pengaruh board size, board independence serta/pengaruh...perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENGARUH BOARD SIZE, BOARD INDEPENDENCE SERTA
REMUNERATION TERHADAP FINANCIAL PERFORMANCE
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA
Skripsi
Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh :
SUPRIANTO NIM F0306112
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu
telah selesai (dari semua urusan), maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain, dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu
berharap.”
(QS. Al Insyirah: 6-8)
Jadikanlah sabar dan Sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah
beserta orang-orang yang sabar.
(QS. Al-Baqarah : 216)
Kita tidak bisa menjadi bijaksana dengan kebijaksanaan orang lain, tapi kita
bisa berpengetahuan dengan pengetahuan orang lain.
(Michel De Montaigne)
Kecemasan takkan pernah merampas esok beserta kesulitannya, ia hanya
akan melemahkan hari ini dengan kekuatannya
( A.J. Cronin)
Ketekunan membuat yang mustahil menjadi mungkin, yang mungkin menjadi
kemungkinan besar, dan kemungkinan besar menjadi sebuah kepastian.
(Robert Half)
PERSEMBAHAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
Karya ini kupersembahkan kepada mereka yang kucintai:
Kedua Orangtuaku,
yang selalu membimbing
dan memberikan yang terbaik untukku.
Kedua kakak dan adikku,
yang melengkapi keluarga ini dengan kebahagiaan.
KATA PENGANTAR
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
limpahan rahmat, ridho, dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Board Size, Board Independence Serta
Remuneration Terhadap Financial Performance Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia”.
Penyusunan skripsi ini merupakan tugas akhir yang disusun sebagai salah
satu syarat yang harus dipenuhi dalam memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan
akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya penulisan skripsi ini tidak lepas
dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com., Ak., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. Jaka Winarna M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Agus Budiatmanto M.Si, Ak., selaku dosen pembimbing yang
telah dengan memberikan bimbingan, dukungan, dan bantuan sehingga
skripsi ini dapat disusun dengan baik dan lancar.
4. Dra. Muthmainah, Msi, Ak., selaku pembimbing akademik yang telah
memberikan banyak masukan dan arahan selama menempuh kuliah.
5. Bapak Drs. Wartono, M.Si, Ak dan Ibu Christyaningsih Budiwati, SE,
M.Si, Ak selaku tim penguji skripsi.
6. Semua Dosen dan Staff Pengajar serta seluruh staff dan karyawan
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
7. Ibunda alm. dan Bapak tercinta, terima kasih buat doa dan
kepercayaan yang telah diberikan.
8. Kedua kakak dan adikku tercinta, terima kasih atas saran-saran dan
nasihat, serta doanya.
9. Destia tersayang yang lagi jauh disana, makasih dah setya menemani
sampai selesainya skripsi ini, dan atas segala bantuan dan
dukungannya, moga kedepan kita bisa lebih dewasa..,
10. Sahabatku Denny Andika Rahman yang sedang mengambil gelar
selanjutnya, maksaih atas segala jerih payah dan usahanya, serta
masukannya, hingga selesainya skripsi ini. Makasih juga buat
penghuni Green House dan Ex-Green House, Krisdambara, Hanung,
Eko, Darwin, dan Tonny karena green house slalu menjadi tempat
yang nyaman buat pelarian alias PES an (hehehe)..,
11. Dewi Indrias yang dah ngajarin SPSS, maav dah banyak merepotkan
smsnya, moga cepat menyusul.,,
12. Adit, Iyach, dan Irda yang dah ngasih kisi2 pendadaran,kisi2nya
sangat berguna, serta buat duet Ian dan mbah Darmo yang selalu
menemani jalan2, ayo ndang nyusul cah.,,
13. Buat teman2 dekatku, Alfin, Rozaq, Satria, Agung, Mora, Barjos,
Hakim, Irham, Logar, Putri, dan masih banyak lagi terama kasih
karena kalian sudah membantuku selama ini..
14. Dyah, mb Indah, dan Nofia yang dah saling memberi semangat nasib
satu bimibingan.,,,
15. Teman-teman Accounting Society ’06 yang tak bisa kulupakan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
16. Teman2 kos Njalensari, semangat dan kebersamaan futsal yang tak
terupakan.,,
17. Sahabat-sahabatku yang selalu bersedia meluangkan waktu, tenaga,
pikiran dan memberikan semangat dalam penulisan skripsi ini.
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang
telah membantu penulis selama ini terutama dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi ini, terima kasih.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu segala bentuk kritik dan masukan sangat diharapkan. Terakhir
semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 19 Januari 2011
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
JUDUL .......................................................................................................... i
ABSTRAKSI.................................................................................................
ABSTRACT...................................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................
HALAMAN MOTTO....................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN....................................................................
KATA PENGANTAR...................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................
DAFTAR TABEL..........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................
A. Latar Belakang Masalah...........................................................
B. Perumusan Masalah..................................................................
C. Tujuan Penelitian......................................................................
D. Manfaat Penelitian ...................................................................
E. Sistematika Penulisan...............................................................
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................
A. Landasan Teori.........................................................................
1. Teori Keagenan (Agency Theory).....................................
2. Good Corporate Governance (GCG)..................................
3. Kinerja Keuangan (Financial Performance)......................
4. Dewan Direksi……………................................................
ii
iii
iv v
vi
vii
viii
xi
xiii
xiv
xv 1 1 8 9 9
10
12
12
12
15
19
22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
5. Dewan Komisaris………………………...........................
6. Remuneration.....................................................................
B. Pengembangan Hipotesis.........................................................
C. Kerangka Teoritis.....................................................................
BAB III. METODE PENELITIAN...............................................................
A. Desain Penelitian......................................................................
B. Populasi dan Sampel Penelitian...............................................
C. Data dan Metode Pengumpulan Data.......................................
D. Definisi dan Pengukuran Variabel...........................................
E. Metode Analisis Data...............................................................
BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN....................................
A. Statistik Deskriptif ...................................................................
B. Analisis Data ...........................................................................
C. Pembahasan..............................................................................
BAB V. PENUTUP........................................................................................
A. Kesimpulan...............................................................................
B. Keterbatasan Penelitian............................................................
C. Saran dan Implikasi..................................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
23
26
29
33
34
34
34
35
36
38
45
45
47
56
59
59
59
60
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
4.1 Sampel Penelitian ..................................................................... 45
4.2 Deskripsi Data Perusahaan yang Dijadikan Sampel ................ 46
4.3 Hasil Uji Normalitas Data Sebelum Outlier ............................. 48
4.4 Hasil Uji Normalitas Data Setelah Outlier ............................... 49
4.5 Hasil Uji Autokorelasi .............................................................. 50
4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................... 51
4.7 Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................ 52
4.8 Hasil Analisis Regresi Ganda ................................................... 53
4.9 Hasil Uji F ................................................................................ 54
4.10 Hasil Uji t ................................................................................. 55
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
2.1 Kerangka Teoritis ..................................................................... 33
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
1 Daftar Nama Sampel Perusahaan
2 Daftar Penelitian
3 Statistik Deskriptif
4 Normalitas Data Sebelum Outlier
5 Normalitas Data Setelah Outlier
6 Hasil Uji Autokorelasi
7 Hasil Uji Heteroskedastisitas
8 Hasil Uji Multikolinieritas Dan Hipotesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENGARUH BOARD SIZE, BOARD INDEPENDENCE SERTA REMUNERATION TERHADAP FINANCIAL PERFORMANCE
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Suprianto F0306112
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh board size, board
independence, dan remuneration terhadap financial performance perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing), dengan jumlah sampel 82 perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data sekunder. Data-data yang diperlukan diperoleh melalui website resmi Bursa Efek Indonesia yakni www.idx.co.id. Data yang dianalisis dalam penelitian ini diolah dari laporan keuangan perusahaan. Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan analisis data yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linear berganda dengan uji t, uji F dan koefisien determinasi.
Hasil penelitian menunjukkan remuneration berpengaruh signifikan terhadap financial performance. Sedangkan board size dan board independence tidak berpengaruh signifikan terhadap financial performance. Variabel remuneration berpengaruh signifikan positif terhadap financial performance. Kata kunci: board size, board independence, remuneration, financial performance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
THE IMPACT OF BOARD SIZE, BOARD INDEPENDENCE, AND REMUNERATION TO FINANCIAL PERFORMANCE MANUFACTURING
COMPANIES IN INDONESIA STOCK EXCHANGE
Suprianto F0306112
ABSTRACT
This research is to examines the influence board size, board independence, and remuneration to financial performance in Indonesia Stock Exchange.
The method of this research is a hypothesis testing with 82 manufacturing companies which listing in Indonesia Stock Exchange in 2008 as a sample. This research utilizes secondary data. The data are taken from website Indonesia Stock Exchange (www.idx.co.id). The data which analized in this research are collected through financial report. The data which is already collected are processed with classic assupmtion test before hypothesis test. Hypothesis test of this research use multiple linear regression with t test, F test, and coefficient determination test.
The result of this research show that remuneration have significant impact to financial performance. board size dan board independence have no impact to financial performance. Variable remuneration have positive significant impact to financial performance.
Key: board size, board independence, remuneration, financial performance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk
meningkatkan kesejahteraan atau memaksimalkan kekayaan pemegang saham
melalui peningkatkan nilai perusahaan (Brigham dan Houston, 2001). Dalam
upaya meningkatkan nilai perusahaan, manajer sebagai agent, akan berusaha
untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan.
Dalam kerangka agency theory, hubungan antara manajer dan
pemegang saham ini digambarkan sebagai hubungan antara agent dan
principal yaitu manajer sebagai agent dan pemegang saham sebagai principal.
Agent diberi mandat oleh principal untuk menjalankan bisnis demi
kepentingan principal. Keputusan bisnis yang diambil manajer adalah untuk
meningkatkan kekayaan pemegang saham dengan memaksimalkan sumber
daya (utilitas) perusahaan. Namun di sisi lain, pihak manajer yang mengelola
perusahaan cenderung mempunyai tujuan lain yang menguntungkan dirinya
sendiri. Dari perbedaan tujuan tersebut, timbul konflik kepentingan antara
manajer dengan pemegang saham. Konflik tersebut dikenal dengan konflik
keagenan (agency conflict).
