peng kaji an

10
Pengkajian & Pemeriksaan Fisik ENDOKRIN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KELENJAR HIPOFASE A. LATAR BELAKANG Dalam melakukan pengkajian pada sistem endokrin ini agak sedikit sulit dikarenakan gambaran klinis atau tanda gejalanya sangat bervariasi. Perlu pemahaman fisiologis dari setiap Hormon untuk bisa melakukan pemeriksaan pada sistem endokrin ini, data pengkajian itu sendiri bisa didapat melalui anamnesa dan pemeriksaan Fisik. Adapun dalam makalah ini akan membahas pengkajian pada sistem endokrin secara umum serta tanda dan gejala yang bisa ditemui pada gangguan sistem endokrin. kami mengambil judul "Pengkajian Umum dan Prosedur Diagnostik" dikarenakan guna untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen untuk menabah nilai dalam semester pendek mata kuliah endokrin. B. TUJUAN PENULISAN Adapun tujauan kami menulis makalah ini adalah untuk: 1. Dapat mengetahui bagaimana pemeriksaan fisik pada gangguan sistem endokrin. 2. Dapat melakukan asuhan keperawatan setelah melakukan pemeriksaan fisik. 3. Untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen. C. RUMUSAN MASALAH 1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan fisik pada gangguan sistem endokrin..? 2. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik pada gangguan sistem endokrin..? BAB II PEMBAHASAN Pemeriksaan diagnostik sistem endokrin agak sedikit sulit dilakukan karena gambaran klinis atau tanda gejalanya bervariasi. Untuk itu perlu pemahaman fisiologis dari

Upload: rizkiemil

Post on 29-Sep-2015

223 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

GHFCGHGH

TRANSCRIPT

Pengkajian & Pemeriksaan Fisik ENDOKRIN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KELENJAR HIPOFASE

A. LATAR BELAKANGDalam melakukan pengkajian pada sistem endokrin ini agak sedikit sulit dikarenakan gambaran klinis atau tanda gejalanya sangat bervariasi. Perlu pemahaman fisiologis dari setiap Hormon untuk bisa melakukan pemeriksaan pada sistem endokrin ini, data pengkajian itu sendiri bisa didapat melalui anamnesa dan pemeriksaan Fisik.

Adapun dalam makalah ini akan membahas pengkajian pada sistem endokrin secara umum serta tanda dan gejala yang bisa ditemui pada gangguan sistem endokrin.

kami mengambil judul "Pengkajian Umum dan Prosedur Diagnostik" dikarenakan guna untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen untuk menabah nilai dalam semester pendek mata kuliah endokrin.

B. TUJUAN PENULISANAdapun tujauan kami menulis makalah ini adalah untuk:1. Dapat mengetahui bagaimana pemeriksaan fisik pada gangguan sistem endokrin.2. Dapat melakukan asuhan keperawatan setelah melakukan pemeriksaan fisik.3. Untuk memenuhi tugas yang telah diberikan oleh dosen.

C. RUMUSAN MASALAH1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam melakukan pemeriksaan fisik pada gangguan sistem endokrin..?2. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan fisik pada gangguan sistem endokrin..?

BAB IIPEMBAHASAN

Pemeriksaan diagnostik sistem endokrin agak sedikit sulit dilakukan karena gambaran klinis atau tanda gejalanya bervariasi. Untuk itu perlu pemahaman fisiologis dari setiap hormon. Data itu bisa didapat melalui anamnesa dan pemeriksaan Fisik

A. ANAMNESA1. Data Demografia. Identitas klienb. Identitas penanggungc. Usia kliend. Jenis kelamine. Tempat tinggal klien (alamat)f. Tanggal masuk rumah sakit.

2. Riwayat kesehatan keluarga.Kaji kemungkinan adanya anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti yang dialami klien/pasien atau gangguan secara langsung dengan gangguan hormonal :Obesitas : dicurigai karena hipotiroidGangguan Tumbang : dicurigai adanya gangguan GH, Kel. Tiroid, dan kelenjar gonad3. Riwayat Kesehatan dahulu :Kaji kondisi yang pernah dialami oleh Keluarga diluar gangguan yang dirasakan sekarang khususnya gangguan yang mungkin sudah berlangsung lama karena tidak mengganggu aktivitas, kondisi ini tidak dikeluhkan, seperti :Tanda-tanda seks sekunder yang tidak berkembang : amenore, bulu rambut tidak tumbuh, buah dada tidak berkembang bagi perempuan.BB yang tidak sesuai dengan usia, misalnya selalu kurus meskipun banyak makanGangguan psikologis seperti mudah marah, sensitif, sulit bergaul dan tidak mudah berkonsentrasipenggunaan obat-obatan yang dapat merangsang aktivitas hormonal : hidrokortison, levothyroxine, kontrasepsi oral dan obat antihipertensi.

