penerapan media wayang untuk meningkatkan …digital.library.ump.ac.id/102/2/11. penerapan...
TRANSCRIPT
-
83
PENERAPAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN
KETERAMPILAN MENULIS DESKRIPSI BAGI PENUTUR ASING
TINGKAT MADYA
Khaerunnisa1, Mulia Ayu Masna1, Rina Nuryani2 Universitas Muhammadiyah Jakarta1
STKIP Muhammadiyah Bogor2 [email protected]
[email protected] [email protected]
Abstrak
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pengajar BIPA yang mengalami kesulitan dalam peningkatan dan penggunan media yang tepat dalam pembelajaran BIPA. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil dan aktifitas belajar mahasiswa asing di Univesitas Muhammadiyah Jakarta dalam menulis deskripsi menggunakan media wayang. metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian actionresearch. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus. Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media wayang ini diharapkan mahasiswa asing akan lebih mudah dalam proses pembelajaran menulis deskripsi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa media wayang dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi bagi penutur asing. Hal ini dapat dibuktikan dari data yang diperoleh saat prasiklus, dimana hanya terdapat 55% mahasiswa asing yang dinyatakan mampu menulis deskripsi. Setelah diadakan tindaka dengan menggunakan media wayang kemampuan menulis deskripsi mengalami peningkatan. Pada siklus I jumlah mahasiswa asing yang dinyatakan mengerti adalah 72 % dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 85%. Dari hasil penelitian ini, terbukti bahwa penggunaan media pembelajaran wayang dinilai berhasil dan dapat meningkatkan keterampilan menulis deskripsi mahasiswa asing kelas BIPA Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Kata Kunci : Menulis deskripsi, Pembelajaran BIPA, Media Wayang
A. Pendahuluan Pembelajaran berasal dari kata “belajar”, sedangkan pengajaran
berasala dari “mengajar”. Dengan demikian istilah pembelajaran berfokus
pada proses mengajar. Jadi, pengajaran BIPA berarti pengajarkan bahasa
indonesia bagi penutur asing. Khaerunnisa (2007:35) Menjelaskan bahwa
Pembelajaran Bahasa indonesia bagi penutur asing (BIPA) pada dasarnya
mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
-
84
menurupakan suatu proses perilaku belajar yang mengarah pada
pembangkitan dan pengkondisian motivasi pembelajaran untuk mampu
menguasai bahasa indonesia secara baik dan benar penguasaan bahasa
Indonesia ini, baik meliputi kemampuan penguasaan kosakata, pengucapan
lafal, tata bahasa, ataupun penguasaan struktur bahasa indonesia. BIPA
merupakan program dari badan pengembangan dan pembinaan bahasa yang
sudah cukup lama dikembangkan dalam kelas pembelajaran oleh berbagai
peguruaan tinggi di Indonesia. Dalam program BIPA, mengajarkan mengenai
empat keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan
menulis. Selain empat keterampilan berbahasa tersebut program BIPA juga
mengajarkan mengenai budaya Indonesia. Pembelajar tidak sekadar belajar
meningkatkan kemampuan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tetapi juga
belajar mengenal kebudayaan Indonesia.
Dalam hal ini, upaya peningkatan pembelajaran BIPA yang mejadi
target pelaksanaan adalah keterampilan menulis. Menulis merupakan perintah
langsung dari Allah SWT. Hal ini terdapat pada surat Al- Alaq ayat 4 dan 5.
مَ (٥) َّ نَسٰـ ۡإلِ ٱ َعل َمۡ َما نَ َعۡ ل َمۡ ی مَ (٤) ل َّ َِمىلۡ ٱبِ َعل َل ذِ ٱ ق َّ ل
Alladzii ‘allama bilqalam ‘yang mengajar manusia dengan pena’ (ayat 4).
‘Allamal insaana maa lam ya’lam ‘yang mengajar manusia apa yang
belum diketahui (manusia)’ (ayat 5). Pada kedua ayat ini, dapat dipahami
bahwa Allah mengajarkan dengan pena, mengajarkan menulis, mengajari
manusia tentang hal-hal (pengetahuan) yang belum diketahui sebelumnya.
Karangan merupakan karya tulis hasil dari kegiatan seseorang dalam
mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui bahasa tulis. Jenis
karangan yaitu narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Karangan deskripsi merupakan karangan yang berisi gambaran mengenai hal
(keadaan), sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau
merasakan hal tersebut. Penggambaran tersebut dilakukan sejelas-jelasnya
dengan melibatkan kesan indera.
-
85
Evawina (2013:7) descriptive paragraph is a paragraph vividly portrays a
person, place, or thing in such a way that the reader can visualize the topic
and enter into the writer’s experience.
Evawina mejelaskan bahwa Paragraf deskriptif adalah sebuah paragraf
dengan jelas menggambarkan seseorang, tempat, atau benda sedemikian rupa
sehingga pembaca dapat memvisualisasikan topik tersebut dan masuk ke
dalam pengalaman penulis.Keterampilan menulis karangan deskripsi pada
hakikatnya merupakan keterampilan yang dapat berkembang jika ada media
yang membantu dalam menuliskan serta mengembangkan ide-idenya.
Kenyataannya dalam proses pembelajaran menulis karangan deskripsi
ditemukan permasalahan baik yang bersumber dari pengajar, pembelajar dan
tidak adanya media yang digunakan.
Masalah-masalah yang ditemukan saat kegiatan observasi antara lain:
(1) Pembelajaran cenderung berpusat pada pengajar, mahasiswa asing hanya
mendengarkan tanpa ada interaksi dengan pengajar (teacher centered); (2)
mahasiswa kesulitan dalam menemukan tema dan memilih kata-kata awal
yang akan dituangkan dalam karangan mereka karena hal itu masih abstrak
baginya; (3) kedala mahasiswa asing yang rendahdalam penguasahan bahasa
Indonesia; (4) pengajar kurang termotivasi untuk menggunakan media
pembelajaran yang bervariasi.
Berdasarkan masalah-masalah di atas, perlu adanya inovasi baru untuk
peningkatan karangan menulis deskripsi mahasiswa asing, peneliti
mengunakan media pembelajaran. Media pembelajaran secara umum sebagai
alat bantu proses belajar mengajar. Media merupakan segala sesuatu yang
dapat digunakan untuk merangsang pemikiran, perasaan, perhatian, dan
kemampuan atau keterampilan pembelajaran, sehingga dapat mendorong
terjadinya proses belajar. Menurut Sanjaya (2006:163) mengemukakan bahwa
media pembelajaran adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk
mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan
sebagainya. Alat-alat tersebut jika digunakan dan diprogram untuk
pendidikan merupakan media pembelajaran. Untuk dapat meningkatkan
keterampilan menulis diperlukan media yang tepat guna dalam
-
86
mempermudah dan mengefektifkan proses pembelajaran. Peneliti
menggunakan media pembelajaran wayang. wayang menurut Bausastra Jawi
dalam Yasasusastra (2011:1) adalah bentuk atau rupa yang terjadi disebabkan
dari barang yang terkena sorot, atau perwujudan orang atau barang lainnya
yang dibuat dari kulit. Alasan peneliti mengunakan media wayang ini dengan
pertimbangan media akan lebih membantu pembelajar tertarik mempelajari
bahasa Indonesia sekaligus bahasa Indonesia. Selain mempermudah dalam
meningkatkan keterampilan menulis deskripsi, secara tidak langsung
penggunaan media wayang dapat memperkenalkan seni budaya Indonesia.
Berdasarkan uraian di atas peneliti menggunakan media pembelajaran
wayang untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi.
Dalam penelitian ini peneliti menfokuskan masalah pada peningkatan
keterampilan menulis deskripsi menggunakan media wayang bagi penutiur
asing serta merumuskan dalam dua katogori yaitu: 1) Apakah penerapan
media wayang dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan deskripsi
bagi pembelajar? 2).Berapa besar peningkatan keterampilan menulis
karangan deskripsi menggunakan media wayang?Sesuai dengan rumusan
masalah yang dikemukakan Secara umum penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui, peningkatan keterampilan menulis karangan deskipsi pada
pembelajar.
