penetapan wasiat wajibah bagi anak angkat (analisis...

84
PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor 171/Pdt.P/209/PA.JS) Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Hukum Islam (S.HI) Oleh: NASRULLAH NIM: 103044128084 K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M

Upload: duongnga

Post on 11-Mar-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

1

PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT

(Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor

171/Pdt.P/209/PA.JS)

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Hukum Islam (S.HI)

Oleh:

NASRULLAH

NIM: 103044128084

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1432 H / 2011 M

Page 2: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

2

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis

Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor Putusan 171/Pdt.P/209/PA.JS) telah

diujikan dalam Sidang Munaqasyah Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 24 Agustus 2011. Skripsi ini telah

diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Hukum Islam (SHI) pada

Program Studi Ahwal al-Syakhshiyah (Peradilan Agama).

Jakarta, 24 Agustus2011

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Syari‟ah dan Hukum

Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM

NIP. 19550505 198203 1012

PANITIA UJIAN

1. Ketua : Drs. H. A. Basiq Djalil, SH., MA ( ........................... )

NIP. 19500306 197603 1001

2. Sekretaris : Hj. Rosdiana. MA ( ........................... )

NIP. 19690610 200312 2001

3. Pembimbing : Dr Asmawi, M. Ag ( ........................... )

NIP. 19721010 199703 1008

4. Penguji I : Dr. H.Ahmad Tholabi Kharlie. MA ( ........................... )

NIP. 15032 6896

5. Penguji II : Arif Purqon M.Ag ( ........................... )

NIP. 19790427 200312 1002

Page 3: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

3

PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT

(Studi Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor

171/Pdt.P/209/PA.JS)

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Syariah (S.HI)

Oleh:

Nasrullah

NIM: 103044128084

Di Bawah Bimbingan

Dr. Asmawi M.Ag

NIP: 197210101 199703 1008

K O N S E N T R A S I P E R A D I L A N A G A M A

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYAH

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

Page 4: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

4

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi inimerupakan hasil karya asli saya yang di ajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di universitas Islam negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta

Jakarta , 24 Agustus 2011

Nasrullah

Page 5: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

i

بسم اهلل الر حمن الرحيم

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat serta salam semoga terlimpah kepada Nabi besar Muhammad SAW, pembawa

syari‟ah-Nya yang universal bagi semua umat manusia setiap waktu dan tempat sampai

akhir zaman.

Dalam penulisan skripsi ini, tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang penulis

temukan, namun syukur Alhamdulillah berkat rahmat dan inayah-Nya, kesungguhan

serta dukungan dan bantuan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung,

segala kesulitan dapat diatasi dengan sebaik-baiknya, sehingga pada akhirnya skripsi ini

dapat terselesaikan.

Oleh sebab itu, sudah sepantasnya pada kesempatan kali ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H., M.A., M.M., selaku Dekan

Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Bapak Drs. H. A. Basiq Djalil, S.H., M.A., dan Ibu Hj. Rosdiana.M.Ag, selaku

Ketua Prodi dan Sekertaris Prodi al-Ahwalus Syakhshiyyah Fakultas Syari‟ah dan

Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 6: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

ii

3. Bapak Dr. Asmawi, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran selama membimbing penulis untuk dapat menyelesaikan

skripsi ini. Semoga Allah memudahkan setiap langkahnya. Amin.

4. Segenap Bapak dan Ibu Dosen serta Staf Pengajar di lingkungan Prodi al-Ahwalus

Syakhshiyyah Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada penulis

selama duduk di bangku kuliah.

5. Segenap jajaran Staf dan Karyawan Perpustakaan Fakultas Syari‟ah dan Hukum dan

Perpustakaan Utama yang telah banyak membantu dalam pengadaan referensi-

referensi sebagai bahan rujukan penulis dalam menyusun skripsi ini.

6. Ibu Dra. Muhayah, SH., selaku Hakim Agama Jakarta Selatan dan seluruh jajarannya

yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam mencari data sebagai

rujukan skripsi.

7. Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda alm Saudin dan

Ibunda tercinta Zainabun, yang telah mencahayai hidupku serta senantiasa

memberikan kasih sayang disertai do‟a penuh rasa tulus dan ikhlas dalam setiap

jejak langkahku. Semoga baktiku ini mampu menjelma menjadi do‟a. Terima

kasihku ucapkan untukmu. Semoga Allah selalu menyayangi mereka berdua. Amin.

8. Selaksa do‟a dan cinta penuh kasih penulis haturkan teruntuk Siti Rahmatun Spd.I.

Terima kasih atas dukungan dan do‟anya, dan terima kasih juga telah melangkah

bersama penulis dalam petualangan asah kecerdasan dan kearifan.

Page 7: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

iii

9. Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih kepada segenap teman-teman diskusi

konsentrasi Peradilan Agama Fakultas Syari‟ah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2003, yang penulis tidak sebutkan satu

persatu. Mudah-mudahan jalinan persahabatan kita tidak akan luntur lekang oleh

waktu dan semoga persahabatan kita bisa terjalin sampai kapanpun dan dimanapun

kita berada.

Semoga amal baik mereka dibalas Allah SWT dengan balasan yang berlipat

ganda. Jazakumullah Khairan Katsira. Sungguh hanya Allah yang dapat membalas

kebaikan mereka dengan kebaikan yang berlipat ganda.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya

dan bagi pembaca umumnya. Oleh karena itu kritik dan saran, senantiasa penulis

harapkan untuk kesempurnaan skripsi ini

Jakarta, 18 Agustus 2011

Penulis

Nasrullah

Page 8: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR IS................................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah .................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan .............................................. 5

D. Tinjauan Pustaka ................................................................... 6

E. Metode Penelitian.................................................................. 8

F. Sistematika Penulisan ........................................................... 9

BAB II ANAK ANGKAT DAN WASIAT WAJIBAH DALAM

KEWARISAN ISLAM

A. Tinjauan Umum Anak Angkat

1. Pengertian dan Dalil Anak Angkat.................................... 11

2. Latar Belakang Dilakukannya Pengangkatan Anak.......... 15

3. SyaratPengangkatanAnak................................................ . 18

4. Dampak Hukum Pengangkatan Anak............................... 22

B. Tinjauan Umum Wasiat Wajibah

1. Pengertian dan Dalil Wasiat Wajibah.............................. . 24

2. Pandangan Ulama Tentang Wasiat Wajibah .................... 31

Page 9: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

v

BAB III KEWARISAN ANAK ANGKAT MENURUT KOMPILASI

HUKUM ISLAMDAN UNDANG – UNDANG KUH Per

A. Kewarisan Anak Angkat Menurut Kompilasi Hukum Islam

................................................................................................ 32

B. Kewarisan Anak Angkat Menurut Undang-Undang KUH

Per .......................................................................................... 35

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA

JAKARTA SELATAN

A. Duduk Perkara ....................................................................... 40

B. Pemeriksaan Perkara Dalam Persidangan ............................. 50

C. Pertimbangan Hukum Majelis Hakim .................................. 52

D. Penetapan Putusan Perkara .................................................. 56

E. Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan

................................................................................................ 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………….... 61

B. Saran- saran ....…………………………………………....... 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN PENELITI

1. Pedoman wawancara di Pengadilan Agama Jakarta Selatan ....................

2. Hasil wawancara .......................................................................................

Page 10: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

vi

3. Surat mohon kesediaan pembimbing skripsi ............................................

4. Surat mohon data wawancara ...................................................................

5. Surat putusan Nomor .NO.171/Pdt.P/2009/PA.JS, TANGGAL23

Desember 2009 .........................................................................................

Page 11: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Keluarga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia

sebagai makhluk social dan merupakan kelompok masyarakat terkecil, yang terdiri

dari seorang ayah, Ibu dan anak.

Dalam Kenyataan tidak selalu ketiga unsure ini terpenuhi, sehingga

kadang-kadang terdapat suatu keluarga yang tidak mempunyai anak. Dengan

demikian dilihat dari eksistensi keluarga sebagai kelompok kehidupan masyarakat,

menyebabkan tidak kurangnya mereka yang menginginkan anak, karena alasan

emosional, sehingga terjadilah perpindahan anak dari satu kelompok keluarga ke

dalam kelompok keluarga yang lain1.

Disamping itu, salah satu tujuan dari perkawinan yang dilakukan, pada

dasarnya adalah untuk memperoleh keturunan, yaitu anak. Begitu pentingnya hal

keturunan (anak) ini, sehingga menimbulkan berbagai peristiwa hokum karena,

misalnya, ketiadaan keturunan (anak).Perceraian, poligami dan pengangkatan anak

merupakan beberapa peristiwa hukum yang terjadi karena alasan di dalam

perkawinan itu tidak memperoleh keturunan (walaupun bukan satu-satunya

alasan).

1MuderisZaini,. AdopsiSuatuTinjauan Dari TigaSistemHukum.( Jakarta, SinarGrafika,

1995).h. 8.

Page 12: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

2

Tingginya frekuensi perceraian, poligami dan pengangkatan anak yang

dilakukan di dalam masyarakat mungkin merupakan akibat dari perkawinan yang

tidak menghasilkan keturunan. Jadi, seolah-olah apabila suatu perkawinan tidak

memperoleh keturunan, maka tujuan perkawinan tidak tercapai. Dengan demikian,

apabila di dalam suatu perkawinan telah ada keturunan (anak), maka tujuan

perkawinan dianggap telah tercapai dan proses pelanjutan generasi dapat berjalan2.

Tujuan seseorang melakukan pengangkatan anak antara lain adalah untuk

meneruskan keturunan, manakala di dalam suatu perkawinan tidak memperoleh

keturunan. Ini merupakan motivasi yang dapat dibenarkan dan salah satu jalan keluar

sebagai alternatif yang positif serta manusiawi terhadap naluri kehadiran seorang

anak dalam pelukan keluarga, bertahun-tahun belum dikaruniai seorang anakpun.

Dengan mengangkat anak diharapkan supaya ada yang memelihara di hari tua, untuk

mengurusi harta kekayaan sekaligus menjadi generasi penerusnya3.

Mengangkat anak merupakan suatu perbuatan hukum, oleh kerena itu perbuatan

tersebut mempunyai akibat hukum. Salah satu akibat hukum dari peristiwa

pengangkatan anak adalah mengenai status anak angkat tersebut sebagai ahli waris

orang tua angkatnya. Status demikian inilah yang sering menimbulkan permasalahan

di dalam keluarga. Persoalan yang sering muncul dalam peristiwa gugat menggugat

itu biasanya mengenai sah atau tidaknya pengangkatan anak tersebut, serta

2 Soerjono Soekanto, Hukum Adat Indonesia. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2001). h.

251. 3 Ibid., h. 252.

Page 13: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

3

kedudukan anak angkat itu sebagai ahli waris dari orang tua angkatnya4. Kematian

penyanyi Michael Jackson yang memiliki beberapa anak angkat, menyulut

perselisihan hak waris dari kekayaan mega bintang itu. Kasus serupa juga sering

terjadi di Indonesia. Bagaimana Islam memandang hak waris anak angkat?

Menurut hukum Islam, anak angkat tidak dapat diakui untuk bisa dijadikan

dasar dan sebab mewarisi, karena prinsip pokok dalam kewarisan Islam adalah

hubungan darah / nasab / keturunan5. Dengan kata lain bahwa peristiwa pegangkatan

anak menurut hukum kawarisan Islam, tidak membawa pengaruh hukum terhadap

status anak angkat, yakni bila bukan merupakan anak sendiri, tidak dapat mewarisi

dari orang yang setelah mengangkat anak tersebut.

Dari pembahasan di atas penulis merasa termotivasi untuk meneliti tentang

kasus-kasus perkara penetapan hak waris terhadap anak angkat yang mana anak angk

angkat dalam hukum Islam sama sekali tidak memperoleh hak waris. Maka dari itu

penulis mengambil objek penelitian di Pengadilan Agama Jakarta Selatan yang

notabennya merupakan lembaga peradilan yang menangani kasus keperdataan bagi

umat Islam, khususnya dibatasi pada Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Karena latar belakang di atas penulis mengambil judul skripsi dengan judul:

PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis Putusan

Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor Putusan 171/Pdt.P/209/PA.JS).

4 Ibid., h. 252

5 Hilman Hadikusuma. Hukum Waris Adat. (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1990), h. 78

Page 14: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

4

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Agar pokok permasalahan dalam memahami skripsi ini tidak terlalu meluas

dan tetap pada jalurnya, penulis membatasi ruang lingkup pembahasan dalam

penulisan skripsi ini hanya berkisar pada penetapan wasiat wajibah bagi anak

angkat Studi Analisis Putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan Nomor Putusan

171/Pdt.P/209/PA.JS terhadap penyelesaian perkara para pemohon agar

ditetapkan ahli waris masing-masing.

2. Perumusan Masalah

Salah satu hukum materiil peradilan agama di Indonesia yang di jadikan

rujukan oleh para hakim adalah Kompilasi Hukum Islam walaupun berlakunya

hanya melalui intruksi dari dalam hasil dalam Republik Indonesia nomor 1 tahun

1951, sedangkan salah satu materi KHI adalah pemberian wasiat wajibah kepada

anak angkat pasal 209 KHI, hal ini merupakan terobosan baru dalam hukum Islam

yang tidak di temukan dalam kitab- kitab klasik bahkan undang- undang Mesir dan

Siria pun tidak menyatakan wasiat wajibah kepada anak angkat.

Pasal 209 KHI tidak mungkin tanpa dasar hukum baik melalui istimbat atau

istidlal hal ini karena keduanya merupakan metode ijtihad yang tidak boleh di

tinggalkan dalam penemuan hukum Islam, terutama hal- hal yang tidak di atur secara

jelas dalam nas syara.

1. Bagaimana kedudukan anak angkat dalam hukun waris Islam ?

Page 15: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

5

2. Bagaimana argumentasi hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan putusan

Pengadilan Agama dengan hukum waris Islam?

3. Bagaimana kesesuian putusan Pengadilan Agama ini dengan hukum Islam?

C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penulis melalui penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kedudukan anak angkat dalam

hukun waris Islam

b. Untuk menjelaskan argumentasi hakim pengadilan agama tentang perkara

hukum waris.

c. Menjelaskan bagaimana kesesuian putusan pengadilan agama dengan hukum

waris Islam

2. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat yang sangat diharapkan oleh penulis dari penelitian ini

adalah:

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pola pikir kritis dan

dinamis bagi penulis serta semua pihak yang menggunakannya dalam

penerapan ilmu hukum dalam kehidupan.

b. Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan beberapa

saran bagi pemecahan masalah yang timbul berkaitan dengan hak mewaris

anak angkat di dasarkan wasiat wajibah.

Page 16: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

6

D. Tinjauan Pustaka

No Identitas Substansi Pembeda

1 Rinto Hartonono,

Penyelesian

permohonan

pengangkatan anak

terhadap anak

temuan (studi kasus

di Pengadilan

Agama Depok)

Dalam skripsinya di

tulis bahwa hukum

Islam membenarkan

pengangkatan anak

angkat dalam

pengertian tanggung

jawab untuk

memberikan nafkah

sehari-hari.

Penetapan hak

waris anak angkat

yang menjadi

kelanjutan dari

skripsi penetapan

anak angkat.

2 Husnul Aulia,

Adopsi menurut

hukum islam dan

Undang-undang

No. 23 Th 2002

Tentang

perlindungan anak

(Studi

Dalam skripsinya

ditulis Pengangkatan

Anak merupakan

salah satu cara untuk

melakukan

perlindungan anak di

jumlah anak-anak

yang terlantar

Perlindungan anak

angkat akan hak

warisnya yang

skripsi yang

terdahulu

perrlindungan anak

angkat dari

keseluruhan tatapi

Page 17: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

7

perbandingan

antara hukum Islam

dan hukum positif).

sementara banyak

dan jumlah kasus

kekerasan terhadap

anak yang terjadi

semakin banyak

pula.

penulis disini

menulis secara

eksplisit dari

bagian warisnya.

3 Dede Syahri,

104044201461,

Perbandingan

penetapan adopsi

anak melalui

Pengadilan Agama

dan Pengadilan

Negeri (Studi

komparatif perkara

No:09/Pdt.P/2007.

PA.JP. di PA

Jakpus dan

Komparatif perkara

No:01/Pdt.P/2007.

PA.JP di PN

Dalam skripsinya

ditulis

membandingkan

penetapan anak

angkat dari

pengadilan Agama

Jakarta Pusat dan

Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat.

