penganiayaan yang mengakibatkan kematian janin

48
PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN OLEH SUAMI TERHADAP ISTRI PERSPEKTIF HUKUM PIDANA ISLAM SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM DISUSUN OLEH: AMIR MAHFUD 09370004 DOSEN PEMBIMBING: Dr. OCKTOBERRINSYAH, M. Ag JINAYAH SIYASAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014

Upload: phamcong

Post on 01-Jan-2017

242 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN

JANIN OLEH SUAMI TERHADAP ISTRI PERSPEKTIF

HUKUM PIDANA ISLAM

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN SYARAT-SYARAT

MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU

DALAM ILMU HUKUM ISLAM

DISUSUN OLEH:

AMIR MAHFUD

09370004

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. OCKTOBERRINSYAH, M. Ag

JINAYAH SIYASAH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2014

Page 2: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

ii

ABSTRAK

Latar belakang masalah skripsi ini adalah berangkat dari fenoamena

dilapangan dan di media massa hampir setiap hari terdapat pemberitaan tentang

penganiayaan. Memang hukum pidana Islam tidak secara ekplisit menyebutkan

delik penganiayaaan. Baik secara umum maupun khusus, akan tetapi yang ada

dalam hukum pidana Islam adalah jarīmah/jināyah terhadap jiwa.

Dari prihal diatas maka muncullah suatu pertanyaan : bagaimana tinjauan

hukum pidana Islam terhadap kematian janin yang disebabkan penganiayaan oleh

suami terhadap istri dan bagaimana bentuk sanksi pidana menurut pidana Islam

dalam tindak pidana penganiayaan yang mengakibatkan matinya janin oleh suami

terhadap istri.

Untuk menjawab permasalahan di atas, maka penyususun menggunakan

penelitian berupa kategori kepustakaan (library reseach), dengan metode normatif,

yaitu pendekatan berdasarkan al-Qur’an dan al-Hadis, penafsiran atas ayat-ayat

dalam al-Qur’an, pendapat para ulama dan sarjana dalam buku-buku fiqh maupun

usul fiqh bahkan buku-buku yang berkaitan dengan pembahsan skripsi ini.

Penelitian dalam karya ilmiah ini bersifat deskriptif-analitik, yaitu menguraikan

sumber-sumber yang diperoleh dan memberikan gambaran secara sistematis dan

valid mengenai penganiayaan yang mengakibatkan kematian janin oleh suami

terhadap istri perspektifk hukum pidana Islam kemudian dikaji secara cermat yang

kemudian diambil suatu kesimpulan.

Adapun hasil dari penelitian menunjukkan bahwa penganiayaan yang

disebabkan oleh suami terhadap istri sehingga menyebabkan matinya janin, atasnya

(suami) hukuman yang berat dikarenakan suami melakukan dua kejahatan yaitu :

kepada sang istri dan kepada si jabang bayi dalam kandungan dengan kata lain

suami melakukan dua kejahatan fisik dan psikis terhadap istri. Hukumannya secara

hukum pidana Islam bagi suami ialah gurrah, membayar diyᾱt dan kiffᾱrah (dengan

kata lain suami bertanggungjawab baik dari segi pidana maupun perdata). Adapun

pembayaran hukumnya pelaku (suami) kepada korbannya (istri).

Keyword: Penganiayaan, Hukum Pidana Islam

Page 3: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

iii

Page 4: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

iv

Page 5: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN
Page 6: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

vi

PERSEMBAHAN

Dengan segala perasaan syukur kepada Allah SWT.

skripsi ini saya persembahkan kepada:

Almamaterku Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)

Sunan Kalijaga Yogyakarta

KEDUA ORANG TUAKU

Ayahanda Tercinta: Nur Mahfudin

Ibunda Terkasih: Hidayah

ADIK-ADIKKU TERSAYANG

Insia Agnes Widayani

Yunan Nafaisil Anwal Hasan

Yunun Nafaisil Anwal Husen

Yang tidak bosan selalu mendampingiku, membantu dan berkorban, baik

motivasi maupun finansial dalam penyelesaian skripsi ini, semoga jasamu

dibalas oleh Allah SWT bidadariku.

Page 7: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

vii

MOTTO

Kegagalan merupakan suatu cita-cita yang

tertunda

Jadi jangan disesali tapi ambillah hikmahnya

dan pengalaman merupakan guru yang terbaik

bagi kita.

Page 8: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

viii

KATA PENGANTAR

بسم هللا ال ر حمن ال ر حيم

الحمد هلل الذي فضل بنى ادم، الذي انعم علينا بنعمة اإليمان واإلسالم، اشهد ان

دا رسول هللا الذي عاء الاله االا هللا الذي دد ععل لل ذذا العالم، واشهد انا محما

۰بدين اإلسالم، اما بعد

Puji dan syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, ‘inayah, hidayah dan taufik-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir dalam menempuh studi di Fakultas Syari’ah dan Hukum

Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.

Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kita

baginda Nabi Muhammad SAW yang telah memperjuangkan Agama Islam dari

ketidak tahuan menjadi penuh dengan pengetahuan. Serta keselamatan selalu

menaungi keluarganya, sahabatnya serta orang-orang yang selalu mengikuti

ajarannya.

Kemudian, tak lupa pula penyusun mengucapkan rasa terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan

skripsi ini, baik berupa bantuan dan dorongan moril ataupun materiil, tenaga,

maupun pikiran, terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Musa Asy’arie., Selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Bapak Noorhaidi Hasan, Ph.D, MA., M.Phil., selaku Dekan Fakultas Syar’ah

dan Hukum Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Page 9: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

ix

Page 10: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

x

PEDOMANTRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasikata-kata Arab yang digunakandalam penulisanskripsi ini

berpedoman pada Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987 dan

05936/U/1987.

I. Konsonan Tunggal

Huruf

Arab Nama Huruf Latin Nama

Alif ا tidak

dilambangkan tidak dilambangkan

Ba’ B Be ب

Ta’ T Te ت

Sa’ Ś es (dengan titikdiatas) ث

Jim I Je ج

Ha’ H ح ha (dengan titikdi

bawah)

Kha’ Kh ka dan ha خ

Dal D De د

Żal Ż zet (dengan titikdiatas) ذ

Ra’ R Er ر

Za’ Z Zet ز

Sin S Es س

Page 11: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

xi

Syin Sy es dan ye ش

Sad Ş ص es (dengan titikdi

bawah)

Dad D ض de (dengan titikdi

bawah)

Ta’ ț ط te (dengan titikdi

bawah)

Za’ Z ظ zet (dengan titikdi

bawah)

Ain ‘ koma terbalikdiatas‘ ع

Gain G Ge غ

Fa’ F ef ف

Qaf Q qi ق

Kaf K ka ك

Lam L ‘el ل

Mim M em م

Nun ‘n ‘en ن

Waw W W و

Ha’ H ha ه

ء Hamza

h ‘ aposrof

Ya’ Y ye ي

II. KonsonanRangkapkarena SyaddahDitulis Rangkap

Page 12: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

xii

III.

c. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harakat,fathah, kasrah dan dammah

ditulis t

Ditulis Zãkah al-fiţri زكاةالفطر

IV. Vokal Pendek

--- ---

Fathah Ditulis A

--- ---

Kasrah Ditulis I

--- ---

Dammah Ditulis U

V. Vokal Panjang

1 Fathah diikuti Alif Tak

berharkat Ditulis Jãhiliyyah جاهلية

2 Fathah diikuti Ya’ Sukun

(Alif layyinah) Ditulis Tansã تنسى

3 Kasrah diikuti Ya’ Sukun كرمي Ditulis Karǐm

Ditulis muta’addidah متعددة

Ditulis ‘iddah عدة

Ta’ Marbutahdi Akhir Kata

a. Biladimatikan/sukunkanditulis “h”

Ditulis Hikmah حكمة

Ditulis Jizyah جزية

b. Biladiikuti dengan kata sandang‘al’

keduaituterpisah, maka ditulish

serta bacaan

Ditulis Karãmahal-auliyã كرامة الولياء

Page 13: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

xiii

4 Dammah diikuti Wawu

Sukun Ditulis Furūd فروض

VI. Vokal Rangkap

1 Fathah diikuti Ya’ Mati Ditulis Ai

Ditulis Bainakum بينكم

2 Fathah diikuti Wawu Mati Ditulis Au

Ditulis Qaul قول

VII. Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan

Apostrof

Ditulis a’antum اانتم

Ditulis ‘u’iddat أعدت

Ditulis la’insyakartum لئن شكرمت

VIII. Kata Sandang Alif + Lam

a. Biladiikuti hurufQomariyah

Ditulis al-Qur’ãn القران

Ditulis al-Qiyãs القياش

b. Biladiikuti huruf Syamsiyahditulis dengan menggunakan huruf

Syamsiyahyang mengikutinya, serta menghilangkan huruf ‘l’(el)

nya.

