pengaruh budaya organisasi terhadap - e …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4934/1/skripsi...

139
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) KARYAWAN MELALUI KOMITMEN ORGANISASI SEBAGAI VARIABEL INTERVENING (Studi Pada BPRS PNM Binama Semarang) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.) Disusun Oleh NURUL MUSYAFIDAH NIM 21313163 PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

Upload: buitram

Post on 15-May-2019

233 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

KARYAWAN MELALUI KOMITMEN ORGANISASI

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studi Pada BPRS PNM Binama Semarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Disusun Oleh

NURUL MUSYAFIDAH

NIM 21313163

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

i

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP

ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

KARYAWAN MELALUI KOMITMEN ORGANISASI

SEBAGAI VARIABEL INTERVENING

(Studi Pada BPRS PNM Binama Semarang)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E.)

Disusun Oleh

NURUL MUSYAFIDAH

NIM 21313163

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

ii

iii

iv

v

vi

vii

MOTTO

“Dan Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang

kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah

dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan

sangat mengingkari (nikmat Allah).” (Q.S. Ibrahim: 34)

“Love your parents. We are so busy growing up, we often forget they are also

growing old.”

“Good friends are hard to find, harder to leave, and impossible to forget”

“Don’t change, so people will like you. Be yourself and the right people will love

the real you”

“Happiness depends upon ourselves” –Aristotle-

“Chulbalhage mandeuneun himi 'Donggi' ramyeon, gyesok naigage mandeuneun himeun 'Seubgwan'ida”

“‘motivasi’ adalah yang memberikan suatu awalan, ‘kebiasaan’ adalah yang menjaga dalam melangkah”

viii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan kepada:

Bapak dan Mamak

My bestie Kak Mpilda, Kak Ullan, Kak Okta

Bapak Ibu Dosen IAIN Salatiga

Teman-Teman FEBI angkatan 2013

Pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, rizqi dan

pertolongan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior

(OCB) Karyawan melalui Komitmen Organisasi sebagai Variabel Intervening

(Studi Pada BPRS PNM Binama Semarang). Shalawat serta salam semoga

tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

dalam ilmu perbankan syariah. Dalam penyusunan skripsi ini telah banyak pihak

yang membantu baik secara moril maupun material, maka penulis mengucapkan

terimakasih kepada :

1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.

2. Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

IAIN Salatiga.

3. Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Program Studi S1-Perbankan Syariah.

4. Dr. Nafis Irkhami, M.Ag., M.A. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

5. Haryo Aji Nugroho, S.Sos., M.A. selaku dosen pembimbing akademik.

x

6. Seluruh dosen Program Studi S1-Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Islam IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan wawasan kepada

penulis selama perkuliahan.

7. Seluruh karyawan dan staff akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

IAIN Salatiga atas pelayanannya.

8. Bapakku Bejo dan Mamakku Suwarti, serta adikku Muhammad Syaiful Anwar

yang telah memberikan doa, kasih sayang, hiburan, semangat dan

dukungannya.

9. Segenap pihak BPRS PNM Binama Semarang yang telah membantu dalam

penelitian skripsi ini.

10. Kakak-kakakku Team SK, kak Virda F.Y.S, kak Wulan Suryani, kak Oktaria

Nurhaini, terimakasih atas kebersamaan, kekeluargaan, hiburan, semangat,

bantuan yang telah kalian berikan.

11. Teman-teman KKN 2017 Posko 3, Mbak Novi, Mbak Virga, Mas Naufal, Mas

Ricky, Mbak Wulan, Mbak Zizah, Mas Dika, Mas Edy, yang telah menjadi

keluarga baru dan menjadi partner terbaik selama masa sulit.

12. Keluarga besar KOPMA FATAWA IAIN Salatiga yang telah memberikan

pengalaman.

13. Sahabat-sahabati PMII Komisariat Joko Tingkir Kota Salatiga yang telah

memberikan pengalaman, serta pengajarannya.

14. Segenap mahasiswa Program studi S1-Perbankan Syariah, khususnya

angkatan 2013, terimakasih atas kebersamaan dan semangatnya selama

perkuliahan sampai penyelsaian skripsi ini.

xi

15. Kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari

kesempurnaan dan penuh kekurangan, oleh karena itu dengan segenap kerendahan

hati penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebanyak-banyaknya, serta

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Amiin.

Salatiga, 15 Januari 2018

Penulis

Nurul Musyafidah

NIM.213-13-163

xii

ABSTRAK

Musyafidah. Nurul. 2018. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Organizational

Citizenship Behavior (OCB) Karyawan melalui Komitmen Organisasi

sebagai Variabel Intervening (Studi Pada BPRS PNM Binama

Semarang). Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program

Studi S1- Perbankan Syariah IAIN Salatiga. Pembimbing : Dr. Nafis

Irkhami, M.Ag.,M.A.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi

terhadap organizational citizenship behavior (OCB) dengan komitmen organisasi

sebagai variabel intervening pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah Permodalan

Nasional Madani (PNM) Binama Semarang.

Metode pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner yang disebarkan

kepada karyawan BPRS PNM Binama Semarang dengan sampel sebanyak 40

responden. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan alat bantu

SPSS versi 20. Analisis penelitian ini meliputi uji reliabilitas, uji validitas, uji

regresi berganda, uji asumsi klasik, uji statistik melalui Ttest, Ftest, koefisien

determinasi (R2), serta analisis dengan path analysis (analisis jalur).

Hasil uji penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa variabel budaya

organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB, variabel budaya

organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen organisasi,

variabel komitmen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap OCB.

Variabel komitmen organisasi tidak berhasil memediasi pengaruh budaya

organisasi terhadap OCB karena nilai total pengaruh tidak langsung sebesar

0.1639 < 0.554, dimana 0.554 adalah nilai pengaruh langsung budaya organisasi

terhadap OCB.

Kata Kunci: Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi, Organizational Citizenship

Behavior (OCB), BPRS PNM Binama Semarang

xiii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................... i

HALAMAN LOGO ............................................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................... iii

PENGESAHAN KELULUSAN .......................................................... iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................... v

PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................................. vi

MOTTO ............................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ................................................................................ viii

KATA PENGANTAR ......................................................................... ix

ABSTRAK ........................................................................................... xii

DAFTAR ISI ........................................................................................ xiii

DAFTAR TABEL ................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 8

D. Kegunaan Penelitian ................................................................ 9

E. Sistematika Penelitian .............................................................. 10

BAB II LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu................................................................. 12

B. Kerangka Teori ........................................................................ 19

1. Organizational Citizenship Behavior (OCB) ..................... 20

a. Dimensi OCB ............................................................... 21

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi OCB ..................... 23

c. Indikator OCB .............................................................. 26

xiv

d. OCB dalam perspektif Islam ....................................... 26

2. Komitmen Organisasi ......................................................... 27

a. Dimensi Komitmen Organisasi .................................... 28

b. Faktor-faktor pembentuk Komitmen ............................ 31

c. Indikator Komitmen ..................................................... 33

d. Komitmen Organisasi dalam perspektif Islam.............. 33

3. Budaya Organisasi ............................................................. 34

a. Dimensi Budaya Organisasi ........................................ 35

b. Fungsi Budaya Organisasi ........................................... 40

c. Indikator Budaya .......................................................... 42

d. Budaya Organisasi dalam perspektif Islam .................. 42

C. Kerangka Penelitian ................................................................. 43

D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 44

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ........................................................................ 50

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................... 50

C. Populasi dan Sampel ................................................................ 51

D. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 51

E. Skala Pengukuran .................................................................... 52

F. Variabel Penelitian .................................................................. 54

G. Definisi Konsep dan Operasional ............................................ 54

H. Instrumen Penelitian ................................................................ 58

I. Uji Instrumen Penelitian .......................................................... 59

1. Uji Reliabilitas ................................................................... 59

2. Uji Validitas ....................................................................... 59

3. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 60

4. Uji Statistik ........................................................................ 62

5. Path Analysis ..................................................................... 63

J. Alat Analisis ............................................................................ 65

BAB IV ANALISIS DATA

A. Deskripsi Objek Penelitian ...................................................... 66

1. Profil BPRS PNM Binama Semarang ............................... 66

2. Latar Belakang berdirinya BPRS PNM Binama semarang 66

3. Visi dan Misi BPRS PNM Binama Semarang ................... 68

4. Struktur Organisasi BPRS PNM Binama Semarang ......... 68

B. Karakteristik Responden .......................................................... 68

1. Jenis Kelamin ..................................................................... 68

2. Usia .................................................................................... 69

xv

3. Pendidikan Terakhir ........................................................... 70

4. Masa Kerja ......................................................................... 70

C. Hasil Analisis Data .................................................................. 71

1. Uji Instrumen ..................................................................... 71

a. Reliabilitas ................................................................... 71

b. Validitas ....................................................................... 72

2. Uji Asumsi Klasik .............................................................. 73

a. Uji Multikolinieritas ..................................................... 73

b. Uji Heteroskedastisitas ................................................. 74

c. Uji Normalitas .............................................................. 76

3. Uji Statistik ........................................................................ 77

a. Uji Determinasi R2 ....................................................... 77

b. Uji ttest ........................................................................... 78

c. Uji Ftest .......................................................................... 80

4. Analisis Jalur (Path Analysis) ............................................ 80

5. Hasil Uji Hipotesis ............................................................. 86

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .............................................................................. 91

B. Saran ......................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 94

LAMPIRAN

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ................................................. ...... 16

Tabel 3.1 Operasional Variabel Budaya Organisasi ....................... 55

Tabel 3.2 Operasional Variabel Komitmen Organisasi .................. 56

Tabel 3.3 Operasional Variabel OCB ............................................. 57

Tabel 4.1 Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin...... 69

Tabel 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan Usia .................... 69

Tabel 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan pendidikan Terakhir 70

Tabel 4.4 Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja ......... 70

Tabel 4.5 Hasil uji Reliabilitas ........................................................ 71

Tabel 4.6 Hasil uji Validitas ........................................................... 72

Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolonieritas ............................................. 74

Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskedastisitas .......................................... 75

Tabel 4.9 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov...................................... 76

Tabel 4.10 Hasil Uji Koefisien Determinasi ..................................... 77

Tabel 4.11 Hasil Uji TtestVariabel OCB ............................................ 78

Tabel 4.12 Hasil Uji TtestVariabel Dependen Z ................................ 79

Tabel 4.13 Hasil Uji Statistik F ......................................................... 80

Tabel 4.14 Hasil Uji Parsial Budaya terhadap Komitmen ................ 81

Tabel 4.15 Analisis Regresi Budaya terhadap Komitmen ................ 82

Tabel 4.16 Uji Simultan OCB .......................................................... 83

Tabel 4.17 Hasil Analisis Regresi Budaya, Komitmen dan OCB ..... 84

Tabel 4.18 Hasil Uji Hipotesis .......................................................... 90

xvii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian .................................................. 43

Gambar 3.1 Model Struktural Analisis Jalur ................................ 64

Gambar 4.1 Hasil Uji Parsial ........................................................ 79

Gambar 4.2 Hasil Analisis Jalur ................................................... 85

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era globalisasi saat ini yang ditandai dengan perkembangan

zaman yang semakin pesat diikuti pula oleh semakin berkembangnya

teknologi canggih mengakibatkan pertambahan jumlah perusahaan

maupun organisasi. Sehingga, pemerintah berupaya mendorong partisipasi

masyarakat secara maksimal dalam pembangunan bangsa, pemerintah

menyediakan berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana ekonomi.

Dalam hal ini pemerintah menyelenggarakan Good Governance.

Penggunaan Good Governance dalam dunia usaha disebut Good

Corporate Governance (GCG). Dengan kata lain, bahwa dunia usaha juga

harus membangun dan memelihara prinsip-prinsip di dalam GCG dengan

tujuan agar seluruh komponen masyarakat mengambil bagian aktif dalam

pengembangan bangsa khususnya bidang usaha untuk mengembangkan

perekonomian bangsa. Salah satunya diterapkan kebijakan pemerintah

berupa Economic Governance yang mengacu pada proses pembuatan

keputusan dalam bidang ekonomi guna meningkatkan kesejahteraan,

pemerataan, dan penurunan kemiskinan serta peningkatan kualitas hidup

(Pieris dan Jim, 2007: 134)

2

Mengacu pada kebijakan tersebut tanpa terkecuali usaha perbankan

pun tentunya ingin meningkatkan usahanya demi mencapai tujuan

perusahaan melalui bisnisnya. Perusahaan di bidang bisnis yang memiliki

sebuah persaingan tinggi diantara perusahaan lain membuat suatu

perusahaan harus mampu memanfaatkan dan mengolah setiap aspek

sumber daya yang ada di dalam perusahaan tersebut.

Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor terpenting dalam

suatu organisasi atau perusahaan, keterlibatan SDM dalam perusahaan

terimplementasi dalam bentuk tenaga kerja, pegawai atau karyawan.

Karyawan sebagai sumber daya manusia dalam suatu perusahaan

merupakan faktor penting bagi peningkatan produktifitas atau kemajuan

perusahaan tersebut. Bagaimanapun canggihnya teknologi yang dimiliki

oleh suatu perusahaan tanpa adanya SDM maka perusahaan tersebut tidak

akan dapat maju dan berkembang.

Menurut Arianto (2013) sumber daya manusia (SDM) merupakan

salah satu asset paling berharga yang dimilki oleh suatu organisasi, karena

manusialah yang merupakan satu-satunya sumber daya yang dapat

menggerakkan sumber daya lainnya. Dengan demikian, sumber daya

manusia merupakan faktor utama yang harus dipertahankan oleh suatu

organisasi atau perusahaan. Sebagaimana yang kita ketahui pada saat ini

dunia perbankan syariah mulai mengalami pertumbuhan dan pekembangan

dengan cepat, akan tetapi masih menghadapi beberapa masalah yang

cukup berat. Salah satu masalah yang dihadapi adalah terbatasnya sumber

3

daya manusia yang memiliki kompetensi dan kualifikasi masih langka.

Oleh karena itu, langkah utama sebuah organisasi atau perusahaan adalah

mempertahankan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang baik

sebagai asset perusahaan yang paling berharga. sebagai konsekuensinya,

maka pengelolaan sumber daya manusia ini perlu digarap dengan serius

dan dikembangkan agar mereka menjadi manusia yang bertanggungjawab,

professional, dan amanah.

Menurut Subhan dkk (2012) dalam sebuah organisasi atau

perusahaan, sumber daya manusia merupakan unsur yang sangat

menentukan tercapainya tujuan dengan efektif dan efisien. Perilaku dari

setiap anggota dalam melaksanakan berbagai tugas merupakan

pencerminan kinerja karyawan dan keefektifan suatu perusahaan. Dengan

memiliki karyawan yang berprestasi perusahaan dapat meningkatkan

kinerja perusahaannya. Dengan demikian, kelangsungan hidup suatu

perusahaan seperti perbankan syariah sendiri ditentukan oleh kinerja

karyawannya.

Melihat perkembangan perbankan syariah yang semakin

kompetitif, menuntut para karyawan untuk melakukan peningkatan

kinerja. Dalam meningkatkan kinerja karyawan diperlukan analisis

terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya. Salah satu diantaranya

adalah terciptanya budaya organisasi dalam lingkungan kerja. Untuk

menciptakan kinerja karyawan yang efektif dan efisien demi kemajuan

organisasi maka perlu adanya budaya organisasi sebagai salah satu

4

pedoman kerja yang bisa menjadi acuan karyawan untuk melakukan

aktivitas organisasi (Susanto, 2006).

Setiap organisasi memiliki ciri khas yang membedakan dengan

organisasi lain, ciri khas ini menjadi identitas bagi organisasi. Ciri khas

inilah yang dinamakan budaya organisasi. Budaya organisasi mengacu

pada hubungan yang unik dari norma-norma, nilai-nilai, kepercayaan, dan

cara berperilaku yang menjadi ciri bagaimana kelompok atau individu

dalam menyelesaikan sesuatu. Budaya organisasi mengandung nilai-nilai

yang harus dipahami, dijiwai, dipraktikkan bersama oleh semua individu

atau kelompok yang terlibat di dalamnya.

Dalam budaya organisasi terdapat filosofi, visi, dan misi organisasi

yang akan menjadi kekuatan penting bagi perusahaan untuk berkompetisi.

Budaya organisasi sebaiknya dimiliki oleh perusahaan termasuk

Perbankan syariah agar karyawannya memiliki nilai-nilai, norma, acuan,

dan pedoman yang harus dilaksanakan. Selain budaya organisasi, menurut

Robbins (2010) kualitas sumber daya manusia yang berpengaruh kuat

terhadap kinerja organisasi adalah Komitmen Organisasi.

Bagi kelangsungan hidup organisasi, tidak terkecuali organisasi

yang ada dalam dunia Perbankan, komitmen merupakan prasyarat untuk

menjaga kelangsungan hidup, stabilitas, dan perkembangan organisasi itu

sendiri. Dalam hal ini, komitmen yang dibutuhkan adalah komitmen dari

segenap anggota organisasi untuk kepentingan organisasinya. Menurut

Steers (1985:50), komitmen organisasi mencakup setidaknya tiga hal

5

yaitu: kepercayaan terhadap nilai-nilai organisasi, keterlibatan atau

ketersediaan bagi kepentingan organisasi, dan loyalitas terhadap

organisasi. Tiga dimensi komitmen ini sangat penting demi

keberlangsungan dan perkembangan organisasi juga demi peningkatan

kinerja anggota organisasi atau dalam hal ini karyawan. Dengan komitmen

organisasi yang tinggi, diharapkan agar karyawan akan berdedikasi tinggi

dalam kinerjanya. Hal ini akan sangat membantu karyawan dalam

menunjukkan kinerja yang baik dan membantu memperoleh promosi

jabatan. Jadi, adanya komitmen organisasi akan mempermudah dalam

setiap kepentingan organisasi itu sendiri dan karyawan.

Selain budaya organisasi dan komitmen organisasi, faktor lain yang

mempengaruhi kinerja sumber daya manusia yaitu perilaku sukarela yang

dikenal dengan organizational citizenship behavior (OCB). Istilah lainnya

disebut perilaku extra-role atau perilaku ekstra peran. Secara umum orang

bekerja sesuai dengan tugas dan fungsi sesuai dengan tanggungjawab

formalnya (perilaku intra-role), maka peran OCB mengambil

tanggungjawab yang lebih daripada tugas utamanya. Seseorang dengan

perilaku OCB akan berbuat tanpa paksaan tanpa mengharap imbalan atau

hadiah. Peran yang dilakukannya atas dasar keikhlasan dan loyalitas untuk

kemajuan organisasinya. Contoh perilaku OCB adalah membantu rekan

kerja, sukarela melakukan kegiatan ekstra di tempat kerja, menghindari

konflik dengan rekan kerja, melindungi properti organisasi, menghargai

peraturan yang berlaku di dalam organisasi, toleransi pada situasi yang

6

kurang ideal/menyenangkan di tempat kerja, memberi saran-saran yang

membangun di tempat kerja, serta tidak membuang-buang waktu di tempat

kerja.

