penerapan pendekatan kontekstual untuk · pdf filedatar. tujuan penelitian ini adalah...

17
Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Edisi 1, Desember 2013 1 PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR Ike Nurhayati Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia Dharma Kesuma dan Karso 1 Abstrak: Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Sifat-sifat Bangun Datar. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat bangun datar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan kontekstual. Metode yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis & McTagart. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas V SDN Bukanagara Lembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas, hasil belajar, serta mendapat respon positif dari siswa. Nilai rata-rata pada siklus I, II, dan III yaitu 72,62; 81,65; dan 89,62. Maka direkomendasikan bagi guru untuk menerapkan pendekatan kontekstual guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Kata kunci: pendekatan kontekstual, hasil belajar, sifat-sifat bangun datar Abstract: Implementation of the Contextual Approach to Improve Student Learning Outcomes the Material properties of Plane. This research stimulated by the low level of student learning outcomes on the material properties of plane. The aim of this research is obtain data about the activity of students, student response, and increased student learning outcomes by applying the contextual approach. Methods used is classroom action research model Kemmis & McTagart. Subject of study is students of class V SDN Bukanagara Lembang. The results showed that the application of the contextual approach can improve learning outcomes, activities, and got positive response from students. The average score on the cycle I, II, and III, i.e. 72,62; 81,65; and 89,62. It is recommended for teachers to apply a contextual approach in order to increase activity and student learning outcomes. Keywords: contextual approach, learning achievement, properties of plane 1 Penulis Penanggung Jawab

Upload: vananh

Post on 31-Jan-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF filedatar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan ... Dalam angket, siswa diharuskan

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Edisi 1, Desember 2013

1

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI SIFAT-SIFAT BANGUN DATAR

Ike Nurhayati

Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Pedagogik, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas

Pendidikan Indonesia

Dharma Kesuma dan Karso1

Abstrak: Penerapan Pendekatan Kontekstual untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

Materi Sifat-sifat Bangun Datar.

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya hasil belajar siswa pada materi sifat-sifat bangun

datar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan

peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan pendekatan kontekstual. Metode yang

digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis & McTagart. Subjek penelitian ini

yaitu siswa kelas V SDN Bukanagara Lembang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan

pendekatan kontekstual dapat meningkatkan aktivitas, hasil belajar, serta mendapat respon positif

dari siswa. Nilai rata-rata pada siklus I, II, dan III yaitu 72,62; 81,65; dan 89,62. Maka

direkomendasikan bagi guru untuk menerapkan pendekatan kontekstual guna meningkatkan

aktivitas dan hasil belajar siswa.

Kata kunci: pendekatan kontekstual, hasil belajar, sifat-sifat bangun datar

Abstract: Implementation of the Contextual Approach to Improve Student Learning

Outcomes the Material properties of Plane.

This research stimulated by the low level of student learning outcomes on the material properties of

plane. The aim of this research is obtain data about the activity of students, student response, and

increased student learning outcomes by applying the contextual approach. Methods used is

classroom action research model Kemmis & McTagart. Subject of study is students of class V SDN

Bukanagara Lembang. The results showed that the application of the contextual approach can

improve learning outcomes, activities, and got positive response from students. The average score

on the cycle I, II, and III, i.e. 72,62; 81,65; and 89,62. It is recommended for teachers to apply a

contextual approach in order to increase activity and student learning outcomes.

Keywords: contextual approach, learning achievement, properties of plane

1 Penulis Penanggung Jawab

Page 2: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF filedatar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan ... Dalam angket, siswa diharuskan

Ike Nurhayati. Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Materi Sifat-Sifat Bangun Datar

2

PENDAHULUAN

Matematika tentunya tidak secara

tiba-tiba dipelajari siswa apabila tidak

memberikan peran dan manfaat di

sekolah. Suherman (1993:134)

mengemukakan bahwa peran matematika

sekolah yaitu: (1) untuk mempersiapkan

anak didik agar sanggup menghadapi

perubahan-perubahan keadaan di dalam

kehidupan dunia yang senantiasa

berubah, melalui latihan bertindak atas

dasar pemikiran logis dan rasional, kritis

dan cermat, objektif, kreatif, efektif,dan

diperhitungkan secara analitis-sintetis,

serta (2) untuk mempersiapkan anak

didik agar menggunakan matematika

secara fungsional dalam kehidupan

sehari-hari dan di dalam menghadapi

ilmu pengetahuan.

Dalam standar isi (BSNP: 2006)

dijelaskan bahwa tujuan mata pelajaran

matematika agar siswa meiliki

kemampuan sebagai berikut: (1)

memahami konsep matematika,

menjelaskan keterkaitan antarkonsep dan

mengaplikasikan konsep atau algoritma,

secara luwes, akurat, efisien, dan tepat,

dalam pemecahan masalah, (2)

menggunakan penalaran pada pola dan

sifat, melakukan manipulasi matematika

dalam membuat generalisasi, menyusun

bukti, atau menjelaskan gagasan dan

pernyataan matematika, (3) memecahkan

masalah yang meliputi kemampuan

memahami masalah, merancang model

matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh, (4)

mengomunikasikan gagasan dengan

simbol, tabel, diagram, atau media lain

untuk memperjelas keadaan atau

masalah, serta (5) memiliki sikap

menghargai kegunaan matematika dalam

kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin

tahu, perhatian, dan minat dalam

mempelajari matematika, serta sikap ulet

dan percaya diri dalam pemecahan

masalah.

