wiraswasta 1

101
MENGAWALI BERWIRASWASTA Tujuan Pelatihan : Bagian ini dimaksudkan untuk membantu mereka yang mengawali dalam memahami kelebihan dan kekurangan berwiraswasta. Mengevaluasi alasan orang ingin menjadi pengusaha dan menilai kemampuan mereka adalah merupakan langkah penting untuk menjadi wiraswastawan/ wati yang sukses. Bagi yang memulai diharapkan untuk menyadari bahwa mereka dapat mengubah keahlianya menjadi kesempatan usaha yang memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang. Isi : Keuntungan sebagai orang memulai usaha sendiri Wiraswasta Vs Karyawan Mengubah keahlian anda menjadi peluang usaha Realita menjadi wiraswastawan /wati 1

Upload: saifur-rizal

Post on 20-Jan-2017

370 views

Category:

Business


0 download

TRANSCRIPT

MENGAWALI BERWIRASWASTA

Tujuan Pelatihan :

Bagian ini dimaksudkan untuk membantu mereka yang

mengawali dalam memahami kelebihan dan kekurangan

berwiraswasta. Mengevaluasi alasan orang ingin menjadi

pengusaha dan menilai kemampuan mereka adalah merupakan

langkah penting untuk menjadi wiraswastawan/ wati yang sukses.

Bagi yang memulai diharapkan untuk menyadari bahwa mereka

dapat mengubah keahlianya menjadi kesempatan usaha yang

memungkinkan untuk tumbuh dan berkembang.

Isi :

Keuntungan sebagai orang memulai usaha sendiri

Wiraswasta Vs Karyawan

Mengubah keahlian anda menjadi peluang usaha

Realita menjadi wiraswastawan /wati

Jangan “hanya lakukan saja “ – Mengapa anda ingin

bekerja untuk diri anda sendiri – Parameter bisnis pribadi.

Wiraswasta & Keuntungan

Di Indonesia, sebagaimana juga di negara lain yang selevel , rata-

rata pendapatan penduduknya dibawah level dimana seharusnya

mereka bisa harapkan atau dalam beberapa kasus mereka hanya

cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup saja. Sejumlah

1

penduduk melakukan pekerjaan yang tidak menarik , yang

seringkali tidak sesuai dengan kemampuan intelektual dan

keahlian keja yang dimiliki.

Sering dijumpai mereka harus mengambil dua pekerjaan atau

lebih secara bersamaan agar supaya mereka bisa bertahan hidup

. Kesempatan untuk naik dari level/posisi awal untuk seseorang

yang sesuai dengan kemampuan dan keahlianya sangat sulit

sekali.

Dua tantangan yang paling sering dihadapi untuk dapat naik

keposisi yang lebih tinggi yaitu kurangnya pengalaman serta

kredibilitas.

Yang paling berkualitas dari sebagian mereka, sering dianggap

tidak sesuai atau tidak diinginkan secara sosial bagi pekerjaan,

secara ideal justru membuat mereka sesuai untuk

berwiraswasta .

Karakteristik orang yang ‘’Baik untuk usaha ‘’

Enerjik, stamina bagus

Bisa beradaptasi dengan perubahan

Mengerti komputer dan menguasai teknologi

Tidak dihalangi oleh perasaan apa “yang tidak dapat”

dikerjakan; optimis; berpikir “besar” (penuh ide)

Fleksibel, berpikir terbuka

Berpendidikan, punya kesadaran, mengerti pasar

Bertanggung jawab dalam bidang keuangan dan bergaya

hidup yang lebih fleksibel.

2

Pada saat yang sama, haruslah disadari juga bahwa banyak

orang yang mempunyai karakter tidak layak untuk berwiraswasta .

Karakteristik orang yang “Tidak baik untuk usaha”

Kurang mempunyai motivasi diri

Tidak sabar, kurang fokus terhadap sesuatu

Tidak profesional

Naif, idealis

Sulit mengerjakan banyak tugas pada saat yang bersamaan

Toleransi yang rendah terhadap ketidak pastian, tegantung

kepada sumber yang berwenang dalam membuat

keputusan

Kurang mempunyai orientasi dalam keuangan, termotivasi

oleh kekhawatiran dari pada uang

Kurang mempunyai sifat tegas

Kurang berpengalaman dalam bisnis/ kehidupan/ kerja

Ada ungkapan yang mengatakan : menjadi pengusaha itu sudah ditakdirkan, dan sudah ada semenjak dilahirkan, dan bukanya dibentuk, namun ini bukanlah yang pernyataan benar. Kewiraswastaan adalah suatu proses sistematik yang bisa dipelajari dan

diajarkan. Pengusaha baru (Pemula) dapat mengatasi hambatan dan rintangan dengan

memanipulasi sifat-sifat yang ”tidak baik untuk berwiraswasta” dengan

menggunakan teknik dan pendekatan yang menuju kepada kewiraswastaan, seperti

tabel berikut ini:

H a m b a t a n P e n d e k a t a n

Kurang motivasi diri Menetapkan tujuan

3

Belajar Mandiri

Bekerja dengan langkah/ cara

sendiri

Kurang Profesional Meningkatkan sikap dan

keahlian untuk

lebih profesional

Perlakuan seseorang sebagai

profesional

Tidak sabar dan tidak

fokus

terhadap sesuatu

Penekanan pada “Belajar

sambil bekerja”

Naif, Ideal Nasehat, wejangan, jaringan

kerja

Sulit mengerjakan

berbagai tugas dalam

waktu yang

bersamaan

Menetapkan tujuan, rencana

dan keahlian organisasi

Toleransi yang

rendah terhadap

ketidak pastian;

tergantung pada

sumber yang

berwenang dalam

membuat keputusan

Berlatih dalam keadaan yang

kurang pasti dan tidak bisa

diprediksi

Kurang mempunyai

orientasi dalam hal

keuangan.

Menekankan aturan bahwa

uang bukanlah hal yang

terakhir tetapi mempunyai arti

4

Kurang termotivasi

oleh kekhawatiran

terhadap uang

penting untuk yang terakhir

Kurang bersifat tegas Berlatih tegas dan

pengembangan kepercayaan

diri

Kurang pengalaman

dalam hidup/ kerja/

berbisnis

Nasehat, studi kasus dan

kerja lapangan

Memulai Usaha Vs Mendapatkan Pekerjaan

Sebagian orang mengalami kemajuan pada lingkungan

pekerjaan- mereka tidak ingin menjadi seorang pembuat

keputusan-mereka tidak ingin diserahkan tanggung jawab akhir-

secara sederhana hanya ingin bekerja pada perusahaan, dapat

gaji tetap seperti yang mereka harapkan. Dan oleh karenanya,

tentu saja mereka berisiko dipindahkan, dipecat, atau

diperlakukan tidak adil. Mereka juga mengerti bahwa mereka tidak

mempunyai hak akan keuntungan perusahan dan mungkin tidak

mempunyai otoritas yang bisa mempengaruhi perubahan. Di sisi

lain, mereka dapat melakukan pekerjaannya tanpa segala

gangguan sebagai seorang”bos”.

Sebagian orang lainnya, jika diberikan kesempatan,

mereka bisa sukses beradaptasi dengan dunia

wiraswasta dan akan maju didunia yang baru ini.

5

Wiraswasta memberikanPeluang dalam menciptakanPedoman kesuksesan dan kegagalan sertamenetapkan peraturan permainan yang akan dijalankan

Mereka mempunyai keinginan yang kuat untuk

mandiri dan mempunyai kebebasan dalam berwiraswasta, dan

mereka menikmati segala tantangan demi mencipta

kan mata pencahariannya tersebut.

Meskipun demikin, sebelum seseorang mulai menjalankan roda

wiraswasta itu sendiri, sangat penting untuk dimengerti adanya

aspek positif maupun negatif dan mempertimbangkan berbagai

pilihan secara matang dan hati-hati disamping kemungkinan sisi

kebaikan yang diterima. Perlu diingat, berwiraswasta

mengandung resiko dan pekerjaannya lebih banyak bila

dibandingkan dengan pekerjaan rutin dikantor.

Realita menjadi Wiraswastawan

Sebagai seorang pengusaha anda

harus hidup dengan tantangan untuk terus hidup

dalam dunia usaha, berkembang dan tahan

dalam menghadapi tekanan persaingan

yang semakinketat. Hampir semua peker

jaannya mengandung resiko dan memerlu

kan prioritas utama dari waktu, kestiaan dan emosi anda. Sebagai

seorang pengusaha, harus siap menyerahkan “apa yang didapat”

untuk membangun bisnis, terutama selama masih berada dalam

tahap awal perkembangan. Jika anda tidak memberikan semua

total komitmen maka hasilnya adalah kegagalan .

Sisi Positif Berwiraswastan

6

“Berwiraswasta adalah mencari keuntungan sendir – dan bukan membuat keuntungan yang berlimpah (walau sebagian orang yang beruntung telah melaksanakannya). Membuat keuntungan sendiri berarti menikmati pekerjaan anda”

Kesempatan mengerjakan segala sesuatu milik sendiri

Bebas membuat keputusan sendiri

Bebas untuk mulai bekerja, bagaiman caranya dan kapan

anda mau

Kepastian mengenai keberhasilan dan kegagalan yang

terjadi atas upaya sendiri

Peluang memperoleh uang lebih banyak dari yang didapat

pada pekerjaan rutin

Bebas dari “permainan” dan “politik” perusahaan dan teman

kerja

Bebas dari rasa bosan atas rapat yang tidak berguna,

ataupun teman kerja yang tidak disukai

Bebas dari bos yang mana anda pikir lebih baik tidak

bekerja

Sekarang… Sisi Negatif

Bertanggung jawab terhadap segala aspek di dalam bisnis –

sukses atau tidak

Bersedia menerima resiko kehilangan investasi

Harus membuat keputusan sendiri

Bersedia kerja dalam waktu panjang-apapun dikerjakan

agar usaha lancar

Mengakui bahwa bos baru anda adalah para pelanggan-dan

pelangggan itu permintaannya banyak sekali

Hidup dengan pendapatan yang tidak bisa diprediksi

Harus memberikan disiplin dan motivasi baik diri sendiri

maupun pegawainya

7

Pembayaran gaji yang terjamin dan tunjangan perusahaan,

serta hal lainnya yang ada pada saat ini

Anda Siap ?

Wiraswasta adalah usaha yang serius. Oleh karenanya anda

harus bertanya kepada diri sendiri sebelum anda putuskan

apakah langkah yang diambil sudah tepat. Pikirkan matang-

matang tentang pernyataan dibawah ini apakah berlaku pada diri

anda:

1. Saya bersedia menerima resiko untuk tidak mempunyai

pendapatan yang tidak tetap.

2. Saya didukung oleh saudara dan teman.

3. Saya tidak mempunyai keuangan pribadi yang besar.

4. Saya dapat mencurahkan seluruh waktu dan akhir pekan

saya untuk kepentingan bisnis

5. Saya senang membuat keputusan penting.

6. Saya bisa memotivasi diri saya sendiri untuk meraih tujuan

yang sulit sekalipun.

7. Meskipun saya mempunyai pengalaman terbatas, saya

ingin dan merasa mampu mempelajari cara menjalankan

suatu bisnis.

8. Saya merasa yakin bahwa wiraswasta merupakan jalan

terbaik bagi diri saya sebagai sumber matapencaharian.

Hal diatas menggaris besarkan fakta bahwa wirausaha sering

berada dalam situasi yang lebih bebas dibandingkan orang yang

8

bekerja disuatu perusahaan, dan dapat menerima posisi apapun

untuk meraih keuntungan dari peluang berwiraswasta.

Mengubah Keahlian Anda Menjadi Peluang Usaha

Jika anda sudah mantap untuk menentukan pilihan dalam

berwiraswasta, teruskan saja, dan bersiaplah untuk memulai

bisnis anda sendiri - bagus ! Dan tentu saja, utuk maju anda

memerlukan suatu pluang usaha. Pengalaman kerja sebelumnya

merupakan sumber yang paling utama dalam mendapatkkan ide-

ide bisnis baru. Meskipun begitu, seringkali orang yang bekerja

dalam suatu perusahaan dan mempunyai pengalaman kerja

masih tidak yakin dengan kemampuan dan keahliannya yang

dapat mereka terapkan pada suatu bisnis.

