pengadilan tinggi medan file1. wilfred panjaitan, umur 60 tahun, jenis kelamin laki-laki,...
TRANSCRIPT
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 1 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
P U T U S A N NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara
perdata pada tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam
perkara gugatan antara:
1. Wilfred Panjaitan, Umur 60 Tahun, Jenis kelamin laki-laki,
Kewarganegaraan Indonesia, Agama Kristen,
Pekerjaan Wiraswasta, Alamat Bangka VIII No.36,
Rt.07/012, Jakarta Selatan, dalam hal ini memilih
domisili hukum dikantor kuasanya beralamat di
Jl.Pukat Mandala By Pass No.72, Medan, semula
disebut Penggugat I.
2. Osman Panjaitan, Umur 60 Tahun, Jenis kelamin laki-laki,
Kewarganegaraan Indonesia, Agama Kristen,
Pekerjaan Wiraswasta, Alamat Babakan
FakultasNo.34, Rt/Rw 004/004, Kelurahan Tegallega,
Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, dalam hal ini
memilih domisili hukum dikantor kuasanya beralamat di
Jl.Pukat/Mandala By Pass No.72, Medan, semula
disebut Penggugat II.
3. Bibel Panjaitan, Umur 45 Tahun, Jenis kelamin laki-laki, Kewarganegaraan
Indonesia, Agama Kristen, Pekerjaan Wiraswasta,
Alamat Jln.Hom-hom, Rt/Rw 006/003, Kelurahan
Wamena Kota, Kecamatan Wamena, Kabupaten
Jayawijaya, dalam hal ini memilih domisili hukum
dikantor kuasanya beralamat di Jl.Pukat Mandala By
Pass No.72, Medan, semula disebut Penggugat III.
Dalam hal ini Penggugat I s/d Penggugat III
memberikan kuasa kepada Humala Simangunsong,
S.H., M.Hum, Rivai Januarikson Nababan, S.H.,
Tolong Piter Panjaitan, S.H., Advokat pada Kantor
Lembaga Bantuan Hukum Keadilan dan Kebenaran,
yang berkedudukan di Jalan Pukat/Mandala By Pass
No.72, Medan, berdasarkan Surat kuasa khusus,
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 2 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
tanggal 24 Mei 2016, yang telah didaftarkan di
Kepantiteran Pengadilan Negeri Balige,
Nomor:135/SK/2016/PN.Blg, tanggal 28 Juni 2016,
selanjutnya disebut Pembanding semula Penggugat: I,
II dan III.
M E L A W A N:
1. Drs. Djungdjungan Panjaitan, bertempat tinggal di Jln.Cedana No.18,
Kelurahan Gondangdia, Kecamatan Menteng, Jakarta
Pusat. Dalam hal ini memberi kuasa kepada
Dra.Risma Situmorang, S.H., M.H., Christine
N.A.Souisa, S.H., Ida Yanti Situmorang, S.H., Riri Pitta
O.R.Panjaitan, S.H., Margaret Tacia Situmorang, S.H.,
Para Advokat dan Konsultan Hukum pada Kantor
Hukum Risma Situmorang & Partners, berkedudukan
di Jakarta, Jl.Antara No.45 A, Pasar Baru, Jakarta
Pusat 10710, berdasarkan Surat kuasa khusus,
tanggal 3 Agustus 2016, yang telah didaftarkan di
Kepantiteran Pengadilan Negeri Balige, Nomor
191/SK/2016/PN.Blg, tanggal 6 September 2016,
semula disebut Tergugat I, selanjutnya disebut
Terbanding I.
2. Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Toba Samosir, berkedudukan di Jln.
Somba Debata No.03, Balige. Dalam hal ini
memberikan kuasa kepada Daniel Sepdiares Sagala,
S.Sit., S.H., Kepala Seksi Sengketa Konflik dan
Perkara pada Kantor Pertanahan Kabupaten Toba
Samosir, Riduan P.Siahaan, A.Ptnh., M.Si., Kepala
Seksi Hak Tanah dan Pendaftarakn Tanah pada
Kantor Pertanahan Kabupaten Toba Samosir, Kader
Naibaho, Kepala Sub Seksi Peralihan Pembebanan
Hak dan PPAT pada Kantor Pertanahan Kabupaten
Toba Samosir, Eruandi Dorasi Samosir, A.Md,
berdasarkan Surat kuasa khusus Nomor:219/12-
12/IX/2016, tanggal 14 September 2016, semula
disebut Tergugat II, selanjutnya disebut Terbanding II.
Pengadilan Tinggi Tersebut
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 3 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
Telah membaca:
1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan Nomor 139/PDT/2017/
PT MDN tanggal 12 Mei 2017 tentang Penunjukan Majelis Hakim.
2. Berkas perkara dan surat-surat yang bersangkutan serta turunan resmi
putusan Pengadilan Negeri Balige Nomor 41/Pdt.G/2016/PN Blg tanggal
16 November 2016.
TENTANG DUDUK PERKARA
Menimbang, bahwa Penggugat I s/d III dengan surat gugatannya
tanggal 14 Juni 2016 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Balige pada tanggal 16 Juni 2016 dalam Register perkara Nomor
41/Pdt.G/2016/PN Blg, telah mengajukan gugatan sebagai berikut:
1. Bahwa Penggugat I adalah anak ke 5 (lima) dari 6 (enam) orang saudara
kandung, merupakan anak kandung dari ibunda bernama DR Thel
Manullang dan ayahanda Almarhum Raja Saidi Todotua Panjaitan gelar
Raja Sijorat IX.
2. Bahwa Penggugat II adalah anak ke 3 (tiga) dari 7 (tujuh) orang
bersaudara kandung, merupakan anak kandung dari ibunda bernama
Tianggur Aruan dan ayahanda Almarhum Albinus Panjaitan.
3. Bahwa Penggugat III adalah anak ke 3 (tiga) dari 7 (tujuh) orang
bersaudara kandung, merupakan anak kandung dari ibunda bernama
Maria Aruan dan ayahanda Tonggo Panjaitan.
4. Bahwa para Penggugat merupakan keturunan dari Radja Sidjorat Panjaitan
dari istrinya boru Sitorus yang Silsilah / Tarombo sebagaimana diuraikan
sebagai berikut:
4.1. Radja Sidjorat I bernama Paraliman Pandjaitan .
4.2. Radja Sidjorat II bernama Tahi Sumodung Pandjaitan .
4.3. Radja Sidjorat III bernama Puradja Pane Pandjaitan .
4.4. Radja Sidjorat IV bernama Somba Debata Pandjaitan .
4.5. Radja Sidjorat V bernama Pahutar Pandjaitan .
4.6. Radja Sidjorat VI bernama Simumbol umbol Pandjaitan .
4.7. Radja Sidjorat VII bernama Pun Sohalompoan Pandjaitan .
4.8. Radja Sidjorat VIII bernama Pun Tuaradja Pandjaitan .
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 4 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
4.9. Radja Sidjorat IX bernama Radja Saidi Todotua Pandjaitan .
5. Bahwa asal Radja Sidjorat I adalah dari Lumban Tor yang dahulu dikenal
dengan nama Sitorang, akan tetapi sejalan dengan berjalannya waktu
maka Radja Sidjorat mempunyai istri 4 (empat) orang, yang kemudian
keturunannya dikenal dengan sebutan dari keberadaan keempat istri
tersebut antara lain urutannya adalah sebagai berikut:
5.1. Isri pertama boru Sitorus bertempat tinggal di Lumban Tor mempunyai
anak 1 (satu) orang.
5.2. Istri kedua boru Butar-butar bertempat tinggal di Gompar Pu Gani
mempunyai anak 3 (tiga) orang.
5.3. Isri ketiga boru Siagian bertempat tinggal di Huta Namora mempunyai
anak 6 (enam) orang.
5.4. Istri keempat boru Hasibuan bertempat tinggal di Sitorang mempunyai
anak 2 (dua) orang.
6. Bahwa Radja Sidjorat I telah mewariskan tanah perkampungan atau huta
untuk masing-masing istri tersebut diatas dan kemudian huta/tanah
perkampungan masing-masing istri dimaksud diatas telah dikenal sebagai
asal-usul dari nenek moyang marga Panjaitan sedunia.
7. Bahwa para Penggugat yang berkebetulan adalah keturunan dari istri
pertama boru Sitorus maka secara otomatis mewarisi tanah perkampungan /
huta dari boru Sitorus yakni tanah perkampungan/huta Lumban Tor dan
tanah tersebut pada saat ini secara administrasi Pemerintahan Republik
Indonesia dikenal letaknya di Desa Natolu Tali, Kecamatan Silaen
Kabupaten Toba Samosir, seluas ± 12.000 M2 (lebih kurang dua belas
ribu meter persegi) dengan batas-batas sebagai berikut:
Utara sepanjang ± 108.3 M berbatas dengan Dusun Lumban Holbung
Desa Sitorang I.
Selatan sepanjang ± 119,32 M berbatas dengan Jln Desa Natolutali dan
Tanah Pauseang kepada Lubuk Simangunsong.
Timur sepanjang ± 127,6 M berbatas dengan Jln. Sibahaulu.
Barat sepanjang ± 71,6 M berbatas dengan tanah Makam Op. Parasi
Panjaitan dan Tanah yang diserahkan kepada Janggut ni Huting Panjaitan.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 5 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
8. Bahwa tanah tersebut adalah warisan secara turun temurun mulai dari
Radja Sidjorat I dengan istrinya boru Sitorus hingga kepada Radja Sidjorat
IX , yang kemudian sampai kepada ayah para Penggugat dan/atau kepada
para Penggugat secara bersama-sama.
9. Bahwa diatas tanah milik para Penggugat tersebut telah berdiri sejak dahulu
beberapa rumah Batak yang permanen dan yang bukan permanen (semi
permanen) dan hingga saat ini masih berdiri dan ditempati oleh keluarga
para Penggugat.
10. Bahwa dahulu kala kakek para Penggugat telah mengijinkan kakek
Tergugat I yang bernama Parasi karena Parasi tersebut adalah
Pembantu dari Radja Sidjorat V karena ketika itu Radja Sidjorat V
menemukan Parasi tersebut seorang diri tanpa ayah dan ibu nya ditengah
perjalanan dari Tanjung Balai ke Tapanuli tepatnya ke Lumban Tor
sehingga karena orangtua daripada Parasi tersebut tidak diketahui maka
Radja Sidjorat V telah membawanya ke Lumban Tor dan secara adat
Batak telah dimargakan (diberi marga) menjadi marga Panjaitan oleh Radja
Sidjorat V.
11. Bahwa setelah Parasi (nenek moyang Tergugat I) tersebut dimargakan /
diberi marga Panjaitan maka Radja Sidjorat V mengijinkan Parasi untuk
menempati sebahagian kecil tanah tersebut sebagai tempat tinggal
pembantunya dan hal tersebut telah berlangsung secara turun temurun
hingga kepada keturunannya termasuk kepada Tergugat I.
12. Bahwa seiring berjalannya waktu pada saat ini masih ada lagi sekitar 6
(enam) orang keturunan dari Parasi tersebut yang bertempat tinggal diatas
tanah terperkara yang ijin tinggalnya diperoleh berdasarkan pemberian dari
kakek mereka yang bernama Parasi tersebut sedangkan keturunan Parasi
yang lainnya yang sudah berhasil di perantauan telah melepaskan tanah
dan rumah yang dulunya ditempati sebagai tempat tinggal dalam artian
menyadari kalau nenek moyangnya hanyalah menempati saja sehingga
tidak mau mengakui apalagi mengambil yang bukan haknya. Adapun
keturunan Parasi dimaksud yang masih bertempat tinggal diatas tanah
terperkara adalah .
12.1. Oppu Si Ambosar (Masih hidup).
12.1.1. Garam Panjaitan (Masih hidup).
12.1.1.1. Ambosa Panjaitan (Masih hidup).
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 6 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
12.1.2. Juli Panjaitan (Masih hidup).
12.2. Hampung Yohanes Panjaitan (Almarhum).
12.2.1. Domician Panjaitan (Masih hidup).
12.2.1.1. Pulo Panjaitan (Masih hidup).
12.2.2. Drs. Djungjungan Panjaitan (Tergugat II).
12.3. Dago Si Dari Napitupulu.
12.4. Bahwa selain kepada Parasi tersebut diatas maka ada juga
diberikan Pauseang kepada Lubuk Simangunsong di sebelah
Selatan atau arah ke jalan Desa Natolutali.
12.5. Bahwa disebelah Barat dari tanah dimaksud atau didekat makam
Op. Parasi (makam nenek moyang Tergugat I) ada tanah yang
diserahkan oleh kakek para Penggugat kepada Janggut ni
Huting Panjaitan.
13. Bahwa istana atau rumah Parsaktian tempat tinggal Kakek para Penggugat
yang berdiri diatas tanah Lumban Tor tersebut pada jaman penjajahan
pernah di bumi hanguskan oleh Pemerintah Hindia Belanda namun Rumah
Parsaktian (istana Kakek para Penggugat) tersebut tidak bisa terbakar dan
menurut legenda rumah parsaktian tersebut tidak bisa terbakar adalah
karena kesaktian dari Kakek para Penggugat tersebut diatas.
