyediaan informasi akuntansi kepada publik akan
memberikan nilai lebih apabila informasi tersebut disajikan tepat waktu.
Informasi yang tepat waktu adalah informasi yang memiliki audit report lag
kecil. Audit report lag adalah lamanya waktu penyelesaian audit yang
diukur dari tanggal penutupan tahun buku atau akhir tahun fiskal hingga
tanggal diterbitkannya laporan keuangan auditan (Soetedjo, 2006).
Audit report lag termasuk dalam karakteristik kualitatif yang harus
dipenuhi dalam laporan keuangan yaitu sifat relevan. Laporan keuangan
dianggap tidak relevan saat laporan keuangan tersebut kehilangan kapasitas
untuk mempengaruhi keputusan yang diambil, yaitu memiliki ketepatan
waktu (Kieso, 2008). Sehingga audit report lag sangat mempengaruhi
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan yang telah
diaudit. Semakin panjang audit report lag, berarti perusahaan akan semakin
23
terlambat untuk menyampaikan laporan keuangan kepada publik yang
menunjukan semakin lamanya auditor menyelesaikan pekerjaan audit.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit report lag
a) Profitabilitas
Menurut Harahap (2007: 304), rasio profitabilitas merupakan
kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan atau laba
selama periode tertentu. Rasio profitabilitas digunakan sebagai
penilaian kinerja suatu perusahaan dalam memanfaatkan aktiva untuk
memperoleh laba. Profitabilitas perusahaan sangat bermanfaat bagi
semua pengguna, khususnya investor dan kreditor, bagi investor laba
merupakan salah satu faktor penentu perubbahan nilai efek (sekuritas).
Bagi kreditor, laba dan arus kas operasi merupakan sumber pembayaran
bunga dan pokok pinjaman perusahaan. Dengan melihat profitabilitas
yang dihasilkan perusahaan dapat diketahui sejauh mana keefektifan
perusahaan dalam memanfaatkan aktivanya dalam memperoleh laba
perusahaan dan tingkat profitabilitas yang konsisten akan menjadi alat
ukur bagaimana perusahaan tersebut mampu bertahan dalam bisnis
yang dilakukan.
Profitabilitas adalah indikator yang menunjukkan keberhasilan
perusahaan dalam memperoleh keuntungan. Indikator yang digunakan
untuk mengetahui tingkat profitabilitas suatu perusahaan dalam
penelitian ini adalah return on asset (ROA), rasio yang mengukur
24
efektivitas pemakaian total sumber daya alam oleh perusahaan (Revani,
2014).
Alasan pemilihan ROA yaitu:
1. Sifatnya yang menyeluruh, dapat digunakan untuk mengukur
efisiensi penggunaan modal, efisiensi produk, dan efisiensi
penjualan.
2. Apabila perusahaan mempunyai data industri, ROA dapat
digunakan untuk mengukur rasio industri sehingga dapat
dibandingkan dengan perusahaan lain.
3. ROA dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas masing-
masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
4. ROA dapat digunakan untuk mengukur efisiensi kinerja masing-
masing divisi.
5. ROA dapat digunakan sebagai fungsi kontrol dan fungsi
perencanaan.
Untuk menghitung tingkat profitabilitas perusahaan menurut
Harahap (2007: 305), dapat diukur dari Earning per Share (EPS),
Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE). Dalam penelitian ini,
untuk menghitung rasio profitabbilitas dengan menggunakan Return on
Asset (ROA). (Harahap, 2007:304)
𝑃𝑟𝑜𝑣𝑖𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑅𝑂𝐴 =𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
b) Solvabilitas
25
(Hanafi dan Halim, 2012:79) solvabilitas merupakan
kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
panjang. Analisis solvabilitas difokuskan terutama pada reaksi dalam
neraca yang menunjukkan kemampuan untuk melunasi utang lancet dan
utang tidak lancar. Solvabilitas diukur dengan menghitung Debt to total
asset dengan membandingkan antara jumlah aktiva (total asset) dengan
jumlah utang (baik jangka pendek ataupun jangka panjang). Rasio ini
digunakan untuk mengetahui sejauh mana utang perusahaan dapat
ditutupi oleh aktiva yang dimiliki serta mengindikasikan tingkat
kesehatan perusahaan.
Menurut Lianto dan Kusuma (2010), semakin besar tingkat
utang terhadao aktiva sebuah perusahaan mencerminkan tingginya
risiko keuangan perusahaan tersebut. Tingginya risiko ini menunjukkan
adanya kemungkinan bahwa perusahaan tersebut tidak bisa melunasi
hutangnya berupa pokok pinjaman maupun bunga.
Dalam penelitian ini, menghitung rasio hutang dengan
menggunakan debt to total asset. Rasio ini mengukur berapa besar dana
yang disediakan oleh kreditur, semakin tinggi debt to total asset maka
semakin besar jumlah hutang yang digunakan dalam menghasilkan
keuntungan bagi perusahaan ini dan semakin besar risiko yang dihadapi
perusahaan. Menurut Hanafi dan Halim (2012: 79), rasio solvabilitas
dapay diukur dengan rumus sebagai berikut.
𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑡𝑜 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡 =𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑢𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
26
Total hutang yang digunakan dalam menilai tingkat solvabilitas
perusahaan yaitu total hutang yang dimiliki oleh perusahaan yaitu
hutang jangka pendek maupun jangka panjang.
c) Konsentrasi Kepemilikan
Konsentrasi kepemilikan terkait dengan jumlah pemegang
saham atau besarnya persentase kepemilikan saham di dalam struktur
kepemilikan saham perusahaan (Pratomo, 2009). Menurut Sawitri
(2011) kepemilikan perusahaan sangat penting karena terkait dengan
pengendalian operasional perusahaan. Hal ini dapat dicontohkan
dengan kepemilikan yang akan ikut menentukan kebijakan dan
pengambilan keputusan terhadap metode akuntansi yang diterapkan
pada perusahaan yang mereka kelola.
Konsentrasi kepemilikan terbagi menjadi dua, yaitu blok dan
tersebar. Apabila konsentrasi kepemilikan bersifat blok artinya
kepemilikan saham didominasi oleh pihak mayoritas, dan pihak
mayoritas dapat mengontrol manajemen sehingga dapat mengurangi
audit report lag. Sedangkan konsentrasi kepemilikan yang bersifat
tersebar didominasi kaum minoritas hal ini mempengaruhi audit report
lag karena kemampuan untuk mengontrol dan mengendalikan
perusahaan menjadi lemah, sehingga pembuatan kebijakan dan
keputusan menjadi tidak tepat waktu karena sering terjadi konflik.
Menurut Lee (2008) kepemilikan saham yang kecil, meyebabkan para
pemegang saham cenderung tidak memiliki rasa kepemilikan atau
27
pengendalian terhadap perusahaan. Sedangkan menurut Gilling (1977)
perusahan dengan konsentrasi kepemilikan saham bersifat blok akan
lebih menekan auditor eksternal untuk melaporkan laporan keuangan
lebih tepat waktu.
d) Anggota Dewan Komisaris Independen
Menurut peraturan Bapepam-LK N0. IX.1.6 yang terlampir
dalam keputusan ketua Bapepam No. Kep-45/PM/2004 Tanggal 29
November 2004,yang berlaku untuk komisaris (termasuk direksi),
menyatakan sebagai berikut :
(1) Komisaris dilarang baik secara langsung maupun tidak langsung
membuat penyataan tidak benar mengenai fakta yang material atau
tidak mengungkapkan fakta yang material agar pernyataan yang
dibuat tidak menyesatkan mengenai keadaan emiten atau
perusahaan publik yang terjadi pada saat pernyataan dibuat.
(2) Komisaris bertanggung jawab baik secara sendiri-sendiri maupun
tanggung renteng terhadap kerugian pihak lain sebagai akibat
pelanggaran terhadap ketentuan peraturan tersebut.
(3) Komisaris tidak dapat dimintai pertanggungjawaban secara
sendiri-sendiri maupun tanggung renteng berdasarkan ketentuan
sebagaimana dimaksud peraturan tersebut, apabila komisaris yang
bersangkutan telah cukup berhati-hati dalam menentukan.
Sedangkan rasio jumlah dan persyaratan komisaris independen
diatur dalam Peraturan Pencatatan Efek No 1-A PT Bursa Efek Jakarta
28
(sekarang PT. Bursa Efek Indonesia) mengenai Ketentuan Umum
Pencatatan Efek yang bersifat Ekuitas di Bursa, dinyatakan bahwa :
(1) Butir 1-a, Jumlah komisaris independen haruslah secara
proporsional sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh
pihak yang bukan merupakan pemegang saham pengendali, dengan
ketentuan bahwa jumlah komisaris independen sekurang-
kurangnya 30 persen dari seluruh anggota komisaris.
(2) Butir 2, Komisaris independen dilarang memiliki hubungan
terafiliasi baik dengan pemegang saham pengendali, direktur,
maupun komisaris lainnya, dan untuk bekerja rangkap dengan
perusahaan terafiliasi. Selain itu, komisaris independen diharuskan
untuk memahami peraturan perundangundangan di bidang pasar
modal.
e) Jumlah Komite Audit
Berdasarkan keputusan Ketua Bapepam No. Kep. 29/PM/2004
Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris yang
bertugas untuk melakukan pengawasan pengelolaan perusahaan.
Tugas komite audit sebagaimana diatur dalam Kep. 29/PM/2004
yang merupakan peraturan terkait kewajiban perusahaan membentuk
komite audit, antara lain:
(1) Melakukan penelahaan atas informasi keuangan yang akan
dikeluarkan perusahaan, seperti laporan keuangan, proyeksi dan
informasi keuangan lainnya.
29
(2) Melakukan penelaahan atas ketaatan perusahaan terhadap
peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal dan
peraturan perundangan lainnya yang berhubungan dengan kegiatan
perusahaan.
(3) Melakukan penelahaan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor
internal.
(4) Melaporkan kepada komisaris berbagai risiko yang dihadapi
perusahaan dan pelaksanaan manajemen risiko oleh direksi.
(5) Melakukan penelahaan dan melaporkan kepada dewan komisaris
atas pengaduan yang berkaitan dengan emiten.
(6) Menjaga kerahasiaan dokumen, data dan rahasia perusahaan.
Proporsi jumlah anggota komite audit diatur dalam Surat Edaran
dari Direksi PT Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia)
No. SE-008/BEJ/12-2001 tanggal 7 Desember 2001 perihal
keanggotaan komite audit disebutkan bahwa:
(1) Komite audit sekurang-kurangnya terdiri dari atas 3 orang,
termasuk ketua komite audit,
(2) Anggota komite audit yang berasal dari komisaris maksimum
hanya 1 orang. Anggota komite audit yang berasal dari komisaris
tersebut harus merupakan komisaris independen perusahaan
tercatat sekaligus menjabat sebagai komite audit,
(3) Anggota komite audit lainnya berasal dari pihak eksternal yang
independen. Yang dimaksud dengan pihak eksternal adalah pihak
30
di luar perusahaan tercatat yang bukan merupakan komisaris,
direksi, maupun karyawan dari perusahaan tercatat tersebut.
Sedangkan, yang dimaksud dengan pihak independen adalah pihak
di luar perusahaan tercatat yang tidak memiliki hubungan usaha
dan hubungan afiliasi dengan perusahaan tercatat tersebut maupun
dengan komisaris, direksi, serta pemegang saham utamanya, serta
mampu memberikan pendapat profesional secara bebas sesuai
dengan etika profesionalnya dengan tidak memihak kepentingan
siapapun.
B. Penelitian Sebelumnya
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian-penelitian terdahulu
mengenai topik yang berkaitan dengan penelitian ini tertuang pada tabel 2.1
31
Tabel 2. 1 Hasil Penelitian Terdahulu
No. Peneliti
(Tahun) Judul Variabel Hasil
1. Adlina Ninda
Hapsari, Negina
Kencono Putri,
& Triani Arofah
(2016)
The Influence Of
Profitability, Solvency,
And Auditor’s Opinion
to Audit report lag at
Coal Mining
Companies
Provitabilitas, Solvabilitas,
Opini Auditor, dan ARL
Provitabilitas dan opini auditor
berpengaruh signifikan terhadap
audit report lag, sedangkan
solvabilitas tidak berpengaruh
terhadap audit report lag.
2. Amanda
Puspatama
(2014)
Analisis Faktor-Faktor
yang Berpengaruh
terhadap Audit report
lag pada Perusahaan
yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Periode
2011-2012
Profitabilitas, Solvabilitas,
Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan, dan Jenis
Industri
Secara simultan profitabilitas,
solvabilitas, ukuran perusahaan,
umur perusahaan, jenis industri, serta
opini audit berpengaruh terhadap
audit report lag. Akan tetapi secara
profitabilitas dan ukuran perusahaan
yang memiliki pengaruh terhadap
audit parsial hanya variabel report
lag, sedangkan untuk variabel
solvabilitas, umur perusahaan, jenis
industri, dan opini audit tidak
berpengaruh terhadap audit report
lag.
bersambung ke halaman selanjutnya
32
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun) Judul Variabel Hasil
3. Shukeri dan
Islam (2012)
The Determinant of
Audit Timeliness:
Evidence From
Malaysia.
Independensi Dewan
Direksi, Ukuran Komite
Audit, Kualifikasi Komite
Audit, Frekuensi Pertemuan
Komite Audit, Tipe Auditor,
Opini Auditor, Ukuran
Perusahaan, Kinerja
Perusahaan
Ukuran komite audit, jumlah
pertemuan komite audit, tipe auditor,
opini auditor, total aset, dan kinerja
perusahaan berpengaruh pada Audit
Report Lag. Sedangkan independensi
dewan direksi dan kualifikasi auditor
tidak berpengaruh pada audit report
lag.
4. Augustine O.
Enofe,
Osarumwense
O. Ediae,
Ejiemen C.
Okunega.
(2013)
Audit Delay and Audit
Quality: The Nigerian
experience
Audit Delay, Total Audit,
Board Size, & Audit Quality
Audit delay berhubungan positif
dengan audit quality, serta total audit
delay mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap kualitas audit.
Sementara board size tidak
berpengaruh terhadap audit quality
bersambung ke halaman selanjutnya
33
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun) Judul Variabel Hasil
5. Afina Survita
Prameswati &
Rahmawati
Hanny
Yustrianthe
(2015)
Analisis Faktor –
Faktor yang
Memengaruhi Audit
Delay (Studi Empiris
Pada Perusahaan
Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia)
Ukuran Perusahaan,
Solvabilitas, Profitabilitas,
Reputasi Kantor Akuntan
Publik, Opini Auditor, dan
Audit Delay
Profitabilitas dan reputasi KAP
berpengaruh pada audit delay.
Sedangkan ukuran perusahaan,
solvabilitas, dan opini auditor tidak
berpengaruh terhadap audit delay.