Penulis menulis

secara lebih sempit

dari pembahasan

hukum waris anak

angkat dari putusan

pengadilan agama

Page 18: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

8

Jakpus)

E. Metode Penelitian

Salah satu syarat dalam suatu karya ilmiah adalah upaya yang sistematis dalam

penyusunannya dengan menggunakan data yang objektif. Penelitian juga bertujuan

untuk mengumpulkan informasi yang berguna menambah perkembangan ilmu

pengetahuan

1. Jenis penelitian

a. Pendekatan Kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang atau yang

perilaku yang diamati.6

b. Metode Deskrpitif analisis adalah metode yang menggambarkan dan

memberikan analisis terhadap kenyataan di lapangan. Sumber utama

penelitian kualitatif adalah objek di lapangan, selain itu juga data tambahan

berupa dokumen, dan peneltian kepustakaan lainnya.

2. Tehnik pengumpulan data

a. Wawancara, yaitu tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung,

yang bertujuan untuk mendapatkan data dari tangan pertama7.

6. Lexy J. Moloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2004),

H. 3. 7. Husaini Usman, Metedologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara 2001) h. 58-59.

Page 19: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

9

3. Tehnik analisa data

a. Metode analisa data dalam skripsi ini adalah adalah kualitatif-normatif yakni

pengumpulan data dari berbagai dokumen-dokumen yang berkaitan dengan materi.

F. Sistematika Penulisan

Skrpsi ini disusun berdasarkan buku “Pedoman Petunjuk Penulisan Skripsi, dan

Tesis. Adapun sistematika penulisan dalam skripsi ini terdiri dari lima bab antara lain

sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan merupakan Pendahuluan yang berisikan latar

belakang masalah yang akan di bahas, pembatasan dan perumusan masalah, serta

tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian serta serta

sistematika penulisan atau isi dari ringkasan bab demi bab dalam penulisan skripsi

ini.

Bab II menjelaskan anak angkat dan wasiat wajibah dalam hukum kewarisan

Islam bab ini menjelaskan tinjauan umum anak angkat, pengertian, latar belakang

dilakukannya Pengangkatan Anak dan syarat pengangkatan anak, Dampak

Hukum Pengangkatan anak, tinjaun, tinjauan umum wasiat wajibah Pengertian,

dasar hukum.

Bab III Kewarisan anak angkat menurut Kompilasi Hukum Islam dan

Undang-Undang KUH Perdata menjelaskan tentang kewarisan menurut Kompilasi

Hukum Islam dan Undang-undang KUH per.

Bab IV Analisa perkara penetapan waris anak angkat tanggal 23 Desember

2009 menjelesakan duduk perkara, pemeriksaan perkara dalam persidangan,

Page 20: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

10

pertimbangan hukum majelis hakim, penetapan putusan perkara, argumentasi

hakim.

Bab V Penutup dalam bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dari

penetapan waris anak angkat dan saran-saran. Juga, dikemukakan bahan-bahan

yang dipergunakan dalam penulisan skripsi yaitu library research ditulis dalam

daftar pustaka, serta lampiran-lampiran data dan hasil wawancara yang dilakukan

penulis di lapangan.

Page 21: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

11

BAB II

ANAK ANGKAT DAN WASIAT WAJIBAH DALAM HUKUM KEWARISAN

ISLAM

A. Tinjauan Umum Anak Angkat

1. Pengertian Anak Angkat

Ada dua pengertian tentang pengangkatan anak, yaitu :

1). Pengertian secara Etimologi

Dalam kamus Hukum kata adopsi yang berasal dari bahasa latin adoptio

diberi arti : Pengangkatan anak sebagai anak sendiri.8 Rifyal Ka„bah, dengan

mengutip Blackl’s Law Dictionary, mengemukakan bahwa adopsi adalah

penciptaan hubungan orang tua anak oleh perintah pengadilan antara dua pihak

yang biasanya tidak mempunyai hubungan (keluarga )9.

2). Pengertian secara Terminologi

Pengertian pengangkatan anak secara terminologi dikemukakan oleh para

ahli, antara lain sebagai berikut :

1). Arif Gosita, dalam bukunya “Masalah Perlindungan Anak”, bahwa:

Pengangkatan anak adalah suatu tindakan mengambil anak orang lain

8Lihat SEMA RI Nomor 6 Tahun 1983.

9 Rifyal Ka„bah, Pengangkatan Anak Dalam UU Nomor 3 Tahun 2006 tentang Perubahan

Atas UU Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama ( Artikel dalam Suara UldilagEdisi Maret

2007).

Page 22: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

12

untuk dipelihara dan diperlakukan sebagai anak keturunannya sendiri,

berdasarkan ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama dan sah

menurut hukum yang berlaku pada masyarakat yang bersangkutan10

.

2). B. Bastian Tafal, di dalam bukunya “Pengangkatan Anak Menurut Hukum

Adat Serta Akibat-akibat Hukumnya di Kemudian Hari” bahwa pengangkatan

anak adalah usaha untukmengambil anak bukan keturunan dengan maksud

untukmemelihara dan memperlakukannya sebagai anak sendiri11

.

3). Amir Martosedono, dalam bukunya “Tanya JawabPengangkatan Anak dan

Masalahnya”, bahwa :anak angkat adalah anak yang diambil oleh seseorang

sebagai anaknya, dipelihara, diberi makan, diberi pakaian, kalau sakit diberi

obat, supaya tumbuh menjadi dewasa. Diperlakukan sebagai anaknya sendiri.

Dan bila nanti orang tua angkatnya meninggal dunia, dia berhak atas warisan

orang yangmengangkatnya12

.

4). Shanty Dellyana, dalam bukunya“Wanita dan Anak di MataHukum” bahwa:

Pengangkatan anak adalah suatu tindakan mengambil anak orang lain untuk

dipelihara dan diperlakukan sebagai anak kandung sendiri, berdasarkan

10

Arif Gosita.Masalah Perlindungan Anak. (Jakarta: Akademika Pressindo, 1989). 11

BastianTafal, PengangkatanAnakMenurutHukumAdat Serta Akibat-akibatHukumnya

di KemudianHari. (Jakarta: Rajawali, 1983), h.44. 12

Amir Martosedono, Tanya JawabPengangkatanAnakdanMasalahnya.,(Semarang :

Effhar Offset danDahara Prize., 1990), h.15.

Page 23: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

13

ketentuan-ketentuan yang disepakati bersama dan sah menurut hukum yang

berlaku di masyarakat yang bersangkutan13

.

5). Djaja S. Meliala,. dalam buku “Pengangkatan Anak (Adopsi) di Indonesia”,

bahwa :Adopsi atau pengangkatan anak adalah suatu perbuatan hukum yang

memberi kedudukan kepada seorang anak orang lain yang sama seperti seorang

anak yang sah14

.

6). R. Soepomo dalam buku “Bab-bab tentang Hukum Adat”bahwa :Adopsi

atau pengangkatan anak adalah mengangkat anak orang lain. Dengan adopsi

atau pengangkatan anak ini timbul hubungan hukum antara orang tua angkat

dengan anak angkat seperti hubungan orang tua dengan anak kandung15

.

7). Soerojo Wignjodipoero, dalam buku “Pengantar dan Asas-asasHukum

Adat” mengemukakan pendapatnya tentang pengertian pengangkatan anak bila

dilihat dari sudut anak yang dipungut” yaitu sebagai berikut :

(1) Mengangkat anak bukan dari kalangan keluarga

Tindakan ini biasanya disertai dengan penyerahan barang-barang magis

atau sejumlah uang kepada keluarga semula, alasan pengangkatan anak adalah

takut tidak ada keturunan.Pelaksanaan pengangkatan anak dilakukan secara

resmi dengan upacara adat serta dengan bantuan kepala adat.

(2) Mengangkat Anak dari kalangan keluarga

13

ShantyDellyana. Wanita dan Anak di Mata Hukum. (Yogyakarta : Liberty. 1988). 14

Djaja S Meliala,..PengangkatanAnak (Adopsi) di Indonesia.( Bandung:Tarsito,1986),

h.3. 15

Soepomo.Bab-babTentangHukumAdat.(Jakarta : PradnyaParamita, . 1985), .h.76.

Page 24: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

14

Salah satu alasan dilaksanakannya pengangkatan anak adalah karena

alasan takut tidak punya anak. Dan yang dilakukan pada masayarakat Bali

yaitu dengan mengambil anak yang dari salah satu clan, yaitu diambil dari

selir-selir (gundik), apabila istri tidak mempunyai anak, biasanya anak-anak

dari selir-selir itu diangkat dijadikan anak-anak istrinya.

(3) Mengangkat anak dari kalangan keponakan

Perbuatan mengangkat keponakan sebagai anak sendiri biasanya tanpa

disertai dengan pembayaran-pembayaran uang ataupun penyerahan-

penyerahan sesuatu barang kepada orang tua anak yang bersangkutan16

.

8). Menurut Soerjono Soekanto, mendefinisikan anak angkat adalah anak orang

lain (dalam hubungan perkawinan yang sah menurut agama dan adat)yang

diangkat karena alasan tertentu dan dianggap sebagai anak kandung.17

9) Menurut Djaja S. Meliala, merumuskan pengangkatan anak adalah suatu

perbuatan hukum yang memberi kedudukan kepada seorang anak orang lain yang

sama seperti seorang anak yang sah.

10) Menurut Wirjono Pradjodikoro bahwa anak angkat adalah seorang bukan

turunan dua orang suami istri, yang diambil, dipelihara, dan diperlakukan oleh

mereka sebagai anakketurunannya sendiri.

16SoerojoWignjodipoero,Pengantar dan Asas-asas Hukum Adat. (Jakarta :Gunung Agung,

1984). 17

SoerjonoSoekanto. Hukum Adat Indonesia. (Jakarta : PT. Raja GrafindoPersada,

2001)..h..251.

Page 25: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

15

11) Menurut Ali Afandi, adopsi adalah pengangkatan anak oleh seseorang

dengan maksud untuk menganggapnya anak itu sebagai anak sendiri18

.

12) Menurut Mahmud Syaltut seperti yang dikutip oleh MuderisZaini bahwa

Tabanni / anak angkat ialah penyatuan seseorang terhadap anak yang

diketahuinya bahwa ia sebagai anak orang lain ke dalam keluarganya untuk

diperlakukan sebagai anak dalam segi kecintaan, pemberian nafkah, pendidikan

dan pelayanan dalam segala kebutuhannya, bukan diperlakukan sebagai anak

nasabnya sendiri19

.

2. Latar Belakang Dilakukannya Pengangkatan Anak

Takdir Tuhan Yang Maha Esa yang dapat menentukan lain dari keinginan

manusia untuk memperoleh anak setelah bertahun-tahun menikah tetapi tidak

mempunyai anak maka dalam keadaan yang demikian seseorang melakukan

pengangkatan anak. Seseorang melakukan pengangkatan anak ada faktor yang

melatar belakanginya.

Disini akan diberikan beberapa alasan atau latar belakang dilakukannya

pengangkatan anak oleh para ahli, yaitu sebagai berikut :

1). M. Budiarto, dalam bukunya “Pengangkatan AnakDitinjau Dari Segi

Hukum”, bahwa faktor atau latar belakangdilakukannya pengangkatan anak

yaitu :

18

Afandi, Ali..Hukum Waris, Hukum Keluargadan Hukum Pembuktian. (Jakarta:

RinekaCipta, 1997), h. 149. 19

Zaini, Muderis. Adopsi Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum. (Jakarta :Sinar

Grafika, 1995), .h.6.

Page 26: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

16

(1) Bagi PNS ada keinginan agar memperoleh tunjangan gaji dari pemerintah.

(2) Keinginan untuk mempunyai anak, bagi pasangan yang tidak mempunyai anak.

(3) Adanya harapan dan kepercayaan akan mendapatkan anak setelah mengangkat

anak atau sebagai “pancingan”.

(4) Masih ingin menambah anak yang lain jenis dari anak yang telah dipunyai.

(5) Sebagai belas kasihan terhadap anak terlantar, miskin, yatim piatu dan

sebagainya.20

2). Djaja S. Meliala, dalam bukunya “Pengangkatan Anak (Adopsi)

di Indonesia” bahwa seseorang melakukan pengangkatan anak karena latar

belakang sebagai berikut :

(1) Rasa belas kasihan terhadap anak terlantar atau anak yang orang tuanya tidak

mampu memeliharanya atau alasan kemanusiaan.

(2) Tidak mempunyai anak dan keinginan mempunyai anak untuk menjaga dan

memeliharanya kelak kemudian di hari tua.

(3) Adanya kepercayaan bahwa dengan adanya anak di rumah, maka akan dapat

mempunyai anak sendiri.

(4) Untuk mendapatkan teman bagi anaknya yang sudah ada.

(5) Untuk menambah atau mendapatkan tenaga kerja.

(6) Untuk mempertahankan ikatan perkawinan atau kebahagiaan keluarga21

.

20

M Budiarto,.Pengangkatan Anak Ditinjau dari Segi Hukum. (Jakarta :Akademika

Pressindo, 1991).hal. 16. 21

Djaja S Meliala,.Pengangkatan Anak (Adopsi) di Indonesia. (Bandung :Tarsito, 1982),

.h. .4.

Page 27: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

17

3). Shanty Dellyana, dalam bukunya “Wanita dan Anak di Mata Hukum”,

menyebutkan bahwa faktor-faktor yang melatarbelakangi dilakukannya

pengangkatan anak adalah karena :

(1) Ingin mempunyai keturunan, ahli waris.

(2) Ingin mempunyai teman untuk dirinya sendiri.

(3) Memberikan teman untuk anak kandung.

(4) Ingin mewujudkan rasa sosial, belas kasihannya terhadap orang lain yang

dalam kesulitan hidup sesuai dengan kemampuannya.

4). B. Bastian Tafal, dalam bukunya yang berjudul “Pengangkatan Anak

Menurut Hukum Adat Serta Akibat-akibat Hukumnya di Kemudian Hari”,

bahwa di Jawa anak angkat biasanya diambil dari keponakannya sendiri baik

laki-laki atau perempuan beradasarkan alasan-alasan :

(1) Untuk memperkuat pertalian keluarga dengan orang tua anak yang

diangkat.

(2) Untuk menolong si anak karena belas kasihan.

(3) Adanya kepercayaan bahwa dengan mengangkat anak itu akan

mendapat anak kandung sendiri.

(4) Untuk mendapatkan bujang di rumah, yang dapat membantu pekerjaan

orang tua sehari-hari22

5). Menurut Muderis Zaini, inti dari motif pengangkatan anakyakni :

22

Bastian Tafal, Pengangkatan Anak Menurut Hukum Adat Serta Akibat-akibat

Hukumnya di Kemudian Hari., (Jakarta:Rajawali, 1983), h. 51.

Page 28: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

18

(1) Karena tidak mempunyai anak.

(2) Karena belas kasihan kepada anak tersebut disebabkan orang tua si anak

tidak mampu memberikan nafkah kepadanya.

(3) Karena belas kasihan, disebabkan anak yang bersangkutan tidak

mempunyai orang tua (yatim piatu).

(4) Karena hanya mempunyai anak laki-laki, maka diangkatlah seseorang

anak perempuan atau sebaliknya.

(5) Sebagai pemancing bagi yang tidak mempunyai anak untuk dapat

mempunyai anak kandung.

(6) Untuk menambah tenaga dalam keluarga.

(7) Dengan maksud anak yang diangkat mendapatkan pendidikan yang layak.

(8) Karena unsur kepercayaan23

.

6). Menurut Hilman Hadikusuma pengangkatan anak dilakukan karena alasan-

alasan sebagai berikut :

(1) Tidak mempunyai keturunan.

(2) Tidak ada penerus keturunan.

(3) Rasa kekeluargaan dan kebutuhan tenaga kerja24

Dari pendapat-pendapat para ahli yang telah diuraikan diatas terihat bahwa

pada dasarnya latar belakang atau sebab-sebab seseorang melakukan pengangkatan

anak adalah sama, yaitu yang paling utama adalah karena tidak mempunyai

23

Muderis Zaini,Adopsi Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum. (Jakarta:Sinar

Grafika,1995), h. 15. 24

Hilman Hadikusuma,. Hukum Waris Adat. (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1990), h. 79.

Page 29: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

19

keturunan. Dengan demikian jelaslah bahwa lembaga adopsi (pengangkatan anak)

merupakan sesuatu yang bernilai positif dan diperlukan dalam masyarakat.

3. Syarat Pengangkatan Anak

1). Syarat-syarat pengangkatan anak menurut hukum barat.

