pengaruh budaya organisasi dan komunikasi terhadap …ejournal.stieppi.ac.id/file/08 jurnal nani nov...
TRANSCRIPT
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2200
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP
MOTIVASI KERJA KARYAWAN BAGIAN PMK PT. PANATA JAYA
MANDIRI - TANGERANG
Disusun Oleh :
Penulis Pertama:
HARYANTO
MAHASISWA STIE PUTRA PERDANA INDONESIA
Penulis Kedua:
NANI IDAWATI SYAMSIR, S.E., M.M
NIDN : 008077801
STIE PUTRA PERDANA INDONESIA
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ORGANIZATION AND COMMUNICATION CULTURE
TOWARD EMPLOYEES' WORKING MOTIVATION OF PMK AT PT PANATA JAYA
MANDIRI.
This research is discussing and analyzing the influence of organizational and
communication culture toward employees' working motivation of PMK at PT Panata
Jaya Mandiri. The purpose of this study is to know the level of cultural influence of
organization and communication toward employees' working motivation of PMK at PT
Panata Jaya Mandiri, Tangerang.
Based on the results of the partial correlation analysis it can be seen the value of the
influence of Organizational Culture variable and Communication variables on
Employee Motivation variables respectively 0.699 and 0.602. After calculating using
the coefficient of dissemination method, it can be seen the real value of the influence of
Organizational Culture variables on Employee Work Motivation variable is 0.489 or
48.9%, the value of the influence of Communication variables on Employee Work
Motivation is 0.362 or 36.2%, while the results of multiple correlation analysis shows
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2201
the value of R Square of 0.553 or 55.3%. This shows that the Organizational Culture
(X1) and Communication (X2) variables simultaneously give the significant to the
Employees’ Performance Y variable of PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang with an
influence value of 55.3%.
Keywords : Organizational Culture, Communication and Working Motivation.
ABSTRAK
PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP
MOTIVASI KERJA KARYAWAN BAGIAN PMK PT. PANATA JAYA MANDIRI,
TANGERANG.
Penelitian ini membahas tentang analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi
terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri Tangerang.
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat
pengaruh budaya organisasi dan komuniskasi terhadap motivasi kerja karyawan bagian
PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang.
Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial dapat diketahui nilai pengaruh variabel
Budaya Organisasi dan variabel Komunikasi terhadap variabel Motivasi Kerja
Karyawan masing-masing sebesar 0,699 dan 0,602. Setelah dilakukan perhitungan
dengan metode koefisien diteminasi, dapat diketahui nilai sesungguhnya pengaruh
variabel Budaya Organisasi terhadap variabel Motivasi Kerja Karyawan adalah 0,489
atau 48,9%, nilai pengaruh variabel Komunikasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan
adalah 0,362 atau 36,2%, sedangkan hasil analisis korelasi berganda memperlihatkan
nilai R Square sebesar 0,553 atau 55,3%.. Hal ini menunjukkan bawa variabel Buadaya
Organisasi (X1) dan variabel Komunikasi (X2) secara simultan (bersama) berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel Prestasi Kerja Karyawan (Y) PT. Panata Jaya
Mandiri, Tangerang dengan nilai pengaruh sebesar 55,3%.
Kata Kunci : Budaya Organisasi, Komunikasi, dan Motivasi Kerja
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2202
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Keberadaan sumberdaya manusia dalam suatu organisasi, berada pada posisi yang
amat strategis, oleh karena itu peran manajemen perusahaan tidak saja memperhatikan
bagaimana hasil produksi dapat dicapai sesuai harapan, tetapi juga bagaimana
sumberdaya manusia sebagai pelaksana produksi dapat berjalan sesuai dengan peran
dan fungsi yang telah ditetapkan. Dengan demikian kemampuan teknis, teoritis, dan
moral sumberdaya manusia pada semua tingkat pekerjaan menjadi suatu kebutuhan,
untuk menjadi daya dorong bagi perusahaan dalam upaya peningkatan kinerjanya.
Sumberdaya manusia yang memiliki kinerja yang tinggi dan baik dapat menunjang
tercapainya tujuan dan sasaran yang ditetapkan perusahaan. Wirawan (2009:5)
mengemukakan bahwa, kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau
indikator-indikator suatu pekerjaan atau potensi dalam waktu tertentu. Menyadari akan
peran dan fungsi karyawan sebagai pemikir, perencana, dan pengendali pada suatu
perusahaan, maka evaluasi terhadap kinerja karyawan seharusnya dijalankan secara
berkesinambungan. Apabila kineja karyawan baik maka prestasi atau tingkat
keberhasilan suatu perusahaan juga akan baik, demikian juga sebaliknya.
Upaya peningkatan motivasi kerja karyawan ditengah kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi sekarang ini, menjadi bagian dari peran dan fungsi perusahaan sebagai
organisasi. Dimana organisasi sesungguhnya merupakan suatu sistim yang saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya, apabila terdapat kesalahan pada satu sub
sistem dari organisasi tersebut, akan berdampak pada sub sistem lainnya. Hal ini
menjadi suatu pembenaran akan betapa pentingnya peran dan fungsi organiasi sebagai
motor penggerak dari aktivitas sumberdaya manusia.
Untuk memahami peran dan fungsi organisasi dalam peningkatan motivasi kerja
karyawan, dapat dilihat dari sikap dan prilaku budaya organisasi tersebut. Umar
(2010:207), memberikan pengertian budaya organisasi adalah suatu system nilai dan
keyakinan bersama yang diambil dari pola kebiasaan dan falsafah dasar pendirinya
yang kemudian berinteraksi menjadi norma norma, dimana norma tersebut dipakai
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2203
sebagai pedoman cara berpikir dan bertindak dalam upaya mencapai tujuan bersama.
Budaya organisasi memiliki peran yang sangat besar dalam upaya mencapai tujuan
organiasi, budaya organiasi juga akan dipengaruhi oleh budaya sekitar dari para
anggotanya, yang pada akhirnya menunjukkan bahwa budaya organisasi sesungguhnya
merupakan cerminan dari organisasi itu sendiri.
