penerapan metode drill untuk meningkatkan hasil...
TRANSCRIPT
PENERAPAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN
HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN SIFAT-
SIFAT BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS IV
MI AL-ISTIQOMAH TANGERANG TAHUN
PELAJARAN 2013/2014 Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah Ibtidaiyah Al-Istiqomah Tangerang
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan
Oleh
IAH SAMSIAH
NIM 809018300353
PROGRAM STUDI PGMI
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
iv
ABSTRAK
IAH SAMSIAH (809018300353), “Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bilangan Bulat Pada Siswa
Kelas IV MI Al-Istiqomah Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014. Penelitian
Tindakan Kelas di Madrasah Ibtidaiyah Al-Istiqomah Tangerang)”. Skripsi
Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidaytullah, Jakarta.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
matematika pada pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat dengan penerapan
metode drill. Penelitian ini dilaksanakan di MI Al-Istiqomah Kota Tangerang
pada Tahun pelajaran 2013/2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Instrumen yang digunakan pada
penelitian ini dalan tes dan non tes. Instrumen tes berupa tes tulis yang digunakan
untuk mengukur hasil dan ketuntasan belajar, sedangkan instrumen non tes berupa
lembar observasi dan wawancara, yang digunakan untuk melihat aktivitas siswa
dan peneliti dalam proses pembelajaran
Hasil penelitian ini menunjukkan suatu peningkatan hasil belajar siswa
pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Data tentang hasil belajar siswa pada pokok
bahasan sifat-sifat bilangan bulat meningkat pada siklus I sebesar 63,67, pada
siklus II menjadi 73,33 dan pada siklus III sebesar 83. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa penerapan metode drill dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat.
Kata Kunci: Metode Drill, Hasil Belajar, Sifat-Sifat Bilangan Bulat.
v
ABSTRACT
IAH SAMSIAH (809018300353), "The Implementation of Drill Methods for
Increasing Students’ Achievement on Subject Matter of Integer of Students IV
Class MI Al-Istiqomah Tangerang". Thesis Department of Elementary School
Teacher Education, Faculty of Tarbiyah and Teaching State Islamic University
Syarif Hidaytullah, Jakarta.
The aim of this research is to determine the mathematic students
achievement on Subject Matter of Integer of Students IV Class MI Al-Istiqomah
Tangerang. The method used in the Classroom Action Research ( CAR ). An
instrument used for the study and in testing for the test. An instrument in form and
use to measure the results of the study and qualifications meanwhile, the
instruments for shares of observation test and interview, used to watch the activity
of students and scientists in the process of learning.
This research result indicates an increased the students learning cycle in
the first half. Based on the results of study of a student of integer increases the
first of a cycle of 63.67; 73.33 on a cycle two and average of being 83 of cycle
three. Based on the result, it is concluded that the implementations of drill
methods will increase the student achievement on Subject Matter of Integer of
Students IV Class MI Al-Istiqomah Tangerang.
Keywords: Drill Method, Students Achievement, Integer Concept.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Puji syukur panjatkan Allah SWT yang telah memberikan hidayah dan
inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat dan salam senantiasa tertuju kepada junjungan Nabi Muhammad SAW,
keluarga, dan para sahabatnya.
Skripsi ini berjudul: ” Penerapan Metode Drill untuk Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bilangan Bulat Pada
Siswa Kelas IV MI Al-Istiqomah Tangerang Tahun Pelajaran 2013/2014”,
ditulis untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana S1 .
Penyusunan skripsi ini bukan hal yang mudah bagi penulis, banyak sekali
halangan yang dihadapi. Oleh karena itu merupakan suatu keharusan dan
kewajiban bagi penulis untuk mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa’i. MA. Ph.D., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
2. Bapak Dr. Fauzan, MA., Ketua Program Studi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Maifalinda Fatra M. Pd. dosen pembimbing skripsi yang telah banyak
memberikan ilmu dan meluangkan waktu serta tenaga untuk memberikan
bimbingan dan masukan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
skripsi.
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah mendukung, dan memberi ilmu kepada
penulis, sehingga penulis mendapatkan pengalaman yang berharga.
5. Bapak. H. Abdillah, S.Pd., Kepala MI Al-Istiqomah Kota Tangerang yang
telah memberikan dukungan dalam proses penelitian yang dilakukan di
vii
sekolah. Bapak dan Ibu guru serta staf tata usaha di MI Al-Istiqomah Kota
Tangerang yang selalu memberikan dukungan dalam proses penelitian.
6. Ibu Umul Ma’muroh, S.Ag., M.Pd., atas kerjasamanya selaku kolaborator dan
observer yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk membantu penulis
dalam melakukan penelitian.
7. Suamiku tercinta, Ahmad Yani dan anak-anakku tersayang Yuni Nuravivah,
Rekha Nurunnisa, Syamsul Hilal, dan Hilda Aprilia Zahra, atas semua
dukungan dan pengertiannya telah menjadi cambuk untuk menyelesaikan
skripsi ini.
8. Kakakku tercinta, Elih Sobarih, S.Pd., dan adikku tersayang Abdul Hadad,
S.Pd., serta keponakan-keponakanku, Galih Ardian, Randi M, Mutiara Sari,
dan Ilham Asyifa yang telah menyemangati penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
9. Rekan-rekan seangkatan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
membangun kebersamaan selama ini.
10. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan.
Penulis berdo’a semoga Allah SWT, memberikan balasan yang sepadan
untuk jasa dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis. Mudah-mudahan
skripsi ini memberi manfaat bagi siapa saja yang membacanya, dan memberikan
kontribusi bagi kualitas pendidikan ke depan.
Tangerang, 2014
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ...................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN KARYA ILMIAH.........................................
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING... .........................................
ii
iii
ABSTRAK ....................................................................................................
ABSTRACT .................................................................................................
iv
v
KATA PENGANTAR .................................................................................. vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR TABEL… .................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR… ................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Identifikasi Masalah…………………. ........................... 3
C. Pembatasan Masalah ………........................................... 4
D. Perumusan Masalah …………....................................... 4
E. Tujuan dan Kegunaan Hasil Penelitian ...........................
F. Manfaat Penelitian……………………………………...
4
5
BAB II : KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Acuan Teori
1. Metode Drill dalam Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Metode Drill ..................................
6
6
b. Ketentuan Pelaksanaan Metode Drill............... 7
c. Kelebihan Metode Drill................................... 8
d. Kekurangan Metode Drill................................
2. Hasil Belajar Matematika.......................................
a. Pengertian Hasil Belajar....................................
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil
8
8
8
ix
Belajar..................................................................
3. Pembelajaran Matematika pada Jenjang Pendidikan
Dasar..........................................................................
a. Pengertian Pembelajaran Matematika.................
b. Konsep Sifat-Sifat Bilangan Bulat......................
13
14
14
16
B. Hasil Penelitian yang Relevan ........................................ 20
C. Hipotesis Tindakan ......................................................... 20
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu ..........................................................
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus .......................
C. Subjek Penelitian .............................................................
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian .....................
E. Tahapan Intervensi Tindakan ..........................................
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...................
G. Data dan Sumber Data ....................................................
H. Instrumen Pengumpulan Data .........................................
I. Teknik Pengumpulan Data ..............................................
J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ..............................
K. Analisi Data dan Intervensi Data ....................................
L. Pengembangan Keterpercayaan Tindakan ......................
21
21
24
24
24
26
26
27
27
31
32
33
BAB IV : DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ................................................................. 34
B. Pembahasan. ................................................................... 54
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................... 59
B. Saran-Saran ..................................................................... 59
x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Rencana dan Prosedur Penelitian Tindakan
Kelas (PTK)...................................................................
25
Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Siklus 1......................... 28
Tabel 3.3 : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Siklus 2......................... 29
Tabel 3.4 : Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Siklus 3......................... 30
Tabel 4.1 : Hasil Belajar Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus I.. 38
Tabel 4.2 : Hasil Belajar Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus
II...................................................................................
47
Tabel 4.3 : Hasil Belajar Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus
III....................................................................................
52
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 :
Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK Model Spiral
(siklus)...............................................................................
23
Gambar 2 : Nilai Siklus 1 ................................................................... 38
Gambar 3 : Nilai Siklus 2....................................................................
47
Gambar 4 : Nilai Siklus 3....................................................................
52
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : RPP Siklus 1
Lampiran 2 : LEMBAR KERJA SISWA (SOAL SIKLUS 1)
Lampiran 3 : RPP Siklus II
Lampiran 4 : LEMBAR KERJA SISWA (SOAL SIKLUS II)
Lampiran 5 : RPP Siklus III
Lampiran 6 : LEMBAR KERJA SISWA (SOAL SIKLUS III)
Lampiran 7 : NILAI SIKLUS I
Lampiran 8 : NILAI SIKLUS II
Lampiran 9 : NILAI SIKLUS III
Lampiran 10 : GAMBAR AKTIVITAS SETIAP SIKLUS
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dunia pendidikan saat ini tengah mengalami perkembangan ke arah
desentralisasi pendidikan. Desentralisasi pendidikan memberikan wewenang
penuh kepada sekolah dan guru untuk mengelola proses pembelajaran, terutama
dalam hal implementasi metode atau strategi pembelajaran.
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar
yang melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik,
peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka
pencapaian kompetensi dasar. Sebagian besar guru-guru di Madrasah Ibtidaiyah
masih menerapkan metode pembelajaran klasik, sehingga berpengaruh pada hasil
yang kurang maksimal.
Pembelajaran klasikal ini masih mengedepankan metode ceramah, tanpa
memperhatikan aktivitas belajar yang berpusat pada siswanya (student centered).
Pembelajaran klasikal yang berlangsung cenderung berjalan satu arah pada guru
ke siswa (teacher centered), menyebabkan pembelajaran terkesan hanya
mentransfer pengetahuan dari guru ke siswa saja. Padahal pembelajaran
matematika yang berpusat dari guru ini berjalan kurang efektif dalam
mengembangkan ranah kognitif (penguasaan konsep), ranah afektif (sikap
belajar), dan psikomotor siswa. Hasilnya secara langsung mempengaruhi
rendahnya hasil belajar siswa belajar siswa sehingga juga berpengaruh pada
prestasi belajar siswa. Oleh karena itu diperlukan upaya guru untuk mengatasi
permasalahan tersebut.
Guru menjadi faktor penentu tingkat keberhasilan dalam pembelajaran di
kelas. Guru merupakan pihak yang paling dominan dalam mengarahkan proses
pembelajaran di dalam kelas. Ada beberapa peran guru selain bertugas sebagai
fasilitator, memindahkan pengetahuan, dan menanamkan nilai-nilai positif, dia
harus menjadi teladan yang baik, berkepribadian yang patut jadi tauladan dan
1
2
disenangi dalam pergaulan. Karena prestasi belajar anak didik juga akan
berpengaruh dengan sejalannya perubahan sikap karena membenci kepribadian
guru, jadi disini kepribadian guru juga sangat berpengaruh pada prestasi siswa.
Menyikapi hal ini salah satu alternatif usaha guru dalam meningkatkan
hasil belajar siswa belajar siswa adalah mengubah proses pembelajaran yang lebih
mengaktifkan siswa, salah satunya dilakukan dengan pembelajaran melalui latihan
berulang-ulang atau drill.1 Guru atau peneliti memilih menggunakan pendekatan
drill agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Hal ini
disebabkan antara lain, materi pendidikan yang disampaikan itu makin beragam
dan luas. Mengingat perkembangan ilmu dan tekhnologi yang makin pesat, maka
diperlukan upaya mengadopsi segala kemajuan pengetahuan demi perkembangan
proses pembelajaran di dalam kelas. Hal ini diyakini bahwa melalui pendekatan
drill dapat menjadikan belajar siswa penuh makna, belajar bukan hanya diterapkan
dalam konsep akan tetapi siswa mengalami penelitan, belajar mencari sebuah
penemuan dengan praktek yang akhirnya mendapat jawaban.
Permasalahan prestasi belajar yang menurun banyak ditemukan karena
kurangnya hasil belajar siswa belajar siswa serta lemahnya yang menjadikan
pembelajarannya efektif. Hal itu ditunjukkan dengan rendahnya hasil belajar
siswa pada pelajaran matematika.
Seperti yang terjadi di MI Al-Istiqomah, yang terletak di Kota Tangerang.
Berdasarkan latar belakang keadaan madrasah, cara pembelajaran guru, latar
belakang siswa, status ekonomi siswa, maka peneliti ingin mengetahui apakah
melalui metode drill ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa belajar siswa pada
mata pelajaran matematika.
Peneliti melihat pembelajaran matematika yang dilakukan di MI Al-
Istiqomah khususnya kelas IV masih belum mencapai pada tujuan, yakni
meningkatnya kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotor.
Metode drill adalah suatu cara mengajar dimana siswa melaksanakan
kegiatan-kegiatan latihan agar memiliki ketangkasan atau keterampilan yang lebih
1 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 273
3
tinggi dari apa yang dipelajari. Oleh karena itu peranan metode pengajaran ialah
sebagai alat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif. Dengan
metode ini diharapkan tumbuh berbagai kegiatan belajar siswa sehubungan
dengan mengajar guru, dengan kata lain terciptalah interaksi edukatif antara guru
dengan siswa. Dalam interaksi ini guru berperan sebagai penggerak atau
pembimbing, sedangkan siswa berperan sebagai pihak yang berupaya memahami
konsep matematika melalui latihan berulang-ulang. Proses interaksi ini akan
berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif dibandingkan dengan gurunya. Oleh
karenanya metode mengajar yang baik adalah metode yang dapat menumbuhkan
kegiatan belajar siswa dan sesuai dengan kondisi pembelajaran.
Pendidikan matematika diarahkan agar siswa dapat menemukan sendiri, ia
harus melakukan proses mental seperti mengamati, klasifikasi, mengukur,
meramalkan, dan menyimpulkan, sehingga dapat membantu peserta didik untuk
memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Dari 30 siswa ternyata yang
tuntas atau melebihi nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 70 hanya 20 siswa
(66,7%).
Peneliti mengambil judul “Penerapan Metode Drill untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pokok Bahasan Sifat-Sifat Bilangan
Bulat pada Siswa Kelas IV MI Al-Istiqomah Tangerang Tahun Pelajaran
2012/2013 (Penelitian Tindakan Kelas di Madrasah Ibtidaiyah Al-Istiqomah
Tangerang)”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat didentifikasikan
beberapa masalah, sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa belajar siswa rendah karena pembelajaran masih
menggunakan metode klasikal.
2. Siswa belum mampu memahami, dan mengetahui secara luas tentang
pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat.
4
3. Pembelajaran yang dilakukan guru tidak menggunakan metode yang
bervariasi, sehingga anak cenderung bosan dan tidak menyenangkan.
4. Siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal masih rendah.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, agar penelitian ini lebih terarah
dan diharapkan masalah yang dikaji lebih mendalam, perlu adanya pembatasan
masalah.
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Hasil belajar matematika dalam penelitian ini difokuskan pada kemampuan
kognitif siswa yang masih rendah. Hasil belajar adalah penilaian akhir dari
proses dan pengetahuan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan
tidak akan hilang karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi
individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan
mengubah cara berfikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
2. Siswa belum mampu memahami, dan mengetahui secara luas tentang pokok
bahasan sifat-sifat bilangan bulat. Penelitian ini dibatasi oleh upaya peneliti
meningkatkan pemahaman siswa tentang pokok bahasan sifat-sifat bilangan
bulat, sistem operasionalisasi distibutif dan komutatif.
D. Perumusan masalah
Permasalahan yang muncul dari latar belakang tersebut adalah:
1. Apakah terdapat peningkatan hasil belajar matematika pada pokok
bahasan sifat-sifat bilangan bulat dengan pelaksanaan metode drill pada
siswa MI Al-Istiqomah, Tangerang?
2. Bagaimana pelaksanaan metode drill dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada pembelajaran matematika yang berakibat pada peningkatan
hasil belajar siswa?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Sejalan dengan permasalahan di atas maka secara garis besar penelitian ini
bertujuan sebagai berikut:
5
1. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa belajar siswa pada
pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat dengan menggunakan metode
drill.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa dalam memahami
materi sifat-sifat bilangan bulat, setelah menggunakan metode drill.
F. Manfaat Masalah
1. Untuk Guru
Secara umum, studi ini memberikan sumbangan kepada pembelajaran
matematika, utamanya pada layanan peningkatan kemampuan pemahaman
konsep siswa pada pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat, serta
meningkatkan kualitas pembelajaran guru dalam memberikan materi
matematika.
2. Untuk Siswa
Meningkatkan hasil belajar siswa serta prestasi dalam pembelajaran
matematika, terutama materi pada pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat,
serta memiliki peran yang cukup besar bagi siswa dalam hal hasil belajar
siswa, penampilan dan kecakapannya dalam bidang matematika. Pengharapan
guru (teacher expectations) adalah bagaimana guru menciptakan prestasi
akademik saat ini dan pada waktu yang akan datang
6
BAB II
KAJIAN TEORETIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN
A. Kajian Teori
1. Metode Drill dalam Pembelajaran Matematika
a. Pengertian Metode Drill
Metode didefinisikan sebagai: “an increasingly problematic
concept, but traditionally seen as a theoretically consistent set of teaching
principles that would lead to the most effective learning outcomes if
followed correctly.”1 Dari definisi Hall tersebut, dapat dipahami bahwa
metode merupakan konsep problematik tetapi secara tradisional dilihat
sebagai perangkat dari prinsip-prinsip pengajaran yang ajeg yang
mengarah pada hasil pembelajaran yang paling efektif jika diikuti dengan
benar.
Secara harfiah drill berarti latihan yang diulang-ulang dalam waktu
singkat. Maka metode drill yang disebut juga metode latihan adalah suatu
metode, cara, teknik atau strategi mengajar dimana siswa diberi latihan dan
praktek berulang kali atau kontinyu untuk mendapatkan keterampilan dan
ketangkasan praktis yang bersifat permanen atau mantap tentang
pengetahuan yang dipelajari.
Menurut Harmer; metode drill didefinisikan sebagai berikut:
“technique where the teacher asks students to repeat words and phrases,
either in chorus or individually , and then gets them to practise substituted
(but similar) phrases, still under the teacher‟s direction”.2 Dari definisi
tersebut dapat dipahami bahwa metode drill adalah teknik dimana guru
memerintahkan siswa untuk mengulangi kata-kata dan frase, baik itu
1 Graham Hall, Exploring English Language Teaching (London: Routledge, 2011), h.
248 2 Jeremy Harmer, How to Teach English, (Essex: Pearson Education Limited, 2007), h.
272
6
7
secara bersama-sama atau individu, dan menyuruh mereka mempraktikkan
frase turunan (yang sama), masih di bawah petunjuk guru.