Dalam kitab Undang-undang Hukum Perdata (KUHPer) atau BW, tidak

ditemukan suatu ketentuan yang mengatur mengenai syarat-syarat pengangkatan

anak, maka pemerintah Hindia Belanda membuat suatu aturan tersendiri tentang

pengangkatan anak dengan mengeluarkan staats blad tahun 1917 nomor : 129.

Mengenai syarat-syarat tentang pengangkatan anak diatur dalam staats blad tahun

1917 Nomor : 129 pasal 8 disebutkan ada 4 syarat25

, yaitu :

(1) Persetujuan orang yang mengangkat anak.

(2) Apabila anak yang diangkat itu adalah anak sah dari orangtuanya, maka

diperlukan ijin dari orang tua itu, apabila Bapak sudah wafat dan ibunya telah

kawin lagi, maka harus ada persetujuan dari walinya dan Balai Harta

Peninggalan (Wees Kamer) selaku pengawas wali.

(3) Apabila anak yang diangkat itu sudah berusia 15 tahun, makadiperlukan

pula persetujuan dari anak itu sendiri.

(4) Apabila yang akan mengangkat anak itu seorang perempuan janda, maka

harus ada persetujuan dari saudara laki-laki dan ayah dari almarhum suaminya,

atau jika tidak ada saudara laki-laki atau ayah, yang masih hidup atau jika

25

Soedaryo Soimin,.Hukum Orang dan Keluarga. (Jakarta : Sinar Grafika, 1992), h. 39.

Page 30: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

20

mereka tidak menetap di Indonesia maka harus ada persetujuan dari anggota

laki-laki dari keluarga almarhum suaminya dalam garis laki-laki sampai derajad

keempat26.

Sementara itu berdasarkan surat edaran Menteri Sosial RI no.31-58/78

tanggal 7 Desember 1978, tentang petunjuk sementara dalam pengangkatan

anak (adopsi internasional) yang ditujukan kepada Kantor Wilayah Departemen

Sosial seluruh Indonesia. Isi pokoknya adalah memberikan rekomendasi kepada

pengadilan yang akan menetapkan pengangkatan anak. Kantor Wilayah harus

memperhatikan :

1) Batas umur anak yang akan diangkat tidak lebih dari lima tahun.

2) Umur calon orang tua angkat tidak lebih dari lima puluh tahun dan dalam

keadaan bersuami istri.

3) Anak yang diangkat jelas asal usulnya.

4) Bila orang tua masih ada, harus ada persetujuan tertulis dari mereka27.

Sedangkan berdasarkan surat edaran no.6 tahun 1983 bahwasyarat-syarat

bagi perbuatan pengangkatan anak warga negaraIndonesia yang harus dipenuhi

adalah sebagai berikut :

(1) Syarat bagi orang tua angkat :

a) Pengangkatan anak yang langsung dilakukan antara orang tua kandung

dengan orang tua angkat diperbolehkan.

26

Ibid h. 39. 27

Surat edaran Menteri Sosial RI no. 31-58/78 tanggal 7 Desember 1978.

Page 31: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

21

b) Pengangkatan anak yang dilakukan oleh seorang yang tidak

terikat dalam perkawinan sah / belum menikahdiperbolehkan.

(2) Syarat bagi calon anak yang diangkat :

a) Dalam hal calon anak angkat tersebut berada dalam asuhansuatu Yayasan

Sosial harus dilampirkan surat ijin tertulis Menteri Sosial bahwa yayasan yang

bersangkutan telah diijinkan bergerak di bidan kegiatan pengangkatan anak.

b) Calon anak angkat yang berada dalam asuhan yayasan sosial yang

dimaksud diatas harus pula mempunyai ijin tertulis dari Menteri Sosial atau

Pejabat yang ditunjuk bahwa anak tersebut diijinkan untuk diserahkan sebagai

anak angkat28

.

3). Syarat-syarat Pengangkatan Anak menurut Hukum Islam.

Menurut hukum Islam pengangkatan anak hanya dapat dibenarkan apabila

memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1) Tidak memutuskan hubungan darah antara anak yang diangkat dengan orang

tua biologis dan keluarga.

2) Anak angkat tidak berkedudukan sebagai pewaris dari orang tua angkat,

melainkan tetap sebagai pewaris dari orang tua kandungnya, demikian juga

orang tua angkat tidak berkedudukan sebagai pewaris dari anak angkatnya.

3) Anak angkat tidak boleh mempergunakan nama orang tua. angkatnya secara

langsung kecuali sekedar sebagai tandapengenal / alamat.

28

Surat Edaran Menteri Sosial no.6 tahun 83.

Page 32: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

22

4) Orang tua angkat tidak dapat bertindak sebagai wali dalam perkawinan

terhadap anak angkatnya29

.

Dari ketentuan tersebut diatas dapat diketahui bahwa prinsip

pengangkatan anak menurut hukum Islam adalah bersifat pengasuhan anak

dengan tujuan agar seorang anak tidak sampai terlantar atau menderita dalam

pertumbuhan dan perkembangannya.Adapun syarat-syarat pengangkatan anak

menurut hukum Islam adalah :

1) Tidak boleh mengambil anak angkat dari yang berbeda agama,

kecuali ada jaminan bahwa anak angkat tersebut akan bisa diIslamkan.

2) Orang tua yang mengangkat anak harus benar-benar memeliharadan mendidik

anak yang bersangkutan sesuai dengan ajaran yang benar yakni syariat Islam.

3) Tidak boleh bersikap keras dan kasar terhadap anak angkat.

4. Dampak Hukum Pengangkatan Anak

Suatu perbuatan hukum akan selalu menimbulkan akibat hukumpula dari

perbuatan itu. Dalam perbuatan hukum berupa pengangkatan anak, mempunyai

konsekuensi terhadap harta benda, keluarga yang dilakukan dengan tanpa suatu

bukti tertulis bahwa telah benar-benar dilakukan suatu perbuatan hukum. Hal ini

akan menimbulkan permasalahan terutama mengenai beban pembuktian di hari

kemudian apabila terjadi suatu sengketa.

29

Zaini, Muderis. Adopsi Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum. (Jakarta :Sinar

Grafika, 1995).h.54.

Page 33: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

23

Akibat hokum dari pengangkatan anak dapat dibagi menjadi 2 macam, yakni

:

1. Akibat Hukum terhadap anak angkat

Anak angka tmempunyai hak dalam hal pewarisan harta kekayaan orang

tua angkatnya. Perihal pewarisan terhadap anak angkat dari orang tua angkatnya

dapat dibedakan sebagai berikut :

1) Anak yang diangkat masih mempunyai hubungan keluarga dengan orang tua

yang mengangkatnya, maka hak waris dengan dua kemungkinan30

:

(1) Bagi pengangkatan anak yang sama sekali tidak mempunyai

keturunan selain anak yang diangkat, maka hak yang mewaris sejajar

sebagaimana hak mewaris anak kandungnya sendiri. Semua harta

kekayaan orang tua angkatnya jatuh pada anak angkatnya sepanjang harta

itu gono-gini.

(2) Bagi sebuah hubungan yang telah mempunyai anak namunmasih

mengangkat anak, maka hak mewaris anak angkatmenjadi berkurang dan

hal ini biasanya dilakukan denganmusyawarah keluarga tersebut.

2) Bagi seorang anak yang diangkat oleh sebuah keluarga dengantidak ada

hubungan kekeluargaan, maka mempunyai kedudukanyang lebih berarti atas hak

yang ada pada anak angkat tersebut31

.

30

Ibid, h. 57 31

Muderis Zaini,. Adopsi Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum. (Jakarta :Sinar

Grafika, 1995), h. .67

Page 34: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

24

Pengangkatan anak menurut hukum Islam tidak membawa akibat hokum dalam

hal hubungan darah, hubungan wali- mewali dan hubungan waris-mewaris dengan orang

tua angkatnya. Anak tetap memakai nama dari Bapak kandung dan tetap menjadi

ahliwaris orang tua kandungnya.

Di dalam KHI (Kompilasi Hukum Islam) dijelaskan bahwa anak angkat

berhak menerima wasiat yang ada kaitannya dengan harta peninggalan orang tua

angkatnya, sebagaimana diatur dalam pasal 209 ayat 2 yang berbunyi :“Terhadap

anak angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-

banyaknya 1/3 dari harta warisan orang tuaangkatnya”.

B. Tinjauan Umum Wasiat Wajibah

1. Pengertian wasiat wajibah

Secara etimologi wasiat mempunyai beberapa arti yaitu menjadikan, menaruh

kasih sayang, menyuruh dan menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lainnya.

Secara terminologi wasiat adalah pemberian seseorang kepada orang lain baik

berupa barang, piutang atau manfaat untuk dimiliki oleh orang yang diberi wasiat

sesudah orang yang berwasiat mati.

Istilah wasiat wajibah tidak dikemukakan dalam kitab- kitab klasik, sehingga

sewaktu istilah ini muncul diartikaan dengan wasiat yang hukumnya

wajibdilaksanakan, padahal pengertian ini kurang tepat atau tidak tepat artinya,

Page 35: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

25

istilah wasiat wajibah merupakan istilah tersendiri yang pengertiannya hukum wasiat

yang wajib. Oleh karena itu perlu dijelaskan pengertian32

, sebagai berikut:

1. Wasiat wajibah adalah yang dilakukanpenguasa atau hakim sebagai aparat

negara untuk memaksa atau memberi putusan wajib wasiat bagi orang yang

telah meninggal dunia, yang diberikan kepada orang tertentu dalam keadaan

tertetu. Suatu wasiat, disebut wasiat wajibah karena dua hal yaitu:

a. hilangnya unsur ihtiyar bagi si pemberi wasiat dan muncullah unsur

kewajiban melalui sebuah perundangan atau surat keputusan tanpa

tergantung kerelaan orangyang berwasiat dan persetujuan sipenerima wasiat.

b. ada kemiripannya dengan ketentuan pembagianharta warisan dalam hal

penerimaan laki- laki 2 (dua) kali lipat bagian perempuan33

.

2. Makna wasiat wajibah, seseorang di anggap menurut hukum telah menerima

wasiat meskipun tidak ada wasiat secara nyata, anggapan hukuman itu lahir dari

asas apabila dalam suatu hal hukum telahmenetapkan wajib berwasiat maka ada

atau tidak ada wasiat dibuat, wasiat di aggap ada dengan sendirinya34

.

3. Wasiat wajibah adalah interpretasi atau bahkan pelaksanaan firman Allah SWT

di dalam al-qur‟an ( surat al- Baqarah: 180-181), sedangkan inti ayat ini yaitu

orang yang merasa dekat dengan ajalnya, sementara ia memiliki harta

peninggalan yang cukupbanyak, maka ia wajib melakukan wasiat untuk kedua

32

Ahmad Rofiq, Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003),

h. 462. 33

.Ibid h.463. 34

M. Yahya Harahap, Informasi Materi KompilasiHukum Islam, Memposotifkan Abtraksi Hukum

Islam, Dalam Cik Hasan Bisri, Kompilasi HukumIslam Dan Peradilan Agama Dalam Sistem Hukum

Nasional ( Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999) h. 71.

Page 36: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

26

orang tuanya dan kerabatnya, dan bahwa orang yang mengubah isi wasiat

tersebut maka menanggung akibatnya35

.

Wasit Alawi menjelaskan bahwa salah satu wujud pelaksanaan tersebut

ialah berupa cucu yang kedua orang tuanya telah meninggal dunia. Dalam hal ini

wasiat adalah pemberian sejumlah harta sebesar yang diterima oleh ayah atau

ibunya jika mereka masih hidup dengan jumlah maksimal 1/3 harta warisan,

sedangkan pelaksanaan tersebut harus di penuhi beberapa persyaratan yaitu

(1) cucu tersebut belum pernah menerima wasiat atau hibah,

(2) jika telah menerima wasiat atau hibah yang besarnya memiliki haknya maka

kelebihannya dipandang sebagai wasiat iktiyariah

(3) jika wasiat atau hibah kurang dari ialah yang seharusnya di terima, maka

berkurangnya akandi penuhi dari harta warisan atau wasiat ikhtiyariah

(4)wasit wajibah ini di laksanakan sebelum pelaksanaanwasiat ikhtiyariah,

mendahului pembagian harta warisan kepada ahli waris lain36

.Sedangkan dalam

wasiat wajibah bagi anak angkat termaktub dalam pasal 171 KHI.

Jika ada anak angkat maka ada orang tua angkat, dalamhal ini, KHI

menjelaskan bahwa anak angkat adalah anak yang dalam hal pemeliharaan untuk

hidupnya sehari- hari, sebagaimana tanggung jawab orang tua asal kepada orang

35

A, Wasit Alawi, Sejarah Perkembangan Hukum Islam Dalam Amrullah Ahmad, Dimensi

Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional ( Jakarta: Gema Insani Press, 1996) h: 65. 36

Ibid h.66.

Page 37: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

27

tua angkatnya berdasarkanputusan pengadilan37

. Dengan pasal 171 KHI ini dapat

dipahami sebagai berikut:

a. Status anak angkat hanya terbatas pada peralihan, pemeliharaan hidup sehari-

hari,tanggung jawab biaya pendidikan.

b. Keabsahan status anak angkat harus berdasarkan atas keputusan pengadilan.

c. Disamping pasal 171 pasal 209 KHI memberikan hak wasiat wajibah 1/3

kepadaanak angkat38

Status anak angkat tidak berkedudukan sebagaimana anak kandung, oleh

karena itu orang tua angkat tidak menjadi ahli waris anak angkatnya, akantetapi,

kenyataan hubungan itu tidak dapat dipungkiri secara hukum, karena itu untuk

tidak membohongi diri atas fakta yuridis tersebut pasal 209 (2) KHI

memodifikasi suatu kesimpulan hak dan kedudukan anak angkat dan orang tua

angkat dalam hubungan waris muwaris adalah sebagai berikut:

(a) anak angkatberhak mendapat 1/3 berdasarkan konstruksi hukum wasiat

wajibah,

(b) orang tua angkat berhak mendapat 1/3 berdasarkan konstruksi hukum wasiat

wajibah39

.

Berhubungan dengan bunyi pasal 205 KHI sebagaiberikut:

37

Abdurrahman, Kompilasi Hukum Islam di Indonesia ( Jakarta: Akademika Presindo, 1992):

156. 38

M. Yahya Harahap, Informasi Materi KompilasiHukum Islam, Memposotifkan Abtraksi Hukum

Islam, Dalam Cik Hasan Bisri, Kompilasi Hukum Islam Dan Peradilan Agama Dalam Istem Hukum

Nasional, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999), h. 7. 39

Ibid h. 71.

Page 38: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

28

1. Harta peninggalan anak angkat dibagiberdasarkan pasal- pasal 176-193

tersebut,sedangkan terhadaporang tua angkat yang tidak menerima wasiat, diberi

wasiat wajibah sebanyak1/3 dari harta warisan anak angkatmya

2. Terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat, diberi wasiat wajibah sebanyak

1/3 dariharta warisan orang tua angkatnya40

.

Dengan hal tersebut KHI menjelaskaan bahwa antara anak angkat dengan orang

tua angkatnya tidak ada hubungan kewarisan, tetapi sebagai pengetahuan tentang

baiknya lembaga pengangkatan anak tersebut, oleh karena itu hubungan antara keduanya

dikukuhkan dengan perantaraan wasiat waijabah.

Pengertian wasiat wajibah antara anak angkat dengan orang tua angkatnya dapat

mencegah atau menghindari konflik atau sengketa antara anak angkatdengan keluarga

orang tua angkat yang seharusnya menjadi ahli waris dari orang tua angkat

tersebut.Deimikian pula kemungkinan terjadinya konflik antaraorang tua angkat yang

masih hidup dengan angkat, mereka mempunyai pedoman dalam menyelesaikan sendiri

tentang kewarisan yang mereka hadapi.

Wasiat wajibah merupakan kebijakan penguasa yang bersifat memaksa untuk

memberikan wasiat kepada orang tertentu dalam keadaan tertentu41

.Wasiat wajibah

adalah suatu wasiat yang diperuntukan kepada ahli waris atau kerabat yang tidak

memperoleh bagian harta warisan dari orang yang wafat, karena adanya suatu halangan

40

Abdurrahman, KompilasiHukum Islam di Indonesia ( Jakarta: AkademikaPresindo, 1992)

h.164. 41

FatchurRahman, IlmuWaris, (Jakarta: BulanBintang, 1979), h. 63.