Faktor lain dalam suatu organisasi selain budaya organisasi dalam upaya
peningkatan motivasi kerja karyawan adalah komunikasi. Komonikasi dapat
mempengaruhi motivasi kerja karyawan, karena dalam posisinya sebagai anggota
organisasi atau bagian dari suatu perusahaan selalu terjadi hubungan interasksi antara
atasan, bawahan, dan sesama rekan sepekerjaan. Menurut Umar (2008:81), komunikasi
merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator melalui perantara yaitu media
komunikasi, sehingga pesan dapat diterima oeh penerima pesan untuk ditafsirkan.
Penyampaian komunikasi, dapat berjalan dengan baik apabila pesan yang
disampaikan dapat dimengerti dan terdapat respon atau feedback (umpan balik). Dalam
prakteknya, komunikasi pada suatu perusahaan atau suatu orgnasiasi ada dua jenis
komunikasi, yaitu komunikasi formal dan komunikasi informal. Komunikasi formal
dapat terjadi pada saat berlangsungnya pertemuan penting (rapat), dimana forum ini
dapat dijadikan sebagai media bagi karyawan menyampaikan hal-hal yang dianggap
penting secara langsung pada pihak manajemen perusahaan atau sebaliknya. Sedangkan
komunikasi informal, dapat berlangsung setiap waktu diluar forum-forum resmi dalam
setiap interaksi antara atasan, bawahan, dan sesama karyawan.
Komunikasi dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan, karena salah satu fungsi
komunikasi adalah motivasi. Komunikasi yang baik dalam sebuah perusahaan akan
menciptakan hubungan antara pimpinan dan bawahan berjalan dengan harmonis dan
memudahkan diterimanya saran dari pimpinan kepada bawahan, demikian sebaliknya.
Komunikasi yang lancar antara karyawan dan pihak manajemen perusahaan, atau antar
sesama karyawan dapat menjadi penyebab timbulnya sara suka terhadap jabatannya.
Ketika terjadi komunikasi secara terbuka, empati, daling mendukung, mengedepan
sikap positif, serta adanya kesamaan persepsi, maka karyawan akan merasa aman dan
nyaman, yang bermuara pada tumbuhknya motivasi bagi karyawan untuk menjalankan
fungsinya dengan baik.
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2204
Motivasi kerja merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap
karyawan, karena dengan adanya motivasi kerja akan menjadi daya dorong bagi setiap
karyawan untuk menjalankan fungsinya dengan baik dan benar. Sedangkan untuk
menumbuhkan motivasi kerja, maka perlu dipahami makna dari motivasi itu sendiri.
Hasibuan (2014:95) mengemukakan bahwa motivasi adalah pemberian daya
penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau berkerja
sama, berkerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya dan upaya untuk mencapai
kepuasan. Oleh karena itu perusahaan harus memliki kebijakan-kebijakan dalam
meningkatkan motivasi kerja karyawan secara berkesinambungan, mengingat sifat
manusia yang mudah berobah karena pengaruh lingkungan dalam bentuk budaya dan
komunikasi organiasi.
PT Panata Jaya Mandiri bergerak dalam bidang industri komponen otomotif,
berkewajiban menumbuhkan semangat dan motivasi kerja karyawannya. Dengan
adanya motivasi kerja karyawan, tentu akan memberikan kemudahan dalam
merealisasikan apa yang telah menjadi target dalam produktivitas karyawan.
Produkativitas yang baik sesuai dengan rencana, menjadi kunci keberhasilan
perusahaan dalam memenuhi apa yang diinginkan oleh pelanggan. Tumbuh
berkembanganya motivasi kerja karyawan, memiliki keterkaitan dengan budaya
organiasi, sedangkan dipahaminya budaya organiasi karena adanya komunikasi yang
berlangsung dalam waktu lama antara pimpinan, karyawan, dan semua yang terlibat
dalam perusahaan.
Untuk dapat mengetahui, sejauhmana budaya organisi PT. Panata Jaya Mandiri
telah tersosialiasikan dengan baik melalui media komunikasi, sehingga memberikan
pengaruh yang besar terhadap motivasi kerja karyawan, penulis melakukan penelitian
dengan mengambil judul “ Pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi
Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri,
Tangerang.”
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian akan merumuskan
masalah sebagai berikut :
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2205
a. Adakah pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan
Bagian PMK PT. Penata Jaya Mandiri, Tangerang.
b. Adakah pengaruh Komunikasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK
PT. Penata Jaya Mandiri, Tangerang.
c. Secara simultan adakah pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi terhadap
Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK PT. Penata Jaya Mandiri, Tangerang.
3. Tujuan dan Manfaat Penelitian
a. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara operasional bertujuan untuk mendapatkan jawaban secara
Empirik realitas tentang perumusan masalahnya adalah :
1) Untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh Budaya Organisasi terhadap
Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK PT. Penata Jaya Mandiri, Tangerang.
2) Untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh Komunikasi terhadap
Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK PT. Penata Jaya Mandiri, Tangerang.
3) Untuk dapat mengetahui secara simultan seberapa besar pengaruh Budaya
Organisasi dan Komunikasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK
PT. Penata Jaya Mandiri, Tangerang.
b. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki kegunaan yang ingin dicapai, bagi peneliti, bagi
perusahaan, dan bagi Pemangku Kepentingan (Stakeholder). Adapun kegunaan
penelitian ini adalah :
1) Bagi Peneliti :
Hasil penelitian dapat menambah ilmu, wawasan berpikir, ilmu pengetahuan
dibidang manajemen sumber daya manusia khususnya mengenai kepemimpinan
dan Disiplin Kerja yang diduga dapat mempengaruhi peningkatan kinerja
karyawan pada perusahaan ini.
2) Bagi Perusahaan :
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi
pimpinan organisasi dan sebagai tolak ukur keberhasilan perusahaan khususnya
karyawan bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang untuk memperbaiki
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2206
tingkat kinerja karyawan melalui variabel Budaya Organisasi dan Komunikasi
serta variabel yang lainnya.
3) Para Pemangku Kepentingan (Stakeholder) :
Hasil penelitian ini bagi pihak lain atau mahasiswa yang akan mengadakan
penelitian dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau literatur maupun
referensi mengenai teori yang telah di peroleh atau pelajari di bangku kuliah
dengan penerapannya pada praktek kerja di perusahaan.
4. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara
variabel yang akan diteliti, jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel
independen dan dependen. Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai
dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan
hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-
geala yang menjadi objek permasalahan.
