penerapan zakat sebagai perencanaan pajak...

7
http://www.karyailmiah.polnes.ac.id Riset / 2097 JURNAL EKSIS Vol.8 No.1, Mar 2012: 2001 2181 PENERAPAN ZAKAT SEBAGAI PERENCANAAN PAJAK UNTUK EFISIENSI PPh BADAN PADA PT ALWAN ZAHIRA SAMARINDA Aris Tri Cahyono Erdania Eka Putri (Staf Pengajar & Mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda) Abstrak ARIS TRI CAHYONO & ERDANIA EKA PUTRI: Penelitian ini bertujuan menguji dan memberikan bukti empiris efisiensi PPh Badan pada PT ALWAN ZAHIRA Tahun 2010 sebelum dan sesudah penerapan Zakat. Teknik pengumpulan data melalui penelitian lapangan (Field Work Research). Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan observasi langsung pada objek yang diteliti yaitu dengan mengadakan dokumentasi mengenai data-data yang diperlukan pada PT Alwan Zahira. Metode penelitian menggunakan analisis kuantitatif yaitu studi kasus dengan cara melakukan perhitungan untuk mengetahui PPh terutang menggunakan tarif pajak pada laba di laporan keuangan PT ALWAN ZAHIRA yang telah dilakukan rekonsiliasi fiskal sesuai Peraturan Perpajakan dan dikenai perhitungan zakat harta. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Pasal 16 dan Pasal 17, formula rekonsiliasi fiskal, formula perhitungan PPh WP Badan sebelum diberlakukannya penerapan zakat sebagai perencanaan pajak, formula perhitungan PPh WP Badan setelah diberlakukannya penerapan zakat sebagai perencanaan pajak. Hasil Perhitungan PPh Badan dengan melakukan penerapan zakat sebagai perencanaan pajak hasilnya lebih efisien dibandingkan tanpa melakukan penerapan zakat sebagai perencanaan pajak. Keywords : Zakat, Perencanaan Pajak, dan Efisiensi. PENDAHULUAN Pajak merupakan sektor yang sangat penting bagi sumber penerimaan negara, dalam pos penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sumbangan pajak memiliki porsi yang lebih besar dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak). Penerimaan pajak yang kurang maksimal dikhawatirkan menyebabkan pemerintahan mengalami kesulitan untuk membiayai (deficit) penyelenggaraan negara, termasuk juga penyediaan jasa publik, seperti sektor pendidikan, kesehatan, transportasi, dan lain- lainnya. Perbedaan yang mendasar dalam hal kepentingan antara Wajib Pajak dengan pemerintah adalah: Wajib Pajak cenderung untuk meminimalkan jumlah pembayaran pajak, sebaliknya pemerintah mengharapkan penerimaan pajak yang maksimal. Berdasarkan hal tersebut jika tidak dijembatani dengan baik maka akan merugikan negara ini. Seperti contoh kasus yang masih hangat diperbincangkan yakni kasus mafia pajak Gayus Tambunan. Menurut Gayus Tambunan dalam pembacaan pledoi nya

Upload: vanmien

Post on 07-Feb-2018

219 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN ZAKAT SEBAGAI PERENCANAAN PAJAK …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.08-NO.1-APRIL-20… · dan dikenai perhitungan zakat harta. Alat analisis yang digunakan

http://www.karyailmiah.polnes.ac.id

Riset / 2097 JURNAL EKSIS Vol.8 No.1, Mar 2012: 2001 – 2181

PENERAPAN ZAKAT SEBAGAI PERENCANAAN PAJAK UNTUK EFISIENSI PPh BADAN PADA PT ALWAN ZAHIRA SAMARINDA

Aris Tri Cahyono Erdania Eka Putri

(Staf Pengajar & Mahasiswa Jurusan Akuntansi Politeknik Negeri Samarinda)

Abstrak

ARIS TRI CAHYONO & ERDANIA EKA PUTRI: Penelitian ini bertujuan menguji dan memberikan bukti empiris efisiensi PPh Badan pada PT ALWAN ZAHIRA Tahun 2010 sebelum dan sesudah penerapan Zakat. Teknik pengumpulan data melalui penelitian lapangan (Field Work Research). Yaitu pengumpulan data dengan cara melakukan observasi langsung pada objek yang diteliti yaitu dengan mengadakan dokumentasi mengenai data-data yang diperlukan pada PT Alwan Zahira.