4. Riwayat Diet :Perubahan status nutrisi atau gangguan pada saluran pencernaan dapat mencerminkan gangguan endokrin tertentu, pola dan kebiasaan makan yang salah dapat menjadi faktor penyebab. Oleh karena itu kondisi berikut perlu dikaji :Adanya nausea, muntah dan nyeri abdomen.Penurunan atau penambahan BB yg drastis.Selera makan yg menurun atau bahkan berlebihan.Pola makan dan minum sehari-hari.Kebiasaan mengkonsumsi makanan yg dapat menggangu fungsi endokrin seperti makanan yg bersift goitrogenik thd tiroid.

5. Masalah kesehatan sekarangPengembangan dari keluhan utama. Fokuskan pertanyaan yang menyebabkan keluarga/pasien meminta bantuan pelayanan, seperti :Apa yg dirasakan pasien saat iniApakah masalah atau gejala yang dirasakan terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan dan sejak kapan dirasakanBagaimana gejala tersebut mempengaruhi aktivitas hidup sehari-hariBagaimana pola eliminasi : urineBagaimana fungsi seksual dan reproduksiApakah ada perubahan fisik tertentu yang sangat menggangu pasienHal-hal lain yang perlu dikaji karena berhubungan dengan fungsi hormonal secara umum

6. Tingkat Energi :Perubahan kekuatan fisik dihubangkan dengan sejumlah gangguan hormonal khusunya disfungsi kelenjar tiroid dan adrenal. Kaji kemampuan klien/pasien dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

7. Pola Eliminasi dan keseimbangan cairanPola eliminasi khususnya urine dipengaruhi oleh fungsi endokrin secara langsung oleh ADH, aldosteron, dan kortisol.

8. Pertumbuhan dan PerkembanganSecara langsung tumbang dibawah pengaruh GH, Kelenjar tiroid dan kelenjar gonad. Gangguan tumbang dapat terjadi semenjak dalam kandungan, itu terjadi pada ibu hamil hipertiroid. Kaji gangguan tumbang yang dialami semenjak lahir atau terjadi selama proses pertumbuhan.Kaji secara lengkap dari penambahan ukuran tubuh dan fungsinya: Tingkat intelegensi, kemampuan berkomunikasi dan rasa tanggung jawab. Kaji juga perubahan fisik dan dampaknya terhadap kejiwaan.

9. Seks dan reproduksiPada wanita kaji siklus menstruasi (lamanya), volume, frekuensi dan perubahan fisik terutama sensasi nyeri atau kram abdomen. Jika bersuami kaji :Apakah pernah hamilAbortusMelahirkanPada Pria kaji apakah mampu ereksi dan orgasme dan kaji juga apakah terjadi perubahan bentuk dan ukuran alat genitalnya.

B. PEMERIKSAAN FISIKAda 2 aspek utama yang dapat digambarkan, yaitu :1. Kondisi kelenjar endokrin : testis dan tiroid2. Kondisi jaringan atau organ sebagai dampak dari gangguan endokrinInspeksi :1. Disfungsi sistem endokrin :Menyebabkan perubahan fisik sebagai dampaknya terhadap tumbang, keseimbangan cairan dan elektrolit, seks dan reproduksi, metabolisme dan energi.2. Hal-hal yg harus diamati :Penampilan umum : Apakah pasien tampak kelemahannya :berat, sedang dan ringan3. Amati bentuk dan proporsi tubuh :Apakah terjadi kekerdilan atau seperti raksasa4. Pemeriksaan Wajah :Fokuskan pada abnormalitas struktur, bentuk dan ekspresi wajah seperti dahi, rahang dan bibir5. Pada Mata :Amati adanya edema periorbital dan exopthalamus serta ekspresi wajah tampak datar atau tumpul.6. Pada Daerah Leher :Amati bentuk leher apakah tampak membesar, asimetris, warna kulit sekitar leher apakah terjadi hiper/hipopigmentasi dan amati apakah itu merata.7. Apakah terjadi hiperpigmentasi pada jari, siku dan lutut :Biasanya dijumpai pada orang yang mengalami gangguan kelenjar. Adrenal8. Apakah terjadi Vitiligo atau hipopigmentasi pada kulit :Biasanya tampak pada orang yang mengalami hipofungsi kelenjar adrenal sebagai akibat destruksi melanosit dikulit oleh proses autoimun.9. Amati adanya penumpukan massa otot berlebihan pada leher bagian belakang atau disebut bufflow neck atau leher/punuk kerbau : Terjadi pada K hiperfungsi adrenokortikal.10. Amati keadaan rambut axilla dan dada :Pertumbuhan rambut yang berlebihan pada dada dan wajah wanita disebut hirsutisme dan amati juga adanya striae pada buah dada atau abdomen biasanya dijumpai pada hiperfungsi adrenokortikal.