Penelitian terkait OCB menjadi hal yang menarik karena akhir-

akhir ini banyak perusahaan termasuk perusahaan perbankan yang

menerapkan sistem kerja tim (Team Work) dimana fleksibilitas bernilai

sangat penting. Di samping itu, sekarang ini banyak terjadi perubahan-

perubahan dalam organisasi di Indonesia, seperti downsizing (perampingan

organisasi dengan mengurangi jumlah tenaga kerja). Kebijakan ini

berdampak pada tejadinya perubahan misalnya, perubahan pada tugas dan

kewajiban karyawan, harapan organisasi agar karyawan menjadi lebih

kreatif mencari cara baru untuk memperbaiki efisiensi kerja, serta adanya

perhatian serius terhadap ketidakhadiran dan keterlambatan di tempat

kerja. Ketika organisasi mengurangi jumlah karyawan, organisasi itu akan

lebih tergantung pada karyawan yang tetap tinggal untuk melakukan hal-

hal melebihi apa yang ditugaskan kepada mereka. Oleh karena itu,

karyawan tersebut diharapkan menampilkan OCB.

Organisasi memerlukan karyawan yang akan melakukan perilaku

OCB seperti membuat pernyataan konstruktif tentang kelompok kerja

mereka dan organisasi, membantu karyawan lain dalam timnya,

menghindari konflik yang tidak perlu, menghormati peraturan organisasi.

OCB dapat mengurangi terjadinya perselisihan dan meningkatkan efisiensi

pekerjaan. Dengan demikian, secara tidak langsung perilaku tersebut dapat

7

menumbuhkan hasil yang positif bagi perusahaan, baik untuk tujuan

perusahaan itu sendiri maupun untuk kehidupan sosial dalam perusahaan

tersebut.

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Permodalan Nasional

Madani (PNM) Binama yang berada di kota Semarang memiliki misi

diantaranya adalah 1) Sehat, dengan mencapai penilaian peringkat I. 2)

Berkembang, senantiasa tumbuh dari tahun ke tahun. 3) Profesional,

dengan mutu pelayanan yang baik. 4) Memiliki resiko usaha yang

minimal. 5) Memiliki tingkat bagi hasil investasi yang maksimal. 6)

Memaksimalkan kontribusi dalam pengembangan ekonomi dan

kesejahteraan masyarakat. Misi tersebut ingin dicapai karena adanya

tuntutan perkembangan dunia perbankan syariah saat ini yang sedang

mengalami peningkatan, adapun upaya yang dilakukan untuk mewujudkan

misi tersebut adalah dengan mengembangkan budaya organisasi,

meningkatkan komitmen kerja serta diharapkan karyawan mampu

menampilkan sikap OCB sebagai bentuk upaya meningkatkan kinerja

organisasi untuk mencapai tujuan organisasi.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul: “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap

Organizational Citizenship Behavior (OCB) Karyawan melalui Komitmen

Organisasi sebagai Variabel Intervening (Studi Pada BPRS PNM Binama

Semarang)”

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan penelitian

ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh budaya organisasi terhadap organizational

citizenship behavior (OCB) karyawan BPRS PNM Binama Semarang?

2. Bagaimanakah pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen

organisasi karyawan BPRS PNM Binama Semarang?

3. Bagaimanakah pengaruh komitmen organisasi terhadap organizational

citizenship behavior (OCB) karyawan BPRS PNM Binama Semarang?

4. Bagaimanakah pengaruh budaya organisasi terhadap organizational

citizenship behavior (OCB) dengan komitmen organisasi sebagai

variabel intervening pada karyawan BPRS PNM Binama Semarang?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap

organizational citizenship behavior (OCB) karyawan BPRS PNM

Binama Semarang.

2. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap komitmen

organisasi karyawan BPRS PNM Binama Semarang.

3. Untuk mengetahui pengaruh komitmen organisasi terhadap

organizational citizenship behavior (OCB) karyawan BPRS PNM

Binama Semarang.

9

4. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap

organizational citizenship behavior (OCB) dengan komitmen

organisasi sebagai variabel intervening pada karyawan BPRS PNM

Binama Semarang.

D. Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara

lain:

1. Bagi Akademis

Dapat menambah pengetahuan dan literature guna pengembangan

ilmu ekonomi, sehingga dapat dijadikan referensi untuk penelitian

selanjutnya.

2. Bagi Perbankan Syariah

Memberikan kontribusi kepada bank syariah dan kalangan

perbankan dalam pengembangan mengenai kualitas SDM yang baik,

sehingga kinerja dapat tercapai disertai dengan produktivitas

karyawan yang tinggi di dalam perusahaan.

3. Bagi Masyarakat

Memberikan masukan dan informasi tentang hasil kinerja yang

baik melalui pengendalian emosional dan pelayanan karyawan yang

baik pula yang diberikan oleh bank syariah. Sehingga, masyarakat

akan lebih mengerti kualitas perbankan syariah yang sebenarnya.

10

4. Bagi Peneliti

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi

bagi penelitian selanjutnya. Menambah pengalaman dan sarana latihan

dalam memecahkan masalah yang ada dalam masyarakat sebelum

terjun ke dunia kerja yang sesungguhnya. Selain itu penilitian ini

diharapkan dapat digunakan sebagai sarana menambah pengetahuan

terkait dengan bidang perbankan.

E. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

BAB I Pendahuluan

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang masalah, perumusan

masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika

penulisan.

BAB II Landasan Teori

Bab ini berisi telaah pustaka yaitu jabaran tentang penelitian

terdahulu, kerangka teori yang berisi deskripsi mengenai variabel

yang menjadi acuan dalam menentukan kerangka penelitian dan

hipotesis penelitian.

BAB III Metodologi Penelitian

Bab ini berisi tentang jenis dan sumber data, populasi dan sampel,

teknik pengumpulan data, variabel penelitian dan pengukuran,

teknik analisis data.

11

BAB IV Analisis Data

Bab ini berisi tentang gambaran umum obyek penelitian, deskripsi

data penelitian dan responden, uji validitas dan reliabilitas, uji

asumsi klasik, uji statistik, uji analisis jalur (path analysis,) serta

pembahasan hasil penelitian.

BAB V Penutup

Bab ini berisi uraian kesimpulan yang menjelaskan tentang hasil

analisis yang telah dilakukan dan dijelaskan secara singkat.

Sedangkan, saran merupakan himbauan kepada pembaca atau

instansi terkait agar saran yang dipaparkan dapat memberi

pengetahuan dan manfaat serta dapat dikembangkan menjadi bahan

kajian penelitian berikutnya.

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan peneliti lain yang

berkaitan dengan judul skripsi penulis yaitu Pengaruh Budaya Organisasi

terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) karyawan melalui

Komitmen Organisasi sebagai variabel Intervening antara lain sebagai

berikut:

1. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap OCB

Penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Subudi (2017) dengan

judul, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Transformasional dan Budaya

Organisasi terhadap Motivasi dalam meningkatkan Organizational

Citizenship Behavior (OCB)” berdasarkan analisis jalur menunjukkan

hasil bahwa variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap OCB.

Penelitian lain dilakukan oleh Pemayun dan Wibawa (2017)

dengan judul “Pengaruh stress kerja dan budaya organisasi terhadap

Organizational Citizenship Behavior (OCB)”. Hasil penelitian yang

menggunakan uji regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel

budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB.

13

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Muhdar et al (2015)

dengan judul “The Influence of Spiritual Intelligence, Leadership, and

Organizational Culture on Organizational Citizenship Behavior and

Employees Performance (A Study on Islamic Banks in Makassar, South

Sulawesi Province, Indonesia”. Berdasarkan hasil analisis data diperoleh

hasil yang menunjukkan bahwa budaya organisasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap variabel OCB.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Lumbantobing (2016)

dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi, Kepemimpinan

Transformasional dan Kepribadian terhadap Organizational Citizenship

Behavior (OCB) pada PT. Bank Sumut (Persero) Cabang Utama Medan”

menemukan hasil bahwa variabel budaya organisasi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap OCB pada karyawan PT. Bank Sumut (Persero)

Cabang Utama Medan.

2. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Komitmen Organisasi

Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini

antara lain:

Penelitian yang dilakukan oleh Maizir (2015) dengan judul

“Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Komitmen karyawan studi kasus

pada PT. Bank BRI Cabang Tambusai Pekanbaru” menyatakan bahwa

variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap

komitmen karyawan Bank BRI Cabang Tambusai, Pekanbaru.

14

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Usmany, dkk (2016)

dengan judul penelitian “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Komitmen

Organisasional dan Kinerja Karyawan” menyatakan bahwa variabel

budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen

organisasional.

Penelitian lainnya dilakukan oleh Sumanto dan Herminingsih

(2016) dengan judul “Pengaruh Budaya Organisasi dan Motivasi Kerja

terhadap Komitmen Organisasional pada PT. Bank Central Asia, Tbk.

Kantor Cabang Utama Tangerang” menyatakan bahwa variabel budaya

organisasi berpengaruh signifikan terhadap komitmen organisasional.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Baraweri dan

Suharmono (2015) dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Budaya

Organisasi, Kepuasan Kerja Dan Kepemimpinan Terhadap Komitmen

Organisasi Studi Pada Karyawan Kantor Wilayah Bank BRI Semarang”

menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi berpengaruh signifikan

terhadap komitmen organisasi.

3. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap OCB

Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini

antara lain:

Penelitian yang dilakukan oleh Meilina (2016) dengan judul

“Pengaruh Karakteristik Pekerjaan, Kepuasan Kerja, dan Komitmen

Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior pada Karyawan

15

BRI Kediri” menemukan hasil bahwa variabel komitmen organisasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Rini & Rahardjo (2014)

dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh Komitmen Organisasional

terhadap Organizational Citizenship Behavior studi pada karyawan Bank

Indonesia Kantor Perwakilan Purwokerto” menemukan hasil bahwa

komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap OCB. Koefisien

determinasi Adjusted R Square sebesar 0,536 ini berarti 53,6% variabel

organizational citizenship behavior (OCB) dapat dijelaskan oleh variabel

komitmen, sedangkan sisanya 43,7% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor

lain yang tidak diteliti dalam penelitian tersebut.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Iswara & Sriathi (2016)

dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan

Kerja dan Komitmen Organisasional Terhadap Organizational Citizenship

Behavior (OCB)” menunjukkan hasil bahwa komitmen organisasional

berpengaruh positif dan signifikan terhadap OCB.

Selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Muranaka (2012)

dengan judul “Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen terhadap

Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada karyawan Bank

Perkreditan Rakyat Dana Niaga Mandiri Makassar”. Penelitian ini

bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepuasan kerja, komitmen

terhadap OCB. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komitmen

berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel OCB. Variabel yang

16

dominan adalah variabel kepuasan kerja. Dari penelitian ini diperoleh nilai

R2 sebesar 0.830, hal tersebut berarti bahwa 83% variabel OCB dapat

dijelaskan oleh variabel independen yaitu kepuasan kerja dan komitmen

dan sisanya sebesar 17% dijelaskan oleh variabel lain diluar persamaan.

Berdasarkan uraian di atas, maka akan disajikan pengelompokkan

atau rangkuman dari penelitian terdahulu seperti pada tabel berikut:

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

No. Penulis

(Tahun)

Judul Variabel

Penelitian

Analisis Hasil

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB)

1. Putra &

Subudi

(2017)

Pengaruh Gaya

Kepemimpinan

Transformasional

dan Budaya

Organisasi

terhadap Motivasi

dalam

meningkatkan

Organizational

Citizenship

Behavior (OCB)

X1:

Kepemimpin

an

Transformas

ional

X2:Budaya

Organisasi

Y1:Motivasi

Y2:

Organization

al

Citizenship

behavior

Analisis

Jalur

Budaya organisasi

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap OCB.

2. Pemayun

&

Wibawa

(2017)

Pengaruh stress

kerja dan budaya

organisasi

terhadap

Organizational

Citizenship

Behavior (OCB)

X1: stres

kerja

X2: budaya

organisasi

Y: OCB

Regresi

linier

berganda

Budaya organisasi

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap OCB.

3. Muhdar,

et al

(2015)

The Influence of

spiritual

Intelligence,

Leadership, and

Organizational

culture on

organizational

Citizenship

Behavior and

Employees

Performance (A

study on Islamic

banks in

X1:

Kecerdasan

spiritual

X2:

kepemimpin

an

X3: Budaya

organisasi

Y1: OCB

Y2: Kinerja

karyawan

Z: OCB

SEM

(Structur

al

Equation

s Model)

Organizational

culture has a

positive and

significant

influence on OCB.

17

Makassar, South

Sulawesi

Province,

Indonesia)

4. Lumbant

obing

(2016)

Pengaruh Budaya

organisasi,

kepemimpinan

transformasional

dan kepribadian

terhadap

Organizational

Citizenship

Behavior (OCB)

pada PT. Bank

Sumut (Persero)

cabang utama

Medan

X1: Budaya

Organisasi

X2: Gaya

kepemimpin

an

Transformas

ional

X3:

Kepribadian

Y: OCB

Regresi

linier

berganda

Budaya organisasi

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap

Organizational

Citizenship

Behavior (OCB)

Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Komitmen Organisasi

5. Maizir

(2015)

Pengaruh Budaya

Organisasi

terhadap

Komitmen

karyawan studi

kasus pada PT.

Bank BRI Cabang

Tambusai

Pekanbaru

X: Budaya

Organisasi

Y:

Komitmen

Analisis

Regresi

Budaya Organisasi

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap

Komitmen

6. Usmany,

dkk

(2016)

Pengaruh Budaya

Organisasi

terhadap

komitmen

Organisasional

dan Kinerja

Karyawan

X : Budaya

Organisasi

Y1:

Komitmen

Organisasi

Y2: kinerja

karyawan

Analisis

deskriptif

dan

analisis

jalur

Budaya organisasi

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap komitmen

Organisasional

7. Sumanto

&

Herminin

gsih

(2016)

Pengaruh budaya

organisasi dan

motivasi kerja

terhadap

komitmen

organisasional

pada PT. Bank

Central Asia,

TBK. Kantor

cabang utama

Tangerang

X1: Budaya

Organisasi

X2:

Motivasi

Kerja

Y

:Komitmen

Organisasi-

onal

Regresi

Linier

Berganda

Budaya

Organisasional

berpengaruh

signifikan terhadap

Komitmen

Organisasional

8. Baraweri

&

Suharmo

no

(2015)

Analisis pengaruh

budaya

organisasi,

kepuasan kerja

dan

kepemimpinan

terhadap

komitmen

organisasi studi

pada karyawan

X1: budaya

organisasi

X2:

kepuasan

kerja

X3:

kepemimpin

an

Y:

Komitmen

Regresi

berganda

Budaya organisasi,

kepuasan kerja, dan

kepemimpinan

berpengaruh

signifikan terhadap

komitmen

organisasi secara

parsial.

18

kantor wilayah

bank BRI

Semarang

organisasi

Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB)

9. Meilina

(2016)

Pengaruh

Karakteristik

Pekerjaan,

Kepuasan Kerja,

dan Komitmen

Organisasi

terhadap

Organizational

Citizenship

Behavior pada

Karyawan BRI

Kediri

X:

karakteristik

Pekerjaan,

Y: OCB, Z1:

Kepuasan

Kerja, Z2:

Komitmen

Organisasi

Analisis

Jalur

(Path

Analysis)

Komitmen

Organisasi

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap OCB

10. Rini &

Rahardjo

(2014)

Analisis Pengaruh

Komitmen

Organisasional

terhadap

Organizational

Citizenship

Behavior studi

pada karyawan

Bank Indonesia

Kantor

Perwakilan

Purwokerto

X1:

Komitmen

Afektif

X2:

Komitmen

Berkelanjuta

n

X3:

Komitmen

Normatif

Y: OCB

Regresi

Linier

Berganda

Komitmen

Organisasi

berpengaruh positif

terhadap OCB

11. Iswara &

Sriathi

(2016)

Pengaruh

kepemimpinan

transformasional,

kepuasan kerja

dan komitmen

organisasional

terhadap

Organizational

Citizenship

Behavior (OCB)

X1:

kepemimpin

an

transformasi

onal

X2:

kepuasan

kerja

X3:

komitmen

organisasion

al

Y: OCB

Regresi

linier

berganda

Komitmen

organisasional

berpengaruh positif

dan signifikan

terhadap

Organizational

Citizenship

Behavior (OCB)

12. Muranak

a (2012)

Pengaruh

Kepuasan Kerja

dan Komitmen

terhadap

Organizational

Citizenship

Behavior (OCB)

pada karyawan

Bank Perkreditan

Rakyat Dana

Niaga Mandiri

Makassar

X1:

Kepuasan

Kerja

X2:

Komitmen

Y: OCB

Regresi

Berganda

Komitmen

berpengaruh positif

tidak signifikan

terhadap OCB

Sumber: Jurnal yang diolah, 2018

19

Dari beberapa penelitian di atas yang membedakan penelitian ini

dengan penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya adalah penggunaan

ketiga variabel yaitu budaya organisasi dan komitmen organisasi sebagai

faktor yang mempengaruhi OCB pada karyawan BPRS PNM Binama

cabang Semarang. Dalam penelitian ini dipilih BPRS karena penelitian

sebelumnya belum ada yang melakukan penelitian di lembaga keuangan

syariah seperti BPR.

Perbedaan selanjutnya yaitu penggunaan variabel komitmen

organisasi sebagai variabel intervening. Hal tersebut, didasarkan pada

penelitian yang dilakukan oleh Kristanto (2015) dengan judul penelitian

“Keadilan Organisasional, Komitmen Organisasional, dan Kinerja

Karyawan” menunjukkan hasil bahwa variabel komitmen organisasional

mampu berperan sebagai variabel intervening.

B. Kerangka Teori

Teori utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori

perilaku organisasi yang dikembangkan oleh Robbins yang

mendefinisikan bahwa perilaku organisasi adalah suatu bidang studi yang

menyelidiki dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku

dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu

untuk memperbaiki keefektifan organisasi.

Teori perilaku organisasi secara umum bisa diartikan sebagai suatu

pikiran yang merupakan sekelompok orang yang membagi tugas secara

struktur untuk mendapatkan pedoman yang ingin dicapai bersama-sama

20

dan teori organisasi adalah teori yang berusaha menerangkan bagaimana

organisasi dan orang di dalamnya berperilaku dalam berbagai struktur

organisasi, budaya, dan lingkungan untuk mencapai tujuan.

1. Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Baik buruknya kinerja seorang karyawan dapat dilihat dari

kemampuannya dalam melaksanakan tugas-tugas sesuai dengan pekerjaan

yang menjadi tanggung jawabnya dan seharusnya organisasi atau

perusahaan terkait harus melakukan pengukuran terhadap kinerja

karyawannya tidak hanya sebatas tugas-tugas yang terdapat dalam

deskripsi pekerjaannya saja. Satu hal yang dapat diukur dari karyawan

adalahperilaku Organizational Citizenship Behaviour (OCB) individu atau

karyawan di tempat kerja.

Menurut Organ dalam Kurniawan (2015) OCB adalah perilaku

individu dalam hal ini karyawan yang sangat menguntungkan untuk

organisasi dan merupakan kebebasan memilih, secara tidak langsung atau

secara eksplisit diakui oleh sistem penghargaan formal. Definisi lain

menurut Organ, OCB adalah perilaku yang membangun, tetapi tidak

termasuk dalam job description formal karyawan.

Kemudian Organ dalam Kurniawan (2015) mendefinisikan OCB

sebagai perilaku individu yang bebas, tidak berkaitan secara langsung atau

eksplisitdengan sistem reward dan bisa menignkatkan fungsi efektif

organisasi. Sedangkan Morrison (1994) mendefinisikan OCB sebagai

perilaku extra role karyawan dan perbedaan yang paling mendasar adalah

21

pada reward karena pada perilaku ini biasanya terbebas dari reward.