Menurut Hamdani, metode drill merupakan metode yang
mengajarkan siswa untuk melaksanakan kegiatan latihan agar siswa
memiliki ketegasan atau keterampilan yang lebih tinggi daripada hal-hal
yang dipelajari.3
Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa metode drill
adalah suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap
apa yang telah dipelajari siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan
tertentu. Kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selalu diulang-
ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama
dengan situasi belajar yang realistis, ia akan berusaha melatih
keterampilannya. Bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga
menuntut respons yang berubah, maka keterampilan akan lebih
disempurnakan.
b. Ketentuan Pelaksanaan Metode Drill
Menurut Hamdani, hal-hal yang perlu dipersiapkan guru dalam
menggunakan metode drill adalah sebagai berikut :
a. Tahap 1 : Latihan Terkontrol
Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru:
memberikan sejumlah latihan soal dan meminta supaya siswa
mengerjakannya.
memberi arahan dan petunjuk-petunjuk cara pengerjaan untuk
menyelesaikan soal guru.
memberi bantuan kepada siswa yang memerlukan bantuan dalam
menyelesaikan soal.
memberikan jawaban yang benar atas soal tersebut.
b. Tahap 2 : Latihan mandiri
Langkah-langkah yang dilakukan oleh guru:
3 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Pustaka Setia, 2011), h. 273
8
memberikan beberapa soal.
meminta siswa supaya mengerjakan soal tersebut dengan memberikan
batas waktu yang cukup.
meminta supaya hasil pekerjaan masing-masing siswa dikumpulkan
kepada guru
menilai hasil pekerjaan siswa.4
c. Kelebihan metode Drill
Menurut Hamdani, kelebihan metode drill adalah:
1) Ketegasan dan keterampilan siswa meningkat atau lebih tinggi
daripada hal-hal yang telah dipelajari.
2) Seorang siswa benar-benar memahami apa yang disampaikan.5
d. Kekurangan metode Drill
Menurut Hamdani, kelemahan metode drill adalah:
1) Dalam latihan sering terjadi cara-cara atau gerak yang tidak
berubah sehingga menghambat bakat dan inisiatif siswa;
2) Sifat atau cara latihan kaku atau tidak fleksibel akan
mengakibatkan penguasaan keterampilan melalui inisiatif individu
tidak akan tercapai.
Contoh kelemahan metode drill adalah pemberian sampel berupa
gerak tangan atau anggota tubuh yang berulang-ulang. Gerakan ini kadang
tidak disadari oleh guru. Jika memberikan soal, guru menunjukkan tangan
ke seorang siswa. Hal ini berdampak pada kurangnya kreativitas siswa
dalam proses pembelajaran.
2. Hasil Belajar Matematika
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah istilah kunci yang paling vital dalam setiap
usaha pendidikan yang menjadi tujuan adanya proses pendidikan dan
4 Ibid, h, 273
5 Ibid., h. 273
9
pembelajaran, sehingga tanpa hasil belajar sesungguhnya tak pernah ada
proses pendidikan yang matang. Sebagai suatu proses, belajar hampir
selalu mendapat tempat yang luas dalam berbagai disiplin ilmu yang
berkaitan dengan upaya kependidikan, seperti psikologi pendidikan dan
psikologi belajar.
Hasil belajar terdiri dari dua kata, yaitu hasil dan belajar. Hasil
merupakan dampak atau efek dari satu proses tindakan atau perbuatan.
Sedangkan belajar merupakan proses sadar dalam upaya meningkatkan
kualitas diri dengan interaksi antara dirinya dengan lingkungan sekitar.
Menurut Brown, belajar dimaknai pada kategori sebagai berikut:
1) Learning as an increase in knowledge. The student will often see
learning as something done to them by teachers rather than as
something they do for themselves.
2) Learning is memorising. „Learning is about getting it into your head.
You‟ve just to keep writing it out and eventually it will go in.‟
3) Learning is acquiring facts or procedures that are to be used. „„Well
it‟s about learning the thing so you can do it again when you‟re asked
to, like in an exam.‟
4) Learning is making sense. „Learning is about trying to understand
things so you can see what‟s going on. You‟ve got to be able to
explain things, not just remember them.‟
5) Learning is understanding reality. „Learning enables you to perceive
the world differently.‟ This has also been termed „personally
meaningful learning‟.6
Pandangan Brown tersebut memperlihatkan ada lima kategori
belajar, yaitu belajar sebagai pertambahan pengetahuan, belajar sebagai
proses pengingatan, belajar sebagai upaya mengetahu prosedur dan fakta-
fakta yang akan digunakan, belajar sebagai membuat persepsi inderawi,
dan belajar adalah memahami realitas.
6 George Brown, How Students Learn, (London: the RoutledgeFalmer Key Guides for
Effective Teaching in Higher Education series, 2004) ,h. 4
10
Sedangkan Wilkinson dan Silliman mengemukkan prinsip belajar
sebagai berikut:
1) Learning is a social activity -- interpersonal behaviors are the basis
for new conceptual understandings.
2) Learning is integrated --- strong interrelationships exist between oral
and written language learning.
3) Learning requires student interaction and engagement in classroom
activities -- engaged students are motivated to learn and have the best
chance of achieving full communicative competence across the broad
spectrum of language and literacy skills.7
Dari penjelasan Wilkinson dan Silliman di atas, dapat
dikemukakan hakikat belajar dari 3 (tiga) aspek: Pertama, belajar
merupakan aktivitas sosial yang dirangkai dengan adanya hubungan
antarpribadi yang menjadi dasar pemahaman konseptual yang baru.
Kedua, belajar merupakan proses yang terintegrasi kuat antara bahasa lisan
dan tulisan. Ketiga, belajar membutuhkan interaksi siswa dan keterliban
total di dalam aktivitas ruang kelas.
Hasil belajar adalah efek dari kegiatan pembelajaran yang
berproses panjang dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam
penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan itu sangat bergantung
pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika ia berada di sekolah
maupun di lingkungan rumah atau keluarganya sendiri.
Menurut Brian Bowe dan Marian Fitzmaurice hasil belajar adalah
“a statement of what the learner is expected to know, understand or be
able to do on successful completion of the entire programme”. 8
Dari
pandangan tersebut, diketahui bahwa hasil belajar merupakan pernyataan
tentang apa yang siswa diharapkan untuk mengetahui, memahami atau
7 Louise C. Wilkinson and Elaine R. Silliman, Classroom Language and Literacy
Learning, (Gaithersburg, MD: Aspen, 1991), h. 3 8 Brian Bowe and Marian Fitzmaurice, Guide to Writing Learning Outcomes, Learning
and Teaching CentreLifelong Learning Dublin Institute of Technology 14 Upper Mount St.,
(Dublin: Dublin Institute of Technology, 2008), h. 5
11
mampu melakukan suatu tentang tindakan yang sukses pada semua
program yang ada.
Menurut Muhibbin Syah, hasil belajar adalah hasil pencapaian dari
tiga pendekatan yang meliputi:
1) Secara kuantitatif, berarti hasil dari kegiatan pengisian atau
pengembangan kemampuan kognitif dengan fakta sebanyak-
banyaknya;
2) Secara institusional, merupakan hasil dari proses validasi atau
pengabsahan terhadap penguasaan siswa atas materi-materi yang telah
diajari;
3) Secara kualitatif, berarti hasil dari proses memperoleh arti-arti dan
pemahaman-pemahaman serta cara menafsirkan dunia beserta isinya.9
Hasil adalah akibat dari suatu aktivitas atau perbuatan. Biasanya
hasil dapat dirasakan pada bagian akhir dari suatu proses perbuatan dengan
segala jenis unsurnya. Proses sendiri bukan merupakan hasil tapi langkah
metodis yang menuju pada hasil.
Bloom, Krathwohl, dan Shepard mengajukan pandangan
pentingnya domain afektif dalam mengukur hasil belajar siswa. Tentang
wilayah efektif ini dinyatakan oleh Shepard sebagai berikut:
The affective domain is about our values, attitudes and behaviours. It
includes, in a hierarchy, an ability to listen, to respond in interactions
with others, to demonstrate attitudes or values appropriate to
particular situations, to demonstrate balance and consideration, and
at the highest level, to display a commitment to principled practice on
a day-to-day basis, alongside a willingness to revise judgement and
change behaviour in the light of new evidence.10
Dari pandangan tersebut dapat dipahami bahwa wilayah afektif
yang menjadi parameter penilaian hasil belajar meliputi nilai sikap dan
perilaku dalam bentuk hirarkhi, yaitu kemampuan mendengarkan,
9 Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung:
Rosdakarya, 2007), h. 92 10
Kerry Shephard, “Higher Education for Sustainability: Seeking Affective Learning
Outcomes”, International Journal of Sustainability in Higher Education, Vol. 9 No. 1, 2008,
Emerald Group Publishing Limited, hal. 88
12
menanggapi di dalam interaksi dengan pihak lain, mendemonstrasikan
sikap atau nilai pada situasi tertentu, mendemonstrasikan keseimbangan
dan pertimbangan, dan pada level tertinggi adalah mempertunjukkan
komitmen pada praktik yang terdisiplinkan, keinginan kuat untuk
memperbaiki pertimbangan dan merubah perilaku di dalam pencahayaan
bukti yang baru.
Hasil dalam perspektif pendidikan dinamai sebagai penguasaan
terhadap beberapa indikator pada setiap Kompetensi Dasar (KD) yang
dilaksanakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dengan kata lain,
siswa dianggap berhasil apabila memiliki kecakapan hidup (Life Skills)
pada setiap bidang studi, yang kemudian dapat diaplikasikan pada
kehidupan sehari-hari.
Sedangkan Robert M. Gagne menyebutkan ada lima wilayah yang
menjadi indikator keberhasilan dalam pembelajaran, yaitu:
1) Keahlian intelektual atau intellectual skills (pengetahuan prosedural),
2) Informasi lisan atau verbal information (pengetahuan deklaratif/
declarative knowledge),
3) Strategi kognitif atau cognitive strategies (proses-proses pengawasan
keputusan)
4) Kehlian gerak atau motor skills, dan
5) Sikap atau attitudes.11
Menurut Bransford, et.al., menjelaskan bahwa pencapaian hasil
belajar dalam perspektif ilmiah ditujukan kepada 5 domain hasil belajar,
yaitu: 1) memori dan struktur pengetahuan; 2) penyelesaian masalah dan
penalaran; 3) fondasi pembelajaran selanjutnya; 4) proses-proses
keteraturan yang mengatur belajar, meliputi metakognisi; dan 5)
bagaimana berpikir simbolik muncul dari budaya dan komunitas pelajar.12
11
Robert M. Gagne, “Learning Outcomes and Their Effects: Useful Categories of
Human Performance”, Journal of American Psychologist, April 1984, Vol. 39, No. 4, hal. 377 12
John D. Bransford, et.al., How People Learn: Brain, Mind, Experience, and School,
(Washington DC.: National Academy Press, 2004), h. 14
13
Sedangkan menurut Ramayulis, hasil belajar dapat didefinisikan
dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1) Hasil belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri
individu yang belajar, baik aktual maupun potensial.
2) Perubahan tersebut pada pokoknya berupa perubahan kemampuan
yang berlaku dalam waktu yang relatif sama.
3) Perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha.13
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengetahuan
tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-
lamanya karena hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu
yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan
mengubah cara berfikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
Pengukuran hasil belajar didasarkan pada 3 domain pokok yaitu, domain
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Menurut Leu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar
siswa, pengembangan dalam konteks manajemen yaitu: 14
1) Kepemimpinan bersama-sama yang melibatkan bentuk partisipatif,
kematangan dan tujuan, dipimpin oleh seorang profesional yang
unggul.
2) Adanya visi dan tujuan yang dikembangkan bersama-sama (shared
vision and goals), yaitu adanya kesatuan tujuan, konsistensi dalam
praktik, kolegialitas dan kolaborasi;
3) Lingkungan pembelajaran, yaitu atmosfer yang teratur, suatu
lingkungan kerja yang menarik (an attractive working environment);
13
Ramayulis, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Aulia, 2001), h.
77. 14
Elizabeth Leu, The Role of Teachers, Schools, and Communities in Quality
Education: A Review of the Literature. (New York: Global Education Center, 2005), hh. 16-17
14
4) Konsentrasi selama proses belajar dan mengajar, yaitu
memaksimalkan waktu pembelajaran, penekanan pada aspek
akademik, dan fokus pada pencapaian prestasi siswa;
5) Harapan yang tinggi, yaitu adanya harapan yang besar yang
melingkupi semua diri siswa, mengkomunikasikan harapan, dan
menyediakan tantangan intelektual dan dukungan;
6) Penguatan yang positif (reinforcement positive), yaitu bentuk
kedisiplinan dalam belajar dan mengajar yang jelas, dan adanya
umpan balik (feedback);
7) Perkembangan yang terus dipantau (monitored progress), mengawasi
kinerja siswa, mengevaluasi kinerja sekolah;
8) Adanya pemenuhan hak dan tanggungjawab siswa (Pupil rights and
responsibilities), yaitu munculnya penghargaan diri untuk siswa,
penempatan tanggungjawab, dan kontrol pekerjaan;
9) Pengajaran yang bertujuan jelas (Purposeful teaching), yaitu
organisasi yang efisien, adanya kejelasan tujuan, pelajaran yang
terstruktur, dan praktik yang dapat disesuaikan;
10) Adanya organisasi pembelajaran (a learning organization), yaitu
sekolah berbasis pengembangan staf (school-based staff development);
11) Adanya jalinan kerjama sekolah dan rumah (Home-school
partnership), yaitu keterlibatan orang tua.
3. Pembelajaran Matematika pada Jenjang Pendidikan Dasar
a. Pengertian Pembelajaran Matematika
Matematika sekolah adalah matematika yang telah dipilah-pilah
dan disesuaikan dengan tahap perkembangan intelektual siswa, serta
digunakan sebagai salah satu sarana untuk mengembangkan kemampuan
berpikir bagi para siswa. Ada sedikit perbedaan antara matematika sebagai
ilmu dengan matematika sekolah. Perbedaan itu dalam bentuk penyajian,
pola pikir, keterbatasan semesta, dan tingkat keabstrakan.
15
Menurut Badan Standar Nasional, matematika merupakan ilmu
universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai
peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir
manusia.15
Tujuan pembelajaran matematika yang tercantum pada Standar Isi
SD/MI Kurikulum 2006. Tujuan yang dimaksud adalah sebagai berikut.
1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep
dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat,
efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan
solusi yang diperoleh.
4) Mengkomunkasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau
media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam
mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam
pemecahan masalah.16
Menurut Heruman ada tiga tahap dalam pembelajaran konsep
matematika, yaitu penanaman konsep dasar, pemahaman konsep dan
pembinaan keterampilan. Tahapan-tahapan tersebut akan dikemukakan
sebagaim berikut:
1) Penanaman Konsep Dasar (penanaman konsep), yaitu pembelajaran
suatu konsep baru matematika, ketika siswa belum pernah mempelajari
konsep tersebut. Kita dapat mengetahui konsep ini dari kurikulum yang
dicirikan dengan kata “mengenal”. Pembelajaran penanaman konsep
15
Badan Standar Nasional Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: BNSP, 2006), h. 416 16
Ibid, h. 417
16
dasar merupakan jembatan yang harus dapat menghubungkan
kemampuan kognitif siswa yang konkrit dengan konsep baru
matematika yang abstrak. Dalam pembelajaran konsep dasar ini, media
atau alat peraga diharapkan dapat digunakan untuk membantu
kemampuan pola pikir siswa.
2) Pemahaman konsep, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep, yang bertujuan agar siswa lebih memahami konsep
matematika. Pemahaman konsep terdiri atas dua pengertian. Pertama,
merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dalam satu
pertemuan. Sedangkan kedua, pembelajaran pemahaman konsep
dilakukan pada pertemuan yang berbeda, tetapi masih merupakan
lanjutan dari penanaman konsep. Pada pertemuan tersebut, penanaman
konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan sebelumnya, di
semester atau di kelas sebelumnya.
3) Pembinaan keterampilan, yaitu pembelajaran lanjutan dari penanaman
konsep dan pemahaman konsep. Pembelajaran pembinaan keterampilan
bertujuan agar siswa lebih terampil dalam menggunakan berbagai
konsep matematika. Seperti halnya pada pemahaman konsep,
pembinaan keterampilan juga terdiri atas dua pengertian. Pertama,
merupakan kelanjutan dari pembelajaran penanaman konsep dan
pemahaman konsep dalam satu pertemuan. Sedangkan kedua,
pembelajaran pembinaan keterampilan dilakukan pada pertemuan yang
berbeda, tapi masih merupakan lanjutan dari penanaman dan
pemahaman konsep. Pada pertemuan tersebut penanaman dan
pemahaman konsep dianggap sudah disampaikan pada pertemuan
sebelumnya, di semester atau di kelas sebelumnya.17
b. Konsep Sifat-Sifat Bilangan Bulat
17
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung:
Rosdakarya, 2010), h. 3
17
Pembelajaran mengenai bilangan pun menjadi bagian vital yang
dilaksanakan di persekolahan dasar. Oleh karenanya, setiap guru dan siswa
SD/MI harus “lebih dalam” menguasai konsep dan sistem bilangan. Di
samping itu juga, setiap guru dan siswa SD/MI harus pandai pula
menyuguhkan pembelajaran mengenai bilangan kepada setiap anak
didiknya dengan bentuk pemecahan masalah, sehingga ke depannya nanti
diharapkan agar para siswa tersebut mampu memecahkan persoalan
kehidupan sehari-harinya yang berkenaan dengan konsep bilangan.
Bilangan Bulat adalah bilangan yang terdiri dari seluruh bilangan
baik negatif, nol dan positif. Bilangan adalah suatu idea, yang bersifat
abstrak sehingga untuk merepresentasikannya diperlukan simbol atau
lambang bilangan, juga nama bilangan.18
Operasionalisasi bilangan bulat dapat diaplikasikan ke dalam
konsep matematika di bawah ini:
1) Penjumlahan
Dalam penjumlahan, ada beberapa sifat penjumlahan dalam
bilangan bulat, yaitu:
a) Prinsip dari penjumlahan bilangan bulat adalah tertutup.
Operasi hitung penjumlahan bilangan bulat disebut memiliki
sifat tertutup karena setiap operasi hitung penjumlahan bilang
bulat selalu menghasilkan bilangan bulat juga. Hal ini dapat
dituliskan sebagai berikut. setiap bilangan bulat yang
dijumlahkan dengan skema a + b = c, maka hasil dari
penjumlahan tersebut (c) adalah bilangan bulat pula
b) Bersifat komutatif. Operasi hitung penjumlahan bilangan bulat
juga memiliki sifat komutatif yang artinya penjumlahan dua
bilangan bulat selalu memperoleh hasil yang sama walaupun
kedua bilangan tersebut dipertukarkan tempatnya. Hal ini dapat
18
Tia Purniati, Matematika (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Depatemen
Agama RI, 2009), h. 6
18
dituliskan sebagai berikut. Prinsip komutatif ini adalah apabila
a dan b merupakan bilangan bulat, maka a + b = b + a.
c) Bersifat asosiatif, yaitu apabila a, b, dan c merupakan bilangan
bulat maka (a + b) + c = a + (b + c).
d) Bilangan nol (0) merupakan unsur identitas pada penjumlahan.
