pengaruh cacing terhadap pertumbuhan ikan nila

Upload: reydha-razyd

Post on 13-Oct-2015

88 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pengaruh cacing terhadap pertumbuhan ikan nila

TRANSCRIPT

14

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangIkan mas sebagai ikan konsumsi merupakan salah satu komoditas sektor perikanan air tawar yang terus berkembang pesat. Ikan mas banyak diminati konsumen karena rasa dagingnya yang enak dan gurih serta memiliki kandungan protein yang cukup tinggi. Indonesia khususnya di Kalimantan Barat ikan mas merupakan yang paling populer dibudidayakan. Berdasarkan data dari Statistik Produksi Perikanan Provinsi Kalimatan Barat bahwa produksi ikan mas pada tahun 2008 mencapai 1.139 ton sedangkan produksi ikan mas pada tahun 2010 mencapai 1.742 ton.Selama 3 tahun terakhir produksi perikanan di Kalimantan Barat mengalami peningkatan mencapai 603 ton, dengan harga perkilogram secara umum Rp. 16.000-18.000 untuk dipulau jawa dan Rp.23.000-27.000 untuk diluar pulau jawa. Hal ini tentunya merupakan suatu peluang dalam pengembangan budidaya ikan mas. Tingginya permintaan akan ikan mas mendorong petani ikan untuk meningkatkan budidaya kearah yang lebih intensif dengan menambah padat penebaran yang diikuti dengan penambahan pemberian pakan ( BPS Kalbar, 2013 ).

1Ikan mas (Cyprinus carpio) banyak dikonsumsi karena rasanya yang enak, gurih dan mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh dari Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI (1981), ikan mas mengandung 4,5 g protein, 23,1 g karbohidrat, dan 0,2 g lemak. Selain itu mengandung kalori, 134 mg fosfor (P), 42 mg kalsium (Ca), 1 mg besi (Fe), 0,22 mg Vitamin B1 dan 71 mg air. Tidak mengherankan bila minat masyarakat untuk mengosumsi ikan mas semakin meningkat seiring dengan peningkatan permintaan hidup masyarakat.Pertumbuhan adalah penambahan panjang,ukuran dan bobot pada tubuh ikan. Sedangkan pertumbuhan bagi populasi adalah pertambahan jumlah. Akan tetapi pertumbuhan sebenarnya merupakan proses biologis yang kompleks dimana banyak faktor yang mempengaruhinya.Pertumbuhan dalam individu adalah pertumbuhan jaringan akibat dari pembelahan sel secara litosis. Hal ini terjadi apabila, ada kelebihan input energi dan asam amino ( protein) yang berasal dari makanan. Bahan yang berasal dari makanan akan digunakan oleh tubuh untuk metabolism dasar, pergerakan, produksi organ seksual, perawatan - perawatan bagian tubuh dan mengganti sel- sel tubuh yang rusak.Pakan merupakan komponen yang membutuhkan biaya terbesar dalam usaha budidaya. Penggunaan pakan yang tidak efisiensi dapat mengurangi keuntungan usaha. Selain itu budidaya yang intensif juga menuntut penggunaan ruang gerak ikan yang efisien. Umumnya tidak semua kolom air dalam karamba terisi dengan ikan yang dibudidayakan, karena sifat ikan mendiami bagian tertentu dalam air seperti di permukaan, di pertengahan atau di dasar perairan.Pakan digunakan untuk menghasilkan energi pada ikan. Kebutuhan energi ikan dalam pakan lebih rendah daripada hewan darat. Ikan mempunyai kebutuhan energi lebih rendah karena ikan tidak mempertahankan suhu tubuh secara tetap dan relatif memerlukan lebih sedikit energi untuk mempertahankan posisi dan bergerak dalam air. Pakan yang dikonsumsi ikan akan menyediakan energi yang sebagian besar digunakan untuk metabolisme yang meliputi energi untuk beraktivitas, energi untuk pencernaan makanan dan energi untuk pertumbuhan, sedangkan sebagian lainnya dikeluarkan dalam bentuk feses dan bahan ekskresi lainnya.

