pengaruh corporate governance perusahaan manufaktur yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/della...

21
1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat Obligasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2013-2016 Della Virya Wulandari, Inge Lengga Sari Munthe, Sri Ruwanti [email protected] Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau ABSTRAK Penelitian ini betujuan untuk menganalisis pengaruh corporate governance terhadap peringkat obligasi. Sampel dalam penelitian ini terdiri atas obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode 2013-2016 dan diperingkat oleh PT Pefindo. Penelitian ini menggunakan model analisis regresi linear berganda untuk menguji pengaruh dari corporate governance terhadap peringkat obligasi. Secara khusus, penelitian ini menyelidiki pengaruh dari kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, dan kualitas audit. Metode pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive sampling dan didapatkan 8 sampel yang memenuhi kriteria. Berdasarkan hasil penelitian, secara simultan kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, dan kualitas audit secara bersama-sama memiliki pengaruh yang terhadap Peringkat Obligasi. Besarnya R2 berdasarkan hasil analisis dengan SPSS 21 sebesar 0,522. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh variabel kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, dan kualitas audit terhadap Peringkat Obligasi adalah sebesar 52,2%, sedangkan sisanya sebesar 47,8% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian. Secara parsial kepemilikan institusional dan komisaris independen memiliki pengaruh terhadap Peringkat Obligasi. Komite audit dan kualitas audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Peringkat Obligasi. Dapat diketahui bahwa nilai negatif membuktikan adanya pengaruh yang berlawanan arah dimana setiap peningkatan dari kepemilikan institusional dan komisaris independen akan memberikan penurunan terhadap peringkat obligasi. Kata kunci : peringkat obligasi, kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, kualitas audit

Upload: others

Post on 11-Dec-2020

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

1

Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat Obligasi Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode

2013-2016

Della Virya Wulandari, Inge Lengga Sari Munthe, Sri Ruwanti

[email protected]

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau

ABSTRAK

Penelitian ini betujuan untuk menganalisis pengaruh corporate

governance terhadap peringkat obligasi. Sampel dalam penelitian ini terdiri atas

obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan yang terdaftar di BEI selama periode

2013-2016 dan diperingkat oleh PT Pefindo. Penelitian ini menggunakan model

analisis regresi linear berganda untuk menguji pengaruh dari corporate

governance terhadap peringkat obligasi. Secara khusus, penelitian ini menyelidiki

pengaruh dari kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, dan

kualitas audit. Metode pengambilan sampel penelitian ini adalah purposive

sampling dan didapatkan 8 sampel yang memenuhi kriteria. Berdasarkan hasil

penelitian, secara simultan kepemilikan institusional, komisaris independen,

komite audit, dan kualitas audit secara bersama-sama memiliki pengaruh yang

terhadap Peringkat Obligasi. Besarnya R2 berdasarkan hasil analisis dengan SPSS

21 sebesar 0,522. Dengan demikian besarnya pengaruh yang diberikan oleh

variabel kepemilikan institusional, komisaris independen, komite audit, dan

kualitas audit terhadap Peringkat Obligasi adalah sebesar 52,2%, sedangkan

sisanya sebesar 47,8% adalah dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti

dalam penelitian. Secara parsial kepemilikan institusional dan komisaris

independen memiliki pengaruh terhadap Peringkat Obligasi. Komite audit dan

kualitas audit memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Peringkat Obligasi.

Dapat diketahui bahwa nilai negatif membuktikan adanya pengaruh yang

berlawanan arah dimana setiap peningkatan dari kepemilikan institusional dan

komisaris independen akan memberikan penurunan terhadap peringkat obligasi.

Kata kunci : peringkat obligasi, kepemilikan institusional, komisaris independen,

komite audit, kualitas audit

Page 2: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

2

PENDAHULUAN

Investasi terbagi dalam dua bentuk yaitu investasi saham (surat

kepemilikan) dan investasi obligasi (surat hutang). Dari kedua investasi tersebut,

para emiten lebih memilih investasi obligasi karena merupakan sekuritas yang

aman dengan biaya emisinya lebih mudah dan murah dari pada investasi saham.

Biasanya investasi dalam surat berharga ini dilakukan dengan maksud untuk

memperoleh pendapatan yang tetap dalam jangka panjang (Soemarso, 2002).

Menurut Tensia, dkk (2015) menjelaskan meskipun obligasi relatif lebih aman

dari pada saham, namun obligasi juga memiliki risiko, yaitu default risk. Default

risk adalah risiko gagal atau tidak terbayarnya bunga dan pokok utang. Agar

investor mengetahui gambaran perusahaan dengan tingkat risiko ketidakmampuan

perusahaan dalam membayar kewajibannya, maka investor dapat

mempertimbangkan melalui peringkat obligasi. Peringkat obligasi merupakan

hasil pemeringkatan yang ditentukan oleh suatu lembaga independen yang

menjadi informasi tentang kelayakan dan tingkat resiko dari investasi obligasi

tersebut.

Banyak faktor yang mempengaruhi peringkat obligasi suatu

perusahaan. Penentu utama yang mempengaruhi peringkat obligasi yaitu kondisi

keuangan perusahaan (Utami, 2012). Kondisi keuangan suatu perusahaan

berdasarkan bagaimana manajemen mengelola keuangan perusahaan dengan salah

satu tujuannya adalah memastikan bahwa perusahaan mampu membayar seluruh

kewajibannya kepada investor, kreditor dan pihak lain. Untuk itu, perusahaan

harus menjadikan manajemen perusahaan yang profesional dengan menerapkan

Coorporate Governance. Implementasi dalam penerapan Corporate Governance

dapat memberi keyakinan dalam pengembalian return atas investasi, khususnya

bagi investor dan kreditor (Marfuah dan Endaryati, 2012).

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengetahui

pengaruh corporate governance yang diproksikan dengan kepemilikan

institusional, komisaris independen, komite audit dan kualitas audit terhadap

peringkat obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2013-2016 baik secara parsial maupun secara simultan.

