penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw … · kelas v sd negeri juli commit to user i...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
i
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN
IPS TENTANG PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN BELANDA
KELAS V SD NEGERI 2 KRAGILAN MOJOSONGO
BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012
SKRIPSI
Oleh:
TRI HANDAYANI
K7108246
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Tri Handayani
NIM : K7108246
Jurusan/Program Studi : FKIP/ PGSD
menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ” PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA
PEMBELAJARAN IPS TENTANG PERJUANGAN MELAWAN
PENJAJAHAN BELANDA KELAS V SD NEGERI 02 KARAGILAN
MOJOSONGO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012” ini benar-
benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang
dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka.
Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil
jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.
Surakarta, Juni 2011
Yang membuat pernyataan
Tri Handayani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK
MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN
IPS TENTANG PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN BELANDA
KELAS V SD NEGERI 02 KRAGILAN MOJOSONGO
BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2011/ 2012
Oleh:
TRI HANDAYANI
K7108246
Skripsi
Disusun dan diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana
Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu
Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
JULI 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PERSETUJUAN
Skripsi dengan judul:
”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Tentang
Perjuangan Melawan Penjajahan Belanda Kelas V SD NEGERI 02
KRragilan Mojosongo Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012”
Oleh :
NAMA : TRI HANDAYANI
NIM : K7108246
Telah disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
Pada hari : Senin
Tanggal : 25 Juni 2012
Persetujuan Pembimbing
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran kooperatif Tipe jigsaw
untuk Meningkatkan Aktivitas belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS tentang
Perjuangan Melawan Penjajahan Belanda Kelas V SD Negeri 02 Kragilan
Mojosongo Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012”
Oleh :
Nama : Tri Handayani
NIM : K7108246
Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk
memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada Hari : Selasa
Tanggal : 20 Juli 2012
Tim Penguji :
Nama Terang :
Ketua : Drs. Hadi Mulyono, S.Pd
Sekretaris : Drs. Hasan Mahfud, S.Pd
Anggota I : Drs. Usada, M.Pd
Anggota II : Dra. Lies Lestari, M.Pd
Tanda Tangan
…………………
…………………
…………………
…………………
Disahkan Oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
a. n. Dekan
Pembantu Dekan I,
Prof. Dr. rer. nat. Sajidan , M.Si
NIP 196604151991031002
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRAK
TRI HANDAYANI. NIM K7108246. PENERAPAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN
AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS TENTANG
PERJUANGAN MELAWAN PENJAJAHAN BELANDA KELAS V SD
NEGERI 02 KRAGILAN MOJOSONGO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN
2011/2012. Skripsi, Surakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012.
Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw sebagai variabel terikat (X) dan aktivitas belajar siswa pada
pembelajaran IPS sebagai variabel bebas (Y). Tujuan penelitian ini untuk
meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 02 Kragilan
Mojosongo Boyolali Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan model Pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
Bentuk penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas
(PTK) terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa
kelas V SD Negeri 02 Kragilan, sejumlah 27 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-
laki dan 15 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, observasi, dan angket. Teknik analisis data menggunakan teknik
model deskriftif komparatif yang terdiri dari empat komponen analisis, yaitu
pengolahan data, penyajian data, membandingkan data, dan menyimpulkan data.
Hasil penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa
melalui pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal ini dapat dibuktikan dengan
hasil observasi aktivitas belajar siswa pada kondisi awal sebelum dilaksanakan
tindakan nilai rerata aktivitas belajar IPS siswa 61,81, siklus I nilai rerata aktivitas
belajar IPS siswa 72,19 dan siklus II nilai rerata aktivitas belajar IPS siswa 76,33.
Selain itu, nilai rerata hasil observasi dan angket aktivitas belajar Ips siswa pada
kondisi awal dengan presentase ketuntasan klasikal sebesar 44,44%, siklus I
presentase ketuntasan klasikal sebesar 74,07% dan siklus II presentase ketuntasan
klasikal sebesar 96,30%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa melalui
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS
siswa kelas V SD Negeri 02 Kragilan Mojosongo Boyolali tahun pelajaran
2011/2012.
Kata kunci: Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, Aktivitas Belajar, dan
pembelajaran IPS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
ABSTRACT
Tri Handayani. K7108246. THE MODEL OF LEARNING
COOPERATIVE TYPE JIGSAW TO ACTIVITY INCREASES LEARNING
STUDENTS ON LEARNING ABOUT COLONIZATION STRUGGLE
AGAINST SOCIAL STUDIES CLASS V DUTCH STATE SD N 02
KRAGILAN MOJOSONGO 02 BOYOLALI YEAR 2011/2012. Skripsi: The
Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas Maret University, Juni 2012
This study there are two variables: the type of jigsaw cooperative learning
model as the dependent variable (X) and student learning activities in teaching
social study as an independent variable (Y). The purpose of this study to enhance
classroom learning activities students of Social Knowledge of fifth class at SD
Negeri 02 Kragilan Mojosongo Boyolali 2011/2012 year of learning with a model
of cooperative learning jigsaw type.
Study is a form of classroom action research consists of two cycles, each
cycle consisting of four stages, namely planning, implementation, observation,
and reflection. Subjects were elementary school students fifth class in SD Negeri
02 Kragilan, some 27 students consisting of 12 male students and 15 female
students. Techniques of data collection using interviews, observation, and
questionnaires. Data analysis techniques use descriptive model of the comparative
technique which consists of four components of the analysis, namely data
processing, presentation of data, compare data, and concluded the data.
The results of this study is to increase the activity of Social Knowledge
students learn through cooperative learning jigsaw type. This can be evidenced by
the observation of student activity on the initial conditions prior to the action
carried out a mean value of the learning activities of students Social Knowledge
61,81, I cycle the mean activity of 72,19 students learn social studies and the
second cycle the mean activity of 76,33 students learn social studies. In addition,
the mean value of observations and questionnaires Social Knowledge student
learning activities in the initial conditions with the classical completeness
percentage of 44,44%, the percentage of completeness I classical cycle of 74,07%
and the percentage of second cycle of classical completeness of 96,30%. It can be
concluded that through the type of jigsaw cooperative learning can enhance
learning activities Social Knowledge of fifth class at SD Negeri 02 Kragilan
Mojosongo Boyolali 2011/2012 year of learning.
Key words: types of jigsaw cooperative learning models, learning activities, and
learning Social Knowledge.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
MOTTO
“Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka kerjakanlah
urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya kepada Allah kamu berharap.”
(QS. Al-Insyirah:6-8)
“Ketahuilah pertolongan itu ada bersama dengan kesabaran, jalan keluar itu akan
selalu beriringan dengan cobaan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
(HR. Tirmidzy)
“Bersyukur atas sesuatu yang kita miliki dan bersabar atas ujian adalah kunci
kebahagiaan menjalani kehidupan.”
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
PERSEMBAHAN
Teriring syukurku pada-Mu, kupersembahkan karya ini untuk :
”Bapak dan Ibu”
Doamu yang tiada terputus, kerja keras tiada henti, pengorbanan yang tak terbatas
dan kasih sayang tidak terbatas pula. Semuanya membuatku bangga memiliki
kalian. Tiada kasih sayang yang seindah dan seabadi kasih sayangmu.
Teman- teman ku tercinta
Terima kasih atas semangat dan perhatian yang telah kau berikan
Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta dan almamaterku
tercinta tempatku menimba ilmu untuk masa depan yang cerah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa atas limpahan berkat dan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
Tipe Jigsaw untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada
Pembelajaran IPS Tentang Perjuangan Melawan Penjajahan Belanda Kelas
V SDN 2 Kragilan Mojosongo Boyolali 2011/2012 “.
Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna
memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada program Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Penulis tidak akan dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tanpa
bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Ketua Program Studi PGSD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Usada, M. Pd selaku Dosen Pembimbing I yang mengarahkan dan
membimbing dengan sabar hingga selesainya skripsi ini.
5. Dra. Lies Lestari, M.Pd selaku Dosen Pembimbing II yang mengarahkan dan
membimbing dengan sabar hingga selesainya skripsi ini.
6. Kepala SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo Boyolali yang telah memberikan ijin
dan tempat penelitian kepada penulis.
7. Ibu Sehani, S. Pd selaku guru kelas V SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo
Boyolali yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian.
8. Keluarga besar SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo Boyolali yang memberi
motivasi dan bantuan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
9. Keluarga tercinta yang selalu memberikan doa dan motivasi.
10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun untuk perbaikan penulis di kemudian hari. Penulis berharap bahwa
penulisan skripsi ini dapat memberikan manfaat membantu perkembengan ilmu
pengetahuan dan pendidikan terutama di Sekolah Dasar. Terima Kasih.
Surakarta, Juni 2012
Tri handayani
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................ ii
HALAMAN PENGAJUAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... v
ABSTRAK ....................................................................................................... vi
ABSTRAC ....................................................................................................... vii
MOTTO ........................................................................................................... viii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN .......................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xviii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ......................................................................... 6
A. Tinjauan Pustaka .......................................................................... 6
1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif .............................. 6
a. Pengertian Model Pembelajaran .................................. 6
b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif............................ 7
c. Prinsip Pembelajaran kooperatif.................................. 10
d. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran kooperatif ... 11
e. Macam – macam Metode pembelajaran kooperatif ..... 12
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
f. Pengertian Kooperatif Tipe Jigsaw ............................. 13
g. Langkah- langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe jigsaw 17
2. Hakikat Aktivitas Belajar Siswa ............................................ 18
a. Pengertian Aktivitas Belajar ........................................ 18
b. Macam – macam Aktivitas........................................... 19
c. Pengertian IPS .............................................................. 22
d. Tujuan Pembelajaran IPS............................................. 23
e. Karakteristik Pembelajaran IPS ................................... 23
f. SK dan KD Kelas V Semester II................................. 24
B. Penelitian yang Relevan ............................................................... 24
C. Kerangka Berpikir ........................................................................ 26
D. Hipotesis Penelitian .................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................. 29
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 29
1. Tempat Penelitian .................................................................. 29
2. Waktu Penelitian .................................................................... 29
B. Subjek Penelitian ......................................................................... 29
C. Bentuk dan Strategi Penelitian ..................................................... 30
D. Sumber Data Penelitian................................................................ 32
E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 33
F. Validitas Data............................................................................... 34
G. Teknik Analisis Data.................................................................... 34
H. Indikator Ketercapaian ................................................................. 35
I. Prosedur Penelitian ...................................................................... 40
1. Siklus I ................................................................................... 40
2. Siklus II .................................................................................. 45
BAB IV HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN................................. 50
A. Deskripsi Hasil Penelitian............................................................ 50
1. Kondisi Awal........................................................................... 50
2. Siklus I..................................................................................... 52
a. Perencanaan ........................................................................ 53
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
b. Tindakan ............................................................................. 54
c. Pengamatan atau Observasi............................................. 57
d. Refleksi........................................................................... . . 60
3. Siklus II............................................................................... .. 61
a. Perencanaan...................................................................... 62
b. Tindakan ........................................................................ .. 62
c. Pengamatan atau Observasi.............................................. 65
d. Refleksi............................................................................. 69
B. Temuan dan Pembahasan Hasil Penelitian.............................. .. 69
1. Kondisi Awal....................................................................... .. 69
2. Siklus I................................................................................. .. 69
3. Siklus II................................................................................. 70
4. Hubungan Antar Siklus.......................................................... 71
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN................................... 74
A. SIMPULAN.............................................................................. .. 74
B. IMPLIKASI................................................................................ 74
1. Implikasi Teoritis.................................................................... 75
2. Implikasi Praktis..................................................................... 77
C. SARAN..................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 78
LAMPIRAN................................................................................................. 80
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 1. Sintaks/ Fase- fase Pembelajaran Kooperatif ................................ 9
Tabel 2. Indikator Kinerja Aspek aktivitas Belajar IPS ............................... 37
Tabel 3 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Kondisi Awal.......... 51
Tabel 4 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I.................... 60
Tabel 5 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II ................... 68
Tabel 6 Perbandingan Nilai Aktivitas Belajar IPS Siswa
Kelas V SD Negeri 02 Kragilan pada Kondisi Awal, Siklus I, dan
Siklus II .............................................................................................. 72
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 1. Illustrasi Kelompok Jigsaw ...................................................... 16
Gambar 2. Desain Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw .............. 31
Gambar 3 Grafik Aktivitas Belajar Siswa Kelas V pada Kondisi Awal ... 52
Gambar 4 Grafik Aktivitas Belajar Siswa Kelas V pada Siklus I ............. 61
Gambar 5 Grafik Aktivitas Belajar Siswa Kelas V pada Siklus II ............ 69
Gambar 6 Grafik Perbandingan Nilai Aktivitas Belajar Siswa Kelas V
pada Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II .............................. 73
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xvii
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
Bagan 1. Faktor Kadar Aktivitas Belajar Siswa ...................................... 22
Bagan 2. Alur Kerangka Berpikir ............................................................ 28
Bagan 3. Model Penelitian Tindakan ....................................................... 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian ..................................................................... 80
Lampiran 2. Silabus ..................................................................................... 81
Lampiran 3. Kisi – kisi Soal.......................................................................... 83
Lampiran 4. RPP Siklus I Pertemuan 1 dan 2 ............................................... 84
Lampiran 5. RPP Siklus II Pertemuan 1 dan 2 ............................................. 93
Lampiran 6. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1 .......................................... 103
Lampiran 7. Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2 .......................................... 104
Lampiran 8. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1 ........................................ 105
Lampiran 9. Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ........................................ 106
Lampiran 10. Kunci Jawaban Siklus I Pertemuan 1 dan 2 ............................. 107
Lampiran 11. Kunci Jawaban Siklus II Pertemuan 1 dan 2 ............................ 108
Lampiran 12. Kriteria Penilaian Siklus I dan II .............................................. 119
Lampiran 13. Lembar Diskusi Kelompok Siklus I ......................................... 110
Lampiran 14. Lembar Diskusi Kelompok Siklus II ........................................ 111
Lampiran 15. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Pada Kondisi awal ............. 112
Lampiran 16. Hasil Observasi aktivitas Belajar Siklus I Pertemuan 1 ........... 117
Lampiran 17. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siklus I Pertemuan 2 .......... 121
Lampiran 18. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siklus II Pertemuan 1 ......... 125
Lampiran 19. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siklus II Pertemuan 2 ......... 126
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xix
Lampiran 20. Hasil Penilaian Kemampuan Guru Siklus I Pertemuan 1 ......... 130
Lampiran 21. Hasil Penilaian Kemampuan Guru Siklus I Pertemuam 2........ 132
Lampiran 22. Hasil Penilaian Kemampuan Guru Siklus II Pertemuan 1 ....... 137
Lampiran 23. Hasil Penilaian Kemampuan Guru Siklus II Pertemuan 2 ....... 140
Lampiran 24. Angket Aktivitas Belajar Siswa................................................ 143
Lampiran 25. Nilai Aktivitas Belajar Siswa Pada Kondisi awal .................... 147
Lampiran 26. Nilai Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus 1............................. 148
Lampiran 27. Nilai Aktivitas Belajar Siswa Pada Siklus 2............................. 149
Lampiran 28. Hasil Wawancara Dengan Guru Kelas V ................................. 150
Lampiran 29. Foto – foto Dalam Pembelajaran ........................................... 154
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar
bagi pembangunan bangsa suatu negara. Dalam penyelenggaraan pendidikan di
sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik
diwujudkan dengan adanya interaksi belajar mengajar atau proses pembelajaran.
Dengan konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan
pembelajaran secara sistematis dan berpedoman pada seperangkat aturan dan
rencana tentang pendidikan yang dikemas dalam bentuk kurikulum.
Kurikulum secara berkelanjutan disempurnakan untuk meningkatkan
mutu pendidikan dan berorientasi pada kemajuan sistem pendidikan nasional,
tampaknya belum dapat direalisasikan secara maksimal. Salah satu masalah yang
dihadapi dalam dunia pendidikan di Indonesia adalah lemahnya proses
pembelajaran.
Fungsi dan tujuan pendidikan dapat dicapai salah satunya melalui
pelaksanaan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) sebab merupakan
bagian dari mata pelajaran di sekolah dan sebagai bagian dari alat yang efektif
untuk mengembangkan pendidikan. Kehadiran Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai
ilmu pengetahuan masih diperlakukan sebab peranan IPS sangat strategis dalam
peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Pembelajaran IPS dapat meningkat dengan baik apabila disajikan dengan
baik pula. Dalam hal ini guru harus memperhatikan berbagai aspek yang ada
hubungannya dengan pembelajaran IPS. Materi pelajaran IPS dapat digali dari
kehidupan sehari – hari dan dihubungkan dengan pengalaman siswa. Oleh karena
itu, guru perlu memperhatikan pengalaman siswa yang didapat dalam
kehidupannya.
Indonesia pernah dikuasai oleh bangsa asing dalam waktu yang sangat
lama. Bangsa – bangsa asing yang pernah menjajah Indonesia adalah Portugis,
Belanda, Inggris, dan Jepang. Penjajahan menyebabkan penderitaan bagi rakyat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Indonesia. Bangsa Indonesia tidak tinggal diam. Bangsa Indonesia berjuang
mengusir penjajahan dari bumi pertiwi. Mula – mula bangsa Indonesia
mengadakan perlawanan di daerahnya masing – masing. Kemudian tumbuh
kesadaran bahwa kita ini adalah satu bangsa. Kesadaran itu menimbulkan tekad
untuk bersatu menjadi satu bangsa yang terwujud dalam sumpah pemuda tahun
1928. Perjuangan melawan penjajah tidak hanya dalam bentuk fisik, tetapi juga
melalui organisasi – organisasi.