Perilaku yang dilakukan oleh individu tidak diorganisir dalam reward,

dengan kata lain tidak ada insentif tambahan bagi karyawan yang

berperilaku extra role.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa OCB

merupakan:

a. Perilaku yang bersifat sukarela, bukan merupakan tindakan yang

terpaksa terhadap hal-hal yang mendahulukan kepentingan

organisasinya.

b. Perilaku individu sebagai wujud kepuasan atas performance yang

tidak diperintahkan secara formal.

a. Dimensi Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Terdapat 5 aspek dalam OCB yang disebutkan Organ, 1998

(dalam Kurniawan, 2015) yang apabila dilihat secara luas dapat

memberikan sumbangan pada hasil kerja organisasi secara keseluruhan,

yaitu:

1) Altruism, yaitu perilaku membantu meringankan pekerjaan yang

ditujukan kepada individu dalam suatu organisasi. Hoffman

(2007) altruism menunjukkan suatu pribadi yang lebih

mementingkan kepentingan orang lain, dibandingkan dengan

kepentingan pribadinya. Misalnya, karyawan yang sudah selesai

dengan pekerjaannya membantu karyawan lain dalam

menghadapi pekerjaan yang sulit.

22

2) Courtesy, yaitu perilaku membantu teman kerja untuk mencegah

timbulnya masalah sehubungan dengan pekerjaannya dengan cara

memberi konsultasi dan informasi serta menghargai kebutuhan

mereka. Menurut Hoffman (2007) Courtesy menunjukkan suatu

perilaku membantu orang lain secara sukarela dan bukan

merupakan tugas serta kewajibannya. Misalnya membantu dalam

mempergunakan peralatan dalam bekerja.

3) Sportmanship, yaitu perilaku toleransi pada situasi yang kurang

menyenangkan dan kurang ideal di tempat kerja tanpa mengeluh.

Menurut Podsakoff , 2000 (dalam Budihardjo, 2004) dimensi ini

kurang dapat perhatian dalam penelitian empiris. Dikatakan pula

bahwa sportsmanship seharusnya memiliki cakupan yang lebih

luas, dalam pengertian individu tidak hanya menahan

ketidakpuasan tetapi individu tersebut harus tetap bersikap positif

serta bersedia mengorbankan kepentingannya sendiri demi

kelangsungan organisasi. Misalnya, saat dirinya tidak nyaman

dengan kondisi pekerjaannya.

4) Civic virtue, yaitu perilaku terlibat dalam kegiatan-kegiatan

organisasi dan peduli pada kelangsungan hidup organisasi.

Hoffman (2007) Civic Virtue adalah perilaku secara sukarela

berpartisipasi, bertanggungjawab dan terlibat dalam mengatasi

masalah-masalah organisasi demi kelangsungan organisasi.

Karyawan juga aktif mengemukakan gagasan-gagasannya serta

23

ikut mengamati lingkungan bisnis dalam hal ancaman dan

peluang. Misalnya, aktif berpartisipasi dalam rapat organisasi.

5) Conscientiousness, yaitu perilaku yang terlihat ketika individu

melakukan hal-hal yang menguntungkan organisasi seperti

mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku di organisasi.

Menurut Hoffman (2007) Conscientiousness adalah perilaku yang

menunjukkan upaya sukarela untuk meningkatkan cara dalam

menjalankan pekerjaannya secara kreatif agar kinerja organisasi

meningkat. Perilaku tersebut melibatkan kreatif dan inovatif

secara sukarela untuk meningkatkan kemampuannya dalam

bekerja demi peningkatan organisasi. Karyawan tersebut

melakukan tindakan-tindakan yang menguntungkan organisasi

melebihi dari yang disyaratkan, misalnya berinisiatif

meningkatkan kompetensinya, secara sukarela mengambil

tanggungjawab di luar wewenangnya.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi OCB

Menurut Organ et al. dalam Rahmawati dan Prasetya (2017)

peningkatan OCB dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor internal dan

eksternal. Berikut penjelasan lebih lanjut:

1. Faktor Internal

a. Kepuasan kerja

Karyawan yang puas berkemungkinan lebih besar untuk

berbicara positif tentang organisasinya, membantu rekan kerjanya,

24

dan membuat kinerja pekerjaan mereka melampaui target, lebih dari

itu karyawan yang puas bisa jadi lebih patuh terhadap panggilan

tugas, karena mereka ingin mengulang pengalaman-pengalaman

positif mereka.organ dan Bateman dalam Rahmawati dan Prasetya

(2017) menyatakan semua dimensi dari kepuasan kerja meliputi

work, co-worker, supervision, promotions, pay dan overall

berkolaborasi positif dengan OCB.

b. Komitmen Organisasi

Bashaw dan Grant dalam Rahmawati dan Prasetya (2017)

mengartikan komitmen organisasi sebagai keinginan karyawan untuk

tetap mempertahankan keanggotaan dirinya dalam organisasi,

bersedia melakukan usaha yang tinggi demi mencapai sasaran

organisasi.

c. Kepribadian

Organ dalam Rahmawati dan Prasetya (2017) menyatakan

bahwa perbedaan individu merupakan prediktor yang memainkan

peran penting pada seorang karyawan, sehingga karyawan akan

menunjukkan OCB mereka.

d. Moral Karyawan

Moral berisikan ajaran atau ketentuan mengenai baik dan

buruk suatu tindakan yang dilakukan dengan sengaja. Titisari dalam

Rahmawati dan Prasetya (2017) mengemukakan bahwa moral

25

merupakan kewajiban-kewajiban susila seseorang terhadap

masyarakat atau organisasinya.

e. Motivasi

Robbins dan Coulter dalam Rahmawati dan Prasetya (2017)

mengartikan motivasi sebagai kesediaan untuk melakukan usaha

yang tinggi demi mencapai sasaran organisasi sebagaimana

dipersyaratkan oleh kemampuan usaha itu untuk memuaskan

sejumlah kebutuhan individu.

2. Faktor Eksternal

a. Gaya kepemimpinan

Menurut Utaminingsih dalam Rahmawati dan Prasetya (2017)

gaya kepemimpinan adalah kecenderungan orientasi aktivitas

pemimpin ketika mempengaruhi aktivitas bawahan untuk mencapai

tujuan dan sasaran organisasi.

b. Kepercayaan pada Pimpinan

Kepercayaan atau trust ialah rasa percaya yang dimiliki oleh

seseorang kepada orang lain yang didasarkan pada integritas,

reliabilitas dan perhatian (Tan dalam Rahmawati dan Prasetya 2017).

c. Budaya Organisasi

Menurut Robbins dalam Rahmawati dan Prasetya (2017)

budaya organisasi adalah seperangkat karakteristik utama yang

dihargai anggota organisasi.

26

c. Indikator OCB

Menurut Organ dalam Kurniawan (2015: 104) ada beberapa

indikator-indikator OCB pegawai, sebagai berikut:

1. Altruism: karyawan membantu rekan kerja yang berhalangan,

karyawan membantu rekan kerja dalam pekerjaan, karyawan

membantu rekan kerja dengan beban berat, karyawan membantu

rekan karena penugasan.

2. Courtesy: karyawan bekerja sama, karyawan mencegah masalah,

karyawan tidak semena-mena, karyawan peduli dan menghargai,

karyawan perhatian pada pengumuman, karyawan patuh pada

aturan.

3. Conscientiousness: karyawan tidak habiskan waktu lama untuk

makan, karyawan tidak mengambil jeda waktu ekstra istirahat,

karyawan selalu tepat waktu.

4. Civic virtue: karyawan membangun citra, karyawan menghadiri

dan partisipasi dalam rapat, karyawan mengikuti perubahan.

5. Sportmanship: karyawan menghindari kesalahan, karyawan

cenderung kreatif, karyawan tidak banyak mengeluh.

d. Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam Perspektif

Islam

Menurut Nurdiana, 2011 (dalam Anggraini, 2017) OCB dalam

pandangan Islam diidentikkan dengan perilaku ikhlas, yakni beribadah

dan bekerja semata karena Allah. Tidak ingin mendapat pujian dari orang

27

lain ataupun mendapat imbalan materi. Hal ini diterangkan dalam Al-

quran surat An nisa’ ayat 125 sebagi berikut:

ح ن نبي افي ا ي ةلي نمي ن اياي ي ح سن ني هي ي ن ن ههجو ةيبي حي يمي ن ن ن ح ان سي حي يفي ي ي

ل ةن ن اي ا ي بي نمي اي اي ي

Artinya:”Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang

ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah,sedang diapun mengerjakan

kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah

mengambil Ibrahim menjadi kesayangan-Nya”.

Jadi, karyawan yang ikhlas memiliki ciri-ciri kapasitas hati yang

besar, memiliki kejernihan pandangan atau hati yang bersih, selalu

memberi lebih dari yang diminta darinya bekerja tanpa pamrih, dan

selalu menjaga hubungan baik sesama rekan kerja ataupun orang lain di

luar kerja. Orang yang ikhlas senantiasa beramal dengan sungguh-

sungguh, baik dalam keadaan sendiri atau orang banyak, baik ada pujian

atau tidak.

2. Komitmen Organisasi

Sopiah (2008) memberikan definisi komitmen organisasi adalah

derajat yang mana pegawai percaya dan menerima tujuan-tujuan organisasi

dan akan tetap tinggal atau tidak meninggalkan organisasi. Komitmen

Organisasi adalah sampai tingkat mana seorang karyawan memihak pada

suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, dan berniat

mempertahankan keanggotaan dalam organisasi itu (Robbins, 2008). Blau

& Global (dalam Harahap, 2010) mendefenisikan komitmen organisasi

sebagai orientasi seseorang terhadap organisasi dalam arti kesetiaan,

28

identifikasi, dan keterlibatan kepada organisasi dan tujuan-tujuannya.

Menurut Fred Luthan, komitmen organisasi didefinisikan sebagai:

a. Keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu;

b. Keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi; dan

c. Keyakinan tertentu, dan penerimaan nilai dan tujuan

organisasi.Dengan kata lain, komitmen merupakan sikap yang

merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses

berkelanjutan di mana anggota organisasi mengekspresikan

perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan

yang berkelanjutan.

Komitmen pada organisasi ini menyangkut kebanggan karyawan

terhadap pekerjaannya dan menjadi bagian dari organisasi dimana

karyawan tersebut bekerja, sehingga dalam melaksanakan tugas sebagai

anggota organisasi maka karyawan akan memiliki komitmen untuk

memberikan kontribusi terbaiknya terhadap organisasinya.

a. Dimensi Komitmen Organisasi

Allen & Meyer (1991) membagi komitmen menjadi tiga dimensi di

antaranya:

1) Komitmen Afektif: Karyawan terikat secara emosi, mampu mengenal,

dan terlibat penuh dalam organisasi. Srimulyani (2009) menyatakan

bahwa karyawan yang memiliki komitmen organisasional afektif yang

tinggi akan memiliki kedekatan emosional yang erat dengan

organisasinya sehingga karyawan akan memiliki motivasi dan

29

kontribusi yang besar bagi organisasi. Secara lebih ringkas : komitmen

organisasional afektif adalah keadaan di mana karyawan ingin

melakukan sesuatu untuk organisasi (Allen & Meyer, 1990).

2) Komitmen Normatif: Allen dan Meyer (dalam Coetzee, 2005)

mendefinisikan komitmen normatif merupakan perasan bertanggung

jawab untuk tetap tinggal dalam organisasi. Komitmen Normatif

adalah kuatnya keinginan seseorang dalam melanjutkan pekerjaannya

bagi organisasi disebabkan karena dia merasa berkewajiban dari orang

lain untuk dipertahankan. Greenberg (dalam Harahap 2010).

Srimulyani (2009) menegaskan bahwa karyawan yang memiliki

komitmen organisasional normatif akan menempatkan perasaan

kewajiban terhadap rekan kerja maupun manajemen dan akan

memberikan perasaan kewajiban pada karyawan untuk memberi

balasan atas apa yang telah organisasi berikan. Secara lebih ringkas :

komitmen organisasional normatif adalah keadaan di mana ada

sesuatu yang seharusnya (ought) mereka lakukan untuk organisasi

(Allen & Meyer, 1990).

3) Komitmen Continuance : Robbins & Judge (2008) menyatakan bahwa

komitmen organisasional Continuance mengarah pada nilai ekonomi

yang dirasa dari bertahan dalam suatu organisasi bila dibandingkan

dengan meninggalkan organisasi. Srimulyani (2009) mengungkapkan

bahwa karyawan yang memiliki komitmen organisasional

Continuance yang tinggi tetap tinggal dalam organisasi karena mereka

30

butuh untuk berbuat demikian sehingga mereka berkemungkinan

melakukan usaha yang tidak maksimal terhadap organisasi. Secara

lebih ringkas: komitmen organisasional Continuance adalah keadaan

di mana karyawan perlu (need) melakukan sesuatu untuk organisasi

(Allen & Meyer, 1990).

Komitmen organisasi harus terus dipertahankan maka dari itu perlu

ada program pemberdayaan yang dapat dikembangkan untuk memperkuat

komitmen organisasi adalah sebagai berikut:

1) Lama Bekerja. Lama bekerja merupakan waktu yang telah dijalani

seseorang dalam melakukan pekerjaan pada perusahaan, Semakin

lama seseorang bertahan dalam suatu perusahaan, semakin terlihat

berkomitmen tinggi.

2) Kepercayaan. Adanya saling percaya di antara anggota organisasi

akan menciptakan kondisi yang baik untuk pertukaran informasi dan

saran tanpa adanya rasa takut.

3) Rasa percaya diri. Rasa percaya diri menimbulkan rasa percaya diri

karyawan dengan menghargai kemampuan yang dimiliki karyawan

sehingga komitmen terhadap perusahaan makin tinggi.

4) Kredibilitas. Menjaga kredibilitas dengan penghargaan dan

mengembangkan lingkungan kerja yang mendorong kompetisi yang

sehat sehingga tercipta organisasi yang memiliki kinerja yang tinggi.

5) Pertanggungjawaban. Pertanggungjawaban karyawan pada wewenang

yang diberikan dengan menetapkan secara konsisten dan jelas tentang

31

peran, standar, dan tujuan tentang penilaian terhadap kinerja

karyawan.

b. Faktor- faktor Pembentuk Komitmen

Terbentuknya komitmen suatu organisasi dipengaruhi oleh

beberapa faktor antara lain:

1. Faktor Kesadaran

Kesadaran menunjukkan suatu keadaan jiwa seseorang, yang

merupakan titik temu atau equilibrium dari berbagai pertimbangan

sehingga diperoleh suatu keyakinan, ketenangan, ketetapan hati, dan

kesinambungan dalam jiwa yang bersangkutan.

2. Faktor Aturan

Aturan adalah perangkat penting dalam segala tindakan dan perbuatan

seseorang. Peranan aturan sangat besar dalam hidup bermasyarakat,

sehingga dengan sendirinya aturan harus dibuat, dipatuhi, dan diawasi

yang akhirnya dapat tercapai sasaran manajemen sebagai pihak yang

berwenang, yang mengatur segala sesuatu yang ada di dalam

organisasi kerja tersebut.

3. Faktor Organisasi

Organisasi pelayanan, contohnya pelayanan pendidikan, pada

dasarnya tidak berbeda dengan organisasi pada umumnya. Hanya

terdapat sedikit perbedaan pada penerapannya, karena sasaran

pelayanan ditujukan secara khusus kepada manusia yang memiliki

watak dan kehendak yang multikompleks. Organisasi pelayanan yang

32

dimaksud disini adalah mengorganisir fungsi pelayanan yang baik

dalam bentuk struktur maupun mekanisme yang akan berperan dalam

mutu dan kelancaran pelayanan.

4. Faktor Pendapatan

Pendapatan ialah penerimaan seseorang sebagai imbalan atas

tenaga/pikiran yang telah dicurahkan untuk orang lain atau badan

organisasi, baik dalam bentuk uang, fasilitas dalam jangka waktu

tertentu. Pada dasarnya pendapatan harus dapat memenuhi kebutuhan

hidup baik untuk dirinya dan keluarga.

5. Faktor Kemampuan Keterangan

Kemampuan berasal dari kata mampu yang memiliki arti dapat

melakukan tugas/pekerjaan sehingga menghasilkan barang atau jasa

sesuai dengan yang diharapkan. Kemampuan dapat diartikan sebagai

sifat/ keadaan yang ditunjukkan oleh keadaan seseorang yang dapat

melaksanakan tugas atas dasar ketentuan-ketentuan yang ada.

Keterampilan adalah kemampuan melakukan pekerjaan dengan

menggunakan anggota badan dan peralatan yang tersedia.

6. Faktor Sarana Pelayanan

Sarana pelayanan adalah segala jenis perlengkapan kerja dan fasilitas

lain yang berfungsi sebagai alat utama/ pembantu dalam pelaksanaan

pekerjaan, dan juga berfungsi sosial dalam rangka untuk memenuhi

kepentingan orang-orang yang sedang berhubungan dengan organisasi

kerja itu.

33

Sedangkan, faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi

komitmen individu, antara lain:

1. Faktor personal, terdiri dari ekspektasi pekerjaan kontrak psikologi,

faktor pemilihan pekerjaan, dan karakteristik personal yang lain yang

membentuk komitmen individual.

2. Faktor organisasional, meliputi pengalaman kerja, cakupan pekerjaan,

dan tujuan konsistensi organisasional yang kesemuanya membentuk

perasaan tanggungjawab.

3. Faktor non organisasional, yaitu ketersediaan pekerjaan alternatif.

c. Indikator Komitmen

Menurut Allen dan Meyer dalam Kurniawan (2015: 103) ada

beberapa indikator komitmen antara lain sebagai berikut:

1. Komitmen Afektif: kebahagiaan dalam organisasi, kebanggan

dalam organisasi.

2. Komitmen normatif: tanggungjawab pada organisasi, kesetiaan

pada organisasi.

3. Komitmen kontinuan: keterikatan pada organisasi, kepemilikan

pada organisasi, ketergantungan pada organisasi.

d. Komitmen dalam Perspektif Islam

Dalam kehidupan organisasi setiap muslim dituntut untuk

berkomitmen terhadap organisasi dengan satu tuntutan bahwa segala

bentuk pertumbuhan dan perkembangan materiil harus ditunjukkan demi

keadilan, kebenaran, dan peningkatan ketaqwaan spiritual baik bagi

34

organisasi maupun dirinya sendiri sebagai wujud pertanggungjawaban

sebagai seorang khalifah di bumi. Adapun firman Allah SWT pada surat

At Taubah ayat 71:

نو نو نوه فورعماو ووننرمنو عب ونفوو عههعو تورمروفاو تورمرونو

وو وجووو م هو نعنو ن نو نم فؤ لؤو تونه نرنو توةه ن مو تورو

نعو نننو و ه وونهو و ه رهعو نم

Artinya: “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,

sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain.

Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang

munkar, mendirikan sholat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah

dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; Sesungguhnya

Allah maha Perkasa lagi Maha Bijakasana”.

3. Budaya Organisasi

Menurut Tampubolon (dalam Naf’iyah, 2016:18) budaya

organisasi atau dapat disebut budaya perusahaan merupakan kesepakatan

perilaku karyawan di dalam organisasi yang digambarkan dengan selalu

berusaha menciptakan efisiensi, bebas dari kesalahan, perhatian terfokus

kepada hasil dan kepentingan karyawan, serta kreatif dan akurat

menjalankan tugas.

Robbins (2003:305) menjelaskan bahwa budaya organisasi

mengacu ke suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-

anggota yang membedakan organisasi itu dari organisasi-organisasi lain.

Dari pengertian budaya organisasi di atas maka dapat disimpulkan

bahwa budaya organsiasi adalah sistem nilai organisasi yang dianut oleh

anggota organisasi itu sendiri, yang kemudian mempengaruhi carabekerja

dan berperilaku dari para anggota organisasi.