Keterampilan menulis deskripsi pada mahasiswa asing masih sangat
rendah. Mahasiswa asing seringkali merasa kesulitan ketika melakukan
pembelajaran menulis deskripsi, sehingga pengajar sangat berperan dalam
membantu mahasiswa asing yang mengalami hambatan tersebut. Rendahnya
kemampuan menulis deskripsi tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut antara lain datang dari pengajar dan mahasiswa asing
itu sendiri. Pengajar masih kurang kreatif dalam memanfaatan media
pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran adalah salah satu faktor yang
berpengaruh besar dalam keberhasilan pembelajaran.
Selama ini pembelajaran menulis karangan deskripsi masih dilakukan
pengajar dengan metode ceramah dan pemberian tugas yang membuat
pembelajar cepat merasa bosan dan tidak semangat, sehingga menyebabkan
-
87
motivasi pembelajar dalam mengikuti pelajaran juga rendah. Oleh karena itu,
pembelajar menjadi kurang terampil dan kurang kreatif dalam menuangkan
ide dan gagasannya. Kurangnya penjelasan, latihan, bimbingan, dan
jarangnya penggunaan media pembelajaran dari pengajar mengakibatkan
pemahaman pembelajar terhadap pembelajaran menulis karangan deskripsi
menjadi tidak maksimal. Selain itu, minimnya kosakata yang dikuasai
pembelajar mengakibatkan mereka mengalami kesulitan dalam menulis
karangan deskripsi. Berangkat dari kondisi real tersebut kemudian muncul
inisiatif untuk mengupayakan perbaikan untuk mengatasi hambatan-hambatan
yang dialami pembelajar dalam pembelajaran menulis deskripsi ini adalah
dengan menggunakan wayang sebagai media untuk membantu pembelajar
dalam pembelajaran sekaligus memperkenalkan seni kebudayaan Indonesia.
Hal ini, dikarenakan pembelajar dapat melihat serta mendengar secara
langsung pembelajarannya. Media wayang yang diperagakan secara langsung
akan lebih nyata, menarik perhatian, dan menyenangkan, sehingga pembelajar
lebih lancar dalam mengikuti pembelajaran menulis karangan deskripsi.
Dengan dasar tersebut diharapkan media wayang akan dapat meningkatkan
keterampilan menulis karangan deskripsi. Berdasarkan beberapa alasan
tersebut, maka dilaksanakan penelitian ini sebagai tindakan perbaikan
pembelajaran sebelumnya. Hambatan-hambatan yang dialami pembelajar
dalam menulis karangan deskripsi diharapkan dapat teratasi dengan
menggunakan media wayang, sehingga hasil yang dicapai pembelajar
menjadi optimal.
B. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian
Penelitian ini termasuk jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Menurut pengertian Arikunto (2010: 129) Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom action research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru
ke kelas atau di sekolahan tempat ia mengajar dengan penekanan pada
peyempurnaan atau peningkatan proses dan praktis pembelajaran.
-
88
Peneliti harus mengadakan kerjasama secara kolaboratif dengan pihak
lain yang masih menyangkut permasalahan yang akan diteliti.
2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Jakarta Jln. K. H. Ahmad Dahlan Cirendeu Ciputat.
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada semester ganjil tahun
2017/2018
3. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) melalui tahapan berbagai siklus.
Keberhasilan tidakan kelas ini mengunakan media wayang sebagai media
peningkatan menulis deskripsi dalam pembelajaran kelas BIPA.
