pengaruh earning management terhadap peringkat...

41
1 PENDAHULUAN Laporan keuangan perusahaan digunakan oleh para pengguna laporan keuangan terutama investor/kreditor, dan analis kredit untuk mengukur risiko investasi obligasi di Pasar Kredit Indonesia. Tujuan utama investor/kreditor mengetahui resiko investasi obligasi adalah untuk melihat kemampuan emiten obligasi/debitur dapat melunasi kewajibannya. Emiten obligasi/debitur yang gagal bayar menimbulkan resiko besar bagi para investor/kreditor. Oleh sebab itu, lembaga pemeringkat seperti Moody's dan Standard & Poor's (di Amerika Serikat) atau PT. Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dan PT. Moody's Indonesia (di Indonesia) semakin dibutuhkan untuk membantu investor melakukan estimasi atas risiko tidak terbayarnya pokok dan bunga obligasi. Lembaga pemeringkat memberikan peringkat untuk setiap penerbitan obligasi agar kualitas kinerja obligasi dapat dipahami oleh pemodal, serta perusahaan yang mempunyai kinerja rendah akan mudah terlihat. Salah satu parameter mengukur kinerja perusahaan adalah laba. Wiryandari dan Yulianti (2009) mengatakan bahwa informasi yang terkandung dalam laba memiliki peran penting dalam menilai kinerja perusahaan. Melihat pentingnya peran laba bagi investor maupun pihak lain sebagai pengguna laporan keuangan, maka tidak mengherankan kalau pihak manajemen perusahaan melakukan manajemen laba demi menarik investor. Manajemen laba (earning management) merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas laporan keuangan perusahaan serta dapat mempengaruhi peringkat obligasi perusahaan. Manajemen laba dapat membuat kinerja perusahaan terlihat buruk oleh investor. Hasil penelitian Crabtree dan Maher (2009) bahwa perusahaan yang melakukan manajemen laba, mempunyai persistensi laba yang rendah sehingga semakin meningkatkan risiko perusahaan tidak mampu membayar pokok dan bunga obligasi di masa depan. Hal ini menyebabkan lembaga pemeringkat memberikan peringkat obligasi rendah. Sebaliknya hasil penelitian Arif Bramasta (2012) bahwa praktik manajemen laba berpengaruh positif signifikan terhadap

Upload: vucong

Post on 07-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

1

PENDAHULUAN

Laporan keuangan perusahaan digunakan oleh para pengguna laporan

keuangan terutama investor/kreditor, dan analis kredit untuk mengukur risiko

investasi obligasi di Pasar Kredit Indonesia. Tujuan utama investor/kreditor

mengetahui resiko investasi obligasi adalah untuk melihat kemampuan emiten

obligasi/debitur dapat melunasi kewajibannya. Emiten obligasi/debitur yang gagal

bayar menimbulkan resiko besar bagi para investor/kreditor. Oleh sebab itu, lembaga

pemeringkat seperti Moody's dan Standard & Poor's (di Amerika Serikat) atau PT.

Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) dan PT. Moody's Indonesia (di Indonesia)

semakin dibutuhkan untuk membantu investor melakukan estimasi atas risiko tidak

terbayarnya pokok dan bunga obligasi. Lembaga pemeringkat memberikan peringkat

untuk setiap penerbitan obligasi agar kualitas kinerja obligasi dapat dipahami oleh

pemodal, serta perusahaan yang mempunyai kinerja rendah akan mudah terlihat.

Salah satu parameter mengukur kinerja perusahaan adalah laba. Wiryandari dan

Yulianti (2009) mengatakan bahwa informasi yang terkandung dalam laba memiliki

peran penting dalam menilai kinerja perusahaan. Melihat pentingnya peran laba bagi

investor maupun pihak lain sebagai pengguna laporan keuangan, maka tidak

mengherankan kalau pihak manajemen perusahaan melakukan manajemen laba demi

menarik investor.

Manajemen laba (earning management) merupakan salah satu faktor yang

menentukan kualitas laporan keuangan perusahaan serta dapat mempengaruhi

peringkat obligasi perusahaan. Manajemen laba dapat membuat kinerja perusahaan

terlihat buruk oleh investor. Hasil penelitian Crabtree dan Maher (2009) bahwa

perusahaan yang melakukan manajemen laba, mempunyai persistensi laba yang

rendah sehingga semakin meningkatkan risiko perusahaan tidak mampu membayar

pokok dan bunga obligasi di masa depan. Hal ini menyebabkan lembaga pemeringkat

memberikan peringkat obligasi rendah. Sebaliknya hasil penelitian Arif Bramasta

(2012) bahwa praktik manajemen laba berpengaruh positif signifikan terhadap

Page 2: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

2

peringkat obligasi. Manajemen laba dapat membuat kinerja perusahaan terlihat baik

oleh investor dengan menaikkan laba yang diperoleh perusahaan. Praktik manajemen

laba dilakukan untuk memberikan suatu informasi kepada agen pemeringkat

mengenai kinerja keuangan perusahaan yang positif, sehingga bisa memberikan

peringkat (rating) yang terbaik. Dengan peringkat yang baik tentu dapat

meningkatkan kepercayaan dan memaksimalkan dana yang masuk kedalam

perusahaan. Salah satu cara untuk mengidentifikasi adanya praktik manajemen laba

tersebut adalah dengan menggunakan perbedaan antara laba sebelum pajak (book

income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau sering disebut dengan

istilah book-tax differences (Christina et al., 2010). Penelitian Lev dan Nissim (2004),

Ayers, Benjamin et al., (2008) menemukan perbandingan taxable income dengan

book income dapat menjadi indikator kualitas laba yang lebih informatif untuk

perusahaan-perusahaan yang melakukan manajemen laba. Berdasarkan penelitian

Crabtree dan Maher (2009) apabila laba yang dilaporkan perusahaan menjadi objek

manipulasi dan manajemen laba, maka laba perusahaan menunjukkan persistensi

yang rendah di masa depan. Semakin besar book-tax differences, maka akan semakin

meningkatkan risiko perusahaan tidak mampu membayar pokok obligasi dan

bunganya di masa depan.

Penelitian Crabtree dan Maher (2009) menggunakan data dari Moody and

Standart & Poor Agency di Amerika. Sedangkan, penelitian Christina et al., (2010)

dan Hadimukti dan Kiswara (2012) menggunakan data dari PT. PEFINDO di

Indonesia. Berdasarkan penelitian Crabtree dan Maher (2009), Christina et al.,

(2010), dan Hadimukti dan Kiswara (2012) bahwa book-tax differences yang

diproksikan dengan variabel large positive dan negative deferred taxes serta large dan

small tax-to-book ratios dapat menjadi indikator untuk menilai peringkat obligasi.

Adapun ketidakkonsistenan antara hasil penelitian Crabtree dan Maher (2009),

penelitian Christina et al., (2010) serta penelitian Hadimukti dan Kiswara (2012),

yaitu: (1) Menurut Crabtree dan Maher (2009) bahwa large positive dan large

negative deferred taxes berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat obligasi.

Page 3: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

3

Sebaliknya, menurut Christina et al., (2010) bahwa hanya large negative deferred

taxes yang berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. Namun,

menurut Hadimukti dan Kiswara (2012) bahwa large positive dan negative deferred

taxes berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. (2) Menurut

Crabtree dan Maher (2009) bahwa large tax-to-book ratios dan small tax-to-book

ratios berpengaruh negatif signifikan terhadap peringkat obligasi. Sedangkan,

menurut Christina et al., (2010) bahwa large tax-to-book ratios dan small tax-to-book

ratios tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Namun, menurut

Hadimukti dan Kiswara (2012) bahwa large tax-to-book ratios dan small tax-to-book

ratios berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian

Hadimukti dan Kiswara (2012) dalam menguji variabel book-tax differences cecara

simultan menunjukkan bahwa large positive dan negative deferred taxes serta large

dan small tax-to-book ratios tidak berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi.

Melihat adanya ketidakkonsistenan hasil dari penelitian sebelumnya, maka

persoalan penelitian ini yaitu apakah earning management mempengaruhi peringkat

obligasi di Pasar Kredit Indonesia selama tahun 2003-2010. Tujuan penelitian ini

untuk mengetahui pengaruh earning management terhadap peringkat obligasi di

Indonesia yang diproksikan dengan variabel large positive dan negative deferred

taxes, serta large dan small tax-to-book ratios yang diuji secara parsial dan simultan.

Penelitian ini menggabungkan periode observasi penelitian Christina et al., (2010)

dan Hadimukti dan Kiswara (2012) menjadi 8 tahun yaitu tahun 2003 sampai dengan

tahun 2010. Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Christina et al., (2010).

Dalam penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

Perusahaan manufaktur dipilih karena perusahaan manufaktur paling banyak diantara

jenis perusahaan lainnya sehingga akan didapatkan data yang homogen. Serta,

perusahaan manufaktur memiliki karakteristik yang berbeda dengan perusahaan non

manufaktur. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penyusun laporan keuangan

dalam penyampaian informasi laporan keuangan serta bagi investor dalam

pengambilan keputusan investasi.

Page 4: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

4

TELAAH TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Earning Management (Manajemen Laba)

Ditinjau dari sudut pandang fungsi laporan keuangan kepada pihak eksternal,

Schiper dalam Djamaluddin (2008) menyatakan bahwa manajemen laba merupakan

suatu upaya melakukan intervensi terhadap proses pelaporan keuangan kepada pihak

eksternal dengan maksud memperoleh keuntungan pribadi. Manajemen laba sebagai

upaya untuk memanipulasi angka akuntansi demi keuntungan pribadi sehingga dapat

menyesatkan penggunanya dalam mengambil keputusan.