Berdasarkan observasi dan wawancara di SD Negeri 02 Kragilan
Mojosongo Boyolali ditemukan bahwa proses pembelajaran yang dilakukan guru
saat ini cenderung pada pencapaian target materi kurikulum lebih mementingkan
pada penghafalan konsep bukan pemahaman. Hal ini dapat dilihat dalam
pembelajaran IPS pada materi perjuangan melawan penjajah kurang
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Guru masih menggunakan model
pembelajaran konvensional yaitu model pembelajaran yang dominan menerapkan
metode ceramah dimana siswa hanya duduk, mencatat, dan mendengarkan apa
yang disampaikan guru dan sedikit peluang bagi siswa untuk bertanya. Dengan
demikian, suasana pembelajaran menjadi tidak kondusif sehingga siswa menjadi
pasif.
Dalam hal ini peran seorang guru sebagai pengembang ilmu sangat besar
untuk memilih dan melaksanakan pembelajaran yang tepat dan efisien bagi siswa
bukan hanya pembelajaran berbasis konvensional. Pembelajaran yang baik dapat
ditunjang dari suasana pembelajaran yang kondusif serta hubungan komunikasi
antara guru dan siswa dapat berjalan dengan baik.
Permasalahan yang terjadi di kelas V SD Negeri 02 Kragilan, saat ini
adalah kurangnya aktivitas belajar siswa. Hal ini dibuktikan dari hasil observasi di
kelas V SD Negeri 02 Kragilan, rerata aktivitas belajar siswa hanya 65
berdasarkan hasil observasi pada kondsi awal. Sedangkan aktivitas belajar siswa
menurut Paul B. Diedrich dapat dikatakan baik jika rata- rata aktivitasnya 70.
Aktivitas belajar siswa hanya duduk mendengarkan penjelasan guru, mencatat
hal- hal yang penting, mengerjakan tugas yang diberikan guru, serta menjawab
pertanyaan guru yang sebagian besar bersifat hafalan. Adapula beberapa siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
yang asyik sendiri dengan kegiatan yang tidak berhubungan dalam pembelajaran,
khususnya yang duduk di belakang. Rendahnya hasil belajar, motivasi, dan
aktivitas belajar IPS dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor yang mendukung
pelaksanaan pembelajaran pada dasarnya sangat kompleks dan bisa ditinjau dari
berbagai aspek. Adapun hal yang paling mendasar dan menentukan terhadap
keberhasilan pembelajaran diantaranya sarana dan prasarana yang memadai,
situasi dan kondisi yang kondusif, faktor guru, termasuk pemilihan dan
penggunaan model pembelajaran kurang tepat.
Upaya peningkatan aktivitas belajar siswa tidak terlepas dari berbagai
faktor yang mempengaruhinya. Dalam hal ini, diperlukan guru kreatif yang dapat
membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan disukai oleh peserta didik.
Suasana kelas perlu direncanakan dan dibangun sedemikian rupa dengan
menggunakan model pembelajaran yang tepat agar siswa dapat memperoleh
kesempatan untuk berinteraksi satu sama lain sehingga pada gilirannya dapat
diperoleh prestasi belajar yang optimal dan siswa menjadi aktif dan kreatif dalam
pembelajaran. Proses pembelajaran dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Jadi, kegiatan
belajar berpusat pada siswa, guru sebagai motivator dan fasilitator di dalamnya
agar suasana kelas lebih hidup.
Di antara berbagai model pembelajaran, satu di antaranya adalah model
kooperatif. Model ini memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar secara
bersama – sama atau gotong royong sehingga makna kebersamaan sangat
dominan. Selain itu, model ini dapat mengaktifkan siswa dalam belajar karena
siswa didorong untuk mengemukakan pendapat atau menyanggah berbagai
masalah yang diajukan oleh teman sekelompoknya.
Banyak tipe model kooperatif yang dapat diterapkan dalam pembelajaran
IPS di antaranya tipe jigsaw. Tipe jigsaw yaitu salah satu model pembelajaran
yang dilaksanakan dengan cara mengelompokkan siswa menjadi beberapa
kelompok kecil dan setiap siswa dalam kelompok, dikelompokkan lagi menjadi
kelompok – kelompok ahli. Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw,
terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang
keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa
kelompok ahli. Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota
kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami
topik tertentu dan menyelesaikan tugas- tugas yang berhubungan dengan topiknya
untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Kelebihan tipe jigsaw
dapat memberikan kesempatan bagi siswa untuk bekerja sama dalam suasana
gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi,
meningkatkan aktivitas siswa dan berkomunikasi. Adapun kelemahannya adalah
apabila kurang bimbingan dari guru dalam mengelompokkan siswa, maka
kegiatan diskusi kurang efektif.
Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas penulis memilih judul
penelitian “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Kelas V SD Negeri
02 Kragilan Mojosongo Boyolali Tahun Ajaran 2012”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah pada penelitian ini
selanjutnya dirumuskan sebagai berikut:
Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas V SD Negeri
02 Kragilan Mojosongo Boyolali ?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
sebagai berikut :
Meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS kelas V SD Negeri
02 Kragilan Mojosongo Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan dapat meningkatkan kemampuan siswa
dalam memahami pelajaran IPS. Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat
untuk berbagai pihak antara lain sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap
peningkatan mutu pendididkan melalui proses belajar mengajar secara
inovatif dan tepat guna di sekolah untuk menyiapkan sumber daya manusia
yang berkualitas.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS dan siswa
akan lebih mudah dalam menyerap pelajaran yang diberikan oleh guru.
b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai contoh
model pembelajaran yang dapat dikembangkan pada pokok bahasan yang
lain.
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini sebagai referensi untuk meningkatkan
kinerja guru dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab sebagai
tenaga pendidik dan pengajar pada akhirnya akan meningkatkan kualitas
pendidikan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjaun Pustaka
1. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif
a. Pengertian Model Pembelajaran
Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan
pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. dalam
penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan
siswa karena masing- masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan
tekanan utama yang berbeda- beda.
Mills menyatakan bahwa model adalah bentuk representasi akurat sebagai
proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok prang mencoba
bertindak berdasarkan model itu.
Menurut Dahlan (1990), model mengajar dapat diartikan sebagai suatu
rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi
pelajaran, dan memberi petunjuk kepada pengajar di kelas (hlm. 72).
Pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat
untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk
membantu pesertya didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran dalah
terwujudnya efisiensi dan efektifitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta
didik.
Pembelajaran menurut Muhammad Surya (2003) merupakan suatu proses
perubahan yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dan pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya(hlm. 72).
Gagne (1985), ”An activies process and suggests that teaching involves
facilitating active mental process by students”, bahwa dalam proses pembelajaran
siswa berada dalam posisi proses mental yang aktif, dan guru berfungsi
mengkondisikan terjadinya pembelajaran (hlm. 72).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Sedangkan Joice dan Weil (1990) menyatakan pembelajaran adalah suatu
pola atau rencana yang sudah direncanakan sedemikian rupa dan digunakan untuk
menyusun kurikulum, mengatur materi pelajaran, dan memberi petunjuk kepada
pengajar di kelasnya. Dalam penerapannya model pembelajaran ini harus sesuai
dengan kebutuhan siswa (hlm. 73).
Winaputra (2001) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah
kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan tertentu, dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dalam
melaksanakan aktivitas pembelajaran (hlm. 3).
Bertolak dari beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran adalah satu komponen utama dalam menciptakan suasana
belajar yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan (PAIKEM). Model
pembelajaran yang menarik dan variatif yang dipakai guru utuk membantu
memperlancar tercapainya tujuan pembelajaran.
b. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang
berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa
anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk
memahami materi pelajaran. Dalam pembelajaran kooperatif, belajar dikatakan
belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum menguasai bahan
pelajaran.
Menurut Slavin, ”pembelajaran kooperatif adalah suatu model
pembelajaran dimana siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang anggotanya 4-6 orang dengan struktur kelompok
heterogen” (1995: 23).
Sunal dan Hans (2000) mengemukakan ”pembelajaran kooperatif
merupakan suatu cara pendekatan atau serangkaian strategi yang khusus dirancang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama proses
pembelajaran” (hlm. 15).
Stahl menyatakan bahwa ”pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan
belajar siswa lebih baik dan meningkatkan sikap tolong menolong dalam perilaku
sosial” (1994: 15).
Noor juga menambahkan bahwa, ”pembelajaran kooperatif adalah model
pembelajaran yang mengelompokkan siswa dengan tujuan menciptakan
pendekatan pembelajaran yang berhasil yang mengintegrasikan keterampilan
sosial yang bermuatan akademik” (hlm. 27).
Anita Lie menyebutkan pembelajaran kooperatif dengan istilah
pembelajaran gotong royong, yaitu sistem pembelajaran yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk bekerjasama dengan siswa lain dalam
tugas-tugas yang terstruktur (2000: 23).
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi/ pendekatan mengajar
dimana siswa bekerjasama di antara satu sama lain dalam kelompok belajar yang
kecil untuk menciptakan pendekatan pembelajaran yang berefektivitas yang
mengintegrasikan ketyerampilan sosial yang bermuatan akademik.
Beberapa ciri dari pembelajaran kooperatif adalah : (a) setiap anggota
memiliki peran, (b) terjadi hubungan interaksi langsung di antara siswa, (c) setiap
anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga teman – teman
sekelompoknya, (d) guru membantu mengembangkan keterampilan –
keterampilan interpersonal kelompok, dan (e) guru hanya berinteraksi dengan
kelompok saat diperlukan.
Unsur- unsur dasar dalam pembelajaran kooperatif menurut Lungdren
(1994) sebagai berikut:
1). Para siswa harus memiliki persepsi bahwa mereka “ tenggelam atau berenang
bersama”
2). Para siswa harus memiliki tanggung jawab terhadap siswa atau peserta didik
lain dalam kelompoknya, selain tanggung jawab terhadap diri sendiri dalam
mempelajari materi yang dihadapi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
3). Para siswa harus berpandangan bahwa mereka semua memiliki tujuan yang
sama.
4). Para siswa membagi tugas dan berbagi tanggung jawab di antara anggota
kelompok.
5). Para siswa diberikan satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut
berpengaruh terhadap evaluasi kelompok.
6). Para siswa berbagi kepemimpinan sementara meraka memperoleh
keterampilan kerjasama selama belajar.
7). Setiap siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Tabel 1. Tabel Sintaks/ Fase- fase Pembelajaran Kooperatif
Fase Peran guru
1. Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa
Menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang
ingin dicapai dalam pembelajaran tersebut dan
memotivasi siswa belajar.
2. Menyajikan
informasi
Menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan
cara demonstrasi atau lewat bahan bacaan
3. Mengorganisasikan
siswa ke dalam
kelompok-
kelompok belajar
Menjelaskan kepada siswa bagaimana cara
membentuk kelompok belajar dan membantu
setiap kelompok agar melakukan transisi secara
efisien.
4. Membimbing
kelompok bekerja
dan belajar
Membimbing kelompok dalam belajar, yaitu
pada saat mereka mengerjakan tugas.
5. Evaluasi Mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari kelompok atau masing- masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
6. Memberikan Memberi penghargaan kepada individu maupun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
penghargaan kelompok yang mendapatkan hasil yang baik.
Misalnya dengan memberi hadiah.
Tujuan penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan
kepada siswa keterampilan kerja sama dan kolaborasi. Keterampilan kooperatif ini
berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja
dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok,
sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar anngota
kelompok sesama kegiatan.
Ada tiga bentuk keterampilan kooperatif sebagaimana diungkapkan oleh
Lundgren (1994), yaitu:
a. Keterampilan kooperatif tingkat awal
Meliputi: (a) menggunakan kesepakatan, (b) menghargai kontribusi, (c)
mengambil giliran dan berbagi tugas, (d) berada dalam kelompok, (e) berada
dalam tugas, (f) mendorong partisipasi, (g) mengundang orang lain untuk
berbicara, (h) menyelesaikan tugas pada waktunya, (i) menghormati perbedaan
individu.
b. Keterampilan kooperatif tingkat menengah
Meliputi: (a) menunjukkan penghargaan dan simpati, (b) mengungkapkan
ketidaksetujuan dengan cara yang dapat diterima, (c) mendengarkan dengan
aktif, (d) bertanya, (e) membuat ringkasan, (f) menafsirkan, (g) mengatur dan
mengorganisir, (h) menerima, (i) mengurangi ketegangan
c. Keterampilan kooperatif tingkat mahir
Meliputi: (a) mengelaborasi, (b) memeriksa dengan cermat, (c) menanyakan
kebenaran, (d) menetapkan tujuan, dan (e) berkompromi.
c. Prinsip- prinsip Pembelajaran Kooperatif
Menurut Roger dan David Johnson dalam ( Lie, 2008) ada lima unsur
dasar dalam pembelajaran kooperatif, yaitu sebagai berikut:
1. Prinsip ketergantungan positif ( positive interdependence), yaitu dalam
pembelajaran kooperatif, keberhasilan dalam penyelesaian tugas tergantung
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
pada usaha yang dilakukan oleh kelompok tersebut. Keberhasilan kerja
kelompok ditentukan oleh kinerja masing- masing anggota kelompok. Oleh
karena itu, semua anggota dalam kelompok akan merasakan saling
ketergantungan.
2. Tanggung jawab perseorangan ( individual accountability), yaitu
keberhasilan kelompok sangat tergantung dari masing- masing anggota
kelompoknya. Oleh karena itu, setiap anggota kelompok mempunyai tugas
dan tanggung jawab yang harus dikerjakan dalam kelompok tersebut.
3. Interaksi tatap muka (face to face promotion interaction), yaitu memberikan
kesempatan yang luas kepada setiap anggota kelompok untuk bertatap muka
melakukan interaksi dan diskusi untuk saling memberi dan menerima
informasi dari anggota kelompok lain.
4. Partisipasi dan komunikasi (participation and communication), yaitu
melatih siswa untuk dapat berpartisipasi aktif dan berkomunikasi dalam
kegiatan pembelajaran.
5. Evaluasi proses kelompok, yaitu menjadwalkan waktu khusus bagi
kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerjasama
mereka, agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif.
d. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif
Ada banyak hal kelebihan model pembelajaran kooperatif diantaranya:
a) Meningkatkan kepekaan dan kesetiakawanan sosial.
b) Memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, keterampilan,
informasi, perilaku sosial, dan pandangan – pandangan.
c) Memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial.
d) Memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai- nilai sosial dan komitmen.
e) Menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois.
f) Membangun persahabatan yang dapat berlanjut hingga mas dewasa
g) Berbagai keterampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan
saling membutuhkan dapat diajarkan dan dipraktekkan.
h) Meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
i) Meningkatkan kemampuan memandang masalah dan situasi dari berbagai
perspektif.
j) Meningkatkan kesediaan menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih
baik.
k) Meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan,
jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas.
Kelemahan pembelajaran kooperatif bersumber pada dua faktor, yaitu
faktor dari dalam ( intern ) dan faktor dari luar ( ekstern). Faktor dari dalam yaitu
sebagai berikut: 1) guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang,
disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu. 2) agar
proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas,
alat dan biaya yang cukup memadai. 3) selama kegiatan diskusi kelompok
berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas
sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, dan 4)
saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan
siswa yang lain menjadi pasif.
Faktor dari luar erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah yaitu
semakin pudarnya kurikulum pembelajaran sejarah, selain itu pelaksanaan tes
yang terpusat seperti EBTA/ EBTANAS sehingga kegiatan belajar mengajar di
kelas cenderung dipersiapkan untuk keberhasilan perolehan NEM. Sebenarnya
apabila guru telah berperan baik sebagai fasilitator, motivator, mediator maupun
sebagai evaluator, maka kelemahan yang ditemukan dalam pembelajaran
kooperatif ini dapat diatasi. Sehingga peran guru sangat penting dalam
menciptakan suasana kelas yang kondusif agar pembelajaran dapat dilaksanakan
sesuai dengan rencana.
e. Macam – macam Metode Pembelajaran Kooperatif
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa variasi metode yang
dapat diterapkan, yaitu di antaranya:
(a) Student Team Achievement Division ( STAD ), tipe ini dikembanhkan
Slavin, dan merupakan salah satu tipe kooperatif yang menekankan pada
adanya aktivitas dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
saling membantu dalam menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi
yang maksimal.
(b) Jigsaw, dalam teknik ini guru memeperhatikan schemata/ latar belakang
pengalaman siswa dan membantu siswa mengaktifkan schemata ini agar
bahan pelajaran menjadi lebih bermakna. Selain itu siswa bekerjasama
dengan sesama siswa lain dalam suasana gotong royong dan mempunyai
banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan
keterampilan berkomunikasi.
(c) Teams Games Tournaments (TGT), salah satu tipe pembelajaran kooperatif
yang menempatkan siswa dalam kelompok – kelompok belajar yang
beranggotakan 5 – 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin
dan suku kata atau ras yang berbeda. Guru menyajikan materi dan siswa
bekerja dalam kelompok mereka masing – masing.
(d) Group Investigation (GI), metode ini merupakan model pembelajaran
kooperatif yang kompleks karena memadukan antara prinsip belajar
kooperatif dengan pembelajaran yang berbasis konstruktivisme dan prinsip
pembelajaran demokrasi.
