penerapan metode forward chaining pada laporan …
TRANSCRIPT
PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA SISTEM KONSULTASI CERDAS SAKU BUMIL
LAPORAN SKRIPSI
DZAKI FADLULLAH ABDURRACHMAN 4616010022
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER POLITEKNIK NEGERI JAKARTA
2020
PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA SISTEM KONSULTASI CERDAS SAKU BUMIL
LAPORAN SKRIPSI
Dibuat untuk Melengkapi Syarat-Syarat yang Diperlukan untuk Memperoleh Diploma Empat Politeknik
DZAKI FADLULLAH ABDURRACHMAN 4616010022
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2020
i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi/Tesis/Disertasi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber
baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar.
Nama : Dzaki Fadlullah Abdurrachman
NIM : 4616010022
Tanggal : 9 Agustus 2020
Tanda Tangan :
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi diajukan oleh:
Nama : Dzaki Fadlullah Abdurrachman
NIM : 4616010022
Program Studi : Teknik Informatika
Judul Skripsi : PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING
PADA SISTEM KONSULTASI CERDAS SAKU
BUMIL
Telah diuji oleh tim penguji dalam Sidang Skripsi pada hari hari , Tanggal , Bulan
Juli, Tahun 2020 dan dinyatakan LULUS.
Disahkan oleh:
Pembimbing : Iklima Ermis Ismail, S.Kom., M.Kom.
Penguji I : Hata Maulana S.Si., M.Ti.
Penguji II : Anggi Mardiyono S.Kom., M.Kom.
Penguji III : Malisa Huzaifa S.Kom., M.T.
Mengetahui:
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer
Ketua
Mauldy Laya, S.Kom., M.Kom.
NIP. 197802112009121003
iii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis
dapat menyelesaikan laporan skripsi ini. Penulisan laporan skripsi ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Diploma Empat
Politeknik. Skripsi ini berjudul “PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING
PADA SISTEM KONSULTASI CERDAS SAKU BUMIL”. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak atas bantuan,
bimbingan dan dukungannya sehingga penulisan ini berjalan lancar, yaitu: a. Ibu Iklima Ermis Ismail, S.Kom., M.Kom. selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk membimbing dan
membantu penulis dalam menyusun laporan skripsi.
b. Dr. Allan Taufiq Rivai, Sp.OG, selaku dokter spesialis kebidanan dan
kandungan di Rumah Sakit Universitas Indonesia yang telah membantu
penulis dalam memenuhi kebutuhan sistem, menentukan rules, dan
melakukan pengujian pada sistem.
c. Adhytia Puspa Dewi, Amd.Keb, selaku bidan di Puskesmas Beji Timur yang
telah membantu penulis dalam memperoleh data-data yang diperlukan.
d. Orang tua dan keluarga penulis yang setiap saat mendoakan penulis serta
memberikan dukungan dan bantuan moral maupun material kepada penulis.
e. Sahabat dan teman-teman yang telah banyak membantu penulis dalam
menyelesaikan penyusunan skripsi.
Akhir kata, penulis berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan
semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan skripsi ini membawa manfaat
bagi pengembangan ilmu.
Depok, Juni 2020
Penulis
iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Politeknik Negeri Jakarta, saya yang bertanda tangan di
bawah ini:
Nama : Dzaki Fadlullah Abdurrachman
NIM : 4616010022
Program Studi : Teknik Informatika
Jurusan : Teknik Informatika dan Komputer
Jenis Karya : Skripsi
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada
Politeknik Negeri Jakarta Hak Bebas Royalti Noneksklusif (Non-exclusive
Royalty-Free Right) atas karya ilmiah saya yang berjudul:
Penerapan Metode Forward Chaining Pada Sistem Konsultasi Cerdas Saku Bumil
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Politeknik Negeri Jakarta berhak menyimpan,
mengalihmedia/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan skripsi saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikian penyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di: Depok. Pada tanggal: 21 April 2020
Yang menyatakan
(Dzaki Fadlullah Abdurrachman)
v
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA SISTEM KONSULTASI CERDAS SAKU BUMIL
ABSTRAK
Abstrak
Proses kehamilan adalah fase terpenting untuk seorang ibu, baik yang baru pertama kali mengandung ataupun sudah beberapa kali. Pada fase ini juga terdapat banyak penyakit yang dapet mengganggu jalannya atau proses kehamilan itu sendiri. Penyakit tersebut bisa bermacam-macam, ada yang bawaan penyakit ketika sebelum mengandung dan ada juga yang muncul seketika itu ketika hamil. Fase nifas atau fase setelah kehamilan juga merupakan suatu aspek penting yang perlu diperhatikan, karena untuk menjaga bayi agar tetap sehat diperlukan ibu yang sehat, dengan begitu diusahakan agar ibu selalu menjaga kebersihan dan tetap berkonsultasi dengan medis. Oleh karena itu, pengetahuan tentang kesehatan selama kehamilan dan nifas merupakan hal yang wajib dipelajari. Nemun faktanya masih banyak pasangan warga Negara Indonesia yang masih belum banyak mengetahui informasi tersebut. Angka Kematian Ibu (AKI) menyebutkan bahwa Indonesia ada pada posisi 2 dengan urutan jumlah AKI terbanyak ketika dibandingkan dengan negara-negara lainnya di Asia Tenggara. Guna membantu langkah pemerintah dalam mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) yang masih sangat tinggi tersebut, guna mengatasi permaslahan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengimplementasikan fitur konsultasi cerdas menggunakan algoritma Forward Chaining untuk melakukan pencarian hasil berupa kesimpulan suatu penyakit yang berasal dari gejala-gejala atau fakta yang didapat dari suatu inputan ibu hamil. Fitur konsultasi cerdas ini dikembangkan menggunakan framework Laravel dengan bahasa pemrograman PHP. Berdasarkan pengujian yang dilakukan dengan cara membandingkan antara jawaban dari pakar dan jawaban dari user melalui aplikasi, dihasilkan tingkat akurasi sebesar 100%. Dengan demikian fitur ini sudah mampu melakukan proses screening sebuah fakta berupa gejala secara otomatis, dengan hasil yang baik dan telah memenuhi kebutuhan pengguna. Kata kunci: algoritma forward chaining, konsultasi cerdas, kehamilan, nifas, android
vi
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
DAFTAR ISI
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................. i LEMBAR PENGESAHAN ..................................... Error! Bookmark not defined. KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................ iv ABSTRAK ............................................................................................................. v DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii BAB I ...................................................................................................................... 1 PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ............................................................................................. 3
1.4 Tujuan dan Manfaat ....................................................................................... 3
1.5 Metode Penyelesaian Masalah ....................................................................... 4
BAB II .................................................................................................................... 7 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 7 2.1 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 7
2.2 ANC ............................................................................................................... 9
2.3 Kehamilan ...................................................................................................... 9
2.4 Nifas ............................................................................................................. 10
2.5 Konsultasi Cerdas ......................................................................................... 10
2.6 Algoritma Forward Chaining ....................................................................... 10
2.7 Laravel .......................................................................................................... 11
2.8 MySQL ......................................................................................................... 12
vii
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
2.9 React Native ................................................................................................. 12
2.10 Flow Chart .................................................................................................... 12
2.11 Entity Relationship Diagram (ERD) ............................................................ 13
2.12 Unified Modelling Language (UML) ........................................................... 13
2.12.1 Use Case ..................................................................................................... 13
2.12.2 Activity Diagram ........................................................................................ 14
2.12.3 Class Diagram ............................................................................................ 15
2.13 Testing .......................................................................................................... 16
2.13.1 Black Box Testing ...................................................................................... 16
2.13.2 User Acceptance Test ................................................................................. 17
BAB III ................................................................................................................. 18 PERENCANAAN DAN REALISASI ................................................................ 18 3.1 Perancangan Program Aplikasi .................................................................... 18
3.1.1 Deskripsi Program Aplikasi ......................................................................... 18
3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem .......................................................................... 18
3.1.3 Cara Kerja Program Aplikasi ....................................................................... 20
3.1.4 Rancangan Program Aplikasi ....................................................................... 21
3.2 Realisasi Program Aplikasi .......................................................................... 27
3.2.1 Desain Sistem ............................................................................................... 27
3.2.2 Tabel Pakar ................................................................................................... 32
3.2.3 Implementasi Sistem .................................................................................... 41
BAB IV ................................................................................................................. 47 PEMBAHASAN .................................................................................................. 47 4.1 Pengujian ...................................................................................................... 47
4.1.1 Deskripsi Pengujian ..................................................................................... 47
4.1.2 Prosedur Pengujian ....................................................................................... 47
4.1.3 Data Hasil Pengujian .................................................................................... 47
viii
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
4.1.4 Analisis Data / Evaluasi ............................................................................... 54
4.2 Pemeliharaan Sistem .................................................................................... 55
BAB V ................................................................................................................... 56 PENUTUP ............................................................................................................ 56 5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 56
5.2 Saran ............................................................................................................. 56
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... xiii DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... xiii
ix
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Simbol dan Deskripsi Flowchart................................................................11
Tabel 2 Simbol dan Deskripsi Use Case..................................................................12
Tabel 3 Simbol dan Deskripsi Activity Diagram.…………..…………….......…..13
Tabel 4 Simbol dan Deskripsi Class Diagram…………..…..…………….......…..14
Tabel 5 Tabel Gejala …………………………………….....…………….......…..30
Tabel 6 Tabel Penyakit ……………………………………..…………….......…..32
Tabel 7 Komparasi Kesimpulan Penyakit ………………..…………...….............47
x
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Waterfall Model...................................................................................5
Gambar 2. 1 Proses Forward Chaining...................................................................10
Gambar 3. 1 Flowchart Konsultasi Cerdas Aplikasi Saku Bumil............................19
Gambar 3. 1 Use Case Aplikasi Saku Bumil...........................................................20
Gambar 3. 2 Activity Diagram Mendiagnosa Penyakit...........................................21
Gambar 3. 1 Activity Diagram Melihat Hasil Diagnosa..........................................22
Gambar 3. 2 Activity Diagram Melihat Saran dan Pencegahan..............................23
Gambar 3. 6 Class Diagram Fitur Konsultasi Cerdas Aplikasi Saku Bumil............24
Gambar 3. 7 ERD Fitur Konsultasi Cerdas Aplikasi Saku Bumil............................25
Gambar 3. 8 Halaman Pemilihan Fase untuk Diagnosa..........................................26
Gambar 3. 9 Halaman Pertanyaan Gejala................................................................27
Gambar 3. 10 Halaman Hasil Diagnosa..................................................................28
Gambar 3. 11 Halaman Riwayat Diagnosa.............................................................29
Gambar 3. 12 Halaman Detail Diagnosa.................................................................30
Gambar 3. 13 Gambar Pohon Keputusan Fase Nifas..............................................36
Gambar 3. 3 Gambar Pohon Keputusan Fase Kehamilan........................................38
Gambar 3. 15 Script Dari Gejala Menghasilkan Gejala Berikutnya (Ketika Kondisi
Jawaban ‘True’)......................................................................................................40
Gambar 3. 16 Script Dari Gejala Menghasilkan Gejala Berikutnya (Ketika Kondisi
Jawaban ‘False)......................................................................................................40
Gambar 3. 17 Script Dari Gejala Menghasilkan Kesimpulan Berupa Penyakit.......41
Gambar 3. 18 Script Dari Gejala Menghasilkan Kesimpulan Berupa Penyakit yang
Belum Terdata........................................................................................................41
xi
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 3. 19 Tampilan Kesimpulan Ketika Terdapat Penyakit.............................42
Gambar 3. 20 Tampilan Kesimpulan Ketika Terdapat Penyakit Belum Terdata.....42
Gambar 3. 21 Script Fungsi Simpan.......................................................................43
Gambar 3. 22 Script Fungsi Menampilkan Daftar Hasil Diagnosa.........................44
xii
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Foto Bersama dengan Pakar..................................................................xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kehamilan dan nifas merupakan fenomena yang paling sensitive untuk dilakukan
pemeriksaan dan paling rawan mendapatkan banyak penyakit ketika dalam
menjalani prosesnya. Dengan begitu, kehamilan dan nifas adalah fase yang sangat
menentukan apakah bayi tersebut bisa melanjutkan hidup dengan aman dan tenang
di rumah bersama orang tuanya.Namun ternyata data yang ditemukan pada website
(https://databoks.katadata.co.id/), menunjukkan bahwa Angka Kematian Ibu
(AKI) di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu sebesar 305 kematian dari 100.000
kelahiran yang berhasil hidup. Meski mengalami penurunan dari tahun sebelumnya,
namun jika dibandingkan dengan negara-negara yang ada di Asia Tenggara.
