penerapan sanksi denda tilang elektronik traffic law

87
i PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW ENFORCEMENT (E-TLE) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 22 TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN (STUDI TERHADAP PELANGGAR LALU LINTAS DI POLRESTA KOTA JAMBI) SKRIPSI Oleh: SISKA ULANSARI SHP.162199 PEMBIMBING: Dr. RUSLAN ABDUL GANI, S.H., M.H MUHAMMAD AIMAN, S.H., M.H PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM FAKULTAS SYARI’AH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI TAHUN 2020

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

i

PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

ENFORCEMENT (E-TLE) BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NO. 22

TAHUN 2009 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

(STUDI TERHADAP PELANGGAR LALU LINTAS DI POLRESTA

KOTA JAMBI)

SKRIPSI

Oleh:

SISKA ULANSARI

SHP.162199

PEMBIMBING:

Dr. RUSLAN ABDUL GANI, S.H., M.H

MUHAMMAD AIMAN, S.H., M.H

PROGRAM STUDI HUKUM PIDANA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

TAHUN 2020

Page 2: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

ii

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Siska Ulansari

NIM : SHP.162199

Jurusan : Hukum Pidana Islam

Fakultas : Syariah

Alamat : Jl. Marseda Surya Darma. Pal 10 Rt 29 Kenali Asam Bawah Kota

Baru Jambi

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsiyang berjudul:“Penerapan

Sanksi Denda Tilang Elektronik Traffic Law Enforcement (E-TLE)

Berdasarkan Undang-undang No.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan

Angkutan Jalan (Studi Terhadap Pelanggar Lalu Lintas Di POLRESTA

Kota Jambi)”adalah hasil karya pribadi yang tidak mengandung plagiarisme dan

tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis orang lain, kecuali kutipan

yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yang dibenarkan secara

ilmiah.

Apabila pernyataan ini tidak benar, maka peneliti siap mempertanggung

jawabkanya sesuai hukum yang berlaku dan ketentuan UIN Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi, termasuk pencabutan gelar yang saya peroleh dari skripsi ini.

Jambi, Juni 2020

Yang Menyatakan,

Siska Ulansari

NIM. SHP.162199

Page 3: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

iii

Page 4: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

iv

Page 5: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

v

PERSEMBAHAN

Dengan Rahmat Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang segala puji bagi

Allah, atas segala nikmat dan karunianya yang telah engkau berikan, ucapan rasa

syukur yang tiada hentinya pada-Mu ya Rabb, serta shalawat dan salam kepada

Nabi pilihan Mauhammad SAW dan para sahabatnya yang mulia.

Kupersembahkan karya sederhana ini kepada:

Ayahanda tercinta Yusni Thamrin dan ibunda tercinta Almh.Sumiyati, sebagai

tanda bakti rasa terima kasih atas segala pengorbanan, curahan kasih sayang yang

tak terhingga, nasihat, dorongan, dan yang selalu menguatkan lewat do’a-do’anya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Buat adik saya Fitri Romadona dan Miftahul Jannah serta seluruh keluarga besar

saya yang telah mendukung dan memberikan motivasi beserta do’anya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Teruntuk teman-temanku yaitu: (Bicik) Homisa, Yulia Simantanjung, Nanad

(Nadia Rahmanita), Dinda Ambar Sari, Bebel (Ratu Bella Elvia), Mamay (Maya

Saputri), Fitri dan HPI A angkatan 16 yang telah berjuang bersama-sama,

mendukung, menyemangati, memotivasi, membantu serta memberikan informasi

dalam menyelesaikan skripsi ini.

Juga kepada Polresta Jambi dan masyarakat seputar Kota Jambi yang telah

memberikan informasi serta bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini.

Akhir kata, semoga skripsi ini memberikan manfaat baik untuk penulis maupun

pembacanya aamiin.

Page 6: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

vi

MOTTO

طم وتدنىا بها إنى ٱنحكاو نتأكهىا فريقا ي نكى بيكى بٱنب ول تأكهىا أيى

ى ثى وأتى تعه ل ٱناس بٱل أيىArtinya:

"Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di

antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa

(urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan

sebagian dari pada harta benda orang lain itu dengan

(jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui."

(Q.S. Al-Baqarah [2] : 188)1

1Anonim, Al Qur’an, Jakarta : Toha Putra, 1989

Page 7: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

vii

ABSTRAK

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui secara pasti penerapan sanksi denda sistem

Tilang Elektronik (E-TLE) di Kota Jambi. Penelitian ini didasari karena sering

terjadinya pungutan liar (Pungli) akibat dari Tilang polisi terhadap masyarkat

yang melanggar lau lintas. Demi menghindari hal-hal tersebut, Polresta Jambi

bekerjasama dengan Pemerintahan Kota Jambi. Membuat Sistem Tilang

Elektronik (E-TLE) yang mana pelanggar lalu linta di Kota Jambi, bisa di pantau

dari rekaman CCTV yang dipasang di setiap lampu merah di Kota

Jambi.Rekaman CCTV ini berfungsi sebagai bukti yang sah untuk menilang

pelanggar lalu lintas. Yang mana di atur dalam Undang-undang 22 Tahun 2009

tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ). Dalam pasal 272 UU LLAJ

disebutkan bahwa “untuk mendukung kegiatan penindakan pelanggaran di bidang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dapat digunakan peralatan elektronik.” Dengan

tujuan untuk mengetahui kendala apa saja yang di alami oleh Polresta dan

masyarakat Kota Jambi dan untuk mengetahui solusi dalam kenadal penerepan

sistem tilang elektronik (E-TLE) di Kota Jambi. Penelitian ini dikategorikan

penelitian kualitatif dengan tekhnik analisis deskriptif dengan metode

pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi dan observasi. Dari

penelitian yang dilakukan diperoleh hasil dan kesimpulan sebagai berikut:

Kata Kunci: Sistem Tilang Elektronik (E-TLE), Undang-undang, Polresta Jambi

Page 8: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

viii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana dalam

penyelesaian skripsi ini penulis selalu diberikan kesehatan dan kekuatan, sehingga

dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Tidak lupa pula iringan shalawat

serta salam penulis sampaikan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini diberi judul “Penerapan Sanksi Denda Tilang Elektronik

Traffic Law Enforcement (E-TLE) Berdasarkan Undang-undang No.22

Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (Studi Terhadap

Pelanggar Lalu Lintas Di POLRESTA Kota Jambi)“ merupakan suatukajian

hukum terhadap suatu sistem lalu lintas.

Skripsi ini disusun sebagai sumbangan pemikiran terhadap perkembangan

ilmu syariah dalam bagian hukum pidana dan juga memenuhi sebagian

persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) dalam Jurusan

Hukum Pidana pada Fakultas Syariah di Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Saifuddin Jambi, Indonesia.

Kemudian dalam penyelesaian skripsi ini, penulis akui tidak sedikitnya

hambatan dan rintangan yang penulis temui baik dalam pengumpulan data

maupun dalam penyusunannya.Dan berkat adanya bantuan dari berbagai pihak,

terutama bantuan bimbingan yang diberikan oleh dosen pembimbing, maka

skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, hal yang pantas

penulis ucapkan adalah jutaan terima kasih kepada semua pihak yang turut

membantu baik secara langsung maupun tidak langsung penyelesaian skripsi ini,

terutama sekali kepada yang terhormat:

Page 9: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

ix

1. Bapak Prof Dr. H. H Su’aidi Asy’ari, M. A, Ph.D sebagai Rektor Universitas

Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Rafiqah Ferawati, SE.,M.EI selaku Wakil Rektor 1, Bapak Dr. As’ad

Isma’ M.Pd selaku Wakil Rektor II, dan Bapak Dr. Bahrul Ulum, MA selaku

Wakil Rektor III Uin Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Dr. Sayuti Una, S.Ag,. M.H sebagai Dekan Fakultas Syariah

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Agus Salim, M.A., M.I.R., Ph.D. sebagai Wakil Dekan Bidang

Akademik, Bapak Ruslan Abdul Gani.,S.H.M.Hum, sebagai Wakil Dekan

Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan,Bapak Dr. H. Ishaq,

SH. M.Hum, sebagai Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama.

5. Ibu Dr. Robi’atul Adawiyah, S.HI., M.HI Sebagai Ketua Prodi Hukum Pidana

Islam dan Bapak Devrian Ali, S.SI., M.A.HK Sekretaris Prodi Hukum Pidana

Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

6. Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, S.H.,M.H sebagai Pembimbing I.

7. Bapak Muhammad Aiman., S.H., M.H sebagai Pembimbing II

8. Bapak dan Ibu Dosen, Asisten Dosen, dan seluruh Karyawan/Karyawati

Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

9. Bapak dan Ibuk Karyawan/Karyawati Perpustakan Fakultas Syariah dan

Perpustakan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifudin Jambi.

10. Teman-teman KKN posko 18 gelombang 3 Desa Seringat, Merangin. Yang

telah banyak mengajarkan penulis arti kebersamaan dan kekeluargaan meski

dalam waktu yang singkat selama satu bulan penuh namun sangat bermanfaat.

Page 10: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

x

11. Semua pihak yang terlibat dalam penyusunan skripsi ini, baik langsung

maupun tidak langsung.

Akhirnya kepada Allah jualah penulis memohon agar jerih payah

Bapak/Ibu dan teman-teman semua menjadi amal shaleh bagi mereka semua dan

mendapatkan ridha Allah SWT serta mendapatkan balasan yang setimpal di hari

kemudian nantinya. Di samping itu dengan segala kerendahan hati penulis

menyadari masih banyak terdapat kekurangan, sehingga penulis mengharapkan

adanya kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini,

kepada Allah SWT kita memohon ampunan-Nya dan kepada manusia kita

memohon kemanfaatannya, semoga amal kebajikan kita ini dinilai seimbang oleh

Allah SWT.

Jambi, Juni 2020

Penulis

Siska UlanSari

SHP.162199

Page 11: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i

LEMBARAN PERNYATAAN .......................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ................................................................... iv

PERSEMBAHAN ................................................................................................ v

MOTTO .............................................................................................................. vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi

DAFTAR SINGKATAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah………………………………………….....8

C. Batasan Masalah……………………………………………....8

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian……………………………...9

E. Manfaat Penelitian…………………………………………...10

F. Kerangka Teori………………………………………………12

G. Kerangka Konseptual………………………………………...15

H. Tinjauan Pustaka……………………………………………..19

BAB II METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian………………………………………..22

B. Jenis dan Sumber Data……………………………………….23

C. Instrument Pengumpulan Sumber Data……………………...25

D. Teknik Analisis Data…………………………………………28

E. Sistematika Penulisan………………………………………...30

F. Jadwal Penelitian……………………………………………..31

BAB III Gambaran Umum Polresta Kota Jambi

A. Sejarah Berdirinya Polresta Kota Jambi……………………..33

B. Visi dan Misi Polresta Kota Jambi…………………………...34

C. Struktur Organisasi Polresa Kota Jambi……………………..36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 12: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

xii

A. Sudah di terapkankah sanksi denda Tilang Elektrnik Traffic

Law Enforcement (E-TLE) di wilayah hukum Polresta Kota

JambI..........………………………………………………....47

B. Kendala dalam penerapan sanksi Denda Tilang elektronik

Traffic Law Enforcement (E-TLE) terhadap pelanggar lalu

lintas di wilayah hukum Polresta Kota jambi

…………………………………………………………56

C. Solusi dalam menanggulangi tindak pidana Tilang Elektronik

Traffic Law Enforcement (E-TLE) terhadap pelanggar lalu

lintas di wilayah Hukum Polresta kota jambi

………………………………………….60

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………….63

B. Saran………………………………………………………...65

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..66

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 13: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

xiii

DAFTAR SINGKATAN

UU Undang-undang

LLAJ : Lalu Lintas Angkutan Jalan

ANPR :Automatic Number Plate Recognition

RTMC : Regional Traffic Management Centre

Dishub : Dinas Perhubungan

Page 14: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem transportasi adalah hal penting bagi suatu kota, terutama kota besar

dimana penduduknya memiliki tingkat aktivitas yang banyak. Dikatakan demikian

karena sistem transportasi merupakan hal yang krusial dalam menentukan

keefektifan suatu kota. Pergerakan aktivitas ekonomi dan penduduk yang

menggerakkan kota sangat tergantung pada sistem transportasi yang sebagian

besar dilayani oleh angkutan umum. Kelalaian berupa pelanggaran lalu lintas yang

dilakukan oleh pengguna transportasi sering kali menyebabkan terjadinya

kecelakaan lalu lintas. Banyak sekali kasus pelanggaran lalu lintas di jalan raya

yang dilakukan oleh pengguna jalan yang cenderung mengakibatkan

meningkatnya angka kecelakaan lalu lintas semakin meningkat. Mayoritas

pelanggaran yang dilakukan berupa pelanggaran dalam hal marka, menerobos

rambu lalu lintas, larangan berhenti, parkir di tempat-tempat tertentu, tidak

mengenakan helm, tidak membawa surat-surat kelengkapan kendaraan seperti

SIM dan STNK, dan lain-lain.

Pelanggaran lalu lintas tidak dapat dibiarkan begitu saja karena

berdasarkan data yang dimiliki Polresta Jambi jumlah pelanggaran lalu lintas pada

tahun 2017 sebanyak 1.124 kasus pelanggaran lalu lintas yang mengakibatkan 345

orang meninggal dunia, 194 orang luka berat dan 1.522 luka ringan, pada tahun

2018 meningkat dibandingkan tahun 2018 sebanyak 1.160 kasus pelanggaran lalu

lintas yang mengakibatkan 364 orang meninggal dunia

Page 15: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

2

198 orang luka berat dan 1.629 luka ringan.2Sebagian besar kecelakaan lalu lintas

disebabkan karena faktor manusia sebagai pengguna jalan yang tidak patuh

terhadap peraturan lalu lintas. Namun masih ditemukan penyebab di luar faktor

dari manusia itu sendiri seperti ban pecah, rem blong, jalan berlubang, dan lain-

lain.