Konflik keagenan (agency conflict) merupakan konsekuensi adanya
pemisahan fungsi pengelolaan dengan fungsi kepemilikan. Situasi di atas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
tentunya akan berbeda kondisinya jika manajer juga merupakan pemilik
saham di perusahaan tersebut atau disebut dengan kepemilikan manajerial.
Dalam perusahaan dengan kepemilikan manajerial, manajer yang sekaligus
pemegang saham tentunya akan menyelaraskan kepentingannya sebagai
manajer dengan kepentingannya sebagai pemegang saham. Sementara dalam
perusahaan tanpa kepemilikan manajerial, manajer yang bukan pemegang
saham kemungkinan hanya mengutamakan kepentingannya sendiri.
Konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham dapat
diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat
mensejajarkan kepentingan-kepentingan yang terkait tersebut. Namun dengan
munculnya mekanisme pengawasan tersebut akan menimbulkan biaya yang
disebut sebagai agency cost (Wahidahwati, 2002). Biaya ini merupakan
pengorbanan agar manajer bertindak sesuai kepentingan pemegang saham.
Agency cost meliputi monitoring cost, bonding costs, dan residual loss (Jensen
dan Meckling, 1976).
Ada beberapa alternatif untuk mengurangi agency cost yaitu, pertama
dengan meningkatkan kepemilikan saham perusahaan oleh manajemen.
Kedua, meningkatkan dividend payout ratio, sehingga free cash flow tidak
tersedia banyak dan manajemen terpaksa mencari pendanaan dari luar untuk
membiayai investasinya (Crutchley dan Hansen, 1989). Ketiga, meningkatkan
pendanaan dengan hutang. Peningkatan hutang akan menurunkan besarnya
konflik antara pemegang saham dengan manajemen. Keempat, institutional
investor sebagai monitoring agents. Moh’d et al. (1998) menyatakan bahwa
distribusi saham antara pemegang saham dari luar yaitu institutional investor
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dan shareholders dispersion dapat mengurangi agency cost, karena
kepemilikan mewakili suatu sumber kekuasaan (source of power) yang dapat
digunakan untuk mendukung atau sebaliknya terhadap keberadaan
manajemen. Adanya kepemilikan oleh institutional investor seperti
perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan oleh
institusi lain akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal
terhadap kinerja manajemen.
Menurut teori keagenan Jensen dan Meckling (1976), penyebab
konflik antara manajemen dengan pemegang saham diantaranya adalah
pembuatan keputusan yang berkaitan dengan aktivitas pencarian dana
(financing decision) dan keputusan yang berkaitan dengan bagaimana dana
yang diperoleh tersebut diinvestasikan. Kepemilikan manajerial dapat
mempengaruhi keputusan pencarian dana apakah melalui hutang atau right
issue. Jika pendanaan diperoleh melalui hutang berarti risiko hutang terhadap
ekuitas akan meningkat, sehingga akhirnya akan meningkatkan risiko dan
akhirnya mempengaruhi nilai perusahaan.
Peningkatan nilai perusahaan tersebut dapat dicapai jika perusahaan
mampu beroperasi dengan mencapai laba yang ditargetkan atau dengan
meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan sesuatu
yang dihasilkan oleh perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada
standar. Hasil dari kinerja tersebut harus dapat diukur dan menggambarkan
kondisi empirik perusahaan tersebut (Hawkins, 1979). Perusahaan yang
mempunyai kinerja yang bagus akan terjamin kelangsungan hidupnya karena
akan mendapat kepercayaan dari publik, sehingga publik akan merasa nyaman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
untuk berinvestasi di perusahaan tersebut. Untuk mengetahui bagaimana
kinerja yang dicapai oleh suatu perusahaan perlu dilakukan penilaian kinerja
(Lingle dan Schiemann, 1996).
Ada berbagai metode penilaian kinerja yang digunakan selama ini,
yaitu penilaian kinerja perusahaan dengan ukuran keuangan dan non-
keuangan, sesuai dengan tujuan perusahaan yaitu mencari laba, maka hampir
semua perusahaan mengukur kinerjanya dengan ukuran keuangan.
Pengukuran dengan aspek keuangan lebih sering digunakan karena ada
standar pembanding yang potensial, baik berupa laporan keuangan masa lalu
atau dengan laporan keuangan perusahaan lain yang sejenis (Hansen dan
Mowen, 1997). Dengan menggunakan ukuran keuangan dapat diketahui hasil
tindakan di masa lalu. Dalam laporan non-keuangan biasanya juga dilengkapi
ukuran non-keuangan seperti kepuasan konsumen, produktivitas dan cost
effectiveness proses bisnis yang akan menentukan kinerja keuangan masa
datang.
Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap
perusahaan di manapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan
perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu
tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam
mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah
ditetapkan sebelumnya agar membuahkan tindakan dan hasil yang
diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana
formal yang dituangkan dalam anggaran (IAI, 1999).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
Kinerja keuangan secara umum digunakan untuk mengukur kesehatan
keuangan perusahaan secara keseluruhan selama periode waktu tertentu.
Kinerja keuangan digunakan sebagai indikator yang memberikan peringatan
atau tindakan-tindakan koreksi yang diperlukan untuk meningkatkan nilai
perusahaan tersebut (Barry et al. 2000). Kinerja keuangan merefleksikan
kinerja fundamental perusahaan. Kinerja keuangan diukur dengan data
fundamental perusahaan, yaitu data yang berasal dari laporan keuangan.
Dalam hubungannya dengan kinerja, laporan keuangan sering dijadikan dasar
penilaian kinerja perusahaan karena dengan melihat laporan keuangan dapat
diukur keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode tertentu yaitu
dengan melihat laba ruginya (Ujiyantho dan Pramuka, 2007).
Laporan keuangan merupakan dasar untuk penilaian kinerja
perusahaan. Laporan keuangan adalah sebuah produk informasi yang
dihasilkan yang sangat penting yang berkaitan dengan kondisi perusahaan
sehingga dalam penyusunannya tidak bisa terlepas dari proses
penyusunannya. Oleh karena itu, setiap kebijakan dan keputusan yang
diambil dalam proses penyusunan laporan keuangan akan sangat
mempengaruhi dalam penilaian kinerja perusahaan.
Terkait dengan variabel dalam penelitian ini, board size mengacu pada
jumlah anggota dewan direksi dalam perusahaan. Penelitian mengenai
pengaruh board size terhadap kinerja keuangan perusahaan telah beberapa kali
dilakukan dan menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian Othman et al.
(2009) menemukan hubungan positif antara board size dan kinerja keuangan
perusahaan. Yonedi dan Sari (2009), serta Eisenberg et al. (1998) juga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
menemukan hubungan positif antara board size dan kinerja keuangan
perusahaan. Sedangkan hasil penelitian Yermack (1996), serta Pudjiastuti dan
Mardiyah (2007) menemukan bahwa peningkatan board size berpengaruh
negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Ada juga yang menemukan
bahwa board size tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (Chaganti,
1985; Van Ees et al, 2003)
Dewan komisaris merupakan mekanisme penggendalian intern
tertinggi yang bertanggung jawab untuk memonitor tindakan manajemen
puncak (Fama dan Jensen, 1983). Dewan Komisaris sebagai organ perusahaan
bertugas dan bertanggung jawab secara kolektif untuk melakukan pengawasan
dan memberikan nasihat kepada Direksi serta memastikan bahwa perusahaan
melaksanakan GCG (KNKG, 2006).
Penelitian mengenai dampak dari independensi dewan komisaris
terhadap kinerja perusahaan ternyata masih beragam. Ada penelitian yang
menemukan bahwa tingginya proporsi dewan komisaris independen
berhubungan positif dengan kinerja perusahaan (Pudjiastuti dan Mardiyah,
2007), ada juga yang menyatakan bahwa dewan komisaris independen bukan
merupakan faktor dari kinerja perusahaan (Yonedi dan Sari 2009), dan ada
yang menemukan bahwa dewan komisaris berhubungan negatif dengan
kinerja perusahaan (Eisenberg et al, 1998; Othman et al, 2009). Eisenberg et
al, (1998), menyatakan bahwa makin banyak personil yang menjadi dewan
komisaris dapat berakibat pada makin buruknya kinerja yang dimiliki
perusahaan. Hal tersebut dapat dijelaskan dengan adanya masalah keagenan
(agency problems), yaitu dengan makin banyaknya aggota dewan komisaris
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
maka dewan ini akan mengalami kesulitan dalam menjalankan perannya,
kesulitan dalam berkomunikasi dan mengkoordinir kerja dari masing-masing
anggota dewan itu sendiri, kesulitan dalam mengawasi dan mengendalikan
tindakan dari manajemen, serta kesulitan dalam pengambilan keputusan yang
berguna bagi perusahaan.
Terkait dengan remuneration, hasil penelitian yang dilakukan Othman
et al. (2009) tidak menemukan hubungan antara director remuneration dengan
kinerja keuangan perusahaan. Sedangkan hasil penelitian Firth et al. (1999)
dan Mehran (1995) menemukan adanya hubungan positif antara remuneration
dengan kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh
Othman et al. (2009) dengan perbedaan seperti berikut ini.
1. Sampel penelitian
Othman et al. (2009) menggunakan sampel penelitian semua
perusahaan yang terdaftar di Malaysian Stock Exchange untuk periode
2002 sampai dengan 2004. Sementara itu penelitian ini menggunakan
sampel semua perusahaan manufaktur go public yang telah terdaftar di
Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008, dengan alasan untuk menghindari
pengaruh perbedaan karakteristik industri pada hasil penelitian. Industri
manufaktur dipilih karena industri manufaktur merupakan industri terbesar
di Bursa Efek Indonesia sehingga memungkinkan untuk dapat diperoleh
jumlah sampel yang representatif dan hasil penelitian yang baik dalam
aspek statistiknya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
2. Periode penelitian
Othman et al. (2009) menggunakan periode penelitian 2002 sampai
dengan 2004, sementara penelitian ini hanya menggunakan sampel dari
tahun 2008.
3. Variabel penelitian
Othman et al. (2009) menggunakan dua alat ukur pada variabel
dependen, yaitu ROI dan EPS. Sementara itu, dalam penelitian ini akan
menggunakan satu alat ukur variabel dependen, yaitu ROA sebagaimana
digunakan oleh Yonedi dan Sari (2009).
