pengaruh cetakan logam dan cetakan pasir merah …eprints.ums.ac.id/71789/20/naskah publikasi baru...

21
PENGARUH CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR MERAH TERHADAP PRODUK CORAN ALUMUNIUM (Al) DENGAN CAMPURAN TIMAH HITAM (Pb) SEBESAR 20% Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Oleh : JERRY ANGGA SAPUTRA D200140177 PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2019

Upload: others

Post on 23-Oct-2020

9 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

  • i

    PENGARUH CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR

    MERAH TERHADAP PRODUK CORAN ALUMUNIUM (Al)

    DENGAN CAMPURAN TIMAH HITAM (Pb) SEBESAR 20%

    Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I

    Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

    Oleh :

    JERRY ANGGA SAPUTRA

    D200140177

    PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    2019

  • 1

    PENGARUH CETAKAN LOGAM DAN CETAKAN PASIR MERAH

    TERHADAP PRODUK CORAN ALUMUNIUM (Al) DENGAN CAMPURAN

    TIMAH HITAM (Pb) SEBESAR 20%

    Abstrak

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perbedaan cetakan logam dan

    cetakan pasir merah terhadap nilai kekerasan, struktur mikro, komposisi kimia,

    porositas yang terjadi pada hasil cor an. Penelitian ini menggunakan bahan

    Alumunium bekas atau rosok dan timah hitam bekas atau rosok yang dilebur kembali

    menggunakan tungku krusibel, sebelum melakukan penuangan alumunium cair

    kedalam cetakan yang pertama adalah mempersiapkan cetakan logam dan cetakan

    pasir merah, setelah melakukan peleburan selanjutnya alumunium cair dengan dimensi

    5x5x1cm³ dituang kedalam cetakan dengan penambahan timah hitam sebersar 20%

    ketika alumunium sudah mengeras dan mendingin cetakan di bongkar untuk

    pengambilan hasil cor an. Spesimen hasil peleburan dengan menggunakan cetakan

    pasir merah kemudian diuji komposisinya dan didapatkan (Al) 83,29%, (Si) 8,316%,

    (Cu), 2,064%, (Zn) 3,166% (Pb) 1,628%, dan hasil komposisi kimia dengan cetakan

    logam didapatkan (Al) 85,05%, (Si) 4,778%, (Cu), 1,743%, (Zn) 4,359% (Pb) 2,722%,

    Selanjutnya dilakukan uji kekerasan Brinell dengan cetakan pasir menunjukan nilai

    sebesar 82,256 BHN, dan cetakan logam sebesar 83,896 BHN Kemudian melakukan

    pengamatan cacat porositas terhadap dua spesimen tersebut dan didapatkan porositas

    terbanyak terjadi pada spesimen dengan cetakan pasir merah, dan cetakan logam

    terdapat porositas yang lenih sedikit. Dari hasil diatas dapat disimpulkan bahwa

    cetakan mempengaruhi jumlah porositas dan kekerasan suatu hasil coran.

    Kata Kunci : alumunium, cetakan pasir merah, cetakan logam, timah hitam

    Abstract

    This study aims to determine the effect of differences in metal molds and red sand

    molds on the value of hardness, microstructure, chemical composition, porosity that

    occurs in the objects. This research uses used or scrubbed aluminum material and used

    tin or rosok which are melted back using crucible furnace, before pouring liquid

    aluminum into the mold the first is to prepare metal molds and red sand molds, after

    doing further liquid aluminum with dimensions of 5cmx5cm poured into the mold

    with the addition of lead, it is 20% thick when aluminum has hardened and cooled the

    mold is being unloaded for the results of the cast object. The smelting specimens using

    red sand mold were then tested for composition and obtained (Al) 83.29%, (Si)

    8.316%, (Cu), 2.064%, (Zn) 3.166% (Pb) 1.628%, and the results of chemical

    composition with metal molds were obtained (Al) 85.05%, (Si) 4.778%, (Cu), 1.743%,

    (Zn) 4.359% (Pb) 2.722%, then carried out Brinell hardness test with sand mold

    showed a value of 82.256 BHN, and metal molds of 83.889 BHN Then observed

    porosity defects of the two specimens and obtained the most porosity occurred in

    specimens with red sand mold, and metal molds have less porosity. From the results

    above it can be concluded that the mold affects the amount of porosity and hardness

    of the results of the castings.