Dampak yang disebabkan pelanggaran lalu lintas begitu besar sehingga

diperlukan strategi dan langkah-langkah perbaikan sistem administrasi, prosedur

dan mekanisme penindakan pelanggaran lalu lintas tertentu yang efektif juga lebih

baik. Langkah-langkah dan metode tersebut berfungsi menciptakan suatu keadaan

dan kondisi tertentu dalam hal ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Dengan

adanya penekanan dalam aspek hukum berupa sanksi hukum bagi pelanggar lalu

lintas diharapkan pemakai atau pengguna jalan mematuhi aturan-aturan berlalu

lintas. Pelanggaran lalu lintas dapat disebut sebagai suatu keadaan dimana terjadi

ketidak sesuaian antara aturan dan pelaksanaan. Aturan adalah piranti hukum yang

telah ditetapkan dan disepakati oleh negara sebagai undang-undang yang berlaku

secara sah, sedangkan pelaksananya adalah manusia atau masyarakat suatu negara

yang terikat oleh piranti hukum tersebut. Apabila aturan pada pasal-pasal dalam

undang-undang tersebut tidak dipatuhi dalam aktivitas berlalu lintas, hal yang

demikianlah yang disebut sebagai pelanggaran hukum. Peraturan hukum yang

berkaitan dengan aktivitas berlalu lintas adalah Undang-Undang No. 2 Tahun

2Dikutip darihttps://jambi.tribunnews.com/2018/12/28/364-orang-tewas-akibat-

kecelakaan-lalu-lintas-di-jambi-pada-2018-terjadi-peningkatan, di akses tanggal 17 juni 2019

Page 16: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

3

2002 tentang kepolisian Negara Republik Indonesia dan Undang-Undang No. 22

Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Tujuan dibentuknya peraturan perundang-undangan di atas adalah untuk

menciptakan kondisi lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, lancar,

tertib dan teratur. Selain itu, juga dimaksudkan sebagai kontrol dalam

perkembangan transportasi yang sangat cepat dan memiliki mobilitas tinggi di

segala bidang seperti ideologi, politik, ekonomi, sosial dan budaya masyarakat.

Fungsi teknis lalu lintas merupakan salah satu fungsi teknis kepolisian yang

menyelenggarakan segala usaha, kegiatan dan pekerjaan yang berkenaan dengan

fungsi lalu lintas, identifikasi pengemudi dan kendaraan bermotor serta

pengkajian masalah lalu lintas. 3

Penegakan peraturan lalu lintas, sangat ditentukan oleh pola perilaku yang

nyata dari penegak hukum dalam menerapkan peraturan lalu lintas. Dikatakan

demikian karena sebagian besar warga masyarakat mengartikan hukum sebagai

petugas. Pada umumnya masyarakat beranggapan bahwa polisi lalu lintas dan

petugas-petugas lain di bidang lalu lintas, dianggap sebagai lapisan masyarakat

yang perilaku berlalu lintas di jalan patut ditiru, karena merekalah yang dianggap

sebagai golongan yang serba tahu mengenai masalah-masalah lalu lintas. Oleh

karena itu, kehadiran petugas di jalan raya diharapkan membuat situasi keamanan

berlalu lintas terjamin. Diharapkan agar proses penegakan hukum berlangsung

sesuai dengan prinsip kesetaraan di depan hukum (equality before the law).

3 H.S Djajoesman, 1976, Polisi dan Lalu Lintas, Jakarta, Dinas Hukum Polri, hlm. 14.

Page 17: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

4

Pada kenyataannya, pemberlakuan tilang terasa belum efektif sebagai alat

dalam menegakkan peraturan perundang-undangan dan sarana dalam

meningkatkan kedisiplinan masyarakat pemakai atau pengguna jalan, sehingga

angka pelanggaran lalu lintas belum dapat ditekan. Upaya lain dalam mengurangi

pelanggaran dengan cara persuasif tampaknya sangat komplek dan tidak dapat

ditangani secara baik dan benar oleh satu instansi saja yaitu kepolisian, maka

diperlukan koordinasi yang baik antar instansi untuk mengoptimalkan penegakan

hukum lalu lintas yang bersifat represif.

Perbedaan tingkat pengetahuan dan pemahaman terhadap aturan yang

berlaku mengakibatkan kesenjangan yang berpotensi memunculkan permasalahan

dalam berlalu lintas, baik antar pengguna jalan itu sendiri maupun antar pengguna

jalan dengan aparat yang bertugas untuk melaksanakan penegakan hukum di jalan

raya. Pemberlakuan tilang terasa belum efektif sampai saat ini sebagai alat dalam

menegakkan peraturan perundang-undangan dan sarana dalam meningkatkan

kedisiplinan masyarakat dalam berkendara, sehingga angka pelanggaran lalu lintas

belum dapat ditekan.

Perkembangan sistem tilang harus semakin dinamis untuk menyelesaikan

berbagai permasalahan pelanggaran lalu lintas yang semakin berkembang. Salah

satu masalah tersebut adalah minimnya kesadaran tertib lalu lintas yang menjadi

faktor harus ditegakkannya hukum acara pidana demi tertib lalu lintas. Hukum

acara pidana yang dipakai dalam menertibkan lalu lintas adalah hukum acara

cepat, yaitu hanya menggunakan satu orang hakim sidang dan memakai satu alat

bukti. Bukti pelanggaran tunggal ini biasanya kita ketahui dengan nama tilang

Page 18: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

5

yang berarti denda yang dikenakan oleh petugas kepolisian kepada pengguna jalan

yang melanggar peraturan.4Hukum acara tertib lalu lintas sendiri diatur dalam

Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Razia tilang yang dilakukan dalam rangka menertibkan masyarakat justru

menjadi lahan subur praktik suap yang dilakukan oleh penegak hukum. Sering

kita dengar baik dari berita maupun pembicaraan langsung bahwa dana yang

didapat pihak kepolisian dalam razia tilang tersebut dikantongi oleh oknum-

oknum yang tidak seharusnya memiliki dana denda tersebut. Untuk menghindari

hal tersebut terulang, maka, Pemerintah Provinsi Jambi bekerjasama dengan

Ditlantas Polda Jambi serta Dinas Perhubungan Jambi menerapkan program

Elekronik Trafic Law Eforcement (E-TLE) di Jambi. Pemberlakuan E-TLE

menggunakan CCTV untuk memantau keadaan jalan yang menjadi titik

diberlakukannya tilang elektronik. Hukum tilang elektronik dapat dilihat dalam

Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

(UU LLAJ). Dalam pasal 272 UU LLAJ disebutkan bahwa “untuk mendukung

kegiatan penindakan pelanggaran di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dapat

digunakan peralatan elektronik.”5

E-TLE sebagai sistem penegakan hukum di bidang lalu lintas yang cukup

efektif, berbasis pada teknologi elektronik berupa kamera ANPR (Automatic

Number Plate Recognition). Kamera ANPR dapat mendeteksi Tanda Nomor

4Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana.

5Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan angkutan jalan

Page 19: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

6

Kendaraan Bermotor secara otomatis, merekam, dan menyimpan bukti

pelanggaran.

Kendaraan yang tertangkap kamera ANPR langsung tercatat di server

operator Regional Traffic Management Centre (RTMC). Data tersebut langsung

diolah oleh petugas. Dalam hal ini pengolahan data meliputi pengecekan identitas

kendaraan bermotor (ranmor) di database Regident Ranmor. Lalu petugas akan

membuat surat konfirmasi dan verifikasi, selanjutnya mengirim surat konfirmasi

ke alamat yang tertera dalam data pemilik kendaraan. Surat yang dikeluarkan

tentunya sudah disahkan oleh pimpinan dan dikirim menggunakan Pos Indonesia.

Setelah surat konfirmasi diterima oleh pemilik ranmor atau pelanggar, mereka

wajib memberikan jawaban atau klarifikasi melalui http://www.etle-pmj.info/,

Pelanggar akan diberikan waktu selama 7 hari untuk melakukan klarifikasi.6

Jika pelanggar tidak merespons, maka Surat Tanda Kendaraan Bermotor

(STNK) akan di blokir oleh petugas. Selanjutnya, petugas akan memberikan surat

tilang kepada pelanggar dengan mengirim kode Brivia E-Tilang melalui nomor

ponsel yang tertera dalam surat konfirmasi. Surat tilang warna biru juga akan

dikirimkan kepada pelanggar.

Petugas RTMC, akan melakukan pengecekan lembar tilang dan

pengecekan kode Brivia pembayaran denda tilang sudah diterima atau belum oleh

pelanggar. Pelanggar dapat melakukan pembayaran denda tilang melalui ATM.

6Dikutip dari http://jambi.tribunnews.com/2018/12/03/polda-jambi-uji-coba-e-tle-mulai-

senin-312-ini-mekanisme-dan-pelanggaran-yang-akan-ditilang?page=3. Di akses pada tanggal 10

Desember 2018, pukul 16:30

Page 20: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

7

Setelah pembayaran dilakukan maka pelanggar dapat beraktifitas

kembali.Pemblokrian STNK dapat terjadi atas permintaan penyidik bagi yang

belum melakukan pembayaran denda tilang.

Posko server operator Regional Traffic Management Centre (RTMC),

untuk memantau CCTV berada di Jambi City Operatin Control (JCOC) di Kantor

Wali Kota Jambi. Dari data yang diterima peneliti sampai sekarang sudah ada 888

pelanggaran, tapi baru sekitar 300 yang diberikan surat tilang. Karena sejak di

berlakukan Desember tahun lalu belum berjaan optimal.Ini diakui oleh Kepala

Dinas Perhubungan Kota Jambi Saleh Ridho, dia mengatakan “Pihaknya bersama

Polresta Jambi masih terkendala dengan pengantaran surat tilang ke rumah

pelanggar. Tidak optimal disini terkait dengan penyampain surat tilang

kedepannya, kita akan wacanakan kerja sama dengan PT.POS dan juga langsung

menghubungkan dengan SAMSAT terkait dengan block STNK yang ada.

Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas,

maka peneliti mengambil judul “Penerapan Sanksi Tilang Traffic Law

Enforcement (E-TLE) Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009

Tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (Studi Terhadap Pelanggar Lalu

Lintas Di Polresta Kota Jambi)”

Page 21: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di

atas, maka penulis dapat merumuskan masalah yang akan menjadi tolak ukur

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah sudah di terapkan sanksi denda Tilang Elektrnik Traffic Law

Enforcement (E-TLE) di wilayah hukum Polresta Kota Jambi ?

2. Apakah kendala dalam penerapan sanksi Denda Tilang elektronik Traffic

Law Enforcement (E-TLE) terhadap pelanggar lalu lintas di wilayah

hokum Polresta Kotajambi ?

3. Bagaimana solusi dalam menanggulangi tindak pidana Tilang Elektronik

Traffic Law Enforcement (E-TLE) terhadap pelanggar lalu lintas di

wilayah Hukum Polresta kota jambi?

C. Batasan Masalah

Agar penelitian skripsi ini mengarah kepada pembahasan yang diinginkan

dan terarah kepada pokok-pokok permasalah yang ditentukan dan tidak terjadinya

kesalah pahaman karena ruang lingkup luas, maka perlu pembatasan masalah ini

akan dibatasi pada:

1. Mulai berlakunya sanksi denda tilang elektronik traffic law enforcement

(E-TLE) di wilayah hukum Kota Jambi

2. Hal-hal yang berkaitan dengan pelanggaran lalu lintas, baik itu tidak

memakai helm, tidak menggunakan safety belt, melawan arus, berbonceng

tiga.

3. Berapa denda setiap pelanggaran yang di langgar pengendara

Page 22: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

9

4. Penelitian ini di ambil dari awal berlaku sanksi tersebut tepatnya 03

Desember 2018 sampai Februari 2020

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, ada pun tujuan dari penelitian ini

dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sudahkan di berlakukan apa belum sanksi denda tilang

elektronik traffic law enforcement (E-TLE) berdasarkan Undang-undang

Nomor 22 tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan terhadap

pelanggar lalu lintas di wilayah hukum Polresta Kota Jambi.

2. Untuk mengetahui dan mengkaji kendala yang dihadapi dalam penerapan

sanksi denda tilang elektronik traffic law enforcement (E-TLE) terhadap

pelanggar lalu lintas di wilayah hukum Polresat Kota Jambi.

3. Untuk mengetahui solusi dalam menanggulangi tindak pidana Tilang

elektronik traffic law enforcement (E-TLE) terhadap pelanggar lalu lintas

di wilayah hukum Polresta Kota Jambi

E. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian, penulis ingin mempertegas kegunaan

hasil penelitian yang ingin dicapai dalam skripsi ini sekurang-kurangnya dalam

tiga aspek yaitu:

1. Aspek Akademisi

a. Sebagai syarat untuk menyelesaikan program studi strata (S1)

pada Prodi Hukum Pidana Islam Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi

Page 23: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

10

2. Aspek Teoritis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan terhadap penerapan sanksi denda tilang elektronik

traffic law enforcement (E-TLE) berdasarkan Undang-undang

Nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan

terhadap pelanggar lalu lintas di wilayah hukum Polresta Kota

Jambi

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian dalam

penelitian-penelitian selanjutnya, khususnya kajian tentang Tilang

Elektronik traffic law enforcement (E-TLE).

3. Aspek Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran kepada lembaga dan masyarakat khususnya. Serta

menambah ilmu pengetahuan di bidang hukum tentang lalu lintas

untuk mendapatkan pemahaman yang jelas.

b. Dapat dijadikan acuan penegakan hukum terhadap pelaku

pelanggaran lalu lintas di Kota Jambi.

F. Kerangka Teori

Dalam melaksanakan suatu penelitian diperlukan adanya suatu kerangka

teoritis sebagaimana dijelaskan oleh Ronny Hanitijo Soemitro, bahwa setiap

penelitian haruslah disertai dengan pemikiran-pemikiran teoritis. Penggunaan

Page 24: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

11

teori sebagai pisau analisis untuk menjelaskan, memecahkan, dan mengendalikan

masalah yang akan dikaji dalam skripsi ini.7

Kerangka teori sebagai pedoman bagi penulis dalam melakukan penelitian

guna untuk mengetahui maksud dan tujuan yang terkandung dalam judul proposal

dan menghindari penafsiran yang berbeda sehingga penulisan penelitian ini

terarah dan lebih baik, maka proposal ini sangat perlu dengan menggunakan teori-

teori di bawah ini:

a. Teori Sanksi Pidana

Pengertian Sanksi Pidana

Di dalam bukunya Loebby Loqman, kata sanksi berasal

dari bahasa Latin “sanction” yang berkaitan dengan kata kerja

“sancire”. Arti asal kata “sancire” adalah hal-hal keramat atau suci

yang mengakibatkan sesuatu yang dilindungi oleh dewa-dewa

sehingga tidak boleh dicemarkan (sancrosanct). Di dalam

perkembangannya, maka kata tersebut diberi arti sesuatu yang

dilarang, yang apabila dilanggar akan dikenakan hukuman.8

Sanksi pidana adalah reaksi delik yang banyak berwujud

suatu nestapa yang dengan sengaja ditimpakan negara pada

pembuat delik. Di rumuskan pula bahwa hukum adalah suatu

perasaan tidak enak (sengsara) yang dijatuhkan oleh Hakim dengan

7

Ishaq, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, Serta Disertasi,

(Bandung:Alfabeta, 2017), hlm,220.

