penerapan model pembelajaran tipe talking chips …
TRANSCRIPT
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING
CHIPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS
NEGERI 1 PENGABUAN
SKRIPSI
Oleh: SITI ASNAH
NIM .TB 151041
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2019
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE TALKING CHIPS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 PENGABUAN
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: SITI ASNAH
NIM .TB 151041
PROGRAM STUDI TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI 2019
KEMENTERIAN AGAMA RI UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR
Kode Dokumen Kode Formulir Berlaku tgl No.
Revisi Tgl.
Revisi Halaman
In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 15-10 2019
R-0 - 1 dari 1
Hal : Nota Dinas Lampiran : - Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi di Tempat
Assalamu’alaikum wr.wb. Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi saudara;
Nama : Siti Asnah NIM : TB. 151041 Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Tipe Talking Chips Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pengabuan
Sudah dapat diajukan kembali kepada FakultasTarbiyah dan Keguruan Jurusan/Program Studi Tadris Biologi UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu dalam Tadris Biologi.
Dengan ini kami mengharap agarskripsi/tugas akhir Saudara tersebut di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas Perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
Jambi, Oktober 2019 Pembimbing II
Nanang Nofriadi. M.Pd NIDN : 2006118801
KEMENTRIAN AGAMA RI UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN Alamat Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jl. Jambi - Ma Km.16 Simp. Sei. Duren Kab. Muaro Jambi 36363
PERNYATAAN ORISINALITAS
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya hasil karya sendiri.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas dan sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian skripsi bukan hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang-undang yang berlaku.
Jambi, 15 Oktober
2019
Siti Asnah
TB.151041
Materai 6.000.-
PERSEMBAHAN
Dengan mengharap ridho Allah SWT, Skripsi ini penulis persembahkan kepada yang
tercinta :
Ayahanda Sarnubi dan Ibunda tercinta Kastaniah
Yang telah mengasuh dan membesarkan,
Mendidik dan menyekolahkan sampai ke jenjang perguruan tinggi,
Sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan
dan dapat meraih gelar Sarjana Strata Satu (S1) di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan Pendidikan Biologi Universitas Islam Negeri
Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
Keluarga tercinta, Abang-abang ku tersayang Hasbiansyah, Muhammad Sazali,
Muhammad Saleh, dan Muhammad Nazib
yang selalu setia mendampingi,
memberi semangat, motivasi, materil dan spiritual
sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sampai pada jenjang
pendidikan sarjana
Dan saudara-saudara, sahabat-sahabat seperjuangan khususnya Biologi VIII A, dan
orang-orang yang selalu support saya.
Tak ada yang dapat penulis berikan selain do’a dan terimakasih yang tulus
Dan iklas dan hanya Allah SWT saja yang dapat membalasnya
Amin Ya Robbal’Alamin
Motto
هي أحسن إن هم بالتي ة وجادل ة الحسن ة والموعظ م ك بالحك ادع إلى سبيل ربهو ك هتدين رب هو أعلم بالم ه و من ضل عن سبيل أعلم ب
Artinya :
“(Wahai Nabi Muhmmad SAW) Serulah (semua manusia) kepada jalan (yang
ditunjukkan) Tuhan Pemelihara kamu dengan hikmah (dengan kata-kata bijak
sesuai dengan tingkat kepandaian mereka) dan pengajaran yang baik dan bantalah
mereka dengan (cara) yang terbaik. Sesungguhnya Tuhan pemelihara kamu,
Dialah yang lebih mengetahui (tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk).
(QS.An-Nahl ayat 125)
https://tafsirweb.com/4473-surat-an-nahl-ayat-125.html
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan nikmat-Nya kepada peneliti terutama dalam rangka menyelesaikan
skripsi ini. Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menuntun dan membawa manusia dari zaman jahiliyah ke zaman
yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat akademik
guna mendapatkan gelar Sarjana Tadris Biologi pada Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi. Peneliti menyadari sepenuhnya
bahwa penyelesaian skripsi ini mendapat banyak masukan-masukan maupun
arahan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu melalui kesempatan ini
peneliti mengucapkan terima kasih yang tulus kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof.Dr.H. Suaidi Asy’ari, M.A,Ph.Dselaku Rektor UIN Suthan Thaha
Saifuddin Jambi.
2. Ibu Dr. H. Armida, M.Pd.I selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
UIN Suthan Thaha Saifuddin Jambi.
3. Ibu Reny Safita, S.Pt, M.Pd selaku Ketua Jurusan Tadris Biologi Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
4. Bapak Fery Kurniawan, M.Si Sebagai Sekretaris Jurusan Tadris Biologi
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
5. Ibu Try Susanti, M.Si Selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Nanang
Nofriadi, M.Pd Selaku Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu
dan mencurahkan pikirannya demi mengarahkan peneliti dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen Prodi Tadris Biologi UIN Sulthan Thaha Saifuddin
Jambi
7. Bapak Kasiyo, S.Pd selaku Kepala Sekolah, Ibu Suhaibah, S.Pd selaku guru
IPA, Bapak dan Ibu majelis guru serta staf – staf di Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Pengabuan
Atas segala bantuan yang diberikan kepada penulis baik secara langsung
maupun tidak langsung, penulis mengucapkan terima kasih yang tidak
terhingga, semoga amal baik yang telah diberikan oleh semua pihak mendapat
balasan, yaitu rahmat dan hidayat dari Allah SWT. Amin.
Jambi, September 2019
Peneliti
Siti Asnah
NIM. TB. 151041
x
ABSTRAK
Nama : Siti Asnah Program Studi : Biologi Judul : Penerapan Model Pembelajaran Tipe Talking Chips Untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pengabuan Skripsi ini membahas tentang penerapan model pembelajaran tipe Talking Chips untuk meningkatkan hasil belajar siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pengabuan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa mengikuti proses pembelajaran biologi pada mata pelajaran sistem pertahanan tubuh dengan model pembelajaran tipe talking chips. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) . Subjek dalam penelitian ini yaitu kelas XI IPA yang berjumlah 21 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yakni observasi, dokumentasi dan tes. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai rata-rata kelas yang diperoleh saat prasiklus sebesar 60,90 (rendah) dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 19% (rendah) , siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 71,42 (cukup) dengan persentase ketuntasan belajar sebesar 71% (cukup),pada siklus II menjadi 79,38 (tinggi), dengan persentase ketuntasan menjadi 90% (tinggi) atau 19 siswa dari 21 siswa sudah mencapai ketuntasan belajar yang telah ditetapkan. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar biologi siswa mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.
Kata kunci : Model Pembelajaran, Talking Chips, hasil belajar, Biologi, PTK
xi
ABSTRACT
Nama : Siti Asnah Program Studi : Biologi Judul : Application of learning model of Talking Chips type to
improve student learning outcomes in state high school pengabuan
This thesis discusses the application of the Talking Chips type learning model to improve student learning outcomes in Pengabuan State High School 1 Pengabuan. This study aims to improve student learning outcomes after participating in the learning process of biology in the subjects of the body's defense system with the learning model of talking chips type. This research is a classroom action research (CAR). The subjects in this study were class XI Natural Sciences, amounting to 21 students. Data collection techniques used are observation, documentation and tests. The results showed that the average grade obtained during the pre-cycle of 60.90 (low) with a percentage of mastery learning by 19% (low), the first cycle obtained an average grade of 71.42 (enough) with a percentage of mastery learning by 71% (enough), in the second cycle to 79.38 (high), with the percentage of mastery learning being 90% (high) or 19 students out of 21 students who had achieved the mastery learning that has been set. This shows that student biology learning outcomes have increased from cycle I to cycle II.
Keywords: Learning Model, Talking Chips, learning outcomes, Biology, PTK
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i NOTA DINAS I ......................................................................................... ii NOTA DINAS II ........................................................................................ iii PENGESAHAN ......................................................................................... iv PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................................ v PERSEMBAHAN ...................................................................................... vi MOTTO...................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ............................................................................... viii DAFTAR ISI .............................................................................................. x DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ........................................................................ 1 B. Identifikasi Masalah ................................................................. 4 C. Fokus Penelitian ....................................................................... 4 D. Rumusan Masalah .................................................................... 5 E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................ 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Konseptual ............................................................... 7
1. Pengertian Belajar .............................................................. 7 2. Pengertian Pembelajaran .................................................... 9 3. Hasil Belajar ....................................................................... 11 4. Model Pembelajaran tipe Talking Chips ............................ 13
4.1 Pengertian Talking Chips ......................................... 13 4.2 Tujuan Model Talking Chips ...................................... 15
B. Study Relevan ......................................................................... 17
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ............................................... 18 B. Setting dan Subjek Penelitian................................................ 19 C. Variabel yang diteliti ........................................................... 21 D. Rencana Tindakan ............................................................... 21
1. Prasiklus ............................................................................ 21 2. Pelaksanaan Siklus I .......................................................... 22 3. Pelaksanaan Siklus II ........................................................ 24
E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ..................... 27 1. Sumber Data ...................................................................... 27 2. Teknik Pengumpulan Data ................................................ 27 3. Teknik Analisis Data ......................................................... 29
F. Indikator Kinerja ................................................................... 31 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ..................................................................... 32 1. Prasiklus ………………………………………………. 32 2. Penerapan Teknik Talking Chips Siklus I ........................ 34 3. Penerapan Teknik Talking Chips Siklus II....................... 43
B. Pembahaasan ......................................................................... 47 BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 52 B. Saran ....................................................................................... 52
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Hasil Ulangan Harian Siswa SMAN 1 Pengabuan .......................... 3
Tabel 3.1 Rumus Menghitung Observasi Aktivitas Siswa ............................. 31
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Keberhasilan Aktivitas Siswa ............................... 31
Tabel 3.3 Rumus Nilai Akhir Hasil Tes Siswa .............................................. 32
Tabel 3.4 Rumus Nilai Rata-Rata Kelas .......................................................... 32
Tabel 3.5 Rumus Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ................................ 33
Tabel 4.1 Hasil Belajar Sebelum Penerapan Talkng Chips ............................. 35
Tabel 4.2 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa PadaSiklus ke-1 ......... 37
Tabel 4.3 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus ke-1 ........... 38
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Siklus 1 .................................... 41
Tabel 4.5 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Siswa Pada Siklus ke-2 ........ 43
Tabel 4.6 Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru Pada Siklus ke-2 ........... 44
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Kelas XI Pada Siklus 2 .................................... 54
Tabel 4.8 Hasil Belajar Penerapan Talking Chips Setiap Siklus ..................... 47
Tabel 4.9 Rata-Rata Peningkatan Aktivitas Siswa Pada Setiap Siklus ............ 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa ....... 49
Gambar 2. Diagram Perbandingan Persentase Hasil Belajar Siswa ................ 49
2
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan
manusia sehingga pendidikan tidak dapat terpisahkan sampai akhir zaman, dan
hal ini adalah Sifat mutlak dalam kehidupan saat ini dalam menyongsong
cita-cita setiap individu dalam berkehidupan berbangsa dan bernegara.
Perkembangan pendidikan merupakan suatu faktor yang sangat menentukan
dalam suatu bangsa. Perkembangan zaman yang semakin pesat menuntut
masyarakat pada suatu negara untuk dapat mengikuti dan memahami
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh sebab itu, pendidikan perlu
mendapat perhatian baik dalam usaha pengembangan maupun peningkatan
mutu pendidikan yang sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Hal ini menjelaskan bahwa untuk meningkatkan kualitas pendidikan
sangat dipengaruhi oleh negara yang mana pendidikan itu sendiri mempunyai
tujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan pembentukan manusia
indonesia seutuhnya. Sebagaimana yang terdapat dalam Undang-undang
tentang sistem Pendidikan Nasional No.20 Bab II pasal 3 Tahun 2003 Etty
(2007: 38) Menjelaskan1:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pendidikan memegang peranan yang penting untuk menjamin
kelangsungan hidup suatu negara dan bangsa. Untuk itu dalam upaya
meningkatkan kualitas pendidikan membutuhkan cara-cara baru yang harus
dikembangkan sebagai
1
2
penunjang dalam kurikulum, metode pembelajaran, sarana dan prasarana dalam
pendidikan. Dalam hal ini peran penting seorang tenaga pendidik sangat
mempengaruhi hasil belajar siswa, maka guru-guru dituntut untuk membuat
pembelajaran yang inovatif dalam mendorong siswa dapat menerima pembelajar
secara optimal. Oleh karena itu inovasi dalam hal ini adalah penggunaan metode
ataupun model pembelajaran yang tepat sasaran.
Pembelajaran adalah suatu sistem yang dirancang sedemikian rupa untuk
mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa (Firdaus, 2012).
Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru hendaknya dapat menciptakan
interaksi yang baik.Dengan demikian inovasi dalam proses belajar mengajar tidak
hanya tergantung pada siswa semata, akan tetapi inovasi dari mentor yang
mengawasi jalannya proses belajar juga sangat diperlukan yakni para tenaga guru
secara langsung pada setiap pelajaran yang diajarkan.
SMA 1 Pengabuan merupakan sekolah yang berdiri satu-satunya di desa teluk
nilau, pertumbuhan siswa yang semakin lama semakin banyak membuat sekolah
tersebut harus berbenah diri dalam meningkatkan akreditasi dan lulusan yang
berkualitas, dalam peningkatan ini tentu butuh dorongan dari guru-guru yang
mengajar khususnya pada jurusan Ilmu Pengetahuan Alam.
Pemilihan penggunaan metode ataupun media tersebut juga perlu
pertimbangan yang baik terkait materi yang akan disampaikan dan memperhatikan
kesiapan intelektual siswa. Penyampain atau memberikan materi yang
membutuhkan tingkat pemahamn materi lebih, salah satu cara untuk mensiasatinya
diperlukan bantuan media. Media memiliki peranan penting dalam pencapaian
tujuan pembelajaran yang efektif, sehingga dalam suatu proses pembelajaran akan
terjadi suatu komunikasi. Komunikasi tersebut merupakan proses penyampaian
pesan dari sumber (guru) melalui media tertentu ke penerima pesan (siswa). media
pembelajaran merupakan alat komunikasi dalam penyampaian materi dan dapat
memaksimalkan proses belajar siswa, yang pada akhirnya diharapkan dapat
mengoptimalkan hasil belajar yang ingin dicapai. Tugas pengajar tidak hanya
menyampaikan materi saja tetapi harus berperan aktif dalam memfasilitasi kegiatan
belajar siswa melalui optimalisasi media dan sumber belajar yang lain. Suatu
3
pembelajaran harus disajikan dengan menarik dan menyenangkan agar pelajar atau
peserta didik lebih aktif dalam belajar biologi, sehingga siswa tidak merasa
dibebani oleh pembelajaran.
Berdasarkan hasil observasi dan juga wawancara penulis kepada salah satu
guru mata pelajaran IPA kelas XI di SMA Negeri 1 Pengabuan guru mengatakan
bahwa “dalam proses belajar mengajar yang dilakukan di SMA ini masih
menggunakan metode ceramah sehingga proses pembelajaran hanya berpusat pada
guru”. Proses pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah pada SMA 1
dalam wawancara diatas sangat tidak relevan lagi untuk dilakukan, karena
pembelajaran metode ceramah ini sangat terpusat pada guru dan siswa-siswa yang
aktif saja cenderung menjadikan siswa-siswa yang lain menjadi pasif.Hal ini
memang benar terjadi karena penulis melihat langsung bagaimana proses belajar
mengajar pada setiap kelas, bahkan di salah satu kelas saat guru tersebut
menjelaskan didepan siswa yang duduk dibelakang asik bercerita dengan teman
sesamanya bahkan ada juga yang tidur, hal ini tentu berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa, karena tidak semua siswa dilibatkan secara aktif dalam fokus diskusi
proses pembelajaran yang dilakukan, sehingga hanya sebagian siswa yang
mencapai ketuntasan belajar. Hal ini terlihat dari nilai ulangan semester siswa yang
diperoleh rata-rata tidak sesuai dengan kriteria ketuntasan minimum. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.1
Tabel 1.1 hasil nilai ulangan harian SMAN 1 Pengabuan Tahun Ajaran
2018/2019
B
e
r
d
asarkan tabel diatas, terlihat bahwa masih banyak siswa mendapatkan nilai
yang belum mencapai target KKM, untuk menyelesaikan masalah tersebut
No KKM Nilai Jumlah Persentase
1 70 70 4 12%
2 70 70 17 88%
Jumlah 21 100%
4
guru dapat memilih alternatif metode pembelajaran yang sesuai yaitu model
talking chips. Model ini pada dasarnya adalah untuk menyalurkan pandangan
ataupun pendapat siswa dalam situasi pembelajaran. Isjoni (2014:79) Model
pembelajaran kooperatif tipe talking chips merupakan salah satu tipe model
pembelajaran kooperatif yang masing-masing anggota kelompoknya mendapat
kesempatan yang sama untuk memberikan kontribusi mereka dan
mendengarkan pandangan serta pemikiran anggota kelompok lain.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: “Penerapan Model Pembelajaran tipe Talking Chips
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 1 Pengabuan”.
B. Identifikasi Masalah
Memperhatikan masalah diatas kondisi yang ada saat ini adalah :\
1. Pembelajaran Biologi di kelas kurang efektif ( cenderung monoton)
2. Kurangnya aktivitas siswa dalam pembelajaran Biologi
3. Model pembelajaran yang digunakan kurang sesuai dengan materi yang
disampaikan
4. Rendahnya hasil belajar siswa untuk pembelajaran Biologi
C. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dikarenakan terbatasnya
waktu dan biaya maka supaya penelitian lebih terfokus pada permasalahan
yang dibahas maka peneliti membatasi masalahnya untuk memfokuskan
penelitiannya pada “Penerapan Model Pembelajaran tipe Talking Chips
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sistem
Pertahanan Tubuh di SMA Negeri 1 Pengabuan”.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penerapan model pembelajaran tipe
talking chips dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI di SMA
Negeri 1 Pengabuan?
5
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pokok masalah yang telah dikemukakakn di atas, maka tujuan
penelitian pada hakikatnya adalah “Untuk mengetahui Penggunaan Model
Pembelajaran Tipe Talking Chips Dapat meningkatkan Hasil Belajar Siswa di
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Pengabuan”
2. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang dicapai, maka penelitian ini diharapkan
memiliki kegunaan yaitu:
1. Bagi Guru
Memberikan pengetahuan dan inovasi baru terkait penggunaan model
pembelajaran tipe talking chips sebagai salah satu media pembelajaran.
Memberikan referensi terkait pemanfaatan penggunaan mode; pembelajaran
yang menarik dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan hasil
belajar.
Model pembelajaran dalam penelitian dapat dikembangkan oleh guru sesuai
kebutuhan.
Meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar.
2. Bagi Siswa
Membantu menarik perhatian siswa dalam meningkatkan proses
pembelajaran biologi .
Membantu siswa lebih mudah memahami materi pada mata pelajaran
biologi khususnya pada materi sistem imun dengan menarik dan
menyenagkan.
Membantu siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Membantu mengembangkan kemampuan siswa berfikir rasional dan
keterampilan siswa untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru dalam
kehidupan nyata.
3. Bagi Sekolah
6
Diharapkan dapat membantu memperbaiki dan meningkatkan kualitas
pembelajaran di sekolah tersebut dengan meniciptakan suatu pembelajaran
yang efektif, efesien, dan menyenangkan.
Membantu meningkatkan kualitas pembelajaran biologi di sekolah untuk
menciptakan siswa yang cerdas dan berprestasi.
4. Bagi Peneliti
Memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan penggunaan model
pembelajaran tipe talking chips dalam pembelajaran biologi.
Mampu melakukan penelitian tindakan kelas dengan baik dan benar dapat
memperbaiki kualitas pembelajaran di kelas.
Memberikan dan berbagi sedikit pengalaman untuk dapat meningkatkan
sarta mendukung profesi dalam dunia pendidikan baik peneliti maupun
pembaca.
Dapat mengembangkan dan mengaplikasikan recana pembelajaran dengan
berbagai media pembelajaran ke dalam pembelajaran biologi.
Sebagai sarana mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu dan teori yang
telah diperoleh selama dibangku kuliah.
Penelitian ini bermanfaat dalam menyelesaikan tugas akhir untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan.
7
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Konseptual
1. Pengertian Belajar
Islam memandang umat manusia sebagai makhluk yang dilahirkan
dalam keadaan kosong, tidak berilmu pengetahuan. Akan tetapi, Tuhan
memberi potensi yang bersifat jasmaniah dan rohaniah untuk belajar dan
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan
umat manusia itu sendiri. Potensi-potensi tersebut terdapat dalam
organ-organ fisik dan psikis manusia yang berfungsi sebagai alat-alat
penting untuk kegiatan belajar.
Menurut pendapat Slameto (2010:2) Belajar sangat berperan penting
dalam mempertahankan kehidupan sekelompok bangsa ditengah-tengah
persaingan yang semakin ketat diantara bangsa-bangsa lainnya yang lebih
dahulu maju. Secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan
dalam tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, pengertian belajar ialah
suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan adalah sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Slameto ( 2003:55) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak
jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor
intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam
diriindividu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor
dari luar individu. Dari proses belajar haruslah diperhatikanapa yang dapat
dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau padanya
mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan perhatian,
8
merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang berhubungan atau
menunjang belajar.
Hamzah (2009:76) untuk menciptakan pembelajaran yang aktif ,
beberapa penelitiam menemukan salah satunya adalah anak belajar dari
pengalamannya, selain anak harus belajar memecahkan masalah yang dia
perolah. Anak-anak dapat belajar dengan baik dari pengalaman mereka.
Mereka belajar dengan cara melakukan, menggunakan indera mereka,
menjelajahi lingkunga, baik lingkungan benda, tempat serta
peristiwa-peristiwa di sekitar mereka.
Muhibbinsyah (2013:87) Sebagian beranggapan bahwa belajar adalah
semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta dalam bentuk
informasi/materi pelajaran. Proses belajar itu terjadi karena adanya
interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh karena itu, belajar
dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Salah satu pertanda bahwa
seseorang itu telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku pada diri
orang itu yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat
pengetahuan, keterampilan atau sikapnya. Belajar pada hakikatnya adalah
proses interaksi terhadap semua situasi yang ada disekitar individu. Belajar
dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses
berbuat melalui berbagai pengalaman. Sejalan dengan konsep diatas
tersebut menegaskan bahwa indikator belajar ditentukan oleh perubahan
dalam tingkah laku yang bersifat permanaen sebagai hasil dari pengalaman
atau latihan (Trianto, 2009:17)
Dalyono (2010:49) Belajar dapat didefinisikan sebagai suatu
usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di
dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap,
kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan, dan sebagainya. Secara
umum belajar dapat dipahami sebagai tahapan perubahan tingkah
tingkah laku yang relatif menetap yang terjadi sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Artinya bahwa dalam belajar terdapat tingkah laku yang mengalami
9
perubahan sebagai akibat dari interaksi dan pengalaman serta latihan, dan
karena itu, perubahan tingkah laku yang disebabkan bukan oleh latihan
latihan dan pengalaman tidak digolongkan sebagai belajar. Belajar
Belajar menyangkut perubahan dalam suatu organisme sebagai hasil
pengalaman.
Belajar berlangsung secara berkelanjutan, artinya bahwa belajar
diarahkan kepada adanya perubahan tingkah laku, proses perubahan
tingkah laku dimulai dari suatu yang tidak dikenal, kemudian dikuasai atau
dimiliki serta dipergunakan. Belajar juga sebagai suatu aktivitas yang
berproses menuju kepada suatu perubahan dan terjadi melalui
tahapan-tahapan tertentu, tahapan-tahapan tersebut dapat ditunjukan dalam
bentuk perubahan kognitif, afektif, dan psikomotor peserta didik.
Belajar menyangkut perubahan dalam suatu organisme sebagai
hasil pengalaman (Dalyono. 2010:49)
2. Pengertian Pembelajaran
Menurut Trianto (2009:17)Pembelajaran merupakan interaksi dua
arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana diantara keduanya terjadi
komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target
yang telah ditetapkan sebelumnya. Pembelajaran secara simpel dapat
diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan
pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran
hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan
siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya)
dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi
unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia
terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru, dan tenaga lainnya
Oemar Hamalik (2013:57).
Pembelajaran adalah suatu kegiatan di mana seorang guru
memberikan atau menyampaikan informasi atau ilmu kepada para peserta
10
didiknya atau dapat kita katakan bahwa pembelajaran ini merupakan
sebuah alih atau transfer ilmu. Pembelajaran itu sendiri saat ini yang
diterapkan di berbagai sekolah yang ada di masyarakat semakin
bervariasi. Hal ini terjadi karena dorongan yang kuat untuk memiliki atau
menciptakan sebuah pembelajaran yang lebih baik dan efektif sehingga
akan mampu mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dengan hal tersebut maka yang
akhirnya menjadi dasar pengembangan pendidikan melalui inovasi
terhadap kegiatan pembelajaran yang berlangsung di sekolah.
Menurut Hilgard (Pasaribu, 1983:59) belajar adalah suatu proses
perubahan kegiatan dan reaksi terhadap lingkungan, apabila perubahan
tersebut disebabkan pertumbuhan atau keadaan sementara seseorang
seperti kelelahan atau disebabkan obat-obatan, maka tidak dapat disebut
belajar. Yang dimaksud perubahan disini adalah mencakup pengetahuan,
kecakapan dan tingkah laku yang diperoleh melalui latihan atau
pengalaman. Adapun menurut Benjamin Bloom, (Syaifurahman, 3013:58)
belajar adalah perubahan kualitas kemampuan kognitif, afektif dan
sikomotorik agar mencapai taraf hidupnya sebagai pribadi, masyarakat,
maupun makhluk Tuhan yang maha esa.
Chatarina (2012:203-214) Proses pembelajaran saat ini terlihat
aktivitas yang menonjol terjadi pada peserta didik, guru lebih cenderung
berperan sebagai fasilitator dan motivator, dalam kegiatan ini guru
berhadapan dengan peserta didik yang mempunyai karakterisktik yang
berbeda. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, sudah banyak
metode dan model yang diciptakan oleh pada ahli pendidikan dalam
melalukan pendekatan agar ketiga ranah yaitu kognitif, afektif,
psikomotor dapat tercapai secara utuh.
Dari semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu
dengan yang lain memiliki hubungan yang saling berkaitan. Guru sebagai
ujung tombak pelaksanaan pendidikan dilapangan sangat menentukan
keberhasilan dalam mencapai tujuan pendidikan.
11
Keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pengajaran yang
diharapkan adalah keterlibatan secara mental ( intelektual dan emosional)
yang dalam beberapa hal dibarengi dengan keaktifan fisik. Sehingga
peserta didik betul-betul berperan serta dan berpartisipasi aktif dalam
proses pengajaran ( Rohani, 2004:61).
Dari beberapa uraian yang telah dijelaskan diatas maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi antara guru
dan peserta didik dalam memberikan ilmu pengetahuan yang saling
mempengaruhi pemikiran maupun tingkah laku dengan unsur-unsur
manusiawi, material, fasilitas dan prosedur untuk mencapai suatu tujuan
pembelajaran tertentu. Dengan pembelajaran maka terjadi interaksi dan
komunikasi dua arah yang simetris antara peserta didik dan guru dalam
mendorong dan menumbuhkan pola berpikir anak didik menjadi lebih baik
dalam melakukan proses belajar.
3. Hasil Belajar
Winkel dalam buku Evaluasi Hasil Belajar (Purwanto, 2009:45)
menyatakan: “Hasil belajar ialah perubahan yang mengakibatkan manusia
berubah dalam sikap dan tingkah lakunya”
Setiap proses pembelajaran, keberhasilannya diukur dari seberapa
jauh hasil yang dicapai, disamping di ukur dari segi prosesnya. Oleh
karenanya, konsep hasil belajar penting dipahami ( Lufri, 2010;76 ). Hasil
belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa dari proses belajar yang
dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor eksternal. Dalam penelitian ini
akan dilihat hasil belajar siswa dari kedua faktor tersebut, faktor internal
yaitu sikap belajar siswa yang memfokuskan pada keaktifan siswa dalam
aktifitas belajar dan faktor internal dari metode pembelajaran yang
digunakan guru dalam proses pembelajaran, sehingga dapat mencapai
tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. ( Mardiyan, 2012: 62 ).
Dari beberapa penjelasan di atas dalam mengukur hasil belajar,
penilaian yang dapat digunakan ada 3 aspek, yaitu :
1) Mengembangkan kecakapan kognitif
12
Siswa secara terarah baik oleh orang tua maupun oleh guru, hal ini
sangat penting karena pengembangan fungsi kecakapan kognitif siswa
yang sangat penting dikembangkan secara khusus yakni:
a) strategi belajar memahami isi materi pelajaran
b) strategimemiliki arti penting isi materi pembelajaran dan aplikasinya
serta menyerap pesan-pesan moral yang terkandung dalam materi
pembelajaran tersebut. Tanpa pengembangan dua macam kognitif ini
siswa akan sulit mampu mengembangkan kecakapan afektif dan
psikomotorik.
2) Mengembangkan kecakapan afektif
Keberhasilan pengembangan kecakapan kognitif juga menghasilkan
kecakapan afektif kecakapn afektif adalah sikap, perasaan emosi dan
karakteristik moral yang merupakan aspek-aspek penting bagi
perkembangan siswa.
3). Mengembangkan kecakapan psikomotor
Keberhasilan mengembangkan kecakapan kognitif juga akan
berdampak positif terhadap pengembangan kecakapan psikomotor
adalah segala amal jasmaniah yang konkret dan mudah diamati baik
kuantitasnya karena sikapnya yang terbuka, namun disamping
kecakapan kognitif ia juga banyak terikat oleh kecakapan afektif.
4. Model pembelajaraan tipeTalking Chips
4.1 Pengertian Talking Chips
Talking adalah sebuah kata yang diambil dari bahasa inggris yang
yang berarti berbicara, sedangkan chips yang berarti kartu. Jadi arti
talking chips adalah kartu untuk berbicara. Sedangkan talking chips
dalam pembelajaran kooperatif yaitu pembelajaran yang dilakukan
dalam kelompok kecil yang terdiri atas 4-5 orang, masing-masing
anggota kelompok membawa sejumlah kartu yang berfungsi untuk
menandai apabila mereka telah berpendapat dengan memasukkan
kartu tersebut ke atas meja (Isjoni, 2014:72). Model pembelajaran tipe
13
tipe talking chips adalah salah satu tipe model pembelajaran
kooperatif yang masing-masing anggota kelompoknya mendapatkan
kesempatan yang sama dalam memberikan kontribusi mereka dan
dapat mendengarkan pandangan dan serta pemikiran anggota
kelompok lainnya( nur aklami fuazan, 2016). Strategi talking chips
merupakan salah satu strategi dalam pelaksanaannya lebih cocok
dipadukan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
karena strategi talking chips memggunakan beberapa kartu selama
berdiskusi sehingga selain untuk meningkatkan hasil belajar kognitif
kooperatif tipe STAD dengan strategi talking chips merupakan model
model pembelajaran yang lebih mengutamakan pemerataan
kesempatan dalam kelompok yang heterogen (lukluk, 2016:32 ).
Lukman Zein (2009:138) Model Pembelajaran tipe talking chips
ini dapat digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua
tingkat usia anak didik. Kegiatan talking chips membutuhkan
pengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok. Teknik ini dapat
memberikan kontribusi siswa secara merata. Teknik ini dapat
digunakan untuk berdiskusi, mendengarkan pandangan dan pemikiran
pemikiran anggota yang lain ataupun untuk saling mengevaluasi
hapalan. Dalam kegiatan pembelajaran talking chips, masing-masing
anggota kelompok mendapatkan kesempatan yang sama untuk
memberikan kontribusi mereka serta mendengarkan pandangan dan
pemikiran anggota yang lain. Adapun tahapan dalam pelaksanaan
taking chips yaitu: (1) siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kecil
sekitar 4-6 orang perkelompok. (2) para siswa diminta untuk
mendiskusikan suatu masalah atau materi pelajaran. (3) Setiap
kelompok diberi 2-3 kartu yang digunakan untuk siswa berbicara.
Setelah siswa mengemukakan pendapatnya, maka kartu disimpan di
atas meja kelompoknya. Proses dilanjutkan sampai seluruh siswa
dapat menggunakan kartunya untuk berbicara. Cara ini membuat
tidak ada siswa yang mendominasi dan tidak ada siswa yang tidak
14
aktif, semua siswa harus mengungkapkan pendapatnya. Disamping
itu, penerapan model pembelajaran kooperatif teknik talking chips
merupakan suatu model pembelajaran yang berpusat pada siswa
(student oriented), Masitoh (2009:244).
Talking chips mempunyai dua proses yang penting, Gusliana Sari
(2017:30-31) yaitu : proses sosial dan proses dalam penguasaan
materi. Proses sosial berperan penting dalam talking chips yang
menuntut siswa untuk dapat bekerjasama dalam kelompoknya,
sehingga para siswa dapat membangun pengetahuan mereka didalam
lingkungan kelompoknya. Para siswa belajar untuk berdiskusi,
meringkas, memperjelas suatu gagasan, dan konsep materi yang
mereka pelajari, serta dapat memecahkan masalah-masalah. Talking
Chips mempunyai tujuan tidak hanya sekedar penguasaan bahan
pelajaran, tetapi adanya unsur kerjasama untuk penguasaan materi
tersebut. Hal ini menjadi ciri khas dalam pembelajaran kooperatif.
Disamping itu, talking chips merupakan metode pembelajaran
secara kelompok, maka kelompok merupakan tempat untuk mencapai
tujuan pembelajaran sehingga kelompok harus mampu membuat
siswa untuk belajar. Dengan demikian semua anggota kelompok
harus saling membantu untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain
dengan kelompoknya, siswa juga dapat berinteraksi dengan anggota
kelompok lain sehingga tercipta kondisi saling ketergantungan positif
didalam kelas mereka pada waktu yang sama. Proses penguasaan
materi berjalan karena para siswa dituntut untuk dapat menguasai
materi.
4.2 Tujuan Model Talking Chips
Warsono et.al (2012:235) Talking chips mempunyai tujuan tidak
hanya sekedar penguasaan bahan pelajaran tetapi adanya unsur
kerjasama untuk penguasaan materi tersebut. Aktivitas ini mendorong
mendorong timbulnya partisipasi setara dan keterampilan berwacana
dalam kelompok. Kegiatan ini juga menjamin agar setiap kelompok
15
berpartisipasi dalam kegiatan kelompok. Hal ini menjadi ciri khas
dalam pembelajaran kooperatif. Disamping itu, talking chips
merupakan model pembelajaran secara kelompok, maka kelompok
merupakan tempat untuk mencapai tujuan sehingga kelompok harus
mampu membuat siswa untuk belajar. Dengan demikian semua
anggota kelompok harus saling membantu untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Selain itu siswa tidak hanya berinteraksi hanya kepada
kelompoknya saja tapi siswa juga dapat berinteraksi dengan anggota
kelompok lain sehingga tercipta kondisi saling ketergantungan dan
bertukar argumentasi di dalam kelas saat diskusi kelompok
berlangusung. Dengan demikian proses penguasaan materipun
berjalan karena adanya tuntut bagi setiap siswa untuk mengemukakan
pendapatnya. Dengan menggunakan modeltalking chips
mengarahkan siswa untuk dapat mengapresiasikan pendapat mereka
dan melatih keberanian serta rasa percaya diri yang ada pada diri
siswa.
Langkah-langkah Model Pembelajaran Talking Chips
Masitoh et.al (2009:244) adapun prosedur dalam pembelajaran
kooperatif tipe talking chips yaitu:
a. Guru menyiapkan kotak kecil yang berisikan keping kertas
berbentuk bulat atau persegi berwarna warni.
b. Setiap siswa dalam masing-masing kelompok mendapatkan dua
atau tiga buah keping kertas.
c. Setiap kali seorang siswa berbicara atau mengeluarkan pendapat
ide harus menyerahkan salah satu keping kertas dan
meletakkannya di dalam wadah yang telah disediakan.
d. Jika kartu yang dimiliki seorang siswa habis, dia tidak boleh
berbicara lagi sampai semua rekannya juga menghabiskan kartu
mereka.
16
e. Jika semua kartu sudah habis, sedangkan tugas belum selesai,
kelompok boleh mengambil kesepakatan untuk membagi-bagi
kartu lagi dan mengulangi prosedurnya kembali.
Dalam setiap pembelajaran pasti ada sisi kelebihan ataupun
keunggulan dan kekurangan. Begitu juga didalam pembelajaran
melalui modeltalking chips.
a. Kelebihan model talking chips(nina, 2015 : 177).
1) Mengatasi hambatan pemerataan kesempatan yang sering
mewarnai kerja kelompok.
2) Menghindari anggota kelompok yang dominan berbicara.
3) Mendorong siswa untuk lebih aktif berbicara saat berdiskusi
kelompok.
4) Mempermudah siswa untuk menyampaikan gagasan dan ide.
5) Memberikan kesempatan bagi siswa yang pasif untuk dapat
mengemukakan idenya dalam berdiskusi, sehingga antara siswa
yang aktif dan dominan dengan siswa yang pasif memiliki
kesempatan yang sama untuk menyalurkan ide dan gagasan.
6) Menuntut siswa untuk memiliki tanggung jawab, sehingga
siswa tidak bergantung kepada rekan kelompoknya saja, akan
tetapi juga ikut berkontribusi dalam kelompok.
b. Kelemahan model talking chips
1) Tidak semua konsep dapat menggunakan model talking chips,
disinilah tingkat personalitas guru dapat dinilai. Seorang guru
yang profesional tentu dapat memilih metode dan metode
pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan dibahas
dalam proses pembelajaran.
2) Pengelolaan waktu saat persiapan dan pelaksanaan perlu
diperhatikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,
terutama dalam proses pembentukan kualitas pengetahuan
siswa.
17
3) Memerlukan waktu yang cukup lama.
4) Guru harus terus mengawasi setiap siswa dalam kelas, sehingga
metode ini akan semakin sulit ditangani apabila jumlah siswa
dikelas terlalu banyak.
B. Study Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Acep Amirta yang berjudul Pengaruh
model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Talking Chips
Terhadap Hasil Belajar Kimia Pada Konsep Ikatan Kimia,
Universitas Syarief Hidayatullah Jakarta 2010, dari hasil pengamatan
menunjukkan bahwa siswa yang diajarkan dengan metode kooperatif
teknik Talking Chips memiliki penguasaan materi yang lebih baik jika
dibandingkan dengan siswa yang diajarkan dengan metode diskusi biasa.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Lailatul Nurul Ayni yang berjudul
Peningkatan keterampilan berbicara materi memberikan tanggapan
disertai alasan melalui metode Talking Chipps pada siswa kelas VIA
MI Badrussalam Kali Kendal Surabaya”, Universitas Islam Negeri
Sunan Ampel Surabaya 2018, dari hasil penelitian menunjukan bahwa
Penerapan metode talking chips materi memberikan tanggapan disertai
alasan hasil nilai rata-rata kelas dan ketuntasan keterampilan berbicara
siswa menjadi meningkat menjadi 80%.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Gusliana Sari yang berjudul Penerapan
model pembelajaran talking chips Dalam meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi asam basa Di sman 1 meureubo aceh barat.
Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry
Darussalam, Banda Aceh 2017. Dari hasil penelitian menunjukan bahwa
bahwa ktivitas guru dalam penerapan model pembelajaran Talking Chips
Chips pada materi asam basa mengalami peningkatan, Respon siswa
terhadap penerapan pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran Talking Chips pada materi asam basa memiliki nilai sangat
sangat baik.
18
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK).
Penelitian tindakan ini digunakan untuk membenahi perbaikan mutu pada
proses pembelajaran. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian
yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,
dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil
belajar siswa menjadi meningkat (Ansori, 2007 : 4).
Dalam hal ini, peneliti terjun ke lapangan untuk mengamati dan meneliti
secara langsung pada saat guru melakukan proses pembelajaran atau mengajar.
Peneliti dalam melakukan penelitian tindakan menggunakan bentuk
kolaboratif, dimana guru sebagai mitra kerja peneliti. Menurut Seharsini,
Suhardjono dan Supardi menyatakan mengenai pengertian PTK dengan
memisahkan kata-kata dari penelitian-tindakan-kelas (Kurniyanto, 2009 : 3-9).
1. Penelitian adalah menunjukkan kegiatan mencermati suatu objek,
dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk
mendapatkan data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan
mutu dalam hal yang diminati.
2. Tindakan menunjukkan pada suatu gerak kegiatan yang sengaja
dilakukan dengan tujuan tertentu, dalam penelitian berbentuk rangkaian
siklus kegiatan untuk peserta didik.
3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi
dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu sekelompok peserta didik
dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang
sama pula.
19
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Dalam penelitian tindakan kelas ini, peneliti menggunakan metode
penelitian tindakan kelas yang diperkenalkan oleh Kurt Lewin. Metode Kurt
Lewin berbentuk spiral yang didasarkan pada penelitian yang dilakukan tidak
hanya sekali namun berulang. Metode Kurt Lewin merupakan metode yang
selama ini menjadi acuan pokok (dasar) dari berbagai metode Action Research,
terutama Classroom Action Research (CAR). Kurt Lewin menyatakan
bahwa dalam suatu siklus terdapat empat langkah pokok, meliputi
(Badrujaman : 20) :
1. Perencanaan (planning)
2. Pelaksanaan (acting)
3. Pengamatan atau observasi (observing)
4. Refleksi (reflecting)
Peneliti menggunakan metode Kurt Lewin karena dalam metode tersebut
penelitian tidak dilakukan hanya sekali saja, apabila pada siklus I belum
berhasil, maka masih dapat meneruskan pada siklus ke II, apabila pada
siklus ke II masih belum berhasil, maka peneliti dapat melanjutkan ke siklus
berikutnya (Ekawarna, 2013 : 19).
Sebelum melakukan penelitian tindakan kelas ini, peneliti melakukan
observasi awal untuk menemukan masalah, melakukan identifikasi masalah,
menentukan batasan masalah, menganalisis masalah dengan menentukan
faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab utama terjadinya masalah,
merumuskan gagasan-gagasan pemecahan masalah dengan merumuskan
hipotesis-hipotesis tindakan sebagai pemecahan, menentukan pilihan hipotesis
tindakan pemecahan masalah, merumuskan judul perencanaan kegiatan
pembelajaran berbasis PTK (Kurnianto, (2009 : 10-12).
B. Setting dan Subjek Penelitian
1. Setting Penelitian
a. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di kelas XI SMA 1 Pengabuan yang
beralamatkan di jalan parit 3 Teluk Nilau.
20
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada pertengahan semester genap
tahun ajaran 2019/2020 dan disesuaikan pada mata pelajaran IPA (
biologi )
2. Karakteritik Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas XI MIPA 1 SMA1 Pengabuan
Teluk Nilau Tahun Pelajaran 2018-2019. Dengan jumlah 21 siswa dalam
satu kelas, siswa laki-laki berjumlah 10 siswa dan siswa perempuan
berjumlah 11 siswa.
PTK ini dilaksanakan melalui dua siklus untuk melihat peningkatan
hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Talking Chips
dengan memperhatikan kesesuaian isi, menyampaikan pendapat atau ide
dalam pemahaman materi siswa kelas XI SMA 1 Pengabuan Teluk Nilau
dalam mengikuti pelajaran. Dengan Prosedur perencanaan (planning),
tindakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflection).
Melalui dua siklus tersebut maka dapat diamati peningkatan hasil belajar
siswa XI SMA 1 Pengabuan Teluk Nilau.
Penelitian ini diawali dengan pendataan kondisi pembelajaran pada
mata pelajaran Biologi sebelum penerapan Model Talking Chips
dilakukan. Perekaman data ini berupa foto kondisi kelas, kumpulan nilai
siswa, observasi, dan hasil wawancara terhadap guru. Hal ini dilakukan
sebagai bahan untuk menentukan alat ukur perubahan kondisi belajar pada
saat sebelum dan sesudah diterapkannya model talking chips. Kemudian
melakukan perencanaan meliputi: menyiapkan rumusan masalah,
penyusunan RPP, dan menyiapkan instrumen observasi. Selanjutnya
tindakan dan observasi meliputi tindakan yang dilakukan peneliti sebagai
upaya membangun respon terhadap diskusi materi yang dilaksanakan,
mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya modeltalking chips, serta
mencatat kekurangan yang harus diperbaiki dan yang terakhir adalah
refleksi.
21
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Disini peneliti mengkaji dan menganalisis hasil observasi untuk
mengetahui sejauh mana efektivitas pelaksanaan siklus I. Kekurangan dan
kelebihan yang timbul pada siklus I tersebut dipergunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam melakukan tindakan pada siklus selanjutnya.
C. Variabel Yang Diteliti
Penelitian ini menggunakan variabel penerapan metode talking chips
untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi diskusi Biologi di kelas XI
SMAN 1 Pengabuan Teluk Nilau, penelitian tersebut terdapat beberapa
variable diantaranya sebagai berikut:
1. Variabel Input : Siswa kelas kelas XI SMAN 1 Pengabuan Teluk Nilau.
2. Variabel Proses : Penerapan model Talking chips.
3. Variabel Output : Peningkatan hasil belajar siswa
D. Rencana Tindakan
Pada rencana tindakan peneliti memilih dan menggunakan metode Kurt
Lewin yakni, a) perencanaan, b) pelaksanaan, c) pengamatan, d) refleksi,
karena pada penerapan model talking chips masih terdapat kekurangan hingga
memungkinkan melakukan pengulangan kembali dan melakukan
perbaikan-perbaikan pada siklus-siklus selanjutnya sampai tujuan yang
diinginkan peneliti tercapai. Jika pada penerapan model talking chips pada
siklus pertama dan siklus kedua belum berhasil, maka peneliti akan
melanjutkan dengan siklus-siklus selanjutnya.
1. Prasiklus
a. Mengidentifikasi Masalah
Pada tahap ini peneliti berdiskusi dengan wali kelas terkait dengan
permasalahan yang selama ini muncul dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas XI, diantaranya tentang metode apa yang digunakan dalam pebelajaran
di kelas, bagaimana motivasi dan prestasi belajar siswa selama ini pada
pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang akan dijadikan sebagai acuan
untuk perbaikan kegiatan pembelajaran berikutnya.
b. Memeriksa Lapangan
22
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Peneliti mengobservasi permasalahan yang ada di lapangan pada saat
kegiatan belajar berlangsung, untuk mengetahui permasalahan yang telah
diidentifikasi sebelumnya. Kemudian peneliti juga melakukan pencatatan
terhadap kejadian-kejadian di lapangan. Sebagai kegiatan memeriksa lapangan
peneliti melaksanakan pre test dengan menggunakan bertanya jawab dengan
siswa.
2. Pelaksanaan siklus I
a. Perencanaan Tindakan
Setelah peneliti mengetahui pokok permasalahan yang terjadi, peneliti
merencanakan tindakan dan berdiskusi dengan wali kelas XI, dengan harapan
permasalahan tersebut dapat terselesaikan dan dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran. Adapun perencanaan yang dipersiapkan antara lain:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model talking
chips.
2) Menyiapkan alat dan bahan.
3)Menyiapkan lembar pengamatan aktivitas guru dan siswa selama
pembelajaran.
4) Menyusun lembar kerja siswa.
5) Menyiapkan instrument penilaian unjuk kerja siswa.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilaksanakan di kelas XI sesuai dengan perencanaan dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat. Pada tahap pelaksanaan
peneliti melaksanakan pembelajaran pada materi memberikan tanggapan
disertai alasan dengan penerapan model talking chips Kegiatan pelaksanaan
yang dilakukan sebagai berikut:
1 . Pendahuluan
a) Guru mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran dimulai
b) Guru mengucapkan salam, dilanjuytkan berdoa dan presensi
c) Guru melakukan apersepsi, menyampaikan motivasi dan menyampaikan
tujuan pembelajaran
23
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
d) Guru memancing siswa untuk bertanya dan membangkitkan rasa ingin
tahunya terhadap materi yang akan di pelajari hari ini
e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaatnya bagi kehidupan
siswa
f) Guru menyampaikan garis besar cakupan materi kepada siswa.
2) Kegiatan Inti
a) Peserta didik membaca materi yang ada dibuku paket siswa tentang
materi yang ada di buku paket siswa
b) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi pembelajaran
c) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi
d) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah
menggunakan metode talking chips
e) Peserta didik membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6
siswa
f) Setiap kelompok diberikan lembar kerja berupa gambar yang berbeda
untuk mengidentifikasi permaslahan faktual yang ada pada gambar
g) Masing-masing kelompok berdiskusi
h) Setiap kelompok bergantian mempersentasikan hasil diskusi mereka
i) Siswa dari kelompok lain dapat menggunakan kupon berbicara pada saat
menggunakan komentar baik berupa pujian, kritikan, maupun saran untuk
memecahkan persoalan yang tersampaikan. Sebelum berbicara, siswa
meletakkan kupon terlebih dahulu pada kotak yang telah tersedia. Siswa
dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya, siswa yang telah
habis kuponnya tidak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon
harus bicara sampai kuponnya habis.
j) Siswa diberikan reeward dengan bertepuk tangan
k) Siswa diberikan konfirmasi hasil diskusi
3) penutup
a) Guru dan siswa bertanya jawab saling tanya jawab tentang materi yang
telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian
indikator dan kompetensi dasar
24
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
b) Guru memberikan kesimpulan dan penguatan terhadap hasil
pembelajaran pada pertemuan ini
c) Guru memberikan evaluasi
d) Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah dan berdoa
e) Guru mengucapkan salam
c. Observasi
Pada tahap pengamatan ini, peneliti melakukan pengamatan mengenai
semua proses pelaksanaan pembelajaran berlangsung untuk melakukan
proses perbaikan pembelajaran dengan model Talking Chips pada siswa
kelas XI SMA 1 Pengabuan di Teluk Nilau. Pengamatan yang dilakukan di
antaranya, sebagai berikut:
1) Mengamati aktivitas guru selama proses pembelajaran. Data ini
diperoleh dari hasil pengamatan yang dilakukan guru kolaborasi dengan
menggunakan lembar observasi guru.
2) Mengamati aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran. Data ini
diperoleh dari hasil pengamatan guru kolaborasi dengan menggunakan
lembar observasi peserta didik.
3) Menilai unjuk kerja siswa dalam aspek keaktifan dalam memyampaikan
pendapat atau gagasan dengan memperhatikan kesesuaian isi materi
yang sedang didiskusikan.
d. Refleksi
Pada tahap ini yang harus dilakukam oleh peneliti adalah:
1) Mencatat hasil observasi.
2) Mengevaluasi hasil observasi.
3) Menganalisis hasil pembelajaran.
4) Mencatat kekurangan dan kelebihan untuk dijadikan bahan
penyusun rancangan siklus berikutnya, sampai tujuan PTK
dicapai.
Apabila pada pelaksanaan siklus 1 yang telah diketahui memiliki
hambatan, kekurangan pada proses pembelajaran maka perlu adanya
pengulangan yakni dengan melanjutkan ke siklus II. Pada umumnya.Kegiatan
25
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
siklus ke II memiliki banyak tambahan, karena siklus II adalah untuk
memperbaiki siklus 1 yang belum berhasil.
3. Pelaksanan Siklus II
a. Perencanaan
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan refleksi
pada siklus I dan penetapan alternatif pemecahan masalah.
2) Pengembangan program tindakan dari siklus I.
3) Mempersiapkan alat dan sumber pembelajaran. Pada siklus I, terdapat 7
persoalan faktual yang diberikan oleh guru, dan setiap kelompok
mendapatkan pembahasan yang berbeda. Sedangkan pada siklus II, hanya
terdapat 3 persoalan faktual saja.
4) Mempersiapkan instrumen penilaian untuk mengukur keaktifan, respon,
pada materi memberikan yang sedang dibahas.
b. Tindakan
Melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi diskusi
dengan memberikan tanggapan disertai alasan dengan menggunakan metode
Talking Chips sesuai rencana pelaksanaan pembelajara (RPP) hasil refleksi
siklus I. Perbedaan RPP siklus 1 dan RPP siklus 2 yaitu terletak pada kegiatan
kegiatan inti. Pada siklus 1, persoalan faktual diberikan oleh guru dan setiap
kelompok mendapatkan pembahasan yang berbeda-beda dan beragam.
Sedangkan pada siklus II, setiap kelompok mendapat persoalan yang sama. Di
bawah ini adalah perencanaan yang telah dipersiapkan dalam siklus II :
1 . Pendahuluan
a) Guru mengkondisikan siswa sebelum pembelajaran dimulai
b) Guru mengucapkan salam, dilanjuytkan berdoa dan presensi
c) Guru melakukan apersepsi, menyampaikan motivasi dan menyampaikan
tujuan pembelajaran
d) Guru memancing siswa untuk bertanya dan membangkitkan rasa ingin
tahunya terhadap materi yang akan di pelajari hari ini
26
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
e) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan manfaatnya bagi kehidupan
siswa
f) Guru menyampaikan garis besar cakupan materi kepada siswa.
2) Kegiatan Inti
a) Peserta didik membaca materi yang ada dibuku paket siswa tentang materi
yang ada di buku paket siswa
b) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi pembelajaran
c) Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi
d) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang langkah-langkah
menggunakan metode talking chips
e) Peserta didik membentuk kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6
siswa
f) Setiap kelompok diberikan lembar kerja berupa gambar yang berbeda
untuk mengidentifikasi permaslahan faktual yang ada pada gambar
g) Masing-masing kelompok berdiskusi
h) Setiap kelompok bergantian mempersentasikan hasil diskusi mereka
i) Siswa dari kelompok lain dapat menggunakan kupon berbicara pada saat
menggunakan komentar baik berupa pujian, kritikan, maupun saran
untuk memecahkan persoalan yang tersampaikan. Sebelum berbicara, siswa
meletakkan kupon terlebih dahulu pada kotak yang telah tersedia. Siswa dapat
tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya, siswa yang telah habis
kuponnya tidak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara
sampai kuponnya habis.
j) Siswa diberikan reeward dengan bertepuk tangan
k) Siswa diberikan konfirmasi hasil diskusi
3) penutup
a) Guru dan siswa bertanya jawab saling tanya jawab tentang materi yang
telah dipelajari selama pertemuan itu untuk mengetahui pencapaian
indikator dan kompetensi dasar
b) Guru memberikan kesimpulan dan penguatan terhadap hasil
pembelajaran pada pertemuan ini
27
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
c) Guru memberikan evaluasi
d) Guru menutup pelajaran dengan membaca hamdalah dan berdoa
e) Guru mengucapkan salam
c. Pengamatan
1) Mengamati perilaku siswa-siswi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran
pada siklus II.
2) Memantau kegiatan diskusi siswa pada setiap kelompok.
3) Mengamati respon siswa dengan memperhatikan keaktifan,
menyampaikan pendapat serta memberikan tanggapan disertai alasan
pada siklus II
d. Refleksi
Melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus I dan siklus II serta
diskusi dengan guru kolaborator untuk mengevaluasi dan membuat
kesimpulan atas pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia materi
memberikan tanggapan disertai alasan melalui metode kooperatif tipe keping
bicara Talking Chips dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial setelah melaksanakan rangkaian kegiatan
mulai dari siklus I sampai siklus II.
E. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan
1. Sumber Data
Sumber penelitian tindakan kelas yakni:
a) Guru
Dari sumber data guru, untuk melihat tingkat keberhasilan, kegagalan,
implementasi dari model Talking Chips.
b) Siswa
Dari sumber data siswa, untuk mendapatkan data mengenai hasil penerapan
peningkatan keterampilan pada materi memberikan tanggapan disertai alasan.
2. Teknik Pengumpulan Data
Sugiyono, (2007:224) Teknik pengumpulan data merupakan langkah
yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
28
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan. Teknik pengumpulan data yang diambil atau yang dilakukan
peneliti adalah teknik observasi, wawancara, dan unjuk kerja. Teknik
pengumpulan data tersebut dilakukan oleh peneliti diupayakan agar
mendapatkan data yang valid, maka peneliti melakukan pengumpulan data
dengan cara diantaranya sebagai berikut:
a) Observasi
Observasi adalah salah satu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional untuk mengetahui berbagai fenomena,
baik dalam situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu (Arifin, 2009:115).
Observasi merupakan proses pengindraan secara langsung terhadap kondisi
atau keadaan, proses serta perilaku siswa dalam proses pembelajaran
berlangsung. Observasi digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dan guru dalam penerapan metode
talking chips yang dilaksanakan pada proses pembelajaran.
b) Wawancara
Nasution (1996:113) Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal
yang bertujuan untuk memperoleh informasi, seperti melakukan percakapan.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengumpulkan
informasi melalui komunikasi secara langsung pada narasumber. Teknik
wawancara dilakukan untuk mendapat data tentang mengenai proses
pembelajaran yang dialami sebelum diberi tindakan dengan menggunakan
model talking chips, dan proses pembelajaran yang dialami setelah diberi
tindakan dengan menggunakan model talking chips.
c) Dokumentasi
Suharsimi (2006:231) menyebutkan Dokumentasi adalah laporan
tertulis yang berupa gambar, dokumen-dokumen resmi, foto mengenai
peristiwa yang isinya memberikan penjelasan atau gambaran terhadap suatu
peristiwa. Dokumentasi merupakan suatu kegiatan untuk mencari
mencari data-data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa transkrip,
29
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
buku, catatan, surat kabar, majalah, notulen rapat, agenda, dan lainnya. Teknik
dokumentasi ini digunakan peneliti untuk mengumpulkan data seperti RPP,
lembar validasi, data peserta didik dan guru, profil sekolah serta nilai KKM
yang harus ditempuh siswa.
3. Teknik Analisis Data
Suharsimi (2006:128), Analisis data merupakan cara yang digunakan
dalam pengolahan data yang berhubungan erat dengan perumusan masalah
yang telah diajukan sehingga dapat digunakan untuk menarik kesimpulan.
Data yang diperoleh akan diolah dan dianalisis secara kualitatif, yaitu data
yang berupa informasi berbentuk kalimat yang memberikan gambaran
kenyataan atau fakta sesuai data yang diperoleh dengan tujuan untuk
mengetahui keterampilan berbicara yang dicapai siswa, juga untuk mengetahui
respon siswa terhadap kegiatan serta aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung.
a) Observasi
1) Guru
Observasi terhadap guru sebagai pengajar, akan mengamati kegiatan
guru dalam proses pembelajaran IPA dengan mengunakan model talking
chips.
2) Siswa
Observasi terhadap siswa sebagai pelajar, akan dicari prosentase
kemampuan siswa pada saat proses pembelajaran Bahasa Indonesia
menggunakan model talking chips. Imas Kurniasih et al (2014:42)
Adapun analisis observasi dihitung dengan menggunakan rumus:
Tabel 3.1 Rumus Menghitung Observasi Aktivitas Siswa
Rumus Keterangan
P= NF X 100 P = Prosentase yang akan dicari.
F = Jumlah seluruh skor yang diperoleh. N = jumlah seluruh skor ideal.
Adapun kriteria tingkat keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran:
Tabel 3.2 Kriteria Tingkat Keberhasilan Aktivitas Siswa
30
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tingkat keberhasilan (% Arti 90-100 Sangat Tinggi 80-89 Tinggi 60-79 Cukup 40-59 Rendah > 40 Sangat rendah
3) Analisis Hasil Tes Siswa
Untuk analisis tingkat keberhasilan atau prosentase ketuntasan belajar
siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung, dilakukan dengan cara
memberikan instrumen non tes berupa penilaian unjuk kerja. Analisis ini
dihitung dengan menggunakan statistik sederhana sebagai berikut:
a.Penilaian Unjuk Kerja
Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes unjuk kerja
yang berupa keterampilan berbicara siswa dalam materi memberikan
tanggapan disertai alasan dengan memperhatikan kegiatan, respon, hasil
pembelajaran. Untuk mengamati penilaian unjuk kerja peserta didik digunakan
instrumen lembar observasi skala penilaian (rating scale).
Untuk analisis hasil tes siswa dilakukan dengan cara mengubah skor yang
diperoleh siswa menjadi nilai siswa. Dapat dituliskan dengan rumus:
Tabel 3.3 Rumus Nilai Akhir Hasil Tes Siswa
Rumus Keterangan
Nilai Akhir =maksimalskor
diperolehyangnilaix 100
1. Nilai yang diperoleh adalah jumlah skor yang diperoleh siswa pada saat unjuk kerja.
2. Skor maksimal adalah jumlah skor maksimal dari keseluruhan poin pada nilai unjuk kerja.
Anas Sudijono ( 2010:81) menyebutkan, setelah nilai siswa diketahui,
peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa selanjutnya dibagi dengan
jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Sudjana
menyatakan bahwa untuk menghitung rata-rata kelas dihitung dengan
menggunakan rumus :
31
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 3.4 Rumus Nilai Rata-rata Kelas
Rumus Keterangan
M= N
x M = Nilai rata-rata ∑x= jumlah semua nilai siswa N = jumlah siswa
b. Penilaian Ketuntasan Belajar
Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, bahwa tingkat
pencapaiaan untuk tes formatif adalah 75%, dan siswa mencapai KKM 70.
Namun peneliti menganggap bahwa peningkatan hasil belajar siswa melalui
model talking chips berhasil meningkat jika siswa memperhatikan dalam
kegiatan diskusi, respon, hasil pebelajaran memenuhi ketuntasan minimal
75%.
Untuk menentukan ketuntasan hasil belajar siswa dapat digunakan rumus
Masnur (2012:54) :
Tabel 3.5 Rumus Persentase Ketuntasan Keberhasilan Belajar Siswa
Rumus Keterangan
P=NX
x 100%
P = prosentase yang dicari ∑x= jumlah siswa yang tuntas belajar. N = jumlah siswa
F. Indikator Kinerja
Adapun indikator yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini
adalah sebagai berikut:
1. Penerapan model talking chips sekurang-kurangnya berkategori baik.
2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran Biologi
kelas XII SMA 1 Pengabuan ini adalah 70.
3. Pembelajaran dapat dikatakan berhasil, jika observasi aktivitas guru dan siswa
mendapatkan nilai minimal 70.
32
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Penelitian berbasis Classroom Research (PTK) ini dilakukan dalam
dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap yakni tahap perencanaan
(planning), tahap tindakan (action), tahap observasi (observing), dan tahap
refleksi (reflection). Subyek penelitian ini ialah siswa-siswi kelas XI di SMA
Negeri 1 Pengabuan dengan jumlah 21 siswa yang terdiri dari 11 siswa
perempuan dan 10 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan dengan
menerapkan metode talking chips pada mata pelajaran Biologi dengan
materi sistem pertahanan tubuh.
Data yang diperoleh peneliti dari hasil penelitian yang dilakukan ialah
berupa hasil wawancara, dokumentasi, data hasil observasi aktivitas siswa
selama proses belajar mengajar, data hasil observasi aktivitas guru dalam
mengolah pembelajaran yang digunakan untuk mengatahui penerapan metode
talking chips dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
biologi. Penilaian untuk kerja yang dilakukan guna mengetahui hasil
peningkatan hasil belajar setelah menggunakan motode talking chips.
Tahapan dalam penelitian ini terdiri dari pra siklus, siklus I dan siklus II.
1. Pra siklus
Pelaksanaan kegiatan prasiklus dalam penelitian ini dilakukan dengan
mengumpulkan data melalui tes. Terkait dengan teknik pembelajaran yang
digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran IPA tentang biologi di kelas XI.
Kendala ketika proses pembelajaran biologi tentang sistem pertahanan tubuh
yaitu siswa terlihat kurang bersemangat dan kurang aktif sehingga ada
beberapa siswa hasil belajarnya masih belum mencapai KKM dan 17 siswa
yang belum mencapai KKM. Dari keterangan di atas dapat ditarik
kesimpulan bahwa tingkat hasil belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1
33
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Pengabuan pada mata pelajaran biologi tentang sistem imun masih di bawah
rata-rata atau rendah
Tabel 4.1 hasil belajar siswa sebelum penerapan teknik Talking Chips/
Pra-siklus
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Agustuni Jumiati 70 60 Tidak Tuntas 2 Al-Ikhwan DafriAldi 70 72 Tuntas 3 Analisa Anasdar 70 52 Tidak Tuntas 4 Arbain 70 88 Tuntas 5 Azizah 70 64 Tidak Tuntas 6 Dea Amanda 70 72 Tuntas 7 Dewi Fitri Anggraini 70 64 Tidak Tuntas 8 Feby Amalia 70 60 Tidak Tuntas 9 Gilang Saputra Pratama 70 54 Tidak Tuntas 10 Hermawan 70 76 Tuntas 11 Khairum Niswah 70 60 Tidak Tuntas 12 Khofif Al-Maqqi 70 68 Tidak Tuntas 13 M. Fajar Auliya Saputra 70 60 Tidak Tuntas 14 M. Revanza Al-Fahrezi 70 52 Tidak Tuntas 15 Nekmatun Saleha 70 65 Tidak Tuntas 16 Nurhayati 70 58 Tidak Tuntas 17 Nova Agustina 70 52 Tidak Tuntas 18 Sinta Bella 70 48 Tidak Tuntas 19 Syaripudin 70 48 Tidak Tuntas 20 Tasriatul Mardiah 70 54 Tidak Tuntas 21 Tiara Dwi Desma wanti 70 52 Tidak Tuntas Jumlah Nilai 1279 4
Jumlah Nilai Rata-Rata 60,90 19,04
34
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Penerapan teknik Talking Chips Siklus I
a. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
dengan mengikuti kurikulum yang digunakan di sekolah SMA 1
Pengabuan yakni K13, dan menetapkan standar kompetensi pada mata
pelajaran biologi kelas XI MIPA 1 SMAN 1 Pengabuan, materi yang
digunakan yaitu sistem imun pada manusia. Kemudian menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dilakukan pada siklus I yaitu
dengan menggunakan Teknik Talking Chips. Kemudian diberikan soal
yang berupa soal pilihan ganda yang terdiri dari 25 soal yang harus
dijawab oleh siswa. Tahap terakhir dalam perencanaan ini yaitu
menetapkan kriteria keberhasilan pembelajaran. Dalam penelitian ini siswa
dikatakan berhasil apabila nilai siswa mencapai kriteria ketuntasan
minimal dengan nilai 70.
b. Pelaksanaan Tindakan
Setelah perencanaan maka peneliti siap melaksanakan penelitian
dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun. Penelitian
siklus I dilaksanakan mulai tanggal 20 Mei 2019 di kelas XI MIPA 1 SMA
Negeri 1 Pengabuan pada pertemuan pertama berlangsung 2 jam
pelajaran dengan alokasi waktu (2x45menit), Kegiatan pembelajaran yang
peneliti lakukan adalah menerapkan pembelajaran sesuai dengan perangkat
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dalam hal ini
dibagi menjadi 3 tahap yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan
akhir penutup.
Kegiatan pembelajaran yang peneliti lakukan mulai dari kegiatan
awal pada proses pembelajaran yaitu guru mengucapkan salam dan
mengajak semua siswa berdo’a serta melakukan absen kehadiran siswa.
Langkah selanjutnya guru menyampai tujuan pembelajaran yang akan
dicapai pada materi yang akan dipelajari. Siswa memperhatikan tujuan
pembelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada kegiatan inti langkah
pembelajaran yang dilakukan sebelum membuka materi, guru bertanya
35
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tentang sistim imun manusia, Setelah itu siswa diberi kesempatan untuk
membaca dan mencatat materi tentang sistim imun manusia yang
menjadi pembahasan. Setelah itu, guru menjelaskan materi tentang sistim
imun, pada saat guru menjelaskan sebagian besar siswa memperhatikan
dengan seksama tetapi selang beberapa waktu ada beberapa siswa yang
tidak memperhatikan atau fokus dalam menyimak penjelasan guru
sehingga siswa lain menjadi terganggu.
Langkah selanjutnya guru memberikan pembelajaran
menggunakan teknik Talking Chips. Guru menjelaskan kepada siswa
langkah-langkahnya yaitu; Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok,
masing-masing terdiri dari 4-5 orang, setiap siswa diberikan satu buah
kartu (Classroon Action Research), Setelah masing-masing siswa
mendapatkan kartu (CAR) bermain kemudian peneliti memberikan soal
untuk dijawab secara bebas, bagi siswa yang dapat menjawab kartu yang
telah diterima diberikan kepada peneliti sampai kartu itu habis, jika ada
siswa yang menerima lebih dari satu kartu maka ia wajib menjawab 2 soal
yang telah disiapkan.
Setelah siswa selesai menerapkan pembelajaran menggunakan teknik
Talking Chips siswa diminta untuk kembali ke tempatnya masing-masing
dan mendengarkan guru memberi subtansi terhadap hasil diskusi.
Kemudian guru memberikan lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan
secara individu, langkah akhir yang dilakukan pada kegiatan penutup yaitu
guru mengajak siswa bersama-sama menyimpulkan dari materi yang telah
diberi pengayaan pada persoalan yang menjadi pokok pembahasan.
c. Observasi
Observasi peneliti lakukan bersamaan dengan kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan teknik Talking Chips.
36
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 4.2 Hasil observasi terhadap aktivitas siswa kelas XI MIPA 1
SMAN 1 Pengabuan pada siklus 1
NO Aktivitas Belajar Siswa Skor Jumlah 1 2 3 4
PENDAHULUAN v 2 1 5 menit sebelum jam pelajaran siswa sudah
berada didalam kelas v 3
2 Siswa berdoa dengan seksama v 3 3 Siswa menyimak guru saat mengabsen
kehadiran v 3
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN 4 Siswa mendengarkan guru yang
menyampaikan tujuan dalam proses pembelajaran
v 3
5 Siswa melakukan proses pembelajaran sesuai dengan instruksi guru
v 3
6 Siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan gembira dan menyenangkan
v 3
7 Masing masing siswa melakukan proses pembelajaran dengan tidak terpaksa
v 2
8 Siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan berkelompok dan dapat menyesuaikan diri
v 2
9 Siswa dapat memahami proses pembelajaran dengan menggunakan talking chips
v 2
PENUTUP 10 Siswa memberikan kesimpulan v 3 11 Siswa mengerjakan evaluasi dengan tenang v 2 12 Siswa menyimak guru menyimpulkan dan
menutup pelajaran v 2
Jumlah 33
Rata- rata 2,75
Sumber : file:///C:/Users/Asus/Downloads/lampiran%20-%2010604227022.pdf
Keterangan :
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = jarang
Skor 3 = sering
37
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Skor 4 = selalu
Skor yang diperoleh :
0 - 20, berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran rendah
21- 40 , berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sedang
41 - 60, berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tinggi
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil observasi siswa atau aktivitas siswa
masih belum terlaksana dengan baik, hasil yang diamati sesuai dengan yang
diharapkan, hal itu menunjukkan aktivitas siswa dalam belajar masih rendah dan
upaya untuk meningkatkan hasil belajar belum terlaksana dengan baik. Adapun
hasil observasi pada aktivitas guru dapat dilihat pada tabel berikut
Tabel 4.3 Hasil observasi terhadap aktivitas guru di kelas XI MIPA 1
SMAN 1 Pengabuan pada siklus 1
NO Aktivitas Belajar Siswa Skor Jumlah 1 2 3 4
PERSIAPAN 1 Guru mempersiapkan RPP v 2 2 Tujuan pembelajarannya dinyatakan dalam
kalimat yang jelas dalam RPP v 2
3 Guru mempersiapkan media pembelajaran v 2 4 Guru mempersiapkan setting kelas untuk
pembelajaran v 2
Persentasi/ penyampaian pembelajaran v 2 5 Guru menampilkan pembelajaran yang hendak
dicapai v 2
6 Guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik
v 2
7 Pembelajaran dilaksanakan dalam langkah-langkah dan urutan yang logis
v 1
8 Petunjuk-petunjuk pembelajaran singkat dan jelas sehingga mudah dipahami
v 2
9 Materi pembelajaran baik kedalaman dan keluasannya sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa
v 1
10 Selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa
v 3
11 Apabila siswa bertanya, maka guru memberikan jawaban dengan jelas dan
v 2
38
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
memuaskan Metode pembelajaran / pelaksanaan
pembelajaran
12 Pembelajaran dilakukan secara bervariasi selama alokasi waktu yang tersedia, tidak monoton dan membosankan
v 2
13 Apabila terjadi suatu permasalahan maka guru dapat bertindak dengan mengambil keputusan terbaik agar pembelajaran tetap berlangsung secara efektif dan efisien
v 1
14 Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan
v 2
15 Selama pembelajaran berlangsung guru tidak hanya berada pada posisi tertentu tetapi bergerak secara dinamis didalam kelasnya
v 2
16 Guru mengenali dan mengenali nama setiap siswa yang ada didalam kelasnya
v 1
17 Media pembelajaran didalam pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran digunakan secara efektif
v 1
18 Latihan diberikan secera efektif v 1 Karakteristik pribadi guru v 2 19 Guru berupaya memancing siswa agar terlihat
aktif dalam pembelajaran v 2
20 Guru bersifat tegas dan jelas v 2 21 Menyimpulkan hasil belajar dengan tepat
waktu v 2
Jumlah Rata- rata
41 1,95
Sumber :file:///C:/Users/Asus/Downloads/lampiran%20%2010604227022.pdf
Keterangan :
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = jarang
Skor 3 = sering
Skor 4 = selalu
Skor yang diperoleh :
0 - 28, berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran rendah
29- 57 , berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sedang
39
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
58 - 84, berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tinggi
Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa aktivitas guru yang
menjadi objek pengamatan peneliti,bahwa hasil observasi guru atau
aktivitas guru juga masih belum terlaksana dengan baik, hasil yang
diamati sesuai dengan yang diharapkan, hal itu menunjukkan aktivitas
guru dalam proses belajar masih rendah dan upaya untuk meningkatkan
hasil belajar belum terlaksana dengan baik.. Beberapa aktivitas yang
belum terlaksana menjadi pengamatan untuk melakukan tindakan
selanjutnya dan kemudian menjadi pembanding pada pertemuan ke siklus
2, selanjutnya peneliti langsung memberikan tes akhir kepada siswa untuk
mengetahui keberhasilan dalam menerapkan teknik tersebut.
d. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi peneliti melihat data yang telah diperoleh dari
siklus I dimana peneliti belum menerapkan seluruhnya dari prosedur yang
telah direncanakan sebelumnya oleh peneliti. Hal ini terjadi karena peneliti
belum terbiasa dalam menggunakan teknik Talking Chips dan peneliti
belum bisa menginisiasi batas waktu dalam pembelajaran. Data hasil tes
akhir siswa pada siklus I untuk melihat capaian angka lebih atau sama
dengan KKM yang tepeneliti tentukan. Untuk itu, dalam hal ini dapat
dilihat dari lembar hasil belajar siswa. Maka penelitian pelaksanaan
tindakan pada tahap pertama menjadi ukuran keberhasilan jika belum
berhasil maka peneliti akan melanjutkan pada siklus ke 2 dan mencermati
kekurangan-kekurangan pada siklus 1.
Tabel 4 .4 Hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAN1 Pengabuan pada siklus 1
No Nama KKM Nilai Keterangan 1 Agustuni Jumiati 70 75 Tuntas
2 Al-Ikhwan DafriAldi 70 72 Tuntas
40
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
3 Analisa Anasdar 70 64 Tidak Tuntas
4 Arbain 70 88 Tuntas
5 Azizah 70 64 Tidak Tuntas
6 Dea Amanda 70 72 Tuntas
7 Dewi Fitri Anggraini 70 64 Tidak Tuntas
8 Feby Amalia 70 70 Tuntas
9 Gilang Saputra Pratama 70 75 Tuntas
10 Hermawan 70 76 Tuntas
11 Khairum Niswah 70 75 Tuntas
12 Khofif Al-Maqqi 70 80 Tuntas
13 M.Fajar Auliya Saputra 70 75 Tuntas
14 M.Revanza Al-Fahrezi 70 70 Tuntas
15 Nekmatun Saleha 70 70 Tuntas
16 Nurhayati 70 65 Tidak Tuntas
17 Nova Agustina 70 70 Tuntas
18 Sinta Bella 70 60 Tidak Tuntas
19 Syaripudin 70 75 Tuntas
20 Tasriatul Mardiah 70 65 Tidak Tuntas
21 Tiara Dwi Desmawanti 70 75 Tuntas
Jumlah Nilai 1500 15
Jumlah Nilai Rata-Rata 71,42 71,42
Dari tabel di atas dapat dilihat dari hasil pelaksanaan yang peneliti
lakukan terdapat 15 siswa yang tuntas dan 6 siswa yang tidak tutas dari
penerapan proses belajar mengajar dengan menggunakan teknik Talking
Chips. Capaian diatas tentunya belum maksimal dikarenakan peneliti
masih canggung atau belum terbiasa dalam menerapkan pembelajaran
menggunakan teknik Talking Chips dan peneliti belum secara total
melakukan pelaksanaan prosedur dalam pembelajaran yang telah
direncanakan, sehingga siswa kurang antusias dalam mengikuti proses
41
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
belajar mengajar sehingga tentunya berdampak pada hasil ahir terhadap
belajar siswa.
3. Penerapan Teknik Talking Chips Siklus II
Kegiatan pelaksanaan siklus II merupakan lanjutan dari siklus I yang
didasarkan pada hasil refleksi peneliti. Adapun pembelajaran pada siklus II
adalah sebagai berikut :
a. Tahap perencanaan
Pada tahap perencanaan yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu
dengan mengikuti kurikulum yang digunakan di sekolah SMAN1
Pengabuan yakni K13, dan menetapkan standar kompetensi pada mata
pelajaran biologi kelas XI SMA 1 Pengabuan, materi yang digunakan
yaitu sistim imun pada manusia. Kemudian menyusun rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang akan dilakukan pada siklus II yaitu
dengan menggunakan Teknik Talking Chips. Rencana pelaksanaan
pembelajaran juga dilengkapi dengan lembar kinerja yang digunakan
dalam penerapan pembelajaran Teknik Talking Chips dan dikerjakan siswa
secara individu , menyusun soal sebagai penilaian dari hasil belajarsiswa.
Soal yang diberikan berupa soal isian yang terdiri dari 35 soal yang harus
dijawab oleh siswa. Tahap terakhir dalam perencanaan ini yaitu
menetapkan kriteria keberhasilan pembelajaran. Dalam penelitian ini siswa
dikatakan berhasil apabila nilai siswa mencapai kriteria ketuntasan
minimal dengan nilai 70.
b. Pelaksanaan Tindakan
Pada tindakan yang dilaksanakan pada siklus II tidak jauh berbeda
dengan siklus I. Pelaksanaan siklus ke II ini bertujuan untuk kembali
mengukur kemampuan siswa terhadap hasil belajar pada pokok
pembahasan mengenai sistem imun pada manusia. Kegiatan berlangsung
sebanyak 2 kali pertemuan, pertemuan I membahas tentang sistem imun
kemudia pertemuan ke II membahas tentang contoh kegagalan pada sistem
imun pada manusia. Pelaksanaan tindakan ini dilaksanakan pada hari senin
42
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
tanggal 27 Mei 2019 di kelas XI SMA Negeri 1Pengabuan pada pertemuan
pertama berlangsung 2 jam pelajaran dengan alokasi waktu (2 x 45
menit), Kegiatan pembelajaran yang peneliti lakukan adalah menerapkan
pembelajaran sesuai dengan perangkat pembelajaran yang telah dilakukan
pada siklus I.
c. Observasi
Observasi peneliti lakukan bersamaan dengan kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini kegiatan pembelajaran berlangsung dengan
menggunakan teknik Talking Chips.
Tabel 4.5 Hasil observasi terhadap aktivitas siswa kelas XI MIPA 1 SMAN
1 Pengabuan pada siklus ke-2
NO Aktivitas Belajar Siswa Skor Jumlah
1 2 3 4 PENDAHULUAN
1 5 menit sebelum jam pelajaran siswa sudah berada didalam kelas
v 4
2 Siswa berdoa dengan seksama v 4 3 Siswa menyimak guru saat mengabsen
kehadiran v 3
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN 4 Siswa mendengarkan guru yang
menyampaikan tujuan dalam proses pembelajaran
v 4
5 Siswa melakukan proses pembelajaran sesuai dengan instruksi guru
v 4
6 Siswa melakukan kegiatan pembelajaran dengan gembira dan menyenangkan
v 4
7 Masing masing siswa melakukan proses pembelajaran dengan tidak terpaksa
v 3
8 Siswa dapat melakukan kegiatan pembelajaran dengan berkelompok dan dapat menyesuaikan diri
v 3
9 Siswa dapat memahami proses pembelajaran dengan menggunakan talking chips
v 4
PENUTUP 10 Siswa memberikan kesimpulan v 2 11 Siswa mengerjakan evaluasi dengan tenang v 3 12 Siswa menyimak guru menyimpulkan dan
menutup pelajaran v 4
43
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Jumlah 42
Rata- rata 3,5
Sumber : file:///C:/Users/Asus/Downloads/lampiran%20 %2010604227022.pdf
Keterangan :
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = jarang
Skor 3 = sering
Skor 4 = selalu
Skor yang diperoleh :
0 - 20, berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran rendah
21- 40 , berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sedang
41 - 60, berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tinggi
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa hasil observasi siswa atau aktivitas
siswa terlaksana dengan sangat baik, seperti yang terlihat pada siklus 1
aktivitas nya tidak ada yang mencapai skor tinggi, pada siklus ke-2 ini
aktivitas siswa begitu aktif sesuai dengan yang diharapkan, hal itu
menunjukkan aktivitas siswa dalam belajar sangat meningkat, dan upaya
untuk meningkatkan hasil belajar sudah terlaksana dengan baik. Adapun
hasil observasi pada aktivitas guru dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Hasil observasi terhadap aktivitas guru di kelas XI MIPA 1 SMAN 1 Pengabuan pada siklus ke-2
NO Aktivitas Belajar Siswa Skor Jumlah 1 2 3 4
PERSIAPAN 1 Guru mempersiapkan RPP v 3 2 Tujuan pembelajarannya dinyatakan dalam
kalimat yang jelas dalam RPP v 3
3 Guru mempersiapkan media pembelajaran v 3
44
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
4 Guru mempersiapkan setting kelas untuk pembelajaran
v 3
Persentasi/ penyampaian pembelajaran v 3 5 Guru menampilkan pembelajaran yang
hendak dicapai v 3
6 Guru memotivasi siswa, menarik perhatian agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik
v 4
7 Pembelajaran dilaksanakan dalam langkah-langkah dan urutan yang logis
v 2
8 Petunjuk-petunjuk pembelajaran singkat dan jelas sehingga mudah dipahami
v 2
9 Materi pembelajaran baik kedalaman dan keluasannya sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan siswa
v 2
10 Selama proses pembelajaran guru memberikan kesempatan untuk bertanya kepada siswa
v 2
11 Apabila siswa bertanya, maka guru memberikan jawaban dengan jelas dan memuaskan
v 2
Metode pembelajaran / pelaksanaan pembelajaran
12 Pembelajaran dilakukan secara bervariasi selama alokasi waktu yang tersedia, tidak monoton dan membosankan
v 4
13 Apabila terjadi suatu permasalahan maka guru dapat bertindak dengan mengambil keputusan terbaik agar pembelajaran tetap berlangsung secara efektif dan efisien
v 4
14 Materi pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran yang sudah ditetapkan
v 3
15 Selama pembelajaran berlangsung guru tidak hanya berada pada posisi tertentu tetapi bergerak secara dinamis didalam kelasnya
v 3
16 Guru mengenali dan mengenali nama setiap siswa yang ada didalam kelasnya
v 2
17 Media pembelajaran didalam pelaksanaan pelaksanaan pembelajaran digunakan secara efektif
v 4
18 Latihan diberikan secera efektif v 4 Karakteristik pribadi guru 19 Guru berupaya memancing siswa agar terlihat
aktif dalam pembelajaran v 4
20 Guru bersifat tegas dan jelas v 3 21 Menyimpulkan hasil belajar dengan tepat
waktu v 3
Jumlah Rata- rata
66 3,14
45
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Sumber
file:///C:/Users/Asus/Downloads/lampiran%20-%2010604227022.pdf
Keterangan :
Skor 1 = tidak pernah
Skor 2 = jarang
Skor 3 = sering
Skor 4 = selalu
Skor yang diperoleh :
0 - 28, berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran rendah
29- 57 , berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sedang
58 - 84, berarti aktivitas siswa dalam proses pembelajaran tinggi
Berdasarkan tabel diatas pada siklus ke-2 ini dapat dilihat bahwa
aktivitas guru dalam melakukan kegiatan lebih baik dari sebelumnya. Guru
melaksanakan atau menerapkan seluruh rencana kegiatan dari prosedur
perencana yang telah dirancang sebelumnya yaitu semua indikator dalam
RPP , dalam hal ini peneliti sudah lebih terbiasa dalam pelaksanaan dalam
menerapkan motode belajar menggunakan teknik Talking Chips. Mengenai
kendala keterbatasan waktu peneliti sudah mengatur waktu pelajaran
semaksimal mungkin dalam proses pembelajaran agar waktu yang telah
ditentukan dapat mencapai terget rencana pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
Dalam pelaksanaan pertemuan siklus ke-2 ini guru masih
menjelaskan materi sepeti pada tahap sikslus 1 yaitu tentang sistem imun
pada tubuh manusia, selanjutnya peneliti menganjurkan siswa untuk duduk
dikelompok sesuai dengan kelempok yang telah dibagi pada siklus I
kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya materi
yang belum jelas atau yang sulit dipahami dengan tujuan agar siswa lebih
mendalami mengenai materi dalam proses pembelajaran. Peneliti
46
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
memberikan pertanyan kepada setiap kelompok dan setiap siswa yang
menjawab harus meletakkan kartu (CAR)yang dimilikinya diatas meja.
Nilai siswa dihitung dari jumlah jawaban yang benar dan peneliti
memberikan reward kepada seluruh siswa.
d. Tahap Refleksi
Setelah melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan
pembelajaran di dalam kelas, selanjutnya peneliti bersama guru
mengadakan refleksi dari tindakan yang telah dilakukan dalam kegiatan
tindakan siklus II. Dari hasil data yang diperoleh dari siklus II bahwa guru
telah menjalankan aktivitas pembelajaran seluruh indikator yang telah
direncanakan sebelumnya. Data tes akhir yang peneliti peroleh pada siklus
II, siswa memperoleh bobot penilai yang sama bahkan lebih dari nilai
KKM yang ditentukan. Keadaan di atas maka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan teknik Talking Chips
pada siklus II telah mencapai peningkatan hasil belajar siswa. Dengan
tercapainya target pembelajaran yang memenuhi syarat KKM yang telah
dirancang dan dilaksanakan pada proses pembelajaran siklus II, maka
dalam hal ini peneliti tidak perlu melakukan siklus selanjutnya karena
capaian target standar pembelajaran sudah tercapai dalam peningkatan
hasil belajar siswa.