Artinya, untuk sembarang bilangan bulat apabila ditambah nol
(0), hasilnya adalah bilangan itu sendiri. Hal itu dapat
dituliskan sebagai berikut; a + 0 = 0 + a = a.19
2) Pengurangan
Pengurangan dalam bilangan bulat, memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
a) Tertutup, yaitu a-b = c dimana a, b, c adalah bilangan bulat
b) Unsur identitas, yaitu Unsur identitas adalah adalah
0 = 0-1 = -1
1-0 = 1
3) Perkalian
Adapun sifat-sifat operasi hitung perkalian bilangan bulat adalah
tertutup, komutatif, asosiatif, distributif perkalian terhadap
penjumlahan, distributif perkalian terhadap pengurangan dan
memiliki elemen identitas.
a) Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku p x q = r,
dengan r juga bilangan bulat
b) Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku p x q = q x
p
c) Untuk setiap bilangan bulat p dan q, selalu berlaku (p x q) x r =
p x (q x r)
d) Untuk setiap bilangan bulat p q, dan r, selalu berlaku p x (q +
r) = (p x q) + (p x r)
19
Turmudi dan Aljupri, Pembelajaran Matematika (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Depatemen Agama RI, 2009), hh. 48-51
19
e) Untuk setiap bilangan bulat p q, dan r, selalu berlaku p x (q - r)
= (p x q) - (p x r)
4) Pembagian dengan sifat-sifat sebagai berikut:
a) Pembagian adalah operasi kebalikan dari perkalian
a : b = c <=> c x b = a
b) Hasil pembagian dua bilangan bulat dilihat dari tanda
bilangannya
- Hasil bagi dua bilangan bulat positif adalah bilangan bulat
positif.
(+) : (+) = (+)
- Hasil bagi bilangan bulat positif dengan bilangan bulat
negatif, atau sebaliknya adalah bilangan bulat negatif.
(+) : (-) = (-) atau (-) : (+) = (-)
Contoh: 8 : (-2) = -4
(-16) : 4 = -4
- Hasil bagi dua bilangan bulat negatif adalah bilangan bulat
positif.
(-) : (-) = (+)
Contoh: (-18) : (-3) = 6
c) Pembagian dengan bilangan nol
Untuk sembarang bilangan bulat a, maka:
a : 0 tidak terdefinisikan
0 : a = 0
d) Pada operasi pembagian tidak berlaku sifat komutatif dan sifat
asosiatif
a : b tidak sama dengan b : a
(a : b) : c tidak sama dengan a : (b : c)
a, b, dan c adalah sembarang bilangan bulat dengan a, b, c
bukan 0 dan 1.20
20
Ibid, hh. 66-72
20
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Dari penelusuran kepustakaan, diperoleh beberapa hasil penelitian
yang relevan, antara lain:
1. Kusoro Siadi, Sri Mursiti, Ida Nur Laelly. Berdasarkan hasil penelitian
diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar matematika yang dilakukan
dengan metode drill lebih baik daripada resitasi, dengan penemuan t hitung
= 2,239. Dengan demikian disimpulkan terjadi peningkatan hasil belajar
siswa dengan metode drill.21
2. Putu Wisnu Wardana, menyimpulkan bahwa metode drill dapat
meningkatkan motivasi belajar matematika. Terdapat perbedaan yang
signifikan hasil belajar berprestasi antara kelompok siswa yang
mengikuti metode pembelajaran drill dengan kelompok siswa yang
mengikuti metode pembelajaran konvensional Pada tindakan I 44.12 %
tindakan II : 73.53%, pada tindakan III 85.29 %. Dan hasil daya serap
dari setiap tindakan adalah : pada tindakan I 66.18%, tindakan II adalah
76.91 %, tindakan III adalah 78.82 %.22
Perbedaan dari penelitian ini adalah responden penelitian pada level
Sekolah Dasar.
C. Hipotesis Tindakan
Adapun hipotesis tindakan dirumuskan sebagai berikut:
Dengan diterapkannya metode drill akan meningkatkan hasil belajar
siswa kelas IV pada pelajaran matematika materi sifat-sifat bilangan bulat di MI
Al-Istiqomah Kota Tangerang.
21
Kusoro Siadi, Sri Mursiti, Ida Nur Laelly, “Komparasi Hasil Belajar Kimia Antara
Siswa Yang Diberi Metode Drill Dengan Resitasi”, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol. 3 No.1,
2009, h. 362 22
Siti Nurhidayati, Implementasi Improving Learning Dengan Metode Drill Dan
Resitasi Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Prestasi Belajar Siswa ( Studi Kasus Pada Mata
Pelajaran Statika Kelas X Teknik Konstruksi Kayu 2 SMK N Sragen), Rogram Pendidikan Teknik
Sipil / Bangunan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta
2010, h. 63
21
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI Al-Istiqomah Jl. KH. Ahmad Khaerun,
Kampung Ledug RT 02/02 Kelurahan Alam Jaya, Kecamatan Jatiuwung,
Kota Tangerang
2. Waktu Penelitian
Penelitan ini dilakukan pada Juli sampai Agustus 2013 pada Semester
Ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014.
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
1. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) dengan sifat
PTK dilakukan secara mandiri yang artinya peneliti melakukan PTK
tanpa kerjasama dengan guru lain.1 Dalam hal ini peneliti terlibat
langsung dalam merencanakan tindakan, melakukan tindakan,
observasi, refleksi dan lain-lain.
PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dalam literatur Inggris
disebut classroom action research yaitu suatu bentuk kajian yang
bersifat reflektif oleh pelaku tindakan yang dilakukan untuk
meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan yang
dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek
pembelajaran tersebut dilakukan.
Penelitian tindakan kelas merupakan pembuktian apakah
suatu teori belajar mengajar yang diterapkan di kelas baik atau tdak
dan sekiranya cocok dengan kondisi kelas, peneliti mengadaptasi teori
1 Suharsimi Arikunto dan Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi Aksara,
2007), h. 64
21
22
yang ada untuk proses atau produk pembelajaran yang lebih efektif,
optimal dan fungsional.
Untuk melakukan tindakan kelas, peneliti melakukan sebuah
tindakan yang diamati secara terus menerus dilihat dari plus
minusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada
upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat.2 Seorang
peneliti harus mengetahui tujuan penelitian yang akan dilaksanakan,
dengan demikian seorang peneliti dapat melaksanakan penelitian
sesuai dengan target yang diinginkan. Adapun tujuan utama penelitian
tindakan kelas yaitu perbaikan dan meningkatkan pelayanan
profesional guru dalam kegiatan belajar mengajar. Tujuan penelitian
tindakan kelas secara eksplisit yaitu sebagai pengembangan
keterampilan guru yang bertolak dari kebutuhan untuk menanggulangi
permasalahan pembelajaran aktual yang dihadapi di kelas atau di
sekolahnya. Penelitian tindakan kelas adalah cara suatu kelompok atau
seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi sehingga mereka dapat
mempelajari pengalaman mereka dapat diakses oleh orang lain dengan
harapan pengalaman mereka dapat ditiru atau diakses untuk
memperbaiki kualitas kerja orang lain. Secara praktis, penelitian
tindakan pada umumnya sangat cocok untuk meningkatkan kualitas
subjek yang diteliti.
Dalam melaksanakan penelitian tndakan kelas harus mengacu
pada desain penelitian yang telah dirancang sesuai dengan prosedur
penelitian yang berlaku. Fungsinya sebagai patokan mengetahui
bentuk dan hasil penggunaan metode drill dalam meningkatkan hasil
belajar siswa Kelas IV di MI Al-Istiqomah, tangerang.
2. Rancangan Siklus Penelitian
Model proses yang digunakan dalam PTK ini adalah Model Proses
Siklus (Putaran/Spiral) dengan menggunakan model PTK dari Kemmis
2 Ibid, h. 4
23
dan Taggart yang dikutip oleh Arikunto, yaitu berbentuk spiral dari siklus
yang satu ke siklus yang lainnya. Setiap siklus memiliki empat tahapan
kegiatan, yaitu (1) planing yaitu membuat rencana tindakan, (2) action yaitu
melaksanakan tindakan, (3) observation, yaitu mengadakan
pemantauan/pengamatan, (4) reflection, yaitu memberikan refleksi dan
evaluasi untuk memperoleh sejauh mana pencapaian hasil yang diharapkan
kemudian direvisi untuk melaksanakan tindakan pada siklus berikutnya3.
Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan pendahuluan yang berupa
indentifikasi masalah, dan diadakan pre-test. Tahapan-tahapan penelitian
dari siklus spiral dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 1: Bagan Rancangan Pelaksanaan PTK Model Spiral (siklus)
( Suharsimi Arikunto,2006:74)4
3 Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas. (Yogyakarta: Rineka Cipta, 2006), h.
74 4 Ibid. h. 74
Perencanaan
Refleksi
Tindakan/
Observasi
Refleksi
Tindakan/
Observasi
Siklus 1
Siklus 2
Perbaikan
Rencana
Perbaikan
Rencana
24
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi Subjek penelitian adalah Siswa
Kelas IV MI Al-Istiqomah, Jl. KH. Ahmad Khaerun, Kampung Ledug RT
01/01 Kelurahan Alam Jaya, Kecamatan Jatiuwung, Kota Tangerang. Pihak
yang terkait dalam penelitian ini adalah guru kelas IV, sebagai pengamat
yang terlibat untuk observer yang mengamati sekaligus mencatat serta
melihat sikap detail aktifitas dari peneliti, dimana peneliti adalah sebagai
Guru di MI Al-Istiqomah.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaksana dan
perencana. Dalam penelitian ini peneliti melakukan pengamatan terhadap
proses kegiatan pembelajaran matematika materi sifat-sifat bilangan bulat
pada siswa Kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Al-Istiqomah Kota Tangerang,
kemudian membuat perencanaan tindakan yang didiskusikan dengan
kolaborator.
Adapun posisi peneliti adalah sebagai peneliti yang aktif ikut terjun
langsung dalam pembelajaran dan berusaha mengumpulkan data sebanyak-
banyaknya sesuai fokus penelitian. Hal ini sesuai dengan prinsip penelitian
tindakan kelas yang harus dilakukan di kelas yang sehari-hari diajar, bukan
kelas yang diajar oleh guru lain meskipun masih dalam satu sekolah.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Dalam melakukan intervensi tindakan kepada siswa-siswa Kelas IV
MI Al-Istiqomah, ada gambaran umum mengenai rencana dan prosedur
penelitian yang akan dilaksanakan dalam keseluruhan penelitian tindakan
kelas maka dibutuhkan 4 (empat) tahapan, yaitu: perencanaan, tindakan,
observasi, dan refleksi.
25
Tabel 3.1
Rencana dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Siklus I Perencanaan:
a. Merencanakan pembelajaran
yang akan diterapkan dalam PBM
b. Menentukan pokok bahasan
c. Mengembangkan skenario
pembelajaran
d. Menyiapkan sumber belajar
e. Mengembangkan format
evaluasi
f. Mengembangkan format
observasi pembelajaran
Tindakan Menerapkan tindakan menggunakan
metode dril
Pengamatan a. Melakukan observasi dengan
memakai format observasi
b. Menilai hasil tindakan dengan
menggunakan format
Refleksi a. melakukan evaluasi tindakan
yang telah dilakukan meliputi
evaluasi mutu, jumlah dan waktu
dari setiap macam tindakan
b. melakukan pertemuan untuk
membahas hasil evaluasi tentang
skenario pembelajaran dan lain-
lain
c. memperbaiki pelaksanaan
tindakan sesuai hasil evaluasi,
untuk digunakan pada siklus
berikutnya.
d. Evaluasi tindakan I
Siklus II Perencanaan a. Identifikasi masalah dan
alternatif pemecahan
masalahPengembangan program
tindakan II
Tindakan Pelaksanaan program tindakan II
Pengamatan Pengumpulan dan analisis data
tindakan II
Refleksi Evaluasi tindakan II
Siklus-siklus berikutnya
Kesimpulan dan Saran
26
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Tingkat keberhasilan setiap siklus adalah adanya peningkatan hasil
belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk kualitatif dan kuantitatif. Data
kualitatif dinyatakan dengan menggunakan analisis yang bersifat naratif,
sedangkan data kuantitatif dinyatakan dengan angka rata-rata perolehan tes
tentang materi sifat-sifat bilangan bulat. Kriteria atau ukuran materi sifat-sifat
bilangan bulat, pencapaian tujuannya dilihat dari hasil yang dicapai anak. Jika
85% anak sudah mendapat nilai 70 maka penelitian dapat dikatakan berhasil.
Apabila target 85% belum tercapai perlu dilakukan refleksi ulang
untuk melakukan tindakan selanjutnya. Hal ini dilakukan berulang-ulang
sampai target yang ditentukan tercapai atau sampai titik jenuh siswa.
Penentuan keberhasilan pencapaian belajar tentang materi sifat-sifat bilangan
bulat pun disesuaikan dengan instrumen-instrumen yang telah ditentukan.
G. Data dan Sumber Data
1. Data Penelitian
Secara garis besar data dalam penelitian ini dapat dipilah menjadi dua
jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Adapun jenis data
kualitatif diantaranya, kata-kata dan tindakan, sumber tertulis, foto. Dan data
kuantitatif berupa data statistik, dengan penjelasan sebagai berikut:
a. Data Kualitatif
1) Kata-kata atau tindakan
Kata-kata dan tindakan diamati dari catatan hasil wawancara dan
catatan hasil observasi kelas, selanjutnya melalui foto atau rekaman.
2) Foto dan dokumentasi
Peneliti mengambil foto sebagai salah satu bukti telah melaksanakan
penelitian di MI Al-Istiqomah, Tangerang.
b. Data Kuantitatif
Data ini diperoleh dari sekolah, seperti data observasi maupun data yang
lain dalam membantu kelengkapan pengumpulan data yang berbentuk
angka-angka.
27
2. Sumber Data
Peneliti mencari sumber data melalui informan, yaitu guru, siswa, dan
kolaborator. Proses mencari data dilakukan selama peneliti melaksanakan
penelitian di dalam kelas.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data merupakan alat bantu bagi peneliti
dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen dalam penelitian ini
dikategorikan menjadi dua, yaitu:
1. Instrumen utama
Instrumen utama pada penelitian tindakan kelas adalah tes, non tes
serta peneliti sendiri. Peneliti adalah guru kelas yang berupaya
menerapkan metode drill dalam pembelajaran matematika. Karena guru
kelas yang dapat menghadapi situasi yang berubah-ubah dan tidak
menentu, seperti halnya banyak terjadi di kelas. Penelitian ini dilakukan
untuk ketiga siklus 1, 2, dan siklus 3.
2. Instrumen pendukung
Instrumen ini berupa pedoman pengumpulan data, yaitu pedoman
wawancara dan observasi. Pedoman observasi lapangan dibuat sebagai
acuan menjawab rumusan masalah untuk mengukur keberhasilan dalam
meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan salah satu hal yang penting bagi
sebuah penelitian sehingga data yang diperoleh benar-benar sesuai dengan
judul yang telah ditentukan sebelumnya. Agar hasil yang diperoleh dalam
penelitian ini akurat dan dapat dipertanggung jawabkan, maka prosedur
pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Tes
Di dalam membuat skor penilaian, dibutuhkan kisi-kisi instrumen
penelitian sebagai berikut:
28
Tabel 3.2.
Kisi-Kisi Instrumen Tes Akhir Siklus 1
KD Indikator Aspek yang Dinilai PENILAIAN
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Teknik Bentuk Soal No Soal
Mengidentifikasi
sifat-sifat operasi
hitung
Menggunakan sifat
pertukaran (komutatif)
pada penjumlahan
√ √ √
Tes Esay 1, 2, 3
Menggunakan sifat
pertukaran (komutatif)
pada perkalian
√ √
Tes Esay 4, 5, 6, 7
Menyelesaikan masalah
sehari-hari yang
berhubungan dengan
sifat pertukaran
(komutatif)
√ √
√ Tes Esay 8, 9, 10
29
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Instrumen Tes Akhir Siklus 2
KD Indikator Aspek yang Dinilai PENILAIAN
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Teknik Bentuk Soal No Soal
Mengidentifikasi
sifat-sifat operasi
hitung
Menggunakan sifat
pertukaran (komutatif)
pada penjumlahan
√ √
√
Tes Esay 1, 2, 3
Menggunakan sifat
pertukaran (komutatif)
pada perkalian
√ √
√ Tes Esay 4, 5, 6
Menyelesaikan masalah
sehari-hari yang
berhubungan dengan
sifat pertukaran
(komutatif)
√ √ √ Tes Esay 7, 8, 9, 10
30
Tabel 3.4
Kisi-Kisi Instrumen Tes Akhir Siklus 3
KD Indikator Aspek yang Dinilai PENILAIAN
C1 C2 C3 C4 C5 C6 Teknik Bentuk Soal No Soal
Mengidentifikasi
sifat-sifat operasi
hitung
Menggunakan sifat
pertukaran (komutatif)
pada penjumlahan
√ √
Tes Esay 1, 2, 3, 4
Menggunakan sifat
pertukaran (komutatif)
pada perkalian
√ √ √
Tes Esay 5, 6, 7
Menyelesaikan masalah
sehari-hari yang
berhubungan dengan
sifat pertukaran
(komutatif)
√
√ √ Tes Esay 8, 9, 10
31
2. Observasi
Observasi yaitu pengamatan, pencatatan secara sistematik terhadap
fenomena yang diselidiki. Observasi dilakukan dengan mencatat
perkembangan-perkembangan yang terjadi setelah pemberian tindakan. Pada
penelitian tindakan kelas ini, observasi dilakukan dengan melihat aktivitas
belajar siswa yang berlangsung di dalam kelas ketika guru menerapkan
metode drill pada pokok bahasan sifat-sifat bilangan bulat.
3. Metode Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang
memberikan jawaban atas pertanyaan itu.5
Penelitian ini menggunakan wawancara bebas terpimpin, di mana
peneliti membawa sederetan pertanyaan kepada informan dan menanyakan
hal-hal yang berkaitan dengan penelitian, informan dalam penelitian ini
adalah wali kelas, guru bidang studi, siswa Kelas IV MI Al-Istiqomah,
tangerang dan orang-orang yang terkait dengan penelitian yang dapat
memberikan informasi.
4. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi dalam penelitian ini berupa penyajian foto-foto
yang berupaya mengdokumentasikan kegiatan-kegiatan siswa dan guru di
dalam ruang kelas.