6. Desi dan
Suwardi (2016)
Pengaruh Praktik
Corporate Governance
Dan Karakteristik
Perusahaan Terhadap
Audit Report Lag
Dewan Komisaris
Independen, Rapat Dewan
Komisaris, Independensi
Dewan Direksi, Rapat
Dewan Direksi, Rapat
Komite Audit, Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas,
Type Perusahaan, Kualitas
Audit, dan Audit Report
Lag,
Rapat komite audit, ukuran
perusahaan, profitabilitas, dan type
perusahaan berpengaruh terhadap
audit report lag, sedangkan dewan
komisaris independen, rapat dewan
komisaris, independensi dewan
direksi, rapat dewan direksi, dan
kualitas audit tidak berpengaruh
terhadap audit report lag.
bersambung ke halaman selanjutnya
34
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun) Judul Variabel Hasil
7. I Putu
Sastrawan dan
Made Yenni
Latrini (2016)
Pengaruh Profitabilitas,
Solvabilitas, dan
Ukuran Perusahaan
terhadap Audit report
lag pada Perusahaan
Manufaktur
Profitabilitas, Solvabilitas,
Ukuran Perusahaan, dan
Audit Report Lag
Profitabilitas berpengaruh negatif
terhadap audit report lag,
solvabilitas berpengaruh positif
terhadap audit report lag, dan ukuran
perusahaan tidak berpengaruh
terhadap audit report lag.
8. Ivena Tiono dan
Yulius Jogi C.
(2013)
Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Audit
Report Lag di Bursa
Efek Indonesia
Profitabilitas, Opini Audit,
Ukuran Perusahaan, Jenis
Industri Dan Reputasi KAP
Secara parsial, jenis industry
mempengaruhi audit report lag.
Sedangkan opini audit, profitabilitas,
ukuran perusahaan dan reputasi KAP
tidak berpengaruh terhadap audit
report lag.
9. Pinta Uli
Tambunan
(2014)
Pengaruh Opini Audit,
Pergantian Auditor dan
Ukuran Kantor Akuntan
Publik terhadap Audit
report lag
Opini Audit, Pergantian
Auditor dan Ukuran Kantor
Akuntan Publik
Kantor Akuntan Publik big four
berpengaruh signifikan negatif
terhadap audit report lag, sedangkan
opini audit dan pergantian auditor
tidak berpengaruh terhadap audit
report lag.
bersambung ke halaman selanjutnya
35
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun) Judul Variabel Hasil
10. Justita Dura,
Dosen STIE
ASIA Malang
(2017)
Pengaruh Profitabilitas,
Likuiditas, Solvabilitas,
dan Ukuran Perusahaan
terhadap Audit report
lag pada Perusahaan
Yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia
Profitabilitas, Likuiditas,
Solvabilitas, Ukuran
Perusahaan, dan Audit
Report Lag
Variabel profitabilitas, likuiditas,
solvabilitas, dan ukuran perusahaan
berpengaruh terhadap audit report
lag.
11. Lina Anggraeny
Parwati
& Yohanes
Suhardjo (2009)
Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Audit
Report Lag (ARL)
Jenis Industri, Rugi/Laba,
Opini Auditor,
Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, Ukuran Kap,
Solvabilitas, dan Audit
Report Lag
Jenis industri, profitabilitas dan
ukuran KAP yang berpengaruh
terhadap audit report lag sedangkan
rugi/laba, opini auditor, ukuran
perusahaan dan solvabilitas tidak
berpengaruh terhadap audit report
lag.
12. Revani Ratna
Sari dan Imam
Ghozali (2014)
Faktor–faktor Pengaruh
Audit Report Lag
(Kajian Empiris pada
Perusahaan Manufaktur
yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia tahun
2010-2012)
Profitabilitas, Solvabilitas,
Ukuran Perusahaan, Ukuran
KAP, Keefektifan Komite
Audit, dan Audit Report Lag
Profitabilitas, ukuran KAP, size
perusahaan, dan rapat komite audit
berpengaruh negatif terhadap Audit
report lag, sedangkan Solvabilitas
berpengaruh positif terhadap Audit
Report Lag,
bersambung ke halaman selanjutnya
36
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu (lanjutan)
No. Peneliti
(Tahun) Judul Variabel Hasil
13. Naufal Arief
Rahadianto
(2012)
Analisis pengaruh
auditor spesialisasi
industry, dewan
komisaris, komite audit,
dan penerapan PSAK
50/55 (Revisi 2006)
terhadap Audit Delay
pada Industri Perbankan
Auditor Spesialisasi
Industry Dan Penerapan
PSAK 50/55 (Revisi 2006,
Dewan Komisaris dan
Komite Audit, serta Audit
Delay
Auditor spesialisasi industry dan
penerapan PSAK 50/55 (revisi 2006)
berpengaruh positif terhadap audit
delay. Sedangkan dewan komisaris
dan komite audit berpengaruh negatif
terhadap audit delay, karena tidak
terbukti dapat memperkuat pengaruh
negatif hubungan auditor spesialisasi
industry dengan audit delay.
14. Selvia Eka
Rahmawati
(2015)
Pengaruh Faktor
Internal Dan Eksternal
Perusahaan
Terhadap Audit Delay
Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Kompleksitas
Operasi, dan Audit Delay
Ukuran perusahaan, profitabilitas
dan kompleksitas operasi
berpengaruh negative terhadap audit
delay, sedangkan untuk variabel
solvabilitas, opini auditor dan ukuran
KAP tidak berpengaruh terhadap
audit delay.
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017
37
C. Kerangka Pemikiran Gambar 2. 1
Berikut ini adalah kerangka pemikiran pengaruh faktor internal perusahaan
terhadap audit report lag.
Variabel Dependen
Variabel Independen
Profitabilitas
Solvabilitas
Konsentrasi Kepemilikan
Anggota Dewan Komisaris Independen
Jumlah Komite audit
Audit Report
Lag
1. Keterlambatan penyampaian laporan keuangan tahunan ke OJK
2. Perusahaan yang mengalami kerugian perusahaan cenderung
memperlambat penyampaian laporan keuangan
3. Terjadi kesalahan penyajian laporan keuangan yang berpengaruh
terhadap audit report lag
4. Ketidakmampuan perusahaan melunasi kewajiban dapat
memperlambat audit report lag.
Pengaruh Faktor Internal Perusahaan terhadap Audit Report Lag
Perusahaan Real Estate yang terdaftar di BEI (2014-1016)
Kesimpulan dan Saran
Metode Analisis: Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan Pembahasan
38
D. Hipotesis / Keterkaitan Antar Variabel & Pengembangan Hipotesis
1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit report lag
Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan
aktivanya untuk memperoleh laba. Profitabilitas diperlukan untuk menilai
perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di
masa depan. Menurut Tiono dan Jogic (2013), salah satu penyebab
kemunduran penyampaian laporan keuangan adalah pelaporan laba atau
rugi sebagai indicator good news atau bad news atas kinerja manajerial.
Perusahaan yang mengalami kerugian memungkinkan mengulur waktu
pelaporan dengan meminta auditor untuk mengatur waktu audit laporan
keuangan lebih lama. Hai ini sejalan dengan penelitian Justita (2017),
profitabilitas menunjukkan bahwa perusahaan yang mendapatkan profit
yang besar cenderung melakukan proses audit lebih singkat dibanding
perusahaan yang mengalami profit yang kecil. Keuntungan yang diperoleh
perusahaan merupakan berita baik yang dimiliki dan harus segera
disampaikan kepada pengguna laporan keuangan perusahaan. Perusahaan
yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi membutuhkan waktu yang cepat
dalam penyelesaian audit laporan keuangan, dikarenakan perusahaan harus
menyampaikan kabar baik secepatnya kepada investor dan pengguna
lainnya.
Hal ini sesuai dengan penelitian Adlina, dkk (2016), yang
menyatakan Pengelolaan perusahaan tambang yang terdaftar di PT Bursa
Efek Indonesia perlu diprioritaskan pada kebijakan profitabilitas dan opini
39
auditor, dapat dilakukan dengan meningkatkan pendapatan penjualan dan
mengurangi biaya operasional. Berdasarkan uraian diatas, hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut
H1 : Profitabilitas berpengaruh negatif terhadap audit report lag
2. Pengaruh Solvabilitas terhadap Audit report lag
Solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka panjang. Solvabilitas suatu perusahaan dapat
diukut dengan membandingkan jumlah utang dengan jumlah aktiva.
Menurut Lianto dan Kusuma (2010), proporsi hutang yang besar terhadap
total aktiva akan meningkatkan kecenderungan kerugian dan dapat
meningkatkan kehati-hatian auditor terhadap laporan keuangan yang akan
diaudit, sehingga penyelesaian audit atas laporan keuangan dapat
mengalami keterlambatan. Hal ini disebabkan semakin tinggi tingkat hutang
akan meningkatkan risiko keuangan perusahaan. Perusahaan yang memiliki
kondisi keuangan yang tidak sehat cenderung dapat melakukan salah kelola
dan kebangkrutan.
Menurut Kartika (2011), solvabilitas mencerminkan kemampuan
perusahaan untuk membayar seluruh kewajiban perusahaan. Perusahaan
dikatakan mampu apabila perusahaan mempunyai aktiva yang cukup untuk
membayar semua hutangnya. Sebaliknya, apabila proporsi hutang lebih
besar dari aktiva yang dimiliki perusahaan akan mengakibatkan kerugian
dan dapat meningkatkan kehati-hatian dari auditor terhadap laporan
keuangan yang akan diaudit. Kehati-hatian auditor dalam menyelesaikan
40
audit laporan keuangan akan mengakibatkan keterlambatan dalam
menyampaikan laporan keuangan kepada publik. Dari uraian di atas,
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.
H2: solvabilitas berpengaruh positif terhadap audit report lag.
3. Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap Audit report lag
Konsentrasi kepemilikan terkait dengan jumlah pemegang saham
atau besarnya persentase kepemilikan saham selain kepemilikan oleh publik
di dalam struktur kepemilikan saham perusahaan (Pratomo, 2009) Teori
agensi menjelaskan hubungan antara agen dan prinsipal (Jensen dan
Meckling, 1976). Pada penelitian ini prinsipal adalah perusahaan dan agen
adalah auditor. Menurut Gomes (2000) konsentrasi kepemilikan dengan
tingkat kepemilikan yang tinggi berpengaruh negatif terhadap audit report
lag, karena manajer dengan tingkat kepemilikan yang tinggi akan
berkomitmen dan bertanggung jawab terhadap reputasi perusahaan
sehingga manajer meminta auditor untuk melaporkan laporan keuangan
tepat waktu, untuk menghindari audit report lag yang lama.
Dari penjelasan di atas, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:
H3 : Konsentrasi Kepemilikan berpengaruh negatif terhadap audit
report lag
4. Pengaruh Anggota Dewan Komisaris Independen terhadap Audit
report lag
Chtourou, et al. (2001) menjelaskan bahwa dewan komisaris
independen mempunyai kualitas pengawasan yang baik terhadap
41
manajemen, sehingga dapat mengurangi timbulnya kecurangan dalam
penyajian laporan keuangan.
Komisaris independen dapat diukur dengan proporsi antara jumlah
komisaris independen dengan seluruh total anggota dewan komisaris
perusahaan. Penelitian Evans et al. (2002) melaporkan hasil bahwa tidak
terdapat hubungan positif yang secara statistic signifikan antara rasio
komisaris independen dengan kinerja perusahaan. Penelitian Fuerst dan
Kang (2004) menguji corporate governance dan kinerja operasi,
menunjukkan adanya hubungan positif antara komisaris independen dengan
kinerja perusahaan. Beasley (1996) menguji hubungan antara proporsi
dewan komisaris dengan kecurangan pelaporan keuangan. Dengan
membandingkan perusahaan yang melakukan kecurangan dengan
perusahaan yang tidak melakukan kecurangan, mereka menemukan bahwa
perusahaan yang melakukan kecurangan memiliki presentase dewan
komisaris eksternal yang secara signifikan lebih rendah dibandingkan
dengan perusahaan yang tidak melakukan kecurangan.
Fama dan Jensen (1983) dalam Arief dan Bambang (2007)
menyatakan bahwa non-executive director (komisaris independen) dapat
bertindak sebagai penengah dalam perselisihan yang terjadi diantara para
manajer internal dan mengawasi kebijakan manajemen serta memberikan
nasihat kepada manajemen. Independensi dewan komisaris diharapkan akan
meningkat seiring dengan semakin besarnya jumlah komisaris independen
yang ada dalam keanggotaan dewan komisaris.
42
Teori agensi menjelaskan hubungan antara agen dan prinsipal
(Jensen dan Meckling, 1976). Pada penelitian ini prinsipal adalah
perusahaan dan agen adalah auditor. Dewan komisaris Independen memiliki
peran penting dalam kebijakan dan praktik laporan keuangan. Dewan
komisaris independen akan mengawasi jalannya proses audit dengan ketat
sehingga audit report lag dapat lebih singkat dan auditor akan melaporkan
opini dalam laporan keuangan lebih tepat waktu sehingga informasi laporan
keuangan menjadi lebih berkualitas, sehingga dapat menghindari audit
report lag yang lama.
Dari penjelasan di atas, hipotesis yang dapat dirumuskan adalah:
H4 : Anggota dewan komisaris Independen berpengaruh negatif
terhadap audit report lag
5. Pengaruh Jumlah Komite Audit terhadap Audit report lag
Berdasarkan keputusan Ketua Bapepam No. Kep. 29/PM/2004
Komite audit adalah komite yang dibentuk oleh dewan komisaris yang
bertugas untuk melakukan pengawasan pengelolaan perusahaan. Teori
agensi menjelaskan hubungan antara agen dan prinsipal (Jensen dan
Meckling, 1976). Pada penelitian ini prinsipal adalah perusahaan dan agen
adalah auditor.
Klein (2002) memberikan bukti secara empiris bahwa perusahaan
yang membentuk komite audit independen melaporkan laba dengan
kandungan akrual diskresioner yang lebih kecil dibandingkan dengan
43
perushaan yang tidak membentuk komite audit independen. Kandungan
discretionary accruals tersebut berkaitan dengan kualitas laba perusahaan.
Penelitian yang dilakukan Nurkholis (2002) mengidentifikasi bahwa
fungsi komite audit mempunyai pengaruh signifikan dengan terwujudnya
tata kelola perusahaan yang baik. Sehingga dapat dipastikan apabila tata
kelola perusahaan baik maka ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan pada perusahaan tersebut juga baik.
Sesuai dengan fungsi komite audit, perusahaan yang memiliki
komite audit dapat menciptakan pengendalian internal yang baik.