    Keywords: aluminum, red sand mold, metal mold, lead

  • 2

    1. PENDAHULUAN

    Aluminium (Al) merupakan logam ringan yang mempunyai sifat tahan terhadap

    korosi dan hantaran listrik yang baik. Pemakaian aluminium diperkirakan pada

    masa mendatang masih terbuka luas baik sebagai material utama maupun

    material pendukung dengan ketersediaan biji aluminium di bumi yang

    melimpah. Aluminium dapat dipergunakan untuk peralatan rumah tangga,

    material pesawat terbang, otomotif, kapal laut, konstruksi dan lain-lain. Produk-

    produk aluminium dihasilkan melalui proses pengecoran (casting) dan

    pembentukan (forming) .Aluminium hasil pengecoran banyak dijumpai pada

    peralatan rumah tangga dan komponen otomotif misalnya velg (cast wheel),

    piston, blok mesin dan lain sebagainya. Aluminium hasil pembentukan diperoleh

    melalui tempa, rol dan ektrusi misalnya aluminium profil dan plat yang banyak

    digunakan dalam kontruksi.

    Mengolah biji logam menjadi aluminium memerlukan energi yang besar.

    Salah satu usaha untuk mengatasi hal ini adalah dengan melakukan daur ulang.

    Karena keterbatasan yang ada seperti pada industri kecil (kasus pengecoran pada

    industri kecil) tidak semua menggunakan bahan baku, tetapi memanfaatkan

    aluminium sekrap ataupun rejected materials dari peleburan sebelumnya untuk

    dituang ulang (remelting) Pengecoran ini untuk mengurangi pemakaian bahan

    baku serta agar tidak banyak material yang terbuang sia-sia, sehingga akan

    menghemat biaya produksi.

    Untuk membuat coran harus dilakukan proses-proses seperti: pencairan

    logam, membuat cetakan, menuang dan membersihkan coran. Untuk cetakan

    biasanya dibuat dengan memadatkan pasir. Pasir yang dipakai kadang-kadang

    pasir alam atau pasir buatan yang mengandung tanah lempung. Cetakan pasir

    mudah dibuat dan tidak mahal asal menggunakan pasir yang cocok. Selain

    menggunakan cetakan pasir juga dipakai cetakan yang dibuat dengan

    menggunakan cetakan logam, pada cetakan logam, logam yang dipakai titik

    leburnya harus lebih tinggi dari logam yang dicairkan.

    Timbal (Pb) merupakan salah satu jenis logam berat yang sering juga

    disebut dengan istilah timah hitam. Timbal memiliki titik lebur yang rendah,

    mudah dibentuk, memiliki sifat kimia yang aktif sehingga biasa digunakan untuk

  • 3

    melapisi logam agar tidak timbul perkaratan. Timbal adalah logam yang lunak

    berwarna abu-abu kebiruan mengkilat dan memiliki bilangan oksidasi +2

    (Sunarya, 2007).

    1.1 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang akan

    dibahas dalam tugas akhir ini adalah :

    a. Bagaimanai pengaruh perbedaan cetakan logam dan cetakan pasir merah

    terhadap komposisi kimia

    b. Bagaimanai pengaruh perbedaan cetakan logam dan cetakan pasir merah

    terhadap struktur mikro

    c. Bagaimanai pengaruh perbedaan cetakan logam dan cetakan pasir merah

    terhadap harga kekerasan

    d. Bagaimanai pengaruh perbedaan cetakan logam dan cetakan pasir merah

    terhadap porositas yang terjadi pada hasil produk cor an.

