pengaruh corporate governance dan...

97
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA TERHADAP ASIMETRI INFORMASI SELAMA KRISIS FINANSIAL GLOBAL (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Oleh: FRANSISKA DYAN IRMAYANTI NIM. F0307012 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: phungnhu

Post on 20-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN

PENGUNGKAPAN SUKARELA TERHADAP ASIMETRI

INFORMASI SELAMA KRISIS FINANSIAL GLOBAL

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk

Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret

Oleh:

FRANSISKA DYAN IRMAYANTI

NIM. F0307012

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN SUKARELA TERHADAP ASIMETRI INFORMASI SELAMA KRISIS

FINANSIAL GLOBAL (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI)

FRANSISKA DYAN IRMAYANTI

NIM. F0307012

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris terkait pengaruh

corporate governance dan pengungkapan sukarela tehadap asimetri informasi selama krisis finansial global. Sampel penelitian ini adalah 45 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2008, sampel dipilih dengan menggunakan purposive sampling.

Metode analisis pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda, yang dibagi menjadi dua tahap regresi. Regresi tahap pertama menguji pengaruh corporate governance yang direpresentasikan dengan kepemilikan manajerial dan komposisi komisaris independen terhadap asimetri informasi. Regresi tahap kedua menguji pengungkapan sukarela yang direpresentasikan oleh indeks pengungkapan sukarela dengan pembobotan terhadap asimetri informasi. Asimetri informasi sebagai variabel dependen direprensentasikan dengan relative ask-bid spread.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa corporate governance yang direpresentasikan dengan komposisi komisaris indenpenden terbukti berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat asimetri informasi, sedangkan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap tingkat asimetri informasi selama krisis finansial global. Pengungkapan sukarela memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap tingkat asimetri informasi, hal ini mengindikasikan peningkatan pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan mampu menurunkan asimetri informasi selama krisis finansial global. Kata kunci: Corporate governance, kepemilikan manajerial, dewan komisaris

independen, pengungkapan sukarela, asimetri informasi.

Page 3: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE AND VOLUNTARY DISCLOSURE THROUGH INFORMATION ASYMMETRY DURING THE

GLOBAL CRISIS OF FINANCIAL (Empirical Studies at Manufactoring Companies that Listed in BEI)

FRANSISKA DYAN IRMAYANTI

NIM. F0307012

ABSTRACT

This reserach aims to obtain empirical evidence related influence of corporate governance and voluntary disclosure through information asymmetry during the global crisis of financial. Samples in this research is 45 companies in manufacturing sector listed in Indonesian Stock Excange 2008 that selected with purposive sampling. The method of analysis in this research use multiple regression analysis consist of two step regressions. The first regression examines the influence of is corporate governance which representated by managerial ownership and board of independence commisioner through Information asymmetry. The second regression examines influence of voluntary diclosure which representated by weighted valuntary disclosure index through Information asymmetry. Information asymmetry as dependent variable is representated by relative ask-bid spread. Results indicate that corporate governance which representated by of independence commisioner have a negativly significant effect to Information asymmetry, and managerial ownership have not effect to Information asymmetry during global financial crisis. Voluntary disclosure have a negativly significant effect to Information asymmetry, this is indicate that the rises of voluntary diclosure is able to reduce information asymmetry during global financial crisis.

Keywords: Corporate governance, managerial ownership, board of independence

commisioner, voluntary disclosure, information asymmetry

Page 4: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

HALAMAN MOTTO

“Percayalah kepada Tuhan dengan segenap hatimu dan janganlah bersandar

pada pengertiaanmu sendiri”

(Amsal 3:5)

”Kebaikan tidak bernilai selama diucapkan akan tetapi menjadi bernilai

sesudah dikerjakan”

(unknown)

“Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Tidak ada yang dapat

menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika

kesempatan bertemu dengan kesiapan”

(Thomas A. Edison)

“Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain, tapi kita

bisa berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain”

(Jonathan Swift)

“Setiap kamu memiliki mimpi, keinginan, atau cita-cita, kamu letakkan di

sini, di depan keningmu... jangan menempel..biarkan dia...

menggantung...menggambang.. 5 cm di depan keningmu, maka dia tidak

akan pernah lepas dari matamu”

(Donny Dhirgantoro, 5 cm)

Page 7: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya kecilku ini untuk:

Me, My Self, and I

Allah Bapa

Bapak dan Ibu Tercinta

Mas Hondi-Mba Yeyen dan Mas Nugroho

Keluarga Besar semuanya

Yudha

Sahabat-sahabatku tercinta

Orang-orang yang telah menginspirasi saya

Terima kasih semuanya

Page 8: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi dengan judul “ Pengaruh Corporate Governance dan

Pengungkapan Sukarela terhadap Asimetri Informasi Selama Krisis

Finansial Global (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang

Terdaftar di BEI)”.

Adapun skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi pada Program S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai

tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dengan segala kerendahan

dan ketulusan hati penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

2. Bapak Drs. Jaka Winarna, M.Si., Ak. selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

3. Bapak Agus Widodo, SE., M.Si., Ak. selaku dosen pembimbing yang telah

berkenan meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan dalam

penulisan skripsi ini.

Page 9: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Bapak Dr. Djoko Suhardjanto, M.Com.(Hons), Ph.D., Ak., Bapak Anas

Wibowo, SE., M.Si., Ak., dan Ibu Christiyaningsih Budiwati, SE., M.Si., Ak.

selaku penguji skripsi.

5. Ibu Dra Evi Gantyowati, M.Si. Ak., Bapak Dr. Payamta, M.Si., CPA dan

Bapak Drs. Sri Hanggana, M.Si., Akt. selaku penguji ujian komprehensif.

6. Ibu Dra. Yasmin Umar Assegaf, Ak. selaku pembimbing akademik.

7. Bapak Drs. Hanung Triatmoko. M.Si., Ak. dan Bapak Taufiq Arifin, SE.,

M.Sc., Ak. selaku penguji dan pembimbing magang.

8. Bapak Drs. Eko Arief Sudaryono, M.Si., Ak. dan Ibu Christiyaningsih

Budiwati, SE., M.Si., Ak., yang telah memberikan penulis ilmu dan

kesempatan untuk menjadi asisten dalam mata kuliah yang bapak dan ibu

ampu.

9. Para dosen dan staf pengajar Fakultas Ekonomi, Universitas Sebelas Maret

yang telah memberikan bekal ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

10. Bapak dan Ibu tercinta, terima kasih atas kasih sayang, doa, bimbingan,

teladan, dan semangat hingga aku bisa menjadi seperti sekarang, terima kasih

atas keluarga yang selalu hangat dan penuh pengertian (yang membuat

anakmu ini selalu rindu untuk pulang).

11. Mas Hondi-Mba Yeyen dan Mas Nugroho, terimakasih telah menjadi kakak

yang sangat baik, yang selalu siap membantuku kapanpun dan dimanapun,

terimakasih dari adikmu yang manja ini.

Page 10: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

12. Yudha Astrottama, seseorang yang selalu setia mendampingiku, menghibur

dan memberi semangat, terimakasih telah menjadi kekasih sekaligus sahabat

dan ‘pembimbing 4’ untukku.

13. Papah Harjito dan Mamah Christiana, terimakasih telah menjadi orang tua

kedua selama di perantauan, terimakah atas doa, kasih sayang, semangat, dan

pengertian selama ini, terimakasih telah menjadi bagian dari hidupku.

14. Keluarga besar tercinta di Cilacap, di Magelang dan di Solo, terimakasih atas

doanya, sungguh menjadi hal yang indah memiliki keluarga besar yang penuh

perhatian dan kasih sayang.

15. Geng Gorengan, Tia, Tina, Putri, Chuwy, Nia, Endah, Ayuz, Adu, Dewi, Dee,

sangat membanggakan bertemu kalian semua, pengalaman tak terlupakan,

belajar bersama, berjuang bersama, saling memberi semangat dan inspirasi,

kalo ga ada kalian ga tau aku jadinya gimana.

16. OP Lovers, Chuwy, Vita, Yogi, mba Elfa, mba Harpit, mba In, mba Ana,

Niponk kalian adalah keluarga baru terindahku disini, makasih banget udah

jadi tetangga yang baik, buat bantuannya selama ini, terutama bantuan buat

refresing otak dikala suntuk dan banyak kerjaan, ayoo sapa yang duluan

nikah, hehe.

17. Teman partnerku, Tina dan Adu, thanks bgt ya jeng jeng buat kerja sama dan

bantuannya. Susah bareng, bingung bareng, ribet bareng, heboh bareng,

makan bareng, tidur bareng, loohh?? Iyalah ampe ga tidur semalaman gara-

gara deadline, jauh2 ujan2 ke Semarang demi ilmu, bener2 pengalaman tak

terlupakan, pokonya kita bertiga emang the best!!!!

Page 11: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

18. Temen-temen seperjuangan Erna, Umi, Ve, Anne, Andin, Dela, Dewi Lis,

Novi, Fatania, Nani, Peka, Dedi, Rija, Bimo, Yandi, Septian, Basri, thanks

banget buat bantuannya.

19. Temen-temen KMK yang ga bisa kusebutin satu persatu biar pada ga iri

(hehe), tetap semangat ya kalian semua, kita tetap menjadi satu keluarga,

dimanapun, kapanpun.

20. Anak-anak Cilacap, temen sekampung halaman dan seperjuangan di Solo,

Irla, Anang, Tile, Aar, Sesa, Agung. Ayo kumpul-kumpul maning!!

21. Pak Timin, Pak Man, dan Pak Pur yang selama ini telah membantu saya.

22. Seluruh teman-teman agen 007 yang ga bisa kusebutin satu persatu, menjadi

pengalaman tak terlupakan dan membanggakan bisa menjadi bagian dari agen

007.

23. Sobat-sobatku yang selalu bersedia meluangkan waktu, tenaga, pikiran dan

memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.

24. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebut satu per satu.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, untuk itu kritik

dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini

bermanfaat bagi pembaca.

Surakarta, 30 Maret 2011

Penulis

Page 12: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

DAFTAR ISI

HALAMAN

JUDUL ................................................................................................................ i

ABSTRAK .......................................................................................................... ii

ABSTRACT......................................................................................................... iii

PERSETUJUAN ................................................................................................. iv

PENGESAHAN .................................................................................................. v

MOTTO ............................................................................................................... vi

PERSEMBAHAN ............................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ......................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................

A. Latar Belakang ................................................................................

B. Rumusan Masalah............................................................................

C. Tujuan Penelitian.............................................................................

D. ManfaatPenelitian ...........................................................................

E. Sistematika Penulisan......................................................................

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................

A. Tinjauan Pustaka….……………………….....................................

1

1

8

9

9

10

12

12

Page 13: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

1. Teori Agensi (Agency Theory) .................................................

2. Asimetri Informasi (information Asymmetric) .........................

3. Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan) ...................

4. Kepemilikan Manajerial ( Managerial Ownership)..................

5. Dewan Komisaris Independen...................................................

6. Pengungkapan (Disclosure).......................................................

B. Kaitan Corporate Governance, Pengungkapan Sukarela, dan

Asimetri Informasi.............................................……………....…..

C. Kerangka Pemikiran………………………………………….…....

D. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis........................

BAB III. METODE PENELITIAN...........…………………………………......

A. Desain Penelitian..............................................................................

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel.....…………..

C. Data dan Metode Pengumpulan Data....…………………………..

D. Devinisi Operasonal dan Pengukuran Variabel……....…………...

E. Metode Analisis Data.......................................................................

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN………………………….

A. Deskripsi Data .................................................................................

B. Pengujian Asumsi Klasik …......……..…………………………....

C. Pengujian Hipotesis ........…..……….…………………………….

D. Pembahasan ...............…………………………………………….

BAB V. PENUTUP...........................................................................................

A. Simpulan.........................................................................................

12

16

19

29

30

32

36

38

40

45

45

48

50

51

57

63

64

70

75

80

83

83

Page 14: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

B. Saran ..............................................................................................

C. Keterbatasan Penelitian..................................................................

D. Rekomendasi .................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

84

84

85

Page 15: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Kelompok Butir Pengungkapan sukarela............................................. 54

Tabel III.2 Devinisi Operasional Variabel ............................................................ 56

Tabel III.3 Nilai Durbin-Watson............................................................................ 60

Tabel IV.1 Hasil Pengambilan Sampel ................................................................. 64

Tabel IV.2 Statistik Deskriptif Variabel Dependen .............................................. 65

Tabel IV.3 Statistik Deskriptif Variabel Independen ............................................ 66

Tabel IV.4 Statistik Deskriptif Variabel Independen ……………….................... 68

Tabel IV.5 Hasil Uji Normalitas ........................................................................... 71

Tabel IV.6 Nilai Tolerance dan VIF Regresi 1 .....................................................72

Tabel IV.7 Nilai Tolerance dan VIF Regresi 2...................................................... 72

Tabel IV.8 Hasil Uji Durbin-Watson Regresi 1.................................................... 73

Tabel IV.9 Hasil Uji Durbin-Watson Regresi 2….……........................................ 73

Tabel IV.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas Regresi 1............................................. 74

Tabel IV.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas Regresi 2............................................. 74

Tabel IV.12 Hasil Regresi Berganda 1.……........................................................ 75

Tabel IV.13 Hasil Regresi Berganda 2 ..................................................................79

Page 16: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Struktur Board of Director dalam One Tier Syste............................ 26

Gambar II.2 Struktur Board of Commissioner dan Board of Director dalam

Two Tiers System............................................................................. 27

Gambar II.3 Struktur Two Tiers System pada perusahaan publik di Indonesia.....

28

Gambar II.4 Skema Model Penelitian................................................................... 39

Gambar IV.1 Grafik Rerata Indeks Pengungkapan

Setiap Kategori Pengungkapan ....................................................... 69

Page 17: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Item Pengungkapan Sukarela

Lampiran II Penghapusan Item Pengungkapan Sukarela

Lampiran III Daftar Nama Perusahaan dan Variabel

Lampiran IV Statistik Deskriptif

Lampiran V Uji Regresi 1

Lampiran VI Uji Regresi 2

Page 18: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB I

PENDAHULUAN

Bab pertama akan menjelaskan mengenai latar belakang dilakukannya

penelitian, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan sistematika penulisan dari

penelitian ini.

A. Latar Belakang

Penelitian ini akan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh

corporate governance dan pengungkapan sukarela terhadap asimetri informasi

selama krisis finansial global. Corporate governance direpresentasikan dengan

kepemilikan manajerial dan komposisi komisaris independen.

Masalah agensi telah menarik perhatian yang sangat besar dari para

peneliti di bidang akuntansi keuangan (Fuad, 2005). Jensen dan Mecking (1976)

menyatakan bahwa hubungan keagenan sebagai suatu kontrak antara manajer

selaku agen dengan pemilik sebagai prinsipal perusahaan. Agen diberikan

kewenangan dan otoritas oleh prinsipal untuk mengelola perusahaan demi

kepentingan prinsipal. Menurut teori ini hubungan antara manajer dan pemilik

pada hakikat sukar tercipta karena adanya kepentingan yang saling bertentangan

(Arifin, 2005). Pertentangan dan tarik menarik kepentingan antara prinsipal dan

agen dapat menimbulkan permasalahan yang dalam teori agensi dikenal sebagai

asimetri informasi (Haris, 2004).

Page 19: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Asimetri informasi dilatarbelakangi adanya distribusi informasi yang tidak

sama antara prinsipal dan agen. Hal ini sebagai akibat tindakan manajer sebagai

pengelola perusahaan yang banyak mengetahui informasi internal dan prospek

perusahaan, tidak memberikan informasi yang sebenarnya mengenai kondisi

perusahaan kepada pemilik (Ujiyantho dan Pramuka, 2008). Tindakan ini

dilakukan manajer karena manajer cenderung untuk melaporkan sesuatu yang

memaksimalkan untititasnya (Wisnumurti, 2010). Lebih lanjut Arifin (2005)

mengungkapkan bahwa ketergantungan pihak eksternal terutama pemilik pada

angka akuntansi, kecenderungan manajer untuk mencari keuntungan sendiri dan

tingkat asimetri informasi yang tinggi, menyebabkan keinginan besar bagi

manajer untuk memanipulasi kerja yang dilaporkan untuk kepentingan diri

sendiri.