Adapun target jangka panjang yang ditetapkan pemerintah yakni pada tahun 2030
AKI dapat mencapai 70 dari 100.000 kelahiran hidup.
Salah satu alasan yang menyebabkan Angka Kematian Ibu (AKI) cukup tinggi
adalah kurangnya informasi mengenai gejala-gejala dan penyakit-penyakit selama
masa kehamilan dan juga pada saat nifas. Penanganan yang terlambat dapat
mengancam keselamatan ibu dan janin (Ramanda, 2015). Kepala Perwakilan
BKKBN Sumbar H Syahruddin menyampaikan, tingkat pengetahuan masyarakat
khususnya PUS (Pasangan Usia Subur) tentang kesehatan reproduksi dan konseling
kespro saat ini masih belum berjalan sebagaimana mestinya. Tidak hanya suami
istri, tapi semuanya mulai dari remaja, calon pengantin, dan semua pihak harus
punya pengetahuan khususnya terkait kesehatan reproduksi dan program-program
BKKBN lainnya.
2
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Seperti yang dapat dikutip dari jurnal international milik Giedrius, Rolf, Robertas,
Reima, dan Agusti (2019), mereka melakukan penelitian bahwa seiring dengan
perkembangan teknologi yang semakin bisa membantu banyak bidang-bidang baru.
Teknologi yang erat kaitannya dengan Teknologi Informasi ini sudah dapat
menghasilkan banyak manfaat manfaat baru juga seperti Electronic Health (E-
Health). Inovasi baru tersebut salah satunya dapat melakukan pencegahan penyakit
dari pasien yang menggunakan teknologi tersebut. Dengan menyimpan infomasi
aturan penalaran yang memadai, memungkinkan komputer memberikan
kesimpulan atau pengambil keputusan yang kualitasnya sama dengan kemampuan
seorang pakar bidang ilmu pengetahuan tertentu. salah satu cabang ilmu teknik
informatika yang dapat mendukung tersebut adalah konsultasi cerdas yang
berdasarkan ilmu kepakaran.
Untuk dapat mengatasi masalah tersebut diperlukan sebuah fitur konsultasi cerdas
untuk mendeteksi penyakit berdasarkan gejala-gejala yang ada. Pada penelitian
sebelumnya yang dijelaskan oleh Bagus, Indah, Endah (2017) bahwa penggunaan
sistem pakar atau sistem cerdas yang sejenisnya dengan menggunakan metode
forward chaining dapat menghasilkan keakuratan hasil/kesimpulan sampai dengan
presentase 82%, itu adalah presentase hasil yang tinggi ketimbang pemakaian
metode lain. Hasil tersebut merupakan kesimpulan yang valid dikarenakan data
yang didapatkan sudah berasal dari pakar yang ada pada Manajemen Terpadu Balita
Sakit (MTBS). Pada penggunaannya, sistem pakar tersebut dijalan pada aplikasi
yang berbasis android dan menggunakan Bahasa Java serta hanya mengidentifikasi
satu kondisi saja yaitu penyakit pada balita.
Penerapan fitur konsultasi cerdas, semua gejala yang akan didiagnosa
menggunakan metode forward chaining ini akan diatur oleh aturan/rules yang ada.
Aturan/rules tersebut didapat dari seorang pakar kebidanan dan kandungan.
Diagnosa penyakit yang dapat diidentifikasi tidak hanya satu, melainkan 2, yaitu
penyakit pada fase kehamilan dan penyakit pada fase nifas. Penggunaan fitur
konsultasi cerdas akan diterapkan pada aplikasi berbasis android dengan
menggunakan framework React Native. Pada fitur tersebut juga terdapat suatu
fungsi yang dapat memudahkan user yaitu fungi Simpan Hasil Diagnosa.
3
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Diharapkan dengan adanya fitur konsultasi cerdas dapat membantu mengurangi
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia.
1.2 Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah dari aplikasi ini adalah bagaimana menerapkan metode
forward chaining pada konsultasi cerdas Saku Bumil.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah dalam konultasi cerdas ini adalah sebagai berikut:
a) Konsultasi cerdas ini dibangun untuk mendiagnosa penyakit pada 2 fase, yaitu
fase kehamilan dan fase nifas.
b) Penyakit yang akan didiagnosa adalah penyakit dengan presentase 85%
menyebabkan kematian.
c) Penyakit yang terdapat di sistem tidak termasuk penyakit turunan orangtua
ataupun penyakit yang membuat janin atau ibu menjadi cacat.
d) Konsultasi cerdas dibuat menggunakan framework Laravel.
e) Pakar yang menjadi target adalah Dr. Allan Taufiq Rivai, Sp.OG selaku dokter
spesialis kebidanan dan kandungan di Rumah Sakit Universitas Indonesia.
1.4 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari pembuatan sistem ini adalah membuat konsultasi cerdas pada aplikasi
Saku Bumil pada fase kehamilan dan fase nifas menggunakan metode forward
chaining.
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari pembuatan konsultasi cerdas, antara lain
sebagai berikut :
a) Ibu hamil dapat mengetahui informasi diagnosa penyakit pada 2 fase, yaitu fase
kehamilan dan fase nifas secara cepat dan akurat.
b) Membantu mengetahui kondisi ibu ketika hamil dan pasca melahirkan secara
praktis.
4
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
1.5 Metode Penyelesaian Masalah
Metode penyelesaian masalah dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu:
a. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan terdiri dari:
1) Studi Literatur
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data dan referensi dari jurnal dan portal
berita terpercaya dan dapat dipertanggung jawabkan keasliannya yang berkaitan
dengan konsultasi cerdas, kehamilan, dan nifas. 2) Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan
cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan responden
dengan menggunakan alat untuk mencapai tujuan tertentu (Rachmat & Fauzi,
2019). Pada tahap ini dilakukan pengumpulan informasi dengan melakukan
wawancara kepada calon user dan wawancara kepada pakar. Wawancara yang
dilakukan kepada calon user adalah untuk mendapatkan kebutuhan user yang
nantinya akan diadaptasi untuk menjadi fitur di dalam aplikasi. Sedangkan untuk
wawancara kepada pakar, penulis mewawancarai dokter spesialis kebidanan dan
kandungan. Informasi yang dikumpulkan mulai dari gejala-gejala apa saja yang
menandakan suatu penyakit yang muncul pada fase kehamilan dan nifas hingga
langkah tepat untuk penderita untuk mengantisipasinya.
b. Metode Pengembangan Sistem
Proses pengembangan konsultasi cerdas menggunakan metode Waterfall. Metode
Waterfall adalah metode untuk mengembangkan sebuah sistem secara berurutan.
Artinya jika tahapan pertama belum selesai, maka tahapan selanjutnya belum dapat
dikerjakan. Salah satu kelebihan dari metode waterfall adalah management sistem
yang baik karena dilakukan secara bertahap. Tahap tahap yang ada pada metode
waterfall ini dapat digambarkan sebagai berikut:
5
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 1.1 Waterfall Model
(Sumber: Tristianto, 2018)
Pengembangan sistem dengan menggunakan metode Waterfall, memiliki beberapa
tahapan dengan uraian sebagai berikut (Tristianto, 2018):
a. Requirement
Langkah ini merupakan analisa terhadap kebutuhan sistem. Pengumpulan data
dalam tahap ini bisa melakukan sebuah penelitian, wawancara atau studi literatur.
Tahapan ini akan menghasilkan dokumen user requirement.
b. Design System
Proses design akan menerjemahkan user requirement ke sebuah perancangan
perangkat lunak yang dapat diperkirakan sebelum dibuat coding. Tahapan ini akan
menghasilkan dokumen yang dapat memberikan gambaran aplikasi, seperti UML
dan Activity Diagram. Dokumen inilah yang akan digunakan programmer untuk
melakukan aktivitas pembuatan sistemnya.
c. Coding & Testing (Implementation)
Coding merupakan penerjemahan design dalam bahasa yang bisa dikenali oleh
komputer. Tahapan inilah yang merupakan tahapan secara nyata dalam
mengerjakan suatu sistem. Setelah pengkodean selesai maka akan dilakukan
6
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
testing terhadap sistem yang telah dibuat tadi. Tujuan testing adalah menemukan
kesalahan-kesalahan terhadap sistem tersebut dan kemudian bisa diperbaiki.
d. Penerapan / Pengujian Program (Integration & Testing)
Ini juga dikenal sebagai verifikasi dan validasi yang merupakan proses untuk
memeriksa apakah solusi perangkat lunak memenuhi persyaratan dan spesifikasi
asli dan bahwa itu memenuhi tujuan yang dimaksud. Selain itu, fase pengujian
adalah jalan keluar untuk melakukan debugging dimana bug dan gangguan sistem
ditemukan, diperbaiki, dan disempurnakan. Tahapan ini bisa dikatakan final dalam
pembuatan sebuah sistem. Setelah melakukan analisa, design dan pengkodean
maka sistem yang sudah jadi akan digunakan oleh user.