Berdasarkan uraian di atas,

mempelajari matematika tidak boleh

terpenggal-penggal karena matematika

adalah ilmu pengetahuan yang

mempelajari konsep-konsep yang

berhubungan satu sama lain dan

berkelanjutan. Begitu pula ketika

mempelajari sifat-sifat bangun datar.

Materi sifat-sifat bangun datar

merupakan materi prasyarat untuk

mempelajari materi selanjutnya, yaitu

keliling dan luas bangun datar serta

bangun ruang. Oleh karena itu, jika siswa

tidak memahami materi sifat-sifat bangun

datar, bisa dipastikan bahwa siswa

tersebut tidak bisa mempelajari materi

selanjutnya.

Penelitian Titin Supriati (2011)

mengungkap adanya kenyataan di

lapangan yang menunjukkan siswa kelas

V belum memahami sifat-sifat bangun

datar. Keadaan tersebut juga dialami oleh

sebagian besar siswa kelas V di SDN

Bukanagara. Berdasarkan hasil tes akhir

pembelajaran mengenai sifat-sifat bangun

datar, lebih dari lima puluh persen nilai

siswa berada di bawah KKM. Adapun

KKM untuk mata pelajaran matematika

kelas V adalah 65.

Berdasarkan temuan-temuan di

lapangan tersebut, diduga yang menjadi

penyebab siswa mengalami kesulitan

dalam mengerjakan soal tersebut adalah

(1) Guru masih menggunakan metode

konvensional yaitu metode ceramah,

sehingga kurang membimbing siswa

dalam menemukan konsep sendiri. (2)

Siswa merasa pembelajaran di sekolah

tidak ada kaitannya dengan kehidupan

sehari-harinya sehingga pembelajaran

menjadi kurang bermakna (3) Pada saat

di kelas sebelumnya guru tidak

menggunakan alat peraga yang relevan

dengan materi pelajaran. (4) Siswa duduk

berdasarkan kemampuan akademiknya.

Siswa yang berkemampuan tinggi duduk

di dua barisan kiri guru. Sedangkan siswa

yang berkemampuan rendah duduk di dua

barisan kanan guru. Hal ini menyebabkan

kurangnya komunikasi dan kerja sama

antara siswa yang berkemampuan tinggi

Page 3: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF filedatar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan ... Dalam angket, siswa diharuskan

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Edisi 1, Desember 2013

3

dengan siswa yang berkemampuan

rendah. (5) Siswa susah untuk dibagi

kelompok. Banyak siswa yang

dikatergorikan berkemampuan tinggi

menolak untuk satu kelompok dengan

siswa yang berkemampuan rendah.

Untuk menyelesaikan masalah ini,

maka peneliti menerapkan pendekatan

kontekstual dalam pembelajaran

matematika agar hasil belajar siswa dapat

meningkat. Adapun tujuan penelitian ini

yaitu (1) untuk memperoleh data

mengenai aktivitas siswa kelas V SDN

Bukanagara Lembang terhadap

pembelajaran matematika materi sifat-

sifat bangun datar dengan menerapkan

pendekatan kontekstual, (2) untuk

memperoleh data mengenai respon siswa

kelas V SDN Bukanagara Lembang

terhadap pembelajaran matematika materi

sifat-sifat bangun datar dengan

menerapkan pendekatan kontekstual,

serta (3) untuk memperoleh data

mengenai peningkatan hasil belajar siswa

kelas V SDN Bukanagara Lembang pada

pembelajaran matematika materi

perkalian sifat-sifat bangun datar dengan

menerapkan pendekatan kontekstual.

Johnson (2011:303-304) yang

menyatakan bahwa menggunakan CTL

berarti memberi para siswa kesempatan

untuk menemukan makna dan arti diri

dalam pelajaran akademik dengan benar-

benar mengaitkan pekerjaan sekolah

dengan kehidupan sehari-hari dan minat

mereka. Siswa boleh membangun

keterkaitan dengan berbagai cara. Inti

dari keterkaitan tersebut adalah untuk

menarik minat dan menantang mereka

dan oleh karena itu termotivasi untuk

mencapai tujuan akademik yang tinggi.

Selain itu, Johnson (2011:67)

menyatakan bahwa sistem CTL adalah

sebuah proses pendidikan yang bertujuan

menolong para siswa melihat makna di

dalam materi akademik yang mereka

pelajari dengan cara menghubungkan

subjek-subjek akademik dengan konteks

dalam kehidupan keseharian mereka,

yaitu dengan konteks keadaan pribadi,

sosial, dan budaya mereka.

Pendapat tersebut mengimplikasikan

bahwa dalam pembelajaran kontekstual,

guru harus bisa memfasilitasi siswa untuk

mengaitkan materi pelajaran dengan

kehidupan pribadi, sosial, dan budaya

siswa. Materi-materi pelajaran yang

abstrak dapat mudah dipahami oleh siswa

apabila guru dapat mengaitkan materi

yang abstrak tersebut dengan kehidupan

sehari-hari yang dekat dengan kehidupan

anak. Pembelajaran seperti ini diharapkan

dapat memberi makna kepada siswa

sehingga mencapai tujuan akademik yang

tinggi. Hal ini sejalan dengan pendapat

Johnson (2011:32) yang menyatakan

bahwa CTL menawarkan jalan menuju

keunggulan akademis yang dapat diikuti

oleh semua siswa.

Menurut Johnson (2011: 93) sistem

CTL mencakup delapan komponen

berikut ini, yaitu: (1) Membuat

keterkaitan-keterkaitan yang bermakna,

(2) melakukan pekerjaan yang berarti, (3)

melakukan pembelajaran yang diatur

sendiri, (4) bekerja sama, (5) berpikir

kritis dan kreatif, (6) membantu individu

untuk tumbuh dan berkembang, (7)

mencapai standar yang tinggi, dan (8)

menggunakan penilaian autentik.

Adapun komponen-komponen CTL

menurut Trianto (2011:111-118) yaitu:

konstruktivisme, inkuiri (inquiry),

bertanya (questioning), masyarakat

belajar (learning community), pemodelan

(modelling), refleksi, dan penilaian

autentik. Dalam pelaksanaan

pembelajaran, peneliti menggunakan

langkah-langkah yang mengadospi

komponen menurut Trianto dan

dilengkapi dengan komponen-komponen

menurut Johnson.

METODE

Metode penelitian yang digunakan

adalah Penelitian Tindakan Kelas

(Classroom Action Research). Ciri khas

dari PTK yaitu dengan adanya siklus-

Page 4: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF filedatar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan ... Dalam angket, siswa diharuskan

Ike Nurhayati. Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Materi Sifat-Sifat Bangun Datar

4

siklus. Inti dalam tiap siklus terdiri dari

empat tahap, yaitu merencanakan

(planning), melakukan tindakan (acting),

mengamati (observing), dan

merefleksikannya (reflecting). Secara

keseluruhan rangkaian keempat tahapan

tersebut dapat digambarkan dalam bagan

di bawah ini.

Gambar 1

Diagram Alur PTK Model Kemmis dan McTagart (Sukajati, 2008:19)

Metode pengumpulan data yang

dilakukan selama penelitian ini

berpedoman pada beberapa instrumen.

Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini ada dua jenis yaitu

instrumen pembelajaran dan instrumen

pengumpul data. Instrumen pembelajaran

digunakan selama pembelajaran

berlangsung, terdiri dari Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

Lembar Kerja Siswa (LKS).

Instrumen pengumpulan data terdiri

dari instrumen tes, lembar observasi,

lembar angket, lembar wawancara,

catatan anekdot, dan dokumentasi. Dalam

penelitian ini tes yang digunakan berupa

tes buatan guru. Tes diberikan setiap

akhir siklus. Tes ditujukan untuk

memperoleh masukan tentang tingkat

keberhasilan pelaksanaan pembelajaran.

Pemilihan materi tes mengacu pada

indikator capaian kompetensi yang

terdapat dalam RPP.

Lembar observasi digunakan untuk

mengupulkan data mengenai aktivitas

siswa dan guru serta memperoleh data

mengenai sikap rasa ingin tahu siswa

selama pembelajaran berlangsung dengan

menerapkan pendekatan kontekstual.

Jenis observasi yang digunakan yaitu

observasi terstruktur.

Angket digunakan untuk mengetahui

sejauh mana respon siswa terhadap

pembelajaran sifat-sifat bangun datar

dengan menerapkan pendekatan

kontekstual. Angket diberikan kepada

siswa pada akhir pertemuan siklus III.

Dalam angket, siswa diharuskan memilih

salah satu kategori dari empat kategori

yang sesuai dengan keadaan nyata yang

dialaminya. Keempat kategori tersebut

Page 5: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF filedatar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan ... Dalam angket, siswa diharuskan

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Edisi 1, Desember 2013

5

yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), dan

Tidak Setuju (TS).

Wawancara digunakan untuk

mengumpulkan data kualitatif mengenai

pendapat siswa terhadap pembelajaran

dengan menerapkan pendekatan

kontekstual setelah pembelajaran

berlangsung. Wawancara ditujukan

kepada perwakilan satu orang siswa yang

dikategorikan tinggi, satu orang siswa

yang dikategorikan sedang, serta siswa

yang dikategorikan rendah.

Pengkategorian ini didapat berdasarkan

hasil tes sebelumnya. Perwakilan tiga

siswa ditunjuk karena keterbatasan waktu

peneliti dalam melaksanakan wawacara.

Wawancara digunakan untuk

melengkapi angket.

Catatan anekdot dan dokumentasi.

Catatan anekdot digunakan untuk

mengumpulkan data mengenai data

impresif sikap siswa dalam pembelajaran

dengan menerapkan dengan pendekatan

kontekstual. Catatan ini kemudian

digunakan untuk melengkapi lembar

observasi. Dokumentasi digunakan untuk

mengumpulkan dokumen selama

penelitian, baik dokumen tertulis maupun

gambar.

Setelah data terkumpul, maka

langkah selanjutnya adalah mengolah dan

menganalisis data. Pengolahan dan

analisis dalam penelitian ini adalah

pengolahan dan analisis kualitatif dan

kuantitatif.

Untuk data kuantitatif, peneliti

menggunakan statistik sederhana.

Adapun utnk penyekoran tes siklus,

peneliti menggunakan teknik penyekoran

sendiri yaitu

Siklus I

- Untuk bagian A setiap jawaban benar

diberi skor 20.

- Skor maksimum bagian A=80

-

- Untuk bagian B setiap jawaban benar

diberi 10.

- Skor maksimum B bagian = 360.

-

- Nilai maksimal 100.

-

Siklus II

- Untuk no 1 jawaban benar diberi skor

10, no 2=30, no 3=40, no 4=20, dan

no 5=50

- Skor maksimal 150.

- Nilai maksimal 100.

-

Siklus III

- Untuk setiap jawaban benar diberi

skor 20.

- Skor maksimal 60.

- Nilai maksimal 100.

-

Nilai rata-rata kelas didapat dengan

menggunakan rumus Purwanto (Iswanto,

2011:32), yaitu sebagai berikut:

X =

Keterangan :

𝑋 = nilai rata − rata

Σx = jumlah semua nilai siswa

Σ𝑁 = jumlah siswa

Dengan = jumlah siswa yang

mendapat nilai

= banyak siswa

bilangan tetap

= Ketuntasan Belajar

Untuk mengetahui peningkatan

kemamampuan matematika siswa dari

setiap siklus tidakan pembelajaran yang

telah dilaksanakan, digunakan dengan

menghitung gain rata-rata yang

Page 6: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF filedatar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan ... Dalam angket, siswa diharuskan

Ike Nurhayati. Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Materi Sifat-Sifat Bangun Datar

6

dinormalisasikan berdasarkan kriteria

efektivitas pembelajaran menurut Hake

(Sumarni, 2010:38). Rumus yang

diunakan adalah sebagai berikut:

Adapun kriteria efektivitas menurut

Hake (Sumarni, 2010:38) adalah sebagai

berikut:

Tabel 1

Interpretasi Gain yang Dinormalisasi

Nilai <g> Interpretasi

0,00 - 0,30 Rendah

0,31 - 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Tinggi

Untuk analisis kualtitatif, peneliti

menggunakan traingulasi. Triangulasi

berdasarkan tiga sudut pandang, yakni

sudut pandang guru sebagai peneliti,

sudut pandang siswa, dan sudut pandang

mitra peneliti yang melakukan

pengamatan (Kunandar, 2008: 108).

Sudut pandang guru sebagai peneliti

melalui catatan anekdot, sudut pandang

siswa melalui lembar wawancara dan

angket, serta dan sudut pandang mitra

melalui lembar observasi guru dan siswa.

Selain observasi guru dan siswa,

peneliti juga melakukan observasi

mengenai sikap rasa ingin tahu siswa.

Observasi ini tujukkan kepada empat

orang siswa. Alasanya karena

keterbatasan peneliti dalam menyediakan

observer. Satu orang observer tersebut

mengamati sikap rasa ingin tahu empat

orang siswa. Sebelum pembelajaran

berlangsug, peneliti bersama oberver

merumuskan kerangka kerjanya untuk

menganalisisnya. Kerangka kerja tersebut

dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2

Kerangka Kerja Analisis Data Sikap Rasa Ingin Tahu Siswa

Data

Analisis Kuantitas

Bertanya

Analisis Kualitas

Pertanyaan

Substanstif

Non-substantif

Utama (Taksonomi

Bloom)

Penguatan

(Konfirmasi)

Simpulan Semua

Siklus

T

I

A

P

S

I

K

L

U

S

Page 7: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF filedatar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan ... Dalam angket, siswa diharuskan

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Edisi 1, Desember 2013

7

Adapun dalam mengolah data

angket, derajat penilaian siswa terhadap

suatu pernyataan terbagi ke dalam empat

kategori, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju

(S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak

Setuju (STS). Penskoran untuk setiap

kategori jawaban siswa pada angket

dirangkum dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2

Penskoran Angket

Kategori Jawaban Skor

Pernyataan Positif Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4

Skor rata-rata setiap siswa

digunakan untuk menentukan respon

siswa terhadap pendekatan kontekstual,

digunakan rumus:

Keterangan:

P = persentase jawaban

= frekuensi jawaban

n = banyak siswa/reponden

Setelah dianalisis, tahap selanjutnya

yaitu dilakukan diinterpretasi dengan

menggunakan kategori berdasarkan

pendapat Kuntjaraningrat (dalam

Sumarni 2010: 40) pada tabel berikut ini:

Tabel 3

Interpretasi Angket

Besar Persentase Interpretasi

0% Tidak ada

1% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51%-75% Sebagian besar

76% - 99% Pada umumnya

100% Seluruhnya

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Perkembangan Aktivitas Siswa

Beradasarkan hasil observasi,

aktivitas siswa mengalami perkembangan

mulai dari siklus I, siklus II, hingga

siklus III. Perkembangan aktivitas siswa

dapat dilihat dari tabel berikut ini.

Tabel 4

Perkembangan Aktivitas Siswa

Siklus I Siklus II Siklus III

Page 8: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF filedatar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan ... Dalam angket, siswa diharuskan

Ike Nurhayati. Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Materi Sifat-Sifat Bangun Datar

8

Siswa yang

berkemampuan

menengah ke atas yang

mendominasi dalam

menjawab pertanyaan

guru, sisanya hanya

beberapa siswa yang

berkemampuan

menengah ke bawah

yang menjawab.

Siswa yang duduk di

barisan kanan bagian

belakang kurang

merespon pertanyaan

guru.

Siswa antusias menjawab

pertanyaan guru, hanya

ada beberapa siswa yang

kurang memperhatikan,

sehingga ketika guru

bertanya kepadanya,

siswa tersebut tidak bisa

menjawab.

Siswa antusias

menjawab pertanyaan

guru.

Siswa yang berani ke

depan untuk

menunjukkan unsur-

unsur bangun datar hanya

siswa yang aktif, sedang

siswa yang lainnya tidak

berani maju ke depan.

Siswa memperhatikan

alat peraga yang

ditunjukkan oleh guru.

Siswa memperhatikan

contoh benda yang

ditunjukkan oleh guru.

Sebagian besar siswa

berdiskusi dengan

kelompoknya dengan

mengamati alat peraga.

Tetapi ada lebih dari 5

orang siswa yang

mengobrol dan bercanda

dengan temannya serta

tidak terlibat dalam

diskusi.

Sebagian besar siswa

berdiskusi dengan

kelompoknya dengan

mengamati alat peraga.

Tetapi ada lebih dari 3

orang siswa yang

mengobrol dan bercanda

dengan temannya serta

tidak terlibat dalam

diskusi.

Siswa berdiskusi dengan

kelompoknya dengan

mengamati alat peraga.

Ketika perwakilan

kelompok

menyampaikan hasil

diskusinya, sebagian

siswa tidak

memperhatikannya

karena suara siswanya

tidak terdengar jelas

sampai sisswa yang

duduk di bagian

belakang.

Siswa memperhatikan

penyampaian hasil

diskusi temannya di

depan.

Siswa memperhatikan

penyampaian hasil

diskusi temannya di

depan.

Page 9: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF filedatar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan ... Dalam angket, siswa diharuskan

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Edisi 1, Desember 2013

9

Siswa yang merespon

pertanyaan yang diajukan

guru kebanyakan siswa

yang aktif, sedangkan

siswa lainnya kurang

merespon.

Siswa antusias yang

merespon pertanyaan

yang diajukan guru,

meskipun ketika guru

bertanya kepada siswa

yang kurang aktif, masih

ada pertanyaan yang

tidak bisa dijawab.

Siswa antusias yang

merespon pertanyaan

yang diajukan guru.

Berdasarkan tabel tersebut, aktivitas

siswa mengalami peningkatan dari siklus

I hingga ke siklus III. Pada siklus III

aktivitas siswa menjadi: siswa antusias

menjawab pertanyaan guru, siswa

memperhatikan contoh benda yang

ditunjukkan oleh guru, siswa berdiskusi

dengan kelompoknya dengan mengamati

alat peraga, siswa memperhatikan

penyampaian hasil diskusi temannya di

depan, dan siswa antusias yang merespon

pertanyaan yang diajukan guru. Berdasarkan hasil observasi, sikap

rasa ingin tahu siswa sudah cukup terlihat

dan cukup meningkat. Adapun rinciannya

adalah sebagai berikut:

Tabel 5

Perkembangan Sikap Rasa Ingin Tahu Siswa

Nama

Siswa

Siklus Bertanya Mencatat

Kuantitas Kualitas

Subjek 22

I Lebih dari tiga

kali

Satu pertanyaan bersifat

substantif utama kategori

C2.1 (interpretasi),

sedangkan pertanyaan

lainnya bersifat

substantif penguatan

(konfirmasi).

Mencatat hal-hal

yang dianggap

penting.

II Lebih dari tiga

kali

Dua pertanyaan bersifat

substantif utama kategori

c2.1 (interpretasi),

sedangkan pertanyaan

lainnya bersifat

substantif penguatan

(konfirmasi).

III Lebih dari tiga

kali

Satu pertanyaan bersifat

substantif utama kategori

c2.6 (membandingkan)

Subjek 19 I Satu kali Bersifat substantif Mencatat hal-hal

Page 10: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF filedatar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan ... Dalam angket, siswa diharuskan

Ike Nurhayati. Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Materi Sifat-Sifat Bangun Datar

10

penguatan (konfirmasi). yang dianggap

penting.

II Dua kali

Kedua pertanyaan

bersifat substantif

penguatan (konfirmasi).

III Lebih dari kali

Satu pertanyaan bersifat

substantif utama kategori

c2.1 (interpretasi),

sedangkan pertanyaan

yang lainnya bersifat

substantif penguatan

(konfirmasi).

Subjek 34

I Belum bertanya

Mencatat hal-hal

yang dianggap

penting.

II Satu kali Substantif utama kategori

c2.1 (interpretasi)

III Tiga kali

Satu pertanyaan bersifat

substantif utama yang

kategori c2.1

(interpretasi), sedangkan

pertanyaan lainnya

berifat substantif

penguatan (konfirmasi).

Subjek 31

I Belum bertanya Mencatat hal-hal

yang dianggap

penting, hanya pada

siklus I catatannya

kurang lengkap.

II Belum bertanya

III Dua kali

Satu pertanyaan bersifat

substantif utama kategori

c2.1 (interpretasi),

sedangkan satu

pertanyaan lainnya

bersifat substantif

penguatan (konfirmasi).

Berdasarkan tabel di atas, sikap rasa

ingin tahu siswa berkembang dari siklus I

ke siklus III. Adapun rinciannya adalah

sebagai berikut: (1) indikator mencatat

hal-hal yang dianggap penting Subjek 22,

Subjek 19, dan Subjek 34 stabil dari

siklus I hingga siklus III. Akan tetapi

Subjek 31 pada siskus I catatannya belum

lengkap, (2) subjek 22 sikap rasa ingin

tahunya sudah muncul dan meningkat.

Hal ini terlihat dari kuantitas bertanyanya

yang sering dan kualitas pertanyaannya

yang meningkat dari C2.1 (interpretasi)

ke C2.6 (membandingkan), (3) subjek 19

sikap rasa ingin tahunya sudah muncul

dan menignkat. Berdasarkan kuantitas

Page 11: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF filedatar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan ... Dalam angket, siswa diharuskan

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Edisi 1, Desember 2013

11

berntanyanya sudah cukup meningkat.

Akan tetapi berdasarkan kualitas

pertanyaannya masih dalam kategori

C2.1 (interpretasi), (4) subjek 34 sikap

rasa ingin tahunya sudah muncul dab

cukup meningkat. Berdasarkan kuantitas

bertanyanya sudah cukup meningkat.

Akan tetapi berdasarkan kualitas

pertanyaannya masih dalam kategori

C2.1 (interpretasi), serta (5) subjek 31

sikap rasa ingin tahunya sudah mulai

muncul pada siklus III. Berdasarkan

kualitas pertanyaannya masih dalam

kategori C2.1 (interpretasi).

Berdasarkan keempat siswa tersebut,

diduga sikap rasa ingin tahu seluruh

siswa muncul dan berkembang

mengalami peningkatan dari siklus I

hingga siklus III. Hal ini terlihat dari

Subjek 34 yang dikategorikan rendah

mengalami peningkatan rasa ingin

tahunya. Secara tidak langsung, seluruh

siswa diduga mengalami hal yang sama.

2. Respon Siswa

Respon siswa diperoleh dari hasil

wawancara dan angket. Data hasil

wawancara dari siklus I hingga siklus III

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 6

Hasil Wawancara dari Siklus I Hingga Siklus III

Pertanyaan Siklus I Siklus II Siklus III

Menurut

pendapatmu,

bagaimana

pembelajaran

yang telah

dilakukan?

Mengapa?

Kategori Tinggi:

Senang, karena

bisa mengetahui

sifat-sifat bangun

datar lebih mudah,

karena ada kuisnya.

Kategori Sedang:

Senang, tidak

ngebosenin, ibunya

baik, tidak suka

marah, sabar.

Kategori Rendah:

Senang, karena

belajar sama ibu

tidak galak, ada

bintangnya.

Kategori Tinggi:

Senang, rame,

mengesankan, tidak

membosankan,

karena bisa

mengetahui sifat-

sifat bangun datar

lebih mudah, dan

ada kuisnya.

Kategori Sedang:

Senang, karena ada

alat peraga dan

kuisnya

Kategori Rendah:

Senang, karena

belajar kelompok

jadi lebih mengerti.

Kategori Tinggi:

Senang, rame,

mengesankan,

tidak

membosankan,

karena bisa

mengetahui sifat-

sifat bangun datar

lebih mudah, dan

ada kuisnya.

Kategori Sedang:

Senang, karena ada

alat peraga dan

kuisnya

Kategori Rendah:

Senang, karena

belajar kelompok

jadi lebih mengerti.

Apakah

dengan

kegiatan ini

Kategori Tinggi:

Membantu, karena

ada alat peraga

Kategori Tinggi:

Membantu, karena

ada alat peraga

Kategori Tinggi:

Membantu, karena

ada alat peraga

Page 12: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF filedatar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan ... Dalam angket, siswa diharuskan

Ike Nurhayati. Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Materi Sifat-Sifat Bangun Datar

12

dapat

membantu

untuk lebih

mengerti

materi yang

kamu pelajari?

Mengapa?

bangun datar,

materinya sering

diingetin.

Kategori Sedang:

Membantu, karena

suka dikelompokin

jadi lebih mudah,

ada alat peraganya

juga.

Kategori Rendah:

Lebih mengerti,

karena ada alat

peraganya, suka

dikelompokin.

bangun datar, dan

materinya sering

diulas jadi lebih

ingat lagi.

Kategori Sedang:

Membantu, karena

suka dikelompokin

jadi lebih mudah,

ada alat peraganya,

guru nerangin

materinya jelas.

Kategori Rendah:

Lebih mengerti,

karena ada alat

peraganya, suka

dikelompokin.

bangun datar, dan

materinya sering

diulas jadi lebih

ingat lagi.

Kategori

Menengah:

Membantu, karena

suka dikelompokin

jadi lebih mudah,

ada alat peraganya,

guru nerangin

materinya jelas.

Kategori Rendah:

Lebih mengerti,

karena ada alat

peraganya, suka

dikelompokin.

Apakah kamu

mengalami

kesulitan

selama

pembelajaran

tadi

berlangsung?

Kategori Tinggi:

Kalau materi tidak

ada, tapi sulitnya

ketika diskusi

teman yang lain

ada yang tidak ikut

diskusi.