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
Teknik pemeriksaan kepercayaan menggunakan beberapa cara,
yaitu:
5 Lexy Melong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2002), h. 135
32
1. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Teknik
triangulasi yang paling banyak dilakukan adalah pemeriksaan melalui
sumber lainnya. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif hal
tersebut dapat dicapai melalui: 1) membandingkan data hasil
pengamatan dengan data hasil wawancara, 2) membandingkan dengan
apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang
dikatakannya secara pribadi, 3) membandingkan apa yang dikatakan
orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya
sepanjang waktu, 4) membandingkan keadaan dan persfektif seseorang
dengan berbagai pendapat dan pandangan orang seperti rakyat
biasa,orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada,
dan orang pemerintahan, 5) membandingkan hasil wawancara dengan
isi suatu dokumen yang berkaitan
2. Pengecekan sejawat. Teknik ini dilakukan dengan cara mengekspos
hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh dalam bentuk diskusi
analitik dengan rekan-rekan sejawat. Teknik ini mengandung beberapa
maksud sebagai salah satu teknik pemeriksaan keabsahan data.
K. Analisis Data dan Interpretasi Data
1. Analisis Data
Analisa data pada penelitian tindakan kelas pada dasarnya dilakukan
sejak observasi awal. Analisa data dilakukan dengan cara menghitung tingkat
keberhasilan pembelajaran melalui rumus persentase.
2. Interpretasi Data
Data yang bersifat kuantitatif dianalisis dengan menggunakan analisa
deskriptif dan sajian visual. Sajian tersebut menggambarkan bahwa dengan
33
tindakan yang dilakukan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan,
perubahan ke arah yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan
sebelumnya.
L. Pengembangan Perencanaan Tindakan
Pengembangan perencanaan tindakan ini adalah jika meningkatkan
hasil belajar yang berkaitan dengan pemahaman konsep sifat bilangan bulat
pada siswa kelas IV MI Al-Istiqomah kecamatan Jatiuwung Kota Tangerang
mencapai KKM yakni sebesar 65 atau sesuai target yang telah ditentukan,
maka penelitian ini dihentikan. Tetapi jika target yang telah ditetapkan belum
tercapai, maka tindakan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
Untuk siklus pertama, penerapan metode drill hanya bersifat
penugasan individual dan kelompok terhadap materi pelajaran. Kemudian
pada siklus 2, peneliti menggunakan perangkat pembelajaran berupa media
gambar rumus. Kemudian pada siklus 3, peneliti menggunakan variasi
metode drill dengan tugas kelompok terstruktur.
34
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
Sesuai dengan masalah yang ditemukan dalam penelitian, maka data
akan dipaparkan pada 3 (tiga) siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan silkus III.
Pengambilan 3 silkus mempertimbangkan banyaknya standar kompetensi yang
akan dibahas serta waktu yang diperlukan. Setiap siklus terdiri atas 2 pertemuan,
setiap pertemuan melalui tahapan, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,
observasi, refleksi dan temuan dari tindakan I. Sedangkan untuk pada siklus
selanjutnya yaitu siklus II dan siklus III data dipaparkan menurut urutan:
perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi serta temuan
dari masing-masing tindakan.
1. Siklus 1
Siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah Siswa 1, Siswa 2, Siswa 3,
Siswa 4 dan Siswa 5. Alasan memilih subjek 1 sampai dengan subjek 5 sebagai
subjek penelitian adalah sebagai berikut: (1) hasil tes pada kegiatan apersepsi
yang dilakukan peneliti terhadap 30 siswa kelas IV MI Al-Istiqomah, subjek 1
sampai dengan subjek 5 adalah siswa yang memperoleh nilai paling rendah, (2)
dari hasil tanya jawab dengan beberapa siswa yang akan dijadikan subjek
penelitian, subjek 1 sampai dengan subjek 5 yang lebih memerlukan bantuan
untuk ditingkatkan kemampuannya, (3) subjek 1 sampai dengan subjek 5 adalah
siswa yang direkomendasikan oleh guru kelas IV untuk dijadikan subjek
penelitian. Mereka diberikan pembelajaran tentang sifat-sifat benda melalui
metode drill atau latihan.
Setelah diputuskan untuk melakukan peningkatan pemahaman konsep
sifat-sifat pada benda dan agar siswa terlibat aktif, peneliti membentuk kelompok-
kelompok dalam belajar. Pembentukan kelompok ini merata pada setiap
35
kelompoknya agar terjadi kolaboratif yang saling menguntungkan. Untuk itu
setiap kelompok beranggotakan siswa yang memiliki tingkat kemampuan tinggi
(hight achiever), siswa yang memiliki kemampuan sedang (everage achiever),
dan siswa yang memiliki kemampuan rendah (low achiever). Pembagian
kelompok ini pada lampiran 3 halaman ..... . Lima siswa yang menjadi subjek
penelitian tersebar ke dalam kelompok yang berbeda. Pembagian kerlompok ini
dimaksudkan agar terjadi proses pembelajaran yang kooperatif, artinya setiap
siswa akan bekerja sama secara aktif dengan teman kelompoknya dalam
menyelesaikan tugas, untuk mencapai tujuan bersama. Semua siswa memberi
kontribusi yang sama kepada timnya dengan cara meningkatkan kemampuan
mereka dari sebelumnya. Ini memastikan bahwa siswa dengan prestasi tinggi,
sedang dan rendah semuanya sama-sama ditantang untuk melakukan yang
terbaik.1
Setiap peneliti melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai tindakan,
formasi siswa dalam kelas duduk berkelompok sesuai dengan kelompoknya
masing-masing.
a. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran I tindakan I ini dilakukan oleh peneliti
bersama guru untuk menjelaskan pemahaman konsep pengenalan sifat-sifat
bilangan bulat dengan menuangkan perencanaan itu ke dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS serta kuisnya. Pada pertemuan
pertama ini penulis membahas tentang sifat-sifat operasi hitung dengan
menggunakan metode drill. Metode drill diberikan kepada siswa sebagai
individu bukan kelompok.
1 Robert E. Slavin, Cooperative Learning, Teori, Riset Dan Praktik diterjemahkan dari
Cooperative Learning: theory, research and practice (London: Allymand Bacon, 2005),
(Bandung: Nusa Media, 2011), cet.9 h. 10
36
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan 1
Guru : Mengajukan pertanyaan tentang sifat-sifat operasi hitung dengan
model sifat komutatif (pertukaran) pada penjumlahan dan
perkalian. Seperti tampak pada Gambar 2
Menanyakan kepada siswa, pengertian sifat komutatif pada
penjumlahan dan perkalian yang dituangkan ke dalam perhitungan
matematika.
Guru : Coba kamu Dewi Puspitasari, jabarkan sifat komutatif dari
penjumlahan berikut ini: 12 + 15 = ...... + ...... = 27
Dewi : Maksud ibu seperti yang tertera dalam gambar? (Iya betul...) Oh
gitu, baik saya tulis: 12 + 15 = 15 + 12 = 27
Guru : Benar kamu, memang hebat Dewi Puspitasari. Coba kamu Jamal,
tulis sifat komutatif pada perkalian berikut ini: 8 x 6 = ..... x ..... =
48.
Jamal : Baik, bu saya ga mau kalah dengan Dewi. Saya dapat
menuliskannya dengan 8 x 6 = 6 x 8 = 48.
Guru : Luar biasa kamu Jamal, berikan tepuk tangan untuk kedua kawan
kamu sekalian (suara tepuk tangan pn bergemuruh di dalam kelas).
Agar siswa memahami lebih jauh tentang sifat-sifat komutatif pada
operasi hitung perkalian dan perjumlahan, guru memberikan
kesempatan kepada siswa untuk merumuskan permasalahan yang
ditemukan pada saat siswa memperhatikan sifat-sifat komutatif
dalam penjumlahan dan perkalian yang diberikan guru. Guru
memberikan bimbingan kepada siswa dalam merumuskan
7+ 5 = 5 + 7 = 12 5 x 4 = 4 x 5 = 20
37
pertanyaan berikut: Bagaimana sifat-sifat komutatif dalam
penjumlahan dan perkalian yang ditulis oleh Dewi dan Jamal?
Siswa : Menunjukkan sifat-sifat komutatif dalam penjumlahan dan
perkalian dengan simbol penulisan sebagai berikut:
Guru : Benar gambar tersebut menggambarkan operasioal sifat-sifat
komutatif dalam penjumlahan dan perkalian yang membuat kamu
menjadi lebih mudah dalam mempelajarinya. Coba jabarkan sifat
komutatit dari penjunlahan berikut ini:
Siswa : Baik bu, saya akan berusaha menjawabnya dari petunjuk yang
sudah ada dan dari penjelasan ibu, maka soal tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut:
Guru : benar sekali kamu. Sekarang jawablah sifat komutatif pada
oeprasional perkalian berikut ini:
a + b = b + a a x b = b x a
15 + 24 = ……+ …… =……
…. + ….. = 23 + 17 = …….
15 + 24 = 24 + 15 = 39
17 + 23 = 23 + 17 = 40
5 x 8 = ……x …… =……
…. x ….. = 6 x 10 = ……
38
Siswa : Baik bu, saya akan berusaha menjawabnya dari petunjuk yang
sudah ada dan dari penjelasan ibu, maka soal tersebut dapat
dituliskan sebagai berikut:
Guru : Benar sekali kamu.
Perolehan hasil belajar siswa pada pertemuan pertama siklus I adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.1
Hasil Belajar Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus I
No Hasil Tes Nilai
1 Nilai Terendah 50
2 Nilai Tertinggi 80
3 Rata-rata Nilai 63.67
Dari data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai
berikut:
Gambar 2
Nilai Siklus 1
0
20
40
60
80
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai
50
80
63.67
Nilai Siklus 1
Nilai
5 + 8 = 8 + 5 = 40
10 + 6 = 6 + 10 = 60
39
b) Pertemuan 2
Tujuan pembelajaran pada pertemuan kedua ini adalah menyebutkan sifat-
sifat komutatif pada penjumlahan, menjelaskan sifat-sifat komutatif pada
perkalian, dan operasionalisasi sifat-sifat komutatif pada penjumlahan dan
perkalian. Materi pelajaran sama dengan pertemuan pertama, yang
membedakannya adalah guru membentuk kelompok belajar menjadi 6 kelompok.
Masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa dengan sifat yang berbeda-beda dari
aspek jenis kelamin dan kecerdasan. Kegiatan diawali dengan melakukan
penguatan berupa mengajukan pertanyaan kepada siswa tentang menjelaskan arti
sifat-sifat komutatif yang merupakan pembelajaran sebelumnya dengan
pertanyaan “apa pengertian komutatif pada penjumlahan dan perkalian?” (guru
menunjukkan rumus seperti gambar 5), sebagian besar siswa menjawab tidak
dapat mengetahuinya, tetapi tidak semuanya siswa menjawab, ada siswa yang
diam saja. “Kalau yang ini menunjukkan sifat komutatif pada apa?” (guru
menunjukkan gambar yang satunya seperti pada gambar 5), D menjawab “pada
perkalian, Bu.” Lalu guru menjelaskan bahwa sifat-sifat komutatif pada
penjumlahan dan perkalian dapat mempermudah siswa melakukan perhitungan
dengan cepat. Dengan kata lain, sifat asosiatif adalah upaya mengelompokkan
bilangan untuk mempermudah perhitungan sebagaimana yang terdapat pada
gambar berikut.
Pembelajaran dilanjutkan dengan guru meminta kepada siswa untuk
mengerjakan masing-masing soal berjumlah 5 soal dengan soal yang berbeda
namun memiliki kisi-kisi yang sama kepada masing-masing kelompok untuk
dikerjakan. Setelah selesai mengerjakan soal tersebut masing-masing kelompok
yang diwakili oleh ketua kelompok maju ke depan kelas untuk memaparkan hasil
a + b = b + a
a x b = b x a
40
dari kerja kelompok dengan tugas tertentu. Guru bertanya: “Apa kalian telah
menyelesaikan tugas masing-masing tentang sifat-sifat komutatif pada
penjumlahan dan perkalian tersebut?”
Salah seorang siswa dari kelompok dua menjawab: “Bu, kami dari
kelompok dua telah menyelesaikan tugas dalam menjawab soal yang diberikan
kepada kami, boleh tidak saya mewakili kelompok 2 maju ke depan untuk
menjawab soal tersebut?”. Guru menjawab: Silahkan kamu ke depan.
Berikut adalah hasil jawaban kelompok 2:
Guru berkata, luar biasa kamu kelompok 2, selamat buat kamu semua....
c. Refleksi
Pertimbangan awal dalam menerapkan pembelajaran matematika dengan
pendekatan drill (latihan) dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan
pemahaman operasional sifat-sifat komutatif pada penjumlahan dan perkalian.
Pembelajaran matematika dengan pendekatan drill (latihan) yang terbimbing ini
adalah mengembangkan model pembelajaran berdasarkan dengan kemampuannya
sendiri berdasarkan proses asimilasi dan akomodasi, agar subjek mampu
membangun kemampuannya sendiri, lingkungan belajar harus dikondisikan agar
siswa dapat terlibat aktif. Oleh karena itu di kelas dibentuk kelompok-kelompok
dengan pembelajaran kooperatif untuk mempermudah pelatihan soal buat siswa di
dalam kelas.
1. 31 x 5 = 155 dan 5 x 31 = 155
Jadi, 31 x 5 = 5 x 31
2. 60 x 74 = 4.440 dan 74 x 60 = 4.440
Jadi, 60 x 74 = 74 x 60
3. 25 x 6 = 150 dan 6 x25 = 150
Jadi, 25 x 6 = 6 x 25
4. 150 + 250 = 400 dan 250 + 150 = 400
Jadi, 150 + 250 = 250 + 150
5. 268 + 172 = 440 dan 172 + 268 = 440
Jadi, 268 + 172 = 172 + 268
41
Keputusan membuat kelompok-kelompok ternyata pada tindakan I
kurang membantu untuk pembelajaran melaui drill (latihan), karena hasil
pengamatan menunjukkan subjek masih belum dapat terlibat aktif secara kognitif,
keterlibatannya hanya sebatas keterlibatan sosial (contohnya mengambil alat
peraga di depan kelas), selebihnya masih sangat tergantung bantuan orang lain,
baik teman kelompoknya maupun guru.
Pada tindakan I penerapan sifat-sifat komutatif pada penjumlahan dan
perkalian melalui pendekatan drill (latihan), ternyata belum memperlihatkan
kondisi yang diharapkan peneliti. Siswa belum menunjukkan sikap dan tingkah
laku belajar dengan mengambil inisiatif sendiri, hanya mengikuti teman yang
senang untuk bermain.
Pada pertemuan kedua, situasi kelas relatif kondusif setelah guru
membentuk siswa menjadi 6 kelompok yang terdiri dari 5 siswa. Tujuannya
adalah untuk mempermudah siswa melaksanakan sistem belajar dengan
pemberian tugas (drill).
Sebaliknya jika melihat hasil tes individual yang dilaksanakan diakhir
rangkaian kegiatan pembelajaran, memperlihatkan peningkatan meskipun relatif
kecil. Semua subjek memperoleh skor yang lebih tinggi dari tes awal. Peningkatan
skor tes pada tindakan pertama belum diyakini sepenuhnya oleh peneliti, hal ini
karena peneliti belum mampu merekam semua kegiatan siswa dalam waktu yang
bersamaan, ketika subjek bekerja dalam kelompoknya.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama pertemuan tindakan 1
dan 2, ada siswa yang telah mampu menjawab soal-soal dengan benar, dan ada
juga siswa yang dalam menjawab soal-soal ada yang salah dan ada yang benar,
tetapi tidak dapat memberikan pendapatnya ketika ditanya apa alasan dari
jawabannya. Sebagian besar sistem belajar berkelompok mempermudah siswa
dalam menjawab soal tentang sifat-sifat komutatif pada penjumlahan dan
perkalian.
42
Temuan hasil penelitian pada siklus tindakan 1 dan 2 dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Ada siswa belum memahami sifat-sifat komutatif pada penjumlahan dan
perkalian, contohnya pada penjelasan sifat-sifat komutatif pada perkalian.
Siswa merasa kesulitan dengan perhitungan perkalian yang melebihi
perhitungan ribuan. Kesulitan dalam menghitung perkalian tentu akan
menghambat penyelesaian tugas siswa dengan operasionalisasi sifat-sifat
komutatif.
b. Siswa belum berani untuk tampil di depan kelas dalam menjawab soal secara
langsung. Mereka hanya mengandalkan kepada siswa yang sudah terbiasa
tampil di depan kelas.
c. Siswa masih terpengaruh cara guru dalam menjelaskan sifat-sifat komutatif
pada penjumlahan dan perkalian sesuai kemampuan pemahaman siswa. Siswa
sudah terbiasa dengan cara dibimbing langsung, belum pada inisiatif
pemahaman yang datang dari diri sendiri.
Berdasarkan hasil refleksi dan hasil temuan, peneliti dan guru membuat
rancangan untuk siklus berikutnya.
d. Tindakan Perbaikan untuk Siklus II
Adapun tindakan perbaikan untuk siklus II yang akan dilakukan adalah
sebagai berikut:
1) Menyiapkan beberapa poster gambar yang berkaitan dengan rumus-
rumus asosiatif pada penjumlahan dan perkalian.
2) Memberikan kesempatan yang luas buat siswa untuk mengeksplorasi
pemahaman di depan kelas.
2. Siklus II
a. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran I tindakan II ini dilakukan oleh peneliti
bersama guru untuk menjelaskan pemahaman konsep pengenalan sifat-sifat
43
aosiatif pada penjumlahan dengan menuangkan perencanaan itu ke dalam
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan LKS. Selain itu, guru juga
menyediakan poster bergambar rumus-rumus asosiatif untuk menambah daya
tarik siswa dalam belajar.
Tujuan pembelajaran pada pertemuan pertama ini adalah menyebutkan
sifat-sifat asosiatif pada penjumlahan, menjelaskan sifat-sifat asosiatif pada
perkalian dan menyederhanakan sifat-sifat asosiatif pada penjumlahan dan
perkalian. Kegiatan diawali dengan pertanyaan kepada siswa tentang menjelaskan
arti sifat-sifat asosiatif dan menyederhanakan sifat-sifat asosiatif pada
penjumlahan dan perkalian yang merupakan pengembangan sifat bilangan bulat
pada pembelajaran sebelumnya dengan pertanyaan “apa pengertian asosiatif
pada penjumlahan?” (guru menunjukkan rumus seperti gambar 5), sebagian besar
siswa menjawab tidak dapat mengetahuinya, tetapi tidak semuanya siswa
menjawab, ada siswa yang diam saja. “Kalau yang ini menunjukkan sifat asosiatif
pada apa?” (guru menunjukkan gambar yang satunya seperti pada gambar 5), D
menjawab “pada perkalianan, Bu.” Lalu guru menjelaskan bahwa sifat-sifat
asosiatif pada penjumlahan dapat mempermudah siswa melakukan perhitungan
dengan cepat. Dengan kata lain, sifat asosiatif adalah upaya mengelompokkan
bilangan untuk mempermudah perhitungan sebagaimana yang terdapat pada
bagan berikut ini”
( A + B ) + C = A + (B + C)
A: bilangan pertama
B: bilangan kedua
C: bilangan ketiga
(A X B) X C = A X (B X C)
A: bilangan pertama
B: bilangan kedua
C: bilangan ketiga
44
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan 1
Guru : Menjelaskan konsep sifat-sifat bilangan bulat dengan menggunakan
metode drill (latihan) dengan pemberian tugas berupa soal. Saya akan
memberikan contoh yang nyata dalam bentuk soal berikut ini:
Bagaimana menjabarkan soal berikut: 21 + 34 + 53 =………..