Tabel 4 .7 Hasil belajar siswa kelas XI IPA SMAN1 Pengabuan
pada siklus 2
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Agustuni Jumiati 70 76 Tuntas 2 Al-Ikhwan DafriAldi 70 88 Tuntas 3 Analisa Anasdar 70 85 Tuntas 4 Arbain 70 92 Tuntas 5 Azizah 70 68 Tidak Tuntas 6 Dea Amanda 70 72 Tuntas 7 Dewi Fitri Anggraini 70 88 Tuntas 8 Feby Amalia 70 80 Tuntas 9 Gilang Saputra Pratama 70 64 Tidak Tuntas
47
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
B
erdasarkan tabel diatas dapat menunjukan bahwa dari 21 siswa terdapat 2
siswa yang tidak tuntas setelah melakukan proses belajar mengajar dengan
menerapkan teknik Talking Chips, pada siklus ke II ini hasil belajar siswa
meningkat dibandingkan dengan pra siklus dansiklus I, karena peneliti
sudah menerapkan seluruh prosedur dari pembelajaran yang menggunakan
teknik Talking Chips. Selain itu peneliti juga mengkondisikan waktu
belajar siswa dengan baik mungkin dengan menstimulus semua siswa pada
saat pembelajaran berlangsung sehingga siswa antusias dalam mengikuti
proses belajar mengajar secara hikmat.
B. Pembahasan
1. Hasil belajar siswa dalam pembelajaran Biologi
Hasil dari aktivitas pembelajaran siswa pada mata pelajaran biologi
dengan menerapkan metode talking chips selalu meningkat pada tiap
siklusnya. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh saat pra siklus sebesar 60,4
(cukup), siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas 75 (cukup) menjadi 80 (tinggi)
pada siklus II. Persentase tetuntasan belajar pra siklus sebesar 19% (sangat
rendah), siklus I sebesar 71% (cukup) dan pada siklus II menjadi 90% (sangat
tinggi) atau 19 siswa dari 21 siswa sudah mencapai ketuntasanbelajar yang
telah ditetapkan. Siklus II menunjukkan bahwa perbaikan yang dilakukan
peneliti cukup berhasil.
10 Hermawan 70 76 Tuntas 11 Khairum Niswah 70 72 Tuntas 12 Khofif Al-Maqqi 70 88 Tuntas 13 M.Fajar Auliya Saputra 70 75 Tuntas 14 M.Revanza Al-Fahrezi 70 80 Tuntas 15 Nekmatun Saleha 70 80 Tuntas 16 Nurhayati 70 80 Tuntas 17 Nova Agustina 70 84 Tuntas 18 Sinta Bella 70 80 Tuntas 19 Syaripudin 70 72 Tuntas 20 Tasriatul Mardiah 70 85 Tuntas 21 Tiara Dwi Desmawanti 70 82 Tuntas Jumlah Nilai 1667 19
Jumlah Nilai Rata-Rata 79,38 90,47
48
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Tabel 4.8 Hasil Belajar Penerapan Talking Chips Setiap Siklus
Perbedaan hasil pada siklus I dan siklus II dipengaruhi faktor dari dalam diri
siswa dan juga dari luar diri siswa. Guru turut berperan dalam faktor luar dari
siswa atau lingkungan dalam belajar seperti halnya peran guru dalam melakukan
perbaikan pada siklus II untuk memperbaiki kesaahan pada siklus I sehingga
mencapai hasil pembelajaran yang lebih maksimal.
Kurang maksimalnya hasil belajar siswa pada siklus I dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti Guru tidak memberikan apersepsi dengan mengaitkan
materi yang telah dipelajari dipertemuan sebelumnya. Guru tidak memancing
siswa bertanya dan membangkitkan rasa ingin tahunya terhadap materi yang akan
dipelajari hari ini, kemudian pada aktivitas pembahasan materi secara
berkelompok siswa tidak mempresentasikan hasil diskusi mereka secara
bergantian karena keterbatasan waktu jam pelajaran. Maka pada penerapan siklus
II peneliti menyiasati hal tersebut dengan memberikan kartu bermain, Setelah
masing-masing siswa mendapatkan kartu (CAR) bermain kemudian peneliti
memberikan soal untuk dijawab secara bebas, bagi siswa yang dapat menjawab
kartu yang telah diterima diberikan kepada peneliti sampai kartu itu habis, artinya
masing masing-masing siswa akan mendapatkan bagian soal hingga tuntas.
Selanjutnya guru memberi subtansi terhadap hasil diskusi yang telah
dilakukan, kemudia guru mengajak siswa bersama-sama menyimpulkan dari
No Rentang Nilai Jumlah Siswa Pra Siklus I Siklus I Siklus II
1 30-39 0 0 0 2 40-49 2 0 0 3 50-59 7 0 0 4 60-69 8 6 2 5 70-79 3 13 6 6 80-89 1 2 12 7 90-99 0 0 1 8 100 0 0 0 Jumlah 21 21 21
49
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
materi yang telah diberi pengayaan pada persoalan yang menjadi pokok
pembahasan. Langkah akhir yang dilakukan pada kegiatan penutup yaitu dalam
melakukan evaluasi dari materi yang disampaikan kemudian guru memberikan
lembar soal kepada siswa untuk dikerjakan secara individu dalam hal ini untuk
memastikan pemahaman siswa terhadap materi yang telah dibahas.
Gambar 1.
Diagram Perbandingan Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa
0
2
4
6
8
10
12
14
30-39 40-49 50-59 60-69 70-79 80-89 90-99 100
Jum
lah S
isw
a
Rentang Nilai
Diagram Hasil Belajar Perlakuan Siklus
Pra Siklus
Siklus I
Siklus II
50
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
Gambar 2.
Diagram Perbandingan persentase Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan uraian di atas, maka penerapan metode talking chips dalam
mengevaluasi capaian belajar siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pengabuan pada mata
pelajaran biologi, metode talking chip mampu untuk meningkatkan hasil belajar
siswa, dengan memberikan konstribusi yang merata kepada setiap siswa. Metode
talking chips membantu siswa memiliki kesempatan yang sama, untuk aktif dalam
berdiskusi dan menjawab soal-soal yang telah disiapkn. Menurut pengakuan siswa
dalam wawancara yang dilakukan peneliti setelah penerapan metode talking chips,
siswa lebih mudah dalam melaksanakan pembelajaran dan memahami terhadap
materi yang diberikan, selain itu metode pembelajaran talking chips ini
menjadikan pembelajaran yang awalnya diam atau tidak aktif dalam kelas menjadi
lebih menarik dan menyenangkan. Dalam penerapan metode talking chips dalam
proses pembelajaran, siswa juga merasa pembelajaran dengan menjadikan
teman-teman mereka antusias dan aktif.
faktor yang sangat mempengaruhi terhadap belajar siswa dimuali dari
diri siswa sendiri dan lingkungan. Keberhasilan dan kualitas hasil belajar siswa
tergantung pada bagaimana guru mengelola pembelajaran dengan baik, termasuk
dalam penggunaan metode yang digunakan saat pembelajaran. Dari beberapa
siklus yang peneliti sudah lakukan hingga pada akhirnya dengan keterangan
tersebut peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa dengan penerapan
0%
20%
40%
60%
80%
100%
pra siklus siklus I siklus II
Pers
enta
se
Persentase Hasil Belajar
51
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
pembelajaran menggunakan metode Talking Chips dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Aktivitas Dalam Pembelajaran Biologi
Adapun gambaran peningkatan aktivitas siswa yang telah diamati dari
siklus I sampai siklus II yang diperoleh dari langkah-langkah model pembelajaran
Talking Chips dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan aktivitas siswa
disetiap siklus dengan menggunakan model Talking Chips. Sehingga dapat
dikatakan penggunaan model berhasil meningkatkan aktivitas siswa.
Adapun rata-rata peningkatan aktivitas siswa dalam pelaksanaan
pembelajaran dua siklus dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9. Rata-rata Peningkatan Aktivitas Siswa Pada Setiap Siklus
No Aktivitas Rata-rata nilai
Siklus I Siklus II 1 Aktivitas Siswa 2,75 3,5 2 Aktivitas Guru 1,95 3,14
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui hasil observasi aktivitas siswa
pada siklus I dan siklus II, terjadinya peningkatan pada setiap pertemuan persiklus
yang mana pada siklus I rata-rata aktivitas siswa 2,75% meningkat menjadi 3,5%.
Hal ini dapat dikarenakan antusias siswa yang tinggi dalam kegiatan pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran talking chips sehingga memberikan
suasana yang menyenangkan di kelas. Sementara hasil observasi aktivitas guru
pada siklus I dan II juga mengalami peningkatan pada setiap siklus yang mana
pada siklus I rata-rata aktivitas guru 1,95% meningkat menjadi 3,14%. Hal ini
dikarenakan semangat guru pada saat kegiatan pembelajaran semakin meningkat.
52
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis hasil belajar siswa dengan menerapkan model
pembelajaran tipe talking chips terlihat hasil pembelajaran yang dicapai
siswa meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menerapkan model
pembelajaran tipe talking chips dapat meningkatkan hasil belajar dan
keaktifan siswa dalam belajar, terbukti dari hasil penelitian ini pada
siklus 1 yaitu dengan nilai rata-rata ketuntasan 71,42 dan pada siklus 2
dengan nilai rata-rata yaitu 79.38 dengan demikian penerapan teknik
Talking Chips dapat meningkat hasil belajar siswa hingga sembilan puluh
persen. Dengan ini peneliti menyarankan agar guru dapat menerapkan
model pembelajaran tipe talking chips dalam proses pembelajaran
Biologi di SMAN1 Pengabuan.
Hasil observasi setiap aktivitas siswa juga mengalami peningkatan
pada setiap siklusnya, dalam penelitian ini menemukan bahwa penggunaan
model pembelajaran tipe talking chips mampu meningkatkan hasil belajar
Biologi siswa SMAN1 Pengabuan.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti merekomendasikan saran
kepada guru sebagai berikut :
1. Guru dapat menerapkan teknik Talking Chips dalam setiap materi
pelajaran yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran, karena model
pembelajaran tipe talking chips ini dapat meningkatkan hasil belajar
siswa. Agar penerapan metode talking chips lebih efisien dan
efektif maka perlu didukung oleh media pembelajaran yang lebih
menarik.
53
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN STS Jambi
2. Guru diharapkan memperkaya pengetahuan dengan mengikuti
pelatihan dan berbagai macam teknik mengajan sesuai dengan
perkembangan ilmu dan tekhnologi yang berkembang sehingga tidak
menjadi sekolah tertinggal.
3. Guru sebaiknya lebih inovatif dan kreatif dalam menciptakan metode
maupun strategi pembelajaran, agar kegiatan pembelajaran dapat
berlangsung dengan lebih menyenangkan dan bernilai sesuai dengan
tujuan pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Chatarina Febriyanti, (2012) “Pengaruh Bentuk Umpan Balik dan Gaya Kognitif
Terhadap Hasil Belajar Trigonometri”. Jurnal Formatif Wina Sanjaya,
(2008), Kurikulum dan Pengajaran, Jakarta : Kencana.
Dalyono, (2010). Psikologi Pendidikan, Jakarta:, Renika Cipta.
Ekawarna, (2013), Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Selatan : GP Press Grup.
Etty Sofyatiningrum, (2007), Terapan Konstruktivisme dalam Pembelajaran
Kimia di SMA/MA (Prossiding Seminar Internasional Pendidikan IPA).
Firdaus, T. (2012). Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe True or False
untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan
Hidrokarbon di Kelas X SMA Negeri 6 Pekanbaru. Jurnal Pendidikan
Kimia Vol 1: 6.
Gusliana Sari, (2017). Penerapan model pembelajaran talking chips Dalam
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi asam basa Di sman 1
meureubo aceh barat. Skripsi: Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan.
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Darussalam, Banda Aceh.
Lukman Zain, (2009). Pembelajaran, Jakarta : Dirjen Pendidikan Islam DEPAG
RI.
Lukluk Rahmawati dkk(2016). pengembangan perangkat pembelajaran IPA
menggunakan model kooperatif tipe STAD dengan strategi talking
chips untuk meningkatkan hasil belajar. Jurnal pendidikan sains pasca
sarjana Universitas Negeri Surabaya.
Lufri. 2010. Strategi Pembelajaran Biologi Padang : Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Negeri Padang
Mardiyan, Riri. 2012. Penngkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Dalam
Pembelajaran Akutansi Materi Jurnal Pada Siswa Kelas XI Ips 3 sma
Negeri 3 Bukittinggi Dengan Metode Bermain Peran ( role playing).
Pakar pendidikan Vol. 10 No 2
Muhibbin Syah, (2013). Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Masitoh, Laksmi Dewi, (2009), Strategi Pembelajaran. Jakarta Dirjen Pendidikan
Islam DEPAG RI.
Nur Aklami Faozan dkk, (2016), peningkatan keterampilan menulis tanggapan
deskriptif menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe kancing
gemerincing (talkig chips) dengan media foto pada peserta didik kelas
VII di SMP Negeri 1 Ungaran. Jurnal, Jurusan Bahasa dan Sastra
Indonesia, FBS, UNNES.
Nina Farliana, (2015), peningkatan keaktifan dan hasil belajar materi analisis
swot melalui talking chips dengan media audio visual. Jurnal, Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi Selamat Sri ( STIESS) Kendal.
Oemar Hamalik, (2013). Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta : Bumi Aksara.
Rido Kurniyanto dkk, (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Wacana
Prima.
Slameto, (2010). Belajar Dan Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta : Rineka
Cipta.
Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, Jakarta
Kencana.
Warsono Dan Hariyanto, ( 2012), Pembelajaran Aktif. Bandung PT Remaja
Rosdakarya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Siklus 1
Satuan pendidikan : SMAN 1 Pengabuan
Mata pelajaran : Biologi
Kelas/semester : XI / II
Materi Pelajaran : Sistem Pertahanan Tubuh
Pertemuan : 1 dan 2
Alokasi waktu : 2 x 45 menit
I. KOMPETENSI INTI
KI 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif, dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian Sistem Endokrin, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan.
II. KOMPETENSI DASAR 1.1. Mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang
struktur dan fungsi sel, jaringan, organ penyusun sistem dan bioproses yang terjadi pada mahluk hidup.
1.2. Menyadari dan mengagumi pola pikir ilmiah dalam kemampuan mengamati bioproses.
1.3. Peka dan peduli terhadap permasalahan lingkungan hidup, menjaga dan menyayangi lingkungan sebagai manisfestasi pengamalan ajaran agama yang dianutnya.
2.1. Berperilaku ilmiah: teliti, tekun, jujur terhadap data dan fakta, disiplin, tanggung jawab, dan peduli dalam observasi dan eksperimen, berani dan santun dalam mengajukan pertanyaan dan berargumentasi, peduli lingkungan, gotong royong, bekerjasama, cinta damai, berpendapat secara ilmiah dan kritis, responsif dan proaktif dalam dalam setiap tindakan dan dalam melakukan pengamatan dan percobaan di dalam kelas/laboratorium maupun di luar kelas/ laboratorium.
2.2. Peduli terhadap keselamatan diri dan lingkungan dengan menerapkan prinsip keselamatan kerja saat melakukan kegiatan pengamatan dan percobaan di laboratorium dan di lingkungan sekitar.
3.14. Mengaplikasikan pemahaman tentang prinsip-prinsip sistem immun untuk meningkatkan kualitas hidup manusia dengan kekebalan yang dimilikinya melalui program immunisasi sehingga dapat terjaga proses fisiologi di dalam tubuh.
4.16. Menyajikan data jenis-jenis imunisasi (aktif dan pasif) dan jenis penyakit yang dikendalikannya. IV. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
1. Menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh 2. Pertahanan tubuh nonspesifik dan spesifik 3. Menjelaskan struktur dan fungsi antibodi 4. Menjelaskan struktur dan fungsi antigen 5. Menjelaskan tentang sistem limfatik 6. Menyebutkan fungsi- fungsi sistem limfatik 7. Menyebutkan organ- organ limfoid 8. Membuktikan bahwa kuman penyait dapat masuk ke dalam tubuh lewat
kulit yang terluka melalui praktikum
V. TUJUAN PEMBELAJARAN Peserta didik diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh 2. Pertahanan tubuh nonspesifik dan spesifik 3. Menjelaskan struktur dan fungsi antibodi 4. Menjelaskan struktur dan fungsi antigen 5. Menjelaskan tentang sistem limfatik 6. Menyebutkan fungsi-fungsi sistem limfatik 7. Menyebutkan organ-organ limfoid
8. Membuktian bahwa kuman penyakit dapat masuk ke dalam tubuh lewat kulit yang terluka melalui praktikum
VI. MATERI PELAJARAN Pertemuan pertama
Sistem pertahanan tubuh
Sistem pertahanan tubuh atau bisa disebut juga sistem kekebalan adalah sel-sel dan banyak struktur biologis lainnya yang bertanggung jawab atas imunitas, yaitu pertahanan pada organisme untuk melindungi tubuh dari pengaruh biologis luar dengan mengenali dan membunuh patogen. Sementara itu, respons kolektif dan terkoordinasi dari sistem imun tubuh terhadap pengenalan zat asing disebut respons imun. Agar dapat berfungsi dengan baik, sistem ini akan mengidentifikasi berbagai macam pengaruh biologis luar seperti dari infeksi, bakteri, virus sampai parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel dan jaringan organisme yang sehat agar tetap berfungsi secara normal. Sistem pertahanan tubuh berfungsi melindungi tubuh dari serangan benda asing atau bibit penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Benda asing tersebut dapat berupa mikroorganisme penyebab penyakit ( pathogen) misal : virus, bakteri , jamur dan protozoa besel satu.