Menurut Muhamad (2009 : 75) kerangka pikir adalah gambaran mengenai
hubungan antar variabel dalam suau penelitian, yang diuraikan oleh jalan pikiran
menurut kerangka logis. Menurut Riduwan (2004 : 25) kerangka berfikir adalah dasar
pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah
penelitian. Kerangka pikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan
dasar dalam penelitian.
Berdasarkan uraian di atas, kerangka pemikiran dalam penelitian ini
menggambarkan pertautan antara variabel Budaya Organisasi dan Komunikasi terhadap
Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang.
Sebagaimana tersebut pada gamabar berikut ini :
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2207
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
ryx1
Ryx1x2
ry
Keterangan :
X1 = Variabel bebas (Budaya Organisasi)
X2 = Variabel bebas (Komunikasi)
Y = Variabel terikat (Motivasi Kerja Karyawan).
ryx1 = Korelasi Parsial antara variabel Budaya Organisasi terhadap variabel
Motivasi Kerja Karyawan
ryx2 = Korelasi Parsial variabel Komunikaasi terhadap variabel Mlotivasi Kerja
Karyawan
R = Korelasi Simultan variabel Budaya Organisasi dan Komunikasi terhadap
variabel Motivasi Kerja Karyawan.
B. METODELOGI PENELITIAN
Jenis penelitian yang memberikan gambaran kepada peneliti tentang langkah-
langkah bagaimana penelitian ini dilakukan, sehingga masalah tersebut dapat
dipecahkan. Dari sekian banyak Jenis atau metode penelitian yang digunakan, maka
peneliti memilih Jenis penelitian “deskriptif analisis” yang melihat hubungan dua
variabel atau lebih. Jenis penelitian “deskriptif analisis” yang melihat hubungan dua
variabel atau lebih. menurut pendapat Menurut Sugiyono (2012:29) metode deskriptif,
Budaya Organisasi (X1)
Motivasi Kerja Karyawan
(Y)
Komunikasi
(X2)
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2208
adalah sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas”
Sedangkan menurut Notoatmodjo (2010:35) penelitian deskriptif yaitu penelitian
yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat gambaran
fenomena yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu. Kemudian M. Iqbal Hasan,
(2006 : 20) mengemukakan bahwa, metode deskriptif data dihimpun, disusun secara
sistematis, faktual dan cermat, namun tidak dijelaskan hubungan antara variabel dan
tidak dilakukan uji atau prediksi Pada metode korelasi, hubungan antar variabel yang
diteliti dan dijelaskan, hubungan yang dicari ini disebut korelasi. Jadi metode korelasi
untuk mencari hubungan antara variabel independen X1 dan X2 dengan variabel
dependen Y.
1. Jenis dan Sumber Data
Dalam melakukan suatu penelitian, data merupakan suatu komponen utama, karena
tanpa adanya data tidak akan ada suatu penelitian. Data pada dasarnya adalah sesuatu
yang dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan atau alat dalam pemecahan
suatu permasalahan. Data yang baik adalah data yang dapat dipercaya kebenarannya
(reliable), tepat waktu dan mencakupi ruang yang luas serta dapat memberikan
gambaran yang jelas tentang suatu masalah secara menyeluruh, sitematis dan
komprehensif.
Adapun jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer
Adalah merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau dari objek
penelitian. Untuk mendapatkan data ini melalui wawancara langsung kepada objek
atau dapat juga melalui pengisian kuesioner (daftar pertanyaan)
b. Data Sekunder
Adalah merupakan data yang dapat diperoleh langsung dari lembaga atau
institusi tertentu. Data sekunder dapat juga diartikan sebagai data yang sudah
diterbitkan atau digunakan pihak lain.
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2209
2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini perlukan data-data untuk dianalisa.
Dalam penelitian ini prosedur dan teknik pengumpulan data yang penulis pakai adalah
sebagai berikut :
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian langsung datang ke perusahaan PT. Panata Jaya Mandiri , Tangerang
tersebut dengan maksud memperoleh data-data sekunder. Adapun metode
pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner untuk lebih jelasnya sebagai
berukut : Melalui kuesioner ini penulis mendapatkan data primer yaitu data yang
diperoleh langsung dari sumbernya yaitu responden yang menjadi sampel pada
penelitian (data hasil sebaran kuesioner).
Untuk mendapatkan data dengan metode ini penulis melakukan menyebarkan
kuesioner pada karyawan yang ada. Kuesioner menurut pendapat Sonny Harsono
(2004 : 290) mengemukakan bahwa :
“Kuesioner yaitu suatu teknik pengumuplan data dengan menggunakan
seperangkat pertanyaan yang disusun untuk diajukan kepada para menajer
menengah. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data secara tertulis dari
para manajer menengah untuk ditetapkan sebagai sampel”.
Pertanyaan-pertanyaan atau kuesioner diberikan bobot sesuai dengan tingkat
kepentingan skala Likert menurut Sugiyono (2010 : 87). Skala Likert ini akan
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini
telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai
variabel penelitian.
Untuk mengetahui nilai dari ketiga instrumen penelitian ini mempunyai lima
kemungkinan jawaban sebagai berikut :
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2210
Tabel 3.2
Pilihan Jawaban
No. Jawabannya Disingkat Bobot
1 Sangat Tidak Setuju STS 1
2 Tidak Setuju TS 2
3 Netral N 3
4 Setuju S 4
5 Sangat Setuju SS 5 Sumber : Riduwan (2007 : 13)
3. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan hal, orang, barang, ruang, gejala atau
kegiatan yang akan diteliti. Mohamad Nazir. (2009 : 27) mengemukakan
pengertian populasi bahwa :
“Populasi adalah unsur atau unit elementer adalah suatu obyek dimana suatu
penelitian akan dilakukan pengukuran-pengukuran, kumpulan-kumpulan dari unit-
unit elementer tersebut disebut “populasi”.
Sedangkan menurut pendapat Hadari Nawawi (2005 : 141) mengemukakan
pengertian populasi bahwa : “Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang
dapat terdiri dari manusia, benda-benda hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala,
nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memilii karekteristik
tertentu dalam penelitian”.
Dalam hal ini yang dijadikan populasi seluruh karyawan Karyawan Bagian
PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang berjumlah 200 orang populasi.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang
ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka
peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang
dipelajari dari sampel itu. kesimpulannya akan dapat diberlakukan populasi. Untuk
itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2211
Pengertian Sampel menurut Uma Sekaran (2006:123) yaitu sebagian dari
populasi. Sampel terdiri dari atas sejumlah anggota yang di pilih dari populasi.