Soal itu dapat kamu tulis (21 + 34) + 53 =………..
Penjumlahan di atas dapat dikelompokan menjadi
(21 + 34) + 53 = 55 + 53
= 108
(kerjakan operasi yang dalam kurung lebih dahulu)
Jika kelompoknya diubah menjadi
21 + (34 + 53) = 21 + 87
=108
Hanya sama, yaitu 108. Jadi,
(21 + 34) + 53 = 21 + (34 + 53)
108 = 108
Nah, sekarang coba kamu kelompok 3 kerjakan soal berikut ini:
24 + 16 + 34 =.........
Kelompok 2 : Baik bu, kami akan berembuk dulu (setelah beberapa menit salah
satu dari mereka maju ke depan), kemudian menuliskan:
24 + 16 + 34 = (24 + 16) + 34
= 40 + 34
= 74, atau dapat pula ditulis
24 + 16 + 34 = 24 + (16 + 34)
= 24 + 50
= 74
Sehingga adapat disimpulkan:
(24 + 16) + 34 = 24 + (16 + 34)
45
74 = 74
Guru: : Coba kelompok 1 kerjakan soal berikut ini:
50 + 25 + 82 = .......
Kelompok 2 : Baik bu saya mewakili kelompok 1 (secara spontan siswa itu maju
ke depan kelas karena telah memahami sifat-sifat asosiatif pada
penjumlahan).
50 + 25 + 82 = (50 + 25) + 82
= 75 + 82
= 157, atau dapat pula ditulis
50 + 25 + 82 = 50 + (25 + 82)
= 50 + 107
= 157
Sehingga adapat disimpulkan:
(50 + 25) + 82 = 50 + (25 + 82)
157 = 157
Guru : Hebat semua kalian ini....
2) Pertemuan 2
Guru : Mengajukan pertanyaan tentang sifat-sifat asosiatif pada perkalian
dengan menggunakan drill (latihan) melalui pemberian tugas
kepada siswa dan harus diselesaikan secara berkelompok.
Perhatikan contoh soal berikut ini:
4 x 5 x 8 = ….
Perkalian di atas dapat dikelompokan menjadi
(4 x 5) x 8 = 20 x 8
= 160
(kerjakan operasi yang dalam kurung dulu)
Jika kelompoknya diubah menjadi
4 x (5 x 8) = 4 x 40
= 160
46
Hasilnya sama, yaitu 160
Jadi, (4 x 5) x 8 = 4 x (5 x 8)
20 x 8 = 4 x 40
160 = 160
Apakah kalian sudah mengerti semua?
Siswa : mudah-mudahan , bu kami semua paham
Guru : apakah ada kesamaan prinsip assosiatif perkalian dengan
penjumlahan?
Siswa : ia bu, sama banget...
Guru : bagus, coba kamu kelompok 4 kerjakan soal berikut ini:
4 x 25 x 10 =…..?
Siswa : siap bu kami akan menjawabnya dengan tepat dan cepat...
(4 x 25) x 10 = 100 x 10 atau 4 x (25 x 10) = 4 x 250
= 1000 =1000
Jadi, (4 x 25) x 10 = 4 x (25 x 10)
1000 = 1000
Guru : hebat kamu kelompok 4, sekarang kelompok 5 kerjakan
sebagaimana yang dilakukan oleh kelompok 4 dengan soal sebagai
berikut: 8 x 5 x 20 = ........ ?
Siswa : siap bu kami akan menjawabnya dengan benar.
Guru : jika benda padat diletakkan ke dalam air, maka apa yang akan
terjadi?
(8 x 5) x 20 = 40 x 20 atau 8 x (5 x 20) = 8 x 100
= 800 = 800
Jadi, (8 x 5) x 20 = 8 x (5 x 20)
800 = 800
Siswa : benar kamu
47
Guru : mana yang lebih besar pengelompokkan di awal atau di bagian
akhir?
Siswa : sama saja, bu.
Guru : ya, bagus.
Perolehan hasil belajar siswa pada pertemuan pertama siklus II adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.2
Hasil Belajar Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus II
No Hasil Tes Nilai Siklus II
1 Nilai Terendah 60
2 Nilai Tertinggi 90
3 Rata-rata Nilai 73.33
Dari data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai
berikut:
Gambar 3
Nilai Siklus II
0
20
40
60
80
100
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai
60
90
73.33
Nilai Siklus II
Nilai Siklus II
48
c. Refleksi
Pada tindakan 2 masih banyak hal yang harus dilakukan, terutama adalah
antisipasi waktu yang diperlukan untuk menyajikan materi dan tugas kelompok.
Waktu yang lebih banyak sebetulnya diperlukan oleh siswa yang kemampuannya
dibawah dari rata-rata teman kelasnya.
Keterbatasan waktu berdiskusi dan mengkontribusikan jawaban tugas
kelompok ini mengakibatkan siswa yang berkemampuan kurang belum dapat
memahami secara keseluruhan tugas kelompok yang pada akhirnya siswa hanya
menyalin jawaban soal-soal yang belum dipahami dari teman kelompoknya.
Kontrol guru juga masih lemah dan cendrung kesulitan mengkondisikan
siswa untuk dapat mengikuti kegiatan pembelajaran matematika secara drill
(latihan). Mengkondisikan siswa belajar dengan mendudukan mereka dalam
kelompok akan memudahkan guru mengontrol aktivitas siswa selama proses
pembelajaran berlangsung, selain itu juga mereka akan lebih mudah mendapat
bimbingan dari teman kelompoknya apabila kurang memahami informasi yang
disampaikan guru, dan langsung mendapatkan koreksi dari temannya apabila
mengalami kekeliruan.
Dari hasil pengamatan selain pendiam ternyata subjek juga malas untuk
menulis. Keengganan siswa untuk menulis dapat diatasi dengan cara memeriksa
dan menilai catatan mereka setiap selesai pembelajaran, dengan demikian mereka
merasa terdorong untuk mengerjakan soal dengan baik.
Berdasarkan hasil tindakan 2 dan pemantauan guru bersama peneliti,
temuan penelitian pada siklus tindakan 2 dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Dalam menjawab soal masih ada siswa yang belum aktif dalam menjawab
soal matematika karena masing-masing kelompok didominasi oleh siswa
yang cerdas dan sudah terbiasa maju ke depan kelas.
2) Siswa cenderung mengerjakan soal-soal dengan jalan pintas, hal ini
terpengaruh karena kebiasaan pembelajaran guru yang menekankan pada
pencapaian target kurikulum dengan kurang memperhatikan kesulitan siswa.
49
Berdasarkan hasil refleksi ini guru dan peneliti membuat perencanaan
kegiatan untuk siklus III.
d. Tindakan Perbaikan Untuk Siklus III
Berdasarkan hasil refleksi yang dilakukan peneliti pada siklus II, maka
diperlukan tindakan perbaikan untuk siklus III adalah membuat tugas terstruktur
yang bersifat individual untuk memberikan pemahaman yang mendalam tentang
materi asosiatif, distibutif, dan komutatif.
3. Siklus III
a. Perencanaan
Berdasarkan hasil temuan dari siklus II, peneliti bersama kolaborator
membuat perencanaan tindakan 3 yang dijabarkan pada siklus III, dengan uraian
sebagai berikut:
Guru kembali mengajukan pertanyaan tentang karakteristik sifat-sifat
bilangan bulat dengan menggunakan sistem penilaian individual secara langsung.
Guru memberikan tugas kepada setiap individu dengan mengerjakan tugas yang
diberikan secara individual pula. Pembelajaran pada kali ini berkaitan dengan
sifat-sifat distributif. Sifat distributif disebut juga sifat penyebaran. Sifat
distributif yang dipelajari pada unit ini adalah sifat distributif perkalian terhadap
penjumlahan.
b. Pelaksanaan
1) Pertemuan 1
Dengan menggunakan perencanaan pembelajaran yang sama dengan
pertemuan 1 tindakan III, guru melakukan kombinasi percobaan yang dilakukan
siswa untuk mengetahui sifat-sifat bilangan bulat berupa aspek sifat-sifat distibutif
baik pada penjumlahan maupun perkalian, dengan mengajukan beberapa
pertanyaan kepada siswa:
50
Guru : apa yang kamu ketahui dengan sifat-sifat distributif itu?
Siswa : belum tahu bu apa itu sifat distributif (beberapa siswa menjawab
bersama)
Guru : sifat distributif adalah sifat penyebaran yang berupaya menghitung
penjumlahan dan perkalian menjadi lebih mudah?
Siswa : diam
Guru : ayo siapa yang bisa memberikan contoh?
Siswa : ga ada yang tahu bu, apa gabungan dari penjumlahan dan perkalian
Guru : ada yang menjawab lain?
Siswa : sifat penyebaran dalam sistem perkalian pada penjumlahan
Guru : betulkah jawaban tersebut?
Siswa : betuuuuuul
Guru : kenapa betul?
Siswa : karena gabungan dari keduanya
Guru : bagus, jadi dalam satu model soal dapat digabung antara penjumlahan
dan perkalian.
Guru : Perhatikan contoh berikut ini:
4 x (25 + 30) = 4 x 55
=220
4 x (25 + 30) = (4 x 25) + (4 x 30)
= 100 + 120
= 220
Jadi, 4 x (25 + 30) = (4 x 25) + (4 x 30)
Coba jawab soal berikut ini: 6 x (10 + 6)
Siswa : kami mencoba dulu bu di buku tulis
Guru : Ok, saya tunggu jawaban kamu
Saya tambahkan lagi soal untuk PR atau tugas rumah yaitu: 8 x (11 + 5), (20 + 4)
x 7.
51
2) Pertemuan 2
Pada pertemuan kedua siklus 3 ini peneliti dan guru memfokuskan pada
pembahasan soal yang telah diberikan kepada para siswa. Strategi drill ini
ditugaskan kepada siswa yang belum aktif atau jarang bersuara di dalam kelas.
Guru : coba silahkan kamu, Muahimin jawan soal yang pertama dari PR
sebelumnya
Siswa : dengan perasaan malu Muhaimin maju ke depan kelas dan mulai
menulis jawaban di papan tulis sebagai berikut:
8 x (11 + 5) = 8 x 16
= 128
8 x (11 + 5) = (8 x 11) + (8 x 5)
= 88 + 40
= 128
Jadi, 8 x (11 + 5) = (8 x 11) + (8 x 5)
Guru : hebat kamu Muhaimin ga jangka ibu, selamat ya...
Perolehan hasil belajar siswa pada pertemuan pertama siklus II adalah
sebagai berikut:
Tabel 4.3
Hasil Belajar Siswa pada Pertemuan Pertama Siklus III
No Hasil Tes Nilai Siklus III
1 Nilai Terendah 70
2 Nilai Tertinggi 100
3 Rata-rata Nilai 83
Dari data tersebut dapat digambarkan dalam bentuk grafik sebagai
berikut:
52
Gambar 8
Nilai Siklus III
c. Refleksi
Meskipun tempat duduk siswa tetap berkelompok pada pembelajaran
siklus III ini, pembelajaran bersifat klasikal dengan metode drill, dan siswa yang
tertunjuk harus menuliskan jawabannya ke papan tulis. Hal ini dilakukan karena
pembelajaran ini adalah pengulangan dan mengarah kepada pengayaan. Guru
hanya membahas jika jawaban siswa terdappat kekeliruan. Setiap dua atau tiga
soal yang dikerjakan siswa harus menuliskannya di buku catatannya. Diakhir
kegiatan pembelajaran, peneliti mengumpulkan catatan subjek penelitian untuk
diperiksa. Hal ini dilakukan peneliti karena subjek terlihat malas untuk menulis.
Selain itu juga catatan subjek dapat dijadikan dokumen yang dapat dijadikan data
penguat penelitian, dan sekaligus alat kontrol kegiatan pembelajaran.
Dalam kegiatan tanyan jawab subjek tampaknya sudah mulai percaya diri
dibandingkan pada awal tindakan (tindakan I). Hal ini dimungkinkan karena
terpengaruh dari lingkungan belajar di kelas yang kondisinya menggunakan
pembelajaran drill (latihan) dengan praktik langsung, agar tujuan pembelajaran
matematika yang konstruktif tercapai. Subjek telah mulai menemukan
0
20
40
60
80
100
Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata Nilai
70
100
83
Nilai Siklus III
Nilai Siklus III
53
kemampuannya meskipun beberapa soal masih harus ada pengarahan dari guru.
Subjek masih harus diingatkan prosedur sifat-sifat distributif.
Sesuai dengan hasil tindakan, observasi dan refleksi pada silkus III ini
peneliti mendapatkan temuan-temuan yang dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Siswa sudah memahami konsep sifat-sifat bilangan bulat meskipun masih ada
siswa yang harus dibantu ada siswa yang menjawab soal sifat-sifat distributif,
hal ini disebabkan oleh pengaruh kelas yang tidak pernah mengunakan model
pembelajaran seperti yang digunakan peneliti.
b. Siswa sudah mulai memahami sifat-sifat distributif, hal ini terlihat dari hasil
tanya jawab meskipun dalam menjelakannya kurang lengkap, pemahaman
siswa tentang sifat-sifat distributif pada bilangan bulat juga dapat dilihat dari
siswa sudah memahami operasionalisasi sifat-sifat distributif dengan
penjelasan yang sederhana. Soal ini adalah pengembangan dari penjelasan
guru yang ditampilkan sebelumnya. Keputusan guru untuk memeriksa catatan
disetiap akhir kegiatan pembelajaran, memaksa siswa (subjek) untuk selalu
menuliskan hasil diskusi kelompok dibuku catatannya.
d. Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil pembelajaran matematikan tentang konsep sifat-sifat
bilangan bulat, maka diperoleh temuan penelitian sebagai berikut:
1) Siswa lebih mudah memahami sistem operasional komutatif dan asosiatif
dengan menggunakan sistem penjabaran yang terperinci, terutama dalam
membahas konsep komutatif dan asosiatif, baik dalam penjumlahan,
pengurangan,, maupun perkalian.
2) Operasionalisasi komutatif dan asosiatif lebih mudah dilakukan dengan
perangkat latihan yang terstruktur, mulai dari pengertian dasar, kemudian
memberikan kisi-kisi soal, dan menyiapkan soal latihan buat siswa.
Untuk mengatasi hal demikian, maka solusi pada siklus III ini dibutuhkan
Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan indikator pembelajaran.
54
B. Pembahasan
Pada bagian ini akan dibahas tentang hasil temuan, yang terfokus pada
pemahaman konsep sifat-sifat bilangan bulat dan pendekatan drill (latihan).
Pembahasan dideskripsikan sebagai berikut:
1. Penetapan Model untuk Pemahaman Konsep Sifat-sifat bilangan bulat
Pada dasarnya pengetahuan diperoleh melalui kemauan individu manusia
mengetahui dari apa yang mereka pelajari, latih, dan kemauan keras untuk
mengetahui dengan pelatihan dasar sehari-hari. Dengan alasan ini pada tindakan I
peneliti menggunakan rumus-rumus matematika yang ditulis di atas kertas karton
berwarna yang mempermudah siswa untuk melakukan latihan-latihan komutatif,
asosiatif, dan distributif baik secara individual maupun kelompok. Dari hasil
pengamatan, pengenalan konsep sifat-sifat bilangan bulat dengan pendekatan drill
(latihan). Artinya, setiap siswa berangkat dari kemauan sendiri untuk mengetahui
sesuatu yang dilihat atau dialami langsung, baik melalui latihan individu maupun
kelompo
Untuk mengetahui pemahaman konsep sifat-sifat bilangan bulat, maka
pembelajarannya dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
a. Memberikan penjelasan secara matang kepada siswa.
b. Mengelompokkan siswa sebelum diberikan tugas
c. Memberikan tugas terstruktur kepada masing-masing kelompok dalam jangka
waktu tertentu
d. Menulis jawaban siswa di depan kelas
e. Pemberian nilai atau pujian dari guru kepada siswa yang berhasil.
2. Keterlibatan Subjek secara Aktif dalam Pembelajaran
Dalam kelompok setiap siswa tampak berusaha bahwa setiap ada
pertanyaan dari guru mereka berusaha mengetahui dengan mempraktikkan secara
langsung tentang sifat-sifat bilangan bulat sehingga rasa ingin tahu mereka
terbayar secara maksimal. Di samping itu, beberapa siswa bertanya dengan teman-
55
teman sekelompoknya, sehingga terjadi tutor sebaya, yang mengakibatkan mereka
bebas mengungkapkan pikirannya.
Pada tindakan I setiap siswa masih terlihat pasif, mungkin mereka masih
menyesuaikan dengan dengan lingkungan dan cara belajar di kelas yang tidak
seperti biasanya. Pada tindakan 2 setiap anggota kelompok sudah mulai berani
menjawab soal yang diberikan guru untuk dituliskan di papan tulis.
Pada tindakan 3 keaktifan siswa sudah sangat terlihat dibandingkan
dengan tindakan-tindakan sebelumnya, mereka sudah lancar mengungkapkan
sifat-sifat bilangan bulat dengan metode drill (latihan).
3. Peningkatan Pemahaman Konsep Sifat-sifat bilangan bulat sebagai Hasil
Belajar dengan Pendekatan Drill (latihan)
Jika melihat hasil tes pada setiap akhir tindakan, dapat dikatakan bahwa
dalam dalam setiap siklus tindakan terdapat peningkatan pemahaman tentang
konsep sifat-sifat bilangan bulat. Walaupun data tes hasil tindakan menunjukkan
peningkatan, namun peneliti belum dapat menyatakan bahwa peningkatan tersebut
sepenuhnya hasil dari penerapan pendekatan drill (latihan), dikarena masih
banyak faktor lain yang menyebabkan siswa dapatr menyelesaikan tugas atau
dapat menjawab soal tes dengan baik, faktor-faktor lain tersebut tidak semua
dipertimbangkan dalam penelitian ini. Alasan lain penerapan pembelajaran
dengan pendekatan drill (latihan) relatif singkat (hanya 3 siklus dengan tiga
tindakan), maka hasil tes yang menunjukkan peningkatan, selain dikarenakn
penerapan pembelajaran dengan pendekatan drill (latihan) juga ada faktor lain
yang ikut mempengaruhinya.
