pengaruh budaya kerja terhadap kinerja...

94
PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI KOPERASI KARYAWAN REDRYING BOJONEGORO (KAREB) R I N G K A S A N Oleh RM. GARDHIKA RIZA PRADANA PROGRAM STUDI AGRIBISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN MALANG 2012

Upload: phamtu

Post on 23-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJAKARYAWAN DI KOPERASI KARYAWAN REDRYING

BOJONEGORO (KAREB)

R I N G K A S A N

Oleh

RM. GARDHIKA RIZA PRADANAPROGRAM STUDI AGRIBISNIS

UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIANMALANG

2012

PENGARUH BUDAYA KERJA TERHADAP KINERJAKARYAWAN DI KOPERASI KARYAWAN REDRYING

BOJONEGORO (KAREB)

Oleh

RM. GARDHIKA RIZA PRADANA0810440145 - 44

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

S K R I P S I

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Strata Satu (S-1)

UNIVERSITAS BRAWIJAYAFAKULTAS PERTANIAN

JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIANMALANG

2012

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya

yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan oleh suatu Perguruan

Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat

yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang tertulis di dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Malang, Juni 2012

RM. Gardhika Riza Pradana.0810440145

LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul Skripsi : Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di Koperasi Karyawan Redrying (KAREB) Bojonegoro.

Nama : RM . Gardhika Riza PradanaNim : 0810440145Program Studi : Agribisnis Menyetujui : Dosen Pembimbing

Pembimbing Utama,

Ir. Effy Yuswita, M.SiNIP. 19611009 198803 2 001

Pembimbing Pendamping,

Mangku Purnomo SP, M.Si, Ph.DNIP. 19770402 200501 1 001

Mengetahui,Ketua Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian

Dr. Ir. Syafrial, MSNIP. 19580529 198303 1 001

Tanggal persetujuan :

LEMBAR PENGESAHAN

Mengesahkan

MAJELIS PENGUJI

Tanggal Lulus :

Penguji I

Fitria Dina Riana, SP, MPNIP. 19750919 200312 2 003

Penguji III

Mangku Purnomo SP, M.Si, Ph.DNIP. 19770420 200501 1 001

Penguji II

Ir. Effy Yuswita, M.SiNIP. 19611009 198803 2 001

Penguji IV

Silvana Maulidah, SP, MPNIP. 19770309 200701 2 001

Ku persembahkan persembahkan karyaku ini untuk orang-orang terkasih dan

Buat Ayah dan Ibuku,RM. Hadi Purnomo dan Rr. Aniwati Sumartiningsih

“Buatku kalian adalah orang tua yang mencontohkan kegembiraan dalam memenangkan kualitas

baik, agar aku menjadi bersemangat untuk tumbuh dengan tubuh yang sehat, cara pandang yang jernih, dan pikiran yang cemerlang. Bagiku, tidak ada pahlawan yang lebih

agung dari pada kalian sebagai orang tuaku yang tak pernah lelah mendoakanku, dan selalu berbisik kepadaku

ketahuilah bahwa aku sangat menyayangimu.”

Buat Kakak AkuR.Aj. Dessy Widya Astrini

“Thank you very much my Sister tanpa translate darimu skripsi ini tak akan lengkap.” Dirimu jangan

pernah bosan untuk kurepotkan…

Buat temen Kerjaku SelamaAulia Raharja. SP, Dessy Arifina. SP dan Linda Dian. SP

“Dirimu selalu menemani dan menyemangatiku, thanks you have been my side

Buat Teman-temanku Agribisnis 200“Makasih untuk motivasi kalian buatku…, aku

tak akan lupa dengan bantuan, kekonyolan, kebersamaan, dan kekompakan kalian…

Semoga tetap kompak sampai kapanpun…”

terkasih dan tercintaku:

Buat Ayah dan Ibuku,RM. Hadi Purnomo dan Rr. Aniwati Sumartiningsih

“Buatku kalian adalah orang tua yang mencontohkan kegembiraan dalam memenangkan kualitas hidup yang

baik, agar aku menjadi bersemangat untuk tumbuh dengan tubuh yang sehat, cara pandang yang jernih, dan pikiran yang cemerlang. Bagiku, tidak ada pahlawan yang lebih

agung dari pada kalian sebagai orang tuaku yang tak an selalu berbisik kepadaku

ketahuilah bahwa aku sangat menyayangimu.”

Kakak Aku,R.Aj. Dessy Widya Astrini

tanpa translate darimu skripsi ini tak akan lengkap.” Dirimu jangan

pernah bosan untuk kurepotkan…

Di Kampusdan Linda Dian. SP

“Dirimu selalu menemani dan menyemangatiku, thanks you have been my side…”

temanku Agribisnis 2008,kalian buatku…, aku

dengan bantuan, kekonyolan, kebersamaan, dan kekompakan kalian…

Semoga tetap kompak sampai kapanpun…”

i

RINGKASAN

RM. Gardhika Riza Pradana. 0810440145 - 44. Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro(KAREB). Di bawah bimbingan Ir. Effy Yuswita, M.Si. Sebagai Pembimbing Utama dan Mangku Purnomo, SP, M.Si, Ph.D Sebagai Pembimbing Pendamping.

Koperasi Kareb Bojonegoro merupakan perusahaan yang memiliki banyak usaha yang dijalankan. Salah satu diantaarnya yaitu pengolahan dan pengeringan ulang tembakau. Dalam menyelenggarakan kegiatan pengolahan dan pengeringan ulang tembakau, peranan sumberdaya manusia sangatlah penting untuk diperhatikan, hal ini dikarenakan manusia memilki peran sebagai pelaku, dan penentu keberasilan dari suatu perusahaan. Menyadari pentingnya peranan tersebut pimpinan perusahaan telah banyak melakukan kegiatan untuk memberdayakan para karyawan sehingga memiliki kemampuan dan kinerja yang optimal. Komitment untuk melaksanakan aturan-aturan yang ditetapkan di perusahaan, pimpinan perusahaan senantiasa memberikan perhatian kepada karyawan dengan memberikan perhatian baik berupa moral maupun material. Berupa moral dengan memberikan pengawasan terhadap karyawan dan material berupa pemberian kompensasi, menyediakan fasilitas ibadah dan tempat kerja yang nyaman.

Kenyataan dilapangan terdapat beberapa karyawan baik dari lapangan dan manajemen yang tidak mematuhi aturan-aturan yang dibuat pimpinan perusahaan dimana aturan tersebut merupakan wujud penerapan budaya kerja yang berlaku di perusahaan. Apabila dalam diri karyawan telah mampu menjalankan nilai budaya kerja dengan baik maka karyawan tersebut akan terpacu untuk meningkatkan kinerja dalam bekerja. Selain itu budaya kerja juga mampu mencerminkan ciri dari suatu perusahaan dengan perusahaan yang lainnya. Hal tersebut erat kaitanya dengan upaya perusahaan untuk membina karyawannya dengan berlandaskan nilai budaya yang ada agar nantinya mampu menciptakan karyawan yang memiliki tanggung jawab yang besar dalam bekerja.

Tujuan penelitian ini adalah 1). Mengetahui budaya kerja yang diterapkan di Koperasi Kareb Bojonegoro, 2). Menganalisis pengaruh budaya kerja terhadap kinerja karyawan di Koperasi Kareb Bojonegoro.

Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu di Koperasi Kareb Bojonegoro, Jl. Basuki Rachmad No. 7 Bojonegoro. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling adalah 97 responden yang terdiri dari seluruh total karyawan tetap, dengan menggunakan rumus Slovin didapatkan jumlah responden sebesar 31. Teknik pengambilan responden digunakan teknik simple random sampling.

Metode analisis data yaitu menggunakan analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Sebelum melakukan Analisis deskriptif dilakukan pengujian kuisioner dengan mengunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Selanjutnya hasil tersebutdigunakan untuk mengambarkan hasil dari masing-masing variabel baik budaya kerja maupun kinerja karyawan. analisis kuantitatif yang digunakan untuk mengetahui pengaruh budaya kerja terhadap kinerja karyawan yaitu menggunakan serangkaian analisis asumsi klasik dan analisis regresi linier berganda yang terdiri uji F, uji t dan analisis koefisien determinasi (R2).

ii

Berdasarkan hasil uji validitas dan reliabilitas terhadap variabel budaya kerja dan variabel kinerja karyawan, seluruh variabel dinyatakan valid dan reliabel, hal ini dikarenakan nilai r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,355 (n = 31, α = 0,05). Dari hasil analisis deskriptif antara variabel budaya kerja dan variabel kinerja karyawan didapatkan hasil bahwa seluruh karyawan mampu menerapkan budaya kerja yang berlaku di perusahaan dengan baik sehingga mampu meningkatkan kinerja karyawan tersebut. Hal tersebut berhubungan dengan tingkat kedisiplinan, rasa percaya diri, perilaku tegas dan tanggung jawab yang ditunjukkan karyawan dalam kegiatan sehari-hari. Selain itu daya kreativitas serta rasa kerjasama antar karyawan juga mampu meningkatkan kinerja karyawan dalam bekerja. Dari hasil analisis regresi linier berganda diperoleh hasil bahwa budaya kerja berpengaruh pada upaya peningkatan kinerja karyawan. Hasil dari uji F diperoleh nilai F hitung sebesar 129,567 dimana nilai tersebut lebih besar dari F tabel = 2,91 (α = 5%, df N1=3 dan N2=31). Hal tersebut berarti secara bersama-sama dari seluruh variabel budaya kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Selain itu dari hasil analisis R2 diperoleh hasil sebesar 0,935 atau sebesar 93,5% artinya pengaruh budaya kerja terhadap kinerja karyawan dapat dijelaskan oleh model sebesar 93,5% dan sisanya 6,5% dijelaskan oleh faktor lain yang tidak dijelaskan dalam model penelitian.

Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah budaya kerja yang diterapkan oleh perusahaan mampu dijalankan oleh seluruh karyawan Koperasi Kareb Bojonegoro dengan baik dan teratur, sehingga kegiatan operasional perusahaan mampu berjalan secara efektif dan optimal. Dengan semakin baik budaya kerja yang dijalankan oleh seluruh karyawan maka juga akan meningkatkan kinerja karyawan dalam bekerja. Selain itu hasil penelitian menyatakan bahwa budaya kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap upaya peningkatan kinerja karyawan, hal ini berarti semakin tinggi penerapan budaya kerja (tingginya tingkat kedipilinan karyawan, dan selalu percaya diri) dalam bekerja secara langsung dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam bekerja. Dari indikator budaya kerja didapati tingkat kedisiplinan memiliki pengaruh dominan dalam peningkatan kinerja karyawan.

Dari hasil penelitian disarankan bagi perusahaan untuk meningkatkan budaya kerja yang sudah ada sehingga mampu lebih meningkatkan kinerja karyawan. selain itu pola hubungan antar sesame rekan kerja dan antara karyawan dengan pimpinan perlu diperhatikan karena hal tersebut dapat memperlacar dalam pelaksanaan kegiatan operasional perusahaan.

i

SUMMARY

RM. Gardhika Riza Pradana. 0810440145 - 44. Working culture influence against employee performance in KAREB Cooperation of Bojonegoro. Under guidance of Ir. Effy Yuswita, M.Si. as main supervisor and Mangku Purnomo, SP, M.Si, Ph.D as secondary supervisor

Kareb Cooperation of Bojonegoro is a company that has a lot of running business, which one of it was processing and redrying tobacco. In helding process and redrying event, human resources role is considered important to be noted, because human has role as an executor and determining the success of the company. Realizing the importance of such role, the company director has done many effort to empower the employee so they may have the ability and optimal performance. Committed to execute rules that is implemented in the company, the director always giving his attention to the employee with giving better attention, which is formed in morale and or material. Morale is appeared with giving supervision into the employee and material is appeared with giving compensation, providing religion facility and comfort work zone.

The fact in reality is that there is some of the field and management employee that are not obeying the rules made by the director of company, where such rule is the form of working culture appliance that are implemented in the company. If the employee itself has been executing a good company’s working culture value, then such employee will be passionate to increase their performance in working. Beside that, working culture will also reflect the company it self with another company. Such thing is tightly linked with the company effort to teach the employee with the platform of current culture value in order to create the employee with great responsibility in working

Purpose of this research is, 1. Knowing the working culture that is applied in Kareb Cooperation of Bojonegoro. 2. Analyze the working culture influence against employee performance in Kareb Cooperation of Bojonegoro.

Location determination method is done by purposive in Kareb Cooperation of Bojonegoro, in Basuki Rahmat street no 7 Bojonegoro. Amount of respondent that is used in this research is determined by purposive sampling, which is 97 respondent, consist of all fixed employee, with using Slovin equation, got 31 final respondent as the sample. Sampling method is using simple random sampling.

Analysis data method is using descriptive and quantitative analysis. Before doing descriptive analysis, questionare is tested with using validity and reliability test, then the result is used to describe the result of each variable, which is working culture variable and employee performance variable. Quantitative analysis that is used to find out the influence of working culture against employee performance is by using array of analysis, which is classic assumption analysis and twin-linear regression that consist of F test, t-test, and determination coefficient analysis (R2)

Based on the validity and reliability test against working culture and employee performance variable, all variables stated valid and reliable, because the r-count value is bigger than the r-table value, which is 0,355 (n=31, α = 0,05). From the descriptive analysis between working culture and employee performance

ii

variables, it is known that all employees were able to apply the working culture well that is implemented in the company, so it create the employee performance. Such thing linked correlated with the discipline, confidence, distinctive behavior and responsibility level that is shown by the employee itself daily. Beside that, creativity and cooperative sense between the employee are also increase their performance in working. From the twin-linear regression analysis, the result stated that working culture is influencing towards employee performance improvementeffort. The F-test result stated that F-count value is 129,567 where the value is higher than F-table =2,91 (α = 5%, df N1=3 dan N2=31). Such thing means that simultaneously, all the working culture variable is influencing against employee performance. Beside that, from the R2 analysis result is achieving R2 value that amounted 0,935 or 93,5%, means that working culture influence against employee performance can be explained by model by 93,5% and the rest of 6,5% is explained by another factor that is not explained in research model.

Implication from this research is that the working culture that is implemented by the company can be applied by all employees of Kareb Cooperation of Bojonegoro with good and regularly, so the operational activity of the company can run effectively and optimally. With better working culture that is applied by all employees, then it will also increase their performance in working. Beside that, research result stated that working culture is influencing positively and significantly against improvement effort of employee performance. This means that the higher the appliance of working culture in working directly, the higher the employee performance is in working. From the working culture indicator, found out that discipline level has dominant influence in improving employee performance.

From the research, it is suggested for company to improve the company’s current working culture in order to increase employee performance. Beside that, the correlation pattern between partners and employees with directors need to be noticed because such thing may smoothen the company operational activity

v

KATA PENGANTAR

Penulis mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas terselesainya

penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Di Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro (KAREB) “. Skripsi ini

membahas tentang peranan budaya kerja dalam membina serta meningkatkan

kinerja karyawan dalam bekerja. Budaya kerja merupakan wujud dari tindakan

serta tingkah laku manusia dalam bekerja. Suatu budaya kerja yang baik

menggambarkan bagaimana karyawan dengan senang hati menjalankan serta

mematuhi aturan-aturan yang telah dibentuk oleh perusahaan. Kinerja karyawan

merupakan suatu refleksi dari hasil kerja karyawan dalam bekerja. Memahami

pentingnya peranan sumberdaya manusia sebagai aset terpenting dalam

perusahaan, untuk itu perlunya pimpinan perusahaan untuk memahami serta

mendorong untuk meningkatkan kinerja karyawannya. Dalam hal ini sikap saling

keterbukaan antara karyawan dengan pimpinan harus terjalin dengan baik

sehingga timbul rasa saling percaya yang mampu mewujudkan kondisi kerja yang

nyaman dan kondusif. Skripsi ini diharapkan mampu memberikan wawasan dan

pandangan tentang pengaruh budaya kerja dalam upaya peningkatan kinerja

karyawan. Karena apabila sebuah budaya kerja telah berjalan dengan baik maka

akan diikuti dengan pencapaian kinerja karyawan yang optimal.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah

membantu penulis, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam

menyelesaikan penuliasan skripsi ini, maka dalam kesempatan ini akan

disampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Ibu Ir. Effy Yuswita, M.Si selaku Dosen Pembimbing Utama atas segala

dukungan, saran, serta nasihat yang telah diberikan.

2. Bapak Mangku Purnomo SP, M.Si, Ph.D Selaku Dosen Pembimbing

Pendamping yang selalu mendukung dan memberikan kritik dan saran saat

penyusunan skripsi.

3. Ibu Alfaizah, SE yang telah memberikan saran serta nasehat selama

pelaksanaa penelitian.

4. Seluruh keluarga aku, terima kasih atas dukungan dan doanya.

vi

5. Seluruh teman-teman agribisnis C angkatan 2008 yang telah membantu serta

memberi motivasi dalam mengerjakan skripsi ini.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dan semoga

skripsi ini dapat bermanfaat.

Bojonegoro, Juni 2012

Penulis

vii

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Kabupaten Bojonegoro pada tanggal 29 Mei 1990

dan merupakan putra kedua dari dua bersaudara dari seorang ayah yang bernama

Ir. RM. Hadi Purnomo dan seorang ibu bernama Rr. Aniwati Sumartiningsih.

Penulis memulai pendidikan sekolah dasar di SDN. Kepatihan Bojonegoro (1996-

2002), setelah itu melanjutkan ke SMP Negeri 5 Bojonegoro (2002-2005),

kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 3 Bojonegoro (2005-

2008). Untuk selanjutnya, pada tahun 2008 penulis diterima menjadi mahasiswa

Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, program studi Agribisnis melalui jalur

PSB (Penjaringan Siswa Berprestasi).

