pengadilan negeri martapura kelas i b · 2019. 7. 30. · ttd sunyono.sjl dengan hormat,...
TRANSCRIPT
-
ttd
SUnYONO.SJL
Dengan Hormat,
Mengharapkan kedatangan Bapak/Ibu untuk menghadiri Sapat pada:
Haii: Senin
Tanggal: 7 Januari 2019
Pukul: 09.00 WITA
Tempat: Ruangan Rapat Pengadilan Negeri Martapura
Mengingat pentingnya rapat tersebut, dimohon agar Bapak/Ibu dapat hadir tepat pada
waktunya.
Agenda Rapat
I.Review Renstra (Rencana Strategis) Tahun 2015-2019II.IKU (Indikator Kinerja Utama) Tahun 2019
III.RKT (Rencana Kinerja Tahunan) Tahun 2020IV.LKJIP ( Laporan Kineq'a Instansi Pemerintah) Tahun 2018V.PKT (Perjanjian Kinerja Tahunan) Tahun 2019
Demikian pemberitahun ini disampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan
teritnasih.
KepadaYth.
BAPAK/IBU
Martapura^ 4 Januari 2019
UNDANG AN RAPAT
7J-O-.2019
4]am*ri2D19
^MbkMoMl
TngglEfeklif
T^pai^^^
Tangs*! Pant***.
NaDotaown
Tdp/faj-(9511)472IM4-4721S4SJL. JEND. A.YANI No. 32Martapm
PENGADILAN NEGERI MARTAPURA KELAS IB©
-
1. Pada point Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparansi dan akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan Perkara Perdata
- Gugatan, target 100%
Permohonan, target 100%
Hari/ Tanggai: Senin/7Januari2019
Waktu: 09.00-11.00 Wita
Tempat: Ruang Rapat Pengadilan Negeri Martapura
Pimpinan Rapat: Ketua Pengadilan Negeri Martapura
Anggota Rapat: Panitera, Pan Mud, Kasub, operator SAKIP Pengadilan Negen
Martapura
Rapat hari ini dibuka langsung oleh Ketua Pengadilan Negen Martapura Kelas IB selaku
Ketua TIM Penyusunan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemenntah (SAKIP). Kemudian
paparan gambaran umum hasil capaian atau realisasi atas indicator kinerja disampaikan oleh
Kasub bag PTIP selaku anggota penyusunan laporan.
Adapun isi dan rapat tersebut adalah Pembahasan SAKIP (Sistem Akuntabilitas
Kinerjalnstansi Pemenntah) secara keseluruhan, yang terdrri dan :
I. Review Renstra (Rencana Strategist 2015-2019
II.IKU (Indikator Kinerja Utama) 2019
III.RKT (Rencana Kinerja Tahunan) 2020
IV.LKJIP (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah) 2018
V.PKT (Perjanjian KinerjaTahunan) 2019
I. Review Renstra
Terkait pembahan renstra secara umum Kinerja Utama dan Indikator Kineija tidak
ada perubahan. Hanya saja diperfukan perubahan pada target capaian sehingga di
dapat laporan akuntabilitas yang sesuai dengan kondisi riil di dalam instansi
pemerintahan. Sehingga laporan lebih akurat dan akuntabel.
Pada rapat ini diperoleh kesepakatan target capaian yang akan dituangkan di dalam
Renstra oleh Ketua, Panitera, Pan.Mud, Kasub antara lain :
NOTULEN RAPAT SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERtNTAHPENGADILAN NEGERI MARTAPURA KELAS IB
Ketua Pengadi lan Negeri Martapura
7Januan2019
7Januari2019
Disahkan oleti
TanggalEfekK
Tao^atRevist
Revisi
Tanggai Pembuatan
No. Dokumen
JL. JEND. A.YAW No. 32MartapuraTelp(fa>L(0511 ) 4721044-472154^Website: www.pn-martapura.co.id
PENGADILAN NEGERI MARTAPURA KELAS IB0
-
Persentase sisa perkara yang diselesaikan Perkara Pidana
-Singkat, target 100%
-Biasa, target 100%
-Cepat, target 100%
b.Persentase Perkara Perdata
-Gugatan, target 71%
-Permohonan, target 100%
Persentase Perkara Pidana
-Singkat, target 100%
-Biasa, target 81%
-Cepat, target 100%
c.Persentase penurunan sisa Perkara Perdata
-Gugatan, target 41%
Permohonan, target 51 %
Persentase Perkara Pidana
-Singkat, target 100%
-Biasa, target 51%
-Cepat, target 100%
d.Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Perkara Perdata
-Gugatan, target 76%
Persentase Perkara Pidana
-Biasa, target 91%
e.Persentase perkara pidana anak yang terselesaikan dengan diversi Perkara Pidana
-Anak,6%
f.indeks responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan, target 71%
2.Pada point peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara
a.Persentase isi putusan yang diterima para pihak tepat waktu, target 100%
b.Persentase perkara yang diselesaikan melalui mediasi, target 6%
c.Persentase berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara iengkap dan
tepat waktu, target 100%
d.Persentase putusan perkara yang menarik perhatian masyarakat yang dapat diakses
secara online dalam waktu 1 hari setelah putus, target 0%
3.Pada point meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan
-
SUTIYONO, S.H.KURNIANTY, S.H.
Ketua Pengadilan Negeri Martapura,Notulls
a.Persentase perkara yang diselesaikan secara prodeo, target 100%
b.Persentase perkara yang diselesaikan di luar gedung pengadilan, target 6%
c.Persentase pencari keadilan golongan tertentu yang mendapat layanan bantuan hukum
(Posbankum), target 100%
4. Pada point meningkatnya kepatuhan terbadap putusan pengadilan
a. Persentase putusan perkara perdata yang ditindaklanjuti (dieksekusi), target 6%
II.IKU (Indlkator Klnerja Utama)
Di dalam IKU akan dituangkan hasil kesepakatan atas target capaian pada Renstra
Pengadilan Negeri Martapura.
III.RKT (Rencana Kinerja Tahunan) 2020
Rencana kerja yang akan dituangkan sebelum ada Renstra Baru terkatt Kinerja Utama
pada Rencana Kerja Lima Tahunan, maka Rencana Kerja Tahun 2020, mengikuti hasil
Review Renstra 2015-2019.
IV.LKJIP 2018
Laporan Kinerja harus segera diselesaikan sesuai dateline yang diberikan oleh
Pengadilan Tinggi Banjarmasin. Sehingga tidak akan mempengaruhi laporan hasil evaluasi
terkait ketepatan waktu penyeiesaian laporan. Diharapkan bagian-bagian terkait untuk
membantu pengumpulan data agar operator dapat segera menyelesaikan pelaporan.
V.PKT 2019
Perjanjian Kinerja antara Ketua Pengadilan Negeri Martapura dan Ketua Pengadilan
Tinggi Banjarmasin, agar dikoordinasikan dengan Pengadilan Tinggi Banjarmasin.
Rapat selesaidan ditutup langsung oleh Ketua Pengadilan Negeri Martapura Kelas IB.
-
/^rn
^-t—^-v—•'
'ffftuit/cL' ^o^Ui/^
^4^
^eV ^^nv^a
U\\î y^Mtu^3
^ wwV^^-
-H-foM ^^fwC^ ^^j14ma^a^4c^
14.
13.
12.
11.
10.
9.
8.
7.
6.
5.
4.
3.
2.
1.
TANGGAL7 Januari 2019TEMPATRuang Rapat Pengadilan Negeri Martapura Kelas IBAGENDARapat Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)
DAFTAR HADIR
Pamtera Psngadilan NegeriMartapura Kolas IB
7 Januari 2019
7 Januari 2019
Dtsahkan oteh
Tanggal Efektif
Tangal Revisi
Revisi
Tanggat Pembuatan
No. Dokumen
Email: pn_martapuragyahoo.co.id
JL. JEND. A.YANI No. 32 MariapuraTelp / fax. { 0511 ) 4721044 - 4721546Website : www.pn-martapura.co.Ki
PENGADILAN NEGERI MARTAPURA KELAS IB
^^
-
JL. Jend. A. Yani No.32 Martapura Telp. 0511-4721044 Fax.4721546 Email : [email protected] Website : www.pn-martapura.go.id
INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2019 SATKER : PENGADILAN NEGERI MARTAPURA KELAS IB
DISUSUN OLEH : TIM PENYUSUN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PENGADILAN NEGERI MARTAPURA
-
INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)
NAMA SATKER
TAHUN
:
:
PENGADILAN NEGERI MARTAPURA
2019
Pengadilan Negeri Martapura telah melakukan pengukuran keberhasilan suatu kinerja utama yang bersesuaian dengan tugas fungsi serta mandat (core
business) yang diemban sehingga dapat dimanfaatkan, dan Pengadilan Negeri Martapura telah menetapkan Indikator Kinerja Utama sesuai dengan REVIU
RENSTRA Mahkamah Agung RI Tahun 2015-2019 yang selengkapnya tergambar sebagai berikut :
No.
