penetapan ulang sasaran dan kebijakan pada kementerian keuangan
DESCRIPTION
Penetapan Ulang Sasaran Dan Kebijakan pada Kementerian KeuanganTRANSCRIPT
MANAJEMEN STRATEGIS SEKTOR PEMERINTAH
PERANCANGAN SASARAN DAN KEBIJAKAN KEMENTERIAN KEUANGAN
DISUSUN OLEH:
ANDRIYANTO - SEPTIAN FAHRIZAL - TRI HASKA HAFIDZI
KELAS 8A DIPLOMA IV KHUSUS STAN 2014
A. PENDAHULUAN Arah Kebijakan dan Strategi Kementerian Keuangan pada dasarnya merupakan pedoman dalam penyusunan
Sasaran Strategi dan Program APBN yang di kelompokkan dalam enam tema-Pendapatan Negara, Belanja Negara,
Perbendaharaan Negara, Pembiayaan APBN, Kekayaan Negara, Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Non Bank. Untuk
menunjang pencapaian Sasaran Strategi dan Program yang dibagi dalam lima tema tersebut, disusun Sasaran Strategi
dan Program Kementerian Keuangan lainnya yang pada hakekatnya merupakan pilar-pilar Reformasi Birokrasi
Kementerian Keuangan yang menyangkut-Penataan Organisasi, Penyempurnaan Proses Bisnis, dan Pengembangan
SDM, serta pengembangan Informasi dan Teknologi.
B. LANDASAN TEORI 1. Definisi Sasaran dan Kebijakan Strategis
Sasaran adalah pernyataan tentang outcome atau ekspektasi yang diharapkan. Sasaran adalah hasil akhir dari
aktivitas-aktivitas yang direncanakan. Sasaran menyatakan apa yang akan dicapai dan harus terkuantifikasi serta
pencapaian sasaran-sasaran harus menghasilkan pelaksanaan misi. Sasaran juga mencerminkan hasil program yang
diinginkan, spesifik, realistis dan dapat diukur. Menurut Peter Drucker, sasaran diperlukan jika hasil kinerja suatu
mempengaruhi kelangsungan hidup dan pertumbuhan. Pengelolaan tujuan tanpa sasaran ibarat melakukan perjalanan
tanpa tahu tujuan. Sasaran membahas pertanyaan-pertanyaan apa, siapa, berapa banyak dan kapan dari suatu tujuan.
Sasaran berbeda dengan tujuan. Tujuan memiliki dimensi yang lebih luas dari sasaran. Berikut ini adalah
perbedaan di antara kedua istilah ini.
NO TUJUAN SASARAN 1 Sifatnya luas dan visioner Sempit dan dibatasi oleh waktu
2 Arah umum Presisi
3 Tidak bergantung sumber daya Bergantung sumber daya
4 Intangible Tangible
5 Tidak dapat divalidasi Dapat divalidasi
Berbeda dengan sasaran dan tujuan, kebijakan meliputi pedoman, aturan, dan prosedur yang ditetapkan untuk
mendukung upaya-upaya pencapaian tujuan yang tersurat. Kebijakan adalah panduan untuk mengambil keputusan dan
menangani situasi-situasi yang repetitif dan berulang-ulang (Freed R David, 2000).
2. Tools Penentuan Sasaran dan Kebijakan
Berkut ini adalah beberapa tools untuk mengembangkan atau menilai sasaran dan kebijakan organisasi.
a. Kriteria Sasaran - SMARTER
Untuk merumuskan suatu sasaran yang baik, dapat menggunakan alat SMARTER (spesific, measurable,
acceptable, realistic, timeframe, extending, rewarding) sebagai panduan penyusunan. Menurut Rahmadi (2013), dalam
penyusunan sasaran perlu dihindari hal-hal seperti penetapkan sasaran yang terlalu sempit, sasaran yang terlalu banyak,
dan sasaran yang terlalu sulit untuk dimengerti.
b. Stakeholder Analysis (Analisis Pemangku Kepentingan
Tujuannya dari tools ini adalah terciptanya kebijakan yang dapat memuaskan seluruh kepentingan tanpa
adanya konflik diantara mereka. Merupakan sistem pengumpulan informasi dari individu atau sekelompok orang yang
berpengaruh di dalam memutuskan, mengelompokkan informasi dan menilai kemungkinan konflik yang terjadi antara
kelompok-kelompok berkepentingan dengan areal dimana akan dilakukan trade-off. Konsep ini dicetuskan oleh Brown
et al. (2001). Terdapat beberpa tahapan dalam pelaksanaan analis ini yang meliputi: 1) Identifikasi Stakeholder, 2)
Penentuan Kategori Stakeholder, dan 3) Mekanisme partisipatif dari beberpa stakeholder (kuosioner atau wawancara).