Pada tahun 2008 menjadi mahasiswa Fakultas Pertanian, Jurusan Sosial

Ekonomi Pertanian, Program Studi Agribisnis melalui jalur PSB. Selama menjadi

mahasiswa Fakultas Pertanian, penulis pernah mengikuti kegiatan kepanitian di

Perhimpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian (PERMASETA) Fakultas

Pertanian Universitas Brawijaya (2009).

viii

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ................................................................................................. i

SUMMARY .................................................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... v

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ vii

DAFTAR ISI................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 11.2 Perumusan Masalah ........................................................................ 21.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 41.4 Kegunaan Penelitian ....................................................................... 4

II. KERANGKA TEORITIS

3.1 Kerangka pemikiran ....................................................................... 53.2 Hipotesis ......................................................................................... 83.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel .............................. 8

3.3.1 Definisi Operasional............................................................... 83.3.2 Pengukuran Variabel .............................................................. 8

III. METODE PENELITIAN

4.1 Metode Penentuan Lokasi .............................................................. 104.2 Metode Penentuan Responden ........................................................ 104.3 Metode Pengumpulan Data ............................................................. 124.4 Metode Analisis Data ..................................................................... 13

4.4.1 Untuk Menjawab Tujuan Nomor Pertama ............................. 134.4.2 Untuk Menjawab Tujuan Nomor Kedua ................................ 15

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................................ 195.2 Gambaran Proses Redrying Dan Threshing .................................... 22

ix

5.2.1 Proses Redrying.................................................................... 225.2.2 Proses Threshing .................................................................. 25

5.3 Perkembangan Koperasi Kareb Bojonegoro ................................... 285.4 Struktur Organisasi Koperasi Kareb Bojonegoro ............................ 305.5 Karakteristik Responden.................................................................. 32

5.5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Tipe Pekerjaan .................................................................... 32

5.5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ......................... 335.5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan. 335.5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan 345.5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja…….. 35

5.6 Variabel Yang Dipertimbangkan Dalam Penelitian ........................ 365.6.1 Hasil Uji Validitas ................................................................ 365.6.2 Hasil Uji Reliabilitas ............................................................ 38

5.7 Hasil Analisis Deskriptif Variabel Penelitian.................................. 385.7.1 Hasil Analisis Variabel Budaya Kerja.................................. 385.7.2 Hasil Analisis Variabel Kinerja Karyawan .......................... 41

5.8 Analisis Kuantitatif.......................................................................... 455.8.1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ............................... 455.8.2 Hasil Uji F (Uji Regresi secara Keseluruhan) ...................... 485.8.3 Hasil Uji t (Uji Regresi Individual) ...................................... 495.8.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)................................... 51

5.9 Analisis Variabel Budaya Kerja ...................................................... 52

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan...................................................................................... 536.2 Saran ............................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 55

x

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Teks

1 Nilai Alpha Cronbach………………………………………………………. 1

2 Pengukuran Skala Variabel…………………………………………………. 8

3 Jumlah Karyawan Koperasi Kareb Bojonegoro Berdasarkan Tipe

Pekerjaan Pada Tahun 2012………………………………………………… 10

4 Jumlah Dan Presentase Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Tipe

Pekerjaan …………………………………………………………………… 32

5 Jumlah Dan Presentase Karyawan Berdasarkan Usia………………………. 33

6 Jumlah Dan Presentase Karyawan berdasarkan tingkat pendidikan……….. 34

7 Jumlah Dan Presentase Karyawan Berdasarkan Jumlah Tanggungan……... 34

8 Jumlah Dan Presentase Karyawan Berdasarkan Lama Bekerja……………. 35

9 Hasil Uji Validitas Variabel Budaya Kerja…………………………………. 36

10 Hasil Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan……………………………. 37

11 Hasil Uji Reliabilitas Untuk Variabel Budaya Kerja (X) Dan Kinerja

Karyawan(Y)……………………………………………………………….. 38

12 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel (X)……… 38

13 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel (Y)……… 41

14 Hasil Analisis Heteroskesdastisitas………………………………………… 46

15 Hasil Analisis Multikolinearitas….………………………………………… 47

16 Hasil Perhitungan Analisis Regresi Linier Sederhana……………………… 48

17 Hasil Estimasi Uji t………………………………………………………..... 49

18 Hasil Standardized coefficient……………………………………………... 52

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

Teks

1 Skema Alur Pemikiran Peran Budaya Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro……………………………. 7

2 Peta Kabupaten Bojonegoro…………………………………………….... 19

3 Denah Lokasi Koperasi Kareb Bojonegoro…………………………….... 20

4 Lokasi Koperasi Kareb Bojonegoro……………………………………… 21

5 Lokasi Kantor Koperasi Kareb Bojonegoro……………………………… 21

6 Proses Pencampuran Tembakau Krosok Ke Meja Grade………………... 22

7 Proses Pengepakan Dengan Menggunakan Yute………………………… 23

8 Pemberian Label Pada Setiap Bal Tembakau…………………………….. 23

9 Skema Proses redrying ..………………………………………………..... 24

10 Bahan Baku Tembakau Rajangan………………………………………... 25

11 Proses Pembersihan Tembakau Dari Limbah FM………………………... 25

12 Proses Pengepakan Tembakau…………………………………………… 26

13 Skema Proses threshing…………………………………………………... 27

14 Struktur Organisasi Koperasi Kareb Bojonegoro……………………….... 31

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman Teks

1. Kuisioner Tentang Budaya Kerja Terhadap Kinerja Karyawan ....... 57

2. Tabel Harga Kritis Kritis Korelasi Moment Product Pearson........... 618

3. Tabel Distribusi t................................................................................ 62

4. Tabel Durbin Waston……………………………………………….. 63

5. Data Karakteristik Responden ........................................................... 648

6. Tabulasi Data Hasil Jawaban Responden .......................................... 658

7. Langkah-langkah Uji Validitas .......................................................... 67

8. Langkah-langkah Uji Reabilitas ........................................................ 71

9. Langkah Dan Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana..................... 73

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koperasi Kareb Bojonegoro merupakan perusahaan yang memiliki banyak

usaha yang dijalankan. Salah satu dari usaha yang dijalankan yaitu pengolahan

dan pengeringan ulang tembakau. Dalam menyelenggarakan kegiatan pengolahan

dan pengeringan ulang tembakau, peranan sumberdaya manusia sangatlah penting

untuk diperhatikan. Tangkilisan (2002) menyatakan bahwa unsur manusia

merupakan unsur penting, karena manusia selalu berperan aktif dan dominan

dalam setiap organisasi. Manusia adalah perencana, pelaku sekaligus penentu

terwujudnya tujuan perusahaan. Dengan demikian sumberdaya manusia dituntut

untuk memiliki kemampuan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab untuk

berpartisipasi dalam kegiatan perusahaan secara efektif dan efisien.

Menyadari pentingnya peranan sumberdaya manusia tersebut pimpinan

perusahaan telah banyak melakukan kegiatan untuk memberdayakan para

karyawan sehingga memiliki kemampuan dan kinerja yang optimal dalam upaya

pencapaian tujuan perusahaan yaitu peningkatan kesejahteraan karyawan. Salah

satu upaya untuk mendorong tumbuh dan berkembangnya budaya perusahaan,

pimpinan perusahaan telah banyak melakukan kegiatan seperti mengadakan

pendidikan serta pelatihan kepada karyawan, memberikan pengawasan,

memberikan aturan-aturan dan lain sebagainya dengan harapan mampu

meningkatkan kinerja kerja karyawan.

Komitment untuk melaksanakan aturan – aturan yang ditetapkan di dalam

perusahaan, pimpinan perusahaan senantiasa memberikan perhatian kepada

karyawan dengan memberikan perhatian baik berupa moral maupun material.

Berupa moral dengan memberikan pengawasan terhadap karyawan dan material

berupa pemberian kompensasi, menyediakan fasilitas ibadah dan tempat kerja

yang nyaman. Kenyataan dilapangan banyak karyawan yang tidak mematuhi

aturan-aturan yang dibuat perusahaan dimana aturan tersebut merupakan wujud

penerapan budaya kerja yang berlaku di perusahaan. Budaya kerja juga dapat

digunakan dalam upaya penyelesaian permasalahan internal maupun eksternal

dalam perusahaan dalam upaya meningkatkan mutu kinerja para karyawanya

dalam bekerja.

2

Langkah konkrit yang telah dilakukan perusahaan untuk menyelesaikan

permasalahan tersebut adalah melalui budaya kerja yang terkait dengan sumber

daya manusia memegang peranan yang sangat vital dalam proses transformasi

budaya kerja di Koperasi Kareb Bojonegoro. Dalam uapaya pencapaian hasil

kinerja karyawan yang optimal dalam menghasilkan output baik produk ataupun

jasa di Koperasi kareb bojonegoro telah membentuk suatu upaya strategis dalam

membenahi kinerja karyawannya, oleh sebab itu diperlukan adanya suatu

perubahan atmosfir kerja berupa perubahan paradigma atau cara pandang, pola

pikir, dan cara bertindak dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan.

Dengan demikian, program transformasi kultural di sutu perusahaan dapat

berjalan dengan baik. Adapun suatu perusahaan yang telah menjalankan hal

tersebut akan memiliki ciri-ciri perubahan yang bersifat sangat mendasar,

strategis, dan menyeluruh sehingga tujuan yang telah ditetapkan dalam bentuk visi

dan misi dapat terlaksana.

Budaya yang berlaku di Koperasi Kareb Bojonegoro merupakan wujud

nyata dari aktualisasi budaya organisasi dimana merupakan suatu program yang

komprehensif dalam melakukan percepatan dalam upaya pembaharuan kegiatan

operasional pabrik secara lebih efisien dan efektif.

Aspek budaya kerja adalah nilai yang menjadi pedoman sumberdaya

manusia untuk menghadapi permasalahan eksternal dan usaha penyesuaian

integrasi ke dalam perusahaan, sehingga anggota organisasi mampu memahami

nilai-nilai yang ada dan bagaimana mereka harus bertindak atau berperilaku

(susanto,1997). Apabila budaya kerja tersebut berjalan dengan baik maka akan

mendorong timbulnya kinerja karyawan yang baik pula. Melihat pentingnya

peranan budaya kerja untuk terhadap peningkatan kinerja karyawan maka penulis

terdorong untuk meneliti tentang ” Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Di Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro (KAREB)”.

1.2 Perumusan Masalah

Koperasi Kareb Bojonegoro merupakan perusahaan yang memiliki banyak

jenis usaha yang dijalankan, salah satu diantaranya yaitu pengolahan dan

pengeringan ulang tembakau. Dalam melaksanakan kegiatan operasional

perusahaan Koperasi Kareb Bojonegoro haruslah berpedoman pada peraturan

3

yang berlaku di dalam perusahaan untuk menciptakan budaya kerja yang baik

demi terciptanya kinerja karyawan yang tinggi. Kinerja pada dasarnya adalah

sesuatu yang dilakukan atau tidak dilakukan karyawan sehingga mereka

mempengaruhi seberapa banyak mereka memberi kontribusi kepada instansi atau

organisasi termasuk pelayanan kualitas yang disajikan. Strategi peningkatan

kinerja adalah cara perusahaan untuk meningkatkan kinerja karyawan agar tujuan

perusahaan dapat tercapai. Agar strategi peningkatan kinerja tersebut dapat

berhasil maka perusahaan perlu mengetahui budaya kerja yang ada dan

berkembang di lingkungan perusahaa. Budaya sendiri merupakan nilai yang

menjadi panutan bagi karyawanya dalam bekerja. Budaya sendiri juga menjadi

ciri khas dari suatu perusahaan yang berbeda dengan perusahaan yang lain dalam

upaya berkembang dan bersaing di lingkungan global. Budaya kerja yang baik

diharapkan dapat memacu karyawan dalam meningkatkan kinerjanya dalam

bekerja. Hal tersebut juga bergantung dari bagaimana pimpinan mengontrol serta

mendorong karywanya untuk lebih baik dalam bekerja.

Dalam upaya pencapaian hasil kinerja karyawan yang optimal dalam

menghasilkan output baik produk ataupun jasa di Koperasi kareb bojonegoro telah

membentuk suatu upaya strategis dalam membenahi kinerja karyawannya, oleh

sebab itu diperlukan adanya suatu perubahan atmosfir kerja berupa perubahan

paradigma atau cara pandang, pola pikir, dan cara bertindak dalam menjalankan

kegiatan operasional perusahaan. Dengan demikian, program transformasi kultural

di sutu perusahaan dapat berjalan dengan baik. Adapun suatu perusahaan yang

telah menjalankan hal tersebut akan memiliki ciri-ciri perubahan yang bersifat

sangat mendasar, strategis, dan menyeluruh sehingga tujuan yang telah ditetapkan

dalam bentuk visi dan misi dapat terlaksana.

Adapun pola budaya kerja yang dinilai kurang sehat dapat dilihat dari

aktivitas kegiatan sehari-hari seperti tidak kreatif, tidak inovatif, kurang analisis,

dan kurang berpikir secara global. Keseluruhan pola kebiasaan tersebut sebagai

wujud dari buruknya sistem kerja di dalam suatu perusahaan atau organisasi. Di

samping itu juga, sebagai akibat dari rendahnya kompetensi dan minimnya

informasi yang diterima oleh SDM, maka diyakini bahwa pencapaian hasilnya

juga tidak akan optimal.

4

Budaya kerja memiliki tujuan utama dalam pelaksanaan kegiatan

operasional perusahaan yaitu untuk mengubah sikap dan juga perilaku SDM,

sehingga pada gilirannya dapat meningkatkan produktivitas kerja dan sekaligus

sebagai upaya strategis di dalam menghadapi berbagai tantangan bisnis di masa

yang akan datang.

Berdasarkan permasalahan yang timbul maka perlu dilakukan pengkajian

terkait dengan :

1. Bagaimana budaya kerja yang diterapkan di Koperasi Karyawan Redrying

Bojonegoro (KAREB) ?

2. Apakah budaya kerja memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap

kinerja karyawan di Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro (KAREB)?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui budaya kerja yang diterapkan di Koperasi Karyawan Redrying

Bojonegoro (KAREB).

2. Menganalisis tentang pengaruh budaya kerja terhadap kinerja karyawan di

Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro (KAREB).

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, sebagai sarana dalam menerapkan teori yang telah didapatkan

saat mengikuti perkuliahan dan menerapkannya.

2. Bagi instansi, sebagai tambahan informasi bagi manajemen perusahaan yang

berhubungan dengan uasaha peningkatan kinerja karyawan.

3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan alternatif untuk penelitian selanjutnya

mengenai peranan budaya kerja di dalam perusahaan maupun organisasi yang

mendorong pada upaya peningkatan kinerja karyawan.

4. Bagi pemerintah, sebagai bahan pertimbangan atau informasi bagi pihak

pemerintah Daerah Kabupaten Bojonegoro dalam pembuatan kebijakan untuk

mendukung perkembangan koperasi.

III. KERANGKA TEORITIS

3.1 Kerangka Pemikiran

Dalam suatu perusahaan pastilah menginginkan produktivitas kerja yang

baik dan efisien. Untuk itu maka diperlukan suatu konsep manajemen untuk

mengontrol seluruh aktivitas perusahaan. Konsep manajemen sendiri lahir dengan

harapan mampu mengelola serta mengawasi cara kerja manusia itu sendiri agar

diperoleh hasil yang optimal, baik dalam bentuk barang atau jasa secara produktif

dan efisien. Hal ini dikarenakan karena manusia memiliki peranan sebagai

perencana, pelaku sekaligus penentu terwujudnya tujuan perusahaan. Untuk

menciptakan suatu tenaga kerja yang berkualitas, dalam hal ini tenaga kerja

sebagai suatu sumberdaya manusia yang professional maka perusahaan senantiasa

memberikan upaya-upaya untuk memberdayakan karyawan dengan mengikut

sertakan karyawan dalam berbagai pelatihan dan pendidikan yang mendukung

kinerja dalam berkarir. Selain itu untuk meningkatkan kedisiplinan serta ketaatan

dalam bekerja, perusahaan berkomitmen untuk menerapkan aturan-aturan yang

tercantum dalam Standart Operasional Prosedur (SOP).

Terkait dengan dengan budaya kerja merupakan awal terbentuknya budaya

perusahaan .Dalam hal ini budaya merupakan suatu ciri khas atau pembeda

perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain dalam menjalankan kegiatan

operasionalnya. organisasi. Budaya kerja sering kali digunakan dalam melihat

keunggulan dan gaya pimpinan perusahaan dalam menjalankan kegiatan

operasional suatu perusahaan. Budaya sendiri merupakan suatu nilai-nilai yang

dijadikan pedoman dalam bertingkah laku para karyawan dalam berorganisasi di

lingkungan kerja sehari-hari. Budaya kerja yang kuat akan menciptakan suatu

budaya perusahaan yang baik juga dan mencerminkan bahwa budaya tersebut

telah memilki akar yang kuat dimana telah mampu dijiwai serta di aktualisasikan

dalam kegiatan sehari-hari. Hal tersebut seperti nilai-nilai apa saja yang patut

dimiliki, bagaimana perilaku setiap orang akan dapat mempengaruhi kerja

mereka, kemudian falsafah yang dianutnya. Proses yang panjang yang terus

menerus disempurnakan sesuai dengan tuntutan dan kemampuan sumber daya

manusia itu sendiri sesuai dengan prinsip pedoman yang diakui.

