penerapan model pembelajaran kooperatif tipe...

22
1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR NEGERI KALIGENTONG 01 TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga oleh : Nur Aeni Ratna Dewi 292012006 PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2016

Upload: duongdung

Post on 07-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

1

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES

TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR

IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SEKOLAH DASAR NEGERI

KALIGENTONG 01 TAHUN PELAJARAN 2015/2016

ARTIKEL

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

oleh :

Nur Aeni Ratna Dewi

292012006

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

SALATIGA

2016

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

2

Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

3

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

4

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

5

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

6

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS

GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN

HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD NEGERI

KALIGENTONG 01

TAHUN PELAJARAN

2015/2016

Nur Aeni Ratna Dewi1, Nyoto Harjono

2

Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP Universitas Kristen Satya Wacana, 2016

Jl. Diponegoro No. 52-60, Salatiga, Jawa Tengah 50711

E-mail: [email protected]

1Mahasiswa PGSD

2Dosen Pembimbing

ABSTRAK

Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah masih rendahnya

proses dan hasil belajar IPA siswa yang dikarenakan pada saat pembelajaran

cenderung berpusat pada guru atau teacher centered selain itu pembelajaran

IPA yang disampaikan oleh guru lebih banyak menggunakan metode

konvensional, keadaan ini membuat siswa menjadi kesulitan untuk memahami

materi pelajaran sehingga dalam pembelajaran IPA siswa kurang antusias, siswa

menjadi pasif, sehingga hasil belajar IPA siswa kurang optimal. Hal ini

ditunjukkan dengan perolehan nilai ulangan harian IPA siswa kelas 5 semester 1

masih dibawah KKM (75) sebanyak 72%.Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk

meningkatkan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 semester 2 melalui

penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament di SD Negeri

Kaigentong 01 tahun pelajaran 2015/2016.Jenis penelitian ini adalah Penelitian

Tindakan Kelas Kolaboratif dengan menggunakan desain penelitian menurut

Kemmis dan MC Taggart yang terdiri dari tiga tahap, yaitu perencanaan,

pelaksanaan dan observasi, refleksi. Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, setiap

siklus dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah

siswa kelas 5 SDN Kaligentong 01 yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari laki-laki

10 siswa dan 15 siswa perempuan dengan karakteristik yang heterogen. Teknik

pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah teknik tes dan non

tes. Teknik tes berupa lembar evaluasi yang dilaksanakan pada akhir

pembelajaran sedangkan teknik non tes berupa observasi dan dokumentasi.

Dalam penelitian ini, pembelajaran mengacu pada langkah-langkah model

pembelajaran TGT yang terdir atas enam tahapan yaitu penyampaian tujuan

pembelajaran, penyajian materi, tim, permainan, turnamen, dan penghargaan

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

7

kelompok.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa model pembelajaran TGT

dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas 5. Hal ini

ditunjukkan dengan peningkatan proses dan hasil belajar siswa dari kondisi awal,

siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal lembar observasi kinerja siswa dan

kinerja guru yaitu 58% dan 60%, pada siklus I lembar observasi kinerja siswa

dan kinerja guru yaitu 89,5% dan 89%, sedangkan pada siklus II lembar

observasi kinerja siswa dan kinerja guru meningkat menjadi 98% dan 96%.

Dengan meningkatnya proses belajar hasil belajar siswa juga meningkat dari

kondisi awal, siklus I dan siklus II. Pada kondisi awal nilai rata-rata siswa yaitu

67,17 memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) berjumlah 7 siswa

(28%) dan yang belum memenuhi KKM berjumlah 18 siswa (72%). Pada siklus I

dengan menerapkan model pembelajaran TGT, siswa yang nilainya sudah

memenuhi KKM meningkat menjadi 20 siswa (80%) sedangkan yang nilainya

belum memenuhi KKM berjumlah 5 siswa (20%). Pada siklus II siswa yang sudah

memenuhi KKM berjumlah 24 siswa (96%) dan siswa yang belum memenuhi

KKM berjumlah 1 siswa (4%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran TGT dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas

5 semester 2 SDN Kaligentong 01 tahun pelajaran 2015/2016.

Kata Kunci: Model Pembelajaran TGT, Proses dan Hasil Belajar IPA

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Sekarang di Indonesia sudah mengalami perubahan paradigma belajar dari

teacher centered menjadi student centered. Namun guru cenderung mengajarkan

IPA secara teoretis dan konsepnya saja. Konsep-konsep yang abstrak membuat

kebingungan dalam diri siswa, sehingga siswa menganggap IPA adalah pelajaran

hafalan. Guru terkadang tidak sadar menyampaikan materi secara verbalisme. Hal

ini terjadi jika guru terlalu banyak menggunakan kata-kata, memberikan contoh-

contoh dan ilustrasi. Jika situasi ini terus terjadi maka dapat merusak konsentrasi

siswa. Akibatnya siswa akan cepat bosan dalam proses pembelajaran.

Menurut hasil wawancara dengan guru kelas 5 Sekolah Dasar Negeri

Kaligentong 01 Kabupaten Boyolali, model pembelajaran yang sering digunakan

dalam pembelajaran IPA adalah ceramah. Sikap siswa terhadap model

pembelajaran yang digunakan bervariatif. Karena siswa dalam satu kelas memiliki

kemampuan intelegensi yang berbeda. Sikap yang bervariatif itu seperti ada yang

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

8

menerima dengan antusias, ada yang bersikap malas dan ada yang membuat

gaduh di kelas. Kendala yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar antara

lain: siswa terkesan malas dan pasif di kelas, ada beberapa siswa yang datang

terlambat, tidak mengerjakan tugas, tidak senang belajar dan ramai sendiri

dikelas.

Menurut Sukandi (2003) “Pembelajaran yang konvensional ditandai

dengan guru mengajar lebih banyak mengajarkan tentang konsep-konsep bukan

kompetensi, tujuannya adalah siswa mengetahui sesuatu bukan mampu untuk

melakukan sesuatu, dan pada saat proses pembelajaran siswa lebih banyak

mendengarkan”. Sedangkan Menurut Saptono (2003:12) “pembelajaran yang

berpusat pada guru (teacher centered learning) akan membawa dampak dominasi

proses pembelajaran ada pada diri guru, hal ini yang akan mengakibatkan

proses pembelajaran ada pada diri guru, hal ini akan mengakibatkan proses

pembelajaran berjalan statis sehingga peserta didik akan merasa cepat bosan

terhadap pola pembelajaran yang dikembangkan”. Sehingga menyebabkan rasa

ingin tahu siswa tentang pelajaran IPA rendah, terlihat dari sedikit sekali siswa

yang bertanya dan menjawab pertanyaan, siswa kesulitan dalam menjawab tes

evalusi belajar. Beberapa siswa justru bermain sendiri, berbicara sendiri dengan

teman sebangku tanpa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru.

Akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah, hal ini ditunjukkan pada hasil

belajar IPA semester 1 siswa yang mencapai KKM (75) hanya 7 siswa sedangkan

siswa yang tidak mencapai KKM (75) sebanyak 18 siswa.

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan

masalahnya adalah Bagaimana menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

Teams Games Tournament dalam meningkatkan proses belajar IPA pada KD 7.4

Mendeskripsikan proses daur dan kegiatan manusia yang dapat

mempengaruhinya. Dan KD 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di

Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungan siswa kelas 5 SD

Negeri Kaligentong 01 pada mata pelajaran IPA. Apakah Peningkatan proses

belajar siswa kelas 5 SD Negeri Kaligentong 01 menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament dapat meningkatkan

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

9

hasil belajar IPA KD 7.4 Mendeskripsikan proses daur dan kegiatan manusia

yang dapat mempengaruhinya. Dan KD 7.6 Mengidentifikasi peristiwa alam yang

terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi mahluk hidup dan lingkungan siswa

kelas 5 SD Negeri Kaligentong 01 secara signifikan.Tujuan yang dicapai adalah

untuk Menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament

dalam meningkatkan proses belajar IPA KD 7.4 Mendeskripsikan proses daur

dan kegiatan manusia yang dapat mempengaruhinya. Dan KD 7.6

Mengidentifikasi peristiwa alam yang terjadi di Indonesia dan dampaknya bagi

mahluk hidup dan lingkungan siswa kelas 5 SD Negeri Kaligentong 01 pada mata

pelajaran IPA . Meningkatkan hasil belajar siswa melalui peningkatan proses

belajar siswa kelas 5 SD Negeri Kaligentong 01 menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament.

TINJAUAN PUSTAKA

Karakteristik Mapel IPA

James Conant (dalam Samatowa 2010:1) menyatakan “Sains sebagai

suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu sama lain,

dan yang tumbuh sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk

diamati dan dieksperimentasikan lebih lanjut”. Selain itu Winaputra (dalam

Samatowa 2010:3) berpendapat bahwa “IPA merupakan ilmu yang berhubungan

dengan gejala alam dan kebendaan yang sistematis yang tersusun secara

teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan

eksperimen/sistematis (teratur) artinya pengetahuan itu tersusun dalam sistem,

tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan

sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku

umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau oleh seseorang atau

beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil

yang sama atau konsisten”.

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

10

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa IPA

adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang alam yang berkaitan erat

dengan kehidupan sehari-hari.

Hasil Belajar yang Diharapkan

Dimyati dan Mudjiono (2002:32) mengemukakan bahwa “Hasil belajar

adalah hasil yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindakan dan biasanya

ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan guru”. Sehingga tes dijadikan

sebagai alat ukur hasil belajar. Menurut Clark (dalam Sudjana 1989:39) “ Hasil

belajar siswa di sekolah 70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30%

dipengaruhi oleh lingkungan”. Maka pencapaian hasil belajar siswa dapat

dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan lingkungan.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli, maka dapat disimpulkan bahwa

hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah terjadinya proses

pembelajaran. Yang dimaksud hasil belajar IPA adalah nilai tes formatif yang

diperoleh siswa dalam mata pelajaran IPA setelah proses belajar mengajar.

Proses Belajar yang Ideal

Menurut Sudjana (1989:2) “Proses belajar terjadi manakala ada

interaksi antara guru dengan siswa dan antara siswa dengan siswa”. Sudjana

(1989:37) menyatakan bahwa “Keberhasilan proses belajar banyak dipengaruhi

oleh variabel yang datang dari pribadi siswa sendiri, usaha guru dalam

menyediakan dan menciptakan kondisi pengajaran, serta variabel lingkungan

terutama sarana dan iklim yang memadai untuk tumbuhnya proses pengajaran”.

Sudjana (1989:3) mengemukakan bahwa “Belajar tidak semata-mata berorientasi

kepada hasil (by product), tetapi juga berorientasi kepada proses (by process)

dengan harapan, makin tinggi proses, makin tinggi pula hasil yang dicapai”.

Pembelajaran IPA sendiri pada hakikatnya menyajikan hal-hal yang nyata

yang berkaitan erat dengan kehidupan yang dialami siswa sehari-hari sehingga

proses pembelajarannya pun juga harus memberikan pengalaman langsung kepada

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

11

siswa agar siswa dapat mengerti fakta dan konsep yang ada dan dihubungkan

dengan peristiwa yang dialami siswa sehari-hari.

Sehingga pembelajaran IPA yang sesuai dengan hakikat IPA diatas dapat

dilakukan dengan cara penggunaan beberapa model pembelajaran yang tepat

yang sesuai dengan karakteristik pembelajaran IPA. Model-model pembelajaran

kooperatif seperti STAD, TGT, JIGSAW, dan GI dirasa lebih berpotensi untuk

dapat meningkatkan hasil belajar IPA dan sesuai dengan hakikat pembelajaran

IPA karena dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa dan dapat

malatih siswa berpikir kritis, dan melatih kerjasama dan keaktifan siswa.

Model Pembelajaran Kooperatif

Beberapa model pembelajaran kooperatif menurut Isjoni (73-89):

a. STAD (Student Teams Achievement Division), yaitu tipe kooperatif yang

menekankan pada aktivitas dan interaksi antar siswa untuk saling memotivasi

dan membantu menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi maksimal.

Pada proses pembelajaran tipe STAD memiliki lima tahapan meliputi: (1)

penyajian materi (2) kegiatan kelompok (3) tes individual (4) penghitungan

skor perkembangan individu (5) pemberian penghargaan kelompok.

b. Jigsaw, yaitu mendorong siswa aktif dan saling membantu dalam menguasai

materi pelajaran untuk mencapai prestasi maksimal. Dalam penyelenggaraan

siswa dikelompokkan dalam bentuk kelompok kecil yang dapat dilakukan guru

berdasarkan pertimbangan tertentu.

c. TGT, yaitu salah satu model pembelajaran yang melibatkan aktivitas siswa

yang mengandung unsur permainan.

d. Group Investigation (GI), siswa diberi control dan pilihan penuh untuk

merencanakan apa yang ingin dipelajari dan di investigasi. Siswa ditempatkan

dalam kelompok kecil untuk berdiskusi dan menentukan informasi yang akan

dikumpulkan, bagaimana mengolahnya, menelitinya, dan menyajikan hasil

penelitiannya di depan kelas.

