penerapan model pembelajaran …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/imron...

98
PENERAPAN MOD DALAM MENINGKA AGAMA ISLAM PA PROGRAM PENIN PROGRAM ST FAKULTAS UIN SYARI DEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUA ATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIK ADA SISWA SD ISLAM AN-NIZOMIYA Oleh : IMRON HS NIM: 1810011000004 NGKATAN KUALIFIKASI AKADEMI JENJANG S-1 TUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM S TARBIYAH DAN KEGURUAN IF HIDAYATULLAH JAKARTA 2013/2014 AL KAN YAH IK

Upload: voquynh

Post on 07-Feb-2018

242 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM PADA SISWA SD ISLAM AN-NIZOMIYAH

Oleh :

IMRON HSNIM: 1810011000004

PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIKJENJANG S-1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANUIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM PADA SISWA SD ISLAM AN-NIZOMIYAH

Oleh :

IMRON HSNIM: 1810011000004

PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIKJENJANG S-1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANUIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013/2014

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN

AGAMA ISLAM PADA SISWA SD ISLAM AN-NIZOMIYAH

Oleh :

IMRON HSNIM: 1810011000004

PROGRAM PENINGKATAN KUALIFIKASI AKADEMIKJENJANG S-1

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAMFAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUANUIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2013/2014

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran
Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual DalamMeningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa SD IslamAn-Nizomiyah disusun oleh Imron HS, NIM. 1810011000004, Jurusan PendidikanAgama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam NegeriSyarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah padatanggal 1 Oktober 2014 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhakmemperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pdi) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 1 Oktober 2014

Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Pjs. Ketua Jurusan PAI)

Dr. Muhbib Abd. Wahab, MA. _______________ _________________NIP. 196810231993031002

Penguji I

Drs. Masan AF, M.Pd. _______________ _________________NIP. 195107161981031005

Penguji II

Muhammad Soleh Hasan, Lc., MA. _______________ _________________NIP. 197102142006041018

Mengetahui,Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Dra. Nurlena Rifa’i, MA, Ph.D.NIP. 195910201986032001

Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

ABSTRAK

Imron HS. Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan. Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual DalamMeningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa SD IslamAn-Nizomiyah.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajarankontekstual dalam upaya meningkatkan hasil belajar PAI dan tingkat keberhasilanbelajar peserta didik kelas V SD Islam An-Nizomiyah pada mata pelajaran PAImelalui penerapan pembelajaran kontekstual.

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitiantindakan yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutupraktik pembelajaran secara berkesinambungan.

Hasil dari penelitian ini menjunjukkan bahwa Penggunaan pendekatanpembelajaran kontekstual dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam dapatmeningkat, yaitu pada pra siklus persentase aktivitas peserta didik sebesar 58,6%,pada siklus I aktivitas peserta didik mengalami peningkatan menjadi 73,96%,sedangkan pada siklus II persentase aktivitas peserta didik meningkat menjadi90,2%, sehingga dapat dikatakan bahwa banyak peserta didik yang melakukanaktivitas dalam proses pembelajaran berkriteria baik sekali. Penerapanpembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar Pendidikan AgamaIslam peserta didik kelas V-A SD Islam An-Nizomiyah Pasarminggu JakartaSelatan terhadap materi PAI. Peningkatan prestasi belajar peserta didikmeningkat, yang semula nilai rata-rata pra siklus 67 meningkat menjadi 72,9 atausekitar 8.81% pada siklus I, pada siklus II lebih meningkat lagi menjadi 80,25 ataumeningkat sekitar 10,08%.

Kata kunci: Pembelajaran Kontekstual, Hasil belajar, Pendidikan Agama Islam

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

i

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulilah, Segala puji dan syukur

penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayah-Nya. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad

SAW, kepada keluarga dan para sahabatnya, serta kepada seluruh muslimin dan

muslimat.

Alhamdulillahi rabbil ‘alamiin, senantiasa penulis panjatkan kepada-Nya.

Karena atas ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dirinya adalah makhluk sosial yang

tidak mungkin dapat hidup mandiri. Begitu pula dengan proses pelaksanaan

penyusunan skripsi, penulis membutuhkan bimbingan, bantuan, dukungan, dan

do’a dari berbagai pihak. Sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

baik. Sebagai ungkapan rasa hormat yang teramat sangat, penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada:

1. Ibu Nurlena Rifa’i, Ph.D., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Bahrissalim, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, berkat jasa beliau penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik, beliau juga yang senantiasa memberikan yang terbaik

untuk seluruh mahasiswa Pendidikan Agama Islam.

3. Bapak Bahrissalim, M.Ag., selaku dosen pembimbing, berkat jasa beliau,

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.

4. Drs. H. Muhammad Nozom Chotib, kepala sekolah SD Islam An-Nizomiyah

Jakarta Selatan, yang telah memberikan penulis kesempatan untuk

mengadakan penelitian di sekolah.

5. Keluarga Besar SD Islam An-Nizomiyah Jakarta Selatan.

6. Seluruh civitas akademika Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

ii

7. Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan pengorbanan selama

penyusunan skripsi ini.

8. Kawan-kawan seperjuangan Pendidikan Agama Islam, yang telah memberikan

banyak inspirasi kepada penulis.

9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, baik secara

langsung maupun tidak langsung yang turut memberikan do’a dan dukungan

selama proses penyusunan skripsi.

Penulis panjatkan do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT, semoga jasa

yang telah mereka berikan menjadi amal shaleh dan mendapatkan balasan yang

jauh lebih baik dari-Nya. Amin.

Akhirul kalam, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala

kekurangan yang terdapat dalam skripsi ini, dan dengan kerendahan hati penulis

menerima kritik dan saran yang konstruktif. Besar harapan penulis, semoga

skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.

Jakarta, Juni 2014

Penulis

Imron HS

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR..................................................................................... vi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah................................................................... 4

D. Perumusan Masalah.................................................................... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI ........................................................................... 7

A. Pembelajaran Kontekstual .......................................................... 7

B. Hasil belajar ............................................................................... 17

C. Pendidikan AgamaIslam ............................................................. 21

D. Hepotesis Tindakan .................................................................... 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 29

A. Jenis Penelitian........................................................................... 29

B. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................... 31

C. Pelaksana dan Kolaborator ......................................................... 32

D. Sumber Data dan Jenis Data ....................................................... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 33

F. Analisa Data ............................................................................... 35

G. Tahapan Penelitian ..................................................................... 37

H. Indikator Ketercapaian ............................................................... 43

I. Jadwal Pelaksanaan Penelitian .................................................... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................. 45

A. Profil SD Islam An-Nizomiyah Jakarta Selatan .......................... 45

B. Paparan Data Sebelum Penelitian ............................................... 48

C. Siklus I ....................................................................................... 50

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

iv

D. Siklus II...................................................................................... 56

E. Pembahasan................................................................................ 32

BAB V PENUTUP ..................................................................................... 66

A. Kesimpulan ............................................................................... 66

B. Saran ........................................................................................ 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa hanya dicapai melalui penataan pendidikan yang

baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan itu diharapkan dapat meningkatkan

harkat dan martabat manusia Indonesia. Untuk mencapai itu, pendidikan harus

adaptif terhadap perubahan zaman. Dalam konteks pembaharuan pendidikan, ada

3 isu utama yang perlu disoroti, yaitu pembaharuan kurikulum, peningkatan

kualitas pembelajaran dan efektifitas metode pembelajaran. Kurikulum

pendidikan harus komprehensif dan responsif terhadap dinamika sosial, relevan,

dan mampu mengakomodasikan keberagaman keperluan dan kemajuan teknologi.

Kualitas pembelajaran harus ditingkatkan untuk meningkatkan kualitas hasil

pendidikan. Oleh karena itu, harus ditemukan strategi atau pendekatan

pembelajaran yang efektif dikelas, yang lebih memberdayakan potensi siswa.

Ketiga hal itulah yang sekarang menjadi fokus pembaharuan pendidikan di

Indonesia.

Pendidikan memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan kemajuan

ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai-nilai manusia, baik

sebagai makhluk sosial maupun sebagai makhluk religius. Mengingat pendidikan

selalu berkenaan dengan upaya pembinaan manusia, maka keberhasilan

pendidikan sangat bergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang

paling menentukan berhasilnya pendidikan adalah pelaksanaan pendidikan, yaitu

guru. Gurulah ujung tombak pendidikan sebab guru secara langsung berupaya

mempengaruhi, membimbing, membina, dan mengembangkan kemampuan siswa

agar menjadi manusia yang cerdas, terampil, dan bermoral tinggi.

Inilah hakikat pendidikan sebagai usaha memanusiakan manusia. Sebagai

ujung tombak, guru dituntut memiliki kemampuan dasar yang diperlukan sebagai

pendidik dan pengajar. Kemampuan tersebut tercermin dalam kompetensi guru.

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

2

Sebagai pengajar paling tidak guru harus menguasai bahan yang diajarkannya dan

terampil dalam hal cara mengajarkannya. Bahan yang harus diajarkan oleh guru

tercermin dalam kurikulum (program belajar bagi siswa), sedangkan cara

mengajarkan bahan tercermin atau berkaitan dengan proses belajar mengajar.

Proses belajar mengajar terjadi manakala ada interaksi antara guru dengan

siswa dan antara siswa dengan siswa. Dalam interaksi tersebut guru memerankan

fungsi sebagai pengajar atau pemimpin belajar atau fasilitator belajar, sedangkan

siswa berperan sebagai pelajar atau individu yang belajar. Keterpaduan kedua

fungsi tersebut mengacu kepada tujuan yang sama, yakni memanusiakan siswa

yang secara operasional tercermin dalam tujuan pendidikan dan tujuan

pengajaran, yang sekarang dikenal dengan istilah standar kompetensi, kompetensi

dasar dan indikator hasil belajar.

Belajar-mengajar sebagai suatu proses memerlukan perencanaan yang

saksama dan sistematis agar dapat dilaksanakan secara realistis. Perencanaan

tersebut dibuat oleh guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar yang

disebut dengan rancangan/skenario pembelajaran (RP) dan silabus.

Pendidik dituntut untuk benar-benar mengetahui dan mengerti metode

yang cocok dalam proses belajar mengajar yang disesuaiakan dengan kondisi dan

kemampuan peserta didik yang akhirnya pendidikan itu bisa mencapai tujuan

yang diinginkan serta mendapatkan hasil yang maksimal.

Penguasaan terhadap metodologi pengajaran adalah merupakan salah satupersyaratan bagi seorang tenaga pendidik yang profesional. Seorang tenagapendidik yang profesional selain harus menguasai mata pelajaran yang akandiajarkan, juga harus menguasai metodologi pembelajaran. Di dalammetodologi pembelajaran ini diajarkan tentang teknik mengajar (TeachingSkill) yang efektif yang dibangun berdasarkan teori-teori pendidikan serta ilmudidaktik, metodik dan pedagogik.1

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Bab I pasal 1 menjelaskan

bahwa pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru.

Menurut Ahmad Tafsir yang dikutip oleh Nurfuadi mengemukanan bahwa “guru

1 Abudin Nata, Manajemen Pendidikan: Mengatasi kelemahan Pendidikan Islam diIndonesia, (Jakarta: Kencana, 2003), h. 29-30

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

3

adalah orang-orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik

dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi anak didik, baik potensi

afektif, kognitif maupun psikomotorik”.2

Berdasarkan dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan di SD Islam An-

Nizomiyah ternyata masih ditemukan bahwa metode pembelajaran PAI yang

digunakan belum sesuai yang diharapkan. Metode yang digunakan masih

monoton dan klasik seperti ceramah dan hafalan. Sehingga peserta didik tampak

jenuh yang ditunjukkan dengan respon yang rendah acuh tak acuh selama

mengikuti proses pembelajaran. Dari segi hasil belajar siswa data yang diperoleh

dari guru mata pelajaran PAI didapat bahwa rata-rata nilai ulangan harian siswa

kelas V 67,5. Nilai tersebut masih dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal)

yang ditetapkan oleh sekolah yaitu 70. Oleh karena itu, diperlukan berbagai

upaya, inovasi dan kreativitas dalam penerapan pembelajaran PAI sehingga tujuan

pembelajaran PAI bisa tercapai sesuai yang diharapkan bersama.

Dari uraian di atas, dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa masih

tergolong rendah. Selain itu bahwa metode pembelajaran PAI yang digunakan

monoton dan klasik seperti ceramah dan hafalan.

Pembelajaran di sekolah tidak hanya difokuskan pada pemberian

pembekalan kemampuan pengetahuan yang bersifat teoritis saja, akan tetapi

bagaimana agar pengalaman belajar yang dimiliki siswa senantiasa terkait dengan

permasalahan-permasalahan aktual yang terjadi di lingkungannya. Untuk

mengaitkan setiap materi atau topik pembelajaran dengan kehidupan nyata yaitu

dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual.

Berdasarkan kenyataan tersebut peneliti berinisiatif untuk melakukanpenelitian tindakan kelas berupa pemberian tindakan melalui pembelajaran yangmengajak peserta didik lebih aktif dalam proses pembelajaran. Alternatif yangdipilih adalah dengan menggunakan model pembelajaran kontekstual. Untuk itupeneliti menganggap penting untuk melakukan penelitian dengan judul“Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Dalam Meningkatkan HasilBelajar Pendidikan Agama Islam Pada Siswa SD Islam An-Nizomiyah”.

2 Nurfuadi, Profesionalisme Guru, (Purwokerto: STAIN Press, 2012), Cet. I, h. 54

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

4

B. Identifikasi Masalah

1. Peran guru sebagai fasilitator kurang optimal sehingga kemampuan siswa

kurang berkembang.

2. Strategi pembelajaran yang monoton menyebabkan siswa kurang minat

belajar.

3. Siswa kurang aktif karena guru tidak melibatkan siswa secara aktif dalam

proses pembelajaran.

4. Pembelajaran yang masih bersifat teoritis dan masih jauh dari konteks

nyata.

5. Ketidaktepatan pemilihan model dan metode dalam proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

C. Pembatasan Masalah

Dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah tugas utama seorang guru

adalah memfasilitasi agar anak mampu melakukan proses asimilasi dan proses

akomodasi, karena setiap anak memiliki kecendrungan untuk belajar hal-hal yang

baru dan penuh tantangan. Kegemaran anak adalah mencoba hal-hal yang

dianggap aneh dan baru. Belajar bagi mereka adalah mencoba memecahkan setiap

persoalan yang menantang. Dengan demikian, guru berperan dalam memilih

bahan-bahan belajar yang dianggap penting untuk dipelajari siswa.

Siswa dalam pembelajaran kontekstual dipandang sebagai individu yang

sedang berkembang. Kemapuan belajar seseorang akan dipengaruhi oleh tingkat

perkembangan dan keluasan pengalaman yang dimilkinya. Anak bukanlah orang

dewasa dalam bentuk kecil, melainkan organisme yang sedang berada dalam

tahap-tahap perkembangan dan pengalaman mereka. Dengan demikian, peran

guru bukanlah sebagai instruktur atau penguasa yang memaksakan kehendak

melainkan guru adalah pembimbing siswa agar mereka bisa belajar sesuai dengan

tahap perkembangannya.

Permasalahan dalam judul di atas sangatlah luas maka dari itu, penulis

membatasi penulisan skripsi ini pada masalah: “Pendekatan pembelajaran yang

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

5

digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kontekstual (CTL) dan hasil

belajar siswa”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalan

sebagai berikut:

a. Bagaimanakah penerapan model pembelajaran kontekstual dalam upaya

meningkatkan hasil belajar PAI pada peserta didik kelas V SD Islam An-

Nizomiyah?

b. Apakah penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hasil belajar

PAI pada peserta didik kelas V SD Islam An-Nizomiyah?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini ialah untuk:

a. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kontekstual dalam upaya

meningkatkan hasil belajar PAI pada peserta didik kelas V SD Islam An-

Nizomiyah.

b. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar peserta didik kelas V SD Islam

An-Nizomiyah pada mata pelajaran PAI melalui penerapan pembelajaran

kontekstual.

2. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini, diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

a. Manfaat praktis

1) Bagi peserta didik dapat memberikan sikap positif dan meningkatkan

pemahaman terhadap mata pelajaran pendidikan agama Islam.

2) Bagi peneliti dapat menambah pengalaman praktis di bidang penelitian

dan pengalaman secara langsung penerapan pembelajaran kontekstual

dalam pembelajaran PAI.

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

6

b. Manfaat teoritis

1) Bagi guru PAI sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan metode dan

teknik untuk meningkatan hasil belajar peserta didik serta sebagai motivasi

untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi pembelajaran yang

sesuai dan bervariasi terhadap mata pelajaran PAI.

2) Bagi pemerhati pendidikan sebagai sumbangan pemikiran dan bahan

masukan dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran PAI.

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Kontekstual

1. Pengertian Pembelajaran Kontekstual

Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran atau lebih terkenal dengansebutan Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konseppembelajaran yang membantu guru untuk mengaitkan antara materi ajardengan situasi dunia nyata si siswa, yang dapat mendorong siswa membuathubungan antara pengetahuan yang diepalajari dengan penerapannya dalamkehidupan para siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat.1

Pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) merupakan

konsep belajar yang dapat membantu guru mengaitkan antara materi yang

diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat

hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan masyarakat.

Untuk memperkuat dimilikinya pengalaman belajar yang aplikatif bagi

siswa, tentu saja diperlukan pembelajaran yang lebih banyak memberikan

kesempatan kepada siswa untuk melakukan, mencoba, dan mengalami sendiri

(learning to do), dan bahkan sekedar pendengar yang pasif sebagaimana penerima

terhadap semua informasi yang disampaikan guru. Oleh sebab itu, melalui

pembelajaran kontekstual, mengajar bukan transformasi pengetahuan dari guru

kepada siswa dengan menghafal sejumlah konsep-konsep yang sepertinya terlepas

dari kehidupan nyata, akan tetapi lebih ditekankan pada upaya memfasilitasi siswa

untuk mencari kemampuan untuk bisa hidup (life skill) dari apa yang

dipelajarinya. Dengan demikian, pembelajaran akan lebih bermakna, sekolah lebih

dekat dengan lingkungan masyarakat (bukan dekat dari segi fisik), akan tetapi

secara fungsional apa yang dipelajari di sekolah senantiasa bersentuhan dengan

1 Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press,2011), h. 222

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

8

situasi dan permasalahan kehidupan yang terjadi di lingkungannya (keluarga dan

masyarakat).2

Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah

suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan

siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan

menghubungkannya dengan situasi kehidupan yang nyata sehinggga mendorong

siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Pembelajaran

kompetensi merupakan suatu sistem atau pendekatan pembelajaran yang bersifat

holistik (menyeluruh), teridri dari berbagai komponen yang saling terkait, apabila

dilaksanakan masing-masing memberikan dampak sesuai dengan peranannya.