8Loebby Loqman, Pidana dan Pemidanaan, (Jakarta:Datacom, 2001), hlm.6

Page 25: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

12

vonis, kepada orang-orang yang melanggar undang-undang hukum

pidana.

Jadi dalam sistem hukum kita yang menganut asas praduga

tidak bersalah (presumption of ennocence). Pidana sebagai reaksi

atas delik yang dijatuhkan harus berdasarkan pada vonis Hakim

melalui sidang peradilan atas terbuktinya perbuatan pidana yang

dilakukan. Apabila tidak terbukti bersalah maka tersangka harus

dibebaskan.

b. Teori Upaya Pencegahan/penanggulangan

Upaya penanggulangan kejahatan telah dilakukan oleh

semua pihak baikPemerintah maupun masyarakat pada umumnya,

dilihat dari sudut pandanghukum (a crime from the legal point of

view), batasan kejahatan dari sudut pandang hukum adalah setiap

tingkah laku yang melanggar hukum pidana.

Penanggulangan kejahatan dengan menggunakan hukum

pidana merupakan bagian dari kebijakan kriminal. Penanggulangan

kejahatan dengan menggunakan hukum pidana merupakan bagian

dari kebijakan kriminal. Penanggulangan kejahatan tersebut adalah

dalam rangka untuk mencapai tujuan akhir dari kebijakan kriminal

itu sendiri, yaitu memberikan perlindungan masyarakat dalam

rangka untuk mencapai kesejahteraan bagi masyarakat. Salah satu

usaha untuk mencegah dan menanggulangi masalah kejahatan

adalah dengan menggunakanhu kum pidana.

Page 26: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

13

Menurut Barda Nawawi Arief,9 kebijakan penal (penal

policy) menitikberatkan pada sifat represif (penumpasan atau

pemberantasan) setelah suatu tindak pidana terjadi. Masalah dalam

kebijakan kriminal dengan menggunakan sarana penal (hukum

pidana) adalah masalah penentuan perbuatan apa yang seharusnya

dijadikan tindak pidana dan sanksi apa yang sebaiknya digunakan

atau dikenakan si pelanggar. Kebijakan non penal menitikberatkan

pada sifat preventif(pencegahan, penangkalan, atau pengendalian)

sebelum suatu tindak pidanaterjadi.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa upaya

penanggulangan kejahatan mencakup aktivitas preventif dan

sekaligus berupaya untuk memperbaiki perilaku seseorang yang

telah dinyatakan bersalah (sebagai seorang narapidana) di lembaga

pemasyarakatan. Dengan kata lain upaya penanggulangan

kejahatan dapat dilakukan secara preventif dan represif.

1. Upaya Preventif

Upaya preventif adalah upaya yang dilakukan polisi untuk

mencegah agar tidak terjadi suatu tindak kejahatan.

Penanggulangan kejahatan secara preventif dilakukan untuk

mencegah terjadinya atau timbulnya kejahatan yang pertama kali.

Mencegah kejahatan lebih baik daripada mencoba untuk mendidik

penjahat menjadi lebih baik lagi, sebagaimana dalam semboyan

9

Barda Nawawi Arief, Kebijakan Hukum Pidana, (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti,

2002, hlm. 68.

Page 27: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

14

kriminologi yaitu usaha-usaha memperbaiki penjahat perlu

diperhatikan dan diarahkan agar tidak terjadi lagi kejahatan

ulangan. Upaya preventif ini dilakukan untuk mencegah terjadinya

tindak pidana atau kejahatan dapat dilakukan dengan sarana non

penal.10

Dalam upaya penanggulangan secara preventif sebisa

mungkin kita dapat melakukan suatu usaha yang positif, serta

bagaimana kita menciptakan suatu kondisi seperti keadilan dalam

ekonomi, lingkungan, dan di dalam kultur masyarakat yang

menjadi suatu dinamika dalam pembangunan, bukan seperti

melakukan tindakan yang dapat menimbulkan ketegangan-

ketegangan sosial yang mendorong timbulnya perbuatan

menyimpang, juga disamping itu bagaimana meningkatkan

kesadaran dan partisipasi masyarakat bahwakeamanan dan

ketertiban merupakan tanggung jawab bersama.

2. Upaya Represif

Upaya represif dilakukan pada saat telah terjadi tindak

pidana yang tindakan berupa penegakan hukum (law enforcement)

dengan menjatuhkan hukuman.Upaya represif adalah suatu upaya

penanggulangan tindak pidana secara konsepsional yang ditempuh

setelah terjadinya tindak pidana. Penanggulangan dengan upaya

represif untuk menindak para pelaku sesuai dengan perbuatannya

10

Barda Nawawi Arief, Kebijakan Legislatif Dalam Penanggulangan Kejahatan Dengan

Pidana Penjara, (Yogyakarta: Genta Publishing, 2010) hlm. 78.

Page 28: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

15

serta memperbaikinya kembali agar mereka sadar bahwa perbuatan

yang dilakukannya adalah perbuatan melanggar hukum dan

merugikan masyarakat, sehingga tidak mengulanginya dan orang

lain juga tidak akan melakukanya mengingat sanksi yang

ditanggungnya sangat berat.11

G. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual adalah penggambaran antara konsep-konsep khusus

yang merupakan kumpulan dalam arti yang berkaitan, dengan istilah yang akan

ditelitidan/atau diuraikan dalam karya ilmiah.12

Analisis pokok-pokok bahasan

dalampenelitian ini memberikan batasan pengertian yang berhubungan dengan:

1) Penerapan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian

penerapan adalah perbuatan, menerapkan. Sedangkan menurut beberapa

ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan

mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan

tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh

suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun

sebelumnya. Penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan, baik

secara individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan

yang telah dirumuskan.13

2) Sanksi Denda

11A.S Alam, Pengantar Kriminologi, (Makassar: Pustaka Refleksi Books, 2010), hlm. 79.

12

Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta:Sinar Grafika, 2009), hlm.96

13Kamus Besar Bahasa Indonesia

Page 29: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

16

Denda adalah sanksi atau hukuman yang diterapkan dalam bentuk

keharusan untuk membayar sejumlah uang. Yang mana hal tersebut terjadi

karena pelanggaran terhadap perundang-undangan yang berlaku atau

pengingkaran terhadap sebuah perjanjian yang telah disepakati

sebelumnya. Dalam penerapannya sebuah denda dapat dilakukan /

dikenakan dengan cara membuat sebuah konsekunsi lanjutan apabila tidak

ada sebuah penyelesaian yang terlaksana dari kedua belah pihak yang

terlibat. Pada dasarnya denda merupakan kesalahan / kelalaian terhadap

sebuah tagihan atau kewajiban yang sudah ditetapkan di dalam sebuah

kesepakatan awal. Denda merupakan bentuk hukuman yang melibatkan

uang yang harus dibayar dalam jumlah tertentu. Denda kebanyakan

dibayarkan di pengadilan, namun pada Negara tertentu polisi dapat

menjatuhkan tilang terhadap pengemudi yang melanggar lalu lintas.14

3) Tindak pelanggaran lalu lintas

Definisi dan pengertian tindak pidana pelanggaran lalu lintas

menurut Ramlan Naning, adalah perbuatan atau tindakan seseorang yang

bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan lalu lintas

jalan. Pelanggaran yang dimaksud adalah sebagaimana yang telah

disebutkan di dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan Pasal 326, apabila ketentuan tersebut dilanggar,

maka dikalifikasikan sebagai pelanggaran.15

14 Dkutip dari https://id.m.wikipedia.org di akses pada tanggal 15 Juni 2019 pukul 13.47

WIB

15Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Page 30: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

17

Dalam upaya untuk mengurangi pelanggaran lalu lintas,

Pemerintah Provinsi Jambi bekerjasama dengan Ditlantas Polda Jambi

menerapkan program Elekronik Trafic Law Eforcement (E-TLE) di Jambi.

Hal ini disampaikan Gubernur Jambi Fahrori Umar, saat menghadiri

pembukaan gebyar lantas di Lapangan Hijau Polresta Jambi, Talang

Banjar, Kamis (13/12/2018).

"Program ini sudah berjalan 1 bulan lebih, gunanya untuk

mengurangi pelangaran lalulintas yang ada," katanya. Dia

menjelaskan, bahwa program E-TLE ini sudah ditetapkan di

Jakarta dan sekarang diterapkan di Jambi. "Di Indonesia, baru DKI

Jakarta dan sekarang Provinsi Jambi yang menggunakan E-TLE

ini," jelasnya.

Dia melanjutkan, untuk mengatasi maraknya pelanggaran berlalu

lintas. Juga diperlukan adanya kerja sama dari seluruh instansi

terkait termasuk juga masyarakat. "Tidak hanya dari pihak

kepolisian saja, tapi juga dari seluruh elemen agar terciptanya

budaya tertib lalulintas di Jambi ini," lanjutnya. Dia berharap agar

masyarakat dapat di ajarkan tertib berlalu lintas sejak usia dini.

"Dari kecil sudah paham dan di didik tentang pentingnya

pamahaman lalu lintas yang baik agar tidak terjadinya pelanggaran

di masa mendatang," ujarnya.16

16IMCNews.ID, Jambi, diakses pada tanggal 17 juni 2019

Page 31: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

18

Pasca Di Berlakukannya Tilang Elektronik dengan menggunakan

Sistem Tilang menggunakan CCTV (E-TLE) yang telah Di Louncing Di

Kota Jambi pada tanggal 03 Desember 2018 yang lalu telah berhasil

melakukan penindakan terhadap para pengendara baik roda dua maupun

roda empat yang telah tertangkap oleh CCTV (E-TLE) yang melakukan

pelanggaran, yang mana para pelanggar ini telah terekam oleh CCTV (E-

TLE) yang Dipasang Di Dua Puluh Titik Trafight Light yang ada Di

Dalam Kota Jambi ini yang Di Pantau Langsung Melalui COC Center

Pemerintah Kota Jambi.17

Setelah tertanggap oleh CCTV, gambar hasil tangkapan akan

diproses oleh pihak terkait dan kemudian surat tilang akan dikirimkan ke

alamat pemilik kendaraan sesuai plat nomornya. Karena kepemilikan

Kendaraan juga melekat tanggung jawab dan segala hal yang terjadi oleh

unit kendaraan tersebut maka surat tilang akan diarahkan kepada pemilik

kendaraan.

Sesuai dengan UU ITE, rekaman CCTV merupakan alat bukti yang

sah, sehingga dapat dipakai sebagai alat bukti.18

Apabila pemilik

kendaraan telah menerima surat tilang, maka pemilik kendaraan dapat

membayar dendanya melalui bank dan kemudian bukti pembayaran dapat

dibawa ke Kejaksaan Negeri setempat. Jumlah denda yang akan dikenakan

17http://jambi.tribunnews.com/2018/12/03/polda-jambi-uji-coba-e-tle-mulai-senin-312-

ini-mekanisme-dan-pelanggaran-yang-akan-ditilang?page=3. Di akses pada tanggal 10 Desember

2018, pukul 16:30

18

Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

Page 32: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

19

adalah sebesar denda maksimal sesuai dengan pelanggaranya sesuai

dengan UU Nomor 22 Tahun 2009.

H. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka atau dapat juga disebut landasan teori, atau kajian teori

merupakan studi pendahuluan (preliminary study) yang bertujuan untuk mencari

data tentang masalah penelitian. Dengan kata lain telaah kepustakaan merupakan

analisis teoritik tentang masalah yang diteliti, yang dikaitkan dengan hasil-hasil

penelitian yang telah ada dan atau hasil studi kepustakaan.19

Kajian mengenai Tilang E-TLE sepengetahuan penulis sudah banyak

ditemukan, antara lain skripsi:

1. Yudi Muhamad Irsan20

, dengan judul Perspektif Penerapan E-

Tilang dengan menggunakan rekaman CCTV (Closed Circuit

Televiosion) studi kasus wilayah Bandar Lampung, yang di tulis

pada tahun 2018. Berdasarkan pada hasil penelitiannya dapat

disimpulkan, Penerapan E-tilang merupakan sebuah pilihan yang

efektif yang mencapai sasaran dalam pelaksanaan tilang kepada

pelanggar peraturan lalu lintas walaupun belum dapat dikatakan

bahwa E-tilang ini efektif karena penerapan E-tilang di Indonesia

masih dalam tahap uji coba dan dari uji coba tersebut akan

diadakan evaluasi untuk perbaikan pelayanan E-tilang

19Ishaq,Ibid,hlm 83.

20

Yudi Muhamad Irsan, “Perspektif Penerapan E-Tilang dengan menggunakan rekaman

CCTV (CLOSED CIRCUIT TELEVISION ) Peneliti (Bandar Lampung :Universitas Lampung,

2018 ) di akses pada 15 Mei 2019 pukul 19.40 WIB

Page 33: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

20

selanjutnya.Proses tilang ini dibantu dengan memasang kamera

CCTV di setiap lampu merah untuk memantau keadaan di jalan,

para pengendara yang melintas di area yang telah terpasang CCTV

ini jika terindikasi melakukan pelanggaran maka secara otomatis

CCTV akan menangkap gambar pelanggar lengkap dengan plat

nomor kendaraan yang digunakan saat melakukan pelanggaran

sehingga mudah untuk dilacak.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penyusun adalah,

pertama terkait pada tempat studi kasus yang berbeda, yaitu Yudi

Muhamad di wilayah Bandar Lampung, sedangkan penyusun di

Kota Jambi.Persamaannya ialah, sama-sama mengakji tentang

penerapan Sistem Tilang E-TLE terhadap pelanggar Lalu Lintas.

