pengantar bioteknologi ikan
DESCRIPTION
DR. YUNI KILAWATI,S.PI.,M.SI. PENGANTAR BIOTEKNOLOGI IKAN. Tahun. Peristiwa. 1917. Karl Ereky pertama kali menyatakan istilah bioteknologi. 1943. Antibiotik penisilin diproduksi besar-besaran dalam skala industri. 1944. - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
DR. YUNI KILAWATI,S.PI.,M.SI
Amerika Serikat mengijinkan digunakannya sel tubuh manusia untuk kegiatan penelitian mengenai terapi gen.
1990
Metode polymerase chain reaction (PCR) pertama kali dipublikasikan1988
Badan paten Amerika Serikat mengumkan bahwa tikus yang direkayasa secara genetis peka terhadap kanker
1988
Ti plasmid yang telah direkayasa digunakan untuk transformasi pada tanaman1983
Pertama kalinya vaksin hewan diproduksi menggunakan teknologi DNA rekombinan di Eropa1982
Pertama kalinya kit diagnostik yang dibuat dari antibodi monoklonal digunakan secara luas di Amerika Serikat
1981
Pertama kalinya alat otomatis untuk sintesis DNA dijual secara komersial1981
Badan pengadilan Amerika Serikat menetapkan peraturan dalam kasus Diamond VS Chakrabarty yang melakukan manipulasi mikroorganisme yang dipatenkan.
1980
Perusahaan Genentech memproduksi insulin manusia pada sel bakteri Escherichia coli1978
Pengembangan teknik untuk mengetahui sekuen DNA1976
Pertama kali dikeluarkan pedoman untuk penelitian dalam bidang DNA rekombinan1976
Kohler dan Milstein mendeskripsikan produksi antibodi monoklonal1975
Boyer dan Cohen mengembangkan teknologi DNA rekombinan1973
Khorana dan rekan-rekannya dapat mensintesis keseluruhan gen yang mengkode tRNA1972
Isolasi pertama kali enzim endonuklease restriksi1970
Keseluruhan kode genetik dapat diketahui1961-1966
Watson dan Crick menemukan struktur DNA1953
Avery, MacLeod dan McCarty membuktikan bahwa DNA merupakan materi genetik.1944
Antibiotik penisilin diproduksi besar-besaran dalam skala industri1943
Karl Ereky pertama kali menyatakan istilah bioteknologi 1917
PeristiwaTahun
PETA KONSEPKelangsungan Hidup Manusia
Ditunjang Oleh
Teknologi
melalui
Bioteknologi
Bioteknologi Konvensional Bioteknologi Modern
Produksi Misalnya
Tempe Kecap Keju mikroprotein Kultur Jaringan
Rekayasa Genetik
19
Bioteknologi Kelautan dan Akuakultur
Bioteknologi dalam bidang kelautan/akuakultur dapatdimanfaatkan untuk memproduksi dan mengembangkan:
Farmasi
Enzim dan bahan-bahan biomolekul
Biopestisida
Peningkatan pertumbuhan, perkembangan,reproduksi dan nutrisi ikan
20
Bioteknologi Lingkungan
Bioteknologi dapat dimanfaatkan untuk mengatasi isulingkungan seperti:
Restorasi ekologi
Diagnosis dan monitoring penyakit menular
Kontrol hama,penyakit dan gulma pada pertanian
Deteksi, monitor dan remediasi polutan
Skreening toksisitas
Konversi limbah ke energi
Bioteknologi Perikanan› Pembuatan ikan Triploid dan Monosex› Diagnosa penyakit lebih akurat, cepat dan
murah lewat Biologi Molekular› Pembuatan Vaccine ikan› Penciptaan ikan yang resisten penyakit› Penciptaan ikan dengan pertumbuhan
cepat› Penciptaan ikan yang tahan pada suhu
dingin› dll
Aquaculture merupakan industri yang berkembang pesat
Pemenuhan kebutuhan pangan dunia dan pertimbangan kesehatan membuat permintaan akan produk perikanan meningkat
Permasalahan dalam budidaya : pertumbuhan lambat, penyakit, limbah budidaya merupakan hal yang harus diatasi
Bioteknologi mampu mengatasi berbagai problem BD dan meningkatkan produksi
Siklus pada Budidaya Perairan
Penyiapan induk udang berkualitas unggul usaha domestikasi & perbaikan mutu genetik udang ( terprogram & berkesinambungan)
Permasalahan pada induk introduksi adalah keterbatasan jumlah induk menurunkan keragaman genetik benih turunannya, apalagi dengan dilakukannya pemijahan berulang di hatchery (Haryanti et al., 2004).
Induk introduksi juga tidak diketahui turunan ke
berapa dalam proses seleksinyainduk introduksi merupakan hasil klon melalui rekayasa genetik homozigositas yang tinggi antar induk.
•Kondisi diperburuk dengan pembuatan induk lokal tanpa pemantauan mutu genetiknyamenyebabkan tereduksinya keragaman genetik & inbreeding. •Akibat perlahan namun pasti diperoleh induk-induk udang dg mutu yang rendah secara genetik.• Usaha menghasilkan induk dg kriteria resisten terhadap penyakit tertentu memerlukan waktu & biaya yang tinggidiperlukan usaha mendapatkan informasi mengenai marka genetik sebagai salah satu dasar seleksi individu agar bisa diperoleh induk & benih udang yang baik secara fenotip dan genotip.
Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP) teknik yang digunakan untuk membedakan organisme yang mempunyai perbedaan sekuensi DNA homolog yang dapat dideteksi oleh adanya perbedaan panjang fragment setelah DNA dipotong oleh enzim restriction endonucleases tertentu.
Penggunaan PCR yang dikombinasikan dengan pengggunaan enzim restriksi dan RFLP untuk mengidentifikasi berbagai species udang telah dilakukan dengan cukup tepat dan efektif.
2. Ekstraksi DNA
Mengambil sample (kaki renang) Menyimpan pada suhu -8 oC atau langsung diekstraksi sample dihancurkan dalam tabung mikro yang berisi
200 ul 10 % chelex-100 dalam buffer TE pH 8 Menambahkan 5 ul proteinase K (200mg/l) Memanaskan dalam thermoblock 55 oC, 2,5 – 3 jam Kembali memanaskan dalam thermoblock 89oC, 8
menit Mendinginkan pada suhu kamar (hingga dingin) Menyentrifuge 13.000 rpm, 5’, 4oC Mentransfer supernatant ke tabung mikro baru Menyimpan pada suhu -20oC atau diproses lebih lanjut
2. Purifikasi
Suspensi (50 µl genom) ditambahkan 1,33 ul RNAase dan dicampur perlahan lalu diinkubasi dalam wadah waterbath pada suhu 37 o C 15 menit
Menambah 6,67 ul 1 % SDS kemudian diinkubasi dalam waterbath 70o c 10 ‘
Menambah 58,3 ul fenol kemudian disentrifuse pada 12.000 rpm, 4o C, 5 ‘
Supernatan diambil dengan hati-hati kemudian ditambahkan Sodium Asetat pH 5,5 ; 6,7 ul (dipipeting)
Menambahkan 133,3 ml etanol absolute, didiamkan selama 10 ‘ pada suhu kamar
Menyentrifuse pada 12.500 rpm 10 ‘ Supernatan dibuang, pellet diresuspensi ulang dengan
100 ul etanol 75 % etanol dibiarkan menguap 5 – 10 ‘ (di buang pelan-pelan, dibalik dan diserap mgnk tissue)
Pelet ditambah 133,3 ul TE disimpan pada suhu 4 o C utk selanjutnya diukur pada elektroforesis (OD 260 & OD 280) utk menghitung kemurnian DNA
1. P.monodon: 16S rRNA2. L.Vannamei : COI-COII
1. Genome 2,5 µl 2. H2O 11 µl 3. 10 x buffer 2,625 µl 4. dNTP 2,625 µl 5. COI 0,625 µl 6. COII 0,625 µl 7. MgCl2 5,25 µl 8. Taq 0,25 µl
Total 25 µl
dimasukkan ke dalam mesin PCR thermocycler ;
Initial denaturation - Denaturation 94oC, 1 min Annealing 55oC, 1 min Extension 72oC, 1 min Cycles 40x Final extension 72oC, 5 min Soak temperature 4 oC,
PCR produk diambil sebanyak 5 µl dan dicampur dengan loading dye 1 µl dimasukkan kedalam sumuran gel agarose 1 % dengan TBE buffer 1x untuk mengetahui pita tunggal amplifikasi dari template DNA mitokondria. Pengamatan menggunakan elektroforesis selama kurang lebih 20 menit, voltase 170 Watt. Marker yang digunakan adalah DNA ladder 100 bp.
Setelah itu baru dilakukan pemotongan band tunggal dengan menggunakan enzim restriksi, sebagai berikut :
P.monodon: Hinf I, Hae III, Hind III, Nde II, Bam HI
L.vannamei: Nla III, Hha I
Hae III H2O 1 µl NE2 0,5 µl RE 0,5 µl Jumlah 2 µlPCR product 4,0 µlIncubate 37 oC, 3.5 H
Hha I H2O 0,48 µl NE4 1,2 µl BSA 0,12 µl RE 0,2 µl Jumlah 2 µl PCR product 3,0 µl Incubate 37 oC, 3.5 H
Nla III H2O 0,48 µl NE4 1,2 µl BSA 0,12 µl RE 0,2 µl Jumlah 2 µl PCR product 3,0 µl Incubate 37 oC, 3.5 H
Untuk melarutkan primer pada umumnya dipergunakan buffer pH 8 atau dd H2O tergantung pada instruksi dari merk produk primer, cara pembuatan 10 mM primer :
COIH10 µl primer solution (100 mM) + 90 µl TE buffer (sentrifuse 5000 RPM, 5 min)
COIL10 µl primer solution (100 mM) + 90 µl TE buffer (sentrifuse 5000 RPM, 5 min)
Electrophoresis : 10 µl bhn DNA yg sdh diamplifikasi campur dg 6 x loading buffer 2 ul masukkan 10 ul ke sumur pada agarose
gel alirkan listrik 100 v (25 menit) staining
dlm buffer yg mgd ethidium bromide 0,05 %
Staining dan pengamatan hasil : 100 ml buffer staining + 5 ul Ethidium
bromide (0,05 % v/w) masukkan gel yang telah dielektroforesis
kedalamnya rendam selama 15 menit amati pada transilluminator Penentuan karakteristik mt-DNA
TERIMAKASIH