Page 39: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

29

syara42

. Suparman dalam bukunya Fiqh Mawaris (Hukum Kewarisan Islam),

mendefenisikan wasiat wajibah sebagai wasiat yang pelaksanaannya tidak dipengaruhi

atau tidak bergantung kepada kemauan atau kehendak si yang meninggal dunia43

.

Dalam undang-undang hukum wasiat Mesir, wasiat wajibah diberikan terbatas

kepada cucu pewaris yang orang tuanya telah meninggal dunia lebih dahulu dan mereka

tidak mendapatkan bagian harta warisan disebabkan kedudukannya sebagai zawil arham

atau terhijab oleh ahli waris lain44

Para ahli hukum Islam mengemukakan bahwa wasiat adalah pemilikan yang

didasarkan pada orang yang menyatakan wasiat meninggal dunia dengan jalan kebaikan

tanpa menuntut imbalan atau tabarru' . Sayyid Sabiq mengemukakan bahwa pengertian

ini sejalan dengan definisi yang dikemukakan oleh para ahli hukum Islam dikalangan

madzhab Hanafi yang mengatakan wasiat adalah tindakan seseorang yang memberikan

haknya kepada orang lain untuk memiliki sesuatu baik merupakan kebendaan maupun

manfaat secara suka rela tanpa imbalan yang pelaksanaannya ditangguhkan sampai

terjadi kematian orang yang menyatakan wasiat tersebut.

Sedangkan Al-Jaziri, menjelaskan bahwa dikalangan mazhab Syafi'i, Hambali, dan

Maliki memberi definisi wasiat secara rinci, wasiat adalah suatu transaksi yang

mengharuskan orang yang menerima wasiat berhak memiliki sepertiga harta

peninggalan orang yang menyatakan wasiat setelah ia meninggal dunia . Dan dalam

42

Abdul Aziz Dahlan. Ensiklopedi Hukum Islam. (Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van Hoeve,

2000, Jilid 6), h.1930. 43

Suparman, et.all,. Fiqih Mawaris (Hukum Kewarisan Islam). (Jakarta: Gaya Media

Pratama,1997), h. 163. 44

Ahmad Zahari, Tiga versi Hukum Kewarisan Islam, Syafi’I, Hazairin dan KHI, (Pontianak:

Romeo Grafika, 2006), h.98.

Page 40: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

30

Kompilasi Hukum Islam disebutkan wasiat adalah pemberian suatu benda dari pewaris

kepada orang lain atau lembaga yang akan berlaku setelah pewaris meninggal dunia

(pasal 171 huruf f)

1. Dasar Hukum

Sumber hukum yang mengatur tentang wasiat tercantum dalam QS Al-Baqarah ayat

180 yang berbunyi :

الديه صيت لل ث ان حسن خيسا ال وخب عليىم اذا حضس احدوم الم

ف حما علي المخميه ( ١٨٠البمسة (االلسبيىبالمعس

Artinya: “Diwajibkan atas kamu, apabila seorang di antara kamu kedatangan

(tanda-tanda) maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, Berwasiat untuk

ibu-bapak dan karib kerabatnya secara ma'ruf, ini adalah kewajiban atas orang-

orang yang bertakwa”.

Dalam tafsir dijelaskan bahwa makna ma'ruf ialah adil dan baik. wasiat itu tidak

melebihi sepertiga dari seluruh harta orang yang akan meninggal itu.

HadistNabisaw., yang berbunyi:

سلم في حجت علي صل الل لاي عادوي زسي الل عه عامس به سعد عه أبي

بلغىي ما حس مه ث فملج يا زسي الل عل الم جع أشفيج مى داع مه ال

احدة أفأحصدق بثلثي مالي لاي لا لاي لا يسثىي إلا ابىت لي أوا ذ ماي جع ال

زثخه أغىياء خيس مه الثلث وثيس إوه أن حرز للج أفأحصدق بشطسي لاي لا الثلث

Page 41: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

31

ا إلا أجسث ب الل ج ا لسج حىفك وفمت حبخغي ب م عالت يخىففن الىاس أن حرز

ا في في امسأحه )زاي مسلم(حخ اللممت حجعل

Diriwayatkan dari Sa’ad bin Abi Waqash RA, Rasulullah pernah menjenguk saya

waktu haji wada’ karena sakit keras yang saya alami sampai hampir saja saya

meninggal. Lalau saya berkata kepada beliau, Wahai Rasulullah saya sedang

sakit keras sebagai mana engku sendiri melihatnya sedangkan saya mempunyai

banyak harta dan tidak ada yang mewarisi saya, kecuali anak perempuan satu-

satunya. Boleh kah saya menyedekahkan sebanyak 2/3 dari harta saya?Beliau

menjawab “Tidak” saya mengatakan lagi bolehkah saya menyedekahkan separoh

hartasaya? Beliau menjawab “Tidak” sepertiga saja yang boleh kamus

edekahkan, sedangkan sepertiga itu sudah banyak. Sesungguhnya kamu

meninggalkan ahli warismu dalam keadaan kaya adalah lebih baik dari pada

kamu meninggalkan mereka dalam keadaan miskin, menengadahkan tangan

meminta-minta pada orang banyak. Apapun yang kamu nafkahkan karena ridla

Allah, kamu mendapat pahala karenanya, bahkan termasuk satu suap untuk

istrimu”.

2. Pandangan Ulama tentang wasiat wajibah

Adapunmengenaihukumwasiatparaahlihukumberbedapendapatyaitu:

1. Pendapat ini memandang bahwa wasiat itu wajib bagi setiap orang yang

meninggalkan harta, baik harta itu banyak atau sedikit. Pendapat ini dikatakan

olehAz-zuhridan Abu Mijlaz.

2. Pendapat ini memandang bahwa wasiat kepada kedua orang tua dan karib kerabat

yang tidak mewarisi dari simayyit wajib hukumnya. Ini menurut Masruq, Iyas,

Qatadah, Ibnu Jarir dan Az-zuhri.

3. Pendapat empat Imam dari aliran Zaidiyah yang menyatakan bahwa wasiat itu

bukanlah kewajiban atas setiap orang yang meninggalkan harta dan bukan pula

kewajiban terhadap kedua orang tua dan karib akan tetapi wasiat itu berbeda-beda

hukumnya menurut keadaan.

Page 42: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

32

Abu Daud Ibnu Hazm dan ulama salaf berpendapat bahwa wasiat hukumnya

fardhu 'ain. Mereka beralasan bahwa QS Al-Baqara hayat 180 dan QS An-Nisaayat 11-

12 mengandung pengertian bahwa “Allah mewajibkan hamba-Nya untuk mewariskan

sebagian hartanya kepada ahli waris dan mewajibkan wasiat didahulukan pelaksanaanya

dari pada pelunasan hutang. Adapun maksud kepada orang tua dan kerabat dipahami

karena mereka itutidak menerima warisan.

BAB III

KEWARISAN ANAK ANGKAT MENURUT KOMPILASI HUKUM ISLAM

DAN KUH PERDATA

A. Kewarisan Menurut Kompilasi Hukum Islam

Salah satu hukum materiil Peradilan Agama di Indonesia yang di jadikan

rujukan oleh para hakim adalah kompilasi hukum Islam walaupun berlakunya hanya

melalui intruksi dari dalam hasil dalam Republik Indonesia nomor 1 tahun 1951,

sedangkan salah satu materi KHI adalah pemberian wasiat wajibah kepada anak

angkat pasal 209 KHI, hal ini merupakan terobosan baru dalam hukum Islam yang

tidak di temukan dalam kitab- kitab klasik bahkan undang- undang Mesir dan Siria

pun tidak menyatakan wasiat wajibah kepada anak angkat.

Sedangkan dalam wasiat wajibah bagianak angkat termaktub dalam pasal 171

KHI. Jika ada anak angkat maka ada orang tua angkat, dalam hal ini, KHI

menjelaskan bahwa anak angkat adalah anak yang dalam hal pemeliharaan untuk

hidupnya sehari-hari, sebagaimana tanggung jawab orang tua asal kepada orang tua

Page 43: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

33

angkatnya berdasarkan putusan pengadilan45

. Dengan pasal 171 KHI inidapat

dipahami sebagai berikut:

a. Status anak angkat hanya terbatas pada peralihan, pemeliharaan hidup sehari-

hari, tanggung jawab biaya pendidikan.

b. Keabsahan status anak angkat harus berdasarkan atas keputusan pengadilan.

c. Disamping pasal 171 pasal 209 KHI memberikan hak wasiat wajibah 1/3

kepada anak angkat46.

Status anak angkat tidak berkedududkan sebagaimana anak kandung, oleh

karena itu orang tua angkat tidak menjadi ahli waris anak angkatnya, akan tetapi,

kenyataan hubungan itu tidak dapat dipungkiri scara hukum, kerana itu untuk tidak

membohongi diri atas fakta yuridis tersebut pasal 209 (2), KHI memodifikasi suatu

kesimpulan hak dan kedudukan anak angkat dan orang tua angkat dalam hubungan

waris muwaris adalah sebagai berikut: (a) anak angkat berhak mendapat 1/3

berdasarkan konstruksi hukum wasiat wajibah, (b) orang tua angkat berhak mendapat

1/3 berdasarkan konstruksi hukum wasiat wajibah47.Berhubungan dengan bunyi pasal

205 KHI sebagai berikut:

1. Harta peninggalan anak angkat dibagi berdasarkan pasal- pasal 176-193

tersebut, sedangkan terhadaporang tua angkat yang tidak menerima wasiat, diberi

wasiat wajibah sebanyak 1/3 dari harta warisan anak angkatmya

45

Abdurrahman. Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. (Jakarta: Akademika Presindo1992),

h.156. 46

M. Yahya Harahap, Informasi Materi Kompilasi Hukum Islam, Memposotifkan Abtraksi

Hukum Islam, Dalam Cik Hasan Bisri, Kompilasi Hukum Islam Dan Peradilan Agama Dalam

Istem Hukum Nasiona. (Jakarta: Logos Wacana Ilmu 1999), h. 67. 47

, Ibid h. 71.

Page 44: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

34

2. Terhadap anak angkat yang tidak menerimawasiat, diberi wasiat wajibah

sebanyak 1/3 dariharta warisan orang tua angkatnya48

.

Dalam KUHPerdata awalnya tidak ditemukan mengenai pengangkatan anak,

namun kemudian Pemerintah Belanda mengeluarkan Staadsblad 1917 Nomor 129

yang berisi mengatur mengenai pengangkatan anak tersebut. Salah satu ketentuan

yang penting dari aturan ini adalah adanya hak untuk mendapatkan waris dan

putusnya hubungan antara anak angkat dengan orang tua aslinya49

Kompilasi Hukum Islam (KHI) menetapkan bahwa antara anak angkatdan

orang tua angkat terbina hubungan saling berwasiat. Dalam Pasal 209ayat (1) dan

ayat (2) berbunyi :

(1) Harta peninggalan anak angkat dibagi berdasarkan Pasal 176 sampai dengan

193 tersebut di atas, sedangkan terhadap orang tua angkat yang tidak menerima

wasiat wajibah diberi wasiat wajibah sebanyakbanyaknya 1/3 dari harta warisan

anak angkatnya.

(2) Terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah

sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta warisan orang tua angkatnya. Menurut pasal

tersebut di atas, bahwa harta warisan seorang anak angkat atau orang tua angkat

48

Abdurrahman,Kompilasi Hukum Islam di Indonesia. (Jakarta: Akademika Presindo,

1992), h. 164. 49

Cik Basir, Aspek Prosedural/Prosesuil Pengangkatan Anak di Pengadilan Agama

Pasca Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, (Jakarta: Pokja Perdata MARI, 2007), hal 65.

Page 45: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

35

harus dibagi sesuai dengan aturannya yaitu dibagikan kepada orang-orang yang

mempunyai pertalian darah (kaum kerabat) yang menjadi ahli warisnya50.

Dalam undang-undang hukum wasiat Mesir, wasiat wajibah diberikan terbatas

kepada cucu pewaris yang orang tuanya telah meninggal dunia lebih dahulu dan

mereka tidak mendapatkan bagian harta warisan disebabkan kedudukannya sebagai

zawil arham atau terhijab oleh ahli waris lain51

B. Kewarisan Menurut Undang-undang KUH Perdata

Dalam KUHPerdata awalnya tidak ditemukan mengenai pengangkatan anak,

namun kemudian Pemerintah Belanda mengeluarkan Staatsblad 1917 Nomor 129

yang berisi mengatur mengenai pengangkatan anak tersebut. Salah satu ketentuan

yang penting dari aturan ini adalah adanya hak untuk mendapatkan waris dan

putusnya hubungan antara anak angkat dengan orang tua aslinya52.

Ahli waris adalah semua yang berhak menerimawarisan. Menurut KUHPerdata Pasal

832 ayat (1) KUHPerdatamengatakan yang berhak menjadi ahli waris adalah keluargasedarah

yang sah ataupun diluar perkawinan, serta suamidan istri yang hidup terlama . Semua ahli

waris dengansendirinya karena hukum memperoleh hak milik atas segalabarang, segala hak

dan segala piutang dari pewaris.Hak-hak yang dipunyai ahli waris yaitu :

1. Hak Saisine

50

Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama, Kompilasi Hukum IslamDepartemen

Agama R I. Jakarta Tahun 2000.

51Ahmad Zahari, TigaversiHukumKewarisan Islam, Syafi’I, Hazairindan KHI, (Pontianak:

Romeo Grafika, 2006), h.98

52 Cik Basir, Aspek Prosedural/Prosesuil Pengangkatan Anak di Pengadilan Agama

Pasca Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, (Jakarta: Pokja Perdata MARI, 2007), hal 65

Page 46: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

36

Menurut Pasal 833 ayat (1) KUH Perdata, ahli waris karenahukum memiliki

barang-barang, hak-hak, dan segala piutang dari orang yang meninggal dunia. Hal ini

disebut, mereka (ahli waris) mempunyai “saisine”. Kata itu di ambil dari bahasa

Prancis: “lemort saisit le vif”, artinya yang mati di anggap digantikan oleh yang

hidup53,Maksudnya ialah, bahwa ahli waris segera pada saat meninggalnya pewaris

mengambil ahli semua hak-hak dan kewajiban-kewajiban pewaris tanpa adanya suatu

tindakan dari mereka, kendati pun mereka tidak mengetahuinya.

Hak saisine tidak hanya pada pewaris menurut Undang- Undang, tetapi juga

ada pewarisan dengan adanya surat wasiat. (Pasal 955 KUH Perdata).Hak Saisine

ini tidak di punyai oleh negara. Dengan demikian hak saisine inilah yang

membedakan negara sebagai ahli waris dengan ahli waris lainnya. Jadi kalau semua

ahli waris sudah tidak ada, maka semua harta warisan akan jatuh kepada negara.

Namun hal ini negara tidak memperoleh harta warisan secara otomatis. Tetapi

terlebih dahulu harus ada keputusan Pengadilan Negeri (Pasal 833 ayat (3) KUH

Perdata54).

2. Hak Hereditatis Petitio

Pasal 834 dan Pasal 835 KUH Perdata mengatur hak untuk menuntut

pembagian dari dalam harta warisan yang disebut dengan nama Hereditatis Petitio.

Hak ini diberikan oleh Undang-Undang kepada para ahli waris terhadap mereka,

baik atas dasar suatu titel atau tidak menguasai seluruh atau sebagian dari harta

53

Soetojo Prawirohamidjojo, R. Prof. Mr. Dr, Hukum Waris Kodifikasi,( Surabaya:

Airlangga University Press 2000), hlm. 6 54

Ibid, h. 7

Page 47: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

37

peninggalan, seperti juga terhadap mereka yang secara licik telah menghentikan

penguasaannya.Siapa saja yang dapat mengajukan Hereditatis Petitio?Undang-

Undang menyebutnya ahli waris. Jadi menurutaturan umum, pengganti ahli waris

menurut hukumdengan titel umum (biasanya ahli waris dari ahliwaris) dapat

mengajukan itu.Undang-Undang tidak memberikan tuntutan itu kepadapelaksana

wasiat ataupun kepada pengelola (curator)harta peninggalan yang tidak diurus.

Pendapat bahwa pelaksana wasiat adalah wakil dari ahli waris dapat mengakibatkan

bahwa gugatan itu diberikan kepada pelaksanaan wasiat, walaupun dalam hal ini

Undang-Undang tidak mengatakan dengan tegas, akan tetapi hal ini tidak sesuai

dengan ajaran yang umumnya dianut55.

