penerapan media wayang untuk meningkatkan …digital.library.ump.ac.id/102/2/11. penerapan...

16
83 PENERAPAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI BAGI PENUTUR ASING TINGKAT MADYA Khaerunnisa 1 , Mulia Ayu Masna 1 , Rina Nuryani 2 Universitas Muhammadiyah Jakarta 1 STKIP Muhammadiyah Bogor 2 [email protected] [email protected] [email protected] Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengajar BIPA yang mengalami kesulitan dalam peningkatan dan penggunan media yang tepat dalam pembelajaran BIPA. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil dan aktifitas belajar mahasiswa asing di Univesitas Muhammadiyah Jakarta dalam menulis deskripsi menggunakan media wayang. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian actionresearch. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media wayang ini diharapkan mahasiswa asing akan lebih mudah dalam proses pembelajaran menulis deskripsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media wayang dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi bagi penutur asing. Hal ini dapat dibuktikan dari data yang diperoleh saat prasiklus, dimana hanya terdapat 55% mahasiswa asing yang dinyatakan mampu menulis deskripsi. Setelah diadakan tindaka dengan menggunakan media wayang kemampuan menulis deskripsi mengalami peningkatan. Pada siklus I jumlah mahasiswa asing yang dinyatakan mengerti adalah 72 % dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 85%. Dari hasil penelitian ini, terbukti bahwa penggunaan media pembelajaran wayang dinilai berhasil dan dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi mahasiswa asing kelas BIPA Universitas Muhammadiyah Jakarta. Kata Kunci : Menulis deskripsi, Pembelajaran BIPA, Media Wayang A. Pendahuluan Pembelajaran berasal dari kata “belajar”, sedangkan pengajaran berasala dari “mengajar”. Dengan demikian istilah pembelajaran berfokus pada proses mengajar. Jadi, pengajaran BIPA berarti pengajarkan bahasa indonesia bagi penutur asing. Khaerunnisa (2007:35) Menjelaskan bahwa Pembelajaran Bahasa indonesia bagi penutur asing (BIPA) pada dasarnya

Upload: others

Post on 10-Feb-2021

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 83

    PENERAPAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN

    KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI BAGI PENUTUR ASING

    TINGKAT MADYA

    Khaerunnisa1, Mulia Ayu Masna1, Rina Nuryani2 Universitas Muhammadiyah Jakarta1

    STKIP Muhammadiyah Bogor2 [email protected]

    [email protected] [email protected]

    Abstrak

    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengajar BIPA yang mengalami kesulitan dalam peningkatan dan penggunan media yang tepat dalam pembelajaran BIPA. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil dan aktifitas belajar mahasiswa asing di Univesitas Muhammadiyah Jakarta dalam menulis deskripsi menggunakan media wayang. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian actionresearch. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media wayang ini diharapkan mahasiswa asing akan lebih mudah dalam proses pembelajaran menulis deskripsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media wayang dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi bagi penutur asing. Hal ini dapat dibuktikan dari data yang diperoleh saat prasiklus, dimana hanya terdapat 55% mahasiswa asing yang dinyatakan mampu menulis deskripsi. Setelah diadakan tindaka dengan menggunakan media wayang kemampuan menulis deskripsi mengalami peningkatan. Pada siklus I jumlah mahasiswa asing yang dinyatakan mengerti adalah 72 % dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 85%. Dari hasil penelitian ini, terbukti bahwa penggunaan media pembelajaran wayang dinilai berhasil dan dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi mahasiswa asing kelas BIPA Universitas Muhammadiyah Jakarta.

    Kata Kunci : Menulis deskripsi, Pembelajaran BIPA, Media Wayang

    A. Pendahuluan Pembelajaran berasal dari kata “belajar”, sedangkan pengajaran

    berasala dari “mengajar”. Dengan demikian istilah pembelajaran berfokus

    pada proses mengajar. Jadi, pengajaran BIPA berarti pengajarkan bahasa

    indonesia bagi penutur asing. Khaerunnisa (2007:35) Menjelaskan bahwa

    Pembelajaran Bahasa indonesia bagi penutur asing (BIPA) pada dasarnya

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]

  • 84

    menurupakan suatu proses perilaku belajar yang mengarah pada

    pembangkitan dan pengkondisian motivasi pembelajaran untuk mampu

    menguasai bahasa indonesia secara baik dan benar penguasaan bahasa

    Indonesia ini, baik meliputi kemampuan penguasaan kosakata, pengucapan

    lafal, tata bahasa, ataupun penguasaan struktur bahasa indonesia. BIPA

    merupakan program dari badan pengembangan dan pembinaan bahasa yang

    sudah cukup lama dikembangkan dalam kelas pembelajaran oleh berbagai

    peguruaan tinggi di Indonesia. Dalam program BIPA, mengajarkan mengenai

    empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan

    menulis. Selain empat keterampilan berbahasa tersebut program BIPA juga

    mengajarkan mengenai budaya Indonesia. Pembelajar tidak sekadar belajar

    meningkatkan kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tetapi juga

    belajar mengenal kebudayaan Indonesia.

    Dalam hal ini, upaya peningkatan pembelajaran BIPA yang mejadi

    target pelaksanaan adalah keterampilan menulis. Menulis merupakan perintah

    langsung dari Allah SWT. Hal ini terdapat pada surat Al- Alaq ayat 4 dan 5.

    مَ (٥) َّ نَسٰـ ۡإلِ ٱ َعل َمۡ َما نَ َعۡ ل َمۡ ی مَ (٤) ل َّ َِمىلۡ ٱبِ َعل َل ذِ ٱ ق َّ ل

    Alladzii ‘allama bilqalam ‘yang mengajar manusia dengan pena’ (ayat 4).

    ‘Allamal insaana maa lam ya’lam ‘yang mengajar manusia apa yang

    belum diketahui (manusia)’ (ayat 5). Pada kedua ayat ini, dapat dipahami

    bahwa Allah mengajarkan dengan pena, mengajarkan menulis, mengajari

    manusia tentang hal-hal (pengetahuan) yang belum diketahui sebelumnya.

    Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang dalam

    mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis. Jenis

    karangan yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

    Karangan deskripsi merupakan karangan yang berisi gambaran mengenai hal

    (keadaan), sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau

    merasakan hal tersebut. Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya

    dengan melibatkan kesan indera.

  • 85

    Evawina (2013:7) descriptive paragraph is a paragraph vividly portrays a

    person, place, or thing in such a way that the reader can visualize the topic

    and enter into the writer’s experience.

    Evawina mejelaskan bahwa Paragraf deskriptif adalah sebuah paragraf

    dengan jelas menggambarkan seseorang, tempat, atau benda sedemikian rupa

    sehingga pembaca dapat memvisualisasikan topik tersebut dan masuk ke

    dalam pengalaman penulis.Keterampilan menulis karangan deskripsi pada

    hakikatnya merupakan keterampilan yang dapat berkembang jika ada media

    yang membantu dalam menuliskan serta mengembangkan ide-idenya.

    Kenyataannya dalam proses pembelajaran menulis karangan deskripsi

    ditemukan permasalahan baik yang bersumber dari pengajar, pembelajar dan

    tidak adanya media yang digunakan.

    Masalah-masalah yang ditemukan saat kegiatan observasi antara lain:

    (1) Pembelajaran cenderung berpusat pada pengajar, mahasiswa asing hanya

    mendengarkan tanpa ada interaksi dengan pengajar (teacher centered); (2)

    mahasiswa kesulitan dalam menemukan tema dan memilih kata-kata awal

    yang akan dituangkan dalam karangan mereka karena hal itu masih abstrak

    baginya; (3) kedala mahasiswa asing yang rendahdalam penguasahan bahasa

    Indonesia; (4) pengajar kurang termotivasi untuk menggunakan media

    pembelajaran yang bervariasi.

    Berdasarkan masalah-masalah di atas, perlu adanya inovasi baru untuk

    peningkatan karangan menulis deskripsi mahasiswa asing, peneliti

    mengunakan media pembelajaran. Media pembelajaran secara umum sebagai

    alat bantu proses belajar mengajar. Media merupakan segala sesuatu yang

    dapat digunakan untuk merangsang pemikiran, perasaan, perhatian, dan

    kemampuan atau keterampilan pembelajaran, sehingga dapat mendorong

    terjadinya proses belajar. Menurut Sanjaya (2006:163) mengemukakan bahwa

    media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk

    mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan

    sebagainya. Alat-alat tersebut jika digunakan dan diprogram untuk

    pendidikan merupakan media pembelajaran. Untuk dapat meningkatkan

    keterampilan menulis diperlukan media yang tepat guna dalam

  • 86

    mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran. Peneliti

    menggunakan media pembelajaran wayang. wayang menurut Bausastra Jawi

    dalam Yasasusastra (2011:1) adalah bentuk atau rupa yang terjadi disebabkan

    dari barang yang terkena sorot, atau perwujudan orang atau barang lainnya

    yang dibuat dari kulit. Alasan peneliti mengunakan media wayang ini dengan

    pertimbangan media akan lebih membantu pembelajar tertarik mempelajari

    bahasa Indonesia sekaligus bahasa Indonesia. Selain mempermudah dalam

    meningkatkan keterampilan menulis deskripsi, secara tidak langsung

    penggunaan media wayang dapat memperkenalkan seni budaya Indonesia.

    Berdasarkan uraian di atas peneliti menggunakan media pembelajaran

    wayang untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi.

    Dalam penelitian ini peneliti menfokuskan masalah pada peningkatan

    keterampilan menulis deskripsi menggunakan media wayang bagi penutiur

    asing serta merumuskan dalam dua katogori yaitu: 1) Apakah penerapan

    media wayang dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi

    bagi pembelajar? 2).Berapa besar peningkatan keterampilan menulis

    karangan deskripsi menggunakan media wayang?Sesuai dengan rumusan

    masalah yang dikemukakan Secara umum penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui, peningkatan keterampilan menulis karangan deskipsi pada

    pembelajar.

    Keterampilan menulis deskripsi pada mahasiswa asing masih sangat

    rendah. Mahasiswa asing seringkali merasa kesulitan ketika melakukan

    pembelajaran menulis deskripsi, sehingga pengajar sangat berperan dalam

    membantu mahasiswa asing yang mengalami hambatan tersebut. Rendahnya

    kemampuan menulis deskripsi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.

    Faktor-faktor tersebut antara lain datang dari pengajar dan mahasiswa asing

    itu sendiri. Pengajar masih kurang kreatif dalam memanfaatan media

    pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran adalah salah satu faktor yang

    berpengaruh besar dalam keberhasilan pembelajaran.

    Selama ini pembelajaran menulis karangan deskripsi masih dilakukan

    pengajar dengan metode ceramah dan pemberian tugas yang membuat

    pembelajar cepat merasa bosan dan tidak semangat, sehingga menyebabkan

  • 87

    motivasi pembelajar dalam mengikuti pelajaran juga rendah. Oleh karena itu,

    pembelajar menjadi kurang terampil dan kurang kreatif dalam menuangkan

    ide dan gagasannya. Kurangnya penjelasan, latihan, bimbingan, dan

    jarangnya penggunaan media pembelajaran dari pengajar mengakibatkan

    pemahaman pembelajar terhadap pembelajaran menulis karangan deskripsi

    menjadi tidak maksimal. Selain itu, minimnya kosakata yang dikuasai

    pembelajar mengakibatkan mereka mengalami kesulitan dalam menulis

    karangan deskripsi. Berangkat dari kondisi real tersebut kemudian muncul

    inisiatif untuk mengupayakan perbaikan untuk mengatasi hambatan-hambatan

    yang dialami pembelajar dalam pembelajaran menulis deskripsi ini adalah

    dengan menggunakan wayang sebagai media untuk membantu pembelajar

    dalam pembelajaran sekaligus memperkenalkan seni kebudayaan Indonesia.

    Hal ini, dikarenakan pembelajar dapat melihat serta mendengar secara

    langsung pembelajarannya. Media wayang yang diperagakan secara langsung

    akan lebih nyata, menarik perhatian, dan menyenangkan, sehingga pembelajar

    lebih lancar dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan deskripsi.

    Dengan dasar tersebut diharapkan media wayang akan dapat meningkatkan

    keterampilan menulis karangan deskripsi. Berdasarkan beberapa alasan

    tersebut, maka dilaksanakan penelitian ini sebagai tindakan perbaikan

    pembelajaran sebelumnya. Hambatan-hambatan yang dialami pembelajar

    dalam menulis karangan deskripsi diharapkan dapat teratasi dengan

    menggunakan media wayang, sehingga hasil yang dicapai pembelajar

    menjadi optimal.

    B. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian

    Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

    Menurut pengertian Arikunto (2010: 129) Penelitian Tindakan Kelas

    (Classroom action research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru

    ke kelas atau di sekolahan tempat ia mengajar dengan penekanan pada

    peyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran.