4. Pengelolaan Aktivitas Pembelajaran Melalui Pendekatan Drill (latihan)
Dengan mengkondisikan siswa berkelompok sehingga siswa dapat
berkolaborasi dengan teman sekelompoknya sehingga terjadi pembelajaran yang
kooperatif dari tindakan 1 sampai tindakan 3, tampak siswa lebih aktif dalam
belajarnya. Guru juga selalu menggunakan alat peraga kongkrit dalam setiap
56
pembelajarannya, sehingga siswa lebih mudah memahami konsep sifat-sifat
bilangan bulat.
Penejelasan materi sifat-sifat bilangan bulat secara bertahap yang dimulai
dengan mengenalkan konsep sifat-sifat bilangan bulat secara bermakna (dengan
pemberian tugas terstrukutr), kemudian dilanjutkan dengan mengenalkan
karakteristik sifat-sifat bilangan bulat yang terdiri atas sifat komutatif, asosiatif,
dan distributif. Dengan demikian siswa terbantu untuk dapat membangun
kemampuannya sendiri melalui proses internaslisasi.
Dalam setiap tindakan, pembelajaran selalu dibuat agar siswa terlibat aktif
dalam berpikir dan bekerja. Untuk itu penyajian materi selalu menggunakan alat
peraga yang memperlihatkan skema pemahaman siswa lebih mendalam. Dengan
pemberian tugas para siswa terbiasa untuk melatih diri, memprediksi, mengajukan
pertanyaan, mencari jawaban, berimajinasi, dan pada akhirnya siswa dapat
menemukan sendiri jawaban dari permasalahan yang dihadapi.
Dalam menyampaikan konsep sifat-sifat bilangan bulat dengan pemberian
tugas (drill), siswa dapat melakukan kegiatan mempraktikkan objek/alat peraga
yang disediakan guru, siswa akan aktif untuk membangun pengetahuannya
berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya, sehingga guru hanya
sebagai fasilitator dan mediator.
Kolaborasi dalam kelompok dalam menyelesaikan tugas, memerlukan
bantuan dari teman satu kelompok, karena kemampuan awal setiap siswa berbeda,
hal ini memungkinkan siswa saling membantu mengembangkan skematanya
masing-masing. Dengan demikian melalui fasilitas (bimbingan) dari guru atau
kolaborator dalam diskusi kelompok, siswa mampu mempertinggi perkembangan
potensial.
Siswa lebih senang belajar dalam kelompoknya dibandingkan belajar
klasikal seperti biasa yang diterapkan dalam kelas, alasannya karena dengan
belajar kelompok mereka dapat bertanya lebih bebas kepada teman sebayanya
secara langsung. Jadi siswa yang memiliki pengetahuan rendah dapat belajar
dengan siswa yang memilki kemampuan tinggi dan yang memiliki kemampuan
57
sedang, yang akhirnya semua siswa dapat memperoleh peningkatan pemahaman
terhadap materi pembelajaran. Dengan diskusi kelompok mendorong siswa untuk
lebih aktif secara kognitif, bukan hanya aktif secara sosial sehingga akan
membantu terjadinya proses asimilasi dan akomodasi dalam diri siswa.
Perbaikan yang lain adalah dari penyajian materi, hal ini perlu dilakukan
terutama untuk mendukung keberhasilan pembelajaran. Pada setiap kegiatan
(siklus I sampai dengan siklus III) yang dapat dilakukan peneliti dalam perbaikan
penyajian materi dipenelitian ini adalah: Pertama guru hanya memfasilitasi siswa
ketika sedang siswa sedang belajar dalam kelompoknya dan guru menerima
inisiatif siswa. Kedua menggunakan bahan manipulatif dengan penekanan pada
keterampilan berpikir kritis, pada setiap pemberian tugas-tugas kelompok, siswa
difasilitasi dengan alat peraga. Ketiga penyusunan tugas-tugas, memakai istilah-
istilah kognitif seperti klasifikasikan, bandingkan, simpulkan. Keempat dalam
menyertakan respon siswa dalam pengendalaian pembelajaran. Dalam pembuatan
rencana tindakan, peneliti bersama kolaborator selalu berdiskusi untuk
menetapkan tindakan selanjutnya berdasarkan hasil refleksi tindakan sebelumnya.
Hal ini dilakukan sebagai upaya mereaksi dan merespon siswa. Kelima menggali
pemahaman siswa tentang konsep-konsep yang telah dimiliki, sebagai dasar untuk
menetapkan tindakan pembelajaran. Keenam menyediakan kondisi agar siswa
dapat berdiskusi baik dengan dirinya atau dengan rekan sebayanya. Pengelolaan
kelas dalam penelitiann ini dikondisikan pada pengerjakan tugas secara
berkelompok, yang memungkinkan siswa dapat bekerja secara kooperatif dengan
teman sekelompoknya, sehingga setiap penyelesaian tugas kelompok siswa dapat
berdiskusi dengan baik. Ketujuh mendorong sikap drill (latihan) siswa dengan
menanyakan sesuatu yang menuntut siswa berpikir kritis, menggunakan
pertanyaan-pertanyaan terbuka, dan mendorong siswa agar berdiskusi dengan
temannya.
Dikaitkan dengan peningkatan periode perkembangan, terutama untuk
mengatasi perbedaan kemampuan berpikir yang disebabkan oleh perbedaan
periode perkembangan intelektual, menempatkan siswa pada kelompok yang
58
berbeda akan memberikan peluang lebih besar bagi siswa untuk berinteraksi dan
berdiskusi dengan teman sebayanya yang lebih pandai, dengan hal ini diharapkan
setiap siswa mampu meningkatkan taraf berpikirnya ke tingkat yang lebih tinggi.
Kesempatan yang banyak berinteraksi dengan teman juga memberikan
peluang untuk terjadinya hubungan sosial, yang akan berpengaruh terhadap
perkembangan logika sosial siswa. Sedangkan keuntungan lain menempatkan
siswa dalam kelompok-kelompok yang berbeda juga dapat meningkatkan jumlah
waktu belajar yang digunakan. Jika biasanya siswa mudah kehilangan minat
belajar ketika duduk pada kelas klasikal, maka dengan duduk dalam kelompok hal
itu dapat dikurangi, karena dukungan dari teman sekelompoknya.
59
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU
No. Kegiatan Guru Skor
4 3 2 1
Pendahuluan
1 Memberi salam ketika masuk kelas
2 Memeriksa kehadiran siswa
3 Mengajak siswa berdo’a bersama
4 Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran
5 Melakukan apersepsi
Jumlah
Kegiatan Inti
6 Memulai pembelajaran dengan bertanya
kepada siswa yang ditunjuk
7 Menggunakan media pembelajaran untuk
menyampaikan materi pembelajaran
8 Menyampaikan materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan kompetensi yang akan
dicapai
9 Pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang ditetapkan
10 Pengawasan secara seksama terhadap semua
kelompok
11 Mengarahkan siswa terhadap kesulitan
menyelesaikan tugas
12 Mengarahkan siswa untuk menggunakan
media pembelajaran
13 Memberikan penguatan dan reward terhadap
hasil belajar siswa
14 Memberikan evaluasi untuk mengetahui
keberhasilan siswa
Jumlah
Penutup
17 Membuat catatan untuk mengadakan refleksi
bersama siswa
18 Melakukan tindak lanjut dengan
memberikan tugas atau pengulangan
29 Menyampaikan rencana pembelajaran untuk
pertemuan selanjutnya
60
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA
No. Kegiatan Siswa Skor
4 3 2 1
Pendahuluan
1 Menjawab salam
2 Berdo’a bersama
3 Memperhatikan dan menyimak penjelasan
guru
4 Membentuk kelompok sesuai petunjuk guru
Jumlah
Kegiatan Inti
6 Berdiskusi untuk menjawab pertanyaan guru
7 Menggunakan media pembelajaran untuk
menyelesaikan tugas
8 Mencatat hasil kerja kelompok
9 Bertanya kepada guru atau rekan kelompok
jika ada hal yang belum dipahami
10 Melaporkan hasil kerja kelompok
11 Mengerjakan tugas
12 Berpartisifasi dalam kelompok
Jumlah
Penutup
13 Mencatat kesimpulan materi pembelajaran
Jumlah
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab IV, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat peningkatan yang signifikan hasil belajar matematika pada pokok
bahasan sifat-sifat bilangan bulat dengan pelaksanaan metode drill pada siswa
MI Al-Istiqomah, Tangerang dengan jumlah subjek penelitian 30 siswa. Hal
itu ditandai dengan rerata perolehan nilai siswa pada siklus I sebesar 63,67;
rerata nilai siswa pada siklus II sebesar 73,33; dan rerata nilai siswa pada
siklus III sebesar 83. Dengan demikian, diperoleh kesimpulan bahwa ada
peningkatan yang signifikan antara penerapan metode drill dengan hasil
belajar matematika.
2. Penerapan metode drill dalam pelksanaanya dilakukan dengan dua cara,yaitu:
1. Cara mandiri, 2. Dengan cara belajar secara berkelompok, hal ini mungkin
tak akan terlihat saat pembelajaran secara klasikal. Adapun langkah-langkah
pembelajaran metode drill adalah:
a. Dalam penjelasan tentang matematika dibutuhkan media gambar agar
siswa menarik untuk memahaminya.
b. Siswa diberikan latihan soal secara terus – menerus
c. Siswa diminta menghafalkan perkalian terlebih dahulu seperti pada tabel
perkalian agar siswa mudah dalam menyelesaikan soal .
B. Saran
1. Kepada siswa diharapkan menerapkan kebiasaan belajar yang lebih baik, agar
prestasi belajarnya meningkat yang akan berimbas terhadap hasil nilai yang
baik dan kualitas belajar yang sempurna.
2. Kepada guru jika menggunakan metode drill dan metode pembelajaran itu
dapat berjalan dengan baik, hendaknya guru sejak awal hendaknya
mengkondisikan siswa untuk berlatih memprediksi, memanipulasi objek,
62
mengajukan pertanyaan, dan berimajinasi dalam upaya mengembangkan
konstruksi baru dalam diri anak.
3. Kepada orang tua diharapkan agar melihat kondisi siswa diluar kelas untuk
tetap membiasakan diri dalam kondisi belajar secara rutin dan terjadwal,
sehingga keseimbangan belajar di sekolah dan di rumah tetap terjaga dengan
baik, sehingga hasil prestasi siswa akan meningkat.
63
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi dan Suhardjono, Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Bumi
Aksara, 2007)
Badan Standar Nasional Pendidikan, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah, (Jakarta: BNSP,
2006)
Bowe, Brian and Marian Fitzmaurice, Guide to Writing Learning Outcomes,
Learning and Teaching CentreLifelong Learning Dublin Institute of
Technology 14 Upper Mount St., (Dublin: Dublin Institute of
Technology, 2008)
Bransford, John D., et.al., How People Learn: Brain, Mind, Experience, and
School, (Washington DC.: National Academy Press, 2004)
Brown, George, How Students Learn, (London: the RoutledgeFalmer Key Guides
for Effective Teaching in Higher Education series, 2004)
Gagne, Robert M., “Learning Outcomes and Their Effects: Useful Categories of
Human Performance”, Journal of American Psychologist, April 1984,
Vol. 39, No. 4
Hall, Graham, Exploring English Language Teaching (London: Routledge, 2011)
Harmer, Jeremy, How to Teach English, (Essex: Pearson Education Limited,
2007)
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar (Bandung: Pustaka Setia, 2011)
Heruman, Model Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar, (Bandung:
Rosdakarya, 2010)
Karniati, Eka Estu Yuny, Tri Saptuti S., M. Chamdani, “Penerapan Metode Drill
Dalam Peningkatan Pembelajaran Matematika Tentang Sifat Cahaya
Siswa Kelas V SDN Klopogodo”, Jurnal Pendidikan Guru, edisi 2 (V0,
PGSD FKIP UNS, Surakarta, 2010
64
Leu, Elizabeth, The Role of Teachers, Schools, and Communities in Quality
Education: A Review of the Literature. (New York: Global Education
Center, 2005)
Purniati, Tia, Matematika (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Depatemen Agama RI, 2009)
Ramayulis, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, (Jakarta: Kalam Aulia, 2001)
Shephard, Kerry, “Higher Education for Sustainability: Seeking Affective
Learning Outcomes”, International Journal of Sustainability in Higher
Education, Vol. 9 No. 1, 2008, Emerald Group Publishing Limited
Syah, Muhibbin. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung:
Rosdakarya, 2007)
Turmudi dan Aljupri, Pembelajaran Matematika (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009)
Wardana, Putu Wisnu, Pengaruh Penggunaan Metode Pembelajaran Drill
Terhadap Motivasi Berprestasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa
Kelas IV Sd Gugus Iii Kecamatan Banjar, PGSD FKIP Universitas
Pendidikan Indonesia Bandung
Wilkinson, Louise C. and Elaine R. Silliman, Classroom Language and Literacy
Learning, (Gaithersburg, MD: Aspen, 1991)
65
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Nama sekolah : MI AL Istiqomah
Mata pelajararan : Matematika
Kelas/ Semester : IV/ 1
Pertemuan ke : 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Standar Kompetensi :
1. Memahami dan menggunakan sifat- sifat oprasi hitung bilangan dalam
pemecahan masalah.
I. Kompetensi Dasar
1.1 Mengidentifikasi sifat-sifat operasi hitung
II. Indikator
1. Menggunakan sifat komutatif ( pertukaran) pada penjumlahan
2. Menggunakan sifat komutatif ( pertukaran) pada perkalian
III. Tujuan pembelajaran
Setelah proses pembelajaran dengan menggunakan metode drill
1. Siswa dapat menggunakan sifat komutatif (pertukaran) pada
penjumlahan (kerja keras,cinta ilmu, kreatif, kritis).
2. Siswa dapat menggunakan sifat komutatif (pertukaran) pada perkalian
(kerja keras, cinta ilmu, kreatif, kritis)
IV.Materi Pembelajaran
A. Materi Pokok : Sifat- sifat operasi hitung
B. Sub Materi Pokok : Sifat pertukaran (komulatif)
C. Deskripsi Sub Materi Pokok
Sifat-sifat Operasi Hitung
1. Sifat komutatif (pertukaran)
a. Sifat komutatif pada penjumlahan
Diketahui bahwa: 7+ 5 = 5+ 7 = 12
66
Bilangan 12 disebut hasil penjumlahan bilangan 7 dan 5,sedangkan
bilangan 5 dan 7 disebut suku bilangan 12. Pada operasi penjumlahan
urutan bilangan tidak menjadi masalah, karena hasilnya akan tetap
sama. Sifat ini dinamakan sifat komutatif (pertukaran) suku pada
penjumlahan .secara umum dapat ditulis: a + b = b + a
b. Sifat pertukaran pada perkalian
Diketahui bahwa : 5 x 4 = 4 x 5 = 20
Bilangan 20 disebut hasil perkalian bilangan 5 dan 4, sedangkan
bilangan 4 dan 5 disebut suku bilangan 20. Pada operasi perkalian
urutan perkalian tidak menjadi masalah, karena hasilnya akan tetap
sama. Sifat ini dinamakan sifat ini komutatif (pertukaran) suku pada
perkalian. Secara umum dapat ditulis: 4 x 5= 5 x 4
V. Metode Pembelajarn
1.Metode drill
2.Tugas kelompok
VI. Langkah-langkah pembelajaran
A. Pendahuluan (waktu 10 menit)
Kegiatan Guru KegiatanSiswa Nilai
Karakter
Mengucap salam dan doa
bersama
Mengabsen siswa
Memotivasi siswa
Apersepsi : yaitu melalui
Tanya jawab guru
mengingatkan kembali
tentang operasi hitung
Menyampaikan tujuan
pembelajaran
Memberikan penjelasan
tentang pembagian kelompok
dan cara belajar.
Menjawab salam
dan berdoa
Bersama guru
melakukan absensi
Siswa melakukan
gerakan-gerakan
kecil agar
semangat
Bersama guru
melakukan
apersepsi
Siswa menyimak
penjelasan guru
Siswa menyimak
Religius
Disiplin,
tertib
Kreatif
Mandiri,
tekun
Tekun,
disiplin, rasa
ingintahu
67
penjelasan guru
Tekun,
disiplin, rasa
ingin tahu
B. Kegiatan Inti
B. 1 Eksplorasi ( 10 menit )
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Mengajukan pertanyaan kepada
siswa tentang sifat-sifat bilangan
bulat.
Memberikan lembar tugas
kelompok untuk dikerjakan dalam
kelompok masing-masing (lembar
terlampir).
Siswa menjawab
pertanyaan.
Siswa dalam
kelompok
mengerjakan
urutan soal yang
diberikan.
Cinta ilmu,
kerja keras.
Tekun, kerja
keras, cinta
ilmu.
B.2 Elaborasi (30 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Mengarahkan kembali serta
membagikan soal kepada siswa
untuk dikerjakan dalam tugas
kelompok.
Guru berkeliling untuk
mengamati, memotivasi dan
memfasilitasi serta membantu
siswa yang memerlukan
bantuan.
Selanjutnya menugaskan siswa
untuk menyelesaikan soal-soal
berkaitan dengan sifat oprasi
hitungkomulatif dalam
penjumlahan dan perkalian
Siswa menyimak
dari guru serta
mengerjakan tugas
kelompoknya.
Setiap kelompok
dapat bertanya
tentang hal-hal
yang dirasa sulit.
Siswa dalam
kelompok
menyelesaikan
soal-soal yang
diberikan.
Tekun,
rasa ingin
tahu, kerja
keras.
Cinta
ilmu, rasa
ingin tahu,
kritis.
Tekun,
kerja keras
68
B. 3 .Konfirmasi(10menit )
Kegiatan Guru KegiatanSiswa
NilaiKarakter
Guru bersama siswa membuat
penegasan atau kesimpulan cara
menyelesaikan soal-soal yang
berkaitan dengan sifat operasi
hitung komutatif penjumlahan
dan perkalian.
Guru mengadakan refleksi
dengan menanyakankepada
siswa tentang hal-hal yang di
rasakan siswa, materi apa yang
belum difahami dengan baik,
kesan dan pesan selama
mengikuti pembelajaran
Siswa bersama
guru membuat
kesimpulan
Siswa
berkomentar
dan bertanya
tentang materi
yang belum
difahami.
Tekun,
mandiri,
cinta ilmu,
kerja
keras,
kritis.
Tekun,
mandiri,
cinta ilmu,
kerja
keras,
kritis.
C. Penutup(10 menit )
Kegiatan Guru KegiatanSiswa NilaiKarakter
Guru dan siswa membuat
kesimpulan akhir tenteng materi
sifat operasi hitung komutatif
penjumlahan dan perkalian.
Guru memberi penilaian.
Guru menugaskan siswa
mengerjakan tugas (LTS
terlapir) di rumah.
Guru menginformasikan materi
yang akan dibahas pada
pertemuan berikut.
Siswa menulis
hasil kesimpulan
pelajaran di buku.
Hasil kerja
performen siswa
dinilai.
Siswa mengerjakan
PR di rumah.
Siswa membaca
materi berikutnya
di rumah.
Tekun,
mandiri, cinta
ilmu, kerja
keras.