6

Suatu pendekatan yang didasari pada suatu kebijakan keputusan dari

perusahaan dalam upaya peningkatan kinerja karyawan dapat dilakukan dengan

studi tentang budaya kerja. Usaha penilaian terhadap nilai-nilai budaya kerja

memiliki hubungan yang nyata dengan kinerja karyawan yang diharapkan mampu

mendorong karyawan untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab pekerjaanya

secara baik dan benar. Adapun indikator budaya perusahaan dilihat dari perilaku

dalam bekerja, tingkat kedisiplinan karyawan dalam bekerja, tegas dalam

menghadapi masalah dan selalu percaya diri, sedangkan untuk kinerja karyawan

indikator yang diamati tingkat kediplinan, daya kreativitas, kerja sama dan rasa

tanggung jawab terhadap pekerjaannya.

Untuk mengetahui pengaruh dari variabel budaya kerja terhadap kinerja

karyawan maka dilakukan beberapa analisis yang bertujuan untuk menentukan

seberapa besar pengaruh antar variabel maka digunakan analisis R Square, untuk

mengetahui tingkat hubungan maka digunakan uji T dan uji F, dan untuk

mengetahui pengaruh budaya kerja terhadap kinerja karyawan digunakan analisis

regresi linier berganda. Dari hasil penelitian tersebut diharapkan terjalin tingkat

hubungan antar variabel yang mampu mendorong terwujudnya budaya kerja yang

baik, sehingga mampu meningkatkan kinerja karyawan. Apabila kinerja karyawan

tinggi maka akan mendorong meningkatnya produktivitas karyawan dalam upaya

pencapaian tujuan perusahaan. Berikut merupakan kerangka pemikiran yang

melandasi permasalahan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :

7

Keterangan:

= Alur penelitian

= Alat analisis

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Terkait Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja

Karyawan Di Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro (KAREB).

Budaya Kerja Di Koperasi Kareb Bojonegoro

Kinerja karyawan

Indikator budaya kerja perilaku disiplin

dalam bekerja

perilaku tegas dalam mengambil keputusan

memiliki rasa percaya diri dalam bekerja

Indikator kinerja karyawan perilaku disiplin dalam

bekerja

tingkat kreativitas

tingkat kerja sama dalam bekerja

rasa tanggung jawab yang tinggi dalam bekerja

Alat analisis data Analisis Deskriptif

Uji Validitas

Uji Reliabilitas

Uji Asumsi Klasik

Analisis Regresi Linier Berganda

Uji F

Uji t dan Uji R2

Peningkatan kinerja karyawan dalam bekerja

Pencapaian tujuan perusahaan

8

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

“Terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara budaya kerja terhadap

kinerja karyawan Di Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro (KAREB)”.

3.3 Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel

3.3.1 Definisi Operasional

1) Koperasi Kareb merupakan suatu perusahaan yang memiliki banyak sekali

jenis usaha yang dijalankan. Salah satu diantaranya yaitu pengolahan dan

pengeringan ulang tembakau. Dalam menjalankan proses pengolahan,

tembakau krosok dan rajangan diolah untuk membersihkan tembakau dari

limbah FM (debu, krikil dan kotoran lainnya) serta memisahkan tulang daun

(stem) dengan helai daun (lamina) dan pengeringan ulang dimaksudkan untuk

menyesuaikan kadar air yang terkandung dalam tembakau olahan dan untuk

memberikan aroma tembakau yang harum pada tembakau olahan.

2) Tembakau yang diproses di koperasi kareb merupakan tembakau jenis krosok

yang masih berbentuk Loose Leaf, dan tembakau rajangan. Tembakau

tersebut terkadang berasal dari Madura, Lombok, dan sebagian besar berasal

dari wilayah jawa timur.

3.3.2 Pengukuran Variabel

Dalam hal ini skala yang digunakan adalah skala likert sehingga dapat

dibuat pengukuran skala variabel sebagai berikut :

Tabel 2. Pengukuran Variabel Penelitian

Variabel Definisi Indikator Skala

Budaya Kerja (X) Budaya kerja adalah

nilai-nilai yang menjadi

kebiasaan dan bermula

dari adatistiadat, agama,

norma dan kaidah yang

menjadi keyakinan pada

diri pelaku kerja atau

a) Perilaku disiplin

b) Perilaku tegas

c) percaya diri.

Likert

(STS)= 1

(TS) = 2

(KS) = 3

(S) = 4

(SS )=5

9

organisasi.

Kinerja Karyawan (Y) Kinerja karyawan adalah

hasil kerja secara kualitas

dan kuantitas yang

dicapai oleh seseorang

karyawan dalam

melaksanakan tugasnya

sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan

kepadanya

a) Kedisiplinan

b) Kreativitas

c) Kerja sama

d) Tanggung

Jawab

Likert

(STS)= 1

(TS) = 2

(KS) = 3

(S) = 4

(SS) =5

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Metode Penentuan Lokasi

Lokasi penelitian ditentukan secara purposive (sengaja), yaitu Koperasi

Karyawan Redrying Bojonegoro (KAREB), Jalan Basuki Rachmad No.7

Kabupaten Bojonegoro. Pemilihan daerah tersebut dengan pertimbangan Koperasi

”KAREB” Bojonegoro merupakan unit koperasi yang bergerak dalam bidang

pengolahan dan pengeringan ulang tembakau yang menyerap banyak tenaga kerja

dalam proses produksinya.

4.2 Metode Penentuan Responden

Pengambilan responden yang digunakan adalah purposive sampling.

Alasan penggunaan metode ini adalah responden yang akan dijadikan responden

sudah diketahui jumlah populasinya, sehingga penentuan respondennya secara

sengaja. Untuk mengetahui jumlah sampel dari populasi digunakan teknik Simple

Random Sampling. Responden dalam penelitian ini yaitu karyawan manajemen

dan karyawan lapangan dari total 97 karyawan tetap yang terdapat di Koperasi

”KAREB” Bojonegoro. Terkait dengan pembagian karyawan tersaji pada tebel 3

berikut ini.

Tabel 3. Jumlah karyawan Koperasi Kareb Bojonegoro berdasarkan tipe pekerjaan pada tahun 2012.

Pembagian Jumlah Karyawan Berdasarkan Tipe Pekerjaan(Populasi Karyawan)

Karyawan manajemen 32 karyawan

Karyawan lapangan 65 karyawan

Total 97 karyawan

Sumber: Data Primer 2012

Jumlah responden yang diperoleh, dihitung dengan menggunakan rumus

Slovin (Umar, 2004), sebagai berikut

11

Keterangan :

n : Ukuran responden

N : Ukuran populasi 97 Orang

e : Tingkat kekeliruan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir

digunakan 15 % (Ghozali, 2006)

Perhitungan jumlah responden dengan menggunakan rumus Slovin

sebagai berikut :

Untuk mengetahui jumlah sampel dari populasi digunakan teknik Simple

Random Sampling dengan rumus seperti yang ditunjukkan di bawah ini (Ridwan,

2002) :

Keterangan:

n1 = anggota sampel pada proporsi ke I

N1= populasi ke I

n = sampel yang diambil dalam penelitian

N = populasi total

97

1 + 97 (0,0225)n =

n = 97

3,1825

n = 31

12

Contoh untuk karyawan manajemen:

n1 =

n1 =

Sehingga, dari jumlah populasi sebesar 97 karyawan tetap, diperoleh

responden sebanyak 31 responden yang terbagi menjadi 10 karyawan manajemen

dan 21 karyawan lapangan yang terdapat di Koperasi “KAREB” Bojonegoro.

Jumlah responden tersebut yang nantinya akan digunakan untuk membuat

kuisioner terkait dengan topik pembahasan yaitu menganalisis pengaruh budaya

kerja terhadap kinerja karyawan di Koperasi “KAREB” Bojonegoro.

4.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini berdasarkan derajat

sumbernya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu data primer dan data

sekunder.

1. Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden.

Metode yang dipergunakan yaitu dengan wawancara mengunakan alat bantu

kuisioner.

a) Data tentang karakteristik karyawan di Koperasi Kareb Bojonegoro (lama

bekerja, umur, tanggungan, tingkat pendidikan, jenis kelamin) dengan

melalui wawancara dibantu media kuisioner, sumber data yaitu Karyawan

Koperasi Kareb Bojonegoro.

b) Data tentang budaya kerja yang ada di Koperasi Kareb Bojonegoro,

metode yang digunakan wawancara, sumber data Karyawan Koperasi

Kareb Bojonegoro.

c) Data tentang pengaruh budaya kerja terhadap kinerja karyawan, dengan

melalui wawancara dibantu media kuisioner, sumber data yaitu Karyawan

Koperasi Kareb Bojonegoro.

x 31 = 10 karyawan manjemen.32

97

65

97x 31 = 21 karyawan lapangan.

13

2. Data Sekunder adalah data yang digunakan sebagai pendukung penelitian

tentang beberapa informasi terkait dengan budaya kerja, sarana dan prasarana

di Koperasi Kareb Bojonegoro. Untuk memperoleh data sekunder dapat

dilakukan dengan cara mencari informasi secara langsung dari lembaga

terkait, diantaranya:

a) Data tentang struktur organisasi yang ada di Koperasi Kareb Bojonegoro

melalui studi litelatur di perusahaan.

b) Data kegiatan perusahaan yang berkaitan dengan unit-unit yang ada di

Koperasi Kareb Bojonegoro melalui studi litelatur dan dokumentasi di

perusahaan.

4.4 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif dan kuantitatif. Data yang dikumpulkan merupakan data primer yang

dapat digolongkan sebagai variabel bebas dan variabel terikat. Budaya kerja

dikategorikan sebagai variabel bebas (variabel pengaruh) dan kinerja karyawan

karyawan dikategorikan sebagai variabel terikat (variabel terpengaruh). Kedua

variabel tersebut diamati dengan menggunakan alat ukur berupa daftar pertanyaan

atau kuisioner yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari responden.

4.4.1 Untuk menjawab tujuan yang pertama dilakukan beberapa pengujian, meliputi:

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah analisis yang digunakan untuk memberikan

gambaran umum tentang data yang diperoleh dari suatu penelitian. Adapun

langkah langkah yang harus dilakukan dalam analisis deskriptif diantaranya :

a) Mengelompokkan pertanyaan - pertanyaan yang sesuai dan berhubungan

antara budaya kerja terhadap kinerja karyawan di Koperasi Karyawan

Redrying Bojonegoro.

b) Selanjutnya dilakukan pemberian skor menggunakan skala likert yang terdiri

atas 5 kategori yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5 . Pemberian skor tersebut dimaksudkan

untuk mengukur tingkat jawaban kuisioner yang diberikan responden.

Kemudian kuisioner diberikan kepada responden untuk dilakukan pengisian

draft kuisioner (Lampiran 1, hal 57-60).

14

c) Dari hasil pengisian kuisioner tersebut dihasilkan jawaban berupa skala likert

yang terbagi menjadi 5 kategori yaitu 1, 2, 3, 4, dan 5. Dimana hasil tersebut

selanjutnya dilakukan tabulasi data (Lampiran 6, hal 65-66).

d) Untuk menghitung presentase maka digunakan rumus sebagai berikut :

2. Uji Validitas

Untuk melakukan uji validitas, dalam penelitian ini dilakukan dengan

mengukur tingkat korelasi dari masing-masing pertanyaan terkait dengan budaya

kerja terhadap kinerja karyawan di Koperasi Kareb Bojonegoro dengan

menggunakan teknik analisis Korelasi Product Moment. Dalam penelitian ini

pengujian dilakukan menggunakan bantuan software SPSS 17 for windows.

Langkah- langkah uji validitas akan dijelaskan sebagai berikut:

a) Dari hasil input tabulasi data jawaban responden di program excel yang

berupa skala likert tersebut kemudian dilakukan penjumlahan skor total untuk

tiap jawaban responden.

b) Setelah itu data dari excel dipindahkan ke halaman SPSS dan dilakukan

pemberian label untuk setiap pertanyaan dan dilakukan analisis (Lampiran 7,

hal 67-70 ).

c) Dari hasil analisis tersebut kemudian dilakukan pengkategorian jawaban yang

valid dan yang tidak valid dengan membandingkan nilai r hitung dengan r

tabel Corelasi Product Moment (Lampiran 2, hal 61) dengan N=31, (0,355).

Apabila hasil pengujian nilai r hitung ≥ r tabel maka pertanyaan tersebut

dinyatakan valid.

3. Uji Reliabilitas

Dari butir - butir pertanyaan yang valid tersebut kemudian dilakukan uji

reliabilitas dengan menggunakan software SPSS 17 for windows. Langkah-

langkah yang digunakan sebagai berikut:

a) Masih menggunakan data hasil dari uji validitas tersebut.

b) Kemudian dilakukan analisis menggunakan program SPSS dengan langkah

P = X 100 %f (Frekuensi)

N (Jumlah Responden)

15

pada (Lampiran 8, hal 71-72), Kemudian akan tampak nilai koefisien

reliabilitasnya.

c) Dari hasil uji reabilitas tersebut nantinya dilakukan pengkategorian dengan

membandingkan nilai Crobanch Alpha yang harus lebih besar dari 0,60.

Apabila nilai tersebut lebih besar maka dapat dikatakan bahwa seluruh butir

pertanyaan tersebut reliabel atau dapat dipercaya kebenarannya.

4.4.2 Untuk menjawab tujuan nomor 2 digunakan serangkaian analisis

kuantitatif sebagai berikut :

a) Analisis Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Gujarati (1997) mengemukakan bahwa regresi linear membutuhkan

asumsi kenormalan data dengan beberapa alasan sebagai berikut :

a) Data berdistribusi normal akan menghasilkan model prediksi yang tidak bias

serta memiliki varians yang minimum.

b) Data berdistribusi normal akan menghasilkan model yang konsisten yaitu

dengan meningkatnya jumlah sampel ke jumlah yang tidak terbatas, maka

penaksir mengarah ke nilai populasi yang sebenarnya.

Langkah yang dipergunakan yaitu :

a) Input data tabulasi variabel Budaya Kerja (X) dan Kinerja Karyawan (Y) ke

dalam jendela SPSS. Setelah itu lanjutkan dengan memberikan label pada

setiap variabel penelitian.

b) Setelah itu lakukan analisis dengan cara pilih analisis, kemudian pilih regresi

> linier. Kemudian masukkan budaya kerja ke dalam menu independent dan

kinerja karyawan pada menu independen.

c) Langkah selanjutnya, setelah proses tersebut selesai dilanjutkan pilih menu

statistik kemudian klik estimates dan model fit kemudian klik continue.

Selanjutnya klik save > pilih unstandardized pada kolom residual kemudian

continue. Kembali ke jendela SPSS dan klik OK.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi

ketidaksamaan nilai simpangan residual akibat besar kecilnya nilai salah satu

variabel independen. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya

16

heterokedastisitas, salah satunya dengan menggunakan uji Breush-Pagan/ Cook-

Weisberg test.

Kriteria pengujiannya sebagai berikut :

a) Jika nilai tidak signifikan (lebih besar dari 0,05) maka diterima.

b) Jika nilai signifikan (kurang dari 0,05) maka ditolak.

3. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan korelasi antara variabel independen. Untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas di dalam regresi dialakukan hal sebagi berikut :

a) Dari hasil output SPSS 17 kemudian melihat nilai r2 yang dihasilkan oleh

suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individu

variabel-variabel independen harus dilihat tingkat signifikansi terhadap

variabel dependen.

b) Menganalisis matrik korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 9,0) maka

hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas.

c) Melihat nilai toleransi dan nilai Variance Inflation Factor (VIF). Suatu model

regresi bebas dari masalah multikolinearitas apabila nilai toleransi kurang dari

0,1 dan nilai VIF kurang dari 10.

4. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan Uji

Durbin Watson . Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam suatu

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu dengan kesalahan

sebelumnya. Adapun kritik pengujiannya adalah jika du < d < 4–du maka Ho

ditolak yang berarti tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif.

Langkah pengujian sebagai berikut :

a) Hasil dari analisis regresi linier berganda, pada kolom model summary akan

diketahui nilai Durbin Watson. Setelah diketahui nilainya kemudian

dilakukan pengujian yaitu dengan melihat nilai statistik dengan kriteria

jumlah data N=31, dan jumlah variabel (k)=3. Setelah itu tentukan dilai du

pada tabel DW.

b) Selanjutnya bandingkan nilai du dengan kriteria jika du < d < 4–du maka Ho

ditolak yang berarti tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif.

17

b) Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui besarnya

pengaruh antara variabel independen secara keseluruhan dengan variabel

dependen, apakah masing-masing variabel independen berhubungan positif atau

negatif dan untuk memprediksi nilai dari variabel independen.

Pada analisis regresi linier berganda ini yang menjadi variabel dependen

(Ŷi) adalah kinerja karyawan di Koperasi Kareb Bojonegoro. Sedangkan variabel

independen budaya kerja (Xi) yang memilki indikator sebagi berikut adalah, yaitu

kedisiplinan (X1i), perilaku tegas (X2i), dan percaya diri (X3i). Persamaan regresi

linier berganda yang digunakan adalah, sebagai berikut:

Ŷi = b0 + b1X1i + b2X2i + b3X3i

Keterangan:

Ŷi = Kinerja karyawan

X1i = Kedisiplinan

X2i = Perilaku tegas

X3i = Percaya diri

b0 = Intersep atau konstanta regresi penaksir dari B0

b1 – b3 = Koefisien regresi penaksir dari B1 – B3

langakah analisis data dengan menggunakan bantuan software analisis SPSS 17

for windows sebagai berikut:

a) Dengan melakukan tabulasi data dan menentukan skor total pada setiap

variabel budaya kerja (X) dan variabel kinerja karyawan (Y) seperti pada

terlihat pada lampiran 5.

b) Kemudian skor total masing – masing variabel tersebut di input ke dalam data

new di SPSS. Setelah semua data diinput kemudian dilanjutkan dengan

memberikan label pada setiap variabel.

c) Setelah dilakukan pelabelan variabel, dilanjutkan dengan melakukan analisis

dengan klik analisis kemudian regresi dilanjutkan dengan menekan pilih

linier.