Page 14: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

xiv

IX.

DAFTAR ISI

HALAM JUDUL ...............................................................................................i

ABSTRAK .........................................................................................................ii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................iii

NOTA DINAS PEMBIMBING .......................................................................iv

PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................................v

’Ditulis as-Samã السماء

Ditulis asy-Syams الشمس

Penulisan Kata-katadalamRangkaianKalimat

Ditulis zawilfurūdataual-furūd ذوي الفروض

Ditulis ahlussunnahatauahlas-sunnah اهل السنة

Page 15: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

xv

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................vi

HALAMAN MOTTO .......................................................................................vii

KATA PENGANTAR .......................................................................................viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ......................................................................x

DAFTAR ISI ......................................................................................................xiv

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

A. Latar Belakang

Masalah.........................................................................1

B. Rumusan Masalah

..................................................................................5

C. Tujuan dan Kegunaan

............................................................................5

D. Telaah Pustaka

.......................................................................................6

E. Kerangka Teori

......................................................................................10

F. Metode Penelitian

..................................................................................14

G. Sistematika Pembahasan

........................................................................15 BAB II TINJAUAN

HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP DELIK

PENGANIAYAAN DAN PEMBUNUHAN YANG DILAKUKAN OLEH

SUAMI TERHADAP ISTRI .....................................................................18

A. Asas-Asas Hukum Pidana Islam .............................................................18

B. Pengertian, Macam-macam Jarīmah/Jināyah dan Klasifikasinya ..........29

Page 16: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

xvi

C. Pengertian dan Dasar Hukum Teori Gabungan ......................................40

BAB III SANKSI DELIK PENGANIAYAAN DAN PEMBUNUHAN

MENURUT HUKUM PIDNA ISLAM............................................................47

A. Sanksi Delik Penganiayaan Perspektif Hukum Pidna Islam ...................47

B. Sanksi Delik Pembunuhan Perspektif Hukum Pidna Islam ....................53

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP KEMATIAN

JANIN YANG DISEBABKAN PENGANIAYAAN OLEH SUAMI

TERHADAP ISTRI ...................................................................................66

A. Analisis Dari Pengertiannya ....................................................................66

B. Analisis Dari Sanksi Pidananya ..............................................................69

BAB V PENUTUP .............................................................................................78

A. Kesimpulan .............................................................................................78

B. Saran ........................................................................................................80

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................82

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...............................................................................86

I. Daftar Terjemah ......................................................................................86

II. Biografi Ulama dan Tokoh ......................................................................90

III. Curriculum Vitae ...................................................................................94

Page 17: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Secara global dijelaskan bahwa tujuan hukum Islam dalam menetapkan

hukumnya adalah untuk merealisasikan kemaslahatan umum, memberikan

kemanfaatan dan menghindari kemafsadatan kepada umat manusia. Kemaslahatan

tersebut terangkum dalam sebutan al-masālih al-khamsah yaitu lima pokok

kemaslahatan dalam kehidupan manusia yang mencakup terpeliharanya agama,

jiwa, akal, kehormatan dan keturunan serta terpeliharanya harta benda.

Maka semua yang mencakup jaminan perlindungan kelima hal pokok

tersebut dikategorikan maslahah (kemaslahatan) dan semua yang mengancam

kemaslahatan atau merugikan kelima pokok itu dikategorikan mafsadah dan upaya

menghindarinya adalah maslahah.

Dari uraian di atas, hukum Islam mencoba membangun konsep dasar

masyarakat yang berbudaya dengan memberikan jaminan perlindungan Hak Asasi

Manusia dalam segala aspek kehidupannya, memelihara jiwa, kehormatan,

kejujuran dan menegakkan keadilan adalah sesuatu yang diperintahkan. Maka

disyari'atkanlah hukum jihad sebagai upaya untuk memelihara kemaslahatan

agama, hukum qis}has} diarahkan untuk menjaga dan menjamin jiwa manusia,

merupakan upaya untuk menolak kemafsadatan pada jiwa manusia.

Page 18: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

2

Dalam sejarah peradaban manusia jenis kejahatan atau yang lazimnya

dikenal dengan jināyat1 yang bersifat kekerasan terhadap jiwa manusia pertama

kali muncul adalah tindakan pembunuhan. Sebagaimana al-Qur'an juga telah

menyebutkan secara jelas dalam episode kedua putra Adam yaitu Qabil dan

Habil.2 Sehingga dapat dikatakan bahwasannya kejahatan khususnya

penghilangan nyawa tampaknya telah berumur seusia umat manusia di muka

bumi.3

Pembunuhan menurut hukum pidana Islam merupakan perpaduan hak

Allah (publik) dan hak adami (privat) tetapi hak adami di sini lebih besar4 (dalam

hal ini pihak korban). Oleh karena itu hukum Islam memberikan kedudukan yang

bijaksana pada keluarga korban yaitu dengan melibatkan mereka dalam proses

penetapan hukum, dilibatkannya keluarga korban sangat baik pengaruhnya bagi

keluarga korban maupun bagi pelaku tindak pidana. Mereka (pihak keluarga

korban) berhak melakukan tuntutan hukuman (pidana mati) tetapi berhak pula

memberi maaf pada pelaku pembunuhan itu dalam artian bukan dengan hukum

qis}has} tetapi diganti diyᾱt.

Seandainya pihak korban tidak menginginkan qis}has} (karena dimaafkan

misalnya) tidak berarti bahwa si pelaku bebas sama sekali dari hukuman. Tetapi

dia di ta'zir dengan maksud untuk memelihara hak masyarakat yang telah

1. Marsum, Jināyat-Hukum Pidana Islam, (Jogjakarta: FH. UII, 1984 ), hlm. 1.

2 Al-Mâidah (5): 28-30.

3 Andi Mattalata, "Santunan Bagi Korban" Dalam J.E Sahetapy ( ed ). Viktimologi

Sebuah Bunga Rampai, ( Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1987 ), hlm. 35.

4 Marsum, Jināyat-Hukum Pidana Islam, (Jogjakarta: FH. UII, 1984 ), hlm.126.

Page 19: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

3

dirugikan oleh pelaku tersebut secara tidak langsung.5 Sebab kejahatan

mempunyai suatu tujuan demi kepentingan-kepentingan pelaku atas orang yang

dianiaya dan karenanya seluruh masyarakat akan terguncang.

Pemaafan (pengampunan) hanya berhak dimiliki oleh korban atau wali

atau ahli waris korban kecuali apabila korban tidak cakap (dibawah umur atau

gila) sedang dia tidak punya wali maka pemerintah bisa memberi pengampunan

(dengan di-ta'zir) karena penguasa adalah wali bagi orang yang tidak punya wali.6

Akan tetapi sekalipun hak Yus-Talionis (qis}has}) berada di tangan pihak

keluarga korban, untuk mengadili pelaku pembunuhan tetap berada di tangan

pemerintah.7

Hukum Pidana Islam (jināyah) didasarkan pada perlindungan HAM

(Human Right) yang bersifat primer, yang meliputi perlindungan atas agama, jiwa,

keturunan, akal, dan harta. Perlindungan terhadap lima hak tersebut oleh asy-

Syatibi dinamakan maqāsid asy-syari’ah. Hakikat dari pemberlakuan syari’at

(hukum) oleh Tuhan adalah untuk mewujudkan kemaslahatan manusia.

Kemaslahatan itu dapat diwujudkan apabila lima unsur pokok tersebut dapat

diwujudkan dan dipelihara.8

Islam, seperti halnya sitem lain melindungi hak-hak untuk hidup, merdeka,

dan merasakan keamanan. Ia melarang bunuh diri dan pembunuhan serta

5 A. Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1967), hlm. 9-10.

6 Ibid

7 Sayyid Sabiq, Fiqh Sunnah, alih bahasa oleh H.A. Ali (Bandung: al-Ma'arif, 1994), hlm.

67.

8Asfri Jaya Bakri, Konsep Maqashid Syari’ah Menurut Asy-Syatibi, cet. ke-1 (Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 71-72.

