pengaruh adsorben arang aktif dari variasi bahan …repository.setiabudi.ac.id/619/2/ta tia...

95
PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU TERHADAP BILANGAN ASAM DAN BILANGAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan sebagai Sarjana Sains Terapan Oleh : Tia Octaviani 06130176N PROGRAM STUDI D-IV ANALIS KESEHATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA 2017

Upload: others

Post on 12-Sep-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

i

PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI

BAHAN BAKU TERHADAP BILANGAN ASAM DAN

BILANGAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH

TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi sebagian persyaratan sebagai

Sarjana Sains Terapan

Oleh :

Tia Octaviani

06130176N

PROGRAM STUDI D-IV ANALIS KESEHATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS SETIA BUDI

SURAKARTA

2017

Page 2: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

ii

Page 3: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

iii

Page 4: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

iv

MOTTO

“The fact that you aren’t where you want

to be should be enough motivation”

“Never let your past dictate your future.

It’s never too late to became better”

“Life is a boomerang, what you give, you get”

Page 5: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

v

PERSEMBAHAN

Menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

sholawat serta salam kepada junjungan seluruh umat manusia dan Nabi Muhammad

SAW, saya persembahkan Tugas Akhir ini dengan segenap kasih sayang kepada

Ayah dan Ibu yang sangat saya cintai dan sayangi, terima kasih atas limpahan doa

dan kasih sayang yang tak terhingga dan selalu memberikan yang terbaik.

.

Page 6: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

vi

Page 7: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah serta inayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini guna memenuhi

persyaratan untuk menyelesaikan program pendidikan di Universitas Setia Budi

Surakarta. Tugas Akhir dengan judul “PENGARUH ADSORBEN ARANG

AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU TERHADAP BILANGAN ASAM

DAN BILANGAN PEROKSIDA MINYAK JELANTAH ” Tahun 2017, yang

telah disusun semoga dapat memberikan sumbangan terhadap dunia pendidikan,

khususnya di Universitas Setia Budi Surakarta.

Semua dukungan, bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak sangat

membantu penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini, maka pada kesempatan ini

penulis menyampaikan penghargaan, rasa hormat serta terimakasih kepada :

1. Dr.Ir. Djoni Tarigan, M.B.A., selaku Rektor Universitas Setia Budi

Surakarta.

2. Prof. dr. Marsetyawan HNE Soesatyo, M. Sc., Ph. D., selaku Dekan

Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia Budi Surakarta.

3. Tri Mulyowati, S.K.M., M.Sc., selaku Ketua Program Studi D-IV Analis

Kesehatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia Budi Surakarta.

4. Dra. Nur Hidayati, M.Pd., selaku Pembimbing utama Tugas Akhir yang

telah memberikan bimbingan, nasihat, semangat mengarahkan dan

meluangkan waktunya kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir ini.

Page 8: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

viii

5. Dian Kresnadipayana, S.Si., M.Si., selaku Pembimbing pendamping Tugas

Akhir yang telah memberikan bimbingan, nasihat, semangat mengarahkan

dan meluangkan waktunya kepada penulis selama penyusunan Tugas Akhir

ini.

6. Bapak tim penguji Tugas Akhir yang telah menguji, memberikan saran-

saran dan masukan kepada penulis.

7. Bapak dan Ibu dosen, kepala laboratorium dan kepala perpustakaan beserta

staf karyawan karyawati Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia Budi

Surakarta.

8. Ayah, Ibu serta adik saya yang telah memberikan dukungan semangat serta

doa restu kepada saya sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan D-

IV Analis Kesehatan di Universitas Setia Budi Surakarta.

9. Sahabat-sahabat saya serta rekan-rekan mahasiswa Program Studi D-IV

Analis Kesehatan, Universitas Setia Budi Surakarta yang telah memberi

dukungan semangat dan kerja sama selama pembuatan tugas akhir.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih jauh dari

sempurna, maka dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun untuk kesempurnaan tugas akhir ini, akhir kata penulis

berharap semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua, amin.

Surakarta, 31 Juli 2017

Tia Octaviani

Page 9: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DEPAN

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii

MOTTO ..................................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v

HALAMAN PERNYATAAN .................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................ vii

DAFTAR ISI ............................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiv

INTISARI .................................................................................................... xv

ABSTRACT ................................................................................................ xvi

BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 5

D. Manfaat Penelitian .................................................................... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ................................................................ 7

A. Minyak Goreng ......................................................................... 7

B. Minyak Jelantah ........................................................................ 7

C. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Minyak .......................... 8

1. Bilangan Asam .................................................................... 8

2. Bilangan Peroksida.............................................................. 9

3. Bilangan Penyabunan .......................................................... 9

4. Warna Dan Bau ................................................................... 10

D. Kerusakan Minyak .................................................................... 10

1. Proses Kerusakan Minyak ................................................... 11

E. Adsorpsi .................................................................................... 12

1. Pengertian Adsorpsi ............................................................ 12

2. Jenis Adsorpsi ..................................................................... 12

Page 10: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

x

3. Faktor yang Mempengaruhi Adsorpsi ................................. 13

F. Adsorben ................................................................................... 15

1. Pengertian Adsorben ........................................................... 15

2. Kriteria Adsorben ................................................................ 16

G. Arang Aktif ............................................................................... 17

1. Pengertian Arang Aktif ....................................................... 17

2. Pembuatan Arang Aktif....................................................... 17

3. Sifat Arang Aktif ................................................................. 19

4. Daya Serap Arang Aktif ...................................................... 19

5. Jenis Arang Aktif ................................................................ 20

6. Kegunaan Arang Aktif ........................................................ 20

H. Tebu (Saccharum Officinarum Linn) ........................................ 23

1. Klasifikasi Tanaman Tebu .................................................. 23

2. Morfologi Tanaman Tebu ................................................... 23

3. Ampas Tebu ........................................................................ 25

I. Kelapa (Cocos Nucifera L.)....................................................... 25

1. Klasifikasi Tanaman Kelapa ............................................... 25

2. Morfologi Tanaman Kelapa ................................................ 25

3. Sabut Kelapa ....................................................................... 27

4. Tempurung Kelapa .............................................................. 27

J. Padi (Oryza Sativa L.) ............................................................... 28

1. Klasifikasi Tanaman Padi ................................................... 28

2. Morfologi Tanaman Padi .................................................... 28

3. Sekam Padi .......................................................................... 30

K. Landasan Teori .......................................................................... 30

BAB III. METODE PENELITIAN............................................................. 33

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 33

B. Populasi dan Sampel ................................................................. 33

C. Variabel Penelitian .................................................................... 33

D. Alat dan Bahan Penelitian ......................................................... 33

E. Prosedur Penelitian.................................................................... 34

1. Persiapan Bahan Baku......................................................... 34

2. Pembuatan Arang Aktif....................................................... 34

3. Pemurnian Minyak Jelantah ................................................ 35

4. Standarisasi KOH dengan H2C2O4 ......................................................... 35

5. Penentuan Bilangan Asam .................................................. 35

6. Standarisasi NaS2O3 dengan KIO3 ......................................................... 36

7. Penentuan Bilangan Peroksida ............................................ 36

F. Rumus Perhitungan Kadar ....................................................... 37

G. Teknis Analisis Data ................................................................. 38

H. Diagram Blok Prosedur Kerja .................................................. 39

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 40

A. Hasil Penelitian ....................................................................... 40

1. Data Hasil Penetapan Bilangan Asam ............................... 40

Page 11: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

xi

2. Grafik Rata-rata Kadar Bilangan Asam .................................. 42

3. Persentase Penurunan Kadar Bilangan Asam ......................... 44

4. Data Hasil Penetapan Kadar Bilangan Peroksida .................... 45

5. Grafik Rata-rata Kadar Bilangan Peroksida ............................. 47

6. Persentase Penurunan Kadar Bilangan Peroksida .................... 48

7. Uji Statistik Bilangan Asam ..................................................... 49

8. Uji Statistik Bilangan Peroksida .............................................. 50

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 53

A. Kesimpulan .............................................................................. 53

B. Saran ......................................................................................... 54

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 55

LAMPIRAN ............................................................................................... 59

Page 12: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Diagram Blok Prosedur Kerja ............................................................. 39

Gambar 2. Grafik Rata-rata Kadar Bilangan Asam .............................................. 42

Gambar 3. Grafik Rata-rata Kadar Bilangan Peroksida. ....................................... 47

Page 13: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Syarat Mutu Minyak Goreng .................................................................... 7

Tabel 2. Hasil Penetapan Kadar Bilangan Asam .................................................. 41

Tabel 3. Data Persentase Penurunan Kadar Bilangan Asam pada Minyak Jelantah

dengan Penambahan Arang Aktif.. ......................................................... 44

Tabel 4. Hasil Penetapan Blanko pada Penentuan Kadar Bilangan Peroksida ..... 45

Tabel 5. Hasil Penetapan Kadar Bilangan Peroksida ............................................ 46

Tabel 6. Data Persentase Penurunan Kadar Bilangan Peroksida pada Minyak

Jelantah dengan Penambahan Arang Aktif. .......................................... 48

Tabel 7. Data Uji Normalitas Kadar Bilangan Asam ............................................ 49

Tabel 8. Data Test of Homogeneity of Variances Bilangan Asam ...................... 50

Tabel 9. Data Uji ANOVA Bilangan Asam .......................................................... 50

Tabel 10. Data Uji Normalitas Kadar Bilangan Peroksida ................................... 51

Tabel 11. Data Test of Homogeneity of Variances Bilangan Peroksida .............. 51

Tabel 12. Data Uji ANOVA Bilangan Peroksida ................................................. 52

Page 14: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Proses Pembuatan Reagen .............................................................. 59

Lampiran 2. Data Standarisasi............................................................................. 61

Lampiran 3. Data Penetapan Kadar ..................................................................... 62

Lampiran 4. Data Persentase Penurunan Kadar .................................................. 64

Lampiran 5. Perhitungan Kadar Bilangan Asam ................................................ 64

Lampiran 6. Perhitungan Kadar Bilangan Peroksida .......................................... 66

Lampiran 7. Uji Statistik ..................................................................................... 68

Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian .................................................................. 72

Page 15: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

xv

INTISARI

Octaviani, T. 2017. Pengaruh Adsorben Arang Aktif Dari Variasi Bahan Baku

Terhadap Bilangan Asam dan Bilangan Peroksida Minyak Jelantah. Program Studi

D-IV Analis kesehatan, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Setia Budi.

Minyak jelantah telah mengalami penurunan kualitas yaitu perubahan

warna, rasa, bau, komposisi kimia serta mengandung senyawa karsinogenik. Arang

aktif merupakan adsorben yang mampu menurunkan kadar bilangan asam dan

peroksida pada minyak jelantah. Bahan baku arang aktif yaitu limbah yang

mengandung banyak selulosa, hemiselulosa dan lignin. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui kadar bilangan asam dan bilangan peroksida minyak jelantah

sebelum dan sesudah penambahan masing-masing variasi jenis arang aktif serta

mengetahui jenis arang aktif yang terbuat dari bahan baku apa yang paling optimum

dalam menurunkan bilangan asam dan peroksida.

Penelitian ini menggunakan variasi pada bahan baku arang aktif yaitu ampas

tebu, tempurung kelapa, sabut kelapa dan sekam padi. Proses karbonasi

menggunakan furnace suhu 400oC selama 30 menit dan diaktivasi dengan larutan

KOH 2 N. Pemurnian minyak jelantah dilakukan dengan menambahkan arang aktif

dan di stirrer dengan kecepatan 400 rpm selama 1 jam. Penentuan bilangan asam

dilakukan dengan metode alkalimetri sedangkan bilangan peroksida dengan

metode iodometri.

Hasil rata-rata kadar bilangan asam pada minyak jelantah, setelah

penambahan arang aktif ampas tebu, tempurung kelapa, sabut kelapa dan ampas

tebu bertutut-turut yaitu 0,87 mg KOH/g; 0,35 mg KOH/g; 0,41 mg KOH/g; 0,46

mg KOH/g dan 0,48 mg KOH/g. Hasil rata-rata kadar bilangan peroksida pada

minyak jelantah, setelah penambahan arang aktif ampas tebu, tempurung kelapa,

sabut kelapa dan ampas tebu bertutut-turut yaitu 13,45 mek O2 /kg, 4,89 mek O2/kg;

5,89 mek O2/kg; 7,22 mek O2/kg dan 8,22 mek O2/kg. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa arang aktif ampas tebu adalah yang paling optimum dalam menurunkan

bilangan asam dan peroksida.

Kata Kunci : Minyak Jelantah, Arang Aktif, Bilangan Asam, Bilangan Peroksida

Page 16: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

xvi

ABSTRACT

Octaviani, T. 2017. Effect of Activated Carbon Adsorbent from Variations of Raw

Material to Acid and Peroxide number of waste Cooking Oil. Faculty of Health

Sciences. Setia Budi University of Surakarta.

The waste cooking oil has decreased the quality of the change of color,

taste, smell, chemical composition and contain carcinogenic compounds. The

activated carbon is an adsorbent that can reduce the level of acid and peroxide in

waste cooking oil. The raw material of an active carbon is a waste that containing

many cellulose, hemicellulose and lignin. This study aims to determine the level of

acid and peroxide of the waste cooking oil before and after the addition of each

variation of the type of activated carbon as well as to know the type of activated

carbon which is made from what the most optimum raw materials in decreasing

level of acid and peroxide.

This study uses the variation on the raw material of the activated carbon

that is sugarcane dregs, coconut shell, coconut husk, and rice husk. Carbonation

process uses furnace with the temperature 400 oC for 30 minutes and it’s activated

with KOH 2 N solvent. The purification of waste cooking oil is made by adding the

activated carbon and stirring with the tempo 400 rpm for 1 hour. The determination

of acid number is made with alkalimetry method while peroxide number with

iodometry method.

The average results of the level of acid number on the waste cooking oil

after adding the activated carbon of sugarcane dregs, coconut shell, coconut husk

and sugarcane dregs successively, that is 0,87 mg KOH/g; 0,35 mg KOH/g; 0,41

mg KOH/g; 0,46 mg KOH/g and 0,48 mg KOH/g. The average results of the level

of peroxide number on the waste cooking oil after adding the activated carbon of

sugarcane dregs, coconut shell, coconut husk and sugarcane dregs successively, that

is 13,45 mek O2/kg, 4,89 mek O2/kg; 5,89 mek O2/kg; 7,22 mek O2/kg dan 8,22

mek O2/kg. The results show that the activated carbon of sugarcane dregs is the

most optimum in decreasing the number of acid and peroxide.

Keywords : Waste Cooking Oil, Active Carbon, Acid Number, Peroxide Number

Page 17: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Minyak goreng telah menjadi kebutuhan primer di berbagai kalangan

masyarakat. Minyak goreng berfungsi sebagai penghantar panas, penambah rasa

gurih serta penambah nilai kalori bahan pangan. Minyak goreng yang beredar di

Indonesia umumnya terbuat dari kelapa sawit. Berdasarkan data Badan Pusat

Statistik di Indonesia produksi minyak kelapa sawit di Indonesia pada tahun 2013

adalah 588.585.876 ton. Produksi minyak kelapa sawit yang tinggi akan

menghasilkan minyak goreng bekas yang tinggi pula. Minyak goreng bekas

tersebut dikenal dengan minyak jelantah (waste cooking oil). Minyak jelantah telah

mengalami penurunan kualitas yang ditandai dengan perubahan warna menjadi

coklat atau kehitaman serta rasa dan bau yang tengik karena penggunaan berulang.

Minyak jelantah juga mengalami perubahan komposisi kimianya serta mengandung

senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik, yang terjadi selama proses

penggorengan. Perubahan sifat ini menjadikan minyak jelantah tidak layak untuk

digunakan sebagai bahan makanan (Rosita dan Widasari, 2009).

Tingginya angka asam dan angka peroksida pada minyak goreng

menunjukkan buruknya kualitas dari minyak tersebut. Angka peroksida dan asam

lemak bebas pada minyak goreng digunakan sebagai tolak ukur terhadap penentuan

kualitas minyak goreng. Masyarakat pada umumnya belum mengetahui dampak

dari penggunaan minyak jelantah tersebut. Masyarakat telah terbiasa menggunakan

Page 18: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

2

minyak jelantah secara terus-menerus tanpa pernah diganti dan hanya

mencampurnya dengan minyak goreng yang baru pada saat penggunaan. Oleh

sebab itu diperlukaanya alternatif untuk menurunkan asam lemak bebas dan

peroksida pada minyak jelantah agar layak untuk dikonsumsi sesuai standar SNI.

Proses adsorpsi merupakan salah satu cara untuk memperbaiki kualitas minyak

goreng bekas, yaitu dengan penambahan adsorben yang dapat dicampur langsung

dengan minyak, dilanjutkan dengan pengadukan dan penyaringan (Nasir dkk, 2014

diacu dalam Ketaren, 2008). Salah satu adsorben yang dapat digunakan yaitu arang

aktif. Arang aktif dapat digunakan untuk bidang industri, yaitu industri obat-obatan,

makanan, minuman, pengolahan air (penjernihan air) dan lain-lain. Hampir 70%

produk karbon aktif digunakan untuk pemurnian dalam sektor minyak kelapa,

farmasi dan kimia.

Arang aktif dapat dibedakan dengan arang berdasarkan sifat pada

permukaannya. Permukaan arang ditutupi oleh hidrokarbon dan komponen lain

seperti abu, air, nitrogen dan sulfur yang dapat menghambat keaktifannya. Arang

aktif memiliki daya serap yang tinggi karena pori-porinya yang telah terbuka,

permukaannya bebas dari hidrokarbon dan komponen lain serta memiliki

permukaan yang luas. Proses aktivasi dapat meningkatkan daya serap arang

(Lempang, 2014). Aktivasi merupakan perlakuan terhadap arang yang bertujuan

untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan hidrokarbon atau

mengoksidasi molekul permukaan sehingga arang mengalami perubahan sifat, baik

fisika atau kimia, seperti luas permukaannya bertambah besar dan berpengaruh

terhadap daya adsorpsi. Aktivasi dibagi menjadi dua yaitu aktivasi fisika dan

Page 19: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

3

aktivasi kimia. Aktivasi fisika merupakan proses memperluas pori dari arang aktif

dengan bantuan panas, uap dan gas CO2. Aktivasi kimia merupakan aktivasi dengan

pemakaian bahan kimia yang dinamakan aktivator. Aktivator yang sering

digunakan yaitu larutan kimia dari garam logam alkali dan alkali tanah seperti

KOH, NaOH, H3PO4 dan H2SO4 (Triyanto, 2013).

Pembuatan arang aktif dapat memanfaatkan bahan baku berupa limbah yang

sebagian besar tersusun atas unsur karbon yaitu mengandung banyak selulosa,

hemiselulosa dan lignin. Selulosa merupakan senyawa organik dengan formula

(C6H10O5)n yang terdapat pada dinding sel dan berfungsi untuk mengokohkan

struktur. Hemiselulosa maerupakan polimer polisakarida heterogen yang tersusun

dari unit D-Glukosa, L-Arabiosa dan D-Xilosa yang mengisi ruang antara serat

selulosa didalam dinding sel tumbuhan atau matriks pengisi serat selulosa. Lignin

adalah senyawa kimia yang sangat kompleks dan berstruktur amorf serta

merupakan polimer dengan berat molekular yang tinggi dengan struktur yang

bervariasi. Semakin tinggi kandungan selulosa, hemiselulosa dan lignin pada bahan

baku, maka akan semakin baik arang aktif yang dihasilkan (Nurdiansyah dan Diah,

2013). Bahan baku yang dapat digunakan seperti ampas tebu, tempurung kelapa,

serabut kelapa, sekam padi, serta serbuk gergaji

Produksi gula menghasilkan produk hanya 5%, ampas tebu yang dihasilkan

sebesar 90% dari setiap tebu yang diproses, sedangkan sisanya berupa tetes tebu

(molase) dan air. Selama ini pemanfaatan ampas tebu hanya sebagai pakan ternak,

bahan baku pembuatan pupuk dan untuk bahan bakar boiler di pabrik gula. Ampas

tebu mengandung karbon yang cukup tinggi. Kandungan karbon yang tinggi dalam

Page 20: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

4

ampas tebu sebagai dasar untuk memanfaatkannya sebagai arang aktif (Wijayanti,

2009). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Triyanto (2013) penggunaan

arang aktif yang berasal dari ampas tebu yang diaktivasi dengan Na2SO3 dapat

menurunankan angka asam minyak goreng bekas sebesar 0,3042 mg KOH/g

minyak dari 0,6994 menjadi 0,3952 mg KOH/g minyak dan penurunan angka

peroksida minyak goreng bekas sebesar 5,7892 mek O2/kg dari 12,2187 menjadi

6,4295 mek O2/kg.

Indonesia merupakan negara tropis penghasil kelapa yang cukup besar di

dunia. Selama ini produk dominan yang dihasilkan dari tanaman kelapa hanya

terkonsentrasi pada buahnya saja. Pengolahan buah kelapa umumnya untuk

pembuatan santan, kopra, dan minyak. Serabut dan tempurung kelapa hanya

sebagai limbah yang dimanfaatkan sebagai kayu bakar. Pemanfaatan untuk

keperluan lain seperti bahan kerajinan, furniture dan hiasan, belum dapat

memaksimalkan potensi limbah tersebut. Serabut dan tempurung kelapa dapat

dijadikan sebagai media adsorpsi karena tersusun atas natural sellulose (sellulose,

lignin, dan hemi sellulose) yang secara alami memberi struktur berpori (Rahayu

dkk, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Evika (2011) penggunaan

arang aktif tempurung kelapa pada minyak goreng setelah penggorengan pertama

yaitu menurunkan bilangan asam sebesar 0,7068 dengan persentase 34,1449% dan

penurunan bilangan peroksida sebesar 3,7931 dengan persentase 81,2836%.

Produksi gabah kering giling (GKG) di Indonesia pada tahun 2012 sebesar

69,05 juta ton, sementara sekam yang dihasilkan dari gabah kering tersebut ± 15

juta ton (BPS, 2013). Pemanfaatan limbah sekam belum terealisasi secara

Page 21: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

5

maksimal. Adsorben diperlukan untuk menurunkan bilangan asam dan bilangan

peroksida pada minyak goreng bekas agar minyak tersebut layak dikonsumsi lagi

sesuai dengan standar SNI. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Irawan dkk

(2013) dengan menggunakan arang aktif sekam padi dan tempurung kelapa dengan

perbandingan (30:70), FFA awal yaitu 0,685% mengalami penurunan sebesar

56,7% yaitu menjadi 0,294% dengan waktu pengadukan selama satu jam.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Berapa kadar bilangan asam pada minyak jelantah sebelum dan sesudah

penambahan masing-masing variasi jenis arang aktif ?

2. Berapa kadar bilangan peroksida pada minyak jelantah sebelum dan sesudah

penambahan masing-masing variasi jenis arang aktif ?

3. Jenis arang aktif yang terbuat dari bahan baku apa yang paling optimum dalam

menurunkan bilangan asam dan bilangan peroksida pada minyak jelantah?

4. Apakah ada pengaruh nyata terhadap kadar bilangan asam dan bilangan

peroksida pada minyak jelantah sebelum dan sesudah penambahan masing-

masing variasi jenis arang aktif ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan pada penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui kadar bilangan asam pada minyak jelantah sebelum dan

sesudah penambahan masing-masing variasi jenis arang aktif.

Page 22: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

6

2. Untuk mengetahui kadar bilangan peroksida pada minyak jelantah sebelum dan

sesudah penambahan masing-masing variasi jenis arang aktif.

3. Untuk mengetahui jenis arang aktif yang terbuat dari bahan baku apa yang paling

optimum dalam menurunkan bilangan asam dan bilangan peroksida pada

minyak jelantah.

4. Untuk mengetahui pengaruh nyata terhadap kadar bilangan asam dan bilangan

peroksida pada minyak jelantah sebelum dan sesudah penambahan masing-

masing variasi jenis arang aktif.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat pada penelitian ini, yaitu :

1. Bagi Masyarakat

a. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang pemanfaatan limbah

pertaanian sebagai bahan baku pembuatan arang aktif.

b. Meningkatkan nilai ekonomis limbah seperti ampas tebu, tempurung kelapa,

sabut kelapa dan sekam padi di mata masyarakat.

2. Bagi Peneliti

a. Menambah referensi tentang pengolahan minyak jelantah dengan

memanfaatkan berbagai jenis limbah pertanian.

b. Sebagai sumber informasi ilmiah mengenai pengaruh penambahan berbagai

variasi arang aktif sebagai adsorben untuk menurunkan bilangan asam dan

bilangan peroksida pada minyak jelantah.

Page 23: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Minyak Goreng

Minyak goreng adalah bahan pangan dengan komposisi utama trigliserida

berasal dari bahan nabati kecuali kelapa sawit, dengan atau tanpa perubahan

kimiawi, termasuk hidrogenasi, pendinginan dan telah melalui proses rafinasi atau

pemurnian yang digunakan unuk menggoreng (SNI, 2013).

Tabel 1. Syarat Mutu Minyak Goreng

No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan

1 Keadaan

1.1 Bau - normal

1.2 Warna - normal

2 Kadar air dan bahan menguap % (b/b) maks. 0,15

3 Bilangan asam mg KOH/g maks. 0,6

4 Bilangan peroksida mek O2/kg maks. 10

5 Minyak pelikan - negatif

6 Asam linoleat ( C18:3) dalam

komposisi asam lemak minyak

% maks. 2

7 Cemaran Logam

7.1 Kadmium (Cd) mg/kg maks. 0,2

7.2 Timbal (Pb) mg/kg maks. 0,1

7.3 Timah (Sn) mg/kg maks.

40,0/250,0*

7.4 Merkuri (Hg) mg/kg maks. 0,05

8 Cemaran arsen (As) mg/kg maks. 0,1

Catatan: - Pengambilan contoh dalam bentuk kemasan di pabrik

- * dalam kemasan kaleng

Sumber : SNI, 2013

B. Minyak Jelantah

Minyak jelantah merupakan minyak bekas pemakaian kebutuhan rumah

tangga maupun kebutuhan lainnya dan apabila ditinjau dari komposisi kimianya,

mengandung senyawa-senyawa yang bersifat karsinogenik yang terjadi selama

Page 24: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

8

proses penggorengan. Minyak jelantah merupakan hasil proses oksidasi dan

polimerisasi yang apabila digunakan akan menghasilkan bahan pangan dengan rupa

yang kurang menarik dan cita rasa yang tidak enak, serta kerusakan sebagian

vitamin dan asam lemak esensial yang terdapat dalam minyak. Secara ekonomis

minyak jelantah masih layak untuk digunakan, sehingga banyak para konsumen

minyak makan menggunakannya berulang kali (Astuti dkk, 2015, diacu dalam

Nurul, 2004). Menggunakan minyak jelantah dalam menggoreng makanan akan

membahayakan tubuh manusia, karena mengkonsumsi minyak yang rusak dapat

menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker, pengendapan lemak dalam

pembuluh darah (artherosclerosis) dan penurunan nilai cerna lemak (Evika, 2011).

C. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Minyak

1. Bilangan Asam

Bilangan asam adalah ukuran dari jumlah asam lemak bebas, serta dihitung

berdasarkan molekul dari asam lemak atau campuran asam lemak. Bilangan asam

dinyatakan sebagai jumlah miligram KOH atau NaOH 0,01 N yang digunakan

untuk menetralkan asam lemak bebas yang terdapat dalam 1 gram minyak atau

lemak. Bilangan asam dapat ditentukan dengan metode Alkalimetri (Ketaren,

2012). Asam lemak umumnya mempunyai rantai hidrokarbon panjang dan tak

bercabang. Kebanyakan minyak terdiri dari trigliserida campuran artinya ketiga

bagian asam lemak dari gliserida itu tidak sama. Pada dasarnya asam lemak ada dua

tipe, yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh.

Page 25: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

9

a. Asam lemak jenuh adalah asam lemak yang tidak memiliki ikatan rangkap pada

atom karbon. asam butirat, asam palmitat, asam stearat.

CH3 – CH2 – CH2 – CO2H Asam butirat

CH3 – (CH2)14 – CO2H Asam palmitat

CH3 – (CH2)16 – CO2H Asam stearat

b. Asam lemak tak jenuh merupakan asam lemak yang memiliki ikatan rangkap

satu atau lebih pada rantai hidrokarbonnya. Asam lemak tak jenuh ada dua, yaitu:

1) Asam lemak tak jenuh yang memiliki satu ikatan rangkap disebut juga MUFA

(monounsaturated fatty acid) contonya asam oleat.

CH3(CH2)7CH = CH(CH2)7 – COOH Asam Oleat

2) Asam lemak tak jenuh ganda disebut PUFA (polyunsaturated fatty acid),

contohnya asam linoleat, dan asam linolenat.

CH3(CH2)4CH = CHCH2CH = CH(CH2)7 – COOH Asam Linoleat

CH3CH2CH = CHCH2CH = CHCH2CH = CH(CH2)7CO2H Asam Linolenat

2. Bilangan Peroksida

Bilangan peroksida adalah nilai terpenting untuk menentukan derajat

kerusakan pada minyak atau lemak. Asam lemak tidak jenuh dapat mengikat

oksigen pada ikatan rangkapnya sehingga membentuk peroksida. Peroksida ini

dapat ditentukan dengan metode Iodometri (Ketaren, 2012).

3. Bilangan Penyabunan

Bilangan penyabunan adalah jumlah alkali yang dibutuhkan untuk

menyabunkan sejumlah contoh minyak. Bilangan penyabunan dinyatakan dalam

jumlah miligram kalium hidroksida yang dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gram

Page 26: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

10

minyak atau lemak. Besarnya bilangan penyabunan tergantung dari berat molekul.

Minyak yang mempunyai berat molekul rendah akan mempunyai bilangan

penyabunan lebih tinggi dari minyak yang mempunyai berat molekul tinggi.