KINERJA UTAMA INDIKATOR KINERJA PENJELASAN
PENANGGUNG
JAWAB
SUMBER DATA
1. Terwujudnya Proses Peradilan
yang Pasti, Transparan dan
Akuntabel
a. Persentase sisa perkara
yang diselesaikan :
- Perdata
- Pidana
Jumlah sisa perkara yang diselesaikan 100% Jumlah sisa perkara yang harus diselesaikan
Catatan : Sisa perkara : sisa perkara tahun sebelumnya
Panitera Laporan Bulanan
dan
Laporan Tahunan
b. Persentase perkara :
- Perdata
- Pidana
Yang diselesaikan tepat
waktu
Jumlah perkara yang diselesaikan tahun berjalan x 100% Jumlah perkara yang ada
Catatan :
Perbandingan jumlah perkara yang diselesaikan dengan perkara yang harus diselesaikan (sisa awal tahun dan perkara yang masuk)
Jumlah perkara yang ada = jumlah perkara yang diterima tahun berjalan ditambah sisa perkara sebelumnya
Penyelesaian perkara tepat waktu = perkara yang diselesaikan tahun berjalan
Panitera Laporan Bulanan
dan
Laporan Tahunan
c. Persentase penurunan
sisa perkara :
- Perdata
Tn.1-Tn x 100% Tn.1
Panitera Laporan Bulanan
dan
Laporan Tahunan
-
- Pidana Tn = Sisa perkara tahun berjalan Tn.1 = Sisa perkara tahun sebelumnya
Catatan : Sisa perkara adalah perkara yang belum diputus pada tahun berjalan
d. Persentase perkara
yang tidak mengajukan
upaya hukum :
- Banding
- Kasasi
- PK
Jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum x 100% Jumlah putusan perkara Catatan :
Upaya hukum = banding, kasasi, PK
Secara hukum semakin sedikit yang mengajukan upaya hukum, maka semakin puas atas putusan pengadilan
Panitera Laporan Bulanan
dan
Laporan Tahunan
e. Persentase perkara
pidana anak yang
diselesaikan dengan
diversi
Jumlah perkara pidana anak yang diselesakan secara diversi x100% Jumlah perkara pidana anak
Catatan : Diversi : anak pelaku kejahatan tidak dianggap sebagai pelaku kejahatan, melainkan sebagai korban
Panitera Laporan Bulanan
dan
Laporan Tahunan
f. Index responden pencari
keadilan yang pas
tehadap layanan
peradilan
Catatan : PERMENPAN Nomor KEP/25/M.PAN/2/2004 tanggal 24 Februari 2004 tentang Pedoman Umum Penyusunan Index Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah sesuai Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 16 Tahun 2014 Tentang Pedoman Survey Kepuasan Masyarakat Terhadap Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Indek kepuasan pencari keadilan Panitera Laporan Bulanan
dan
Laporan Tahunan
2. Peningkatan efektivitas
pengelolaan penyelesaian
perkara
a. Persentase isi putusan
yang diterima oleh para
pihak tepat waktu
Jumlah isi putusan yang diterima tepat waktu x100% Jumlah putusan
Panitera Laporan Bulanan dan
Laporan Tahunan
-
b. Persentase perkara
yang diselesaikan
melalui mediasi
Jumlah perkara yang diselesaikan melalui mediasi x 100% Jumlah perkara yang dilakukan mediasi
Catatan : PERMA No.1 Tahun 2016 tentang prosedur mediasi di Pengadilan
Panitera Laporan Bulanan dan
Laporan Tahunan
c. Persentase berkas
perkara yang diajukan
banding, kasasi dan PK
secara lengkap dan
tepat waktu
Jumlah berkas perkara yang diajukan banding, kasasi dan PK secara lengkap x 100% Jumlah berkas perkara yang dimohonkan banding, kasasi dan PK
Panitera Laporan Bulanan dan
Laporan Tahunan
d. Pesentase putusan
perkara yang menarik
perhatian masyarakat
yang dapat diakses
secara online dalam
waktu 1 hari setelah
diputus
Jumlah putusan perkara Tipikor yang Diupload dala website x100% Jumlah Perkara Tipikor yang diputus
Panitera Laporan Bulanan dan
Laporan Tahunan
3. Meningkatnya akses peradilan
bagi masyarakat miskin dan
terpinggirkan
a. Persentase perkara
prodeo yang diselesaikan
Jumlah perkara prodeo yang diselesaikan x 100% Jumlah perkara prodeo Catatan : PERMA No. 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan
Panitera Laporan Bulanan dan
Laporan Tahunan
b. Persentase perkara yang
diselesaikan di luar
gedung pengadilan
Jumlah perkara yang di selesaikan di luar gedung pengadilan x 100% Jumlah perkara yang seharusnya diselesaikan di luar gedung pengadilan
Catatan :
PERMA No. 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan
Panitera Laporan Bulanan dan
Laporan Tahunan
-
Di luar gedung pengadilan adalah perkara yang diselesaikan di luar kantor pengadilan (zetting plaatz, sidang keliling maupun gedung-gedung lainnya)
c. Persentase pencari
keadilan golongan
tertentu yang mendapat
layanan bantuan hukum
( Posbakum )
Jumlah pencari keadilan golongan tertentu yang mendapatkan layanan bantuan hukum x100% Jumlah pencari keadilan golongan tertentu Catatan :
PERMA NO. 1 Tahun 2014 tentang Pedoman Pemberian Layanan Hukum Bagi Masyarakat Tidak Mampu di Pengadilan
Golongan tertentu yakni masyarakat miskin dan terpinggirkan (marjinal)
Panitera Laporan Bulanan dan
Laporan Tahunan
4. Meningkatnya kepatuhan
terhadap putusan pengadilan
Persentase putusan pekara
perdata yang ditindaklanjuti
( dieksekusi )
Jumlah putusan perkara yang ditindaklanjuti x 100% Jumlah putusan perkara yang sudah BHT
Catatan : BHT : Berkekuatan Hukum Tetap
Panitera Laporan Bulanan dan
Laporan Tahunan
Ketua Pengadilan Negeri Martapura
TTD
SUTIYONO, S.H.
NIP. 19631224 198503 1 006
Martapura, 14 Januari 2019
Panitera Pengadilan Negeri Martapura
TTD
H. EDY RAHMANSYAH, S.H.
NIP. 19701010 199203 1 005
-
Jl. Jend. A. Yani No.32 Martapura Telp.0511-4721044 Fax.4721546
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN ANGGARAN 2018 PENGADILAN NEGERI MARTAPURA
-
Jl. Jend. A. Yani No.32 Martapura Telp.0511-4721044 Fax.4721546
LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKjIP) TAHUN ANGGARAN 2018 PENGADILAN NEGERI MARTAPURA
-
A KATA PENGANTAR
Memenuhi surat Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor
1385/SEK/OT.01.2/11/2018 tanggal 12 November 2018 perihal Penyampaian
LKjIP Tahun 2018 dan Dokumen Perjanjian Kinerja Tahun 2019, telah disusun
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Tahun 2018 dan Perjanjian Kinerja
Tahun 2019 pada Pengadilan Negeri Martapura yang berpedoman pada Peraturan
Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah serta Permenpan Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja
Instansi Pemerintah.
Sesuai dengan Tugas pokok dan Fungsi dan Daftar Isian Pelaksana
Anggaran (DIPA) Tahun 2018, Pengadilan Negeri Martapura seperti diketahui
menerima 2 (dua) Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA), yang pertama
bersumber dari Badan Urusan Administrasi Mahkamah Agung Republik Indonesia,
yang berisi 2 (dua) Program, yaitu:
1. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya
Mahkamah Agung ;
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah Agung ;
serta Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA) yang kedua bersumber dari Dirjen
Badan Peradilan Umum Mahkamah Agung Republik Indonesia, yang berisi
Program, yaitu: Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum.
Demikian LKjIP Tahun 2018 Pengadilan Negeri Martapura semoga dapat
bermanfaat.
Martapura, 14 Januari 2019
Ketua Pengadilan Negeri Martapura,
ttd
SUTIYONO, S.H. NIP. 19631224 198503 1 006
-
IKHTISAR EKSEKUTIF
Salah satu asas dalam penerapan tata kepemerintahan yang baik adalah
laporan kinerja. Laporan kinerja merupakan pertanggung jawaban dari amanah
atau mandat yang melekat pada suatu lembaga. Dengan landasan pemikiran
tersebut, Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Pengadilan Negeri Martapura ini
disusun. Laporan ini menyajikan capaian kinerja dari Pengadilan Negeri Martapura
selama tahun 2018 yang merupakan pelaksana amanah yang diemban oleh
organisasi.
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKJIP) Pengadilan Negeri Martapura
tahun 2018 ini menyajikan berbagai keberhasilan maupun kegagalan dalam
kegiatan Kinerja kami dalam satu tahun. Keberhasilan tersebut tentunya bukan
hanya menggambarkan keberhasilan kami sebagai satuan kerja Pengadilan Negeri
Martapura namun juga menggambarkan keberhasilan seluruh Lembaga
kepemerintahan, dukungan dunia usaha serta partisipasi aktif masyarakat secara
umum. Mewujudkan Kinerja Pengadilan Negeri Martapura yang Profesional,
efektif, efisien, dan bersih merupakan tujuan Instansi Pengadilan Negeri
Martapura.
Namun demikian, selain keberhasilan yang telah diraih, Pengadilan Negeri
Martapura juga mencatat adanya beberapa ketidakberhasilan. Beberapa keluhan
dari masyarakat pencari keadilan juga mewujudkan adanya kekurangan
kesempurnaan kami dalam menjalankan tugas. Hal ini tetap akan menjadi catatan
bagi seluruh jajaran karyawan/karyawati Pengadilan Negeri Martapura untuk
memperbaiki kinerjanya di masa mendatang sehingga kinerja yang dihasilkan
kelak dapat memberi manfaat kepada masyarakat pencari keadilan maupun
berbagai pihak yang berkepentingan dengan instansi Pengadilan Negeri
Martapura.
Pengadilan Negeri Martapura senantiasa meningkatkan kualitas pelayanan
publik, sebagaimana Visi dan Misi Mahkamah Agung : “Terwujudnya Badan
Peradilan Indonesia Yang Agung “.
