pengaruh desain interior terhadap kepuasan pengguna
TRANSCRIPT
PENGARUH DESAIN INTERIOR TERHADAP
KEPUASAN PENGGUNA
I. LATAR BELAKANG
Tugas perpustakaan adalah mengumpulkan, mengolah dan menyebarluaskan
informasi tercetak dan non cetak kepada pengguna. Perpustakaan sebagai pusat
informasi dituntut selalu siap memberikan pelayanan kepada pengguna. Hal
tersebut tercapai jika perpustakaan memiliki sarana yang baik, salah satunya
adalah dengan adanya sebuah gedung yang bisa memuat seluruh kegiatan
perpustakaan tanpa mengesampingkan kenyamanan pengguna. Dalam konteks
pelayanan prima, maka perpustakaan mutlak memberikan kepuasan kepada
penggunanya karena produk dari perpustakaan adalah jasa. Kepuasan pengguna
merupakan hal yang abstrak namun dapat diukur dengan indikator pengukur
kepuasan. Salah satu indikatornya adalah minimnya keluhan pengguna terhadap
pelayanan perpustakaan.
Infrastruktur yang representatif, aman dan nyaman menjadi kriteria ideal bagi
terciptanya kepuasan pengguna. Dapat dibayangkan betapa sulitnya menciptakan
suasana yang nyaman untuk membaca jika ruangan perpustakaan memiliki tingkat
pencahayaan yang kurang dan tingkat kelembaban yang tinggi serta penataan
ruangan yang tidak teratur. Kondisi tersebut tidak menunjang pengguna dalam
membangun konsentrasi membaca. Sebaliknya, apabila ruangan tertata secara rapi
dan sistematis dengan pencahayaan dan kelembaban yang cukup sehingga
pengguna merasa nyaman. Maka dengan sendirinya kepuasan tersebut akan
tercipta. Untuk mewujudkan hal tersebut maka diperlukan tinjauan yang menelaah
beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam menata ruangan atau desain
interior perpustakaan.
II. PEMBAHASAN
Perpustakaan menurut Sulistyo Basuki (1993 : 3) adalah sebuah ruangan,
bagian sebuah gedung ataupun gedung itu sendiri yang digunakan untuk
menyimpan buku dan terbitan lainnya yang biasanya disimpan menurut tata
susunan tertentu untuk digunakan pembaca bukan untuk dijual.
Menurut Sulistyo Basuki (1992 : 115), perpustakaan merupakan ruangan
dengan beragam pola aktifitas pemakainya. Untuk itu dalam perancangannya
harus melihat akan kebutuhan pemakai. Gedung perpustakaan sebagai pusat
informasi bagi pemakainya, perlu memperhatikan hal-hal yang berhubungan
dengan aktifitas pemakai sebagai berikut :
1. Pemecahan sebaik mungkin menyangkut kebutuhan unit informasi;
2. Kemudahan akses dalam informasi;
3. Ruang kerja yang cukup dan terencana bagi staf dan pemakai;
4. Mempertimbangkan kebutuhan di masa yang akan datang;
5. Menghindari perlengkapan yang tidak perlu; dan
6. Fasilitas tehnis yang cukup seperti penerangan, suhu, sarana komunikasi.
Ruangan menurut Ching dalam Irhamni (2005 : 10) adalah salah satu aspek
dari desain interior. Sedangkan istilah desain interior itu sendiri dipakai untuk
mendeskripsikan rancangan-rancangan yang saling menghubungkan di suatu
kelompok, termasuk pembuatan tata ruang yang didesain sesuai dengan aktifitas
manusia di dalam ruangan tersebut.
Syarat sebuah ruangan menurut Ishar dari Maryuli (2000 : 19) adalah :
1. Syarat fisik, merupakan syarat ukuran luas dan tinggi ruang untuk
memenuhi kegiatan tertentu.
2. Syarat psikis, yaitu syarat suasana / kesan lingkungan ruang yang harus
diciptakan menurut kebutuhan dan fungsinya seperti ventilasi,
pemandangan luar, serta bentuk ruang.
Aspek tata ruang menurut Darmono (2000 : 201) meliputi :
a. Aspek fungsional. Penataan yang fungsional dapat diciptakan jika antar
ruangan mempunyai hubungan yang fungsional dan arus barang / bahan
pustaka pengguna perpustakaan dapat mengalir dengan lancar.
b. Aspek psikologi pengguna. Penataan ruang dapat mempengaruhi aspek
psikologis pengguna merasa nyaman, leluasa bergerak dan merasa tenang.
Kondisi ini dapat diciptakan dengan penataan ruang yang harmonis dan
serasi termasuk dalam hal penataan perabot perpustakaan. Pemilihan
warna cat dinding juga dapat mempengaruhi kenyamanan pengguna
perpustakaan.
c. Aspek estetika. Keindahan penataan ruang salah satunya dapat melalui
penataan ruang dalam perabot yang digunakan. Penataan ruangan yang
serasi, bersih, dan nyaman bisa mempengaruhi kenyamanan pengguna di
dalam perpustakaan.
d. Aspek keamanan bahan pustaka. Keamanan bahan pustaka dapat
dikelompokkan dalam dua bagian :
1. Faktor keamanan bahan pusataka akibat kerusakan secara alamiah
2. Faktor kerusakan / kehilangan bahan pustaka karena faktor manusia.
Penataan ruang yang fungsional mampu menciptakan pengawasan terhadap
keamanan koleksi perpustakaan. Secara langsung dari kerusakan faktor manusia.