Dengan kata lain, sejumlah, tapi tidak semua, elemen populasi yang membentuk
sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat di generalisasi
terhadap populasi penelitian.
Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah elemen
secukupnya dari populasi, sehingga peneliti terhadap sampel dan pemahaman
tentang sifat atau karakteristiknya akan dapat menggeneralisasikan sifat atau
karakteristik tersebut pada elemen populasi.
Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini penulis
menggunakan teknik Total Sampel . Dimana setiap anggota populasi mempunyai
peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel, namun yang dijadikan sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan . Untuk dapat menetapkan ukuran
sampel penulis menggunakan teori atau menurut pendapat Suharsimi Arikunto,
(2008 : 95) mengemukakan bahwa :
“Sebagai ancer-ancer, jika peneliti mempunyai beberapa ratus subjek dalam
populasi mereka dapat menggunakan kurang lebih 25-30% dari jumlah tersebut,
jika anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100 hingga 150 orang,
dan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan angket, sebaiknya subjek
dalam populasi diambil seluruhnya.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan Random
Sampel, yaitu cara pengambilan sampel secara acak sebanyak 30 % dari total
populasi. Jadi sampelnya adalah ada 60 orang sampel.
Adapun jumlah populasi dan sampel pada penelitian ini lihat tabel 3.1 berikut
ini.
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2212
Tabel 3.1
Jumlah Populasi dan Sampel
Tempat Penelitian Populasi Sampel
30 %
Karyawan pada PT. Panata Jaya Mandiri
bagian PMK
200
60
Jumlah 200 60
Sumber : PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang 2016
4. Operasional Variabel Penelitian
Variabel-variabel penelitian dapat dijabarkan ke dalam dimensi dan indikator-
indikatornya. Dari indikator-indikator tersebut dapat disusun pengukurannya sehingga
dengan kuantitatif yang didapat dalam penelitian selanjutnya digunakan sebagai bahan
analisis statistik. Menurut Sugiyono (2010 : 20) mengenai variabel, menyatakan :
“Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut dari seseorang atau objek yang
mempunyai “variari” antara satu orang dengan orang lain atau satu objek dengan objek
yang lain”.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu Budaya Organisasi (X1) dan
Komunikasi (X2) sebagai variabel independen dan Motivasi Kerja Karyawan (Y)
sebagai variabel dependen, untuk lebih jelasnya, operasionalisasi variabel penelitian
yang merupakan dimensi dan indikator-indikator variabel dapat dirumuskan sebagai
berikut :
Tabel 3.4
Deskripsi Operasional Variabel
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN
Budaya
Organisasi(X1)
Robbin (Tika,
2006)
1) Komfimitas
2) Tanggung jawab
3) Penghargaan
4) Kejelasan
5) Kehangatan
6) Kepemimpinan
1) Inisiatif Individu
2) Toleransi
3) Pengarahan
4) Integrasi
5) Dukungan
Manajemen
1
2
3
4
5
6
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2213
7) Baku Mutu 6) Kontrol
7) Sistim Imbalan
8) Pola Komunikasi
9) Profesional
10) Netralitas
7
8
9
10
Komunikasi (X2)
Hasibuan
(2001:193)
1) Instruktive
2) Evaluative
3) Informatif,
4) Influencing
1) Keterbukaan
2) Kepercayaan
3) Pesan / berita
4) Timing / watu
5) Penyaringan
6) Umpan balik
1,2
3,4
5,6
7.8
9,10
Motivasi Kerja
Karyawan (Y)
Mangkunegara
(2005:100)
1) Partisipasi
2) Komunikasi
3) Pengakuan
4) Pendelegasian
5) Perhatian
1) Daya Pendorong
2) Kemauan
3) Kerelaan
4) Keahlian
5) Keterampilan
6) Tanggungjawab
7) Kewajiban
8) Tujuan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
5. Teknik Analisis Data
Untuk dapat mengetahui pengaruh budaya organisai dan komunikasi terhadap
motivasi kerja karyawan. Untuk dapat mengukur hasil penelitian penulis melakukan
analisis data, untuk lebih jelas penulis terlebih dahulu :
a. Uji Validitas dan Reliabilitas
1) Uji Validitas
Uji validitas penulis akan mengkonsultasikan instrumen dengan faktor-
faktor variabel yang bersangkutan. Uji coba secara empirik menggunakan
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2214
korelasi product moment dengan bantuan fasilitas komputer program Statistical
Package for Social Sciences (SPSS) Versi 21 for Windows. Dasar pengambilan
keputusan dalam uji validitas adalah sebagai berikut :
Apabila nilai rhasil positif serta rhasil > rtabel, maka butir atau variabel tersebut
valid.
Apabila nilai rhasil negatif dan rhasil < rtabel atau pun rhasil negatif > rtabel maka
butir atau variabel tersebut tidak valid.
Adapun rumus korelasi Product Moment menurut Sugiyono, (2010 : 182) untuk
mencari nilai rhitung atau validitas sebagai berikut :
n.XY - X . Y rxy =
n (X²) - (X)² . n (Y2 ) - (Y)²
Dimana :
rxy = Koefisien Korelasi antara X dan Y
XY = Jumlah perkalian antara X dan Y
X2 = Jumlah kuadrat X
Y2 = Jumlah kuadrat Y
n = Jumlah Sampel (Banyaknya Data).
Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila nilai r yang diperoleh dari hasil
perhitungan (rxy) lebih besar daripada nilai rtabel dengan taraf signifikan 5%.
2) Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat
menghasilkan hasil yang stabil bila dilakukan pengukuran ulang kepada subyek
yang sama. Uji reliabilitas menggunakan teknik rumus Alpha dan dibantu
fasilitas komputer program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Versi
21 for Windows. Dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
Apabila nilai rAlpha positif dan rAlpha > rtabel maka butir atau variabel tersebut
Reliabel.
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2215
Apabila nilai rAlpha negatif dan rAlpha < rtabel ataupun rAlpha negatif > rtebel
maka butir atau variabel tersebut tidak Reliabel.