2. Fella Miftaqul Jannah21

, dengan judul Analisis penerapan E-Tilang

terhadap masyarakat, yang ditulis pada tahun 2017. Hasil

penelitian tersebut yaitu penerapan E-Tilang sangat membantu

polisi dalam menangani masalah kasus tilang di Indonesia. Tetapi

banyak masyarakat yang belum mengerti dan mengetahui masalah

Sitem E-Tilang.

Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penyusun adalah

pertama sistem E-Tilang yang di teliti Fella merupakan sistem E-

Tialng yang masih manual dan mudah prosesnya, sedangkan yang

di teliti penyusun, merupakan sistem Tilang E-TLE yang tilangnya

21Fella Miftaqul Jannah, “Analisi Penerpan E-Tilang Terhadap Masyarakat”, penelitian

(Bandung Telokm University 2017) dalam aghina.staff.telokmuniversity.ac.id/files/302/Fella-M-J-

1401140306-Metlit-09.pdf di akses pada 15 Mei 2019 pukul 19.25 WIB

Page 34: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

21

menggunalan CCTV yang di pasang di setiap lampu merah di Kota

Jambi. Persamaannya, sama-sama meneliti tentang sistem Tilang.

Page 35: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

22

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, dan juga data pendukung

diambil dari lapangan sebagai bahan dasar penulisannya. Kemudian, penulis

menggunakan literatur untuk menganalisis. Tujuan ingin mengetahui sanksi denda

sudah sesuai apa belum.

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian yang digunakan dalam skirpsi ini adalah penelitian

yuridis normatif dan yuridis empiris. Penelitian ini focus untuk

mengetahui tentang Penerapan Sanksi Denda E-TLE Berdasarkan

Undang-undnag Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan. (studi terhadap pelanggar lalu lintas di Polresta Kota

Jambi).

Menurut Soerjono Soekanto pendekatan yuridis normatif yaitu

penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau

data sekunder sebagai bahan dasar untuk diteliti dengan cara mengadakan

penelusuran terhadap peraturan-peraturan dan literatur-literatur yang

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.22

Menurut Ronny Hanitijo Soemitro pendekatan yuridis empiris

adalah pendekatan kepustakaan yang berpedoman pada peraturan-

22

Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif (Suatu Tinjauan

Singkat), (Jakarta: Rajawali Pers, 2001), hlm. 13-14

Page 36: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

peraturan, buku-buku atau literatur-literatur hukum serta bahan-bahan

yang mempunyai hubungan permasalahan dan pembahasan dalam

penulisan skripsi ini dan pengambilan data langsung pada objek penelitian

yang berkaitan dengan peranan Intelkam Polri dalam mengantisipasi

konflik sosial.23

2.Lokasi atau Daerah Penelitian

Untuk membatasi ruang lingkup penelitian, maka penulis

mengambil lokasi penelitian di Kota Jambi.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Dalam pembahasan ini, penulis menggunakan data primer dan data

sekunder.

a. Data primer

Data primer adalah data atau sejumlah keterangan yang

diperoleh secara langsung dari sumbernya ataupun dari lokasi

objek penelitian, atau keseluruhan data hasil penelitian yang

diperoleh dari lapangan.24

Adapun data primernya yaitu:

- Data lapangan berupa hasil wawancara dengan narasumber

Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Jambi dan Polantas Polres

Jambi

23

Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri, (Jakarta: Ghalia

Indonesia, 2001), hlm 10.

24Sayuti Una (editor),Pedoman Penulisan Skripsi ,Edis irevisi,(Jambi:Fakultas

Syariah IAIN Jambi dan Syariah Press,2012), hlm.34.

Page 37: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

- Tinjauan langsung kelapangan di Wilayah Kota Jambi

b. Data sekunder

Data sekunder adalah data atau jumlah keterangan yang

diperoleh secara tidak langsung atau melalui sumber perantara.

Data ini diperoleh dengan cara mengutip dari sumber lain,

sehingga tidak bersifat autentik, karena sudah diperoleh dari tangan

kedua, ketiga dan seterusnya.25

Adapun yang menjadi sumber data sekunder dalam penelitian ini:

- UUD 1945

- Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan

- Undang-Undang No. 19 Tahun 2016 tentang perubahan atas

Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik.

- Peraturan Mahkamah Agung No. 12 Tahun 2016 tentang Tata

Cara Penyelesaian Perkara Pelanggaran Lalu Lintas.

- Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara

Pidana.

- Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara RI

- Jurnal-junal

- Koran

25Sayuti una.Op.Cit,Hal.43

Page 38: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

- Buku

c. Data Tersier

Data tersier merupakan bahan-bahan yang memberikan

penjelasan lebih lanjut terhadap bahan-bahan primer dan sekunder

yaitu kamus hukum, kamus bahasa Indonesia.26

2. Sumber Data

Sumber data adalah sebagai bahan baku informasi atau subjek

tempat asal data diperoleh, dapat berupa bahan pustaka atau orang yaitu

informan atau responden. Penentuan sumber data yang berdasarkan dari

sumber dokumen, sumber kepustakaan dan sumber lapangan.

Sumber data dalam penelitian disesuaikan dengan focus dan tujuan

penelitian.27

Sesuai dengan focus penelitian, maka yang menjadi sumber

data dalam penelitian ini adalah jawaban dari wawancara penulis dengan

informan dilapangan, isi dari dokumen-dokumen, Undang-undang No. 22

Tahun 2009 Tentang lalu lintas dan angkutan jalan dan buku-buku.

C. Instrument Pengumpulan Sumber Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini.

Tujuannya ialah agar data yang diperoleh valid dan komprehensif berikut

adalak :

1. Observasi

26

Sayuti Una (editor),Pedoman Penulisan Skripsi ,Edis irevisi,(Jambi:Fakultas

Syariah IAIN Jambi dan Syariah Press,2012), hlm.35.

27Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif,(Bandung:Alfabeta,2014),hlm 1.

Page 39: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

Observasi merupakan suatu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, seta pencatatan

secara sistematis.28

Observasi dilakukan dengan menggunakan panduan observasi yang

disiapkan untuk memudahkan peneliti dalam memperoleh data. Panduan

tersebut dikembangkan dan diperbaharui selama penulis berada dilokasi

penelitian. Metode observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode observasi partisipan, yang mana peneliti melibatkan diri secara

langsung dalam lingkungan penelitian, terhadap penerapan sanksi denda

Tilang Elektronik (E-TLE) berdasarkan Undang-undang No.22 Tahun

2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Umum studi terhadap pelanggaran

lalu lintas di Wilayah Kota Jambi.

Penulis terutama mengobervasi setiap persimpang lampu merah

yang di pasang Kamera CCTV, di sana penulis melakukan beberapa

wawancara terhadap masyarakat mengenai penerapan sistem tilang

elektronik E-TLE, setelah itu penulis melakukan riset ke Polresta Jambi,

Dinas perhubungan dan Jambi City Operatin Control (JCOC) di Kantor

Wali Kota Jambi.

a. Wawancara

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang

melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang

lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan

28

Imam Gunawan,Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik,(Jakarta:Bumi

Aksara,2015),hlm,143.

Page 40: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

tertentu. Wawancara secara garis besar dibagi dua, yakni wawancara tak

terstruktur dan wawancara terstruktur.

Wawancara tak terstruktur sering juga disebut wawancara

mendalam, wawancara intensif, wawancara kualitatif dan wawancara

terbuka (open ended interview), sedangkan wawancara terstruktur sering

juga disebut wawancara baku (standardized in interview), yang susunan

pertanyaanya sudah ditetapkan sebelumnya (biasanya tertulis) dengan

pilihan-pilihan jawaban yang juga sudah disediakan29

.

Dalam penelitian ini, wawancara yang digunakan adalah

wawancara terstruktur. Penulis memilih wawancara jenis ini karena ingin

mendapatkan data yang benar-benar akurat dan tepat serta ketat mengenal

permasalahan yang diteliti. Dengan jenis wawancara ini, peneliti

mendapatkan data sesuai dengan yang dibutuhkan dan terfokus dalam

bahan wawancara serta tidak melebar dan keluar dari koridor wawancara

yang dibutuhkan. Wawancara yang dibutuhkan penulis disini ditunjukan

kepada Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Jambi dan Polanta Polres Jambi.

b. Dokumentasi

Untuk mendapatkan data yang lebih akurat selain diperoleh dari

sumber manusia juga diperoleh dari dokumentasi. Dokumentasi biasa

berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental dari seseorang.

Dokumen yang bebentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah

kehidupan, cerita, biografi, pertauran, kebijakan.

29

Deddy Mulyana ,Metode Penelitian Kualitatif ,(Bandung:PT Remaja Rosa karya

Offset,2006),hlm 180.

Page 41: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

Dokumen yang berbetuk ganbar, misalnya foto, gambar hidup,

sketsa dan lain-lain.Dokumen yang berbentuk karya misalnya karya seni,

yang dapat berupa gambar, patung, film dan lain-lain.Dokumentasi yang

dimaksud dalam penelitian ini dapat berupa Undang-undang dan berkas

mengenai perkara Tilang E-TLE.

D. Teknik Analisis Data

Dalam analisis data kualitatif, Bogdan dan Biklen mengemukakan

bahwa analisis data adalah proses pencarian dan pengaturan secara

sistematik hasil wawancara, catatan-catatn dan bahan-bahan yang

dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang

dikumpulkam dan memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan.30

Untuk menganalisis data yang diperoleh dari lapangan maka hasil

penelitian akan penulis analisis dengan menggunakan analisis kualitatif.

Analisis ini penulis lakukan dnegan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan.

Pemusatan perhatian pada penyerderhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis

dilapangan.Masalah-masalah Penerapan sanksi Tilang E-TLE Di

Kota Jambi.Diambil melalui wawancara dan dokumentasi

kemudian dianalisis dengan menajamkan, menggolongkan,

30Imam Gunawan,OpCit,hlm 210.

Page 42: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengkordifikasikan

data tersebut sehingga bisa disajikan.

2. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang

memungkingkan peneliti melakukan penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan penyajian data kualitatif disajikan dalam

bentuk teks naratif.Penyajian juga dapat berbentuk matriks, grafik,

jaringan dan bagan.Semuanya dirancang guna menggabungkan

informasi yang tersusun dalam bentuk yang padu dan mudah

dipahami.31

Penyajian data mengenai Penerapan Sanksi Denda Tilang

E-TLE Berdasarakan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009

Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Studi terhadap Pelanggar

Lalu Lintas Di Polresta Kota Jambi).

3. verfikasi Data

Penarikan kesimpulan sebagai dari konfigurasi yang

utuh.Kesimpulan-kesimpulan juga diverifikasi selama penelitian

berlangsung. Kesimpulan dapat diubah setelah seluruh data di

analisis mengenai Penerapan Sanksi Denda Tilang E-TLE terhadap

Pelanggar Lalu Lintas Berdasarakan Undang-undang Nomor 22

Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Studi Di

Polresta Kota Jambi).

31

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar , Metode Penelitian

Sosial,(Jakarta:Sinar Grafika Offset ,2008),hlm 87.

Page 43: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

E. Sistematika Penulisan

Bertujuan untuk memudahkan masalah-masalah dalam penelitian

ini, dan dapat dipahami permasalahannya secara sistematis dan lebih

terarah, maka pembahasannya dibentuk dalam bab-bab yang masing-

masing bab mengandung sub bab, sehingga tergambar keterkaitan yang

secara sistematis.

Bab Pertama, Bab Pendahuluan yang menguraikan tentang Latar

Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian,

Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Tinjauan Pustaka.

Bab kedua, berisikan tentang metode penelitian, yakni mengenai

pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, instrument pengumpulan

sumber data, teknik analisis data, sistematika penulisan dan jadwal

penelitian.

Bab ketiga, menguraikan tentang tinjauan umum yang berisi

gambaran umum Sejarah berdirinya Polresta Kota Jambi, visi misi, dan

struktur organisasi Polresta Jambi.

Bab keempat, menguraikan pembahasam mengenai Penerapan

Sanksi Denda Tilang E-TLE Berdasarakan Undang-undang Nomor 22

Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Studi terhadap

Pelanggar Lalu Lintas Di Polresta Kota Jambi).

Bab kelima, penutup, pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dari

bab-bab sebelumnya dari kesimpulan yang diperoleh tersebut penulis

Page 44: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

memberikan saran sebagai refleksi bagi semua pihak baik yang terlibat

secara langsung mauupun tidak secara langsung.

F. Jadwal Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama enam bulan. Penelitian dilakukan dengan

pembuatan proposal, kemudian dilanjutnya dengan perbaikan hasil seminar

proposal skripsi. Setelah pengesahan judul dan izin riset, maka penulis

mengadakan pengumpulan data, verifikasi dan analisis data dalam waktu yang

berurutan. Hasilnya penulis melakukan konsultasi dengan pembimbing sebelum

diajukan kepada sidang munaqasah. Adapun jadwal kegiatan dapat dilihat pada

tabel berikut :

JADWAL PENELITIAN

No KEGIATAN Tahun 2019/2020

Mei Juli Januari Februari Mei

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Judul X

2 Pembuatan

Proposal

X

3 Perbaikan

Proposal dan

seminar

X

Page 45: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

4 Surat izin Riset X

5 Pengumpulan

Data

X

6 Pengolahan data

dan analisis data

X

7 Pembuatan

Laporan

8 Bimbingan dan

Perbaikan

9 Agenda dan

Ujian Skripsi

X

10 Perbaikan dan

Penjilidan

Page 46: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

33

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Berdirinya POLRESTA Jambi

Sejarah panjang bangsa indonesia telah tertoleh dalam sejarah kebangsaan

dan perjuangan Bangsa Indonesia, yang tentunya tidak terlepas didalamnya peran

insan-insan Bhayangkara. Sebagaimana diketahui bahwa patih majapahit, gajah

mada merupakan embrio Bhayangkara di negeri ini. Pada masa penjajahan

belanda dan jepang, satuan polisi dibentuk untuk kepentingan pemerintah

penjajah, namun pada waktu di proklamirkan kemerdekaan Bangsa Indonesia

satuan-satuan polisi istimewa yang telah memiliki senjata dengan heroik

memproklamirkan diri sebagai polisi Nasional Indonesia, bersama-sama rakyat

dan unsur bersenjata lainnya dengan segenap kekuatan yang ada berjuang

mempertahankan kemerdekaan indonesia, tidak terkecuali didaerah jambi,

disamping turut serta mengusir penjajah satuan polisi tetap menjaga keamanan

dan ketertiban masyarakat. Karena polisi merupakan bagian prasyarat suatu

negara, polri secara berkelanjutan dari waktu ke waktu terus terbenah

memperbaiki kinerjanya selaku pelindung, pengayom, pelayan masyarakat dan

penegak hukum.