Mengingat penelitian tindakan ini dilaksanakan di dalam kelas maka
metode yang digunakan adalah metode classroom action research
(Penelitian Tindakan Kelas). Metode tersebut dipilih atas dasar untuk
menguji keadaan ilmiah kelas BIPA di Universitas Muhammadiyah
Jakarta, yang memiliki motivasi dan penguasaan bahasa Indonesia yang
cukup rendah dikarenakan bahasa Ibunya berbeda, ketika mereka
melakukan kegiatan belajar.
Rancangan intervensi tindakan yang digunakan untuk
memperoleh data atau informasi tentang kondisi mahasiswa BIPA yaitu
dengan menggunakan model Kemmis dan Mc Taggart. Menurut
Arikunto (2010: 138-140) model Kemmis dan Mc Taggart dalam satu
siklus atau putaran terdiri dari empat komponen meliputi: Perencanaan
(planning), Pelaksanaan tindakan, Pengamatan (observasi), Refleksi
(reflecting).
4. Prosedur Tindakan Penelitian ini menggunakan 3 langkah peningkatan sesuai dengan
metode penelitian PTK. Langkah-langkah tersebut adalah 1) Pra Siklus
pembelajaran menulis deskripsi tanpa media untuk mengetahui
kemampuan mahasiswa asing 2) Siklus l pembelajaran menulis deskripsi
menggunakan media wayang 3) Siklus ll pembelajaran menulis deskripsi
-
89
menggunakan media wayang yang di kembangkan lagi untuk mencapai
nilai yang optimal.
5. Teknik Pengambilan Data Teknik pengambilan data ini menggunakan dua teknik yang
teknik tes dan Non tes. Teknik tes ada dua yaitu 1)Pre tas diartikan
sebagai kegiatan menguji tingkat pengetahuan mahasiswa asing terhadap
materi yang disampaikan.
Dalam penelitian ini peneliti mengunakan pre tes uji coba soal
untuk mengetahui kemampuan mahasiswa asing yang disesuaikan
dengan standardisasi Common European Framework of Reference for
Languages (CEFR).2) Tes yaitu Tes yang digunakan untuk pengumpulan
data berupa tes esai menulis deskripsi. Pemberian tes bertujuan
mengungkapkan pemahaman mahasiswa asing terhadap materi menulis,
serta untuk mengetahui ketercapaian indikator menulis
deskripsi.sedangkan teknik nontes yaitu menggunakan observasi atau
pengamatan dalam aktivitas kegiatan pembelajaran menulis deskripsi dan
dokumentasi yang merupakan dokumen penelitian yang berisi data-data
faktual.
1. Teknik Analisis data
Analisis data dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
peningkatan kemampuan menulis deskripsi mahasiswa asing di
Univesitas Muhammadiyah Jakarta oleh peneliti dan pengajar BIPA.
Maka teknik analisis yang digunakaan dalam menganalisis data yang
telah terkumpul dilakukan penghitungan skor menulis deskripsi yang
telah didapat dari mahasiswa asing selaku penutur asing.
Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistik sederhana
yaitu sebagai berikut. Untuk mengetahui rata-rata dapat dihitung dari
hasil ketuntasan menulis deskripsi menggunakan rumus dalam
Nurgiyantoro (2016: 243) sebagai berikut:
Rumus:
∑× X =
N
-
90
Keterangan:
X = Nilai rata-rata
∑× = Jumlah skor
N = Jumlah anak
Sedangkan keberhasilan akan dihitung dari nilai rata-rata
menggunakan rumus, sebagai berikut;
Interval Persentase Tingkat Penguasaan
Nilai Ubahan Skala Empat Keterangan 1-4 D-4
86-100 4 A BaikSekali 76-85 3 B Baik 56-74 2 C Cukup 10-55 1 D Kurang
Penentuan Kriteria dengan Perhitungan Persentase untuk Skala Empat
Rumus :
Keterangan :
P = Persentase kenaikan
∑ M× = Jumlah rata-rata skor
∑N = Total skor maksimum
Pada analisis ini akan diketahui perubahan kenaikan menulis
deskripsi dengan menggunakan media wayang pada mahasiswa asing
pada awal dan setelah diberikan tindakan pada siklus l dan siklus ll serta
ditentukan apakah penelitian ini akan dilanjutkan pada siklus berikutnya.