Setiap orang memiliki bermacam-macam keahlian dan banyak

orang dapat melakukan ratusan hal dengan baik. Berbagai

keahlian yang dimiliki seseorang bisa diperoleh melalui kegiatan

di tempat kerja, olah raga, dirumah ataupun di”jalan”. Orang

dalam menggunakan keahliannya sering kali tidak menyadari

bahwa mereka memilikinya.

Suatu proses pengidentifikasian keahlian

sangat berguna bagi individu untuk mengeta

hui sejumlah keahlian yang mereka miliki.

Latihan berikut ini dirancang untuk memban

tu mengidentifikasikan potensi keahlian

9

5 hal keahlian pengusaha agar mencapai sukses : Konsentrasi, Diskriminasi, Organisasi, Inovasi dan Komunikasi” Michael E. Gerber, pengarang buku bisnis

Saya tertarik dengan keahlian ini

Saya sudah memiliki keahlian ini

yang dimiliki agar bisa dialihkan kepada

suatu peluang bisnis.

Dengan melengkapi latihan berikut ini diharapkan juga bisa

diperoleh ide-ide yang cemerlang yang berguna untuk usaha dan

tidak pernah terpikirkan sebelumnya. Berdasarkan pada ide-ide

bahwa semua keahlian dapat dikatagorikan serta mempunyai

hubungan kerja dengan : a) informasi, b) orang ataupun,

c)sasaran. Dengan mengetahui keahlian dan minat yang anda

miliki dapat menentukan jenis usaha yang sesuai agar bisa

sukses.

LATIHAN: Menentukan Keahlian Yang Dapat Diubah

Perhatikan masing-masing daftar berikut ini. Berilah tanda cek (“V”) pada

kolom yang tersedia, bilamana anda “sudah memiliki keahlian” atau anda

tertarik deng keahlian’ tersebut. Pada akhir latihan, tambahkan tanda cek

pada setiap kolom untuk setiap bagian. Untuk masing-masing bagian dimana

anda memiliki keahlian, tentukanlah peluang usaha yang berpotensi.

A. Informasi

Mengamati apa yang orang lain kerjakan

Mencari informasi yang sulit diperoleh

10

Contoh peluang usaha Potensial

Mengumpulkan arsip dan merapikan informasi

Melaporkan informasi

Mengkopi atau mencatat informasi

Mengedit dan mengkoreksi bahan-bahan tulisan

Memantau catatan yang akurat

Membaca grafik, denah

Menggunakan komputer untuk menyimpan & mencari

informasi

Mampu bekerja dengan angka-angka

Memperkirakan biaya dan anggaran

Melaksanakan tugas secara detail dengan informasi yang

dimiliki

Merencanakan hal-hal yang perlu dikerjakan untuk mencapai

suat tujuan

Mendengarkan dengan penuh perhatian

Menyelenggarakan aktivitas dan kegiatan

Menulis laporan dan surat menyuat

Menulis dengan kreatif

Bisa memimpin dan mengatur pekerjaan atau proyek

Memikirkan cara agar ide bisa digunakan untuk tujuan praktis

Mengamati alur informasi beserta hasilnya

Dapat menemukan kegunaan baru untuk hal-hal yang telah ada

Mengembangkan program komputer beserta software-nya

Mengikuti perintah

Memikirkan satu langkah pada satu waktu

Menggunakan iformasi dan ide bersama-sama dengan cara

yang baru

Kreatif terhadap ruang, waktu dan objek

Menemukan cara yang kreatif untuk menyelesaikan tugas

11

Mengevaluasi dan memiliki informasi penting

B. Orang

Mendengarkan orang lain

Membantu orang lain yang memerlukan

Sabar menghadapi orang yang sulit

Menjadi sensitif dan respoif terhadap perasaan orang

Membantu orang untuk merasa diterima

Berbicara dalam berbagai bahasa

Mengungkapkan cerita

Menjelaskan ide-ide dan perintah dengan jelas

Menginterview, mengumpulkan informasi dari orang

Menulis kepada seseorang atau tentang orang

Menanyakan pertanyaan yang sulit

Mengenal orang asing secara mudah

Menjual produk dan jasa dengan effektif

Mempengaruhi ide-ide dan sikap kepada orang lain

Mengetahui orang yang bisa melakukan tugas dengan

baik

Bernyanyi, bermain instrumen atau berbicara di depan

orang banyak ataupun kamera

Bisa membuat orang tertawa

Bekerjasama dengan orang lain untuk menyelesaikan

tugas

12

Saya tertarik dengan

keahlian ini

Saya sudah memiliki keahlian ini

Contoh Peluang Usaha

Potensial

Bekerjasama dengan orang lain untuk memecahkan

masalah

Mengatur dan mengawasi pekerjaan orang lain

Menilai pekerjaan orang lain

Menyelesaikan perbedaan-perbedaan

Mengambil alih peran pimpinan bilamana diperlukan

Mengajar atau melatih orang lain

Membuat rekomendasi

Membantu orang membuat perubahan atas diri mereka

sendiri

Mewkili atau bertahan demi orang lain

Berhubungan dengan orang yang memiliki kebudayaan

beda

C. Obyek

13

Saya sudah memiliki keahlian ini

Saya tertarik dengan

keahlian ini

Contoh Peluang Usaha

Potensial

Membuat kerajinan tangan, membuat pekerjaan tangan

dengan baik, menjahit, merajut atau menenun

Mengetik

Mengembangkan obyek, mengembangkan struktur

Mengukir, memahat, membentuk batu, kayu, plastik

&tanah liat

Meletakkan secara rapi perlengkapan dan peralatan

Menyiapkan atau memasak makanan

Memijat untuk mengurangi rasa sakit

Menunggangi dan melatih bintang (seperti anjing, ternak)

Mengoperasikan komputer, kalkulator,& mesin kantor

lainnya

Memainkan instrumen musik

Berolah raga, menjadi atlit

Mengendarai kendaraan bermotor

Melakukan pekerjaan berulang untuk menyelesaikan

pekerjaan

Mengatur barang atau obyek untuk peragaan (seperti di

toko)

Membersihkan dan merawat ruangan atau gedung

Mengoperasikan catatan kas

Menggunakan peralatan tangan

Menggambar, melukis dan membuat sketsa

Memperbaiki peralatan, perlengkapan dan mesin-mesin

kecil

Mengoperasikan mesin besar seperti alat pengukur jalan

Menghitung ukuran, dimensi, volume atau menimbang

bahan

Melakukan pekerjaan yang menuntut secara fisik

Bekerja cepat dan akurat

Mengecat (interior dan exterior)

14

Menggunakan peralatan kamera dan audio visual

Menggunakan keahlian tangan untuk pekerjaan yang

sangat rinci

Fotografi baik obyek maupun manusia

Mengecat dan mengampelas furniture

Saya PALING tertarik pada bagian : _______________

(Bagian dengan cek (v) terbanyak pada kolom “tertarik”)

Saya KURANG tertarik pada bagian : _____________

(Bagian dengan cek (v) terbanyak pada kolom tertarik”)

Saya mempunyai keahlian PALING BANYAK pada bagian :

_____

(Bagian dengan (v) terbanyak pada kolom “memiliki keahlian”)

Saya mempunyai keahlian PALING SEDIKIT pada bagian : _____

(Bagian dengan (v) tersedikit pada kolom “memiliki keahlian”)

Peluang usaha yang cocok dengan saya adalah :

Jangan Hanya ”Mengerjakan Saja” - Pertimbangan Perorangan

Pada saat anda memikirkan tetang suatu ide usaha dan

bagaimana hal ini terlaksana, adalah penting untuk juga

15

memikirkan kehidupan pribadi anda dan apa pengaruhnya bila

usaha dimulai.

Contoh bilamana anda memulai suatu usaha

yang mengharuskan anda jauh dari rumah

selama empat hari dalam seminggu,

apakah hal ini akan berpengaruh pada kehi

dupan keluarga anda ? Dan apakah ini merupakan tipe gaya

hidup yang anda inginkan ? Jika jawabannya “tidak”, maka

penting untuk menyadari batasa-batasan pribadi anda dan bukan

untuk mengejar suatu ide usaha yang nantinya akan membuat

konflik dengan keluarga, cita-cita, nilai-nilai, gaya hidup dan lain-

lain.

Oleh karena itu, sebelum anda mulai menggali ide-ide usaha dan

peluang usaha, pastikan bahwa anda memahami bagaimana

lingkungan pribadi akan mempengaruhi pilihan anda.

Semua informasi yang berkenaan dengan keuntungan industri,

tingkat permintaan pasar, potensi pertumbuhan, trend yang

sedang naik, dll. Hanya mempunyai arti kecil apabila peluanng

usaha tidak sesuai dengan cita-cita hidup orang tersebut.

Sangatlah penting, bahkan jika seseorang telah memutuskan

berwiraswasta, mereka harus mempertimbangkan peluang-

peluang terhadap lingkungan, minat dan gaya hidup yang

merupakan komitmen awal mereka.

16

“Anda harus mempunyai hati didalam bisnis dan bisnis itu ada didalam hati anda” Thomas J. Watson, penemu IBM

Batasan Batasan Usaha Perorangan

Bisnis itu sendiri. Apakah ada jenis usaha khusus yang anda

pilih ? Apakah ada sektor-sektor industri yang tidak mau anda

tempuh ? Apakah ini merupakan industri yg menarik bagi anda ?

Interaksi Orang Lain. Orang yang bagaimana (minat,

pengetahuan, sikap) yang anda inginkan untuk urusan bisnis ?

Apakah anda berurusan dengan publik atau anda lebih menyukai

bekerjasama dengan penyalur/distributor ? Jika bisnisnya

berhasil, apakah anda bisa bekerja dengan pegawai dalam jumlah

besar ataukah tanggung jawab SDM membuat anda takut ?

Persaingan. Pada tingkat persaingan yang bagaimana yang

masih dapat anda terima ? – kompetisi di sebagian bisnis

sangatlah keji, dan sebagian lainnya cukup lunak. Apakah anda

siap dengan taktik-taktik jitu untuk mengatasi persaingan ?

Apakah sikap seperti ini yang membuat anda sakit ?

Lokasi. Apakah anda bersedia pindah dari lingkungan anda

sekarang untuk memulai suatu usaha ? Sebagian bisnis

memerlukan suatu lahan yang besar, dan sebagian lainnya dapat

dikerjakan dimana saja, ada juga yang bisa di jalankan di luar

rumah, dll.

Beberapa orang tidak memperdulikan dimana mereka tinggal,

sementara lainnya justru mencari suatu gaya hidup khusus, atau

bahkan ada yang tidak mau meninggalkan kota kelahiran. Dengan

17

mengetahui komunitas yang anda inginkan dan lokasi bisnis yang

berpotensi akan sangat membantu anda untuk mendapatkan ide-

ide dan peluang usaha.

Pertimbangan Etika. Ada sebagian bisnis yang bertentangan

dengan nilai-nilai etika seseorang. Sebagai contoh, mungkin anda

tidak bisa menerima usaha yang menciptakan polusi atau usaha

yang berhubungan dengan rokok dan minuman beralkohol.

Banyak orang yang tidak mau terlibat bisnis dengan hal-hal yang

melanggar. Oleh karena itu, adalah penting untuk dipahami

mengenai nilai-nilai etika dan bahwa anda tidak ingin terlibat

dengan urusan yang melanggar nilai-nilai tersebut.

Gaya Hidup/ Kerja. Ukuran bisnis seperti apa yg anda inginkan ?

Apa yang terjadi bila bisnis terebut tumbuh dengan cepat ? usaha

kecil sering kali membutuhkan waktu yang lama dan

menghabiskan waktu luang. Komitmen seperti apa yang telah

anda siapkan ? Bagaimana pengaruhnya terhadap kehidupan

keluarga anda ? Jika usaha melibatkan perjalanan jauh apakah

akan berdampak pada kehidupan keseharian anda?