Polresta jambi diresmikan pada tanggal 2 oktober 1996, polresta jambi

merupakan penjabaran likuidasi dari polda jambi dan polda jambi itu sendiri

merupakan likuidasi polda sumbangsel, dimana sebelumnya merupakan

kewilayahan setingkat polwil dengan kesatuan wilayah 1 ( satu ) polresta, 6

(enam) polres yaitu polresta jambi, polres batanghari, polres tanjung jabung,

Page 47: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

34

polres bungo tebo, polres sarolangun bangko dan polres kerinci.Validasi polwil

Jambi menjadi polda jambi merupakan hasil pertimbangan strategis pimpinan

ABRI setelah melalui berbagai usul, sarana dan masukan serta pertimbangan-

pertimbangan pimpinan polri serta pihak-pihak lain diluar polri guna

mengantisipasi berbagai perkembangan lingkungan dan kebutuhan organisasi

polri kedepan dalam menjawab perkembangan tantangan tugasnya dan menuntut

pelayanan polri yang semangkin baik dan meningkat.

Kapolresta adalah memimpin, membina dan mengawasi/ mengendalikan

satuan-satuan organisasi dalam lingkungan polresta, memberikan arahan terhadap

bawahanya serta memberikan saran pertimbangan dan melaksanakannya tugas

lain sesuai perinta kapolda. Di polresta jambi ada tugasnya sat narkoba, pada

awalnya sat narkoba di polresta jambi bergabung dengan sat reskrim pada tahun

2002 sat narkoba berpisah dengan sat reskrim. Pada tanggal 29 mei 2004 gedung

sat narkoba telah diresmikan oleh kapolda jambi Drs.Mudjianto Brigadir Jenderal

Polisi. 32

B. Visi dan Misi POLRESTA Jambi

a. Visi

Polresta Jambi beserta jajarannya bertekad mewujudkan sosok polri yang

bermoral, profesional dan dipercaya sebagai pelindung, pengayoman dan

pelayanan masyarakat dalam rangka memelihara kamtibmas dan penegakan

hukum yang adil.33

32

Dokumentasi polresta jambi 33

Dokumentasi Polresta Jambi, 2019.

Page 48: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

35

b. Misi

1. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat disepanjang waktu

melalui optimalisasi kehadiran polri serta menfasilitasi keikutsertaan

masyarakat dalam memelihara kamtibmas dilingkungan masing-

masing.

2. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan secara mudah,

tanggap dan tidak diskriminatif.

3. Memelihara dan meningkatkan kamseltibcar lantas untuk menjamin

keselamatan dan kelancaran pengguna jalan.

4. Mengembangkan perpolisian masyarakat yang berbasis pada patuh

hukum.

5. Melaksanakan pembinaan kesatuan yang diprioritaskan pada

peningkatan kemampuan dan ketrampilan personel.

6. Memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat dengan

memperhatikan norma-norma dan nilai-nilai yang berlaku

dimasyarakat.

7. Memberikan pelayanan prima kepolisian kepada masyarakat dimana

pelayanan tersebut dilakukan secara cepat, tepat, benar, tidak berbelit-

belit, adil dan tanpa dipungut biaya sehingga masyarakat merasakan

kepuasaan pelayanan Kepolisian dan tidak segan- segan untuk dapat

melapor kepada pihak polri apabila telah terjadi tindak pidana.

Page 49: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

36

8. Menjadi pelopor dalam setiap kegiatan kemitraan dengan masyarakat

yang dapat berpartisipasi aktif dalam setiap permasalahan sosial

9. Menjadi sosok Polri yang ingin senantiasa ingin melayani masyarakat

sebaliknya bukan untuk dilayani oleh masyarakat.34

C. STRUKTUR ORGANISASI

Polresta jambi dipimpin oleh kapolres yang berada dibawah bertanggu/ng

jawab kepada kapolda. Tugas pokok kapolresta adalah memimpin, membina dan

mengawasi / mengendalikan satuan-satuan organisasi dalam lingkungan polresta,

memberikan arahan terhadap bawahannya serta memberikan saran pertimbangan

dan melaksanakan tugas lain sesuai perintah kapolda.35

Kapolresta dalam pelaksaan tugasnya dibantu oleh wakil kepala polisi

resort kota (waka polresta), bagian operasional ( bag ops), bagian semberdaya (

bag sumda), bagian perencanaan ( bag ren), satuan intelkam ( sat intelkam),

satuan reserse kriminal (sat reskrim),satuan Narkoba (sat narkoba ), sentra

pelayanan kepolisian terpadu (SPJT), seksi pengawas (si was), seksi umum (si

um), seksi keuangan (si keu), seksi profesi dan pengamanan (si propam),seksi

teknologi, informasi dan komunikasi ( si tipol) dan para polsek.

Satuan lalu lintas (Satlantas) dipimpin oleh Kasat Lantas yang

bertanggung jawab kepada Kapolresta dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di

bawah kendali Wakapolresta.Kasat Lantas bertugas melaksanakan Turjawali lalu

34Dokumentasi Polresta Jambi, 2019.

35 Peraturan kepala kepolisian RI No.23 tahun 2010 tentang susunan organisasi dan tata

kerja pada tingkat polres dan polsek,(bandung;citra umbara,2012),hlm 15

Page 50: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

37

lintas, pendidikan masyarakat lalu lintas (Dikmaslantas), pelayanan registrasi dan

identifikasi kendaraan bermotor dan pengemudi, penyidikan kecelakaan lalu lintas

dan penegakan hukum di bidang lalu lintas.36

1. Kasat Lantas dalam melaksanakan tugas, menyelenggarakan fungsi:

a. pembinaan lalu lintas Kepolisian;

b. pembinaan partisipasi masyarakat melalui kerja sama lintas sektoral,

Dikmaslantas, dan pengkajian masalah di bidang lalu lintas;

c. pelaksanaan operasi Kepolisian bidang lalu lintas dalam rangka

penegakan hukum dan keamanan, keselamatan, ketertiban, kelancaran

lalu lintas (Kamseltibcarlantas);

d. pelayanan administrasi registrasi dan identifikasi kendaraan bermotor

serta pengemudi;

e. pelaksanaan patroli jalan raya dan penindakan pelanggaran serta

penanganan kecelakaan lalu lintas dalam rangka penegakan hukum,

serta menjamin Kamseltibcarlantas di jalan raya;

f. pengamanan dan penyelamatan masyarakat pengguna jalan; dan

g. perawatan dan pemeliharaan peralatan dan kendaraan.

2. Kasat Lantas dalam melaksanakan tugas dibantu oleh:

a. Kepala Urusan Pembinaan Operasional (Kaur Binopsnal), yang

bertugas melaksanakan pembinaan lalu lintas, melakukan kerja

sama lintas sektoral, pengkajian masalah di bidang lalu lintas,

pelaksanaan operasi kepolisian bidang lalu lintas dalam rangka

36Dokumentasi Kasatlantas Jambi

Page 51: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

38

penegakan hukum dan Kamseltibcarlantas, perawatan dan

pemeliharaan peralatan dan kendaraan ;

b. Kepala Urusan Administrasi dan Ketatausahaan (Kaur Mintu),

yang bertugas menyelenggarakan kegiatan administrasi dan

ketatausahaan;

c. Kepala Unit Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli (Kanit

Turjawali), yang bertugas melaksanakan kegiatan Turjawali dan

penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas dalam rangka

penegakan hukum ;

d. Kepala Unit Pendidikan Masyarakat dan Rekayasa (Kanit

Dikyasa), yang bertugas melakukan pembinaan partisipasi

masyarakat dan Dikmaslantas;

e. Kepala Unit Registrasi dan Identifikasi (Kanit Regident), yang

bertugas melayani administrasi registrasi dan identifikasi

kendaraan bermotor serta pengemudi; dan

f. Kepala Unit Kecelakaan (Kanit Laka), yang bertugas menangani

kecelakaan lalu lintas dalam rangka penegakan hukum.

3. Urusan Pembinaan Operasional (Urbinopsnal) dipimpin oleh kepala

urusan pembinaan operasional disingkat Kaur Binopsnal yang

bertanggung jawab kepada Kasat Lantas. Kaur Binopsnal bertugas

melaksanakan pembinaan lalu lintas, melakukan kerja sama lintas sektoral,

pengkajian masalah di bidang lalu lintas, pelaksanaan operasi Kepolisian

Page 52: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

39

bidang lalu lintas dalam rangka penegakan hukum dan Kamseltibcarlantas,

perawatan dan pemeliharaan peralatan dan kendaraan.

4. Kaur Binopsnal dalam melaksanakan tugas menyelenggarakan kegiatan:

a. merumuskan dan mengembangkan prosedur dan tata cara kerja

tetap pelaksanaan tugas pada fungsi Sat Lantas serta

mengendalikan, mengawasi, mengarahkan, menganalisa dan

mengevaluasi pelaksanaannya pada semua unit pelaksana,

termasuk Supervisi bidang lalu lintas ke wilayah Polres jajaran

b. menyiapkan rencana dan program kegiatan termasuk rencana

pelaksanaan operasi Kepolisian yang mengedepankan fungsi teknis

lalu lintas dan rencana latihan fungsi Sat Lantas secara internal

dalam rangka pengembangan sumber daya manusia Polri ;

c. mengadakan koordinasi bersama instansi lintas sektoral dalam

rangka kerjasama keamanan, keselamatan, ketertiban dan

kelancaran lalu lintas (Kamseltibcarlantas) dan penegakan hukum

lalu lintas ;

d. mengatur dan mengelola pemanfaatan peralatan dan kendaraan

inventaris untuk mendukung pelaksanaan tugas fungsi Sat Lantas ;

e. membantu dan memberikan masukan kepada Kasat Lantas ;

f. mewakili Kasat Lantas apabila berhalangan melaksanakan tugas.

5. Urusan Administrasi dan Ketatausahaan (Urmintu) dipimpin oleh kepala

urusan administrasi dan ketatausahaan disingkat Kaur Mintu yang

Page 53: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

40

bertanggung jawab kepada Kasat Lantas dan dalam pelaksanaan tugas

sehari-hari di bawah kendali Kaur Binopsnal

Kaur Mintu bertugas menyelenggarakan kegiatan administrasi dan

ketatausahaan.

6. Kaur Mintu dalam penyelenggaraan tugas, melaksanakan kegiatan :

a. segala pekerjaan/kegiatan staf pelaksanaan tugas fungsi Sat Lantas

di lingkungan Polresta ;

b. membuat laporan secara umum atau periodik dan laporan khusus

yang terjadi di wilayah Polresta yang berkaitan dengan masalah

lalu lintas ;

c. mengatur dan menyiapkan penyelenggaraan dukungan administrasi

pelaksanaan tugas ;

d. menyelenggarakan kegiatan pengumpulan, pengelolaan dan

penyajian data dan informasi yang berkenaan dengan aspek

pembinaan dan pelaksanaan kegiatan serta visualisasi data dalam

bentuk grafik, peta, aplikasi online dan lain-lain ;

menyelenggarakan administrasi operasional termasuk administrasi penanganan

pelanggaran lalu lintas ;

e. memberikan masukan dalam saran staf kepada Kasat Lantas.

Unit Registrasi dan Identifikasi (Unitregident) dipimpin oleh kepala unit

registrasi dan identifikasi disingkat Kanit Regident yang bertanggung

Page 54: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

41

jawab kepada Kasat Lantas dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di

bawah kendali Kaur Binopsnal.

Kanit Regident bertugas melayani administrasi Registrasi dan Identifikasi

Kendaraan Bermotor serta Pengemudi.

7. Kanit Regident dalam pemberian pelayanan, melaksanakan kegiatan :

a. penerbitan dan pemberian sarana identifikasi pengemudi dan

kendaraan bermotor kepada pemohon yang memenuhi persyaratan

baik yang diterbitkan sendiri maupun dari satuan atasan ;

b. penerimaan dan penelitian terhadap persyaratan masyarakat

pemohon untuk memperoleh :

1. surat izin mengemudi (SIM)

2. surat tanda nomor kendaraan (STNK)

3. buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB)

4. tanda nomor kendaraan bermotor (TNKB) ;

c. berbagai upaya untuk menjamin bahwa sarana identifikasi yang

akan diterbitkan baik langsung maupun melalui satuan atasan dapat

dipertanggung jawabkan secara formal maupun material ;

d. melaksanakan pengujian terhadap pengetahuan – pengetahuan,

keterampilan pemohon sim untuk menjamin kebenaran / ketepatan

material atas surat izin yang di terbitkan ;

Page 55: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

42

e. mengawasi, mengarahkan, menganalisa, mengevaluasi dan

melaporkan pelaksanaan kegiatan registrasi / identifikasi

pengemudi dan kendaraan bermotor;

f. membuat laporan penggunaan material dan rencana kebutuhan

material secara periodik ;

g. melaksanakan kegiatan adminitrasi keuangan hasil

penyelenggaraan kegiatan registrasi/ identifikasi;

h. melakukan inovasi-inovasi guna peningkatan pelayanan SIM,

STNK, BPKB dan TNKB ;

i. memberikan masukan saran terkait penyelenggaran kegiatan

registrasi/ identifikasi kepada Kasat Lantas.

8. Unit Kecelakaan (Unitlaka) dipimpin oleh kepala unit kecelakaan

disingkat Kanit Laka yang bertanggung jawab kepada Kasat Lantas dan

dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Kaur Binopsnal.

Kanit Laka bertugas menangani kecelakaan lalu lintas dalam rangka penegakan

hukum.