Paparan pengertian pembelajaran kontekstual di atas dapat diperjelas

sebagai berikut. Pertama, pembelajaran kontekstual menekankan kepada proses

keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar

beroreantasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam

konteks pembelajaran kontekstual tidak mengharapkan agar siswa hanya

menerima pelajaran akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi

pelajaran.

Kedua, pembelajaran kontekstual mendorong agar siswa dapat

menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan

nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman

belajar di sekolah dengan kehidupan nyata di masyarakat. Hal ini akan

memperkuat dugaan bahwa materi yang telah dipelajari akan tetap tertanam erat

dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.

Ketiga, pembelajaran kompetensi mendorong siswa untuk dapat

menerapkannya dalam kehidupan, artinya pembelajaran kompetensi tidak hanya

mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi

bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilaku dalam kehidupan sehari-

2 Rusman, Model-model Pembelajaran (Mengembangkan Profesionalisme Guru), (Jakarta:Rajawali Press, 2013), h. 189

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

9

hari. Materi pelajaran di sini bukan ditumpuk di otak dan kemudian dilupakan

akan tetapi sebagai bekal mereka dalam mengarungi bahtera kehidupan nyata.3

Sementara itu, Howey R, Keneth (2001) yang dikutip oleh Rusman

mendefinisikan CTL sebagai berikut:

Contextual teaching is teaching that enables learning in wich studentemploy their academic understanding and abilities in a variety of in-andout of school context to solve simulated or real world problems, bothalone and with others.

(CTL adalah pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses belajardi mana siswa menggunakan pemahaman dan kemampuan akademiknyadalam berbagai konteks dalam dan luar sekolah untuk memecahkanmasalah yang bersifat simulatif ataupun nyata, baik sendiri-sendiri maupunbersama-sama).4

Sistem CTL adalah proses pendidikan yang bertujuan membantu siswa

melihat makna dalam materi akademik yang mereka pelajari dengan jalan

menghubungkan mata pelajaran akademik dengan isi kehidupan sehari-hari, yaitu

dengan konteks kehidupan pribadi, sosial, dan budaya.

Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah salah satu pendekatan

pembelajaran yang menekankan pentingnya lingkungan alamiah itu diciptakan

dalam proses belajar agar kelas lebih hidup dan lebih bermakna karena siswa

mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, pendekatan Contextual Teaching and

Learning (CTL) memungkinkan siswa untuk menguatkan, memperluas, dan

menerapkan pengetahuan dan ketrampilan akademik mereka dalam berbagai

macam tatanan kehidupan baik disekolah maupun diluar sekolah. Selain itu, siswa

dilatih untuk dapat memecahkan masalah yang mereka hadapi dalam suatu situasi.

Pembelajaran Contextual Teaching and Learning (CTL) apabila

diterapkan dengan benar, diharapkan siswa akan berlatih untuk dapat

menghubungkan apa yang diperoleh di kelas dengan kehidupan dunia nyata yang

ada dilingkungannya. Untuk itu, guru perlu memahami konsep pendekatan

3 Udin Syaefudin Sa’ud, Ph.D., Inovasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), h. 162-1634 Rusman, op.cit., h. 189-190

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

10

Contextual Teaching and Learning (CTL) terlebih dahulu dan dapat

menerapkannya dengan benar. Agar siswa dapat belajar lebih efektif, guru perlu

mendapat informasi tentang konsep-konsep pembelajaran Contextual Teaching

and Learning (CTL) dan penerapannya.

2. Komponen Pembelajaran Kontekstual

Komponen pembelajaran kontekstual menurut Johnson B. Elaine yang

dikutip oleh Rusman meliputi: (1) Menjalin hubungan-hubungan yang bermakna

(making meaningful connections); (2) mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang

berarti (doing significant work), (3) melakukan proses belajar yang diatur sendiri

(self-regulated learning); (4) mengadakan kolaborasi (collaborating); (5) berpikir

kritis dan kreatif (critical and creative thinking); (6) memberikan layanan secara

individual (nurturing the individual); (7) mengupayakan pencapaian standar yang

tinggi (reaching high standars); dan (8) menggunakan asesmen autentik (using

authentic assessment).5

3. Karakteristik Pembelajaran Kontekstual

Ada tujuh komponen utama pembelajaran yang mendasari penerapan

pembelajaran kontekstual dikelas. Ketujuh komponen utama itu adalah

konstruktivisme (construktivism), menemukan (inquiry), bertanya (questioning),

masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi

(reflection) dan penilaian sebenarnya (authentic assesment). Sebuah kelas

dikatakan menggunakan pembelajaran kontekstual jika menerapkan ketujuh

komponen tersebut dalam pembelajarannya. Dan, untuk melaksanakan hal itu

tidak sulit! Pembelajaran kontekstual dapat diterapkan dalam kurikulum apa saja,

bidang studi apa saja dan kelas yang bagaimanpun keadaannya.

Masing-masing komponen pembelajaran kontekstual dapat diuraikan

sebagai berikut:

5 Ibid., h. 192

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

11

a. Konstruktivisme (Construktivism)

Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) dalam CTL,yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit yanghasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas. Pengetahuan bukanlahseperangkan fakta, konsep atau kaidah yang siap untuk diambil dandiingat. Manusia harus membangun pengetahuan itu memberi maknamelalui pengalaman yang nyata. Batasan konstruktivisme di atasmemberikan penekanan bahwa konsep bukanlah tidak penting sebagaibagian integral dari pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh siswa,akan tetapi bagaimana dari setiap konsep atau pengetahuan yang dimilikisiswa itu dapat memberikan pedoman nyata terhadap siswa untukdiaktualisasikan dalam kondisi nyata.6

Pendekatan konstruktivisme merupakan salah satu pandangan tentang

proses pembelajaran yang menyatakan bahwa dalam proses memperoleh

pengetahuan diawali dengan terjadinya konflik kognitif, yang hanya dapat

diatasi melalui pengetahuan diri. Pada akhir proses belajar, pengetahuan akan

dibangun sendiri oleh anak didik melalui pengalamannya dari hasil interaktif

dengan lingkungannya. Konflik kognitif tersebut terjadi saat interaksi antara

konsepsi awal yang telah dimiliki siswa dengan fenomena baru yang dapat

diintegrasikan begitu saja, sehingga diperlukan perubahan/modifikasi struktur

kognitif untuk mencapai keseimbangan. Peristiwa ini akan terjadi secara

berkelanjutan selama siswa menerima pengetahuan baru.7

Belajar lebih dari sekedar mengingat. Bagi siswa untuk benar-benar

mengerti dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan, mereka harus bekerja

untuk memecahkan masalah, menemukan sesuatu bagi dirinya sendiri dan

selalu bergulat dengan ide-ide. Tugas pendidik tidak hanya menuangkan atau

menjejalkan sejumlah informasi kedalam benak siswa, tetapi mengusahakan

bagaimana agar konsep-konsep penting dan sangat berguna tertanam kuat

dalam benak siswa.

6 Ibid., h. 1937 Udin Syaefudin Sa’ud, op.cit., h. 169

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

12

b. Menemukan (Inquiry)

Asas inkuiri merupakan proses pembelajaran berdasarkan pada

pencarian dan penemuan melalui proses berpikir secara sistematis.

Pengetahuan bukanlah sejumlah fakta hasil dari mengingat, akan tetapi hasil

dari proses menemukan sendiri. Tindakan guru bukanlah untuk

mempersiapkan anak untuk menghafalkan sejumlah materi akan tetapi

merancang pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan sendiri

materi yang harus dipahami. Belajar merupakan proses mental seseorang yang

tidak terjadi secara mekanis, akan tetapi perkembangan diarahkan pada

intelektual, mental emosional, dan kemampuan individu yang utuh.8

Menemukan merupakan kegiatan inti dari CTL, melalui upaya

menemukan akan memberikan penegasan bahwa pengetahuan dan

keterampilan serta kemampuan-kemampuan lain yang diperlukan bukan

merupakan hasil dari mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi merupakan

hasil menemukan sendiri.9

Proses belajar adalah proses menemukan. Langkah-langkah atau kunci

inkuiri meliputi:

1) Merumuskan masalah;2) Mengamati atau melakukan observasi, termasuk membaca buku,

mengumpulkan informasi;3) Menganalisis dan menyajikan hasil karya dalam tulisan laporan,

gambar, tabel dan sebagainya;4) Menyajikan, mengomunikasikan hasil karyawan di depan guru, teman

sekelas atau audien yang lain.10

c. Bertanya (Questioning)

Pengetahuan yang dimiliki seorang, umumnya tidak lepas dari

aktivitas bertanya. Bertanya merupakan salah satu strategi penting dalam

CTL. Bagi siswa, bertanya menunjukkan ada perhatian terhadap materi yang

8 Ibid.9 Rusman, op.cit., h. 19410 Sardiman A.M., op.cit., h. 224

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

13

dipelajari dan ada upaya untuk menemukan jawab sebagai bentuk

pengetahuan. Bagi guru, bertanya adalah upaya mengaktifkan siswa. Dalam

proses pembelajaran, kegiatan bertanya berguna untuk:

1) Menggali informasi;2) Mengecek pemahaman siswa;3) Membangkitkan respons para siswa;4) Mengetahui sejauhmana keingintahuan siswa;5) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui siswa;6) Memfokuskan perhatian siswa pada sesuatu yang dikehendaki guru;7) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari siswa;8) Menyegarkan kembali pengetahuan siswa.11

Penerapan unsur bertanya dalam CTL harus difasilitasi oleh guru,kebiasaan siswa untuk bertanya atau kemampuan guru dalam menggunakanpertanyaan yang baik akan mendorong pada peningkatan kualitas danproduktivitas pembelajaran. Seperti pada tahapan sebelumnya,berkembangnya kemampuan dan keinginan untuk bertanya, sangatdipengaruhi oleh suasana pembelajaran yang dikembangkan oleh guru. Dalamimplementasi CTL, pertanyaan yang diajukan oleh guru atau siswa harusdijadikan alat atau pendekatan untuk menggali informasi atau sumber belajaryang ada kaitannya dengan kehidupan nyata. Dengan kata lain, tugas bagiguru adalah membimbing siswa melalui pertanyaan yang diajukan untukmencari dan menemukan kaitan antara konsep yang dipelajari dalam kaitandengan kehidupan nyata.12

Ilmu pengetahuan bisa berkembang dari kegiatan 'bertanya'. Jadibiasakan anak untuk bertanya. Aktifitas bertanya ditemukan ketika siswaberdiskusi, bekerja dalam kelompok, ketika menemui kesulitan ketikamengamati dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan itu akan menumbuhkandorongan untuk bertanya.

d. Masyarakat Belajar (Learning Community)

Maksud dari masyarakat belajar adalah membiasakan siswa untukmelakukan kerja sama dan memanfaatkan sumber belajar dari teman-teman belajarnya. Seperti yang disarankan dalam learning community,

11 Ibid., h. 224-22512 Rusman, op.cit., h. 195

Page 22: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

14

bahwa hasil pembelajaran diperoleh dari kerja sama dengan orang lainmelalui berbagai pengalaman (sharing). Melalui sharing ini anakdibiasakan untuk saling memberi dan menerima, sifat ketergantungan yangpositif dalam learning community dikembangkan.13

Pengembangan learning community, akan senantiasa mendorong

terjadinya proses komunikasi multi arah. Masing-masing pihak yang

melakukan kegiatan belajar dapat menjadi sumber belajar.14

Pada dasarnya learning community atau masyarakat belajar

mengandung arti sebagai berikut: (1) adanya kelompok belajar yang

berkomunikasi untuk berbagai gagasan dan pengalaman; (2) ada kerjasama

untuk memecahkan masalah; (3) pada umumnya hasil kerja kelompok lebih

baik dari pada secara individual; (4) ada rasa tanggung jawab kelompok

semua anggota dalam kelompok mempunyai tanggung jawab yang sama; (5)

upaya membangun motivasi belajar bagi anak yang belum mampu dapat

diadakan; (6) menciptakan situasi dan kondisi yang memungkinkan seorang

anak belajar dengan anak lainnya; (7) ada rasa tanggung jawab dan kerja sama

antara anggota kelompok untuk saling memberi dan menerima; (8) ada

fasilitator/guru yang memandu proses belajar dalam kelompok; (9) harus ada

komunikasi dua arah atau multi arah; (10) ada kemauan untuk menerima

pendapat yang lebih baik; (11) ada kesediaan untuk menghargai pendapat

orang lain; (12) tidak ada kebenaran yang hanya satu saja; (13) dominasi

siswa-siswa yang pintar perlu diperhatikan agar yang lamban/lemah bisa pula

berperan; (14) siswa bertanya kepada teman-temannya itu sudah mengandung

arti learning community.

e. Pemodelan (Modeling)

Yang dimaksud modeling adalah proses pembelajaran dengan

memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh setiap siswa.

Guru biologi memberikan contoh bagaimana cara mengoperasikan

termometer, begitupun guru olah raga memberikan contoh model bagaimana

13 Ibid.14 Sardiman A.M., op.cit., h. 225

Page 23: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

15

cara bermain sepak bola, bagaimana guru kesenian memainkan alat musik.

Proses modeling tidak terbatas dari guru saja, tetapi dapat juga guru

memanfaatkan siswa yang memiliki kemampuan, dengan demikian siswa

dapat dianggap sebagai model. Di sini modeling merupakan asas yang cukup

penting dalam pembelajaran kontekstual, sebab melalui modeling siswa dapat

terhindar dari pembelajaran yang teoritis-abstrak yang mengundang terjadinya

verbalisme.15

f. Refleksi (Reflection)

Refleksi adalah cara berpikir tentang apa yang baru terjadi atau barudipelajari. Dengan kata lain refleksi adalah berpikir ke belakang tentangapa-apa yang sudah dilakukan di masa lalu, siswa mengedepankan apayang baru dipelajarinya sebagai struktur pengetahuan yang baru yangmerupakan pengayaan atau revisi dari pengetahuan sebelumnya. Pada saatrefleksi, siswa diberi kesempatan untuk mencerna, menimbang,membandingkan, menghayati, dan melakukan diskusi dengan dirinyasendiri (learning to be).16

g. Penilaian Sebenarnya (Authentic Assesment)

Tahap terakhir dari pembelajaran kontekstual adalah melakukan

penilaian. Penilaian sebagai bagian integral dari pembelajaran memiliki fungsi

yang amat menentukan untuk mendepatkan informasi kualitas proses dan hasil

pembelajaran melalui penerapan CTL. Penilaian adalah proses pengumpulan

berbagai data dan informasi yang bisa memberikan gambaran atau petunjuk

terhadap pengalaman belajar siswa.17

Penilaian menekankan pada proses pembelajaran, sehingga data yang

dikumpulkan diperoleh dari kegiatan nyata siswa saat melakukan proses

pembelajaran. Hal-hal yang dapat digunakan sebagai dasar penilaian misalnya

PR, kuis, presentasi, demonstrasi, laporan praktikum, hasil tes, karya tulis,

dsb.

15 Udin Syaefudin Sa’ud, op.cit., h. 17116 Rusman, op.cit., h. 19717 Ibid.

Page 24: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

16

Selain itu juga Udin Saefudin menerangkan bahwa terdapat lima

karakteristik penting dalam menggunakan prose pembelajaran kontekstual, yaitu:

a. Dalam CTL pembelajaran merupakan proses pengaktifan pengetahuan yang

sudah ada, artinya apa yang akan dipelajari tidak terlepas dari pengetahuan

yang sudah dipelajari, dengan demikian pengetahuan yang akan diperoleh

siswa adalah pengetahuan yang utuh yang memiliki keterkaitan satu sama lain.

b. Pembelajaran kontekstual adalah belajar dalam rangka memperoleh dan

menambah pengetahuan baru, yang diperoleh dengan cara deduktif, artinya

pembelajaran dimulai dengan cara mempelajari secara keseluruhan, kemudian

memperhatikan detailnya.

c. Pemahaman pengetahuan, artinya pengetahuan yang diperoleh bukan untuk

dihafal tapi untuk dipahami dan diyakini, misalnya dengan cara meminta

tanggapan dari yang lain tentang pengetahuan yang diperolehnya dan

berdasarkan tanggapan tersebut baru pengetahuan itu dikembangkan.

d. Mempraktekkan pengetahuan dan pengalaman tersebut, artinya pengetahuan

dan pengalaman yang diperolehnya harus dapat diaplikasikan dalam

kehidupan siswa, sehingga tampak perubahan perilaku siswa.

e. Melakukan refleksi terhadap strategi pengembangan pengetahuan. Hal ini

dilakukan sebagai umpan balik untuk proses perbaikan dan penyempurnaan

strategi.18

4. Skenario Pembelajaran Kontekstual

Sebelum melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan CTL, tentu

saja terlebih dahulu guru membuat desain (skenario) pembelajarannya. Sebagai

pedoman umum dan sekaligus sebagal alat kontrol dalam pelaksanaannya. Pada

intinya pengembangan setiap komponen CTL tersebut dalam pembelajaran dapat

dilakukan sebagai berikut:

a. Mengembangkan pemikiran siswa untuk melakukan kegiatan belajar lebih

bermakna apakah dengan cara bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan

18 Udin Syaefudin Sa’ud, op.cit., h. 163-164

Page 25: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

17

mengonstruksi sendiri pengetahuan dan keterampilan baru yang harus

dimilikinya.

b. Melaksanakan sejauh mungkin kegiatan inquiry untuk semua topik yang

diajarkan.

c. Mengembangkan sifat ingin tahu siswa melalui memunculkan pertanyaan-

pertanyaan.

d. Menciptakan masyarakat belajar, seperti melalui kegiatan kelompok

berdiskusi, tanya jawab, dan lain sebagainya.

e. Menghadirkan model sebagai contoh pembelajaran, bisa melalui ilustrasi,

model, bahkan media yang sebenarnya.

f. Membiasakan anak untuk melakukan refleksi dari setiap kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan.

g. Melakukan penilaian secara objektif, yaitu menilai kemampuan yang

sebenarnya pada setiap siswa.19

Dalam pembelajaran kontekstual program pembelajaran merupakan

rencana kegiatan kelas yang dirancang oleh guru, yaitu dalam bentuk skenario

tahap demi tahap tentang apa yang akan dilakukan bersama siswa selama

berlangsungnya proses pembelajaran. Dalam program tersebut harus tercermin

penerapan dari ketujuh komponen CTL dengan jelas, sehingga setiap guru

memiliki kesiapan yang utuh mengenai rencana yang akan dilaksanakan dalam

membimbing kegiatan belajar-mengajar di kelas.20

B. Hasil Belajar

Manusia, menurut hakikatnya adalah makhluk belajar. Ia lahir tanpa

memiliki pengetahuan, sikap, dan kecakapan apapun. Kemudian, tumbuh dan

berkembang menjadi mengetahui, mengenal, dan menguasai banyak hal. Itu

terjadi karena ia belajar dengan menggunakan potensi dan kapasitas diri yang

telah dianugerahkan Allah kepadanya. Tuhan memberi potensi yang bersifat

19 Rusman, op.cit., h. 199-20020 Ibid.

Page 26: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

18

jasmani dan rohani untuk belajar dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan

teknologi untuk kemaslahatan umat manusia. Sebagaimana Firman Allah SWT

dalam Al-Qur’an Surat An-Nahl ayat: 78 yang berbunyi:

واللھ أخرجكم من بطون أمھاتكم لا تعلمون شیئا وجعل لكم السمع والأبصار والأفئدة لعلكم تشكرون

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidakmengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan danhati, agar kamu bersyukur” (QS. An-Nahl: 78)

Orang yang tidak mau belajar dengan tidak memanfaatkan potensi dan

kapasitasnya berarti menjauhi hakikatnya sebagai manusia. Potensipotensi

tersebut terdapat dalam organ-organ fisio-psikis manusia yaitu indera penglihat

(mata), indera pendengar (telinga) dan akal yang berfungsi sebagai alat-alat

penting untuk melakukan kegiatan belajar.

Drs. Slameto merumuskan pengertian tentang belajar. Menurutnya belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman

individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.21

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.22

Seorang belajar bila ia ingin melakukan suatu kegiatan sehingga

kelakuannya berubah. Ia dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat

dilakukannya. Ia menghadapi sutuasi dengan cara lain. Kelakuan harus kita

pandang dalam arti yang luas yang meliputi pengamatan, pengenalan, perbuatan,

keterampilan, minat, penghargaan, sikap, dan lain-lain. Jadi belajar tidak hanya

mengenai bidang intelektual saja, akan tetapi seluruh pribadi anak, kognitif,

efektif, maupun psikomotor.23

21 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet. 3, h. 1322 Ibid.23 Nasution, Asas-Asas Kurikulum, (Jakarta: Bumi Aksara, 2011), Cet. 11, h. 59

Page 27: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

19

Menurut Winkel yang dikutip oleh Purwanto menjelaskan bahwa hasil

belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan

tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan

pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup

aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.24

Hasil belajar dapat dilihat ketika siswa mencapai tujuan-tujuan pengajaran

berupa aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Ketiga komponen tersebut

merupakan satu kesatuan dan saling menunjang antara satu dengan yang lain.

Domain hasil belajar adalah perilaku-perilaku kejiwaan yang akan diubah dalam

proses pendidikan. Perilaku kejiwaan tersebut dibagi menjadi 3 domain yaitu:25

Tabel 2.1Domain Hasil Belajar

INPUT PROSES HASILSiswa Proses belajar mengajar Siswa

1. Kognitif 1. Kognitif

2. Afektif 2. Afektif

3. Psikomotorik 3. Psikomotorik

Potensi perilaku yangdapat diubah

Usaha mengubahperilaku

Perilaku yang telahberubah

1. Efek pengajaran

2. Efek pengiring

Tiga ranah hasil belajar tersebut dapat disebutkan sebagai berikut :

a. Kognitif Domain :

1) Remembering (Mengingat).

2) Understanding (memahami).

3) Applying (menerapkan)

4) Analysing (menganalisis).

5) Evaluation (mengevaluasi).

24 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 4525 Ibid., h. 49

Page 28: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

20

6) Creating (menciptakan).

b. Affective Domain :

1) Receiving (sikap menerima).

2) Responding (memberikan respon).

3) Valuing (nilai).

4) Organization (organisasi).

5) Characterization (karakterisasi).

c. Psychomotor Domain:

1) Initiatory level.

2) Pre-routine level.

3) Rountinized level.26

Benjamin S. Bloom berpendapat tiga ranah hasil belajar adalah kognitif,

afektif dan psikomotorik.

1) Ranah kognitif “berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiridari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi,analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitiftingkat rendah dan keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkattinggi.”

2) Ranah afektif “berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yaknipenerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi”.

3) Ranah psikomotoris “berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dankemampuan bertindak. Ada enam aspek raah psikomotoris, yakni (a) gerakreflek, (b) keterampilan gerakan dasar, (c) gerakan keterampilankompleks, dan (f) gerakan ekspresif dan interpretatif”.27

Berdasarkan pendapat para ahli mengenai hasil belajar, penulis dapat

menyimpulkan bahwa hasil belajar ialah tingkat penguasaan seseorang yang

mencakup ranah kognitif, afektif dan psikomotorik sebagai akibat dari proses

belajar yang telah diuji, salah satunya ialah dengan memberikan tes. Hasil tes

mempunyai fungsi yaitu sebagai umpan balik bagi perbaikan proses belajar

mengajar serta dapat memberikan gambaran kemajuan bagi siswa.

26 Sardiman A.M., op.cit., h. 23-2427 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009), Cet. ke-14, h. 22-23

Page 29: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

21

C. Pendidikan Agama Islam

1. Definisi Pendidikan Agama Islam

Dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa “pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik

secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”.28

Menurut Ahmad D. Marimba yang dikutip dari bukunya Hasbullah,

mengemukakan pendidikan adalah bimbingan secara sadar oleh si pendidik

terhadap perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya

kepribadian yang utama.29

Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwasannya pendidikan

merupakan usaha sadar yang diberikan seorang pendidik untuk menggali dan

mengembangkan potensi jasmani dan rohani peserta didik agar sebagai manusia

mencapai keselamatan dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.

Agama adalah kepercayaan kepada Tuhan yang dinyatakan dengan

mengadakan hubungan dengan Dia melalui upacara, penyembahan dan

permohonan dan membentuk sikap hidup manusia menurut atau berdasarkan

ajaran agama itu.30

Islam kata turunan (jadian) yang berarti ketundukan, ketaatan, kepatuhan

(kepada Allah) berasal dari kata salama artinya patuh atau menerima; berakar dari

huruf sin lam mim. Kata dasarnya adalah salama yang berarti sejahtera, tidak

tercela, ridak bercacat. Dari kata itu terbentuk kata masdar salamat (yang dalam

bahasa Indonesia menjadi selamat). Dari uraian tersebut dapat disimpulkan Islam

28 Kemdikbud, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Pendidikan Nasional, h. 229 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 330 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2005), h. 40

Page 30: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

22

dari segi bahasa adalah kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, penyerahan (diri),

ketaatan dan kepatuhan.31

Menurut Zakiah Darajat yang dikutip dari bukunya Abdul Majid dan Dian

Andayani, pendidikan agama Islam adalah suatu usaha untuk membina dan

mengasuh peserta didik agar senantiasa dapat memahami ajaran Islam secara

menyeluruh. Lalu menghayati tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan

serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup.32

Dalam kurikulum PAI yang dikutip dari bukunya Abdul Majid dan Dian

Andayani, pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga

mengimani ajaran agama Islam dibarengi dengan tuntunan untuk menghormati

penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama

hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.

Berdasarkan definisi dan pengertian yang dikemukakan di atas dapat

ditarik kesimpulan bahwa, pendidikan agama Islam adalah usaha sadar dan

terencana berupa bimbingan dan asuhan terhadap pertumbuhan jasmani dan

rohani anak didik yang bertujuan untuk membentuk anak didik agar setelah

mereka memperoleh pendidikan itu anak didik dapat meyakini, memahami,

menghayati dan mengamalkan seluruh ajaran Islam sehingga mendapatkan

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan merupakan sasaran yang akan dicapai oleh seseorang yang

melakukan suatu kegiatan. Dalam bidang pendidikan tujuan merupakan faktor

yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan

itu. Demikian pula halnya dalam pendidikan agama, maka tujuan pendidikan

agama itulah yang hendak di capai dalam pelaksanaan pendidikan.

31 Ibid., h. 4932 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi:

Konsep Dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Rosda Karya, 2004), h. 130

Page 31: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

23

Pendidikan agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untukmenumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian danpemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman pesertadidik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terusberkembang dalam keimanan. Ketaqwaan, berbangsa dan bernegara sertauntuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.33

Dalam buku metodologi pengajaran agama Islam, Ahmad Tafsirmenyatakan, bahwa:

Tujuan pendidikan agama Islam harus meliputi aspek kognitif, afektif, danpsikomotorik. Untuk aspek kognitif tujuannya adalah mengembangkan ataumembina pemahaman agama Islam, agar siswa paham akan ajaran Islamtersebut. Pada aspek afektif tujuan yang ingin dicapai adalah siswa menerimaajaran Islam tersebut. Sedangkan pada aspek psikomotor, tujuan yang ingindicapai adalah agar siswa terampil melakukan ajaran Islam dalam kehidupansehari-hari.34

Dalam kurikulum Pendidikan Agama Islam disebutkan bahwa, Pendidikan

agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan

meningkatkan keimanan melalui pemberian dan penumpukan pengetahuan,

penghayatan, pengamalan serta penglaman peserta didik tentang agama Islam

sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,

ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada

jenjang pendidikan yang lebih tinggi.35

Tujuan pendidikan merupakan hal yang dominan dalam pendidikan,

menurut Breiter, bahwa pendidikan adalah persoalan tujuan dan fokus. Mendidik

anak berarti bertindak dengan tujuan agar mempengaruhi perkembangan anak

sebagai seseorang secara utuh.

Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun

tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak

dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai -nilai ini

33 Ibid., h. 13534 Ahmad Tafsir, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosda

Karya, 1997), h. 8635 Abdul Majid dan Dian Andayani, op.cit., h. 135

Page 32: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

24

juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia bagi anak didik yang

kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak.

3. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam

Ruang lingkup pendidikan agama Islam memiliki cakupan sangat luas,

karena ajaran Islam memuat ajaran tentang tata hidup yang meliputi seluruh aspek

kehidupan manusia, maka pendidikan agama Islam merupakan pengajaran tata

hidup yang berisi pedoman pokok yang digunakan oleh manusia dalam menjalani

kehidupannya di dunia ini dan untuk menyiapkan kehidupannya yang sejahtera di

akhirat nanti.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi aspek-aspek sebagai

berikut:

a. Al Qur’an dan Hadits

b. Aqidah

c. Akhlak

d. Fiqih

e. Tarikh dan Kebudayaan Islam.

Ruang lingkup tersebut materinya meliputi:

a. Al-Quran dan Hadits, meliputi:

1) Hafalan surat-surat pendek

2) Pengenalan huruf dan tanda baca Al-Quran

3) Membaca Al-Quran dengan tajwid

4) Menulis huruf Al-Quran

5) Surat-surat yang berkaitan dengan: ilmu pengetahuan, IPTEK, kejadian

manusia, alam semesta, buah-buahan, hewan, kesehatan dan lain-lain.

b. Ilmu Tauhid (aqidah), ruang lingkup materinya meliputi:

1) Rukun iman

2) Iman kepada Allah swt.

3) Iman kepada Malaikat-malaikat Allah swt.

4) Iman kepada para Rosul Allah swt.

Page 33: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

25

5) Iman kepada Kitab-kitab Allah swt.

6) Iman kepada Nabi Muhammad sebagai Rosul yang terakhir

7) Iman kepada hari akhir/kiamat

8) Iman kepada Qadha dan Qadar

c. Akhlak, meliputi:

1) Hal-hal yang berkaitan dengan adab

2) Sifat-sifat terpuji

3) Sifat-sifat tercela

4) Syukuran nikmat

5) Cinta ilmu pengetahuan

d. Fiqh, meliputi:

1) Syahadatain

2) Rukun Islam

3) Thaharah

4) Berwudlu

5) Salat fardhu

6) Azan dan Iqamah

7) Salat berjama’ah

8) Puasa

9) Zakat dan pajak

10) Haji dan Umrah

11) Makanan dan minuman

12) Penyembelihan hewan

13) Infak

14) Sumber hukum Islam

15) Wakaf

16) Mawaris

e. Tarikh Islam, meliputi:

1) Sejarah nabi Muhammada Saw

2) Khulafaurrasyidin

3) Sejarah pembukuan Islam

Page 34: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

26

4) Penyebaran Islam setelah Khulafaurrasyidin

5) Cendikiawan muslim36

4. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam

a. Dasar Yuridis/Hukum

Dasar pelaksanaan pendidikan agama berasal dari perundang-

undangan yang secara tidak langsung dapat menjadi pegangan dalam

melaksanakan pendidikan agama di sekolah secara formal. Dasar yuridis

formal tersebut terdiri dari empat macam, yaitu:

1) Dasar ideal, yaitu dasar falsafah Negara Pancasila, sila Pertama:Ketuhanan Yang Maha Esa.

2) Dasar struktural/kontitusioanl, yaitu UUD 45 dalam bab XI pasal 29 ayat 1dan 2, yang berbunyi: 1. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang MahaEsa 2. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memelukagama masing-masing dan beribadah menurut agama dan kepercayaannyaitu.

3) Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikann NasionalPasal 12 ayat 1 yang berbunyi: “setiap peserta didik pada setiap satuanpendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai dengan yangdianutnya dan diajarkan oleh pendidik yang seagama”.37

4) Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan NasionalPasal 37 ayat 1 dan 2 yang berbunyi “Kurikulum pendidikan dasar,menengah dan tinggi wajib memuat pendidikan agama”.38

b. Segi religius

Yang dimaksud dasar religius adalah dasar yang bersumber dari ajaran

Islam yang tertuang dalam al-Quran dan al-Hadits. Menurut ajaran Islam

pendidikan agama adalah perintah Tuhan dan merupakan perwujudan ibadah

kepada-Nya. Dalam al-Quran banyak ayat yang menunjukan perintah tersebut,

antara lain:

1) Q.S An Nahl ayat 125

ظة الحسنة وجادلھم بالتي ھي ادع إلى سبیل ربك بالحكمة والموع36 Hafni Ladjid, Pengembangan Kurikulum: Menuju Kurikulum Berbasis Kompetensi,

(Ciputat: Ciputat Press, 2005), h. 28-3037 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, op. cit., h. 838 Ibid., h. 20

Page 35: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

27

أحسن إن ربك ھو أعلم بمن ضل عن سبیلھ وھو أعلم بالمھتدینSerulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaranyang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. SesungguhnyaTuhan-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat darijalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapatpetunjuk.

2) Q.S Ali Imran ayat 104

یر ویأمرون بالمعروف وینھون عن ولتكن منكم أمة یدعون إلى الخ

المنكر وأولئك ھم المفلحونDan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyerukepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yangmungkar, merekalah orang-orang yang beruntung.

3) Al-Hadits

بلغوا عنى ولو ایة : عن عبد اهللا بن عمر وان النبي صلى اهللا علیھ وسلم)رواه البخارى(

Sampaikanlah ajaran kepada orang lain walaupu hanya sedikit.

c. Aspek psikologisPsikologis yaitu dasar yang berhubungan dengan aspek kejiwaan

kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan bahwa dalam hidupnya, manusiabaik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat dihadapkan padahal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram sehinggamemerlukan adanya pegangan hidup.

Semua manusia di dunia ini selalu membutuhkan adanya peganganhidup yang disebut agama. Mereka merasakan bahwa dalam jiwanya ada suatuperasaan yang mengakui adanya Zat yang Maha Kuasa, tempat merekaberlindung dan tempat mereka memohon pertolongan-Nya. Hal semacam initerjadi pada masyarakat yang masih primitif maupun masyarakat yang sudahmodern. Mereka merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapatmendekat dan mengabdi kepada Zat Yang Maha Kuasa.39

39 Abdul Majid, op. cit., h. 133

Page 36: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

28

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru

didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris

yang diperoleh melalui pengumpulan data.40

Hipotesis juga dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang

terkumpul.41

Berdasarkan uraian diatas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini

adalah melalui penerapan pembelajaran kontekstual maka hasil belajar peserta

didik SD Islam An-Nizomiyah Jakarta pada mata pelajaran Pendidikan agama

Islam dapat ditingkatkan.

40 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif Kualitatif dan R&D,(Bandung: Alfabeta, 2009), h. 96

41 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: RinekaCipta, 2013), h.110

Page 37: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Secara sederhana penelitian tindakan kelas dapat diartikan sebagai

penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan untuk

memperbaiki kualitas proses dan hasil belajar sekelompok peserta didik. Dalam

hal ini pengertian kelas tidak terbatas pada empat dinding kelas atau ruang kelas,

tetapi lebih pada adanya aktivitas belajar dua orang atau lebih peserta didik.1

Sedangkan menurut Hopkins (1993:44) yang dikutip oleh Rochiati

Wiriaatmadja, PTK adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur

penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam

disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang

terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.2

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan yang dilakukan

dengan tujuan memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran secara

berkesinambungan. PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang

terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi) ataupun output (hasil

belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di kelas.