Pemahaman konsep manajemen laba dapat dilihat dari pendekatan teori

keagenan dan signaling theory. Keduanya menjelaskan bahwa manusia memiliki

keterbatasan rasional dan menolak resiko (Djamaluddin, 2008). Resiko yang

dimaksud adalah resiko pada saat mengelola bisnis perusahaan. Dimana resiko

kegagalan dan ketidakpastian akan selalu membayangi dan tentunya posisi ini akan

mengancam posisi mereka didalam perusahaan. Untuk dapat meminimalisir atau

bahkan menghilangkan resiko terkadang pihak manajemen melakukan hal-hal yang

tidak etis. Salah satunya dengan melakukan manajemen laba.

Perilaku manajemen laba dapat dijelaskan melalui Positive Accounting Theory

dan Agency Theory. Watts dan Zimmerman (1986) dalam Sulistyanto (2008)

mengusulkan tiga hipotesis yang dapat dijadikan dasar pemahaman tindakan

manajemen laba yaitu sebagai berikut.

1. Hipotesis Program Bonus (Bonus Plan Hypotesis). Hipotesis ini menyatakan

bahwa manajer pada perusahaan yang menerapkan program bonus lebih cenderung

untuk menggunakan metode atau prosedur-prosedur akuntansi yang akan

menaikkan laba periode mendatang ke periode berjalan.

2. Hipotesis Perjanjian Utang (Debt Covenant Hypotesis). Hipotesis ini menyatakan

bahwa perusahaan yang mempunyai rasio debt to equity besar atau menghadapi

kesulitan utang, maka manajer perusahaan akan cenderung menggunakan metode

akuntansi yang akan meningkatkan laba.

Page 5: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

5

3. Hipotesis Kos Politis (Political Cost Hypotesis). Hipotesis ini menyatakan bahwa

semakin besar biaya politik yang dihadapi suatu perusahaan maka manajer

cenderung untuk menangguhkan laba berjalan ke masa yang akan datang. Biaya

politik muncul sebagai akibat dari profitabilitas perusahaan yang tinggi dapat

menarik perhatian media dan konsumen.

Scott (2009) dalam Arif Bramasta (2012) mengemukakan beberapa motivasi

terjadinya manajemen laba, yaitu:

1. Bonus purposes

Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak

secara oportunistik untuk melakukan manajemen laba dengan memaksimalkan

laba saat ini.

2. Political motivation

Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan pada

perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan

karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan

peraturan yang lebih ketat.

3. Taxation motivation

Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang paling nyata.

Berbagai metode akuntansi digunakan dengan tujuan untuk penghematan pajak

pendapatan.

4. Pergantian CEO

CEO yang mendekati masa pensiuan akan cenderung menaikkan pendapatan untuk

meningkatkan bonus mereka. Jika kinerja perusahaan buruk, mereka akan

memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan.

5. Initial Public Offering (IPO)

Perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai dasar, dan menyebabkan

manajer perusahaan yang akan go public melakukan manajemen laba dengan

harapan dapat menaikkan harga saham perusahaan.

6. Pentingnya memberi informasi kepada investor

Page 6: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

6

Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor

sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap menilai bahwa

perusahaan tersebut dalam kinerja yang baik.

Scott (2009) dalam Arif Bramasta (2012) mengemukakan bentuk-bentuk

manajemen laba yang dilakukan oleh manajer antara lain :

1. Taking a bath, yaitu pola manajemen laba yang dilakukan dengan cara menjadikan

laba perusahaan pada periode berjalan menjadi sangat ekstrim rendah (bahkan rugi)

atau sangat ekstrim tinggi dibandingkan dengan laba pada periode sebelumnya atau

sesudahnya.

2. Income Minimization, yaitu pola manajemen laba yang dilakukan dengan cara

menjadikan laba pada laporan keuangan periode berjalan lebih rendah daripada laba

sesungguhnya.

3. Income Maximization, yaitu pola manajemen laba yang dilakukan dengan cara

menjadikan laba pada laporan keuangan periode berjalan lebih tinggi dari pada laba

sesungguhnya.

4. Income Smoothing (Perataan Laba), yaitu pola manajemen laba yang dilakukan

dengan cara menjadikan laba pada laporan keuangan periode-periode tertentu

menunjukkan fluktuasi yang normal dalam rangka mencapai kecenderungan atau

tingkat laba yang diinginkan.

Hasil penelitian Crabtree dan Maher (2009) menunjukkan bahwa apabila laba

yang dilaporkan perusahaan menjadi objek manipulasi dan manajemen laba, maka

laba perusahaan menunjukkan persistensi yang rendah di masa depan. Sehingga

lembaga pemeringkat member peringkat obligasi rendah. Sebaliknya, hasil penelitian

Arif Bramasta (2012) mengatakan bahwa praktik manajemen laba dilakukan untuk

memberikan suatu informasi kepada agen pemeringkat mengenai kinerja keuangan

perusahaan yang positif, sehingga bisa memberikan peringkat (rating) yang terbaik.

Hasil penelitian Vicitta, et al., (2012) bahwa manajemen laba berpengaruh negatif

tidak signifikan terhadap kinerja keuangan. Semakin tinggi manajemen laba, maka

kinerja keuangan semakin rendah, namun hasil dalam penelitian ini tidak signifikan.

Page 7: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

7

Book-Tax Differences

Book-tax differences merupakan perbedaan antara laba akuntansi dan laba

fiskal. Laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode sebelum

dikurangi beban pajak. Sedangkan laba fiskal (taxable profit) atau rugi pajak (tax

loss) adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan

perpajakan dan menjadi dasar penghitungan pajak penghasilan (PSAK 46). Perbedaan

perlakuan pengakuan laba menurut akuntansi (book income) dengan laba/penghasilan

menurut pajak (taxable income) akan meningkatkan jumlah beban atau manfaat pajak

tangguhan. Pada penghitungan Book-tax differences, ada tiga kemungkinan hasil

yaitu (1) Large positive Book-tax differences (LPBTD) , yaitu laba akuntansi lebih

besar daripada laba fiskal. LPBTD ditentukan dengan cara mengurutkan angka

besaran perbedaan temporer pertahun, kemudian 20% urutan tertinggi adalah

kelompok LPBTD. (2) Large negative Book-tax differences (LNBTD) yaitu selisih

laba dimana laba akuntansi lebih kecil dari laba fiskal. LNBTD ditentukan dengan

cara mengurutkan angka besaran perbedaan temporer per tahun, kemudian 20%

urutan terbawah adalah merupakan kelompok LNBTD. (3) Small Book-tax

differences (SBTD), yaitu selisih kecil antara laba akuntansi dan laba fiskal yang

merupakan subsampel sisa dari urutan setelah penentuan LPBTD dan LNBTD.

Ketika laba akuntansi lebih besar daripada laba fiskal maka menyebabkan beban

pajak komersial lebih tinggi daripada pajak terutang sehingga menimbulkan adanya

beban pajak tangguhan. Sebaliknya ketika laba akuntansi lebih kecil daripada laba

fiskal maka menyebabkan beban pajak komersial lebih kecil daripada pajak terutang

sehingga menimbulkan adanya manfaat pajak tangguhan. Menurut PSAK 46, beban

(manfaat) pajak tangguhan merupakan dampak dari perbedaan temporer yang

menyebabkan jumlah pajak terpulihkan atau pajak penghasilan terutang pada periode

masa depan. Perbedaan temporer yang dapat menambah jumlah pajak di masa depan

akan diakui sebagai utang pajak tangguhan dan perusahaan harus mengakui adanya beban

pajak tangguhan (deferred tax expense), yang berarti bahwa kenaikan utang pajak

Page 8: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

8

tangguhan konsisten dengan perusahaan yang mengakui pendapatan lebih awal atau

menunda biaya untuk pelaporan keuangan dibanding pelaporan pajak. Sebaliknya,

perbedaan temporer yang dapat mengurangi jumlah pajak dimasa depan akan diakui

sebagai aktiva pajak tangguhan dan perusahaan harus mengakui adanya keuntungan atau

manfaat pajak tangguhan (deferred tax benefit), yang berarti bahwa kenaikan aktiva pajak

tangguhan konsisten dengan perusahaan yang mengakui biaya lebih awal atau

menangguhkan pendapatannya untuk tujuan pelaporan keuangan dibanding pelaporan

pajak (Phillips et al., 2003).

Hasil penelitian Hanlon (2005) menunjukkan bahwa perusahaan dengan

kategori LPBTD dan LNBTD signifikan secara statistik memiliki persistensi laba

yang lebih rendah dibanding perusahaan dengan small book-tax differences. Hasil

penelitian Crabtree dan Maher (2009) menggunakan kerangka pemikiran Philips et al.

(2003) dan Hanlon (2005) dengan menguji pengaruh book-tax differences terhadap

penentuan peringkat obligasi oleh analis kredit atau lembaga pemeringkat

menunjukkan bahwa large positive dan large negative deferred taxes serta large tax-

to-book ratios dan small tax-to-book ratios berpengaruh negatif signifikan terhadap

peringkat obligasi. Argumen yang diberikan Philips et al., (2003) bahwa book-tax

differences yang bersifat temporer yang tercermin dalam deferred tax akan membantu

memisahkan tindakan diskresi manajer dari pilihan-pilihan non-diskresi. Selain itu,

deferred tax lebih akurat dibandingkan dengan ukuran-ukuran akrual lainnya dalam

mengklasifikasikan perusahaan yang melakukan manajemen laba untuk menghindari

kerugian dan penurunan laba. Selain itu hasil penelitian Lev dan Nissim (2004) yang

menggunakan rasio tax-to-book ratios menemukan bahwa rasio tersebut mampu

memprediksi pertumbuhan laba.