Adapun rumus Alpha menurut Sugiyono, (2010 : 122) untuk mencari nilai
reliabilitas sebagai berikut :
k St2 - piqi
ri = (k – 1) St
2 Dimana :
r1 = Reliabilitas internal seluruh instrumen
k = Jumlah Item dalam Instrumen
pi = Proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada Item 1
qi = I - Pi
st2
= Varians total.
Suatu kuesioner dinyatakan reliabel apabila nilai rhitung lebih besar daripada nilai
rtabel dengan taraf signifikan 5%.
3) Uji Normalitas
Uji normalitas yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah
sebaran data dari variabel independen yakni Motivasi Kerja Karyawan :
berdistribusi normal. Alasan dilakukan uji ini adalah karena pemakaian tehnik
analisa korelasi yang akan dipergunakan mensyaratkan dipenuhinya ketentuan
data dari variabel yang akan diteliti berdistribusi normal atau mendekati normal.
Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010 : 226) yaitu “Dalam analisis
yang menggunakan statistik, distribusi sampel harus mengarah berdistribusi
normal”. Pengujian Normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus Chi
Kuadrat (X2), sebagai berikut :
k (fo – fh)2
X2 = ∑
i=1 fn
Dimana :
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2216
X2 = Chi Kuadrat
fo = Frekuensi yang diobservasi
fh = Frekuansi yang diharapkan.
Selanjutnya nilai “Chi Kuadrat” hitung ini dikonsultasikan dengan nilai ”Chi
Kuadrat” tabel dengan derajat kebebasan (df) = k-1 dan taraf signifikan α = 5%.
Distribusi data akan dikatakan normal apabila X2hitung lebih kecil dari X
2tabel. Hal
ini juga berarti nilai-nilai yang diobservasi tidak menyimpang secara signifikan
dari frekuensi harapan.
4) Analisis Korelasi Parsial
Untuk mencari nilai Korelasi Parsial dengan mengutip pendapat Sugiyono
(2010 : 210) dalam buku statistik mengenai analisis korelasi Parsial yakni
dengan rumus sebagai berikut :
n.XY - X . Y r =
n (X²) - (X)² . n (Y2 ) - (Y)²
Dimana :
r = Korelasi
X = Variabel Independen
Y = Variabel Dependen
n = Jumlah Sampel.
Pada dasarnya nilai (r) dapat bervariasi dari -1 sampai +1. Dengan demikian ada
tiga (3) kemungkinan hasil yang diperoleh menurut J. Supranto, (2011 : 79)
antara lain :
Jika nilai r = -1 atau mendekati -1 berarti kedua variabel mempunyai
pengaruh kuat negatif.
Jika nilai r = 0 atau mendekati 0 berarti kedua variabel tidak mempunyai
pengaruh.
Jika nilai r = 1 atau mendekati 1 berarti kedua variabel mempunyai
pengaruh kuat atau positif.
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2217
5) Koefiseian Determinasi
Untuk mengetahui seberapa besarkah pengaruh variabel bebas
mempengaruhi variabel terikat, perlu diketahui nilai koefisien determinasi r2
karena nilai variabel bebas yang diukur terdiri dari nilai rasio absolute dan nilai
perbandingan, kegunaan dari r2 adalah : Untuk mengukur besarnya prosentase
dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan menggunakan rumus :
KD = r2
x 100%
6) Analisis Korelasi Berganda
Untuk dapat mengetahui lebih lanjut besarnya ”Pengaruh Budaya Organisasi
dan Komunikasi terhadap Motivas Kerja Karyawan” maka perlu diketahui nilai
koefisien Korelasi Berganda nilai (R) dengan menggunakan rumus Korelasi
Berganda 2 prediktor Sugiyono (2010 : 218) sebagai berikut :
b1 X1 Y + b2 X2 Y
Ry (1.2) =
Σ Y2
Dimana :
RyX1X2 = Korelasi antara X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap variabel Y.
ryx1 = Korelasi Product Moment antara X1 terhadap Y
ryx2 = Korelasi Product Moment antara X2 terhadap Y
7) Analisis Regresi Berganda
Analisis statistik yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda
Sugiyono, (2010 : 211) dengan menggunakan rumus persamaan regresinya
adalah berikut ini :
Ϋ = a + b1 X1 + b2 X2 + ……+ bn Xn
Dimana :
Y = Prestasi Kerja Karyawan
X1 = Kepemimpinan
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2218
X2 = Pelatihan
b1, b2 = Koefisien regresi
e = Residual.
8) Uji Hipotesis
Perhitungan atau analisis pada penelitian ini memanfaatkan komputer
program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Versi 21 for Windows.
Statistik uji yang digunakan adalah :
a) Uji t
Untuk dapat mengetahui “Pengaruh budaya organisasi dan komunikasi
terhadap motivasi kerja” dengan keputusan uji adalah menggunakan uji
parsial dengan rumus :
r n – 2
to = 1 - (r)²
Dimana :
R = Nilai Korelasi Parsial
N = Jumlah Sampel.
Uji t antara variabel independen dengan variabel dependen mengunakan
keputusan uji sebagai berikut :
Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak ada pengaruh signifikan.
Jika thitung < ttabel maka Ho diterima tidak ada pengaruh.
b) Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya variable
indepnden (X1, dan X2) secara simultan terhadap variabel dependen (Y)
yakni : Kepemimpinan (X1) dan Pelatihan (X2) terhadap Prestasi Kerja
Karyawan (Y) lalu penulis menggunakan rumus :
R2 1 k
Fh =
(1 – R² )/( n – k – 1)
Dimana :
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2219
R = Koefisien Korelasi Ganda
k = Jumlah Variabel Independen
n = Jumlah anggota sampel.
Setelah dilakukan Uji Fhitung penulis akan menggunakan keputusan uji
berikut ini :
Ho = diterima jika Fhitung > dari Ftabel ada pengaruh signifikan antara
variabel independen terhadap variabel dependen.
Ho = ditolak jika Fhitung < dari Ftabel tidak ada hubungan signifikan
antara variabel independen terhadap variabel dependen.
Penentuan nilai kritis dari nilai uji Fhitung di lanjutkan dan dikonsultasikan
dengan nilai Ftabel. Untuk derajat bebas (DK) pembilang 2 dan derajat
kebebasan penyebut (n–k–1) tingkat signifikansinya () 5% maupun 1%.