(e) Rotating Trio Exchange, pada metode ini kelas dibagi ke dalam beberapa
kelompok yang terdiri dari 3 orang, kelas ditata sehingga setiap kelompok
dapat melihat kelompok lainnya di kiri dan di kanannya, berikan pada setiap
trio tersebut pertanyaan yang sama untuk didiskusikan.
(f) Group Resume, metode ini akan menjadikan interaksi antar siswa lebih baik,
kelas dibagi ke dalam kelompok- kelompok, setiap kelompok terdriri dari 3 –
6 orang siswa.
Dari beberapa macam metode diatas, peneliti menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
f. Pengertian Kooperatif Tipe Jigsaw
Jigsaw pertama kali dikembangkan dan diujicobakan oleh Elliot Aronson
dan teman- teman di Universitas Texas, dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan
teman – teman di Universitas John Hopkins (Arends, 1978 : 236).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Arti jigsaw dalam bahasa Inggris adalah gergaji ukir dan ada juga yang
menyebutnya dengan istilah puzzle yaitu sebuah teka- teki menyusun potongan
gambar.
Menurut Lie (1999) pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan
model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang
terdiri dari empat sampai enam orang secara hetegon dan siswa bekerja sama
saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri (hlm.73).
Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw merupakan model
pembelajaran kooperatif dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri
dari 4 – 6 orang siswa secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan
yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang
harus dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok
yang lain (Arends, 1997 :76).
In the jigsaw method students are divided into two groups, the expert group
and the teaching group. The members of the vertical groupings- the expert
group- are assigned the same reading (refer to vertical columns in chart
below labeled Chapter 1, Chapter 2, etc). Each student reads assigned
material and prepares a handout that will assist in teaching the material to
the students in the horizontal grouping. The horizontal groups are the
teaching groups (refer to horozontal columns labeled Group A, Group B,
etc). The student in the teaching group actually teach their assigned reading
to their peers, providing each student in the group with a concise handout
that summarizes the material.
For example, referring to the chart below, Student 6 would read Chapter 1,
discuss Chapter 1 with her expert group consisting of students 1, 5, 10, and
14 who also read Chapter 1. Then Student 6 would teach Chapter 1 to her
teaching group consisting of Students 7, 8, and 9.
Dalam jurnal internasional tersebut dapat diartikan sebagai berikut, ”
bahwa tipe jigsaw, siswa dibagi ke dalam dua kelompok, kelompok ahli dan
kelompok asal. Anggota dari kelompok ahli ditugaskan membaca bacaan yang
sama ( mengenal kolom vertikal dalam grafik materi bab 1, bab 2, dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
sebagainya). Masing- masimh siswa membaca materi tugas dan mempersiapkan
catatan yang akan membantu menjelaskan materi ke siswa di kelompok
horisontal. Kelompok horizontal adalah kelompok asal (seperti kolom horisontal
dalam nama kelompok A, kelompok B, dan sebagainya). Siswa dalam kelompok
asal sebenarnya mengajarkan tugas yang mereka baca kepada teman sebaya,
memberikan tiap – tiap siswa dalam kelompok ini dengan catatan yang ringkas
dari ringkasan materi.
Sebagai contoh, melihat dari grafik di bawah, siswa nomor 6 harus
membaca bab 1, berdiskusi bab 1 dengan kelompok ahli mereka yang terdiri dari
siswa nomor 1, 5, 10, dan 14 yang juga membaca bab 1. Kemudian siswa nomor 6
harus mengajarkan bab 1 kepada kelompok aaalnya yang terdiri dari siswa nomor
7, 8, dan 9.
Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya
mempelajari materi yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan
dan mengajarkan materi tersebut pada anggota kelompok lainnya. Para anggota
dari tim – tim yang berbeda dengan topik yang sama bertemu untuk diskusi (tim
ahli) saling membantu satu sama lain tentang topik pembelajaran yang ditugaskan
kepada mereka. Kemudian siswa – siswi kembali pada tim/ kelompok asal untuk
menjelaskan kepada anggota kelompok yang lain tentang apa yang telah mereka
pelajari sebelumnya pada pertemuan tim ahli.
Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat kelompok asal
dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk siswa yang
beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan latar belakang keluarga yang
beragam. Kelompok asal merupakan gabungan dari beberapa kelompok ahli.
Kelompok ahli yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok asal
yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertentu
dan menyelesaikan tugas- tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk
kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal. Hubungan antara kelompok
asal dan kelompok ahli dapat digambarkan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Kelompok asal
Kelompok ahli
Gambar 1. Illustrasi kelompok jigsaw
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw adalah siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari
4 – 6 orang siswa secara heterogen dan bekerja sama saling ketergantungan yang
positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus
dipelajari dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok yang lain.
Dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, tidak
selamanya berjalan dengan lancar, tetapi juga terdapat beberapa kelemahan dalam
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
1. Memerlukan persiapan yang lebih lama dan lebih kompleks misalnya seperti
penyusunan kelompok asal dan kelompok ahli yang tempat duduknya nanti
akan berpindah.
2. Memerlukan dana yang lebih besar untuk mempersiapkan perangkat
pembelajaran.
+ =
x y
+ =
x y
+ =
x y
+ =
x y
+ +
+ +
= =
= =
x x
x x
y y
y y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Adapun kelebihan dari model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sebagai
berikut:
1. Memberikan kesempatan yang lebih besar kepada guru dan siswa dalam
memberikan dan menerima materi pelajaran yang sedang disampaikan.
2. Guru dapat memberikan seluruh kreativitas kemampuan mengajar.
3. Siswa dapat lebih komunikatif dalam menyampaikan kesulitan yang dihadapi
dalam mempelajari materi
4. Siswa dapat lebih termotivasi untuk mendukung dan menunjukkan minat
terhadap apa yang dipelajari teman satu timnya.
g. Langkah – langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw
Stephen, Sikes and Snap dalam Rusman (1978: 220), mengemukakan
langkah- langkah pembelajaran kooperatif model jigsaw sebagai berikut:
1. Siswa dikelompokkan ke dalam 5 anggota tim
2. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
3. Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
4. Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/ subbab yang
sama bertemu dalam kelompok baru ( kelompok ahli ) untuk mendiskusikan
subbab mereka
5. Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal
dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang subbab yang mereka
kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan seksama
6. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
7. Guru memberi evaluasi
8. Penutup
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
2. Hakikat Aktivitas Belajar Siswa
a. Pengertian Aktivitas Belajar Siswa
Anton M. Mulyono ( 2001), Aktivitas artinya ”kegiatan atau keaktifan”. Jadi
segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan – kegiatan yang terjadi baik fisik
maupun non fisik merupakan suatu aktivitas (hlm. 26).
Menurut Dave Mainer dalam Widayanti mengemukakan bahwa aktivitas
berarti bergerak aktif secara fisik ketika belajar dengan memanfaatkan indera
sebanyak mungkin, sehinggan dapat membuat seluruh tubuh dan pikiran terlibat
dalam proses belajar (2008: 26).
Sedangkan Sriyono (2000) aktivitas adalah segala kegiatan yang
dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani. Aktivitas siswa selama proses
belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk
belajar (hlm. 22) .
Oemar Hamalik ( 2001 ), menyatakan bahwa belajar adalah ”suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan”. Aspek
tingkah laku tersebut adalah pengetahuan, pengertian, kebiasaan, keterampilan,
apresiasi, emosional, hubungan sosial, jasmani, etis atau budi pekerti dan sikap
(hlm. 28).
Selain itu Sardiman ( 2003 ) berpendapat bahwa ”belajar merupakan suatu
proses interaksi diantara diri manusia dengan lingkungannya yang mungkin
berwujud pribadi, fakta, konsep, atau teori” (hlm. 22).
Belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan
sebagai pola – pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap,
kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan.
Di dalam belajar perlu adanya aktivitas, karena pada prinsipnya belajar
adalah berbuat untuk mengubah tingkah laku. Dengan kata lain belajar adalah
melakukan kegiatan belajar. Tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas. Itulah
sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting dalam
interaksi belajar mengajar. Aktivitas belajar siswa yang dimaksud adalah aktivitas
jasmaniah ataupun aktivitas mental.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Dari berbagai pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas
belajar siswa adalah belajar yang melibatkan aktivitas mental maupun fisik artinya
seluruh tubuh dan pikiran terlibat dalam pembelajaran.
b. Macam – macam Aktivitas
Aktivitas belajar banyak macamnya. Para ahli mencoba mengadakan
klasifikasi, antara lain Paul D. Dierich ( 2000: 51) membagi kegiatan belajar
menjadi 8 kelompok, sebagai berikut:
1. Kegiatan visual seperti membaca, melihat gambar – gambar, mengamati
eksperimen, demonstrasi, pameran, mengamati orang lain bekerja atau
bermain.
2. Kegiatan lisan ( oral ) seperti mengemukakan fakta atau prinsip,
menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran,
mengemukakan pendapat, berwawancara, dan diskusi.
3. Kegiatan mendengarkan seperti mendengarkan penyajian bahan,
mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu
permainan instrumen musik, mendengarkan siaran radio.
4. Kegiatan menulis seperti menulis cerita, menulis karangan, membuat
sketsa, mengerjakan tes, mengisi angket.
5. Kegiatan menggambar seperti menggambar, membuat grafik, diagram,
peta, dan pola.
6. Kegiatan metrik seperti melakukan percobaan, memilih alat – alat,
melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan,
menari, berkebun.
7. Kegiatan mental seperti merenungkan, mengingat, memecahkan masalah,
menganalisis faktor – faktor, menemukan hubungan – hubungan, membuat
keputusan.
8. Kegiatan emosional seperti minat, membedakan, berani, tenang. Kegiatan –
kegiatan dalam kelompok ini terdapat pada semua kegiatan tersebut di atas,
dan bersifat tumpang tindih (Burton, 1952: 436).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Asas aktivitas dapat diterapkan dalam semua kegiatan, dan proses
pembelajaran untuk memudahkan guru dalam melaksanakan asas ini, maka dalam
hal ini dipilih tiga alternatif pendayagunaan, yaitu:
1) Pelaksanaan aktivitas pembelajaran dalam kelas
Asas aktivitas dapat dilaksanakan dalam setiap tatap muka dalam kelas
yang terstruktur, baik dalam bentuk komunikasi langsung, kegiatan
kelompok, kegiatan kelompok kecil, belajar independen.
2) Pelaksanaan aktivitas pembelajaran sekolah masyarakat
Dalam pelaksanaan pembelajaran dilakukan dalam bentuk membawa kelas
ke dalam masyarakat, melalui metode karya wisata, survei, kerja lapangan,
pelayanan masyarakat. Cara lain mengundang nara sumber dari
masyarakat ke dalam kelas.
3) Pelaksanaan aktivitas pembelajaran dengan pendekatan Cara Belajar Siswa
Aktif ( CBSA )
Pembelajaran dititik beratkan pada keaktifan siswa dan guru bertindak
sebagai fasilisator dan nara sumber yang memberikan kemudahan bagi
siswa untuk belajar.
Hamalik (2001: 175) menyebutkan penggunaan asas aktivitas, besar
nilainya bagi pengajaran para siswa karena:
a) Para siswa mencari pengalaman sendiri dan langsung mengalami sendiri.
b) Berbuat sendiri akan mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara
integral.
c) Memupuk kerjasama yang harmonis di kalangan siswa.
d) Para siswa bekerja menurut minat dan kemampuannya sendiri.
Aktivitas belajar dalam penelitian ini dikaitkan dengan pembelajaran IPS.
Dalam pelaksanaan kegiatan belajar IPS tidak hanya menghapal konsep materi.
Belajar IPS juga melibatkan peran siswa dan melibatkan kemampuan siswa mulai
dari mengeluarkan pendapat, memberikan tanggapan, memperhatikan guru
menjelaskan, keberaniaan dalam bertanya,keaktifan dalam kelompok hingga
aktivitas siswa dalam mempersiapkan pembelajaran yang akan berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
Aktivitas belajar yang harus dioptimalkan mencakup aktivitas mental,
sosial, emosional, intelektual, motorik. Aktivitas itu bergerak dari yang paling
rendah sampai paling tinggi. Tinggi rendahnya aktivitas belajar bergantung pada
tujuan instruksional yang harus dicapai oleh siswa, stimulasi guru dalam
memberikan tugas- tugas belajar, karakteristik bahan pengajaran (materi), serta
minat, perhatian, motivasi, dan kemampuan belajar siswa yang bersangkutan.
Apabila dilukiskan, faktor yang menentukan kadar aktivitas belajar siswa adalah
sebagai berikut:
Bagan 1. Bagan faktor yang menentukan kadar aktifitas belajar siswa (sumber:
Nana Sudjana. Model- model Mengajar CBSA)
Kerakeristik
tujuan
instruksional
Kesediaan
respon siswa
Minat dan
perhatian belajar
siswa
Motivasi belajar
siswa
kemampuan
Karakteristik
bahan pengajaran
Kadar aktifitas
belajar
Internal
Stimulasi
guru
Eksternal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
c. Pengertian IPS
Menurut Kosasih Djahiri dalam Sapriya et al. (2006) merumuskan
bahwa IPS merupakan ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep
pilihan dari cabang – cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya kemudian diolah
berdasarkan prinsip pendidikan dan didaktik dijadikan program pengajaran
pada tingkat persekolahan (hlm. 7).
Seperti dikatakan oleh Mulyono bahwa IPS merupakan suatu
pendekatan interdisipliner ( Inter disciplinary Approach) dari pelajaran Ilmu-
ilmu Sosial. IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu- ilmu sosial,
seperti sosiologi, antropologi budaya, psikologi sosial, sejarah, geografi,
ekonomi, ilmu politik, dan sebagainya (1980: 8).
Jadi dapat disimpulkan bahwa IPS adalah bidang studi yang
mempelajari integrasi dari berbagai aspek ilmu sosial guna meningkatkan
kemampuan, pengetahuan, menganalisis gejala dan masalah sosial di
masyarakat.
d. Tujuan Pembelajaran IPS
Kurikulum 2004 untuk tingkat SD menyatakan bahwa, Pengetahuan
Sosial ( IPS ) bertujuan untuk:
1. Mengajarkan konsep- konsep dasar sosiologi, geografi, ekonomi, sejarah,
dan kewarganegaraan, pedagogis, dan psikologis.
2. Mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, inkuiri,
memecahkan masalah, dan keterampilan sosial.
3. Membangun komitmen dan kesadaran terhadap nilai- nilai sosial dan
kemanusiaan.
4. Meningkatkan kemampuan bekerja sama dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, baik secara nasional maupun global.
Sejalan dengan tujuan tersebut tujuan pendidikan IPS menurut Nursid
Sumaatmadja 2006 adalah membina anak didik menjadi warga negara yang
baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kepedulian sosial yang
berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara. Sedangkan secara rinci
Oemar Hamalik (1992: 40- 41) merumuskan tujuan pendidikan IPS
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
berorientasi pada tingkah laku para siswa, yaitu: (1) pengetahuan dan
pemahaman, (2) sikap hidup belajar, (3) nilai- nilai sosial dan sikap, (4)
keterampilan.
e. Karakteristik Pembelajaran IPS
Menurut djahiri dalam Sapriya et al. (2006: 8) mengemukakan bahwa
karakteristik pembelajaran IPS adalah sebagai berikut:
a. IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (
menelaah fakta dari segi ilmu )
b. Penelaah dan pembahasan IPS tidak hanya satu bidang disiplin ilmu saja,
melainkan bersifat komprehensif ( meluas/ dari berbagai ilmu sosial dan
lainnya, sehinnga berbagai konsep ilmu secara terintegritas terpadu )
digunakan untuk menelaah satu masalah / tema / topik.
c. Mengutamakan peran aktif siswa melalui proses belajar inquiry agar siswa
mampu mengembangkan berpikir kritis, rasional, dan analitis.
d. Program pembelajaran disusun dengan meningkatkan / menghubungkan
bahan – bahan dari berbagai disiplin ilmu sosial dan lainnya dengan
kehidupan nyata di masyarakat, pengalaman, permasalahan. Kebutuhan
dan memproyeksikannya kepada kehidupan di masa depan baik dari
lingkungan fisik / alam maupun budayanya.
e. IPS dihadapkan secara konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (
mudah berubah ), sehingga titik berat pembelajaran adalah terjadinya
proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar siswa
memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan
kehidupan nyata pada masyarakatnya.
f. IPS mengutamakan hal – hal, arti dan penghayatan hubungan antar
manusia yang bersifat manusiawi.
g. Pembelajaran tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata, tetapi juga
nilai dan keterampilannya.
h. Berusaha memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program maupun
pembelajarannya dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah –
masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
i. Dalam pengembangan program pembelajaran senantiasa malaksanakan
prinsip – prinsip, karakteristik ( sifat dasar ) dan pendekatan – pendekatan
yang menjadi ciri IPS itu sendiri.
f. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Kelas V Semester II
a. Standar kompotensi
2. Menghargai peranan tokoh pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
b. Kompetensi Dasar
2.1 Mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa
penjajahan Belanda dan Jepang.
B. Penelitian yang Relevan
Penelitian penerapan model kooperatif tipe jigsaw untuk meningkatkan
aktivitas belajar pada pembelajaran IPS kelas V SD N 02 Kragilan ini tidak
terlepas atau mengacu dari penelitian sebelumnya. Penelitian yang relevan dengan
penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh :
1. Penelitian Yona Kristianto Mutiasmoro (2007), dalam skripsi yang berjudul ”
Upaya meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran
Cooperatif Learning Tipe Student Teams Achievement Division (STAD)
pada Pokok Bahasan Perbandingan dan Fungsi Trigonometri Sub Pokok
Bahasan Aturan Sinus Cosinus dan Luas Segitiga Pada Kelas X- 2 di SMA
Masehi 1 PSAK”. Menunjukkan bahwa 1) Terdapat peningkatan aktivitas
belajar siswa pada kelompok siswa yang diajar dengan metode pembelajaran
cooperative learning tipe STAD pada pokok bahasan perbandingan dan
fungsi trigonometri sub pokok bahasan aturan sinus cosinus dan luas segitiga.
2) Terdapat peningkatan hasil belajar siswa dari nilai rata – rata tes
matematika semester 1 adalah 51 menjadi 74,44 pada pokok bahasan
perbandingan dan fungsi trigonometri sub pokok bahasan aturan sinus
cosinus dan luas segitiga pada siswa kelas X-2 di SMA Masehi 1 PSAK. 3)
Metode cooperatif learning tipe STAD dapat meningkatkan prestasi belajar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
siswa pada pembelajaran pokok bahasan perbandingan dan fungsi
trigonometri sub pokok bahasan aturan sinus cosinus dan luas segitiga.
Penelitian di atas relevan dengan penelitian ini pada variabel Y, yaitu
meningkatkan aktivitas belajar siswa. Perbedaannya terletak pada variabel X yaitu
pada penelitian Yona Kristianto Mutiasmoro menggunakan metode pembelajaran
cooperatif learning tipe STAD sedangkan pada penelitian ini menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
2. Sri Ari Astuti mahasiswa program studi pendidikan matematika FKIP UNS
dalam skripsinya yang berjudul ” Eksperimentasi Pembelajaran Matematika
dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Materi Jajar
genjang, Belah ketupat, layang- layang, dan trapesium Ditinjau dari Aktivitas
Belajar Peserta Didik”. Dalam penelitian ini adanya kesamaan variabel yaitu
mengkaji tentang penggunaan model kooperatif tipe jigsaw. Adapun
kesimpulan yang diberikan dalam penelitian ini sebagai berikut: 1) prestasi
belajar peserta didik yang diberi metode kooperatif tipe jigsaw memiliki
prestasi yang lebih baik daripada peserdik yang diberi metode konvensional.
Berdasarkan uji anava dua jalan sel tak sama yang dilakukan diperoleh Fobs =
11,2069 > 4,00 = ftab. 2) ada perbedaan prestasi belajar belajar antara peserdik
yang aktivitas belajarnya tinggi dengan peserta didik yang aktivitasnya rendah.
Peserta didik yang memiliki aktivitas belajar tinggi mempunyai prestasi belajar
yang lebih baik dibandingkan dengan peserta didik yang mempunyai aktivitas
belajar rendah. Berdasarkan uji anava dua jalan sel tak sama diperoleh Fobs =
13.2769 > 3,15 = Ftab.
3. Sarwindah Tri Yuliani dalam skripsinya yang berjudul ” peningkatan aktivitas
belajar IPA melalui penerapan pendekatan keterampilan proses dalam materi
pesawat sederhana pada siswa kelas V SD N 1 Giriwono tahun ajaran 2010/
2011”. Menyatakan bahwa pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan
nilai aktivitas belajar siswayaitu bernilai rata- rata 3,0 atau 75% sisswa telah
aktif dalam pembelajaran, sedangkan siklus II ada peningkatan dibandingkan
dengan siklus I yaitu 3,0 atau 75 % menjadi 3,1 atau 77,5% siswa telah aktif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
dalam pembelajaran. Dalam penelitian ini ada kesamaan variabel yaitu
mengkaji tentang peningkatan aktivitas belajar siswa.
4. Sawitri dalam penelitiannya dengan judul ” peningkatan keterampilan menulis
diskripsi dengan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas X SMA
MTA Surakarta”. Menyimpulkan bahwa penerapan strategi pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis
deskripsi.
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir menjelaskan secara teoritis pertautan antar variabel
yang diteliti dengan alur – alur pikiran yang logis dan merumuskannya kedalam
paradigma penelitian. Kerangka pemikiran inimerupakan penjelasan sementara
terhadap gejala – gejala yang menjadi obyek permasalahan.
Pada kondisi awal aktivitas belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 02
Kragilan masih rendah. Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya: (1)
materi pelajaran IPS sangat banyak dan dalam pembelajaran IPS menekankan
pada hafalan sehingga membuat siswa jenuh. (2) guru dalam pembelajaran masih
menggunakan model konvensional, artinya pembelajaran masih didominasi
dengan ceramah, membaca materi, tugas, dan pemberian tes.
Untuk menanggulangi hal tersebut diperlukan model pembelajaran yang
inovatif dan variatif yang tepat dalam pembelajaran IPS. Salah satu model yang
dapat diterapkan adalah model kooperatif tipe jigsaw.Dengan model pembelajaran
ini, dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan pendapat,
siswa dapat lebih komunikatif dalam menyampaikan kesulitan yang dihadapi
dalam materi pelajaran sedangkan guru juga dapat lebih kreatif dalam mengajar
. Pada kondisi akhir setelah menerapkan kooperaif tipe jigsaw ini dalam
pelaksanaan pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas V
SD Negeri 2 Kragilan, dari uraian di atas dapat digambarkan kerangka pemikiran
dalam bagan di bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
Bagan 2. Alur kerangka Berpikir
Kondisi
Awal
Tindakan
Kondisi
Akhir
1. Guru belum
menggunakan model
kooperatif tipe jigsaw
2. Metode yang
digunakan guru
dalam pembelajaran
didomonasi ceramah,
tanya jawab yang
masih konvensional
Dalam pembelajaran IPS
guru menggunakan
kooperatif tipe jigsaw
Aktivitas belajar IPS
siswa kelas V SD Negeri
02 Kragilan meningkat
Siklus I
Guru mengenalkan
pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw dn
menjelaskan bangsa
asing yang datang ke
Indonesia
Siklus II
Penerapan model
kooperatif tipe jigsaw dan
siswa berdiskusi tentang
perjuangan melawan
penjajah Belanda
Aktivitas belajar IPS
siswa kelas V SD
Negeri 02 Kragilan
masih rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
D. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir
di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai
berikut:
Penerapan model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar
siswa pada pembelajaran IPS kelas V SD Negeri 2 Kragilan Mojosongo Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 2 Kragilan yang terletak di
Kecamatan Mojosongo, Kabupaten Boyolali. Penelitian ini khususnya
dilaksanakan di kelas V.
Pemilihan SD Negeri 2 Kragilan sebagai lokasi penelitian adalah
berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:
1) Sekolah tersebut mengijinkan untuk dilaksanakan kegiatan penelitian dengan
tujuan untuk meningkatkan kualitas sekolah.
2) Sekolah bersedia memberikan data yang diperlukan oleh peneliti.
3) Aktivitas belajar dalam pembelajaran IPS khususnya kelas V masih rendah.
4) Di sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai obyek penelitian,
sehingga penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi sekolah
tersebut.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama empat bulan, yang terdiri dari tahap
persiapan sampai dengan tahap pelaporan penelitian, yaitu mulai dari bulan
Januari 2012 sampai dengan bulan Juni 2012. Adapun rincian jadwal pelaksanaan
kegiatan terlampir pada lampiran 1.
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD Negeri 2 Kragilan,
Mojosongo, Boyolali tahun ajaran 2012, dengan jumlah siswa 27 yang terdiri dari
12 siswa laki- laki dan 15 siswa perempuan dengan Ibu Sehani, S. Pd bertindak
sebagai guru kelas V. Di kelas tersebut kondisi siswa heterogen (berbeda – beda
kemampuannya).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
C. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan, penlitian ini lebih menekankan pada
masalah proses, dan data yang akan diperoleh berupa data yang langsung tercatat
dari kegiatan di lapangan, maka bentuk pendekatan yang dipergunakan dalam
penelitian ini adalah diskriptif kualitatif dan jenis penelitiannya adalah Penelitian
Tindakan Kelas (PTK).
2. Strategi Penelitian
Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi tindakan
model siklus. Setiap siklus ditempuh melalui empat fase (Hopkins dalam Aqib,
2007:13). Desain siklus dapat divisualisasikan pada gambar 2 berikut ini.
Gambar 2. Desain siklus I dan siklus II
Gambar 2. Strategi Tindakan Model Siklus
Pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian dilaksanakan dengan tahap,
yaitu : perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan
refleksi (reflecting).
Siklus II
Identifikasi Masalah
Perencanaan Tindakan
Observasi
Refleksi
Perencanaan revisi Tindakan
Observasi
Refleksi
Siklus diakhiri ketika aktivitas belajar siswa siswa mencapai 80 %.
Siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini pelaksanaan pembelajaran direncanakan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran IPS kelas V SD
Negeri 02 Kragilan Tahun Pelajaran 2010/2011. Adapun langkah
perencanaan yang dilakukan adalah:
a) Menentukan kompetensi dasar mengenai mendiskripsikan perjuangan
para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda.
b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
c) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
d) Menyiapkan sumber belajar
e) Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik.
f) Menyiapkan angket aktivitas belajar IPS
g) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung
h) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran
b. Tahap Tindakan
(a) Siswa mencari informasi tentang bentuk- bentuk penindasan bangsa
Indonesia.
(b) Siswa bertanya jawab tentang bangsa asing yang pernah menjajah
Indonesia.
(c) Siswa membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa sebagai
kelompok asal.
(d) Siswa diberikan 4 sub materi yang berbeda tiap kelompok. Siswa
diberikan waktu 15 menit untuk membaca materi yang didapat.
(e) Siswa dari kelompok asal membentuk kelompok ahli.
(f) Siswa mengerjakan Lembar Kerja Kelompok untuk kelompok ahli.
(g) Siswa menyusun puzzle tokoh perjuangan melawan penjajahan Belanda
(h) Siswa kembali ke kelompok asal, kemudian berdiskusi sesama anggota
asal untuk merangkum informasi yang diperoleh masing- masing anggota
di kelompok ahli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
(i) Siswa bersama kelompok memparkan hasil diskusinya di depan kelas.
Pemilihan kelompok yang maju dipilih oleh guru secara acak.
b. Tahap Pengamatan/Observasi
Pengamatan atau observasi mengenai pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan dilakukan secara kolaboratif antara peneliti yang bertindak
sebagai guru kelas dan guru kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Kragilan yang
bertindak sebagai observer menggunakan instrumen yang telah dibuat.
Observasi diarahkan pada aktivitas siswa, dan kegiatan guru mengajar dalam
penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
c. Tahap Refleksi
Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil observasi
kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti menganalisis kegiatan
pembelajaran dengan melihat hasil nilai observasi dan angket yang diisi oleh
siswa. Peneliti perlu berkonsultasi dengan guru kelas dan observer untuk
menemukan berbagai masalah dalam pembelajaran. Setelah itu meminta masukan
dan saran untuk perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
D. Sumber Data Penelitian
Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber. Sumber data atau
informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini sebagian besar data kualitatif.
Sumber data tersebut meliputi:
1. Sumber data primer
Sumber data primer yaitu hasil informasi dari narasumber yang terdiri dari
peserta didik dan guru kelas V SD Negeri 02 Kragilan Mojosongo Boyolali.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder meliputi RPP, silabus, hasil observasi dan, angket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Wawancara
Menurut hopkins (1993: 125) wawancara adalah suatu cara untuk
mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.
Wawancara dilakukan untuk mengumpulkan data dari informan terkait
proses dan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS sebelum, selama, dan
sesudah tindakan. Dalam wawancara ini nara sumber atau informannya adalah Ibu
Sehani S. Pd (guru kelas V) dan siswa kelas V SD N 02 Kragilan. Wawancara
dilakukan oleh peneliti dengan menanyakan beberapa pertanyaan tentang data
yang berkenaan dengan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran IPS.
Wawancara oleh peneliti terhadap guru dilakukan secara terstruktur artinya
dengan berdasarkan pada pedoman wawancara yang sudah disiapkan. Sedangkan
wawancara yang dilakukan kepada siswa secara tidak terstruktur atau tanpa
mempersiapkan sejumlah pertanyaan terlebih dahulu.
2. Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan saat proses pembelajaran IPS
untuk mengetahui dan mengumpulkan data mengenai aktivitas dalam
pembelajaran IPS yang dilakukan oleh guru dan siswa SD Negeri 02 Kragilan.
Pengamatan dilakukan selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Dari
pengamatan tersebut diperolah data pengamatan sikap siswa dan kegiatan guru
saat proses pembelajaran. dalam hal ini peneliti bertindak sebagai partisipan aktif,
yaitu peneliti yang melakukan tindakan (sebagai guru mengajar) kegiatan
pembelajaran IPS dengan model kooperatif tipe jigsaw. Sedangkan guru kelas V
sebagai pengamat pasif terhadap proses pembelajaran sehingga lebih leluasa
dalam mengamati pembelajaran. Selanjutnya, hasil pengamatan yang telah
dilakukan didiskusikan untuk dianalisis bersama untuk menemukan berbagai
kelemahan proses pembelajaran dan untuk mencari solusi kelemahan tersebut.
Hasil diskusi yang berupa solusi kelemahan tersebut kemudian dijadikan acuan
untuk pelaksanaan siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
3. Angket
Angket atau kuesioner adalah alat pengumpulan data terdiri dari beberapa
pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk mengumpulkan
informasi penelitian yang dikehendaki ( M. Toha Anggoro, dkk, 2002 : 54).
Angket diberikan kepada siswa kelas V SD N 02 Kragilan dengan maksud untuk
mengetahui aktivitas siswa dan responnya terhadap pembelajaran IPS sebelum
penerapan model kooperatif tipe jigsaw dan sesudah penerapan tipe jigsaw.
F. Validitas Data
Data yang telah berhasil digali dikumpulkan dan dicatat dalam kegiatan
penelitian. Ketepatan dan kemantapan data tersebut tidak hanya tergantung dari
ketepatan memilih sumber data dan teknik pengumpulan datanya, tetapi juga
diperlukan teknik pengembangan validitas datanya. Validitas data ini merupakan
jaminan bagi kemantapan simpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian.
Untuk mengetahui keabsahan data yang telah terkumpul, peneliti harus
melakukan uji keabsahan/validitas data. Uji validitas data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah uji validitas konsep (construct validity). Nana Syaodih
(2010) mengemukakan validitas konsep berkenaan dengan konstruk atau struktur
dan karakteristik psikologis aspek yang akan diukur dengan instrumen (hlm. 229).
Sugiyono (2008)) menyatakan dalam hal ini setelah instrumen
dikontruksi tentang aspek- aspek yang akan diukur dengan berdasarkan teori
tertentu, maka selanjutnya dikonsiltasikan dengan ahli (hlm. 125).
G. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
model deskriptif komparatif. Menurut Sarwiji Suwandi (2008: 70) teknik statistik
deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan
membandingkan antarsiklus. Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian
dengan hasil pada akhir tiap siklus. Misal: membandingkan rerata nilai aktivitas
belajar siswa pada kondisi sebelum tindakan, setelah siklus I, setelah siklus II dan
dengan indikator kinerja.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Dalam pelaksanaan teknik analisis deskriptif komparatif peneliti
menggunakan langkah-langkah yaitu:
1) Pengolahan data
Data yang diolah merupakan data yang diambil dengan menggunakan
teknik tes tertulis. Dalam pengolahan data ini peneliti menyesuaikan dengan
indikator penilaian yang telah ditentukan.
2) Penyajian data
Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang telah tersusun dan
memberikan kemungkinan adanya penarikan suatu kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Penyajian data dilengkapi dengan prabot sajian yang
diperlukan tabel, grafik dan diagram.
3) Membandingkan data
Peneliti membandingkan hasil sebelum penelitian dengan hasil pada
akhir tiap siklus (Sarwiji Suwandi, 2008: 70). Dengan membandingkan hasil
data yang terkumpul, maka peneliti dapat membandingkan dengan indicator
kinerja yang dibuat.
4) Menyimpulkan data
Penarikan kesimpulan merupakan suatu proses peninjauan kembali
pada benar tidaknya data yang diperoleh dalam penelitian. Setelah semua data
disajikan dalam laporan, peneliti membandingkan kemudian menarik
kesimpulan yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian.
Data yang akan dianalisis dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar
siswa dalam pembelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri 02 Kragilan.
H. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan ketercapaian yang akan dijadikan
acuan atau tolak ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian
(Sarwiji Suwandi, 2009 : 61). Hal yang dijadikan sebagai indikator kinerja dalam
penelitian ini adalah meningkatnya aktivitas belajar IPS pada siswa kelas V SD
Negeri 02 Kragilan melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Adapun rincian indikator kinerja disajikan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 2 . Indikator Kinerja Aspek Aktivitas Belajar IPS
KD. 2.1 Mendiskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa
penjajahan belanda
Siklus Aspek yang diukur Target
Capaian
Siklus
Cara mengukur
I Visual activities, meliputi:
a. Siswa memperhatikan
media yang digunakan guru
b. Siswa memperhatikan
penjelasan guru
c. Siswa membaca tulisan di
papan tulis maupun buku
pelajaran
80 % Dievaluasi dengan
mengamati aktivitas
belajar sesuai
pedoman lembar
observasi, angket
serta dokumentasi
pada pembelajaran
IPS
Oral activities, yang meliputi:
a. Siswa mengajukan
pertanyaan
b. Siswa dapat mengemukakan
pendapat
c. Siswa mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan
guru dengan benar.
d. Siswa aktif berdiskusi
kelompok
e. Siswa mampu
mengemukakan hasil
diskusi pada diskusi kelas
f. Siswa dapat
menghubungkan antar
80 % Dievaluasi dengan
mengamati aktivitas
belajar sesuai
pedoman lembar
observasi, angket serta
dokumentasi pada
pembelajaran IPS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
materi tiap sumber belajar
Listening activities, yang meliputi :
a. Siswa mendengarkan
penjelasan guru saat
menyampaikan materi
pelajaran.
b. Siswa mendengarkan teman
lain yang bertanya,
berpendapat, maupun ,
menyampaikan hasil diskusi
80% Dievaluasi dengan
mengamati aktivitas
belajar sesuai
pedoman lembar
observasi, angket serta
dokumentasi pada
pembelajaran IPS.
Writing activities, yang meliputi:
a. Menulis jawaban soal di
papan tulis
b. Menulis laporan hasil
diskusi
c. Siswa mencatat hal – hal
penting dari materi yang
disampaikan
d. Siswa membuat catatan
kesimpulan hasil diskusi
e. Siswa membuat peta konsep
untuk mempermudah dalam
belajar.
80% Dievaluasi dengan
mengamati aktivitas
belajar sesuai
pedoman lembar
observasi, angket serta
dokumentasi pada
pembelajaran IPS.
Drawing activities, yang melipti :
Siswa membuat tabel, grafik.
80% Dievaluasi dengan
mengamati aktivitas
belajar sesuai
pedoman lembar
observasi, angket serta
dokumentasi pada
pembelajaran IPS.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
Siklus Aspek yang diukur Target
Capaian
Siklus
Cara Mengukur
II Visual activities, meliputi:
a. Siswa memperhatikan
media yang digunakan guru
b. Siswa memperhatikan
penjelasan guru
c. Siswa membaca tulisan di
papan tulis maupun buku
pelajaran
80% Dievaluasi dengan
mengamati aktivitas
belajar sesuai
pedoman lembar
observasi, angket serta
dokumentasi pada
pembelajaran IPS.
Oral activities, yang meliputi:
a. Siswa mengajukan
pertanyaan
b. Siswa dapat mengemukakan
pendapat
c. Siswa mampu menjawab
pertanyaan yang diberikan
guru dengan benar.
d. Siswa aktif berdiskusi
kelompok
e. Siswa mampu
mengemukakan hasil
diskusi pada diskusi kelas
f. Siswa dapat
menghubungkan antar
materi tiap sumber belajar
80% Dievaluasi dengan
mengamati aktivitas
belajar sesuai
pedoman lembar
observasi, angket serta
dokumentasi pada
pembelajaran IPS.
Listening activities, yang meliputi :
a. Siswa mendengarkan
penjelasan guru saat
80% Dievaluasi dengan
mengamati aktivitas
belajar sesuai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
menyampaikan materi
pelajaran.
b. Siswa mendengarkan teman
lain yang bertanya,
berpendapat, maupun ,
menyampaikan hasil diskusi
pedoman lembar
observasi, angket serta
dokumentasi pada
pembelajaran IPS.
Writing activities, yang meliputi:
a. Menulis jawaban soal di
papan tulis
b. Menulis laporan hasil
diskusi
c. Siswa mencatat hal – hal
penting dari materi yang
disampaikan
d. Siswa membuat catatan
kesimpulan hasil diskusi
e. Siswa membuat peta konsep
untuk mempermudah dalam
belajar.
80% Dievaluasi dengan
mengamati aktivitas
belajar sesuai
pedoman lembar
observasi, angket serta
dokumentasi pada
pembelajaran IPS.
Drawing activities, yang melipti :
Siswa membuat tabel, grafik,
mapun peta konsep.
80% Dievaluasi dengan
mengamati aktivitas
belajar sesuai
pedoman lembar
observasi, angket serta
dokumentasi pada
pembelajaran IPS.
Keterangan : Nilai prosentase dalam target capaian merupakan kebijakan peneliti
(dihitung dari jumlah siswa yang mencapai target tertentu untuk mengukur
keberhasilan dari hasil penelitian tiap siklus yang telah dilakukan).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
I. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian ini dilakukan melalui empat tahap (Sarwiji Suwandi,
2009: 28), yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (
observing), dan refleksi (reflecting). Secara jelas langkah – langkah tersebut dapat
disajikan dalam bagan 3 di bawah ini :
Bagan 3. Model Penelitian Tindakan ( Sarwiji Suwandi)
Berdasarkan gambar di atas, dapat dijelaskan bahwa keempat tahap
dalam penelitian tindakan tersebut terdiri dari unsur – unsur yang membentuk
sebuah siklus, dimana satu putaran kegiatan beruntun dari planning, acting,
observing, dan reflecting yang kembali kelangkah semula, yaitu planning pada
siklus berikutnya. Jadi, satu siklus adalah tahap penyusunan rancangan sampai
dengan refleksi, yang tidak lain adalah evaluasi. Adapun prosedur tindakan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Siklus Pertama
a. Perencanaan
1) Tahap Perencanaan
Adapun langkah perencanaan yang dilakukan pada siklus I adalah:
a) Menentukan kompetensi dasar mengenai mendiskripsikan perjuangan
para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda.
b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
c) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
d) Menyiapkan sumber belajar
Planning
reflecting acting
Observing
Siklus
I reflecting
Planning
acting
observing
Siklus
II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
e) Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik.
f) Menyiapkan angket aktivitas belajar IPS
g) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung
h) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran
b. Tindakan
Tahap ini dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dan
pertemuan kedua selama 4 X 35 menit. Pada tahap ini peneliti bertindak
sebagai praktikan dan guru kelas sebagai observer. Dalam pembelajaran guru
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
1). Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pelajaran IPS kelas V mempelajari tentang
perjuangan melawan penjajah belanda, kedatangan bangsa belanda ke
Indonesia, dan bentuk- bentuk penindasan bangsa Belanda. Adapun langkah-
langkah pembelajarannya mencakup kegiatan- kegiatan sebagai berikut :
a) Kegiatan Awal
( 1 ) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
( 2) Guru mengenalkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kepada siswa
dengan menjelaskan tentang kelompok asal dan kelompok ahli.
( 3 ) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang akan
diajarkan yaitu kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia dan bentuk-
bentuk penindasan Bangsa Belanda.
( 4 ) guru bertanya jawab dengan siswa. ” Sejak kapan Bangsa Belanda
datang ke Indonesia ?”, ”Berapa lama bangsa Belanda menjajah Bangsa
Indonesia ?”.
b) Kegiatan Inti
(a) Siswa mencari informasi tentang bentuk- bentuk penindasan bangsa
Indonesia.
(b) Siswa bertanya jawab tentang bangsa asing yang pernah menjajah
Indonesia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
(c) Siswa membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa
sebagai kelompok asal.
(d) Siswa diberikan 4 sub materi yang berbeda tiap kelompok. Siswa
diberikan waktu 15 menit untuk membaca materi yang didapat.
(e) Siswa dari kelompok asal membentuk kelompok ahli.
(f) Siswa mengerjakan Lembar Kerja Kelompok untuk kelompok ahli.
(g) Siswa menyusun puzzle tokoh perjuangan melawan penjajahan
Belanda
(h) Siswa kembali ke kelompok asal, kemudian berdiskusi sesama
anggota asal untuk merangkum informasi yang diperoleh masing-
masing anggota di kelompok ahli.
(i) Siswa bersama kelompok memparkan hasil diskusinya di depan
kelas. Pemilihan kelompok yang maju dipilih oleh guru secara
acak.
c) Kegiatan Akhir
(a) Siswa diberikan soal evaluasi secara mandiri.
(b) Siswa mengisi angket aktivitas belajar IPS
(c) Guru memberikan tugas rumah.
2). Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua pelajaran IPS kelas V sesuai dengan penjelasan guru
di pertemuan sebelumnya. Adpun langkah- langkah pembelajarannya sebagai
berikut :
a) Kegiatan Awal
(1) Siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran
(2) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang perjuangan melawan penjajah
belanda.
(3) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran yang
akan dilaksanakan, yakni siswa dapat menceritakan bentuk- bentuk
perjuangan rakyat Indonesia terhadap Bangsa Belanda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
b) Kegiatan Inti
(a) Siswa mengidentifikasi bentuk- bentuk perlawanan terhadap penjajah
Belanda.
(b) Siswa memperhatikan media yang telah disiapkan oleh guru,
kemudian siswa menjawab gambar tokoh perjuangan melawan
penjajahan Belanda.
(c) Siswa membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa
sebagai kelompok asal.
(d) Siswa diberikan 4 sub materi yang berbeda tiap kelompok. Siswa
diberikan waktu 15 menit untuk membaca materi yang didapat.
(e) Siswa dari kelompok asal membentuk kelompok ahli.
(f) Siswa mengerjakan lembar kerja kelompok untuk kelompok ahli,
tentang perjuangan apa saja yang telah dilakukan dalam mengusir
penjajah Belanda, siapa saja tokoh- tokoh yang terlibat dalam
perjuangan tersebut.
(g) Siswa berdiskusi dan menjawab pertanyaan yang ada dalam lembar
kerja kelompok.
(h) Siswa kembali ke kelompok asal, kemudian berdiskusi sesama
anggota asal untuk merangkum informasi yang diperoleh masing-
masing anggota di kelompok ahli.
(i) Perwakilan dari kelompok membacakan hasil diskusinya di depan
kelas.
(j) Kelompok lain memperhatikan dan memberikan tanggapan.
c) Kegiatan Akhir
(a) Siswa diberikan soal evaluasi secara mandiri.
(b) Siswa mengisi angket aktivitas belajar IPS
(c) Guru memberikan tugas rumah.
c. Pengamatan atau observasi
Pengamatan atau observasi menganai pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan dilakukan secara kolaboratif antara peneliti yang bertindak sebagai
guru kelas dan guru kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Kragilan yang bertindak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
sebagai observer menggunakan instrumen yang telah dibuat. Observasi diarahkan
pada aktivitas siswa, dan kegiatan guru dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.
Lembar observasi ini diarahkan pada poin-poin pedoman yang telah dirumuskan
oleh peneliti berkonsultasi dengan guru kelas. Observasi ini untuk memperoleh
data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran IPS pokok bahasan melawan
penjajahan Belanda pada kelas V SD Negeri 02 Kragilan dengan penyusunan
Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP).
Observasi aktivitas siswa meliputi kesungguhan dalam mengikuti pelajaran,
kerjasama siswa dalam kelompok, keaktifan siswa, ketepatan membuat
kesimpulan, keberanian siswa dalam menyatakan pendapat, menyampaikan hasil
diskusi, serta menjawab pertanyaan.
Observasi kegiatan guru meliputi kemampuan guru dalam pemberian Pre test
(placement test), pengelompokan siswa (teams), membimbing siswa
melaksanakan tugas (student creative), melaksanakan tahapan tindakan belajar
(team study), pemberian nilai (team score and recognition), pemberian materi
(teaching group), pelaksanaan test (fact test), pemberian materi di akhir (whole
classs units), kemampuan pengelolaan waktu, dan pemanfaatan sumber belajar.
Hasil observasi kegiatan guru pada siklus I pertemuan I dan II rata- rata nilai 3,2
atau dalam kategori baik
d. Refleksi
Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi data
kaitannya dengan indikator kinerja siklus I. Peneliti menganalisis kegiatan
pembelajaran dengan observasi dan melihat hasil nilai observasi dan angket yang
diisi oleh siswa. Peneliti perlu berkonsultasi dengan guru kelas dan observer
untuk menemukan berbagai masalah dalam pembelajaran. Setelah itu meminta
masukan dan saran untuk perbaikan pembelajaran pada siklus selanjutnya.
Setelah berdiskusi dengan guru kelas V dan observer maka diperoleh
temuan mengenai hal-hal yang menyebabkan aktivitas belajar siswa kurang
maksimal antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
a) Dalam pembentukan kelompok jigsaw guru sudah berupaya mengelompokan
siswa secara heterogen baik dari segi kemampuan maupun jenis kelamin, tetapi
pada kenyatanya ada beberapa siswa yang kurang setuju pada pengelompokan
tersebut.
b) Penjelasan tentang model kooperatif waktunya kurang sesuai, karena
disampaikan pada pertengahan pembelajaran berlangsung.
c) Bimbingan antar individu dalam kelompok masih perlu ditingkatkan lagi.
d) Keberanian siswa dalam menyampaikan pendapatnya di kelas perlu
ditingkatkan lagi.
Pada siklus I didapat hasil ketuntasan klasikal 74,07% atau 20 siswa
aktif. Dari hasil tersebut belum mencapai target 80% sehingga perlu penelitian
untuk siklus selanjutnya.
2. Siklus Kedua
a. Perencanaan
Adapun langkah perencanaan yang dilakukan pada siklus II adalah:
a) Menentukan kompetensi dasar mengenai mendiskripsikan perjuangan para
tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda.
b) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan model
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
c) Menyiapkan alat dan bahan pembelajaran
d) Menyiapkan sumber belajar
e) Menyiapkan media
f) Menyusun lembar observasi guru dan peserta didik.
g) Menyiapkan angket aktivitas belajar IPS
h) Menyiapkan fasilitas dan sarana pendukung
i) Mengembangkan format evaluasi pembelajaran
b. Tindakan
Tahap ini dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dan
pertemuan kedua selama 4 X 35 menit. Pada tahap ini peneliti bertindak
sebagai praktikan dan guru kelas sebagai observer. Dalam pembelajaran guru
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
1). Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pelajaran IPS kelas V mempelajari tentang
perjuangan melawan penjajah belanda, kedatangan bangsa belanda ke
Indonesia, dan bentuk- bentuk penindasan bangsa Belanda. Adapun langkah-
langkah pembelajarannya mencakup kegiatan- kegiatan sebagai berikut :
a) Kegiatan Awal
( 1 ) Siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran
( 2) Guru mengenalkan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kepada siswa
dengan menjelaskan tentang kelompok asal dan kelompok ahli.
( 3 ) Siswa mendengarkan penjelasan dari guru tentang materi yang akan
diajarkan yaitu kedatangan Bangsa Belanda ke Indonesia dan bentuk-
bentuk penindasan Bangsa Belanda.
( 4 ) guru bertanya jawab dengan siswa. ” Sejak kapan Bangsa Belanda
datang ke Indonesia ?”, ”Berapa lama bangsa Belanda menjajah Bangsa
Indonesia ?”.
b) Kegiatan Inti
(a) Siswa mencari informasi tentang bentuk- bentuk penindasan bangsa
Indonesia.
(b) Siswa bertanya jawab tentang bangsa asing yang pernah menjajah
Indonesia.
(c) Siswa membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa
sebagai kelompok asal.
(d) Siswa diberikan 4 sub materi yang berbeda tiap kelompok. Siswa
diberikan waktu 15 menit untuk membaca materi yang didapat.
(e) Siswa dari kelompok asal membentuk kelompok ahli.
(f) Siswa mengerjakan Lembar Kerja Kelompok untuk kelompok ahli.
(g) Siswa kembali ke kelompok asal, kemudian berdiskusi sesama
anggota asal untuk merangkum informasi yang diperoleh masing-
masing anggota di kelompok ahli.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
(h) Siswa bersama kelompok memparkan hasil diskusinya di depan
kelas. Pemilihan kelompok yang maju dipilih oleh guru secara
acak.
c) Kegiatan Akhir
1. Siswa diberikan soal evaluasi secara mandiri.
2. Siswa mengisi angket aktivitas belajar IPS
3. Guru memberikan tugas rumah.
2). Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua pelajaran IPS kelas V sesuai dengan penjelasan guru
di pertemuan sebelumnya. Adpun langkah- langkah pembelajarannya sebagai
berikut :
a) Kegiatan Awal
(1) Siswa mempersiapkan diri untuk mengikuti pelajaran
(2) Siswa menjawab pertanyaan guru tentang perjuangan melawan
penjajah belanda.
(3) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran
yang akan dilaksanakan, yakni siswa dapat menceritakan bentuk-
bentuk perjuangan rakyat Indonesia terhadap Bangsa Belanda.
b) Kegiatan Inti
(a) Siswa mengidentifikasi bentuk- bentuk perlawanan terhadap penjajah
Belanda.
(b) Siswa memperhatikan media yang telah disiapkan oleh guru,
kemudian siswa menjawab gambar tokoh perjuangan melawan
penjajahan Belanda.
(c) Siswa membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa
sebagai kelompok asal.
(d) Siswa diberikan 4 sub materi yang berbeda tiap kelompok. Siswa
diberikan waktu 15 menit untuk membaca materi yang didapat.
(e) Siswa dari kelompok asal membentuk kelompok ahli.
(f) Siswa mengerjakan lembar kerja kelompok untuk kelompok ahli,
tentang perjuangan apa saja yang telah dilakukan dalam mengusir
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
penjajah Belanda, siapa saja tokoh- tokoh yang terlibat dalam
perjuangan tersebut.
(g) Siswa berdiskusi dan menjawab pertanyaan yang ada dalam lembar
kerja kelompok.
(h) Siswa kembali ke kelompok asal, kemudian berdiskusi sesama
anggota asal untuk merangkum informasi yang diperoleh masing-
masing anggota di kelompok ahli.
(i) Perwakilan dari kelompok membacakan hasil diskusinya di depan
kelas.
(j) Kelompok lain memperhatikan dan memberikan tanggapan.
c) Kegiatan Akhir
(d) Siswa diberikan soal evaluasi secara mandiri.