e. Maintenance
Kegiatan pemeliharaan tambahan dapat dilakukan dalam fase ini termasuk
mengadaptasi perangkat lunak dengan lingkungannya, mengakomodasi kebutuhan
pengguna baru, dan meningkatkan keandalan perangkat lunak.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan dalam melakukan penelitian,
sehingga dapat menambah teori yang digunakan dan melengkapi hasil penelitian
sebelumnya dalam mengkaji penelitian yang dilakukan. Topik penelitian terdahulu
yang menjadi fokus adalah konsultasi cerdas menggunakan metode Forward
Chaining. Berikut merupakan ringkasan dari penelitian terdahulu:
a. Penelitian yang dilakukan oleh Lili, Eko, dan Bayu (2015) dengan judul “STUDI
IMPLEMENTASI ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM
UNTUK MENENTUKAN NORMALITAS KEHAMILAN” adalah membahas
mengenai pembuatan konsultasi cerdas untuk menentukan normalitas
kehamilan. Periode kehamilan dan keluhan selama kehamilan digunakan sebagai
input dan normalitas kehamilan itu sendiri sebagai output. Data inputan tersebut
dianalisis dengan menggunakan metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference
System (ANFIS) dan menggunakan aturan FIS Sugeno. ANFIS menggunakan
penyelesaian masalah dengan fuzzy yang mampu bekerja dalam ketidakpastian
antara diagnosis yang dilakukan dokter atau diagnosis sederhana oleh bidan dan
gejala yang dirasakan oleh ibu hamil. Hasil simulasi pada program menunjukkan
bahwa kinerja ANFIS dapat diimplementasikan untuk menentukan normalitas
kehamilan dengan tingkat akurasi tertinggi yaitu 77.5% dapat mengenali gejala.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Joko dan Suyatno (2019) dengan judul “SISTEM
PAKAR UNTUK DIAGNOSA PENYAKIT KEHAMILAN
MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER-SHAFER DAN DECISION
TREE” adalah membahas mengenai sistem pakar yang akan membantu
memberikan gambaran diagnosa penyakit selama fase kehamilan. Metode yang
dipakai adalah Dempster-Shafer. Dalam diagnosis penyakit informasi kehamilan
yang diperoleh dari pasien kadang-kadang tidak lengkap, dengan metode dan
sistem pakar Dempster-Shafer aturan bisa menjadi kombinasi dari gejala yang
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
8
tidak lengkap untuk mendapatkan diagnosis yang tepat sedangkan pohon
keputusan digunakan sebagai alat pendukung keputusan pelacakan referensi
gejala penyakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sebuah sistem
pakar yang dapat melakukan diagnosis kehamilan menggunakan metode
Dempster Shafer, yang dapat menghasilkan nilai kepercayaan untuk diagnosis
penyakit. Berdasarkan hasil tes diagnostik Dempster-Shafer metode dan ahli
sistem, akurasi yang dihasilkan dari 76%.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Bagus, Indah, Endah (2017) dengan judul
“APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT PADA ANAK
BAWAH LIMA TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD
CHAINING” adalah membahas mengenai pembuatan program yang dapat
membantu dokter dalam mendiagnosa penyakit anak pada saat berumur dibawah
lima tahun. Metode yang digunakan adalah metode forward chaining. Metode
tersebut mempunyai konsep berfikir dengan cara mengetahui fakta-fakta/gejala
yang ada pada anak tersebut kemudian memberi tahukan sebuah output penyakit
yang relevan dari fakta fakta yang ada pada anak. Presentase akurasi metode
forward chaining dalam penelitian ini sebesar 82%.
Terdapat satu referensi jurnal international tambahan yang membahas mengenai
perkembangan konsultasi cerdas atau dalam jurnal tersebut disebut dengan E-
Health. Ringkasan dari jurnal tersebut adalah sebagai berikut.
Penelitian yang dilakukan oleh Giedrius, Rolf, Robertas, Reima, dan Agusti (2019)
dengan judul “eHealth Solutions for the Integrated Healthcare” menceritakan hasil
penelitiannya berupa perkembangan Information and Communication Technology
(ICT) yang dapat merambat ke banyak bidang-bidang dan metode baru. Beberapa
perkembangannya adalah kemampuan ICT dalam pengumpulan elektronik,
penyimpanan, pemrosesan, dan pertukaran informasi untuk mengobati penyakit,
mencegah penyakit, mempromosikan gaya hidup sehat, mengelola pasien dengan
penyakit kronis, dan banyak aplikasi lainnya. Kemampuan-kemampuan baru ICT
tersebut mampu membuat suatu inovasi baru yang bernama Electronic Health (E-
Health) yang dimana memiliki kemampuan untuk menjembatani kesenjangan
antara pasien dan dokter, pasien dan kerabat, dokter dan staf administrasi, dan
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
9
sebagainya. Juga, eHealth membantu mengatasi hambatan dengan cara yang sangat
berbeda dari solusi perawatan kesehatan tradisional. Ini telah membuka jalan bagi
adopsi bentuk-bentuk penyediaan layanan kesehatan canggih berdasarkan
perangkat mobile dan kesadaran konteks yang memerlukan strategi integrasi yang
kompleks yang belum pernah terjadi sebelumnya.
2.2 ANC
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan oleh perawat
kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan kesehatan secara fisik,
psikologis, termasuk pertumbuhan dan perkembangan janin serta mempersiapkan
proses persalinan dan kelahiran supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai
orangtua (Wagiyo & Putrono, 2016).
2.3 Kehamilan
Menurut Federasi Obstetri Ginekoloigi Internasional, kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan
dengan nidasi atau implantasi (Yulistiana, 2015: 81). Kehamilan merupakan masa
yang cukup berat bagi seorang ibu, karena itu ibu hamil membutuhkan dukungan
dari berbagai pihak, terutama suami agar dapat menjalani proses kehamilan sampai
melahirkan dengan aman dan nyaman (Yuliana, 2015:1). Berikut macam-macam
penyakit kehamilan:
A) Kehamilan Ektopik Terganggu
B) Mual dan muntah pada kehamilan
C) Mola Hidatosa
D) Plasenta Previa
E) Solusio Plasenta
F) Hipertensi Kronik
G) Hipertensi Gestasional
H) Edema Paru
I) Ruptura Uteri
J) Korioamnionitis
K) Eklampsia
L) Preeklampsia
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
10
M) Abortus (Kehamilan)
2.4 Nifas
Puerperium/nifas adalah masa sesudah persalinan simulai setelah kelahiran plasenta
san berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil,
masa nifas berlangsung selama kurang lebih 6 minggu (Yuli Aspiani, 2017). Masa
nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan
6 minggu (42 hari) setelah itu (Yuli Aspiani, 2017). Berikut macam-macam
penyakit nifas:
a. Metritis
b. Abses Pelvis
c. Tetanus
d. Mastitis
e. Bendungan Payudara
2.5 Konsultasi Cerdas
Konsultasi cerdas merupakan program sistem cerdas yang menggabungkan basis
pengetahuan dengan mesin inferensi. Ini merupakan bagian perangkat lunak
spesialisasi tingkat tinggi atau bahasa pemrograman tingkat tinggi (High Level
Language). Konsultasi cerdas dapat mengadopsi sebagian kecil dari tingkat
kecerdasan manusia, antara lain adalah kemampuan untuk dilatih, mengingat
kembali kondisi yang pernah dialami, mengolah data-data untuk memberikan aksi
yang tepat sesuai yang telah diajarkan, dan kemampuan menyerap kepakaran
seorang ahli melalui perintah yang dituliskan dalam sebuah bahasa pemrograman
tertentu (Imaduddin, Oky, Kurniawan, 2015).
2.6 Algoritma Forward Chaining
Algoritma forward-chaining adalah satu dari dua metode utama reasoning
(pemikiran) ketika menggunakan inference engine (mesin pengambil keputusan)
dan bisa secara logis dideskripsikan sebagai aplikasi pengulangan dari modus
ponens (satu set aturan inferensi dan argument yang valid). Lawan dari forward-
chaining adalah backward-chaining. Forward-chaining mulai bekerja dengan data
yang tersedia dan menggunakan aturan-aturan inferensi untuk mendapatkan data
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
11
yang lain sampai sasaran atau kesimpulan didapatkan. Mesin inferensi yang
menggunakan forward-chaining mencari aturan-aturan inferensi sampai
menemukan satu dari antecedent (dalil hipotesa atau klausa IF-THEN) yang benar.
Ketika aturan tersebut ditemukan maka mesin pengambil keputusan dapat membuat
kesimpulan, atau konsekuensi (klausa THEN), yang menghasilkan informasi
tambahan yang baru dari data yang disediakan. Mesin akan mengulang melalui
proses ini sampai sasaran ditemukan. Forward-chaining adalah contoh konsep
umum dari pemikiran yang dikendalikan oleh data (data-driven) yaitu, pemikiran
yang mana fokus perhatiannya dimulai dari data yang diketahui. Forward-chaining
bisa digunakan didalam agen untuk menghasilkan kesimpulan dari persepsi-
persepsi yang datang, seringkali tanpa query yang spesifik (Ibnu, 2017).
Gambar 2. 1 Proses Forward Chaining
Sumber: Kresna, Penerapan Konsultasi Cerdas Untuk Mendiagnosa Penyakit Pada Kehamilan, 2015
2.7 Laravel
Laravel adalah sebuah MVC (Model, View, Controller) Website Development
Framework yang didesain untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak dengan
mengurangi biaya pengembangan dan perbaikan serta meningkatkan produktifitas
pekerjaan dengan sintak yang bersih dan fungsional yang dapat mengurangi banyak
waktu untuk implementasi (Widodo & Purnomo, 2016). Selain Laravel, PHP juga
memiliki framework lain seperti CakePHP, CodeIgniter, serta Yii2. Berdasarkan
penelitian yang telah dilakukan oleh Das (2016), Laravel memiliki beberapa
keunggulan dibandingkan framework PHP lain CodeIgniter dan PHP Native,
diantaranya adalah Laravel memiliki kinerja yang lebih effisien dari pada
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
12
CodeIgniter dan PHP Native. Selain itu Laravel memiliki waktu eksekusi yang lebih
cepat dibandingkan dengan CodeIgniter dan PHP Native.
2.8 MySQL
MySQL adalah salah satu jenis database server yang sangat terkenal.
Kepopulerannya disebabkan Mysql menggunakan SQL sebagai bahasa dasar untuk
mengakses databasenya. Mysql termasuk jenis RDBMS (Relational Database
Management System). Pada Mysql, sebuah database mengandung satu atau
sejumlah tabel. Tabel terdiri atas sejumlah baris dan setiap baris mengandung satu
atau beberapa kolom. Untuk mengelola database Mysql ada beberapa cara yaitu
melalui prompt DOS (tool command line) (Butler & Yank, 2016).