    1.2 Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian ini dilakukan adalah :

    a. Mengetahui komposisi kimia yang terkandung dalam hasil cor an

    b. Mengetahui pengaruh cetakan logam dan cetakan pasir merah terhadap struktur

    mikro

    c. Mengetahui pengaruh cetakan logam, dan cetakan pasir merah terhadap harga

    kekerasan

    d. Mengetahui cacat porositas yang terjadi pada hasil cor an

    2. METODE

    2.1 Diagram Alir Penelitian

    Kegiatan penelitian di laksanakan sesuai dengan diagram alir penelitian dibawah ini

  • 4

    mulai

    Studi literatur

    Studi lapangan

    Persiapan alat dan bahan

    Pemotongan alumunium

    Dimensi (Al) 5x5x1cm³

    Penuangan pada cetakan Permanen

    Pembongkaran cetakan

    Bahan Alumunium pengecoran homogen

    Persiapan cetakan Peleburan

    1

    2

  • 5

    Bahan cor an ditambah (Pb) 20%, dengan berat (Al) 2kg

    1

    Persiapan cetakan logam

    pola

    Proses peleburan

    Penyaringan kotoran

    Pengambilan logam cair

    Penuangan cetakan logam

    Penuangan cetakan pasir

    merah

    pembongkaran pembongkaran

    Pembuatan spesimen

    Pembuatan spesimen

    pengujian

    Uji komposisi kimia

    Uji Strukturmikro

    Uji kekerasan brinell

    Pengamatan porositas

    3

    2

    Persiapan cetakan pasir

    merah

  • 6

    Gambar 1. Diagram Alir penelitian

    2.2 Alat dan Bahan

    2.2.1 Alat

    a. Tungku Krusible

    Tungku ini digunakan untuk meleburkan Alumunium menggunakan bahan

    bakar LPG.

    b. Cangkul

    Digunakan untuk memadatkan pasir pada saat pembuatan cetakan pasir merah

    c. Cetakan pasir Merupakan expandable mold casting yang bisa dipakai satu kali

    atau sementara dan bahannya dari pasir merah

    d. Penumbuk Digunakan untuk memadatkan pasir pada saat pembuatan cetakan

    e. Lanset

    Untuk merapatkan pasir sekitar cetakan pipa

    f. Pipa

    Untuk membuat pola cetakan didalam pasir

    g. Timbangan

    Untuk menimbang bahan yang akan di gunakan saat proses peleburan

    h. Infrared Termometer

    Merupakan alat untuk mengetahui temperatur dengan menggunakan sensor

    infrared

    i. Ladel

    Alat untuk mengambil cairan peleburan dan penuangannya

    Analisa data dan pembahasan

    Kesimpulan

    selesai

    3

  • 7

    j. Saringan

    Untuk menyaring pasir agar didapatkan butiran yang lebih halus

    k. Blower Untuk menaikan suhu api pada tungku untuk mendapatkan suhu yang

    di inginkan.

    l. Tong yang berisi air berfungsi agar tabung gas tidak membeku .

    m. Gerinda Digunakan untuk memotong alumunium yang akan dilebur sesuai

    dimensi yang diinginkan

    n. Autosol dan kain

    Autosol berfungsi untuk menghaluskan specimen sebelum di uji pada

    mikroskop metalograafi dan uji kekrasan brinell.

    o. Mikroskop Metalograf

    Digunakan untuk mengamati struktur mikro dari spesimen

    p. Alat uji Kekerasan Hardness Brinell

    Untuk mengetahui kekerasan dari spesimen yang sudah dibuat

    q. Alat Uji spektrometer

    Untuk mengetahui kadar komposisi kimia yang ada pada spesimen

    2.2.2 Bahan

    a. Alumunium

    Paduan alumunium bekas atau rosok dari pabrik dan berbagai bahan

    campuran alumunium.

    b. Timah hiam (Pb)

    Paduan timbal bekas atau rosok dari berbagai pabrik dan proses pengerjaan

    c. Pasir Merah

    Pasir merah yang digunakan untuk membuat cetakan pasir merah

    d. Serbuk karbon

    Serbuk karbon atau calcium carbonate atau bubuk anti air digunakan untuk

    bahan pemisah (anti air) baik untuk mengolesi maupun ditaburkan pada

    permukaan pola agar antara pola dan cetakan tidak menempel dan

    memudahkan pelepasan pola dari cetakan.

    e. Gas

    Gas untuk sumber bahan bakar peleburan dan kayu untuk pemanas tungku

    sebelum proses peleburan

  • 8

    f. Air

    Digunakan untuk mencampur pasir saat pembuatan pola

    g. kayu bakar

    Sebagai pemanas tungku sebelum dilakukanya pengecoran

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Hasil komposisi kimia

    Tabel 1. Hasil Uji Komposisi Kimia cetakan pasir merah

    No Unsur %

    1 Al 83,29

    2 Si 8,316

    3 Cu 2,0646

    4 Mn 0,15454

    5 Mg 0,2562

    6 Cr 0,0212

    7 Ni 0,1938

    8 Zn 3,1663

    9 Ti 0,0472

    10 Ca 0,0000

    11 P 0,0004

    12 Pb 1,6287

    13 Sb 0,0224

    14 Sn 0,041

    15 fe 0,798

    Tabel 2. Komposisi kimia cetakan logam

    No Unsur %

    1 Al 85.05

    2 Si 4,7781

    3 Cu 1,7433

    4 Mn 0,2007

    5 Mg 0,158

  • 9

    6 Cr 0,0226

    7 Ni 0,1105

    8 Zn 4,3595

    9 Ti 0,0537

    10 Ca 0,000

    11 P 0,0001

    12 Pb 2,7228

    13 Sb 0,0402

    14 Sn 0,0576

    15 Fe 0,7011

    3.2 Pembahasan uji komposisi kimia

    Dari hasil pengujian komposisi kimia terdapat 15 unsur tetapi hanya ada 4 unsur yang

    paling berpengaruh pada alumunium cor, karena nilai presentasenya lebih besar dari

    unsur lainya yaitu Si, Cu, Zn, Pb dilihat dari unsur yang ada pada material ini dapat

    digolongkan paduan alumunium silikon (Al-Si)

    Kandungan Silikon (Si) pada cetakan logam 4,7781% dan pada cetakan pasir

    merah sebesar 8,316% mempunyai pengaruh baik dan mempermudah pengecoran,

    memperbaiki sifat-sifat atau karakteristik coran, menurunkan penyusutan dalam coran,

    meningkatkan ketahanan korosi. Sedangkan pengaruh buruk yang ditimbulkan dalam

    unsur silicon adalah penurunan keuletan material terhadap bahan kejut dan coran akan

    rapuh jika kandungan terlalu tinggi. kandungan tembaga (Cu) pada cetakan logam

    1,7433% dan pada cetakan pasir merah sebesar 2,04646%. Seng (Zn) pada cetakan

    logam 4,3595% dan cetakan pasir merah sebesar 3,1663%. Pengaruh timah hitam (Pb)

    pada cetakan logam 2,7228% dan cetakan pasir merah sebesar 1,667% mempunyai

    pengaruh baik timah hitam tahan terhadap korosi dan logam ini bersifat lunak dan

    memiliki titik lebur yang rendah sehingga mudah dicairkan dan dibentuk

    3.3 Pengujian Struktur Mikro

    Pengamatan struktur mikro dilakukan di Laboratorium Teknik Mesin dan Industri

    Universitas Gajah Mada. Menurut standar pengujian metalografi untuk bahan

    alumunium dengan standar ASTM E3 dan pembesaran 100x diperoleh gambar seperti

    gambar berikut :

  • 10

    alumunium

    silikon

    A B

    Gambar 2. Perbandingan struktur mikro pembesaran 100x. A) cetakan logam, B)

    cetakan pasir merah

    Dari hasil pengujian foto Struktur mikro unsur alumunium pada gambar diatas

    ditunjukan pada area yang lebih terang sedangkan untuk silikon (Si) berupa garis

    hitam memanjang seperti jarum.