Page 20: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

4

penganiayaan. Dalam Islam pembunuhan terhadap seorang manusia tanpa alasan

yang benar diibaratkan seperti membunuh seluruh manusia. Sebaliknya, barang

siapa yang memelihara kehidupan seseorang manusia, maka ia diibaratkan

memelihara manusia seluruhnya.9

Hukum pidana Islam memberikan dasar hukum pada pihak terpidana

mengacu pada al-qur’an yang menetapkan bahwa balasan untuk suatu perbuatan

jahat harus sebanding dengan perbuatan itu.10

Mengenai masalah pembunuhan ataupun penganiayaan dalam pidana

Islam diancam dengan hukuman qis}has}. Akan tetapi tidak semua pembunuhan

dikenakan hukum qis}has}, ada juga yang sebatas dikenakan diyāt (denda), yaitu

pembunuhan atas dasar ketidak sengajaan, dalam hal ini tidak dikenakan qis}has},

melainkan hanya wajib membayar denda yang enteng. Denda ini diwajibkan atas

keluarga yang membunuh, bukan atas yang membunuh. Mereka membayarnya

dengan diangsur dalam masa tiga tahun, tiap-tiap akhir tahun keluarga itu wajib

membayar sepertiganya.11

Peraturan yang telah diuraikan di atas merupakan acuan bila dikaji lebih

mendalam terutama dalam ranah hukum pidana Islam. Bila melihat suatu kasus

yang terjadi dimasyarakat Indonesia baik yang dimuat dimedia massa bahkan di

sekitatar tempat tinggal yakni; kasus penganiayaan terhadap ibu hamil yang

menyebabkan matinya janin oleh suami sangatlah banyak.

9 Topo Santoso, Membumikan Hukum Pidana Islam: Penegakan Syari’at dalam Wacana

dan Agenda, cet. ke-1 (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), hlm. 71-72.

10Abdoel Raoef, Al-Qur’an dan Ilmu Hukum, (Jakarta: Bulan Bintang, t.t), hlm. 132.

11Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam, cet. ke-18, (Jakarta: Attahiriyah, 1981), hlm. 406.

Page 21: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

5

Dari uraian tersebut maka penulis akan menelaah lebih lanjut dengan judul

: Penganiayaan Yang Mengakibatkan Kematian Janin Oleh Suami Terhadap

Istri Perspektif Hukum Pidana Islam.

B. Rumusan Masalah

Bertitik pada latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka

terumuskan suatu pokok permasalahan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah tinjauan hukum pidana Islam terhadap kematian janin yang

disebabkan penganiayaan oleh suami terhadap istri ?

2. Bagaimana bentuk sanksi pidana menurut hukum pidana Islam dalam

tindak pidana pengeniayaan yang mengakibatkan matinya janin oleh suami

terdahdap istri ?

C. Tujuan dan Kegunaan

Sesuai dengan pokok permasalahan yang dikaji, maka tujuan dari

penelitrian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Untuk mendiskripsikan bagaimana penerapan hukum pidana Islam

mengenai kematian janin yang disebabkan penganiayaan oleh suami

terhadap isteri tersebut.

2. Untuk menjelaskan ketentuan hukum pidana Islam terhadap pelaku

tindak pidana gabungan.

Page 22: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

6

Adapun kegunaan penelitian ini adalah :

a. Berguna sebagai pengembangan pemikiran dalam hukum pidana Islam

khususnya masalah penganiayaan yang mengakibatkan kematian janin

oleh suami terhadap istri.

b. Memberikan kontribusi pemikiran yang berharga bagi khasanah

intelektual Islam khususnya bagi mahasiswa Fakultas Syari'ah dan

hukum dalam rangka pendalaman dan pengembangan materi disiplin

ilmu.

D. Telaah Pustaka

Memang telah banyak yang mengkaji masalah penganiayaan dan

pembunuhan dari penelusuran peneliti, terdapat beberapa tulisan yang membahas

hal tersebut baik secara terpisah maupun perbandingan. Akantetapi sepanjang

pelacakan dan penelaahan yang penyusun lakukan, baik di kalangan Fakultas

Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta maupun secara umum,

belum ada karya ilmiyah dalam penelitian yang membahas pada permasalahan

penganiayaan yang mengakibatkan kematian janin oleh suami terhadap istri

perspektif hukum pidana Islam, apalagi secara spesifik. Jadi letak penekanan pada

pembahasan skripsi ini pada hal pengeniayaan yang diakibatkan suami terhadap

istri sehingga matinya janin.S

Diantaranya dalam skripsi yang berjudul perbandingan, dari penelusuran

penyusun terdapat skripsi saudara Muh. Ihram yang berjudul Perbandingan

Hukum Pidana Islam dan KUHP Terhadap Delik Pembunuhan, skripsi tersebut

Page 23: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

7

membahas masalah ruang lingkup pembunuhan dilihat dari pengertian dasar,

klasifikasi dan sanksinya menurut ketentuan hukum pidana Islam dan hukum

pidana positif.12

Kemudian yang membahas pembunuhan terhadap janin terdapat skripsi

saudara Muhdiono dengan judul Aborsi Menurut Hukum Islam (Perbandingan

Mazhab Syafi’i dan Hanafi).13 Kajian dari skripsi ini lebih menitik beratkan pada

aborsi yang bersifat abortus provokatus criminalis menurut pandangan kedua

mazhab tersebut. Sedangkan penelitian kali ini memfokuskan pada pandangan

hukum pidana Islam dan hukum pidana positif terhadap delik penganiayaan

terhadap ibu hamil yang mengakibatkan kematian janin dari segi tindak pidana

dan pidana (sanksi).

Dalam skripsi karya Zaenal Mustofa yang berjudul “Delik Penganiayaan

Terhadap Ibu Hamil Yang Mengakibatkan Kematian Janin Menurut Hukum

Pidana Islam Dan Hukum Pidana Positif”.14 Yang menjabarkan penganiayaan

terhadap ibu hamil secara umum baik itu dalam hukum Islam maupun hukum

Positif. Adapun mengenai pembunuhan janin dalam perut ibunya hukum pidana

Islam menentukannya sebagai sebuah pembunuhan yang bersanksikan gurrah,

12 Muh. Ihram, “Perbandingan Hukum Pidana Islam dan KUHP Terhadap Delik

Pembunuhan”, skripsi, tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fak. Syari’ah dan Hukum, IAIN Sunan

Kalijaga , 1991.

13 Muhdiono, “Aborsi Menurut Hukum Islam (Perbandingan Mazhab Syafi’i dan

Hanafi)”, skripsi, tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fak. Syari’ah dan Hukum, IAIN Sunan Kalijaga ,

2002.

14 Zaenal Mustofa,“Delik Penganiayaan Terhadap Ibu Hamil Yang Mengakibatkan

Kematian Janin Menurut Hukum Pidana Islam Dan Hukum Pidana Positif”’ skripsi, tidak

diterbitkan, Yogyakarta: Fak. Syari’ah dan Hukum, UIN Sunan Kalijaga, 2004.

Page 24: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

8

yaitu semacam hukuman diyāt yang besarnya adalah lima ratus dirham yang

dibayarkan kepada si ibu atau keluarga mereka.

Dalam skripsi karya Haryanto yang berjudul “Perkosaan Ibu Hamil Yang

Mengakibatkan Kematian Janin Perspektif Hukum Pidana Islam”.15 Dalam

pembahasanya skripsi tersebut fokus pada kematian janin dalam perkosaan ibu

hamil dalam hukum pidana Islam secara spesifik.

Dalam skripsi karya M. Ashonany yang berjudul “ Penganiayaan Berat

Sebagai Penghalang Kewarisan (Studi Terhadap Pasal 173 Huruf A KHI)”.16

Yang menjabarkan penganiayaan berat sebagai bentuk tindak pidana tampaknya

baik dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah tidak memberi pengaturan secara tegas

bahwa tindakan tersebut dapat menghalangi seseorang ahli waris untuk

mendapatkan warisan. Di samping itu bahwa tidak selamanya bentuk tindak

pidana penganiayaan itu berakibat pada kematian. Dalam KHI tindakan

penganiayaan berat dimasukkan sebagai penghalang kewarisan.

Penganiayaan berat dapat dijadikan sebagai salah satu tindakan yang dapat

menghalangi seseorang untuk menerima hak kewarisannya, karena melihat

dampak bahaya terhadap keselamatan jiwa si korban, sekaligus untuk mencegah

terjadinya kerawanan sosial yang ditimbulkannya. Namun tindak pidana

penganiayaan berat tidak dapat secara mutlak menghalangi seseorang untuk

15 Haryanto yang berjudul “Perkosaan Ibu Hamil Yang Mengakibatkan Kematian Janin

Perspektif Hukum Pidana Islam”, skripsi, tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fak. Syari’ah dan

Hukum, UIN Sunan Kalijaga, 2012.

16 M. Ashonany, “ Penganiayaan Berat Sebagai Penghalang Kewarisan (Studi Terhadap

Pasal 173 Huruf A KHI)”, skripsi, tidak diterbitkan, Yogyakarta: Fak. Syari’ah dan Hukum, IAIN

Sunan Kalijaga, 2002.