Asimetri informasi yang terjadi antara manajemen dengan pemilik

memberikan kesempatan kepada manajer untuk bertindak oportunistik, yaitu demi

memperoleh keuntungan pribadi (Ujiyantho dan Pramuka, 2008). Salah satu

tindakan oportunistik yang dipicu asimetri informasi adalah manajemen laba.

Praktik manajemen laba yang memunculkan beberapa kasus skandal pelaporan

akuntansi di Indonesia. Contoh kasus yang terjadi pada kasus mark-up laporan

keuangan PT. Kimia Farma Tbk. yang overstated (Arifin, 2005), dan kasus PT.

Lippo Tbk. yang melibatkan pelaporan keuangan yang diawali dengan deteksi

adanya praktik manipulasi (Gideon, 2005). Salah satu penyebab munculnya

kasus-kasus yang dilatarbelakangi asimetri informasi ini adalah lemahnya praktik

corporate governance di Indonesia.

Page 20: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Corporate governance didefinisikan sebagai seperangkat peraturan yang

mengatur hubungan antara pemegang kepentingan intern dan ekstern yang

berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu

sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan (FCGI, 2008). Corporate

governance merupakan suatu bentuk kontrol terhadap masalah agensi yang

memastikan bahwa manajemen bertindak sesuai dengan harapan para pemegang

saham, dan dibentuk untuk menjamin tidak ada pihak yang merasa dirugikan

karena munculnya perbedaan kepentingan antara pemilik dan manajer (Juanda,

2009; Ho dan Wong 2001).

Kanagaretnam (2007) menunjukkan bahwa corporate governance yang

berjalan efektif akan meningkatkan kualitas dan frekuensi informasi yang

diterbitkan manajemen. Perusahaan-perusahaan yang melaksanakan corporate

governance akan memberikan lebih banyak informasi, dalam rangka mengurangi

asimetri informasi (Meilani, 2009). Informasi yang diberikan akan ditunjukkan

dalam tingkat pengungkapan, semakin baik pelaksanaan corporate governance

oleh suatu perusahaan, maka akan semakin banyak informasi yang diungkap

(Khomsiyah, 2003).

Chang et al (2008) menyatakan bahwa asimetri informasi di pasar terjadi

karena satu atau lebih pemilik sebagai investor memiliki informasi privat tentang

nilai perusahaan disaat investor lainnya tidak memiliki, hal ini dapat disebabakan

adanya keputusan ungkapan yang dilakukan manajemen (Komalasari, 2001).

Kualitas pengungkapan yang baik akan menurunkan dorongan investor untuk

Page 21: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

mencari informasi privat (Brown dan Hillegeist, 2007), sehingga berimplikasi

pada penurunan tingkat asimetri informasi.

Pengungkapan merupakan bentuk pelaksanaan salah satu prinsip

corporate governance yaitu transparansi dan akuntabilitas (Arifin, 2005). Li

(2009) menjelaskan bahwa perusahaan dituntut untuk melakukan pengungkapan

lebih dari pengungkapan yang ditetapkan dalam bentuk pengungkapan sukarela,

salah satu contohnya adalah pengungkapan aktivitas fundamental yang

memberikan keuntungan jangka panjang. Pengungkapan sukarela bermanfaat

untuk menarik perhatian analis dalam meningkatkan akurasi ekspektasi pasar,

menurunkan ketidaksimetrisan informasi pasar, dan menurunkan keterkejutan

pasar (Na’im dan Rakhaman, 2000; dalam Zubaidah dan Zulfikar, 2005).

Pengungkapan sukarela terbukti memberikan dampak positif yaitu

mengurangi tingkat asimetri informasi (Sutrisno et al, 2009; Chang et al (2008);

dan Sunder, 2002). Pengungkapan sukarela yang tinggi akan memperkecil

kesenjangan informasi antara manajer dan pemilik. Secara teoritis manajemen

berusaha mengurangi asimetri informasi dengan melakukan pengungkapan yang

luas guna mengurangi konflik kepentingan (Sutrisno et al, 2009). Hasil penelitian

tersebut mengindikasikan bahwa pengungkapan merupakan atribut yang penting

dari corporate governance, terutama yang berhubungan dengan transparansi dan

akuntabilitas yang dapat memperkecil asimetri informasi sehingga dapat

mengurangi terjadinya konflik kepentingan (Sutrisno et al, 2009; Arifin, 2005).

Krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 2008 mengakibatkan

kebutuhan pihak eksternal akan informasi mengenai keadaan perusahaan semakin

Page 22: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

tinggi (Nurlinda, 2011). Pihak eksternal, seperti pemegang saham, karyawan, dan

stakeholder lainnya membutuhkan informasi lebih terutama selama krisis terjadi,

karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya

(Tonor, 2009). Informasi yang diperoleh pihak investor menjadi dasar

pengambilan keputusan investasi pada kondisi ketidakpastian yang besar selama

krisis.

Perusahaan yang memiliki corporate governance yang baik akan

memberikan implikasi tersajinya informasi yang lebih baik di masa krisis

sehingga diharapkan dapat menurunkan tingkat asimetri informasi di pihak

investor. Salah satu penelitian mengenai pengaruh corporate governance terhadap

asimetri informasi dilakukan oleh Kanagaretnam et al (2007). Penelitan tersebut

menggunakan bid-ask spread dan depths yang merupakan representasi dari

penurunan asimetri informasi, sedangkan corporate governance direpresentasikan

oleh komisarisi independen, struktur dewan, dan aktivitas dewan. Hasil pengujian

menunjukkan bahwa corporate governance berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap penurunan laba di sekitar pengumuman laba triwulanan.

Di Indonesia, penelitian mengenai pengaruh corporate governance

terhadap asimetri informasi dilakukan oleh Nugroho (2009); Meilani (2009);

Nurlinda (2011); dan Dewi (2011). Nurlinda (2011); Dewi (2011); dan Nugroho

(2009) menemukan bahwa komposisi komisaris independen, frekuensi rapat

dewan komisaris, dan frekuensi rapat dewan direksi berpengaruh terhadap

penurunan asimetri informasi di sekitar pengumuman laba. Lebih lanjut, Dewi

(2011) dalam penelitiannya menemukan adanya perbedaan penurunan asimetri

Page 23: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

informasi disekitar pengumuman laba pada periode sebelum dan selama krisis.

Meilani (2009) memaparkan hal yang berbeda, penelitiannya mengungkap bahwa

komposisi komisaris independen tidak terbukti memiliki hubungan negatif

terhadap tingkat asimetri informasi.

Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa guna mengurangi konflik

kepentingan antara prinsipal dan agen dapat dilakukan dengan meningkatkan

kepemilikan manajerial dalam perusahaan. Sukartha (2007) menjelaskan bahwa

kepemilikan manajerial dalam suatu perusahaan akan mendorong penyatuan

kepentingan antara prinsipal dan agen dalam mendorong informasi positif yang

lebih banyak, dan manajer lebih giat untuk memenuhi kepentingan pemegang

saham yang juga adalah dirinya sendiri. Meilani (2009) dalam penelitiannya

menemukan bahwa kepemilikan manajerial terbukti berpengaruh negatif pada

tingkat asimetri informasi di sekitar pengumuman laba.

Brown dan Hillegeist (2007); Chang et al (2008); dan Sunder (2002)

menyatakan asimetri informasi dapat dikurangi dengan pengungkapan sukarela

selain melakukan pengungkapan wajib. Pengungkapan sukarela merupakan atribut

yang penting dalam corporate governance, dan merupakan salah satu alat yang

penting untuk mengatasi masalah keagenan antara manajemen dan pemilik,

karena dipandang sebagai upaya untuk mengurangi asimetri informasi

(Khomsiyah, 2003; Tonor, 2009; Sutrisno et al, 2009).

Achmad (2007) dalam penelitiannya terhadap perusahaan keluarga (family

firm) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia menemukan bahwa struktur dewan

komisaris dan struktur dewan direksi berpengaruh pada pengungkapan sukarela

Page 24: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

yang dilakukan perusahaan. Baek et al (2009) secara spesifik meneliti pengaruh

kepemilikan manajerial tehadap pengungkapan sukarela. Penelitian menemukan

hasil yang berbeda dengan memisahkan level kepemilikan pada kurang dari 5%

dan di atas 5%. Pada level kepemilikan saham dibawah 5%, kepemilikan

manajerial akan berpengaruh negatif pada level pengungkapan sukarela.

Kepemilikan di atas 5% tidak memberikan pengaruh pada pengungkapan sukarela

yang dilakukan perusahaan.

Penelitian ini dilakukan dengan mengembangkan penelitian yang

dilakukan oleh Meliani (2009). Penelitian yang dilakukan Meliani (2009) meneliti

pengaruh corporate governance terhadap tingkat asimetri informasi. Penelitan ini

meneliti perusahaan yang memperoleh peringkat 10 teratas dilakukan IICG 2004-

2007. corporate governance yang diteliti adalah Indeks Corporate Governance,

kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, proporsi komisaris

independen, ukuran komisaris independen. Peneliti tertarik untuk menguji

kembali penelitian ini karena masih banyak aspek-aspek yang belum

dikembangkan dan perbedaan hasil penelitian dengan penelitian lain mengenai

pengaruh corporate governance terhadap asimetri informasi.

Penelitian menambahkan variabel pengungkapan sukarela dan lebih

spesifik pada periode terjadinya krisis finansial global tahun 2008 untuk melihat

pengaruhnya pada setiap variabel. Corporate governance sebagai variabel

independen dalam penelitian ini adalah komposisi komisaris independen dan

kepemilikan manajerial.

Page 25: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Penelitian dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada

Bursa Efek Indonesia di tahun 2008. Perusahaan manufaktur adalah salah satu

sektor riil yang paling banyak di Indonesia, sehingga industri ini pulalah yang

paling banyak terkena dampak krisis (Murwani, 2010). Periode amatan untuk

mengetahui asimetri informasi menggunakan bid-ask spread yang terjadi di dua

hari disekitar pengumuman laba (5 hari amatan) dan mengembangkan item

pengungkapan sukarela dalam penelitian Achmad (2007).

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul: ”Pengaruh Corporate Governance dan

Pengungkapan Sukarela terhadap Asimetri Informasi Selama Krisis

Finansial Global”.

B. Masalah Penelitian

Sesuai dengan latar belakang dan judul penelitian, maka yang menjadi

pokok permasalahan adalah:

1. Apakah corporate governance berpengaruh terhadap tingkat asimetri

informasi selama krisis finansial global?

Corporate goernance dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap tingkat asimetri

informasi selama krisis finansial global?

b. Apakah komposisi komisaris independen berpengaruh terhadap tingkat

asimetri informasi selama krisis finansial global?

Page 26: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

2. Apakah luas pengungkapan sukarela berpengaruh terhadap tingkat asimetri

informasi selama krisis finansial global?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui apakah corporate governance berpengaruh terhadap tingkat

asimetri informasi selama krisis finansial global.

2. Mengetahui apakah luas pengungkapan sukarela berpengaruh terhadap

tingkat asimetri informasi perusahaan.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat termasuk:

1. Dapat memberikan kontribusi terhadap literatur penelitian akuntansi

khususnya mengenai pengungkapan sukarela dan asimetri informasi serta

corporate governance yaitu kepemilikan manajerial dan komisaris

independen.

2. Bagi investor, dapat membantu memberikan gambaran mengenai kinerja

perusahaan dengan melihat pengungkapan sukarela perusahaan dan

penerapan corporate governance sehingga dapat mengambil keputusan

investasi yang tepat.

3. Bagi perusahaan, dapat membantu memberikan gambaran dan bahan

pertimbangan dalam menentukan keputusan di masa mendatang. Selain itu

dapat memberikan wacana tentang pentingnya pengungkapan sukarela oleh

Page 27: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

perusahaan mereka yang didukung dengan penerapan corporate governance,

dalam rangka mengurangi asimetri informasi dan juga untuk mencapai

competitive advantage di dunia bisnis.

4. Bagi akademisi, bisa dijadikan referensi dalam penelitian selanjutnya

disamping sebagai sarana untuk menambah wawasan.

E. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan

Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab ini menguraikan tinjauan pustaka yang memuat literatur

terkait dengan topik penelitian; kaitan variabel independen

dengan variabel dependen; kerangka konseptual;

pengembangan hipotesis.

BAB III : Metode Penelitian

Bab ini berisi tentang desain penelitian; populasi, sampel, dan

teknik pengambilan sampel; data dan metode pengumpulan

data; variabel penelitian dan pengukurannya; dan metode

analisis data yang terdiri dari statistik deskriptif dan pengujian

hipotesis.

BAB IV : Analisis dan Pembahasan

Bab ini menguraikan analisis deskriptif data; pengujian

Page 28: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

hipotesis dan pembahasan hasil analisis.

BAB V : Penutup

Bab ini membahas kesimpulan mengenai obyek yang diteliti

berdasarkan hasil analisis data, menjelaskan mengenai

keterbatasan penelitian, dan memberikan saran bagi pihak

yang terkait, serta rekomendasi bagi peneliti berikutnya.

Page 29: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Setelah membahas pendahuluan di Bab I, Bab II akan menjelaskan

mengenai tinjauan pustaka dan kaitan corporate governance dan pengungkapan

sukarela dengan asimetri informasi, kerangka pemikiran, serta pengembangan

hipotesis dalam penelitian ini.

A. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka ini menjelaskan literatur yang mendasari komponen

maupun variabel penelitian.

1. Teori Agensi (Agency Theory)

Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk

memahami corporate governance dan asimetri informasi. Teori ini membahas

tentang adanya pemisahan antara kepemilikan dan pengendalian perusahaan.

Teori keagenan muncul sekitar tahun 1970an, berawal dari adanya bentuk

korporasi yang memisahkan dengan tegas antara kepemilikan dengan manajemen

perusahaan (Tanor 2009).

Pemisahan ini muncul karena semakin rumit dan besarnya suatu

perusahaan membuat pihak pemilik tidak bisa secara insentif mengelola

perusahaannya, sehingga meminta pihak manajemen untuk mengelola

kelangsungan hidup perusahaan dalam usahanya untuk mendapatkan laba (Tanor

2009). Bodie et al (2006) menjelaskan pemisahan ini bertujuan untuk memberikan

Page 30: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

stabilitas pada perusahaan dalam menghadapi terbukanya pasar global, produksi

skala besar, dan meningkatnya ukuran serta kebutuhan modal. Pemisahan ini

dimaksudkan pergantian pemilik yang terjadi tidak berpengaruh pada aktivitas

perusahaan, karena aktivitas perusahaan dikelola oleh manajemen.

Hubungan antara pemilik dan manajemen ini oleh banyak ahli disebut

dengan dengan hubungan keagenan (agency relationship). Jensen dan Meckling

(1976) menyatakan hubungan keagenan muncul ketika satu atau lebih individu

(prinsipal) mempekerjakan individu lain (agen) untuk memberikan suatu jasa dan

kemudian mendelegasikan kekuasaan kepada agen untuk membuat suatu

keputusan atas nama prinsipal tersebut. Menurut Baek et al (2009), sebuah

hubungan keagenan tercipta ketika pemilik memberikan wewenangnya kepada

manajer, hal ini berarti agen adalah seseorang atau lebih yang sudah dipercaya

oleh pemilik untuk mengelola perusahaan dengan tujuan meningkatkan nilai

perusahaan agar kemakmuran pemegang saham terjamin.

Hubungan keagenan ini menjadikan manajer sebagai pengelola perusahaan

lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang

akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu, manajer

sebagai pengelola berkewajiban memberikan informasi mengenai kondisi

perusahaan kepada pemilik (Ujiyantho dan Pramuka, 2008; Khomsiyah, 2003).

Masalah keagenan muncul karena adanya konflik kepentingan antara

pemilik dan agen, hal ini terjadi karena kemungkinan manajemen sebagai agen

tidak selalu berbuat sesuai dengan kepentingan prinsipal. Menurut teori agensi,

hubungan antara manajer dan pemilik pada hakikat sukar tercipta karena adanya

Page 31: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

kepentingan yang saling bertentangan (Arifin, 2005). Hal ini sebagai akibat

tindakan manajer sebagai pengelola perusahaan yang banyak mengetahui

informasi internal dan prospek perusahaan, tidak memberikan informasi yang

sebenarnya mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik (Ujiyantho dan

Pramuka, 2008). Tindakan ini dilakukan manajer karena manajer cenderung untuk

melaporkan sesuatu yang memaksimalkan untititasnya (Wisnumurti, 2010).

