pengaruh corporate governance dan...
TRANSCRIPT
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK
PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO
(Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2014)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat - Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Rifqi Rif’an Fauzi
NIM: 1112082000056
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
ii
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK
PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO
(Pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2010-2014)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Rifqi Rif’an Fauzi
NIM: 1112082000056
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Yahya Hamja, MM Putriesti Mandasari Sp, M.Si
NIP. 19490602 197803 1 001 NIP. 19840608 201101 2 010
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1437 H/2016 M
iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Selasa, 7 Agustus 2012 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas
mahasiswa:
1. Nama : Rifqi Rif’an Fauzi
2. NIM : 1112082000056
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi :“Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik
Perusahaan Terhadap Pengungkapan Risiko ( Pada Perusahaan Property dan
Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa
mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke
tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Jakarta, 9 Agustus 2012
1. Herni Ali HT. SE., MM ( _____________________ )
NIDN. 0422125902 Ketua
2. Rahmawati, SE., MM ( _____________________ )
NIP. 19770814 200604 2 003 Sekretaris
3. Erika Amelia, SE., M.Si. ( _____________________ )
NIP. 19771109 2009 12 2 003 Penguji Ahli
iv
LEMBAR PERNYATAAN
KEASLIAN KARYA ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Rifqi Rif’an Fauzi
No. Induk Mahasiswa : 1112082000056
Fakultas : Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan
mempertanggungjawabkan
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli
atau tanpa izin pemilik karya
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya
ini
Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah
melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang
ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap
untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan
Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Ciputat, 27 November 2015
Yang Menyatakan,
(Rifqi Rif’an Fauzi)
v
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 22 Maret 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Rifqi Rif’an Fauzi
2. NIM : 1112082000056
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi :“Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik
Perusahaan Terhadap Pengungkapan Risiko ( Pada Perusahaan Property dan
Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014”
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang
bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa
tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Maret 2016
1. Yessi Fitri, SE.,M.Si.,Ak.,CA ( _____________________ )
NIP. 19760924 200604 2 002 Ketua
2. Putriesti Mandasari,SP.,M.Si. ( _____________________ )
NIP. 19840608 201101 2 010 Sekretaris
3. Dr, Yahya Hamja, MM ( _____________________ )
NIP. 19490602 197803 1 001 Pembimbing I
4. Putriesti Mandasari, SP., M.Si. ( _____________________ )
NIP. 19840608 201101 2 010 Pembimbing II
5. Dr. Rini.,Ak.,CA. ( __________ ___________ )
NIP. 19760315 200501 2 002 Penguji Ahli
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Rifqi Rif’an Fauzi
2. Tempat, Tanggal Lahir : Nganjuk, 13 Januari 1993
3. Alamat : Dsn Panjen, Ds Cengkok, Kec Ngronggot, Kab
Nganjuk, Jawa Timur. Kode Pos 64395
4. Telepon : 089602498495
5. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. MIN Nanggungan Prambon Nganjuk Tahun 2001-2006
2. MTsN Tanjung Tani Prambon Nganjuk Tahun 2006-2009
3. SMA Darul ‘Ulum 2 Unggulan BPPT RSBI Jombang Tahun 2009-2012
4. S1 Ekonomi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2012-2016
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. Koordiantor Tim Soal SSO (Science and Social Olimpyads) X SMA Darul
Ulum 2, Event Nasional (2010)
2. Ketua Umum Ikatan Keluarga Besar Ponpes Darul Ulum (IKAPPDAR)
Jombang (2010-2011)
3. Pimpinan Redaksi Majalah “SOLUSI” SMA Darul ‘Ulum 2 (2010-2011)
vii
4. Ketua Asrama Ponpes AL-Ghozali Darul Ulum Jombang (2010-2011)
5. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis sebagai
Departemen Kemahasiswaan (2013-2014)
6. Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
sebagai Koordinator Kemahasiswaan (2014-2015)
7. President Bidikmisi UIN Jakarta (2014 – 2015)
8. Sekretaris Jendral Lingkar Bidikmisi Nasional (LINKDIKSI) PTAIN
(2015-2016)
9. Ketua Ikatan Mahasiswa Darul Ulum Jabodetabek (2015-2016)
10. PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia) Komisariat Fakultas
Ekonomi dan Bisnis sebagai Ketua Umum (2015-2016)
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA
1. Ayah : Samsul Hadi
Tempat, Tanggal Lahir : Banyuwangi, 25 Januari 1965
2. Ibu : Khusnul Kotimah
Tempat, Tanggal Lahir : Nganjuk, 23 Maret 1970
3. Alamat : Dsn Panjen, Ds Cengkok, Kec Ngronggot,
Kab Nganjuk, Jawa Timur. Kode Pos 64395
viii
MOTTO dan PERSEMBAHAN
أيها ا إذا قيل لكم تفسحوا في ٱلذين ي لس ءامنو يفسح ٱفسحوا ف ٱلمج لكم ٱلل
يرفع ٱنشزوا ف ٱنشزوا وإذا قيل ٱلعلم أوتوا ٱلذين ءامنوا منكم و ٱلذين ٱلل
ت و درج ١١بما تعملون خبير ٱلل
Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-
lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi
kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah,
niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan (Q.S Al – Mujadallah : 11)
Skripsi Ini Ku Persembahkan Untuk :
Allah SWT
Kedua Orang Tuaku
Adikku Tersayang
Adinda Siti Mamluatus Sa’adah
ix
THE INFLUENCE OF CORPORATE GOVERNANCE AND FIRM
CHARACTERISTIC AGAINST RISK DISCLOSURE
ABSTRACT
This research aimed to get empirical evidence about the influence of
corporate governance (public ownership structure, board size of
comissioner) and firm characteristic (profitability level, firm size) against
Risk Disclosure at the company’s annual report.
This research uses purposive sampling in sample selection. The
sample in this research are 34 of 50 property and real estate firms which are
listed in IDX (Indonesian Stock Excange) from 2010 until 2014. Stakeholder
theory and agency theory are used to explain the relation beetwen variables.
Risk disclosure in this research using content analysis is based upon on
identifying sentences risk disclosure in the annual report. The Statistical
method used to examine hypothesis is multiple linear regression analysis.
The result of this research find that firm size influence the risk
disclosure, while public ownership structure, board size of commisioer and
profitability level does not influence act of risk disclosure. This research is
able to provide knowledge for investors to determine the factors that
influence the company’s risk disclosure.
Keywords : Risk, Risk disclosure, risk management, corporate
governance, characteristic of firm, stakeholder theory and
agency theory.
x
PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK
PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bukti empiris mengenai
pengaruh corporate governance (struktur kepemilikan saham publik, ukuran
dewan komisaris) dan karakteristik perusahaan (profitabilitas, ukuran
perusahaan) terhadap pengungkapan risiko pada laporan tahunan
perusahaan.
Penelitian ini menggunakan purposive sampling dalam melakukan
pemilihan sampel. Sebanyak 34 dari 50 perusahaan property dan real estate
yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia) pada tahun 2010 sampai 2014
dijadikan sebagai sampel dalam penelitian ini. Teori stakeholder dan
agency theory digunakan untuk menjelaskan hubungan antar variabel.
Pengungkapan risiko dalam penelitian ini menggunakan content analysis
didasarkan pada pengindentifikasian kalimat-kalimat pengungkapan risiko
dalam laporan tahunan. Metode statistik yang digunakan untuk menguji
hipotesis adalah analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menemukan ukuran perusahaan memiliki
pengaruh terhadap pengungkapan risiko perusahaan, sedangkan struktur
kepemilikan saham publik, ukuran dewan komisaris dan profitabilitas tidak
memiliki pengaruh terhadap pengungkapan risiko. Penelitian ini mampu
memberikan pengetahuan bagi para investor untuk mengetahui pengaruh
corporate governance dan karakteristik perusahaan terhadap
pengungkapan risiko.
Kata kunci : Risiko, pengungkapan risiko, manajemen risiko,
corporate governance, karakteristik perusahaan, teori
stakeholder dan agency theory.
xi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul
“PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KARAKTERISTIK
PERUSAHAAN TERHADAP PENGUNGKAPAN RISIKO ”. Penyusunan skripsi
ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar
Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan
penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, Nabi Muhammad SAW yang
menjadi inspirasi dalam perjalanan hidup ini.
2. Kedua orang tua saya, Samsul Hadi dan Khusnul Kotimah tersayang yang telah
memberikan semangat serta doa yang tiada henti-hentinya kepada penulis. You
Are every Thing, Love You.
3. Keluarga yang telah menyemangati dan memberikan banyak dukungan dalam
menyelesaikan skripsi ini, terkhusus untuk Adik ku Hasna Fauziana semoga
bisa meraih apa seperti yang Mas mu ini raih.
4. Spesial Thanks to Adinda Siti Mamluatus Sa’adah terimakasih atas
dukungannya selama ini. Terimakasih telah menemani perjalanan hidup selama
ini.
5. Keluarga Besar di Nganjuk, Alm. Pak Sapuan, dan Mak Ngariyah, serta Pak
Poh No dan Bek Rom.
6. Keluarga Besar di Banyuwangi, Pak Lasemo, Mak Tarmijah, Mas Ari dan
Mbak Mila, Mbak Tim dan Mas Nani, Mbak Is dan Mas Fran, Mbak Iin dan
Mas ardi dan semua sepupu-sepupuku yang imut-imut.
7. Keluarga Besar di Jakarta, Mbak Rom dan Mas Anas, Mbak Um dan Mas
Su’ud, Mbak Ut dan Mas Baha, terimakasih sudah membimbingku untuk
menghadapi kerasnya ibukota Jakarta. Tanpa kalian aku buka apa-apa.
xii
8. Teruntuk Kyai dan Pendiri Ponpes Darul Ulum Jombang atas doa dan ilmunya
yang telah diberikan kepada saya. Teruntuk Bu Nurul Alfiyah, SE, Mpd dan
Pak Budi, SPd, berkat bimbingan dan arahan beliau lah saya mampu
menyelesaikan progam Sarjana Akuntansi.
9. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
10. Ibu Yessi Fitri, SE, Ak, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
11. Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak, MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
12. Bapak Dr. Yahya Hamja, MM selaku dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
bersedia memberikan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing
penulis selama menyusun skripsi.
13. Ibu Putriesti Mandasari, Sp, M.Si selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah bersedia meluangkan waktu, memberikan pengarahan dan bimbingan
dalam penulisan skripsi ini.
14. Sahabat-sahabat di Nganjuk temen seperjuangan SUPER 8, Rukhi, Zusna,
Septi, Beti, Anwar, Uma, Imro’ dan Alm Faizin.
15. Sahabat-sahabat Fosil PMII Komfeis yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Makasih banyak bimbingan dan pengalamannya.
16. Angkatan 2012 Seperjuangan di PMII sahabat Sekum Jaty, Bendum Bram,
Rahmi, kak Ve, Hakim, Ajay, Sofyan, Adit Kiting, Bama, Dimas, Galih,
Komeng, Irvan, Ichi, Ncang Amir, Bani, Adit ndut, Nida, Tuti, Lulu, Elsa,
Tomi, Albab, Ari, Rafi, Hafizah, dan semuanya maaf kalo ada kelewat.. See
You on Top Gaes.
17. Sahabat-Sahabat ade kelas yang rese, boy Hilyatun, Barjun, Botel, Zekha,
Yoga, Alfi, Pay, Ayu, Yuni, Ali, Dhanti, BA, Rizki jamed, Tias, Puspa, Zuhdi
semoga cepet nyusul yaa,,,,
18. Ade-ade Akuntansi Ema, Dio, Fifi, Liana, Riana, Najah, Fatin, Bambang, Pepi,
Risda, Pratiwi, Dwi, Andyn, dan semuanya Akuntansi Juara!!!!!
xiii
19. Akuntansi 2012 kelas B, Galih, Dita, Yudhi, Kia, Fadil, Mayeda, Fajar, Diena,
Jian, Randi, Dara, Ida, Fitri, Farid, Hery, Ilman, Seren, Dwi, Rita, Latul, Vivi,
Annisa, dan Rifai, terimakasih atas waktunya selama ini, atas kekompakan
kelas kita, see you on top gaes.., .
20. Keluarga besar akuntansi 2012 Kalian yang terbaik dan kita buktikan kualitas
Alumni akuntansi UIN Syarif Hidayatullah..
21. Seluruh staf pengajar dan karyawan Universitas Islam Negeri yang telah
memberikan bantuan kepada penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik
yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, 22 Maret 2016
Rifqi Rif’an Fauzi
xiv
DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................................... i
Lembar Pengesahan Skripsi .............................................................................. ii
Lembar Pengesahan Uji Komprehensif ........................................................... iii
Lembar Pernyataan Keaslian Karya Ilmiah .................................................... iv
Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ................................................................... v
Daftar Riwayat Hidup ....................................................................................... vi
Motto dan Persembahan .................................................................................. viii
Abstract ................................................................................................................ ix
Abstrak ................................................................................................................. x
Kata Pengantar .................................................................................................. xi
Daftar Isi ............................................................................................................ xiv
Daftar Tabel ................................................................................................... ..xviii
Daftar Gambar .............................................................................................. ....xix
Daftar Lampiran ............................................................................................. .. xx
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ......................................................... 1
B. Perumusan Masalah ............................................................... 14
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .............................................. 15
1. Tujuan Penelitian .............................................................. 15
2. Manfaat Penelitian ............................................................ 16
xv
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 17
A. Tinjauan Literatur ................................................................... 17
1. Teori Agency ..................................................................... 17
2. Teori Stakeholder .............................................................. 21
3. Laporan Keuangan ............................................................ 24
4. Manajemen Risiko ............................................................ 34
5. Pengungkapan Risiko ........................................................ 37
6. Corporate Governance ...................................................... 43
6.1 Struktur Kepemilikan Publik ....................................... 43
6.2 Ukuran Dewan Komisaris............................................ 44
7. Profitabilitas ...................................................................... 45
8. Ukuran Perusahaan ............................................................ 46
B. Hipotesis dan Keterkaitan Antar Variabel ............................. 47
1. Struktur Kepemilikan dengan Pengungkapan Risiko ....... 47
2. Ukuran Dewan Komisaris dengan Pengungkapan Risiko 48
3. Profitabilitas dengan Pengungkapan Risiko ..................... 49
4. Ukuran Perusahaan dengan Pengungkapan Risiko .......... 51
C. Penelitian Terdahulu .............................................................. 53
D. Kerangka Pemikiran ............................................................... 57
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 58
A. Ruang Lingkup Penelitian ...................................................... 58
B. Metode Penentuan Sampel ..................................................... 58
C. Jenis Data ............................................................................... 59
xvi
D. Metode Pengumpulan Data .................................................... 60
E. Operasionalisasi Variabel ....................................................... 51
1. Variabel Dependen ........................................................... 60
a. Struktur Kepemilikan Publik (X1) ............................. 60
b. Ukuran Dewan Komisaris (X2) .................................. 61
c. Profitabilias (X3) ........................................................ 61
d. Ukuran Perusahaan ..................................................... 62
2. Variabel Independen .......................................................... 62
F. Metode Analisis Data .............................................................. 64
1. Statistik Deskriptif ............................................................ 64
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................ 65
3. Uji Hipotesis ..................................................................... 68
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ............................................ 71
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitan ............................ 71
B. Deskriptif Statistik Data Penelitian ........................................ 72
C. Uji Asumsi Klasik ................................................................... 74
1. Hasil Uji Normalitas .......................................................... 74
2. Hasil Uji Multikolinieritas ................................................. 76
3. Hasil Uji Heterokedastisitas .............................................. 78
4. Hasil Uji Autokorelasi ....................................................... 80
D. Koefisien Determinasi ............................................................. 82
E. Hasil Analisis Regresi Berganda ............................................. 83
1. Hasil Uji F ......................................................................... 83
xvii
2. Hasil Uji t .......................................................................... 84
3. Hasil Persamaan Regresi ................................................... 89
BAB V PENUTUP ................................................................................... 92
A. Kesimpulan ............................................................................ 92
B. Saran ...................................................................................... 93
C. Kontribusi Penelitian ............................................................. 94
D. Keterbatasan Penelitian .......................................................... 94
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 95
Lampiran-Lampiran ...........................................................................................100
xviii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan ` Halaman
2.1 Peraturan Pengungkapan Risiko di Dunia .................................. 39
2.2 Peruaturan Pengungkapan Risiko di Indonesia .......................... 41
2.3 Hasil-Hasil Penelitian Sebelumnya ............................................. 54
3.1 Tabel Operasionalisasi Variabel .................................................. 63
4.1 Data Sampel Penelitian ............................................................... 71
4.2 Hasil Uji Data Deskripsi Variabel Dependen dan Independen .. 72
4.3 Hasil Uji Kolmogorov Smirnov ................................................. 76
4.4 Hasil Uji Multikolinieritas .......................................................... 77
4.5 Hasil Uji Rank Spearman ........................................................... 79
4.6 Hasil Uji Durbin Watson ............................................................. 80
4.7 Tabel Durbin Watson .................................................................. 81
4.8 Hasil Uji Run T Test.................................................................... 82
4.9 Hasil Uji Koefisisen Determinasi ................................................ 82
4.10 Hasil Uji F ................................................................................... 83
4.11 Hasil Uji t ................................................................................... 85
xix
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran ................................................... 57
4.1 Grafik Histogram …………………………………………... 74
4.2 Grafik Normal P Plot .............................................................. 75
4.3 Grafik Scatterplot ................................................................... 78
xx
DAFTAR LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1 Daftar Purposive Sampling .................................................... 100
2 Daftar Sampel Penelitian ...................................................... 104
3 Tabel Pengungkapan Risiko ................................................... 105
4 Hasil Input Data ...................................................................... 111
5 Hasil Olah Data ...................................................................... 112
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan jumlah penduduk menyebabkan kebutuhan tempat tinggal,
perkantoran, pusat perbelanjaan, taman hiburan, dan kebutuhan akan sektor
property dan real estate lainnya juga mengalami kenaikan. Selain itu, harga tanah
tidaklah ditentukan oleh pasar, tetapi oleh orang yang memiliki tanah. Akhir-akhir
ini property dan real estate tumbuh dengan pesat. Hal ini dapat dilihat dari
banyaknya pembangunan rumah dan toko (ruko), apartemen, pusat perbelanjaan,
pusat perkantoran, dan perumahan.
Maraknya pembangunan ini menandakan bahwa terdapat pasar yang cukup
besar bagi sektor property dan real estate di Indonesia. Hal ini merupakan informasi
yang positif bagi para investor, yang kemudian meresponnya dengan membeli
saham perusahaan property dan real estate di pasar modal.
Terlepas semakin pesatnya pertumbuhan pasar bisnis property dan real estate.
Tentunya disana akan selalu ada Risiko. Semakin besar risiko semakin besar pula
pengembalian yang diperoleh. Risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan
terjadinya kejadian yang menyebabkan kerugian (Kountur, 2006). Namun,
bagaimana reaksi perusahaan dalam menghadapi risiko yang ada merupakan suatu
hal yang sangat penting.
2
Reaksi perusahaan terhadap risiko tersebut dapat berupa menghindari,
mencegah, mengurangi, atau mengalihkan risiko ke pihak lain. Namun demikian,
mengelola risiko merupakan salah satu cara yang baik dalam menghadapi risiko.
Menghadapi risiko yang ada, perusahaan harus memiliki kemampuan
dalam mengelola risiko dengan baik agar mengurangi kerugian. Salah satu tindakan
dalam mengelola risiko adalah melakukan manajemen risiko. Menurut Kountur
(2006) manajemen risiko yang baik dapat memberikan manfaat bagi perusahaan
yaitu diantaranya mencegah terjadinya risiko dan mengurangi akibat yang
ditimbulkannya yaitu kerugian. Salah satu aspek penting dalam perusahaan yang
melakukan manajemen risiko adalah pengungkapan risiko.
Pengungkapan risiko merupakan bagian dari perusahaan dalam melakukan
manajemen risiko. Perubahan dalam lingkungan bisnis saat ini membuat
perusahaan-perusahaan lebih mengandalkan pada instrumen-instrumen keuangan
dan transaksi-transaksi internasional yang meningkatkan pentingnya
pengungkapan risiko perusahaan, khususnya pada perusahaan-perusahaan non
keuangan (Dobler, 2008). Perusahaan-perusahaan berusaha untuk memenuhi
kebutuhan dari pengguna informasi akuntansi untuk mengungkapan informasi
secara lebih mengenai risiko-risiko yang berbeda yang dihadapi dan keberlanjutan
operasionalnya. Pengguna informasi akuntansi tersebut dalam hal ini adalah
perusahaan, investor, kreditur dan lain-lain. Menurut ICAEW 1997, dalam
Abraham dan Cox, 2007 informasi mengenai risiko dapat memberikan manfaat
bagi pengguna informasi akuntansi. Bagi perusahaan, informasi mengenai risiko
dapat membantu untuk mengelola perubahan, menurunkan biaya modal dan
3
pedoman mengenai alur bisnis di masa mendatang. Bagi investor, informasi
mengenai risiko dapat membantu dalam menentukan profil risiko perusahaan,
estimasi nilai pasar dan ketepatan perkiraan harga sekuritas. Selanjutnya, bagi
kreditur, informasi mengenai risiko dapat membantu dalam menentukan keputusan
kredit yang diberikan kepada perusahaan.
Menurut Solomon et al 2000. (dalam Elzahar dan Hussainey, 2012)
menunjukkan permintaan yang kuat terhadap peningkatan pengungkapan risiko
dari investor untuk meningkatkan keputusan investasi mereka. Pengungkapan
risiko membantu investor dalam proses pengambilan keputusan investasi dengan
mengevaluasi informasi yang diungkapkan oleh suatu perusahaan dalam halnya
membangun tingkatan-tingkatan risiko yang dihadapinya. Selanjutnya, Cabedo
dan Tirado (2004) menyatakan bahwa keputusan-keputusan investor tersebut akan
diambil berdasarkan pertimbangan atas pengembalian yang diharapkan dan risiko.
Pengungkapan risiko akan mendorong perusahaan untuk melakukan
manajemen risiko yang baik, berikut dalam peningkatan terhadap akuntabilitas
dari pertanggungjawaban manajemen (stewardship), perlindungan investor dan
manfaat pelaporan keuangan (ICAEW, 1997 dalam Elzahar dan Hussainey, 2012).