14. Bahwa pada dasarnya para Penggugat tidak berkeberatan apabila
keturunan dari Parasi tersebut tetap bertempat tinggal diatas tanah Lumban
Tor sebatas hak menempati tempat tinggalnya tetapi tidak hak atas tanah
adat Radja Sidjorat, karena memang Parasi dulunya adalah Pembantu dari
Kakek para Penggugat yakni Radja Sidjorat V bahkan sudah dimargakan
(diberi marga Panjaitan) oleh Radja Sidjorat V karena Kakek Moyang para
Pengggugat yaitu Radja Sidjorat VIII adalah seorang Raja yang Sakti dan
berwibawa, sangat disegani oleh kawan dan lawan terutama Pemerintah
Hindia Belanda bahkan menjadi buronan Pemerintah Hindia Belanda karena
Kakek para Penggugat tersebut menolak untuk dijadikan sebagai antek-
antek Pemerintah Hindia Belanda, dalam artian kakek para Penggugat
tersebut lebih memilih berjuang bersama dengan Raja Sisingamangaraja XII
untuk berperang melawan Belanda.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 7 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
15. Bahwa diatas tanah makam Radja Sidjorat I s/d IX yang berada Lumban
Tor telah dibangun Tugu Radja Sidjorat I s/d IX dibangun persis di tepi
jalan umum Lumban Tor Natolutali.
16. Bahwa makam Parasi yang dulunya tidak diperbolehkan di Lumban Tor
dalam artian kuburan Parasi dulunya berada di pekuburan umum yang
dikenal dengan nama Partangisan namun keturunannya telah
memindahkannya atas persetujuan generasi penerus dari Radja Sidjorat,
sehingga makam dimaksud dapat dibangun dikaki bukit tanah Lumban Tor
persis berada didekat persawahan.
17. Bahwa sekitar tahun 1963 dan/atau tahun 1964 atau setidak-tidaknya
sebelum terjadi/meletus G.30 S PKI makam/tugu Parasi tersebut telah
selesai dibangun, namun ketika pesta peresmian tugu/makam dimaksud
dilaksanakan ternyata petir telah menyambar dan meretakkan tugu/makam
Parasi Radja Sidjorat sehingga dengan sendirinya nama Radja Sidjorat
tersebut menjadi retak/terpisah dari Parasi dan pada akhirnya diduga
keturunan Parasi yang berpesta meresmikan tugu tersebut sepakat untuk
tidak mencantumkan nama Radja Sidjorat pada tugu/makam mereka karena
memang pada dasarnya nenek moyang mereka hanya diberikan marga
Panjaitan atau istilah sekarang di margakan menjadi marga Panjaitan.
18. Bahwa Kakek para Penggugat yakni Raja Sijorat VIII yang bergelar Pun Tua
Raja adalah pejuang kemerdekaan R.I di daerah Sitorang dan
berkedudukan di Lumban Tor, hal ini jelas diketahui oleh masyarakat
Sitorang semasa Penjajahan Belanda, dimana pada masa itu Belanda telah
datang memeranginya di Sitorang Lumban Tor, hal ini dapat diketahui dan
dibaca didalam Buku yang berjudul “ KRIJGSVERRICHTINGEN IN TOBA
GEDURENDE DE MAANDE DE MAANDEN JULI, AUGUSTUS EN
SEPTEMBER 1883’ karangan D.DIETZ, KAPT.DER INFANTRIE,
Overgenomen Uit Indische militaire Tij’dschrift, Batavia 1885, G.Kolff & Co.
Halaman 44,46,48,52, dan 53.
19. Bahwa pada tanggal 1 Desember 2005 sebahagian dari tanah tersebut atas
permohonan dari Tergugat I maka Tergugat II telah menerbitkan sertifikat
atas nama Tergugat I yakni SHM No.9/Natolutali seluas 3.726 M2 (Tiga ribu
tujuh ratus dua puluh enam meter persegi) secara sembrono dan menyalah
gunakan jabatan, hak dan kewenangannya selaku Kepala Pertanahan
Kabupaten Toba Samosir, tanah inilah yang menjadi tanah
terperkara/sengketa.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 8 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
20. Bahwa alasan para Penggugat menyatakan Tergugat II telah secara
sembrono dan menyalah gunakan jabatan hak dan kewenangannya saat
menerbitkan sertipikat aquo dimaksud adalah karena orangtua Penggugat I
semasa hidupnya telah memohonkan hak terlebih dahulu atas tanah
terperkara bahkan pada tanggal 5 Desember 2002 orangtua Penggugat I
telah menyetor uang sebesar Rp 1.000.000,- (Satu juta rupiah) ke Kas
Negara dan uang tersebut sesuai petunjuk dari Tergugat II adalah biaya
resmi untuk pengukuran tanah di Lumban Tor yang didalamnya terdapat
tanah terperkara, namun Tergugat I telah membuat sanggahan dengan
menyampaikan/memberikan kepada Tergugat II bukti-bukti kepemilikan atas
tanah terperkara yakni Vonnis Pengadilan Pidana pada masa pemerintahan
Hindia Belanda, yang setelah diteliti terbukti/ternyata tidak ada kaitannya
dengan kepemilikan tanah terperkara.
21. Bahwa keberatan Tergugat I tersebut sepatutnya ditindak lanjuti dengan
Gugatan di Pengadilan dalam waktu yang ditentukan ketentuan perundang-
undangan (Vide PP 24/1997 tentang Pendaftaran Tanah, pasal 30 ayat 1.c).
22. Bahwa berdasarkan Azas Contradictoir Delimitatie maka Tergugat II telah
melakukan kesalahan dalam menerbitkan Sertifikat atas nama Tergugat I
Djunjungan Pandjaitan pada tahun 2005 dengan mengabaikan ketentuan
Pasal 18 ayat 4 PP 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, karena
Raja Saidi Todotua Panjaitan (Raja Sijorat IX) selaku generasi penerus dari
Raja Sijorat VIII yang dalam hal ini merupakan ayah kandung dari
Penggugat I adalah pemilik langsung tanah tersebut pada poin 7 diatas.
23. Bahwa selain daripada azas Contradictoir Delimitatie maka secara Adat
Batak keturunan dari Parasi yang merupakan nenek moyang dari Tergugat I
tidak boleh menyatakan diri sebagai keturunan dari Raja Sijorat Panjaitan,
dan keberadaan keturunannya yang bertempat tinggal di Lumban Tor
adalah sebagai pemakai/pemanfaat saja atau dengan kata lain hanya hak
pakai saja yang apabila tidak dipakai/tidak dimanfaatkan lagi maka secara
otomatis tanah tersebut kembali kepada pemilik asalnya yang dalam
konteks perkara ini kepada keturunan Raja Sijorat Panjaitan, sehingga
dengan demikian maka Tergugat I juga secara hukum Adat Batak tidak
boleh menyatakan tanah Lumban Tor sebagai miliknya apalagi
mensertifikatkannya.
24. Bahwa keberadaan dan sepak terjang nenek moyang Penggugat / Radja
Sidjorat dan nenek moyang Tergugat I / Parasi dapat disaksikan oleh
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 9 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
masyarakat luas/tua-tua adat marga Panjaitan di daerah Sitorang dan
sekitarnya, Medan, Jakarta dan sekitarnya dan seluruh keturunan Radja
Sidjorat Paraliman Panjaitan di Sumatera Utara, Jakarta dan seluruh
Indonesia sedang mengawal gugatan ini.
25. Bahwa terlepas dari benar atau tidak surat-surat produksi jaman Hindia
Belanda yang dijadikan sebagai alas hak atau petunjuk penerbitan sertifikat
dimaksud (karena belum pernah diuji keabsahannya) maka secara jelas
terang dan tegas dapat kami nyatakan bahwasanya surat-surat tersebut
sudah tidak berlaku lagi khususnya hak-hak asing yang diterbitkan pada
jaman penjajahan dalam bidang pertanahan/keagrariaan, karena
berdasarkan UU No.5 Tahun 1961 Tentang Pokok Pokok Agraria Jo
Peraturan Pelaksanaan UUPA No.5 Tahun 1960 hingga batas waktu 24
September 1980 Maka sepatutnya Tergugat I wajib hukumnya untuk
memberitahukan kepada Tergugat II perihal amanah dari PP No.24 Tahun
1997 Tentang Pendaftaran Tanah yang mengamanahkan apabila ada lebih
dari satu orang yang mengaku sebagai pemilik atas satu bidang tanah yang
dimohonkan hak (ada sengketa kepemilikan) maka Kepala Kantor
Pertanahan setempat wajib untuk menyampaikan agar para pihak tersebut
supaya menempuh upaya hukum berupa Gugatan Kepemilikan atas tanah
terperkara ke Pengadilan Negeri setempat untuk menentukan siapakah
sebenarnya pemilik yang sah.
26. Bahwa ternyata amanah dari UUPA No.5 Tahun 1961 Jo PP No.24 Tahun
1994 tersebut telah diabaikan oleh Tergugat II dengan menerbitkan SHM
untuk Tergugat I.
27. Bahwa penerbitan Sertifikat Hak Milik a quo oleh Tergugat II telah
melanggar ketentuan PP No.24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah
yang menyatakan ”Bahwa bilamana ada sengketa kepemilikan atas
sebidang tanah yang di mohonkan hak maka supaya terlebih dahulu
diupayakan perdamaian dan apabila tidak tercapai perdamaian diantara
pihak yang mengklaim sebagai milik nya maka barulah ditempuh gugatan
kepemilikan untuk menentukan siapakah pemilik sebenarnya yang berhak
atas tanah yang disengketakan itu.
28. Bahwa patut dan layak serta beralasan pada hukum apabila Pengadilan
menyatakan tanah Lumban Tor sebagaimana telah dipaparkan pada poin 8
diatas adalah milik Radja Sidjorat Panjaitan sedangkan Parasi Panjaitan
selaku nenek moyang Tergugat I yang dibawa oleh Radja Sidjorat V yang
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 10 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
kemudian dimargakan atau diberi marga oleh Radja Sidjorat V sama sekali
tidak berhak atas tanah terperkara karena hanya mempunyai hak pakai saja
yakni hak untuk bertempat tinggal di Lumban Tor maka dengan demikian
keturunan Parasi termasuk tetapi tidak terbatas pada Tergugat I patut
dinyatakan tidak berhak memilik tanah terperkara.
29. Bahwa perbuatan Tergugat II yang belum atau sama sekali tidak
mendasarkan penerbitan SHM No.9/Natolutali pada Putusan Pengadilan
Negeri tentang siapakah pemilik yang sah atas tanah terperkara adalah
perbuatan yang sembrono dan melanggar peraturan perundang-undangan
mengenai pertanahan maka secara hukum layak dan patut serta
beralasan apabila Pengadilan menyatakan SHM No.9/Natolutali tersebut
tidak mempunyai kekuatan hukum oleh karena itu Batal Demi Hukum.
30. Bahwa selanjutnya patut dan layak dimohonkan agar Pengadilan
memerintahkan Tergugat II untuk mencabut SHM No.9/Natolutali
tersebut.
31. Bahwa patut dan layak dimohonkan agar supaya Tergugat I dan Tergugat II
dihukum untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, Penggugat memohon agar
berkenan kiranya Yang Mulia Ketua Pengadilan Negeri Balige memanggil
pihak pihak yang ada hubungannya dengan perkara ini seraya memeriksa
dan mengadili serta memutuskan yang amar nya sebagai berikut:
1. Mengabulkan gugatan para Penggugat untuk seluruhnya.
2. Menyatakan tarombo atau silsilah Radja Sidjorat Pandjaitan sebagai berikut:
2.1. Radja Sidjorat I bernama Paraliman Pandjaitan.
2.2. Radja Sidjorat II bernama Tahi Sumodung Pandjaitan.
2.3. Radja Sidjorat III bernama Puradja Pane Pandjaitan.
2.4. Radja Sidjorat IV bernama Somba Debata Pandjaitan.
2.5. Radja Sidjorat V bernama Pahutar Pandjaitan.
2.6. Radja Sidjorat VI bernama Simumbol umbol Pandjaitan.
2.7. Radja Sidjorat VII bernama Pun Sohalompoan Pandjaitan .
2.8. Radja Sidjorat VIII bernama Pun Tuaradja Pandjaitan.
2.9. Radja Sidjorat IX bernama Raja Saidi Todotua Pandjaitan.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 11 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
3. Menyatakan para Penggugat sebagai keturunan Raja Sijorat I bernama
Paraliman Panjaitan dari istrinya boru Sitorus.
4. Menyatakan tanah perkampungan/huta Lumban Tor yang pada saat ini
secara administrasi Pemerintahan Republik Indonesia terletak di Desa
Natolu Tali, Kecamatan Silaen Kabupaten Toba Samosir, seluas ± 12.000
M2 (lebih kurang dua belas ribu meter persegi) dengan batas-batas sebagai
berikut:
Utara sepanjang ± 108,3 M berbatas dengan Dusun Lumban Holbung
Desa Sitorang I.
Selatan sepanjang ± 119,32 M berbatas dengan Jln Desa Natolutali dan
Tanah Pauseang kepada Lubuk Simangunsong.