Situasi ini menimbulkan peluang bagi manajemen untuk untuk melakukan

tindakan oportunistik dan berbuat curang1.

Masalah keagenan ini juga dihadapi para pelaku pasar dalam mekanisme

pasar. Partisipan pasar saling berinteraksi di pasar modal guna mewujudkan

tujuannya, membeli atau menjual sekuritas. Aktivitas yang mereka lakukan

utamanya dipengaruhi oleh informasi yang diterima, baik secara langsung

(laporan publik) maupun tidak langsung misalnya insider trading2 (Komalasari,

2001). Ketika terjadi asimetri informasi, keputusan ungkapan yang dibuat oleh

manajer dapat mempengaruhi harga saham sebab asimetri informasi antara

investor yang lebih terinformasi dan investor kurang terinformasi menimbulkan

biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang diharapkan dalam pasar untuk

saham-saham perusahaan (Komalasari, 2001).

Eisenhardt (1989) dalam Nurlinda (2011) menyatakan bahwa teori agensi

menggunakan tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumnya

1 Curang (froud) dalam konteks audit keuangan, kecurangan merupakan suatu tindakan yang disengaja dengan itikad tidak baik, dengan melakukan penyajian yang salah atas laporan keuangan atau pegungkapan dan pernyataan yang salah karena ketidaktepatan aktiva (Tunggal, 2007) 2 Insider trading merupakan perdagangan sukuritas yang dilakukan oleh corporate insider. Corporate insider adalah pejabat perusahaan, manajemennya, direksinya atau pemegang saham mayoritasnya yang mempunyai informasi privat (Jogiyanto, 2000).

Page 32: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas

mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu

menghindari risiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut

manajer sebagai manusia akan bertindak oportunistik, yaitu mengutamakan

kepentingan pribadinya (Haris, 2004).

Sidhartha (2007) menyatakan bahwa fokus dari teori keagenan adalah

pada penentuan kontrak yang paling efisien yang mendasari hubungan antara

prinsipal dan agen dan bagaimana prinsipal merancang suatu kontrak agar dapat

mengakomodasi kepentingan pihak-pihak yang terlibat dalam kontrak keagenan.

Kontrak yang efisien adalah kontrak yang memenuhi dua faktor, yaitu (1) agen

dan prinsipal memiliki informasi yang simetris artinya baik agen maupun pemilik

memiliki kualitas dan jumlah informasi yang sama sehingga tidak terdapat

informasi tersembunyi yang dapat digunakan untuk keuntungan dirinya sendiri;

(2) risiko yang dipikul agen berkaitan dengan imbal jasanya adalah kecil, yang

berarti bahwa agen mempunyai kepastian yang tinggi mengenai imbalan yang

diterimanya (Sidhartha, 2007).

Konflik keagenan yang terjadi dapat diminimalkan dengan adanya

mekanisme pengawasan yang baik di dalam perusahaan, baik mekanisme

pengawan eksternal maupun internal (Juanda, 2009; Arifin 2005). Namun, dengan

adanya mekanisme pengawasan tersebut, akan menimbulkan biaya tambahan

yang sering disebut dengan biaya keagenan (Nurlinda, 2011). Biaya keagenan

dapat diminimalkan dengan berbagai cara, antara lain: (1) dengan meningkatkan

kepemilikan dari dalam (insider ownership) atau kepemilikan manajerial; (2)

Page 33: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

dengan menggunakan kebijakan hutang; (3) dengan cara mengaktifkan monitoring

melalui investor institusional (Juanda, 2009).

2. Asimetri Informasi (Information Asymmetric)

Hubungan keagenan memunculkan terjadinya masalah agensi ketika

terjadi pertentangan dan tarik menarik kepentingan antara prinsipal dan agen

dikenal sebagai asimetri informasi (Arifin, 2005). Kesenjangan informasi antara

manajemen dan pemilik terjadi sebagai akibat tindakan manajer sebagai pihak

yang banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan, tidak

memberikan informasi yang sebenarnya mengenai kondisi perusahaan kepada

pemilik (Ujiyantho dan Pramuka, 2008), dalam rangka memaksimalkan

untititasnya (Wisnumurti, 2010).

Tonor (2009) menyatakan bahwa asimetri informasi merupakan masalah

yang timbul karena adanya hubungan keagenan, dan bermula dari hasrat

manajemen untuk tidak bertindak demi kepentingan terbaik dari prinsipal. Brown

dan Hillegeist (2006) memberikan pemahaman yang berbeda, asimetri informasi

terjadi ketika satu atau beberapa pemilik sebagai investor memiliki informasi

privat tentang perusahaan di sisi lain investor yang kurang terinformasi lainnya

hanya memiliki akses ke informasi publik.

Menurut Scott (2003) terdapat dua macam permasalahan yang timbul

akibat asimetri informasi yang disebabkan kesulitan pemilik untuk memonitor dan

melakukan kontrol tindakan manajemen, yaitu:

Page 34: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

1) Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam

lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek

perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Fakta yang mungkin dapat

mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham

tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.

2) Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer

tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi

pinjaman sehingga manajer dapat melakukan tindakan di luar pengetahuan

pemegang saham yang melanggar kontrak dan secara etika atau norma

mungkin tidak layak dilakukan.

Rahardjo (2004) mengungkapkan bahwa asimetri informasi dapat terjadi

dalam dua kondisi ekstrim, yaitu : kesenjangan informasi yang kecil sehingga

tidak mempengaruhi manajemen, atau kesenjangan yang sangat signifikan

sehingga berpengaruh terhadap manajemen dan harga saham. Asimetri informasi

yang tinggi dapat memberikan kesempatan kepada manajer untuk melakukan

tindakan opotunistik yang yang dapat merugikan pemilik (Wisnumurti, 2010).

Tindakan tersebut diantaranya tidak dipublikasikannya kegagalan rencana bisnis

(Rahardjo, 2004); praktik manajemen laba (Wisnumurti, 2010); mark-up laporan

keuangan (Arifin, 2005).

Asimetri informasi sangat terasa pengaruhnya dalam dunia akuntansi

karena produk utama dari akuntansi adalah informasi, yang merupakan komoditas

yang sangat kuat dan penting (Tonor, 2009). Pengungkapan informasi akuntansi

dalam bentuk penerbitan laporan keuangan merupakan salah satu cara untuk

Page 35: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

menjembatani kesenjangan informasi yang terjadi (Dewi, 2011), termasuk

didalamnya terdapat pengumuman laba. Kim dan Verrecchia dalam

Kanagaretnam et al (2007) menyatakan bahwa pengumuman laba akan

berpengaruh pada tingkat asimetri informasi karena perusahaan mengungkapkan

informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk seluruh pemain di pasar

modal. Adanya kesamaan dalam akses informasi maka diharapkan perbedaan

harga antara permintaan dan penawaran menjadi lebih rendah (Rahardjo, 2004)

sehingga terjadi penurunan asimetri informasi.

Informasi akuntansi yang berkualitas berguna bagi pemilik sebagai

investor untuk menurunkan asimetri informasi. Keputusan ungkapan yang dibuat

oleh manajer dapat mempengaruhi harga saham, ketika asimetri informasi antara

investor yang lebih terinformasi dan investor kurang terinformasi dan

menimbulkan biaya transaksi dan mengurangi likuiditas yang diharapkan dalam

pasar untuk saham-saham perusahaan (Komalasari, 2001). Penurunan asimetri

informasi akan menyebabkan pengurangan dalam biaya transaksi, dimana biaya

transaksi diwakili oleh bid ask spreads (Murni, 2004).

Pada beberapa penelitian, asimetri informasi dapat dilihat berdasarkan bid-

ask spread atau dengan menggunakan bid-ask debt. Spread adalah selisih antara

harga penawaran (jual) terbaik dan harga permintaan (beli) terbaik, jika besaran

spread tersebut dibagi rata-rata harga jual terbaik dan harga beli terbaik, maka

akan diperoleh relative spread (Frensidy, 2009). Penelitian Sutrisno et al (2009)

menggunakan relative bid-ask spread dalam melihat asimetri informasi. Shon dan

Weiss (2009); Nurlinda (2011); dan Dewi (2011) menggunakan bid-ask spread

Page 36: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

periode window dan non-window dalam melihat penurunan asimetri infomasi.

Meilani (2009); dan Wisnumurti (2010) menggunakan adjusted bid-ask spread

untuk menilai tingkat asimetri informasi, dimana spread disesuaikan dengan

memperhatikan harga penutupan saham, jumlah transaksi saham, dan variasi

return saham harian. Sedangan Kanagaretnam et al (2007) menggunakan bid-ask

spread dan bid-ask debth dalam merepresentasikan asimetri informasi. Bid-ask

debth adalah jumlah saham yang tersedia pada saat terjadi penawaran (bid)

ditambah jumlah saham yang terdapat pada saat terjadi permintaan (ask).

3. Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan)

Perspektif teori keagenan adalah upaya penciptaan mekanisme kontrak

efisien yang timbul karena adanya konflik kepentingan diantara para stakeholder

(investor, kreditur, regulator, dan manajer). Adanya perbedaan kepentingan antara

kedua belah pihak tersebut melahirkan perlunya corporate governance untuk

menjamin tidak ada pihak yang merasa dirugikan (Juanda, 2009).

Definisi mengenai corporate governance saat ini sangatlah beraneka

ragam. Organization for Economic Cooperation and Development (OECD)

mendefinisikan corporate governance sebagai sekumpulan hubungan antara pihak

direksi perusahaan, komisaris, pemegang saham, dan pihak lain yang memiliki

kepentingan terhadap perusahaan. Corporate governance mensyaratkan adanya

struktur perusahaan, perangkat untuk mencapai tujuan, dan pengawasan atas

kinerja (Tunggal, 2007).

Page 37: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI, 2002)

mempergunakan definisi Cadbury Committee untuk mendefinisikan corporate

governance yaitu:

"Seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham, pengurus (pengelola) perusahaan, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan". The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG)

mendefinisikan corporate governance sebagai serangkaian mekanisme untuk

mengarahkan dan mengendalikan suatu perusahaan agar operasional perusahaan

berjalan sesuai dengan harapan para pemangku kepentingan (stakeholders).

Sedangkan good corporate governance dalam The Indonesian Institute for

Corporate Governance didefinisikan sebagai proses dan struktur yang diterapkan

dalam menjalankan perusahaan, dengan tujuan utama meningkatkan nilai

pemegang saham dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan

kepentingan stakeholder yang lain.

Pengertian lain corporate governance menurut Surat Keputusan Menteri

Negara/Kepala Badan Penanaman Modal dan Pembinaan BUMN No.

23/MPM/BUMN/2000 tentang Pengembangan Praktik Corporate Governance

dalam Perusahaan Perseroan (PERSERO), menyatakan bahwa:

“Corporate governance adalah suatu hal yang berkaitan dengan pengambilan keputusan yang efek yang bersumber dari Budaya Perusahaan, Etika, Nilai, Sistem, Proses Bisnis, Kebijakan dan Struktur Organisasi yang bertujuan untuk mendorong dan mendukung: pengembangan perusahaan, pengelolaan sumber daya

Page 38: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dan resiko secara lebih efisien, efektif dan pertanggungjawaban perusahaan kepada pemegang saham dan stakeholders lainnya”. Menurut Ho dan Wong (2001), corporate governance dipandang sebagai

cara yang efektif untuk menggambarkan hak dan tanggung jawab masing-masing

kelompok stakeholder dalam sebuah perusahaan dimana transparansi merupakan

indikator utama standar corporate governance dalam sebuah ekonomi.

Selanjutnya Ho dan Wong (2001) menjelaskan corporate governance merupakan

suatu bentuk kontrol terhadap masalah agen dan memastikan bahwa manajemen

bertindak sesuai dengan harapan para pemegang saham.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, peneliti dapat mengambil

simpulan bahwa corporate governance adalah suatu mekanisme pengendalian

perusahaan berlandaskan peraturan perundangan dan nilai etika, yang ditujukan

untuk mengatur hubungan antara stakeholder dan manajemen dalam rangka

mengurangi konflik kepentingan dan meningkatkan nilai pemegang saham jangka

panjang, guna mencapai maksud dan tujuan perusahaan.

Tunggal (2007) menjelaskan tujuan yang ingin dicapai dari corporate

governance yang baik adalah: (1) tercapainya sasaran yang telah ditetapkan; (2)

aktiva perusahaan dijaga dengan baik; (3) Perusahaan menjalankan praktik-

praktik bisnis yang sehat; (4) Kegiatan-kegiatan perusaaan dilakukan secara

transparan.

Tunggal (2007) dalam bukunya menyebutkan prasyarat dasar yang harus

dipenuhi dalam menerapkan corporate governance yang baik menurut Committee

Basel, mencakup:

Page 39: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

a. corporate value, kode perilaku (codes of conduct) dan standar perilaku lainnya yang pantas, dan sistem yang digunakan untuk menjamin kepatuhan;

b. strategi corporate yang disusun dengan baik sehingga mampu mengukur keberhasilan perusahaan secara keseluruhan dan kontribusi tiap-tiap individu;

c. tanggungjawab dan kewenangan pengambilan keputusan yang jelas dari level yang paling rendah hingga tingkat direksi dan komisaris;

d. membangun mekanisme interaksi dan kerjasama antara komisaris, direksi, dan auditor;

e. sistem pengendalian internal yang kuat, termasuk fungsi audit internal dan eksternal, fungsi manajemen risiko yang terpisah dari lini bisnis, serta check dan balance lainnya;

f. monitoring secara khusus atas adanya risiko konflik kepentingan, termasuk hubungan bisnis dengan peminjam yang berafiliasi dengan bank, pemegang saham, direksi, atau pembuat keputusan kunci yang ada dalam perusahaan

g. adanya insentif finansial dan manajerial yang diberikan kepada direksi, manajemen madya, dan pegawai agar bertindak dengan cara yang sesuai appropriate manner) dalam bentuk kompensasi, promosi, dan pengakuan lainnya;

h. informasi yang memadai kepada eksternal perusahaan dan masyarakat.

Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI, 2002)

menyebutkan prinsip-prinsip dasar dalam praktik Corporate Governance antara

lain sebagai berikut:

a. Kewajaran (Fairness)

Secara sederhana kewajaran bisa didefinisikan sebagai perlakuan yang adil

dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan

perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku. Fairness juga mencakup

adanya kejelasan hak-hak pemodal, sistem hukum dan penegakan peraturan untuk

melindungi hak-hak investor, khususnya pemegang saham minoritas, dari

berbagai bentuk kecurangan. Bentuk kecurangan ini dapat berupa insider trading

Page 40: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

(transaksi yang melibatkan informasi orang dalam), fraud (penipuan), dilusi

saham (nilai perusahaan berkurang), KKN, atau keputusan-keputusan yang dapat

merugikan seperti pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan, penerbitan

saham baru, merger, akuisisi, atau pengambil-alihan perusahaan lain.

b. Transparansi (Disclosure and Transparency)

Transparansi bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam

proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi material

dan relevan mengenai perusahaan. Dalam mewujudkan transparansi ini sendiri,

perusahaan harus menyediakan informasi yang cukup, akurat, dan tepat waktu

kepada berbagai pihak yang berkepentingan dengan perusahaan tersebut. Setiap

perusahaan diharapkan pula dapat mempublikasikan informasi keuangan serta

informasi lainnya yang material dan berdampak signifikan pada kinerja

perusahaan secara akurat dan tepat waktu. Selain itu, para investor harus dapat

mengakses informasi penting perusahaan secara mudah pada saat diperlukan.

c. Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas adalah kejelasan fungsi, struktur, sistem dan

pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan

dilaksanakan secara efektif. Beberapa bentuk implementasi lain dari prinsip

accountability antara lain:

1) praktek audit internal yang efektif;

Page 41: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

2) kejelasan fungsi, hak, kewajiban, wewenang, dan tanggung jawab dalam

anggaran dasar perusahaan dan Statement of Corporate Intent (target

pencapaian perusahaan di masa depan).

d. Responsibilitas (Responsibility)

Responsibilitas adalah adanya tanggung jawab pengurus dalam

manajemen, pengawasan manajemen serta pertanggungjawaban kepada

perusahaan dan para pemegang saham. Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran

bahwa tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang,

menyadari akan adanya tanggung jawab sosial, menghindari penyalahgunaan

wewenang kekuasaan, menjadi profesional, dan menjunjung etika dan memelihara

bisnis yang sehat.

e. Independensi (Independency)

Independensi merupakan suatu keadaan dimana perusahaan dikelola secara

profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau tekanan dari pihak

manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat. Independensi menekankan bahwa dalam

menjalankan fungsi, tugas, dan tangungjawabnya, dewan komisaris, dewan

direksi, dan manajer atau pihak-pihak yang diberi tugas untuk mengelola dan

menjalankan perusahaan terbebas dari tekanan maupun pengaruh baik dari dalam

maupun luar perusahaan.