Berdasar pada latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik
untuk melakukan sebuah penelitian yang berjudul “PENGARUH BOARD
SIZE, BOARD INDEPENDENCE SERTA REMUNERATION
TERHADAP FINANCIAL PERFORMANCE PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA”.
B. Perumusan Masalah
Memperhatikan latar belakang masalah di atas, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut ini.
1. Apakah board size berpengaruh terhadap financial performance
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
2. Apakah board independence berpengaruh terhadap financial performance
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3. Apakah remuneration berpengaruh terhadap financial performance
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini dapat dinyatakan seperti berikut ini.
1. Menguji dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh board size
terhadap financial performance perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. Menguji dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh board
independence terhadap financial performance perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Menguji dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh remuneration
terhadap financial performance perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat seperti berikut
ini.
1. Bagi Investor
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan
untuk melakukan investasi pada perusahaan terkait informasi mengenai
board size, board independence, dan remuneration yang mempengaruhi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
2. Bagi Manajemen
Hasil penelitian dapat digunakan oleh manajemen sebagai dasar
pengambilan keputusan ekonomi perusahaan dalam rangka
mengoptimalkan kinerja keuangan perusahaan melalui board size, board
independence, dan remuneration.
3. Bagi Penelitian Berikutnya
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi dan dasar awal
penelitian-penelitian berikutnya terutama penelitian terkait board size,
board independence, dan remuneration
E. Sistematika Penulisan
Organisasi bab-bab selanjutnya dalam penulisan sekripsi ini adalah:
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Pada bab ini akan dijelaskan tinjauan pustaka dan tinjauan ulang
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini serta
dilanjutkan dengan hipotesis penelitian.
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
Pada bab ini menguraikan ruang lingkup penelitian, variabel dan
pengukurannya, populasi, sampel, dan metode pengambilan sampel
dan metode analisis data.
BAB IV : ANALISIS DATA
Pada bab ini akan dijelaskan analisis data penelitian dengan
melakukan pengujian hipotesis dan interpretasi data.
BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan yang diambil dari seluruh pembahasan
sebelumnya, keterbatasan dan implikasi penelitian yang dapat
diajukan sebagai bahan perbaikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Konsep agency theory menurut Anthony dan Govindarajan (2003)
menunjukkan hubungan keagenan, yaitu kontrak antara principal dan
agent. Pada perusahaan yang modalnya terdiri atas saham, pemegang
saham bertindak sebagai principal dan para manajer perusahaan sebagai
agent mereka. Agent bekerja untuk melakukan tindakan sesuai keinginan
principal. Dalam agency theory diasumsikan agent dan principal masing-
masing memiliki kepentingan pribadi yang berbeda. Principal termotivasi
mengadakan kontrak untuk menyejahterakan dirinya dengan profitabilitas
yang selalu meningkat. Agent termotivasi untuk memaksimalkan
pemenuhan kebutuhan ekonomi dan psikologisnya, antara lain dalam hal
memperoleh investasi, pinjaman, maupun kontrak kompensasi. Selain itu
principal memiliki informasi yang terbatas tentang perusahaan dan kinerja
agent. Agent mempunyai informasi yang lebih banyak mengenai kapasitas
diri, lingkungan kerja dan perusahaan secara keseluruhan.
Ketidakseimbangan jumlah informasi antara agent dan principal inilah
yang disebut dengan asimetri informasi. Adanya konflik kepentingan dan
asimetri informasi membuat agent berusaha memanfaatkan keadaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dengan menyembunyikan beberapa informasi dari principal. Agent akan
memilih informasi-informasi yang menguntungkan dirinya saja.
Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi
yaitu:
a. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam
lainnya biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan
prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Selain itu fakta
yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh
pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada
pemegang saham.
b. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang
manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun
pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar
pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan
sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.
Adanya asimetri informasi memungkinkan adanya konflik yang
terjadi antara principal dan agent untuk saling mencoba memanfatkan
pihak lain untuk kepentingan sendiri. Oleh karena itu perlu adanya suatu
mekanisme pengawasan untuk meminimumkan konflik antara manajer
dengan pemegang saham. Munculnya mekanisme pengawasan atau
kegiatan pemantauan ini akan menyebabkan timbulnya suatu biaya yang
disebut agency cost.
Biaya keagenan (agency cost) adalah biaya yang dikeluarkan
pemilik untuk mengatur dan mengawasi kerja para manajer sehingga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
mereka bekerja untuk kepentingan perusahaan. Jensen dan Meckling
(1976) menyebutkan ada tiga jenis agency cost yaitu:
a. Monitoring cost adalah biaya yang timbul dan ditanggung oleh
principal untuk memonitor perilaku agent, yaitu untuk mengukur,
mengamati, dan mengontrol perilaku agent. Contohnya adalah biaya
audit dan biaya untuk menetapkan rencana kompensasi manajer,
pembatasan anggaran, dan aturan-aturan operasi.
b. Bonding cost adalah biaya yang ditanggung oleh agent untuk
menetapkan dan mematuhi mekanisme yang menjamin bahwa agent
akan bertindak untuk kepentingan principal. Contohnya adalah biaya
yang dikeluarkan oleh manajer untuk menyediakan laporan keuangan
kepada pemegang saham.
c. Residual loss timbul dari kenyataan bahwa tindakan agent kadangkala
berbeda dari tindakan yang memaksimumkan kepentingan principal.
Tujuan utama teori keagenan (agency theory) adalah untuk
menjelaskan bagaimana pihak-pihak yang melakukan hubungan kontrak
dapat mendesain kontrak yang tujuannya untuk meminimalisir agency cost
sebagai dampak adanya informasi yang tidak simetris dan kondisi
ketidakpastian. Teori keagenan juga berusaha untuk menjawab masalah
keagenan yang terjadi yang disebabkan karena pihak-pihak yang saling
bekerjasama memiliki tujuan yang berbeda. Teori keagenan (agency
theory) ditekankan untuk mengatasi dua permasalahan yang dapat terjadi
dalam hubungan keagenan (Eisenhardt, 1989). Pertama, adalah masalah
keagenan yang timbul pada saat keinginan-keinginan atau tujuan-tujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
principal dan agent saling berlawanan dan merupakan hal yang sulit bagi
principal untuk melakukan verifikasi apakah agent telah melakukan
sesuatu secara tepat. Kedua, adalah masalah pembagian dalam
menanggung risiko yang timbul dimana principal dan agent memiliki
sikap yang berbeda terhadap risiko.
Agency problem secara garis besar dapat terjadi ketika manajer
membuat sebuah keputusan yang tidak konsisten dengan tujuan umum dari
sebuah perusahaan yaitu memaksimalkan kemakmuran pemegang saham.
Hal ini dikarenakan manajer ingin mementingkan dirinya sendiri.
Eisenhardt (1989) menggunakan tiga asumsi sifat dasar manusia guna
menjelaskan tentang teori agensi yaitu: (1) manusia pada umumnya
mementingkan diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir
terbatas mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3)
manusia selalu menghindari risiko (risk adverse). Berdasarkan asumsi sifat
dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia kemungkinan besar akan
bertindak berdasarkan sifat opportunistic, yaitu mengutamakan
kepentingan pribadinya (Wibisono, 2004).
2. Good Corporate Governance (GCG)
Corporate governance muncul karena terjadi pemisahan antara
kepemilikan dengan pengendalian perusahaan, atau seringkali dikenal
dengan istilah masalah keagenan. Permasalahan keagenan dalam
hubungannya antara pemilik modal dengan manajer adalah bagaimana
sulitnya pemilik dalam memastikan bahwa dana yang ditanamkan tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
diambil alih atau diinvestasikan pada proyek yang tidak menguntungkan
sehingga tidak mendatangkan return. Corporate governance diperlukan
untuk mengurangi permasalahan keagenan antara pemilik dan manajer.
Good corporate governance (GCG) menurut Komite Nasional
Kebijakan Governance (KNKG) adalah salah satu pilar dari sistem
ekonomi pasar. Corporate governance berkaitan erat dengan kepercayaan
baik terhadap perusahaan yang melaksanakannya maupun terhadap iklim
usaha di suatu negara. Penerapan GCG mendorong terciptanya persaingan
yang sehat dan iklim usaha yang kondusif. Oleh karena itu diterapkannya
GCG oleh perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting untuk
menunjang pertumbuhan dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI) dalam
peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan
Corporate Governance, menggunakan pengertian dari Cadbury Committee
dalam mendefinisikan Corporate Governance, yaitu:
“seperangkat peraturan yang menetapkan hubungan antara pemegang saham, pengurus, pihak kreditur, pemerintah, karyawan serta para pemegang kepentingan intern dan ekstern lainnya sehubungan dengan hak-hak dan kewajiban mereka, atau dengan kata lain sistem yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan.”
Pelaksanaan good corporate governance diharapkan dapat
memberikan beberapa manfaat berikut ini (FCGI, 2003):
a. Meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses
pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi
operasional perusahaan serta lebih meningkatkan pelayanan kepada
stakeholders.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
b. Mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah
sehingga dapat lebih meningkatkan corporate value.
c. Mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di
Indonesia.
d. Pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena
sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan dividen.
Prinsip-prinsip dasar penerapan good corporate governance yang
dikemukakan oleh FCGI adalah sebagai berikut:
1) Fairness (Keadilan)
Prinsip keadilan (fairness) merupakan prinsip perlakuan yang adil bagi
seluruh pemegang saham. Keadilan yang diartikan sebagai perlakuan
yang sama terhadap para pemegang saham, terutama kepada pemegang
saham minoritas dan pemegang saham asing dari kecurangan, dan
kesalahan perilaku insider. Dalam melaksanakan kegiatannya,
perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang
saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran
dan kesetaraan.
2) Disclosure/Transparency (Keterbukaan/Transparansi)
Transparansi adalah adanya pengungkapan yang akurat dan tepat pada
waktunya serta transparansi atas hal penting bagi kinerja perusahaan,
kepemilikan, serta pemegang kepentingan. Untuk menjaga obyektivitas
dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi
yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan
dipahami oleh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan
oleh peraturan perundang-undangan, tetapi juga hal yang penting untuk
pengambilan keputusan oleh pemegang saham, kreditur dan pemangku
kepentingan lainnya.