Hal ini akan membantu pengguna laporan keuangan untuk mengidentifikasi
masalah (atau peluang) manajerial yang potensial dan menilai keefektifan dalam
menghadapi isu-isu tersebut (Lajili dan Zeghal, 2005). Namun, di lain pihak,
perusahaan juga memperoleh manfaat dari pengungkapan risiko yaitu dapat
mengurangi kemungkinan mengalami kegagalan keuangan (Beretta dan Bozzolan,
2004).
4
Pengungkapan manajemen risiko di beberapa negara telah diteliti untuk
mengetahui sejauh mana pengungkapan manajemen risiko. Penelitian yang
dilakukan Lajili dan Zegal (2005) dengan memeriksa laporan tahunan perusahaan
Kanada mengungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan hanya ada 82.46 %
pengungkapan manajemen risiko, ditemukan pula bahwa risiko keuangan
merupakan risiko yang paling sering diungkapkan oleh perusahaan dan yang
termasuk diantaranya berkaitan dengan risiko dalam mata uang asing.
Penelitian yang dilakukan oleh Barreta dan Bonzzolan (2004) meneliti
mengenai kualitas pengungkapan risiko di bursa efek Italia dengan menggunakan
sampel 85 perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Italia, di dalam
penelitian ini di temukan bahwa perusahaan-perusahaan umumnya menghindari
mengungkapkan dampak dari risiko bagi perusahaan dan juga pengaruh dari
risiko bagi perusahaan baik berpengaruh secara positif maupun negatif.
Penelitian lainnya oleh Linsley dan Shrives (2005) yang menemukan sebanyak
6168 jumlah kalimat pengungkapan risiko di perusahaan United Kingdom,
penelitian ini mengungkapkan bahwa risiko keuangan adalah jenis yang
paling sering ditemukan dalam sampel pengungkapan diikuti dengan risiko
strategis dan risiko integritas. Penelitian yang dilakukan Amran et al (2009)
meneliti mengenai pengungkapan manajemen risiko dalam annual report
perusahaan di Malaysia, menemukan hubungan signifikan antara ukuran
perusahaan dengan pengungkapan risiko.
5
Penelitian tentang pengungkapan manajemen risiko di Indonesia masih
terbatas pada karakteristik pengungkapan risiko secara umum. Beberapa
penelitian tentang pengungkapan risiko di Indonesia hanya membahas praktik
pengungkapan secara umum seperti penelitian yang dilakukan oleh Retno
Angraini (2006) yang melakukan penelitian tentang pengungkapan informasi
sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan informasi sosial
dalam laporan, Anggraini menemukan variabel kepemilikan manajemen,
financial leverage, biaya politis, profitabilitas berpengaruh secara signifikan
terhadap pengungkapan informasi sosial dalam laporan keuangan tahunan.
Almilia dan Retrinasari (2007) melakukan penelitian tentang analisis pengaruh
karakteristik perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan
tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEJ, Almilia menemukan rasio
leverage, rasio likuiditas, dan ukuran perusahaan dengan kelengkapan
pengungkapan wajib berpengaruh signifikan terhadap karakteristik perusahaan
terhadap kelengkapan pengungkapan dalam laporan tahunan manufaktur yang
terdaftar di BEJ. Sudarmadji dan Sularto (2007) meneliti tentang pengaruh ukuran
perusahaan, profitabilitas, leverage dan tipe kepemilikkan perusahaan terhadap
luas voluntary disclosure laporan tahunan perusahaan dan menemukan bahwa
ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage dan tipe kepemilikan perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan dengan luas voluntary disclosure.
6
Kurangnya penelitian mengenai pengungkapan manajemen risiko di
Indonesia dan tingginya permintaan tentang pengungkapan manajemen risiko oleh
investor dan pemegang saham membuat penelitian mengenai manajemen risiko
ini menarik untuk diteliti di Indonesia. Pengungkapan manajemen risiko yang
akan diteliti adalah pengungkapan risiko pada laporan tahunan.
Penelitian ini mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Amran et al
(2009) dengan menggunakan objek sampel yang diambil perusahaan-perusahaan
propery dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Dampak krisis keuangan global pada tahun 2008 mengakibatkan para
investor dan kreditor berhati-hati dalam menanamkan modalnya pada suatu
perusahaan demi mengantisipasi risiko yang akan terjadi (Ginting, 2010). Sebelum
melakukan investasi, investor akan menelaah secara teliti laporan keuangan yang
dimiliki oleh suatu perusahaan untuk mengetahui kelangsungan hidup perusahaan
tersebut. Sebelum menanamkan dananya pada suatu perusahaan publik, investor
akan menilai bagaimana manajemen perusahaan melakukan pengungkapan yang
lebih luas mengenai kinerja perusahaan secara keseluruhan dalam laporan
keuangan untuk meyakinkan dirinya bahwa mereka mempercayakan dananya pada
keputusan investasi yang tepat. Dasar pengambilan keputusan bagi para investor,
kreditor dan pengguna informasi lainnya adalah informasi yang disajikan harus
dapat dipahami, dipercaya, relevan dan transparan (Rinny 2011).
7
Hal ini sesuai dengan tujuan laporan keuangan menurut Standar Akuntansi
Keuangan yaitu menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja
perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan
keuangan dalam membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan
pertanggung jawaban (Stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber
daya yang dipercayakan kepada mereka.
Pengungkapan dalam laporan tahunan merupakan sumber informasi untuk
pengambilan keputusan investasi (Susilo, 2008). Untuk itu dalam hal ini para
investor dituntut untuk lebih kritis dalam menilai suatu laporan keuangan dan
mengambil keputusan, karena kegiatan investasi merupakan suatu kegiatan yang
mengandung risiko dan ketidakpastian.
Pengungkapan (disclosure) didefinisi-kan sebagai penyediaan sejumlah
informasi yang dibutuhkan untuk pengoperasian optimal pasar modal secara efisien
(Hendriksen, 1998). Secara konseptual pengungkapan merupakan bagian integral
dari pelaporan keuangan (Suwardjono, 2005). Secara teknis, pengungkapan
merupakan langkah akhir dalam proses akuntansi yaitu penyajian informasi dalam
bentuk seperangkat penuh statemen keuangan. Disclosure yang luas dibutuhkan
oleh para pengguna informasi khususnya investor dan kreditor, namun tidak
semua informasi perusahaan diungkapkan secara detail dan transparan.
Evans (2003) dalam Soewardjono (2005) mengidentifikasi tiga tingkat
pengungkapan, yaitu memadai (adequate disclosure), wajar atau etis (fair or ethical
disclosure), dan penuh (full disclosure). Tingkat ini mempunyai implikasi terhadap
apa yang harus diungkapkan. Tingkat memadai (adequate disclosure) merupakan
8
tingkatan minimum yang harus dipenuhi agar laporan keuangan secara
keseluruhan tidak menyesatkan untuk pengambilan keputusan yang terarah.
Tingkat wajar atau etis (fair or ethical disclosure) adalah tingkat yang harus
dicapai agar semua pihak mendapat perlakuan atau pelayanan informasional yang
sama. Tingkat penuh (full disclosure) menuntut penyajian secara penuh semua
informasi yang berpaut dengan pengambilan keputusan yang terarah. Informasi
yang penyajian rincian terlalu banyak justru akan mengaburkan informasi yang
signifikan dan menimbulkan kontroversi, sehingga laporan keuangan menjadi sulit
untuk dipahami, oleh karena itu pengungkapan yang tepat mengenai informasi
yang penting bagi para investor dan pihak lainnya hendaknya bersifat cukup,
wajar dan lengkap.
Ada banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan perusahaan. Diantaranya adalah tingkat
likuiditas, tingkat leverage, umur perusahaan, ukuran perusahaan, tingkat
profitabilitas, porsi saham public, operating profit margin, return on equity dan
status modal perusahaan (Binsar dan Lusy, 2004). Dalam penelitian ini yang akan
dibahas adalah Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan. Karena dalam
2 tema tersebut mempunyai variabel - variabel yang tidak konsisten terhadap hasil
penelitian terdahulu.
9
Pengungkapan risiko merupakan salah satu bentuk dalam penerapan
mekanisme corporate governance. Corporate governance adalah seperangkat
hubungan diantara manajemen, direksi, dewan komisaris, investor dan stakeholders
yang mengatur dan mengarahkan kegiatan perusahaan (Choi dan Meek, 2011).
Pengungkapan risiko mendorong terwujudnya good corporate governance
yang diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Good corporate
governance dilakukan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi,
akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan (Choi
dan Meek, 2011). Perkembangan penelitian saat ini telah menimbulkan ketertarikan
diantara para peneliti untuk meneliti praktik pengungkapan perusahaan di bidang
pertanggungjawaban sosial dan lingkungan.
Karakteristik yang mungkin berpengaruh dan ditambahkan penelitian ini
adalah tingkat profitabilitas, hal ini didasarkan pada penelitian yang dilakukan oleh
Aljifri dan Hussainey (2007) yang menemukan hubungan yang positif antara
tingkat profitabilitas dengan luas pengungkapan informasi forward-looking dalam
laporan tahunan perusahaan di UAE. Semakin tinggi profit margin maka akan
semakin tinggi pengungkapannya (Almilia dan Retrinasari, 2007). Profit margin
yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih
terinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan
dan kompensasi terhadap manajemen (Shingvi dan Desai, 1971 dalam Almilia dan
Retrinasari). Selain Profitabilitas juga terdapat ukuran perusahaan.
10
Ukuran perusahaan disini diartikan secara harfiah, yaitu seberapa besar suatu
perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total
penjualan dan rata-rata aktiva. Ukuran perusahaan dipandang penting karena
semakin besar ukuran suatu perusahaan, maka “daya jual” sebuah perusahaan
akan lebih baik. Para stakeholder akan menganggap perusahaan besar akan lebih
tahan dari badai finansial. Perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung
memiliki publik demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding dengan
perusahaan yang berukuran lebih kecil (Irawan 2006). Karena para stakeholder
mengharapkan pos-pos yang ada selengkap mungkin ditampilkan.
Terdapat beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menentukan
ukuran perusahaan, seperti banyaknya jumlah pegawai yang digunakan
perusahaan untuk melakukan aktivitas operasi perusahaan, nilai
penjualan/pendapatan yang diperoleh perusahaan dan jumlah aktiva yang dimiliki
perusahaan. Perusahaan besar yang mempunyai sumber daya yang besar akan
melakukan pengungkapan yang lebih luas dan akan mampu membiayai
penyediaaan informasi yang diperlukan pihak internal sekaligus untuk pihak
eksternal. Sehingga tidak memerlukan tambahan biaya lagi untuk melakukan
pengungkapan yang lebih luas. Dengan demikian perusahaan besar mempunyai
biaya produksi informasi yang lebih rendah dari perusahaan kecil.
Pengaruh ukuran perusahaan dengan luas pengungkapan dijelaskan
melalui hubungan agensi Jensen dan Meckling (1976). Dalam hubungan keagenan
yang terjadi antara principle dan agency telah membebani manajer untuk
mempertanggung jawabkan sumber daya yang dikelolanya. Semakin besar sumber
11
daya yang dikelola perusahaan, maka semakin besar pula aktivitas suatu usaha
bisnis tersebut. Perusahaan yang berukuran besar akan mengungkapkan informasi
yang lebih banyak dibanding perusahaan kecil sebagai upaya mengurangi biaya
keagenan (Jensen dan Meckling, 1976) dalam (Benardi, dkk 2009). Dalam
penelitian ini digunakan total aktiva sebagai proksi ukuran perusahaan, karena
nilai total aktiva yang disajikan secara historis dapat mencerminkan ukuran
perusahaan, dan perusahaan besar seperti perusahan manufaktur akan mendapat
lebih banyak perhatian dari investor.
Oliviera, et al (2011) menilai praktik pengungkapan risiko dalam laporan
tahunan perusahaan di Portugal tahun 2005 pada sektor non keuangan. Oliviera, et
al (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan, sensitivitas lingkungan dan
leverage berpengaruh positif terhadap pengungkapan risiko.
Sejalan dengan Abraham dan Cox (2007), jumlah komisaris independen juga
berpengaruh positif terhadap pengungkapan risiko dalam penelitian yang
dilakukan oleh Oliviera, et al (2011).
Penelitian sebelumnya yang kebanyakan berfokus pada laporan tahunan
seperti penelitian yang dilakukan oleh Linsley dan Shrives (2006); Hassan
(2009); Amran, et al (2009); menghasilkan temuan-temuan yang berbeda
mengenai pengaruhnya terhadap pengungkapan risiko. Misalnya, pada penelitian
Linsley dan Shrives (2006) menghasilkan hubungan yang signifikan antara
ukuran perusahaan dan tingkat risiko lingkungan dengan luas pengungkapan
risiko. Berbeda dengan Linsley dan Shrives (2006), Hassan (2009) yang menguji
karakteristik spesifik perusahaan, seperti ukuran perusahaan, jenis industri dan
12
tingkat risiko di UEA dengan tingkat pengungkapan risiko menemukan hubungan
signifikan antara tingkat risiko dan jenis industri dengan pengungkapan risiko,
namun tidak menemukan hubungan yang signifikan pada ukuran perusahaan.
Sebaliknya, Amran, et al (2009) yang meneliti pengungkapan manajemen risiko
dalam laporan tahunan perusahaan di Malaysia hanya ukuran perusahaan yang
signifikan.
Penelitian mengenai pengungkapan risiko telah dilakukan oleh Taures
(2011) yang meneliti karakteristik perusahaan pada laporan tahunan perusahaan
nonkeuangan di Indonesia. Taures (2011) menemukan bahwa ukuran perusahaan
dan jenis industri secara signifikan berhubungan dengan pengungkapan risiko.
Selanjutnya, Anisa (2012) yang meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi
pengungkapan manajemen risiko menemukan bahwa ukuran perusahaan dan
tingkat leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan risiko. Hal ini
berbeda dengan temuan yang dihasilkan oleh Taures (2011), dimana jenis industri
signifikan terhadap pengungkapan risiko.
Taures (2011) dan Anisa (2012) merupakan penelitian yang mereplikasi
penelitian yang dilakukan oleh Amran, et al (2009). Perbedaan penelitian dari
kedua replikasi tersebut adalah salah satunya terletak pada penambahan dan
atau pengurangan dari variabel penelitian dari Amran, et al (2009). Misalnya,
Taures (2011) yang menambahkan variabel profitabilitas, sedangkan Anisa
(2012) selain menambahkan variabel profitabilitas juga mengganti variabel
diversifikasi produk dan diversifikasi pasar dengan variabel struktur kepemilikan
publik.
13
Berdasarkan dari penelitian sebelumnya masih perlu diteliti lebih lanjut
mengenai beberapa faktor yang mempengaruhi Pengunkapan Risiko, mengingat
masih minimnya pengungkapan risiko pada sebuah perusahan, disisi lain juga
masih minimnya faktor-faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Risiko pada
perusahaan property dan real estate. Terlebih lagi akhir - akhir ini semakin
meningkatnya pasar bagi bisnis property dan real estate, yang juga menuntut
pengungkapan risiko pada Laporan Tahunan perusahaan untuk mengurangi
asymetri informasi perusahaan.
Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
“Pengaruh Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan Terhadap
Pengungkapan Risiko”. Studi empiris pada perusahaan Property dan Real Estate
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2010-2014.
Penelitian ini merupakan adaptasi dari penelitian sebelumnya yang dilakukan
oleh Dirk (2011). Mengenai “Investigating Pengungkapan Risiko Practices in the
European Insurance Industry”. Adapun perbedaan dari penelitian ini dibandingkan
penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Variable independen
Penelitian sebelumnya menggunakan karakteristik perusahaan seperti
ukuran perusahaan, risiko, profitability, stuktur kepemilikan, cross-listing,
home country, dan type of insurance sold. Sedangkan penelitian ini dengan
menambah Corprate Governance, dan meniadakan variable home country,
cross-listing dan type of insurance sold.
2. Sample Penelitian
14
Sample penelitian kali ini adalah perusahaan Property dan Real Estate
sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dirk (2011) adalah perusahaan
Asuransi.
3. Periode Penelitian
Periode Penelitian yang digunakan tahun sebelumnya lima tahun yaitu
pada tahun tahun 2005 sampai dengan tahun 2009, sedangkan penelitian yang
akan dilakukan peneliti kali ini lima tahun yaitu pada tahun 2010 sampai
dengan 2014.
B. Perumusan Masalah
Penelitian ini meneliti bagaimana pengaruh Corporate governance pada
pengungkapan risiko, Corporate governance sendiri memakai 2 unsur sebagai
proksi yaitu Struktur Kepemilkan Publik dan Ukuran Dewan Komisaris. Selain itu,
Karakteristik perusahaan yang mungkin mempengaruhi praktik pengungkapan
risiko di Indonesia antara lain, tingkat profitabilitas dan ukuran perusahaan, maka
masalah-masalah di dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah Struktur Kepemilikan Publik perusahaan memiliki pengaruh
terhadap Pengungkapan Risiko perusahaan?
2. Apakah Ukuran Dewan Komisaris memiliki pengaruh terhadap
Pengungkapan Risiko perusahaan?
3. Apakah Profitabilitas memiliki pengaruh terhadap pengungkapan risiko
perusahaan?
4. Apakah Ukuran Perusahaan memiliki pengaruh dengan pengungkapan risiko
perusahaan?
15
5. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai Struktur
Kepemilikan Publik, Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas dan Ukuran
Perusahaan secara simultan memiliki pengaruh dengan pengungkapan
risiko.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Dari perumusan permasalahan di atas tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh
antara Struktur Kepemilikan Publik dengan pengungkapan risiko
perusahaan.
2. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh
antara Ukuran Dewan Komisaris, dengan pengungkapan risiko
perusahaan.
3. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh
antara tingkat Profitabiitas dengan pengungkapan risiko perusahaan.
4. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh
antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan risiko perusahaan.
5. Menganalisis dan memperoleh bukti empiris mengenai Struktur
Kepemilikan Publik, Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas dan
Ukuran Perusahaan secara simultan memiliki pengaruh dengan
pengungkapan risiko.
16
2. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam
pengembangan ilmu ekonomi, khususnya bidang akuntansi. Selain itu
penelitian ini juga diharapakan dapat memberikan ide dan gagasan untuk
penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pengungkapan risiko
2. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada investor
maupun kreditor untuk pengambilan keputusan investasi dan kredit
kepada perusahaan yang memiliki pelaporan risiko.
3. Bagi Manajemen Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pemahaman
tentang pengungkapan risiko untuk membantu memperbaiki praktik
pengungkapan risiko di perusahaan.
17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Teori Agency
Agency theory menjelaskan bahwa organisasi merupakan
jaringan hubungan kontraktual antara manajer (agent) dengan pemilik,
kreditur dan pihak lain (principal). Di dalam teori ini, agen diasumsikan
sebagai individu yang rasional, memiliki kepentingan pribadi dan
berusaha untuk memaksimumkan kepentingan pribadinya. Manajer
sebagai agen bertanggung jawab untuk mengoptimalkan keuntungan
para pemilik (principal), namun di sisi lain manajer juga mempunyai
kepentingan memaksimumkan kesejahteraan mereka sehingga ada
kemungkinan besar agen tidak selalu bertindak demi kepentingan
terbaik principal (Jensen dan Meckling,1976).
Agency Theory dibangun berdasarkan hubungan yang terjadi
dalamhubungan keagenan (agency relationship). Jensen dan Meckling
(1976) mendefinisikan agency relationship sebagai
“a contract under which one or more persons (the principal(s))
engage another person (the agent) to perform some service on their
behalf which involves delegating some decision making authority to the
agent”.
18
Hubungan keagenan merupakan hubungan yang timbul dari
adanyaperjanjian oleh satu orang atau lebih, dimana principal mengikat
pihak lain (agen) untuk melaksanakan kegiatan demi kepentingan
principal. Agen juga diberikan kewenangan oleh principal dalam hal
pengambilan keputusan demi terpenuhinya kepentingan principal
tersebut. Namun, hubungan ini tidak selamanya berjalan dengan baik.
Ketidakselarasan ini tercipta karena adanya perbedaan kepentingan
antara pihak principal yang menginginkan tingkat pengembalian atas
investasi yang telah dilakukan (return on investment), sedangkan pihak
manajemen ingin memaksimalkan kompensasi yang bisa diperoleh dari
perusahaan sesuai dengan kontrak.
Dalam lingkup organisasi, teori keagenan menjelaskan
munculnya ketidakseimbangan informasi (asimetri informasi) dan
konflik kepentingan. Asimetri informasi adalah kondisi dimana pihak
principal tidak memperoleh informasi yang sama banyak dengan
informasi yang dimiliki oleh pihak agen. Kedua hal tersebut akan
menimbulkan konflik yang disebut dengan agency problem. Dalam
agency problem, dikenal adanya conflict of interest yang dapat dibagi
menjadi dua bagian, yaitu moral hazard dan adverse selection. Jensen
dan Meckling (1976) menyatakan permasalahan tersebut adalah:
1. Moral Hazard, yaitu permasalahan yang muncul jika agen tidak
melaksanakan hal-hal yang disepakati bersama dalam kontrak kerja.
19
2. Adverse selection, yaitu suatu keadaan dimana principal tidak dapat
mengetahui apakah suatu keputusan yang diambil oleh agen
didasarkan pada informasi yang telah diperolehnya, atau terjadi
sebagai kelalaian dalam tugas. Konflik ini membutuhkan agency
cost untuk mengatasinya. Agency cost digunakan sebagai
mekanisme monitoring dan bonding terhadap perilaku agent.
Namun, keberadaan agency cost yang terlalu tinggi akan
mengakibatkan perusahaan tidak bisa maksimal dalam efisiensi
anggaran. Sehingga perlu dibentuk suatu mekanisme untuk
menyelaraskan kepentingan-kepentingan yang ada. Contoh dari
mekanisme-mekanisme tersebut adalah pemberian insentif dan
kompensasi yang menarik bagi manajemen yang memungkinkan
berkurangnya konflik dan pemberlakuan peraturan-peraturan oleh
dewan komisaris (Fama andJensen, 1983).