Kategori Sedang:

Tidak ada

kesulitan.

Kategori Rendah:

Masih sulit

membedakan jenis-

jenis sudut.

Masih sulit menulis

apa yang

disampaikan dalam

hasil diskusi.

Kategori Tinggi:

Tidak ada

kesulitan.

Kategori Sedang:

Tidak ada

kesulitan.

Kategori Rendah:

Masih sulit

membedakan jenis-

jenis trapesium.

Kategori Tinggi:

Tidak ada

kesulitan.

Kategori Sedang:

Tidak ada

kesulitan.

Kategori Rendah:

Tidak ada

kesulitan.

Page 13: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF filedatar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan ... Dalam angket, siswa diharuskan

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Edisi 1, Desember 2013

13

Berdasarkan tabel tersebut, respon

perwakilan tiga siswa terhadap

pembelajaran yaitu seluruh siswa merasa

senang melaksanakan pembelajaran sifat-

sifat bangun datar dengan menerapkan

pendekatan kontekstual. Dengan

pembelajaran seperti ini, siswa merasa

lebih mudah mengerti materi sifat-sifat

bangun datar. Hal ini disebabkan karena

dalam pembelajaran terdapat diskusi

kelompok, juga terdapat alat peraga

sehingga memudahkan siswa dalam

memahami materi. Sedangkan kesulitan

selama pembelajaran dialami oleh

kategori rendah yang berkaitan dengan

materi pembelajaran. Berdasarkan respon

tiga perwakilan siswa tersebut, diduga

seluruh siswa juga merespon sama.

Hasil pengolahan angket kemudian

dianalisis berdasarkan kriteria

Koentjoroningrat (Sumarni 2010: 40)

pada tabel berikut ini:

Tabel 7

Interpretasi Angket

Besar Persentase Interpretasi

0% Tidak ada

1% - 25% Sebagian kecil

26% - 49% Hampir setengahnya

50% Setengahnya

51%-75% Sebagian besar

76% - 99% Pada umumnya

100% Seluruhnya

Berdasarkan tabel tersebut, data

yang diperoleh adalah sebagai berkut: (1)

sebagian besar siswa merasa sangat

setuju terhadap pembelajaran matematika

dengan menerapkan pendekatan

kontekstual, (2) hampir setengah siswa

merasa sangat setuju terhadap

pembelajaran kelompok dengan

menerapkan pendekatan kontekstual,

serta (3) sebagian besar siswa merasa

sangat setuju terhadap soal-soal yang

diberikan.

3. Analisis Hasil Belajar Siswa

Dari siklus I hingga ke siklus III,

hasil tes siklus siswa mengenai sifat-sifat

bangun datar mengalami perkembangan.

Perkembangan tersebut dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 8

Hasil Tes Siklus Siswa

No Nama Siklus

I

Siklus

II

Siklus

III

Gain Siklus

I ke II

Gain Siklus II

ke III

1 Subjek 1 47 60 67 0,25 0,18

2 Subjek 2 93 100 100 1 0

3 Subjek 3 71 60 79 - 0,48

Page 14: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF filedatar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan ... Dalam angket, siswa diharuskan

Ike Nurhayati. Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Materi Sifat-Sifat Bangun Datar

14

4 Subjek 4 64 65 83 0,03 0,51

5 Subjek 5 99 93 100 - 1

6 Subjek 6 66 75 75 0,26 0

7 Subjek 7 44 60 75 0,29 0,34

8 Subjek 8 86 96 100 0,71 1

9 Subjek 9 59 72 75 0,32 0,11

10 Subjek 10 61 58 92 - 0,81

11 Subjek 11 65 70 100 0,14 1

12 Subjek 12 20 60 71 0,5 0,28

13 Subjek 13 73 97 100 0,89 1

14 Subjek 14 90 93 93 0,3 0

15 Subjek 15 89 96 100 0,64 1

16 Subjek 16 97 96 100 - 1

17 Subjek 17 94 95 100 0,17 1

18 Subjek 18 80 80 85 0 0,25

19 Subjek 19 92 96 100 0,5 1

20 Subjek 20 94 100 100 1 0

21 Subjek 21 91 100 100 1 0

22 Subjek 22 100 100 100 0 0

23 Subjek 23 53 70 75 0,36 0,17

24 Subjek 24 81 85 83 0,21 -

25 Subjek 25 79 85 83 0,29 -

26 Subjek 26 61 75 83 0,36 0,32

27 Subjek 27 67 70 83 0,09 0,43

28 Subjek 28 41 70 96 0,49 0,87

29 Subjek 29 97 92 93 - 0,13

30 Subjek 30 29 55 71 0,37 0,36

31 Subjek 31 82 88 93 0,33 0,42

32 Subjek 32 32 65 93 0,49 0,8

33 Subjek 33 95 90 98 - 0,8

34 Subjek 34 92 97 100 0,63 1

35 Subjek 35 77 98 95 0,91 -

Page 15: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF filedatar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan ... Dalam angket, siswa diharuskan

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Edisi 1, Desember 2013

15

36 Subjek 36 40 70 83 0,5 0,43

37 Subjek 37 86 85 92 - 0,47

Jumlah 2687 3017 3316 13,03 17,16

Rata-rata 72,62 81,54 89,62 0,43 0,50

Daya Serap 72,62

%

81,54

%

89,62

%

Ketuntasan

Belajar

64,10

%

83,78

% 100%

Berdasarkan data di atas, ada tiga hal

yang terjadi, yaitu siswa yang nilinya

tetap, siswa yang nilainya menurun, dan

siswa yang nilainya meningkat. Sebagian

besar siswa mengalami peningkatan hasil

belajar. Namun, ada siswa yang nilainya

tetap dari siklus I ke siklus II berjumlah 2

orang, sedangkan dari siklus II ke siklus

III berjumlah 6 orang. Siswa yang

nilainya menurun dari siklus I ke siklus II

berjumlah 8 orang. Sedangkan dari siklus

II ke siklus III berjumlah 3 orang.