c. Analisis SWOT
Bertujuan untuk menilai pengaruh internal (Kekuatan dan Kelemahan) dan pengaruh eksternal (Kesempatan
dan Ancaman) pada organisasi. Seperti yang diutarakan Alan W Steiss (2003) terkait analisis SWOT dalam suatu
organisasi, bahwa pihak manajemen harus mampu mengidentifikasikan pertanyaan-pertanyaan dari perspektif mereka
sendiri maupun dari sudut pandang eksternal. Analisis ini dapat membantu manajemen dalam membuat sasaran yang
baik. Salah satu alat adalah menggunakan analisis SWOT. Fred R.David dalam bukunya Strategic Management (2012)
mengatakan bahwa analisis SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang menbantu para manager dalam
mengembangkan 4 jenis strategi, yakni SO (Kekuatan – Peluang), WO (Kelemahan – Peluang), ST (Kekuatan – Ancaman)
dan strategi WT (Kelemahan – Ancaman).
d. Logic Model
Merupakan salah satu alat manajemen strategis dalam perencanaan dan evaluasi program. Berguna dalam
menggambarkan hubungan antara apa yang dimasukkan (inputs), apa yang dilakukan (outputs), apa hasilnya
(outcomes). Alat manajemen ini mepresentasi grafis dari “theory of action” atau rantai logis hubungan-hubungan jika-
maka.
Tools ini memeliki kelebihan diantranya
i. Gambaran visual merupakan alat yang efektif untuk pembelajaran semua pihak yang terlibat
ii. Menunjukkan mengapa rencana tindakan akan memberikan hasil yang diinginkan
iii. Meyakinkan bahwa proses tidak diabaikan dalam evaluasi
iv. Meningkatkan kemampuan untuk menggunakan evaluasi berkelanjutan untuk perbaikan-perbaikan di tengah jalan
e. Balanced Scorecard (BSC)
Balanced Score Card merupakan salah satu tools dalam pengelolaan manajemen strategis suatu organisasi.
Alat manajemen ini dirancang oleh Drs. Robert S. Kaplan and David P. Norton, berguna dalam menurunkan tujuan,
sasaran, dan kegiatan kepada seluruh bagian organisasi baik dari menejerr teratas sampai dengan karyawan/pelaksana
yang disusun berdasarkan berbagai perspektif baik keuangan maupun non keuangan. Perspektif ini terdiri dari
perspektif Financial, Customer, Internn Process, dan Learning and Growth.
Organisasi pemerintah berbeda dengan swasta dalam beberapa sifatnya, sehingga implementasi BSC pada
organisasi pemerintah perlu beberapa modifikasi. Salah satu modifikasi ini adalah perubahan perspektif Financial
menjadi Stakeholder Perspektif yang berusaha menjawab pertanyaan “Apa yang harus dihasilkan organisasi agar dapat
dinilai berhasil oleh stakeholder?”
C. PEMBAHASAN
Kementerian Keuangan mengimplementasikan BSC dalam pengelolaan manajemen strateginya. BSC
Kementerian Keuangan merupakan alat manajemen strategis yang menerjemahkan Visi, Misi, Tujuan, dan Strategi,
sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategi (Renstra), ke dalam suatu Peta Strategi. Berikut ini adalah gambaran dari
implementasi tersebut.
Berdasarkan dokumen Rencana Strategis Kementerian Keuangan 2010-2014 yang ditetapkan dengan KMK
Nomor 40 Tahun 2010, tujuan, sasaran, dan arah kebijakan Kementerian Keuangan secara umum adalah sebagai
berikut. Dalam tabel berikut ini kami juga melakukan analisis atas sasaran dari sisi kriteria SMARTER dan Logic Model.