3. Hak untuk Menuntut Bagian Warisan

Hak ini diatur dalam Pasal 1066 KUH Perdata. Hak ini merupakan hak yang

terpenting dan merupakan ciri khas dari Hukum waris.

Pasal 1066 KUH Perdata menentukan :

“Tiada seorang pun yang mempunyai bagian dalam harta

peninggalan diwajibkan menerima berlangsungnya harta peninggalan itu

dalam keadaan tidak terbagi”

Pemisahan itu setiap waktu dapat dituntut, biarpun ada larangan untuk

melakukannya, namun dapatlah diadakan persetujuan untuk selama suatu waktu

tertentu tidak melakukan pemisahan. Persetujuan yang demikian hanyalah mengikat

55

Ibid. h. 10.

Page 48: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

38

untuk selama lima tahun, namun setelah lewatnya tenggang waktu ini dapatlah

persetujuan itu diperbaharui.

4. Hak untuk Menolak Warisan.

Hak untuk menolak warisan diatur dalam Pasal 1045jo. Pasal 1051 KUH

Perdata.Seorang ahli waris menurut Pasal 1045 KUH Perdata tidak harus menerima

harta warisan yang jatuh kepadanya, bahkan apabila ahli waris tersebut telah

meninggal dunia, maka ahli warisnya pun dapat memilih untuk menerima atau

menolak warisan.(Pasal 1051 KUH Perdata).

Dua (2) macam pewarisan menurut KUH Perdata,yaitu :

a. Ahli waris menurut Undang-Undang yang berdasarkan hubungan darah atau disebut

ab intestato.

b. Ahli waris yang ditunjuk dalam surat wasiat atau disebut testamentair erfrecht.56

Ahli waris menurut surat wasiat (testamentairerfrecht) jumlahnya tidak tentu,

karena ahli waris inibergantung pada kehendak si pembuat wasiat. Suatu

wasiatseringkali berisi penunjukan seorang atau beberapa ahliwaris yang akan

mendapat seluruh atau sebagian dariwarisan, dan mereka tetap akan memperoleh

segala hak dankewajiban dari pewaris seperti halnya ahli waris menurutUndang-

Undang (ab intestato).

56

Cik Basir, Aspek Prosedural/Prosesuil Pengangkatan Anak di Pengadilan Agama Pasca

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, (Jakarta: Pokja Perdata MARI, 2007), hal 65.

Page 49: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

39

Tujuan dari pembuatan Undang-undang dalam menetapkan legitime portie ini

adalah untuk menghindari dan melindungi anak si wafat dari kecenderungan si

wafat menguntungkan orang lain, demikian kata Asser Meyers yang dikutip dalam

buku oemarsalim57

.

Para ahli waris dalam garis lencang baik kebawah maupunke atas, berhak atas

suatu “legitieme portie”, yaitu suatu bagian tertentu dari harta peninggalan yang

tidak dapat dihapuskan oleh orang yang meninggalkan warisan. Dengan kata lain

mereka itu tidak dapat “onterfd”. Hak atas legitieme portie, barulah timbul bila

seseorang dalam keadaan sungguh-sungguh tampil ke muka sebagai ahli waris

menurut Undang-undang58

.

57

Oemarsalim, Dasar-dasar Hukum Waris di Indonesia, , (Jakarta: Rineka Cipta 1991). 58

Vollmar H.F.A.Pengantar Studi Hukum Perdata, (Jakarta:CV.Rajawali, 1992),h.418

Page 50: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

40

BAB IV

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN

A. Duduk Perkara

Pada dasarnya pengugagat atau pemohon boleh membuat gugatan atau

permohonannya sendiri tanpa mewakilkan kepada orang lain. Orang-orang yang

berkepentingan bisa secara langsung aktif bertindak sendiri sebagai pihak di muka

sidang Pengadilan, baik sebagai penggugat maupun sebagai tergugat. Penggugat yang

berkepentingan lansung disebut pihak materiel , karena ia secara lansung mengajukan

gugatan ke Pengadilan, dan dia sekaligus sebagai pihak formil, karena dia sendirilah

yang beracara di muka sidang Pengadilan59

59

R. Soeroso, Praktek Hukum Perdata Bentuk-bentuk surat di Bidang Kepercayaan

Perdata, , (Jakarta: Sinar Grafika 1994), hal. 13

Page 51: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

41

Akan tetapi dalam keadaan tertentu para pihak dapat mewakilkan kepada

pihak lain untuk beracara di muka sidang Pengadilan, sesuai ketentuan pasal 123 HIR

atau pasal 147 RBg.

Perkara ini menyangkut permohonan penetapan ahli waris bagi orang-orang

yang beragama Islam, maka dengan ketentuan pasal 49 dan penjelasan pasal 49 huruf

b Undang-undang nomor 7 tahun 1989 yang diubah dengan undang-undang nomor 3

tahun 2006 tentang Peradilan Agama, perkara ini merupakan kewenangan Absolut

Pengadilan Agama.

Pengajuan penetapan waris menurut hukum diajukan dengan cara tertulis.

Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 20 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 juncto pasal 73

ayat 1 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama60

Perkara penetapan waris yang masuk ke Pengadilan Agama Jakarta Selatan

sangat banyak. Salah satu di antaranya penetapan waris anak angkat. Pada

rentang waktu 2009-2010 yang terdaftar dalam buku register di institusi tersebut

yaitu perkara Nomor171/ Pdt. P / 2009 / PA.JS. tanggal 20 November 2009para

pemohon yang diwakili oleh kuasa insidentil yang sekaligus pemohon I. Oleh

sebab itu penulis akan membahas salinan putusan yang telah diputus oleh Hakim

Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

1. Pengajuan penetapan waris

60

Ibid, h. 14

Page 52: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

42

Adapun isi gugatan yang diajukan ke Pengadilan Agama yakni sebagai

berikut :

a. Identitas Penggugat atau Pemohon61

a) Dr. Dewi Hayati Heryundari binti Drs. Moestofa, umur 42 tahun, agama Islam,

pekerjaan Dokter dan bertempat tinggal di Jalan Panglima PolimI nomor 69 rt.

003 rw. 004 kelurahan Melawai Kecamatan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Selanjutnya disebut sebagai Pemohon I.

b) Drg. Noor Dewayani H binti Drs. Moestofa, umur 41 Tahun, Agama Islam,

Pekerjaan Dokter Gigi dan beralamat di Jalan Teratai XVI Blok Q.016 Tanjung

Barat Indah Rt. 003 Rw. 002 Kelurahan Tanjung Barat Kecamatan Jagakarsa

Jakarta Selatan. Selanjutnya di sebut sebagai Pemohon II.

c) Siti Hapsari Hertjahyanti binti Drs. Moestofa, umur 39 Tahun, Agama Islam,

Pekerjaan BUMNdan bertempat tinggal di Jalan Bunga Mayang V Nomor 11 Rt.

002 Rw. 001 Kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan.

Selanjutnya di sebut sebagai Pemohon III.

d) Arief SetiawanHergunanto bin Drs. Moestofa, Umur 37 tahun, Agama Islam,

Pekerjaan Karyawan dan bertempat tinggal di Jalan Bunga Mayang V no.3 Rt.

002 Rw.001 Keluraha Bintaro Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan.

Selanjutnya di sebut sebagai Pemohon IV.

e) Dimas Riyan Firmansyah Herwibowo, umur 29 tahun agama Islam Pekerjaan

Wiraswasta dan bertempat tinggal di Jalan Bunga Mayang V nomor. 3 Rt. 002

61

Surat putusan No.171/pdt.P2009/PA.JS, h. 1

Page 53: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

43

Rw. 01 Kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan. Selanjutnya

disebut Sebagai Pemohon V62

.

Dalam berkas gugatan atau permohonan sebagaimana yang dimuat dalam

perkara di atas telah memuat identitas penggugat dan tergugat sebagaimana yang

dikehendaki Undang-Undang.

b. Fundamentum Petendi (Dasar Gugatan)

Adapun sebab-sebab yang diajukan penggugat atau duduk perkara yang

diajukan ke Pengadilan Agama menurut hasil penelitian sebagai berikut :

a) pada tanggal 6 Juli 2009 telah meninggal dunia Ayah kandung dari para pemohon

yang bernama Drs. Moestofa bin Asmoeni di Jakarta karena Sakit dan dalam

keadaan beragama Islam berdasarkan surat keterangan kematian nomor

144/1755.3.2009. dari keluraha Bintaro. Jakarta Selatan.

b) ketika wafat ayahnya yang bernama Asmoeni dan ibunya bernama Hoesnah

keduanya telah meninggal dunia lebih dahulu dari almarhum.

c) Semasa hidupnya almarhum Moestofa hanya menikah satu kali saja dengan Dra.

Choiriyah binti ismail Pada tanggal 3 April 1966 sesuai dengan surat Nikah

no.36995 / 65 tanggal 4 April yang dikeluarkan oleh KUA Kecamatan Danurejo.

Jogjakarta dan almarhumah telah wafat lebih dahulu dari almarhum Drs. Moestofa

yaitu wafat tanggal 13 desember 2004 yang dikeluarkan oleh kelurahan Bintaro

Jakarta Selatan. Dari Pernikahan tersebut almarhum Moestofa telah di karuniai 4

(empat) orang anak bernama:

-Dr.Dewi Hayati Heryundari.

62

Ibid, h. 1

Page 54: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

44

-Drg. Noor Dewayani H.

-Siti Hapsari Hertjahyanti.

-Arief Setiawan Hergunanto.

d) Almarhum dan almarhumah semasa hidupnya telah mengangkat seorang anak laki –

laki yang benama Dimas Ryan Firmansyah Herwibowo.

e) Para pemohon kesemuanya beragama islam

f) Maksud para pemohon mengajukan permohonan ini adalah untuk ditetapkannya

para ahli waris almarhum Drs. Moestofa bin Asmoeni sesuai hukum Waris Islam63

.

c. Petitum

Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas para pemohon agar ditetapkan ahli

waris masing-masing dari almarhum Drs. Moestofa bin Asmoeni kepada Bapak

ketua pengadilan Agama Jakarta Selatan dengan memutus sebagai berikut:

a) Mengabulkan Permohonan para pemohon.

b) Menetapkan Ahli waris dari almarhum Drs. Moestofa bin Asmoeni yang meninggal

tanggal 6 Juli 2009 adalah:

(a) Dr.Dewi Hayati Heryundari. (anak Perempuan)

(b) Drg. Noor Dewayani H. (anak perempua )

(c) Siti Hapsari Hertjahyanti. (anak Perempuan)

(d) Arief Setiawan Hergunanto. (anak laki-laki)

(e) Dimas Ryan Firmansyah Herwibowo. (anak angkat)64

Menetapkan biaya perkara sesuai ketentuan hukum yang berlaku

2. Pembayaran Biaya Perkara

63

Ibid, h. 2 64

Ibid, h. 2-3

Page 55: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

45

Setelah penggugat dinilai telah lengkap memuat syarat-syarat yang telah di

tentukan, maka selanjutnya penggugat harus mendaftarkan gugatan cerainya

kepada Panitera Pengadilan Agama, untuk itu penggugat dikarenakan kewajiban

untuk membayar biaya perkara.

Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 121 ayat 4 HIR,145 ayat 4 Rbg yang

berbunyi :

“Setelah penggugat memasukkan gugatannya dalam daftar pada

kepaniteraan Pengadilan dan melunasi biaya perkara, ia tinggal menunggu

pemberitahuan hari sidang”

Dan di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, penulis mendapatkan data

bahwa biaya kepaniteraan,biaya panggilan, pemberitahuan para pihak serta biaya

materai. Dengan demikian perkara Nomor: 171 /Pdt.P/ 2009 /

PA.JSMembebankan biaya perkara kepada para pemohon sebesar 161.000

(seratus enam puluh satu ribu) rupiah dengan rincin sebagai berikut6566

:

PERINCIAN BIAYA PERKARA:

1. Biaya pendaftaran Rp. 30.000;

2. Biaya panggilan Rp. 120.000;

3. Biaya redaksi Rp. 5.000;

4. Biaya materai Rp. 6.000;

Jumlah Rp. 161.000;

(Seratus enam puluh satu ribu rupiah)

65

Surat putusan No.171/pdt.P2009/PA.JS, h. 8

Page 56: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

46

c) Penetapan Majelis Hakim

Pengadilan Agama Jakarta Selatan telah menerima pendaftaran gugatan

cerai, maka Pengadilan Agama Jakarta Selatan menetapkan tiga orang hakim

yang bertugas memeriksa dan mengadili perkara tersebut. Di antaranyaDra.

Muhayah, SH sebagai ketua majelis, Tamah, SH dan Drs. Sohel, SH, masing-

masing sebagai hakim anggota

d) Penetapan Hari Sidang

Penetapan hari sidang paling lambat 1 (satu) bulan setelah pengajuan

gugatan tersebut di daftarkan pada panitera Pengadilan Agama Jakarta Selatan,

maka Pengadilan harus mulai menyidangkan perkara tersebut. Untuk itu Ketua

Majelis Hakim menetapkan sidang yang ditentukan para pemohon yang diwakili

oleh kuasa insidentil yang sekaligus pemohon I berdasarkan surat kuasa khusus

insidentil nomor w.9-A 4/P/ 4787/X2009tanggal 5 November 2009 telah hadir

secara in person dalam persidangan yang atas pertanyaan majelis hakim67

.

B. Pemeriksaan Perkara Dalam Sidang

Proses pemeriksaan perkara di muka sidang Pengadilan Agama di Jakarta

Selatan di tingkat pertama dilakukan menurut ketentuan hukum acara yang

berlaku, yaitu di mulai dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

1. Pembacaan surat gugatan atau permohonan dalam persidangan perkara Nomor

791/pdt. G/2007/PA.JS. Dibacakan oleh Hakim Ketua yaitu Ibu Dra. Muhayah, SH.

2. Pembuktian

67

Ibid , h. 3

Page 57: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

47

Setelah pemohon diperiksa, maka tindakan selanjutnya yakni tindakan

yang harus dilakukan oleh Majelis Hakim yaitu memeriksa alat bukti. Acara

pembuktian ini dimulai dengan pemeriksaan alat-alat bukti sebagai berikut:

a. Alat bukti surat, baik yang berupa akta otentik, akta dibawah tangan maupun

surat yang bukan akta. Menurut hasil penelitian alat bukti yang di ajukan

pemohon meliputi surat-surat bukti sebagai berikut :

a.) Foto Copy bermaterai sah Surat keterangan kematian almarhum Drs. Moestofa

yang di keluarkan oleh Lurah Bintaro tanggal 28 September 200968

. (bukti

berkode P.I)

b.) Foto Copy bermaterai sah Surat keterangan kematian almarhum Dra. Choiriyah

yang dikeluarkan oleh Camat Bintaro tanggal 13 Desember 2004. (bukti brkode

P.2)

c.) Foto Copy bermaterei sah Buku Kutipan Akta Nikah almarhum Drs. Moestofa

dengan Dra. Choiriyah yang di keluarkan oleh kepala Kantor urusan Agama

Kecamatan Jogjakarta tanggal 4 April 1996. (bukti P.3)

d.) Foto Copy bermaterei sah Kutipan Akta Kelahiran atas nama Dewi Hayati

Herjundarai yang di keluarkan oleh kepala kantor Catatn Sipil Padang pada

tanggal 14 Februari 1968. (bukti P.4)

e.) Foto Copy bermaterei sah kutipan akta kelahiran atas nama Noor dewayani

Herjuningsih yang dikeluarkan oleh Catatan Sipil Padang pada tanggal 29

November 1968. (bukti P.5)

68

Ibid , h. 3

Page 58: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

48

f.) Foto Copy Bermaterei sah Akta kelahiran atas nama Siti Hapsari Hertjahyanti

yang dikeluarkan oleh catatan Sipil Padang Pada tanggal 28 Juli 1970. (bukti P.6)

g.) Foto Copy bermaterei sah Akta Kelahiran atas nama Arief Setiwan Hergunanto

Yang dikeluarkan oleh kantor catatan sipil pada tanggal 1 februari 1972 (bukti

P.7)

h.) Foto Copy bermaterei sah salinan penetapan putusan nomor : 743/ pdt. P/1985

P.N. JKT. PST. Pada tanggal 2 september 1985 (bukti P.80

i.) Foto Copy bermaterei sah Kutipan akta kelahiran atas nama Dimas Ryan

Firmansyah yang dikeluarkan oleh catatan sipil Jakarta pada tanggal 4 juni

198669

. ( Bukt Berkode P.9)

j.) Foto copybermaterei sah surat pernyataan tidak ada sengketa yang ditandatangani

oleh para pemohon. (bukti berkode P.10)70

b. Pemeriksaan bukti saksi-saksi, yang dimulai dari pemeriksaan saksi-saksi yang

diajukan oleh penggugat. Yakni saksi Pertama . Ongko Tri Soeolo bin Kusumo dan saksi

Kedua Hamdan Irianto bin Abdul Hamid Suntoro

Adapun mengenai tata cara pembuktian di Pengadilan Agama Jakarta

Selatan sebagaimana yang berlaku dalam perkara perdata pada umumnya, yaitu

pembuktian untuk mencapai kebenaran formal, artinya pembuktian dalam

persidangan adalah hal-hal yang dinyatakan oleh pemohon dalam

permohonannya71

69

Ibid , h. 3 70

Ibid.h.3 71

A. Mukti Arto, Praktek pada Pengadilan Agama, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004),

Cet. V, h. 154-165

Page 59: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

49

bahwa selain bukti Surat tersebut, para pemohon telah pula menghadirkan

dua orang saksimasing-masing bernama Ongko Tri Soelo Bin Kusuno dan

Hamdan Irianto bin Abdul Hamid Suntoro72

yang mana saksi-saksi tersebut

memberikan keterangan dibawah sumpahnya yang pokok-pokoknya sebagai

berikut:

a.) Saksi. I . Ongko Tri Soeolo bin Kusumo:

- Bahwa saksi kenal dengan para pemohon dan pula kenal dengan orang tua

para pemohon, karena saksi adalah adik ipar pemohon.