3) Accountability (Akuntabilitas)
Akuntabilitas menekankan pada pentingnya penciptaan sistem
pengawasan yang efektif berdasarkan pembagian kekuasaan antara
komisaris, direksi, dan pemegang saham yang meliputi monitoring,
evaluasi, dan pengendalian terhadap manajemen untuk meyakinkan
bahwa manajemen bertindak sesuai dengan kepentingan pemegang
saham dan pihak-pihak berkepentingan lainnya. Perusahaan harus
dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan
wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan
sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan
kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lain.
Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai
kinerja yang berkesinambungan.
4) Responsibility (Responsibilitas)
Responsibility (responsibilitas) adalah adanya tanggung jawab
pengurus dalam manajemen, pengawasan manajemen serta
pertanggungjawaban kepada perusahaan dan para pemegang saham.
Prinsip ini diwujudkan dengan kesadaran bahwa tanggungjawab
merupakan konsekuensi logis dari adanya wewenang, menyadari akan
adanya tanggungjawab sosial, menghindari penyalahgunaan wewenang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
kekuasaan, menjadi profesional dan menjunjung etika dan memelihara
bisnis yang sehat.
3. Kinerja Keuangan (Financial Performance)
Pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran
tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam
menghasilkan laba (Sucipto, 2003).
Kinerja perusahaan merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan dalam periode tertentu dan mengacu pada standar yang
ditetapkan. Kinerja perusahaan hendaknya merupakan hasil yang dapat
diukur dan menggambarkan kondisi empiric suatu perusahaan dari
berbagai ukuran yang disepakati.
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas
operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya
(Mulyadi 1997).
Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui kinerja yang dicapai.
Penilaian kinerja perusahaan mengandung makna suatu proses atau sistem
penilaian mengenai pelaksanaan kemampuan kerja suatu perusahaan
(organisasi) berdasarkan standar tertentu (Kaplan dan Norton, 1996).
Tujuan penilaian kinerja adalah untuk memotivasi manajemen mencapai
sasaran organisasi dan mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan
sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh
organisasi (Lingle dan Schiemann, 1996). Standar perilaku dapat berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam rencana
strategik, program dan anggaran organisasi.
Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi untuk
mengetahui kinerja suatu perusahaan. Informasi seperti itu diberikan
melalui pihak manajemen perusahaan untuk memberikan suatu gambaran
kinerja perusahaan kepada stakeholder. Putro (2007) menyatakan bahwa
salah satu faktor penting yang mempengaruhi pengaharapan investor
adalah kinerja keuangan. Pada dasarnya pengukuran kinerja merupakan
perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang telah diberikan
kepadanya untuk mencapai suatu goal congruence. Pengukuran kinerja
dalam suatu perusahaan pada akhirnya tidak terlepas dari keterkaitannya
untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan.
Menurut Dewi (2004) untuk melakukan penilaian kinerja keuangan
dalam suatu perusahaan dapat dilihat melalui 2 (dua) sudut pandang yang
berbeda, yaitu:
a. Sudut pandang financial
Menurut sudut pandang ini, pengukuran kinerja meliputi aspek-
aspek financial perusahaan seperti likuiditas, solvabilitas, dan
rentabilitas.
b. Sudut pandang non-financial
Menurut sudut pandang ini, pengukuran kinerja dari aspek-
aspek non-financial perusahaan seperti kepuasan pelanggan, inovasi
produk, dan pengembangan peusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Menurut Pradhono et al. (2004), pengukuran kinerja perusahaan
dapat terbagi menjadi tiga pokok utama, yaitu:
a. Pengukuran laba: Earning Per Share (EPS), Return on Asset (ROA),
Return on Net Asset (RONA), Return on Capital Employment (ROCE),
Return on Equity (ROE).
b. Pengkuran Cash Flow: free cash flow, Cash Flow Return on Gross
Investment (CFROI), Total Shareholder Return (TSR) dan Total
Business Return (TBR).
c. Pengukuran Nilai: Economic Value Added (EVA), Market Value Added
(MVA), Cash Value Added (CVA) dan Shareholder Value (SHV).
Pengukuran kinerja keuangan ini penting karena dengan kinerja ini
para manajer mendapatkan informasi yang akan digunakan dalam
menentukan ukuran keuangan perusahaan untuk pengambilan keputusan.
Ngui et. al (2007) menyatakan kinerja perusahaan merupakan faktor yang
penting dalam dunia pasar modal. Apabila kinerja perusahaan meningkat,
pasar akan merespon dengan meningkatnya nilai perusahaan yaitu
meningkatnya harga saham perusahaan. Harga saham yang meningkat
memunculkan potensi meningkatnya capital gain yang diperoleh
pemegang saham. Dengan kinerja yang meningkat, diharapkan harga
saham perusahaan meningkat, sehingga pemegang saham dapat
memperoleh keuntungan melalui capital gain. Mekanisme corporate
governance yang baik diharapkan menjadikan aktivitas perusahaan
berjalan lebih baik, sehingga kinerja perusahaan menjadi meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
4. Dewan Direksi
Dalam UU No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pasal 1
ayat 5, definisi direksi adalah organ perseroan yang berwenang dan
bertanggung jawab penuh atas pengurusan Perseroan untuk kepentingan
Perseroan, sesuai dengan maksud dan tujuan Perseroan serta mewakili
Perseroan, baik di dalam maupun di luar pengadilan sesuai dengan
ketentuan anggaran dasar. Bila masa jabatan direksi telah berakhir, maka
berakhir pula segala hak dan tanggung jawab mereka pada Perseroan.
Direksi diangkat dan diberhentikan dengan persetujuan dari RUPS yang
kemudian dilaporkan kepada Menteri Hukum dan HAM untuk dicatatkan
dalam daftar wajib perusahaan atas pergantian direksi. Dalam
pengangkatan direksi, anggota RUPS lah yang memiliki wewenang untuk
mengusulkan calon direksi. Direksi bertanggung jawab atas kerugian
Perseroan Terbatas yang disebabkan direksi tidak menjalankan
kepengurusan Perseroan Terbatas sesuai dengan maksud dan tujuan
anggaran dasar Perseroan Terbatas, dan direksi akan dimintakan
pertanggungjawabannya baik secara perdata maupun pidana.
Jumlah dewan direksi yang besar dengan disertai pembagian tugas
dan wewenang yang tepat, diharapkan dapat meningkatkan kinerja
perusahaan. Hal ini didukung oleh penelitian Othman et al. (2009) yang
menemukan hubungan positif antara board size dan kinerja keuangan
perusahaan. Eisenberg et al, (1998), serta Yonedi dan Sari (2009) juga
menemukan hubungan positif antara board size dan kinerja keuangan
perusahaan. Sedangkan Yermack (1996), serta Pudjiastuti dan Mardiyah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
(2007) menemukan bahwa peningkatan board size akan berpengaruh
negatif terhadap kinerja keuangan perusahaan. Chaganti et al, (1985) dan
Van Ees et al, (2003) menemukan bahwa board size bukan merupakan
faktor dari kinerja keuangan perusahaan.
Bennedsen (2002) berargumen bahwa suatu perusahaan akan
mempunyai dua motif untuk memiliki dewan direksi, yaitu: (1) motif
governance (penciptaan nilai perusahaan dan (2) motif distributif
(membatasi kepentingan controlling owner). Luoma dan Goodstein
(1999) menjelaskan bahwa ada tiga dimensi dari struktur dan komposisi
dewan direktur yang sangat penting dalam merefleksikan tingkatan yang
diberikan kepada kepentingan stakeholder sebagai institusional dan
diintegrasikan kedalam pembuatan keputusan dalam perusahaan antara
lain adalah dewan direksi perusahaan yang berasal dari stakeholder
merefleksikan kepentingan stakeholder dalam corporate governance dan
dalam pengambilan keputusan (Jones dan Goldberg, 1982).
5. Dewan Komisaris
Menurut FCGI (2003), terdapat dua sistem yang berkaitan dengan
bentuk dewan dalam perusahaan, yaitu one tier system (sistem satu
tingkat) dan two tiers system (sistem dua tingkat). Sistem satu tingkat
hanya mempunyai satu dewan direksi dalam perusahaan, biasanya
kombinasi antara manajer atau pengurus senior (direktur eksekutif) dan
direktur independen yang bekerja dengan prinsip paruh waktu, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
diangkat karena kebijakan, pengalaman dan relasinya. Ini dapat
ditemukan di Negara Amerika Serikat dan Inggris.
Sistem dua tingkat mempunyai dua badan terpisah, yaitu dewan
pengawas (dewan komisaris) dan dewan manajemen (dewan direksi).
Tugas dewan direksi yaitu mengelola dan mewakili perusahaan dan juga
memberikan informasi di bawah pengarahan dan pengawasan dewan
komisaris. Anggota dewan direksi diangkat dan setiap waktu dapat diganti
oleh anggota dewan komisaris. Tugas utama dewan komisaris yaitu
bertanggung jawab untuk mengawasi tugas-tugas manajemen, tetapi tidak
boleh melibatkan diri dalam tugas-tugas manajemen dan tidak boleh
mewakili perusahaan dalam transaki-transaki dengan pihak ketiga.
Anggota dewan komisaris diangkat melalui Rapat Umum Pemegang
Saham (RUPS). Ini dapat ditemukan di negara-negara seperti Indonesia,
Belanda, Denmark, Jerman dan Jepang.
Dewan komisaris sebagai puncak dari sistem pengelolaan internal
perusahaan, memiliki peranan terhadap aktivitas pengawasan. Dewan
memandang aktivitas monitor oleh komisaris eksternal (independen)
sebagai pusat dari pemecahan masalah agency (antara manajer dan
pemegang saham) yang efektif (Fama dan Jensen, 1983).
Komisaris independen merupakan pihak yang tidak terafiliasi
dengan pemegang saham pengendali, anggota direksi dan dewan
komisaris lain, dan perusahaan itu sendiri baik dalam bentuk hubungan
bisnis maupun kekeluargaan. Di sini yang dimaksud afiliasi yaitu seperti
berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
1. Hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat
kedua, baik secara horisontal maupun vertikal.
2. Hubungan antara pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris dari
pihak tersebut.
3. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat satu atau lebih
anggota direksi atau dewan komisaris yang sama.
4. Hubungan antara perusahaan dan pihak, baik langsung maupun tidak
langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut.
5. Hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik
langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama.
6. Hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama.
Proporsi dewan komisaris juga harus sedemikian rupa sehingga
memungkinkan pengambilan putusan yang efektif, tepat dan cepat serta
dapat bertindak secara independen. Menurut Peraturan Pencatatan Nomor
IA tentang Ketentuan Umum Pencatatan Efek bersifat Ekuitas di Bursa
yaitu jumlah komisaris independen minimum 30%. Dalam rangka
penyelenggaraan pengelolaan perusahaan yang baik (good corporate
governance), perusahaan tercatat wajib memiliki komisaris independen
yang jumlahnya proporsional sebanding dengan jumlah saham yang
dimiliki oleh bukan pemegang saham pengendali dengan ketentuan
jumlah komisaris independen sekurang-kurangnya 30% (tiga puluh
persen) dari jumlah seluruh anggota komisaris.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
6. Remuneration
Remunerasi adalah setiap bentuk penghargaan yang diberikan pada
manajemen sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada
perusahaan. Remunerasi dapat berupa finansial maupun non-financial
(Anthony & Govindarajan, 2003). Remunerasi finansial berbentuk gaji,
upah, bonus, komisi, asuransi, bantuan sosial, tunjangan, libur atau cuti
tetapi tetap dibayar. Sedangkan dalam bentuk non-finansial adalah tugas
menarik, tantangan tugas, pengakuan, lingkungan pekerjaan yang menarik
(Anthony & Govindarajan, 2003).
Imbalan moneter diberikan oleh perusahaan sebagai bentuk jenis
remunerasi yang bersifat langsung. Gaji pokok dan gaji variabel
merupakan bentuk paling umum dari remunerasi langsung ini. Remunerasi
tidak langsung biasanya terdiri dari tunjangan-tunjangan.
a. Gaji Pokok
Gaji pokok merupakan kompensasi dasar yang diterima oleh
karyawan, biasanya sebagai gaji atau upah. Banyak organisasi
menggunakan dua kategori gaji pokok yaitu harian atau tetap yang
diidentifikasikan berdasarkan cara pemberian gaji tersebut dan sifat
pekerjaannya.
b. Gaji Variabel
Jenis lain dari gaji langsung adalah gaji variabel yang berkaitan
langsung dengan pencapaian kinerja. Jenis yang paling umum dari gaji
jenis ini untuk karyawan adalah program pembayaran bonus dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
insentif. Untuk eksekutif, adalah umum untuk mendapatkan imbalan
yang sifatnya lebih jangka panjang seperti kepemilikan saham.
c. Tunjangan
Tunjangan karyawan adalah imbalan tidak langsung berupa asuransi
kesehatan, uang cuti ataupun uang pensiun yang diberikan kepada
karyawan atau sekelompok karyawan sebagai bagian dari
keanggotaannnya di organisasi.
Dalam pemberian remunerasi, terdapat dua filosofi remunerasi
mendasar yang dapat dilihat sebagai titik berlawanan dari suatu garis lurus
(Mathis & Jackson, 2000).
a. Orientasi Kelayakan
Filosofi kelayakan dapat dilihat di banyak organisasi yang secara
tradisional telah memberikan kenaikan otomatis kepada karyawannya
setiap tahun. Lebih jauh lagi, kebanyakan karyawan menerima
persentase kenaikan yang sama atau hampir sama setiap tahunnya.
Pengusaha dan manajer yang menjalankan filosofi kelayakan ini
percaya bahwa karyawan yang bekerja untuk satu tahun lagi layak
untuk mendapatkan kenaikan gaji pokok dan seluruh program insentif
serta bonus juga harus tetap berjalan dan dinaikkan, dengan
mengabaikan perubahan kondisi ekonomi dan industri yang ada.
Biasanya kenaikan gaji merujuk pada kenaikan biaya hidup, apakah
mereka itu terkait secara spesifik dengan indikator ekonomi atau tidak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
b. Orientasi Kinerja
Jika filosofi kinerja ini diikuti, tidak seorang pun yang dijamin akan
mendapatkan remunerasi dengan hanya menambahkan satu tahun lagi
dalam melayani perusahaan. Gaji dan insentif didasarkan pada
perbedaan kinerja di antara seluruh karyawan. Karyawan yang
berkinerja baik akan mendapatkan kenaikan remunerasi yang lebih
besar. Bonus dibayarkan berdasarkan kinerja individu, kelompok dan/
atau kinerja organisasi.
Besarnya tingkat remunerasi ini akan berbeda untuk masing-
masing perusahaan. Perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
yang mempengaruhinya diantaranya, yaitu permintaan dan penawaran
tenaga kerja, kemampuan perusahaan, kemampuan dan keterampilan
tenaga kerja, peranan perusahaan, serikat buruh, besar kecilnya resiko
pekerjaan, campur tangan pemerintah, dan biaya hidup
Bagi perusahaan, remunerasi memiliki arti penting karena
remunerasi mencerminkan upaya perusahaan dalam mempertahankan dan
meningkatkan kesejahteraan pengurusnya. Remunerasi juga dapat
meningkatkan maupun menumbuhkan semangat kerja, kepuasan kerja
maupun motivasi manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan
(Simamora, 2004). Pernyataan ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan Finkelstein dan Hambrick (1988), serta Gomez-Mejia (2002)
yang memperlihatkan bahwa dampak remunerasi dapat terlihat dalam
bentuk perilaku manajemen, pemegang saham, dan akhirnya kinerja
perusahaan. Memastikan perlakuan adil terhadap mereka dalam hal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
remunerasi akan mampu menciptakan kondisi seperti di atas sehingga
agent akan dengan senang hati memenuhi permintaan pihak principal
untuk bekerja secara optimal. Agar kondisi tersebut dapat dicapai,
program remunerasi dalam organisasi harus memiliki empat tujuan berikut
ini (Mathis & Jackson, 2002).
a. Terpenuhinya sisi legal, dengan segala peraturan dan hukum yang
sesuai,
b. efektivitas biaya untuk organisasi,
c. keseimbangan individual, internal, eksternal untuk seluruh manajemen,
d. peningkatan keberhasilan kinerja organisasi.
B. Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Board Size Terhadap Financial Performance
Peran dewan direksi adalah sebagai agent atau manajemen yang
melaksanakan aktivitas sehari-hari. Dalam perusahaan apabila jumlah anggota
dewan direksi lebih banyak dari jumlah anggota dewan komisaris, maka akan
terdapat kemungkinan dewan komisaris selaku pengawas akan menerima
tekanan dari dewan direksi. Oleh karena itu jumlah anggota dewan direksi
harus lebih sedikit dari jumlah anggota dewan komisaris. Selain itu, jumlah
dewan direksi yang besar dengan disertai pembagian tugas dan wewenang
yang tepat juga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.
Board size mengacu pada jumlah anggota dewan direksi dalam
perusahaan. Terkait dengan pengaruh board size terhadap kinerja keuangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
perusahaan terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan. Penelitian yang
mengkaitkan board size dengan kinerja keuangan perusahaan menunjukkan
hasil yang berbeda diantara peneliti. Penelitian Othman et al. (2009)
menemukan hubungan positif antara board size dan kinerja keuangan
perusahaan. Yonedi dan Sari (2009), serta Eisenberg et al, (1998) juga
menemukan hubungan positif antara board size dan kinerja keuangan
perusahaan. Sedangkan Yermack (1996), serta Pudjiastuti dan Mardiyah
(2007) menemukan bahwa peningkatan board size akan berpengaruh negatif
terhadap kinerja perusahaan. Chaganti et al, (1985) dan Van Ees et al, (2003)
menemukan bahwa board size bukan merupakan faktor dari kinerja keuangan
perusahaan. Atas dasar hasil-hasil penelitian terebut di atas, maka hipotesis
pertama dalam penelitian ini dapat dinyatakan seperti berikut.
H1 : Terdapat pengaruh board size terhadap financial performance
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
Pengaruh Board Independence Terhadap Financial Performance
Menurut FCGI (2003), dewan komisaris merupakan inti dari corporate
governance yang ditugaskan untuk menjamin pelaksanaan strategi perusahaan,
mengawasi manajemen dalam mengelola perusahaan, serta mewajibkan
terlaksananya akuntabilitas. Keanggotaan dewan komisaris adalah perwakilan
dari pemegang saham (investor), perwakilan dari manajemen perusahaan, dan
perwakilan dari pihak independen (outsider). Keberadaan anggota dewan
komisaris independen merupakan penyeimbang kepentingan pemilik sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
principal dan kepentingan manajemen sebagai agent. Adanya anggota dewan
komisaris dari pihak independen diharapkan dapat melakukan pengawasan
secara independen terhadap perusahaan sehingga perusahaan dapat mencapai
tujuan perusahaan yaitu pencapaian profitabilitas yang tinggi.
Penelitian mengenai pengaruh dewan komisaris independen terhadap
kinerja keuangan perusahaan ternyata masih beragam. Penelitian Pudjiastuti
dan Mardiyah (2007) menemukan bukti, bahwa perusahaan dengan proporsi
komisaris independen yang lebih besar mempunyai tingkat kembalian aktiva
yang lebih besar pula, dibanding perusahaan yang mempunyai proporsi
komisaris independen sedikit. Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa
keberadaan anggota dewan komisaris independen dapat mencapai tujuan yaitu
sebagai sebuah mekanisme tata kelola perusahaan yang baik hingga
perusahaan mampu mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada juga yang
menemukan bahwa dewan komisaris independen bukan merupakan faktor dari
kinerja perusahaan Yonedi dan Sari (2009). Sedangkan penelitian Othman et
al. (2009) menemukan bahwa dewan komisaris berhubungan negatif dengan
kinerja keuangan perusahaan. Atas dasar hasil-hasil penelitian tersebut, maka
hipotesis kedua dalam penelitian ini dapat dirumuskan seperti berikut ini.
H2 : Terdapat pengaruh board independence terhadap financial
performance perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Pengaruh Remuneration Terhadap Financial Performance
Remunerasi mencerminkan upaya perusahaan dalam mempertahankan
dan meningkatkan kesejahteraan pengurusnya. Sistem remunerasi hendaknya
dapat memuaskan kebutuhan agent. Memastikan perlakuan adil terhadap
agent dalam hal remunerasi mampu meningkatkan motivasi dalam bekerja dan
pada akhirnya kinerja perusahaan secara keseluruhan juga turut meningkat.