Sasaran ANALISIS
S M A R T E R Tujuan Tema Pendapatan Negara: Meningkatkan dan mengamankan pendapatan negara dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi dan keadilan masyarakat
- Tingkat pendapatan yang optimal v v v v v v v
- Tingkat kepercayaan stakeholders yang tinggi dan citra yang meningkat yang didukung oleh tingkat pelayanan yang handal
- v v v v v v
- Tingkat kepatuhan wajib pajak, kepabeanan, dan cukai yang tinggi v v v v v v v
- “Citra yang meningkat” tidak cukup measurable
- Sasaran yang ada secara logis dapat mendukung tercapainya tujuan yang ada
Tujuan Tema Belanja Negara: Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Pengelolaan Belanja Negara Untuk Mendukung Penyelenggaraan Tugas K/L dan Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal
- Alokasi belanja negara yang tepat sasaran, tepat waktu, efektif, efisien dan akuntabel
v v v v v v v
- Tata kelola yang yang tertib transparan, dan akuntabel dalam pelaksanaan belanja negara.
v v v v v v v
- Peningkatan efektifitas dan efisiensi pengelolaan hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan daerah
v v v v v v v
- Terciptanya tata kelola yang tertib sesuai peraturan perundang-undangan, transparan, kredibel, akuntabel, dan profesional dalam pelaksanaan hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
v - v v v v v
- Peraturan yang transparan, kredible, dan akuntable sulit terukur
- Sasaran yang ada secara logis dapat mendukung tercapainya tujuan yang ada
Tujuan Tema Pembiayaan APBN: Mewujudkan kapasitas pembiayaan yang mampu memberikan daya dukung bagi kesinambungan fiskal
- Terpenuhinya pembiayaan APBN melalui utang secara tepat waktu, cukup, dan efisien.
v V V V V V V
- Terciptanya kepercayaan para pemangku kepentingan (investor, kreditor, dan pelaku pasar lainnya) terhadap pengelolaan utang yang transparan, akuntabel, dan kredibel.
- - V V V V V
- Terciptanya struktur portofolio utang yang optimal V - V V V V V - Terciptanya pasar SBN yang dalam, aktif, dan likuid. V - V V V V V
- Banyak sasaran dalam tema ini yang tidak measurable
- Sasaran yang ada secara logis dapat mendukung tercapainya tujuan yang ada
Tujuan Tema Perbendaharaan Negara: Pengelolaan perbendaharaan negara yang profesional dan akuntabel serta mengedepankan kepuasan stakeholders atas kinerjaperbendaharaan negara.
- Efisiensi dan akurasi pelaksanaan belanja negara v V V V V V V
- Optimalisasi pengelolaan kas. V V V V V V V
- Optimalisasi tingkat pengembalian dana di bidang investasi dan pembiayaan lainnya
v V V V V V V
- Peningkatan pelayanan masyarakat melalui penyempurnaan pengelolaan BLU. V V V V V V V
- Peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara v V V V V V V
- Terciptanya sistem perbendaharaan negara yang modern, handal dan terpadu. - - V V V V V
- Sasaran terlalu banyak
Secara umum Kementerian Keuangan telah menetapkan sasarannya dengan kriteria SMARTER dan
mengaplikasikan Logic Model dengan cukup baik. Sebagai salah satu inisiator reformasi birokrasi di lingkungan
kementerian lembaga di Indonesia serta pengimplementasian BSC dalam pengelolaan manajeme strategi secara
langsung berdampak pada pencapaian kualitas pengelolaan sasaran strategi yang baik. Namun demikian, banyak
sasaran yang tidak mengimplementasikan prinsip ‘measurable’. Hal ini dikarenakan prinsip tersebut nantinya akan
dilakukan oleh Indikator Kinerja Utama sebaga turunan sasaran yang lebih spesifik dan terukur. Pengimplementasian
prinsip ini pada sasaran menjadi cukup dilematis, mengingat sasaran strategis perlu memiliki sifat jangka panjang dan
lebih baik tidak perlu detil, sementara kriteria SMARTER.
Penggunaan kriteria SMARTER mungkin lebih tepat untuk sasaran dalam jangka pendek, tetapi penggunaannya
dalam mengevaluasi sasaran dalam tulisan ini cukup relevan untuk menilai aspek lainnya selain aspek ‘measurable’.
D. REKOMENDASI
Berikut ini adalah rekomendasi perbaikan atas sasaran berdasarkan analisa yang ada pada bagian sebelumnya.
