pendekatan terpadu imron nurdiansyah

30

Click here to load reader

Upload: imronnurdiansyah

Post on 06-Jun-2015

6.062 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Pendekatan terpadu

TRANSCRIPT

Page 1: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

PENDEKATAN TERPADU

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Pembelajaran Bahasa Indonesia

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Anggota :

1. Imron Nurdiansyah ( 0701860 )

2. Dede Heti Silfiyah ( 0702781 )

3. Ahmad Sugandi ( 0701999 )

4. Cecep Adrian Julianto ( 0702124 )

PROGRAM S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SUMEDANG

2008

Page 2: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

KATA PENGANTAR

Tiada kekuatan, kesucian dan keabadian kecuali milik Allah swt.

Puji syukur kehadirat illahirobbi penyusun panjatkan, karena berkat rahmat

dan hidayahNyalah penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada

waktunya.

Makalah ini berisi tentang pendekatan terpadu yang dapat digunakan

dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pendekatan

terpadu ini ada dua macam yaitu pendekatan terpadu internal dan pendekatan

terpadu eksternal. Pendekatan terpadu internal bidang studi adalah pendekatan

yang keterkaitan yang terjadi antar bahan pelajaran bahasa itu sendiri, sedangkan

pendekatan terpadu eksternal adalah pendekatan yang keterkaitan antara bidang

studi bahasa dengan bidang studi yang lain.

Kami selaku penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

sempurna,oleh karena itu kritik dan saran dari rekan-rekan sangat kami harapkan

sebagai langkah menuju kesempurnaan, semoga makalah yang sederhana ini

dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, juga para pembaca pada umumnya juga

penulis berharap makalah ini dapat menjadi pemicu bagi teman-teman yang lain

untuk dapat mengembangkan proses pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah

dasar sehingga pelajaran Bahasa Indonesia lebih menyenangkan.

Sumedang, Februari 2008

Penyusun

i

Page 3: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................i

DAFTAR ISI .........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...........................................................................1

B. Rumusan Masalah ......................................................................1

C. Tujuan dan Manfaat....................................................................2

D. Definisi Operasional...................................................................2

BAB II KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian Pendekatan Terpadu .................................................3

B. Ragam Model Pendekatan Terpadu ...........................................6

BAB III PEMBAHASAN MASALAH

A. Pembahasan Masalah .................................................................8

B. Implikasi ( Skenario Pembelajaran ) ..........................................9

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................15

B. Saran – saran...............................................................................15

DAFTAR PUSTAKA............................................................................16

ii

Page 4: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa Indonesia merupakan pelajaran yang akan mendidik siswa untuk

dapat berkomunikasi dengan baik dan benar, maka dari itu kita sebagai guru harus

mampu mengemas mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan baik supaya anak

didik kita lebih tertarik dan menyukai mata pelajaran Bahasa Indonesia, salah satu

cara supaya pembelajaran Bahasa Indonesia lebih menyenangkan adalah dengan

bantuan alat peraga yang tepat dan juga menggunakan pendekatan yang tepat

pula.

Salah satu pendekatan yang bisa dipakai dalam pembelajaran mata

pelajaran Bahasa Indonesia adalah pendekatan terpadu atau integratif. Pendekatan

terpadu ini ada dua macam yaitu pendekatan terpadu internal dan pendekatan

terpadu eksternal. Pendekatan terpadu internal bidang studi adalah pendekatan

yang keterkaitan yang terjadi antar bahan pelajaran bahasa itu sendiri, sedangkan

pendekatan terpadu eksternal adalah pendekatan yang keterkaitan antara bidang

studi bahasa dengan bidang studi yang lain. Dalam makalah ini penulis akan

mencoba mengulas pengaruh penggunaan pendekatan terpadu bagi siswa SD

Kelas II.

B.Rumusan Masalah

Apakah penggunaan pendekatan terpadu dapat meningkatkan minat siswa

terhadap Bidang studi Bahasa Indonesia ?

Apa kekurangan dan kelebihan dalam penggunaan pendekatan terpadu ?

Page 5: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

C. Tujuan dan Manfaat

1. Tujuan

a. Untuk mengetahui apakah penggunaan pendekatan terpadu dapat

meningkatkan minat siswa terhadap pelajaran Bahasa Indonesia.

b. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pendekatan terpadu.

