pengaruh company growth, leverage, dan opini audit …eprints.ums.ac.id/77558/3/naspub...
TRANSCRIPT
PENGARUH COMPANY GROWTH, LEVERAGE, DAN OPINI
AUDIT TAHUN SEBELUMNYATERHADAP PENERIMAAN
OPINIAUDIT GOING CONCERN
(Studi Empiris Pada Klasifikasi Industri Real Estate dan Properti
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2015-2017)
Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I
Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Oleh:
IMAWAN
B200150226
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2019
i
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGARUH COMPANY GROWTH, LEVERAGE, DAN OPINI AUDIT
TAHUN SEBELUMYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING
CONCERN
(Studi Empiris pada Klasifikasi Industri Real Estate dan Properti yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2015-2017)
PUBLIKASI ILMIAH
Oleh:
IMAWAN
B 200 150 226
Penandatanganan berpendapat bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat untuk
diterima.
Telah diperiksa dan disetujui untuk diujioleh:
Surakarta, 26 Agustus 2019
Pembimbing
(Dra. Nursiam, MH., AK,.CA)
NIDN. 0624096401
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PENGARUH COMPANY GROWTH, LEVERAGE, DAN OPINI AUDIT
TAHUN SEBELUMNYATERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT GOING
CONCERN
(Studi Empiris pada Klasifikasi Industri Real Estate dan Properti yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2015-2017)
Oleh:
IMAWAN
B 200 150 226
Telah di pertahankan di depan Dewan Penguji Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
Padahari senin, 26 Agustus 2019
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat
DewanPenguji:
1. Dra. Nursiam, MH., AK. ( )
(KetuaDewanPenguji)
2. Andi Dwi Bayu B, M.Si, Ph.D ( )
(Anggota I DewanPenguji)
3. Dr. Fatchan Achyani, SE, M.Si ( )
(Anggota II DewanPenguji)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Dr. H. Syamsudin, M.M
NIDN. 017025701
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa naskah publikasi yangsaya buat dan
serahkan ini merupakan hasil karya saya sendiri, kecuali kutipan-kutipan dan ringkasan-
ringkasan yang semuanya telah saya jelaskan sumbernya. Apabila dikemudian hari
terbukti dan atau dapat dibuktikan bahwa skripsi hasil jiplakan, maka saya bersedia
menerima sanksi apapun dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan atau gelar dan ijazah yang
diberikan oleh Universitas Muhammadiyah Surakarta batal saya terima.
Surakarta, 26 Agustus 2019
Yang membuat pernyataan,
(IMAWAN)
1
PENGARUH COMPANY GROWTH, LEVERAGE, DAN OPINI AUDIT
TAHUN SEBELUMNYA TERHADAP PENERIMAAN OPINI AUDIT
GOING CONCERN
(Studi Empiris pada Klasifikasi Industri Real Estate dan Properti yang Terdaftar Di
Bursa Efek
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh company growth, leverage
dan opini audit tahun sebelumnya terhadap opini audit going concern. Penelitian
dilakukan pada perusahaan klasifikasi industri real estate dan properti yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2017. Pengambilan sampel
penelitian dilakukan dengan metode purposive sampling dan didapatkan 123
perusahaan sebagai sampel. Data diuji menggunakan metode regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa company growth leverage, tidak
berpengaruh terhadap opini going concern sedangkan opini audit tahun
sebelumnya berpengaruh terhadap opini going concern.
Kata kunci: company growth, leverage, opini audit tahun sebelumnya, opini
audit, going concern.
Abstract
This study aims to analyze the effect of company growth, leverage, and prior
opinion to going concern audit opinion.The population of this study is basic real
estate and property companies classification listed on the Indonesia Stock
Exchange (IDX) for 2015-2017. The sample is taken by purposive sampling
method and obtained 123 listed companies. Data is tested using logistic regression
methods.The results show tha company growth, leverage, have no effect to going
concern audit opinion meanwhile prior opinion has effects to going concern audit
opinion.
Keywords: company growth, leverage, prior opinion, going concern audit
opinion.
1. PENDAHULUAN
Perkembangan ekonomi yang semakin maju telah merubah banyak pandangan
mengenai cara pelaku ekonomi dalam melakukan pengelolaan keuangannya.