Penentuan bilangan penyabunan dapat dilakukan pada semua jenis minyak dan

lemak (Ketaren, 2012).

4. Warna dan Bau

a. Warna

Warna pada minyak dan lemak dipengaruhi berbagai faktor. Warna bisa

berasal dari pigmen warna dari asalnya seperti klorofil, antosianin, betakaroten.

Selain itu warna juga dapat berasal dari proses oksidasi, misalnya warna hitam

akibat pemanasan dengan suhu tinggi (Ketaren, 2012).

b. Bau

Bau pada minyak dan lemak selain terbentuk secara alami juga terjadi

karena pembentukan asam-asam yang berantai sangat pendek. Sehingga bersifat

sebagai hasil penguraian pada kerusakan minyak atau lemak. Pada umumnya, bau

ini disebabkan oleh komponen yang bukan berasal dari minyak, misalnya bau khas

minyak kelapa yang ditimbulkan oleh nonyl methylketon (Ketaren, 2012).

D. Kerusakan Minyak

Kerusakan minyak selama penggorengan akan mempengaruhi mutu nilai

gizi bahan pangan yang digoreng. Minyak yang rusak akibat proses oksidasi dan

polimerasi akan menghasilkan bahan dengan rupa yang kurang menarik dan cita

rasa yang tidak enak, serta kerusakan sebagian vitamin dan asam lemak esensial

yang terdapat dalam minyak (Ketaren, 2012).

Page 27: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

11

1. Proses Kerusakan Minyak

a. Oksidasi

Oksidasi minyak akan menghasilkan senyawa aldehid, keton, hidrokarbon,

alkohol, lakton dan senyawa aromatis yang mempunyai bau dan tengik. Proses ini

meliputi 6 tahap, yaitu :

1) Pada permulaan terbentuk volatile decomposition product (VDP) yang

dihasilkan dari pemecahan rantai karbon asam lemak.

2) Proses oksidasi yang disusul dengan proses hidrolisa triglisrida karena adanya

air. Hal ini terbukti dari kenaikan jumlah asam lemak bebas dalam minyak.

3) Oksidasi asam-asam lemak berantai panjang.

4) Degradasi ester oleh panas.

5) Oksidasi asam lemak yang terikat trigliserida.

6) Autooksidasi keton dan aldehida menjadi asam karboksilat.

b. Polimersasi

Pembentukan senyawa polimer selama proses menggoreng menjadi

polimerisasi adisi dari asam lemak tidak jenuh. Hal ini terbukti dengan

terbentuknya bahan menyerupai gum (gummy material) yang mengendap di dasar

wadah penggorengan. Proses ini banyak terjadi pada minyak setengah kering atau

minyak kering. Karena jenis minyak tersebut lebih banyak mengandung asam-asam

lemak tidak jenuh dalam jumlah yang besar. Kerusakan lemak atau minyak akibat

pemanasan dengan suhu tinggi antara 200-250oC akan mengakibatkan keracunan

dalam tubuh dan berbagai macam penyakit, misalnya diare, pengendapan lemak

Page 28: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

12

dalam pembuluh darah (arthero schlerosis), kanker dan menurunkan nilai cerna

lemak (Ketaren, 2012).

E. Adsorpsi

1. Pengertian Adsorpsi

Adsorpsi adalah peristiwa pengambilan zat yang berbentuk gas, uap dan

cairan oleh permukaan atau antarmuka tanpa penetrasi. Faktor terpenting dalam

proses adsorpsi adalah luas permukaan. Suatu molekul pada antarmuka mengalami

ketidakseimbangan gaya. Akibatnya, molekul- molekul pada permukaan ini mudah

sekali menarik molekul lain, sehingga keseimbangan gaya akan tercapai. Dari

proses adsorpsi ini, dikenal istilah adsorbat yaitu zat yang diadsorpsi dan adsorben

untuk zat yang mengadsorpsi (Ramdja dkk, 2008). Adsorpsi juga dapat diartikan

sebagai fenomena fisik yang terjadi saat molekul-molekul gas atau cair dikontakkan

dengan suatu permukaan padatan dan sebagian dari molekul-molekul tadi

mengembun pada permukaan padatan tersebut. Hal ini terjadi karena adanya

ketidakseimbangan gaya-gaya molekul pada zat padat, yang cenderung menarik

molekul lain yang bersentuhan pada permukaannya (Kuntoro, 2011).

2. Jenis-jenis Adsorpsi

Berdasarkan interaksi molekular antara permukaan adsorben dengan

adsorbat, adsorpsi dibagi menjadi dua jenis yaitu (Suraputra, 2011) :

a. Adsorpsi Fisika (Physisorption)

Adsorpsi fisika adalah adsorpsi yang terjadi karena adanya gaya Van Der

Waals (gaya tarik-menarik yang relatif lemah) antara adsorbat dengan permukaan

adsorben. Adsorpsi ini terjadi apabila suatu adsorbat dialirkan pada permukaan

Page 29: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

13

adsorben yang bersih. Pada adsorpsi fisika adsorbat tidak terikat kuat pada

permukaan adsorben, sehingga adsorbat dapat bergerak dari suatu bagian

permukaan ke bagian permukaan lainnya, dan pada permukaan yang ditinggalkan

oleh adsorbat yang satu dapat digantikan oleh adsorbat lainnya (multilayer).

Adsorpsi fisika adalah suatu peristiwa yang reversible, sehingga jika kondisi

operasinya diubah akan membentuk kesetimbangan baru. Adsorpsi fisika memiliki

ciri-ciri yaitu proses adsorpsi terjadi tanpa memerlukan energi aktivasi, proses

adsorpsi terjadi pada ambient dengan temperatur rendah dibawah temperatur kritis

dari adsorbat, serta ikatan yang terbentuk dapat diputuskan dengan mudah yaitu

dengan cara pemanasan pada temperatur 150-200oC selama 2-3 jam.

b. Adsorpsi Kimia (Chemisorption)

Adsorpsi kimia adalah adorpsi yang terjadi karena terbentuknya ikatan

kovalen dan ion antara molekul-molekul adsorbat dengan adsorben. Ikatan yang

terbentuk merupakan ikatan yang kuat sehingga lapisan yang terbentuk adalah

lapisan monolayer. Adsorpsi kimia memiliki ciri-ciri yaitu proses adsorpsi

memerlukan energi aktivasi yang besar, proses adsorpsi terjadi pada ambient

dengan temperatur tinggi diatas temperatur kritis dari adsorbat, interaksi antara

adsorbat dan adsorben berupa ikatan kovalen serta tidak reversible.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adsorpsi

Jumlah fluida yang teradsorpsi pada permukaan adsorben dipengaruhi oleh

faktor-faktor berikut ini (Suraputra, 2011) :

Page 30: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

14

a. Karakteristik Adsorben

1) Luas permukaan dan volume pori adsorben

Jumlah molekul adsorbat yang teradsorpsi meningkat dengan bertambahnya

luas permukaan dan volume pori adsorben. Adsorben diberi perlakuan awal untuk

meningkatkan luas permukaannya karena luas permukaan adsorben merupakan

salah satu faktor utama yang mempengaruhi proses adsorpsi.

2) Kemurnian adsorben

Adanya pengotor pada permukaan adsorben dapat menghalangi adsorbat

untuk masuk ke dalam pori adsorben dan berinteraksi dengan adsorben. Kemurnian

adsorben berbanding lurus dengan kemampuannya dalam mengadsorpsi adsorbat.

b. Jenis Adsorbat

1) Kepolaran adsorbat

Dengan diameter yang sama, molekul polar lebih kuat diadsorpsi daripada

molekul yang kurang polar. Molekul yang lebih polar dapat mengantikan molekul

yang kurang polar yang telah diadsorpsi lebih dulu.

2) Ukuran molekul adsorbat

Ukuran molekul yang sesuai merupakan hal yang penting agar proses

adsorpsi dapat terjadi, karena molekul yang dapat diadsorpsi adalah molekul yang

mempunyai ukuran lebih kecil atau sama dengan diameter pori adsorben.

c. Temperatur

Proses adsorpsi adalah proses eksotermis, peningkatan temperatur pada

tekanan tetap akan mengurangi jumlah senyawa yang teradsorpsi.

Page 31: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

15

d. Tekanan Adsorbat

Pada adsorpsi fisika jumlah zat yang diadsorpsikan bertambah dengan

menaikkan tekanan adsorbat. Sebaliknya pada adsorpsi kimia, jumlah zat yang

diadsorpsi akan berkurang dengan menaikkan tekanan adsorbat.

e. Pusat Aktif

Pada permukaan yang beragam, hanya sebagian permukaan yang

mempunyai daya serap. Hal ini menyebabkan hanya beberapa jenis zat yang dapat

diserap oleh bagian permukaan yang aktif, yang disebut pusat aktif (active center).

F. Adsorben

1. Pengertian adsorben

Adsorben dapat didefinisikan sebagai zat padat yang dapat menyerap

komponen tertentu dari suatu fase gas atau fluida. Adsorben adalah zat atau material

yang mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mempertahankan cairan atau gas

didalamnya. Adsorben biasanya digunakan dalam bentuk pelet, batang, atau

monolith dengan diameter hidrodinamika antara 0,5 dan 10 mm. Adsorben dapat

dikelompokkan berdasarkan beberapa kriteria diantaranya yaitu berdasarkan

polaritas permukaan, kristanilitas adsorben dan struktur dari unsur pembangunnya.

Berdasarkan polaritas permukaannya,adsorben dapat digolongkan menjadi dua

yaitu adsorben polar yang bersifat hidrofilik dan adsorben nonpolar yang bersifat

hidrofobik (Susilowati, 2009). Yang termasuk adsorben polar diantaranya zeolit

dan silika gel, sedangkan arang aktif dan silikat termasuk adsorben nonpolar.

Page 32: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

16

Berdasarkan kristalinitas adsorben, karbon aktif dan silika gel termasuk adsorben

amorf, sedangkan zeolit dan silikat tergolong adsorben kristalin.

Berdasarkan struktur dari unsur pembangunnya, adsorben dapat

digolongkan menjadi dua, yaitu (Suraputra, 2011) :

a. Adsorben tak berpori (non porous adsorbents)

Adsorben tak berpori dapat diperoleh dengan cara presipitasi deposit

kristalin atau penghalusan padatan kristal. Luas permukaan spesifiknya kecil, tidak

lebih dari 10 m2/g. Umumnya luas permukaan spesifiknya antara 0,1-1 m2/g. Bahan

tak berpori seperti filer karet (rubber filler) dan karbon hitam bergrafit (graphitizied

carbon blacks) adalah jenis adsorben tak berpori yang telah mengalami perlakuan

khusus, sehingga luas permukaannya dapat mencapai ratusan m2/g.

b. Adsorben berpori (porous adsorbents)

Luas permukaan spesifik adsorben berpori berkisar antara 100-1000 m2/g.

Biasanya digunakan sebagai penyangga katalis, dehidrator dan penyeleksi

komponen. Umumnya berbentuk granular. Beberapa jenis adsorben berpori yaitu

silika gel, arang aktif, zeolit dan alumina.

2. Kriteria Adsorben

Menurut Suraputra (2011) agar dapat menjadi adsorben komersial, bahan

baku yang digunakan harus memenuhi kriteria yaitu memiliki luas permukaan yang

besar sehingga kapasitas adsorpsinya tinggi, stabil secara mekanik, distribusi pori

yang merata, ikatan adsorbat dan adsorben lemah (adsorpsi fisika), bahan baku

mudah diperoleh dan harganya murah.

Page 33: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

17

G. Arang aktif

1. Pengertian Arang aktif

Arang aktif merupakan suatu padatan berpori yang mengadung 85-95%

karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan

pada suhu tinggi (Khuluk, 2016). Sedangkan menurut Hendra (2006) arang aktif

adalah arang yang konfigurasi atom karbonnya dibebaskan dari ikatan dengan unsur

lain, serta rongga atau pori dibersihkan dari senyawa lain atau kotoran sehingga

permukaan dan pusat aktif menjadi luas dan daya serap terhadap cairan dan gas

akan meningkat. Arang aktif dapat dibedakan dengan arang berdasarkan sifat pada

permukaannya. Permukaan arang masih ditutupi oleh deposit hidrokarbon yang

menghambat keaktifannya, sedangkan permukaan arang aktif relatif telah bebas

dari deposit, permukaannya luas dan pori-porinya telah terbuka, sehingga memiliki

daya serap tinggi. Untuk meningkatkan daya serap arang, maka bahan tersebut

dapat diubah menjadi arang aktif melalui proses aktivasi. Pembuatan arang aktif

dapat memanfaatkan limbah yang mengandung banyak karbon seperti serbuk

gergaji, sekam padi, tempurung kelapa, serabut kelapa, serta ampas tebu.

2. Pembuatan Arang Aktif

Secara garis besar, ada 3 tahap pembuatan karbon aktif, yaitu:

a. Proses Dehidrasi

Proses Dehidrasi adalah proses penghilangan air pada bahan baku. Bahan baku

dijemur hingga kering.

Page 34: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

18

b. Proses Karbonisasi

Proses Karbonisasi adalah proses pembakaran bahan baku dengan

menggunakan udara terbatas dengan temperatur udara antara 300oC sampai 900oC.

Proses ini menyebabkan terjadinya penguraian senyawa organik yang menyusun

struktur bahan, membentuk metanol, uap asam asetat, tar, dan hidrokarbon.

Material padat yang tertinggal setelah proses karbonisasi adalah karbon dalam

bentuk arang dengan permukaan spesifik yang sempit.

c. Proses Aktivasi

Proses aktivasi dibedakan menjadi 2, yaitu:

1) Proses Aktivasi Fisika

Pada proses aktifasi fisika, biasanya karbon dipanaskan didalam furnace

pada temperatur 800-900°C. Beberapa bahan baku lebih mudah untuk diaktifasi jika

diklorinasi terlebih dahulu. Selanjutnya dikarbonisasi untuk menghilangkan

hidrokarbon yang terklorinasi dan akhimya diaktifasi dengan uap.

2) Proses Aktivasi Kimia

Proses aktivasi kimia merujuk pada pelibatan bahan-bahan kimia atau

reagen pengaktif. Bahan kimia yang dapat digunakan sebagai pengaktif diantaranya

CaCl2, Ca(OH)2, NaCl, MgCl2, HNO3, HCl, KOH, Ca3(PO4)2, H3PO4, ZnCl2, dan

sebagainya. Proses aktivasi menyebabkan luas permukaan yang aktif bertambah

besar dan meningkatkan daya serap karbon aktif (Ramdja dkk, 2008).

Page 35: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

19

3. Sifat Arang Aktif

a. Sifat Kimia

Arang aktif tidak hanya mengandung atom karbon saja, tetapi juga

mengandung sejumlah kecil oksigen dan hidrogen yang terikat secara kimia dalam

bentuk gugus-gugus fungsi yang bervariasi, misalnya gugus karbonil (CO),

karboksil (COO), fenol, lakton, dan beberapa gugus eter.

b. Sifat Fisika

Berdasarkan sifat fisika, arang aktif mempunyai beberapa karakteristik,

antara lain berupa padatan yang berwarna hitam, tidak berasa, tidak berbau, bersifat

higroskopis, tidak larut dalam air, asam, basa ataupun pelarut-pelarut organik. Di

samping itu, arang aktif juga tidak rusak akibat pengaruh suhu maupun penambahan

pH selama proses aktivasi.