9. Kanit Laka dalam penanganan kecelakaan lalu lintas, melaksanakan

kegiatan :

a. penyelidikan dan penyidikan terhadap kasus kecelakaan lalu lintas

sampai dengan penyerahan berkasa perkara ke penuntut umum

Page 56: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

43

b. pemberian pelayanan melalui pemberian surat pemberitahuan

perkembangan hasil penyidikan (SP2HP) kepada korban/keluarga

korban;

c. pengumpulan, pengelolaan data dan informasi yang berkenan

dengan kecelakaan lalu lintas baik secara manual atau aplikasi

online ;

d. membuat rencana penyidikan dan penyelesaian kasus tunggakan

kecelakaan lalu lintas ;

e. koordinasi antar sesama instansi penegak hukum (Law

Enforcement) dalam rangka penyelesaian kasus kecelakaan lalu

lintas ;

f. melakukan inovasi-inovasi guna peningkatan pelayanan

penanganan/pencegahan kecelakaan lalu lintas ;

g. pengelolaan tahanan dan barang bukti kasus kecelakaan lalu lintas ;

h. mengawasi, mengarahkan, menganalisa, mengevaluasi serta

melaporkan pelaksanaan kegiatan termasuk administrasi dukungan

anggaran kegiatan penanganan kecelakaan lalu lintas ;

i. memberikan masukan saran terkait penanganan/pencegahan

kecelakaan lalu lintas kepada Kasat Lantas.

10. Unit Pendidikan Masyarakat dan Rekayasa (Unit Dikyasa) dipimpin oleh

kepala unit pendidikan masyarakat dan rekayasa disingkat Kanit Dikyasa

yang bertanggung jawab kepada Kasat Lantas dan dalam pelaksanaan

tugas sehari-hari di bawah kendali Kaur Binopsnal.

Page 57: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

44

Kanit Dikyasa bertugas melakukan pembinaan partisipasi masyarakat dan

Dikmaslantas.

11. Kanit Dikyasa dalam melakukan pembinaan partisipasi masyarakat, dan

Dikmaslantas melaksanakan kegiatan :

a. koordinasi dengan semua unit dalam fungsi Sat Lantas serta fungsi

lain (Sat Binmas), instansi lintas sektoral dan kelompok-kelompok

masyarakat dalam rangka pembinaan, penyuluhan dan penerangan

terkait keamanan, keselamatan dalam berlalu lintas.

b. melakukan inovasi-inovasi guna peningkatan kesadaran

masyarakat dalam berlalu lintas ;

c. meneliti jalan-jalan rawan serta saran ke instansi lintas sektoral

guna penanggulangannya ;

d. menyusun dan menetapkan rencana pengalihan arus serta

merealisasikannya pada situasi-situasi tertentu ;

e. menyusun rencana kegiatan program keamanan dan keselamatan

nasional berlalu lintas ;

f. mengawasi, mengarahkan, menganalisa, mengevaluasi serta

membuat laporan pelaksanaan kegiatan dikyasa dan Dikmaslantas

secara periodik termasuk laporan dukungan anggaran kegiatannya;

g. memberikan masukan saran terkait pembinaan partisipasi

masyarakat dan dikmaslantas kepada Kasat Lantas.

12. Unit Pengaturan, Penjagaan, Pengawalan dan Patroli (Unit Turjawali)

dipimpin oleh kepala unit pengaturan, penjagaan, pengawalan dan patroli

Page 58: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

45

disingkat Kanit Turjawali yang bertanggung jawab kepada Kasat Lantas

dan dalam pelaksanaan tugas sehari-hari di bawah kendali Kaur Binopsnal.

13. Kanit Turjawali bertugas melaksanakan kegiatan Turjawali dan

penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas dalam rangka penegakan

hukum.

14. Kanit Turjawali dalam melaksanakan kegiatan Turjawali dan Gakkum

Lantas, membuat/mengadakan :

a. penetapan beat / route patroli secara periodik berdasarkan situasi

prioritas kerawanan lokasi-lokasi tertentu ;

b. jadwal dan lokasi ploting kegiatan penjagaan dan pengaturan

berdasarkan situasi prioritas kerawanan lokasi-lokasi tertentu ;

c. pengecekan route, benda (orang) yang dikawal serta kesiapan

petugas pengawal berikut kendaraannya sebelum berangkat

melaksanakan tugas pengawalan ;

d. memberikan pelayanan pada pengguna jalan yang memerlukan

bantuan seperti pengawalan responsif dan sebagainya ;

e. melakukan inovasi-inovasi guna peningkatan pelayanan kegiatan

Turjawali dan penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas dalam

rangka penegakan hukum ;

f. tindakan pertama penanganan kecelakaan lalu lintas di TKP yang

lokasinya dekat dengan penjagaan atau pada saat patroli ;

g. penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas baik secara edukatif

menggunakan teguran dan yuridis menggunakan berita acara

Page 59: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

46

singkat (Tilang) / Tipiring atau berita acara biasa terhadap

pelanggaran yang berpotensi atau memiliki bobot sangat fatal /

berat dan dapat merusak fasilitas umum ( putusnya jembatan dll ) ;

h. mengawasi, mengarahkan, menganalisa, mengevaluasi setiap

kegiatan Turjawali dan penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas

serta melaporkan pelaksanaan kegiatannya ;

i. memberikan masukan saran terkait kegiatan Turjawali dan

penindakan terhadap pelanggaran lalu lintas kepada Kasat Lantas.

Page 60: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

47

BAB IV

HASIL PENELITAN DAN PEMBAHASAN

A. Apakah sudah diterapkan sanksi denda E-Tilang (E-TLE) berdasarkan

Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan

Jalan (terhadap pelanggar lalu lintas di wilayah Kota Jambi).

Sanksi denda sistem Tilang Elektronik Traffic Law Enforcement sudah

diterapkan. Polda Jambi beserta Pemkot Jambi resmi merilis Sistem Electronic

Traffic Law Enforcement (E-TLE) atau Tilang Elektronik sebagai sistem

penegakan hukum dibidang lalu lintas yang cukup efektif, pada hari Senin, 3

Desember 2018. Basic utama pemberlakukan sistem E-TLE ini adalah kamera

CCTV yang terpasang di beberapa sudut jalan di Kota Jambi. Kota Jambi saat ini

sudah masuk menjadi smart City. Hal ini terbukti dengan mulai berkembangnya

kemajuan di Kota Jambi.37

Kamis (16/8/2018) Wali Kota Jambi Syarif Fasha meresmikan gedung

City Operation Center (COC). Dimana didalam gedung ini arus lalu lintas di

beberapa simpang di Kota Jambi bisa terpantau di gedung COC melalui CCTV

yang sudah dipasang. Gedung ini diresmikan sebelum peresmian Sistem E-TLE.

Bahkan pihaknya sudah menginstruksi para pemilik toko dipinggir jalan

untuk menggunakan CCTV. “Sehingga apa saja yang terjadi dibeberapa simpang

37, https://jambi.tribunnews.com/2018/12/03/resmi-berlakukan-e-tle-ini-titik-lokasi-

cctvdi-kota-jambi?page=3. Diakses pada 02 Maret 2020 pukul 16.25 WIB

Page 61: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

48

yang sudah terkoneksi CCTV bisa terpantau di gedung COC.” Kata Fasha.38

Sampai Pemkot Jambi berencana menambah beberapa layar lagi agar bisa lebih

luas melihat beberapa sudut kota yang ada di Jambi.

Seperti yang sudah kita lihat pengendara yang melanggar bisa langsung

ditegur melalui sound yang disiapkan di gedung COC, jika ada pelanggaran bisa

kita tegur disini. Contohnya seperti di Lampu merah Simpang BI Telanai. Apabila

ada masyarakat yang tidak menggunakan helm saat berboncengan sepeda motor,

maka penumpang dibelakang motor di tegur untuk turun dari motor. Itu

merupakan sebagaian kecil pelanggaran yang bisa tegur. Bila teguran itu tidak

diindahkan/ dilaksanakan maka siap akan terkena Tilang Elektronik.

Selain CCTV Pemkot Jambi juga mendapat bantuan Area Traffic Control

System (ATCS). Dimana melalui sistem ini semua arus lalu lintas bisa diatur

melaui gedung COC. Sistem ini dipasang dibeberapa simpang diantaranya adalah

Simpang Bata, Simpang Mandiri, Simpang Jelutung, Simang Sukorejo dan

Simpang Bukit Baling. Misalnya ada macet, melalui ATCS ini semuanya bisa

dihijaukan. Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Jambi Bapak Saleh

Ridho mengatakan bahwa di Kota Jambi ada 33 simpang. Namun baru ada 5

simpang yang terpasang ATCS. Disini Polresta Jambi, Pemerintah Kota Jambi

dan Dinas Perhubungan Kota Jambi memiliki peranan masing-masing dalam

sistem Tilang Elektronik. 39

38

https://jambi.tribunnews.com/2018/12/03/resmi-berlakukan-e-tle-ini-titik-lokasi-cctvdi-

kota-jambi?page=3. Diakses pada 02 Maret 2020 pukul 16.25 WIB

39https://jambi.tribunnews.com/2018/12/03/resmi-berlakukan-e-tle-ini-titik-lokasi-cctvdi-

kota-jambi?page=3. Diakses pada 02 Maret 2020 pukul 16.25 WIB

Page 62: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

49

Pemberlakuan E-TLE menggunakan CCTV untuk memantau keadaan

jalan yang menjadi titik diberlakukannya tilang elektronik. Hukum tilang

elektronik dapat dilihat dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (UU LLAJ). Dalam pasal 272 UU LLAJ

disebutkan bahwa “untuk mendukung kegiatan penindakan pelanggaran di bidang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, dapat digunakan peralatan elektronik.”

Berikut ini adalah hasil wawancara dengan AKP Hardi sebagai Kasatlantas

Polresta Jambi:

Penerapan E-tilang (E-TLE) merupakan sebuah pilihan yang

efektif untuk mencapai sasaran dalam pelaksanaan tilang kepada

pelanggar peraturan lalu lintas walaupun belum dapat dikatakan

bahwa E-tilang ini efektif karena penerapan E-tilang di Indonesia

masih dalam tahap uji coba dan dari uji coba tersebut akan

diadakan evaluasi untuk perbaikan pelayanan E-tilang

selanjutnya.40

Berdasarkan hasil wawancara dapat penulis simpulkan bahwa penerapan

E-Tilang (E-TLE) sebuah pilihan yang efektif mencapai sasaran dalam pelaksanaa

tilang terhadap pelanggar lalu lintas , walaupun masih dalam tahap uji coba.

ETLE sebagai sistem penegakan hukum di bidang lalu lintas yang cukup

efektif, berbasis pada teknologi elektronik berupa kamera ANPR (Automatic

Number Plate Recognition). Kamera ANPR dapat mendeteksi Tanda Nomor

Kendaraan Bermotor secara otomatis, merekam, dan menyimpan bukti

pelanggaran.

40

Wawancara AKP. Hardi, Kasat Lantas Polresta Jambi, 28 Maret 2020 pukul 11.00 WIB

Page 63: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

50

Kendaraan yang tertangkap kamera ANPR langsung tercatat di server

operator Regional Traffic Management Centre (RTMC). Data tersebut langsung

diolah oleh petugas. Sesuai dengan UU ITE, rekaman CCTV merupakan alat bukti

yang sah, sehingga dapat dipakai sebagai alat bukti. Dalam hal ini pengolahan

data meliputi pengecekan identitas kendaraan bermotor (ranmor) di database

Regident Ranmor. Lalu petugas akan membuat surat konfirmasi dan verifikasi,

selanjutnya mengirim surat konfirmasi ke alamat yang tertera dalam data pemilik

kendaraan. Surat yang dikeluarkan tentunya sudah disahkan oleh pimpinan dan

dikirim menggunakan Pos Indonesia. Setelah surat konfirmasi diterima oleh

pemilik ranmor atau pelanggar, mereka wajib memberikan jawaban atau

klarifikasi melalui http://www.etle-pmj.info/, Pelanggar akan diberikan waktu

selama 7 hari untuk melakukan klarifikasi.41

Jika pelanggar tidak merespons, maka Surat Tanda Kendaraan Bermotor

(STNK) akan di blokir oleh petugas. Selanjutnya, petugas akan memberikan surat

tilang kepada pelanggar dengan mengirim kode Brivia E-Tilang melalui nomor

ponsel yang tertera dalam surat konfirmasi. Surat tilang warna biru juga akan

dikirimkan kepada pelanggar.

Petugas RTMC, akan melakukan pengecekan lembar tilang dan

pengecekan kode Brivia pembayaran denda tilang sudah diterima atau belum oleh

pelanggar. Pelanggar dapat melakukan pembayaran denda tilang melalui ATM.

Setelah pembayaran dilakukan maka pelanggar dapat beraktifitas kembali.

41Dikutip dari http://jambi.tribunnews.com/2018/12/03/polda-jambi-uji-coba-e-tle-mulai-

senin-312-ini-mekanisme-dan-pelanggaran-yang-akan-ditilang?page=3. Di akses pada tanggal 10

Desember 2018, pukul 16:30

Page 64: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

51

Pemblokrian STNK dapat terjadi atas permintaan penyidik bagi yang belum

melakukan pembayaran denda tilang.

Berikut ini adalah hasil wawancara dengan AKP Hardi sebagai Kasatlantas

Polresta Jambi:42

Mekanisme E-Tilang (E-TLE) yakni meninjau jenis pelanggaran

seperti penggunaan sabuk pengaman, menerobos lampu lau lintas,

parker sembarangan, penggunaan helm, melawan arus dan

peraturan marka jalan. Lalu penerapan E-Tilang (E-TLE) ini

nantinya akan didasarkan pada data yang terdapat pada Tanda

Nomor Kendaraan Bermotor (TNKB) atau pelat.

Berdasarkan wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa semua

pelanggaran lau lintas diatas dapat dikenai Tilang Elektronik (E-TLE) berdasarkan

hasil rekaman CCTV yang dilihat dari Tanda Nomor Kendaraan Bermotor

(TNKB) atau pelat.

Posko server operator Regional Traffic Management Centre (RTMC),

untuk memantau CCTV berada di Jambi City Operatin Control (JCOC) di Kantor

Wali Kota Jambi. Karena ini merupakan salah satu dari data yang diterima peneliti

sampai sekarang sudah ada 888 pelanggaran, tapi baru sekitar 300 yang diberikan

surat tilang. 888 pelanggaran tersebut terdiri dari 500 pengendara motor tidak

menggunakan helm, 150 pengendara mobil tidak menggunakan safety belt, 160

pengendara yang melawan arus dan 78 pengendara motor yang berbonceng 3.

Karena sejak di berlakukan Desember tahun lalu belum berjalan optimal.