18

d) Pada jendela analisis isikan variabel budaya kerja (X) ke kolom dependent

dan variabel kinerja karyawan di kolom independent. Setelah itu pilih salah

satu kategori yang dimunculkan pada kolom statistik setelah itu klik OK.

Setelah iti akan muncul hasil analisis dan dapat dilihat coofecient variabel

untuk membuat persamaannya (Lampiran 9, hal 73-76)

1. Uji F (Uji Regresi secara Keseluruhan)

Uji F dimaksudkan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel-variabel

independen (X1i-X3i) secara keseluruhan terhadap variabel dependen (Ŷi).

Jika Fhitung lebih dari Ftabel, berarti terdapat pengaruh yang nyata (signifikan)

antara variabel budaya kerja dengan variabel kinerja karyawan.

Jika Fhitung kurang dari Ftabel, berarti tidak terdapat pengaruh yang nyata

(signifikan) antara variabel budaya kerja dengan variabel kinerja karyawan.

2. Uji Hipotesis Atau Uji t

Kriteria pengujiannya sebagai berikut :

a) Ho : ß = 0 (Tidak ada pengaruh yang signifikan dari budaya kerja terhadap

kinerja karyawan)

b) Ha : ß ≠ 0 (Ada pengaruh yang signifikan dari budaya kerja terhadap kinerja

karyawan)

Dengan kriteria pengambilan keputusan :

a) Ho diterima jika t hitung < t tabel pada a = 5%

b) Ho ditolak jika t hitung > t tabel pada a = 5%

3. Koefisien determinasi R2

Dari hasil output Output SPSS, koefisien determinasi terletak pada Tabel

Model Summary (Lampiran 9, hal 73-76) dan tertulis R Square. Besarnya R

Square berkisar antara angka 0 (nol) sampai dengan 1 (satu) .

kriteria pengambilan keputusan :

a) Apabila angka R Square (R2) semakin kecil atau mendekati angka 0 (nol),

maka hubungan antara variabel budaya kerja (X) dengan variabel kinerja

karyawan (Y) semakin lemah.

b) Apabila angka R Square (R2) semakin besar atau mendekati angka 1 (satu),

maka hubungan antara variabel budaya kerja (X) dengan variabel kinerja

karyawan (Y) semakin kuat.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini bertempat di Koperasi Kareb Bojonegoro. Letak Koperasi

Kareb Bojonegoro yang strategis yaitu berjarak 4 km dengan waktu tempuh ± 10

menit dari alun-alun Kota Bojonegoro. Selain itu juga dekat dengan akses jalur

perdagangan yaitu arah ke Surabaya. Hal tersebut juga memudahkan Koperasi

Kareb dalam pengiriman serta penerimaan tembakau baik yang belum diolah

maupun yang sudah diolah. Lokasi koperasi kareb yang terletak di dalam kota

Bojonegoro juga mempermudah dalam melakukan rekrutmen tenaga kerja,

dimana sebagian besar tenaga kerja diambil dari sekitar areal perusahaan yang

dekat dengan pemukiman. Dengan berbagai kemudahan dalam upaya rekrutment

tenaga kerja, Koperasi Kareb secara tidak langsung juga ikut berperan dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan. Terkait dengan batas

wilayah di Kabupaten Bojonegoro antara lain sebagai berikut :

a) Utara : Berbatasan dengan Kabupaten Tuban.

b) Timur : Berbatasan dengan Kabupaten Lamongan

c) Selatan: Berbatasan dengan Kabupaten Madiun dan Nganjuk.

d) Barat : Berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah

Keterangan :: Kabupaten Bojonegoro

: Lokasi Penelitian

Gambar 2. Peta Kabupaten BojonegoroSumber : www.Bojonegoro.go.id

20

Keterangan :

: Lokasi Koperasi Kareb Bojonegoro.

Gambar 3. Denah Lokasi Koperasi Kareb Bojonegoro

Sumber : Data primer diolah 2012

Adipura

Koperasi K

areb B

ojonegoro

Kan

torB

ea & C

uk

ai

Alun-AlunBojonegoro

Kantor Pelayanan Pajak

Pratama

Jl. Gajah Mada

Kantor A

suransi

Bum

iputra

Kantor

Jamsostek

Rs.

Sos

odor

o M

angu

nkus

um

Stasiun Kereta Api Bojonegoro

J

l. B

asu

ki R

acm

ad

Jl.

Bas

uki R

acm

ad

J

l. D

ipon

egor

o

Jl. Teuku Umar Dari Kota

GIANTSupermarket

Jl. Dr. Cipto

SURABAYALAMOGANMALANG

CEPU NGAWI

21

Gambar 4. Lokasi Koperasi Kareb BojonegoroSumber : Koperasi Kareb Bojonegoro, 2012

Gambar 5. Lokasi Kantor Koperasi Kareb BojonegoroSumber : Koperasi Kareb Bojonegoro, 2012

22

5.2 Gambaran Proses Redrying Dan Threshing

5.2.1 Proses Redrying

Proses pengeringan ulang tembakau dapat dilihat pada (Gambar 9, hal 48)

yaitu diawali dengan meletakkan bahan baku tembakau krosok yaitu daun

tembakau yang masih dalam bentuk untuh namun sudah dalam keadaan kering ke

dalam meja grade untuk dilakukan proses pencampuran dan pemotongan tulang

daun.

Gambar 6. Proses Pencampuran Tembakau Krosok Ke Meja GradeSumber : Koperasi Kareb Bojonegoro, 2012

Selanjutnya bahan baku tembakau tersebut dimasukkan ke dalam mesin

conditioning untuk dilakukan proses penguapan yang membuat tembakau menjadi

sedikit basah dengan pengaturan suhu tidak lebih dari 70 derajat celsius (untuk

mempermudah pemisahan tembakau). Kemudian dilakukan proses pembersihan

tembakau dari limbah FM (debu, krikil, dan plastik) dan dilanjutkan proses

pengayakan menggunakan mesin shaker screen, dimana tembakau dipisahkan

berdasarkan ukuran yang telah ditentukan konsumen (3 mm sampai dengan 12

mm). Proses berikutnya yaitu dilakukan pengeringan dan pendinginan untuk

membuat suhu tembakau sama sebelum dilanjutkan tahap penambahan kadar air

dengan mengunakan uap sehingga dapat diatur kadar airnya menjadi 12,5 % yang

disesuaikan dengan keinginan konsumen. Setelah semua proses selesai kemudian

dilakukan proses pengepakan seperti pada Gambar 7 dibawah ini.

23

Gambar 7. Proses Pengepakan Dengan Menggunakan YuteSumber : Koperasi Kareb Bojonegoro, 2012

Setelah dilakukan pengepakan dan penimbangan, kemudian dilakukan

pemberian label (Gambar 8) pada setiap bal tembakau yang disesuaikan dengan

nama pemesan, daerah pemesan, dan nomor produksi.

Gambar 8. Pemberian Label Pada Setiap Bal TembakauSumber : Koperasi Kareb Bojonegoro, 2012

24

Tembakau Krosok

Tembakau Krosok Bersih

Gambar 9 : Skema Proses Redrying

Sumber : Koperasi Kareb Bojonegoro, 2012

Pencampuran dan pemotongan

Penguapan

Pembersihan

Pengayakan

Pengeringan

Pendinginan

Penguapan

Pengecekan kadar air

Penimbangan

Pengepakan

Penimbangan ulang

Pemberian label

25

5.2.2 Proses Threshing

Proses Threshing dilakukan melalui beberapa tahapan (Gambar 13, hal 51)

diantaranya bahan baku tembakau rajangan diletakkan di meja grade untuk

dilakukan pencampuran.

Gambar 10. Bahan Baku Tembakau RajanganSumber : Koperasi Kareb Bojonegoro, 2012

Setelah dilakukan pencampuran tembakau tersebut dimasukkan dalam

mesin conditioning untuk dilakukan penguapan dengan menambahkan uap air

yang berguna untuk mempermudah pemisahan bahan baku yang menggumpal.

Proses selanjutnya dilakukan pembersihan tembakau dari limbah FM (debu,

krikil, dan plastik).

Gambar 11. Proses Pembersihan Tembakau Dari Limbah FM.Sumber : Koperasi Kareb Bojonegoro, 2012

26

Apabila tembakau sudah bersih kemudian dilanjutkan dengan pemisahan

tembakau dari tulang dan helai daunnya. Proses ini dilakukan dengan sistem

grafity sehingga secara otomatis tembakau tersebut akan terpisah antara tulang

dan helai daunnya. Selanjutnya dilanjutkan dengan proses pengayakan dimana

tembakau akan disesuaikan dengan diameter yang diinginkan konsumen. Setelah

proses tersebut selesai untuk tulang daun dilakukan pengeringan, pengepakan,

penimbangan dan pemberian label. Sedangkan untuk helai daun dilakukan proses

pengeringan dilanjutkan dengan pendinginan dan terakhir dilakukan penambahan

uap air untuk penyesuaian kadar air dari bahan baku tembakau tersebut ± 12 %

sesuai dengan keinginan konsumen. Proses terakhir yaitu dilakukan pengecekan

kualitas tembakau di laboratorium digunakan untuk mengetahui kadar air dari

bahan baku tersebut sehingga tembakau tersebut telah bersih dan siap digunakan.

Proses selanjutnya dilakukan pengepakan, penimbangan dan terakhir dilakukan

proses pelabelan yang disesuaikan dengan nama pemesan, daerah pemesanan, dan

nomor produksi.

Gambar 12. Proses pengepakan tembakauSumber : Koperasi Kareb Bojonegoro, 2012

27

Tembakau Rajangan

Tulang Daun kering

Tembakau Rajagan Bersih

Gambar 13 : Skema Proses Threshing

Sumber : Koperasi Kareb Bojonegoro, 2012

Pencampuran

Penguapan

Pembersihan

Pemisahan tulang dan helai daun

Pengayakan

Pemisahan ulang

Pengeringan

Tulang daun

Pengecekan kadar air

Penimbangan

Pengepakan

Pemberian label

Helai daun

Pengeringan

Pendinginan

Penguapan

Pengepaka

Penimbangan

Pemberian label

28

5.3 Perkembangan Koperasi Kareb Bojonegoro

Berikut merupakan perkembangan Koperasi Kareb Bojonegoro ditinjau

dari beberapa aspek, diantaranya :

1. Dinamika Jenis Usaha.

No Tahun Wujud Perkembangan usaha

1 1971 - sekarang Berdiri Perum Pengeringan Tembakau dengan jenis

usaha yang dijalankan pengeringan ulang tembakau.

2 1976 - sekarang Berdirilah Koperasi Kareb Bojonegoro atas dasar

kebutuhan karyawan dengan jenis usahanya yaitu

simpan pinjam.

3 1980 - sekarang Berdirilah unit Threshing yang diprakarsai oleh

pinjaman dari BPD Jatim bekerja sama dengan PT.

Astek, jenis usaha yang dijalankan proses pengolahan

tembakau.

4 1981- sekarang Berdiri unit pengangkutan dengan jenis usaha yang

dijalankan yaitu jasa pengiriman hasil produksi kepada

konsumen dengan dukungan armada 4 buah Truk.

5 1988 Dilakukan diversifikasi usaha dengan membentuk unit

Industri kecil (membuat dan memasarkan border, onyx

dan marmer) dan membentuk unit developer yang

menyediakan sarana tempat tinggal untuk para

karyawan.

6 1990 - sekarang Berdiri unit Threshing II untuk meningkatkan kapasitas

pengolahan tembakau.

7 1996 - sekarang Berdiri unit Sigaret Kretek Tangan (SKT) yang

merupakan wujud kemitraan dengan PT. HM.

Sampoerna. Usaha yang dijalankan pembuatan sigaret

kretek tangan.

8 1999 Berdiri unit pertokoan dan fotocopy, usaha yang

dijalankan menyediakan kebutuhan karyawan dan

masyarakat sekitar.

29

9 2011 - sekarang Berdiri Kareb Toserba dimana berkonsep minimarket

yang menyediakan kebutuhan sehari-hari karyawan dan

masyarakat yang diperluas dengan sistem freelance.

10 2012 - sekarang Berdiri unit distributor (Dc) yang menyuplai barang-

barang untuk dipasarkan ke koperasi di Bojonegoro

2. Dinamika Keanggotaan.

No Tahun Dinamika keanggotaan

1 1971 Diawali dari berdirinya Koperasi Kareb Bojonegoro dengan

jumlah anggota 76 orang.

2 1980 Mengalami peningkatan jumlah keanggotaan sebesar 98

orang yang terjadi karena adanya penambahan jumlah

tenaga kerja.

3 1998 Mengalami peningkatan jumlah keaggotaan sebesar 120

orang yang terjadi karena adanya rekrutment karyawan.

4 2002 Mengalami peningkatan jumlah anggota sebesar 200 orang

yang terdiri dari karyawan tetap dan karyawan tidak tetap

yang terdaftar sebagai anggota Koperasi Kareb.

5 2004 Terjadi penurunan keanggotaan sehingga menjadi 168

orang, hal ini dikarenakan banyak karyawan yang telah

pensiun dan keluar dari Koperasi Kareb.

6 2006 Perusahaan mengalami penambahan anggota sebesar 386

dikarenakan dilakukan rekrutment karyawan di perusahaan.

7 2008-2009 Terjadi peningkatan jumlah anggota sebesar 409 orang,

pada saat itu perusahaan melakukan peningkatan kapasitas

produksi yang mengharuskan menambah julah tenaga kerja.

8 2010-2012 Terjadi penurunan jumlah keaggotaan dari 409 menjadi 367

orang yang dikarenakan terdapat karyawan yang pensiun

dan keluar dari perusahaan karena telah mendapat pekerjaan

di luar Koperasi Kareb.

30

3. Dinamika Kapasitas Usaha

No Tahun Kapasitas Usaha

1 1970 Berdiri unit Redrying yang memiliki kapasitas mesin

produksi sebesar 2 ton/jam.

2 1980 Berdiri unit Threshing yang memiliki kapasitas mesin

produksi sebesar 3 ton/jam

3 2001 - sekarang Melakukan modifikasi pada mesin Redrying sehingga

mengalami peningkatan kapasitas dari 2 ton/ jam

menjadi 5 ton/ jam.

4 2002- sekarang Melakukan modifikasi mesin threshing dengan

penambahan kapsitas mesin produksi dari 3 ton/ jam

menjadi 5 ton/ jam

5 2011- sekarang Memperluas jaringan pemasaran unit pertokoan (Kareb

Toserba) dengan mengandeng mitra kerja yaitu

koiperasi-koperasi di seluruh jawa timur.

5.4 Struktur Organisasi Dan Sumberdaya Manusia

Struktur organisasi dalam suatu perusahaaan sangat penting agar

perusahaan tersebut dapat membagi tugas-tugas secara terperinci dan tanggung

jawab yang dibebankan serta hak yang seharusnya diterima oleh karyawan.

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antar bagian-

bagian komponen dan posisi kerja dalam suatu perusahaan. Struktur organisasi

mendefinisikan tentang pembagian kerja dan menunjukkan bagaimana fungsi

bagian-bagian atau posisi-posisi orang-orang yang menunjukkan kedudukan tugas

wewenang yang berbeda dalam suatu organisasi. Struktur organisasi Koperasi

Kareb Bojonegoro merupakan struktur fungsional. Dimana struktur fungsional

tersebut mengelompokkan tugas dan kegiatan dalam unit yang terpisah. Koperasi

Kareb dipimpin oleh direktur dan wakil direktur dalam pelaksanaanya. Namun

dalam pengambilan keputusan tetap dilakukan melalui rapat anggota dan hasil

keputusan harus disahkan oleh dewan direksi. Di koperasi kareb setiap unit

pelaksnaan dipimpin oleh kabag dan dibantu kasi untuk menunjang tugasnya.

31

Berikut merupakan struktur organisasi Koperasi Kareb Bojonegoro :

Gambar 14 : Struktur Organisasi Koperasi “ KAREB “ Bojonegoro.Sumber : Koperasi Kareb Bojonegoro, 2012

31

32

5.5 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah karyawan Koperasi Kareb yang

terbagi menjadi 2 yaitu karyawan manajemen dan karyawan lapangan, dimana

responden telah lama bekerja di Koperasi Kareb Bojonegoro. Berdasarkan

perhitungan dalam penentuan responden, jumlah responden yang diteliti sebanyak

31 orang (10 karyawan manajemen dan 21 karyawan lapangan), dengan

karakteristik meliputi jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan

dan lama bekerja.

5.5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin, Tipe pekerjaanMengingat jenis kelamin merupakan aspek yang paling terpenting dalam

peningkatan produktivitas dalam suatu perusahaan yang membutuhkan tingkat

sumberdaya manusia yang banyak. Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah

karyawan laki-laki sebanyak 17 orang yaitu sebesar 54,84% sedangkan yang

berjenis kelamin perempuan didapati sebanyak 14 orang atau sebesar 45,16 % dari

keseluruhan jumlah responden karyawan di Koperasi Kareb Bojonegoro.

