pengaruh audit internal tebab+2bab+2rhadap pendeteksian fraud

28
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Audit 2.1.1 Pengertian Audit Setiap Perusahaan didirikan dengan tujuan utama untuk memperoleh laba disamping beberapa tujuan lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka semua tahap kegiatan yang akan dilaksanakan harus direncanakan, dianalisa dan diteliti secara seksama terlebih dahulu oleh mereka yang bertanggung jawab. Seiring berjalannya waktu masalah pada Perusahaan makin luas dan rumit. Tugas yang dipikul oleh manajemen makin besar, oleh karena itu manajemen memerlukan alat bantu yang dapat digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang dilaksanakannya. Salah satu alat bantu dalam melaksanakan fungsi utama manajemen, fungsi pengawasan dan pengendalian adalah aktivitas audit. Menurut Arens et al (2010:4) audit adalah: “Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.”

Upload: jung-tae-hee

Post on 04-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Bab+2Bab+2Bab+2Bab+2Bab+2Bab+2Bab+2Bab+2Bab+2Bab+2Bab+2Bab+2Bab+2

TRANSCRIPT

Page 1: Pengaruh Audit Internal TeBab+2Bab+2rhadap Pendeteksian Fraud

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Audit

2.1.1 Pengertian Audit

Setiap Perusahaan didirikan dengan tujuan utama untuk memperoleh laba

disamping beberapa tujuan lainnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka semua

tahap kegiatan yang akan dilaksanakan harus direncanakan, dianalisa dan diteliti

secara seksama terlebih dahulu oleh mereka yang bertanggung jawab. Seiring

berjalannya waktu masalah pada Perusahaan makin luas dan rumit. Tugas yang

dipikul oleh manajemen makin besar, oleh karena itu manajemen memerlukan alat

bantu yang dapat digunakan untuk mengendalikan kegiatan-kegiatan yang

dilaksanakannya. Salah satu alat bantu dalam melaksanakan fungsi utama

manajemen, fungsi pengawasan dan pengendalian adalah aktivitas audit.

Menurut Arens et al (2010:4) audit adalah:

“Auditing is the accumulation and evaluation of evidence about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.”

Menurut Mulyadi (2002) pengertian audit secara umum yaitu:

“Auditing adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pertanyaan-pertanyaan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya kepada pemakai yang berkepentingan.”

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa audit dilaksanakan oleh

orang yang kompeten dan independen dengan cara mengumpulkan bukti-bukti

Page 2: Pengaruh Audit Internal TeBab+2Bab+2rhadap Pendeteksian Fraud

8

Page 3: Pengaruh Audit Internal TeBab+2Bab+2rhadap Pendeteksian Fraud

9

yang ada serta mengevaluasi bahan bukti tersebut, yang bertujuan agar dapat

memberikan suatu pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan. Proses

pelaksanaan audit tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, auditor harus

mempunyai latar belakang pendidikan dan pengetahuan yang memadai

sehubungan dengan pelaksanaan audit. Selain itu seorang auditor harus dapat

bersikap independen, bertindak sesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku dan menjalankan kode etik profesi.

2.1.2 Jenis-jenis Audit

Arens et al (2010:12-14) mengelompokkan jenis-jenis audit ke dalam tiga

tipe, yaitu:

1. Operational Audits2. Compliance Audits3. Financial Statement Audits

Penjelasan dari tiga tipe audit diatas dapat diartikan bahwa:

1. Audit operasional mengevaluasi efisiensi dan efektivitas dari prosedur dan

metode operasi suatu organisasi. Pada saat selesainya audit operasional,

biasanya manajemen mengharapkan rekomendasi auditor untuk

meningkatkan kegiatan operasinya.

2. Audit kepatuhan bertujuan untuk menentukan apakah klien telah

mengikuti prosedur atau aturan tertentu yang tlah ditetapkan, seperti

pelaksanaan ketentuan upah minimum, pelaksanaan undang-undang

perpajakan, dan pelaksanaan prosedur yang telah ditetapkan oleh pimpinan

Perusahaan.

3. Audit laporan keuangan bertujuan untuk menentukan apakah laporan

keuangan secara keseluruhan informasi yang diuji telah disajikan sesuai

dengan kriteria yang telah ditentukan. Pada umumnya kriteria yang telah

Page 4: Pengaruh Audit Internal TeBab+2Bab+2rhadap Pendeteksian Fraud

ditetapkan tersebut adalah prinsip akuntansi yang berlaku umum yaitu

Standar Akuntasi Keuangan (SAK).