Peringkat Obligasi

Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang dapat dipindahtangankan yang

berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada

periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada

Page 9: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

9

pihak pembeli obligasi tersebut. Seorang pemodal yang tertarik membeli obligasi

tentunya harus memperhatikan peringkat obligasi. Peringkat merupakan sebuah

pernyataan tentang keadaan pengutang dan kemungkinan apa yang bisa dan akan

dilakukan sehubungan dengan utang yang dimiliki. Dapat dikatakan bahwa peringkat

mencoba mengukur risiko kegagalan, yaitu peluang emiten atau peminjam akan

mengalami kondisi tidak mampu memenuhi kewajiban keuangannya (Foster, 1986

dalam Purwaningsih, 2008). Peringkat obligasi perusahaan diharapkan dapat

memberikan petunjuk bagi investor tentang kualitas investasi obligasi yang mereka

minati. Peringkat obligasi di Indonesia salah satunya dikeluarkan setiap bulan oleh

PT. PEFINDO. Jumlah perusahaan yang menggunakan jasa pemeringkatan obligasi

PEFINDO jauh lebih banyak dibandingkan yang menggunakan jasa pemeringkatan

lainnya, seperti Kasnic Credit Rating. Dengan mengetahui peringkat obligasi investor

dapat mengukur resiko/kemungkinan dari penerbit obligasi tepat waktu atau yang

disebut dengan default risk (Bursa Efek Indonesia).

Proses pemberian peringkat dimulai dari permintaan perusahaan dan

perlengkapan semua administrasi. Kemudian pihak pemeringkat melakukan

analytical process dengan me-review informasi yang disediakan perusahaan, baik

melalui dokumen maupun kunjungan lapangan. Pihak pemeringkat juga akan

mengidentifikasi informasi tambahan yang harus disajikan oleh pihak manajemen

emiten. Apabila semua informasi yang dibutuhkan telah diperoleh, maka suatu komite

peringkat dibentuk oleh perusahaan pemeringkat untuk memberikan rekomendasi

akhir peringkat kredit. Pihak emiten berhak untuk mengajukan pembelaan atas hasil

pemeringkatan sementara dengan menyajikan alasan dan informasi tambahan yang

mendukung, dalam rentang waktu yang telah disepakati. Jika pihak emiten tidak

menyetujui hasil akhir dari proses pemeringkatan ini, maka perusahaan pemeringkat

tidak akan mempublikasikannya.

Lembaga pemeringkat yang mengeluarkan peringkat obligasi memiliki

metodologi tersendiri untuk menentukan faktor apa saja yang mempengaruhi suatu

peringkat atas obligasi yang dimiliki oleh suatu perusahaan. Menurut Manurung et al.

Page 10: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

10

(2009) dalam Hadimukti dan Kiswara (2012) faktor yang dapat menentukan

penelitian peringkat suatu obligasi yaitu :

1. Pendapatan dan cashflow masa depan.

2. Utang baik jangka pendek dan panjang dan kewajiban keuangan.

3. Struktur permodalan.

4. Likuiditas aset perusahaan.

5. Situasi negara dimana perusahaan berada, seperti politik dan sosial.

6. Situasi pasar dimana perusahaan melakukan aktivitas bisnisnya.

7. Kualitas manajemen dan struktur perusahaan.

Simbol peringkat yang digunakan PEFINDO sama dengan yang digunakan

oleh S&P's, yaitu peringkat tertinggi disimbolkan dengan idAAA, dan idD yang

menggambarkan risiko obligasi yang terendah. Kesamaan tersebut ada karena

PEFINDO berafiliasi dengan S&P's, sehingga S&P's mendorong PEFINDO dalam

hal metodologi pemeringkatan, kriteria, maupun proses pemeringkatan. Peringkat dari

idAA hingga idB dapat dimodifikasi dengan penambahan plus (+) atau minus (-).

Tanda plus (+) ataupun minus (-) digunakan untuk menunjukkan kekuatan relatif dari

kategori peringkat (www.pefindo.com). Simbol dan makna peringkat obligasi yang

digunakan PT PEFINDO dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini :

Tabel 1

Simbol dan Makna Peringkat Obligasi

idAAA Efek utang yang peringkatnya paling tinggi dan beresiko paling rendah yang

didukung oleh kemampuan obligor yang relatif superior dibanding entitas

Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya sesuai

dengan perjanjiannya.

Page 11: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

11

idAA Efek utang yang memiliki kualitas kredit sedikit dibawah peringkat tertinggi,

didukung oleh kemampuan obligor yang relatif sangat kuat untuk memenuhi

kewajiban keuangan jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian, dibanding

dengan entitas Indonesia lainnya dan tidak mudah dipengaruhi oleh

perubahan keadaan.

idA Efek utang yang berisiko investasi rendah dan memiliki kemampuan

dukungan obligor yang kuat dibanding entitas Indonesia lainnya untuk

memenuhi kewajiban keuangannya sesuai dengan perjanjian namun cukup

peka terhadap perubahan yang merugikan.

idBBB Efek utang yang berisiko investasi cukup rendah didukung oleh kemampuan

obligor yang relatif memadai, dibanding entitas Indonesia lainnya untuk

memenuhi kewajiban keuangannya sesuai dengan perjanjian

namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis

dan perekonomian yang merugikan.

idBB Efek utang yang menunjukkan dukungan kemampuan obligor yang relatif

agak lemah dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban

keuangan jangka panjangnya sesuai dengan perjanjian serta kepekaan bisnis

dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan.

idB Efek utang yang menunjukkan parameter perlindungan yang sangat lemah

walaupun obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban

keuangan jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan

perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan tersebut

untuk memenuhi kewajiban keuangannya.

idCCC Efek utang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban keuangannya serta

hanya bergantung kepada perbaikan keadaan eksternal.

idSD Efek utang yang menunjukkan bahwa obligor gagal membayar satu atau

lebih kewajibannya pada saat jatuh tempo, tetapi masih dapat melanjutkan

pemenuhan kewajibannya untuk kewajiban yang lain (selective default)

Page 12: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

12

idD Efek utang yang macet atau emitennya sudah berhenti berusaha

Sumber : www.pefindo.com

Perumusan Hipotesis

Pengaruh Earning Management Terhadap Peringkat Obligasi.

Pengaruh Large Positive Deferred Taxes Terhadap Peringkat Obligasi.

Hasil penelitian Crabtree dan Maher (2009) menyatakan bahwa large positive

deferred taxes berpengaruh negatif dan signifikan terhadap RATING, artinya book-

tax differences dalam jumlah yang besar akan meningkatkan risiko perusahaan tidak

mampu membayar pokok obligasi dan bunganya di masa depan sehingga akan

menghasilkan penurunan pada peringkat obligasi.

Ketika perusahaan mengalami kondisi bahwa laba akuntansi lebih besar

daripada laba fiskal (book income > taxable income), maka perusahaan akan

memperoleh pajak tangguhan (deferred tax) bernilai positif yang semakin besar.

Semakin besar deferred taxes bernilai positif mengindikasikan semakin besar

kemungkinan manajemen melakukan manajemen laba. Perusahaan yang melakukan

manajemen laba, mempunyai persistensi laba yang rendah sehingga semakin

meningkatkan risiko perusahaan tidak mampu membayar pokok obligasi dan

bunganya di masa depan. Hal ini menyebabkan lembaga pemeringkat menilai adanya

ketidakpastian kinerja perusahaan di masa depan sehingga memberikan peringkat

obligasi rendah. Oleh karena itu, dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1A : Perusahaan-perusahaan dengan pajak tangguhan yang besar dan bernilai

positif (large positive deferred taxes) akan memperoleh peringkat obligasi

yang lebih rendah pada saat penentuan peringkat obligasi.

Page 13: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

13

Pengaruh Large Negative Deferred Taxes Terhadap Peringkat Obligasi.

Hasil penelitian Crabtree dan Maher (2009) menyatakan bahwa large negative

deferred taxes berpengaruh negatif dan signifikan terhadap RATING, artinya book-

tax differences dalam jumlah yang besar akan meningkatkan risiko perusahaan tidak

mampu membayar pokok obligasi dan bunganya di masa depan sehingga akan

menghasilkan penurunan pada peringkat obligasi.

Ketika perusahaan mengalami kondisi bahwa laba akuntansi lebih kecil

daripada laba fiskal (book income < taxable income), maka perusahaan akan

memperoleh pajak tangguhan (deferred tax) yang semakin besar. Semakin besar nilai

negatif pajak tangguhan mengindikasikan semakin rendahnya kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba sehingga semakin besar risiko perusahaan tidak

mampu membayar pinjaman pokok beserta bunganya dimasa depan. Hal ini

menyebabkan lembaga pemeringkat menilai adanya ketidakpastian kinerja

perusahaan di masa depan sehingga menurunkan peringkat obligasi perusahaan

tersebut. Oleh karena itu, dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H1B : Perusahaan-perusahaan dengan pajak tangguhan yang besar dan bernilai

negatif (large negative deferred taxes) akan memperoleh peringkat obligasi

yang lebih rendah pada saat penentuan peringkat obligasi.

Pengaruh Large-Tax-To Book Ratios Terhadap Peringkat Obligasi.

Hasil penelitian Crabtree dan Maher (2009) menyatakan bahwa large tax-to-

book ratios berpengaruh negatif dan signifikan terhadap RATING, artinya perusahaan

yang memiliki large tax-to-book ratios diberi nilai rendah oleh lembaga pemeringkat

obligasi. Hal ini disebabkan, perusahaan yang memiliki large tax-to-book ratios

terindikasi tidak memiliki kemampuan perencanaan pajak yang baik sehingga

meningkatkan kewajiban jangka panjang perusahaan. Peringkat yang rendah pada

obligasi emiten mencerminkan tingginya risiko yang akan didapat oleh

Page 14: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

14

investor/kreditor. Sehingga lembaga pemeringkat menetapkan peringkat yang rendah

pada obligasi karena perusahaan mempunyai kewajiban jangka panjang yang besar.

Oleh karena itu, dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2A : Perusahaan-Perusahaan dengan rasio penghasilan kena pajak (taxable income)

terhadap laba akuntansi (book income) yang besar (large-tax-to-book ratios)

akan memperoleh peringkat obligasi yang lebih rendah pada saat penentuan

peringkat obligasi.

Pengaruh Small-Tax-To Book Ratios Terhadap Peringkat Obligasi.