Utama (2003) dalam Herawaty (2008) prinsip-prinsip corporate

governance yang diterapkan memberikan manfaat diantaranya: (1) meminimalkan

agency costs dengan mengontrol konflik kepentingan yang mungkin terjadi antara

Page 42: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

prinsipal dengan agen; (2) meminimalkan cost of capital dengan menciptakan

sinyal positif kepada para penyedia modal; (3) meningkatkan citra perusahaan; (4)

meningkatkan nilai perusahaan yang dapat dilihat dari cost of capital yang rendah,

dan (5) peningkatan kinerja keuangan dan persepsi stakeholder terhadap masa

depan perusahaan yang lebih baik.

Penilaian mengenai sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

corporate governance dalam perusahaannya di Indonesia telah di lakukan oleh

FCGI. FCGI telah mengembangkan suatu alat yang dapat digunakan sebagai

penilaian mandiri apakah corporate governance pada suatu perusahaan telah

berjalan dengan baik atau belum. FCGI menamakan alat tersebut sebagai FCGI

Corporate Governance Self-Assessment Ceklist. Kuesioner tersebut berisi

pembobotan dalam lima bidang yaitu: (1) Hak-hak pemegang saham sebesar 20%;

(2) Kebijakan corporate governance sebesar 15%; (3) praktik-praktik corporate

governance sebesar 30%; (4) Pengungkapan sebesar 20%; dan (5) fungsi audit

sebesar 15%.

Salah satu aspek penting dalam corporate governance adalah board of

directors (dewan pengurus perseroan). Board of directors adalah sekelompok

individual yang dipilih dimana tanggung jawab utamanya adalah bertindak atas

kepentingan pemilik dengan secara formal memonitor dan mengendalikan

eksekutif puncak perusahaan, yang diklasifikasikan menjadi insiders, related

outsides, dan outsiders (Tunggal, 2007).

Menurut FCGI (2002), terdapat 2 sistem yang berkaitan dengan bentuk

dewan dalam perusahaan, yaitu one tier system (sistem satu tingkat) dan two tiers

Page 43: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

system (sistem dua tingkat). Sistem satu tingkat dimiliki oleh negara yang

menganut sistem hukum Anglo-Saxon. Perusahaan yang hanya mempunyai satu

dewan direksi yang pada umumnya merupakan kombinasi antara manajer atau

pengurus senior (direktur eksekutif) dan direktur independen yang bekerja dengan

prinsip paruh waktu (non direktur eksekutif), dimana non direktur eksekutif

diangkat karena kebijakan, pengalaman dan relasinya. Negara-negara dengan one

tier system misalnya Amerika Serikat dan Inggris. Berikut ini adalah Struktur

Board of Director dalam One Tier System.

Gambar II.1 Struktur Board of Director dalam One Tier System

(sumber: FCGI, 2002)

Two tiers system dimiliki oleh negara yang menganut sistem hukum

kontinental Eropa. Perusahaan mempunyai 2 badan terpisah yaitu dewan

pengawas (dewan komisaris) dan dewan manajemen (dewan direksi).

Tugas dewan direksi adalah mengelola dan mewakili perusahaan dibawah

pengarahan dan pengawasan dewan komisaris, dalam sistem ini anggota dewan

direksi diangkat dan setiap waktu dapat diganti oleh dewan komisaris. Dewan

direksi juga harus memberikan informasi kepada dewan komisaris dan menjawab

hal-hal yang diajukan oleh dewan komisaris. Tugas dewan komisaris utama

General Meeting of the

Shareholders (GMoS)

Boards of Directors

Executive

Non-

Executive

Page 44: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

adalah bertanggung jawab untuk mengawasi tugas-tugas manajemen. Berikut ini

adalah Struktur Board of Commissioner dan Board of Director dalam Two Tiers

System

Gambar II.2

Struktur Board of Commissioner dan Board of Director dalam Two Tiers System (sumber: FCGI, 2002)

Dewan komisaris tidak boleh melibatkan diri dalam tugas-tugas

manajemen dan tidak boleh mewakili perusahaan dalam melakukan transaksi

dengan pihak ketiga. Anggota dewan komisaris diangkat dan diganti dalam Rapat

Umum Pemegang Saham (RUPS). Negara-negara dengan two tiers system adalah

Denmark, Jerman, Belanda dan Jepang serta di Indonesia.

Menurut Arifin (2005), Indonesia menganut two tiers system yang berarti

bahwa komposisi pengurus perseroan terdiri dari fungsi eksekutif yaitu dewan

direksi, dan fungsi pengawasan yaitu dewan komisaris. Penelitian tersebut juga

menyebutkan two tiers system di Indonesia tanpa melibatkan pegawai dalam

supervisiory board (sebagai dewan komisaris), fungsi pengawasan terletak di

General Meeting of The Shareholders (GMoS)

Board of Commissioner (BoC)

Board of Directors (BoD)

Page 45: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

dewan komisaris, dan fungsi manajerial pada dewan direksi. Struktur Two Tiers

System pada perusahaan Publik di Indonesia digambarkan sebagai berikut.

Gambar II.3 Struktur Two Tiers System pada perusahaan Publik di Indonesia

(sumber: Arifin, 2005)

Gambar II.3 menunjukkan kedudukan dewan komisaris yang tidak

langsung membawahi dewan direksi, kedudukan dewan komisaris dan dewan

direksi sejajar dan keduanya bertangungjawab terhadap RUPS. Arifin (2005)

mengungkapkan bahwa hal ini terjadi dengan dibelakukannya Undang-Undang

Perseroan Terbatas tahun 1995 yang menyatakan bahwa anggota dewan direksi

diangkat dan diberhentikan oleh RUPS (pasal 80 ayat 1 dan pasal 91 ayat 1),

demikian juga anggota dewan komisaris diangkat dan diberhentikan oleh RUPS

(pasal 95 ayat 1 dan pasal 101 ayat 1). Lebih lanjut Arifin (2005) menjelaskan bila

ditinjau dari perspektif good governance, kedududukan yang sejajar ini dapat

mengakibatkan pelaksanaan fungsi pengendalian (control) berjalan kurang efektif

karena bisa saja dewan komisaris dianggap oleh dewan direksi sebagai partner

kerja, bukan sebagai pengawas kerja dewan direksi.

Dewan Komisaris Dewan Direksi

Rapat Umum Pemegang Saham

(RUPS)

Page 46: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

4. Kepemilikan Manajerial (Manajerial Ownership)

Kepemilikan manajerial adalah salah satu struktur dalam corporate

governance, yaitu para pemegang saham yang mempunyai kedudukan di

manajemen perusahaan baik sebagai dewan komisaris atau sebagai direktur

(Widodo, 2005). Kepemilikan manajerial berperan penting dalam penerapan

praktik corporate governance. Salah satu pilihan mekanisme pengawasan internal

untuk menyamakan kepentingan pemegang saham dan manajer adalah kontrak

insentif jangka panjang (Walsh dan Seward, 1990 dalam Rosvita, 2010). Kontrak

insentif ini yaitu dengan memberikan insentif pada manajer apabila nilai

perusahaan atau kemakmuran pemegang saham meningkat, salah satunya dengan

cara memberi kepemilikan saham kepada manajer (Jensen dan Meckling, 1976).

Kepemilikan manajerial perlu ditingkatkan di dalam perusahaan untuk dua

tujuan: (1) untuk menarik dan mempertahankan manajer yang cakap; (2)

mengarahkan tindakan manajer agar mendekati kepentingan pemegang saham,

terutama untuk memaksimalkan harga saham (Ustaraningsih, 2010). Jensen dan

Meckling (1976) dengan hipotesis pemusatan kepentingan (convergence of

interest hypothesis) dalam Sukartha (2008) menyatakan bahwa kepemilikan

manajerial dapat membantu penyatuan kepentingan antara manajer dan pemegang

saham, yang berarti semakin meningkatkan proporsi kepemilikan saham

manajerial maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut.

Kepemilikan saham yang rendah menjadikan insentif terhadap

kemungkinan manajemen melakukan tindakan oportunistik akan meningkat

(Ujiyantho dan Bambang, 2007). Kepemilikan manajerial akan membantu

Page 47: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

penyatuan kepentingan antara manajer dan pemilik, sehingga manajer ikut

merasakan secara langsung manfaat dari keputusan yang diambil dan ikut pula

menanggung sebagai konsekuensi dari pengambilan keputusan yang salah

(Ujiyantho dan Bambang, 2007).

5. Dewan Komisaris Independen (Board of Independent Commisioner)

Dewan komisaris dalam Komite Nasional Corporate Governance (KNKG,

2006) diartikan sebagai organ perusahaan yang bertugas dan bertanggung jawab

secara kolektif untuk melakukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada

direksi serta memastikan bahwa perusahaan melaksanakan corporate governance.

Agar pelaksanaan tugas dewan komisaris dapat berjalan secara efektif, perlu

dipenuhi prinsip-prinsip berikut:

a. Komposisi dewan komisaris harus memungkinkan pengambilan keputusan

secara efektif, tepat dan cepat, serta dapat bertindak independen.

b. Anggota dewan komisaris harus profesional, yaitu berintegritas dan

memiliki kemampuan sehingga dapat menjalankan fungsinya dengan baik

termasuk memastikan bahwa direksi telah memperhatikan kepentingan

semua pemangku kepentingan.

c. Fungsi pengawasan dan pemberian nasihat dewan komisaris mencakup

tindakan pencegahan, perbaikan, hingga pada pemberhentian sementara.

d. Komisaris independen anggota dewan komisaris, merupakan pihak yang

tidak terafiliasi dengan pemegang saham pengendali, anggota direksi dan

Page 48: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

dewan komisaris lain, dan perusahaan itu sendiri baik dalam bentuk

hubungan bisnis maupun kekeluargaan.

Keberadaan komisaris independen diatur dalam ketentuan Peraturan

Pencatatan Efek Bursa Efek Indonesia Nomor I-A yang berlaku sejak tanggal 1

Juli 2000 tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa,

sebagaimana diubah dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor :

Kep-339/BEJ/07-2001 tanggal 21 Juli 2001. Perusahaan yang tercatat di BEI

wajib memiliki komisaris independen yang jumlahnya secara proposional

sebanding dengan jumlah saham yang dimiliki oleh bukan pemegang saham

pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris independen 30% dari jumlah

seluruh anggota komisaris. Sesuai ketentuan ini, persyaratan menjadi komisaris

independen pada perusahaan yang tercatat di BEI adalah sebagai berikut:

a. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan pemegang saham pengendali

perusahaan tercatat yang bersangkutan.

b. Tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan direktur dan/atau komisaris

lainnya perusahaan tercatat yang bersangkutan.

c. Tidak bekerja rangkap sebagai direktur di perusahaan lainnya yang

terafiliasi dengan perusahaan tercatat yang bersangkutan.

d. Memahami peraturan perundang-undangan di pasar modal.

6. Pengungkapan (Disclosure)

Suwardjono (2005) menyatakan bahwa pengungkapan merupakan bagian

integral dari pelaporan keuangan dan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu

Page 49: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

penyajian informasi dalam bentuk seperangkat penuh statemen keuangan.

Subiyantoro (1997) dalam Fitria (2006), mendefinisikan pengungkapan dalam arti

luas yaitu:

“pengungkapan berkenaan dengan informasi yang disajikan baik dalam bentuk laporan keuangan maupun media komunikasi pendukung lainnya seperti: catatan kaki, peristiwa setelah tanggal pelaporan, analisis manajemen mengenai operasi pada tahun yang akan datang, peramalan keuangan dan operasi serta laporan keuangan tambahan mengenai segmental disclosure dan informasi lain diluar historiacal cost”. Subekti (2001) dalam Tonor (2009) membagi pengungkapan menjadi tiga

bentuk, yaitu:

1) full disclosure : perusahaan mengungkapkan seluruh informasi yang berkaitan dengan laporan keuangannya yang menggambarkan keadaan perusahaan apa adanya, jenis pengungkapan ini biasanya bersifat detail dan substansional;

2) adequate disclosure : perusahaan melakukan pengungkapan hanya untuk memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh institusi tertentu;

3) fair disclosure : perusahaan melakukan pengungkapan wajar, tidak terlalu detail, tetapi juga tidak terlalu minim. Ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan

yang ditetapkan oleh standar dan regulasi.

a. Pengungkapan Wajib (Mandatory Disclousure)

Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan yang wajib dikemukakan

oleh perusahaan, khususnya perusahaan publik kepada masyarakat. Peraturan

tentang standar pengungkapan informasi bagi perusahaan yang telah melakukan

penawaran umum dan perusahaan publik antara lain:

Page 50: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

1) Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-06/PM/2000

tentang Perubahan Peraturan Nomor VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian

Laporan Keuangan

2) Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-134/BL/2006

tentang Kewajiban penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau

Perusahaan Publik.

3) Surat Edaran Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor No.SE-

02/PM/2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan

Keuangan oleh Emiten atau Perusahaan Publik-Industri Manufaktur.

b. Pengungkapan Sukarela (Voluntary Disclosure)

Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan butir-butir yang

dilakukan secara sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang

berlaku. Hal ini sesuai dengan PSAK nomor 1 yang menyatakan sebagai berikut:

“ Informasi lain atau informasi tambahan (telaahan keuangan yang menjelaskan karakteristik utama yang mempengaruhi kinerja perusahaan, posisi keuangan perusahaan, kondisi ketidakpastian, laporan mengenai lingkungan hidup, dan laporan nilai tambah) adalah merupakan pengungkapan yang dianjurkan (tidak diharuskan) dan diperlukan dalam rangka memberikan penyajian yang wajar dan relevan dengan kebutuhan pemakai”. Perusahaan akan selalu mempertimbangkan biaya dan manfaat yang

diperolehnya dengan melakukan pengungkapan sukarela (Fitria, 2006). Di sisi

lain perusahaan akan memperoleh manfaat dari pengungkapan sukarela antara lain

meningkatkan kredibilitas perusahaan, membantu investor dalam memahami

strategi bisnis manajemen, menarik perhatian analis dalam meningkatkan akurasi

Page 51: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

ekspektasi pasar, menurunkan ketidaksimetrisan informasi pasar, dan menurunkan

kejutan pasar (Na’im dan Rakhaman, 2000; dalam Zubaidah dan Zulfikar, 2005).

Pengungkapan sukarela dimaksudkan memberi informasi tambahan

kepada pemakai laporan keuangan. Alasan pengungkapan sukarela juga erat

dengan keputusan investor dalam hal ini diwakili oleh pasar modal. Pada

umumnya perusahaan akan mengungkapkan seluruh informasi yang diperlukan

untuk mengoptimalkan fungsi pasar modal (Hendriksen dan Brenda, 2001).

Pada umumnya perusahaan enggan melakukan pengungkapan melebihi

peraturan yang ditetapkan, terutama melakukan pengungkapan sukarela. Menurut

Hendriksen dan Brenda (2001), ada beberapa alasan yang menyebabkan

perusahaan enggan melakukan pengungkapan, yaitu sebagai berikut:

1) Pengungkapan akan membantu para pesaing dan merugikan pemegang

saham.