Dari model-model pembelajaran kooperatif, peneliti memilih model

kooperatif TGT karena mengandung unsur permainan, kerjasama, dan

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

12

persaingan positif, sehingga guru lebih variatif, siswa antusias, tidak mudah

bosan, membantu menguasai materi dan meningkatkan pencapaian belajar.

Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament

Menurut Hamdani (2011:92) “Kooperatif model TGT adalah salah satu

tipe atau model kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh

siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor

sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement”. Menurut Slavin

(2010:13) “TGT adalah model dimana siswa memainkan game akademik dengan

anggota tim lain untuk mengumpulkan poin bagi timnya”. Berdasarkan

pemaparan para ahli dapat disimpulkan bahwa Teams Games Tournament adalah

pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa dalam kegiatan belajar

secara berkelompok dan adanya tournament akademik yang berguna untuk

mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kaligentong 01 terletak di dusun

Mekarsari, Kelurahan Kaligentong, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan bulan Mei semester II

tahun pelajaran 2015/2016. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 5 SD Negeri

Kaligentong 01. Jumlah siswanya 25 siswa, yang tediri dari laki-laki 10 siswa dan

15 siswa perempuan. Sebagian besar siswa tersebut orang tuanya bekerja sebagai

buruh, karyawan swasta dan ada beberapa yang orang tuanya bekerja sebagai

pegawai negeri sipil.

Variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel terikat dan

variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah proses belajar dan

hasil belajar IPA. Sedangkan variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas kolaboratif karena

PTK ini dilaksanakan dengan guru kelas 5 SD Negeri kaligentong 01 alasannya

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

13

karena peneliti belum menjadi guru. Pada penelitian ini peneliti menerapkan

desain model penelitian dari Kemmis dan Mc Taggart.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dengan observasi dan tes.

Instrument pengumpulan data dalam penelitian ini berupa lembar observasi proses

belajar yang meliputi lembar observasi kinerja guru dan lembar observasi kinerja

siswa. Dan lembar tes hasil belajar.

Indikator keberhasilan dalam penelitian terdiri dari dua yaitu indikator

keberhasilan proses belajar dan hasil belajar. Indikator proses dalam penelitian ini

adalah keterlaksanaan sintaks pembelajaran kooperatif tipe TGT yang dilakukan

oleh guru dan siswa. Proses pembelajran dapat tercapai apabila guru dan siswa

dapat menerapkan pembelajaran secara optimal. Sedangkan indikator pada hasil

belajar IPA ditetapkan 80% dari jumlah siswa mencapai ketuntasan belajar

dengan KKM 75 dilihat dari hasil tes evaluasi setelah kegiatan pembelajaran

dilakukan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pra Siklus

Pra siklus dilakukan sebelum diadakannya siklus I dan II, tujuan dari

diadakannya pra siklus ini agar mengetahui bagaimana proses belajar dan hasil

belajar siswa sebelum diterapkan pembelajaran Teams Games Tournament. Hasil

dari pra siklus dapat dibandinngkan dengan hasil dari siklus I dan II dengan tujuan

agar mengetahui adanya peningkatan atau tidak. Hasil pra siklus didapatkan dari

wawancara langsung kepada guru kelas 5 dan pengamatan langsung ketika

melakukan observasi ke SD. Observer melakukan wawancara dan pengamatan

langsung terhadap guru kelas 5 dengan mengamati kinerja duru dan kinerja siswa

dalam proses belajar IPA dan hasil belajar IPA siswa. Dari hasil wawancara dan

observasi diperoleh hasil observasi kondisi awal (prasiklus) dengan indikator

penilaian kinerja guru total skor 60, dengan persentase 60% dan pada hasil

observasi kinerja siswa kondisi awal (prasiklus) dengan indikator penilaian

kinerja siswa total skor 51, dengan persentase 58%.

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

14

Sedangkan hasil belajar siswa dari 25 siswa 18 siswa (72%) belum

mencapai KKM (75) dan 7 siswa (28%) sudah mencapai KKM (75). Hal ini

menunjukkan bahwa proses dan hasil belajar IPA siswa masih rendah untuk itu

perlu diadakan peningkatan dalam proses pembelajaran agar hasil belajar siswa

meningkat. Berikut ini disajikan ketuntasan hasil tes IPA pra siklus pada Tabel

4.5

Tabel 4.5

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No. Ketuntasan

Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah Persentase (%)

1. Tuntas 7 72

2. Belum tuntas 18 28

Jumlah 25 100

Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang mengalami

ketuntasan diatas KKM lebih sedikit daripada jumlah siswa yang tidak tuntas.

Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.5 dapat dilihat pada diagram 4.6 berikut:

Diagram 4.6 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Awal

28%

72%

Tuntas Belum tuntas

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

15

Siklus I

Pada siklus I terdiri dari 3 kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua

dan ketiga. Tes evaluasi dilakukan pada petemuan ketiga. Hasil observasi siklus I

pertemuan pertama dengan indikator penilaian kinerja guru total skor 85, dengan

persentase 85% dan pada hasil observasi kinerja siswa siklus I pertemuan pertama

dengan indikator penilaian kinerja siswa total skor 78, dengan persentase 88%.

Sedangkan hasil observasi siklus I pertemuan kedua dengan indikator penilaian

kinerja guru total skor 92, dengan persentase 92% dan pada hasil observasi kinerja

siswa siklus I pertemuan kedua dengan indikator penilaian kinerja siswa total skor

80, dengan persentase 91%. Ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat

dijelaskan bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan

Minimal (KKM=75) sebanyak 5 siswa atau 20%, sedangkan yang sudah mencapai

ketuntasan minimal sebanyak 20 siswa dengan persentase 80%. Data hasil

perolehan nilai siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13

Ketuntasan Belajar Siklus I

No. Ketuntasan

Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah Persentase (%)

1. Tuntas 20 80

2. Belum tuntas 5 20

Jumlah 25 100

Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.13 dapat dilihat pada diagram 4.14 berikut:

Diagram 4.14 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

80%

20%

Tuntas Belum tuntas

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

16

Siklus II

Pada siklus II terdiri dari 3 kali pertemuan yaitu pertemuan pertama, kedua

dan ketiga. Tes evaluasi dilakukan pada petemuan ketiga. Hasil observasi siklus II

pertemuan pertama dengan indikator penilaian kinerja guru total skor 95, dengan

persentase 95% dan pada hasil observasi kinerja siswa siklus II pertemuan

pertama dengan indikator penilaian kinerja siswa total skor 85, dengan persentase

97%. Sedangkan hasil observasi siklus II pertemuan kedua dengan indikator

penilaian kinerja guru total skor 97, dengan persentase 97% dan pada hasil

observasi kinerja siswa siklus II pertemuan pertama dengan indikator penilaian

kinerja siswa total skor 87, dengan persentase 99%. Ketuntasan belajar siswa

pada siklus II dapat dijelaskan bahwa siswa yang memiliki nilai kurang dari

Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM=75) sebanyak 1 siswa atau 4%, sedangkan

yang sudah mencapai ketuntasan minimal sebanyak 24 siswa dengan persentase

96%. Data hasil perolehan nilai siklus II dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.21

berikut:

Tabel 4.21

Ketuntasan Belajar Siklus II

No. Ketuntasan

Belajar

Jumlah Siswa

Jumlah Persentase (%)

1. Tuntas 24 96

2. Belum tuntas 1 4

Jumlah 25 100

Ketuntasan belajar siswa pada tabel 4.21 dapat dilihat pada diagram 4.22 berikut:

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

17

Diagram 4.22 Persentase Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Analisis Komparatif

Pada analisis komparatif ini akan diuraikan tentang perbandingan proses

belajar, hasil belajar dan ketuntasan belajar IPA siswa kelas 5 dari kondisi awal,

sikus I, dan siklus II untuk mengetahui peningkatan proses dan hasil belajar.

Perbandingan proses belajar berupa observasi kinerja guru dan kinerja siswa dari

kondisi awal, siklus I, dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.23 berikut ini:

Tabel 4.23

Perbandingan proses belajar berupa observasi kinerja guru dan kinerja

siswa dari kondisi awal, siklus I, dan siklus II

Tindakan

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah

(%)

Rata-rata

jumlah

Pertemuan

1,2

Rata-rata

(%)

Pertemuan

1,2

Rata-rata

jumlah

Pertemuan

1,2

Rata-rata

(%)

Pertemua

n 1,2

Kinerja

guru

60 60 89 89 96 96

Kinerja

siswa

51 58 89,50 89,50 98 98

96%

4%

Tuntas Belum tuntas

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

18

Selanjutnya perbandingan hasil belajar IPA kondisi awal, siklus I dan

siklus II ditunjukkan pada tabel 4.25 berikut ini:

Tabel 4.25

Perbandingan Nilai Hasil Belajar IPA

Kondisi awal, Siklus I, dan Siklus II

No. Ketuntasan

Belajar

Nilai

(X)