    Pada cetakan logam menunjukan bahwa unsur alumunium (Al) 85,05%,

    sedangkan untuk silikon (Si) 4,778 dan untuk cetakan pasir merah unsur alumunium

    (Al) 83,29%, sedangkan untuk silikon (Si) 8,316%,

    3.4 Pengujian Kekerasan Brinnel

    Pengujian kekerasan dilakukan di Laboratorium Bahan Teknik Program Sarjana

    Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Gajah Mada dengan standar ASTM E-10

    menggunakan metode Brinel, sehingga menghasilkan nilai (BHN) pembebanan 613 N

    dengan diameter bola baja (identor) 2,5 mm, dan dilakukan pada 3 titik dengan posisi

    acak

    alumunium

    m

    silikon

  • 11

    Gambar 3. Posisi acak uji kekerasan

    Harga kekerasan Brinell terhadap alumunium produk cor menggunakan

    cetakan logam dan cetakan pasir merah dengan penambahan timah hitam (Pb) 20% :

    Untuk mencari harga kekerasan brinell digunakan rumus sebagai berikut :

    𝐻𝐵 = 2𝑃

    𝜋𝐷(𝐷−√𝐷2−𝑑2) (1)

    P = 613 N x 0,101972 kgf (2)

    = 62,509 N

    d = 37

    38

    = 0,973

    = 2.62,509

    𝜋. 2,5(2,5 − √2,52 − 0,9732)

    = 80,68 kgf/mm

    Perhitungan diatas digunakan untuk mencari Hardness Brinell pada hasil produk cor

    yang telah di uji dengan menggunakan identor 2,5 mm. Dimana setiap 1 mm sama

    dengan 38 strip garis yang ada di mikroskop.

  • 12

    Tabel 3. Harga kekerasan Brinnel pada alumunium hasil produk cor dengan cetakan

    pasir merah

    Cetakan pasir merah

    Titik

    Jumlah

    Strip

    D(mm)

    identor

    bola

    P=613 newton

    (1 newton

    =0,101972kg)

    BHN

    Rata-rata

    BHN

    1 37 2,5 62.509 80,68

    82,256 2 37 2,5 62.509 80,68

    3 36 2,5 62.509 85,41

    Tabel 4. Harga kekerasan Brinnel pada alumunium hasil produk cor dengan cetakan

    logam

    Cetakan logam

    Titik

    Jumlah

    Strip

    D(mm)

    identor

    bola

    P=613

    newton

    (1 newton

    =0,101972kgf)

    BHN

    Rata-rata

    BHN

    1 35 2,5 62.509 83,14

    83,896 2 35 2,5 62.509 83,14

    3 36 2,5 62.509 85,41

    Data uji kekerasan diubah dalam histogram perbandingan dari setiap variasi cetakan

    yang ada pada gambar berikut :

  • 13

    Gambar 4. Histogram perbandingan uji kekerasan

    3.5 Pembahasan pengujian kekerasan brinnel

    Kekerasan produk cor alumunium yang menggunanakan cetakan logam rata-rata

    mencapai 83,896 BHN, harga kekerasan ini paling tinggi dari pada kekerasan cor

    alumunium yang menggunakan cetakan pasir merah sebesar 82,825 BHN. Dapat

    disimpulakan bahwa perbedaan cetakan mempengaruhi nilai kekerasan suatu produk

    cor an

    Hal lain yang mempengaruhi kekerasan ialah porositas, semakin besar

    persentase porositas maka semakin rendah nilai kekerasannya Sebaliknya semakin

    sedikit persentase porositasnya maka nilai kekerasannya meningkat

    3.6 Pengamatan porositas

    Pengamatan porositas dilakukan dengan cara mengamplas spesimen, Setelah itu

    spesimen diberi autosol dan gosok pada kain bludru agar porositas yang ada pada

    spesimen dapat terlihat.