  • 88

    Peneliti harus mengadakan kerjasama secara kolaboratif dengan pihak

    lain yang masih menyangkut permasalahan yang akan diteliti.

    2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas

    Muhammadiyah Jakarta Jln. K. H. Ahmad Dahlan Cirendeu Ciputat.

    Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun

    2017/2018

    3. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui tahapan berbagai siklus.

    Keberhasilan tidakan kelas ini mengunakan media wayang sebagai media

    peningkatan menulis deskripsi dalam pembelajaran kelas BIPA.

    Mengingat penelitian tindakan ini dilaksanakan di dalam kelas maka

    metode yang digunakan adalah metode classroom action research

    (Penelitian Tindakan Kelas). Metode tersebut dipilih atas dasar untuk

    menguji keadaan ilmiah kelas BIPA di Universitas Muhammadiyah

    Jakarta, yang memiliki motivasi dan penguasaan bahasa Indonesia yang

    cukup rendah dikarenakan bahasa Ibunya berbeda, ketika mereka

    melakukan kegiatan belajar.

    Rancangan intervensi tindakan yang digunakan untuk

    memperoleh data atau informasi tentang kondisi mahasiswa BIPA yaitu

    dengan menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Menurut

    Arikunto (2010: 138-140) model Kemmis dan Mc Taggart dalam satu

    siklus atau putaran terdiri dari empat komponen meliputi: Perencanaan

    (planning), Pelaksanaan tindakan, Pengamatan (observasi), Refleksi

    (reflecting).

    4. Prosedur Tindakan Penelitian ini menggunakan 3 langkah peningkatan sesuai dengan

    metode penelitian PTK. Langkah-langkah tersebut adalah 1) Pra Siklus

    pembelajaran menulis deskripsi tanpa media untuk mengetahui

    kemampuan mahasiswa asing 2) Siklus l pembelajaran menulis deskripsi

    menggunakan media wayang 3) Siklus ll pembelajaran menulis deskripsi

  • 89

    menggunakan media wayang yang di kembangkan lagi untuk mencapai

    nilai yang optimal.

    5. Teknik Pengambilan Data Teknik pengambilan data ini menggunakan dua teknik yang

    teknik tes dan Non tes. Teknik tes ada dua yaitu 1)Pre tas diartikan

    sebagai kegiatan menguji tingkat pengetahuan mahasiswa asing terhadap

    materi yang disampaikan.

    Dalam penelitian ini peneliti mengunakan pre tes uji coba soal

    untuk mengetahui kemampuan mahasiswa asing yang disesuaikan

    dengan standardisasi Common European Framework of Reference for

    Languages (CEFR).2) Tes yaitu Tes yang digunakan untuk pengumpulan

    data berupa tes esai menulis deskripsi. Pemberian tes bertujuan

    mengungkapkan pemahaman mahasiswa asing terhadap materi menulis,

    serta untuk mengetahui ketercapaian indikator menulis

    deskripsi.sedangkan teknik nontes yaitu menggunakan observasi atau

    pengamatan dalam aktivitas kegiatan pembelajaran menulis deskripsi dan

    dokumentasi yang merupakan dokumen penelitian yang berisi data-data

    faktual.

    1. Teknik Analisis data

    Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

    peningkatan kemampuan menulis deskripsi mahasiswa asing di

    Univesitas Muhammadiyah Jakarta oleh peneliti dan pengajar BIPA.

    Maka teknik analisis yang digunakaan dalam menganalisis data yang

    telah terkumpul dilakukan penghitungan skor menulis deskripsi yang

    telah didapat dari mahasiswa asing selaku penutur asing.

    Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana

    yaitu sebagai berikut. Untuk mengetahui rata-rata dapat dihitung dari

    hasil ketuntasan menulis deskripsi menggunakan rumus dalam

    Nurgiyantoro (2016: 243) sebagai berikut:

    Rumus:

    ∑× X =

    N

  • 90

    Keterangan:

    X = Nilai rata-rata

    ∑× = Jumlah skor

    N = Jumlah anak

    Sedangkan keberhasilan akan dihitung dari nilai rata-rata

    menggunakan rumus, sebagai berikut;

    Interval Persentase Tingkat Penguasaan

    Nilai Ubahan Skala Empat Keterangan 1-4 D-4

    86-100 4 A BaikSekali 76-85 3 B Baik 56-74 2 C Cukup 10-55 1 D Kurang

    Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat

    Rumus :

    Keterangan :

    P = Persentase kenaikan

    ∑ M× = Jumlah rata-rata skor

    ∑N = Total skor maksimum

    Pada analisis ini akan diketahui perubahan kenaikan menulis

    deskripsi dengan menggunakan media wayang pada mahasiswa asing

    pada awal dan setelah diberikan tindakan pada siklus l dan siklus ll serta

    ditentukan apakah penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.