- Bahwa ayah para pemohon yang bernama Drs. Moestofa bin Asmoeni

telah meninggal dunia karena sakit pada tanggal 6 juli 2009 da ibu para

pemohon bernama Dra. Choiriyah telah meninggal dunia lebih dahulu pada

tanggal 13 Desember 2004, karena sakit dan dalam keadaan beragama

Islam.

- Bahwa ayah kandung dan ibu kandung dari almahum Drs. Moestofa yaitu

Asmoeni dan Ibu kandungnya Bernama Hoesnah lebih dahulu meninggal

dunia dari pada almarhum Drs. Moestofa.

- Bahwa selama hidup almarhum Drs. Moestofa hanya menikah satu kali

saja dengan almarhumah Choiriyah yaitu ibu kandung para pemohon dan

belum pernah bercerai dan selama menikah dengan almarhumah telah

dikaruniai 4 (empat) orang anak yang sekarang masih hidup dan almarhum

72

Surat putusan No.171/pdt.P2009/PA.JS, h. 4.

Page 60: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

50

Drs. Moestofa dengan almarhumah Choiriyah semas hidupnya telah

mengangkat seoranganak yang bernama Dimas Ryan Firmansyah

Herwibowo.

- Bahwa saksi mengetahui para pemohon mengajukan permohonan ahli

waris karena untuk kepentingan penentuan ahli waris dari almarhum Drs

Moestofa bin Asmoeni.

b.) Saksi. II . Hamdan Irianto bin Abdul Hamid Suntoro73

:

- Bahwa, saksi kenal dengan para pemohon dan kenal dengan almarhum orang tua

para pmohon. Karena saksi adalah suami para pemohon.

- Bahwa, ayah para pemohon yang bernama Drs. Moestofa bin Asmoeni telah

meninggal dunia karena sakit pada tanggal 6 juli 2009 da ibu para pemohon

bernama Dra. Choiriyah telah meninggal dunia lebih dahulu pada tanggal 13

Desember 2004, karena sakit dan dalam keadaan beragama Islam.

- Bahwa, ayah kandung dan ibu kandung dari almahum Drs. Moestofa yaitu

Asmoeni dan Ibu kandungnya Bernama Hoesnah lebih dahulu meninggal dunia

dari pada almarhum Drs. Moestofa.

- Bahwa, selama hidup almarhum Drs. Moestofa hanya menikah satu kali saja

dengan almarhumah Choiriyah yaitu ibu kandung para pemohon dan belum

pernah bercerai dan selama menikah dengan almarhumah telah dikaruniai 4

(empat) orang anak yang sekarang masih hidup dan almarhum Drs. Moestofa

dengan almarhumah Choiriyah semas hidupnya telah mengangkat seoranganak

yang bernama Dimas Ryan Firmansyah Herwibowo.

73

Ibid, h 4-5.

Page 61: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

51

- Bahwa, saksi mengetahui para pemohon mengajukan permohonan ahli waris

karena untuk kepentingan penentuan ahli waris dari almarhum Drs Moestofa bin

Asmoeni.74

C. Pertimbangan Majelis Hakim

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan para pemohon adalah sebagaimana

tersebut diatas.

1.Pasal 49 dan penjelasan pasal 49 huruf b undang-undang nomor 7 tahun 1989

yang diubah dengan undang-undang nomor 3 tahun 2006 tentang Peradilan

Agama75

.

(1) Pengadilan Agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus,

danmenyelesaikan perkara-perkara di tingkat pertama antara orang-orang

yangberagama Islam di bidang:

a. perkawinan;

b. kewarisan, wasiat, dan hibah, yang dilakukan berdasarkan hukum Islam;

c. wakaf dan shadaqah.Ketentuan Pasal 49 diubah sehingga berbunyi sebagai

berikut:

Pengadilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan

menyelesaikan perkara di tingkat pertama antara orang-orang yang beragama

Islam di bidang:

a. perkawinan;

74

Ibid.h. 4-5. 75

Surat putusan No.171/pdt.P2009/PA.JS, h. 5.

Page 62: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

52

b. warta;

c. wasiat;

d. hibah;

e. wakaf;

f. zakat;

g. infaq;

h. shadaqah; dan

i. ekonomi syari'ah.76

Bahwa perkara ini menyangkut permohonan penetapan ahli waris bagi

orang-rang yang beragama islam, maka dengan ketentuan pasal 49 dan

penjelasan pasal 49 huruf b undang-undang nomor 7 tahun 1989 yang diubah

dengan undang-undang nomor 3 tahun 2006 tentang Peradilan Agama, perkara

ini merupakan kewenangan Absolut Pengadilan Agama.

a) Pasal 165 HIR

Akta otentik, yaitu suatu surat yang dibuat oleh atau di hadapan pegawai

umum yang berwenang untuk membuatnya, mewujudkan bukti yang cukup bagi

kedua belah pihak dan ahli waris masing-masing serta sekalian orang yang

mendapat hak darinya tentang segala hal yang disebut di dalam urat itu dan

tentang hal yang tercantum dalam surat itu sebagai pemberitahuan; tetapi yang

76

Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama, Kompilasi Hukum Islam Departemen

Agama R I..( Jakarta Tahun 2000).

Page 63: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

53

tersebut terakhir ini hanya sekedar yang diberitahukan itu langsung menyangkut

pokok akta itu. (KUHPerd. 1868, 1870 dst.; Sv. 380 ; IR. 168, 304.)

b) Pasal 147

“Jika tidak diminta mengundurkan diri, atau jika penolakan ini dianggap

tidak beralasan buat memberikan kesaksiannya, maka sebelum saksi itu memberi

keterangannya, ia lebih dahulu disumpah menurut agamanya”.

Penjelasan:

Jikalau hak undur diri tidak diminta, atau betul diminta akan tetapi ternyata

tidak beralasan, maka saksi harus didengar keterangannya akan, tetapi harus

disumpah lebih dahulu secara menurut, agama dan kepercayaannya masing-

masing. Boleh diketahui bahwa cara penyumpahan itu ada dua macam, yaitu

secara "promissoris" (disumpah lebih dahulu sebelumnya menyampaikan

keterangannya) dan secara "assertoris" yaitu menyampaikan keterangannya lebih

dahulu, kemudian sesudah itu barulah diteguhkan dengan sumpah.

c) Pasal 172 HIR

Dalam hal menimbang nilai kesaksian itu, hakim harus memperhatikan:

cocoknya para saksi satusama lain kesesuaian kesaksian-kesaksian mereka

dengan apa yang diketahui dari sumber laintentang perkara yang bersangkutan

semua alasan para saksi untuk menerangkan dudukperkaranya dengan cara begini

atau begitu peri kehidupan, adat istiadat dan kedudukan parasaksi dan pada

umumnya, segala hal yang dapat menyebabkan saksi itu dapat dipercayai

ataukurang dipercayai. (KUHPerd. 1908; Sv. 378; IR. 302.)

Page 64: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

54

Bahwa dalam ketentuan hukum Islam(hukum faraidh) bahwa seseorang

meninggal dunia dan meninggalkan waris dan harta, maka ketentuan para ahli

waris serta bagian nya secara qoth‟i telah diatur dalam Alquran sebagaimana

dalam surat Annisa ayat 11.

لدوم. صيىم اهلل في ا (الىساء اا)... ي

d) Pasal 171 Kompilasi Hukum Islam

Yang dimaksud dengan:

a. Hukum kewarisan adalah hukum yang mengatur tentang pemindahan hak

pemilikan harta peninggalan (tirkah) pewaris, menentukan siapa-siapa yang

berhak menjadi ahli waris dan berapa bagiannya masing-masing.

b. Pewaris adalah orang yang pada saat meninggalnya atau yang dinyatakan

meninggal berdasarkan putusan Pengadilan beragama Islam, meninggalkan ahli

waris dan harta peninggalan.

c. Ahli waris adalah orang yang pada saat meninggal dunia mempunyai

hubungan darah atau hubungan perkawinan dengan pewaris, beragama Islam

dan tidak terhalang karena hokum untuk menjadi ahli waris.

d. Harta peninggalan adalah harta yang ditinggalkan oleh pewaris baik yang

berupa benda yang menjadi miliknya maupun hak-haknya.

e. Harta warisan adalah harta bawaan ditambah bagian dari harta bersama

setelah digunakan untuk keperluan pewaris selama sakit sampai meninggalnya,

Page 65: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

55

biaya pengurusan jenazah (tajhiz), pembayaran hutang dan pemberian untuk

kerabat.

f. Wasiat adalah pemberian suatu benda dari pewaris kepada orang lain atau

lembaga yang akan berlaku setelah pewaris meninggal dunia.

g. Hibah adalah pemberian suatu benda secara sukarela dan tanpa imbalan dari

seseorang kepada orang lain yang masih hidup untuk dimiliki.

h. Anak angkat adalahanak yang dalam pemeliharaan untuk hidupnya sehari-

hari, biaya pendidikan dan sebagainya beralih tanggung jawabnya dari orang

tua asal kepada orang tua angkatnya berdasarkan putusan Pengadilan.

i. Baitul Mal adalah Balai Harta Keagamaan.

bahwa berdasarkan bukti berkode p8 dan p9 berupa salinan penetapan anak

angkat, maka telah terbukti bahwa semasa hidupnya almarhum Drs. Moestofa

dengan almarhumah Dra. Choiriyah telah mengangkat anak yang bernama

Dimas Riyan Herwibowo sesuai pasal 17 1 huruf h Kompilasi Hukum Islam.

5. Pasal 209KompilasiHukum Islam

(1) Harta peninggalan anak angkat dibagi berdasarkan Pasal 176 sampai

dengan Pasal 193 tersebut di atas, sedangkan terhadap orang tua angkat yang

tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari

harta wasiat anak angkatnya.

(2) Terhadap anak angkat yang tidak menerima wasiat diberiwasiat

wajibahsebanyak-banyaknya 1/3dari harta warisan orang tuaangkatnya.

Page 66: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

56

Bahwa dengan demikian patut ditetapkan yang menjadi ahli waris dari

almarhum Drs. Moestofa bin Asmoeni yaitu, Dr.Dewi Hayati HeryundariDrg.

Noor Dewayani h dan Siti Hapsari Herjahyti dan Arief Setyawan Hergunanto

sedangkan Dimas Ryan Firmansyah Herwibowo adalah anak angkat dari

almarhum Drs. Moestofa dengan Dra. Choiriyah yang dalanm hal ini

dimungkinkan mendapat bagian dari harta peninggalan almarhum Drs. Moestofa

dengan jalan wasiat wajibah dengan klausul tidak melebihi 1/3.

Hal ini juga telah diakui oleh Pengadilan Agama Jakarta Selatan sehingga

Majelis Hakim Pengadilan Agama dalam setiap memberikan pertimbangan

hukum dari penggugat, maka disamping menggunakan Undang-Undang sebagai

sandaran hukumnya dan Majelis Hakim juga mengambil sandaran hukum pada

ayat di atas.

D. Penetapan Putusan Perkara

Penetapan putusan Pengadilan dalam perkara perdata khususnya pada

perkara penetapan waris anak angkatpada umumnya mengandung amar putusan

tunggal, yaitu penetapan putusan yang berupa pengabulan atau penolakan

penggugat untuk melakukan perbuatan hukum sebagaimana yang dimohonkan

seperti :

1. Mengabulkan gugatan penggugat seluruhnya

2. Menyatakan bahwa Drs. Moestofa bin Asmoeni telah meninggal dunia

3. Menetapkan biaya perkara ini sesuai dengan peraturan perundang-undangan

yang berlaku.

Page 67: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

57

Selanjutnya terhadap perkara penetapan waris anak angkat yang menjadi

objek penelitian sebagaimana yang telah ditetapkan atau putusan oleh Pengadilan

Agama Jakarta Sekatan, semuanya mengandung amar putusan sebagai berikut :

1. Mengabulkan permohonan para pemohon.

2. Menyatakan bahwa Drs. Moestofa bin Asmoeni telah meninggal dunia pada tanggal

6 juli 2009.

3. Menetapkan bahwa ahli waris dari alamarhum Drs. Moestofa bin Asmoeni adalah

sebagai berikut:

a. Dr. Dewi Hayati Heryundari ( anak perempuan ).

b. Drg. Noor Dewayani H (anak perempuan )

c. Siti Hapsari Hertjahyanti (anak perempuan )

d. Arief Setiawan Hergunanto (anak laki-laki )

4. Menetapkan bahwa Dimas Ryan Firmansya Herwibowo adalah anak angkat dari

alamhum Drs. Moestofa bin Asmoeni dengan almarhumah Dra. Choiriyah.

5. Membebankan biaya perkara kepada para pemohon sebesar 161.000 (seratus enam

puluh satu ribu) rupiah

Dengan demikian amar penetapan putusan tersebut berarti Pengadilan Agama

Jakarta Selatan telah memberikan pengabulan kepada para pemohon untuk

ditetapkan sebagai ahli waris Karena dalil yang telah diajukan penggugat dalam

gugatannya adalah dalil yang benar, dan telah dilengkapi dengan alat bukti dan

saksi yang sah menurut Undang-Undang. Dan putusan perkara Nomor

791/pdt.G/2007/PA.JS pada hari itu juga diucapkan oleh Ketua Majelis Hakim di

Page 68: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

58

dalam sidang yang dinyatakan terbuka untuk umum yang dihadiri oleh penggugat di

luar hadinya tergugat77

.

E. Analisis Putusan

Salah satu hukum materiil peradilan agamadi Indonesia yang di jadikan

rujukan oleh para hakimadalah kompilasi Hukum Islam walaupun

berlakunyahanya melalui intruksi dari dalam hasil dalam republik Indonesia

nomor 1 tahun 1951, sedangkan salah satumateri KHI adalah pemberian wasiat

wajibah kepada anak angkat pasal 209 KHI, hal ini merupakan terobosan baru

dalam hukum Islam yang tidak di temukan dalam kitab- kitab klasik bahkan

undang- undang Mesir dan Siria pun tidak menyatakan wasiat wajibah kepada

anak angkat78

.

Oleh sebab itu pada kesempatan kali ini penulis akan mencoba

menganalisis perkara permohonan penetapan hak waris bagi anak angkat di

Pengadilan Negeri Jakarta Selatan Surat putusan No.171/pdt.P2009/PA.JS.

Dalam perkara ini Para pemohon yang di dampingi Kuasa para pemohon yang

diwakili oleh kuasa insidentil yang sekaligus pemohon I, berdasarkan surat kuasa

khusus insidentil nomor: w. 9-A 4/P/ 4787/ X /2009. Tanggal 5 November 2009

telah hadir secara in person dalam persidangan yang atas pertanyaan majelis

hakim parapemohon menyatakan tetap dengan dalil-dalil permohonannya.