Hasil penelitian Crabtree dan Maher (2009) menyatakan bahwa small tax-to-

book ratios berpengaruh negatif dan signifikan terhadap RATING, artinya perusahaan

yang memiliki small tax-to-book ratios diberi nilai rendah oleh lembaga pemeringkat

obligasi tersebut. Hal ini disebabkan perusahaan yang memiliki small tax-to-book

ratios terindikasi perusahaan melakukan manajemen laba pada laporan keuangan

yang dibuat. Dengan tujuan agar laba akuntansi yang ada pada laporan keuangan

perusahaan tampak lebih besar sehingga mengakibatkan menurunnya laba akuntansi

di masa mendatang. Manajemen laba yang terjadi menyebabkan persistensi yang

rendah di masa depan. Sehingga lembaga pemeringkat menetapkan peringkat yang

rendah pada obligasi tersebut. Oleh karena itu, dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

H2B : Perusahaan-perusahaan dengan rasio penghasilan kena pajak (taxable income)

terhadap laba akuntansi (book income) yang kecil (small-tax-to-book ratios)

akan memperoleh peringkat obligasi yang lebih rendah pada saat penentuan

peringkat obligasi.

Pengaruh Deferred Taxes dan Tax-to-book Ratios Terhadap Peringkat Obligasi

Variabel deferred taxes dan tax-to-book ratios yang dimiliki perusahaan akan

berdampak secara simultan mempengaruhi peringkat obligasi. Dengan kata lain,

kedua variabel tersebut yaitu deferred taxes dan tax-to-book ratios akan bersama-

Page 15: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

15

sama memberikan dampak pada rendahnya peringkat obligasi yang diperoleh

perusahaan pada saat penentuan peringkat obligasi.

H3 : Perusahaan-perusahaan dengan deferred taxes dan tax-to-book ratios yang

dimiliki oleh perusahaan akan memperoleh peringkat obligasi yang lebih

rendah pada saat penentuan peringkat obligasi.

Berdasarkan telaah teoritis diatas maka diturunkan kerangka pemikiran yang

digunakan dalam model sebagai berikut :

Model : H1 −

H3 ─

H2 ─

METODE PENELITIAN

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan manufaktur

yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan obligasinya terdaftar dalam

peringkat obligasi PT Pefindo. Sampel dipilih dengan menggunakan metode

purposive sampling dengan kriteria yang ditentukan :

1. Laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdapat di Bursa Efek

Indonesia (BEI) tahun 2003-2010.

2. Obligasinya terdaftar dalam peringkat obligasi yang dikeluarkan oleh PT

Pefindo pada bulan April tahun 2004-2011.

Large Positive Deferred Taxes

Peringkat Obligasi Large Negative Deferred Taxes

Large Tax-to-Book Ratios

Small Tax-to-Book Ratios

Page 16: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

16

3. Tahun buku Perusahaan yang berakhir pada 31 Desember dan laporan

keuangan tersebut telah diaudit.

Jenis dan Sumber Data

Data penelitian adalah data sekunder berupa data beban atau manfaat pajak

tangguhan dalam laporan keuangan perusahaan manufaktur yang diperoleh dari

www.idx.co.id, pojok BEI Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro,

dan buku ICMD (Indonesia Capital Market Directory). Serta, data peringkat obligasi

yang diperoleh dari IBMD (Indonesia Bond Market Directory) dan www.pefindo.com.

Data peringkat obligasi yang dipilih adalah data bulan April dikarenakan bulan

tersebut merupakan bulan terdekat dari batas waktu penerbitan laporan keuangan

perusahaan-perusahaan publik menurut aturan Bapepam.

Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi ordinal.

Alasan dipilihnya regresi ordinal karena variabel dependen penelitian berupa data

ordinal (Ghozali, 2009). Sebelum dilakukan uji hipotesis terdapat dua langkah yang

harus diperhatikan yaitu : (1) Memiih model link function logit dengan menggunakan

uji test of parallel lines, (2) Menilai keseluruhan model dengan menggunakan model

fitting information dan nilai Pseudo R-Square.

Pengujian Hipotesis

Menurut Ghozali (2006) pengujian hipotesis dilakukan dengan cara

membandingkan antara nilai probabilitas dengan tingkat signifikansi (α). Nilai

probabilitas pada regresi ordinal dapat diketahui dari nilai signifikansi. Kriteria

penerimaan atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut :

1. Jika nilai probabilitas > 0.05 maka H0 diterima (variabel bebas tidak

berpengaruh terhadap variabel terikat).

2. Jika nilai probabilitas ≤ 0.05 maka H0 ditolak (variabel bebas berpengaruh

terhadap variabel terikat).

Page 17: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

17

Uji Parsial

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan pengujian secara parsial

untuk mengetahui pengaruh earning management terhadap peringkat obligasi yang

diproksikan dengan variabel deferred taxes dan tax-to-book ratios. Berikut ini adalah

model yang digunakan dalam penelitian ini.

RATINGj = β0 + β1 LPOSDefTaxj + β2 LNEGDefTaxj + β3 ASSETSj + β4 DEBTj + β5

BETAj + β6 INCOMEj + β7 CASHFLOWSj + β8 TACCj + β9 PPEj + εj

RATINGj = β0 + β1 LargeTBj + β2 SmallTBj + β3 ASSETSj + β4 DEBTj + β5 BETAj +

β6 INCOMEj + β7 CASHFLOWSj + β8 TACCj + β9 PPEj + εj

Model regresi diatas mengacu pada model penelitian yang dikembangkan

Christina, et al., (2010).

Uji Simultan

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode pengujian

secara simultan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu deferred taxes

dan tax-to-book ratios apakah kedua variabel tersebut akan mempengaruhi variabel

dependen yaitu peringkat obligasi. Berikut ini adalah model yang digunakan dalam

penelitian ini.

RATINGj = β0 + β1 LPOSDefTaxj + β2 LNEGDefTaxj + β3 LargeTBj + β4 SmallTBj +

β5 ASSETSj + β6 DEBTj + β7 BETAj + β8 INCOMEj + β9 CASHFLOWSj

+ β10 TACCj + β11 PPEj + εj

Dimana :

LPOSDefTax : Pajak tangguhan yang bernilai positif dan besar (Large Positive

Deferred Tax).

LNEGDefTax : Pajak tangguhan yang bernilai negatif dan besar (Large Negative

Deferred Tax).

Page 18: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

18

LargeTB : Rasio pajak yang besar (Large Tax-to-Book Ratios).

SmallTB : Rasio pajak yang kecil (Small Tax-to-Book Ratios).

ASSET : Log dari total aset.

DEBT : Jumlah hutang jangka panjang yang dibagi oleh total aset.

BETA : Jumlah hutang obligasi yang beredar pada perusahaan.

INCOME : Jumlah laba operasional yang dibagi oleh total aset.

CASHFLOWS : Jumlah total arus kas dari kegiatan operasi.

TACC : Laba bersih perusahaan yang dikurangi dengan arus kas dari

kegiatan operasi perusahaan.

PPE : Jumlah aset tetap (Plant, Property, and Equipment).

Penelitian ini berbeda dengan penelitian Christina et al., (2010) dengan

mengeluarkan variabel dummy pada jenis perusahaan (DUM_INDUSTRY)

dikarenakan perusahaan yang dipilih hanyalah perusahaan manufaktur saja. Serta

penelitian ini mengeluarkan variabel dummy tahun (DUM_YEAR2003-2010)

dikarenakan data sampel penelitian yang tidak memenuhi syarat baik time series,

cross section, dan panel.

Definisi Variabel Pengukuran

Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peringkat

obligasi pada bulan April yang dikeluarkan oleh PT PEFINDO tahun 2004-2011.

Variabel dependen ini diproksikan dengan variabel RATING. Peringkat obligasi pada

umumnya dibagi menjadi dua kategori besar yaitu kategori investment grade dan

speculative grade. Berdasarkan penggolongan peringkat obligasi oleh PEFINDO,

peringkat yang termasuk kategori investment grade adalah idAAA, idAA+, idAA,

idAA-, idA+, idA, idA-, idBBB+, idBBB, idBBB-. Sementara peringkat yang termasuk

dalam kategori speculative grade adalah idBB+, idBB, idBB-, idB+, idB, idB-, idCCC+,

idCCC, idD. Penelitian ini akan membagi peringkat obligasi menjadi tujuh klasifikasi

berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Setyaningrum (2005) dalam

Christina, et al., (2010) terlihat pada tabel 2 berikut ini.

Page 19: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

19

Tabel 2

Klasifikasi Peringkat Obligasi

Peringkat Obligasi Klasifikasi Peringkat Kategori Peringkat

idAAA 7 Investment Grade

idAA+ 6 Investment Grade

idAA 6 Investment Grade

idAA- 6 Investment Grade

idA+ 5 Investment Grade

idA 5 Investment Grade

idA- 5 Investment Grade

idBBB+ 4 Investment Grade

idBBB 4 Investment Grade

idBBB- 4 Investment Grade

idBB+ 3 Speculative Grade

idBB 3 Speculative Grade

idBB- 3 Speculative Grade

idB+ 2 Speculative Grade

idB 2 Speculative Grade

idB- 2 Speculative Grade

idCCC+ 1 Speculative Grade

idCCC 1 Speculative Grade

idD 1 Speculative Grade

Sumber : Setyaningrum (2005) seperti dalam Christina. et al., (2010)

Page 20: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

20

Sedangkan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

earning management. Variabel independen earning management diproksikan dengan

large positive deferred taxes (LPOSDefTax) dan large negative deferred taxes

(LNEGDefTax) serta large tax-to-book ratios (Large-TB) dan small tax-to-book

ratios (Small-TB). Variabel independen pajak tangguhan (deferred tax) dapat dilihat

pada akun beban atau manfaat pajak tangguhan yang terdapat pada laporan laba rugi

dan diperjelas pada catatan atas laporan keuangan suatu perusahaan. LPOSDefTax

dan LNEGDefTax diperoleh dengan cara mengurutkan deferred taxes yang telah

diskala dengan total aset rata-rata. 20% urutan teratas masuk kedalam LPOSDefTax

dan 20% urutan terbawah masuk kedalam LNEGDefTax. LPOSDefTax akan bernilai

1 dan 0 untuk kedua bagian lainnya dan LNEGDefTax akan bernilai 1 dan 0 untuk

kedua bagian lainnya. Variabel independen rasio pajak dapat dilihat pada besar

kecilnya nilai penghasilan kena pajak terhadap laba akuntansi perusahaan. Rasio

pajak adalah perbandingan antara rasio penghasilan kena pajak (taxable income)

terhadap laba akuntansi (book income) dimana penjelasan tentang rasio pajak terdapat

pada catatan atas laporan keuangan suatu perusahaan (Suparman, 2011) dalam

(Hadimukti dan Kiswara, 2012). LargeTB (large tax-to-book ratios) dan SmallTB

(small-tax-to-book ratios) diperoleh dengan cara mengurutkan rasio antara taxable

income terhadap book income. 20% urutan teratas masuk kedalam LargeTB dan 20%

urutan terbawah masuk kedalam SmallTB. LargeTB akan bernilai 1 dan 0 untuk

kedua bagian lainnya dan SmallTB akan bernilai 1 dan 0 untuk kedua bagian lainnya.

Variabel kontrol yang digunakan dalam penelitian ini menurut Hadimukti dan

Kiswara (2012) terdiri dari tujuh variabel yang secara garis besar merepresentasikan

karakteristik perusahaan yang berhubungan dengan peringkat obligasi perusahaan

yaitu : (1) ASSETS, (2) DEBT, (3) INCOME, (4) BETA, (5) CASHFLOWS, (6)

TACC, dan (7) PPE. Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat

konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen tidak

dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti (Sugiyono, 2007).

Page 21: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

21

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dengan menggunakan kriteria pemilihan sampel yang telah dijelaskan

sebelumnya, telah terpilih sampel berjumlah 74 data laporan keuangan perusahaan

manufaktur selama tahun 2003-2010 dan terdaftar dalam peringkat obligasi

PEFINDO pada bulan April tahun 2004-2011, dari 17 perusahaan manufaktur sebagai

penerbit obligasi. Di bawah ini merupakan tabel ringkasan sampel dalam penelitian

ini :

Tabel 3

Ringkasan Sampel

Keterangan Jumlah Sampel

Laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI

periode 2003-2010 dan terdaftar dalam peringkat obligasi

PEFINDO pada bulan April periode 2004-2011

152

Laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI,

perusahaannya mendapat peringkat obligasi PEFINDO pada bulan

April tetapi data laporan keuangannya tidak lengkap.

(16)

Laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI,

terdaftar dalam peringkat obligasi PEFINDO pada bulan April

tetapi tidak memperoleh peringkat obligasi.

(62)

Sampel Penelitian yang Digunakan 74

Statistik Deskriptif

Analisis deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini untuk variabel

dummy disajikan dalam crosstab. Hal ini dikarenakan angka dummy hanya sebagai

label kategorial. Berikut ini akan disajikan tabel crosstabulasi variabel earning

Page 22: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

22

management yang diproksikan oleh variabel LPOSDefTax, LNEGDefTax, LargeTB,

dan SmallTB.

Tabel 4

Crosstabulasi Variabel LPOSDefTax, LNEGDefTax, LargeTB, dan SmallTB

RATING

Total

1 4 5 6 7

LPOSDefTax 0 7 7 29 14 2 59

1 1 6 3 4 1 15

Total 8 13 32 18 3 74

LNEGDefTax 0 6 12 22 16 3 59

1 2 1 10 2 0 15

Total 8 13 32 18 3 74

LargeTB 0 4 11 25 16 3 59

1 4 2 7 2 0 15

Total 8 13 32 18 3 74

SmallTB 0 5 7 29 16 2 59

1 3 6 3 2 1 15

Total 8 13 32 18 3 74

Sumber : Data diolah, 2013

Pada tabel 4 dilihat pada rata-rata data laporan keuangan yang terindikasi

melakukan earning management pada kategori 1, bahwa dari masing-masing 15 data

laporan keuangan, rata-rata sebanyak 6 data laporan keuangan kelompok large

positive deferred taxes masuk di peringkat 4, rata-rata sebanyak 10 data laporan

keuangan kelompok large negative deferred taxes masuk di peringkat 5, rata-rata

sebanyak 7 data laporan keuangan kelompok large tax-to-book ratios masuk di

peringkat 5, dan rata-rata sebanyak 6 data laporan keuangan kelompok small tax-to-

book ratios masuk di peringkat 4. Dilihat dari total keseluruhan bahwa dari 74 data

laporan keuangan sebanyak 32 data baik itu kelompok large positive dan negative

deferred taxes serta large dan small tax-to-book ratios masuk di peringkat 5. Obligasi

Page 23: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

23

berperingkat 5 yaitu idA+, idA, dan idA-. adalah obligasi peringkat menengah atas

dengan resiko yang kecil.

Pembahasan

Memilih Model Link Function Logit

Untuk menguji apakah asumsi bahwa semua kategori memiliki parameter

yang sama atau tidak, maka digunakan uji test of parallel lines (Ghozali, 2009).

Model link function dikatakan sesuai jika nilai signifikansi lebih besar dari 0.05.

Penelitian ini menggunakan α = 0.1 agar menghasilkan nilai signifikansi sesuai yaitu

lebih dari α. Meski demikian, α dapat diperlonggar sampai 10%. Hal ini dilandasi

oleh pendapat Hartono (2008:362) dalam Hadianto dan Wijaya (2010) yang

menyatakan bahwa tingkat keyakinan yang paling rendah untuk dapat menolak

hipotesis nol yaitu dengan tingkat keyakinan 90%. Berdasarkan tabel 5, nilai

signifikansi yang diperoleh secara berturut-turut sebesar 0,121, 0.987, dan 0.998.

Nilai signifikansi dari hipotesis 1, 2, dan 3 sesuai yaitu (p>0.1) ini menyatakan bahwa

model link function sudah sesuai.

Tabel 5 Test of Parallel Lines

Variabel Model -2 Log Likelihood Sig.

LPOSDefTax dan LNEGDefTax Null Hypothesis 55.187

General 11.235 0.121

LargeTB dan SmallTB Null Hypothesis 66.480

General 53.118 0.987

LPOSDefTax, LNEGDefTax, LargeTB dan SmallTB

Null Hypothesis 51.989

General 37.391 0.998

Sumber : Data diolah, 2013

Page 24: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

24

Menilai Keseluruhan Model

Langkah yang dilakukan pertama kali adalah menilai model fitting

information. Statistik yang digunakan berdasarkan pada fungsi likehood. Likehood L

dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan

data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -

2LogL. Adanya penurunan nilai -2LogL awal dengan nilai -2LogL langkah

berikutnya menunjukkan bahwa model yang dihipotesiskan fit dengan data (Ghozali,

2006). Pseudo R-Square digunakan untuk menjelaskan variasi variabel dependen

yang dapat dijelaskan oleh variabel independen. Tingkat variabilitas tersebut

ditunjukkan oleh besarnya nilai McFadden (Ghozali, 2009).

Tabel 6 Model Fitting Information

Variabel Model -2 Log

Likelihood Sig.

LPOSDefTax dan LNEGDefTax Intercept Only 204.590

Final 55.187 0.000

LargeTB dan SmallTB Intercept Only 204.590

Final 66.480 0.000

LPOSDefTax, LNEGDefTax, LargeTB dan SmallTB

Intercept Only 204.590

Final 51.989 0.000

Sumber : Data diolah, 2013

Tabel 7 Pseudo R-Square

Variabel Nilai Mc. Fadden

LPOSDefTax dan LNEGDefTax 0.730

LargeTB dan SmallTB 0.675

LPOSDefTax, LNEGDefTax, LargeTB dan SmallTB

0.746

Sumber : Data diolah, 2013

Hasil diperoleh bahwa terdapat penurunan nilai sebesar 149.402 dan signifikan

pada 0.000 yang berarti model dengan memasukkan variabel independen lebih baik

Page 25: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

25

dibandingkan hanya model dengan intercept saja. Jadi dapat disimpulkan bahwa

model fit. Hasil pada tabel 7 menunjukkan bahwa sebesar 73% peringkat obligasi

dapat dijelaskan oleh variasi variabel LPOSDefTax dan LNEGDefTax serta variabel

kontrol seperti ASSETS, DEBT, BETA, INCOME, CASHFLOWS, TACC, dan PPE.

Hasil diperoleh bahwa terdapat penurunan nilai sebesar 138.109 dan

signifikan pada 0.000 yang berarti model dengan memasukkan variabel independen

lebih baik dibandingkan hanya model dengan intercept saja. Jadi dapat disimpulkan

bahwa model fit. Hasil pada tabel 7 menunjukkan bahwa sebesar 67.5% peringkat

obligasi dapat dijelaskan oleh variasi variabel LargeTB dan SmallTB serta variabel

kontrol seperti ASSETS, DEBT, BETA, INCOME, CASHFLOWS, TACC, dan PPE.

Hasil diperoleh bahwa terdapat penurunan nilai sebesar 152.601 dan

signifikan pada 0.000 yang berarti model dengan memasukkan variabel independen

lebih baik dibandingkan hanya model dengan intercept saja. Jadi dapat disimpulkan

bahwa model fit. Hasil pada tabel 7 menunjukkan bahwa sebesar 74.6% peringkat

obligasi dapat dijelaskan oleh variasi variabel LPOSDefTax, LNEGDefTax, LargeTB

dan SmallTB serta variabel kontrol seperti ASSETS, DEBT, BETA, INCOME,

CASHFLOWS, TACC, dan PPE.

Pengujian Hipotesis

Tabel 8 Estimasi Parameter Variabel LPOSDefTax dan LNEGDefTax

Estimasi Arah Arah Hasil Regresi Sig.