    C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Peneliti melaksanakan tas awal pada saat pertemuan pertama

    observasi penelitian yaitu Pre tets menulis untuk mengetahui kemampuan

    mahasiswa asing, setelah diketahui kemampuannya kurang, peneliti

    menggunakan uji kemahiran dalam pertemuan yang kedua untuk mengetahui

    = × 100

  • 91

    katagori tingkatan pembelajar, uji kemahiran kebahasaan bertujuan untuk

    mengetahui kemampuan mahasiswa asing yang disesuaikan dengan

    standardisasi Common European Framework of Reference for Languages

    (CEFR), kemudian dinilai sesuai perkatagori CEFR untuk mengetahui

    tingkatan pemula, madya atau lanjut.

    Dari hasil diatas pre tets menujukan hasil bahwa tingkat kemampuan

    mahasiswa asing ada didalam katogari tingkat madya.

    Pra Siklus

    Hasil Persentase Kriteria Ketuntasan Minimal

    0.0

    10.0

    20.0

    30.0

    40.0

    50.0

    60.0

    70.0

    80.0

    90.0

    100.0

    Semenjana A1 Madya B1 Lanjut C1

    Hasil Penilaian Kemahiran Berbahasa

    No Kriteria Ketuntasan Minimal Jumlah Mahasiswa Persentase (%)

    1 Baik Sekali (86-100) 0 Orang 0%

    2 Baik (76-85) 0 Orang 0%

    3 Cukup (56-74) 2 Orang 33%

    4 Kurang (10-55) 4 Orang 67%

    Jumlah mahasiswa 6 Orang 100%

  • 92

    Berdasarkan hasil prasiklus di atas, diketahui bahwa skor rata-rata

    yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan. Dari data tabel di atas diketahui

    bahwa skor rata-rata mahasiswa asing secara keseluruhan baru mencapai

    55,7. Skor rata-rata tersebut masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal

    (KKM) pembelajaran menulis bagi penutur asing dan kriteria keberhasilan

    penelitian, yaitu 75. Hasil tes tersebut menunjukkan hasil yang kurang

    optimal mahasiswa asing belum mampu mencapai KKM.

    Dari data di atas, menunjukkan bahwa keberhasilan proses menulis

    deskripsi mahasiswa asing masih kurang. Hal ini peneliti mencoba mengatasi

    permasalahan tersebut dengan menggunakan media wayang untuk

    meningkatkan kemampuan menulis deskripsi mahasiswa asing. Dengan

    digunakannya media ini, diharapkan mahasiswa asing lebih tertarik dan

    bersemangat dalam proses pembelajaran menulis deskripsi, sehingga hasilnya

    akan meningkat.

    Kegiatan Pembelajaran Pra Siklus

  • 93

    Siklus l

    Hasil Persentase Kriteria ketuntasan Minimal

    No Kriteria Ketuntasan Minimal

    Jumlah

    Mahasiswa Persentase (%)

    1 Baik Sekali (86-100) 0 Orang 0%

    2 Baik (76-85) 3 Orang 50%

    3 Cukup (56-74) 3 Orang 50%

    4 Kurang (10-55) 0 Orang 0%

    Jumlah Siswa 6 Orang 100%

    Setelah diadakan perlakuan tindakan dengan menggunakan media

    wayang dalam menulis deskripsi, pada siklus I sebanyak dua pertemuan,

    peneliti bersama Pengajar BIPA sebagai kolaborator melakukan analisis dan

    evaluasi hasil perlakuan tindakan. Tujuan dari refleksi ini adalah untuk

    mengetahui pelaksanaan tindakan dan mengamati terjadinya peningkatan

    hasil dan proses belajar menuju ke pencapaian tujuan. Oleh karena itu,

    refleksi untuk siklus I dapat dilihat baik secara proses maupun penggunaan

    media wayang.