2.9 React Native
React Native merupakan kerangka kerja javascript yang digunakan untuk
membangun aplikasi mobile Android maupun iOS. React Native ini memiliki dasar
dari React dan library javascript dalam membangun antarmuka. React Native ini
ditulis dengan campuran javascript dan JSX, lalu React Native ini juga memaparkan
antarmuka javascript untuk platform API dimana pengembang dalam membangun
aplikasi ini dapat mengakses fitur-fitur seperti kamera, lokasi, dll yang ada pada
ponsel (Eisenman, 2018).
2.10 Flow Chart
Flow Chart adalah gambaran dalam bentuk diagram alir dari algoritma dalam suatu
program yang menyatakan arah alur program dalam menyelesaikan suatu
permasalahan. Dengan menggunakan flow chart maka pengembang dapat dengan
mudah membaca alur sistem (Nurdiyanto, 2016). Tabel dibawah menyajikan
simbol dan deskripsi flow chart.
Table 1 Simbol dan Deskripsi Flow Chart
NO SIMBOL DESKRIPSI
1 Mulai dan Berakhir, digambarkan dalam
bentuk oval dan berfungsi sebagai titik
dimana sistem mulai dan sistem berakhir
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
13
2
Panah, merupakan garis yang digunakan
untuk memberikan hubungan antara satu
bentuk dan bentuk lainya
3
Input / Output, merupakan bentuk yang
menggambarkan proses input dan output dari
sistem
4
Process, merupakan bentuk yang
menggambarkan adanya suatu proses dari
sistem ini.
5
Decision, merupakan bentuk yang
menggambarkan adanya suatu pengambilan
keputusan dari sistem
2.11 Entity Relationship Diagram (ERD)
Zefriyenni dan Santoso (2015) Model ERD berisi komponen-komponen entitas dan
himpunan relasi yang masingmasing dilengkapi dengan atribut-atribut yang
mempresentasikan seluruh fakta yang ditinjau sehingga dapat diketahui hubungan
antara entity-entity yang ada dengan atributatributnya. Selain itu juga bisa
menggambarkan hubungan yang ada dalam pengolahan data, seperti hubungan
many to many, one to many, one to one.
2.12 Unified Modelling Language (UML)
Unified Modeling Language (UML) merupakan bahasa visual untuk pemodelan dan
komunikasi mengenai sebuah sistem dengan menggunakan diagram dan teks-teks
pendukung. UML hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan. Jadi penggunaan
UML tidak terbatas pada metodologi tertentu, meskipun pada kenyataannya UML
paling banyak digunakan pada metodologi berorientasi objek (Hendra, 2018).
2.12.1 Use Case
Muslihudin (2016) menyebutkan bahwa diagram use case memiliki sifat statis.
Diagram ini terdiri dari aktor beserta use case-nya. Diagram ini berfungsi untuk
menunjukkan apa yang dilakukan oleh sistem yang sesuai dengan kebutuhan User.
Dengan menggunakan use case ini maka Pengembang tidak mengalami kesulitan
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
14
dalam menentukan batasan dari hak akses serta fitur yang dikembangkan. Simbol
dan deskripsi use case disajikan pada Tabel dibawah ini.
Table 2 Simbol dan Deskripsi Use Case
No Simbol Deskripsi
1
Aktor, dalam Use Case aktor merupakan
Subjek yang melakukan pekerjaan maupun
Activity. Didalam Use Case peran sebagai
Aktor biasanya di isi oleh User.
2
Association, adalah penghubung antara Aktor
dan Use case yang saling terkait dan terjadi
Interaksi.
3 Direct Association, adalah hubungan antara
Aktor dan Use case yang terjadi 1 arah
4
Include merupakan penghubung antar Use
Case dimana Use Case yang dihubungkan
tidak dapat berdiri sendiri apabila Use Case
penghubung tidak ada
5
Extends merupakan penghubung antara Use
Case dimana Use Case yang dihubungkan
merupakan tambahan fungsional dari Use
Case Penghubung
2.12.2 Activity Diagram
Menurut Puspa (2016), Activity Diagram menggambarkan aliran fungsionalitas
dalam suatu sistem informasi. Secara lengkap, activity diagram mendefinisikan
workflow dimulai, dimana berhentinya dan activity yang terjadi selama workflow,
dan bagaimana urutan kejadian activity tersebut (Tabel 3). Activity Diagram juga
menyediakan pendekatan untuk proses pemodelan paralel.
<include>
<extends>
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
15
Table 3 Simbol dan Deskripsi Activity Diagram
No Simbol Deskripsi
1
Status awal, merupakan status awal dari
Activity sistem
2
Activity, merupakan kegiatan atau task yang dilakukan, biasanya diawali dengan kata kerja
3 Decision, percabangan apabila ada lebih dari 1
keputusan dalam Activity
4 Asosiasi Penggabungan, merupakan dimana
lebih dari 1 Activity digabungkan.
5 Status akhir, yang dilakukan oleh sistem.
2.12.3 Class Diagram
Menurut Panuntun (2015), Class diagram adalah diagram yang menggambarkan
struktur dan hubungan antar objek-objek yang ada pada sistem. Struktur itu meliputi
atribut-atribut dan metode-metode yang ada pada masing-masing class. Dengan
menggunakan class diagram, dapat diketahui relasi dari class yang saling terkait.
Table 4 Simbol dan Deskripsi Class Diagram
No Simbol Deskripsi
1
Generalisasi, hubungan diantara objek anak,
berbagi perilaku dan struktur data dari objek
induk
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
16
No Simbol Deskripsi
2
Kolaborasi, deskripsi dari urutan aksi aksi
yang ditampilkan sistem dan menghasilkan
suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor.
3
Class, himpunan bagi objek objek yang
berbagi attribute serta operasi yang sama
4 Realisasi, operasi yang benar-benar dilakukan
oleh suatu objek.
5
Dependansi, hubungan yang apabila
perubahan terjadi di suatu elemen akan
mempengaruhi elemen yang bergantung
padanya.
2.13 Testing
2.13.1 Black Box Testing
Pengujian sistem bertujuan untuk melihat apakah sistem yang telah dibuat sudah
sesuai dengan tujuan awal pembuatan dan layak untuk dipergunakan. Pengujian
pada sistem menggunakan metode Black Box, tujuannya untuk mengetahui bahwa
bagian-bagian dalam sistem aplikasi telah benar menampilkan pesanpesan
kesalahan jika terjadi kesalahan dalam penginputan data (Sandy 2015). Black Box
Testing sendiri merupakan pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil
eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Pengujian
black box ini menitik beratkan pada fungsi system (Rizki, 2015).
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
17
2.13.2 User Acceptance Test
Pengujian UAT diimplementasikan dengan mengikutsertakan pengguna dalam
mengoperasikan sistem untuk melihat seberapa besar tingkat kemudahan dan
kepuasan pengguna dari aplikasi yang telah dikembangkan. Pengujian UAT juga
berperan sebagai alat ukur kesuksesan dalam mengembangkan suatu sistem. Dalam
pengujian ini, digunakan sebuah kuisioner dalam melakukan penilaian pengguna
terhadap aplikasi yang telah dibuat. Sampel yang dipakai dalam pengujian ini
berjumlah dua puluh sampel pengguna awam yang diambil secara acak. Responden
telah menerima penjelasan mengenai definisi dan metode triage dan pertanyaan
yang diajukan menyatakan apakah sistem ini dapat membantu tim triage dan tim
medis dalam melakukan evakuasi korban bencana dan mendapatkan laporan dari
masyarakat mengenai bencana yang telah terjadi. (Wibisono, 2015)
18
BAB III
PERENCANAAN DAN REALISASI
3.1 Perancangan Program Aplikasi
3.1.1 Deskripsi Program Aplikasi
Pada rancang bangun aplikasi Saku Bumil, salah satu dari banyak fitur yang ada
didalamanya terdapat satu fitur yang menggunakan konsep konsultasi cerdas.
Konsultasi cerdas tersebut berfungsi untuk mendiagnosa penyakit pada ibu hamil
ketika fase kehamilan dan nifas. Metode yang digunakan untuk menjalankan
diagnose tersebut secara online menggunakan forward chaining, dimana metode
tersebut mempunyai konsep data-driven. Pada sistem ini, ibu hamil atau yang bisa
diposisikan sebagai user dapat melakukan pengecekan terhadap gejala-gejala yang
sedang dialami. Gejala-gejala tersebut akan diproses dan diakhiri dengan
menampilkan suatu output berisi suatu informasi. Informasi tersebut merupakan
hasil kesimpulan diagnosa penyakit dan beberapa pencegahan yang bisa user
lakukan sesuai dengan gejala-gejala yang user inputkan pada sistem. Ibu hamil
dapat menggunakan fitur konsultasi cerdas ini jika sudah terdaftar pada Puskesmas
Beji dan telah melakukan minimal 1 kali konsultasi.
3.1.2 Analisis Kebutuhan Sistem
Pembahasan mengenai proses analisa sistem, diawali dengan pertemuan bersama
salah satu bidan yang ada di Puskesmas Beji Depok, beliau bernama Adhytia Puspa
Dewi, Amd.Keb. dan juga mewawancarai Ibu Hamil yang menjadi perwakilan user.
Pertemuan dengan bidan dilakukan di tempat beliau kerja, yaitu di Puskesmas Beji
Depok yang dilakukan sebanyak 4 kali. Hasil dari pertemuan dan wawancara
tersebut terdapat kebutuhan fungsional sistem dan non fungsional, yang dapat
diuraikan sebagai berikut:
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
19
a. Pertemuan dengan Bidan
1. Kebutuhan Fungsional
• Bidan dapat melihat kondisi ibu hamil setelah memakai fitur konsultasi
cerdas pada fase kehamilan dan nifas.
• Bidan dapat mengubah data jumlah ibu hamil keseluruhan.
• Bidan dapat mengubah data jumlah ibu hamil yang sedang menjalani
fase kehamilan di tiap trimester.
• Bidan dapat mengubah data jumlah ibu hamil yang sudah selesai.
• Bidan dapat mengubah data jumlah ibu hamil yang sedang menjalani
fase nifas.
• Bidan dapat mendaftarkan ibu hamil baru.
• Bidan dapat melihat data jumlah ibu hamil keseluruhan.
2. Kebutuhan Non Fungsional
• Sistem bersifat user-friendly
b. Sistem dapat diakses secara online dan mobile agar mudah dioperasikan.
Wawancara dengan Ibu Hamil
1. Kebutuhan Fungsional
• Ibu hamil dapat melakukan diagnosa dadakan secara online.
• Ibu hamil dapat melihat hasil dari diagnosa online.
• Ibu hamil dapat melihat detail penyakit hasil dari diagnosa online.
• Ibu hamil dapat melihat penanganan dan solusi dari penyakit yang
dideritanya.
2. Kebutuhan Non Fungsional
• Sistem bersifat user-friendly
• Fitur konsultasi cerdas dapat memberikan jawaban yang valid.