Tekun,
mandiri, cinta
ilmu,kerja
keras, disiplin.
Menghargai
hasil karya.
Tekun,
mandiri, cinta
ilmu, kerja
keras, disiplin.
VII. Media/ Alatdansumberbelajar
1. Buku matematika untuk kelas IV
2. Lembar Kerja Siswa (LKS)
69
3. Lembar Tugas Siswa (LTS)
VIII. Penilaian
1. Penilaian proses dilakukan pada saat siswa melakukan diskusi dan
presentasi, yaitu keterlibatan dan aktifitas siswa dalam kelompok serta
partisipasi siswa selama proses pembelajaran.
2. Penilaian hasil didasarkan pada hasil kerja siswa seperti penyelesaian
permasalahan lembar kerja dan lembar tugas atau latihan.
Indikator Tehnik Bentuk BentukInstrumen
Menggunakan
sifat komutatif
pada
penjumlahan.
Menggunak
an sifat
komutatif
pada
perkalian
Tes
Tes
Tertulis
Tertulis
Isian
1. 46 + 65 =….65 + 46 =….
Maka, 46 + … = 65 + … = …
2. 52 + 34 = … 34 + 52 = …
Maka, 52 + 34 = 34 + …
3. 50 + 40 = … 40 + 50 = …
Maka, 50 + 40 = … + …
Isian
1. 27 x 6 = … 6 x 27 = …
Maka, 27 x … = 6 x …
2. 68 x 9 = … 9 x 68 = …
Maka, 68 x 9 = .... x 68
3. 3 x 45 = … 45 x 3 = …
Maka, 45 x 3 = … x …
Mengetahui Tangerang, Agustus 2013
Dosen Pembimbing Peneliti,
MAIFALINDA FATRA, M.Pd IAH SAMSIAH
NIP . 19700528 199603 2 002 NIM. 809018300353
70
LAMPIRAN 2
LEMBAR KERJA SISWA (SOAL SIKLUS 1)
Kelompok :
Nama Anggota :
1. …
2. …
3. …
4. …
5. …
A. Uraian (petunjuk)
Cara 1: operasi hitung komutatif penjumlahan
1. 46 + 65 = …. 65 + 46 = ….
Maka, 46 + … = 65 + … = …
2. 78 + … = 138 … + 78 = 138
Maka, … + … = … + … = 138
3. 86 + 20 = … 20 + 86 = …
Maka, … + 86 = 86 + … = …
4. 90 + 80 = … 80 + 90 = …
Maka, … + … = … + … = …
5. 125 + 30 = … 30 + 125 = …
Maka, 125 + …= … + 125 = …
Cara 2: operasi hitung komutatif perkalian
1. 25 x 3 = … 3 x 25 = …
Maka, … x … = … x … = …
2. 72 x …. = 432 … x 72 = …
Maka, … x … = …. x … = …
3. … x … = 900 3 x … = 900
Maka, … x … = … x … = 900
4. 27 x 6 = … 6 x 27 = …
Maka, 27 x 6 = … x …. = …
5. 20 x 5 = … 5 x 20 = …
Maka, …..x…..=…..x….=….
71
LEMBAR KERJA SISWA (SOAL SIKLUS 1)
Tugas Individu
Uraian (petunjuk)
Cara 1: operasi hitung komutatif penjumlahan
1. 46 + 65 = …. 65 + 46 = ….
Maka, 46 + … = 65 + … = …
2. 78 + … = 138 … + 78 = 138
Maka, … + … = … + … = 138
3. 86 + 20 = … 20 + 86 = …
Maka, … + 86 = 86 + … = …
4. 90 + 80 = … 80 + 90 = …
Maka, … + … = … + … = …
5. 125 + 30 = … 30 + 125 = …
Maka, 125 + …= … + 125 = …
Cara 2: operasi hitung komutatif perkalian
6. 25 x 3 = … 3 x 25 = …
Maka, … x … = … x … = …
7. 72 x …. = 432 … x 72 = …
Maka, … x … = …. x … = …
8. … x … = 900 3 x … = 900
Maka, … x … = … x … = 900
9. 27 x 6 = … 6 x 27 = …
Maka, 27 x 6 = … x …. = …
10. 20 x 5 = … 5 x 20 = …
Maka, …..x…..=…..x….=….
72
LAMPIRAN 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 2
Nana sekolah : MI AL Istiqomah
Mata pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : 1V/ 1
Pertemuan ke : 2
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
1.Standar kompetensi :
1. Memahami dan menggunakan sifat- sifat oprasi hitung bilangan bulat
dalam pemecahan masalah.
II Kompetensi Dasar :
1. 1. Menggunakan sifat- sifat oprasi hitung
III. Indikator
1. menggunakan sifat Asosiatif( pengelompokan) pada penjumlahan
2. menggunakan sifat Asosiatif (pengelompokan) pada perkalian
IV . Tujuan pembelajaran
Setelah peruses pembelajaran dengan menggunakan metode dril diharpkan :
1. Siswa dapat menggunakan sifat Asustatif(pengelompokan ) pada
penjumlahan
(kerja keras, cinta ilmu, kreatif)
2 .Siswa dapat menggunakan sifat Asosiatif( pengelompokan) pada
perkalian (kerja keras,
cinta Ilmu.kreatif)
V. Materi Pembelajaran
A. Materi Pokok : Sifat-sifat operasi hitung
B.Sub Materi Pokok : Sifat Asosiatif(pertukaran)
C.Deskripsi sub Materi Pokok
Sifat-sifat operasi Hitung
2. Sifat Asosiatif(pengelompokan)
a. Sifat Asosiatif(pengelompokan) pada penjumlahan
Sifat asosiatif hanya berlaku untuk tiga bilangan misal:a+b
+c,kemudian bilangan itu dikelompokan menjadi (a+b)+c maka
hasil penjumlahan itu akan sama dengan hasil penjumlahan
a+(b+c) kelompok diubah perhatikan contoh berikut
1. 21+34+53=…… penjumlahan terseut dapat dikelompokan
menjadi
(21+34)+53 = 21+(34+53)
73
55 +53 = 21+ 87
108 = 108
kesimpulan: (a+b+c=a+(b+c)
a. bilangan pertama
b.bilangan kedua
c. bilangan ketiga
b.Sifat Asosiatif pada perkalian
Sifat Asosiatif hanya berlaku untuk tiga bilangan.
Contoh: a x b x c =……
(a x b) x c = a + ( b + c )
Hasil perkalian itu akan sama dengan hasil perkalian yang
disebelahnya’
Contoh: pada angka
4 x 25 x 10 =…………
( 4 x 25 ) x 10 = 4 x (25 x 10 )
100 x 10 = 4 x 250
1000 = 1000
Kesimpulan :( a x b) x c = a x ( b x c )
A : Bilangan pertama
B : Bilangan kedua
C.Bilangan ketiga
VI. Metode Pembelajaran
1. Metode drill
2. Tugas individu dan tugas kelompok
VII. langkah- langkah pembelajaran
A. P endahuluan ( 10 menit )
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Mengucap salam dan
doa bersama.
Mengabsen siswa
Memotifasi siswa
Apersepsi yaitu melalui
Tanya jawab guru
mengingatkan kembali
tentang oprasi hitung.
Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
Menjawab salam serta
doa bersama
Bersama guru
melakukan absensi.
Siswa melakukan
gerakan kecil agar
semangat.
Bersama guru
melakukan apersepsi.
Siswa menyimak
penjelasan.
Religious
Disiplin,tertib
Kreatif
Tekun,
Mandiri
Disiplin ,
Tekun
74
Memberikan penjelasan
tentang sifat, asosiatif
dan pengerjaan secara
individu atau kelompok.
Siswa menyimak apa
yang dijelaskan oleh
guru dan mengerjakan
tugas yang telah
diberikan.
Disiplin,
Tekun, Rasa
ingin tahu.
B. Kegiatan inti
b. 1 Eksplorasi (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Mengajukan
pertanyaan kepada
siswa tentang
bilangan bulat.
Memberikan
kesempatan pada
siswa untuk
menjelaskan
tentang sifat bilang
bulat khususnya
sifat asosiatif.
Siswa
menjawab
pertanyaan.
Siswa belajar
menjelaskan
meskipun ada
yang salah.
Kerja keras,
cinta ilmu.
Kerja keras,
cinta ilmu,
tekun
b. 2 Elaborasi (30 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Menjelaskan kembali
kepada siswa tentang
sifat-sifat bilangan bulat
serta membagikan soal
untuk dikerjakan cara
individu maupun
kelompok.
Guru berkeliling untuk
mengamati, memotivasi
serta membantu siswa
yang memerlukan
bantuan.
Menugaskan siswa untuk
mengerjakan soal yang
berkaitan dengan sifat
hitung asosiatif pada
penjumlahan dan
perkalian secara individu
dan kelompok.
Guru menyuruh siswa
Siswa menyimak
penjelasan serta
mengerjakan tugas
secara individu lalu
secara kelompok.
Setiap individu
dapat bertanya
tentang hal-hal
yang dirasakan
sulit.
Siswa
menyelesaikan
soal-soal yang
diberikan oleh
guru.
Siswa
Tekun, rasa
ingin tahu,
kritis.
Cinta ilmu,
kritis, rasa
ingin tahu.
Tekun, kerja
keras.
Tekun, kerja
75
yang telah selesai
mengerjakan soal untuk
melakukan presentase.
mempersentasikan
nya di depan kelas
keras.
b. 3 Konfirmasi (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru bersama siswa
membuat kesimpulan
yang berkaitan dengan
sifat oprasi hitung
asosiatif pada
penjumlahan dan
perkalian.
Guru mengadakan
refleksi dengan
menanyakan kepada
siswa tentang hal-hal
yang dirasakan siswa,
materi apa yang
belum difahami
dengan baik, kesan
dan pesan selama
mengikuti
pembelajaran.
Siswa bersama
guru membuat
kesimpulan .
Siswa
berkomentar
dan bertanya
tentang materi
yang belum
difahami serta
menulis kesan
dan pesan
selama
mengikuti
pembelajaran.
Tekun, mandiri,
cinta ilmu,
kerja keras.
Tekun, mandiri,
cinta ilmu,
kerja keras.
C. Penutup (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru dan siswa membuat
kesimpulan akhir tentang
materi sifat oprasi hitung
asosiatif pada
penjumlahan dan
perkalian.
Guru memberikan
penilaian hasil kerja siswa
baik individu maupun
kelompok.
Guru membagikan kepada
siswa lembar tugas (LTS)
atau PR.
Guru menginformasikan
materi yang akan dibahas
pada pertemuan
Siswa menulis
kesimpulan akhir
pembelajaran pada
buku masing-
masing.
Siswa mendapat
nilai dari performen
maupun kelompok.
Siswa mengerjakan
tugas yang diberikan
oleh guru dirumah.
Siswa membaca
materi yang akan
Tekun,
mandiri, cinta
ilmu, kerja
keras.
Cinta ilmu,
disiplin, tekun.
Tekun,
disiplin.
Tekun,
76
berikutnya. dibahas pada
pertemuan berikut
dirumah.
mandiri, kerja
keras, disiplin.
Media / alat dan sumber belajar
1. Buku matematika kelas IV
2. Lembar kerja siswa (lks)
3. Lembar tugas siswa (lts)
Penilaian
1. Penilaian dilakukan pada saat siswa melakukan diskusi dan persentasi
yaitu keterlibatan dan keaktipan siswa dalam kelompok serta partisipasi
siswa selama proses pembelajaran.
2. Penilaian hasil belajar didasarkan atas kerja siswa seperti penyelesaian
permasalahan lembar kerja siswa , lembar tugas siswa / latihan
Indicator Tehnik Bentuk Bentuk intrumen
Menggunakan
sifat asosiatif
pada
penjumlahan
Menggunakan
sifat asosiatif
pada perkalian
Tes
tes
Tertulis
tertulis
Isian
1. 65 + 70 +50=
(65+70)+50=65+(70+50)
…… +50=65+……….
………… =………………
2. 50 + 35 + 70 =….
(50 + 35) + 70 = 50 +( 35
+70)
…………+70 = 50 +………
………………………=…………..
Isian
1. 5 x 7 x 4 =…..
(5x7)x4 = 5 x (7 x 4)
……x 4 = 5 x …….
……… =………….
2. 6x7x5 =
(6x7)x5= 6x (7x5)
42+…..= …x35
………=……..
Mengetahui Tangerang, Agustus 2013
Dosen Pembiming Peneliti,
Maifalinda Fatra, M.Pd Iah Samsiah
NIP:19700528 199603 2 002 NIM:809018300353
77
Uraian materi
sifat operasi hitung bilangan bulat
b. sifat asosiatf (pengelompokan)
sifat asosiatif disebut juga sifat pengelompokan dan hanya terdapat pada dua
operasi hitung yaitu:
-penjumlahan
-perkalian
1. Sifat asosiatif pada penjumlahan berlaku untuk penjumlahan tiga bilangan
sifat asosiatif adalah pengelompokan artinya apabila tiga bilangan
dijumlahkan misal:a+b+c kemudian bilangan itu dikelompokan menjadi
(a+b)+c, maka hasil penjumlahan itu akn sama dengan penjumlahan a+(b+c)
(kelompoknya diubah)
perhatikan contoh berikut:
1. 21+34+53 =…….. 2. 30+70+60 =
(21+34)+53 =21+(34+53) (30+70)+60 = 30 + (70+60)
55 +53 =21+ 87 …… +60 = 30+……….
108=108 ………… = ………….
kesimpulan = (a+b)+ c= a+(b+c)
a = bilangan pertama
b = bilangan kedua
c = bilangan ketiga
2. Sifat asosiatif pada perkalian
contoh pada angka
1. 5x7x4 = 2. 6x7x5 =….
(5x7) x 4 = 5x(7x4) (6x7) x 5 = 6 x(7x5)
35 x 4 = 5x 28 42 x…..=…x 35
……. .=…….. ………..=…….
78
LAMPIRAN 4
LEMBAR KERJA SISWA (SOAL SIKLUS II)
Tugas Kelompok
Nama Anggota:
1. ………………
2. ………………
3. ………………
4. ………………
5. ………………
A. Uraian
Cara 1 : operasi hitung Asosiatif pada penjumlahan
1. 50 + 35 + 70 =
(50 + 35) + 70 = 50 + (35 + 70)
………… + 70 = 50 + ………..
……………… = ……………..
2. 65 + 70 + 30 = ……………..
(65 + 70) + 30 = 65 + (70 + 30)
135…….+….. = 65 + ……….
……………… = …………….
3. 60 + 40 + 25 = ……………
(60 + 40) + 25 = 60 (40 + 25)
…………+ 25 = 60 ………..
…………….. = …………...
4. 75 + 25 + 50 =
(75 + 25) + 50 = 75 + (25 + 50)
…………+…. =………+…….
…………….. =………………
5. 36 + 61 + 75 = ……………..
(36 + 61) + 75 = 36 + (61 + 75)
…………+…. = ……….+……
……………... =………………
79
Cara 2 : operasi hitung Asosiatif pada perkalian.
6. 4 x 9 x 8 = …………
(4 x 9) x 8 = 4 x (9 x 8)
……...x 8 = 4 x ……..
………… = …………
7. 6 x 7 x 5 = …………
(6 x 7) x 5 = 6 x (7 x 5)
42 x…… = 6 x …….
……….. = ………...
8. 8 x 5 x 6 = …………
(8 x 5) x 6 = 8 x (5 x 6)
…….. x 6 = 8 x ……..
………… = …………
9. 8 x 5 x 9 = …………
(8 x 5) x 9 = 8 x (5 x 9)
40 x …… = …….x 45
………… = …………
10. 9 x 6 x 4 =………….
(9 x 6) x 4 = 9 x (6 x 4)
……..x… = …… x….
………… = …………
80
LEMBAR KERJA SISWA (SOAL SIKLUS II)
Tugas Individu
B. Uraian
Cara 1 : operasi hitung Asosiatif pada penjumlahan
1. 50 + 35 + 70 =
(50 + 35) + 70 = 50 + (35 + 70)
………… + 70 = 50 + ………..
……………… = ……………..
2. 65 + 70 + 30 = ……………..
(65 + 70) + 30 = 65 + (70 + 30)
135…….+….. = 65 + ……….
……………… = …………….
3. 60 + 40 + 25 = ……………
(60 + 40) + 25 = 60 (40 + 25)
…………+ 25 = 60 ………..
…………….. = …………...
4. 75 + 25 + 50 =
(75 + 25) + 50 = 75 + (25 + 50)
…………+…. =………+…….
…………….. =………………
5. 36 + 61 + 75 = ……………..
(36 + 61) + 75 = 36 + (61 + 75)
…………+…. = ……….+……
……………... =………………
81
Cara 2 : operasi hitung Asosiatif pada perkalian.
6. 4 x 9 x 8 = …………
(4 x 9) x 8 = 4 x (9 x 8)
……...x 8 = 4 x ……..
………… = …………
7. 6 x 7 x 5 = …………
(6 x 7) x 5 = 6 x (7 x 5)
42 x…… = 6 x …….
……….. = ………...
8. 8 x 5 x 6 = …………
(8 x 5) x 6 = 8 x (5 x 6)
…….. x 6 = 8 x ……..
………… = …………
9. 8 x 5 x 9 = …………
(8 x 5) x 9 = 8 x (5 x 9)
40 x …… = …….x 45
………… = …………
10. 9 x 6 x 4 =………….
(9 x 6) x 4 = 9 x (6 x 4)
……..x… = …… x….
………… = …………
82
Kunci Jawaban LKS
1. 50 + 35 + 70 = 155
(50 + 35) + 70 = 50 + (35 + 70)
85 + 70 = 50 + 105
155 = 155
2. 65 + 70 + 30 = 165
(65 + 70) + 30 = 65 + (70 + 30)
135 + 30 = 65 + 100
165 = 165
3. 60 + 40 + 25 = 125
(60 + 40) + 25 = 60 + (40 + 25)
100 + 25 = 60 + 65
125 = 125
4. 75 + 25 + 50 = 150
(75 + 25) + 50 = 75 + (25 + 50)
100 + 50 = 75 + 75
150 =150
5. 36 + 61 + 75 = 172
(36 + 61) + 75 = 36 + (61 + 75)
97 + 75 = 36 + 136
172 = 172
83
Operasi hitung Asosiatif pada perkalian.
6. 4 x 9 x 8 = 288
(4 x 9) x 8 = 4 x (9 x 8)
36 x 8 = 4 x 72
288 = 288
7. 6 x 7 x 5 = 210
(6 x 7) x 5 = 6 x (7 x 5)
42 x 5 = 6 x 35
210 = 210
8. 8 x 5 x 6 = 240
(8 x 5) x 6 = 8 x (5 x 6)
40 x 6 = 8 x 30
240 = 240
9. 8 x 5 x 9 = 360
(8 x 5) x 9 = 8 x (5 x 9)
40 x 9 = 8 x 45
360 = 360
10. 9 x 6 x 4 = 216
(9 x 6) x 4 = 9 x (6 x 4)
54 x 4 = 9 x 24
216 = 216
84
LTS
Kerjakan soal asosiatif pada penjumlahan dan perkalian dibawah ini !