1.2. Masalah PenelitianMasalah dari penelitian ini adalah laju pertumbuhan ikan mas sangat tergantung pada pakan yang diberikan maka dari itu,pakan yang diberikan harus sesuai dengan kandungan dan gizi yang diperlukan berdasarkan pada berat tubuh tubuh ikan serta kemampuan ikan untuk menyerap kandungan pakan agar mencapai pertumbuhan yang optimal sesuai dengan umur ikan tersebut.Masalah pakan, terkadang terdapat sedikit kendala mengenai zat gizi yang menyebabkan terhambatnya laju pertumbuhan ikan, sehingga ikan mas tidak dapat segera dipanen ketika waktunya. Pakan ikan harus memiliki kandungan gizi yang baik mulai dari awal atau ketika ikan baru menetas hingga menjadi induk, hal tersebut bertujuan untuk mempertahankan kualitas ikan Mas yang baik.Pakan yang dipakai untuk benih ikan mas biasanya berupa pakan alami yaitu berupa cacing tubifex. Cacing tubifex diperoleh dengan cara menumbuhkan cacing tubifex di dalam kolam yang telah diberi kotoran ternak dan sedikit air kemudian harus menunggu beberapa hari atau beberapa minggu, baru kemudian cacing tubifex akan tumbuh dan pakan tersebut siap diberikan pada larva atau pakan berupa pelet sesuai dengan bukaan mulut benih ikan mas.Salah satu komponen penting pada pakan untuk masalah pakan, terkadang terdapat sedikit kendala mengenai zat gizi yang menyebabkan terhambatnya laju pertumbuhan ikan, sehingga ikan mas tidak dapat segera dipanen ketika waktunya. Pakan ikan harus memiliki kandungan gizi yang baik mulai dari awal atau ketika ikan baru menetas hingga menjadi induk, hal tersebut bertujuan untuk mempertahankan kualitas ikan mas yang baik. Pakan yang dipakai untuk larva ikan mas biasanya berupa pakan alami yaitu berupa cacing tubifex sp. Cacing tubifex sp diperoleh dengan cara menumbuhkan Cacing tubifex sp di dalam wadah yang telah diberi kotoran ternak dan sedikit air kemudian harus menunggu beberapa hari atau beberapa minggu, baru kemudian Cacing tubifex sp akan tumbuh dan pakan tersebut siap diberikan pada larva. Salah satu komponen penting pada pakan untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva yaitu harus tersedia fosfolipid yang diperlukan untuk pertumbuhan sel, terutama untuk pembentukan membran sel. Secara biosintesis fosfolipid, tidak dapat dipenuhi secara cepat, sehingga harus dipasok melalui makanan. Setelah larva mencapai tahap pembesaran pada umur 3 minggu, ikan mas masih membutuhkan fosfolipid karena sel terus membelah, selain fosfolipid, ikan juga membutuhkan protein sebagai zat pembangun pertumbuhan, sehingga pada saat itu, kebutuhan pakan ikan harus kompleks, mengandung protein, lipid, vitamin dan lain-lain.

1.3. Tujuan PenelitianTujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan dosis pakan alami berupa cacing tubifex yang tepat untuk pertumbuhan benih ikan mas.

1.4. Manfaat Penelitian 1. Untuk umum, memberikan informasi mengenai pengaruh dosis pakan alami berupa cacing tubifex terhadap pertumbuhan benih ikan mas.2. Untuk peneliti, menambah suatu informasi pengetahuan mengenai budidaya dan pemeliharaan ikan mas khususnya tentang pengaruh dosis cacing tubifex terhadap pertumbuhan ikan mas.3. Untuk masyarakat, sebagai sebagai sumber informasi bagi petani ikan mas dalam teknik pembesaran ikan mas sehingga diharapkan akan dapat melakukan pembesaran ikan mas dengan baik.2

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan MasMenurut Sutisna dan Sutarmono (1995), klasifikasi ikan mas adalah sebagai berikut: Filum: Chordata class: Pisces Sub class: Teleostei Ordo: Ostariophisi Sub ordo: Cyprinidea Family: Cyprinidae Genus: Cyprinus Species: Cyprinus carpioSecara morfologi bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan memipih tegak (compressed). Mulut berada di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktif). Bagian ujung mulut memiliki dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang tersusun dari tiga baris gigi geraham. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik, kecuali beberapa varietas yang memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas yang berukuran relatif besar digolongkan ke dalam sisik tipe lingkaran (sikloid) dan terletak beraturan (Rochdianto, 2005).