-
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................................................... i
IKHTISAR EKSEKUTIF ........................................................................................................ ......... ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 4
B. Tugas dan Fungsi .................................................................................................. 6
C. Sistematika Penyajian ........................................................................................ 9
BAB II PERENCANAAN KINERJA
A. Rencana Strategis 2015–2019 ......................................................................... 11
1. Visi dan Misi.................................................................................................... 11
2. Tujuan dan Sasaran Strategis................................................................... 11
3. Program Utama dan Kegiatan Pokok .................................................... 12
B. Indikator Kinerja Utama Pengadilan Negeri Martapura ......................... 14
C. Penetapan Kinerja Tahun 2018 ....................................................................... 16
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA
A. Capaian Kinerja Organisasi.................................................................................. 18
B. Realisasi Anggaran.................................................................................................. 62
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 64
B. Saran-saran.............................................................................................................. 66
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi
2. Indikator Kinerja Utama
3. Matriks Rencana Strategis 2015–2019
4. Rencana Kinerja Tahun 2018
5. Perjanjian Kinerja Tahun 2018
6. Keputusan Ketua Pengadilan Negeri Martapura Tentang Penunjukan
Tim Penyusunan LKjIP Tahun 2018
-
4
BAB I – PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
penjelasannya mengamanatkan bahwa Indonesia adalah negara hukum
(rechstaat) dan tidak berdasarkan atas kekuasaan belaka (machstaat), sehingga
pemerintahan berdasarkan atas sistem konstitusi sebagai dasar hukum yang
tidak bersifat absolutisme dalam arti kekuasaan yang tidak tak terbatas.
Pengadilan Negeri Martapura merupakan satuan kerja (satker) dibawah
Mahkamah Agung yang mempunyai tugas dan kewenangan memeriksa,
memutus dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata tingkat pertama,
Pengadilan Negeri juga dapat memberi keterangan,pertimbangan dan nasehat
tentang hukum kepada instansi pemerintah di daerah hukumnya apabila
diminta serta tugas-tugas dan kewenangan lain berdasar undang-undang.
Mahkamah Agung sebagai salah satu lembaga tinggi negara sebagaimana
ditetapkan dalam Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat (TAP MPR)
nomor III/MPR/1978 dan kedudukannya sebagai penyelenggara kekuasaan
kehakiman seperti tersebut dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 24 ayat
(1) mengatakan bahwa kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan (hasil perubahan ketiga ) ayat (2) mengatakan kekuasaan kehakiman
dilakukan oleh Mahkamah Agung dan Badan Peradilan yang berada
dibawahnya dalam Lingkungan Peradilan Umum, Lingkungan Peradilan Umum,
Lingkungan Peradilan Agama, Lingkungan Peradilan Militer, Lingkungan
Peradilan Tata Usaha Negara dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi (hasil
perubahan ketiga) sedangkan ayat (3) mengatakan badan-badan lain yang
fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang-
undang (hasil perubahan keempat ).
Mahkamah Agung sebagai penyelenggara kekuasaan kehakiman dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya mengacu pada arah Kebijakan
Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) sesuai ketetapan MPR No
IV/MPR/1999 dalam memenuhi harapan masyarakat untuk mewujudkan suatu
kekuasaan kehakiman yang merdeka yang dilaksanakan oleh sebuah
Mahkamah Agung dan badan peradilan lain yang berada dibawahnya dalam 4
(empat) lingkungan peradilan yakni Lingkungan Peradilan Umum, Lingkungan
Peradilan Tata Usaha Negara, Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara,
Lingkungan Peradilan Agama Dan Lingkungan Peradilan Militer.
-
5
Legalisasi pelaksanakan kekuasaan kehakiman yang merdeka dan
mandiri dibawah Mahkamah Agung menjadi semakin nyata dengan dengan
telah disyahkannya beberapa Undang-Undang di bidang kekuasaan kehakiman,
yaitu :
- Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Perubahan Undang-
Undang No.8 Tahun 1974 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian .
- Undang –undang nomor 48 tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman.
- Undang – undang nomor 3 tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua atas
Undang-Undang No.14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung.
- Undang –undang nomor 49 tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas
Undang-Undang No.2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum.
- Peraturan Pemerintah No.63 Tahun 2009 Tentang Wewenang
Pengangkatan Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil.
Sejarah Pengadilan Negeri Martapura
Pengadilan Negeri merupakan sebuah Lembaga Peradilan dilingkungan
Peradilan Umum yang berkedudukan di Ibu Kota Kabupaten atau Kota. sebagai
Pengadilan Tingkat Pertama, Pengadilan Negeri berfungsi untuk memeriksa ,
memutus dan menyelesaikan perkara pidana dan perdata bagi rakyat pencari
keadilan pada umumnya.
Daerah hukum Pengadilan Negeri meliputi Wilayah Kota atau
Kabupaten. Wilayah hukum Pengadilan Negeri Martapura semulanya meliputi
seluruh Wilayah Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru, yang mana sebelum
tahun 1977 Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru masuk Wilayah Hukum
Pengadilan Negeri Banjarmasin, tetapi sejak tahun 2003 Kota Banjarbaru tidak
lagi termasuk dalam wilayah hukum Pengadilan Negeri Martapura sejak
diresmikannya Pengadilan Negeri Banjarbaru pada tahun 2003.
Dengan dibangunnya Pengadilan Negeri Martapura pada tahun 1977 ,
maka seluruh Wilayah Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru pada saaat itu
yang semula masuk Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Banjarmasin menjadi
Cakupan Wilayah Hukum Pengadilan Negeri Martapura.
Pengadilan Negeri Martapura berdiri pada tahun 1977, semenjak
didirikan hingga saat ini Pengadilan Negeri Martapura berkantor dan
menempati gedung kantornya di Jalan Akhmad Yani No.32 Martapura.
Pembangunan gedung Pengadilan Negeri Martapura adalah merupakan bagian
dari proyek peningkatan fasilitas prasarana fisik Badan Peradilan Umum
Departemen Kehakiman di Kalimantan Selatan dalam tahun anggaran
1976/1977, Berdasarkan DIP : No 7/XII/5/76 tanggal 4 Mei 1976 dengan Surat
Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia tanggal 30 maret 1976 No.
YK.13/5/6
-
6
Peresmian pemakaian Gedung Pengadilan Negeri Martapura tanggal 7
Oktober 1977 oleh Bapak Direktur Jenderal Pembinaan Badan Peradilan Umum
Departemen Kehakiman Republik Indonesia , Bapak Soeroto, SH.
Pertama kali didirikan Pengadilan Negeri Martapura berada dibawah naungan
Departemen Kehakiman dan HAM RI sampai ditetapkannya Undang-Undang No
4 tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman maka dilaksanakan Peradilan Satu
Atap dengan pengalihan organisasi, administrasi dan keuangan dari
Departemen Kehakiman dan HAM RI ke Mahkamah Agung RI maka hingga saat
ini Pengadilan Negeri Martapura merupakan Lembaga Peradilan dibawah
naungan Mahkamah Agung RI.
B. TUGAS DAN FUNGSI
Pengadilan Negeri Martapura adalah pelaksana kekuasaan kehakiman
yang bertugas menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan
keadilan di wilayah Kabupaten Martapura berdasarkan Pancasila, dengan
tugas menerima, memeriksa dan mengadili serta menyelesaikan setiap
perkara yang diajukan kepadanya dan tugas lain yang diberikan kepadanya
berdasarkan peraturan perundang-undangan.
Adapun tugas dan fungsi Pengadilan Negeri Martapura yakni:
1. Ketua sebagai kawal depan (voorpost) Mahkamah Agung RI, yaitu dalam
hal melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan, para
Hakim dan pejabat Kepaniteraan, masalah-masalah hukum yang timbul,
masalah tingkah laku/perbuatan Hakim dan pejabat Kepaniteraan,
masalah eksekusi yang berada di wilayah hukumnya untuk diselesaikan
dan dilaporkan kepada Pengadilan Tinggi Banjarmasin dan Mahkamah
Agung RI, mengirim laporan penanganan perkara kepada Pengadilan
Tinggi Banjarmasin dan Mahkamah Agung RI, meminta keterangan
tentang hal yang berkaitan dengan teknis pengadilan, membina dan
memberikan petunjuk, teguran atau peringatan bila dipandang perlu,
menetapkan suatu perkara tingkat pertama tanpa biaya, membagi perkara
kepada Hakim, mengevaluasi laporan penanganan perkara tingkat
pertama yang dilakukan Hakim dan Panitera Pengganti, selanjutnya
mengirimkan laporan dan hasil evaluasinya secara periodik kepada
Pengadilan Tinggi Banjarmasin dan Mahkamah Agung RI.
2. Wakil Ketua adalah melaksanakan tugas Ketua apabila Ketua berhalangan
dan melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh Ketua kepadanya.
3. Majelis Hakim adalah bertugas menetapkan hari sidang, memeriksa dan
mengadili berkas perkara yang diberikan padanya, mengemukakan
-
7
pendapat dalam musyawarah, Hakim wajib menandatangani putusan yang
sudah diucapkan dalam persidangan, melaksanakan pembinaan dan
mengawasi bidang hukum, perdata, dan pidana tertentu yang ditugaskan
kepadanya dan mengikuti pembinaan dan pengawasan terhadap
penyelenggaraan peradilan dari Pengadilan Tinggi Banjarmasin.
4. Panitera, dalam tugas kepaniteraan adalah membantu Hakim dengan
mengikuti dan mencatat jalannya sidang Pengadilan, bertanggung jawab
atas pengurusan berkas perkara, putusan, dokumen, buku daftar, biaya
perkara, dan surat-surat lainnya disimpan di Kepaniteraan,
menyelenggarakan administrasi perkara, mengatur tugas Panitera Muda
dan Panitera Pengganti, membuat daftar semua perkara yang diterima di
Kepaniteraan, mengeluarkan salinan putusan, mengirimkan berkas
perkara banding kepada Pengadilan Tinggi Banjarmasin dan perkara
kasasi, peninjauan kembali, dan grasi ke Mahkamah Agung RI. Membina,
meneliti dan mengawasi pelaksanaan tugas administrasi perkara antara
lain ketertiban dalam mengisi buku register perkara, membuat laporan
periodik dan lain-lain.
5. Sekretaris, adalah bertanggung jawab atas penyelenggaraan administrasi
umum (kesekretariatan) Pengadilan, sebagai Kuasa Pengguna
Anggaran/Pengguna Barang, pembinaan administrasi Sub Bagian
Perencanaan, Teknologi Informasi dan Pelaporan, Sub Bagian
Kepegawaian, Organisasi dan Tata Laksana, Sub Bagian Umum dan
Keuangan di Pengadilan Negeri Martapura.
6. Panitera Muda Perdata adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan
mencatat jalannya sidang Pengadilan, melaksanakan administrasi perkara,
mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang
masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah
perkara perdata, memberi nomor register pada setiap perkara yang
diterima di Kepaniteraan, mencatat setiap perkara yang diterima ke dalam
buku daftar disertai catatan singkat tentang isinya, mengirimkan berkas
perkara banding kepada Pengadilan Tinggi Banjarmasin serta perkara
kasasi, peninjauan kembali, dan grasi ke Mahkamah Agung RI dan
menyerahkan arsip berkas perkara kepada Panitera Muda Hukum.
-
8
7. Panitera Muda Pidana adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan
mencatat jalannya sidang Pengadilan, melaksanakan administrasi perkara,
mempersiapkan persidangan perkara, menyimpan berkas perkara yang
masih berjalan dan urusan lain yang berhubungan dengan masalah
perkara pidana, memberi nomor register pada setiap perkara yang
diterima di Kepaniteraan serta memberikan nomor register dan mencatat
setiap perkara yang diterima ke dalam buku register, disertai catatan
singkat tentang isinya, mengirimkan berkas perkara banding kepada
Pengadilan Tinggi Banjarmasin serta perkara kasasi, peninjauan kembali,
dan grasi ke Mahkamah Agung RI dan menyerahkan arsip berkas perkara
kepada Panitera Muda Hukum.
8. Panitera Muda Hukum adalah membantu Hakim dengan mengikuti dan
mencatat jalannya sidang Pengadilan, mengumpul, mengolah dan
mengkaji data, menyajikan statistik perkara, menyusun laporan perkara,
menyimpan arsip berkas perkara, dan tugas lainnya yang diberikan
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan mengirim laporan
periodik ke Pengadilan Tinggi Banjarmasin dan Badan Peradilan Umum
Mahkamah Agung R.I
9. Kepala Subbagian perencanaan, teknologi informasi dan pelaporan adalah
melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan, program, dan anggaran,
pengelolaan teknologi informasi, dan statistik, serta pelaksanaan
pemantauan, evaluasi dan dokumentasi serta pelaporan.
10. Kepala Subbagian kepegawaian, organisasi dan tata laksana adalah
melaksanakan penyiapan bahan pelaksanaan urusan kepegawaian,
penataan organisasi dan tata laksana.
11. Kepala Subbagian umum dan keuangan adalah melaksanakan penyiapan
pelaksanaan urusan surat menyurat, arsip, perlengkapan, rumah tangga,
keamanan, keprotokolan, hubungan masyarakat, perpustakaan, serta
pengelolaan keuangan.
12. Panitera Pengganti mempunyai tugas membantu Hakim dengan mengikuti
dan mencatat jalannya sidang di pengadilan, bertugas membantu Hakim
dalam hal membuat penetapan hari sidang, membuat penetapan terdakwa
tetap ditahan, dikeluarkan dari tahanan atau diubah jenis penahanannya,
mengetik putusan perkara yang sudah putus berikut amar putusannya dan
menyerahkan berkas perkara kepada Panitera Muda Pidana dan Perdata
bila telah selesai dimutasi.
-
9
C. SISTEMATIKA PENYAJIAN
Laporan Kinerja ini menggambarkan pencapaian kinerja Pengadilan
Negeri Martapura selama tahun 2018 sebagai acuan untuk perbaikan kinerja
dimasa mendatang. Laporan Akuntabilitas ini disusun dengan sistematika
sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan Pada bab ini disajikan
penjelasan umum organisasi
dengan penekanan kepada
aspek strategis organisasi
serta permasalahan utama
(strategic issued) yang sedang
dihadapi organisasi.
BAB II Perencanaan Kinerja Pada bab ini diuraikan
ringkasan/ikhtisar perjanjian
kinerja tahun yang
bersangkutan.
BAB III Akuntabilitas Kinerja A. Capaian Kinerja Organisasi
Pada sub bab ini disajikan
capaian kinerja organisasi
untuk setiap pernyataan
kinerja sasaran strategis
organisasi sesuai dengan hasil
pengukuran kinerja
organisasi. Untuk setiap
pernyataan kinerja sasaran
strategis tersebut dilakukan
analisis capaian kinerja
sebagai berikut :
1. Membandingkan antara
target dan realisasi kinerja
tahun ini;
2. Membandingkan antara
realisasi kinerja serta
capaian kinerja tahun ini
dengan tahun lalu dan
beberapa tahun terakhir;
3. Analisis penyebab
keberhasilan / kegagalan
-
10
atau peningkatan /
penurunan kinerja serta
alternative solusi yang
telah ditentukan;
4. Analisis atas efesiensi
penggunaaan sumber
daya;
5. Analisis program /
kegiatan yang menunjang
keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian
pernyataan kinerja .
B. Realisasi Anggaran
Pada sub bab ini diuraikan
realisasi anggaran yang
digunakan dan yang telah
digunakan untuk
mewujudkan kinerja
organisasi sesuai dengan
dokumen Perjanjian Kinerja.
Bab IV Penutup Pada bab ini diuraikan
simpulan umum atas capaian
kinerja organisasi serta
langkah di masa mendatang
yang akan dilakukan
organisasi untuk
meningkatkan kinerjanya.
Lampiran :
1) Perjanjian Kinerja 2) Lain-lain yang dianggap perlu
-
11
BAB II – PERENCANAAN KINERJA
A. RENCANA STRATEGIS 2015–2019
Rencana Strategis Pengadilan Negeri Martapura Tahun 2015–2019
merupakan komitmen bersama dalam menetapkan kinerja dengan tahapan-
tahapan yang terencana dan terprogram secara sistematis melalui penataan,
penertiban, perbaikan pengkajian, pengelolaan terhadap sistem kebijakan dan
peraturan perundangan-undangan untuk mencapai efektivitas dan efisiensi.
Selanjutnya untuk memberikan arah dan sasaran yang jelas serta
sebagai pedoman dan tolok ukur kinerja Pengadilan Negeri Martapura
diselaraskan dengan arah kebijakan dan program Mahkamah Agung RI yang
disesuaikan dengan rencana pembangunan nasional yang telah ditetapkan
dalam Rencana Pembangunan Nasional Jangka Panjang (RPNJP) 2005–2025
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015–2019, sebagai
pedoman dan pengendalian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan
Pengadilan dalam mencapai visi dan misi serta tujuan organisasi pada tahun
2015–2019.
1. VISI DAN MISI
Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan
yang diinginkan untuk mewujudkan tercapainya tugas dan fungsi
Pengadilan Negeri Martapura.
Adapun visi dari Pengadilan Negeri Martapura mengacu dari visi
Mahkamah Agung yaitu:
“Terwujudnya Badan Peradilan Indonesia yang Agung”
Untuk mencapai visi tersebut, Pengadilan Negeri Martapura menetapkan
misi yang menggambarkan hal yang harus dilaksanakan, yaitu:
1) Menjaga Kemandirian badan peradilan
2) Memberikan Pelayanan hukum Yang Berkeadilan kepada Pencari
Keadilan
3) Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Badan Peradilan
4) Meningkatkan Kredibilitas dan Transparansi Badan Peradilan
2. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka
waktu satu sampai dengan lima tahun dan tujuan ditetapkan mengacu
kepada pernyataan visi dan misi Pengadilan Negeri Martapura.
Adapun Tujuan yang hendak dicapai Pengadilan Negeri Martapura adalah
sebagai berikut:
1) Pencari keadilan merasa kebutuhan dan kepuasannya terpenuhi.
-
12
2) Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan peradilan.
3) Publik percaya bahwa Pengadilan Negeri Martapura dapat memenuhi
butir 1 dan 2 di atas.
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan secara terukur, yaitu sesuatu yang
akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu lima tahun ke depan dari
tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, sasaran strategis yang hendak
dicapai Pengadilan Negeri Martapura adalah sebagai berikut :
1) Terwujudnya proses peradilan yang pasti, transparan dan akuntabel.
2) Peningkatan efektivitas pengelolaan penyelesaian perkara.
3) Meningkatnya akses peradilan bagi masyarakat miskin dan terpinggirkan.
4) Terwujudnya kepatuhan terhadap putusan pengadilan.
3. Program Utama dan Kegiatan Pokok
Sasaran Strategis merupakan pedoman dan pengendalian kinerja
dalam pelaksanaan program dan kegiatan bagi Pengadilan Negeri
Martapura untuk mewujudkan visi dan misi yang telah ditetapkan dan
membuat rincian Program dan Kegiatan Pokok yang akan dilaksanakan
sebagai berikut:
a. Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum
Program Peningkatan Manajemen Peradilan Umum merupakan
program untuk mencapai sasaran strategis dalam hal penyelesaian
perkara, tertib administrasi perkara, dan aksesibilitas masyarakat
terhadap peradilan. Kegiatan Pokok yang dilaksanakan Pengadilan
Negeri Martapura dalam pelaksanaan Program Peningkatan
Manajemen Peradilan Umum adalah:
1) Penyelesaian perkara pidana dan perdata.