Page 25: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

9

mendapatkan hak kewarisannya, apabila korban memaafkannya sama sekali. Hal

ini berdasarkan pada asas kemaslahatan dan prinsip keadilan dalam Hukum Islam.

Dalam skripsi karya Angga Nindia Saputra dengan judul “ Tinjauan

Hukum Islam Terhadap Tindak Pidana Penganiayaan Yang Mengakibatkan

Kematian (Analisis Terhadap Pasal 351 Ayat (3) KUHP)”17 yang menjabarkan

dalam perspektif hukum pidana Islam, tindak pidana penganiayaan yang

mengakibatkan kematian pada Pasal 351 ayat (3) KUHP termasuk dalam

jenis pembunuhan semi sengaja (qatl syibh al-‘amd), ada beberapa kriteria pada

jenis pembunuhan ini, yaitu: a. Adanya kesengajaan dalam melakukan

penganiayaan; b. Menggunakan alat yang pada galibnya tidak mematikan; c. Ada

sebab akibat antara perbuatan dengan kematian korban. Adapun sanksi terhadap

jenis pembunuhan seperti ini yaitu berupa diyāt. Berbeda dengan hukuman

lainnya, pada sanksi yang berupa diat tidak hanya pelaku yang dikenai beban, tapi

keluarga juga harus menanggung beban membayar diyāt, bahkan jika tidak

mampu pemerintah yang membayarkan diat tersebut. Hal ini untuk memenuhi

hak-hak keluarga korban.

E. Kerangka Teoretik

Hukum Islam mempunyai tujuan terciptanya kemaslahatan yang hakiki,

sehingga menjadi kepentingan hidup bagi manusia perlu memperoleh perhatian

demi terwujudnya kemaslahatan yang hakiki tersebut. Kemaslahatan hakiki

17 Angga Nindia Saputra “ Tinjauan Hukum Islam Terhadap Tindak Pidana Penganiayaan

Yang Mengakibatkan Kematian (Analisis Terhadap Pasal 351 Ayat (3) KUHP)”, skripsi, tidak

diterbitkan, Yogyakarta: Fak. Syari’ah dan Hukum, UIN Sunan Kalijaga, 2009.

Page 26: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

10

tersebut sulit dicapai sebab antara yang satu dengan yang lainnya saling terkait

yakni kembali kepada kepentingan mendasar dan sangat diperlukan oleh manusia

di dalam hidupnya. Hal ini hanya dapat ditegakkan dengan jalan melindungi dan

memelihara keselamatan agama, jiwa, harta dan keturunan.18

Negara harus menjatuhkan sanksi pada pelaku kejahatan.19 Sebagaimana

yang dikatakan: Muhammad Thahir Azhari “bahwa pidana mati dalam Islam

diperuntukkan bagi tindakan kejahatan pembunuhan sengaja dan merupakan suatu

bentuk hukuman dalam hukum pidana Islam."20

Perkataan pidana berarti hukuman, maka pidana mati adalah suatu

hukuman yang dibenarkan terhadap pelaku tindak pidana dengan menghilangkan

hak hidupnya.21

Tujuan umum disyari’atkannya hukum Islam adalah merealisasikan

kemaslahatan dan keadilan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam

bidang hukum misalnya, Islam telah menggariskan bahwa manusia mempunyai

kedudukan yang sama di depan hukum tidak dibedakan antara yang kaya dengan

yang miskin.

Demikian juga halnya dengan Andi Hamzah dan A. Sumangelipu

mengatakan bahwa tujuan diciptakannya hukum adalah untuk menciptakan

18 Ahamad Azhar, Basyir, Pokok-Pokok Persoalan Hukum Islam, (Jakarta: Fakultas UII,

1984), hlm. 30.

19 Sudjono D Simanjutak B, Doktrin-doktrin Kriminologi, (Bandung : Alumni, 1987), hlm

40.

20 . Muhammad Thahir Azhari, Negara Hukum; Study Tentang Prinsip-Prinsipnya Dilihat

Dari Segi Hukum Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1992), hlm. 96.

21 . Nur Wahidah Hafz Ansari, Pidana Mati Menurut Islam, (Surabaya: Al-Ihlas, 1981),

hlm 21.

Page 27: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

11

kedamaian dalam masyarakat pada umumnya juga mengatur agar kepentingan

masyarakat yang berbeda-beda dapat dijamin dan diwujudkan tanpa merugikan

pihak lain.22

Hukum Islam, kejahatan (jarīmah/jināyah) didefinisikan sebagai larangan-

larangan hukum yang diberikan oleh Allah, yang pelanggarannya membawa

hukuman yang ditentukanNya. Larangan hukum berarti melakukan perbuatan-

perbuatan yang dilarang atau tidak melakukan suatu perbuatan yang

diperintahkan. Dengan demikian, suatu kejahatan adalah perbuatan yang hanya

dilarang oleh syari’at. Dengan kata lain, melakukan (commision) atau tidak

melakukan (ommision) suatu perbuatan yang membawa hukuman yang ditentukan

oleh syari’at adalah kejahatan.23

Klasifikasi kejahatan yang paling penting dan paling banyak dibahas oleh

para ahli hukum Islam adalah hudud, qis}has}, dan ta’zir. Kategori qis}has} jatuh

pada posisi di tengah antara kejahatan hudud dan ta’zir dalam hal beratnya.

Kejahatan-kejahatan dalam kategori qis}has} ini kurang serius dibanding yang

pertama (hudud), namun lebih berat daripada yang berikutnya (ta’zir). Sasaran

dari kejahatan ini adalah integritas tubuh manusia, sengaja atau tidak sengaja. Ia

terdiri dari apa yang dikenal dalam hukum pidana modern sebagai kejahatan

terhadap manusia atau crimes against persons. Jadi, pembunuhan dengan sengaja,

pembunuhan menyerupai sengaja, pembunuhan karena kealpaan, penganiayaan,

22 Andi Hamzah dan A. Sumangelipu, Pidana Mati di Indonesia, di Masa Lalu, Kini,

dan Depan (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), hlm. 11.

23Topo Santoso, Membumikan., hlm. 20.

Page 28: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

12

menimbulkan luka/sakit karena kelalaian, masuk dalam kategori tindak pidana q

qis}has} ini.24

Dalam hukum pidana Islam, pembunuhan tidak selalu mendapatkan

hukuman qis}has} dapat juga diyāt (denda), hal ini seperti dalam hadis yang

diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, Nabi bersabda :

25.و إما أن يقاد من قتل له قتيل فهوبخيرالنظرين إما أن يودي

Pembunuhan dalam hukum pidana Islam adalah menjadi hak Allah

(hukum publik) dan hak manusia (hukum privat). Secara tegas Islam telah

memberikan perlindungan terhadap hak-hak korban tindak pidana. Sebagai

buktinya Islam telah memberikan perhatian atas wali korban delik pembunuhan

yaitu dengan melibatkan mereka (wali / keluarga) dalam proses penetapan hukum

pada pelaku pembunuhan. Di sini dikatakan bahwa keluarga korbanlah yang

menentukan hukuman apakah yang akan diterima oleh pelaku pembunuhan.

Sesuai dengan firman Allah:

وال تقتلوا النفس التى حرم هللا إال بالحق ومن قتل مظلوما فقد جعلنا لوليه سلطانا فال يسرف

26 فى القتل إنه كان منصورا

Disamping itu juga hadis nabi yang berbunyi:

2726ذوا العقل أو يقتلوافمن قتل له بعد مقالتى هذه قتيل فأهله بين خيرتين بين أن يأخ

24Ibid., hlm. 22-23.

25 Abu ‘Abdillah Muhammad ibn Ismai’il al-Bukhari, Sahih Bukhari, Kitab ad-Diyah,

Bab Man Qutila lahu Qatilun fahuwa Bikhairi an-Nadraini (Beirut: Dar al-Fikr, 1981), IV: 38.

Hadis Nomor 6372. Riwayat Abu Hurairah.

26 Al-Isrâ’ (17): 33.

27 Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, kitab Diyat, Bab Wali al-'Amdi Yardo bi ad-Diyât,

(Beirut: Dar al-Fikr, t.t.), IV: 170, hadis no. 4504.