35

a. Dimensi Budaya Organisasi

Kajian budaya organisasi Denison (1989:168), mengemukakan

bahwa ada empat prinsip mengenai hubungan timbal balik antara budaya

organisasi dan efektivitas kerja organisasi. Keempat prinsip ini diberi

nama empat sifat utama (main cultural traits) yang menyangkut

keterlibatan (involvement), konsistensi (concistency), adaptabilitas

(adaptibility), dan misi (mission). Keempat sifat utama tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut:

1) Keterlibatan (involvement)

Keterlibatan merupakan faktor kunci dalam budaya organisasi.

Keterlibatan yang tinggi dari anggota organisasi berpengaruh terhadap

kinerja organisasi khususnya menyangkut manajemen, strategi organisasi,

struktur organisasi, biaya-biaya transaksi dan sebagainya. Nilai-nilai,

norma-norma dan tradisi organisasi bias merupakan konsensus bagi

anggota organisasi untuk melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan

organisasi. Keterlibatan dalam hubungan antara efektivitas bukanlah hal

baru karena telah banyak literature yang membahasnya. Gagasan

pokoknya adalah efektivitas organisasi merupakan fungsi dari tingkat

keterlibatan dan partisipasi para anggota organisasi. Konsep ini

mengemukakan bahwa t tingkat keterlibatan dan partisipasi yang tinggi

menciptakan kesadaran akan kepemilikan (sense of ownership) dan

tanggungjawab.

36

Dari kesadaran ini timbul komitmen yang lebih besar pada

organisasi dan kebutuhan yang lebih sedikit akan sistem control yang

ketat. Indikator keterlibatan meliputi:

a) Empowerment

Individu memilki kekuasaan, inisiatif dan kemampuan untuk

mengatur kerja mereka sendiri. Hal ini menciptakan rasa memiliki dan

tanggungjawab terhadap keberlangsungan organisasi.

b) Team Orientation

Nilai diterapkan saat bekerja sama dalam mencapai tujuan.

Organisasi bergantung pada upaya tim dalam mencapai tujuan tersebut.

c) Capability Development

Organisasi secara kontinyu melakukan investasi dalam

membentuk mengembangkan kemampuan karyawan dengan tujuan untuk

mempertahankan kompetisi dan memenuhi kebutuhan bisnis.

2) Konsistensi (concistency)

Konsistensi menyangkut keyakinan, nilai-nilai, symbol dan

peraturan-peraturan yang mempunyai pengaruh terhadap kinerja organisasi

khususnya menyangkut metode melakukan bisnis, perilaku karyawan dan

tindakan- tindakan bisnis lainnya. teori konsistensi mengatakan bahwa

makna bersama memiliki dampak positif karena para anggota organisasi

bekerja berdasarkan kerangka kerja bersama mengenai nilai-nilai dan

keyakinan-keyakinan yang membentuk dasar mereka berkomunikasi.

Indikator konsistensi adalah:

37

a) Coordination and Integration

Departemen dan unit-unit kerja memungkinkan organisasi untuk

bekerja secara bersama-sama untuk mecapai tujuan yang sama.

b) Agreement

Organisasi mampu mencapai kesepakatan dalam menghadapi

sebuah issue kritis meliputi derajat kesepakatan dan kemampuan untuk

menyelesaikan perbedaan yang terjadi.

c) Core Values

Anggota organisasi membagikan seperangkat nilai yang mereka

anut, hal ini menciptakan identitas dan ekspektasi.

3) Adaptabilitas (adaptibility)

Ada tiga aspek adaptabilitas yang mempunyai dampak efektivitas

organisasi, yaitu kemampuan untuk menyadari dan bereaksi pada

lingkunagn eksternal, kemampuan untuk bereaksi pada lingkungan

internal, dan kemampuan untuk bereaksi pada pelanggan internal maupun

eksternal. Ketiga aspek diatas merupakan hasil perkembangan dari asumsi-

asumsi, nilai-nilai, dan norma-norma dasar yang memberikan struktur dan

arah bagi organisasi. Orang yang telah terintegrasi dengan baik sering

sangat sulit untuk dirubah. Integrasi kedalam dan adaptasi keluar dapat

menjadi rintangan.

Organisasi yang dapat beradaptasi digerakkan oleh pelanggannya

mengambil resiko dan belajar dari kesalahannya dan mempunyai

kemampuan serta pengalaman untuk menciptakan perubahan. Mereka

38

terus-menerus meningkatkan kemampuan organisasi untuk memberikan

nilai yang berharga bagi pelanggannya. Organisasi yang memiliki ciri

tersebut dikatakan sebagai organisasi yang memiliki adaptabilitas karena

indikator adaptabilitas adalah kemampuan menciptakan perubahan, fokus

pada pelanggan, kemampuan organisasi untuk belajar.

Budaya yang dapat membantu organisasi mengantisipasi dan

beradaptasi dengan perubahan lingkungan, akan diasosiasikan dengan

kinerja superior dalam periode waktu yang panjang. Budaya yang

demikian disebut budaya adaptif yang membantu organisasi terhadap

lingkungan yang berubah dengan memungkinkannya mengidentifikasi dan

mengeksploitasi peluang-peluang baru. Para anggota percaya bahwa

mereka dapat menata secara efektif masalah baru dan peluang yang

mereka temui serta siap menanggung resiko. Indikator adaptabilitas adalah

sebagai berikut:

a) Creating Change

Organisasi dapat menciptakan perubahan yang adaptif. Organisasi

mampu membaca lingkungan bisnis, bereaksi secara cepat pada

perubahan-perubahan dan mengantisipasi kemungkinan perubahan masa

depan.

b) Customer Focus

Organisasi memahami dan bereaksi pada keinginan konsumen

dan mengantisipasi kebutuhan masa depan dari konsumen. Hal ini

39

merefleksikan derajat semangat organisasi untuk memberikan kepuasan

konsumen.

c) Organizational Learning

Organisasi menerima, menerjemahkan, menginterpretasi sinyal

lingkungan menjadi sebuah kesempatan yang dapat menumbuhkan

inovasi, keinginan untuk menambah wawasan dan mengembangkan

kemampuan organisasi.

4) Misi (mission)

Penghayatan misi memberikan dua pengaruh besar pada fungsi

organisasi, yaitu:

a) Menentukan manfaat dan makna dengan cara mendefinisikan peran

sosial dan sasaran sosial dan sasaran eksternal bagi institusi serta

mendefinisikan peran individu berkenaan dengan peran institusi.

b) Memberikan kejelasan arah atau aturan. Kesadaran akan misi

memberikan arah dan sasaran yang jelas yang berfungsi untuk

mendefinisikan serangkaian tindakan yang tepat bagi organisasi dan

para anggotanya. Organisasi yang berhasil mempunyai arah dan tujuan

jelas didefinisikan dalam tujuan organisasi dan sasaran strategis dan

tercermin dalam visi tentang akan bagaimana organisasi di masa

depan.

Jika visi menggambarkan aspirasi organisasi dan akan seperti

apa, maka misi menggambarkan organisasi dalam melakukan usaha,

40

melayani pelanggan dan keahlian yang perlu dikembangkan untuk

mencapai visi organisasi. Indikator misi adalah sebagai berikut:

1) Strategic Direction Intens

Rencana yang dimiliki oleh organisasi untuk “make their mark”.

Strategi yang jelas dimaksudkan untuk membawa tujuan organisasi dan

menjelaskan bagaimana cara mereka dapat memberi kontribusi guna

mencapai tujuan organisasi tersebut.

2) Goals & Objectives

Sekumpulan tujuan yang jelas dimana tujuan tersebut memiliki

hubungan dengan visi, misi, dan strategi dan menyediakan arahan yang

jelas dalam pekerjaan.

3) Vission

Organisasi berbagi pandangan tentang keinginan mereka di masa

depan. Merupakan wujud dari core values dan menjadi gambaran “heart

and mind” sebuah organisasi juga mneyediakan petunjuk dan arahan.

b. Fungsi Budaya Organisasi

Fungsi budaya organisasi menunjukkan peranan atau kegunaan dari

budaya organisasi. Menurut Siagian (2002:199) ada lima fungsi budaya

organisasi yang menonjol dan penting untuk diaktualisasikan adalah

sebagai berikut:

1. Penentu batas-batas berperilaku. Budaya organisasi berperan dalam

menentukan perilaku yang seyogyanya ditampilkan dan perilaku

41

yang harus dielakkan. Dan menegaskan cara-cara berperilaku yang

sesuai dengan tuntutan budaya organisasi.

2. Menumbuhkan kesadaran tentang identitas sebagai anggota

organisasi. Budaya organisasi menuntut agar para anggotanya

merasa bangga mengidentifikasikan dirinya dengan organisasi.

3. Penumbuhan komitmen. Sebagai konsekuensi logis dari rasa

memiliki organisasi, para anggota organisasi akan bersedia membuat

komitmen (termasuk memberikan pengorbanan) sedemikian rupa,

sehingga mereka akan ikhlas bekerja demi keberhasilan

organisasinya.

4. Pemeliharaan stabilitas organisasional. Dengan suasana stabil dalam

organisasi maka keberhasilan akan mudah diraih, masalah lebih

mudah terpecahkan, dan iklim kerjasama dapat terpelihara dengan

baik.

5. Mekanisme pengawasan. Pengawasan merupakan alah satu fungsi

organik manajemen. Jika budaya organisasi dihayati dan

dilaksanakan oleh para anggota organisasi, budaya tersebut juga

berfungsi sebagai instrumen pengawasan. Dengan kata lain, para

anggota atau karyawan mampu melakukan pengendalian dan

pemantauan diri sendiri.

Dengan berfungsinya budaya organisasi akan mempunyai dampak

positif yang sangat kuat terhadap perilaku para anggotanya termasuk untuk

meningkatkan kinerjanya.

42

c. Indikator Budaya Organisasi

Menurut Dennison dalam Ferryansyah (2013: 49) indikator

budaya organisasi antara lain sebagai berikut:

1. Keterlibatan: empowerement, team orientation, capability

development.

2. Konsistensi: coordination and integration, agreement core values.

3. Adaptabilitas: creating change, customer focus, organizational

learning.

4. Misi: strategic direction and intent, goals and objectives vission.

d. Budaya Organisasi dalam Perspektif Islam

Di dalam Islam Budaya merupakan norma, atau aturan atau nilai-

nilai yang berlaku yang harus dipatuhi dan dilaksanakan oleh organisasi,

selama norma dan aturan tersebut tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Secara alamiah fakta bahwa pengorganisasian berlaku dimanapun dan

kapanpun walaupun dalam bentuk sederhana. Hal tersebut merupakan

sistem penciptaan oleh Allah SWT yang bersifat intangible (ada fakta

sekalipun tidak bisa diraba). Seandainya terdapat organisasi yang tidak

menjalan fungsi organizing maka tidak akan pernah berjalan dan berhasil

secara optimal melainkan hanya unsur kebetulan.

Hal tersebut dapat diambil dari firman Allah SWT dalam Al-

Quransurat ash-Shaff ayat 4:

ونفنو رمةرو هعو نوه نيجو ة فف ينو يف ف حو توهيننو ن و ن ه نهو

43

Artinya: “Sesungguhnya allah menyukai orang yang berperang dijalan-

Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu

bangunan yang tersusun kokoh”.

Jadi, setidaknya ayat tersebut memberikan pelajaran bagi kaum muslimin

terhadap sebuah pengorganisasian untuk mencapai tujuan organisasi. Ayat

tersebut datang dari sang maha pencipta Allah SWT sehingga

memberikan pengajaran pada kita sebagai sebuah syariah kehidupan, dan

realitasnya benar adanya bahwa tanpa organisasi maka apapun tidak akan

berjalan, bahkan justru kegagalan.

C. Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian digunakan untuk menunjukkan arah bagi

suatu penelitian agar dapat berjalan pada lingkup yang telah ditetapkan.

Dari tema yang penulis angkat dapat disimpulkan model penelitian sebagai

berikut:

Gambar 2.1

Kerangka Penelitian

Keterangan:

BO: Budaya Organisasi sebagai variabel bebas (X)

KO: Komitmen Organisasi sebagai variabel intervening (Z)

BO

(X)

OCB

(Y)

KO

(Z)

H1

H2 H3

H4

44

OCB: Organizational Citizenship Behavior (OCB) sebagai variabel

terikat(Y)

H1: pengaruh X ke Y

H2: pengaruh X ke Z

H3: pengaruh Z ke Y

H4: pengaruh X ke Y melalui Z

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian di atas yang didukung

dengan kerangka teori serta penelitian terdahulu, maka dapat dirumuskan

hipotesis sebagai berikut:

1. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Organizational Citizenship

Behavior (OCB)

OCB lebih berkaitan dengan manifestasi seseorang (karyawan)

sebagai mahluk sosial. OCB merupakan bentuk kegiatan sukarela dari

anggota organisasi yang mendukung fungsi organisasi sehingga

perilaku ini lebih bersifat altruistik (menolong) yang diekspresikan

dalam bentuk tindakantindakan yang menunjukkan sikap tidak

mementingkan diri sendiri dan perhatian pada kesejahteraan orang lain

(Elfina P, 2003). Organ (2008) mendefinisikan OCB sebagai perilaku

individu yang bersifat suka rela, tidak berkaitan secara langsung atau

eksplisit dengan sistem reward dan bisa meningkatkan fungsi efektif

organisasi. Karyawan memiliki kebebasan untuk bertindak dan tidak

memperoleh reward, dalam konteks struktur reward formal dari

organisasi, atas perilakunya tersebut.

45

Budaya organisasional merupakan suatu sistem dari

kepercayaan-kepercayaan dan nilai-nilai yang berkembang dalam

organisasi dan mengarahkan perilaku anggotanya. Dalam bisnis,

sistem-sistem ini sering dianggap sebagai corporate culture. Tidak ada

dua pribadi yang sama, tidak ada budaya organisasi yang identik. Para

ahli dan konsultan mempercayai bahwa perbedaan budaya memiliki

pengaruh yang besar pada kinerja organisasional dan kualitas

kehidupan kerja yang dialami oleh anggota organisasi.

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sari dan

Hajriani (2015) menyatakan bahwa adanya pengaruh yang positif dan

signifikan antara Budaya organisasi terhadap OCB. Penelitian

Johannes & Silitonga (2013) juga menemukan bahwa budaya

organisasi mampu mempengaruhi OCB karyawan. Selanjutnya, Rini,

dkk (2013) menemukan bahwa budaya organisasi mampu berpengaruh

secara positif dan signifikan terhadap OCB karyawan. Dari uraian

tersebut maka hipotesis yang dapat diajukan adalah:

H1: Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB)

2. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Komitmen Organisasi

Saeed dan Hassan (2000) menyatakan bahwa budaya

organisasi mampu mempengaruhi pikiran, perasaan, interaksi, dan

kinerja dalam organisasi. Karyawan berperilaku berdasarkan

komitmen mereka untuk organisasi masing-masing. Faktor organisasi

46

yang telah ditetapkan untuk mempengaruhi komitmen organisasional

termasuk bentuk organisasi, budaya organisasi, gaya kepemimpinan,

praktek manajemen sumber daya manusia yang mempengaruhi gaji,

prospek karir dan kemungkinan pendidikan lebih lanjut.

Karakteristik budaya organisasi seperti jilai-nilai dan

keyakinan perusahaan telah disarankan untuk berhubungan dengan

komitmen dan kinerja organisasi. Budaya organisasi berpengaruh

negatif terhadap komitmen organisasional, artinya dengan menerapkan

budaya kerja birokrasi akan mengakibatkan komitmen organsasional

rendah karena budaya sangat mempengaruhi komitmen organisasional

dan keterlibatan antar karyawan.

Budaya organisasi sebagai antisipasi dari komitmen organisasi

Mahmudah (2012) menyatakan adanya hubungan yang positif antara

budaya organisasi dan komitmen organisasi. Dewi dan Surya(2017)

Budaya organisasi memiliki pengaruh yang kuat pada karyawan yaitu

perilaku dan sikap. Usmany, dkk (2016) telah menemukan bahwa

adanya hubungan yang positif dan signifikan antara Budaya Organisasi

terhadap Komitmen karyawan yang berada dalam organisasinya.

Dinamika budaya dan perilaku manusia, penting untuk mempelajari

bagaimana karyawan berkomitmen untuk organisasi mereka. Dari

uraian tersebut dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

H2: Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Komitmen Organisasi

47

3. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Organizational

Citizenship Behavior (OCB)

Organizational Citizenship Behavior dapat timbul dari

berbagai faktor dalam organisasi, di antaranya karena adanya kepuasan

kerja dan komitmen karyawan (Robbin dan Judge, 2008). Ketika

karyawan merasa puas dengan apa yang ada dalam organisasi, maka

karyawan akan memberikan hasil kinerja yang maksimal dan terbaik.

Begitu juga dengan karyawan yang memiliki komitmen tinggi pada

organisasi , akan melakukan apapun untuk memajukan perusahaan

karena yakin dan percaya pada organisasi di mana karyawan tersebut

bekerja (Luthans, 2005). Pada saat karyawan telah memiliki komitmen

yang tinggi terhadap perusahaan, maka karyawan tersebut dengan

sepenuh hati memiliki kepuasan dalam bekerja, dan rela melakukan

tindakan yang bertujuan memajukan perusahaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Putrana, dkk (2016)

menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh signifikan

terhadap OCB. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Nasichudin dan Azzuhri (2013)dimana variabel

komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap OCB. Serta

penelitian oleh, Amira, dkk (2015) semakin tinggikomitmen organisasi

karyawan maka akan semakin tinggi OCB-nya. Dalam penelitian yang

dilakukan oleh peneliti karena berada dalam lingkungan Perbankan

48

maka berdasarkan uraian tersebut di atas diajukan Hipotesis sebagai

berikut:

H3: komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Organizational Citizenship Behavior OCB

4. Pengaruh Budaya Organisasi melalui Komitmen Organisasi

terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Budaya Organisasi sangat berpengaruh terhadap perilaku para

anggota organisasi karena sistem nilai dalam budaya organisasi dapat

dijadikan acuan perilaku manusia dalam organisasi yang berorientasi

pada pencapaian tujuan atau hasil kinerja yang ditetapkan. Sedangkan

menurut Akhtar (dalam Sanhaji, dkk, 2016) menyatakan bahwa budaya

organisasi dapat membantu meningkatkan komitmen para karyawan.

Penelitian yang mendukung bahwa adanya komitmen sebagai

variabel intervening adalah seperti penelitian yang dilakukan oleh

Arifin (2010) dengan judul penelitian “Analisis Budaya Organisasional

terhadap Komitmen Kerja Karyawan dalam peningkatan Kinerja

Organisasional Karyawan pada Koperasi BMT di Kecamatan Jepara”

menyebutkan bahwa nilai pengaruh langsung antara variabel budaya

dengan kinerja melalui komitmen adalah sebesar 0,442 (0,656 x

0,674). Dengan membandingkan kedua nilai tersebut bisa dibuktikan

bahwa pengaruh variabel budaya terhadap kinerja secara langsung

lebih kecil daripada pengaruh variabel budaya terhadap kinerja melalui

49

komitmen. Sehingga dapat disimpulkan bahwa komitmen merupakan

variabel intervening bagi hubungan antara budaya dengan kinerja.