Sedangkan tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis pengaruh corporate

governance yang diproksikan dengan kepemilikan institusional, komisaris

independen, komite audit, dan kualitas audit terhadap peringkat obligasi.

BAHAN DAN METODE

Peringkat Obligasi

Obligasi yang dijual ke publik dalam perspektif para pembeli,

melihatnya berdasarkan peringkat (Rating). Peringkat obligasi adalah opini

lembaga pemeringkat atas kelayakan kredit untuk suatu obligor, atau

kelayakan kredit obligor terkait suatu surat utang atau kewajiban keuangan

lainnya. Peringkat obligasi sangat penting bagi investor untuk menghindari risiko

gagal bayar yaitu kemungkinan emiten untuk tidak membayar kewajiban dengan

tepat waktu sesuai kesepakatan dengan investor (www.pefindo.com).

Page 3: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

3

Dalam penelitian ini menggunakan peringkat obligasi yang

dikeluarkan oleh PT.Pefindo. Peringkat obligasi yang disajikan dalam bentuk

huruf. Oleh karena itu, peringkat tersebut dikonversi menjadi angka dengan skala

tertinggi dan sebaliknya, dengan memiliki jarak antar peringkat yang sama.

Peringkat obligasi dibagi dengan beberapa klasifikasi peringkat. Semakin tinggi

peringkat, maka semakin tinggi nilai konversi, tetapi peneliti memodifikasi untuk

skala pada masing-masing indikator karena adanya keterbatasan data peringkat

obligasi. Peringkat obligasi terlebih dahulu dikonversi kedalam angka yang

berkisar antara 0 sampai dengan 8.

Konversi Peringkat Obligasi

Peringkat Obligasi Kategori Nilai

idAAA Investment Grade 8

idAA+ Investment Grade 7,5

idAA Investment Grade 7

idAA- Investment Grade 6,5

idA+ Investment Grade 6

idA Investment Grade 5,5

idA- Investment Grade 5

idBBB+ Investment Grade 4,5

idBBB Investment Grade 4

idBBB- Investment Grade 3,5

idBB+ Speculative Grade 3

idBB Speculative Grade 2,5

idBB- Speculative Grade 2

idB+ Speculative Grade 1,5

idB Speculative Grade 1

idB- Speculative Grade 0,5

idD/SD Speculative Grade 0

Kepemilikan institusional

Kepemilikan institusional merupakan persentase besarnya saham yang

dimiliki oleh investor institusi, seperti perusahaan investasi, bank, perusahaan

asuransi maupun kepemilikan lembaga dan perusahaan lain (Jelita, 2014).

Kepemilikan institusional adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh

Institusi. Pada penelitian ini, variabel diukur dengan persentase total jumlah

saham yang dimiliki oleh institusi dari seluruh modal saham yang beredar

(Ariwangsa dan Abudanti, 2013).

Komisaris Independen

Komisaris independen merupakan suatu badan didalam perusahaan

yang biasanya beranggotakan dari dewan komisaris yang independen dan yang

tidak terafiliasi (tidak memiliki hubungan) dengan manajemen (KNKG, 2006).

Page 4: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

4

Variabel ini diukur dengan persentase jumlah komisaris independen terhadap total

dewan komisaris pada perusahaan emiten.

Komite Audit

Ukuran komite audit merupakan jumlah anggota komite audit disuatu

perusahaan yang bekerja secara independen dan membantu melaksanakan tugas

dan fungsi dewan komisaris. Berdasarkan peraturan BAPEPAM dan Lembaga

Keuangan No.III.B 8 tanggal 10 April 2008 dan keputusan ketua BAPEPAM-LK

No. Kep-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012 bahwa membentuk komite audit

dengan struktur keanggotaan sekurang-kurangnya satu orang komisaris dan

sekurang-kurangnya dua orang yang tidak terafiliasi dengan perusahaan. Variabel

ini dilakukan dengan nilai 1 jika komite audit berjumlah tiga orang atau lebih dan

nilai 0 jika komite audit berjumlah kurang dari 3 orang.

Kualitas Audit

Dali, dkk (2015) menyatakan bahwa kualitas audit juga turut

menentukan good corporate governance. Kualitas audit tentukan oleh komite

audit yang memiliki reputasi baik dapat meningkatkan kepercayaan investor

terhadap kinerja menejemen perusahaan untuk memenuhi kepentingan pemegang

saham sehingga dapat meningkatkan peringkat obligasi. Kantor akuntan publik

(KAP) yang tergolong Big Four akan melakukan prosedur audit yang lebih

terstruktur dan terperinci sehingga risiko terjadinya kecurangan dapat

diminimalkan. Sedangkan, KAP non Big Four dimungkinkan kurang maksimal

dalam melakukan proses audit sehingga kurang dapat mendeteksi adanya

kecurangan (Iswara, 2017).

Kerangka Pemikiran

Kepemilikan Institusional

(X1)

Komisaris Independen

(X2)

Kualitas Audit

(X4)

Peringkat Obligasi

(Y)

H1

H2

H5

Komite Audit

(X3) H3

H4

Page 5: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

5

Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Peringkat Obligasi

Kepemilikan institusional memiliki kemampuan untuk mengendalikan

dan mengawasi pihak manajemen. Rasyid dan Kostaman (2013) mengemukakan

bahwa kepemilikan institusional diukur dengan menggunakan indikator

persentase jumlah saham yang dimiliki institusi dari jumlah saham yang

beredar.Persentase kepemilikan institusional yang besar akan memudahkan

investorinstitusional didalam memonitor kinerja manajemen, karena mereka

mendapatkan pengaruh yang lebih besar sehingga membuat mereka lebih mudah

melakukan tindakan perbaikan. Besarnya persentase kepemilikan institusional

dapat mencegah hazard yang dilakukan manajemen atau segera melakukan

tindakan perbaikan sehingga dapat mengurangi default.

Mengacu pada pernyataan tersebut, maka diekspektasikan jika

kepemilikan institusional semakin besar kepemilikannya maka dapat

meningkatkan peringkat obligasi.