Kemajuan teknologi juga memungkinkan seseorang lebih mudah dalam
berinvestasi didorong semakin banyaknya perusahaan yang mulai merintis go
public dan terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Semakin banyaknya
perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia memunculkan banyaknya
2
variasi pilihan untuk calon investor dalam menyusun portofolio investasi.
Aktivitas investasi ini tentunya memerlukan informasi yang lengkap serta objektif
terlebih lagi mengenai informasi keuangan suatu perusahaan. Kewajaran
informasi keuangan tidak terlepas dari auditor yang berperan sebagai pemeriksa
apakah laporan keuangan perusahaan sudah disajikan sesuai standar akuntansi
yang berlaku atau tidak. Kepastian mengenai kewajaran penyajian laporan
keuangan sangat penting karena laporan keuangan mereplikasikan kondisi
keuangan suatu perusahaan.
Laporan keuangan merupakan sebuah dasar bagi upaya analisis atas keadaan
ekonomi suatu perusahaan kepada para pengguna laporan keuangan. Informasi
yang ada dalam laporan keuangan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
mengenai kelangsungan hidup perusahaan dalam jangka waktu yang lama. Selain
itu, informasi yang diambil dari laporan keuangandigunakan sebagai pengambilan
keputusan bagi investor untuk melakukan investasi di suatu perusahaan yang akan
meningkatkan efisiensi pasar secara keseluruhan. Agar laporan keuangan dapat
memberikan informansi yang bermanfaat, maka laporan keuangan harus
mencerminkan kinerja dan kondisi perusahaan sesungguhnya sehingga mampu
mempengaruhi investor dan pemegang kepentingan lainnya. (Pramestri, 2014).
Kelangsungan hidup perusahaan menjadi sorotan penting bagi pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap perusahaan terutama investor. Investor
menanamkan modalnya untuk mendanai operasi perusahaan. Ketika akan
melakukan investasi pada suatu perusahaan, investor perlu mengetahui kondisi
keuangan perusahaan terutama yang menyangkut tentang kelangsungan hidup
(going concern) perusahaan tersebut. (Kristiana, 2012). Going concern merupakan
asumsi dasar dalam penyusunan laporan keuangan, suatu perusahaan diasumsikan
tidak bermaksud atau berkeinginan untuk melikuidasi atau mengurangi secara
material skala usahanya (PSAP, 2011:341.2).
Kondisi ekonomi merupakan sesuatu yang tidak pasti, para investor
mengharapkan auditor memberikan early warning akan keberlangsungan hidup
perusahaan. Oleh karena itu, auditor sangat diandalkan dalam memberikan
informasi laporan keuangan yang baik bagi investor (Saputra, 2005). Auditor
3
memiliki tugas untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mempertahankan
kelangsungan hidupnya (going concern). Pemberian opini going concern
bukanlah hal yang mudah karena membutuhkan banyak pertimbangan. Beberapa
penelitian telah dilakukan untuk menentukan faktor—faktor yang mempengaruhi
penerimaan opini going concern namun menunjukkan hasil yang berbeda-beda
diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Nursasi (2015) Hasil dari penelitian
menunjukkan bahwa audit tenure, opinion shopping, dan pertumbuhan perusahaan
berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern sedangkan variabel
leverage tidak berpengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
Krissindiastuti (2016)Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa variabel audit
tenure dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif pada opini audit going
concern. Variabel reputasi KAP dan opinion shopping berpengaruh positif pada
opini audit going concern. Sedangkan variabel ukuran perusahaan dan opini audit
sebelumnya tidak berpengaruh pada opini audit going concern.
Riset mengenai audit going concern dapat dilakukan dengan melihat kondisi
internal perusahaan, seperti kemampuan membayar hutang pada jatuh tempo,
jumlah aset yang dibayar oleh hutang, pergantian auditor, pertumbuhan
perusahaan serta kondsi lainnya. dalam penelitian praptitorini (2007) dan
krissindiastuti (2016) masa going concern merupakan hal yang kompleks dan
terus ada sehingga diperlukan faktor-faktor untuk menentukan status going
concern perusahaan dan konsistensi faktor-faktor tersebut harus terus diuji agar
dalam keadaan ekonomi yang fluktuatif, status going concern tetap dapat di
prediksi.