Hal ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh

Kristanto (2015) dengan judul penelitian “Keadilan Organisasional,

Komitmen Organisasional dan Kinerja Karyawan”.Berdasarkan hasil

perhitungan, nilai koefisien determinasi adalah sebesar 0,935. Artinya

kinerja karyawan ditentukan oleh keadilan organisasional dengan

komitmen organisasional sebagai variabel intervening adalah sebesar

93,5%, sedangkan sisa 6,5% ditentukan oleh faktor-faktor lain yang

tidak diuji dalam penelitian tersebut. Berdasarkan uraian diatas maka

diajukan hipotesis ke empat yaitu:

H4: Budaya Organisasi berpengaruh positif dan signifikan

terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) melalui

Komitmen Organisasi

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif, yakni

pendekatan penelitian yang dilakukan dengan cara pengolahan dan

penyajian data dengan menggunakan metode statistika, sehingga

memungkinkan peneliti untuk mengambil kesimpulan secara obyektif.

Metode ini dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah

cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode

positivistik, karena telah memenuhi kaidah ilmiah yaitu konkrit, obyektif,

terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini cocok digunakan untuk

pembuktian konfirmasi. Metode ini disebut kuantitatif karena data

penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik

(Sugiyono, 2016:35)

Penelitian ini digunakan karena relevan dengan rumusan masalah

dan hipotesis yang diuji yaitu berusaha membuktikan pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di PT. Bank Pembiayaan Rakyat

(BPR) Syariah PNM Binama, Semarang. Adapun waktu penelitian adalah

bulan Agustus – September 2017.

51

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan wilayah objek dan subjek

penelitian yang ditetapkan untuk dianalisis dan ditarik kesimpulan oleh

peneliti. Totalitas dari objek dan subjek peneliti, tentunya yang

memiliki hubungan atau memenuhi syarat-syarat tertentu dengan

masalah yang akan dipecahkan (Bawono, 2006: 28). Dalam penelitian

inipopulasinya adalah karyawan BPRS Permodalan Nasional Madani

(PNM) Binama Semarang yang berjumlah 40 orang.

2. Sampel

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengambilan

sampel jenuh. Sampel jenuh adalah teknik penentuan sampel bila

semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini dilakukan

karena jumlah populasi relatif kecil (Sugiyono, 2011: 127). Populasi

sekaligus sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan karyawan

BPR Syariah PNM Binama Semarang yang berjumlah 40 orang.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan

adalah sebagai berikut:

1. Kuesioner

Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data melalui

formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan

52

secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan orang untuk

mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi yang diperlukan

oleh peneliti (Mardalis: 2008: 66)

E. Skala Pengukuran

Pengukuran merupakan suatu proses yang mana angka atau simbol

dilekatkan pada karakteristik atau properti suatu stimulti sesuai dengan

aturan atau prosedur yang telah ditetapkan (Sugiyono: 2014: 80).Penilaian

yang diberikan oleh observer berdasarkan observasi spontan terhadap

perilaku orang lain, yang berlangsung dalam bergaul dan berkomunikasi

sosial dengan orang itu selama periode waktu tertentu.

Unsur penilaian terdapat dalam pernyataan pandangan pribadi dari

orang yang menilai subyek tertentu pada masing-masing sifat atau sikap

yang tercantum dalam daftar. Penilaian itu dituangkan dalam bentuk

penentuan gradasi antara sedikit sekali dan banyak sekali atau antara tidak

ada dan sangat ada.

Karena penilaian yang diberikan merupakan pendapat pribadi dari

pengamat dan bersifat subyektif, skala penilaian yang diisi oleh satu

pengamat saja tidak berarti untuk mendapatkan gambaran yang agak

obyektif tentang orang yang dinilai. Untuk itu dibutuhkan beberapa skala

penilaian yang diisi oleh beberapa orang, yang kemudian dipelajari

bersama-sama untuk mendapatkan suatu diskripsi tentang kepribadian

seseorang yang cukup terandalkan dan sesuai dengan kenyataan.

Terdapat beberapa bentuk rating scale antara lain :

53

1) Skala Numerik/Kwantitatif

Skala ini menggunakan angka-angka (skor-skor) untuk

menunjukan gradasi-gradasi, disertai penjelasan singkat pada masing-

masing angka.

2) Skala Penilaian Grafis.

Skala menggunakan suatu garis sebagai kontinum. Gradasi-gradasi

ditunjuk pada garis itu dengan menyajikan deskripsi-deskripsi singkat di

bawah garisnya Pengamat memberikan tanda silang di garis pada tempat

yang sesuai dengan gradasi yang dipilih.

3) Daftar Cek.

Skala ini mempunyai item dalam tes hasil belajar, bentuk obyektif

dengan tipe pilihan berganda ( multiple choice ). Pada masing-masing sifat

atau sikap yang harus dinilai, disajikan empat sampai lima pilihan dengan

deskripsi singkat pada masing-masing pilihan. Pengamat memberikan

tanda cek pada pilihan tertentu di ruang yang disediakan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala interval untuk

mengukur data, dengan kategori sebagai berikut:

Bentuk ini terdiri dari pernyataan tentang suatu karakteristik

tertentu dari aspek tertentu yang diukur, diikuti oleh angka yang

menunjukan kualitas dimana skornya adala 0 – 10. Semakin ke arah 10

Sangat tidak setuju 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sangat setuju

54

atau ke kanan maka semakin setuju atau baik. Begitupula sebaliknya,

semakin ke kiri menuju arah 0 maka semakin tidak setuju atau buruk.

F. Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Variabel independen (bebas) adalah variabel yang menjelaskan

atau mempengaruhi variabel yang lain (Umar, 2003:62) dalam

penelitian ini variabel bebasnya adalah budaya organisasi.

2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Variabel dependen adalah variabel yang dijelaskan atau yang

dipengaruhi oleh variabel independen (Umar, 2003: 62). Dalam

penelitian ini variabel terikatnya adalah organizational citizenship

behavior (OCB)

3. Variabel Intervening

Menurut Baron dan Kenny (dalam Ghozali, 2013) mengatakan

bahwa suatu variabel disebut variabel mediator jika variabel tersebut

ikut mempengaruhi hubungan antara variabel independen dan variabel

dependen. Dalam penelitian ini variabel yang diduga sebagai variabel

intervening adalah variabel komitmen organisasi.

G. Definisi Konsep dan Operasional

Deskripsi variabel penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran

masing-masing variabel penelitian berdasarkan jawaban responden.

Jawaban responden disajikan dalam bentuk distribusi dan presentasi,

sehingga dapat diketahui kecenderungan jawaban responden secara umum.

55

Analisis dilakukan dengan menggunakan teknik interval.

Penghitungannya dilakukan berdasarkan pada jumlah skor tertinggi

dikurangi jumlah skor terendah dibagi jumlah pernyataan pada tiap-tiap

variabel. Berikut variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Variabel Budaya Organisasi

Menurut Luthans (2003), budaya organisasi merupakan norm-

norma dan nilai-nilai organisasi akan berperilaku sesuai dengan

budaya yang berlaku agar diterima oleh lingkungannya. Sehingga,

budaya organisasi dipandang sebagai sebuah sistem.

Tabel 3.1

Operasional Variabel Budaya Organisasi

Variabel Definisi

variabel

Dimensi Indikator Skala

Budaya

Organisasi

(X)

(Sumber:

Ferryansyah,

2013)

Sistem nilai

organisasi yang

dianut oleh

anggota

organisasi itu

sendiri, yang

kemudian

mempengaruhi

cara bekerja dan

berperilaku dari

para anggota

organisasi

(Denison, 1990)

Keterlibatan

(Involvement)

Empowerment Interval

Team orientation

Capability

Development

Konsistensi

(Concistency)

Coordination

and integration

Interval

Agreement core

values

Adaptabilitas

(Adaptability)

Creating change

Interval

Customer focus

Organizational

learning

Misi (Mission) Strategic

direction and

intent

Interval

Goals and

objectives vission

56

2. Variabel Komitmen Organisasi

Dengan melihat tinjauan teori maka dapat diketahui bahwa

Komitmen Organisasi terdiri dari beberapa dimensi, yaitu komitmen

afektif, komitmen normatif, komitmen kontinuan. Komitmen afektif

indikatornya adalah kebahagian keterikatan emosional karyawan,

identifikasi karyawan dan keterlibatan karyawan pada organisasi.

Komitmen normatif indikatornya adalah perasaan wajib bekerja

dalam organisasi. Sedangkan komitmen continuance indikatornya

adalah tanggung jawab pada organisasi dan kesetiaan pada

organisasi. Berdasarkan uraian mengenai variabel dan indikatornya

pada kajian teori, maka tabel definisi operasional dapat terlihat pada

tabel 3.2

Tabel 3.2

Operasional Variabel Komitmen Organisasi

Variabel Definisi Variabel Dimensi Indikator Skala

Komitmen

Organisasi

(Z)

(Sumber:

Kurniawan,

2015)

Sebagai suatu

konstruk

psikologis yang

merupakan

karakteristik

hubungan anggota

organisasi dengan

organisasinya dan

memiliki implikasi

terhadap

keputusan

individu untuk

melanjutkan

keanggotaannya

dalam

berorganisasi.

(Meyer dan Allen

,1990)

Afektif

Kebahagiaan dalam

organisasi.

Interval Kebanggaan dalam

organisasi.

Normatif Tanggung jawab pada

organisasi.

Interval Kesetiaan pada

organisasi.

Continuance Keterikatan pada

organisasi.

Interval Kepemilikan pada

organisasi.

Ketergantungan pada

organisasi.

57

3. Variabel Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Organizational Citizenship Behavior adalah bentuk perilaku

dan inisiatif individual yang tidak berkaitan dengan sistem reward

organisasi tetapi secara agregat meningkatkan efektivitas organisasi.

Pengukuran OCB menggunakan instrumen yang didasarkan pada

dimensi OCB dari Organ (1988).

Tabel 3.3

Operasional Variabel Organizational Citizenship Behavior (OCB)

Variabel Definisi Variabel Dimensi Indikator Skala

Organizationa

l Citizenship

Behaviour

(OCB) (Y)

(Sumber:

Kurniawan,

2015)

perilaku sukarela /

extra-role

behavior yang

tidak termasuk

dalam uraian

jabatan, perilaku

spontan,tanpa

saran atau

perintah

tertentu, perilaku

yang bersifat

menolong, serta

perilaku yang

tidak mudah

terlihat serta

dinilai melalui

evaluasi kinerja.

(Budihardjo,

2004)

Altruism Karyawan

membantu rekan

kerja dalam

pekerjaan.

Karyawan

membantu rekan

kerja yang

berhalangan.

Karyawan

membantu rekan

kerja dengan

beban berat.

Interval

Courtesy Karyawan

menghindari

perselisihan

Karyawan

memberi

informasi sebelum

mengambil

tindakan

Karyawan sharing

dengan rekan

kerja

Interval

Conscientiou

sness

Karyawan

menyelesaikan

tugas tepat waktu

Karyawan

mematuhi

Interval

58

peraturan

Karyawan tidak

menghabiskan

waktu istirahat

secara berlebihan

Civic Virtue Karyawan

menghadiri dan

partisipasi dalam

rapat.

Karyawan

mengikuti

perubahan.

Karyawan

membangun citra.

Interval

Sportman-

ship

Karyawan tidak

banyak mengeluh.

Karyawan mampu

menyesuaikan diri

Karyawan

menghindari

kesalahan

Interval

H. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen yang berupa angket

(kuesioner) yang akan diisi oleh responden. Instrumen terdiri dari: angket

tentang budaya organisasi, angket tentang komitmen organisasi dan angket

mengenai organizational citizenship behavior (OCB). Responden diminta

untuk memberikan tanda checklist (√) pada setiap pernyataan.

Untuk skala penghitungan peneliti menggunakan skala interval.

Dalam menggunakan skala interval, responden diberikan 11 (sebelas)

angka dalam merespon, semakin jawaban mendekati angka nol berarti

59

responden semakin tidak setuju atas pernyataan yang disajikan dan apabila

jawaban semakin mendekati angka 10 berarti responden sangat setuju.

I. Uji Instrumen Penelitian

1. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2013:47) menyatakan bahwa reliabilitas adalah

alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari

variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika

jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konstan atau stabil dari

waktu ke waktu. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara one shot

atau pengukuran sekali saja dan kemudian dibandingkan dengan pertanyaan

lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan dan pengukuran

dengan cara Repeted measure atau pengukuran yaitu seseorang akan

disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda dan kemudian

dilihat apakah dia tetap konsisten dengan jawabanya (Ghozali, 2010: 48).

Pengukuran reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpa (α) serta

suatu konstruk atau varaibel dikatakan reliabel jika memberikan nilai

Cronbach Alpa (α) > 0,70 (Ghozali, 2013).

2. Uji Validitas

Menurut Ghozali (2013: 52) menyatakan bahwa uji validitas

digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuesioner. Suatu

pengukuran dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk

mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk

mengukur validitas dapat dilakukan dengan melakukan korelasi antar skor

60

butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Sedangkan untuk

mengetahui skor masing-masing item pertanyaan valid atau tidak, maka

ditetapkan kriteria statistik sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel dan bernilai positif, maka variabel tersebut valid.

b. Jika r hitung < r tabel, maka variabel tersebut tidak valid.

c. Jika r hitung > r tabel tetapi bertanda negatif, maka H0 akan tetap

ditolak dan H1 diterima.

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolonieritas

Multicollinearity adalah situasi dimana terdapat korelasi

variabel-variabel bebas di antara satu dengan yang lainnya. Masalah

Multikolinearitas yang serius dapat mengakibatkan berubahnya tanda

dari parameter estimasi (Bawono, 2006:115-116).

Menurut Ghozali (2013: 105) uji multikolonieritas bertujuan

untuk menguji apakah regresi ditemukan adanya korelasi antara

variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas didalam model regresi adalah sebagai berikut:

1) Nilai R2

yang dihasilkan oleh estimasi model regresi empiris yang

sangat tinggi.

2) Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika ada

variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya

diatas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya

multikolonieritas.

61

3) Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan lawanya serta

variance inflation factor (VIF). Nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama

dengan nilai VIF ≥ 10.

b. Uji heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2013: 139) uji heterokedastisitas bertujuan

menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan

residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari

residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

heteroskedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas.

Bawono (2006:136) menganalisis terjadinya masalah

heterokedatisitas, dilakukan dengan menggunakan metode park. Metode

park mengemukakan bahwa O’ merupakan fungsi dari variabel-variabel

bebas, yang dinyatakan sebagai berikut:

O’2 = αXi

β

Persamaan ini dijadikan linier dalam bentuk persamaan log.

Sehingga menajdi LnO’2

= α + β Ln Xi + Vi karena O’2

umumnya tidak

diketahui, maka ini dapat ditaksir dengan menggunakan u, sebagai

proksi, sehingga:

LnU2

i= α + β Ln Xi + Vi

c. Uji Normalitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,

data variabel dependen dan independen yang digunakan memiliki

distribusi normal atau tidak. Ada beberapa cara untuk mengujinya, salah

62

satunya dengan analisa grafik. Dengan metode grafik kita dapat melihat

data yang digunakan memberikan distribusi normal atau tidak dengan

melihat histogram dan normal probability plot (Bawono, 2006:174).

Dalam Ghozali (2013: 160) uji normalitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi variabel penganggu residual

memiliki distribusi normal. Seperti diketahui bahwa uji t dan F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Cara

yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual itu normal atau tidak,

maka akan digunakan analisis grafik dan uji statistik. Pengujian

normalitas data dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi > 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa

distribusi residual data penelitian adalah normal

2) Jika nilai signifikansi <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

distribusi residual data penelitian tidak normal.

4. Uji Statistik

a. Koefisien Determinasi (R2)

Uji R2

bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2013:97). Menurut Gujarti dalam Ghozali (2003) jika dalam uji

empiris didapat nilai adjusted R2

negatif, maka nilai adjusted R2

dianggap bernilai nol (0). Secara matematis jika nilai R2

=1, maka

adjusted R2

= R2

= 1sedangkan jika R2= 0, maka adjusted R

2= (l-k)(n-

k). Jika k> 1 maka adjusted R2

akan bernilai negatif.

63

b. Uji T

Uji T dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas atau independen secara individu dalam menerangkan

variasi variabel dependen (Ghozali, 2013:98). Kriteria dalam

menentukan uji T adalah ketika sig. <0,05 atau = 0,05 maka, dapat

dikatakan bahwa suatu variabel independen secara individual

mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2013: 99).

c. Uji F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel

independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali,

2013:98). Untuk menguji kelayakan model penelitian ini digunakan

Uji Anova (uji F) dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika nilai Fhitung> Ftabel atau sig. < 0.05 maka dapat disimpulkan

bahwa seluruh variabel independen yang diuji merupakan variabel

yang tepat dalam memprediksi variabel dependen.

2) Jika nilai Fhitung> Ftabel atau sig. < 0.05 maka dapat disimpulkan

bahwa seluruh variabel independen yang diuji merupakan variabel

yang tidak tepat dalam memprediksi variabel dependen.

5. Analisis jalur (Path Analysis)

Menurut Ghozali (2013: 246) analisis jalur digunakan untuk menguji

pengaruh variabel intervening, yang merupakan perluasan dari analisis

regresi linear berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis

64

regresi untuk menaksirkan hubungan kausalitas antara variabel yang telah

ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori. Model penelitian sebagai berikut:

Gambar 3.1

Model Struktural Analisis Jalur Sumber: Ghozali, 2013

Diagram jalur secara eksplisit menunjukkan hubungan kausalitas

antar variabel berdasarkan teori.Anak panah menunjukkan hubungan antar

variabel.Nilai P menggambarkan jalur dan koefisien jalur. Berdasarkan

gambar model jalur diatas menunjukkan hubungan diantaranya:

a. Pengaruh langsung budaya organisasi terhadap organizational

citizenship behavior (OCB) = P1.

b. Pengaruh tidak langsung budaya organisasi terhadap organizational

citizenship behavior (OCB) melalui komitmen = (P2 x P3)

c. Total pengaruh (korelasi budaya organisasi terhadap organizational

citizenship behavior (OCB) = (P1+(P2 x P3))

Komitmen (Z)

Budaya (X) OCB (Y)

e1

e2

P2 P3

P1

65

Koefisien jalur dihitung dengan membuat dua persamaan struktural

yaitu persamaan regresi yang menunjukkan hubungan yang dihipotesiskan.

Persamaan tersebut adalah:

Komitmen = β + P2B + e1

OCB = β + P1B + P3K +e2

Keterangan:

Berdasarkan nilai e = √ (1-R2)

B= Budaya

K= Komitmen

J. Alat Analisis

Dalam penelitian ini, menggunakan data kuantitatif, yaitu data yang

berbentuk angka kemudian diproses dan diolah menggunakan SPSS

(Statistical Packager for Social Science) versi 20.0.

66

BAB IV

ANALISIS DATA

A. Deskripsi Objek Penelitian

1. Profil BPRS PNM Binama Semarang

Nama Lembaga : Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

Permodalan Nasional Madani (PNM)

Binama Semarang

Alamat : Jl. Arteri Soekarno Hatta No.9, Semarang

Nomor Telepon/Fax : 024-76729706, 024-76729707

Email : [email protected]

Alamat kantor kas :

a. Kantor kas Ruko Jatisari Indah Blok C No.9 Mijen, Semarang.

Telepon/Fax: 024-76672407

b. Kantor kas Jl. Ngesrep Timur V No.110 Tembalang, Semarang.

Telepon/Fax: 024-7466355

2. Latar Belakang Berdirinya BPRS PNM Binama Semarang

Kota Semarang sebagai Ibukota Propinsi adalah kota yang

mempunyai potensial ekonomi cukup besar segala faktor usaha

terdapat di kota ini mulai dari manufakturing, produksi, perdagangan

dan jasa. Di beberapa wilayah kota Semarang, seperti Mijen dan

Gunung Pati berpotensi pertanian dan peternakan. sementara itu di

pesisirnya juga berpotensi perikanan.

67

Penduduk kota Semarang yang mayoritas beragama Islam

(terutama masyarakat menengah ke bawah), mereka ini sebagai pelaku

usaha ekonomi menengah ke bawah. Untuk mengembangkan ekonomi

menengah ke bawah, dibutuhkan lembaga keuangan yang berbentuk

BPRS. Karena dengan BPRS akan memberikan kontribusi yang positif

bagi hadirnya pengembangan ekonomi, khususnya bagi masyarakat

muslim menengah ke bawah.

Berawal dari latar belakang itulah PT. BPRS PNM BINAMA

didirikan diprakarsai oleh tokoh masyarakat dan pengusaha muslim.

Legalitas badan usaha BPRS PNM Binama adalah sebagai

berikut :

a. Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor

8/51/KEP.GBI/2006 tgl. 5 Juli 2006.

b. Akte Pendirian Perseroan Terbatas No. 45, tgl. 27 Maret

2006.

c. Pengesahan Akta Pendirian PT. dari Menteri Hukum dan

HAM tgl. 3 April 2006.

d. Ijin Usaha dari Bank Indonesia no. 8/51/KEP.GBI/2006, tgl.

12 Juli 2006.

e. Tanda Daftar Perusahaan Perseroan Terbatas no.

11.01.1.65.05684.

f. NPWP : 02.774.716.1-518.000.

68

3. Visi dan Misi BPRS PNM Binama Semarang

a. Visi BPRS PNM Binama Semarang

“Menjadi BPRS dengan Asset Rp. 100 Milyar (Seratus Milyar

Rupiah) pada Tahun 2020”

b. Misi BPRS PNM Binama Semarang

1) Sehat, dengan mencapai penilaian peringkat I.

2) Berkembang, senantiasa tumbuh dari tahun ke tahun.

3) Profesional, dengan mutu pelayanan yang baik.

4) Memiliki resiko usaha yang minimal.

5) Memiliki tingkat bagi hasil investasi yang maksimal.

6) Memaksimalkan kontribusi dalam pengembangan ekonomi dan

kesejahteraan masyarakat.

4. Struktur Organisasi BPRS PNM Binama Semarang

Terlampir

B. Karakteristik Responden

Setiap responden memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Dalam

hal ini perlu dilakukan pengelompokan dengan karakteristik tertentu.

Adapun karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Jenis Kelamin

Responden dikelompokkan berdasarkan jenis kelamin dalam

dua kelompok yaitu laki-laki dan perempuan. Untuk mengetahui

proporsinya dengan jelas, maka dapat dilihat pada tabel berikut:

69

Tabel 4.1

Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis

Kelamin

Jumlah

Jumlah Orang Persentase

Laki-laki 18 45%

Perempuan 22 55%

Jumlah 40 100%

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa, responden

terbanyak adalah perempuan sebanyak 22 orang atau 55%

sedangkan laki-laki sebanyak 18 orang atau 45%.

2. Usia

Responden dikelompokkan berdasarkan usia yaitu dapat

dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden berdasarkan Usia

Usia

(Tahun)

Jumlah

Jumlah orang Persentase

20 – 30 30 75%

31 – 40 7 17,5%

Diatas 41 3 7,5%

Jumlah 40 100%

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa

responden mempunyai rentang usia mulai dari 20 tahun sampai

dengan diatas 41 tahun. Usia 20 – 30 tahun berjumlah 30 orang

dengan persentase sebesar 75%. Usia 31 – 40 tahun berjumlah 7

orang dengan persentase 17,5%. Sedangkan, usia diatas 41 tahun

berjumlah 3 orang dengan persentase sebesar 7,5%.

70

3. Pendidikan Terakhir

Tabel 4.3

Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Jumlah

Jumlah orang Persentase

SMA 4 10,0%

Diploma 9 22,5%

Sarjana 27 67,5%

Jumlah 40 100%

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa pendidikan terakhir

responden karyawan BPRS PNM Binama Semarang terdiri dari

SMA sebanyak 4 orang dengan persentase sebesar 10%, Diploma

sebanyak 9 orang dengan persentase sebesar 22,5%, kemudian

Sarjana sebanyak 27 orang dengan persentase sebesar 67,5%.

4. Masa Kerja

Berdasarkan hasil penelitian dan data yang didapat dari

penyebaran kuesioner diperoleh data mengenai masa kerja

responden sebagai berikut:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja Jumlah

Jumlah Orang Persentase

Kurang dari 3 tahun 14 35%

3–5 tahun 18 45%

5–7 tahun 4 10%

Lebih dari 7 tahun 4 10%

Jumlah 40 100%

Sumber: Data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan data pada tabel 4.4 di atas dapat diketahui

bahwa karyawan yang bekerja pada BPR Syariah PNM Binama

Semarang sebagian besar telah bekerja lebih dari 3 tahun yaitu

71

sejumlah 18 orang dengan persentase sebesar 45%, diikuti

karyawan yang telah bekerja kurang dari 3 tahun dengan jumlah 14

orang dan lebih dari 5 tahun dengan masing-,masing berjumlah 4

orang.

C. Hasil Analisis Data

1. Uji Instrumen Penelitian

a. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali (2013: 47) menyatakan bahwa reliabititas adalah

alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner

dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap

pertanyaan adalah konstan atau stabil dari waktu ke waktu.

Pengukuran reliabitilas dengan uji statistic Cronbach Alpa (α)

serta suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika

memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.70 (Ghozali, 2013).

Hasil uji reliabilitas yang dilakukan, dijelaskan pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.5

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach Alpha Keterangan

Budaya Organisasi (X) 0,920 Reliabel

Komitmen Organisasi (Z) 0,924 Reliabel

OCB (Y) 0,931 Reliabel

Sumber: data primer yang diolah, 2018

72

Tabel diatas menunjukkan bahwa masing-masing variabel

memberikan nilai cronbach alpha > 0.70, sehingga dapat

disimpulkan bahwa seluruh variabel dalam penelitian ini dikatakan

reliabel. Jadi, semua butir pertanyaan dapat digunakan untuk

penelitian selanjutnya.

b. Uji Validitas

Sebuah data yang didapat dari kuesioner, sebaiknya diuji

validitas (Bawono, 2006: 68). Ghozali (2013: 52) menyatakan

bahwa uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya

suatu kuesioner. Suatu pengukuran dikatakan valid jika pertanyaan

pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan

diukur oleh kuesioner tersebut. Kegunaan dari uji validitas adalah

untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu kuesioner. Berikut ini

hasil uji validitas pada setiap pertanyaan masing-masing variabel:

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas

Variabel Item r hitung r tabel Keterangan

Budaya

Organisasi

(X)

P1 0.776**

0,312

Valid

P2 0.670** Valid

P3 0.683** Valid

P4 0.730** Valid

P5 0.687** Valid

P6 0.766** Valid

P7 0.730** Valid

P8 0.756** Valid

P9 0.791** Valid

P10 0.761** Valid

P11 0.712** Valid

P12 0.686** Valid

P13 0.723**

Valid

P14 0.807** Valid

P15 0.822** Valid

P16 0.763** Valid

73

Komitmen

Organisasi

(Z)

P17 0.756** 0,312 Valid

P18 0.801** Valid

P19 0.848** Valid

P20 0.795** Valid

P21 0.807** Valid

OCB (Y)

P22 0.767**

0,312

Valid

P23 0.756** Valid

P24 0.797** Valid

P25 0.624** Valid

P26 0.777** Valid

P27 0.747** Valid

P28 0.734** Valid

P29 0.756** Valid

P30 0.793** Valid

P31 0.765** Valid

P32 0.807** Valid

P33 0.748** Valid

Sumber: Data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.6 di atas, dapat diketahui bahwa semua

item pernyataan valid dikarenakan nilai r hitung > r tabel atau r

hitung > 0.312.

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2013: 105) uji multikolonieritas

bertujuan untuk menguji apakah regresi ditemukan adanya korelasi

antara variabel bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau

tidaknya multikolonieritas di dalam model regresi adalah sebagai

berikut:

1) Nilai R2

yang dihasilkan oleh estimasi model regresi empiris sangat

tinggi.

2) Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika

antara variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi

74

(umumnya di atas 0.90), maka hal ini merupakan indikasi

adanya multikolonieritas.

3) Multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan

lawannya serta variance inflation factor (VIF). Nilai Tolerance ≤

0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10.

Berikut ini hasil uji Multikolonieritas:

Tabel 4.7

Hasil Uji Multikolonieritas

Variabel Tolerance VIF

Budaya Organisasi 0,439 2,278

Komitmen Organisasi 0,439 2,278

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa variabel budaya

organisasi dan komitmen organisasi memiliki nilai VIF = 2,278.

Nilai VIF yang kurang dari 10 dapat dikatakan tidak terjadi

multikolonieritas sehingga antar variabel independen dalam

penelitian ini tidak terjadi multikolonieritas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah

dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual

satu pengamatan ke pengamatan lain. Bawono (2006: 136)

menganalisis terjadinya masalah heteroskedastisitas, dilakukan

dengan menggunakan metode park.

75

Metode park mengemukakan bahwa Ó merupakan fungsi

dari variabel-variabel bebas, yang dinyatakan sebagai berikut:

Ó2i = αXiβ

Persamaan ini dijadikan linier dalam bentuk persamaan

log, sehingga menjadi LnÓ2i = α + β Ln Xi + Vi. karena Ó

2i

umumnya tidak diketahui, maka ini dapat ditaksir dengan

menggunakan ut sebagai proksi, sehingga:

LnU2i = α + β LN Xi _+ Vi

Sehingga dari pengujian dengan menggunakan metode park

dihasilkan tabel berikut ini:

Tabel 4.8

Hasil Uji Heteroskeastisitas Metode Park

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 151.552 94.442 1.605 .117

Budaya -1.840 1.401 -.317 -1.314 .197

Komitmen .861 1.658 .125 .519 .607

a. Dependent Variable: LnU2i

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan hasil uji park pada tabel 4.8 terlihat bahwa

nilai koefisien parameter untuk variabel independen tidak ada yang

signifikan, maka dapat disimpulkan model regresi tidak

mengandung adanya heterokedastisitas.

76

c. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel

independen dan variabel dependen dalam model regresi

memiliki distribusi normal atau tidak (Bawono, 2006: 174). Pada

penelitian ini, penulis menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov

(Ghozali 2013: 164). Uji Kolmograv-Smirnov Test bertujuan

untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel resiu

memiliki distribusi normal atau tidak. Data distribusi dikatakan

normal, jika nilai sig (signifikan) > 0.05. data distribusi dikatakan

tidak normal, jika nilai sig (signifikan) < 0.05 (Ghozali, 2013).

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov Test sebagi berikut: Uji K-S

dilakukan dengan membuat hipotesis sebagai berikut:

H0: Data residual berdistribusi normal

HA: Data residual tidak berdistribusi normal

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov Test sebagi berikut:

Tabel 4.9

Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Budaya Komitmen OCB

N 40 40 40

Normal Parametersa,b

Mean 99.88 73.18 99.38

Std. Deviation 8.128 6.865 8.189

Most Extreme

Differences

Absolute .072 .086 .081

Positive .072 .074 .051

Negative -.067 -.086 -.081

Kolmogorov-Smirnov Z .455 .546 .511

Asymp. Sig. (2-tailed) .986 .927 .956

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Sumber: data primer yang diolah, 2018

77

Dari tabel 4.9 diatas diperoleh nilai Kolmogorov-Smirnov

variabel budaya (X) sebesar 0,455, komitmen (Z) sebesar 0,546,

dan OCB (Y) sebesar 0,511. Dengan masing-masing nilai Asymp.

Sig. (2-tailed) variabel X sebesar 0,986, Z sebesar 0,927, dan Y

sebesar 0,956. Semua hasil pengujian normalitas lebih besar dari α

= 0,05. Maka dari itu penelitian ini dapat diambil kesimpulan data

yang digunakan berdistribusi normal.

3. Uji Statistik

a. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana

tingkat hubungan antara variabel dependen dengan variabel

independen (Bawono, 2006: 92). Hasil uji koefisien

determinasi (R2) variabel budaya organisasi dan komitmen

organisasi terhadap OCB karyawan pada BPR Syariah PNM

Binama Semarang dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .727a .529 .503 5.773

a. Predictors: (Constant), Komitmen, Budaya

b. Dependent Variable: OCB

Sumber: data primer yang diolah, 2018

1) Koefisien korelasi (R) sebesar 0.727, artinya bahwa ada

hubungan cukup kuat antara variabel independen dengan

variabel dependen (karena mendekati angka 1).

78

2) Koefisien determinasi (Adjusted R2) sebesar 0,503 artinya

bahwa konstribusi variabel independen mempengaruhi variabel

dependen sebesar 50,3% sedangkan sisanya sebesar 49,7%

dijelaskan/dipengaruhi variabel lain yang tidak termasuk dalam

penelitian ini.

b. Uji Ttest (Uji Parsial)

Uji Ttest digunakan untuk melihat tingkat signifikansi

variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara

parsial atau individu (Bawono, 2006: 89). Tingkat signifikan

antara variabel budaya organisasi dan komitmen organisasi

terhadap OCB karyawan pada BPR Syariah PNM Binama

Semarang. Hasil dari uji Ttest (Uji Parsial) dapat dilihat dari tabel

4.9 dan hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.11

Hasil Uji Ttest(Uji Parsial) Variabel OCB

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 25.073 11.575 2.166 .037

Budaya .554 .172 .550 3.228 .003

Komitmen .259 .203 .217 1.275 .210

a. Dependent Variable: OCB

Sumber: data primer yang diolah, 2018

1) Nilai signifikan variabel Budaya Organisasi (X) adalah sebesar

0.003 lebih kecil dari 0.05 artinya ada pengaruh yang signifikan

antara budaya organisasi (X) terhadap OCB (Y).

79

2) Nilai signifikan variabel komitmen (Z) adalah sebesar 0.210 lebih

besar dari 0.05, artinya ada pengaruh yang tidak signifikan antara

komitmen (Z) terhadap OCB (Y).

Tabel 4.12

Uji Ttest (Uji Parsial) Variabel Dependen Z

T

a

Dari tabel 4.12 di atas dapat diketahui bahwa, nilai signifikan

variabel budaya organisasi (X) adalah sebesar 0.000 lebih kecil

dari 0.05 artinya ada pengaruh yang signifikan antara budaya

organisasi (X) terhadap komitmen (Z).

Berdasarkan Uji Parsial, maka dapat dibuat gambar sebagai

berikut:

Sig.

Sig. Tdk Sig.

Gambar 4.1

Hasil Uji Ttest (Uji Parsial)

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.992 9.095 1.099 .279

Budaya .633 .091 .749 6.969 .000

a. Dependent Variable: Komitmen

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Budaya (X) Komitmen (Z) OCB (Y)

80

c. Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah variabel

independen (bebas) yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen

(terikat). (Ghozali,2013:99). Hasil penelitian ini dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.13

Uji Satistik F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 1382.439 2 691.219 20.743 .000b

Residual 1232.936 37 33.323

Total 2615.375 39

a. Dependent Variable: OCB

b. Predictors: (Constant), Komitmen, Budaya

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Pada tabel 4.13 menunjukkan hasil F hitung sebesar 20.743

dengan nilai sig. sebesar 0.000. Dimana nilai sig. ini lebih kecil

dari nilai α 0.05 berarti variabel (budaya, komitmen) secara

bersama–sama mempengaruhi variablel dependen (OCB). Hal ini

menunjukkan bahwa model regresi yang digunakan sudah baik.

4. Analisis Jalur (Path Analysis)

Untuk menguji pengaruh variabel intervening digunakan metode

analisis jalur (Path analysis). Analisis jalur merupakan perluasan

dari analisis regresi linier berganda, atau analisis jalur adalah

penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan kausalitas

(model causal) antar variabel yang telah ditetapkan sebelumnya

81

berdasarkan teori (Ghozali, 2006: 210). Analisis jalur pada penelitian

ini dapat digambarkan sebagai berikut:

a. Pengaruh budaya terhadap komitmen

Menurut Ghozali (2009: 211) koefisien jalur menggunakan

standardized koefisien regresi. Hasil analisis regresi pengaruh

kepribadian terhadap komitmen dapat dilihat pada tabel dibawah

ini:

Tabel 4.14

Uji Parsial Budaya terhadap Komitmen

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .749a .561 .550 4.607

a. Predictors: (Constant), Budaya

b. Dependent Variable: Komitmen

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai R2 (R Square)

sebesar 0.561. nilai R2

ini yang digunakan dalam perhitungan nilai e1.

e1merupakan varian variabel komitmen yang tidak dijelaskan oleh

variabel budaya. Besarnya e1 = √1 −R2. Maka:

e1 = √1 −R2

e1 = √1 − 0.561

= √ 0.439

= 0.662

82

Tabel 4.15

Analisis Regresi Budaya terhadap Komitmen

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 9.992 9.095 1.099 .279

Budaya .633 .091 .749 6.969 .000

a. Dependent Variable: Komitmen

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.15 dapat diketahui persamaan regresi sebagai

berikut:

Z = β + PX + e1

Z = 9.992 + 0.633 + 0.662..............(1)

Persamaan tersebut menunjukkan bahwa, nilai koefisien

unstandardized beta budaya sebesar 0.633 dengan sig. 0.000 yang

lebih kecil dari 0.05 sehingga budaya berpengaruh positif dan

signifikan terhadap komitmen. Nilai koefisien unstandardized beta

0.633 merupakan nilai jalur path P2.

83

b. Pengaruh budaya organisasi terhadap OCB melalui variabel

komitmen organisasi

Hasil analisis regresi budaya terhadap OCB melalui variabel

komitmen dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.16

Uji Simultan OCB

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 .727a .529 .503 5.773

a. Predictors: (Constant), Komitmen, Budaya

b. Dependent Variable: OCB

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Tabel 4.16 di atas menunjukkan nilai R2(R Square) sebesar

0.529. Nilai R2

ini digunakan dalam penghitungan nilai e2. e2

merupakan varian variabel OCB yang tidak dijelaskan oleh budaya

dan komitmen. Besarnya e2 = √1 −R2. Maka:

e2 = √1 −R2

e2 = √1 − 0.529

= √ 0.471

= 0.686

84

Tabel 4.17

Hasil Analisis Regresi Budaya, Komitmen, dan OCB

Sumber: data primer yang diolah, 2018

Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui persamaan regresinya

sebagai berikut:

Y = β + P1X + P2Z + e2

Y = 25.073 + 0.554X + 0.259Z + e2..................(2)

1) Nilai koefisien Nilai koefisien unstandardized beta

kepribadian sebesar 0.554 dengan sig. 0.003 yang berarti

lebih kecil dari 0.05 sehingga budaya berpengaruh positif dan

signifikan terhadap OCB. Nilai 0.554 disini berarti bahwa

setiap terjadi kenaikan budaya organisasi, akan diikuti dengan

kenaikan OCB karyawan sebesar 0.554. Nilai koefisien

unstandardized beta 0.554 merupakan nilai jalur path P1.

2) Nilai koefisien unstandardized beta komitmen sebesar 0.259

dengan sig. 0.210 yang berarti lebih besar dari 0.05 sehingga

komitmen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

OCB. Nilai koefisien unstandardized beta 0.259 merupakan

nilai jalur path P3.