Dari berbagai jenis audit yang dilakukan kecuali audit laporan keuangan,

keseluruhan audit memiliki tujuan yang (hampir) sama yaitu menilai bagaimana

manajemen mengoperasikan Perusahaan, mengelola sumber daya yang dimiliki,

meningkatkan efisiensi proses dalam mencapai tujuan Perusahaan sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan (SAK).

2.2 Audit Internal

2.2.1 Pengertian Audit Internal

Audit Internal mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencapai

tujuan Perusahaan yang telah ditentukan. Perlunya konsep Audit Internal

dikarenakan bertambah luasnya ruang lingkup Perusahaan.

Profesi Audit Internal terus mengalami perkembangan sesuai dengan

tuntutan perkembangan dunia usaha. Semakin besar suatu Perusahaan maka

semakin luas pula rentang pengendalian yang dipikul pimpinan, sehingga

manajemen harus menciptakan suatu pengendalian intern yang efektif untuk

mencapai suatu pengelolaan yang optimal dengan mempertimbangkan manfaat

dan biayanya.

Audit Internal yang dilakukan dalam suatu Perusahaan merupakan

kegiatan penilaian dan verifikasi atas prosedur-prosedur, data yang tercatat

berdasarkan atas kebijakan dan rencana Perusahaan, sebagai salah satu fungsi

dalam upaya mengawasi aktivitasnya. Audit Internal juga merupakan aktivitas

pendukung utama untuk tercapainya tujuan pengendalian internal. Ketika

Page 5: Pengaruh Audit Internal TeBab+2Bab+2rhadap Pendeteksian Fraud

11

melaksanakan kegiatannya, Audit Internal harus bersifat objektif dankedudukannya dalam Perusahaan adalah independen.

Definisi Audit Internal menurut Standar Profesi Audit Internal (SPAI)

tahun 2004:

“Audit Internal adalah suatu aktivitas penilaian independen di dalam suatu organisasi untuk penelitian kegiatan pembukuan, finansial, dan kegiatan lainnya, sebagai dasar untuk membantu pimpinan Perusahaan. Pemeriksaan itu mempunyai pengendalian manajerial yang berfungsi dengan jalan mengukur dan menilai efektivitas sarana pengendalian.”

Sedangkan definisi Audit Internal menurut Tugiman (2006:11) adalah:

“Internal auditing atau pemeriksaan internal adalah suatu fungsi penilaian yang independen dalam suatu organisasi untuk menguji dan mengevaluasi kegiatan organisasi yang dilaksanakan.”

Definisi Audit Internal menurut The Institute of Internal Auditors (2011:2)

adalah:

“Internal auditing is independent, objective assurance and consulting activity designed to add value and improve an organization’s operations.It helps an organization accomplish its objectives by bringin a systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management, control, and governance process.”

Definisi Audit Internal yang telah disebutkan oleh IIA dapat diartikan

sebagai aktivitas independen yang memberikan jaminan objektif dan konsultasi

yang dirancang untuk memberi nilai tambah dan meningkatkan operasi organisasi.

Aktifitas ini membantu organisasi mencapai tujuannya dengan membawa

pendekatan yang sistematis dan disiplin untuk mengevaluasi dan meningkatkan

efektivitas manajemen risiko, pengendalian, dan proses tata kelola.

Perbandingan konsep inti Audit Internal terdapat pada tabelsebagai berikut:

Tabel 2.1Perbandingan Konsep Inti Audit Internal

Lama (1947) Baru (1999)Internal Control Risk Management, Control, Governance

Process

Page 6: Pengaruh Audit Internal TeBab+2Bab+2rhadap Pendeteksian Fraud

1. Fungsi penilaian independen yang 1. Suatu aktivitas independen objektifdibentuk dalam suatu organisasi

2. Fungsi penilaian 2. Aktivitas pemberian jaminan keyakinandan konsultasi

3. Mengkaji dan mengevaluasi aktivitas 3. Dirancang untuk memberikan suatu nilaiorganisasi sebagai bentuk jasa yang tambah serta meningkatkan kegiatandiberikan bagi organisasi organisasi

4. Membantu agar Para anggota 4. Membantu organisasi dalam usahaorganisasi dapat menjalankan mencapai tujuannyatanggung jawabnya secara efektif

5. Memberi hasil analisis, penilaian, 5. Memberikan suatu pendekatan disiplinrekomendasi, konseling, dan yang sistematis untuk mengevaluasi daninformasi yang Berkaitan dengan meningkatkan keefektivan manajemen

aktivitas yangDikaji dan risiko, pengendalian dan proses

menciptakan pengendalian efektif pengaturan dan pengelolaan organisasidengan biaya yang wajar

Sumber: (Tugiman, 2008:19)

Dari beberapa definisi tentang Audit Internal di atas, dapat disimpulkan

beberapa poin penting yaitu:

1. Audit Internal merupakan suatu fungsi penilaian independen dalam

suatu organisasi. Hal Ini menunjukkan bahwa orang yang melakukan

penilaian tersebut adalah anggota dari organisasi tersebut.

2. Dalam pengukuran yang dilakukan auditor internal, independensi dan

objektivitas harus dipegang.

3. Memberikan suatu pendekatan disiplin yang sistematis untuk

mengevaluasi dan meningkatkan efektivitas manajemen risiko

pengendalian dan proses pengelolaan organisasi.

4. Auditor internal memeriksa dan mengevaluasi seluruh kegiatan baik

finansial maupun non finansial.

5. Menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan

dijalankan sesuai target dalam mencapai tujuan organisasi.

2.2.2 Fungsi, Tujuan, dan Tanggung Jawab Audit Internal

Fungsi Audit Internal adalah membantu manajemen memberi landasan

tindakan manajemen yang selanjutnya. Konsorium Organisasi Profesi Audit

Internal (2004:19) menyataan bahwa penanggung jawab fungsi Audit Internal

Page 7: Pengaruh Audit Internal TeBab+2Bab+2rhadap Pendeteksian Fraud

harus mengelola fungsi audit intenal secara efektif dan efisien untuk memastikan

bahwa kegiatan fungsi tersebut dapat disimpulkan, bahwa fungsi Audit Internal

adalah sebagai alat bantu bagi manajemen untuk menilai efisien dan keefektifan

pelaksanaan struktur pengendalian intern Perusahaan, kemudian memberikan hasil

yang serupa berupa saran atau rekomendasi dan memberi nilai tambah bagi

manajemen yang akan dijadikan landasan untuk mengambil keputusan atau

tindakan yang selanjutnya.

Konsorium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:15) menyatakanbahwa:

“Tujuan, wewenang, dan tanggung jawab fungsi Audit Internal harus dinyatakan secara formal dalam Charter Audit Internal, konsisten dengan Standar Profesi Audit Internal dan mendapat persetujuan dari Pimpinan dan Dewan Pengawas Organisasi.”

Selain memiliki fungsi, Audit Internal juga memiliki tujuan. Audit Internal

bertujuan untuk membantu seluruh anggota manajemen agar dapat melaksanakan

tanggung jawab secara efektif dengan jalan memberikan analisis, penilaian,

rekomendasi, saran, dan keterangan dari kegiatan operasional Perusahaan yang

diperiksanya.

Page 8: Pengaruh Audit Internal TeBab+2Bab+2rhadap Pendeteksian Fraud

Menurut Tugiman (2008:2) tujuan dari Audit Internal adalah:

“Membantu para anggota organisasi agar dapat menyelesaikan tanggung jawabnya secara efektif. Untuk tujuan tersebut, Audit Internal menyediakan bagi mereka analisis, penilaian rekomendasi, nasihat, dan informasi sehubungan dengan aktivitas yang diperiksa.”

Tujuan Audit Internal dapat tercapai apabila fungsi dari Audit Internal

berjalan dengan baik. Untuk itu, Audit Internal harus mengetahui tugas dan

tanggung jawabnya secara jelas.

Tanggung jawab seorang Audit Internal menurut Komite SPAP Ikatan

Akuntansi Indonesia dalam Standar Profesi Akuntan Publik (2001:322) yaitu:

“Auditor Internal bertanggungjawab untuk menyediakan jasa analisis dan evaluasi, memberikan keyakinan dan rekomendasi dan informasi lain kepada manajemen entitas dan bagian komisaris atau pihak lain yang setara wewenang dan tanggung jawabnya. Untuk memenuhi tanggung jawabnya tersebut Auditor Internal mempertahankan objektivitasnya yang berkaitan dengan aktiivitas yang diauditnya.”

Tujuan akhir dan tanggung jawab Audit Internal adalah untuk melindungi

harta Perusahaan, menjamin bahwa laporan keuangan dan non keuangannya dapat

dipercaya, ditaatinya kebijakan dan prosedur serta menjamin apakah aktivitas di

Perusahaan sudah berjalan secara efektif dan efisien. Untuk itu ruang lingkup dan

tanggung jawab dari Audit Internal tidak boleh dibatasi pada akuntansi dan

keuangan saja, namun harus mencakup segala aspek Perusahaan.

2.2.3 Ruang Lingkup Audit Internal

Ruang lingkup Audit Internal mencakup bidang yang sangat luas dan

kompleks meliputi seluruh tingkatan manajemen, yaitu mencakup segala aspek

Perusahaan, meliputi finansial dan non-finansial. Audit Internal membantu

manajemen dalam mengawai berjalannya roda organisasi.

Menurut IIA dalam buku Standar & Guidelines For the Professional

Practices of Internal Auditing (1998:23) ruang lingkup Audit Internal adalah

sebagai berikut:

Page 9: Pengaruh Audit Internal TeBab+2Bab+2rhadap Pendeteksian Fraud

“The scope of internal auditing should encompass the examination and evaluation of the adequacy and effectiveness if the organization’s system of interna control and the quality of performance in carrying out assigned responsibilities.”

Pendapat IIA di atas dapat diartikan bahwa ruang lingkup Audit Internal

harus mencakup pemeriksaan dan evaluasi terhadap kecukupan dan efektivitas

sistem organisasi pengendalian intern dan kualitas kinerja dalam melaksanakan

tanggung jawab yang diberikan.

Perkembangan terbaru berdasarkan standar 2100 kode etik profesional

audit internal mengenai nature of work menurut IIA (2011:29) yaitu:

“The internal audit activity must evaluate and contribute to the improvement of governanc, risk management, and control processes using a systematic disclipined approach.”

Pendapat tersebut artinya bahwa kegiatan audit internal harus

mengevaluasi dan memberikan kontribusi pada perbaikan tata kelola, manajemen

risiko, dan proses pengendalian menggunakan pendekatan disiplin ilmu yang

sistematis.

2.2.4 Standar dan Pedoman Praktik Audit Internal

Konsorium Organisasi Profesi Audit Internal menerbitkan Standar Profesi

Audit Internal (SPAI). SPAI ini diharapkan dapat menjadi pedoman bagi auditor

internal dalam melaksanakan tugasnya.

Menurut Konsorium Organisasi Profesi Audit Internal (2004:5) SPAI

terdiri dari 3 standar, yaitu:

Page 10: Pengaruh Audit Internal TeBab+2Bab+2rhadap Pendeteksian Fraud

161. Standar Atribut

Standar atribut berkenaan dengan karakteristik organisasi, individu, dan

pihak-pihak yang melakukan kegiatan Audit Internal.

2. Standar Kinerja

Standar kinerja menjelaskan sifat dan kegiatan Audit Internal dan

merupakan ukuran kualitas pekerjaan audit, juga memberikan praktik-

praktik terbaik pelaksanaan audit mulai dari perencanaan sampai dengan

pemantauan tindak lanjut.

3. Standar Implementasi

Standar implementasi hanya berlaku untuk satu penugasan tertentu.

Standar implementasi yang akan diterbitkan di masa mendatang adalah

standar implementasi untuk kegiatan assurance, standar implementasi

untuk kegiatan consulting, standar implementasi untuk kegiatan

investigasi, dan standar implementasi Control Self Assessment (CSA).

2.3 Auditor Internal

2.3.1 Pengertian Auditor Internal

Auditor internal ialah orang yang melaksanakan aktivitas pemeriksaan.

Seorang auditor internal berusaha untuk menyempurnakan dan melengkapi setiap

kegiatan dengan penialaian langsung atas setiap bentuk pengawasan untuk dapat

mengikuti perkembangan dunia usaha yang semakin kompleks.

Definisi auditor internal menurut Mulyadi (2010:29) auditor internaladalah:

“Auditor internal adalah auditor yang bekerja dalam Perusahaan (Perusahaan negara maupun Perusahaan swasta) yang tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh mnajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian organisasi.”

Audit Internal membantu manajemen dalam merancang dan memelihara

kecukupan dan efektivitas struktur pengendalian intern. Audit Internal juga

Page 11: Pengaruh Audit Internal TeBab+2Bab+2rhadap Pendeteksian Fraud

bertanggungjawab untuk meningkatan operasi organisasi serta menilai kecukupan

dan keefektifan dari masing-masing sitem pengendalian yang memberikan

jaminan kualitas dari proses pelaporan keuangan.

2.3.2 Kompetensi Auditor Internal

Fungsi Audit Internal tidak hanya terbatas kepada masalah keuangan saja,

melainkan juga meliputi seluruh aspek dan aktivitas yang ada di dalam

Perusahaan. Dengan dasar ini, maka auditor internal dituntut untuk memiliki

kompetensi yang tinggi, yaitu dengan mengembangkan kemampuan

profesionalnya secara berkelanjutan.

Kompetensi menurut Tugiman (2006:18) adalah sebagai berikut:

“Kompetensi adalah kemampuan profesional yang merupakan tanggung jawab dari bagian Audit Internal dan masing-masing pemeriksa internal.”

Kompetensi setiap auditor internal merupakan tanggung jawab dari bagian

Audit Internal. Pimpinan Audit Internal dalam setiap pemeriksaan harus

menugaskan orang-orang yang secara bersama atau keseluruhan memiliki

pengetahuan, kemampuan, dan berbagai disiplin ilmu yang diperlukan untuk

melaksanakan pemeriksaan secara tepat dan pantas.

Melihat banyak beban yang harus dipikul oleh tim Audit Internal, maka

dapat diidentifikasi kebutuhan yang sesuai akan kompetensi dasar (basic

competency) yang sama bagi para auditor. Menurut Valery G. Kumaat (2011: 25-

27) dijelaskan kompetensi Audit Internal mulai dari head of department hingga

para pelaksana sebagai berikut:

1. Soft Competency Audit Internal: Menentukan Sosok Audit yang Ideal

Kepribadian atau karakter positif yang kuat sekarang ini diakui sebagai penentu

keberhasilan seseorang dalam meniti karir, lebih dari bekal pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki. Sosok Audit Internal yang ideal harus memiliki

keunikan tersendiri, yaitu perpaduan karakter yang jarang dijumpai pada posisi

atau profesi lain. Karena harus independen dalam mengidentifikasi, menganalisis,

Page 12: Pengaruh Audit Internal TeBab+2Bab+2rhadap Pendeteksian Fraud

menetapkan akar masalah hingga mengeluarkan rekomendasi solusi, integritas

menjadi hal yang tidak dapat ditawar.

2. Hard Competency Audit Internal: Menentukan Bobot Auditor

Meskipun Soft Competency memegang peranan penting, auditor

juga dituntut memiliki tingkat berpikir, pengetahuan, dan keterampilan

(Hard Competency) di atas rata-rata, tepatnya sebuah kombinasi

kompetensi yang terdiri dari Analytical Thinking, Multi-Dimensional

Knowledge, dan Advisory Skill.

2.3.3 Standar Profesional Audit Internal

Menurut Hery (2010:73) standar profesional Audit Internal terbagi atas

empat macam diantaranya yaitu:

1. Independensi

2. Kemampuan Profesional

3. Lingkup Pekerjaan

4. Pelaksanaan Kegiatan Pemeriksaan

Page 13: Pengaruh Audit Internal TeBab+2Bab+2rhadap Pendeteksian Fraud

Adapun penjelasan dari keempat standar profesional Audit Internal

tersebut adalah :

1. Independensi

Audit Internal harus mandiri dan objektif. Audit Internal harus mandiri

dan terpisah dari berbagai kegiatan yang diperiksa. Auditor inernal

dianggap mandiri apabila dapat melaksanakan pekerjaannya secara bebas

dan objektif. Kemandirian Audit Internal sangat penting terutama dalam

memberikan penilaian yang tidak memihak (netral). Hal ini hanya dapat

diperoleh melalui status organisasi dan sikap objektif dari para audit

interrnal. Status organisasi Audit Internal harus dapat memberikan

keleluasaan bagi Audit Internal dalam menyelesaikan tanggung jawab

pemeriksaan secara maksimal.

2. Kemampuan Profesional

a. Pengetahuan dan Kemampuan

Kemampuan profesional wajib dimiliki oleh Audit Internal. Dalam

setiap pemeriksaan, pimpinan Audit Internal haruslah menugaskan

orang-orang yang secara bersama-sama atau keseluruhan memiliki

pengetahuan dan kemampuan dari berbagai disiplin ilmu, seperti

akuntansi, ekonomi, keuangan, statistik, pemrosesan data elektronik,

perpajakan, dan hukum yang memang diperlukan unutk melaksanakan

pemeriksaan secara tepat dan pantas.

Page 14: Pengaruh Audit Internal TeBab+2Bab+2rhadap Pendeteksian Fraud

b. Pengawasan

Pimpinan Audit Internal bertanggung jawab dalam melakukan

pengawasan terhadap segala aktivitas pemeriksaan yang dilakukan oleh

para stafnya. Pengawasan yang dilakukan sifatnya berkelanjutan, yang

dimulai dengan perencanaan dan diakhiri dengan penyimpulan hasil

pemeriksaan yang dilakukan.

c. Ketelitian Profesional

Audit Internal harus dapat bekerja secara teliti dalam melaksanakan

pemeriksaan. Audit Internal harus mewaspadai berbagai kemungkinan

terjadinya pelanggaran yang dilakukan dengan sengaja, kesalahan,

kelalaian, ketidakefektifan, pemborosan (ketidakefesienan), dan konflik

kepentingan.

3. Lingkup Pekerjaan

a. Keandalan informasi

Audit Internal haruslah menguji sistem informasi tersebut, dan

menentukan apakah berbagai catatan, laporan finansial dan laporan

operasional Perusahaan mengandung informasi yang akurat, dapat

dibuktikan kebenarannya, tepat waktu, lengkap, dan berguna.

b. Kesesuaian dengan kebijakan, rencana, prosedur, dan ketentuan

perundang-undangan

Manajemen bertanggung jawab untuk menetapkan sistem, yang dibuat

dengan tujuan memastikan pemenuhan berbagai persyaratan, seperti

kebijakan, rencana, prosedur, dan peraturan perundang-undangan. Audit

Internal bertanggung jawab untuk menentukan apakah sistem tersebut telah

cukup efektif dan apakah berbagai kegiatan yang diperiksa telah sesuai

dengan kebijakan yang ditetapkan.

Page 15: Pengaruh Audit Internal TeBab+2Bab+2rhadap Pendeteksian Fraud

c. Perlindungan aktivaAudit Internal harus meninjau berbagai alat atau cara yang digunakan

untuk melindungi aktiva Perusahaan terhadap berbagai jenis kerugian, seperti

kerugian yang diakibatkan oleh pencurian, dan kegiatan yang ilegal. Pada saat

memverifikasi keberadaan suatu aktiva, Audit Internal harus menggunakan

prosedur pemeriksaan yang sesuai dan tepat.

d. Penggunaan sumber daya

Audit Internal harus dapat memastikan keekonomisan dan keefesienan

penggunaan sumber daya yang dimiliki oleh Perusahaan. Audit Internal

bertanggung jawab untuk menetapkan suatu standar operasional untuk

mengukur keekonomisan dan efesiensi. Standar operasional tersebut harus

dipahami dan dipenuhi agar berbagai penyimpangan dari standar operasional

yang telah diidentifikasi, dianalisis, dan diberitahukan kepada berbagai pihak

yang bertanggung jawab untuk dilakukan tindakan perbaikan.

e. Pencapaian tujuan

Audit Internal harus dapat memberikan kepastian bahwa semua

pemeriksaan yang dilakukan sudah mengarah kepada pencapaian tujuan dan

sasaran yang telah ditetapkan oleh perusahan.

4. Pelaksanaan kegiatan pemeriksaan

a. Perencanaan kegiatan pemeriksaan

Audit Internal harus terlebih dahulu melakukan perencanaan

pemeriksaan dengan meliputi penetapan tujuan pemeriksaan dan lingkup

pekerjaan, memperoleh informasi dasar tentang objek yang akan diperiksa

lalu menentukan tenaga yang diperlukan untuk melaksanakan

pemeriksaan. Selanjutnya melakukan survei secara tepat untuk lebih

mengenali bidang atau area yang akan diperiksa untuk penetapan program

pemeriksaan.

Page 16: Pengaruh Audit Internal TeBab+2Bab+2rhadap Pendeteksian Fraud

b. Pengujian dan Pengevaluasian

Audit Internal harus melakukan pengujian dan pengevaluasian

terhadap semua informasi yang ada guna memastikan ketepatan dari

informasi tersebut. Informasi inilah yang nantinya akan digunakan untuk

pemeriksaan.

c. Pelaporan Hasil Pemeriksaan

Audit Internal harus melaporkan hasil pemeriksaan yang

dilakukannya. Laporan yang dibuat haruslah objektif, jelas, singkat,

konstruktif dan tepat waktu. Objektif adalah laporan yang faktual, tidak

berpihak, dan terbebas dari distorsi. Laporan yang jelas adalah laporan

yang mudah dimengerti dan logis. Laporan yang singkat adalah laporan

yang diringkas langsung membicarakan pokok permasalahan dan

menghindari berbagai perincian yang tidak diperlukan. Laporan yang

konstruktif adalah laporan yang berdasarkan isi dan sifatnya akan

membantu pihak yang diperiksa dan organisasi serta menghasilkan

berbagai perbaikan yang diperlukan. Laporan yanng tepat waktu adalah

laporan yang pemberitaanya tidak ditunda dan mempercepat kemungkinan

pelaksanaan berbagai tindakan yang koreksi dan efektif. Audit Internal

juga harus langsung melaporkan hasil pemeriksaannya kepada pimpinan

dan karyawan lain apabila membutuhkan.

d. Tindak lanjut pemeriksaan

Audit Internal harus secara terus menerus meninjau dan melakukan

tindak lanjut untuk memastikan apakah suatu tindakan perbaikan telah

dilakukan dan memberikan berbagai hasil yang diharapkan. Tindak

lanjut Audit Internal didefinisikan sebagai suatu proses untuk

menentukan kecukupan, keefektifan, dan ketepatan waktu dari berbagai

Page 17: Pengaruh Audit Internal TeBab+2Bab+2rhadap Pendeteksian Fraud

tindakan yang dilakukan oleh manajemen terhadap berbagai temuan

pemeriksaan yang dilaporkan.

2.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

2.5.1 Kerangka Pemikiran

Audit Internal sebagai suatu cara yang digunakan untuk mencegah

kecurangan dalam suatu organisasi yang kegiatannya meliputi pengujian dan

penilaian efektivitas serta kecukupan sistem pengendalian internal organisasi.

Fungsi Audit Internal dapat berupa layanan informasi, sistem atau proyek. Tanpa

Audit Internal, kepala instansi tidak akan memiliki sumber informasi internal yang

bebas mengenai kinerja dalam organisasi.

Audit Internal sangat erat berkaitan dengan masalah pendeteksian

kecurangan di dalam Perusahaan. Adanya Audit Internal dalam suatu Perusahaan

Page 18: Pengaruh Audit Internal TeBab+2Bab+2rhadap Pendeteksian Fraud

diyakini bermanfaat dalam membantu mencegah terjadinya kecuranan. Namun

demikian, Audit Internal tidak bertanggung jawab atas terjadinya kecurangan,

meskipun Audit Internal merupakan pihak yang memiliki kewajiban yang paling

besar dalam masalah pendeteksian kecurangan.

Audit Internal harus bisa memastikan apakah kecurangan tersebut memang

ada atau tidak. Untuk memastikannya, Audit Internal akan melakukan evaluasi

terhadap Sistem Pengendalian Intern yang dibuat manajemen dan aktivitas

karyawan Perusahaan berdasarkan kriteria yang tepat untuk merekomendasikan

suatu rangkaian tindakan kepada pihak manajemen. Disamping itu, Audit Internal

harus mempunyai alat pengendalian yang efektif sehingga setiap kecurangan

dapat dideteksi dan dicegah sedini mungkin.

Dengan demikian, jelas bahwa Audit Internal membantu manajemen

dalam memberikan saran dan nasehatnya sehubungan dengan Sistem

Pengendalian yang dibuat oleh manajemen. Bukan menindaknya tapi sekedar

menilai dan mengevaluasinya, karena tindakan lebih lanjut sepenuhnya ada

ditangan manajemen.

Menurut Valery G. Kumat (2011:35) mendefinisikan Audit Internal adalah

sebagai berikut:

“Audit Internal adalah agen yang paling “pas” untuk mewujudkan Internal

Control, Risk Management dan Good Corporate Governance yang pastinya akan memberi Nilai Tambah bagi Sumber Daya dan Perusahaan.”

Berdasarkan pengertian di atas diketahui bahwa Audit Internal merupakan

suatu fungsi penilaian yang bebas dalam suatu organisasi guna menelaah atau

mempelajari dan menilai kegiatan-kegiatan Perusahaan untuk memberikan saran

kepada manajemen.