Timur sepanjang ± 127,6 M berbatas dengan Jln. Sibahaulu.
Barat sepanjang ± 71,6 M berbatas dengan tanah Makam Op. Parasi
Panjaitan dan Tanah yang diserahkan kepada Janggut ni Huting
Panjaitan.
adalah milik sah dari Radja Sidjorat Pandjaitan bersama istrinya boru
Sitorus yang menjadi bagian warisan turun temurun kepada orang tua para
Penggugat hingga kepada para Penggugat .
5. Menyatakan batal atau tidak sah antara lain:
Sertipikat Hak Milik No.9 / Desa Natolutali Tanggal 1 Desember 2005, yang
terdaftar atas nama Drs. Djungdjungan Pandjaitan dengan Surat Ukur No.
14 / Natolutali / 2005 Tanggal 4 Juli 2005 Terletak di Desa Natolutali
Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara.
6. Mewajibkan Tergugat II untuk mencabut:
Sertipikat Hak Milik No.9 / Desa Natolutali Tanggal 1 Desember 2005, yang
terdaftar atas nama Drs. Djungdjungan Pandjaitan dengan Surat Ukur No.
14 / Natolutali / 2005 Tanggal 4 Juli 2005 Terletak di Desa Natolutali
Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara.
7. Membebankan Tergugat I dan Tergugat II secara tanggung renteng
untuk membayar segala biaya yang timbul dalam perkara ini.
Menimbang, bahwa terhadap gugatan Para Penggugat tersebut, Tergugat
I dan Tergugat II melalui Kuasanya masing-masing memberikan Jawaban pada
pokoknya sebagai berikut:
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 12 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
Menimbang bahwa Tergugat I telah mengajukan jawaban yang pada
pokoknya sebagai berikut:
1. Bahwa OBJEK GUGATAN PARA PENGGUGAT ADALAH MENGENAI
SUATU KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA (BESCHIKKING) DARI
PEJABAT TATA USAHA NEGARA (PEMBATALAN SERTIPIKAT HAK
MILIK ‘SHM’ NO. 9/NATOLUTALI ATAS NAMA TERGUGAT I) YANG
DITERBITKAN OLEH KEPALA KANTOR PERTANAHAN KAB. TOBA
SAMOSIR (TERGUGAT II) YANG MERUPAKAN KEWENANGAN/
YURIDIKSI DARI PENGADILAN TATA USAHA NEGARA ‘PTUN’, BUKAN
KEWENANGAN PENGADILAN UMUM:
1.1. Bahwa judul gugatan dalam register perkara No. 41/Pdt.G/2016/PN.BLG
sangat jelas dan nyata disebut oleh PARA PENGGUGAT adalah
Gugatan Kepemilikan dan Pembatalan SHM, dan yang menjadi Objek
Sengketa adalah Penerbitan SHM No. 9/Natolutali atas nama
TERGUGAT I seluas 3727 M2 dengan Surat Ukur No.
14/Natolutali/2005 tanggal 4 Juli 2005, terletak di Desa Natolutali
Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara,
sebagaimana disebutkan pada halaman 1 dan halaman 4 - 5 butir 19
Gugatan PARA PENGGUGAT yang menyebutkan sebagai berikut:
- Halaman 1:“Hal: Gugatan Kepemilikan dan Pembatalan SHM”.
- Halaman 4 -5 butir 19:
“Bahwa pada tanggal 1 Desember 2005 sebahagian dari tanah
tersebut atas permohonan dari Tergugat I maka Tergugat II telah
menerbitkan sertifikat atas nama Tergugat I yakni SHM No.
9/Natolutali seluas 3726 M2 (tiga ribu tujuh ratus dua puluh enam
meter persegi) secara sembrono dan menyalahgunakan jabatan,
hak dan kewenangannya selaku Kepala Pertanahan Kabupaten
Toba Samosir, tanah inilah yang menjadi tanah
terperkara/sengketa”.
1.2. Bahwa selanjutnya alasan-alasan yang diuraikan PARA
PENGGUGAT dalam gugatannya pada pokoknya adalah mengenai
penerbitan SHM No. 9/ Natolutali atas nama TERGUGAT I, yang
diterbitkan atas permohonan TERGUGAT I oleh TERGUGAT II
secara sembrono dan menyalahgunakan jabatan, hak dan
kewenangannya selaku Kepala Badan Pertanahan Toba Samosir
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 13 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
serta melanggar ketentuan Undang-Undang No. 5 Tahun 1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Jo Peraturan
Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah,
sebagaimana disebutkan pada halaman 5 dan 6 butir 20, 21, 22, 25,
26 dan 27 Gugatan PARA PENGGUGAT.
Adapun dalil-dalil gugatan PARA PENGGUGAT tersebut,
TERGUGAT I kutip sebagai berikut:
- Halaman 5 butir 20:
“Bahwa alasan Para Penggugat menyatakan Tergugat II telah
sembrono dan menyalahgunakan jabatan hak dan kewenangannya
saat menerbitkan sertipikat a quo dimaksud adalah karena
orangtua Penggugat I semasa hidupnya telah memohonkan hak
terlebih dahulu atas tanah terperkara bahkan pada tanggal 5
Desember 2002 orangtua Penggugat I telah menyetor uang
sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) ke Kas Negara dan uang
tersebut sesuai petunjuk dari Tergugat II adalah biaya resmi untuk
pengukuran tanah di Lumban Tor yang di dalamnya terdapat tanah
terperkara, namun Tergugat I telah membuat sanggahan dengan
menyampaikan/memberikan kepada Tergugat II bukti-bukti
kepemilikan atas tanah terperkara yakni Vonnis Pengadilan Pidana
pada masa pemerintahan Hindia Belanda”.
- Halaman 5 butir 21:
“Bahwa keberatan Tergugat I tersebut sepatutnya ditindaklanjuti
dengan Gugatan Pengadilan dalam waktu yang ditentukan
ketentuan perundang-undangan (vide PP 24/1997 tentang
Pendaftaran Tanah pasal 30 ayat 1.c)”.
- Halaman 5 butir 22:
“Bahwa berdasarkan Azas Contradictoir Delimitatie maka Tergugat
II telah melakukan kesalahan dalam menerbitkan Sertipikat atas
nama Tergugat I Djungjungan Pandjaitan pada tahun 2005 dengan
mengabaikan ketentuan Pasal 18 ayat 4 PP 24 Tahun 1997
tentang Pendaftaran Tanah”.
- Halaman 5 butir 25:
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 14 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
“Bahwa terlepas dari benar atau tidak surat-surat produksi jaman
Hindia Belanda yang dijadikan sebagai alasan hak atau petunjuk
penerbitan sertipikat dimaksud maka secara jelas terang dan tegas
dapat kami nyatakan bahwasanya surat-surat tersebut sudah tidak
berlaku lagi khususnya hak-hak asing yang diterbitkan pada jaman
penjajahan dalam bidang pertanahan/keagrariaan, karena
berdasarkan UU No. 5 Tahun 1960 tentang Pokok Pokok Agraria
Jo Peraturan Pelaksanaan UUPA No. 5 Tahun 1960 hingga batas
waktu 24 September 1980, maka sepatutnya Tergugat I wajib
hukumnya untuk memberitahukan kepada Tergugat II perihal
amanah dari PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
yang mengamanahkan apabila ada lebih dari satu orang yang
mengaku sebagai pemilik atas satu bidang tanah yang dimohonkan
hak (ada sengketa kepemilikan) maka Kepada Kantor Pertanahan
setempat wajib untuk menyampaikan agar para pihak tersebut
supaya menempuh upaya hukum berupa Gugatan Kepemilikan
atas tanah terperkara ke Pengadilan Negeri setempat untuk
menentukan siapakah sebenarnya pemilik yang sah”.
- Halaman 6 butir 26:
“Bahwa ternyata amanah dari UUPA No. 5 Tahun 1960 Jo PP No.
24 Tahun 1994 tersebut telah diabaikan oleh Tergugat II dengan
menerbitkan SHM untuk Tergugat I”.
- Halaman 6 butir 27:
“Bahwa penerbitan Sertipikat Hak Milik a quo oleh Tergugat II telah
melanggar ketentuan PP No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah yang menyatakan …..dst …..”.
2. Bahwa SUBJEK GUGATAN PARA PENGGUGAT ADALAH PEJABAT TATA
USAHA NEGARA YAITU KEPALA KANTOR PERTANAHAN KAB. TOBA
SAMOSIR YANG DIJADIKAN SEBAGAI TERGUGAT II DALAM GUGATAN
INI.
Bahwa Gugatan PARA PENGGUGAT ini diajukan kepada Drs.
Djungdjungan Panjaitan selaku TERGUGAT I karena TERGUGAT I adalah
pemilik/pemegang hak atas tanah yang tercantum SHM No. 9/Natolutali
seluas 3727 M2 dengan Surat Ukur No. 14/Natolutali/2005 tanggal 4 Juli
2005, dan kepada Kepala Kantor Pertanahan Kab. Toba Samosir selaku
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 15 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
TERGUGAT II karena TERGUGAT II didalilkan oleh PARA PENGGUGAT
telah menerbitkan SHM No. 9/Natolutali atas nama TERGUGAT I secara
sembrono dan menyalahgunakan jabatan, hak dan kewenangannya selaku
Kepala Badan Pertanahan Toba Samosir serta melanggar ketentuan
Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok
Agraria Jo Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran
Tanah.
3. Bahwa DALAM POSITA DAN PETITUM GUGATANNYA, PARA
PENGGUGAT MEMINTA PEMBATALAN TERHADAP SUATU
KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA (BESCHIKKING) YAITU SHM NO.
9/NATOLUTALI ATAS NAMA TERGUGAT I DENGAN SURAT UKUR NO.
14/NATOLUTALI/2005 TANGGAL 4 JULI 2005 YANG DITERBITKAN OLEH
BADAN/PEJABAT TATA USAHA NEGARA YAITU KEPALA KANTOR
PERTANAHAN KAB. TOBA SAMOSIR (TERGUGAT II).
Bahwa pada halaman 6 butir 29 dan 30 Posita Gugatan serta halaman 7
butir 5 dan 6 Petitum Gugatan, PARA PENGGUGAT meminta agar
Pengadilan Negeri Balige menyatakan SHM No. 9/Natolutali atas nama
TERGUGAT I tidak mempunyai kekuatan hukum oleh karena itu Batal Demi
Hukum dan kepada TERGUGAT II untuk mencabut SHM No. 9/ Natolutali
atas nama TERGUGAT I yang diterbitkan oleh TERGUGAT II tersebut
sebagaimana TERGUGAT I kutip sebagai berikut:
- Halaman 6 butir 29 Posita Gugatan:
“Bahwa perbuatan Tergugat II yang belum atau sama sekali tidak
mendasarkan penerbitan SHM No. 9/Natolutali pada Putusan Pengadilan
Negeri tentang siapakah pemilik yang sah atas tanah terperkara adalah
perbuatan yang sembrono dan melanggar peraturan perundang-
undangan mengenai pertanahan maka secara hukum layak dan patut
serta beralasan apabila Pengadilan menyatakan SHM No. 9/Natolutali
tersebut tidak mempunyai kekuatan hukum oleh karena itu Batal demi
Hukum”.
- Halaman 6 butir 30 Posita Gugatan:
“Bahwa selanjutnya patut dan layak dimohonkan agar Pengadilan
memerintahkan Tergugat II untuk mencabut SHM No. 9/Natolutali
tersebut”.
- Halaman 7 butir 5 Petitum Gugatan:
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 16 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
“Menyatakan batal atau tidak sah antara lain: Sertipikat Hak Milik No.
9/Desa Natolutali tanggal 1 Desember 2005 yang terdaftar atas nama Drs
Djundjungan Pandjaitan dengan Surat Ukur No. 14/Natolutali/2005
tanggal 4 Juli 2005 terletak di Desa Natolutali Kecamatan Silaen,
Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara”.
- Halaman 7 butir 6 Petitum Gugatan:
“Mewajibkan Tergugat II untuk mencabut: Sertipikat Hak Milik No. 9/Desa
Natolutali tanggal 1 Desember 2005 yang terdaftar atas nama Drs
Djundjungan Pandjaitan dengan Surat Ukur No. 14/Natolutali/2005
tanggal 4 Juli 2005 terletak di Desa Natolutali Kecamatan Silaen,
Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara”.
4. Bahwa SHM No. 9/Natolutali seluas 3727 M2 atas nama TERGUGAT I
dengan Surat Ukur No. 14/Natolutali/2005 tanggal 4 Juli 2005 yang
diterbitkan oleh TERGUGAT II (BUKTI TI-1) dan sekarang dimohonkan
untuk dibatalkan oleh PARA PENGGUGAT adalah jelas merupakan suatu
Keputusan Tata Usaha Negara yang bersifat Konkrit, Individual dan Final
serta merupakan suatu produk Tata Usaha Negara yang diterbitkan oleh
Badan/Pejabat Tata Usaha Negara sebagaimana dimaksud dalam
Ketentuan Pasal 1 ayat (9) Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara, karena:
- SHM No. 9/Natolutali seluas 3727 M2 atas nama TERGUGAT I dengan
Surat Ukur No. 14/Natolutali/2005 tanggal 4 Juli 2005 bersifat KONKRIT
karena berbentuk Penetapan Tertulis yang dikeluarkan oleh Kepala
Kantor Pertanahan Kabupaten Toba Samosir (TERGUGAT II) selaku
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan Hukum Tata
Usaha Negara berupa pengakuan Hak atas Tanah milik Adat, dan
kemudian selanjutnya menerbitkan Seripikat Hak Milik berdasarkan
Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku yaitu dilandasi dengan
Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah
serta aturan lainnya yang terkait.
- SHM No. 9/Natolutali seluas 3727 M2 atas nama TERGUGAT I dengan
Surat Ukur No. 14/Natolutali/2005 tanggal 4 Juli 2005 adalah INDIVIDUAL
dalam arti Keputusan Tata Usaha Negara tersebut tidak ditujukan untuk
umum akan tetapi tertentu baik alamat maupun hal yang dituju yaitu
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 17 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
ditujukan ke nama TERGUGAT I sebagai individu yang terdaftar dalam
Sertipikat Hak Milik tersebut.
- SHM No. 9/Natolutali seluas 3727 M2 atas nama TERGUGAT I dengan
Surat Ukur No. 14/Natolutali/2005 tanggal 4 Juli 2005 bersifat FINAL
dalam arti sudah definitif dan karenanya dapat menimbulkan akibat
hukum dan Keputusan Objek Sengketa a quo tidak memerlukan
persetujuan dari instansi atasan atau instansi lain.
5. Bahwa terhadap suatu Penetapan Tertulis yang dikeluarkan oleh Badan
atau Pejabat Tata Usaha Negara, apabila timbul suatu sengketa, maka
gugatan yang berisi tuntutan terhadap Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara yang mengeluarkan penetapan tertulis tersebut, diajukan untuk
mendapat putusan melalui Pengadilan Tata Usaha Negara dan diputuskan
oleh Hakim pada Pengadilan Tata Usaha Negara dan/atau Hakim pada
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, dan yang menjadi dasar dan
pedoman untuk menguji secara Yuridis kewenangan Peradilan Tata Usaha
Negara dalam suatu sengketa adalah berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka
(1), (9), (10), (11) dan (12) Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara Jo Pasal 47 Undang-Undang No. 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang mengatur sebagai berikut:
- Pasal 1 angka (1) Pengadilan adalah Pengadilan Tata Usaha Negara dan
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara di lingkungan Peradilan Tata
Usaha Negara.
- Pasal 1 angka (9) Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu
Penetapan Tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata
Usaha Negara yang berisi tindakan Hukum Tata Usaha Negara yang
berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku, yang bersifat
Konkrit, Individual dan Final, yang menimbulkan akibat hukum bagi
seseorang atau badan hukum perdata.
- Pasal 1 angka (10) Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang
timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum
perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di pusat
maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha
Negara, termasuk sengketa kepegawaian yang berlaku.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 18 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
- Pasal 1 angka (11) Gugatan adalah permohonan yang berisi tuntutan
terhadap badan atau pejabat tata usaha negara dan diajukan ke
pengadilan untuk mendapatkan putusan.
- Pasal 1 angka (12) Tergugat adalah Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara yang mengeluarkan keputusan berdasarkan wewenang yang ada
padanya atau yang dilimpahkan kepadanya yang digugat oleh orang atau
badan hukum perdata.
- Pasal 47 Pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan
menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara.
6. Bahwa dengan demikian sangatlah jelas tuntutan PARA PENGGUGAT
dalam perkara ini adalah terhadap suatu Keputusan Tata Usaha Negara
yaitu pembatalan suatu Keputusan Tata Usaha Negara (ic SHM No.
9/Natolutali seluas 3727 M2 atas nama TERGUGAT I dengan Surat Ukur
No. 14/Natolutali/2005 tanggal 4 Juli 2005) yang diterbitkan oleh
TERGUGAT II selaku Badan/Pejabat Tata Usaha Negara (ic Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Toba Samosir) yang secara absolut merupakan
kewenangan mutlak dari Pengadilan Tata Usaha Negara, dan bukan
kewenangan Pengadilan Umum (ic Pengadilan Negeri Balige) sebagaimana
ditentukan oleh Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata
Usaha Negara Jo Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan
atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Jo Undang-Undang No. 51 Tahun
2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986.
Hal inipun sesuai dan sejalan dengan Yurisprudensi Mahkamah Agung RI
mengenai Pembatalan Sertipikat Hak atas Tanah yang diajukan di
Pengadilan Negeri antara lain:
- Yurisprudensi MARI No. 1198 K/Sip/1973 tanggal 6 Januari 1976 “Karena
pengeluaran sertifikat itu semata-mata wewenang administrasi dan bukan
wewenang Pengadilan sehingga pembatalannya juga wewenang
administrasi, bukan Pengadilan”. dan
- Yurisprudensi MARI No. 321 K/Sip/1978 tanggal 31 Januari
1981 “Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk membatalkan surat hak
milik yang dikeluarkan oleh instansi lain”.
7. Bahwa terhadap penerbitan SHM No. 9/Natolutali seluas 3727 M2 atas
nama TERGUGAT I dengan Surat Ukur No. 14/Natolutali/2005 tanggal 4 Juli
2005 telah diuji di Pengadilan Tata Usaha Negara pada tahun 2013 sampai
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 19 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
dengan tingkat Peninjauan Kembali di Mahkamah Agung RI tahun 2015 dan
telah mempunyai keputusan berkekuatan hukum tetap (Inkracht van
Gewijsde) dalam perkara yang diajukan oleh PENGGUGAT I (Ir Wilfred
Panjaitan) bersama-sama dengan P. Panjaitan, Baktiar Panjaitan dan
Hendrik H. Panjaitan, selaku Para Penggugat melawan TERGUGAT II
selaku Tergugat dan TERGUGAT I selaku Tergugat II Intervensi, yaitu
Putusan Mahkamah Agung RI No. 97 PK/TUN/2015 tanggal 8 Desember
2015 (BUKTI TI-2) dengan amar putusannya yang berbunyi sebagai berikut:
MENGADILI:
- Mengabulkan Permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon
Peninjauan Kembali I KEPALA KANTOR PERTANAHAN
KABUPATEN TOBA SAMOSIR dan Pemohon Peninjauan Kembali
II DRS DJUNGDJUNGAN PANJAITAN tersebut.
- Membatalkan Putusan Mahkamah Agung Nomor 37 K/TUN/2014
tanggal 27 Februari 2014.
MENGADILI KEMBALI:
- Menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya.
- Menghukum Para Termohon Peninjauan Kembali untuk membayar
biaya perkara dalam semua tingkat pengadilan dan dalam
pemeriksaan Peninjauan Kembali ini ditetapkan sebesar Rp
2.500.000,- (dua juta lima ratus ribu rupiah).
8. Bahwa dengan adanya Putusan Peradilan Tata Usaha Negara yang telah
berkekuatan hukum tetap (Inkracht van Gewijsde) tersebut membuktikan
bahwa PENGGUGAT I maupun PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III tidak
mempunyai kepentingan/tidak mempunyai kapasitas untuk membatalkan
Sertipikat Hak Milik No. 9/Natolutali tertanggal 1 Desember 2005 atas nama
Djundjungan Pandjaitan (TERGUGAT I) atas tanah milik TERGUGAT I,
yang diterbitkan oleh TERGUGAT II, dengan Surat Ukur tanggal 4 Juli 2005
No. 04/ Natolutali/2005, NIB 02.19.21.30.00004, seluas 3726 M2, terletak di
Desa/Kelurahan Natolu Tali, Kecamatan Silaen, Kabupaten/Kotamadya
Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara, atau setempat dikenal dengan
nama Kampung Lumban Tor.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 20 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
9. Bahwa oleh karena TERGUGAT I mengajukan Eksepsi Kompetensi Abdolut,
maka sesuai dengan ketentuan Pasal 134 HIR/Pasal 160 Rbg yang
berbunyi:
‘Jika perselisihan itu suatu perkara yang tidak masuk kekuasaan Pengadilan
Negeri, maka pada setiap waktu dalam pemeriksaan perkara itu dapat
diminta supaya Hakim menyatakan dirinya tidak berkuasa, dan Hakimpun
wajib pula mengakuinya karena jabatannya’.
dan ketentuan Pasal 136 HIR/Pasal 162 Rbg yang berbunyi:
‘Eksepsi (tangkisan) yang dikemukakan oleh si Tergugat, kecuali tentang hal
hakim tidak berwenang, tidak boleh dikemukakan dan ditimbang sendiri-
sendiri, melainkan harus dibicarakan dan diputuskan bersama-sama dengan
pokok perkara‘.
serta ketentuan dalam Buku Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis
Peradilan Perdata Umum dan Perdata Khusus, Buku II, Edisi 2007,
Terbitan Mahkamah Agung 2008, Halaman 52 bagian E tentang Wewenang
Absolut Butir 2 dan 3, yang menyatakan:
- Butir 2 Eksepsi mengenai Kekuasaan Absolut dapat diajukan setiap
waktu selama proses pemeriksaan berlangsung.
- Butir 3 Hakim karena jabatan harus menyatakan dirinya tidak berwenang
untuk memeriksa perkara yang bersangkutan, meskipun tidak ada
Eksepsi dari Tergugat, dalam hal ini dapat dilakukan pada semua
taraf pemeriksaan termasuk dalam taraf banding dan kasasi.
maka dengan demikian Eksepsi TERGUGAT I harus diputus (Putusan
Sela) terlebih dahulu oleh Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini
sebelum memeriksa dan mengadili pokok perkaranya, dengan
menyatakan Pengadilan Negeri Balige tidak berwenang mengadili
perkara No. 41/ PDT.G/2016/PN.BLG dan menyatakan Gugatan
PENGGUGAT I, PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III tidak dapat
diterima.
10. Bahwa apabila Majelis Hakim berpendapat lain terhadap Eksepsi
Kompetensi Absolut yang diajukan oleh TERGUGAT I, maka berdasarkan
ketentuan Pasal 134 HIR/Pasal 160 Rbg Jo Pasal 136 HIR/Pasal 162 Rbg,
TERGUGAT I mereserveer hak TERGUGAT I untuk mengajukan eksepsi
lainnya ataupun jawaban yang menyangkut pokok perkara setelah Majelis
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 21 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
Hakim memeriksa dan memutus Eksepsi Kompetensi Absolut TERGUGAT
I ini.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dengan ini TERGUGAT I mohon
kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk memutuskan terlebih
dahulu sebagai berikut:
1. Menerima dan mengabulkan Eksepsi Kompetensi Absolut TERGUGAT I
untuk seluruhnya.
2. Menyatakan Pengadilan Negeri Balige tidak berwenang mengadili perkara
No. 41/ PDT.G/2016/PN.BLG.
3. Menyatakan Gugatan PENGGUGAT I, PENGGUGAT II dan PENGGUGAT
III tidak dapat diterima untuk seluruhnya.
4. Menghukum PENGGUGAT I, PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III untuk
membayar biaya perkara ini.
Menimbang bahwa Tergugat II telah mengajukan jawaban yang pada
pokoknya sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI
A. Mengenai Kompetensi Absolut (Absolute Competentie)
Bahwa jika mencermati dengan teliti dalil-dalil gugatan para penggugat
dalam surat gugatannya mulai dari halaman 4 poin 19 hingga pada
halaman 6 poin 31, jelas para penggugat mempermasalahkan sertifikasi
bidang tanah dengan Sertipikat Hak Milik No. 9/Natolutali. Karena menurut
para penggugat penerbitan kedua sertipikat dimaksud tidak sesuai dengan
prosedur yang berlaku sebagaimana diamanatkan dalam UUPA Nomor 5
Tahun 1960 jo. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah.
Bahwa kemudian dalam petitum gugatannya halaman 7 angka 5, para
Penggugat juga menyatakan sebagai berikut:
“5. Menyatakan batal atau tidak sah antara lain:
Sertipikat Hak Milik No.9/Desa Natolutali tanggal 1 Desember 2005,
yang terdaftar atas nama Drs. Djungdjungan Pandjaitan dengan Surat
Ukur No. 14/Natolutali/2005 tanggal 4 Juli 2005, terletak di Desa
Natolutali, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi
Sumatera Utara”
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 22 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
Bahwa dari hal-hal tersebut di atas, yang dipermasalahkan oleh Para
Penggugat adalah perihal sah atau tidaknya atau sesuai atau tidaknya
prosedur penerbitan kedua sertipikat dimaksud dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Sehingga Tergugat II berpendapat
bahwa Pengadilan Negeri Balige tidak berwenang mengadili perkara ini
dan sudah seharusnya para Penggugat mengajukan perkara ini pada
Peradilan Tata Usaha Negara. Untuk itu beralasan hukum kiranya mohon
Majelis Hakim aquo berkenan menyatakan gugatan Para Penggugat tidak
dapat diterima (Niet Onvankelijke Verklaard).