C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Peneliti melaksanakan tas awal pada saat pertemuan pertama
observasi penelitian yaitu Pre tets menulis untuk mengetahui kemampuan
mahasiswa asing, setelah diketahui kemampuannya kurang, peneliti
menggunakan uji kemahiran dalam pertemuan yang kedua untuk mengetahui
= × 100
-
91
katagori tingkatan pembelajar, uji kemahiran kebahasaan bertujuan untuk
mengetahui kemampuan mahasiswa asing yang disesuaikan dengan
standardisasi Common European Framework of Reference for Languages
(CEFR), kemudian dinilai sesuai perkatagori CEFR untuk mengetahui
tingkatan pemula, madya atau lanjut.
Dari hasil diatas pre tets menujukan hasil bahwa tingkat kemampuan
mahasiswa asing ada didalam katogari tingkat madya.
Pra Siklus
Hasil Persentase Kriteria Ketuntasan Minimal
0.0
10.0
20.0
30.0
40.0
50.0
60.0
70.0
80.0
90.0
100.0
Semenjana A1 Madya B1 Lanjut C1
Hasil Penilaian Kemahiran Berbahasa
No Kriteria Ketuntasan Minimal Jumlah Mahasiswa Persentase (%)
1 Baik Sekali (86-100) 0 Orang 0%
2 Baik (76-85) 0 Orang 0%
3 Cukup (56-74) 2 Orang 33%
4 Kurang (10-55) 4 Orang 67%
Jumlah mahasiswa 6 Orang 100%
-
92
Berdasarkan hasil prasiklus di atas, diketahui bahwa skor rata-rata
yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan. Dari data tabel di atas diketahui
bahwa skor rata-rata mahasiswa asing secara keseluruhan baru mencapai
55,7. Skor rata-rata tersebut masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) pembelajaran menulis bagi penutur asing dan kriteria keberhasilan
penelitian, yaitu 75. Hasil tes tersebut menunjukkan hasil yang kurang
optimal mahasiswa asing belum mampu mencapai KKM.
Dari data di atas, menunjukkan bahwa keberhasilan proses menulis
deskripsi mahasiswa asing masih kurang. Hal ini peneliti mencoba mengatasi
permasalahan tersebut dengan menggunakan media wayang untuk
meningkatkan kemampuan menulis deskripsi mahasiswa asing. Dengan
digunakannya media ini, diharapkan mahasiswa asing lebih tertarik dan
bersemangat dalam proses pembelajaran menulis deskripsi, sehingga hasilnya
akan meningkat.
Kegiatan Pembelajaran Pra Siklus
-
93
Siklus l
Hasil Persentase Kriteria ketuntasan Minimal
No Kriteria Ketuntasan Minimal
Jumlah
Mahasiswa Persentase (%)
1 Baik Sekali (86-100) 0 Orang 0%
2 Baik (76-85) 3 Orang 50%
3 Cukup (56-74) 3 Orang 50%
4 Kurang (10-55) 0 Orang 0%
Jumlah Siswa 6 Orang 100%
Setelah diadakan perlakuan tindakan dengan menggunakan media
wayang dalam menulis deskripsi, pada siklus I sebanyak dua pertemuan,
peneliti bersama Pengajar BIPA sebagai kolaborator melakukan analisis dan
evaluasi hasil perlakuan tindakan. Tujuan dari refleksi ini adalah untuk
mengetahui pelaksanaan tindakan dan mengamati terjadinya peningkatan
hasil dan proses belajar menuju ke pencapaian tujuan. Oleh karena itu,
refleksi untuk siklus I dapat dilihat baik secara proses maupun penggunaan
media wayang.