2. Manfaat

a. Bagi Penulis

Sebagai tambahan pengetahuan tentang Bahasa Indonesia khususnya pendekatan

terpadu, juga sebagai bekal masa depan bagi penulis.

b. Bagi Siswa

Setelah siswa belajar Bahasa Indonesia dengan pendekatan ini diharapkan siswa

lebih tertarik dengan pelajaran Bahasa Indonesia.

c. Bagi Guru

Sebagai masukan bagi guru sekolah dasar untuk menggunakan variasi

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan terpadu.

D. Definisi Operasional

Bahasa adalah system lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh

anggota suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi,

danmengidentifikasikan diri ( KBBI, Edisi ketiga, 2001:88 ).

Model adalah pola ( contoh, acuan, ragam, dsb ) dari sesuatu yang akan dibuat

atau dihasilkan ( KBBI, Edisi ketiga, 2001: 751 ).

Pendekatan adalah usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk

mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti ( KBBI, Edisi ketiga, 2001: 247

).

Page 6: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Pengertian

Pendekatan Integratif atau terpadu adalah rancangan kebijaksanaan pengajaran

bahsa dengan menyajikan bahan-bahan pelajaran secara terpadu, yaitu dengan

menyatukan,menghubungkan,atau mengaitkan bahan pelajaran sehingga tidak ada

yang berdiri sendiri atau terpisah-pisah.

Pendekatan terpadu terdiri dari dua macam :

1. Integratif Internal yaitu keterkaitan yang terjadi antar bahan pelajaran

itu sendiri, misalnya pada waktu pelajaran bahasa dengan fokus menulis

kita bisa mengaitkan dengan membaca dan mendengarkan juga.

2. Integratif Eksternal yaitu keterkaitan antara bidang studi yang satu

dengan bidang studi yang lain, misalnya bidang studi bahasa dengan

sains dengan tema lingkungan maka kita bisa meminta siswa membuat

karangan atau puisi tentang banjir untuk pelajaran bahasanya untuk

pelajaran sainsnya kita bisa menghubungkan dengan reboisasi atau bisa

juga pencemaran sungai.

Pendekatan pembelajaran terpadu adalah seperangkat asumsi yang berisikan

wawasan dan aktifitas berfikir dalam merencanakan pembelajaran dengan

memadukan pengetahuan, pengalaman dan keterampilan sebagai area isi kegiatan

belajar mengajar. Fogarty ( 1991 ) dalam buku “How to Integrate the curricula”

menyatakan bahwa pembelajaran terpadu merupakan :

1. The vertical spiral represents the “spiraling” curricula built into most text materials as

Page 7: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

2. The horizontal band reprsents the breadth and depth of learning in a given subject

3. The circle represents the integration of skill, themes, concepts, and topics accros dislipines.

Pendekatan pembelajaran terpadu,menurut Aminuddin (1994), merupakan perencanaan dan proses pembelajaran yang ditujukan untuk menguntai tema, topik, pemahaman, dan pengalaman belajar secara terpadu. Pembelajaran terpadu itu sebagai wawasan dan bentuk kegiatan berfikir ketika guru merencanakan kegiatan belajar mengajar dengan berlandas tumpu pada prinsip-prinsip:

1. Humanisme Manusia secara fitrah memiliki bekal yang sama dalam upaya memahami sesuatu. Implikasi wawasan tersebut dalam kegiatan pendidikan a. Guru bukan satu-satunya sumber informasib. Siswa disikapi sebagai subjek belajar yang kreatif mampu menemukan

pemahaman sendiric. Dalam proses belajar mengajar, guru lebih banyak bertindak sebagai

model, teman pendamping, pemotivasi, penyedia bahan pembelajaran, aktor yang juga bertindak sebagai pebelajar.

2. ProgresifismePrilaku manusia dilandasi motif dan minat tertentu. Implikasi wawasan tersebut dalam kegiatan pendidikan :

a. Isi pembelajaran harus memiliki kegunaan bagi pebelajar secara aktualb. Dalam kegiatan belajarnya siswa harus menyadari manfaat pengusaan

isi pembelajaran itu bagi kehidupannyac. Isi pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan,

pengalaman dan pengetahuan pebelajar3. Rekonstruksionisme

Manusia selain memiliki kesamaan juga memiliki kekhasan. Implikasi wawasan tersebut dalam kegiatan pendidikan :

a. Layanan pembelajaran selain bersifat klasikal juga bersifat individualb. Pebelajar selain ada yang menguasai isi pembelajaran secara cepat juga

ada yang menguasai isi secara lambatc. Pebelajar perlu disikapi sebagai subjek yang unik, baik itu menyangkut

proses merasa, berfikir dan karakteristik individualnya sebagai hasil bentukan lingkungan keluarga, teman bermain, maupun lingkungan kehidupan sosial masyarakatnya.