    81

    81,5

    82

    82,5

    83

    83,5

    84

    84,5

    cetakan pasir merah cetakan logam

    Pe

    ngu

    jian

    Ke

    kera

    san

    Bri

    nn

    el (

    HB

    N)

    Pengujian Kekerasan Brinnel

  • 14

    A B

    Gambar 5. Pengamatan porositas A). Cetakan pasir merah B). Cetakan logam

    3.7 Pembahasan Cacat Porositas

    Dari hasil foto makro dapat dilihat bahwa cacat porositas dari produk cor dengan

    cetakan logam memiliki tingkat porositas yang lebih sedikit dibandingkan dengan

    produk cor dengan menggunakan cetakan pasir merah. Cacat porositas ini berasal dari

    gelembung-gelembung udara yang larut dan terperangkap selama proses penuangan,

    selama proses pembekuan dengan menurunnya temperatur maka kelarutan hidrogen

    dalam aluminium juga menurun. Hal ini menyebabkan hidrogen akan keluar dan

    membentuk gelembung, sebagian gelembung tidak sempat keluar ke udara dan tetap

    berada dalam logam yang kemudian menyebabkan porositas.

    4. PENUTUP

    4.1 Kesimpulan

    Setelah dilakukan penelitian dan menganalisa maka dapat diambil kesimpulan

    sebagai berikut :

    a. Pengujian komposisi kimia terdapat 15 unsur tetapi hanya da 4 unsur yang

    paling berpengaruh pada alumunium cor, karena nilai presentasenya lebih

    besar dari unsur lainya yaitu Si, Cu, Zn, Pb dilihat dari unsur yang ada pada

    material ini dapat digolongkan paduan alumunium silikon (Al-Si) Kandungan

    Silikon (Si) pada cetakan logam 4,7781% dan pada cetakan pasir merah

    sebesar 8,316%. kandungan tembaga (Cu) pada cetakan logam 1,7433% dan

    pada cetakan pasir merah sebesar 2,04646%. Seng (Zn) pada cetakan logam

    porositas

    porositas

  • 15

    4,3595% dan cetakan pasir merah sebesar 3,1663%. unsur timah hitam (Pb)

    pada cetakan logam 2,7228% dan cetakan pasir merah sebesar 1,667%.

    b. Dari pengujian struktur mikro didapat bahwa, setruktur yang terdapat pada

    produk terdiri dari unsur Si (silikon) dan Al (aluminium). Unsur Si (hitam)

    berbentuk kecil memanjang seperti jarum, sedangkan unsur Al burupa butiran

    besar berwarna putih

    c. Kekerasan produk cor alumunium yang menggunanakan cetakan logam rata-

    rata mencapai 83,896 BHN, harga kekerasan ini paling tinggi dari pada

    kekerasan cor alumunium yang menggunakan cetakan pasir merah sebesar

    82,825 BHN. Dapat disimpulakan bahwa perbedaan cetakan mempengaruhi

    nilai kekerasan suatu produk cor an. Hal lain yang mempengaruhi kekerasan

    ialah porositas, semakin besar persentase porositas maka semakin rendah nilai

    kekerasannya Sebaliknya semakin sedikit persentase porositasnya maka nilai

    kekerasannya meningkat.

    d. Hasil foto makro dapat dilihat bahwa cacat porositas dari produk cor dengan

    cetakan logam memiliki tingkat porositas yang lebih sedikit dibandingkan

    dengan produk cor dengan menggunakan cetakan pasir merah. Cacat porositas

    ini berasal dari gelembung-gelembung udara yang larut dan terperangkap

    selama proses penuangan, selama proses pembekuan dengan menurunnya

    temperatur maka kelarutan hidrogen dalam aluminium juga menurun. Hal ini

    menyebabkan hidrogen akan keluar dan membentuk gelembung, sebagian

    gelembung tidak sempat keluar ke udara dan tetap berada dalam logam yang

    kemudian menyebabkan porositas.