(e) Siswa mengisi angket aktivitas belajar IPS
(f) Guru memberikan tugas rumah.
c. Pengamatan atau observasi
Pengamatan atau observasi menganai pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan dilakukan secara kolaboratif antara peneliti yang bertindak sebagai
guru kelas dan guru kelas V Sekolah Dasar Negeri 02 Kragilan yang bertindak
sebagai observer menggunakan instrumen yang telah dibuat. Observasi diarahkan
pada aktivitas siswa, dan kegiatan guru dalam penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Jigsaw.
Lembar observasi ini diarahkan pada poin-poin pedoman yang telah dirumuskan
oleh peneliti berkonsultasi dengan guru kelas. Observasi ini untuk memperoleh
data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran IPS pokok bahasan melawan
penjajahan Belanda pada kelas V SD Negeri 02 Kragilan dengan penyusunan
Rencana Pelaksanan Pembelajaran (RPP).
Observasi aktivitas siswa meliputi kesungguhan dalam mengikuti pelajaran,
kerjasama siswa dalam kelompok, keaktifan siswa, ketepatan membuat
kesimpulan, keberanian siswa dalam menyatakan pendapat, menyampaikan hasil
diskusi, serta menjawab pertanyaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Observasi kegiatan guru meliputi kemampuan guru dalam pemberian Pre test
(placement test), pengelompokan siswa (teams), membimbing siswa
melaksanakan tugas (student creative), melaksanakan tahapan tindakan belajar
(team study), pemberian nilai (team score and recognition), pemberian materi
(teaching group), pelaksanaan test (fact test), pemberian materi di akhir (whole
classs units), kemampuan pengelolaan waktu, dan pemanfaatan sumber belajar.
Hasil observasi kegiatan guru pada siklus II pertemuan I dan II rata- rata nilai 3,5
atau dalam kategori baik
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi dan tes yang telah dilaksanakan guru dan
peneliti melakukan refleksi Kelemahan-kelemahan yang ditemukan pada siklus I
ternyata dapat diatasi pada siklus II. Kemampuan guru mengajar pada siklus II
memperoleh skor rata-rata 3,5 dalam kriteria baik. Aktivitas belajar IPS siswa
kelas V SD N 2 Kragilan meningkat. Hasil observasi dan angket pada siklus ini
menunjukkan bahwa 96,30% atau 26 siswa sudah aktif. Maka dapat disimpulkan
bahwa penerapan model kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPS kelas V
telah berhasil meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas V SD N 2 Kragilan
Mojosongo Boyolali.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Kondisi Awal
Peneliti melakukan kegiatan observasi awal pada siswa kelas V SD
Negeri 02 Kragilan TahunAjaran 2011/2012 sebelum melaksanakan tindakan
penelitian. Kegiatan observasi awal ini dilakukan, untuk mengetahui keadaan
sebenarnya dan mencari informasi, serta menemukan berbagai kendala yang
dihadapi sekolah dalam pembelajaran IPS di SD Negeri 02 Kragilan khususnya
kelas V. Setelah melakukan wawancara dengan guru kelas V dan mengamati
keadaan siswa melalui observasi pembelajaran IPS, serta pengisian angket di
kelas V peneliti menemukan, bahwa pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri 02
Kragilan masig dirasa sulit oleh siswa karena guru kurang menggali kehidupan
sehari- hari siswa. Hal ini menyebabkan aktivitas belajar IPS masih rendah,
sehingga nilai mata pelajaran IPS kurang memuaskan.
Berdasarkan nilai observasi aktivitas siswa dan nilai angket pembelajaran
IPS pada siswa kelas V SD Negeri 02 Kragilan sebelum tindakan dapat diketahui,
bahwa prosentase aktivitas belajar IPS siswa termasuk kategori rendah seperti
terlihat pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Tabel Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar IPS Siswa Kelas V SD N 02
Kragilan pada Kondisi Awal ( Data dapat dilihat pada lampiran 25)
No. Interval
Nilai
Frekuensi
Nilai tengah
Prosentase
( % )
1. 43- 49 6 46 276 22,22
2. 50- 56 8 53 424 29,63
3. 57- 63 1 60 60 3,71
4. 64- 70 0 67 0 0
5. 71- 77 9 74 666 33,33
6. 78- 84 3 81 243 11,11
JUMLAH 27 1669 100
Nilai Rata- rata = 1669 : 27 = 61,81
Ketuntasan Klasikal = 44,44%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
Berdasarkan tabel 3 di atas, maka dapat disajikan berupa grafik aktivitas
belajar IPS siswa kelas V SD N 02 Kragilan pada kondisi awal seperti gambar 3
di bawah ini:
Gambar 3: Grafik Aktivitas Belajar IPS Siswa Kelas V SD N 02 Kragilan pada
Kondisi Awal
Berdasarkan tabel dan grafik di atas rerata hasil observasi aktivitas
belajar siswa sebelum menggunakan kooperatif tipe jigsaw adalah 61,81. Siswa
yang memperoleh nilai 43- 49 sebanyak 6 siswa atau 22,22%. Siswa yang
memperoleh nilai 50- 56 sebanyak 8 siswa atau 29,63%. Siswa yang memperoleh
nilai 57- 63 sebanyak 1 siswa atau 3,71%. Siswa yang memperoleh nilai 64- 70
sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa yang memperoleh nilai 71- 77 sebanyak 9 siswa
atau 33,33%, dan siswa yang memperoleh nilai 78- 84 sebanyak 3 siswa atau
11,11%. Hal ini dapat diartikan bahwa ketuntasan klasikal sebesar 44,44%.
Berdasarkan tabel 3 dan gambar 3 di atas dapat dikatakan bahwa,
aktivitas belajar IPS siswa kelas V SD N 02 Kragilan masih rendah. Bertolak dari
hal di atas peneliti berusaha meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas V SD
0
2
4
6
8
10
43-49 50-56 57-63 64-70 71-77 78-84
22,22%
29,63%
3,71%
0%
33,33%
11,11%
Fre
ku
ensi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
N 02 Kragilan khususnya materi perjuangan melawan penjajahan belanda dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw.
2. Siklus I
Siklus I dilaksanakan selam 2 X pertemuan. Pertemuan pertama dan
pertemuan kedua 4 X 35 menit yang dilaksanakan pada tanggal 16 Apil 2012 dan
19 April 2012, diikuti oleh siswa kelas V SD N 02 Kragilan sebanyak 27 siswa.
Dalam penelitian ini peneliti berperan langsung sebagai guru yang melaksanakan
pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dan dibantu oleh seorang observer yaitu teman sejawat yang bernama Suyono.
Adapun tahapan- tahapan yang dilaksanakan dalam siklus I adalah sebagai
berikut:
a. Tahapan Perencanaan Tindakan
Pada tahap perencanaan tindakan peneliti melakukan observasi terhadap
proses pembelajaran IPS yang meliputi kegiatan guru dan siswa kelas V SD N
02 Kragilan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui pembelajaran IPS yang
berlangsung, penggunaan metode, model, strategi dan media pembelajaran
yang digunakan guru kelas V SD N 02 Kragilan. Peneliti juga siswa kelas V
untuk mengisi angket pad akhir pembelajaran untuk mengetahui aktivitas dan
tanggapan siswa dalam pembelajaran IPS, selain itu peneliti juga melakukan
wawancara dengan guru kelas V sebagai pelengkap data.
Berdasarkan pengamatan dan pengisian angket terhadap pembelajaran
tersebut diperoleh informasi sebagai data awal. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari 27 siswa kelas V SD N 02 Kragilan, Siswa yang memperoleh nilai
43- 49 sebanyak 6 siswa atau 22,22%. Siswa yang memperoleh nilai 50- 56
sebanyak 8 siswa atau 29,63%. Siswa yang memperoleh nilai 57- 63 sebanyak
1 siswa atau 3,71%. Siswa yang memperoleh nilai 64- 70 sebanyak 0 siswa
atau 0%. Siswa yang memperoleh nilai 71- 77 sebanyak 9 siswa atau 33,33%,
dan siswa yang memperoleh nilai 78- 84 sebanyak 3 siswa atau 11,11%. Hal
ini dapat diartikan bahwa ketuntasan klasikal sebesar 44,44%. Dan aktivitas
belajar IPS siswa kelas V masih rendah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
Berdasarkan dari hasil tersebut, peneliti mencari alternatif yang dapat
digunakan untuk meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas V SD N 02
Kragilan, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw.
Selanjutnya peneliti melakukan langkah- langkah berikutnya dengan
berpedoman pada Silabus Sekolah Dasar Kelas V sebagai berikut:
1. Memilih dan menetapkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan
Indikator.
2. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
3. Mempersiapkan alat dokumentasi
4. Mempersiapkan lembar diskusi siswa dan evaluasi pembelajaran.
5. Mempersiapkan pertanyaan untuk wawancara, lembar observasi aktivitas dan
angket aktivitas belajar siswa.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dan
pertemuan kedua selama 4 X 35 menit. Pada tahap ini peneliti bertindak
sebagai guru kelas dan guru kelas V sebagai observer. Dalam pembelajaran
guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
1). Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pelajaran IPS kelas V mempelajari tentang
perjuangan melawan penjajah belanda, kedatangan bangsa belanda ke
Indonesia, dan bentuk- bentuk penindasan bangsa Belanda. Adapun langkah-
langkah pembelajarannya mencakup kegiatan- kegiatan sebagai berikut :
a) Kegiatan Awal
( 1 ) Apersepsi : Tanya jawab mengenai perjuangan bangsa Indonesia pada
saat melawan penjajah.
( 2 ) Motivasi : Menceritakan pada jaman penjajahan.
( 3 ) Orientasi : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, yakni siswa dapat menceritakan bentuk- bentuk perjuangan
rakyat Indonesia terhadap Bangsa Belanda.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
b) Kegiatan Inti
( 1 ) Eksplorasi
(a) Siswa mencari informasi tentang bentuk- bentuk penindasan bangsa
Indonesia.
(b) Siswa bertanya jawab tentang bangsa asing yang pernah menjajah
Indonesia.
( 2 ) Elaborasi
(a) Siswa membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa
sebagai kelompok asal.
(b) Siswa diberikan 4 sub materi yang berbeda tiap kelompok. Siswa
diberikan waktu 15 menit untuk membaca materi yang didapat.
(c) Siswa dari kelompok asal membentuk kelompok ahli.
(d) Siswa mengerjakan Lembar Kerja Kelompok untuk kelompok ahli.
(e) Siswa kembali ke kelompok asal, kemudian berdiskusi sesama
anggota asal untuk merangkum informasi yang diperoleh masing-
masing anggota di kelompok ahli.
(f) Siswa bersama kelompok memparkan hasil diskusinya di depan
kelas. Pemilihan kelompok yang maju dipilih oleh guru secara
acak.
( 3 ) Konfirmasi
(a) Guru bersama siswa bertanya jawab tentang hal- hal yang belum
diketahui.
(b) Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan
penghargaan kepada siswa.
(c) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran pembelajaran
yang telah dipelajari.
c) Kegiatan Akhir
(a) Siswa diberikan soal evaluasi secara mandiri.
(b) Guru memberikan tugas rumah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
2). Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua pelajaran IPS kelas V sesuai dengan penjelasan guru
di pertemuan sebelumnya. Adpun langkah- langkah pembelajarannya sebagai
berikut :
a) Kegiatan Awal
(a) Apersepsi : Tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari.
(b) Motivasi : menceritakan jaman penjajahan.
(c) Orientasi : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, yakni siswa dapat menceritakan bentuk- bentuk perjuangan
rakyat Indonesia terhadap Bangsa Belanda.
b) Kegiatan Inti
(1) Eksplorasi
(a) Siswa mengidentifikasi bentuk- bentuk perlawanan terhadap
penjajah Belanda.
(b) Siswa memperhatikan media yang telah disiapkan oleh guru,
kemudian siswa menjawab gambar tokoh perjuangan melawan
penjajahan Belanda.
(2) Elaborasi
(a) Siswa membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa
sebagai kelompok asal.
(b) Siswa diberikan 4 sub materi yang berbeda tiap kelompok. Siswa
diberikan waktu 15 menit untuk membaca materi yang didapat.
(c) Siswa dari kelompok asal membentuk kelompok ahli.
(d) Siswa mengerjakan lembar kerja kelompok untuk kelompok ahli,
tentang perjuangan apa saja yang telah dilakukan dalam mengusir
penjajah Belanda, siapa saja tokoh- tokoh yang terlibat dalam
perjuangan tersebut.
(e) Siswa berdiskusi dan menjawab pertanyaan yang ada dalam lembar
kerja kelompok.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
(f) Siswa kembali ke kelompok asal, kemudian berdiskusi sesama
anggota asal untuk merangkum informasi yang diperoleh masing-
masing anggota di kelompok ahli.
(g) Perwakilan dari kelompok membacakan hasil diskusinya di depan
kelas.
(h) Kelompok lain memperhatikan dan memberikan tanggapan.
(3) Konfirmasi
(a) Guru bersama siswa bertanya jawab tentang hal- hal yang belum
diketahui.
(b) Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan
penghargaan kepada siswa.
(c) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran pembelajaran
yang telah dipelajari.
c) Kegiatan Akhir
(a) Siswa diberikan soal evaluasi secara mandiri.
(b) Guru memberikan tugas rumah.
c. Tahap Observasi atau Pengamatan
Observasi atau pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran IPS
berlangsung, yang meliputi: aktivitas belajar siswa dan cara mengajar guru
dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Serta mengamati rekap
nilai angket yang diberikan disetiap akhir pertemuan. Hasil observasi
selanjutnya selanjutnya digunakan sebagai dasar tahap refleksi siklus I. Hasil
observasi dalam penelitian ini dinyatakan dalam bentuk persen ( % ),
banyaknya prosentase dihitung dari seluruh jumlah siswa kelas V yaitu 27
siswa.
Berdasarkan observasi atau pengamatan diperoleh gambaran tentang
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan rincian sebagai berikut:
Pada pertemuan pertama situasi di kelas masih belum tertib dan lancar
karena pada saat guru menjelaskan masih ada anak yang berbicara sendiri
tetapi ada juga yang membuat rangkuman dengan bantuan dari teman selain itu
siswa masih bingung untuk bertukar kelompok dari kelompok asal menjadi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
kelompok ahli dan kembali lagi ke kelompok asal.dalam diskusi masih belum
lancar karena masih ada anak yang berbicara atau bercerita dengan teman
sebelahnya, sehingga harus dengan bimbingan guru untuk memancing mereka
ikut diskusi. Dalam mengerjakan Lembar Kerja kelompok siswa sangat
antusias siswa merasa senang. Semua anggota kelompok ikut andil dalam
menyelesaikan tugas tersebut.
Pada akhir kegiatan guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran. sebagian siswa berpendapat dari pemikiran dengan temannya,
terdapat pula siswa yang menyatakan tidak setuju dengan pendapat tersebut,
dan siswa lain ada yang mencatat kesimpulan pembelajaran pada hari ini.
Siswa mengerjakan tes dan memberi tugas rumah. Sebelum menutup pelajaran,
guru meminta siswa untuk mengisi angket aktivitas.
Hasil observasi guru mengajar pada pertemuan I yaitu: (a) Kegiatan pra
pembelajaran yang dilakukan guru baik, (b) Guru membuka pembelajaran
dengan baik, (c) Guru melaksanakan kegiatan inti pembelajaran dengan baik
yang terdiri dari penguasaan materi pembelajaran baik, strategi pembelajaran
baik, kesesuaian media/ sumber dengan materi baik, guru mampu merespon
kegiatan siswa dengan baik sehingga siswa ikut terlibat dalam pembelajaran,
penggunaan bahasa sudah baik, (d) Pada kegiatan penutup guru melakukan
refleksi dan tindak lanjut dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru selama pembelajaran
dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw menunjukkan bahwa rata-
rata penilaian total pada siklus I pertemuan I adalah 3,24 dalam kategori baik.
Pada pertemuan kedua situasi di kelas masih mulai tertib dan lancar.
Guru melakukan apersepsi. Saat guru memulai pelajaran dengan tanya jawab
tentang pembelajaran yang telah lalu, beberapa siswa tunjuk jari menjawab
pertanyaan dari guru tetapi pada saat guru menjelaskan masih ada anak yang
berbicara sendiri tetapi ada juga yang membuat rangkuman dengan bantuan
dari teman. Siswa sudah tidak bingung untuk bertukar kelompok dari
kelompok asal menjadi kelompok ahli dan kembali lagi ke kelompok asal.
Dalam diskusi masih belum lancar karena masih ada anak yang berbicara atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
bercerita dengan teman sebelahnya, sehingga harus dengan bimbingan guru
untuk memancing mereka ikut diskusi. Dalam mengerjakan Lembar Kerja
kelompok siswa sangat antusias siswa merasa senang. Semua anggota
kelompok ikut andil dalam menyelesaikan tugas tersebut.
Pada akhir kegiatan guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran. sebagian siswa berpendapat dari pemikiran dengan temannya,
terdapat pula siswa yang menyatakan tidak setuju dengan pendapat tersebut,
dan siswa lain ada yang mencatat kesimpulan pembelajaran pada hari ini.
Siswa mengerjakan tes dan memberi tugas rumah. Sebelum menutup pelajaran,
guru meminta siswa untuk mengisi angket aktivitas.