Teori keagenan dapat digunakan sebagai dasar pemahaman
dalam praktik pengungkapan risiko. Manajer sebagai pihak agen,
memiliki informasi perusahaan yang lebih banyak dan lebih akurat,
dibandingkan dengan stakeholder. Informasi tersebut mencakup
seluruh kondisi perusahaan, termasuk kondisi-kondisi yang mungkin
akan dihadapi perusahaan di masa datang. Pemegang saham, kreditur
dan stakeholder lainnya memerlukan informasi-informasi tersebut
untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan yang akan dilakukan.
Apabila terdapat asimetri informasi antara pihak agen dan principal,
20
maka keputusan yang diambil bias berdampak buruk dan merugikan
berbagai pihak. Manajer seharusnya menjamin ketersediaan informasi
yang relevan dan lengkap mengenai risiko yang dihadapi perusahaan,
salah satunya dengan menggunakan mekanisme pengungkapan.
Kesimpulannya, pengungkapan risiko yang baik akan mengurangi
terjadinya asimetri informasi antara pihak agen dan principal (Belkoui
2000).
Dalam menjalankan perusahaan manajer juga dapat dimonitor
oleh para pemegang saham. Tetapi pada kenyataannya tidak semua
tindakan manajer dapat dimonitor oleh pemegang saham karena
kompleknya aktifitas perusahaan serta semakin besarnya ukuran
perusahaan. Menurut Slamet Haryono (2005) terdapat tiga macam
biaya dalam teori agency yaitu :
1). Biaya monitoring yang dikeluarkan oleh principal untuk
mengawasi aktifitas dan perilaku manajer antara lain membayar
auditor untuk mengaudit laporan keuangan dan premi asuransi
untuk melindungi assetperusahaan.
2). Biaya bonding yang ditanggung manajer untuk memberikan
jaminan kepada pemilik bahwa manajer tidak melakukan
tindakan yang merugikan perusahaan.
3). Residual loss adalah biaya yang ditanggung oleh principal untuk
mempengaruhi keputusan manajer supaya meningkatkan
kesejahteraan principal.
21
2. Teori Stakeholder
Dalam teori stakeholder menjelaskan bahwa perusahaan tidak
hanya beroperasi untuk pencapaian tujuannya saja tetapi harus
memberikan manfaat bagi para stakeholdernya (lukviarman, 2005).
Stakeholder yang dimaksud adalah pemegang saham, kreditur,
konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat dan pihak lainnya yang
ikut serta dalam proses pencapaian tujuan perusahaan. Dengan kata lain
kemakmuran suatu perusahaan sangat bergantung kepada dukungan
dari para stakeholdernya.
Stakeholder merupakan pemangku kepentingan di dalam sebuah
perusahaan yang sangat berpengaruh terhadap pencapai tujuan suatu
perusahaan. Menurut Clarkson (1994), terdapat dua golongan
stakeholder yaitu stakeholder sukarela dan stakeholder non-sukarela.
Stakeholder sukarela adalah suatu kelompok atau individu yang
menanggung suatu jenis risiko karena mereka telah melakukan
investasi di dalam suatu perusahaan, sedangkan stakeholder non-
sukarela adalah suatu kelompok atau individu yang mengalami risiko
akibat kegiatan perusahaan tersebut. Dengan kata lain stakeholder
adalah pihak yang mempengaruhi atau akan dipengaruhi oleh
keputusan dan strategi perusahaan.
22
Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk
kepentingannya sendiri, dan untuk mendapatkan dukungan dari
stakeholder perusahaan harus memberikan manfaat bagi para
stakeholdernya. Definisi stakeholder menurut Freeman dan McVea
(2001) adalah setiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi
atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi. Perusahaan harus
menjaga hubungan dengan stakeholdernya dengan mengakomodasi
keinginan dan kebutuhan stakeholder, terutama stakeholder yang
mempunyai kekuatan terhadap ketersediaan sumber daya yang
digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan, misal tenaga kerja,
pasar atas produk perusahaan dan lain-lain (Chariri dan Ghozali, 2007).
Salah satu strategi untuk menjaga hubungan dengan para stakeholder
perusahaan adalah dengan melaksanakan pengungkapan risiko.
Pengungkapan risiko oleh perusahaan sangat berguna bagi para
stakeholder untuk pengambilan keputusan dalam menanamkan saham.
Pengungkapan risiko juga merupakan salah satu cara perusahaan untuk
berkomunikasi dengan para stakeholdernya. Melalui pengungkapan
risiko, perusahaan dapat memberikan informasi khususnya informasi
mengenai risiko yang terjadi di perusahaan. Dengan mengungkapkan
informasi risiko secara lebih mendalam dan luas menunjukkan bahwa
perusahaan berusaha untuk memuaskan kebutuhan akan informasi yang
dibutuhkan oleh para stakeholder (Taures, 2011).
23
Menurut Institute of Chartered Accountants in England and
Wales (ICAEW) (2002) tidak ada standar khusus yang mengatur
tentang bagaimana pengukuran risiko yang dilakukan oleh perusahaan.
Perusahaan yang berskala besar cenderung lebih banyak dalam
melakukan pengungkapan risiko di bandingkan perusahaan berskala
kecil. Semakin banyak suatu perusahaan dalam mengungkapkan risiko
yang dimilikinya maka semakin ia mempunyai kemampuan untuk
menghindari risiko tersebut. Menurut Amran et al (2009)
pengungkapan risiko perusahaan diantaranya:
1. Risiko keuangan merupakan risiko yang berkaitan dengan instrumen
keuangan perusahaan seperti risiko pasar, kredit, likuiditas, serta
tingkat bunga atas arus kas.
2. Risiko operasi merupakan risiko yang berkaitan dengan kepuasan
pelanggan, pengembangan produk, pencarian sumber daya,
kegagalan produk, dan lingkungan.
3. Risiko kekuasaan merupakan risiko yang berkaitan dengan
sumberdaya manusia dan kinerja para karyawan.
4. Risiko tekhnologi dan pengolahan informasi merupakan risiko yang
berkaitan dengan akses, ketersediaan, dan infrastruktur tekhnologi
dan informasi yang dimiliki perusahaan.
5. Risiko integritas merupakan risiko yang berkaitan dengan
kecurangan manajemen dan karyawan, tindakan ilegal, dan reputasi.
24
6. Risiko strategi merupakan risiko yang berkaitan dengan pengamatan
lingkungan, industri, portofolio bisnis, pesaing, peraturan, politik
dan kekuasaan.
Semua informasi mengenai pengungkapan risiko dalam laporan
tahunan perusahaan akan sangat membantu dan dibutuhkan
stakeholders dalam pengambilan keputusan. Menurut Amran et al
(2009), laporan tahunan yang dibuat oleh perusahaan diharapkan
menunjukkan informasi yang berguna bagi para stakeholder dalam
pengambilan keputusan.
3. Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “Laporan
Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas”.
Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi
keuangan sebuah organisasi. Laporan keuangan yang diterbitkan oleh
perusahaan merupakan hasil proses akuntansi yang dimaksudkan
sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama
kepada pihak eksternal. Laporan keuangan terdiri dari:
a. Laporan Laba Rugi Komprehensif
1) Definisi
Laporan laba rugi komprehensif adalah laporan keuangan
yang disajikan oleh suatu entitas mengenai seluruh pos pendapatan
dan beban yang diakui dalam satu periode akuntansi (IAI, 2011).
25
Laporan laba rugi (income statement) adalah suatu laporan
yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan dalam suatu periode akuntansi atau satu tahun. Secara
umum laporan laba rugi terdiri dari dua unsur pendapatan dan unsur
beban usaha. Pendapatan usaha dikurangi dengan beban usaha akan
menghasilkan laba usaha (Rudianto, 2009).
Lebih lanjut menurut Rudianto (2009), pendapatan adalah
kenaikan kekayaan perusahaan akibat penjualan produk
perusahaan dalam rangka menjalankan kegiatan usaha normal.
Beban usaha adalah pengorbanan ekonomis yang dilakukan
perusahaan untuk memperoleh barang dan jasa yang digunakan di
dalam usaha normal perusahaan dan bermanfaat pada suatu periode
tertentu. Beban usaha terdiri dari berbagai beban yang berbeda
antara satu perusahaan dengan yang lainnya: seperti beban gaji,
beban transportasi, beban listrik dan telepon, dan sebagainya.
Dalam Bazley dkk. (2010) dijelaskan:
An income statement is a financial statement that summarizes the
result of a company’s operations (i.e., net income) for a period
of time (generally a one-year or one-quarter accounting
period). A company’s operations (sometimes called the
earning process) include its purchasing, producing, selling,
delivering, servicing, and administrating activities.
26
Berdasarkan uraian di atas, laporan laba rugi adalah laporan
keuangan yang merangkum hasil operasi perusahaan untuk satu
periode akuntansi. Yang termasuk di dalam laporan laba rugi antara
lain: pembelian, produksi, penjualan, pelayanan, dan kegiatan
pengadministrasian.
2) Pos-pos Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi komprehensif, sekurang-kurangnya
mencakup penyajian jumlah pos-pos berikut selama suatu periode
(IAI, 2011: 01.29):
a) Pendapatan.
b) Biaya keuangan.
c) Bagian laba rugi dari entitas asosiasi dan joint ventures yang
dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.
d) Beban pajak.
e) Suatu jumlah tunggal yang mencakup total dari:
(i) Laba rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan.
(ii) Keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui
dengan pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk
menjual atau dari pelepasan aset atau kelompok yang
dilepaskan dalam rangka operasi yang dihentikan.
f) Laba rugi.
27
g) Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang
diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain jumlah dalam huruf
(h)).
h) Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan
joint ventures yang dicatat dengan menggunakan metode ekuitas.
i) Total laba rugi komprehensif.
Menurut Bazley dkk. (2010:58-59), terdapat empat unsur di
dalam laporan laba rugi, yaitu:
a) Revenue are inflows of assets of a company or settlement of
its liabilities (or a combination of both) during a period from
delivering or producing good, rendering services, or other
activities that are the company’s on going or major central
operations. Revenues increase the equity of a company.
b) Expenses are outflows of assets of accompany or
incurrences of liabilities (or a combination of both) during a
period from delivering or producing good, rendering
services, or carrying out other activities that are the
company’s on going or major central operations. Expenses
decrease the equity of accompany.
c) Gains are increases in the equity of a company from
peripheral or incidental transactions, and from all other
events and circumstances during a period, except those that
result from revenues or investments by owners.
d) Losses are decreases in the equity of company from
peripheral or incidental transactions, and from all other
events and circumstances during a period, except those that
result from revenues or investments by owners.
b. Laporan Perubahan Ekuitas atau Laba Ditahan
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang
menyajikan perubahan ekuitas yang menunjukkan total laba rugi
komprehensif selama suatu periode, pengaruh penerapan retrospektif
atau penyajian kembali secara retrospektif yang diakui dan rekonsiliasi
28
antara jumlah tercatat pada awal dan akhir periode, secara terpisah
mengungkapkan masing-masing perubahan (IAI, 2011).
Menurut Wild dan Winston (2011) dijelaskan bahwa:
The statement of retained earnings explains changes in
retained earnings from net income (or loss) and from any dividens.
The statement of retained earnings reports information about how
retained earnings changes over the reporting period. This
statement shows beginning retained earnings, even that increase it
(net income), and even that decrease it (dividens and net loss).
Ending retained earnings is computed in this statement and is
carried over and reported on the balance sheet.
Berdasarkan uraian tersebut, pernyataan laba ditahan merupakan
perubahan laba ditahan yang berasal dari laba bersih/rugi dan dari
dividen selama periode pelaporan. Akhir atau total dari laba ditahan
dihitung dalam pernyataan ini dan dilaporkan pada neraca.
c. Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan adalah suatu daftar yang menunjukkan
posisi sumber daya yang dimiliki perusahaan, serta informasi dari mana
sumber daya tersebut diperoleh. Secara umum laporan posisi keuangan
dibagi ke dalam 2 sisi, yaitu sisi aktiva dan sisi pasiva. Sisi aktiva
merupakan daftar kekayaan yang dimiliki perusahaan pada suatu saat
tertentu. Sedangkan sisi pasiva merupakan sumber dari mana harta
kekayaan tersebut diperoleh. Sumber kekayaan tersebut terdiri dari 2
kelompok besar, yaitu hutang dan modal. Karena itu jumlah aktiva dan
pasiva harus selalu samadan seimbang (balance) (Rudianto, 2009).
Sedangkan menurut Wild dan Winston (2011), balance sheet is
29
describes a company’s financial position (types and amounts of assets,
liabilities, and equity) at the point in time.
Informasi keuangan pada laporan posisi keuangan minimal berisi
(IAI, 2009):
1) Aset tetap.
2) Properti investasi.
3) Aset tidak berwujud.
4) Aset keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan pada (5),
(8) dan (9).
5) Investasi dengan menggunakan metode ekuitas.
6) Aset biolojik.
7) Persediaan.
8) Piutang dagang dan piutang lainnya.
9) Kas dan setara kas.
10) Total aset yang diklasifikasikan sebagai aset yang dimiliki untuk
dijual dan aset yang termasuk dalam kelompok lepasan yang
diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan
PSAK 58.
11) Utang dagang dan terutang lainnya.
12) Kewajiban diestimasi.
13) Liabilitas keuangan (tidak termasuk jumlah yang disajikan dalam
(11) dan (12).
30
14) Liabilitas dan aset untuk pajak kini sebagaimana didefinisikan
dalam PSAK 46.
15) Liabilitas dan aset pajak tangguhan, sebagaimana didefinisikan
dalam PSAK 46.
16) Liabilitas yang termasuk dalam kelompok yang dilepaskan yang
diklasifikasikan sebagai yang dimiliki untuk dijual sesuai dengan
PSAK 58.
17) Kepentingan non-pengendali, disajikan sebagai bagian dari
ekuitas.
18) Modal saham dan cadangan yang dapat diatribusikan kepada
pemilik entitas induk.
d. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas (statement of cash flows) adalah suatu laporan
yang menunjukkan aliran uang yang diterima dan digunakan perusahaan
di dalam suatu periode akuntansi beserta sumber- sumbernya (Rudianto,
2009).
Sedangkan menurut Bazley (2010) dijelaskan:
A statement of cash flows is a financial statement that summarizes
the cash inflows and outflows of a company for a period of time
(generally one year or one quarter). There are three elements of
statement of cash flows: 1) Operating cash flows are the inflows and
outflows of cash from acquiring, selling, and delivering goods for sale,
as well as providing services, 2) Investing cash flows are the inflows
and outflows of cash from acquiring and selling investments, property,
plant, and equipment, and intangibles, as well as from lending money
and collecting on loans, and 3) Financing cash flows are the inflows
and outflows of cash from obtaining resources from owners and paying
the dividens, as well as obtaining and repaying resources from
creditors on long-term credit.
31
Berdasarkan penjelasan di atas, sebuah laporan arus
kasadalahlaporan keuangan yang merangkum arus kas masuk dan keluar
sebuah perusahaan untuk jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).
Ada tigaunsurlaporan arus kas: 1) arus kas dari aktivitas operasi, 2) arus
kas dari aktivitas investasi, dan 3) arus kas dari aktivitas pendanaan.
e. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan adalah laporan yang berisi
informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam laporan posisi
keuangan, laporan pendapatan komprehensif, laporan laba rugi terpisah
(jika disajikan), laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas. Catatan
atas laporan keuangan memberikan penjelasan atau rincian dari pos-pos
yang disajikan dalam laporan keuangan tersebut dan informasi
mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam
laporan keuangan (IAI, 2011:01.3).
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan
laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan
ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil
pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang
dipercayakan kepada mereka. Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7
(Revisi 2009), “Dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan,
32
laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang
meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban termasuk
keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik
dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas”. Informasi tersebut,
beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan
keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas
masa depan dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian
diperolehnya kas dan setara kas.
Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses
pencatatan yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi
keuangan buku bersangkutan.
Menurut SFAC Nomor 1 tentang Objectives of Financial
Reporting by Business Enterprises, tujuan laporan keuangan untuk
organisasi pencari laba adalah adalah:
1) Memberikan informasi yang berguna bagi investor, kreditor, dan
pemakai lainnya dalam membuat keputusan secara rasional
mengenai investasi, kredit, dan lainnya.
2) Memberikan informasi untuk membantu investor atau calon investor
dan kreditor serta pemakai lainnya dalam menentukan jumlah,
waktu, dan prospek penerimaan kas dari dividen atau bunga dan juga
penerimaan dari penjualan, piutang, atau saham, dan pinjaman yang
jatuh tempo.
33
3) Memberikan informasi tentang sumber daya (aktiva) perusahaan,
klaim atas aktiva, dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan keadaan
lain terhadap aktiva dan kewajiban.
4) Memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan selama
satu periode.
5) Memberikan informasi tentang bagaimana perusahaan mendapatkan
dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan pengembaliannya,
tentang transaksi yang mempengaruhi modal, termasuk dividen dan
pembayaran lainnya kepada pemilik, dan tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi likuiditas dan solvabilitas perusahaan.
6) Memberikan informasi tentang bagaimana manajemen perusahaan
mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada pemilik
atas penggunaan sumber daya (aktiva) yang telah dipercayakan
kepadanya.
7) Memberikan informasi yang berguna bagi manajer dan direksi
dalam proses pengambilan keputusan untuk kepentingan pemilik
perusahaan.
Berdasarkan tujuan laporan keuangan diatas dapat disimpulkan
bahwa dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan, dapat
diketahui kondisi keuangan perusahaan tersebut secara menyeluruh.
Kemudian, laporan keuangan tidak hanya sekadar cukup dibaca saja,
tetapi juga harus dimengerti dan dipahami tentang posisi keuangan
34
perusahaan saat ini. Caranya adalah dengan melakukan analisis
keuangan melalui berbagai rasio keuangan yang lazim dilakukan.
4. Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah suatu proses mengidentifikasi,
mengukur risiko, serta membentuk strategi untuk mencegah terjadinya
risiko. Menurut Smith (1990) manajemen risiko didefinisikan sebagai
proses identifikasi, pengukuran, dan kontrol keuangan dari sebuah
risiko yang mengancam aset dan penghasilan dari sebuah perusahaan
atau proyek yang dapat menimbulkan kerusakan atau kerugian pada
perusahaan tersebut.
Tindakan manajemen risiko diambil perusahaan untuk
merespon bermacam-macam risiko. Dalam melakukan respon risiko
yang dilakukan oleh manajemen risiko adalah dengan cara mencegah
dan memperbaiki. Tindakan mencegah digunakan untuk mengurangi,
menghindari, atau mentransfer risiko pada tahap awal proyek
konstruksi. Menurut Darmawi (2005) manfaat manajemen risiko yang
diberikan terhadap perusahaan dapat dibagi dalam 5 (lima) kategori
utama yaitu :
1. Manajemen risiko mungkin dapat mencegah perusahaan dari
kegagalan.
2. Manajemen risiko menunjang secara langsung peningkatan laba.
3. Manajemen risiko dapat memberikan laba secara tidak langsung.
35
4. Adanya ketenangan pikiran bagi manajer yang disebabkan oleh
adanya perlindungan terhadap risiko murni, merupakan harta non-
material bagi perusahaan itu.
5. Manajemen risiko melindungi perusahaan dari risiko murni, dan
karena kreditur pelanggan dan pemasok lebih menyukai perusahaan
yang dilindungi maka secara tidak langsung menolong
meningkatkan public image.
Manajemen risiko memang sangat bermanfaat bagi perusahaan
dalam mengelola suatu risiko yang dimiliki. Menurut Amran et al
(2009) manajemen risiko digunakan perusahaan untuk mengelola
risikonya atau menangkap kesempatan yang berhubungan dengan
pencapaian tujuan perusahaan.
Risiko sebagai bagian yang melekat pada aktivitas bisnis,
memaksa perusahaan agar selalu siap untuk menghadapinya. Dalam
usaha mengantisipasi risiko tersebut, perusahaan berinisiatif melakukan
pengelolaan risiko. Pengelolaan risiko yang baik dapat menghindarkan
kemungkinan - kemungkinan buruk yang dapat terjadi. Salah satu cara
untuk mengelola risiko adalah dengan membuat suatu manajemen
risiko dalam perusahaan (Dirk, 2011).
Manajemen risiko adalah suatu proses menyeluruh yang
dilengkapidengan alat, teknik dan sains yang diperlukan untuk
mengenali, mengukur dan mengelola risiko secara lebih transparan
(Pratika, 2011). Proses ini bertujuan untuk mengelola risiko sehingga
36
organisasi bisa bertahan atau barangkali mengoptimalkan risiko
(Hanafi, 2009). Dalam melakukan manajemen risiko, terdapat beberapa
tahap yang harus dilalui. Hanafi (2009) membagi proses ini ke dalam 3
tahap berikut :
1. Identifikasi Risiko
Identifikasi risiko dilakukan untuk mengidentifikasi risiko-
risiko apasajayang dihadapi oleh suatu organisasi.
2. Evaluasi dan Pengukuran Risiko
Langkah berikutnya adalah mengukur risiko tersebut dan
mengevaluasi risiko tersebut. Tujuan evaluasi risiko adalah untuk
memahami karakteristik risiko dengan lebih baik.
3. Pengelolaan Risiko
Risiko harus dikelola. Jika organisasi gagal mengelola risiko,
makakonsekuensi yang diterima bisa cukup serius, misal kerugian
yang besar. Apabila dilaksanakan dengan baik, manajemen risiko
dapat menciptakan inovasi, kinerja dan keunggulan kompetitif (Liu,
2006). Perusahaan yang menerapkan strategi manajemen risiko yang
efektif, dapat menjadi dasar pertimbangan stakeholder untuk
mengambil keputusan secara tepat, dengan ketentuan bahwa praktik
manajemen risiko dan hasilnya dikomunikasikan dengan baik.