Kebutuhaan Modal. Lain jenis usaha, lain pula jumlah modal

yang dibutuhkan. Seberapa besar resiko yang bisa anda atasi ?

Seberapa banyak hutang yang anda sanggup bayar sebelum hal

tersebut mengganggu tidur anda karena dihantui dengan

kecemasan membayar. Pada saat menguji ide-ide usaha pastikan

bahwa segala kerumitan didalam ide-ide tersebut tidak

18

membutuhkan investasi modal besar, yang akan membuat anda

merasa tidak nyaman menanggungnya.

Keahlian. Seperti dinyatakan sebelumnya, ada banyak keahlian

yang bisa dialihkan, dan keahlian tersebut banyak yang didapat

dari pengalaman sebelumnya. Walaupun demikian, untuk

mendapatkan keahlian teknik baru untuk tujuan memulai suatu

usaha sangat sulit dilakukan. Contoh, anda ingin membuka

bengkel mobil, sangat disarankan anda harus ahli dalam bidang

mekanik mobil. Memiliki keahlian dasar dan ataupun pendidikan

dasar dalam bidang usaha sering ditentukan oleh kelangsungan

ide-ide yang ada.

Karakteristik Wiraswasta

Sejumlah studi telah dilakukan dalam upaya menentukan karak

teristik wiraswasta, dan aspek-aspek yang dikombinasikan agar

seorang wiraswastawan mencapai sukses. Ada juga mithos

mengenai wiraswasta dan wiraswastawan/ wati. Terdapat banyak

sifat keturunan yang dimiliki seseorang termasuk dalam kategori

karakteristik wiraswasta. Namun, fakta telah membuktikan bahwa

kewiraswastaan merupakan suatu proses sistematis yang bisa

dipelajari dan diajarkan. Wiraswastawan berbakat alam dapat

menjadi lebih baik bila dikombinasikan dengan berbagai aspek,

seperti pengalaman kerja, belajar, dan, pengembangan keahlian

dan lainnya. Dan wiraswastawan lainnya ( yang bukan bakat

19

alam ) dapat menjadi wiraswasta sukses melalui pemahaman,

kerja keras dan kesabaran.

Sebagian besar ”ahli” wiraswastawan setuju bahwa tidak ada

spesifikasi khusus untuk menetapkan karakteristik wiraswastawan

yang sukses. Walaupun demikian, akan muncul kesimpulan

umum yang dapat terlihat dari sikap, kemampuan, dan sifat

dimana merupakan hal penting untuk kesuksesan wiraswasta.

Beberapa karakteristik yang paling menonjol dimana orang

menghubungkannya dengan jiwa kewiraswastaan, antaran lain:

Bersedia menerima resiko

Berharap akan kesuksesan dan takut terhadap kegagalan

Tekun

Fleksibel

Bersemangat

Rasa tanggung jawab pribadi yang kuat

Percaya diri dan yakin pada diri sendiri

Mempunyai kemampuan dan dasar ilmu yang baik untuk

belajar

Kemampuan untuk meyakinkan

Bisa berkomunikasi dengan baik

Kemampuan manajerial

Mampu untuk melakukan inovasi

Berkeinginan kuat untuk sukses dan maju

Optimis dan bergairah

20

Wiraswastawan sukses mempunyai kecenderungan dalam

mencari peluang, menerima tantangan dan yakin dengan

kemampuannya. Melihat setiap masalah sebagai suatu peluang

dan berpikir positif merupakan aspek penting bagi dunia

wiraswasta. Wiraswasta menyandang resiko, namun mereka telah

mempertimbangkan segala resiko dalam situasi yang benar.

Mereka bukan pemain judi dalam arti mereka mengambil

kesempatan terhadap sesuatu dan mempunyai kontrol yang kecil

atau tidak sama sekali. Wiraswastawan akan melakukan apa saja

untuk memperkecil atau menghapus resiko, akan tetapi mereka

juga bersedia menerima resiko bilamana perencanaan dan

analisa mereka mengharuskan adanya resiko sebagai suatu

proses. Seorang wiraswastawan sebisa mungkin ingin

mengetahui hasil yang akan diperolehnya, karena hal itu

merupakan upaya kerasnya sendiri.

LATIHAN : Dapatkah anda menentukan beberapa batasan pribadi

yang bisa mempengaruhi pemilihan ide-ide usaha ?

21

Batasan Pribadi

Jenis Usaha

Interaksi Orang Lain

Lokasi

Persaingan

Pertimbangan Etika

Gaya Hidup

Kebutuhan Modal

Keahlian

Gunakanlah batasan pribadi ini untuk menilai peluang usaha, dengan

mempertimbangkan secara teliti setiap peluang yang sesuai dengan

situasi dan pilihan anda.

Pada umumnya dunia pekerjaan menggunakan tenaga kerja

manusia pada berbagai jenis dan tingkat pekerjaan. Pada saat itu

manusia tidak banyak mengalami kesulitan di dalam usaha

22

mendapatkan pekerjaan. Bahkan lapangan kerja mengalami

kesulitan dalam usaha memperoleh tenaga kerja.

Dengan adanya berbagai macam kesulitan serta alasan-alasan

ekonomis, maka para pengusaha lapangan kerja kemudian

cenderung berpikir ekonomis. Terdorong oleh pemikiran ekonomis

tersebut, manusia mulai menggunakan tenaga mesin dan

perlengkapan modern. Dalam hal ini peranan manusia adalah

menjaga dan mengawasi kerja mesin atau perlengkapan modern

tersebut. Dalam perkembangan selanjutnya, manusia

menggunakan peralatan komputer yang serba elektronis dan

otomatis.

Hal ini membuka jalan baru bagi prestasi manusia serta

kepegawaian. Usaha-usaha produksi serta usaha-usaha

pemecahan masalah dapat berlangsung lebih hemat dan cepat.

Dengan penggunaan tenaga mesin dan peralatan modern di

berbagai bidang usaha, maka lapangan kerja menjadi semakin

menyempit.

Lapangan kerja yang menggunakan tenaga kerja manusia

semakin terbatas pada bidang-bidang jasa dan pelayanan sosial.

Lapangan kerja pada bidang-bidang produksi semakin

memperkecil kemungkinan penampungan tenaga kerja manusia.

Semakin menyempitnya lapangan pekerjaan manusia dibarengi

lagi dengan tuntutan-tuntutan baru bagi para pekerja dan pejabat

bidang usaha jasa. spesialisasi dalam profesi-profesi pun

23

bertambah terus dan manusia semakin membutuhkan persiapan

karier untuk memegang jabatan-jabatan.

Keadaan di atas telah mengurangi kesempatan kerja bagi

manusia. Kondisi lapangan kerja tersebut berpengaruh besar

terhadap kemungkinan bertambahnya jumlah pengangguran.

Siapakah yang akan terus mampu mengatasi pengangguran yang

semakin meningkat?

Memang, masalah ini menjadi beban bagi keluarga-keluarga,

masyarakat, sekolah dan pemerintah. Meskipun demikian,

dengan jalan apakah mereka dapat mengatasi dan membendung

pertambahan jumlah para pengangguran ini? salah satu jawaban

terhadap masalah ini yaitu perlu adanya pemikiran ke arah

perwujudan peranan-peranan yang lebih efektif dari institusi-

institusi tersebut di atas dalam rangka membangun manusia

wiraswasta, terlebih lagi pada institusi kelurga hendaknya mencari

jalan keluar untuk mengatasi pengangguran yang ada.

Melainkan yang lebih penting adalah menghindari atau mencegah

bertumbuhnya manusia-manusia pengangguran. Kita hendaknya

berusaha untuk setidak-tidaknya memperkecil jumlah

pengangguran di dalam masyarakat kita pada masa-masa

mendatang.

Renungkan apa yang telah diuraikan di atas, lapangan pekerjaan

manusia semakin menyempit sedangkan jumlah manusia yang

ingin mengisi lapangan pekerjaan semakin meningkat. Barangkali

24

kita berpikir lebih banyak lapangan pekerjaan saja yang

diusahakan untuk diperluas. Hal ini memang tidak salah sebab

masyarakat membutuhkan pembangunan dengan munculnya

berbagai macam proyek pembangunan.

Suatu hal yang tidak boleh kita lupakan adalah, bahwa perluasan

lapangan kerja itu perlu dibarengi dengan penyiapan manusia-

manusia pengisi lapangan kerja baru, atau penyiapan manusia

produktif yang dapat menciptakan sendiri lapangan pekerjaan

bagi diri sendiri atau bagi orang lain.

Dengan demikian peranan keluarga dalam menumbuhkan

manusia-manusia wiraswasta merupakan kebutuhan yang

mendesak dalam mewujudkannya mengingat untuk mengatasi

jumlah pengangguran di kalangan keluarga, masyarakat dan

pemerintah kita.

Pengertian Wiraswasta

25

Secara etimologis, wiraswasta merupakan suatu istilah yang

berasal dari kata-kata “wira” dan “swasta”. Wira berarti berani,

utama, atau perkasa. Swasta merupakan paduan dari dua kata

“swa”dan “sta”. Swa artinya sendiri, sedangkan sta berarti berdiri.

Swasta dapat diartikan sebagai berdiri menurut kekuatan sendiri.

Dengan mempertimbangkan artian etimologis ini, ternyata,

wiraswasta bukan berarti usaha partikelir, usaha sampingan,

keterampilan berusaha sendiri dan sebagainya seperti yang

dikemukakan oleh sementara orang. Bertolak dari ungkapan

etimologis di atas kita dapat memperoleh pengertian yang lebih

luas tentang apakah wiraswasta itu.

Wiraswasta ialah keberanian, keutamaan serta keperkasaan

dalam memenuhi kebutuhan serta memecahkan permasalahan

hidup dengan kekuatan yang ada pada diri sendiri. Dengan

demikian pengertian wiraswasta bukan hanya sekedar usaha

partikelir atau kerja sambilan di luar dinas negara, melainkan sifat-

sifat keberanian, keutamaan, keuletan, dan ketabahan seseorang

dalam usaha memajukan prestasi kekaryaan, baik di biang tugas

kenegaraan maupun partikelir dengan menggunakan kekuatan

sendiri. Ini tidak berarti bahwa orang wiraswasta mesti selalu

berkarya sendirian tanpa ikut sertanya orang lain.

Ciri-ciri Manusia Wiraswasta

26

Secara umum dapat dikatakan bahwa ciri-ciri manusia wiraswasta

adalah sebagai berikut :

1. Memiliki potensi untuk berprestasi.

2. Tidak suka bergantung kepada pihak lain di alam

sekitarnya.

3. Memiliki moral yang tinggi.

4. Mempunyai kemauan keras untuk mencapai tujuan dan

kebutuhan hidupnya.

5. Memiliki sifat kejujuran dan tanggung jawab.

6. Memiliki ketahanan pisik dan mental.

7. Memiliki ketekunan dan keuletan dalam bekerja dan

berusaha.

8. Memiliki pemikiran yang konstruktif dan kreatif.

Manusia wiraswasta orang yang memiliki potensi untuk

berprestasi. Ia senantiasa memiliki motivasi yang besar untuk

maju berprestasi. Dalam kondisi dan situasi yang bagaimanapun,

manusia wiraswasta mampu menolong dirinya sendiri di dalam

mengatasi permasalahan hidupnya.

Dengan kekuatan yang ada pada dirinya, manusia wiraswasta

mampu berusaha untuk memenuhi setiap kebutuhan hidupnya. Di

samping itu, manusia wiraswasta mampu mengatasi kemiskinan

batinnya tanpa menunggu pertolongan atau bantuan dari negara

atau instansi pemerintah, ataupun bantuan dari kelompok atai

instansi sosial.

27

Manusia wiraswasta tidak suka bergantung kepada pihak lain di

alam sekitarnya. Dalam setiap usaha memajukan kehidupan diri

serta keluarga, manusia wiraswasta tidak suka hanya menunggu

uluran tangan dari pemerintah ataupun pihak lainnya di dalam

masyarakat.