C. ANALISIS HASIL PENELITIAN
1. Uji Normalitas
Dalam uji normalitas dari sampel penelitian ini, metode pengujian yang digunakan
adalah diagram normal P.Plot. Dalam uji normalitas, menurut Singgih, S. (2010:213)
bahwa deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dengan
grafik, yang dapat disajikan sebagai dasar pengambilan keputusan :
a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis
diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2220
Gambar 4.5
Hasil Uji Normalitas
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016
Dengan memperhatikan Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas (Normal P – Plot of
Regression Standardized Residual), di atas terlihat bahwa data telah menyebar di
sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa variabel penelitian yang akan dimasukkan dalam model regresi
telah memenuhi asumsi normalitas.
2. Koefisien Korelasi Parsial
Hasil Analisis Korelasi Parsial adalah salah satu metode statistik yang digunakan
untuk mengetahui tingkat pengaruh antara variabel independen yaitu : variabel Budaya
Organisasi (X1), dan variabel Komunikasi (X2) terhadap variabel dependen Motivasi
Kerja (Y) dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.40
Hasil Uji Korelasi Parsial (Pearson Correlation)
Correlations
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2221
MOTIVAS
IKERJA
BUDAYA
ORGANISASI KOMUNIKASI
Pearson Correlation MOTIVASIKERJA 1.000 .699 .602
BUDAYAORGANISASI .699 1.000 .561
KOMUNIKASI .602 .561 1.000
Sig. (1-tailed) MOTIVASIKERJA . .000 .000
BUDAYAORGANISASI .000 . .000
KOMUNIKASI .000 .000 .
N MOTIVASIKERJA 60 60 60
BUDAYAORGANISASI 60 60 60
KOMUNIKASI 60 60 60
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016
Dari hasil analsia data-data dengan menggunakan Komputer program Statistical
Package for Social Sciences (SPSS) Versi 23 for Windows pada tabel 4.40 tersebut di
atas dapat diketahui dan dijelaskan tingkat pengaruh dari masing-masing variabel
sebagai berikut :
a. Pengaruh Variabel Budaya Organisasi (X1) Terhadap Variabel Motivasi
Kerja (Y)
Melalui tabel 4.40 di atas didapat hasil koefisien korelasi Parsial variabel
Budaya Organisasi (X1) dengan nilai sebesar 0,699 sehingga dapat disimpulkan
bahwa hasil analisis antara variabel Budaya Organisasi (X1) dengan variabel
Motivasi Kerja (Y) bernilai positif, jadi tingkat pengaruhnya kuat, yang berarti
bahwa semakin setuju variabel Budaya Organisasi (X1) semakin berpengaruh
terhadap variabel Motivasi Kerja (Y).
b. Pengaruh Variabel Komunikasi (X2) Terhadap Variabel Motivasi Kerja
(Y)
Melalui tabel 4.40 di atas didapat hasil koefisien korelasi Parsial variabel
Komunikasi (X2) dengan nilai sebesar 0,602 sehingga dapat disimpulkan bahwa
hasil analisis antara variabel Komunikasi (X2) dengan variabel Motivasi Kerja
(Y) bernilai positif, jadi tingkat pengaruhnya kuat, yang berarti bahwa semakin
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2222
setuju variabel Komunikasi (X2) semakin berpengaruh terhadap variabel
Motivasi Kerja (Y).
3. Koefisien Korelasi Berganda
Analisis koefisien korelasi berganda berfungsi untuk mengetahui tingkat pengaruh
atau hubungan antara variabel independen Budaya Organisasi (X1) dan Komunikasi
(X2) dengan variabel depeden Motivasi Kerja (Y) secara simultan (bersama-sama)
dengan menggunakan komputer program SPSS Versi 23 for Windows adapun hasilnya
lihat tabel Model Summary sebagai berikut :
Tabel 4.41
Hasil Uji Koefisien Korelasi
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate d
i
me
n
s
io
n
0 1 .744
a .553 .538 5.647
a. Predictors: (Constant), KOMUNIKASI, BUDAYAORGANISASI b. Dependent Variable: MOTIVASIKERJA
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016
Berdasarkan pada tabel 4.41 di atas yakni model Summary yang menghasilkan nilai
R sebesar 0,744 atau 74,4% dan sedangkan nilai R Square sebesar 0,553 atau 55,3%,
hal ini dapat dikemukakan bahwa, dengan hasil analisa secara simultan variabel
independen Budaya Organisasi (X1) dan Komunikasi (X2) terhadap variabel dependen
Motivasi Kerja (Y) memiliki nilai positif dan tingkat pengaruhnya kuat, jadi kedua
variabel independen tersebut secara simultan dapat mempengaruhi variabel dependen
Motivasi Kerja Karyawan bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang sebesar
55,3%.
4. Regresi Linear Berganda
Hasil analisis regresi linear berganda dengan menggunakan Komputer program
Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Versi 23 for Windows dapat dilihat pada
tabel di bawah ini :
Tabel 4.42
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2223
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.097 3.151 2.569 .013
BUDAYAORGANISASI .483 .098 .527 4.929 .000
KOMUNIKASI .277 .097 .307 2.869 .006
a. Dependent Variable: MOTIVASIKERJA
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016
Untuk menentukan nilai persamaan regresi linear bergandanya sebagai berikut :
Y = 8.097 + 0,483X1 + 0,277 X2
Dapat dijelaskan sebagai berikut :
a. Nilai konstanta sebesar 8.097 menyatakan bahwa jika variabel Budaya
Organisasi (X1), variabel Komunikasi (X2) meningkat 1 satuan, maka variabel
Motivasi Kerja (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 8.097.
b. Nilai koefisen regresi variabel Budaya Organisasi (X1) terhadap variable
Motivasi Kerja (Y) adalah sebesar 0,483. Hal ini berarti jika variabel Budaya
Organisasi (X1) naik 1 satuan akan meningkatkan variabel Motivasi Kerja (Y)
sebesar 0,483, dengan asumsi variabel Budaya Organisasi (X1) dan variabel
Komunikasi (X2) dianggap konstan.
c. Nilai koefisien regresi variabel Komunikasi (X2) terhadap variabel Motivasi
Kerja (Y) adalah sebesar 0,277. Hal ini berarti jika variabel Komunikasi (X2)
meningkat 1 satuan maka variabel Motivasi Kerja (Y) akan meningkat sebesar
0,506 dengan asumsi variabel Budaya Organisasi (X1), dan variabel Komunikasi
(X2) dianggap konstan.