[LPOSDefTax] 6.61 3.589 0.058

[LNEGDefTax] -7.444 0.893 0.345

ASSETS 22.271 3.989 0.046

DEBT -11.708 1.661 0.198

BETA 9.38E-12 2.388 0.122

INCOME 233.805 4.273 0.039

CASHFLOWS -4.38E-12 2.416 0.12

Page 26: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

26

TACC -3.08E-12 2.399 0.121

PPE -2.19E-12 3.685 0.055

Sumber : Data diolah, 2013

Tabel 9 Chi-Square Tests

Variabel Asymp. Sig. (2-sided)

LPOSDefTax Pearson Chi-Square 0.078

LNEGDefTax Pearson Chi-Square 0.243

Sumber : Data diolah, 2013

Pengaruh Large Positive Deferred Taxes Terhadap Peringkat Obligasi

Hasil pengujian membuktikan bahwa hipotesis 1A ditolak. Hal ini berdasarkan

hasil analisis regresi ordinal yang menunjukkan bahwa variabel LPOSDefTax

memiliki nilai signifikansi sebesar 0.058 (p<0.1). Nilai estimate adalah sebesar 6.61

yang menunjukkan bahwa pengaruh tersebut adalah positif dan arah hasil regresi

berdasarkan uji Wald adalah sebesar 3.589 yang menunjukkan bahwa pengaruh

tersebut adalah positif. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian

Christina et al., (2010) yang menemukan bahwa variabel pajak LPOSDefTax tidak

signifikan terhadap RATING. Serta, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian Crabtree dan Maher (2009) yang menemukan bahwa variabel pajak

LPOSDefTax berpengaruh negatif signifikan terhadap RATING. Sebaliknya, hasil

penelitian ini sejalan dengan Hadimukti dan Kiswara (2012) yang menemukan bahwa

LPOSDefTax berpengaruh positif signifikan terhadap RATING. Berdasarkan analisis

diatas dapat disimpulkan tolak H1A yang menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan

yang memiliki pajak tangguhan yang besar dan bernilai positif (large positive

deferred taxes) akan memperoleh peringkat yang lebih rendah pada saat penentuan

peringkat obligasi. Artinya, ketika laba kauntansi lebih besar daripada laba fiskal

menyebabkan adanya beban pajak tangguhan pada perusahaan tersebut. Semakin

tinggi pajak tangguhan yang besar dan bernilai positif (LPOSDefTax) maka

Page 27: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

27

probabilitas peringkat obligasi juga semakin tinggi. Pada Tabel 9 disajikan tabel Chi-

square test untuk menilai hipotesis dari suatu variabel kategorial (LPOSDefTax),

tidak hanya berdasarkan hasil regresi akan tetapi juga berdasarkan nilai chi-square

dari crosstabulasi data. Nilai signifikansi LPOSDefTax adalah 0.078 (sig<α = 0.1).

Dengan demikian variabel LPOSDefTax terbukti berpengaruh positif signifikan

terhadap peringkat obligasi.

Pengaruh Large Negative Deferred Taxes Terhadap Peringkat Obligasi

Hasil pengujian analisis regresi ordinal menunjukkan bahwa nilai signifikansi

sebesar 0.345 (p>0.1), sehingga variabel LNEGDefTax tidak memiliki pengaruh

terhadap peringkat obligasi. Nilai estimate adalah sebesar -7.444 yang menunjukkan

bahwa pengaruh tersebut adalah negatif dan arah hasil regresi berdasarkan uji Wald

adalah sebesar 0.893 yang menunjukkan bahwa pengaruh tersebut adalah positif.

Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Crabtree dan Maher (2009)

yang menemukan bahwa variabel pajak LNEGDefTax berpengaruh negatif signifikan

terhadap RATING. Hasil penelitian ini juga tidak sejalan dengan Christina et al.,

(2010) dan Hadimukti dan Kiswara (2012) yang menemukan bahwa LNEGDefTax

berpengaruh positif signifikan terhadap RATING. Berdasarkan analisis diatas dapat

disimpulkan tolak H1B yang menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang

memiliki pajak tangguhan yang bernilai negatif dan besar (large negative deferred

taxes) akan memperoleh peringkat yang lebih rendah pada saat penentuan peringkat

obligasi. Artinya, ketika laba akuntansi lebih kecil dari laba fiskal maka menyebabkan

adanya manfaat pajak tangguhan pada perusahaan tersebut. Semakin besar nilai

negatif pajak tangguhan (LNEGDefTax) maka probabilitas peringkat obligasi akan

semakin tinggi, namun pengaruhnya tidak signifikan. Pada Tabel 9 disajikan tabel

Chi-square test untuk menilai hipotesis dari suatu variabel kategorial (LNEGDefTax),

tidak hanya berdasarkan hasil regresi akan tetapi juga berdasarkan nilai chi-square

dari crosstabulasi data. Nilai signifikansi LNEGDefTax adalah 0.243 (sig>α= 0.1).

Menurut penelitian Arif Bramasta (2012) bahwa perusahaan manufaktur memiliki

Page 28: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

28

kecenderungan untuk menaikkan laba bukan menurunkan laba perusahaan. Namun,

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa LNEGDefTax tidak berpengaruh terhadap

peringkat obligasi. Dengan demikian variabel LNEGDefTax terbukti tidak

berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

Sedangkan variabel kontrol yang diuji memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap RATING, seperti variabel ASSETS, INCOME, dan PPE yang memiliki nilai

–p berturut-turut 0.046, 0.039, dan 0.055<α= 0.1. Variabel kontrol seperti DEBT,

BETA, CASHFLOWS, dan TACC memiliki pengaruh yang tidak signifikan karena

nilai –p berturut-turut 0.198, 0.122, 0.120, dan 0.121>α= 0.1. Hasil penelitian ini

tidak konsisten dengan penelitian Christina et al., (2010) yang menyebutkan bahwa

hanya variabel CASHFLOWS yang memiliki pengaruh tidak signifikan. Pada

pengujian secara parsial terhadap variabel kontrol yang memiliki pengaruh yang tidak

signifikan adalah variabel DEBT, BETA, CASHFLOWS, dan TACC. Pada variabel

DEBT menghasilkan pengaruh positif tidak signifikan dengan nilai –p = 0.198 >

α=0.1. Hal ini menunjukkan semakin tinggi hutang jangka panjang terhadap total aset

maka semakin tinggi peringkat obligasinya, namun hasilnya tidak signifikan. Pada

variabel BETA menghasilkan pengaruh positif tidak signifikan dengan nilai –p =

0.122 > α = 0.1. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar jumlah hutang obligasi

yang beredar pada perusahaan maka semakin tinggi peringkat obligasinya namun

hasilnya tidak signifikan. Pada variabel CASHFLOWS menghasilkan pengaruh

positif tidak signifikan dengan nilai –p = 0.120 > α = 0.1. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin tinggi arus kas operasi pada perusahaan maka semakin tinggi

peringkat obligasi, namun pengaruhnya tidak signifikan. Pada variabel TACC

menghasilkan pengaruh positif tidak signifikan dengan nilai –p = 0.121 > α=0.1. Hal

ini menunjukkan bahwa semakin tinggi hasil pengurangan antara laba bersih terhadap

arus kas operasi pada perusahaan, maka semakin tinggi peringkat obligasi, namun

hasilnya tidak signifikan.

Page 29: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

29

Tabel 10 Estimasi Parameter Variabel LargeTB dan SmallTB

Estimasi Arah Arah Hasil Regresi Sig.

[LargeTB] -1.625 0.272 0.602

[SmallTB] 1.459 1.069 0.301

ASSETS 9.184 2.768 0.096

DEBT -7.427 1.347 0.246

BETA 5.15E-12 3.989 0.046

INCOME 111.985 5.761 0.016

CASHFLOWS -3.02E-13 0.036 0.85

TACC 2.25E-13 0.025 0.874

PPE -1.18E-12 2.426 0.119

Sumber : Data diolah, 2013

Tabel 11 Chi-Square Tests

Variabel Asymp. Sig. (2-sided)

LargeTB Pearson Chi-Square 0.177

SmallTB Pearson Chi-Square 0.033

Sumber : Data diolah, 2013

Pengaruh Large Tax-To-Book Ratios Terhadap Peringkat Obligasi

Hasil pengujian analisis regresi ordinal menunjukkan bahwa nilai signifikansi

sebesar 0.602 (p>0.1), sehingga variabel LargeTB tidak memiliki pengaruh terhadap

peringkat obligasi. Nilai estimate adalah sebesar -1625 yang menunjukkan bahwa

pengaruh tersebut adalah negatif dan arah hasil regresi berdasarkan uji Wald adalah

sebesar 0.272 yang menunjukkan bahwa pengaruh tersebut adalah positif. Hasil

penelitian ini tidak konsisten dengan penelitian Crabtree dan Maher (2009) yang

menemukan bahwa variabel pajak LargeTB berpengaruh negatif signifikan terhadap

RATING. Serta, hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Hadimukti dan

Kiswara (2012) yang menemukan bahwa LargeTB berpengaruh positif signifikan

terhadap RATING. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan Christina et al., (2010)

yang menemukan bahwa LargeTB memiliki pengaruh positif tidak signifikan

Page 30: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

30

terhadap RATING. Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan tolak H2A yang

menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio penghasilan kena

pajak (taxable income) terhadap laba akuntansi (book income) yang besar (large tax-

to-book ratios) akan memperoleh peringkat yang lebih rendah pada saat penentuan

peringkat obligasi. Artinya, semakin tinggi LargeTB maka probabilitas peringkat

obligasi akan semakin tinggi pula, namun pengaruhnya tidak signifikan. Pada Tabel

11 disajikan tabel Chi-square test untuk menilai hipotesis dari suatu variabel

kategorial (LargeTB), tidak hanya berdasarkan hasil regresi akan tetapi juga

berdasarkan nilai chi-square dari crosstabulasi data. Nilai signifikansi LargeTB

adalah 0.177 (sig>α= 0.1). Hasil penelitian ini mendukung penelitian Lev dan Nissim

(2004) yang menemukan bahwa perusahaan yang memiliki large tax-to-book ratios

mengindikasikan pertumbuhan laba perusahaan yang semakin tinggi. Pertumbuhan

laba perusahaan di masa depan ini disebabkan terdapat penghasilan yang diakui

secara fiskal saat ini namun belum diakui secara akuntansi dan beban yang diakui saat

ini secara akuntansi namun belum diakui secara fiskal. Serta, hasil penelitian ini

mendukung penelitian Arif Bramasta (2012) bahwa perusahaan manufaktur memiliki

kecenderungan untuk menaikkan laba bukan menurunkan laba perusahaan. Namun,

hasil penelitian ini menunjukkan pengaruh largeTB tidak signifikan terhadap

peringkat obligasi. Dengan demikian variabel LargeTB terbukti tidak berpengaruh

terhadap peringkat obligasi.