Tabel 4. Jumlah Dan Presentase Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin Dan Tipe Pekerjaan

Jenis kelamin K.manajemen K.lapangan Jumlah Persentase (%)Laki-laki 7 10 17 54,84

Perempuan 3 11 14 45,16Jumlah 31 100

*keterangan: K. Manajemen : Karyawan Manajemen. K. Lapangan : Karyawan Lapangan.Sumber : Data Primer, Diolah, 2012

Dari data diatas nampak sebagian besar karyawan berjenis kelamin laki-

laki bekerja sebagai karyawan manajemen dan karyawan lapangan lebih banyak

berkelamin perempuan, hal ini dikarenakan dilapangan lebih memerlukan

kecermatan, kesabaran dan keterampilan dalam melakukan proses pengolahan

tembakau sehingga dapat menghasilkan tembakau yang berkualitas. Sedangkan

untuk karyawan manajemen lebih banyak laki - laki, hal ini karena lebih

mempunyai ide dan kecermatan dalam membuat keputusan dalam meningkatkan

mutu perusahaan.

33

5.5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia dalam bekerja merupakan batasan untuk mengukur tingkat

produktifitas tenaga kerja. Dalam hal ini didapati bahwa usia termuda yang

bekerja di Koperasi Kareb Bojonegoro adalah 24 tahun dan yang paling tertua

yaitu 58 tahun. Seseorang dapat dikatakan sebagai tenaga kerja yang produktif

yaitu pada usia 16-56 tahun (Sukotjo, 1992). Jumlah dan presentase karyawan

berdasarkan usia dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah dan presentase karyawan berdasarkan usiaNo Umur Jumlah Persentase (%)1 21-30 Tahun 2 6,452 31-40 Tahun 2 6,453 41-50 Tahun 12 38,714 51-60 Tahun 15 48,39

Jumlah 31 100Sumber : Data Primer, Diolah, 2012

Dari total responden 31 orang karyawan di Koperasi Kareb Bojonegoro,

Karyawan yang berusia 51 sampai 60 tahun sebesar 48% atau 15 orang. Dapat

disimpulkan dari keseluruhan responden hanya 2 orang karyawan atau sebesar

6,67% diantaranya termasuk dalam usia tidak produktif. Namun perusahaan masih

mempekerjakannya dengan alasan dianggap masih mampu untuk bekerja dan

masih dibutuhkan karena dinilai memiliki keahlian yang tidak dimiliki oleh

karyawan baru. Selain itu juga dikarenakan karyawan tersebut lebih

berpengalaman dalam menjalankan tugasnya di dalam perusahaan.

5.5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan merupakan suatu prestasi atau tingkat jenjang

pendidikan tertentu dan berkesinambungan yang berhasil diselesaikan oleh

seseorang. Di Koperasi Kareb Bojonegoro tingkat pendidikan yang ada yaitu

dimulai dari tingkat pendidikan SMA sampai dengan Sarjana. Karyawan Di

Koperasi Kareb Bojonegoro dengan tingkat pendidikan SMA berjumlah 18 orang

atau sebesar 58,06% dan untuk tingkat pendidikan Sarjana berjumlah 13 orang

atau sebesar 41,93%. Jumlah dan presentase karyawan berdasarkan tingkat

pendidikan dapat dilihat pada Tabel 6.

34

Tabel 6. Jumlah dan presentase karyawan berdasarkan tingkat pendidikanNo Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)1 SMA 18 58,062 S1 13 41,93

Jumlah 31 100Sumber : Data Primer, Diolah, 2012

Tingkat pendidikan S1 dalam hal ini dibutuhkan karena memiliki

kemampuan serta kecermatan dalam mengambil keputusan di dalam perusahaan.

Selain itu, tingkat pendidikan yang tinggi mendorong karyawan untuk lebih cepat

memahami tugas dan informasi yang diberikan pimpinan perusahaan sehingga

hasil yang dicapai juga akan maksimal. Sedangkan untuk tingkat pendidikan SMA

lebih banyak digunakan oleh perusahaan untuk membantu dalam pelaksanaan

kegiatan operasional perusahaan. Namun seluruh karyawan yang ada di Koperasi

Kareb Bojonegoro sebelum melaksanakan tugas dan kewajibanya akan diberikan

pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dari seluruh karyawannya

tanpa membedakan status pendidikannya.

5.5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan merupakan jumlah keseluruhan atau sebagian

anggota keluarga yang ditanggung kebutuhan hidupnya oleh karyawan. Jumlah

tanggungan keluarga ini juga dapat mencerminkan tingkat kesejahteraan seorang

karyawan. Jumlah dan presentase karyawan berdasarkan jumlah tanggungan dapat

dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Jumlah dan presentase karyawan Berdasarkan Jumlah TanggunganNo Jumlah Tanggungan Jumlah Persentase (%)1 0 Orang 3 9,682 1-3 Orang 27 87,013 4-6 Orang 1 3,22

Jumlah 31 100Sumber : Data Primer, Diolah, 2012

Berdasarkan jumlah tanggungan karyawan yang ada Di Koperasi Kareb

Bojonegoro yang tidak memiliki tanggungan yaitu sebanyak 3 orang atau sebesar

9,68% dimana 2 diantaranya masih berstatus belum menikah. Untuk jumlah

tanggungan keluarga terbesar yaitu 1 sampai 3 orang dengan jumlah 27 orang

35

(87,01%). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah tanggungan yang

semakin banyak lebih menuntut kesejahteraan yang lebih tinggi dibandingkan

yang memiliki tanggungan sedikit. Maka dari itu terkadang karyawan lebih

cenderung mengambil lembur untuk mendapatkan tambahan penghasilan guna

mencukupi kebutuhan sehari-hari dan meningkatkan kesejahteraan dalam

keluarganya.

5.5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja

Dalam kriteria lama bekerja karyawan Di Koperasi Kareb Bojonegoro

antara lain yang paling lama yaitu 39 tahun dan karyawan yang paling baru

menjadi karyawan yaitu 1 tahun. Lama bekerja mengambarkan besarnya

kemampuan serta pengalaman yang didapat oleh seseorang. Jumlah dan

presentase karyawan berdasarkan lama bekerjanya dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah dan presentase karyawan Berdasarkan Lama BekerjaNo Lama bekerja Jumlah Persentase (%)1 1-10 Tahun 2 6,452 11-20 Tahun 4 12,903 21-30 Tahun 22 70,974 31-40 Tahun 3 9,68

Jumlah 31 100Sumber : Data Primer, Diolah, 2012

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa lama bekerja karyawan 1

sampai 10 tahun berjumlah 2 orang atau sekitar 6,45%, sedangkan untuk lama

bekerja 21 sampai 30 tahun berjumlah 22 orang atau sekitar 70,97% Dari hasil di

atas dapat diketahui bahwa terkadang karyawan baru lebih semangat dalam

bekerja dibandingkan dengan karyawan lama. Selain itu, semakin lama karyawan

tersebut bekerja maka pengalaman yang dimiliki juga semakin banyak

dibandingkan dengan karyawan baru dan lebih cepat dalam menanggapi informasi

yang diberikan pimpinan perusahan. Apabila karyawan lebih lama bekerja, maka

karyawan tersebut memiliki tingkat kemampuan dalam menghadapi serta

memecahkan permasalahan yang dihadapi di tempat kerjanya dengan relatif lebih

mudah dibandingkan karyawan baru.

36

5.6 Variabel Yang Dipertimbangkan Dalam Penelitian

5.6.1 Hasil Uji Validitas

Uji validitas dimaksudkan untuk menguji ketepatan item-item dalam

kuesioner, apakah item-item yang ada mampu menggambarkan dan menjelaskan

variabel yang diteliti. Perhitungan “Pengaruh Budaya Perusahaan Terhadap

Motivasi Kerja Karyawan Di Koperasi Kareb Bojonegoro” dihitung dengan

menggunakan skala likert dengan menggunakan 5 skala secara berurutan mulai

dari angka 1 yang terkecil hingga angka 5 yang terbesardimana angka tersebut

menunjukkan tingkat jawaban yang diberikan responden. Dari total keseluruhan

20 pertanyaan tersebut dapat dikatakan valid apabila dengan n = 31 dan α = 0,05

didapatkan nilai r hitung lebih besar dibandingkan r tabel sebesar 0,355. Untuk

teknik pengerjaannya terdapat pada (lampiran 7). Berikut Tabel hasil uji validitas

untuk pertanyaan terkait permasalahan “Pengaruh Budaya kerja Terhadap kinerja

Karyawan Di Koperasi Kareb Bojonegoro”.

Tabel 9. Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Budaya Kerja (X)No butir pertanyaan r- hitung r- tabel keterangan1 Mematuhi peraturan sebagai pedoman

dalam melakukan pengawasan.0,799 0,355 valid

2 Mengerjakan pekerjaan walaupun pimpinan tidak berada di perusahaan.

0,640 0,355 valid

3 Selalu meminta ijin atasan apabila ada kegiatan di luar perusahaan.

0,615 0,355 valid

4 Setiap hari masuk dan pulang kerja tepat waktu tanpa meninggalkan pekerjaan.

0,582 0,355 valid

5 Selalu bersikap tegas apabila benar dalam melaksanakan tugas dan kewajiban.

0,609 0,355 valid

6 Berani mengambil keputusan dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab serta kewenagan yang dimiliki

0,619 0,355 valid

7 Bersedia mengerjakan pekerjaan baru dan memberikan hasil yang terbaik dari setiap pekerjaan yang diberikan pimpinan.

0,749 0,355 valid

8 Kepemimpinan yang tegas akan menciptakan rasa kepercayaan diri dalam mengabil keputusan

0,658 0,355 valid

Sumber : data primer diolah, 2012

37

Tabel 10. Hasil Uji Validitas Untuk Variabel Kinerja Karyawan (Y)No Butir Pertanyaan r- hitung r- tabel keterangan1 Tanggung jawab karyawan terhadap

bidang pekerjaannya dan menjadi sikap yang mengikat dalam suatu komunitas.

0,839 0,355 valid

2 Karyawan yang tidak bertanggung jawab cenderung merasa tidak puas terhadap pekerjaanya

0,561 0,355 valid

3 Karyawan yang bertanggung jawab memiliki kecenderungan untuk bekerja dengan penuh semangat.

0,591 0,355 valid

4 Sebagai karyawan dapat membantu rekan kerja yang sedang mengalami kesulitan dalam bekerja.

0,586 0,355 Valid

5 Sebagai karyawan mampu mendorong anggota tim kerjanya untuk mencari solusi ketika memecahkan masalah secara terbuka.

0,667 0,355 Valid

6 Saling tukar informasi antar rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan demi tercapainya target perusahaan.

0.691 0,355 Valid

7 Penerapan sanksi terhadap karyawan secara langsung maupun tidak langsung sesuai dengan besarnya pelanggaran demi terciptanya kedisiplinan dan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan.

0,697 0,355 Valid

8 Norma yang ditetapkan perusahaan memiliki peran penting dalam menciptakan kedisiplinan agar karyawan patuh dan melaksanakan peraturan.

0,666 0,355 Valid

9 Kedisiplinan dalam bekerja merupakan kesadaran karyawan untuk mentaati peraturan yang berlaku.

0,601 0,355 Valid

10 Kreativitas karyawan sangat diperlukan dalam menyelesaikan permasalahan dalam perusahaan.

0,579 0,355 Valid

11 Kreatifitas merupakan aktivitas berfikir untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan bermanfaat.

0,649 0,355 Valid

12 Kreatifitas karyawan sangat ditentukan oleh gaya kepemimpinan dan budaya kerja perusahaan.

0,697 0,355 Valid

Uji validitas yang dilakukan pada 20 butir pernyataan yang diuji

menunjukkan bahwa keseluruhan butir pernyataan memperoleh r hitung

Sumber : data primer diolah, 2012

38

(Corrected Item-Total Correlation) diatas nilai r (r tabel= 0,355) sehingga dapat

disimpulkan semua pernyataan tersebut valid.

5.6.2 Hasil Uji Reliabilitas

Menurut Husaini (2003), Uji reliabilitas adalah proses pengukuran

terhadap ketepatan (konsisten) dari suatu instrumen. Uji reliabilitas (lampiran 8)

ini digunakan untuk menguji apakah data yang didapatkan dari hasil penelitian

reliabel (dapat dipercaya). Berikut merupakan tabel hasil uji reliabilitas.

Tabel 11. Hasil Uji Reliabilitas Untuk variabel budaya kerja (X) dan kinerja karyawan (Y).

Variabel Nilai alpha cronbach KeteranganBudaya kerja (X) 0,835 ReliabelKinerja karyawan (Y) 0,874 Reliabel

Hasil uji coba tersebut menunjukkan nilai r hitung budaya kerja (0,835)

dan r hitung kinerja karyawan (0,874) lebih besar dibandingkan dengan nilai r

tabel = 0,355), maka dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan tersebut adalah

reliabel

5.7 Hasil analisis Deskriptif Variabel Penelitian

5.7.1 Hasil Analisis variabel budaya kerja (X)

Data hasil olahan kuesioner yang merupakan deskripsi penelitian

berdasarkan jawaban responden terhadap pernyataan variabel bebas (budaya

kerja) dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pernyataan Variabel (X)

No Pertanyaan

Sangat Tidak Setuju(STS)

Tidak Setuju (TS)

Kurang Setuju (KS)

Setuju (S)

Sangat Setuju (SS)

Total Jawaban

F % F % F % F % F % F %1 0 0 1 3,2 4 12.90 18 58.06 8 25.80 31 1002 0 0 0 0 2 6.45 19 61.29 10 32.25 31 1003 0 0 0 0 4 12.90 21 67.74 6 19.35 31 1004 0 0 0 0 2 6.45 14 45.16 15 48.38 31 1005 0 0 0 0 3 9.67 18 58.06 10 32.25 31 1006 0 0 0 0 3 9.67 21 67.74 7 22.58 31 1007 0 0 0 0 6 19.35 16 51.61 9 29.03 31 1008 0 0 0 0 3 9.67 10 32.25 18 58.06 31 100

Sumber : data primer diolah, 2012

Sumber : data primer diolah, 2012

39

Berdasarkan informasi responden yang diolah melalui tabel tersebut di atas

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Pernyataan “ Memahami setiap peraturan yang digunakan sebagai pedoman

dalam melakukan pengawasan ”, menunjukkan 1 orang responden (3,2%)

menyatakan tidak setuju, 4 orang responden (12,9%) menyatakan kurang

setuju, 18 orang responden (58,06%) menyatakan setuju, dan 8 orang

responden (25,80%) menyatakan sangat setuju. Hal ini dapat disimpulkan

tingginya karyawan yang menyatakan setuju yaitu sebanyak 58,06%

menyatakan dengan memahami peraturan di perusahaan akan menghindarkan

dari permasalahan yang timbul di dalam perusahaan. Dan kecilnya pernyataan

tidak setuju (3,2%), mencerminkan bahwa seluruh karyawan telah paham dan

mengerti peran peraturan dalam menjalankan pekerjaan di dalam perusahaan

tempat mereka bekerja sehingga diharapkan mampu memberikan hasil yang

kerja yang terbaik.

2) Pernyataan “Mengerjakan pekerjaan walaupun pimpinan tidak ada di kantor”,

menunjukkan 2 orang responden (6,45%) menyatakan kurang setuju, 19

orang responden (29,03%) menyatakan setuju, dan 10 orang responden

(32,25%) menyatakan sangat setuju. Hal ini dapat disimpulkan dengan

tingginya jawaban yang menyatakan sangat setuju (32,25%) berarti baik

karyawan lapangan maupun manajemen menyadari pentingnya kedisiplinan

dalam bekerja sehingga diharapkan mampu meningkatkan kinerja karyawan

tersebut. Dari hal tersebut juga dapat mencerminkan bahwa budaya kerja di

perusahaan telah berjalan dengan baik dan teratur.

3) Pernyataan “Selalu minta ijin atasan apabila ada kegiatan diluar kantor”,

menunjukkan 4 orang responden (12,9%) menyatakan kurang setuju, 21

orang responden (67,74%) menyatakan setuju, dan 6 orang responden

(19,35%) menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

banyaknya karyawan yang menyatakan setuju (67,74%), hal ini dikarenakan

karyawan menyadari kedisiplinan dalam bekerja sangatlah dibutuhkan dalam

bekerja. Dengan terjalinya keteraturan dalam melaksanakan kegiatan di

perusahaan mencerminkan bahwa penerapan budaya kerja juga sangat baik.

40

4) Pernyataan “Setiap hari datang pulang kerja tepat waktu tanpa menyisakan

pekerjaan”, menunjukkan 2 orang responden (6,45%) menyatakan kurang

setuju, 14 orang responden (45,16%) menyatakan setuju, dan 15 orang

responden (48,38%) menyatakan sangat setuju. Hal tesebut dapat disimpulkan

baik karyawan lapangan maupun manajemen yang menyatakan sangat setuju

(48,38%), pernyataan tersebut menjelaskan bahwa kedisiplinan serta

kejujuran dalam bekerja sangat diperhatikan oleh para karywan. Dengan

adanya kedisiplinan dan kejujuran dari para karyawan nantinya akan mampu

mendorong tingginya produktivitas kerja serta dapat menjelaskan bahwa

budaya kerja yang dijalankan di koperasi kareb telah berjalan dengan baik.

5) Pernyataan “ Berani bersikap tegas apabila benar dalam melaksanakan tugas

dan kewajiban”, menunjukkan 3 orang responden (9,67%) menyatakan

kurang setuju, 18 orang responden (58,06%) menyatakan setuju, dan 10 orang

responden (32,25%) menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa dari seluruh karyawan (58,06%) menyatakan setuju untuk

berperilaku tegas dalam bekerja. Dengan selalu bersikap tegas dalam bekerja

memberi rasa percaya diri yang lebih terhadap karywan tersebut dan mampu

menghindari pengaruh buruk yang akan merugikan perusahaan. Dengan

melihat hal tersebut menjelaskan bahwa karyawan mampu beradaptasi

dengan budaya kerja yang akan mendorong meningkatnya kinerja karyawan.