Pengendalian internal perusahaan yang semakin baik dengan adanya komite
audit ini tentunya akan mengingkatkan keyakinan auditor eksternal terhadap
pengendalian internal perusahaan yang diauditnya, sehingga proses
pengauditan dapat dilakukan dalam waktu lebih singkat. Waktu yang
diperlukan dalam proses pengauditan ini sangat terkait dengan waktu
penyerahan laporan keuangan auditan ke bursa saham sehingga diduga
keberadaan komite audit dalam perisaah berpengaruh terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan. Dari penjelasan di atas, hipotesis yang dapat
dirumuskan adalah:
H5 : Jumlah komite audit berpengaruh negatif terhadap audit report lag
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kausalitas yang
bertujuan untuk menjelaskan hubungan serta pengaruh antara dua atau lebih
gejala atau variabel. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
profitabilitas, solvabilitas, konsentrasi kepemilikan, anggota dewan komisaris
independen, serta jumlah komite audit terhadap audit report lag dengan
menggunakan data laporan keuangan perusahaan real estate yang terdaftar di
BEI dengan periode 2014-2016.
B. Metode Penentuan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan real
estate yang terdaftar di BEI periode 2014-2016. Metode penentuan sampel
dalam penelitian ini termasuk dalam purposive sampling yang penentuannya
berdasarkan pertimbangan (judgement sampling). Judgement sampling
merupakan pemilihan secara tidak acak yang informasinya diperoleh dengan
berdasarkan pertimbangan tertentu, Indriantoro (2002:131).
Untuk memenuhi pembahasan permasalahan dalam penelitian ini maka sampel
yang dipilih adalah sampel dengan kriteria berikut:
1. Perusahaan real estate yang menerbitkan laporan keuangan per 31
Desember secara konsisten dari tahun 2014-2016.
45
2. Perusahaan real estate yang terdaftar di BEI pada periode 2014-2016 yang
sudah terdapat variabel provitabilitas, solvabilitas, konsentrasi
kepemilikan, anggota dewan komisaris independen, dan jumlah komite
audit.
3. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang rupiah.
C. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dua cara dalam memperoleh data,
yaitu:
1. Studi Pustaka
Studi pustaka yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan
dengan mengolah literatur, artikel, jurnal, hasil penelitian terdahulu,
maupun media tertulis lainya yang berkaitan dengan topik pembahasan
dari penelitian ini.
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu metode pengumpulan data dengan
mengumpulkan data sekunder dan seluruh informasi untuk menyelesaikan
masalah. Sumber-sumber dokumenter seperti laporan keuangan tahunan
perusahaan sampel.
D. Metode Analisis Data
Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis
kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis
permasalahan yang diwujudkan dengan data yang dapat dijelaskan secara
kuantitatif. Dalam penelitian ini, analisis kuantitatif dilakukan dengan cara
46
mengkuantifikasi data-data penelitian sehingga menghasilkan informasi yang
dibutuhkan dalam analisis data.
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik dalam penelitian ini untuk menguji apakah data
memenuhi asumsi klasik atau tidak. Hal ini untuk menghindari terjadinya
estimasi yang bias, karena tidak pada semua data dapat diterapkan regresi.
Pengujian yang dilakukan yaitu uji normalitas, uji multikolenieritas, uji
autokorelasi,dan uji heteroskedastisitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel penganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Model regresi yang baik memiliki distribusi data yang
normal atau mendekati normal (Ghozali, 2011).
Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui (Ghozali, 2011):
1) Analisis Grafik
Salah satu cara termudah untuk melihat normal
residual adalah dengan melihat grafik histogram yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang
mendekati normal. Namun demikian, dengan hanya melihat
histogram dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah
sampel yang kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah
dengan melihat normal probability plot yang membandingkan
distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan
47
keputusan dari analisis normal probability plot adalah sebagai
berikut :
(a) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, maka menunjukkan pola distribusi
normal. Model regresi memenuhi asumsi normalitas.
(b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola
distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi
asumsi normalitas.
2) Analisis Statistik
Untuk mendeteksi normalitas data, dapat pula dilakukan melalui
analisis statistik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji K-S
dilakukan dengan membuat hipotesis :
H0 = Data residual terdistribusi normal.
H1 = Data residual tidak terdistribusi normal.
Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai
berikut :
(a) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik
maka H0 ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal.
(b) Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan secara
statistik maka H0 diterima, yang berarti data terdistribusi
normal.
48
b. Uji Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2011) uji multikolinieritas bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi
antar variabel independen. Pada model regresi yang baik seharusnya
antar variabel independen tidak terjadi korelasi. Menurut Ghozali
(2011) untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dalam
model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan variance inflation
factor (VIF). Nilai cut off yang umumnya dipakai untuk menunjukan
adanya multikolonieritas adalah nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama
dengan VIF ≥ 10.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu periode sebelumnya (t-1). Model
regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi
(Ghozali, 2011).
Salah satu cara yang digunakan untuk mendeteksi ada atau
tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Dasar
pengambilan keputusan adalah ketika dU < dW < 4–dU.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu
49
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas (Ghozali, 2011).
Deteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilihat
dengan pola tertentu pada grafik scatterplot. Jika ada pola tertentu
maka mengindikansikan telah terjadi heteroskedastisitas. Tetapi,
jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas
(Ghozali, 2011).
Penelitian ini menggunakan metode analisis
heteroskedastisitas berdasarkan Uji White dan Uji Grafik
Scatterplot.
2. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan informasi mengenai data yang
dimiliki dan tidak bermaksud menguji hipotesis. Analisis ini hanya
digunakan untuk menganalisis data disertai dengan perhitungan agar dapat
memperjelas keadaan atau karakteristik data yang bersangkutan.
Pengukuran yang digunakan statistik deskriptif ini meliputi jumlah
sample, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata, dan standar
deviasi (Ghozali, 2011).
50
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini menggunakan analisis Regresi
Berganda (Multiple Regression). Regresi linier berganda merupakan alat
analisis yang digunakan untuk mengukur pengaruh lebih dari satu variabel
independen terhadap variabel dependen. Model regresi dirumuskan
dengan persamaan berikut:
ARL = α0 + α1 PR+ α2 SL+ α3 KK + α4 ADKI + α5 JKA + ε
α0 = konstanta
α1- α5 = Slope / Koefisien
PR = Profitabilitas
SL = Solvabilitas
OA = Opini Auditor
KK = Konsentrasi Kepemilikan
ADKI = Anggota Dewan Komisaris Independen
JKA = Jumlah Komite Audit
ε = Residual
a) Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menvariasi variabel dependen. Nilai koefisien
determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti
51
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen (Ghozali, 2011).
Tetapi, penggunaan koefisien determinasi (R2) memiliki
kelemahan mendasar yaitu bias terhadap jumlah variabel independen yang
dimasukkan kedalam model. Jadi, setiap tambahan satu variabel
independen, maka koefisien determinaasi (R2) akan meningkat tidak
peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen. Oleh karena itu, dalam penelitian ini akan digunakan
nilai adjusted R2 untuk mengevaluasi model regresi (Ghozali, 2011).
b) Uji Signifikansi Simultan ( Uji Statistik F)
Uji F digunakan untuk mengetahu apakah semua variabel independen yang
dimasukkan dalam model regresi mempunyai pengaruh secara bersama
sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2006). Hipotesis
akan diuji dengan menggunakan tingkat signifikansi (a) sebesar 5 persen
atau 0.05. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis akan didasarkan
pada nilai probabilitas signifikansi.
(1) Jika nilai probabilitas signifikansi < 0.05, maka hipotesis diterima.
Hal ini berarti model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
variabel independen.
(2) Jika nilai probabilitas signifikansi > 0.05, maka hipotesis ditolak. Hal
ini berarti model regresi tidak dapat digunakan untuk memprediksi
variabel dependen.
52
c) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh
satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2011).
Menurut Santoso (2004) dasar pengambilan keputusan adalah
sebagai berikut:
1) Jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 maka Ho diterima atau Ha
ditolak, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau bebas
tidak mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel
dependen atau terikat.
2) Jika nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka Ho ditolak atau Ha
diterima, ini berarti menyatakan bahwa variabel independen atau
bebas mempunyai pengaruh secara individual terhadap variabel
dependen atau terikat.
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini diklasifikasi menjadi dua
variabel, yaitu: variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen
dalam penelitian ini adalah audit report lag, sedangkan variabel independen dh
alam penelitian ini adalah profitabilitas, solvabilitas, opini auditor, konsentrasi
kepemilikan, anggota dewan komisaris independen, serta jumlah komite audit.
1. Profitabilitas
Ada berbagai macam ukuran profitabilitas, namun yang berkaitan
langsung dengan kepentingan analisis kinerja keuangan perusahaan salah
53
satunya adalah ROA (Return On Assets). Rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba dari total aktiva yang digunakan.
Semakin tinggi rasio ini maka semakin efektif penggunaan suatu asset
dalam menghasilkan laba. Rasio ini diukur dengan cara laba bersih
sebelum pajak dibagi dengan total asset yang dilaporkan dalam neraca.
Return on assets merupakan variabel mediasi dan dapat diukur dengan
perhitungan sebagai berikut (Wiagustini, 2010 dalam Kurniawan &
Mertha 2016).
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑜𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 (𝑅𝑂𝐴) = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡
2. Solvabilitas
Solvabilitas perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan
membandingkan jumlah utang (baik jangka pendek ataupun jangka
panjang) dengan jumlah aktiva (Rachmawati, 2008). Angka perbandingan
tersebut dinyatakan dalam total debt to total asset rasio. Perhitungan
solvabilitas atau disebut juga dengan leverage ratio dirumuskan sebagai
berikut:
𝑇𝐷𝑇𝐴 = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑈𝑡𝑎𝑛𝑔
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎
3. Konsentrasi Kepemilikan
Konsentrasi kepemilikan terkait dengan jumlah pemegang saham
atau besarnya persentase kepemilikan saham di dalam struktur
kepemilikan saham perusahaan. Konsentrasi kepemilikan diukur dengan
tingkat kepemilikan oleh suatu pihak lebih dari 51% (Shleifer & Vishny,
54
1997) menunjukkan adanya hak kontrol oleh pemegang saham mayoritas.
Pada penelitian ini konsentrasi merupakan variabel dummy, 1= perusahaan
terkonsentrasi dan 0 = perusahaan yang tidak terkonsentrasi.
4. Anggota Dewan Komisaris Independen
Variabel ini diukur dengan cara menghitung jumlah keanggotaan
komisaris independen terhadap keseluruhan jumlah anggota dewan
komisaris (Arief dan Bambang, 2007).
5. Jumlah Komite Audit
Berdasarkan Surat Edaran BEJ, SE-008/BEJ/12-2001, Komite
audit sekurang-kurangnya terdiri atas tiga orang dan satu orang merupakan
ketua komite audit, ketua komite audit adalah komisaris independen,
sedangkan anggota lainnya berasal dari pihak eksternal yang independen.
Variabel ini diukur dengan jumlah total angota komite audit.
6. Audit Report Lag (ARL)
Penelitian ini menggunakan variabel dependen audit report lag,
yaitu lamanya waktu penyelesaian audit yang diukur dari tanggal
penutupan tahun buku atau akhir tahun fiscal hingga tanggal
diterbitkannya laporan keuangan auditan (Soetedjo, 2006). Variabel
dependen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel
lain. Variabel audit report lag diukur dari periode berakhir per 31
Desember sampai tanggal penerbitan laporan keuangan auditan. Variabel
ini diukur secara kuantitatif dalam jumlah hari.
55
Definisi operasional varibel di atas dapat diringkas pada tabel 3.1 sebagai
berikut:
Tabel 3. 1
Operasional Variabel
Sub Variabel Jenis
Variabel Indikator
Skala
Pengukuran
Profitabilitas
(Wiagustini,
2010)
Independen
𝑅𝑂𝐴
= laba bersih
total aktiva 𝑥 100
Rasio
Solvabilitas
(Rachmawati,
2008)
Independen Debt to Total Asset
= total utang
total aktiva
Rasio
Konsentrasi
Kepemilikan
(Shleifer &
Vishny, 1997)
Independen
Variabel dummy dengan
nilai 1 untuk perusahaan
yang terkonsentrasi
(tingkat kepemilikan yang
dimiliki pemilik besar
lebih dari 51%), dan nilai
0 untuk perusahaan yang
tidak terkonsentrasi
Nominal
Anggota
Dewan
Komisaris
Independen
(Arief dan
Bambang,
2007).
Independen
Jumlah anggota dewan
komisaris independen /
total anggota dewan
komisaris
Rasio
56
Tabel 3.1 (lanjutan)
Operasional Variabel
Sub Variabel Jenis
Variabel Indikator
Skala
Pengukuran
Jumlah Komite
Audit
(Wardhana,
2014)
Independen Total anggota komite audit Rasio
Audit Report
Lag
(Soetedjo,
2006)
Dependen
Selisih jumlah hari antara
tahun fiskal 31 Desember
sampai laporan keuangan
auditan diterbitkan
Rasio
57
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah perusahaan Real Estate yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2014 sampai dengan tahun 2016.
Total perusahaan real estate yang terdaftar berjumlah 49, namun setelah
dilakukan screening data dan menghapus beberapa perusahaan yang tidak
sesuai dengan kebutuhan penelitian, maka akhirnya jumlah perusahaan yang
menjadi sampel adalah 37 perusahaan.
Metode pengumpulan data yang diterapkan dalam penelitian ini adalah
metode purposive sampling, karena penentuan sampel didasari dengan kriteria-
kriteria tertentu sehingga relevan dengan tujuan penelitian.
Tabel 4. 1 Hasil Seleksi Sampel Kriteria
Kriteria Jumlah
Jumlah perusahaan real estate tahun 2014 49
Perusahaan real estate yang terdaftar secara berturut-turut
selama periode pengamatan yaitu 2014-2016 (8)
Perusahaan real estate yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) secara berturut-turut untuk periode 2014-
2016 yang terdapat variabel provitabilitas, solvabilitas,
konsentrasi kepemilikan, anggota dewan komisaris
independen, dan jumlah komite audit.
(4)
Laporan keuangan disajikan dalam mata uang rupiah. 37
Jumlah Perusahaan 37
Tahun Pengamatan (Periode) 3
Jumlah Sampel Penelitian Terpilih 111
Jumlah sampel yang teridentifikasi sebagai outlier (13)
Jumlah Sampel Total Selama Periode Penelitian 98
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017
58
Berdasarkan kriteria dalam pemilihan sampel, maka sampel perusahaan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah 37 perusahaan, sehingga jumlah
sampel total dengan periode penelitian 3 tahun dengan mengurangi 12 data
outlier, maka sampel yang digunakan adalah 98 sampel. Berikut merupakan
daftar perusahaan Real Estate yang menjadi sampel dalam penelitian ini.
