penerapan model pembelajaran berbasis masalah terhadap...

21
ARTIKEL E-JOURNAL PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN BERNEGOSIASI SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PEMBANGUNAN TANJUNGPINANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 NURHARITA MANDASARI NIM 110388201080 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015

Upload: buikien

Post on 30-Jan-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

ARTIKEL E-JOURNAL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS

MASALAH TERHADAP KETERAMPILAN BERNEGOSIASI

SISWA KELAS X SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PEMBANGUNAN TANJUNGPINANG

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

NURHARITA MANDASARI

NIM 110388201080

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2015

Page 2: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Page 3: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis
Page 4: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

ABSTRAK

Mandasari, Nurharita 2015. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Masalah terhadap Keterampilan Bernegosiasi Siswa Kelas X Sekolah

Menengah Kejuruan Pembangunan Tanjungpinang. Skripsi. Jurusan

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan, Universitas Maritim Raja Ali Haji. Pembimbing 1: Drs. Abdul

Malik, M.Pd., Pembimbing 2: Drs. Wagiman, M.Pd.

Kata kunci : Model pembelajaran berbasis masalah dan keterampilan bernegosiasi

Masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah “Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Keterampilan

Bernegosiasi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan

Tanjungpinang.”. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui adakah Pengaruh

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Keterampilan

Bernegosiasi Siswa Kelas X Sekolah Menengah Kejuruan Pembangunan

Tanjungpinang. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan

metode pre-eksperimental dengan pendekatan penelitian kuantitatif. Desain yang

digunakan dalam penelitian ini adalah one-group pretest-postest design, yaitu

rancangan penelitian melalui hasil pretes ( , sebelum diberi perlakuan dan

dibandingkan dengan hasil postes ( setelah diberi perlakuan, yakni dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah terhadap keterampilan

bernegosiasi siswa.

Hasil pengujian hipotesis memperoleh temuan ada perbedaan

keterampilan bernegosiasi antara siswa yang dilatih dengan model pembelajaran

berbasis masalah (setelah perlakuan) dengan siswa yang keterampilan

bernegosiasi tidak diberi perlakuan dengan model pembelajaran berbasis masalah

dengan hitung 8,73. Dengan membandingkan besarnya “t” yang kita peroleh

dalam hitungan ( = 8,73) dan besarnya “t” yang tercantum pada Tabel Nilai t

( = 2,02) maka dapat diketahui bahwa adalah lebih besar daripada ; yaitu:

2,02 < 8,73.

Kesimpulan yang dapat ditarik ialah, berdasarkan hasil uji tersebut di atas,

secara meyakinkan dapat dikatakan Model Pembelajaran Kooperatif Berbasis

Masalah telah menunjukkan pengaruh yang nyata, artinya dapat diandalkan

sebagai teknik yang baik untuk mengajarkan bidang studi bahasa Indonesia pada

tingkat Sekolah Menengah Kejuruan.

Berdasarkan beberapa temuan tersebut ada beberapa saran untuk para

(siswa, guru, sekolah, dan pihak lain) pada saat proses pembelajaran siswa bisa

memupuk rasa kreativisas dan keaktifan serta memiliki tanggung jawab terhadap

teman sebaya dalam kelompok masing-masing.

Page 5: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

ABSTRACT

Mandasari, Nurharita 2015, 2015. Influncy of Implementation Problem Based

Learning Method to Capibility of Negosiation Students Class X Senior

High School Pembangunan Tanjungpinang. Scription. Teacher dan

Education Science Mayor. Maritim Raja Ali Haji University. Advisor 1:

Dr. Abdul Malik, M.Pd., Advisor 2: Drs. Wagiman, M.Pd.

Key words: Problem Based Learning Method and Capibility of Negosiation

This problem in this research is How Influncy of Implementation Problem

Based Learning Method to Capibility of Negosiation Students Class X Senior

High School Pembangunan Tanjungpinang? This research is to know how

Influncy of Implementation Problem Based Learning Method to Capibility of

Negosiation Students Class X Senior High School Pembangunan Tanjungpinang.