6) Pernyataan “Berani mengambil keputusan penting dalam menyelesaikan

pekerjaan sesaui dengan ruang lingkup tanggung jawab serta kewenangan

yang dimiliki”, menunjukkan 3 orang responden (9,67%) menyatakan kurang

setuju, 21 orang responden (67,74%) menyatakan setuju, dan 7 orang

responden (22,58%) menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat di

simpulkan tingginya tingkat jawaban setuju dari seluruh karyawan (67,74)

menjelaskan bahwa rasa percaya diri sangat dibutuhkan karyawan dalam

mengambil suatu keputusan dalam bekerja. Hal ini yang mendorong untuk

menyelesaikan permasalahan dalam perusahaan yang nantinya akan

mendorong karywan untuk lebih lebih meningkatkan kinerja dalam bekerja.

7) Pernyataan “Bersedia mengerjakan pekerjaan baru dan memberikan hasil

yang terbaik dari setaip pekerjaan yang diserahkan oleh pimpinan”,

41

menunjukkan 6 orang responden (19,35%) menyatakan kurang setuju,16

orang responden (51,61%) menyatakan setuju, dan 9 orang responden

(29,03%) menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan

tingginya jawaban karyawan yang menyatakan setuju (51,61%), hal ini

mencerminkan bahwa karyawan meyadari bahwa kedisiplinan dalam bekerja

sangat dibutuhkan sehingga mampu untuk memberikan hasil yang terbaik

bagi perusahaan dan juga dapat berarti bahwa inisiatif individu dalam bekerja

sangat mendorong untuk terciptanya budaya kerja yang baik.

8) Pernyataan “Kepemimpinan yang tegas akan menciptakan rasa kepercayaan

diri dalam mengambil keputusan”, menunjukkan 3 orang responden (9,67%)

menyatakan kurang setuju, 10 orang responden (32,25%) menyatakan setuju,

dan 18 orang responden (58,06%) menyatakan sangat setuju. Dari hasil

tesebut disimpulkan tingginya karyawan menyatakan sangat setuju (58,06%) ,

berarti gaya kepemimpinan yang tegas mampu mendorong karyawan untuk

bersikap lebih baik dalam melaksanakan pekerjaan di perusahaan, sehingga

mampu memberi rasa aman dan kenyamanan dalam bekerja.

5.7.2. Hasil Analisis variabel Kinerja Karyawan (Y)

Hasil olahan kuesioner yang merupakan deskripsi penelitian berdasarkan

jawaban responden terhadap variabel Kinerja karyawan tersaji pada Tabel 13.

Tabel 13 Distribusi jawaban responden untuk variabel kinerja karyawan (Y)

No Pertanyaan

Sangat Tidak Setuju(STS)

Tidak Setuju (TS)

Kurang Setuju (KS)

Setuju (S)

Sangat Setuju (SS)

Total Jawaban

F % F % F % F % F % F %1 0 0 1 3,2 4 12.9 18 58.06 8 25.80 31 1002 0 0 0 0 3 9.67 18 58.06 10 32.25 31 1003 0 0 0 0 3 9.67 22 70.96 6 19.35 31 1004 0 0 0 0 2 6.45 15 48.38 14 45.16 31 1005 0 0 0 0 3 9.67 18 58.06 10 32.25 31 1006 0 0 0 0 3 9.67 21 67.74 7 22.58 31 1007 0 0 0 0 5 16.1 17 54.83 9 29.03 31 1008 0 0 0 0 3 9.67 11 35.48 17 54.83 31 1009 0 0 0 0 4 12.9 17 54.83 10 32.25 31 100

10 0 0 0 0 9 29.0 15 48.38 7 22.58 31 10011 0 0 1 3,2 2 6.45 19 61.29 9 29.03 31 10012 0 0 1 3,2 3 9.67 17 54.83 10 32.25 31 100

Sumber : data primer diolah, 2012

42

Berdasarkan informasi responden yang diolah melalui tabel 13. tersebut di

atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1) Pernyataan“Tanggung jawab karyawan terhadap bidang pekerjaannya

merupakan suatu sikap yang mengikat dalam suatu komunitas tertentu”,

menunjukkan 1 orang responden (3,2%) menyatakan tidak setuju, 4 orang

responden (12,9%) menyatakan kurang setuju, 18 responden (58,06%)

menyatakan setuju, dan 8 responden (25,80%) menyatakan sangat setuju.

Dari hasil tersebut dapat disimpulkan banyak dari karyawan yang menyatakan

setuju (58,06%) hal ini berarti tingginya tingkat tanggung jawab karyawan

terhadap hasil pekerjaannya akan mendorong terciptanya kinerja karyawan

yang tinggi pula.

2) Pernyataan “Karyawan yang tidak bertanggung jawab cenderung merasa

tidak puas terhadap pekerjaanya, yang pada akhirnya akan menghindar dari

situasi pekerjaan yang bersifat fisik maupun psikologis”, menunjukkan 3

orang responden (9,67%) menyatakan kurang setuju, 18 orang responden

(58,06%) menyatakan setuju, dan 10 orang responden (32,25%) menyatakan

sangat setuju. Dari hasil tersebut disimpulkan bahwa tingginya karyawan

yang menyatakan setuju (58,06%) terhadap pendapat diatas menggambarkan

bahwa tanggung jawab terhadap pekerjaan sangatlah dibutuhkan dalam

mencapai hasil yang kerja yang terbaik. Hal ini juga berhubungan dengan

cara karyawan untuk menghindari permasalahan yang timbul di dalam

perusahaan.

3) Pernyataan “Karyawan yang bertanggung jawab memiliki kecenderungan

untuk bekerja dengan penuh semangat, karena kepuasan terhadap hasil

kerjaannya”, menunjukkan 3 orang responden (9,67%) menyatakan kurang

setuju, 22 orang responden (70,96%) menyatakan setuju, dan 6 orang

responden (19,35) menyatakan sangat setuju. Dari hasil diatas disimpulkan

bahwa tingginya presentase karyawan yang menyatakan sertuju (70,96%)

berarti menyadari bahwa apabila dalam bekerja selalu bertanggung jawab atas

pekerjaanya maka karyawan tersebut juga akan merasakan puas terhadap

hasil yang didapat. Apabila karyawan telah merasa puas terhadap hasil

kerjannya maka juga akan meningkatkan kinerja karyawan dalam bekerja.

43

4) Pernyataan “Sebagai karyawan dapat membantu rekan kerja yang sedang

mengalami kesulitan dalam pekerjaanya”, menunjukkan 2 orang responden

(6,45%) menyatakan kurang setuju,15 orang responden (48,38%) menyatakan

setuju, dan 14 orang responden (45,16%) menyatakan sangat setuju. Dari

hasil tersebut disimpulkan bahwa tingginya presentase karyawan yang

menyatakan setuju dan sangat setuju mampu mendiskripsikan bahwa

pentingnya suatu kerja sama dan saling membantu sesama rekan kerja dalam

menghadapi permasalahan dalam bekerja. Dimana pekerjaan yang susah

apabila dikerjakan bersama akan terasa lebih ringan.

5) Pernyataan “Sebagai karyawan mampu mendorong anggota Tim untuk

mencari solusi ketika memecahkan masalah secara terbuka”, menunjukkan 3

orang responden (9,67%) menyatakan kurang setuju, 18 orang responden

(58,06%) menyatakan setuju, dan 10 orang responden (32,25%) menyatakan

sangat setuju. Dari hasil diatas dapat disimpulkan banyak karyawan yang

menyatakan setuju (58,06%) artinya peran kerjasama dalam bekerja sangatlah

penting untuk mencari solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi di

dalam perusahaan. Pemecahan masalah ini juga erat kaitanya dengan sikap

karyawan dalam mencari gagasan untuk mengembangkan perusahaannya.

6) Pernyataan “Saling bertukar informasi antar rekan kerja dalam menyelesaikan

pekerjaan demi tercapainya target perusahaan”, menunjukkan 3 orang

responden (9,67%) menyatakan kurang setuju, 21 orang responden (67,74%)

menyatakan setuju, dan 7 orang responden (22,58%) menyatakan sangat

setuju. Dari hasil diatas disimpulkan banyak karyawan yang menyataka setuju

(67,74%) artinya daya kreativitas karyawan sangatlah dibutuhkan dalam

upaya menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.

Tingkat kreatifitas yang tinggi yang dimilki karyawan juga dapat mendorong

peningkatan produktivitas perusahaan.

7) Pernyataan “Penerapan sanksi terhadap karyawan secara langsung maupun

tidak langsung sesuai dengan besarnya pelanggaran yang dilakukan karyawan

demi terciptanya kedisiplinan dan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan.

menunjukkan 5 orang responden (16,1%) menyatakan kurang setuju, 17

orang responden (54,83%) menyatakan setuju dan 9 orang responden

44

(29.03%) menyatakan sangat setuju. Dari hasil diatas disimpulkan bahwa

tingginya presentase karyawan yang menyatakan setuju (54,83%), artinya

kedisiplinan sangat dibutuhkan karyawan dalam bekerja. Dengan selalu

disiplin mematuhi peraturan perusahaan maka karyawan juga akan terhindar

dari permasalahan atau konflik yang terjadi di dalam perusahaan.

8) Pernyataan “Norma yang ditetapkan oleh perusahaan memiliki peran yang

sangat penting dalam menciptakan kedisiplinan agar para karyawan patuh dan

melaksanakan peraturan dengan baik”, menunjukkan 3 orang responden

(9,67%) menyatakan kurang setuju, menunjukkan 11 orang responden

(35,48%) menyatakan setuju dan 17 orang responden (54,83%) menyatakan

sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan banyak karyawan yang

menyatakan sangat setuju (54,83) , artinya dalam menciptakan kedisiplinan

maka karyawan harus mampu beradaptasi dengan norma yang telah dibuat

perusahaan. Karena apabila karyawan mampu mentaati norma yang dibentuk

perusahaan, karyawan akan cenderung terhindar dari permasalahan atau

konflik yang terjadi di perusahaan.

9) Pernyataan “Kedisiplinan dalam bekerja merupakan kesadaran karyawan

untuk mentaati peraturan yang berlaku”, menunjukkan 4 orang responden

(12,9%) menyatakan kurang setuju, 17 orang responden (54,8%) menyatakan

setuju, dan 10 orang responden (32,25%) menyatakan sangat setuju. Dari

hasil tersebut dapat disimpulkan banyak karyawan yang menyatakan setuju

(54,8%), artinya dengan mentaati peraturan dalam bekerja maka karyawan

cenderung untuk disiplin dalam bekerja. Dengan tingkat kedisiplinan yang

tinggi maka akan mendorong tercapainya kinerja karyawan yang baik.

10) Pernyataan “Kreativitas karyawan sangat diperlukan dalam menyelesaikan

permasalahan dalam perusahaan”, menunjukkan 9 orang responden (29,03%)

menyatakan kurang setuju, 15 orang responden (48,38%) menyatakan setuju,

dan 7 orang responden (22,58%) menyatakan sangat setuju. Dari hasil

tersebut disimpulkan bahwa keterlibatan karyawan yang menyatakan setuju

(48,38%), artinya semakin tinggi inisiatif karyawan dalam menyelesaikan

permasalahan menunjukkan sejauh mana kreativitas karyawan untuk mencari

45

ide atau gagasan yang berguna untuk menyelesaikan permasalahan yang

timbul di perusahaan.

11) Pernyataan “Kreativitas merupakan aktivitas berfikir untuk menghasilkan

sesuatu yang sifatnya baru dan bermanfaat”, menunjukkan 1 orang responden

(3,2%) menyatakan tidak setuju, 2 orang responden (6,45%) menyatakan

kurang setuju, 19 orang responden (61,29%) menyatakan setuju dan 9 orang

responden (29,03%) menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan banyak karyawan yang menyatakan setuju (61,29%), artinya

karyawan percaya bahwa mereka mampu memberikan ide atau gagasan yang

dapat meningkatkan produktivitas perusahaan. Selain itu dengan adanya

kerativitas karyawan yang tinggi maka karyawan akan lebih mudah dalam

mengahadapi permasalahan dan menyelesaikan pekerjaan dengan sebaik-

baiknya.

12) Pernyataan “Kreativitas karyawan sangat ditentukan oleh gaya kepemimpinan

dan budaya kerja perusahan”, menunjukkan 1 orang responden (3,2%)

menyatakan tidak setuju, 3 orang responden (9,67%) menyatakan kurang

setuju, 17 orang responden (54,83%) menyatakan setuju dan 10 orang

responden (32,25%) menyatakan sangat setuju. Dari hasil tersebut dapat

disimpulkan banyak karyawan yang menyatakan setuju (54,83%), artinya

apabila gaya kepemimpinan dan budaya kerja yang bagus di lingkungan

perusahaan akan mampu menciptakan atmosfir kerja yang nyaman, sehingga

mampu mendorong karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan lebih

baik.

5.8 Analisis Kuantitatif

5.8.1 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

dari budaya kerja (variabel independen) meliputi: kedisiplinan (X1i), perilaku

tegas (X2i) dan percaya diri (X3i) terhadap peningkatan kinerja karyawan (variabel

dependen) pada Koperasi Karyawan Redrying Bojonegoro. Berdasarkan

penetapan variabel penelitian diatas maka selanjutnya akan dilakukan analisis data

menggunakan metode analisis regresi linier berganda dengan menggunakan

46

menggunakan alat bantu analisis yaitu menggunakan program SPSS (Statistical

Product and Service Solution) versi 17 For Windows.

Pengujian statistik dengan menggunakan model regresi berganda metode

kuadrat terkecil biasa (Ordinary least Squares), akan menghasilkan sifat Best

Linier Unbiased Estimator (BLUE) (Gujarati, 1997). Serangkaian uji dapat

dilakukan agar persamaan regresi yang terbentuk dapat memenuhi persyaratan

sebagai model yang baik , yaitu dengan melakukan serangkaian uji normalitas

data, uji gejala multikolinearitas, uji gejala heteroskedasitas, dan uji gejala

autokorelasi.

a) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dapat dilihat dari Asymtotic

Sicnificance . Berdasarkan hasil uji normalitas terhadap tingkat kenormalan

data penelitian pada model regresi, maka diperoleh hasil nilai Asymtotic

Significance sebesar 0,986 yang lebih besar dari pada 0,05. Berdasarkan hasil

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa data penelitian tersebut berdistribusi

normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada lampiran 9.

b) Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas. Hasil pengujian terhadap gejala heteroskedasitas

dengan menggunakan Uji Glejser dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil Analisis Heteroskedasitas

Variabel Koefisien Regresi Significant

Kedisiplinan 5,203 0,208

Perilaku Tegas -1,345 0,529

Percaya Diri -2,868 0,341

Sumber : Data Primer Diolah, Lampiran 9

47

Berdasarkan Tabel.14, hasil dari pengujian terhadap model regresi

yang digunakan dalam penelitian, maka diperoleh nilai signifikan variabel

lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa

variabel pada model regresi yang digunakan dalam penelitian ini tidak terjadi

gejala heteroskedasitas.

c) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas pada data penelitian dimaksudkan untuk mengetahui

apakah ada hubungan antar variabel independen dengan variabel independen

lainnya. Apabila hal tesebut terjadi atau ditemukan dalam model, maka model

tersebut terjadi masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik

seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya. Gejala

multikolinearitas di antara variabel-variabel independen dalam model regresi

dapat dideteksi dengan cara melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF)

model tersebut. Nilai VIF yang menunjukkan angka lebih kecil dari 10

menunjukkan tidak adanya gejala multikolinearitas pada model regresi. Hasil

pengujian terhadap multikolinearitas dapat dilihat pada Tabel 15. berikut ini.

Tabel 15. Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel Budaya Kerja Nilai VIF

Kedisiplinan 2,064

Perilaku Tegas 2,038

Percaya Diri 2,204

Berdasarkan hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel pada

model regresi yang digunakan dalam model penelitian ini tidak terjadi gejala

Multikolinearitas. Hal tersebut dikarenakan nilai VIF dari seluruh variabel

independen dalam penelitian masih dibawah 10.

d) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan Uji

Durbin Watson . Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui apakah dalam

suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu dengan

Sumber : Data Primer Diolah, Lampiran 9

48

kesalahan sebelumnya. Apabila hal ini terjadi maka terdapat masalah

autokorelasi. Adapun kritik pengujiannya adalah jika du < d < 4–du maka Ho

ditolak yang berarti tidak ada autokorelasi baik positif maupun negatif.

Pengujian terhadap model regresi yang digunakan menghasilkan nilai DW

1,790 lebih besar dari batas atas (du) 1,650 dan kurang dari 4 – 1,650 (2,210)

atau 1,650 < 1,790 < 2,210, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

autokorelasi. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada lampiran 9.

Setelah melalui analisis statistik dengan menggunakan model regresi

berganda metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary least Squares), maka berikut

hasil analisis regresi linier berganda variabel budaya kerja yang berpengaruh

terhadap kinerja karyawan yang akan disajikan pada Tabel 16. Berikut ini :

Tabel 16. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda Antara Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen

VariabelBudaya Kerja

Koefisien regresi

Standar Error

t-hitung Signifikansi

Kedisiplinan (X1i) 1,356 0.624 4,881 0.000

Perilaku Tegas (X2i) 2,090 0.200 6,790 0.000

Percaya Diri (X3i) 1,177 0.406 5,144 0.000

Konstanta 3,044 0,331 3,550 0.001

Sumber: Data Primer Diolah, Lampiran 9

Berdasarkan informasi responden yang diolah melalui Tabel 16 tersebut di

atas maka dapat disimpulkan bentuk persamaan regresinya sebagai berikut:

Ŷi = 3,044 + 1,356X1i + 2,090X2i + 1,177X3i

5.8.2. Uji F (Uji Regresi secara Keseluruhan)

Hasil uji F yang telah dilakukan melalui pengolahan data menggunakan

SPSS versi 17 dalam penelitian ini, diperoleh nilai F hitung sebesar 129,567.