Prinsip diatas dapat dihubungkan dengan wawasan progresifisme yang

beranggapan bahwa penguasaan pengetahuan dan keterampilan tidak bersifat

mekanisme tetapi memerlukan daya kreativitas. Pemerolehan pengetahuan secara

pengetahuan dan keterampilan melalui kreativitas itu berkembang secara

berkesinambungan. Pemahaman kosakata misalnya, akan membentuk

Page 8: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

keterampilan menyusun kalimat. Kemampuan memahami kosakata dan

keterampilan dalam menyusun kalimat.

Progresifisme juga berisi wawasan bahwa dalam proses belajarnya siswa sering

kali dihadapkan pada masalah yang yang memerlukan cara pemecahan secara

baku. Dalam pemecahan masalah tersebut siswa perlu menyaring dan menyusun

ulang pengalaman dan pengetahuan yang dimilikinya secara coba-coba atau

secara hipotesis. Dalam hal demikian terjadi proses berfikir yang terkait dengan

metakognisi.

“....Sesuai dengan proses berfikir dalam pemecahan masalah, metakognisi adalah penghubung suatu pengetahuan dengan pengalaman dan pengetahuan lain melalui proses berfikir untuk membuahkan sesuatu” ( J. Marzano,et al, 1992 ).

Dalam wawasan konstruktivisme proses belajar disikapi sebagai kreativitas dalam

menata serta menghubungkan pengalaman dan pengetahuan hingga membentuk

suatu keutuhan. Dalam tindak kreatif tersebut siswa pada dasarnya merupakan

subjek pemberi makna.

Dalam proses pembelajaran guru hendaknya jangan menggurui melainkan secara adaptif berusaha memahami jalan pikiran siswa untuk kemudian menampilkan sejumlah kemungkinan. Bagi Fulwier, like students, teachers as laerner are unique ( Fulwier, 1992 ).

Dinyatakan demikian karena dalam mengendalikan, mengembangkan, sampai ke

mengubah bentuk proses belajar setiap guru boleh menjadi sering dihadapkan

pada masalah baru. Sebab itu guru juga perlu belajar, mengembangkan kreativitas

sejalan dengan kekhasan siswa. Peristiwa belajar, konteks pembelajaran, terdapat

perkembangan maupun problema baru ditinjau dari konteks pembelajaran bahwa

ketiga wawasan diatas juga dapat dihubungkan dengan wawasan whole language.

Page 9: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

Sejalan dengan wawasan progresifisme dalam wawasan whole language proses belajar bicara, membaca, menulis, dan menyimak disikapi sebagai constructive proses yang berlangsung secara dinamis ( goodman,1986 ).

Proses pembelajaran yang dilakukan sah dinyatakan diwarnai whole language

apabila :

1. Hasil belajar ihwal bunyi, kosakata,struktur wicara, membaca,

mengarang misalnya memiliki kesinambungan dan keterpaduan.

2. Siswa mempelajari bahasa dalam konteks pemakaian, baik secara

lisan maupun tulis

3. Siswa mempelajari bahasa sesuai dengan keragaman fungsi dan

pemakaian

4. Proses kreatif siswa dalam berbahasa lebih mendapatkan perhatian

dibandingkan pemahaman ihwal kebahasaannya,

5. Guru mengadakan evaluasi proses dan hasil secara integratif

dengan menggunakan berbagai data sebagai bahan penilaian.

B. Ragam model pembelajaran terpadu

Ditinjau dari cara memadukan konsep, pengetahuan, keterampilan, topik, dan

unit-unit tema, dapat dihasilkan sejumlah model pembelajaran terpadu berbeda.