2) Pengungkapan yang lengkap akan memberikan keuntungan kepada

serikat pekerja dalam hal tawar menawar upah.

3) Adanya keraguan terhadap kemampuan investor dalam memahami

kebijakan dan prosedur akuntansi sehingga full disclosure hanya akan

menyesatkan.

4) Tersedianya sumber-sumber informasi lain selain laporan tahunan yang

tersedia dengan biaya yang lebih mahal.

5) Kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan investor

Penelitian yang dilakukan oleh Achmad (2008) menggunakan indeks

pengungkapan untuk mengukur tingkat pengungkapan sukarela perusahaan.

Page 52: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

indeks pengungkapan ini dibagi dalam dua kelompok, yaitu indeks pengungkapan

tanpa pembobotan dan dengan pembobotan. Kedua jenis indeks pengungkapan

dan item-item pengungkapan dapat dikembangkan sendiri oleh peneliti atau

dikembangkan lembaga tertentu. Penggunaan indeks pengungkapan dengan

pembobotan dilakukan karena setiap item informasi kemungkinan besar memiliki

tingkat kepentingan (important) berbeda bagi pengguna dibandingkan item yang

lain, dan perusahaan mungkin akan terpengaruh untuk melakukan pengungkapan

lebih pada item pengungkapan yang lebih penting (Achmad, 2008).

B. Kaitan Corporate Governance, Pengungkapan Sukarela, dan Asimetri

Informasi

Krisis finansial global yang terjadi di tahun 2008 berdampak luar biasa

tidak hanya pada sektor finansial tetapi juga sektor riil. Krisis perbankan

kemudian menjalar pada nasabah-nasabahnya mereka (mahalnya atau hilangnya

kredit bank), sehingga masalah sektor keuangan langsung menjalar pada sektor

riil (kegiatan konsumsi, produksi, perdagangan, dan investasi). Pasar modal

Indonesia mengalami gejolak luar biasa akibat krisis ini. Krisis finansial global

yang melanda dunia merupakan akumulasi dari ulah korporat yang tidak

mengindahkan rambu-rambu bisnis yang sehat yaitu good corporate governance,

dalam bentuk kurangnya transparansi oleh pihak manajemen terhadap para

stakeholders (Dewi, 2011). Kurangnya transparansi ini menyebabkan munculnya

kesenjangan informasi atau asimetri informasi antara manajemen dan stakeholder.

Page 53: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Selama periode krisis perusahaan dituntut untuk melakukan pengungkapan

lebih dalam rangka memberikan informasi dan mengurangi ketidakpastian

investor atas kondisi perusahaan. Pengungkapan yang dilakukan oleh manajer

harus didukung dengan adanya corporate governance yang baik, untuk menjamin

meratanya distribusi informasi yang relevan dan handal. Pernyataan ini didukung

oleh temuan Khomsiyah (2003) yang menyatakan bahwa semakin baik

implementasi corporate governance, maka semakin banyak pula informasi yang

diungkapkan oleh perusahaan. Hal ini menjadikan corporate governance sebagai

mekanisme yang penting dalam mengurangi asimetri informasi selama krisis

finansial global.

Peran corporate governance secara langsung dapat menurunkan asimetri

informasi. Kanagaretnam et al (2007); dan Meilani (2009) berhasil membuktikan

bahwa corporate governance mempengaruhi informasi asimetri disekitar

pengumuman laba. Karena pada saat melakukan pengumuman laba, corporate

governance diharapkan menjamin keseimbangan distribusi informasi, sehingga

tidak ada informasi private yang terjadi.

Pengungkapan merupakan atribut yang penting dari corporate governance,

terutama yang berhubungan dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas

(Sutrisno et al, 2009; Arifin, 2005). Pengungkapan adalah salah satu cara yang

dilakukan oleh perusahaan untuk mengurangi tingkat asimetri informasi (Brown

dan Hiilegeist, 2006; Khomsiyah, 2003) terutama selama krisis finansial global.

Pengungkapan yang dilakukan perusahaan cenderung merupakan

peraturan wajib yang disyaratkan oleh regulasi. Perusahaan enggan melakukan

Page 54: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

pengungkapan sukarela karena mahalnya biaya untuk melakukan pengungkapan

dan ketakutan pesaing akan mengetahui strategi perusahaan (Hendriksen dan

Brenda, 2001). Di sisi lain, Sunder (2002); Li (2009); Chang et al (2008); Baek et

al (2009) menyatakan bahwa asimetri informasi dapat dikurangi dengan adanya

pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan. Hal ini menunjukkan

semakin luasnya pengungkapan sukarela yang dilakukan mengindikasikan

informasi yang terdistribusi secara merata.

Pengungkapan sukarela yang dilakukan oleh perusahaan dipengaruhi oleh

banyak faktor, baik faktor keuangan dan non keuangan (Zubaidah dan Zulfikar,

2005). Fitria (2006) meneliti bahwa kinerja perusahaan terbukti berpengaruh

positif pada luas pengungkapan sukarela. Munculnya gejolak ekonomi turut

berpengaruh pada kinerja perusahaan publik (Machfoedz (1999); Setiawan dan

Subekti (2005). Penurunan kinerja selama krisis mengindikasikan adanya

penurunan pengungkapan sukarela selama krisis, hal ini didukung dengan

penelitian Jhon dan Weiss (2009).

Disisi lain, corporate governance terbukti mampu secara efektif

meningkatkan pengungkapan sukarela (Achmad, 2007). Sutrisno et al (2009);

Fitria (2006); Zubaidah, Siti, dan Zulfikar (2005) dengan model penelitian yang

berbeda pada perusahaan di Indonesia berhasil membuktikan hipotesis, bahwa

corporate governance mampu meningkatkan pengungkapan sukarela.

C. Kerangka Pemikiran

Page 55: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Kerangka mengenai hubungan antar masing-masing variabel dapat dilihat

dalam gambar di bawah ini:

Gambar II.4

Skema Model Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, dapat diketahui bahwa model

penelitian ini terdiri dari dua tahap. Tahap I menjelaskan pengaruh corporate

governance yang direpresentasikan dengan kepemilikan manajerial dan komposisi

komisaris independen. Tahap II menjelaskan pengaruh pengungkapan sukarela

Variabel Independen Variabel Dependen

Corporate governance

1. Kepemilikan Manajerial 2. Komposisi Komisaris

Independen

Pengungkapan Sukarela

Asimetri

Informasi Tahap I

Tahap II Asimetri

Informasi

Variabel Kontrol

1. Ukuran Perusahaan 2. Reputasi Auditor

Variabel Kontrol

2. Ukuran Perusahaan 2. Reputasi Auditor

Variabel Independen Variabel Dependen

Page 56: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

terhadap asimetri informasi. Penelitian ini juga menyertakan variabel kontrol yaitu

ukuran perusahaan dan reputasi auditor.

D. Penelitian Terdahulu dan Pengembangan Hipotesis

Untuk membangun hipotesis, penulis menggunakan beberapa acuan dari

penelitian terdahulu yang akan dijelaskan dalam bagian ini.

1. Pengaruh corporate governance terhadap Tingkat Asimetri Informasi

Krisis keuangan Asia pada tahun 1997-1998 dipandang sebagai akibat

lemahnya praktik corporate governance di negara-negara Asia (Arifin, 2005).

Hal ini terulang pada krisis finansial global 2008 yang berawal dari Perancis dan

Amerika Serikat menjalar ke negara-negara lain termasuk Indonesia. Perusahaan-

perusahaan dianggap kurang menerapkan salah satu prinsip corporate governance

yaitu transparansi mengenai kondisi perusahaan.

Krisis yang terjadi menjadikan kebutuhan investor atas informasi semakin

tinggi untuk pengambilan keputusan investasi pada kondisi ketidakpastian yang

tinggi. Corporate governance menjadi mekanisme penting dalam menjamin

terdistribusinya informasi yang relevan dan handal, terutama dalam mengurangi

tingkat asimetri informasi.

Kepemilikan manajerial terbukti berpengaruh negatif pada tingkat asimetri

informasi Meilani (2009). Kekayaan pribadi manajemen yang terkait dengan nilai

perusahaan dalam bentuk saham diharapkan akan membuat manajemen untuk

bertindak demi meningkatkan nilai perusahaan, sehingga mengurangi konfik

keagenan.

Page 57: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Disisi lain, Baek et al (2009) justru menemukan bahwa kepemilikan

manajerial dibawah 5% akan meningkatkan asimetri informasi karena tingkat

kepemilikan ini yang berpengaruh negatif terhadap pengungkapan yang dilakukan

manajer. Perbedaan hasil ini memotivasi peneliti menguji untuk kembali hipotesis

yaitu:

H1a : Kepemilikan manajerial berpengaruh negatif terhadap tingkat

asimetri informasi selama krisis finansial global

Kanagaretnam et al (2007); Nugroho (2009); Nurlinda (2011) berhasil

membuktikan keberadaan komisaris independen memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap penurunan asimetri informasi di sekitar pengumuman laba.

Perusahaan memandang pentingnya komisaris independen dalam peningkatkan

kualitas informasi yang didapat investor. Semakin banyak anggota komisaris

independen, investor menjadi lebih memiliki kepercayaan atas kualitas informasi

yang didapat.

Meilani (2009) menemukan hasil yang berbeda dalam penelitiannya. Hasil

pengujian menunjukkan bahwa keberadaan dewan komisaris tidak memiliki

pengaruh terhadap pengungkapan sukarela. Perusahaan diduga hanya membentuk

dewan komisaris independen untuk memenuhi ketentuan yang ada, tanpa diikuti

pengawasan terhadap manajemen yang memadai, terutama terkait pengungkapan

informasi keuangan oleh manajemen.

Krisis finansial global memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

persepsi keberadaan dewan komisaris independen oleh investor, terutama dalam

hal pengawasan terhadap penyajian dan distribusi informasi yang relevan dan

Page 58: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

handal selama krisis. Perbedaan hasil ini dan terjadinya krisis finansial global

memotivasi peneliti menguji untuk kembali hipotesis yaitu:

H2a : Komposisi komisaris independen berpengaruh negatif terhadap

tingkat asimetri informasi selama krisis finansial global

2. Pengaruh Pengungkapan Sukarela terhadap Tingkat Asimetri Informasi

Pengungkapan merupakan salah satu alat yang penting dalam corporate

governance untuk mengatasi masalah keagenan antara manajemen dan pemilik,

karena dipandang sebagai upaya untuk mengurangi asimetri informasi

(Khomsiyah, 2003; Sutrisno et al, 2005); Kanagaretnam et al 2007; Tonor, 2009;

Brown dan Hillegeist, 2007).

Manajer dapat melakukan pengungkapan mengenai informasi perusahaan

dalam bentuk pengungkapan wajib dan pengungkapan sukarela di laporan

tahunan. Pengungkapan yang dilakukan manajemen secara efektif akan

menurunkan tingkat asimetri informasi yang terjadi (khomsiyah, 2003). Chang et

al (2008); dan Sunder (2002) menyatakan asimetri informasi dapat dikurangi

dengan pengungkapan sukarela selain melakukan pengungkapan wajib. Chang et

al (2008) melakukan penelitian pada pengungkapan sukarela yang dilakukan

perusahaan dalam bentuk pengungkapan di website perusahaan terhadap bid-ask

spread. Penelitian tersebut berhasil memberikan bukti empiris bahwa semakin

luas pengungkapan sukarela yang dilakukan perusahaan akan memperkecil

asimetri informasi.

Penelitian serupa dilakukan oleh Sunder (2002) yang melakukan penelitian

pada pengungkapan sukarela yang dilakukan dua jenis perusahaan yaitu

Page 59: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

‘restricted firm’ dan ‘open firm’. Asimetri informasi direpresentasikan dengan

bid-ask spread pada periode sebelum dan sesudah penerapan SEC Regulation Fair

Discloure. Hasil penelitian berhasil memberikan bukti empiris pengungkapan

sukarela yang dilakakukan oleh kategori perusahaan ‘open firm’ mampu

menurunkan tingkat asimetri informasi.

Di Indonesia, penelitian mengenai pengaruh luas pengungkapan sukarela

dilakukan oleh Sutrisno et al (2009). Sutrisno et al (2009) meneliti pengaruh luas

pengungkapan sukarela terhadap asimetri informasi yang direpresentasikan

dengan relative bid-ask spread. Hasil yang diperoleh semakin memperkuat

penelitian sebelumnya bahwa luas pengungkapan sukarela yang dilakukan

perusahaan terbukti berpengaruh negatif terhadap tingkat asimetri informasi.

Krisis finansial global yang terjadi di tahun 2008 memerlukan pengujian

empiris yang mendalam terhadap pengungkapan sukarela yang terjadi pada

periode ini. Pengungkapa sukarela di pengaruhi oleh adanya faktor non ekonomi

dan ekonomi (Zubaidah dan Zulfikar, 2005). Perubahan faktor ekonomi yaitu

kinerja perusahaan selam krisis finansial global turut mempengaruhi luas

pengungkapan sukarela.

Shon dan Weiss (2009) meneliti pengungkapan sukarela yang dilakukan

selama krisis di Amerika Serikat setelah terjadinya peristiwa 11 september 2001

pada 105 perusahaan asuransi. Pada sampel yang diteliti, 35% perusahaan

melaporkan adanya kerugian akibat krisis ini, perusahaan dengan kerugian dan

laverage yang tinggi terbukti meningkatkan pengungkapan sukarela yang

dilakukan perusahaan. Namun, hasil penelitian menunjukkan pengungkapan

Page 60: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

sukarela yang dilakukan manajemen ketika krisis terbukti tidak memiliki

pengaruh terhadap bid-ask spread perusahaan.

Perusahaan cenderung lebih memilih melakukan pengungkapan wajib

yang distandarkan oleh regulasi, dan cederung tidak melakukan pengungkapan

sukarela karena berbagai alasan, misalnya pengungkapan sukarela memerlukan

biaya yang besar dan justru akan menguntungkan competitor (Hendriksen dan

Brenda, 2001).

Pengungkapan sukarela terbukti memberikan dampak positif yaitu

mengurangi tingkat asimetri informasi (Sutrisno et al, 2009). Selain itu,

pengungkapan sukarela dapat meningkatkan kredibilitas perusahaan, membantu

investor dalam memahami strategi bisnis manajemen, menarik perhatian analis

dalam meningkatkan akurasi ekspektasi pasar (Na’im dan Rakhaman, 2000;

dalam Zubaidah dan Zulfikar, 2005). Telaah teoritis di atas semakin memotivasi

peneliti untuk melakukan pengujian kembali pengaruh luas pengungkapan

sukarela dan asimetri informasi selama krisis finansial global pada tahun 2008 di

Indonesia. Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat dikembangkan hipotesis:

H2 : Pengungkapan sukarela berpengaruh negatif terhadap tingkat

asimetri informasi selama krisis finansial global

Page 61: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB III

METODE PENELITIAN

Setelah membahas landasan teori dan pengembangan hipotesis di Bab II,

maka pada Bab III akan menjelaskan mengenai desain penelitian, populasi,

sampel dan teknik pengambilan sampel, data dan metode pengumpulan data,

pengukuran variabel dan metode analisis data yang dilakukan dalam penelitian

ini.

A. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing)

yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti mengenai

pengaruh corporate governance yang direpresentasikan dengan kepemilikan

manajerial, komposisi komisaris independen; dan dan pengungkapan sukarela

terhadap asimetri informasi selama krisis finansial global. Menurut Sekaran

(2006), pengujian hipotesis harus dapat menjelaskan sifat dari hubungan tertentu,

memahami perbedaan antar kelompok atau independensi dua variabel atau lebih.

Penelitian ini merupakan studi cross-sectional (cross-sectional study),

yaitu penelitian yang datanya dikumpulkan sekaligus pada periode tertentu, yaitu

laporan tahunan selama periode krisis tahun 2008.

Periode krisis di pasar modal Indonesia ditandai dengan penurunan tajam

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak pada awal tahun 2008 dimana IHSG

berada pada posisi 2.627,3 dan terus mengalami penurunan hingga akhir tahun.

Page 62: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Pada akhir tahun 2008 IHSG terkoreksi hampir separuhnya yang ditutup pada

level 1.355,4 dan mencatat posisi terendah pada tanggal 28 Oktober 2008 sebesar

1.111,4 (http://ejournal.umm.ac.id, 2009).