Pertumbuhan perusahaan (Company Growth) mengindikasikan kemampuan
perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan usahanya. Pertumbuhan
perusahaan diproksikan dengan pertumbuhan penjualan. Penjualan yang
meningkat menunjukkan aktivitas operasional perusahaan berjalan dengan
semestinya. Dengan demikian, penjualan yang meningkat akan memberikan
peluang kepada perusahaan dalam meningkatkan laba dan mempertahankan
kelangsungan hidupnya (going concern). (Pratama, 2009). Sementara perusahaan
dengan rasio pertumbuhan penjualan negatif berpotensi besar mengalami
4
penurunan laba sehingga manajemen perlu untuk mengambil tindakan perbaikan
agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (Kurnia, 2015).
Kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya kepada pihak lain juga
dapat menunjukkan kinerja perusahaan. Hal ini disebabkan oleh utang perusahaan
yang sudah jauh melebihi asetnya. Semakin tinggi rasio leverage yang ditandai
dengan meningkatnya total utang terhadap total aset (debt to total assets), semakin
menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang buruk dan dapat menimbulkan
ketidakpastian mengenai kelangsungan hidup perusahaan.
Selain pertumbuhan perusahaan (Company Growth), dan Leverage ,
pemberian opini going concern tidak terlepas dari opini audit tahun sebelumnya
karena kegiatan usaha pada suatu perusahaan untuk tahun tertentu tidak terlepas
dari keadaan yang terjadi pada tahun sebelumnya. Opini audit tahun sebelumnya
adalah opini audit yang diterima auditee pada tahun sebelumnya atau 1 tahun
sebelum tahun penelitian. Wulandari (2014) menyatakan bahwa apabila pada
tahun sebelumnya auditor telah mengeluarkan opini audit dengan paragraf going
concern, kemungkinan auditor untuk mengeluarkan opini audit dengan paragraf
going concern pada tahun berikutnya akan semakin besar. Hal ini salah satunya
terjadi karena makin parahnya keadaan perusahaan jika menerima opini audit
going concern.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Nursasi (2015), yaitu tentang pengaruh audit tenure, opinion
shopping, leverage dan pertumbuhan perusahaan terhadap opini audit going
concern. Terdapat perbedaan dengan penelitian sebelumnya yaitu penggunaan
opini audit tahun sebelumnya sebagai salah satu indikasi yang mempengaruhi
penerimaan opini audit going concern.
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan, maka dapat dilakukan penelitian
dengan mengambil judul Pengaruh Company Growth, Leverage Dan Opini
Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
(Studi Empiris Klasifikasi Industri Real Estate Dan Properti yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2015-2017).
5
2. METODE
Jenis penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan penelitian kuantitatif asosiatif.
Penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
ataupun juga hubungan antara dua variabel atau lebih Sugiyono (2014).
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian inin adalah company
growth, leverage, dan opini audit tahun sebelumnya. Sedaangkan variabel
dependen dalam penelitian ini adalah opini audit going concern. Data sekunder
digunakan dalam penelitian ini, yang berupa laporan auditan perusahaan real
estate selama periode 2015 – 2017. Sampel penelitian diperoleh dengan
menggunakan metode purposive sampling, kemudaian data dianalisis
menggunakan regresi logistik.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.3 3.1 Deskripsi Populasi Dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industri real estate dan
properti yang tercatat di Bursa Efek Indonesia mulai tahun 2015-2017. Dalam
tabel 4.1 dibawah ini dapat dilihat bahwa jumlah perusahaan sektor industri real
estate dan properti yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama periode 2015-
2017 adalah sebanyak 55 perusahaan. Penelitian sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dengan menggunakan
kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Proses penentuan sampel ditunjukkan
dalam table 1 berikut ini:
Tabel 1. Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria
Keterangan Jumlah
1. Perusahaan yang bergerak disektor industri real
estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) pada tahun 2015-2017 (55*3)
165
2. Perusahaan keluar (delisting) dari BEI selama
periode pengamatan (2015-2017).