Pengaruh Small Tax-To-Book Ratios Terhadap Peringkat Obligasi

Hasil pengujian analisis regresi ordinal menunjukkan bahwa nilai signifikansi

sebesar 0.301 (p>0.1), sehingga variabel SmallTB tidak memiliki pengaruh terhadap

peringkat obligasi. Nilai estimate adalah sebesar 1.459 yang menunjukkan bahwa

pengaruh tersebut adalah positif dan arah hasil regresi berdasarkan uji Wald adalah

sebesar 1.069 yang menunjukkan bahwa pengaruh tersebut adalah positif. Pada Tabel

11 disajikan tabel Chi-square test untuk menilai hipotesis dari suatu variabel

kategorial (SmallTB), tidak hanya berdasarkan hasil regresi akan tetapi juga

Page 31: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

31

berdasarkan nilai chi-square dari crosstabulasi data. Nilai signifikansi SmallTB

adalah 0.033 (sig<α= 0.1). Dengan demikian variabel SmallTB terbukti berpengaruh

positif signifikan terhadap peringkat obligasi. Hasil penelitian ini tidak konsisten

dengan penelitian Crabtree dan Maher (2009) yang menemukan bahwa variabel pajak

SmallTB berpengaruh negatif signifikan terhadap RATING. Serta, hasil penelitian

Christina et al., (2010) yang menemukan bahwa SmallTB berpengaruh positif tidak

signifikan terhadap RATING. Namun, hasil penelitian ini sejalan dengan Hadimukti

dan Kiswara (2012) yang menemukan bahwa SmallTB berpengaruh positif signifikan

terhadap RATING. Berdasarkan analisis diatas dapat disimpulkan tolak H2B yang

menyatakan bahwa perusahaan-perusahaan yang memiliki rasio penghasilan kena

pajak (taxable income) terhadap laba akuntansi (book income) yang kecil (small tax-

to-book ratios) akan memperoleh peringkat yang lebih rendah pada saat penentuan

peringkat obligasi. Artinya, semakin besar SmallTB maka probabilitas peringkat

obligasi juga semakin tinggi.

Sedangkan variabel kontrol yang diuji memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap RATING, seperti variabel ASSETS, BETA, dan INCOME, yang memiliki

nilai –p berturut-turut 0.096, 0.046, dan 0.016<α= 0.1. Variabel kontrol seperti DEBT,

CASHFLOWS, TACC, dan PPE memiliki pengaruh yang tidak signifikan karena

nilai –p berturut-turut 0.246, 0.850, 0.874, dan 0.119>α= 0.1. Hasil penelitian ini

tidak konsisten dengan penelitian Christina et al., (2010) yang menyebutkan bahwa

hanya variabel CASHFLOWS dan BETA yang memiliki pengaruh tidak signifikan.

Pada pengujian secara parsial terhadap variabel kontrol yang memiliki pengaruh yang

tidak signifikan adalah variabel DEBT, CASHFLOWS, TACC, dan PPE. Pada

variabel DEBT menghasilkan pengaruh positif tidak signifikan dengan nilai –p =

0.246 > α=0.1. Hal ini menunjukkan semakin tinggi hutang jangka panjang terhadap

total aset maka semakin tinggi peringkat obligasinya, namun hasilnya tidak

signifikan. Pada variabel CASHFLOWS menghasilkan pengaruh positif tidak

signifikan dengan nilai –p = 0.850 > α = 0.1. Hal ini menunjukkan bahwa semakin

Page 32: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

32

tinggi arus kas operasi pada perusahaan maka semakin tinggi peringkat obligasi,

namun pengaruhnya tidak signifikan. Pada variabel TACC menghasilkan pengaruh

positif tidak signifikan dengan nilai –p = 0.874 > α=0.1. Hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi hasil pengurangan antara laba bersih terhadap arus kas operasi pada

perusahaan, maka semakin tinggi peringkat obligasi, namun hasilnya tidak signifikan.

Pada variabel PPE menghasilkan pengaruh positif tidak signifikan dengan nilai –p =

0.119 > α = 0.1. Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar jumlah aset tetap pada

perusahaan maka semakin tinggi peringkat obligasinya, namun hasilnya tidak

signifikan.

Tabel 12 Estimasi Parameter Variabel LPOSDefTax, LNEGDefTax, LargeTB, dan SmallTB

Estimasi Arah Arah Hasil Regresi Sig.

[LPOSDefTax] 10.074 2.787 0.095

[LNEGDefTax] -8.641 1.482 0.223

[LargeTB] 6.166 1.907 0.167

[SmallTB] 6.181 2.101 0.147

ASSETS 34.672 3.245 0.072

DEBT -37.158 3.027 0.082

BETA 1.79E-11 3.018 0.082

INCOME 344.206 3.697 0.055

CASHFLOWS -6.90E-12 2.306 0.129

TACC -4.64E-12 1.97 0.16

PPE -4.19E-12 3.239 0.072

Sumber : Data diolah, 2013

Tabel 13 Chi-Square Tests

Variabel Asymp. Sig. (2-sided)

SmallTB Pearson Chi-Square 0.033

Sumber : Data diolah, 2013

Page 33: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

33

Pengaruh Large Positive Deferred Taxes, Large Negative Deferred Taxes, Large

Tax-To-Book Ratios, dan Small Tax-To-Book Ratios Terhadap Peringkat Obligasi

Hasil pengujian secara simultan untuk mengetahui pengaruh book-tax

differences yang diproksikan dengan variabel large positive dan large negative

deferred taxes serta large dan small tax-to-book ratios dapat ditemukan hasil yaitu

variabel LPOSDefTax mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap RATING

dengan nilai -p = 0.095<α=0.1, variabel LNEGDefTax mempunyai pengaruh positif

tidak signifikan terhadap RATING dengan nilai –p = 0.223> α=0.1, variabel LargeTB

mempunyai pengaruh positif tidak signifikan terhadap RATING dengan nilai –p =

0.167>α=0.1, serta variabel SmallTB mempunyai pengaruh positif signifikan

terhadap RATING dengan nilai –p berdasarkan nilai Chi-square pada tabel

crosstabulasi = 0.033<α=0.1. Dapat disimpulkan bahwa hanya variabel LPOSDefTax

dan SmallTB yang berpengaruh positif signifikan terhadap peringkat obligasi.

Sedangkan variabel LNEGDefTax dan LargeTB sejalan dengan Hadimukti dan

Kiswara (2012) yang menemukan bahwa large negative deferred taxes dan large tax-

to-book ratios berpengaruh positif tidak signifikan terhadap peringkat obligasi.

Sedangkan variabel kontrol yang diuji memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap RATING, seperti variabel ASSETS, DEBT, BETA, INCOME, dan PPE,

yang memiliki nilai -p berturut-turut 0.072, 0.082, 0.082, 0.055, dan 0.072<α= 0.1.

Variabel kontrol seperti CASHFLOWS, dan TACC memiliki pengaruh yang tidak

signifikan karena nilai –p berturut-turut 0.129 dan 0.160>α= 0.1. Pada pengujian

secara simultan terhadap variabel kontrol yang memiliki pengaruh yang tidak

signifikan adalah CASHFLOWS dan TACC. Pada variabel CASHFLOWS

menghasilkan pengaruh positif tidak signifikan dengan nilai –p = 0.129 > α = 0.1. Hal

ini menunjukkan bahwa semakin tinggi arus kas operasi pada perusahaan maka

semakin tinggi peringkat obligasi, namun pengaruhnya tidak signifikan. Pada variabel

TACC menghasilkan pengaruh positif tidak signifikan dengan nilai –p = 0.16 >

α=0.1. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi hasil pengurangan antara laba

Page 34: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

34

bersih terhadap arus kas operasi pada perusahaan, maka semakin tinggi peringkat

obligasi, namun hasilnya tidak signifikan.

Hasil penelitian ini semakin mempertegas bahwa terdapat ketidakkonsistenan

antara hasil penelitian Crabtree dan Maher (2009), Christina et. al., (2010), serta

Hadimukti dan Kiswara (2012) mengenai pengaruh earning management yang

diproksikan oleh large positive dan negative deferred taxes serta large dan small tax-

to-book ratios terhadap peringkat obligasi.

PENUTUP

Kesimpulan

Pada penelitian ini tidak terbukti bahwa keempat proksi earning management

yaitu large positive dan negative deferred taxes serta large dan small tax-to-book

ratios mempengaruhi peringkat obligasi. Karena hanya large positive deferred taxes

dan small tax-to-book ratios yang terbukti berpengaruh signifikan positif terhadap

peringkat obligasi. Sedangkan large negative deferred taxes dan large tax-to-book

ratios tidak signifikan berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Sehingga perlu

mempertimbangkan lagi apakah book-tax differences dapat digunakan untuk menilai

indikasi adanya earning management pada perusahaan manufaktur di Indonesia.

Pengaruh positif large positive deferred taxes dan small tax-to-book ratios

terhadap peringkat obligasi berarti lembaga pemeringkat tidak menilai negatif

perusahaan yang termasuk dalam kategori large positive deferred taxes dan small tax-

to-book ratios. Manajemen laba yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur

bertujuan untuk memberikan suatu informasi kepada lembaga pemeringkat mengenai

kinerja keuangan perusahaan yang positif, sehingga bisa memberikan peringkat yang

terbaik. Dengan peringkat yang baik ini dapat meningkatkan kepercayaan dan

memaksimalkan dana yang masuk kedalam perusahaan. Penelitian ini sejalan dengan

Page 35: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

35

Arif Bramasta (2012) yang mengatakan bahwa praktik manajemen laba berpengaruh

positif signifikan terhadap peringkat obligasi.

Variabel large negative deferred taxes dan large tax-to-book ratios terbukti

tidak signifikan berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Hal ini sejalan dengan

penelitian Arif Bramasta (2012) yang mengatakan bahwa kecenderungan yang

dilakukan oleh perusahaan manufaktur adalah menaikkan laba akuntansi bukan

menurunkan laba akuntansinya.

Implikasi Teoritis

Penggunaan model Hanlon (2005) dengan menggunakan akun beban atau

manfaat pajak tangguhan serta Lev dan Nissim (2004) dengan menggunakan

perbandingan antara rasio taxable income terhadap book income perlu dicek lagi

karena hasilnya tidak konsisten untuk penelitian di Indonesia. Serta, variabel kontrol

yang digunakan dalam penelitian ini seperti DEBT, BETA, CASHFLOW, TACC dan

PPE perlu dipertimbangkan lagi apakah benar-benar sudah sesuai karena hasilnya

tidak signifikan.

Implikasi Terapan

Bagi para pengguna laporan keuangan diharapkan untuk tidak hanya melihat

perbedaan antara laba akuntansi dan laba fiskal dalam laporan keuangan. Serta,

menggunakan variabel kontrol yang sudah teruji saja seperti ASSETS dan INCOME

yang hasilnya signifikan dalam penelitian ini.

Keterbatasan dan Saran untuk penelitian yang akan datang

Keterbatasan dalam penelitian ini dikarenakan penulis hanya menggunakan

data laporan keuangan dari perusahaan manufaktur saja, tidak dibandingkan dengan

data laporan keuangan menurut fiskal. Serta dalam penelitian ini, beberapa data

perusahaan manufaktur sebagai penerbit obligasi memiliki variabel dependen yaitu

Page 36: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

36

peringkat obligasi yang jarang berubah seperti Indo Kordsa Tbk, Lautan Luas Tbk,

Unggul Indah Cahaya Tbk, Astra Graphia Tbk, Ultrajaya Milk Industry & Trading

Co. Tbk, Indofood Sukses Makmur Tbk, Semen Gresik (Persero) Tbk, Indah Kiat

Pulp & Paper Corp Tbk, Tunas Baru Lampung Tbk, dan Kalbe Farma Tbk.

Beberapa saran yang ditujukan kepada peneliti selanjutnya dari penelitian ini

antara lain :

1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan peneliti tidak hanya menggunakan

data sekunder yang berasal dari laporan keuangan tahunan, namun juga

menggunakan laporan keuangan interim per tahun untuk mengukur nilai

variabel independen yang digunakan dalam model penelitian yang

dikembangkan. Penggunaan laporan keuangan interim diharapkan akan lebih

mampu memberikan ketepatan pengaruh masing-masing variabel independen

terhadap peringkat obligasi.

2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat melakukan penelitian

dengan topik yang sama mengenai pengaruh earning management terhadap

peringkat obligasi khususnya untuk perusahaan yang bergerak dalam bidang

non-manufaktur sehingga akan didapatkan hasil penelitian apakah earning

management yang dilakukan oleh perusahaan non-manufaktur akan

mempengaruhi penurunan atau kenaikan peringkat obligasi namun dengan

membandingkan antara laporan keuangan perusahaan manufaktur dan laporan

keuangan menurut fiskal.

Page 37: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

37

DAFTAR PUSTAKA

Arif, Bramasta Wisnu. (2012). Pengaruh Manajemen Laba dan Rasio Keuangan

Perusahaan Terhadap Peringkat Obligasi. Universitas Diponegoro.

Ayers Benjamin, Laplante Stacie dan McGuire Sean. (2008). Credit Ratings and

Taxes : The Effect of Book/Tax Differences on Ratings Changes.

Christina Vinna, Yulianti, dan Christine. (2010). Pengaruh Book-Tax Differences

Terhadap Peringkat Obligasi di Pasar Kredit Indonesia. Jurnal Simposium

Nasional Akuntansi XIII.

Crabtree, A., dan J.J Maher. (2009). The Influence of Differences in Taxable Income

and Book Income on the Bond Credit Market. The Journal of the American

Taxation Association 31 (1) : 75-110.

Djamaludin Subekti, Rahmawati, dan Wijayanti, Handayani Tri. (2008). Analisis

Perubahan Aktiva Pajak Tangguhan dan Kewajiban Pajak Tangguhan Untuk

Mendeteksi Manajemen Laba. Jurnal Akuntansi dan Manajemen. Volume 19

Nomor 3 Desember 2008 : Hal 139-153.

Ghozali, Imam. (2006). Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi pertama.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

, .(2009). Analisis Multivariate Lanjutan dengan Program SPSS,

Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hadianto, Bram dan Wijaya, Veronica. (2010). Prediksi Kebijakan Utang,

Profitabilitas, Likuiditas, Ukuran dan Status Perusahaan Terhadap

Kemungkinan Penentuan Peringkat Obligasi : Studi Empirik Pada Perusahaan

Page 38: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

38

yang Menerbitkan Obligasi di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Manajemen Teori

dan Terapan. Tahun 3 Nomor 3 Desember 2010.

Hadimukti, Fathony Aziz dan Kiswara, Endang. (2012). Pengaruh Pajak Tangguhan

dan Rasio Pajak Terhadap Peringkat Obligasi di Indonesia. Universitas

Diponegoro.

Hanlon, M. (2005). The Persistence and Pricing of Earnings, Accruals, and Cash

Flow When Firms Have Large Book-tax Differences. The Accounting Review

80 (March). pp 137-166.

Komaruddin Ahmad, Subekti Imam, dan Atmini Sari. (2007). Investigasi Motivasi

dan Strategi Manajemen Laba Pada Perusahaan Publik di Indonesia.

Simposium Nasional Akuntansi X. Unhas Makassar 26-28 Juli 2007.

Lev. B dan D. Nissim. (2004). Taxable Income, Future Earnings, and Equity Values.

The Accounting Review 79 (4) : 1039-1074

Maharti, Enny Dwi dan Daljono. (2011). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Peringkat Obligasi. Universitas Diponegoro.

Phillips, John., Morton Pincus dan Sonja Olhoft Rego. (2003). Earnings

Management: New Evidence Based on Deferred Tax Expense. The Accounting

Review. Vol 78: 491-521.

Purwaningsih, Ana. (2008). Pemilihan Rasio Keuangan Terbaik Untuk Memprediksi

Peringkat Obligasi : Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEJ.

Volume 12 No. 1 : 85-99.

Page 39: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

39

Setyaningrum, Dyah. (2005). Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap

Peringkat Surat Utang Perusahaan di Indonesia. Jurnal Akuntansi dan

Keuangan Indonesia. Vol.2, No.2 : 73-102.

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. Halaman 6 : CV ALFABETA :

Bandung.

Sulistyanto. (2008). Manajemen Laba : Teori dan Model Empiris. Halaman 44-47. PT

GRASINDO : Jakarta.

Suprianto, Edy. (2011). Akuntansi Perpajakan. Halaman 131-169 : GRAHA ILMU :

Yogyakarta.

Wijayanti, Handayani Tri. (2006). Analisis Pengaruh Perbedaan Antara Laba

Akuntansi dan Laba Fiskal terhadap Persistensi Laba, Akrual dan Arus Kas.

Simposium Nasional Akuntansi 9, 23-26 Agustus 2006.

Wiryandari, Santi Aryn dan Yulianti. (2009). Hubungan Perbedaan Laba Akuntansi &

Laba Pajak dengan Perilaku Manajemen Laba dan Persistensi Laba,

Simposium Nasional Akuntansi 12, 4-6 November 2009.

Yulianti. (2005). Kemampuan Beban Pajak Tangguhan Mendeteksi Manajemen Laba.

Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol.2, No.1, Juli 2005, pp. 107-

129.

Zain, Mohammad. (2008). Manajemen Perpajakan, Edisi 3. Halaman 176-232 :

SALEMBA EMPAT : Jakarta.

Page 40: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

40

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Christina Novitasari

NIM : 232009107

Alamat Asal : Graha Agung Cluster, Kelurahan Tambakboyo, Kecamatan

Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Judul Skripsi : Pengaruh Earning Management Terhadap Peringkat Obligasi

di Pasar Kredit Indonesia Tahun 2003-2010

Riwayat Pendidikan : SD Kanisius Lodoyong Ambarawa, Lulus Tahun 2003

SMP Pangudi Luhur Ambarawa, Lulus Tahun 2006

SMA Virgo Fidelis Bawen, Lulus Tahun 2009

Fakultas Ekonomika dan Bisnis UKSW Salatiga, Lulus

Tahun 2013

Riwayat Organisasi : - Mentor Orientasi Mahasiswa Baru (1 Agustus-30

November 2010).

- Sekretaris dan Bendahara HMP Kelompok Studi Akuntansi

Periode 2010-2011.

- Koordinator Satgas Company Visit 2011 (10-13 Mei 2011).

- Koordinator Satgas Kunjungan ke Kantor Akuntan Publik

"KPMG' (11 Mei 2011).

Page 41: Pengaruh Earning Management terhadap Peringkat …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/3724/5/T1_232009107_Full... · income) dan penghasilan kena pajak (taxable income) atau

41

- Koordinator Satgas Kunjungan ke Bapepam-LK (12 Mei

2011).

- Bendahara Senat Mahasiswa Fakultas Ekonomika dan

Bisnis Periode 2011-2012.

- Asisten Dosen Semester Gasal 2011-2012.

- Asisten Dosen Semester Genap 2011-2012.

- Asisten Dosen Semester Gasal 2012-2013.