H1: Diduga kepemilikan institusional berpengaruh terhadap peringkat

obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

periode 2013-2016

Pengaruh Komisaris Independen terhadap Peringkat Obligasi

Dali, dkk (2015) mengemukakan Proporsi Komisaris independen

memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap peringkat obligasi apabila

tingkat signifikansi menyatakan ketentuan minimum sebesar 30% yang

dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan penerbit obligasi dalam rangka

menerapkan GCG. Proporsi dewan komisaris independen yang lebih besar akan

membantu perusahaan untuk memiliki tata kelola (governance) yang lebih baik

(monitoring menjadi lebih efektif) sehingga akan mengurangi agency risk dan

meningkatkan peringkat obligasi.

Mengacu pada pernyataan tersebut, maka diekspektasikan jika

komisaris independen semakin besar jumlahnya maka dapat meningkatkan

peringkat obligasi.

H2: Diduga komisaris independen berpengaruh terhadap peringkat

obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

periode 2013-2016

Pengaruh Komite Audit terhadap Peringkat Obligasi

Dalam upaya mengatasi masalah asimetri informasi di perusahaan

dibutuhkan adanya komite audit. Damayanti dan Fitriyah (2013) menjelaskan

adanya komite audit bertujuan untuk memberikan pandangan dan pengarahan

dalam masalah-masalah yang ada hubungannya dengan akuntansi, kebijakan

keuangan, transparasi. Komite audit merujuk kepada tanggung jawab penerapan

Corporate Governance yang dimana di dalam implementasi tersebut adanya

jaminan kualitas, integritas, transparasi, dan fungsi kualitas audit. Karena komite

ini berfungsi untuk membantu Dewan Komisaris untuk melakukan pengawasan

Page 6: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

6

atas pelaksanaan fungsi Direksi sesuai dengan prinsip Good Corporate

Governance.

Mengacu pada pernyataan tersebut, maka diekspektasikan jika komite

audit semakin besar jumlahnya maka semakin tinggi kualitas manajemen dalam

perusahaan sehingga dapat meningkatkan peringkat obligasi.

H3: Diduga komite audit berpengaruh terhadap peringkat obligasi

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-

2016

Pengaruh Kualitas Audit Terhadap Peringkat Obligasi

Kualitas audit menunjukkan keandalan dan transparansi informasi

keuangan perusahaan. Semakin baik kualitas audit semakin menunjukkan bahwa

audit yang dihasilkan adalah independen, maka akan mengurangi Agency Risk,

dan menurunkan Default Risk, yang pada akhirnya meningkatkan peringkat

obligasi perusahaan (Ariwangsa dan Abundanti, 2013).

Dali, dkk (2015) menyatakan bahwa kualitas audit juga turut

menentukan Corporate Governance. Kualitas audit ditentukan oleh komite audit

yang memiliki reputasi baik dapat meningkatkan kepercayaan investor sehingga

juga dapat meningkatkan peringkat obligasi.

Mengacu pada pernyataan tersebut, maka diekspektasikan jika kualitas

audit semakin baik maka mencerminkan kineja manajemen yang baik pula

sehingga dapat meningkatkan peringkat obligasi.

H4: Diduga kualitas audit berpengaruh terhadap peringkat obligasi

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2013-

2016

Pengaruh Corporate Governance terhadap Peringkat Obligasi

Implementasi dalam penerapan Corporate Governance dapat memberi

keyakinan dalam pengembalian return atas investasi, khususnya bagi investor dan

kreditor (Marfuah dan Endaryati, 2012). Untuk itu, perusahaan harus menjadikan

manajemen perusahaan yang profesional dengan menerapkan Coorporate

Governance yang akan meningkatkan kinerja perusahaan untuk mendapatkan

kepercayaan investor sehingga dapat meningkatkan peringkat obligasi.

Mengacu pada pernyataan tersebut, maka diekspektasikan jika

penerapan Corporate Governance yang diproksikan dengan kepemilikan

instistusional, komisaris independen, komite audit dan kualitas audit semakin baik

maka semakin tinggi kualitas manajemen dalam perusahaan sehingga dapat

meningkatkan peringkat obligasi.

H5: Diduga Corporate Governance berpengaruh terhadap peringkat

obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

periode 2013-2016

Page 7: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

7

Metodologi Penelitian

Teknik Penentuan Sampel dan Populasi

Populasi penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia selama periode 2013-2016. Metode pengambilan sampel

yang digunakan adalah purposive sampling. Pemilihan sampel dilakukan secara

purposive sampling, yaitu penelitian dengan menggunakan kriteria tertentu dalam

melakukan pemilihan sampel. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah

sebanyak 138 perusahaan manufaktur. Penelitian ini menggunakan sampel yang

berasal dari Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2016. Adapun kriteria perusahaan

yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode

pengamatan

2. Perusahaan yang laporan keuangannya lengkap selama periode pengamatan

3. Perusahaan yang menggunakan mata uang Rupiah selama periode pengamatan

4. Perusahaan yang menerbitkan obligasinya dan diperingkat oleh PEFINDO

selama periode pegamatan

5. Perusahaan yang menjadi sampel mempunyai kepemilikan saham oleh

institusi.

Jumlah perusahaan yang dijadikan populasi adalah 138 perusahaan, dan

setelah dilakukan seleksi sampel, maka diperoleh sampel sebanyak 8 perusahaan

dan 32 data observasi.

Metode Ananlisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier

berganda. Metode ini digunakan untuk menjelaskan hubungan antara variabel

terikat dengan variabel-variabel bebas. Dalam penelitian ini, analisis linier

berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh Kepemilikan Institusional,

Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kualitas Audit terhadap Peringkat

Obligasi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2013-2016. Tahapan

analisis data pada penelitian ini adalah uji statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji

normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, uji F, uji

T dan koefisien determinasi dengan menggunakan bantuan perangkat lunak

Microsoft excel 2010 dan SPSS 21.