Penelitian mengenai kebijakan remunerasi telah dilakukan oleh
beberapa peneliti sebelumnya baik menggunakan remunerasi manajemen
eksekutif dalam bentuk kas saja ataupun remunerasi manajemen eksekutif
dalam bentuk saham opsi kepemilikan yang biasanya dilakukan di negara
maju, maupun menggunakan data total remunerasi yang diterima oleh dewan
direksi dan komisaris. Othman et al. (2009) tidak menemukan hubungan
antara director remuneration dengan kinerja keuangan perusahaan yang
diproksikan dengan Earning Per Share (EPS) dan Return on Equity (ROE).
Sedangkan Firth et al. (1999) dan Mehran (1995) menemukan adanya
hubungan positif antara remuneration dengan financial performance. Atas
dasar hasil penelitian tersebut, maka hipotesis ketiga dalam penelitian ini
dapat dirumuskan seperti berikut ini.
H3 : Terdapat pengaruh remuneration terhadap financial performance
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
C. Kerangka Teoritis
Berdasarkan paparan yang telah diuraikan sebelumnya maka kerangka
teoritis dalam penelitian ini dapat saya gambarkan sebagai berikut.
Gambar 2.1 Kerangka Teoritis
Remuneration
Board Independence
Board Size
Financial
Performance
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
BAB III
METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis (hypothesis testing) yang
bertujuan untuk mengetahui pengaruh board size, board independence, dan
remuneration terhadap financial performance perusahaan manufaktur yang
telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Sekaran
(2006), pengujian hipotesis harus dapat menjelaskan sifat dari hubungan
tertentu, memahami perbedaan antar kelompok atau interdependensi dua
variabel atau lebih.
2. Populasi dan Sampel Penelitian
a. Populasi
Populasi merupakan kelompok orang, kejadian atau peristiwa yang
menjadi perhatian para peneliti untuk diteliti (Sekaran, 2006). Populasi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
manufaktur yang telah go public dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) pada tahun 2008.
b. Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian atau anggota dari populasi (Sekaran, 2006).
Sampel yang diteliti pada tahun 2008 harus menyediakan data yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
dibutuhkan dalam penghitungan, pengukuran dan penilaian variabel.
Penentuan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode purposive sampling, yaitu metode pengambilan sampel sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan. Metode pengambilan anggota
sampel ini menggunakan beberapa kriteria sebagai berikut ini:
1) Perusahaan manufaktur yang telah go public dan terdaftar di Bursa
Efek Indonesia per 1 Januari 2008 sampai dengan per 31 Desember
2008.
2) Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan untuk
periode tahun 2008.
3) Perusahaan manufaktur yang menyajikan laporan keuangan dalam
mata uang rupiah.
4) Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan tahunan
yang mencantumkan informasi dan data yang dibutuhkan dalam
penelitian.
3. Data dan Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu informasi yang
diperoleh dari pihak lain (Sekaran, 2006). Alasan menggunakan data sekunder
dengan pertimbangan bahwa data ini mudah untuk diperoleh dan memiliki
waktu yang lebih luas. Data dalam penelitian ini diperoleh dari data publikasi
laporan keuangan perusahaan yang menjadi sampel yaitu seluruh perusahaan
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Adapun data yang digunakan terdiri
dari berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
1) Data perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2008.
2) Laporan keuangan perusahaan manufaktur pada tahun 2008.
4. Definisi dan Pengukuran Variabel
1. Variabel Independen
Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yang terdiri
dari variabel seperti berikut ini.
a. Ukuran Dewan (Board size)
Board size merupakan jumlah anggota dewan direksi yang ada
di perusahaan. Variabel ini diukur dengan rata-rata jumlah anggota
dewan direksi perusahaan.
BISIZ = Total Dewan Direksi
b. Komisaris Independen (Board Independence)
Dewan komisaris ditunjuk secara langsung oleh para pemegang
saham untuk mewakili mereka dalam mengawasi kinerja manajer.
Komisaris independen merupakan pihak yang tidak terafiliasi dengan
pemegang saham pengendali, anggota dewan direksi dan dewan
komisaris lain, dan perusahaan itu sendiri baik dalam bentuk hubungan
bisnis maupun kekeluargaan. Struktur dewan komisaris terdiri dari tiga
pihak, yaitu perwakilan pemilik saham, perwakilan manajemen, dan
pihak independen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
BIND = KomisarisDewan Anggota Total
Independen KomisarisDewan Anggota
c. Remunerasi (Remuneration)
Renumeration merupakan jumlah pendapatan yang diterima
dewan direksi dan dewan komisaris selama setahun bekerja di
perusahaan.
Penelitian ini menggunakan komponen total kompensasi yang
diterima para eksekutif perusahaan berupa gaji pokok yaitu gaji yang
diterima oleh jajaran eksekutif dan gaji variabel berupa bonus tahunan,
insentif jangka panjang dan penghasilan tambahan yang diungkapkan
jumlah nominalnya di dalam laporan keuangan tahunan perusahaan.
Penelitian ini tidak menggunakan jenis kompensasi opsi saham
dikarenakan kurangnya data yang diperoleh dari laporan keuangan
tahunan yang disajikan oleh perusahaan. Variabel ini diukur jumlah
pendapatan dewan direksi dan dewan komisaris selama setahun
bekerja di perusahaan.
Dalam penelitian ini remuneration dinyatakan dengan
logaritma natural dari total remunerasi direksi dan komisaris. Alasan
penggunaan logaritma natural untuk remuneration adalah untuk
menghindari jumlah angka variabel yang berbeda secara ekstrem
karena untuk remuneration menggunakan jumlah absolut rupiah,
sedangkan variabel lain menggunakan rasio.
LN_REM = Total Remunerasi Direksi dan Komisaris
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
2. Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan
perusahaan (financial performance). Kinerja keuangan perusahaan
dihitung dengan Return on Assets (ROA) karena dengan rasio ini seluruh
elemen assets perusahaan yang digunakan dalam rangka memperoleh
penghasilan dapat tercover. ROA merupakan kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba atas jumlah assets yang dimiliki oleh perusahaan.
Formula yang digunakan dalam menentukan variabel ini adalah seperti
berikut ini.
assettotal
pajaksetelahbersihlabaROA =
5. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik yang dilakukan peneliti adalah sebagai
berikut:
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
apakah sampel yang diambil telah memenuhi kriteria sebaran atau
distribusi normal (Ghozali, 2006). Untuk menguji normalitas, peneliti
akan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Jika nilai ρ value > 0.05
maka data tersebut berdistribusi normal, jika ρ value < 0.05 maka data
tidak berdistribusi normal. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
asumsi central limit theorem yang menyatakan bahwa untuk sampel
besar (n > 30) akan mendekati suatu distribusi normal (Ghozali, 2006).
Salah satu cara agar data dapat berdistribusi normal adalah
dengan menghilangkan data yang bersifat outlier. Outlier adalah data
yang memiliki nilai di luar batas normal. Setelah data outlier
dihilangkan, dilakukan uji normalitas menggunakan Kolmogorov -
Smirnov. Dengan uji ini dapat diketahui apakah distribusi nilai-nilai
sampel yang teramati terdistribusi normal.
b. Pengujian Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t
dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika
terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu
berkaitan satu sama lainnya. Hal ini sering ditemukan pada data runtut
waktu (time series) karena “gangguan” pada individu atau kelompok
yang sama pada periode berikutnya. Pada data cross section (silang
waktu), masalah autokorelasi relatif jarang terjadi karena gangguan
pada observasi yang berbeda berasal dari individu atau kelompok yang
berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari
autokorelasi (Ghozali, 2006). Untuk menguji ada tidaknya masalah
autokorelasi, peneliti akan menggunakan uji Runs Test dengan alat
bantu SPSS. Menurut Ghozali (2006), jika nilai Asymp Sig. pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
pengujian Runs Test lebih besar dari tingkat signifikansi 5% maka
tidak terjadi autokorelasi antar variabel.
c. Pengujian Heteroskedaktisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Kebanyakan data cross section mengandung situasi
heteroskedastisitas karena data ini menghimpun data yang mewakili
berbagai ukuran (kecil, sedang, atau besar) (Ghozali, 2006). Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dalam model, peneliti
akan menggunakan uji Glejser dengan bantuan program SPSS. Apabila
koefisien parameter beta > 0,05 maka tidak ada masalah
heteroskedastisitas (Ghozali, 2006). Jika ternyata dalam model terdapat
heteroskedastisitas, maka cara memperbaiki dapat dilakukan dengan
cara:
a) Melakukan transformasi dalam bentuk model regresi dengan
membagi model regresi dengan salah satu variabel
independen yang digunakan dalam model tersebut.
b) Melakukan transformasi logaritma.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
d. Pengujian Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen)
(Ghozali, 2006). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi di antara independen. Jika variabel independen saling korelasi,
maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal
adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
multikolinieritas di dalam model, peneliti akan melihat Tolerence dan
Variance Infaltion Factors (VIF) dengan alat bantu program Statistical
Product and Service Solution (SPSS).
Tolerence mengukur variabilitas variabel independen yang
terpilih yang tidak dijelaskan variabel independen lainnya. Jadi nilai
tolerence yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF
= 1/Tolerence). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan
adanya multikolinieritas adalah nilai tolerence < 0,10 atau sama
dengan nilai VIF > 10. Bila ternyata dalam model terdapat
multikolinieritas, hal tersebut dapat diatasi dengan transformasi
variabel. Transformasi variabel merupakan salah satu cara mengurangi
hubungan linier di antara variabel independen. Transformasi dapat
dilakukan dalam bentuk logaritma natural dan bentuk first difference
atau delta (Ghozali, 2006).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi ganda. Analisis regresi ganda adalah teknik analisis yang
menjelaskan hubungan antara beberapa variabel independen terhadap satu
variabel dependen (Ghozali, 2006). Sesuai dengan kerangka pemikiran dan
pengajuan hipotesis di atas maka hipotesis akan diuji dengan persamaan
regresi seperti berikut ini.
Keterangan:
ROA = return on assets
β0, = konstanta
β1... β5 = koefisien regresi
BSIZ = board size
BIND = board independence
LN_REM = remuneration
εi = error term
a) Pengujian Signifikansi Parameter Individual (Uji signifikansi -t)
Untuk mengetahui apakah variabel independen secara bersama-
sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen, maka peneliti
menggunakan uji pengaruh simultan (F test) dengan alat bantu
program SPSS. Kriteria pengujiannya adalah seperti berikut ini.