6Menurut Khairuman et.al (2005), tubuh ikan mas dilengkapi juga dengan sirip. Sirip punggung (dorsal) memanjang dan bagian belakangnya berjari keras. Sementara itu, ketiga dan keempatnya bergerigi. Letak sirip punggung berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Sirip dubur (anal) mempunyai ciri seperti sirip punggung, yakni berjari keras dan bergerigi. Garis rusuk atau gurat sisi (linea literalis) pada ikan mas berada di pertengahan tubuh mulai dari belakang tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.Di alam asli, ikan mas dapat ditemui di pinggiran sungai, danau, atau perairan tawar lainnya yang keadaan air tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras. Meskipun ikan mas termasuk ikan air tawar, namun tidak jarang ikan ini ditemui hidup di daerah muara sungai yang berair payau (Djarijah, 2001).Khairuman et.al (2005), menyatakan ikan mas dapat hidup di tempat (habitat) perairan air tawar yang tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, misalnya di pinggiran sungai atau danau. Ikan ini dapat hidup baik di ketinggian 150 - 600 meter di atas permukaan laut dan pada suhu 25 - 300C. Ikan mas yang dibudidayakan di areal perkolaman dapat dikawinkan sepanjang tahun (tidak mengenal musim). Tetapi di alam aslinya misal: sungai, danau ataupun genangan air lainnya, ikan mas memijah pada awal atau sepanjang musim penghujan. Biasanya memijah pada perairan dangkal, setelah mengalami kekeringan musim kemarau, dan menempelkan seluruh telurnya pada tanaman atau rerumputan di tepi perairan. Atas dasar inilah orang kemudian beranggapan bahwa ikan mas yang akan memijah harus didahului dengan tindakan memanipulasi lingkungan yang meliputi pengeringan kolam dan pengisian air baru. Sebagai bahan penempel telurnya digunakan kakaban, yaitu ijuk yang dijepitkan di dua bilah bambu (Pribadi, 2002).Djarijah (2001), menyatakan di wilayah beriklim tropis, ikan mas mencapai tingkat kedewasaan yaitu sekitar umur 12 tahun dengan kisaran berat antara 1,5 - 2 kg/ekor untuk betina. Sedangkan ikan mas jantan mencapai matang kelamin relatif lebih mudah dari pada betina yaitu 8 bulan dengan berat badan 0,5 0,7 kg/ekor. Proses matang kelamin ikan mas berlangsung relatif lama dan pelan-pelan. Perkembangan gametnya sangat dipengaruhi oleh temperatur lingkungan. Perkembangan telur dan sperma induk ikan mas yang hidup di daerah tropis relatif lebih cepat dibandingkan dengan kawasan subtropis. Siklus reproduksi ikan mas dimulai di dalam gonad, yaitu ovari pada ikan betina dan testis pada ikan jantan. Dari ovari akan dihasilkan telur dan dari testis akan dihasilkan spermatozoa. Pemijahan pada ikan mas dapat terjadi sepanjang tahun dan tidak tergantung pada musim. Secara alami pemijahan terjadi pada tengah malam sampai akhir fajar. Menjelang ikan mas memijah induk-induk ikan mas bersifat lebih agresif. Di alam telah menjadi kebiasaan, sebelum memijah ikan akan mencari tempat rimbun dengan tanaman air atau rumput-rumput yang menutupi permukaan air. Substrat-substrat tersebut dapat merangsang pemijahan dan digunakan untuk meletakan telur-telurnya. Sifat telur ikan mas adalah melekat pada substrat. Telur- telur ikan mas berbentuk bulat, bening, dan ukurannya bervariasi menurut umur dan bobot induk. Diameter telur ikan mas tersebut antara 1,5 - 1,8 mm dengan bobot antara 0,17 - 0,20 mg (Kilawati, 2004).Rochdianto ( 1995) mengemukakan bahwa agar ikan yang dibudidayakan dapat tumbuh optimal dan memiliki tingkat kelangsungan hidup yang tinggi, maka kualitas air perairan yang dipilih memenuhi syarat bagi kehidupan dan pertumbuhan ikan. Kualitas air yang dimaksud adalah setiap variabel yang mempengaruhi pengelolaan kualitas air tersebut meliputi : fisika, kimia, dan biologi yang dinyatakan dalam angka.Air merupakan media utama tempat hidup ikan selain menjadi tempat ruang hidup ikan gerak, air juga merupakan persediaan makanan unsur hara yang diperlukan bagi kehidupan jasad renik yang akhirnya akan menjadi ikan. Kualitas air yang digunakan untuk budidaya merupakan variabel mempengarui pengelolaan dan kelangsungan hidupan perkembangbiakan, pertumbuhan dan produksi ikan.