Menurut Dritagalih Maryuli (2000 : 34) dalam penataan ruang perpustakaan yang
baik seharusnya mempertimbangkan aspek-aspek tertentu yaitu :
a. Bentuk ruang;
b. Warna dan penerangan (pencahayaan);
c. Ventilasi;
d. Rambu ruang; dan
e. Perabot ruang.
Menurut Sachari (1986 : 183) menyatakan bahwa antara desain dan manusia
terjadi interaksi, dalam desain berfungsi sebagai alat yang mengandung nilai
kegunaan yang mengacu ke arah fungsi, keselamatan, kenyamanan, keamanan,
dan efisiensi. Sedangkan manusia memanfaatkan desain sebagai alat untuk
memenuhi kebutuhan.
Menurut Satwiko (2005 : 16), kenyamanan dan perasaan nyaman adalah
penilaian komprehensif seseorang terhadap lingkungan. Oleh karena itu
kenyamanan tidak dapat diwakili oleh satu angka tunggal. Kenyamanan
merupakan sesuatu yang menyejukkan dan menyegarkan perasaan seseorang.
Apabila dikaitkan dengan ruangan perpustakaan, seseorang yang merasa nyaman
dapat dilihat dari berapa lama orang itu melakukan aktifitas di ruang perpustakaan
dan seberapa besar intensitas kunjungan ke ruang layanan tersebut. Jika merujuk
pada pendapat di atas, desain interior berperan sebagai alat yang menjembatani
antara perpustakaan dan pengguna.
Maksud dan tujuan desain interior yang pada mulanya hanya
menitikberatkan fungsi semata-mata, tetapi kemudian berkembang dengan
jangkauan lebih luas yang mencakup semua unsur keindahan berbagi macam
aspek untuk memberikan kepuasan fisik dan spiritual bagi seseorang yang masuk
keruangan tersebut. Perancang menciptakan suasana interior sedemikian rupa
sehingga mampu memberikan kenyamanan, keamanan serta menimbulkan rasa
betah kepada penggunanya.
Perancangan desain interior harus memiliki kerjasama yang erat dengan
arsitek untuk merencanakan ruang dalam bangunan agar sesuai dengan kebutuhan
dan selera penggunanya. Karakter ruangan tidak hanya ditentukan oleh dimensi
fisik, tetapi juga oleh elemen-elemen seperti penerangan baik alami maupun
buatan, warna, dekorasi dan perlengkapan perabotan. Dalam bidang ini perancang
desain interior memegang peranan yang besar.
Faktor-faktor kepuasan pengguna yaitu, kualitas koleksi atau up date, biaya
yang dibebankan kepada pemustaka, pelayanan pemberian informasi (service
quality)/ kemudahan memperoleh informasi (emotional factor), kecepatan
mendapatkan informasi (Irawan, 2003: 39).
Berdasarkan teori Irawan peneliti dapat mendefinisikan kepuasan sebagai
hasil luaran yang dimunculkan dari diri sendiri, dari suatu proses kebutuhan yang
direncanakan dan pada akhirnya terpenuhi.
III. PENUTUP
Ruangan perpustakaan yang nyaman dan aman akan menunjang terciptanya
konsentrasi baca. Dengan adanya penataan yang terstruktur dan pelayanan yang
baik, maka pengguna perpustakaan akan merasa nyaman berada di perpustakaan.
Ruangan merupakan salah satu aspek dari desain interior. Desain interior itu
sendiri dipakai untuk mendeskripsikan rancangan-rancangan yang saling
menghubungkan disuatu kelompok, termasuk pembuatan tata ruang.
Aspek-aspek tata ruang yang baik, akan memudahkan perpustakaan untuk
mendesain sebuah ruangan yang nyaman digunakan oleh pengguna. Aspek-aspek
yang harus diperhatikan dalam penataan ruang adalah bentuk ruangnya, warna dan
penerangannya, ventilasinya, rambu ruang, dan perabot ruang. Suatu perpustakaan
hendaknya mempunyai bentuk ruangan yang ideal sehingga kegiatan
perpustakaan dapat berlangsung lancar.
Desain ruangan berperan sebagai stimulus, apabila desain interior mampu
menarik perhatian dan kebutuhan psikologis pengguna, maka pengguna akan
memanfaatkan ruang perpustakaan sebagaimana fungsinya.
IV. DAFTAR PUSTAKA
1. Sunarti. 2007. Tata Ruang Perpustakaan Prodi Keperawatan Magelang
Ditnjau Dari Tanggapan Pemakai. Semarang : Universitas Diponegoro
2. Admin. 2009. Tinjauan Dalam Menata Ruangan Perpustakaan. Diakses pada
tanggal 13 Oktober 2010, pada pukul 22.00 WIB
3. http://praboto.wordpress.com . 2008. Desain Perpustakaan. Diakses pada
tanggal 12 Oktober 2010, pada pukul 22.00 WIB
BEBERAPA CONTOH DESAIN INTERIOR PERPUSTAKAAN
TUGAS KAJIAN PEMAKAI
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO
2010
Oleh:
BAHTIAR FITRIAN A2D007009
KINANTI A2D007
ARINI RISQI ADISTI A2D008006
KHOZIN ABROR A2D008
LUKITO A2D008056
MUHAMMAD ARIF W A2D0080
PRIMA DINA ATIKA A2D008045
UMI FARIDA A2D008056
DEWI LESTARI A2D008064
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2010