(21)
3. Perusahaan tersebut tidak menerbitkan laporan
keuangan tahunan pada tahun 2015-2017 yang
diaudit auditor independen dan memuat
pemberian pendapat akuntan publik maupun
informasi kantor akuntan publik.
(10)
6
Jumlah Perusahaan Sampel
4. Data outlier
134
(11)
Total Perusahaan Yang Digunakan 123
Sumber: Data diolah, 2018
Jumlah perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di BEI tahun
2015-2017 55 dikali tiga tahun berjumlah 165 data perusahaan. Dari 165
perusahaan tersebut terdapat 21 perusahaan yang delisting selama periode
penelitian, 10 perusahaan yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan pada
tahun 2015-2017 yang diaudit auditor independen dan memuat pemberian
pendapat akuntan publik maupun informasi kantor akuntan publik sehingga
perusahaan real estate dan properti yang dijadikan sampel penelitian sebanyak 134
dikurangi outlier 11 perusahaan total pengamatan yang dijadikan sampel
penelitian adalah berjumlah 123 perusahaan.Variabel dependen dalam penelitian
ini adalah opini audit going concern. Klasifikasi perolehan opini tersebut
sebagaimana terlihat pada tabel 4.2 dibawah ini:
Tabel IV.2
Klasifikasi Penerimaan Opini Audit Going Concern
Opini Audit
Tahun
Jumlah 2015 2016 2017
Opini audit going concern 30 19 18 67
Opini audit non going concern 11 22 23 56
Jumlah 41 41 41 123
Sumber : Data diolah, 2019
Jumlah perusahaan yang menerima opini audit going concern selama
periode penelitian tahun 2015-2017 adalah sebanyak 67 perusahaan, sedangkan
perusahaanyang menerima opini audit non going concern sebanyak 56 perusahaan
dengan total sampel 123 perusahaan.
3.4 3.2 Analisis Data
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik
(logistic regressi). Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang
menyeluruh mengenai pengaruh company growth, leverage, dan opini audit tahun
7
sebelumnya terhadap variabel dependen yaitu penerimaan opini audit going
concern.
3.2.1 Hasil Uji Analisis Deskriptif
Hasil pengujian menunjukkan jumlah sampel (N) penelitian sebanyak 123 yang
merupakan laporan auditan perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di
BEI selama periode 2015-2017 dan memenuhi kriteria yang telah ditetapkan.
Hasil analisis tersebut sebagaimana terlihat dalam tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2. Analisis Statistik Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
GCAO 123 0 1 .55 .499
CG 123 -.912 4.369 .08989 .573578
LEV 123 .034 .787 .35706 .175760
OTS 123 0 1 .55 .499
Sumber: Data diolah dengan SPSS 20, 2019
Berdasarkan tabel 2 hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif
dijelaskan sebagai berikut:
a. Hasil analisis deskriptif terhadap penerimaan opini going concern (GCAO)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 dengan rata-
rata sebesar 0,55. Nilai rata-rata 0,55 menunjukkan bahwa opini audit going
concern dengan kode 1 menunjukkan bahwa sampel penelitian lebih banyak
menerima opini audit going concern dari 123 sampel yang diteliti. Dari 123
perusahaan terdapat 67 perusahaan yang menerima opini audit going concern
dan 56 perusahaan yang mendapatkan opini audit non going concern.
b. Hasil analisis deskriptif terhadap variabel company growth (CG) yang
diproksikan dengan rasio penjualan menunjukkan nilai minimum sebesar -
0,912, nilai maksimum sebesar 4,369 sedangkan standar deviation sebesar
0,573625 hal ini menunjukkan bahwa ukuran penyebaran dari variabel
company growth adalah sebesar 57,4% dari 41 perusahan yang diteliti.
c. Hasil analisis deskriptif terhadap variabel leverage (LEV) menunjukkan nilai
minimum sebesar 0,034, nilai maksimum sebesar 0,787 sedangkan standarv
deviation sebesar 0,175760 hal ini menunjukkan bahwa ukuran penyebaran
dari variabel leverage adalah sebesar 17,6% dari 41 perusahan yang diteliti.