Untuk lebih jelas dapat dilihat grafik hasil analisis regresi linear berganda antara
variabel Budaya Organisasi (X1) dan Komunikasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y)
bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang dengan menggunakan komputer
program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Versi 23 for Windows sebagai
berikut :
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2224
Gambar 4.6
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016
5. Uji t
Untuk mengetahui apakah masing-masing variabel Budaya Organisasi (X1) dan
variabel Komunikasi (X2) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap
variabel Motivasi Kerja (Y) dilakukan pengujian thitung dan ttabel. Untuk Uji t ini penulis
melakukan dengan cara membandingkan antara hasil thitung dengan ttabel yaitu memiliki
nilai masing-masing sebagai berikut :
Tabel 4.43
Hasil Uji t
Variabel Nilai Standard Error thitung ttabel
Budaya Organisasi (X1) 0,483 0,098 4.929 1,671
Komunikasi (X2) 0,277 0,097 2.869 1,671
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016
Berdasarkan hasil uji t tersebut di atas, bahwa secara nyata variabel Budaya
Organisasi (X1) mempunyai pengaruh terhadap variabel Motivasi Kerja (Y) dimana
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2225
nilai thitung 4.929 lebih besar dari ttabel, 1.671 dengan demikian dapat dikatakan bahwa H0
ditolak Ha diterima. Begitu juga variabel Komunikasi (X2) terhadap variabel Motivasi
Kerja (Y), dimana nilai thitung 2.869 lebih besar dari ttabel, 1.671 secara nyata mempunyai
pengaruh terhadap variabel Motivasi Kerja (Y) dengan demikian dapat dikatakan
bahwa H0 ditolak Ha diterima.
6. Uji F ANOVA
Untuk mengetahui hasil uji Fhitung (Anova) dengan menggunakan Komputer
program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Versi 23 for windows yakni uji
ANOVA, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.44
Hasil Uji F (Anova)
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2252.383 2 1126.191 35.313 .000a
Residual 1817.801 57 31.891
Total 4070.183 59
a. Predictors: (Constant), KOMUNIKASI, BUDAYAORGANISASI
b. Dependent Variable: MOTIVASIKERJA
Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016
Memperhatikan hasil uji ANOVA atau Fhitung pada tabel 4.44 di atas, nilai Fhitung
sebesar 35.315 dimana lebih besar dari Ftabel (73) sebesar 3.150 dengan tingkat signifikan
sebesar 0,000 karena 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Budaya
Organisasi (X1) dan variabel Komunikasi (X2) secara simultan berpengaruh terhadap
variabel Motivasi Kerja (Y) Karyawan bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri,
Tangerang.
Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi dapat diketahui bahwa pengaruh
variabel Budaya Organisasi (X1) terhadap Motivasi (Y) sebesar 0,699, dan pengaruh
variabel Komunikasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y) sebesar 0,602 sebagaimana
tergambar dalam tabel 4.40. Untuk mengetahu besaran nilai pengaruh tersebut dihitung
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2226
secara manual dengan menggunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut : KD
= r2 x 100%. Dimana r adalah nilai hasil analisis koefisien korelasi.
Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut dapat dikemukakan sebagai
berikut :
a. Nilai pengaruh variabel Budaya Organisasi (X1) terhadap Motivasi Kerja (Y)
adalah :
KD = r2 x 100%.
= 0,6992
x 100 %
= 0,489 x 100 %
= 48,9 %
Dari hasil perhitungan tersebut dapat dijelaskan bahwa, nilai varibel Budaya
Organisasi (X1) terhadap varibel Motivasi Kerja (Y) Karyawan bagian PMK
PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang adalah sebesar 48,9 %.
b. Nilai pengaruh variabel Komunikasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y) adalah :
KD = r2 x 100%.
= 0,6022
x 100 %
= 0,362 x 100 %
= 36,2 %
Dari hasil perhitungan tersebut dapat dijelaskan bahwa, nilai varibel
Komunikasi (X2) terhadap varibel Motivasi Kerja (Y) Karyawan bagian PMK
PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang adalah sebesar 36,2%
Adapun untuk menentukan tinggi rendahnya pengaruh antara variabel-variabel dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 4.45
Nilai Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 - 0,199 Sangat Rendah
0,20 - 0,399 Rendah
0,40 - 0,599 Cukup Kuat
0,60 - 0,799 Kuat
0,80 - 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2007 : 183)
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2227
Jika dikorelasikan dengan nilai interval koefisien di atas, maka dapat dijelaskan
bahwa masing-masing variabel Budaya Organisasi dan varibel Komunikasi memiliki
nilai pengaruh rendah cukup kuat dan rendah terhadap variabel Motivasi Kerja
Karyawan bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang. Dari hasil tersebut dapat
dijelaskan bawam variabel yang sangat berpengaruh terhadap Motivasi Kerja Karyawan
bagian PMK PT Panata Jaya Mandiri Tangerang adalah variabel Budaya Organisasi
dengan nilai 48,9%.
Selanjutnya dapat dijelaskan hasil uji t antara variabel Budaya Organisasi (X1)
dengan variabel Motivasi Kerja (Y), maka dapat dilihat dalam bentuk kurvanya sebagai
berikut :
Kurva Uji t Hipotesis Pertama
Ho Ditolak Ha Diterima Ho Ditolak
- 4.928 - 1,671 0 1,671 4.928
Sumber : Hasil Perhitungan data SPSS 23, Tahun 2016
Berdasarkan hasil uji hipotesis yang diperoleh dengan nilai thitung sebesar = 4.928 >
t0,05 (60) = 1,671, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti mempunyai bukti
bahwa antara variabel Budaya Organisasi (X1) terhadap variabel Motivasi Kerja (Y)
memiliki pengaruh yang signifikan. Kemudian dapat dijelaskan pula hasil uji t antara
variabel Komunikasi (X2) dengan variabel Motivasi Kerja (Y) maka dapat dilihat dalam
bentuk kurvanya sebagai berikut :
Kurva Uji t Hipotesis Kedua
Ho Ditolak Ha Diterima Ho Ditolak
- 2,869 - 1,671 0 1,671 2,869
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2228
Sumber : Hasil Perhitungan data SPSS 23, Tahun 2016
Dari hasil uji hipotesis variabel Komunikasi (X2) yang diperoleh yakni karena nilai
thitung = 2,689 > t0,05 (60) = 1,671, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti
mempunyai bukti, bahwa antara variabel Komunikasi (X2) terhadap variabel Motivasi
Kera (Y) memiliki pengaruh yang nyata atau signifikan.