Sistem pertahanan tubuh terdiri atas 3 macam lapisan pertahanan antara lain dapat dilihat pada table beikut :
Pertahanan Tubuh Non Spesifik Pertahanan Tubuh Spesifik
Lapisan Pertahanan Pertama
Lapisan Pertahanan Ke Dua
Lapisan Pertahanan Ke Tiga
Kulit Sel Darah Putih Fagositik Limfosit
Membran Mukosa Protein Anti Mikroba Antibodi
Sekresi dari kulit dan Membran Mukosa
Respon Peradangan
Pada Lapisan pertama dikenal dengan sistem pertahanan tubuh nonspesifik
eksternal dan pada lapisan pertahanan ke dua dikenal dengan sistem pertahanan tubuh nonspesifik internal.
Pertahanan tubuh nonspesifik untuk lebih dapat mengetahuinya bisa dilihat pada penjelasan dibawah ini. A) Pertahanan tubuh nonspesifik internal
https://alkafyuone.files.wordpress.com/2013/05/pertahanan-nonspesifik-1.jpg
Sistem pertahanan tubuh non spesifik merupakan pertahanan tubuh yang tidak membedakan mikroorganisme pathogen satu dengan yang lainnya.
Pertahanan yang terdapat di permukaan tubuh antara lain :
Pertahanan fisik, dilakukan oleh kulit dan membran mukosa
Pertahanan mekanis, dilakukan oleh rambut hidung dan silia
Pertahanan kimiawi, dilakukan oleh sekret yang dihasilkan oleh rambut hidung dan silia.
Petahanan biologis, dilakukan oleh populasi bakteri tidak berbahaya yang hidup di kulit dan membran mukosa.
Awal dari system pertahanan tubuh pada mahluk hidup adalah integumen atau penutup tubuh. Pada kulit mengeluarkan minyak dan keringat yang mengandung asam dan garam dengan pH berkisar antara 3 -5 kondisi ini dapat membunuh bakteri atau setidaknya mencegah banyaknya kolonisasi mikroorganisme di permukaan kulit.
Pada permukaan saluran pernafasan, usus, saluran pernafasan , system ekskresi, system reproduksi terdapat lapisan lendir (mucus).Membran mukosa juga mensekresikan mucus sehingga mampu membunuh mikrorganisme yang membahayakan tubuh. Pada mulut terdapat saliva (air liur) yang mengandung protein lisozim sebagai protein anti mikroba.Pada usus besar terdapat bakteri E. Coli yang menjadi pesing nutrisi bagi mikroorganisme pendatang baru.
B) Pertahanan Tubuh Nonspesifik Internal
1. Respon peradangan (inflamasi)
https://alkafyuone.files.wordpress.com/2013/05/inflamasi.jpg
Inflamasi merupakan respon tubuh terhadap kerusakan jaringan, missal akibat tergores atau benturan keras. Pada proses ini dipengaruhi oleh Histamin dan Prostalgidin.
Histamin yang dihasilkan oleh sel tubuh berperan untuk meningkatkan konsentrasi otot dan permeabilitas dinding pembuluh darah kapiler di sekitar areal yang terinfeksi. Peningkatan aliran darah akan memudahkan perpindahan sel – sel fagosit dari darah ke dalam jaringan yang terluka Netrofil merupakan fagosit pertama yang menyelubungi luka selanjutnya monosit berperan dengan berkembang menjadi makrofag yang akan membersihkan sel – sel jaringan yang rusak.
2. Fagositosis
https://www.sridianti.com/pengertian-fagositosis.html
Fagositosis adalah suatu mekanisme pertahanan yang dilakukan oleh sel – sel fagosit dengan cara mencerna mikroorganisme / partikel asing yang masuk kedalam tubuh.
Fagiositosis dapat terjadi pada saat tubuh kita demam dikarenakan dalam sel darah putih melepaskan suatu senyawa yang disebut pirogen, pirogen akan meningkatkan suhu tubuh lebih tinggi karena proses respon sistemik yang dihasilkan oleh mikroorganisme pathogen.Proses tersebut membantu menghambat pertumbuhan mikroorganisme pathogen. Dengan kata lain demam dalam tingkat normal adalah proses imun tubuh dalam penghambat pertumbuhan mikroorganisme pathogen
4. Protein anti mikroba
Jenis protein yang berperan dalam system pertahanan tubuh nonspesifik yaitu protein komplemen dan interferon, protein komplemen membunuh bakteri penginfeksi dengan cara membentuk lubang pada dinding sel dan membran plasma bakteri tersebut. Interferon akan membentuk zat yang mampu mencegah replikasi virus sehingga serangan virus dapat dicegah.
https://alkafyuone.files.wordpress.com/2013/05/protein-anti-mikrobaa.jpg
Pertahanan Tubuh Spesifik
Pada system pertahan tubuh ini bereaksi terhadap antigen dengan cara mengaktifasikan sel limfosit B yang akan mensekresikan protein khusus yang disebut antibody, setiap antigen memiliki susunan molekul khusus yang merangsang limfosit B tertentu untuk mensekresikan antibody yang berinteraksi secara spesifik dengan antigen tersebut.
Limfosit B dibentuk pada sumsum tulang kuning yang mengalami pembelahan atau diferensiasi menjadi sel plasma dan sel limfosit B ( didalam tubuh limfosit B jumlahnya mencapai 30% ). Sel plasma yang terbentuk bertugas menyekresikan antibody ke dalam cairan tubuh. Adapun limfosit B memori berfungsi menyimpan informasi antigen.
Limfosit T dibentuk dibentuk disumsum tulang akan tetapi pematangan llimfosit T terjadi di kelenjar timus, setelah mengalami pematangan limfosit T dan limfosit B akan masuk kedalam system peredaran limfatik, oleh karena itu sel – sel limfotik banyak ditemui pada peredaran darah limfatik,sumsum tulang, kelenjar timus, kelenjar limpa, amandel, darah dan system pencernaan.
Berikut akan saya jabarkan dalam table beberapa peranan dan fungsi limfosit .
Tipe Limfosit Jenis Limfosit Fungsi Limfosit B ( sel B ) Sel B plasma Membentuk antibody.
Sel B pengingat Mengingat antigen yang pernah masuk kedalam tubuh.
Sel B pembelah Membentuk sel B plasma dan sel B pengingat.
Limfosit T ( sel T ) Sel T pembunuh Menyerang pathogen yang masuk kedalam tubuh, sel tubuh yang terinfeksi, serta sel kanker secara langsung.
Sel T pembantu Menstimulasikan pembentukkan jenis sel T lainnya dan sel B plasma serta mengaktifasikan makrofag untuk melakukan fagositosis.
Sel T Supresor Menurunkan dan menghentikan respon imun dengan cara menurunkan produksi antibody dan mengurangi aktifitas sel T pembunuh.
Antibodi
https://alkafyuone.files.wordpress.com/2013/05/antibodi.jpg
Levine dan miller (1991 : 785) menjelaskan bahwa terdapat lima kelompok immunoglobulin yakni IgM, IgA, IgG, IgD dan IgE berikut akan saya jelaskan dalam table tipe – tipe antibody beserta karakteristiknya.
No Tipe Antibodi Karakteristik 1 IgM Antibodi ini dilepaskan ke aliran darah pada saat terjadi
infeksi yang pertama kali ( respon kekebalan primer )
2 IgG Antibodi ini banyak terdapat di dalam darah dan diproduksi saat terjadi infeksi kedua ( respon kekebalan sekunder ). IgG juga mengalir melalui plasenta dan memberi kekebalan pasif dari ibu dan janin.
3 IgA Antibody IgA dapat ditemukan didalam air mata, air ludah, keringat dan membran mukosa. IgA berfungsi untuk mencegah infeksi pada permukaan epithelium. IgA juga terdapat dalam kolestrum yang berfungsi untuk mencegah kematian bayi akibat infeksi saluran pencernaan.
4 IgD Antibodi ini ditemukan pada permukaan limfosit B sebagai reseptor dan berfungsi merangsang pembentukkan antibody oleh sel B plasma.
5 IgE Antibodi ini ditemukan terikat pada basofil didalam sirkulasi darah dan mastosit di dalam jaringan yang berfungsi mempengaruhi sel untuk melepaskan histamin yang terlibat dalam reaksi alergi.
Antigen
Respon kekebalan tubuh terhadap antigen dapat dikelompkan menjadi dua macam yaitu kekebalan humoral ( antibody – mediated immunity ) dan kekebalan seluler ( cell – mediated immunity). Berikut akan saya jelaskan satu persatu respon kekebalan tubuh.
1) Kekebalan Humoral
Kekebalan humoral melibatkan aktivitas sel B dan antibody yang beredar dalam cairan darah dan limfe. Antibody yang beredar sebagai respon humoral bekerja melawan bakteri bebas, racun, virus dan mikroorganisme lainnya yang berada dalam cairan tubuh. Serangkaian respon terhadap pathogen ini disebut dengan respon kekebalan primer antara lain :
Netralisasi yaitu antibody akan menetralkan suatu virus dengan cara melekat pada molekul yang harus digunakan oleh virus untuk menginfeksi sel inang.mekanisme ini akan menetralkan racun dari mikroorganisme sehingga akan mudah difagositosis oleh makrofag.
Aglutinasi (penggumpalan) yaitu proses penggumpalan bakteri atau virus yang diperantarai oleh antibody yang akan bekerja menetralkan mikrorganisme tersebut. Terjadi karena setiap molekul antibody memiliki paling tidak dua tempat pengikatan antigen. Kompleks besar yang terbentuk melalui proses aglutinasi yang akan memudahkan fagositosis makrofag.
Presipitasi (pengendapan) yaitu proses dimana molekul – molekul antigen yang terlarut dalam cairan tubuh akan diendapkan oleh antibody. Proses ini akan memudahkan proses pengeluaran dan pembuangan antigen oleh fagositosis.
Fiksasi komplemen (aktivasi) yaitu mengaktivasikan komplemen dengan adanya kompleks antigen – antibody. Apabila ada infeksi maka protein yang pertama dalam rangkaian protein komplemen akan diaktifkan, reaksi komplemen ini akan mengakibatkan lisisnya banyak jenis virus dan sel – sel pathogen.
2) Kekebalan Seluler
Kekebalan seluler melibatkan sel T Yang bertugas menyerang sel – sel asing atau jaringan tubuh yang terinfeksi secara langsung seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya diatas.
Berdasarkan cara memperolehnya kekebalan tubuh digolongkan menjadi dua kelompok yaitu kekebalan aktif dan kekebalan pasif.
1. Kekebalan Aktif
Kekebalan aktif merupakan kekebalan yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri, Tubuh membentuk antibody sendiri karena infeksi antigen. Kekebalan ini dapat diperoleh secara alami dan buatan sebagai contoh secara alami melalui penyakit
seperti halnya penyakit cacar dan secara langsung tubuh membentuk vaksinasi virus cacar dengan cara didalam tubuh penderita dikembangkan kekebalan humoral dan kekebalan seluler, setelah mengidap penyakit cacar penderita tidak akan terkena dua kali penyakit cacar. Sedangkan cara buatan dengan adanya vaksinasi (imunisasi) terhadap mikroorganisme tertentu dengan cara dimasukkan antigen yang telah dilemahkan atau telah mati kedalam tubuh.
2.Kekebalan Pasif
Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh setelah menerima antibody dari luar. Kekebalan ini dapat diperoleh dengan cara alami yaitu dengan cara pemberian ASI ( Air Susu Ibu ) dan secara buatan melalui penyuntikkan antiserum yang mengandung antibody IgG atau immunoglobulin lainnya. Kekebalan pasif buatan ini hanya bertahan beberapa minggu saja karena immunoglobulin yang berasal dari tubuh akan diuraikan oleh tubuh orang tersebut.
Pertemuan kedua
Sistem limfatik
Sistem limfatik terdiri atas dua bagian penting, yaitu pembuluh limfa serta berbagai macam jaringan dan organ limfoid diseluruh tubuh. Pembuluh limfa berfungsi untuk mengangkut cairan kembali ke peredaran darah. Organ limfoid berfungsi sebagai tempat hidup sel fagositik dan limfosit yang berperan penting untuk melawan penyakit.
Limfa adalah cairan yang berasal dari dalam pembuluh limfa. Limfa berasal dari plasma darah yang merembes keluar dari pembuluh kapiler di sistem peredaran darah. Cairan yang keluar tersebut menjadi cairan intersisial yang mengisi ruang antarsel di jaringan. Setelah beredar ke seluruh tubuh, cairan tersebut terkumpul dan kembali ke sistem peredaran darah melalui sistem limfa. 1. Pembuluh Limfa Pembuluh limfa merupakan bagian penting dalam sistem peredaran darah. Peredaran limf adalah peredaran terbuka. Limfa dari jaringan tubuh akan masuk ke kapiler limfa. Kapiler limfa akan bergabung dengan kapiler limfa yang lain membentuk pembuluh limfa. Semua cairan limfa berasal dari daerah kepala, leher, dada , paru-paru jantung dan lengan kanan terkumpul dalam pembuluh- pembuluh limfa .
Fungsi Sistem limfatik
suatu sistem sirkulasi sekunder yang berfungsi mengalirkan limfa atau getah bening di dalam tubuh. Limfa (bukan limpa) berasal dari plasma darah yang keluar dari sistem kardiovaskular ke dalam jaringan sekitarnya. Cairan ini kemudian dikumpulkan oleh sistem limfa melalui proses difusi ke dalam kelenjar limfa dan dikembalikan ke dalam sistem sirkulasi.
Fungsi sistem limfa yaitu:
1. Mengembalikan cairan & protein dari jaringan ke sirkulasi darah 2. Mengangkut limfosit 3. Membawa lemak emulsi dari usus 4. Menyaring dan menghancurkan mikroorganisme untuk menghindarkan
penyebaran 5. Menghasilkan zat antibodi
Organ-organ limfoid Organ-organ limfoid berperan sebagai tempat hidup sel fagositik. Organ- organ limfoid terdiri atas limpa, nodus limfa, sumsum tulang, timus,dan tonsil.
1) Limpa Limpa merupakan organ limfoid yang paling besar. Kelenjar yang dihasilkan dari limpa berwarna ungu tua. Limpa terletak di belakang lambung. Fungsi limpa antara lain: a) membunuh kuman penyakit; b) membentuk sel darah putih (leukosit) dan antibodi; c) menghancurkan sel darah merah yang sudah tua.
2) Nodus limfa Nodus limfa terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil yang disebut nodulus. Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil lagi yang disebut sinus. Di dalam sinus terdapat limfosit dan makrofag. Fungsi nodus limfa adalah untuk menyaring mikroorganisme yang ada di dalam limfa.
3) Sumsum tulang Sumsum tulang merupakan jaringan penghasil limfosit. Sel-sel limfosit yang dihasilkan tersebut akan mengalami perkembangan. Limfosit yang berkembang di dalam sumsum tulang akan menjadi limfosit B. Sedangkan limfosit yang berkembang di dalam kelenjar timus akan menjadi limfosit T. Limfosit-limfosit ini berperan penting untuk melawan penyakit 4) Timus Timus memiliki fungsi spesifik, yaitu tempat perkembangan limfosit yang dihasilkan dari sumsum merah untuk menjadi limfosit T. Timus tidak berperan dalam memerangi antigen secara langsung seperti pada organorgan limfoid yang lain. Untuk memberikan kekebalan pada limfosit T ini, maka timus mensekresikan hormon tipopoietin. 5) Tonsil Tonsil disebut juga amandel. Tonsil terletak di bagian kiri dan kanan pangkal tenggorokan. Tonsil mensekresikan kelenjar yang banyak mengandung limfosit, sehingga tonsil dapat berfungsi untuk membunuh bibit penyakit dan melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring.
VII. METODE PEMBELAJARAN Pendekatan : Pendekatan ilmiah (scientifict approach)
Model : Talking Chips : Tipe Kartu Berbicara
Metode : 1. Ceramah 2. Persentase Siswa 3. Diskusi Kelas 4. Observasi 5. Kuis
VIII. SUMBER PEMBELAJARAN a. Sumber Belajar
a. Campbell, Neil A, dkk. 2003. Biologi Jilid 2, Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga
b. Dra.S.A Pratiwi dkk. 2012. biologi untuk SMA/MA. Kelas XI. Jakarta penerbit erlangga.
IX. MEDIA PEMBELAJARAN b. Media
a. Kartu Berbicara Untuk Bermain Talking Chips b. Papan Tulis, Spidol c. Peta Konsep Materi Sistem Pertahanan Tubuh
X. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN Pertemuan ke-1 ( 2 x 45 menit )
Kegiatan Aktivitas
Waktu Guru Siswa Awal
-Guru mengucapkan salam -Memeriksa kehadiran siswa atau mengabsen siswa -Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum belajar Mengkondisikan kelas, agar kondusif proses pembelajaran, dengan cara guru bertanya: - “Anak- anak Ibuk semua sudah
siap untuk belajar?” - “Keluarkan buku dan alat
tulisnya!”