Sedangkan nilai F dengan tingkat kepercayaan 95% (a = 0,05) untuk df N1 = 3

dan df N2 = 31 maka nilai F Tabel sebesar 2,91. Dari hasil tersebut dapat diambil

kesimpulan bahwa nilai F hitung (129,567) > F Tabel (2,91). F hitung yang lebih

besar dari pada F Tabel mempunyai arti bahwa secara bersama-sama dari semua

49

variabel bebas budaya kerja ( kedisiplinan (X1i), perilaku tegas (X2i), dan percaya

diri (X3i)) berpengaruh terhadap variabel terikat yaitu kinerja karyawan (Y). Dan

model tersebut dapat diterima sebagai penduga yang baik dan layak untuk

digunakan.

5.8.3 Hasil Uji t

Uji t pada dasarnya menujukkan bahwa seberapa jauh pengaruh suatu

variabel independen secara individual terhadap variabel dependen, yaitu kinerja

karyawan di Koperasi Kareb Bojonegoro. Uji statistik pada model persamaan

regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah uji t yang merupakan

pengujian secara individual (parsial). Uji t dilakukan dengan membandingkan

nilai t hitung dengan nilai t tabel, dengan tingkat kepercayaan 95% (a = 0.05) dan

degree of freedom (df) dengan rumus N-2 sebesar , diperoleh nilai t tabel sebesar

1,699.

Tabel 17. Hasil Estimasi Uji tVariabel Budaya Kerja Koefisien

regresit-hitung Signifikansi

Kedisiplinan (X1i) 1,359 4,881 0.000

Perilaku Tegas (X2i) 2,090 6,790 0.000

Percaya Diri (X3i) 1,177 5,144 0.001

Sumber: Data Primer Diolah, Lampiran 9

Berdasarkan hasil pengujian Tabel 17. terkait ada tidaknya pengaruh

masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen dapat dijelaskan,

sebagai berikut:

a) Kedisiplinan (X1i)

Nilai koefisien regresi pada kedisiplinan adalah sebesar 1,359 dengan nilai

t hitung sebesar 4,881 yang lebih besar dari t tabel 1,699. Secara statistik tingkat

kedisiplinan yang dialokasikan dalam bekerja berpengaruh secara signifikan dan

positif terhadap upaya peningkatan kinerja karyawan di Koperasi Kareb

Bojonegoro. Besarnya nilai koefisien regresi sebesar 1,359 hal ini menunjukkan

bahwa peningkatan kedisiplinan dalam bekerja sebesar 1 % maka akan menaikkan

kinerja karyawan rata-rata sebesar 1,359 %. Hal ini dapat diartikan bahwa tingkat

kedisiplinan karyawan yang berbeda juga akan memberikan kinerja karyawan

50

yang berbeda juga. Semakin besar tingkat kedisiplinan dalam menjalankan budaya

kerja maka akan menghasilkan kinerja karyawan yang semakin tinggi. Adanya

pengaruh kedisiplinan terhadap kinerja karyawan di Koperasi Kareb Bojonegoro

disebabkan oleh kondisi budaya kerja yang terdapat dalam perusahaan. Adapun

tingginya nilai t hitung yang dihasilkan dipengaruhi dari aktivitas karyawan dalam

bekerja seperti selalu patuh terhadap peraturan perusahaan, mampu menyelesaikan

tugas tepat waktu dan tingkat kehadiran yang tepat waktu. Selain hal tersebut gaya

kepemimpinan di dalam perusahaan juga mampu mendukung untuk terciptanya

kondisi lingkungan perusahaan yang nyaman dan harmonis. Apabila hal tersebut

berjalan dengan baik nantinya juga akan mendorong tercapainya kinerja karyawan

yang optimal.

b) Perilaku Tegas (X2i)

Nilai koefisien regresi pada kedisiplinan adalah sebesar 2,090 dengan nilai

t hitung sebesar 6,790 yang lebih besar dari t tabel 1,699. Secara statistik perilaku

tegas yang dialokasikan dalam bekerja berpengaruh secara signifikan dan positif

terhadap upaya peningkatan kinerja karyawan di Koperasi Kareb Bojonegoro.

Besarnya nilai koefisien regresi sebesar 2,090 hal ini menunjukkan bahwa

semakin tinggi perilaku tegas yang ditunjukkan karyawan dalam bekerja sebesar

1% maka akan mampu menaikkan kinerja karyawan rata-rata sebesar 2,090 %.

Artinya semakin tinggi perilaku tegas yang ditunjukkan karyawan dalam

menjalankan budaya kerja yang berlaku di perusahaan maka akan menghasilkan

kinerja karyawan yang semakin tinggi. Adanya pengaruh perilaku tegas terhadap

kinerja karyawan di Koperasi Kareb Bojonegoro disebabkan oleh kondisi budaya

kerja yang terdapat dalam perusahaan. Adapun tingginya nilai t hitung yang

dihasilkan dipengaruhi oleh aktivitas karyawan dalam bekerja seperti selalu

bersikap tegas dalam melaksanakan pekerjaan, berani bertanggung jawab terhadap

hasil kerja yang dihasilkan dan berani bersikap tegas dalam mengambil suatu

keputusan dalam bekerja. Kualitas dan kuantitas dari penyelesaian pekerjaan dari

karyawan yang menjadikan kinerja karyawan lebih baik.

c) Percaya Diri (X3i)

Nilai koefisien regresi pada tingkat percaya diri adalah sebesar 1,177

dengan nilai t hitung sebesar 5,144 yang lebih besar dari t tabel 1,699. Secara

51

statistik rasa percaya diri yang dialokasikan dalam bekerja berpengaruh secara

signifikan dan positif terhadap upaya peningkatan kinerja karyawan di Koperasi

Kareb Bojonegoro. Besarnya nilai koefisien regresi sebesar 1,177 hal ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi perilaku tegas yang ditunjukkan karyawan

dalam bekerja sebesar 1 % maka akan mampu menaikkan kinerja karyawan rata-

rata sebesar 1,177 %. Artinya semakin tinggi rasa percaya diri yang ditunjukkan

karyawan dalam bekerja maka akan menghasilkan kinerja karyawan yang semakin

tinggi. Adanya pengaruh rasa percaya diri terhadap kinerja karyawan di Koperasi

Kareb Bojonegoro disebabkan oleh kondisi budaya kerja yang terdapat dalam

perusahaan. Adapun tingginya nilai t hitung yang dihasilkan dipengaruhi oleh

aktivitas karyawan dalam bekerja seperti percaya diri atas hasil kerja yang

dihasilkan. Selain itu gaya kepemimpinan juga merupakan sebab karyawan lebih

mampu bekerja dengan lebih percaya diri. Jika situasi perusahaan tidak kondusif

maka juga akan berperan mendorong kurangnya rasa percaya diri karyawan dalam

bekerja. Kurangnya rasa percaya diri karyawan juga akan menurunkan kinerja

karyawan dari segi kuantitas maupun kualitas dari hasil kerjanya.

Dari hasil penelitian di atas dari variabel budaya kerja (kedisiplinan,

perilaku tegas dan rasa percaya diri) memilki pengaruh yang positif dan signifikan

terhadap upaya peningkatan kinerja karyawan. melihat hal tersebut menyatakan

bahwa hipotesis penelitian yang diajukan dapat diterima.

5.8.4 Analisis Determinasi ( R2 )

Uji R Square (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh

budaya kerja (X) terhadap peningkatan kinerja karyawan (Y) di Koperasi Kareb

Bojonegoro. Untuk mengetahui nilai koefisien determinan (R2) terhadap model

penelitian digunakan alat bantu program SPSS (Statistical Product and Service

Solution) versi 17 For Windows. Hasil uji koefisien determinasi menunjukkan R

Square (R2) dari model regresi adalah 0,935. Hal ini menunjukkan kemampuan

variabel independen secara bersama-sama dapat menjelaskan varian variabel

dependen sebesar 93,5%.

Artinya bahwa kemampuan variabel bebas dalam memberikan informasi

yang dibutuhkan untuk menjelaskan keragaman variabel terikat relatif tinggi.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel bebas budaya kerja (kedisiplinan,

52

perilaku tegas, dan rasa percaya diri) mempunyai pengaruh yang sangat besar

terhadap peningkatan kinerja dan sisanya 6,5% dijelaskan oleh faktor lain yang

tidak dijelaskan oleh model. Hasil koefisien determinan (R2) dapat dilihat pada

lampiran 9.

5.9 Analisis Variabel Budaya Kerja

Untuk menentukan variabel independen yang dominan mempengaruhi

nilai variabel dependen dalam suatu model regresi linier berganda digunakan nilai

koefisien yang distandardisasi (Standardized Coefficients) seperti pada tabel 18 di

bawah ini:

Tabel 18. Hasil Standardized Coefficients

Variabel Budaya Kerja Standardized Coefficientsǀβǀ

Kedisiplinan (X1i) 0,478

Perilaku Tegas (X2i) 0,360

Percaya Diri (X3i) 0,259

Sumber: Data Primer Diolah, Lampiran 9

Berdasarkan tabel di atas, variabel budaya kerja (X) yang paling dominan

dari ditentukan dari nilai koefisien yang distandardisasi tertinggi secara absolut.

Dan hasilnya dapat diketahui bahwa variabel independen yang paling dominan

mempengaruhi variabel dependen adalah variabel kedisiplinan. Hal ini disebabkan

karena tingkat kedisiplinan sangat dibutuhkan dalam suatu perusahaan untuk

menjaga keteraturan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Selain

itu kedisiplinan juga digambarkan dari kegiatan perusahaan sehari-hari yang

merupakan budaya kerja yang diterapkan perusahaan seperti datang dan pulang

kerja tepat waktu dan penyelesaian tugas yang tepat waktu. Kedisiplinan dalam

bekerja merupakan tantangan dalam mencapai kesuksesan dan keunggulan dari

suatu karyawan. Kualitas dan kuantitas dari penyelesaian pekerjaan dari karyawan

yang menjadikan kinerja karyawan lebih baik pula.

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif terkait dengan budaya kerja terhadap

kinerja karyawan di Koperasi Kareb Bojonegoro, diketahui bahwa budaya

kerja yang ada dan berlaku di perusahaan telah berjalan efektif dalam

menunjang kegiatan operasional perusahaan. Dari keseluruhan karyawan

Koperasi Kareb Bojonegoro telah memberikan gambaran bahwa apabila

budaya kerja yang ada dapat berjalan dengan efektif maka akan mampu

meningkatkan kinerja karyawan dalam bekerja. Hal yang paling dominan

ditunjukkan karyawan dari tingkat kedisiplinan yang diperlihatkan karyawan

dengan datang dan pulang kerja tepat waktu dan mampu menyelesaikan

semua pekerjaan tepat waktu dengan memberikan hasil kerja yang terbaik

bagi perusahaan. Selain dapat di tunjukkan dengan rasa percaya diri dan

selalu bersikap tegas dalam bekerja serta dalam mengambil keputusan di

perusahaan.

2. Berdasarkan hasil analisis pengaruh variabel independen yaitu budaya kerja

maka tingkat kedisiplinan, perilaku tegas, dan rasa percaya diri memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap variabel kinerja karyawan di Koperasi

Kareb Bojonegoro, sehingga mampu menjelaskan bahwa apabila tingkat

kedisiplinan, perilaku tegas dan rasa percaya diri bernilai positif dan

signifikan maka akan mampu berdampak positif juga pada upaya peningkatan

kinerja karyawan di Koperasi Kareb Bojonegoro. Dari hasil analisis terkait

dengan variabel budaya kerja diketahui bahwa tingkat kedisiplinan

merupakan faktor yang paling dominan terhadap upaya peningkatan kinerja

karyawan dibandingkan dengan perilaku tegas dan rasa percaya diri. Hal ini

memberi maksud bahwa nilai kedisiplinan merupakan hal yang sangat

diperhatikan oleh perusahaan sehingga seluruh kegiatan perusahaan dapat

berjalan secara teratur dan optimal.

54

6.2. Saran

Berdasarkan dari kesimpulan penelitian diatas maka saran yang diberikan

adalah :

Untuk meningkatkan kinerja karyawan hendaknya perusahaan lebih

mengembangkan budaya kerja yang telah ada dan perlu terjalinnya human

relation yang baik antara atasan dan karyawan dalam berkomunikasi. Karena

apabila human relation telah terjalin dengan baik antara pimpinan dengan

karyawan maka dalam kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan lebih

efektif serta kendala-kendala yang dihadapi perusahaan lebih mudah untuk

diselesaikan. Dengan seluruh kegiatan operasional perusahaan berjalan baik maka

kinerja karyawan dalam bekerja akan meningkat dengan diiringi peningkatan

produktivitas kerja yang akan mendorong untuk tercapainya tujuan perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Sri . E. 2001. Peran Budaya Perusahaan Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Cv. Banyu Biru. Thesis. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. IPB. Bogor. Available at www.elibrary.mb.ipb.ac.id. (Verified 12 Desember 2011).

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS, Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Gujarati, Damodar N. 2006. Dasar-Dasar Ekonometrika Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Gujarati, Damodar N. dan Dawan C. Porter. 2010. Dasar-Dasar Ekonometrika (Buku 1: Edisi 5). Salemba Empat. Jakarta.

Hasibuan, Malayu S.P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.Edisi Revisi Cetakan Keenam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Husaini, Usman, dkk. 2003. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.

Husein, Umar, 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi. Pt Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Juliandi, Azuar. 2007. Teknik Pengujian Validitas Dan Reliabilitas. Available at http:/ www.azuarjuliandi.com/elearning/ (Verified 12 Desember 2011).

Laurensius, Ferry. 2006. Jurnal Manajemen Usahawan Indonesia. Jakarta : Lembaga Manajemen FE-UI. http: www. Gudang skripsi .com/23klj/ (Verified 10 juni 2011).

Mangkunegara, A. P. 2000. Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. 172 hal.

Mangkunegara, Anwar Prabu. 2006. Perilaku Dan Buadaya Organisasi. Bandung. PT. Rafika Aditama.

Nasution, S. 2006. Metode Research. Jakarta: Bumi Aksara

Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor. Available at http://bidanshop.blogspot.com/2010/01/pengertian-skala-likert.html?m=1(verified 20 April 2012)

Nugraha, Prima.S. 2009. Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja pegawai Pada sekretariat daerah kabupaten dairi sumatera Utara. Thesis. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik. Univesitas Sumatra Utara. Medan. Available at http:/ www.scribd.com/ (Verified 1 Januari 2012).

56

Riduwan. 2002. Metode & Teknik Menyusun Tesis. Cetakan Kedua. Bandung: Alfabeta.

Singarimbun, Masri. 1989. Metode Penelitian Survei. LP3ES. Jakarta.

Paham ,Situmorang,. 2008. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Edisi Kedua. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R&D. Bandung: Penerbit Alfabeta. Available at http: /Uji Validitas Dan Reliabilitas P4MRI STKIP PGRI Sidoarjo.htm/ (Verified 15 maret 2012).

Sumodiningrat, Gunawan, M.Ec. 1996. Ekonometrika Pengantar. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta

Susanto, A . B. 1997. Budaya Perusahaan: Manajemen dan Persaingan Bisnis. PT. Gramedia. Jakarta. 131 hal.

Suyadi, Prawirosentono 2000, Kebijakan Kinerja Karyawan – Kiat Membangun Organisasi Kompetitif Menjelang Perdagangan Bebasa Dunia, BPFE, Yogyakarta.

Tangkilisan, Hesel Nogi.2002. Menejemen SDM Birokrasi Publik : Strategi Keunggulan Pelayanan Publik.YPAPI.Yogyakarta.

Tjandra, W. Riawan, dkk. 2005. Peningkatan Kapasitas Pemerintah Daerah Dalam Pelayanan Publik. Yogyakarta : Pembaruan

Tika, Moh. Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta : Bumi Aksara

Triassunu. 2006. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Motivasi Kerja Karyawan PT. Prima Adhitama International Development Jakarta.Thesis. Fakultas Ekonomi Manajemen. Gunadharma. Jakarta.Available at http://www.repository.gunadarma.ac.id/ (Verified 26 Desember 2011).

Triguno. 2000. Budaya Kerja: Menciptakan Lingkungan Yang Kondusive Untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja. PT.Golden Terayon Press. Jakarta. 161 hal.

Triguno. 2004. Budaya Kerja: Menciptakan Lingkungan Yang Kondusif Untuk Meningkatkan Produktifitas Kerja, Ed. PT. Golden Trayon Press, Jakarta.

Usmara, A. 2006. Motivasi Kerja. Cetakan Pertama. Puri Arsita Anam. Yogyakarta.

West, M.A. 2000, Mengembangkan Kreativitas Dalam Organisasi, Ed.1 Yogyakarta, Kanisius.

57

LAMPIRAN 1

Bojonegoro , 9 juni 2012

Kepada Yth,

Bapak/Ibu Karyawan

Di,

Koperasi Kareb Bojonegoro

Dengan hormat,

Dengan kerendahan hati, saya RM. Gardhika Riza Pradana mahasiswa

tingkat akhir fakultas pertanian universitas brawijaya malang, memohon

kesediaan bapak/ibu untuk mengisi daftar pertanyaan yang berkaitan dengan judul

skripsi saya yaitu : Pengaruh Budaya Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Di

Koperasi Kareb Bojonegoro.