42Wawancara AKP. Hardi, Kasat Lantas Polresta Jambi, 28 Maret 2020 pukul 11.00 WIB

Page 65: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

52

Ini diakui oleh Kepala Dinas Perhubungan Kota Jambi Saleh Ridho, dia

mengatakan :

“Pihaknya bersama Polresta Jambi masih terkendala dengan pengantaran

surat tilang ke rumah pelanggar. Tidak optimal disini terkait dengan

penyampain surat tilang kedepannya, akan wacanakan kerja sama dengan

PT.POS dan juga langsung menghubungkan dengan SAMSAT terkait

dengan block STNK yang ada.”

43Tujuan penerapan sistem Tilang Elektronik Traffic Law Enforcement

sebagai berikut:

1. Meningkatkan keselamatan dan ketertiban lalu lintas

2. Meningkatkan displin berlalu lintas

3. Menekan tingkat fasilitas korban kecelakan

Manfaat penerapan sistem Tilang Elektronik Traffic Law Enforcement

sebagai berikut:

1. Penggunaan personil dapat lebih diminimalisir atau difokuskan untuk

kepentingan lain.

2. Terawasi 24 jam

3. Semua pelanggaran lalu lintas dapat termonitor walaupun dalam jumlah

banyak secara bersamaan

43Htps://www.youtube.com/watch?v=MgULPWs6z (youtube Satlantas Polresta Jambi ,

diakses pada 25 Januari 2020, pukul 14.30 WIB

Page 66: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

53

4. Mudah dalam pembuktian (valid dan akurat)

5. Konsisten dan tegas menindak semua pelanggaran

6. Meminimalisir kemacetan (tidak perlu memberhentikan kendaraan)

Kelebihan dari penerapan Tilang Elektronik Traffic Law Enforcement

sebagai beriku:

1. Hasil rekaman CCTV ini bisa di gunakan sebagai bukti apabila terjadi

suatu kecelakaan atau musibah di jalan raya yang bisa terekam CCTV

tersebut, membantu kinerja kepolisian.

2. Dapat mengurangi kecurangan, antara polisi dan pengendara yang

tertangkap melanggar pelanggaran lalu lintas.

Mekanisme penerapan sistem Tilang Elektronik Traffic Law Enforcement

sebagai berikut44

:

1. Pelanggaran terekam oleh kamera CCTV

2. Kemudian dilakukan pengelolaan oleh petugas

3. Mengecek identitas Ranmor di database RC-Siginjai

4. Pembuatan surat konfirmasi dan verifikasi

5. Petugas mengirimkan atau mengantar surat tersebut ke alamat ranmor

yang tertera

44Htps://www.youtube.com/watch?v=MgULPWs6z (youtube Satlantas Polresta Jambi ,

diakses pada 25 Januari 2020, pukul 14.30 WIB

Page 67: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

54

6. Setelah dikonfirmasi petugas melakukan penindakan tilang dan

memberikan surat tilang kepada pelanggar segera melakukan pembayaran

denda tilang.

7. Pelanggar diberikan waktu 5 hari untuk konfirmasi

8. Pelanggar mendapat surat tilang biru serta Kode BRI Virtual untuk

pembayaran E-TLE, pelanggar diberi waktu 7 hari untuk pembayaran

denda tilang. Jika pelanggar tidak membayar maka petugas akan

memblokir STNK sampai denda dibayar.

Beberapa pelanggaran yang di tilang dalam penerapan sistem Tilang

Elektronik Traffic Law Enforcement sebagai berikut45

:

1. Pengendara motor tidak menggunakan helm

2. Pengendara mobil tidak menggunakan safety belt

3. Pengendara yang melawan arus

4. Pengendara motor yang berbonceng 3

Kisaran denda tilang setiap pelanggaran sebagai berikut:

1. Pengendara tidak mempunyai sim (Rp 500.000,-)

2. Pengendara tidak dapat memperlihatkan STNK (Rp 250.000,-)

3. Syarat teknis sepeda motor tidak lengkap (Rp 250.000,-)

4. Syarat teknis mobil tidak lengkap (Rp 500.00,-)

5. Pengendara mobil yang tidak dilengkapi ban cadangan (Rp 250.000,-)

6. Melanggar rambu lalu lintas (Rp 500.000,-)

45Htps://www.youtube.com/watch?v=MgULPWs6z (youtube Satlantas Polresta Jambi ,

diakses pada 25 Januari 2020, pukul 14.30 WIB

Page 68: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

55

7. Melanggar batas kecepatan maksimum/minimum (Rp 500.000,-)

8. Pengendara tidak ada STNK (Rp 500.00,-)

9. Tidak menggunakan safety belt (Rp 250.000,-)

10. Tidak menggunakan Helm (Rp 250.000,-)

11. Tidak menyalakan lampu saat gelap (Rp 250.000,-)

12. Tidak berisyarat saat berbelok (Rp 250.000,-)

16 titi terpasang kamera CCTV ANPR di Kota Jambi : 1) Simpang Honda.

2) Simpang Kantor Camat Kota Baru. 3) Simpang 5 Jelutung. 4) Simpang 4

Talang Banjar. 5) Simpang Masjid An-Nur. 6) Simpang Mayang. 7) Simpang

Bukit Baling. 8) Simpang Hotel BW. 9) Simpang Bata. 10) Simpang 4 Jelutung

11) Simpang 3 Bank Mandiri Gatsu. 12) Simpang Bank Indonesia. 13) Simpang

Tugu Keris. 14) Simpang 4 Persijam. 15) Simpang Rimbo. 16) Simpang Pal 10

Persepsi Masyarakat Terhadap Penerapan E-Tilang Di Kota Jambi

Persepsi sebagai suatu proses mental terhadap suatu obyek yang termasuk di

dalamnya seperti aspek sikap dan sekaligus menghubungkan obyek lainnya yang

ada di sekitar kita. Dengan persepsi, individu dapat menyadari dan mengerti

tentang keadaan lingkungan yang ada di sekitarnya dan juga keadaan diri individu

yang bersangkutan.Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa, dalam persepsi,

stimulasi dapat datang dari luar individu, tetapi juga dapat datang dari dalam

individu yang bersangkutan.Bahwasanya pihak kepolisian sebagai pelaksana

sistem Tilang Elektronik ini, Pemerintah Kota Jambi sebagai pengawas sistem

Tilang Elektronik ini dan Dinas Perhubungan sebagai penyedia alat atau CCTV Di

Kota Jambi.

Page 69: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

56

Adanya pandangan masyarakat tentang penerapan tilang elektronik di

Kota Jambi, dapat menjadi acuan atau penilaian terhadap tingkat keberhasilan e-

tilang di Kota Jambi.Beberapa tanggapan masyarakat mengacu pada hambatan

dan tingkat keberhasilan penerapan tilang elektronik. Dalam pelaksanaannya,

berbagai tanggapan masyarakat yang menjadi acuan pemerintah dalam

memaksimalkan penerapan tilang elektronik.E-tilang, dengan memanfaatkan

CCTV sebagai alat bukti bahwa seseorang telah melakukan pelanggaran di jalan

raya.Rekaman CCTV adalah suatu media yang dapat digunakan untuk memuat

rekaman setiap informasi yang dapat dilihat, dan didengar dengan bantuan sarana

CCTV.Rekaman CCTV dijadikan sebagai alat bukti yang sistemnya

menggunakan kamera video untuk menampilkan dan merekam gambar pada

waktu dan tempat tertentu dimana perangkat ini terpasang.

B. Kendala yang dihadapi dalam penerapan sanksi denda E-Tilang (E-TLE)

terhadap pelanggar lalu lintas di wilayah Kota Jambi.

Faktor kendala Dalam Penerapan E-Tilang Di Kota Jambi terdapat banyak

faktor yang mempengaruhi terjadinya pelanggaran lalu lintas dijalan setiap

tahunnya. Faktor tersebut antara lain adanya paradigma berpikir masyarakat instan

di zaman modern, mulai lunturnya sensitivitas dalam saling berkendara, dan

minimnya etika berkendara untuk tertib, saling menghormati, saling menghargai,

sehingga mengakibatkan semakin tergerusnya rasa kepemilikan akan sesuatu.

Dalam penerapan tilang elektronik terjadi ketidak seimbangan antara harapan dan

kenyataannya.Pemerintah yang melakukan pemberlakuan tilang elektronik di

Page 70: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

57

Kota Jambi masih menemukan beberapa kendala yang langsung dirasakan oleh

masyarakat Kota Jambi.

Berikut ini adalah hasil wawancara bersama AKP Hardi mengenai

Kendala dalam penerpana sistem tilang ini. Ada beberapa factor kendala dalam

penerapan tilang elektronik di Kota Jambi, yaitu46

:

Ada beberapa kendala dalam penerapan sistem tilang elektronik

yaitu 1) Kurangnya pengawasan dari petugas kepolisian, 2)

Sosialisasi pemerintah dan pihak kepolisian yang tidak merata, 3)

Penindakan pelanggaran yang kurang tegas, 4) Prosedur

penyelesaian tilang elektronik yang masih terbilang rumit, 5)

Masalah pelat kendaraan motor dari luar kota Jambi, 6) Terkait

kepemilikan kendaraan yang melanggar aturan lalu lintas, 7)Terkait

seperti rental motor atau mobil, 8) Sebaiknya bank tempat

pembayaran E-TLE bukan hanya BRI saja, tapi multibank dengan

tujuan memudahkan akases masyarakat membayar denda tilang, 9)

Penerapan E-TLE jangan hanya menjadi proyek uji coba/

sementara saja, tetapi harus menjadi program yang permanen untuk

memperkuat penerapan ERP (Elektronik Road Pricing).

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan masih banyak kendala

yang dihadapi dalam penerepan Sistem Tilang Elektronik ini.Di bawah ini

merupakan penjelasan dari setiap kendala diatas.

1. Kurangnya pengawasan dari petugas kepolisian.

Adanya pemasangan CCTV di sejumlah ruas jalan di Kota Jambi

seharusnya mendapat bantuan pengawasan dari pihak petugas kepolisian.Tidak

semata-mata CCTV yang digunakan sebagai alat untuk memantau kelancaran lalu

lintas. Seringkali tidak adanya petugas yang mengawasi lalu lintas membuat

46Wawancara AKP. Hardi, Kasat Lantas Polresta Jambi, 28 Maret 2020 pukul 11.00 WIB

Page 71: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

58

masyarakat tidak takut melakukan pelanggaran, karena masyarakat cenderung

takut pada petugas yang berjaga ketimbang CCTV yang terpasang.

2. Sosialisasi pemerintah dan pihak kepolisian yang tidak merata.

Sosialisasi pemerintah dan pihak kepolisian yang sangat minim tentang

penerapan tilang elektronik membuat kebanyakan masyarakat tidak mengetahui

bahwa ada penerapan elektronik di Kota Jambi. Masyarakat pinggiran kota yang

tidak mendapatkan informasi tentang penerapan tilang elektronik mengganggap

bahwa penerapan e-tilang hanyalah sebuah wacana pemerintah saja.

3. Penindakan pelanggaran yang kurang tegas.

Penindakan pelanggaran yang kurang tegas membuat masyarakat tidak

takut bahkan tidak menghiraukan adanya CCTV yang berfungsi sebagai pemantau

dan alat bukti tilang yang bisa merekam pelanggaran yang dilakukan di waktu dan

tempat tertentu. Masyarakat seperti menutup mata dengan adanya tilang

elektronik ini dengan menggunakan CCTV.

4. Prosedur penyelesaian tilang elektronik yang masih terbilang rumit.

Kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pemerintah membuat

masyarakat tidak paham bahkan tidak tau prosedur penilangan dengan

menggunakan CCTV. Sebagian masyarakat juga tahu tetapi menganggap

penyelesaiannya masih sangat rumit. Pemerintah kurang memperhatikan

masyarakat-masyarakat yang kurang paham tentang elektronik.

Page 72: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

59

5. Masalah pelat kendaraan motor dari luar kota Jambi, tentunya ini tidak

akan terdeteksi dan artinya jika ada kendaraan pelat non-BH yang melanggar,

tidak bisa dilakukan penegakan hukum. Jadi evaluasi dari Ditlantas Polda Jambi

sehingga bisa bekerja sama dengan POLDA lain.

6. Terkait kepemilikan kendaraan yang melanggar aturan lalu lintas.

Proses penindakan akan sulit dilakukan jika kendaraan sudah berpindah tangan

tetapi belum dilakukan balik nama, karena surat tilang akan di kirim ke alamat

pemilik kendaraan yang pertama.

7. Terkait seperti rental motor atau mobil. Sebab sangat mungkin yang

melalukan pelanggaran adalah si A (parental kendaraan), tetapi surat tilang akan

dikirim ke alamat si B (Pemilik kendaraan) karena STNK dan BPKB atas nama si

B (pemilik kendaraan).

8. Sebaiknya bank tempat pembayaran E-TLE bukan hanya BRI saja, tapi

multibank dengan tujuan memudahkan akases masyarakat membayar denda

tilang.

9. Penerapan E-TLE jangan hanya menjadi proyek uji coba/ sementara

saja, tetapi harus menjadi program yang permanen untuk memperkuat penerapan

ERP (Elektronik Road Pricing). Belum fiksnya teknologi E-TLE yang digunakan

keberlanjutan E-TLE bisa berhenti di tengah jalan.

C. Solusi dalam menanggulangi penerapan Tilang E-TLE di wilayah Kota

Jambi.

Page 73: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

60

Dalam menanggulangi kendala yang terjadi dalam penerapan tilang

elektronik, pemerintah dan pihak kepolisian harus menjalin kerjasama yang baik

dan membangun kekompakkan agar dalam penerapan tilang E-TLE di Kota

Jambi dapat terlaksana dengan baik. Kepolisian mengeluarkan tindakan baru

dalam menegakkan tertib lalu lintas. Dengan memanfaatkan teknologi, diharapkan

seluruh proses tilang akan lebih efisien dan efektif juga membantu kepolisian

dalam memaksimalkan kinerja kepolisian dalam menindaki pengguna jalan yang

tidak tertib saat berkendara.