2) Penyelesaian sisa perkara pidana dan perdata.
3) Penelitian berkas perkara yang diajukan upaya hukum (banding,
kasasi, PK, grasi, dan verzet terhadap putusan verstek)
disampaikan secara lengkap dan tepat waktu.
4) Register dan pendistribusian berkas perkara ke Majelis yang tepat
waktu.
5) Publikasi dan transparansi proses penyelesaian dan putusan
perkara.
b. Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Mahkamah Agung
Program Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis
Lainnya Mahkamah Agung dibuat untuk mencapai sasaran strategis
meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas dan mencapai
-
13
pengawasan yang efektif dan efisien. Kegiatan pokok yang
dilaksanakan dalam program ini adalah:
1) Tindak lanjut pengaduan yang masuk.
2) Tindak lanjut temuan yang masuk dari tim pemeriksa.
c. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Mahkamah Agung
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur Mahkamah
Agung bertujuan untuk mencapai sasaran strategis dalam penyediaan
sarana dan prasarana. Kegiatan pokok program ini adalah pengadaan
sarana dan prasarana di lingkungan peradilan tingkat banding dan
tingkat pertama.
-
14
B. INDIKATOR KINERJA UTAMA PENGADILAN NEGERI MARTAPURA
Pengadilan Negeri Martapura telah menetapkan Indikator Kinerja Utama
sebagai berikut :
No.
KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA
1. Terwujudnya Proses
Peradilan yang Pasti,
Transparan dan Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
b. Persentase perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
Yang diselesaikan tepat waktu
c. Persentase penurunan sisa
perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
d. Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum
Perkara Perdata
- Gugatan
-
15
Perkara Pidana
- Biasa
e. Persentase perkara pidana anak
yang diselesaikan dengan diversi.
f. Index responden pencari
keadilan yang puas terhadap
layanan peradilan
2. Peningkatan Efektivitas
Pengelolaan Penyelesaian
Perkara.
a. Persentase isi putusan yang
diterima oleh para pihak tepat
waktu.
b. Persentase perkara yang
diselesaikan melalui mediasi.
c. Persentase berkas perkara yang
diajukan banding, kasasi dan PK
secara lengkap dan tepat waktu.
d. Persentase putusan perkara yang
menarik perhatian masyarakat
yang dapat diakses secara online
dalam waktu 1 hari setelah
diputus
3. Meningkatnya akses
peradilan bagi masyarakat
miskin dan terpinggirkan.
a. Persentase perkara prodeo yang
diselesaikan.
b. Persentase perkara yang
diselesaikan di luar gedung
pengadilan.
c. Persentase pencari keadilan
golongan tertentu yang
mendapat layanan bantuan
hukum ( Posbakum )
4. Meningkatnya kepatuhan
terhadap putusan pengadilan
Persentase putusan pekara perdata
yang ditindaklanjuti ( dieksekusi )
-
16
C. Perencanaan Kinerja Tahun 2018
Perjanjian kinerja pada dasarnya adalah pernyataan komitmen yang
mempresentasikan tekad dan janji untuk mencapai kinerja yang jelas dan
terukur dalam rentang waktu satu tahun tertentu dengan mempertimbangkan
sumber daya yang dikelola. Tujuan khusus penetapan kinerja antara lain
adalah untuk meningkatkan akuntabilitas, transparansi dan kinerja sebagai
wujud nyata komitmen, sebagai dasar penilaian keberhasilan/kegagalan
pencapaian tujuan dan sasaran Pengadilan Negeri Martapura, menciptakan
tolok ukur kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja.
Perjanjian Kinerja Tahun 2018 pada Pengadilan Negeri Martapura
sebagai berikut :
NO Sasaran
Program/Kegiatan Indikator Kinerja Target
1.
Terwujudnya Proses
Peradilan yang Pasti,
Transparan dan
Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
b. Persentase perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
Yang diselesaikan tepat waktu
c. Persentase penurunan sisa
perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
100%
100%
100%
100%
100%
71%
100%
100%
81%
100%
41%
51%
51%
51%
51%
-
17
d. Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum
Perkara Perdata
- Gugatan
Perkara Pidana
- Biasa
e. Persentase perkara pidana anak
yang diselesaikan dengan
diversi.
f. Index responden pencari
keadilan yang puas terhadap
layanan peradilan
76%
91%
6%
71%
2.
Peningkatan
Efektivitas
Pengelolaan
Penyelesaian Perkara.
a. Persentase isi putusan yang
diterima oleh para pihak tepat
waktu.
b. Persentase perkara yang
diselesaikan melalui mediasi.
c. Persentase berkas perkara yang
diajukan banding, kasasi dan PK
secara lengkap dan tepat waktu.
d. Persentase putusan perkara
yang menarik perhatian
masyarakat yang dapat diakses
secara online dalam waktu 1
hari setelah diputus
100%
6%
100%
-
3.
Meningkatnya akses
peradilan bagi
masyarakat miskin
dan terpinggirkan.
a. Persentase perkara prodeo
yang diselesaikan.
b. Persentase perkara yang
diselesaikan di luar gedung
pengadilan.
c. Persentase pencari keadilan
golongan tertentu yang
mendapat layanan bantuan
hukum ( Posbakum )
100%
100%
100%
4.
Meningkatnya
kepatuhan terhadap
putusan pengadilan
Persentase putusan pekara
perdata yang ditindaklanjuti (
dieksekusi )
6%
-
18
BAB III – AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN 2018
A. CAPAIAN KINERJA ORGANISASI
Akuntabilitas Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijakan dalam mewujudkan sasaran,
tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam perumusan perencanaan
strategis suatu organisasi. Pengukuran Kinerja adalah proses sistematis dan
berkesinambungan untuk menilai keberhasilan/kegagalan pelaksanaan
kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, untuk mencapai sasaran dan
tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi dan misi organisasi.
Pengukuran kinerja merupakan suatu metode untuk menilai kemajuan yang
telah dicapai dibandingkan dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan.
Pengukuran kinerja tidak dimaksudkan sebagai mekanisme untuk
memberikan reward/punishment, melainkan sebagai alat komunikasi dan alat
manajemen untuk memperbaiki kinerja organisasi.
Pengukuran tingkat capaian kinerja Pengadilan Negeri Martapura tahun
2018, dilakukan dengan cara membandingkan antara target pencapaian
indikator kinerja yang telah ditetapkan dengan realisasinya, sehingga terlihat
apakah sasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Secara umum
terdapat beberapa keberhasilan pencapaian target kinerja, namun demikian
terdapat juga beberapa target yang belum tercapai dalam tahun 2018 ini.
Rincian tingkat capaian kinerja masing-masing indikator kinerja tersebut
diuraikan dalam tabel di bawah ini.
No.
KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
1.
Terwujudnya Proses
Peradilan yang Pasti,
Transparan dan
Akuntabel
a. Persentase sisa perkara yang
diselesaikan
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
b. Persentase perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
Yang diselesaikan tepat waktu
100%
100%
100%
100%
100%
71%
100%
100%
81%
100%
100%
100%
0%
100%
0%
75,93%
100%
100%
92,72%
100%
100%
100%
0%
100%
0%
106,94%
100%
100%
114,47%
100%
-
19
c. Persentase penurunan sisa
perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
d. Persentase perkara yang tidak
mengajukan upaya hukum
Perkara Perdata
- Gugatan
Perkara Pidana
- Biasa
e. Persentase perkara pidana anak
yang diselesaikan dengan diversi.
f. Index responden pencari keadilan
yang puas terhadap layanan
peradilan
41%
51%
51%
51%
51%
76%
91%
6%
71%
38,46%
100%
0%
62,38%
0%
65%
96,49%
0%
87,04%
93,80%
196,08%
0%
122,31%
0%
85,53%
106,03%
0%
122,59%
2.
Peningkatan
Efektivitas
Pengelolaan
Penyelesaian
Perkara.
a. Persentase isi putusan yang
diterima oleh para pihak tepat
waktu.
b. Persentase perkara yang
diselesaikan melalui mediasi.
c. Persentase berkas perkara yang
diajukan banding, kasasi dan PK
secara lengkap dan tepat waktu.
d. Persentase putusan perkara yang
menarik perhatian masyarakat
yang dapat diakses secara online
dalam waktu 1 hari setelah diputus
100%
6%
100%
-
100%
4,17%
100%
-
100%
69,5%
100%
-
3.
Meningkatnya akses
peradilan bagi
masyarakat miskin
dan terpinggirkan.
a. Persentase perkara prodeo yang
diselesaikan.
b. Persentase perkara yang
diselesaikan di luar gedung
pengadilan.
c. Persentase pencari keadilan
golongan tertentu yang mendapat
layanan bantuan hukum (
Posbakum )
100%
100%
100%
100%
0%
100%
100%
0%
100%
-
20
4.
Meningkatnya
kepatuhan terhadap
putusan pengadilan
Persentase putusan pekara perdata
yang ditindaklanjuti ( dieksekusi )
6%
0%
0%
Untuk menghasilkan laporan kinerja yg akurat dan akuntabel perlu
dilakukan analisis menyeluruh pada setiap kinerja utama serta indikator
kinerja tersebut, analisis capaian kinerja tersebut meliput :
1. Membandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini;
2. Membandingkan antara realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dengan tahun lalu dan beberapa tahun terakhir;
3. Analisis penyebab keberhasilan / kegagalan atau peningkatan / penurunan
kinerja serta alternative solusi yang telah ditentukan;
4. Analisis atas efesiensi penggunaaan sumber daya;
5. Analisis program / kegiatan yang menunjang keberhasilan ataupun
kegagalan pencapaian pernyataan kinerja .