37
5. Pengungkapan risiko
Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya
kerugian atau kehancuran. Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai
kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan atau berlawanan
dari yang diinginkan. Dalam kehidupan sehari-hari risiko sering
dikaitkan dengan konotasi negatif seperti bahaya, ancaman, atau
kerugian. Risiko juga dapat disebut sebagai ketidakpastian yang dapat
menimbulkan perubahan. Perubahan yang terjadi dari risiko ternyata
bukan hanya perubahan yang bersifat negatif tapi juga yang bersifat
positif. Pengertian risiko menurut Silalahi (dalam Husien Umar, 2001)
adalah:
- Risiko adalah kesempatan timbulnya kerugian
- Risiko adalah probabilitas timbulnya kerugian
- Risiko adalah ketidakpastian
- Risiko adalah penyimpangan aktual dari yang diharapkan
- Risiko adalah probabilitas suatu hasil akan berbeda dari yang
diharapkan
Oleh karena risiko merupakan hal yang ditakuti oleh
perusahaan, maka di butuhkan proses pencegahan risiko dengan cara
pengungkapan risiko. Pengungkapan risiko adalah suatu upaya
perusahaan untuk memberitahukan kepada pengguna laporan tahunan
tentang apa yang mengancam perusahaan,sehingga dapat dijadikan
faktor pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Menurut
38
Hendriksen (dalam Zuhroh dan Pande, 2003) pengungkapan
(disclosure) didefinisikan sebagai penyediaan sejumlah informasi yang
dibutuhkan untuk pengoperasian secara optimal pasar modal efisien.
Wolk dan Tearney (dalam Marwata, 2000) menyatakan pengungkapan
mencakup penyediaan informasi yang diwajibkan oleh badan
berwenang maupun yang secara sukarela dilakukan perusahaan.
Pengungkapan risiko dalam laporan keuangan dikelompokkan
menjadi dua yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan
pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib
merupakan pengungkapan minimum yang diisyaratkan oleh standar
akuntansi yang berlaku. Sedangkan pengungkapan sukarela merupakan
pilihan bebas manajemen perusahaan untuk meberikan informasi
akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk
pengambilan keputusan oleh investor dan pengguna laporan keuangan.
Tujuan pengungkapan risiko menurut Belkaoui (2000) adalah:
1. Untuk menjelaskan item-item yang diakui dan untuk menyediakan
ukuran yang relevan bagi item-item tersebut, selain ukuran dalam
laporan keuangan.
2. Untuk menjelaskan item-item yang belum diakui dan untuk
menyediakan ukuran yang bermanfaat bagi item-item tersebut.
3. Untuk menyediakan informasi untuk membantu investor dan
kreditor dalam menentukan risiko dan item-item yang potensial
untuk diakui dan yang belum diakui.
39
4. Untuk menyediakan informasi penting yang dapat digunakan oleh
pengguna laporan keuangan untuk membandingkan antarperusahaan
dan antartahun.
5. Untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan
keluar di masa mendatang.
6. Untuk membantu investor dalam menetapkan return dan
investasinya.
Tabel 2.1
Peraturan Pengungkapan Risiko di Dunia
Negara Peraturan (Tahun) Penjelasan
Australia ASX Corporate
Governance Principles and
Recommendations
(Principles 7)
Berisikan tentang
pengakuan dan manajemen
risiko.
Malaysia The Financial
Reporting Act, 1997
Bursa Malaysia
mensyaratkan perusahaan
terdaftar untuk
menyertakan laporan
tentang kondisi
pengendalian internal,
pengendalian risiko dan
manajemen risiko dalam
laporan tahunannya.
United Kingdom
(UK)
Operating and Financial
Review (OFR), 1993
OFR merekomendasikan
perusahaan terdaftar untuk
mengikutsertakan tinjauan
risiko kunci.
40
Combined Code on
Corporate Governance,
1998
LSE mensyaratkan
perusahan terdaftar
untukmengelola sistem
pengendalian internal dan
menjelaskan bagaimana
sistem tersebut bekerja.
Pedoman ini menekankan
pada kebutuhan prosedur
manajemen risiko internal
dan mendorong perusahaan
untuk melaporkan risiko
kuncinya.
USA Financial Reporting
Release No.48 (FRR 48),
1997
FRR 48 mensyaratkan
perusahaan yang terdaftar
di bursa untuk
mengungkapkan informasi
kualitatif dan kuantitatif
tentang risiko pasar
(kerugian potensial akibat
perubahan yang merugikan
pada tingkat bunga, tingkat
mata uang asing, harga
komoditas, dan harga
ekuitas).
Sumber:Amran. et al. 2009
41
Peraturan pengungkapan risiko di beberapa negara telah
menunjukkan keseriusan dunia terhadap pengungkapan manajemen
risiko.Pengungkapan risiko menjadi sebuah keharusan bagi perusahaan
sebagai bentuk pelaporan dan pertanggungjawaban perusahaan
terhadap para pengguna laporan tahunan perusahaan.
Pengungkapan risiko di Indonesia juga sudah mulai serius di
laporkan, ini terbukti dari peraturan pemerintah antara lain PSAK No
50 (revisi 2006) tentang instrumen keuangan : pengungkapan dan
keputusan ketua BAPEPAM dan LK Nomor:Kep-134/BL/2006 tentang
: kewajiban penyampaian laporan tahunan bagi emiten dan perusahaan
publik.
Tabel 2.2
Peraturan Pengungkapan Risiko di Indonesia
Hal yang diatur Keputusan ketua
BAPEPAM & LK
nomor: Kep-
134/BL/2006
PSAK NO 50 (REVISI
2006)
Isi Informasi mengenai
risiko yang di hadapi
serta upaya-upaya yang
dilakukan untuk
mengelola risiko tersebut.
Informasi risiko yang
terkait dengan instrumen
keuangan
Luas pengungkapan Tidak ada aturan secara
spesifik
Memerlukan
pertimbangan dengan
memperhatikan
signifikansi instrumen
tersebut
42
Sifat Perusahaan publik
diwajibkan melakukan
pengungkapan
Untuk perusahaan yang
melakukan transaksi
menggunakan instrumen
keuangan
Format pengungkapan Tidak ada aturan secara
spesifik
Pengungkapan dapat
mencankup kombinasi
dari penjelasan secara
narasi dan data
kuantitatif, sepanjang
dianggap sesuai dengan
sifat instrumen tersebut
serta signifikasinya bagi
perusahaan
Tempat Pengungkapan informasi
mengenai risiko dan
usaha dalam pengelolaan
risiko secara khusus
disajikan dalam tata
kelola perusahaan
Apabila informasi risiko
tersebut telah di sajikan
dalam laporan
keuangan,maka tidak
perlu di sajikan dalam
catatan laporan
keuangan
Sumber: PSAK No 50 dan Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK
Nomor:Kep-134/BL/2006
Banyaknya peraturan mengenai pengungkapan risiko di
Indonesia membuktikan bahwa pengungkapan risiko di Indonesia
sudah mulai serius di laksanakan. Peraturan pengungkapan risiko di
indonesia seperti PSAK No 50 (revisi 2006) dan Keputusan Ketua
BAPEPAM dan LK Nomor:Kep-134/BL/2006 umumnya mengatur
mengenai prosedur pengungkapan risiko yang harus di lakukan oleh
perusahaan di Indonesia
43
6. Corporate Governance
Corporate governance menurut Taylor dalam Elzahar dan
Hussainey (2012) yang berpendapat bahwa perusahaan dengan struktur
corporate governance yang kuat itu lebih efektif dalam manajemen
risiko keuangan. Hal tersebut digambarkan sebagai pendukung
pengungkapan manajemen risiko keuangan. corporate governance
yang mungkin berpengaruh dengan pengungkapan risiko dalam laporan
keuangan perusahaan adalah Struktur Kepemilikan, ukuran dewan
komisaris, komposisi dewan komisaris dan ukuran komite audit. Dalam
peneltian ini peneliti menggunakan proksi Struktur Kepemilikan Publik
dan Ukuran Dewan Komisaris.
6.1 Struktur Kepemilikan Publik
Tipe kepemilikkan saham publik adalah perbandingan
jumlah pemegang saham publik dengan yang dimiliki perusahaan
(Sudarmadji dan Sularto, 2007). Semakin besar tingkat
kepemilikkan saham pihak publik maka akan semakin banyak
pengungkapan informasi yang diberikan perusahaan guna
memenuhi kebutuhan para pemilik saham. Manajer perusahaan
akan mengungkapkan informasi sosial dalam rangka untuk
meningkatkan image perusahaan, meskipun ia harus
mengorbankan sumber daya untuk aktivitas tersebut (Gray et al,
1998).
44
Struktur kepemilikkan saham terbagi menjadi dua yaitu,
kepemilikkan saham internal dan kepemilikkan saham eksternal.
Pihak pemilik saham internal yang di maksud adalah kepemilikkan
saham yang dimiliki manajerial perusahaan (Sudarma, 2003).
Pihak pemilik saham eksternal yang dimaksud adalah investor
instutional, masyarakat luas dan sebagainya (Friend dan Hasbrouk,
1988).
6.2 Ukuran dewan Komisaris
Dewan komisaris memainkan peran penting dalam tata kelola
di perusahaan yang listing di Bursa Efek. Dewan komisaris sebagai
puncak dari sistem pengelolaan internal perusahaan berperan
terhadap aktivitas pengawasan. Dengan peran dewan komisaris
tersebut diharapkan dapat meningkatkan pengungkapan risiko oleh
manajemen melalui fungsi monitoring atas pelaporan keuangan.
Besar kecilnya ukuran dewan komisaris bukanlah menjadi factor
penentu utama dari efektivitas pengawasan terhadap manajemen
perusahaan.
Akan tetapi, mekanisme pengendalian tergantung pada nilai,
norma dan kepercayaan yang diterima dalam suatu organisasi serta
peran dewan komisaris dalam aktivitas pengendaliaan terhadap
manajemen (Ujiyantho, 2007).
45
Dalam penelitian ini jumlah anggota dewan komisaris menjadi
proksi untuk mewakili ukuran dewan komisaris dalam
pengaruhnya terhadap pengungkapan risiko di perusahaan.
7. Profitabilitas
Terdapat hubungan yang positif antara Profitabilitas dan
pengungkapan risiko karena manajer perusahaan dalam meningkatkan
keuntungan dapat memberikan informasi yang lebih besar untuk
meningkatkan kepercayaan investor dan dengan demikian untuk
meningkatkan kompensasi mereka (Singhvi dan Desai, 1971 dalam
Aljifri dan Husainney, 2007). Beberapa ukuran untuk menghitung
tingkat profitabilitas diantaranya yaitu, ROE, ROA dan Net Profit
Margin.
Penelitian ini menggunakan net profit margin untuk mengukur
tingkat profitabilitas perusahaan. Pemilihan net profit margin ini
didasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitriani (2001), net profit
margin ditemukan berhubungan positif secara signifikan dengan
kelengkapan pengungkapan perusahaan. Net profit margin digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
pada tingkat penjualan tertentu.
46
8. Ukuran Perusahaan
Besar ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva,
penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran
perusahaan itu. Perusahaan besar memiliki banyak pemegang
kepentingan,oleh karena itu semakin besar perusahaan maka semakin
besar pengungkapan informasi untuk memenuhi kebutuhan para
pemegang kepentingan (Amran et al., 2009)
Perusahaan dengan ukuran besar memiliki kegiatan usaha yang
lebih kompleks yang mungkin akan menimbulkan dampak yang lebih
besar terhadap masyarakat luas dan lingkungannya, sehingga dilakukan
pengungkapan informasi yang lebih untuk menunjukkan
pertanggungjawaban perusahaan kepada publik (Cowen et al., 1987
dalam Hackston dan Milne, 1996). Penelitian ini menggunakan total
asset sebagai alat untuk menilai ukuran perusahaan. Penggunaan total
assetdalam penelitian ini didasarkan pada penelitian Alsaeed (2006),
total asset merupakan proksi ukuran perusahaan ditemukan
berhubungan signifikan dengan tingkat pengungkapan sukarela di
Saudi Arabia.
B. Hipotesis dan Keterkaitan Antar Variabel
Hubungan atau keterkaitan antara variabel independen dengan variabel
dependen dalam penelitian ini, dapat dijabarkan sebagai berikut:
47
1. Hubungan Struktur Kepemilikan Publik dengan Pengungkapan
Risiko.
Struktur kepemilikkan dibagi ke dalam dua bagian yaitu
kepemilikan eksternal (external block ownership) dan blok kepemilikan
internal (insider block ownership) atau kepemilikan manajerial
(managerial block ownership).
Pada negara yang perlindungan terhadap investornya lemah,
pemusatan kepemilikan menjadi pengganti dari perlindungan untuk
investor. Hal ini dikarenakan, jika saham lebih banyak dipegang oleh
kepemilikkan eksternal maka pihak perusahaan dituntut untuk
memberikan laporan yang transparan sebagai bentuk
pertanggungjawaban terhadap investor. Adanya konsentrasi
kepemilikkan perusahaan oleh pihak luar menimbulkan pengaruh dari
pihak luar sehingga mengubah pengelolaan perusahaan yang semula
berjalan sesuai keinginan perusahaan itu sendiri menjadi memiliki
keterbatasan (Hilmi dan Ali, 2008). Sehingga, permintaan para
stakeholder akan pengungkapan yang lebih luas, menuntut perusahaan
untuk mengungkapkan informasi khususnya informasi mengenai risiko
secara transparan dan lengkap. Menurut teori stakeholder, dengan
mengungkapkan informasi risiko secara lebih mendalam dan luas
menunjukkan bahwa perusahaan berusaha untuk memuaskan
kebutuhan akan informasi yang dibutuhkan oleh para stakeholder.
48
Penelitian yang dilakukan Angraini (2006), menemukan
pengaruh yang signifikan antara struktur kepemilikkan manajemen
berpengaruh terhadap pengungkapan sosial perusahaan karena para
manajer berusaha untuk memberikan informasi secara menyeluruh
terhadap kondisi perusahaan, berdasarkan penjelasan tersebut maka
dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut :
H1 = Struktur kepemilikkan publik berpengaruh positif terhadap
pengungkapan risiko
2. Hubungan Ukuran Dewan Komisaris dengan Pengungkapan
Risiko
Ukuran Dewan Komisaris mungkin dapat mempengaruhi
pengungkapan risiko dalam laporan keuangan perusahaan. Hal tersebut
dapat dijelaskan oleh teori keagenan dan penelitian sebelumnya. Di
Indonesia, ukuran Dewan Komisaris diatur dalam Pedoman Umum
Good Corporate Governance Indonesia yang dikeluarkan oleh Komite
Nasional Kebijakan Governance (KNKG) pada tahun 2006.
Jumlah anggota Dewan Komisaris harus disesuaikan dengan
kompleksitas perusahaan dengan tetap memperhatikan efektivitas
dalam pengambilan keputusan. Menurut teori keagenan, jumlah dewan
yang besar dapat memberikan peran yang lebih efektif dalam
melakukan fungsi pengawasan Dewan Komisaris (Singh et al. dalam
Elzahar dan Hussainey, 2012). Jumlah dewan yang besar diprediksi
akan memiliki insentif lebih untuk memberikan pengawasan dalam
49
praktik pengungkapan risiko perusahaan agar tidak ada informasi yang
disembunyikan. Lebih jauh, jumlah dewan yang besar dapat
mempengaruhi keputusan pengungkapan sukarela dan luas
pengungkapan risiko perusahaan (Elzahar dan Hussainey, 2012).
Penelitian yang dilakukan oleh Elzahar dan Hussainey (2012)
menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara
ukuran Dewan Komisaris terhadap pengungkapan risiko dalam laporan
keuangan interim.
Penelitian tersebut dilakukan di UK bukan di Indonesia. Oleh
karena itu, perludilakukan pengujian kembali mengenai pengaruh
ukuran Dewan Komisaris terhadap pengungkapan risiko di Indonesia
untuk membuktikan konsitensi temuan tersebut.
Berdasarkan teori keagenan dan penelitian sebelumnya, maka
hipotesis yang dapat diajukan adalah sebagai berikut,
H2 : Ukuran Dewan Komisaris berpengaruh positif terhadap
pengungkapan risiko
3. Hubungan Profitabilitas terhadap pengungkapan risiko
Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang tinggi
akan cenderung melakukan pengungkapan risiko lebih banyak
dibandingkan perusahaan yang mengalami penurunan profitabilitas
atau kerugian. Perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas yang
baik dapat memberikan informasi yang lebih besar untuk meningkatkan
kepercayaan investor dan dengan demikian untuk meningkatkan
50
kompensasi mereka (Singhvi dan Desai, 1971 dalam Aljifri dan
Hussain,2007).
Berdasarkan agency theory tingkat profitabilitas merupakan
suatu indikator kemajuan perusahaan. Semakin tinggi tingkat
profitabilitas suatu perusahaan maka akan menyebabkan ketertarikan
principal untuk membeli saham perusahaan tersebut. Semakin tinggi
institutional investor maka akan semakin kuat kontrol eksternal
perusahaan tersebut dan mengurangi biaya keagenan (Belkaoui, 2000).
Perusahaan yang memiliki penurunan Profitabilitas dan
mengalami kerugian akan cenderung menutupi risiko yang mereka
hadapi karena takut terjadinya penurunan investasi dan kepercayaan
investor terhadap pengelola perusahaan. Hal ini dikarenakan rendahnya
profitabilitas mengindikasikan tingginya risiko yang dihadapi
perusahaaan (Barry dan Brown, 1986; Prodham dan Harris, 1989 dalam
Aljifri dan Hussainey, 2007). Aljifri dan Hussainey (2007) menemukan
hubungan positif antara tingkat profitabilitas dengan pengungkapan
risiko. Berdasarkan penjelaskan tersebut maka dapat disimpulkan
hipotesis sebagai berikut :
H3 = Tingkat Profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap
pengungkapan Risiko
51
4. Hubungan ukuran perusahaan dengan pengungkapan risiko
Ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan
risiko. Perusahaan besar akan mengungkapkan risiko lebih banyak
dibandingkan dengan perusahaan kecil.
Agency theory menyatakan bahwa perusahaan besar
memilikibiaya keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil
(Jensen dan Meckling, 1976 dalam Almilia dan Retrinasari, 2007).
Perusahaan besar mungkin akan mengungkapkan informasi yang lebih
luas dibanding perusahaan kecil sebagaiupaya untuk mengurangi biaya
keagenan tersebut. Menurut Meek, Roberts dan Gray (dalam Fitriani,
2001) perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk merekrut
karyawan yang ahli, serta adanya tuntutan dari pemegang saham dan
analisis, sehingga perusahaan besar memiliki insentif untuk melakukan
pengungkapan yang lebih luas dari perusahaan kecil. Perusahaan besar
merupakan entitas yang banyak disorot oleh pasar maupun publik
secara umum. Mengungkapkan lebih banyak informasi merupakan
bagian dari upaya perusahaan untuk mewujudkan akuntabilitas publik
(Almilia dan Retrinasari, 2007).
Perusahaan besar memiliki sumber daya yang lebih besar untuk
membiayai penyediaan informasi bagi pihak internal perusahaan,
informasi tersebut digunakan untuk memberikan informasi bagi pihak
eksternal perusahaan, sehingga tidak membutuhkan biaya yang lebih
besar untuk melakukan pengungkapan secara menyeluruh. Perusahaan
52
kecil tidak mempunyai informasi yang siap saji seperti perusahaan
besar, hal ini mengakibatkan perusahaan kecil memerlukan biaya yang
cukup besar untuk mempunyai informasi selengkap perusahaan besar.
Perusahaan kecil umumnya mempunyai persaingan ketat dengan
perusahaan yang lain, karena jumlah perusahaan kecil lebih banyak di
bandingkan jumlah perusahaan besar. Mengungkapkan terlalu banyak
tentang jati dirinya kepada pihak eksternal dapat membahayakan
posisinya dalam persaingan sehingga perusahaan kecil cenderung tidak
melakukan pengungkapan selengkap perusahaan besar (Singhvi dan
Desai,1971 ; Buzby, 1975 dalam Amilia dan Retrinasari, 2007). Amran
et al (2009) menemukan hubungan positif antara ukuran perusahaan
dengan pengungkapan risiko. Berdasarkan penjelaskan tersebut maka
dapat disimpulkan hipotesis sebagai berikut :
H4 = Ukuran perusahaan memiliki pengaruh positif terhadap
pengungkapan risiko
C. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang telah dilakukan, banyak menemukan
perbedaan dalam pengaruh variabel independen terhadap varibel dependen
yaitu pengungkapan risiko. Masing masing peneliti mempunyai pendapat
sendiri terkait terjadi tidaknya pengaruh. Berikut akan dijelaskan secara
lebih mendetail tentang penelitian yang dilakukan sebelumnya :
57
Tabel 2.3
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti & Judul
(Tahun)
Metodologi&
Jenis
Populasi
Variable Hasil
SK
(X1)
DER
(X2)
NPM
(X3)
SZ
(X4)
PR
(Y)
Lainnya
1. Nazila Sofi Istna
Taures. (2011)
Analisis hubungan
antara
Karakteristik
perusahaan dengan
Pengungkapan risiko
Analisis
Regresi
Berganda
Manufaktur
X X X y Y Diserfikasi
Produk,
Diserfikasi
Geografis.
Seluruh variable berpengaruh
signifikan terhadap
Pengunkapan Risiko.
2. Sudarmadji, Ardi M.,
dan Lana Sularto.
2007.
“Pengaruh Ukuran
Perusahaan,
Profitabilitas,
Leverage, dan Tipe
Kepemilikan
Perusahaan terhadap
Luas
Voluntary Disclosure
”
Analisis
Regresi
Berganda dan
Chow Test.
Manufaktur
Y Y Y y Y CSR. Hasil Chow Test menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan pengaruh
Total Asset (TA), Profitabilitas
(NPM), Kepemilikan Institusional
(KI), dan Ukuran Perusahaan (Size)
terhadap Pengungkapan Risiko (PR)
pada Perusahaan yang sebagian
sahamnya dimiliki manajemen dan
Perusahaan yang sahamnya tidak
dimiliki manajemen
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
53
57
Tabel 2.3 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti & Judul
(Tahun)
Metodologi Variable Hasil
SK
(X1)
DER
(X2)
NPM
(X3)
SZ
(X4)
PR
(Y)
Lainnya
3. Linsley, Philip M.
and Philip J. Shrives.
2006.
“Risk Reporting: A
Study of Risk
Disclosures in the
Annual Reports of
UK Companies”
MultipleRegre
ssionWithThe
LeastSquare
Difference
Y Y X Y Y Growth,, dan
Likuiditas
Analisis menunjukkan bahwa
variable growth, asset growth
dan DTA secara parsial
signifikan terhadap PR.