HASIL PENELITIAN

Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum, minimum

(Ghozali, 2013). Hasil uji statistik deskriptif dengan menggunakan program SPSS

21 dapat dilihat sebagai berikut :

Page 8: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

8

Tabel 1 Hasil Uji Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PeringkatObligasi 32 2.50 8.00 6.2188 1.44768

Kepemilikan

Institusional

32 .0500 .9003 .643621 .2131210

Komisaris

Independen

32 .2000 .5000 .370198 .0680645

KomiteAudit 32 0 1 .97 .177

KualitasAudit 32 0 1 .50 .508

Valid N (listwise) 32

Sumber : Data diolah penulis, 2018

Hasil Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Menurut (Ghozali,

2013), cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak

adalah dengan menggunakan analisis grafik juga dapat diuji dengan statistic non-

parametrik Kolmogorov-Smirnov Test (K-S). Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S)

dibuat dengan melihat signifikansi di atas 0,05 berarti data berdistribusi normal.

Tabel 2 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 32

Normal Parametersa,b

Mean .0000000 Std. Deviation p

.93398825

Most Extreme Differences

Absolute .216 Positive .098 Negative -.216

Kolmogorov-Smirnov Z 1.219 Asymp. Sig. (2-tailed) .102

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Data olahan penulis, 2018

Berdasarkan tabel 2 diatas dapat diketahui bahwa nilai kolmogorov-

smirnov adalah bahwa nilai Kolmogorov-Smirnov Z sebesar 1,219 dan nilai

Asymp. Sig. (2 tailed) 0,102 > 0,05, maka H0 diterima yang berarti data residual

berdistribusi secara normal.

Hasil Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.

Page 9: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

9

Multikolinearitas dapat dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance

inflation factor (VIF). Jika nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka tidak terjadi

multikolinearitas (Ghozali, 2013).

Tabel 3 Hasil Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

Kepemilikan Institusional ,967 1,056

Komisaris Independen ,961 1,041

Komite Audit ,944 1,059

Kualitas Audit ,930 1,076

a. Dependent Variable: PeringkatObligasi

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada tabel diatas dapat dilihat

bahwa masing-masing variabel independen yaitu kepemilikan institusional,

komisaris independen, komite audit, dan kualitas audit yang digunakan dalam

penelitian ini memiliki nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF (Variance Inflation

Factor) dibawah 10 yang berarti model regresi tidak terjadi masalah

multikolinieritas.

Hasil Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan

pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2013).Untuk melihat ada atau tidaknya

gejala autokorelasi ini maka dapat dilakukan uji Durbin-Watson. Model regresi

yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi dengan melihat Durbin-

Watson berada diantara -2 dan +2 atau -2 ≤ DW ≤ +2. Adapun dasar pengambilan

keputusan sebagai berikut (Sunyoto, 2011).

Tabel 4 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary

b

Model R R Square Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,764a ,584 ,522 1,00078 1,971

a. Predictors: (Constant), KualitasAudit, KomisarisIndependen, KepemilikanInstitusional, KomiteAudit b. Dependent Variable: PeringkatObligasi

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan hasil uji Durbin-Watson pada tabel 4.5 di atas dapat dilihat

bahwa hasil uji autokorelasi pada nilai Durbin-Watson test menunjukkan nilai

Page 10: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

10

1,971 , dimana angka tersebut berada diantara -2 sampai +2 sehingga dapat

disimpulkan bahwa data dalam penelitian ini bebas dari adanya autokorelasi.

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain jika sama disebut Homokedastisitas dan jika berbeda

disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik tidak mengandung

heteroskedastisitas. Untuk mengetahui keakuratan pengujian data ini dapat

dilakukan uji Rank Spearman dengan melihat tingkat signifikansinya. Model

regresi yang baik tidak mengandung adanya masalah heteroskedastisitas apabila

tingkat signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5% atau 0,05 (Ghozali: 2013).

Tabel 5 Hasil Uji Heteroskedastisitas Rank Spearman Correlations

Kepemilikan Institusional

Komisaris Independen

Komite Audit

KualitasAudit

Unstandardized Residual

Spearman's rho

Kepemilikan Institusional

Correlation Coefficient

1.000 -.075 -.127 -.211 .022

Sig. (2-tailed) . .683 .489 .247 .904

N 32 32 32 32 32

Komisaris Independen

Correlation Coefficient

-.075 1.000 .159 -.187 .065

Sig. (2-tailed) .683 . .384 .306 .722

N 32 32 32 32 32

Komite Audit

Correlation Coefficient

-.127 .159 1.000 .180 -.029

Sig. (2-tailed) .489 .384 . .325 .874

N 32 32 32 32 32

Kualitas Audit

Correlation Coefficient

-.211 -.187 .180 1.000 -.102

Sig. (2-tailed) .247 .306 .325 . .580

N 32 32 32 32 32

Unstandardized Residual

Correlation Coefficient

.022 .065 -.029 -.102 1.000

Sig. (2-tailed) .904 .722 .874 .580 .

N 32 32 32 32 32

Sumber : Data Olahan Penulis, 2018

Berdasarkan output pada tabel diatas, diketahui bahwa nilai sig untuk

variabel kepemilikan Institusional sebesar 0,904. Nilai sig untuk variabel

Komisaris Independen sebesar 0,722. Nilai sig untuk variabel Komite Audit

0,874. Nilai sig untuk variabel Kualitas Audit sebesar 0,580. Jadi, dapat

disimpulkan bahwa semua variabel mempunyai nilai sig > 0,05, maka dapat

dipastikan model tidak mengandung heteroskedastisitas.

Page 11: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

11

Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Tabel 6 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 6.733 1.565 4.302 .000

Kepemilikan Institusional

-2.895 .867 -.426 -3.340 .002

Komisaris Independen -5.691 2.694 -.268 -2.113 .044

Komite Audit 3.135 1.046 .383 2.996 .006

Kualitas Audit .839 .367 .294 2.286 .030

a. Dependent Variable: PeringkatObligasi

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018

Berdasarkan tabel diatas, maka dapat disusun persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut :

Peringkat Obligasi = 6,733 – 2,895 Kepemilikan Institusional – 5,691

Komisaris Independen + 3,135 Komite Audit + 0,839 Kualitas Audit +

Dari persamaan regresi linear diatas dapat diinterpretasikan sebagai

berikut :

1. Konstanta (α)

Nilai konstanta sebesar 6,733 menyatakan bahwa jika variabel Kepemilikan

Institusional, Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas Audit

dianggap konstan, maka nilai Peringkat Obligasi sebesar 6,733 atau

673,3%.