Bahkan manusia wiraswasta tidak suka terganggu kepada alam

(misalnya cuaca; panas, dingin, dan hujan ataupun keadaan dan

kondisi alam). Manusia wiraswasta tidak mudah menyerah

kepada alam. Justru manusia wiraswasta selalu berupaya untuk

bertahan dari tekanan alam atau jika perlu berusaha untuk

menundukkan alam di mana ia hidup dan berpijak.

Manusia wiraswasta memiliki moral yang tinggi. Manusia yang

beramal tinggi bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, diri kita

beserta seluruh alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan Atas

dasar kasih sayang-Nya yang besar, diciptakan-Nya alam

semesta beserta segenap isinya untuk menghidupi umat-Nya.

Untuk dapat memanfaatkan dan menikmati alam semesta ini,

Tuhan menganugerahkan perlengkapan diri kepada masing-

masing umat-Nya. Manusia diciptakan dalam keadaan yang

paling sempurna bila dibandingkan dengan makhluk-makhluk

lainnya. Dengan perlengkapan pribadi yang ada pada diri

manusia, maka manusia dikodratkan untuk dapat mengenal,

memanfaatkan dan bahkan menguasai alam sekitarnya. Oleh

karena itu manusia mempunyai hak dan tanggung jawab paling

besar dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain di atas bumi.

28

Salah satu tanggung jawab atau kewajiban manusia adalah

mengenal menyadari, mengingat dan bersyukur kepada Tuhan

Yang Maha Esa.

Itulah sebabnya, kita harus berbakti dan bertakwa kepada Tuhan.

Manusia yang bermoral tinggi memiliki kemerdekaan batin. Orang

yang memiliki batin merdeka, tidak mengalami banyak gangguan,

kekhawatiran serta tekanan-tekanan di dalam jiwanya.

Kemerdekaan batin ditandai oleh adanya keselarasan antara

keinginan-keinginan dengan pandangan dalam diri seseorang,

adanya keselarasan antara kemauan dengan pengenalan diri.

Seseorang akan merasakan kemerdekaan batin apabila setiap

tingkah lakunya sesuai dengan kemauan serta pengenalan diri.

Dengan adanya kemerdekaan batin ini, maka tumbuhlah

keberanian seseorang untuk berbuat dan berusaha untuk maju.

Manusia bermoral tinggi mementingkan keutamaan. Dalam

proses kehidupan pribadi, dalam diri seseorang terdapat pula

alternatif kemauan. Hal ini nyata pada waktu seseorang sedang

menghadapi berbagai macam permasalahan, di dalam diri

seseorang terdapat kompetisi dari kemauan kuat berhadapan

dengan kemauan lemah.

Daya kemauan yang terlatih akan menjadi kuat, sedangkan daya

kemauan yang tidak terlatih akan cenderung menjadi lemah.

Keutamaan pribadi dimiliki oleh seseorang apabila orang itu

memiliki kemauan yang kuat memecahkan berbagai

29

permasalahan hidup untuk menuju ke arah kesempurnaan.

Manusia yang bermoral tinggi memiliki rasa kasih sayang

terhadap sesama manusia.

Manusia tidak hidup sendirian. Ia senantiasa harus hidup

bersama orang lain. Di dalam setiap interaksinya dengan orang-

orang lain, maka kemauan masing-masing tidak selalu sama.

Perbedaan kemauan manusia disebabkan oleh karena adanya

perbedaan keinginan, tujuan, minat, ataupun kebutuhan masing-

masing.

Orang yang berjiwa kasih sayang suka mempertimbangkan

kebutuhan dan kemauan orang lain. Rasa kasih sayang ditandai

oleh adanya tenggang rasa serta keselarasan antara kemauan

dan kebutuhan orang lain.

Kasih sayang terhadap sesama manusia dapat diwujudkan

dengan perbuatan dan tingkah laku yang tidak menjerumuskan

orang lain kelembah penderitaan yang menyengsarakan. Manusia

yang bermoral tinggi memiliki loyalitas terhadap hukum. Kita hidup

tidak akan terlepas dari hukum. Di mana dan kapan pun kita hidup

pasti mengikuti hukum.

Hukum itu sendiri adalah jalan hidup. Apabila seseorang

melanggar atau menyimpang dari hukum, maka ia akan

mengalami akibat berupa penderitaan. Itulah sebabnya orang tua

sering mengingatkan kita agar selalu waspada (eling) dalam

setiap kita hendak berbuat sesuatu.

30

Kita harus sadar terhadap hukum, baik itu hukum alam, hukum

Tuhan, falsafah negara, pandangan hidup pribadi norma sosial,

hukum adat, hukum perdata, hukum pidana, dan berbagai macam

hukum yang lain.

Dalam pergaulan antar manusia ataupun dengan alam sekitar,

kita sering mengalami konflik atau perselisihan. Dalam keadaan

demikian, maka loyalitas hukum menghendaki agar kemauan

pribadi kita diletakkan di bawah ketentuan hukum yang berlaku.

Manusia yang bermoral tinggi memiliki sifat keadilan. Kita hidup

dan bekerja bersama-sama dengan pihak lain, terutama dengan

sesama manusia.

Masing-masing individu mempunyai perasaan. Ada kalanya, kita

bertingkah laku atau mengtrapkan sesuatu yang menyenangkan

atau tidak menyenangkan pada sesama manusia. Sifat keadilan

menghendaki, agar kita mempunyai kemauan untuk berlaku adil

di dalam mengetrapkan segala sesuatu terhadap sesama.

Manusia wiraswasta mempunyai kemauan keras untuk mencapai

tujuan dan kebutuhan hidupnya.

Setiap orang mempunyai tujuan dan kebutuhan tertentu dalam

hidupnya. Sayang, tidak setiap orang memiliki tujuan jelas dan

operasional sehingga terbayang jelas yang harus ditempuh untuk

mencapainya bila tujuan kita telah jelas. Kita menanyai seseorang

misalnya mengenai tujuan dan kebutuhan hidupnya, sering

31

mendapat jawaban, bahwa ia bertujuan untuk dapat hidup

bahagia.

Kalau kita tanyakan lebih lanjut mengenai kebahagiaan yang

bagaimana, ia menjadi bingung. Tujuan yang smar-samar kurang

memberikan motivasi pada diri seseorang untuk berusaha

mencapainya, kekuatan untuk mencapai tujuan adalah kemauan.

Apabila kita berkemauan keras, maka jalan akan terbuka

sehingga kita dapat mencapai tujuan kita. Ada pepatah, bila ada

kemauan pasti ada jalan. Jadi kemauan yang keras merupakan

kunci dari keberhasilan seseorang untuk mencapai tujuan. Hanya

orang yang berkemauan keras saja yang bisa mencapai tujuan

sukses.

Sebaliknya, orang yang kurang memiliki kemauan keras akan

mudah menyerah kepada keadaan yang menimpa dirinya. Orang

yang kemauannya kurang keras/lemah kurang berusaha

memperbaiki nasib hidupnya, menjadi suka tergantung dan

biasanya cenderung menjadi malas. Apakah yang dapat

diharapkan oleh orang pemalas? Banyak orang yang tidak maju,

kurang berprestasi oleh karena adanya sifat tersebut. Ia

berkeinginan untuk hidup sukses, tetapi justru orang lain yang

dapat mencapai kesuksesan. Masih mendingan kalau ia

menyadari kemalasannya itu, kalau tidak ia bahkan cenderung

suka menyalahkan orang lain, iri hati dan selalu berprasangkan

buruk atas kesuksesan orang lain. Oleh karena itu, tetapkanlah

32

dengan jelas tujuan/sasaran anda, jangan berubah-ubah mintalah

pilihan Tuhan, binalah gambaran mental sukses yang kokoh.

Jangan biarkan diri anda dipengaruhi masa lalu anda yang tidak

menyenangkan. Jangan anda digoda gambaran mental

kegagalan, lawanlah dia dan pertahankan terus gambaran mental

sukses itu.

Tentukan langkah-langkah menuju sasaran itu sesuai dengan

jawaban-jawaban otak anda setelah anda himpun sebanyak

mungkin dan selengkap mungkin informasi-informasi yang benar

tentang tujuan yang anda tuju, jagalah sampai anda menderita

kebocoran energi yang anda perlukan untuk menggerakkan

potensi-potensi anda disebabkan rong-rongan yang merusak,

urusan selebihnya serahkanlah pada Tuhan. Terimalah dengan

ikhlas dan senang hati apa yang akan ditentukan Tuhan bagi

anda. Jagalah antara keseimbangan antara harapan da

kewaspadaan.

Di samping berkemauan keras, manusia yang bersikap mental

wiraswasta memiliki keyakinan yang kuat atas kekuatan yang ada

pada dirinya. Kita lahir dan hidup di dunia telah dibekali dengan

perlengkapan dan kekuatan oleh Tuhan agar kita dapat hidup dan

menaklukkan alam sekitar. Anugerah itu adalah: jasmani manusia

yang diciptakan dengan bentuk yang sebaik-baiknya dan

diperlengkapi dengan alat-alat panca indera dan lain-lain. Rohani

manusia yang diperlengkapi dengan kekuatan naluri, akal budi

dan lain-lain, petunjuk-petunjuk langsung berupa ajaran-ajaran

33

wahyu yang disampaikan lewat rasul-rasul-Nya, alam semesta

yang boleh dikelola oleh manusia dengan tujuan kemaslahatan

dan kesempurnaan.

Anugerah itulah yang memberikan harapan kegairahan serta

semangat untuk bekerja atau berbuat ke arah tercapainya tujuan-

tujuan dalam hidup kita. Bagaimana menimbulkan keyakinan yang

kuat dalam dinamika hidup kita?

Ingat, bahwa yang dimaksud dengan keyakinan kuat disini tidak

dapat disamakan dengan fanatisme dalam sikap dan pandangan

hidup sesorang . keyakinan yang kuat untuk mencapai sukses

dapat kita tumbuhkan di dalam jiwa kita dengan syarat: kita harus

mengenal diri kita sendiri sebagai makhluk yang memiliki

kelemahan, namun memperoleh anugerah kekuatan dari Tuhan

untuk mengatasi kelemahan kita itu, kita harus percaya kepada

diri sendiri, bahwa kita memiliki potensi tersendiri yang tidak

kurang kuatnya dengan apa yang dimiliki oleh orang lain.

Coba renungkan, kalau orang lain bisa mencapai kesuksesan,

mengapa kita tidak bisa? Kita harus mengetahui dengan jelas

terhadap tujuan-tujuan serta kebutuhan kita, di mana kita dapat

mendapatkannya, bagaimana cara-cara untuk mencapai atau

memenuhinya, serta kapan/berapa lama target waktu untuk

mencapai/memenuhinya. Setipa tujuan, kebutuhan dan rencana-

rencana kita harus senantiasa menguasai jiwa kita dengan penuh

kesadaran.

34

Hal ini akan menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri,

sehingga dengan demikian timbul pula kegairahan dan semangat

untuk maju dan kita terdorong dan tergerak untuk berbuat.

Manusia wiraswasta memiliki sifat kejujuran dan tanggung jawab.

Salah satu kunci keberhasilan seseorang dalam berusaha dan

berwiraswasta adalah adanya kepercayaan dari orang lain

terhadap dirinya. Agar seseorang memperoleh simpati dan

kepercayaan orang lain dalam berusaha, maka ia harus memiliki

sifat kejujuran dan tanggung jawab. Banyak orang mengalami

kegagalan dalam relasi dan usaha hanya karena tidak dimilikinya

sifat-sifat kejujuran dan tanggung jawab ini.

Banyak orang yang tidak dipercaya oleh orang lain, baik di bidang

usaha maupun karier oleh karena mereka tidak jujur dan tidak

memiliki rasa tanggung jawab. Hal semacam ini terlebih kita

rasakan pada lapangan-lapangan kerja perusahaan dan

perniagaan. Untuk menjadi karyawan pada lapangan-lapangan

kerja itu, faktor kejujuran dan tanggung jawab mendapatkan

sorotan dan penilaian yang serius dari pihak manajer atau pemilik

perusahaan.