Page 29: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

13

Wali (keluarga/ahli waris) mempunyai kekuasaan apakah mereka akan

menuntut qis}has} atau akan menerima diyat apabila memaafkan.28 Hal ini seperti

dalam firman Allah SWT :

فمن عفي له من أخيه شئ فا تباع با لمعروف وأداء إليه بإحسان 29

Diyāt adalah harta benda yang wajib ditunaikan oleh sebab tindakan

kejahatan kemudian diberikan kepada si korban atau walinya. 30

Wali ialah orang yang berhak menuntut pembalasan, orang itu adalah ahli

waris dari si terbunuh, merekalah yang berhak menuntut bukannya penguasa

(pemerintah).31 Sedangkan keluarga adalah mereka yang mempunyai hubungan

darah sampai derajat tertentu atau hubungan perkawinan dengan mereka yang

terlibat dalam suatu proses pidana.32

Tetapi karena juga merupakan hak Allah, sekalipun dimaafkan oleh

keluarga korban pelaku tetap mendapat hukuman ta’zir dan pengadilan berhak

memutuskan pemberian sanksi pada pelaku untuk kemaslahatan (kepentingan

umum). Hak manusia itu bisa dibuktikan dengan hukuman dari tindak pidana itu

dapat digugurkan oleh pihak yang dirugikan (keluarga).33

28 Al Qur’an dan Terjemahnya, hlm. 429.

29 Al-Baqarah (2): 178.

30 Sayyid Sabiq, Fikih Sunnah, alih bahasa oleh H. A. Ali, (Bandung: PT Al-Ma’arif,

1994), hlm. 90.

31 Ibid, hlm. 29.

32 KUHAP dan Penjelasannya, (Surabaya: Karyaanda, t.t), hlm. 8. 33 A. Hanafi, Asas-asas ….., hlm. 17.

Page 30: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

14

E. Metode Penelitian

Agar penelitian berjalan dengan baik dan memperoleh hasil yang dapat

dipertanggungjawabkan, maka penelitian ini memerlukan suatu metode tertentu.

Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai

berikut :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penyusunan skripsi ini adalah jenis

penelitian pustaka (library research), yaitu penelitian yang menggunakan fasilitas

pustaka seperti buku-buku hukum, buku-buku penganiayaan, kitab fiqih, jurnal

dan juga literatur yang relevan dengan pembahasan tentang penganiayaan yang

mengakibatkan kematian janin oleh suami terhadap istri perspektif hukum pidana

Islam.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini adalah bersifat deskriptif-analitik yaitu menguraikan sumber-

sumber yang diperoleh dan memberikan gambaran secara sistematis dan valid

mengenai penganiayaan yang mengakibatkan kematian janin oleh suami terhadap

istri perspektif hukum pidana Islam kemudian dikaji secara cermat yang kemudian

diambil suatu kesimpulan.

3. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penulisan skripsi ini melalui penelahan dan

pemahaman terhadap bahan-bahan pustaka yang sesuai dengan pokok bahsan,

sumber data primer lebih diutamakan, yaitu tulisan-tulisan hukum pidna Islam dan

karya-karya ilmiyah yang membicarakan dan menerangkan tentang penganiayaan

Page 31: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

15

yang mengakibatkan kematian janin oleh suami terhadap istri tersebut dan buku-

buku hukum pidana Islam pada umumnya.

4 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

normatif, yaitu dengan mengambil beberapa aturan atau ketentuan yang ada

mengenai penganiayaan maupun pembunuhan yang bersumber dari hukum pidana

Islam. Kemudian menjelaskan teks-teks yang memerlukan penjelasan, terutama

dalam hukum pidana Islam.

5. Analisa Data

Setelah data-data terkumpul maka data-data tersebut dianalisis dengan

menggunakan metode deduktif yaitu suatu analisa yang bertitik tolak dari data

yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Metode

ini penyusun mencoba menganalisa data untuk mengungkapkan ketentuan-

ketentuan hukum tentang penganiayaan juga tentang pembunuhan dalam hukum

pidana Islam, sehingga diperoleh kesimpulan-kesimpulan sebagai penyelesaian

dari sebagian persoalan yang terdapat dalam pokok permasalahan.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah memahami skripsi ini dibagi dalam lima bab. Bab

pertama terdiri dari tujuh sub bab, diawali dengan pendahuluan yang memuat

latar belakang pemunculan masalah yang diteliti, dalam hal ini masalah hak-hak

wali korban pembunuhan. Kedua, pokok masalah yang merupakan penegasan

terhadap apa yang terkandung dalam latar belakang masalah. Ketiga, tujuan dan

Page 32: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

16

kegunaan; tujuan adalah cita-cita yang akan dicapai dalam penelitian ini,

sedangkan kegunaan adalah manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian.

Keempat, telaah pustaka, berisi penelusuran terhadap literatur yang berkaitan

dengan objek penelitian untuk membuktikan bahwa masalah yang diteliti belum

ada yang membahas. Kelima, kerangka teoritik berisi acuan yang digunakan

dalam pembahasan dan pemecahan masalah. Keenam, metode penelitian yang

berisi tentang cara-cara yang digunakan dalam penelitian. Ketujuh, sistematika

pembahasan berisi struktur dan turunan yang akan dibahas dalam skripsi ini.

Pada bab kedua, penyusun mencoba memaparkan tentang tindak pidna

penganiayaan dalam ruang lingkup hukum pidana Islam. Dalam hal ini penyususn

menguraikan tentang asas-asa hukum pidana Islam, pengertian dan macam-

macam jarīmah.

Pada bab ketiga penyusun akan memaparkan bagaimana perhatian yang

diberikan oleh hukum pidana Islam dalam meminimalisir tindak pidana

penganiayaan terhadap ibu hamil yang berakhir dengan kematian janin. Dalam hal

ini penyusun hendak menjabarkan tentang sanksi pidana, relevansi dan

efektifitasnya hukum pidana Islam bila diterapkan di Indonesia.

Bab keempat, berisi tentang analisis terhadap hukum pidana Islam tentang

Kematian Janin yang disebabkan Penganiayaan Oleh Suami terhadap Istri. Bab ini

mencakup: Analisis dari segi tindak pidana dan segi pemidnaannya.

Bab kelima, yang terdiri dari dua sub bab. Pertama, kesimpulan yang

merupakan jawaban akhir dari pokok permasalahan yang ada. Kedua, saran-saran

Page 33: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

17

yang dirasa dapat menyumbang alternatif bagi solusi persoalan hukum pidana

Islam dan juga berisi saran bagi para pembaca.

Page 34: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada pembahasan pada bab-bab diatas, maka dapat di

tarik kesimpulan sebagaiberikut:

1. Tindak pidana penganiayaan dalam hukum pidana Islam merupakan

Jarīmah/jināyah terhadap jiwa dan dalam hukum pidana Islam delik penganiayaan

dapat dimasukkan kedalam kategori Jarīmah qis}has}, dikarekan hukum pidana

Islam tidak secara eksplisit menyebutkan bahwa delik penganiayaan yang

menyebabkan kematian janin oleh suami terhadap istri. Sehingga apa bila melihat

dari bentuk dan hukumannya sebagaimana telah di atur dalam Alqur’an dan As-

Sunnah demi kemaslahatan umat manusia dimuka bumi ini.

2. Penganiayaan yang disebabkan oleh suami terhadap istri yang

mengakibatkan matinya janin, seharusnya sanksi bagi pelakunya lebih berat,

dikarenakan melihat pada aspek tersebut dan bahaya yang ditimbulkannya juga lebih

besar, maka sanksinya harusnya lebih berat juga.

B. Saran-saran

Page 35: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

79

Dalam menetapkan suatu produk hukum hendaknya mempertimbangkan

kultur budaya atau kebiasaan yang berlaku dan mengakar di lingkungan masyarakat

sehingga dapat menghasilkan hukum yang bisa diterima oleh masyarakat tersebut,

1. Kepada pemerintah, perlu adanya suatu ijtihad yang benar dan berani dalam

menerima konsekuensi apabila Indonesia berdasarkan pada negara hukum

Islam.

2. Sebagai negara yang beradasarkan pada hukum, maka demi menjunjung tinggi

norma-norma hukum dan keadilan terutama pada hukum pidana Islam, perlu

adanya suatu aturan hukum yang jelas yang khusus mengatur tentang sanksi

bagi pelaku tindak pidanan penganiayaan terhadap ibu hamil yang

mengakibatkan matinya janin oleh suami terhadap istrinya.

Page 36: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

80

DAFTAR PUSTAKA

A. Al-Qur’an/Tafsir

Departemen Agama RI, Mushaf Al-Quran Terjemah, edisi 2002, Jakarta: Al-

Huda, 2005.

B. Hadis/Ulumul Hadis

Abu ‘Abdillah Muhammad ibn Ismai’il al-Bukhari, Saḥiḥ Bukhari, Beirut: Dār al-

Fikr, 1981.

Abu Dawud, Sunan Abi Dawud, kitab Diyat, Beirut: Dār al-Fikr, t.t.