8
d. Hasil analisis deskriptif terhadap variabel opini audit tahun sebelumnya (OTS)
menunjukkan nilai minimum sebesar 0, nilai maksimum sebesar 1 sedangkan
standarv deviation sebesar 0,499 hal ini menunjukkan bahwa ukuran
penyebaran dari variabel opini audit tahun sebelumnya adalah sebesar 0,49%
dari 41 perusahan yang diteliti.
3.2.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Berikut ini disajikan data hasil pengujian kesesuaian keseluruhan model (overall
model fit) berdasarkan pada fungsi likelihood.
Tabel 3. Hasil Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Keterangan -2 Log Likelihood
Block number : 0 169,138
Block number : 1 161,568
Sumber: Data diolah, 2019
Berdasarkan hasil menilai keseluruhan model pada table 3 dengan
membandingkan nilai antara -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block number :
0) dengan -2 Log Likelihood (-2LL) pada awal (Block number : 1). Nilai -2LL
awal adalah sebesar 169,138. Setelah dimasukkan keempat variable independen,
maka nilai -2LL akhir mengalami penurunan menjadi 161,568. Penurunan
Likelihood (-2LL) ini menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan
kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.
3.2.3 Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)
Tabel 4. Koefesien Determinasi
Step
-2 Log
Likelihood Cox & Snell R Square Nagelkerke R Square
1 161,568a ,060 ,080
Sumber : Data diolah, 2019
Besarnya nilai koefisiensi determinasi pada model regresi logistic dalam
pengujian statistic ditunjukkan oleh nilai Nagelkerke R Square. Nilai Nagelkerke
R Square dalam pengujian statistic adalah sebesar 0,080 yang berarti variabel
dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen adalah sebesar 8 %,
sedangkan sisanya sebesar 92% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar
model penelitian yang dihipotesiskan dan diwakilkan oleh errornya.
9
3.2.4 Kelayakan Model Regresi
Tabel 5. Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Sig. Pengujian
1 3,729 ,881 Model Fit
Sumber : Data diolah, 2019
Kelayakan model regresi dalam pengujian statistik dinilai dengan
menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodnes of Fit Test. Pengujian Statistik
menunjukkan nilai Chi-square sebesar 3,729 dengan signifikansi (p) sebesar
0,881. Berdasarkan hasil tersebut, karena nilai signifikansi lebih besar dari 0,10
maka model dapat disimpulkan mampu memprediksi nilai observasinya.
3.2.5 Matriks Klasifikasi
Tabel 6. Matriks Klasifikasi
Diamati
Diprediksi
Going Concern Audit
Opinion (GCAO) Presentase
Benar Non GCAO GCAO
Step 1 Going Concern
Audit Opinion
(GCAO)
Non GCAO 32 23 58,2
GCAO 23 45 66,2
Presentase Keseluruhan 62,6
Sumber: Data diolah, 2019
Matriks Klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi
untuk memprediksi kemungkinan opini audit going concern yang dilakukan oleh
perusahaan. Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi
kemungkinan perusahaan melakukan opini audit going concern dalam pengujian
statistik adalah sebesar 66,2%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan
model regresi yang digunakan, terdapat sebanyak 45 perusahaan yang diprediksi
akan melakukan opini audit going concern dari total 23 perusahaan yang
melakukan opini audit going concern. Kekuatan prediksi model regresi untuk
memprediksi kemungkinan perusahaan yang tidak melakukan opini audit going
concern dalam pengujian statistik adalah sebesar 58,2%, yang berarti bahwa
dengan model regresi yang digunakan ada sebanyak 23 perusahaan (58,2%) yang
10
diprediksi tidak melakukan opini audit going concern dari total 32 perusahaan
yang tidak melakukan opini audit going concern. Berdasarkan penjelasan tersebut
nilai overall percentage sebesar 62,6%.