Pemerintah bekerjasama dengan Kepolisian Republik Indonesia

menerapkan sistem ini agar dapat mengurangi praktik pungli (pungutan liar) dan

suap. Proses tilang ini dibantu dengan pemasangan kamera CCTV di setiap lampu

lalu lintas untuk memantau keadaan jalan. Melalui penelitian ini, banyak saran

dan masukan yang diberikan oleh masyarakat kepada pemerintah terkait

penerapan tilang elektronik di Kota Jambi, diantaranya :

Berikut ini hasil wawancara bersama AKP Hardi mengenai solusi dalam

menanggulangi kendala Penerapan Sistem Tilang Elektronik ini:47

Dari semua kendala yang telah saya jabarkan di atas tadi, ada

beberapa solusi yang bisa kita laksanakan untuk tercapainya

keefesienan dan keefektifian penerapan sistem tilang eletronik E-

TLE yaitu 1) Memperbanyak pemasangan CCTV di sejumlah ruas

jalan di Kota, 2) Memperluas sosialisasi tentang tilang elektronik,

3) Mengurangi biaya balik nama kendaraan

Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan solusi untuk kendala

penerapan sistem tilang elektronik (E-TLE) yaitu memperbanyak pemasangan

47Wawancara AKP. Hardi, Kasat Lantas Polresta Jambi, 28 Maret 2020 pukul 11.00 WIB

Page 74: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

61

CCTV, memperluas sosialisai sistem elektronik (E-TLE) dan mengurangi biaya

balik nama kendaran. Di bawah ini merupakan penjelasaanya.

1. Memperbanyak pemasangan CCTV di sejumlah ruas jalan di Kota

Jambi. Rekaman CCTV adalah suatu media yang dapat digunakan untuk memuat

rekaman setiap informasi yang dapat dilihat, dan didengar dengan bantuan sarana

rekaman CCTV. Rekaman CCTV dijadikan sebagai alat bukti yang sistemnya

menggunakan video kamera untuk manampilkan dan merekam suatu gambar pada

waktu dan tempat tertentu dimana perangkat ini terpasang yang berarti

menggunakan sinyal yang bersifat tertutup. Penerapan CCTV yang hanya

diberlakukan di beberapa ruas jalan masih memberi peluang besar bagi pengguna

jalan yang tidak tertib saat berkendara. Jika pemasangan CCTV di semua ruas

jalan, maka masyarakat akan takut dan menyadari bahwa setiap pelanggaran yang

dilakukan pada saat dijalan raya terekam oleh CCTV hingga menimbulkan

kesadaran agar tidak melakukan pelanggaran lagi. Beberapa masyarakat

beranggapan bahwa peluang yang ditimbulkan dapat membuat masyarakat tidak

patuh dan lalai dalam berlalu lintas. Meskipun telah ada CCTV yang tepasang

pada lampu lalu lintas, pengendara yang tidak patuh bisa melewati jalan-jalan

yang tidak terdapat CCTV, contohnya simpang karya maju dan simpang SMA 5.

Peluang untuk melakukan pelanggaran masih sangat besar dikarenakan banyaknya

jalan-jalan kecil dan tidak terdapat CCTV.

2. Memperluas sosialisasi tentang tilang elektronik.

Page 75: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

62

Pada dasarnya penerapan tilang elektronik baru-baru ini diberlakukan di

Kota Jambi. Kurangnya sosialisassi pemerintah dan pihak kepolisian

menyebabkan banyaknya masyarakat yang kurang tahu atau bahkan tidak

mengetahui bahwa telah ditetapkan tilang elektronik di Kota Jambi. Minimnya

informasi yang didapatkan oleh masyarakat membuat pemerintah menghadapi

beberapa hambatan. Tingginya tingkat pelanggaran lalu lintas tidak sepenuhnya

kesalahan ada pada masyarakat,akan tetapi sebagian lagi dari pemerintah yang

tidak memberikan pemahaman yang khusus terkait tentang penerapan tilang

elektronik ini. Sebagian lagi masyarakat hanya mendapatkan informasi melalui

sosial media. Dengan memperluasnya informasi tentang penerapan ini, pihak

kepolisian dan pemerintah kota Jambi mampu bekerjasama dan melibatkan

masyarakat secara langsung dalam menanggulangi dan mengurangi tingkat

pelanggaran dan kecelakaan berlalu lintas.

3. Mengurangi biaya balik nama kendaraan.

Beberapa masyarakat menganggap kurang efektifnya penerapan tilang

elektronik dikarenakan banyak pengemudi kendaraan membeli kendaraannya

melalui pihak kedua atau pihak ketiga atau membeli mobil bekas. Pengemudi

kendaraan yang membeli kendaraan menggunakan nama pemilik sebelumnya

dengan alasan mahalnya biaya balik nama.

Page 76: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

63

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Penerapan E-tilang merupakan sebuah pilihan yang efesien dan efektif untuk

mencapai sasaran dalam pelaksanaan tilang kepada pelanggar peraturan lalu lintas

walaupun belum dapat dikatakan bahwa E-tilang ini efektif karena penerapan E-

tilang di Indonesia masih dalam tahap uji coba dan dari uji coba tersebut akan

diadakan evaluasi untuk perbaikan pelayanan E-tilang selanjutnya. ETLE sebagai

sistem penegakan hukum di bidang lalu lintas yang cukup efektif, berbasis pada

teknologi elektronik berupa kamera ANPR (Automatic Number Plate

Recognition).Kamera ANPR dapat mendeteksi Tanda Nomor Kendaraan

Bermotor secara otomatis, merekam, dan menyimpan bukti pelanggaran.

Kendaraan yang tertangkap kamera ANPR langsung tercatat di server

operator Regional Traffic Management Centre (RTMC). Data tersebut langsung

diolah oleh petugas.Sesuai dengan UU ITE, rekaman CCTV merupakan alat bukti

yang sah, sehingga dapat dipakai sebagai alat bukti. Dalam hal ini pengolahan

data meliputi pengecekan identitas kendaraan bermotor (ranmor) di database

Regident Ranmor. Lalu petugas akan membuat surat konfirmasi dan verifikasi,

selanjutnya mengirim surat konfirmasi ke alamat yang tertera dalam data pemilik

kendaraan. Surat yang dikeluarkan tentunya sudah disahkan oleh pimpinan dan

Page 77: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

64

dikirim menggunakan Pos Indonesia. Setelah surat konfirmasi diterima oleh

pemilik ranmor atau pelanggar, mereka wajib memberikan jawaban atau

klarifikasi melalui http://www.etle-pmj.info/, Pelanggar akan diberikan waktu

selama 7 hari untuk melakukan klarifikasi.

2. Faktor kendala penerapan sistem tilang elektronik (E-TLE) di Kota Jambi ada

beberapa: a) Kurangnya pengawasan dari petugas kepolisian, b) Sosialisasi

pemerintah dan pihak kepolisian yang tidak merata, c) Penindakan pelanggaran

yang kurang tegas, d) Prosedur penyelesaian tilang elektronik yang masih

terbilang rumit, e) Masalah pelat kendaraan motor dari luar kota Jambi, f) Terkait

kepemilikan kendaraan yang melanggar aturan lalu lintas, g) Terkait seperti rental

motor atau mobil, h) Sebaiknya bank tempat pembayaran E-TLE bukan hanya

BRI saja, tapi multibank dengan tujuan memudahkan akases masyarakat

membayar denda tilang, dan 9) Penerapan E-TLE jangan hanya menjadi proyek

uji coba/ sementara saja, tetapi harus menjadi program yang permanen untuk

memperkuat penerapan ERP (Elektronik Road Pricing). Belum fiksnya teknologi

E-TLE yang digunakan keberlanjutan E-TLE bisa berhenti di tengah jalan.

3. Solusi yang harus dilakukan pemerintah dan Polresta Jambi dalam

menanggulangi kendala yang terjadi dalam penerapan sistem tilang eletronik di

Kota Jambi yaitu: a) Memperbanyak pemasangan CCTV di sejumlah ruas jalan di

Kota Jambi, b) Memperluas sosialisasi tentang tilang elektronik, c) Mengurangi

biaya balik nama kendaraan Beberapa masyarakat menganggapkurang efektifnya

penerapan tilang elektronik dikarenakan banyak pengemudi kendaraan membeli

kendaraannya melalui pihak kedua atau pihak ketiga atau membeli mobil bekas.

Page 78: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

65

B. Saran

1. Pemerintah dan Polresta Harus memperhatikan hal-hal yang menjadi sebuah

hambatan dalam penerapan tilang elektronik (E-TLE) di Kota Jambi agar upaya-

upaya yang dilakukan untuk menertibkan masyarakat lebih maksimal.

2. Pemerintah dan Polresta diharapkan mampu memberikan infromasi secara lebih

luas kepada masyarakat Kota Jambi, utamanya masyarakat yang berada di

pinggiran-pinggiran kota.

3. Masyarakat diharapkan memiliki kesadaran hukum tentang pentingnya

mematuhi rambu-rambu lalu linta saat berkendara di jalan raya agar tingkat

kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas dalan diminimalisir.

4. Petugas kepolisian yang bertugas di jalan raya diharapkan mampu menerapkan

aturan-aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan menjauhi segala bentuk

pungli (pungutan liar) dalam bentuk penyelesaian di tempat.

Page 79: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

66

DAFTAR PUSTAKA

BUKU

Alam A.S, 2010, Pengantar Kriminologi, Pustaka Refleksi Books Jakarta.

Arif Barda Nawawi, 2010, Kebijakan Legislatif Dalam Penanggulangan

Kejahatan Dengan Pidana Penjara, Genta Publishin Yogyakarta

A. Supemo, 2015, Kamus Praktis Bahasa Indonesia, Edisi Terbaru, Pymarid,

Yogyakarta

Deddy Mulyana,2006,Metode Penelitian Kualitatif, PT Remaja Rosakarya Offset

Bandung

H.S Djajoesman. 1976. Polisi dan Lalu Lintas. Dinas Hukum Polri, Jakarta

Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, 2008, Metode Penelitian Sosial,

Sinar Grafika Offset, Jakarta

Ishaq, 2017, Metode Penelitian Hukum dan Penulisan Skripsi, Tesis, Serta

Disertasi,Alfabet, Bandung

Imam Gunawan, 2015, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik, Bumi

Aksara, Jakarta

Ronny Hanitijo Soemitro, 2001, Metodologi Penelitian Hukum dan Jurimetri,

Ghalia Indonesia, Jakarta

Sayuti Uno (editor), 2012, Pedoman Penulisan Skripsi, Edis Revisi, Fakuktas

Syariah IAIN Jambi dan Syariah Press, Jambi

Sugiyono, 2014, Memahami Penelitian Kualitatif, Alfabet, Bandung

Page 80: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

67

Soerjono Soekanto & Sri Mamudji, 2001, Penelitian Hukum Normatif (Suatu

Tinjauan Singkat), Rajawali Pers, Jakarta

JURNAL, SKRIPSI

Fella Miftaqul Jannah, 2018, Analisi Penerpan E-Tilang Terhadap Masyarakat,

(studi kasus di Bandung), Bandung Telkom University.

Yudi Muhammad Irsan, 2018, Perspektif Penenrapan E-Tilang dengan

menggunakan rekaman CCTV (Clossed Circuit Televiison), (studi kasus di

wilayah Bandar Lampung, Fakultas Hukum Universitas Lampung.

INTERNET

Dokumentasi Polresta Jambi

Dokumentasi Kasatlantas Jambi

https://jambi.tribunnews.com/2018/12/28/364-orang-tewas-akibat-kecelakaanlalu-

lintas-di-jambi-pada-2018-terjadi-peningkatan, di akses tanggal 17 juni 2019

http://jambi.tribunnews.com/2018/12/03/polda-jambi-uji-coba-e-tle-mulai-senin-

312-ini-mekanisme-dan-pelanggaran-yang-akan-ditilang?page=3. Di akses pada

tanggal 10 Desember 2018, pukul 16:30

IMCNews.ID, Jambi, diakses pada tanggal 17 juni 2019

http://jambi.tribunnews.com/2018/12/03/polda-jambi-uji-coba-e-tle-mulai-senin-

312-ini-mekanisme-dan-pelanggaran-yang-akan-ditilang?page=3. Di akses pada

tanggal 10 Desember 2018, pukul 16:30

https://id.m.wikipedia.org di akses pada tanggal 15 Juni 2019 pukul 13.47 WIB

https://jambi.tribunnews.com/2018/12/03/resmi-berlakukan-e-tle-ini-titik-lokasi-

cctv di-kota-jambi?page=3. Diakses pada 02 Maret 2020 pukul 16.25 WIB

Page 81: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

68

Htps://www.youtube.com/watch?v=MgULPWs6z (youtube Satlantas Polresta

Jambi , diakses pada 25 Januari 2020, pukul 14.30 WIB

Wawancara AKP. Hardi, Kasat Lantas Polresta Jambi, 28 Maret 2020 pukul 11.00

WIB

Page 82: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

69

Lampiran

Gambar 1 Peresmian Sistem Tilang Elektronik Traffic Law Enforcement (E-TLE)

Gambar 2 Slogan Pemberitahuan diberlakukannya Sistem E-TLE

Page 83: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

70

Gambar 3 Memonitor keadaan lalu lintas di Kota Jambi

Gambar 4 Slip Tilang

Page 84: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

71

Gambar 4 Simpang-simpang yang di pasang CCTV

Gambar CCTV Simpang Mayang

Gambar CCTV Simpang Kawat

Page 85: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

72

Gambar CCTV Simpang Jelutung

Gambar CCTV Paal X

Page 86: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

73

Gambar CCTV Simpang Paal V

Gambar CCTV Simpang Sipin

Page 87: PENERAPAN SANKSI DENDA TILANG ELEKTRONIK TRAFFIC LAW

44

CURRICULUM VATE

Nama : SISKA ULANSARI

Tempat, tanggal lahir : BENGKULU, 30 MEI 1997

Email : [email protected]

No. Kontak HP : 0831-2172-5992

Alamat : Jl. Marseda Pal 10 Rt. 29 Kenali Asam Bawah Kota Baru

Pendidikan Formal

1. SD N 06 Giri Mulya Wonoharjo Bengkulu Utara

2. SMP N 2 Giri Mulya Bengkulu Utara

3. SMK PGRI 1 Kota Jambi

Nama Orang Tua

AYAH : YUSNI THAMRIN

IBU : Almh. SUMIYATI

Motto Hidup : Hidup cuman sekali, hiduplah yang berarti.

Jambi, Juni 2020

SISKA ULANSARI

SHP.162199