59
Tabel 4. 2 Daftar Nama Perusahaan
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 APLN PT Agung Podomoro Land Tbk
2 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk
3 BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk
4 BEST PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk
5 BIPP PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk
6 BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk
7 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk
8 COWL PT Cowell Development Tbk
9 CTRA PT Ciputra Development Tbk
10 DART PT Duta Anggada Realty Tbk
11 DILD PT Intiland Development Tbk
12 DMAS PT Puradelta Lestari Tbk
13 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk
14 ELTY PT Bakrieland Development Tbk
15 EMDE PT Megapolitan Developments Tbk
16 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk
17 GAMA PT Gading Development Tbk
18 GMTD PT Gowa Makasar Tourism Development Tbk
19 GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk
20 GWSA PT Greenwood Sejahtera Tbk
21 JRPT PT Jaya Real Property Tbk
22 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk
23 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk
24 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk
25 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk
26 MDLN PT Modernland Realty Tbk
27 MKPI PT Metropolitan Kentjana Tbk
28 MTLA PT Metropolitan Land Tbk
29 MTSM PT Metro Realty Tbk
30 NIRO PT Nirvana Development Tbk
31 OMRE PT Indonesia Prima Property Tbk
32 PLIN PT Plaza Indonesia Realty
33 PWON PT Pakuwon Jati Tbk
34 RBMS PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
35 SCBD PT Danayasa Arthama
36 SMRA PT Summarecon Agung Tbk
37 TARA PT Sitara Propertindo
Sumber: Data Sekunder Diolah, 2017
60
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan dalam penelitian ini untuk menguji
apakah data yang akan diregresi memenuhi asumsi klasik atau agar data
tersebut layak digunakan. Pengujian ini diperlukan agar model regresi
menjadi suatu model yang lebih representatif. Uji asumsi klasik yang
digunakan dalam penelitian ini beserta hasilnya adalah sebagai berikut:
a. Hasil Uji Normalitas
Analisis Grafik
Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram
61
Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot
Berdasarkan kedua grafik tersebut dapat dilihat bahwa grafik
histogram maupun grafik normal P-Plot memberikan pola distribusi data
yang normal. Pada grafik histogram dapat dilihat bahwa grafik
menggambarkan bentuk lonceng serta pada grafik normal P-Plot titik-titik
yang mewakili sampel dalam penelitian ini mendekati garis diagonal
Analisis Statistik
Pada saat pengujian normalitas, diperoleh hasil bahwa data
penelitian tidak normal. Pengujian dengan Kolmogorof Smirnov
menghasilkan nilai sebesar 0.000 sekian dengan total sampel sebanyak 111
sampel, artinya tidak lolos uji normalitas karena nilai signifikansi dibawah
0.05. Berikut hasil uji normalitas dengan Kolmogorof Smirnov dengan 111
sampel yang disajikan dalam tabel 4.3.
62
Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorof Smirnov dengan 111 sampel
Sumber: Output SPSS yang diolah, 2017
Salah satu cara agar data penelitian ini menjadi normal adalah
dengan melakukan screening data untuk mendeteksi apakah data dari
masing-masing variabel penelitian memiliki data ekstrim (outlier) yang
berpotensi mengganggu hasil analisis. Screening data penelitian ini
menggunakan Zscore dan menghapus data yang ekstrim yang tertera di
Zscore.
Hasil screening data menunjukkan bahwa terdapat sampel data
yang ekstrim sebanyak 13 sampel, sehingga harus dikeluarkan dari sampel.
Jumlah akhir sampel yang diobservasi adalah 98 sampel.
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
terdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik memiliki data
yang berdistribusi normal. Untuk menguji normalitas data, peneliti
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 111
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 23.29236380
Most Extreme Differences Absolute .180
Positive .180
Negative -.088
Test Statistic .180
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
63
menggunakan uji statistic yaitu uji Kolmogorof Smirnov (K-S). nilai
residual terstandarisasi berdistribusi normal jika nilai Asymp. Sig. > 0,05.
Tabel 4. 4 Hasil Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorof Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 98
Normal Parametersa,b Mean -2.8298952
Std. Deviation 12.46647740
Most Extreme Differences Absolute .069
Positive .068
Negative -.069
Test Statistic .069
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Output SPSS yang diolah, 2017
Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) pada hasil uji Kolmogorov Smirnov
adalah sebesar 0,200. Nilai tersebut signifikan yaitu 0,20. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal, maka model
regresi dapat digunakan untuk pengujian berikutnya.
b. Hasil Uji Multikoliniaritas
Uji multikoliniaritas ini dilakukan untuk melihat apakah terjadi
korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainnya. Jika nilai Tolerance
≥ 0,1 dan VIF ≤ 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi multikoliniaritas
antara variabel bebas. Berikut tabel 4.5 yang menunjukkan hasil dari uji
multikoliniaritas.
64
Tabel 4. 5 Hasil Uji Multikoloniaritas dengan Uji VIF
Coefficientsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
PR .904 1.106
SL .944 1.059
KK .900 1.111
ADKI .920 1.087
KKA .917 1.090
Sumber: Output SPSS yang diolah, 2017
Berdasarkan pada hasil uji multikolinieritas pada tabel 4.5 dapat
dilihat bahwa variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi,
karena memiliki nilai Tolerance ≥ 0,1 dan VIF ≤ 10. Maka dapat dikatakan
tidak terjadi gejala multikoliniaritas antar variabel.
c. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Hasil uji heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada
ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah data
yang homoskesdasitas atau data yang memiliki kesamaan varians dalam
fungsi regresi.
Uji Statistik
Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji White Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .120a .014 -.039 162.97824240 1.923
a. Predictors: (Constant), KKA, ADKI, SL, PR, KK
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
65
Untuk mengetahui bahwa penelitian ini bebas dari
heteroskedastisitas, perlu dilakukan perbandingan antara Chi Square
Hitung dengan Chi Square Tabel.
Chi Square Hitung = n x R Square
98 x 0,014 = 1,372
Chi Square Tabel untuk dF 4 adalah 9,488. Hasil perhitungan
membuktikan bahwa nilai Chi Square Hitung lebih kecil dari Chi Square
Tabel, yang berarti bahwa penelitian ini bebas dari heteroskedastisitas.
Uji Grafik
Gambar 4. 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot
Grafik scatterplot menunjukkan bahwa data tersebar di atas dan di
bawah angka 0 (nol) pada sumbu y dan tidak terdapat suatu pola yang jelas
pada penyebaran data tersebut. Hal ini mengindikasikan bahwa
penyebaran titik-titik yang mewakili sampel pada scatterplot di atas
66
mengemukakan bahwa data dalam penelitian ini mempunyai kesamaan
varians dalam fungsi regresi atau homoskedastisitas.
d. Hasil Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ada korelasi antara kesalahan mengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka
dinamakan ada masalah autokorelasi (Ghozali, 2013). Autokorelasi
muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu satu sama
lainnya. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan
dengan melihat nilai Durbin-Watson. Tabel 4.7 menunjukkan hasil uji
autokorelasi.
Tabel 4. 7 Hasil Uji Autokorelasi: Durbin Watson
Model Summaryb
Mod
el R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .546a .298 .260 12.061 2.115
a. Predictors: (Constant), KKA, ADKI, SL, PR, KK
b. Dependent Variable: ARL
Sumber: Output SPSS yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa hasil uji autokorelasi
pada nilai Durbin-Watson adalah 2.115. nilai Durbin-Watson tersebut
berada dalam rentang (Du = 1.803) sampai (4 - Du = 1.803) sebagaimana
ditentukan dalam batasan autokorelasi dengan uji Durbin-Watson. Hal ini
menunjukkan bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini bebas dari
problem autokorelasi.
67
2. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan metode dimana semua data yang
digunakan dalam penelitian dikumpulkan dan dikelompokkan untuk
kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif dengan
membandingkan nilai minimum, nilai maksimum, dan rata-rata dari sampel.
Berikut tabel 4.8 yang merupakan analisis deskriptif untuk variabel
yang digunakan dalam penelitian.
Tabel 4. 8 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PR 98 -
.053057560000
.239709303000 .054962403500
00
.057175418700
000
SL 98 .033529667000 .668377136000 .368479812000
00
.175552066000
000
KK 98 0 1 .55 .500
ADKI 98 .20 .83 .4043 .11274
KKA 98 2 4 3.00 .249
ARL 98 37 99 77.19 14.020
Valid N
(listwise)
98
Sumber: Output SPSS yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata dari
variabel dependen yaitu Audit report lag (ARL) adalah sebesar 77,19, atau
78 hari. Dalam tabel 4.8 tersebut juga dapat dilihat bahwa nilai minimum 99
yang berarti jumlah hari terlama mulai dari terbit laporan keuangan tahunan
hingga dikeluarkannya laporan auditan sebesar 99 hari yang terjadi pada PT
Perdana Gapuprima Tbk Tahun 2016. Sedangkan nilai maksimumnya 37
yang berarti jumlah hari terlama mulai dari terbit laporan keuangan tahunan
68
hingga dikeluarkannya laporan auditan sebesar 37 hari yang terjadi pada PT
Metropolitan Kentjana Tbk. tahun 2014.
Selanjutnya, berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat nilai rata-rata dari
Profitabilitas adalah sebesar .0549624035. Hal ini berarti rata-rata
perusahaan sampel mampu memperoleh laba bersih hingga 5% dibanding
seluruh asset yang dimiliki perusahaan sampel. Nilai profitabilitas ROA
minimum dari profitabilitas dalam penelitian adalah sebesar -.05305756
atau rugi sebesar 5% dibanding seluruh asset yang dimiliki, yang terjadi
pada PT Metro Realty Tbk. tahun 2015. Sedangkan nilai maksimum dari
profitabilitas adalah sebesar .239709303 atau 24% dibanding seluruh asset
yang dimiliki, terjadi pada PT Lamicitra Nusantara tahun 2015.
Selanjutnya, berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat nilai rata-rata dari
Solvabilitas adalah sebesar .3684798117. nilai rata-rata tersebut
menunjukkan bahwa rata-rata perusahaan sampel memiliki hutang hingga
sebesar 0,369 kali dibanding dengan modal sendiri (ekuitas) yang dimiliki
perusahaan sampel. Dalam tabel 4.8 tersebut juga dapat dilihat bahwa nilai
minimum dari solvabilitas dalam penelitian adalah sebesar .033529667 yang
terjadi pada PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk Tahun 2016. Dengan kata
lain, perusahaan tersebut memiliki hutang sebesar 3% dari modal
perusahaannya, paling kecil dibandingkan perusahaan lain yang menjadi
sampel penelitian ini. Sedangkan nilai maksimum dari solvabilitas adalah
sebesar .668377136000 yang terjadi pada PT Cowell Development Tbk.
tahun 2015. Dengan kata lain, perusahaan tersebut memiliki rasio hutang
69
paling besar dibanding data sampel lainnya yaitu 66% dibanding modal
perusahaannya.
Variabel konsentrasi kepemilikan menunjukkan nilai terendah
(minimum) 0, nilai tertinggi (maksimum) 1, nilai rata-rata (mean) 0,55, dan
standar deviasi 0,500. Nilai variabel konsentrasi kepemilikan terendah
(minimum) sebesar 0 diperoleh dari perusahaan-perusahaan yang tidak
terkonsentrasi atau tidak memiliki kepemilikan saham yang besarnya lebih
dari 51%, sedangkan nilai tertinggi (maksimum) sebesar 1 diperoleh dari
perusahaan-perusahaan yang terkonsentrasi atau memiliki kepemilikan
saham lebih dari 51%. Nilai rata-rata sebesar 0,55 berarti bahwa secara rata-
rata perusahaan terkonsentrasi atau memiliki kepemilikan saham lebih dari
51% dan afiliasinya sebanyak 55% dan sisanya sebesar 45% perusahaan
yang diteliti tidak terkonsentrasi.
Selanjutnya, berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat nilai rata-rata dari
Anggota Dewan Komisaris Independen adalah sebesar 0,4043 yang berarti
bahwa rata-rata anggota dewan komisaris independen menunjukkan rata-
rata 0,4043 yang menunjukkan bahwa hampir seluruh perusahaan memiliki
rata-rata di atas 30% sesuai dengan rasio jumlah persyaratan komisaris
independen yang diatur dalam Peraturan Pencatatan Efek No 1-A PT Bursa
Efek Indonesia dengan ketentuan bahwa jumlah komisaris independen
sekurang-kurangnya 30% dari seluruh anggota komisaris. Nilai anggota
dewan komisaris independen tersendah adalah sebesar .20 atau 20 % yang
menunjukkan total dewan komisaris independen di bawah standar
70
persyaratan yang diatur PT Bursa Efek Indonesia. Hal ini terjadi pada PT
Kawasan Industri Jababeka Tbk. Tahun 2015. Sedangkan untuk nilai
anggota tertinggi dewan komisaris independen mencapai .83 Atau 83%
yang terjadi pada PT Lippo Karawaci tahun 2016.
Variabel jumlah komite audit menunjukkan nilai terendah
(minimum) 2, nilai tertinggi (maksimum) 4, dan nilai rata-rata (mean) 3,00.
Variabel jumlah komite audit menunjukkan rata-rata sebesar 3 yang berarti
bahwa rata-rata ukuran komite audit dalam perusahaan berjumlah 3 orang,
sesuai dengan peraturan yang termuat dalam Surat Edaran dari Direksi PT
Bursa Efek Indonesia No. SE-008/BEI//12-2001 tanggal 7 Desember 2001
perihal penggunaan keanggotaan komite audit perusahaan sekurang-
kurangnya terdiri atas tiga orang termasuk satu ketua komite audit yang
berasal dari dewan komisaris independen.
3. Hasil Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis Regresi
Berganda (Multiple Regression) dengan alasan bahwa variabel
independennya lebih dari satu variabel. Analisis ini digunakan untuk
menentukan hubungan antara earning manipulation dengan variabel-
variabel independennya. Persamaan regresinya dirumuskan sebagai berikut:
𝐴𝑅𝐿 = 𝛼0 + 𝛽1𝑃𝑅 + 𝛽2𝑆𝐿 + 𝛽3 𝐾𝐾 + 𝛽4 𝐴𝐷𝐾𝐼 + 𝛽5 𝐽𝐾𝐴 + 𝜀
𝛽1,2,3,4,5 = Koefisien Variabel
PR = Profitabilitas
SL = Solvabilitas
71
KK = Konsentrasi Kepemilikan
ADKI = Anggota Dewan Komisaris Independen
JKA = Jumlah Komite Audit
ε = Residual
a. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen. Hasil uji koefisien Adjusted R Square
disajikan dalam tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4. 9
Hasil Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .546a .298 .260 12.061 2.115
a. Predictors: (Constant), JKA, ADKI, SL, PR, KK
b. Dependent Variable: ARL
Sumber: Output SPSS yang diolah, 2017
Berdasarkan tabel 4.9 nilai Adjusted R Square adalah sebesar
0,260, hal ini berarti 26% variabel Audit report lag dapat dijelaskan
oleh variabel Jumlah Komite Audit, Solvabilitas, Anggota Dewan
Komisaris Indepenen, Profitabilitas, dan Konsentrasi Kepemilikan.