Sementara variabel lainyang
tidak signifikan berpengaruh
terhadap PR. Sedangkan secara
bersama- sama (Struktur
Kepemilikan terbukti signifikan
berpengaruh terhadap PR
4.
Sudarmadji dan
Sularto (2007)
Pengaruh ukuran
perusahaan,
profitabilitas, leverage
dan tipe kepemilikkan
perusahaan terhadap
luas voluntary
disclosure laporan
tahunan perusahaan
Regresi linear
Berganda.
Y X Y X Y Sudarmadji dan sularto
menemukan ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage dan tipe
kepemilikan perusahaan tidak
berpengaruh secara signifikan
dengan luas voluntary
disclosure. terhadap variable
Dividend Payout Ratio (DPR).
54
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
57
Tabel 2.3 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
No Peneliti & Judul
(Tahun)
Metodologi&
Populasi
Variable Hasil
SK
(X1)
DER
(X2)
NPM
(X3)
SZ
(X4)
PR
(Y)
Lainnya
5. Almilia dan
Retrinasari (2007)
penelitian tentang
analisis pengaruh
karakteristik
perusahaan terhadap
kelengkapan
pengungkapan dalam
laporan tahunan
perusahaan
manufaktur yang
terdaftar di BEJ
RegresiLinier
Berganda
(Perusahaan
Manufaktur)
Y Y Y Y Y Almilia menemukan rasio
leverage, rasiolikuiditas, dan
ukuran perusahaan dengan
kelengkapan pengungkapan
wajib berpengaruh signifikan
terhadap karakteristik
perusahaan terhadap
kelengkapan pengungkapan
dalam laporan tahunan
manufaktur yang terdaftar di
BEJ
6. Khaled Hussainey,
Chijoke Oscar (2010)
MGBAME.
Dividend Policy and
Share Price Changes in
The UK Stock Market.
Multiple
Regressions
Perusahaan
Listng di
Bursa UK
X Y Y X Y Harga Saham Ukuran perusahaan berpengaruh
secara positif signifikan terhadap
harga saham. Begitu juga
deviden pay out ratio
berpengaruh positif signifikan
terhada harga saham pada
perusahaan yang Listing di UK
Stock Market.
55
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
57
Tabel 2.3 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
7 Dirk Horing,
Helmut Grundl (2011)
HOUSE of FINANCE.
ICIR Working Paper
Series No.02/11
Regresi
Berganda
European
primary
insurances in
the Dow
Jones Stoxx
600
Y X X Y Y Risk, Cross
Listing, Home
Country, Type
of Insurance
sold
Risk, home country berpengaruh
negative sedangkan Cross lsting
ownweship dispersion size,
profitability berpengaruh positif
pada perusahaan asuransi yang
terdaftar di Dow Jones Stoxx
600
8 Abed Al-Nasser
Abdallah Mostafa
Kamal Hassan Patrick
L. McClelland (2015)
Islamic Financial
Institutions, Corporate
Governance, and
Corporate Risk
Disclosure in Gulf
Cooperation Council
Countrie
Content
Analysis
Islamic
Institusion
Y Y X X Y Conventional
Financial
Institutions,;
Disclosure;
Corporate
Communicatio
n;
Semua Variabel berpengaruh
dengan asumsi islamic
institusion mengungkapkan
risiko yang apa adanya.
9 Antti Miihkinen
(2013)
The usefulness of firm risk disclosures under different firm riskiness, investor-
Analisis
Regresi Linier
Berganda
Large Firm in
Finlad
Y X X X Y Value-
relevance
Information
asymmetry
Regulation
Asymetri Informasi berpengaruh
dan corporate Dsiclosure tidak
berpengaruh.
56
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
57
Tabel 2.3 (Lanjutan)
Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu
interest, and market conditions: New evidence from Finland
Corporate
disclosure
10 N´ejia Moumen
Hakim Ben Othman
Khaled Hussainey
(2015)
The Value Relevance
of Risk Disclosure in
Annual Reports:
Evidence from MENA
Emerging Markets
(RIBAF 350)
Uji Beda
(Positif
Negatif)
Large-scale
sample firms
from MENA
emerging
market
X X y X Y Value
Relevance,
Future
Earnings,
Proprietary
Costs, MENA
emerging
markets.
Semua faktor berpengaruh
secara positif. Kecuali
profitabilitas.
57
7
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
53
D. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian ini dapat digambarkan dalam gambar
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Kesimpulan,
Implikasi,
Keterbatasan, dan
Saran
Latar Belakang Masalah
Hasil yang tidak konsisten terhadap faktor yang mempengaruhi Pengungkapan Risiko
Teori Agency dan Teori Stakeholder
Analisis Regresi Berganda
Pengungkapan Risiko (Y)
Ukuran
Perusahaan
(X4)
Ukuran
Dewan
Komisaris
(X2)
Profitabilitas
(X3)
Struktur
Kepemilikan
Publik
(X1)
Analisis Statistik
deskriptif
Uji Asumsi Klasik
- Uji Normalitas Data
- Uji Heterokedasitas
- Uji Multikoloneritas
- Uji Autokolerasi
Uji Hipotesis
- Uji t - Uji F
- Uji r
- Uji 𝑅2
Corporate
Governance
Karakteristik
Perusahaan
59
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kausal, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan serta pengaruh antara dua variabel
atau lebih. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Penelitian ini akan membahas mengenai pengaruh corporate
governance dan karakteristik terhadap Pengungkapan Risiko Manajemen
perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di BEI sebanyak 50
Perusahaan.
Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
tahunan dan laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan setiap tahun
pada periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Data diperoleh dari
laporan keuangan tahunan perusahaan dan laporan tahunan perusahaan yang
diambil dari situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.
B. Metode Penentuan Sampel
Sampel dalam penelitian ini dipilih dengan cara Purposive Sampling,
yaitu salah satu teknik pengambilan sampel Non Probabilistic yang dilakukan
berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu (Indriantoro dan Bambang,
2002). Adapun kriteria dalam penentuan sampel yang akan digunakan
diantaranya adalah:
60
1. Perusahaan Property dan Real Estate
2. Data laporan keuangan perusahaan tersedia selama periode penelitian
yaitu tahun 2010 sampai 2014.
3. Perusahaan menerbitkan laporan keuangan untuk periodeyang berakhir
pada 31 Desember selama periode penelitian yaitu tahun 2010 sampai
2014.
4. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap,
berupa :
a. Mempunyai Laporan Tahunan yang lengkap seperti : Laporan
Keuangan, Laba rugi, CALK, Laporan Peubahan Equitas
b. Profil Dewan Komisaris
c. Profil perusahaan
5. Perusahaan yang mengalami profit selama periode penelitian karena
salah satu variable yang dihitung terkait dengan Profitabilitas
Perusahaan.
C. Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalaha data sekunder. Data
sekunder adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara atau telah diperoleh dan dicatat oleh pihak lain yang
umumya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam
arsip yang dipublikasikan atau yang tidak dipublikasikan. Data sekunder lebih
mudah untuk diperoleh karena sudah tersedia dan peneliti tinggal mengolah
data tersebut.
61
Dalam menggunakan data sekunder peneliti harus lebih hati-hati karena
suatu data yang dilaporkan sumber yang berbeda ada kemungkinan datanya
juga berbeda (Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, (2002).
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Dokumen, yaitu data diperoleh dari beberapa literatur yang berkaitan dengan
masalah yang sedang diteliti, penelusuran data ini dilakukan dengan cara:
1. Penelusuran secara manual untuk data dalam format kertas hasil cetakan.
Data yang disajikan dalam format kertas hasil cetakan antara lain berupa
jurnal, buku, skripsi dan thesis.
2. Penelusuran dengan menggunakan komputer untuk data dalam format
elektronik. Data ini antara lain berupa laporan keuangan yang terdapat di
BEI dan yang di publikasikan di situs BEI (www.idx.co.id) yang berupa
file komputer dari internet.
E. Operasional Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Struktur
Kepemilikan, Ukuran Dewan Komisaris, Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan
a. Stuktur Kepemilikan Publik (X1)
Struktur kepemilikkan saham terbagi menjadi dua yaitu,
kepemilikkan saham internal dan kepemilikkan saham eksternal.
Pihak pemilik saham internal yang di maksud adalah kepemilikkan
62
saham yang dimiliki manajerial perusahaan (Sudarma, 2003). Pihak
pemilik saham eksternal yang dimaksud adalah investor instutional,
masyarakat luas dan sebagainya (Friend dan Hasbrouk,
1988).Formula yang digunakan untuk menghitung struktur
kepemilikkan publik adalah (Abraham and Cox, 2007):
Struktur kepemilikan publik: Saham yang dimiliki publik X 100%
Total Saham
b. Ukuran Dewan Komisaris (X2)
Dewan komisaris adalah salah satu mekanisme yang banyak
dipakai untuk memonitor manajer. Ukuran Dewan Komisaris (X4),
diukur dengan jumlah dewan komisaris. Berkaitan dengan ukuran
dewan komisaris, Sembiring (2009:5) menyatakan bahwa semakin
besar jumlah anggota dewan komisaris, maka akan semakin mudah
untuk mengendalikan CEO dan monitoring yang dilakukan akan
semakin efektif. Dikaitkan dengan Pengungkapan Risiko, maka
tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar untuk
mengungkapkannya. (Prima, 2011).
c. Profitabilitas (X3)
Net profit margin ditemukan berhubungan positif secara
signifikan dengan kelengkapan pengungkapan perusahaan. Net profit
margin digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba pada tingkat penjualan tertentu. Formula yang
63
digunakan untuk menghitung net profit margin adalah (Endrian,
2010):
Profitabilitas : Laba Bersih
Penjualan Bersih
d. Ukuran Perusahaan (X4)
Penelitian ini menggunakan total asset sebagai alat untuk
menilai ukuran perusahaan. Penggunaan total asset yang
dilogaritmakan dalam penelitian ini didasarkan pada penelitian
Alsaeed (2006), Rasio ini dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut :
Total Asset :Log (Total Asset)
2. Variabel Dependen
COSO (2004) mendefinisikan Disclosure Risk Management
sebagai “ Process, effected by an entity’s board of directors, management, and
other personnel, applied in strategy setting and across the enterprise,
designed to identify potential events that may affect the entity, and
manage risks to be within its risk appetite, to provide reasonable
assurance regarding the achievement of entity objectives”.
Pengungkapan Risk Management diukur menggunakan kertas
kerja COSO. Berdasarkan DRM Framework yang dikeluarkan COSO,
terdapat 108 item pengungkapan DRM yang mencakup delapan
dimensi yaitu lingkungan internal, penetapan tujuan, identifikasi
kejadian, penilaian risiko, respon atas risiko, kegiatan pengawasan,
informasi dan komunikasi, dan pemantauan (Desender, et al., 2009).
64
Jenis item pengungkapan dapat dilihat pada Lampiran.
Perhitungan item-item menggunakan pendekatan dikotomi yaitu setiap
item ERM yang diungkapkan diberi nilai 1 dan nilai 0 apabila tidak
diungkapkan. Setiap item akan dijumlahkan untuk memperoleh
keseluruhan indeks ERM masing-masing perusahaan. Informasi
mengenai pengungkapan ERM diperoleh dari laporan tahunan
(annual report) dan situs perusahaan (Rustiarini, 2012).
Pengungkapan Risiko = Total item yang diungkapkan
Maksimal Item Pengungkapan
Tabel 3.1
Tabel Operasionalisai Variabel
Variabel Sub Variabel Indikator Skala
Pengukuran
Struktur Kepemilikan
Saham Publik (X1)
Sumber : Sudarma
(2003),
Friend dan Hasbrouk
(1988),
Abraham and Cox
(2007)
Struktur
Kepemilikan
Saham Publik
(Saham yang dimiliki
public di bagi Total
saham ) di kali 100%
Skala Rasio
Ukuran Dewan
Komisaris (X2)
Sumber: Sembiring
(2005), Susilatri (2009)
dan Prima (2011)
Ukuran Dewan
Komisaris
Variabel Dummy
(1 untuk satu orang
dewan komisaris)
Skala Rasio
Profitabilitas (X3)
Sumber: Endrian
(2010), dan Susilatri
(2009)
Penjualan
Bersih, Laba
Bersih
Penjualan Bersih dibagi
Laba Bersih
Skala Rasio
Ukuran Perusahaan
(X4)
Nilai Aset
Perusahaan
Total asset perusahaan Skala Rasio
65
Sumber: Alsaeed
(2006), Sembiring
(2005), Susilatri (2009)
dan Prima (2011)
Risk Disclosure (Y)
Sumber: Hord Doring
(2013), Rustriani
(2012), Amran (2004)
Pengungkapan
Risiko
Variabel Dummy
(1 untuk setiap item
pengungkapan dibagi
total jumlah item
pengungkapan sebesar
108)
Skala Rasio
F. Metode Analisis Data
Data dalam penelitian ini akan dianalisis dengan metode:
1. Statistik Deskriptif
Penggunaan statistik deskriptif variabel penelitian dimaksudkan agar
dapat memberikan penjelasan yang memudahkan peneliti dalam
menginterpretasikan hasil analisis data dan pembahasannya. Statistik deskriptif
berhubungan dengan pengumpulan dan peringkasan data serta penyajiannya
yang biasanya disajikan dalam bentuk tabulasi baik secara grafik dan atau
numerik. Statistik deskriptif memberikan gambaran suatu data yang dilihat dari
nilai rata-rata (mean), standar deviasi, nilai maksimum dan minimum.
2. Uji Dasar Asumsi Klasik
Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah uji
normalitas data, multikolonieritas, autokorelasi dan heterokedastisitas.
66
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, baik variabel independen maupun dependen, telah terdistribusi
secara normal. Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Untuk mengetahui normal
atau tidaknya distribusi data dapat dideteksi dengan melihat Normality
Probability Plot (P-Plot). Jika data (titik) menyebar di sekitar garis diagonal
serta mengikuti arah garis diagonal atau garis histogramnya, maka
menunjukkan pola distribusi yang normal dan model regresi telah
memenuhi asumsi normalitas (Suliyanto, 2011).
Dalam Uji Normalitas data penelitian ini menggunakan uji
normalitas Kolmogorov Smirnov yaitu, dengan membandingkan distribusi
data (yang akan diuji normalitasnya) dengan dsitribusi normal baku.
Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam
bentuk Z-score dan di asumsikan normal. Jadi sebenarnya uji Kolmogorv
Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data
normal baku. Seperti pada uji beda biasa. Jika signifikansi dibawah 0,05
berarti terdapat perbedaan yang signifikan, dan jika signifikansi di atas 0.05
maka tidak terjadi perbedaan yang signifikan.
67
Penerapan pada Uji Kolmogorov Smirnov adalah bahwa
signifikansi di bawah 0,05 berarti data yang akan diuji mempunyai
perbedaan yang signifikan dengan data normal baku, berarti data tersebut
tidak normal. Lebih lanjut, jika signifikansi di atas 0.05 maka berarti tidak
terdapat perbedan yang yang signifikan, berarti data tersebut normal.
b. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel
independen (Suliyanto, 2011). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolonieritas di dalam model regresi dapat dilihat dari besaran nilai
Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Regresi bebas dari masalah
multikolonieritas jika nilai Tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF <
10 (Suliyanto, 2011).
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terdapat korelasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan
periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada
problem autokorelasi. Model regresi yang baik adalah model regresi yang
bebas dari problem autokorelasi (Suliyanto, 2011). Untuk mendeteksi ada
atau tidaknya autokorelasi dalam model regresi dapat dilihat dari nilai
Durbin Watson (D-W) nya. Regresi bebas dari masalah autokorelasi jika
nilai D-W berada diantara -2 dan +2 (Sunyoto, 2009)
68
d. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Jika tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika
berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang baik adalah model
regresi yang homokedastisitas (Suliyanto, 2011). Deteksi ada tidaknya
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola
tertentu pada grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat
(ZPRED) dengan residualnya (SRESID) dimana sumbu Y adalah yang telah
diprediksi sedangkan sumbu X adalah residual. Jika ada pola tertentu maka
mengindikasikan telah terjadi heterokedastisitas, namun jika tidak ada pola
yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada
sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas (Suliyanto, 2011).
Uji Heterokedasitas dalam penelitian ini juga menggunakan uji
spearman, dimana dilakukan perhitungan dari korelasi rank spearman
antara variael absolute Ut dengan variable-variable bebas. Kemudian nilai
dari rank spearman tersebut dibandingkan dengan nilai statistic yang
ditentukan. Masalah heterokedasitas tidak terjadi bila rank spearman antara
variabel absolute residual regresi dengan variabel-variabel bebas lebih besar
dari nilai signifikan. Nilai signifikan untuk uji Spearman adalan 0,05
(Elcom, 2010).
69
3. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan model persamaan regesi berganda. Model ini digunakan untuk
menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel
dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan
linier (Indriantoro, 2002). Variabel independen terdiri dari Stuktur
Kepemilikan Publik, Ukuran dewan Komisaris, Profitabilitas dan Ukuran
Perusahaan sedangkan variabel dependennya adalah Pengungkapan Risiko
Manajemen. Persamaan regresi yang diinterpretasikan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 +𝛆
Keterangan:
Y = Skor Pengungkapan Risiko Manajemen
α = Intercept atau konstanta
β1 = Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan
Y apabila X1 berubah sebesar 1 satuan
X1 = Struktur Kepemilikan Publik
β2 = Koefisien regresi kedua, yaitu besarnya perubahan
Y apabila X2 berubah sebesar 1 satuan
X2 = Ukuran Dewan Komisaris
β3 = Koefisien regresi ketiga, yaitu besarnya perubahan
Y apabila X3 berubah sebesar 1 satuan
X3 = Profitabilitas
Β4 = Koefisien regresi ketiga, yaitu besarnya perubahan
Y apabila X4 berubah sebesar 1 satuan
X4 = Profitabilitas
ε = Error term
70
Pengujian hipotesis dilakukan melalui uji koefisien determinan
AdjustedR Square (Adj R2), uji F dan uji t.
a. Uji Adj R2
Koefisien determinasi (Adj R2) pada intinya adalah mengukur
seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai Adj R2 adalah diantara nol dan satu. Jika nilai Adj R2
berkisar hampir satu, berarti semakin kuat kemampuan variabel independen
dalam menjelaskan variabel dependen dan sebaliknya jika nilai Adj R2
semakin mendekati angka nol, berarti semakin lemah kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen (Suliyanto, 2011).
b. Uji F
Uji ini pada dasarnya menunujukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Suliyanto, 2011).
Jika nilai signifikansi < 0,05 maka Ha diterima dan sebaliknya, jika nilai
signifikansi > 0,05 maka Ha ditolak.
71
c. Uji t
Uji ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen secara individual (parsial) dalam menerangkan variasi-
variabel dependen (Suliyanto, 2011). Langkah yang digunakan untuk
menguji hipotesis ini adalah dengan menentukan level of significance-nya.
Level of significance yang digunakan adalah sebesar 5 % atau (α) = 0,05.
Jika sign. t > 0,05 maka Ha ditolak namun jika sign. t < 0,05 maka Ha
diterima dan berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen dengan variabel dependen (Suliyanto, 2011).
73
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Obyek Penelitian
Penelitian ini membahas mengenai pengaruh corporate governance dan
karakteristik perusahaan terhadap Pengungkapan Risiko di perusahaan Property
dan Real Estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Dari 50 perusahaan
hanya 34 perusahaan yang diambil sebagai sampel.
Adapun data sekunder dalam penelitian ini adalah laporan keuangan
tahunan dan laporan tahunan perusahaan yang dipublikasikan setiap tahun pada
periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014. Data diperoleh dari laporan
keuangan tahunan perusahaan dan laporan tahunan perusahaan yang diambil dari
situs Bursa Efek Indonesia (BEI) yaitu www.idx.co.id.
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No. Kriteria Jumlah
1.
2.
Perusahaan Property dan Real Estate yang
terdaftar di BEI dari tahun 2010 sampai
dengan 2014.
Perusahaan yang tidak mempublikasikan
Laporan Tahunan 2010-2014 berturut-turut.
50
(16)
Total Sampel 34
Sumber : Data Sekunder yang Diolah
74
B. Deskriptif Statistik Data Penelitian
Analisis deskriptif merupakan suatu metode dimana semua data yang
berhubungan dengan penelitian dikumpulkan dan dikelompokkan untuk
kemudian di analisis dan diintrepretasikan secara objektif. Analisis dalam
penelitian ini menjelaskan perusahaan-perusahaan mana yang memiliki tingkat
strukur kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, dan ukuran
perusahaan, dan seberapa besar pengungkapan risiko yang dilakukan oleh
perusahaan tersebut.
Deskriptif data strukur kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris,
profitabilitas, dan ukuran perusahaan dari hasil perhitungan perusahaan 34
sektor Property dan Real Estate yang listing di Bursa Efek Indonesia dan
bertahan selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.2
Deskripsi Data yang Diolah
Variabel Dependen dan Independent
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
RISK ,7004 ,08457 170
SK ,3660 ,21955 170
UDK 4,3824 1,76110 170
NPM ,1657 ,60276 170
SIZE 12,3431 ,64312 170
Sumber: Data diolah
75
Tabel 4.2 Menunjukkan nilai rata-rata dari setiap variabel
yang ada dalam penelitian. Dalam standard deviasi itu
menggambarkan sebaran nilai-nilai sampel data. Semakin kecil nilai
standard deviasi, nilai-nilai pada sampel data cenderung dekat dengan
nilai reratanya, dan sebaliknya semakin besar standar deviasinya,
nilai sampel bervariasi semakin menyebar menjauhi nilai reratanya.
Dari 170 sampel perusahaan masing – masing variabel mempunyai
deskripsi:
a. Variabel Risk mempunyai nilai rata – rata 0,7004 dan nilai
standard deviation 0,08457 artinya hubungan sebaran dari data
satu ke data yang lain pada variabel Pengungkapan Risiko adalah
sebesar 0,08457.
b. Variabel Strukur Kepemilikan Publik mempunyai nilai rata – rata
0,3660 dan nilai standard deviation 0,21955 artinya hubungan
sebaran dari data satu ke data yang lain pada variabel Strukur
Kepemilikan Publik adalah sebesar 0,21955.
c. Variabel Ukuran Dewan Komisaris mempunyai nilai rata – rata
4,3824 dan nilai standard deviation 1,76110 artinya hubungan
sebaran dari data satu ke data yang lain pada variabel Ukuran
Dewan Komisaris disclosure adalah sebesar 1,76110.