3.2.6 Hasil Uji Regresi Logistik
Uji ini digunakan untuk melihat pengaruh company growth, leverage, dan opini
audit tahun sebelumnya terhadap variable dependen yaitu penerimaan opini audit
going concern. Hasil model regresi logistik yang terbentuk dapat disajikan sebagai
berikut:
Tabel 7. Tabel Hasil Uji Koefisien Regresi Logistik
B Signifikansi Keterangan
Company Growth 0,303 0,396 H1 ditolak
Leverage -0,217 0,844 H2 ditolak
Opini Audit Tahun Sebelumnya 0,983 0,010 H3 diterima
Sumber: data diolah, 2019
Hasil pengujian terhadap koefisien regresi menghasilkan model sebagai
berikut:
Ln GCAO/1-GCAO = -0,311 + 0,303CG - 0,217LEV + 0,983OTS
Persamaan regresi yang terbentuk diatas memiliki pengertian sebagai
berikut:
a. Konstanta yang diperoleh sebesar 0,311 dan bernilai negative, menyatakan
bahwa semua variabel independen bernilai konstan, maka penerimaan opini
audit going concern menurun.
b. Nilai koefisien regresi variabel company growth (pertumbuhan perusahaan)
adalah sebesar 0,303 dan bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
peningkatan company growth akan meningkatkan probabilitas penerimaan
opini audit going concern.
c. Nilai koefisien regresi variabel leverage adalah sebesar -0,217 dan bernilai
negatif. Hal ini menunjukkan bahwa setiap penurunan leverage akan
menurunkan probabilitas penerimaan opini audit going concern.
d. Nilai koefisien regresi variabel opini audit tahun sebelumnya adalah sebesar
0,983 dan bersifat positif. Hal ini menunjukkan bahwa setiap peningkatan opini
11
audit tahun sebelumnya akan menaikkan probabilitas penerimaan opini audit
going concern.
3.2.7 Hasil Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam regresi ini menggunakan regresi logistik. Langkah
teknik pengujian dengan menggunakan analisis regresi logisitik tidak memerlukan
lagi uji asumsi klasik pada variabel bebasnya.
Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis
B Signifikansi Keterangan
Company Growth 0,303 0,396 H1 ditolak
Leverage -0,217 0,844 H2 ditolak
Opini Audit Tahun Sebelumnya 0,983 0,010 H3 diterima
Sumber: data diolah, 2019
Berdasarkan hasil pengujian regresi logistik tersebut dapat disimpulkan
sebagai berikut:
a. H1 : Company growth berpengaruh terhadap opini audit going concern.
Company growth memiliki nilai koefisien 0,303 dengan tingkat signifikan
0,396. Nilai signifikan lebih besar dari 0,05 (0,396 > 0,05), maka H1 ditolak.
Berdasarkan hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa variabel company
growth tidak berpengaruh terhadap opini audit going concern
b. H2 : Leverage berpengaruh terhadap opini audit going concern. Leverage
memiliki nilai koefisien 1,764 dengan tingkat signifikan 0,844. Nilai
signifikan lebih besar dari 0,05 (0,844 > 0,05), maka H2 ditolak. Berdasarkan
hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa variabel leverage tidak
berpengaruh terhadap opini audit going concern.
c. H3 : Opini Audit Tahun Sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going
concern.
Opini audit tahun sebelumnya memiliki nilai koefisien 0,983 dengan tingkat
signifikan 0,010. Nilai signifikan lebih kecil dari 0,05 (0,010 > 0,05), maka
H3 diterima. Berdasarkan hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa
variabel opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit going
concern.
12
3.5 Pembahasan
Berdasarkan pengujian regresi logistik (logistic regression) sebagaimana telah di
jabarkan dalam bagian sebelumnya, pembahasan disajikan sebagai berikut:
3.5.1 Pengaruh Company Growth Terhadap Penerimaan Opini Audit Going
Concern
Nilai koefisien regresi variabel company growth bernilai positif sebesar 0,303. Hal
ini menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan company growth, maka akan
menaikkan peluang diterimanya opini audit going concern. Sebaliknya, setiap ada
penurunan company growth, maka akan menurunkan peluang diterimanya opini
audit going concern.
Berdasarkan hasil pengujian, variable company growth (CG) memiliki
koefesien regresi positif sebesar 0,303 dengan tingkat signifikansi 0,396.