2. Koefisien Regresi (β1) Variabel Kepemilikan Institusional (X1)

Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar –2,895. Nilai (β1) yang negatif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel Kepemilikan

Institusional, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan

Peringkat Obligasi sebesar 289,5%.

3. Koefisien Regresi (β2) Variabel Komisaris Independen(X2)

Besarnya nilai koefisien regresi (β2) sebesar -5,691. Nilai (β2) yang negatif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel Komisaris

Independen, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menurunkan

peringkat obligasi sebesar 569,1%.

4. Koefisien Regresi (β3) Variabel Komite Audit(X3)

Besarnya nilai koefisien regresi (β3) sebesar 3,135. Nilai (β3) yang positif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel Komite

Audit, dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan peringkat

obligasi sebesar 313,5%.

5. Koefisien Regresi (β4) Variabel Kualitas Audit(X4)

Besarnya nilai koefisien regresi (β4) sebesar 0,839. Nilai (β4) yang positif

menunjukkan bahwa jika setiap kenaikan satu persen variabel kualitas audit,

Page 12: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

12

dengan asumsi variabel lain tetap maka akan menaikkan peringkat obligasi

sebesar 83,9 %.

HasiL Uji Hipotesis

Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-f)

Uji signifikansi simultan (uji-f) digunakan untuk mengetahui apakah

variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel

dependen. Jika nilai Fhitung > Ftabel dan nilai signifikan < 0,05, H0 ditolak, jika nilai

Fhitung < Ftabel dan nilai signifikan > 0,05, H0 diterima (Ghozali, 2013).

Tabel 7 Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

ANOVAa

Model Sum of Squares

Df Mean Square F Sig.

1

Regression 37.926 4 9.482 9.467 .000b

Residual 27.042 27 1.002

Total 64.969 31

a. Dependent Variable: PeringkatObligasi b. Predictors: (Constant), KualitasAudit, KomisarisIndependen, KepemilikanInstitusional, KomiteAudit

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018

Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) pada tabel 4.8 dapat

diketahui bahwa tingkat signifikansi yaitu 0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan

bahwa Ha diterima dan H0 ditolak. Sementara itu dapat juga dilihat dari Fhitung

dibanding dengan nilai Ftabel. Fhitung memiliki nilai sebesar 9,467. Nilai Ftabel pada

tingkat kesalahan α = 5% dengan derajat kebebasan (df) = df pembilang (k-1) ; df

penyebut (n-k). Jumlah variabel penelitian (k) berjumlah 4, dan jumlah data (n)

sebanyak 32. Jadi df pembilang (4-1) = 3 dan df penyebut (32-4) = 28, sehingga

Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%) adalah 2,95. Jadi Fhitung> Ftabel

(9,467> 2,95) dan tingkat signifikansi sebesar 0,000< 0,05. Maka dapat

disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya Kepemilikan Institusional,

Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kualitas Audit secara simultan

berpengaruh secara signifikan terhadap Peringkat Obligasi pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2016.

Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-t)

Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel independen secara individual terhadap variabel dependen. Dengan

menentukan taraf signifikan adalah 0,05. Apabila Thitung > Ttabel atau -Thitung< -Ttabel

dan nilai sig < 0,05 maka hipotesis akan diterima sedangkan jika Thitung <Ttabel atau

-Thitung> -Ttabel dan nilai sig > 0,05 maka hipotesis akan ditolak atau tidak

berpengaruh terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013).

Page 13: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

13

Tabel 8 Hasil Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji-T) Coefficients

a

Model Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 6.733 1.565 4.302 .000

Kepemilikan Institusional

-2.895 .867 -.426 -3.340 .002

Komisaris Independen

-5.691 2.694 -.268 -2.113 .044

KomiteAudit 3.135 1.046 .383 2.996 .006

KualitasAudit .839 .367 .294 2.286 .030

a. Dependent Variable: PeringkatObligasi

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018

Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (uji-t) pada tabel

diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Variabel Kepemilikan Institusional memiliki tingkat signifikansi 0,002 <

0,05. Variabel Kepemilikan Institusional ini juga memiliki nilai thitung

sebesar -3,340 > -2,05183 (ttabel α = 0,05, df = (32-4-1) = 27). Hal ini dapat

disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel

kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

Peringkat obligasi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara

Kepemilikan institusional dengan peringkat obligasi. Namun, nilai

koefisiensi dan thitung adalah negatif. Dengan demikian, dengan semakin

tingginya kepemilikan institusional maka akan menurunkan nilai peringkat

obligasi.

2. Variabel Komisaris Independen memiliki tingkat signifikansi 0,044 < 0,05.

Variabel Komisaris Independen ini juga memiliki nilai thitung sebesar -2,113

> -2,05183 (ttabel α = 0,05, df = (32-4-1) = 27). Hal ini dapat disimpulkan

bahwa H1 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel komisaris

independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Peringkat

obligasi. Hal ini menunjukkan bahwanya ada hubungan antara komisaris

independen dengan peringkat obligasi. Namun, nilai koefisiensi dan thitung

adalah negatif. Dengan demikian, dengan semakin tingginya komisaris

independen maka akan menurunkan nilai peringkat obligasi.

3. Variabel Komite Audit memiliki tingkat signifikansi 0,006 > 0,05. Variabel

keputusan investasi ini juga memiliki nilai thitung sebesar 2,996 > 2,05183

(ttabel α = 0,05, df = (32-4-1) = 27). Hal ini dapat disimpulkan bahwa

H3diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel komite audit secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap peringkat obligasi. Nilai koefisiensi dan

thitung adalah positif. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara

Komite Audit dengan peringkat obligasi. Dengan demikian, dengan semakin

tingginya jumlah komite audit maka akan meningkatkan peringkat obligasi.