This research had used method pre-experiement with quantitative nearby

and used one group pretest-postest design. By hipotesis result got difference of

result studied Indonesia Languange between students had trained with Problem

Based Learning Method by Capibility of Negosiation and student had practice that

method with counted 8,73. Compared the big “t” we had gotten in counting

( = 8,73) and total “t” on the Table Nilai t ( = 2,02) so, count bigger

more than ; is : 2,02 < 8.73.

By result of analysis, Implementation Problem Based Learning Method to

Capibility of Negosiation Students Class X Senior High School Pembangunan

Tanjungpinang had gotten influncy and better to teached Indonesia Language in

Senior High School.

According to description above, it can be suggestion for students, teacher,

and another reacher in studying proses to prepared and condition to much reading

the books and teachers could used Problem Based Learning Method, lets students

could rised consept and understanding, and thinking creativitas.

1. Pendahuluan

Page 6: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Pendidikan merupakan kunci untuk semua kemajuan dan perkembangan yang

berkualitas. Dengan pendidikan manusia dapat mewujudkan semua potensi

dirinya baik sebagai pribadi maupun sebagai warga masyarakat. Oleh karena itu,

dalam rangka mewujudkan potensi diri menjadi multi kompetansi, manusia harus

melewati proses pendidikan yang diimplementasikan dalam proses pembelajaran.

Dengan demikian, proses pembelajaran hendaknya bisa mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak manusia sehingga tercipta pendidikan yang

berkualitas.

Berdasarkan pengalaman peneliti di sekolah praktikkan, hasil belajar

peserta didik tergolong rendah. Hal tersebut disebabkan oleh proses pembelajaran

yang dominan dengan pembelajaran tradisional, artinya pembelajaran yang

dilakukan hanya guru yang menjadi pusat belajar sehingga siswa menjadi pasif di

kelas. Dalam hal ini siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami

bagaimana belajar, berpikir, dan memotivasi diri sendiri. Masalah ini banyak

dijumpai dalam kegiatan proses belajar mengajar di kelas.

Satu hal lagi, dalam proses belajar di kelas, siswa hanya menghafal

konsep dan kurang mampu menggunakan konsep tersebut jika menemui masalah

dalam kehidupan nyata yang berhungan dengan konsep yang dimiliki.

Penumpukan informasi atau konsep pada peserta didik kurang bermanfaat bahkan

tidak bermanfaat sama sekali kalau hal tersebut hanya dikomunkasikan oleh guru

kepada peserta didik melalui satu arah, seperti menuang air ke dalam sebuah gelas

(Rampengan dalam Trianto, 2007:65). Lebih jauh lagi, siswa kurang mampu

menentukan masalah dan merumuskan masalah di dalam pembelajaran. Hal ini

Page 7: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

berarti dalam mengajar guru selalu menuntut siswa untuk belajar dan jarang

memberikan pelajaran tentang bagaimana siswa untuk belajar, guru juga menuntut

siswa untuk menyelesaikan masalah, tapi jarang mengajarkan bagaimana siswa

seharusnya menyelesaikan masalah.

Di dalam pembelajaran bahasa Indonesia terdapat keterampilan

berbahasa yang menjadi sasaran pokok, salah satunya, yaitu keterampilan

berbicara. Pengajaran keterampilan berbicara di sekolah belum mendapatkan hasil

yang maksimal seperti yang diharapkan. Salah satu kajian materi dalam

keterampilan berbicara adalah negosiasi. Para siswa belum sepenuhnya

mempunyai kemampuan komunikatif. Mereka masih takut, malu dan ragu ketika

harus berbicara di depan umum dan menyampaikan gagasan-gagasannya. Padahal

salah satu tujuan dari bernegosiasi adalah untuk menyelesaikan masalah.

Pada dasarnya keterampilan berbicara harus dimiliki oleh semua orang

yang di dalam kegiatannya membutuhkan komunikasi, baik yang sifatnya satu

arah maupun yang sifatnya timbal balik atau keduanya. Seseorang yang memiliki

keterampilan berbicara yang baik, akan memiliki kemudahan di dalam pergaulan,

baik di rumah, di kantor maupun di tempat lain. Dengan keterampilannya segala

pesan yang disampaikan akan mudah dicerna sehingga komunikasi dapat berjalan

lancar dengan siapa saja.