Pendeknya dunia pekerjaan akan menolak sifat-sifat semacam

itu. Akan lebih untung bagi manusia yang dalam usahanya untuk

mengubah nasib mau berusaha mengubah diri untuk memiliki

sifat-sifat kejujuran dan tanggung jawab, sehingga akhirnya ia

percaya kepada dirinya sendiri dan dipercaya oleh orang lain.

35

Adapun cara-cara untuk menumbuhkan sifat-sifat kejujuran dan

tanggung jawab adalah dengan :

1. Mendidik diri sendiri sehingga memiliki moral yang tinggi.

Dengan perkataan lain, kita hendaknya belajar untuk bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, belajar untuk memperoleh

kemerdekaan batin, belajar untuk mementingkan keutamaan,

belajar untuk mematuhi hukum-hukum yang berlaku, dan

belajar untuk berlaku adil kepada sesama manusia.

2. Melatih disiplin diri sendiri. Kita akan mustahil untuk begitu saja

menjadi manusia jujur dan bertanggung jawab, apabila kita

tidak membina kepribadian kita. Rasa tanggung jawab dapat

ditumbuhkan di dalam diri kita melalui latihan berdisiplin.

Dengan melatih disiplin diri sendiri, maka kita akan

memperoleh ketabahan, keuletan dan keteraturan tingkah laku

dan perbuatan kita. Latihan disiplin diri sendiri dapat kita

lakukan dengan jalan:

a. Membatasi keinginan-keinginan kita. Hidup kita diliputi

oleh berbagai macam keinginan, baik keinginan-keinginan

jasmani, maupun keinginan-keinginan rohani. Akibat dosa

yang ditanggung oleh manusia, maka tidak semua

keinginan kita adalah baik atau positif. Oleh karena itu kita

harus belajar mengekang atau membatasi berbagai

macam keinginan kita, terutama kainginan-keinginan yang

negatif yang merugikan kelestarian hidup kita.

36

b. Melatih daya kemauan kita agar menjadi lebih kuat, bahwa

kemauan kita dapat terancam oleh kondisi-kondisi yang

memperkuat atau memperlemah kemauan. Sedangkan

kondisi yang memperlemah kemauan kita adalah

ketakutan yang tidak beralasan, kecemasan, kemarahan,

penyesalan yang berkepanjangan, kesedihan, memendam

kedengkian atai iri hati, cemburu buta, perasaan rendah

diri, mengumpat keburukan orang lain, mengadu domba,

memfitnah dan lain-lain yang merupakan penyebab erosi

kemauan kita sampai akhirnya energi kita habis, potensi

kita lumpuh.

Dalam hal ini kita perlu mempelajari jiwa kita. Di dalam

jiwa kita terdapat salah satu bentuk keaktifan jiwa yang

disebut perhatian. Perhatian inilah yang mendorong minat

manusia terhadap sesuatu objek, dan minat inilah yang

mengarahkan kemauan manusia. Kemauanlah yang

kemudian mendorong perbuatan dan tingkah laku yang

tertib ataukah tidak.

Dengan dasar uraian di atas, latihan daya kemauan dapat

dilakukan melalui latihan perhatian. Latihan perhatian ini

sendiri dapat dikerjakan dengan jalan mengadakan latihan

konsentrasi pikiran. Latihan perhatian dan konsentrasi

pikiran dapat dilakukan kapan saja di dalam pekerjaan kita

sehari-hari. Sebagai contoh, ketika kita sedang membaca

buku, cobalah pada saat itu kita memusatkan perhatian

atau konsentrasi pikiran kepada isi buku hanya hal-hal

37

yang berhubungan erat dengan buku tersebut saja, jangan

membayangkan masalah atau objek-objek lain misalnya:

peperangan, bumbu-bumbu masak, kebakaran hutan,

kurangnya penghasilan pegawai negeri dan lain-lain,

kecuali masalah-masalah itu berhubungan dengan isi buku

yang sedang dibaca.

Contoh lain yang lebih sederhana misalnya, ketika kita

sedang menimba air di sumur, pusatkan perhatian kita

hanya kepada pekerjaan menimba air itu dan jangan

memikirkan hal-hal lain. Pekerjaan ini tampaknya remeh

dan mudah, tetapi sebenarnya belum tentu semudah apa

yang kita duga. Pekerjaan-pekerjaan sederhana semacam

itu merupakan latihan yang efektif untuk memperkuat daya

kemauan kita.

c. Berorientasi kepada tujuan dan kebutuhan hidup. Dalam

setiap kegiatan dan usaha kita, kita harus selalu ingat

akan tujuan dan kebutuhan hidup kita. Setiap kegiatan dan

usaha selalu kita lihat manfaatnya bagi tercapainya tujuan

atau terpenuhinya kebutuhan kita.

Dengan berorientasi kepada tujuan disertai pengenalan

akan manfaat setiap usaha dan kegiatan kita, maka hal ini

akan menarik minat kita, dan minat yang kuat akan

memancing kemauan kita untuk berbuat lebih lanjut.

38

Manusia wiraswasta memiliki ketahanan fisik dan mental. Sering

kita mendengar adanya manusia-manusia yang mudah menyerah

terhadap tantangan dan permasalahan hidup. Mereka tidak mau

maju dan bahkan gagal sebelum mulai.

Sayang sekali, orang-orang semacam itu ada yang tidak

menyadari, bahwa dirinya telah menjadi budak kemiskinan

pribadinya dan bahkan merasa dirinya lebih berharga, terhormat

dan bergengsi. Seandainya mereka menyadari akan halnya atau

dapat mengenal diri, tentunya mereka akan merasa malu dan

bermotivasi lebih besar untuk menebus kegagalannya dengan

usaha wiraswasta yang berhasil. Itulah sekelumit gambaran

tentang pribadi yang kurang kuat.

Bagi mereka yang menyadari akan kelemahan pribadinya

sekalipun, belum tentu mereka menjadi bangkit untuk maju,

melainkan ada yang justru menjadi putus asa. Inilah peristiwa

kematian sebelum meninggal dunia.

Lain lagi halnya dengan orang-orang bersikap pantang meyerah

pada keadaan, maka mereka ini lebih mendingan daripada

mereka yang baru digambarkan sebelumnya. Namun sayangnya

diantara mereka yang bersemangat baja ini ada yang hanya

sekedar mampu bertahan pada keadaan dan prestasi yang telah

ada. Yang lebih diharapkan yaitu sikap pantang meyerah

terhadap keadaan prestasi yang ada untuk lebih maju mencapai

prestasi yang lebih maju lagi/lebih baik dari yang telah ada dicapai

pada saat sekarang. Untuk itu kita harus memiliki semangat dan

39

tahan uji dari setiap tantangan dan penderitaan baik lahir maupun

batin. Beberapa hal yang perlu kita miliki untuk menjadi manusia

tahan uji lahir batin adalah :

1. Sehat jasmani dan rohani. Kesehatan merupakan modal

penting untuk hidup. Apabila badan kita kurang sehat

misalnya mudah terserang penyakit, maka hal ini sudah

menjadi beban yang cukup berat dan mengganggu

kelancaran hidup dan usaha kita.

Segala rencana dapat menjadi berantakan gara-gara badan

jatuh sakit. Oleh karena itu kita sedapat mungkin harus

menjaga kesehatan tubuh, misalnya dengan makan minum

yang teratur, mengadakan olah raga setiap hari

secukupnya, memelihara kebersihan badan, tempat tinggal,

makanan, peralatan kerja kita, secara periodik makan

minum vitamin-vitamin atas petunjuk ahli kesehatan, dan

secara periodik minum jamu atau ramuan obat-obatan

tradisioanl untuk memelihara kondisi badan kita agar tetap

sehat dan kuat fisik.

Di samping itu apabila kita kurang sehat dalam rohani kita

misalnya karena dilanda oleh kedudukan dan keputusan,

kita menjadi pemurung/pem-berang, dengki dan iri hati serta

berbagai macam gangguan mental lainnya, hal ini akan

mengahambat keberhasilan usaha dan pekerjaan kita. Oleh

karena itu kita senantiasa harus berusaha agar kondisi

rohani kita sehat, tidak terhinggapi oleh berbagai penyakit

40

rohani dengan jalan misalnya: mendekatkan diri kepada

Tuhan menghayati firman-firman Tuhan, beristirahat atau

berekreasi secukupnya, sering bergaul dengan teman-

teman untuk bergurau dan bertukar pikiran.

2. Memiliki kesabaran. Dalam berwiraswasta, kita menghadapi

orang-orang yang beraneka ragam,baik perangai maupun

kebutuhannya. Diri kita sendiri memiliki permasalahan dan

kesulitan yang membuat diri kita mudah tersinggung atau

panik dan marah ketika memperoleh perlakuan dari orang

lain yang kita rasakan tidak sesuai atau tidak

menyenangkan hati kita.

Dalam hal ini kita harus melatih kesabaran kita. Jika kita

tidak sabar dalam menghadapi orang banyak, maka simpati

dan kepercayaan orang lain kepada diri kita menjadi

berkurang. Akibatnya kita menjadi kekurangan relasi yang

luas, tinggal relasi pada kalangan tertentu saja.

Untuk melatih kesabaran kita dapat ditempuh dengan:

pendekatan diri kepada Tuhan, memahami bahwa orang

lain juga mempunyai kepentingan, kebutuhan dan

permasalahan yang sama atau bahkan barangkali lebih sulit

dari apa yang kita derita/alami, kita hendaknya dapat

bekerja sama, bertenggang rasa dan saling menolong ke

arah kebaikan kepada sesama kita.

41

3. Ketabahan. Dalam perjalanan hidup kita banyak cobaan

dan gangguan, baik dari dalan diri kita, dari makhluk lain,

dari orang-orang lain, maupun dari alam.

Berbagai macam cobaan itu dapat membelokkan arah

perhatian dan usaha kita sehingga tidak memperoleh hasil

yang tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan semula.

Dengan perkataan lain, setiap tingkah laku dan pekerjaan

kita tidak mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Manusia wiraswasta memiliki ketekunan dan keuletan dalam

bekerja dan berusaha. Kemajuan dan kesuksesan hidup

tidak dapat datang dengan sendirinya. Kemajuan dan

kesuksesan harus diperoleh melalui usaha dan bekerja

keras. Banyak orang yang tidak suka untuk bekerja keras,

mereka lebih suka bermalas-malasan dengan penuh

harapan akan memperoleh kemajuan dan prestasi hidup.

Ada pula sebagian orang yang tidak mau bekerja keras

tetapi ingin maju dan berprestasi dengan meminjam tenaga

dan prestasi orang lain. Ada lagi orang yang ingin maju

berhasil mengeruk harta dengan jalan mencuri, baik secara

kasar maupun secara halus seperti korupsi, manipulasi,

penyalahgunaan wewenang/jabatan dan sebagainya. Profil

manusia yang baru digambarkan ini jelas tidak termasuk

kategori manusia wiraswasta. Mereka adalah bukan

manusia-manusia wiraswasta karena buktinya mereka justru

memiliki sifat-sifat tergantung.

42

Mereka tergantung kepada keadaan, mereka tergantung

pada kesempatan dalam kesempitan, mereka tergantung

kepada tenaga prestasi orang lain. Ini tidak berarti, bahwa

manusia wiraswasta tidak tergantung kepada hal-hal

semacam itu tapi mengarah kepada hal kebaikan, seperti

dijelaskan di atas bahwa manusia wiraswasta lebih

mengutamakan kekuatan pribadinya sendiri dalam usaha

mencari kemajuan dan kesuksesan hidup.

Oleh karena itu manusia wiraswasta harus mau dan mampu

untuk bekerja keras dan berjerih payah. Lihatlah bangsa

yang maju, rakyatnya pasti suka bekerja keras. Tentu saja

hal bekerja keras ini pun bukan asal bekerja. Kita masih

melihat-lihat jenis pekerjaannya.