Hasil observasi guru mengajar pada pertemuan II yaitu: (a) Kegiatan pra
pembelajaran yang dilakukan guru baik, (b) Guru membuka pembelajaran
dengan baik, (c) Guru melaksanakan kegiatan inti pembelajaran dengan baik
yang terdiri dari penguasaan materi pembelajaran baik, strategi pembelajaran
baik, kesesuaian media/ sumber dengan materi baik, guru mampu merespon
kegiatan siswa dengan baik sehingga siswa ikut terlibat dalam pembelajaran,
penggunaan bahasa sudah baik, (d) Pada kegiatan penutup guru melakukan
refleksi dan tindak lanjut dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru selama pembelajaran
dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw menunjukkan bahwa rata-
rata penilaian total pada siklus I pertemuan ke-1 dan ke-2 adalah 3,27 dalam
kategori baik.
Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai tingkat keaktifan
belajar siswa dengan menggunakan kooperatif tipe jigsaw. Observasi ini
dilakukan oleh guru kelas dalam rangka mengamati aktivitas belajar siswa pada
pembelajaran IPS. Berdasarkan nilai observasi aktivitas siswa dan nilai angket
hasil aktivitas belajar IPS siswa kelas V pada siklus I dapat dilihat pada tabel 4
dibawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Tabel 4: Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar IPS Siswa Kelas V SDN 02
Kragilan pada Siklus I (Data dapat dilihat pada lampiran 26)
No. Interval
Nilai
Frekuensi
Nilai tengah
Prosentase
( % )
1. 43- 49 2 46 92 7,40
2. 50- 56 1 53 53 3,71
3. 57- 63 2 60 120 7,40
4. 64- 70 2 67 134 7,40
5. 71- 77 10 74 740 37,03
6 78- 84 10 81 810 37,03
JUMLAH 27 1949 100
Nilai Rata- rata = 1949 : 27 = 72,19
Ketuntasan Klasikal = 20 : 27 x 100 = 74,07%
Berdasarkan tabel 4 di atas, diketahui bahwa aktivitas belajar IPS siswa
secara klasikal mengalami peningkatan, yaitu meningkat dari 11,11% menjadi
72,19%. Dari data tersebut terlihat bahwa, siswa yang memperoleh nilai 43- 49
sebanyak 2 siswa atau 7,40%. Siswa yang memperoleh nilai 50 – 56 sebanyak 1
siswa atau 3,70%. Siswa yang memperoleh nilai 57 – 63 sebanyak 2 siswa atau
7,40%. Siswa yang memperoleh nilai 64 -70 sebanyak 2 siswa atau 7,40%. Siswa
yang memperoleh 71 – 77 sebanyak 10 siswa atau 37,03%. Siswa yang
memperoleh nilai 78- 84 sebanyak 10 siswa atau 37,03%. Nilai rata- rata aktivitas
belajar IPS yang diperoleh adalah 72, 19.
Berdasrkan tabel 4 di atas, maka dapat disajikan berupa grafik aktivitas
belajar IPS siswa kelas V SDN 02 Kragilan pada siklus I seperti gambar 4 di
bawah ini:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Gambar 4: Grafik Aktivitas Belajar IPS Siswa Kelas V SDN 02 Kragilan pada
Siklus I
d. Tahap Refleksi
Data hasil observasi yang diperoleh, peneliti memperoleh temuan bahwa
aktivitas belajar yang masih kurang dilakukan oleh sebagian besar siswa
adalah: 1) Siswa belum terlihat adanya keberanian bertanya tentang materi
yang diajarkan, 2) Siswa kurang memanfaatkan waktu diskusi, sehingga ketika
diskusi beberapa siswa membahas masalah yang lain, 3) Siswa masih belum
berani melaporkan hasil diskusi di depan kelas, siswa hanya berani jika
ditunjuk guru.
Berdasarkan data tersebut, peneliti bekerjasama dengan guru kelas
membahas solusi dari permasalahan tersebut, yakni: 1) Guru akan memberikan
pernyataan yang kurang sesuai dengan materi supaya siswa terdorong untuk
menanggapi materi yang diajarkan, 2) siswa diperbolehkan melihat catatan
untuk melaporkan hasil diskusi, 3) guru akan memberikan pertanyaan yang
dijawab oleh siswa dengan ditunjuk secara acak.
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
43-49 50-56 57-63 64-70 71-77 78-84
7,40%
3,71%
7,40% 7,40%
37,03% 37,03% F
rek
uen
si
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa peneliti dalam siklus I perlu
dilanjutkan untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Berkaitan dengan hal
tersebut maka peneliti mengadakan tindakan untuk siklus berikutnya.
3. Siklus II
Siklus II dilaksanakan selam 2 X pertemuan. Pertemuan pertama dan
pertemuan kedua 4 X 35 menit yang dilaksanakan pada tanggal 23 Apil 2012 dan
26 April 2012, diikuti oleh siswa kelas V SD N 02 Kragilan sebanyak 27 siswa.
Dalam penelitian ini peneliti berperan langsung sebagai guru yang melaksanakan
pembelajaran IPS dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw
dan dibantu oleh seorang observer yaitu guru kelas V. Adapun tahapan- tahapan
yang dilaksanakan dalam siklus II adalah sebagai berikut:
a. Tahapan Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan pada siklus I telah diketahi bahwa
ada peningkatan aktivitas belajar siswa kelas V tetapi belum maksimal. Hal
tersebut ditunjukkan dengan rerata aktivitas belajar IPS 72,19 dan ketuntasan
klasikal 74,07 %. Dengan berpedoman pada analisis dan hasil refleksi pada
siklus I maka tahap perencanaan pada siklus II meliputi:
1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
2. Mempersiapkan alat dokumentasi
3. Mempersiapkan lembar diskusi siswa dan evaluasi pembelajaran.
4. Mempersiapkan pertanyaan untuk wawancara, lembar observasi
aktivitas dan angket aktivitas belajar siswa.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Tahap ini dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dan
pertemuan kedua selama 4 X 35 menit. Pada tahap ini peneliti bertindak
sebagai praktikan dan teman sejawat sebagai observer. Dalam pembelajaran
guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw.
1). Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pelajaran IPS kelas V mempelajari tentang
perjuangan melawan penjajah belanda, kedatangan bangsa belanda ke
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
Indonesia, dan bentuk- bentuk penindasan bangsa Belanda. Adapun langkah-
langkah pembelajarannya mencakup kegiatan- kegiatan sebagai berikut :
a) Kegiatan Awal
(a) Apersepsi : Tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari.
(b) Motivasi : Menceritakan jaman penjajahan
(c) Orientasi : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai,
yakni siswa dapat menceritakan bentuk- bentuk perjuangan rakyat
Indonesia terhadap Bangsa Belanda.
b) Kegiatan Inti
1 ) Eksplorasi
(a) Siswa mencari informasi tentang bentuk- bentuk penindasan bangsa
Indonesia.
(b) Siswa bertanya jawab tentang bangsa asing yang pernah menjajah
Indonesia.
2 ) Elaborasi
(a) Siswa membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa
sebagai kelompok asal.
(b) Siswa diberikan 4 sub materi yang berbeda tiap kelompok. Siswa
diberikan waktu 15 menit untuk membaca materi yang didapat.
(c) Siswa dari kelompok asal membentuk kelompok ahli.
(d) Siswa menyelesaikan puzzle dan menjawab pertanyaan untuk
kelompok ahli.
(e) Siswa kembali ke kelompok asal, kemudian berdiskusi sesama
anggota asal untuk merangkum informasi yang diperoleh masing-
masing anggota di kelompok ahli.
(f) Siswa bersama kelompok memparkan hasil diskusinya di depan
kelas. Pemilihan kelompok yang maju dipilih oleh guru secara
acak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
3 ) Konfirmasi
(a) Guru bersama siswa bertanya jawab tentang hal- hal yang belum
diketahui.
(b) Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan
penghargaan kepada siswa.
(c) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran pembelajaran
yang telah dipelajari.
c) Kegiatan Akhir
(a) Siswa diberikan soal evaluasi secara mandiri.
(b) Guru memberikan tugas rumah.
2). Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua pelajaran IPS kelas V sesuai dengan penjelasan guru
di pertemuan sebelumnya. Adpun langkah- langkah pembelajarannya sebagai
berikut :
a) Kegiatan Awal
(a) Apersepsi : Tanya jawab mengenai materi yang telah dipelajari.
(b) Motivasi : Menceritakan jaman penjajahan
(c) Orientasi : Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, yakni siswa dapat menceritakan bentuk- bentuk perjuangan
rakyat Indonesia terhadap Bangsa Belanda.
b) Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
(a) Siswa mengidentifikasi bentuk- bentuk perlawanan terhadap
penjajah Belanda.
(b) Siswa memperhatikan media yang telah disiapkan oleh guru,
kemudian siswa menjawab gambar tokoh perjuangan melawan
penjajahan Belanda.
2) Elaborasi
(a) Siswa membentuk 6 kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa
sebagai kelompok asal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
(b) Siswa diberikan 4 sub materi yang berbeda tiap kelompok. Siswa
diberikan waktu 15 menit untuk membaca materi yang didapat.
(c) Siswa dari kelompok asal membentuk kelompok ahli.
(d) Siswa mengerjakan lembar kerja kelompok untuk kelompok ahli,
tentang perjuangan apa saja yang telah dilakukan dalam mengusir
penjajah Belanda, siapa saja tokoh- tokoh yang terlibat dalam
perjuangan tersebut.
(e) Siswa berdiskusi dan menjawab pertanyaan yang ada dalam lembar
kerja kelompok.
(f) Siswa kembali ke kelompok asal, kemudian berdiskusi sesama
anggota asal untuk merangkum informasi yang diperoleh masing-
masing anggota di kelompok ahli.
(g) Perwakilan dari kelompok membacakan hasil diskusinya di depan
kelas.
(h) Kelompok lain memperhatikan dan memberikan tanggapan.
3) Konfirmasi
(a) Guru bersama siswa bertanya jawab tentang hal- hal yang belum
diketahui.
(b) Guru bersama siswa meluruskan kesalahpahaman dan memberikan
penghargaan kepada siswa.
(c) Guru bersama siswa menyimpulkan pembelajaran pembelajaran
yang telah dipelajari.
c) Kegiatan Akhir
(a) Siswa diberikan soal evaluasi secara mandiri.
(b) Guru memberikan tugas rumah.
c. Tahap Observasi atau Pengamatan
Observasi atau pengamatan dilakukan pada saat pembelajaran IPS
berlangsung, yang meliputi: aktivitas belajar siswa dan cara mengajar guru
dengan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Serta mengamati rekap
nilai angket yang diberikan disetiap akhir pertemuan. Hasil observasi
selanjutnya selanjutnya digunakan sebagai dasar tahap refleksi siklus I. Hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
observasi dalam penelitian ini dinyatakan dalam bentuk persen ( % ),
banyaknya prosentase dihitung dari seluruh jumlah siswa kelas V yaitu 27
siswa.
Berdasarkan observasi atau pengamatan diperoleh gambaran tentang
aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPS dengan rincian sebagai berikut:
Pada pertemuan pertama situasi di kelas masih belum tertib dan lancar
karena pada saat guru menjelaskan masih ada anak yang berbicara sendiri
tetapi ada juga yang membuat rangkuman dengan bantuan dari teman selain itu
siswa masih bingung untuk bertukar kelompok dari kelompok asal menjadi
kelompok ahli dan kembali lagi ke kelompok asal.dalam diskusi masih belum
lancar karena masih ada anak yang berbicara atau bercerita dengan teman
sebelahnya, sehingga harus dengan bimbingan guru untuk memancing mereka
ikut diskusi. Dalam mengerjakan Lembar Kerja kelompok siswa sangat
antusias siswa merasa senang. Semua anggota kelompok ikut andil dalam
menyelesaikan tugas tersebut.
Pada akhir kegiatan guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran. sebagian siswa berpendapat dari pemikiran dengan temannya,
terdapat pula siswa yang menyatakan tidak setuju dengan pendapat tersebut,
dan siswa lain ada yang mencatat kesimpulan pembelajaran pada hari ini.
Siswa mengerjakan tes dan memberi tugas rumah. Sebelum menutup pelajaran,
guru meminta siswa untuk mengisi angket aktivitas.
Hasil observasi guru mengajar pada pertemuan I yaitu: (a) Kegiatan pra
pembelajaran yang dilakukan guru baik, (b) Guru membuka pembelajaran
dengan baik, (c) Guru melaksanakan kegiatan inti pembelajaran dengan baik
yang terdiri dari penguasaan materi pembelajaran baik, strategi pembelajaran
baik, kesesuaian media/ sumber dengan materi baik, guru mampu merespon
kegiatan siswa dengan baik sehingga siswa ikut terlibat dalam pembelajaran,
penggunaan bahasa sudah baik, (d) Pada kegiatan penutup guru melakukan
refleksi dan tindak lanjut dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru selama pembelajaran
dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw menunjukkan bahwa hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
observasi guru mengajar pada siklus II pertemuan I adalah 3,50 dalam kategori
baik.
Pada pertemuan kedua situasi di kelas masih mulai tertib dan lancar.
Guru melakukan apersepsi. Saat guru memulai pelajaran dengan tanya jawab
tentang pembelajaran yang telah lalu, beberapa siswa tunjuk jari menjawab
pertanyaan dari guru tetapi pada saat guru menjelaskan masih ada anak yang
berbicara sendiri tetapi ada juga yang membuat rangkuman dengan bantuan
dari teman. Siswa sudah tidak bingung untuk bertukar kelompok dari
kelompok asal menjadi kelompok ahli dan kembali lagi ke kelompok asal.
Dalam diskusi masih belum lancar karena masih ada anak yang berbicara atau
bercerita dengan teman sebelahnya, sehingga harus dengan bimbingan guru
untuk memancing mereka ikut diskusi. Dalam mengerjakan Lembar Kerja
kelompok siswa sangat antusias siswa merasa senang. Semua anggota
kelompok ikut andil dalam menyelesaikan tugas tersebut.
Pada akhir kegiatan guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran. sebagian siswa berpendapat dari pemikiran dengan temannya,
terdapat pula siswa yang menyatakan tidak setuju dengan pendapat tersebut,
dan siswa lain ada yang mencatat kesimpulan pembelajaran pada hari ini.
Siswa mengerjakan tes dan memberi tugas rumah. Sebelum menutup pelajaran,
guru meminta siswa untuk mengisi angket aktivitas.
Hasil observasi guru mengajar pada pertemuan II yaitu: (a) Kegiatan pra
pembelajaran yang dilakukan guru baik, (b) Guru membuka pembelajaran
dengan baik, (c) Guru melaksanakan kegiatan inti pembelajaran dengan baik
yang terdiri dari penguasaan materi pembelajaran baik, strategi pembelajaran
baik, kesesuaian media/ sumber dengan materi baik, guru mampu merespon
kegiatan siswa dengan baik sehingga siswa ikut terlibat dalam pembelajaran,
penggunaan bahasa sudah baik, (d) Pada kegiatan penutup guru melakukan
refleksi dan tindak lanjut dengan baik.
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap guru selama pembelajaran
dengan menggunakan model kooperatif tipe jigsaw menunjukkan bahwa rata-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
rata penilaian total pada siklus II pertemuan ke-1 dan ke-2 adalah 3,57 dalam
kategori baik.
Observasi dilakukan untuk memperoleh data mengenai tingkat keaktifan
belajar siswa dengan menggunakan kooperatif tipe jigsaw. Observasi ini
dilakukan oleh guru kelas dalam rangka mengamati aktivitas belajar siswa pada
pembelajaran IPS. Berdasarkan nilai observasi aktivitas siswa dan nilai angket
hasil aktivitas belajar IPS siswa kelas V pada siklus II dapat dilihat pada tabel 5
sebagai berikut:
Tabel 5: Distribusi Frekuensi Aktivitas Belajar IPS Siswa Kelas V SDN 02
Kragilan pada Siklus II (Data dapat dilihat pada lampiran 27 )
No. Interval
Nilai
Frekuensi
Nilai tengah
Prosentase
( % )
1. 43 - 49 0 46 0 0
2. 50 - 56 0 53 0 0
3. 57 - 63 1 60 60 3,71
4. 64 - 70 0 67 0 0
5. 71- 77 15 74 1110 55,56
6. 78 -84 11 81 891 40,74
JUMLAH 27 2061 100
Nilai Rata- rata = 2061 : 27 = 76,33
Ketuntasan Klasikal = 26 : 27 x 100% = 96,30
Berdasarkan tabel 5 di atas, diketahui bahwa aktivitas belajar IPS siswa
secara klasikal mengalami peningkatan, yaitu meningkat dari 74,07% menjadi
96,30%. Dari data tersebut terlihat bahwa, tidak ada siswa yang memperoleh nilai
43- 49. Tidak ada siswa yang memperoleh nilai 50 – 56. Siswa yang memperoleh
nilai 57 – 63 sebanyak 1 siswa atau 3,70%. Siswa yang memperoleh nilai 64 -70
tidak ada siswa yang mendapat nilai tersebut. Siswa yang memperoleh 71 – 77
sebanyak 15 siswa atau 55,56%. Siswa yang memperoleh nilai 78- 84 sebanyak
11 siswa atau 40,74%. Nilai rata- rata aktivitas belajar IPS yang diperoleh adalah
76,33.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
Berdasarkan tabel 5 di atas, maka dapat disajikan berupa grafik aktivitas
belajar IPS siswa kelas V SDN 02 Kragilan pada siklus II seperti gambar 5 di
bawah ini:
Gambar 5: Grafik Aktivitas Belajar IPS Siswa Kelas V SDN 02 Kragilan pada
Siklus II
d. Tahap refleksi
Hasil analisis data terhadap pelaksanaan pembelajaran IPS dengan
menggunakan model kooperatif tipe jigsaw pada siklus II, secara umum
menunjukkan peningkatan terhadap aktivitas siswa. Peninhkatan aktivitas
terlihat dari keberanian siswa untuk bertanya, menggambar, dan berbicara di
sepan kelas. Hal tersebut menjadikan pembelajaran IPS lebih menyenangkan.