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 25.073 11.575 2.166 .037

Budaya .554 .172 .550 3.228 .003

Komitmen .259 .203 .217 1.275 .210

a. Dependent Variable: OCB

85

0.662

0.633 0.259

0.554 0.686

Gambar 4.2

Hasil Analisis Jalur (Path Analysis)

Dari gambar diatas maka dapat diketahui bahwa:

1. Nilai pengaruh langsung (P1) yaitu budaya ke OCB sebesar 0.554

2. Nilai pengaruh tidak langsung budaya ke komitmen ke OCB yaitu:

(P2 x P3)= 0.633 x 0.259 = 0.1639

3. Total pengaruh = P1 + (P2 x P3)

= 0.554 + 0.1639

= 0.7179

Hasil tersebut membuktikan bahwa komitmen organisasi tidak mampu

memediasi hubungan pengaruh budaya organisasi terhadap OCB

karena nilai pengaruh tidak langsung 0.1639 < 0.554.

KO (Z)

BO (X) OCB (Y)

e1

e2 P1

P2 P3

86

5. Uji Hipotesis

a. Pengaruh budaya terhadap OCB

Nilai koefisien jalur budaya (X) terhadap OCB (Y) secara

langsung adalah sebesar 0.554 dan hasil uji statistik Ttest atau uji

parsial menunjukkan nilai signifikansi budaya terhadap OCB adalah

0.003 yang berarti Hipotesis 1 diterima karena nilai koefisien jalur

positif 0.554 dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (0.003 <

0.05). Hal ini berarti bahwa ada pengaruh langsung dari budaya

terhadap OCB pada BPRS PNM Binama Semarang.

Hal ini relevan dengan pendapat Putra dan Subudi (2017)

menyatakan bahwa adanya pengaruh yang positif dan signifikan

antara budaya organisasi terhadap OCB. Penelitian Pemayun dan

Wibawa (2017) juga menemukan bahwa budaya organisasi mampu

mempengaruhi OCB karyawan. Selanjutnya, penelitian oleh Muhdar

et al (2015) dan juga penelitian oleh Lumbantobing (2016)

menemukan bahwa budaya organisasi mampu berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap OCB karyawan.

Adanya pengaruh yang positif dan signifikan antara budaya

terhadap OCB dalam penelitian ini menandakan adanya budaya yang

baik sehingga menyebabkan karyawan menampilkan OCB. Kriteria

lama bekerja dalam penelitian ini, bahwa semakin lama bekerja,

para karyawan memiliki komitmen yang besar. Karyawan yang

berada di BPRS PNM Binama hampir semua karyawannya adalah

87

karyawan lama yang bekerja lebih dari 3 tahun. Kriteria pendidikan

dalam penelitian ini adalah lulusan dari sarjana melihat dari hasil

identitas penelitian. Bahwa, ketika tingkat pendidikan semakin tinggi,

maka mereka juga akan memiliki budaya yang baik dan

berkomitmen serta mampu menampilkan sikap OCB yang baik.

b. Pengaruh budaya terhadap komitmen

Nilai koefisien jalur budaya (X) terhadap komitmen (Z) secara

langsung adalah sebesar 0.633 dan signifikansi pada 0.000 yang

berarti Hipotesis 2 dapat diterima karena nilai koefisien jalur

positif (0.633) dan nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 (0,000 <

0.05). Hal ini berarti bahwa ada pengaruh positif dan signifikan dari

budaya (X) terhadap komitmen (Z) pada BPRS PNM Binama

Semarang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya berpengaruh

positif dan signifikan terhadap komitmen karyawan BPRS PNM

Binama Semarang. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Maizir (2015) dan juga Sumanto dan Herminingsih (2016) yang

menyatakan adanya hubungan yang positif antara budaya organisasi

dan komitmen organisasi. Kemudian penelitian oleh Usmany, dkk

(2016) telah menemukan bahwa adanya hubungan yang positif dan

signifikan antara budaya organisasi terhadap komitmen karyawan

yang berada dalam organisasinya. Dinamika budaya dan perilaku

88

manusia, penting untuk mempelajari bagaimana karyawan

berkomitmen untuk organisasi mereka.

c. Pengaruh komitmen terhadap OCB

Nilai koefisien jalur komitmen (Z) terhadap OCB (Y) secara

langsung adalah sebesar .259 dan hasil uji statistik Ttest atau uji

parsial menunjukkan nilai signifikansi komitmen terhadap OCB

adalah .210 yang berarti Hipotesis 3 ditolak karena nilai koefisien

jalur positif (.259) dan nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 (0.210

> 0.05). Hal tersebut dimungkinkan terjadi karena OCB merupakan

perilaku melebihi apa yang distandarkan pada karyawan (beyond

expectations) oleh sebuah perusahaan, sehingga komitmen organisasi

yang tinggi tidak selalu menyebabkan seseorang melakukan OCB. Ini

terjadi karena karyawan BPRS PNM Binama mayoritas kerjanya

masih kurang dari 5 tahun sehingga diduga komitmennya masih

kurang. Hal tersebut didasarkan pada data yang diperoleh peneliti

yang menunjukkan bahwa karyawan yang bekerja kurang dari 5 tahun

sebanyak 32 orang.

Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Dharmawati, dkk (2013) yang menyatakan bahwa komitmen

organisasi tidak memiliki pengaruh terhadap OCB. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai signifikansi sebesar 0,635 yang berarti lebih

besar dari 0.05. Penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang

dilakukan oleh Muranaka (2012) yang menemukan bahwa variabel

89

komitmen organisasi berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

variabel OCB.

d. Pengaruh budaya terhadap OCB melalui komitmen

Nilai pengaruh tidak langsung diperoleh dari nilai koefisien

jalur budaya terhadap komitmen (XZ) dikalikan dengan nilai koefisien

jalur komitmen terhadap OCB (ZY) menjadi 0.633 x 0.259 = 0.1639.

Hasil perkalian menunjukkan bahwa nilai pengaruh tidak langsung

(XZ x ZY) lebih kecil dibandingkan nilai pengaruh langsung budaya

ke OCB (XY) 0.1639 < 0.554. Hal ini menunjukkan bahwa variabel

budaya tidak dapat berpengaruh ke OCB melalui variabel komitmen.

Dari hasil uji statistik dan penjelasan diatas maka, hipotesis ke-4

ditolak karena budaya organisasi tidak mampu berpengaruh terhadap

OCB dengan komitmen sebagai variabel intervening. Hal ini

dikarenakan peneliti tidak memiliki data lanjutan mengenai status

kerja karyawan. Status kerja karyawan disini pada dasarnya akan

menunjukkan seberapa besar komitmen karyawan BPRS PNM

Binama Semarang.

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa budaya berpengaruh

tidak signifikan terhadap OCB melalui komitmen. Hasil penelitian

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryani dan Budiono

(2016) dengan judul penelitian “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap

Kinerja Karyawan melalui Komitmen Organisasi sebagai Variabel

Intervening pada PT. Kertas Rajasa Raya” rmenyatakan bahwa

90

pengaruh budaya organisasi melalui komitmen organisasi berpengaruh

tidak signifikan terhadap kinerja. Sehingga variabel komitmen

organisasi sebagai variabel intervening terbukti tidak berpengaruh.

Penelitian tersebut juga sejalan dengan hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sanhaji, dkk (2016) yang menyatakan bahwa

berdasarkan hasil uji linier berganda bahwa variabel keadilan

organisasi terhadap OCB melalui komitmen memperoleh nilai sebesar

-0,02106. Maka menunjukkan pengaruh tidak signifikan antara

keadilan organisasi terhadap OCB melalui komitmen organisasi

mempunyai hubungan yang lemah.

Berdasarkan uji hipotesis diatas maka dapat disimpulkan hasil

hipotesis pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.18

Hasil Uji Hipotesis

No. Hipotesis Kesimpulan

1. Budaya organisasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap organizational

citizenship behavior (OCB)

Diterima

2. Budaya organisasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap komitmen organisasi

Diterima

3. Komitmen organisasi berpengaruh positif

dan signifikan terhadap organizational

citizenship behavior (OCB)

Ditolak

4. Budaya organisasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap organizational

citizenship behavior (OCB) melalui

komitmen organisasi

Ditolak

Sumber: data primer yang diolah, 2018

91

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap karyawan Bank

Pembiayaan(BPR) Syariah Permodalan Nasional Madani (PNM) Binama

Semarang, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Budaya berpengaruh positif dan signifikan terhadap komitmen karyawan

pada BPR Syariah PNM Binama Semarang. Hasil tersebut menandakan

bahwa budaya yang dimiliki karyawan dapat mempengaruhi komitmen.

2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa budaya berpengaruh positif dan

signifikan terhadap organizational citizenship behavior (OCB) karyawan

BPR Syariah PNM Binama Semarang. Adanya pengaruh positif dan

signifikan budaya terhadap OCB dalam penelitian ini menandakan adanya

budaya yang baik sehingga karyawan dapat menampilkan OCB yang baik.

3. Komitmen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap OCB pada

karyawan BPR Syariah PNM Binama Semarang. Komitmen disini mampu

berpengaruh terhadap OCB akan tetapi pengaruhnya tidak begitu kuat.

4. Budaya berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap OCB melalui

komitmen. Pengaruh komitmen organisasi terhadap OCB tidak signifikan,

sehingga komitmen organisasi tidak mampu mediasi hubungan antara

budaya organisasi terhadap OCB melalui komitmen organisasi, sehingga

untuk meningkatkan budaya organisasi terhadap OCB dipilih jalur

langsung.

92

B. SARAN

Penelitian ini memiliki keterbatasan antara lain sebagai berikut:

1. Dalam pengumpulan data, penelitian ini menggunakan kuesioner

sehingga data yang dikumpulkan hanya menggambarkan pendapat

responden mengenai sikap yang dapat menunjukkan OCB yang baik dan

peneliti tidak bisa mengontrol jawaban responden yang tidak dapat

menunjukkan keadaan yang sesungguhnya. Selain itu, penelitian yang

menggunakan kuesioner memungkinkan terjadinya bias karena terdapat

perbedaan persepsi antara peneliti dan reponden terhadap pernyataan-

pernyataan yang diajukan. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya

menggunakan instrumen penelitian yang dapat mengarahkan pada

penelitian yang lebih akurat sehingga hasilnya tidak terjadi bias.

2. Dalam penelitian ini menggunakan sampel jenuh yang menyebabkan hasil

penelitian disini menjadi kurang baik karena peneliti tidak

mempertimbangkan status kerja karyawan, apakah karyawan itu

karyawan tetap atau karyawan kontrak. Untuk penelitian selanjutnya,

sebaiknya menggunakan metode purposive sampling dimana karyawan

yang akan diteliti mampu memenuhi kriteria penelitian kita dengan

mempertimbangkan masa kerja dan status kerja karyawan. Kita harus

mengetahui apakah karyawan tersebut karyawan kontrak atau sudah

karyawan tetap. Karena semakin lama karyawan bekerja maka karyawan

tersebut akan memiliki rasa tanggungjawab dengan apa yang ada dalam

organisasinya. Karyawan juga dituntut untuk mampu menampilkan sikap

93

OCBnya dalam perusahaan atau organisasi yang ditinggalinya dengan

harapan karyawan tersebut mampu memberikan efektivitas kerja yang

tinggi.

94

94

DAFTAR PUSTAKA

Arianto, Dwi Agung Nugroho. 2013. Pengaruh Kedisiplinan, Lingkungan

Kerja, dan Budaya kerja terhadap Kinerja Tenaga Pengajar”.

Jurnal Economica. Volume 9 Nomor 2.

Arifin, Noor. 2010. Analisis Budaya Organisasional terhadap Komitmen

Kerja Karyawan dalam peningkatan Kinerja Organisasional

Karyawan pada Koperasi BMT di Kecamatan Jepara. Jurnal

Ekonomi dan Pendidikan. Volume8 Nomor 2.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian: Suara Pendekatan

Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Baraweri, Syaiful Ahmat & Suharmono. 2015. Analisis Pengaruh Budaya

Organisasi, Kepuasan Kerja Dan Kepemimpinan Terhadap

Komitmen Organisasi Studi Pada Karyawan Kantor Wilayah Bank

BRI Semarang. Diponegoro Journal of Management. Vol.4, No.4,

hal:1-12.

Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga:

STAIN Press.

Darmawati, Arum, dkk. 2013. Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Komitmen

Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior.Jurnal

Economia. Volume 9 Nomor 1.

Denison dan Mishra. (2000). Organizational Culture and Organizational

Effectiveness: A Theory and Some Preliminary Empirical

Evidence.Schoolof business administration. University of

Michigan.

Ferryansyah, Muhammad Fadli. 2013. Pengaruh Budaya Organisasi dan

Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan PPPA Darul

Qur’an. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah.

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM

SPSS 21. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hariandja, Marihot Tua Effendi. 2007. Manajemen Sumber Daya

Manusia. Jakarta: PT Grasindo.

95

Iswara, I Putu Gede Denny & Sriathi, Anak Agung Ayu. 2016. Pengaruh

Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja dan Komitmen

Organisasional Terhadap Organizational Citizenship Behavior

(OCB). E-jurnal Manajemen Unud. Vol.5, No.9.Hal: 5923-5948.

Kristanto, Harris. 2015. Keadilan Organisasional, Komitmen

Organisasional,dan Kinerja Karyawan. Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan. Volume 17 Nomor 1.

Kurniawan, Albert. 2015. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap

Organizational Citizenship Behavior (OCB) PT X Bandung.

Jurnal Manajemen.Volume 15 Nomor 1.

Logahan, Jerry Marcellinus & Aesaria, Sherley Marcheline. 2014. Budaya

Organisasi dan Keterlibatan Kerja terhadap Komitmen Organisasi

berdampak pada Kinerja Karyawan pada BTN Ciputat. Binus

Business Review. Vol.5, No.2. hal: 551-563.

Lumbantobing, Fitri Trioma. 2016. Pengaruh Budaya Organisasi,

Kepemimpinan Transformasional dan Kepribadian terhadap

Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada PT. Bank Sumut

(Persero) Cabang Utama Medan. Skripsi. Medan: Fakultas

Ekonomi dan Bisnis, Universitas Sumatra Utara

Luthans, Fred (2008). Organizational Behavior.United States: McGraw-

Hill.

Maizir, Rafki Priandani. 2015. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap

Komitmen Karyawan (Studi kasus pada Bank BRI Cabang

Tambusai Pekanbaru). Jom FISIP. Vol.2, No.2. Hal:1-10.

Meilina, Restin. 2016. Pengaruh Karakteristik Pekerjaan, Kepuasan Kerja,

dan Komitmen Organisasi terhadap Organizational Citizenship

Behavior pada Karyawan BRI Kediri. Jurnal EKSIS. Vol.XI, No.1.

hal:62-72.

Muhdar et al.2015. The Influence of Spiritual Intelligence, Leadership,

and Organizational Culture on Organizational Citizenship Behavior

and Employees Performance (A Study on Islamic Banks in

Makassar, South Sulawesi Province, Indonesia. The International

Journal of Business & Management. Vol.3, No.1. Hal: 297-314.

Muranaka, Andi Shigemi. 2012. Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen

terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) pada

karyawan Bank Perkreditan Rakyat Dana Niaga Mandiri Makassar.

Skripsi. Repository UNHAS

96

Naf’iyah, Ana. 2016. Pengaruh Budaya Organisasi, Lingkungan kerja da

Etika Kerja Islami terhadap Kinerja Karyawan BNI Syariah

Cabang Semarang. Skripsi. Salatiga: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Islam IAIN Salatiga.

Nasichudin, Ahmad & Misbahudin Azzuhri. 2013. Pengaruh Komitmen

Organisasional Terhadap Organizational Citizenship Behavior

(OCB) (Studi Pada Karyawan PT Taspen (Persero) Cabang

Malang).

Pemayun, I Nyoman Gede Tangkas & Wibawa, I Made Artha. Pengaruh

Stress Kerja dan Budaya Organisasi terhadap Organizational

Citizenship Behavior (OCB). E-Jurnal Manajemen Unud. Vol.6,

No.9, 2017. Hal: 5088-5115.

Pieris, John & Wiryawan, Nizam Jim. 2007. Etika Bisnis dan Good

Corporate Governance. Jakarta: Pelangi Cendekia.

Putrana, Yoga, dkk. 2016. Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Komitmen

Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior Dalam

Meningkatkan Kinerja Karyawan Pada PT. Gelora Persada

Mediatama Semarang. Journal of Management.Volume 2 Nomor

2.

Putra, gede Agus Eka & Subudi, Made. 2017. Pengaruh Gaya

Kepemimpinan Transformasional dan Budaya Organisasi terhadap

Motivasi dalam meningkatkan Organizational Citizenship

Behavior (OCB). E-Jurnal Manajemen Unud. Vol.6, No.4,

hal:2047-2075

Rahmawati, Tri & Prasetya, Arik. 2017. Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada

Karyawan Tetap dan Karyawan Kontrak (Studi pada Karyawan

Pizza Hut Kota Malang. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol.48, No.1.

hal. 97-106.

Rini, Dyah Puspita, dkk. 2013. Pengaruh Komitmen Organisasi, Kepuasan

Kerja, dan Budaya Organisasi terhadap Organizational Citizenship

Behavior (Studi pada PT. Plasa Simpanglima Semarang). Jurnal

Ilmiah Dinamika. Volume1 Nomor 1.

Robbins, Stephen & Judge, Tymothy. 2009. Organizational Behaviour.

Alih bahasa: Diana Angelica, Ria Cahyani, dan Abdul Rosyid.

Jakarta: Salemba Empat.

Robbins, Stephen, dan Mary Coulter. 2010. Manajemen. Jakarta: Erlangga

97

Sari, Mareta Kemala & Hajriani, Ika. 2015. Pengaruh karakteristik Budaya

Organisasi terhadap Organizational Citizenship Behavior (studi

kasus Rumah Sakit Umum Citra Bunda Medical Centre Padang).

Jurnal Economica. Volume 3 Nomor 2 hal. 234-242.

Sanhaji, Akhmad, dkk. 2016. Pengaruh Keadilan Organisasi dan Budaya

Organisasi terhadap Perilaku Kewargaan Organisasi (OCB)

melalui Komitmen Organisasi dan Kepuasan Kerja. Jurnal

Pendidikan: Teori, penelitian, dan Pengembangan.Volume1

Nomor 5 hal. 917-926.

Siagian, Sondang P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.

Yogyakarta: PT. Bina Aksara.

Sidharta, H., & Syahmuharnis. 2006. Transcendental Quotient:

Kecerdasan diri terbaik. Jakarta: Republika.

Stephen, Robins. 2003. Perilaku organisasi. Gramedia: PT Indeks.

Steers, R.M, L.W. Porter. & G.A Bigley. 1996. Motivation and Leadership

at Work. New York: McGraw Hill.

Subhan dkk. 2012. “ Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, dan Budaya

Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pegawai Administrasi IAIN

AR-RANIRY Banda Aceh”. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol.1, No.2.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Manajemen. Bandung: Alfabeta.

Sumanto & Herminingsih, Anik. 2016. Pengaruh budaya organisasi dan

motivasi kerja terhadap komitmen organisasional pada PT. Bank

Central Asia, TBK. Kantor cabang utama Tangerang. Jurnal

Ilmiah Manajemen. Volume2 Nomor 1.

Sumiyarsih, Wiwik, Endah Mujiasih, dan Jati Ariati. 2012. Hubungan

Antara Kecerdasan Emosional Dengan Organizational Citizenship

Behavior (OCB) pada Karyawan CV. Aneka Ilmu Semarang.