Sedangkan sisanya yaitu sebesar 74% dijelaskan oleh faktor-faktor lain
di luar model, seperti ukuran perusahaan, opini auditor, umur
72
perusahaan, jenis industri, audit tenure, leverage, reputasi KAP,
likuiditas, kinerja perusahaan, dan lain sebagainya.
b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F)
Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah semua
variabel bebas (independen) yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat
(dependen) (Ghozali, 2011). Hasil uji statistik F dalam penelitian ini
tersaji dalam tabel 4.10 sebagai berikut:
Tabel 4. 10
Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5683.177 5 1136.635 7.813 .000b
Residual 13384.139 92 145.480
Total 19067.316 97
a. Dependent Variable: ARL
b. Predictors: (Constant), JKA, ADKI, SL, PR, KK
Sumber: Output SPSS yang diolah, 2017
Tabel 4.10 menunjukkan hasil F sebesar 7,813 dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,000. Karena probabilitas signifikansi lebih kecil
dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi layak untuk
menguji data atau dapat dikatakan bahwa variabel profitabilitas,
solvabilitas, konsentrasi kepemilikan, anggota dewan komisaris
independen, jumlah komite audit, secara bersama-sama mempengaruhi
audit report lag.
73
c. Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji Statistik t)
Uji statistik t digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
masing-masing variabel independen secara individual terhadap variabel
dependen. Hasil uji statistik t dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 4. 11
Hasil Uji Statistik t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) 139.897 16.016 8.735 .000
PR -89.358 22.527 -.364 -3.967 .000 .904 1.106
SL -6.019 7.179 -.075 -.838 .404 .944 1.059
KK 3.909 2.582 .139 1.514 .133 .900 1.111
ADKI -15.754 11.327 -.127 -1.391 .168 .920 1.087
JKA -17.119 5.141 -.304 -3.330 .001 .917 1.090
a. Dependent Variable: ARL
Sumber: Output SPSS yang diolah, 2017
Berdasarkan hasil uji statistik t pada tabel diatas, maka diperoleh
persamaan regresi sebagai berikut:
𝐴𝑅𝐿 = 139,897 − 89, 358 𝑃𝑅 − 6,019 𝑆𝐿 − 3,909 𝐾𝐾
− 15,754 𝐴𝐷𝐾𝐼 − 17,119 𝐽𝐾𝐴 + 𝜀
Dari persamaan regresi di atas, diketahui bahwa konstanta sebesar
139,897 menyatakan bahwa apabila variabel independen yang terdiri dari
profitabilitas (PR), solvabilitas (SL), konsentrasi kepemilikan (KK),
anggota dewan komisaris independen (ADKI), dan jumlah komite audit
74
(JKA) tidak ada, maka akan terjadi peningkatan audit report lag (ARL)
sebesar 140 hari. Koefisien regresi pada variabel profitabilitas sebesar -
89.358, menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1 satuan
profitabilitas maka akan menambah variabel audit report lag sebesar -
96.538. Koefisien regresi untuk variabel solvabilitas sebesar -6.019
menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1 satuan tingkat
solvabilitas, maka dapat menurunkan variabel audit report lag sebesar -
6.019. Koefisien regresi pada variabel konsentrasi kepemilikan (KK)
sebesar 3.909 menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1 satuan
konsentrasi kepemilikan (KK) maka akan menambah variabel audit
report lag sebesar 3.909. Sedangkan anggota dewan komisaris
independen (ADKI) dan jumlah komite audit (JKA) sebesar -15.754 dan
-17.119, hal ini menunjukkan bahwa setiap adanya perubahan 1 satuan
pada kedua variabel ini maka akan mengurangi variabel audit repot lag
sebesar -15.754 dan -17.119.
Variabel profitabilitas (PR), solvabilitas (SL), anggota dewan
komisaris independen (ADKI), dan jumlah komite audit (JKA) memiliki
koefisien regresi dengan arah negatif, sedangkan konsentrasi
kepemilikan (KK) dengan arah positif. Adapun penjelasan dari masing-
masing variabel adalah sebagai berikut:
a) Pengaruh Profitabilitas terhadap Audit report lag
Hasil pada uji t menunjukkan bahwa variabel profitabilitas
menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari α =
75
0,05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan sebesar -89,538. Hal ini
menunjukkan hipotesis H1 terdukung, sehingga dapat dikatakan
profitabilitas berpengaruh negatif signifikan terhadap audit report
lag pada tingkat signifikansi 5%. Hal ini juga berarti penggunaan
variabel profitabilitas untuk mendeteksi audit report lag adalah
efektif.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan
oleh Adlina (2016), Amanda (2014), dan I Putu (2016) yang
menyatakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap audit report
lag. Hal ini sesuai dengan logika teori yang ada, dengan demikian
perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas tinggi atau rendah
akan menyampaikan informasi tersebut secara tepat waktu. Hal ini
disebabkan bahwa perusahaan yang telah terdaftar di Bursa Efek
Indonesia harus melaporkan laporan keuangannya secara tepat
waktu sesuai peraturan OJK. Baik itu informasi good news atau bad
news bagi investor informasi tersebut harus disampaikan tepat waktu
agar investor dapat mengambil keputusan yang diperlukan.
b) Pengaruh Solvabilitas terhadap Audit report lag
Hasil uji t menunjukkan bahwa variabel solvabilitas
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,404 lebih besar dari α = 0,05.
Nilai koefisien beta yang dihasilkan sebesar -6,019. Hal ini
menunjukkan hipotesis H2 tidak terdukung, sehingga dapat
dikatakan solvabilitas bukan merupakan faktor yang mempengaruhi
76
audit report lag, dan penggunaan solvabilitas untuk mendeteksi
audit report lag tidak efektif dalam penelitian ini.
Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap audit report lag,
ditenggarai karena sebelum melakukan proses audit, auditor pasti
telah mempertimbangkan serta mengukur waktu yang dibutuhkan
dalam proses auditnya. Selain itu, sepanjang pihak manajemen
perusahaan mampu menjelaskan alasan tingginya tingkat proporsi
hutang terhadap jumlah aset yang dimiliki, auditor tidak
membutuhkan waktu yang lama untuk menyelesaikan proses
auditnya (Iskandar dan Trisnawati, 2010).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hapsari (2016), Amanda (2014), dan Rahmawati (2015) yang
membuktikan bahwa tidak terdapat pengaruh antara solvabilitas
dengan audit report lag. Penelitian ini tidak mendukung hasil
penelitian I Putu (2016), Revani (2014) dan Justita (2017) yang
membuktikan bahwa solvabilitas berpengaruh terhadap audit report
lag.
c) Pengaruh Konsentrasi Kepemilikan terhadap Audit report lag
Hasil pada uji t menunjukkan bahwa variabel Konsentrasi
Kepemilikan memiliki nilai signifikansi sebesar 0,133 lebih besar
dari α = 0,05. Koefisien beta menghasilkan nilai sebesar 3,909. Hal
ini menunjukkan bahwa hipotesis H3 tidak terdukung, sehingga
77
dapat dikatakan konsentrasi kepemilikan bukan merupakan faktor
yang mempengaruhi audit report lag.
Tidak berpengaruhnya konsentrasi kepemilikan terhadap
audit report lag adalah karena manajer perusahaan ketika melihat
ada atau tidaknya konsentrasi kepemilikan saham di perusahaannya,
akan tetap berkomitmen dan bertanggung jawab terhadap reputasi
perusahaan. Hal ini membuat manajer meminta auditor untuk
melaporkan laporan keuangan tepat waktu, untuk menghindari audit
report lag yang lama. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Respati (2004) yang menyatakan bahwa insider
ownership tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu pelaporan
keuangan.
d) Anggota Dewan Komisaris Independen terhadap Audit report lag
Hasil pada uji t menunjukkan bahwa variabel anggota dewan
komisaris independen menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,168
lebih besar dari α = 0,05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan sebesar
-15, 754. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis H4 tidak terdukung,
sehingga dapat dikatakan anggota dewan komisaris independen
bukan merupakan faktor yang mempengaruhi audit report lag.
Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa anggota dewan
komisaris independen tidak berpengaruh terhadap audit report lag
mengindikasikan bahwa tinggi atau rendahnya dewan komisaris
tidak mempengaruhi panjang pendeknya dari tingkat audit report
78
lag. Dewan komisaris independen belum mampu melaksanakan
fungsinya sebagai salah satu mekanisme corporate governance
secara maksimal dan posisi komisaris independen masih sebatas
untuk memenuhi peraturan yang diterapkan OJK, sementara
pemegang saham mayoritas (pengendali/founders) masih memegang
peranan penting sehingga kinerja dewan tidak meningkat. Kondisi
ini juga ditegaskan dari hasil survei Asian Development Bank dalam
Gideon (2005) yang menyatakan bahwa kuatnya kendali pendiri
perusahaan dan kepemilikan saham mayoritas menjadikan dewan
komisaris tidak independen. Fungsi pengawasan yang seharusnya
menjadi tanggungjawab anggota dewan menjadi tidak efektif.
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang
dilakukan oleh Wardhana (2014), dan tidak sesuai dengan penelitian
Swami dan Latrini (2013) yang menyatakan bahwa dewan komisaris
independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap audit report
lag.
e) Pengaruh Jumlah Komite Audit terhadap Audit report lag
Hasil uji t pada tabel 4.11 menunjukkan bahwa variabel
jumlah komite audit menghasilkan nilai signifikansi sebesar 0,001
lebih kecil dari α = 0,05. Nilai koefisien beta yang dihasilkan sebesar
-17,119. Hal ini menunjukkan hipotesis H5 terdukung, sehingga
dapat dikatakan jumlah komite audit berpengaruh negatif signifikan
terhadap audit report lag pada tingkat signifikansi 5% dam
79
penggunaan variabel jumlah komite audit untuk mendeteksi audit
report lag adalah efektif.
Sesuai dengan fungsi komite audit, perusahaan yang
memiliki komite audit dapat menciptakan pengendalian internal
yang baik. Pengendalian internal perusahaan yang semakin baik
dengan adanya komite audit ini tentunya akan mengingkatkan
keyakinan auditor eksternal terhadap pengendalian internal
perusahaan yang diauditnya, sehingga proses pengauditan dapat
dilakukan dalam waktu lebih singkat. Waktu yang diperlukan dalam
proses pengauditan ini sangat terkait dengan waktu penyerahan
laporan keuangan auditan ke bursa saham sehingga diduga
keberadaan komite audit dalam perisaah berpengaruh terhadap
ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Gede Aditya (2017), Ayu Evryani Rianti (2014), Mumpuni
(2011) dan Marsono (2013) yang menyatakan bahwa semakin
banyak anggota komite audit maka audit report lag yang dialami
semakin pendek
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas,
solvabilitas, konsentrasi kepemilikan, anggota dewan komisaris
independen, dan jumlah komite audit terhadap audit report lag. Sampel
penelitian ini berjumlah 37 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2014 – 2016. Berdasarkan data yang telah
dikumpulkan dan dilakukan pengujian terhadap rumusan masalah, maka
dapat diketahui bahwa variabel profitabilitas dan jumlah komite audit
berpengaruh negatif terhadap audit report lag, sedangkan variabel
solvabilitas, konsentrasi kepemilikan, dan anggota dewan komisaris
independen tidak berpengaruh terhadap audit report lag.
B. Saran
Dari keterbatasan-keterbatasan pada penlitian ini, maka Peneliti
mengemukakan saran atau masukan dengan harapan penelitian di masa
mendatang akan dapat menyajikan hasil yang lebih berkualitas lagi. Adapun
saran-saran tersebut adalah sebagai berikut:
1. Diharapkan peneltian selanjutnya meneliti semua perusahaan, baik
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia maupun perusahaan
private.
81
2. Hasil penelitian ini dapat berguna bagi penelitian-penelitian selanjutnya
dengan mempertimbangkan beberapa keterbatasan yang ada dalam
penelitian ini. Pertama, penelitian ini hanya menguji pengaruh
variabbel-variabel profitabilitas, solvabilitas, konsentrasi kepemilikan,
anggota dewan komisaris independen, dan jumlah komite audit.
Sedangkan variabel-variabel lain yang mungkin juga berpengaruh
terhadap audit report lag tidak diuji dalam penelitian ini. Untuk
penelitian selanjutnya sebaiknya juga menguji pengaruh variabel-
variabel lain yang belum diuji dalam penelitian ini.
3. Sampel penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan-perusahaan yang
termasuk dalam sector Real Estate. Untuk penelitian selanjutnya
sebaiknya menambahkan kategori perusahaan yang akan diteliti.
4. Periode penelitian yang digunakan hanya terbatas 3 tahun sehingga
tidak dapat digunakan untuk melihat trend atau kecenderungan
terjadinya audit report lag sepanjang tahun. Hasil kecenderungan audit
report lag dapat digunakan untuk melihat perubahan audit report lag
dari waktu ke waktu apakah semakin meningkat atau semakin menurun.
Sebaiknya penelitian berikutnya menggunakan periode waktu yang
lebih panjang.
82
DAFTAR PUSTAKA
Afina. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay (Studi Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di Bursa Efek Indonesia)”,
Jurnal Akuntansi , Vol. XIX, No. 01, Jakarta, 2015.
Ahmed, A. A. A., & Hossain, Md. S. (2010). “Audit report lag: A study of the
Bangladeshi Listed Companies. ASA University Review”, ASA University
Review, Vol. 4 No.2, 2010.
Andika, W. (2015). “Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas, Ukuran
Perusahaan dan Opini Auditor terhadap Audit report lag”, Skripsi,
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, 2015.
Arief, dan Bambang. “Mekanisme Corporate Governance, Manajemen Laba dan
Kinerja Keuangan (Studi Pada Perusahaan Go Public Sektor Manufaktur)”,
Simposium Nasional Akuntansi X, 2007.
Ayu Evryani Rianti, Ni Luh Putu. “Karakteristik Komite Audit dan Audit Delay”,
Jurnal Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, 2014.
Beasley, Mark S., et al. "Fraudulent Financial Reporting: Consideration Of
Industry Traits And Corporate Governance Mechanisms." Accounting
Horizons 14.4, 2000.
Chtourou, Sonda, Jean Bedard, and Lucie Courteau. "Corporate governance and
earnings management.", 2001.
Cyntia Tessa. “Fraudulent Financial Reporting: Pengujian Teori Fraud Pentagon
pada Sektor Keuangan dan Perbankan di Indonesia”, Simposium Nasional
Akuntansi XIX, 1-21, 2016.
Dewayanto, Totok. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerimaan
Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
Bursa Efek Indonesia”, Fokus Ekonomi Vol. 6 No.1, Hal. 81-104, 2011.