PalpasiHanya kelenjar tiroid dan testis yg dapat diperiksa secara palpasiAuskultasi :Auskultasi pada daerah leher diata tiroid dapat mengidentifikasi bunyi " bruit". Bunyi yg dihasilkan karena turbulensi pada Pembuluh darah tiroidea.Pengkajian PsikososialMengkaji kemampuan koping klien/pasien, dukungan Keluarga serta keyakinan klien/pasien tentang sehat dan sakit. Perubahan-perubahan fisik, fungsi seksual dan reproduksi serta perubahan-perubahan lainnya yang disebabkan oleh gangguan sistem endokrin akan berpengaruh terhadap konsep diri klien.

C. PENGKAJIAN DIAGNOSTIK1. PEMERIKSAAN KELENJAR HIPOFISEa. Foto Tengkorak (Kranium)Dilakukan untuk melihat kondisi seila tursica (tumor atau atrofi)Tidak di butuhkan persiapan fisik secara khususb. Foto Tulang (Osteo)Untuk melihat kondisi tulangPada gigankisme pertambahan ukuran dan panjang tulangPada akromegali pertambahan kesamping tulang-tulang feriferPersiapan fisik khusus tidak adac. Ct Scan OtakUntuk melihat kemungkinan adanya tumor pada hipofisis atau hipotalamusPersiapan fisisk tidak ada.d. Pemeriksaan Darah dan UrineKadar Growth hoemone (GH)o Nilai normal 10 pg/mlo Meningkat pada bulan-bulan pertama kelahirano Spesimen darah vena 5 cco Tanpa persiapan khususKadar thyroid stimulatin hormone (TSH)o Nilai normal 6-10 pg/mlo Untuk menentukan apakah gangguan tiroid bersifat primer atau sekundero Spesimen vena 5 cco Tanpa persiapan khususKadar adrenocotricotropine hormon (ACTH)o Pengukuran dilakukan dengan tes supresi deksametasono Spesimen darah vena kurang lebih 5 cc dan urine 24 jamPersiapan :1. Tidak ada pembatasan makanan dan minuman2. Bila klein menggunakan obat-obatan kortisol atau antagonisnya dihentikan dulu 24 jam sebelumnya3. Bila obat harus diberikan lampirkan sejenis obat dan dosisnya pada lembaran pengiriman spesimen4. Cegah stres fisik dan fisikologisPelaksanaan :1. Klien diberikan deksametason 4x0,5 ml/hari selama lamanya 2 hari2. Besok paginya darah vena diambil kurang lebih 5 cc3. Urine ditampung selama 24 jam4. Spesimen dikirim ke laboratoriumHasil :Normal bila1. Kadar ACTH dalam darah menurun kortisol darah kurang dari 5 mg/dl2. 17-hydroxy-cortico-streroid (17 OHCS) dalm urine kurang dari 2,5 mg

Cara sederhana1. Pemberian deksametason 1 mg per oral tengah malam2. Pada pagi hari, darah vena diambil kurang lebih 5 cc3. Urine ditampung selama 5 hari4. Spesimen dikirim ke laboratoriumHasil :1. Normal bila kadar kortisol darah lebih kecil sama dengan 3 mg/dl2. Ekskresi 17 OHCS dalm urine kurang dari 2,5 mg

2. PEMERIKSAAN FISIK KELENJAR TIROID

a. Uptake Radioaktif (Ray)Tujuan : menukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap yodiumPersiapan :1. Klien puasa 6-8 jam2. Jelaskan tujuan dan prosedurPersiapan klien :1. Klien diberikan yodium radioaktif 50 microcuri per oral2. Dengan alat pengukur (di taruh di atas klenjer tiroid) di ukur radioaktif yang bertahan3. Dapat pula di ukur clearance yodium melalui ginjal dengan mengumpul kan urine selama 24jam dan di ukur kadar radioaktif yodiumHasilBanyak yodium yang ditahan oleh kalenjer tiroid di hitung dalam persentase1. Normal : 10-35%2. Menurun : < 10% (pada hipotiroidisme) 3. Meningkat > 35% (pada tirotoksis,pengobatan panjang hipertiroidisme)