Metode penelitian menggunakan analisis kuantitatif yaitu studi kasus dengan cara melakukan perhitungan untuk mengetahui PPh terutang menggunakan tarif pajak pada laba di laporan keuangan PT ALWAN ZAHIRA yang telah dilakukan rekonsiliasi fiskal sesuai Peraturan Perpajakan dan dikenai perhitungan zakat harta. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 Pasal 16 dan Pasal 17, formula rekonsiliasi fiskal, formula perhitungan PPh WP Badan sebelum diberlakukannya penerapan zakat sebagai perencanaan pajak, formula perhitungan PPh WP Badan setelah diberlakukannya penerapan zakat sebagai perencanaan pajak. Hasil Perhitungan PPh Badan dengan melakukan penerapan zakat sebagai perencanaan pajak hasilnya lebih efisien dibandingkan tanpa melakukan penerapan zakat sebagai perencanaan pajak.

Keywords : Zakat, Perencanaan Pajak, dan Efisiensi.

PENDAHULUAN

Pajak merupakan sektor yang sangat penting bagi sumber penerimaan negara, dalam pos penerimaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sumbangan pajak memiliki porsi yang lebih besar dibandingkan dengan sumber penerimaan lain (non pajak). Penerimaan pajak yang kurang maksimal dikhawatirkan menyebabkan pemerintahan mengalami kesulitan untuk membiayai (deficit) penyelenggaraan negara, termasuk juga penyediaan jasa publik, seperti sektor

pendidikan, kesehatan, transportasi, dan lain-lainnya.

Perbedaan yang mendasar dalam hal kepentingan antara Wajib Pajak dengan pemerintah adalah: Wajib Pajak cenderung untuk meminimalkan jumlah pembayaran pajak, sebaliknya pemerintah mengharapkan penerimaan pajak yang maksimal. Berdasarkan hal tersebut jika tidak dijembatani dengan baik maka akan merugikan negara ini. Seperti contoh kasus yang masih hangat diperbincangkan yakni kasus mafia pajak Gayus Tambunan. Menurut Gayus Tambunan dalam pembacaan pledoi nya

Page 2: PENERAPAN ZAKAT SEBAGAI PERENCANAAN PAJAK …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.08-NO.1-APRIL-20… · dan dikenai perhitungan zakat harta. Alat analisis yang digunakan

JURNAL EKSIS Vol.8 No.1, Mar 2012: 2001 – 2181 Riset / 2098

(pembelaan) berjudul Indonesia Bersih, Polisi dan Jaksa risih, Saya Tersisih yang dikutip dalam Tempo Interkatif Nasional (2011), ada enam modus permainan di Direktorat Jenderal Pajak. Modus tersebut dilakukan agar terjadi pe-ngurangan pembayaran pajak namun dengan cara yang ilegal.

Bagi Wajib Pajak yang ingin meminimal-kan pembayaran pajak guna mengoptimalkan laba dengan cara yang legal maka dapat dengan melakukan perencanaan pajak. Perencanaan pajak merupakan satu-satunya cara yang legal untuk meminimalkan pem-bayaran pajak oleh Wajib Pajak dengan tidak melanggar undang-undang. Salah satu hal yang dapat menjadi komponen perencanaan pajak yaitu dengan memasukan zakat sebagai pengurang penghasilan kena pajak.

Masyarakat Indonesia yang merupakan wajib pajak dalam negeri mayoritas beragama Islam, menurut data di Wikipedia tahun 2010 kira-kira 85,1% dari 240.271.522 penduduk Indonesia adalah pemeluk agama Islam dan merupakan jumlah muslim terbesar di dunia. Berkaitan dengan harta dan penghasilan umat Islam, terdapat kewajiban berupa zakat bagi yang telah memenuhi syarat. Di sisi lain, sebagai warga negara Indonesia, umat Islam juga memiliki kewajiban pajak bagi yang telah memenuhi syarat, karena telah dibuat undang-undang yang mewajibkan itu. Hal ini terlihat jelas dengan adanya dua kewajiban dalam dua undang–undang yang berbeda, yaitu kewajiban zakat dalam UU No. 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat dan UU No 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan. Kedua undang-undang tersebut menyatakan bahwa zakat dan pajak adalah kewajiban. Menyikapi kewajiban pajak berdasarkan undang-undang, terdapat beberapa pendapat di kalangan umat Islam dari yang pro maupun yang kontra karena telah ada kewajiban zakat terhadap harta dan peng-hasilannya yang telah memenuhi syarat.