B. Tentang Gugatan Para Penggugat Salah Pihak
Bahwa para Penggugat dalam hal ini telah salah dan keliru dalam
mengajukan gugatan terhadap Tergugat II, sebab Tergugat II tidak
mempunyai hubungan hukum dengan para Penggugat, Tergugat I maupun
objek perkara, akan tetapi Tergugat II adalah pejabat yang membuat
segala kelengkapan adminstrasi dalam proses penerbitan sebuah
Keputusan Tata Usaha Negara dan untuk menguji adanya suatu perbuatan
melawan hukum pada proses pembuatan Keputusan Tata Usaha Negara
hanya dapat dilakukan di Peradilan Tata Usaha Negara.
Bahwa dengan demikian jelaslah Tergugat II tidak dapat diajukan sebagai
pihak Tergugat di dalam gugatan para Penggugat. Hal ini dipertegas lagi
melalui Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 130.K/Sip/1970 tanggal 12
September 1970, yang berbunyi:
“Karena penarikan orang ketiga yang bukan pihak ke dalam perkara
adalah bertentangan dengan hukum acara yang berlaku, maka semua
perbuatan/putusan Hakim mengenai pihak ketiga ini harus ditolak.”
II. DALAM POKOK PERKARA
1. Bahwa Tergugat II dengan tegas membantah dalil-dalil gugatan
Penggugat terkecuali terhadap hal-hal yang diakui secara tegas di
dalam jawaban ini.
2. Bahwa segala sesuatu yang dikemukakan dalam eksepsi di atas,
secara mutatis mutandis mohon dianggap sebagai bagian dari pokok
perkara ini, oleh karenanya tidak perlu diulangi lagi.
3. Bahwa Tergugat II tidak tidak akan membahas secara terperinci
mengenai prosedur penerbitan Sertipikat Hak Milik No.9/Natolutali,
dikarenakan gugatan Para Penguggat merupakan gugatan perdata,
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 23 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
sehingga yang akan dibahas oleh Tergugat II hanya secara garis
besarnya saja dan menitikberatkan kepada alas hak yang menjadi
dasar Tergugat I untuk memohonkan penerbitan sertipikat hak atas
tanahnya.
4. Bahwa penerbitan Sertipikat Hak Milik No.9/Natolutali tersebut
mengacu pada pasal 5 Undang Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria disebutkan:
“Hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang angkasa ialah
hukum adat, sepanjang tidak bertentangan dengan kepentingan
nasional dan Negara, yang berdasarkan atas persatuan bangsa,
dengan sosialisme Indonesia serta dengan peraturan-peraturan yang
tercantum dalam Undang-undang ini dan dengan peraturan
perundangan lainnya, segala sesuatu dengan mengindahkan unsur-
unsur yang bersandar pada hukum agama”.
5. Bahwa perlu kiranya dijelaskan, Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah adalah ketentuan yang
menjadi pedoman Tergugat dalam rangka melaksanakan kegiatan
pendaftaran tanah baik secara sporadik maupun sistematik.
6. Bahwa menurut ketentuan Pasal 1 angka 1 Peraturan Pemerintah
Nomor 24 Tahun 1997, defenisi pendaftaran tanah adalah sebagai
berikut:
”1. Pendaftaran tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
Pemerintah secara terus menerus, berkesinambungan dan teratur,
meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian
serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis, dalam bentuk peta
dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan-satuan
rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi
bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan hak milik atas
satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya.”
7. Bahwa pada Bagian Ketiga Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun
1997, untuk keperluan pendaftaran tanah dilakukan klasifikasi
pembuktian hak atas tanah yang dibagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu
pembuktian hak baru dan pembuktian hak lama.
8. Bahwa pembuktian hak lama diatur oleh ketentuan Paragraf 2 dimulai
dari Pasal 24 sampai dengan Pasal 28. Menurut ketentuan Pasal 24,
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 24 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
pembuktian hak lama untuk keperluan pendaftaran tanah adalah tanah
yang berasal dari konversi hak lama yang bunyi lengkapnya adalah
sebagai berikut:
”Pasal 24
(1) Untuk keperluan pendaftaran hak, hak atas tanah yang berasal dari
konversi hak-hak lama dibuktikan dengan alat-alat bukti mengenai
adanya hak tersebut berupa bukti-bukti tertulis, keterangan saksi
dan atau pernyataan yang bersangkutan yang kadar kebenarannya
oleh Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik
atau oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah
secara sporadik, dianggap cukup untuk mendaftar hak, pemegang
hak dan hak-hak pihak lain yang membebaninya.
(2) Dalam hal tidak atau tidak lagi tersedia secara lengkap alat-alat
pembuktian sebagaimanadimaksud pada ayat (1), pembukuan hak
dapat dilakukan berdasarkan kenyataan penguasaan fisik bidang
tanah yang bersangkutan selama 20 (dua puluh) tahun atau lebih
secara berturut-turut oleh pemohon pendaftaran dan pendahulu-
pendahulunya, dengan syarat:
a. penguasaan tersebut dilakukan dengan itikad baik dan secara
terbuka oleh yang bersangkutan sebagai yang berhak atas
tanah, serta diperkuat oleh kesaksian orang yang dapat
dipercaya.
b. penguasaan tersebut baik sebelum maupun selama
pengumuman sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 tidak
dipermasalahkan oleh masyarakat hukum adat atau
desa/kelurahan yang bersangkutan ataupun pihak lainnya.”.
9. Bahwa Tergugat II telah menerbitkan Sertipikat Hak Milik
No.9/Natolutali pada tanggal 1 Desember 2005, atas tanah seluas
3.726 m2 (tiga ribu tujuh ratus dua puluh enam meter persegi), yang
terletak di Desa Natolutali, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba
Samosir, terdaftar atas nama Tergugat I.
10. Bahwa adapun yang menjadi dasar penerbitan Sertipikat Hak Milik No.
9/Natolutali adalah alas hak dari Tergugat I yang berupa Surat
Pernyataan Penguasaan Fisik Bidang Tanah (Sporadik) tanggal 31
Maret 2005, yang diperbuat dibawah tangan, disaksikan oleh 2 (orang)
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 25 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
saksi, yaitu Paian Pandjaitan dan Djongguk Pandjaitan dan T. Sibarani,
selaku Kepala Desa Natolutali, Kecamatan Silaen.
11. Bahwa selain berdasarkan surat tersebut di atas, Tergugat I
memohonkan hak atas tanahnya ke Kantor Pertanahan Kabupaten
Toba Samosir dengan melampirkan Surat Pernyataan Pemilikan
tanggal 1 Maret 2015 sebagai alas haknya. Surat Pernyataan
Pemilikan tersebut juga disaksikan oleh 2 (dua) orang saksi, yaitu DR.
Frederik Pandjaitan dan Djongguk Pandjaitan dan diketahui oleh T.
Sibarani, selaku Kepala Desa Natoulutali, Kecamatan Silaen. Hal ini
menguatkan posisi dari Tergugat I sebagai pemilik sah atas tanah
tersebut, dikarenakan Kepala Desa Natolutali sebagai pihak yang
paling mengetahui kepemilikan bidang-bidang tanah yang berada di
dalam wilayah kepemimpinannya telah membenarkan pernyataan
Tergugat I tersebut sebagai pemilik atas bidang-bidang tanah tersebut.
12. Bahwa kemudian Tergugat I juga turut melampirkan Surat Pernyataan
Penunjukan Tanda Batas dan dalam surat tersebut diterangkan bahwa
Tergugat I telah menguasai tanah aquo dengan batas-batas sebagai
berikut:
- Sebelah Utara : Siang Pandjaitan
- Sebelah Timur : Jalan Umum
- Sebelah Selatan : Jalan Umum
- Sebelah Barat : Halaman kampung
13. Bahwa berdasarkan surat-surat tersebut di atas, Tergugat I memohon
haknya kepada Kantor Pertanahan Kabupaten Toba Samosir dan
kemudian bidang tanah aquo diukur oleh petugas ukur Kantor
Pertanahan Kabupaten Toba Samosir dan kemudian atas dasar
pengukuran bidang tanah tersebut diterbitkan Peta Bidang Tanahnya.
14. Bahwa selanjutnya Panitia Penelitian Data Yuiridis dan Penetapan
Batas Atas Bidang Tanah mengumpulkan data-data yang terkait
dengan bidang tanah tersebut dan menuangkannya dalam Risalah
Penelitian Data Yuiridis dan Penetapan Batas.
15. Bahwa selanjutnya dilanjutkan dengan proses penguman fisik dan
yuridis bidang tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Toba Samosir
dan di Desa Natolutali, Kecamatan Silaen, Kabupaten Toba Samosir
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 26 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
dan setelah jangka waktu yang telah ditentukan yaitu selama 60 (enam
puluh) hari tidak ada sanggahan dari pihak lain, maka dibuatkan Berita
Acara Pengesahan Pengumuman Data Fisik dan Data Yuiridis atas
bidang tanah aquo.
16. Bahwa selanjutnya atas dasar hasil Berita Acara Pengesahan
Pengumuman Data Fisik dan Data Yuridis tersebut di atas, kemudian
Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Toba Samosir menegaskan
konversi hak milik adat Tergugat I menjadi Hak Milik atau oleh
Tergugat II diakui sebagai Hak Milik dengan pemegang hak
Djundjungan Panjaitan ic. Tergugat I.
17. Bahwa atas dasar hal tersebut di atas dilakukan penerbitan Sertipikat
Hak Milik Nomor 9/Natolutali atas nama Tergugat I pada tanggal 1
Desember 2005 dan Surat Ukur Nomor 4/Natolutali/2005 tanggal 4 Juli
2005, atas tanah seluas 3.726 m2 (tiga ribu tujuh ratus dua puluh enam
meter persegi), yang terletak di Desa Natolutali, Kecamatan Silaen,
Kabupaten Toba Samosir.
18. Bahwa perlu juga ditegaskan dalam penerbitan sertipikat aquo
Tergugat II telah memenuhi ketentuan Pasal 19 ayat 1 dan 2 Undang-
Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Ketentuan Dasar Pokok-Pokok
Agraria jo. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah jo. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala
Badan Pertanahan Nasional No. 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang
Pendaftaran Tanah.
Berdasarkan segala sesuatu yang telah diuraikan di atas, maka kami
mohon kiranya kepada Majelis Hakim Yang Terhormat untuk memutus perkara
ini dengan putusan sebagai berikut:
DALAM EKSEPSI:
- Menerima Eksepsi Tergugat II untuk seluruhnya.
DALAM POKOK PERKARA:
- Menolak gugatan para Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya
menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima.
- Menghukum para Penggugat untuk membayar segala biaya yang
ditimbulkan dari perkara ini.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 27 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
Apabila Majelis Hakim yang terhormat berpendapat lain, mohon untuk
memutus perkara ini seadil-adilnya (et aquo et bono).
Menimbang bahwa atas gugatan Penggugat tersebut Pengadilan
Negeri Balige telah menjatuhkan Putusan Nomor 41/Pdt.G/2016/PN Blg.
tanggal 16 November 2016 yang amarnya sebagai berikut:
1. Mengabulkan Eksepsi komptensi absolut dari Tergugat I dan Tergugat II
tersebut .
2. Menyatakan Pengadilan Negeri Balige tidak berwenang mengadili perkara
ini.
3. Menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya perkara sejumlah
Rp.338.000,00 (tiga ratus tiga puluh delapan ribu rupiah).
Menimbang bahwa Para Penggugat melalui kuasanya telah
menyatakan banding terhadap putusan tersebut sebagaimana tersebut dalam
akta permohonan banding tanggal 30 November 2016, dan pernyataan
banding tersebut telah diberitahukan oleh Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Balige melalui Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat kepada kuasa
hukum Terbanding-I semula Tergugat-I pada tanggal 5 Januari 2017 dan
kepada Terbanding-I semula Tergugat-I (inperson) pada tanggal 30 Januari
2017, dan kepada Terbanding-II semula Tergugat-II pada tanggal 11 Januari
2017.
Menimbang bahwa Pembanding telah mengajukan memori banding
yang diterima oleh Kepaniteraan Pengadilan Negeri Balige pada tanggal 16
Januari 2017, dan Memori Banding tersebut telah diserahkan oleh
Kepaniteraan Pengadilan Negeri Balige melalui Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Jakarta Pusat kepada Terbanding-I pada tanggal 16 Februari 2017, dan
kepada Terbanding-II pada tanggal 17 Januari 2017.
Menimbang bahwa Terbanding-I telah mengajukan kontra memori
banding pada tanggal 24 Februari 2017 yang diterima di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Balige pada tanggal 27 Februari 2017, dan turunan kontra
memori banding tersebut telah diserahkan oleh Kepaniteraan Pengadilan
Negeri Balige melalui Pengadilan Negeri Medan kepada Pembanding pada
tanggal 31 Maret 2017.
Menimbang bahwa Terbanding-II telah mengajukan kontra memori
Banding tanggal 1 Februari 2017, kontra memori Banding telah diserahkan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 28 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
oleh Pengadilan Negeri Balige melalui Pengadilan Negeri Medan kepada
Kuasa Hukum Pembanding pada tanggal 13 Februari 2017.