Pengisisan daftar pertanyaan ini bertujuan untuk kepentingan akademis

dan untuk melengkapi data dalam menyelesaikan penulisan skripsi bukan untuk

dipublikasikan serta tidak ada hubungannya atau akibatnya dengan pekerjaan

bapak/ ibu.

Demikian permohonan ini saya sampaikan , atas bantuan bapak/ibu saya

ucapkan terima kasih.

Hormat saya,

RM. Gardhika Riza Pradana

58

DAFTAR PERTANYAAN

A. Petunjuk Pengisian

1) Berilah tanda silang ( X ) pada jawaban yang sesuai dengan pendapat

bapak/ibu.

2) Jawaban saudara/i. Berikan tidak berpengaruh terhadap karier/jabatan

bapak/ibu. Untuk itu dimohon untuk memberikan jawaban subyektif yang

sesuai dengan kenyataan di lapangan.

B. Karakteristik Responden

Nama Responden : ………………………………………..

Pekerjaan : Karyawan Manajemen / Karyawan Lapangan

No Responden : ………………………………………..

1. Jenis kelamin a) Laki-laki b) Perempuan2. Usia a) < 20 tahun

b) 21- 30 tahunc) 31- 40 tahund) 41- 50 tahune) > 51 tahun Berapa (……)

3. Pendidikan a) SDb) SMP/ Sederajatc) SMA/ Sederajatd) Sarjana Muda D3)e) Sarjana (S-1)f) Pasca Sarjana (S-2)

4. Lamanya bekerja a) 1- 5 tahunb) 6- 10 tahunc) 11- 15 tahund) 16- 20 tahune) > 21 tahun Lamanya (……..)

5. Tanggungan kelauarga a) 1- 2 orangb) 3- 4 orangc) 5- 6 orangd) > 7 orang (……) orang

59

KRITERIA PEMBERIAN JAWABAN KUISIONER

Sangat tidak setuju (STS)

Tidak Setuju (TS)

Kurang Setuju (KS)

Setuju (S)

Sangat Setuju (SS)

1 2 3 4 5

Keterangan :

Mohon kuisioner di bawah ini diisi dengan membubuhkan jawaban dengan

memilih salah satu angka (1 sampai dengan 5) dengan memberi tanda silang (X)

pada kolom yang tersedia sesuai dengan pilihan bapak atau ibu.

C. Variabel budaya kerja (X)

No Butir Pertanyaan STS TS KS S SS1 Mematuhi peraturan sebagai pedoman

dalam melakukan pengawasan.2 Mengerjakan pekerjaan walaupun

pimpinan tidak berada di perusahaan.3 Selalu meminta ijin atasan apabila ada

kegiatan di luar perusahaan.4 Setiap hari masuk dan pulang kerja

tepat waktu tanpa meninggalkan pekerjaan.

5 Selalu bersikap tegas apabila benar dalam melaksanakan tugas dan kewajiban.

6 Berani mengambil keputusan dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab serta kewenagan yang dimiliki

7 Bersedia mengerjakan pekerjaan baru dan memberikan hasil yang terbaik dari setiap pekerjaan yang diberikan pimpinan.

8 Kepemimpinan yang tegas akan menciptakan rasa kepercayaan diri dalam mengabil keputusan

60

D. Variabel Kinerja Karyawan (Y)

No Butir Pertanyaan STS TS KS S SS1 Tanggung jawab karyawan terhadap

bidang pekerjaannya dan menjadi sikap yang mengikat dalam suatu komunitas.

2 Karyawan yang tidak bertanggung jawab cenderung merasa tidak puas terhadap pekerjaanya

3 Karyawan yang bertanggung jawab memiliki kecenderungan untuk bekerja dengan penuh semangat.

4 Sebagai karyawan dapat membantu rekan kerja yang sedang mengalami kesulitan dalam bekerja.

5 Sebagai karyawan mampu mendorong anggota tim kerjanya untuk mencari solusi ketika memecahkan masalah secara terbuka.

6 Saling tukar informasi antar rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan demi tercapainya target perusahaan.

7 Penerapan sanksi terhadap karyawan secara langsung maupun tidak langsung sesuai dengan besarnya pelanggaran demi terciptanya kedisiplinan dan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan.

8 Norma yang ditetapkan perusahaan memiliki peran penting dalam menciptakan kedisiplinan agar karyawan patuh dan melaksanakan peraturan.

9 Kedisiplinan dalam bekerja merupakan kesadaran karyawan untuk mentaati peraturan yang berlaku.

10 Kreativitas karyawan sangat diperlukan dalam menyelesaikan permasalahan dalam perusahaan.

11 Kreatifitas merupakan aktivitas berfikir untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan bermanfaat.

12 Kreatifitas karyawan sangat ditentukan oleh gaya kepemimpinan dan budaya kerja perusahaan.

Terima Kasih Atas Kesediannya Membantu Dalam Pengisian Kuisioner

61

LAMPIRAN 2

Tabel harga kritis korelasi pearson product moment (r)

Sumber : Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta.

62

LAMPIRAN 3

Tabel Distribusi T

Sumber : (http://junaidichaniago.wordpress.com)

63

LAMPIRAN 4

Catatan-Catatan Reproduksi dan Cara Membaca Tabel: 1) Simbol ‘k’ pada tabel menunjukkan banyaknya variabel bebas (penjelas),

tidak termasuk variabel terikat. 2) Simbol ‘n’ pada tabel menunjukkan banyaknya observasi

Sumber : (http://junaidichaniago.wordpress.com)

64

LAMPIRAN 5.

Data Karakteristik Responden Karyawan Koperasi Kareb Bojonegoro.

Sumber : Data Primer,Diolah 2012.

No Nama karyawanL/P

UmurTingkat

pendidikanLama

bekerjaJumlah

.tanggungan1 Endro Widoyoko, SE L 57 S1 32 22 H Chumaedi L 54 SMA 35 23 Sasmito Widodo L 52 SMA 27 24 Djoni Susilo L 53 SMA 25 15 Supriyanto SE L 51 S1 30 26 Alfaizah SE P 51 S1 27 27 Sriyadi Purnomo, SE L 36 S1 14 18 Dwi Tjipto L, SE L 53 S1 26 29 Adi Wasito,SE L 58 S1 39 410 Pandi Suhariyono L 54 SMA 27 111 Hendra Fatkhur R, SE L 29 S1 7 012 Dra.Sri Ratna D. H P 45 S1 22 113 Sigit Wahyudi,SE L 55 S1 25 314 Bambang Iswanto L 52 SMA 29 115 Sujatmiko Efendi L 24 SMA 5 016 Imam Mukri,SE L 43 S1 21 117 M.Sulchan L 52 SMA 30 318 Rahayu Handayani P 54 SMA 29 119 Kustiningsih P 52 SMA 30 120 Ety Mintowati P 49 SMA 28 221 Herlin P 49 SMA 28 122 Dra. Siti Hariyati P 49 S1 25 223 Sriwulan P 47 SMA 24 224 Sri Sulastri P 45 SMA 23 225 Ida Nurwana P 40 SMA 17 126 Ida Setyowati P 34 SMA 14 027 Endang Budiarti P 48 SMA 23 128 T. Made Winarti P 49 SMA 27 129 Dra. Krisnawati P 47 S1 23 230 Tonianto,ST L 41 S1 16 131 Bambang Yulianto L 51 SMA 26 1

65

LAMPIRAN 6Tabulasi Jawaban Variabel Budaya Kerja (X)

Keterangan :

P1-8 : Menjelaskan butir pertanyaan 1 sampai 8 terkait variabel budaya kerja.

No 1-31 : Menunjukkan nomer urut responden 1-31.

Total X : Menunjukkan jumlah total nilai pertanyaan per No urut responden.

Sumber : Data primer diolah, 2012

No P 1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 Total X1 4 5 4 4 5 4 5 5 362 5 4 4 5 4 5 4 5 363 4 4 4 5 4 4 4 5 344 4 4 5 5 5 5 5 5 385 5 5 4 5 4 5 4 5 376 5 5 5 5 5 4 5 5 397 4 5 4 4 5 4 5 5 368 5 4 4 4 4 4 5 5 359 3 3 4 4 4 3 4 3 2810 4 4 4 4 4 4 4 4 3211 2 4 4 4 4 3 3 4 2812 4 4 5 5 5 5 5 5 3813 4 3 4 4 4 4 4 4 3114 4 5 4 4 4 4 5 4 3415 4 5 4 5 3 4 5 5 3516 4 4 4 5 5 4 4 4 3417 4 4 4 4 4 4 4 4 3218 5 5 5 5 4 4 4 4 3619 3 4 4 3 3 4 3 4 2820 3 4 3 5 4 3 3 3 2821 4 4 3 5 4 4 3 5 3222 4 4 4 4 4 4 4 5 3323 5 5 5 5 5 5 5 5 4024 4 5 4 5 4 5 4 5 3625 3 4 3 3 3 5 3 5 2926 5 4 4 4 5 4 4 5 3527 4 4 4 4 4 4 4 3 3128 4 4 5 4 4 4 4 4 3329 4 4 4 4 5 4 4 4 3330 5 5 4 5 5 4 4 5 3731 4 4 3 5 4 4 3 5 32

66

No P 1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 Total Y1 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 552 5 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 553 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 504 4 4 5 5 5 5 5 5 5 3 5 4 555 5 5 4 5 4 5 4 5 3 3 5 5 536 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 597 4 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 528 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 539 3 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4210 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4811 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4 2 4112 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5513 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4714 4 5 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5115 4 5 4 5 3 4 5 5 3 3 3 4 4816 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 4 5117 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4718 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5319 3 4 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 4020 3 4 3 5 4 4 3 3 3 3 4 3 4221 4 4 3 5 4 4 3 5 5 5 4 4 5022 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5123 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 6024 4 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 5 5425 3 4 3 3 3 4 3 5 3 3 4 5 4326 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5427 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4728 4 4 5 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4829 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4930 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5531 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 47

Tabulasi Jawaban Variabel Kinerja Karyawan (Y)

Keterangan :

P1-12 : Menjelaskan butir pertanyaan 1 sampai 12 terkait kinerja karyawan

No 1-31 : Menunjukkan nomer urut responden 1-31.

Total Y : Menunjukkan jumlah total nilai pertanyaan per No urut responden.

Sumber : Data primer diolah, 2012

67

LAMPIRAN 7

Langkah-langkah Uji Validitas.

langkah 1. Dari hasil proses tabulasi skor jawaban pertanyaan yang berupa skala

likert (Lampiran 5) kemudian dilanjutkan dengan menentukan terlebih

dahulu skor total setiap pertanyaan berdasarkan nomor responden

yang diajukan di dalam kuisioner penelitian .

Langkah 2. Dari hasil tabulasi jawaban responden yang berupa skala likert

(Lampiran 5) dan menentukan skor total variabel, kemudian

dilakukan input data ke program SPSS 17

Langkah 3. Pada kolom Label, ketika label item-item pertanyaan (P1 untuk pertanyaan no.1, P2 untuk pertanyaan no.2, dst, termasuk Total X).

68

langkah 4. Untuk memulai analisis, klik menu Analyze, Correlate, Bivariat

Langkah 5. Blok semua label (P1,2, dst), klik ikon panah , sehingga nantinya seluruh item akan berpindah ke kotak Variables, lalu klik ikon OK.

Langkah 6. Selanjutnya akan muncul halaman baru seperti gambar di bawah ini.

69

Hasil dari uji validitas variabel budaya kerja (X).

No butir pertanyaan r- hitung r- tabel keterangan1 Mematuhi peraturan sebagai pedoman

dalam melakukan pengawasan.0,799 0,355 valid

2 Mengerjakan pekerjaan walaupun pimpinan tidak berada di perusahaan.

0,640 0,355 valid

3 Selalu meminta ijin atasan apabila ada kegiatan di luar perusahaan.

0,615 0,355 valid

4 Setiap hari masuk dan pulang kerja tepat waktu tanpa meninggalkan pekerjaan.

0,582 0,355 valid

5 Selalu bersikap tegas apabila benar dalam melaksanakan tugas dan kewajiban.

0,609 0,355 valid

6 Berani mengambil keputusan dalam menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tanggung jawab serta kewenagan yang dimiliki

0,619 0,355 valid

7 Bersedia mengerjakan pekerjaanbaru dan memberikan hasil yang terbaik dari setiap pekerjaan yang diberikan pimpinan.

0,749 0,355 valid

8 Kepemimpinan yang tegas akan menciptakan rasa kepercayaan diri dalam mengabil keputusan

0,658 0,355 valid

Hasil uji validitas variabel kinerja karyawan (Y)

No Butir Pertanyaan r- hitung r- tabel keterangan1 Tanggung jawab karyawan terhadap

bidang pekerjaannya dan menjadi sikap yang mengikat dalam suatu komunitas.

0,839 0,355 valid

2 Karyawan yang tidak bertanggung jawab cenderung merasa tidak puas terhadap pekerjaanya

0,561 0,355 valid

3 Karyawan yang bertanggung jawab memiliki kecenderungan untuk bekerja dengan penuh semangat.

0,591 0,355 valid

4 Sebagai karyawan dapat membantu rekan kerja yang sedang mengalami kesulitan dalam bekerja.

0,586 0,355 valid

5 Sebagai karyawan mampu mendorong anggota tim kerjanya untuk mencari solusi ketika memecahkan masalah secara terbuka.

0,667 0,355 valid

70

6 Saling tukar informasi antar rekan kerja dalam menyelesaikan pekerjaan demi tercapainya target perusahaan.

0.691 0,355 valid

7 Penerapan sanksi terhadap karyawan secara langsung maupun tidak langsung sesuai dengan besarnya pelanggaran demi terciptanya kedisiplinan dan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan.

0,697 0,355 valid

8 Norma yang ditetapkan perusahaan memiliki peran penting dalam menciptakan kedisiplinan agar karyawan patuh dan melaksanakan peraturan.

0,666 0,355 Valid

9 Kedisiplinan dalam bekerja merupakan kesadaran karyawan untuk mentaati peraturan yang berlaku.

0,601 0,355 valid

10 Kreativitas karyawan sangat diperlukan dalam menyelesaikan permasalahan dalam perusahaan.

0,579 0,355 valid

11 Kreatifitas merupakan aktivitas berfikir untuk menghasilkan sesuatu yang baru dan bermanfaat.

0,649 0,355 valid

12 Kreatifitas karyawan sangat ditentukan oleh gaya kepemimpinan dan budaya kerja perusahaan.

0,697 0,355 Valid

Dari hasil uji validitas diatas seluruh pertanyaan dinyatakan valid. Hal ini

dikarenakan (r hit < r tab) yaitu r hitung kurang dari r tabel sebesar 0,355.

71

LAMPIRAN 8

Langkah-langkah Uji Reliabilitas.

Masih dengan skor-skor seperti pada pengujian validitas di atas, maka pengujian

reliabilitas dapat dilanjutkan, dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Langkah 1. Klik menu Analyze, Scale, Reliability Analysis

Langkah 2. Blok Item X ke 1 dst, tetapi ”tidak termasuk” total X, pindahkan ke kotak Items dengan mengklik tanda panah, lalu pada menu Model, pilih salah satu, misalnya Alpha, lalu klik OK

Langkah 3. Dari hasil uji reliabilitas tersebut akan mendapatkan hasil adalah sebagai berikut:

Variabel Nilai alpha cronbach keteranganBudaya kerja (X) 0,835 ReliabelKinerja karyawan (Y) 0,874 Reliabel

72

Langkah 4. Dari nilai reliabilitas diatas kemudian didapat nilai koefisien rata-rata

reliabilitas di atas adalah budaya kerja sebesar 0,835 dan kinerja

karyawan sebesar 0,874. Sesuai kriteria, nilai ini sudah lebih besar

dari 0,355 maka hasil data hasil angket memiliki tingkat reliabilitas

yang baik, atau dengan kata lain data hasil jawaban kuisioner dapat

dipercaya.

73

LAMPIRAN 8. Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Langkah yang dilakukan untuk melakukan analisis regresi linier

Berganda diantaranya sebagai berikut :

Langkah 1.

Dilakukan tabulasi data hasil wawancara yang berupa jawaban dengan skala

likert terendah 1 sampai dengan tertinggi 5 ke dalam program excel. Setelah

seluruh jawaban dari variabel budaya kerja (X) dan kinerja karyawan (Y)

selesai dilakukan tabulasi, dilanjutkan dengan mencari skor total dari setiap

butir pertanyaan berdasarkan nomor urut responden smpai dengan 31

responden.

Variabel budaya kerja (X)

Variabel kinerja karyawan (Y)

74

Langkah 2. Setelah semua data ditabulasi ke dalam program exel dan diketahui nilai total

dari variabel budaya kerja (X) dan variabel kinerja karyawan (Y), maka

selanjutnya dilakukan input data toatal untuk setiap variabel ke dalam

halaman SPSS 17.

Langkah 3 setelah data di input kedalam SPSS kemudian dilakukan

pemberiana label untuk setiap variabel.

75

Langkah 4.

Setelah dilakukan pemberian label kemudian dilanjutkan dengan proses

analisis data. Hala yang dilakukan yaitu data yang telah diberiakan label

untuk tiap variabel, selanjutnya pilih menu analisis dengan pilih menu

analysis kemudian regresi dilanjutkan dengan memilih linier.

langkah 5.

Kemudian lakukan penempatan variabel budaya kerja (X) ke dalam dependen

dan kinerja karyawan (Y) ke dalam independen. Stelah itu pilih menu statistic

untuk mengetahui data apa saja yang ingin kita tampilkan > setelah itu tekan

Ok.

76

Langkah 6.

Ssetelah semua proses telah dilakukan maka di dapatkan hasil sebagi berikut