Pajak dan zakat memang memiliki kesamaan namun dengan adanya kesamaan, bukan berarti pajak bisa begitu saja disamakan dengan zakat. Sebab keduanya ada perbedaan-perbedan yang sangat mendasar. Meng-generalisasikan antara pajak dan zakat, adalah tindakan yang kurang tepat. Pajak bisa digunakan untuk membangun jalan raya, dan dalam banyak hal bisa lebih leluasa dalam penggunaannya. Sedangkan, zakat dalam peng-gunaannya akan terikat aturan yang tercantum

dalam Al Quran. Zakat dengan dalih apapun tidak dapat disamakan dengan pajak.

PT ALWAN ZAHIRA merupakan salah satu biro perjalanan wisata serta Ibadah UMROH dan HAJI KHUSUS. Sebagai perusahaan yang menjadi Wajib Pajak ber-bentuk badan maka perusahaan ini pun setiap tahunnya membayar PPh Badan dari peng-hasilan yang diperoleh. Berdasarkan hasil penelitian penulis perusahaan tersebut tidak melakukan perencanaan pajak padahal perencanaan pajak tersebut dapat meminimal-kan PPh Badan yang seharusnya dibayar oleh perusahaan tersebut. Selama ini pun tidak dilakukan rekonsiliasi. Padahal sebenarnya ter-dapat perbedaan antara laporan keuangan komersial dan laporan keuangan fiskal dan dari perbedaan tersebut bisa menyebabkan jumlah penghasilan kena pajak yang dijadikan dasar pengenaan pajak juga berbeda.

Selain tidak dilakukannya rekonsiliasi fiskal perusahaan yang pemilik dan manajemen-nya merupakan umat muslim ini pun memiliki kewajiban membayar zakat. Kenyataan pada PT ALWAN ZAHIRA, zakat tidak bisa dijadikan sebagai pengurang penghasilan kena pajak. Zakat yang dikeluarkan oleh PT ALWAN ZAHIRA tidak dibayarkan kepada Badan Amil Zakat yang disahkan pemerintah sehingga zakat tersebut tidak dapat dijadikan faktor pengurang penghasilan kena pajak PT ALWAN ZAHIRA.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan zakat pada laporan keuangan fiskal dapat mengefisiensi PPh Badan pada PT ALWAN ZAHIRA Tahun 2010.

Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang dicantumkan penulis merupakan tesis yang berjudul “Zakat Atas Penghasilan Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak” oleh Abdul Basir (2002) dan jurnal yang berjudul “Zakat Sebagai Pengurang Pajak” oleh Ali Muktiyanto (2008).

Abdul Basir, dari Universitas Indonesia,

pada tahun 2002, melakukan penelitian dengan judul “Zakat Atas Penghasilan Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak”. Adapun persamaan dengan penelitian yang saat ini di-lakukan adalah sama-sama membahas mengenai zakat sebagai pengurang pajak, sedangkan perbedaannya terletak pada objek, tahun, dan jenis penelitiannya, penelitian saat ini dilakukan pada tahun 2011 dan objeknya

Page 3: PENERAPAN ZAKAT SEBAGAI PERENCANAAN PAJAK …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.08-NO.1-APRIL-20… · dan dikenai perhitungan zakat harta. Alat analisis yang digunakan

http://www.karyailmiah.polnes.ac.id

Riset / 2099 JURNAL EKSIS Vol.8 No.1, Mar 2012: 2001 – 2181

merupakan suatu badan usaha yaitu PT ALWAN ZAHIRA serta jenis penelitian yang merupakan studi kasus dengan melakukan perhitungan pada laporan keuangan menggunakan alat analisis UU No 36 Tahun 2008, sedangkan penelitian oleh Abdul Basir dilakukan pada tahun 2002 dan yang menjadi objeknya Direktur Pemeriksaan, Penyidikan dan Penagihan Pajak, Direktur Peraturan Perpajakan, Ketua Pansus RUU Tentang Perubahan Undang-undang Per-pajakan, serta jenis penelitian deskriptif analitis.

Ali Muktiyanto, pada tahun 2008

membuat jurnal berjudul “Zakat Sebagai Pengurang Pajak”. Adapun persamaan dengan penelitian yang saat ini dilakukan adalah sama-sama membahas mengenai zakat sebagai pengurang pajak, sedangkan perbedaannya terletak pada objek dan tahun penelitiannya, penelitian saat ini dilakukan pada tahun 2011 dan objeknya merupakan suatu badan usaha yaitu PT ALWAN ZAHIRA, serta jenis penelitian yang merupakan studi kasus dengan melakukan perhitungan pada laporan keuangan menggunakan alat analisis UU No 36 Tahun 2008, sedangkan penelitian oleh Ali Muktiyanto dilakukan pada tahun 2008 dan yang menjadi objeknya Pegawai Pemerintah, Pegawai Swasta, Perusahaan, serta jenis penelitian deskriptif.

Hipotesis

Suatu penelitian memiliki hipotesis/ jawaban sementara atas hasil penelitian yang akan dibuktikan dalam penelitian tersebut. Dalam penelitian ini hipotesis yang dikemukakan oleh penulis yaitu “Penerapan Zakat pada laporan keuangan fiskal dapat mengefisiensi PPh Badan PT ALWAN ZAHIRA Tahun 2010”.

METODE PENELITIAN

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah penelitian lapangan (Field Work Research). Yaitu peng-umpulan data dengan cara melakukan observasi langsung pada objek yang diteliti yaitu dengan mengadakan dokumentasi mengenai data-data yang diperlukan pada PT ALWAN ZAHIRA.

Metode Analisis Data

Penulisan ini dalam menganalisis data menggunakan analisis kuantitatif yaitu studi kasus dengan cara melakukan perhitungan untuk mengetahui PPh. terutang menggunakan

tarif pajak pada laba di laporan keuangan PT ALWAN ZAHIRA yang telah dilakukan rekonsiliasi fiskal sesuai Per aturan Perpajakan dan dikenai perhitungan zakat harta.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

a. Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Pasal 16 - 17

b. Formula rekonsiliasi fiskal c. Formula perhitungan PPh WP Badan

sebelum diberlakukannya penerapan zakat sebagai perencanaan pajak

d. Formula perhitungan PPh WP Badan setelah diberlakukannya penerapan zakat sebagai perencanaan pajak

Berikut bentuk-bentuk formula yang menjadi alat analisis dalam penulisan ini :

Tabel 3.2 Tabel Perhitungan PPh WP Badan Sebelum Diberlakukannya Penerapan Zakat Sebagai Perencanaan Pajak

NO. KETERANGAN JUMLAH

1 Penjualan Dikurangi dengan HPP Laba Kotor

Rp. xx Rp. xx (-) Rp. xx

2

Dikurangi biaya yang merupakan pengurang Laba Bersih (Penghasilan netto usaha)

Rp. xx (-) Rp. xx

3 Ditambah pendapatan di luar usaha dalam negeri

Rp. xx (+)

4 Penghasilan netto seluruhnya dalam negeri

Rp. xx

5

Ditambah penghasilan netto luar negeri Total Penghasilan netto (DN+LN)

Rp. xx (+) Rp. xx

6 Dikurangi kompensasi rugi Penghasilan Kena Pajak (PKP)

Rp. xx (-) Rp. xx

7 Dikalikan tarif pajak pasal

17 (25% PKP) Rp. xx

8

Pengembalian pajak dari LN Total PPH terutang tahun yang bersangkutan

Rp. xx (+) Rp. xx

Sumber : Setiawan (2002:126)

Tabel 3.3 Formula Perhitungan PPh WP Badan Setelah Diberlakukannya Penerapan Zakat Sebagai Perencanaan Pajak

Page 4: PENERAPAN ZAKAT SEBAGAI PERENCANAAN PAJAK …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.08-NO.1-APRIL-20… · dan dikenai perhitungan zakat harta. Alat analisis yang digunakan

JURNAL EKSIS Vol.8 No.1, Mar 2012: 2001 – 2181 Riset / 2100

NO. KETERANGAN JUMLAH

1 Penjualan Dikurangi dengan HPP Laba Kotor

Rp. xx Rp. xx Rp. xx

2 Dikurangi biaya yang merupakan pengurang Laba Bersih (Penghasilan netto usaha)

Rp. xx Rp. xx

3 Ditambah pendapatan di luar usaha dalam negeri

Rp. xx

4 Penghasilan netto seluruhnya dalam negeri

Rp. xx

5 Ditambah penghasilan netto luar negeri Total Penghasilan netto (DN+LN)

Rp. xx Rp. xx

6 Dikurangi kompensasi rugi Penghasilan Kena Pajak (PKP) Fiskal sebelum zakat

Rp. xx Rp. xx

7 Dikalikan zakat (2,5% PKP Fiskal sebelum zakat)

Rp. xx

8 Penghasilan Kena Pajak (PKP) Fiskal setelah zakat

Rp. xx

9 Dikalikan tarif pajak pasal 17 (25%

PKP fiskal setelah zakat)