Menurut Fogaty ( 1991 ) ada 10 model cara pemaduan pembelajaran yakni:

1. Model Fragmented, yaitu pemaduannya hanya terbatas pada satu disiplin ilmu tertentu.

2. Model Connected, yaitu pembelajaran dapat dipayungkan pada induk disiplin tertentu

3. Model Nested, merupakan pemaduan berbagai bentuk penguasaan konsep dan keterampilan melalui sebuah kegiatan pembelajaran

4. Model Sequenced merupakan model pemaduan topik-topik antar mata pelajaran yang berbeda secara paralel

5. Model Shared merupakan bentuk pemaduan yang disebabkan ketumpangtindihan konsep dalam dua mata pelajaran atau lebih

Page 10: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

6. Model Webbed merupakan model pemaduan yang bertolak dari pendekatan tematis dalam mengintegrasikan bahan pelajaran

7. Threated, merupakan model pemaduan bentuk keterampilan, misalnya keterampilan mengadakan peramalan yang terkait dengan pengujian hipotesis, estimasi, antisipasi tahapan cerita dalam novel, maupun antisipasi bentuk pemacahan masalah berdasarkan analisis situasi melalui sebuah disiplin yang mencakup keseluruhan. Bagi Fogarty

8. Model Integrasi, model Integrasi kurikulum tersebut berfokus pada meta curriculum ( Fogarty, 1991 ).

9. salah satu bentuk pengembangan model Immersed ini adalah pada penggunaan bentuk pembelajaran tersebut dilakukan dengan meminta siswa menceritakan pengalaman dalam proses membaca, menulis, kesulitan yang dihadapi dan cara memecahkan masalahnya maupun bentuk-bentuk transisi yang dialami saat belajar bahasa.

10. Model Network merupakan model pemanduan pembelajaran yang mengandalkan kemungkinan pengubahan konsepsi, bentuk, pemecahan masalah maupun tuntutan bentuk keterampilan baru setelah siswa mengadakan studi lapangan dalam situasi, kondisi, maupun konteks yang berbeda-beda.

Page 11: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

BAB III

A. Pembahasan Masalah

Dalam pelaksanaannya penulis mengambil sampel pada siswa kelas II

SDN 1 Kalitengah Cirebon, Penulis mengambil sampel kelas II karena siswa kelas

II masih dalam perkembangan tahap operasi konkret, pada tahap operasi konkret

ini anak-anak mulai mengembangkan konsep dengan menggunakan benda-benda

konkret untuk menyelidiki hubungan dan model-model ide abstrak. Bahasa

merupakan alat yang penting untuk menyatakan dan mengingat konsep-konsep

tersebut. Untuk itu jika guru memberikan mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan

menyenangkan maka diharapkan siswa tersebut lebih paham dan lebih cepat

mengerti. Dalam pelaksanaannya penulis menggunakan pendekatan terpadu

model webbed dengan tema keluarga, penulis menghubungkan antara Bahasa

Indonesia dengan Sains, dan juga dengan Matematika.

Setelah penulis mempraktekan pendekatan terpadu model webbed dengan

tema keluarga ternyata siswa kelas II sangat antusias dalam mengikuti pelajaran

sebagai contoh pada waktu siswa diminta kedepan untuk membacakan teks

dengan nyaring para siswa saling berebut, tetapi ini dapat diatasi dengan cara

meminta siswa yang paling rapih dan tidak ribut yang akan dipilih. Walaupun ada

yang belum dapat membaca dengan lancar tetapi siswa tersebut berusaha. Ini

membuktikan bahwa pendekatan terpadu ini dapat meningkatkan minat siswa

dalam belajar.

Selain memiliki kelebihan-kelebihan pendekatan ini juga memiliki

kelemahan antara lain, pendekatan ini memerlukan durasi yang panjang tidak

Page 12: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

cukup satu jam pelajaran, pendekatan ini belum tentu cocok untuk siswa kelas

tinggi, untuk jumlah siswa yang banyak terkadang kurang terkontrol, disarankan

untuk mata pelajaran sains lakukanlah diluar kelas, sebagai contoh dalam hal ini

penulis meminta siswa memelihara tumbuhan yang ada dilingkungan sekitar, nah

berarti siswa harus ada yang menyirami, tanaman, memberi pupuk, dan lain-lain,

kalau pekerjaan ini didalam kelas maka kelas akan sangat kotor.

B. Implikasi

Sebagai rambu-rambu dalam mengajar penulis membuat suatu sekenario

pembelajaran dengan harapan dapat tercapainya tujuan pembelajaran dan lebih

terarah.