2.1. Pakan dan Kebiasan makanMenurut djarijah (1995) pakan ikan adalah campuran dari berbagai bahan pangan, baik nabati maupun hewani yang diolah sedemikian rupa sehingga mudah dimakan dan sekaligus merupakan sumber nutrisi ikan. Dengan kata lain pakan ikan adalah makanan yang khusus dibuat atau diproduksi agar mudah dimakan dan dicerna dalam proses pencernaan ikan sehingga menghasilkan energi yang dapat dipergunakan untuk aktivitas hidup. Sedangkan kelebihan energi yang dihasilkan ini akan disimpan dalam bentuk daging, yaitu pertumbuhan.

2.2.1. Cacing sutra Tubifex sp. disebut juga dengan sludge worm, sewage worm, atau lime snake. Spesies ini termasuk cacing bersegmen yang hidup di lapisan sedimen danau dan sungai di beberapa benua. Cacing ini dapat hidup dengan sedikit oksigen dan menggunakan hemoglobin yang berada di ujung ekornya untuk mengabsorbsi oksigen (wikipedia, 2006).Gambar 1. Cacing Sutera (Tubifex sp.) (Lucanus, 1996 ) Cacing tubifex dikenal sebagai pemacu pertumbuhan benih ikan hias karena selain memiliki ukuran yang kecil juga memiliki kandungan protein yang tinggi. Oleh karena itu yang diberi pakan cacing tubifex tumbuh dengan cepat (Ward, 1997). Cacing tubifex sering disebut juga cacing rambut karena bentuk dan ukuranya seperti rambut. Ukuranya ramping dan kecil, panjang 1-2 cm. tubuhnya beruas ruas, cacing ini memiliki saluran pencernaan. Mulutnya berupa celah kecil, terletak di daerah terminal saluran penceraan berujung pada ruas yang terletak di bagian sub terminal ( Latif, 2006).Cacing jenis ini disamping mempunyai kandungan gizi yang baik, juga dapat diberikan dalam keadaan hidup. Dijelaskan pula oleh Chumaidi (1989) bahwa cacing sutra adalah makanan alami yang potensial bagi benih - benih ikan air tawar. Dengan pemberian cacing sutra yang cukupmaka pemeliharaan dapat lebih intensif karena ikan tidak hanya mengandalkan satu pakan saja tetapi ada penambahan pakan alami seperti cacing sutra.Komposisi nutrisi cacing tubifex dapat dilihat pada Tabel 1.Tabel 1. Kandungan nutrisi cacing sutera berdasar Bahan KeringBahan PenyusunKandungan Gizi (%)

Protein Kasar41,1

Lemak20,9

Serat Kasar1,3

BETN30,0

Abu6,7

Sumber : Laboratorium Pakan Ternak Universitas Airlangga (2009)Sedangkan komposisi kandungan asam amino pada cacing sutera dapat dilihat pada Tabel 2.Tabel 2. Kandungan asam amino cacing suteraAsam AminoKandungan

Asam Amino EsensialIsoleusinLeusinLisinMethioninFenilalaninTreoninTriptophanValin

Asam Amino Non-EsensialAlaninAsparaginAspartatSistinGlutamatGlutaminGlisinProlinSerinTirosinArgininHistidin

Sumber : Wikipedia (2009)2.2.2. Dosis pemberian pakanMenurut Mujiman (2001) dosis pemberian pakan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan. Laju pertumbuhan ikan di pegaruhi oleh kondisi lingkungan dan mutu pakan yang diberikan. Menurut djarijah (2000), rata rata jumlah pakan harian yang dibutuhkan oleh seekor ikan adalah sekitar 3% - 4% dari berat total badanya ( biomass). Ikan berukuran kecil dan berumur muda membutuhkan jumlah pakan lebih banyak daripada ikan dewasa berukuran besar. Di samping itu, ikan kecil juga membutuhkan pakan yang kandungan nutrisinya lebih baik daripada ikan besar.