    4.2 Saran

    Dalam penelitian selanjutnya, penulis mempunyai beberapa saran yang mungkin

    dapat digunakan untuk mengembangkan penelitian antara lain :

    a. Pada saat penelitian dilakukan kerjasama antar rekan sangat penting dalam

    dokumentasi, pembuatan spesimen, pengujian ataupun yang lainnya supaya

    mendapatkan data yang lebih akurat.

    b. Lakukan pengamplasan sampai amplas nomor 5000 dengan baik agar benda

    lebih halus dan rata saat dilakukan uji Struktur mikro sehingga menghasilkan

    foto mikro yang lebih baik.

  • 16

    c. Pada saat uji struktur mikro penulis menyarankan agar gunakan pembesaran

    200X, 500X dan 1000X agar struktur yang ada pada spesimen terlihat lebih

    jelas.

    d. Gunakan kamera dengan resolusi diatas 16 mega Pixel ataupun diatasnya saat

    melakukan foto makro untuk melihat cacat porositas agar lebih terlihat jelas.

    e. Pada saat uji kekerasan hardness brinnel perbanyak jumlah titik penekan dari

    7 atau 8 titik agar data yang didapat lebih akurat.

    DAFTAR PUSTAKA

    Amstead, B.H, dkk. 1996., Teknologi Mekanik, Penerbit Erlangga, Jakarta

    Asm. 2004., Introduction to Aluminium – Silicon Casting Alloys, Atlas of

    microfractogrouphs

    Avner, Sidney. 1974. Introduction To Physical Metallurgy, Library Of Congress

    Cataloging In Publication Data.

    Diah Kusuma P., 2012, “Hubungan Jenis Cetakan Terhadap Kualitas

    Produk Cor Alumunium”, Skripsi, Universitas Gadjah Mada,

    Yogyakarta

    Hananto, Adam., Patna Partono., 2016. Pengaruh Variasi Media Cetakan Pasir,

    Cetakan Logam dan Cetakan RCS (Resin Coated Sand) terhadap Produk

    Coran Aluminium, Jurnal Ilmiah Teknik Mesin, Universitas Muhammadyah

    Surakarta

    Masyurukan. 2010,. Analisa sifat fisis dan mekanis alumunium paduan daur ulang

    dengan cetakan logam, Jurnal Iimiah Teknik Mesin, Universitas

    Muhammadiyah Surakarta

    NH. Paramitha EU., 2011, “Kajian Eksperimental Pengaruh Perubahan

    Ukuran Cetakan Keramik Terhadap Perubahan Struktur Mikro dan

    Kekerasan Produk Cor Alumunium”, Skripsi, Jurusan Teknik Mesin FT

    UNSRI.

  • 17

    Purwanto, Helmy, Mulyonorejo., 2010. Pengaruh pengecoran ulang terhadap

    kekuatan tarik dan kekerasan pada alumunium cor dengan cetakan pasir,

    Jurnal Iimiah Teknik Mesin, Universitas Wahid Hasyim Semarang

    Randy GPP., 2011, “Kajian Eksperimental Pengaruh Perubahan Ukuran Cetakan

    Pasir Terhadap Perubahan Struktur Mikro dan Kekerasan Produk Cor

    Alumunium”, Skripsi, Jurusan Teknik Mesin FT UNSRI.

    Sumanto., 1994. Pengetahuan Bahan untuk mesin dan listrik, Penerbit Andi Offset

    1994, Yogyakarta

    Surdia, Tata dan Shinroku Saito. 1999. Pengetahuan Bahan Teknik, Penerbit Balai

    Pustaka, Jakarta

    Sunarya, 2007. Kimia Umum. Grafisindo. Bandung