- Sasaran yang ada secara logis dapat mendukung tercapainya tujuan yang ada
- Perlu pertimbangan ulang untuk memasukkan sasaran ‘BLU’ dalam tema Perbendaharaan negara
Tujuan Tema Kekayaan Negara: Mewujudkan pengelolaan kekayaan negara yang optimal serta menjadikan nilai kekayaan negara sebagai acuan dalam berbagai keperluan
- Terlaksananya perencanaan kebutuhan barang milik negara yang optimal v v v v v v v
- Terlaksananya penatausahaan kekayaan negara yang handal dan akuntabel v - v v v v v
- Terwujudnya pemanfaatan BMN berdasarkan prinsip the highest and best use v v v v v v v
- Tercapainya peningkatan kualitas pelayanan pengelolaan kekayaan negara v - v v v v v
- Terwujudnya database nilai kekayaan negara yang kredibel v - v v v v v
- Banyak sasaran yang tidak measurable
- Sasaran yang ada secara logis dapat mendukung tercapainya tujuan yang ada
Pembelajaran dan Pertumbuhan dalam menunjang pencapaian tujuan strategis 5 pokok tema lainnya
- Terwujudnya SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi v - v v v v v
- Terwujudnya organisasi yang handal dan modern - - v v v v v
- Terwujudnya good governance v - v v v v v
- Terwujudnya dan termanfaatkannya TIK yang terintegrasi v - v v v v v
- Tercapainya akuntabilitas laporan keuangan v v v v v v v
- Banyak sasaran yang tidak measurable
- Sasaran yang ada secara logis dapat mendukung tercapainya tujuan yang ada
Sasaran Strategis Kementerian Keuangan
Tujuan Tema Pendapatan Negara: Meningkatkan dan mengamankan pendapatan negara dengan mempertimbangkan perkembangan ekonomi dan keadilan masyarakat
- Tingkat pendapatan negara yang optimal sesuai target APBN
- Tingkat kepercayaan stakeholders yang tinggi yang didukung oleh tingkat pelayanan yang handal - Tingkat kepatuhan wajib pajak, kepabeanan, dan cukai yang tinggi
Tujuan Tema Belanja Negara: Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Pengelolaan Belanja Negara Untuk Mendukung Penyelenggaraan Tugas K/L dan Pelaksanaan Desentralisasi Fiskal
- Alokasi belanja negara yang tepat sasaran, tepat waktu, efektif, efisien dan akuntabel
- Tata kelola yang yang tertib transparan, dan akuntabel dalam pelaksanaan belanja negara.
DAFTAR REFERENSI
1. KMK Nomor 40 Tahun 2010
2. LAKIP Kementerian Keuangan 2012
3. Fred R. David - Strategic Management.
4. Rahmadi Murwanto, presentasi atas bahan kuliah Manajemen Strategis Sektor Publik (MSSP) pada minggu VII dan
VIII, 2013
5. Berbagai sumber lainnya
- Peningkatan efektifitas dan efisiensi pengelolaan hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan daerah
- Terciptanya tata kelola yang tertib sesuai peraturan perundang-undangan yang profesional dalam pelaksanaan hubungan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
Tujuan Tema Pembiayaan APBN: Mewujudkan kapasitas pembiayaan yang mampu memberikan daya dukung bagi kesinambungan fiskal
- Terpenuhinya pembiayaan APBN melalui utang secara tepat waktu, cukup, dan efisien.
- Terciptanya struktur portofolio utang yang optimal
- Terciptanya pasar SBN yang dalam, aktif, dan likuid. Tujuan Tema Perbendaharaan Negara: Pengelolaan perbendaharaan negara yang profesional dan akuntabel serta mengedepankan kepuasan stakeholders atas kinerjaperbendaharaan negara.
- Efisiensi dan akurasi pelaksanaan belanja negara
- Optimalisasi pengelolaan kas.
- Optimalisasi tingkat pengembalian dana di bidang investasi dan pembiayaan lainnya
- Peningkatan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara
- Terciptanya sistem perbendaharaan negara yang modern, handal dan terpadu.
Tujuan Tema Kekayaan Negara: Mewujudkan pengelolaan kekayaan negara yang optimal serta menjadikan nilai kekayaan negara sebagai acuan dalam berbagai keperluan
- Terlaksananya perencanaan kebutuhan barang milik negara yang optimal
- Terlaksananya penatausahaan kekayaan negara yang handal dan akuntabel
- Terwujudnya pemanfaatan BMN berdasarkan prinsip the highest and best use
- Tercapainya peningkatan kualitas pelayanan pengelolaan kekayaan negara
- Terwujudnya database nilai kekayaan negara yang kredibel
Pembelajaran dan Pertumbuhan dalam menunjang pencapaian tujuan strategis 5 pokok tema lainnya - Terwujudnya SDM yang berintegritas dan berkompetensi tinggi
- Terwujudnya organisasi yang handal dan modern
- Terwujudnya good governance
- Terwujudnya dan termanfaatkannya TIK yang terintegrasi
- Tercapainya akuntabilitas laporan keuangan