    Secara umum, pelaksanaan pembelajaran menggunakanmedia wayang

    dalam menulis deskripsi untuk siklus I ini cukup baik meskipun masih ada

    kekurangan, terutama dari mahasiswa asing. Hasil pengamatan siklus I

    menunjukkan adanya perubahan dalam perilaku mahasiswa asing.

    peningkatan keterampilan mahasiswa asing dalam menulis deskripsi

    ditunjukkan dari pemerolehan skor rata-rata hitung hasil kerja mahasiswa

    asing di akhir pertemuan siklus I, yang menunjukkan adanya peningkatan.

    Berdasarkan hasil pengamatan siklus I, diketahui bahwa sebagian besar nilai

    mahasiswa asing meningkat bila dibandingkan dengan nilai yang diperoleh

    dalam pratindakan

  • 94

    Kegiatan Pembelajaran Siklus l

    Siklus ll

    Hasil Persentase Kriteria ketuntasan Minimal

    Pada siklus ini mahasiswa asing tidak lagi mengalami kesulitan dan

    kendala dalam memahami objek, mahasiswa asing lebih mudah menuangkan

    dan mengembangkan ide menjadi karangan deskripsi dengan menerapkan

    media wayang, mahasiswa asing juga tepat waktu dalam mengumpulkan

    tugas. Dengan adanya pengalihan media, dari media gambar ke media objek

    langsung pada pelaksanaan siklus II memberikan dampak yang cukup

    signifikan pada peningkatan segi proses maupun hasil.

    Berdasarkan hasil pemantauan peneliti pada tahap pengamatan siklus

    II ini, diperoleh kesimpulan bahwa tindakan siklus II telah berjalan sesuai

    dengan rencana dan mengalami peningkatan dari siklus I. Beberapa

    No Kriteria Ketuntasan Minimal Jumlah Mahasiswa Persentase (%)

    1 Baik Sekali (86-100) 2 Orang 33%

    2 Baik (76-85) 4 Orang 67%

    3 Cukup (56-74) 0 Orang 0%

    4 Kurang (10-55) 0 Orang 0%

    Jumlah mahasiswa 6 100%

  • 95

    mahasiswa asing yang masih kurang aktif dan kurang bersemangat dalam

    siklus I sudah mulai aktif dan semangat belajar dalam siklus II. Mahasiswa

    asing semakin menemukan kemudahan dalam menemukan dan

    mengembangkan ide menjadi karangan deskripsi dengan menerapkan media

    pembelajaran wayang sebagai media perangsang. Selain itu, mahasiswa asing

    juga semakin menguasai aspek-aspek penulisan deskripsi. Dari segi hasil,

    diketahui bahwa terjadi peningkatan keterampilan menulis deskripsi pada

    mahasiswa asing dikelas BIPA Universitas Muhammadiyah Jakarta setelah

    menggunakan media wayang dalam pembelajaran menulis deskripsi.

    Kegiatan Pembelajaran Siklus ll

    Berdasarkan hasil pengamatan siklus II, diketahui bahwa sebagian

    besar nilai mahasiswa asing meningkat bila dibandingkan dengan nilai yang

    diperoleh dalam siklus I. Mahasiswa asing semakin terampil dalam menulis

    deskripsi dan menguasai aturan penulisan.

    Penerapan media pembelajaran media wayang mampu meningkatkan

    keterampilan menulis deskripsi mahasiswa asing secara bertahap.

    Berdasarkan tabel skor rata-rata pada siklus II dapat diketahui bahwa seluruh

    mahasiswa asing nilainya sudah mencapai ≥ 75. Dengan demikian, ketuntasan

    pembelajaran menulis deskripsi pada siklus II ini mencapai 100%. Dalam

    tahap refleksi ini peneliti menyimpulkan hasil menulis deskripsi mahasiswa

    asing sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal dan tujuan pembelajaran

    telah tercapai. Proses pembelajaran menulis deskripsi sudah baik. Dalam

    mengembangkan karangan deskripsi pun semakin baik. Peneliti memutuskan

  • 96

    bahwa penelitian berhenti pada siklus II karena tujuan pembelajaran sudah

    tercapai.