Kemajuan dan kesuksesan hidup baru dapat kita capai

apabila kita mau dan mampu bekerja keras dengan

menggunakan berbagai potensi pribadi kita, baik potensi

akal maupun okol/otot kita. Potensi akal dan okol/otot harus

sama-sama kita manfaatkan untuk berjerih payah mencapai

sukses. Oleh karena itu manusia wiraswasta di samping

mampu memanfaatkan okol/otot secara intelijen, juga

memfungsikan berbagai macam permasalahan yang ia

hadapi. Untuk dapat bekerja keras itu perlu ditunjang

dengan:

43

1. Ketekunan bekerja. Ketekunan bekerja ini terbina oleh

adanya kemauan yang keras, kesabaran dan ketelitian

dalam menempatkan diri ke dalam pekerjaan, relasi dan

alam sekitarnya.

2. Keuletan berjuang. Orang yang memiliki keuletan berjuang

adalah orang yang tidak mengenal lelah, dan berpantang

menyerah. Orang semacam itu memandang kegagalan

yang dialami sebagai pelajaran untuk mengatur strategi

lebih lanjut di dalam usaha mencapai keberhasilan. Orang

yang ulet tidak mengenal putus asa. Orang yang ulet selalu

mencari jalan yang lebih baik untuk maju dan mencapai

sukses. Tentu saja keuletan ini ditunjang oleh adanya

kemauan yang keras, kepercayaan pada diri sendiri, disiplin

diri sendiri serta ketahanan fisik dan mental.

Manusia wiraswasta memiliki pemikiran yang konstruktif dan

kreatif. Manusia mempunyai daya kekuatan yang jitu untuk

mengenal dan memecahkan setiap permasalahan yang dihadapi.

Daya kekuatan itu adalah akal.

Akal bekerja dengan menggunakan pikiran. Pekerjaan pikiran kita

akan membawa kemajuan dan kesuksesan apabila pemikiran itu

bersifat konstruktif dan kreatif. Pemikiran yang konstruktif adalah

membawa perbaikan terhadap keadaan saat sekarang ke arah

yang lebih sempurna, sedangkan pemikiran yang kreatif

membawa pemecahan terhadap setiap permasalahan hidup.

44

Apabila kita mau maju dan hidup sukses, maka kita harus

menggunakan pikiran kita secara konstruktif dan kreatif.

Apabila kita membiarkan diri untuk berpikir secara sempit

(bertolak dari pandangan hidup yang sempit) dan berpikir secara

picik (bertolak dari pengetahuan yang kurang luas, sikap

subjektif), maka kita akan lambat maju, cenderung statis dan

bahkan semakin miskin, baik miskin jasmaniah maupun miskin

rohaniah.

Sebaliknya, manusia yang bersikap mental wiraswasta lebih suka

menggunakan pikiran secara kostruktif dan kreatif. Pemikiran

orang wiraswasta senantiasa membawa

perbaikan/pembaruan/inovasi serta dapat menjawab setiap

tantangan zaman.

Keterampilan Manusia Wiraswasta

Untuk menjadi manusia wiraswasta diperlukan beberapa

keterampilan seperti yang dikemukakan di bawah ini:

1. Keterampilan berpikir kreatif.

2. Keterampilan dalam pembuatan keputusan.

3. Keterampilan dalam kepemimpinan.

4. Keterampilan manajerial.

5. Keterampilan dalam bergaul antar manusia.

45

Manusia wiraswasta memiliki keterampilan berpikir kreatif.

Pemikiran kreatif itu sendiri didukung oleh dua hal, yaitu

pengerahan daya imajinasi dan proses berpikir ilmiah.

Apabila kita tidak mencampurkan daya imajinasi dengan

kemampuan berpikir ilmiah, maka tidak akan mungkin kita

mengadakan pemikiran yang kreatif. Dengan pemikiran yang

kreatif, kita dapat memecahkan berbagai macam permasalahan.

Manusia yang pesimis menganggap hidup ini hanya dipenuhi oleh

penderitaan serta tumpukan masalah yang sulit untuk diatasi.

Sebaliknya, manusia yang optimis memandang hidup ini sebagai

situasi yang penuh dengan kesempatan dan kemungkinan untuk

maju dan berhasil dalam hidup.

Manusia yang optimis mempunyai daya imajinasi yang positif

yang dapat menolong pemikiran yang kreatif. Keinginan, angan-

angan, cita-cita, tujuan hidup, masalah kehidupan, ataupun

segala pengalaman diri kita selama hidup ini dapat merangsang

jiwa kita untuk berpikir kreatif.

Untuk itu kita hendaknya memiliki daya cipta yang dinamis

sekalipun ternyata bisa terdorong untuk mencetuskan gagasan

yang kreatif ketika ia berada dalam keadaan darurat. Daya

imajinasi yang bekerja tanpa ikut sertanya pemikiran yang sadar

hanyalah merupakan lamunan atau khayalan yang tak berguna.

Oleh karena itu adalah sangat penting bagi kita agar senantiasa

sadar dan waspada terhadap segala apa yang terjadi di alam

46

sekitar kita. Kita harus dapat mengambil manfaat dari setiap

peristiwa yang pernah kita alami dan kita dengar untuk kita oleh

dan kita cerna dengan pemikiran sehingga memberikan

keuntungan bagi hidup kita.

Manusia yang pandangannya tertutup oleh kesan-kesan

penderitaan melulu niscaya akan menutup mata terhadap setiap

peristiwa dan kenyataan hidup di alam sekitarnya. Meskipun ia

berusaha untuk membuka mata memandang dan menghayati

kenyataan itu, sedangkan pandangan hidupnya yang sempit

selalu mengganggu, maka ia akan memiliki daya imajinasi yang

negatif untuk mereaksi kenyataan tersebut.

Banyak sekali hambatan mental yang mengurangi daya imajinasi

kita, misalnya pandangan hidup yang sempit, kepercayaan

terhadap tahayul, keputusasaan, kurangnya kepercayaan kepada

diri sendiri, kesombongan, kedengkian dan iri hati, kebodohan,

kekhawatiran akan kegagalan, dan berbagai bentuk kemiskinan

rohani lainnya, akan memperlemah daya imajinasi kita sehingga

daya imajinasi kurang berfungsi bagi pemikiran yang kreatif, maka

kita sedapat mungkin harus membuang jauh-jauh setiap

hambatan mental yang mengganggu proses berpikir kita.

Seperti dikemukakan di atas, bahwa daya imajinasi baru

mempunyai arti bagi hidup kita apabila bercampur dan bekerja

sama dengan daya pikiran kita. Pikiran kita dapat berakibat dua

macam, mungkin menolong atau mungkin menghambat usaha

kita.

47

Pemikiran yang simpang siur, ngawur dan tidak berpola hanya

akan merugikan hidup kita, apalagi jika pemikiran itu disertai oleh

daya imajinasi yang lemah karena adanya hambatan-hambatan

mental. Pemikiran semacam itu tidak menunjukkan pemikiran

yang kreatif.

Pemikiran kita akan kreatif apabil proses berpikir kita

berlangsung secara ilmiah. Proses berpikir ilmiah berlangsung

dengan langkah-langkah yang sistematis, berorientasi kepada

tujuan serta menggunakan pola atau metode tertentu untuk

memecahkan masalah.

Pada garis besarnya, pemikiran ilmiah dapat berlangsung dengan

langkah-langkah sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan, keinginan, dan kebutuhan baik bagi diri

sendiri maupun bagi pihak lain.

2. Merumuskan permasalahan yang berhubungan dengan

usaha mencapai/memenuhi kebutuhan/tujuan, keinginan di

atas.

3. Menghimpun fakta-fakta objektif yang berhubungan dengan

objek yang sedang kita pikirkan.

4. Mengolah fakta-fakta itu dengan pola berpikir tertentu, baik

secara induktif ataupun deduktif, atau mencari hubungan

antar fakta sehingga ditemukan berbagai alternatif/pilihan.

5. Memilih alternatif yang dirasa paling tepat.

48

6. Menguji alternatif itu dengan mempertimbangkan hukum

sebab akibat sehingga ditemukan manfaat alternatif itu bagi

kehidupan.

7. Menemukan dan meyakini gagasan.

8. Mencetuskan gagasan itu, baik secara lisan maupun

tertulis.

Kalau kita perhatikan proses berpikir yang digambarkan di atas,

ternyata berpikir ilmiah itu masih melibatkan fungsi kejiwaan yang

lain misalnya: keinginan, perasaan, kemauan, imajinasi, ingatan

dan perhatian.

Oleh karena itu pemikiran yang kreatif harus ditunjang oleh suatu

kepribadian yang kuat seperti diuraikan di atas. Bertolak dari apa

yang diuraikan di atas, maka keterampilan berpikir kreatif

membutuhkan dua hal yaitu: daya imajinasi yang menunjang

proses berpikir dan cara berpikir ilmiah. Manusia wiraswasta

memiliki keterampilan dan pembuatan keputusan. Keputusan

merupakan suatu hasil penilaian. Keputusan juga merupakan

hasil pemilihan alternatif-alternatif.

Alternatif yang kita pilih jarang merupakan pilihan antara benar

dan salah. Setiap pilihan kita lebih cenderung mendekati antara

“hampir benar” dan “kemungkinan salah”. Kebanyakan daftar

pustaka/acuan yang membahas tentang pembuatan keputusan

mengemukakan, bahwa keputusan harus bertolak dari fakta.

49

Tetapi orang yang kreatif dapat mengambil keputusan-keputusan

dengan tidak mulai dari fakta-fakta. Ia mengambil keputusan

bertolak dari pendapat. Tentu saja pendapat itu masih bersifat

hipotesis/kebenaran sementara yang belum teruji manfaat dan

nilainya. Hal ini tidak ada salahnya, terlebih orang yang sudah

berpengalaman banyak dalam bidang tertentu diharapkan

mempunyai pendapat serta ide.

Jika tidak demikian, maka orang lain akan menganggap bahwa ia

adalah orang yang tidak berkemampuan untuk menguasai

bidangnya itu. Pengertian yang menggaris bawahi suatu

keputusan yang benar adalah tumbuh dan berkembang dari

adanya pertentangan antar pendapat dan alternatif-alternatif yang

saling bersaingan.

Pemimpin yang baik senantiasa memberikan dorongan kepada

orang lain ataupun diri sendiri untuk berpendapat. Namun

demikian, ia mendesak agar orang yang mempunyai pendapat itu

tadi agar juga memikirkan tentang apa yang akan diajukan

sebagai pendapat itu. Orang itu dituntut untuk mengemukakan

bukti atau fakta yang diperlukan untuk mempertahankan

pendapatnya. Disini jelas, bahwa pengambilan keputusan

memerlukan fakta-fakta, namun yang pertama atau yang terlebih

dahulu muncul adalah pendapat.

Fakta hanya dipakai untuk memperkuat atau mempertahankan

pendapat itu. Apakah ukuran atau tolok ukur bagi relevansi fakta

atau bagi kebenaran suatu pendapat ? dalam hal ini kita tidak

50

dapat menggunakan tolak ukur tradisional sebab tolok ukur itu

akan ditemukan sendiri oleh pemikiran.

Setiap saat selama hidupnya seseorang harus mengadakan

penilaian untuk kemudian dapat mengadakan pemilihan diantara

alternatif. Suatu penilaian yang hanya menghasilkan jawaban ya

atau tidak, sebenarnya bukan merupakan penilaian dalam

penilaian harus terdapat berbagai alternatif, sehingga seseorang

dapat menemukan apa yang sebenarnya menjadi masalah utama.

Oleh sebab itu manusia yang kreatif akan selalu beriusaha

melihat berbagai macam alternatif dalam pengukuran, sehingga

mereka dapat mengadakan pemilihan terhadap alternatif yang

paling tepat. Keputusan yang diambil oleh seseorang hendaknya

tidak semata-mata didasarkan atas aklamasi pemimpin yang

efektif dapat mengambil keputusan dengan sebaik-baiknya

apabila didasarkan pada berbagai pendapat yang bertentangan,

dialog antara pandangan-pandangan yang berbeda serta

pemilihan diantara hasil-hasil penilaian yang berbeda.

Salah satu syarat pertama dalam pemgambilan keputusan adalah

zaman dahulu seseorang mengambil keputusan bila terdapat

ketidaksetujuan jadi suatu tahap dalam pembuatan keputusan

adalah menawarkan konsep-konsep keputusan itu apakah sudah

bisa disetujui oleh orang lain.