77

Surat putusan No.171/pdt.P2009/PA.JS. H 2 78

Surat putusan No.171/pdt.P2009/PA.JS. h. 3

Page 69: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

59

Pada dasarnya pengugagat atau pemohon boleh membuat gugatan atau

permohonannya sendiri tanpa mewakilkan kepada orang lain. Orang-orang yang

berkepentingan bisa secara lansung aktif bertindak sendiri sebagai pihak di muka

sidang Pengadilan, baik sebagai penggugat maupun sebagai tergugat. Penggugat

yang berkepentingan lansung disebut pihak materiel , karena ia secara lansung

mengajukan gugatan ke Pengadilan, dan dia sekaligus sebagai pihak formil,

karena dia sendirilah yang beracara di muka sidang Pengadilan79

. Akan tetapi

dalam keadaan tertentu para pihak dapat mewakilkan kepada pihak lain untuk

beracara di muka sidang Pengadilan, sesuai ketentuan pasal 123 HIR atau pasal

147 RBg.

Menurut ketentuan peraturan perundang-undangan, tidak semua surat

kuasa bisa dipergunakan untuk beracara di sidang pengadilan, seperti surat kuasa

umum. Surat Kuasa umum ini diatur dalam pasal 1795 BW. Kuasa ini

mengandung isi dan tujuan untuk melakukan tindakan-tindakan pengurusan harta

kekayaan pemberi kuasa, dengan tugas utama adalah mengurus segala sesuatu

yang berhubungan dengan harta kekayaan tersebut. Jadi titik berat kuasa umum

hanya meliputi perbuatan pengurusan yang lazim disebut “Beherder atau

Management”80

. Oleh sebab itu ditinjau dari segi hukum, surat kuasa umum tidak

79

R. Soeroso, Praktek Hukum Perdata Bentuk-bentuk surat di Bidang Kepercayaan

Perdata, Sinar Grafika, Jakarta, 1994, hal. 13. 80

Abdul Manan, Capita Selekta Permasalahan Hukum Acara Perdata di Lingkungan

Peradilan Agama, Mahkamah Agung RI, 2008, hal. 12.

Page 70: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

60

dapat dipergunakan untuk beracara di Pengadilan dalam mewakili pemberi

kuasa.

Berdasarkan putusan penetapan hak waris dan anak angkat anak angkat

dengan dengan dan tanpa ada perlawanan maka hakim mengabulkan seluruhnya

permohonan para pemohon dengn semua dalil, dan bukti yang telah di ajukan.

Karena ini putusan Declaratoir yaitu putusan yang bersifat menyatakan hukum

atau mrnrgaskan hukum suatu keadaan hukum tertentu yang dimohonkan itu ada

atau tidak ada.

Dalam putusan Declaratoir ini tidak ada pengakuan sesuatu hak atas

prestasi tertentu. Umumnya putusan delaratoir terjadi dalam lapangan hukum

badan pribadi misalnya tentang pengangkatan anak, tentang kelahiran tentang

penegasan hak atas suatu benda dan lain-lain. Putusan declaratoir bersifat

penetapan saja tentang keadaan hukum tidak bersifat mengadili karena tidak ada

sengkata81

Hakim pengadilan agama jakarta selatan dalam wawancara berargumen

tentang wasiat wajibah Wasiat wajibah yang telah ada dalam KHI tidak lepas

dari kitab-kitab fikih, al-qur’an, dan hadits, karena dalam Inpres telah

disebutkan bahwa KHI merupakan pedoman yang memerlukan pengembangan

dan pengkajian lebih lanju.t82

81

Muhammad Abdul Kadir,. Hukum Acara Perdata Indonesia, (Bandung , PT. CITRA

Aditya Bakti, 1992), h. 166. 82

Hasil wawancara hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan.

Page 71: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

61

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang terdahulu. Penulis mengangkat beberapa

kesimpulan :

1. Menurut Hukum Islam, anak angkat tidak dapat diakui untuk bisa dijadikan dasar

dan sebab mewarisi, karena prinsip pokok dalam kewarisan Islam adalah hubungan

darah / nasab / keturunan. Dengan kata lain bahwa peristiwa pegangkatan anak

menurut hukum kawarisan Islam, tidak membawa pengaruh hukum terhadap status

anak angkat, yakni bila bukan merupakan anak sendiri, tidak dapat mewarisi dari

orang yang setelah mengangkat anak tersebut.

Page 72: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

62

2. Dalam Kompilasi Hukum Islam orang tua angkat secara serta marta dianggap telah

meninggalkan wasiat (dan karena itu diberi nama wasiat wajibah) maksimal

sebanyak 1/3 dari harta yang ditinggalkan untuk anak angkatnya, atau sebaliknya

anak angkat untuk orang tua angkatnya, dimana harta tersebut dalam sistem

pembagiannya bahwa sebelum dilaksanakan pembagian warisan kepada para ahli

warisnya, maka wasiat wajibah harus ditunaikan terlebih dahulu. Pemberian wasiat

wajibah adalah jalan tengah yang ditempuh oleh para Ulama dalam penyusunan

KHI karena tidak sedikit orang yang dalam rumah tangga tidak dikaruniai

keturunan dan pada akhirnya mereka mengangkat anak. Wasiat wajibah yang telah

ada dalam KHI tidak lepas dari kitab-kitab fikih, al-qur‟an, dan hadits, karena

dalam Inpres telah disebutkan bahwa KHI merupakan pedoman yang memerlukan

pengembangan dan pengkajian lebih lanjut.

3. Putusan hakim dalam memberikan putusan sesuai dengan hukum Islam karena

semua sesuai dengan nash Al-qur‟an. Dalam pembagian wasiat wajibah, dimana

telah ditentukan menurut hukum Islam, yang harus diperhatikan adalah bahwa

bagian anak angkat adalah sepertiga bagian dan tidak boleh melebihi dari bagian

minimal yang diterima oleh para ahli waris. Wasiat wajibah yang telah ada dalam

KHI tidak lepas dari kitab-kitab fikih, al-qur‟an, dan hadits, karena dalam Inpres

telah disebutkan bahwa KHI merupakan pedoman yang memerlukan

pengembangan dan pengkajian lebih lanjut

B. Saran-Saran

1. Bagi umat Islam Indonesia harus bersyukur dengan adanya pengaturan wasiat

wajibah dalam KHI dan menjadi kompetensi Peradilan Agama di Indonesia

Page 73: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

63

sebagaimana tertuang dalam pejelasan UU No 3 tahun 2006 pasal 49 huruf a umur

20 berisikan penetapan asal usul seorang anak dan penetapan pengangkatan anak

berdasarkan hukum Islam.

2. Para hakim dalam memberikan putusan harus sesuaidengan hukum yang berlaku

baik dari alquran dan hadist maupun dari sumber hukum yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Afandi, Ali.HukumWaris, HukumKeluargadanHukumPembuktian, (Jakarta:

RinekaCipta, 1997).

Alawi, A, Wasit Sejarah Perkembangan Hukum Islam Dalam Amrullah Ahmad,

Dimensi Hukum Islam Dalam Sistem Hukum Nasional ( Jakarta: Gema Insani

Press, 1996).

Arto, A. Mukti Praktek pada Pengadilan Agama, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004).

Basir, Cik. Aspek Prosedural/ Prosesuil Pengangkatan Anak di Pengadilan Agama

Pasca Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006, (Jakarta: Pokja Perdata MARI,

2007).

Budiarto,M.Pengangkatan Anak Ditinjau dari Segi Hukum,(Jakarta : Akademika

Pressindo, 1991).

Dahlan, Abdul Aziz Ensiklopedi Hukum Islam. (Jakarta: PT Ikhtiar Baru Van Hoeve,

2000, Jilid 6).

Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama, Kompilasi Hukum Islam Departemen

Agama R I..( Jakarta Tahun 2000).

Dellyana, Shanty. Wanita dan Anak di Mata Hukum, (Yogyakarta : Liberty. 1988).

Gosita, Arif. Masalah Perlindungan Anak, (Jakarta: Akademika Pressindo, 1989).

Page 74: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

64

Harahap, M. Yahya.Informasi Materi KompilasiHukum Islam, Memposotifkan Abtraksi

Hukum Islam, Dalam Cik Hasan Bisri, Kompilasi HukumIslam Dan Peradilan

Agama Dalam Sistem Hukum Nasional ( Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 1999).

Hadikusuma, Hilman. Hukum Waris Adat, (Bandung : Citra Aditya Bakti, 1990).

Ka„bah, Rifyal Pengangkatan Anak Dalam UU Nomor 3 Tahun 2006 tentang

Perubahan Atas UU Nomor 7 tahun 1989 tentang Peradilan Agama ( Artikel

dalam Suara UldilagEdisi Maret 2007).

Kadir, Muhammad Abdul Hukum Acara Perdata Indonesia, (Bandung , PT. CITRA

Aditya Bakti, 1992).

Manan, Abdul Capita Selekta Permasalahan Hukum Acara Perdata di Lingkungan

Peradilan Agama, Mahkamah Agung RI, 2008.

Martosedono,Amir.Tanya JawabPengangkatanAnakdanMasalahnya., (Semarang

:Effhar Offset danDahara Prize., 1990).

Meliala,Djaja S.PengangkatanAnak (Adopsi) di Indonesia, ( Bandung: Tarsito, 1986).

Moloeng, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya.

2004).

Rahman, Fatchur.IlmuWaris, (Jakarta: BulanBintang, 1979).

Rofiq,Ahmad Hukum Islam Di Indonesia, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 2003).

Salim, Oemar Dasar-dasar Hukum Waris di Indonesia, , (Jakarta: Rineka Cipta 1991).

Soimin,SoedaryoHukum Orang danKeluarga. (Jakarta :SinarGrafika, 1992).

Soekanto, Soerjono. Hukum Adat Indonesia, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada. 2001).

Soeroso, R. Praktek Hukum Perdata Bentuk-bentuk surat di Bidang Kepercayaan

Perdata, , (Jakarta: Sinar Grafika 1994).

Soepomo.Bab-babTentangHukumAdat.(Jakarta : PradnyaParamita, . 1985).

Suparman, et.all,. Fiqih Mawaris (Hukum Kewarisan Islam). (Jakarta: Gaya Media

Pratama,1997)

Tafal, Bastian.PengangkatanAnakMenurutHukumAdat Serta Akibat-akibatHukumnya di

KemudianHari. (Jakarta: Rajawali, 1983).

Usman, Husaini.Metedologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara 2001).

Prawirohamidjojo, R. Soetojo. Hukum Waris Kodifikasi, ( Surabaya: Airlangga

University Press 2000).

Vollmar H.F.A.Pengantar Studi Hukum Perdata, (Jakarta: CV. Rajawali, 1992).

Wignjodipoero, Soerojo.PengantardanAsas-asasHukumAdat, (Jakarta :GunungAgung,

1984).

Zahari,Ahmad.Tiga versi Hukum Kewarisan Islam, Syafi’I, Hazairin dan KHI,

(Pontianak: Romeo Grafika, 2006)

Zaini,Muderis. Adopsi Suatu Tinjauan Dari Tiga Sistem Hukum, ( Jakarta : Sinar

Grafika, 1995).

Page 75: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

65

PENETAPAN

Salinan Nomor: 171 /Pdt.P/ 2009 / PA.JS.

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Pengadilan agama Kls. IA Jakarta selatan yang memeriksa dan memutus perkara

– perkara tertentu telah menjatuhkan penetapan dalam perkara pihak – pihak antara:

1. Dr. Dewi Hayati Heryundari binti Drs. Moestofa, umur 42 tahun, agama

Islam, pekerjaan Dokter dan bertempat tinggal di Jalan Panglima PolimI

nomor 69 rt. 003 rw. 004 kelurahan Melawai Kecamatan Kebayoran Baru,

Jakarta Selatan. Selanjutnya disebut sebagai Pemohon I.

Page 76: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

66

2. Drg. Noor Dewayani H binti Drs. Moestofa, umur 41 Tahun, Agama Islam,

Pekerjaan Dokter Gigi dan beralamat di Jalan Teratai XVI Blok Q.016

Tanjung Barat Indah Rt. 003 Rw. 002 Kelurahan Tanjung Barat Kecamatan

Jagakarsa Jakarta Selatan. Selanjutnya di sebut sebagai Pemohon II.

3. Siti Hapsari Hertjahyanti binti Drs. Moestofa, umur 39 Tahun, Agama Islam,

Pekerjaan BUMNdan bertempat tinggal di Jalan Bunga Mayang V Nomor 11

Rt. 002 Rw. 001 Kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan Jakarta

Selatan. Selanjutnya di sebut sebagai Pemohon III.

4. Arief SetiawanHergunanto bin Drs. Moestofa, Umur 37 tahun, Agama Islam,

Pekerjaan Karyawan dan bertempat tinggal di Jalan Bunga Mayang V no.3

Rt. 002 Rw.001 Keluraha Bintaro Kecamatan Pesanggrahan jakarta Selatan.

Selanjutnya di sebut sebagai Pemohon IV.

5. Dimas Riyan Firmansyah Herwibowo, umur 29 Tahun agama Islam

Pekerjaan Wiraswasta dan bertempat tinggal di Jalan Bunga Mayang V

nomor. 3 Rt. 002 Rw. 01 Kelurahan Bintaro Kecamatan Pesanggrahan

Jakarta Selatan. Selanjutnya disebut Sebagai Pemohon V.

Pengadilan Agama tersebut;

Telah mempelajari berkas perkara,

Telah mendengar keterangan para pemohon dan saksi-saksi di muka sidang;

Telah memeriksa bukti-bukti yang berkaitan,

Tentang Duduknya Perkara

Menimbang , bahwa para pemohon dengan surat permohonannya tanggal 5

November 2009 telah mengajukan Surat permohonanya yang terdaftar peda

kepaniteraan Pengadilan Agama Jakarta Selatandengan Nomor171/ Pdt. P / 2009 /

PA.JS. tanggal 20 November dengan alasan sebagai berikut:

g) Bahwa pada tanggal 6 Juli 2009 telah meninggal dunia Ayah kandung dari

para pemohon yang bernama Drs. Moestofa bin Asmoeni di Jakarta karena

Sakit dan dalam keadaan beragama Islam berdasarkan surat keterangan

kematian nomor 144/1755.3.2009. dari keluraha Bintaro. Jakarta Selatan.

h) Bahwa ketika wafat ayahnya yang bernama Asmoeni dan ibunya bernama

Hoesnah keduanya telah meninggal dunia lebih dahulu dari almarhum.

i) Bahwa semasa hidupnya almarhum Moestofa hanya menikah satu kali saja

dengan Dra. Choiriyah binti ismail Pada tanggal 3 April 1966 sesuai dengan

surat Nikah no.36995 / 65 tanggal 4 April yang dikeluarkan oleh KUA

Kecamatan Danurejo. Jogjakarta dan almarhumah telah wafat lebih dahulu

dari almarhum Drs. Moestofa yaitu wafat tanggal 13 desember 2004 yang

dikeluarkan oleh kelurahan Bintaro Jakarta Selatan. Dari Pernikahan tersebut

almarhum Moestofa telah di karuniai 4 (empat) orang anak bernama:

Page 77: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

67

Dr.Dewi Hayati Heryundari.

Drg. Noor Dewayani H.

Siti Hapsari Hertjahyanti.

Arief Setiawan Hergunanto.

j) Bahwa almarhum dan almarhumah semasa hidupnya telah mengangkat

seorang anak laki – laki yang benama Dimas Ryan Firmansyah Herwibowo.

k) Bahwa para pemohon kesemuanya beragama islam

l) Bahwa maksud para pemohon mengajukan permohonan ini adalah untuk

ditetapkannya para ahliwaris almarhum Drs. Moestofa bin Asmoeni sesuai

hukum Waris Islam.

Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas para pemohon agar ditetapkan ahli

waris masing-masing dari almarhum Drs. Moestofa bin Asmoeni kepada Bapak ketua

pengadilan Agama Jakarta Selatan dengan memutus sebagai berikut:

e) Mengabulkan Permohonan para pemohon.

f) Menetapkan Ahli waris dari almarhum Drs. Moestofa bin Asmoeni yang

meninggal tanggal 6 Juli 2009 adalah:

(f) Dr.Dewi Hayati Heryundari. (anak Perempuan)

(g) Drg. Noor Dewayani H.(anak perempua )

(h) Siti Hapsari Hertjahyanti. (anak Perempuan)

(i) Arief Setiawan Hergunanto. (anak laki-laki)

(j) Dimas Ryan Firmansyah Herwibowo. (anak angkat)

g) Menetapkan biaya perkara sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

Menimbang, bahwa pada hari sidang yang ditentukan, para pemohon yang

diwakili oleh kuasa insidentil yang sekaligus pemohon I, berdasarkan surat kuasa khusus

insidentil nomor: w. 9-A 4/P/ 4787/ X /2009. Tanggal 5 November 2009 telah hadir

secara in person dalam persidangan yang atas pertanyaan majelis hakim parapemohon

menyatakan tetap dengan dalil-dalil permohonannya.