Secara umum, pelaksanaan pembelajaran menggunakanmedia wayang
dalam menulis deskripsi untuk siklus I ini cukup baik meskipun masih ada
kekurangan, terutama dari mahasiswa asing. Hasil pengamatan siklus I
menunjukkan adanya perubahan dalam perilaku mahasiswa asing.
peningkatan keterampilan mahasiswa asing dalam menulis deskripsi
ditunjukkan dari pemerolehan skor rata-rata hitung hasil kerja mahasiswa
asing di akhir pertemuan siklus I, yang menunjukkan adanya peningkatan.
Berdasarkan hasil pengamatan siklus I, diketahui bahwa sebagian besar nilai
mahasiswa asing meningkat bila dibandingkan dengan nilai yang diperoleh
dalam pratindakan
-
94
Kegiatan Pembelajaran Siklus l
Siklus ll
Hasil Persentase Kriteria ketuntasan Minimal
Pada siklus ini mahasiswa asing tidak lagi mengalami kesulitan dan
kendala dalam memahami objek, mahasiswa asing lebih mudah menuangkan
dan mengembangkan ide menjadi karangan deskripsi dengan menerapkan
media wayang, mahasiswa asing juga tepat waktu dalam mengumpulkan
tugas. Dengan adanya pengalihan media, dari media gambar ke media objek
langsung pada pelaksanaan siklus II memberikan dampak yang cukup
signifikan pada peningkatan segi proses maupun hasil.
Berdasarkan hasil pemantauan peneliti pada tahap pengamatan siklus
II ini, diperoleh kesimpulan bahwa tindakan siklus II telah berjalan sesuai
dengan rencana dan mengalami peningkatan dari siklus I. Beberapa
No Kriteria Ketuntasan Minimal Jumlah Mahasiswa Persentase (%)
1 Baik Sekali (86-100) 2 Orang 33%
2 Baik (76-85) 4 Orang 67%
3 Cukup (56-74) 0 Orang 0%
4 Kurang (10-55) 0 Orang 0%
Jumlah mahasiswa 6 100%
-
95
mahasiswa asing yang masih kurang aktif dan kurang bersemangat dalam
siklus I sudah mulai aktif dan semangat belajar dalam siklus II. Mahasiswa
asing semakin menemukan kemudahan dalam menemukan dan
mengembangkan ide menjadi karangan deskripsi dengan menerapkan media
pembelajaran wayang sebagai media perangsang. Selain itu, mahasiswa asing
juga semakin menguasai aspek-aspek penulisan deskripsi. Dari segi hasil,
diketahui bahwa terjadi peningkatan keterampilan menulis deskripsi pada
mahasiswa asing dikelas BIPA Universitas Muhammadiyah Jakarta setelah
menggunakan media wayang dalam pembelajaran menulis deskripsi.
Kegiatan Pembelajaran Siklus ll
Berdasarkan hasil pengamatan siklus II, diketahui bahwa sebagian
besar nilai mahasiswa asing meningkat bila dibandingkan dengan nilai yang
diperoleh dalam siklus I. Mahasiswa asing semakin terampil dalam menulis
deskripsi dan menguasai aturan penulisan.
Penerapan media pembelajaran media wayang mampu meningkatkan
keterampilan menulis deskripsi mahasiswa asing secara bertahap.
Berdasarkan tabel skor rata-rata pada siklus II dapat diketahui bahwa seluruh
mahasiswa asing nilainya sudah mencapai ≥ 75. Dengan demikian, ketuntasan
pembelajaran menulis deskripsi pada siklus II ini mencapai 100%. Dalam
tahap refleksi ini peneliti menyimpulkan hasil menulis deskripsi mahasiswa
asing sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal dan tujuan pembelajaran
telah tercapai. Proses pembelajaran menulis deskripsi sudah baik. Dalam
mengembangkan karangan deskripsi pun semakin baik. Peneliti memutuskan
-
96
bahwa penelitian berhenti pada siklus II karena tujuan pembelajaran sudah
tercapai.