SKENARIO PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SD Negeri I Kalitengah Cirebon

Mata Pelajaran : Terpadu

Kelas : II

Semester : I

Alokasi Waktu : 120 Menit

I. Standar Kompetensi

A. Bahasa Indonesia : Siswa mampu menceritakan kegiatan sehari-hari

B. Matematika : Siswa mampu menggunakan operasi hitung bilangan

dalam pemecahan soal

C. Sains : Siswa mampu memahami bagian-bagian utam tubuh

hewan dan tumbuhan, pertumbuhan hewan dan

tumbuhan serta berbagai tempat hidup mahluk

hidup

Page 13: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

II. Kompetensi Dasar

A. Bahasa Indonesia : Siswa mampu menceritakan kegiatan sehari-hari

dengan bahasa yang mudah dipahami orang lain

B. Matematika : Siswa mampu melakukan penjumlahan dan

pengurangan

C. Sains : Siswa mampu mengidentifikasi bagian-bagian utama

hewan dan tumbuhan disekitar rumah dan sekolah

melalui pengamatan

III. Indikator

A. Bahasa Indonesia : Siswa mampu menjelaskan urutan kegiatan sehari-

hari dengan bahasa yang runtut dan mudah dipahami

orang lain

B. Matematika : Siswa mampu menjumlah dua bilaangan dengan dan

tanpa menyimpan

C. Sains : Siswa mampu menbuat daftar bagian-bagian utama

hewan dan tumbuhan

Siswa mampu menggambar bagian-bagian tumbuhan

secara sederhana

IV. Dampak Pengiring

Setelah pembelajaran selesai siswa diharapkan mampu menjelaskan

kegiatan sehari-hari, menjumlah dua bilangan dengan dan tanpa menyimpan,

membuat daftar bagian utama hewan dan tumbuhan.

V. Materi, Media, Alat, Metode, dan Sumber belajar

E.Materi

Anak rajin

Melati anak rajin

Pagi-pagi sudah bangun

Melati sudah bisa mandi sendiri

Dia juga berganti pakaian sendiri

Page 14: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

Melati berangkat kesekolah bersama teman-temannya

Deni, Wati dan Irfan teman akrab Melati

Mereka tidak pernah terlambat sekolah

Guru sangat sayang pada mereka

Pulang sekolah Melati ganti pakaian

Ia dan teman-temannya main

Sore hari Melati menyiram tanaman kesukaannya.

F.Media Pembelajaran

Gambar tumbuhan

Alat bantu hitung seperti simpoa

G. Alat Pembelajaran

Papan tulis

Bulpoint / pensil

Buku

Buku gambar

H. Metode Pembelajaran

Metode Ceramah

Metode Tanya Jawab

I. Sumber Belajar

KBK 2006

Bahasa dan Sastra Indonesia SD kelas 2 halaman 18-21

VI. Kegiatan Belajar Mengajar

A. Kegiatan Awal ( 10 menit)

Guru meminta ketua siswa untuk berdo’a dan mengucapkan salam

Guru mengabsen kehadiran siswa

Guru mengkondisikan siswa pada pembelajaran yang kondusif

Guru mengadakan apersepsi

Page 15: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

B. Kegiatan Inti ( 100 menit)

Guru membacakan teks “ Anak rajin “

Siswa membaca teks bersama-sama

Guru meminta seorang siswa membaca teks dengan suara yang

nyaring

Guru meminta siswa menghitung teman akrab Melati

Guru meminta siswa menghitung semua tokoh dalam teks

Guru memberi contoh penjumlahan yang lainnya

Guru bertanya “ Apakah kalian mempunyai peliharaan di rumah

baik tumbuhan atau hewan ? “

Guru meminta siswa untuk mencatat bagian-bagian tubuh hewan

peliharaannnya

Guru meminta siswa untuk mencatat bagian-bagian utama

tumbuhan yang ada dirumahnya

Guru meminta siswa menggambar bagian utama tumbuhan secara

sederhana

Guru mengadakan evaluasi.

C. Kegiatan Akhir ( 10 menit)

Guru menyimpulkan materi

Sebagai tindak lanjut guru meminta siswa untuk merawat

tumbuhan dengan baik

Guru menutup pelajaran

Guru meminta ketua siswa untuk memimpin do’a dan

mengucapkan salam.