51

Dalam proses pembuatan keputusan keragu-raguan dan

ketidaksetujuan diperlukan karena keragu-raguan dan

ketidaksetujuan bermanfaat untuk:

1. Memungkinkan untuk menerima bersama terhadap

keputusan-keputusan yang diambil.

2. Memperkaya alternatif-alternatif untuk melahirkan

keputusan yang lebih mantap.

3. Keraguan merangsang daya imajinasi untuk mendapatkan

jawaban yang benar terhadap suatu masalah. Daya

imajinasi bekerja bersama pikiran untuk menelaah masalah

dalam situasi baru sehingga diperoleh pengenalan dan

pengertian.

Setelah keputusan siap dibuat dalam arti bahwa hal-hal khusus

telah dipertimbangkan masak-masak, semua altenatif telah

dijajaki dan segala resiko untung rugi telah dipertimbangkan,

maka hal berikutnya yang harus dibangkitkan di dalam diri sie

pembuat keputusan yaitu keberanian dan penilaian.

Manusia wiraswasta memiliki keterampilan dalam pimpinan

dengan belajar keras untuk memberi kepribadian yang kuat

seperti yang telah digambarkan di muka maka sesorang akan

memiliki keterampilan untuk memilih diri sendiri. Seseorang akan

mampu mengendalikan keinginan kemampuannya kearah

tercapainya tujuan-tujuan hidup pribadinya.

52

Beberapa hal yang perlu digaris bawahi dalam usaha melatih

keterampilan untuk memimpin diri sendiri yaitu dengan jalan

sebagai berikut :

1. Mengenal diri sendiri, pengenalan diri memang merupakan

pekerjaan sukar karena ini menyangkut penilaian seseorang

terhadap diri sendiri. Masalah pokok dalam hal ini adalah

menyangkut hakikat manusia berambisi aktualisasi diri.

Siapakah yang suka melihat, mengungkap dan mengakui

kelemahan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri?

Namun demikian, manusia yang sadar dan mau maju akan

mau dan mampu untuk mengenal diri.

2. Melatih kemauan , latihan kemauan yang keras untuk

berusaha mencapai tujuan-tujuan hidup. Kemauan

merupakan tenaga penggerak semangat untuk belajar dan

bekerja dalam usaha mencapai tujuan-tujuan itu. Jadi

kemauan memimpin diri kita kearah usaha-usaha yang

efektif.

3. Melatih disiplin diri sendiri, disiplin diri sendiri dapat

memimpin tingkah laku seseorang secara tertib dan

bertanggung jawab menempatkan diri serta menyesuaikan

diri pada kondisi serta norma yang berlaku pada alam

sekitarnya. Penyesuaian diri dengan lingkungan merupakan

kondisi yang menunjang usaha mencapai tujuan hidup

seseorang.

53

Orang yang tidak memiliki sikap mental wiraswasta akan

mengalami kesulitan untuk memimpin diri sendiri. Di samping

harus memiliki keterampilan untuk diri sendiri, wiraswastawan

juga diharapkan untuk dapat memimpin orang lain.

Di dalam masyarakat kita masih terdapat kesimpangsiuran

pengertian tentang kepemimpinan dan pemimpin. Sementara

orang beranggapan bahwa pimpinan adalah orang superior yang

memiliki kelebihan yang tidak dimiliki orang lain.

Selama bertahun-tahun masyarakat dunia meyakini bahwa dunia

pemimpin adalah orang-orang yang memiliki sejumlah sifat

kepribadian yang berbeda dengan sifat-sifat pribadi orang-orang

lain dalam kelompoknya. Dengan demikian keberhasilan

kepempinan seseorang belum tentu disebabkan karena adanya

sifat-sifat kepribadian tertentu pada diri seseorang.

54

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM PEMILIHAN PEKERJAAN

Untuk memilih pekerjaan secara baik dalam wiraswasta harus

dilihat beberapa faktor yang ikut berpengaruh dan menunjang

kesesuaian dalam memilih pekerjaan tersebut. Karena hal ini ikut

menentukan kesuksesan individu memangku pekerjaan

selanjutnya.

Orang yang memilih pekerjaan yang tidak sesuai dengan keadaan

dirinya akan mempersulit dirinya sendiri karena ia tidak akan

mampu memenuhi tuntutan dari gerak kerjanya, atau pisiknya

tidak mendukung persyaratan tugasnya, tentu akan menimbulkan

hambatan-hambatan bagi pelaksanaan tugasnya dalam

menyelesaikan pekerjaannya.

Secara garis besar faktor-faktor yang ikut menentukan

keberhasilan kerja adalah sebagai berikut :

1. Karakteristik individu dan pengalamannya

2. Situasi pribadi individu

3. Faktor sosial individu.

Dari ketiga faktor tersebut dapat dirinci lebih lanjut sebagai

berikut:

55

A.Karakteristik Individu dan PengalamannyaKarakteristik individu dan pengalamannya di sini dibedakan

menjadi :

1. Karakteristik dalam aspek psikologisnya yang terdiri dari

faktor-faktor :

a. Inteligensi, Intelegensi merupakan kecerdasan umum

yang ikut mendukung dalam pemecahan masalah-

masalah yang ada hubungannya dengan tugas

pekerjaan.

Seseorang yang berinteligensi tinggi pada umumnya

lebih tertarik pada pekerjaan-pekerjaan yang memberi

tantangan kepadanya, membutuhkan kreativitas, tidak

sekadar menggunakan “tenaga otot” saja, tetapi

pekerjaan yang berdimensi mental yang tinggi.

Individu yang bekerja di mana mayoritas pekerjaannya

mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi dari yang

dimiliki, akan menghadapi ketidakuntungan dalam hal

tugas yang kompetitif.

Sebaliknya jika ia memasuki pekerjaan yang mayoritas

pekerjaannya lebih rendah inteligensi dari dirinya, ia akan

mendapatkan pekerjaan dan kawan-kawan yang tidak

akan memuskan dirinya. Untuk mengetahui inteligensi di

antaranya dengan alat pengukur : Tes Binet Simon, Tes

Wechsler (W.I.S.C, W.A.S.C.), Tes Army Alpa dan Army

Beta, Tes Menggambar orang, Tes Progressive Matrices.

56

b. Bakat, bakat adalah kemampuan khusus seseorang

dalam satu atau beberapa hal/ bidang, yang dapat

menunjukkan keistimewaannya bila mendapatkan

latihan.

Bakat dapat menunjukkan kualitas seseorang dalam

sesuatu bidang. Bakat merupakan kemampuan bersifat

potensi di mana lingkungan berperanan dalam

pengembangannya. Dalam dunia pekerjaan menuntut

adanya kemampuan khusus tertentu yang berbeda-beda

dari para individu pelaksananya.

Ada pekerjaan yang menuntut kecepatan, ketelitian,

maupun kejelian, tetapi ada juga yang mementingkan

faktor bahasa, hitungan, musik, tulis-menulis, mesin,

ruang dan sebagainya. Hal ini menunjukkan kualitas

yang berbeda-beda.

Banyak dikemukakan bahwa bekerja sesuai dengan

bakatnya akan menimbulkan kecocokan, kesenangan

dan timbul semangat kerja yang tinggi, mampu

mengembangkan diri dan akhirnya mencapai

produktivitas kerja yang tinggi pula. Hal ini sesuai dengan

prinsip : the right man in the right plase. Bakat seseorang

dapat diketahui melalui pemilihan bakat dengan tes bakat

: D.A.T ( Differential Aptitude Test), G.A.T.B (General

Aptitude Test Battrey), F.A.C.T (Flanagan Aptitude

57

Classification Test), S.A.T (Scholastic Aptitude Test),

G.R.E (Graduate Records Examination).

c. Minat, minat merupakan salah satu sumber rasa tertarik

seseorang terhadap sesuatu hal, sehingga minat

mendorong seseorang untuk mengerjakan apa yang

diinginkan, memberi arah secara umum ke mana

seseorang akan bertindak agar memperoleh kepuasan

dan kenikmatan dalam hidupnya.

Menurut Strong, berdasar atas penelitiannya dengan

menggunakan tes minat S.V.I.B (Strong Vocational

Interest Blank). Minat seseorang itu dapat diramalkan

sebagai berikut :

1. Pada umur 15-20 tahun minat seseorang cenderung

masih berubah-ubah.

2. Pada umur 20-25 tahun minat seseorang lebih stabil.

3. Pada umur 25-30 tahun perubahan minat pada

seseorang itu sangat kecil.

Menurut Bordin, dalam minat pekerjaan terdapat 3 macam arah

yaitu :

1. Pandangan yang statis yaitu minat pekerjaan yang

sudah tidak berubah sesudah individu mencapai

kematangan.

58

2. Pandangan yang dinamis yaitu minat pekerjaan

dipandang sebagai hasil dari pengaruh psikologis dan

karena itu individu mengubah sesuai dengan

perubahan dalam keseimbangan psikologisnya.

3. Pandangan yang empiris, yang di dalamnya terdapat

seperangkat pilihan-pilihan yang dapat membedakan

orang-orang yang sukses dalam berbagai pekerjaan

terhadap orang yang kurang sukses.

Instrumen pengukur minat yang sering dipergunakan beberapa di

antaranya ialah : Kuder Preference Records, SVIB (Strong

Vocational Interest Blank), VIM (Vocational Interest Measement),

Thustone Interest Schedule.

d. Prestasi belajar, prestasi belajar dapat dipakai sebagai

petunjuk ke arah mana seseorang seharusnya memilih

pekerjaan. Karena keberhasilan dalam pelajaran-

pelajaran tertentu akan menjadi motivasi dan modal

dasar dalam memilih suatu pekerjaan.

Pada umumnya seseorang akan senang dengan

pelajaran yang ia dapat menunjukkan prestasi yang baik,

karena itu akan lebih cenderung memilih pekerjaan yang

berkaitan erat dengan pelajaran yang disenanginya.

59

e. Kepribadian, pada umumnya diakui bahwa orang-orang

dengan tipe-tipe kepribadian tertentu tidak cocok kepada

sesuatu jenis pekerjaan dan karena itu faktor-faktor

kepribadian ikut menentukan dalam memilih dan

menentukan macamnya pekerjaan.

Ada pekerjaan tertentu yang menurut sifat kepribadian

tertentu dari seseorang sedang memilih dan menjalankan

pekerjaannya. Selain itu pemilihan pekerjaan juga erat

hubungannya dengan konsep diri, kebutuhan-kebutuhan

pribadi individu, nilai-nilai pekerjaan yang dipegang

individu dan nilai simbolik dari suatu pekerjaan yang

dapat mempengaruhi pemilihan pekerjaan individu.

Beberapa di antaranya tes pengukuran kepribadian

adalah : G.Z.T.S (Guilford Zimmerman Temperamen

Survey), M.M.P.I (Minnesota Multiphasik Personality

Inventory), E.P.P.S. (Edward Personal Preference

Schedule), daftar cek masalah, daftar kebiasaan belajar,

teknik “siapa saya”, statemen yang berlebihan, tes

tingkah laku, tes bintik-bintik tinta dari Rorschach,

Thematic Apperception Test, Auto Biografi, Cumulative

Record.

f. Nilai, nilai adalah sifat-sifat atau hal-hal yang penting

atau berguna bagi kemanusiaan. Di mana nilai bagi

manusia dipergunakan sebagai suatu patokan dalam

melakukan tindakan. Dengan demikian faktor nilai

60

memiliki pengaruh dalam menentukan pola arah pilih

pekerjaan. Nilai-nilai yang dianut oleh individu

berpengaruh terhadap pekerjaan yang dipilihnya, serta

berpengaruh terhadap prestasi dalam pekerjaan. Individu

yang memiliki nilai moral yang tinggi akan memiliki rasa

tanggung jawab yang tinggi pula dalam pekerjaannya.

g. Hobi atau kegemaran, hobi pada setiap orang berbeda-

beda, hobi adalah kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan

individu karena kegiatan tersebut merupakan

kegemarannya atau kesenangannya.