ROA = β0 + β1 BSIZE + β2 BIND + β3 LN_REM + ε1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
(1) H0 diterima dan Ha ditolak, apabila nilai signifikansi lebih dari
nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara bersama-
sama tidak berpengaruh terhadap variabel dependen atau dapat
dikatakan bahwa model regresi tidak signifikan.
(2) H0 ditolak dan Ha diterima, yaitu apabila nilai signifikansi
kurang dari nilai alpha 0,05 berarti variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau
dapat dikatakan bahwa model regresi signifikan.
b) Uji signifikansi-F
Uji signifikansi-f digunakan untuk mengetahui apakah variabel
bebas secara parsial mempengaruhi variabel terikat dengan asumsi
variabel independen lainnya konstan. Langkah-langkah untuk
melakukan pengujian adalah:
1) Menentukan Hipotesis
H0 : b1 = b2 = b3 …bn = 0
Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ….bn ≠ 0
2) Menentukan Ftabel dengan tingkat signifikansi 0,05
3) Menghitung Fhitung dengan komputer kemudian
membandingkannya dengan Ftabel.
Kriteria pengujiannya adalah:
a. Ho diterima H1 ditolak yaitu apabila Fhitung < Ftabel berarti
variabel independen secara bersama-sama tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model
regresi tidak signifikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
b. Ho ditolak H1 diterima yaitu apabila Fhitung > Ftabel berarti
variabel independen secara bersama-sama berpengaruh
terhadap variabel dependen atau dapat dikatakan bahwa model
regresi signifikan.
c) Pengujian Ketepatan Perkiraan (Uji R square)
Pengujian ini untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel independen. Tingkat
ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk (R
square) yang nilainya antara 0 sampai dengan 1. Nilai yang mendekati
1 berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
independen. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel
independen, maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R square.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Statistik Deskriptif
Dalam rangka analisis terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja keuangan perusahaan, maka dilakukan pengumpulan data terhadap
board size (BSIZ), board independence (BIND), dan remuneration
(LN_REM).
Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari website
resmi Bursa Efek Indonesia yakni www.idx.co.id. Berdasarkan kriteria
pengambilan sampel diperoleh 82 perusahaan sampel untuk tahun 2008. Tabel
di bawah ini menyajikan kriteria perusahaan yang menjadi sampel penelitian.
Tabel 4.1 Sampel Penelitian
Keterangan Jumlah
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI pada tahun 2008
151
Perusahaan yang mempunyai data tidak lengkap (69) Jumlah perusahaan sampel 82 Sumber: IDX tahun 2008
Setelah memperoleh daftar perusahaan yang menjadi sampel
penelitian, langkah selanjutnya adalah mengumpulkan kinerja keuangan yang
diukur menggunakan return on asset dan board size dengan melihat jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
anggota dewan direksi yang dimiliki oleh perusahaan. Kemudian board
independence diukur dengan hasil pembagian dari anggota dewan komisaris
independen dengan total anggota dewan komisaris, serta remuneration yang
diukur dengan jumlah gaji dan kompensasi yang diterima dewan direksi dan
dewan komisaris selama setahun.
Setelah dilakukan perhitungan awal, deskripsi data perusahaan yang
menjadi sampel disajikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 4.2 Deskripsi Data Perusahaan yang Dijadikan Sampel
Minimum Maximum Mean Std.
Deviation ROA -11.247,67 37,01 -136,4340 1242,28810 BSIZ 2,00 11,00 4,8902 1,95635 BIND 0,14 1,00 0,3869 0,11469 LN_REM 18,52 26,50 22,4581 1,36098 Valid N (listwise)
Sumber: hasil pengolahan data
Nilai terendah return on asset adalah -11.247,67, nilai tertinggi adalah
37,01, dengan nilai rata-rata adalah -136,43, dan standar deviasi adalah
1242,288. Nilai terendah board size adalah 2,00, nilai tertinggi adalah 11,00,
dengan nilai rata-rata adalah 4,890, dan standar deviasi adalah 1,956. Nilai
terendah board independence adalah sebesar 0,14, nilai tertinggi adalah 1,00,
dengan nilai rata-rata adalah 0,3869, dan standar deviasi adalah 0,11469.
Nilai terendah remuneration adalah 18,52, nilai tertinggi adalah 26,50, dengan
nilai rata-rata adalah 22,458, dan standar deviasi adalah 1,361.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
B. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi ganda,
yang dilakukan untuk menguji pengaruh board size (BSIZ), board
independence (BIND), remuneration (REM), terhadap financial performance
(ROA). Namun sebelumnya dilakukan uji asumsi klasik yang dapat diuraikan
sebagai berikut:
1. Uji Asumsi Klasik
Model regresi dalam penelitian dapat digunakan untuk estimasi
dengan signifikan dan representatif jika model regresi tersebut tidak
menyimpang dari asumsi dasar klasik regresi berupa: normalitas,
autokorelasi, heteroskedastisitas dan multikolinearitas.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk menguji apakah data
terdistribusi secara normal. Pengujian normalitas ini dilakukan
berdasarkan uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria yang digunakan adalah
dengan membandingkan probability value yang diperoleh dengan
pedoman pengambilan keputusan bahwa: jika probability value > 0,05
maka data terdistribusi normal dan jika probability value < 0,05 maka
data terdistribusi tidak normal. Hasil uji normalitas dapat dilihat dalam
tabel 4.3 berikut ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Data Sebelum Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 82 Normal Parametersa Mean 0,0000000 Std. Deviation 1212,35867688 Most Extreme Differences Absolute 0,363
Positive 0,285 Negative -0,363 Kolmogorov-Smirnov Z 3,289 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,000 a. Test distribution is Normal.
Sumber: hasil pengolahan data
Hasil uji normalitas di atas menunjukkan bahwa seluruh data
variabel yang digunakan dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara
normal karena probability value < 0,05. Untuk mendapatkan data
variabel yang terdistribusi normal, penelitian ini menggunakan proses
outlier dengan mengeluarkan data variabel yang besaran berbeda dari
rata-rata data. Proses outlier dilakukan dengan melihat nilai Z-score
pada masing-masing data penelitian. Setelah dilakukan proses outlier
diperoleh 66 sampel perusahaan untuk pengujian. Berikut disajikan
hasil normalitas nilai residu data setelah proses outlier.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Setelah Outlier
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 66 Normal Parametersa Mean 0,0000000 Std. Deviation 11,57392540 Most Extreme Differences Absolute 0,111
Positive 0,077 Negative -0,111 Kolmogorov-Smirnov Z 0,899 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,394 a. Test distribution is Normal.
Sumber: hasil pengolahan data
Dari hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov dapat diketahui
bahwa harga p-value untuk semua variabel ternyata lebih besar dari a
(p > 0,05), maka dapat dinyatakan bahwa seluruh data memiliki
sebaran data normal.
b. Uji Autokorelasi
Autokorelasi menunjuk pada hubungan yang terjadi antara
anggota-anggota dari serangkaian observasi yang terletak berderetan
secara series dalam bentuk waktu (untuk time series) atau hubungan
antara tempat yang berdekatan (cross sectional). Pada penelitian ini
menggunakan alat uji runs test. Dari pengujiaan ini dapat dilihat
apakah terjadi autokorelasi atau tidak yang didasarkan pada nilai
Asymp. Sig dalam uji runs test. Apabila Asymp. Sig lebih besar dari
5%, maka tidak terjadi gejala autokorelasi dan sebaliknya jika Asymp.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Sig lebih kecil 5% maka terjadi gejala aoutokorelasi dalam model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini. Berikut ini disajikan hasil
uji runs test untuk mengindikasikan asumsi autokorelasi dalam model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi
Runs Test
Unstandardized Residual Test Valuea -0,56533 Cases < Test Value 33 Cases >= Test Value 33 Total Cases 66 Number of Runs 32 Z -0,496 Asymp. Sig. (2-tailed) 0,620 a. Median Sumber: hasil pengolahan data
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai asymp sig. pada
pengujian runs test sebesar 0,620 yang lebih besar dari tingkat
signifikansi penelitian 5% sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa
tidak terjadi autokorelasi antar variabel dalam model regresi yang
digunakan dalam penelitian ini.
c. Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Heteroskedastisitas adalah kasus
dimana seluruh faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama atau
variannya tidak konstan (Ghozali, 2006). Uji ini dengan uji glejser
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
dengan kriteria pengujian didasarkan pada nilai Asymp. Sig. Apabila
nilai Asymp Sig. untuk masing-masing variabel independen lebih besar
dari 5%, maka dapat dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas dan
sebaliknya apabila nilai Asymp Sig. lebih kecil dari 5% maka dapat
disimpulkan terjadi heteroskedastisitas. Berikut disajikan hasil
pengujian glejser dalam penelitian ini.
Tabel 4.6 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 32,706 19,519 1,676 0,099 BSIZ 1,104 0,958 0,168 1,153 0,253 BIND 8,604 14,440 0,074 0,596 0,553 LN_REM -1,441 0,935 -0,223 -1,541 0,128
a. Dependent Variable: ABS_RES Sumber: hasil pengolahan data
Tabel di atas menunjukkan bahwa semua variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai nilai Asymp Sig. lebih
besar dari 5%, sehingga dapat dinyatakan bahwa tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas dalam variabel penelitian.
d. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas digunakan untuk menunjukkan adanya
hubungan linier di antara variabel-variabel bebas dalam model regresi.
Jika variabel-variabel bebas berkorelasi secara sempurna, maka metode
kuadrat terkecil tidak bisa digunakan. Variabel-variabel yang tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
berkorelasi dikatakan orthogonal, yang menunjukkan bahwa tidak ada
masalah multikolinieritas. Hasil uji multikolinearitas dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 4.7 Hasil Uji Multikolinieritas
Torelance VIF Simpulan
BSIZ 0,731 1,368 Tidak terjadi multikolinieritas BIND 0,989 1,011 Tidak terjadi multikolinieritas LN_REM 0,735 1,360 Tidak terjadi multikolinieritas Sumber: hasil pengolahan data
Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai tolerance untuk semua
variabel lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10, sehingga
dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinieritas pada model regresi
yang digunakan dalam penelitian ini.