4. Daya Serap Arang Aktif

Daya serap arang aktif merupakan suatu akumulasi atau terkonsentrasinya

komponen di permukaan atau antar muka dalam dua fasa. Bila ke dua fasa saling

berinteraksi, maka akan terbentuk suatu fasa baru yang berbeda dengan masing-

masing fasa sebelumnya. Hal ini disebabkan karena adanya gaya tarik-menarik

antar molekul, ion atau atom dalam ke dua fasa tersebut. Gaya tarik-menarik ini

dikenal sebagai gaya Van der Walls. Pada kondisi tertentu, atom, ion atau molekul

dalam daerah antar muka mengalami ketidak seimbangan gaya, sehingga mampu

menarik molekul lain sampai keseimbangan gaya tercapai. Ada beberapa faktor

yang mempengaruhi daya serap arang aktif yaitu sifat arang aktif, sifat komponen

yang diserapnya, sifat larutan dan sistem kontak. Daya serap arang aktif terhadap

Page 36: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

20

komponen-komponen yang berada dalam larutan atau gas disebabkan oleh kondisi

permukaan dan struktur porinya (Lempang, 2014 diacu dalam Guo et al, 2007).

Pada umumnya penyerapan oleh arang aktif tergolong penyerapan secara fisik. Hal

ini disebabkan oleh pori arang aktif banyak dan permukaannya luas. Faktor lain

yang mempengaruhi daya serap arang aktif, yaitu sifat polaritas dari permukaan

arang aktif. Sifat ini sangat bervariasi untuk setiap jenis arang aktif, karena hal ini

sangat tergantung pada bahan baku, cara pembuatan arang dan bahan pengaktif

yang digunakannya.

5. Jenis Arang Aktif

Ada dua jenis arang aktif yang dibedakan menurut fungsinya :

a. Arang Aktif Penyerap Gas (Gas adsorbent activated carbon)

Jenis arang aktif ini digunakan untuk menyerap material dalam bentuk uap

atau gas. Pori-pori yang terdapat pada arang jenis ini adalah mikropori yang

menyebabkan molekul gas akan dapat melewatinya, tetapi molekul dari cairan

tidak dapat melewatinya.

b. Arang Aktif Fasa Cair (Liquid-phase activated carbon)

Arang aktif jenis ini digunakan untuk menyerap kotoran/zat yang tidak

diinginkan dari cairan atau larutan. Jenis pori-pori dari karbon ini adalah makropori

yang memungkinkan molekul besar untuk masuk. Arang jenis ini biasanya berasal

dari batubara dan bahan baku yang mengandung selulosa (Lempang, 2014).

6. Kegunaan Arang Aktif

Arang aktif dapat digunakan dalam berbagai bidang, antara lain :

Page 37: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

21

a. Bidang Industri

Produk arang aktif lebih dari 70% digunakan di sektor industri. Penggunaan

utama dari arang aktif adalah untuk pemurnian larutan seperti industri gula, sirup,

air minum, sayuran,lemak, minyak, minuman alkohol, bahan kimia dan farmasi;

penyerap gas beracun pada masker, penghilang bau pada sistem alat pendingin;

penyerap emisi uap bahan bakar pada otomotif serta sebagai filter rokok. Arang

aktif juga telah digunakan sebagai bahan tambahan dalam produk untuk

pemeliharaan kebersihan dan kehalusan kulit dan rambut, antara lain sabun, lulur

dan sampo (Lempang, 2014).

b. Bidang Kesehatan

Di dalam bidang kesehatan, arang aktif digunakan dalam penanganan

keracunan eksternal dan terapi diare sekretonik. Pada keracunan secara oral, untuk

menghindari penyerapan sejumlah racun yang masih ada dalam saluran cerna

dapat dilakukan dengan pemberian adsorben. Adsorben yang paling berkhasiat dan

kurang berbahaya sehingga paling banyak digunakan adalah arang aktif. Terapi

diare sekretonik dapat dilakukan dengan penggunaan adsorben (misalnya arang

aktif), zat pengembang (misalnya pektin) atau astrigen (preparat yang mengandung

tanin) (Lempang, 2014).

c. Lingkungan

Arang aktif digunakan sebagai adsorben logam Hg, Pb, Cd, Ni, Cu dalam

limbah cair industri radiator, pelapisan nikel dan pelapisan tembaga. Kemampuan

arang aktif sebagai penghilang logam tersebut dipengaruhi oleh pH dan konsentrasi

karbon. Kenaikan kadar karbon mampu meningkatkan adsorpsi arang aktif terhadap

Page 38: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

22

ion logam. Penggunaan arang aktif sangat penting dalam proses penjernihan air dan

udara. Dalam proses penjernihan air, arang aktif selain mengadsorpsi logam-logam

seperti besi, tembaga. nikel, juga dapat menghilangkan bau, warna dan rasa yang

terdapat dalam larutan atau buangan air. Di beberapa negara arang aktif telah

digunakan sebagai penyerap residu pestisida pada proses penjernihan air untuk

mendapatkan air minum yang bebas pestisida. Arang aktif dapat mendeaktivasi

kontaminan pestisida yang terdapat di dalam tanah dengan dosis antara 100-400

kg/ha. Arang aktif dalam tanah dapat meningkatkan total organik karbon dan

mengurangi biomassa mikroba, respirasi, dan agregasi serta pengaruh pembekuan

cahaya pada tanah, karena arang aktif dapat menyerap dan menyimpan panas.

Arang aktif digunakan untuk penyerap gas beracun pada industri pengolahan cat

dan perekat dan dapat mereduksi emisi formaldehida dari 3,46 mg/l menjadi 0,66

mg/l pada pembuatan papan partikel menggunakan bahan perekat urea

formaldehida (Santoso dan Pari, 2012).

d. Pertanian

Penambahan arang aktif bambu pada media tumbuh dapat meningkatkan

pertumbuhan tinggi biakan Eucalyptus urophylla lebih baik dibandingkan kontrol,

namun pertumbuhannya akan lebih baik bila pada waktu penanaman arang aktif

dicampur dengan kompos. Media tumbuh semai melina (Gmelina arborea Roxb)

yang ditambahkan arang aktif dengan kadar 15% dapat meningkatkan

pertumbuhan tinggi 8,20%, diameter batang 45,95% dan bobot biomassa 58,82%

(Lempang dan Tikupadang, 2013). Penggunaan arang aktif juga menunjukkan

pengaruh sangat nyata terhadap pertumbuhan akar dan bobot biomassa tanaman

Page 39: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

23

pule landak, serta pengembangan stek tanaman Capsicum omnium, serta mencegah

pembusukan akar pada tanaman melon. Arang aktif selain digunakan sebagai

komponen tambahan pada media tanah, juga dapat digunakan pada media kultur in

vitro (Lempang, 2014).

H. Tebu (Saccharum officinarum Linn)

1. Klasifikasi tanaman tebu

Kingdom : Plantae

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Poales

Famili : Graminae

Genus : Saccharum

Spesies : Saccharum officinarum Linn (Anonim, 2015).

2. Morfologi Tanaman tebu

a. Batang

Tanaman tebu memiliki batang yang berbentuk tegak dan tidak memiliki

cabang. Batang tanaman tebu dapat mencapai ketinggian 3 hingga 5 meter atau

lebih.Tanaman tebu memiliki kulit batang berwarna hijau, kuning, merah tua, ungu,

maupun kombinasi dari warna-warna tersebut. Pada batang tebu terdapat lapisan

lilin berwarna putih agak keabu-abuan. Lapisan lilin tersebut secara umum terdapat

pada tanaman yang masih muda (Anonim, 2015).

Page 40: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

24

b. Daun

Daun yang dimiliki oleh tanaman tebu merupakan daun tidak lengkap, yaitu

hanya terdiri dari helaian daun dan pelepah daun, dengan tidak dilengkapi oleh

tangkai daun. Daun pada tanaman tebu berpangkal pada buku dari batang tanaman

tebu dengan pola selang-seling. Pelepah daun pada tanaman tebu memeluk batang

yang semakin ke atas akan semakin sempit. Pada pelepah tersebut tedapat telinga

daun dan bulu-bulu daun dengan pertulangan daun berbentuk sejajar (Anonim,

2015).

c. Akar

Tanaman tebu memiliki sistem perakaran yaitu akar serabut dengan panjang

dapat mencapai hingga satu meter. Pada saat tanaman tebu masih berupa bibit atau

pada saat tanaman tebu masih muda terdapat dua macam akar pada tanaman tebu

diantaranya yaitu akar tunas dan akar stek. Akar tunas sesuai dengan namanya yaitu

berasal dari tunas, dengan berumur panjang dan tetap ada selama tebu masih

tumbuh. Sedangakan akar stek berasal dari stek batang tanaman tebu, tidak dapat

berumur panjang dan hanya ada pada saat tanaman tebu masih muda (Anonim,

2015).

d. Bunga

Bunga yang terdapat pada tanaman tebu merupakan jenis bunga majemuk.

Bunga tanaman tebu terdiri atas malai dengan pertumbuhan yang terbatas.Panjang

dari bunga majemuk berkisar antara 70-90 cm. Masing – masing bunga pada

tanaman tebu memiliki tiga daun kelopak, tiga benang sari, dua kepala putik dan

satu daun mahkota (Anonim, 2015).

Page 41: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

25

3. Ampas Tebu

Produk utama dari tebu adalah sukrosa. Akan tetapi, kandungan sukrosa

pada tebu hanya sekitar 5 - 10%, sedangkan sisanya adalah ampas tebu sekitar 90%,

tetes tebu dan air. Ampas tebu yang digunakan sebagai adsorben karena

mengandung serat yang terdiri atas selulosa 50-60% dan lignin 19,7% . Ampas tebu

umumnya digunakan sebagai bahan bakar, pakan ternak, bahan baku serat, papan,

plastik, dan kertas. Ampas tebu juga dapat dimanfaatkan sebagai adsorben logam

berat seperti seng, kadmium, tembaga, dan timbal dengan efisiensi adsorpsi

berturut-turut sebesar 90, 70, 55, dan 80% (Triyanto, 2013).

I. Kelapa (Cocos nucifera L.)

1. Klasifikasi Tanaman Kelapa

Kingdom : Plantae

Super Divisi : Embryophyta

Divisi : Tracheophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Arecales

Famili : Arecaceae

Genus : Cocos L

Spesies : Cocos nucifera L (Anonim, 2015).

2. Morfologi tanaman kelapa

a. Akar

Kelapa adalah tanaman monokotil yang tidak mempunyai akar tunggang.

Bakal akar atau radikula pada bibit terus tmbuh memanjang ke arah bawah selama

Page 42: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

26

enam bulan dengan panjang akar mencapai 15 cm. Susunan akar kelapa terdiri dari

serabut utama yang tumbuh secara vertikal dan horizontal. Serabut utama atau

primer ini akan bercabang membentuk akar sekunder yang arah pertumbuhannya

ke atas dan ke bawah. Selanjutnya, akar sekunder ini akan tumbuh lagi menjadi akar

tersier. Perakaran tanaman kelapa bisa mencapai 8 meter secara vertikal dan 16

meter secara horizontal (Anonim, 2015).

b. Batang

Tanama kelapa tidak mempunyai batang yang bercabang-cabang. Pada fase

muda (seeding), terjadi pembentukan batang yang melebar tanpa pemanjangan ruas.

Titik tumbuh padang terletak di pucuk batang dan terbenam di dalam tajuk daun.

Batang tanaman kelapa memiliki pangkal pelepah-pelepah daun yang melekat

kokoh dan sulit terlepas meskipun daun telah kering dan mati (Anonim, 2015).

c. Daun

Kelapa mempunyai daun yang berbentuk menyerupai bulu burung atau

ayam. Dibagian pelepah daun terbentuk dua baris duri yang tajam di kedua sisinya

dan keras. Anak daun tersusun berbaris dua sampai ke ujung daun. Di tengah-

tengah setiap anak daun terdapat tulang daun yang keras (Anonim, 2015).

d. Bunga

Setelah tanaman berumur tiga bulan, maka akan muncul bunga jantan dan

bunga betina. Bunga jantan bentuknya lonjong memanjang, sedangkan bunga

betina agak membulat. Penyerbukan pada tanaman kelapa adalah penyerbukan

silang (Anonim, 2015).

Page 43: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

27

e. Buah

Buah kelapa tersusun dari kulit buah yang licin dan keras. Buah yang sangat

muda berwarna hijau pucat dan menjadi hijau tua lalu kuning muda setelah semakin

tua. Setelah itu, buah akan berwarna merah kekuningan, yang menandakan bunga

telah matang dan akan rontok dengan sendirinya (Anonim, 2015).

3. Sabut Kelapa

Buah kelapa terdiri dari sabut kelapa, tempurung kelapa, daging kelapa dan

air kelapa. Sabut kelapa merupakan bahan berserat dengan ketebalan sekitar 5 cm,

dan merupakan bagian terluar dari buah kelapa ( Irawan dkk, 2013). Sabut kelapa

merupakan bagian yang cukup besar dari buah kelapa, yaitu 35 % dari berat

keseluruhan buah. Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan

satu serat dengan serat lainnya. Serat adalah bagian yang berharga dari sabut. Setiap

butir kelapa mengandung serat 525 gram (75% dari sabut) dan gabus 175 gram

(25% dari sabut). Serat sabut kelapa sangat berpotensi sebagai adsorben arang aktif

karena di dalam selulosa mengandung karbon. Kandungan selulosa dari sabut

kelapa sebesar 32% - 43% (Mohanty dkk, 2005). Sabut kelapa yang digunakan

merupakan sabut kelapa tua yang kering. Sabut kelapa yang telah kering akan lebih

mudah digunakan untuk pembuatan arang (Zuhroh, 2015).

4. Tempurung Kelapa

Tempurung kelapa terletak di sebelah dalam sabut, ketebalannya berkisar 3

sampai 5 mm. Ukuran buah kelapa dipengaruhi oleh ukuran tempurung kelapa yang

sangat dipengaruhi oleh usia dan perkembangan tumbuhan kelapa. Tempurung

Page 44: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

28

kelapa beratnya antara 15 – 19% berat kelapa. Komposisi kimia tempurung kelapa

antara lain selulosa 34% dan lignin 27% (Tamado dkk, 2013).

J. Padi (Oryza sativa L.)

1. Klasifikasi Tanaman Padi

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledoneae

Ordo : Poales

Famili : Graminae

Genus : Oryza Linn

Species : Oryza sativa L (Oktara, 2015).

2. Morfologi Padi

a. Akar

Bagian tanaman yang berfungsi untuk menyerap air adalah akar. Selain itu

akar juga berfungsi untuk menyerap zat makanan yang kemudian dibawa ke bagian

atas tanaman. Akar yang terdapat pada tanaman padi dapat dibedakan menjadi

beberapa bagian yaitu :

1) Radikula yaitu pada saat benih sedang berkecambah tumbuh calon akar dan

batang yang disebut dengan radikula.