Setelah dihitung, rata-rata gain dari

siklus I ke siklus II dan gain dari siklus II

ke siklus III, kemudian rata-rata gain

tersebut disesuaikan kriteria gain yang

dinormaslisasi yang dikemukakan oleh

Hake (Sumarni, 2010:38) adalah sebagai

berikut:

Tabel 9

Interpretasi Gain yang Dinormalisasi

Nilai <g> Interpretasi

0,00 - 0,30 Rendah

0,31 - 0,70 Sedang

0,71 – 1,00 Tinggi

Berdasarkan rata-rata gain dari

siklus I ke siklus II dan dari siklus II ke

siklus III dikategorikan sedang. Selain

itu, berdasarkan nilai rata-rata, daya

serap, dan ketuntasan belajar dari siklus I

ke siklus II dan siklus III menngalami

peningkatan. Berikut diagram yang

menyajikan peningkatan tersebut.

Page 16: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF filedatar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan ... Dalam angket, siswa diharuskan

Ike Nurhayati. Penerapan Pendekatan Kontekstual Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Siswa Materi Sifat-Sifat Bangun Datar

16

Gambar 3

Perkembangan Hasil Tes Belajar Siswa

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan

analisis data di SDN Bukanagara

Lembang diperoleh kesimpulan sebagai

berikut:

Pembelajaran matematika pada

materi sifat-sifat bangun datar dengan

menerapkan pendekatan kontekstual

dapat meningkatkan aktivitas siswa dan

sikap rasa ingin tahu siswa melalui

kegiatan-kegiatan tanya jawab, diskusi

kelompok, dan diskusi kelas.

Pembelajaran matematika pada

materi sifat-sifat bangun datar dengan

menerapkan pendekatan kontekstual

mendapat respon positif dari siswa. Hal

ini ditunjukkan dengan hasil wawancara

yang keseluruhan jawaban responden

merasa senang dengan pembelajaran

matematika yang menerapkan pendekatan

kontekstual. Berdasarkan hasil angket,

pada umumnya siswa memberikan respon

positif terhadap pembelajaran matematika

dengan menerapkan pendekatan

kontekstual.

Hasil belajar matematika siswa pada

materi sifat-sifat bangun datar dengan

menerapkan pendekatan kontekstual

mengalami peningkatan. Hal ini terlihat

dari hasil belajar siswa pada siklus I,

siklus II, dan siklus III yang mengalami

peningkatan. Rata-rata hasil belajar siswa

pada siklus I yaitu 72,62, siklus II yaitu

81,54, dan siklus III yaitu 89,62.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional.

(2006). Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan. Jakarta : Depdiknas.

Iswanto. (2011). Upaya Meningkatkan

Aktivitas dan Hasil Belajar

Matematika Siswa melalui

Pendekatan Cooperative Learning

Tipe Jig Saw pada Pokok Bahasan

Sifat-sifat Bangun Ruang

Sederhana. Skripsi pada PGSD FIP

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Page 17: PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK · PDF filedatar. Tujuan penelitian ini adalah memperoleh data mengenai aktivitas siswa, respon siswa, dan ... Dalam angket, siswa diharuskan

Antologi PGSD Bumi Siliwangi, Vol. I, Edisi 1, Desember 2013

17

Johnson, Elaine B. (2011). CTL

Contextual Teaching & Learning:

Menjadikan Kegiatan Belajar-

Mengajar Mengasyikkan dan

Bermakna. Bandung: Kaifa.

Kunandar. (2008). Langkah Mudah

Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru.

Jakarta: Rajawali Pers.

Suherman, Eman dan Udin S.

Winataputra. (1992). Materi Pokok

Strategi Belajar Mengajar

Matematika. Jakarta: Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Sukajati. (2008). Penelitian Tindakan

Kelas di SD. Yogyakarta:

Depdiknas.

Sumarni, Erni. (2010). Upaya

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa

pada Pokok Bahasan Pecahan

dengan Model Pembelajaran

Bruner. Skripsi pada PGSD FIP

UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Supriati, Titin. (2011). Peningkatan

Pemahaman Siswa pada

Pembelajaran Matematika Konsep

Sifat-Sifat Bangun Datar dan

Bangun Ruang di Kelas V SDN

Babakan Ciparay 2 Melalui

Pendekatan Konstruktivisme.

Skripsi pada PGSD FIP UPI

Bandung: tidak diterbitkan.

Trianto. (2011). Mendesain Model

Pembelajaran Inovatif-Progesif.

Jakarta: Kencana Prenada Media

Grup.