Berikut ini kami sampaikan analisis capaian kinerja untuk setiap kinerja
utama serta indikator kinerja atas pejanjian kinerja tahun 2018 dengan hasil
analisis sebagai berikut :
-
21
KINERJA UTAMA I
Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan
Akuntabel
-
22
Pencapaian Sasaran Kinerja Utama I “Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel” mempunyai 6 (enam) Indikator Kinerja yaitu :
a) Persentase sisa perkara yang diselesaikan; b) Persentase perkara Yang diselesaikan tepat waktu; c) Persentase penurunan sisa perkara; d) Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum; e) Persentase perkara pidana anak yang diselesaikan dengan diversi; dan f) Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan.
Pencapaian target Indikator Kinerja pada tahun 2018 dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Perbandingan antara target dan realisasi kinerja tahun 2018
NO
KINERJA UTAMA
INDIKATOR KINERJA
TARGET
REALISASI
CAPAIAN
( % )
1.
Terwujudnya
Proses
Peradilan yang
Pasti,
Transparan
dan Akuntabel
a. Persentase sisa
perkara yang
diselesaikan
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
b. Persentase perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
Yang diselesaikan
tepat waktu
100%
100%
100%
100%
100%
71%
100%
100%
81%
100%
100%
100%
0%
100%
0%
53,70%
88,89%
100%
92,72%
100%
100%
100%
0%
100%
0%
75,64%
88,89%
100%
114,47%
100%
I. Terwujudnya Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan
Akuntabel
-
23
c. Persentase
penurunan sisa
perkara
Perkara Perdata
- Gugatan
- Permohonan
Perkara Pidana
- Singkat
- Biasa
- Cepat
d. Persentase perkara
yang tidak
mengajukan upaya
hukum
Perkara Perdata
- Gugatan
Perkara Pidana
- Biasa
e. Persentase perkara
pidana anak yang
diselesaikan dengan
diversi.
f. Index responden
pencari keadilan
yang puas terhadap
layanan peradilan
51%
51%
100%
51%
100%
76%
91%
6%
71%
38,46%
100%
0%
62,38%
0%
65%
96,49%
0%
87,04%
75,41%
196,08%
0%
122,31%
0%
85,53%
106,03%
0%
122,59%
-
24
2. Perbandingan Antara Realisasi Kinerja Serta Capaian Kinerja Tahun Ini
Dengan Tahun Lalu Dan Beberapa Tahun Terakhir :
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan
Tabel Perbandingan Sisa Perkara Perdata 3 Tahun Terakhir :
PERKARA GUGATAN Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml sisa perkara yang
diselesaikan
18 9 27
Jml sisa perkara yang
harus diselesaikan
18 9 27
PERKARA PERMOHONAN Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml sisa perkara yang
diselesaikan
6 2 2
Jml sisa perkara yang
harus diselesaikan
6 2 2
Tabel Perbandingan Sisa Perkara Pidana 3 Tahun Terakhir :
PIDANA SINGKAT
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml sisa perkara yang
diselesaikan
0 0 0
Jml sisa perkara yang
harus diselesaikan
0 0 0
PIDANA BIASA
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml sisa perkara yang
diselesaikan
101 52 88
Jml sisa perkara yang
harus diselesaikan
101 52 22
-
25
PIDANA CEPAT
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml sisa perkara yang
diselesaikan
0 0 0
Jml sisa perkara yang
harus diselesaikan
0 0 0
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu :
Tabel Perbandingan Perkara Perdata yang harus diselesaikan 3 Tahun
Terakhir :
PERKARA GUGATAN Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara yang
diselesaikan di tahun
berjalan
41 29 52
Jml perkara yang ada 54 47 61
PERKARA PERMOHONAN
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara yang
diselesaikan di tahun
berjalan
108 149 75
Jml perkara yang ada 108 156 77
Tabel Perbandingan Perkara Pidana yang harus diselesaikan 3 Tahun
Terakhir :
PIDANA SINGKAT
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara yang
diselesaikan di tahun
berjalan
2 6 9
Jml perkara yang ada 2 6 9
-
26
PIDANA BIASA
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara yang
diselesaikan di tahun
berjalan
484 466 498
Jml perkara yang ada 522 567 550
PIDANA CEPAT
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara yang
diselesaikan di tahun
berjalan
153 47 20
Jml perkara yang ada 153 47 20
c. Persentase Penurunan Sisa Perkara
Tabel Perbandingan sisa perkara 3 Tahun Terakhir :
PERKARA GUGATAN Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara sisa tahun
berjalan
13 18 9
Jml perkara sisa tahun
sebelumnya
18 9 27
PERKARA PERMOHONAN
Tahun
Perkara 2018 2016 2015
Jml perkara sisa tahun
berjalan
0 6 2
Jml perkara sisa tahun
sebelumnya
6 2 2
PERKARA PIDANA SINGKAT
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara sisa tahun
berjalan
0 0 0
Jml perkara sisa tahun
sebelumnya
0 0 0
-
27
PERKARA PIDANA BIASA
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara sisa tahun
berjalan
38 101 52
Jml perkara sisa tahun
sebelumnya
101 52 88
PERKARA PIDANA CEPAT
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara sisa tahun
berjalan
0 0 0
Jml perkara sisa tahun
sebelumnya
0 0 0
d. Persentase Perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
Tabel Perbandingan putusan dan perkara yang tidak mengajukan upaya
hukum 3 Tahun Terakhir :
PERKARA GUGATAN Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara yang tidak
mengajukan upaya
hukum
26 25
Jml putusan perkara 40 29
PERKARA PIDANA BIASA
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara yang tidak
mengajukan upaya
hukum
467 452 471
Jml putusan perkara 484 466 491
e. Persentase Perkara Pidana Anak yang Diselesaikan dengan Diversi
Tabel Perbandingan pidana anak yang diselesaikan secara diversi 3
Tahun Terakhir :
-
28
PERKARA PIDANA ANAK
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Jml perkara perkara
pidana anak yang
diselesaikan secara
diversi
0 1 0
Jml perkara pidana anak 13 19 12
f. Index responden pencari keadilan yang puas terhadap layanan peradilan
Tabel Perbandingan index kepuasan pencari keadilan terhadap layanan
peradilan 3 Tahun Terakhir :
Tahun
Perkara 2018 2017 2016
Index kepuasan pencari
keadilan terhadap
layanan peradilan
87,04 66,73 -
3. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan/penurunan kinerja
serta alternative solusi yang telah dilakukan
Analisis keberhasilan/kegagalan dalam pencapaian Indikator Kinerja I “Terwujudnya
Proses Peradilan yang Pasti, Transparan dan Akuntabel” dapat diuraikan
berdasarkan Indikator Kinerja yang telah diukur dengan penjelasan berikut :
a. Persentase Sisa perkara yang diselesaikan Ukuran capaian Indikator Kinerja Persentase Sisa Perkara yang Diselesaikan
adalah perbandingan antara :
Jumah Sisa Perkara yang Diselesaikan
dengan
Jumlah Sisa Perkara yang Harus Diselesaikan
Dengan hasil pengukuran yang meliputi perkara pidana dan perkara perdata dengan
hasil sebagai berikut :
-
29
Perkara Perdata (Gugatan)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
yang diselesai
kan
Jml sisa perkara
yang harus
diselesaikan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: Perkara
Perdata - Gugatan
18 Perkara
18 Perkara
100%
100%
100%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jml sisa perkara yang diselesaikan x 100% = 18 x 100% = 100%
Jml sisa perkara yang harus diselesaikan 18
Pencapaian : Realisasi x 100% = 100% x 100% = 100% Target 100%
Analisa pencapaian target kinerja (perkara perdata gugatan) :
Penyelesaian sisa perkara gugatan tahun sebelumnya tidak ada kendala. Jadi semua perkara yang merupakan sisa perkara tahun sebelumnya sudah dapat diselesaikan.
Perkara Perdata (Permohon)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
yang diselesai
kan
Jml sisa perkara
yang harus
diselesaikan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: Perkara Perdata
- Permohonan
6 Perkara
6 Perkara
100%
100%
100%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jml sisa perkara yang diselesaikan x 100% = 6 x 100% = 100%
Jml sisa perkara yang harus diselesaikan 6
Pencapaian : . Realisasi x 100% = 100% x 100% = 100% Target 100%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara perdata permohonan):
Dalam pelaksanaan penyelesaian sisa perkara perdata permohonan tahun sebelumnya tidak ada kendala berarti, hal ini dikarenakan perkara perdata permohonan hanya melibatkan satu pihak yaitu pihak pemohon yang mana prosedur persidangannya pun sederhana dan cepat.
-
30
Perkara Pidana (Singkat)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
yang diselesai
kan
Jml sisa perkara
yang harus
diselesaikan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: Perkara Pidana
- Singkat
0 Perkara
0 Perkara
100%
0%
0%
Tidak ada sisa Pidana
Singkat yg harus
diselesaikan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jml sisa perkara yang diselesaikan x 100% = . 0 x 100% = 0%
Jml sisa perkara yang harus diselesaikan 0
Pencapaian : . Realisasi x 100% = 0% x 100% = 0% Target 100%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana singkat):
Pencapaian penanganan perkara pidana singkat yaitu 0% bukan berarti dalam
pelaksanaannya tidak tercapai target, tetapi dikarenakan pidana singkat yang menjadi
sisa tahun lalu yang harus diselesaikan tidak ada. Hal ini dikarenakan proses
penyelesaian pidana singkat yang sederhana dan mudah yang menjadikan tidak
adanya perkara pidana singkat yang menjadi sisa perkara tahun lalu.