2. Uji Hipotesis
a. Analisis Regresi Ganda
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
regresi ganda, yaitu untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel
independen terhadap satu variabel dependen. Perhitungan analisis
regresi ganda dilakukan dengan bantuan komputer Program SPSS for
Windows 16.0, hasil analisis yang diperoleh adalah pada tabel di bawah
ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Ganda
Koefisien t Sign.
(Constant) -94,842 -3,185 0,002 BSIZ -1,932 -1,322 0,191 BIND -4,725 -0,215 0,831 LN_REM 4,768 3,343 0,001*
R square 0,155 Adjusted R square 0,114 F Asymp sig. Standart error
3,797 0,014
11,85063
Sumber: hasil pengolahan data *signifikan pada a= 5%
Berdasarkan hasil analisis regresi di atas, maka dapat disusun
persamaan sebagai berikut:
ROA = - 94,842 – 1,932 (BSIZ) – 4,725 (BIND) + 4,768 (LN_REM)
+ 11,85063
Dari persamaan regresi tersebut angka koefisien menunjukkan bahwa:
1) Nilai koefisien board size (BISIZ) bernilai negatif sebesar 1,932 adalah
tidak signifikan dengan nilai p > α (0,191 > 0,05) yang berarti BISIZ
tidak berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan.
2) Nilai koefisien board independence (BIND) bernilai negatif sebesar
4,725 adalah tidak signifikan dengan nilai p > α (0,831 > 0,05) yang
berarti BIND tidak berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan.
3) Nilai koefisien remuneration (LN_REM) bernilai positif sebesar 4,768
adalah signifikan dengan nilai p < α (0,001 < 0,05) yang berarti jika
terjadi kenaikan LN_REM sebesar 1 satuan, maka kinerja keuangan
perusahaan akan bertambah sebesar 4,768 satuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b. Uji Signifikasi-F
Uji signifikansi-F digunakan untuk menguji apakah model
regresi yang digunakan dalam penelitian ini terbukti signifikan. Hasil
uji signifikansi-F dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut.
Tabel 4.9 Hasil Uji F
SSumber: hasil pengolahan data *) Signifikan pada α = 5%
Dari tabel di atas diketahui bahwa variabel independen secara
bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Hal ini dapat
dilihat dari sig-F lebih kecil daripada a yang ditetapkan yaitu 0,014
lebih kecil daripada a 5%.
c. Uji Signifikansi-t
Uji signifikansi-t digunakan untuk menguji signifikansi
pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara
parsial. Berdasarkan hasil perhitungan dengan analisis regresi ganda
dengan Program SPSS for Windows 16.0, maka hasil perhitungan uji
signifikansi-t dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut.
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. Regression 1599,802 3 533,267 3,797 0,014 Residual 8707,124 62 140,437 Total 10306,926 65
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Tabel 4.10 Hasil Uji t
Koefisien T p-value alpha Keterangan
BSIZ -1,932 -1,322 0,191 0,05 Tidak signifikan BIND -4,725 -0,215 0,831 0,05 Tidak signifikan LN_REM 4,768 3,343 0,001 0,05 Signifikan
Sumber: hasil pengolahan data
Hasil tabel di atas menunjukkan bahwa p-value untuk variabel
BSIZ sebesar 0,191 yang lebih tinggi dari tingkat a sebesar 0,05,
sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel BSIZ tidak berpengaruh
pada kinerja keuangan perusahaan. Hasil pengujian juga menunjukkan
bahwa p-value untuk variabel BIND sebesar 0,831 yang lebih tinggi
dari tingkat a sebesar 0,05, sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel
BIND tidak berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan.
Hasil tabel diatas menunjukkan bahwa p-value untuk variabel
LN_REM sebesar 0,001 yang lebih rendah dari tingkat a sebesar 0,05,
sehingga dapat dinyatakan bahwa variabel LN_REM berpengaruh pada
kinerja keuangan perusahaan. Tanda dalam nilai koefisien dalam
variabel LN_REM adalah positif, tanda ini mengindikasikan bahwa
semakin tinggi LN_REM, maka semakin tinggi kinerja keuangan
perusahaan.
d. Uji Koefisien Determinasi (R square)
Pengujian ini untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan
model dalam menerangkan variasi variabel independen. Tingkat
ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
(R2) yang nilainya antara 0 sampai dengan 1. Nilai yang mendekati 1
berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua
informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
independen. Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel
independen, maka lebih baik menggunakan nilai adjusted R2.
Hasil pengujian mengindikasikan bahwa nilai Adjusted R2
sebesar 0,114, hal ini menunjukkan bahwa 11,4% variasi dari kinerja
keuangan dapat dijelaskan oleh board size (BISIZ), board
independence (BIND), dan remuneration (LN_REM), sedangkan
sisanya sebesar 88,6% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
C. Pembahasan
Hasil variabel BSIZ tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan. Hasil penelitian ini mengidikasikan bahwa berapapun jumlah
anggota dewan direksi, tidak berpengaruh pada kinerja keuangan perusahaan,
karena ukuran dewan direksi tidak dilihat dari besar kecilnya dewan direksi
akan tetapi tergantung dari norma dan kepercayaan yang diterima dalam
organisasi. Oleh karenanya jumlah dewan direksi dalam penelitian ini tidak
memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kemudian ada
kemungkinan bahwa besar kecilnya ukuran dewan direksi bukan merupakan
jaminan bahwa kinerja keuangan perusahaan akan semakin baik, sehingga
pasar menganggap banyak sedikitnya dewan direksi bukanlah faktor yang
mereka pertimbangkan dalam mengapresiasi kinerja keuangan perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Chaganti et al, (1985) dan Van
Ees et al, (2003).
Untuk variabel BIND, hasil analisis data menunjukkan bahwa proporsi
dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan, sehingga berapapun jumlah komisaris independen yang berada di
dalam dewan komisaris tidak akan mempengaruhi tingkat kinerja keuangan
perusahaan. Fungsi utama dewan komisaris dalam perusahaan diharapkan
dapat meningkatkan kualitas laba dengan membatasi tingkat manajemen laba
melalui fungsi monitoring atas pelaporan keuangan. Baik anggota komisaris
independen maupun komisaris yang mempunyai kepemilikan saham pada
perusahaan, keduanya mempunyai tugas yang sama. Oleh karenanya
keberadaan komisaris independen dalam penelitian ini tidak memiliki
pengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kemudian ada kemungkinan
bahwa keberadaan komposisi komisaris independen yang tinggi bukan
merupakan jaminan bahwa kinerja keuangan perusahaan akan semakin baik,
sehingga pasar menganggap keberadaan komposisi komisaris independen
bukanlah faktor yang mereka pertimbangkan dalam mengapresiasi kinerja
keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Yonedi dan Sari (2009).
Hasil analisis data menunjukkan variabel LN_REM berpengaruh
terhadap kinerja keuangan perusahaan. Tanda koefisien untuk variabel
LN_REM adalah positif, artinya semakin tinggi angka rasio LN_REM
semakin tinggi pula kinerja keuangan perusahaan. Penelitian ini
mengimplikasikan bahwa kinerja keuangan perusahaan tidak tergantung pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
berapa banyak jumlah dewan direksi dan komposisi dewan komisasris
independen, tetapi lebih pada besarnya remunerasi yang diterima direksi dan
komisaris selama setahun. Remunerasi memperlihatkan upaya perusahaan
dalam meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Sistem remunerasi yang adil
atau sesuai dengan kontribusi yang diberikan karyawan terhadap perusahaan
dinilai mampu meningkatkan maupun menumbuhkan semangat kerja dan akan
memotivasi direksi dan komisaris untuk bekerja secara optimal, yang pada
akhirnya juga akan meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Hasil
penelitian ini konsisten dengan Firth et al. (1999) dan Mehran (1995) yang
juga menemukan adanya hubungan positif antara remunerasi dengan kinerja
keuangan perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka peneliti dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut ini.
1. Ukuran dewan direksi yang diproksikan dengan Board Size (BISIZ) tidak
berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Komposisi dewan komisaris yang diproksikan dengan Board
Independence (BIND) tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Remunerasi yang diterima dewan direksi dan dewan komisaris yang
diproksikan dengan Remuneration (LN_REM) berpengaruh positif
terhadap kinerja keuangan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia, sehingga dapat dinyatakan semakin tinggi LN_REM
semakin tinggi pula kinerja keuangan perusahaan.
B. Keterbatasan Penelitian
Terdapat beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, di antaranya
seperti berikut ini.
1. Penelitian ini hanya menggunakan tahun 2008 sebagai tahun penelitian,
sehingga hanya dapat diperoleh 82 perusahaan yang menjadi sampel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
berdasarkan kriteria pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini.
2. Penelitian ini hanya menggunakan tiga variabel independen yang terdiri
dari board size, board independence dan remuneration.
3. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang
membatasi hasil penelitian tidak dapat digeneralisasi pada sektor industri
lain.
4. Nilai adjusted R2 dalam penelitian ini sebesar 11,4% sehingga
mengindikasikan adanya kemungkinan untuk penambahan variabel lain
yang diduga berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan.
C. Saran dan Implikasi
Atas dasar keterbatasan dalam penelitian ini, maka penulis dapat
mengajukan rekomendasi yang dapat dinyatkan seperti berikut ini.
1. Penelitian berikutnya dapat menambah jumlah variabel independen
dalam penelitan seperti kepemilikan manajerial, latar belakang
pendidikan manajerial, sehingga dapat diperoleh hasil penelitian yang
lebih mendalam.
2. Penelitian berikutnya dapat memperpanjang periode penelitian
sehingga dapat diperoleh jumlah sampel yang lebih banyak dan hasil
penelitian yang lebih baik secara statistik.
3. Penelitian berikutnya dapat menambahkan sektor industri lain dalam
penelitian sehingga hasil penelitian dapat diperbandingkan antar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
sektor industri dan dapat lebih bermanfaat bagi pemakai laporan
keuangan perusahaan.
4. Melakukan pengujian yang membedakan pengaruh variabel-variabel
terhadap kinerja keuangan perusahaan di antara sektor industri yang
terdaftar di BEI, sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih dapat
diterapkan pada masing-masing sektor industry dan lebih bermanfaat
bagi pelaku pasar modal.
5. Penelitian berikutnya dapat menggunakan alat uji hipotesis yang
berbeda. Sehingga dimungkinkan hasil yang berbeda.