20
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
3.1.3 Cara Kerja Program Aplikasi
Cara kerja dari Konsultasi Cerdas yang akan dibuat digambarkan dalam bentuk
flowchart yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
Gambar 3. 3 Flowchart Konsultasi Cerdas Aplikasi Saku Bumil
Pada gambar diatas terlihat tahapan atau proses untuk bisa menemukan hasil analisa
dari sebuah penyakit mulai dari mengisi gejala yang dirasakan oleh ibu hamil
kemudian dengan menjawab pertanyaan konsultasi dalam bentuk pilihan jawaban
yang sesuai dengan gejala sehingga menampilkan hasil analisa berupa penyakit
yang dialami oleh ibu hamil.
21
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
3.1.4 Rancangan Program Aplikasi
Dalam tahapan rancangan program aplikasi, dilakukan pembuatan Unified
Modeling Language (UML). Beberapa UML yang digunakan dalam pembuatan
desain sistem adalah Use Case Diagram, Activity Diagram, dan Class Diagram
1. Use Case Diagram
Pada suatu rancangan aplikasi, adanya use case diagram dapat membantu
menggambarkan dan menjelaskan pekerjaan apa saja yang dapat dilakukan oleh
setiap aktor yang ada. Desain dari use case diagram pada aplikasi Saku Bumil dapat
dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3. 4 Use Case Aplikasi Saku Bumil
Rancangan fitur yang menggunakan konsep Konsultasi Cerdas ini ditandakan lebih
detail dengan warna biru. Aktor/user yang terdapat dalam Konsultasi Cerdas ini
hanya ada satu yaitu ibu hamil saja. User diharuskan menginputkan gejala yang
dirasakan. Setelah user melakukan input gejala, sistem akan melakukan proses
pencarian penyakit yang sesuai. Kemudian user dapat melihat hasil dari konsultasi
tersebut beserta analisis kondisi kesehatan user yang berupa detail laporan penyakit
dan saran pencegahan yang bisa dilakukan.
22
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
2. Activity Diagram
a. Activity Diagram Mendiagnosa Penyakit
Gambar 3. 5 Activity Diagram Mendiagnosa Penyakit
Pertama ibu hamil/user memilih menu fitur Konsultasi Cerdas. Kemudian sistem
memuat halaman utama dari fitur tersebut yang isinya berupa sebuah decision
untuk ibu hamil untuk memilih fase mana yang ingin didiagnosa. Setelah ibu hamil
memilih fasenya, sistem akan mulai menjalankan program Konsultasi Cerdasnya
dengan menampilkan pertanyaan gejala sesuai fase yang dipilih dan ibu hamil
dapat memilih jawaban yang sesuai dengan yang sedang dirasakan. Jika semua
23
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
pertanyaan sudah sampai terakhir, sistem akan menampilkan penyakit dan detail
penyakit yang sesuai dengan gejala yang telah dipilih.
b. Activity Diagram Melihat Hasil Diagnosa
Gambar 3. 6 Activity Diagram Melihat Hasil Diagnosa
Pertama ibu hamil/user memilih menu fitur Riwayat Diagnosa. Kemudian sistem
memuat halaman tersebut dan menampilkan semua list yang pernah ibu hamil
lakukan diagnosanya. Setelah itu ibu hamil memilih hasil diagnosa mana yang
ingin dilihat detail dari hasilnya. Ketika sudah dipilih, sistem akan memunculkan
seluruh informasi dari hasil diagnosa yang telah ibu hamil lakukan.
24
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
c. Activity Diagram Melihat Saran dan Pencegahan
Gambar 3. 7 Activity Diagram Melihat Saran dan Pencegahan
Untuk langkah-langkah awal nya sama dengan proses melihat hasil diagnosa.
Pertama ibu hamil/user memilih menu fitur Riwayat Diagnosa. Kemudian sistem
memuat halaman tersebut dan menampilkan semua list yang pernah ibu hamil
lakukan diagnosanya. Setelah itu ibu hamil memilih hasil diagnosa mana yang
ingin dilihat detail dari hasilnya. Ketika sudah dipilih, sistem akan memunculkan
seluruh informasi dari hasil diagnosa yang telah ibu hamil lakukan. Langkah
terakhirnya adalah ibu hamil memilih tatalaksana/pencegahan untuk melihat saran
dan pencegahan yang bisa dilakukan secara dini dirumah.
25
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
3. Class Diagram
Gambar 3. 8 Class Diagram Fitur Konsultasi Cerdas Aplikasi Saku Bumil
Gambar 3. 8 merupakan class diagram dari fitur Konsultasi Cerdas aplikasi Saku
Bumil. Semua class digambarkan saling berelasi satu dengan yang lain dan terdapat
satu class yang berfungsi sebagai penggabung antara class yang saling berelasi
namun hubungannya many to many, class tersebut bernama relasi. Method pada
class yang ada pada sistem ini bersifat public, yang memiliki arti dapat digunakan
dan dipanggil pada class lain. Sifat public dilambangkan dengan symbol + (positif).
26
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
4. Entitiy Relationship Diagram
Gambar 3. 9 ERD Fitur Konsultasi Cerdas Aplikasi Saku Bumil
27
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 3. 9 merupakan desain ERD yang digambarkan untuk fitur Konsultasi
Cerdas aplikasi Saku Bumil. Satu dari banyak fitur yang ada pada aplikasi Saku
Bumil ini terdapat 4 entitas, antara lain pasien, diagnose, gejala, dan penyakit.
3.2 Realisasi Program Aplikasi Seperti yang telah diuraikan sebelumnya di Bab I pada metode penyelesaian
masalah, pembuatan fitur menggunakan konsep Konsultasi Cerdas ini dilakukan
menggunakan model waterfall, proses pengembangan dilakukan secara bertahap
dimulai dari proses analisis sesuai dengan kebutuhan user, lalu dilanjutkan dengan
pembuatan desain sistem. Kemudian dilanjutkan dengan proses implementasi.
Setelah proses implementasi, dilakukan pengujian sistem. Tahap terakhir dari
metode ini adalah pemeliharaan sistem setelah sistem berjalan. Selanjutnya pada
tahapan desain sistem, dilakukan pembuatan prototipe sistem. Pada tahapan
implementasi dilakukan proses pembuatan tampilan UI pada aplikasi Saku Bumil
bagian Konsultasi Cerdas dan Konsultasi Cerdas nya itu sendiri. Proses dimulai
dengan mengumpulkan sebuah fakta yang mengarah pada gejala yang dipilih oleh
ibu hamil. Lalu dilakukan proses pencocokan antara fakta yang ada dengan
pengetahuan/knowledge yang sudah ditanamkan pada sistem mengenai gejala dan
penyakit, pada proses ini algoritma forward chaining bekerja untuk menentukan
hasil yang sesuai berupa penyakit dari fakta gejala yang didapat. Setelah proses
implementasi selesai, dilakukan pengujian alpha dan beta pada sistem dan
pengujian pada algoritma yang diterapkan.
3.2.1 Desain Sistem Setelah sebelumnya sudah terdapat kebutuhan fungsional dan non-fungsional dari
user, cara kerja fitur pada aplikasi Saku Bumil, dan desain sistem nya, selanjutnya
dilakukan pembuatan desain prototype yang berguna untuk menjadi acuan dalam
mengimplementasikan tampilan antar muka daripada fitur tersebut. Desainnya
adalah sebagai berikut:
28
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
1. Halaman Pemilihan Fase untuk Diagnosa
Gambar 3. 10 Halaman Pemilihan Fase untuk Diagnosa
Pada prototype halaman pemilihan fase untuk didiagnosa terdapat 2 pilihan
berbetuk button yang harus dipilih sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan
terkait gejala/keluhan yang ibu hamil sedang dirasakan.
29
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
2. Halaman Pertanyaan Gejala
Gambar 3. 11 Halaman Pertanyaan Gejala
Pada prototype halaman pertanyaan gejala, prototype ini adalah halaman yang akan
menampilkan beberapa pertanyaan yang sebelumnya sudah disesuaikan dengan
fase yang dipilih. Ibu hamil dapat menjawab dengan jawaban “Ya” atau “Tidak”
untuk menyesuaikan keadaannya, dengan begitu alur pertanyaan yang akan muncul
pada halaman ini akan berbeda-beda tiap ibu hamil
.
30
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
3. Halaman Hasil Diagnosa
Gambar 3. 12 Halaman Hasil Diagnosa
Pada prototype halaman ini ibu hamil akan mendapatkan jawaban/hasil berupa
informasi mengenai nama penyakit yang sesuai dengan jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan gejala sebelumnya. Pada prototype halaman ini juga terdapat sebuah
action, dimana jika ibu ingin menyimpan hasil dari diagnosa, maka akan disimpan
pada halaman riwayat diagnosa dan ibu hamil bisa melihat lagi hasil diagnosa yang
pernah dilakukan.
31
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
4. Halaman Riwayat Diagnosa
Gambar 3. 13 Halaman Riwayat Diagnosa
Pada prototype halaman riwayat diagnose terdapat list hasil dari setiap pemeriksaan
yang pernah dilakukan dan sebelumnya memilih untuk disimpan oleh ibu hamil
yang sesuai pada gambar 3. 12. List tersebut akan diurutkan yang paling baru akan
berada diatas.
32
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
5. Halaman Detail Diagnosa
Gambar 3. 14 Halaman Detail Diagnosa
Pada prototype halaman detail diagnosa ini ibu hamil dapat melihat kamus besar
dari setiap penyakit yang pernah disimpan pada riwayat diagnosa. Kamus tersebut
berisikan detail-detail penyakit tersebut, antara lain definisi, gejala dari penyakit
tersebut, faktor predisposisi, dan juga pencegahan yang disarankan untuk dilakukan
oleh ibu hamil.
3.2.2 Tabel Pakar
Tabel pakar merupakan fakta-fakta yang diperoleh dari pakar, ilmu pengetahuan,
penelitian dan pengalaman-pengalaman mereka dalam mengidentifikasi gejala
penyakit Kehamilan dan Nifas. Terdapat 2 tabel yang ada, yaitu tabel yang
menjelaskan semua gejala yang ada, dan tabel yang menjelaskan semua penyakit
33
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
yang ada. Adapun data-data yang telah di kumpulkan yang berupa kumpulan gejala
dan penyakit adalah sebagai berikut :
Table 5 Table Gejala
Kode
Gejala Nama Gejala
Kode
Gejala Nama Gejala
GK01 Mual dan muntah (lebih
dari 3-4 kali sehari) GK32 Batuk berbusa
GK02 Perut nyeri dan kaku GK33 Penurunan tingkat
kesadaran
GK03 Pendarahan dalam jumlah
banyak (sehari 3 kali) GK34
Pembengkakan pada kaki
atau perut
GK04
Ukuran rahim lebih besar
dari biasanya (standar
pemeriksaan kehamilan)
GK35 Keringetan berlebih
GK05 Tekanan darah >= 140/90
mmHg GK36
Pendarahan dalam jumlah
sedang (sehari 1 kali)
GK06
Berat badan turun secara
signifikan (>5% dari berat
sebelum hamil)
GK37 Kejang-kejang
GK07 Dehidrasi GK38 Demam tinggi >38 derajat
GK08
Ketonuria (terdapat
banyak zat keton pada air
seni)
GK39 Frekuensi nadi ibu
>100kali/menit
GK09 Merasa lesu dan tidak
bertenaga GK40 Nyeri pada bagian Rahim
GK10
Ukuran uterus/rahim lebih
kecil dari biasanya
(standar pemeriksaan
kehamilan)
GK41
Vagina mengeluarkan
keputihan dengan warna
yang tidak biasa dan bau
yang tidak sedap
34
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
GK11 Keluar jaringan berbentuk
seperti anggur GK42
Bentuk Rahim tidak
seperti normalnya atau
konturnya tidak jelas
GK12 Detak jantung meningkat
drastis GK43
Menggembung dibawah
tulang kemaluan
GK13 Sering terjadi pingsan GK44 Bagian-bagian janin
mudah dipalpasi/diraba
GK14 Muka atau kulit pucat GN01
Demam tinggi disertai
dengan menggigil >38
derajat
GK15 Tekanan darah
rendah/hipotensi GN02 Nyeri perut bawah
GK16
Nyeri pada perut
bawah/abdomen, leher,
atau pundak
GN03 Nyeri uterus/Rahim
GK17 Pendarahan tidak nyeri GN04 Payudara terasa keras,
memerah, dan nyeri
GK18 Syok akibat pendarahan
dalam jumlah banyak GN05
Lochia (pendarahan yang
berwarna kekuningan)
berbau
GK19 Tidak ada kontraksi pada
uterus/Rahim GN06
Subinvolusi uterus (setelah
melahirkan, bentuk Rahim
tidak balik ke ukuran
normal)
GK20 Anemia GN07 Pendarahan vagina
GK21 Hilangnya denyut jantung
janin GN08 Syok
GK22 Kontraksi rahim tegang
terus menerus dan nyeri GN09 Perut Kembung
GK23 Takikardia (mengalami
peningkatan denyut GN10
Respon buruk terhadap
antibiotik
35
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
jantung janin sebesar >160
kali/menit)
GK24
Terdapat riwayat penyakit
hipertensi sebelum
kehamilan
GN11
Pembekakan pada adneksa
(nyeri daerah panggul)
atau kavum douglas
(benjolan pada perut)
GK25 Nyeri ulu hati GN12
Trismus/keterbatasan
pergerakan rahang dan
pengunyahan
GK26 Pusing atau sakit kepala
berat GN13
Bagian belakang leher /
kuduk, wajah, dan perut
terasa kaku
GK27
Bengkak pada tangan,
wajah, dan beberapa
bagian tubuh lainnya
GN14 Punggung melengkung
GK28
Gangguan penglihatan,
seperti pandangan kabur
atau sensitive terhadap
cahaya
GN15 Spasme / kontraksi otot
yang tiba tiba muncul
GK29 Frekuensi buang air kecil
dan volume urin menurun GN16 Puting lecet
GK30 Sesak nafas GN17 Kedua duanya terasa
keras, memerah, dan nyeri
GK31 Hipertensi
Table 6 Tabel Penyakit
Kode
Penyakit Nama Penyakit
Kode
Penyakit Nama Penyakit
PK01 Mual dan Muntah pada
Kehamilan PK10 Eklamsia
PK02 Abortus PK11 Edema Paru
36
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
PK03 Mola Hidatosa PK12 Korioamnionitis
PK04 Kehamilan Ektopik
Terganggu PK13 Ruptura Uteri
PK05 Plasenta Previa PN01 Metritis
PK06 Solusio Plasenta PN02 Abses Pelvis
PK07 Hipertensi Kronik PN03 Tetanus
PK08 Hipertensi Gestasional PN04 Mastitis
PK09 Preeklamsia PN05 Bendungan Payudara
Pada tabel 5 menjelaskan mengenai gabungan table gejala fase kehamilan yang
ditandai dengan kode gejala “GK” dan fase nifas yang ditandai dengan kode gejala
“GN”. Sedangkan pada tabel 6 menjelaskan mengenai gabungan data penyakit yang
berisikan data penyakit pada fase kehamilan yang ditandai dengan kode penyakit
“PK” dan fase nifas dengan “PN”.
a. Aturan-aturan Pakar
• Aturan Fase Kehamilan
o Rule 1 : Jika GK01 Dan GK06 Dan GK07 Dan GK08 Dan
G09 Maka PK01
o Rule 2 : Jika GK02 Dan GK03 Dan GK10 Maka PK02
o Rule 3 : Jika GK01 Dan GK02 Dan GK03 Dan GK04 Dan
GK11 Dan GK12 Maka PK03
o Rule 4 : Jika GK13 Dan GK14 Dan GK15 Dan GK16 Dan
GK36 Maka PK04
o Rule 5 : Jika GK03 Dan GK17 Dan GK18 Dan GK19 Maka
PK05
o Rule 6 : Jika GK18 Dan GK20 Dan GK21 Dan GK22 Maka
PK06
o Rule 7 : Jika GK05 Dan GK24 Maka PK07
o Rule 8 : Jika GK05 Dan GK24 Dan G25 Maka PK08
o Rule 9 : Jika GK01 Dan GK05 Dan GK26 Dan GK27 Dan
GK28 Dan GK29 Maka PK09
37
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
o Rule 10 : Jika GK01 Dan GK05 Dan GK26 Dan GK27 Dan
GK28 Dan GK29 Dan GK37 Maka PK10
o Rule 11 : Jika GK30 Dan GK31 Dan GK32 Dan GK33 Dan
GK34 Dan GK35 Maka PK11
o Rule 12 : Jika GK23 Dan GK38 Dan GK39 Dan GK40 Dan
GK41 Maka PK12
o Rule 13 : Jika GK02 Dan GK18 Dan GK19 Dan GK21 Dan
GK23 Dan GK42 Dan GK43 Dan GK44 Maka PK13
• Aturan Fase Nifas
o Rule 1 : Jika GN01 Dan GN02 Dan GN03 Dan GN05 Dan
GN06 Dan GN07 Dan GN08 Maka PN01
o Rule 2 : Jika GN01 Dan GN02 Dan GN03 Dan GN09 Dan
GN10 Dan GN11 Maka PN02
o Rule 3 : Jika GN12 Dan GN13 Dan GN14 Dan GN15
Maka PN03
o Rule 4 : Jika GN01 Dan GN04 Dan GN16 Maka PN04
o Rule 5 : Jika GN04 Dan GN17 Maka PN05
Penjabaran rule diatas merupakan hasil dari proses validasi dengan Dr. Allan
Taufiq Rivai, Sp.OG, selaku dokter spesialis kebidanan dan kandungan di Rumah
Sakit Universitas Indonesia yang berperan sebagai pakar pada kasus kali ini. Pada
tahap validasi tersebut, terdapat sedikit masukan berupa penambahan kata-kata
pada gejala yang berguna untuk lebih dipahami oleh user/ibu hamil. Perubahan
tersebut meliputi:
- GK01, Mual dan muntah (lebih dari 3-4 kali sehari)
- GK03, Pendarahan dalam jumlah banyak (sehari 3 kali)
- GK06, Berat badan turun secara signifikan (>5% dari berat sebelum hamil)
- GK23, Takikardia (mengalami peningkatan denyut jantung janin sebesar
>160 kali/menit)
- GK36, Pendarahan dalam jumlah sedang (sehari 1 kali)
38
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
- GN05, Lochia (pendarahan dalam jumlah kecil yang berwarna kekuningan)
berbau
- GN06, Subinvolusi uterus (setelah melahrikan, bentuk Rahim tidak balik ke
ukuran normal)
- GN11, Pembengkakan pada adneksa (nyeri daerah panggul) atau kavum
douglas (benjolan pada perut)
b. Pohon Keputusan
Adanya pohon keputusan ini mempunyai fungsi untuk memberikan kemudahan
dalam membaca dan melihat alur data yang mengalir dari satu node ke node yang
lain untuk mecapai suatu hasil akhir atau kesimpulan. Adapun pohon keputusan
yang dapat digambarkan ada 2 sesuai dengan fase yang dapat didiagnosa, yaitu
fase kehamilan dan nifas. Berikut pohon keputusan 2 fase tersebut.
Gambar 3. 15 Gambar Pohon Keputusan Fase Nifas
39
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Aturan-aturan yang ada untuk 5 jenis penyakit pada fase nifas sebelumnya dapat
dilihat alur perjalanan gejalanya pada gambar 3. 15 yang merupakan pohon
keputusan penyakit kehamilan fase nifas. Sedangkan untuk alur perjalanan gejala
untuk 13 jenis penyakit pada fase kehamilan digambarkan pada gambar 3. 16. Pada
dua gambar tersebut menjelaskan bahwa perjalanan/penggiringan data hanya akan
bercabang menjadi dua antara “Ya” dan “Tidak”.
40
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 3. 16 Gambar Pohon Keputusan Fase Kehamilan
41
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
3.2.3 Implementasi Sistem
1. Implementasi Logic Konsultasi Cerdas Forward Chaining
Dalam melakukan implementasi logic konsultasi cerdas ini dilakukan beberapa
tahapan yaitu penentuan rules/aturan awal, penentuan kode untuk gejala dan
penyakit pada fase kehamilan dan nifas, dan yang terakhir adalah implementasi
logic forward chaining menggunakan framework Laravel.
a. Penentuan Rules/Aturan Awal
Dalam pembuatan fitur konsultasi cerdas ini, diawal-awal membutuhkan sebuah
rule untuk memperlihatkan pada setiap penyakit harus mempunyai gejalanya
masing masing, seperti konsep forward chaining yang menggunakan data-driven
untuk mendapatkan suatu kesimpulan. Perancangan rules/aturan dilakukan setelah
mewawancarai pakar dokter spesialis kandungan dan kebidanan. Ketika
wawancara juga dari pakar tersebut memberikan suatu dokumen untuk para dokter
yang berisi daftar penyakit beserta gejalanya. Setelah wawancara, dilakukanlah
analisa sendiri terhadap apa yang sudah didapat ketika wawancara dan juga analisa
sendiri yang berpatokan dengan dokumen tersebut. Langkah terakhir pada proses
penenetuan rules/aturan awal ini adalah memvalidasi kembali kepada pakar apakah
hasil analisa yang telah dilakukan sudah tepat guna apa yang seharusnya menjadi
alur dari setiap penyakit yang berbetuk IF-THEN dari gejala sampai kesimpulan
penyakit.
b. Penentuan Kode untuk Gejala dan Penyakit
Dalam penentuan kode, urutkan semua daftar gejala dan penyakit yang sudah
divalidasi sebelumnya oleh pakar. Kemudian dianalisa kembali untuk bisa
digambarkan dalam bentuk tree agar mudah dibaca.
c. Implementasi Logic Forward Chaining
Sesuai dengan logic yang menggunakan konsep algoritma forward chaining
dengan menggunakan IF-THEN, maka implementasi yang ditampilkan terdapat 2
kemungkinan output dari setiap butir pertanyaan gejala yang ditanyakan kepada
user/ibu hamil. Jawaban tersebut meliputi, pertanyaan gejala berikutnya atau hasil
akhir kesimpulan dari diagnose yang berupa penyakit. Setiap butir pertanyaan yang
42
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
berupa gejala tersebut masing-masing mempunyai 2 jawaban yaitu true dan false.