76
d. Variabel Profitabilitas mempunyai nilai rata – rata 0,1657 dan
nilai standard deviation 0,60276 artinya hubungan sebaran dari
data satu ke data yang lain pada variabel Profitabilitas adalah
sebesar 0,60276.
e. Variabel Ukuran Perusahaan mempunyai nilai rata – rata 12,3431
dan nilai standard deviation 0,64312 artinya hubungan sebaran
dari data satu ke data yang lain pada variabel Ukuran Perusahaan
adalah sebesar 0,64312.
C. Uji Asumsi Klasik
1. Hasil Uji Normalitas
Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi
normal atau tidak. Data yang baik adalah data yang berdistribusi normal.
Jika penyebaran data yang mewakili sampel mendekati garis diagonal
Normal P-Plot. Maka data tersebut dapat dikatakan berdistribusi normal.
Berikut ini adalah hasil uji Normalitas dalam penelitian ini:
77
Gambar 4.1
Hasil Uji Normalitas
Grafik Histogram
Sumber : Output SPSS yang diolah
Berdasarkan tampilan histogram diatas terlihat bahwa kurva dependen
dan regression standarized residual membentuk gambar seperti lonceng.
Oleh karena itu berdasarkan uji normalitas, analisis regresi layak digunakan.
78
Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas
Normal P-Plot Regression Standarized
Sumber : Output SPSS yang diolah
Berdasarkan Normal P-Plot diatas, dapat dilihat titik-titik yang
mewakili jumlah sampel dalam penelitian ini mendekati garis
diagonal. Oleh karena itu dalam penelitian ini dapat dikatakan data
berdistribusi normal.
Suliyanto (2011:69) mengemukakan, bahwa tidak terpenuhinya
normalitas pada umumnya disebabkan karena distribusi data yang
dianalisis tidak normal, karena terdapat nilai ekstrim pada data yang
diambil. Nilai ekstrim ini dapat terjadi karena adanya kesalahan dalam
pengambilan sampel, bahkan karena adanya kesalahan dalam melakukan
input data atau memang karena karakteristik data tersebut sangat jauh dari
rata- rata.
79
Untuk mendukung hasil analisis grafik, maka digunakan uji normalitas
dengan menggunakan metode statistik, yaitu metode Kolmogorov-Smirnov
tampak dalam tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
Sumber : Output SPSS yang diolah
Dari hasil pengujian tabel 4.3 tersebut menunjukkan bahwa data
terdistribusi secara normal. Hal ini ditunjukkan dengan uji Kolmogorov-
Smirnov yang menunjukkan hasil yang memiliki nilai sig. (2-tailed)
sebesar 0,055 > 0,05. Hal ini berarti nilai residual terstandarisasi
dinyatakan menyebar secara normal.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Predicted Value
Unstandardized
Residual
N 170 170
Normal Parametersa,b Mean ,7004118 ,0000000
Std.
Deviation ,05147986 ,06709489
Most Extreme
Differences
Absolute ,055 ,068
Positive ,055 ,068
Negative -,055 -,060
Test Statistic ,055 ,068
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d ,055c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
80
2. Hasil Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas dilakukan untuk melihat apakah terjadi
korelasi antara variabel bebas atau satu sama lainnya. Data yang
baik, tidak ada korelasi antara variabel bebasnya. Jika nilai Tolerance
> 0,1 dan nilai VIF < 10, maka dapat dikatakan tidak terjadi
multikolinieritas antar variabel bebas. Berikut ini adalah tabel hasil uji
multikolinieritas dalam penelitian ini:
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas di atas dapat dilihat bahwa
variabel bebas dalam penelitian ini tidak saling berkorelasi, karena
memiliki nilai Tolerance > 0,1 dan VIF < 10. Maka dapat dikatakan
tidak terjadi gejala multikolinieritas antar variabel.
Tabel 4.4 Tabel Multikolinieritas
Coefficientsa
Model
Collinearity
Statistics
Tolerance VIF
1 (Constant)
SK ,803 1,246
UDK ,797 1,254
NPM ,917 1,090
SIZE ,748 1,336
a. Dependent Variable: RISK
Sumber : Output Sumber : Output SPSS yang diolah
81
Menurut Suliyanto (2011:81), penyebab timbulnya gejala
multikolinieritas pada model regresi dikarenakan kebanyakan variabel
ekonomi yang berubah sepanjang waktu, adanya penggunaan nilai lag,
metode pengumpulan data yang dipakai, adanya kendala model atau
populasi yang menjadi sampel.
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas dilakukan untuk melihat apakah ada
ketidaksamaan varians dalam fungsi regresi. Data yang baik adalah
data yang homoskedastisitas atau data yang memiliki kesamaan
varians dalam fungsi regresi. Jika penyebaran titik-titik yang mewakili
sampel berada di daerah positif dan negatif dalam Scatterplot, maka
dapat dikatakan data tersebut memiliki kesamaan varians atau
homoskedastisitas. Berikut ini adalah hasil uji Heteroskedastisitas
dalam penelitian ini :
82
Gambar 4.3
Hasil Uji Scatterplot
Sumber : Output SPSS yang diolah
Dengan melihat penyebaran titik-titik yang mewakili sampel
pada Scatterplot diatas, maka dapat dikatakan bahwa data dalam
penelitian ini mempunyai kesamaan varians dalam fungsi regresi
atau homoskedastisitas.
Menurut Suliyanto (2011:95), penyebab perubahan nilai
varian yang berpengaruh pada homoskedastisitas residualnya yaitu
dikarenakan adanya pengaruh dari kurva pengalaman, adanya
peningkatan perekonomian dan adanya peningkatan teknik
pengambilan data.
Untuk mendukung hasil analisis grafik maka digunakan uji
Heteroskedastisitas dengan metode statistik, yaitu dengan
menggunakan metode Rank Spearman. Hasil pengujian
83
Heteroskedastisitas dengan metode Rank Spearman tampak dalam
tabel 4.5 sebagai berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Metode Rank Spearman
Sumber : Output SPSS yang diolah
Gejala heteroskedastisitas ditunjukkan oleh koefisien Rank
Spearman dari masing-masing variabel bebas dengan nilai absolut
residualnya (|e|), jika nilai signifikasi lebih besar dari 0,05
(Sig.>0,05), maka tidak terdapat heteroskedastisitas.
Berdasarkan output diatas dapat diketahui bahwa pada
model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Hal ini karena
Sig. variabel struktur kepemilikan saham terhadap absolut residual
sebesar 0,60 > 0,05, Sig. variabel ukuran dewan komisaris terhadap
absolut residual sebesar 0,794 > 0,05, Sig. variabel profitabilitas
terhadap absolut residual sebesar 0,509 > 0,05, dan Sig. variabel
ukuran perusahaan (firm size) terhadap absolut residual sebesar
0,339 > 0,05.
Correlations
ABS_RES SK UDK NPM SIZE
Spearman's rho ABS_RES Correlation Coefficient 1,000 ,145 -,020 -,051 -,074
Sig. (2-tailed) . ,060 ,794 ,509 ,339
N 170 170 170 170 170
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
84
4. Hasil Uji Autokorelasi
Menurut Suliyanto (2011:125), uji autokorelasi bertujuan
untuk mengetahui apakah ada korelasi antara anggota
serangkaian data observasi yang diuraikan menurut waktu (time
series) atau ruang (cross section).
Hasil uji autokorelasi dapat dilihat dari nilai Durbin-Watson.
Berikut hasil uji Durbin-Watson pada tabel 4.6:
Tabel 4.6
Hasil Uji Durbin Watson
Model Summaryb
Model
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,06790 2,084
b. Dependent Variable: RISK
Sumber : Output SPSS yang diolah
Berdasarkan hasil analisis regresi pada tabel 4.6 maka
diperoleh nilai hitung Durbin Watson sebesar 2,084 dimana terletak
antara du dengan 4- du, maka dapat disimpulkan bahwa model
persamaan regresi tersebut tidak mengandung masalah autokorelasi.
Suliyanto mengemukakan, bahwa uji Durbin Watson (uji
D-W) merupakan uji untuk menguji ada-tidaknya masalah
autokorelasi dari model empiris yang diestimasi. Pengambilan
keputusan pada asumsi ini memerlukan dua nilai bantu yang
diperoleh dari tabel Durbin Watson, yaitu nilai dL dan du, dengan
K = jumlah variabel bebas dan n = ukuran sampel.
85
Jika nilai Durbin Watson berada diantara nilai du hingga
(4- du) berarti asumsi tidak terjadi gejala autokorelasi terpenuhi.
Durbin Watson
Berdasarkan hasil gambar 4.7 maka diperoleh nilai hitung
Durbin Watson sebesar 2,048. Dimana terletak antara du (1,7012)
dengan 4- du (2,2025) yang terlihat pada gambar 4.7, maka dapat
disimpulkan bahwa model persamaan regresi tersebut tidak
mengandung masalah autokorelasi.
Untuk meyakinkan hasil diatas maka digunakan uji lain yaitu
menggunakan uji Run Test. Tabel 4.8 menunjukkan hasil Run Test
tersebut.
86
Tabel 4.8
Hasil Uji Run Test
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea ,00716
Cases < Test Value 85
Cases >= Test Value 85
Total Cases 170
Number of Runs 82
Z -,615
Asymp. Sig. (2-tailed) ,538
a. Median
Sumber : Output SPSS yang diolah
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui probabilitas (Asymp. Sig. 2-
tailed) sebesar 0,538 yang menunjukkan nilai signifikansi lebih dari
0,05. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa model tersebut
tidak mengalami problem autokorelasi.
D. Koefisien Determinasi
Tabel 4.9
Uji Koefisien Determinasi
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
1 ,609a ,371 ,355
a. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SK, UDK
b. Dependent Variable: RISK Sumber : Output SPSS yang diolah
87
Pada data tabel hasil uji koefisien determinasi di atas dapat
dilihat bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,355 atau 35,5%, yang
berarti variabel terikat (Pengungkapan Risiko) dapat dijelaskan
variabel bebas (SK, UDK, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan) sebesar
35,5%, sedangkan sisanya sebesar 64,5% dijelaskan oleh faktor-
faktor lain.
Menurut Suliyanto (2011:59) yang dimaksud dengan factor-
faktor lain adalah variasi variable x lainnya, yang tidak diteliti. Dalam
penelitian ini variabel tersebut dapat berupa : Komisaris independen,
Komite audit, Leverage, Cross Listing, Likuiditas dan lain-lain.
E. Hasil Analisis Regresi Berganda
1. Hasil Uji F
Uji F pada penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan
apakah variabel independen atau bebas yang terdiri dari tingkat
strukur kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, profitabilitas,
dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh secara bersama sama
atau simultan terhadap Pengungkapan Risiko perusahaan
Property dan Real Estate yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014, dengan angka
signifikansi (ɑ) sebesar < 0,05. Berikut ini adalah tabel Uji F dari
penelitian ini:
88
Tabel 4.10
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression ,448 4 ,112 24,284 ,000b
Residual ,761 165 ,005
Total 1,209 169
a. Dependent Variable: RISK
b. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SK, UDK
Sumber : Data SPSS yang diolah
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui pula bahwa secara
bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai
Fhitung sebesar 24,284 dengan probabilitas 0,000. Karena probabilitas
jauh lebih kecil dari tingkat signifikansi yang digunakan yaitu 5%
atau 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi
Tingkat Pengungkapan Risiko dapat dikatakan bahwa variabel meliputi
tingkat strukur kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris,
profitabilitas, dan ukuran perusahaan mempunyai pengaruh secara
bersama sama atau simultan terhadap Pengungkapan Risiko.
Analisis faktor fundamental seperti strukur kepemilikan publik,
ukuran dewan komisaris, profitabilitas dan ukuraan Perusahaan
merupakan instrumen yang mampu mempengaruhi tingkat
Pengungkapan Risiko dalam sebuah perusahaan. Dalam hasil uji F
membuktikan bahwa ke empat variabel diatas secara simultan
mempengaruhi tingkat Pengungkapan Risiko sebuah perusahaan.
89
Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap pengungkapan
pasti akan dipengaruhi oleh Corporate Governance dan Karakteristik
perusahaan. Ide dasar adanya hal ini adalah karena laporan tahunan
perusahaan pada dasarnya sebagai penyampai Informasi kepada
pengguna, dan lazimnya informasi tersebut harus lengkap dan
akuntabel.
2. Hasil Uji t
Uji t pada penelitian ini dilakukan untuk menunjukkan apakah
variabel independen atau bebas yang terdiri dari tingkat strukur
kepemilikan publik, ukuran dewan komisaris, profitabilitas, dan ukuran
perusahaan mempunyai pengaruh secara parsial terhadap Pengungkapan
Risiko perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar pada Bursa
Efek Indonesia (BEI) selama periode 2010-2014, dengan angka
signifikansi (ɑ) sebesar 0,05. Berikut ini adalah tabel hasil Uji t dari
penelitian ini:
90
Tabel 4.11
Hasil Uji t
Sumber : Output SPSS yang diolah
Hasil dari penelitian ini dapat dilihat pada tabel hasil uji t di
atas. Adapun hasil penelitian tersebut adalah sebagai berikut:
1) Strukur Kepemilikan Publik
Hasil perhitungan uji secara parsial variabel strukur
kepemilikan saham publik dengan menggunakan uji satu arah (1-
tailed) diperoleh nilai thitung sebesar (1,565) dengan nilai
signifikansi sebesar 0,119 yang berarti nilai Sig. variabel strukur
kepemilikan saham publik lebih besar dari 0,05, maka dapat
disimpulkan strukur kepemilikan saham publik tidak berpengaruh
terhadap Pengungkapan Risiko. Maka hipotesis pertama ditolak
(Ha ditolak dan H0 diterima)
Berdasarkan perbandingan dari hasil penelitian yang
dilakukan oleh peneliti sebelumnya, beberapa peneliti juga
menemukan hubungan tidak signifikan. Penelitian yang dilakukan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -,189 ,110 -1,728 ,086
SK ,042 ,027 ,108 1,565 ,119
UDK ,004 ,003 ,090 1,298 ,196
NPM -,018 ,009 -,126 -1,955 ,052
SIZE ,070 ,009 ,529 7,408 ,000
a. Dependent Variable: RISK
91
oleh Sudarmaji dan Sularto (2007), dalam penelitian tersebut
menemukan bahwa tipe struktur kepemilikan publik perusahaan
tidak berpengaruh terhadap luas voluntary disclosure pada laporan
tahunan perusahaan. Dalam penelitian tersebut diungkapkan
kepemilikan saham publik adalah kepemilikan saham yang dimiliki
oleh masyarakat dengan besaran di bawah 5% sehingga tidak
mampu mempengaruhi pengungkapan risiko perusahaan.
Linsley (2006) juga menemukan variabel Struktur
Kepemilikan saham publik tidak berpengaruh terhadap
Pengungkapan Risiko karena pemilikan saham publik sebagian
besar hanya bersifat spekulan dan tidak terlalu memperhatikan
perusahaan secara mendalam seperti halnya pemilik manajerial atau
institusional.
Hasil penelitian ini juga didukung Nasser (2015) yang
menemukan bahwa struktur kepemilikan tidak berpengaruh
terhadap pengungkapan risiko pada Institusi Islam di UAE.
2) Ukuran Dewan Komisaris
Hasil perhitungan uji secara parsial variabel Ukuran Dewan
Komisaris dengan menggunakan uji satu arah (1-tailed) diperoleh
nilai thitung sebesar (1,298) dengan nilai signifikansi sebesar 0,196
karena nilai Sig. variabel ukuran dewan komisaris lebih besar dari
0,05, maka dapat disimpulkan ukuran dewan komisaris tidak
berpengaruh terhadap Pengungkapan Risiko. Maka hipotesis kedua
92
ditolak (Ha ditolak dan H0 diterima).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Elzahar dan Hussainey (2012). Penelitian
tersebut menemukan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan
antara ukuran dewan komisaris terhadap pengungkapan risiko
dalam laporan keuangan interim.
Sejalan dengan penelitiaan (Nasser 2015) Dewan komisaris
tidak menuntut banyak tidaknya Pengungkapan Risiko yang
dilakukan oleh perusahaan. Karena pengawasan yang dilakukan
oleh dewan komisaris lebih bersifat menyeluruh terhadap kinerja
perusahaan tidak hanya sebatas terhadap pengungkapan risiko saja.
3) Profitabilitas
Hasil perhitungan uji secara parsial variabel Profitabilitas
dengan menggunakan uji satu arah (1-tailed) diperoleh nilai t hitung
sebesar (-1,955) dengan nilai signifikansi sebesar 0,052. Karena
nilai Sig. Variabel profitabilitas lebih besar dari 0,05, maka dapat
disimpulkan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap
Pengungkapan Risiko. Maka hipotesis ketiga ditolak (Ha ditolak
dan H0 diterima).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Sudarmadji dan Sularto (2007) yang
menemukan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh signifikan
terhadap luas voluntary disclosure. Terkait dengan besar kecilnya
93
profitabilitas, perusahaaan dituntut untuk memberikan informasi
yang lengkap terhadap risiko risiko bahkan jika perusahaan tidak
mengalami profit atau merugi, perusahan tetap di tuntut untuk
mengungkapkan risiko standard. Sehingga besar kacilnya
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap pengungkapn risiko.
Moumen (2015) juga menemukan bahwa profitabilitas tidak
berpengaruh pada penngungkapan risiko di Perusahaan besar
Finlandia, hal ini karena semua perusahaan besar selalu
memberikan informasi yang lengkap atas semua risiko yang ada.
4) Ukuran Perusahaan
Hasil perhitungan uji secara parsial variabel ukuran
perusahaan dengan menggunakan uji satu arah (1-tailed) diperoleh
nilai t hitung sebesar (7,408) dengan nilai signifikansi sebesar
0,000. Karena nilai Sig. variabel ukuran perusahaan lebih kecil dari
0,05, maka dapat disimpulkan ukuran perusahaan berpengaruh
terhadap Pengungkapan Risiko. Maka hipotesis keempat diterima
(Ha diterima dan H0 ditolak).
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Amran et al (2009) dalam Fathimiyah (2014)
menemukan hubungan positif antara ukuran perusahaan dengan
pengungkapan risiko. Perusahaan besar memiliki sumber daya yang
lebih besar untuk membiayai penyediaan informasi bagi pihak
internal perusahaan, informasi tersebut digunakan untuk
94
memberikan informasi bagi pihak eksternal perusahaan, sehingga
tidak membutuhkan biaya yang lebih besar untuk melakukan
pengungkapan secara menyeluruh. Perusahaan kecil tidak
mempunyai informasi yang siap saji seperti perusahaan besar, hal
ini mengakibatkan perusahaan kecil memerlukan biaya yang cukup
besar untuk mempunyai informasi selengkap perusahaan besar.
Ukuran perusahaan memiliki pengaruh terhadap
pengungkapan risiko. Perusahaan besar akan mengungkapkan
risiko lebih banyak dibandingkan dengan perusahaan kecil. Agency
theory menyatakan bahwa perusahaan besar memiliki biaya
keagenan yang lebih besar daripada perusahaan kecil (Jensen dan
Meckling, 1976 dalam Almilia dan Retrinasari, 2007). Perusahaan
besar mungkin akan mengungkapkan informasi yang lebih luas
dibanding perusahaan kecil sebagai upaya untuk mengurangi biaya
keagenan tersebut.
Menurut Meek, Roberts dan Gray (dalam Fitriani, 2001)
perusahaan besar mempunyai kemampuan untuk merekrut
karyawan yang ahli, serta adanya tuntutan dari pemegang saham
dan analisis, sehingga perusahaan besar memiliki insentif untuk
melakukan pengungkapan yang lebih luas dari perusahaan kecil.
95
Perusahaan kecil umumnya mempunyai persaingan ketat
dengan perusahaan yang lain, karena jumlah perusahaan kecil lebih
banyak di bandingkan jumlah perusahaan besar. Mengungkapkan
terlalu banyak tentang jati dirinya kepada pihak eksternal dapat
membahayakan posisinya dalam persaingan sehingga perusahaan
kecil cenderung tidak melakukan pengungkapan selengkap
perusahaan besar (Singhvi dan Desai,1971 ; Buzby,1975 dalam
Amilia dan Retrinasari, 2007).
3. Hasil Persamaan Regresi
Dari hasil data yang diolah, dapat dilihat persamaan
regresi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y = -0,189 + 0,042X1 + 0,004X2 - 0,018X3 + 0,70X4 + 0,110
Keterangan :
Y = Skor Pengungkapan Risiko Manajemen
X1 = Struktur Kepemilikan Publik
X2 = Ukuran Dewan Komisaris
X3 = Profitabilitas
X4 = Profitabilitas
ε = Error term
96
Koefisien-koefisien persamaan regersi linier berganda diatas
dapat diartikan koefisien regresi untuk konstan sebesar -0,189
menunjukkan bahwa jika variabel tingkat Strukur Kepemilikan
Publik, ukuran dewan komisaris, Profitabilitas, dan Ukuran perusahaan
bernilai nol maka Tingkat Pengungkapan Risiko adalah -0,189.
Dengan catatan, variabel lain dianggap konstan.
Berdasarkan hasil persamaan regresi linier berganda diatas
dapat diambil kesimpulan bahwa variabel dependen (Pengungkapan
Risiko) akan mengalami penurunan sebesar -0,189 tanpa dipengaruhi
oleh semua variabel independen yang terdiri dari tingkat Strukur
Kepemilikan Publik, ukuran dewan komisaris, Profitabilitas, dan
Ukuran perusahaan.
Nilai koefisien variabel Strukur Kepemilikan Publik
terhadap Pengungkapan Risiko sebesar 0,042, menyatakan bahwa
apabila variabel Strukur Kepemilikan Saham Publik meningkat 1
satuan maka akan menaikkan Pengungkapan Risiko sebesar 0,042
kali. Dengan catatan variabel independen yang lain tetap (konstan).