Kegemaran seseorang dalam bidang karang-mengarang,

tulis-menulis artikel misalnya akan memiliki

kecenderungan untuk menentukan arah pilihan jabatan

yang sesuai dengan hobinya. Dengan hobi yang dimiliki

seseorang memilih pekerjaan yang sudah barang tentu

berpengaruh terhadap prestasi kerjanya.

h. Keterampilan, keterampilan yang dapat pula diartikan

cakap atau cekatan dalam mengerjakan sesuatu.

Dengan pengertian lain keterampilan ialah penguasaan

individu terhadap suatu perbuatan.

Misalnya memperbaiki : radio yang rusak, kendaraan

yang rusak, baju yang rusak, dan sebagainya. Akan

mempengaruhi pemilihan pekerjaan individu.

61

i. Masalah dan keterbatasan pribadi, masalah dan

keterbatasan diri sendiri ialah selalu ada kecenderungan

yang bertentangan apabila menghadapi masalah tertentu

sehingga mereka merasa tidak senang, benci, khawatir,

takut, pasrah dan bingung apa yang harus dikerjakan.

Sedangkan keterbatasan pribadi misalnya mudah

meledak emosinya, cepat marah, mudah dihasut, mau

menang sendiri, dan lain-lainnya akan mempengaruhi

pemilihan pekerjaan seseorang.

2. Karakteristik dalam aspek jasmaniah terdiri dari :

a. Keadaan bentuk tubuh : tinggi-rendah, besar-kecil

anggota tubuh, struktur badan ikut menentukan berhasil

tidaknya seseorang menjalankan tugas pekerjaannya.

Oleh karena itu hal tersebut akan mempengaruhi

pemilihan pekerjaannya.

b. Alat indera, terutama penglihatan, pendengaran yang

sangat diperlukan dalam menjalankan tugas. Untuk

memilih pekerjaan hal tersebut sangat penting sebab

penglihatan yang cacat misalnya dapat mengganggu

dalam menjalankan tugas, juga pendengaran yang

kurang tajam akan mengganggu dalam menjalankan

tugas pekerjaannya.

62

c. Kesehatan jasmani, tidak menderita penyakit menular

penyakit yang berbahaya bagi dirinya sendiri, ataupun

penyakit yang mengganggu tugasnya. Hal demikian juga

akan mempengaruhi dalam pemilihan pekerjaannya.

3. Pengalaman yang diperoleh yang terdiri dari :

a. Pendidikan yang diterima, lama pendidikan, jenis

pendidikan, tingkat pendidikan dan spesialisasinya,

menentukan persyaratan yang dituntut dalam pemilihan

pekerjaannya.

b. Training/latihan yang diterima, biasanya untuk

mempertinggi kecakapan dari keterampilan yang

digunakan untuk memilih suatu pekerjaan.

c. Riwayat kerja sebelumnya, pernah bekerja di mana,

mengapa pindah/keluar, keberhasilan yang pernah di

lakukan akan mempengaruhi seseorang dalam pemilihan

pekerjaannya.

B. Situasi Pribadi Individu

Situasi pribadi individu yang termasuk di sini di antaranya adalah :

1. Latar belakang keluarga. Sering terjadi kebutuhan untuk

bekerja itu dimotivasi oleh keadaan ekonomi keluarga,

sehingga memilih pekerjaan bukan didasarkan atas bakat,

63

minatnya melainkan atas dasar memenuhi kebutuhan

ekonomi. Sehingga sering terjadi ketidakcocokan, kurang

mampu berprestasi, mudah pindah pekerjaan, dan hal ini

tidak jarang menimbulkan masalah pribadi.

Sebaliknya keluarga yang terlalu memegang sifat tradisi

yang selama ini dipegang, tidak mudah menerima

pekerjaan, kecuali pekerjaan itu sesuai dengan harga diri

maupun martabat keluarga. Sikap keluarga yang demikian

ikut menentukan pemilihan pekerjaan.

2. Pandangan hidup yang dianut, keyakinan, agama yang

dianut kelaurga, termasuk faktor-faktor yang ikut

memainkan peranan dalam mempengaruhi individu memilih

pekerjaan.

3. Pekerjaan orang tua, ikut pula menentukan ke arah mana

pilihan anak dalam memilih pekerjaannya. Hubungan orang

tua dan anak yang baik menciptakan suasana saling

mengerti, dan tidak menimbulkan ketegangan bila anak

akan menentukan pekerjaannya. Demikian pula harapan-

harapan orang tua yang tidak dapat dipenuhi anak dapat

saling menerima.

4. Pengalaman masa kecil, serta pola asuh keluarga, tuntutan

keluarga, kemungkinan besar ikut berpengaruh terhadap

pemilihan pekerjaan meskipun hal ini kadang-kadang tidak

disadari oleh individu yang bersangkutan.

64

5. Nilai-nilai kemasyarakatan, nilai-nilai yang ada dalam

masyarakat terhadap suatu pekerjaan besar kemungkinan

mewarnai pilihan anak terhadap suatu pekerjaan. Posisi

anak dalam keluarga, misalnya anak tunggal, anak wanita

seringkali menimbulkan problem bagi pilihan pekerjaan,

lantaran orang tua ikut campur tangan, dengan harapan

memperoleh pekerjaan yang tidak sesuai dan sebagainya.

6. Status pernikahan dari individu ikut menentukan apakah ia

harus cepat bekerja atau ikut orang tua. Karena ia harus

sudah berdiri sendiri, tidak jarang pasangan ini segera

menentukan pekerjaan mana yang harus dipilih, untuk

menghadapi rumah tangga.

C. Faktor Sosial Individu

Seperti telah diuraikan di atas bahwa karakteristik individu dan

pengalamannya, situasi individu berpengaruh terhadap pola

kecenderungan arah pilih pekerjaan.

Di samping itu faktor sosial individu dalam arti kelompok-

kelompok itu pun memiliki pola kecenderungan yang berpengaruh

terhadap pola pilihan pekerjaan. Kelompok itu termasuk kelompok

primer yaitu kelompok yang erat hubungannya dengan individu,

dan kelompok sekunder yaitu kelompok yang tidak erat

hubungannya dengan individu tetapi mempunyai tujuan-tujuan

yang sama. Selanjutnya kelompok tersebut lebih jelasnya sebagai

berikut :

65

1. Kelompok primer. Kelompok primer diwarnai oleh bentuk-

bentuk hubungan yang bersifat pribadi dan akrab dan terjadi

secara terus menerus. Keluarga merupakan bentuk

kelompok primer yang memiliki kemantapan dan kompak.

Keluarga merupakan lingkungan yang memberikan

pengalaman sosial yang pertama pada anak.

Orang tua baik ayah, ibu, kakak maupun adik yang ada

dalam lingkungannya rumah tangga, secara sadar

memberikan nasihat kepada anggotanya mengenai suatu

masalah atau tentang suatu pekerjaan tertentu.

Murray memandang keluarga itu sebagai sesuatu lembaga sosial.

Ia membagi fungsi keluarga itu atas dua dasar pokok yaitu :

a. Fungsi keluarga itu tidaklah hanya merupakan kesatuan

biologis, tetapi juga merupakan bagian dari hidup

bermasyarakat. Di sini keluarga bukan hanya bertugas

memelihara anak, tetapi berfungsi pula untuk membentuk

ide, sikap, sosial dari anak-anaknya. Keluarga adalah

merupakan tempat untuk melatih kebiasaan atau adat-

istiadat dan menumbuhkan rasa susila, estetika pada anak-

anak.

b. Bahwa keluarga itu mempunyai kewajiban untuk

meletakkan dasar-dasar pendidikan, rasa keagamaan,

kemauan, rasa kesukaan akan keindahan, kecakapan

berekonomi, dan pengetahuan perniagaan pada si anak.

66

Di dalam keluarga melalui berbagai bentuk pendekatan apakah itu

bermain, maupun bentuk-bentuk lainnya ditanamkan pada diri

anak dengan berbagai bentuk pola, di antaranya pola tingkah

laku, sikap, sistem nilai yang merupakan pedoman dasar yang

dipakai anak dalam melakukan peranan-peranan tertentu.

Peranan pekerjaan yang telah dipelajari anak melalui di rumah.

Orang tua di rumah telah memberikan informasi baik secara

langsung maupun tidak langsung tentang pekerjaan tertentu yang

ada dalam dunia kerja.

Latar belakang sosial ekonomi keluarga memiliki pengaruh

tertentu terhadap arah pilih pekerjaan anak. Seperti apa yang

dikemukakan oleh Eli Ginzberg, dalam bukunya yang berjudul :

Vocational Choice; an Approach to a General Theory, bahwa

anak yang berasal dari kelurga mampu memiliki kecenderungan

untuk memilih memasuki perguruan tinggi dan kemudian memilih

lapangan kerja profesional, sedangkan anak yang berasal dari

kelurga kurang mampu memiliki kecenderungan arah pilih

pekerjaan yang bersifat keterampilan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan orang tuanya.

Sedangkan M. Carter, dalam bukunya Into Work,

mengidentifikasikan tiga keluarga yang memiliki latar belakang

sosial ekonomi rendah yang memiliki kecenderungan

berpengaruh terhadap arah pilih pekerjaan anak, di antaranya :

a. Orang tuanya yang sangat mengharapkan anak-anaknya

berhasil dalam studinya di sekolah maupun dalam

67

pekerjaannya. Orang tua di sini mendorong anak-anaknya

untuk berpartisipasi dalam organisasi-organisasi pemuda,

dengan tujuan agar anak-anaknya nanti memiliki sikap dan

sifat jujur, ulet, teliti, dan tidak ketergantungan.

b. Orang tua yang tidak banyak memberikan motivasi terhadap

cita-cita sesuatu pekerjaan kepada anak-anaknya.

c. Sikap orang tua yang tidak berorientasi pada kehidupan

masa depan dan hidupnya hanya terpaku pada kebutuhan

pada saat sekarang, sehingga orang tua tidak memberikan

motivasi kepada anak-anaknya untuk memasuki organisasi

pemuda. Partisipasi dan simpati terhadap organisasi

semacam itu kurang dari orang tua.

Dengan demikian dapatlah disimpulkan bahwa faktor-faktor sosial

yang berhubungan dengan kelompok primer yang berpengaruh

terhadap pemilihan pekerjaan, di antaranya adalah :

a. Jenis pekerjaan dan penghasilan orang tua

b. Pendidikan tertinggi orang tua

c. Tempat tinggal orang tua

d. Status sosial ekonomi orang tua

e. Suku bangsa, agama dan kepercayaan yang dianut orang

tua

f. Keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal orang tua

g. Harapan orang tua terhadap pendidikan anak

68

h. Sikap dan tanggapan orang tua terhadap prestasi yang

dicapai anak

i. Sikap dan tanggapan orang tua terhadap teman-teman atau

teman sebaya anak-anaknya

j. Pekerjaan yang didambakan dan dicita-citakan orang tua

terhadap anaknya.

k. Kedudukan dan peranan anak dalam keluarga

l. Hubungan dan sikap saudaranya terhadap anak

m. Nilai-nilai dan norma-norma yang dimiliki dan dianut orang.

2. Kelompok sekunder, Kelompok sekunder ialah didasarkan

atas kepentingan-kepentingan tertentu yang mewarnai

aktivitas, gerak-gerik kelompok itu, misalnya : kelompok

para ahli pada suatu bidang tertentu, serikat pekerja,

asosiasi, keagamaan dan lain-lain.

Keberadaan dan aktivitas kelompok sekunder ini tidak

tergantung pada hubungan pribadi secara akrab meskipun

hubungan antar anggota tetap ada. Atau dengan arti lain

dalam kelompok sekunder interaksi terdiri atas hubungan

yang tak langsung, berjauhan dan formil dan kurang bersifat

kekeluargaan.

Tujuan dari kelompok sekunder memiliki pengaruh dalam

menentukan pemilihan pekerjaan anak. Kelompok sekunder

yang berpengaruh terhadap arah pilih pekerjaan anak, di

antaranya :

69

a. Keadaan teman-teman sebaya

b. Sifat dan sikap teman- teman sebaya

c. Tujuan dan nilai-nilai dari kelompok teman sebaya.

70