Berdasarkan analisis data hasil observasi aktivitas siswa kelas V pada
siklus II diketahui bahwa aktivitas siswa telah mencapai target 80%. Dengan
demikian, semua aspek yang dinilai pada ktiteria kinerja telah mencapai target
seperti yang diharapkan. Bertolak dari ketentuan tersebut dan dari hasil yang
diperoleh melalui angket dan observasi aktivitas siswa, maka pembelajaran IPS
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
43-49 50-56 57-63 64-70 71-77 78-84
0% 0%
3,71%
0%
55,56% 40,74%
Fre
ku
ensi
Interval Nilai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
dengam menggunakan model kooperatif tipe jigsaw yang dilaksanakan pada
siklus II dikatakan berhasil, sehingga tidak diperlukan siklus berikutnya.
B. Temuan dan Pembahasan hasil Penelitian
Data yang berhasil dikumpulkan dianalisis berdasrkan hasil temuan yang
dikaji sesuai dengan rumusan masalah yang selanjutnya dikaitkan dengan toeri
yang relevan. Proses analisis data ditujukan untuk menemukan suatu hasil atau hal
apa saja yang terjadi di lokasi penelitian, sehingga peneliti dapat menarik
kesimpulan dari penelitian tersebut yang pada akhirnya peneliti dapat mengambil
pelajaran dan memberikan masukan kepada pihak yang terkait di dalamnya:
1. Kondisi Awal
Dari hasil pengamatan aktivitas belajar IPS siswa kelas V SDN 02 Kragilan,
sebelum dilakukan tindakan yang telah diolah menjadi tabel 4.1 dan gambar 4.1
dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 43- 49 sebanyak 6 siswa atau
22,22%. Siswa yang memperoleh nilai 50- 56 sebanyak 8 siswa atau 29,63%.
Siswa yang memperoleh nilai 57- 63 sebanyak 1 siswa atau 3,71%. Siswa yang
memperoleh nilai 64- 70 sebanyak 0 siswa atau 0%. Siswa yang memperoleh nilai
71- 77 sebanyak 9 siswa atau 33,33%, dan siswa yang memperoleh nilai 78- 84
sebanyak 3 siswa atau 11,11%. Hal ini dapat diartikan bahwa ketuntasan klasikal
sebesar 44,44%. Nilai rata- rata aktivitas belajar IPS yang diperoleh adalah 61,81.
Bertolak dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas
belajar siswa kelas V SDN 02 Kragilan termasuk kategori rendah dengan
perolehan rata- rata kelas 61,18% dan prosentase ketuntasan klasikal hanya
mencapai 44,44% dari 27 siswa.
2. Siklus I
Dari tabel 4.2 distribusi frekuensi di atas dapat diketahui bahwa aktivitas
belajar siswa meningkat dari kondisi awal yaitu meningkat dari 44,44% menjadi
74,07% atau meningkat 29,63%. Dari data dapat diketahui bahwa, siswa yang
memperoleh nilai 43- 49 sebanyak 2 siswa atau 7,40%. Siswa yang memperoleh
nilai 50 – 56 sebanyak 1 siswa atau 3,70%. Siswa yang memperoleh nilai 57 – 63
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
sebanyak 2 siswa atau 7,40%. Siswa yang memperoleh nilai 64 -70 sebanyak 2
siswa atau 7,40%. Siswa yang memperoleh 71 – 77 sebanyak 10 siswa atau
37,03%. Siswa yang memperoleh nilai 78- 84 sebanyak 10 siswa atau 37,03%.
Nilai rata- rata aktivitas belajar IPS yang diperoleh adalah 72,19
Bertolak dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aktivitas
belajar siswakelas V SDN 02 Kragilan mengalami peningkatan menjadi 74,07%
dari jumlah siswa atau meningkat 29,63% dari kondisi awal dan belum mencapai
target 75% sehingga diperlukan siklus selanjutnya.
3. Siklus II
Berdasarkan hasil pengamatan, pembelajaran dengan menggunakan
model kooperatif tipe jigsaw, khususnya terhadap siswa yang aktivitas
belajarnya rendah pada siklus I untuk meningkatkan aktivitas belajarnya, ternyata
dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Dari tabel
4.3 distribusi frekuensi di atas dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa
meningkat dari siklus I yaitu 62,95% menjadi 96,30% atau meningkat 33,35%.
Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tidak ada siswa yang memperoleh nilai
43- 49. Tidak ada siswa yang memperoleh nilai 50 – 56. Siswa yang memperoleh
nilai 57 – 63 sebanyak 1 siswa atau 3,70%. Siswa yang memperoleh nilai 64 -70
tidak ada siswa yang mendapat nilai tersebut. Siswa yang memperoleh 71 – 77
sebanyak 15 siswa atau 55,56%. Siswa yang memperoleh nilai 78 - 84 sebanyak
11 siswa atau 40,74%. Nilai rata- rata aktivitas belajar IPS yang diperoleh adalah
76,33. Dan ketuntasan klasikal pada siklus II mencapai 96,30%.%, masih ada 1
siswa atau 3,71% karena siswa tersebut selalu membuat gaduh kelas dan tidak
mau memperhatikan guru pada saat menjelaskan bimbingan selalu diberikan pada
anak tersebut tetapi anak tersebut hioperaktif dan kurang mendapatkan perhatian.
Bertolak dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan, bahwa aktivitas
belajar siswa kelas V SDN 02 Kragilan termasuk dalam kategori tinggi dan
mamngalami peningkatan menjadi 96,30% dari jumlah keseluruhan siswa atau
meningkat 33,35% dari siklus I dan telah mencapai indikator ketercapaian 80%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
meskipun masih ada beberapa siswa yang masih sedang aktivitas belajarnya. Hal
ini berarti modifikasi pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe
jigsaw merupakan salah satu alternatif pemecahan pembelajaran IPS yang
inovatif, yang secara langsung menjadi sarana peningkatan aktivitas belajar pada
diri siswa.
4. Hubungan Antarsiklus
Aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan secara signifikan sebelum
tindakan sampai setelah tindakan yang meliputi siklus I dan II. Dari hasil yang
disajikan dalam bentuk tabel daftar perbandingan nilai dari sebelum tindakan
hingga sesudah tindakan yang meliputi siklus I dan II akan diketahui hubungan
peningkatan aktivitas belajar siswa. Adapun hasil rekapitulasi aktivitas belajar
siswa dari kondisi awal, siklus I dan siklus II adalah seperti tabel 6 di bawah ini:
Tabel 6. Daftar Perbandingan Aktivitas Belajar IPS Siswa Kelas V SDN 02
Kragilan dari Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
No Interval
Nilai
Pra Tindakan Siklus I Siklus II
Frekuensi Prosentase
(%)
Frekuensi Prosentase
(%)
Frekuensi Prosentase
(%)
1 43 - 49 6 22,22 2 7,40 0 0
2 50 – 56 8 29,63 1 3,70 0 0
3 57 – 63 1 3,70 2 7,40 1 3,70
4 74 – 70 0 0 2 7,40 0 0
5 71 – 77 9 33,33 10 37.03 15 55,56
6 78 – 84 3 11,11 10 37,03 11 40,70
Jumlah 27 100 27 100 27 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
0
2
4
6
8
10
12
14
16
43-49 50-56 57-63 64-70 71-77 78-84
6
8
1 0
9
3 2
1 2 2
10
2
0 0 1
0
15
11
frek
uen
si
interval nilai
pratindakan
siklus 1
siklus 2
Perbandingan daftar perbandingan aktivitas belajar siswa pada tabel 6 di
atas dapat disajikan dalam bentuk grafik pada gambar 6 sebagai berikut:
Gambar 6. Grafik Perbandingan Daftar Frekuensi Nilai Aktivitas Belajar IPS
Kondisi Awal, Siklus I, dan Siklus II
Hubungan peningkatan aktivitas belajar IPS antarsiklus dapat dibuktikan
melalui hasil yang dijabarkan berikut ini: siswa yang memperoleh nilai pada
interval 43 – 49 mengalami penyusutan, yakni kondisi awal 6 siswa, siklus I
berkurang menjadi 2 siswa, dan pada siklus II tidak ada siswa yang mendapat
nilai pada interval tersebut. Siswa yang memperoleh nilai pada kelas interval 50-
56 yaitu kondisi awal 8 siswa, siklus I ada 1 siswa, dan siklus II tidak ada siswa
yang mendapat nilai pada interval tersebut. Siswa yang memperoleh nilai interval
57 -63 pada kondisi awal ada 1 siswa, siklus I ada 2 siswa, dan siklus II ada 1
siswa. Siswa yang memperoleh nilai pada interval 64-70, kondisi awal, siklus I
ada 2 siswa dan siklus II tidak ada siswa yang mendapat nilai pada interval
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
tersebut. Siswa yang memperoleh nilai 71 – 77 pada kondisi awal 9 siswa, siklus I
ada 10 siswa, dan siklus II ada 15 siswa. Siswa yang memperoleh nilai pada
interval 78 – 84 , kondisi awal ada 3 siswa, siklus I ada 10 siswa, dan siklus II ada
11 siswa.
Dari analisis data hasil observasi dan angket aktivitas belajar siswa
sebelum menggunakan model kooperatif tipe jigsaw sudah cukup baik , tetapi
siswa hanya memperoleh rerata 61,81. Hail itu dikarenakan guru belum
menggunakan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran IPS sehingga
siswa kurang maksimal dalam aktivitas belajar IPS. Sedangkan dari hasil
observasi dan angket setelah menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dalam
pembelajaran IPS aktivitas belajar siswa dapat meningkat, selain itu ketuntasan
hasil belajar siswa juga meningkat. Hal itu dikarenakan penggunaan model
kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas
belajar siswa dan membuat pembelajaran IPS menjadi bermakna, memberikan
kemudahan untuk memahami materi, dan tidak membosankan.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk
meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 02 Kragilan dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Hal ini terjadi karena
penggunaan kooperatif tipe jigsaw dapat menjadikan pembelajaran IPS menjadi
bermakna sehingga aktivitas belajar siswa meningkat. Jadi penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS
siswa kelas V SD Negeri 02 Kragilan Mojosongo Boyolali tahun pelajaran 2011/
2012.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
dalam dua siklus. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat
meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas V SD Negeri 02 Kragilan. Hal ini
terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan nilai rerata aktivitas
belajar IPS 61,81 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar 44,44% dari 27
siswa. Siklus I nilai rerata aktivitas belajar siswa 72,19 dengan ketuntasan klasikal
sebesar 74,07% dari 27 siswa. Siklus II nilai rerata aktivitas belajar IPS siswa
76,33 dengan ketuntasan klasikal sebesar 96,30% dari 27 siswa. Penerapan model
pembelajaran dengan menggunakan kooperatif tipe jigsaw dapat dilaksanakan
untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pembelajaran IPS di kelas V sehingga
dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS.
B. Implikasi
Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan
pada penggunaan model kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPS di kelas
V. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus, dimana model
siklus yang digunakan terdiri dari dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal
16 s.d. 19 April 2011 dan siklus II dilaksanakan pada tanggal 23 s.d. 26 April
2011. Dalam setiap pelaksanaan siklus terdapat empat langkah kegiatan, yaitu
perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini
dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus
perlu adanya perencanaan, dan untuk melaksanakan siklus II memerlukan
perencanaan dengan memperhatikan kendala dan keberhasilan siklus sebelumnya.
Tindakan dalam setiap siklus dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran. hal ini
berdasar pada analisis perkembengan dari pertemuan satu ke pertemuan
berikutnya dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan peningkatan proses
dalam siklus I sampai siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
Berdasarkan hasil penelitian di atas terbukti bahwa penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS
siswa kelas V SD Negeri 02 Kragilan Mojosongo Boyolali. Sehubungan dengan
penelitian ini maka dapat dikemukakan implikasi hasil penelitian sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas
belajar IPS siswa kelas V, hal itu dapat ditinjau dari hal- hal berikut.
Dalam menyajikan materi pelajaran, guru harus dapat memilih model
pembelajaran yang tepat agar siswa dapat menguasai dan memahami konsep-
konsep materi pelajaran dengan baik. Pembelajaran dengan menggunakan
kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan aktivitas belajar IPS siswa kelas V
karena penggunaan model kooperatif tipe jigsaw dalam pembelajaran IPS
memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa dan siswa dengan
siswa, proses pembelajaran lebih menarik dan menggali kemampuan siswa
baik aspek fisik maupun mental, melatih kemandirian siswa, sehingga melatih
otak siswa untuk berfikir kritis terhadap apa yang mereka hadapi, dan
memupuk sikap tolong menolong, bekerjasama, dan berbagi kepada iswa lain,
khususnya dalam proses pembelajaran. Dengan model kooperatif tipe jigsaw
semua hal dapat ditingkatkan.
Di dalam proses pembelajaran, pemberian motivasi pada siswa juga
sangat penting. Siswa perlu motivasi dari guru untuk memunculkan inisiatif
dan keinginan siswa untuk berpikir kritis, berkonsentrasi untuk melaksanakan
aktivitas belajar dalam pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Guru memberikan
kesempatan pada siswa untuk berpartisipasi mengungkapkan pendapat dalam
pembelajaran, memberikan bimbingan atau arahan untuk menyelesaikan
aktivitas belajar dalam pembelajaran IPS, serta memberikan penghargaan
kepad siswa atas keberhasilan dalam malaksanakan pembelajaran di kelas.
Dengan motivasi siswa menjadi lebih percaya diri dalam mengikuti
pembelajaran. pentingnya dalam penerapan model kooperatif tipe jigsaw dalam
pembelajaran IPS terbukti dapat menciptakan suasana belajar yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
menyenangkan sehingga antar siswa terjalin hubungan yang harmonis. Selain
itu juga penerapan model kooperatif tipe jigsaw dapat meningkatkan kreativitas
dan kerja sama kelompok.
Prosentase aktivitas belajar IPS siswa setelah menggunakan model
kooperatif tipe jigsaw meningkat. Hal ini terbukti dengan adanya peningkatan
rerata tiap siklus pada aspek observasi aktivitas belajar, aspek skor angket
belajar. Dengan adanya peningkatan kedua aspek tersebut kondisi kelas
menjadi lebih kondusif, sehingga aktivitas belajar IPS siswa kelas V SD Negeri
02 Kragilan Mojosongo Boyolali meningkat.
2. Implikasi Praktis
Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh guru untuk menentukan model
pembelajaran yang tepat guna meningkatkan kualitas proses pembelajaran
berdasarkan dengan tujuan yang akan dicapai oleh siswa SD Negeri 02
Kragilan Kabupaten Boyolali.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab
IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang
menghadapi masalah yang sama. Adapunya hambatan yang ditemui dalam
pembelajaran IPS dengan penerapan model kooperatif tipe jigsaw harus di atasi
dengan serius dan semaksimal mungkin. Oleh karena itu aktivitas belajart
siswa dalam pembelajaran harus diperhatikan dan ditingkatkan sehingga
mendukung keberhasilan pembelajaran khususnya IPS.
C. Saran
Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, ada beberapa
saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:
1. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan
mengupayakan pelatihan dan penggunaan model pembelajaran inovatif
khususnya Kooperatif tipe jigsaw untuk guru agar dapat menggunakan
berbagai model pembelajaran inovatif yang tepat sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai dengan optimal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
2. Bagi Guru
a) Sebaiknya menerapkan pembelajaran yang kreatif dan inovatif seperti
model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw sehingga siswa menjadi lebih
tertarik dalam pembelajaran dan menciptakan kondisi belajar yang lebih
kondusif dan bermakna. Hal ini membuat siswa tidak mudah jenuh dan tetap
termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran.
b) Guru dalam proses pembelajaran hendaknya berperan sebagai fasilitator dan
motivator dimana guru harus paham tentang model pembelajaran kooperatif
tipe jigsaw.
c) Guru hendaknya mengusahakan tindak lanjut terhadap pembelajaran dengan
menggunakan kooperatif tipe jigsaw pada pembelajaran yang akan
dilaksanakan. Pemanfaatan kooperatif tipe jigsaw dapat memberikan
manfaat bagi siswa untuk menghadapi permasalahan global yang muncul
akibat perkembangan jaman. Sehingga menjadi pribadi yang tanggap
keadaan di sekitar, berfikir kritis, dan percaya diri untuk menggali
pengetahuan lebih dalam lagi
3. Bagi Siswa
Siswa harus lebih mengembangkan sifat aktif dan meningkatkan
keberanian menyampaikan pendapat dalam proses pembelajaran untuk
menambah pemahaman pengetahuan serta meningkatkan aktivitas belajar.
Selain itu, siswa juga diharapkan mampu memanfaatkan lingkungan di sekitar
dan semua hal yang ada di masyarakat untuk memperoleh informasi,
pengetahuan, atau pengalaman belajar, dan tidak tergantung pada guru saja.
4. Bagi Peneliti Lain
Peneliti yang ingin ingin membahas permasalahan yang sama hendaknya
lebih cermat dan lebih mengusahakan pengkajian teori- teori yang berkaitan
dengan Model Kooperatif Tipe Jigsaw dalam pembelajaran untuk melengkapi
kekurangan yang ada serta sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan
aktivitas belajar IPS yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh
hasil yang lebih baik.