Masing-masing 2 jawaban tersebut akan menampilkan output yang berbeda-beda
disesuaikan dengan jawaban yang user pilih sesuai dengan rule yang sudah ada
sebelumnya.
Gambar 3. 17 Script Dari Gejala Menghasilkan Gejala Berikutnya (Ketika Kondisi Jawaban ‘True’)
Gambar 3. 18 Script Dari Gejala Menghasilkan Gejala Berikutnya (Ketika Kondisi Jawaban ‘False)
Pada gambar 3. 17 terdapat script yang menunjukkan bahwa ketika user memilih
jawaban true dari pertanyaan gejala berkode GK01 maka jawaban true diarahkan
ke gejala berikutnya yang mempunyai kode GK02. Sama hal nya dengan jawaban
false, hasil nya akan disesuaikan dengan rule yang ada. Pada gambar 3. 18 script
tersebut menjelaskan bahwa ketika user memilih jawaban false pada pertanyaan
gejala dengan kode GK01, maka output yang keluar adalah pertanyaan gejala
berikutnya dengan kode GK30.
43
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 3. 19 Script Dari Gejala Menghasilkan Kesimpulan Berupa Penyakit
Gambar 3. 20 Script Dari Gejala Menghasilkan Kesimpulan Berupa Penyakit yang Belum Terdata
Selain output dari tiap pertanyaan itu berupa gejala berikutnya, sistem juga dapat
mengatur dan mengetahui kapan waktunya untuk menyimpulkan penyakit apa
yang sedang diderita oleh user. Pada gambar 3. 19 menjelaskan jika pada
pertanyaan gejala yang berkode GK21 user menjawab false maka sistem akan
menampilkan sebuah output berupa penyakit dari kesimpulan diagnose yang
dilakukannya. Gambar 3. 20 menjelaskan bahwa gejala-gejala yang sudah dijawab
oleh user ternyata tidak menghasilkan penyakit karna tidak ada yang sesuai dengan
data penyakit dan rule yang ada, maka output yang muncul ketika dikondisi
tersebut adalah “penyakit belum terdata”. Berikut tampilan yang didapat ketika
menghasilkan sebuah kesimpulan berupa penyakit dan tampilan ketika
menghasilkan sebuah kesimpulan berupa penyakit yang belum terdata.
44
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 3. 21 Tampilan Kesimpulan Ketika Terdapat Penyakit
Gambar 3. 22 Tampilan Kesimpulan Ketika Terdapat Penyakit Belum Terdata
45
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
2. Implementasi API Untuk Menyimpan Riwayat
Pada gambar 3. 12 diperlihatkan bahwa ada popup muncul pada saat sistem
menemukan kesimpulan hasil penyakit sesuai dengan diagnose-diagnosa gejala
yang user/ibu hamil inputkan di aplikasi. Pada halaman popup tersebut dibagian
bawah terdapat pertanyaan apakah mau disimpan atau tidak, berikut pada gambar
3. 23 adalah script menggunakan framework Laravel yang terintegrasi dengan
database Mysql. Script tersebut dapat mengatur apakah hasil dari diagnosanya
dapat disimpan atau tidak. Ketika disimpan, hasil diagnose tersebut akan tertulis
dengan status ‘1’ pada database, jika tidak disimpan maka hasil diagnosa akan
tertulis dengan status ‘0’.
Gambar 3. 23 Script Fungsi Simpan
3. Implementasi API untuk Menampilkan Hasil Diagnosa Penyakit pada
Halaman Riwayat Diagnosa
Pada gambar 3. 13 adalah halaman riwayat diagnosa yang dimana daftar penyakit
hasil diagnosa yang ingin disimpan (yang sudah berstatus “1” pada database) oleh
user/ibu hamil akan muncul pada halaman tersebut. Script fungsi tersebut dapat
dilihat pada gambar 3. 24. Script tersebut menggunakan framework Laravel yang
terintegrasi dengan database Mysql.
46
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
Gambar 3. 24 Script Fungsi Menampilkan Daftar Hasil Diagnosa
47
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Pengujian
4.1.1 Deskripsi Pengujian
Setelah selesai pada tahap implementasi sistem, selanjutnya tahapan yang
dilakukan adalah tahapan pengujian. Tahapan ini bertujuan untuk memastikan
sistem yang dibangun sudah sesuai dengan requirements dan fitur pada sistem
bekerja dengan baik. Terdapat beberapa pengujian yang dilakukan dalam penelitian
ini, yang pertama adalah pengujian alpha dengan menguji fitur yang berfokus pada
konsultasi cerdas dengan menggunakan blackbox testing, pengujian beta terhadap
fitur konsultasi cerdas yang dilakukan dengan cara User Acceptance Testing
(UAT), dan pengujian rule/aturan pada fitur konsultasi cerdas yang menggunakan
metode forward chaining dengan membandingkan hasil/kesimpulan dari inputan
manual yang dilakukan oleh pakar bersama dengan inputan yang dilakukan pada
aplikasi.
4.1.2 Prosedur Pengujian
Pengujian yang pertama dilakukan adalah pengujian pada sistem dilakukan dengan
melakukan blackbox testing untuk memastikan fitur konsultasi cerdas dapat bekerja
dengan baik pada sistem. Kemudian dilanjut dengan pengujian beta kepada user
mengenai fitur konsultasi cerdas tersebut. Dan yang terakhir adalah pengujian
rule/aturan konsultasi cerdas yang menggunakan metode forward chaining.
Pengujian tersebut dilakukan dengan membandingkan hasil dari kesimpulan yang
berupa penyakit dari gejala gejala yang dipilih secara manual oleh dokter dan secara
digital oleh aplikasi.
4.1.3 Data Hasil Pengujian
1. Pengujian Alpha
a. Unit Testing
Pengujian unit testing merupakan pengujian yang dilakukan oleh pengembang,
untuk menguji sistem supaya tidak terjadi kesalahan pada sistem atau bugs
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
48
sebelum aplikasi digunakan oleh client. Untuk melakukan unit testing
dilakukan pengujian Black Box Testing. Pengujian Black Box Testing dilakukan
pada modul konsultasi cerdas untuk menguji apakah dapat berjalan dengan baik.
Tabel 18 Blackbox Testing Modul Kegiatan
No Skenario
Pengujian Test Case
Hasil yang
Diharapkan
Hasil
Pengujian
Keteran
gan
1
Memilih fase
Kehamilan
untuk
diagnosa
Muncul
halaman
dengan
pertanyaan
gejala
kehamilan
Muncul
halaman
dengan
pertanyaan
gejala
kehamilan
[✓] Diterima
[ ]
Ditolak
2
Memilih fase
Nifas untuk
diagnosa
Muncul
halaman
dengan
pertanyaan
gejala nifas
Muncul
halaman
dengan
pertanyaan
gejala nifas
[✓] Diterima
[ ]
Ditolak
3
Memilih salah
satu jawaban
dari
pertanyaan
gejala
Muncul
halaman
dengan
pertanyaan
gejala
berikutnya
sesuai dengan
rule
Muncul
halaman
dengan
pertanyaan
gejala
berikutnya
sesuai dengan
rule
[✓] Diterima
[ ]
Ditolak
4
Melihat hasil penyakit berdasarkan alur pertanyaan gejala
Menampilkan
hasil penyakit
yang sesuai
berdasarkan
gejala
Menampilkan
hasil penyakit
yang sesuai
berdasarkan
gejala
[✓] Diterima
[ ]
Ditolak
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
49
No Skenario
Pengujian Test Case
Hasil yang
Diharapkan
Hasil
Pengujian
Keteran
gan
5
Click tombol
“Ya” pada
hasil diagnosa
Hasil
diagnosa
dsimpan pada
halaman
riwayat
diagnosa
Hasil
diagnose
dsimpan pada
halaman
riwayat
diagnosa
[✓] Diterima
[ ]
Ditolak
6
Click tombol
“Tidak” pada
hasil diagnosa
Hasil
diagnosa tidak
dsimpan pada
halaman
riwayat
diagnosa
Hasil
diagnosa
tidak dsimpan
pada halaman
riwayat
diagnosa
[✓] Diterima
[ ]
Ditolak
7
Click list table
sesuai dengan
penyakit yang
telah
tersimpan
Hasil detail
diagnosa
muncul sesuai
dengan jenis
penyakitnya
Hasil detail
diagnosa
muncul
sesuai dengan
jenis
penyakitnya
[✓] Diterima
[ ]
Ditolak
2. Pengujian Beta
Pengujian beta dapat disebut sebagai uji lapangan dimana pengguna yang akan
menggunakan sistem akan melakukan User Acceptance Test. Pengujian beta pada
sistem ini dilakukan oleh Pengguna Publik (User Publik) atau dalam kasus ini
adalah Ibu Hamil. User/ibu hamil yang menjadi target pengujian berjumlah 3 orang.
Berikut merupakan hasil User Acceptance Test pada sistem:
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
50
a. Pengujian Fungsi Konsultasi Cerdas
User : Ibu Hamil
Pertanyaan: Apakah kata-kata yang digunakan pada pertanyaan gejala, jawaban
untuk hasil penyakit, dan informasi detail penyakit tersebut mudah dipahami?
Jawaban: Dari total 3 orang ibu hamil, dengan jawaban sangat setuju.
Menunjukan bahwa kata-kata pada tampilan fungsi konsultasi cerdas mudah
untuk dipahami.
User : Ibu Hamil
Pertanyaan: Apakah fungsi konsultasi cerdas berjalan dengan baik?
Kesimpulan: Dari total 3 orang ibu hamil, dengan jawaban sangat setuju.
Menunjukan bahwa fungsi konsultasi cerdas sudah berjalan dengan baik.
b. Pengujian Fungsi Simpan Hasil Diagnosa
User : Ibu Hamil
Pertanyaan: Apakah fungsi simpan pada hasil diagnosa berjalan dengan baik?
Kesimpulan: Dari total 3 orang ibu hamil, dengan jawaban sangat setuju.
Menunjukan bahwa fungsi simpan hasil diagnosa sudah berjalan dengan baik
User : Ibu Hamil
Pertanyaan: Apakah tampilan dan posisi fungsi simpan hasil diagnose mudah
dipahami?