Dikarenakan nilai signifikansi lebih besar dari α = 10% maka hipotesis pertama
(H1) ditolak artinya company growth (CG) tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap opini audit going concern. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian
yang dilakukan oleh Setyano dan Januarti (2006), Kurnia dan Mella (2015) serta
Rahayu dan Pratiwi (2011) yang menyatakan bahwa tidak adanya jaminan
perusahaan yang mengalami pertumbuhan yang diproksikan dengan penjualan
bersihnya juga akan mengalami peningkatan pada laba bersihnya, perusahaan
tersebut menunjukkan belum bisa lepas dari permasalahan keuangan lain yang
dihadapinya walaupun laba bersihnya ataupun perusahaannya mengalami
pertumbuhan.
3.5.2 Pengaruh Leverage Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
Nilai koefisien regresi variabel leverage bernilai negative sebesar -0,217.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan leverage, maka akan
menurunkan peluang diterimanya opini audit going concern. Sebaliknya, setiap
ada penurunan leverage, maka akan menaikkan peluang diterimanya opini audit
going concern.
Berdasarkan hasil pengujian, variable leverage (LEV) memiliki koefesien
regresi negatif sebesar -0,217 dengan tingkat signifikansi 0,844. Dikarenakan nilai
signifikansi lebih besar dari α = 10% maka hipotesis kedua (H2) ditolak artinya
13
leverage (LEV) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap opini audit going
concern. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Susanto (2009), Badera dan Rudyawan (2009), Wulandari (2014), Rafflesia
(2014), dan (Sari dan Rahayu, 2015) yang menunjukkan leverage tidak
berpengaruh terhadap opini audit going concern, dikarenakan perusahaan property
dan real estate memiliki tingkat leverage yang tinggi yang mana sebagian besar
modal yang digunakan untuk membangun, mengerjakan suatu proyek atau
pengembangan perusahaan didapatkan dari pihak ketiga. Dalam memberikan
opini going concern auditor tidak hanya melihat dari satu rasio saja namun
melihat dampaknya secara keseluruhan, tingkat DER yang tinggi tidak akan
menjadi masalah apabila memang pinjaman yang tinggi digunakan untuk
pengembangan atau pengerjaan suatu proyek yang di harapkan dapat memberikan
tingkat pengembalian yang tinggi juga
3.5.3 Pengaruh Opini Audit Tahun Sebelumnya Terhadap Penerimaan
Opini Audit Going Concern
Nilai koefisien regresi variabel opini audit tahun sebelumnya bernilai positif
sebesar 0,983. Hal ini menunjukkan bahwa ketika perusahaan mendapatkan opini
audit pada tahun sebelumnya, maka akan menaikkan peluang diterimanya lagi
opini audit going concern. Sebaliknya, ketika perusahaan tidak menerima opini
audit pada tahun sebelumnya, maka akan menurunkan peluang diterimanya opini
audit going concern pada tahun berjalan.
Berdasarkan hasil pengujian variable opini audit tahun sebelumnya (OTS)
memiliki koefesien regresi positif sebesar 0,983 dengan tingkat signifikansi 0,010.
Dikarenakan nilai signifikansi lebih kecil dari α = 10% maka hipotesis ketiga (H3)
diterima artinya opini audit tahun sebelumnya berpengaruh terhadap opini audit
going concern. Opini audit tahun sebelumnya menunjukkan audit tahun
sebelumnya memiliki pengaruh terhadap penerimaan opini audit going concern.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian Carcello dan Neal (2000) serta
Kurnia dan Mella (2015) yang menyatakan bahwa opini going concern yang
diterima pada tahun sebelumnya mempengaruhi auditor untuk kembali
menerbitkan opini going concern tersebut.
14
DAFTAR PUSTAKA
Aji N P dan Sari S P 2019. Pengaruh Operating Cash Flo, Company Growth,
Leverage, Dan Opinion Shoping Terhadap Opini Audit Going Concern
Dewayanto, Totok, 2011. Analisis Faktor - Faktor yang Mempengaruhi
Penerimaan Opini Audit Going Concern Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Vokus Ekonomi, vol. 6 no. 1, p. 81-104.
Ghozali, H I., 2006, Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS,
Semarang: Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam. 2011. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS 19”.
Edisi kelima. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
IAI, 2001, Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP), Jakarta : Salemba Empat.