Kondisi awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1. Tidak Tuntas < 75 18 72 5 20 1 4

2. Tuntas 75 7 28 20 80 24 96

Jumlah 25 100 25 100 25 100

Nilai tertinggi 91 93 100

Nilai terendah 56 67 73

Rata-rata 67,17 80,08 87,6

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

19

PENUTUP

Simpulan

Berdasarkan analisis data pada bab IV dalam penelitian yang telah

dilaksanakan di kelas 5 SDN Kaligentong 01 maka dapat disimpulkan bahwa

melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran

IPA dapat meningkatkan proses dan hasil belajar IPA siswa kelas 5 Semester 2

SDN Kaligentong 01 Tahun Pelajaran 2015/2016. Peningkatatan hasil belajar

disebabkan oleh kinerja guru dan kinerja siswa yang lebih baik. Model

pembelajaran TGT ini dapat membuat siswa menjadi aktif, bekerja sama dengan

baik dan antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat

dari meningkatnya persentase skor observasi kinerja guru dan kinerja siswa. Pada

hasil observasi kinerja guru siklus I pertemuan pertama memperoleh skor 85%

dan pada pertemuan kedua memperoleh skor 92%. Pada siklus II pertemuan

pertama memperoleh skor 95% dan pada pertemuan kedua memperoleh skor 97%.

Selanjutnya kinerja siswa juga mengalami peningkatan yaitu pada siklus I

pertemuan pertama memperoleh skor 88% dan pada pertemuan kedua

memperoleh skor 91%. Pada siklus II pertemuan pertama memperoleh skor 97%

dan pada pertemuan kedua memperoleh skor 99%.

Kinerja siswa dalam pembelajaran yang meningkat memberi pengaruh

terhadap hasil belajar IPA yang ikut meningkat. Hal ini dapat dilihat dari hasil

belajar siswa pada pembelajaran kondisi awal, siklus I dan siklus II. Pada kondisi

awal nilai rata-rata hasil tes IPA kelas 5 SDN Kaligentong 01 adalah 67,17

dengan persentase ketuntasan 28%. Setelah diterapkan model pembelajaran TGT,

hasil belajar IPA siswa kelas 5 pada pembelajaran Siklus I nilai rata-ratanya

adalah 80,08 dengan persentase ketuntasan 80% sedangkan pembelajaran pada

Siklus II nilai rata-rata tes IPA adalah 87,6 dengan persentase ketuntasan

mencapai 96%.

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

20

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti

mengemukakan saran sehubungan dengan pengaruh penggunaan model

pembelajaran TGT terhadap proses dan hasil belajar IPA, sebagai berikut:

1) Sebagai seorang guru hendaknya dapat menciptakan suasana pembelajaran yang

dapat melibatkan siswa aktif dalam pembelajaran.

2) Guru hendaknya dapat memberikan ganjaran yang positif atau memberikan

penghargaan agar dapat memacu siswa untuk aktif bertanya dan memberikan

pendapat sehingga siswa dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

3) Guru hendaknya memanfaatkan kit pembelajaran/ alat peraga sehingga siswa

tidak berpikir abstrak, lebih mudah memahami pelajaran, dan hasil belajar dapat

meningkat.

4) Bagi siswa sebaiknya dapat lebih giat belajar dan berpartisipasi aktif dalam

pembelajaran agar hasil belajar meningkatkan.

5) Dengan penelitian ini, seyogyanya dapat menjadi referensi dalam upaya

memperbaiki strategi pembelajaran di SDN Kaligentong 01 dan dapat

dikembangkan untuk pembelajaran pada mata pelajaran yang lain.

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

21

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. dkk. 2012 . Penelitian Tindakan Kelas.

Jakarta: Bumi Aksara.

Dimyati dan Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran.

Jakarta: Rineka Cipta.

Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar.

Bandung: Pustaka Setia.

Isjoni. 2010. Pembelajaran Cooperative Meningkatkan Kecerdasan

Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Musfiqon. 2012. Panduan Lengkap Metodologi Penelitian Pendidikan.

Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.

Nana Sudjana. 1989. Cara Belajar Siswa Aktif Dalam Proses

Belajar Mengajar. Bandung: CV Sinar Baru.

Ruskandi. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Saptono, Sigit. 2003. Paparan Kuliah Strategi Belajar Mengajar Biologi.

Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.

Jakarta: Rineka Cipta.

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/13011/1/T1_292012006_Full... · HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS 5 SEMESTER 2 SD ... 10 siswa

22