4. Variabel Kualitas Audit memiliki tingkat signifikansi 0,030 > 0,05. Variabel

Kualitas auditini juga memiliki nilai thitung sebesar 2,289 > 2,05183 (ttabel α =

Page 14: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

14

0,05, df = (32-4-1) = 27). Nilai koefisiensi dan thitung adalah positif. Hal ini

dapat disimpulkan bahwa H4 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel

kualitas audit secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Peringkat

Obligasi. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara kualitas audit

dengan peringkat obligasi. Dengan demikian, semakin tinggi kualitas audit

maka akan meningkatkan nilai peringkat obligasi.

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 10 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R

2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .764a .584 .522 1.00078

a. Predictors: (Constant), KualitasAudit, KomisarisIndependen, KepemilikanInstitusional, KomiteAudit

b. Dependent Variable: PeringkatObligasi

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2018

Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi pada tabel 4.10 diatas dapat

dilihat bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,522 atau 52,20% . Hasil tersebut

dapat disimpulkan bahwa variabel dependen yaitu Peringkat Obligasi dapat

dijelaskan oleh variabel independen yaitu Kepemilikan Institusional, Komisaris

Independen, komite audit, dan kualitas audit sebesar 52,2% sedangkan sisanya

yaitu 47,8% dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dijelaskan dalam

penelitian ini.

PEMBAHASAN

Pengaruh Kepemilikan Institusional Terhadap Peringkat Obligasi

Berdasarkan hasil pengujian signifikansi parameter individual (uji-t),

Variabel kepemilikan institusional berpengaruh terhadap peringkat obligasi pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-

2016. Variabel Kepemilikan Institusional memiliki tingkat signifikansi 0,002 <

0,05. Variabel Kepemilikan institusional ini juga memiliki nilai thitung sebesar -

3,340> -2,05183 (ttabel α = 0,05, df = (32-4-1) = 27). Hal ini dapat disimpulkan

bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian

dari Dali,dkk (2015), Ariwangsa dan Abudanti (2013), Rasyid dan Kostaman

(2013), yang menyatakan bahwa Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap

peringkat obligasi. Namun, nilai koefisiensi dan thitung adalah negatif yang artinya

kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi yang

artinya semakin tinggi kepemilikan institusional maka akan menurunkan

peringkat obligasi.

Page 15: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

15

Hasil penelitian ini berbanding terbalik dengan teori keagenan yang

menyebutkan bahwa pemegang saham mayoritas akan berusaha meningkatkan

kinerja perusahaan yang pada akhirnya akan meningkatkan peringkat obligasi. Hal

ini mengindikasikan bahwa monitoring yang dijalankan pihak institusi sangat

optimal dan efektif sebagai alat untuk memonitor manajemen sehingga mampu

meningkatkan kinerja manajemen, namun dalam penelitian ini berdasarkan pada

sampel perusahaan salah satunya yaitu perusahaan Kimia Farma, Tbk yang

dimiliki saham oleh pemerintah (institusi) sebesar 95% dikarenakan pemerintah

merupakan kegiatan usaha nirlaba maka perusahaan hanya mematuhi aturan

pemerintah yang berlaku sehingga tidak perlu untuk meningkatkan peringkat

obligasi perusahaan.

Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Jelita (2014),

Damayanti dan Fitriyah (2013), Prasetiyo (2010) yang menyimpulkan bahwa

kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

Pengaruh Komisaris Independen Terhadap Peringkat Obligasi

Berdasarkan hasil pengujian signifikansi parameter individual (uji-t),

Variabel Komisaris Independen berpengaruh Terhadap peringkat obligasi pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-

2016. Variabel Komisaris Independen memiliki tingkat signifikansi 0,044 < 0,05.

Variabel Komisaris Independen ini juga memiliki nilai thitung sebesar -2,113 >-

2,05183 (ttabel α = 0,05, df = (32-4-1) = 27). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H1

diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel komisaris independen secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap Peringkat obligasi. Hasil ini didukung oleh

penelitiandari Dali,dkk (2015), Ariwangsa dan Abudanti (2013), yang

menyatakan bahwa Komisaris Independen berpengaruh terhadap peringkat

obligasi. Namun, nilai koefisiensi dan thitung adalah negatif yang artinya komisaris

independen berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi maka semakin tinggi

jumlah komisaris independen maka akan menurunkan peringkat obligasi.

Namun, dari hasil penelitian ini berbanding terbalik karena walaupun

perusahaan yang memiliki jumlah komisaris independen sesuai ketentuan sebesar

30% atau lebih dari jumlah dewan komisaris, komisaris independen belum

mampu meningkatkan kinerja manajemen perusahaan. Kemungkinan hal tersebut

dapat disebabkan karena pengangkatan komisaris independen oleh perusahaan

mungkin hanya dilakukan untuk pemenuhan regulasi saja tapi tidak dimaksudkan

untuk menegakkan Corporate Governance dan perusahaan menempatkan

komisaris independen yang tidak memiliki kompetensi pada bidang akuntansi

dan/atau keuangan sehingga mengindikasikan jumlah komisaris independen

berpengaruh negatif terhadap peringkat obligasi yang artinya semakin tinggi

jumlah komisaris independen maka dapat menurunkan peringkat obligasi.

Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Jelita (2014), Rasyid dan

Kostaman (2013), Prasetiyo (2010) yang menyimpulkan bahwa Komisaris

Independen tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

Page 16: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

16

Pengaruh Komite Audit terhadap Peringkat Obligasi

Berdasarkan hasil pengujian signifikansi parameter individual (uji-t),

Variabel Komite Audit memiliki tingkat signifikansi 0,006 < 0,05. Variabel

keputusan investasi ini juga memiliki nilai thitung sebesar 2,996 > 2,05183 (ttabel α =

0,05, df = (32-4-1) = 27). Hal ini dapat disimpulkan bahwa H3 diterima dan H0

ditolak, yang berarti variabel komite audit secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap peringkat obligasi. Nilai koefisiensi dan thitung adalah positif. Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan antara Komite Audit dengan peringkat

obligasi. Dengan demikian, semakin tingginya jumlah komite audit maka akan

meningkatkan peringkat obligasi. Hal ini menunjukkan bahwa adanya hubungan

antara komite audit dengan peringkat obligasi.

Hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perusahaan telah

memiliki anggota komite audit sesuai dengan ketentuan dari BAPEPAM yang

sekurang-kurangnya memiliki anggota komite audit 3 orang disuatu perusahaan

yang bekerja secara independen dan membantu melaksanakan tugas dan fungsi

dewan komisaris dengan baik, maka hasil kinerja komite audit yang efektif sesuai

dengan tugas dan tanggung jawabnya akan meningkat kinerja perusahaan

sehingga dengan kinerja perusahaan yang baik maka peringkat obligasi pun akan

naik.

Hasil ini didukung oleh penelitian dari Dali,dkk (2015), Jelita (2014),

Ariwangsa dan Abudanti (2013), yang menyatakan bahwa komite audit

berpengaruh terhadap peringkat obligasi. Semakin banyak jumlah anggota komite

audit maka semakin meningkatkan peringkat obligasi perusahaan. Hasil penelitian

ini tidak mendukung hasil penelitian dari Helmi (2017) yang menyimpulkan

bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap peringkat obligasi.

Pengaruh Kualitas Audit terhadap Peringkat Obligasi

Berdasarkan hasil pengujian signifikansi parameter individual (uji-t),

Variabel Kualitas Auditmemiliki tingkat signifikansi 0,030 > 0,05. Variabel

Kualitas auditini juga memiliki nilai thitung sebesar 2,289 > 2,05183 (ttabel α = 0,05,

df = (32-4-1) = 27). Nilai koefisiensi dan thitung adalah positif . Hal ini dapat

disimpulkan bahwa H4 diterima dan H0 ditolak, yang berarti variabel kualitas audit

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Peringkat Obligasi. Hal ini

menunjukkan bahwa ada hubungan antara kualitas audit dengan peringkat

obligasi. Kantor akuntan publik (KAP) yang tergolong Big Four akan melakukan

prosedur audit yang lebih terstruktur dan terperinci sehingga risiko terjadinya

kecurangan dapat diminimalkan. Sedangkan, KAP non Big Four dimungkinkan

kurang maksimal dalam melakukan proses audit sehingga kurang dapat

mendeteksi adanya kecurangan (Iswara, 2017)

Hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa kualitas audit yang

berasal dari KAP Big Four lebih unggul daripada yang bukan berasal dari KAP

Big Four karena investor lebih yakin apabila perusahaan memiliki kualitas audit

yang baik sehingga dapat memberikan prospek yang menjanjikan dan

menguntungkan dengan cara meningkatkan kualitas audit maka meningkatkan

peringkat obligasi perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ariwangsa dan Abudanti (2013), Rasyid dan Kostaman

Page 17: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

17

(2013), Prasetiyo (2010) , yang mengemukakan bahwa kualitas audit berpengaruh

terhadap peringkat obligasi. Kualitas audit yang berasal dari KAP Big Four

memungkinkan perusahaan untuk mendapatkan investment grade pada peringkat

obligasi perusahaan.

Pengaruh Corporate Governance terhadap Peringkat Obligasi

Berdasarkan hasil uji signifikansi simultan (uji-f) dapat diketahui bahwa

tingkat signifikansi yaitu 0,000 < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa Ha diterima

dan H0 ditolak. Sementara itu dapat juga dilihat dari Fhitung dibanding dengan nilai

Ftabel. Fhitung memiliki nilai sebesar 9,467. Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α =

5%) adalah 2,96. Jadi Fhitung> Ftabel (9,467 > 2,96) dan tingkat signifikansi sebesar

0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima dan H0 ditolak artinya

Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kualitas

Audit secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap Peringkat Obligasi

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-

2016. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh

Ariwangsa dan Abundanti (2013) yang menyimpulkan bahwa variabel Corporate

Governance yang diproksikan dengan Kepemilikan instistusional, Komisaris

independen, Komite audit dan kualitas audit berpengaruh secara signifikan

terhadap peringkat obligasi perusahaan sehingga semakin baik kinerja Corporate

Governance maka akan meningkatkan peringkat obligasi perusahaan.

KESIMPULAN

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia selama tahun 2013-2016 dan bertujuan untuk melihat

apakah Corporate Governance yang diproksikan dengan Kepemilikan

Institusional, Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kualitas Audit suatu

perusahaan berpengaruh terhadap peringkat obligasi perusahaan tersebut. Adapun

populasi dalam penelitian ini berjumlah 138 perusahaan dan perusahaan yang

menjadi sampel sebanyak 8 sehingga data observasi dalam penelitian ini sebanyak

32 data. Penelitian ini menggunakan laporan keuangan tahunan untuk

mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini.

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan untuk melihat

pengaruhnya terhadap Peringkat Obligasi adalah Kepemilikan Institusional,

Komisaris Independen, Komite Audit dan Kualitas Audit. Berdasarkan penelitian

yang telah dilakukan, adapun kesimpulan hasil penelitian ini adalah :

1. Kepemilikan Institusional berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2013-2016.

2. Komisaris Independen berpengaruh terhadap Peringkat Obligasi pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI 2013-2016.

3. Komite Audit berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI 2013-2016

4. Kualitas Audit berpengaruh terhadap harga saham pada perusahaan

manufaktur yang terdaftar di BEI 2013-2016

5. Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, Komite Audit dan

Kualitas Audit berpengaruh secara simultan terhadap Peringkat Obligasi

Page 18: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

18

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode

2013-2016.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan diatas, maka dapat

diberikan saran sehubungan dengan penelitian ini sebagai berikut :

1. Variabel Kepemilikan Institusional, Komisaris Independen, Komite Audit

dan Kualitas Audit hanya menjelaskan 52,2% variasi variabel Peringkat

Obligasi. Sedangkan sisanya yaitu 47,8% dijelaskan oleh variabel-variabel

lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini seperti variabel Corporate

Governance selain variabel yang telah saya gunakan, seperti ukuran dewan

komisaris, dan variabel lainnya. Oleh karena itu untuk penelitian selanjutnya

disarankan untuk menggunakan variabel independen lainnya yang belum

terdapat dalam penelitian ini.