Jensen, M. C., dan Meckling, W. H. 1976. Theory of the Firm:
ManagerialBehavior, Agency Costs and Ownership Structure. Journal of
Financial Economics,3 (4), hal. 305-360.
Krissindiastuti, Monica. 2016. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Opini Audit
Going Concern. Bali. Journal of Accounting.vol 14. Hal 451-481.
Kristiana, ira 2012. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Likuiditas,
Pertumbuhanperusahaan Terhadap Opini Audit Going Concern Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei).
Berkala Ilmiah Mahasiswa Akuntansi Vo. 1 No. 1
Kurnia, Pipin 2016. Opini Audit Going Concern Kajian Berdasarkan Kualitas
Audit, Kondisi Keuangan, Audit Tenure, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan
Perusahaan dan Opini Audit Tahun Sebelumnya Pada Perusahaan Yang
Mengalami Financial Distress Pada Perusahaan Manufaktur. Riau. Journal
of Accounting.. Hal 5-9.
Lestari, Retno Budi dan Wijaya Trisnadi.2012.Pengaruh Pendidikan
Kewirausahaan Terhadap Minat Berwirausaha Mahasiswa di STIE MDP,
STIMIK MDP, dan STIE MUSI”.Jurnal Ilmiah STIE MDP.Vol. 1 No.2
Hal.112-119.
Nursasi, Enggar 2015. Pengaruh Audit Tenure, Opinion Shopping, Leverage Dan
Pertumbuhan Perusahaan Tehadap Penerimaan Opini Audit Going Concern
Pada Perusahaan Perbankan Dan Pembiayaan Yang Go Public Di ,BEI.
Jurnal JIBELKA Volume 9 No 1 p 37-43.
Petrus dan Dewi, 2016. Leverage DanOpini Audit Going Concern. JRAK, Volume
12, No 2 Agustus 2016.
Pramestri, Safira, 2014. Pengaruh Audit Lag, Rasio Leverage, Rasio Arus Kas,
Opini Audit Tahun Sebelumnya dan Financial Distress Terhadap
Penerimaan Opini Going Coressponding author Concern. Volume 3,
Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 1-11.
15
Praptitorini dan Januarti 2007. Analisis Pengaruh Kualitas Audit, Debt Default
Dan Opinion Shopping Terhadap Penerimaan Opini Going Concern.SNA X,
Unhas Makassar 26-28 Juli.vol. 8 no. 1, p.78-93.
Rahayu, P., 2007, Assesing Going Concern Opinion: A Study Based On
Financial And Non Financial Informations (Empirical Evidence of
Indonesian Banking Firms Listed on JSX and SSX), Simposium Nasional
Akuntansi X, Juli: 1‐32.
Rahman, A. dan Siregar, B. 2012. Faktor - faktor yang Mempengaruhi
Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Simposium Nasional
Akuntansi XV, hal. 1-37.
Rianto, Kharisma, 2016. Pengaruh Kualitas Auditor, Debt Default, opinion
Shopping, Opini Audit Tahun Sebelumnya Dan Reputasi KAP Terhadap
Penerimaan Opini Audit GoingConcern. Riau. Jom Fekon Vol. 3 No. 1.
Santosa, A. F. dan Wedari, L. K. 2007. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kecenderungan Penerimaan Opini Audit Going Concern.
JAAI, 11 (2), hal 141 – 158.
Sengaji, cintya L.D 2016. “ Analisis Opini Audit Going Concern Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di Jakarta Islamicindex Periode 2013-2016”.
Jurnal of accounting e-ISSN 2460-0784.
Setiawan, S. 2006. Opini Going Concern dan Prediksi Kebangkrutan Perusahaan.
Jurnal Ilmiah Akuntansi, V (1), hal. 59-67.
SPAP Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI 2011 standar profesional akuntan publik).
jakarta. salemba 4
Sya’diyah dan Riduan. 2015. Faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan
melakukan pergantian. Jurnal ilmu & riset akuntansi Vol. 4 No. 5
Wulandari, Soliyah. 2014 Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Auditor
Dalam Memberikan Opini Audit Going Concern ISSN: 2302-8556 E-Jurnal
Akuntansi Universitas Udayana 6.3 ( (2014):531-558.