_________, Sunan Abi Dawud, Beirut: Dār al-Fikr, 1998.

At-Turmuzi, al-Jami’ as- Saḥiḥ wa huwa Sunan at-Tirmizi, Beirut: Dār al-Fikr,

1988.

_________, al-Jami’ as- Saḥiḥ wa huwa Sunan at-Tirmizi, Beirut: Dār al-Fikr,

1988.

Ibn Abdus Samad at-Tamimi as-Samarqandi ad-Darami, Sunan ad-Darimi,

Beirut: Dār al-Fikr, t.t.

Jalaluddin An-Nasa’i, Sunan an-Nasa’i, Beirut: Dār al-Fikr, 1930.

C. Fikih/Usul Fikih

Abdurrahman al-Jaziri, Kitab al-Fiqh ‘ala al-Mażāhib al-Arba’ah, Beirut: Dār

al-Fikr, t.t..

Ali, Mohammad Daud, Asas-Asas Hukum Islam: Pengantar Ilmu Hukum dan

Tata Hukum Islam di Indonesia, Jakarta: Rajawali Press,1991.

Ali, Zainuddin, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika,2007.

Al-Mawardi, Abu Al-Hasan, Al-Ahkam As-Sulthaniyyah, cet. Ke-III, Mesir:

Musthafa Al-Baby Al-Halaby, 1975.

Page 37: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

81

Al-Syirazi, Abu Ishaq, Al-Muhażab, Mesir: al-Bab al-Halabi, t.t

Amir, Abd.Aziz, Al- Ta’zir fi al-Syari’ah, cet. Ke- IV, Mesir: Dar al-Fikr al-

Arabi, 1969.

Ansari, Nur Wahidah Hafz, Pidana Mati Menurut Islam, Surabaya: Al-Ihlas,

1981.

Asshidiqie, Jimly, Pembaharuan Hukum Pidanan Indonesia, cet. Ke-2,

Bandung: Angkasa,1996.

Audah, Abdul Qadir, At-Tasyrī’ Al-Islamy, Beirut: Dār Al-Kitab AL- ‘Arabi, t.t

Azhari, Muhammad Thahir, Negara Hukum; Study Tentang Prinsip-Prinsipnya

Dilihat Dari Segi Hukum Islam, Jakarta : Bulan Bintang, 1992.

Az-Zuhaili, Wahbah, al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, Beirut Lubnan: Dār al-

Fikr, 1409H/1989M.

Bakri, Asfri Jaya, Konsep Maqashid Syari’ah Menurut Asy-Syatibi, cet. ke-1,

Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.

Basyir, Ahamad Azhar, Pokok-Pokok Persoalan Hukum Islam, Jakarta:

Fakultas UII, 1984.

Djazuli, Ahmad, Fiqh Jināyah, Upaya Menanggulangi Kejahatan Dalam

Islam, set. Ke-2, Jakarta: Raja Grafindo persada, 1997.

Djubaedah, Neng, Perzinaan Dalam Peraturan Perundang-Undangan

Indonesia Di Tinjau Dari Hukum Islam, cet. Ke-1, Jakarta: Prenada

Media Group, 2010.

Doi, Abdurrahman I, hukum pidana menurut syari’at Islam, Jakarta: Rineka

Cipta, 1992.

Hamzah, Andi dan A. Sumangelipu, Pidana Mati di Indonesia, di Masa Lalu,

Kini, dan Depan, Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986.

Hanafi, Ahmad, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, cet. Ke-4, Jakarta: Bulan

Bintang, 1990.

Jalaluddin Abdurrahman ibn Abi Bakr as-Suyuti, Al-Asybah wa an-Nazair,

Beirut: Dari al-Fikr, t.t.

Khalāf, Abd Al-Wahhāb, Ilmu Ushul al-Fiqh, Mesir: Dār Al-Qalam, 1998.

Page 38: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

82

Marsum, Jināyat-Hukum Pidana Islam, Jogjakarta: FH. UII, 1984.

Mattalata, Andi, "Santunan Bagi Korban" Dalam J.E Sahetapy ( ed ).

Viktimologi Sebuah Bunga Rampai, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,

1987.

Mujib, Abdul, Kaidah-Kaidah Ilmu Fiqih (Al-Qowa’idul Fiqhiyyah), cet. Ke-8,

Jakarta: Kalam Mulia, 2008.

Munajat, Makhrus, Fikih Jinayah (Hukum Pidana Islam), cet. Ke-2,

Yogyakarta: Pesantren Nawesea Press 2010.

Mustafa Raib al-Baga, At-Tazhib fi Adillati Matn al-Ghayah wa at-Taqrib,

Surabaya: Bungkul Indah, 1978.

_______________, Dekonstruksi Hukum Pidana Islam, cet. Ke-1, Yogyakarta:

Logung, 2004.

Raoef, Abdoel, Al-Qur’an dan Ilmu Hukum, Jakarta: Bulan Bintang, t.t

Rasjid, Sulaiman, Fiqh Islam, cet. ke-18, Jakarta: Attahiriyah, 1981.

Sabiq, Sayyid, Fiqh Sunnah, alih bahasa oleh H.A. Ali, Bandung: PT Al-

Ma'arif, 1994.

Santoso, Topo, Membumikan Hukum Pidana Islam: Penegakan Syari’at dalam

Wacana dan Agenda, cet. ke-1, Jakarta: Gema Insani Press, 2003.

Simanjutak B, Sudjono D, Doktrin-doktrin Kriminologi, Bandung : Alumni,

1987.

Page 39: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 40: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

I

Lampiran I

TERJEMAHAN

No Halaman FN Terjemahan

BAB I

1 12 26 Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan

Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan)

yang benar. dan barangsiapa dibunuh secara zalim,

Maka Sesungguhnya kami Telah memberi kekuasaan

kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu

melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia

adalah orang yang mendapat pertolongan.

2 13 29 …Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan

dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan)

mengikuti dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang

diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi

ma'af dengan cara yang baik (pula)…

BAB II

3 19 5

Hai Daud, Sesungguhnya kami menjadikan kamu

khalifah (penguasa) di muka bumi, Maka berilah

Keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan

janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, Karena ia akan

menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya

orang-orang yang sesat darin jalan Allah akan mendapat

azab yang berat, Karena mereka melupakan hari

perhitungan.

4 19 6

Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah

(Allah), Maka Sesungguhnya dia berbuat itu untuk

(keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang

sesat Maka Sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian)

dirinya sendiri. dan seorang yang berdosa tidak dapat

memikul dosa orang lain, dan kami tidak akan

meng'azab sebelum kami mengutus seorang rasul.

5 20 7

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu

qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh;

orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan

hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa

yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya,

hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara

yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar

Page 41: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

II

(diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang

baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan

dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. barangsiapa yang

melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang

sangat pedih.

6 21 8

Katakanlah: "Perhatikanlah apa yaag ada di langit dan di

bumi. tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan

rasul-rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang

yang tidak beriman".

7 22 9 Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh

seorang mukmin (yang lain), kecuali Karena tersalah

(Tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang

mukmin Karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan

seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar

diat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh

itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh)

bersedekah. jika ia (si terbunuh) dari kaum (kafir) yang

ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu,

Maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang

diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh) serta

memerdekakan hamba sahaya yang beriman.

barangsiapa yang tidak memperolehnya, Maka

hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan

berturut-turut untuk penerimaan Taubat dari pada Allah.

dan adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha

Bijaksana.

8 23 10 Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah

(Allah), Maka Sesungguhnya dia berbuat itu untuk

(keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang

sesat Maka Sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian)

dirinya sendiri. dan seorang yang berdosa tidak dapat

memikul dosa orang lain, dan kami tidak akan

meng'azab sebelum kami mengutus seorang rasul.

9 23 11 Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang Telah

diperbuatnya.

10 26 16 Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku

lemah Lembut terhadap mereka. sekiranya kamu

bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka

menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu

ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka,

dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu.

Page 42: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

III

Kemudian apabila kamu Telah membulatkan tekad,

Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-

Nya.

11 26 17 Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi)

seruan Tuhannya dan mendirikan shalat, sedang urusan

mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka;

dan mereka menafkahkan sebagian dari rezki yang kami

berikan kepada mereka.

12 29 18 Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu

dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan

menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku

supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya

orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah

orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya

Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

13 29 19 Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang

yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi

Karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu

bapa dan kaum kerabatmu. jika ia[361] Kaya ataupun

miskin, Maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka

janganlah kamu mengikuti hawa nafsu Karena ingin

menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar

balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, Maka

Sesungguhnya Allah adalah Maha mengetahui segala

apa yang kamu kerjakan.