2. Pembahasan

Page 8: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Berdasarkan hasil-hasil penelitian di tabel pada bab IV, hasil pretes dan

postes akan dibahas seperti yang tertera di bawah ini.

a. Pembahasan Hasil Pretes

1. Angelin

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 4, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 3, ekpresi berbicara bernilai 2, dan pemahaman isi

bernilai 1. Skor total berjumlah 14 dengan jumlah nilai 46. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 56 dengan interval 50-64 tergolong kriteria

‘kurang’.

2. Anggi

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 3, intonasi bernilai 3,

kelancaran bernilai 3, ekpresi berbicara bernilai 3, dan pemahaman isi

bernilai 2. Skor total berjumlah 14 dengan jumlah nilai 46. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 56 dengan interval 50-64 tergolong kriteria

‘kurang’.

3. Blansius Ma

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 2, intonasi bernilai 2,

kelancaran bernilai 2, ekpresi berbicara bernilai 2, dan pemahaman isi

bernilai 2. Skor total berjumlah 9 dengan jumlah nilai 36. Menurut Purwanto

(2006:102) nilai 36 dengan interval < 50 tergolong kriteria ‘gagal’.

4. Charles

Page 9: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 2, intonasi bernilai 3,

kelancaran bernilai 2, ekpresi berbicara bernilai 2, dan pemahaman isi

bernilai 1. Skor total berjumlah 10 dengan jumlah nilai 40. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 56 dengan interval 50-64 tergolong kriteria

‘gagal’.

5. Christina

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 2, intonasi bernilai 3,

kelancaran bernilai 3, ekpresi berbicara bernilai 2, dan pemahaman isi

bernilai 2. Skor total berjumlah 12 dengan jumlah nilai 48. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 48 dengan interval < 50 tergolong kriteria ‘gagal’.

6. Dedi

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 4, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 3, ekpresi berbicara bernilai 4, dan pemahaman isi

bernilai 3. Skor total berjumlah 18 dengan jumlah nilai 72. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 72 dengan interval 50-64 tergolong kriteria

‘cukup’.

7. Dewi

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 4, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 4, ekpresi berbicara bernilai 4, dan pemahaman isi

bernilai 4. Skor total berjumlah 20 dengan jumlah nilai 80. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 80 dengan interval 75-84 tergolong kriteria ‘baik’.

8. Eryka

Page 10: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 3, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 2, ekpresi berbicara bernilai 2, dan pemahaman isi

bernilai 1. Skor total berjumlah 12 dengan jumlah nilai 48. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 48 dengan interval < 50 tergolong kriteria ‘gagal’.

9. Febri Yanti

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 5, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 4, ekpresi berbicara bernilai 4, dan pemahaman isi

bernilai 4. Skor total berjumlah 21 dengan jumlah nilai 84. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 84 dengan interval 75-84 tergolong kriteria ‘baik’.

10. Fendi

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 5, intonasi bernilai 5,

kelancaran bernilai 5, ekpresi berbicara bernilai 5, dan pemahaman isi

bernilai 5. Skor total berjumlah 25 dengan jumlah nilai 100. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 100 dengan interval 85-100 tergolong kriteria

‘baik sekali’.

11. Fiona

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 5, intonasi bernilai 5,

kelancaran bernilai 5, ekpresi berbicara bernilai 5, dan pemahaman isi

bernilai 5. Skor total berjumlah 25 dengan jumlah nilai 100. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 100 dengan interval 85-100 tergolong kriteria

‘baik sekali’.

13. Franky

Page 11: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 4, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 4, ekpresi berbicara bernilai 4, dan pemahaman isi

bernilai 4. Skor total berjumlah 20 dengan jumlah nilai 80. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 80 dengan interval 75-80 tergolong kriteria ‘baik’.

14. Helen

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 4, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 4, ekpresi berbicara bernilai 3, dan pemahaman isi

bernilai 2. Skor total berjumlah 17 dengan jumlah nilai 68. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 68 dengan interval 65-74 tergolong kriteria

‘cukup’.

15. Hendeka

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 4, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 4, ekpresi berbicara bernilai 4, dan pemahaman isi

bernilai 4. Skor total berjumlah 20 dengan jumlah nilai 80. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 80 dengan interval 75-80 tergolong kriteria ‘baik’.

16. Heriyanto

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 3, intonasi bernilai 3,

kelancaran bernilai 2, ekpresi berbicara bernilai 3, dan pemahaman isi

bernilai 2. Skor total berjumlah 13 dengan jumlah nilai 52. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 52 dengan interval 50-64 tergolong kriteria

‘kurang’.

17. Justine

Page 12: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 4, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 4, ekpresi berbicara bernilai 3, dan pemahaman isi

bernilai 3. Skor total berjumlah 18 dengan jumlah nilai 72. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 72 dengan interval 65-74 tergolong kriteria

‘cukup’.

18. Kelsen

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 3, intonasi bernilai 3,

kelancaran bernilai 3, ekpresi berbicara bernilai 3, dan pemahaman isi

bernilai 2. Skor total berjumlah 14 dengan jumlah nilai 46. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 56 dengan interval 50-64 tergolong kriteria

‘kurang’.

19. Lenny Marlina

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 3, intonasi bernilai 3,

kelancaran bernilai 2, ekpresi berbicara bernilai 2, dan pemahaman isi

bernilai 2. Skor total berjumlah 12 dengan jumlah nilai 48. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 48 dengan interval < 50 tergolong kriteria ‘gagal’.

20. Michelle

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 2, intonasi bernilai 2,

kelancaran bernilai 2, ekpresi berbicara bernilai 2, dan pemahaman isi

bernilai 1. Skor total berjumlah 9 dengan jumlah nilai 36. Menurut Purwanto

(2006:102) nilai 36 dengan interval < 50 tergolong kriteria ‘gagal’.

b. Pembahasan Hasil Postes

Page 13: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

1. Angelin

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 4, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 4, ekpresi berbicara bernilai 3, dan pemahaman isi

bernilai 3. Skor total berjumlah 18 dengan jumlah nilai 72. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 72 dengan interval 65-74 tergolong kriteria

‘cukup’.

2. Anggi

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 4, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 4, ekpresi berbicara bernilai 4, dan pemahaman isi

bernilai 3. Skor total berjumlah 19 dengan jumlah nilai 76. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 76 dengan interval 75-85 tergolong kriteria ‘baik’.

3. Blansius Ma

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 4, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 4, ekpresi berbicara bernilai 3, dan pemahaman isi

bernilai 2. Skor total berjumlah 17 dengan jumlah nilai 68. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 68 dengan interval 65-74 tergolong kriteria

‘cukup’.

4. Charles

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 3, intonasi bernilai 3,

kelancaran bernilai 3, ekpresi berbicara bernilai 2, dan pemahaman isi

bernilai 1. Skor total berjumlah 12 dengan jumlah nilai 48. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 48 dengan interval < 50 tergolong kriteria ‘gagal’.

5. Christina

Page 14: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 2, intonasi bernilai 2,

kelancaran bernilai 2, ekpresi berbicara bernilai 2, dan pemahaman isi

bernilai 1. Skor total berjumlah 9 dengan jumlah nilai 36. Menurut Purwanto

(2006:102) nilai 36 dengan interval < 50 tergolong kriteria ‘gagal’.

6. Dedi

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 3, intonasi bernilai 3,

kelancaran bernilai 3, ekpresi berbicara bernilai 3, dan pemahaman isi

bernilai 2. Skor total berjumlah 14 dengan jumlah nilai 56. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 56 dengan interval 50-64 tergolong kriteria

‘cukup’.

7. Dewi

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 4, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 4, ekpresi berbicara bernilai 4, dan pemahaman isi

bernilai 4. Skor total berjumlah 20 dengan jumlah nilai 80. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 80 dengan interval 75-84 tergolong kriteria ‘baik’.

8. Eryka

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 3, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 2, ekpresi berbicara bernilai 2, dan pemahaman isi

bernilai 1. Skor total berjumlah 12 dengan jumlah nilai 48. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 48 dengan interval < 50 tergolong kriteria ‘gagal’.

9. Febri Yanti

Page 15: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 5, intonasi bernilai 5,

kelancaran bernilai 5, ekpresi berbicara bernilai 5, dan pemahaman isi

bernilai 5. Skor total berjumlah 25 dengan jumlah nilai 100. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 100 dengan interval 85-100 tergolong kriteria

‘sangat baik’.

10. Fendi

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 5, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 4, ekpresi berbicara bernilai 4, dan pemahaman isi

bernilai 4. Skor total berjumlah 21 dengan jumlah nilai 84. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 84 dengan interval 75-84 tergolong kriteria ‘baik’.

11. Fiona

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 5, intonasi bernilai 5,

kelancaran bernilai 5, ekpresi berbicara bernilai 5, dan pemahaman isi

bernilai 5. Skor total berjumlah 25 dengan jumlah nilai 100. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 100 dengan interval 85-100 tergolong kriteria

‘baik sekali’.

13. Franky

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 4, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 4, ekpresi berbicara bernilai 4, dan pemahaman isi

bernilai 4. Skor total berjumlah 20 dengan jumlah nilai 80. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 80 dengan interval 75-80 tergolong kriteria ‘baik’.

14. Helen

Page 16: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 5, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 4, ekpresi berbicara bernilai 4, dan pemahaman isi

bernilai 4. Skor total berjumlah 21 dengan jumlah nilai 84. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 84 dengan interval 75-84 tergolong kriteria ‘baik’.

15. Hendeka

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 5, intonasi bernilai 5,

kelancaran bernilai 5, ekpresi berbicara bernilai 5, dan pemahaman isi

bernilai 5. Skor total berjumlah 25 dengan jumlah nilai 100. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 80 dengan interval 85-100 tergolong kriteria

‘sangat baik’.

16. Heriyanto

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 4, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 4, ekpresi berbicara bernilai 3, dan pemahaman isi

bernilai 3. Skor total berjumlah 18 dengan jumlah nilai 72. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 72 dengan interval 65-74 tergolong kriteria

‘cukup’.

17. Justine

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 4, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 4, ekpresi berbicara bernilai 4, dan pemahaman isi

bernilai 4. Skor total berjumlah 20 dengan jumlah nilai 80. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 80 dengan interval 75-84 tergolong kriteria ‘baik’.

Page 17: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

18. Kelsen

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 4, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 4, ekpresi berbicara bernilai 3, dan pemahaman isi

bernilai 2. Skor total berjumlah 17 dengan jumlah nilai 68. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 68 dengan interval 65-74 tergolong kriteria

‘cukup’.

19. Lenny Marlina

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 3, intonasi bernilai 3,

kelancaran bernilai 3, ekpresi berbicara bernilai 2, dan pemahaman isi

bernilai 2. Skor total berjumlah 13 dengan jumlah nilai 52. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 52 dengan interval 50-64 tergolong kriteria

‘kurang’.

20. Michelle

Lafal dalam keterampilan bernegosiasi bernilai 3, intonasi bernilai 4,

kelancaran bernilai 2, ekpresi berbicara bernilai 2, dan pemahaman isi

bernilai 1. Skor total berjumlah 12 dengan jumlah nilai 48. Menurut

Purwanto (2006:102) nilai 48 dengan interval < 50 tergolong kriteria ‘gagal’.

3. Simpulan dan saran

Page 18: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa

keterampilan bernegosiasi siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan

Pembangunan sebelum diberi perlakuan dengan model pembelajaran berbasis

masalah tergolong kurang dengan nilai rata-rata 62.

Keterampilan bernegosiasi siswa kelas X Sekolah Menengah Kejuruan

Pembangunan setelah diberi perlakuan dengan model pembelajaran berbasis

masalah tergolong cukup dengan nilai rata-rata 71,6.

Ada pengaruh perlakuan berupa model pembelajaran berbasis masalah

terhadap keterampilan bernegosiasi siswa kelas X SMK Pembangunan yang

diberikan dengan membandingkan besarnya “t” yang kita peroleh dalam hitungan

( = 8,73) dan besarnya “t” yang tercantum pada Tabel Nilai t ( = 2,02) maka

dapat diketahui bahwa adalah lebih besar daripada ; yaitu: 8,73> 2,02.

Kemahiran membaca pemahaman siswa kelas X Sekolah Menengah

Kejuruan Pembangunan Tanjungpinang, Tahun pelajaran 2014/2015 belum

maksimal. Oleh karena itu, peneliti menyarankan sebagai berikut:

1. Bagi siswa, khususnya pada saat proses pembelajaran diharapkan serius untuk

memperhatikan materi yang sedang dipelajari dan mempersiapkan diri untuk

menerima materi dari guru. Salah satu cara untuk menyiapkan diri adalah

membaca banyak sumber buku.

2. Bagi guru, khususnya guru bahasa Indonesia hendaknya menggunakan model

pembelajaran yang dapat meningkatkan kualitas dan aktivitas siswa. Salah

satu model pembelajaran yang dapat digunakan, yaitu model pembelajaran

berbasis masalah dimana siswa bisa memupuk rasa kreativitas dan inisiatif

Page 19: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

serta memiliki tanggung jawab terhadap diri sendiri dan dapat diterapkan

dalam kehidupan sehari-hari.

3. Bagi pembaca yang ingin melanjutkan penelitian ini, perlu penguasaan kelas

dan kemampuan membina kelompok kecil yang baik untuk meningkatkan

kualitas hasil belajar siswa dan karena desain yang digunakan peneliti saat ini

masih lemah (one group pretes-posttest), penelitian serupa ini perlu

dilanjutkan dengan menggunakan desian penelitian yang lebih kuat yaitu

dengan menggunakan kelas pembanding dan kelas kontrol.

DAFTAR PUSTAKA

Page 20: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Agus, 2013. Panduan Aplikasi Teori-Teori Belajar Mengajar.Yogyakarta: Diva

Press.

Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan. 2013. Materi Pelatihan

Guru: Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Kementerian Pendidikan

dan Kebudayaan.

Dahlan. 1990. Model-Model Mengajar. Bandung: cv. DIPONEGORO.

Dian, Budi Hartanto, dkk., 2013. Peningkatan Partisipasi dan Hasil Belajar

Peserta Didik Kelas IVB dalam Pembelajaran IPS Melalui Model Problem

Based Learning di Sekolah Dasar Negeri 20 Kurao Pagang, Fakultas Ilmu

Pendidikan: Universitas Bung Hatta.

Hamzah. 2006. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani.

Iswanti, Sri. 2013. Modul Bahasa Indonesia. Jakarta: CV. Graha Pustaka.

Kosasih, Engkos. 2013. Kreatif Berbahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Nur. 2002. Psikologi Pendidikan: Fondasi untuk Pengajaran. Surabaya:PSMS

Program Pascasarjana Unesa.

Pujiastuti, Leni. 2013. “Penerapan Model Pembelajaran Teknik Tari Bambu pada

Pembelajaran Berbicara Siswa Kelas VII Sekolah Menengah Pertama Yas

Bandung”. Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas

Pendidikan Indonesia (Tidak diterbitkan).

Purwanto, Ngalim. 2006. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana dan Ibrahim. 2001. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar

Baru Aglesindo.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitaif dan Kualitatif. Jakarta: Alfabeta.

Sujana, Asep ST. 2004. Retail Negotiator Guidance. Jakarta : PT SUN Printing.

Sutikno, Sobry. 2014. Metode dan Model-Model Pembelajaran. Mataram:

Holistica.

Page 21: PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Tim Prestasi Pustaka.

Wagiran, dkk. 2010. Pengembangan Pembelajaran Model Problem Based

Leraning dengan Media Pembelajaran Berbantuan Komputer dalam

Matadiklat Measuring bagi Peserta Didik SMK (Hibah Bersaing

Perguruan Tinggi), Fakultas Teknik:Universitas Negeri Yogyakarta.

Wahyuni, Sri dan Ibrahim, Syukur. 2012. Asesmen Pembalajaran Bahasa.

Bandung: PT Refika Aditama.