Nilai koefisien variabel Ukuran Dewan Komisaris (dihitung
dengan NPM) terhadap Pengungkapan Risiko sebesar 0,004,
menyatakan bahwa apabila variabel Ukuran Dewan Komisaris
meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan Pengungkapan Risiko
sebesar 0,004. Sedangkan variabel independen yang lain tetap.
97
Nilai koefisien Profitabilitas (dihitung dengan NPM) terhadap
Pengungkapan Risiko sebesar -0,018, artinya ketika Profitabilitas
naik 1 satuan sedangkan variabel independen yang lain tetap, maka
Pengungkapan Risiko akan turun -0,018 satuan.
Nilai koefisien Ukuran Perusahaan terhadap Pengungkapan
Risiko sebesar 0,070, artinya ketika Ukuran Perusahaan naik 1 satuan
sedangkan variabel independen yang lain tetap, maka harga saham
akan naik 0,070 satuan.
98
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan yang
telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka kesimpulan
yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Hasil uji parsial (Uji T) yang dilakukan menunjukkan
hasil sebagai berikut :
1. Struktur Kepemilikan Saham Publik tidak berpengaruh
terhadap Pengungkapan Risiko karena kepemilikan saham
publik di bawah 5 % maka pemilik saham publik tidak dapat
menuntut Pengungkapan risiko dalam perusahaan selain itu
pemilik saham publik sebagian besar hanya bersifat
spekulan.
2. Ukuran Dewan Komisaris tidak berpengaruh terhadap
Pengungkapan Risiko karena Dewan Komisaris bertugas
mengawasi perusahaan secara menyeluruh tidak hanya
tentang pengungkapan risiko dalam sebuah perusahaan.
3. Profitabilitas tidak berpengaruh terhadap Pengugkapan
Risiko karena Pengungkapan risiko tidak hanya dilakukan
dalam kondisi profit, melainkan juga dalam kondisi loss
(rugi).
99
4. Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap Pengungkapan
Risiko karena semakin besar aset perusahaan akan membuat
perusahaan mengungkapkan risiko-risiko yang ada
diperusahaan, selain itu perusahan yang besar akan dituntut
untuk lebih banyak melakukan pengungkapan risiko.
2. Hasil Uji Simultan (Uji F) yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa Veriabel Struktur Kepemilikan Saham Publik, Ukuran
Dewan Komisaris, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan secara
simultan (bersama-sama) berpengaruh terhadap Pengungkapan
Risiko.
B. SARAN
Berikut ini adalah beberapa saran dari penulis bagi para
peneliti yang ingin melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan
penelitian ini:
1. Berikut ini adalah beberapa saran dari penulis bagi para peneliti
yang ingin melanjutkan penelitian yang berkaitan dengan
penelitian ini: Penelitian ini menggunakan data pada laporan
tahunan dan situs Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menghitung
item Pengungkapan risiko. Informasi ini tentunya belum
mencerminkan kondisi sebenarnya dari praktek Pengungkapan
risiko karena tidak semua item diungkapkan secara jelas sehingga
100
hasil perhitungan indeks Pengungkapan risiko dalam penelitian
ini masih terbatas. Kemudian item pengungkapan Pengungkapan
risiko yang digunakan penelitian ini mengacu pada instrumen
yang dikeluarkan oleh COSO (2004) yang mengacu pada kondisi
luar negeri, untuk itu perlu adanya kajian lebih lanjut terhadap
tiap instrumen pengungkapan Pengungkapan risiko dengan
menyesuaikan kondisi yang ada di Indonesia.
2. Penelitian ini hanya menggunakan satu jenis industri yaitu
Property dan Real Estate sehingga hasilnya tidak dapat
digeneralisasi untuk jenis industri lain. Peneliti selanjutnya bisa
menggunakan jenis perusahaan lain seperti perusahaan asuransi
mengingat bahwa perusahaan asuransi juga memiliki potensi
risiko yang tinggi dan belum memiliki regulasi yang jelas
mengenai praktek Pengungkapan risiko.
3. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan pengukuran yang
berbeda melalui latar belakang pendidikan untuk komisaris
independen dan ukuran perusahaan juga dapat menggunakan
pengukuran penjualan maupun kapitalisasi pasar, untuk
Profitabilitas dapat menggunakan ROA, ROE dsb.
4. Pada penelitian ini hanya digunakan empat variabel untuk
menguji hubungan pengaruh dengan Pengungkapan risiko, maka
diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat menambah
variabel lain yang mampu dijadikan variabel untuk menguji
101
pengaruhnya terhadap pengungkapan Pengungkapan risiko,
misalnya Struktur Kepemilikan Manajerial, Struktur
Kepemilikan Institusional, Komite Audit, Tingkat Leverage,
Debt Equity Ratio dll.
C. Kontribusi Penelitian
1. Memberikan ilmu pengetahuan bagi para mahasiswa akuntansi dan
bahan referensi untuk lebih giat mangkaji dan meneliti tentang
Pengungkapan risiko dalam perusahaan, apalagi dalam jurusan
akuntansi UIN Jakarta penelitian atau skripsi tentang
Pengungkapan risiko belum banyak diteliti.
2. Memberikan pengetahuan bagi para investor tentang pengaruh
faktor- faktor terhadap pengungkapan risiko dalam sebuah
perusahaan, dan kelengkapan Pengungkapan risiko yang dilakukan
oleh manajerial perusahaan.
3. Memberikan pengetahuan bagi para manajerial perusahaan tentang
pentingnya pengungkapan risiko dan faktor-faktor apa saja yang
harus diperhatikan.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Industri yang di teliti hanya pada 1 sektor yakni pada sektor
Property dan Real Estate, sehingga belum mewakili semua
perusahaan di sektor – sektor lain.
2. Rentang waktu penelitian yang hanya 5 tahun.
102
DAFTAR PUSTAKA
Abraham, S. and Cox, P. 2007, “Analyzing the determinants of narrative risk
information in UK FTSE 100 annual reports”, British Accounting
Review, Vol. 39, pp. 227-48.
Aljifri, K. and Khaled H.. 2007. “The Determinants of Forward- looking
Information in Annual Reports of UAE Companies”. Managerial
Auditing Journal, Vol. 22, No. 9, pp. 881-894
Almilia, Luciana S. dan Ikka Retrinasari. 2007. “Analisis Pengaruh
Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan
dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di
BEJ”. Proceeding Seminar Nasional Inovasi Menghadapi
Perubahan Lingkungan Bisnis FE Universitas Trisakti. Jakarta, 9
Juni 2007
Alsaeed, K. 2006. “The Association between Firm-specific Characteristics
and Disclosure: The Case of Saudi Arabia”. Managerial Auditing
Journal. Vol. 21, No. 5, pp. 476-496
Amran, A. (2006), “Corporate social reporting in Malaysia: an
institutional perspective”, unpublished PhD thesis, University of
Malaya, Kuala Lumpur.
Amran, Azlan, A. M. Rosli Bin and B. C. H. Mohd Hassan. 2009.
“Risk Reporting: An Exploratory Study on Risk Management
Disclosure in Malaysian Annual Reports”. Managerial Auditing
Journal, Vol. 24, No. 1, pp. 39-57
Anggraini, Reni R. 2006. “Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam
Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-
perusahaan yang Terdaftar Bursa Efek Jakarta)”. Simposium
Akuntansi Nasional 9. Padang: Universitas Sanata Dharma Yogya
Anisa, Windi G. 2012. “Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan
Manajemen Risiko”. Skripsi. Semarang: Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro.
Belkaoli, Ahmed R. 2000. Teori Akuntansi. Buku I. Jakarta: Salemba Empat.
Benardi, Meliana K, Sutrisno, dan prihat Assih. 2009. ”Faktor-faktor Yang
Mempengaruhi Luas Pengungkapan dan Implikasinya terhadap
Asimetri Informasi (Studi Pada Perusahaan- Perusahaan Sektor
Manufaktur Yang Go public di BEI)”. Simposium Nasional
Akuntansi XII. Palembang 4-6 November 2009.
103
Beretta, S. and Bozzolan, S. 2004, “A framework for the analysis of firm risk
communication”, The International Journal of Accounting, Vol. 39,
pp. 265-88.
Binsar H. S. dan Lusy W. 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Jurnal Riset Akuntansi
Indonesia Vol 7, No. 3, September 2004 Hal 351-366.
Cabedo, J. and Tirado, J. 2004, ‘‘The disclosure of risk in financial
statements’’, Accounting Forum, Vol. 28, No.2, pp. 181-200.
Clarkson P, Guedes J, Thompson R. 1996. On the diversification,
observability, and measurement of estimation risk. Journal of
Financial and Quantitative Analysis March: 69-84.
Darmawi, Herman. 1994. Manajemen Risiko. Jakarta: Bumi Aksara
Fama, E. F. dan Jensen, M. C. 1983. “Agency Problems and Residual
Claims”. Journal of Law and Economics 26 (2) : 327 – 349.
Fitriany. 2001.”Signifikansi Perbedaan Tingkat Kelengkapan Pengungkapan
Wajib Dan Sukarela Pada Laporan Keungan Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta”. Simposium Akuntansi IV.
Bandung.pp 133-154.
Financial Committee of the Institute of Chartered Accountants in England
and Wales. 2002. “No Surprises: The Case for Better Risk
Reporting”. Balance Sheet 10, Vol. 4, pp. 18-21
Freeman, R.E. 1984. Strategic Management: A Stakeholder Approach,
Pitman Publishing Journal, Marshfield, MA.
Ginting, Monalisa Br. 2010. Pengaruh karakteristik perusahaan terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan
barang konsumsi yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Skripsi.
Fakultas Ekonomi, Universitas Riau, Medan.
Gray, R.H., Kouhy, R. and Lavers, S. 1995, “Corporate social and
environmental reporting: a review of the literature and a
longitudinal study of UK disclosure”, Accounting, Auditing &
Accountability Journal. Vol. 8 No. 2, pp. 47-77.
Gray, R.H., Kouhy, R. and Lavers, S. 1995, “Constructing a research database
of social and environmental reporting by UK companies: a
methodological note”, Accounting, Auditing & Accountability
Journal, Vol. 8 No. 2, pp. 78-101.
104
Gray, R.H., Owen, D.L. and Adams, C.A. 1996, Accounting and
Accountability: Changes and Challenges in Corporate Social and
Environmental Reporting, Prentice-Hall, Hemel Hempstead.
Gujarati, D.N. (2003), Basic Econometrics, 4th ed., McGraw-Hill, Singapore.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Semarang: Badan penerbitan Universitas Diponegoro, 2005.
Hassan, M. (2009), “UAE corporations-specific characteristics and level of
risk disclosure”, Managerial Auditing Journal, Vol. 24, No. 7, pp.
668-687.
Hackston, D. and Milne, M.J. (1996), “Some determinants of social and
environmental disclosures in New Zealand companies”,
Accounting, Auditing & Accountability Journal, Vol.9 No. 1, pp.
77-108.
Hendriksen, Eldon, dan M. Van Brenda. 2001. Accounting Theory. USA:
Mc.Graw-Hill
Horing, D. Hemut G. 2011.Investigasing Risk Disclosure Practices in the
European Insurance Industry”.International Center Insurance
Reporting.Germany.
IAI. 2004. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. Per 1 September 2007. Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat
Irawan, B. 2006. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan
Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan manufaktur
yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi,
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Jensen, Michael C. and William H. Meckling. 1976. “Theory of The
Firm : Managerial Behaviour, Agency Costs, and Ownership
Structure”. Journal of Financial Economics (JFE), Vol 3,
No. 4, 1 July 1976.
http://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=94043.
Diakses 22 Agustus 2015.
Keputusan Direksi BEJ Nomor Kep-305/BEJ/07-2004 tentang peraturan
nomor I- A tentang pencatatan saham efek ekuitas selain saham
yang diterbitkan oleh perusahaan tercatat
Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Nomor Kep-134/BL/2006 tentang Kewajiban Penyampaian
Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik.
105
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good
Corporate Governance Indonesia.Jakarta.
Komite Nasional Kebijakan Governance. 2011. Pedoman Penerapan
Manajemen Risiko Berbasis Governance. Jakarta.
Lajili, K. and Zeghal, D. 2005, “A content analysis of risk management
disclosure in Canadian annual reports”, Canadian Journal of
Administrative Sciences, Vol. 22 No. 2, pp. 125-42.
Linsley, P.M. and Shrives, P.J. 2005, “Disclosure of risk information in the
banking sectors”, Journal of Finance Regulation and Compliance,
Vol. 13 No. 3, pp. 205-14.
Linsley, P.M. and Shrives, P.J. 2006, “Risk reporting: a study of risk
disclosure in the annual reports of UK companies”, The British
Accounting Review, Vol. 38, pp. 387-404.
Marwata. 2001.”Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan Dan Kualitas
Ungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik Di
Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi IV.pp 155-157
Meek, Gary K., Clare B. Roberts, Sidney J. Gray. 1995. Factor Influencing
Voluntary Annual Report Disclosures By U. S, U. K and
Continental European Multinational Corporations. Journal of
International Bussiness Studies (Third Quarter): 246-271.
Prasetya, D. 2011. Analisis pengaruh ukuran perusahaan, likuiditas, leverage,
dan profitabilitas terhadap mandatory disclosure (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-
2009). Skripsi. Fakultas ekonomi, Universitas Diponegoro,
Semarang
Ridwan, Alif. Pengaruh kinerja lingkungan, profitabilitas, ukuran dewan
komisaris, dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan
Corporate Social Responsibility. Jakarta: Universitas UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2012.
Riny. 2010. Analisis Pengaruh Rasio Leverage, Likuiditas, Profitabilitas dan
Proporsi saham public terhadap kelengkapan laporan keuangan
pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi, Universitas Riau, Medan.
Sekaran, U. 2006. Metode Penelitian Untuk Bisnis 1. Edisi ke empat. Jakarta:
Salemba Empat.
Shrives, P. and Linsley, P. (2003), “Risk disclosure in UK and German
annual reports: a comparative study”, paper presented at the
European Accounting Association 26th Annual Conference, Seville.
106
Suliyanto. “Ekonometrika Terapan : Teori dan Aplikasi dengan SPSS”.
Yogyakarta: ANDI, 2011.
Sudarmadji, Ardi Murdoko dan Sularto Lana. 2007. “Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Profitabilitas Laverage, dan Tipe Kepemilikan
Perusahaan terhadap Luas Voluntary Disclodure Laporan
Keuangan Tahunan”. Procceding PESAT (Psikologi, Ekonomi,
Sastra dan Teknik Sipil), Auditorium Kampus Gunadarma 21-22
Agustus 2007, Vol 2, ISSN 1858-2559.
Singhvi S, Desai H. 1971. An empirical analysis of the quality of corporate
financial disclosure. The Accounting Review January: 129-138.
Soewardjono. 2005. Teori Akuntansi. Edisi 3. Yogyakarta: BPFE
Taures, Nazila S. I. 2011. “ Analisis Hubungan Antara Karakteristik dengan
pengungkapan Risiko (Studi empiris pada laporan tahunan
perusahaan- perusahaan nonkeuangan yang terdaftar di BEI tahun
2009)”. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro.
Wild, John J, K.R. Subramanyam dan Robert F. Halsey. 2005. Analisis
Laporan Keuangan, Edisi delapan, Salemba Empat, Buku satu:
Jakarta.
Zuhroh, D. dan I Putu Pande Heri S. 2003. “Analisis Pengaruh Luas
Pengungkapan Sosial Dalam Laporan Tahunan Perusahaan
Terhadap Reaksi Investor”. Simposium Nasional Akuntansi VI.
Surabaya, 16-17 Oktober 2003
www.idx.co.id
xxi
Lampiran 1
Daftar Purposive Sampling
Perusahaan Property dan Real Estate yang Listing
di Bursa Efek Indonesia
No Nama Perusahaan
Kode
Perusahaan
TAHUN
IPO
Laporan Tahunan
2010 2011 2012 2013 2014
1 Agung Podomoro Land Tbk APLN 11-Nov-10
2 Alam Sutera Realty Tbk ASRI 18-Des-07
3 Bekasi Asri Pemula Tbk BAPA 14-Jan-08 x
4 Bumi Citra Permai Tbk BCIP 11-Des-09
5 Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk BEST 10-Apr-12
6 Binakarya Jaya Abadi BIKA 14-Jul-15
7 Bhuwanatala Indah Permai Tbk BIPP 23-Okt-95
8 Bukit Darmo Property Tbk BKDP 15-Jun-07
9 Sentul City Tbk BKSL 28-Jul-97
10 Bumi Serpong Damai Tbk BSDE 06-Jun-08
11 Cowell Development Tbk COWL 19-Des-07
12 Ciputra Development Tbk CTRA 28-Mar-94
13 Ciputra Property Tbk CTRP 07-Nov-07
14 Ciputra Surya Tbk CTRS 15-Jan-99
xxii
15 Duta Anggada Realty Tbk DART 08-Mei-90
16 Intiland Development Tbk DILD 04-Sep-91
17 Puradelta Lestari Tbk DMAS 29-Mei-15
18 Duta Pertiwi Tbk DUTI 02-Nov-94
19 Bakrieland Development Tbk ELTY 30-Okt-95
20 Megapolitan Developments Tbk EMDE 12-Jan-11
21 Fortune Mate Indonesia Tbk FMII 30-Jun-00 x
22 Gading Development Tbk GAMA 11-Jul-12
23 Gowa Makassar Tourism Development Tbk GMTD 11-Des-00
24 Perdana Gapuraprima Tbk GPRA 10-Okt-07 x
25 Greenwood Sejahtera Tbk GWSA 23-Des-11
26 Jaya Real Property Tbk JRPT 29-Jun-94
27 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA 10-Jan-95
28 MNC Land Tbk KPIG 30-Mar-00
29 Lamicitra Nusantara Tbk LAMI 18-Jul-01
30 Eureka Prima Jakarta Tbk LCGP 13-Jul-07 x
31 Lippo Cikarang Tbk LPCK 24-Jul-97
32 Lippo Karawaci Tbk LPKR 28-Jun-96
33 Modernland Realty Ltd Tbk MDLN 18-Jan-93
34 Metropolitan Kentjana Tbk MKPI 10-Jul-09 x
35 Mega Manunggal Property Tbk MMLP 12-Jun-15
36 Metropolitan Land Tbk MTLA 20-Jun-11
37 Metro Realty Tbk MTSM 08-Jan-92
38 Nirvana Development Tbk NIRO 13-Sep-12
LANJUTAN
xxiii
39 Indonesia Prima Property Tbk OMRE 22-Agu-94
40 PP Properti Tbk PPRO 19-Mei-15
41 Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN 15-Jun-92
42 Pudjiati Prestige Tbk PUDP 18-Nov-94
43 Pakuwon Jati Tbk PWON 19-Okt-89
44 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk RBMS 19-Des-97
45 Roda Vivatex Tbk RDTX 14-Mei-90
46 Pikko Land Development Tbk RODA 22-Okt-01
47 Dadanayasa Arthatama Tbk. SCBD 19-Apr-02
48 Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM 12-Okt-95
49 Summarecon Agung Tbk SMRA 07-Mei-90 x
50 Sitara Propertindo Tbk TARA 11-Jul-14
LANJUTAN
xxiv
Lampiran 2
Daftar Sample Penelitian
Perusahaan Property dan Real Estate
No Nama Perusahaan Kode Perusahaan
1 Alam Sutera Realty Tbk ASRI
2 Bumi Citra Permai Tbk BCIP
3 Bhuwanatala Indah Permai Tbk BIPP
4 Bukit Darmo Property Tbk BKDP
5 Sentul City Tbk BKSL
6 Bumi Serpong Damai Tbk BSDE
7 Cowell Development Tbk COWL
8 Ciputra Development Tbk CTRA
9 Ciputra Property Tbk CTRP
10 Ciputra Surya Tbk CTRS
11 Duta Anggada Realty Tbk DART
12 Intiland Development Tbk DILD
13 Duta Pertiwi Tbk DUTI
14 Bakrieland Development Tbk ELTY
15 Gowa Makassar Tourism Development Tbk GMTD
16 Jaya Real Property Tbk JRPT
17 Kawasan Industri Jababeka Tbk KIJA
18 MNC Land Tbk KPIG
19 Lamicitra Nusantara Tbk LAMI
20 Lippo Cikarang Tbk LPCK
21 Lippo Karawaci Tbk LPKR
22 Modernland Realty Ltd Tbk MDLN
23 Metro Realty Tbk MTSM
24 Indonesia Prima Property Tbk OMRE
25 Plaza Indonesia Realty Tbk PLIN
26 Pudjiati Prestige Tbk PUDP
27 Pakuwon Jati Tbk PWON
28 Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk RBMS
29 Roda Vivatex Tbk RDTX
30 Pikko Land Development Tbk RODA
31 Dadanayasa Arthatama Tbk. SCBD
32 Suryamas Dutamakmur Tbk SMDM
xxv
Lampiran 3
Tabel Pengungkapan Risiko COSO (2004)
Dimensi-Dimensi Pengungkapan Risiko
A. Internal Environment
1 Apakah ada piagam dewan?
2 Informasi tentang kode etik / etika?
3 Informasi tentang bagaimana kebijakan kompensasi menyelaraskan kepentingan
manajer dengan pemegang saham?
4 Informasi tentang target kinerja individu?
5 Informasi tentang prosedur perekrutan dan pemecatan dari papan anggota dan
manajemen?
6 Informasi tentang kebijakan remunerasi anggota dewan dan manajemen?
7 Informasi tentang pelatihan, pembinaan dan pendidikan program?
8 Informasi tentang pelatihan di nilai-nilai etika?
9 Informasi tentang tanggung jawab dewan?
10 Informasi tentang tanggung jawab komite audit?
11 Informasi tentang tanggung jawab CEO?
12 Informasi tentang eksekutif senior yang bertanggung jawab untuk risiko manajemen?
13 Informasi tentang pengawasan pengawasan dan manajerial?
B. Objective Setting
14 Informasi tentang misi perusahaan?
15 Informasi tentang strategi perusahaan?
16 Informasi tentang tujuan bisnis perusahaan?
17 Informasi tentang tolok ukur diadopsi untuk mengevaluasi hasil?
18 Informasi tentang persetujuan strategi dengan dewan?
19 Informasi tentang hubungan antara strategi, tujuan, dan nilai pemegang saham?
C. Event Identification
Financial Risk
20 Informasi tentang tingkat likuiditas?
21 Informasi tentang tingkat suku bunga?
22 Informasi tentang nilai tukar asing?
23 Informasi tentang biaya modal?
24 Informasi tentang akses ke pasar modal?
25 Informasi tentang instrumen utang jangka panjang?
26 informasi tentang resiko kegagalan?