14 33 26 ….barangsiapa yang melepaskan (hak kisas) nya, Maka

melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa baginya…

15 33 27 Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu

qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh;

orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan

hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa

yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya,

hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara

yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar

(diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang

baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan

dari Tuhan kamu dan suatu rahmat. barangsiapa yang

melampaui batas sesudah itu, Maka baginya siksa yang

sangat pedih.

Page 43: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

IV

BAB III

16 50 7 …berlaku hukum qishaash. oleh sebab itu barangsiapa

yang menyerang kamu, Maka seranglah ia, seimbang

dengan serangannya terhadapmu…

17 50 8 Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang

serupa

18 54 25 Dan dalam qishaash itu ada (jaminan kelangsungan)

hidup bagimu, Hai orang-orang yang berakal, supaya

kamu bertakwa.

19 57 34 Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu

qishaash berkenaan dengan orang-orang yang dibunuh;

orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan

hamba, dan wanita dengan wanita. Maka barangsiapa

yang mendapat suatu pema'afan dari saudaranya,

hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara

yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar

(diat) kepada yang memberi ma'af dengan cara yang

baik (pula).

20 57 37 Maka barangsiapa yang mendapat suatu pema'afan dari

saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti

dengan cara yang baik, dan hendaklah (yang diberi

ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi ma'af

dengan cara yang baik (pula).

21 59 41 Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh

seorang mukmin (yang lain), kecuali Karena tersalah

(Tidak sengaja), dan barangsiapa membunuh seorang

mukmin Karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan

seorang hamba sahaya yang beriman serta membayar

diat[335] yang diserahkan kepada keluarganya (si

terbunuh itu),

BAB IV

22 71 13 Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan

amanat kepada yang berhak menerimanya, dan

(menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara

manusia supaya kamu menetapkan dengan adil.

Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-

baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha

Mendengar lagi Maha Melihat.

Page 44: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

I

Lampiran II

BIOGRAFI ULAMA/SARJANA

As-Sayyid Sābiq

Seorang ulama Mesir yang memiliki reputasi internasional di bidang fiqh

dan dakwah Islam, terutama melalui karyanya yang monumental yaitu Fiqh as-

Sunnah. Nama lengkapnya adalah as-Sayyid Sābiq at-Tihami, lahir di Istanha

Mesir pada tahun 1915 M dan meninggal dunia tahun 2000 M. Silsilahnya

bertemu dengan khalifah ke tiga ‘Usmān Ibn ‘Affān. Mayoritas penduduk Istanha

menganut mazhab Syafī’i termasuk keluarganya. Namun Sayyid Sābiq sendiri

menganut mazhab Hanafi di Universitas al-Azhar karena beasiswanya lebih besar

dibanding lainnya Walaupun demikian, beliau lebih suka membaca dan menelaah

mazhab lain. Sejak tahun 1974 beliau mendapat tugas di Universitas Umm al-

Qurra’ dan sempat mengajar di kedua universitas tersebut.

Kesibukannya dengan dunia fiqih melebihi apa yang pernah diperbuat

para ulama al-Azhar yang lainnya. Ia mulai menekuni dunia tulis menulis melalui

beberapa majalah yang eksis pada waktu itu., seperti majalah mingguan al-Ikhwan

al-Muslimun. Di majalah ini, ia menulis artikel ringkas mengenai Fiqih Thaharah.

Dalam penyajiannya beliau berpedoman pada buku-buku fiqih hadis yang menitik

beratkan pada masalah hukum seperti kitab Subulussalam karya ash-Shan’ani,

Syarah Bulughul Maram karya Ibu Hajar, Nailul Awthar karya asy-Syaukani dan

yang lainnya. Juz pertama dari kitab beliau yang terkenal Fiqih Sunnah diterbitkan

pada tahun 40-an di abad 20. Berkat buku Fiqih Sunnah tersbut beliau

memperoleh penghargaan King Faisal Prize dalam bidang kajian Islam. Ia

merupakan sebuah risalah dalam ukuran kecil dan hanya memuat fiqih thaharah.

Setelah itu Sayyid Sabiq terus menulis dan dalam waktu tertentu mengeluarkan

juz yang sama ukurannya dengan juz yang pertama sebagai kelanjutan dari buku

yang sebelumnya hingga akhirnya berhasil diterbitkan 14 juz. Kemudian dijilid

menjadi 3 juz besar. Beliau terus mengarang bukunya itu hingga mencapai selama

20 tahun seperti yang dituturkan salah seorang muridnya, Syaikh Yusuf al-

Qardhawi.

Imām Abū Hanīfah

Al-Imam Abū Hanīfah adalah al-Nu’man Ibn Sabit al-Taymi, dilahirkan

pada tahun 80 H/699 M di kuffah dan wafat pada tahun 150 H/767 M. Di

Baghdad. Kuffah merupakn tempat di besarkannya Abū Hanīfah dan tempat

kediaman kebanyakan fuqaha Islam. Pada tahun 32 H/52 M, Umar Ibn al-Khattab

mengutus Abdullah Ibn Mas’ud ke sana sebgai guru dan hakim. Ibn Mas’ud

adalah ahli hadist. Disana beliau menyebarkan ajaran Rasulullah dan mendirikan

perguruan tinggi. Dari perguruannya melahirkan faqih ra’yi (ulama fiqh yang

berscorak rasional), seperti syuraih, al-Qamah ibn Qays dan Masyriq. Generasi

berikutnya lahir pula Ibrahim an-Nakha’I yang dikenal pula sebagai faqih al-ra’yi

dan al-Syabi’ yang dikenal sebagai faqih al-asar. Dari pembauran tersebut lahir

ulama besar yang bernama Hammad ibn Abi Sulaiman. Kepada Hammad inilah

Page 45: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

II

Abū Hanīfah secara khusus belajar. Beliau belajar kepadanya selama delapan

belas tahun. Selain itu, Abū Hanīfah belajar empat kitab fiqih, yaitu;

a. Fiqih Umar yang berdasar pada maslahah;

b. Fiqih Ali yang berdasar pada haqiqat al-syara’;

c. Fiqih Ibn Mas’ud yang berdasar pada tajhrij; dan

d. Fiqh Ibnu Abbas yang dikenal sebagai turjumah al-Qur’an

Pada suatu waktu Abū Hanīfah ditanya oleh Khalifah Abu Ja’far al-

Mansur, tentang silsilah ilmu pengetahuan yang didapatinya. Abū Hanīfah

menjawab bahwa pengetahuan itu diambil dari Umar melalui ashab; dari Ali

melalui Ashab; dari Ibn Mas’ud melalui ashab. (Tarikh al-Baghdad, Juz XIV, hal.

334). Pada perkembangan selanjutnya Abū Hanīfah menjadi ulama besar dan

banyak pengikutnya sehingga menjadi salah satu madzhab fiqh Islam. Imām

Syafī’i pun mengakui kebesaran Imām Abū Hanīfah, ia menyatakan: “Di Bidang

Fiqh, manusia berpegang kepada Abū Hanīfah”.

Imām al-Bukhārī

Nama lengkapnya adalah Abū ‘Abdullah Muḥammad Ibn Muḥammad Ibn

Muḥammad al-Bukhārī. Lahir di kota Bukhara pada tanggal 15 Syawal 194 H.

Pada tahun 210 H, ia beserta ibu dan saudaranya menunaikan ibadah haji.

Selanjutnya ia tinggal di Hijaz untuk menuntut ilmu melalui para fuqaha dan ahli

hadis. Ia mukim di Madinah dan menyusun kitab al-Tārikh al-Kabīr. Pada masa

mudanya berhasil menghafal 70.000 hadis dengan seluruh sanadnya. Usahanya

untuk menjumpai para muhaddisin adalah dengan melawat ke Baghdad, Basrah,

Kuffah, Makkah, Syam, Hunas, Asyqalan, dan Mesir. Setelah usia lanjut ia pergi

ke Khurasan, sebuah kota kecil di Samarkand sampai wafatnya pada akhir bulan

Ramadhan tahun 356 H. karyanya yang sangat terkenal di dunia Islam adalah

kitab Ṣaḥīḥ al-Bukhārī.