2. Penelitian selanjutnya, agar memperluas jumlah sampel penelitian seperti

perusahaan jasa, sektor keuangan atau perbankan, dan lainnya.

3. Penelitian selanjutnya, agar jumlah sampel dapat diambil dengan periode

pengamatan yang lebih panjang menggunakan lembaga pemeringkat

domestik selain dari PT PEFINDO seperti PT. ICRA Indonesia dan PT.

Fitch Ratings Indonesia sehingga variasi data peringkat obligasi yang

diperoleh menjadi lebih banyak.

4. Bagi perusahaan adalah menstabilkan kinerja Corporate Governance

perusahaan sehingga dapat meningkatkan peringkat obligasi perusahaan.

Page 19: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

19

DAFTAR PUSTAKA

Alijoyo, Antonius & Subarto Zaini. 2004. Komisaris Independen : Penggerak

praktik GCG di Perusahaan. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Bank Indonesia.2011. Lembaga Pemeringkat dan Peringkat yang Diakui Bank

Indonesia. (https://www.bi.go.id/id/peraturan/perbankan). Diakses tanggal

04 April 2018.

Brigham, Eugene F & Joel F. Houston. 2010. Dasar-Dasar Manajemen

Keuangan. Edisi 11.Jakarta : Salemba Empat.

Dali, Chandra Ly, Sautma Ronni, & Mariana Ing Malelak (2015). Pengaruh

Mekanisme Corporate Governance dan Rasio Keuangan terhadap

Peringkat Obligasi. Jurnal Finesta, Vol. 3 No. 1, halaman 30-35

Forum for Corporate Governance in Indonesia. 2000. Peranan Dewan Komisaris

dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola

Perusahaan). (https://vdocuments.mx/download/fcgi). Diakses tanggal 20

April 2018.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Harmono, Naufal. 2015. Manajemen Keuangan: Bumi Aksara.

Helmi, Adib Faizal. 2017. Mekanisme Corporate Governance, size, dan likuiditas

perusahaan terhadap pemicu peringkat obligasi (Studi empiris pada

perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014) (Skripsi).

Surakarta :Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Hery. 2011. Akuntansi: Aktiva, Utang, dan Modal. Yogyakarta: Gava Media

Iswara, Ulfa Setia. 2017. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan

Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba. (Jurnal). Surabaya : Sekolah

Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA).

Jelita, Gyna Lea. 2014. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap

Peringkat Obligasi Studi Empiris Pada Perusahaan Non Keuangan yang

Terdaftar di Pefindo dan BEI Periode 1 Januari 2010 - 31 Mei 2014

(Skripsi). Semarang :Universitas Diponegoro.

Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). 2015. Komite Audit.

(www.kpei.co.id/komite-audit). Diakses tanggal 10 April 2018.

Page 20: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

20

Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). 2006. Pedoman Umum Good

Corporate Governance Indonesia. (http://www.knkg-indonesia.org/).

Diakses tanggal 20 April 2018.

Lestari, Kadek Yuni&Geranta Wirawan Yasa. 2014. Pengaruh Penerapan Good

Corporate Governance, Profitabilias Dan Likuiditas Terhadap Peringkat

Obligasi studi kasus padaperusahaan manufaktur yang menerbitkan

obligasi dan terdaftar di BEI periode tahun 2011-2015 (e-Jurnal

Akuntansi). Bali: Universitas Udayana.

Marfuah & Hermin Endaryati. 2016. Pengaruh Good Corporate Governance Dan

Debt Maturity Terhadap Prediksi Bond RatingStudi Kasus Pada

Perusahaan Keuangan Yang Terdaftar Di BEI Selama Periode 2011-2013

(Jurnal Ekonomi Dan Keuangan). Yogyakarta.Universitas Islam Indonesia.

Pramana, R. 2014. Pengaruh Sistem Pengendalian Mutu dan Time Budget

Pressure terhadap Kualit as Audit.(Skripsi). Bandung : Universitas

Widyatama.

Raharjaputra, Hendra S. 2009. Manajemen Keuangan dan Akuntansi. Jakarta:

Salemba Empat.

Sari, Nungky Nurmalita. 2011. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,

Objektivitas, Integritas, Kompetensi dan Etika Terhadap Kualitas

Audit.(Skripsi).Semarang : Universitas Diponegoro.

Soemarso. 2002. Akuntansi, Suatu Pengantar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Sunyoto, Danang. 2011. Metodologi Penelitian Untuk Ekonomi. Edisi

1.Yogyakarta : CAPS.

Tensia, Kurnia Oktavianti, Rizal Yaya & Edi Supriyono. 2015. Variabel-Variabel

Yang Dapat Memengaruhi Peringkat Obligasi Studi Kasus Perusahaan Non

Keuangan dan Non Jasa yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. (Jurnal

Vol. 6 No. 2).Yogyakarta : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Terry, Sihotang Dikson. 2011. Pengaruh Corporate Governance Terhadap

Peringkat Dan Yield Obligasi Di BEIStudi Kasus Pada Perusahaan

Keuangan Yang Terdaftar Di BEI Selama Periode 2004-2008 (Jurnal).

Yogyakarta.Universitas Kristen Duta Wacana.

Utami, Ayu Gandar. 2012. Mekanisme Corporate Governance Terhadap

Peringkat Obligasi Studi kasus pada perusahaan yang menerbitkan

obligasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (Jurnal). Semarang.

Universitas Negeri Semarang.

Page 21: Pengaruh Corporate Governance Perusahaan Manufaktur Yang …repository.umrah.ac.id/1576/1/Della Virya Wulandari... · 2018. 8. 9. · 1 Pengaruh Corporate Governance Terhadap Peringkat

21

Wahyono, R Erdianto Setyo. 2012. Pengaruh Corporate Governance Terhadap

Manajemen Laba Di Industri Perbankan Indonesia(Jurnal Ilmu &Riset

Akuntansi Vol. 1 No. 12). Surabaya. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Indonesia.

www.idx.co.id

www.pefindo.com