2) Akar serabut yaitu akar serabut akan tumbuh apabila akar tunggang terbentuk

setelah 5 sampai 6 hari.

Page 45: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

29

3) Akar rambut yaitu pada akar tunggang dan akar serabut akan tumbuh bagian akar

yang keluar. Bagian tersebut merupakan akar rambut.

4) Akar tajuk yaitu dari ruas batang yang paling rendah akan tumbuh akar yang

disebut sebagai akar tajuk (Oktara, 2015).

b. Batang

Batang dari tanaman padi tersusun beruas-ruas. Panjang dari masing-masing

ruas tidaklah sama. Ruas tersebut merupakan bubung yang kosong. Dari ujung

bubung kosong tersebut tertutupi oleh buku (Oktara, 2015).

c. Daun

Daun yang terdapat dalam tanaman padi memiliki bentuk, susunan, serta

bagian yang berbeda-beda. Sisik dan telinga daun merupakan ciri khas yang

dimiliki oleh daun padi. Hal tersebut yang membuat daun dari tanaman padi dapat

dibedakan denga jenis rumpun lainnya (Oktara, 2015).

d. Bunga

Malai merupakan kumpulan dari bunga padi yang keluar dari buku paling

atas. Bunga padi merupakan bunga yang lengkap yaitu memiliki kelamin dua jenis

disertai dengan bakal buah yang berada di atas, serta terdapat 6 buah benang sari

(Oktara, 2015).

e. Buah

Gabah bukan merupakan biji padi, melainkan buah dari tanaman padi.

Gabah terjadi setelah pembuahan dan penyerbukan selesai dilakukan (Oktara,

2015).

Page 46: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

30

3. Sekam Padi

Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri

dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses

penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau

limbah penggilingan. Dari proses penggilingan padi diperoleh sekam sekitar 20-

30% dari bobot gabah. Sekam padi mempunyai nilai gizi yang rendah, tahan

terhadap pelapukan, memiliki kandungan abu yang tinggi, bersifat abrasive

menyerupai kandungan kayu, serta memiliki kandungan selulosa yaitu sebesar

31,4% - 36,3% (Mohanty dkk, 2005).

K. Landasan Teori

Minyak jelantah merupakan hasil proses oksidasi dan polimerisasi yang

apabila digunakan akan menghasilkan bahan pangan dengan rupa yang kurang

menarik dan cita rasa yang tidak enak, serta kerusakan sebagian vitamin dan asam

lemak esensial yang terdapat dalam minyak. Menggunakan minyak jelantah dalam

menggoreng makanan akan membahayakan tubuh manusia, karena mengkonsumsi

minyak yang rusak dapat menyebabkan berbagai penyakit seperti kanker,

pengendapan lemak dalam pembuluh darah (artherosclerosis) dan penurunan nilai

cerna lemak (Evika, 2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas minyak

yaitu bilangan asam, bilangan peroksida, bilangan penyabunan, warna dan bau.

Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas minyak jelantah yaitu dengan

menggunakan adsorben. Adsorben digunakan untuk menurunkan bilangan asam,

bilangan peroksida, bilangan penyabunan, bahkan memperbaiki warna dan bau dari

minyak jelantah.

Page 47: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

31

Adsorben merupakan zat atau material yang mempunyai kemampuan untuk

mengikat dan mempertahankan cairan atau gas didalamnya. Menurut Suraputra

(2011) agar dapat menjadi adsorben komersial, bahan baku yang digunakan harus

memenuhi kriteria yaitu memiliki luas permukaan yang besar sehingga kapasitas

adsorpsinya tinggi, memiliki volume pori internal yang besar, stabil secara

mekanik, distribusi pori yang merata, ikatan adsorbat dan adsorben lemah (adsorpsi

fisika), bahan baku mudah diperoleh dan harganya murah, mudah dan ekonomis

untuk diregenerasi. Salah satu contoh adsorben yaitu zeolit, silika gel dan arang

aktif.

Arang aktif merupakan suatu padatan berpori yang mengadung 85-95%

karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon dengan pemanasan

pada suhu tinggi (Khuluk, 2016). Sedangkan menurut Hendra (2006) arang aktif

adalah arang yang konfigurasi atom karbonnya dibebaskan dari ikatan dengan unsur

lain, serta rongga atau pori dibersihkan dari senyawa lain atau kotoran sehingga

permukaan dan pusat aktif menjadi luas dan daya serap terhadap cairan dan gas

akan meningkat. Pembuatan arang aktif terdiri dari tiga tahap yaitu proses dehidrasi,

proses karbonasi dan proses aktivasi. Proses aktivasi dapat dilakukan secara kimia

maupun secara fisika. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi daya serap arang

aktif yaitu sifat arang aktif, sifat komponen yang diserapnya, sifat larutan dan

sistem kontak. Pembuatan arang aktif dapat memanfaatkan limbah yang

mengandung banyak karbon seperti ampas tebu, tempurung kelapa, serabut kelapa,

serta sekam padi.

Page 48: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

32

Ampas tebu yang digunakan sebagai adsorben karena mengandung serat

yang terdiri atas selulosa 50-60% dan lignin 19,7%. Ampas tebu juga dapat

dimanfaatkan sebagai adsorben logam berat seperti seng, kadmium, tembaga, dan

timbal dengan efisiensi adsorpsi berturut-turut sebesar 90, 70, 55, dan 80%

(Triyanto, 2013).

Sabut kelapa terdiri dari serat dan gabus yang menghubungkan satu serat

dengan serat lainnya. Serat adalah bagian yang berharga dari sabut. Setiap butir

kelapa mengandung serat 525 gram (75% dari sabut) dan gabus 175 gram (25% dari

sabut). Serat sabut kelapa sangat berpotensi sebagai adsorben arang aktif karena di

dalam selulosa mengandung karbon. Kandungan selulosa dari sabut kelapa sebesar

32%-43% (Mohanty dkk, 2005). Tempurung kelapa beratnya antara 15 – 19% berat

kelapa. Komposisi kimia tempurung kelapa antara lain Selulosa 34% dan lignin

27% (Tamado dkk, 2013).

Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri

dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses

penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau

limbah penggilingan. Sekam padi mempunyai nilai gizi yang rendah, tahan

terhadap pelapukan, memiliki kandungan abu yang tinggi, bersifat abrasif

menyerupai kandungan kayu, serta memiliki kandungan selulosa yaitu sebesar

31,4% - 36,3% (Mohanty dkk, 2005).

Page 49: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2017. Tempat penelitian

dilakukan di Laboratorium Analisa Makanan Minuman Universitas Setia Budi,

Surakarta.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah minyak jelantah di seluruh Kota

Surakarta. Sampel dalam penelitian ini adalah minyak jelantah yang diperoleh dari

salah satu rumah makan di daerah Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.

C. Variabel Penelitian

Variabel independen adalah Variabel yang mempengaruhi variabel

dependen yang sifatnya tidak dapat berdiri sendiri. Variasi arang aktif yang terbuat

dari bahan ampas tebu, sekam padi, tempurung kelapa dan sekam padi merupakan

variabel independen pada penelitian ini. Variabel dependen adalah Variabel yang

dipengaruhi variabel independen yang sifatnya berdiri sendiri. Kadar bilangan asam

dan bilangan peroksida pada minyak jelantah merupakan variabel dependen pada

penelitian ini.

D. Alat dan Bahan Penelitian

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah furnace, neraca analitik,

buret, hot plate, magnetic stirrer, beaker glass, erlemeyer, labu takar, gelas ukur,

pipet tetes, pipet volume, batang pengaduk, klem, statip dan oven. Bahan yang

Page 50: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

34

digunakan dalam penelitian ini adalah minyak jelantah, ampas tebu, tempurung

kelapa, sabut kelapa, sekam padi, etanol 95% netral, indikator fenolftalein (pp)

dalam etanol 95 %, larutan standarisasi KOH 0,1 N, larutan asam asetat-isooktan,

larutan kalium iodida jenuh, larutan standar natrium tiosulfat 0,1 N, larutan standar

natrium tiosulfat 0,01 N, indikator amilum 1%.

E. Prosedur Penelitian

1. Persiapan Bahan Baku

a. Minyak jelantah

Minyak jelantah disaring dengan menggunakan saringan untuk menghilangkan

kotoran bekas penggorengan.

b. Ampas tebu

Ampas tebu dibersihkan, kemudian dipotong ukuran ± 5 cm.

c. Tempurung kelapa

Tempurung kelapa dibersihkan, kemudian dipotong ukuran ± 5 cm.

d. Serabut kelapa

Serabut kelapa dibersihkan, kemudian dipotong ukuran ± 5 cm.

e. Sekam Padi

Sekam padi dibersihkan dari kotoran.

2. Prosedur Pembuatan Arang aktif

a. Tahap dehidrasi : Bahan baku untuk pembuatan arang aktif yaitu ampas tebu,

serabut kelapa, tempurung kelapa dan sekam padi yang telah bersih dijemur

hingga kering atau hilang kadar airnya.

Page 51: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

35

b. Tahap karbonasi : Bahan baku dalam keadaan kering dibakar di dalam furnace

selama 30 menit pada suhu 400 oC. Arang dipisahkan dengan abu. Arang

tersebut digiling dengan mortir. Kemudian dilakukan pengayakan dengan

ayakan ukuran 100 mesh.

c. Tahap aktivasi : Arang direndam di dalam larutan aktivator yaitu KOH 2 N

dengan waktu rendaman yaitu 24 jam. Sampel disaring dengan kertas saring,

kemudian dicuci dengan aquadest hingga pH 7. Sampel dikeringkan dalam oven

hingga kering.

3. Prosedur Pemurnian Minyak Jelantah

a. Menimbang arang aktif sebanyak ± 20 gram, masukkan ke dalam gelas beker.

b. Menambahkan 200 ml minyak jelantah dan dilakukan pengadukan dengan

magnetic stirrer dengan kecepatan 400 rpm selama 1 jam.

c. Sampel didiamkan hingga arang aktif mengendap, kemudian disaring dengan

kertas saring.

4. Prosedur Standarisasi KOH ± 0,01 N dengan H2C2O4 0,01 N

a. Memipet 10 ml larutan standar H2C2O4 0,01 N

b. Menambahkan 3 tetes indikator phenolpthalein 1%

c. Mentitrasi dengan larutan KOH ± 0,01 N hingga terbentuk warna merah.

d. Mencatat volume KOH ± 0,01 N yang digunakan (Sudarmadji dkk, 2010).

5. Prosedur Penentuan Bilangan Asam

a. Menimbang 10 g sampai 50 g sampel (W) ke dalam erlenmeyer 250 ml.

b. Melarutkan dengan 50 ml etanol 95% netral hangat dan tambahkan 5 tetes

larutan fenolftalein sebagai indikator.

Page 52: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

36

c. Mentitrasi larutan tersebut dengan KOH ± 0,01 N (N) hingga terbentuk warna

merah muda (warna merah muda bertahan selama 30 detik).

d. Melakukan pengadukan dengan cara menggoyangkan erlenmeyer selama titrasi.

e. Mencatat volume larutan KOH ± 0,01 N yang diperlukan (V) (SNI, 2013).

6. Prosedur Standarisasi Na2S2O3 ± 0,01 N dengan KIO3 0,01 N

a. Memipet KIO3 sebanyak 10 ml kemudian masukkan ke dalam erlenmeyer 100

ml.

b. Menambahkan 2 ml larutan H2SO4 4 N.

c. Menambahkan larutan KI 20% 5 ml, tutup dengan plastik.

d. Melakukan titrasi dengan larutan Na2S2O3 ± 0,01 N hingga terbentuk warna

kuning muda.

e. Menambahkan indikator amilum 1% sebanyak 0,5 ml dan titrasi dilanjutkan

hingga warna biru hilang (Sudarmadji dkk, 2010).

7. Prosedur Penentuan Bilangan Peroksida

a. Menimbang dengan teliti ( 5 ± 0,05 ) sampel (W) kedalam erlenmeyer 250 ml

yang kering.

b. Menambahkan 30 ml larutan asam asetat : kloroform (3:2),kemudian goyangkan

hingga sampel terlarut semua.

c. Menambahkan 0,5 ml larutan KI jenuh dengan menggunakan pipet ukur, tutup

dengan plastik, kemudian kocok selama 1 menit.

d. Menambahkan 30 ml aquades, erlenmeyer ditutup.

Page 53: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

37

e. Mengocok dan titrasi dengan Na2S2O3 ± 0,01 N hingga warna kuning muda,

tambahkan indikator amilum 1% sebanyak 0,5 ml dan titrasi dilanjutkan hingga

warna biru hilang.

f. Melakukan penetapan triplo

g. Melakukan penetapan blanko

h. Menghitung bilangan peroksida dalam contoh (SNI, 2013).

F. Rumus Perhitungan Kadar

1. Standarisasi KOH ± 0,01 N dengan H2C2O4 0,01 N

(V x N) KOH = (V x N) H2C2O4

2. Bilangan Asam

Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x V x N

W

Keterangan :

56,1 adalah bobot molekul KOH;

V adalah volume larutan KOH yang diperlukan (ml)

N adalah normalitas larutan KOH, dinyatakan dalam Normalitas (N);

W adalah bobot sampel yang diuji, dinyatakan dalam gram (g).

3. Standarisasi Na2S2O3 ± 0,01 N dengan KIO3 0,01 N

(V x N) Na2S2O3 = (V x N) KIO3

4. Bilangan Peroksida

Bilangan peroksida dinyatakan sebagai miliekivalen O2 per kg lemak yang

dihitung menggunakan rumus:

Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x N x ( Vo -V1)

W

Page 54: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

38

Keterangan :

N adalah normalitas larutan standar Na2S2O3, dinyatakan dalam normalitas, (N);

Vo adalah volume larutan Na2S2O3 yang diperlukan pada titrasi sampel, dinyatakan

dalam mililiter (mL);

V1 adalah volume larutan Na2S2O3 0,1 N yang diperlukan pada titrasi blanko,

dinyatakan dalam mililiter (mL);

W adalah berat sampel dinyatakan dalam gram (g).

G. Teknik Analisis Data

Data kadar bilangan asam diperoleh dengan menggunakan metode

Alkalimetri dan dan data kadar bilangan peroksida diperoleh dengan menggunakan

metode Iodometri. Analisis statistik yang digunakan dalam pengolahan data dalam

penelitian ini adalah Uji Kolmogorov Smirnov dan Uji ANOVA. Uji Kolmogorov

Smirnov digunakan untuk menguji apakah data yang diperoleh terdistribusi normal

atau tidak. Uji ANOVA digunakan untuk mengetahui apakah ada kesamaan rata-

rata pada masing-masing variasi jenis arang aktif dalam menurunkan bilangan asam

dan bilangan peroksida pada minyak jelantah.

Page 55: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

39

H. Diagram Blok Prosedur Kerja

Gambar 1. Diagram Blok Prosedur Kerja

Ampas

Tebu

Tempurung

Kelapa

kelaoa\\\\\\\

Serabut

Kelapa

Sekam

Padi

Dipotong kecil dan

dikeringkan

Tahap

Dehidrasi

Difurnace suhu 400oC

selama 30 menit

Tahap

Karbonasi

Arang

dihaluskan

dengan mortir

Arang diayak

dengan ayakan

100 mesh

Direndam

selama 24 jam

dengan KOH 2N

Tahap

Aktivasi

Netralisasi

dengan aquadest

(pH 7)

Arang disaring

dengan kertas

saring

Arang dioven

hingga kering

Minyak Jelantah

Arang aktif

ampas tebu

Arang aktif

tempurung kelapa

Arang aktif

serabut kelapa

Arang aktif

sekam padi

Penentuan Kadar

Bilangan Asam Penentuan Kadar

Bilangan Peroksida

Minyak

Goreng Baru

(kontrol)

Page 56: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

40

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium Analisis Makanan dan Minuman

Universitas Setia Budi Surakarta. Hasil perhitungan kadar bilangan asam dan kadar

bilangan peroksida kemudian dibandingkan dengan standar minyak goreng

menurut SNI.

1. Data Hasil Penetapan Kadar Bilangan Asam

Berdasarkan penelitian penentuan kadar bilangan asam pada minyak

jelantah dengan perlakuan kontrol yaitu minyak goreng baru, minyak jelantah tanpa

penambahan arang aktif dan minyak jelantah dengan penambahan arang aktif dari

ampas tebu, tempurung kelapa, serabut kelapa serta sekam padi disajikan dalam

Tabel 2.

Keterangan ini menunjukkan kode penjelasan pada Tabel dan Grafik yang

akan disampaikan di belakang.

K : Minyak goreng baru (kontrol).

MJ : Minyak jelantah sebelum ditambah variasi arang aktif.

AT : Minyak jelantah setelah ditambah arang aktif dari ampas tebu.

TK : Minyak jelantah setelah ditambah arang aktif dari tempurung kelapa.

SK : Minyak jelantah setelah ditambah arang aktif dari sabut kelapa.

SP : Minyak jelantah setelah ditambah arang aktif dari sekam padi.

Page 57: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

41

Tabel 2. Hasil Penetapan Kadar Bilangan Asam

Sampel Ulangan Penimbangan

(gram)

Volume

titran

KOH (ml)

Kadar

(mg

KOH/g)

Rata-rata

bilangan asam

(mg KOH/g)

K

I

II

III

20,0563

20,0595

20,0895

9,60

9,70

9,80

0,27

0,28

0,28

0,27

MJ

I

II

III

20,0203

20,0054

20,0097

30,20

30,10

30,10

0,88

0,87

0,87

0,87

AT

I

II

III

20,0578

20,0610

20,0945

12,20

12,30

12,40

0,35

0,35

0,36

0,35

TK

I

II

III

20,0036

20,0063

20,0127

14,40

14,40

14,50

0,42

0,41

0,42

0,41

SK

I

II

III

20,0313

20,0272

20,0266

16,20

16,10

16,10

0,47

0,47

0,46

0,46

SP

I

II

III

20,0473

20,0505

20,0830

16,70

16,80

16,90

0,48

0,48

0,49

0,48

Pada Tabel 2 disajikan data penetapan kadar bilangan asam pada kontrol

yaitu minyak goreng baru dan diperoleh hasil rata-rata kadar bilangan asam yaitu

0,27 mg KOH/g. Menurut SNI 2013, minyak goreng tersebut aman untuk

digunakan karena batas maksimum kadar bilangan asam yang ditetapkan adalah 0,6

mg KOH/g. Penetapan kadar bilangan asam pada minyak jelantah tanpa

penambahan arang aktif diperoleh hasil rata-rata kadar bilangan asam yaitu 0,87 mg

KOH/g. Kadar bilangan asam tersebut sudah melampaui batas maksimum yaitu

Page 58: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

42

lebih dari 0,6 mg KOH/g. Rata-rata kadar bilangan asam pada minyak jelantah yang

ditambah arang aktif ampas tebu, tempurung kelapa, serabut kelapa dan sekam padi

yaitu 0,35 mg KOH/g, 0,41 mg KOH/g, 0,46 mg KOH/g, 0,48 mg KOH/g.

2. Grafik Rata-rata Kadar Bilangan Asam

Gambar 2. Grafik Rata-rata Kadar Bilangan Asam

Pada Gambar 2 disajikan data rata-rata kadar bilangan asam pada minyak

goreng baru yaitu 0,27 mg KOH/g dan pada minyak jelantah 0,87 mg KOH/g,

sedangkan kadar bilangan asam pada minyak jelantah yang telah ditambah arang

aktif ampas tebu 0,35 mg KOH/g, arang aktif tempurung kelapa 0,41 mg KOH/g,

arang aktif serabut kelapa 0,46 mg KOH/g dan arang aktif sekam padi yaitu 0,48

mg KOH/g. Bilangan asam adalah jumlah milligram KOH 0,1 N yang dibutuhkan

untuk menetralkan asam-asam lemak bebas dari satu gram minyak atau lemak.

0,27

0,87

0,35

0,410,46 0,48

0

0,1

0,2

0,3

0,4

0,5

0,6

0,7

0,8

0,9

1

Ka

da

r B

ila

ng

an

Asa

m (

mg

KO

H/g

)

Variasi Bahan Baku Arang Aktif

K

MJ

AT

TK

SK

SP

Page 59: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

43

Bilangan asam tinggi timbul akibat meningkatnya jumlah asam lemak bebas yang

terdapat didalam minyak goreng, akibat oksidasi dan akibat pemecahan ikatan

rangkap asam lemak. Tingginya bilangan asam menunjukkan rendahnya kualitas

minyak tersebut.

Mekanisme adsorpsi asam lemak bebas dan peroksida pada arang aktif

terjadi secara fisika (fisiosorpsi). Adsorpsi fisik merupakan suatu proses bolak-

balik apabila daya tarik menarik antara zat terlarut dan adsorben lebih besar daya

tarik menarik antara zat terlarut dengan pelarutnya maka zat yang terlarut akan

diadsorpsi pada permukaan adsorben. Molekul yang terbentuk dari adsorpsi fisika

terikat sangat lemah dan energi yang dilepaskan pada adsorpsi fisika relatif rendah

sekitar 20 kj/mol. Sifat adsorpsinya reversible yaitu dapat balik atau dilepaskan

kembali dengan adanya penurunan konsentrasi larutan. Adsorpsi fisika melibatkan

gaya antarmolekuler, yang melalui gaya Van Der Walls atau ikatan hidrogen. Gaya

Van Der Walls meliputi gaya dipol-dipol, gaya dipol-dipol induksian dan gaya

London (Evika,2011).

Mekanisme adsorpsi asam lemak bebas dan peroksida pada arang aktif

terjadi secara fisika karena setiap partikel-partikel adsorbat yang mendekati ke

permukaan adsorben melalui gaya Van der Walls atau ikatan hidrogen. Asam lemak

bebas dan peroksida merupakan molekul nonpolar, dan arang aktif termasuk

nonpolar, sehingga gaya yang terjadi yaitu gaya London (molekul nonpolar dengan

nonpolar). Molekul nonpolar (arang aktif) terdiri dari inti atom dan elektron.

Elektron selalu bergerak mengelilingi inti atom, elektron tersebut pada suatu saat

dapat terjadi polarisasi rapatan elektron, yang menyebabkan pusat muatan positif

Page 60: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

44

dan muatan negatif memisah dan molekul dikatakan memiliki dipol sesaat. Dipol

sesaat ini dalam waktu yang singkat akan hilang tetapi kemudian timbul kembali

secara terus menerus dan bergantian. Apabila didekatnya ada molekul nonpolar

seperti asam lemak bebas dan peroksida, maka molekul dengan dipol sesaat ini akan

menginduksi molekul tersebut sehingga terjadi dipol induksian, kemudian antara

kedua molekul tersebut terjadi gaya elektrostatik.

3. Persentase Penurunan Kadar Bilangan Asam

Tabel 3. Data Persentase Penurunan Kadar Bilangan Asam pada Minyak Jelantah

dengan Penambahan Arang Aktif..

Sampel

Rata-rata Kadar

bilangan Asam

(mg KOH/g)

Penurunan

kadar bilangan

asam

(mg KOH/g)

Penurunan

kadar bilangan

asam (%)

AT 0,35 0,52 59,77%

TK 0,41 0,46 52,87%

SK 0,46 0,41 47,12%

SP 0,48 0,39 44,82%

Pada Tabel 3 disajkan data persentase penurunan bilangan asam dengan

arang aktif ampas tebu 59,77%, tempurung kelapa 52,87%, serabut kelapa 47,12%

dan sekam padi sebanyak 44,82%. Perbedaan persentase arang aktif dalam

menurunkan kadar bilangan asam dan peroksida pada minyak jelantah dipengaruhi

oleh jenis bahan baku arang aktif serta kandungan lignin, hemiselulosa, dan selulosa

pada bahan baku yang sebagian besar tersusun atas unsur karbon. Arang aktif ampas

tebu mampu menurunkan bilangan asam pada minyak jelantah dengan persentase

tertinggi yaitu 59,77% karena ampas tebu mengandung selulosa 50-60% dan lignin

Page 61: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

45

19,7% (Triyanto, 2013). Tempurung kelapa mampu menurunkan bilangan asam

pada minyak jelantah dengan persentase 52,87% karena mengandung selulosa 34%

dan lignin 27% (Tamado dkk, 2013). Arang aktif serabut kelapa mampu

menurunkan bilangan asam pada minyak jelantah dengan persentase 47,12% karena

mengandung selulosa 32-43% sedangkan arang aktif sekam padi mampu

menurunkan bilangan asam pada minyak jelantah dengan persentase 44,82% karena

mengandung selulosa 31,4 – 36,3% % (Mohanty dkk, 2005).

4. Data Hasil Penetapan Kadar Bilangan Peroksida

Berdasarkan penelitian penentuan kadar bilangan peroksida pada minyak

jelantah dengan perlakuan kontrol minyak goreng baru, minyak jelantah tanpa

penambahan arang aktif, dan minyak jelantah dengan penambahan arang aktif dari

ampas tebu, tempurung kelapa, serabut kelapa serta sekam padi disajikan dalam

Tabel 4 dan 5 sebagai berikut :

Tabel 4. Hasil Penetapan Blanko pada Penentuan Kadar Bilangan Peroksida

Sampel Pengulangan

Penimbangan

(gram)

Nama

Titran

Volume titran

(ml)

Akuades I 5,0625 Na2S2O3 1,40

Akuades II 5,0673 Na2S2O3 1,50

Akuades III 5,0791 Na2S2O3 1,60

Rata-rata 1,50

Pada Tabel 4 disajikan data hasil titrasi blanko dengan sampel akuades

berturut-turut yaitu 1,40 ml; 1,50 ml dan 1,60 ml adalah 1,50 ml. Rata-rata hasil

titrasi blanko adalah 1,50 ml.

Page 62: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

46

Tabel 5. Hasil Penetapan Kadar Bilangan Peroksida

Sampel Ulangan Penimbangan

(gram)

Volume

titran

Na2S2O3

(ml)

Kadar

(mek

O2/kg)

Rata-rata

bilangan

peroksida

(mek

O2/kg)

K

I

II

III

5,0739

5,0698

5,0513

3,30

3,30

3,20

3,58

3,58

3,39

3,51

MJ

I

II

III

5,0678

5,0832

5,0887

8,20

8,30

8,30

13,35

13,51

13,49

13,45

AT

I

II

III

5,1029

5,0483

5,0987

4,00

3,90

4,00

4,94

4,80

4,95

4,89

TK

I

II

III

5,0956

5,1013

5,0486

4,50

4,50

4,40

5,94

5,93

5,80

5,89

SK

I

II

III

5,0812

5,0821

5,0986

5,10

5,10

5,20

7,15

7,15

7,32

7,20

SP

I

II

III

5,0531

5,0670

5,0983

5,60

5,60

5,70

8,19

8,17

8,32

8,22

Pada Tabel 5 disajikan data penetapan kadar bilangan peroksida pada

kontrol yaitu minyak goreng baru dan diperoleh hasil rata-rata kadar bilangan

peroksida yaitu 3,51 mek O2/kg. Menurut SNI 2013, minyak goreng tersebut aman

untuk digunakan karena batas maksimum kadar bilangan asam yang ditetapkan

adalah 10 mek O2/kg. Penetapan kadar bilangan peroksida pada minyak jelantah

tanpa arang aktif diperoleh hasil rata-rata kadar bilangan peroksida yaitu 13,45 mek

O2/kg. Kadar bilangan peroksida tersebut sudah melampaui batas maksimum yaitu

Page 63: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

47

lebih dari 10 mek O2/kg. Rata-rata kadar bilangan peroksida pada minyak jelantah

yang ditambah arang aktif ampas tebu 4,89 mek O2/kg, arang aktif tempurung

kelapa 5,89 mek O2/kg, arang aktif serabut kelapa 7,20 mek O2/kg dan arang aktif

sekam padi yaitu 8,22 mek O2/kg.

5. Grafik Rata-rata Kadar Bilangan Peroksida

Gambar 3. Grafik Rata-rata Kadar Bilangan Peroksida.

Pada Gambar 3 disajikan data rata-rata kadar bilangan peroksida pada

minyak goreng baru yaitu 3,51 mek O2/kg dan pada minyak jelantah 13,45 mek

O2/kg, sedangkan kadar bilangan peroksida pada minyak jelantah yang telah

ditambah arang aktif ampas tebu 4,89 mek O2/kg, arang aktif tempurung kelapa

5,89 mek O2/kg, arang aktif serabut kelapa 7,22 mek O2/kg dan arang aktif sekam

3,51

13,45

4,89

5,89

7,2

8,22

0

2

4

6

8

10

12

14

16

Ka

da

r B

ila

ng

an

Per

ok

sid

a (

mek

O2 /k

g)

Variasi Bahan Baku Arang Aktif

K

MJ

AT

TK

SK

SP

Page 64: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

48

padi yaitu 8,22 mek O2/kg. Bilangan peroksida dinyatakan sebagai banyaknya mili

ekuivalen peroksida dalam setiap 1000 g (1 kg) minyak, lemak, dan senyawa lain.

Bilangan peroksida merupakan nilai terpenting untuk menentukan derajat

kerusakan minyak. Semakin tinggi bilangan peroksida semakin rendah kualitas

minyak. Peroksida di dalam minyak dihasilkan oleh reaksi oksidasi lemak, yaitu

reaksi antara oksigen dengan ikatan rangkap di dalam lemak (Evika,2011).

6. Persentase Penurunan Kadar Bilangan Peroksida

Tabel 6. Data Persentase Penurunan Kadar Bilangan Peroksida pada Minyak

Jelantah dengan Penambahan Arang Aktif.

Sampel

Rata-rata

Kadar bilangan

peroksida

(mek O2/kg)

Penurunan

kadar bilangan

peroksida

(mek O2/kg)

Penurunan

kadar bilangan

peroksida (%)

AT 4,89 8,56 63,64%

TK 5,89 7,56 56,20%

SK 7,20 6,25 46,46%

SP 8,22 5,23 38,88%

Pada Tabel 6 disajkan data persentase penurunan bilangan peroksida

tertinggi yaitu 63,64% pada minyak jelantah dengan perlakuan penambahan arang

aktif ampas tebu sedangkan persentase penurunan bilangan asam terendah yaitu

38,88% pada minyak jelantah dengan perlakuan penambahan arang aktif sekam

padi.

Page 65: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

49

7. Uji Statistik Bilangan Asam

a. Uji Normalitas Kadar Bilangan Asam

Sebelum melakukan uji ANOVA satu jalan dilakukan uji pendahuluan yaitu

uji normalitas, dari uji normalitas diperoleh data pada Tabel. 7 :

Tabel 7. Data Uji Normalitas Kadar Bilangan Asam

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kadar

Bilangan

Asam

N 18

Normal Parametersa,,b Mean .4783

Std. Deviation .19543

Most Extreme

Differences

Absolute .310

Positive .310

Negative -.144

Kolmogorov-Smirnov Z 1.313

Asymp. Sig. (2-tailed) .064

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

terdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas diatas didapatkan nilai

signifikasi 0,064 yang berarti > 0,05 dan dapat disimpulkan bahwa data diatas

terdistribusi normal.

b. Uji ANOVA Satu Jalan (One-way ANOVA)

Uji hipotesis yang digunakan adalah Anova satu jalan yaitu untuk

mengetahui apakah rata-rata kadar bilangan asam berbeda secara signifikan atau

tidak. Sebelum melakukan Uji Anova dilakukan Test of Homogeneity of Variances

karena salah satu syarat untuk melakukan Uji Anova adalah setiap populasi harus

memiliki varians yang sama.

Page 66: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

50

Tabel 8. Data Test of Homogeneity of Variances Bilangan Asam

Test of Homogeneity of Variances

Kadar Bilangan Asam

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.000 5 12 1.000

Hasil Test of Homogeneity of Variances diperoleh nilai signifikansi yaitu

1,000. Karena nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, sehingga dapat

disimpulkan semua sampel mempunyai varians yang sama.

Tabel 9. Data Uji ANOVA Bilangan Asam

ANOVA

Kadar Bilangan Asam

Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

Between Groups .649 5 .130 3893.100 .000

Within Groups .000 12 .000

Total .649 17

Pada Tabel 9 disajikan data Uji ANOVA yaitu nilai signifikansi 0,000.

Karena nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan rata-

rata kadar bilangan asam pada minyak goreng dengan berbagai perlakuan adalah

tidak sama.

8. Uji Statistik Bilangan Peroksida

a. Uji Normalitas Kadar Bilangan Peroksida

Sebelum melakukan uji ANOVA satu jalan dilakukan uji pendahuluan yaitu

uji normalitas, dari uji normalitas diperoleh data pada Tabel 10 :

Page 67: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

51

Tabel 10. Data Uji Normalitas Kadar Bilangan Peroksida

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kadar

Bilangan

Peroksida

N 18

Normal Parametersa,,b Mean 7.1978

Std. Deviation 3.27390

Most Extreme

Differences

Absolute .199

Positive .199

Negative -.137

Kolmogorov-Smirnov Z .845

Asymp. Sig. (2-tailed) .473

Hasil uji normalitas diatas didapatkan nilai signifikasi 0,473 yang berarti >

0,05 dan dapat disimpulkan bahwa data diatas terdistribusi normal.

b. Uji ANOVA Satu Jalan (One-way ANOVA)

Uji hipotesis yang digunakan adalah Anova satu jalan yaitu untuk

mengetahui apakah rata-rata kadar bilangan peroksida berbeda secara signifikan

atau tidak. Sebelum melakukan Uji Anova dilakukan Test of Homogeneity of

Variances karena salah satu syarat untuk melakukan Uji Anova adalah setiap

populasi harus memiliki varians yang sama.

Tabel 11. Data Test of Homogeneity of Variances Bilangan Peroksida

Test of Homogeneity of Variances

Kadar Bilangan Peroksida

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.276 5 12 .918

Page 68: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

52

Hasil Test of Homogeneity of Variances diperoleh nilai signifikansi yaitu

0,918. Karena nilai signifikansi > 0,05 maka Ho diterima, sehingga dapat

disimpulkan semua sampel mempunyai varians yang sama.

Tabel 12. Data Uji ANOVA Bilangan Peroksida

ANOVA

Kadar Bilangan Peroksida

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 182.115 5 36.423 4456.923 .000

Within Groups .098 12 .008

Total 182.213 17

Pada Tabel 12 disajikan data Uji ANOVA yaitu nilai signifikansi 0,000.

Karena nilai signifikansi < 0,05 maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan rata-

rata kadar bilangan peroksida pada minyak goreng dengan berbagai perlakuan

adalah tidak sama.

Page 69: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut :

1. Rata-rata kadar bilangan asam pada minyak jelantah 0,87 mg KOH/g sedangkan

kadar bilangan asam pada minyak jelantah yang telah ditambah arang aktif

ampas tebu 0,35 mg KOH/g, arang aktif tempurung kelapa 0,41 mg KOH/g,

arang aktif serabut kelapa 0,46 mg KOH/g dan arang aktif sekam padi yaitu 0,48

mg KOH/g.

2. Rata-rata kadar bilangan peroksida pada minyak jelantah 13,45 mek O2/kg,

sedangkan kadar bilangan peroksida pada minyak jelantah yang telah ditambah

arang aktif ampas tebu 4,89 mek O2/kg, arang aktif tempurung kelapa 5,89 mek

O2/kg, arang aktif serabut kelapa 7,22 mek O2/kg dan arang aktif sekam padi

yaitu 8,22 mek O2/kg.

3. Arang aktif ampas tebu mampu menurunkan bilangan asam dan bilangan

peroksida pada minyak jelantah dengan persentase tertinggi yaitu 59,77% dan

63,64%.

4. Ada pengaruh nyata terhadap kadar bilangan asam dan bilangan peroksida pada

minyak jelantah sebelum dan sesudah penambahan masing-masing variasi jenis

arang aktif.

Page 70: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

54

B. Saran

1. Penulis berharap adanya penelitian lebih lanjut tentang pengaruh adsorben arang

aktif terhadap kualitas minyak jelantah dengan variasi larutan aktivator serta

variasi jumlah arang aktif yang ditambahkan pada minyak jelantah.

Page 71: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

55

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2015. Klasifikasi dan Ciri-ciri Morfologi Tanaman Kelapa. (Online).

http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-kelapa/

diakses pada 7 Januari 2017 pukul 10.12 WIB.

Anonim. 2015. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Padi. (Online).

http://agroteknologi.web.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-padi/.

diakses pada 7 Januari 2017 pukul 11.04 WIB.

Anonim. 2015. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Tebu. (Online).

http://www.materipertanian.com/klasifikasi-dan-ciri-ciri-morfologi-tebu/

diakses pada 7 Januari 2017 pukul 09.45 WIB.

Astuti, D.W. Fatimah, S dan Albari, E. 2015. Gambaran Angka Peroksida pada

Minyak Jelantah di Warung Penyetan Wilayah Mancasan Yogyakarta.

Biogenesis Jurnal Ilmiah Biologi, Vol. 3 (2) : 96-99.

BPS. 2013. Luas Panen, Produktivitas, Produksi Tanaman Padi di Indonesia 1993-

2012 [BPS]. Badan Pusat Statistik Republik Indonesia.

BPS. 2013. Statistik Kelapa Sawit Indonesia [BPS]. Badan Pusat Statistik Republik

Indonesia.

Evika. 2011. Penggunaan Adsorben Arang Aktif Tempurung Kelapa pada

Pemurnian Minyak Goreng Bekas [skripsi]. Pekan Baru : Fakultas Tarbiyah

dan Keguruan, UIN Sultan Syarif Kasim Riau.

Guo, J., Luo, Y., Lua, A.C.. Chi, R.A., Chen, Y.L., Bao, X.T., dan Xiang, S.X.

2007. Adsorption of hydrogen sulphide (H2S) by activated carbons derived

from oil-palm shell. Carbon,Vol.45 : 330-336.

Hendra, D. 2006. Pembuatan Arang Aktif dari Tempurung Kelapa Sawit dan

Serbuk Kayu Gergajian Campuran. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, Vol. 24

(2) : 1-22.

Irawan, C., Awalia, T.N., dan Uthami, S. 2013. Pengurangan Kadar Asam Lemak

Bebas (Free Fatty Acid) dan Warna dari Minyak Goreng Bekas dengan

Proses Adsorpsi Menggunakan Campuran Serabut Kelapa dan Sekam Padi.

Konversi, Vol.2 (2) : 29-33.

Page 72: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

56

Ketaren, S. 2008. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta :

Universitas Indonesia Press.

Ketaren, S. 2012. Pengantar Teknologi Minyak dan Lemak Pangan. Jakarta :

Universitas Indonesia Press.

Khuluk, R.H. 2016. Pembuatan dan Karakterisasi Karbon Aktif dari Tempurung

Kelapa (Cocous nucifera L.) sebagai Adsorben Zat Warna Metilen Biru

[skripsi]. Bandar Lampung : Fakultas MIPA, Universitas Lampung.

Kuntoro, M.G.A. 2011. Uji Kapasitas Adsorpsi Gas Karbon Monoksida (CO)

Menggunakan Zeolit Alam Lampung Termodifikasi dengan TiO2 melalui

Metode Sol Gel [skripsi]. Depok : Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

Lempang, M. 2014. Pembuatan dan Kegunaan Arang Aktif. Info Teknis EBONI,

Vol.11 (2) : 65-80.

Lempang, M. dan Tikupadang, H. 2013. Aplikasi Arang Aktif Tempurung Kemiri

sebagai Komponen Media Tumbuh Semai Melina. Jurnal Penelitian

Kehutanan Wallacea, Vol. 2 (2): 121-137.

Mohanty, A.K., M. Misra, and L. T. Drzal. 2005. Natural Fibers, Biopolymers and

Biocomposites: Boca Ranton, Taylor & Francis.

Nasir, N.S.W. Nurhaeni dan Musafira. 2014. Pemanfaatan Arang Aktif Kulit Pisang

Kepok (Musa normalis) sebagai Adsorben untuk Menurunkan Angka

Peroksida dan Asam Lemak Bebas Minyak Goreng Bekas. Jurnal of

Natural Science, Vol. 3 (1) : 18-30.

Nurdiansah,H dan Diah Susanti. 2013. Pengaruh Variasi Temperatur Karbonisasi

dan Temperatur Aktivasi Fisika dari Elektroda Karbon Aktif Tempurung

Kelapa dan Tempurung Kluwak Terhadap Nilai Kapasitansi Electric Double

Layer Capacitor. Jurnal Teknik Pomits, Vol. 2 (1).

Nurul, A. 2004. Pengolahan Minyak Jelantah sebagai Absorben [Laporan

Penelitian]. Politeknik Negeri Lhokseumawe.

Oktara, N. 2015. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Padi (Oryza sativa). (Online).

http://www.petanihebat.com/2013/09/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-

padi.html 2017. diakses pada 7 Januari 2017 pukul 11.17 WIB.

Page 73: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

57

Rahayu, L.H., Purnavita S dan Sriyana, H Y. 2014. Potensi Sabut dan Tempurung

Kelapa Sebagai Adsorben untuk Meregenerasi Minyak Jelantah.

Momentum, Vol. 10 (1) : 47-53.

Ramdja, A.F., Halim, M., dan Handi, J. 2008. Pembuatan Karbon Aktif dari

Pelepah Kelapa (Cocus nucifera). Jurnal Teknik Kimia, Vol. 15 (2) : 1-8.

Rosita, A.F dan Widasari, W.A. 2009. Peningkatan Kualitas Minyak Goreng Bekas

dari KFC dengan Menggunakan Adsorben Karbon Aktif [Seminar Tugas

Akhir]. Semarang : Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro.

Santoso, A. dan Pari, G. 2012. Pengaruh Arang Aktif dalam Campuran Bahan Baku

terhadap Karakteristik Papan Partikel. Jurnal Penelitian Hasil Hutan, Vol.

30 (3) : 235-242.

SNI. 2013. Minyak Goreng. BSN (Badan Standarisasi Nasional). Jakarta.

Sudarmadji, S., Bambang H. dan Suhardi. 2010. Prosedur Analisa Bahan Makanan

dan Pertanian. Yogyakarta : Liberty.

Suraputra, R. 2011. Adsorpsi Gas Karbon Monoksida (CO) dan Penjernihan Asap

Kebakaran Menggunakan Zeolit Alam Lampung Termodifikasi TiO2

[skripsi]. Depok : Fakultas Teknik, Universitas Indonesia.

Susilowati, D. 2011. Uji Kinerja Alat Penangkap Nyamuk dan Purifikasi Udara

berbasis TiO2 dan Zeolit Alam Lampung [skripsi]. Depok : Fakultas Teknik,

Universitas Indonesia.

Tamado, D., Budi, E., Wirawan, R., Dwi, H., Tyaswuri, A., Sulistiani., dan Asma,

E. 2013. Sifat Termal Karbon Aktif Berbahan Arang Tempurung Kelapa

[seminar nasional]. Jakarta : Fakultas Teknik dan Fakultas MIPA,

Universitas Negeri Jakarta.

Triyanto, A. 2013. Peningkatan Kualitas Minyak Goreng Bekas Menggunakan

Arang Ampas Tebu Teraktivasi dan Penetralan dengan NaHSO3 [skripsi].

Semarang : Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang.

Wijayanti, R. 2009. Arang Aktif dari Ampas Tebu Sebagai Adsorben pada

Pemurnian Minyak Goreng Bekas [skripsi]. Bogor : Fakultas MIPA, Institut

Pertanian Bogor.

Page 74: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

58

Zuhroh, N. 2015. Adsorpsi Krom (VI) oleh Arang Aktif Serabut Kelapa (Cocos

nucifera) serta Imobilisasinya sebagai Campuran Batako [skripsi].

Semarang : Fakultas MIPA, Universitas Negeri Semarang.

Page 75: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

61

L

A

M

P

I

R

A

N

Page 76: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

59

Lampiran 1. Proses Pembuatan Reagen

1. Pembuatan Standar Primer Asam Oksalat (H2C2O4) 0,01N 100 ml

Gram = Volume

1000x Konsentrasi x

BM

Valensi

Gram H2C2O4 = 100

1000 x 0,01 x

126,07

2

= 0,0630 gram

Data Penimbangan

Kertas Timbang + Bahan = 0,3405 g

Kertas Timbang + Sisa = 0,2760 g

Zat = 0,0645 g

Menimbang (menggunakan timbangan analitik elektrik) serbuk asam

oksalat (H2C2O4) sebanyak ± 0,0630 g. Kemudian serbuk tersebut dimasukan

kedalam labu takar 100 ml. Lalu dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas.

Kemudian dihomogenkan.

Koreksi kadar = 0,0645

0,0630 𝑥 0,01

= 0,0102 N

2. Pembuatan Larutan Sekunder KOH + 0,01 N

Gram = Volume

1000 x Konsentrasi x

BM

Valensi

Gram KOH = 1000

1000 x 0,01 x

56,1

1

= 0,561 gram

Menimbang Kristal KOH sebanyak ± 0,561 gram menggunakan timbangan

analitik kemudian Kristal dimasukan kedalam beaker glass 1000 ml, kemudian

Page 77: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

60

ditambah aquadest sedikit demi sedikit sampai homogen, kemudian menambahkan

aquadest sampai volume 1000 ml.

3. Pembuatan Indikator PP 1%

Menimbang serbuk PP 1% sebanyak 1 gram dengan neraca analitis. Kemudian

dimasukan kedalam beker glas 100 ml dan dimasukan dalam botol tertutup.

Data Penimbangan :

Kertas Timbang + Bahan = 1,2842 g

Kertas Timbang + Sisa = 0,2741 g

Zat = 1,0101 g

4. Pembuatan Standar Primer KIO3 0,01 N sebanyak 100 ml

Gram = Volume

1000x Konsentrasi x

BM

Valensi

Gram KIO3 = 100

1000 x 0,01 x

214

6

= 0,0356 gram

Data Penimbangan

Kertas Timbang + Bahan = 0,3138 g

Kertas Timbang + Sisa = 0,2776 g

Zat = 0,0362 g

Menimbang (menggunakan timbangan analitik elektrik) serbuk KIO3 sebanyak

0,0356 g. Kemudian serbuk tersebut dimasukan kedalam labu takar 100 ml. Lalu

dilarutkan dengan aquadest sampai tanda batas. Kemudian dihomogenkan.

Page 78: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

61

Koreksi kadar = 0,0362

0,0356 𝑥 0,01

= 0,0101 N

5. Pembuatan Larutan Sekunder Na2S2O3 + 0,01 N

Gram = Volume

1000 x Konsentrasi x

BM

Valensi

Gram Na2S2O3 = 500

1000 x 0,01 x

248,18

1

= 1,2409 gram

Menimbang serbuk Na2S2O3 sebanyak ± 1,2409 gram menggunakan

timbangan analitik kemudian serbuk dimasukan kedalam beaker glass 1000 ml,

kemudian ditambah aquadest sedikit demi sedikit sampai homogen, kemudian

menambahkan aquadest sampai volume 1000 ml.

6. Pembuatan Etanol 95% netral

Etanol 95% ditambah dengan beberapa tetes indikator PP dan dititrasi

menggunakan KOH 0,1 N hingga terbentuk warna merah muda.

7. Pembuatan Indikator Amilum 1%

Menimbang serbuk amilum sebanyak ± 1 gram, ditambah aquadest

sebanyak 100 ml, kemudian didihkan.

Lampiran 2. Data Standarisasi

1. Hasil Standarisasi KOH ± 0,01N dengan H2C2O4 0,0100N

No. Bahan Volume

Bahan (ml)

Nama dan N

Titran Titrasi ke-

Volume

Titran (ml)

1 H2C2O4 10,00 KOH ±

0,01N

I

II

III

9,70

9,80

9,80

Page 79: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

62

(V x N) KOH = (V x N) H2C2O4

9,76 x N KOH = 10 x 0,0102

N KOH = 0,102

9,76 = 0,0104 N

2. Hasil Standarisasi Na2S2O3 + 0,01 N dengan KIO3 0,0100 N

No. Bahan Volume

Bahan (ml)

Nama dan N

Titran Titrasi ke-

Volume

Titran (ml)

1 KIO3 10,00 Na2S2O3 ±

0,01N

I

II

III

9,90

10,00

9,90

(V x N) Na2S2O3 = (V x N) KIO3

9,93 x N Na2S2O3 = 10 x 0,0101

N Na2S2O3 = 0,101

9,93 = 0,0101 N

Lampiran 3. Data Penetapan Kadar

1. Bilangan Asam

Sampel Ulangan Penimbangan

(gram)

Volume

titran

KOH (ml)

Kadar

(mg

KOH/g)

Rata-rata

bilangan asam

(mg KOH/g)

K

I

II

III

20,0563

20,0595

20,0895

9,60

9,70

9,80

0,27

0,28

0,28

0,27

MJ

I

II

III

20,0203

20,0054

20,0097

30,20

30,10

30,10

0,88

0,87

0,87

0,87

AT

I

II

III

20,0578

20,0610

20,0945

12,20

12,30

12,40

0,35

0,35

0,36

0,35

Page 80: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

63

TK

I

II

III

20,0036

20,0063

20,0127

14,40

14,40

14,50

0,42

0,41

0,42

0,41

SK

I

II

III

20,0313

20,0272

20,0266

16,20

16,10

16,10

0,47

0,47

0,46

0,46

SP

I

II

III

20,0473

20,0505

20,0830

16,70

16,80

16,90

0,48

0,48

0,49

0,48

2. Bilangan Peroksida

Sampel Ulangan Penimbangan

(gram)

Volume

titran

Na2S2O3

(ml)

Kadar

(mek

O2/kg)

Rata-rata

bilangan

peroksida

(mek

O2/kg)

K

I

II

III

5,0739

5,0698

5,0513

3,30

3,30

3,20

3,58

3,58

3,39

3,51

MJ

I

II

III

5,0678

5,0832

5,0887

8,20

8,30

8,30

13,35

13,51

13,49

13,45

AT

I

II

III

5,1029

5,0483

5,0987

4,00

3,90

4,00

4,94

4,80

4,95

4,89

TK

I

II

III

5,0956

5,1013

5,0486

4,50

4,50

4,40

5,94

5,93

5,80

5,89

SK

I

II

III

5,0812

5,0821

5,0986

5,10

5,10

5,20

7,15

7,15

7,32

7,20

SP

I

II

III

5,0531

5,0670

5,0983

5,60

5,60

5,70

8,19

8,17

8,32

8,22

Page 81: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

64

Lampiran 4. Data Persentase Penurunan Kadar

1. Bilangan Asam

Sampel

Rata-rata Kadar

bilangan Asam

(mg KOH/g)

Penurunan kadar

bilangan asam

(mg KOH/g)

Penurunan kadar

bilangan asam

(%)

AT 0,35 0,52 59,77%

TK 0,41 0,46 52,87%

SK 0,46 0,41 47,12%

SP 0,48 0,39 44,82%

2. Bilangan Peroksida

Sampel

Rata-rata

Kadar bilangan

peroksida

(mek O2/kg)

Penurunan kadar

bilangan peroksida

(mek O2/kg)

Penurunan kadar

bilangan

peroksida (%)

AT 4,89 8,56 63,64%

TK 5,89 7,56 56,20%

SK 7,20 6,25 46,46%

SP 8,22 5,23 38,88%

Lampiran 5. Perhitungan Kadar Bilangan Asam

1. Kontrol (minyak goreng baru)

a. Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x 9,60 x 0,0104

20,0563= 0,27

b. Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x 9,70 x 0,0104

20,0595= 0,28

c. Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x 9,80 x 0,0104

20,0895= 0,28

Page 82: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

65

2. Minyak Jelantah

a. Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x 30,20 x 0,0104

20,0203= 0,88

b. Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x 30,10 x 0,0104

20,0054= 0,87

c. Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x 30,10 x 0,0104

20,0097= 0,87

3. Minyak Jelantah + Arang Aktif Ampas Tebu

a. Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x 12,20 x 0,0104

20,0578= 0,35

b. Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x 12,30 x 0,0104

20,0610= 0,35

c. Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x 12,40 x 0,0104

20,0945= 0,36

4. Minyak Jelantah + Arang Aktif Tempurung Kelapa

a. Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x 14,40 x 0,0104

20,0036= 0,42

b. Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x 14,40 x 0,0104

20,0063= 0,41

c. Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x 14,50 x 0,0104

20,0127= 0,42

5. Minyak Jelantah + Arang Aktif Serabut Kelapa

a. Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x 16,20 x 0,0104

20,0313= 0,47

b. Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x 16,10 x 0,0104

20,0272= 0,46

c. Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x 16,10 x 0,0104

20,0266= 0,46

Page 83: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

66

6. Minyak Jelantah + Arang Aktif Sekam Padi

a. Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x 16,70 x 0,0104

20,0473= 0,48

b. Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x 16,80 x 0,0104

20,0505= 0,48

c. Bilangan asam (mg KOH/g) = 56,1 x 16,90 x 0,0104

20,0830= 0,49

Lampiran 6. Perhitungan Kadar Bilangan Peroksida

1. Kontrol (minyak goreng baru)

a. Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x 0,0101 x ( 3,30 -1,50)

5,0739= 3,58

b. Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x 0,0101 x ( 3,30 -1,50)

5,0698= 3,58

c. Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x 0,0101 x ( 3,20 -1,50)

5,0513= 3,39

2. Minyak Jelantah

a. Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x 0,0101 x ( 8,20 - 1,50)

5,0678= 13,35

b. Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x 0,0101 x ( 8,30 - 1,50)

5,0832= 13,51

c. Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x 0,0101 x ( 8,30 -1,50)

5,0887= 13,49

3. Minyak Jelantah + Arang Aktif Ampas Tebu

a. Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x 0,0101 x ( 4,0 -1,50)

5,1029= 4,94

b. Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x 0,0101 x ( 3,9 -1,50)

5,0483= 4,80

Page 84: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

67

c. Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x 0,0101 x ( 4,0 -1,50)

5,0987= 4,95

4. Minyak Jelantah + Arang Aktif Tempurung Kelapa

a. Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x 0,0101 x ( 4,50 -1,50)

5,0956= 5,94

b. Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x 0,0101 x ( 4,50 -1,50)

5,1013= 5,93

c. Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x 0,0101 x ( 4,40 -1,50)

5,0486= 5,80

5. Minyak Jelantah + Serabut Kelapa

a. Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x 0,0101 x ( 5,10 -1,50)

5,0812= 7,15

b. Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x 0,0101 x ( 5,10 -1,50)

5,0821= 7,15

c. Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x 0,0101 x ( 5,20 -1,50)

5,0986= 7,32

6. Minyak Jelantah + Sekam Padi

a. Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x 0,0101 x ( Vo -1,50)

W= 8,19

b. Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x 0,0101 x ( Vo -1,50)

W= 8,17

c. Bilangan peroksida (mek O2/kg ) =1000 x 0,0101 x ( Vo -1,50)

W= 8,32

Page 85: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

68

Lampiran 7. Uji Statistik

1. Bilangan Asam

Descriptive Statistics

N Mean

Std.

Deviation

Minimu

m

Maximu

m

Kadar Bilangan

Asam

18 ,4783 ,19543 ,27 ,88

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kadar

Bilangan

Asam

N 18

Normal Parametersa,,b Mean ,4783

Std. Deviation ,19543

Most Extreme

Differences

Absolute ,310

Positive ,310

Negative -,144

Kolmogorov-Smirnov Z 1,313

Asymp. Sig. (2-tailed) ,064

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Test of Homogeneity of Variances Kadar Bilangan Asam

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

,000 5 12 1,000

Page 86: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

69

ANOVA

Kadar Bilangan Asam

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups ,649 5 ,130 3893,100 ,000

Within Groups ,000 12 ,000

Total ,649 17

Kadar Bilangan Asam

Student-Newman-Keulsa

Sampel Penentuan

Kadar Bilangan Asam N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4 5 6

Minyak Goreng Baru

(kontrol)

3 ,2767

Minyak Jelantah setelah

ditammbah arang aktif

ampas tebu

3

,3533

Minyak Jelantah setelah

ditammbah arang aktif

tempurung kelapa

3

,4167

Minyak Jelantah setelah

ditammbah arang aktif

serabut kelapa

3

,4667

Minyak Jelantah setelah

ditammbah arang aktif

sekam padi

3

,4833

Minyak Jelantah 3 ,8733

Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Page 87: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

70

2. Bilangan Peroksida

Descriptive Statistics

N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

Kadar Bilangan

Peroksida

18 7,1978 3,27390 3,39 13,51

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kadar

Bilangan

Peroksida

N 18

Normal Parametersa,,b Mean 7,1978

Std. Deviation 3,27390

Most Extreme

Differences

Absolute ,199

Positive ,199

Negative -,137

Kolmogorov-Smirnov Z ,845

Asymp. Sig. (2-tailed) ,473

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

Test of Homogeneity of Variances

Kadar Bilangan Peroksida

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

,276 5 12 ,918

Page 88: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

71

ANOVA Kadar Bilangan Peroksida

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 182,115 5 36,423 4456,923 ,000

Within Groups ,098 12 ,008

Total 182,213 17

Kadar Bilangan Peroksida

Student-Newman-Keulsa

Sampel Penentuan

Kadar Bilangan

Peroksida N

Subset for alpha = 0.05

1 2 3 4 5 6

Minyak Goreng Baru

(kontrol)

3 3,5167

Minyak Jelantah

setelah ditammbah

arang aktif ampas

tebu

3

4,8967

Minyak Jelantah

setelah ditammbah

arang aktif

tempurung kelapa

3

5,8900

Minyak Jelantah

setelah ditammbah

arang aktif serabut

kelapa

3

7,2067

Minyak Jelantah

setelah ditammbah

arang aktif sekam

padi

3

8,2267

Minyak Jelantah 3

13,450

0

Sig. 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed.

a. Uses Harmonic Mean Sample Size = 3,000.

Page 89: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

72

Lampiran 8. Dokumentasi Penelitian

Gambar 5. Sampel dimasukkan

dalam mortir

Gambar 4. Penjemuran bahan baku

arang aktif hingga kering.

Gambar 6. Sampel dimasukkan

dalam furnace.

Gambar 7. Suhu furnace 400oC

selama 30 menit.

Page 90: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

73

Gambar 8. Sampel setelah

dikeluarkan dari furnace.

Gambar 9. Pengayakan untuk

memisahkan abu dan arang.

Gambar 10. Arang yang telah

dipisahkan dari abu.

Gambar 11. Penghalusan arang

dengan mortir.

Page 91: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

74

Gambar 12. Aktivasi Arang

dengan KOH 2N selama 24 jam.

Gambar 13. Penyaringan arang

yang telah diaktivasi.

Gambar 14. Arang aktif dioven

hingga kering.

Gambar 15. Arang aktif yang

telah kering.

Page 92: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

75

Gambar 16. Arang aktif yang

telah kering dihaluskan

kembali dengan mortir.

Gambar 17. Minyak

Jelantah

Gambar 18. Minyak Jelantah

dengan arang aktif.

Gambar 19. Minyak Jelantah

di stirrer dengan kecepatan

400 rpm selama 1 jam.

Page 93: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

76

Gambar 20. Titik Akhir Titrasi Penentuan Kadar Bilangan Asam pada sampel

a

Gambar 21. Penetapan Bilangan Peroksida pada Sampel sebelum dititrasi

dengan Na2S2O3.

Page 94: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

77

Gambar 22. Penetapan Bilangan Peroksida pada Sampel setelah dititrasi

dengan Na2S2O3 hingga kuning muda.

Gambar 23. Setelah Penambahan indikator amilum 1%.

Page 95: PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN …repository.setiabudi.ac.id/619/2/TA Tia Octaviani... · 2019. 2. 19. · PENGARUH ADSORBEN ARANG AKTIF DARI VARIASI BAHAN BAKU

78

Gambar 24. Titik Akhir Titrasi Penentuan Kadar Bilangan

Peroksida pada sampel.