Menimbang bahwa Pengadilan Negeri Balige telah memberitahukan
kepada para pihak untuk mempelajari berkas perkara (inzage) dalam
tenggang waktu 14 hari terhitung sejak hari pemberitahuan tersebut, yakni
kepada Pembanding diberitahukan melalui Pengadilan Negeri Medan pada
tanggal 20 Januari 2017, kepada Terbanding-I diberitahukan melalui
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 27 Maret 2017, dan kepada
Terbanding II diberitahukan oleh Pengadilan Negeri Balige pada tanggal 11
Januari 2017.
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM
Menimbang bahwa permohonan banding Pembanding semula
Penggugat: I, II dan III telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata
cara serta persyaratan yang ditentukan oleh undang-undang, oleh karena itu
permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima.
Menimbang bahwa Pembanding menolak putusan Pengadilan Negeri
Balige Nomor 41/Pdt.G/2016/PN Blg tanggal 16 November 2016 tersebut,
dengan alasan yang selengkapnya seperti tersebut dalam memori bandingnya
tanggal 16 Februari 2017, yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa Para Pembanding/Para Penggugat dengan tegas menyatakan
bahwa Putusan Pengadilan Negeri Balige dalam konteks perkara ini tidak
tepat dan tidak sesuai dengan hukum formil.
- Bahwa pada dasarnya alasan maupun keberatan para pembanding yaitu
Judex Factie Tingkat I Telah Mengabaikan Fakta-fakta Hukum yang
Bersifat Krusial Terkait Eksepsi yang Diajukan Oleh Terbanding I maupun
Terbanding II.
- Bahwa berbicara mengenai alasan maupun keberatan dari para Terbanding/ para Tergugat dalam perkara a quo tentang eksepsi kompetensi absolut dengan tegas kami nyatakan tidak dapat diterima dan merupakan alasan an sich karena alasan maupun keberatan
tersebut telah menyangkut Materi Hukum dalam artian tidak menyangkut kewenangan mengadili sebagaimana telah diuraikan oleh Judex Factie Tingkat I dalam pertimbangan hukumnya.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 29 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
- Bahwa Judex Factie Tingkat I yang menerima eksepsi para
Terbanding /para Tergugat dalam konteks perkara ini merupakan kesalahan penerapan hukum formil bahkan dapat ditegaskan merupakan penyalah gunaan jabatan dan kewenangan (Abuse de pouvoir), karena apabila dicermati alasan maupun keberatan dari
para Terbanding maka ternyata tidak memperlihatkan secara jelas dan terang hubungan hukum antara Pertimbangan Hukum atas dalil-dalil gugatan dengan fakta persidangan, karena fakta persidangan sama sekali belum terjadi proses jawab jinawab bahkan para pihak
sama sekali belum menyerahkan bukti masing-masing akan tetapi Judex Factie Tingkat I telah sedemikian arogan memperlihatkan kekuasaannya yang tanpa dasar hukum.
- Bahwa gugatan dalam perkara ini jelas dan terang menyangkut
kepemilikan atas sebidang tanah seluas ± 12.000 M² (Lebih kurang Dua belas ribu meter persegi) sekali lagi seluas ± 12.000 M² (Lebih kurang Dua belas ribu meter persegi) bukan seluas ± 3.727 M² (Lebih kurang Tiga ribu tujuh ratus dua puluh tujuh meter persegi)
seperti yang didalilkan para Terbanding di dalam eksepsi nya.
- Bahwa dengan demikian patut dan wajar serta beralasan pada hukum apabila kami selaku kuasa hukum para pembanding memohon agar perkara ini diperintahkan untuk diperiksa kembali oleh Judex Factie Tingkat I yang dalam hal ini Pengadilan Negeri Balige.
- Berdasarkan seluruh uraian-uraian hukum yang dipaparkan diatas maka para Pembanding/ para Penggugat dengan segala kerendahan hati bermohon kepada Yang Mulia Ketua Pengadilan Tinggi Medan dan/atau Majelis Hakim Tinggi Yang Mulia yang akan memeriksa dan
mengadili perkara yang dimintakan Banding ini untuk berkenan memberikan Putusan sebagai berikut:
- Menyatakan bahwa Judex Factie Tingkat I telah salah dalam penerapan hukum formil dan telah menyalah gunakan
kewenangannya dalam mengabulkan eksepsi kompetensi absolut dalam konteks perkara ini, dan oleh karena itu berkenanlah kiranya untuk: “ Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Balige Nomor: 41 / Pdt.G / 2016 / PN – Blg Tanggal 16 Nopember 2016 ” dan
Selanjutnya:
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 30 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
Memerintahkan Pengadilan Negeri Balige untuk memeriksa perkara ini
sebagaimana mestinya menurut hukum acara perdata (hukum formil).
Menimbang bahwa Terbanding-I semula Tergugat-I telah mengajukan
kotra memori banding yang selengkapnya sebagaimana tersebut dalam kontra
memori bandingnya tanggal 24 Februari 2017, yang pada pokoknya sebagai
berikut:
1. Bahwa TERBANDING I menolak dengan tegas seluruh dalil PARA
PEMBANDING pada Memori Bandingnya, dan TERBANDING I
menyatakan seluruh Pertimbangan Hukum Putusan Pengadilan Negeri
Balige No. 41/Pdt.G/2016/ PN.BLG tanggal 16 Nopernber 2016
(selanjutnva disebut 'Judex Factie tingkat pertama') sudah tepat dan
benar, oleh karenanva seluruh putusan Judex Factie tingkat pertama
a quo harus dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Medan Cq Majelis Hakim
yang memeriksa perkara ini pada tingkat banding.
2. Bahwa TERBANDING I menolak dengan tegas alasan-alasan Keberatan
PARA PEMBANDING pada alinea 3 halaman 1 dan alinea 1, 2, 3 dan 4
halaman 2 Memori Banding yang menyatakan:
- pada alinea 3 halaman 1 Memori Banding:
“Bahwa pada dasarnya alasan maupun keberaratan Para Pembanding
yaitu Judex Factie Tingkat I telah mengabaikan fakta-fakta hukum
yang bersifat krusial terkait Eksepsi yang diajukan oleh Terbanding I
maupun Terbanding II".
- pada alinea 1, 2, 3 dan 4 halaman 2 Memori Banding:
''Bahwa berbicara mengenai alasan maupun keberatan dari para
Terbanding!para Tergugat dalam perkara a quo tentang Eksepsi
Kompetensi absolut dengan tegas kami nyatakan tidak dapat diterima
dan merupakan alasan ansich tidak menyangkut kewenangan
mengadili sebagaimana telah diuraikan oleh Judex Factie tingkat I
dalam pertimbangan hukumnya".
“Bahwa Judex Factie tingkat I yang menerima eksepsi para
Terbanding /para Tergugat dalam konteks perkara ini merupakan
kesalahan penerapan hukum formil bahkan dapat ditegaskan
merupakan penyalahgunaan jabatan dan kewenangan (Abuse de
pouvoir) karena apabila dicermati alasan maupun keberatan dari Para
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 31 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
Terbanding maka ternyata tidak memperlihatkan secara jelas dan
terang hubungan hukum antara Pertimbangan Hukum atas dalil-dalil
gugatan dengan fakta persidangan, karena fakta persidangan sama
sekali belum terjadi proses jawab jinawab bahkan para pihak sama
sekali belum menyerahkan bukti masing-masing akan tetapi Judex
Factie tingkat I telah sedemikian arogan memperlihatkan
kekuasaannya yang tanpa dasar hukum
"Bahwa gugatan dalam perkara ini jelas dan terang menyangkut
kepemilikan atas sebidang tanah seluas + 12.000 M2 sekali lagi
seluas + 12.000 M2 bukan seluas +3.727 M2 seperti yang didalilkan
para Terbanding di dalam eksepsinya".
"Bahwa dengan demikian patut dan wajar serta beralasan pada hukum
apabila kami selaku kuasa hukum Para Pembanding memohon agar
perkara ini diperintahkan untuk diperiksa kembali oleh Judex Factie
tingkat I yang dalam hal ini Pengadilan Negeri Balige".
3. Bahwa alasan-alasan keberatan PARA PEMBANDING tersebut adalah
alasan keberatan yang mengada-ada dan terlalu dipaksakan agar supaya
alasan-alasan PARA PEMBANDING seolah-olah menunjukkan adanya
kesalahan dari Judex Factie tingkat pertama yang telah dengan benar dan
tepat menerima dan mengabulkan Eksepsi Kompetensi Absolut dari
TERBANDING I dan TERBANDING II (dahulu Para Tergugat) dan
menyatakan Pengadilan Negeri Balige tidak berwenang mengadili perkara
tersebut.
4. Bahwa alasan keberatan PARA PEMBANDING pada alinea 3 halaman 2 Memori Banding yang menyatakan: "Bahwa gugatan dalam perkara ini jelas dan terang menyangkut kepemilikan atas sebidang tanah seluas + 12.000 M2 sekali lagi seluas + 12.000 M2 bukan seluas +3.727 M2 seperti yang didalilkan para Terbanding di dalam eksepsinya" adalah merupakan alasan Yang sangat mengada-ada dan merupakan upaya PARA PEMBANDING untuk mengecoh Majelis Hakim pada tingkat banding, karena faktanya di dalam gugatan PARA PEMBANDING sendiri menguraikan dalil gugatannva bahwa yang menjadi Tanah Terperkara/Sengketa dalam gugatan tersebut adalah Tanah Sertipikat Hak Milik ('SHM') No. 9/Natolutali seluas 3.726 M2 atas nama TERBANDING l/Tergugat I sebagaimana jelas dan tercantum pada butir 19 halaman 4 Gugatan PARA PEMBANDING/Para Penggugat sebagai berikut:
"19. Bahwa pada tanggal 1 Desember 2005 sebahagian dari tanah tersebut atas permohonan dari Tergugat I maka Tergugat II telah menerbitkan sertifikat atas nama Tergugat I yakni SHM No. 9/Natolutali seluas 3.726 M2 (tiga ribu tujuh ratus dua puluh enam
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 32 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
meter persegi) secara sembrono dan menyalahgunakan jabatan, hak dan kewenangannya selaku Kepala Pertanahan Kabupaten Toba Samosir, tanah inilah yang menjadi tanah terperkara/sengketa."
kemudian selanjutnya pada butir 25 s/d 30 halaman 5 dan 6 gugatannya,
PARA PEMBANDING/Para Penggugat menguraikan mengenai proses
penerbitan SHM No. 9/Natolutali yang diterbitkan oleh TERBANDING
II/Tergugat II secara sembrono dan melanggar ketentuan peraturan
perundang-undangan mengenai pertanahan sehingga dalam petitumnya
PARA PEMBANDING/Para Penggugat meminta Judex Factie Tingkat
Pertama untuk membatalkan SHM No. 9/Natolutali dan mewajibkan
TERBANDING ll/Tergugat II untuk mencabut SHM tersebut.
5. Bahwa Pertimbangan Hukum Judex Factie tingkat pertama pada halaman
24 s/d 26 Putusan Pengadilan Negeri Balige No. 41/Pdt.G/2016/PN.Blg
tanggal 16 November 2016 adalah sudah tepat dan benar berdasarkan
fakta-fakta dalam persidangan yaitu melalui seluruh dalil Gugatan Para
Pembanding/Para Penggugat dan seluruh dalil Eksepsi Kompetensi
Absolut TERBANDING l/Tergugat I dan TERBANDING ll/Tergugat II
sebagai berikut:
5.1.BAHWA OBJEK GUGATAN PARA PEMBANDING/PARA
PENGGUGAT ADALah mengenai suatu keputusan TATA USAHA
NEGARA (BESCHIKKING) DARI PEJABAT TATA USAHA NEGARA
(PEMBATALAN SERTIPIKAT HAK MILIK 'SHM' NO. 9/NATOLUTALI
ATAS NAMA TERBANDING l/TERGUGAT I) YANG DITERBITKAN
OLEH KEPALA KANTOR PERTANAHAN KAB. TOBA SAMOSIR
(TERBANDING ll/TERGUGAT II) YANG MERUPAKAN
KEWENANGAN/YURIDIKSI DARI PENGADILAN TATA USAHA
NEGARA 'PTUN', BUKAN KEWENANGAN PENGADILAN UMUM.
(vide Judul Gugatan No. 41 IPdt.GI2016IPN.BLG sangat jelas dan
nyata PEMBANDING/Para Penggugat menyatakan Gugatan
kepemilikandan Pembatalan SHM, vide halaman 1 dan halaman 4 – 5
butir 19 Gugatan PARA PEMBANDING/Para Penggugat menyebutkan
Objek Sengketa adalah Penerbitan SHM No. 9/Natolutali atas nama
TERBANDING l/Tergugat I seluas 3.726 M2 dengan Surat Ukur No.
04/Natolutali/2005 tanggal 4 Juli 2005 dan vide halaman 5 dan 6 butir
20;21;22; 25; 26 dan 27 Gugatan PARA PEMBANDING/Para
Penggugat menguraikan posita gugatan PARA PEMBANDING/Para
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 33 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
Penggugat pada pokoknya adalah mengenai penerbitan SHM No.