D. Kesimpulan Penelitian tindakan kelas BIPA ini dilakukan dalam dua siklus.
Namun, sebelumnya diadakan pratindakan terlebih dahulu hingga akhir siklus
II. Peningkatan ini dapat dibuktikan dengan peningkatan yang dialami
mahasiswa asing yaitu:
Kualitas pembelajaran menulis deskripsi meningkat dengan
penggunaan media wayang. Pada saat dilakukan pembelajaran menulis
deskripsi dengan menggunakan media wayang ini menunjukkan bahwa
adanya perubahan sikap yang positif terhadap proses pembelajaran menulis
deskripsi. Dengan penggunaan media pembelajaran media wayang ini para
mahasiswa asing mulai menemukan kemudahan dalam menemukan ide dan
mengembangkannya menjadi karangan deskripsi.Selain itu, melalui media
wayang juga telah menambah pengetahuan mahasiswa asing mengenai
menulis deskripsi. Dalam aspek penulisan, masih ada beberapa mahasiswa
yang melakukan kesalahan dalam pemilihan kata, penggunaan kalimat, dan
penggunaan ejaan serta tanda baca. Meskipun demikian, secara keseluruhan
hasil tulisan deskripsi mahasiswa asing sudah mulai bisa dipahami. Pada
siklus II, proses pembelajaran mahasiswa asing dalam menulis deskripsi
melalui media wayang tersebut, mahasiswa asing semakin aktif dengan
bertanya kepada pengajar mengenai hal-hal yang kurang dimengerti. Selain
itu, mahasiswa asing juga lebih semangat dalam mengikuti pelajaran dan
lebih senang dalam menulis deskripsi. Mahasiswa asing tampak lebih percaya
diri dan lancar dalam menulis deskripsi sesuai dengan objek yang telah
ditentukan.
-
97
Perkembangan kemampuan meulis deskripsi dari tahap Pra siklus-
Siklus ll.
Peningkatan keterampilan menulis deskripsi mahasiswa asing dapat
dilihat dari peningkatan skor rata-rata deskripsi siswa pada tahap pratindakan
dengan pascatindakan. Skor rata-rata menulis deskripsi siswa sebelum diberi
tindakan adalah 55 setelah diberi tindakan pada akhir siklus I skor rata-rata
menjadi 72 Skor rata-rata menulis deskripsi siswa pada akhir siklus II, yaitu
85. Hal tersebut menunjukkan adanya peningkatan dari prasiklus sampai
siklus ll yaitu 30.
Secara keseluruhan pada akhir siklus II ini semua aspek dan kriteria
menulis deskripsi mahasiswa asing mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Dari hasil penelitian di atas, terbukti bahwa penggunaan media
pembelajaranwayang dinilai berhasil dan dapat meningkatkan keterampilan
menulis deskripsi mahasiswa asing kelas BIPA Universitas Muhammadiyah
Jakarta.
E. Persembahan Dengan mengucapkan syukur Alhamdulilah, saya persembahkan
Artikel ini yang merupakan sebuah karya sebagai ungkapan pengabdian cinta
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
AC MA MD MZ NI NU
Prasiklus
Siklus l
Siklus ll
-
98
yang tulus dan penuh kasih teruntuk Allah SWT yang telah memberikan
anugerah dan melimpahkan rahmat, hidayah, serta rezeki-Nya sehingga saya
bisa diberi kesempatan untuk menuntut ilmu hingga sekarang. Serta kepada
Ayah dan Ibuku tercintan sebagai tanda kasih dan baktiku atas semua kasih
sayang dan pengorbanan yang telah mereka berikan, yang tak henti-hentinya
memberikan motivasi dan doanya.
F. Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Internasional journal of Academic Researcg in Business and Social Sciences 2017,Vol.7. No.7 ISSN:2222-6990.Kencana.
Khaerunnisa, 2017. Mosaik Pembelajaran BIPA Strategi, Metode, Teknik, Media, dan Evaluasi. Jakarta: Fakultas Pendidikan UMJ.
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Standar Pendidikan. Jakarta:
Yasasusastra, Syahban J. 2011. Mengenal Tokoh Pewayangan Biografi,Bentuk dan Perwatakannya. Yogyakarta: Pustaka Mahardika