Apersepsi - Guru bertanya “pada musim
pancaroba, apakah anak-anak ibu mudah sekali terserang penyakit flu sedangkan orang lain ada yang jarang sekali terserang penyakit flu ? Nah apa yang mempengaruhi
- Siswa menjawab salam
- Menyimak guru ketika absen
- Siswa berdoa sebelum memulai pelajaran
- Siswa menjawab “
siap buk “ - Siswa mengerjakan
apa yang diperintahkan
- Siswa menjawab
dengan serentak “Pernah Buk”
- Menyimak penjelasan
15
Menit
tubuh kita pada saat terserang penyakit? semua gejala tersebut dapat kita cegah atau dihindari apabila pertahanan tubuh kita kuat.
Motivasi - Dengan mengetahui bahwa
tubuh kita dapat mudah sekali terserang penyakit yang akan terjadi dalam tubuh kita, itu mariah kita semua bersyukur atas semua Karunia dari Allah, nah cara kita mensyukuri nikmat Allah adalah dengan belajar yang rajin dan menutut ilmu
-Guru menyampaikan judul dan tujuan pembelajaran
guru tentang keterkaitan pertanyaan yang di lontarkan dengan materi pelajaran hari ini
- Menyimak guru menjelaskan motivasi
- Menyimak guru menjelaskan
Inti
Mengamati: - Guru menjelaskan di papan
tulis tentang sistem pertahanan tubuh
- Guru menjelaskan materi
sistem pertahanan tubuh dengan memperlihatkan media peta konsep yang ditempel di papan tulis
Menanya : - Guru bertanya, sampai disini
bisa dipahami? - Guru menjawab dan
menjelaskan kembali Membimbing Kelompok Belajar : - Siswa dibagikan dalam 5
kelompok belajar - Guru menyuruh perwakilan dari
kelompok untuk mengambil kartu talking chips
- Setiap siswa mendapatkan 1 atau lebih kartu talking chips
- Perkelompok mendapatkan masing-masing Lembar Kerja
- Siswa menyimak guru
menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh
- Siswa memperhatikan media yang dibawa oleh guru dan menyimak guru menjelaskan
- Siswa mengajukan
pertanyaan yang belum di pahami
- Siswa menyimak guru menjelaskan
- Siswa berpindah dan duduk perkelompok
- Perwakilan kelompok mengambil kartu talking chips
- Siswa berdiskusi
bersama kelompok
65 Menit
yang berbeda materi dengan kelompok lain.
- guru menjelaskan langkah-langkah menggunakan metode talking chips
- Guru memberi waktu kepada siswa untuk berdiskusi dan bekerja sama dengan kelompok untuk membahas materi sistem pertahanan tubuh
- Siswa mendapatkan kartu sebagai tiket untuk berbicara atau mengemukakan pendapat mereka
- Setiap kelompok bergantian mempersentasikan hasil diskusi mereka.
- Siswa dari kelompok lain dapat menggunakan kartu untuk mengemukakan pertanyaan, kritik ataupun pujian kepada kelompok lain saat menjelaskan
- Sebelum berbicara, siswa meletakkan kartu terlebih dahulu pada kotak yang telah disediakan.
- Siswa yang telah habis kupon nya tidak boleh berbicara lagi dan siswa masih memegang kartu harus berbicara lagi sampai kartu nya habis.
- Guru meminta siswa menjelaskan di depan kelas hasil diskusi perkelompok
- Guru membimbing atau menilai kemampuan siswa dalam berdiskusi dan berkomunikasi secara lisan
Mengkomunikasikan : - Guru menilai kemampuan siswa
berdiskusi dan bekerja sama
masing- masing - siswa begitu menikmati permainan - Perwakilan kelompok
maju kedepan untuk menjelaskan
- Penutup Evaluasi
- Guru membuat kesimpulan tentang sistem Pertahanan tubuh Guru mengingatkan kembali
- Siswa membuat
kesimpulan bersama
10 Menit
pada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya
- Guru menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah
- Mengucap salam
- Siswa menjawab perintah guru “ iya buk “
- Siswa membaca hamdalah
- Menjawab salam Pertemuan ke-2 ( 2 x 45 menit )
Kegiatan Aktivitas
Waktu Guru Siswa Awal
-Guru mengucapkan salam -Memeriksa kehadiran siswa atau mengabsen siswa -Guru meminta ketua kelas untuk memimpin doa sebelum belajar Mengkondisikan kelas, agar kondusif proses pembelajaran, dengan cara guru bertanya: - “Anak- anak Ibuk semua sudah
siap untuk belajar?” - “Keluarkan buku dan alat
tulisnya!”
Apersepsi - Guru mengajak siswa untuk
mengingat kembali materi pada pertemuan sebelumya
- Guru bertanya “ Apakah anak-anak ibuk pernah diserang suatu penyakit yang menyebabkan tubuh kita terasa kurang atau tidak stabil?
-Guru menyampaikan tujuan pembelajaran, dengan pernyataan “Pada pertemuan kali ini, kita akan belajar mengenai sistem pertahanan tubuh tentang sistem limfatik Motivasi - Pertemuan kali ini diharapkan
dapat memotivasi kalian agar selalu ingat betapa pentingnya kesehatan untuk kita., nah cara kita mensyukuri nikmat Allah adalah dengan belajar yang rajin dan menutut ilmu
- Siswa menjawab salam
- Menyimak guru ketika absen
- Siswa berdoa sebelum memulai pelajaran
- Siswa menjawab “
siap buk “ - Siswa mengerjakan
apa yang diperintahkan
- menjawab pertanyaan guru dengan menaruh sikap hormat dan memberikan perhatian
- Menyimak penjelasan
guru tentang keterkaitan pertanyaan yang di lontarkan dengan materi pelajaran hari ini
- Menyimak guru
menjelaskan motivasi
- Menyimak guru menjelaskan
15 Menit
Guru menyampaikan judul dan tujuan pembelajaran
Inti
Mengamati: - Guru menjelaskan di papan
tulis tentang sistem limfatik Menanya : - Guru bertanya, sampai disini
bisa dipahami? - Guru menjawab dan
menjelaskan kembali Membimbing Kelompok Belajar - Siswa dibagikan dalam 5
kelompok belajar - Guru menyuruh perwakilan dari
kelompok untuk mengambil kartu talking chips
- Setiap siswa mendapatkan 1 atau lebih kartu talking chips
- Perkelompok mendapatkan masing-masing Lembar Kerja yang berbeda materi dengan kelompok lain.
- guru menjelaskan langkah-langkah menggunakan metode talking chips
- Guru memberi waktu kepada siswa untuk berdiskusi dan bekerja sama dengan kelompok untuk membahas materi sistem limfatik
- Siswa mendapatkan kartu sebagai tiket untuk berbicara atau mengemukakan pendapat mereka
- Setiap kelompok bergantian mempersentasikan hasil diskusi mereka.
- Siswa darikelompok lain dapat menggunakan kartu untuk mengemukakan pertanyaan, kritik ataupun pujian kepada kelompok lain saat menjelaskan
- Sebelum berbicara, siswa
- Siswa menyimak guru
menjelaskan materi - Siswa memperhatikan
dan menyimak guru menjelaskan
- Siswa berpindah dan
duduk perkelompok - Perwakilan kelompok
mengambil kartu talking chips
- Siswa berdiskusi
bersama kelompok masing- masing
- siswa begitu menikmati permainan
65 Menit
meletakkan kartu terlebih dahulu pada kotak yang telah disediakan.
- Siswa yang telah habis kupon nya tidak boleh berbicara lagi dan siswa masih memegang kartu harus berbicara lagi sampai kartu nya habis.
- Guru meminta siswa mempresentasi di depan kelas hasil diskusi perkelompok
- Guru membimbing atau menilai kemampuan siswa dalam berdiskusi dan berkomunikasi secara lisan
Mengkomunikasikan : - Guru menilai kemampuan siswa
berdiskusi dan bekerja sama
- Perwakilan kelompok
maju kedepan untuk mempresentasikan hasil diskusi
Penutup Evaluasi
- Guru membuat kesimpulan - Guru memberikan post test - Guru menutup pelajaran dengan
bacaan hamdalah - Mengucap salam
- Siswa membuat
kesimpulan bersama - Siswa mengerjakan
tugas yang diberikan - Siswa membaca
hamdalah - Menjawab salam
10 Menit
XI. PENILAIAN
Jenis penilaian Jenis tagihan Bentuk instrumen (tagihan)
Nilai karakter
a. Hasil belajar
1. Penilaian kognitif
1. Ulangan • Harian • Tengah
semester/ Mid
2. Tugas • Individu • kelompo
k
1. Produk • Jawaban
hasil diskusi kelompok/ kelas
2. Tes pilihan ganda
3. Tes uraian
• Jujur • Mandiri • Kerjasa
ma
2. Penilaian Psikomotorik
• Observasi • Lembar hasil observasi
• Rasa ingin tahu
• Kerja keras
b. Penilaian Afektif • Sikap siswa saat proses pembelajaran
• Lembar pengamatan sikap
• Peduli sosial
• Toleransi
1. Penilaian Kognitif
Butir soal pilihan ganda
1. Sistem kekebalan tubuh yakni .... a. kemampuan mempertahankan tubuh dari penyakit b. keberhasilan tubuh memproduksi sel kekebalan c. kemampuan memakan antigen yang masuk d. berhasil menjalani persaingan dalam kehidupan e. keberhasilan menghasilkan limfosit dewasa
2. Ilmu yang mempelajari sistem kekebalan tubuh dinamakan .... a. vaksinasi b. embriologi
c. Virology
d. immunologi
e. infeksi 3. Kemampuan tubuh untuk melawan semua jenis benda asing yang masuk ke dalam tubuh yakni ….
a. alergi b. imunitas c. Vaksinas
d. Imunisasi
e. infeksi
4. Tubuh kita tidak mudah terkena infeksi berbagai patogen yang masuk bersama makanan karena ....
a. adanya tonsil di pangkal mulut b. lambung menghasilkan HCL dan enzim pencerna protein c. air ludah mengandung ptialin d. patogen hancur melalui pencernaan mekanis e. patogen dalam makanan akan diserang oleh limfosit
5. Kelenjar ludah dan kelenjar air mata turut berperan dalam sistem pertahanan tubuh karena ....
a. menyekresi cairan yang mengandung enzim lisozim yang dapat mencerna bakteri
b. menyekresi lendir yang kentaldan lengket untuk memerangkap mikroba c. menghasilkan larutan HCL yang dapat membunuh mikroba d. menghasilkan larutan garam yang dapat membunuh mikroba e. tersusum dari epitelium yang berlapis keratin
6. Yang dimaksud dengan antibodi adalah .... a. asam amino yang dihasilkan monosit bila ada antigen yang masuk ke dalam
tubuh b. asam amino yang dihasilkan limfosit bila ada antigen yang masuk ke dalam
tubuh c. protein yang mampu memakan antigen d. protein yang dihasilkan monosit bila ada antigen yang masuk ke dalam
tubuh e. protein yang dihasilkan limfosit bila ada antigen yang masuk ke dalam
tubuh
7. Zat asing seperti virus, protein asing, mikroorganisme dan bakteri disebut .... a. leukosit b. imunitas
c. antibodi
d. Antigen
e. vaksin 8. Epitop merupakan bagian antigen yang berfungsi sebagai .…
a. penyebar penyakit b. pengikat antibodi yang sesuai c. penyerang antibodi d. melemahkan sistem pertahanan tubuh e. penyebab penyakit
10. Protein antibodi disebut dengan .... a. immunoglobulin b. antigen c. Histamine
d. Limfa
e. Plasma
11. Sel penghasil antibodi ialah .... a. leukosit b. Monosit
c. Limfosit
d. basofil
e. isograf
12. Pada tahap pelenyapan antigen terdapat proses penggumpalan yakni pengikatan bakteri atau virus sehingga mudah dinetralkan. Proses ini dinamakan ....
a. presipiasi b. filtrasi komplemen c. opsonisasi d. aglutinasi e. Makrofaga
13. Organ penghasil antibodi di dalam tubuh ialah .... a. hipotalamus & sumsum tulang b. tulang selangka c. kelenjar timus & sumsum tulang d. kelenjar pankreas e. kelenjar tiroid & paratiroid
14. Proses pelenyapan bakteri yang diikat antibodi oleh makrofaga melalui fagositosis dinamakan ....
a. netralisasi b. makrofaga
c. Presipitasi
d. aglutinasi e. opsonisasi
15. Salah satu faktor seseorang dapat mengalami kekebalan aktif alami, yaitu .... a. tubuh diberi vaksin b. tubuh sudah mengenali antigen penyebab penyakit c. antibodi yang dimiliki sangat kuat d. sistem pertahanan tubuh sangat baik e. Limfosit dan monosit yang berkembang lebih matang
16. Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang dengan memberikan antigen yang telah dilemahkan dinamakan ....
a. vaksinisasi b. Imunisasi c. isoimun d. heteroimun e. Autoimun
17. Tubuh akan memperoleh kekebalan aktif buatan setelah .... a. disuntik serum antitetanus b. Divaksinasi c. sembuh dari penyakit cacar d. disuntik globulin imun
e. minum ASI
18. Pemberian vaksin polio menyebabkan seorang anak .... a. sembuh dari penyakit polio b. memperoleh zat antivirus polio c. menularkan penyakit polio d. membentuk antibodi pencegah polio e. terkena polio
19. ASI dapat menjadikan tubuh bayi memiliki kekebalan .... a. adaptif b. aktif alami c. aktif buatan d. pasif alami e. pasif buatan
20. Kekebalan pasif alami dapat diperoleh dari .... a. plasenta dan vaksin b. vaksin dan serum c. plasenta dan ASI d. ASI dan vaksin e. imunisasi dan serum
21. Penerimaan serum pada tubuh dapat menimbulkan kekebalan .... a. aktif alami b. aktif buatan c. pasif alami d. pasif buatan e. Adaptif
22. Perhatikan gambar di bawah ini !
Gambar tersebut merupakan gambar…. a. antibodi b. antigen c.fagositosit d. Limfa e. inflasmasi
23. Penyakit AIDS dapat menyebabkan kematian karena .... a. terjadi kerusakan pada jaringan darah b. menyerang sistem pernapasan c. menyebabkan kanker paru-paru
d. sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi e. kerja otot jantung terganggu
24. Antibodi yang terlibat dalam reaksi alergi adalah .... a. Imunoglobulin A b. Imunoglobulin D c. Imunoglobulin E d. Imunoglobulin G e. Imunoglobulin M
25. Apabila seorang terkena suatu alergen, maka ia akan merasa gatalgatal, kulit melepuh, kulit merahmerah, bersin-bersin, dan mata bengkak. Untuk meringankannya maka diberi ....
a. Autoimun b. antihistamin
c. Histamin
d. Imunoglobulin
e. antibodi 2. Penilaian Psikomotorik
No Aspek yang dinilai Skor
1 2 3
1 Kerjasama dengan anggota kelompok
2 Terampil melakukan kegiatan diluar kelas
3 Terampil menuliskan data yang diperoleh setelah observasi
Rubrik Penilaian Psikomotor
Aspek yang dinilai
Skor dan kriteria 1 2 3
Kerja sama dengan anggota kelompok
Jika siswa pasif dan kurang berinteraksi dalam kelompok
Jika siswa berinteraksi dengan anggota kelompok tetapi tidak membahas materi diskusi
Jika siswa aktif dan berinteraksi dengan anggota kelompok dan membahas materi diskusi
Terampil melakukan kegiatan
Jika siswa melakukan kegiatan diluar tetapi salah atau kurang
Jika siswa melakukan kegiatan diluar dengan benar tetapi kurang jelas
Jika siswa melakukan kegiatan diluar
diluar kelas tepat dengan benar dan jelas
Terampil menuliskan hasil pengamatan
Jika siswa menuliskan hasil pengamatan dengan tidak rapih dan lengkap
Jika siswa menuliskan hasil pengamatan dengan rapih tapi tidak lengkap
Jika siswa menuliskan hasil pengamatan dengan rapih dan lengkap
Nilai = x 100 %
Kategori baik jika nilai peserta didik ≥ 70.
3. Penilaian Afektif
Penilaian Sikap 1. Instrumen Penilaian sikap
No
Pernyataan Ya
Tidak
1. Saya merasa tertarik mengikuti proses pembelajaran 2. Saya merasa pembelajaran ini bermanfaat 3. Saya berusaha melaksanakan kegiatan sesuai observasi 4. Saya mengajukan pertanyaan mengenai cara pembuatanskema jej
aring makanan
5. Saya berusaha mendiskusikan materi pembelajaran denganteman 6. Saya bertanya kepada guru bila belum jelas
Jambi , mei 2019 Mengetahui,
Kepala SMAN 1 Pengabuan
Kasiyo, S.Pd NIP. 196402061987031004
Guru Mata Pelajaran,
Suhaibah S.Pd
Gambar 1.Foto bersama siswa kelas XI IPA SMAN 1 Pengabuan
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 2 : Siswa sedang melakukan proses pembelajaran
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 3 :siswa mengangkat atau memperlihatkan chips pada saat diskusi
Sumber : Dokummen Pribadi
Gambar 4: siswa mengumpulkan chips sebagai tanda sudah memberikan tanggapan atau berbicara
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 5: siswa pada saat berdiskusi dalam pembelajaran
Sumber: Dokumen Pribadi
Gambar 6: Siswa pada saat berdiskusi dengan masing-masing kelompok
Sumber : Dokumen Pribadi
Gambar 7: Bentuk chips yang di gunakan saat menerapkan model pembelajaran yang bernama Talking Chips.
Sumber : Dokumen Pribadi