Dengan demikian berdasarkan hasil uji t tersebut dapat dijelaskan bahwa hipotesis
yang diajukan pada bab terdahulu dapat dibuktikan kebenarannya.
D. KESIMPULAN DAN SARAN
1. KESIMPULAN
Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap variabel-variabel
dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial dapat diketahui bahwa variabel
Budaya Organisasi (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
Motivasi Kerja (Y) Karyawan Bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri,
Tangerang dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,699. Dengan menggunakan
perhitungan koefisien diterminasi, dapat diketahui nilai pengaruh variabel
Kepemimpinan terhadap variavel Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK PT.
Panata Jaya Mandiri, Tangerang adalah 0,488 atau setara dengan 48,8%.
Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial dapat diketahui bahwa variabel
Komunikasi (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Motivasi
Kerja (Y) Karyawan Bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang dengan
nilai koefisien korelasi sebesar 0,602. Dengan menggunakan perhitungan
koefisien diterminasi, dapat diketahui nilai pengaruh variabel Komunikasi
terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri,
Tangerang adalah 0,362 atau setara dengan 36,2%.
Berdasarkan hasil analisis korelasi berganda dapat diketahui nilai nilai R Square
sebesar 0,553 atau 55,3%. Hal ini menunjukkan bawa variabel Budaya
Organisasi (X1) dan variabel Komunikasi (X2) secara simultan (bersama)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Motivasi Kerja Karyawan (Y)
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2229
Bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang dengan nilai pengaruh
sebesar 55,3%.
2. SARAN
Dari hasil kesimpulan yang telah dikemukakan, maka saran penulis yang dapat
dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan PT. Panata Jaya Mandiri,
Tangerang adalah sebagai berikut :
Disarankan kepada perusahaan untuk mempertahankan Budaya Organisasi dan
sistim Komunikasi yang telah berjalan, bila perlu dilakukan perbaikan dan
penyempurnaan terhadap beberapa bagian, sehingga dengan budaya organisasi
dan sistim komunikasi yang berjalan dengan baik ini akan meningkatkan
motivasi bagi karyawan dalam kerjanya, untuk memberi keuntungan bagi
perusahaan dan karyawan secara keseluruhan.
Memperhatikan nilai pengaruh dari budaya organisasi dan komunikasi terhadap
motivasi kerja karyawan yang belum begitu maksimal rata-rata masih dibawah
50 %, maka pihak perusahaan perlu meningkatkan dan menambah pola budaya
dan komunikasi yang lebih berorientasi pada peningkatan kualitas produk yang
dihasilkan. Sehingga ada keseimbangan antara motivasi kerja dengan kualitas
produk yang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan dan juga bagi
karyawan.
Terhadap variabel-variabel lain yang belum di analisis dalam penelitian ini,
diharapkan menjadi perhatian pihak perusahaan. Karena bila tidak di antisipasi,
besar kemungkinan nilai-nilai variabel tersebut akan memberikan pengaruh
yang tidak menguntungkan bagi perusahaan dan juga bagi karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Prabu Mangkunegara. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia Cetakan Ke
Tujuh. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.
Arikunto, Suharsimi, 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Badan
Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2230
Gibson, James L., Ivancevich, John M., and H. Donnely Jr. James H. 1992. Organisasi
dan Manajemen. Alih Bahasa Jorban Wahid. Erlangga, Jakarta.
Graves Desmond 1986. Corporate Culture : Diagnosis and Changing the Culture of
Organizations. London: Frances Pinter (Publ.)
Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Manajemen : Dasar, Pengertian dan Masalah. Bumi
Aksara. Jakarta.
-----------------------. (2007). Organisasi dan Motivasi(3rd ed.). Jakarta: Bumi Aksara.
Mangkunegara A.P. 2005, Evaluasi Kinerja SDM, Refika Aditama, Bandung
Marwansyah dan Mukaram, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pusat Penerbit
Administrasi Negara, Potileknik Negeri Bandung.
Muchlas, Makmuri. 2005. Perilaku Organisasi. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Muhammad, Arni, 2009, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta.
Mulyana, Deddy, 2015, Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar, Rosda, Bandung
Moeljono, Djokosantoso. 2003. Budaya Korporat dan Keunggulan Koperasi. Elex
Media Komputindo. Jakarta
Ndraha, Taliziduhu,2007. Budaya Organisasi, PT. Renekka Cipta, Jakarta
Pace, R. Wayne dan Faulus, Don F. 2013, Komunikasi Organisasi, Strategi
Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Rosda, Bandung.
Robbins, Stephen P., 2006. Perilaku Organisasi, PT Indeks, Kelompok Gramedia,
Jakarta
---------------------. 1994. Teori Organisasi (Struktur, Desain dan Aplikasi). Arcan.
Jakarta.
Sadili, Samsudin, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pustaka Setia, Bandung.
Sembiring, Masana. 2012. Budaya dan Kinerja Organisasi. Fokusmedia. Bandung
Siagian, Sondang, 2008, Manajemen SDM, Bumi Aksara, Jakarta.
Sinungan Muchdarsyah, 2008. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Stephen P. Robbins, 2003, Perilaku Organisasi, PT. Indeks Kelompok Gramedia
Stephen P. Robbins and Coulter, 2007, Manajemen, Pt. Indeks, Jakarta
Stonner, James A. F. 1996. Manajemen Jilid 1. PT. Prenhallindo. Jakarta
-
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia
November 19
InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2231
Sugiyono, 2015, Metode Penelitian dan Pengembangan, Research and Development,
Afabeta, Jakarta.
____________, 2012, Metode Penelitian, Kombinasi, Alfabeta, Jakarta.
Sunyoto, Danang. 2012. “Analisis Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Dystar Colour Indonesia. Institut Pertanian
Bogor”(Online), (http://www.repository.ipb.ac.id/handle/123456789/5793,diakses
tanggal 20 November 2016).
Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia. Jakarta.
Tika, Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.
PT. Bumi Aksara. Jakarta
Umar, Husein, 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi, PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta
Winardi, J. 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta.