pengaruh angiotension terhadap tekanan darah

8
Pengaruh Angiotension terhadap tekanan darah RAAS (renin-angiotensin-aldosterone system) memainkan peran penting dalam pengaturan volume darah dan tahanan system vaskuler, dimana keduanya bersama mempengaruhi cardiac output dan tekanan arterial. Sebagaimana disebutkan dalam namanya, ada 3 komponen penting dalam system ini yaitu : 1) Renin 2) Angiotensin 3) Aldosterone. Renin, yang secara utama dilepaskan oleh ginjal, menstimulasi bentuk dari angiotensin dalam darah dan jaringan, yang merubah stimulasi pelepasan aldosterone dari corteks adrenal Renin adalah enzyme proteolytic yang dilepaskan ke dalam sirkulasi utamanya oleh ginjal. Pelepasannya distimulasi oleh : 1) Aktivasi saraf sympathetic (diaktifkan melalui - adrenoceptors) 2) Hypotensi arteri renalis (disebabkan hipotensi sistemik atau stenosis arteri renalis)

Upload: wahyu-adi-kurniawan

Post on 10-Nov-2015

233 views

Category:

Documents


16 download

DESCRIPTION

bla bla

TRANSCRIPT

Pengaruh Angiotension terhadap tekanan darah RAAS (renin-angiotensin-aldosterone system) memainkan peran penting dalam pengaturan volume darah dan tahanan system vaskuler, dimana keduanya bersama mempengaruhi cardiac output dan tekanan arterial. Sebagaimana disebutkan dalam namanya, ada 3 komponen penting dalam system ini yaitu :1) Renin2) Angiotensin3) Aldosterone. Renin, yang secara utama dilepaskan oleh ginjal, menstimulasi bentuk dari angiotensin dalam darah dan jaringan, yang merubah stimulasi pelepasan aldosterone dari corteks adrenalRenin adalah enzyme proteolytic yang dilepaskan ke dalam sirkulasi utamanya oleh ginjal. Pelepasannya distimulasi oleh : 1) Aktivasi saraf sympathetic (diaktifkan melalui -adrenoceptors)2) Hypotensi arteri renalis (disebabkan hipotensi sistemik atau stenosis arteri renalis)3) Penurunan pengiriman sodium ke tubulus distal dari ginjal. Ketika renin dilepaskan ke dalam darah, beraksi atas substrat sirkulasi yaitu angiotensinogen yang diubah menjadi angiotensin I. Endotel Vaskuler, khususnya dalam paru, memiliki enzym yaitu angiotensin converting enzyme (ACE) yang mengubah angiotension I menjadi angiotensin II.

Ketika tekanan darah rendah, ginjal mengeluarkan renin. Rennin merangsang aktivasi RAAS seperti yang telah disebutkan diatas. Angiotensin II menyebabkan konstriksi dari pembuluh darah yang pada akhirnya menyebabkan peningkatan tekanan darah. Angiotensin II juga merangsang sekresi hormon aldosterone dari korteks adrenal. Aldosterone menyebabkan tubulus ginjal menahan sodium air. Peningkatan volume cairan dalam tubuh ini, juga menaikkan tekanan darah.Jika sistem renin-angiotensin-aldosterone terlalu aktif, tekanan darah akan terlalu tinggi. Ada banyak obat yang menghambat langkah langkah dari sistem ini untuk menurunkan tekanan darah. Obat obat ini merupakan satu dari beberapa langkah penting dalam upaya mengontrol tekanan darah tinggi (hipertensi), gagal jantung, gagal ginjal dan efek berbahaya dari diabetes melitus. Diposkan oleh mfyanners di 8:55 PM No comments: Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookLabel: fisiologi Askep Bells Palsy PengertianBell's palsy merupakan kelumpuhan (relatif) mendadak otot-otot wajah sesisi; dapat mencemaskan karena umumnya terjadi tanpa gejala pendahuluan dan menyebabkan wajah miring/mencong sehingga dikacaukan dengan gejala gangguan peredaran darah otak (stroke). Berbeda dari Gangguan Peredaran Darah Otak, kelumpuhan wajah sesisi ini tidak dibarengi dengan kelumpuhan anggota badan/tubuh lainnya. Web Of Causen

Penyebab Bell's palsy disebabkan oleh pembengkakan n. facialis sesisi; akibatnya pasokan darah ke saraf tersebut terhenti, menyebabkan kematian sel sehingga fungsi menghantar impuls/rangsangnya terganggu; akibatnya perintah otak untuk menggerakkan otot-otot wajah tidak dapat diteruskan. Kausanya tidak diketahui, umumnya dianggap akibat infeksi semacam virus herpes simpleks. Virus tersebut dapat dormant (`tidur') selama beberapa tahun, dan akan aktif jika yang bersangkutan terkena stres fisik ataupun psikik. Sekalipun demikian Bell's palsy tidak menular. Gejala Otot-otot wajah satu sisi lumpuh sehingga wajah menjadi miring/mencong, kelopak mata tidak dapat menutup sehingga bola mata akan berair terus-menerus, sebaliknya akan kering di malam hari (jika tidur).Kesulitan berbicara dapat terjadi akibat mulut/bibir yang tertarik ke satu sisi. Kadang-kadang kemampuan mengecap/merasa juga terganggu dan suara-suara terdengar lebih keras di satu sisi yang terkena. Kelompok yang rentan terhadap Bell's palsy - Remaja usia 20-an - Lanjut usia setelah 60 tahun.- Wanita hamil- penderita diabetes melitus - pasca flu Bagaimana pengobatannya Kebanyakan akan pulih tanpa pengobatan dalam 2 minggu; tetapi umumnya digunakan kortikosteroid seperti prednison dan antivirus seperti asiklovir dalam 2 3 hari pertama; pengobatan dini dengan cara ini memperbaiki prognosis sampai 20%. Kira-kira 70% sembuh dalam beberapa bulan, 15% masih merasa sedikit kelemahan. Pada kira-kira 10 20% pasien, Bell's palsy dapat terulangKemungkinan Diagnose Keperawatan Perubahan Body image b/d kelumpuhan otot wajah Cemas b/d kurang pengetahuan tentang penyakit dan prosedur pengobatan Kurang pengetahuan b/d tidak terpajan informasiIntervensi KeperawatanDiagnose Keperawatan : Perubahan Body image b/d kelumpuhan otot wajahTujuan : Body image kembali baikKriteria hasil :- Pasien mengungkapkan bahwa dirinya menerima kondisi yang ada pada dirinya (kelumpuhan otot wajah)- Pasien tidak mengalami kecemasan (dengan skala HARS)- Pasien mampu melaksanakan peran dengan kondisi baik pada semua fungsi bio psiko sosial.Intervensi- Bina hubungan saling percayaRasional : agar bisa terbina hubungan terapeutik- Jelaskan tentang penyakit, penyebab dan prognosisnyaRasional : agar pasien tidak cemas dan kooperatif dalam pelaksanaan tindakan keperawatan- Bantu pasien untuk mengungkapkan konsep dirinya secara utuhRasional : untuk mengetahui perkembangan status kesehatan pasien khususnya konsep diri dan sebagai dasar pelaksanaan tindakan selanjutnya- Bantu pasien untuk melakukan koping adaptif Rasional : koping adaptif akan membantu seseorang menghindari stres yang berlarut larut dan tetap bisa melakukan tindakan asertif Diposkan oleh mfyanners di 8:36 PM No comments: Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook