pengantar studi politik - digilib.uns.ac.id filebuku pengantar studi politik ini hadir dengan...

22
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENGANTAR STUDI POLITIK

Upload: hatruc

Post on 02-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENGANTAR STUDI POLITIK

Page 2: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 Perubahan atas Undang-undang Nomor 7 Tahun 1987 Perubahan atas Undang-undang Nomor 6 Tahun 1982 Tentang Hak Cipta 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan

perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).

2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).

Page 3: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Andrik Purwasito

PENGANTAR STUDI POLITIK

SEBELAS MARET UNIVERSITY PRESS

Page 4: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT) Andrik Purwasito Pengantar Studi Politik . Cetakan 1 . Surakarta . UNS Press . 2011 ix + 223 hal; 24,5 cm PENGANTAR STUDI POLITIK Hak Cipta© Andrik Purwasito 2011 Penulis Prof. Dr. Andrik Purwasito, DEA Ilustrasi Sampul UPT UNS Press Penerbit & Percetakan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press) Jl. Ir. Sutami 36A Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia 57126 Telp. 0271-646994 Psw. 341

Website : www.unspress.uns.ac.id Email : [email protected] Cetakan 1, Oktober 2011 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang All Right Reserved ISBN 978-979-498-657-8

Page 5: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

KATA PENGANTAR

Buku Pengantar studi politik yang ada di tangan Pembaca hadir di tengah-tengah membanjirnya informasi yang sangat beragam dan tak terbilang jumlahnya, di media massa, jurnal, surat kabar terutama melalui internet. Kebebasan sumber meng-upload pemikiran dan gagasan apapun ke internet tanpa melalui sensor yang ketat, bahkan tanpa perlindungan hukum. Dengan banjirnya informasi tersebut, pengguna mempunyai kebebasan pula untuk memilih informasi kredibel dan memadai.

Namun bagi mahasiwa yang ingin mencari rujukan dari internet memang harus lebih ekstra hati-hati karena bisa saja memperoleh informasi yang kurang sempurna bahkan menyesatkan. Beberapa tips yang dapat digunakan untuk mengenali kualitas informasi adalah mengenali lebih baik tentang siapa yang bertanggung jawab terhadap informasi tersebut, apakah informasi itu merupakan hasil penelitian ilmiah atau hanya sekedar opini atau ungkapan gagasan yang sembarangan. Dalam hal ini, mengetahui track record dan kredibilitas penulis adalah salah satu cara yang bijak agar memperoleh informasi yang dibutuhkan secara lebih akurat.

Buku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang sudah ada tentang studi politik. Mengingat ruang lingkup Ilmu Politik sangat luas, dalam hal ini penulis memfokuskan kajian politik secara elementer yaitu studi politik sebagai relasi antara State (Negara) dan People (Rakyat) dengan segala konsekuensinya

Buku ini merupakan catatan kuliah penulis selama kurang lebih 25 tahun yang sengaja ditujukan bagi mahasiswa yang sedang menempuh mata kuliah Pengantar Ilmu Politik. Tetapi hasil temuan pengalaman menunjukkan bahwa buku ini juga dapat dibaca bagi siapa saja yang ingin mempelajari ilmu politik. Buku yang tengah Pembaca pegang ini juga pernah memenangkan materi pengembangan sistem Pembelajaran di Perguruan Tinggi dalam kompetisi Proyek QUE Bank Dunia tahun 2000, di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret (UNS).

Semoga buku sederhana ini bermanfaat.

Surakarta, 17 Oktober 2011

Penulis

Page 6: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

DAFTAR ISI

Halaman Kata Pengantar .................................................................................. v Daftar Isi ............................................................................................ vi BAB I PENDAHULUAN..................................................................... 1

Bagian 1 Apakah Studi Politik ............................................. 1 Bagian 2 Cara Pandang dan Pendekatan dalam Studi

Politik..................................................................... 3 Bagian 3 Metodologi Studi Politik ........................................ 11 Bagian 4 Unit Analisis dalam Studi Politik ............................ 13 Bagian 5 Kerangka Acuan Studi Politik ................................ 15

BAB II WARGANEGARA ................................................................... 21

Bagian 1 Manusia Sebagai Aktor Politik .............................. 21 Ambisi Pribadi dan Keuntungan ........................... 24 Warganegara dan Kekuasaan................................ 29 Elite dan Massa .................................................... 31 Kontrak Sosial Warganegara ................................. 34 Bagian 2 Politik Sebagai Alat Perjuangan ............................ 36 Rekruitmen Politik ................................................. 37 Legitimasi .............................................................. 40 Distribusi Kekuasaan ............................................. 42 Hegemoni .............................................................. 44 Bagian 3 Aliran-Aliran Dalam Politik .................................... 46 Komunisme .......................................................... 47 Liberalisme ........................................................... 50 Kapitalisme ........................................................... 52 Nasionalisme ........................................................ 54 Sosialisme ............................................................. 57 Bagian 4 Tuntutan dan Dukungan Politik ........................... 58 Metoda Input NGO (Non Government Organi-

zation) ................................................................... 58 Metoda Input NGO ................................................ 61 Metoda Input Mahasiswa ..................................... 63 Metoda Input Gerakan Kiri Baru ........................... 66

Page 7: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

Metoda Input Pressure Group .............................. 68 BAB III NEGARA KEBANGSAAN ...................................................... 73 Bagian 1 Negara Sebagai Arena Perjuangan Politik .......... 73 Definisi Negara ................................................... 73 Asal Usul Negara ................................................. 75 Tujuan Negara .................................................... 83 Integrasi Nasional. .............................................. 83 Bagian 2 Model dan Tipe Negara ...................................... 84 Negara Kota ........................................................ 85 Negara Bangsa ................................................... 85 Negara Islam ....................................................... 87 Negara Demokratis ............................................ 88 Bagian 3 Bentuk Negara dan Sistem Pemerintahan ......... 89

A. Bentuk dan Sistem Pemerintahan Otoriter ... 89 Feodalisme .................................................... 89 Monarkhi Absolut .......................................... 92 Totalitarianisme ............................................. 95 Fasisme .......................................................... 96 B. Bentuk dan Sistem Pemerintahan Demo-

kratis .............................................................. 98 Republik Demokrasi ...................................... 98 Monarkhi Konstitusional ............................... 100 Sistem Presidensial ........................................ 102 Sistem Parlementer ....................................... 103

Bagian 4 Lembaga Tinggi Negara dan Lembaga Negara

Independen ........................................................ 104 A. Trias Politika ................................................. 104

Lembaga Legislatif ....................................... 106 Lembaga Eksekutif....................................... 106 Lembaga Yudikatif ........................................ 108 Kebaikan dan Kelemahan Trias Politika ....... 109

B. Lembaga Negara Independen ...................... 112 KPU, Komisi Pemilihan Umum ..................... 113 KIP, Komisi Informasi Publik ......................... 115 KPI, Komisi Penyiaran Indonesia .................. 116 Dewan Pers .................................................. 118

Page 8: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

KY, Komisi Yudisial dan MK, Mahkamah Konstitusi ...................................................... 121 KPK, Komisi Pemberantasan Korupsi ........... 123

Bagian 5 Saluran Politik Dalam Negara ............................. 124

A. Partai Politik ................................................. 124 Tugas-tugas Parlementer ............................. 124 Fungsi Partai Politik ...................................... 125 Komunikasi Politik ......................................... 134 Artikulasi dan Agregasi Kepentingan ............. 135

B. Pemilihan Umum di Indonesia ...................... 136 Pemilihan Umum dan Saluran Politik Rakyat 139 Mengapa Pemilu ...................................... 141 Komponen Pemilu .................................... 141 Pemilihan Perwakilan ................................... 144 Pemilihan Langsung ...................................... 145

C. Opini Publik dan Suara Rakyat ...................... 146 Hak Rakyat Bersuara ..................................... 148 Media Massa sebagai Saluran Politik ............ 151 Saluran Politik .......................................... 151 Pilihan Utama ........................................... 153 Referendum sebagai Suara Rakyat ............... 154 Membangun Kemitraan ................................ 156

Bagian 6 Proses Pengambilan Keputusan Politik .............. 159 Definisi ................................................................ 159 Tujuan Pembuatan Keputusan ........................... 160 Optimalisasi berdasar Pendekatan .................... 161 Strategi Pengambilan Keputusan ....................... 162 Model Rasionalitas Sempurna ....................... 162 Model Rasionalitas Terbatas ......................... 163 Model Rasionalitas Inkrementalisme ............ 164 Model Campuran Rasional dan Inkrementasi 165 Model Eksperimental .................................... 165 Pembuatan Keputusan sebagai Proses Politik.... 166 Efektivitas ........................................................... 169 BAB IV GOOD GOVERNANCE ......................................................... 171 Bagian 1 Sistem Pemerintahan Demokratis ...................... 171 Standar ............................................................... 172 Partisipasi Rakyat ................................................ 175

Page 9: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

Supreme of laws ................................................. 177 Pemerintah sebagai Pengemudi Negara ............ 179 Fungsi Pemerintah ......................................... 179

Aparatur Negara ............................................ 182 Pengawasan ................................................... 187

Bagian 2 HAM, Penjaga Keamanan Sipil dan Pertahanan

Negara ................................................................ 192 Hak-hak Asasi Manusia ....................................... 192

Masyarakat Sipil (Civil Society) ........................... 198 Kepolisian Negara ............................................... 199 Angkatan Bersenjata .......................................... 202 Supremasi Sipil atas Militer ........................... 202

Dari ABRI ke TNI............................................. 205 Runtuhnya Dwi-Fungsi .................................. 208

Bagian 3 Politik Luar Negeri dan Integrasi Nasional ......... 209 Tujuan Nasional ................................................ 210 Diplomasi ........................................................... 211 Kaitan Diplomasi dan Perang .............................. 214 Tugas Diplomasi .................................................. 215 Balance of Power .............................................. 217

Daftar Pustaka ................................................................................. 219

Page 10: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I PENDAHULUAN

Bagian 1 Apakah Studi Politik

Politik adalah art to govern (seni memerintah), berasal dari bahasa Yunani untuk menyebut

suatu kegiatan manusia dalam hubungannya dengan persoalan kenegaraan. Sebutan politik, pertama menunjuk pada persoalan kesejahteraan rakyat dan kedua politik menunjuk pada perilaku Pemerintah yang menjalankan kekuasaan untuk memerintah yang diberikan oleh rakyat. Rakyat disebut sebagai pemegang kekuasaan tertinggi karena memberikan mandat kepada Pemerintah untuk menjalankan kebijakan Negara demi kebaikan seluruh warga negara. Dengan kata lain, studi politik mengkaji persoalan kekuasaan yang diberikan Rakyat kepada Pemerintah dengan segala konsekuensinya.

Dengan definisi tersebut di atas, focus of interest studi politik mengkonsentrasikan diri pada studi tentang relasi Pemerintahan dan Rakyat. Sedangkan scope of intersest ilmu politik sendiri berbicara dari persoalan filsafat politik, teori politik, ide-ide politik, aliran/kekuatan politik, politik luar negeri, perbandingan sistem politik, kebijakan publik, sejarah politik, sampai persoalan birokrasi, organisasi dan administrasi politik, hubungan internasional dan hukum internasional.

Setiap ilmuan dalam mengkaji politik mempunyai titik tolak yang berbeda-beda. Sebagian ilmuan menekankan pada efektivitas aktor politik dalam menjalankan amanat Rakyat, seperti implementasi kebijakan politik yang menguntungkan Rakyat, implementasi dan penegakkan hukum sebagian yang lain menekankan pada kerja lembaga politik sebagai representasi atau penerima mandat, organisasi politik yang mendukung sistem politik, partisipasi politik rakyat. Sepanjang sejarah studi politik memfokuskan pada relasi pemegang kuasa (yang memerintah) dengah Rakyat sebagai yang dikenai kekuasaan.

Pokok-pokok pikiran filsafat politik yang ditulis oleh Aristoteles yang juga dikenal sebagai "The Father of Political Science" (384–322 BC) menulis buku “Ethics” dan “Politics” sedangkan Plato (427–347 BC ) menulis tentang “Republic” dan “Laws.” Semangat kedua filosof tersebut adalah mengkaji politik dengan pendekatan kesejahteraan rakyat, yaitu bagaimana Negara dan Rakyat seharusnya bertindak bagi kebaikan dunia. Sebagai referensi, kedua buku tersebut memberikan informasi yang cukup baik dalam kita memahami apa dan mengapa manusia melakukan aktivitas politik. Dari sana kita memperoleh gambaran tentang cara-cara yang seharusnya dilakukan warga negara dalam berpolitik. Selain itu, norma dan nilai yang bagaimana yang dianggap baik dan benar dilakukan oleh pejabat politik, dan tindakan apa yang buruk dan dilarang dalam menjalankan politik. Kedua buku dimaksud juga menjelaskan tentang syarat-sayarat menjadi Penguasa agar mereka berperilaku baik. Perilaku yang baik adalah penguasa yang menjalankan amanah rakyat yang bertugas demi kesejahteraan umum, sedangkan perilaku yang bruruk adala mereka yang menjalankan politik dengan cara korup, menggunakan kekuasaan demi statusquo, kepentingan pribadi dan kelompok kroni-kroninya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kata politik sering digunakan untuk menujuk perilaku politisi, apakah sebagai petinggi partai politik, anggota angggota dewan perkawilan rakyat, pejabat Negaa, hakim, jaksa, polisi sampai aparat kalurahan/desa. Hal itu menunjukkan bahwa politik mempunyai wilayah yang erat hubungannya dengan masalah pengaturan Negara, meliputi aktivitas hukum, aktivitas

Page 11: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

sosial, budaya, politik dan termasuk soal kepuasan masyarakat atas kebijakan Pemerintah selaku pengemban mandat politik rakyat.

Politik terus saja dikaji dan dikembangkan oleh filosof suksesor, seperti filosof Saint Thomas Aquinas, Thomas Hobbes, John Stuart Mill, John Locke, Karl Marx, Hegel, Nicolo Machiavelli, Bertrand Russel, sampai Jurgen Habermas, yang memberikan referensi kepada kita tentang perkembangan ilmu politik dengan kritik, pendekatan dan teori mereka masing-masing.

Dari para filosof ilmu politik di atas, agaknya kita dapat menyimpulkan bahwa kunci mempelajari politik adalah bagaimana Negara terus menerus menjamin kelangsungan hidup (survive) warganegara. Dengan kepemilikan kekuasaan mengatur dan mengendalikan, Negara mempertahankan hak milik, menegakkan hukum demi keadilan. Studi politik pada abad ke 20 lebih banyak studi kritik terhadap perilaku Pemerintah dalam mengelola kekuasaan dan sebab-sebab Rakyat lemah berhadapan dengan Kekuasaan. Studi politik juga diarahkan untuk sampai pada hasil solutif, yaitu yang mencari jalan keluar dari persoalan yang menghambat dalam sistem politik. Sehingga, studi politik harus berujung pada suatu problems solving atas berbagai anomali (penyimpangan) politik untuk mencapai kualitas tertinggi kesejahteraan rakyat yang didamba-dambakan. Misalnya, studi politik yang menghasilkan sebuah model resolusi konflik atas persoalan krusial di masyarakat yang menghambat pertumbuhan Negara Kebangsaan, termasuk relasinya dengan Negara-negara lain dalam sistem global. Bagian 2 Cara Pandang dan Pendekatan dalam Studi Politik

Dalam studi politik terdapat beberapa cara pandang, antara lain

dua cara pandang yang berbeda bahkan saling bertentangan. Pertama adalah cara pandang kajian politik secara idealis yang memandang politik sebagai suatu aktivitas manusia yang luhur. Karena pada dasarnya dalam berpolitik selalu ada kemauan baik (idealisme) untuk dijalankan secara etis, santun, visioner dan mengutamakan kemajuan serta kesejahteraan masyarakat lahir dan batin. Dalam cara pandang ini, membicarakan persoalan politik bertolak dari persoalan etika dan moral politik, yang mengedepankan apa yang seharusnya dilakukan oleh aktor politik sejalan dengan prinsip dasar moralitas, nilai adiluhung dan norma kebaikan yang dijadikan kaidah dan pedoman dalam kehidupan berpolitik.

Centaur Cara pandang kedua adalah kajian politik yang bersifat realis, yang memandang bahwa dalam

realitas politik kenyataanya hanyalah berisi perebutan kekuasaan. Perebutan tersebut diperhalus dengan kalimat “sistem kompetisi,” yang menggunakan segala potensi kekuatan, yang tidak segan-segan aktor politik menggunakan cara-cara kompetisi yang tidak lazim seperti teror dan kekerasan fisik dan simbolik. Cara pandang kajian realitas politik adalah kekuasaan dan adu kekuatan yang mendominasi arena perpolitikan, menunjukkan bahwa upaya mengejar dan mempertahankan kemenangan politik sering mengabaikan kaidah norma dan nilai masyarakat. Cara pandang demikian berangkat dari asumsi bahwa pada dasarnya manusia itu tidak jujur, ingin menang sendiri, selalu memuaskan nafsunya untuk kesenangan, atau apa yang disebut manusia sebagai “binatang politik” yakni manusia yang haus kekuasaan yang mencapai kekuasaan secara liar sekalipun, bahkan perilaku aktor politik yang

Page 12: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

Warganegara

Bagian 1

MANUSIA SEBAGAI AKTOR POLITIK

Warga negara adalah individu-individu yang menghuni suatu wilayah. Aktivitas individu,

berpikir, bekerjasama, berkelompok dan berorganisasi merupakan cikal-bakal terbentuknya suatu masyarakat. Mereka menyusun tata hubungan yang berupa norma dan nilai, yang telah mereka sekapakati bersama sebagai pedoman dalam hubungan antar mereka, sehingga menciptakan kedamaian dan ketentraman dalam kehidupan, termasuk norma dan nilai-nilai politik.

Politik adalah salah satu aktivitas warga negara untuk menjalankan kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Negara sebagai organisasi regulator mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan dalam rangka menjamin kesejahteraan warga negaranya. Politik dalam pengertian yang lebih khusus, yang digunakan dalam buku ini mengambi definisi dari Harold D. Laswell yang mengatakan bahwa politics is who get what when and how (siapa mencari apa, kapan dan bagaimana caranya). Dalam hal ini, pelaku politik adalah warga negara dalam suatu wilayah yurisdiksi nasional. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban dalam politik. Warga negara sebagai aktor politik atau sebagai individu atau secara berkelompok atau tergabung dalam institusi (who) bersama-sama atau sendiri berjuang untuk mendapatkan kekuasaan (get what) dan kekuasaan yang diperoleh tersebut dilalui dengan mengikuti rule of the game atau aturan main (how) yang disepakati dalam sistem politik yang dianutnya dengan dipayungi oleh undang-undang dan ketentuan peraturan lainnya. Maka tidak mengherankan apabila manusia tidak ubahnya binatang politik yang mengumbar nafsu politiknya demi kekuasaan dan kekuasaan.

Politik mengatur hak dan kewajiban serta kebebasan bagi setiap warga negara yang dituangkan dalam bentuk peraturan dan dengan undang-undang. Mereka melakukan politik secara sendiri ataupun secara berkelompok, secara alamiah mempunyai tujuan yang pasti yaitu mendapatkan kekuasan (power). Dengan power seseorang mempunyai hak-hak istimewa yang tidak dimiliki oleh warga negara biasa.

Dalam proses memperoleh memperoleh kekuasaan, setiap warga negara biasanya berusaha semaksimal mungkin dalam menghadapi kompetisi politik. Biasanya usaha politik dibarengi dengan penggunaan harta benda terutama untuk mempengaruhi sikap politik rakyat. Jarang sekali dalam kompetisi politik dilakukan secara sehat, jujur, bersih dan tanpa kekerasan. Politik penuh dengan intrik politik, tindakan illegal yang ditempuh dengan cara-cara yang seolah-olah sah. Bahkan banyak politisi yang nekad dengan merebut kekuasaan secara paksa (coup d’etat). Dengan demikian, aktivitas politik pada umumnya hanya berisi tentang usaha warga negara mencari kekuasaan, untuk mempertahankan kekuasaan dan merebut kekuasaan. Dalam politik ketika kepentingan berbeda maka kawan akan menjadi musuh, tetapi musuh akan menjadi kawan apabila punya kepentingan yang sama. Demikianlah kekuasaan memang pada dasarnya harus dipertebutkan.

Penjelasan tersebut di atas menegaskan bahwa pada dasarnya studi politik adalah semua aktivitas atau kegiatan ilmiah yang mengkaji bidang pencarian kekuasaan, memperebutkan dan mempertahankan kekuasaan serta cara-cara melanggengkan kekuasaan. Inilah mengapa “politik” sering disebut sebagai struggle for power.

Page 13: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Persoalan yang paling mendasar adalah persoalan mengapa orang berambisi untuk mendapatkan dan mempertahankan kekuasaan, pada hal kekuasaan tersebut membutuhkan kompetensi, kredibilitas, akseptabilitas, pembiayaan, waktu, dan sarana? Jawabannya sederhana, karena kekuasaan identik dengan hak-hak istimewa sebagai warga-negara. Selama ini anggapan masyarakat menunjukkan bahwa kekuasan memberikan berbagai keuntungan yang melimpah, banjir fasilitas dan kemewahan. Kekuasaan diibaratkan sebagai “sorga dunia,” bahkan tidak jarang penguasa memposisikan diri sebagai Tuhan di Bumi, seperti Firaun, atau para Raja sering direpresentasikan sebagai Wakil Tuhan di Dunia, yang mempunyai kekuasaan tanpa batas.

Oleh karena kekuasaan itu identik dengan profit bahkan keuntungannya melebihi orang yang menjalankan bisnis, maka politik tidak ubahnya mesin seperti mesin pengeruk keuntungan finansial ataupun keuntungan-kuntungan sosial dan spiritual lainnya. Dalam khasanah Jawa profit tersebut ditunjukkan melalui kepemilikan kesaktian yang baru. Kesaktian dalam masyarakat Jawa meliputi berbagai elemen kekuatan (baik wadagi maupun tankasat mata). Yang bersifat wadagi adalah kekuatan fisik yang bersumber dari kekuatan diri karena rajin bersamadi (bertapa), berdzikir, sehingga memperoleh kekuatan spiritual yang khusus.

Kesaktian juga tercermin dalam kharisma diri yang diperkuat oleh pengakuan orang lain. Kesaktian juga ditandai dengan melekatnya atribut berupa pangkat, yakni kedudukan atau posisi sosial tertentu yang diperoleh melalui perjuangan politik tertentu, atau posisi seseorang yang berasal dari pemberian orang lain yang disebut derajat. Pangkat dan derajat menjadi idaman setiap insan yang berpikiran progresif karena memang adanya perolehan profit dan hak-hak istimewa yang akan dinikmatinya. Kesaktian tersebut ditunjukkan lewat wewenang memerintah, kewenangan menyusun dan menggunakan anggaran belanja negara, serta penggunaan berbagai fasilitas gratis lain.

Kekuasaan secara otomatis memposisikan seseorang pada derajat atau status yang khusus, yang mempunyai efek positif sebagai prestise. Prestise menjadi bagian penting dalam politik, karena ini menyangkut persoalan dignity (martabat atau harga diri seseorang). Orang belum mempunyai martabat yang baik, meskipun secara materi melimpah, belum terpuaskan apabila belum memperoleh prestise tertentu yang diterimanya, seperti penghormatan dan perlakuan-perlakuan istimewa dari rakuat untuk mereka. Seorang pengusaha yang sukses dengan penghasilan yang tinggi ingin menjadi dosen dengan gaji yang kecil, karena prestise profesi sebagai dosen (guru). Di dalam masyarakat Jawa, kedudukan Guru, Mantri Kesehatan, Dokter dan Dosen dianggap mempunyai prestise yang lebih tinggi dibandingkan dengan politisi atau profesi pengusaha. Realitas politik yang ada menunjukkan bahwa kehidupan politik dianggap masyarakat sebagai profesi yang kotor. Oleh sebab itu, tak heran kalau penghargaan atas prestise Guru ditandai dengan ungkapan yang indah, “pahlawan tanpa tanda jasa.”

Kesimpulannya kekuasaan tidak ubahnya ‘mahkota raja” atau “piala” yang jadi ajang perburuan manusia. Selain iming-iming pangkat, derajat dansemat (kekayaan), akumulasi kekuasaan dapat membuat seseorang kebal hukum, bahkan yang menggiurkan adalah mampu melipatgandakan kekayaan.

Untuk menempatkan kekuasaan sebagai ladang perburuan, unsur pengakuan dan legitimasi (wisuda) dari masyarakat luas adalah sangat penting. Wisuda atas diri seseorang atau kelompok yang menang dalam kompetisi legal menjadi ajang prestise tersebut di atas. Kemenangan dalam politik akan adanya jaminan penghormatan dari masyarakat, sebagaimana ditulis oleh Maurice DUVERGER4 bahwa politik itu adalah “la competition entre les individus pour obtenir la meilleur place dans la societe, ” (bahwa politik adalah perjuangan antar individu dalam masyarakat untuk mencari kedudukan yang baik di masyarakat).

4Maurice Duverger, Introduction a la politique, Edition Gallimard, Paris, 1964, p. 27

Page 14: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

BAB III

NEGARA KEBANGSAAN

Bagian 1 NEGARA SEBAGAI ARENA PERJUANGAN POLITIK

Definisi Negara Kata ‘negara’ sama dengan “Staat” dalam bahasa Jerman atau “state’ dalam bahasa Inggris dan

Etat dalam bahasa Prancis, yang diambil dari bahasa latin status yang berarti kondisi. Di zaman Romawi, status digunakan untuk mendiskripsikan kedudukan seseorang di depan hukum Romawi atau kata yang digunakan intelektual Romawi, Cicero guna menyebut kondisi benda publik (status rei publicae).

Kata state dan estate adalah dua hal yang berbeda tetapi digunakan untuk menyebut arti yang sama. State dipopulerkan oleh Machiavelli dalam karya masterpiecenya The Prince, artinya menunjuk pada Negara dengan segala kekuasaanya. Dalam pengertian modern, state dipakai untuk menyebut Negara yang di dalamnya terdapat organisasi pemerintahan yang berkuasa dan rakyat sebagai pihak yang diperintah. Sebutan yang lebih tegas pengertian digunakan Nation-State (Negara Kebangsaan).

Penjelasan di atas mengandung dua pengertian.51 Pertama, Negara untuk menyebut kondisi masyarakat atau wilayah yang terikat dalam satu kesatuan politis. Misalnya, India, Korea Selatan, atau Brasilia, Indonesia merupakan Negara. Kedua, Negara adalah lembaga atau organisasi Pusat yang menjamin kesatuan politis itu, yang mengatur, mengendalikan dan menguasai wilayah tertentu. Misalnya pulau-pulau Nusantara merupakan satu kesatuan Negara Indonesia (“negara” dalam arti pertama) sekaligus bangsa Indonesia yang berada dalam wilayah tersebut terikat secara hukum menjadi satu negara ( dalam arti kedua).

Begitu pula Malaya, Sarawak, dan Sabah merupakan satu negara, karena ‘mempunyai’ satu lembaga negara yang mengikat mereka untuk tujuan yang sama. Sedangkan suku-suku Papua di Irian atau bangsa Kurdi di Timur Tengah tidak merupakan negara karena tidak berada di bawah satu lembaga pemerintahan.

Negara menurut Hegel dalam The Philosophy of Right memegang monopoli untuk menentukan apa yang benar dan salah mengenai hakikat negara, menentukan apa yang moral dan yang bukan moral, serta apa yang baik dan apa yang destruktif. Dalam contohnya, negaralah yang memberikan kepercayaan pada seorang profesor untuk mengajarkan filsafat, dan negara juga berhak membatalkannya, yang berarti mencabut wewenang seseorang untuk mengajarkan pandangan tertentu di perguruan tinggi negara. Dalam sistem Hegel, Idee adalah kenyataan atau realitas. Negara adalah ide yang tertinggi, realitas tertinggi. Negara adalah wujud langkah Tuhan di dunia : “The march of God in the world, that is what the state is.”

Negara menurut Aristoteles (seorang filsuf Yunani, 384 – 322 SM) adalah suatu persekutuan hidup politik yang dalam bahasa Yunani disebut HEKOINONIA POLITIKE52 Menurut Roger H. Soulton :

51Quinton, dalam Frans Magnis Suseno, Etika Pokitik Prinsip-prinsip Moral Dasar Kenegaraan Modern, Gramedia, Jakarta, 2001, p. 170. 52Simanjuntak, Pandagan negara Integralistik, Pustaka Grafiti, Jakarta, 1997, p. 166

Page 15: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

“Negara adalah alat (agency) yang mempunyai wewenang (authority) mengatur atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama atas nama masyarakat “ (The state is an agency or authority managing or controlling these common affairs on behalf of and in the name of the community).53

Oleh sebab itu, kata state dan government merupakan dua istilah dengan pengertian yang berbeda, yang terkadang digunakan oleh penutut untuk menyebut hal yang sama. Pemerintah adalah pemegang kuasa, berisi institusi, pejabat tinggi Negara dan kelompok birokrasi yang menjalankan kekuasaan. Sedangkan Negara (state) adalah penyebutan untuk keseluruhan komponen dalam masyarakat, baik organisasi, kelompok, golongan maupun individu, apakah mereka mempunyai kedudukan sebagai pejabat tinggi Negara seperti Presiden, golongan swasta Pengusaha, Intelektual, Organisasi non-pemerintah, para Tokoh agama, keluarga, golongan swasta, maupun mereka yang hidup dalam kemiskinan seperti pengangguran dan para pengemis yang hidup di jalanan.

Asal-usul Negara Masalah asal-mula negara adalah salah satu persoalan ilmu politik yang rumit dan sulit. Rumit

karena masalah menyangkut genetika negara. Sulit karena di saat-saat negara yang pertama dibentuk, belum terdapat bukti-bukti yang meyakinkan apakah negara (polis) sudah termasuk katagori negara. Maka beberapa teori diajukan untuk menyusuri jejak asal mula negara. Meskipun bercorak spekulatif dan abstrak tetapi usaha itu banyak memberi inspirasi bagi ilmuan dan wahana permenung dan pemikiran-pemikiran teoritis deduktif dari pada uraian-uraian yang bersifat empiris induktif.

Di bawah ini akan diuraikan mengenai beberapa teori yang diajukan oleh beberapa pemikir tentang asal-asul “Negara” yang dapat digolongkan dalam dua aliran besar. Aliran pertama teori-teori tersebut bersifat spekulatif dan teori-teori yang kedua adalah teori-teori yang berlandaskan historis atau disebut juga, sesuai dengan ciri-khasnya yang evolutif disebut teori-teori evolusionistis. Teori-teori spekulatif berupa teori perjanjian masyarakat, teori teokratis, teori kekuatan, teori patriarkal serta teori matriarkal, teori organis, teori daluwarsa, teori naturalis dan teori-teori yang bersifat idealistis.54

1. Teori Natural Natural theory atau disebut teori yang bersifat kodrati dikemukakan oleh Aristoteles. Bahwa

Negara Kota (Polis) lahir sebagai sebuah keniscayaan karena hadirnya manusia yang hidup saling membutuhkan antara satu individu dengan individu yang lain. Secara kodrati Negara memang harus ada dalam masyarakat. Karena secara alami Negara diciptakan oleh manusia untuk mengatur kehidupan mereka supaya hidup aman dan damai. “Negara adalah ciptaan alam,” demikian menurut Aristoteles dalam bukunya “Politia.” Kodrat manusia hidup berkelompok dan saling bekerja sama, saling berkompetisi, sering terjadi konflik dan pertikaian, maka manusia membutuhkan Negara untuk mengatur kehidupan yang lebih rukun dan berjiwa sosial. Ciri utama manusia adalah “makhluk politik” (zoon politicon) dan ciri kedua sebagai makluk sosial. Karena kodrat itulah, maka manusia ditakdirkan hidup ber-Negara.

Zoon politicon adalah basis pemikiran Aristoteles, yang menyatakan bahwa Negara tergantung dari manusianya. Maksudnya bahwa manusia merupakan makluk yang sempurna, yang mempunya etiet baik, dan manusia mampu hidup dalam ikatan komunitas berdasarkan kesamaan tujuan. Agar terjadi stabilitas dan meminimalisir konflik, Negara lahir sebagai pengatur, penjaga, pelindung dan pengendali

53Miriam budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Gramedia, Jakarta, 1977, p. 39 54F. Isjwara, Pengantar Ilmu Politik, Binacipta, Bandung, 1982, p. 136

Page 16: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

BAB IV

GOOD GOVERNANCE

Bagian 1 Sistem Pemerintahan Demokratis

Istilah good governance digunakan untuk menunjuk sistem pemerintahan yang demokratis. Istilah tersebut sangat populer ketika Indonesia memasuki millenium Ketiga, tepatnya good governance mulai digunakan untuk memberi substansi reformasi Indonesia tahun 1998. Arti good governance adalah manajemen atau tata-kelola kepemerintahan yang baik. Yakni, manajemen untuk menata dan mengelola Negara yang dianggap memenuhi standar demokrasi.

Oleh karena itulah pada perkembangan politik dunia, good governance dijadikan standar penilaian untuk mengukur seberapa baiknya suatu sistem Pemerintahan berjalan dengan optimal. Apa yang dimaksud “baik” dalam manajemen tersebut, sudah barang tentu berakarnya nilai-nilai demokrasi yang sudah lama berkembang sejak zaman Yunani Kuno dan diterapkan dalam sistem pemerintahan di Negara-negara Barat.

Tidak mengherankan jika istilah, good governance juga sering disebut sebagai democratic government. Di Indonesia sendiri gerakan rakyat dan mahasiswa untuk mengelola dan menata kepemerintahan yang baik sudah dimulai sejak Gerakan Mahasiswa 1975 yang terkenal dengan istilah Malari. Meskipun kata good governance belum digunakan, tetapi pada Gerakan Mahasiswa tahun 1978, tuntutan kepada Pemerintah Orde Baru agar melakukan tatakelola kepemerintahan yang baik sudah didengunkan dengan istilah yang dikenal dengan sebutan clean government.112 Artinya, Pemerintah yang bersih, jujur dan berwibawa.

Good governance adalah istilah yang sebenarnya sama dengan clean goverment. Keduanya bermasksud menunjukkan tatakelola Negara yang bersih, berwibawa, akuntabel, yang berpihak kepada program kesejahteraan untuk rakyat. Gerakan good governance di Indonesia mengalami tahap pematangan di tahun 1991, ketika terjadinya Gerakan Keterbukaan, dalam waktu bersamaan Uni Soviet mulai membuka diri (Perestroika dan Glashnot), Jerman bersatu. Kulminasi gerakan good governance untuk membersihkan Rezim kekuasaan Orde Baroe dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme akhirnya malah menumbangkan Presiden Soeharto, tokoh utama Orde Baroe yang memerintah selama kurang lebih 32 tahun. Relasi Pemerintah dan Rakyat dalam good governance ditandai ketegangan Rakyat yang menuntut demokratisasi, pemerintah yang bersih dan berwibawa, sedangkan Pemerintah Orde Baroe ingin tetap mempertahankan statusquo demi kekuasaan yang langgeng.

Pengertian Substansi penyelenggaraan dan tata-kelola kepemerintahan yang baik (good governance)

berkaitan erat dengan tata penyelenggaraan birokrasi pemerintahan yang bersih dari unsur kolusi, korupsi dan nepotisme. Governance suatu istilah yang berbeda dengan government (Pemerintah), memuat aspek kepemerintahan meliputi struktur dan fungsi lembaga pemerintah, kebijakan publik, implementasi atas kebijakan yang ditetapkan. Sedangkan government (pemerintah) merupakan suatu

112Penulis ikut serta dalam demonstrasi di Yogyakarta tahun 1978 yang mencoba untuk mengkritisi Pemerintah yang

mendominasi berbagai aspek Negara, sehingga Rakyat dalam posisi yang lemah dan kurang berdaya. Gerakan Mahasiswa 1978 melahirkan tekanan yang keras dibuktikan dengan proyek Kementerian Pendidikan Nasional berupa Normalisasi Kehidupan Kampus yang berdampak signifikan sampai hari ini untuk meredam Gerakan mahasiswa Indonesia.

Page 17: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

penyelenggaraan birokrasi yang menjalankan pelaksanaan fungsi administrasi negara, dengan seperangkat legitimasi yang telah ditetapkan dalam perundangan serta berkemampuan untuk mengemudikan Negara menuju masyarakat etis dan sejahtera. Di Eropa khususnya di Belanda, yang juga diikuti oleh ahli Hukum Administrasi Negara Indonesia, dikenal “prinsip-prinsip atau asas-asas umum penyelenggaraan admnistrasi negara yang baik.“113

Good governance berisi tentang asas-asas yang berisi pedoman yang harus dipergunakan oleh administrasi negara dan juga oleh hakim untuk menguji keabsahan (validitas) perbuatan hukum atau perbuatan nyata administrasi negara. Asas-asas ini antara lain mencakup “adanya motiv kebijakan yang jelas dan tepat sasaran, tujuan kebijakan yang berpihak kepada kepentingan umum, dan jelas terhadap target capaian kinerja yang dapat diukur. Pemerintah mempunyai otoritas melakukan tindakan politik tetapi tidak dijalankan secara sewenang-wenang atas otoritas kekuasaan yang diamanahkan, pemerintah juga perlu kehati-hatian dalam mengambil keputusan yang berdampak negatif terhadap masyarakat. Semua tindakan kebijakan politik pemerintah harus berlandaskan kepastian hukum, menjalankan persamaan perlakuan terhadap seluruh warga negara baik secara sosial, politik, budaya dan hukum, serta tidak menggunakan wewenang di luar tujuan yang telah gariskan. Di Indonesia dikenal dengan jargon mengimplementasikan secara murni dan konsekuen Pancasila sebagai dasar ideologi Negara dan Undang-undang Dasar 1945 sebagai landasan konstitusional.

Mengenai ukuran atau standar bahwa suatu Negara telah dikelola secara good governance114 beberapa azas di bawah ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja Pemerintahan, dalam hal ini kami mengambil 9 standar (kriteria) dari United National Development Program (UNDP), sebagai berikut :

· Transparansi · Akuntabilitas publik · Partisipasi rakyat · Supremasi hukum · Responsif terhadap stakeholders · Equity dalam perspektif Gender · Orientasi konsensus · Efektif dan efisien · Visi strategis.

Sembilan kriteria tersebut oleh Indonesia secara cepat dijadikan landasan dasar pengembangan tatakelola sistem birokrasi pemerintahan yang baik pada era Pemerintahan Reformasi. Substansinya terletak pada persoalan sejauhmana birokrasi Negara mampu membangun kebijakan publik yang berorientasi kepada kesejahteraan rakyat dengan cara mengutamakan tanggungjawab birokrasi terhadap urusan sosial kemasyarakatan. Dengan sembilan kriteria tersebut akan dapat memberikan gambaran yang lebih pasti tentang tatakelola pemerintahan yang demokratis. Rakyat mendapatkan porsi yang cukup signifikan dalam pengambilan keputusan Negara serta pemberdayaan rakyat (people power) dipertimbangkan sebagai kekuatan untuk menghasilkan pembangunan yang berorientasi kepada masyarakat guna memajukan kesejahteraan sosial dan kemajuan ekonomi nasional. Kriteria tersebut telah mendorong pemerintahan dari Pusat sampai Daerah untuk berlomba-lomba melakukan peningkatan dan pencepatan pembangunan dan sarana pembangunan bagi masyarakat.

113Bagir Manan, Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, Penerbit Pusat Studi Hukum (PSH) Fakultas Hukum UII Yogyakarta, 2001, p. 273. 114Dalam Andrik Purwasito, Perspektif Kebijakan Publik dalam Otonomi Daerah, Political Laboratory for Supporting Good Governance, Surakarta, 2001

Page 18: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR PUSTAKA About America, “The Supreme Law of the Land,” The Contstitution of

the United States of America, disunting dari World Book Encyclopedia Almond, Gabriel A “Comparative Politics Today,” Little Brown and

Company, Boston, 1974, diterjemahkan oleh Mochtar Mas’oed, Colin MacAndrews, Perbandingan Sisitem Politik, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1984

Antlov, Hans dan Sven Cederroth, Kepemimpinan Jawa, Yayasan Obor

Indonesia, Jakarta, 2001 Arif, Saiful (ed), Pemikiran Pemikiran Revolusioner, Averoes. Malang,

2001 Baechler, Jean, Demokrasi, Sebuah tinjauan Analitis, Penerbit Kanisius,

Yogyakarta, 2001 Budiman, Arief, Teori Negara Negara Kekuasaan dan Ideologi,

Gramedia, Jakarta, 1997 Budiardjo, Miriam Dasar-Dasar Ilmu Politik, Penerbit PT Gramedia,

Jakarta, 1971 Budiardjo, Miriam (ed).. Masalah Kenegaraan. Penerbit PT Gramedia,

Jakarta, 1975 Campbell, Tom Tujuh Teori Sosial, Sketsa, Penilaian dan Perbandingan,

Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1980 Clark, Jhon, NGO dan Pembangunan Demokrasi, Tiara Wacana,

Yogyakarta, 1995 Crouch, Harold “The Military and politics in Southeast Asia” dalam

Zzakaria haji Ahmad dan Harold Crouch (ed), Military – Civillian Relations in Southeast Asia, Singapura : Oxford university Press, 1985

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, Sejarah Kerajaan

Tradisional SURAKARTA, Jakarta, 1999

Daniels, Robert V, The End of the Communist Revolution, Routledge Publishing, New York, 1993.

Dahl Robert A,. Analisis Politik Modern, Bumi Aksara, Jakarta, 1991

Page 19: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dougherty dan Pfaltzgraff, dalam Eby Hara, A. Decision Making Theories, Jurnal Ilmu Politik 9, Assosiasi Ilmu Politik Indonesia dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1991

Dictionaire de la Langue francaise et Encyclopedia et nom propre, Paris,

1990 Duverger, Maurice Introduction a la politique, Edition Gallimard, Paris,

1964 ----------------, Les Regimes Politiques, Flammarion, Paris, 1954 Effendy. A Masyhur, Tempat Hak-hak Asasi Manusia dalam Hukum

Internasional atau Nasional, Penerbit Alumni, Bandung Femia,. J. “Hegemony as Consciousness in the Thoungts of Antonio

Gramsci.” Political Studies. Vol.23 March, 1975. dalam Mansour Fakih. Masyarakat Sipil untuk Transformasi Sosial, Pergolakan Ideologi LSM di Indonesia. Yogyakarta. Pustaka Pelajar, 1996

Frankel, Joseph The Making of Foreign Policy : An Analysis of Decision

Making, Oxford University Press, New York, 1971 Frederick, William H. Soeri Soeroto, Pemahaman Sejarah Indonesia,

LP3ES, Jakarta, 1982 Hetifah, Sjaifudin “Good Governance dan Peran Civil Society

Organizations,” dalam Warta Otonomi, edsi IV/Agustus 2001 Herson, The Politics of Ideas, Political theory and American Public

Policy, The Dorsey Press, Illinois, 1984 Huntington, Samuel P, “Pembangunan Politik dan Kemerosotan Politik,”

diambil dari World Politics, vol. XVII, No. 3 (1965) Hakiem, M.Luqman ed, Deklarasi Islam tentang HAM, Risalah Gusti,

Surabaya, 1993 Harringan, John J. Politics and Policy in States and Communities, Scott,

Foresman and Company, London, 1990 Isjwara, F. Pengantar Ilmu Politik, Binacipta, Bandung, 1982 Kantor Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, Laporan Menteri

Negara Pendayagunaan Aparatur Negara, 1996-7

Page 20: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Kementerian Komunikasi dan Informatika, Undang-undang Penyiaran Republik Indonesia, No. 32 tahun 2002, tentang Penyiaran, Jakarta, 2006

Keputusan Komisi Pemilu Indonesia, No. 13. Th 1999 Kompas, “RI paling Mengerti Makna Hak Asasi”, tanggal 19 Nopember

1997. Penegasan Presiden Soeharto dalam kunjungannya ke Namibia. KOMNAS HAM, Keppres RI No. 50 tahun 1993 Kweit, Mary Grisez dan Robert w. Kweit., Konsep dan Metode Analisa

Politik, Bina Aksara, Jakarta, 1986 Locke, John, Kuasa itu Milik Rakyat, Esai mengenai asal mula

sesungguhnya, ruang lingkup dan maksud tujuan Pemerintahan Sipil, Pustaka Filsafat, Kanisius, Yogyakarta, 2002

Manan, Bagir Menyongsong Fajar Otonomi Daerah, Penerbit Pusat Studi

Hukum (PSH) Fakultas Hukum UII Yogyakarta, 2001 Mas’oed, Mochtar dan Colin MacAndrews Perbandingan Sistem Politik, ,

Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1984 Moertono, Soemarsaid, Negara dan Usaha Bina-Negara di Jawa Masa

Lampau, Yayasan Obor, Jakarta, 1985 Muhadi.. Sugiono Kritik Antonio Gramsci terhadap Pembangunan Dunia

Ketiga. Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1999 Muhaimin, Yahya dan Colin MacAndrews, Masalah-masalah

pembangunan Politik, Gadjah Mada Universty Press, Yogyakarta, 1977 Muladi, Hak Asasi Manusia, dokumen paper, Jakarta, 1997 Nasution, Adnan Buyung, Harun Alrasid, Ichlasus Amal, dkk,

Federalisme Untuk Indonesia, Penerbit Kompas, Jakarta, 1999 Nasution, Dahlan, Perang atau Damai dalam Wawasan Politik

Internasional, Remadja Karya, Bandung, 1984 Osborn David dan Ted Gabler, Reinventing Government, Plume Book,

New York, 1993 Patria, Nezar dan Andi Arief, Antonio Gramsci, Negara dan Hegemoni,

Pustaka Pelajar, yogyakarta, 1999 Purwasito, Andrik Strategi NGO Pasca IGGI, Penelitian, UGM,

Yogyakarta, 1997

Page 21: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

-----------------------, Perspektif Kebijakan Publik dalam Otonomi Daerah, Political Laboratory for Supporting Good Governance, Surakarta, 2001

----------------------, dan Totok Sarsito Teori dan Praktek Politik

Internasional, BPK FISIPOL Komunikasi UNS, 1996 ----------------------, Strategi Global Super Power dalam Percaturan Politik

Internasional, UNS Press, 1995 Rahmat, Ansi dan Najib Mukhammad, Gerakan Perlawanan dari Masjid

Kampus, Surakarta, Purimedia, 2001 Rapar, J.H Filsafat Politik Plato Aristoteles Augustinus Machiavelli, Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2001 Roy, S.L., Diplomasi, Rajawali Pers, Jakarta, 1991 Sargent, Lyman Tower & A.R Henry Sitanggang, Ideologi-ideologi

Politik Kontemporer, Erlangga, Jakarta, 1987 Scruton, Roger A Dictionary of Political Thought, Pan Reference, The

Macmillan, London, 1982 Simanjuntak, Marsilam, Pandagan negara Integralistik, Pustaka Grafiti,

Jakarta, 1997

Simon, Roger Gagasan-Gagasan Politik Gramsci, terj. dari naskah asli Gramsci’s Political Thought,” cetakan III, Pustaka Pelajar, Y ogyakarta, 2002

Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, Yayasan Penerbit UI.

Jakarta. 1986 Sukarna, Sistem Politik Indonesia III, Mandar Maju, Bandung, 1992 Suseno, Frans Magnis Etika Politik Prinsip-prinsip Moral Dasar

Kenegaraan Modern, Gramedia, Jakarta, 2001 -----------------------, Wayang Panggilan Manusia, Gramedia, Jakarta,

1995, Tabah, Anton, Polisi Budaya dan Politik, Sahabat, Klaten, 1996 Varma, S.P. Modern Political Theory, terj. Indonesia oleh Tohir Effendi

(penyunting), Teori Politik Modern, Rajawali Pers, Jakarta,

Page 22: PENGANTAR STUDI POLITIK - digilib.uns.ac.id fileBuku pengantar studi politik ini hadir dengan harapan dapat memberikan informasi tambahan demi pengkayaan terhadap berbagai sumber yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Yahya, Muchlis Komunikasi Politik dan Media Massa, Penerbit Gunung Jati, Semarang, 2000

Referensi Internet:

http://en.wikipedia.org/wiki/Pluralism_political_theory, dowonload 13 Agustus 2011, pk11.30

http://en.wikipedia.org/wiki/Constitutional_monarchy, download 20 Agustus 2011, pk. 16.00

http://en.wikipedia.org/wiki/Parliament/ download 13 Agutus 2011, pk 11

.