Selanjutnya Suharsimi, Suhardjono, dan Supardi (2006) yang dikutip oleh

Mulyasa menjelaskan PTK dengan memisahkan kata-kata yang tergabung di

dalamnya, yakni: Penelitian + Tindakan + Kelas, dengan paparan sebagai berikut :

1. Penelitian, menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data

atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

menarik minat dan penting bagi peneliti.

1 Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012),h. 10

2 Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2012), h. 11

Page 38: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

30

2. Tindakan, menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan

dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan

untuk peserta didik.

3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam

pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang

pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud istilah kelas adalah sekelompok

peserta didik dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru

yang sama pula.3

PTK memiliki karakteristik tertentu yang membedakannya dengan jenis

penelitian yang lain. Semua penelitian memang berupaya untuk memecahkan

suatu problem. Dilihat dari segi problem yang harus dipecahkan, PTK memiliki

karakteristik penting, yaitu bahwa problema yang diangkat adalah problem yang

dihadapi oleh guru dikelas.

Berbagai karakteristik PTK yang membedakannya dari penelitian formal

yang lain dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Berawal dari kerisauan kinerja guru, situasional, praktis, dan secara langsung

berkaitan dengan pembelajaran.

2. Bertujuan memperbaiki, meningkatkan, dan memberikan kerangka kerja yang

teatur terhadap pemecahan masalah pembelajaran.

3. Fleksibel dan adaptif memungkinkan adanya perubahan selama masa

percobaan dan mengabaikan pengontrolan karena lebih menekankan sifat

tanggap, pengujian dan pembaruan dalam pembelajaran.

4. Kolaboratif dan partisipatif sehingga guru sebagai peneliti ambil bagian secaralangsung dalam melaksanakan penelitian.

5. Self-evaluatif, yaitu modifikasi secara kontinu dievaluasi dalam situasi yangada dengan tujuan akhirnya untuk memperbaiki dan meningkatkan praktikpembelajaran.

6. Fokus penelitiannya pada pembelajaran sehingga proses dan pengambilankeputusan biasanya dilakukan oleh guru atau bersama peserta didik secaradisentralisasi dan diregulasi.

3 Mulyasa, op.cit., h. 10-11

Page 39: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

31

7. Kooperatif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi atas tindakan antara

guru sebagai peneliti dan peserta didik.

8. Penelitian tindakan kelas mengembangkan pemberdayaan, demokrasi,

keadilan, kebebasan, dan kesempatan partisipatif sebagai berikut:

a. Melibatkan peserta didik;

b. Mengajarkan keadilan;

c. Memberikan kebebasan;

d. Mengembangkan potensi peserta didik.

9. Mengembangkan suatu model pembelajaran, baik sebagian maupun

menyeluruh.4

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa bentuk PTK benar-benar

berbeda dengan bentuk penelitian yang lain, baik itu penelitian yang

menggunakan paradigma kuantitatif maupun paradigma kualitatif. Oleh

karenanya, keberadaan bentuk PTK tidak perlu lagi diragukan, terutama sebagai

upaya memperkaya khasanah kegiatan penelitian yang dapat

dipertanggungjawabkan taraf keilmiahannya.

Tujuan PTK adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, bukan

untuk menghasilkan pengetahuan. Hasil dan penggunaan pengetahuan ini

berpangkal dan dikondisikan oleh tujuan utama tersebut. Peningkatan kualitas

pembelajaran mencakup penyadaran akan nilai-nilai yang akhirnya dapat

dilembagakan, misalnya peningkatan aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam

pembelajaran. Meskipun demikian, hasil akhir dari peningkatan kualitas

pembelajaran bukan merupakan jaminan proses awal yang benar.5

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu penelitian ini akan diadakan selama satu bulan terhitung mulai izin

penelitian secara lisan dan tertulis. Untuk pelaksanaannya akan dimulai pada

bulan Februari 2014 dan waktu pelaksanaan penelitian akan disesuaikan dengan

4 Ibid., h. 38-385 Ibid., h. 37

Page 40: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

32

jam pelajaran PAI pada kelas V yang digunakan sebagai obyek penelitian.

Sedangkan tempat penelitian di SD Islam An-Nizomiyah yang beralamat di jalan

Masjid Al Fajri No. 16A Pejaten Barat Pasar Minggu Jakarta Selatan.

C. Pelaksana dan Kolaborator

1. Pelaksana

Kehadiran peneliti di lapangan sebagai instrumen kunci penelitian mutlak

diperlukan karena terkait dengan desain penelitian yang dipilih adalah Penelitian

Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu dengan pendekatan kualitatif

jenis kolaboratif-partisipatoris.

Selama penelitian tindakan ini dilakukan, pelaksana dalam penelitian ini

adalah peneliti bertindak sebagai observer, pengumpul data, penganalisis data dan

sekaligus pelapor hasil penelitian. Dalam penelitian ini, kedudukan peneliti adalah

sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data dan

akhirnya pelapor hasil penelitian.

2. Kolaboratif

Menurut Rochiati “PTK adalah penelitian yang dilakukan secara

kolaboratif atau kerjasama antara Perguruan Tinggi (LPTK) dengan Sekolah.

Peneliti yang umumnya berasal dari LPTK atau Universitas, bekerjasama dengan

mitra guru selanjutnya secara partisipatif bekerjasama sepanjang penelitian

berlangsung”.6 Kolaborator dalam penelitian ini adalah guru mata pelajaran PAI.

D. Sumber Data dan Jenis Data

Terkait dengan penelitian ini yang akan dijadikan sebagai sumber data atau

subyek penelitian adalah peserta didik kelas V SD Islam An-Nizomiyah Pejaten

Barat, dimana peserta didik tersebut tidak hanya diperlukan sebagai obyek yang

dikenai tindakan, tetapi juga aktif dalam kegiatan yang dilakukan. Peneliti sebagai

pengamat sekaligus guru di dalam melakukan pembelajaran kontekstual.

6 Rochiati Wiriaatmadja, op.cit., h. 249

Page 41: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

33

Data penelitian ini mencakup:

1. Skor tes peserta didik dalam mengerjakan soal yang diberikan, hasil diskusi

pada saat pelajaran berlangsung dan hasil tes yang dilakukan pada setiap akhir

tindakan.

2. Hasil lembar observasi perilaku aktivitas peserta didik.

3. Hasil observasi dan catatan lapangan yang berkaitan dengan aktivitas peserta

didik pada pembelajaran PAI berlangsung.

Data penelitian ini berupa hasil pengamatan, kumpulan, pencatatanlapangan dan dokumentasi dari setiap tindakan perbaikan penggunaanpembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) pada bidang studiPAI dalam upaya meningkatkan prestasi belajar peserta didik kelas V di SD IslamAn-Nizomiyah. Data yang diperoleh dari penelitian tindakan ini ada yang bersifatkualitatif dan kuantitatif. Data yang bersifat kualitatif diperoleh dari dokumentasi,observasi dan interview, sedangkan data yang bersifat kuantitatif berasal darievaluasi pre test dan post test.

E. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang benar dan akurat dalam penelitian ini, maka

penulis menggunakan beberapa metode yang antara lain sebagai berikut:

1. Pengamatan (Observasi)

Salah satu alat pengumpul data terpenting dalam penelitian tindakan kelas

adalah pengamatan atau observasi. Kategorisasi dari fokus observasi dari kegiatan

kelas bisa umum bisa juga spesifik. Observasi umum dari kegiatan kelas akan

mengemukakan tanggapan peneliti yang subjektif sifatnya, sedangkan yang

khusus yang meliputi hal-hal yang sudah disepakati bersama dalam perencanaan,

data yang dihasilkan akan sangat membantu keperluan perkembangan sekolah.7

Adapun jenis observasi yang peneliti gunakan adalah:

a. Observasi Partisipatif

Dalam observasi ini, peneliti yang berperan sebagai pengamat penyerta

atau participant observer ikut serta dalam berbagai kegiatan pihak yang diamati,

7 Rochiati Wiriaatmadja, op.cit., h. 250

Page 42: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

34

dan segera mencatatkan apa yang terjadi dalam catatan lapangannya. Dalam

catatan ini termasuk juga komentar-komentar yang menafsirkan apa yang terjadi

berdasarkan persepsi peneliti.8

Selain peneliti ikut berpartisipasi dalam observasi, peneliti juga sekaligus

sebagai fasilitator. Sehingga peneliti juga turut mengarahkan peserta didik yang

diteliti untuk melaksanakan tindakan yang mengarah pada data yang diinginkan

oleh peneliti.

Dengan menggunakan metode ini, penulis mengamati secara langsung

terhadap obyek yang diselidiki. Metode ini digunakan untuk memperoleh data-

data tentang keadaan lokasi penelitian, kegiatan- kegiatan yang dilakukan peserta

didik dan lain-lain.

b. Observasi Aktivitas Kelas

Observasi aktivitas kelas merupakan suatu pengamatan langsung terhadap

peserta didik dengan memperhatikan tingkah lakunya dalam pembelajaran,

sehingga peneliti memperoleh gambaran suasana kelas dan peneliti dapat melihat

secara langsung tingkah laku peserta didik, kerja sama, serta komunikasi di antara

peserta didik dalam kelompok.

2. Dokumentasi

Ada macam-macam dokumen yang dapat membantu dalam

mengumpulkan data penelitian, yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam

penelitian tindakan kelas, diantaranya: Silabi dan rencana pelajaran, laporan

diskusi-diskusi tentang kurikulum, berbagai macam ujian dan tes, laporan rapat,

laporan tugas siswa, bagian-bagian dari buku teks yang digunakan dalam

pembelajaran.9

Dalam hal ini peneliti menggunakan dokumentasi untuk mendapatkan data

tentang profil SD Islam An-Nizomiyah Pejaten Barat yang mencangkup identitas

sekolah, visi misi sekolah, data peserta didik dan data penunjang lainnya.

8 Ibid., h. 1079 Ibid., h. 121

Page 43: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

35

3. Tes

Tes adalah merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk

mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan

yang sudah ditentukan. Untuk mengerjakan tes ini tergantung dari petunjuk yang

diberikan misalnya: melingkari salah satu huruf di depan pilihan jawaban,

menerangkan, mencoret jawaban yang salah, melakukan tugas atau suruhan,

menjawab secara lisan, dan sebagainya.10

Pengukuran tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil

belajar peserta didik. Tes tersebut juga sebagai salah satu rangkaian kegiatan

pembelajaran PAI dalam penerapan pembelajaran kontekstual.

Tes yang dimaksud meliputi tes awal atau tes pengetahuan pra syarat yang

akan digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep materi pelajaran sebelum

pemberian tindakan. Selanjutnya tes pengetahuan pra syarat tersebut juga akan

dijadikan acuan tambahan dalam mengelompokkan peserta didik dalam

kelompok-kelompok belajar, di samping menggunakan nilai ulangan harian

selanjutnya skor tes awal ini juga akan dijadikan sebagai skor awal bagi

penentuan poin perkembangan individu peserta didik.

Selain tes awal juga dilakukan tes pada setiap akhir tindakan, hasil tes ini

akan digunakan untuk mengetahui hasil belajar peserta didik terhadap materi

pelajaran PAI melalui penerapan pembelajaran kontekstual.

F. Analisis Data

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisis data

tersebut. Dalam analisis ini, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Analisis hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran melalui

pendekatan kontekstual pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

Adapun kriteria penilaian untuk lembar pengamatan aktivitas peserta didik

adalah sebagai berikut:

10 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.67

Page 44: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

36

a. Penilaian pertama apabila banyaknya peserta didik yang melakukan

aktivitas terhitung 25% dari jumlah yang hadir, berarti penilaian peserta

didik dalam pembelajaran masih tergolong kurang (disimbolkan dengan

huruf D).

b. Penilaian kedua apabila banyaknya peserta didik yang melakukan aktivitas

terhitung 25% - 50% dari jumlah yang hadir, berarti penilaian peserta

didik dalam pembelajaran tergolong cukup (disimbolkan dengan huruf C).

c. Penilaian ketiga apabila banyaknya peserta didik yang melakukan aktivitas

terhitung 50% - 75% dari jumlah yang hadir, berarti penilaian peserta

didik dalam pembelajaran tergolong baik (disimbolkan dengan huruf B).

d. Penilaian keempat apabila banyaknya peserta didik yang melakukan

aktivitas terhitung > 75% dari jumlah yang hadir, berarti penilaian peserta

didik dalam pembelajaran tergolong baik sekali (disimbolkan dengan

huruf A)

2. Data tentang hasil belajar setiap siklus diperoleh dari hasil tes setiap akhir

siklus dan data prestasi belajar secara keseluruhan setelah diterapkannya

pembelajaran kontekstual dalam proses pembelajarannya. Adapun langkah

perhitungan adalah dengan cara menghitung presentase jawaban benar yang

dicapai setiap peserta didik yang dirumuskan sebagai berikut.

%100T

KP N

NN

Keterangan:

NP = Nilai persentase

NK = Nilai yang didapat

NT = Nilai jika semua benar11

Dari perhitungan ini, peneliti dapat mengetahui sampai sejauh mana

tingkat keberhasilan peserta didik atas materi yang diajarkan ditinjau dari sudut

kriteria keberhasilan belajar (indikator keberhasilan) yang diharapkan atau yang

telah ditetapkan.

11 Ibid., h. 272

Page 45: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

37

Selain itu, hasil perhitungan dari hasil masing-masing tes kemudian

dibandingkan antara siklus I, siklus II, hasil ini akan memberikan gambaran

mengenai presentase peningkatan hasil belajar peserta didik setelah mengikuti

pembelajaran dengan penerapan pembelajaran kontekstual.

Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis untuk

memastikan bahwa dengan mengaplikasikan pembelajaran kontekstual

(Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan hasil belajar peserta

didik. Data yang bersifat kualitatif yang terdiri dari hasil observasi dan

dokumentasi dianalisis secara kualitatif. Jika yang dikumpulkan berupa data

kualitatif, maka analisis dilakukan secara kualitatif pula. Proses tersebut dilakukan

melalui tahap menyederhanakan, mengklasifikasi, memfokuskan, mengorganisasi

(mengaitkan gejala) secara sistematis dan logis, serta membuat abstraksi atas

kesimpulan makna hasil analisis

Untuk mengetahui perubahan hasil tindakan, jenis data yang bersifat

kuntitatif yang didapatkan dari hasil evaluasi dianalisis dan dirubah menjadi

kualitatif dengan menggunakan rumus:

%100rateBase

rateBase-ratePostP

Keterangan :

P = Presentase Peningkatan.

Post rate = Nilai rata-rata sesudah tindakan.

Base rate = Nilai rata-rata sebelum tindakan.

G. Tahapan Penelitian

Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini

merupakan jenis penelitian tindakan. Tahap penelitian ini mengikuti model yang

dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart, berupa suatu siklus spiral yang meliputi

kegiatan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi yang

membentuk siklus demi siklus sampai tuntas penelitian.

Adapun model tahapan penelitian mengacu pada Kemmis dan McTaggart

yang digambarkan sebagai berikut:

Page 46: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

38

Gambar 1

Model penelitian tindakan kelas12

1. Pra siklus

Tahap prasiklus ini peneliti akan melihat dan observasi langsung

pembelajaran PAI di kelas V SD Islam An-Nizomiyah. Pada pelaksanaan pra

siklus ini guru masih menggunakan metode pembelajaran konvensional yaitu

belum menerapklan pembelajaran kontekstual.

Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus ini juga akan diukur

dengan indikator penelitian yaitu akan dilihat aktifitas peserta didik dalam proses

pembelajaran dan hasil belajar peserta didik. Hal ini dilakukan sebagai dasar

untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran dengan penerapan

pembelajaran kontekstual pada siklus satu dan siklus dua.

12 Rochiati Wiriaatmadja, op.cit., h. 66

Page 47: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

39

2. Siklus I

a. Perencanaan

Sebelum mengadakan penelitian, peneliti membuat rencana pembelajaran

dan soal tes akhir pembelajaran tiap siklus. Proses penyusunannya melalui

tahapan sebagai berikut :

1) Peneliti mengumpulkan bahan dan materi dari berbagai sumber untuk dibuat

rencana pembelajaran dan soal tes.

2) Menyusun materi yang akan disampaikan.

3) Menyusun alat evaluasi berupa tes kelompok dan tes individu.

4) Peneliti mengkonsultasikan rencana pembelajaran dan soal-soal tes kepada

guru mitra selaku kolaborator untuk diperbaiki, sehingga menjadi rancangan

yang layak digunakan dalam penelitian.

5) Peneliti melakukan proses akhir yaitu mencetak rencana pembelajaran dan

soal tes sehingga siap digunakan dalam pembelajaran.

b. Pelaksanaan

Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran

yang telah disiapkan. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan penerapan

pembelajaran kontekstual pada siklus satu secara garis besar adalah sebagai

berikut:

1) Pendahuluan

a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan peserta didik siap memulai

pelajaran lalu menjawab salam.

b) Mengadakan presensi terhadap kehadiran peserta didik.

c) Proses pembelajaran dimulai dengan bacaan do'a dan salah satu surat

pendek .

d) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dan tugasyang harus dilaksanakan peserta didik secara singkat dan penuhkehangatan.

e) Guru memberikan motivasi, seperti memancing emosional peserta didikmelalui beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akandisampaikan.

Page 48: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

40

f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan

pendekatan kontekstual pada materi PAI.

g) Pada awal pembelajaran dilakukan pembahasan tentang rencana

pembelajaran dan mendiskusikan tentang topik pelajaran yang dikaitkan

dengan kontek kehidupan peserta didik sehari-hari.

2) Kegiataan inti

a) Guru membagi peserta didik menjadi enam kelompok, masing- masing

terdiri empat atau lima anggota kelompok dan mengatur tempat duduk

peserta didik agar setiap anggota kelompok dapat saling bertatap muka

(tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin

maupun kemampuannya).

b) Guru memberikan tugas yang terencana dengan membagikan materi

pembelajaran pada hari itu kepada setiap kelompok.

c) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru yaitu :

(1) Menelaah materi yang telah dibagikan kepada setiap kelompok dan

membuat contoh riil yang terjadi di kehidupan sehari-hari.

(2) Saling membantu menguasai bahan ajar atau materi yang diberi oleh

guru melalui sharing antar sesama anggota kelompok.

(3) Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing- masing (yang

tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai mengajari yang

lemah).

(4) Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas kelompoknya

masing-masing.

(5) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok di

depan kelas.

(6) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke

depan untuk bertanya (forum tanya jawab dan diskusi guru bertindak

sebagai fasilitator).

d) Memberikan pujian kepada salah satu kelompok atas hasil yang diraih.

e) Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Page 49: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

41

3) Penutup

a) Mengulas kembali materi pembelajaran.

b) Merangkum materi pembelajaran.

c. Pengamatan

1) Selama proses pembelajaran guru mengamati setiap kegiatan yang

dilakukan peserta didik.

2) Guru mencatat keberhasilan kendala-kendala yang dialami dalam proses

pebelajaran yang belum sesuai dengan harapan.

d. Refleksi

1) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang

beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana kegiatan

pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari- hari.

2) Guru memberikan kesempatan peserta didik untuk mengungkapkan

pengalaman spiritual peserta didik terkait dengan topik pelajaran.

3) Secara kolaboratif peneliti menganalisis dan mendiskusikan hasil

pengamatan. Selanjutnya membuat suatu refleksi mana yang perlu

dipertahankan dan mana yang perlu diperbaiki untuk siklus kedua.

4) Membuat kesimpulan sementara terhadap hasil pelaksanaan siklus satu.

3. Siklus II

Untuk pelaksanaan siklus dua secara teknis sama seperti pelaksanaan

siklus satu. langkah-langkah dalam siklus dua ini yang perlu ditekankan mulai

dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi (siklus dua merupakan

perbaikan dari siklus satu dan berdasarkan hasil refleksi siklus satu) akan

dijelaskan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk siklus II

dengan melakukan revisi sesuai hasil siklus I.

Page 50: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

42

b. Pelaksanaan

Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pembelajaran

yang telah disiapkan sesuai revisi berdasarkan evaluasi pada siklus satu. Adapun

langkah-langkah pembelajarannya hampir sama seperti langkah-langkah pada

siklus satu diantaranya :

1) Pendahuluan

a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan peserta didik siap memulai

pelajaran lalu menjawab salam.

b) Mengadakan presensi terhadap kehadiran peserta didik.

c) Proses pembelajaran dimulai dengan bacaan do'a dan salah satu surat

pendek .

d) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dan tugas

yang harus dilaksanakan peserta didik secara singkat dan penuh

kehangatan.

e) Guru memberikan motivasi, seperti memancing emosional peserta didik

melalui beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang akan

disampaikan.

2) Kegiataan inti

a) Guru membagi peserta didik menjadi enam kelompok, masing- masing

terdiri empat atau lima anggota kelompok dan mengatur tempat duduk

peserta didik agar setiap anggota kelompok dapat saling bertatap muka

(kelompok pada siklus ini telah di rubah tidak sama dengan siklus satu).

b) Guru memberikan tugas yang terencana (bisa lewat alat peraga, permainan

dan sebagainya) yang mengarahkan peserta didik dapat menemukan atau

mengkontruksi pengetahuannya sendiri.

c) Tiap kelompok melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru yaitu :

(1) Saling membantu menguasai bahan ajar atau materi yang diberi oleh

guru melalui sharing antar sesama anggota kelompok.

(2) Bekerjasama dengan seluruh anggota kelompok masing- masing (yang

tahu memberi tahu pada yang belum tahu, yang pandai mengajari yang

lemah).

Page 51: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

43

(3) Semua anggota kelompok bertanggung jawab atas kelompoknya

masing-masing.

(4) Masing-masing kelompok secara bergilir mempresentasikan hasil kerja

kelompok di depan kelas.

(5) Memberikan kesempatan kepada kelompok lain yang tidak maju ke

depan untuk bertanya (forum tanya jawab dan diskusi guru bertindak

sebagai fasilitator).

d) Memberikan pujian kepada salah satu kelompok atas prestasi yang diraih.

e) Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

f) Guru membubarkan kelompok yang telah dibentuk dan peserta didik

kembali ketempat duduk masing-masing.

3) Penutup

a) Mengulas kembali materi pembelajaran.

b) Merangkum Materi pembelajaran.

c. Pengamatan

Guru melakukan pengamatan yang sama pada seperti siklus I.

d. Refleksi

Refleksi pada siklus dua ini dilakukan untuk melakukan penyempurnaan

pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran kontekstual yang diharapkan

dapat meningkatkan aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran dan

prestasi belajar peserta didik pada mata pelajaran pendidikan agama Islam.

H. Indikator Keberhasilan

Untuk mengetahui tingkat keberhasilan penilitian tindakan kelas ini apabila:

1. Meningkatkan hasil belajar peserta didik (termasuk aktivitas peserta didik)

kelas V SD Islam An-Nizomiyah pada mata pelajaran PAI, apabila peran guru

selama proses pembelajaran sesuai dengan skenario dalam proses

pembelajaran kontekstual, sehingga mampu meningkatkan prestasi belajar

peserta didik dengan indikator sebagai berikut.

Page 52: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

44

a. Aktivitas hasil peserta didik telah mencapai kriteria baik sekali, dengan

jumlah presentase aktivitas belajar dalam kegiatan pembelajaran sekurang-

kurangnya 75%.

b. Hasil belajar peserta didik yang berupa nilai tes peserta didik (setelah

tindakan penelitian) yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu lebih dari

atau sama dengan 70 sebanyak 75% dari seluruh peserta didik di kelas V

SD Islam An-Nizomiyah dan rata-rata kelas lebih dari 7,0.

2. Ditemukannya cara yang paling efektif dalam menerapkan pembelajaran

kontekstual.

I. Jadwal Pelaksanaan Penelitian

Berikut ini merupakan jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan kelas

yang akan dilaksanakan di SD Islam An-Nizomiyah Pejaten Barat.

Tabel 1 Jadwal pelaksanaan penelitian

No. Rencana Kegiatan Minggu ke1. Persiapan 1 2 3 4

Menyusun jadwal dan konsep penelitian

Membuat kesepakatan dengan guru mitra(kolaborator)Observasi data geografis dan historiesSD Islam An-NizomiyahMencari data kelas V

2. Pelaksanaan

Menyiapkan kelas dan alat

Melakukan tindakan pra siklus

Melakukan tindakan siklus I

Melakukan tindakan siklus II

3. Penyusunan Laporan

Menyusun konsep laporan

Penyelesaian laporan

Page 53: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

45

BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A. Profil SD Islam An-Nizomiyah Jakarta Selatan

1. Identitas Sekolah

a. Nama : SD Islam An-Nizomiyah

b. Tahun Berdiri : 1993

c. Alamat : Jl. Masjid Al-Fajri No. 16A Pejaten Barat

Pasarminggu Jakarta Selatan 12510

d. Telepon : 21-7971208

e. Status : Swasta

f. NSS : 104016304093

g. NPSN : 20103074

h. NIS : 100750

i. Akreditasi : A tahun 2012

j. Nama Kepsek : Drs. H. Muhammad Nozom Chotib

k. Nama Yayasan : Jam’iyyatul Hujjaj An-Nizomiyah

l. Nama Ketua Yayasan : Hj. Chaizarani Tahir

m. Proses KBM : Pagi

n. Email : [email protected]

o. No. Izin Operasional : 4811/-1.851.48

2. Visi dan Misi

a. Visi sekolah

Membentuk siswa yang unggul dan berprestasi, beriman dan berakhlak

mulia serta mempunyai kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi.

b. Misi sekolah

1) Menanamkan keyakinan melalui keislaman

2) Meningkatkan aktivitas akademis dan non akademis

3) Mengembangkan keterampilan dibidang IPTEK, bahasa, olahraga dan

seni budaya sesuai dengan bakat, minat, dan potensi siswa

Page 54: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

46

4) Membina kemandirian siswa melalui kegiatan terencana dan

berkesinambungan

5) Mengembangkan kegiatan yang menumbuhkan kesadaran warga

sekolah terhadap masalah sosial dan lingkungan

3. Lokasi Sekolah

SD Islam An-Nizomiyah Jakarta Selatan terletak di Jl. Masjid Al-Fajri

No. 16A Pejaten Barat, Pasarminggu Jakarta Selatan 12510.

4. Jumlah Peserta Didik

Tabel 4.1 Data Jumlah Peserta Didik tahun 2013/2014

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah1 34 25 59

2 19 33 52

3 29 25 54

4 27 21 48

5 26 16 43

6 31 24 54

Jumlah 166 144 310

5. Sarana dan Prasarana

Tabel 4.2 Data Sarana dan Prasarana

No. Jenis Ruangan Jumlah1 Ruang Kelas 12

2 Ruang Kepala Sekolah 1

3 Ruang Guru 2

4 Ruang Tata Usaha 1

5 Ruang Perpustakaan 1

6 Ruang Lab. Komputer 1

7 Kantin 1

8 Musholla 1

Page 55: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

47

9 Dapur 1

10 Toilet/WC 3

Jumlah 24

6. Struktur Organisasi

STRUKTUR ORGANISASI

SD ISLAM AN-NIZOMIYAH

KETUA UMUMYAYASAN AN-NIZOMIYAH

WALI KELAS

KOMITESEKOLAH

GURU

KEPALA SEKOLAH

BIDANG PENDIDIKAN

MURID

PEMBINAEKSTRAKURIKULER

KOORDINATOR -KOORDINATOR

BENDAHARA / TUWAKIL KEPALASEKOLAH

Page 56: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

48

B. Paparan Data Sebelum Tindakan

1. Observasi

Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan pertemuan

pada hari senin tanggal 24 Maret 2014 dengan kepala sekolah dan guru

PAI SD Islam An-Nizomiyah Jakarta Selatan. Dalam pertemuan itu

peneliti menyampaikan tujuan untuk melaksanakan penelitian di sekolah

tersebut. Setelah Kepala sekolah dan guru PAI memberikan izin

pelaksanaan penelitian. Kemudian peneliti dan guru PAI berdiskusi

mengenai rencana penelitian yang akan dilaksanakan, dan disepakati

bahwa kelas V yang dijadikan sumber data penelitian. Dengan

pertimbangan bahwa kelas V termasuk kelas yang mempunyai

kemampuan yang heterogen sehingga perlu diadakan penelitian untuk

mengetahui efektifitas sebuah metode itu digunakan di kelas tersebut.

Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti terlebih dahulu berdiskusi

dengan wali kelas V, peneliti meminta data tentang kelas V, yaitu data

tentang kemampuan belajar peserta didik, sebagai tolak ukur dalam

pengelompokan belajar yang akan dilaksanakan di kelas V.

2. Pra Siklus

Pra siklus ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 26 Maret 2014,

guru masih menggunakan metode konvensional yaitu dengan

menggunakan metode ceramah dalam pembelajaran. Maka dalam pra

siklus ini, tidak menggunakan pembagian atau pembentukan kelompok.

Guru dalam hal ini menguasai penuh proses pembelajaran. Pada

pelaksanaan Pra siklus materi yang di sampaikan adalah Kisah khalifah

Umar bin Khattab r.a.

Setelah diadakan ulangan atau tes didapat nilai rata-rata kelas 67

dengan banyaknya peserta didik yang tuntas 50% dan yang tidak tuntas

sebanyak 50%. Ini berarti masih ada sebagian peserta didik kelas V-A

tersebut belum dapat menyelesaikan evaluasi dengan baik. Begitu juga

dengan aktivitas peserta didik kelas V-A yang masih 58,64% dengan

kreteria baik meskipun ada sebagian yang masih perlu ditingkatkan. Pada

Page 57: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

49

umumnya peserta didik terlihat kurang bersemangat dalam mengikuti

pembelajaran. Kebanyakan dari mereka kelihatan bosan dalam mengikuti

pembelajaran sehingga berakibat prestasi belajar mereka kurang

maksimal.

Pada pelaksanaan pra siklus ini, hasil belajar dapat dilihat dalam

tabel berikut.

Tabel 4.3. Hasil nilai tes pada pra siklus

No. Nama Nilai % KetercapaianKetuntasan

tuntas tidak1 Ahmad Faisal Baidhowi 70 70%

2 Akel Darmawan Audhifa 65 65%

3 Aqila Aqhnia Fayza Gerriandi 65 65%

4 Arya Wibawa 55 55%

5 Azkadita Widiyanti 60 60%

6 Daffa Pradipta Yusdiansyah 60 60%

7 Drajad Ksatria Wibaowo 60 60%

8 Faiza Azzahra 70 70%

9 Hanifa Muslimah 75 75%

10 Ivan Ashidiqqi Barlianto 70 70%

11 Muhammad Aditya Mulyadi 65 65%

12 Muhammad Alif Najmi 75 75%

13 Muhammad Devta Kautsar 60 60%

14 Muhammad Hisyam Azmi 60 60%

15 Novalia Sabrina 75 75%

16 Qonita Putrid Aryani 75 75%

17 Qori Afiah Fathdina 70 70%

18 Ralif Yoga Saputra 65 65%

19 Sarah Nisa 70 70%

20 Trianda Iqbal Ramadhan 75 75%

Jumlah 1340 13.40% 10 10Nilai rata-rata 67 67.00% 50% 50%

Page 58: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

50

C. Silkus I

1. Perencanaaan Tindakan Siklus I

Siklus I dilaksanakan sebanyak satu kali pertemuan. Sebelum

siklus pertama dilaksanakan, peneliti melakukan beberapa tahap persiapan,

sebagai berikut :

a. Membuat perencanaan pembelajaran.

b. Menyiapkan materi membiasakan perilaku terpuji yaitu Meneladani

perilaku khalifah Abu Bakar As Siddiq r.a.

c. Membagi peserta didik yang berjumlah 20 anak menjadi lima

kelompok, yang masing-masing kelompok beranggotakan empat anak

dengan memperhatikan kriteria nilai atau prestasi anak di dalam kelas

(data pembagian kelompok anak terlampir).

d. Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti

peningkatan motivasi dan prestasi belajar peserta didik.

e. Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus I.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I

Penelitian ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 1 April 2014.

Pembelajarannya berlangsung selama 2 x 35 menit. Pelaksanaan

pembelajaran pada siklus I ini dilaksanakan langsung oleh peneliti

didampingi oleh Kolaborator yaitu guru mata pelajaran Pendidikan Agama

Islam.

Proses awal pembelajaran pada pertemuan pertama dimulai,

keadaan peserta didik masih dalam keadaan ramai tetapi keadaan ini dapat

dikondisikan setelah guru membuka kelas dan memperkenalkan peneliti

sebagai guru pengganti mata pelajaran pendidikan agama Islam.

Pembelajaran dimulai dengan mengucapkan salam dilanjutkan

dengan berdoa dipimpin oleh peneliti kemudian dilanjutkan dengan

membaca surat al-Ikhlas bersama-sama. Setelah itu dilanjutkan

perkenalan, karena proses penelitian di kelas baru pertama kali dilakukan.

Setelah proses absensi sebagai perkenalan terhadap peserta didik selesai,

maka pembelajaran dimulai dengan menjelaskan rencana kegiatan

Page 59: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

51

pembelajaran yaitu menelaah bersama topik pembahasan tentang

keteladanan perilaku kholifah Abu Bakar As Siddiq.

Indikator keteladanan perilaku kholifah Abu Bakar As Siddiq pada

siklus I ini adalah meneladani sifat kejujuran Abu Bakar As Siddiq,

meneladani sifat dermawan Abu Bakar As Sidiq dan meneladani sifat

kepemimpinan Abu Bakar As Siddiq. Pada saat diterangkan peserta dalam

keadaan gaduh dan ramai, hal ini menunjukkan ketidakefektifan metode

ceramah jika dilakukan terus menerus.

Pada kegiatan inti proses pembelajaran dilanjutkan dengan

penerapan pembelajaran kontekstual. Guru membagi peserta didik menjadi

lima kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari empat peserta didik.

Setelah kelompok terbentuk dilanjutkan dengan mempersilahkan peserta

didik untuk menunjuk ketua dari masing-masing kelompok yang bertugas

memimpin diskusi dan menunjuk seorang sekretaris yang tugas mecatat

hasil diskusinya.

Setelah pembentukan kelompok selesai maka guru memberikan

materi pembelajaran tentang keteladanan perilaku khalifah Abu Bakar As

Siddiq kepada setiap kelompok. Masing-masing kelompok melaksanakan

tugas yang diberikan guru dengan menelaah materi pembelajaran dan

membuat ilustrasi atau contoh riil yang terjadi dikehidupan sehari-hari.

Masing-masing kelompok bekerja sama dengan anggota kelompoknya.

Selama diskusi berlangsung ada beberapa anak yang bertanya

tentang materi yang belum dipahami, yaitu tentang contoh riil

kepemimpinan Abu Bakar As Siddiq, ia adalah Faiza Azzahra. Anak yang

bertanya tidak berarti ia bodoh. Belum tentu anak yang tidak bertanya

berarti meraka paham atau pandai. Tetapi hal ini menunjukkan keberanian

dan keaktifan, memang benar setelah peneliti observasi ternyata anak ini

termasuk peserta didik yang pandai dan aktif di kelas.

Presentasi pada siklus I belum menunjukkan proses pembelajaran

yang aktif, peserta didik masih malu dan ragu untuk bertanya hal ini

disebabkan karena peserta didik belum terbiasa dengan penerapan

Page 60: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

52

pembelajaran kontekstual, tetapi ada pertanyaan dari Novalia Sabrina saat

season pertanyaan dibuka menanggapi kelompok kedua saat

mempresentasikan hasil diskusinya. Pertanyaan tersebut adalah

“bagaimana ada teman menyontek saat ulangan?” Kemudian pertanyaan

itu dijawab anggota kelompok II yaitu Azkadita Widiyanti “jika ada teman

yang nyonyek saat ulangan itu menunjukan teman itu tidak jujur dan tidak

mau mencontok perilaku Abu Bakar as Siddiq”. Pertanyaan lain muncul

dari Sarah Nisa dari kelompok V tentang perilaku dermawan “contohnya

dermawan dalam kehidupan sehari-hari seperti apa?” karena jawaban dari

kelompok lain kurang memuaskan sehingga pertanyaan ini diselesaikan

oleh peneliti.

Pada siklus I ini terhitung hanya tiga anak yang aktif bertanya yaitu

Faiza Azzahra, Novalia Sabrina dan Sarah Nisa sedangkan yang lain

belum berani mengeluarkan pertanyaan hanya sekedar membacakan hasil

diskusi.

Sebagai penutup guru menyimpulkan hasil diskusi yang telah

dipelajari bersama-sama dan memberikan kesempatan pada peserta didik

untuk bertanya tentang materi yang telah didiskusikan. Guru memberi

kesempatan kepada peserta didik untuk merencanakan tindakan yang akan

mereka lakukan terkait dengan materi yang dipelajari dalam kehidupan

sehari-hari, seperti taat pada perintah agama, sabar dalam menerima

cobaan, dan sebagainya. Sedangkan pengambilan nilai dalam pelaksanaan

tindakan ini dengan memberikan tes formatif untuk dikerjakan oleh peserta

didik secara individu.

3. Observasi Siklus I

Pada siklus I ini, selama pelaksanaan pembelajaran di kelas,

terlihat para peserta didik mulai antusias dan merespon positif. Mulai

adanya peningkatan motivasi belajar dibandingkan pada saat pra siklus.

Hal ini terlihat dari aktivitas bertanya peserta didik yang pada saat pra

siklus mereka masih malu dan takut salah, pada siklus I ini mereka sudah

mulai berani bertanya meskipun bobot pertanyaannya masih belum

Page 61: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

53

mencapai seperti yang diharapkan. Pada saat kegiatan pembelajaran

berlangsung, para peserta didik tampak gembira dan senang, hal ini dapat

dilihat dari raut muka mereka yang tampak bersemangat untuk belajar

meskipun masih ada beberapa peserta didik yang belum terbiasa dengan

model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti (lembar observasi

terlampir).

Selama pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru

sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada

pedoman observasi. Hasil pengamatan pada tahap pendahuluan, terdapat

peningkatan motivasi, hal ini dikarenakan peserta didik merasa

mendapatkan penyegaran dalam kegiatan pembelajaran, sehingga mereka

berusaha memusatkan perhatian selama pembelajaran berlangsung. Akan

tetapi, memasuki kegiatan penjelasan materi secara global, aktivitas

peserta didik dalam mengajukan pertanyaan masih kurang. Hal ini

dikarenakan peserta didik masih belum terbiasa untuk mengajukan

pertanyaan. Sebaliknya, mereka lebih suka menjawab pertanyaan.

Memasuki tahap kegiatan inti, peneliti membagi peserta didik

menjadi lima kelompok, masing-masing kelompok terdiri atas empat anak,

tiap kelompok memiliki anggota yang heterogen, baik jenis kelamin

maupun kemampuannya. Kemudian peneliti memberi tugas kepada

masing-masing kelompok untuk saling membantu dalam menguasai

materi, yaitu memahami dan meneladani perilaku khalifah Abu Bakar As

Siddiq r.a. Dalam pembelajaran ini, peneliti melatih peserta didik untuk

bekerja sama dengan teman dalam kelompok.

Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa motivasi belajar

peserta didik masih belum seperti yang diharapkan atau bisa dikatakan

masih rendah. Ini dapat dilihat dari lembar observasi peserta didik yang

menunjukkan bahwa aktivitas kerjasama peserta didik belum mencapai

apa yang diharapkan. Kegiatan kelompok ini masih didominasi oleh para

peserta didik yang aktif, sedangkan mereka yang pasif cenderung

mengikuti hasil yang telah dikerjakan kelompok. Hal ini dikarenakan

Page 62: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

54

adanya perbedaan individual pada masing-masing peserta didik. Mereka

yang aktif adalah mayoritas yang memiliki prestasi di kelas, dan mereka

yang pasif adalah yang berprestasi kurang atau sedang dan mereka

cenderung kurang percaya diri pada kemampuannya.

Pada akhir pembelajaran, peserta didik diberikan evaluasi berupa

kuis. Pertanyaan-pertanyaan untuk setiap kelompok telah peneliti

persiapkan dalam lembaran. Mereka berlomba menyelesaikan pertanyaan-

pertanyaan dari materi yang telah dipelajari. Tidak terlihat dari wajah

mereka rasa jenuh atau putus asa, bahkan mereka terlihat menikmati setiap

pertanyaan-pertanyaan yang peneliti berikan. Dalam hal ini peneliti ingin

melihat prestasi belajar yang dimiliki peserta didik antar anggota

kelompok.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat

sedikit peningkatan prestasi belajar peserta didik yang semula nilai rata-

rata kelas dari pre test sebesar 67 meningkat menjadi 72.9 atau sekitar

8.8%.

Pada pelaksanaan siklus I ini, prestasi belajar dapat dilihat dalam

tabel berikut.

Tabel 4.4. Hasil nilai tes pada Siklus I

No. Nama Nilai % KetercapaianKetuntasan

tuntas tidak1 Ahmad Faisal Baidhowi 75 75%

2 Akel Darmawan Audhifa 65 65% 3 Aqila Aqhnia Fayza Gerriandi 70 70% 4 Arya Wibawa 65 65%

5 Azkadita Widiyanti 68 68% 6 Daffa Pradipta Yusdiansyah 70 70%

7 Drajad Ksatria Wibaowo 65 65% 8 Faiza Azzahra 70 70%

9 Hanifa Muslimah 85 85% 10 Ivan Ashidiqqi Barlianto 70 70%

Page 63: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

55

11 Muhammad Aditya Mulyadi 65 65%

12 Muhammad Alif Najmi 85 85% 13 Muhammad Devta Kautsar 65 65% 14 Muhammad Hisyam Azmi 85 85% 15 Novalia Sabrina 75 75%

16 Qonita Putrid Aryani 75 75%

17 Qori Afiah Fathdina 75 75% 18 Ralif Yoga Saputra 70 70%

19 Sarah Nisa 70 70% 20 Trianda Iqbal Ramadhan 90 90%

Jumlah 1458 14.58% 14 6Nilai rata-rata 72.9 72.90% 70% 30%

4. Refleksi Siklus I

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini bertujuan untuk

meningkatkan prestasi belajar peserta didik terhadap mata pelajaran PAI.

Pada waktu pertama kali pertemuan dengan diadakan pembelajaran

kontekstual para peserta didik masih bingung dan merasa canggung,

apalagi pada waktu mengerjakan soal awal yaitu menelaah tentang

perilaku Abu Bakar As Siddiq ra. para peserta didik masih ada yang tidak

senang dengan teman kelompoknya, dengan demikian tugas yang

dikerjakan secara kelompok masih satu atau dua anak saja yang

mengerjakan karena mereka tidak senang dengan teman kelompoknya.

Apalagi pada waktu guru memberikan tugas untuk mengaitkan materi

dengan kehidupan sehari-hari mereka kelihatan bingung dan berusaha

tidak menerimanya, dan akhirnya dengan pengarahan guru mereka dapat

menerimanya.

Kembali pada tujuan peneliti menerapkan pembelajaran

kontekstual adalah untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik

terhadap materi PAI melalui pembelajaran yang melibatkan peserta didik

secara aktif, maka peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus I ini

Page 64: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

56

penerapan pembelajaran kontekstual, mampu menunjukkan peningkatan

motivasi dan prestasi belajar namun hasil yang dapat diperoleh sangat

minim sekali, hal ini dapat dilihat dari:

a. Kegiatan diskusi kelompok kurang bisa membawa peserta didik untuk

aktif berbicara mengemukakan pendapat, bertanya dan menjawab

pertanyaan,

b. Sebagian peserta didik mengandalkan kemampuan menjawab

pertanyaan guru bukan pada kemampuan menyikapi atau memecahkan

persoalan, sehingga motivasi belajar peserta didik adalah untuk

mempelajari materi secara keseluruhan (sebatas materi) bukan untuk

mensinkronkan materi dengan kehidupan nyata,

c. Motivasi belajar peserta didik terhadap materi PAI hanya dimiliki

mereka yang sebagian besar memiliki prestasi di kelas, sedangkan

mereka yang berprestasi rendah/kurang cenderung pasif dalam kegiatan

pembelajaran. Hal ini tidak terlepas dari kebiasaan peserta didik dalam

proses belajar yang dialami sebelumnya.

D. Siklus II

1. Perencanaan Tindakan Siklus II

Pada rencana tindakan siklus II peneliti tetap menerapkan

pembelajaran kontekstual pada mata pelajaran pendidikan agama Islam,

dengan model pembelajaran ini diharapkan dapat lebih membantu untuk

meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Menindaklanjuti hasil analisis

dan refleksi pada siklus I, maka peneliti berupaya untuk melakukan

improvisasi pada proses pembelajaran, yaitu dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

a. Peserta didik dibiasakan dengan pembelajaran kontekstual sehingga

diharapkan dapat mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan

sehari-hari.

Page 65: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

57

b. Memaksimalkan kerjasama dan komunikasi kelompok.

Sebelum siklus II dilaksanakan peneliti melakukan beberapa tahap

persiapaan, antara lain:

a. Membuat perencanaan pembelajaran

b. Membagi peserta didik menjadi lima kelompok

c. Memberi materi kisah keteladanan perilaku khalifah Umar bin Khothob

r.a.

d. Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti

peningkatan prestasi belajar peserta didik.

e. Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus II.

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa tujuan penelitian

belum tercapai dan harus dilanjutkan pada siklus II. Hal-hal yang belum

sempurna dilaksanakan pada siklus I diperbaiki di siklus II. Pelaksanaan

siklus II ini dilaksanakan pada hari selasa tanggal 8 April 2014.

Pembelajarannya berlangsung selama 2 x 35 menit, pada siklus ini hanya

dilaksanakan satu kali pertemuan.

Pelaksanaan pembelajaran dimulai, proses awal masuk kelas,

peneliti langsung memposisikan diri sebagai guru. Sedangkan kolaborator

yang masuk bersama peneliti duduk pada kursi belakang dengan

membawa lembar observasi yang harus diisi sebagai lembar pengamatan.

Pembelajaran berlangsung tidak jauh berbeda dengan penelitian tindakan

siklus I, setelah berdoa dan presensi guru langsung memulai pembelajaran

dengan menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran yaitu menelaah

bersama topik pembahasan tentang keteladanan perilaku kholifah Umar

bin Khattab.

Indikator pembelajaran pada siklus II adalah meneladani sifat

keteguhan Umar bin khattab, meneladani sifat keberanian Umar bin

Khattab dan meneladani sifat kesederhanaan Umar bin Khattab. Kondisis

peserta didik saat diterangkan materi tersebut cukup tenang. Hanya saja

Page 66: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

58

kondisi ruangan yang kurang idial menyebabkan banyak suara-suara dari

kelas lain sedikit mengganggu.

Pada kegiatan inti proses pembelajaran dilanjutkan dengan

penerapan pembelajaran kontekstual. Guru membagi peserta didik menjadi

lima kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari empat peserta didik.

Kelompok ini anggotanya berbeda dari kelompok pada siklus I, Setelah

kelompok terbentuk dilanjutkan dengan mempersilahkan peserta didik

untuk menunjuk ketua dari masing-masing kelompok yang bertugas

memimpin diskusi dan menunjuk seorang sekretaris yang tugas mecatat

hasil diskusinya.

Setelah pembentukan kelompok selesai maka guru memberikan

materi pembelajaran tentang keteladanan perilaku khalifah Umar bin

Khattab kepada setiap kelompok. Masing-masing kelompok melaksanakan

tugas yang diberikan guru dengan menelaah materi pembelajaran dan

membuat ilustrasi atau contoh riil yang terjadi dikehidupan sehari-hari.

Masing-masing kelompok bekerja sama dengan anggota kelompoknya.

Proses pembelajarn pada siklus II ini sudah ada peningkatan

dibanding pada siklus I, artinya sudah mulai banyak peserta didik yang

berani bertanya kepada kelompok lain. Diantara teknik yang peneliti

gunakan adalah memberikan pujian dan pemberian nilai tambah jika

peserta didik berani bertanya. Akhirnya sejak kelompok I menyampaikan

hasil diskusinya tentang kesederhaan khalifah Umar bin Khattab sudah

ada peserta didik yang bertanya, sehingga dapat memancing peserta didik

lain untuk bertanya dan berkomentar. Pertanyaan yang diajukan kelompok

I adalah “bagaimana meneladani kesederhanaan khalifah Umar bin

Khattab?”, pertanyaan tersebut dilontarkan oleh Hanifa Muslimah dari

kelompok III.

Pertanyaan tersebut ternyata memancing peserta didik lain untuk

bertanya, karena memang suatu diskusi apabila tidak ada yang mendahului

untuk memulai bertanya, maka banyak peserta didik lain akan merasa

minder untuk bertanya dan mengungkapkannya meskipun dalam

Page 67: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

59

pikirannya sudah ada pertanyaan yang sebenarnya ingin disampaikan,

terlebih bagi anak usia sekolah yang belum terbiasa berdiskusi. Tercatat

ada empat anak yang bertanya selama proses diskusi dan dua anak yang

menjawab pertanyaan dari kelompok lain. Faiza Azzahra, Aqila Aqhnia

Fayza Gerriandi, Muhammad Hisyam Azmi dan Novalia Sabrina.

Sedangkan dua anak yang telah berani menanggapi pertanyaan dari

kelompk lain adalah Faiza Azzahra dan Akel Darmawan Audhifa.

Adanya peningkatan pertanyaan dan tanggapan dari peserta didik

pada siklus II tersebut menunjukan keberhasilan penerapan pembelajaran

kontekstual.

Sebagai penutup guru menyimpulkan hasil diskusi yang telah di

telaah bersama-sama dan memberikan kesempatan pada peserta didik

untuk bertanya tentang materi yang telah didiskusikan. Tetapi tidak ada

pertanyaan yang muncul saat pertanyaan itu diajukan guru.

Tahap akhir dari pembelajaran ini adalah pemberian evaluasi pada

peserta didik berupa tes individu. Pada siklus II ini waktu sudah

terorganisir dengan baik, sehingga tes dilakukan langsung dengan alokasi

waktu 15 menit. Lebih dari 80 persen peserta didik mampu menyelesaikan

dengan baik dan tepat waktu namun ada beberapa peserta didik yang

mengumpulkan hasil tes terlambat.

3. Observasi

Pada siklus II ini, hasil pengamatan menunjukkan bahwa peserta

didik mengalami peningkatan motivasi dan prestasi belajar yang cukup

tinggi dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, peserta didik mulai berani

bertanya dan mengemukakan pendapat apabila peneliti memberikan

permasalahan.

Memasuki kegiatan inti, hasil pengamatan menunjukkan peserta

didik begitu antusias untuk berlomba mencapai hasil yang lebih baik antar

sesama anggota kelompok. Ketika peneliti memberi tugas/pembagian

materi pada masing-masing kelompok, peserta didik menerima tugas

Page 68: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

60

dengan senang hati dan atas anjuran peneliti mereka berusaha untuk saling

membantu memahami materi yang dibebankan pada masing-masing

kelompok. Sering kali peneliti mendengar pertanyaan-pertanyaan berbobot

dari sesama anggota kelompok untuk mencapai hasil diskusi yang

memuaskan. Sudah mulai ada komunikasi dan kerjasama yang cukup baik

pada diskusi antar sesama anggota kelompok, karena masing-masing

peserta didik sudah mulai bisa menghilangkan beban rasa malu dan takut

salah dalam mengajukan pendapat. Mayoritas dari mereka sudah mulai

terbiasa dengan model pembelajaran yang peneliti terapkan di kelas V ini.

Ditambah lagi pada siklus II ini, peneliti berusaha memberikan pujian

pada setiap kelompok atas prestasi yang diraih, sehingga menjadi

penyemangat bagi kelompok lain yang belum pernah mendapatkan pujian

dari peneliti.

Indikator peningkatan motivasi belajar peserta didik tercermin

dalam bertambahnya semangat, antusias dan rasa ingin tahu peserta didik

dalam pembelajaran. Sedangkan indikator peningkatan prestasi belajar

peserta didik terlihat dari peningkatan hasil belajar peserta didik.

Pada pelaksanaan siklus II ini, prestasi belajar dapat dilihat dalam

tabel berikut.

Tabel 4.5. Hasil penilaian tes pada Siklus II

No. Nama Nilai % KetercapaianKetuntasan

tuntas tidak1 Ahmad Faisal Baidhowi 85 85% 2 Akel Darmawan Audhifa 85 85%

3 Aqila Aqhnia Fayza Gerriandi 70 70% 4 Arya Wibawa 70 70% 5 Azkadita Widiyanti 70 70% 6 Daffa Pradipta Yusdiansyah 80 80%

7 Drajad Ksatria Wibaowo 80 80%

8 Faiza Azzahra 85 85% 9 Hanifa Muslimah 90 90%

Page 69: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

61

10 Ivan Ashidiqqi Barlianto 80 80%

11 Muhammad Aditya Mulyadi 80 80%

12 Muhammad Alif Najmi 90 90% 13 Muhammad Devta Kautsar 75 75% 14 Muhammad Hisyam Azmi 85 85% 15 Novalia Sabrina 80 80%

16 Qonita Putrid Aryani 80 80% 17 Qori Afiah Fathdina 75 75%

18 Ralif Yoga Saputra 75 75%

19 Sarah Nisa 80 80% 20 Trianda Iqbal Ramadhan 90 90%

Jumlah 1605 16.05% 20Nilai rata-rata 80.25 80.25% 100%

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat

motivasi yang semula nilai rata-rata kelas dari pra siklus sebesar 58.6

meningkat menjadi 90,2 atau sekitar 53,92%, dan peningkatan prestasi

belajar peserta didik terlihat dari rata-rata kelas yang semula nilai rata-rata

kelas dari pre test/siklus I sebesar 67 meningkat menjadi 80,25 atau

mengalami peningkatan sebesar 19,8%.

Sedangkan peningkatan prestasi belajar peserta didik antara siklus

I dengan siklus II adalah pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 73,96

meningkat menjadi 90,2 atau sekitar 21,95%, dan peningkatan prestasi

belajar peserta didik antara siklus I dengan siklus II adalah pada siklus I

nilai rata-rata kelas sebesar 72,9 meningkat menjadi 80,25 atau mengalami

peningkatan sebesar 10,08%.

4. Refleksi

Pada siklus II ini, peserta didik sudah mulai mengerti dengan

model pembelajaran yang diterapkan peneliti. Bahkan mayoritas dari

mereka sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang peneliti

terapkan. Pada waktu mengerjakan soal mereka sudah mulai bisa

Page 70: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

62

menerima teman kelompoknya, dengan demikian tugas yang dikerjakan

secara kelompok sudah mulai mereka kerjakan bersama-sama.

Penerapan pembelajaran untuk meningkatkan motivasi dan prestasi

belajar peserta didik terhadap materi PAI melalui pembelajaran yang

melibatkan peserta didik secara aktif, maka peneliti menyimpulkan bahwa

pada siklus II ini bahwa penerapan pembelajaran ini, dapat meningkatkan

motivasi dan prestasi belajar peserta didik yang cukup tinggi, hal ini dapat

dilihat dari:

a. Kegiatan diskusi kelompok yang sudah dapat membawa peserta didik

untuk aktif berbicara mengemukakan pendapat, bertanya dan

menjawab pertanyaan.

b. Sebagian peserta didik sudah dapat mengandalkan kemampuan

menyikapi atau memecahkan persoalan, untuk mensinkronkan materi

dengan kehidupan nyata.

c. Motivasi belajar peserta didik terhadap materi PAI dimiliki hampir

semua peserta didik kelas VA, jadi bukan hanya mereka yang

memiliki prestasi di kelas, tetapi juga mereka yang berprestasi

rendah/kurang.

E. Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam

pembelajaran di kelas VA selama pembelajaran berlangsung secara

keseluruhan diperoleh data sebagai berikut:

a. Pada pra siklus (Rabu, 26 Maret 2014) persentase aktivitas peserta didik

58,6%, sehingga dapat dikatakan bahwa banyak peserta didik yang

melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran berkriteria baik.

b. Pada siklus I (Selasa, 1 April 2014) persentase aktivitas peserta didik

adalah 73,96%, sehingga dapat dikatakan bahwa banyak peserta didik

yang melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran berkriteria baik.

Page 71: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

63

c. Pada siklus II (Selasa, 8 April 2014) persentase aktivitas peserta didik

adalah 90,2%, sehingga dapat dikatakan bahwa banyak peserta didik yang

melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran berkriteria baik sekali.

Dari data di atas, kemudian divisualisasikan dalam bentuk histrogram

seperti tampak dalam gambar 4 dibawah ini.

Gambar 4.2.

Histogram hasil pengamatan aktivitas peserta didik

Sedangkan prestasi belajar peserta didik, diperoleh perbedaan rata- rata

nilai tes pembelajaran pada setiap akhir siklus. Adapun rata-rata tes

pembelajaran setiap siklus diperoleh data sebagai berikut.

a. Hasil tes pra siklus (26 Maret 2014) rata-rata nilai tes adalah 67 dari 20

peserta didik yang mengikuti tes, dengan banyaknya peserta didik 50%

(10 anak) yang tuntas dan 50% (10 anak) yang tidak tuntas.

b. Pada siklus I (1 April 2014) rata-rata nilai tes adalah 72,9 dari 20 peserta

didik yang mengikuti tes, dengan banyaknya peserta didik 70% (14 anak)

yang tuntas dan 30% (6 anak) yang tidak tuntas.

c. Pada siklus II (8 April 2014) rata-rata nilai tes adalah 80,25 dari 20 peserta

didik yang mengikuti tes, dengan banyaknya peserta didik 100% (20 anak)

yang tuntas.

Page 72: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

64

Dari data di atas kemudian divisualisasikan dalam bentuk histrogram

seperti tampak dalam gambar 4.2 dan gambar 4.3 berikut ini.

Gambar 4.3.

Histogram hasil nilai tes

Gambar 4.4.

Histogram ketuntasan peserta didik

Adapun untuk mengetahui hasil penelitian secara keseluruhan dapat

dilihat pada tabel berikut.

Page 73: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

65

Tabel 4.6. hasil penelitian pra siklus, siklus I, siklus II

IndikatorPra Siklus Siklus I Siklus II

HasilPengamatan

HasilPengamatan

HasilPengamatan

Hasil Belajar(nilai rata-rata kelas) 67 72,9 80,25

Aktivitas Belajar 58.6% 73.96% 90.2%

Ketuntasan 50% 70% 100%

Page 74: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

66

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab

sebelumnya maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Penggunaan pendekatan pembelajaran kontekstual dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam dapat meningkat, yaitu pada pra siklus

persentase aktivitas peserta didik sebesar 58,6%, pada siklus I aktivitas

peserta didik mengalami peningkatan menjadi 73,96%, sehingga dapat

dikatakan bahwa banyak peserta didik yang melakukan aktivitas dalam

proses pembelajaran berkriteria baik, sedangkan pada siklus II persentase

aktivitas peserta didik meningkat menjadi 90,2%, sehingga dapat

dikatakan bahwa banyak peserta didik yang melakukan aktivitas dalam

proses pembelajaran berkriteria baik sekali.

2. Penerapan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan prestasi belajar

Pendidikan Agama Islam peserta didik kelas V-A SD Islam An-

Nizomiyah Pasarminggu Jakarta Selatan terhadap materi PAI. Peningkatan

prestasi belajar peserta didik meningkat, yang semula nilai rata-rata pra

siklus 67 meningkat menjadi 72,9 atau sekitar 8.81% pada siklus I dengan

banyaknya peserta didik 70% (14 anak) yang tuntas dan 30% (6 anak)

yang tidak tuntas, pada siklus II lebih meningkat lagi menjadi 80,25 atau

meningkat sekitar 10,08% dengan banyaknya peserta didik 100% (20

anak) yang tuntas.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang membuktikan adanya hubungan

yang positif antara pembelajaran kontekstual dengan prestasi belajar peserta

didik, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:

Page 75: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

67

1. Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi beberapa pihak,

antara lain:

a. Kepala Lembaga Pendidikan/Kepala Sekolah

Alangkah baiknya jika hasil penelitian ini dijadikan pedoman oleh

lembaga pendidikan untuk selalu meningkatkan prestasi belajar peserta

didik, sebab untuk mencapai prestasi belajar peserta didik secara

maksimal perlu adanya motivasi yang tinggi dari peserta didik itu

sendiri.

b. Bagi Guru

Evaluasi terhadap pembelajaran kontekstual seperti yang disebutkan di

atas perlu diterapkan secara berkesinambungan, agar guru senantiasa

melakukan upaya-upaya perbaikan dalam tindakan pengajarannya

sehingga akan terjadi peningkatan prestasi belajar peserta didik.

c. Bagi Peserta didik

1) Agar peserta didik selalu antusias dalam kegiatan pembelajaran,

lebih berani mengungkapkan gagasannya, berkomunikasi dan

berkerjasama dengan teman kelompoknya, membiasakan aktif

dalam segala permasalahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-

hari, mengaktualisasikan materi yang dipelajari dalam kehidupan

sehari-hari, karena itu merupakan jalan untuk mendapatkan

motivasi dan prestasi belajar yang lebih baik.

2) Agar peserta didik lebih meningkatkan motivasi belajar, sebab

terbukti bahwa peserta didik yang memiliki prestasi belajar yang

baik adalah peserta didik yang memiliki motivasi belajar yang

tinggi.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk membuktikan pengaruh

pembelajaran kontekstual terhadap prestasi belajar peserta didik, sehingga

dapat menghasilkan penelitian yang lebih akurat, valid dan reliabel.

Page 76: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

DAFTAR PUSTAKA

A.M., Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: RajawaliPress, 2011.

Ali, Mohammad Daud, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2005.

Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,2012.

_______, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,2013.

Departemen Agama RI, Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam. Jakarta.

Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2011, Cet. 3.

Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,2006.

Kemdikbud, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang PendidikanNasional.

Majid, Abdul dan Andayani, Dian, Pendidikan Agama Islam BerbasisKompetensi: Konsep Dan Implementasi Kurikulum 2004, Bandung: RosdaKarya, 2004

Mulyasa, Praktik Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2012.

Nasution, Asas-Asas Kurikulum, Jakarta: Bumi Aksara, 2011, Cet. 11.

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Rusman, Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru,Jakarta: Rajawali Press, 2013.

Sa’ud, Udin Syaefudin, Ph.D., Inovasi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2010.

Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2009, Cet. ke-14.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan kuantitatif Kualitatif danR&D, Bandung: Alfabeta, 2009.

Page 77: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

Tafsir, Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung: PT. RemajaRosda Karya, 1997

Wiriaatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2012.

Page 78: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

Lampiran 1

SUBJEK PENELITIAN

KELAS V-A TAHUN PELAJARAN 2013/2014

No. Nama JenisKelamin Keterangan

1 Ahmad Faisal Baidhowi L Jumlah siswa = 202 Akel Darmawan Audhifa L Laki-laki = 123 Aqila Aqhnia Fayza Gerriandi P Perempuan = 84 Arya Wibawa L5 Azkadita Widiyanti P6 Daffa Pradipta Yusdiansyah L7 Drajad Ksatria Wibaowo L8 Faiza Azzahra P9 Hanifa Muslimah P

10 Ivan Ashidiqqi Barlianto L11 Muhammad Aditya Mulyadi L12 Muhammad Alif Najmi L13 Muhammad Devta Kautsar L14 Muhammad Hisyam Azmi L15 Novalia Sabrina P16 Qonita Putrid Aryani P17 Qori Afiah Fathdina P18 Ralif Yoga Saputra L19 Sarah Nisa P20 Trianda Iqbal Ramadhan L

Page 79: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

Lampiran 2

DAFTAR KELOMPOK KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SIKLUS I

KELAS V-A

Kelompok I Kelompok II

1. Ahmad Faisal Baidhowi 1. Azkadita Widiyanti2. Akel Darmawan Audhifa 2. Daffa Pradipta

Yusdiansyah3. Aqila Aqhnia FayzaGerriandi

3. Drajad Ksatria Wibaowo4. Arya Wibawa 4. Faiza Azzahra

Kelompok III Kelompok IV

1. Hanifa Muslimah 1. Muhammad DevtaKautsar2. Ivan Ashidiqqi Barlianto 2. Muhammad Hisyam Azmi

3. Muhammad AdityaMulyadi

3. Novalia Sabrina4. Muhammad Alif Najmi 4. Qonita Putrid Aryani

Kelompok V

1. Qori Afiah Fathdina2. Ralif Yoga Saputra3. Sarah Nisa4. Trianda Iqbal Ramadhan

Page 80: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

Lampiran 3

DAFTAR KELOMPOK KEGIATAN PEMBELAJARAN DENGAN

PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA SIKLUS II

KELAS V-A

Kelompok I Kelompok II

1. Daffa Pradipta Y 1. Ahmad Faisal Baidhowi2. Faiza Azzahra 2. Aqila Aqhnia Fayza

Gerriandi Yusdiansyah3. Muhammad AdityaMulyadi

3. Muhammad Devta K4. Muhammad Alif Najmi 4. Qori Afiah Fathdina

Kelompok III Kelompok IV

1. Akel Darmawan Audhifa 1. Arya Wibawa2. Drajad Ksatria Wibaowo 2. Azkadita Widiyanti3. Hanifa Muslimah 3. Ivan Ashidiqqi Barlianto4. Trianda Iqbal Ramadhan 4. Novalia Sabrina

Kelompok V

1. Muhammad Hisyam Azmi2. Qonita Putrid Aryani3. Ralif Yoga Saputra4. Sarah Nisa

Page 81: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

Lampiran 9MATERI PEMBELAJARAN SIKLUS I

KETELADANAN ABU BAKAR AS SIDDIQ

Abu Bakar as Siddiq adalah sahabat yang paling dekat dengan Rasulullah

SAW, perilaku Abu Bakar yang pantas diteladani adalah sebagai berikut:

1. Bersegera membenarkan ajaran Rasullah

Saat Rasulullah menyampaikan ajaran Islam, Abu Bakar segera

mempercayai dan membenarkan ajaran Rasulullah, begitu juga saat Isro’

Mi’roj tanpa ragu Abu Bakar segera membenarkannya.

2. Sangat mencintai Rosulullah dan ajarannya

Abu Bakar sangat mencintai Rosulullah, Saat Rosulullah Hijrah, Abu

Bakar menemaninya. Beliau rela mempertaruhkan nyawanya untuk menemani

Rosulullah.

3. Rendah hati, sederhana dan jujur

Abu Bakar adalah seorang manusia yang rendah hati, lemah lembut

terhadap sesama muslim tapi keras terhadap musuh. Tidak pernah berlaku

angkuh, apalagi bertindak sewenang-wenang, baik terhadap sesama pada

zaman jahiliyyah maupun sesudah masuk Islam, terlebih saat menjabat

sebagai khalifah.

4. Dermawan

Abu Bakar sebagai saudagar yang kaya raya tidak segan-segan untuk

mendermakan hartanya di jalan Allah SWT. Beliau membelanjakan hartanya

untuk kepentingan Islam dan kaum muslimin.

5. Tegas dan bijaksana dalam memimpin

Salah satu contoh kebijaksanaan Abu Bakar dalam masa

pemerintahannya adalah dibentuknya lembaga pengadilan, bidang kementrian,

lembaga keuangan negara dan pengumpulan al-Qur’an serta usaha

menyebarkan agama Islam ke negara lain. Begitu pula terhadap orang-orang

yang enggan membayar zakat Abu Bakar bersikap tegas.

6. Sangat memperhatikan kepentingan rakyat

Abu Bakar adalah khalifah yang sangat memperhatikan kepentingan

rakyat. Mendahulukan kepentingan rakyat dari pada kepentingan keluarganya.

Page 82: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

7. Berjiwa penyabar dan suka bermusyawarah

Abu Bakar mempunyai sifat penyabar, terutama dalam menemani

Rosulullah dalam menyiarkan agama Islam. Beliau selalu sabar menerima

hinaan dan cercaan kaum kafir.

Abu Bakar selalu menyelesaikan segala persoalan dengan musyawarah.

Beliau tidak pernah memutuskan sesuatu perkara tanpa meminta pendapat dan

pertimbangan dari para sahabatnya.

Page 83: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

Lampiran 10

MATERI PEMBELAJARAN SIKLUS II

KETELADANAN UMAR BIN KHATTAB

Jasa dan perjuangan Umar bin Khattab dalam menyebarluaskan agama

Islam ke luar Jazirah Arab sangat besar. Perilaku terpuji Umar bin Khattab yang

bisa diteladani antara lain:

1. Sederhana dan rendah hati

Meskipun menjabat sebagai kepala negara. Umar bin Khattab adalah

seorang yang rendah hati, baik dalam makanan mapun pakaian. Hidupnya

sangat sederhana dan tidak pernah berfoya-foya.

2. Sangat memperhatikan rakyat

Umar bin khattab tidak ingin rakyatnya merasakan kelaparan,

ketidakadilan dan lain-lain. Beliau sangat takut jika harus bertanggung jawab

kepada Allah kelak. Setiap malam beliau keliling kota Madinah untuk

mengetahui keadaan rakyatnya secara langsung.

3. Berani membela kebenaran

Umar bin Khattab adalah seorang yang paling berani di antara umat

Rasulullah. Beneraniannya digunakan untuk membela Islam dan Rasulullah.

4. Bersikap Adil

Khalifah Umar bin khattab juga dikenal sebagai khalifah yang sangat

adil. Beliau menegakkan hukum dengan sebaik-baiknya. Jika ada yang

melanggar hukum maka mereka harus berhadapan dengan hukum. Ia tidak

pernah membedakan rakyat dan pejabat dihadapan hukum.

5. Suka bermusyawarah

Umar bin Khattah selalu mengutamakan jalan musyawarah dalam

mengambil semua keputusan.

Page 84: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

Lampiran 11

LEMBAR HASIL OBSERVASI PESERTA DIDIK SIKLUS I

No. Nama A B C D E F G H Jml % Klasi-fikasi

1 Ahmad Faisal Baidhowi 3 2 4 3 3 3 4 3 25 78.1 A2 Akel Darmawan Audhifa 2 3 3 3 3 3 2 3 22 68.8 A3 Aqila Aqhnia Fayza G 4 3 3 2 4 2 3 4 25 78.1 A4 Arya Wibawa 2 3 2 3 3 3 3 3 22 68.8 A5 Azkadita Widiyanti 3 4 3 4 4 4 3 3 28 87.5 A6 Daffa Pradipta Yusdiansyah 3 3 3 3 3 3 4 3 25 78.1 A7 Drajad Ksatria Wibaowo 3 1 3 2 2 3 3 2 19 59.4 A8 Faiza Azzahra 3 4 4 3 3 4 3 3 27 84.4 A9 Hanifa Muslimah 3 3 2 3 3 3 3 2 22 68.8 A

10 Ivan Ashidiqqi Barlianto 2 3 3 3 3 3 2 2 21 65.6 A11 Muhammad Aditya Mulyadi 2 2 3 2 2 3 3 2 19 59.4 A12 Muhammad Alif Najmi 3 3 3 4 4 3 3 4 27 84.4 A13 Muhammad Devta Kautsar 3 3 4 3 2 3 3 3 24 75 A14 Muhammad Hisyam Azmi 2 3 2 3 3 2 3 3 21 65.6 A15 Novalia Sabrina 3 4 4 3 3 4 4 4 29 90.6 B16 Qonita Putrid Aryani 3 2 3 2 4 3 3 4 24 75 A17 Qori Afiah Fathdina 3 3 3 4 3 2 3 3 24 75 A18 Ralif Yoga Saputra 3 3 3 3 3 3 2 3 23 71.9 A19 Sarah Nisa 2 3 3 3 3 3 3 3 23 71.9 A20 Trianda Iqbal Ramadhan 3 2 3 3 3 3 3 3 23 71.9 AJumlah 55 57 61 59 61 60 60 60 473 1478Persen (%) 68.8 71.3 76.3 73.8 76.3 75 75 75 73.9 739 AKlasifikasi B B A B A A A A B B

Keterangan :

A : Memperhatikan penjelasan guruB : Keberanian peserta didik dalam bertanyaC : Keseriusan dan partisipasi peserta didik dalam bekerja samaD : Inisiafif individu dalam penguraikan topik pembahasanE : Antusias peserta didik dalam kegiatan pembelajaranF : Keaktifan dan kontribusi peserta didik dalam diskusiG : Kemampuan peserta didik dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompokH : Indentifikasi peserta didik saat merefleksikan materi pembelajaran dalam

kehidupan sehari-hari

Page 85: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

Kriteria nilai:

4 : baik sekali3 : baik2 : cukup1 : kurang

Skala persentase :

> 75% : baik sekali (A)51% - 75% : baik (B)26% - 50% : cukup (C)≤ 25% : kurang (D)

Jakarta, Maret 2014Observer,

Imron HSNIM. 1810011000004

Page 86: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

Lampiran 12

LEMBAR HASIL OBSERVASI PESERTA DIDIK SIKLUS II

No. Nama A B C D E F G H Jml % Klasi-fikasi

1 Ahmad Faisal Baidhowi 4 3 4 4 4 4 4 3 30 93.8 A

2 Akel Darmawan Audhifa 3 4 3 4 4 4 3 3 28 87.5 A

3 Aqila Aqhnia Fayza G 4 4 4 3 4 3 4 3 29 90.6 A

4 Arya Wibawa 3 4 3 4 4 4 4 4 30 93.8 A

5 Azkadita Widiyanti 3 4 3 4 4 4 3 3 28 87.5 A

6 Daffa Pradipta Yusdiansyah 4 3 3 4 4 4 4 4 30 93.8 A

7 Drajad Ksatria Wibaowo 4 3 4 3 4 4 3 3 28 87.5 A

8 Faiza Azzahra 3 4 4 3 4 4 3 3 28 87.5 A

9 Hanifa Muslimah 4 4 3 4 3 4 4 3 29 90.6 A

10 Ivan Ashidiqqi Barlianto 3 4 4 4 4 4 3 3 29 90.6 A

11 Muhammad Aditya Mulyadi 4 4 4 3 3 4 4 4 30 93.8 A

12 Muhammad Alif Najmi 4 3 4 4 4 3 3 4 29 90.6 A

13 Muhammad Devta Kautsar 4 4 4 3 3 4 4 3 29 90.6 A

14 Muhammad Hisyam Azmi 3 4 3 4 4 3 4 4 29 90.6 A

15 Novalia Sabrina 3 4 4 3 2 3 3 2 24 75 B

16 Qonita Putrid Aryani 4 3 4 4 4 4 4 4 31 96.9 A

17 Qori Afiah Fathdina 4 4 4 3 4 3 4 3 29 90.6 A

18 Ralif Yoga Saputra 4 3 4 3 3 4 3 4 28 87.5 A

19 Sarah Nisa 3 3 4 4 4 4 4 4 30 93.8 A

20 Trianda Iqbal Ramadhan 4 3 4 3 4 4 4 3 29 90.6 A

Jumlah 72 72 74 71 74 75 72 67 577 1803

Persen (%) 90 90 92.5 88.8 92.5 93.8 90 83.8 90.2 902 A

Klasifikasi A A A A A A A A A A

Keterangan :

A : Memperhatikan penjelasan guruB : Keberanian peserta didik dalam bertanyaC : Keseriusan dan partisipasi peserta didik dalam bekerja samaD : Inisiafif individu dalam penguraikan topik pembahasanE : Antusias peserta didik dalam kegiatan pembelajaranF : Keaktifan dan kontribusi peserta didik dalam diskusiG : Kemampuan peserta didik dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompokH : Indentifikasi peserta didik saat merefleksikan materi pembelajaran dalam

kehidupan sehari-hari

Page 87: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

Kriteria nilai:

4 : baik sekali3 : baik2 : cukup1 : kurang

Skala persentase :

> 75% : baik sekali (A)51% - 75% : baik (B)26% - 50% : cukup (C)≤ 25% : kurang (D)

Jakarta, Maret 2014Observer,

Imron HSNIM. 1810011000004

Page 88: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

Lampiran 13

DAFTAR NILAI TES PRA SIKLUS

Nama Sekolah : SD Islam An-Nizomiyah

Kelas/Semester : V / 2

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Materi : Kisah kalifah Umar bin Khattab ra

No. Nama Nilai % KetercapaianKetuntasan

tuntas tidak1 Ahmad Faisal Baidhowi 70 70%

2 Akel Darmawan Audhifa 65 65%

3 Aqila Aqhnia Fayza Gerriandi 65 65%

4 Arya Wibawa 55 55%

5 Azkadita Widiyanti 60 60%

6 Daffa Pradipta Yusdiansyah 60 60%

7 Drajad Ksatria Wibaowo 60 60%

8 Faiza Azzahra 70 70%

9 Hanifa Muslimah 75 75%

10 Ivan Ashidiqqi Barlianto 70 70%

11 Muhammad Aditya Mulyadi 65 65%

12 Muhammad Alif Najmi 75 75%

13 Muhammad Devta Kautsar 60 60%

14 Muhammad Hisyam Azmi 60 60%

15 Novalia Sabrina 75 75%

16 Qonita Putrid Aryani 75 75%

17 Qori Afiah Fathdina 70 70%

18 Ralif Yoga Saputra 65 65%

19 Sarah Nisa 70 70%

20 Trianda Iqbal Ramadhan 75 75%

Jumlah 1340 13.40% 10 10Nilai rata-rata 67 67.00% 50% 50%

Page 89: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

Lampiran 14

DAFTAR NILAI TES SIKLUS I

Nama Sekolah : SD Islam An-Nizomiyah

Kelas/Semester : V / 2

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Materi : Kisah kalifah Abu Bakar As Siddiq ra

No. Nama Nilai %Ketercapaian

KetuntasanTuntas Tidak

1 Ahmad Faisal Baidhowi 75 75% 2 Akel Darmawan Audhifa 65 65% 3 Aqila Aqhnia Fayza G 70 70% 4 Arya Wibawa 65 65% 5 Azkadita Widiyanti 68 68% 6 Daffa Pradipta Yusdiansyah 70 70% 7 Drajad Ksatria Wibaowo 65 65% 8 Faiza Azzahra 70 70% 9 Hanifa Muslimah 85 85%

10 Ivan Ashidiqqi Barlianto 70 70% 11 Muhammad Aditya Mulyadi 65 65% 12 Muhammad Alif Najmi 85 85% 13 Muhammad Devta Kautsar 65 65% 14 Muhammad Hisyam Azmi 85 85% 15 Novalia Sabrina 75 75% 16 Qonita Putrid Aryani 75 75% 17 Qori Afiah Fathdina 75 75% 18 Ralif Yoga Saputra 70 70% 19 Sarah Nisa 70 70% 20 Trianda Iqbal Ramadhan 90 90%

Jumlah 1458 14.58% 14 6Nilai rata-rata 72.9 72.90% 70% 30%

Page 90: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

Lampiran 15

DAFTAR NILAI TES SIKLUS II

Nama Sekolah : SD Islam An-Nizomiyah

Kelas/Semester : V / 2

Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam

Materi : Kisah kalifah Umar bin Khattab ra

No. Nama Nilai %Ketercapaian

KetuntasanTuntas Tidak

1 Ahmad Faisal Baidhowi 85 85% 2 Akel Darmawan Audhifa 85 85% 3 Aqila Aqhnia Fayza G 70 70% 4 Arya Wibawa 70 70% 5 Azkadita Widiyanti 70 70% 6 Daffa Pradipta Yusdiansyah 80 80% 7 Drajad Ksatria Wibaowo 80 80% 8 Faiza Azzahra 85 85% 9 Hanifa Muslimah 90 90%

10 Ivan Ashidiqqi Barlianto 80 80% 11 Muhammad Aditya Mulyadi 80 80% 12 Muhammad Alif Najmi 90 90% 13 Muhammad Devta Kautsar 75 75% 14 Muhammad Hisyam Azmi 85 85% 15 Novalia Sabrina 80 80% 16 Qonita Putrid Aryani 80 80% 17 Qori Afiah Fathdina 75 75% 18 Ralif Yoga Saputra 75 75% 19 Sarah Nisa 80 80% 20 Trianda Iqbal Ramadhan 90 90%

Jumlah 1605 16.05% 20Nilai rata-rata 80.25 80.25% 100%

Page 91: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

Lampiran 16

SOAL TES SIKLUS I

A. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar !

1. Berikut ini adalah sikap keteladanan Abu Bakar As Sidiq, kecuali....

a. Rendah hati

b. Berjiwa tenang

c. Penyabar

d. Memiliki kekuatan

2. Seluruh harta Abu Bakar digunakan untuk ....

a. Berfoya-foya

b. Membeli barang kebutuhan keluarga

c. Perjuangan Islam

d. Modal berdagang

3. Dalam memimpim umatnya Abu Bakar berpedoman pada ....

a. Al-Qur’an dan hadits

b. Buku dan sahabat

c. Kitab dan sahabat

d. Hadits dan pendapat sahabat

4. Khalifah Abu Bakar As Shidiq adalah seorang saudagar kaya yang ....

a. Pelit c. Sombong

b. Dermawan d. Berani

5. Salah satu cara meneladani kecintaan Abu Bakar As Sidiq terhadap

Rasulullah SAW adalah ....

a. Membantah perintah orang tua

b. Melaksanakan larangan Allah

c. Menjauhi perintah Allah

d. Menjalankan ajaran Rasul.

6. Abu Bakar selalu melakukan ... dalam memutuskan suatu perkara.

a. Salat c. Kesewenang-wenangan

b. Musyawarah d. Paksaan

Page 92: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

7. Terhadap orang-orang yang menolak membayar zakat, Abu Bakar

bersikap ....

a. Lemah lembut c. Tegas

b. Pemaaf d. Acuh tak acuh

8. Ketika ada teman yang sakit karena belum sarapan sejak pagi, Raihan

memberikan uang sakunya untuk dibelikan nasi, Raihan rela tidakmembeli

jajan karena sudah sarapan sebelum berangkat sekolah.

Sikap Abu Bakar yang di teladani Raihan adalah ....

a. Kesegaraan masuk agama Allah.

b. Ketegasan dalam memimpin

c. Mendahulukan kepentingan orang lain

d. Kesederhanaan

9. Azra tidak pernah menolak saat disuruh membantu ibunya. ia selalu

melakukan perintah ibunya dengan ikhlas.

Sikap Abu Bakar As Siddiq yang diteladani Azra adalah ....

a. Mencintai rasulullah dan ajarannya

b. Ketegasan dalam memimpin

c. Mendahulukan kepentingan orang lain

d. Dermawan dalam menggunakan harta

10. Orang yang sabar seperti Abu Bakar memiliki sifat kepribadian berikut,

kecuali ....

a. Tekun dalam berusaha

b. Tenang menunggu nasib baik

c. Tidak tergesa-gesa

d. Tidak mudah putus asa

11. Harta yang dimiliki oleh Abu Bakar digunakan untuk berinfak di ....

a. Kakbah c. Baitul mal

b. Mekah d. Jalan Allah

12. Contoh ketenangan jiwa Abu Bakar terlihat ketika rasulullah ....

a. Pergi perang c. hijrah

b. wafat d. Marah

Page 93: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

13. Menolak ajakan teman untuk membolos sekolah termasuk kategori sifat ...

a. dermawan c. jujur

b. tegas d. rendah hati

14. As-Sidiq artinya ....

a. menyalahkan c. mengetahui

b. membenarkan d. membaca

15. Untuk kesejahteraan rakyat Abu Bakar mendirikan lembaga ....

a. peradilan c. kepolisian

b. baitul mal d. pertahanan negara

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban benar !

1. Bagamanakah sikap Abu Bakar terhadap orang-orang murtad dan enggan

membayar zakat?

Jawab:

2. Sebutkan tindakan kedermawanan Abu Bakar As-Sidiq terhadap para

budak!

Jawab:

3. Sebutkan keteladanan sikap Abu Bakar As Sidiq!

jawab:

4. Bagaimana sikapmu dalam meneladani sikap dermawannya Abu Bakar?

Jawab:

5. Abu Bakar tidak pernah enggan dan putus asa menemani Rasulullah

berdakwah walaupun dihina dan dicaci maki. Sikap apakah yang patut

diteladani dari Abu Bakar dalam hal ini ?

Jawab:

Page 94: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

Lampiran 17

SOAL TES SIKLUS II

A. Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar !

1. Sebelum masuk Islam Umar bin khattab terkenal sebagai seorang yang ...

seruan Rasulullah.

a. Membantu c. Menentang

b. Mendukung d. Membiarkan

2. Siapapun yang menentang ajaran rasulullah akan umar hadapi dengan....

a. Rasa takut c. Sombong

b. Gagah berani d. Rendah diri

3. Umar bin khattab berangkat hijrah secara terang-terangan. Hal ini

membuktikan sikap ....

a. Sombong c. Penyabar

b. Pemberani d. Tegas

4. Walaupun menjadi seorang Khalifah besar, Umar bin Khattab selalu

bersikap ....

a. Mewah c. Sederhana

b. Boros d. Sombong

5. Dalam menegakkan hukum, khalifah umar berlaku ....

a. Semena-mena c. Curang

b. Memaksa d. Sangat adil

6. Kita harus meneladani umar bin khattab, karenanya kita harus berani

dalam membala ....

a. Teman yang salah

b. Kebenaran

c. Adik yang melanggar aturan

d. Kejahatan

7. Umar bin khattab merupakan khalifah yang rendah hati. Ciri orang yangrendah hati antara lain ....a. Tidak membeda-bedakan dalam bergaulb. Meremehkan orang lainc. Memilih-milih teman

Page 95: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

d. Tidak mau bergaul dengn orang miskin

8. Orang yang berani menegakkan kebenaran maka pengorbanannya akan ....

a. Dikenang c. Sia-sia

b. Percuma d. Dilupakan

9. Umar bin Khattab adalah muslim yang paling ....

a. Lunak dan lemah lembut

b. Tegas dan pemberani

c. Tenang dan keras

d. Lemah lembut dan tegas

10. Sifat yang tidak dimiliki oleh Umar bin khattab adalah ....

a. Pemberani c. Pengecut

b. Cerdas d. Disiplin

11. Khalifah umar bin khattab bersikap keras dan tegas, sehingga ia tidak

tahan melihat ....

a. Kecengengan umatnya

b. Kelemahan umatnya

c. Ketidakadilan pada umatnya

d. Keganasan umatnya

12. Berikut ini adalah sikap meneladani kesederhanaan umar bin khattab yaitu ....

a. Agus membeli sepatu baru setiap bulan

b. Bagas selalu minta mobil-mobilan baru

c. Azra tidak membeli tas baru, sebab tas yang lama masih bagus

d. Kina membeli buku tulis setiap minggu

13. Berikut ini yang tidak termasuk sikap keteladanan umar bin khattab adalah ....

a. Pemberani c. Sederhana

b. Adil d. Penakut

14. Umar bin Khattab tidak ingin rakyatnya merasakan kelaparan dan

ketidakadilan. Hal ini membuktikan sikap ....

a. Kesederhanaan dan rendah diri

b. Suka bermusyawarah

c. Sangat memperhatikan rakyatnya.

d. Berani membela kebenaran

Page 96: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

15. Berikut ini merupakan perbuatan yang bisa dilakukan sebagai wujud

meneladani khalifah Umar bin Khattab, kecuali....

a. Suka menolong orang lain

b. Berani memberitahu jika ada teman nyontek

c. Memakai perlengkapan sekolah yang sederhana dan tidak berlebihan

d. Tidak berani bertanya kepada guru meskipun ada pelajaran yang belum

dimengerti

B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan jawaban benar !

1. Bagaimanakah sikapmu untuk meneladani keberanian Umar bin Khattab

dalam membela kebenaran ?

Jawab:

2. Mengapa Umar bin Khattab di beri julukan al furuq? Jelaskan !

Jawab:

3. Sebutkan keteladanan sikap umar bin khattab!

Jawab:

4. Bagaimanakah meneladani kesederhanaan umar bin khattab dalam

berseragam sekolah?

Jawab:

5. Bagaimanakah keadilan yang dimiliki umar bin khattab?

Jawab:

Page 97: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

Lampiran 18

KUNCI JAWABAN TES SIKLUS I

A. Kunci jawaban pilihan ganda

1. D 9. A

2. C 10. B

3. A 11. C

4. B 12. B

5. D 13. C

6. B 14. B

7. C 15. B

8. C

B. Kunci jawaban uraian

1. Abu Bakar bersikap tegas dengan memerangi mereka.

2. Abu Bakar membebaskan para budak dengan membayar tebusan kepada

majikan mereka.

3. Bersegera membenarkan ajaran Rosulullah, mencintai Rosulullah, rendah

hati, sederhana, jujur, dermawan, tegas dan bijaksana, suka

bermusyawarah, memperhatikan kepentingan rakya dan sabar.

4. Menolong teman atau orang lain yang membutuhkan dengan kemampuan

yang dimiliki.

5. Kecintaan kepada Rasullah dan ajaranya.

Page 98: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27430/1/IMRON HS... · Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran

KUNCI JAWABAN TES SIKLUS II

A. Kunci jawaban pilihan ganda.

1. C 9. B

2. B 10. C

3. B 11. C

4. C 12. C

5. D 13. D

6. B 14. C

7. A 15. D

8. A

B. Kunci jawaban uraian

1. (contoh jawaban) berani mengatakan siapa yang bersalah jika mengetahui

dengan pasti.

2. Karena secara tegas menyampaikan mana yang benar dan mana yang

salah.

3. Rendah hati, sederhana, tegas dan bijaksana, suka bermusyawarah,

memperhatikan kepentingan rakyat, berani membela yang benar dan adil.

4. Memakai seragam sekolah seperti yang dipakai teman yang lain serta tidak

berlebihan.

5. Umar bin Khattab sangat adil, hukum ditegakkan tanpa pandang bulu.