b. T3 dan T4 SerumPemeriksaan fisik secara khusus tidak adaSpesimen darah vena 5-10 ccNilai normal pada dewasa: yodium bebas 0,1-0,6 mg/dl T3 0,2-0,3 mg/dl T4 6-12 mg/dlPada anak T3180-240 mg/dl

c. Upatake T3 ResinTujuan mengukur jumlah hormon tiroid (T3) atau thyrcid binding globulin (TBG) tak jenuhTBG meningkat pada hippertirodisme menurun pada hipotiroidismeSpesimen darah vena 5ccPersiapan: puasa 6-8 jamNilai normal Dewasa : 25-35% uptake oleh resin Anak : umur nya tidak ada

d. Protein Boun IondineTujuan: mengukur yodium yg terikat dengan protein plasmaNilai normal 4-8 mg% dalam 100ml darahSpesimen darah vena 5-10 ccKlien di puasakan 6-8jam sebelum pemeriksaan

e. Basal Metabolic RateTujuan: pengukuran secara tidak langsung jumlah oksigen yang dibutuhkan di bawah kondisi basal selama beberapa waktuPersiapan :1. Klien puasa 12jam2. Hindari kondisi yang menimbulkan kecemasan dan stres3. Klien harus tidur sedikit nya 8 jam4. Tidak mengkonsumsi analgetik & sedatif5. Jelaskan pada klien tujuan pemeriksaandan prosedur nya6. Tidak boleh bangun dari tempat tidur sampai pemeriksaan di lakukanPenatalaksanaanPengukuran kalorimetri dengan menggunakan metabolatornilai normal :pria 53 kalori perjamwanita 60 kalori perjamMetode Harris Benedict Untuk Mengukur BMRPria:BMR = 66 + (13,7 x BB(kg) ) + ( 5 x TB(cm) ) +(6,8 x U(thn) )

WanitaBMR = 665 + (9,6 x BB(kg) + (1,8 x TB (cm) ) + (4,7 x U (thn) )

f. Scanning ThyroidRadio loding scanningUntuk menentukan apakah nodul tiroid tunggal atau majemuk dan berfungsi atau tidak berfungsiUptake iodineo Untuk menentukan pengambilan yodium dari plasmao Nilai normal 10-30% dalam 24jam

3. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KELENJER PARATIROID

a. Percobaan SulkowitchDilakukan untuk memeriksa perubahan jumlah kalsium dalam urineMenggunakan reagen sulkowitchPersiapan1. Urine 24 jam ditapung2. Diet rendah kalsium 2 hari berturut-turut.Penatalaksanaan1. Masukkan urin 3ml ke dalam tabung (2 tabung)2. Tabung pertama masukkan reagen sulkowitch, tabung kedua hanya sebagai kontrol.Pembacaan secara kuantitatif1. Negatif ( - ) juka tidak terjadi keruhan2. Positif ( + ) terjadi keruhan yang halus3. Positif (+ + ) kekeruhan sedang4. Positif ( + + + ) kekeruhan banyak timbul dalam waktu < 20 detik5. Positif ( + + + + ) kekeruhan hebat, terjadi seketikab. Percobaan Ellwort-HowardPercobaan didasarkan pada diuresis fosfat yang dipengaruhi oleh parathormon.Pada hipoparatiroid, diuresis fosfor mencapai 5-6x nilai normalPada hiperparatiroid, diuresis tidak banyak berubah.Cara pemeriksaannya :1. Klien disuntikkan parathormon intravena2. Urin ditampung dan diukur kadar fosfatnya.c. Percobaan Kalsium IntravenaNormal bila fosfor serum meningkat dan fosfor diuresis berkurang.

4. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK KELENJAR PANKREAS

a. Pemeriksaan Gula Darah (puasa)Tujuannya untuk menilai kadar gula darah setelah puasa selama 8-10 jam.Nilai normal1. Dewasa : 70-110mg/dl2. Anak-anak : 60-100mg/dl3. Bayi : 50-80mg/dlPersiapan1. Klien di puasakan 8-10 jam sebelum pemerksaan2. Jelaskan rtujuan dan prosedur tindakanPelaksanaan1. Spesimen adalah darah vena 5 cc2. Gunakan antikoagulasi bila pemeriksaan tidak dapat dilakukan3. Pengobatan insulin atau oral hipoglikemi sementara dihentikan4. Setelah pengambilan darah, klien diberi minum dan makan serta obat sesuai program.