9/Natolutali atas nama TERBANDING l/Tergugat I. yang diterbitkan
atas permohonan TERBANDING I/Tergugat I oleh TERBANDING
II/Tergugat II secara sembrono dan menyalahgunakan jabatan, hak
dan kewenangannya selaku Kepala Badan Pertanahan Toba Samosir
serta melanggar ketentuan UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Agraria Jo Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah).
5.2. BAHWA SUBJEK GUGATAN PARA PEMBANDING/PARA
PENGGUGAT ADALAH PEJABAT TATA USAHA NEGARA YAITU
KEPALA KANTOR PERTANAHAN KAB. TOBA SAMOSIR YANG
DIJADIKAN SEBAGAI TERGUGAT II DALAM GUGATAN INI.
(vide Gugatan No. 41/Pdt.C/2016/PN.BLC diaiukan PARA
PEMBANDING/ Para Pengqugat kepada Djungdjungan Panjaitan
selaku Tergugat I/ TERBANDING I karena TERBANDING I adalah
pemilik/pemegang hak atas tanah yang tercantum SHM No.
9/Natolutali seluas 3.726 M2 dengan Surat Ukur No.
04/Natolutali/2005 tanggat 4 Juli 2005, dan kepada Kepala Kantor
Pertanahan Kab. Toba Samosir selaku Tergugat ll/TERBANDING !l
karena TERBANDING II didalilkan oleh PARA PEMBANDING telah
menerbitkan SHM No. 9/Natolutali atas nama Terbanding I secara
sembrono dan menyalahgunakan jabatan, hak dan kewenangannya
Selaku Kepala Badan Pertanahan Toba Samosir serta melanggar
ketentuan Undang-Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan
Dasar Pokok-Pokok Aqraria Jo Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun
1997 tentang Pendaftaran Tanah).
5.3. BAHWA DALAM POSITA DAN PETITUM GUGATANNYA, PARA
PEMBANDING/PARA PENGGUGAT MEMINTA PEMBATALAN
TERHADAP SUATU KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA
(BESCHIKKING) YAITU SHM NO. 9/NATOLUTALI ATAS NAMA
TERBANDING l/TERGUGAT I DENGAN SURAT UKUR NO.
04/NATOLUTALI/2005 TANGGAL 4 JULI 2005 YANG DITERBITKAN
OLEH BADAN/PEJABAT TATA USAHA NEGARA YAITU KEPALA
KANTOR PERTANAHAN KAB. TOBA SAMOSIR (TERBANDING
ll/TERGUGAT II). (vide halaman 6 butir 29 dan 30 Posita Gugatan
serta halaman 7 butir 5 dan 6 Petitum Gugatan, PARA
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 34 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
PEMBANDING/PARA PENGGUGAT meminta agar Pengadilan
Negeri Balige menyatakan SHM No. 9/ Natolutali atas nama Tergugat
l/TERBANDING I tidak mempunyai kekuatan hukum oleh karena itu
Batal Demi Hukum dan kepada Tergugat ll/TERBANDING II untuk
mencabut SHM No. 9/Natolutali atas nama TERBANDING I yang
diterbitkan oleh TERBANDING II).
6. Bahwa berdasarkan fakta-fakta dalam persidangan tersebut maka jelas
terbukti:
6.1. Bahwa SHM No. 9/Natolutali seluas 3.726 M2 atas nama TERGUGAT
I dengan Surat Ukur No. 04/Natolutah/2005 tanggal 4 Juli 2005 yang
diterbitkan oleh TERBANDING ll/Tergugat II yang dimohonkan
untukdibatalkan oleh PARA PEMBANDING/Para Penggugat dalam
gugatannya tersebut adalah jelas merupakan suatu Keputusan Tata
Usaha Negara yang bersifat Konkrit, Individual dan Final serta
merupakan suatu produk Tata Usaha Negara yang diterbitkan oleh
Badan/Pejabat Tata Usaha Negara (ic TERBANDING II)
sebagaimana dimaksud dalam Ketentuan Pasal 1 ayat (9) Undang
Undang No. 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
6.2. Bahwa terhadap suatu Penetapan Tertulis yang dikeluarkan oleh
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, apabila timbul suatu
sengketa, maka gugatan yang berisi tuntutan terhadap Badan atau
Pejabat Tata Usaha Negara yang mengeluarkan penetapan tertulis
tersebut, diajukan untuk mendapat putusan melalui Pengadilan Tata
Usaha Negara dan diputuskan oleh Hakim pada Pengadilan Tata
Usaha Negara dan/atau Hakim pada Pengadilan Tinggi Tata Usaha
Negara, dan yang menjadi dasar dan pedoman untuk menguji secara
Yuridis kewenangan Peradilan Tata Usaha Negara dalam suatu
sengketa adalah berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka (1), (9), (10),
(11) dan (12) Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang
Peradilan Tata Usaha Negara Jo Pasal 47 Undang-Undang No. 5
Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara.
6.3. Bahwa oleh karena tuntutan PARA PEMBANDING/Para Penggugat dalam Gugatannya tersebut adalah terhadap suatu Keputusan Tata Usaha Negara yaitu pembatalan suatu Keputusan Tata Usaha
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 35 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
Negara (ic SHM No. 9/Natolutali seluas 3.726 M2 atas nama TERBANDING 1/ Tergugat I dengan Surat Ukur No. 04/Natolutali/2005 tanggal 4 Juli 2005) yang diterbitkan oleh TERBANDING ll/Tergugat II selaku Badan/Pejabat Tata Usaha Negara (ic Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Toba Samosir), maka berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Jo Undang-Undang No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Jo Undang-Undang No. 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986, secara absolut merupakan kewenangan mutlak dari Pengadilan Tata Usaha Negara, bukan kewenangan Pengadilan Umum (ic Pengadilan Negeri Balige).
6.4. Bahwa oleh karena Terbanding I dan Terbanding II mengajukan
Eksepsi Kewenangan Absolut, maka sesuai ketentuan Pasal 160
Rbg yang menyatakan "apabila persengketaan itu adalah suatu
perkara yang tidak termasuk wewenang Pengadilan Negeri untuk
mengadilinya, maka setiap saat dalam pemeriksaan perkara itu,
Tergugat dapat mengajukan tangkisan supaya Pengadilan Negeri
menyatakan tidak berwenang mengadili perkara itu, dan Pengadilan
Negeri karena jabatannya harus pula menyatakan bahwa tidak
berwenang mengadili perkara itu", maka sudah tepat dan benar
Judex Factie Tingkat Pertama mempertimbangan dan memutus
terlebih dahulu apakah Pengadilan Negeri ic Pengadilan Negeri
Balige berwenang atau tidak mengadili perkara a quo, dan oleh
karena telah terbukti bahwa benar Pengadilan Negeri Balige tidak
berwenang untuk mengadili Perkara dalam Gugatan No.
41/Pdt.G/2016/ PN.BLG yang diajukan PARA PEMBANDING/Para
Penggugat, maka sudah tepat dan benar Judex Factie Tingkat
Pertama mengabulkan Eksepsi Kompetensi Absolut dari
TERBANDING I dan TERBANDING II serta menyatakan Pengadilan
Negeri Balige tidak berwenang mengadili perkara tersebut, dan
pemeriksaan pokok perkara tidak dapat dilanjutkan lagi sehingga
putusan sela tersebut menjadi putusan akhir.
7. Bahwa oleh karena TERBANDING I dan TERBANDING II mengajukan
Eksepsi Kewenangan Absolut, maka sesuai ketentuan Pasal 160 Rbg
yang menyatakan:
"apabila persengketaan itu adalah suatu perkara yang tidak
termasuk wewenang Pengadilan Negeri untuk mengadilinya, maka
setiap saat dalam pemeriksaan perkara itu, Tergugat dapat
mengajukan tangkisan supaya Pengadilan Negeri menyatakan tidak
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 36 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
berwenang mengadili perkara itu, dan Pengadilan Negeri karena
jabatanriya barus pula menyatakan bahwa tidak berwenang
mengadili perkara itu",
maka sudah tepat dan benar Judex Factie Tingkat Pertama
mempertimbangan dan memutus terlebih dahulu apakah Pengadilan
Negeri ic Negeri Balige berwenang atau tidak mengadili perkara a quo;
dan oleh karena telah terbukti bahwa benar Pengadilan Negeri Balige
tidak berwenang untuk mengadili Perkara dalam Gugatan No.
41/Pdt.G/2016/ PN.BLG yang diajukan PARA PEMBANDING/Para
Penggugat, maka sudah tepat dan benar Pertimbangan Hukum Judex
Factie tingkat pertama pada halaman 24 s/d 26 Putusan Pengadilan
Negeri Balige No. 41/Pdt.G/2016/PN.Blg yang telah mengabulkan
Eksepsi Kompetensi Absolut dari TERBANDING I dan TERBANDING II
(Para Tergugat) serta menyatakan Pengadilan Negeri Balige lak
berwenang mengadili perkara tersebut, dan pemeriksaan pokok perkara
tidak dapat dilanjutkan lagi sehingga putusan sela tersebut menjadi
putusan akhir. yang pada pokoknya sebagai berikut:
- pada alinea 3 dan 4 halaman 25 Putusan Judex Factie Tingkat
Pertama:
"Menimbang, bahwa posita gugatan Penggugat point 25 sampai
dengan point 30 serta petitum gugatan point 5 dan 6 pada pokoknya
menyatakan penerbitan Sertipikat Hak Milik No. 9/Desa Natolutali
tanggal 1 Desember 2005 oleh Tergugat II telah melanggar ketentuan
UU No. 5 Tahun 1960 tentang UUPA serta melanggar PP No. 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, maka haruslah dinyatakan
batal demi hukum atau tidak sah, selanjutnya supaya Pengadilan
memerintahkan Tergugat II untuk mencabut Sertipikat Hak Milik No.
9/Desa Natolutali tanggal 1 Desember 2005 tersebut".
"Menimbang, bahwa dengan memperhatikan dalil-dalil posita dan
petitum gugatan Para Penggugat tersebut, Majelis Hakim
berpendapat bahwa tuntutan Para Penggugat supaya Pengadilan
menyatakan batal atau tidak sah SHM No. 9/Natolutali atas nama
Tergugat I Djungdjungan Panjaitan dan supaya Pengadilan
memerintahkan Tergugat II Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten
Toba Samosir mencabut Sertipikat Hak Milik No. 9/Natolutali atas
nama Tergugat I tersebut tidaklah termasuk kewenangan Peradilan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 37 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
Umum dalam hal ini Pengadilan Negeri Balige, karena Peradilan
Umum in casu Pengadilan Negeri Balige hanya berwenang mengadili
sengketa perbuatan melawan hukum/ melanggar hukum atau
wanprestasi terkait dengan kepemilikan hak atau penguasaan hak
yang merugikan hak keperdataan Penggugat, dan Peradilan Umum
in casu Pengadilan Negeri Balige tidak berwenang untuk menyatakan
batal demi hukum atau tidak sah suatu sertipikat hak milik yang telah
diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan, apalagi untuk
memerintahkan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Toba Samosir
untuk mencabut sertipikat hak milik tersebut, karena tindakan
penerbitan maupun pencabutan suatu sertipikat hak milik oleh
Tergugat II adalah merupakan tindakan Tata Usaha Negara dalam
kedudukannya sebagai badan atau pejabat Tata Usaha Negara".
- pada alinea 5 halaman 25-26 Putusan Judex Factie Tingkat Pertama:
"Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 10 UU
No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara dst.,
karena penerbitan-penerbitan maupun pencabutan suatu Sertipikat
Hak Milik oleh Tergugat II selaku Badan atau Pejabat Tata Usaha
Negara, dengan demikian yang berwenang mengadili perkara a quo
adalah Pengadilan Tata Usaha Negara".
- pada alinea 2 dan 3 halaman 26 Putusan Judex Factie Tingkat
Pertama:
"Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut di
atas maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Peradilan Umum in
casu Pengadilan Negeri Balige tidak berwenang mengadili perkara
a quo, untuk itu Eksepsi Kompetensi Absolut dari Tergugat I dan II
tersebut adalah beralasan hukum dan dapat dikabulkan
"Menimbang, bahwa karena Eksepsi Kompetensi Absolut Tergugat I
dan II dikabulkan dan Peradilan Umum dalam hal ini Pengadilan
Negeri Balige tidak berwenang mengadili perkara a quo, maka
pemeriksaan pokok perkara tidak dapat dilanjutkan lagi sehingga
putusan sela ini menjadi putusan akhir".
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 38 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, dengan ini TERBANDING I mohon
kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini pada tingkat banding untuk
memutuskan sebagai berikut:
1. Menolak permohonan banding PARA PEMBANDING (dahulu Penggugat I,
II dan III) untuk seluruhnya.
2. Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Balige No.
41/PDT.G/2016/PN.BLG tanggal 16 Nopember 2016 untuk seluruhnya;
3. Menghukum PARA PEMBANDING (dahulu Penggugat membayar biaya
perkara ini pada tingkat banding.