Rp. xx

10 Pengembalian pajak dari LN Total PPH terutang tahun yang bersangkutan

Rp. xx Rp. xx

Sumber : UU PPh No. 36/2008 pasal 16

Tabel 3.4 Formula Perhitungan Tarif PPh WP Badan

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis

Sebagaimana diketahui PT ALWAN ZAHIRA merupakan wajib pajak penghasilan berbentuk badan. Dimana setiap tahunnya membuat laporan keuangan komersial untuk menilai kinerja perusahaan tersebut. Namun dalam perhitungan PPh Badan yang harus dibayar perusahaan ini tidak melakukan rekonsiliasi fiskal, sehingga dasar pengenaan pajak yang hanya dihitung berdasarkan dari laporan keuangan komersial tersebut. Sedangkan dari data tambahan yang diperoleh penulis dari PT ALWAN ZAHIRA ada beberapa hal yang seharusnya bisa dilakukan rekonsiliasi fiskal. Selain tentang rekonsiliasi fiskal PT ALWAN ZAHIRA juga tidak melakukan perencanaan pajak agar PPh Badan yang dibayarkan bisa diefisiensi.

Berikut ini penulis akan melakukan perhitungan dari data-data yang diperoleh untuk mengetahui PPh WP Badan mana yang lebih efisien antara yang dilakukan perusahaan dengan yang diusulkan penulis.

Page 5: PENERAPAN ZAKAT SEBAGAI PERENCANAAN PAJAK …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.08-NO.1-APRIL-20… · dan dikenai perhitungan zakat harta. Alat analisis yang digunakan

http://www.karyailmiah.polnes.ac.id

Riset / 2101 JURNAL EKSIS Vol.8 No.1, Mar 2012: 2001 – 2181

Sumber: Data Diolah

Page 6: PENERAPAN ZAKAT SEBAGAI PERENCANAAN PAJAK …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.08-NO.1-APRIL-20… · dan dikenai perhitungan zakat harta. Alat analisis yang digunakan

JURNAL EKSIS Vol.8 No.1, Mar 2012: 2001 – 2181 Riset / 2102

Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis di atas, penulis akan membahas mengenai penerapan zakat sebagai perencanaan pajak untuk mengefisiensi PPh Badan PT ALWAN ZAHIRA. Penulis melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan laba rugi komersial PT ALWAN ZAHIRA

berdasarkan UU No 36 Tahun 2008 dan data tambahan yang diperoleh yang menunjukkan ketidaksesuaian antara laporan laba rugi komersial dengan yang diakui oleh perpajakan (fiskal).

Setelah dilakukan rekonsiliasi fiskal penulis mengusulkan zakat 2,5% dibayarkan kepada badan amil zakat yang disahkan oleh pemerintah sehingga dapat menjadi pengurang PKP. Usulan memasukan zakat ini tidak hanya semata-mata untuk menjadi pengurang PKP tapi juga untuk memenuhi kewajiban sebagai perusahaan yang pemilik dan manajemennya merupakan umat muslim. Dari usulan tersebut maka perusahaan tidak perlu mengalami pengeluaran ganda karena kewajiban zakat dijadikan sebagai pengurang kewajiban pajak sebagai perusahaan yang berdiri dan beroperasi di Indonesia.

Berdasarkan hasil analisis pajak peng-hasilan yang harus dibayar perusahaan jika tanpa memasukkan zakat sebagai perencanaan pajak sebesar Rp 976.617.274,57 dan jika melakukan perencanaan pajak dengan memasukkan zakat maka yang harus dibayar perusahaan sebesar Rp 952.201.842,70. Terjadi penghematan sebesar Rp 24.415.431,86.

Sebenarnya selain dengan cara yang diusulkan penulis di atas untuk mengefisiensi-kan PPh Badan dapat dilakukan dengan membayar pajak tepat waktu, hal tersebut akan berpengaruh jika perusahaan terlambat mem-bayarnya maka akan dikenai denda sehingga menimbulkan biaya lagi bagi perusahaan sedangkan jika membayar lebih awal seharusnya dana yang digunakan untuk mem-bayar tersebut masih bisa digunakan untuk operasional perusahaan.