    D. Kesimpulan Penelitian tindakan kelas BIPA ini dilakukan dalam dua siklus.

    Namun, sebelumnya diadakan pratindakan terlebih dahulu hingga akhir siklus

    II. Peningkatan ini dapat dibuktikan dengan peningkatan yang dialami

    mahasiswa asing yaitu:

    Kualitas pembelajaran menulis deskripsi meningkat dengan

    penggunaan media wayang. Pada saat dilakukan pembelajaran menulis

    deskripsi dengan menggunakan media wayang ini menunjukkan bahwa

    adanya perubahan sikap yang positif terhadap proses pembelajaran menulis

    deskripsi. Dengan penggunaan media pembelajaran media wayang ini para

    mahasiswa asing mulai menemukan kemudahan dalam menemukan ide dan

    mengembangkannya menjadi karangan deskripsi.Selain itu, melalui media

    wayang juga telah menambah pengetahuan mahasiswa asing mengenai

    menulis deskripsi. Dalam aspek penulisan, masih ada beberapa mahasiswa

    yang melakukan kesalahan dalam pemilihan kata, penggunaan kalimat, dan

    penggunaan ejaan serta tanda baca. Meskipun demikian, secara keseluruhan

    hasil tulisan deskripsi mahasiswa asing sudah mulai bisa dipahami. Pada

    siklus II, proses pembelajaran mahasiswa asing dalam menulis deskripsi

    melalui media wayang tersebut, mahasiswa asing semakin aktif dengan

    bertanya kepada pengajar mengenai hal-hal yang kurang dimengerti. Selain

    itu, mahasiswa asing juga lebih semangat dalam mengikuti pelajaran dan

    lebih senang dalam menulis deskripsi. Mahasiswa asing tampak lebih percaya

    diri dan lancar dalam menulis deskripsi sesuai dengan objek yang telah

    ditentukan.

  • 97

    Perkembangan kemampuan meulis deskripsi dari tahap Pra siklus-

    Siklus ll.

    Peningkatan keterampilan menulis deskripsi mahasiswa asing dapat

    dilihat dari peningkatan skor rata-rata deskripsi siswa pada tahap pratindakan

    dengan pascatindakan. Skor rata-rata menulis deskripsi siswa sebelum diberi

    tindakan adalah 55 setelah diberi tindakan pada akhir siklus I skor rata-rata

    menjadi 72 Skor rata-rata menulis deskripsi siswa pada akhir siklus II, yaitu

    85. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan dari prasiklus sampai

    siklus ll yaitu 30.

    Secara keseluruhan pada akhir siklus II ini semua aspek dan kriteria

    menulis deskripsi mahasiswa asing mengalami peningkatan yang cukup

    signifikan. Dari hasil penelitian di atas, terbukti bahwa penggunaan media

    pembelajaranwayang dinilai berhasil dan dapat meningkatkan keterampilan

    menulis deskripsi mahasiswa asing kelas BIPA Universitas Muhammadiyah

    Jakarta.

    E. Persembahan Dengan mengucapkan syukur Alhamdulilah, saya persembahkan

    Artikel ini yang merupakan sebuah karya sebagai ungkapan pengabdian cinta

    0%

    10%

    20%

    30%

    40%

    50%

    60%

    70%

    80%

    90%

    100%

    AC MA MD MZ NI NU

    Prasiklus

    Siklus l

    Siklus ll

  • 98

    yang tulus dan penuh kasih teruntuk Allah SWT yang telah memberikan

    anugerah dan melimpahkan rahmat, hidayah, serta rezeki-Nya sehingga saya

    bisa diberi kesempatan untuk menuntut ilmu hingga sekarang. Serta kepada

    Ayah dan Ibuku tercintan sebagai tanda kasih dan baktiku atas semua kasih

    sayang dan pengorbanan yang telah mereka berikan, yang tak henti-hentinya

    memberikan motivasi dan doanya.

    F. Daftar Pustaka

    Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

    Internasional journal of Academic Researcg in Business and Social Sciences 2017,Vol.7. No.7 ISSN:2222-6990.Kencana.

    Khaerunnisa, 2017. Mosaik Pembelajaran BIPA Strategi, Metode, Teknik, Media, dan Evaluasi. Jakarta: Fakultas Pendidikan UMJ.

    Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Standar Pendidikan. Jakarta:

    Yasasusastra, Syahban J. 2011. Mengenal Tokoh Pewayangan Biografi,Bentuk dan Perwatakannya. Yogyakarta: Pustaka Mahardika