Jawaban: Dari total 3 orang ibu hamil, dengan jawaban sangat setuju.
Menunjukan bahwa tampilan dan posisi fungsi simpan hasil diagnose mudah
untuk dipahami.
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
51
c. Pengujian Fungsi Riwayat Diagnosa
User : Ibu Hamil
Pertanyaan: Apakah fungsi riwayat diagnose dapat berjalan dengan baik?
Kesimpulan: Dari total 3 orang ibu hamil, dengan jawaban sangat setuju.
Menunjukan bahwa fungsi fungsi riwayat diagnosa sudah berjalan dengan baik
User : Ibu Hamil
Pertanyaan: Apakah tampilan halaman riwayat diagnosa menarik?
Kesimpulan: Dari total 3 orang ibu hamil, dengan jawaban sangat setuju.
Menunjukan bahwa halaman riwayat diagnosa menarik.
Pada pengujian UAT ini terdapat 3 jenis pembahasan, yaitu untuk membahas fungsi
dari konsultasi cerdas, fungsi simpan hasil diagnose, dan fungsi Riwayat diagnose.
Masing-masing dari 3 jenis pembahasan tersebut terdiri dari 2 pertanyaan. Dari
pengujian tersebut yang telah dilakukan oleh 3 orang ibu hamil, didapatkan bahwa
mereka dapat mudah memahami setiap kata-kata untuk gejala, penyakit, maupun
detail penyakit yang dimunculkan oleh sistem. Mereka juga dapat memahami
fungsi untuk menyimpan hasil diagnose yang dapat disimpan atau tidak dari hasil
diagnose yang didapat. Terakhir, mereka juga setuju bahwa fungsi Riwayat
diagnosa dapat berjalan dengan baik sesuai dengan pemeriksaannya.
3. Pengujian Algoritma Forward Chaining
Table 7 Komparasi Kesimpulan Penyakit
Rule/
aturan Gejala
Penyakit Ket
Menurut Ahli Menurut Sistem
PK01 Jika GK01 Dan
GK06 Dan
GK07 Dan
GK08 Dan
Mual dan Muntah
pada Kehamilan
Mual dan Muntah
pada Kehamilan
Benar
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
52
G09
PK02 Jika GK02 Dan
GK03 Dan
GK10
Abortus Abortus Benar
PK03 Jika GK01 Dan
GK02 Dan
GK03 Dan
GK04 Dan
GK11 Dan
GK12
Mola Hidatosa Mola Hidatosa Benar
PK04 Jika GK13 Dan
GK14 Dan
GK15 Dan
GK16 Dan
GK36
Kehamilan Ektopik
Terganggu
Kehamilan
Ektopik
Terganggu
Benar
PK05 Jika GK03 Dan
GK17 Dan
GK18 Dan
GK19
Plasenta Previa Plasenta Previa Benar
PK06 Jika GK18 Dan
GK20 Dan
GK21 Dan
GK22
Solusio Plasenta Solusio Plasenta Benar
PK07 Jika GK05 Dan
GK24
Hipertensi Kronik Hipertensi Kronik Benar
PK08 Jika GK05 Dan
GK24 Dan G25
Hipertensi
Gestasional
Hipertensi
Gestasional
Benar
PK09 Jika GK01 Dan
GK05 Dan
GK26 Dan
GK27 Dan
Preeklamsia Preeklamsia Benar
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
53
GK28 Dan
GK29
PK10 Jika GK01 Dan
GK05 Dan
GK26 Dan
GK27 Dan
GK28 Dan
GK29 Dan
GK37
Eklamsia Eklamsia Benar
PK11 Jika GK30 Dan
GK31 Dan
GK32 Dan
GK33 Dan
GK34 Dan
GK35
Edema Paru Edema Paru Benar
PK12 Jika GK23 Dan
GK38 Dan
GK39 Dan
GK40 Dan
GK41
Korioamnionitis Korioamnionitis Benar
PK13 Jika GK02 Dan
GK18 Dan
GK19 Dan
GK21 Dan
GK23 Dan
GK42 Dan
GK43 Dan
GK44
Ruptura Uteri Ruptura Uteri Benar
PN01 Jika GN01 Dan
GN02 Dan
GN03 Dan
GN05 Dan
Metritis Metritis Benar
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
54
GN06 Dan
GN07 Dan
GN08
PN02 Jika GN01 Dan
GN02 Dan
GN03 Dan
GN09 Dan
GN10 Dan
GN11
Abses Pelvis Abses Pelvis Benar
PN03 Jika GN12 Dan
GN13 Dan
GN14 Dan
GN15
Tetanus Tetanus Benar
PN04 Jika GN01 Dan
GN04 Dan
GN16
Mastitis Mastitis Benar
PN05 Jika GN04 Dan
GN17
Bendungan
Payudara
Bendungan
Payudara
Benar
4.1.4 Analisis Data / Evaluasi
Setelah dilakukan pengujian data testing menggunakan 18 penyakit sebelumnya
pada tabel 7 yang diantaranya adalah 13 penyakit pada fase kehamilan dan 5
penyakit pada fase nifas, diperoleh hasil pengujian. Selanjutnya adalah menghitung
presentasi keberhasilan sistem dengan rumus sebagai berikut.
!"#$"%&'$")"*"#ℎ'$,-'% = /01-'ℎ$)"%'#,2*"#ℎ'$,-/01-'ℎ$"10'$)"%'#,2 × 100%
Dari total 18 penyakit yang dilakukan testing dengan membandingkan hasil manual
dari pakar dan hasil sistem oleh aplikasi, maka hasil presentasi keberhasilan aplikasi
adalah sebagai berikut.
1818 8100% = 100%
Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
55
Hasil pengujian tersebut mendapatkan presentasi keberhasilan l00%. Dapat
disimpulkan bahwa konsultasi cerdas yang terdapat pada aplikasi Saku Bumil dapat
berjalan dengan baik dan akurat sesuai dengan hasil/kesimpulan yang dilakukan
secara manual oleh pakar.
4.2 Pemeliharaan Sistem
Pemeliharaan pada sistem sejauh ini dilakukan oleh pengembang apabila ada
kendala didalam mengoperasikan sistem. Pada penelitian ini, tahapan yang dibahas
tidak mencakup tahap pemeliharaan sistem.
56
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tujuan studi ini yaitu mengimplementasikan fitur konsultasi cerdas dengan
menggunakan algoritma forward chaining untuk mendapatkan kesimpulan
penyakit terhadap gejala yang sedang diderita ibu hamil. Setelah melakukan studi
literatur, perancangan, analisis, desain, implementasi dan pengujian fitur konsultasi
cerdas dengan menggunakan algoritma forward chaining, diisimpulkan bahwa
aplikasi ini sudah mampu melakukan proses menghasilkan kesimpulan data
penyakit sesuai dengan gejala yang dirasakan oleh user/ibu hamil dengan hasil yang
akurat. Hal tersebut didukung oleh tingkat akurasi yang dihasilkan dari pengujian
metode forward chaining terhadap data-data yang ada pada tabel 5 dan tabel 6.
Pengujian tersebut dilakukan dengan cara membandingkan hasil dari pakar dan
hasil dari sistem yang menghasilkan presentase sebesar 100%. Ibu hamil juga dapat
menyimpan hasil diagnosa yang telah dilakukan sebelumnya dengan baik.
5.2 Saran
Hasil yang didapatkan dari penelitian ini belum mendetail seperti apa yang
dilakukan langsung oleh dokter, namun secara umum fitur konsultasi cerdas telah
berfungsi dengan akurat. Namun yang dapat dilakukan salah satunya adalah
meningkatkan jumlah data penyakit dan gejala agar lebih detail nya lebih bisa
mendekati pemeriksaan diagnosa langsung oleh dokter. Oleh karena itu, dalam
penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menambahkan jumlah data gejala
dan penyakit sekaligus menambahkan referensi pakar dalam pengerjaannya. Hal
tersebut berguna untuk memberikan wawasan yang lebih luas terhadap proses pada
konsultasi cerdasnya dan juga hasil/kesimpulan dari sistemnya.
xiii Jurusan Teknik Informatika dan Komputer – Politeknik Negeri Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Minarni, Indra, W., & Wenda, H. 2015. Pengembangan Aplikasi Sistem Cerdas
Untuk Menentukan Peminatan Jurusan Di Universitas Dipenogoro Bagi
Siswa Sekolah Menengah Atas. Jurnal Teknologi dan Sistem Komputer,
Vol 3 (2).
Butler, T & Yank, K. PHP & MySQL: Novice to Ninja, 6th Edition. SiitePoing.
2016.
Ibnu, A. 2017. Analisa Efektifitas Metode Forward Chaining Dan Backward
Chaining Pada Sistem Pakar. Jurnal Pilar Nusa Mandiri, Vol. 13 (1).
Layanan Kesehatan Berbasis HTML 5 Geolocation.
Luckin, R., Holmes, W., Grifths, M. & Forcier, L. B., 2016. Intelligence
unleashed. An argument for AI in education. London: Pearson.
Widodo, B. P., & Purnomo, H. D., 2016. Perancangan Aplikasi Pencarian
Minarni, Indra, W., & Wenda, H. 2017. Case-Based Reasoning (CBR) Pada
Sistem Pakar Identifikasi Hama Dan Penyakit Tanaman Singkong Dalam
Usaha Meningkatkan Produktivitas Tanaman Pangan. Jurnal TEKNOIF,
Volume 5.
Shofa, I., & Widya., 2015. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta : Nuha
Medika.
Vanagas, Giedrius., Engelbrecht, Rolf., Damasˇevicˇiu, Robertas., Suomi, Reima.,
Solanas, Agusti., 2018. eHealth Solutions for the Integrated Healthcare.
Journal of Healthcare Engineering : Hindawi
Wagiyo, N., & Purtrono., 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intanatal, dan
Bayi Baru Lahir. Yogyakarta: CV. Andi Offset
Yuli, A., & Reny., 2017. Asuhan Keperawatan Maternitas Aplikasi Nanda, NIC
dan NOC. Jakarta : CV. Trans Info Media.
Yulistiana., & Evayanti., 2015. Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Dukungan Suami
Pada Ibu Hamil Terhadap Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (Anc)
Di Puskesmas Wates Lampung Tengah. Jurnal Kebidanan Vol 1, No 2,
Juli 2015: 81-90.
xiii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Dzaki Fadlullah Abdurrachman lahir di kota Depok
pada tanggal 31 Mei 1998. Penulis menyelesaikan
pendidikan dari SDIT Darul Abidin pada tahun 2010,
SMPIT Darul Abidin pada tahun 2013, dan SMAIT
Nururrachman pada tahun 2016. Saat ini penulis
sedang menempuh pendidikan Diploma IV Jurusan
Teknik Informatika dan Komputer, Program Studi
Teknik Informatika di Politeknik Negeri Jakarta.
xiv
Lampiran Foto Bersama dengan Pakar