penerapan simulasi untuk alat tangkap set net di indonesia

5
PENERAPAN SIMULASI UNTUK ALAT TANGKAP SET NET DI INDONESIA Pada saat ini nelayan dan pengusaha perikanan tangkap dipusingkan dengan harga bahan bakar minyak yang cukup tinggi dan ditambah lagi semakin sulit atau jauh mencari daerah penangkapan ikan. Dengan keadaan seperti ini tentu sangat diperlukan untuk mencari alternatif jenis alat tangkap yang pengopeasiannya hemat energi (bahan bakar minyak) dimana set net kemungkinan dapat dikembangkan. Set net atau sero jarring adalah sejenis alat tangkap ikan bersifat menetap dan berfungsi sebagai perangkap ikan dan biasanya dioperasikan di perairan pantai. Ikan umumnya memiliki sifat beruaya menyusuri pantai, pada saat melakukan ruaya ini kemudian dihadang oleh jaring set net kemudian ikan tersebut tergiring masuk ke dalam kantong. Ikan yang telah masuk ke dalam kantong umumnya akan mengalami kesulitan untuk keluar lagi sehingga ikan tersebut akan mudah untuk ditangkap dengan cara mengangkat jarring kantong. Satu unit set net terdiri dari beberapa bagian yakni penaju (leader net), serambi (trap/play ground), ijeb-ijeb (entrance) dan kantong (bag/crib). Jenis alat tangkap set net banyak dioperasikan oleh nelayan di Jepang sejak ratusan tahun yang lalu dengan berbagai ukuran yakni kecil, sedang, dan besar. Set net berukuran kecil umumnya dengan panjang penaju kurang dari 500 m dipasang pada kedalaman perairan kurang dari 20 m, sedang yang berukuran besar memiliki panjang penaju antara 4000-5000

Upload: fauzi-syah-putra

Post on 20-Feb-2016

92 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Setnet

TRANSCRIPT

Page 1: Penerapan Simulasi Untuk Alat Tangkap Set Net Di Indonesia

PENERAPAN SIMULASI UNTUK ALAT TANGKAP SET NET DI

INDONESIA

Pada saat ini nelayan dan pengusaha perikanan tangkap dipusingkan dengan harga

bahan bakar minyak yang cukup tinggi dan ditambah lagi semakin sulit atau jauh mencari

daerah penangkapan ikan. Dengan keadaan seperti ini tentu sangat diperlukan untuk mencari

alternatif jenis alat tangkap yang pengopeasiannya hemat energi (bahan bakar minyak)

dimana set net kemungkinan dapat dikembangkan. Set net atau sero jarring adalah sejenis alat

tangkap ikan bersifat menetap dan berfungsi sebagai perangkap ikan dan biasanya

dioperasikan di perairan pantai. Ikan umumnya memiliki sifat beruaya menyusuri pantai,

pada saat melakukan ruaya ini kemudian dihadang oleh jaring set net kemudian ikan tersebut

tergiring masuk ke dalam kantong. Ikan yang telah masuk ke dalam kantong umumnya akan

mengalami kesulitan untuk keluar lagi sehingga ikan tersebut akan mudah untuk ditangkap

dengan cara mengangkat jarring kantong. Satu unit set net terdiri dari beberapa bagian yakni

penaju (leader net), serambi (trap/play ground), ijeb-ijeb (entrance) dan kantong (bag/crib).

Jenis alat tangkap set net banyak dioperasikan oleh nelayan di Jepang sejak ratusan

tahun yang lalu dengan berbagai ukuran yakni kecil, sedang, dan besar. Set net berukuran

kecil umumnya dengan panjang penaju kurang dari 500 m dipasang pada kedalaman perairan

kurang dari 20 m, sedang yang berukuran besar memiliki panjang penaju antara 4000-5000 m

dan dipasang pada perairan dengan kedalaman antara 30 – 40 m.

Leader net

Entrance

Court

Trap

Final Trap

Leader net

Entrance

Court

Trap

Final Trap

Gambar Set Net

Page 2: Penerapan Simulasi Untuk Alat Tangkap Set Net Di Indonesia

Simulasi Alat tangkap Set Net

Perkembangan Alat tangkap Set Net dilakukan selama puluhan tahun, yang dibantu

dengan alat-alat simulasi seperti, kamera, tagging, komputer untuk mengetahui pergerakan

ruaya ikan dan tingkah laku ikan untuk masuk kedalam jaring melalui bilik-bilik jaring set net

hingga mencapai kantong akhir. Data-data pergerakan ruaya ikan dan tingkah laku ikan

dikumpulkan yang kemudian dibuat sebuah simulasi menggunakan program komputer, dari

hasil simulasi diketahui ruaya ikan dan tingkah laku ikan, kemudian dibuat jaring set net yang

berfungsi untuk menghadang ikan sesuai dengan pergerakan ikan yang telah disimulasikan,

selain itu bentuk bilik-bilik yang ada pada jaring set net dibuat agar ikan dapat masuk hingga

ke kantung terakhir dan tidak dapat keluar kembali sesuai dengan simulasi tingkah laku ikan

yang telah diperoleh dari hasil simulasi.

Uji coba Set Net di Indonesia

Perikanan set net di Indonesia baru dalam taraf penelitian atau uji coba dan belum

dikembangkan oleh nelayan secara komersial. Uji coba alat set net pertama kali dilakukan

oleh Balai Riset Perikanan Laut/Balai Penelitian Perikanan Laut di perairan Pacitan Jawa

Timur pada tahun 1981. Pada tahun yang sama dilakukan juga uji coba di perairan

Bajanegara Banten, kemudian diikuti uji coba di Prigi Jawa Timur pada tahun 1982 dan di

perairan Selat Sunda, Banten pada tahun 1990 dan 1993. Set net yang diujicoba berukuran

relatif kecil dengan panjang penuju antara 100-300 m dan dipasang di perairan pantai dengan

kedalaman kurang dari 10 m.

Uji coba dilakukan penangkatan hasil tangkapan ikan dari kantong setiap hari. Rata-

rata hasil tangkapan ikan berkisar antara 20-30 kg/angkat. Hasil tangkapan tertinggi pernah

mencapai 100 kg/angkat pada saat dilakukan uji coba di Pacitan. Jenis ikan yang tertangkap

saat itu didominasi oleh ikan demersal yang beruaya mengikuti pergerakan pasang surut

seperti ikan layur, petek, mata besar dan sebagian ikan pelagis sejenis sardine.

kegiatan ujicoba set net juga dilakukan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

IPB bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap di perairan Sorong Papua

Barat pada tahun 2006. Tipe set net yang diujicoba hampir sama dengan uji coba sebelumnya

namun memiliki ukuran yang lebih besar (penaju sekitar 500 m) dan dipasang di perairan

yang lebih dalam (lebih dari 20 m).

Page 3: Penerapan Simulasi Untuk Alat Tangkap Set Net Di Indonesia

Kelebihan dan Kelemahan Set Net

Kelebihan

Hemat bahan bakar karena alat dipasang menetap sehingga kapal tidak perlu berlayar

jauh untuk mencari daerah penangkapan.

Jaring set net yang terpasang di laut dapat digunakan sebagai tempat berlindung

(shelter) ikan-ikan yang berukuran kecil sehingga tidak dimakan predator.

Hasil tangkapan ikan relatif segar/masih hidup dan dapat diangkat/diambil sesuai

dengan kebutuhan pasar.

Mudah dipindahkan dibanding dengann jenis trap yang ada di Indonesia.

Sangat sesuai untuk pengembangan usaha perikanan skala menengah kebawah.

Kelemahan

Hasil tangkapan set net sangat tergantung pada ruaya ikan sehingga untuk memasang

set net harus diketahui jalur ruaya ikan terlebih dulu.

Jika digunakan penaju (lead net) cukup panjang akan mengganggu alur pelayaran

kapal dan juga pengoperasian alat tangkap lain.

Tidak semua ikan tertangkap di dalam kantong, kadang-kadang tertangkap juga secara

“gilled or entangled” di bagian penaju (lead net) atau serambi (trap net) terutama

yang menggunakan bahan jarring sehingga diperlukan pekerjaan tambahan untuk

memeriksa bagian tersebut.

Jaring harus sering dibersihkan terutama bagian kantong karena banyak ditempeli

oleh kotoran dan teritip.

Kemungkinan Pengembangannya

Indonesia terdiri dari ribuan pulau dan memiliki garis pantai sekitar 81.000 km

dengan berbagai teluk dan semenanjung. Dengan topografi seperti ini maka wilayah perairan

laut Indonesia sangat potensial untuk dikembangkan perikanan set net. Beberapa hal penting

yang harus diperhatikan sebelum pemasangan set antara lain: ketersedian sumber daya ikan

yang menjadi tujuan penangkapan, pola ruaya ikan yang menjadi tujuan penangkapan,

kondisi perairan dimana set net akan dipasang (topografi dasar, keadaan arus, pasang surut,

dan gelombang).

Pengembangann alat tangkap set net sebaiknya dilakukan di wilayah perairan

Indonesia bagian timur karena disamping alasan sumberdaya ikan yang masih tersedia dan

juga apabila dipasang dengan ukuran yang besar tidak terlalu mengganggu arus pelayaran dan

pengoperasian alat tangkap lain. Jika dikembangkan di wilayah Indonesia timur tinggal

memikirkan bagaimana cara pemasaran hasil tangkapannya.