2.3. PertumbuhanPertumbuhan adalah pertambahan panjang atau berat suatu organisme dalam wktu tertentu (Rounseffel dan Everhart, 1990). Chittleborough ( 2001) mengatakan bahwa pertumbuhan adalah yang umum digunakan untuk mengetahui pengaruh makanan pertumbuhan ikan terjadi tidak terlepas dari proses proses sebagaimana yang dikatakan oleh Warren dan Devis (2001), bahwa pertumbuhan ikan terjadi karena kelebihan energi yang berasal dari dalam makanan ikan setalah terjadi pengurangan enenrgi untuk proses metabolisme dan energi yang hilang melalui fases dan urine.Effendi (1978) mengatakan, pada ikan muda pertumbuhan lebih cepat bila dibandingkan dengan ikan ikan yang telah tua, itu karena ikan tua sebagian besar makananya untuk pemeliharaan tubuh dan gerakan tubuh. Pertumbuhan dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar. Faktor dalam antara lain adalah keturunan, umur, ketahanan terhadap penyakit dan kemampuan memanfaatkan pakan,sedangkan yang termasuk faktor luar adalah pakan, ruang gerak, suhu, tekanan osmotik dan faktor kimia antara lain kandungan oksigen terlarut, pH, suhu, dan amoniak ( Huet, 1990).2.4. Kerangka KonsepIkan mas memiliki bentuk tubuh agak memanjang dan memipih tegak (compressed). Mulut berada di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protaktif). Bagian ujung mulut memiliki dua pasang sungut. Di ujung dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) yang tersusun dari tiga baris gigi geraham. Secara umum, hampir seluruh tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik, kecuali beberapa varietas yang memiliki sedikit sisik. Sisik ikan mas yang berukuran relatif besar digolongkan ke dalam sisik tipe lingkaran (sikloid) dan terletak beraturan. ikan mas dapat hidup di tempat (habitat) perairan air tawar yang tidak terlalu dalam dan alirannya tidak terlalu deras, misalnya di pinggiran sungai atau danau. Ikan ini dapat hidup baik di ketinggian 150 - 600 meter di atas permukaan laut dan pada suhu 25 - 300C. Pakan yang dipakai untuk benih ikan mas biasanya berupa pakan alami yaitu berupa cacing tubifex. Cacing tubifex diperoleh dengan cara menumbuhkan cacing tubifex di dalam kolam yang telah diberi kotoran ternak dan sedikit air kemudian harus menunggu beberapa hari atau beberapa minggu, baru kemudian cacing tubifex akan tumbuh dan pakan tersebut siap diberikan pada larva atau pakan berupa pelet sesuai dengan bukaan mulut benih ikan mas.

2.5. HipotesisDi duga pemberian pakan alami berupa cacing sutra ( tubifex sp ) dengan dosis 5 % dari bobot tubuh sebanyak 5 kali/hari memberi pengaruh terhadap pertumbuhan benih ikan mas.

III. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan WaktuPenelitian ini akan dilaksanakan di laboratorium Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Muhammadiyah Pontianak, penelitian ini akan dilaksanakan kurang lebih 5 minggu.3.2. Alat dan Bahan Penelitian3.2.1. Alat PenelitianAlat - alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquarium, aerator, slang,timbangan digital, pisau, dan peralatan pengukur kualitas air berupa pH meter, termometer, spektrofotometer, serta DO meter.3.2.2. Bahan PenelitianBahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan mas ( cyprinus carpio ) berukuran 3-5 cm sejumlah 48 ekor. Pakan alami yang digunakan adalah cacing tubifek. 3.3. Rancangan Penelitiana. Pesiapan AkuariumAkuarium yang digunkan dalam penelitian ini berukuran 50 x 30 x 30 cm sebanyak 12 unit. Sebelum digunakan, akuarium dibersihkan dan disterilkan terlebih dahulu agar terhindar dari hama yang dapat membawa penyakit. Adapun persiapan sebagai berikut :Akuarium uji coba dikeringkan dahulu dengan cara dijemur. Setelah kurang lebih 1 hari penjemuran kemudian akurium disikat dengan menggunakan sabun ( detergen ) dan dibilas. Terakhir, akurium disapu dengan menggunakan kasa filteryang diberi klorin dan biarkan selama 1 jam kemudian dibilas sampai bau klorin hilang.Akuarium disusun teratur dan dilakukan pemberian label perlakuan pada tiap akurium. Akuarium diisi air dengan volume 30 l. Pemasangan aerator disusun sedemikian rupa sesuai kebutuhan.b. Persiapan Hewan Uji Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih ikan mas ( cyprinus carpio ) berukuran 3 5 cm. Masing - masing petak akuarium diisi 4 ekor ikan mas. Ikan mas yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan mas yang sehat dan tidak terserang penyakit.c. Persiapan Pakan Uji.Pakan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah cacing tubifek. Sebelum pakan diberikan, dilakukan penimbangan berat ikan untuk menentukan jumlah pakan yang diberikan. Berikut rumus penyertaan kebutuhan masing masing pakan dari bentuk kering ke bentuk segar :Cacing tubifek = BK 100% Cacing tubifek x kebutuhan pakan / hariBK Cacing tubifek segar