Dura, Justita. “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Solvabilitas, dan Ukuran
Perusahaan Terhadap Audit report lag pada Perusahaan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia”, Jibeka Volume 11 Nomor 1, 2017.
Dyer, J. C., & McHugh, A. J. “The Application of the Timeliness Principle to
Annual Reports: An Empirical Examination”, School of Economic and
Financial Studies, Macquarie University, 1974.
Evans, John, Robert Evans dan Serena Loh. “Corporate Governance and Declining
Firm Performance”, International Journal of Business Studies, 2002.
Fűerst, Oren dan Sok-Hyon Kang. “Corporate Governance, Expected Operating
Performance, and Pricing”, Corporate Ownership & Control (Winter), 2004.
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”, Edisi 7,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2013.
83
Gideon D., et al. "Entrepreneurship and University-Based Technology
Transfer." Journal of business venturing 20.2, 2005.
Gilling, D. M. “Timeliness in corporate reporting: some further
comment”, Accounting and Business Research, 8(29), 1977.
Givoly, D., & Palmon, D. “Timeliness of annual earnings announcements: Some
empirical evidence”, The Accounting review Vol. 57, No.3, 1982.
Gomes, A. “Going Public without Governance: Managerial Reputation Effects”.
The Journal of Finance Vol LV, No. 2, 2000.
Hanafi, M.M., dan Abdul Halim. “Analisis Laporan Keuangan”, Sekolah Tinggi
Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta, 2012.
Hashim, Rashidah Binti Abdul Rahman. “Audit report lag And The Effectiveness
Of Audit Committee Among Malaysian Listed Companies”, International
Bulletin of Business Administration, 2011.
I Gede Aditya & Igam Asri. “Pengaruh Komite Audit, Independensi Komite Audit,
dan Profitabilitas terhadap Audit Report Lag di Perusahaan Manufaktur”, E
Journal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 20.2, 2017.
Imam, G., & Ukago, K. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Ketepatan
Waktu Pelaporan Keuangan Bukti Empiris Emiten di BEJ”, Jurnal Maksi,
2005.
Iskandar, M. J., & Trisnawati, E. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit report
lag Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Jurnal Bisnis
dan Akuntansi, 12(3), 2010.
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. ”Metodologi Penelitian dan Bisnis untuk
Akuntansi dan Manajemen”, Edisi Pertama BPFE Yogyakarta. 2002.
Jensen, Michael C. dan Meckeling, William H. “Theory of The Firm: Managerial
Behavior, Agency Costs and Ownership Structure”. Journal of Financial
Economics Vol. 3 No. 4, 1976.
Juanita, Greta. “Pengaruh Ukuran Kantor Akuntan Publik, Kepemilikan, Laba
Rugi, Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap Audit report lag”, Jurnal Bisnis
dan Akuntansi Vol.14 No. 1, 2012.
Kasmir. “Analisis Laporan Keuangan”, Edisi Satu. Cetakan Ketujuh, PT Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2014.
Kieso, Weygandt, J. J & Elias, R. Z. “Accounting principles. Issues in Accounting
Education”, NY: John Wiley & Sons Inc, 25(1), 2010.
Klein, A. “Audit Committee, Board Of Director Characteristics And Earnings
Management”, Journal of Accounting and Economics, 33, 2002.
Kotler, P., & Lee, N. “Corporate Social Responsibility: Doing The Most Good for
Your Company and Your Cause”, John Wiley & Sons, 2008.
84
Kurniawan, & Made Mertha. “Kinerja Keuangan Sebagai pemediasi pengaruh
intensitas research and development dan asset tidak berwujud pada nilai
peruahaan”, E Journal Akuntansi Universitas Udayana, Vol 14.1, 2016.
Lianto, N., & Kusuma, B. H. “Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap audit
report lag”, Jurnal Bisnis dan Akuntansi, 12(2), 2010.
Marsono, Pebi Putra Tri Prabowo. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit
Delay”, Diponegoro Journal of Accounting. Vol.2, No. 1, 2013.
Mulyadi. “Auditing”, Edisi 6 Buku Dua. Salemba Empat. Jakarta, 2009.
Mumpuni SA, Rahayu. “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Audit Delay
pada Perusahaan Nonkeuangan di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2008”.
Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang, 2011.
Naufal Arief Rahadianto. “Analisis Pengaruh Auditor Spesialisasi Industry, Dewan
Komisaris, Komite Audit, dan Penerapan PSAK 50/55 (Revisi 2006) terhadap
Audit Delay pada Industry Perbankan”, Skripsi, Universitas Indonesia,
Depok, 2012.
Nindra Adlina, Kencono Negina, dan Arofah Triani. “The Influence Of
Profitability, Solvency, and Auditor’s Opinion to Audit report lag at Coal
Mining Companies.” Binus Business Review, 7(2), 2016.
Novatiani, R. A., & Fatimmah, J. “Pengaruh Penerapan Good Corporate
Governance Terhadap Keandalan Laporan Keuangan (Survei Pada Tiga
Perusahaan Bumn Di Bidang Jasa Di Bandung)”, Skripsi, Universitas
Widyatama, Bandung, 2013.
Noverio, R., & Dewayanto, T. “Analisis Pengaruh Kualitas Auditor, Likuiditas,
Profitabilitas dan Solvabilitas terhadap Opini Audit Going Concern pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Disertasi,
Universitas Diponegoro, 2011.
Petronila, T. A. “Analisis Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap
Opini Audit Going Concern”, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 14(1), 2007.
Petronila, T. A. “Analisis Skala Perusahaan, Opini Audit, dan Umur Perusahaan
atas Audit report lag”, Akuntabilitas, 2007.
Pham, T., Dao, M., & Brown, V.L. “Investment Opportunities and Audit report
lags: Initial Evidence”, Accounting and Finance Research, 3(4), 2014.
Pratomo, D. “Analisis Pengaruh Pemecahan Saham terhadap Abnormal Return
Tahun 2000-2007”, Skripsi, Universitas Muhammadyah Surakarta, 2009.
Puspatama, Amanda. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Audit
report lag pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2011-2012.” Skripsi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2014.
Rachmawati, S. “Pengaruh Faktor Internal dan Eksternal Perusahaan Terhadap
Audit Delay dan Timeliness”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, 10(1), PP-1,
2009.
85
Respati Novita. “Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Ketepatan Waktu
Pelaporan Keuangan: Studi Empiris di Bursa Efek Jakarta”, Jurnal Maksi
Vol.4, 2004.
Revani, Imam Ghozali. “Faktor-faktor Pengaruh Audit report lag (Kajian Empiris
pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2010-2012)”, Diponegoro Journal of Accounting. Vol 3 No 2, 2004.
Santoso, Felisiane Kurnia. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit
Delay pada Perusahaan di Sektor Keuangan”, Berkala Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi Vol. 1 No. 2, 2012.
Santoso, Singgih. ”SPSS Statistik Parametrik”. PT. Elek Media Komputindo
Gramedia, Jakarta, 2004.
Sa’adah, Shohelma. “Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Sistem Pengendalian
Internal terhadap Audit Delay”, Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas
Negeri Padang, Padang, 2013.
Sekar Edi, Sawitri. “Pengaruh Corporate Governance terhadap Kinerja
Perusahaan (Studi pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 Tahun 2005-
2009)”, Skripsi, Universitas Ekonomi Diponegoro, Semarang, 2011.
Selvia Eka Rahmawati, Bambang Suryono. “Pengaruh Faktor Internal dan
Eksternal Perusahaan terhadap Audit Delay”, Jurnal Ilmu dan Riset
Akuntansi, Vol. 4. No. 7, 2015.
Setiawan, Heru. “Pengaruh Ukuran Perusahaan, Reputasi Auditor, Opini Audit,
Profitabilitas, dan Solvabilitas terhadap Audit Delay”, Skripsi, Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2012.
Shkolnikov, A. “Corporate Governance: An Antidote to Corruption. In Report on
the 10th International Anti Corruption Conference organized by
Transparency International in Prague”, (pp. 7-11), 2001.
Suherli, M., & Harahap, S. S. “Studi Empiris Terhadap Faktor Penentu Kebijakan
Jumlah Dividen”, Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi, 4(3),
2007.
Sulistyanto, Sri. “Good Corporate Governance: Bisakah Meningkatkan
Kepercayaan Masyarakat?”, Jurnal Ekonomi dan Bisnis-ekobis Vol. 4, No.
1, 2003
Sulistyo, W. A. N., & Syafruddin, M. “Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh
Terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan pada
Perusahaan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2008”,
Disertasi, Universitas Diponegoro, 2010.
Suparlan dan Andayani, Wuryan. “Analisis Empiris Pergantian Kantor Akuntan
Publik Setelah Ada Kewajiban Rotasi Audit”, Simposium Nasional
Akuntansi XIII, Purwokerto, 2010.
86
Supriyati, Rosmawati Endang Indriyani. “Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Audit report lag Perusahaan Manufaktur di Indonesia dan Malaysia”. The
Indonesian Accounting Review Vol.2 No. 2, 2012.
Swami dan Latrini. “Pengaruh Karakteristik Corporate Governance terhadap
Audit Report Lag”. E Journal Akuntansi Universitas Udayana, Vol 4.3, 2013.
Syafri, S. “Analisis Kritis atas Laporan Keuangan”, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2008.
Tedja, Marselia. “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Audit report lag
Pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Jurnal
Universitas Katolik Widya Vol.1 No.1, 2012.
Tiono, Ivena dan Yulius Jogi C. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Audit Report
Lag Di Bursa Efek Indonesia”. Business Accounting Review.Vol. 2, 2013.
Vladimir Shkolnikov, Martin McKee, David A Leon.”Changes in life expectancy
in Russia in the mid-1990s”, Max Planck Institute for Demographic Research,
2001.
Wardhana, Prama. “Faktor-faktor Internal yang Berpengaruh terhadao Audit
Report Lag”, Skripsi, Universitas Diponegoro Semarang, 2014.
Wiagustini, Ni Luh Putu. “Dasar Dasar Manajemen Keuangan”, Udayana
University Press, Dendapasar, 2010.
Wijaya, Maria. "Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Tanggung
Jawab Sosial pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia." Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi 1.1, 2012.
Yusar S dan Fitriyani J. “Auditing”, UIN Jakarta Press, Banten, 2013.
http://ekonomi.kompas.com/read/2017/01/30/190533626/belum.sampaikan.lapora
n.keuangan.sembilan.emiten.disuspensi
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20160630145045-92-142141/telat-
sampaikan-lapkeu-bei-suspensi-saham-18-perusahaan/
http://ekonomi.kompas.com/read/2015/08/03/184300426/OJK.Emiten.Telat.Samp
aikan.Laporan.Keuangan.Denda.Rp.1.Juta.Per.Hari
87
Lampiran 1
Perusahaan Real Estate Sampel
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
1 APLN PT Agung Podomoro Land Tbk
2 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk
3 BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk
4 BEST PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk
5 BIPP PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk
6 BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk
7 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk
8 COWL PT Cowell Development Tbk
9 CTRA PT Ciputra Development Tbk
10 DART PT Duta Anggada Realty Tbk
11 DILD PT Intiland Development Tbk
12 DMAS PT Puradelta Lestari Tbk
13 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk
14 ELTY PT Bakrieland Development Tbk
15 EMDE PT Megapolitan Developments Tbk
16 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk
17 GAMA PT Gading Development Tbk
18 GMTD PT Gowa Makasar Tourism Development Tbk
19 GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk
20 GWSA PT Greenwood Sejahtera Tbk
21 JRPT PT Jaya Real Property Tbk
22 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk
23 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk
24 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk
25 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk
26 MDLN PT Modernland Realty Tbk
27 MKPI PT Metropolitan Kentjana Tbk
28 MTLA PT Metropolitan Land Tbk
29 MTSM PT Metro Realty Tbk
30 NIRO PT Nirvana Development Tbk
31 OMRE PT Indonesia Prima Property Tbk
32 PLIN PT Plaza Indonesia Realty
33 PWON PT Pakuwon Jati Tbk
34 RBMS PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
35 SCBD PT Danayasa Arthama
36 SMRA PT Summarecon Agung Tbk
37 TARA PT Sitara Propertindo
88
Lampiran 2
Hasil Perhitungan Durasi Audit Report Lag Perusahaan Sampel
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
AUDIT REPORT LAG
(dalam hari)
2014 2015 2016
1 APLN PT Agung Podomoro Land Tbk 84 88 116
2 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk 65 89 81
3 BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk 82 60 79
4 BEST PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 79 84 81