Dengan adanya penerapan zakat mem-buat komponen penghasilan kena pajak menjadi lebih rendah, sehingga PPh Badan yang harus dibayarkan pun lebih rendah. Hal tersebut menunjukkan bahwa dengan adanya penerapan zakat pada perencanaan pajak dapat meng-efisiensikan PPh Badan yang harus dibayar PT ALWAN ZAHIRA dan berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang dikemukakan pada bab II diterima.

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan pada bab sebelumnya tentang

Page 7: PENERAPAN ZAKAT SEBAGAI PERENCANAAN PAJAK …karyailmiah.polnes.ac.id/Download-PDF/EKSIS-VOL.08-NO.1-APRIL-20… · dan dikenai perhitungan zakat harta. Alat analisis yang digunakan

http://www.karyailmiah.polnes.ac.id

Riset / 2103 JURNAL EKSIS Vol.8 No.1, Mar 2012: 2001 – 2181

penerapan zakat sebagai perencanaan pajak untuk mengefisiensi PPh Badan PT ALWAN ZAHIRA, maka penulis mengambil simpulan :

a. Terdapat perbedaan antara laporan keuangan laba rugi komersial dan fiskal.

b. Perhitungan PPh Badan dengan melakukan penerapan zakat sebagai perencanaan pajak hasilnya lebih efisien dibandingkan tanpa melakukan penerapan zakat sebagai perencanaan pajak.

c. Selisih antara PPh Badan yang dilakukan penerapan zakat sebagai perencanaan pajak dengan yang tanpa dilakukan penerapan zakat sebagai perencanaan pajak yaitu sebesar Rp 24.415.431,86.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat melihat kondisi perusahaan, maka yang dapat disarankan oleh penulis antara lain :

a. PT ALWAN ZAHIRA melakukan rekonsiliasi fiskal terhadap laporan laba rugi komersial yang dibuat untuk menjadi dasar penghasilan kena pajak.

b. Pembayaran zakat sebagai kewajiban umat muslim sebaiknya dibayarkan PT ALWAN ZAHIRA kepada Badan Amil Zakat yang disahkan oleh pemerintah.

c. Sebaiknya PT ALWAN ZAHIRA lebih memperhatikan mengenai laporan keuangan komersialnya agar melakukan pemisahan antara akun rekening untuk pribadi pemegang saham dan perusahaan.

d. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya lebih memperluas batasan masalahnya tidak hanya melakukan penerapan zakat sebagai perencanaan pajak dengan lebih memahami dan mencari celah dari UU Perpajakan yang terbaru dalam hal ini UU No 36 Tahun 2008 agar dapat melakukan penghematan pajak tanpa melanggar hukum.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno dan Estralita Trisnawati. 2009. Akuntansi Perpajakan Edisi Revisi2. Jakarta : Salemba Empat.

Ali, Nurudin Mhd. 2006. Zakat Sebagai Instrumen Dalam Kebijakan Fiskal. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Basir, Abdul. 2002. Thesis Zakat Atas Penghasilan Sebagai Pengurang Penghasilan Kena Pajak. Jakarta : UI FISIPOL.

Gusfahmi. 2007. Pajak Menurut Syariah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

http://id.wikipedia.org/wiki/Agama_di_Indonesia. diakses 25 Mei 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak. diakses 27 Juni 2011.

http://id.wikipedia.org/wiki/Pajak_Penghasilan. diakses 27 Juni 2011.

http://lppm.ut.ac.id/htmpublikasi/04-ali.pdf. di akses 27 Juni 2011.

http://nurkholis77.staff.uii.ac.id/wakaf-dan-upaya-memberdayakan-potensinya-secara-produktif-di-indonesia/. Diakses 17 Mei 2011.

http://www.tempointeraktif.com/hg/hukum/2011/01/04/brk,20110104-303504,id.html.diakses20Juni 2011

Muljono, Djoko. 2010. Panduan Brevet Pajak. Yogyakarta: Andi Offset

Resmi, Siti. 2009. Perpajakan Edisi 5 : Teori dan Kasus. Jakarta: Salemba Empat.

Suandy, Early. 2008. Perencanaan Pajak Edisi 4. Jakarta: Salemba Empat

Undang-Undang Perpajakan Nomor 36 Tahun 2008 tentang pajak penghasilan.

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang pengelolaan zakat.

Zain, Mohammad. 2005. Manajemen Per-pajakan. Jakarta: Salemba Empat.#