d. Pemeliharaan Benih Ikan MasAkuarium yang sudah disterilisasi, diisi dengan air bersih. Penyiponan kotoran sisa pakan dan metabolisme dalam akuarium dilakukan setiap hari sebanyak 25% dari volume air. Setelah bersih, selanjutnya dilakukan pemberian air baru sebanyak 25% sebagai pengganti air lama. Pengukuran kualitas air dilakukan setiap hari, diantaranya pH, suhu, kelarutan oksigen ( DO ), dan amoniak (NH3).Setelah akuarium sudah siap, benih yang sudah diseleksi dimasukkan ke dalam akuarium. Pakan diberikan dua kali sehari sebanyak 3% dari total berat tubuh. Pemberian pakan dilakukan setiap pagi jam 08.00 WIB dan sore hari jam 15.00 WIB. Penimbangan ikan mas dilakukan pada awal penelitian dan selanjutnya setiap 7 hari sekali. Penyesuaian jumlah pakan dilakukan setiap 7 hari sekali. Kemudian dilakukan pencatatan jumlah pakan yang dikonsumsi dan jumlah ikan mas pada awal dan akhir penelitian.3.4. Pelaksanaan Penelitian3.4.1. Rancangan PercobaanRancangan yang di pergunakan dalam penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang dipakai adalah perbedaan pemberian dosis pakan alami yang diberikan pada ikan mas dan diulang sebanyak 4 kali, yaitu :Perlakuan A: Dosis Cacing tubifek 3 %Perlakuan B: Dosis Cacing tubifek 4 %Perlakuan C: Dosis Cacing tubifek 5 %Pakan alami yang diberikan, sebelumnya dikonversi menurut bahan kering ( BK ) terlebih dahulu. Hal ini bertujuan agar pakan yang diberikan, jumlah pakan dalam tiap bahan kering setara. Semua pakan yang diberikan dalam bentuk segar yang disetarakan dengan bahan keringnya.Denah penelitian dapat dilihat pada Lampiran 1.3.5. PengamatanPengamatan dalam penelitian ini yaitu berupa parameter pengamatan tingkat kelulushidupan ( SR ), pertumbuhan ( GR ), dan Rasio Konversi Pakan ( FCR ). Pertumbuhan meliputi pertumbuhan berat badan lobster air tawar. Pengukuran berat tubuh ( W ) dilakukan tiap 1 minggu dari awal sampai akhir penelitian. Perhitungan Rasio Konversi Pakan meliputi jumlah pakan yang dikonsumsi selama pemeliharaan dan pertambahan berat tubuh yang dihasilkan selama pemeliharaan dan penghitungan dilakukan pada akhir penelitian.3.5.1. Tingkat KelulushidupanPemeliharaan benih ikan mas (Cyprinus Carpio) dilakukan selama 35 hari. Pada akhir pemeliharaan, dilakukan perhitungan tingkat kelulushidupan masing masing perlakuan. Perhitungan menggunakan rumus (NRC, 1977) sebagai berikut : Tingkat kelulushidupan = benih yang hidup diakhir x 100 % benih di awal pemeliharaan

3.5.2. Laju PertumbuhanLaju pertumbuhan adalah pertambahan berat pada suatu waktu tertentu. Laju pertumbuhan dapat digunakan untuk mengetahui pertambahan berat harian ikan mas. Menurut Hariati (1989) laju pertumbuhan dapat dihitung dengan menggunakan rumus :GR ( Growth Rate ) = Wt Wo t Keterangan :G= Laju pertumbuhan ( gram/hari )Wt= Berat rata rata pada waktu ke-t ( gram )Wo= Berat rata- rata awal ( gram )T= Waktu3.5.3. Perhitungan Rasio Konversi PakanRasio Konversi Pakan adalah perbandingan pakan yang dikonsumsi dengan pertambahan bobot ikan mas yang dipelihara. Perhitungan Rasio Konversi Pakan didapat dengan menghitung jumlah pakan yang dikonsumsi dibagi dengan pertambahan berat yang diperoleh benih ikan mas. Perhitungan Rasio Konversi Pakan menurut Pavasovic et al. ( 2005 ) dengan menggunakan rumus :Rasio Konversi Pakan = jumlah pakan yang dikonsumsi selama pemeliharaan (g)Pertambahan bobot yang diperoleh (g)

3.6. Analisis DataData hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan ANAVA untuk mengetahui pengaruh perlakuan. Untuk mengetahui perbedaan nyata perlakuan digunakan uji

DAFTAR PUSTAKA