Jurnal Psikologi Undip. Volume11 Nomor 1.

Suryani & Budiono. 2016. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap Kinerja

Karyawan melalui Komitmen Organisasi sebagai Variabel

Intervening pada PT. Kertas Rajasa Raya. Jurnal Riset Ekonomi

dan Manajemen.Volume 16 Nomor 1. Halaman 29-43.

Susanto, A.B., Gede Prama, dkk. 2006. Strategi Organisasi. Yogyakarta:

Amara books.

Takaheghesang, dkk. (2016). Analisis pengaruh kepuasan kerja, komitmen

kerja, pemberdayaan psikologis dan kepemimpinan

Transformasional terhadap Organizational Citizenship behavior

98

(OCB) pada Karyawan PT Jasa Raharja (Persero) Manado. Jurnal

EMBA. Volume 4 Nomor 4 hal. 1031-1024.

Umar, Husein. 2003. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia

Pustaka Utama.

Usmany, Tiara Putri, dkk. 2016. Pengaruh Budaya Organisasi terhadap

komitmen Organisasional dan Kinerja Karyawan. Jurnal

Administrasi Bisnis. Volume3 Nomor 2.

Wibowo. 2010. Budaya Organisasi. Sebuah Kebutuhan untuk

meningkatkan Kinerja Jangka Panjang. Jakarta:PT. Raja Grafindo

Persada.

LAMPIRAN

Hal: Permohonan Pengisian Kuesioner

Kepada Yth. Bapak/Ibu/ Saudara (i) karyawan

di BPR Syariah PNM Binama Semarang

Dengan Hormat,

Saya adalah mahasiswa program strata satu (S1) dari Institut Agama Islam

Negeri (IAIN) Salatiga, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam jurusan Perbankan

Syariah yang sedang menyusun skripsi sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana ekonomi (S.E), dengan ini saya:

Nama: Nurul Musyafidah

NIM: 213-13-163

Mengharapkan kesediaan dan partisipasi Bapak/Ibu/ Saudara (i) karyawan

BPR Syariah PNM Binama Semarang untuk mengisi kuesioner terlampir.

Adapun judul penelitian saya adalah “Pengaruh Budaya Organisasi terhadap

Organizational Citizenship Behavior (OCB) Karyawan melalui Komitmen

Organisasi sebagai Variabel Intervening Studi pada BPRS PNM Binama

Semarang”. Informasi yang saya peroleh melalui kuesioner ini hanya akan

digunakan untuk kepentingan penelitian (riset) dan tidak untuk kepentingan di

luar riset termasuk penelitian kinerja Bapak/Ibu/Saudara(i), sehingga akan saya

jaga kerahasiaannya sesuai dengan etika penelitian.

Demikianlah permohonan saya, atas kesedian Bapak/Ibu/Saudara(i) dalam

meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner saya ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

Nurul Musyafidah

KUESIONER PENELITIAN

A. Petunjuk Pengisian

1. Pernyataan yang ada, mohon dibaca dan dipahami dengan sebaik-

baiknya serta dibandingkan dengan praktek kerja atau keadaan kerja

Bapak/Ibu/Saudara(i) yang sebenarnya.

2. Setiap pernyataan diikuti oleh sebelas (11) pilihan jawaban,

Bapak/Ibu/Saudara(i) cukup memilih salah satu dari sebelas (11)

jawaban yang tersedia, dengan ketentuan apabila jawaban mendekati

angka 0 (nol) berarti responden semakin tidak setuju dan apabila

jawaban semakin mendekati angka 10 (sepuluh) berarti responden

sangat setuju.

3. Cara menjawabnya adalah dengan memberi tanda ceklis (√) pada salah

satu alternatif jawaban yang telah disediakan yang sesuai dengan

kondisi Bapak/Ibu/Saudara(i) alami.

4. Kuesioner ini dapat digunakan secara optimal apabila seluruh

pernyataan telah terjawab, oleh karena itu Bapak/Ibu/Saudara(i) saat

mengembalikan kuesioner ini, apakah semua pertanyaan sudah

terjawab Jangan sampai ada yang terlewati.

B. Data Responden

Nama :.....................................................................(boleh inisial)

Usia :..................................................Tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Pendidikan terakhir: SMA Diploma Sarjana

Masa Kerja :...........................................................Tahun

Variabel Budaya Organisasi (X)

No Pernyataan Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Kebanyakan karyawan

terlibat dalam pekerjaan

mereka

2. Informasi disebarkan

secara luas agar setiap

orang dapat

memperoleh informasi

yang dibutuhkan bila

diperlukan

3. Mudah untuk

mengkoordinasikan

proyek-proyek

meskipun pada berbagai

bagian yang berbeda di

organisasi

4. Ada berbagai kerangka

nilai yang jelas dan

konsisten yang

mengatur cara

organisasi melakukan

bisnis

5. Organisasi mempunyai

kode etik yang

memandu perilaku kita

dan menjelaskan pada

karyawan apa yang

benar dan salah

6. Kita menanggapi para

pesaing dan berbagai

perubahan lain dalam

lingkungan bisnis

dengan baik

7. Komentar dan

rekomendasi dari para

pelanggan seringkali

mengarah pada

perbaikan

8. Masukan dari

pelanggan secara

langsung

mempengaruhi berbagai

keputusan organisasi

9. Unit-unit yang berbeda

dari organisasi sering

melakukan kerjasama

demi perubahan

10. Organisasi melihat

kegagalan sebagai suatu

peluang untuk belajar

dan menjadi lebih baik

11. Organisasi terus

menerus

membandingkan antara

kemajuan dan sasaran-

sasaran yang ditetapkan

12. Organisasi mempunyai

misi yang jelas yang

memberi makna dan

arah dalam pekerjaan

karyawan

Variabel Komitmen Organisasi (Z)

No Pernyataan Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

13. Saya senang untuk

menghabiskan karir

saya di organisasi ini

14. Saya senang

mendiskusikan

organisasi ini kepada

orang lain

15. Saya merasa bahwa

masalah di organisasi

ini adalah masalah saya

juga

16. Berat bagi saya untuk

keluar dari organisasi

ini, meskipun saya

menginginkannya

17. Hidup saya akan

mengalami kesulitan

jika sekarang saya

keluar dari organisasi

ini

18. Saya merasa rugi jika

sekarang meninggalkan

organisasi

19. Saya meyakini

kesetiaan pada satu

organisasi adalah hal

yang penting, oleh

karena itu saya masih

bekerja disini

20. Jika mendapat tawarkan

bekerja yang lebih baik

di organisasi lain, saya

merasa bersalah jika

meninggalkan

organisasi ini

21. Saya ingin tetap

menjadi karyawan atau

karyawati di organisasi

ini

Variabel OCB (Y)

No Pernyataan Sangat Tidak Setuju Sangat Setuju

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

22. Saya pernah dengan

senang hati membantu

teman satu kerja yang

membutuhkan bantuan

tanpa mengharapkan

imbalan

23. Saya pernah

meggantikan rekan

kerja yang tidak

masuk/istirahat

24. Ada rasa puas dalam

hati bila pekerjaan saya

selesai tepat pada

waktunya

25 Saya berani mengambil

resiko apapun untuk

bertanggungjawab dan

melaksanakan hasil

keputusan rapat

bersama

26. Saya selalu

menghindari terjadinya

perselisihan antar rekan

kerja

27. Saya selalu memberi

informasi kepada rekan

kerja atau atasan

sebelum mengambil

tindakan penting

28. Saya selalu sharing

dengan rekan kerja atau

atasan mengenai

kendala atau kesulitan

dalam menyelesaikan

pekerjaan

29. Saya mudah beradaptasi

dengan perubahan yang

terjadi dalam

perusahaan

30. Saya tidak pernah

mengeluh tentang tugas

dan kebijakan

perusahaan

31. Saya rutin mengikuti

kegiatan-kegiatan yang

diadakan perusahaan

tempat saya bekerja

32. Saya tertarik untuk

mencari informasi-

informasi penting yang

dapat bermanfaat bagi

perusahaan

33. Saya selalu

mempertimbangkan

hal-hal terbaik untuk

kemajuan perusahaan

kedepannya

Semarang, September 2017

(...........................................)

STRUKTUR ORGANISASI BPRS PNM BINAMA SEMARANG

SPI

UMUM

DRIVER

OB

SPV

MARKETING

AO

CORPORATE

SUPPORT ADMIN

PEMBIAYAAN

HEAD ADMIN

PEMBIAYAAN

RUPS

(RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM)

KOMISARIS DPS

DIREKSI

SPO dan Umum KABAG OPERASIONAL KABAG

MARKETING

PEMBUKUAN

TELLER

AO RETAIL

CS

KOLEKTOR

IT

KOORD.

KANTOR KAS

TABULASI VARIABEL X

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 Budaya

7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 84

8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 96

8 7 8 7 8 7 8 7 8 7 8 7 90

8 9 8 8 9 8 7 8 7 7 8 9 96

7 9 9 7 9 9 7 9 9 7 8 8 98

8 8 8 8 8 8 8 7 8 9 8 7 95

8 9 8 8 9 8 9 9 8 7 7 8 98

8 8 7 8 7 7 7 8 7 7 8 8 90

8 9 8 9 8 9 8 7 8 8 7 8 97

8 8 9 8 8 8 9 8 8 8 8 8 98

8 9 9 8 9 8 8 9 8 8 9 9 102

9 8 8 8 8 10 10 9 9 9 9 10 107

8 9 9 8 8 9 9 8 8 9 9 10 104

9 10 9 9 8 7 9 7 8 8 9 8 101

8 9 7 7 7 6 7 6 7 8 9 9 90

7 7 8 8 7 6 7 8 8 8 7 7 88

9 9 8 8 9 8 8 9 8 9 8 9 102

9 8 6 7 8 9 9 8 9 9 8 10 100

9 8 8 9 9 8 9 8 9 8 9 8 102

10 9 10 9 10 9 10 9 10 9 10 9 114

9 8 8 9 9 8 9 8 9 8 9 9 103

10 9 8 9 10 9 9 10 10 9 10 10 113

7 7 6 8 9 7 8 9 7 8 9 9 94

8 8 8 7 8 8 8 8 7 6 7 8 91

9 9 8 8 9 9 8 7 7 8 9 9 100

9 7 8 8 9 9 8 8 9 9 8 9 101

7 6 7 8 8 7 8 6 7 6 7 8 85

8 9 8 8 7 8 8 8 8 9 9 9 99

8 7 6 7 6 7 8 7 7 8 8 8 87

9 8 7 8 7 8 9 9 8 7 8 9 97

8 9 8 9 8 9 8 8 9 8 9 8 101

7 8 9 10 9 8 9 9 8 9 10 9 105

9 9 8 8 9 9 8 9 8 9 9 9 104

10 10 9 9 8 8 9 10 9 10 9 10 111

9 9 8 9 8 9 8 9 8 9 10 10 106

10 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 10 110

8 9 8 8 9 8 9 8 9 8 9 8 101

9 8 9 9 8 9 8 9 10 9 8 9 105

9 9 9 10 9 10 10 10 9 9 8 8 110

10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 120

TABULASI VARIABEL Z

P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 Komitmen

7 6 6 7 7 6 6 7 7 59

6 7 7 7 7 7 7 7 7 62

6 6 6 7 7 7 7 7 7 60

7 7 7 7 7 7 7 7 7 63

8 6 7 7 8 9 8 7 8 68

7 8 7 8 8 8 8 8 8 70

8 7 6 8 9 9 7 7 8 69

7 6 8 7 8 8 7 7 9 67

8 8 8 8 8 8 8 8 8 72

7 8 9 8 9 8 7 7 8 71

9 8 9 8 8 9 8 8 9 76

8 7 8 9 9 8 9 9 10 77

8 8 9 8 9 9 8 9 10 78

7 8 8 8 8 8 8 8 8 71

8 9 9 9 9 9 9 9 9 80

7 8 7 8 7 6 7 8 7 65

8 8 8 7 8 8 8 7 8 70

7 8 9 9 10 10 9 9 10 81

8 9 9 8 9 8 9 8 9 77

8 7 8 7 9 7 8 7 9 70

8 9 9 8 7 8 9 8 9 75

8 9 10 9 9 10 10 9 10 84

7 6 8 7 8 8 7 8 9 68

8 7 8 8 7 8 7 6 7 66

8 8 9 9 8 7 7 8 9 73

9 8 9 8 9 8 8 8 8 75

7 7 8 8 7 7 8 8 7 67

8 7 7 8 8 8 7 9 9 71

6 7 6 7 8 8 8 8 8 66

7 8 7 8 9 9 8 7 10 73

8 9 8 9 8 8 9 8 9 76

9 10 9 8 9 9 8 9 10 81

8 8 9 9 10 9 8 9 8 78

9 9 8 8 9 10 9 10 9 81

8 9 8 9 8 9 8 9 10 78

9 9 9 8 8 9 9 10 10 81

8 9 10 9 9 10 10 9 9 83

8 9 9 9 9 9 9 9 9 80

9 8 9 8 9 9 9 9 9 79

10 9 10 9 10 9 10 9 10 86

TABULASI VARIABEL Y

P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 OCB

7 8 8 9 8 7 6 8 7 6 8 6 88

8 8 8 7 8 8 8 8 8 8 8 8 95

8 7 8 9 8 7 10 9 8 8 7 8 97

9 9 9 7 7 7 9 8 8 9 9 9 100

9 9 10 9 9 9 10 9 10 9 9 10 112

8 8 8 7 8 9 8 8 8 8 8 8 96

9 8 9 9 8 7 9 8 8 9 8 9 101

7 7 8 8 7 7 8 7 8 7 7 7 88

9 9 9 9 8 8 9 9 9 9 9 9 106

8 8 9 8 8 8 8 9 8 8 8 9 99

9 8 8 9 8 8 9 9 8 9 8 8 101

8 10 10 8 9 9 8 8 8 8 10 10 106

8 8 8 9 8 8 8 8 8 8 8 8 97

8 6 8 8 8 8 8 8 8 8 8 8 94

7 8 7 8 7 8 7 8 7 8 7 7 89

7 6 7 6 7 6 7 6 7 6 7 8 80

10 8 8 9 8 10 9 8 8 10 8 8 104

10 10 10 8 9 9 8 9 9 10 10 10 112

9 8 9 8 9 8 8 8 9 9 8 9 102

8 8 9 9 8 9 9 8 7 8 8 9 100

9 8 7 8 9 8 8 8 9 9 8 7 98

10 9 9 10 10 9 9 8 9 10 9 9 111

7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 7 8 85

8 8 8 8 7 8 8 8 7 8 8 8 94

9 9 8 7 7 8 9 8 8 9 9 8 99

9 8 7 8 7 8 7 8 7 8 7 8 92

8 7 7 6 7 6 6 7 7 8 7 7 83

7 8 8 8 8 9 9 8 7 7 8 8 95

9 8 8 8 8 8 8 8 7 8 7 8 95

7 8 9 9 8 7 8 7 8 7 8 9 95

8 9 8 8 9 8 9 8 9 8 9 8 101

9 8 9 9 8 9 8 9 10 9 8 9 105

9 9 10 9 8 9 9 8 8 9 9 10 107

8 8 9 10 9 10 10 9 9 8 8 9 107

8 9 8 9 8 9 9 8 9 8 9 8 102

9 8 9 8 9 9 9 9 9 9 9 9 106

10 9 10 9 10 9 10 9 10 9 10 9 114

9 8 8 9 9 8 9 8 9 8 9 9 103

9 9 8 8 9 9 8 9 8 9 9 9 104

10 10 9 9 9 9 9 10 10 9 9 9 112

1. RELIABILITAS VARIABEL X

2. RELIABILITAS VARIABEL Z

3. RELIABILITAS VARIABEL Y

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.920 12

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.924 9

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha

N of Items

.931 12

Validitas variabel X

Validitas variabel Z

Validitas variabel Y

KARAKTERISTIK RESPONDEN

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

L 18 45.0 45.0 45.0

P 22 55.0 55.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Usia

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

20 1 2.5 2.5 2.5

23 2 5.0 5.0 7.5

24 7 17.5 17.5 25.0

25 3 7.5 7.5 32.5

26 2 5.0 5.0 37.5

27 4 10.0 10.0 47.5

28 5 12.5 12.5 60.0

29 1 2.5 2.5 62.5

30 5 12.5 12.5 75.0

31 3 7.5 7.5 82.5

32 1 2.5 2.5 85.0

35 1 2.5 2.5 87.5

36 1 2.5 2.5 90.0

39 1 2.5 2.5 92.5

44 1 2.5 2.5 95.0

52 1 2.5 2.5 97.5

59 1 2.5 2.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

Pendidikan Terakhir

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

Diploma 9 22.5 22.5 22.5

Sarjana 27 67.5 67.5 90.0

SMA 4 10.0 10.0 100.0

Total 40 100.0 100.0

Masa Kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative

Percent

Valid

1 Tahun 7 17.5 17.5 17.5

10 Tahun 3 7.5 7.5 25.0

11 Tahun 1 2.5 2.5 27.5

2 Tahun 5 12.5 12.5 40.0

3 Tahun 3 7.5 7.5 47.5

4 Bulan 1 2.5 2.5 50.0

4 Tahun 7 17.5 17.5 67.5

5 Tahun 8 20.0 20.0 87.5

6 Tahun 2 5.0 5.0 92.5

7 Tahun 2 5.0 5.0 97.5

9 Bulan 1 2.5 2.5 100.0

Total 40 100.0 100.0

UJI STATISTIK

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .713a .508 .495 5.820

a. Predictors: (Constant), Budaya

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 1328.237 1 1328.237 39.213 .000b

Residual 1287.138 38 33.872

Total 2615.375 39

a. Dependent Variable: OCB

b. Predictors: (Constant), Budaya

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 27.663 11.489 2.408 .021

Budaya .718 .115 .713 6.262 .000

a. Dependent Variable: OCB

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .727a .529 .503 5.773

a. Predictors: (Constant), Komitmen, Budaya

b. Dependent Variable: OCB

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 1382.439 2 691.219 20.743 .000b

Residual 1232.936 37 33.323

Total 2615.375 39

a. Dependent Variable: OCB

b. Predictors: (Constant), Komitmen, Budaya

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1

(Constant) 25.073 11.575 2.166 .037

Budaya .554 .172 .550 3.228 .003 .439 2.278

Komitmen .259 .203 .217 1.275 .210 .439 2.278

a. Dependent Variable: OCB

UJI NORMALITAS

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Budaya Komitmen OCB

N 40 40 40

Normal Parametersa,b

Mean 99.88 73.18 99.38

Std. Deviation 8.128 6.865 8.189

Most Extreme Differences

Absolute .072 .086 .081

Positive .072 .074 .051

Negative -.067 -.086 -.081

Kolmogorov-Smirnov Z .455 .546 .511

Asymp. Sig. (2-tailed) .986 .927 .956

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .727a .529 .503 5.773

a. Predictors: (Constant), Komitmen, Budaya

b. Dependent Variable: OCB

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 1382.439 2 691.219 20.743 .000b

Residual 1232.936 37 33.323

Total 2615.375 39

a. Dependent Variable: OCB

b. Predictors: (Constant), Komitmen, Budaya

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 25.073 11.575 2.166 .037

Budaya .554 .172 .550 3.228 .003

Komitmen .259 .203 .217 1.275 .210

a. Dependent Variable: OCB

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 151.552 94.442 1.605 .117

Budaya -1.840 1.401 -.317 -1.314 .197

Komitmen .861 1.658 .125 .519 .607

a. Dependent Variable: LnU2i