5 BIPP PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk 162 81 79
6 BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk 82 88 86
7 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk 40 43 48
8 COWL PT Cowell Development Tbk 79 77 76
9 CTRA PT Ciputra Development Tbk 82 84 88
10 DART PT Duta Anggada Realty Tbk 79 89 86
11 DILD PT Intiland Development Tbk 86 90 86
12 DMAS PT Puradelta Lestari Tbk 108 42 44
13 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk 40 43 48
14 ELTY PT Bakrieland Development Tbk 118 244 163
15 EMDE PT Megapolitan Developments Tbk 86 88 82
16 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk 82 83 86
17 GAMA PT Gading Development Tbk 85 88 88
18 GMTD PT Gowa Makasar Tourism
Development Tbk
84 50 48
19 GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk 99 88 86
20 GWSA PT Greenwood Sejahtera Tbk 79 89 89
21 JRPT PT Jaya Real Property Tbk 72 60 88
22 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk 86 88 86
23 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk 84 88 76
24 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk 56 49 53
25 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk 62 57 58
26 MDLN PT Modernland Realty Tbk 79 78 61
27 MKPI PT Metropolitan Kentjana Tbk 37 48 48
28 MTLA PT Metropolitan Land Tbk 84 83 83
29 MTSM PT Metro Realty Tbk 89 90 86
30 NIRO PT Nirvana Development Tbk 89 91 86
89
Lanjutan Lampiran 2
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
AUDIT REPORT LAG
(dalam hari)
2014 2015 2016
31 OMRE PT Indonesia Prima Property
Tbk
86 83 86
32 PLIN PT Plaza Indonesia Realty 58 57 87
33 PWON PT Pakuwon Jati Tbk 79 84 83
34 RBMS PT Ristia Bintang
Mahkotasejati Tbk
37 77 75
35 SCBD PT Danayasa Arthama 70 84 75
36 SMRA PT Summarecon Agung Tbk 82 83 83
37 TARA PT Sitara Propertindo 85 88 86
90
Lampiran 3
Hasil Perhitungan Profitabilitas
NO KODE 2014
laba bersih total aktiva profitabilitas
1 APLN 983,875,368,000 23,686,158,211,000 0.04153798853
2 ASRI 1,176,955,123,000 16,924,366,954,000 0.06954204705
3 BAPA 7,046,505,797 176,171,620,663 0.03999796205
4 BEST 391,352,903,299 3,652,993,439,542 0.10713211227
5 BIPP 19,658,721,859 613,810,885,565 0.03202732685
6 BKDP 7,194,926,446 829,193,043,343 0.00867702220
7 BSDE 3,996,463,893,465 28,134,725,397,393 0.14204737516
8 COWL 165,397,041,451 3,682,393,492,170 0.04491563485
9 CTRA 1,794,142,840,271 23,283,477,620,916 0.07705648054
10 DART 408,108,626,000 5,114,273,658,000 0.07979796415
11 DILD 432,417,358,803 9,004,884,010,541 0.04802031412
12 DMAS 964,567,413,049 7,602,826,934,708 0.12686957382
13 DUTI 701,641,348,319 8,024,311,044,118 0.08743945050
14 ELTY 474,714,851,340 14,506,123,496,863 0.03272513511
15 EMDE 45,023,513,886 1,179,018,690,672 0.03818727747
16 FMII 2,423,674,916 459,446,166,175 0.00527520979
17 GAMA 47,282,552,970 1,390,092,733,576 0.03401395592
18 GMTD 120,000,195,583 1,524,317,216,546 0.07872389965
19 GPRA 91,601,072,148 1,517,576,344,888 0.06036010805
20 GWSA 171,745,364,480 2,292,661,995,500 0.07491089607
21 JRPT 714,531,063,000 6,684,262,908,000 0.10689751029
91
Lanjutan Lampiran 3
Hasil Perhitungan Profitabilitas
NO KODE 2014
laba bersih total aktiva profitabilitas
22 KIJA 394,055,213,379 8,505,270,447,485 0.04633070939
23 LAMI 38,389,080,000 631,395,724,000 0.06080034840
24 LPCK 844,123,258,897 4,309,824,234,265 0.19586025161
25 LPKR 3,135,215,910,627 37,761,220,693,695 0.08302739829
26 MDLN 711,211,597,935 10,446,907,695,182 0.06807867157
27 MKPI 437,464,993,821 4,316,214,269,222 0.10135386395
28 MTLA 309,217,292,000 3,250,717,743,000 0.09512277486
29 MTSM (1,095,507,550) 92,326,274,743 (0.01186560980)
30 NIRO (108,501,147,457) 3,037,200,775,668 (0.03572406155)
31 OMRE 107,056,814,569 815,338,709,481 0.13130348569
32 PLIN 358,244,143,000 4,544,932,176,000 0.07882276987
33 PWON 2,599,141,016,000 16,770,742,538,000 0.15498067603
34 RBMS 3,001,250,377 155,939,885,534 0.01924620097
35 SCBD 131,543,016,000 5,569,183,172,000 0.02
36 SMRA 1,387,516,904,000 15,379,478,994,000 0.09
37 TARA 1,727,096,673 1,317,074,896,137 0.00
92
Lanjutan Lampiran 3
Hasil Perhitungan Profitabilitas
NO KODE 2015
laba bersih total aktiva profitabilitas
1 APLN 1,116,763,447,000 24,559,174,988,000 0.04547235188
2 ASRI 684,287,753,000 18,709,870,126,000 0.03657362389
3 BAPA 1,204,642,974 175,743,601,667 0.00685454812
4 BEST 211,935,909,297 4,631,315,439,422 0.04576149305
5 BIPP 125,181,521,808 1,329,200,459,592 0.09417806088
6 BKDP (28,227,002,713) 791,161,825,436 (0.03567791292)
7 BSDE 2,351,380,057,145 36,022,148,489,646 0.06527595259
8 COWL (178,692,186,724) 3,540,585,749,217 (0.05046966784)
9 CTRA 1,740,300,162,426 26,258,718,560,250 0.06627513671
10 DART 177,765,808,000 5,739,863,241,000 0.03097039085
11 DILD 419,044,195,464 10,288,572,076,882 0.04072909169
12 DMAS 1,368,208,235,334 8,007,121,008,539 0.17087393008
13 DUTI 670,949,496,747 9,014,911,216,451 0.07442663390
14 ELTY (724,166,901,246) 14,688,816,418,463 (0.04930056178)
15 EMDE 61,268,278,934 1,196,040,969,781 0.05122590319
16 FMII 159,505,139,120 584,000,536,156 0.27312498747
17 GAMA 4,980,106,484 1,336,562,720,363 0.00372605521
18 GMTD 118,494,551,000 1,273,990,253,786 0.09301056319
19 GPRA 72,893,324,167 1,574,174,572,164 0.04630574363
20 GWSA 1,263,864,476,009 6,805,277,762,308 0.18571827928
21 JRPT 869,777,178,000 7,578,101,438,000 0.11477507726
93
Lanjutan Lampiran 3
Hasil Perhitungan Profitabilitas
NO KODE 2015
laba bersih total aktiva profitabilitas
22 KIJA 331,442,663,161 9,740,694,660,705 0.03402659407
23 LAMI 153,538,451,000 640,519,368,000 0.23970930259
24 LPCK 914,989,279,214 5,476,757,336,509 0.16706770503
25 LPKR 1,024,120,634,260 41,326,558,178,049 0.02478117413
26 MDLN 873,420,195,958 12,843,050,665,229 0.06800722186
27 MKPI 889,628,865,732 5,709,371,372,467 0.15581905742
28 MTLA 239,982,607,000 3,620,742,578,000 0.06627994171
29 MTSM (4,678,222,844) 88,172,596,470 (0.05305756019)
30 NIRO (28,006,832,509) 3,141,665,656,854 (0.00891464451)
31 OMRE (23,146,288,584) 819,722,919,219 (0.02823672248)
32 PLIN 279,689,919,000 4,671,089,985,000 0.05987679961
33 PWON 1,400,554,118,000 18,778,122,467,000 0.07458435317
34 RBMS (3,085,638,160) 182,263,717,930 (0.01692952495)
35 SCBD 159,356,318,000 5,566,425,030,000 0.03
36 SMRA 1,064,079,939,000 18,758,262,022,000 0.06
37 TARA 1,880,505,508 1,294,372,965,059 0.00
94
Lanjutan Lampiran 3
Hasil Perhitungan Profitabilitas
NO KODE 2016
laba bersih total aktiva profitabilitas
1 APLN 939,737,108,000 25,711,953,382,000 0.03654864701
2 ASRI 510,243,279,000 20,186,130,682,000 0.02527692340
3 BAPA 1,818,062,130 179,260,878,116 0.01014199054
4 BEST 336,287,878,603 5,205,373,116,830 0.06460399112
5 BIPP 27,224,420,762 1,648,021,678,720 0.01651945549
6 BKDP (28,948,289,175) 785,095,652,150 (0.03687230861)
7 BSDE 2,037,537,680,130 38,292,205,983,731 0.05321024547
8 COWL (23,451,334,960) 3,493,055,380,115 (0.00671370259)
9 CTRA 1,170,706,000,000 29,072,250,000,000 0.04026884744
10 DART 191,876,068,000 6,066,257,596,000 0.03163005609
11 DILD 297,350,554,988 11,840,059,936,442 0.02511394001
12 DMAS 757,548,336,781 7,803,851,935,273 0.09707364300
13 DUTI 840,650,624,016 9,692,217,785,825 0.08673459910
14 ELTY (547,264,547,124) 14,063,747,826,017 (0.03891313709)
15 EMDE 65,470,178,568 1,363,641,661,657 0.04801127775
16 FMII 276,909,152,732 771,547,611,433 0.35890092669
17 GAMA 1,198,836,967 1,344,868,368,117 0.00089141584
18 GMTD 86,914,558,516 1,229,172,450,340 0.07070981659
19 GPRA 46,995,769,773 1,569,319,030,878 0.02994660031
20 GWSA 210,148,843,517 6,963,273,062,204 0.03017960687
21 JRPT 1,017,849,186,000 8,484,436,652,000 0.11996661979
95
Lanjutan Lampiran 3
Hasil Perhitungan Profitabilitas
NO KODE 2016
laba bersih total aktiva profitabilitas
22 KIJA 426,542,322,505 10,733,598,205,115 0.03973898728
23 LAMI 18,876,853,000 654,433,956,000 0.02884455005
24 LPCK 539,794,979,877 5,653,153,184,505 0.09548564531
25 LPKR 1,227,374,000,000 45,603,683,000,000 0.02691392272
26 MDLN 501,349,673,188 14,540,108,285,179 0.03448046351
27 MKPI 1,199,373,747,588 6,612,200,867,199 0.18138797833
28 MTLA 316,514,414,000 3,932,529,273,000 0.08048621943
29 MTSM (2,364,989,126) 84,641,766,703 (0.02794115976)
30 NIRO (31,336,684,656) 3,791,983,263,313 (0.00826393011)
31 OMRE 318,395,155,443 4,264,983,383,118 0.07465331675
32 PLIN 725,619,401,000 4,586,569,370,000 0.15820526029
33 PWON 1,780,254,981,000 20,674,141,654,000 0.08611022459
34 RBMS (6,713,147,549) 167,489,721,098 (0.04008095246)
35 SCBD 335,899,666,000 5,714,281,971,000 0.06
36 SMRA 605,050,858,000 20,810,319,657,000 0.03
37 TARA 2,875,111,978 1,218,023,176,513 0.00
96
Lampiran 4
Hasil Perhitungan Solvabilitas
NO KODE 2014
Total Utang Total Aktiva Solvabilitas
1 APLN 15,223,273,846,000 23,686,158,211,000 0.64270760
2 ASRI 10,553,173,020,000 16,924,366,954,000 0.62354905
3 BAPA 76,625,843,194 176,171,620,663 0.43494998
4 BEST 803,492,240,778 3,652,993,439,542 0.21995447
5 BIPP 164,803,358,823 613,810,885,565 0.26849208
6 BKDP 231,347,145,941 829,193,043,343 0.27900276
7 BSDE 9,661,295,391,976 28,134,725,397,393 0.34339398
8 COWL 2,334,406,888,063 3,682,393,492,170 0.63393738
9 CTRA 11,862,106,848,918 23,283,477,620,916 0.50946457
10 DART 1,867,445,219,000 5,114,273,658,000 0.36514378
11 DILD 4,534,717,461,562 9,004,884,010,541 0.50358422
12 DMAS 1,207,450,659,601 7,602,826,934,708 0.15881601
13 DUTI 1,775,893,448,385 8,024,311,044,118 0.22131413
14 ELTY 6,892,121,547,959 14,506,123,496,863 0.47511808
15 EMDE 576,053,997,101 1,179,018,690,672 0.48858767
16 FMII 173,624,705,738 459,446,166,175 0.37790000
17 GAMA 298,469,478,193 1,390,092,733,576 0.21471192
18 GMTD 857,970,061,541 1,524,317,216,546 0.56285532
19 GPRA 627,610,745,487 1,517,576,344,888 0.41356123
20 GWSA 230,359,316,054 2,292,661,995,500 0.10047679
21 JRPT 3,482,331,602,000 6,684,262,908,000 0.52097466
97
Lanjutan Lampiran 4
Hasil Perhitungan Solvabilitas
NO KODE 2014
Total Utang Total Aktiva Solvabilitas
22 KIJA 3,843,434,033,668 8,505,270,447,485 0.45188852
23 LAMI 234,382,204,000 631,395,724,000 0.37121285
24 LPCK 1,638,364,646,380 4,309,824,234,265 0.38014651
25 LPKR 20,114,771,650,490 37,761,220,693,695 0.53268330
26 MDLN 5,115,802,013,637 10,446,907,695,182 0.48969534
27 MKPI 2,154,420,021,554 4,316,214,269,222 0.49914575
28 MTLA 1,213,581,467,000 3,250,717,743,000 0.37332724
29 MTSM 10,849,759,286 92,326,274,743 0.11751540
30 NIRO 1,296,939,347,778 3,037,200,775,668 0.42701798
31 OMRE 170,058,944,880 815,338,709,481 0.20857460
32 PLIN 1,126,880,402,898 4,544,932,176,000 0.24794218
33 PWON 8,487,671,758,000 16,770,742,538,000 0.50609994
34 RBMS 23,772,179,228 155,939,885,534 0.15244451
35 SCBD 1,621,222,893,000 5,569,183,172,000 0.29110605
36 SMRA 9,386,842,550,000 15,379,478,994,000 0.61034854
37 TARA 277,248,531,814 1,317,074,896,137 0.21050324
98
Lanjutan Lampiran 4
Hasil Perhitungan Solvabilitas
NO KODE 2015
Total Utang Total Aktiva Solvabilitas
1 APLN 15,485,060,600,000 24,559,174,988,000 0.63052039
2 ASRI 12,107,460,464,000 18,709,870,126,000 0.64711622
3 BAPA 74,812,450,750 175,743,601,667 0.42569089
4 BEST 1,589,160,166,683 4,631,315,439,422 0.34313365
5 BIPP 250,419,263,022 1,329,200,459,592 0.18839842
6 BKDP 218,404,283,896 791,161,825,436 0.27605513
7 BSDE 13,925,458,006,310 36,022,148,489,646 0.38658044
8 COWL 2,366,446,562,423 3,540,585,749,217 0.66837714
9 CTRA 13,208,497,280,343 26,258,718,560,250 0.50301378
10 DART 2,311,459,415,000 5,739,863,241,000 0.40270287
11 DILD 5,517,743,393,322 10,288,572,076,882 0.53629827
12 DMAS 846,523,142,537 8,007,121,008,539 0.10572129
13 DUTI 2,183,853,143,849 9,014,911,216,451 0.24224899
14 ELTY 8,015,693,020,848 14,688,816,418,463 0.54570040
15 EMDE 536,106,853,364 1,196,040,969,781 0.44823452
16 FMII 138,730,216,120 584,000,536,156 0.23755152
17 GAMA 240,002,262,640 1,336,562,720,363 0.17956678
18 GMTD 719,732,960,562 1,273,990,253,786 0.56494385
19 GPRA 262,943,804,650 1,574,174,572,164 0.16703599
20 GWSA 456,789,155,912 6,805,277,762,308 0.06712278
21 JRPT 3,437,170,298,000 7,578,101,438,000 0.45356615
99
Lanjutan Lampiran 4
Hasil Perhitungan Solvabilitas
NO KODE 2015
Total Utang Total Aktiva Solvabilitas
22 KIJA 4,762,940,390,118 9,740,694,660,705 0.48897338
23 LAMI 88,980,263,000 640,519,368,000 0.13891893
24 LPCK 1,843,461,568,152 5,476,757,336,509 0.33659727
25 LPKR 22,409,793,619,707 41,326,558,178,049 0.54226131
26 MDLN 6,785,593,826,555 12,843,050,665,229 0.52834751
27 MKPI 2,880,175,893,867 5,709,371,372,467 0.50446463