Menimbang bahwa TERBANDING-II dahulu Tergugat-II telah
mengajukan kotra memori banding yang selengkapnya sebagaimana tersebut
dalam kontra memori bandingnya tanggal 18 Mei 2016, yang pada pokoknya
sebagai berikut:
1) Bahwa dalam pertimbangan Majelis Hakim Tingkat I pada halaman 25
alinea kedua sampai alinea keempat disebutkan:
“Menimbang, bahwa posita gugatan Penggugat point 25 sampai
dengan point 30, serta petitum gugatan point 5 dan 6, pada pokoknya
menyatakan Penerbitan Sertifikat Hak Milik No. 9/Desa Natolutali, tanggal
1 Desember 2005 oleh Tergugat II telah melanggar ketentuan Undang-
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang UUPA serta melanggar Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, maka
haruslah dinyatakan batal demi hukum atau tidak sah, selanjutnya supaya
Pengadilan memerintahkan Tergugat II untuk mencabut Sertifikat Hak Milik
No. 9/Desa Natolutali, tanggal 1 Desember 2005 tersebut.
Menimbang bahwa dengan memperhatikan dalil-dalil posita dan
petitum gugatan Para Penggugat tersebut, Majelis Hakim berpendapat
bahwa tuntutan Para Penggugat supaya Pengadilan menyatakan batal
atau tidak sah SHM No.9/Natolutali atas nama Tergugat I Drs.
Djungdjungan Panjaitan dan supaya Pengadilan memerintahkan Tergugat
II, Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Toba Samosir mencabut Sertifikat
Hak Milik No.9/Natolutali atas nama Tergugat I Drs. Djungdjungan
Panjaitan tersebut tidaklah termasuk kewenangan peradilan umum dalam
hal ini Pengadilan Negeri Balige, karena Peradilan Umum in casu
Pengadilan Negeri Balige hanya berwenang mengadili sengketa perbuatan
melawan hukum/melanggar hukum atau wanprestasi terkait dengan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 39 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
kepemilikan hak, atau penguasaan hak yang merugikan hak keperdataan
Penggugat, dan Peradilan Umum in casu Pengadilan Negeri Balige tidak
berwenang untuk menyatakan batal demi hukum atau tidak sah suatu
sertifikat hak milik yang telah diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan,
apalagi untuk memerintahkan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Toba
Samosir untuk mencabut sertifikat hak milik tersebut, karena tindakan
penerbitan maupun pencabutan suatu Sertifikat Hak Milik oleh Tergugat II
tersebut adalah merupakan Tindakan Tata Usaha Negara dalam
kedudukannya sebagai Pejabat atau Pejabat Tata Usaha Negara.
Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 10
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara sebagaimana yang diubah dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun
1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana yang diubah
dengan Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 tentang Perubahan Kedua
atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha
Negara yang berbunyi Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa
yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan
hukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di
pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata
Usaha Negara, termasuk sengketa kepegawaian yang berlaku, karena
penerbitan maupun pencabutan suatu Sertifikat Hak Milik oleh Tergugat II
selaku Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, dengan demikian yang
berwenang mengadili perkara a quo adalah Pengadilan Tata Usaha
Negara.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut di
atas maka Majelis Hakim berpendapat bahwa Peradilan Umum in casu
Pengadilan Negeri Balige tidak berwenang mengadili perkara a quo, untuk
itu eksepesi kompetensi absolute dari Tergugat I dan II tersebut adalah
beralasan hukum dan dapat dikabulkan.”
2) Bahwa berdasarkan pertimbangan Hakim Tingkat I di atas jelaslah terlihat
bahwa gugatan Para Penggugat/Para Pembanding kepada para
Tergugat/Para Terbanding yang didaftarkan pada Pengadilan Negeri
Balige adalah tidak tepat, dikarenakan gugatan tersebut bukan merupakan
kewenangan peradilan umum in casu Pengadilan Negeri Balige untuk
memeriksanya.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 40 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
3) Bahwa dengan demikian putusan Pengadilan Negeri Balige dalam Perkara
Nomor 41/Pdt.G/2016/PN.Blg tanggal 16 Nopember 2016 adalah tepat
karena tidak menyalahi peraturan perundang-undangan yang berlaku,
sebaliknya dalil-dalil keberatan Para Pembanding/Para Penggugat
haruslah ditolak dan dikesampingkan.
Berdasarkan segala sesuatu yang telah diuraikan di atas, bersama ini
Terbanding II/Tergugat II memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Tinggi
Medan yang memeriksa perkara ini agar berkenan memberi putusan dengan
menyatakan:
1. Menerima Kontra Memori Banding dari Terbanding II/Tergugat II.
2. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Balige Nomor
41/Pdt.G/2016/PN.Blg tanggal 16 Nopember 2016.
3. Menghukum Para Pembanding/Para Penggugat untuk membayar segala
biaya perkara.
Apabila Majelis Hakim yang terhormat berpendapat lain, mohon untuk
memutus perkara ini seadil-adilnya (et aquo et bono).
Menimbang bahwa menanggapi memori banding dan kontra memori
banding tersebut Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa
dan mengadili perkara ini akan mempertimbangkannya setelah terlebih dahulu
mempertimbangkan putusan pengadilan negeri tersebut seperti di bawah ini.
Menimbang bahwa Pengadilan Negeri Balige dalam putusannya telah
mempertimbangkan yang pada pokoknya sebagai berikut:
- Bahwa posita gugatan Penggugat point 25 sampai dengan point 30, serta
petitum gugatan point 5 dan 6, pada pokoknya menyatakan Penerbitan
Sertifikat Hak Milik No. 9/Desa Natolutali, tanggal 1 Desember 2005 oleh
Tergugat II telah melanggar ketentuan Undang-undang Nomor 5 Tahun
1960 tentang UUPA serta melanggar Peraturan Pemerintah Nomor 24
Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah, maka haruslah dinyatakan batal
demi hukum atau tidak sah, selanjutnya supaya Pengadilan
memerintahkan Tergugat II untuk mencabut Sertifikat Hak Milik No. 9/Desa
Natolutali, tanggal 1 Desember 2005 tersebut.
- Bahwa dengan memperhatikan dalil-dalil posita dan petitum gugatan Para
Penggugat tersebut, Majelis Hakim berpendapat bahwa tuntutan Para
Penggugat supaya Pengadilan menyatakan batal atau tidak sah SHM
No.9/Natolutali atas nama Tergugat I Drs.Djungdjungan Panjaitan dan
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 41 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
supaya Pengadilan memerintahkan Tergugat II, Kepala Kantor
Pertanahan Kabupaten Toba Samosir mencabut Sertifikat Hak Milik
No.9/Natolutali atas nama Tergugat I Drs.Djungdjungan Panjaitan tersebut
tidaklah termasuk kewenangan peradilan umum dalam hal ini Pengadilan
Negeri Balige, karena Peradilan Umum in casu Pengadilan Negeri Balige
hanya berwenang mengadili sengketa perbuatan melawan
hukum/melanggar hukum atau wanprestasi terkait dengan kepemilikan
hak, atau penguasaan hak yang merugikan hak keperdataan Penggugat,
dan Peradilan Umum in casu Pengadilan Negeri Balige tidak berwenang
untuk menyatakan batal demi hukum atau tidak sah suatu sertifikat hak
milik yang telah diterbitkan oleh Kepala Kantor Pertanahan, apalagi untuk
memerintahkan Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Toba Samosir untuk
mencabut sertifikat hak milik tersebut, karena tindakan penerbitan maupun
pencabutan suatu Sertifikat Hak Milik oleh Tergugat II tersebut adalah
merupakan tindakan Tata Usaha Negara dalam kedudukannya sebagai
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.
- Bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 1 angka 10 Undang-undang Nomor 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara sebagimana yang
diubah dengan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan
atas Undang-undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha
Negara sebagaimana yang diubah dengan Undang-undang Nomor 51
Tahun 2009 Tentang Perubahan kedua atas Undang-undang Nomor 5
Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang berbunyi
Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang
Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan
Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik di pusat maupun di daerah,
sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara, termasuk
sengketa kepegawaian yang berlaku, karena penebitan penerbitan
maupun pencabutan suatu Sertifikat Hak Milik oleh Tergugat II selaku
Badan Atau Pejabat Tata Usaha Negara, dengan demikian yang
berwenang mengadili perkara a quo adalah Pengadilan Tata Usaha
Negara.
- Bahwa berdasarkan pertimbangan hukum tersebut di atas maka Majelis
Hakim berpendapat bahwa Peradilan Umum in casu Pengadilan Negeri
Balige tidak berwenang mengadili perkara a quo, untuk itu eksepsi
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 42 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
kompetensi absolut dari Tergugat I dan II tersebut adalah beralasan hukum
dan dapat dikabulkan.
- Bahwa karena eksepsi kompetensi absolut Tergugat I dan II dikabulkan
dan Peradilan Umum dalam hal ini Pengadilan Negeri Balige tidak
berwenang mengadili perkara a quo, maka pemeriksaan pokok perkara
tidak dapat dilanjutkan lagi sehingga putusan sela ini menjadi putusan
akhir.
_ Bahwa karena eksepsi kompetensi absolut Tergugat I dan II dikabulkan,
sedangkan Para Penggugat berada di pihak yang kalah, untuk itu
Pengadilan haruslah menghukum Para Penggugat untuk membayar biaya
perkara.
Menimbang, bahwa setelah membaca dan mempelajari dengan
seksama berkas perkara tersebut beserta surat-surat yang terlampir, salinan
resmi putusan Pengadilan Negeri Balige Nomor 41/Pdt.G/2016/PN Blg tanggal
16 November 2016 dan Memori Banding dari Pembanding, dan kontra memori
banding dari Terbanding-I dan Terbanding-II, Pengadilan Tinggi Medan
sependapat dengan pertimbangan dan putusan Majelis Hakim pengadilan
tingkat pertama dalam perkara tersebut karena pertimbangan tersebut sudah
tepat dan benar, oleh karena itu pertimbangan tersebut diambil alih dan
dijadikan sebagai pertimbangan sendiri dalam memutus perkara ini di tingkat
banding.
Menimbang bahwa oleh karena di dalam keberatan Pembanding
semula Penggugat di dalam memori bandingnya tidak ada hal yang dapat
melemahkan atau membatalkan putusan pengadilan tingkat pertama tersebut
karena semuanya telah dipertimbangkan dengan tepat dan benar oleh Majelis
Hakim pengadilan tingkat pertama, maka memori banding tersebut tersebut
tidak dipertimbangkan lagi.
Menimbang bahwa demikian pula kontra memori banding Terbanding I
maupun kontra memori banding Terbanding II tersebut semuanya telah
dipertimbangkan dengan tepat dan benar oleh Majelis Hakim pengadilan
tingkat pertama di dalam putusannya, sehingga tidak perlu lagi
dipertimbangkan di dalam putusan ini.
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, maka
putusan Pengadilan Negeri Balige Nomor 41/Pdt.G/2016/PN Blg tanggal 16
November 2016 beralasan hukum untuk dikuatkan.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 43 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
Menimbang, bahwa oleh karena putusan tingkat pertama dikuatkan,
maka Pembanding semula Penggugat: I, II dan III berada di pihak yang kalah,
maka Pembanding harus dihukum membayar biaya perkara dalam kedua
tingkat pengadilan.
Memperhatikan ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986
Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, dan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang
Peradilan Tata Usaha Negara, dan Pasal 160 R.Bg.
MENGADILI:
1. Menerima permohonan banding dari Pembanding, semula Penggugat: I, II
dan III.
2. Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Balige Nomor 41/Pdt.G/2016/PN
Blg tanggal 16 November 2016 yang dimohonkan banding.
3. Menghukum Pembanding, semula Penggugat: I, II dan III untuk membayar
biaya perkara dalam kedua tingkat pengadilan, yang dalam tingkat banding
ditetapkan sejumlah Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah).
Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim
Pengadilan Tinggi Medan pada hari Kamis tanggal 15 Juni 2017 oleh kami:
SABUNGAN PARHUSIP, S.H., M.H. sebagai Hakim Ketua, BENAR KARO-
KARO, S.H., M.H. dan DHARMA E. DAMANIK, S.H, M.H. masing-masing
sebagai Hakim Anggota, dan diucapkan pada hari ini Kamis tanggal 22 Juni
2017 di dalam sidang yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua tersebut
didampingi oleh kedua Hakim Anggota tersebut, dibantu oleh HARSONO, S.H.
sebagai Panitera Pengganti, tanpa dihadiri oleh para pihak yang berperkara.
HAKIM ANGGOTA MAJELIS: HAKIM KETUA MAJELIS,
ttd. ttd.
1. DHARMA E. DAMANIK, S.H.,M.H SABUNGAN PARHUSIP, S.H., M.H.
ttd. 2. BENAR KARO-KARO, S.H.,M.H.
PANITERA PENGGANTI,
ttd.
HARSONO, S.H.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 44 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
Perincian Biaya perkara:
Meterai -----------------: Rp 6.000,- Redaksi ----------------: Rp 5.000,- Pemberkasan --------: Rp 139.000.- Jumlah------------------: Rp.150.000,- (Seratus lima puluh ribu rupiah).
fa Untuk salinan yang sesuai dengan aslinya. PANITERA,
H. BASTARIAL, SH.MH.
NIP. 19570301 198503 2 002.
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 45 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 46 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN
PENG
ADIL
AN T
INGGI M
EDAN
Halaman 47 dari 43 Halaman Putusan NOMOR 139/PDT/2017/PT MDN