VII. Evaluasi Prosedur Test : Proses

Bentuk Test : Performance

Jenis Test : Test Individu

Alat Test : Format penilaian

Page 16: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

Deskriptor Penilaian :

1. Keruntutan :

A = Jika siswa menjelaskan secara runtut

B =Jika siswa menjelaskan kurang runtut

C =Jika siswa menjelaskan tidak runtut

2. Ketepatan dalam menjawab soal :

A = Jika siswa cepat dan tepat dalam menjawab soal

B =Jika siswa tepat tetapi lambat dalam menjawab soal

C =Jika siswa tidak tepat dalam menjawab soal

3. Kelengkapan :

A = Jika siswa membuat daftar secara lengkap

B =Jika siswa membuat daftar kurang lengkap

C =Jika siswa tidak membuat daftar

Mengetahui Cirebon, Februari 2008Kepala sekolah Praktikan

Drs. H. K O K O PraktikanNIP.131 077 772

No. Nama SiswaAspek yang dinilai

Keruntutan Ketepatan KelengkapanA B C A B C A B C

Page 17: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

Sains7.1.Mengidentifikasi bagian-bagian

utama hewan dan tumbuhan disekitar rumah dan sekolah melalui pengamatan

Membuat daftar bagian-bagian utama tubuh hewan dan kegunaannya

Membuat daftar bagian utama tumbuhan berdasarkan pengamatan

Menggambar bagian utama tumbuhan secara sederhana

Matematika6.2.Melakukan penjumlahan dan

pengurangan Menjumlah dua bilangan dengan dan

tanpa menyimpan

Bahasa Indonesia5.1.Menceritakan kegiatan sehari-hari

dengan bahasa yang mudah dipahami orang lain.

Menjelaskan urutan kegiatan sehari-hari dengan bahasa yang runtut dan mudah dipahami orang lain

Jaring laba-laba Tema Keluarga

Kurikulum 2006 Kelas II

Keluarga

Page 18: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendekatan terpadu atau integratif adalah rancangan kebijakasanaan

pengajaran bahasa dengan menyajikan bahan-bahan pelajaran secara terpadu yaitu

dengan menggabungkan atau mengaitkan bahan pelajaran, pelajaran yang

dikaitkan bisa Inter bidang studi ataupun antar bidang studi. Pendekatan terpadu

dapat meningkatkan minat siswa kelas II terhadap pelajaran Bahasa Indonesia, ini

terbukti dengan antusiasme siswa-siswinya yang aktif dan berebut untuk maju

kedepan. Pendekatan ini memiliki berbagai kelebihan tetapi juga memiliki

beberapa kekurangan diantaranya adalah memerlukan durasi waktu yang panjang.

B. Saran-saran

1. Bagi Penulis

Harus lebih banyak membaca karena akan menambah pengetahuan kita

2. Bagi Siswa

Siswa belajar Bahasa Indonesia lebih menarik dan lebih menyenangkan, karena

dipadukan dengan mata pelajaran yang lain sehingga siswa tidak terasa sudah

belajar banyak.

3. Bagi Guru

Sebagai masukan bagi guru sekolah dasar untuk menggunakan variasi

pembelajaran dengan menggunakan pendekatan terpadu sehingga siswa lebih

merasa nyaman dan menyenangkan.

Guru hendaknya memanfaatkan media belajar yang menarik dalam pembelajaran

sehari-hari.

Page 19: Pendekatan terpadu Imron Nurdiansyah

DAFTAR PUSTAKA

Hastuti, Sri. 1997. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Jakarta:

Depdikbud.

Sapani, Suardi, dkk. 1998. Teori Pembelajaran Bahasa: Jakarta. Depdikbud.

Djuanda, Dadan, dkk. 2006. Pembinaan Dan Pengembangan Pembelajaran

Bahasa Indonesia Di SD. Bandung: UPI Press.

Tarigan, Henri Guntur. 1991. Metodologi Pengajaran Bahasa 2. Bandung:

Angkasa.

DePorter, Bobbi. 2003. Quantum Teaching : Mempraktikan Quantum learning Di

Ruang Kelas. Bandung : Kaifa.

Johnherf. ( 2006 ). Bersastra Pengajaran Kreativitas Berbahasa. [ Online ].

Tersedia:http://johnherf.wordpress.com/2007/03/13/peran-guru-sd-

menyikapi-ktsp/ [ 19 Februari 2008 ]

Sri Untari ( 2007 ). Belajar sambil bermain. [ Online]. Tersedia:

http://www.malang.ac.id/jurnal/fip/sd/1999a.htm [ 19 Februari 2008 ]