28 MTLA 1,407,525,853,000 3,620,742,578,000 0.38873955
29 MTSM 11,087,454,789 88,172,596,470 0.12574717
30 NIRO 383,188,798,702 3,141,665,656,854 0.12196995
31 OMRE 169,746,533,637 819,722,919,219 0.20707794
32 PLIN 213,442,265,065 4,671,089,985,000 0.04569432
33 PWON 9,323,066,490,000 18,778,122,467,000 0.49648555
34 RBMS 14,045,789,092 182,263,717,930 0.07706300
35 SCBD 1,787,170,403,000 5,566,425,030,000 0.32106251
36 SMRA 11,228,512,108,000 18,758,262,022,000 0.59859022
37 TARA 248,630,928,094 1,294,372,965,059 0.19208600
100
Lanjutan Lampiran 4
Hasil Perhitungan Solvabilitas
NO KODE 2016
Total Utang Total Aktiva Solvabilitas
1 APLN 15,741,190,673,000 25,711,953,382,000 0.61221294
2 ASRI 12,998,285,601,000 20,186,130,682,000 0.64392160
3 BAPA 72,040,603,450 179,260,878,116 0.40187577
4 BEST 1,814,537,354,523 5,205,373,116,830 0.34858930
5 BIPP 444,202,117,934 1,648,021,678,720 0.26953657
6 BKDP 239,151,281,393 785,095,652,150 0.30461420
7 BSDE 13,939,298,974,339 38,292,205,983,731 0.36402444
8 COWL 2,292,924,704,109 3,493,055,380,115 0.65642381
9 CTRA 14,774,323,000,000 29,072,250,000,000 0.50819331
10 DART 2,442,909,056,000 6,066,257,596,000 0.40270447
11 DILD 6,782,581,912,231 11,840,059,936,442 0.57285030
12 DMAS 415,467,051,316 7,803,851,935,273 0.05323872
13 DUTI 1,899,304,756,790 9,692,217,785,825 0.19596183
14 ELTY 7,664,921,550,384 14,063,747,826,017 0.54501273
15 EMDE 687,992,002,736 1,363,641,661,657 0.50452551
16 FMII 98,838,157,454 771,547,611,433 0.12810377
17 GAMA 247,197,419,367 1,344,868,368,117 0.18380789
18 GMTD 590,413,630,191 1,229,172,450,340 0.48033425
19 GPRA 559,139,315,183 1,569,319,030,878 0.35629423
20 GWSA 478,485,384,788 6,963,273,062,204 0.06871559
21 JRPT 3,578,037,749,000 8,484,436,652,000 0.42171778
101
Lanjutan Lampiran 4
Hasil Perhitungan Solvabilitas
NO KODE 2016
Total Utang Total Aktiva Solvabilitas
22 KIJA 5,095,107,624,314 10,733,598,205,115 0.47468775
23 LAMI 84,232,790,000 654,433,956,000 0.12871091
24 LPCK 1,410,461,654,803 5,653,153,184,505 0.24949999
25 LPKR 23,528,544,000,000 45,603,683,000,000 0.51593517
26 MDLN 7,944,774,284,719 14,540,108,285,179 0.54640407
27 MKPI 2,897,296,559,011 6,612,200,867,199 0.43817431
28 MTLA 1,430,126,743,000 3,932,529,273,000 0.36366589
29 MTSM 9,886,209,708 84,641,766,703 0.11680061
30 NIRO 818,301,197,063 3,791,983,263,313 0.21579768
31 OMRE 146,961,455,436 4,264,983,383,118 0.03445769
32 PLIN 671,339,741,627 4,586,569,370,000 0.14637078
33 PWON 9,654,447,854,000 20,674,141,654,000 0.46698180
34 RBMS 5,615,874,579 167,489,721,098 0.03352967
35 SCBD 1,592,379,580,000 5,714,281,971,000 0.27866661
36 SMRA 12,644,764,172,000 20,810,319,657,000 0.60761989
37 TARA 165,757,986,444 1,218,023,176,513 0.13608771
102
Lampiran 5
Hasil Perhitungan Konsentrasi Kepemilikan
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
KONSENTRASI KEPEMILIKAN
2014 2015 2016
Kode Kode kode
1 APLN PT Agung Podomoro Land Tbk Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1
2 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk Tidak 0 Tidak 0 Tidak 0
3 BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk Tidak 0 Tidak 0 Tidak 0
4 BEST PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk Tidak 0 Tidak 0 Tidak 0
5 BIPP PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk Tidak 0 Tidak 0 Terkonsentrasi 1
6 BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1
7 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk Tidak 0 Tidak 0 Tidak 0
8 COWL PT Cowell Development Tbk Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1
9 CTRA PT Ciputra Development Tbk Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1
10 DART PT Duta Anggada Realty Tbk Tidak 0 Tidak 0 Tidak 0
11 DILD PT Intiland Development Tbk Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1
12 DMAS PT Puradelta Lestari Tbk Tidak 0 Tidak 0 Terkonsentrasi 1
13 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1
14 ELTY PT Bakrieland Development Tbk Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1
15 EMDE PT Megapolitan Developments Tbk Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1
16 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk Tidak 0 Tidak 0 Tidak 0
17 GAMA PT Gading Development Tbk Tidak 0 Tidak 0 Tidak 0
18 GMTD PT Gowa Makasar Tourism
Development Tbk Tidak 0 Tidak 0 Tidak 0
19 GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk Terkonsentrasi 1 Tidak 0 Tidak 0
103
Lanjutan Lampiran 5
Hasil Perhitungan Konsentrasi Kepemilikan
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
KONSENTRASI KEPEMILIKAN
2014 2015 2016
Kode Kode kode
20 GWSA PT Greenwood Sejahtera Tbk Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1
21 JRPT PT Jaya Real Property Tbk Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1
22 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1
23 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1
24 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1
25 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1
26 MDLN PT Modernland Realty Tbk Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1 Tidak 1
27 MKPI PT Metropolitan Kentjana Tbk Tidak 0 Tidak 0 Tidak 0
28 MTLA PT Metropolitan Land Tbk Tidak 0 Tidak 0 Tidak 0
29 MTSM PT Metro Realty Tbk Tidak 0 Tidak 0 Tidak 0
30 NIRO PT Nirvana Development Tbk Terkonsentrasi 1 Tidak 0 Tidak 0
31 OMRE PT Indonesia Prima Property Tbk Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1
32 PLIN PT Plaza Indonesia Realty Tidak 0 Tidak 0 Tidak 0
33 PWON PT Pakuwon Jati Tbk Tidak 0 Tidak 0 Terkonsentrasi 1
34 RBMS PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk Tidak 0 Tidak 0 Tidak 0
35 SCBD PT Danayasa Arthama Terkonsentrasi 1 Tidak 0 Tidak 1
36 SMRA PT Summarecon Agung Tbk Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1
37 TARA PT Sitara Propertindo Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1 Terkonsentrasi 1
104
Lampiran 6
Hasil Perhitungan Anggota Dewan Komisaris Independen
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
ANGGOTA DEWAN
KOMISARIS
INDEPENDEN
2014 2015 2016
1 APLN PT Agung Podomoro Land Tbk 0.33 0.33 0.33
2 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk 0.33 0.40 0.40
3 BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk 0.33 0.33 0.33
4 BEST PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 0.33 0.40 0.40
5 BIPP PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk 0.33 0.33 0.33
6 BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk 0.50 0.50 0.50
7 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk 0.38 0.40 0.40
8 COWL PT Cowell Development Tbk 0.33 0.50 0.50
9 CTRA PT Ciputra Development Tbk 0.50 0.33 0.33
10 DART PT Duta Anggada Realty Tbk 0.33 0.33 0.33
11 DILD PT Intiland Development Tbk 0.33 0.33 0.33
12 DMAS PT Puradelta Lestari Tbk 0.33 0.33 0.33
13 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk 0.43 0.50 0.50
14 ELTY PT Bakrieland Development Tbk 0.40 0.33 0.33
15 EMDE PT Megapolitan Developments Tbk 0.33 0.50 0.40
16 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk 0.33 0.33 0.33
17 GAMA PT Gading Development Tbk 0.50 0.50 0.50
18 GMTD PT Gowa Makasar Tourism
Development Tbk 0.38 0.30 0.33
19 GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk 0.33 0.33 0.33
105
Lanjutan Lampiran 6
Hasil Perhitungan Anggota Dewan Komisaris Independen
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
ANGGOTA DEWAN
KOMISARIS
INDEPENDEN
2014 2015 2016
20 GWSA PT Greenwood Sejahtera Tbk 0.50 0.33 0.33
21 JRPT PT Jaya Real Property Tbk 0.40 0.40 0.40
22 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk 0.25 0.20 0.20
23 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk 0.33 0.33 0.33
24 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk 0.33 0.38 0.43
25 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk 0.56 0.83 0.83
26 MDLN PT Modernland Realty Tbk 0.40 0.40 0.40
27 MKPI PT Metropolitan Kentjana Tbk 0.32 0.32 0.29
28 MTLA PT Metropolitan Land Tbk 0.33 0.40 0.33
29 MTSM PT Metro Realty Tbk 0.50 0.50 0.50
30 NIRO PT Nirvana Development Tbk 0.33 0.33 0.50
31 OMRE PT Indonesia Prima Property Tbk 0.33 0.50 0.50
32 PLIN PT Plaza Indonesia Realty 0.33 0.25 0.25
33 PWON PT Pakuwon Jati Tbk 0.67 0.67 0.67
34 RBMS PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 0.33 0.33 0.50
35 SCBD PT Danayasa Arthama 0.40 0.40 0.40
36 SMRA PT Summarecon Agung Tbk 0.50 0.50 0.50
37 TARA PT Sitara Propertindo 0.50 0.50 0.50
20 GWSA PT Greenwood Sejahtera Tbk 0.50 0.33 0.33
106
Lampiran 7
Hasil Perhitungan Jumlah Komite Audit
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
JUMLAH KOMITE
AUDIT
2014 2015 2016
1 APLN PT Agung Podomoro Land Tbk 3 3 3
2 ASRI PT Alam Sutera Realty Tbk 3 3 3
3 BAPA PT Bekasi Asri Pemula Tbk 3 3 3
4 BEST PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk 3 3 3
5 BIPP PT Bhuwanatala Indah Permai Tbk 3 3 3
6 BKDP PT Bukit Darmo Property Tbk 3 3 3
7 BSDE PT Bumi Serpong Damai Tbk 3 3 3
8 COWL PT Cowell Development Tbk 3 3 3
9 CTRA PT Ciputra Development Tbk 3 3 3
10 DART PT Duta Anggada Realty Tbk 3 3 3
11 DILD PT Intiland Development Tbk 3 3 3
12 DMAS PT Puradelta Lestari Tbk 3 3 3
13 DUTI PT Duta Pertiwi Tbk 3 3 3
14 ELTY PT Bakrieland Development Tbk 3 3 3
15 EMDE PT Megapolitan Developments Tbk 3 3 2
16 FMII PT Fortune Mate Indonesia Tbk 3 3 3
17 GAMA PT Gading Development Tbk 3 3 3
18 GMTD PT Gowa Makasar Tourism
Development Tbk 3 3 3
19 GPRA PT Perdana Gapuraprima Tbk 2 2 3
107
Lanjutan Lampiran 7
Hasil Perhitungan Jumlah Komite Audit
NO KODE NAMA PERUSAHAAN
JUMLAH KOMITE
AUDIT
2014 2015 2016
20 GWSA PT Greenwood Sejahtera Tbk 3 3 3
21 JRPT PT Jaya Real Property Tbk 3 3 3
22 KIJA PT Kawasan Industri Jababeka Tbk 3 3 3
23 LAMI PT Lamicitra Nusantara Tbk 3 3 3
24 LPCK PT Lippo Cikarang Tbk 3 3 3
25 LPKR PT Lippo Karawaci Tbk 3 3 3
26 MDLN PT Modernland Realty Tbk 3 3 3
27 MKPI PT Metropolitan Kentjana Tbk 4 4 4
28 MTLA PT Metropolitan Land Tbk 3 3 3
29 MTSM PT Metro Realty Tbk 3 3 3
30 NIRO PT Nirvana Development Tbk 3 3 3
31 OMRE PT Indonesia Prima Property Tbk 3 3 3
32 PLIN PT Plaza Indonesia Realty 3 3 3
33 PWON PT Pakuwon Jati Tbk 3 3 3
34 RBMS PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk 3 3 3
35 SCBD PT Danayasa Arthama 3 3 3
36 SMRA PT Summarecon Agung Tbk 3 3 3
37 TARA PT Sitara Propertindo 3 3 3
108
Lampiran 8
Hasil Output Pengujian SPSS
1. Hasil Uji Normalitas dengan Grafik Histogram
2. Hasil Uji Normalitas dengan P-Plot
109
3. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorof Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 98
Normal Parametersa,b Mean -2.8298952
Std. Deviation 12.46647740
Most Extreme Differences Absolute .069
Positive .068
Negative -.069
Test Statistic .069
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
4. Hasil Uji Multikoloniaritas dengan Uji VIF
Collinearity Diagnosticsa
Model
Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
PR .904 1.106
SL .944 1.059
KK .900 1.111
ADKI .920 1.087
KKA .917 1.090
110
5. Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Grafik Scatterplot
Secara Statistik: Uji White
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .120a .014 -.039 162.97824240 1.923
a. Predictors: (Constant), KKA, ADKI, SL, PR, KK
b. Dependent Variable: Unstandardized Residual
Chi Square Hitung = n x R Square
98 x 0,014
1,372
Chi Square Tabel k-1 = 9, 488
1,372 < 9,488 = bebas heteroskedastisitas
Secara Grafik: Scatterplot
111
6. Hasil Uji Autokorelasi: Durbin Watson
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 .546a .298 .260 12.061 2.115
a. Predictors: (Constant), JKA, ADKI, SL, PR, KK
b. Dependent Variable: ARL
7. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
PR 98 -.053057560000 .239709303000 .054962403500
00
.057175418700
000
SL 98 .033529667000 .668377136000 .368479812000
00
.175552066000
000
KK 98 0 1 .55 .500
ADKI 98 .20 .83 .4043 .11274
JKA 98 2 4 3.00 .249
ARL 98 37 99 77.19 14.020
Valid N (listwise) 98
8. Hasil Uji F
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5683.177 5 1136.635 7.813 .000b
Residual 13384.139 92 145.480
Total 19067.316 97
a. Dependent Variable: ARL
b. Predictors: (Constant), JKA, ADKI, SL, PR, KK
112
9. Hasil Uji t
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta
Toleranc
e VIF
1 (Constant) 139.897 16.016 8.735 .000
PR -89.358 22.527 -.364 -3.967 .000 .904 1.106
SL -6.019 7.179 -.075 -.838 .404 .944 1.059
KK 3.909 2.582 .139 1.514 .133 .900 1.111
ADKI -15.754 11.327 -.127 -1.391 .168 .920 1.087
JKA -17.119 5.141 -.304 -3.330 .001 .917 1.090
a. Dependent Variable: ARL