27 Informasi tentang risiko solvabilitas?
28 Informasi tentang risiko harga ekuitas?
29 Informasi tentang risiko komoditas?
Compliance Risk
30 Informasi tentang masalah litigasi?
31 Informasi tentang kepatuhan terhadap peraturan?
xxvi
32 Informasi tentang kepatuhan terhadap kode industri?
33 Informasi tentang kepatuhan terhadap kode sukarela?
34 Informasi tentang kepatuhan dengan rekomendasi dari Tata kelola perusahaan?
Technology Risk
35 Informasi tentang pengelolaan data ?
36 Informasi tentang sistem komputer?
37 Informasi tentang privasi informasi diadakan pada pelanggan?
38 Informasi tentang perangkat lunak keamanan?
Economical Risk
39 Informasi tentang kompetisi alami?
40 Informasi tentang peristiwa makroekonomi yang bisa mempengaruhi perusahaan?
Reputational Risk
41 Informasi tentang isu-isu lingkungan?
42 Informasi tentang masalah etika?
43 Informasi tentang isu-isu kesehatan dan keselamatan?
44 Informasi tentang rendah / tinggi saham atau peringkat kredit?
D. Risk Assessment
45 Penilaian risiko tingkat likuiditas?
46 Penilaian risiko suku bunga?
47 Penilaian risiko nilai tukar asing?
48 Penilaian risiko biaya modal?
49 Penilaian risiko dari akses ke pasar modal?
50 Penilaian risiko instrumen utang jangka panjang?
51 Penilaian risiko risiko kegagalan?
52 Penilaian risiko risiko solvabilitas?
53 Penilaian risiko risiko harga ekuitas?
54 Penilaian risiko risiko komoditas?
55 Penilaian risiko masalah litigasi?
56 Penilaian risiko kepatuhan dengan peraturan?
57 Penilaian risiko kepatuhan dengan kode industri?
58 Penilaian risiko kepatuhan dengan kode sukarela?
59 Penilaian risiko kepatuhan dengan rekomendasi dari tata kelola perusahaan?
60 Penilaian risiko manajemen data?
61 Penilaian risiko sistem komputer?
62 Penilaian risiko privasi informasi diadakan pada pelanggan?
63 Penilaian risiko pada keamanan software?
64 Penilaian risiko sifat kompetisi?
65 Penilaian risiko masalah lingkungan?
66 Penilaian risiko masalah etika?
67 Penilaian risiko masalah kesehatan dan keselamatan?
68 Penilaian risiko lebih rendah / tinggi saham atau peringkat kredit?
69 Informasi tentang teknik yang digunakan untuk menilai potensi Dampak dari peristiwa
menggabungkan?
LANJUTAN
xxvii
E. Risk Response
70 Gambaran umum dari proses untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola?
71 Informasi tentang pedoman tertulis tentang bagaimana risiko harus dikelola?
72 Respon terhadap risiko likuiditas?
73 Respon terhadap risiko suku bunga?
74 Respon terhadap risiko nilai tukar asing?
75 Menanggapi risiko yang terkait dengan biaya modal?
76 Respon untuk akses ke pasar modal?
77 Respon untuk instrumen utang jangka panjang?
78 Respon risiko litigasi?
79 Respon risiko default?
80 Respon risiko solvabilitas?
81 Menanggapi risiko harga ekuitas?
82 Respon risiko komoditas?
83 Respon untuk memenuhi peraturan?
84 Respon untuk memenuhi kode industri?
85 Respon untuk memenuhi kode sukarela?
86 Respon untuk memenuhi rekomendasi dari Corporate Governance?
87 Respon risiko data?
88 Respon risiko sistem komputer?
89 Respon untuk privasi informasi diadakan pada pelanggan?
90 Respon untuk risiko keamanan perangkat lunak?
91 Respon terhadap risiko persaingan?
92 Menanggapi risiko lingkungan?
93 Respon risiko etika?
94 Respon terhadap risiko kesehatan dan keselamatan?
95 Respon untuk risiko lebih rendah / tinggi saham atau peringkat kredit?
F. Control Activities
96 Informasi tentang kontrol penjualan?
97 Informasi tentang review fungsi dan efektivitas kontrol?
98 Informasi tentang masalah otorisasi?
99 Informasi tentang dokumen dan catatan sebagai kontrol?
100 Informasi tentang prosedur verifikasi independen?
101 Informasi tentang kontrol fisik?
102 Informasi tentang pengendalian proses?
G. Information and Communication
103 Informasi tentang verifikasi kelengkapan, akurasi dan validitas informasi?
104 Informasi tentang saluran komunikasi untuk melaporkan pelanggaran hukum, peraturan
atau kejanggalan lainnya diduga?
105 Informasi tentang saluran komunikasi dengan pelanggan, vendor dan pihak eksternal
lainnya?
H. Monitoring
106 Informasi tentang bagaimana proses dipantau?
LANJUTAN
xxviii
107 Informasi tentang audit internal?
108 Informasi tentang anggaran Internal Audit?
Total Rata-Rata
LANJUTAN
xxix
Lampiran 4
Hasil Input Data
NO Kode Emiten Tahun SK UDK NPM SIZE RISK
1 ASRI 2010 0,504809 5 0,379612 12,66162 0,68
2 BAPA 2010 0,046154 5 0,232709 11,13468 0,67
3 BCIP 2010 0,417183 3 0,420511 11,28266 0,48
4 BIPP 2010 0,571574 4 -0,1675 11,34638 0,63
5 BKDP 2010 0,421187 4 -0,46423 12,00755 0,75
6 BKSL 2010 0,364415 5 0,147649 12,68253 0,72
7 BSDE 2010 0,261268 7 0,161165 13,06799 0,67
8 COWL 2010 0,338526 2 0,083599 11,42641 0,67
9 CTRA 2010 0,610916 6 0,198212 12,97212 0,77
10 CTRP 2010 0,452774 5 0,436844 12,58246 0,75
11 CTRS 2010 0,373402 4 0,146937 12,41651 0,61
12 DART 2010 0,12262 3 0,07712 12,40857 0,68
13 DILD 2010 0,392535 6 0,481356 12,66269 0,81
14 DUTI 2010 0,14688 5 0,265091 12,67425 0,72
15 ELTY 2010 0,78807 6 0,130674 13,23209 0,86
16 GMTD 2010 0,349997 10 0,23272 11,55509 0,71
17 GPRA 2010 0,104758 3 0,179082 12,0736 0,73
18 JRPT 2010 0,208718 5 0,342487 12,51795 0,71
19 KIJA 2010 0,941464 2 0,103986 12,52321 0,68
20 KPIG 2010 0,415597 3 0,229456 12,32054 0,66
21 LAMI 2010 0,071167 3 0,147726 11,78142 0,49
22 LPCK 2010 0,578009 5 0,161388 12,22273 0,76
23 LPKR 2010 0,812901 8 0,168 13,20831 0,75
24 MDLN 2010 0,348355 4 0,168483 12,30806 0,74
25 MTSM 2010 0,504809 4 0,082874 11,04454 0,56
26 OMRE 2010 0,099099 6 0,278986 11,88509 0,64
27 PLIN 2010 0,529098 4 0,641441 12,64649 0,71
28 PUDP 2010 0,134491 3 0,174474 11,45528 0,69
29 PWON 2010 0,174546 3 0,222768 12,69276 0,81
30 RBMS 2010 0,343411 3 0,029717 11,0693 0,65
31 RDTX 2010 0,185249 3 0,655286 11,93067 0,67
32 RODA 2010 0,319851 3 -0,05545 11,88376 0,64
33 SCBD 2010 0,175896 3 0,068799 12,54104 0,71
34 SMDM 2010 0,129119 3 -0,01152 12,31451 0,72
35 ASRI 2011 0,473842 5 0,436435 12,7787 0,58
36 BAPA 2011 0,231203 3 0,192566 11,17051 0,67
37 BCIP 2011 0,413774 3 0,043123 11,37574 0,49
xxx
38 BIPP 2011 0,472573 4 -0,79473 11,34194 0,62
39 BKDP 2011 0,562544 4 -1,17304 11,98967 0,84
40 BKSL 2011 0,704074 6 0,296107 12,72349 0,71
41 BSDE 2011 0,262696 7 0,360624 13,10678 0,67
42 COWL 2011 0,339271 2 0,183866 11,58623 0,69
43 CTRA 2011 0,610916 6 0,149116 13,06164 0,78
44 CTRP 2011 0,420674 5 0,383226 12,63495 0,74
45 CTRS 2011 0,373402 4 0,247682 12,54766 0,62
46 DART 2011 0,126709 3 0,145881 12,61317 0,69
47 DILD 2011 0,504121 6 0,156954 12,75526 0,82
48 DUTI 2011 0,14688 6 0,378169 12,71502 0,73
49 ELTY 2011 0,769278 5 0,03878 13,24817 0,86
50 GMTD 2011 0,504809 10 0,259377 11,68753 0,73
51 GPRA 2011 0,104758 3 0,201993 12,07335 0,74
52 JRPT 2011 0,208782 5 0,388167 12,61113 0,72
53 KIJA 2011 0,765419 2 0,284013 12,74798 0,71
54 KPIG 2011 0,573129 3 0,563202 12,28974 0,65
55 LAMI 2011 0,071167 3 0,343399 11,77231 0,49
56 LPCK 2011 0,578009 5 0,285533 12,31005 0,77
57 LPKR 2011 0,821186 7 0,138419 13,26148 0,73
58 MDLN 2011 0,437918 4 0,158304 12,38209 0,75
59 MTSM 2011 0,504809 4 0,191078 11,08686 0,56
60 OMRE 2011 0,09495 6 0,254929 11,86819 0,64
61 PLIN 2011 0,232169 4 0,091391 12,62663 0,71
62 PUDP 2011 0,285476 3 0,236435 11,53243 0,69
63 PWON 2011 0,152296 3 0,256092 12,75929 0,87
64 RBMS 2011 0,305132 3 -0,88779 11,09855 0,66
65 RDTX 2011 0,170105 3 0,385121 12,03434 0,66
66 RODA 2011 0,310985 3 0,073587 11,83167 0,57
67 SCBD 2011 0,17589 3 0,105612 12,54138 0,68
68 SMDM 2011 0,129119 3 0,128446 12,39004 0,72
69 ASRI 2012 0,445366 5 0,497091 13,03927 0,67
70 BAPA 2012 0,300764 3 0,178237 11,20165 0,69
71 BCIP 2012 0,414176 3 0,090513 11,53347 0,47
72 BIPP 2012 0,454214 3 -0,54733 11,2514 0,56
73 BKDP 2012 0,421187 4 -4,3582 11,95422 0,72
74 BKSL 2012 0,516543 7 0,354871 12,78917 0,73
75 BSDE 2012 0,262696 7 0,39671 13,22419 0,68
76 COWL 2012 0,052607 3 0,223691 12,25004 0,73
77 CTRA 2012 0,618468 5 0,219297 13,17677 0,77
78 CTRP 2012 0,420674 5 0,38616 12,77334 0,75
LANJUTAN
xxxi
79 CTRS 2012 0,373402 4 0,261253 12,64623 0,61
80 DART 2012 0,103323 3 0,213278 12,63278 0,69
81 DILD 2012 0,578622 6 0,158885 12,78474 0,81
82 DUTI 2012 0,114393 6 0,392134 12,81903 0,73
83 ELTY 2012 0,830014 6 -0,43013 13,18286 0,87
84 GMTD 2012 0,349997 10 0,268321 11,95472 0,72
85 GPRA 2012 0,105226 3 0,281481 12,11727 0,78
86 JRPT 2012 0,208782 5 0,38838 12,69882 0,71
87 KIJA 2012 0,824749 2 0,326851 12,8499 0,71
88 KPIG 2012 0,529712 3 0,384784 12,43597 0,61
89 LAMI 2012 0,071167 3 0,31843 11,77737 0,48
90 LPCK 2012 0,578009 6 0,401771 12,45209 0,77
91 LPKR 2012 0,821186 7 0,402997 13,39566 0,73
92 MDLN 2012 0,588416 4 0,257254 12,66199 0,84
93 MTSM 2012 0,504809 4 0,180343 11,02575 0,56
94 OMRE 2012 0,099099 6 0,133994 11,88876 0,63
95 PLIN 2012 0,504809 3 0,137268 12,59663 0,70
96 PUDP 2012 0,285476 3 0,219487 11,55772 0,69
97 PWON 2012 0,296058 3 0,353975 12,87886 0,81
98 RBMS 2012 0,222491 3 0,09608 11,18416 0,65
99 RDTX 2012 0,170105 3 0,378743 12,08203 0,62
100 RODA 2012 0,311033 3 0,33648 12,38776 0,66
101 SCBD 2012 0,175896 4 0,101423 12,55132 0,68
102 SMDM 2012 0,129119 3 0,175526 12,42122 0,69
103 ASRI 2013 0,481921 5 0,241455 13,15921 0,70
104 BAPA 2013 0,296266 3 0,12514 11,24461 0,69
105 BCIP 2013 0,414176 3 0,138917 11,6357 0,51
106 BIPP 2013 0,336506 3 0,47813 11,74928 0,66
107 BKDP 2013 0,562544 4 -5,19439 11,92711 0,75
108 BKSL 2013 0,584161 7 0,629063 13,02799 0,75
109 BSDE 2013 0,495507 9 0,506743 13,35357 0,69
110 COWL 2013 0,064984 3 0,147238 12,2889 0,72
111 CTRA 2013 0,614434 4 0,278387 13,30352 0,80
112 CTRP 2013 0,406615 5 0,30539 12,88388 0,78
113 CTRS 2013 0,373402 4 0,32722 12,76119 0,64
114 DART 2013 0,103323 3 0,217994 12,67838 0,69
115 DILD 2013 0,574568 6 0,214323 12,87659 0,83
116 DUTI 2013 0,114393 6 0,469942 12,87353 0,74
117 ELTY 2013 0,84577 5 -0,06632 13,08994 0,84
118 GMTD 2013 0,504809 9 0,305047 12,11628 0,77
119 GPRA 2013 0,096572 3 0,31674 12,12123 0,75
LANJUTAN
xxxii
120 JRPT 2013 0,199798 5 0,415199 12,7898 0,74
121 KIJA 2013 0,800331 4 0,038136 12,91673 0,72
122 KPIG 2013 0,165954 3 0,508224 12,86696 0,70
123 LAMI 2013 0,071167 3 0,439208 11,7868 0,49
124 LPCK 2013 0,578009 7 0,444772 12,58593 0,80
125 LPKR 2013 0,821186 8 0,23889 13,49554 0,76
126 MDLN 2013 0,630947 5 0,862636 12,98443 0,81
127 MTSM 2013 0,190568 4 -0,06787 10,9918 0,56
128 OMRE 2013 0,09495 5 -0,09453 11,91497 0,66
129 PLIN 2013 0,10931 3 0,023933 12,61561 0,71
130 PUDP 2013 0,285475 3 0,277602 11,56422 0,69
131 PWON 2013 0,47795 3 0,375123 12,9684 0,89
132 RBMS 2013 0,496927 3 -0,68163 11,20139 0,69
133 RDTX 2013 0,141612 2 0,55639 12,19024 0,69
134 RODA 2013 0,316933 3 0,588731 12,43947 0,69
135 SCBD 2013 0,175896 5 0,626337 12,74432 0,73
136 SMDM 2013 0,108411 3 0,080384 12,46987 0,72
137 ASRI 2014 0,485186 6 0,324148 13,22851 0,71
138 BAPA 2014 0,229762 3 0,155097 11,24594 0,67
139 BCIP 2014 0,229762 3 0,141279 11,77109 0,53
140 BIPP 2014 0,336506 3 0,185898 11,7907 0,67
141 BKDP 2014 0,421187 4 0,066997 11,91866 0,74
142 BKSL 2014 0,523646 5 0,057249 12,99105 0,59
143 BSDE 2014 0,351134 8 0,716874 13,44924 0,69
144 COWL 2014 0,066764 3 0,292036 12,56613 0,75
145 CTRA 2014 0,616441 4 0,282799 13,36705 0,81
146 CTRP 2014 0,406615 5 0,239765 12,9475 0,79
147 CTRS 2014 0,373402 4 0,340749 12,78684 0,65
148 DART 2014 0,103323 3 0,316858 12,70878 0,70
149 DILD 2014 0,578622 6 0,234053 12,95448 0,84
150 DUTI 2014 0,114393 6 0,454602 12,90441 0,75
151 ELTY 2014 0,756157 5 0,267826 13,16155 0,85
152 GMTD 2014 0,349997 8 0,378981 12,18307 0,78
153 GPRA 2014 0,164144 3 0,252853 12,18099 0,73
154 JRPT 2014 0,203842 5 0,369011 12,82505 0,75
155 KIJA 2014 0,800331 4 0,140781 12,92968 0,73
156 KPIG 2014 0,473487 3 0,413885 12,99846 0,72
157 LAMI 2014 0,071167 3 0,294235 11,8003 0,50
158 LPCK 2014 0,578009 9 0,470952 12,63446 0,81
159 LPKR 2014 0,768655 9 0,269001 13,57704 0,77
160 MDLN 2014 0,640405 5 0,389528 12,01899 0,71
LANJUTAN
xxxiii
161 MTSM 2014 0,190568 4 -0,05222 10,96533 0,55
162 OMRE 2014 0,099099 6 0,43291 11,91134 0,65
163 PLIN 2014 0,105372 3 0,235427 12,65753 0,72
164 PUDP 2014 0,285475 3 0,177906 11,604 0,70
165 PWON 2014 0,423783 3 0,670686 12,22456 0,76
166 RBMS 2014 0,496927 3 0,087993 11,19296 0,67
167 RDTX 2014 0,141612 2 0,459442 12,21575 0,69
168 RODA 2014 0,316933 3 0,755522 12,48681 0,69
169 SCBD 2014 0,17443 5 0,136524 12,74579 0,73
170 SMDM 2014 0,048222 3 0,105708 12,49918 0,73
LANJUTAN
xxxiv
Lampiran 5
Hasil Olah Data SPSS
Deskriptif Statistik
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
RISK ,7004 ,08457 170
SK ,3660 ,21955 170
UDK 4,3824 1,76110 170
NPM ,1657 ,60276 170
SIZE 12,3431 ,64312 170
xxxv
Uji Normalitas Data
Grafik Histogram
Grafik P plot
xxxvi
Uji Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Predicted Value
Unstandardized
Residual
N 170 170
Normal Parametersa,b Mean ,7004118 ,0000000
Std. Deviation ,05147986 ,06709489
Most Extreme Differences Absolute ,055 ,068
Positive ,055 ,068
Negative -,055 -,060
Test Statistic ,055 ,068
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d ,055c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
xxxvii
Uji Multikolinieritas
Uji Autokerelasi
Uji durbin watson
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,609a ,371 ,355 ,06790 2,084
a. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SK, UDK
b. Dependent Variable: RISK
Uji Run t Test
Runs Test
Unstandardized
Residual
Test Valuea ,00716
Cases < Test Value 85
Cases >= Test Value 85
Total Cases 170
Number of Runs 82
Z -,615
Asymp. Sig. (2-tailed) ,538
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -,189 ,110 -1,728 ,086
SK ,042 ,027 ,108 1,565 ,119 ,803 1,246
UDK ,004 ,003 ,090 1,298 ,196 ,797 1,254
NPM -,018 ,009 -,126 -1,955 ,052 ,917 1,090
SIZE ,070 ,009 ,529 7,408 ,000 ,748 1,336
a. Dependent Variable: RISK
xxxviii
a. Median
Uji Heterokedasitas
Grafik Scatter Plot
xxxix
Uji rank Spearman
Correlations
ABS_RE
S SK UDK NPM SIZE
Spearman's
rho
ABS_RES Correlation
Coefficient 1,000 ,145 -,020 -,051 -,074
Sig. (2-tailed) . ,060 ,794 ,509 ,339
N 170 170 170 170 170
SK Correlation
Coefficient ,145 1,000 ,376** -,034 ,366**
Sig. (2-tailed) ,060 . ,000 ,656 ,000
N 170 170 170 170 170
UDK Correlation
Coefficient -,020 ,376** 1,000 ,203** ,482**
Sig. (2-tailed) ,794 ,000 . ,008 ,000
N 170 170 170 170 170
NPM Correlation
Coefficient -,051 -,034 ,203** 1,000 ,328**
Sig. (2-tailed) ,509 ,656 ,008 . ,000
N 170 170 170 170 170
SIZE Correlation
Coefficient -,074 ,366** ,482** ,328** 1,000
Sig. (2-tailed) ,339 ,000 ,000 ,000 .
N 170 170 170 170 170
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
xl
Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,448 4 ,112 24,284 ,000b
Residual ,761 165 ,005
Total 1,209 169
a. Dependent Variable: RISK
b. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SK, UDK
Hasil Uji t
Hasil Persamaan Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -,189 ,110 -1,728 ,086
SK ,042 ,027 ,108 1,565 ,119 ,803 1,246
UDK ,004 ,003 ,090 1,298 ,196 ,797 1,254
NPM -,018 ,009 -,126 -1,955 ,052 ,917 1,090
SIZE ,070 ,009 ,529 7,408 ,000 ,748 1,336
a. Dependent Variable: RISK
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) -,189 ,110 -1,728 ,086
SK ,042 ,027 ,108 1,565 ,119 ,803 1,246
UDK ,004 ,003 ,090 1,298 ,196 ,797 1,254
NPM -,018 ,009 -,126 -1,955 ,052 ,917 1,090
SIZE ,070 ,009 ,529 7,408 ,000 ,748 1,336
a. Dependent Variable: RISK
xli
Nilai Adjusted R Square
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,609a ,371 ,355 ,06790 2,084
a. Predictors: (Constant), SIZE, NPM, SK, UDK
b. Dependent Variable: RISK