Perkara Pidana (Biasa)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
yang diselesai
kan
Jml sisa perkara
yang harus
diselesaikan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: Perkara Pidana
- Biasa
101 Perkara
101 Perkara
100%
100%
100%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jml sisa perkara yang diselesaikan x 100% = . 101 x 100% = 100%
Jml sisa perkara yang harus diselesaikan 101
Pencapaian : . Realisasi x 100% = 100% x 100% = 100% Target 100%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana biasa):
Tidak ada masalah dalam penyelesaian perkara pidana biasa, dikarenakan proses persidangan yang berdasarkan pada SEMA Nomor 2 Tahun 2014 tentang standar layanan peradilan ada batas waktu penyelesaian perkara yaitu maksimal 5 bulan setelah perkara diterima.
-
31
Perkara Pidana (Cepat/Ringan)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
yang diselesai
kan
Jml sisa perkara
yang harus
diselesaikan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
a. Persentase sisa perkara yang diselesaikan: Perkara Pidana
- Cepat/ ringan
0 Perkara
0 Perkara
100%
0%
100%
Tidak ada sisa perkara cepat /ringan yang
harus diselesaikan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jml sisa perkara yang diselesaikan x 100% = .0 x 100% = 0%
Jml sisa perkara yang harus diselesaikan 0
Pencapaian : . Realisasi x 100% = 0% x 100% = 0% Target 0%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (Perkara Pidana Cepat/Ringan) :
Untuk pencapaian sisa perkara yang diselesaikan bagian pidana cepat/ringan yaitu
0%, namun bukan pada tidak mencapai target yg ditetapkan yaitu 100%. Namun
dikarenakan penyelesaian perkara pidana Cepat/Ringan misalnya Tipiring dan
Pelanggaran Lalu Lintas yang mana prosedur persidangannya pun sederhana dan
cepat sehingga tidak adanya sisa perkara tahun lalu yang belum diselesaikan.
Dari hasil analisa yang dilakukan pada Indikator kinerja “persentase sisa perkara yang diselesaikan” tidak ditemukan pencapaian kinerja yang tidak mecapai target yang ditetapkan.
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu Ukuran capaian Indikator Kinerja Persentase perkara yang diselesaikan tepat
waktu adalah perbandingan antara :
Jumlah perkara yang diselesaikan tahun berjalan
dengan
Jumlah perkara yang ada (jumlah perkara yang diterima tahun berjalan
ditambah dengan sisa perkara sebelumnya)
Dengan hasil pengukuran yang meliputi perkara pidana dan perkara perdata dengan
hasil sebagai berikut :
Perkara Perdata (Gugatan)
Indikator Kinerja
Jml perkara
yg diselesaikan tahun berjalan
Jml perkara yang ada
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu: Perkara
Perdata - Gugatan
41
Perkara
54
Perkara
71%
75,93%
106,94%
Memenuhi target yang ditentukan
-
32
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara yang diselesaikan
tahun berjalan x 100% = 41 .x 100% = 75,93% Jumlah perkara yang ada 54
Pencapaian : Realisasi x 100% = 75,93% x 100% = 106,94% Target 71%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara perdata gugatan):
Persentase perkara perdata gugatan yang diselesaikan tepat waktu terealisasi sebesar 75,93% dan telah memenuhi target yang ditentukan yaitu sebesar 71% sehingga dalam pencapaianya tercapai yaitu sebesar 106,94%. Hal ini tentu tidak terlepas dari pengawasan yang dilakukan oleh Ketua Pengadilan Negeri Martapura terhadap seluruh perkara terutama perkara perdata yang berjalan dan selalu mengingatkan kepada hakim-hakim beserta seluruh panitera, panitera muda dan panitera pengganti agar lebih meningkatkan kinerjanya agar perkara terselelesaikan tepat waktu dan tentu dengan hasil putusan serta berita acara yang baik juga. Kami akan terus melakukan evaluasi pada indikator kinerja Persentase Penyelesaian perkara yang Diselesaikan tepat waktu, terutama perdata gugatan agar tingkat keberhasilan penurunan tunggakan perkara di tahun berikutnya bisa lebih baik lagi. Perkara Perdata (Permohonan)
Indikator Kinerja
Jml perkara
yang diselesai
kan tahun
berjalan
Jml perkara yang ada
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu
c. : Perkara
Perdata - Permohonan
108
Perkara
108
Perkara
100%
100%
100%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara yang diselesaikan
tahun berjalan x 100% = 108 .x 100% = 100% Jumlah perkara yang ada 108
Pencapaian : Realisasi x 100% = 100% x 100% = 100% Target 100%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara perdata permohonan):
Persentase perkara perdata permohonan yang diselesaikan tepat waktu terealisasi sebesar 100%, dan telah memenuhi target yang ditentukan yaitu sebesar 100% sehingga dalam pencapaianya tercapai yaitu sebesar 100%. Pengadilan Negeri Martapura selalu berusaha agar proses persidangan permohonan sesingkat dan tidak berlama-lama, sehingga proses penyelesaian perkara perdata permohonan menjadi lebih cepat selesai.
-
33
Perkara Pidana (Singkat)
Indikator Kinerja
Jml perkara
yang diselesai
kan tahun
berjalan
Jml perkara yang ada
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu: Perkara Pidana
- Singkat
2 Perkara
2 Perkara
100%
100%
100%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara yang diselesaikan
tahun berjalan x 100% = 2 .x 100% = 100% Jumlah perkara yang ada 2
Pencapaian : Realisasi x 100% = 100% x 100% = 100% Target 100%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana singkat):
Persentase perkara pidana singkat yang diselesaikan tepat waktu terealisasi sebesar 100%, dan sudah memenuhi target yang ditentukan yaitu sebesar 100% sehingga dalam pencapaianya tercapai yaitu sebesar 100%. Hal ini dikarenakan proses penyelesaian perkara pidana singkat yang tergolong cepat dan sederhana sehingga semua perkara pidana singkat bisa diselesaikan tanpa menjadi tunggakan perkara.
Perkara Pidana (Biasa)
Indikator Kinerja
Jml perkara
yang diselesai
kan tahun
berjalan
Jml perkara yang ada
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu: Perkara Pidana
- Biasa
484
Perkara
522
Perkara
81%
92,72%
114,47%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara yang diselesaikan
tahun berjalan x 100% = 484 .x 100% = 92,72% Jumlah perkara yang ada 522
Pencapaian : Realisasi x 100% = 92,72% x 100% = 114,47% Target 81%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana biasa):
Persentase perkara pidana biasa yang diselesaikan tepat waktu terealisasi sebesar 92,72%, dan sudah memenuhi target yang ditentukan yaitu sebesar 81% sehingga dalam pencapaianya tercapai yaitu sebesar 114,47%. Hal ini dikarenakan adanya percepatan dalam penyelesaian perkara, jadi perkara pidana yang tergolong sederhana sekarang menjadi cepat dalam penyelesaiaannya dan tidak berlama-lama
-
34
sehingga tidak menimbulkan banyaknnya tunggakan perkara. Dan untuk kedepannya akan diusahakan untuk lebih baik lagi.
Perkara Pidana (Cepat)
Indikator Kinerja
Jml perkara
yang diselesai
kan tahun
berjalan
Jml perkara yang ada
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
b. Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu: Perkara Pidana
- Singkat
11713
Perkara
11713
Perkara
100%
100%
100%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara yang diselesaikan
tahun berjalan x 100% = 11713 .x 100% = 100% Jumlah perkara yang ada 11713
Pencapaian : Realisasi x 100% = 100% x 100% = 100% Target 100%
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana cepat/ringan):
Persentase perkara pidana cepat/ringan yang diselesaikan tepat waktu terealisasi sebesar 100%, dan sudah memenuhi target yang ditentukan yaitu sebesar 100% sehingga dalam pencapaianya tercapai yaitu sebesar 100%. Hal ini dikarenakan tidak adanya tunggakan perkara pidana cepat pada tahun 2017 mengingat semua perkara pidana cepat yang meliputi perkara tipiring dan pelanggaran lalu lintas pada tahun 2018 dapat selesai tepat waktu dan tidak ada perkara pidana cepat yang menjadi tunggakan perkara karena hal tersebut berkaitan dengan prosedur persidangan perkara pidana cepat yang mudah dan sederhana.
Alternative solusi untuk peningkatan pencapaian Indikator Kinerja :
Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu pada dasarnya telah memenuhi target namun tetap perlu dilakukan evaluasi agar keberhasilan pencapaian indikator kinerja persentase penyelesaian perkara tepat waktu dapat lebih baik lagi ditahun berikutnya.