Menimbang, bahwa untuk meneguhkan dalil-dalil permohonannya para pemohon

telah mengajukan bukti tertulis berupa:

1. Foto Copy bermaterai sah Surat keterangan kematian almarhum Drs.

Moestofa yang di keluarkan oleh Lurah bintaro tanggal 28 September 2009.

(bukti berkode P.I)

2. Foto Copy bermaterai sah Surat keterangan kematian almarhum Dra.

Choiriyah yang dikeluarkan oleh Camat Bintaro tanggal 13 Desember 2004.

(bukti brkode P.2)

Page 78: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

68

3. Foto Copy bermaterei sah Buku Kutipan Akta Nikah almarhum Drs.

Moestofa dengan Dra. Choiriyah yang di keluarkan oleh kepala Kantor

urusan Agama Kecamatan Jogjakarta tanggal 4 April 1996. (bukti P.3)

4. Foto Copy bermaterei sah Kutipan Akta Kelahiran atas nama Dewi Hayati

Herjundarai yang di keluarkan oleh kepala kantor Catatn Sipil Padang pada

tanggal 14 Februari 1968. (bukti P.4)

5. Foto Copy bermaterei sah kutipan akta kelahiran atas nama Noor dewayani

Herjuningsih yang dikeluarkan oleh Catatan Sipil Padang pada tanggal 29

November 1968.(bukti P.5)

6. Foto Copy Bermaterei sah Akta kelahiran atas nama Siti Hapsari

Hertjahyanti yang dikeluarkan oleh catatan Sipil Padang Pada tanggal 28 Juli

1970. (bukti P.6)

7. Foto Copy bermaterei sah Akta Kelahiran atas nama Arief Setiwan

Hergunanto Yang dikeluarkan oleh kantor catatan sipil pada tanggal 1

februari 1972 (bukti P.7)

8. Foto Copy bermaterei sah salinan penetapan putusan nomor : 743/ pdt.

P/1985 P.N. JKT. PST. Pada tanggal 2 september 1985 (bukti P.80

9. Foto Copy bermaterei sah Kutipan akta kelahiran atas nama Dimas Ryan

Firmansyah yang dikeluarkan oleh catatan sipil Jakarta pada tanggal 4 juni

1986. ( Bukt Berkode P.9)

10. Foto copybermaterei sah surat pernyataan tidak ada sengketa yang

ditandatangani oleh para pemohon. (bukti berkode P.10)

Menimbang, bahwa bukti surat-surat tersebut, para pemohon telah dicocokan

dengan aslinya dan ternyata telah sesuai.

Menimbang, bahwa selain bukti Surat tersebut, para pemohon telah pula

menghadirkan dua orang saksimasing-masing bernama Ongko Tri Soelo Bin Kusuno

dan Hamdan Irianto bin Abdul Hamid Suntoro yang mana saksi-saksi tersebut

memberikan keterangan dibawah sumpahnya yang pokok-pokoknya sebagai berikut:

Saksi. I . Ongko Tri Soeolo bin Kusumo:

Bahwa saksi kenal dengan para pemohon dan pula kenal dengan orang

tua para pemohon, karena saksi adalah adik ipar pemohon.

Bahwa ayah para pemohon yang bernama Drs. Moestofa bin Asmoeni

telah meninggal dunia karena sakit pada tanggal 6 juli 2009 da ibu para

pemohon bernama Dra. Choiriyah telah meninggal dunia lebih dahulu

pada tanggal 13 Desember 2004, karena sakit dan dalam keadaan

beragama Islam.

Page 79: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

69

Bahwa ayah kandung dan ibu kandung dari almahum Drs. Moestofa yaitu

Asmoeni dan Ibu kandungnya Bernama Hoesnah lebih dahulu meninggal

dunia dari pada almarhum Drs. Moestofa.

Bahwa selama hidup almarhum Drs. Moestofa hanya menikah satu kali

saja dengan almarhumah Choiriyah yaitu ibu kandung para pemohon dan

belum pernah bercerai dan selama menikah dengan almarhumah telah

dikaruniai 4 (empat) orang anak yang sekarang masih hidup dan

almarhum Drs. Moestofa dengan almarhumah Choiriyah semas hidupnya

telah mengangkat seoranganak yang bernama Dimas Ryan Firmansyah

Herwibowo.

Bahwa saksi mengetahui para pemohon mengajukan permohonan ahli

waris karena untuk kepentingan penentuan ahli waris dari almarhum Drs

Moestofa bin Asmoeni.

Saksi. II . Hamdan Irianto bin Abdul Hamid Suntoro:

Bahwa, saksi kenal dengan para pemohon dan kenal dengan almarhum

orang tua para pmohon. Karena saksi adalah suami para pemohon.

Bahwa, ayah para pemohon yang bernama Drs. Moestofa bin Asmoeni

telah meninggal dunia karena sakit pada tanggal 6 juli 2009 da ibu para

pemohon bernama Dra. Choiriyah telah meninggal dunia lebih dahulu

pada tanggal 13 Desember 2004, karena sakit dan dalam keadaan

beragama Islam.

Bahwa, ayah kandung dan ibu kandung dari almahum Drs. Moestofa

yaitu Asmoeni dan Ibu kandungnya Bernama Hoesnah lebih dahulu

meninggal dunia dari pada almarhum Drs. Moestofa.

Bahwa, selama hidup almarhum Drs. Moestofa hanya menikah satu kali

saja dengan almarhumah Choiriyah yaitu ibu kandung para pemohon dan

belum pernah bercerai dan selama menikah dengan almarhumah telah

dikaruniai 4 (empat) orang anak yang sekarang masih hidup dan

almarhum Drs. Moestofa dengan almarhumah Choiriyah semas hidupnya

telah mengangkat seoranganak yang bernama Dimas Ryan Firmansyah

Herwibowo.

Bahwa, saksi mengetahui para pemohon mengajukan permohonan ahli

waris karena untuk kepentingan penentuan ahli waris dari almarhum Drs

Moestofa bin Asmoeni.

Menimbang, bahwa atas keterangan saksi-saksi tersebut kuasa para pemohon

telah membenarkan dan tidak membantahnya.

Page 80: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

70

Menimbang, bahwwa selanjutnya para pemohon tidak mengajukan suatu apapun

lagi selain mohon putusan.

Menimbang, bahwa tentang jalannya pemeriksaan perkara telah dicatat dan

dimuat dalam berita acara perkara ini yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari

penetapan ini.

TENTANG HUKUMNYA

Menimbang, bahwa maksud dan tujuan permohonan para pemohon adalah

sebagaimana tersebut diatas.

Menimbang, bahwa perkara ini menyangkut permohonan pnetapan ahli waris

bagi orang-rang yang beragama Islam, maka dengan ketentuan pasal 49 dan penjelasan

pasal 49 huruf b undang-undang nomor 7 tahun 1989yang diubah dengan undang-

undang nomor3 tahun 2006 tentang Peradilan Agama, perkara ini merupakan

kewenangan Absolut Pengadilan Agama.

Menimbang, bahwa yang menjadi dasar permohonan para pemohon adalah

bahwa para pemohon mohon ditetapkan sebagai ahli waris dari almarhum Drs. Moestofa

bin Asmoeni yang telah meninggal dunia pada tanggal 6 Juli 2009 sesuai ketentuan

hukum waris Islam. Yang dalam hal ini majelis hakim perlu mempertimbangkanya.

Menimbang, bahwa dari bukti-bukti tertulis yang telah dicocokan dengan aslinya

dan telah sesuai, dengan aslinya, bukti-bukti tersebut mempunyai nilai bukti yang sesuai

dengan ketentuan pasal 165 HIR. Demikian pula dua orang saksi-saksi telah

memberikan keterangan secara jelasdan saling berkaitan sertatidak dibantah oleh para

pemohon, maka keterangan saksi-saksi dari para pemohon patut diterima dan

dipertimbangkan karena telah memenuhi syarat formal dan material sesuai ketentuan

pasal 147 HIRdan pasal 172 HIR.

Menimbang, bahwa dalil-dalil permohonan para pemohon dihubungkan dengan

bukti berkode P 1 dan P 2 berupa surat keterangan kematian dan keterangan para saksi

harus dinyatakan telah terbukti bahwa Drs Moestofa bin Asmoeni telah meninggal dunia

pada tanggal 6 Juli 2009 karena sakit dan dalam keadaan beragama Islam dan istrinya

yang bernama Choiriyah binti Ismail meninggal dunia lebih dahulu pada tanggal 13

desember 2004 karena skit dan dalam beragama islam serta orang tua almarhum Drs.

Moestofa bernama Asmoeni dan ibunya bernama Hoesnah telah meninggal dunia

terlebih dahulu dari almarhum Drs. Moestofa.

Menimbang, bahwa dalam ketentuan hukum Islam(hukum faraidh) bahwa

seseorang meninggal dunia dan meninggalkan waris dan harta, maka ketentuan para ahli

waris serta bagian nya secara qoth‟i telah diatur dalam Alquran sebagaimana dalam surat

Annisa ayat 11.

Menimbang, bahwa dalil permohonan para pemohon dihubungkan dengan bukti

berkode p3, berupa surat nikah almarhum Drs. Moestofa dengan almarhumah Dra.

Choiriyah da bukti berkode p4, p5, p6, p7berupa akta kelahiran para pemohon serta

keterangan para saksi harus dinyatakan telah terbukti bahwa semasa hidup alamarhum

Drs. Moestofa bin Asmoeni menikah hanya satu kali dengan alamarhumah Dra.

Page 81: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

71

Choiriyah telah dikarunia 4(empat) orang anak yaitu para pemohon I,II,III,dan pemohon

IV.

Menimbang, bahwa terbukti pula almahum Drs. Moestofa bin Asmoeni

meninggal karena sakit dan dalam keadaan beragama islam.

Menimbang bahwa berdasarkanbukti berkode p8 dan p9 berupa salinan

penetapan anak angkat, maka telah terbukti bahwa semasa hidupnya almarhum Drs.

Moestofadengan almarhumah Dra. Choiriyah telah mengangkat anak yang bernama

Dimas Riyan Herwibowo sesuai pasal 17 huruf h Kompilasi Hukum Islam.

Menimbang, bahwa dengan demikian patut ditetapkan yang menjadi ahli waris

dari almarhum Drs. Moestofa bin Asmoeni yaitu, Dr.Dewi Hayati HeryundariDrg. Noor

Dewayani h dan Siti Hapsari Herjahyti dan Arief Setyawan Hergunanto sedangkan

Dimas Ryan Firmansyah Herwibowo adalah anak angkat dari almarhum Drs. Moestofa

dengan Dra. Choiriyah yang dalanm hal ini dimungkinkan mendapat bagian dari harta

peninggalan almarhum Drs. Moestofa dengan jalan wasiat wajibah dengan klausul tidak

melebihi 1/3.

Menimbang, bahwa karena para pemohon hanya memohon ditetapkan sebagai

para ahli waris dari almarhum Drs. Mestofa dan tidak memohon pembagian dari harta

peninggalan, maka dalam hal ini majelis hakim tidak mempertibangkan bagian-bagian

ahli waris.

Menimbang, bahwa terhadap bukti p10 berupa surat pernyataan tidak sengketa

dan karena para pihak tidak mohon pembagian waris maka bukti tersebut tidak perlu

dipertimbangkan lagi .

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas,

majelis hakim dapat mengabulkan permohonan para pemohon untuk seluruhnya .

Menimbang , bahwa karena para pemohon yang mengajukan permohonan ini,

maka biaya yang timbul akibat perkara ini dibebankan kepada para pemohon .

Memperhatikan dalil-dalil syr‟i dan segala ketentuan yang berlaku dan berkaitan

dengan perkara ini.

MENETAPKAN

6. Mengabulkan permohonan para pemohon.

7. Menyatakan bahwa Drs. Moestofa bin Asmoeni telah meninggal dunia pada

tanggal 6 juli 2009.

8. Menetapkan bahwa ahli waris dari alamarhum Drs. Moestofa bin Asmoeni

adalah sebagai berikut:

e. Dr. Dewi Hayati Heryundari ( anak perempuan ).

f. Drg. Noor Dewayani H (anak perempuan )

g. Siti Hapsari Hertjahyanti (anak perempuan )

h. Arief Setiawan Hergunanto (anak laki-laki )

Page 82: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

72

9. Menetapkan bahwa Dimas Ryan Firmansya Herwibowo adalah anak angkat

dari alamhum Drs. Moestofa bin Asmoeni dengan almarhumah Dra.

Choiriyah.

10. Membebankan biaya perkara kepada para pemohon sebesar 161.000 (seratus

enam puluh satu ribu) rupiah.

Demikianlah Penetapan ini dijatuhkan pada hari Rabu tanggal 23

Desember 2009 Masehi bertepatan dengan tanggal 6 Muharram 1431 Hijriah

oleh kami Dra. Muhayah,SH dan Drs. Sohel, SH masing-masing sebagai hakim

anggota, putusan tersebut telah dibacakan dalam sidang yang terbukaunuk

umum oleh ketua majelis tersebut, dengan didampingi oleh Nurhayati, SH

sebagai panitera pengganti, serta dihadiri oleh kuasa para pemohon .

Hakim Anggota Hakim Ketua

ttd ttd

Tamah, SH Dra. Muhayah, SH

Hakim Anggota Panitera Pengganti

ttd ttd

Drs. Sohel, SH Nurhayati, SH

PERINCIAN BIAYA PERKARA:

5. Biaya pendaftaran Rp. 30.000;

6. Biaya panggilan Rp. 120.000;

7. Biaya redaksi Rp. 5000;

8. Biaya materai Rp. 6000;

Jumlah Rp. 161.000;

(Seratus enam puluh satu ribu rupiah)

Untuk salinan sesuai aslinya

Page 83: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

73

Pengadilan agama Jakarta

Selatan

Panitera

Dra Hj Aminah

PEDOMAN WAWANCARA

Sumber : Dra. Muhayah, SH.

Tanggal : 16 Agustus 2011

Lokasi : PENGADILAN AGAMA JAKARTA SELATAN

1. Pernahkan ibu hakim menangani perkara permohonan penetapan waris anak

angkat?

Jawab: pernah

2. Apakah menurut ibu hakim anak angkat memperoleh hak waris?

Jawab: anak angkat tindak mendapat waris dari orang tua angkatnya akan tetapi

istilanya wasiat wajibah.

Page 84: PENETAPAN WASIAT WAJIBAH BAGI ANAK ANGKAT (Analisis ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/5542/1/... · Sejumput bakti ananda persembahkan kepada almarhum Ayahanda

74

3. Apa yang menjadi landasan hukumnya anak angkat mendapat wasiat wajibah?

Jawab: KHI pasal 209 (1) Harta peninggalan anak angkat dibagi berdasarkan

Pasal 176 sampai dengan Pasal 193 tersebut di atas, sedangkan terhadap orang

tua angkat yang tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-

banyaknya 1/3 dari harta wasiat anak angkatnya.(2) Terhadap anak angkat yang

tidak menerima wasiat diberi wasiat wajibah sebanyak-banyaknya 1/3 dari harta

warisan orang tua angkatnya

4. Bagaimana pandangan ibu hakim tentang wasiat wajibah dalam hukum islam?

Jawab:Wasiat wajibah yang telah ada dalam KHI tidak lepas dari kitab-kitab

fikih, al-qur’an, dan hadits, karena dalam Inpres telah disebutkan bahwa KHI

merupakan pedoman yang memerlukan pengembangan dan pengkajian lebih

lanjut

5. Apakah setiap permohonan penetapan waris Anak angkat, hakim selalu

mengabulkan Permohonan para pemohon?

Jawab: tidak, karena harus di lihat dari segi pembuktiannya.dengn semua dalil,

dan bukti yang telah di ajukan

6. Apakah wasiat wajibah boleh lebih dari 1/3 ?

Jawab: tidak boleh

7. Apakah sering terjadi konflik antar ahli waris tetap dengan anak angkat?

Jawab:bukan sering, tetapi ada beberapa yang masih belum mengerti tentang hak ahli

waris dan anak angkat.