1. 74 + 42 + 59 = …………… 6. 8 x 3 x 50 =…………..
(74 + 42) + 59 = 74 + (42 + 59) ( 8 x 3 ) x 50 = 8 x( 3 x 50 )
………...+ … = 74 + ………. ………. X 50 = 8 x …….
……………. = ……………. ……………. = …………
2. 80 + 63 + 77 =…………. 7. 6 x 7 x 5 = …………
(80 + 63 ) +77 = 80 + (63 + 77) (6 x 7) x 5 = 6 x (….. x ..)
…………+ 77 = …..+ 140 …….. x …. = ….. x ……
……………. .=…………….. …………... = …………….
3. 66 + 24 + 71 =…………….. 8. 5 x 8 x 12 = …………….
(66 +24 ) + 71 = 66 + (24 +71 ) (... x …) x 12 = 5 x (8 x 12)
90 +………. = 66 +………. ……. x …… = …… x …..
……………. =…………….. ……………. = …………..
4. 37 + 23 + 45 =………………. 9. 4 x 9 x 8 = …………..
(37 + 23 )+ 45 = 37 + (23 +45) (4 x 9) x 8 = 4 x (…. x ….)
…………+….=……+……… ……. x …… = ……. x ……..
……………..=……………… …………… = ……………..
5. 30 + 20 + 40 =………………. 10. 4 x 10 x 6 = …………..
(30 + 20 )+ 40 = 30 + (20 +40) (4 x 10) x 6 = 4 x (…. x ….)
…………+….=……+……… ……. x …… = ……. x ……..
……………..=……………… …………… = ……………..
85
Kunci jawaban LTS
1. 74 + 42 + 59 = 175 6. 8 x 3 x 50 = 1200
(74 + 42) + 59 = 74 + (42 + 59) ( 8 x 3 ) x 50 = 8 x( 3 x 50 )
116 + 59 = 74 + 105 24 x 50 = 8 x 150
175 = 175 1200 = 1200
2. 80 + 63 + 77 = 220 7. 6 x 7 x 5 = 210
(80 + 63 ) +77 = 80 + (63 + 77) (6 x 7) x 5 = 6 x (7 x 5)
143 + 77 = 80 + 140 42 x 5 = 6 x 35
220 = 220 210 = 210
3. 66 + 24 + 71 = 161 8. 5 x 8 x 12 = 480
(66 +24 ) + 71 = 66 + (24 +71 ) (5x 8) x 12 = 5 x (8 x 12)
90 + 71 = 66 + 95 40 x 12 = 5 x 96
161 = 161 480 = 480
4. 37 + 23 + 45 = 105 9. 4 x 9 x 8 = 288
(37 + 23 )+ 45 = 37 + (23 +45) (4 x 9) x 8 = 4 x (9 x 8)
60 + 45 = 37 + 68 36 x 8 = 4 x 72
105=105 288 = 288
5. 30 + 20 + 40 = 90 10. 4 x 10 x 6 = 240.
(30 + 20 )+ 40 = 30 + (20 +40) (4 x 10) x 6 = 4 x (10 x 6)
50 + 40 = 30 +60 40 x 6 = 4 x 60
90 .= 90 240 = 240
86
LAMPIRAN 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS 3
Nana sekolah : MI AL Istiqomah
Mata pelajaran : Matematika
Kelas/ Semester : 1V/ 1
Pertemuan ke : 3
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
1.Standar kompetensi :
2. Memahami dan menggunakan sifat- sifat oprasi hitung bilangan bulat
dalam pemecahan masalah.
II Kompetensi Dasar :
2. 1. Menggunakan sifat- sifat oprasi hitung
III. Indikator
1. menggunakan sifat Distributif (penyebaran) perkalian terhadap
penjumlahan.
IV . tujuan pembelajaran
Setelah proses pembelajaran dengan menggunakan metode dril diharapkan
:
3. Siswa dapat menggunakan sifat Distributif (penyebaran) perkalian
terhadap penjumlahan. (kerja keras, cinta ilmu, kreatif)
V. Materi Pembelajaran
A. Materi Pokok : Sifat-sifat operasi hitung
B.Sub Materi Pokok : Sifat Distributif (penyebaran)
C.Deskripsi sub Materi Pokok
Sifat-sifat operasi Hitung
4. Sifat Distributif (penyebaran)
c. Sifat Distributif (penyebaran) perkalian terhadap penjumlahan.
Sifat Distributif hanya berlaku untuk tiga bilangan misal:a x (b + c)
perhatikan contoh berikut:
1. 4 x (25 + 30) = 4 x 55
= 220
4 x (25 + 30) = (4 x 25) + (4 x 30)
= 100 + 120
= 220
Jadi, 4 x (25 + 30) = (4 x 25) + (4 x 30)
Jadi,jika ada tiga bilangan dikalikan dan dijumlahkan, seperti A x (B + C), maka
hasilnya dapat dicari dengan rumus dibawah ini.
87
Kesimpulan :A x (B + C) = ( A x B ) + (A x C)
A : Bilangan pertama
B : Bilangan kedua
C.Bilangan ketiga
VI. Metode Pembelajaran
3. Metode drill
4. Tugas individu
VII. langkah- langkah pembelajaran
D. P endahuluan ( 10 menit )
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Mengucap salam
dan doa bersama.
Mengabsen siswa
Memotifasi siswa
Apersepsi yaitu
melalui Tanya jawab
guru mengingatkan
kembali tentang
oprasi hitung.
Menyampaikan
tujuan pembelajaran.
Memberikan
penjelasan tentang
sifat distributive dan
pengerjaan secara
individu dan mandiri
Menjawab salam
serta doa bersama
Bersama guru
melakukan
absensi.
Siswa melakukan
gerakan kecil agar
semangat.
Bersama guru
melakukan
apersepsi.
Siswa menyimak
penjelasan.
Siswa menyimak
apa yang
dijelaskan oleh
guru dan
mengerjakan
tugas yang telah
diberikan.
Religious
Disiplin,tertib
Kreatif
Tekun, Mandiri
Disiplin , Tekun
Disiplin, Tekun,
Rasa ingin tahu.
E. Kegiatan inti
d. 1 Eksplorasi (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Mengajukan
pertanyaan kepada
siswa tentang
bilangan bulat.
Siswa
menjawab
pertanyaan.
Kerja keras,
cinta ilmu.
88
Memberikan
kesempatan pada
siswa untuk
menjelaskan
tentang sifat bilang
bulat khususnya
sifat distributive .
Siswa belajar
menjelaskan
meskipun ada
yang salah.
Kerja keras,
cinta ilmu,
tekun
b. 2 Elaborasi (30 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Menjelaskan
kembali kepada
siswa tentang
sifat-sifat
bilangan bulat
serta
membagikan soal
untuk dikerjakan
cara individu dan
mandiri
Guru berkeliling
untuk
mengamati,
memotivasi serta
membantu siswa
yang
memerlukan
bantuan.
Menugaskan
siswa untuk
mengerjakan soal
yang berkaitan
dengan sifat
hitung distributif
perkalian
terhadap
penjumlahan
secara individu.
Guru menyuruh
siswa yang telah
selesai
mengerjakan soal
untuk melakukan
Siswa menyimak
penjelasan serta
mengerjakan tugas
secara individu .
Setiap individu
dapat bertanya
tentang hal-hal
yang dirasakan
sulit.
Siswa
menyelesaikan
soal-soal yang
diberikan oleh
guru.
Siswa
mempersentasikan
nya di depan kelas
Tekun, rasa
ingin tahu,
kritis.
Cinta ilmu,
kritis, rasa
ingin tahu.
Tekun, kerja
keras.
Tekun, kerja
keras.
89
presentase.
c. 3 Konfirmasi (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter
Guru bersama siswa
membuat kesimpulan
yang berkaitan dengan
sifat oprasi hitung
Distributif perkalian
terhadap penjumlahan.
Guru mengadakan
refleksi dengan
menanyakan kepada
siswa tentang hal-hal
yang dirasakan siswa,
materi apa yang belum
difahami dengan baik,
kesan dan pesan selama
mengikuti
pembelajaran.
Siswa bersama guru
membuat
kesimpulan .
Siswa berkomentar
dan bertanya
tentang materi yang
belum difahami
serta menulis kesan
dan pesan selama
mengikuti
pembelajaran.
Tekun, mandiri,
cinta ilmu,
kerja keras.
Tekun, mandiri,
cinta ilmu,
kerja keras.
F. Penutup (10 menit)
Kegiatan Guru Kegiatan siswa Nilai Karakter
Guru dan siswa
membuat kesimpulan
akhir tentang materi sifat
oprasi hitung Distributif
perkalian terhadap
penjumlahan.
Guru memberikan
penilaian hasil kerja
siswa secara individu.
Guru membagikan
kepada siswa lembar
tugas (LTS) atau PR.
Guru menginformasikan
materi yang akan
dibahas pada pertemuan
berikutnya.
Siswa menulis
kesimpulan akhir
pembelajaran pada
buku masing-
masing.
Siswa mendapat
nilai dari performen
maupun kelompok.
Siswa mengerjakan
tugas yang
diberikan oleh guru
dirumah.
Siswa membaca
materi yang akan
dibahas pada
pertemuan berikut
Tekun, mandiri,
cinta ilmu, kerja
keras.
Cinta ilmu, disiplin,
tekun.
Tekun, disiplin.
Tekun, mandiri,
kerja keras, disiplin.
90
dirumah.
Media / alat dan sumber belajar
4. Buku matematika kelas IV
5. Lembar kerja siswa (lks)
6. Lembar tugas siswa (lts)
Penilaian
3. Penilaian dilakukan pada saat siswa melakukan persentasi yaitu
keterlibatan dan keaktipan siswa serta partisipasi siswa selama proses
pembelajaran.
4. Penilaian didasarkan pada hasil kerja siswa seperti penyelesaian
permasalahan lembar kerja dan lembar tugas atau latihan.
Indicator Tehnik Bentuk Bentuk Instrumen
Menggunakan
sifat distributif
perkalian
terhadap
penjumlahan.
Tes Tertulis
Isian
1. 5 x (13 + 27)= (5 x 13) + (5 x 27)
= ……… + ……….
= ………….
2. 4 x (15 + 85)= (4 x 15) + (4 x 85)
= ……….+ ……….
= …………….
3. (17 x 55) + (17 x 45) = 17 x (55 + 45)
= ……x …..
= ………….
4. (21 x 3) + (21 x 17) = 21 x (3 + 17)
= ……. x ……
= ……………
Mengetahui Tangerang, Agustus 2013
Dosen Pembiming Peneliti,
Maifalinda Fatra, M.Pd Iah Samsiah
NIP:19700528 199603 2 002 NIM:809018300353
91
URAIAN MATERI
Sifat-sifat operasi Hitung
1. Sifat Distributif (penyebaran)
Sifat Distributif (penyebaran) perkalian terhadap penjumlahan.
Sifat Distributif hanya berlaku untuk tiga bilangan misal:a x (b + c)
perhatikan contoh berikut:
1. 4 x (25 + 30) = 4 x 55
= 220
4 x (25 + 30) = (4 x 25) + (4 x 30)
= 100 + 120
= 220
Jadi, 4 x (25 + 30) = (4 x 25) + (4 x 30)
2. (6 x 12) + (6 x 75) = 6 x (12 + 75)
= 72 + 75
= 147
Jadi,jika ada tiga bilangan dikalikan dan dijumlahkan, seperti A x (B + C), maka
hasilnya dapat dicari dengan rumus dibawah ini.
Kesimpulan: A x (B + C) = ( A x B ) + (A x C)
A : Bilangan pertama
B : Bilangan kedua
C.Bilangan ketiga
92
LAMPIRAN 6
LEMBAR KERJA SISWA (SOAL SIKLUS III)
Kerjakan soal sifat distributive dibawah ini!
1. 5 x (13 + 27)= (5 x 13) + (5 x 27)
= ……… + ……….
= ………….
2. 4 x (15 + 85)= (4 x 15) + (4 x 85)
= ……….+ ……….
= …………….
3. (17 x 55) + (17 x 45) = 17 x (55 + 45)
= ……x …..
= ………….
4. (21 x 3) + (21 x 17) = 21 x (3 + 17)
= ……. x ……
= ……………
5. 8 x (10 + 20)= (8 x 10) + (8 x 20)
= ……… + ……….
= ………….
6. 3 x (11 + 25)= (3 x 11) + (3 x 25)
= ……….+ ……….
= …………….
7. (15 x 30) + (15 x 40) = 15 x (30 + 40)
= ……x …..
= ………….
8. (2 x 10) + (2 x 8) = 2 x (10 + 8)
= ……. x ……
= ……………
9. (5 x 50) + (5 x 20) = 5 x (50 + 20)
= ……x …..
= ………….
10. (10 x 4) + (10 x 12) = 10 x (4 + 12)
= ……. x ……
93
= ……………
Kunci jawaban !
1. 5 x (13 + 27)= (5 x 13) + (5 x 27)
= 65 + 135
= 200
2. 4 x (15 + 85)= (4 x 15) + (4 x 85)
= 60 + 340
= 400
3. (17 x 55) + (17 x 45) = 17 x (55 + 45)
= 17 x 100
= 1700
4. (21 x 3) + (21 x 17) = 21 x (3 + 17)
= 21 x 20
= 420
5. 8 x (10 + 20)= (8 x 10) + (8 x 20)
= 80 + 160
= 240
6. 3 x (11 + 25)= (3 x 11) + (3 x 25)
= 33 + 75
= 108
7. (15 x 30) + (15 x 40) = 15 x (30 + 40)
= 15 x 70
= 1050
8. (2 x 10) + (2 x 8) = 2 x (10 + 8)
= 2 x 18
= 36
9. (5 x 50) + (5 x 20) = 5 x (50 + 20)
= 5 x 70
= 350
10. (10 x 4) + (10 x 12) = 10 x (4 + 12)
= 10 x 16
= 160
94
LAMPIRAN 7
NILAI SIKLUS I
No Resp.
Butir Soal
Jumlah Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 70
2 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 5 50
3 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 70
4 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 5 50
5 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 7 70
6 1 1 0 0 0 1 0 1 0 1 5 50
7 1 1 1 0 0 0 1 1 0 1 6 60
8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80
9 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 7 70
10 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 70
11 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 6 60
12 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7 70
13 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 80
14 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 7 70
15 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 6 60
16 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 5 50
17 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 6 60
18 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 70
19 1 1 0 1 0 1 1 0 0 0 5 50
20 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 6 60
21 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 80
22 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 6 60
23 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 7 70
24 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 5 50
25 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 5 50
26 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 70
27 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 60
28 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 5 50
29 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 70
30 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80
Rata-Rata 63.67
95
LAMPIRAN 8
NILAI SIKLUS II
No
Resp
BUTIR SOAL
Jumlah Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 7 70
2 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 6 60
3 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 70
4 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 6 60
5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80
6 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 80
7 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 7 70
8 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80
9 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 8 80
10 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80
11 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 6 60
12 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 80
13 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 80
14 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90
15 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 6 60
16 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80
17 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 6 60
18 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 70
19 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 6 60
20 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 80
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90
22 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 80
23 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80
24 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 7 70
25 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 6 60
26 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 80
27 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 80
28 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 6 60
29 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 7 70
30 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80
Rata-Rata 73.33
96
LAMPIRAN 9
NILAI SIKLUS III
No
Resp
Butir Soal
Jumlah Skor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 8 80
2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80
3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 8 80
4 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 80
5 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 90
6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90
7 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 7 70
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 90
12 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 8 80
13 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 90
14 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 90
15 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 7 70
16 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80
17 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 7 70
18 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 8 80
19 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 8 80
20 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 8 80
21 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 100
22 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 90
23 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80
24 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 8 80
25 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 8 80
26 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 80
27 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 8 80
28 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 7 70
29 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 90
30 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 8 80
Rata-Rata 83
97
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN GURU
No. Kegiatan Guru Skor
4 3 2 1
Pendahuluan
1 Memberi salam ketika masuk kelas
2 Memeriksa kehadiran siswa
3 Mengajak siswa berdo’a bersama
4 Menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan
pembelajaran
5 Melakukan apersepsi
Jumlah
Kegiatan Inti
6 Memulai pembelajaran dengan bertanya
kepada siswa yang ditunjuk
7 Menggunakan media pembelajaran untuk
menyampaikan materi pembelajaran
8 Menyampaikan materi sesuai dengan tujuan
pembelajaran dan kompetensi yang akan
dicapai
9 Pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu
yang ditetapkan
10 Pengawasan secara seksama terhadap semua
kelompok
11 Mengarahkan siswa terhadap kesulitan
menyelesaikan tugas
12 Mengarahkan siswa untuk menggunakan
media pembelajaran
13 Memberikan penguatan dan reward terhadap
hasil belajar siswa
14 Memberikan evaluasi untuk mengetahui
keberhasilan siswa
Jumlah
Penutup
17 Membuat catatan untuk mengadakan refleksi
bersama siswa
18 Melakukan tindak lanjut dengan
memberikan tugas atau pengulangan
29 Menyampaikan rencana pembelajaran untuk
pertemuan selanjutnya
98
Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI KEGIATAN SISWA
No. Kegiatan Siswa Skor
4 3 2 1
Pendahuluan
1 Menjawab salam
2 Berdo’a bersama
3 Memperhatikan dan menyimak penjelasan
guru
4 Membentuk kelompok sesuai petunjuk guru
Jumlah
Kegiatan Inti
6 Berdiskusi untuk menjawab pertanyaan guru
7 Menggunakan media pembelajaran untuk
menyelesaikan tugas
8 Mencatat hasil kerja kelompok
9 Bertanya kepada guru atau rekan kelompok
jika ada hal yang belum dipahami
10 Melaporkan hasil kerja kelompok
11 Mengerjakan tugas
12 Berpartisifasi dalam kelompok
Jumlah
Penutup
13 Mencatat kesimpulan materi pembelajaran
Jumlah
99
LAMPIRAN 10
GAMBAR AKTIVITAS PER SIKLUS
Gambar 1. Guru sedang membagikan lembar tugas kepada siswa untuk dikerjakan
Gambar 2. Guru sedang memberikan penjelasan kepada siswa yang memerlukan
bantuan dalam kelompok kerja siswa
100
Gambar 3. Guru sedang memberikan bimbingan khusus kepada siswa yang belum
mengerti
Gambar 4. Guru memberikan penjelasan secara umum di papan tulis
101
Gambar 5. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab soal
Gambar 6. Guru mengarahkan siswa dalam menjawab soal di papan tulis
102
Gambar 7. Guru sedang mengabsen siswa seblum dimulai pembelajaran sekaligus
memberikan penjelasan tugas yang diberikan kepada siswa
Gambar 8. Guru memberikan ilustrasi dalam menjawab soal dengan benar