Alternative solusi yang dapat dilakukan untuk peningkatan persentase penyelesaian perkara tepat waktu terutama pada perkara perdata gugatan antara lain :
1. Perlunya penjelasan kepada para pihak tentang pentingnya hadir didalam persidangan serta dampaknya apabila tidak hadir, informasi tersebut dapat diberikan ketika penggugat saat mengajukan gugatan atau dari petugas meja informasi dan penjelasan dari Jurusita tentang hak dan kewajiban para pihak ketika melakukan panggilan sidang.
c. Persentase penurunan sisa perkara Ukuran capaian Indikator Kinerja Persentase sisa perkara adalah perbandingan
antara :
Jumlah sisa perkara tahun sebelumnya dikurang sisa perkara tahun berjalan
dengan
Sisa perkara tahun sebelumnya
Dengan hasil pengukuran yang meliputi perkara pidana dan perkara perdata dengan
-
35
hasil sebagai berikut :
Perkara Perdata (Gugatan)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
tahun sebelum
nya
Jml sisa perkara
tahun berjalan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
c. Persentase penurunan sisa perkara: Perkara
Perdata - Gugatan
18
Perkara
13
Perkara
41%
38,46 %
93,80 %
Belum memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Sisa pekara tahun sebelumnya-Sisa perkara tahun berjalan x 100% = 18-13 x 100%
Sisa perkara tahun sebelumnya 13
= 5 x 100% 13 = 38,46 %
Pencapaian : Realisasi x 100% = 38,46 % x 100% = 93,80 % Target 41 %
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara perdata gugatan):
Persentase penurunan sisa perkara terealisasi sebesar 38,46%. Namun jika dilihat dari target yaitu 41%, maka pencapaiannya masih belum memenuhi target. Mengingat penyelesaian perkara perdata yang tidak sederhana dan harus dihadiri kedua belah pihak dan perlu melewati beberapa tahapan dalam persidangan, yang menyebabkan banyaknya perkara perdata yang menjadi tungggakan pada akhir tahun 2018. Oleh karena itu, kami akan terus melakukan evaluasi pada indikator kinerja persentase penurunan sisa perkara perdata gugatan agar tingkat keberhasilan penurunan tunggakan perkara di tahun berikutnya bisa lebih baik lagi. Perkara Perdata (Permohonan)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
tahun sebelum
nya
Jml sisa perkara
tahun berjalan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
c. Persentase penurunan sisa perkara: Perkara
Perdata - Permohonan
6
Perkara
0
Perkara
51%
100%
196,08%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Sisa pekara tahun sebelumnya-Sisa perkara tahun berjalan x 100% = 6-0 x 100%
Sisa perkara tahun sebelumnya 6
= 6 x 100% 6 = 100 %
Pencapaian : Realisasi x 100% = 100 % x 100% = 196,08 % Target 51%
-
36
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara perdata permohonan):
Persentase penurunan sisa perkara perdata permohonan terealisasi sebesar 100% yang artinya ada penurunan sisa perkara dibandingkan tahun sebelumnya dan tidak ada perkara tahun 2018 yang menjadi tunggakan untuk tahun 2019. Keberhasilan Pengadilan Negeri Martapura memenuhi capaian yang sudah ditargetkan ini tidak lepas dari penerapan asas peradilan yang sederhana dan tidak lama dalam penyelesaiannya. Perkara Pidana (Singkat)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
tahun sebelum
nya
Jml sisa perkara
tahun berjalan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
c. Persentase penurunan sisa perkara: Perkara Pidana
- Singkat
0 Perkara
0 Perkara
100%
0%
0%
Tidak ada pidana singkat yang menjadi
tunggakan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Sisa pekara tahun sebelumnya-Sisa perkara tahun berjalan x 100% = 0-0 x 100%
Sisa perkara tahun sebelumnya 0
= 0 x 100% 0 = 0 %
Pencapaian : Realisasi x 100% = 0 % x 100% = 0 % Target 100 %
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana singkat):
Persentase penurunan sisa perkara pidana singkat terealisasi sebesar 0%. Namun itu bukan berarti Pengadilan Negeri Martapura gagal dalam melakukan realisasi penurunan sisa perkara, tetapi memang dikarenakan tidak adanya perkara pidana singkat yang menjadi tunggakan. Hal ini dikarenakan penyelesaian perkara pidana singkat yang tergolong sederhana dan mudah sehingga semua perkara pidana singkat dapat diselesaikan dengan baik tanpa menjadi tunggakan.
Perkara Pidana (Biasa)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
tahun sebelum
nya
Jml sisa perkara
tahun berjalan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
c. Persentase penurunan sisa perkara: Perkara Pidana
- Singkat
101 Perkara
38 Perkara
51%
62,38%
122,31%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Sisa pekara tahun sebelumnya-Sisa perkara tahun berjalan x 100% = 101-38 x 100%
Sisa perkara tahun sebelumnya 101
= 63 x 100% 101 = 62,38 %
Pencapaian : Realisasi x 100% = 62,38 % x 100% = 122,31 % Target 51 %
-
37
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana biasa):
Persentase penurunan sisa perkara pidana biasa terealisasi sebesar 62,38% dan telah memenuhi target yang ditentukan yaitu 51%. Pengadilan Negeri Martapura selalu melakukan evaluasi dalam penanganan perkara yang sedang berjalan sehingga perkara yang masih berjalan tidak berlarut-larut dalam penyelesaiannya dan untuk kedepannya akan diusahakan untuk lebih baik lagi.
Perkara Pidana (Cepat)
Indikator Kinerja
Jml sisa perkara
tahun sebelum
nya
Jml sisa perkara
tahun berjalan
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
c. Persentase penurunan sisa perkara: Perkara Pidana
- Cepat
0 Perkara
0 Perkara
100%
0%
0%
Tidak ada pidana cepat yang menjadi
tunggakan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Sisa pekara tahun sebelumnya-Sisa perkara tahun berjalan x 100% = 0-0 x 100%
Sisa perkara tahun sebelumnya 0
= 0 x 100% 0 = 0 %
Pencapaian : Realisasi x 100% = 0 % x 100% = 0 % Target 100 %
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana cepat):
Persentase penurunan sisa perkara pidana cepat terealisasi sebesar 0%. Namun itu bukan berarti Pengadilan Negeri Martapura gagal dalam melakukan realisasi penurunan sisa perkara, tetapi memang dikarenakan tidak adanya perkara pidana singkat yang menjadi tunggakan. Hal ini dikarenakan penyelesaian perkara pidana singkat atau ringan yang tergolong sederhana dan mudah sehingga semua perkara pidana singkat dapat diselesaikan dengan baik tanpa menjadi tunggakan
Alternative solusi untuk peningkatan pencapaian Indikator Kinerja :
Persentase penurunan sisa perkara jika hanya sekedar melihat pada angka sisa tunggakan perkara maka tidak memenuhi target yang ditentukan. Jika melihat tren perkara masuk yang biasanya ada peningkatan setiap akhir tahun yang mengakibatkan perkara yang baru masuk sudah menjadi tunggakan dan sisa perkara untuk tahun berikutnya. Namun tetap selalu dilakukan evaluasi penanganan perkara oleh pimpinan dengan Hakim-hakim serta para panitera pengganti jika ada perkara lama namun masih berjalan.
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum Ukuran capaian Indikator Kinerja Persentase perkara yang tidak mengajukan
upaya hukum adalah perbandingan antara :
Jumlah perkara yang tidak mengajukan upaya hukum
dengan
Jumlah putusan perkara
Dengan hasil pengukuran yang meliputi perkara pidana dan perkara perdata dengan
hasil sebagai berikut :
-
38
Perkara Perdata (Gugatan)
Indikator Kinerja
Jumlah perkara putus
yang tidak mengajukan
upaya hukum
Jumlah perkara
putus
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum : Perkara
Perdata - Gugatan
26 Perkara
40 Perkara
76%
65%
85,53%
Belum memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara putus yang tidak mengajukan upaya hukum x 100% = 26 x 100%
Jumlah perkara putus 40 = 65 %
Pencapaian : .Realisasi x 100% = . 65 % .x 100% = 85,53% Target 76 %
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara perdata gugatan):
Persentase perkara perdata gugatan yang tidak mengajukan upaya hukum banding terealisasi sebesar 65% atau belum melebihi target yang ditentukan yaitu sebesar 76% sehingga dalam pencapaiannya tercapai sebesar 85,53% Dari 40 perkara perdata gugatan yang putus, sebanyak 14 perkara mengajukan banding hal ini dikarenakan masih ada pihak belum terpuaskan rasa keadilan dari putusan pengadilan tingkat pertama dan memerlukan kepastian hukum dari tingkat selanjutnya, akan tetapi dari jumlah perkara yang putus dibandingkan dengan perkara yang mengajukan banding, perkara yang mengajukan banding lebih kecil yang menandakan tingkat kepuasan para pihak atas putusan pengadilan cukup baik. Namun untuk kedepannya, Pengadilan Negeri Martapura akan berusaha untuk lebih baik lagi. Perkara Pidana (Biasa)
Indikator Kinerja
Jumlah perkara putus
yang tidak mengajukan
upaya hukum
Jumlah perkara
putus
Target
Realisasi
Pencapaian
Keterangan
d. Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum : Perkara
Pidana - Biasa
467 Perkara
484 Perkara
91%
96,49%
106,03%
Memenuhi target yang ditentukan
Hasil pengukuran realisasi dan pencapaian : Realisasi : Jumlah perkara putus yang tidak mengajukan upaya hukum x 100% = 467 x 100%
Jumlah perkara putus 484 = 96,49 %
Pencapaian : .Realisasi x 100% = . 96,49 % .x 100% = 106,03% Target 91 %
Analisa realisasi dan pencapaian target kinerja (perkara pidana biasa) :
Persentase perkara pidana biasa yang tidak mengajukan upaya hukum banding terealisasi sebesar 96,49% atau melebihi target yang ditentukan sebesar 91% sehingga dalam pencapaiannya tercapai sebesar 106,03% Dari 484 perkara pidana biasa yang putus sebanyak 15 perkara mengajukan banding dan 2 perkara yang mengajuka kasasi. Hal ini dikarenakan masih ada pihak belum terpuaskan rasa keadilan dari putusan pengadilan tingkat pertama dan memerlukan kepastian hukum dari tingkat selanjutnya, akan tetapi dari jumlah perkara yang putus
-
39
dibandingkan dengan perkara yang mengajukan banding, perkara yang mengajukan banding lebih kecil yang menandakan tingkat kepuasan para pihak atas putusan pengadilan cukup baik sehingga kedepannya hal ini perlu dipertahankan. Alternative solusi untuk peningkatan pencapaian Indikator Kinerja :
Mengajukan upaya hukum adalah hak yang dimiliki oleh para pihak yang berperkara sehingga dalam prakteknya dari keseluruhan perkara yang putus ada beberapa perkara yang mengajukan upaya hukum, untuk meningkatkan kepuasan para pihak yang berperkara atas putusan pengadilan tingkat pertama maka perlu dilakukan peningkatan kualitas aparatur peradilan itu se