Imām Asy-Syafī’i

Imām As-Syafī’i bernama lengkap Abu Abdullah Muhammad bin Idris

As-Syafī’i, beliau lahir di Gazzā, Palestina pada tahun 150 H/(767-820 M),

berasal dari keturunan bangsawan Qurays dan masih keluarga jauh Rasulullah

SAW. Dari ayahnya, garis keturunannya bertemu di Abdul Manaf (kakek ketiga

Rasulullah) dan dari ibunya merupakan cicit Ali bin Abi Thalib r.a. Semasa dalam

kandungan, kedua orang tuanya meninggalkan Mekkah menuju Palestina,

setibanya di Gazzā, ayahnya jatuh sakit dan kemudian berpulang kerahmatullah,

kemudian beliau di asuh dan di besarkan oleh ibunya dalam kondisi yang sangat

prihatin dan serba kekurangan, pada usia 2 (dua) tahun, ia bersama ibunya

kembali ke Mekkah, dan di Kota inilah Imām Syafī’i mendapat asuhan dari

ibunya dan keluarganya secara lebih intensif.

Saat beliau berusia 9 (sembilan) tahun, beliau menghafal seluruh ayat-

ayat Al-Qur’an dengan lancar bahkan beliau sempat 16 kali khatam Al-Qur’an.

Guru beliau banyak sekali di antaranya Imam Muslim bin Khālid Azzan seorang

ahli fiqh yang terkenal pada waktu itu, dan seorang mufti Makkah. Dalam waktu

yang bersamaan beliau belajar pula ilmu hadis kepada Syufyān Ibn ‘Uyainah,

seorang guru hadis di Makkah. Demikian pula beliau belajar ilmu hadis kepada

Page 46: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

III

Imām Mālik di Madīnah, setahun kemudian, Kitab Al-Muwatha’ karangan Imam

Malik yang berisikan 1720 hadist pilihan juga dihafalnya diluar kepala. Selain itu

beliau juga belajar fiqh Imam Abu Hanīfah melalui Muhammad al-Hasan al-

Syaibāni. Dengan demikian ia dapat dikatakan sebagai pelajar yang menguasai

dua corak pemikiran fiqh yang terdapat pada saat itu, yaitu corak rasional di Irak

dan corak asar di Hijāz. Oleh karena itu pola pemikiran Imām Syafī’i merupakan

sintesa antara kedua pola fiqh tersebut Dengan kecerdasannya yang membuat

dirinya dalam usia yang sangat muda (15 tahun) telah duduk di kursi mufti kota

Mekkah, namun demikian Imam Syafi’i belum merasa puas menuntut ilmu karena

semakin dalam beliau menekuni suatu ilmu, semakin banyak yang beliau belum

mengerti, sehingga tidak mengherankan bila guru Imam Syafi’i begitu banyak

jumlahnya sama dengan banyaknya para muridnya.

Imām Mālik

Imām Mālik dilahirkan di Zu al-Marwah, suatu desa yang terletak kira-kira

192 km dari sebelah selatan kota Madinah. Tanggal kelahiraannya tidak diketahui

secara pasti, berhubung ibu bapaknya bermukim di desa dan tidak mementingkan

tanggal dan tempat kelahiran anak-anaknya. Akan tetapi tahun kelahirannya dapat

diketahui yaitu pada tahun 93 H/711 M. menurut Yahya Ibn Bakir, salah seorang

murid Imām Mālik yang meriwayatkan al-muwatta’, Imām Mālik sendiri

menyatakan bahwa ia lahir pada tahun 90, 91, 94, 95, 96 dan 97 H, sedangkan

tahun wafatnya menurut pendapat yang masyhur adalah tahun 197 H/812 M. (al-

Qadi ‘Iyad, juz I, hal. 118-119).

Imām Mālik dibesarkan di kota Madinah pada saat itu kota ini merupakan

pusat kegiatan ilmu pengetahuan agama. Oleh sebab itu, di kota itulah beberapa

tokoh tabiin berada sertaa menerima ilmu pengetahuan agama dari para sahabat

Nabi. Di samping itu banyak pula tokoh ulama dari berbagai penjuru dunia datang

ke sana untuk menuntut ilmu sekalipun kegiatan pusat pemerintahan pada waktu

itu sudah pindah ke Baghdad, Syam, Syiria, namum kota Madinah tetap

merupakan pusat kegiatan ilmiah keagamaan yang memiliki daya tarik yang kuat.

Di tempat ini tradisi yang ditinggalkan Nabi telah mengakar demikian kuat dalam

kehidupan masyarakatnya, sejumlah ‘alīm ulama mencurahkan perhatiannya di

kota ini untuk mendalami pengetahuan agama dari kehidupan masyarakatnya.

Kitab al-Muwatta’ yang disusun Imām Mālik tidak terlepas dari kondisi ini. Imām

Mālik menghimpun hadist Nabi, pendapat para sahabat dan tabiin dari sumber-

sumber Madinah yang dalam banyak buku di sebut ‘Ilm al-Madinah dalam satu

buku.

Imām Muslim

Nama lengkap Imām Muslim adalah al-Imām Abū Husain Muslim Ibn al-

Ḥajjāj Ibn muslim al-Qusyairi. Lahir di Naisabur pada tahun 202 H/817 M. kitab

Ṣaḥīḥ Muslim sebagai sebuah karya terbesar beliau disusun dalam jangka waktu

tidak kurang dari 12 tahun. Imam Muslim wafat pada tahun 261 H.

ABDUL QADIR AUDAH

Page 47: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

IV

Beliau adalah alumnus Fakultas Hukum Universitas Kairo pada tahun

1930. Beliau pernah menjabat sebagai Dewan Perwakilan Rakyat Mesir dan

sebagai tangan kanan mursyid al-Am Ukhwanul Muslimin yang dipimpin oleh

Hasan al-Banna. Dalam sekup pemerintahan beliau pernah menjabat sebagai

hakim yang dicintai oleh rakyatnya sebab mempunyai prinsip mau mentaati

Undang-undang selama ia yakin bahwa Undang-undang tersebut tidak

bertentangan dengan syari’at Islam. Adapun karya beliau adalah at-Tasyri’ al-

Jinā’i al-Islamī (Hukum Pidana Islam) dan al-Islam wa Auda’una al-Qanūnỹ

(Islam dan Peraturan Perundang-undangan). Beliau wafat sebagai syuhada’ pada

sebuah drama tiang gantungan akibat tuduhan/fitnah yang dilontarkan oleh lawan

politknya pada tanggal 8 Desember 1945.

AHMAD HANAFI

Beliau adalah salah satu Dosen tetap Fakultas Syari’ah Institut Agama

Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, pada periode tahun 1960-an, dan pada

tahun 1963 beliau menjabat sebagai Ketua Jurusan Qodlo pada Fakultas syari’ah.

Karyanya yang berjudul Azas-azas Hukum Pidana Islam, menjadi salah satu

literatur penting dalam dalam studi Hukum Pidana Islam.

TOPO SANTOSO

Topo Santoso lahir di Wonogiri (Jawa Tengah) pada tanggal 5 Juli 1970.

Pendidikan Sarjana di tempuhnya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia

(1988-1992), Program Pasca Sarjana Ilmu Hukum UI (1997-1999), dan

pendidikan Doktor di Faculty of Law-University of Malaya (2001-). Selain

pendidikan formal, ia telah mengikuti beberapa pendidikan tambahan di Brisbane,

Australia (1994), Academy of American and International Law di Texas (1995),

dan Special course on Economic Law di Harvard Law School, AS (1996). Saat ini

ia menjadi dosen di Fakultas Hukum UI Depok. Saat ini ia juga menjadi Advisor

bidang Security and Justice Governance di Partnership for Governance Reform

(Kemitraan). Di samping itu ia juga masih menjabat sebagai Wakil Ketua

Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem). Penulis aktif mengisi

berbagai forum seminar, diskusi, pelatihan, serta kegiatan ilmiah lainnya. Ia aktif

menulis di berbagai media massa nasional dan menjadi narasumber bagi media

cetak dan elektronik. Hingga saat ini ia telah menulis 13 buku dan ratusan artikel.

Pada pemilu 2004, penulis menjadi salah seorang anggota Panitia Pengawas

Pemilu Pusat.

Page 48: PENGANIAYAAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN JANIN

V

CURICULUM VITAE

Nama : Amir Mahfud

Tempat, tanggal lahir : Wonosobo, 03 Oktober 1990

Alamat asal : Kliwonan, Karang Luhur, Kertek, Wonosobo, Jawa

Tengah

Alamat Yogyakarta : Suryodiningratan, MJ II/855 Mantrijeron, Yogyakarta

Nama orang tua

Nama ayah : Nur Mahfudin

Nama ibu : Hidayah

Saudara : Insia Agnes Widayani

Yunan Nafaisil Anwal Hasan

Yunun Nafaisil Anwal Husen

Pendidikan :

1. SDN 1 Karang Luhur Kertek, Wonosobo (1998-

2004)

2. MTs Ali Maksum Bantul, Yogyakarta (2004-

2006)

3. MA Ali Maksum Bantul, Yogyakarta (2007-

2009)

4. Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta (2009-

2014)