Penelitian ini juga melakukan studi time series, karena selain mengambil

sampel waktu dan kejadian pada suatu waktu tertentu juga mengambil sampel

berdasar urutan waktu. Studi time series dilakukan ketika melakukan pengamatan

terhadap bid-ask price dua hari di sekitar pengumuman laba atau lima hari

amatan.

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Menurut Sekaran (2006), populasi mengacu pada keseluruhan kelompok

orang, kejadian, atau hal minat yang ingin peneliti investigasi. Populasi dalam

penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun

2008. Peneliti melakukan penelitian pada perusahaan manufaktur terkait dengan

pengaruh krisis finansial global pada jenis perusahaan ini. Perusahaan manufaktur

adalah salah satu industri yang paling banyak di Indonesia sehingga industri ini

pulalah yang paling banyak terkena dampak krisis Murwani (2010).

Machfoedz (1999) dalam penelitiannya menjelaskan bahwa kinerja

perusahaan go-publik di Indonesia sangat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian

global dan apresiasi masyarakat, sehingga gejolak ekonomi dunia akan sangat

mempengaruhi perusahaan, hal ini disebabkan karena beberapa faktor yaitu (a)

perusahaan manufaktur umumnya menggunakan bahan baku impor; (b)

Page 63: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

mempunyai utang dalam bentuk dolar Amerika; (c) adanya proteksi dari

pemerintah; (d) perusahaan relatif menjual sahamnya dalam jumlah yang kecil

(kurang dari 40%) dengan demikian pengawasan dari publik kurang efektif.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang akan dipelajari secara detail (Sekaran,

2006). Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

pada tahun 2008. Perusahaan yang tergolong dalam perusahaan manufaktur

namun tidak sesuai kriteria yang ditetapkan peneliti dikeluarkan dari sampel.

Kasus tertentu yang ditemui dalam perusahaan dengan kegiatan utama manufaktur

namun memiliki unit usaha pembiayaan (leasing) tetap masuk dalam kriteria

perusahaan manufaktur.

3. Teknik Sampling

Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling

dengan tipe utama pengambilan sampel menggunakan metode judgment sampling.

Judgment sampling adalah metode pengambilan sampel berdasarkan

pertimbangan tertentu dengan melibatkan pemilihan objek di tempat yang paling

menguntungkan atau dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang

diperlukan (Sekaran 2006).

Kriteria yang digunakan dalam menentukan sampel di penelitian ini yaitu:

a. Perusahaan manufaktur yang telah tercatat di BEI pada tahun 2008;

Page 64: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

b. Perusahaan manufaktur yang telah mempublikasikan laporan tahunan

auditan tahun 2008 di website resmi BEI (www.idx.co.id) atau website

resmi perusahaan dan dapat diakses oleh pengguna;

c. Perusahaan manufaktur dengan tahun buku yang berakhir pada 31

Desember 2008 dan menggunakan mata uang Rupiah;

d. Perusahaan tersebut memiliki semua data yang diperlukan untuk

variabel-variabel penelitian yang telah ditentukan sebelumnya.

C. Data dan Metode Pengumpulan Data

1. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa

data kuantitatif pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia. Data penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan yang diterbitkan

oleh perusahaan perbankan go public dan dipublikasikan oleh Pusat Referensi

Pasar Modal (PRPM) yang terdapat di website resmi Bursa Efek Indonesia. Data

yang dipergunakan adalah laporan tahunan pada tahun 2008, ICMD tahun 2008

dan data bid-ask price selama periode pengamatan perusahaan sampel.

2. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi. Data yang

diperlukan dikumpulkan dan dicatat, sedangkan mengenai studi pustaka diperoleh

dari penelitian-penelitian terdahulu dan ditunjang dengan literatur-literatur lain.

Data mengenai pengungkapan sukarela dan corporate governance diperoleh dari

Page 65: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

laporan tahunan yang telah dipublikasikan dari situs resmi BEI (www.idx.co.id).

Data asimetri informasi diperoleh melalui bid-ask price yang diperoleh dari pojok

BEI Universitas Sebelas Maret. Data variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan

dan reputasi auditor diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD)

2008.

D. Definisi Operasonal dan Pengukuran Variabel

Sekaran (2006) menyatakan bahwa variabel merupakan sesuatu yang

mempunyai nilai yang dapat berbeda atau berubah. Nilai ini dapat berbeda dalam

waktu yang lain untuk objek/orang yang sama atau dapat juga berbeda pada waktu

yang sama untuk orang/objek yang berbeda. Model penelitian ini terdiri dari

empat variabel, yaitu variabel independen, variabel moderat, variabel dependen,

dan variabel kontrol. Berikut adalah penjelasan mengenai definisi operasional dan

pengukuran masing-masing variabel.

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah asimetri informasi

(SPREAD). Asimetri Informasi diukur dengan menggunakan konsep perhitungan

relative bid-ask spread sesuai dengan penelitian Sutrisno et al (2009); Nurlinda

(2011); dan Dewi (2011). Konsep perhitungan ini adalah dengan membuat rata-

rata bid-ask spread harian (jumlah hari perdagangan) untuk tiap jenis saham yang

diteliti selama periode observasi. Spread dalam penelitian ini dengan

menggunakan spread harian pada 2 hari di sekitar pengumuman laba. Penggunaan

spread harian disebabkan karena lebih bisa mewakili situasi perdagangan yang

Page 66: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

sebenarnya (Nugroho, 2006; Frensidy, 2009). Konsep perhitungannya dirumuskan

sebagai berikut.

}2/)/{()( ,,,, titititi bidaskbidaskSPREAD +-=

Keterangan Perhitungan

Simbol Keterangan

SPREAD rata-rata bid-ask spread harian selama hari perdagangan i pada saat t ask i,t harga ask tertinggi saham perusahaan i yang terjadi pada hari t bid i,t harga bid terendah saham perusahaan i yang terjadi pada hari t

2. Variabel Independen

Variabel independen yaitu corporate governance direpresentasikan dengan

kepemilikan manajerial dan komposisi komisaris independen; dan pengungkapan

sukarela.

a. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial (MOWN) adalah persentase besarnya jumlah

saham yang dimiliki manajemen dari total saham yang beredar.

åå=

beredar sahamJumlah

komisarisdan direksi,dewan manajer,oleh dimiliki yang SahamMOWN

b. Komposisi Komisaris Independen

Variabel Independen kedua dalam penelitian ini adalah komposisi

komisaris independen (INDCOM). Komisaris independen adalah anggota dewan

komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen, anggota komisaris lainnya dan

pemegang saham pengendali. Komposisi komisaris independen diperolah dari

Page 67: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

persentase jumlah dewan komisaris independen terhadap jumlah total komisaris

yang ada dalam susunan dewan komisaris perusahaan sampel.

åå=

KomisarisDewan

Independen KomisarisINDCOM

c. Pengungkapan Sukarela

Variabel independen ketiga adalah tingkat pengungkapan sukarela (VDIS).

Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen pengungkapan sukarela yang

dikembangkan dari penelitian sebelumnya yang dilakukan Achmad (2007) dengan

item pengungkapan berjumlah 49 item.

Penelitian ini menggunakan item pengungkapan sukarela berjumlah 32

item dengan sembilan kategori pengungkapan. Tiga puluh dua (32) item

pengungkapan diperoleh dari menganalisis kembali 49 item pengungkapan

sukarela Achmad (2007). Item pengungkapan tersebut disesuaikan dengan

peraturan Badan Pengawasan Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-

LK) yang diterbitkan sampai tahun 2008. Tahap analisis item pengungkapan

sukarela sebagai berikut: (1) menganalisis adanya pengurangan item

pengungkapan sukerela karena perubahan penetapan pengungkapan sukarela

menjadi pengungkapan wajib; (2) menganalisis adanya penambahan item

pengungkapan sukarela yang disarankan dalam peraturan BAPEPAM-LK.

Hingga tahun 2008 BAPEPAM-LK telah menerbitkan Surat Edaran Ketua

BAPEPAM No SE- 02/PM/2002 Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan

Keuangan Oleh Emiten Atau Perusahaan Publik-Industri Manufaktur dan

Page 68: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-134/BL/2006 tentan

Kewajiban penyampaian Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik.

Berdasarkan penyesuain yang dilakukan dengan berdasar pada dua peraturan

tersebut, diperoleh 32 item pengungkapan sukarela yang dijabarkan pada tabel

III.1.

Tabel III.1 Kelompok Butir Pengungkapan Sukarela

No Kelompok Informasi Jumlah Butir I Informasi umum perusahaan 1 II Informasi dewan komisaris dan direksi 4 III Prospek bisnis 5 IV Penelitian dan Pengembangan 4 V Informasi karyawan 7 VI Tanggung jawab sosial 6 VII Peningkatan produk dan jasa 2 VIII Informasi penerapan Good Corporate Governance 3 Jumlah butir 32

Daftar item/butir pengungkapan sukarela secara lengkap dan item-item

pengungkapan yang dihapus disajikan dalam lampiran I dan II.

Penelitian ini menggunakan indeks pengungkapan sukarela dengan

pembobotan. Pembobobatan dalam penelitian ini menggunakan pembobotan

dalam penelitian Achmad (2007). Pembobotan tersebut diperoleh dengan

menyebarkan kuesioner yang dikirimkan kepada para financial analyst, dan

menanyakan bobot kepentingan (importance) setiap item dalam bentuk skala

Likert. Setiap item informasi dinilai dari ‘1’ untuk ‘no importance et all’ sampai

‘5’ untuk “utmost importance”. Perusahaan akan dinilai ‘0’ jika tidak melakukan

pengungkapan.

Page 69: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Indeks pengungkapan dengan pembobotan dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

)(/)( SxBPxBVDIS åå=

Keterangan Perhitungan

Simbol Keterangan

VDIS Indeks Pengungkapan Sukarela

P Butir informasi yang di ungkap (1 jika diungkap, 0 jika tidak diungkap)

S Semua butir pengungkapan sukarela

B Bobot setiap informasi pengungkapan sukarela

3. Variabel Kontrol

Variabel kontrol didefinisikan sebagai variabel yang faktornya dikontrol

oleh peneliti untuk menetralisasi pengaruhnya. Variabel kontrol dalam penelitian

ini adalah ukuran perusahaan (SIZE) dan reputasi auditor (ADTQ).

a. Ukuran perusahaan

Variabel kontrol yang pertama adalah ukuran perusahaan (SIZE). Variabel

ukuran perusahaan dapat dilihat melalui ukuran aset, penjualan bersih, dan

kapitalisasi (Fitriany, 2001). Penelitian ini menggunakan ukuran perusahaan yang

direpresentasikan dengan penjualan yang terjadi selama krisis finansial global

tahun 2008. Jumlah total penjualan perusahaan ini kemudian dilakukan

transformasi ke dalam bentuk logaritma natural (LN).

b. Reputasi Auditor

Variabel kontrol yang kedua adalah reputasi auditor (ADTQ). Reputasi

auditor perusahaan dinyatakan dalam variabel dummy. Reputasi auditor dalam

Page 70: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

penelitian ini menggunkan kriteria Kantor Akuntan Publik (KAP) besar yang

digunakan dalam penelitian Fitria (2006) yaitu berdasarkan peringkat partner dan

jumlah karyawan. KAP tersebut adalah KAP Big 4 yang terdiri dari (1) KAP

Tanudireja Wibisana & Rekan (berafiliasi dengan PricewaterhouseCoopers); (2)

KAP Purwantono Sarwoko & Rekan (berafiliasi dengan Ernst &Young); (3) KAP

Osman Bing Satrio & Rekan (beafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu); KAP

Siddhartha &Widjaja (berafiliasi dengan KPMG).

Kriteria reputasi auditor adalah sebagai berikut: nilai ‘1’ apabila perusahaan

diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang masuk kriteria diatas; dan nilai

‘0’ apabila perusahaan diaudit oleh KAP yang tidak masuk kriteria.

Tabel III.2 Definisi Operasional Variabel

Variabel Pengukuran Variabel Dependen Asimetri Informasi Menggunakan realitive bid-ask

spread 2 hari di sekitar pengumumnan laba, observasi 5 hari. Formulanaya: SPREAD = (aski,t – bidi,t) / {(aski,t + bidi,t) /2}

Variabel Independen Pengungkapan Sukarela

Menggunakan checklist, dinilai ‘1’ jika mengungkapkan, ‘0 jika tidak mengungkapkan. Nilai yang diperoleh dikalikan bobot setiap item. Formulanya: VDIS = Σ ( P x B) / Σ ( S x B)

Variabel Independen 1) Komposisi Komisaris Independen

Komposisi dewan komisaris yang independen, atau tidak memiliki hak atas perusahaan sebagai pemilik atau manajemen. Pengukurannya dengan cara menghitung persentase jumlah

Page 71: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

komisaris independen terhadap jumlah total dewan komisaris.

2) Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan saham oleh manajer perusahaan Persentase saham yang dimiliki manajer terhadap total saham beredar

Variabel Kontrol 1) Ukuran perusahaan

Ukuran perusahaan dilihat dari penjualan dalam satuan jutaan rupiah. Pengukuran dengan logaritma atas penjualan.

2) Reputasi auditor Variabel dummy : ‘1’ = KAP Big Four, ‘0’ = KAP selain Big Four.

E. Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan statistik deskriptif dan

pengujian hipotesis. Pengujian dilakukan dengan menggunakan bantuan program

SPSS release 17.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif terdiri dari penghitungan rerat (mean), standar deviasi,

maksimum, dan minimum. Analisis ini dimaksudkan untuk memberikan

gambaran mengenai distribusi dan perilaku data (Ghozali, 2006).

2. Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik harus dilakukan sebelum melakukan pengujian

regresi. Tujuan pemenuhan asumsi klasik dimaksudkan agar variabel bebas

sebagai estimator atas variabel terikat tidak biasa.

Page 72: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006).

Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan One Sample

Kormogorov-Smirnov Test (Priyatno, 2009). Unstandardized residual dikatakan

berdistribusi normal, jika ρ value>0,05. Jika ρ value <0,05, maka unstandardized

residual tidak berdistribusi secara normal. Hal ini didukung juga dengan tampilan

grafik histogram dan normal probability plot.

b. Uji Multikoliniearitas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik multikoliniearitas, yaitu adanya hubungan liniear

antar variabel independen dalam model regresi (Priyatno, 2009; Ghozali, 2006).

Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya

multikoliniearitas.

Metode pengujian yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

multikoliniearitas di dalam regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan

lawannya variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap

variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya.

Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak

dijelaskan oleh variabel independen lainnya (Ghozali, 2006). Nilai cutoff yang

umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikoliniearitas adalah nilai

Tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

Page 73: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik heteroskedastisitas, yaitu adanya ketidaksamaan

varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi (Priyatno, 2009).

Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala

heteroskedastisitas. Model pengujian yang digunakan adalah menggunakan grafik

scatterplot antara nilai prediksi varibel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan

residualnya SRESID (Ghozali, 2009). Untuk menentukan heteroskedastisitas

dengan grafik scatterplot, titik yang terbentuk harus menyebar secara acak, baik

di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y. Bila kondisi ini terpenuhi maka

tidak terjadi heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara

residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.

Prasyarat yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi dalam model

regresi. Metode pengujian yang digunakan adalah Uji Durbin-Watson (Priyatno,

2009).

Uji Durbin-Watson hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first

order autocorrelation) dan mensyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam

model regresi dan tidak ada variabel lag di antara variabel independen. Ghozali

(2006) memberikan dasar pengambilan ada tidaknya autokorelasi:

Page 74: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel III.3 Nilai Durbin–Watson

Nilai DW Kesimpulan

Kurang dari 1,10 1,10 sampai 1,54 1,55 sampai 2,46 2,47 sampai 2,90 Lebih dari 2,91

Ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Tidak ada autokorelasi Tanpa kesimpulan Ada autokorelasi

3. Pengujian Hipotesis

Ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual dapat diukur

dari goodness of fit-nya. Secara statistik, goodness of fit dapat diukur dari nilai

koefisien determinasi (R2), nilai statistik F dan nilai statistik t. Perhitungan

statistik dikatakan signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah

kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya disebut tidak signifikan bila nilai uji

statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima (Ghozali, 2006). Penelitian

ini menggunakan nilai signifikansi moderat 0,001; 0,05; dan 0,10.

a. Pengujian Hipotesis Pertama

Pengujian hipotesis pertama (H1a dan H1b) dalam penelitian ini

menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linier berganda

dipilih oleh peneliti karena analisis regresi linier merupakan analisis yang

digunakan untuk hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen

dengan variabel dependen (Priyatno, 2009).

Analisis regresi ini bertujuan untuk memperoleh gambaran yang

menyeluruh mengenai hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen baik secara partial maupun bersama-sama. Sebelum melakukan

pengujian hipotesis pertama (H1a dan H1b) dan hipotesis kedua (H2) dengan

Page 75: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

analisis regresi linier berganda, peneliti akan menggunakan pengujian-pengujian

yang bersifat umum, yaitu uji statistik deskriptif dan uji asumsi klasik. Model

regresi yang digunakan untuk pengujian :

Keterangan Persamaan

Simbol Keterangan SPREAD Asimetri informasi MOWN Kepemilikan manajerial INDCOM Komposisi komisaris independen SIZE Ukuran Perusahaan ADTQ Reputasi Auditor b1-4 Koefisien Regresi e Error

b. Pengujian Hipotesis Kedua

Pengujian hipotesis ketiga (H2) menggunakan analisis regresi linear

berganda.

Keterangan Persamaan

Simbol Keterangan

SPREAD Asimetri informasi VDIS Pengungkapan sukarela SIZE Ukuran Perusahaan ADTQ Reputasi Auditor

b1-3 Koefisien Regresi e Error

SPREAD = α + β1MOWN + β2 INDCOM+ β3SIZE+ β4ADTQ + ε

SPREAD = α + β1VDIS+ β2SIZE+ β3ADTQ + ε

Page 76: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menjelaskan mengenai deskripsi data, pengujian hipotesis,

dan pembahasan hasil pengujian yang telah dilakukan selama penelitian. Model

analisis yang digunakan dalam penelitian ini statistik deskriptif, uji asumsi klasik

dan pengujian hipotesis.

A. Deskripsi Data

Analisis deskriptif data terdiri dari seleksi sampel dan statistik deskriptif.

1. Seleksi Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008. Penelitian ini menggunakan data

sekunder yang diperoleh dari laporan tahunan (annual report) tahun 2008 yang

diakses melalui www.idx.co.id dan website resmi perusahaan. Data lainnya

diperoleh dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) tahun 2008, khusus

untuk data ask-bid price diperoleh dari database Pojok BEI Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive

sampling. Selama periode 2008 jumlah perusahaan manufaktur yang menjadi

amatan adalah 45 perusahaan. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan pada bab

sebelumnya (bab III, hal. 50), sampel penelitian diperoleh dengan rincian sebagai

berikut:

Page 77: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Tabel IV.1

Hasil Pengambilan Sampel

Tabel IV.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2008 terdapat 149 perusahaan

manufaktur yang terdaftar BEI. Berdasarkan teknik pengambilan sampel, 104

dikeluarkan dari sampel karena tidak sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.

Jumlah sampel yang diteliti dalam penelitiaan ini sebanyak 45 perusahaan (lihat

lampiran III).

2. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif dilakukan dengan tujuan untuk mengenali pola

sejumlah data, melihat distribusi data, merangkum informasi dalam data tersebut,

dan menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang diinginkan. Informasi

mengenai statistik deskriptif tersebut meliputi: nilai minimum, maksimum, rerata

(mean), dan standar deviasi.

Kriteria Sampel Jumlah

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008 149

2. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dan menerbitkan laporan tahunan auditan tetapi laporan tahunan tidak tersedia baik pada www.idx.co.id maupun website resmi perusahaan.

(92)

3. Perusahaan manufaktur dengan tahun buku tidak berakhir 31 Desember 2008 dan tidak menggunakan mata uang Rupiah (5)

4. Perusahaan tidak memiliki semua data yang diperlukan - spread tidak dapat dihitung (9)

Jumlah sampel penelitian 45

Sumber : Hasil pengolahan data

Page 78: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari enam variabel

yaitu corporate governance sebagai variabel independen yang direpresentasikan

oleh kepemilikan manajerial dan dewan direksi independen; asimetri informasi

menjadi variabel dependen dalam penelitian ini. Peneliti juga menggunakan

variabel kontrol dan variabel moderasi. Ukuran perusahaan dan reputasi auditor

sebagai variabel kontrol, sedangkan pengungkapan sukarela gunakan sebagai

variabel moderasi. Statistik deskiptif dihitung dengan menggunakan alat bantu

statistik SPSS release 17. Hasil dari perhitungan tersebut ditampilkan pada Tabel

IV.2 berikut :

Tabel IV. 2 Statistik Deskriptif Variabel Dependen

Sumber : Hasil pengolahan data

Berdasarkan nilai statistik deskriptif, rerata (mean) untuk variabel

dependen asimetri informasi (SPREAD) adalah sebesar 0,259. Asimetri informasi

terendah sebesar -1,554 yang dimiliki oleh PT. Selamat Sempurna Tbk. Asimetri

informasi tertinggi sebesar 2,000 dimiliki oleh PT. Fajar Surya Wisesa Tbk, PT.

Multipolar Corporation Tbk, PT Myoh Technologi Tbk, dan PT Darya-Varia

Laboratoria Tbk.

Statistik deskriptif dari variabel independen penelitian akan dijelaskan pada

Tabel IV.3 di bawah ini.

N Minimum Maximum Mean Std.Deviation

SPREAD 45 -1,554 2,000 0,259 0,701

Valid N (listwise) 45

Page 79: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Tabel IV. 3 Statistik Deskriptif Variabel Independen

Sumber : Hasil pengolahan data

Berdasarkan nilai statistik deskriptif variabel independen, rerata untuk

variabel kepemilikan manajerial (MOWN) adalah 2,3%. Kepemilikan manajerial

terendah sebesar 0,000% atau tidak ada saham perusahaan yang dimiliki oleh

manajemen dan direksi. Kepemilikan manajerial tertinggi sebesar 0,084 atau 8,4%

oleh PT Metrodata Electronics Tbk.

Komposisi komisaris independen (INDCOM) terendah sebesar 30%

dimiliki oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk dengan total dewan komisaris 10

anggota dan jumlah komisaris independen 3 anggota. Nilai maksimum sebesar

80% oleh PT Unilever Indonesia Tbk dengan total dewan komisaris 5 anggota dan

jumlah komisaris independen 4 anggota. Komposisi komisaris independen sebesar

30% menunjukan seluruh perusahaan sampel telah memenuhi ketentuan Peraturan

Pencatatan Efek Bursa Efek Indonesia Nomor I-A yang berlaku sejak tanggal 1

Juli 2000 tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek Bersifat Ekuitas di Bursa,

sebagaimana diubah dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor :

Kep-339/BEJ/07-2001 tanggal 21 Juli 2001.

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation MOWN (%) 45 0,000 0,084 0,010 0,023

INDCOM (%) 45 0,300 0,800 0,418 0,118

SIZE (Jutaan Rp) 45 1.749 97.064.000 8.950.014 1, 642

ADTQ (Dummy) 45 0 1 0,670 0,477

Valid N (listwise) 45

Page 80: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Ukuran perusahaan (SIZE) dalam penelitian ini merupakan variabel

kontrol. Ukuran perusahaan diwakili oleh penjualan perusahaan. Ukuran

perusahaan terkecil dalam periode krisis sebesar 1.749 juta Rupiah yaitu PT.

Myoh Technology Tbk Sedangkan ukuran perusahaan terbesar adalah 97.064.000

juta Rupiah yaitu PT Astra International Tbk. Rerata ukuran perusahaan adalah

8.950.014 juta Rupiah. Terdapat 33 perusahaan yang memiliki penjualan dibawah

rerata dan 12 perusahaan lainnya memiliki penjualan diatas rerata selama krisis

finansial global.

Reputasi auditor (ADTQ) dalam penelitian ini merupakan variabel kontrol.

Reputasi auditor merupakan variabel dummy, nilai 1 menunjukkan bahwa

perusahaan diaudit oleh KAP besar sesuai dengan kriteria KAP yang sudah

ditetapkan (bab III, hal 56), sedangkan nilai 0 menunjukkan bahwa perusahaan

diaudit oleh KAP selain kriteria yang ditetapkan. Perusahaan yang diaudit oleh 4

KAP besar sebanyak 30 perusahaan dan diaudit selain oleh 4 KAP besar yang

sudah ditetapkan sebanyak 15 perusahaan.

Statistik deskriptif dari variabel independen selanjutnya dalam penelitian ini

akan dijelaskan pada Tabel IV.4 di bawah ini.

Tabel IV. 4 Statistik Deskriptif Variabel Independen

Sumber : Hasil pengolahan data

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

VDIS (%) 45 0,118 0,363 0,230 0,059

Valid N (listwise) 45

Page 81: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Tabel IV.4 menunjukan indeks pengungkapan sukarela (VDIS) terendah

sebesar 11,8% oleh PT Lautan Luas Tbk. Indeks pengungkapan sukarela tertinggi

dimiliki oleh PT Astra International Tbk sebesar 36,3%. Rerata indeks

pengungkapan sukarela sebesar 23% dari total pengungkapan sukarela yang bisa

dipenuhi. Sebanyak 25 perusahaan memiliki indeks pengungkapan sukarela

dibawah rerata dan 20 perusahaan di atas rerata.

Rendahnya pengungkapan sukarela (kurang dari 50%) mengimplikasikan

kurangnya kesadaran untuk melakukan pengungkapan diluar pengungkapan yang

telah ditetapkan. Hal ini perlu menjadi perhatian utama karena pengungkapan

sukarela merupakan salah satu cara untuk menurunkan asimetri infomasi (Na’im

dan Rakhaman, 2000; dalam Zubaidah dan Zulfikar, 2005).

Penelitian ini membagi item pengungkapan sukarela menjadi delapan

kelompok pengungkapan, yaitu: Infomasi umum perusahaan (I); Informasi dewan

komisaris dan direksi (II); prospek bisnis (III); penelitian dan pengembangan (IV);

informasi karyawan (V); tanggung jawab sosial (VI); peningkatan produk dan jasa

(VII); dan Informasi penerapan Good Corporate Governance (VIII). Grafik rerate

indeks pengungkapan sukarela setiap kelompok informasi disajikan sebagai

berikut:

Page 82: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Gambar IV.I Grafik Rerata Indeks Pengungkapan

Setiap Kategori Pengungkapan

Pengungkapan II yaitu informasi dewan komisaris dan direksi merupakan

informasi yang paling tinggi diungkap oleh perusahaan diikuti informasi

mengenai penerapan Good Corporate Governance. Informasi yang penting dalam

memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang setelah terjadinya krisis

seperti informasi mengenai prospek bisnis, penelitian dan pengembangan, dan

peningkatan produk dan jasa memiliki indeks pengungkapan yang kecil.

Informasi mengenai prospek binis yang terkait dengan ramalan penjualan,

ramalan laba, dan perencanaan bisnis merupakan informasi yang jarang untuk

diungkapkan. Hal ini karena ketakutan manajemen bahwa informasi yang

diungkap akan membantu para pesaing bisnis (Hendriksen dan Brenda (2001). Di

sisi lain, informasi ini menjadi informasi yang dibutuhkan oleh investor untuk

melihat prospek perusahaan di masa mendatang.

Page 83: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

B. Pengujian Asumsi Klasik

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

satu pengujian, yaitu dengan menggunakan analisis regresi berganda. Model

regresi dalam penelitian ini dapat digunakan untuk estimasi dengan hasil yang

signifikan dan representatif, jika model regresi tersebut tidak menyimpang dari

asumsi dasar klasik (Ghozali, 2006). Pengujian asumsi klasik terdiri dari beberapa

macam pengujian, meliputi: Normalitas, Multikolinearitas, Autokorelasi dan

Heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas Data

Dalam penelitian ini, uji normalitas dilakukan dengan menggunakan

Komolgorov-Smirnov untuk mengetahui apakah nilai residual dari persamaan

regresi berdistribusi normal atau tidak. Untuk itu kriteria yang harus dipenuhi

adalah jika signifikansi hitung (p-value) lebih besar dari nilai alpha 5% maka

variabel residual dinyatakan berdistribusi normal. Berikut hasil pengujian untuk

dua model persamaan regresi.

Tabel IV.5 Hasil Uji Normalitas

Sumber : Hasil pengolahan data

Regresi 1 Regresi 2

N 36 43 Normal Parametersa Mean 0,0000000 0,0000000

Std. Deviation 2,93722820 3,00678904 Most Extreme Differences Absolute 0,089 0,139

Positive 0,089 0,139 Negatif -0,077 -0,099

Kolmogorov-Smirnov Z 0,588 0,912 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,880 0,376

Page 84: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Tabel IV.5 menunjukkan bahwa taraf signifikansi pada regrei 1 sebesar

0,880 dan regresi 2 sebesar 0,376. Tampak bahwa semua signifikansi di atas 0,050

sehingga dapat diperoleh kesimpulan bahwa semua regresi memiliki nilai residual

yang terdistribusi secara normal.

2. Uji Multikoliniearitas

Uji multikoloniearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang

baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali,

2006). Pengujian terhadap multikolinieritas dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan nilai tolerance dan Varians Inflating Factor (VIF). Berikut adalah

hasil uji nilai tolerance dan VIF.

Tabel IV.6 Nilai Tolerance dan VIF Regresi 1

Variabel Tolerance VIF Keterangan LgMOWN 0,878 1,139 Tidak terdapat multikolinearitas LnINDCOM 0,727 1,375 Tidak terdapat multikolinearitas ADTQ 0,665 1,503 Tidak terdapat multikolinearitas LnSize 0,829 1,206 Tidak terdapat multikolinearitas Sumber: hasil pengolahan data

Tabel IV.7

Nilai Tolerance dan VIF Regresi 2

Variabel Tolerance VIF Keterangan LnVDIS 0,980 1,021 Tidak terdapat multikolinearitas ADTQ 0,877 1,140 Tidak terdapat multikolinearitas LnSize 0,865 1,156 Tidak terdapat multikolinearitas Sumber: hasil pengolahan data

Page 85: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Hasil pengujian multikolinearitas menunjukkan bahwa semua variabel

independen memiliki nilai tolerance lebih dari 0,100 (10%), tidak ada korelasi

antar variabel bebas yang nilainya lebih dari 90%.

3. Uji Autokorelasi

Uji ini dilakukan untuk mengetahui hubungan yang terjadi di antara

variabel-variabel yang diteliti. Untuk mengetahui hal tersebut digunakan uji

Durbin-Watson (uji DW). Kriteria penerimaan uji DW bisa dilihat di Bab III. Bila

nilai DW diluar daerah penerimaan maka terjadi autokorelasi (Ghozali, 2006).

Berikut adalah hasil uji Durbin-Watson :

Tabel IV.8

Hasil Uji Durbin-Watson Regresi 1

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 0,681a 0,436 0,364 3,121 2,320

Sumber: hasil pengolahan data

Tabel IV.9

Hasil Uji Durbin-Watson Regresi 2

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 0,623a 0,388 0,341 3,120 1,872

Sumber: hasil pengolahan data

Page 86: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Tabel IV.8 dan tabel IV.9 menunjukkan nilai Durbin-Watson berada

diantara 1,550 sampai 2,460 sehingga dapat disimpulkan tidak terjadi autokorelasi

dalam kedua regresi tersebut.

4. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam

penelitian ini dengan menggunakan kriteria, jika nilai probabilitas lebih besar dari

5%, maka dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas

Pengujian Heteroskedastitas dalam penelitian ini menggunakan Uji

Glejser, pengujian dilakukan dengan meregres nilai absolut residual (AbsUt)

terhadap variabel independen (Gujarati, 2003). Hasil Uji Heteroskedastisitas

adalah sebagai berikut:

Tabel IV.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas Regresi 1

Variabel Sig Kriteria Simpulan LgMOWN 0,188 Sig>0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas LnINDCOM 0,727 Sig>0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas ADTQ 0,665 Sig>0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas LnSIZE 0,829 Sig>0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas

Page 87: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Tabel IV.11 Hasil Uji Heteroskedastisitas Regresi 2

Variabel Sig Kriteria Simpulan LnVDIS 0,273 Sig>0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas ADTQ 0,173 Sig>0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas LnSIZE 1,000 Sig>0,05 Tidak terjadi heteroskedastisitas Sumber: hasil pengolahan data

C. Pengujian Hipotesis

a. Analisis Regresi 1

Regresi 1 dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan

masalah yaitu menguji apakah corporate governance berpengaruh terhadap

asimetri informasi selama krisis finansial global. Corporate governance

direpresentasikan oleh kepemilikan manajerial, komposisi komisaris independen.

Regresi 1 ini menggunakan ukuran perusahaan dan reputasi auditor sebagai

variabel kontrol. Pengujian regresi berganda ini dilakukan dengan metode enter.

Berdasarkan hasil pengujian regresi berganda terkait pengaruh corporate

governance terhadap asimetri informasi diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel IV.12 Hasil Regresi Berganda

Variabel Koefisien t p-value (Constant) -0,803 -0,128 0,899 LgMOWN -1,685 -1,472 0,151 LnINDCOM -2,654 -1,771 0,086*** ADTQ -3,890 -2,930 0,006* LnSZE -0,826 -2,641 0,013* R Square 0,436

Adjusted R Square 0,364 F 6,001 Sig 0,001 *Secara statistik signifikan pada tingkat 1%

Page 88: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

**Secara statistik signifikan pada tingkat 5% ***Secara statistik signifikan pada tingkat 10%

Sumber: hasil pengolahan data

Koefisien Determinasi atau R Square (R2) digunakan untuk mengukur

seberapa jauh variabel independen mampu menerangkan variabel dependen.

Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat tidak peduli

apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen. Oleh karena itu, untuk jumlah variabel independen lebih dari dua, lebih

baik menggunakan koefisien determinasi yang telah disesuaikan yaitu Adjusted

R2 (Ghozali, 2006).

Tabel IV.12 di atas menunjukkan bahwa nilai R Square (R2) sebesar 0,436

dan Adjusted R Square (Adjusted R2) sebesar 0,364. Berdasarkan nilai Adjusted

(R2) tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 36,4% variabel dependen dapat

dijelaskan oleh variabel independen dan variable kontrol dan sisanya sebanyak

63,6% dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

Tabel IV.12 juga menunjukkan nilai F hitung sebesar 6,001 dengan

probabilitas 0,001 (ρ-value < 0,050). Karena nilai F lebih besar dari 4,000 dan

probabilitas jauh lebih kecil dari 0,050 maka model regresi ini menunjukkan

tingkatan yang baik (good overall model fit) sehingga model regresi dapat

digunakan untuk memprediksi asimetri informasi atau dapat dikatakan bahwa

kepemilikan manajerial, komposisi komisaris independen, ukuran perusahaan, dan

reputasi auditor secara bersama-sama berpengaruh terhadap asimetri informasi

(Ghozali, 2006).

Pengaruh signifikan dari tiap-tiap variabel independen terhadap variabel

dependen dapat diketahui dari besarnya ρ-value. Apabila ρ-value lebih kecil dari

Page 89: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

tingkat signifikansi, maka variabel independen tersebut secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya, apabila ρ-value lebih besar

dari tingkat signifikansi, maka variabel independen tersebut secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan, hasilnya

menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap asimetri

informasi selama krisis finansial global (H1a ditolak). Komposisi komisaris

independen memiliki pengaruh negatif pada tingkat signifikansi 10% terhadap

asimetri informasi selama krisis finansial global (H1b diterima). Ukuran

perusahaan dan reputasi auditor terbukti berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap asimetri informasi.

Hipotesis pertama (H1a) adalah kepemilikan manajerial memiliki

hubungan negatif dengan asimetri informasi. Kepemilikan manajerial memiliki ρ-

value sebesar 0,151 jauh di atas 0,050. Nilai ini menunjukkan bahwa kepemilikan

manajerial tidak berpengaruh pada asimetri informasi yang terjadi selama krisis

finansial global. Koefisien negatif sebesar 1,685 menunjukkan apabila variabel

lain tetap (tidak berubah), peningkatan kepemilikan manajerial sebesar 1 satuan

dapat menurunkan asimetri informasi sebesar 168,5%.

Komposisi komisaris independen memiliki ρ-value sebesar 0,086 pada

tingkat signifikansi 0,100 menunjukkan bahwa komposisi komisaris independen

berpengaruh signifikan terhadap asimetri informasi selama krisis finansial global.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin besar komposisi komisaris independen

sebuah perusahaan akan memberikan pengawasan yang lebih optimal terhadap

Page 90: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

proses pelaksanaan corporate governance sehingga perusahaan mengurangi

asimetri informasi dengan memberikan informasi kepada investor dengan lebih

baik, lengkap, dan informatif.

Koefisien negatif yang dimiliki dewan komisaris independen

menunjukkan hubungan negatif antara dewan komisaris independen dengan

tingkat asimetri informasi selama krisis finansial global. Hasil pengujian

mendukung keberadaan komisaris independen dan konsisten dengan penelitian

yang dilakukan Kanagetnam (2007), dan di Indonesia yang dilakukan oleh

Nugroho (2009); dan Nurlinda (2011).

Ukuran perusahaan sebagai variabel kontrol memiliki ρ-value 0,022 pada

tingkat signifikansi 0,050 sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan

berpengaruh signifikan terhadap tingkat asimetri informasi selama krisis finansial

global. Variabel kontrol yang kedua yaitu reputasi auditor memiliki ρ-value 0,003

pada tingkat signifikansi 0,010 sehingga dapat disimpulkan bahwa ukuran

perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tingkat asimetri informasi.

b. Analisis Regresi 2

Regresi 2 dalam penelitian ini digunakan untuk menjawab rumusan

masalah yaitu menguji apakah pengungkapan sukarela berpengaruh terhadap

asimetri informasi selama krisis finansial global. Berdasarkan hasil pengujian

regresi berganda terkait pengaruh corporate governance terhadap pengungkapan

sukarela diperoleh hasil sebagai berikut:

Page 91: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Tabel IV.13 Hasil Regresi Berganda 2

Variabel Koefisien t p-value (Constant) 9,832 2,380 0,022 LnVDIS -2,329 -2,275 0,028* ADTQ -2,525 -2,327 0,025* LnSIZE -0,740 -2,275 0,015* R Square 0,388

Adjusted R Square 0,341

F 8,238 Sig 0,000

*Secara statistik signifikan pada tingkat 1% **Secara statistik signifikan pada tingkat 5%

Sumber: hasil pengolahan data

Tabel IV.13 di atas menunjukkan bahwa nilai R Square (R2) sebesar 0,388

dan Adjusted R Square (Adjusted R2) sebesar 0,341. Berdasarkan nilai Adjusted

(R2) tersebut, dapat disimpulkan bahwa sebanyak 34,1% variabel dependen dapat

dijelaskan oleh variabel independen dan variable kontrol dan sisanya sebanyak

63,9% dijelaskan oleh faktor lain di luar model.

Tabel IV.13 juga menunjukkan nilai F hitung sebesar 8,238 dengan

probabilitas 0,000 (ρ-value < 0,050). Karena nilai F hitung lebih besar dari 4,000

dan probabilitas jauh lebih kecil dari 0,050 maka model regresi ini menunjukkan

tingkatan yang baik (good overall model fit) sehingga model regresi dapat

digunakan untuk memprediksi asimetri informasi (Ghozali, 2006).

Pengungkapan sukarela memiliki memiliki ρ-value sebesar 0,028

menunjukkan bahwa komposisi komisaris independen berpengaruh signifikan

terhadap asimetri informasi selama krisis finansial global. Hal ini menunjukkan

bahwa semakin besar pengungkapan sukarela yang dilakukan sebuah perusahaan

akan mengurangi asimetri informasi.

Page 92: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Koefisien negatif yang dimiliki dewan komisaris independen

menunjukkan hubungan negatif antara pengungkapan sukarela dengan tingkat

asimetri informasi selama krisis finansial global. Hasil penelitian ini mendukung

Brown dan Hillegeist (2007); Chang at al (2008); Sunder (2002); dan Sutrisno et

al (2009).

D. PEMBAHASAN

Hasil dari analisis data yang telah dipaparkan menunjukkan bahwa

variabel independen yaitu komposisi komisaris independen berpegaruh negatif

dan signifikan terhadap tingkat asimetri informasi selama krisis finansial global.

Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Kanagaretnam et

al (2007); Nugroho (2009); dan Nurlinda (2011).

Pengujian yang dilakukan memberikan simpulan bahwa investor

berpandangan dewan komisaris independen memiliki nilai positif dalam

menjalankan fungsinya sehingga informasi yang diperoleh investor lebih

berkualitas dan menjadikan investor berani bereaksi dalam pasar modal.

Perusahaan yang memiliki komposisi anggota komisaris independen yang besar

dapat mempengaruhi kinerja perusahaan, hal ini mengindikasikan jika anggota

dewan komisaris independen meningkatkan tindakan pengawasan maka akan

berkaitan dengan menurunnya tingkat asimetri informasi yang terjadi.

Hasil analisis terhadap variabel kepemilikan manajerial menunjukan

bahwa kepemilikan manajerial tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap

tingkat asimetri informasi selama krisis finansial global. Hasil ini kontradiktif

Page 93: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

dengan penelitian Meilani (2009) yang melakukan penelitian pada perusahaan

dengan peringkat 10 besar menurut IICG 2004-2007. Periode krisis diduga

mempengaruhi hubungan kepemilikan manajerial dengan asimetri informasi.

Manajer yang sebagai pihak yang diberi kepercayaan menjalankan perusahaan

akan berusaha menunjukan kinerja terbaiknya terutama selama krisis terjadi.

Keberhasilan manajer membawa perusahaan melewati krisis tanpa gejolak yang

berarti menjadi bukti dari kemampuan manajer. Disisi lain, diduga selama krisis

terjadi manajer dalam rangka langsung terkait dengan perusahaan berusahan

mempertahankan nilai positif perusahaan meskipun kinerja perusahaan dalam

posisi yang tidak stabil, dalam bentuk pengurangan informasi tentang perusahaan.

Kepemilikan manajerial memiliki koefien negatif sebesar 0,736 terhadap

asimetri informasi. Pengaruh negatif ini berbeda dari hasil penelitian Baek et al

(2009). Penelitian Baek et al (2009) membuktikan bahwa kepemilikan manajerial

justru akan menurunkan pengungkapan perusahaan dan pada akhirnya

meningkatkan tingkat asimetri informasi. Penelitian menunjukkan semakin besar

saham yang dimiliki oleh manajer, dewan direksi, dan komisaris akan

menurunkan tingkat asimetri informasi yang terjadi.

Hasil ini menunjukkan perlunya peningkatan kepemilikan manajerial,

selain untuk menarik dan mempertahankan manajer yang cakap, disisi juga

mengarahkan tidakan manajer agar mendekati kepentingan pemegang saham

(Ustaraningsih, 2010). Kepentingan pemegang saham dalam hal ini adalah

dorongan kepada manajemen untuk mengungkapkan informasi yang berdampak

langsung pada tingkat asimetri informasi.

Page 94: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Pengungkapan sukarela terbukti berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap tingkat asimetri informasi. Hasil ini mendukung penelitian Brown dan

Hillegeist (2007); Chang at al (2008); Sunder (2002); dan Sutrisno et al (2009).

Periode krisis yang diamati ternyata tidak berdampak pada pengaruh

pengungkapan sukarela perusahaan terhadap tingkat asimetri informasi. Hasil ini

kontradiktif dengan penelitian Shon dan Weiss (2009), yang menemukan bahwa

pengungkapan selama krisis tidak memiliki pengaruh terhadap bid-ask spread

perusahaan.

Perbedaan hasil ini bisa terjadi karena, periode krisis dan sampel yang

berbeda. Peride krisis yang diamati oleh Shon dan Weiss (2009) adalah krisis

yang terjadi di Amerika Serikat akibat peristiwa 11 September 2001 terhadap

perusahaan investasi. Perbedaan ini mengindikasikan pengungkapan sukarela

yang dilakukan oleh perusahaan manufaktur di Indonesia memberikan tingkat

kepercayaan tertentu pada investor untuk bereaksi di pasar modal meskipun

terjadi krisis. Di sisi lain, perusahaan telah memahami perlunya pengungkapan

sukarela selama krisis meskipun dalam presentase pengungkapan yang rendah.

Page 95: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

BAB V

PENUTUP

Setelah dilakukan analisis hasil pembahasan pada bab IV, maka pada bab

V dibahas mengenai kesimpulan hasil penelitian, saran, keterbatasan dan

rekomendasi untuk peneliti selanjutnya.

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan dengan menguji pengaruh corporate governance

(kepemilikan manajerial, komposisi komisaris independen) dan pengungkapan

sukarela terhadap asimetri informasi dengan pengungkapan sukarela selama krisis

finansial global pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI), serta menggunakan ukuran perusahaan dan kualitas audit sebagai

variabel kontrol. Dari hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat diambil

kesimpulan:

1. Variabel independen kepemilikan manajerial tidak berpengaruh signifikan

negatif pada asimetri informasi perusahaan selama krisis finansial global.

Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis pertama a (H1a) dalam penelitian

ini ditolak.

2. Variabel independen komposisi komisaris independen memiliki pengaruh

signifikan negatif pada tingkat signifikansi 0,100 terhadap asimetri

informasi selama krisis finansial global. Hasil ini membuktikan bahwa

hipotesis pertama a (H1a) dalam penelitian ini diterima.

Page 96: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

3. Variabel independen pengungkapan sukarela berpengaruh signifikan dan

negatif terhadap terhadap asimetri informasi selama krisis finansial global.

Hasil ini membuktikan bahwa hipotesis kedua (H2) dalam penelitian ini

diterima.

B. Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Hasil penelitian menunjukan keberadaan komisaris independen dinilai

positif oleh investor. Keberadaan dewan komisaris independen pada

perusahaan manufaktur juga diikuti dengan kinerja sesuai dengan tujuan

dibentuknya dewan komisaris independen.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengungkapan sukarela pada

perusahaan manufaktur di Indonesia masih rendah yaitu sebesar 23%.

Rendahnya tingkat pengungkapan sukarela menunjukkan kurangnya

kesadaran perusahaan akan pentingnya pengungkapan sukarela bagi

investor, diharapakan perusahaan dapat meningkatkan pengungkapan

meskipun tidak diwajibkan.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian dilakukan dengan beberapa keterbatasan yang dapat dinyatakan

seperti berikut ini.

1. Penelitian ini hanya menggunakan satu variabel dependen yaitu asimetri

informasi; dua variabel independen yang terdiri dari kepemilikan

Page 97: PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN …eprints.uns.ac.id/4851/1/209811611201103571.pdfperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN PENGUNGKAPAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

manajerial dan komposisi komisaris independen; serta variabel

pengungkapan sukarela; penelitian ini menggunakan dua variabel kontrol

berupa ukuran perusahaan dan kualitas audit.

2. Penelitian ini hanya meneliti satu jenis perusahaan yaitu perusahaan di

sektor manufaktur dan hanya menggunakan periode penelitian satu tahun

untuk periode selama krisis finansial global.

3. Pengunjian penelitian ini menggunakan uji selisih mutlak dan variabel

asimetri informasi direpresentasikan dengan relative bid-ask spread.

D. Rekomendasi

Atas dasar keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis dapat

mengajukan rekomendasi yang dapat dinyatakan seperti berikut ini.

1. Penelitian berikutnya dapat menambah jumlah variabel independen

dalam penelitan seperti jumlah komisaris independen, frekuensi rapat

dewan komisaris, komposisi komite audit, dan mekanisme corporate

governance yang lain sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang

lebih mendalam.

2. Penelitian selanjutnya dapat meneliti sektor lainnya seperti sektor

perbankan atau seluruh jenis perusahaan.

3. Penelitian selanjutnya diharapkan memperpanjang periode penelitian,

dengan meneliti perode sebelum dan selama krisis untuk memperoleh

intrepretasi yang lebih mendalam.